21
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Karena atas berkat dan limpahan rahmatNyalah maka penulis dapat menyelesaikan sebuah makalah dengan tepat waktu. Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah Sosial dan Politik dengan judul “Kelompok Sosial”, yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari materi ini. Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat. Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Bekasi, 13 Juni 2014 “Penulis” 1

SOSIOLOGI POLITIK

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SOSIOLOGI POLITIK

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Karena atas berkat

dan limpahan rahmatNyalah maka penulis dapat menyelesaikan sebuah makalah dengan tepat

waktu.

Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah Sosial dan Politik dengan judul

“Kelompok Sosial”, yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk

mempelajari materi ini.

Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon

permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang

tepat.

Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan

semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat bagi kita

semua.

Bekasi, 13 Juni 2014

“Penulis”   

1

Page 2: SOSIOLOGI POLITIK

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………… 1

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….. 2

BAB I : PENDAHULUAN…………………………………………………………… 3

TUJUAN…………………………………………………………………...... 4

RUMUSAN MASALAH……………………………………………………. 4

BAB II : PEMBAHASAN…………………………………………………………….. 5

A. Pengertian kelompok social…………………………………………….. 5

B. Macam-macam kelompok social……………………………………….. l5

C. Kelompok social yang tidak teratur…………………………………….. 8

D. Masyarakat desa dan masyarakat kota…………………………………. 10

BAB III : PENUTUP…………………………………………………………………...

KESIMPULAN……………………………………………………………... 14

BAB IV : DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. 15

2

Page 3: SOSIOLOGI POLITIK

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Kita semua tahu bahwa manusia adalah makhluk yang sangat lemah dari segi fisik,

sehinggaga manusia akan senantiasa bergantung kepada manusia yang lain. Ketergantungan ini

terjadi sampai dewasa bahkan meninggal dunia. Seorang bayi senantias bergantung kepada

ibunya, dan pertama kali hanya mengenal ibunya. Semakin dewasa seseorang lingkungannya

juga semakin meluas. Semakin dewasa pula semakin kelihatan ketergantungan manusia akan

manusia yang lain. 

Menyikapi hal di atas maka manusia senantiasa ingin hidup dengan manusia yang lain.

Kecenderungan manusia untuk selalu bergaul dengan orang lain disebut dengan istilah

gregariousness. 

Karena ketergantungannya, manusia senantiasa akan menantikan kehadiran orang lain

dalam kehdupannya. Dengan hidup secara bersama sama keperluan keperluan manusia dapat

dilengkapi dan disempurnakan. Sejak dilahirkan manusia mempunyai dua hasrat atau keinginan

pokok yaitu :

a. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya ( yaitu masyarakat )

b. Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya.

3

Page 4: SOSIOLOGI POLITIK

TUJUAN

Memahami bahwa Manusia adalah sebagai makhluk berkelompok dan sejauh mana

perbedaan masyarakat kota dan desa serta hubungan antara masyarakat kota dan masyarakat

desa.

RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian manusia sebagai makhluk hidup yang berkelompok ?

2. Apa saja macam-macam kelompok sosial ?

3. Apa saja kelompok social yang tidak teratur ?

4. Apa perbedaan masyarakat kota dan masyarakat desa?

4

Page 5: SOSIOLOGI POLITIK

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian kelompok sosial

Kelompok sosial (social group) merupakan suatu himpunan atau suatu kesatuan-

kesatuan manusia manusia yang hidup bersama, yang disebabkan oleh adanya hubungan

antara mereka yang menyangkut hubungan timbal-balik yang saling mempengaruhi dan

adanya kesadaran untuk saling tolong menolong. 

Manusia sebagai manusi memiliki 2 harkat, yaitu :

1. Keinginan untuk bersatu dengan manusia lainnya (masyarakat) Dalam keinginan

untuk bersatu dengan manusia lainnya (bermasyarakat), manusia cenderung untuk

memenuhi tujuan hidupnya dalam menyejahterakan kehidupannya, misalnya saja

dalam hal untuk mewujudkan suatu keamanan dalam suatu tempat tinggal dan dalam

berbagai hal lainnya yang tak luput dengan membutuhkan bantuan orang lain.

