26
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Struma koloid , difus, nontoksik dan nodular koloid merupakan gangguan yang sangat sering dijumpai dan menyerang 16 % perempuan dan 4 % laki-laki yang berusia antara 20 sampai 60 tahun seperti yang telah dibuktikan oleh suatu penyelidikan di Tecumseh, suatu komunitas di Michigan. Biasanya tidak ada gejala- gejala lain kecuali gangguan kosmetik, tetapi kadang- kadang timbul komplikasi-komplikasi. Struma mungkin membesar secara difus dan atau bernodula. Struma endemic merupakan salah satu masalah gizi di Indonesia. Sebab utamanya adalah efisiensi yodium, disamping factor-faktor lain misalnya bertambahnya kebutuhan yodium pada masa pertumbuhan, kehamilan dan laktasi atau pengaruh-pengaruh zat-zat goitrogenik. Goitrogenik sporadic dapat disebabkan factor genetic atau karena obat (iatrogenic) antara lain metal atau propiltiourasil ( PTU ), tolbutamid, sulfaguanidin, PAS dan lain-lain. B. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan dari makalah ini adalah agar kita dapat memahami tentang penyakit struma endemic dan agar kita dapat mengerti tentang askep penyakit struma endemic.

Makalah struma endimik

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah struma endimik

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Struma koloid , difus, nontoksik dan nodular koloid merupakan gangguan

yang sangat sering dijumpai dan menyerang 16 % perempuan dan 4 % laki-laki

yang berusia antara 20 sampai 60 tahun seperti yang telah dibuktikan oleh suatu

penyelidikan di Tecumseh, suatu komunitas di Michigan. Biasanya tidak ada

gejala-gejala lain kecuali gangguan kosmetik, tetapi kadang-kadang timbul

komplikasi-komplikasi. Struma mungkin membesar secara difus dan atau

bernodula.

Struma endemic merupakan salah satu masalah gizi di Indonesia. Sebab

utamanya adalah efisiensi yodium, disamping factor-faktor lain misalnya

bertambahnya kebutuhan yodium pada masa pertumbuhan, kehamilan dan laktasi

atau pengaruh-pengaruh zat-zat goitrogenik.

Goitrogenik sporadic dapat disebabkan factor genetic atau karena obat

(iatrogenic) antara lain metal atau propiltiourasil ( PTU ), tolbutamid,

sulfaguanidin, PAS dan lain-lain.

B. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dari makalah ini adalah agar kita dapat memahami

tentang penyakit struma endemic dan agar kita dapat mengerti tentang

askep penyakit struma endemic.

Page 2: Makalah struma endimik

BAB II

PEMBAHASAN

I. LANDASAN TEORI

A. Pengertian

Struma adalah gemetaran, bicara jadi gagap, mencret, berat badan

menurun, mata membesar, penyakit ini dinamakan pembesaran kelenjar gondok

yang disebabkan oleh penambahan jaringan kelenjar gondok yang menghasilkan

hormon tiroid dalam jumlah banyak sehingga menimbulkan keluhan seperti

berdebar - debar, keringat, hipertiroid (graves’ disease).

Struma endemik adalah pembesaran kelenjar tyroid yang disebabkan oleh

asupan mineral yodium yang kurang dalam waktu yang lama.

B. Etiologi

Adanya gangguan fungsional dalam pembentukan hormon tyroid

merupakan faktor penyebab pembesaran kelenjar tyroid antara lain :

a. Defisiensi iodium

Pada umumnya, penderita penyakit struma sering terdapat di daerah

yang kondisi air minum dan tanahnya kurang mengandung iodium, misalnya

daerah pegunungan. Pembentukan struma terjadi pada difesiensi sedang

yodium yang kurang dari 50 mcg/d. Sedangkan defisiensi berat iodium adalah

kurang dari 25 mcg/d dihubungkan dengan hypothyroidism dan cretinism.

b. Kelainan metabolik kongenital yang menghambat sintesa hormon tyroid.

