29
ANALISIS KINERJA SAHAM INDIVIDUALPADA INDUSTRI TELEKOMUNIKASI DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER 2013 Proposal Skripsi

Propsal skripsi ANALISIS KINERJA SAHAM INDIVIDUALPADA INDUSTRI TELEKOMUNIKASI DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER 2013

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Proposal Skripsi ANALISIS KINERJA SAHAM INDIVIDUALPADA INDUSTRI TELEKOMUNIKASI DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER 2013

Citation preview

Page 1: Propsal skripsi ANALISIS KINERJA SAHAM  INDIVIDUALPADA INDUSTRI TELEKOMUNIKASI DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER 2013

ANALISIS KINERJA SAHAM INDIVIDUALPADA INDUSTRI TELEKOMUNIKASI DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

JANUARI 2013-DESEMBER 2013

Proposal Skripsi

Page 2: Propsal skripsi ANALISIS KINERJA SAHAM  INDIVIDUALPADA INDUSTRI TELEKOMUNIKASI DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER 2013

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Ekonomi dunia yang kini sedang dalam proses globalisasi didorong oleh berbagai

faktor-faktor penentu seperti kemajuan di bidang teknologi dan informasi, liberalisasi arus

modal, dan berbagai kebijakan fiskal masing-masing negara di dunia, telah menempatkan

perusahaan pada posisi penting, baik di negara maju dan berkembang. Kontribusi perusahaan

dewasa ini sangat mendorong laju pertumbuhan ekonomi di negara tersebut.

Secara umum perusahaan adalah suatu organisasi di mana sumber daya (input), seperti

bahan baku dan tenaga kerja diproses untuk menghasilkan barang dan jasa (output) bagi

pelanggan. Tujuan dari perusahaan secara umum ialah laba/keuntungan. Laba (profit) adalah

selisih antara jumlah yang diterima dari pelanggan atas barang atau jasa yang dihasilkan

dengan jumlah yang dikeluarkan untuk membeli sumber daya alam dalam menghasilkan

barang atau jasa tersebut. Oleh sebab itu perusahaan perlu pemodalan untuk melanjutkan

proses produksi barang/jasa tersebut, maka manajer keuangan perlu mencari dana baik

melalui pasar keuangan dan pasar modal. Pasar modal secara jangka panjang memberikan

alternatif pendanaan eksternal dengan biaya rendah daripada sistem perbankan. Dalam sudut

pandang investor, pasar modal adalah alternatif investasi sehingga investor mempunyai

pilihan investasi yang akan memberikan keuntungan berupa return (tingkat pengembalian).

Menurut Marzuki Usman (1989), pasar modal adalah pelengkap di sector keuangan terhadap

dua lembaga lainnya yaitu bank dan lembaga pembiayaan. Pasar modal memberikan jasanya

yaitu menjembatani hubungan antara pemilik modal dalam hal ini disebut sebagai pemodal

(investor) dengan peminjam dana dalam hal ini disebut emiten (perusahaan yang go public).

Investasi merupakan aktivitas yang dilakukan oleh investor didalam menanamkan

dananya pada berbagai jenis pilihan investasi di pasar modal, yang bertujuan memperoleh

keuntungan dimasa yang akan datang. Investasi adalah suatu komponen dari PDB (Produk

Domestik Bruto). Investasi terdiri dari 2 (dua) jenis investasi yaitu investasi langsung (direct

investment) dan investasi tidak langsung (indirect investment). Investasi langsung (direct

investment) adalah investasi pada asset riil (aktiva berwujud) seperti: pembelian asset

produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan / perkebunan, dan lain-lain. Sedangkan

ivestasi tidak langsung (indirect investment) atau sering disebut juga investasi portofolio

adalah investasi pada asset finansial (financial assets) seperti deposito, sertifikat BI, saham,

Page 3: Propsal skripsi ANALISIS KINERJA SAHAM  INDIVIDUALPADA INDUSTRI TELEKOMUNIKASI DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER 2013

obligasi, opsi, warrant, tabungan, surat berharga pemerintah dengan tingkat pengembalian

tertentu.

Dalam berinvestasi, khususnya dalam bentuk saham adalah investasi yang mengandung

keuntungan yang pasti. Dalam melakukan invesasi pemodal selalu tidak terlepas dari unsur

ketidakpastian return yang berupa risiko, dikarenakan pemodal tidak mengetahui secara nyata

hasil yang kan diperoleh dari investasi yang dilakukan tersebut. Oleh sebab itu suatu

keterampilan dan informasi yang akurat dibutuhkan dalam meramal dan membaca pergerakan

harga-harga saham yang ada, kemudian menafsirkannya sebagai landasan dalam langkah

awal dalam berinvestasi.

Menurut Eduardus Tandellin (2001, hal. 47) tujuan investor dalam berinvestasi adalah

memaksimalkan return tanpa melakukan faktor risiko invasi yang harus dihadapinya. Investor

juga akan dihadapkan pada risiko yang mungkin akan terjadi pada saat melakukan investasi.

