35
PENGELOLAAN PENDIDIKAN Makalah Oleh: Program Studi Pendidikan Matematika Tahun 2014 Indralaya Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Nama Kelompok 5 : 1. Amalia Agustina (06081181419003) 2. Dwi Oktalidiasari (06081181419019) 3. Merisa Januarti (06081181419068) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Pengelolaan Peserta Didik

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengelolaan Peserta Didik

PENGELOLAAN PENDIDIKAN

Makalah Oleh:

Program Studi Pendidikan Matematika Tahun 2014 Indralaya

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Nama Kelompok 5 :

1. Amalia Agustina (06081181419003)

2. Dwi Oktalidiasari (06081181419019)

3. Merisa Januarti (06081181419068)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDRALAYA

2016

Page 2: Pengelolaan Peserta Didik

Pengelolaan Peserta Didik ||1||

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI........................................................................................................ 1

BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................... 2

1.1 Latar Belakang......................................................................................... 2

1.2 Tujuan....................................................................................................... 3

1.3 Manfaat..................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 4

2.1 Pengertian Pengelolaan Peserta Didik...................................................... 4

2.2 Dasar Hukum Pengelolaan Peserta Didik................................................. 4

2.3 Prinsip Pengelolaan Peserta Didik............................................................ 5

2.4 Perencanaan Peserta Didik....................................................................... 6

2.5 Penempatan dan Pengembangan Kapasitas Peserta Didik.......................13

2.6 Peranan Guru dalam Pelayanan Peserta Didik.........................................18

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................20

3.1 Kesimpulan...............................................................................................20

3.2 Saran.........................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................21

Page 3: Pengelolaan Peserta Didik

Pengelolaan Peserta Didik ||2||

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Agar menuju tujuan pendidikan yang berkualitas diperlukan manajemen pendidikan yang dapat memobilisas segala sumber daya pendidikan yang terkait dengan pelaksanaannya. Pada faktanya dilapangan masih banyak ditemukan pengolahan peserta didik meggunakan cara-cara konvensional dan lebih menekankan pengembangan kecerdasan dalam arti yang sempit dan kurang memberi perhatian kepada pengembangan bakat kreatif peserta didik untuk pengembangan diri peserta didik juga merupakan kebutuhan akan perwujudan diri sebagai salah satu kebutuhan paling tinggi bagi manusia.

Pengembangan peserta didik yang baik adalah perubahan kualitas yang seimbang baik dari segi fisik maupun mental. Pada teori kecerdasan majemuk yang dikembangkan oleh psikolog asal Amerika Serikat, Gardner dinilai dapat memenuhi kecenderungan perkembangan anak didik yang bervariasi.Penyelenggaraan pendidikan pada saat ini harus diupayakan untuk memberi pelayanan khusus pada peserta didik untuk memiliki kreativitas dan juga bakat yang berbeda agar tujuan pendidikan dapat diarahkan menjadi lebih baik. Muhibbin Syah menjelaskan bahwa akar kata dari pendidikan adalah “didik” atau “mendidik” yang secara harfiah diartikan memelihara dan memberi latihan. Sedangkan “pendidikan”, merupakan tahapan-tahapan kegiatan mengubah sikap dan perilaku seseorang atau sekelompok orang melalui upaya pelatihan dan pengajaran. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan tidak dapat lepas dari pengajaran. Kegiatan dari pengajaran ini melibatkan peserta didik sebagai penerima bahan ajar dengan maksud akhir dari semua hal ini sesuai yang diamanatkan dalam Undang-Undang No. 20 tentang sisdiknas tahun 2003; agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Peserta didik merupakan titik fokus yang strategis karena kepada mereka lah pemberian bahan ajar melalui proses. Pada dasarnya bahwa peserta didik mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing, peserta didik memiliki keunikan dengan seluruh potensi dan kapasitas yang ada pada diri mereka dan keunikan itu tidak dapat diseragamkan dengan satu aturan yang sama antara peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lain, para pendidik dan lembaga sekolah harus menghargai perbedaan yang ada pada diri mereka.

Page 4: Pengelolaan Peserta Didik

Pengelolaan Peserta Didik ||3||

1.2 Tujuan

1. Agar dapat memahami ilmu pengelolaan peserta didik di lembaga

pendidikan.

2. Agar dapat mengelola lembaga pendidikan lebih efektif dan efisien.

3. Agar pengembangan peserta didik dapat tercapai dengan optimal.

1.3 Manfaat

1. Untuk dapat mengelola lembaga penididikan dengan lebih memahami

peserta didik melalui ilmu pengelolaan peserta didik.

