Upload
fransiska-oktafiani
View
39
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
GLAUKOMA
KELOMPOK 4
Arif Rahman Al HabsyiLikha Uswatun
Novia Sari Yuyun Yulianingsih
Pengertian
Glaukoma merupakan gangguan penglihatan yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan bola mata. Meningkatnya tekanan di dalam bola mata ini disebabkan oleh ketidakseimbangan antara produksi cairan dan pembuangan cairan dalam bola mata dan tekanan yang tinggi dallam bola mata bisa merusak jaringan-jaringan saraf halus yang ada di retina dan di belakang bola mata.
Anatomi Fisiologi
EtiologiSekitar 90% glukoma primer terjadi pada orang dengan sudut terbuka. Penyebab utama glukoma sudut terbuka kronis merupakan proses degeneratif pada jaringan trabekular sehingga terjadi penurunan aliran humor aquous. Hipertensi, penyakit kardiovaskular, diabetes dan obesitas berhubungan dengan perkembangan glukoma. Peningkatan tekanan intraokular juga terjadi karena uveitis (inflamasi pada uvea, struktur penyaring). Penekanan akibat tumor yang tumbuh cepat dan penggunan kortikosteroid topikal kronis juga dapat menghasilkan manifestasi glukosa sudut terbuka. Penyebab glukoma tekanan rendah atau mengapa saraf optik rusak walaupun tekanan intraokular normal (antara 12 dan 21 mmHg) tidak diketahui.
Patofisiologi Tekanan mata normal adalah antara 12 sampai 21 mmHg dengan rata-rata
adalah 15,5 mmHg. Tekanan diatas 21 dianggap tidak normal. Pada glukoma yang kronis, tekanan intraokuler naik dengan derajat sedang sekita 22-40 mmHg, sementara pada glukoma akut, biasanya lebih dari 40 mmHg. Meskipun begitu, kerusakan dapat terjadi pada tekanan yang bervariasi antar individu. Namun, yang dsangat penting diketahui bahwa tanpa penatalaksanaan yang adekuat, dalam 12 sampai 24 jam, dapat terjadi kebukaan per 2 sampai 5 hari
Efek peningkatan tekanan intraokular ditemukan pada sesuai bentuk glukosa yang manifestasinya dipengaruhi perjalanan tekanan intraokuler
Penurunan penglihatan pada glukoma terutama disebabkan atrofi sel ganglion difusi yang menyebabkan penipisan lapisan saraf-saraf dan inti bagian dalam retina dan berkurangnya akses di saraf optikus. Diskus optikus menjadi atrofik, disertai pembesaran cekungan optiku. Iris dan korpus siliaris juga menjadi atrofik dan prosesus siliaris memperlihatkan degeneratif hialin
Pada glucoma sudut terbuka akut, tekanan intraokuler dapat mencapai 60-80 mmHg sehingga terjadi kerusakan iskemik pada iris yag disertai edema kornea.
