20
Tafsir Ayat-ayat Sufistik PRIBADI YANG BERSYUKUR MAKALAH Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Tafsir Ayat-ayat Sufistik Dosen Pengampu : Dr. H. Hasyim Muhammad, M. Ag. Disusun Oleh : Roinal Rois Al Kalim (124411042) JURUSAN TASAWUF DAN PSIKOTERAPI FAKULTAS USHULUDDIN 1 Pribadi yang Bersyukur

Pribadi yang bersyukur (Makalah)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Manusia diperintahkan bersyukur kepada Allah Swt. bukanlah untuk kepentingan Allah itu sendiri, karena Allah Swt. ghaniyun ‘anil ‘alamin (tidak memerlukan apa-apa dari alam semesta), tapi justru untuk kepentingan manusia itu sendiri. Karena manusia membutuhkan aturan agar kehidupan bisa berjalan dengan baik. Karena itu, Allah Swt. yang menciptakan manusia lebih tahu peraturan seperti apa yang tepat untuk manusia.

Citation preview

Page 1: Pribadi yang bersyukur (Makalah)

Tafsir Ayat-ayat Sufistik

PRIBADI YANG BERSYUKUR

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Tafsir Ayat-ayat Sufistik

Dosen Pengampu : Dr. H. Hasyim Muhammad, M. Ag.

Disusun Oleh :

Roinal Rois Al Kalim (124411042)

JURUSAN

TASAWUF DAN PSIKOTERAPI

FAKULTAS USHULUDDIN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2013

1Pribadi yang Bersyukur

Page 2: Pribadi yang bersyukur (Makalah)

Tafsir Ayat-ayat Sufistik

I. PENDAHULUAN

Sepanjang hari, nikmat dan anugrah Allah Swt. Kita peroleh. Marilah kita

lihat diri kita sendiri secara fisik. Kita diberi indra yang begitu lengkapnya yaitu

penglihatan, pendengaran, penciuman, pernapasan, danperasa. Yang

memungkinkan kita mengecap segala bentuk nikmat duniawi yang enak-enak dan

indah. Atau mari kita lihat sekeliling kita, sinar mentari yang hangat dan tidak

pernah lelah membagicerah cayaha, air dan udara yang begitu segar, pepohonan

sebagai tempat berteduh, semua itu disediakan Allah Swt. untuk kita, tanpa

membayar.

Itulah sebab Rasulullah Saw. Menganjurkan agar kita beribadah sebanyak

mungkin, sebagai ungkapan syukur kitakepada-Nya, atas nikmat pemberian-Nya.

Ibadah kita kepada-Nya semata-mata berpangkal dari kesadaran kita sendiri, yakni

kesadaran tentang keharusan untuk bersyukur kepada-Nya karena telah memberi

kita begitu banyak nikmat.

Begitu pentingnya bersyukur, sehingga Allah Swt. memerintahkan kaum

Muslimin untuk bersyukur kepada-Nya. Firman-Nya : (Al-baqarah : 152)

Manusia diperintahkan bersyukur kepada Allah Swt. bukanlah untuk

kepentingan Allah itu sendiri, karena Allah Swt. ghaniyun ‘anil ‘alamin (tidak

memerlukan apa-apa dari alam semesta), tapi justru untuk kepentingan manusia

itu sendiri. Karena manusia membutuhkan aturan agar kehidupan bisa berjalan

dengan baik. Karena itu, Allah Swt. yang menciptakan manusia lebih tahu

peraturan seperti apa yang tepat untuk manusia.

Dan ketika Allah Swt. memerintahkan untuk bersukur, kita harus terlebih

dahulu tahu syukur yang bagaimanakah atau jika kita belum tahu apa itu syukur,

kita pahami lebih lanjut kejelasan syukur yang dimaksut. Ketika kita faham apa

maksut dari keharusan bersyukur tersebut, maka akan terasa nikmat tiada tara dari

2Pribadi yang Bersyukur

Page 3: Pribadi yang bersyukur (Makalah)

Tafsir Ayat-ayat Sufistik

Allah Swt. yang begitu luar biasa. Tidak ada kejelekan lagi dari Allah Swt. di

mata hamba-hamba-Nya.