2. Dapat menciptakan pengelolaan peserta secara optimal.

Page 5: Pengelolaan Peserta Didik

Pengelolaan Peserta Didik ||4||

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengelolaan Peserta Didik

Pendidikan kepada anak merupakan kewajiban bagi orang tua, hanya saja

banyak yang tidak menyadari bahwa orang tua sebenarnya merupakan guru

yang pertama dan utama bagi anak-anaknya dalam membangun dan mendidik

moralitas anak-anak.Orangtua mempunyai kewajiban untuk mengarahkan dan

membimbing masa depan anak-anaknya yang merupakan tumpuan generasi

yang akan datang , cita-cita orangtuanya, serta cita-cita bangsa dan

negaranya. Aliran Belajar Ngalim Purwanto ( 2014:89) menyatakan bahwa

teori belajar yang terkenal antara lain: Teori Condtioning, Teori

Connectionisme dan Teori Psikologi Gestal.

Dalam hal ini pengelolaan peserta didik menurut Hendayat Soetopo dan

Wasty Soemanto (1982) adalah merupakan suatu penataan atau pengaturan

segala aktivitas yang berkaitan dengan peserta didik, yaitu dari mulai

masuknya peserta didik sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari

suatu sekolah atau suatu lembaga. Dengan demikian pengelolaan peserta

didik itu bukanlah dalam bentuk pencatatan/pengelolaan data peserta didik

saja, melainkan meliputi aspek yang lebih luas, yang secara operasional dapat

dipergunakan untuk membantu kelancaran.

2.2 Dasar Hukum Pengelolaan Peserta Didik

Dasar hukum pengelolaan peserta didik diantaranya :

1. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat yang

mengamanatkan mencerdaskan kehidupan bangsa.

2. Batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 sampai

ayat 5.

Isi pasal 31 ayat 1 sampai ayat 5 :

Ayat (1)

“Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.”

Page 6: Pengelolaan Peserta Didik

Pengelolaan Peserta Didik ||5||

Ayat (2)

“Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah

wajib membiayainya.”

Ayat (3)

“Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem

pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta

akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur

dengan undang-undang”

Ayat (4)

“Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20%

dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran

pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan

penyelenggaraan nasional”

Ayat (5)

“Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan

menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk

kemajuan peradaban kesejahteraan umat manusia.”

3. Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan

nasional yang menyatakan :

1) Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh

pendidikan yang bermutu (pasal 5 ayat 1)

2) Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai lima belas tahun

wajib mengikuti pendidikan dasar (pasal 6 ayat 1)

3) Masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pengawasan

dan evaluasi program pendidikan (pasal 8)

4) Warga negara yang berlainan fisik atau mental berhak memperoleh

pendidikan luar biasa (pasal 8 ayat 1)

5) Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak

mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan

kemampuannya (pasal 12 ayat 16)

Page 7: Pengelolaan Peserta Didik

Pengelolaan Peserta Didik ||6||

2.3 Prinsip Pengelolaan Peserta Didik

1. Pengelolaan peserta didik dipandang sebagai bagian dari keseluruhan

pengelolaan sekolah.

2. Segala bentuk kegiatan pengelolaan peserta didik haruslah mengemban

misi pendidikan dan dalam rangka mendidik peserta didik

3. Kegiatan-kegiatan pengelolaan peserta didik haruslah diupayakan untuk

mempersatukan peserta didik yang mempunyai aneka ragam latar

belakang dan perbedaan

4. Kegiatan pengelolaan peserta didik haruslah dipandang sebagai upaya

pengaturan terhadap pembimbingan latar belakang dan perbedaan

5. Kegiatan pengelolaan pengolahan peserta didik haruslah mendorong dan

memacu kemandirian peserta didik

6. Apa yang diberikan kepada peserta didik dan yang selalu diupayakan

oleh kegiatan pengelolaan peserta didik haruslah fungsional bagi

kehidupan peserta didik,baik disekolah maupun masa depan

7. Aktivitas peserta didik hendaknya mempertimbangkan hal berikut:

a. Atas dasar penelusuran minat dan kemampuan ,serta pola jenis karir

dalam masyarakat

b. Aktivitas pengelolaan dilaksanakan secara demokratis

c. Peserta didik dipandang sebagai orang yang memiliki potensi

d. Pembinaan dilakukan secara berkesinambungan

e. Tidak menambah beban biaya bagi orang tua

f. Pengelolaan dilaksanakan secara terpadu

g. Kegiatan dilaksanakan atas azaz kerja sama

h. Perlu adanya deskripsi,pembagian tugas yang jelas

i. Setiap saat dievaluasi ssecara komprehensif

2.4 Perencanaan dan Penerimaan Peserta Didik

2.4.1 Perencanaan Peserta Didik

Penyusunan agenda perencanaan dan penerimaan peserta didik

baru (PPDB) merupakan langkah awal dari proses penerimaan peserta

didik. Langkah awal ini sangatlah penting, sebagai penentu kinerja

Page 8: Pengelolaan Peserta Didik

Pengelolaan Peserta Didik ||7||

sekolah pada masa yang akan datang.