Dalam menghadapi risiko investasi maka investor perlu siasat dalam risiko tersebut dengan

investasi yang efisien. Menurut Suad Husnan (1994, 169) Investasi yang efisien adalah

investasi yang memberikan risiko tertentu dengan tingkat keuntungan yang terbesar dengan

risiko terkecil. Dengan demikian investor harus memikirkan cara agar bisa mendapatkan

return yang maksimal dengan risiko tertentu, atau mendapatkan return terntentu dengan risiko

yang minimal.

Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan

jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa

dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana

pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana

bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan

prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya. Dalam Undang-Undang Pasar Modal

(No. 8 tahun 1995) mendifinisikan pasar modal sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan

Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek

yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek”.

Menurut Saad Husnan (1994) ada beberapa daya tarik pasar modal diantarnya adalah:

Pertama, diharapkan pasar modal dapat menjadi laternatif penghimpun dana selain sistem

perbankan. Kedua, pasar modal memungkinkan para pemodal mempunyai berbagai pilihan

investasi yang sesuai dengan preferensi risiko mereka. Ketiga, investasi dipasar modal

memiliki likualiditas sehingga pasar modal memungkinkan terjadinya alokasi dana yang

efieien. Keempat, tidak adanya biaya intermediasi. Pasar Modal memiliki peran penting bagi

perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama

Page 4: Propsal skripsi ANALISIS KINERJA SAHAM  INDIVIDUALPADA INDUSTRI TELEKOMUNIKASI DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER 2013

sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk

mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar

modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan

lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada

instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain.

Menurut Tjipto Darmadji (2001, hal 80) mengartikan pasar modal sebagai pasar untuk

menjualbelikan berbagai macam instrument keuangan berjangka panjang, baik dalam hutang

maupun modal sendiri. Sedangkan menurut Eduardus Tandelilin (2001, hal 13) pasar modal

adalah pertemuan antar pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang

membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas.

Pasar modal memiliki cakupan antara lain pasar perdana dan pasar sekunder. Pasar

perdana adalah pasar dimana pertama kalinya efek baru dijual kepada investor oleh

perusahaan yang mengeluarkan efek tersebut. Penjualan ini disebut penawaran perdana

(IPO), pada pasar sekunder saham yang dikeluarkan pada pasar pedana diperdagangkan

antara investor. Di indonesia, pasar sekunder dilakukan di Bursa Efek Indonesia.

Menurut Husnan (1998), bursa efek adalah perusahaan yang jasa utamanya adalah

mneyelanggarakan kegiatan perdagangan sekuritas di pasar sekunder. Sedangkan menurut

Eduardus Tandelilin (2001, hal 33), bursa efek yaitu perusahaan sekuritas yang bergabung

bersama membentuk bursa efek. Oraganisasi-organisasi tersebut menetapkan berbagai

peraturan yang dengan serta merta dikiuti oleh anggotanya agar berperilaku sedemikian rupa.

Bursa diharapkan dapat memacu kinerja perusahaan sekuritas yang pada akhirnya akan

menarik minat pemodal untuk berinvestasi secara nyaman, tertib dan murah dipasar modal.

Bursa Efek Indonesia hingga saat tahun 2013 tercatat beranggotakan 502 perusahaan

yang dikelompokkan dalam 36 industri. Salah satu industri yang masuk di Bursa Efek

Indonesia pada tahun 2013 adalah industri Telemunikasi (TELECOMMUNICATION) yang

terdiri dari 6 perusahaan yaitu: Bakrie Telecom, Tbk., XL Axiata, Tbk., Smartfren Telecom,

Tbk. Inovisi Infracom, Tbk., Indosat, Tbk,. Dan Telekomunikasi Indonesia (Persero), Tbk.

Pertumbuhan industri telekomunikasi pada 2014 pada kisaran 7%-8%, terutama

didorong oleh masih tingginya minat masyarakat terhadap gadget dan pertumbuhan bisnis

layanan data yang diperkirakan naik sekitar 55% dari tahun lalu. Bisnis layanan data masih

memiliki ruang yang besar untuk tumbuh, karena penetrasi layanan data secara mobile masih

di bawah 50%, apabila dibandingkan penetrasi kartu seluler yang sudah mencapai 100% dari

populasi penduduk Indonesia.Selain itu, tren konsolidasi antar operator yang dimotori oleh

PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Axis Telekom Indonesia (Axis) akan membuat

Page 5: Propsal skripsi ANALISIS KINERJA SAHAM  INDIVIDUALPADA INDUSTRI TELEKOMUNIKASI DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER 2013

persaingan semakin aktraktif. Didalam penelitia ini data yang digunakan adalah Indeks Harga