II. RUMUSAN MASALAH

A. Apa Pengertian Syukur?

B. Bagaimanakah Cara Kita Mensyukuri Nikmat dan Karunia Allah?

C. Apa Hikmah Bagi Orang-orang yang Mau Bersukur?

D. Apa Sebab Orang Kurang Bersyukur?

III. PEMBAHASAN

A. Pengertian Syukur

Secara etimologi (bahasa) kata syukur diambil dari kata syakara,

syukuran, wa syukuran, dan wa syukuran yang berarti berterima kasih keapda-

Nya.Bila disebut kata asy-syukru, maka artinya ucapan terimakasih, syukranlaka

artinya berterimakasih bagimu, asy-syukru artinya berterimakasih, asy-syakir

artinya yang banyak berterima kasih.1

Kata syukur bisa juga di artikan, suatu sifat yang penuh kebaikan dan rasa

menghormati serta mengagungkan atas segala nikmat-Nya, baik diekspresikan

dengan lisan, dimantapkan dengan hati maupun dilaksanakan melalui perbuatan.2

Ada tiga ayat dalam Al-Qur’an yang dikemukakan tentang pengertian

syukur ini, yaitu sebagai berikut disertai penafsirannya masing-masing.

1. Surah Al-Furqaan ayat 62

1Ahmad Warson al-Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab – Indonesia, Surabaya: Pustaka Progesif, 1984, h. 785-786.2Basri Iba Asghari, Solusi Alquran – Problematika Sosial, politik, dan Budaya, Cet. I., Jakarta: Rinekea Cipta, 1994, h. 68.

3Pribadi yang Bersyukur

Page 4: Pribadi yang bersyukur (Makalah)

Tafsir Ayat-ayat Sufistik

“Dan dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang

yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur” (QS. Al-

Furqan: 62).

Ayat ini tergolong Makkiyah dan tidak ditemukan sebab turunnya (asbab

al-nuzul), ayat ini ada hubungannya dengan ayat sebelumnya bahwa Allah telah

membeberkan beberapa dalil tauhid dan menunjuk kepada beberapa tanda-tanda

kebesaran dan bukti yang ada di dalam alam yang membuktikan kekuasaan dan

kebijaksanaan-Nya. Kemudian Allah kembali menjelaskan perkataan dan

perbuatan mereka yang keji. Karena, sekalipun mereka telah menyaksikan segala

bukti, namun mereka tidak meninggalkan perbuatan sesatnya malah berpaling dari

mengingat Tuhan, sehingga hanya kalau disembah dan tidak dapat mendatangkan

azab kalau tidak disembah. Di samping itu, mereka membantu para penolong,

setan dan menjauhi para penolong ar-Rahman. Jika kau heran terhadap sesuatu,

maka heranlah terhadap perkara mereka, karena kejahilannya telah sampai kepada

membahayakan orang yang datang untuk memberikan kabar gemberia tentang

kebaikan yang meyeluruh jika mreka menaati Tuhan, dan mengingatkan mereka

dari malapetaka dan kebinasaan jika mereka mengingkari-Nya. Lebih dari itu,

rasul tidak mengharapkan imbalan dari dakwah itu.

Allah juga memerintahkan kepada rasulnya agar tidak takut terhadap

ancaman dan siksaan mereka, tetapi hendaknya beliau bertawakkal kepada Tuhan,

bertasbih seraya memuji-Nya.