Perencanaan peserta didik adalah suatu aktivitas memikirkan hal-

hal yang harus dilakukan berkenaan dengan peserta didik di sekolah,

baik sejak peserta didik akan memasuki sekolah, selama di sekolah,

maupun ketika mereka akan lulus dari sekolah. Jadi, yang direncanakan

adalah hal-hal yang harus dikerjakan berkenaan dengan penerimaan

peserta didik sampai dengan pelulusan peserta didik.

Ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam perencanaan

peserta didik. Langkah-langkah tersebut meliputi :

1. Perkiraan

Perkiraan (forcasting) adalah menyusun suatu perkiraan kasar

dengan mengantisipasi ke depan. Ada tiga dimensi waktu yang

disertakan dalam hal ini, ialah dimensi kelampauan, dimensi terkini,

dan dimensi yang akan datang. Dimensi kelampauan berkenaan

dengan pengalaman-pengalaman masa lampau penanganan peserta

didik. Kesuksesan-kesuksesan penanganan peserta didik pada masa

lampau harus selalu diingatkan dan diulang kembali, sementara

kegagalan penanganan peserta didik pada masa lampau hendaknya

selalu diingat dan dijadikan pelajaran. Dimensi kekinian berkaitan

erat dengan faktor kondisional dan situasional peserta didik di masa

sekarang ini. Keadaan peserta didik yang senyatanya sekarang ini

haruslah diketahui dalam perencanaan peserta didik. Semua

keterangan, informasi dan data mengenai peserta didik haruslah

dikumpulkan, agar dapat ditetapkan kegiatannya, dan konsekuensi

dari kegitanan tersebut: biayanya, tenaganya, dan sarana

prasarananya. Dimensi yang akan datang berkenaan dengan

antisipasi ke depan peserta didik. Hal-hal yang diidealkan dari

peserta didik di masa depan, haruslah dapat dijangkau seberapapun

jangkauannya.

2. Perumusan Tujuan

Supaya tujuan dapat dicapai, umumnya tujuan tersebut dijabarkan

ke dalam bentuk target-target. Oleh karena itu, tujuan bersifat umum

Page 9: Pengelolaan Peserta Didik

Pengelolaan Peserta Didik ||8||

dan abstrak, tidak jelas kriteria ketercapaiannya; sedangkan target

dirumuskan secara jelas, dapat diukur pencapaiannya. Umumnya

perumusan target ini diawali dengan huruf awal ter. Misalnya saja,

terlaksananya, terbacanya, tertulisnya, terealisasinya, dan

sebagainya. Tujuan ini dapat dirumuskan secara berbeda-beda sesuai

dengan sudut kepentingannya. Ada rumusan tujuan jangka panjang,

kemudian dijabarkan ke dalam tujuan jangka menengah dan tujuan

jangka pendek. Ada tujuan yang digolongkan menjadi tujuan umum

dan tujuan khusus. Di antara penjabaran dan penggolongan yang

dipakai, tentu berdasarkan faktor kondisional dan situasional peserta

didik di sekolah tersebut.

3. Kebijakan

Yang dimaksud dengan kebijakan adalah mengidentifikasi

aktivitas-aktivitas yang dapat dipergunakan untuk mencapai target

atau tujuan di atas. Bisa terjadi, satu tujuan membutuhkan banyak

kegiatan; sebaliknya juga, bisa jadi beberapa tujuan atau target

membutuhkan satu kegiatan. Kegiatan-kegiatan demikian harus

diidentifikasi, karena tidak ada tujuan atau target yang dapat dicapai

tanpa kegiatan. Identifikasi kegiatan perlu dilakukan secermat

mungkin agar dapat dipergunakan untuk mencapai targetnya.

4. Pemograman

Penyusunan program adalah suatu aktivitas yang bermaksud

memilih kegiatan-kegiatan yang sudah diidentifiksi dalam langkah

kebijakan. Pemilihan demikian harus dilakukan, karena tidak semua

kegiatan yang diidentifikasi tersebut nantinya dapat dilaksanakan.

Dengan perkataan lain, penyusunan program berarti seleksi atas

kegiatan-kegiatan yang sudah diidentifikasi dalam kebijakan.

