Upload
evert-sandye-taasiringan
View
457
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ………………………………………………………………… 1
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………….. 2
A. Latar Belakang Masalah …………………………….. 2
B. Rumusan Masalah …………………………………… 5
C. Focus penelitian ……………………………………... 5
D. Tujuan Penelitian ……………………………………. 6
E. Manfaat Hasil Penelitian ……………………………. 6
F. Telaah Pustaka ………………………………………. 7
BAB II LANDASAN TEORI ……………………………………… 9
A. Kajian Teori …………………………………………. 9
B. Kerangka Berfikir …………………………………… 12
C. Hipotesis Tindakan …………………………………. 12
BAB III PROSEDUR PENELITIAN ……………………………… 14
A. Alasan Menggunakan Metode Kualitatif …………… 14
B. Setting Penelitian ……………………………………. 16
C. Jenis Penelitian ………………………………………. 16
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………... 17
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi sekarang ini, Pemerintah Sering melakukan berbagai Perubahan
dalam dunia pendidikan tujuanya adalah untuk meningkatkan sumber daya manusia dalam
meningkatan mutu pendidikan. Salah satu Cara yang di lakukan pemerintah dalam
meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan meningkatkan Kualitas dalam proses
pembelajaran di Sekolah. Berbagai konsep dan wawasan baru banyak bermunculan tentang
proses pembelajaran di sekolah seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK).
Metode mengajar pun merupakan salah satu cara yang digunakan guru dalam
menjalin hubungan atau interaksi dengan siswa pada saat berlangsungnya proses belajar.
Metode pengajaran yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar
siswa. Tugas guru adalah memilih metode yang tepat untuk menciptakan proses
pembelajaran yang baik. Ketepatan menggunakan metode tergantung tujuan isi proses
pembelajaran, semakin baik metode mengajar semakin efektif pula pencapaian tujuan.
Selanjutnya pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru harus menguasai
berbagai metode yang tepat sesuai materi pelajaran, tingkat kecerdasan siswa, serta
lingkungan dan kondisi setempat, kemudian merancang menjadi satu program pengajaran
yang baik dan terus diperbaiki serta disempurnakan.
Ada tiga komponen yang disoroti dalam pembaharuan pendidikan, yaitu
pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran dan efektifitas metode
pembelajaran. Kurikulum harus komprehensif dan responsif terhadap dinamika sosial,
2
relevan dan mampu mengakomodasi keberagaman keperluan dan kemajuan teknologi.
Kualitas pembelajaran harus ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas hasil pendidikan.
Dengan cara penerapan strategi atau metode pembelajaran yang efektif di kelas dan lebih
memberdayakan potensi siswa.
Namun dalam kenyataannya Penulis sebagai peneliti sekaligus yang telah
melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) seringkali menghadapi berbagai kendala dalam menyampaikan materi
pembelajaran khususnya dalam memilih metode, apalagi pada mata pelajaran IPS di SMP
merupakan mata pelajaran non ekstra yang disampaikan secara terpadu terdiri dari materi
Sejarah, Geografi, Sosiologi, dan Ekonomi yang di anggap materi pelajaran hapalan yang
membosankan. Materi ini membutuhkan ekstra kerja keras agar pelajaran tidak
membosankan.
Pembelajaran yang membosankan ini akan terus berlangsung apa bila para guru
khususnya Guru IPS hanya menggunakan metode yang konvensional saja, tidak melakukan
inovasi dalam kegiatan pembelajarannya. Apalagi kenyataan yang di hadapi saat ini ketika
penulis Melaksanakan Praktek Pengalaman lapangan (PPL) khususnya siswa kelas VIIB
terhadap mata pelajaran IPS masih kurang yang menyebabkan aktivitas belajarnya pun
kurang memuaskan.
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa
sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan
tugas kelompoknya setiap siswa harus saling bekerja sama.dan saling membantu untuk
memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, dikatakan belum selesai jika
salah satu teman dlam kelompok belum menguasai bahan pembelajaran,
3
Menurut Slavin (1985) dalam Isjoni (2009 :15) pembelajaran kooperatif adalah
suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja sama dalam kelompok-
kelompok kecil secara kalaboratif yang anggotanya 6-7 orang dengan struktur kelompok
heterogen.
Salah satu bentuk pembelajaran kooperatif adalah model Jigsaw. Merupakan
model pembelajaran yang kompleks karena memadukan antara prinsip belajar kooperatif
dengan pembelajaran yang berbasis kontruktivisme dan prinsip pembelajaran demokratis.