Saham Individual dari 6 Perusahaan yang termasuk dalam klasifikasi industri Telekomunikasi

periode Januari 2013-Desember 2013 yang dapat disajikan dalam tabel 1.1:

Page 6: Propsal skripsi ANALISIS KINERJA SAHAM  INDIVIDUALPADA INDUSTRI TELEKOMUNIKASI DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER 2013

Tabel 1.1 Data Indeks Harga saham Individual pada Industri Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia Periode Januari 2013-Desember 2013

Periode Januari 2013 - Desember 2013

NoKode

Perusahaan Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Aug Sept Okt Nov Des

1 BTEL 46912 46912 106583 46912 46913 46913 46913 46912 46912 46912 46912 46913

2 EXCL 250000 272500 2000000 255000 250000 255000 255000 233750 212500 223750 250000 260000

3 FREN 5000 5111 1800016 5056 4722 4056 4056 3278 3389 3611 2778 3000

4 INVS 13370784 13466977 51979 12216 10773562 10914256 10914256 6877476 4036780 5756149 9867683 10017194

5 ISAT 485714 453571 1400000 428571 371429 357143 357143 294643 296429 314286 275000 296429

6 TLKM 1022048 1132682 949075123277

9 1164285 1253846 1253846 1156160 1103608 1234990 1143022 1129884

JUMLAH 15180458 15377753 6307653198053

4 12610911 12831214 12831214 8612219 5699618 7579698 11585395 11753420

Rata-Rata 2530076 2562959 1051276 330089 2101819 2138536 2138536 1435370 949936 1263283 1930899 1958903

Perkembangan (%) 1% -59% -69% 537% 2% 0% -33% -34% 33% 53% 1%

Tertinggi 13370784 13466977 2000000123277

9 10773562 10914256 10914256 6877476 4036780 5756149 9867683 10017194

Terendah 5000 5111 51979 5056 4722 4056 4056 3278 3389 3611 2778 3000

Sumber: Diolah dari Indonesia Monthly Report 2013, IDX.co.id

Page 7: Propsal skripsi ANALISIS KINERJA SAHAM  INDIVIDUALPADA INDUSTRI TELEKOMUNIKASI DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER 2013

Berdasarkan tabel 1.1 diatas terlihat bahwa Indeks Harga Saham Individual 6

perusahaan yang termasuk dalam industri Telekomunikasi dalam bulanan sangat berfluktuasi

selama periode Januari 2013-Desember 2013 tersebut. Perkembangan saham tiap bulan

adalah sebagai berikut, Februari sebesar 1%, Mar -59%, April -69%, Mei 537%, Juni 2%, Juli

0%, Agustus -33%, September -34%, Oktober 33%, November 53% dan Desember 1%.

Kinerja yang baik tidak dapat diukur melalui nilai indeks yang tinggi. Oleh karena itu

perlunya dilakukan penilaian terhadap masing-masing perusahaan sehingga mengetahui

kinerja dari saham perusahaan tersebut. Dengan fluktuasinya indeks harga juga berarti

menunjukkan ketidakpastian tingkat return yang akan diterima oleh investor. Hal-hal diatas

merupakan salah satu aspek penilaian investor maupun calon investor untuk menanamkan

modalnya dipasar modal yang mana menentukan saham yang kan di investasikannya.

Menurut Eduards Tandelilin (2001, hal 2013) dalam memilih saham-saham terbaik,

investor bisa melakukan analisis secara individual ataupun dengan memanfaatkan jasa

konsultasi analis saham. Jika Investor mempunyai akses informasi yang baik dan kecakapan

dalam analisis saham dan pilihan saham, investor dapat melakukan pemilihan saham secara

individual.

Untuk melakukan pengukuran dan evaluasi digunakan beberapa alat ukur indeks

tunggal untuk mengevaluasi kinerja relatif dari para manajer keuangan. Alat ukur evaluasi

kinerja ini tidak dapat menentukan bagaimana dan mengapa manajer keuangan dapat

memiliki kinerja yang lebih baik maupun lebih buruk dari tolok ukur tersebut. Menurut Adler

Haymans Manurung (2007, hal 18) Tiga alat ukur, atau index tersebut adalah Treynor Index

(RVOL), Sharpe Index (RVAR) dan Jensen Index. Ketiga index ini mengasumsikan adanya

hubungan linear antara pengembalian (return) portofolio dengan pengembalian dari beberapa

index pasar.

Indeks Treynor (RVOL) merupakan alat ukur kelebihan pengembalian per unit risiko.