c. Penghambatan sintesa hormon oleh zat kimia

Phenolic dan phthalate ester derivative dan resorcinol berasal dari

tambang batu dan batu bara. Makanan, Sayur-Mayur jenis Brassica

( misalnya, kubis, lobak cina, brussels kecambah), padi-padian millet,

singkong, dan goitrin dalam rumput liar.

d. Penghambatan sintesa hormon oleh obat-obatan (misalnya : thiocarbamide,

sulfonylurea dan litium).

e. Riwayat radiasi kepala dan leher : Riwayat radiasi selama masa kanak-kanak

mengakibatkan nodul benigna dan maligna. (Brunner & Suddarth, 2001).

C. Patofisiologi

Iodium merupakan semua bahan utama yang dibutuhkan tubuh untuk

pembentukan hormon tyroid. Bahan yang mengandung iodium diserap usus,

masuk ke dalam sirkulasi darah dan ditangkap paling banyak oleh kelenjar tyroid.

Page 3: Makalah struma endimik

Dalam kelenjar, iodium dioksida menjadi bentuk yang aktif yang distimuler oleh

Tiroid Stimulating Hormon kemudian disatukan menjadi molekul tiroksin yang

terjadi pada fase sel koloid. Senyawa yang terbentuk dalam molekul

diyodotironin membentuk tiroksin (T4) dan molekul yoditironin (T3). Tiroksin

(T4) menunjukkan pengaturan umpan balik negatif dari sekresi Tiroid

Stimulating Hormon dan bekerja langsung pada tirotropihypofisis, sedang

tyrodotironin (T3) merupakan hormon metabolik tidak aktif. Beberapa obat dan

keadaan dapat mempengaruhi sintesis, pelepasan dan metabolisme tyroid

sekaligus menghambat sintesis tiroksin (T4) dan melalui rangsangan umpan balik

negatif meningkatkan pelepasan TSH oleh kelenjar hypofisis. Keadaan ini

menyebabkan pembesaran kelenjar tyroid.

D. Manifestasi klinis

Tanda dan gejala yang dapat ditimbulkan oleh astruma endemic yaitu

a. Pembesaran pada leher yang dapat mengganggu nilai penampilan

b. Rasa tercekik di tenggorokan

c. Suara serak

d. Kesulitan menelan

e. Kesulitan bernafas.

E. Klasifikasi Struma

1) Berdasarkan fisiologisnya :

a. Eutiroid : aktivitas kelenjar tiroid normal

b. Hipotiroid : aktivitas kelenjar tiroid yang kurang dari normal

c. Hipertiroid : aktivitas kelenjar tiroid yang berlebihan

2) Berdasarkan klinisnya :

a. Non-Toksik (eutiroid dan hipotiroid)

Difusa    :  endemik goiter, gravid

Nodusa   :  neoplasma

b. Toksik (hipertiroid)

Difus      :  grave, tirotoksikosis primer

Nodusa  :  tirotoksikosis skunder

3) Berdasarkan morfologinya :

a. Struma Hyperplastica Diffusa

Suatu stadium hiperplasi akibat kekurangan iodine (baik absolut

ataupun relatif). Defisiensi iodine dengan kebutuhan excessive biasanya

terjadi selama pubertas, pertumbuhan, laktasi dan kehamilan. Karena

Page 4: Makalah struma endimik

kurang iodine kelenjar menjadi hiperplasi untuk menghasilkan tiroksin

dalam jumlah yang cukup banyak untuk memenuhi kebutuhan supply

iodine yang terbatas.  Sehingga terdapat vesikel pucat dengan sel epitel

kolumner tinggi dan koloid pucat. Vaskularisasi kelenjar juga akan

bertambah. Jika iodine menjadi adekuat kembali (diberikan iodine atau

kebutuhannya menurun) akan terjadi perubahan di dalam struma koloides

atau kelenjar akan menjadi fase istirahat.