5. Penyusunan Langkah-Langkah

Ada tiga aktivitas dalam kegiatan ini, yaitu aktivitas pembuatan

skala prioritas, aktivitas pengurutan dan aktivitas menyusun

langkah-langkah kegiatan. Faktor-faktor yang harus dijadikan

penentu dalam membuat skala prioritas ini adalah sebagai berikut :

Page 10: Pengelolaan Peserta Didik

Pengelolaan Peserta Didik ||9||

a) Seberapa jauh kegiatan tersebut memberikan kontribusi bagi

pencapaian targetnya?

b) Seberapa jauh kegiatan tersebut mendesak untuk dilaksanakan dilihat

dari segi kebutuhan?

c) Apakah kegiatan tersebut mengikuti periode waktu tertentu,

misalnya saja periode bulan dan tanggal?

d) Apakah dukungan tenaga, biaya, prasarana dan sarananya bagi

kegiatan tersebut cocok dengan waktunya?

6. Penjadwalan

Kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan prioritasnya, urut-urutan

dan langkah-langkahnya perlu dijadwalkan agar jelas siapa

pelaksananya, dan di mana hal tersebut dilaksanakan. Dengan

adanya jadwal ini semua personalia yang bertugas dan memberikan

bantuan di bidang manajemen peserta didik akan tahu tugas dan

tanggung jawabnya, serta kapan harus melaksanakan kegiatan

tersebut.

Yang tercantum dalam jadwal adalah jenis-jenis kegiatannya secara

urut, kapan dilaksanakan, siapa yang bertanggung jawab untuk

melaksanakan dan kalau perlu di mana kegiatan tersebut harus

dilaksanakan.

7. Pembiayaan

Ada dua hal yang harus dilakukan dalam pembiayaan. Pertama,

mengalokasikan biaya. Yang dimaksud dengan alokasi di sini adalah

perincian mengenai biaya yang dibutuhkan dalam kegiatan-kegiatan

yang sudah dijadwalkan. Kedua, menentukan sumber biaya. Sumber

biaya demikian perlu disebutkan secara jelas, agar mudah

menggalinya.

2.4.2 Penerimaan Peserta Didik

1. Kebijakan penerimaan peserta didik baru, hendaknya mem-

perhatikan hal-hal sebagai berikut :

Page 11: Pengelolaan Peserta Didik

Pengelolaan Peserta Didik ||10||

1) Kenyataan yang ada di sekolah: daya tampung kelas baru, kriteria

mengenai peserta didik yang dapat diterima, anggaran yang

tersedia, prasarana dan sarana yang ada, tenaga kependidikan

yang tersedia, jumlah peserta didik yang tinggal di kelas

sebelumnya.

2) Sistem pendaftaran dan seleksi atau penyaringan yang akan

diberlakukan untuk peserta didik: sistem promosi dan sistem

seleksi.

2. Prosedur penerimaan peserta didik baru adalah :

1) Pembentukan panitia penerimaan peserta didik baru,

2) Rapat penetapan kuota peserta didik baru,

3) Pembuatan, pemasangan atau pengiriman pengumuman,

4) Pendaftaran peserta didik baru,

5) Seleksi penerimaan peserta didik baru,

6) Penentuan peserta didik yang diterima,

7) Pengumuman peserta didik yang diterima, dan

8) Registrasi peserta didik yang diterima.

Setelah peserta didik diterima perlu pengadministrasian karena

dalam bidang pendidikan sangat diperlukan sistem pengelolaan informasi

yang tertib dan teratur, sehigga peningkatan kompetensi kepala sekolah

dan guru sangat diperlukan. Peningkatan kemampuan tersebut akan

berdampak positif, yaitu makin meningkatnya efisiensi, mutu dan

perluasan pada kinerja di diunia pendidikan tersebut. Untuk

memperlancar kegiatan di atas agar lebih efektif dan efisien perlu

informasi yang memadai. Sistem informasi di dunia pendidikan ini

menyangkut dua hal pokok, yaitu kegiatan pencatatan data (recording

system) dan pelaporan (reporting system).

Untuk memperlancar dua kegiatan tersebut diperlukan faktor-

faktor penunjang antara lain :

1) Format-format yang dipergunakan

2) Petunjuk dan aturan yang berlaku

3) Keterampilan personil yang memadai

Page 12: Pengelolaan Peserta Didik

Pengelolaan Peserta Didik ||11||

3. Administrasi pengelolaan peserta didik di sekolah dapat dijelaskan

sebagaimana di bawah ini.