Kelebihan pengembalian ini didifinisikan sebagai selisih antara pengembalian portofolio

dengan tingkat pengembalian bebas risiko pada periode evaluasi yang sama. Indeks Sharpe

digunakan untuk mengukur Excess Return to Variability, ukuran ini disebut dengan Reward

to Variability (RVAR). RVAR sendiri merupakan perbandingan antar excess return atau

kelebihan hasil pengembalian bebas risiko (risk free rate) dengan deviasi standar saham

individual dari risiko total. Sedangkan Indeks Jensen menggunakan model Capital Asset

Pricing Model (CAPM) yang membandingkan antara risiko kinerja sekuritas dengan

portofolio pasar. Indeks Sharpe dan Treynor menggunakan pembagi yang berbeda. Menurut

Eduardus Tandelilin (2001:494) Indeks sharpe menggunakan pembagi standar deviasi yang

Page 8: Propsal skripsi ANALISIS KINERJA SAHAM  INDIVIDUALPADA INDUSTRI TELEKOMUNIKASI DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER 2013

berarti bahwa indeks Sharpe mengukur risiko total. Risiko total merupakan hasil

penggabungan antara risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Indeks Sharpe

mendasarkan perhitungannya pada konsep garis pasar modal (capital market line) sebagai

patok duga, yaitu dengan cara membagi premi risiko portofolio dengan standar deviasinya.

Indeks Sharpe akan bisa dipakai untuk mengukur premi risiko untuk setiap unit risiko pada

portofolio tersebut. Sedangkan Indeks treynor menggunakan pembagi volatility yang diukur

dengan beta yang menunjukkan risiko sistematis saja. Maka jika sekuritas yang diukur adalah

portofolio optimal maka risiko tidak sistimatis akan terbagi dan yang tersisa hanya risiko

sistimatis, sehingga risiko total akan bernilai sama dengan risiko sistimatisnya dan apabila

terjadi demikian maka indeks akan menghasilkan hasil urutan yang sama.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Indeks Sharpe (RVAR). Indeks Sharpe

tersebut mengukur risiko sebagai total risiko yang sebenarnya terjadi.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul: “ANALISIS KINERJA SAHAM INDIVIDUAL PADA INDUSTRI

TELEKOMUNIKASI DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE JANUARI 2013-

DESEMBER 2013”.

1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan uraian pada latar belakang yang telah di kemukakan di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Berapakah besar return saham individual Industri Telekomunikasi yang terdaftar

pada Bursa Efek Indonesia periode Januari 2013-Desember 2013 ?

2. Berapakah besar risiko saham individual Industri Telekomunikasi yang terdaftar

pada Bursa Efek Indonesia periode Januari 2013-Desember 2013?

3. Bagaimanakah kinerja saham-saham individual pada industri Telekomunikasi yang

terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode Januari 2013-Desember 2013?

4. Bagaimankah peringkat kinerja saham-saham individual pada Industri

Telekomunikasi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode Januari 2013-

Desember 2013 ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :“Untuk mengetahui

dan menganalisis pengaruh kinerja saham-saham individual pada Industri

Telekomunikasi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode Januari 2013-

Desember 2013”.

Page 9: Propsal skripsi ANALISIS KINERJA SAHAM  INDIVIDUALPADA INDUSTRI TELEKOMUNIKASI DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER 2013

1.3 Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan yaitu:

1. Bagi Investor dan calon investor sebagai masukan informasi yang bermanfaat untuk

mengambil keputusan investasi di pasar modal (khususnya saham) dan startegi dalam

ber investasi pada Industri Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia.

2. Sebagai bahan acuan untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

3. Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pasar modal bagi peneliti, khususnya pada

saham-saham industri Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia.

Page 10: Propsal skripsi ANALISIS KINERJA SAHAM  INDIVIDUALPADA INDUSTRI TELEKOMUNIKASI DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER 2013

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi-Definisi

Dalam penelitian ini digunakan beberapa istilah, sebagai pemahaman terhadap

istilah tersebut maka berikut dijelaskan definis istilah tersebut:

2.1.1 Manajemen Keuangan

Menurut Agus Sartono (2001:6) manajemen keuangan dapat diartikan sebagai

manajemen dana baik yang berkaitan dengan pengalokasian dana dalam berbagai

bentuk investasi secara efektif maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiayaan

investasi atau pembelanjaan secara efisien. Sedangkan menurut Sutrisno (2003:3)

manajemen Keuangan adalah Sebagai semua aktivitas perusahaan dengan usaha-

usaha mendapatkan dana perusahaan dengan biaya yang murah serta usaha untuk

menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien. Selain itu menurut

Suad Husnan (1998, hal 4) adalah manajemen untuk fungsi kegiatan yang kegiatannya

berkaitan dengan pengaturan keuangan yaitu diantaranya mencari sumber dana untuk

membiayai kebutuhan bagi kegiatan operasional perusahaan.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen keuangan

adalah keseluruhan kegiatan perusahaan yang ditujukan untuk mendapatkan dana bagi

perusahaan dan mengalokasikannya secara seefisien mungkin

2.1.2 Investasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2012, 232) investasi adalah penanaman uang atau

modal di suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. Sedangkan

menurut Sunariyah (2003:4): “Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva

yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan

di masa-masa yang akan datang.” Dewasa ini banyak negara-negara yang melakukan

kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan investasi baik domestik ataupun modal

asing. Hal ini dilakukan oleh pemerintah sebab kegiatan investasi akan mendorong pula

kegiatan ekonomi suatu negara, penyerapan tenaga kerja, peningkatan output yang

dihasilkan, penghematan devisa atau bahkan penambahan devisa. Dan Mulyadi (2001:284)

menyatakan bahwa : “Investasi adalah pengaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk

Page 11: Propsal skripsi ANALISIS KINERJA SAHAM  INDIVIDUALPADA INDUSTRI TELEKOMUNIKASI DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER 2013

menghasilkan laba di masa yang akan datang.” Sehingga dapat diketahui bahwa investasi

adalah pengeluaran sejumlah dana yang ada saat ini baik langsung maupun tidak langsung

untuk memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang.

2.1.3 Jenis-Jenis Investasi

Menurut Bambang Susilo (Pasar Modal 2009:2) investasi dibedakan menjadi

dua, yaitu investasi pada asset nyata (real asset) dan investasi pada aset financial

(financial asset). Invetasi pada asset nyata contohnya seperti pembelian emas, tanah,

real estate atau mendirikan perusahaan. Pada jenis investasi ini investor benar-benar

melakukan investasi secara langsung mengeluarkan sejumlah dana untuk membeli

asset nyata. Sedangkan investasi pada asset financial adalah dengan membeli

intrumen keuangan, misalnya saham, obligasi, waran, right issue. Instrument ini

bukan berupa asset nyata melainkan hanya berupa kertas klaim (bukti) terhadap

penerbitnya. Dari definisi diatas maka jenis investasi terbagi dua yaitu investasi

langsung dan investasi tidak langsung.

2.1.4 Pasar Modal

Menurut Tjipto Darmadji (2001, hal 80) mengartikan pasar modal sebagai

pasar untuk menjualbelikan berbagai macam instrument keuangan berjangka panjang,

baik dalam hutang maupun modal sendiri. Sedangkan menurut Eduardus Tandelilin

(2001, hal 13) pasar modal adalah pertemuan antar pihak yang memiliki kelebihan

dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan

sekuritas.

2.1.5 Saham

Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan perusahaan

sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi lain yang

dilakukan perusahaan kepada pemegang saham lainnya. Menurut Husnan (2005:29),

“saham merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak yang

memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan

organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang

memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya”. Saham merupakan salah satu

dari beberapa alternatif yang dapat dipilih untuk berinvestasi.

2.1.6 Emiten

Page 12: Propsal skripsi ANALISIS KINERJA SAHAM  INDIVIDUALPADA INDUSTRI TELEKOMUNIKASI DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER 2013

Menurut Usman, dkk. (2000:41) dinyatakan bahwa Emiten adalah perusahaan

yang mendapatkan dana dari perusahaan modal, sedangkan menurut Sunariah (2004,

46) emiten adalah pihak yang membutuhkan dana guna membelanjai operasi maupun

rancangan investasi. Dari ke 2 definisi diatas dapat disimpulkan bahwa emiten adalah

perusahaan yang menerbitkan atau menjual saham untuk memperoleh dana melalui

pasar modal guna membelanjai operasi atau rancangan investasi

2.1.7 Harga Saham

Menurut Sawidji (1996;46) Harga saham merupakan tanda penyertaan atau

kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan, selembar saham adalah

selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemiliknya

(berapapun porsinya/jumlahnya) dari suatu perusahaan yang menerbitkan kertas

(saham) tersebut. Selembar saham mempunyai nilai atau harga. Sedangkan menurut

Sawidji Widiatmojo (1996, hal 12) adalah harga jual saham dari investor yang satu

dengan yang lain dipasar sekunder. Dari deinisi diatas harga saham adalah merupakan

kesepakatan antar pembeli dan penjual dalam suatu transaksi bukti kepemilikan assest

perusahaan.

2.1.8 Indeks Harga Saham

Menurut Halim (2003 : 8) Indeks Harga Saham merupakan ringkasan dari

pengaruh simultan dan kompleks dari berbagai macam variabel yang berpengaruh,

terutama tentang kejadian-kejadian ekonomi. Bahkan saat ini IHS tidak saja

menampung kejadian-kejadian ekonomi, tetapi juga menampung kejadian-kejadian

sosial, politik, dan keamanan. Dengan demikian, IHS dapat dijadikan barometer

kesehatan ekonomi suatu negara dan sebagai dasar melakukan analisis statistik atas

kondisi pasar terakhir (current market).