2. Keinginan untuk menjadi satu dengan alam sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan

ekonomi dalam hal pangan dan lain sebagainya, manusia sebagai makhluk sosial

cenderung pula berkeinginan untuk menjadi satu dengan alam sekitarnya. Manusia

mencoba untuk memahami bagaimana suatu sumber daya alam dapat menghasilkan

suatu produk untuk memenuhi kelangsungan hidup manusia tersebut, sehingga dalam

proses inilah diperlukannya suatu bentuk interaksi dengan alam sekitar.

B. Macam-macam kelompok sosial

a. In Group dan Out Group

Summer membedakan antara in group dan out group :

In Group merupakan kelompok sosial yang dijadikan tempat oleh individu-

individunya untuk mengidentifikasikan dirinya. 

5

Page 6: SOSIOLOGI POLITIK

Contoh : Seorang pelajar dari SMA Islam akan bergaya atau berperilaku sebagaimana

orang mengenal ciri dari SMA Islam tersebut.

Out Group merupakan kelompok sosial yang oleh individunya diartikan sebagai

lawan in Group.

Contoh : Orang-orang kulit hitam di lingkungan orang-orang kulit putih.

b. Kelompok Primer dan Kelompok Sekunder

Charles Horton Cooley mengemukakan :

Kelompok primer yang ditandai dengan ciri-ciri saling mengenal antara anggota-

anggotanya, kerja sama yang erat dan bersifat pribadi,interaksi sosial dilakukan secara

tatap muka (face to face).

Contoh : Keluarga. Dalam keluarga setiap anggota keluarga mengenal siapa bapak,

ibu, dan anak.

Kelompok sekunder adalah kelompok sosial yang terdiri dari banyak orang, antara

siapa hubungannya tidak perlu berdasarkan pengenalan secara pribadi dan juga

sifatnya tidak begitu langgeng.

Contoh : Hubungan kontrak jual beli. Hubungan ini hanya berlangsung pada saat

kedua belah pihak sedang berada pada satu kontrak saja dan pada saat

kontrak mereka habis maka hubungan keduanya biasa saja berakhir.

c. Gemainschaft dan Gesellschaft

Ferdinand Tonnies mengemukakan tentang hubungan antara individu-individu dalam

kelompok sosial sebagai Gemainschaft (paguyuban) dan Gesellschaft (patembayan).

Gemainschaft merupakan bentuk-bentuk kehidupan yang di mana para anggota-

anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni, bersifat ilmiah, dan kekal.

Contoh: Keluarga merupakan sebuah paguyuban yang sangat nyata karena dalam

keluarga selalu terjalin yang namanya ikatan batin yang kuat dan didasarkan

6

Page 7: SOSIOLOGI POLITIK

pada rasa cinta. Oleh karena itu, jika ada salah satu anggota keluarga yang

sakit maka orang- orang yang menjadi bagian dari keluarga tersebut akan

menjenguknya walaupun tempat tinggal mereka saling berjauhan.

Gesellschaft (patembayan) merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka

waktu tertentu (yang pendek), bersifat pamrih ekonomi atau bersifat kontraktual.

Contoh: Ikatan buruh yang ada di sebuah pabrik. Para buruh yang bekerja di pabrik

tersebut akan menjadi bagian dari organisasi tersebut, namun jika buruh

tersebut keluar dari pekerjaannya sebagai buruh di pabrik tersebut maka ia

tidak lagi menjadi bagian dari ikatan buruh yang ada di pabrik tersebut.

d. Kelompok Formal dan Informal

J.A.A. Van Doorn membedakan kelomok Formal dan Informal.

Kelompok Formal mempunyai peraturan yang tegas dan sengaja diciptakan oleh para

anggotanya untuk mengatur hubungan mereka, misalnya pemerintah memilih ketua,

iuran anggota, dll.

