22
TUGAS PENGANTAR EPIDEMIOLOGI KELOMPOK 7 DISUSUN OLEH : MUHAMMAD HUSIN (10101001017) & SARIANA (10101001009) FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Pengantar Epidemiologi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengantar Epidemiologi

TUGAS

PENGANTAR EPIDEMIOLOGI

KELOMPOK 7

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD HUSIN (10101001017)

&

SARIANA (10101001009)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2012

Page 2: Pengantar Epidemiologi

BAB I

PENDAHULUAN

Pengertian Epidemiologi

Epidemiologi menurut asal katanya dari bahasa Yunani, epidemiologi adalah ilmu yang

mempelajari hal-hal terjadi pada rakyat, (Epi=pada; Demos=penduduk/rakyat; logos=ilmu).

(Bambang Sutrisna: 1).

Epidemiologi merupakan studi terjadinya penyakit pada populasi manusia (Gary D.

Friedman: 1, 1986).

Epidemiologi merupakan suatu cabang ilmu kesehatan untuk menganalisis sifat dan

penyebaran berbagai masalah kesehatan dalam suatu penduduk tertentu serta mempelajari

sebab timbulnya masalah serta gangguan kesehatan tersebut untuk tujuan pencegahan

maupun penanggulangannya (Noor Nasri Noor: 8, 2000).

Epidemiologi didefinisikan sebagai sebagai studi tentang distribusi dan determinan

yang berhubungan dengan kesehatan atau suatu peristiwa dalam populasi tertentu, dan

penerapan studi ini untuk mengendalikan maslah kesehatan (R.Beaglehole dkk,1993

menyadur dari Last, 1988).

Menurut buku Pengantar Epidemiologi Edisi 2 karangan Eko Budiarto dkk., pengertian

epidemiologi dapat ditinjau dari berbagai aspek sesuai dengan tujuan masing-masing yaitu:

Aspek Akademik

Secara akademik, epidemiologi berarti analisis data kesehatan, sosial ekonomi, dan

kecenderungan yang terjadi untuk mengadakan identifikasi dan interprestasi perubahan-

perubahan keadan kesehatan yang terjadi atau akan terjadi di masyarakat umuum atau

kelompok penduduk tertentu.

Aspek Praktis

Ditinjau dari segi Praktis, epidemiologi merupakan ilmu yang ditujukan pada upaya

pencegahan penyebaran penyakit yang menimpa individu, kelompok, atau masyarakat umum.

Page 3: Pengantar Epidemiologi

Dalam hal ini, penyebab penyakit tidak harus diketahui secara pasti, tetapi diutamakan

pada cara penularannya, infektivitas, menghindari agar yang diduga sebagai penyebab,

toksisn atau lingkungan, dan membentuk kekebalan untuk menjamin kesehatan masyarakat.

Aspek Klinis

Ditinjau dari aspek klinis, epidemiologi bererti suatu usaha untuk mendeteksi secara dini

perubahan insidensi atau prevalensi melalui penemuan klinis atau laboratoris pada awal

kejadian luar biasa atau timbulnya penyakit yang baru seperti, karsinoma vagina pada gadis

remaja atau AIDS yang awalnya ditemukan secara klinis.

Aspek Administratif

Epidemiologi secara administratif berarti suatu usaha untuk mengetahui status kesehatan

masyarakat disuatu wilayah atau negara agar dapat diberikan pelayanan kesehatan yang

efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Usaha ini membutuhkan data

tentang pengalaman petugas kesehatan setempat, data populasi, dan data tentang pemanfaatan

sarana pelayanaan kesehatan oleh masyarakat.

Sejarah Perkembangan Epidemiologi

Dari catatan sejarah yang dikumpul menunjukkan bahwa epidemiologi merupakan ilmu yang

telah dikenal sejak zaman dahulu bahkan berkembang bersamaan dengan ilmu kedokteran

karena kedua disiplin ilmu ini bekaitan satu dengan yang lain. Misalnya, studi epidemiologi

bertujuan mengungkapkan penyebab suatu penyakit atau program pencegahan dan

pemberantasan penyakit yang membutuhkan pengetahuan ilmu kedokteran seperti:

1. Ilmu faal,

2.Biokimia,

3.Patologi,

4.Mikrobiologi,dan

5.Genetika.

