101
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Elsworth Huntington : Geografi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mengkaji hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan fisiknya. Esensi dari seluruh (semua) geografi adalah manusia dan aktifitasnya yang dikaji dalam kaitannya dengan lingkungannya. Geografi Pariwisata merupakan bidang Ilmu terapan yang berusaha mengkaji unsur - unsur geografis suatu daerah untuk kepentingan kepariwisataan. Unsur - unsur geografis suatu daerah memiliki potensi dan karakteristik yang berbeda-beda. Bentang alam pegunungan yang beriklim sejuk, pantai landai yang berpasir putih, hutan dengan beraneka ragam tumbuhan yang langka, danau dengan air yang bersih, merupakan potensi suatu daerah yang dapat dikembangkan untuk usaha industri pariwisata. Unsur geografis yang lain seperti lokasi/letak, kondisi morfologi, penduduk, berpengaruh terhadap kemungkinan pengembangan potensi obyek wisata. Dengan adanya Undang-undang No. 32 tahun 2003 Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Laporan Geografi industri dan pariwisata

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Geografi industri dan pariwisata

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Elsworth Huntington : Geografi dapat didefinisikan sebagai ilmu

pengetahuan yang mengkaji hubungan timbal balik antara manusia dengan

lingkungan fisiknya. Esensi dari seluruh (semua) geografi adalah manusia dan

aktifitasnya yang dikaji dalam kaitannya dengan lingkungannya.

Geografi Pariwisata merupakan bidang Ilmu terapan yang berusaha

mengkaji unsur - unsur geografis suatu daerah untuk kepentingan kepariwisataan.

Unsur - unsur geografis suatu daerah memiliki potensi dan karakteristik yang

berbeda-beda. Bentang alam pegunungan yang beriklim sejuk, pantai landai yang

berpasir putih, hutan dengan beraneka ragam tumbuhan yang langka, danau

dengan air yang bersih, merupakan potensi suatu daerah yang dapat

dikembangkan untuk usaha industri pariwisata. Unsur geografis yang lain seperti

lokasi/letak, kondisi morfologi, penduduk, berpengaruh terhadap kemungkinan

pengembangan potensi obyek wisata.

Dengan adanya Undang-undang No. 32 tahun 2003 tentang Otonomi

Daerah, setiap daerah di Indonesia berupaya memperoleh Pendapatan Asli

Daerah Setempat (PADS). Salah satu upaya untuk memperoleh pemasukan

pendapatan tersebut dengan menggalakkan kegiatan pariwisata yang ada di

daerah.

Pengembangan pariwisata sangat ditentukan oleh seberapa besar potensi

supply dan demand. Potensi supply memberikan gambaran seberapa besar daya

tarik obyek wisata yang dimiliki oleh suatu Daerah Tujuan Wisata (DTW).

Sedangkan potensi demand memberikan gambaran seberapa besar potensi

wisatawan yang datang dari Daerah Asal Wisatawan (DAW).

Istilah industri sering diidentikkan dengan semua kegiatan ekonomi

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 2: Laporan Geografi industri dan pariwisata

2

manusia yang mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang setengah

jadi atau barang jadi. Dari definisi tersebut, istilah industri sering disebut sebagai

kegiatan manufaktur (manufacturing). Padahal, pengertian industri sangatlah luas,

yaitu menyangkut semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya

produktif dan komersial.

Karena merupakan kegiatan ekonomi yang luas maka jumlah dan macam

industri berbeda-beda untuk tiap negara atau daerah. Pada umumnya, makin maju

tingkat perkembangan perindustrian di suatu negara atau daerah, makin banyak

jumlah dan macam industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha

tersebut. Cara penggolongan atau pengklasifikasian industri pun berbeda-beda.

Tetapi pada dasarnya, pengklasifikasian industri didasarkan pada kriteria yaitu

berdasarkan bahan baku, tenaga kerja, pangsa pasar, modal, atau jenis teknologi

yang digunakan. Selain faktor-faktor tersebut, perkembangan dan pertumbuhan

ekonomi suatu negara juga turut menentukan keanekaragaman industri negara

tersebut, semakin besar dan kompleks kebutuhan masyarakat yang harus

dipenuhi, maka semakin beranekaragam jenis industrinya.

Pelaksanaan Study Lapang Mata Kuliah Geografi Industri dan

Praiwisata didasarkan pada Kurikulum 1994 yang program pada semester genap,

jumlah jam praktikum disediakan waktu sebanyak 48 jam atau setara dengan tiga

hari kerja lapang. Pada Study lapangan yang dilakukan di Pantai Tanjung

Bayang. Praktik ini merupakan salah satu penunjang dalam mata kuliah Geografi

Industri dan Pariwisata. Pelaksanaan praktek lapang ini wajib diikuti oleh semua

mahasiswa yang memprogram mata kuliah Geografi Industri dan Pariwisata.

Praktek ini disinergikan antara teori yang diterima mahasiswa dalam ruangan

kelas dengan kondisi nyata di lapangan. Baik konsep Industri dan Pariwisata

dalam kaitannya dengan ilmu geografi.

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 3: Laporan Geografi industri dan pariwisata

3

B. TUJUAN

1.      Tujuan Umum

Setelah melakukan study lapang ini, mahasiswa diharapkan dapat

mengetahui dan memahami cara pengumpulan data.

2.      Tujuan Khusus

Setelah praktik lapang ini, mahasiswa diharapkan dapat:

a.    Mengetahui pengaruh Bananaboat terhadap pengunjung

C.      Sasaran (Jumlah)

Pada Study Lapang diikuti oleh peserta yang berasal dari:

1.      Mahasiswa Geografi 2012 = 16 orang

Jumlah = 16 orang

D.      Lokasi

Praktik lapang Kartografi Dasar ini diadakan di Pantai Tanjung Bayang

Makassar Provinsi Sulawesi Selatan Indonesia.

E.       Waktu Pelaksanaan

Study Lapang Geografi Industri dan Pariwisata dilaksanakan 1 hari yaitu

minggu 14 Juni 2015

F.     Jadwal

Adapun jadwal kegiatan kami pada Study Lapang Geografi Industri dan

Pariwisata selama 1 hari ini yaitu:

a.       08.00 – 09.00 WITA : Perjalanan menuju lokasi praktil lapang

b.      09.00 – 09.30 WITA : Pengarahan

c.       09.30 – 12.30 WITA : Pelaksanaan wawancara

d.      12.30 - 13.00 WITA : ISOMA

e.       13.00 – 14.30 WITA : Lanjut wawancara

f.       14.30 – 15.00 WITA : Perjalanan Pulang ke kampus

G.      Sistematika Penulisan

Pada penulisan laporan ini memiliki sistematika penulisan yang formal dan

sesuai dengan sistematika penulisan ilmiah karena memiliki beberapa bagian

yang dibagi ke dalam beberapa bab yaitu bab satu pendahuluan, bab dua kajian

pustaka, bab tiga hasil dan pembahasan dan bab empat penutup.

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 4: Laporan Geografi industri dan pariwisata

4

Selain itu laporan ini memiliki sampul, halaman pengesahan, kata

pengantar, daftar isi, dan lampiran yang berupa gambar dari hasil yang kami

peroleh di lapangan saat menjalani praktikum.

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 5: Laporan Geografi industri dan pariwisata

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. RUANG LINGKUP GEOGRAFI

Sesungguhnya ilmu bumi tidak sama dengan geografi. Ilmu bumi lebih

tepat jika disamakan dengan geologi, yaitu ilmu yang mengkaji bumi secara

menyeluruh. Geologi mengkaji kulit bumi hingga inti bumi tanpa membahas

hubungannya dengan manusia.

Istilah geografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata geos yang

artinya bumi dan graphein yang artinya tulisan atau lukisan. Istilah itu pertama

kali dikemukakan oleh Erathostenes (176-194 SM). Secara umum geografi berarti

tulisan atau lukisan tentang bumi. Oleh karena itu, geografi lebih dikenal sebagai

ilmu bumi. Lebih dari sekadar ilmu tentang bumi, geografi tidak hanya mengkaji

bumi dan isinya saja. Akan tetapi, geografi juga mengkaji gejala-gejala alam

yang meliputi litosfer, hidrosfer, atmosfer, biosfer, dan antroposfer.

Di Indonesia pengertian dan batasan geografi telah disepakati dalam

seminar dan lokakarya Ikatan Geografi Indonesia (IGI) di Semarang pada tahun

1989, yaitu sebagai berikut.

Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan

fenomena di geosfer (muka bumi) dengan sudut pandang kelingkungan (ekologis)

dan kewilayahan (regional) dalam konteks keruangan (space).

1. Perkembangan Pandangan Geografi

Pandangan geografi dibedakan menjadi 5 bagian, yaitu pandangan

geografi klasik, pandangan geografi modern (abad ke-18), pandangan geografi

akhir abad ke-19, pandangan geografi abad ke-20, dan pandangan geografi

mutakhir.

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 6: Laporan Geografi industri dan pariwisata

6

a. Pandangan Geografi Klasik

Pada zaman Yunani kuno pengetahuan manusia tentang bumi masih

sangat dipengaruhi oleh mitologi. Namun, sejak abad ke-6 SM pengaruh mitologi

itu terus berkurang seiring dengan makin berkembangnya ilmu pengetahuan

sehingga pengetahuan tentang bumi mulai didasarkan atas ilmu alam, ilmu pasti,

dan logika. Salah satu bukti bahwa pengetahuan telah didasarkan pada logika

adalah telah adanya usaha untuk menjelaskan tentang suatu wilayah termasuk

perilaku penduduknya. Orang yang pertama kali menguraikan seluk-beluk

keadaan suatu tempat, yang kemudian dinamakan topografi adalah Herodutus

(485-428 SM).

Claudius Ptolomeus dalam bukunya yang berjudul Geographike

Unphegesis (pertengahan abad ke-2) menjelaskan bahwa geografi adalah suatu

bentuk penyajian dengan peta terhadap sebagian permukaan bumi yang

menunjukkan kenampakan umum. Menurut Ptolomeus geografi lebih

mengutamakan hal-hal atau fenomena yang bersifat kuantitatif. Pandangan dan

pendapat Ptolomeus ini merupakan sumber bagi definisi geografi zaman modern.

Seorang ahli filsafat dari Arab Ibnu Khaldun (1332-1406), menulis buku

kesejarahan yang dapat dikatakan sebagai embrio ilmu kemasyarakatan. Ibnu

Khaldun memperhatikan permasalahan irigasi, kehidupan bangsa nomad, dan

aktivitas perdagangan di daerah gurun. Ibnu Khaldun juga menguraikan penyebab

munculnya kerajaan-kerajaan Islam dan meramalkan ambruknya kerajaan-

kerajaan tersebut. Ibnu Khaldun termasuk ahli geografi yang telah menunjukkan

contoh cara menguraikan pengaruh lingkungan alam terhadap masyarakat dalam

suatu wilayah.

b. Pandangan Geografi Modern (abad ke-18)

Pandangan geografi modern pada awalnya dikemukakan oleh Immanuel

Kant (1724-1804). Menurut Kant, geografi merupakan disiplin ilmiah yang objek

studinya adalah benda-benda atau gejala-gejala yang keberadaannya tersebar dan

berasosiasi dalam ruang (space).

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 7: Laporan Geografi industri dan pariwisata

7

Alexander von Humboldt (1769-1859) lebih berminat pada kajian fisik

dan biologi. Humboldt adalah seorang ahli geografi asal Jerman yang melakukan

perjalanan ke Benua Amerika. Hasil dari perjalanannya itu adalah sebuah

deskripsi tentang hubungan antara ketinggian tempat dan vegetasi yang

mendiaminya. Namun demikian, Humboldt juga tetap memperhatikan

keberadaan manusia, antara lain perhatiannya tentang kebudayaan penduduk Asia

dan kebudayaan penduduk Amerika.

Karl Ritter (1779-1859) membuat uraian yang sejalan dengan pemikiran

Humboldt, yaitu menjelaskan kegiatan manusia dalam suatu wilayah. Ritter

menganggap permukaan bumi sebagai tempat tinggal manusia dan

menggolongkannya menjadi wilayah alamiah, terutama berdasarkan bentang

alamnya, serta mempelajari unit wilayah tersebut bagi masyarakat yang akan

menempati atau pernah menempati.

c. Pandangan Geografi Akhir Abad ke-19

Pada akhir abad ke-19 pandangan geografi dipusatkan terhadap iklim,

tumbuhan, dan hewan (biogeografi) terutama pada bentang alamnya. Perhatian

utama geografi pada masa ini adalah gejala-gejala fisik sehingga gejala-gejala

sosial (manusia) tidak mengalami kemajuan. Perhatian geografi terhadap manusia

pada akhir abad ke-19 tetap becorak pada pandangan Ritter, yaitu mengkaji

hubungan manusia dengan lingkungannya.

Friedrich Ratzel (1844-1904) mempelajari pengaruh lingkungan fisik

terhadap kehidupan manusia. Menurut Ratzel aktivitas manusia merupakan faktor

penting bagi kehidupan dalam suatu lingkungan. Ratzel juga beranggapan bahwa

faktor manusia dan faktor lingkungan memiliki kedudukan dan pengaruh yang

sama dalam membentuk lingkungan hidup.

d. Pandangan Geografi Abad ke-20

Salah satu ciri pandangan geografi pada abad ke-20 adalah kajiannya yang

bercorak sosial budaya. Pandangan yang bercorak sosial budaya itu merupakan

reaksi atas dominasi geografi alam hingga akhir abad ke-19.

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 8: Laporan Geografi industri dan pariwisata

8

Vidal de la Blache (1854-1918) mengemukakan pendapatnya bahwa

dalam kajian geografi harus menyatukan faktor manusia dan faktor fisik karena

tujuan geografi adalah untuk mengetahui adanya interaksi antara manusia dan

lingkungan fisiknya. Oleh karena itu, konsep geografi yang dikemukakan Vidal

de la Blache adalah kewilayahan.

e. Pandangan Geografi Mutakhir

E. A. Wrigley (1965) mengemukakan pendapatnya bahwa semua metode

analisa dapat digunakan dalam kajian geografi selama analisa tersebut mampu

menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Wrigley juga berpendapat bahwa

geografi adalah disiplin ilmiah yang berorientasi pada masalah (problem

oriented) dalam mengkaji interaksi antara manusia dan lingkungannya.

Pandangan geografi mutakhir juga ditandai oleh adanya kajian-kajian

geografi yang bersifat tematik dalam suatu wilayah, terutama interaksi antara

manusia dan lingkungannya. Di dalam kajian tersebut telah menggunakan metode

statistik dan pemanfaatan komputer untuk menganalisa dan menyimpan data.

2. Geografi Ortodoks dan Geografi Terintegrasi

Perbedaan pandangan terhadap geografi menghasilkan definisi yang

berbeda-beda sehingga tidak dapat diterima oleh setiap orang. Akan tetapi,

meskipun pandangan para ahli berbeda-beda terhadap geografi, mereka mengakui

adanya elemen-elemen yang sama dalam geografi, yaitu sebagai berikut.

Para ahli geografi mengakui adanya persamaan dengan ahli ilmu

pengetahuan bumi (earth science) yang lain karena wilayah kajiannya sama, yaitu

permukaan bumi dan bukan ruang yang bersifat abstrak. Menurut para ahli

geografi permukaan bumi merupakan lingkungan hidup bagi manusia yang dapat

mempengaruhi kehidupannya dengan mengubah dan membangunnya.

Para ahli geografi memiliki perhatian sama, yaitu persebaran manusia

dalam ruang dan hubungan manusia dengan lingkungannya. Para ahli geografi

mengkaji cara tentang pengelolaan wilayah yang tepat untuk dapat memanfaatkan

ruang dan sumber daya. Para ahli geografi mengakui adanya unsur-unsur yang

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 9: Laporan Geografi industri dan pariwisata

9

sama dalam geografi, antara lain jarak, interaksi, gerakan (mobilitas), dan

persebaran.

Adanya persamaan-persamaan dalam kajian geografi berpengaruh

terhadap perkembangan berbagai topik yang berhubungan dengan geografi. Oleh

karena itu, pada saat ini kajian geografi dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu

geografi ortodoks dan geografi terintegrasi.