b. Struma Colloides Diffusa

Ini disebabkan karena involusi vesikel tiroid. Bila kebutuhan

excessive akan tiroksin oleh karena kebutuhan yang fisiologis (misal,

pubertas, laktasi, kehamilan, stress, dsb.) atau defisiensi iodine telah

terbantu melalui hiperplasi, kelenjar akan kembali normal dengan

mengalami involusi. Sebagai hasil vesikel distensi dengan koloid dan

ukuran kelenjar membesar.

c. Struma Nodular

Biasanya terjadi pada usia 30 tahun atau lebih yang merupakan

sequelae dari struma colloides. Struma noduler dimungkinkan sebagai

akibat kebutuhan excessive yang lama dari tiroksin. Ada gangguan

berulang dari hiperplasi tiroid dan involusi pada masing-masing periode

kehamilan, laktasi, dan emosional (fase kebutuhan). Sehingga terdapat

daerah hiperinvolusi, daerah hiperplasi dan daerah kelenjar normal. Ada

daerah nodul hiperplasi dan juga pembentukan nodul dari jaringan tiroid

yang hiperinvolusi.

Tiap folikel normal melalui suatu siklus sekresi dan istirahat untuk

memberikan kebutuhan akan tiroksin tubuh. Saat satu golongan sekresi,

golongan lain istirahat untuk aktif kemudian. Pada struma nodular,

kebanyakan folikel berhenti ambil bagian dalam sekresi sehingga hanya

sebagian kecil yang mengalami hiperplasi, yang lainnya mengalami

hiperinvolusi (involusi yang berlebihan/mengecil). 

F. Komplikasi

1) Suara menjadi serak/parau

Struma dapat mengarah kedalam sehingga mendorong pita suara,

sehingga terdapat penekanan pada pita suara yang menyebabkan suara

menjadi serak atau parau.

Page 5: Makalah struma endimik

2) Perubahan bentuk leher

Jika terjadi pembesaran keluar maka akan memberi bentuk leher yang

besar dapat simetris atau tidak.

3) Disfagia

Dibagian posterior medial kelenjar tiroid terdapat trachea dan

eshopagus, jika struma mendorong eshopagus sehingga terjadi disfagia yang

akan berdampak pada gangguan pemenuhan nutrisi, cairan, dan elektrolit.

4) Sulit bernapas

Dibagian posterior medial kelenjar tiroid terdapat trachea dan

eshopagus, jika struma mendorong  trachea sehingga terjadi kesulitan

bernapas yang akan berdampak pada gangguan pemenuhan oksigen.

5) Penyakit jantung hipertiroid

Gangguan pada jantung terjadi akibat dari perangsangan berlebihan

pada jantung oleh hormon tiroid dan menyebabkan kontratilitas jantung

meningkat dan terjadi takikardi sampai dengan fibrilasi atrium jika

menghebat. Pada pasien yang berumur di atas 50 tahun, akan lebih cenderung

mendapat komplikasi payah jantung.

6) Oftalmopati Graves

Oftalmopati Graves seperti eksoftalmus, penonjolan mata dengan

diplopia, aliran air mata yang berlebihan, dan peningkatan fotofobia dapat

mengganggu kualitas hidup pasien sehinggakan aktivitas rutin pasien

terganggu.

7) Dermopati Graves

Dermopati tiroid terdiri dari penebalan kulit terutama kulit di bagian

atas tibia bagian bawah (miksedema pretibia), yang disebabkan penumpukan

glikosaminoglikans. Kulit sangat menebal dan tidak dapat dicubit.

G. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan sidik tiroid

Hasil pemeriksaan dengan radioisotope adalah teraan ukuran, bentuk

lokasi, dan yang utama ialah fungsi bagian-bagian tiroid. Pada pemeriksaan

ini pasien diberi NaI peroral dan setelah 24 jam secara fotografik ditentukan

konsentrasi yadium radioaktif yang ditangkap oleh tiroid.

Dari hasil sidik tiroid dapat dibedakan 3 bentuk, yaitu :

Nodul dingin bila penangkapan yodium nihil atau kurang dibandingkan

sekitarnya.Hal ini menunjukkan fungsi yang rendah.