2.1.9 Return

Menurut Samsul (2006: 291), return adalah pendapatan yang dinyatakan

dalam persentase dari modal awal investasi. Pendapatan investasi dalam saham ini

merupakan keuntungan yang diperoleh dari jual beli saham, dimana jika untung

disebut capital gain dan jika rugi disebut capital loss. Dan menurut Eduardus

Tandelilin (2001, hal 7) return adalah harapan keuntungan dimasa yang akan datang

yang merupakan kompensasi atas waktu dan risiko yang terkait dengan investasi yang

Page 13: Propsal skripsi ANALISIS KINERJA SAHAM  INDIVIDUALPADA INDUSTRI TELEKOMUNIKASI DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER 2013

dilakukan. Sehingga ditarik kesimpulan bahwa return adalah ekspetasi keuntungan

dalam investasi yang akan dilakukan.

2.1.10 Risiko

Menurut Eduardus Tandelilin (2001, hal 47) risiko investasi bisa diartikan

sebagai kemungkinan terjadinya perbedaan antar return aktual dengan return yang

diharapkan. Dalam investasi risiko terdiri atats dari dua jenis yaitu:

a. Risiko sistimatis, karena dampak risiko ini tidak adapat dihindarkan sebagai

akibat kondisi perekonomian secara umum, sehingga berpengaruh terhadap semua

perusahaan.

b. Risiko tidak sistimatis, yaitu risiko yang dapat dihindarkan dengan melakukan

diversifikasi investasi dengan melakukan portofolio saham.karena risiko tidak

sistimatis ini berkaitan dengan kondisi perusahaan secara spesifik, sehingga

berpengaruh terhadap sekelompok kecil perusahaan.

2.1.11 Kinerja Saham

Dalam melakukan penilaian kinerja saham digunakan variabel-variabel yang

relevan, variabel tersebut adalah tingkat keuntungan dan risiko. Ukuran-ukuran yang

digunakan dalam penilaian kinerja saham diantaranya dalah Rasio Reward to

Volatility (RVOL), Reward to Variabelity (RVAR) dan Indeks Jensen.

2.1.12 Reward to Volatility (RVOL)

Pengukuran kinerja portofolio ini dikembangkan oleh Jack L Treynor, yang

juga merupakan orang pertama yang menyediakan pengukur komposit kinerja

portofolio yang memperhitungkan tingkat risiko. Tujuannya untuk menemukan

ukuran kinerja yang dapat diaplikasikan kepada seluruh investor dengan tidak

mempedulikan preferensi risiko personal. Treynor uga menyarankan bahwa ada

komponen risiko, yaitu risiko yang dihasilkan dari fluktuasi di pasar dan risiko yang

muncul dari fluktuasi sekuritas individual. Treynor memperkenalkan konsep garis

pasar sekuritas yang mendefinisikan hubungan antara hasil portofolio dan tingkat

Page 14: Propsal skripsi ANALISIS KINERJA SAHAM  INDIVIDUALPADA INDUSTRI TELEKOMUNIKASI DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER 2013

hasil pasar, dimana kemiringan garis mengukur volatilitas relatif antara portofolio dan

pasar (yang diwakili dengan beta). Koefisien beta secara sederhana mengukur

volatilitas saham, portofolio atau pasar itu sendiri. Semakin besar kemiringan garis

maka semakin baik tradeoff risiko – hasil. Pengukuran kinerja menggunakan indeks

Treynor sering disebut dengan reward to volatility ratio.

2.1.13 Reward to Variabelity Ratio (RVAR)

Indeks Sharpe diukur dengan cara membandingkan antara premi risiko

portofolio dengan risiko portofolio yang dinyatakan dengan standar deviasi. William

Sharpe (1994, hal 49) memberikan komposisi untuk pengukuran kinerja sekuritas

yang dikenal dengan Reward to Variabelity Ratio (RVAR) atau disebut juga indeks

Sharpe. RVAR merupakan perbandingan antara excess return atau kelebihan hasil

pengembalian bebas risiko (risk free rate) dengan deviasi standar saham individual

dari Risiko total. Indeks Sharpe mendasarkan perhitungannya pada konsep garis pasar

modal ( Capital Market Line – CML ) sebagai patokan.

2.1.14 Indeks Jensen

Merupakan pengukuran indek yang memperhitungkan kelebihan hasil (excess

return) yang diperoleh sebuah portofolio melebihi hasil yang diharapkan. Indeks

Jensen menunjukkan perbedaan antara tingkat return aktual yang diperoleh portofolio

dengan tingkat return yang diharapkan jika portofolio tersebut berada pada garis pasar

modal.

2.2 Penelitian Terdahulu

Sebagai acuan dari penilitian ini dikemukakan pula penelitian-penelitian

sebelumnya, yaitu :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Khuluqon Azima (2011, Skripsi Fakultas Ekonomi

Universitas Jambi) dengan judul “ Analisis Kinerja Saham Individual pada

Industri Asuransi di Bursa Efek Indonesia Periode Januari 2009-Desember 2009

yang menggunakan pendekatan indeks Sharpe. Dengan masalah penelitian yaitu

bagaimana kinerja saham individual Industri Asuransi yag terdaftar pada Bursa

Efek Indonesia periode Januari 2009-Desember 2009.