Geografi ortodoks adalah geografi yang melakukan kajian terhadap suatu

wilayah (geografi regional) dan analisis terhadap sifat-sifat sistematiknya

(geografi sistematik). Geografi ortodoks dibagi lagi menjadi 5 bagian sesuai

dengan topik-topiknya, yaitu berikut ini:

a. Geografi fisik, yaitu geografi yang melakukan kajian terhadap fenomena-

fenomena fisik geosfer dan lingkungannya. Geografi fisik antara lain meliputi

geomorfologi, hidrologi, klimatologi, dan pedologi.

b. Geografi manusia, yaitu geografi yang melakukan kajian terhadap aktivitas

manusia, antara lain meliputi geografi penduduk, geografi ekonomi, geografi

perdesaan, dan geografi perkotaan.

c. Geografi regional, yaitu geografi yang melakukan kajian terhadap

perwilayahan dan kultural. Geografi perwilayahan antara lain terdiri dari geografi

daerah tropika, geografi daerah arid, dan geografi daerah kutub. Geografi kultural

antara lain terdiri dari geografi Asia Tenggara, Geografi Amerika Latin, dan

geografi

d. Geografi teknik, yaitu geografi yang melakukan kajian terhadap bidang teknik

dalam geografi, anatara lain terdiri atas kartografi dan pengindraan jauh.

e. Geografi filsafat, yaitu geografi yang melakukan kajian terhadap hakikat,

sebab, asal, dan hukum yang berkenaan dengan bidang geografi, antara lain

metodologi geografi dan geografi sejarah.

Geografi terintegrasi adalah kajian geografi dengan jalan memadukan

antara elemen-elemen geografi sistematik dan geografi regional sehingga disebut

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 10: Laporan Geografi industri dan pariwisata

10

juga geografi terpadu. Oleh karena itu, di dalam kajiannya geografi terintegrasi

menggunakan tiga analisis, yaitu analisis keruangan, ekologi, dan wilayah.

Pengertian geografi memunculkan penafsiran yang berbeda-beda sehingga

menimbulkan kesan yang berbeda-beda pula. Menurut Karl Ritter, geografi

mempelajari bumi sebagai tempat tinggal manusia. Sebagai tempat tinggal

manusia, bumi memiliki struktur dan pola yang terbentuk karena pengaruh

aktivitas manusia.Agar pengertian geografi tidak terlalu meluas, adanya hakikat

geografi dapat dijadikan sebagai batasan.

Terdapat 6 hakikat dari geografi, yaitu sebagai berikut.

a. Geografi sebagai ilmu pengetahuan bio-fisik. Hakikat ini berlaku apabila yang

dipelajari atau dibahas adalah geografi fisik dan geografi biotik yang menjadi

dasar telaah atas seluk beluk tanah.

b. Geografi sebagai relasi timbal balik antara manusia dan alam. Hakikat ini

berlaku apabila yang dikaji adalah topik-topik sosial, contohnya pengangguran,

migrasi, dan kelaparan.

c. Geografi sebagai ekologi manusia. Di dalam hakikat ini yang dipelajari atau

dibahas (ditelaah) adalah adaptasi manusia terhadap lingkungan hidupnya.

Manusia tidak hanya dianggap dan diakui sebagai makhluk dari dunia fisik-

biotik, tetapi juga sebagai suatu kekuatan. Setiap masyarakat memiliki

kemampuan dan cara-cara adaptasi yang diwariskan secara turun-temurun dan

selalu dikembangkan. Akan tetapi, ekologi manusia lebih mengutamakan relasi

manusia dengan lingkungannya dan kurang memperhatikan adanya hubungan

antarwilayah.

d. Geografi sebagai telaah bentang alam. Di dalam hakikat ini geografi

menelaah tentang geomorfologi permukaan bumi sehingga dapat diketahui

adanya persamaan dan perbedaan bentuk-bentuknya.

e. Geografi sebagai telaah tentang sebaran gejala alam dan sosial. Di dalam

hakikat ini geografi menelaah gejala dan fenomena yang terjadi di mana-mana.

Oleh karena gejala dan fenomena tersebut terjadi di mana-mana dan berbeda-

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 11: Laporan Geografi industri dan pariwisata

11

beda, maka teknik penelaahan yang dilakukan pun berbeda-beda pula.

f. Geografi sebagai teori tentang ruang bumi. Di dalam hakikat ini yang dibahas

adalah kemampuan adaptasi manusia di dalam berperilaku sesuai dengan ruang

keberadaannya.

3. Hakekat Geografi

Pengertian tentang geografi di atas menunjukkan bahwa yang dipelajari

dalam geografi ternyata sangat luas. Oleh karena itu, perlu adanya batasan yang

menjadi ruang lingkup bahasan geografi. Ruang lingkup bahasan geografi terdiri

dari 3 bagian, yaitu sebagai berikut.

Geografi Fisik: Geografi fisik mempelajari gejala-gejala alam di permukaan bumi

yang meliputi atmosfer, litosfer, hidrosfer, dan biosfer. Gejala-gejala alam

tersebut berkaitan dengan bentuk, relief, iklim, dan segala sesuatu tentang bumi,

serta tentang proses-proses fisik yang terjadi di darat, laut, dan udara yang

berpengaruh pada kelangsungan hidup manusia.

Geografi Sosial: Geografi sosial mempelajari segala aktivitas kehidupan manusia

di bumi dan interaksinya dengan lingkungan, baik dalam lingkungan sosial,

ekonomi, maupun budaya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa geografi

sosial (geografi manusia) mempelajari dampak aktivitas manusia terhadap

lingkungan dan dampak lingkungan terhadap manusia.

Geografi Regional: Geografi regional mempelajari topik atau bahasan khususnya

yang mencakup suatu daerah atau wilayah tertentu. Geografi regional merupakan

bahasan yang menyeluruh, baik dari aspek fisik ataupun sosial sehingga dianggap

sebagaio bentuk tertinggi dalam geografi.

4. Pendekatan Geografi

Pendekatan geografi dapat diartikan sebagai suatu metode atau cara

(analisis) untuk memahami berbagai gejala dan fenomena geosfer, khususnya

interaksi antara manusia dan lingkungannya. Pendekatan geografi menjadi ciri

bagi kajian geografi dan membedakannya dengan kajian ilmu-lmu yang lain.

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 12: Laporan Geografi industri dan pariwisata

12

Pendekatan (approach) yang digunakan dalam kajian geografi terdiri atas

3 macam, yaitu analisis keruangan (spatial analysis), analisis ekologi (ecological

analysis), dan analisis kompleks wilayah (regional complex analysis). Oleh

karena itu, pendekatan yang digunakan dalam geografi tidak membedakan antara

elemen fisik dan nonfisik.

a. Pendekatan Keruangan

Pendekatan keruangan adalah upaya dalam mengkaji rangkaian dan

perbedaan fenomena geosfer dalam ruang. Di dalam pendekatan keruangan ini

yang perlu diperhatikan adalah persebaran penggunaan ruang dan penyediaan

ruang yang akan dimanfaatkan.

Contoh penggunaan pendekatan keruangan adalah perencanaan

pembukaan lahan untuk daerah permukiman yang baru. Data-data yang perlu

diketahui untuk keperluan tersebut terutama yang menyangkut keadaan lokasi,

antara lain ketinggian tempat, kemiringan lereng, jenis tanah, dan keadaan air

tanah. Hal itu karena keadaan fisik lokasi tersebut akan berpengaruh terhadap

tingkat adaptasi manusia yang akan menempatinya.

b. Pendekatan Ekologi

Pendekatan ekologi adalah upaya dalam mengkaji fenomena geosfer

khususnya terhadap interaksi antara organisme hidup dan lingkungannya,

termasuk dengan organisme hidup yang lain. Di dalam organisme hidup itu

manusia merupakan satu komponen yang penting dalam proses interaksi. Oleh

karena itu, muncul istilah okologi manusia (human ecology) yang mempelajari

interaksi antarmanusia serta antara manusia dan lingkungan.

Kemampuan manusia dalam memanfaatkan lingkungannya untuk

berbagai aktivitas kehidupan merupakan contoh pendekatan ekologi. Misalnya,

manusia yang bertempat tinggal di pantai memiliki aktivitas yang berbeda dengan

manusia yang tinggal di daerah pegunungan.

c. Pendekatan Kompleks Wilayah

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 13: Laporan Geografi industri dan pariwisata

13

Pendekatan kompleks wilayah adalah upaya dalam mengkaji fenomena

geosfer dengan menggunakan pendekatan keruangan dan pendekatan ekologi. Di

dalam analisis ini yang menjadi perhatian adalah tentang persebaran fenomena

tertentu melalui pendekatan keruangan dan interaksi manusia dengan

lingkungannya melalui pendekatan ekologi. Pendekatan kompleks wilayah

beranggapan bahwa interaksi antarwilayah akan berkembang karena adanya

perbedaan antarwilayah itu. Oleh karena adanya perbedaan itu maka akan terjadi

pemenuhan kebutuhan dari satu wilayah terhadap wilayah yang lain.