1) Awal tahun pelajaran

1. Penerimaan peserta didik baru

a) Surat Pendaftaran Peserta didik Baru

b) Daftar Calon Peserta didik Baru

c) Daftar Peserta didik Baru

2) Selama tahun pelajaran

a) Penyusunan data peserta didik

b) Buku induk peserta didik

Buku induk merupakan buku pokok, karena di dalamnya

memuat semua informasi yang dianggap lengkap mengenai

keadaan peserta didik. Informasi tersebut dapat meliputi

identitas pribadi peserta didik sampai pada informasi mengenai

nilai-nilai hasil belajar yang diperoleh peserta didik selama

belajar di sekolah yang bersangkutan. Buku induk ini sangat

penting dimiliki oleh setiap sekolah/madrasah karena melalui

buku induk ini akan dapat diketahui berapa jumlah peserta didik

yang terdaftar, identitas peserta didik secara lengkap.

c) Buku Klaper

Buku ini berfungsi untuk membantu buku induk, memuat data

peserta didik yang penting-penting. Kegunaan utama buku

klaper adalah untuk memudahkan mencari data peserta didik,

apalagi belum diketahui nomor induknya. Hal ini mudah

ditemukan dalam buku klaper karena nama peserta didik disusun

menurut abjad.

1. Keadaan peserta didik awal tahun

a) Jumlah peserta didik menurut kelas, asal dan jenis kelamin

b) Jumlah peserta didik menurut kelas, jenis kelamin dan usia

2. Kehadiran peserta didik

a) Buku absensi peserta didik

b) Buku rekapitulasi absensi harian peserta didik

Page 13: Pengelolaan Peserta Didik

Pengelolaan Peserta Didik ||12||

c) Buku absensi bulanan

d) Buku rekapitulasi tahunan absensi peserta didik

3. Mutasi peserta didik

a) Surat permohonan pindah sekolah

b) Surat keterangan pindah sekolah

3) Akhir Tahun Pelajaran

1. Pelaksanaan Ujian akhir

a) Mendata dan melaporkan calon peserta UAS/UAN

b) Menyiapkan tanda peserta UAS/UAN

c) Mendata dan mengarsipkan tabel peserta dalam prestasi

UAS/UAN

d) Pendaftaran masuk ke jenjang yang lebih tinggi

2. Kenaikkan kelas

a) Daftar naik kelas/tidak naik kelas

b) Rekapitulasi berhasil tidaknya peserta didik

c) Raport

Dari uraian di atas terlihat bahwa betapa pentingnya pengelolaan

administrasi kepesertadidikan bagi sekolah, khususnya sekolah

dasar, menengah dan atas.

Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam, maka

Saudara diharapkan membaca sumber belajar yang tercatum di

bawah ini.

1. Petunjuk teknis PPDB yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan

Provinsi/ Kabupaten/Kota.

2. Lampiran Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar

Sarana dan Prasarana Sekolah/Madrasah

3. Permendiknas Nomor 15 Tahun 2010 pasal 2/ ayat 2 tentang

Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar Kabupaten/ Kota

yang kemudian diganti dengan Permendikbud Nomor 23 Tahun

2013

Page 14: Pengelolaan Peserta Didik

Pengelolaan Peserta Didik ||13||

2.5 Penempatan dan Pengembangan Kapasitas Peserta Didik

2.5.1 Orientasi Peserta Didik

Pada orientasi di lingkungan sekolah yang diperkenalkan adalah:

peraturan dan tata tertib sekolah, guru dan personalia sekolah,

perpustakaan sekolah, laboratorium sekolah, bengkel sekolah, kafetaria

sekolah, bimbingan dan konseling sekolah, layanan kesehatan sekolah,

layanan asrama sekolah, orientasi program studi, cara belajar yang

efektif dan efisien di sekolah dan organisasi peserta didik.

Tujuan orientasi peserta didik baru adalah sebagai berikut:

a. Agar peserta didik mengenal lebih dekat mengenai diri mereka

sendiri di tengah-tengah lingkungan barunya.

b. Agar peserta didik mengenal lingkungan sekolahnya, baik

lingkungan fisiknya maupun lingkungan sosialnya.

c. Pengenalan lingkungan sekolah demikian sangat penting bagi

peserta didik dalam hubungannya dengan :

1) Pemanfaatan semaksimal mungkin terhadap layanan yang dapat

diberikan oleh sekolah.

2) Sosialisasi diri dan pengembangan diri secara optimal

Menyiapkan peserta didik secara fisik, mental, dan emosional agar siap

menghadapi lingkungan baru sekolah

2.5.2 Penempatan Peserta Didik

Setelah melewati masa orientasi, langkah selanjutnya yang harus

dilakukan oleh sekolah adalah menempatkan/mengelompokkan peserta

didik. Pengelompokan tersebut dapat didasarkan pada :

1) Fungsi Integrasi, yaitu pengelompokan peserta didik berdasarkan

umur, jenis kelamin dan sebagainya

2) Fungsi Perbedaan, yaitu pengelompokan peserta didik berdasarkan

perbedaan-perbedaan yang ada pada peserta didik seperti bakat,

minat, kemampuan dan sebagainya.