Page 15: Propsal skripsi ANALISIS KINERJA SAHAM  INDIVIDUALPADA INDUSTRI TELEKOMUNIKASI DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER 2013

Kesimpulan dari penelitian ini adalah:

1. Return saham individu pada industri asuransi di Bursa Efek Indonesia

tahun 2009, tidak secara keseluruhan memiliki return saham yang benilai

positif. Sehingga dapat diaktakan bahwa pada umumnya tidak semua

saham-saham individual pada industri Asuransi yang memiliki return

tertinggi juga memiliki tingkat risiko yang tinggi.

2. Saham-saham dengan tingkat risiko yang tinggi juga belum tentu memiliki

tingkat return yang besar pula.

3. Peringkat kinerja saham-saham Individual pada industri Asuransi di Bursa

Efek Indonesia pada tahun 2009 dilihat dari hasil kinerja saham atau nilai

RVAR, perusahaan yang memiliki peringkat saham tertinggi adalah PT.

Maskapai Reasuransi Ind Tbk (MREI) dengan RVAR bernilai positif

terbesar yaitu sebesar 0.701634347 atau 70.16% dan peringkat terendah

adalah PT Asuransi Bintang Tbk. (ASBI) bernilai negatif terkecil sebesar -

0.431818499 atau -43.18%

2. Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Anggun Betari (2007, Skripsi Fakultas

Ekonomi Universitas Jambi), dengan judul “ Analisis Kinerja Saham Individual

Pada Industri Otomotif dan Komponennya (Automotive and Components) di

Bursa Efek Jakarta Periode Januari-Desember 2005 (menggunakan pendekatan

Reward to Variability)’. Dengan masalah penelitian yaitu bagaimana Kinerja

Saham-saham Individual pada industri otomotif dan Komponennya yang terdaftar

di Bursa Efek Jakarta peiode Januari-Desember 2005.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah:

1. Umumnya tidak semua saham-saham individu pada industri Otomotif dan

Komponennya (Automotive and Components) yang memiliki return tinggi

juga memiliki tingkat risiko yang tinggi pula.

2. Saham-saham dengan tingkat risiko yang tinggi juga belum tentu memiliki

tingkat return yang besar pula.

3. Saham-saham pada industri Otomotif dan komponennya (Automotive and

Components) yang memiliki return tinggi belum tentu lebih baik karena harus

diikuti dengan tingkat risiko yang besar pula. Maka dilakukan pengukuran

kinerja saham-saham pada industri otomotif dan komponennya (Automotive

Page 16: Propsal skripsi ANALISIS KINERJA SAHAM  INDIVIDUALPADA INDUSTRI TELEKOMUNIKASI DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER 2013

and Components) dengan menggunakan indeks sharpe, dengan rata-rata

kinerja saham yang paling buruk selama Jeriode januari-desember 2005.

2.3 Kerangka Teoritis

Investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan sejumlah dana selama

periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan dan atau peningkatan

nilai investasi di masa yang akan datang. Tujuan utama investor yang akan dicapai

dalam kegiatan investasi adalah untuk memperoleh keuntungan serta meningkatkan

kesejahteraan investor baik sekarang maupun di masa yang akan datang. Hal yang

sangat perlu diperhatikan bagi seorang calon investor sebelum melakukan investasi

pada perusahaan tertentu yaitu memastikan bahwa apakah investasinya tersebut akan

mampu memberikan tingkat pengembalian (rate of return) yang ekpestasikan atau

tidak. Hal ini agar bisa dijadikan landasan keputusan seorang investor dalam

menginvestasikan dananya tersebut.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Peneletian

Page 17: Propsal skripsi ANALISIS KINERJA SAHAM  INDIVIDUALPADA INDUSTRI TELEKOMUNIKASI DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER 2013

Dalam penelitian ini yang menjadi obyek adalah semua perusaah pada Industri

Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia periode Januari 2009-Desember 2009, yang terdiri

dari 6 perusahaan. Kesemua perusahaan ini telah memenuhi kualifikasi sebagai berikut yaitu

semua perusahaan memiliki harga saham individuak. Berikut pada tabel 3.1 adalah

perusahaan yang masuk dalam industri Telekomunikasi tersebut:

Tabel 3.1 Nama-nama Perusahaan pada industri Asuransi di Bursa Efek Indonesia Periode

Januari 2009-Desember 2009.

NO KODE

PERUSAHAAN

NAMA PERUSAHAAN

1 BTEL Bakrie Telecom, Tbk.,

2 EXCL XL Axiata, Tbk.,

3 FREN Smartfren Telecom, Tbk.

4 INVS Inovisi Infracom, Tbk.,

5 ISAT Indosat, Tbk,.

6 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero), Tbk

Sumber: Data olahan Indonesia Monthly Statistics 2013, IDX.co.id.