Melalui pendekatan kompleks wilayah, perencanaan pembukaan lahan

untuk daerah permukiman yang baru seperti contoh di atas dikaji lebih luas lagi,

terutama hubungannya dengan wilayah lain dan pengembangannya. Hal tersebut

membuktikan bahwa fenomena geografi yang terjadi pada suatu wilayah

memiliki keterkaitan (hubungan) dengan fenomena di wilayah lain.

5. Konsep Dasar Geografi

Geografi memiliki 10 konsep dasar yang menjadi ciri khas sehingga

membedakan dengan ilmu-ilmu yang lain. Konsep dasar tersebut adalah sebagai

berikut.

1) Lokasi. Lokasi atau letak suatu objek terhadap objek yang lain akan

berpengaruh terhadap nilai objek tersebut.

2) Jarak. Jarak dapat mempengaruhi nilai atau harga suatu objek atau barang,

terutama barang-barang hasil produksi. Jarak juga dapat mempengaruhi

lamanya waktu yang dibutuhkan dalam hubungan antartempat.

3) Keterjangkauan. Suatu daerah dapat berhubungan dengan daerah lain

apabila tersedia sarana yang sesuai dengan kondisi wilayah

4) Pola. Keadaan alam tertentu berpengaruh terhadap pola persebaran dan

permukiman penduduk.

5) Morfologi. Bentuk lahan sangat berpengaruh terhadap pemanfaatannya

bagi manusia.

6) Aglomerasi. Kehidupan penduduk cenderung mengelompok menurut

mata pencaharian atau status sosial tertentu. Demikian pula tempat

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 14: Laporan Geografi industri dan pariwisata

14

tinggalnya.

7) Nilai Kegunaan. Suatu tempat memiliki nilai dan manfaat yang berbeda

bagi masing-masing orang.

8) Interaksi/Interdepedensi. Hubungan timbal balik antara manusia dan

lingkungan akan menimbulkan pergerakan manusia, barang, atau gagasan.

9) Diferensiasi Areal. Adanya perbedaan fenomena alam dan sosial menurut

wilayah atau tempatnya.

10) Keterkaitan Ruangan. Hubungan antarwilayah terjadi karena adanya

perbedaan-perbedaan antarwilayah itu sehingga timbul rasa saling

membutuhkan.

6. Objek Studi Geografi

Geografi memiliki cara berfikir yang khas dan berbeda dengan ilmu

pengetahuan yang lain karena geografi menekankan pembahasannya pada gejala-

gejala fisik dan sosial dalam hubungan saling kebergantungan. Objek studi

geografi pada dasarnya dibedakan menjadi dua, yaitu objek studi material dan

objek studi formal.

a) Objek Studi Material. Objek studi material adalah segala materi yang

menjadi kajian dalam geografi. Sesuai dengan pengertian geografi maka yang

menjadi objek studi material adalah segala fenomena geosfer, baik fisik maupun

sosial.

b) Objek studi material fisik antara lain iklim, tanah, dan air, sedangkan

objek studi material sosial antara lain persebaran penduduk, mobilitas penduduk,

dan pola permukiman.

Objek Studi Formal. Objek studi formal adalah sudut pandang atau cara

berfikir terhadap gejala geosfer sebagai objek material geografi, baik fisik

ataupun sosial. Objek studi formal inilah yang selanjutnya dapat membedakan

geografi dengan ilmu-ilmu yang lain.

Sudut pandang geografi adalah ruang dan waktu. Sudut pandang ini

berbeda dengan sudut pandang ilmu yang lain. Contohnya, sejarah yang

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 15: Laporan Geografi industri dan pariwisata

15

menitikberatkan pada waktu (time), antropologi pada budaya (culture), ekonomi

pada biaya (cost) dan hukum pada norma (norm, standard). Akan tetapi, ilmu-

ilmu tersebut objek materialnya sama, yaitu membahas hubungan manusia

dengan lingkungan hidupnya.

7. Prinsip-Prinsip Geografi

Prinsip-prinsip geografi merupakan dasar untuk menjelasakan berbagai

fenomena geografi. Prinsip geografi terdiri atas 4 macam, yaitu prinsip

persebaran, interelasi, deskripsi, dan korologi (keruangan).

Prinsip persebaran, yaitu bahwa gejala atau fenomena geografi terdapat di

mana-mana dan tersebar di permukaan bumi. Gejala atau fenomena geografi

tersebut dapat berupa fenomena fisik atau fenomena sosial yang persebarannya

tidak merata di permukaan bumi. Misalnya, keadaan sumber air tanah tidak

dijumpai di semua tempat atau kemacetan lalu lintas juga tidak dijumpai di semua

tempat. Oleh karena itu, untuk mengamati gejala dan fenomena yang tersebar itu

diperlukan alat bantu antara lain peta.

Prinsip interelasi, yaitu adanya hubungan saling keterkaitan antargejala

dalam ruang. Hubungan saling keterkaitan itu dapat terjadi antarfenomena fisik,

antarfenomena sosial, serta antara fenomena fisik dan fenomena sosial. Misalnya,

terjadinya banjir di wilayah hilir salah satu penyebabnya adalah rusaknya hutan

di wilayah hulu akibat perilaku manusia.

Prinsip deskripsi, yaitu penjelasan tentang adanya gejala atau fenomena

geografi. Persebaran dan hubungan gejala atau fenomena geografi dapat

diungkapkan antara lain dalam bentuk data, grafik, dan peta. Ketiga bentuk

pengungkapan fenomena tersebut akan lebih jelas apabila diberikan pemaparan

atau penjelasan dengan menggunakan rangkaian kalimat.

Prinsip korologi, yaitu pengkajian gejala atau fenomena geografi secara

menyeluruh (komprehensif) dalam ruang tertentu (spatial). Di dalam prinsip

korologi setiap gejala atau fenomena geografi dikaji dengan cara memadukan

prinsip-prinsip persebaran, interelasi, dan deskripsi. Hasil pengkajian melalui

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 16: Laporan Geografi industri dan pariwisata

16

prinsip korologi menunjukkan adanya perbedaan-perbedaan gejala, fenomena,

dan fakta antarwilayah. Oleh karena itu, akan memberikan corak tertentu

sehingga tampak adanya kesatuan gejala, kesatuan fungsi, dan kesatuan bentuk.

Berbagai fenomena geosfer dapat dikaji dalam geografi melalui enam

pertanyaan pokok, yaitu what, where, when, why, who, dan how. Keenam

pertanyaan tersebut dikenal dengan prinsip 5W 1H.

a. What untuk mengetahui peristiwa apa yang terjadi.

b. Where untuk mengetahui di mana peristiwa terjadi.

c. When untuk mengetahui kapan peristiwa terjadi.

d. Why untuk mengetahui mengapa peristiwa terjadi.

e. Who untuk mengetahui siapa yang terlibat dalam peristiwa yang terjadi.

f. How untuk mengetahui bagaimana solusi atas peristiwa yang terjadi.

8. Ilmu Bantu dan Sarana Bantu Geografi

Dua aspek pokok geografi, yaitu aspek fisik dan aspek sosial dipelajari oleh ilmu-

ilmu yang menjadi ilmu penunjang geografi. Ilmu penunjang geografi sangat

diperlukan mengingat luasnya bahasan dalam geografi. Ilmu penunjang geografi

tersebut antara lain sebagai berikut.

a. Geologi, yaitu ilmu yang mempelajari lapisan batuan penyusun bumi.

b. Geomorfologi, yaitu ilmu yang mempelajari bentuk permukaan bumi dan

proses terbentuknya.

c. Pedologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang lapisan tanah, antara lain

tentang proses pembentukan dan jenis-jenisnya.

d. Meteorologi, yaitu ilmu yang mempelajari lapisan atmosfer, antar lain

tentang ciri-ciri fisik dan kimianya, tekanan, suhu udara, angin, dan per-awanan.

e. Klimatologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang iklim.

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 17: Laporan Geografi industri dan pariwisata

17

f. Antropogeografi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang persebaran manusia

di permukaan bumi dalam hubungannya dengan lingkungan geografi.

g. Demografi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang kependudukan, antara lain

hubungannya dengan jumlah dan pertum-buhan, komposisi, srta migrasi

penduduk.

h. Hidrologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang lapisan air di permukaan

bumi, di bawah tanah, dan di atmosfer.

i. Oseanografi, yaitu ilmu yang mempelajari lautan, antara lain tentang sifat air

laut dan gerakan air laut.

j. Biogeografi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang persebaran hewan dan

tumbuhan di permukaan bumi serta faktor-faktor yang mempengaruhi,

membatasi, dan menentukan pola persebarannya.