Di samping itu, pengelompokan dapat juga didasarkan pada hasil

belajar (achievement). Biasanya peserta didik dibagi atas 3 kelompok

Page 15: Pengelolaan Peserta Didik

Pengelolaan Peserta Didik ||14||

1) Kelompok anak yang cepat berfikirnya

2) Kelompok anak yang sedang berfikirnya

3) Kelompok anak yang lambat berfikirnya

Sementara itu Soetopo (1982), berpendapat bahwa dasar-dasar

pengelompokan peserta didik ada 5 macam, yaitu :

1) Frienship Grouping

Pengelompokan peserta didik yang didasarkan pada kesukaan di

dalam memilih teman antar peserta didik itu sendiri. Jadi dalam hal

ini peserta didik mempunyai kebebasan dalam memilih teman

untuk dijadikan sebagai anggota kelompoknya.

2) Achievement Grouping

Pengelompokan peserta didik yang didasarkan pada prestasi yang

dicapai oleh peserta didik. Dalam pengelompokan ini biasanya

diadakan percampuran antara peserta didik yang berprestasi tinggi

dengan peserta didik yang berprestasi rendah.

3) Aptitude Grouping

Pengelompokan peserta didik yang didasarkan atas kemampuan

dan bakat yang sesuai dengan apa yang dimiliki peserta didik itu

sendiri.

4) Attention or Interest Grouping

Pengelompokan peserta didik yang didasarkan atas perhatian atau

minat yang didasari kesenangan peserta didik itu sendiri.

Pengelompokan ini didasari oleh adanya peserta didik yang

mempunyai bakat dalam bidang tertentu namun si peserta didik

tersebut tidak senag dengan bakat yang dimilikinya.

5) Intellegence Grouping

Pengelompokan peserta didik yang didasarkan atas hasil tes

intelegensi yang diberikan kepada pserta didik itu sendiri.

2.5.3 Pembinaan Kegiatan Ekstrakulikuler Peserta Didik

Permendiknas No. 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiwaan pada

Page 16: Pengelolaan Peserta Didik

Pengelolaan Peserta Didik ||15||

Bab 1 pasal 1 menyatakan bahwa tujuan pembinaan kepesertadidikan

adalah:

1) Mengembangkan potensi peserta didik secara optimal dan terpadu

yang meliputi bakat, minat, dan kreativitas,

2) Memantapkan kepribadian peserta didik untuk mewujudkan

ketahanan sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga

terhindar dari usaha dan pengaruh negatif dan bertentangan dengan

tujuan pendidikan,

3) Mengaktualisasikan potensi peserta didik dalam pencapaian

prestasi unggulan sesuai bakat dan minat,

4) Menyiapkan peserta didik agar menjadi warga masyarakat yang

berakhlak mulia, demokratis, menghormati hak-hak asasi manusia

dalam rangka mewujudkan masyarakat madani (civil society).

Dalam Permendikbud Nomor 67,68,69 dan 70 Tahun 2013 tentang

Struktur Kurikulum disebutkan bahwa pramuka adalah kegiatan

ekstrakurikuler yang wajib dilaksanakan di semua jenjang pendidikan.

Kegiatan ekstrakurikuler pada dasarnya mengembangkan bakat, minat,

kreativitas, dan kemampuan peserta didik, yakni potensi besar yang

harus difasilitasi dengan baik oleh sekolah. Bakat adalah potensi dasar

yang dibawa dari lahir. Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi

terhadap sesuatu. Kreativitas merupakan kesanggupan untuk mencipta,

sedangkan kemampuan adalah kesanggupan untuk melakukan sesuatu.

1) Mengembangkan Bakat, Minat, Kreativitas, dan Kemampuan

Pengembangan bakat di sekolah ditempuh dengan dua cara, yaitu

dengan kurikuler dan ekstrakurikuler. Pengembangan yang secara

kurikuler dilakukan secara konvensional dalam tatap muka di dalam

kelas. Pelajaran menyanyi, menari, musik, atau olahraga maupun

berbagai jenis keterampilan yang berperan untuk mengembangkan

potensi dasar peserta didik diberikan dalam bentuk kegiatan

pembelajaran secara formal. Pengertian formal dalam hal ini adalah

terstruktur, pelaksanaannya berlangsung pada jam-jam efektif belajar.

Page 17: Pengelolaan Peserta Didik

Pengelolaan Peserta Didik ||16||

Sekalipun bakat para peserta didik saling berbeda, secara garis

besar dapat dikelompokkan ke dalam beberapa klasifikasi utama, yaitu

bidang seni, bidang olah raga dan bidang keterampilan. Bidang seni

antara lain: musik, sastra, teater, dan tari beserta cabang-cabangnya.