Contoh : Organisasi kepemudaan di suatu daerah. Organisasi tersebut memiliki

paraturan yang sangat jelas dan sengaja diciptakan untuk menumbuhkan

rasa kesatuan setiap pemuda yang ada di daerah tersebut. Apabila

seseorang melanggar peraturan yang ada, maka bukan sesuatu yang tidak

mungkin apabila orang tersebut akan mendapatkan sanksi yang telah

disepakati bersama.

Kelompok Informal tidak mempunyai struktur atau organisasi tertentu. Kelompok ini

terbentuk karena pertemuan berulang-ulang, misal kelompok dalam belajar.

Contoh : Kelompok arisan ibu- ibu yang tinggal di RT yang sama. Hal ini dapat

terjadi karena seringnya mereka bertemu dalam sebuah kesempatan dengan

kepentingan yang sama sehingga muncul ide untuk membuat kelompok

arisan untuk RT tersebut.

e. Membership group dan reference group

7

Page 8: SOSIOLOGI POLITIK

Robert K. Merton membedakan kelompok membership dengan kelompok reference.

Kelompok membership merupakan kelompok yang para anggotanya tercatat secara

fisik sebagai anggota.

Contoh : Membership Fitness Club. Seseorang yang terdaftar menjadi member dari

klub tersebut akan secara otomatis akan ikut mengambil bagian dalam setiap

acara yang diadakan oleh klub tersebut yang membuat mereka mau atau tidak

mau terlibat secara fisik dalam acara yang diadakan tersebut.

Kelompok reference merupakan kelompok sosial yang dijadikan acuan atau rujukan

oleh individu-individu yang tidak tercatat dalam anggota kelompok tersebut untuk

membentuk atau mengembangkan kepribadiannya atau dalam berperilaku.

Contoh : Seseorang yang tidak ikut dalam anggota klub fitness, pada saat mereka

melihat orang- orang yang mengikuti klub fitness memiliki tubuh yang

bagus akan merasa terpancing untuk memiliki tubuh seperti orang yang ikut

dalam klub tersebut walaupun bukan dengan cara ikut dalam klub fitness

juga.

C. Kelompok-kelompok social yang tidak teratur

a. Kerumunan (crowd)

Kerumunan dapat saja memiliki pemimpin, namun tidak mempunyai sistem

pembagian kerja maupun sistem pelapisan sosial. Interaksinya bersifat spontan dan tidak

terduga. Individu-individu yang merupakan kerumunan, berkumpul secara kebetulan di

suatu tempat, dan juga pada waktu yang bersamaan. Bentuk-bentuk kerumunan, yaitu

sebagai berikut :

Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur social :

1. Formal audiences (pendengar yang formal)

Kerumunan-kerumunan yang mempunyai pusat perhatian dan persamaan tujuan,

tetapi sifatnya pasif.

Contoh : Penonton film, orang-orang yang menghadiri khotbah keagamaan.

8

Page 9: SOSIOLOGI POLITIK

2. Planned expenssive group (kelompok ekspensif yang telah direncanakan)

Kerumunan yang pusat perhatiannya tak begitu penting, tetapi mempunyai

persamaan tujuan yang tersimpul dalam aktivitas kerumunan tersebut serta

kepuasan yang dihasilkannya.

Contoh : Orang yang berpesta, berdansa, dan sebagainya.

Kerumunan bersifat sementara :

1. Inconvenient aggregations (kumpulan yang kurang menyenangkan)

Contoh : Orang-orang yang antri karcis, orang-orang yang menunggu bis, dsb.

Dalam kerumunan itu kehadiran orang-orang lain merupakan halangan

terhadap tercapainya maksud seseorang.

2. Panic crowds (kumpulan orang-orang yang sedang dalam keadaan panik)

Contoh : Orang-orang yang bersama-sama berusaha menyelamatkan diri dari

suatu bahaya.

3. Spectator crowds (kerumunan penonton)

Terjadi karena ingin melihat suatu kejadian tertentu. Kerumunan semacam ini

hampir sama dengan khalayak penonton, tetapi bedanya adalah bahwa

kerumunan penonton tidak direncanakan, sedangkan kegiatan-kegiatan juga pada

umumnya tak terkendalikan.