Page 6: Makalah struma endimik

Nodul panas bila penangkapan yodium lebih banyak dari pada sekitarnya.

Keadaan ini memperlihatkan aktivitas yang berlebih.

Nodul hangat bila penangkapan yodium sama dengan sekitarnya. Ini

berarti fungsi nodul sama dengan bagian tiroid yang lain.Pemeriksaan ini

tidak dapat membedakan apakah nodul itu ganas atau jinak.

b. Pemeriksaan ultrasonografi (USG)

Dengan pemeriksaan USG dapat dibedakan antara yang padat, cair,

dan beberapa bentuk kelainan, tetapi belum dapat membedakan dengan pasti

apakah suatu nodul ganas atau jinak.

Pemeriksaan ini dibandingkan pemeriksaan sidik tiroid lebih

menguntungkan karena dapat dilakukan kapan saja tanpa perlu persiapan,

lebih aman, dapat dilakukan pada orang hamil atau anak-anak, dan lebih

dapat membedakan antara yang jinak dan ganas.

c. Biopsi aspirasi jarum halus

Biopsy ini dilakukan khusus pada keadaan yang mencurigakan suatu

keganasan. Biopsy aspirasi jarum halus tidak nyeri, hamper tidak

menyebabkan bahaya penyebaran sel-sel ganas. Kerugian pemeriksaan

dengan cara ini adalah dapat memberikan hasil negative palsu karena lokasi

biopsy kurang tepat, teknik biopsy kurang benar, pembuatan preparat yang

kurang baik atau positif palsu karena salah interpretasi aleh ahli sitologi.

d. Termografi

Termografi adalah metode pemeriksaan berdasarkan pengukuran suhu

kulit pada suatu tempat dengan memakai Dynamic Telethermography.

Pemeriksaan ini dilakukan khusus pada keadaan panas dengan sekitarnya > C

dan0.9 dingin > C. pada penelitian Alves dkk, didapatkan bahwa pada0.9

yang ganas semua hasilnya panas. Pemeriksaan ini paling sensitive dan

spesifik bila dibanding dengan pemeriksaan lain.

Khususnya pada penegakan diagnosis keganasan, menurut Gobien,

ketepatan diagnosis gabungan biopsy, USG, dan sidik tiroid adalah 98 %.

H. Penatalaksanaan

1. Struma Difus Toksik (Grave's Disease)

Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi

hormon tiroid yang berlebihan dengan cara menekan produksi (obat

antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi

subtotal).

Page 7: Makalah struma endimik

a) Obat antitiroid

Indikasi :

Terapi untuk memperpanjang remisi atau mendapatkan remisi yang

menetap, pada pasien muda dengan struma ringan sampai sedang dan

tirotoksikosis.

Obat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase sebelum pengobatan,

atau sesudah pengobatan pada pasien yang mendapat yodium aktif.

Persiapan tiroidektomi

Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia.

Pasien dengan krisis tiroid.

Obat antitiroid yang sering digunakan :

Obat Dosis Awal (mg/hari) Pemeliharaan (mg/hari)

Karbimazol 30 – 60 5 – 20

Metimazol 30 – 60 5 – 20

Propiltourasil 300 – 600 5 – 200

b) Pengobatan dengan yodium radioaktif

Indikasi :

Pasien umur 35 tahun atau lebih

Hipertiroidisme yang kambuh sesudah penberian dioperasi

Gagal mencapai remisi sesudah pemberian obat antitiroid

Adenoma toksik, goiter multinodular toksik

Iodium radioaktif diberikan melalui mulut, dalam bentuk cairan 1-

2 ml, tidak berasa dan berbau, dan dengan cepat diserap melalui saluran

cerna. Iodium radioaktif ini akan masuk ke kelenjar tiroid melalui aliran

darah dan merusak kelenjar tiroid. Walaupun radioaktivitas ini menetap

selama beberapa waktu dalam kelenjar tiroid, iodium radioaktif ini akan

dikeluarkan melalui bagian tubuh dalam beberapa hari.