Untuk mempermudah dalam mempelajari geografi diperlukan sarana

bantu, antara lain tabel, diagram, grafik, dan peta. Sarana bantu tersebut

digunakan untuk melihat secara tidak langsung atas gejala fisik dan sosial,

persebaran, hubungan, serta susunan keruangannya.

Tabel- Tabel menjadi sarana bantu geografi karena memuat data, baik

berupa kata, kalimat, ataupun angka tentang fenomena di permukaan bumi. Data

tersebut disusun secara bersistem (sistematis), yaitu urut ke bawah atau ke

samping dalam lajur dan deret tertentu dan diberi garis pembatas sehingga mudah

untuk disimak.

Diagram- Diagram termasuk sarana bantu geografi yang digunakan untuk

menjelaskan fenomena geosfer dengan melukiskan bagian-bagiannya dan cara

kerjanya secara berurutan, biasa disebut dengan diagram arus.

Grafik- Grafik termasuk sarana bantu geografi yang menunjukkan naik

dan turun atau pasang surut suatu gejala atau fenomena tertentu antarwaktu

dengan menggunakan garis. Sebagai contoh adalah grafik tentang pertumbuhan

penduduk dari tahun 1990 sampai dengan tahun 2000.

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 18: Laporan Geografi industri dan pariwisata

18

Peta- Peta termasuk sarana bantu geografi karena memuat bermacam-

macam data dari permukaan bumi yang dapat diinformasikan. Untuk

memudahkan penyampaian informasi, peta dibuat dengan ukuran, tema, dan topik

tertentu, antara lain sebagai berikut:

a. Peta Kepadatan Penduduk Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2000

b. Peta Transportasi Laut di Indonesia

c. Peta Jenis Tanah di Indonesia

d. Peta Geologi di Indonesia

e. Peta Objek Wisata di Indonesia

9. Manfaat Geografi

Karena kajian geografi adalah interaksi antara manusia dan lingkungan,

maka geografi memberikan manfaat bagi manusia, baik individu maupun

kelompok. Di dalam aktivitas pendidikan, geografi memberikan 2 sumbangan

yang penting, yaitu sumbangan bersifat pendidikan (pedagogis) dan sumbangan

bersifat pembentukan kepribadian.

a. Sumbangan Pedagogis

1). Wawasan dalam Ruang

Geografi melatih manusia untuk melakukan orientasi di bumi sebagai tempat

tinggalnya dan memproyeksikan dirinya dalam ruang. Orientasi dan proyeksi

tersebut meliputi semua unsur ruang, yaitu arah, jarak, luas, dan bentuk.

2). Persepsi Relasi Antargejala

Geografi dapat melatih kegiatan pengamatan dan pemahaman hubungan

antargejala yang terdapat dalam suatu bentang alam. Oleh karena itu, perlu

adanya kegiatan yang bersifat pengamatan lapangan atau kegiatan luar ruang

(outdoor). Melalui kegiatan luar ruang tersebut kita dapat mengetahui setiap

proses dan pola dari fenomena geosfer.

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 19: Laporan Geografi industri dan pariwisata

19

3). Pendidikan Keindahan

Buku-buku geografi yang dilengkapi dengan gambar-gambar tentang

fenomena geosfer dapat menumbuhkan rasa kecintaan terhadap keindahan alam.

Namun, pengamatan langsung terhadap fenomena alam yang umum terdapat di

lingkungan sekitar dapat lebih meningkatkan kecintaan tersebut.

4). Kecintaan Terhadap Tanah Air

Geografi mengajak kita untuk menyadari tentang kekayaan dan kemiskinan

sumber daya di tempat tinggal kita. Geografi berusaha menjelaskan potensi

sumber daya yang ada di setiap wilayah sehingga dapat dimanfaatkan secara

bijaksana. Potensi sumber daya tersebut tentu saja diupayakan untuk memenuhi

kebutuhan hidup, baik masa sekarang ataupun masa yang akan datang.

5). Pemahaman Global

Geografi memberikan wawasan tentang wilayah-wilayah yang lebih luas

selain wilayah tempat tinggal kita. Kita dikenalkan pada sifat dan karakter tempat

lain sehingga kita dapat menilainya sesuai dengan sifat dan karakternya.

Pemahaman terhadap wilayah global ini dapat memupuk sifat saling menghargai

dan menghormati antarbangsa.

b. Pembentukan Kepribadian

1) Kita dapat mengerti permasalahan sosial yang sangat kompleks sebagai

akibat adanya perbedaan dalam lingkungan.

2) Kita dapat menghargai adanya fakta gejala geografi sehingga akan lebih

memperhatikan berbagai masalah, baik lokal ataupun global.

3) Kita dapat mengetahui ketersediaan sumber daya alam yang perlu

dimanfaatkan.

4) Kita dapat menghargai kondisi perekonomian dan kultural yang saling

bergantung antardaerah. Kita dapat membentuk pribadi melalui refleksi atas

lingkungannya dengan lingkungan orang lain.

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 20: Laporan Geografi industri dan pariwisata

20

Di dalam kehidupan sehari-hari geografi memiliki manfaat yang sangat

besar bagi kehidupan manusia, meskipun manfaat tersebut tidak secara langsung

dirasakan manusia. Contoh manfaat ilmu geografi dalam kehidupan sehari-hari

antara lain sebagai berikut.

a. Bidang Pertanian

Kebiasaan petani dalam memulai bercocok tanam, meskipun secara

tradisional, sebenarnya sudah menunjukkan bahwa petani tersebut menggunakan

ilmu geografi. Perhitungan terhadap musim, jenis tanah, dan sistem pengairan

merupakan contoh bahwa geografi memiliki peran yang sangat penting dalam

bidang pertanian.

b. Bidang Industri

Pemilihan lokasi industri umumnya mempertimbangkan faktor biaya, baik

biaya untuk bahan baku, proses produksi, maupun distribusi. Di dalam pemilihan

lokasi industri tersebut faktor jarak menjadi pertimbangan yang sangat penting,

baik jarak untuk memperoleh bahan baku maupun untuk pemasarannya.

Saat ini lokasi industri telah dikelola sedemikian rupa sehingga berdiri

pemusatan lokasi perindustrian berupa kawasan-kawasan industri. Faktor jarak

merupakan contoh bahwa geografi sangat penting dalam bidang industri.

B. HUBUNGAN GEOGRAFI , INDUSTRI DAN PARAWISATA

Pariwisata adalah sautu gejala yang sangat kompleks didala masyarakat.

Disamping itu ada wisatawan sendiri dengan segala tingkah lakunya. Itu semua

yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan dan merupakan satu keterkaitan

di dalammasyarakat. Cara lain yang biasa di gunakan untuk menganalisis

pariwisata ialah untuk menganalisis pariwisata ialah melihata gejala pariwisata

sebagai suatu industri

Pariwisata adalah suatu gejala social yang sangat kompleks, yang

menyangkut manusia seutuhnya dan memiliki berbagai Aspek sosiologis,

Ekonomis dan Ekologis dan sebagainya. Untuk mengadakan perjalanan orang

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 21: Laporan Geografi industri dan pariwisata

21

harus mengeluarkan biaya,yang diterima oleh orang-orang yang

menyelenggarakan angkutan, menyediakan bermacam-macam jasa, antraksi,dan

lainnya. Keuntungan ekonomis untuk daerah yang di kunjungi wisatawan, itulah

yang pertama-tama merupakan tujuan pembangunan wisata.Dalam hubungan

dengan geografis dari pariwisata ini adalah orang menggunakan pendekatan

keruangan, kewilayahan dan kelingkungan.

Selain mengenai fasilitas,pelayanan dan tariff, sebuah hotel hanya dapat

berfungsi dengan baik sebagai komponen dalam kegiatan pariwisata kalau

memenuhi persyaratan lokasi. Persyaratan lokasi itu yang terpenting berupa

syarat lingkungan

Tiap-tiap hotel di bangun dengan bentuk bangunan tertentu sesuai dengan

fasilitas dan pelayanan yang ditawarkan dengan tariff tertentu.ini semua menberi

citra kepada hotel.sebaliknya setiap lokasi dimana hotel ditempatkan juga

memiliki citranya sendiri sebagai daerah tempat tinggal, daerah bisnis,daerah

pertanian,daerah perkampungan kumuh,dan sebagainya.