Contoh :  Ingin melihat korban lalu lintas.

Kerumunan yang berlawanan dengan norma-norma hokum (lawless crowds) :

1. Acting mobs (kerumunan yang bertindak emosional)

Bertujuan untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan menggunakan kekuatan

fisik yang brlawanan dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

Contoh : Aksi demonstrasi dengan kekerasan.

2. Immoral crowds (kerumunan yang bersifat immoral)

9

Page 10: SOSIOLOGI POLITIK

Hampir sama dengan kelompok ekspresif. Bedanya adalah kerumunan yang

bersifat immoral bertentangan dengan norma-norma masyarakat.

Contoh : Orang-orang mabuk.

b. Publik

Berbeda dengan kerumunan, publik lebih merupakan kelompok yang tidak

merupakan kesatuan. Interaksi terjadi secara tidak langsung melalui alat-alat komunikasi

seperti misalnya pembicaraan pribadi yang berantai, desas-desus, surat kabar, radio,

televisi, film, dsb. Setiap aksi publik diprakarsai oleh keinginan individual (contoh :

pemungutan suara dalam pemilihan umum), dan ternyata individu-individu dalam suatu

publik masih mempunyai kesadaran akan kedudukan sosial yang sesungguhnya dan juga

masih lebih mementingkan kepentingan-kepentingan pribadi daripada mereka yang

tergabung dalam kerumunan. Dengan demikian, tingkah laku pribadi kelakuakn publik

didasarkan pada tingkah laku atau perilaku individu.

D. Masyarakat Desa dan Masyarakat Kota

1. Masyarakat Desa

Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat

pemerintahan tersendiri.

Ciri-ciri masyarakat desa :

Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.

Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuan terhadap kebiasaan.

Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat

dipengaruhi alam sekitar seperti : iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan

pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.

Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang

lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya

di luar batas wilayahnya.

10

Page 11: SOSIOLOGI POLITIK

Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan.

Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian.

Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat

istiadat, dan sebagainya.

Menurut Landis, terdapat beberapa karateristik masyarakat desa :

Umumnya mereka curiga terhadap orang luar yang masuk

Para orang tua umumya otoriter terhadap anak-anaknya

Cara berfkir dn sikapnya konservatif dan statis

Mereka amat toleran terhadap ninlai-nlai budayanya sendiri, sehingga kurang

toleran terhadap budaya lain

Adanya sikap pasrah menerima nasib dan kurang kompetitif

Memiliki sikap udik dan isolatif serta kurang komunikatif dengan kelompok

sosial diatasnya.

2. Masyarakat Kota

Kota adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang-

orang yang heterogen kedudukan sosialnya. 

Cirri-ciri masyarakat kota :

Kehidupan keagamaan berkurang dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di

desa.

Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus

bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau

individu.

Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai

batas-batas yang nyata.

Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak

diperoleh warga kota dari pada warga desa.

Interaksi yang lebih banyak terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan daripada

faktor pribadi.

11

Page 12: SOSIOLOGI POLITIK

Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar

kebutuhan individu.

Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota

biasanya terbuka dalam menerima pengaruh.

Karateristik masyarakat kota:

Anonimitas

Kebanyakan warga kota menghabiskan waktunya di tengah-tengah kumpulan

manusia yang anonim.Heterogenitas kehidupan kota dengan keaneka ragaman

manusianya yang berlatar belakang kelompok ras, etnik, kepercayaan, pekerjaan,

kelas sosial yang berbeda-beda mempertajam suasana anonim.

Jarak Sosial

Secara fisik orang-orang dalam keramaian, akan tetapi mereka hidup berjauhan.

Keteraturan

Keteraturan kehidupan kota lebih banyak diatur oleh aturan-aturan legal rasional.

(contoh: rambu-rambu lalu lintas, jadwal kereta api, acara televisi, jam kerja, dll)

Keramaian (Crowding)

Keramaian berkaitan dengan kepadatan dan tingginya tingkat aktivitas penduduk

kota. Sehingga mereka suatu saat berkerumun pada pusat keramaian tertentu yang

bersifat sementara (tidak permanen).