Ayat ini ditafsirkan oleh al-Maragi sebagai berikut bahwa Allah telah

menjadikan malam dan siang silih berganti, agar hal itu dijadikan pelajaran bagi

orang yang hendak mengamil pelajaran dari pergantian keduanya, dan berpikir

tentang ciptaan-Nya, serta mensyukuri nikmat tuhannya untuk memperoleh buah

dari keduanya. Sebab, jika dia hanya memusatkan kehidupan akhirat maka dia

akan kehilangan waktu untuk melakukan-Nya.

4Pribadi yang Bersyukur

Page 5: Pribadi yang bersyukur (Makalah)

Tafsir Ayat-ayat Sufistik

Dengan demikian diketahui bahwa ayat yang berkenaan dengan pengertian

syukur dalam ayat tersebut pada dasarnya adalah lafal yang berbunyi (ارادشكورا)

Jadi arti syukur menurut al-Maragi adalah mensyukuri nikmat Tuhan-Nya dan

berpikir tentang cipataan-Nya dengan mengingat limpahan karunia-Nya.3

Penafsiran senada dikemukakan Jalal al-Din Muhammad Ibn Ahmad al-

Mahalliy dan Jalal al-Din Abd Rahman Abi Bakr al-Suyutiy dengan

menambahkan bahwa syukur adalah bersyukur atas segala nikmat Rabb yang

telah dilimpahkan-Nya pada waktu itu.4

Departemen Agama RI juga memaparkan demikian, bahwa syukur adalah

bersyukur atas segala nikmat Allah dengan jalan mengingat-Nya dan memikirkan

tentang ciptaan-Nya.5

Jadi, dapat dipahami bahwa syukur adalah bersyukur atas segala nikmat

Tuhan-Nya dengan mengingat dan berpikir tentang ciptaan-Nya.

2. Surah Saba’ ayat 13

“Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-

gedung yang Tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti

kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah Hai keluarga

Daud untuk bersyukur (kepada Allah). dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu

yang berterima kasih”. (QS. Saba: 13).

3Ahmad Mustafa al-Maragi, Tafsir al-Maragi, Jilid VII., Beirut: Dar al-Firk, t.th, h. 28.4Jalal al-Din Muhammad Ibn Ahmad al-Mahalliy dan Jalal al-Din Abd al-Rahman Ibn Abi Bakr al-Suyuty, Tafsir Alquran al-Azim, Libanon: Dar al-Fikr, 1991, h. 266.5 Departemen Agama RI, Alquran dan Tafsirnya, Jakarta: Ferlia Citra Utama, 1996/1997, jilid VII, h. 39.

5Pribadi yang Bersyukur

Page 6: Pribadi yang bersyukur (Makalah)

Tafsir Ayat-ayat Sufistik

Ayat ini tergolong surah Makkiyah yang tidak ditemukan asbab al-Nuzul,

ayat ini menjelaskan bahwa Allah menyebut-nyebut apa yang pernah Dia

anugrahkan kepada Sulaiman as,. Yaitu mereka melaksanakan perintah Sulaiman

as untuk membuat istana-istana yang megah dan patung-patung yang beragam

tembaga, kaca dan pualam. Juga piring-piring besar yang cukup untuk sepuluh

orang dan tetap pada tempatnya, tidak berpindah tempat. Allah berkata kepada

mereka “agar mensyukuri-Nya atas segala nikmat yang telah Dia limpahkan

kepada kalian”.

Syukur itu bisa berupa perbuatan begitu pula bisa berupa perkataan dan bisa pula berupa niat, sebagaimana dikatakan:

أحديكم النعماء مني ثالث يدي زلساني و.الهير المحيحيا

Kemudian Dia menyebutkan tentang sebab mereka diperintahkan

bersyukur yaitu dikarenakan sedikit dari hamba-hamba-Nya yang patuh sebagai

rasa syukur atas nikmat Allah swt dengan menggunakan nikmat tersebut sesuai

kehendak-Nya.6

Syukur itu bisa berupa perbuatan begitu pula bisa berupa perkataan dan

bisa pula berupa niat, sebagaimana dikatakan:Kemudian Dia menyebutkan tentang

sebab mereka diperintahkan bersyukur yaitu dikarenakan sedikit dari hamba-

hamba-Nya yang patuh sebagai rasa syukur atas nikmat Allah swt dengan

menggunakan nikmat tersebut sesuai kehendak-Nya.

