Upload
eko-sudibyo
View
7.730
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Dasar pemahaman Syariat Islam
Citation preview
SEMBILAN SUMBER – DASAR HUKUM ISLAM23 Oktober 2012
Balaraja - Banten
SEMBILAN DASAR HUKUM ISLAM
1. AL-QUR’AN2. AS-SUNNAH (HADITS)3. IJMA’ (KESEPAKATAN KOLEKTIF)4. QIYAS5. IJTIHAD
Ijtihad inilah yang merupakan salah satu kunci pokok dinamika perkembangan prestasi dan prestise Islam, tapi juga akan memunculkan berbagai aliran dan kesesatan karena pintu ijtihad dibuka tanpa aturan dan parameter yang benar.
6. ISTIHSAN7. MASLAHAH MURSALAH, atau ISTISHLAH8. ‘URF9. ISTISHHAB
AL-QUR’AN
AL-QUR’AN. Di dalam kitab suci ini terkandung perintah dan larangan Allah yang bersifat mengikat setiap orang (yang mengaku) Muslim, serta tidak dapat diganggu gugat. Tapi juga di dalamnya berisi petunjuk yang dapat diterapkan secara luwes (fleksibel) serta perlu penjelasan dan tepat pada kondisi bagaimanapun, kepada siapapun, dan untuk zaman kapanpun.
AS-SUNNAH (HADITS)
AS-SUNNAH (HADITS). Meliputi segenap perkataan, perbuatan, pernyataan, pengakuan, gerak-gerik isyarat, ke-diaman, sifat, keadaan, hasrat, dll, dari Nabi Muhammad SAW.
IJMA’ (KESEPAKATAN KOLEKTIF)
IJMA’ (KESEPAKATAN KOLEKTIF). Merupakan kesepakatan seluruh kaum muslimin yang mempunyai hak atau kewenangan berdasarkan ilmu pengetahuan mereka (alim ulama, fuqaha, syekh, habib dsb.) atas suatu hukum, pada suatu masa. IJMA’ dapat dibagi menjadi : IJMA’ KAWLI (konsensus yang dinyatakan oleh mereka yang
berwenang), dan IJMA’ SUKUTI, yakni persetujuan bulat-bulat yang dianggap
ada kalau salah satu di antara mereka mengeluarkan pendapatnya dan diketahui oleh lainnya, namun (atau meskipun) mereka tidak menyatakan persetujuan atau bantahannya. (Parameternya tetap Al-Qur’an dan As-Sunnah). (seperti penetapan 1 Ramadhan misalnya).
QIYAS
QIYAS. Yakni penarikan suatu kesimpulan hukum, secara induktif atau deduktif, atas suatu kasus melalui pemikiran analogis dengan bersandar pada Al-Qur’an atau Hadits. Atau dengan kalimat lain, menyamakan hukum suatu perkara yang tidak dijumpai nash/hukumnya dalam Al-Qur’an atau Hadits, dengan hukum suatu perkara lain yang sudah jelas nash/hukumnya atas dasar kesamaan sebab ‘illat. ( misalnya masalah zakat fitrah, di zaman Rasullah SAW dan di dunia arab umumnya makanan pokok adalah gandum, ketentuan zakat fitrah haditsnya zakat gandum, tapi di belahan negeri lain Indonesia misalnya beras, dengan melihat analogi makanan pokok, maka beras bisa jadi zakat fitrah di lain tempat.)
IJTIHAD
IJTIHADSuatu usaha habis-habisan oleh para pakar yang berwenang untuk mengambil suatu kesimpulan hukum dengan cara atau metode tertentu (deduksi, argumentasi melalui proposisi kategoris, argumentasi dengan analogi, dan berbagai sarana pemikiran induktif) atau suatu perkara, kesamaran hukumnya dalam Al-Qur’an dan Sunnah hingga perlu penafsiran. Ijtihad inilah yang merupakan salah satu kunci pokok
dinamika perkembangan prestasi dan prestise Islam, tapi juga akan memunculkan berbagai aliran dan kesesatan karena pintu ijtihad dibuka tanpa aturan dan parameter yang benar.
ISTIHSAN
ISTIHSAN. Penetapan hukum (kekecualian) dengan tidak menggalinya secara Qiyas dari Al-Qur’an dan Hadits, tetapi didasarkan pada kepatutan (yang lebih cocok dengan waktu dan tempat) atau prinsip-prinsip umum ajaran Islam, semisal keadilan dan kasih-sayang, atau mengambil yang terbaik dari yang terjelek.
MASLAHAH MURSALAHatau ISTISHLAH MASLAHAH MURSALAH, atau ISTISHLAH
Yaitu penetapan hukum berdasarkan pertimbangan maslahat (kebaikan, kepentingan) ummat yang bersendikan asas “menarik manfaat, dan menghindari mudharat”, walaupun tidak ada ketentuannya dari hukum Syara’ (Al-Qur’an dan Sunnah) baik secara umum maupun secara khusus. Dan agar tidak tergelincir pada pemenuhan hawa nafsu belaka maka disyaratkan supaya :
Tidak bertentangan dengan pandangan agama islam yaitu hukum atau prinsip dasar yang telah ditetapkan berdasarkan Nash atau Ijma’.
Harus terbukti dan meyakinkan kebesaran manfaatnya, mencegah adanya bahaya, bersifat Haqiqiyah (benar adanya). Tidak boleh hanya sekedar bahan percobaan dan bersifat dugaan.
Harus menyeluruh dan umum (kulliy), tidak boleh juz’iy (terbatas) semisal untuk pribadi dan golongan tertentu saja.
‘URF
‘URF. Yaitu kebiasaan atau adat istiadat yang dianggap baik dan diterima akal sehat sepanjang tidak bertentangan dengan sumber hukum lain yang lebih tinggi.
ISTISHHAB
ISTISHHAB. Merupakan pelangsungan atau penetapan hukum berlaku hukum asal (yang ada) sampai didapatnya ketetapan dalil yang merubahnya.