Peryaratan lokasi hotel menuntut bahwa citra hotel dengan citra lingkungan

itu harus saling sesuai. Kalau tidak demikian akan terjadi citra lingkungan atau

lingkungan yang menyesuaikannya dan mendapat citra hotel. Penyesuaian itu

dapat berakibat fatal untuk hotel

Kalau hotelmengunah lingkungannya sehingga sesuai dengan citranya

sendiri,berarti hotel tersebut merupakan pusat pertumbuhan social. Untuk

menjadi pusat pertumbuhan social hotel harus tetap laku.

Sukses atau tidaknya suatu bentuk pariwisata adalah cerminantelah berintegrasi

dengan lingkungannya karena semakin baik kondisi lingkungannya maka hasil

yang di hasilkan juga akan semakin meningkat begitupun juga sebaliknya.

Kesesuain pariwisata dengan lingkungannya tidak hanya di pandang secara

social tetapi juga secara fisik.jika tempat wisata yang terletakdi daerah yang

iklimnya yang menyenangkan dengan pemandangan yang indah, adalah tempat

wisata yang tepat lokasinya.

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 22: Laporan Geografi industri dan pariwisata

22

Penataan ruang pada dasarnya merupakan sebuah pendekatan dalam

pengembangan wilayah yang bertujuan untuk mendukung beberapa prinsip di

atas,yaitu meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat dan lingkungan hidup.

Penataan ruang tidak hanya memberikan arahan lokasi investasi, tetapi juga

memberikan jaminan terpeliharanya ruang yang berkualitas dan mempertahankan

keberadaan obyek-obyek wisata sebagai aset bangsa. Dalam pengembangan

kegiatan pariwisata diperlukan pengaturan-pengaturan alokasi ruang yang dapat

menjamin sustainable development guna mencapai kesejahteraan masyarakat.

Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip dasar dalam penataan ruang yang

bertujuan untuk meningkatkan Dalam mendukung pengembangan pariwisata,

kebijakan penataan ruang meliputi

hal-hal sebagai berikut :

Pengembangan wilayah dengan pendekatan pengembangan ekosistem, yaitu

penatan ruang dilakukan dengan pendekatan secara terpadu dan

terkoordinasi,berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Peningkatan keterkaitan fungsi pengembangan kegiatan pariwisata yang baik

dengan sektor lainnya untuk memberikan nilai efisiensi yang tinggi

danpercepatan pertumbuhan ekonomi wilayah

Pengembangan pariwisata harus dikaitkan dengan pengembangan ekonomi

nasional, wilayah dan lokal. Pada tingkat nasional sektor pariwisata harus

berperan sebagai prime mover dan secara interaktif terkaitdengan pengembangan

sektor-sektor lainnya.

Pengembangan pariwisata harus diupayakan dapat melibatkan seluruh

stakeholder. Dalam konteks ini peran masyarakat terlibat dimulai sektor hulu

(memberikan kegiatan produksi yang ekstraktif) sampai dengan kegiatan hilir

(kegiatan produksi jasa).

Pemanfaatan rencana pengembangan wilayah secara nasional yang dalam halini

harus terkait dengan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN).

Di dalam RTRWN ini diberikan arahan-arahan fungsi lindung danbudidaya.

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 23: Laporan Geografi industri dan pariwisata

23

Kawasan lindung dapat dioptimalkan juga sebagai kawasan yang memberikan

dukungan bagi kegiatan pengembangan pariwisata (foretstourism) dan kawasan

budi daya memberikan alokasi-alokasi ruang untuk pngembangan pariwisata,

tertutama dengan kawasan-kawasan andalan dengan sektor unggulannya adalah

pariwisata.emanfaatan sumber daya alam dan sumber daya buatan secara berdaya

guna, berhasil guna, dan tepat guna untuk meningkatkan kualitas sumber daya

manusia, mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta

menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan, dan mewujudkan

keseimbangan kepentingan kesejahteraan dankeamanan. Berdasarkan hal

tersebut, makalah ini bertujuan untuk memaparkan dukungan penataan ruang

dalam.

G. GEOGRAFI PARIIWISATA

1. Pengertian Pariwisata

Secara etimologis pariwisata berasal dari bahasa sansekerta, yang terdiri

dari dua suku kata Pari yang berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, lengkap.

Dan kata wisata yang berarti perjalanan, bepergian yang bersinonim dengan kata

travel dalam bahasa Inggris, maka dapat di artikan bahwa pariwisata adalah

perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari satu tempat ke

tempat lain.

Pengertian Pariwisata Menurut Para Ahli

a. Menurut UU No.9 tahun 1990 Bab 1 Pasal 1:

Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut

yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek

dan daya tarik wisata. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang

terkait di bidang tersebut. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang

berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. Artinya semua kegiatan dan

urusan yang ada kaitannya dengan perencanaan, pengaturan, pelaksanaan,

pengawasan, pariwisata baik yang dilakukan oleh pemerintah, pihak swasta dan

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 24: Laporan Geografi industri dan pariwisata

24

masyarakat disebut Kepariwisataan.

b. Menurut James J. Spillance

Pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain yang bersifat

sementara, dilakukan perorangan atau kelompok sebagai usaha mencari

keseimbangan, keserasian dalam dimensi sosial budaya dan ilmu.

c. Menurut Mc. Intosh dan Goelder

Pariwisata adalah ilmu atau seni dan bisnis yang dapat menarik dan menghimpun

pengunjung, termasuk didalamnya bebagai akomoditasi dan catering yang

dibutuhkan dan diminati oleh pengunjung.

d. Menurut Gluckmann

Keseluruhan hubungan antar manusia yang hanya berada sementara waktu dalam

suatu tempat dengan manusia yang tinggal di tempat itu

e. Menurut Oka A Yoeti

Suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang diselenggarakan

dari suatu tempat ke tempat lain dengan maksud bukan mencari nafkah ditempat

yang dikunjunginya tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna

bertamasya memenuhi keinginan yang beragam.

2. Elemen Pariwisata

Dalam kepariwisataan, menurut Leiper dalam Cooper et.al (1998:5)

terdapat tiga elemen utama yang menjadikan kegiatan tersebut bisa terjadi

Kegiatan wisata terdiri atas beberapa komponen utama.

a. Wisatawan

la adalah aktor dalam kegiatan wisata.Berwisata menjadi sebuah pengalaman

manusia untuk menikmati, mengantisipasi dan mengingatkan masa-masa di

dalam kehidupan.

b. Elemen geografi

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 25: Laporan Geografi industri dan pariwisata

25

Pergerakan wisatawan berlangsung pada tiga area geografi, seperti berikut ini.

1) Daerah Asal Wisatawan (DAW)

Daerah tempat asal wisatawan berada, tempat ketika is melakukan aktivitias

keseharian, seperti bekerja, belajar, tidur dan kebutuhan dasar lain. Rutinitas itu

sebagai pendorong untuk memotivasi seseorang berwisata. Dari DAW, seseorang

dapat mencari informasi tentang obyek dan days tarik wisata yang diminati,

membuat pemesanan dan berangkat menuju daerah tujuan.

2) Daerah Transit (DT)

Tidak seluruh wisatawan harus berhenti di daerah itu. Namun, seluruh wisatawan

pasti akan melalui daerah tersebut sehingga peranan DT pun penting. Seringkali

terjadi, perjalanan wisata berakhir di daerah transit, bukan di daerah tujuan. Hal

inilah yang membuat negara-negara seperti Singapura dan Hong Kong berupaya

menjadikan daerahnya multifungsi, yakni sebagai Daerah Transit dan Daerah

Tujuan Wista.

3) Daerah Tujuan Wisata (DTW)

Daerah ini sering dikatakan sebagai sharp end (ujungjtombak) pariwisata. Di

DTW ini dampak pariwisata sangat dirasakan settingga dibutuhkan perencanaan

dan strategi manajemen yang tepat. Untuk menarik wisatawan, DTW merupakan

pemacu keseluruhan sistem pariwisata dan menciptakan permintaan untuk

perjalanan dari DAW. DTW juga merupakan raison d’etre atau alasan utama

perkembangan pariwisata yang menawarkan hal-hal yang berbeda dengan

rutinitas wisatawan.

c. Industri pariwisata

Elemen ketiga dalam sistem pariwisata adalah industri pariwisata. Industri yang

menyediakan jasa, daya tank, dan sarana wisata. Industri yang merupakan unit-

unit usaha atau bisnis di dalam kepariwisataan dan tersebar di ketiga area

geografi tersebut.Sebagai contoh, biro perjalanan wisata bisa ditemukan di daerah

asal wisatawan, Penerbangan bisa ditemukan balk di daerah asal wisatawan

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 26: Laporan Geografi industri dan pariwisata

26

maupun di daerah transit, dan akomodasi bisa ditemukan di daerah tujuan wisata.

Pariwisata merupakan kegiatan yang dapat dipahami dari banyak pendekatan.

Dalam Undang-undang RI nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan

dijelaskan bahwa:

1) Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau

sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,

pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tank wisata yang

dikunjungi, dalam jangka waktu sementara.

2) Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.

3) Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai

fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, dan

pemerintah.

4) Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata

dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai

wujudkebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan

masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah dan

pengusaha.

5) Usaha pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi

pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata.

6) Pengusaha pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan

kegiatan usaha pariwisata.

7) Industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait

dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan

wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.

Menurut WTO (1999:5) yang dimaksud dengan:

a. Tourism – activities of persons traveling to and staying in places outside their

usual environment for not more than one consecutive year for leisure, business

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 27: Laporan Geografi industri dan pariwisata

27

and other purposes;

Pariwisata dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang melakukan perjalanan

ke dan tinggal di daerah tujuan di luar lingkungan kesehariannya. Perjalanan

wisata ini berlangsung dalam jangka waktu tidak lebih dari satu tahun secara

berturut-turut untuk tujuan bersenang-senang, bisnis dan lainnya.

b. Visitor – any person traveling to a place other than that of his/her usual

environ-ment for less than 12 consecutive months and whose main purpose of

travel is not to work for pay in the place visited; Dapat diartikan pengunjung

adalah siapa pun yang melakukan perjalanan ke daerah lain di luar dari

lingkungan kesehariannya dalam jangka waktu tidak lebih dari 12 bulan berturut-

turut dan tujuan perjalanan tidak untuk mencari nafkah di daerah tersebut.

c. Tourist – overnight visitor, visitor staying at least one night In a collective or

private accommodation in the place visited;

Wisatawan merupakan pengunjung yang menginap atau pengunjung yang tinggal

di daerah tujuan setidaknya satu malam di akomodasi umum ataupun pribadi.

d. Same day visitor – excursionists,visitor who does not spend the night in a

collective or private accommodation in the place visited;

Pengunjung harian adalah ekskurionis, pengunjung yang tidak bermalam di

akomodasi umum atau pribadi di daerah tujuan.

3. Pariwisata dalam Kajian Geografi

Setiap ilmu pasti tidak ada yang dapat berdiri sendiri. Setiap ilmu saling

berhubungan satu sama lainnya. Begitupun dengan ilmu pariwisata tidak dapat

dilepaskan hubungannya dengan geografi.

a. Seperti yang dikemukakan oleh Robinson (1976) yang dikutip oleh Maryani

(2000:67) pariwisata menjadi bidang kajian geografi, dengan beberapa alasan

dibawah ini:

b. Geografi berhubungan dengan lingkungan baik alam maupun manusia. Ilmu

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 28: Laporan Geografi industri dan pariwisata

28

geografi selalu berhubungan dengan lokasi suatu fenomena, hubungan antara

fenomena dan distribusi keruangan. Pariwisata erat kaitannya pada pemanfaatan

ruang, lokasi-lokasi daerah tujuan wisata, lokasi dimana wisatawan bergerak dari

satu daerah ke daerah lain. Dengan demikian geografi mempunyai peranan yang

sangat penting dalam menyediakan ruang sebagai daerah tujuan wisata yang

sesuai dengan permintaan wisatawan dan memberikan kepuasan wisatawan yang

berbeda karakternya.

c. Pariwisata erat kaitannya dengan struktur, bentuk, penggunaan lahan dan

perlindungan bentang alam (landscape). Di satu sisi pariwisata menyebabkan

berubahnya bentang alam menjadi kawasan budaya. Geografi sebagai ilmu tata

guna lahan dapat memberikan solusi bagaimana ruang dapat dimanfaatkan sesuai

dengan daya dukung dengan meminimalkan resiko kerusakan.

d. Pariwisata adalah aktivitas ekonomi komersial, berbagai aktivitas ekonomi di

permukaan bumi secara khusus dikaji oleh geografi ekonomi. Pariwisata

mendorong timbulnya berbagai aktivitas baik yang secara langsung

memanfaatkan alam maupun tidak.

e. Geografi selalu tertarik pada pergerakan barang dan orang, dalam bentuk

transportasi dan perdagangan. Pariwisata telah memberikan kontribusi yang

cukup signifikan terhadap adanya perdagangan secara regional, nasional dan

internasional. Distribusi orang, barang, dan uang antara satu tempat ke tempat

lain sangat diperlukan untuk mendukung berlangsungnya usaha pariwisata.

f. Antar hubungan (relationship) dan pengaruh (effect) suatu fenomena

terhadap fenomena lain, baik di dalam suatu tempat maupun ke tempat lain selalu

menjadi kajian geografi. Pariwisata memberikan dampak yang luas baik secara

ekonomi, budaya, sosial, maupun alam. Lingkup dampaknya pun secara lokal,

regional, nasional maupun internasional. Hal ini menunjukkan bahwa pariwisata

sangat relevan menjadi kajian geografi.

4. Sumberdaya Geografi untuk Pengembangan Pariwisata

Sumberdaya adalah segala sesuatu yang bernilai apabila diproduksi,

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 29: Laporan Geografi industri dan pariwisata

29

diolah dan digunakan. Pengertian bernilai disini sangat subyektif, tergantung

pada pandangan individu, kemajuan teknologi dalam masyarakat dan waktu.

Sumberdaya geografi untuk pariwisata adalah segala sesuatu baik yang berupa

alam maupun hasil budaya manusia yang menarik dan unik bagi wisatawan. Ada

beberapa ciri sumberdaya geografi menurut Abdurrahman dan Maryani (1997:77)

bagi pariwisata:

a. Sumberdaya tersebut dapat berupa kenampakan dalam dan budaya yang

bernilai ekonomis untuk diolah dalam industri pariwisata.

b. Sumberdaya yang dipasarkan tidak berdiri sendiri, artinya harus selalu

ditunjang oleh pengelolaan, penataan, dan ditunjang fasilitas yang terkait dengan

kepariwisataan.

c. Sumberdaya pada umumnya mempunyai fungsi ganda, jadi tidak hanya

sebagai objek wisata yang dapat dilihat saja, tapi harus ada sesuatu yang dapat

dikerjakan dan dibeli sebagai oleh-oleh. Ruang untuk kawasan wisata pun

berfungsi ganda, seperti kawasan pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan,

cagar alam, konservasi dan sebagainya.

Sumberdaya geografi untuk pariwisata menunjukkan adanya keterkaitan

satu sama lain, contoh iklim dengan morfologi, morfologi dengan penggunaan

lahan dan aktivitas penduduk. Sumberdaya geografis yang dijadikan objek wisata

menurut Abdurrahman dan Maryani (1997:77-78) antara lain:

a. Iklim

Unsur-unsur iklim yang erat kaitannya dengan pariwisata adalah suhu,

angin, curah hujan, dan awan (kecerahan). Rekreasi di luar rumah, selain

dipengaruhi oleh waktu libur, juga ditentukan oleh iklim. Permintaan rekreasi di

luar rumah meningkat tatkala cuaca sedang baik. Kondisi cuaca pun akan

menentukan jenis aktivitas yang dilakukan dan perlengkapan yang harus dibawa

selama berwisata. Misalnya berwisata di daerah dingin berbeda dengan daerah

panas, baik dalam hal jenis pakaian, makanan maupun kegiatan-kegiatan yang

dilakukan selama berpariwisata.

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 30: Laporan Geografi industri dan pariwisata

30

b. Morfologi

Dipermukaan bumi terdapat bermacam-macam bentuk lahan. Tapi pada

umunya dapat dibedakan atas pegunungan, perbukitan, dataran tinggi (plato) dan

dataran (plan). Morfologi ini akan berkaitan erat dengan cuaca. Di daerah

pengunungan banyak dikembangkan objek wisata berupa cagar alam dan taman

nasional, dengan segala keanekaragaman flora dan faunanya. Objek wisata lain

yang erat kaitannya dengan pegunungan adalah fenomena gunung api, berupa

kawah dan sumber air panas.

c. Tata air

Air permukaan bumi menduduki persentase terbesar. Air ini dapat berupa

laut, sungai, danau, dan air dalam tanah. Laut menjadi objek wisata yang menarik

sepanjang zaman.

d. Flora dan Fauna

Flora dan fauna suatu tempat mempunyai kaitan erat dengan iklim baik

secara horizontal maupun vertikal. Setiap daerah umumnya mempunyai flora dan

fauna khas yang menjadi unggulan daya tarik wisata.