Menurut al-Maragi arti kata asy-Syukur di atas adalah orang yang berusaha

untuk bersyukur. Hati dan lidahnya serta seluruh anggota tubuhnya sibuk dengan

rasa syukur dalam bentuk pengakuan, keyakinan dan perbuatan.Dan ada pula yang

menyatakan asy-syukur adalah orang yang melihat kelemahan dirinya sendiri

untuk bersyukur.7

6 Ahmad Mustafa al-Maragi, Op.cit, Jilid VII, h. 67.7Ibid.

6Pribadi yang Bersyukur

Page 7: Pribadi yang bersyukur (Makalah)

Tafsir Ayat-ayat Sufistik

Sementara itu Ibn Katsir memberikan arti dari kata asy-syukur adalah

berterima kasih atas segala pemberian dari Tuhan yang maha Pemurah lagi Maha

Penyayang.8

Penafsiran yang senada dikemukakan oleh Jalal al-Din Muhammad Ibn

Ahmad al-Mahalliy dan Jalal al-Din Abd al-Rahman Ibn Abi Bakr al-Suyutiy

dengan menambahkan bahwa rasa syukurnya itu dilakukan dengan taat

menjalankan perintah-Nya.9

Jadi, dapat dipahami bahwa syukur adalah berterima kasih dengan

bersyukur atas segala nikmat yang dilimpahkan-Nya dengan rasa syukur dalam

bentuk pengakuan, keyakinan dan perbuatan.

3. Surah Al-Insaan ayat 9

“Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk

mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan

tidak pula (ucapan) terima kasih”. (QS. Al-Insaan: 9)

Ayat ini tergolong Madaniyah dan tidak ditemukan sebab turunnya (asbab

al-nuzul), ayat ini menjelaskan bahwa Allah tidak meminta dan mengharapkan

dari kalian balasan dan lain-lainnya yang mengurangi pahala, kemudian Allah

memperkuat dan menjelaskan lagi bahwa Dia tidak mengharapkan balasan dari

Hamba-Nya, dan tidak pula meminta agar kalian berterimakasih kepada-Ku,

dengan demikian diketahui bahwa ayat yang ada kaitannya dengan arti syukur

dadlam ayat tersebut pada dasarnya adalah lafal yang berbunyi (شكورا) Menurut

al-Maragi arti kata syukur ini adalah berterimakasih kepada Allah swt.10

8Abu al-Fida Ismail Ibn Katsir al-Quraisyi al-Dimasyqi, Tafsir Alquran al-Azim, Jilid III., Kairo: Dar al-Hadis, 1414 H/1993 M, h. 507.9Jala al-Din Muhammad Ibn Ahma al-Mahalliy dan Jalal al-Din Abd al-Rahman Ibn Abi Bakr al-Suyutiy, Op.cit, h. 309.10Ahmad Mustafa al-Maragi, op.cit, Jilid IV, h. 455.

7Pribadi yang Bersyukur

Page 8: Pribadi yang bersyukur (Makalah)

Tafsir Ayat-ayat Sufistik

` Hal senada dikemukakan oleh Jalal al-Din Muhammad Ibn Ahmad al-

Mahalliy dan Jalal al-Din ‘Abd ar-Rahman Abi Bakr al-Suyutiy, syukur adalah

berterimakasih kepada Allah swt atas segala nikmat-Nya. Apakah mereka benar-

benar mengucapkan hal yang demikian ataukah hal itu telah diketahui oleh Allah

swt, kemudian Dia memuji kalian, sesungguhnya dengan masalah ini ada dua

pendapat.11

Berdasarkan penafsiran keempat mufasir di atas maka dapat disimpulkan

bahwa syukur adalah berterimakasih kepada Allah swt atas segala nikmat-Nya.