Efek pada kelenjar tiroid akan terjadi dalam 1-3 bulan dan efek

maksimal terjadi antara 3-6 bulan. Pada sebagian kasus pengobatan

iodium radioaktif cukup satu kali saja, akan tetapi pada keadaan dengan

kelenjar gondok yang besar, diperlukan dosis iodium radioaktif yang

kedua untuk mengablasi/mematikan kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid yang

diablasi lama kelamaan produksi hormon tiroid akan berkurang bahkan

tidak ada sama sekali dan dalam jangka panjang dapat terjadi hipotiroid

(kebalikan dari hipertiroid).

Page 8: Makalah struma endimik

Oleh karena itu setelah mendapat pengobatan iodium radioaktif

secara berkala setiap 6-12 bulan diperiksa fungsi tiroid dan bila terjadi

hipotiroid, harus diberikan pengganti/substitusi hormon tiroid yang

diberikan seumur hidup (karena kelenjar tiroid sudah tidak berfungsi lagi)

dengan dosis sesuai kebutuhan. Pasien cukup minum tablet hormon tiroid

secara teratur seperti halnya minum vitamin.

c) Operasi

Tiroidektomi subtotal efektif untuk mengatasi hipertiroidisme.

Indikasi :

Pasien umur muda dengan struma besar serta tidak berespons terhadap

obat antitiroid.

Pada wanita hamil (trimester kedua) yang memerlukan obat antitiroid

dosis besar

Alergi terhadap obat antitiroid, pasien tidak dapat menerima yodium

radioaktif

Adenoma toksik atau struma multinodular toksik

Pada penyakit Graves yang berhubungan dengan satu atau lebih nodul

TIROIDEKTOMI

Tiroidektomi adalah sebuah operasi yang melibatkan operasi

pemindahan semua atau sebagian dari kelenjar tiroid. Klasifikasi dari

tiroidektomi adalah total tiroidektomi dan nyaris total tiroidektomi.

Indikasi dilakukan tiroidektomi adalah gondok, kanker tiroid,

hipertiroidisme, gejala obstruksi, kosmetik.

Tiroidektomi parsial atau total dapat dilaksanakan sebagai terapi

primer terhadap karsinoma tiroid, hipertiroidisme, dan

hiperparatiroidisme

Tiroidektomi total : kelenjar tiroid diangkata seluruhnya

Tiroidektomi parsial : mengangkat sebagian kelenjar tiroid

2. Struma Nodular Toksik

Terapi dengan pengobatan antitiroid atau beta bloker dapt mengurangi

gejala tetapi biasanya kurang efektif dari pada penderita penyakit Graves.

Radioterapi tidak efektif seperti penyakit Graves karena pengambilan yang

rendah dan karena penderita ini membutuhkan dosis radiasi yang besar.

Untuk nodul yang soliter, nodulektomi atau lobektomi tiroid adalah terapi

pilihan karena kanker jarang terjadi. Untuk struma multinodular toksik,

lobektomi pada satu sisi dan subtotal lobektomi pada sisi yang lain adalah

dianjurkan (Tucker, 1998).

Page 9: Makalah struma endimik

3. Struma Non Toksis

Terapi dengan pengobatan antitiroid atau beta bloker dapt mengurangi

gejala tetapi biasanya kurang efektif dari pada penderita penyakit Graves.

Radioterapi tidak efektif seperti penyakit Graves karena pengambilan yang

rendah dan karena penderita ini membutuhkan dosis radiasi yang besar.

Untuk nodul yang soliter, nodulektomi atau lobektomi tiroid adalah terapi

pilihan karena kanker jarang terjadi. Untuk struma multinodular toksik,

lobektomi pada satu sisi dan subtotal lobektomi pada sisi yang lain adalah

dianjurkan (Tucker, 1998).

II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. Pengumpulan data

Anamnese

Dari anamnese diperoleh:

1) Identitas klien.

2) Identitas penanggujawab

3) Keluhan utama klien.

Pada klien post operasi thyroidectomy keluhan yang dirasakan pada

umumnya adalah nyeri akibat luka operasi.

4) Riwayat penyakit sekarang

Biasanya didahului oleh adanya pembesaran nodul pada leher yang

semakin membesar sehingga mengakibatkan terganggunya pernafasan

karena penekanan trakhea eusofagus sehingga perlu dilakukan operasi.

5) Riwayat penyakit dahulu

Perlu ditanyakan riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan

penyakit gondok, misalnya pernah menderita gondok lebih dari satu kali,

tetangga atau penduduk sekitar berpenyakit gondok.

6) Riwayat kesehatan keluarga

Dimaksudkan barangkali ada anggota keluarga yang menderita sama

dengan klien saat ini.

7) Riwayat psikososial

Akibat dari bekas luka operasi akan meninggalkan bekas atau sikatrik

sehingga ada kemungkinan klien merasa malu dengan orang lain.

Page 10: Makalah struma endimik

2. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan umum

Pada umumnya keadaan penderita lemah dan kesadarannya composmentis

dengan tanda-tanda vital yang meliputi tensi, nadi, pernafasan dan suhu

yang berubah.

2) Kepala dan leher

Pada klien dengan post operasi thyroidectomy biasanya didapatkan

adanya luka operasi yang sudah ditutup dengan kasa steril yang

direkatkan dengan hypafik serta terpasang drain. Drain perlu diobservasi

dalam dua sampai tiga hari.

3) Sistim pernafasan

Biasanya pernafasan lebih sesak akibat dari penumpukan sekret efek dari

anestesi, atau karena adanya darah dalam jalan nafas.

4) Sistim Neurologi

Pada pemeriksaan reflek hasilnya positif tetapi dari nyeri akan didapatkan

ekspresi wajah yang tegang dan gelisah karena menahan sakit.

5) Sistim gastrointestinal

Komplikasi yang paling sering adalah mual akibat peningkatan asam

lambung akibat anestesi umum, dan pada akhirnya akan hilang sejalan

dengan efek anestesi yang hilang.

6) Aktivitas/istirahat

Insomnia, otot lemah, gangguan koordinasi, kelelahan berat, atrofi otot.

7) Eliminasi

Urine dalam jumlah banyak, perubahan dalam faeces, diare.

8) Integritas ego

Mengalami stres yang berat baik emosional maupun fisik, emosi labil,

depresi.

9) Makanan/cairan

Kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu makan meningkat, makan

banyak, makannya sering, kehausan, mual dan muntah, pembesaran

tyroid.

10) Rasa nyeri/kenyamanan

Nyeri orbital, fotofobia.

11) Keamanan

Tidak toleransi terhadap panas, keringat yang berlebihan, alergi terhadap

iodium (mungkin digunakan pada pemeriksaan), suhu meningkat di atas

37,40C, diaforesis, kulit halus, hangat dan kemerahan, rambut tipis,

Page 11: Makalah struma endimik

mengkilat dan lurus, eksoptamus : retraksi, iritasi pada konjungtiva dan

berair, pruritus, lesi eritema (sering terjadi pada pretibial) yang menjadi

sangat parah.

12) Seksualitas

Libido menurun, perdarahan sedikit atau tidak sama sekali, impotensi.

3. Pemeriksaan penunjang

1) Pemeriksaan penunjang

o Human thyrologlobulin( untuk keganasan thyroid)

o Pemeriksaan Darah rutin

2. Pemeriksaan radiologis

o Dilakukan foto thorak posterior anterior

o Foto polos leher antero posterior dan lateral dengan metode soft tissu

technig .

o Esofagogram bila dicurigai adanya infiltrasi ke osofagus.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Adapun diagnosa yang sering timbul pada penderita post operasi

theroidectomy adalah

1. Gangguan jalan nafas yang berhubungan dengan obstruksi trakhea secunder

terhadap perdarahan, spasme laring yang ditandai dengan sesak nafas,

pernafasan cuping hidung sampai dengan sianosis.

2. Gangguan komunikasi verbal sehubungan dengan nyeri, kerusakan nervus

laringeal yang ditandai dengan klien sulit berbicara dan hilang suara.

3. Gangguan rasa nyaman (nyeri) sehubungan dengan dampak pembedahan,

udema otot, terputusnya jaringan syaraf, yang ditandai ekspresi wajah tampak

tegang.

4. Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan salah interprestasi yang

ditandai dengan sering bertanya tentang penyakitnya.

5. Potensial terjadinya perdarahan berhubungan dengan terputusnya pembuluh

darah sekunder terhadap pembedahan.

C. PERENCANAAN

Rencana tindakan yang dilakukan pada klien post operasi thyroidectomy

meliputi :

1. Gangguan jalan nafas yang berhubungan dengan obstruksi trakhea secunder

terhadap perdarahan, spasme laring yang ditandai dengan sesak nafas,

pernafasan cuping hidung sampai dengan sianosis.

Page 12: Makalah struma endimik

Tujuan:

Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari, diharapkan Jalan nafas

klien efektif

Kriteria hasil :

Tidak ada sumbatan pada trakhea

Intervensi :

Monitor pernafasan dan kedalaman serta kecepatan nafas.

Dengarkan suara nafas, barangkali ada ronchi.

Observasi kemungkinan adanya stridor, sianosis.

Atur posisi semifowler

Bantu klien dengan teknik nafas dan batuk efektif.

Melakukan suction pada trakhea dan mulut.

Perhatikan klien dalam hal menelan apakah ada kesulitan.

Rasional :

Mengetahui perkembangan dari gangguan pernafasan.

Ronchi bisa sebagai indikasi adanya sumbatan jalan nafas.

Indikasi adanya sumbatan pada trakhea atau laring.

Memberikan suasana yang lebih nyaman.

Memudahkan pengeluaran sekret, memelihara bersihan jalan nafas.dan

ventilsassi

Sekresi yang menumpuk mengurangi lancarnya jalan nafas.

Mungkin ada indikasi perdarahan sebagai efek samping opersi.

2. Gangguan komunikasi verbal sehubungan dengan nyeri, kerusakan nervus

laringeal yang ditandai dengan klien sulit berbicara dan hilang suara.

Tujuan :

Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari, diharapkan Klien

dapat komunikasi secara verbal

Kriteria hasil:

Klien dapat mengungkapkan keluhan dengan kata-kata.

Intervensi :

Kaji pembicaraan klien secara periodik

Lakukan komunikasi dengan singkat dengan jawaban ya/tidak.

Kunjungi klien sesering mungkin

Ciptakan lingkungan yang tenang.

Rasional :

Suara parau dan sakit pada tenggorokan merupakan faktor kedua dari

odema jaringan / sebagai efek pembedahan.

Page 13: Makalah struma endimik

Mengurangi respon bicara yang terlalu banyak.

Mengurangi kecemasan klien

Klien dapat mendengar dengan jelas komunikasi antara perawat dan klien.

3. Gangguan rasa nyaman (nyeri) sehubungan dengan dampak pembedahan,

udema otot, terputusnya jaringan syaraf, yang ditandai ekspresi wajah tampak

tegang.

Tujuan :

Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari, diharapkan Rasa nyeri

berkurang

Kriteria hasil :

Dapat menyatakan nyeri berkurang, tidak adanya perilaku uyg menunjukkan

adanya nyeri.

Intervensi :

Atur posisi semi fowler, ganjal kepala /leher dengan bantal kecil

Kaji respon verbal /non verbal lokasi, intensitas dan lamanya nyeri.

Intruksikan pada klien agar menggunakan tangan untuk menahan leher

pada saat alih posisi .

Beri makanan /cairan yang halus seperti es krim.

Lakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik.

Rasional :

Mencegah hyperekstensi leher dan melindungi integritas pada jahitan

pada luka.

Mengevaluasi nyeri, menentukan rencana tindakan keefektifan terapi.

Mengurangi ketegangan otot.

Makanan yang halus lebih baik bagi klien yang menjalani kesulitan

menelan.

Memutuskan transfusi SSP pada rasa nyeri.

4. Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan salah interprestasi yang

ditandai dengan sering bertanya tentang penyakitnya.Tujuan:

Pengetahuan klien bertambah.

Kriteria hasil :

Klien berpartisipasi dalam program keperawatan

Intervensi :

Diskusikan tentang keseimbangan nutrisi.

Hindari makanan yang banyak mengandung zat goitrogenik misalnya

makanan laut, kedelai, Lobak cina dll.

Konsumsikan makanan tinggi calsium dan vitamin D.

Page 14: Makalah struma endimik

Rasional :

Mempertahankan daya tahan tubuh klien.

Kontraindikasi pembedahan kelenjar thyroid.

Memaksimalkan suplai dan absorbsi kalsium.

5. Potensial terjadinya perdarahan berhubungan dengan terputusnya pembuluh

darah sekunder terhadap pembedahan.Tujuan

Perdarahan tidak terjadi.

Kriteria hasil :

Tidak terdapat adanya tanda-tanda perdarahan.

Intervensi :

Observasi tanda-tanda vital.

Pada balutan tidak didapatkan tanda-tanda basah karena darah.

Dari drain tidak terdapat cairan yang berlebih.( > 50 cc).

Rasional :

Dengan mengetahui perubahan tanda-tanda vital dapat digunakan untuk

mengetahui perdarahan secara dini.

Dengan adanya balutan yang basah berarti adanya perdarahan pada luka

operasi.

Cairan pada drain dapat untuk mengetahui perdarahan luka operasi.

D. EVALUASI

1. Teruskan bila masalah belum teratasi.

2. Revisi/modifikasi bila masalah ada tetapi rencana dirubah.

3. Terpecahkan jika masalah berhasil dipecahkan.

Page 15: Makalah struma endimik

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Struma Diffusa toxica adalah salah satu jenis struma yang disebabkan

oleh sekresi hormon-hormon thyroid yang terlalu banyak. Histologik keadaan ini

adalah sebagai suatu hipertrofi dan hyperplasi dari parenkhym kelenjar.

Struma endemik adalah pembesaran kelenjar tyroid yang disebabkan oleh

asupan mineral yodium yang kurang dalam waktu yang lama.

B. Saran

Kami berharap dengan adanya makalah ini supaya dapat menambah

wawasan dan pengetahuan tentang penyakit-penyakit berbahaya.

Page 16: Makalah struma endimik

DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddarth, (2001) Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8, volume 2,

penerbit EGC.

Long, Barbara C, (1996), Keperawatan Medikal Bedah, EGC. Penerbit Buku

Kedokteran, Jakarta.

Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, volume 2,

Jakarta: EGC.

Tucker, Susan Martin(1998), Standar Perawatan Pasien, Penerbit buku kedokteran,

EGC. Jakarta.

Page 17: Makalah struma endimik

TUGAS KMB II

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

STRUMA ENDEMIK

DISUSUN OLEH KELOMPOK 8

M. NUZLAN HENDRIK

GHUNIYAH WARAHKHATUL IKHLAS

LA SALEH

WD. SRI RIZKY IRA HASTATI

RADEN AYU SUNDARI

YUSTIAR SALASARI

AKPER PEMKAB MUNA

2 0 1 4

Page 18: Makalah struma endimik

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan atas kehadirat Allah SWT, dimana atas rahmat dan

karuniaNya kami telah dapat menyusun makalah ini yang berjudul Asuhan

Keperawatan STRUMA ENDIMIK.

Dalam proses penyusunan makalah ini, kami mengalami banyak

permasalahan. Namun berkat arahan dan dukungan dari berbagai pihak akhirnya

makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Kami menyadari makalah ini masih belum sempurna, baik dari isi maupun

sistematika penulisannya, maka dari itu penyusun berterima kasih apabila ada kritik

dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat dapat bermanfaat bagi rekan-rekan

seperjuangan khususnya Program Studi Keperawatan Medikal Bedah II (KMB II)

nantinya.

Raha, Maret 2014

Penyusun