Berdasarkan pendapat di atas belajar dengan model kooperatif tipe dapat
diterapkan untuk memotivasi siswa berani mengemukakan pendapatnya, menghargai
pendapat teman dan saling memberikan pendapat. Oleh karena itu pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw sangat baik untuk dilaksanakan.karena siswa dapat bekerja sama saling tolong
menolong mengatasi tugas yang dihadapinya.
Berdasarkan pada kenyataan tersebut, penulis mengangap sangat perlu melakukan
penelitian berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan mencoba menggunakan metode
pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw yang sedang genjar disosialisasikan sebagai alternatif
dan berharap dengan metode ini bisa meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Berdasarkan hal itu maka penulis menuliskan judul dalam penelitian ini adalah :
“PENGARUH METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW
TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KLS VIIB DI SMP KRISTEN
TOMOHON SULAWESI UTARA”.
4
B. Fokus Penelitian
Sasaran penelitian ini dikhususkan pada Siswa Kelas VIIB Sekolah Menengah
Pertama Kristen Tomohon. Peneliti memilih siswa kelas VIIB dikarenakan siswa pada kelas
ini bersifat heterogen (bervariasi) baik dalam kemampuan akademis maupun dalam
kehidupan sosial. Sehingga di fokuskan pada “Efektivitas Metode Belajar Kooperatif Tipe
Jigsaw Dalam Kaitan Dengan Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIB pada Mata
Pelajaran Ips Di SMP Kristen Tomohon Sulawei Utara
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan usulan judul penelitian ini, maka rumusan masalah penelitian adalah:
Bagaimana pengaruh penggunaan metode cooperative learning tipe jigsaw dalam
peningkatan Aktivitas Belajar Siswa kelas VIIB pada mata pelajaran ips di Sekolah
Menengah Pertama Kristen Tomohon Sulawesi Utara.
D. Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah di atas, maka Tujuan Penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh metode cooperative learning tipe jigsaw dalam peningkatan
aktivitas belajar siswa kelas VIIB pada mata pelajaran IPS di Sekolah Menengah Pertama
Kristen Tomohon Sulawei utara.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang bersangkutan
diantaranya :
1. Dari segi teoritis
Memperkaya wawasan teoritis dalam ilmu pendidikan, khususnya tentang metode
pembelajaran pada mata pelajaran IPS.
5
2. Manfaat praktis
a. Siswa
- Meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
IPS.
b. Guru
- Memberikan masukan pada guru tentang metode pembelajaran yang
efektif dan tepat dalam meningkatan hasil belajar siswa.
- Memberikan masukan pada guru untuk dapat menerapkan metode
pembelajaran yang tepat pada mata pelajaran yang lain.
c. Sekolah
- Memberikan masukan bagi sekolah tentang metode pembelajaran efektif
dan tepat dalam peningkatan hasil belajar siswa.
- Menjadi bahan evaluasi untuk meningkatan kualitas tenaga pendidik dan
kependidikan.
d. Penulis
- Menambah pengetahuan bagi penulis ketika terlibat langsung sebagai
guru, khususnya dalam metode pembelajaran yang efektif dan tepat.
F. Telaah Pustaka
Dari telaah pustaka yang dilakukan peneliti ini merupakan salah satu penyadaran
terhadap studi-studi untuk karya yang terdahulu yang terkait dengan penelitian yang
dilakukan peneliti. Adapun tujuan dari hal ini adalah untuk menegaskan kebaruan
penelitian pengembangan keilmuan terkait serta mempublikasikan dan menjamin keaslian
atau keabsahan penelitian yang dilakukan.
6
Dalam karya-karya ilmiah yang terdahulu telah ada peneliti yang meneliti tentang
hal-hal yang ada kemiripan dengan judul penelitian yang diangkat oleh peneliti sendiri
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Muhammad Sanusi, 2010 dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Advance
Organizer dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Pelajaran IPS Geografi
Kelas VIII C MTs Al- Ijtihad Al- Mahsuni Danger Kec. Masbagik Lotim 2010-2011.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas.
Berdasarkan penelitian sebelumnya di atas dengan penelitian menggunakan
pendekatan kooperatif, dan rata-rata dapat meningkatkan prestasi belajar siswa hanya saja
berbeda metode yakni ada yang menggunakan metode Advance Organizer.