Demikianlah uraian tentang pengertian syukur dalam Alquran dengan melihat

beberapa penafsiran mufasir terhadap ayat yang telah ditentukan sebelumnya.

B. Cara Mensyukuri Nikmat dan Karunia Allah

Manfaat syukur akan menguntungkan pelakunya. Allah Swt. tidak akan

memperoleh keuntungan atas syukur hamba-Nya dan tidak akan rugi atau

berkurang keagungan-Nya apabila hamba-Nya kufur. Adapun cara mensyukuri

nikmat dan karunia Allah Swt., yaitu :

1. Syukr al-Qalb (Syukur dengan Hati)

Ini dilakukan dengan mengakui sepenuh hati apa pun nikmat yang

diperoleh bukan hanya karena kepintaran, keahlian, dan kerja keras kita,

tetapi karena anugrah dan pemberian Allah Swt.. Keyakinan ini membuat

sesorang tidak merasa keberatan betapapun kecil dan sedikit nikmat Allah

yang diperolehnya. Misalnya dulu tidak punya apa-apa sekarang punya

kekayaan, dulu tidak bekerja sekarang dapat pekerjaan, dulu sakit-sakitan

sekarang ada dalam kesehatan, kita cukup sandang dan pangan sementara

orang lain hidup dalam kesulitan. Dengan demikian akan muncul perasaan

hati untuk lebih bersyukur kepada pemberi ni’mat.

2. Syukr al-Lisân (Syukur dengan lisan)

11Jalal al-Din Muhammad Ibn Ahmad al-Mahalliy dan Jalal al-Din ‘Abd al-Rahman Abi Bakr al-Suyutiy, op.cit, h. 423.

8Pribadi yang Bersyukur

Page 9: Pribadi yang bersyukur (Makalah)

Tafsir Ayat-ayat Sufistik

Mengakui dengan ucapan bahwa semua nikmat berasal dari Allah Swt.

Pengakuan ini diikuti dengan memuji Allah Swt. Melalui ucpan

Alhamdulillah. Ucapan ini merupakan pengakuan bahwa yang paling

berhak menerima pujian adalah Allah Swt.

3. Syukr sâiri al-Jawârih (Syukur dengan perbuatan)

Yang biasanya dilakukan anggota tubuh. Tubuh yang diberikan Allah

kepada manusia sebaiknya dipergunakan untuk hal-hal yang positif. Hal

ini menggunakan nikmat Allah Swt. Pada jalan dan perbuatan yang

diridhai-Nya.12

Sebagai contoh, seseorang yang mendapatkan kenikmatan yang banyak

berupa uang, selain kepentingan diri dan keluarganya, dana itu juga

digunakan untuk kepentingan orang lain seperti membangun masjid,

sarana pendidikan, perbaikan jalan, memberikan beasiswa, mengatasi

kemiskinan dan berbagai kemaslahatan lainnya yang menghantarkan

masyarakat pada kesejahteraan hidup. Inilah sebagian contoh bersyukur

dengan perbuatan/amal baik.

Sikap syukur perlu menjadi kepribadian setiap muslim. Sikap seperti inilah

yang mengingatkan untuk berterimakasih kepada pemberi nikmat (Allah Swt.)

dan perantara nikmat yang diperolehnya. Dengan bersyukur, ia akan rela dan puas

atas nikmat Allah Swt. yang diperolehnya dengan tetap meningkatkan usaha guna

mendapat nikmat yang lebih baik.