Kepribadian Kota

Sorokh, Zimmerman, dan Louis Wirth menyimpulkan bahwa kehidupan kota

menciptakan kepribadian kota, materealistis, berorientasi, kepentingan, berdikari

(self sufficient), impersonal, tergesa-gesa, interaksi social dangkal, manipualtif,

insekuritas (perasaan tidak aman) dan disorganisasi pribadi.

12

Page 13: SOSIOLOGI POLITIK

3. Hubungan Desa dan Kota

Masyarakat kota dan desa memiliki hubungan yang saling menuntungkan.

Contonnya, yaitu: seorang petani/peternak dengan seorang pengusaha fast food. Fast food

memebutuhkan bahan makanan yang fresh. Petani/peternak memberikan bahan makanan

ke pengusaha fast food, dan pengusaha fast food mendapat untung dari olahan bahan

makanan dari petani/petrnak. Dan petani/peternak juga mendapat untung dari hasil

penjualan bahan makanan tersebut.

Jadi, masyarakat kota dan desa itu saling berketergantungan. Masyarakat Kota

bergantung pada masyarakat desa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, yaitu: Pangan

(beras, sayur-mayur, buah-buahan, daging, susu, dll) dan membutuhkan pekerja rumah

tangga (pembantu, tukang kebun, supir) dan begitu pun masyarakat desa membutukan

masyarakat kota. Masyarakat desa memerlukan sandang (pakaian), alat modern untuk

mempermudah pekerjaan petani/peternak, obat-obatan dan alat medis yang lengkap, dll.

Tetapi banyak masyarakat kota sekarang yang menganggap remeh masyarakat

desa, karena masyarakat desa tidak begitu mengerti dan kurang update mengenai

tekhnologi.  Padahal kalau tidak ada ada petani/peternak, masyarakat kota mau makan

apa? Dan begitu pun sebaliknya, masyakat desa selalu memandang negatif kepada

masyarakat kota karena kehidupannya yang sudah modern. Padahal, kehidupan modern

juga membantu petani/petrnak mempermudah perkerjaan dengan alat-alat modern. 

BAB III

PENUTUP

13

Page 14: SOSIOLOGI POLITIK

KESIMPULAN

1. Manusia sangat memerlukan pengertian, kasih sayang, harga diri, pengakuan dan

tanggapan-tanggapan emosional yang sangat penting artinya bagi pergaulan dan

kelangsungan hidup yang sehat. Inilah kodrat manusia, sebagai makhluk individu dan juga

sebagai makhluk sosial. Tak ada seorangpun yang dapat mengingkari hal ini, karena

ternyata bahwa manusia baru dapat disebut manusia dalam hubungannya dengan orang

lain, bukan dalam kesendiriannya.

2. Masyarakat pedeasaan adalah sekelompok orang yang hidup bersama dan bekerjasama

yang berhubungan secara erat tahan lama dengan sifat-sifat yang hamper sama (homogen)

disuatu daerah atau wilayah tertentu dengan bermata pencaharian dari sektor pertanian

(agraris).Sedangkan masyarakat kota ialah masyarakat yang tinggal di tengah-tengah

kota,gaya hidup individual,jalan pikiran yang rasional dan tidak terikat oleh adapt atau

norma tertentu

3. Meskipun banyak sekali perbedaan antara masyarakat desa dan kota,namun diantara kedua

komponen tersebut memiliki hubungan yang signifikan,artinya kehidupan perekonomian

dikota tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak ada pasokan tenaga atau barang dari

desa,begitu juga sebaliknya.

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

14

Page 15: SOSIOLOGI POLITIK

https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20120804055710AACRwWM

http://merryyuch.blogspot.com/2010/03/manusia-sebagai-mahluk-yang-hidup.html

http://estuputri.wordpress.com/2010/05/19/kelompok-kelompok-sosial-yang-tidak-teratur/

http://bagaspramadit.blogspot.com/

http://ekofoundation.wordpress.com/2012/05/25/kelompok-sosial-3/

15