Termasuk musik antara lain paduan suara, group band. Sastra

mencakup penyelenggaraan majalah dinding, majalah sekolah. Seni

teater meliputi baca puisi, cerpen, dan seni berpentas. Seni tari meliputi

tari klasik / modern.

2) Menyiapkan Perangkat Pemantau Bakat, Minat, Kreativitas dan

Kemampuan Peserta Didik

Untuk memantau bakat, minat, kreativitas, dan kemampuan peserta

didik diperlukan beberapa perangkat. Perangkat yang paling sederhana

adalah lembar-lembar catatan. Selain catatan, bakat, minat dan

kreativitas serta kemampuan juga dapat dipantau dengan daftar isian

atau angket. Kepada peserta didik disodorkan sejumlah pernyataan agar

diselaraskan dengan keberadaan diri mereka. Perangkat lain pemantau

bakat, minat, kreativitas, dan kemampuan adalah tes. Dengan menjalani

testing berbagai potensi seorang peserta didik akan terjaring. Testing

bisa berupa tulis, lisan, atau bahkan perbuatan. Seseorang dikatakan

berbakat melukis baru akan terdeteksi bila ia telah menghasilkan

sesuatu goresan yang berupa gambar atau sketsa. Seorang dikatakan

berbakat menyanyi bila suaranya terdengar merdu dan memiliki

kepekaan lebih dibandingkan orang kebanyakan yang tidak memiliki

potensi bidang ini. Demikian pun orang baru akan dikatakan kreatif bila

ekspresi jiwanya dalam bentuk karya apa saja mempunyai ciri khas,

yakni nilai orisinal dan mengandung unsur yang unik.

3) Menyelenggarakan Wahana Penuangan Kreativitas

Sekolah adalah tempat tunas-tunas muda tumbuh dan berkembang.

Baik fisik maupun mental serta berbagai potensi yang melekat dalam diri

peserta didik pada hakikatnya memerlukan bimbingan dari pihak orang-

Page 18: Pengelolaan Peserta Didik

Pengelolaan Peserta Didik ||17||

orang lebih dewasa. Mengingat orang tua peserta didik pada umumnya

lebih banyak memintakan bimbingan tersebut kepada pihak sekolah,

sekolah harus bersiap diri dalam menyelenggarakan wahana berbagai

penuangan bakat, minat, kreativitas, dan kemampuan peserta didik.

Beberapa wahana yang bisa diselenggarakan oleh sekolah antara lain

meliputi bidang-bidang olah raga, kesenian, dan keterampilan.

4) Mewadahi atau Menyalurkan Bakat, Minat dan Kreativitas Peserta

Didik

Mewadahi/menyalurkan bakat, minat, dan kreativitas peserta didik berarti

menciptakan daya dukung agar peserta didik yang memiliki bakat, minat,

dan kreativitas pada bidang-bidang yang disebutkan tadi mendapat

saluran. Langkah-langkah yang ditempuh untuk itu :

1) Mendata bakat, minat, kreativitas anak.

2) Mengklasifikasi data sesuai bakat, minat, dan kreativitas peserta didik.

3) Menyusun program atau jadwal.

4) Mengalokasikan dana.

5) Menyediakan sarana yang dibutuhkan.

6) Merencanakan penampilan karya/berpentas.

7) Melakukan evaluasi.

5) Melaksanakan Pemantauan Kemampuan Peserta didik untuk

Menyelaraskan Diri dengan Potensi Peserta didik

Dalam melaksanakan pemantauan, hendaknya perlu diingat hal-hal

berikut:

1) Pemantauan harus kontinyu

2) Dilakukan secara objektif

3) Kriteria pemantauan harus jelas

6) Pembinaan Organisasi Peserta didik Intra Sekolah (OSIS)

Dalam berorganisasi, peserta didik dapat berlatih berorganisasi,

kepemimpinan dan menggerakkan orang lain dan juga dapat berlatih

merencanakan kegiatan, mengorganisasikan kegiatan, mengkooordinasi

Page 19: Pengelolaan Peserta Didik

Pengelolaan Peserta Didik ||18||

kegiatan, menggerakkan SDM dan mengendalikan kegiatan secara

bersama-sama dengan peer group-nya. Bagi sekolah sendiri, keberadaan

organisasi peserta didik ini juga sangat berguna untuk mencari bibit-bibit

unggul di bidang organisasi dan kepemimpinan, agar dapat diasah dan

disalurkan sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh masing-masing

pesereta didik.