C. Hikmah Bagi Orang-orang yang Mau Bersukur

Ketika Allah memerintahkan sesuatu kepada kita, pasti ada kebenaran

yang akan diwujudkan, dan ketika Dia melarang, pasti ada keburukan yang

hendak dicegah dari diri kita. Karena itu, bersyukur adalah salah satu yang

diperintahkan Allah Swt. akan memberi manfaat bagi kita. Dalam firman-Nya

surah Ibrahim ayat 7 ditegaskan,

12Abdul Halim Fathani, Ensiklopedi Hikmah (Memetik Buah Kehidupan di Kebun Hikmah), Jogjakarta: Darul Hikmah, 2008, h. 735.

9Pribadi yang Bersyukur

Page 10: Pribadi yang bersyukur (Makalah)

Tafsir Ayat-ayat Sufistik

Dalam ayat tersebut mengemukakan bahwa ada dua prinsip bersyukur : Pertama,

bukti bagi lurusnya barometer keimanan dalam jiwa manusia. Kedua, jiwa yang

bersyukur akan selalu melakukan muraaqabah (mendekatkan diri kepada Allah

Swt.) dalam mendayagunakan nikmat yang diberikannya itu.13 Seperti prinsip

bersyukur di atas bisa memberikan empat manfaat yang penting bagi kehidupan

seorang muslim, yaitu:

a. Menyucikan Jiwa

Bersyukur akan membuat seorang muslim dapat menjaga kesucian

jiwanya.

b. Mendorong Jiwa untuk Beramal Saleh

Bersyukur yang harus ditunjukkan dengan amal saleh membuat seorang

muslim selalu terdorong untuk memanfaatkan apa yang diperolehnya

untuk berbagai kebaikan.

c. Menjadikan Orang Lain Ridha

Dengan bersyukur apa yang diperolehnya akan berguna bagi orang lain

dan membuat orang lain ridha kepada-Nya.

d. Memperbaiki dan Memperlancar Interaksi Sosial

Hanya orang yang mau bersyukur yang bisa melakukan upaya

memperbaiki dan memperlancar hubungan sosial, karena dia tidak ingin

menikmati sendiri apa yang telah diperolehnya.14

Dari uraian di atas tampak bahwa bersyukur merupakan hal yang paling

penting bagi kita dalam kehidupan di dunia ini yang berdampak positif dalam

kehidupan di akhirat nanti.

D. Sebab Orang Kurang Bersyukur

13 Drs. H. Ahmad Yani, Be Excellent: Menjadi Pribadi Terpuji, Cet. 1., Jakarta: Al Qalam, 2007, h. 251.14 Ibid., h. 251-252.

10Pribadi yang Bersyukur

Page 11: Pribadi yang bersyukur (Makalah)

Tafsir Ayat-ayat Sufistik

Syukur pada hakikatnya merupakan konsekuensi logis bagi manusia

sebagai makhluk kepada Allah Swt. Sebagai Tuhan yang telah menciptakan dan

melimpahkan berbagai nikmat. Namun, kerap kali manusia terlupa dan tidak

bersukur atas karunia-Nya. Karena itu, ketidak syukuran manusia itu disebabkan

oleh tiga hal.

1. Salah melakukan ukuran /menilai

Selalu mengukur suatu nikmat dari Allah Swt. Itu dengan ukuran

keinginannya.15 Jika keinginannya dipenuhi, ia akan mudah untuk

bersyukur. Sebaliknya, jika belum dikabulkan, ia akan enggan untuk

bersyukur.

2. Selalu melihat kepada orang lain yang diberikan lebih banyak nikmat

Perilaku ini hanya menyuburkan iri, hasad, dan dengki kepada orang lain.16

Sedangkan perilaku bagi orang yang beriman haruslah melihat kepada

orang yang kurang beruntung.

3. Menganggap apa yang didapati dari nikmat Allah Swt. Adalah hasil

usahanya

Perilaku ini menumbuhkan sifat kikir dan melupakan Allah Swt. Sebagai

pemberi nikmat tersebut.17 Padahal tidak ada satu nikmat pun yang datang

sendirinya, melainkan Allah Swt. yang telah mengatur semuanya.