Dari perbedaan tersebut peneliti tertarik mengadakan penelitian menggunakan
kooperatif dengan metode Jigsaw, dimana rincian judul pada penelitian adalah “PENGARUH
METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KLS VIIB SMP KRISTEN TOMOHON
TAHUN 2015”.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Model Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe Jigsaw
Pembelajaran dengan model kooperatif merupakan salah satu model sistem
pembelajaran yang bisa mendukung pembelajaran yang kontekstual. Sistem pembelajaran
kooperatif dapat pula didefinisikan sebagai sebuah sistem belajar berkelompok yang
terstruktur. Yang berarti terstruktur ini adalah ada lima unsur pokok yang ada di dalamnya,
seperti saling ketergantungan yang positif, ada rasa tanggung jawab secara individual,
interaksi personal antar individu, keahlian bekerja sama, dan proses berkelompok (Johnson &
Johnson, 1993)
Sistem pembelajaran kooperatif merupakan sebuah strategi belajar mengajar yang
menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara
sesama, juga merupakan sebuah strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota
kelompok kecil yang tingkat kemampuanya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas
kelompoknya, setiap siswa anggota kelompoknya harus saling bekerja sama untuk bisa
memahami materi pelajaran.dalam sistem pembelajaran ini sebuah materi belum dikatakan
selesai jika salah satu teman belum menguasai bahan pelajaran.
Dalam tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok konvensional yang
menerapkan sistem kompetisi, dimana keberhasilan individu diorientasikan pada kegagalan
orang lain. Sedangkan tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi
8
dimana keberhasilan individu ditentukan dan dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya
(Slavin, 1994).
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga
tujuan pembelajaran penting yang dirangkum oleh Ibrahim, et al. (2000), yaitu:
1. Hasil belajar akademik
Dalam belajar kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga
memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya. Beberapa ahli
berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep
sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan bahwa model struktur penghargaan
kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan
norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Di samping mengubah norma yang
berhubungan dengan hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan
baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama
menyelesaikan tugas-tugas akademik.
2. Penerimaan terhadap perbedaan individu
Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari orang-
orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan
ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai
latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas
akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu
sama lain.
9
3. Pengembangan keterampilan sosial
Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah, mengajarkan kepada siswa
keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan-keterampilan sosial, penting
dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak muda masih kurang dalam keterampilan
sosial.
1. Model Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe Jigsaw
Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa
dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih
bermakna. Selain itu, siswa bekerja sama dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong
dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan
keterampilan berkomunikasi.
Pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw adalah suatu teknik pembelajaran kooperatif
yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas
penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota
lain dalam kelompoknya (Arends, 1997).
Model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw merupakan model pembelajaran
kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang secara
heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas
ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut
kepada anggota kelompok yang lain (Arends, 1997).
10
Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap
pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari
materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi
tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian, “siswa saling tergantung
satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi
yang ditugaskan” (Lie, A., 1994).
2. Kerangka Berfikir
Pembelajaran kooperatif adalah suatu cara utuk menghasilkan belajar mengajar yang
menekankan sikap atau perilaku bekerja sama dan membantu antar sesama dalam proses
belajar yang teratur terdiri dari dua orang atau lebih.
Tekhnik mengajar tipe jigsaw merupakan salah satu tekhnik dalam pembeajaran kooperatif
yang siswanya belajar dalam satu kelompok yang terdiri dari 4-6 orang dan bekerja sama
bertanggung jawab atas materi yang harus dipelajari, kemudian materi tersebut disampaikan
kepada kelompok lain dengan cara salah satu anggota kelompok menyampaikan materi yang
telah di diskusikan didalam kelompoknya tadi.
3. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah. Karena
sifatnya masih sementara karena belum adanya penelitian maka perlu dibuktikan kebenarannya
melalui data empirik yang terkumpul (2010:305).
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap permasalahan yang diteliti sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
11
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka berfikir diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran koopertif learning
tipe jigsaw terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS Kelas
VIIB Semester 1 di SMP Kristen Tomohon tahun 2015.