2.6 Peranan Guru dalam Pelayanan Peserta Didik

a. Kehadiran peserta didik dan masalah-masalahnya

b. Penerimaan, orientasi, klasifikasi dan petunjuk bgi peserta didik baru

tentang kelas dan tata tertib sekolah

c. Evaluasi dann pelaporan perkembangan peserta didik

d. Program bagi peserta didik yang berkebutuhan khusus

e. Pengendalian disiplin peserta didik

f. Program bimbingan dan penyuluhan

g. Program kesehatan dan keamanan

h. Penyesuaian pribadi, sosial dan emosional peserta didik

i. Pelayanan diarahkan kepada :

1) Perkembangan kreativitas, bakat dan minat anak;

2) Keikutsertaan dalam memiliki sekolah sebagai lembaga pendidikan di

mata mereka memperoleh pengetahuan, pengalaman, keterampilan

secara langsung melalui proses belajar mengajar.

3) Sikap mandiri serta disiplin diri, percaya diri bahwa dirinya memiliki

potensi positif yang dapat dikembangkan.

4) Pembentukan moral dan etika sebagai peserta didik, dan

5) Kebutuhan peserta didik dalam menghadapi kesulitan belajar.

j. Pelayanan yang memperhatikan kebutuhan peserta didik

1) Penyesuaian bidang-bidang studi yang akan dipelajari;

2) Penyesuaian situasi sekolah sebagai lembaga yang membina pada

proses pendidikan.

3) Identifikasi terhadap pribadi

Page 20: Pengelolaan Peserta Didik

Pengelolaan Peserta Didik ||19||

4) Kesulitan dalam mencerna materi pendidikan

5) Memilih bakat, minat dan kegemaran

6) Membantu menelaah situasi pendidikan pada tingkat yang lebih

tinggi

7) Memberikan gambaran situasi pendidikan secara terpadu

8) Menentukan langkah apa yang harus ditempuh jika menemukan

kesulitan belajar

9) Kesukaran penyesuaian diri dengan lingkungan, dan

10) Identifikasi hambatan fisik,mental dan emosi.

Page 21: Pengelolaan Peserta Didik

Pengelolaan Peserta Didik ||20||

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 KESIMPULAN

Pelayanan pada lembaga pendidikan yang menjadi fokus utama tentunya adalah peserta didik, yang mana kesuksesan lembaga akan terukur dari perkembangan anak yang optimal dari setiap aspek perkembangannya. Oleh karena itu manajemen pengelolaan peserta didik menjadi hal yang sangat penting untuk dikuasai oleh setiap pengelola lembaga.        Pengelolaan peserta didik dalam lembaga meliputi, rekrutmen peserta, pembinaan peserta dan banyak hal yang terkait dengan kebutuhan peserta didik yang harus disediakan oleh pengelola lembaga pendidikan.        Saat ini banyak fenomena tenaga pendidik atau tenaga kependidikan yang tidak begitu memahami kebutuhan peserta didik, sehingga terjadi banyak kasus yang membuat aspek perkembangan peserta didik terhambat bahkan cenderung merusak. Ini dikarena pengelolaan peserta didik yang tidak mempunyai perencanaan mau keahlian yang memadai.        Diharapkan dengan banyaknya pengalaman para ahli dalam mengatasi berbagai permasalahan dalam menangani peserta didik, dapat dijadikan bekal oleh setiap pengelola lembaga pendidikan agar dapat mengembangkan seluruh potensi peserta didik yang belajar di tempatnya.

3.2 SARAN

Saran dari pembuatan makalah ini yaitu agar tenaga kependidikan disuatu

lembaga dapat mengelola peserta didik, selain itu agar dapat mengembangkan

seluruh potensi peserta didik yang belajar di suatu lembaga sesuai dengan

prosedur, serta pengelolaan peserta didik dapat terlaksana secara optimal.

Page 22: Pengelolaan Peserta Didik

Pengelolaan Peserta Didik ||21||

DAFTAR PUSTAKA

DIREKTORAT UPI. Pengelolaan Peserta Didik.

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/19560722198

5031-SUNARYO/Makalah_Inklusi.pdf, diakses pada tanggal 8 Februari

2016.

Kemendiknas. 2007. Lampiran Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang

Standar Sarana dan Prasarana Sekolah/Madrasah.

Nurdin, Diding dan Sibaweh, Imam.2015.Pengelolaan Pendidikan dari Teori

Menuju Implementasi. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Permendiknas Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kepeserta didikan.

Permendiknas Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif bagi Peserta

Didik.

Siti Aminarti.2011. Manajemen Sekolah Pengelola Pendidikan Secara Mandiri.

Jogjakarta:  AR-MZ Media

Suharsimi Arikunto.1993.Organisasi dan Administrasi Pendidikan.Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada

Sutopo, Hidayat.1982. Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan.Malang:

Departemen Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang.