20
MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTIROID 1

Makalah hypertiroid

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah hypertiroid

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN

HIPERTIROID

1

Page 2: Makalah hypertiroid

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................2DAFTAR ISI.........................................................................................................................3BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG...................................................................................4B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................5C. TUJUAN........................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................6 2.1 PENGERTIAN....................................................................................................5 2.2 ETIOLOGI...........................................................................................................5

2.3 PATOFISIOLOGI................................................................................................62.4 KLASIFIKASI.....................................................................................................72.5MANIFESTASI KLINIK......................................................................................72.6KOMPLIKASI .....................................................................................................72.7 PEMERIKSAAN PENUNJANG.........................................................................72.8 PENATALAKSANAAN. ....................................................................................7

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN...............................................................................10 3.1 PENGKAJIAN.....................................................................................................10 3.2 DIANOGSA KEPERAWATAN.........................................................................10 3.3 INTERVERENSI.................................................................................................10 3.4 EVALUASI..........................................................................................................13 BAB IV PENUTUP..............................................................................................................14 4.1 KESIMPULAN..................................................................................................14 4.2 SARAN................................................................................................................14DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................15

2

Page 3: Makalah hypertiroid

BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Hipertiroidisme dan tirotoksikosis sering dipertukarkan. Tirotoksikosis berhubungan

dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan

memberikan hormon tiroid berlebihan. Sedangkan hipertiroidisme adalah tirotoksikosis

sebagai akibat produksi tiroid itu sendiri. Tirotoksikosis terbagi atas kelainan yang

berhubungan dengan hipertiroidisme dan yang tidak berhubungan dengan hipertiroidisme.

Tiroid sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di otak, disebut pituitari. Pada

gilirannya, pituitari diatur sebagian oleh hormon tiroid yang beredar dalam darah (suatu

efek umpan balik dari hormon tiroid pada kelenjar pituitari) dan sebagian oleh kelenjar

lain yang disebut hipothalamus, juga suatu bagian dari otak.

Hipothalamus melepaskan suatu hormon yang disebut thyrotropin releasing hormone

(TRH), yang mengirim sebuah sinyal ke pituitari untuk melepaskan thyroid stimulating

hormone (TSH). Pada gilirannya, TSH mengirim sebuah signal ke tiroid untuk melepas

hormon-hormon tiroid. Jika aktivitas yang berlebihan dari yang mana saja dari tiga

kelenjar-kelenjar ini terjadi, suatu jumlah hormon-hormon tiroid yang berlebihan dapat

dihasilkan, dengan demikian berakibat pada hipertiroid. Pengobatan hipertiroidisme

adalah membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan cara menekan produksi

(obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal).

3

Page 4: Makalah hypertiroid

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud hipertiroid ?2. Apa yang menyebabakan hipertiroid ?3. Bagaimana patofisiologi hipertiroid ?4. Apa saja klasifikasi hipertiroid ?5. Bagaimana penata laksanaan hipertiroid ?

C. TUJUAN

1. Tujuan umum Memberikan penjelasan mengenai hipertiroid

2. Tujuan Khusus

  Menjelaskan teori dan konsep terkait dengan hipertiroid

   Memaparkan proses terjadinya hipertiriod

4

Page 5: Makalah hypertiroid

BAB IIPEMBAHASAN

LABIO PALATO SKISIS

2.1 PENGERTIANLabio Palato skisis merupakan kongenital yang berupa adanyya kelainan bentuk pada struktur wajah (Ngastiah, 2005 : 167)Bibir sumbing adalah malformasi yang disebabkan oleh gagalnya propsuesus nasal median dan maksilaris untuk menyatu selama perkembangan embriotik. (Wong, Donna L. 2003)Palato skisis adalah fissura garis tengah pada polatum yang terjadi karena kegagalan 2

sisi untuk menyatu karena perkembangan embriotik (Wong, Donna L. 2003)Beberapa jenis bibir sumbing :1. Unilateral Incomplete

Apabila celah sumbing terjadi hanya di salah satu bibir dan memanjang hingga ke hidung.

2. Unilateral completeApabila celah sumbing terjadi ghanya di salah satu bibir dan memanjang hinga ke hidung.

3. Bilateral completeApabila celah sumbin terjadi di kedua sisi bibir dan memanjang hingga ke hidung.

Labio Palato skisis merupakan suatu kelainan yang dapat terjadi pada daerah mulut, palato skisis (subbing palatum) dan labio palato skisis (sumbing tulang) untuk menyatu selama perkkkembangan embrio (Hidayat, Aziz, 2005:21)

2.2 ETIOLOGIAda beberapa etiologi yang dapat menyebabkan terjadinya kelainan Labio palatoschizis, antara lain:

1. Faktor GenetikMerupakan penyebab beberapa palatoschizis, tetapi tidak dapat ditentukan dengan pasti karena berkaitan dengan gen kedua orang tua. Diseluruh dunia ditemukan hampir 25 – 30 % penderita labio palatoscizhis terjadi karena faktor herediter. Faktor dominan dan resesif dalam gen merupakan manifestasi genetik yang menyebabkan terjadinya labio palatoschizis. Faktor genetik yang menyebabkan celah bibir dan palatum merupakan manifestasi yang kurang potensial dalam penyatuan beberapa bagian kontak.

2. Insufisiensi  zat untuk tumbuh kembang organ selama masa embrional, baik kualitas maupun kuantitas (Gangguan sirkulasi foto maternal).

Zat –zat yang berpengaruh adalah :

Asam folat Vitamin C Zn

Apabila pada kehamilan, ibu kurang mengkonsumsi asam folat, vitamin C dan Zn dapat berpengaruh pada janin. Karena zat - zat tersebut dibutuhkan dalam tumbuh

5

Page 6: Makalah hypertiroid

kembang organ selama masa embrional. Selain itu  gangguan sirkulasi foto maternal juga berpengaruh terhadap tumbuh kembang organ selama masa embrional.

3. Pengaruh obat teratogenik.Yang termasuk obat teratogenik adalah: Jamu. Mengkonsumsi jamu pada waktu kehamilan dapat berpengaruh pada janin,

terutama terjadinya labio palatoskisis. Akan tetapi jenis jamu apa yang menyebabkan kelainan kongenital ini masih belum jelas. Masih ada penelitian lebih lanjut

Kontrasepsi hormonal. Pada ibu hamil yang masih mengkonsumsi kontrasepsi hormonal, terutama untuk hormon estrogen yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya hipertensi sehingga berpengaruh pada janin, karena akan terjadi gangguan sirkulasi fotomaternal.

Obat – obatan yang dapat menyebabkan kelainan kongenital terutama labio palatoschizis. Obat – obatan itu antara lain :- Talidomid, diazepam (obat – obat penenang)- Aspirin (Obat – obat analgetika)- Kosmetika yang mengandung merkuri & timah   hitam (cream pemutih)Sehingga penggunaan obat pada ibu hamil harus dengan pengawasan dokter.

4. Faktor lingkungan. Beberapa faktor lingkungan yang dapat menyebabkan Labio palatoskisis, yaitu: Zat kimia (rokok dan alkohol). Pada ibu hamil yang masih mengkonsumsi rokok

dan alkohol dapat berakibat terjadi kelainan kongenital karena zat toksik yang terkandung pada rokok dan alkohol yang dapat mengganggu pertumbuhan organ selama masa embrional.

Gangguan metabolik (DM). Untuk ibu hamil yang mempunyai penyakit diabetessangat rentan terjadi kelainan kongenital, karena dapat menyebabkan gangguan sirkulasi fetomaternal. Kadar gula dalam darah yang tinggi dapat berpengaruh padatumbuh kembang organ selama masa embrional.

Penyinaran radioaktif. Untuk ibu hamil pada trimester pertama tidak dianjurkan terapi penyinaran radioaktif, karena radiasi dari terapi tersebut dapat  mengganggu proses tumbuh kembang organ selama masa embrional.

5. Infeksi, khususnya virus (toxoplasma) dan klamidial . Ibu hamil yang terinfeksi virus (toxoplasma) berpengaruh pada janin sehingga dapat berpengaruh terjadinya kelainan kongenital terutama labio palatoskisis.

Dari beberapa faktor tersebit diatas dapat meningkatkan terjadinya Labio palatoskisis, tetapi tergantung dari frekuensi dari frekuensi pemakaian, lama pemakaian, dan waktu pemakaian.

2.3 PATOFISIOLOGI

Kegagalan penyatuan atau perkembangan jaringan lunak dan atau tulang selama fase embrio pada trimester I. Terbelahnya bibir dan atau hidung karena kegagalan proses nosal medial dan maksilaris untuk menyatu terjadi selama kehamilan 6-8 minggu.

Palatoskisis adalah adanya penyatuan susunan palato pada masa kehamilan 7-12 minggu. Penggabungan komplit garis tengah atas bibir antara 7-8 minggu masa kehamilan.

6

Page 7: Makalah hypertiroid

2.4 KLASIFIKASI2.4.1 Berdasarkan organ yang terlibat

Celah bibir ( labioscizis ) : celah terdapat pada bibir bagian atas Celah gusi ( gnatoscizis ) : celah terdapat pada gusi gigi bagian atas Celah palatum ( palatoscizis ) : celah terdapat pada palatum

2.4.2 Berdasarkan lengkap atau tidaknya celah yang terbentuk Komplit : jika celah melebar sampai ke dasar hidung Inkomplit : jika celah tidak melebar sampai ke dasar hidung

2.4.3 Berdasarkan letak celah Unilateral : celah terjadi hanya pada satu sisi bibir Bilateral : celah terjadi pada kedua sisi bibir Midline : celah terjadi pada tengah bibir

2.5 MANIFESTASI KLINISa)      Tampak ada celahb)      Adanya rongga pada hidungc)      Distorsi hidungd)      Kesukaran dalam menghisap atau makan.

2.6 KOMPLIKASIa) Gangguan bicarab) Terjadinya atitis mediac) Aspirasid) Distress pernafasane) Resiko infeksi saluran nafasf) Pertumbuhan dan perkembangan terhambatg) Gangguan pendengaran yang disebabkan oleh atitis media rekureris sekunder akibat disfungsi tuba eustachiush) Masalah gigii) Perubahan harga diri dan citra tubuh tyang dipengaruhi derajat kecacatan dan jaringan paruh.

2.7 PEMERIKSAAN PENUNJANG1) Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan prabedan rutin2) Pemeriksaan Diagnostik

Foto Rontgen Pemeriksaan fisik MRI untuk evaluasi abnormal

2.8 PENATA LAKSANAAN

1) Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan bibir sumbing adalah tindakan bedah efektif yang melibatkan beberapa disiplin ilmu untuk penanganan selanjutnya.Adanya kemajuan teknik bedah, orbodantis, dokter anak, dokter THT, serta hasil akhir tindakan koreksi kosmetik dan fungsional menjadi lebih baik. Tergantung dari berat ringan yang ada maka tindakan bedah maupun ortidentik dilakukan secara bertahap.

7

Page 8: Makalah hypertiroid

Biasanya penutupan celah bibir melalui pembedahan dilakukan bila bayi tersebut telah berumur 1-2 bulan.setelah memperlihatkan penambahan berat badan yang memuaskan dan bebas dari infeksi induk, saluran napas atau sistemis.

Perbadaan asal ini dapat diperbaiki kembali pada usia 4-5 tahun. Pada kebanyakan kasus, pembedahan pada hidung hendaknya di tunda hingga usia mencapai usia pubertas.

Karena celah-celah pada langit-langit mempunyai ukuran, bentuk dan derajat cerah yang cukup besar, maka pada saat pembedahan, perbaikan harus disesuaikan bagi masing-masing penderita.

Waktu optimal untuk melakukan pembedahan langit-langit bervariasi dari 6 bulan – 5 tahun. Jika perbaikan pembedahan tertunda hingga berumur 3 tahun, maka sebuah balon bicara dapat dilekatkan pada bagian belakang geligi maksila sehingga kontraksi otot-otot faring dan velfaring dapat menyebabkan jaringan-jaringan bersentuhan dengan balon tadi untuk menghasilkan penutup nasoporing.

2) Penatalaksanaan Keperawatana) Perawatan Pra-Operasi :

Fasilitas penyesuaian yang positif dari orang tuaterhadap bayi. Bantu orang tua dalam mengatasi reaksi berduka Dorong orangtua untuk mengekspresikan perasaannya Diskusikan tentang pembedahan Berikan informasi yang membangkitkan harapan dan perasaan yang

positif terhadap bayi Tunjukkan sikap penerimaan terhadap bayi Berikan dan kuatkan informasi pada orangtua tentang prognosis dan

pengobatan bayi

Tahap – tahap intervensi bedah

Teknik pemberian makan Penyebab devitasi Tingkatkan dan pertahankan asupan dan nutrisi yang adekuat Fasilitasi menyesui dengan ASI atau susu formula dengan botol atau dot

yang cocok. Monitor atau mengobservasi kemampuan menelan dan menghisap.

Tempatkan bayi pada posisi yang tegak dan arahkan aliran susu ke dinding mulut. Apakah cairan ke sebelah dalam gusi di dekat lidah

Sendawakan bayi dengan sering selama pemberian makan Kaji respon bayi terhadap pemberian susu Akhiri pemberian susu dengan air.

Meningkatkan dan Mempertahankan Jalan Napas

Pantau status pernapasan Posisikan bayi miring ke kanan dengan sedikit ditinggikan Letakkan selalu alat penghisap di dekat bayi

b) Perawatan Pasca-Operasi Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat

8

Page 9: Makalah hypertiroid

Berikan makan cair selama 3 minggu mempergunakan alat penetes atau sendok

Lanjutkan dengan makanan formula sesuai toleransi Lanjutkan dengan diet lunak Sendawakan bayi selama pemberian makanan Tingkatkan penyembuhan dan pertahankan integritas daerah insisi anak Bersihkan garis sutura dengan hati-hati Oleskan salep antibiotik pada garis sutura ( keilostkisis ) Bilas mulut dengan air sebelum dan sesudah pemberian makan Hindari memasukkan objek ke dalam mulut anak sesudah pemberian

makan untuk mencegah terjadinya aspirasi. Pantau tanda – tanda infeksi pada tempat operasi dan secara sistemik Pantau tingkat nyeri pada bayi dan perlunya obat pereda nyeri Perhatikan poendarahan , edema, drainage Monitor keutuhan jaringan kulit Perhatikan posisi jahitan, hindari dengan kontak dengan alat – alat tidak

steril misal alat tensi

9

Page 10: Makalah hypertiroid

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN

Riwayat Kesehatan

Riwayat kehamilan, riwayat keturunan, labiotapalatoskisis dari keluarga, berat atau panjang bayi saat lahir, pola pertumbuhan, pertambahan atau penurunan berta badan, riwayat otitis media dan infeksi saluran pernapasan atas.

Pemeriksaan fisik Inpeksi kecacatan pada sat lahir untuk menguidentifikasi karakteristik sumbing.Kaji asupan cairan dan nutrisi bayiKaji kemampuan hisap,menelan ,bernafas.Kaji tanda-tanda infeksiPalpasi dengan menggunakan jariKaji tingkat nyeri pada bayi

Pengkajian Keluarga Obserfasi infeksi bayi dan keluargaKaji harga diri / mekanisme kuping dari anak /orangtuaKajian reaksi orangtua terhadap operasi yang akan di lakukanKaji kesepian orangtua terhadap pemulangan dan kesanggupan mengaturperawatan di rumahKaji tingkat pengetahuan keluarga

DIAGNOSA KEPERAWATANKuping keluarga melemah berhubungan dengan situasi lain atau krisis perkembangan / keadan dari orang terdekat mungkin muncul ke permukaaan.Resiko aspirasi perhubungan dengan kondisi yang menghambat elevasi tubuh bagian atas.Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan ketidak seimbangan.Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan menaikan zat-zat gizi berhubungan dengan faktor biologis.Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisikResiko infeksi berhubungan dengan prosedur infasif

INTERVENSIDX.1 :Koping keluarga melemah berhubungan dengan situasi lain dan kritis perkembangan dan keadaan dari orang lain terdekat mungkin muncul ke permukaan.

NOC: Fmily kupingKH:Mengatur masalah Mengekspresikan perasaan dan emosional dengan bebas Menggunakan strategi pengurangan stressIndikator skala:Tidak pernah dilakukanJaang dilakukanKadang dilakukanSering dilakukanSelalu dilakukan

10

Page 11: Makalah hypertiroid

NIC: Family supportDengarkan apa yang diungkapkanBangun hubungan kepercayaanAjarkan pengobatan dan rencana keperawatan untuk keluarggaGunakan mekanisme kopoing adaptifMengkonsultasikan dengan angota keluarga untuk menambah koping yang efektif.DX.II: resiko aspirasi berhubungan dengan kondisiyang menghambat elevasi tubuh bagian atas.NOC : Risk ControlKH :Monitor lingkungan faktor resikoGunakan strategi kontrol resiko yang efektif Modifikasi gaya hidup untuk mengurangi resikoMonitor perubahan status kesehatanMonitor faktor resiko individuIndikator skala :Tidak pernah dilakukanJarang dilakukanKadang dilakukanSering dilakukanSelalu dilakukan

NIC : Aspiration PrecautionMonitor status hormonalHindari penggunaan cairan / penggunaan agen amat tebalTawarkan makanan / cairan yang dapat dibentuk menjadi bolu sebelumditelan.Sarankan untuk berkonsultasi ke PatologiPosisikan 90 atau lebih jika memungkinkan.Cek NGT sebelum memberi makan DX. III : Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan ketidak seimbanganNOC :Menggunakan pesan tertulisMenggunakan bahasa percakapan vokalMenggunakan percakapan yang jelasMenggunakan gambar/lukisanMenggunakan bahasa non verbalIndikator skala :Tidak pernah dilakukanJarang dilakukanKadang dilakukanSering dilakukanSelalu dilakukan

NIC : Perbaikan KomunikasiMembantu keluarga dalam memahami pembicaraan pasienBerbicara kepada pasien dengan lambat dan dengan suara yang jelas.Menggunakan kata dan kalimat yang singkatMendengarkan pasien dengan baik Memberikan reinforcement/pujian positif pada keluargaAnjurkan pasien mengulangi pembicaraannya jika belum jelas

11

Page 12: Makalah hypertiroid

DX. IV : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhberhubungan dengan ketidakmampuan menaikkan zat-zat giziberhubungan dengan faktor biologis.NOC : Status NutrisiKH :StaminaTenagaPenyembuhan jaringanDaya tahan tubuhPertumbuhan (untuk anak)Indikator skala :Tidak pernah dilakukanJarang dilakukan

NIC : Nutrition MonitoringBB dalam batas normalMonitor type dan jumlah aktifitas yang biasa dilakukanMonitor interaksi anak/orangtua selama makanMonitor lingkungan selama makanMonitor kulit kering dan perubahan pigmentasiMonitor turgor kulitMonitor rambut kusam, kering dan mudah patahMonitor pertumbuhan danperkembanganDX. V : Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisikNOC : Tingkat KenyamananKH :Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan managemennyeri.Mampu mengenali nyeri (skal), intensitas, frekwensi, dan tanda nyeri.TTV dalam batas normalIndikator skala :Tidak pernah dilakukanJarang dilakukanKadang dilakukanSering dilakukanSelalu dilakukan

NIC : Pain ManagementKa j i s ec a r a kom pre hen s i f t en t an g nye r i me ipu t i : Lokas i , ka r ak t e r i s t i k , durasi, frekwensi, kualitas dan intensitas nyeri.Observasi isarat-isarat non verbal dari ketidaknyamananGunakan komunikasi teraupeutik agar pasien dapat nyamanmengekspresikan nyeri.berikan dukungan kepada pasien dan keluarga.DX. VI : Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur infasif NOC : Risk ControlKH :Monitor gejala kemunduran penglihatanHindari tauma mataHindarkan gejal penyakit mataGunakan alat melindungi mataGunakan resep obat mata yang benar

12

Page 13: Makalah hypertiroid

 Indikator skala :Tidak pernah dilakukanJarang dilakukanKadang dilakukanSering dilakukanSelalu dilakukan

NIC : Identifikasi ResikoIdentifikasi pasien dengan kebutuhan perawatan rencana berkelanjutanMenentukan sumber yang finansialIdentifikasi sumber agen penyakit untuk mengurangi faktor resikoMenentukan faktor pelaksanaan dengan treatment medis dan perawatan

EVALUASIDianoksa I : koping keluarga melemah berhubungan dengan situasi lain atau krisis perkembangan keadaan dari orang terdekat mungkin muncul ke permukaan.

a. Mengatur masalahb. Mengekspresikan perasaan dan emosional dengan bebasc. Mengunakan strategi pengurangan stresd. Membuat jatwal untuk rutinitas dan kegiatan keluarga

Diagnosa II : resiko aspirasi berhubungan dengan kondisi yang menghambat elevasi tubuh bagian atas.

a. Monitor lingkungan faktor resiko b. Gunakan strategi kontrol resiko yang efektifc. Modifikasi gaya hidup untuk mengurang resikod. Monitor perubahan status kesehatane. Monitor faktor resiko indifidu

Diagnosa III : kerusakan komunikasi ferbal berhubungan dengan ketidakseimbangan.a. Menggunakan pesan tertulisb. Menggunakan bahasa percakapan vokalc. Menggunakan percakapan yang jelasd. Mengunakan gambar/lukisane. Menggunakan bahasa non verbal

Diagnosa IV : ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan menaikan zat-zat gizi berhubungan dengan faktor biologis.

a. Stamina b. Tenaga c. Penyembuhan jaringand. Daya tahan tubuhe. Pertumbuhan (untuk anak)

Diagnosa V : Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisikMelaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakanmanagemen nyeri.Mampu mengenali nyeri (skal), intensitas, frekwensi, dan tanda nyeri.

TTV dalam batas normalDiagnosa VI : Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur infasif

13

Page 14: Makalah hypertiroid

a. Monitor gejala kemunduran penglihatanb. Hindari tauma matac. Hindarkan gejal penyakit matad. Gunakan alat melindungi matae. Gunakan resep obat mata yang benar 

14

Page 15: Makalah hypertiroid

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

1. Labio palatoschizis adalah suatu keadaan terbukanya bibir dan langit – langit rongga

mulut dapat melalui palatum durum maupum palatum mole, hal ini disebabkan bibir dan

langit – langit tiadak dapat tumbuh dengan sempurna pada masa pembentukan mesuderm

pada saat kehamilan

2. Beberapa penyebab labio palatoschizis antara lain : faktor genetik, insufisiensi zat untuk

tumbuh kembang, pengaruh obat teratogenik, faktor lingkungan maupun infeksi

khususnya toxoplasma dan klamidial

3. Labio palatoshizis dibagi menjadi tiga klasifikasi: berdasarkan organ yang terlibat,

berdasarkan lengkap atau tidaknya celah yang terbentuk, berdasarkan letak celah.

4. Labio palatoshizis adalah suatu kelainan kongenital sehingga insidensnya adalah

kongenital.

5. Penatalaksanaan Labio palatoshizis adalah dengan tindakan pembedahan.

6. Asuhan keperawatan ditegakkan  untuk mengatasi masalah dan dampak hospitalisasi yang

ditimbulkan.

4.2  SARAN

Bagi masyarakat khusunya ibu hamil dapat sesering mungkin untuk memeriksakan

kehamilannya dan menghindari seminimal mungkin hal-hal yang dapat menyebabkan

terjadinya kelainan kongenital pada janin atau organ yang dikandungnya

15

Page 16: Makalah hypertiroid

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat,Aziz Alimul.2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba Medika

Tucker,Susan Martin. Standart Perawatan Pasien. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran

Canobbio,Mary M. Standart Perawatan Pasien. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran

Paquette,EleanorvVargo. Standart Perawatan Pasien. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran

Wells,Majorie Fyfe. Standart Perawatan Pasien. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran

16