PatwayPenyakit mata lain (Trauma, uveltis)
Kelainan anatomis, kegagalan perkembangan organ mata
Glukoma sudut terbuka (Obstruksi aliran aqueus humor) dan glaucoma sudut tertutup ( aqueus humor terganggu)
Penyempitan sudut mata/obstruksi aliran
drainage aqueus humor
Gangguan aliran drainase
Nyeri mata di kepala Peningkatan tekanan intra okulet (TIO)
Bola mata terlihat menonjol
Tekanan pada saraf vagus Tekanan pembuluh darah diretina
Tekanan pada sel ganglion dan saraf optik
Mual muntah
Gangguan citra tubuh
Ketidakseimbangan nutrusi kurang dari kebutuhan tubuh
Suplai O2 kemata Kerusakan retina, gangguan fungsi penglihatan
Nyeri
Iskemik
Penurunan fungsi penglihatan, penurunan
lapang pandang, fotofobia
Resiko cidera
Resiko retinopati (kebutaan)
Gangguan persepsi sensori
Kebutaan
Apabila terjadi peningkatan tekanan intraokuler akan timbul penggaungan dan degenerasi saraf optikus yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor Gangguan perdarahan pada papil Tekanan intra okuler yang tinggi secara
mekanik menekan papil saraf optik yang merupakan tempat dengan daya tahan paling lemah pada bola mata
Sampai saat ini, patofisiologi sesungguhnya dari kelainan ini masih belum jelas
Kelainan lapang pandang pada glaukoma
KlasifikasiBerdasarkan penyebabnya, glaukoma dibedakan dalam : Glaukoma Primer dan sekunder mengacu pada apakah
penyakit terjadi sendiri atau disebabkan gangguan lain Glaukoma akut dan kronis dimaksudkan onset dan durasi
penyakit Glaukoma terbuka (sudut lebar) dan tertutup (sudut sempit)
digunakan untuk mendeskripsikan lebar sudut antara iris dan kornea sudut kamera okuli anterior yang sempit secara anatomis menjadi predisposisi untuk mengalami onset akut glukoma sudut tertutup
Manifestasi Klinis Nyeri pada mata dan sekitarnya (orbita, kepala, gigi, telinga) Pandangan kabut, melihat halo sekitar lampu Mual, muntah, berkeringat Mata merah, hiperemia konjungtiva, dan siliar Visus menurun Edema kornea Bilik mata depan dangkal (mungkin tidak ditemui pada
glaukoma sudut terbuka) Pupil lebar lonjong, tidak ada refleks terhadap cahaya TIO meningkat
Pemeriksaan Penunjang Oftalmoskopi Tonometri perimetri Pemeriksaan Ultrasonotrapi
Penatalaksanaan
Pengobatan dilakukan dengan prinsip menurunkan TIO (Tekanan Intra Okuler), membuka sudut yang tertutup ( pada glaukoma sudut tertutup), melakukan tindakan suportif (mengurangi nyeri, mual, muntah, serta mengurangi radang), mencegah adanya sudut tertutup ulang serta mencegah gangguan pada mata yang baik (sebelahnya).
Pengkajian 1. Riwayat a. Riwayat okular• Tanda peningkatan TIO: nyeri tumpul, mual, muntah,
pandangan kabur. • Pernah mengalami infeksi: uveitis, trauma, pembedahan.b. Riwayat kesehatan • Menderita diabetes melitus, hipertensi, penyakit
kardiovaskular, gangguan tiroid.• Keluarga menderita glaukoma• Penggunaan obat kortikosteroid jangka lama:
topikal/sistemik• Penggunaan antidepresan trisklik, antihistamin,
fenotiazinec. Psikososial
kemampuan aktivitas, gangguan membaca, risiko jatuh, berkendaraan
d. Pengkajian umum• Usia • Gejala penyakit sistemik: diabetes melitus,
hipertensi, gangguan kardiovaskular, hiperteroid.
• Gejala gastrointestinal: mual, muntahe. Pengkajian khusus mata• Pengukuran TIO dengan tonometer (TIO >
23mmHg)• Nyeri tumpul orbita.• Perimetri: menunjukan penurunan luas lapang
pandang.• Kemerahan (hiperemia mata)• Gonioskopi menunjukan sudut mata tertutup
atau terbuka.
Diagnosa Keperawatan yang Muncul
Penurunan persepsi sensori: penglihatan yang berhuungan dengan penurunan tajam penglihatan dan kejelasan penglihatan.
Nyeri yang berhubungan dengan peningkatan tekanan intraokular.
Resiko cidera yang berhubungan dengan peningkatan TIO, perdarahan, kehilangan viterus.
Gangguan perawatan diri yang berhubungan dengan penurunan penglihatan, pembatasan aktifitas pasca operasi.
Penurunan persepsi sensori: penglihatan yang berhubungan dengan penurunan tajam penglihatan dan kejelasan penglihatan.
Intervensi Rasional
Kaji ketajaman penglihatan klien
Mengidentifikasi kemampuan visual klien
Dekati klien dari sisi yang sehat
Memberikan rangsang sensori, mengurangi rasa isolasi/terasering
Identifikasi alternatif untuk optimalisasi sumber rangsangan
Memberikan keakuratan penglihatan dan perawatannya
Sesuaikan lingkungan untuk optimalisasi penglihatan
Meningkatkan kemampuan persepsi sensori
Anjurkan penggunaan alternatif rangsang lingkungan yang dapat diterima: auditorik, taktil
Meningkatkan kemampuan respons terhadap stimulus lingkungan
Nyeri yang berhubungan dengan peningkatan tekanan intraokular.
Intervensi Rasional
Kaji derajat nyeri setiap hari atau sesering mungkin jika diperlukan
Nyeri glukoma umumnya sangat parah terutama pada glukoma sudut tertutup
Terangkan penyebab nyeri dan faktor/tindakan yang dapat memicu nyeri
Penyebab munculnya nyeri adalah peningkatan tekanan intraokular, yang dapat meningkat akibat dipicu oleh: mengejan, batuk, dll.
Anjurkan klien untuk menghindari perilaku yang dapat memprovokasi nyeri
Untuk mencegah peningkatan TIO lebih lanjut
Kolaborasi pemberian obat analgesik
Analgesik berfungsi untuk meningkatkan ambang nyeri
Anjurkan tindakan distraksi dan relaksasi pada klien
Untuk menurunkan sensasi nyeri dan memblokir sensasi nyeri menuju otak
Resiko cidera yang berhubungan dengan peningkatan TIO, perdarahan, kehilangan viterus.
Intervensi Rasional
Diskusikan tentang rasa sakit, pembatasan aktivitas dan pembalutan mata
Meningkatkan kerjasama dan pembatasan yang diperlukan
Tempatkan klien pada tempat tidur yang lebih rendah dan anjurkan untuk membatasi pergerakan mendadak/ tiba-tiba serta menggerakkan kepala berlebih
Istirahat mutlak diberikan 12-24 jam pascaoperasi
Bantu aktivitas selama fase istirahat. Ambulasi dilakukan dengan hati-hati
Mencegah/menurunkan risiko komplikasi cedera
Ajarkan klien untuk menghindari tindakan yang dapat menyebabkan cidera
Tindakan yang dapat meningkatkan TIO dan menimbulkan kerusakan struktur mata pasca operasi antara lain: mengejan, menggerakkan kepala, membungkuk terlalu lama, batuk
Amati kondisi mata: luka menonjol, nyeri mendadak, mual muntah
Berbagai kondisi seperi luka menonjol, nyeri mendadak, dll.
Gangguan perawatan diri yang berhubungan dengan penurunan penglihatan, pembatasan aktifitas pasca operasi.
Intervensi Rasional
Terangkan pentingnya perawatan diri dan pembatasan aktivitas selama fase pascaoperasi
Klien dianjurkan untuk istirahat ditempat tidur pada 2-3 jam pertama pascaoperasi atau 12 jam jika ada komplikasi. Selama fase ini, bantuan total diperlukan bagi klien
Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri
Memenuhi kebutuhan perawatan diri
Secara bertahap, libatkan klien dalam memenuhi kebutuhan diri
Pelibatan klien dalam aktivitas perawatan dirinya dilakukan bertahap dengan berpedoman pada prinsip bahwa aktivitas tersebut tidak memprovokasi peningkatan TIO dan menyebabkan cidera mata
Daftar Pustaka Tamsuri Anas. 2010. Klien Gangguan
Mata dan Penglihatan: Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta: EGC.
Nanda. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid 2. Jogjakarta: Mediaction
Syaifuddin,Drs.H. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC.
Syukron Katsiran Ziddan