IV. KESIMPULAN

Dapat dipahami bahwa syukur adalah bersyukur atas segala nikmat Tuhan-

Nya dengan mengingat dan berpikir tentang ciptaan-Nya. Atau berterima kasih

dengan bersyukur atas segala nikmat yang dilimpahkan-Nya dengan rasa syukur

dalam bentuk pengakuan, keyakinan dan perbuatan.

Adapun cara mensyukuri nikmat dan karunia Allah Swt., yaitu :

Syukur dengan Hati

15Abdul Halim Fathani, op.cit, h. 732.16Ibid., h. 73317Ibid.

11Pribadi yang Bersyukur

Page 12: Pribadi yang bersyukur (Makalah)

Tafsir Ayat-ayat Sufistik

Syukur dengan lisan

Syukur dengan perbuatan

Dan adapun hikmah atau manfaat yang dapat diambil untuk kebutuhan kita

sendiri antara lain :

Dapat Menyucikan Jiwa

Dapat Mendorong Jiwa untuk Beramal Saleh

Dapat Menjadikan Orang Lain Ridha

Dapat Memperbaiki dan Memperlancar Interaksi Sosial

Namun, ada faktor yang mempengaruhi yang menjadikan ketidaksyukuran

tersebut, yaitu :

Salah melakukan ukuran /menilai

Selalu melihat kepada orang lain yang diberikan lebih banyak nikmat

Menganggap apa yang didapati dari nikmat Allah Swt. Adalah hasil

usahanya

Jadi, seluruh kebaikan yang dilakukan atas dasar karena Allâh itu adalah syukur.

V. PENUTUP

Demikianlah, makalah yang saya paparkan serta masih jauh dari kata

baik.Oleh sebab itu, masukan dari berbagai pihak sangatlah saya harapkan, untuk

memperkaya materi dan memperdalam pemahaman.Tak lupa ucapan ma’af dan

terima kasih saya haturkan dengan sepenuh hati kepada semua pihak atas

kerjasama di dalam pembuatan maupun penyampaian materi ini. Ihdina al-

Shirathal Mustaqim..Wallahu A’lamu Bi al-Shawab.

12Pribadi yang Bersyukur

Page 13: Pribadi yang bersyukur (Makalah)

Tafsir Ayat-ayat Sufistik

DAFTAR PUSTAKA

Al-Dimasyqi, Abu al-Fida Ismail Ibn Katsir al-Quraisyi, Tafsir Alquran al-Azim,

Jilid III., Kairo: Dar al-Hadis, 1414 H/1993 M.

Al-Mahalliy, Jalal al-Din Muhammad Ibn Ahmad dan Al-Suyuty, Jalal al-Din

Abd al-Rahman Ibn Abi Bakr, Tafsir Alquran al-Azim, Libanon: Dar al-

Fikr, 1991.

Al-Maragi, Ahmad Mustafa, Tafsir al-Maragi, Jilid IV., Beirut: Dar al-Firk, t.th.

Al-Maragi, Ahmad Mustafa, Tafsir al-Maragi, Jilid VII., Beirut: Dar al-Firk, t.th.

Al-Munawwir, Ahmad Warson, Kamus al-Munawwir Arab – Indonesia,

Surabaya: Pustaka Progesif, 1984.

Asghari, Basri Iba, Solusi Alquran – Problematika Sosial, politik, dan Budaya,

Cet. I., Jakarta: Rinekea Cipta, 1994.

Departemen Agama RI, Alquran dan Tafsirnya, Jakarta, Ferlia Citra Utama,

1996/1997.

Fathani, Abdul Halim, Ensiklopedi Hikmah (Memetik Buah Kehidupan di Kebun

Hikmah), Jogjakarta: Darul Hikmah, 2008.

Yani, Ahmad, Be Excellent: Menjadi Pribadi Terpuji, Cet. 1., Jakarta: Al Qalam,

2007.

13Pribadi yang Bersyukur