3.2 Jenis data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Sedangkan sumber data laporan keuangan ke 6 Industri Telekomunikasi yang

dijadikan sampel dalam penelitian ini dari indeks harga saham individual Bursa Efek

Indonesia 2013, suku bunga sertfikat Bank Indonesia (SBI) berjangka satu bulanan

pada tahun 2013, gambaran perusahaan, serta literatur-literatur yang berkaitan dengan

penelitian ini.

3.3 Sumber Data

Sumber data yang akan dianalisis adalah data sekunder, yang bersumber dari:

1. IDX.co.id (Situs resmi Bursa Efek Indonesia).2. BI.go.id (Situs Resmi Bank Indonesia).3. Dan berbagai literature-literatur yang ada dan berhubungan dengan penelitian

penulis.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian metode yang penulis gunakan adalah Library

Research yaitu dengan cara pengumpulan data sekunder yang berupa data indeks

Page 18: Propsal skripsi ANALISIS KINERJA SAHAM  INDIVIDUALPADA INDUSTRI TELEKOMUNIKASI DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER 2013

harga saham bulanan, suku bunga Bank Indonesia (SBI), buku-buku, artikel, jurnal,

internet dan penelitian terdahulu yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.5 Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan metode analisis sebagai berikut:

1. Deskriptif Kuantitatif

Yaitu metode yang digunakan untuk membandingkan data yang ada dari tahun

ketahun dan menghitung perubahan yang terjadi.

2. Deskriptif Kualitatif

Yaitu metode yang digunakan untuk melakukan analisis terhadap data yang ada

dengan menggunakan teori atau konsep yang relevan sebagai acuan sehingga

diperoleh hasil analisis yang sesuai dengan yang diharapkan.

3.6 Alat Analisis

Dalam penelitian yang dilakukan, data yang diperoleh akan dianalisis dengan

menggunakan alat analisis sebagai berikut:

1. Untuk menghitung return saham individual pada industri Asuransi digunakan rumus

sebagai berikut:

R(i) = IHS t−IHS t−1

IHS t−1

Dimana:

Ri = Return masing-masing saham

IHSt = Indeks Harga Saham pada periode ke t

IHSt-1 = Indeks Harga Saham pada periode t-1

Sumber: Jogiyanto Hartono, 2007, hal 32

2. Untuk menghitung risiko total dari saham individual pada industri Telekomunikasi ini

digunakan rumus sebagai berikut:

Page 19: Propsal skripsi ANALISIS KINERJA SAHAM  INDIVIDUALPADA INDUSTRI TELEKOMUNIKASI DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER 2013

√∑ ( Ri−Ri)2

t-1

Dimana:

= Tingkat Risiko saham individu

Ri = Return Individual

Ri=rata−rata returnindividual

t = Jumlah pengamatan

Sumber: Jogiyanto Hartono, 2007, hal 247

3. Untuk mengetahui kinerja saham individual pada Industri Asuransi dan

Komponennya digunakan indeks Sharpe dengan rumus sebagai berikut

RVAR = Excess Return

Risk

= Ri−Rf

σ

Dimana:

Ri = Total Penegembalian saham rata-rata

Rf= Tingkat pengembalian Bebas Risiko Rata-rata

= Deviasi Standar

Sumber: William F Sharpe, 1994

4. Untuk menentukan peringkat kinerja saham-saham individual pada industri

Telekomunikasi ini dilakukan dengan mengurutkan berdasarkan peringkat tertinggi

RVAR ke peringkat terindah.

Dalam menunjang penghitungan penelitian kali ini peneliti menggunakan alat bantu

software yaitu Microsoft Excel 2013

DAFTAR PUSTAKA

Agus Suhardi, 1994, Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, AMPYKPN, Yogyakrta.

Page 20: Propsal skripsi ANALISIS KINERJA SAHAM  INDIVIDUALPADA INDUSTRI TELEKOMUNIKASI DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER 2013

Eduardus Tandelilin, 2001, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, BPFE,

Yogyakarta.

Jogianto Hartono, 2008, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Kelima, BPFE UGM,

Yogyakarta.

Agus Sartono, tanpa tahun terbit, Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi (Edisi 4).

Adler Haymans Manurung, tanpa tahun terbit, Pengelolaan Portofolio Obligasi.

http://chandraekapurwanto.blogspot.com/2013/03/bursa-efek-1.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Bursa_efek

http://www.pengertianahli.com/2013/10/pengertian-investasi.html

http://mbegedut.blogspot.com/2012/07/pengertian-definisi-investasi-menurut.html

http://ekonomi.kabo.biz/2011/02/indeks-harga-saham.html

http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/07/pengertian-indeks-harga-saham-gabungan.html

http://eprints.uny.ac.id/9032/3/bab%202%20-08412144003.pdf

http://dinafadhillahs.blogspot.com/2013/04/investasi-dan-penanaman-modal.html

www.IDX.go.id

www.BI.go.id

www.finance.yahoo.co.id