2. Diduga tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran koopertif
learning tipe jigsaw terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran
IPS Kelas VIIB Semester 1 di SMP Kristen Tomohon tahun 2015
12
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Alasan Menggunakan Metode Kualitatif
Alasan penulis menggunakan Metode kualitatif adalah karena penelitian ini lebih
berfokuskan pada pemahaman atau fenomena-fenomena social yang terjadi di masyarakat
dan lebih menitiberatkan pada gambaran yang lengkap dari pada merinci menjadi variable
yang saling terkait
B. Setting Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian dilakukan di SMP Kristen Tomohon
b. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian di khususkan pada kelas VIIB dengan mata pelajaran IPS yang
menjadi subtansi penelitian adalah Mata pelajaran sejarah, geografi, sosiologi dan
ekonomi
c. Definisi Operasional Dan Konseptual
a. Dalam opersonal aspek2 seperti penggunaan media, untuk penggunaan media
dpat menarik dan memotivasi siswa
b. Peningkatan kualitas belajar siwa
d. Fokus Tindakan
a. Kinerja Guru
13
- Meningkatkan kemampuan guru dalam membuat perencanaan dan pengeloalaan
pembelajaran
- Meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan
memperbaiki kelemahan yang terjadi pada sebelumnya
e. Aktifitas dan Hasil Belajar Siswa
- Meningkatkan perhatian serta minat siswa untuk lebih terlibat dalam proses
belajar
- Meningkatkan pemahaman serta hasil belajar dan penguasaan materi
C. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian tindakan kelas (classroom action
reserch).Yaitu penelitian yang dilakukan didalam kelas dengan pemberian tindakan dan
bertujuan untuk memperbaiki serta meningkatkan kualitas pembelajaran. Seperti yang
dikemukakan oleh Arikunto (2002) bahwa penelitian tindakan kelas terdiri dari 3kata :
penelitian, tindakaan, dan kelas. Penelitian adalah mencermati suatu objek menggunakan
aturan, metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk
meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat secara sistematis dan penting bagi peneliti.
Tindakan yaitu suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Kelas
adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari
seorang guru.
Rencana penelitian tindakan kelas dilakukan secara bersiklus, setiap siklus terdiri dari 4
tahapan yaitu: tahap perencanan, tahap observasi, tahap evaluasi dan refleksi. Secara rinci
prosedur tindakan ini dijabarkan sebagai berikut :
14
Siklus I
a. Tahap perencanaan
Dalam tahap perencanaan, Adapun kegiatan yang dilakukan dalam menerapkan
model jigsaw maka peneliti mempersiapkan pengajaran dengan menerapkan model
pembelajaran Jigsaw kepada guru Ekonomi, membuat skenario pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran jigsaw, menyusun lembar observasi untuk mencatat
ke aktifan siswa dengan menggunakan chek list dan lain sebagainya yang digunakan
dalam tahap perencanan.
b. Tahap Pelaksanaan
Dalam tahap pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah
melaksanakan penerapan “pembelajaran Kooperatif” melalui pendekatan Pembelajaran
Kooperatif Model Jigsaw.
c. Tahap Observasi
Pada tahap ini, peneliti melakukan proses observasi terhadap pelaksanaan
kegiatan tahap observasi dilakukan selama pelaksanaan tindakan. Observasi dilakukan
dengan tujuan memperoleh informasi yang mendalam dan komprehensif tentang proses
penerapan tindakan yang dilakukan oleh guru, aktivitas-aktivitas siswa, situasi kelas
selama proses pembelajaran, dan hasil belajar siswa dengan menggunakan instrumen
yang telah disiapkan.
d. Tahap evaluasi dan refleksi
1. Evaluasi
Tahapan ini dilakukan evaluasi hasil belajar untuk mengetahui prestasi belajar
siswa dan penguasaan konsep-konsep secara individual.
15
2. Refleksi
Refleksi dilakukan pada akhir siklus. Pada tahap ini peneliti bersama guru
mengkaji pelaksanaan dan hasil yang diperoleh dalam pembelajaran tindakan pada
siklus I. Sebagai acuan dalam refleksi ini adalah hasil observasi dan evaluasi. Hasil
refleksi melakukan observasi dan evaluasi ini digunakan sebagai dasar untuk
memperbaiki serta menyempurnakan perencanaan dan pelaksanaan tindakan pada
siklus selanjutnya.
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Arends, Pengertian & Model Pembelajaran Kooperatif teknik JIGSAW, 1997
2. CornerImus,http://www.imuzcorner.net/2012/11/penulisan-daftar-pustaka-yang-
benar.html, 2012
3. http://www.makalahskripsi.com/2014/10/contoh-setting-penelitian-pada-
proposal.html , 2014
4. Ibrahim, Tujuan Pembelajaran Kooperatif, et al. 2000
5. Johnson & Johnson, Unsur-Unsur Pokok Dalam Sistem Pembelajaran Kooperatif,
1993
6. Lie, A.,Desai JIGSAW, 1994
7. Muhammad Sanusi, Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Pelajaran IPS Geografi Kelas VIII C MTs
Al- Ijtihad Al- Mahsuni Danger Kec. Masbagik Lotim 2010-2011, 2010
8. Slavin, Tujuan Pembelajaran Kooperatif, 1994
9. Arikunto 2002 penelitian tindakan kelas
10. WidiaAnih,http://www.anihwidia.blogspot.co.id/2015/01/contoh-proposal-
penelitian-pendidikan_23.html
11. SuharsimiArikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2006), h. 70.
17