Hasil yang diperoleh dari studi epidemiologi dapt digunakan untuk menentukan

pengobatan suatu penyakit, melakukan pencegahan, atau meramalkan hasil pengobatan.

Page 4: Pengantar Epidemiologi

Perbedaan antara antara ilmu kedokteran dan epidemiologi terletak pada cara

penanganan masalah kesehatan. Ilmu kedokteran lebih menekankan pelayanan kasus demi

kasus, sedangkan epidemiologi lebih menekankan pada kelompok individu. Oleh karena itu,

pada epidemiologi, selain membutuhkan ilmu kedokteran juga membutuhkan disiplin ilmu

lain, seperti :

1.Demografi

2.Sosiologi

3.Antropologi

4.Geologi

5.Lingkungan fisik

6.Ekonomi

7.Budaya, dan

8.Statistika.

Dari uraian diatas, jelaslah bahwa epidemiologi merupakan ilmu yang kompleks.

Walaupun epidemiologi telah dikenal dan dilaksanakan sejak zaman dahulu, tetapi dalam

perkembangannya mengalami banyak hambatan hingga baru pada beberapa dasawarsa terkhir

ini epidemiologi diakui sebagai suatu disiplin ilmu. Oleh karena itu, epidemiologi seolah-olah

ilmu yang baru.

Salah satu penyebab hambatan tersebut belum semua ahli bidang kedokteran pada saat

itu setuju dengan metode yang digunakan dalam epidemiologi. Hal ini disebabkan adanya

perbedaan paradigma dalam menangani masalah kesehatan antara ahli pengobatan dan

metode epidemiologi, terutama pada masih berlakunya paradigma bahwa penyakit

disebabkan oleh roh jahat.

Keberhasilan menembus paradigma tersebut bekat perjuangan yang gigih dari para

serjana seperti Hippocrates, John Graunt, John Snow, William Faar, Robert Koch, James

Lind, Lord Kelvin, Kuhn, dan Francies Galton.

Para sarjana itu telah meletakan konsep epidemiologi yang masih berlaku hingga saat

ini. Konsep-konsep tersebut adalah :

1.Pengaruh lingkungan terhadap kejadian penyakit

2.Pengaruh data kuantitatif dan statistik,

3.Penularan penyakit, dan

Page 5: Pengantar Epidemiologi

4.Eksperimen pada manusia

Ukuran-ukuran akibat:

Akibat-akibat absolut ialah perbedaan-perbedaan dalam angka baku insidensi. Insidensi

kumulatif, atau prevalensi. Akibat-akibat relatif menyangkut rasio-rasio dari ukuran-ukuran

tersebut. Suatu proporsi akibat ialah proporsi dari suatu populasi sakit dengan pemaparan

yang merupakan salah satu dari penyebab komponen dalam penyebab sufisien yang

menyebabkan penyakit tersebut (Kenneth J. Rothman: 51, 1995).

Manfaat Epidemiologi

1.Untuk mempelajari riwayat penyakit;

Epidemiologi mempelajari tren penyakit yang mungkin akan terjadi

Hasil penelitian epidemiologi dapat digunakan dalam perencanaan pelayanan

kesehatan dan kesehatan masyarakat

2.Diagnosis masyarakat;

Penyakit, kondisi, cidera, gangguan, ketidakmampuan, defek/cacat apa sajakah

yang menyebabkan kesakitan, masalah kesehatan, atau kematian di dalam

suatu komunitas atau wilayah?

3.Mengkaji risiko yang ada pada setiap individu, karena mereka dapat mempengaruhi

kelompok maupun populasi;

Faktor risiko, masalah, dan perilaku apa sajakah yang dapat mempengaruhi

kelompok atau populasi?

Setiap kelompok dikaji dengan melakukan pengkajian terhadap faktor risiko

dan menggunakan teknik pemeriksaan kesehatan, missal: skrining kesehatan,

tes kesehatan, pengkajian penyakit, dan sebagainya.

4.Pengkajian, evaluasi, dan penelitian;

Sebaik apa pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan dalam

mengatasi masalaha dan memenuhi kebutuhan populasi atau kelompok

Untuk mengkaji keefektifan, efisiensi, kualitas, kuantitas, akses, ketersediaan

layanan untuk mengobati, mengendalikan atau mencegah penyakit, cidera,

ketidakmampuan, atau kematian.

5.Melengkapi gambaran klinis;

Page 6: Pengantar Epidemiologi

Proses identifikasi dan diagnosis untuk menetapkan bahwa suatu kondisi

memang ada atau bahwa seseorang memang menderita penyakit tertentu

Menentuka hubungan sebab-akibat

6. Identifikasi sindrom;

Membantu menyusun dan menetapkan criteria untuk mendefinisikan sindrom

7.Menentukan penyebab dan sumber penyakit

Temuan epidemiologi memungkinkan dilakukannya pengendalian,

pencegahan, dan pemusnahan penyebab penyakit, kondisi, cidera,

ketidakmampuan, atau kematian.

Page 7: Pengantar Epidemiologi

BAB II

ISI

Ukuran Sehat dan Sakit

Definisi sakit dan sehat

Definisi sehat yang paling ambisius adalah yang diusulkan oleh WHO pada tahun

1948: sehat adalah kondisi komplit dari fisik, mental dan kesejahteraan social dan tidak hanya

bebas dari penyakit atau kelemahan (R.Beaglehole, dkk., 1993).

Batasan status sehat yang digunakan oleh ahli epidemiologi cenderung sederhana,

seperti adanya penyakit atau tidak adanya penyakit. Kriteria untuk menegakkan adanya suatu

penyakit memerlukan rumusan tentang normal dan abnormal. Namun, sering kali masih sulit

untuk merumuskan apakah yang disebut normal dan seringkali pula tidak ada batas yang jelas

antara normal dan abnormal. Kriteria diagnosa biasanya didasarkan pada gejala, tanda-tanda

dan hasil pengujian.

Mengukur frekuensi penyakit

Ukuran frekuensi penyakit didasarkan pada konsep dasar prevalens dan insidens.

Prevalens dan insidens

Prevalens suatu penyakit ialah jumlah kasus pada suatu populasi tertentu pada periode

waktu tertentu.

P= Jumlah orang yangsakit ataukondisi pada waktu tertentujumlah orang yang ada dalam penduduk berisiko pada waktu tertentu

× 10n

Insidens ialah jumlah kasus baru yang timbul dalam periode tertentu dari suatu

populasi tertentu.

I= Jumlahorang yang sakit pada waktu tertentuJumlah lama waktu selamamana tiap orangberada dalam penduduk berisiko

×10n

Page 8: Pengantar Epidemiologi

Insidens rate kumulatif atau risk

Insiden rate kumulatif adalah suatu ukuran yang lebih sederhana tentang kejadian suatu

penyakit atau kasus kesehatan.

Cl= Jumlah penduduk yang sakit selama periode waktu tertentuJumlah penduduk tidak sakit dalam penduduk berisiko pada awal periode

× 10n

Case fatality

Case fatality adalah ukuran keganasan suatu penyakit dan didefinisikan sebagai proporsi

kasus penyakit tertentu atau kondisi yang fatal dalam periode waktu tertentu.

Case fatality= Jumlahkematian dari suatu penyakit dalam periode waktu tertentuJumlahkasus yang telah didiagnosa dalam periode yang sama

×10n

Hubungan antara berbagai ukuran

Prevalens tergantung baik pada insidens rate maupun lamanya sakit.

Perkembangan Konsep Terjadinya Penyakit

Konsep Masyarakat Primitif: Berbagai penyakit dan bencana yang menyengsarakan umat

manusia dipercayai merupakan pengaruh kekuatan supernatural, sesuatu kekuatan yang

berada di luar pemahaman dan kendali manusia.

Teori Hyppocrates: Ia adalah orang pertama yang menjelaskan konsep penyakit secara

rasional. Ia menempatkan penyakit sebagai fenomena masyarakat selain sebagai fenomena

individu. Sumbangan yang sangat berharga dalam bidang kesehatan adalah konsepnya

tentang perbedaan antara penyakit-penyakit endemik yang bervariasi dari satu tempat ke

tempat yang lain. Juga terhadap penyakit-penyakit epidemik yang memperlihatkan prevalen

yang bervariasi sepanjang masa. Menurut konsep Hyppocrates, tubuh manusia terdiri dari

empat substansi yang berbeda yang disebut sebagai “humours” atau cairan yang masing-

masing mempunyai komposisi yang sama besar. Keempat humours tersebut adalah darah

(blood), lendir (phlegm), empedu kuning (yellow bile), dan empedu hitam (black bile). Setiap

P = Insidens rate x Rata-rata lama sakit

Page 9: Pengantar Epidemiologi

humours terdiri dari himpunan sejenis atom yang sama. Darah terdiri dari atom udara yang

bersifat panas dan basah. Lendir terdiri dari atom air yang bersifat dingin dan basah. Empedu

kuning terdiri dari atom api yang panas dan kering. Empedu hitam terdiri dari atom tanah

yang bersifat dingin dan kering.

Pada manusia sehat keempat atom tersebut berada dalam jumlah yang sama dan dalam

komposisi yang simbang, sesuai dengan nilai moderation dan balence dalam filsafat Yunani.

Hyppocrates berpendapat bahwa keadaan sakit akan terjadi jika pada suatu ketika terjadi

ketidakseimbangan dari komposisi dan jumlah humour tersebut. Sebagai contoh, kelebihan

darah yang basah dan panas akan mengakibatkan demam, kekeringan dan diare, sementara

kelebihan empedu hitam yang dingin dan kering akan menyebabkan menggigil dan konstipasi

(sulit buang air besar).

Teori Galen

Guna menjelaskan adanya individu yang mengalami sakit dan yang tetap sehat ketika

terpapar dengan faktor risiko yang sama, Galen menambahkan dua elemen tambahan

terhadap konsep Hyppocrates. Elemen pelengkap yang dimaksud adalah Temprament dan

Procatartic. Berbeda dengan Hyppocrates yang menganggap tubuh terdiri dari bagian elemen

dengan jumlah dan komposisi yang sama, Galen mengajukan konsep elemen yang dominan.

Konsep Miasma

Konsep Miasma muncul setelah periode Hyppocrates dan Galen. Miasma yang

dianggap bertanggung jawab terhadap penyebaran penyakit adalah suatu yang dapat

ditanggapi indra selain mata. Ketika seseorang secara tidak sengaja menghirup Miasma lewat

pernapasannya, maka miasma yang masuk itu akan mempengaruhi homourousnya dan

menyebabkannya menderita penyakit. Miasma yang dianggap sebagai biang penyakit dari air

tenang, udara kotor,angin malam ataupun tumpukan sampah. Oleh sebab itu, pencegahan

penyakit dialakukan dengan membatasi gerak dan mengeliminasi miasma.

Konsep miasma terus berkembang dan dalam periode yang panjang mendominasi

gagasan manusia tentang penyakit. Berbeda dengan konsep kantagion yang meskipun masuk

akal tetapi sulit diterima karena tidak tertangkap oleh panca indra. Sebaliknya, miasma

mampu menyakinkan orang banyak, miskipun dia tidak bisa dilihat, tetapi dia dapat

ditangkap oleh panca indra yang lain seperti penciuman dan perasaan. Istilah masuk angin

Page 10: Pengantar Epidemiologi

ataupun terserang angin duduk diduga merupakan peninggalan atau pengaruh dari konsep

miasma.

Teori Jasad Renik

Gagasan bahwa penyakit disebabkan oleh organisme penyebab penyakit telah timbul

paling tidak sejak zaman Romawi. Lucretius, Varro, dan columella adalah beberapa nama

dari dokter besar Romawi yang berspekulasi tentang adanya makluk kecil penyebab penyakit

tersebut.

Tangan Bersih Penebar Penyakit

Pada tahun 1985, Oliver Wandell Holmes, seorang dokter yang lebih terkenal sebagai

bapak pengadilan, menulis suatu artikel yang berjudul “ The contagiousness of puerperal

Favel” (penulis demam nifas). Dalam tulisan itu Holmes berpendapat bahwa demam nifas

ditularkan oleh seorang ibu ke ibu yang lain melalui dokter dan bidan. Reaksi masyarakat

terhadap pandangan tersebut beragam, mulai dari yang acuh dan tak acuh sampai

menganggapnya penghinaan.

Puncak Teori Jasad Renik

Teori jasad renik mencapai kejayaannya pada masa Lois Pastur yang hidup pada

periode tahun 1827-1912. Pastur menemukan bahwa fermentasi merupakan hasil

pertumbuhan ragi pada juice anggur. Ragi tumbuh dalam jumlah yang kecil secara alami pada

kulit anggur. Ketika anggur dihancurkan, ragi mencapai juice yang kaya gula dan

mengubahnya secara prolafikasi.

Triad Epidemiologi

Penyakit manusia tidak muncul dalam sebuah ruang hampa. Penyakit tersebut

dihasilkan dari interaksi host (orang), agen (contoh: bakteri), dan lingkungan (contoh: udara

yang terkontaminasi). Meskipun beberapa penyakit sebagian besar bersifat genetik pada

aslinya, hampir semua penyakit dihasilkan dari interaksi faktor genetik dan lingkungan,

dengan keseimbangan yang tepat berbeda untuk penyakit yang berbeda. Banyak dari prinsip-

prinsip dasar yang mengatur penularan penyakit paling jelas ditunjukkan menggunakan

penyakit menular sebagai model (Leon Gordis, 1996).

Page 11: Pengantar Epidemiologi

Gambar: Triad epidemiologi (diadaptasi dari Thomas C. Timmreck, 2004)

Pencegahan Penyakit

Upaya pencegahan penyakit terdiri atas tiga level, yaitu:

1. Pencegahan Primer: upaya menurunkan angka kesakitan dengan menurunkan jumlah

kejadian kasus baru.

2. Pencegahan Sekunder: upaya menurunkan angka prevalens dengan cara melakukan

diagnosis dini dan pengobatan yang tepat dan segera. Hal ini dapat mengurangi

penularan penyakit dari pejamu yang satu ke pejamu lainnya dan juga mereduksi

insidens penyakit.

3. Pencegahan tersier: pencegahan jangka panjang terhadap cacat dan kematian yang

dilakukan dengan cara pengobatan dan rehabilitasi.

Masalah-Masalah Mendasar dalam Epidemiologi

1. terjadinya,

2. ukuran asosiasi,

3. pengganggu,

4. seleksi bias,

Host

Agent

Time

Environment

Page 12: Pengantar Epidemiologi

5. informasi bias,

6. variasi acak,

7. modifikasi efek,

8. penyocokan,

9. ukuran sampel dan kekuatan studi.

Jenis-Jenis Studi Epidemiologi

Tipe Studi Nama Alternatif Unit Studi

Studi pengamatan

Studi deskriptif

Studi analitik:

Ekologi

Cross-sectional

Case-control

Cohort

Studi eksperimen

Uji terkendali acak

Uji lapangan

Uji komunitas

Korelasional

Prevalens

Case-reference

Follow up

Studi Intervensi

Trial klinik

Studi intervensi komunitas

Populasi

Individu

Individu

Individu

Pasien

Orang sehat

Komunitas

Sumber: Dasar-Dasar Epidemiologi Buku I, R.Beaglehole, dkk.,1993

Studi Epidemiologi Pengamatan

Studi deskriptif

Suatu deskripsi sederhana tentang status kesehatan suatu komunitas, berdasarkan pada data

rutin yang tersedia atau pada data yang diperoleh melalui survey khusus.

Studi ekologik

Dalam studi ekologik, unit analisis lebih berupa populasi atau kelompok orang disbanding

individu.

Page 13: Pengantar Epidemiologi

Studi cross-sectional

Mengukur prevalens penyakit dan sering kali disebut sebagai studi prevalens. Dalam studi

cross-sectional, pengukuran pemaparan dan dampak dilakukan pada saat yang sama.

Pertanyaan kunsi yang perlu ditanyakan dalam tipe studi ini adalah pemaparan mendahului

ataukah mengikuti dampak.

Studi case-control

Studi case-control merupakan studi longitudinal, berlawanan dengan studi cross-sectional.

Studi case-control disebut sebagai studi retrospektif karena peneliti melihat ke belakang,

dimulai dari penyakit ke kemungkinan sebab.

Studi cohort

Studi cohort disebut juga sebagai studi follow up atau studi insidens, dimulai dengan

kelompok orang (cohort) yang bebas dari sakit, yng digolongkan ke dalam sub kelompok

sesuai dengan pemaparan oleh suatu potensi penyebab penyakit atau outcome. Variabel yang

dipelajari, dirinci dan diukur, kemudian seluruh cohort diikuti untuk melihat perbedaan

outcome antara sub kelompok yang mendapat pemaparan dan sub kelompok yang tidak.

Studi cohort bersifat longitudinal.

Studi Epideniologi Eksperimental

Percobaan terkendali acak

Adalah eksperimen epidemiologic untuk mempelajari prosedur pencegahan atau pengobatan.

Percobaan lapangan

Adalah kebalikan percobaan klinik, melibatkan orang-orang yang bebas dari sakit tetapi

dianggap memiliki risiko; pengumpulan data dilakukan di lapangan, biasanya di antara orang-

orang awam dalam populasi.

Percobaan komunitas

Adalah eksperimen yang kelompok perlakuannya ialah masyarakat, bukan individu.

Page 14: Pengantar Epidemiologi

Tujuan Studi Epidemiologi

Menurut Lilienfeld dan Lilienfeld yang dikutip dari buku Epidemiolgi Suatu Pengantar Edisi

2 karangan Thomas C. Timmreck, tujuan umum studi epidemiologi ada 3, yaitu:

1. Untuk menjelaskan etiologi (studi tentang penyebab penyakit) satu penyakit atau

sekelompok penyakit, kondisi, gangguan, defek, ketidakmampuan, sindrom, atau

kematian melalui analisis terhadap data medis dan epidemiologi dengan

menggunakan manajemen informasi sekaligus informasi yang berasal dari setiap

bidang atau disiplin ilmu yang tepat, termasuk ilmu social/perilaku;

2. Untuk menentukan apakah data epidemiologi yang ada memang konsisten dengan

hipotesis yang diajukan dan dengan ilmu pengetahuan, ilmu pperilaku, dan ilmu

biomedis yang terbaru;

3. Untuk memberikan dasar bagi pengembangan langkah-langkah pengendalian dan

prosedur pencegahan bagi kelompok dan populasi yang berisiko, dan untuk

pengembangan langkah-langkah dan kegiatan kesehatan masyarakat yang diperlukan;

yang kesemuanya itu akan digunakan untuk mnegevaluasi keberhasilan langkah-

langkah, kegiatan, dan program intervensi.

Page 15: Pengantar Epidemiologi

BAB III

KESIMPULAN

Epidemiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang penyakit beserta distribusi

dan determinannya pada populasi tertentu dan pada waktu tertentu.

Manfaat epidemiologi yaitu: untuk mempelajari riwayat penyakit; diagnosis

masyarakat; mengkaji risiko yang ada pada setiap individu, karena mereka dapat

mempengaruhi kelompok maupun populasi; pengkajian, evaluasi, dan penelitian; melengkapi

gambaran klinis; identifikasi sindrom; menentukan penyebab dan sumber penyakit

Epidemiologi bergantung dan berhubungan dengan beberapa disiplin ilmu lainnya, di

antaranya yaitu:

Ilmu faal,

Biokimia,

Patologi,

Mikrobiologi,dan

Genetika.

Demografi

Sosiologi

Antropologi

Geologi

Lingkungan fisik

Ekonomi

Budaya, dan

Statistika.

Page 16: Pengantar Epidemiologi

DAFTAR PUSTAKA

Budiarto, Eko dan Dewi Anggraeni.2003.Pengantar Epidemiologi Edisi 2.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Noor, Nasri Noor.2000.Dasar-Dasar Epidemiologi.Jakarta: PT RINEKA CIPTA.

T.Kjellstrom, dkk.1993.Dasar-Dasar Epidemiologi Buku I.Ganeva: World Health Organization.

Timmreck, Thomas C.2004.Epidemiologi: Suatu Pengantar Edisi 2.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Friedman, Gary D.1986.Prinsip-Prinsip Epidemiologi.Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica.

Rothman, Kenneth J.1995.Epidemiologi Modern.Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama dan Yayasan Essentia Medica.

Zheng, Thongzhang.1998.Principles of Epidemiology.Yale University School of public Health.

Gordis, Leon.1996.Epidemiology.Philadelphia: W.B. Sounders Company.

Sutrisna, Bambang.1996.Pengantar Metode Epidemiologi.PT DIAN RAKYAT.

Kodim, Nasrin, dkk. Himpunan Bahan Kuliah Epidemiologi Penyakit Tidak Menular.Jakarta: Jurusan Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.