Adapun beberapa sumberdaya yang dapat dijadikan daya tarik bagi

wisatawan untuk datang ke suatu daerah tujuan wisata, yaitu:

1). Sumberdaya yang bersifat alamiah (Natural Amenities) meliputi:

a) Iklim: cuaca cerah, banyak cahaya matahari, sejuk, kering, panas, hujan dan

lain-lain

b) Bentuk tanah dan pemandangan: tanah yang datar, lembah pegunungan,

danau, sungai, pantai, air terjun, gunung berapi dan pemandangan yang menarik.

c) Hutan belukar

d) Flora dan fauna, seperti tumbuhan yang aneh, burung-burung, ikan, binatang

buas, cagar alam, daerah perburuan dan lain-lain.

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 31: Laporan Geografi industri dan pariwisata

31

e) Pusat kesehatan, yang termasuk kelompok ini adalah: sumber air mineral,

mandi lumpur, sumber air panas.

2). Sumberdaya buatan manusia (man made supply) seperti:

a) Monumen bersejarah dan sisa peradaban masa lampau.

b) Museum, art galery, perpustakaan, kesenian rakyat.

c) Acara tradisional, pameran, festival, upaca perkawinan, khitanan.

d) Rumah-rumah beribadah, seperti masjid, gereja, pura, kuil, candi.

3). Tata cara hidup masyarakat (way of life). Seperti: tarian, sandiwara, drama,

upacara-upacara keagamaan. (Oka A. Yoeti, 1996: 172-176).[5]

5. Dampak Pariwisata

Banyak sekali manfaat yang dapat diberikan oleh pengembangan sektor

industri pariwisata. Menurut buku Pegangan Penatar dan Penyuluh

Kepariwisataan Indonesia yang diterbitkan oleh Departemen Kebudayaan dan

Pariwisata, sedikitnya manfaat dan dampak negatif yang ditimbulkan tersebut

dapat ditinjau dari empat aspek:

a. aspek ekonomi,

b. aspek social-budaya,

c. aspek berbangsa dan bernegara, dan

d. aspek lingkungan.

Di samping manfaat yang diberikan dari perkembangan dan pertumbuhan

industri pariwisata, juga perlu diantisipasi dampak-dampak negatif yang mungkin

ditimbulkan bila perlu mengurangi atau bahkan dapat menghilangkannya.

a. Dampak Positif

1) Aspek Ekonomi

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 32: Laporan Geografi industri dan pariwisata

32

a) Menambah devisa negara

b) Membuka kesempatan berusaha

c) Menambah lapangan kerja

d) Meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemerintah

e) Mendorong pembangunan daerah

2) Aspek Sosial Budaya

a) Pelestarian budaya dan adat

b) Meningkatkan kecerdasan masyarakat

c) Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani

d) Mengurangi konflik sosial mental dengan demikian pengembangan

pariwisata merupakan salah satu cara dalam upaya untuk melestarikan

lingkungan

e) Memperoleh nilai tambah atas pemanfaatan dari lingkungan yang ada

3. Aspek Berbangsa dan Bernegara

a) Mempererat persatuan dan kesatuan

b) Menumbuhkan rasa memiliki dan kecintaan terhadap tanah air

c) Memelihara hubungan baik secara internasional

4. Aspek Lingkungan

a) Melestarikan lingkungan

b) Menumbuhkan suasana hidup tenang dan bersih

c) Meningkatkan kesegaran fisik dan mental

d) Jauh dari polusi, santai dapat mengembalikan kesehatan fisik dan mental

dengan demikian pengembangan pariwisata merupakan salah satu cara dalam

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 33: Laporan Geografi industri dan pariwisata

33

upaya untuk melestarikan lingkungan

e) Memperoleh nilai tambah atas pemanfaatan dari lingkungan yang ada

b. Dampak Negatif

1). Aspek ekonomi

a) Harga barang dan jasa pelayanan menjadi naik, karena banyaknya

pengunjung atau wisatawan yang dianggap selalu membawa uang banyak

b) Harga tanah naik akibat dari banyaknya para investor yang memerlukan

tanah untuk pembangunan hotel dan sarana penunjang industri pariwisata

2. Aspek Sosial Budaya

Penduduk khususnya remaja suka mengikuti pola hidup para wisatawan

yang tidak sesuai dengan budaya dan kepribadian bangsa kita sendiri

3. Aspek Berbangsa dan Bernegara

Banyaknya peluang dan pemanfaatan wisatawan juga mengandung

perilaku yang tidak bertanggung jawab misalnya: pemerasan, perjudian,

prostitusi, pencurian, peredaran barang-barang terlarang, penipuan dan lain

sebagainya

4. Aspek Lingkungan

Terjadi pengrusakan lingkungan, baik karena pembangunan prasarana dan

sarana pariwisata, maupun karena ulah pengunjung atau tangan-tangan jahil

orang yang tidak bertanggung jawab

6. Jenis-Jenis Pariwisata

Yoety (1989) membuat klasifikasi jenis pariwisata sebagai berikut :

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 34: Laporan Geografi industri dan pariwisata

34

a. Menurut obyek : wisata budaya, wisata konvensi, wisata kesehatan, wisata

bahari, wisata alam, wisata kota;

b. Menurut jumlah orang yang melakukan perjalanan : wisata individu, wisata

kelompok;

c. Menurut tujuan perjalanan : leisure tourism, culturan tourism, health tourism,

sport tourism, convention tourism.

7. Unsur-Unsur Pariwisata

Ada tiga unsur pokok dalam pariwisata yaitu rekreasi (recreation), waktu

senggang (leisure time) dan perjalanan (travelling). Ketiga unsur tersebut saling

berkaitan dan tidak dapat dipisahkan dalam membentuk aktivitas-aktivitas

kepariwisataan. Rekreasi yang berdiri sendiri tidak dapat disebut sebagai kegiatan

pariwisata, demikian pula perjalanan yang tidak melibatkan rekreasi dan waktu

senggang tidak dapat dikatakan sebagai kegiatan pariwisata.

Menurut Pendit (1990), unsur-unsur industri pariwisata meliputi : politik

pemerintah, perasaan ingin tahu, sifat ramah, jarak dan waktu, atraksi,

akomodasi, pengangkutan, harga-harga, publisitas dan promosi, dan kesempatan

berbelanja.

Sessa dalam Page and Hall (1999), menyebutkan bahwa unsur-unsur industri

pariwisata meliputi tourism resources, general and tourism infrastructure,

receptive facilities, entertainment and sport facilities, dan tourism reception

services.

8. Penelitian Pengembangan Pariwisata

Penggabungan dari dua teori yaitu Pearce (1989) dan Nuryanti (1994),

menghasilkan teori baru bahwa kepariwisataan pada hakekatnya merupakan

kegiatan matching and adjustment antara sisi supply dan sisi demand. Sisi supply

dari kegiatan pariwisata merupakan unsur-unsur/potensi wisata yang ada di

daerah tujuan wisata, yaitu: 1) daya tarik/atraksi, 2) akomodasi, 3) transportasi, 4)

fasilitas pelayanan, 5) prasarana, 6) pencapaian/aksesibilitas, 7) peraturan

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 35: Laporan Geografi industri dan pariwisata

35

pemerintah. Sedangkan sisi demand dari kegiatan pariwisata merupakan unsur-

unsur/potensi wisatawan yang ada atau berasal dari daerah asal wisatawan, yaitu:

1) jumlah wisatawan, 2) segmen wisatawan, 3) pendapatan wisatawan, 4)

pendidikan wisatawan, 5) promosi wisatawan.

Dalam kegiatan penelitan pengembangan pariwisata kajian geografis sangat

berperan, terutama dalam kajian yang berhubungan dengan potensi alam, potensi

penduduk, tingkat pencapaian/aksesibilitas, transpportasi dan lainnya.

9. Oragisasi Industri Pariwisata

a. Organisasi Pariwisata Pemerintah ( Nasional )

Perubahan nama dan lingkup kegiatan lembaga:

1) Tahun 1975 masalah pariwisata berada di bawah Departemen Perhubungan.

2) Tahun 1984 Kepariwisataan Indonesia di bawah Departemen Pariwisata, Pos

dan Telekomunikasi sejak awal pelita IV dengan Kabinet Pembangunan IV.

3) Departemen pariwisata, Pos dan Telekomunikasi berubah menjadi

Departemen Pariwisata, Seni dan Budaya pada masa pemerintahan BJ. Habibie.

4) Tahun 1999 di bawah koordinasikan Departemen Pariwisata dan Kesenian.

5) Kepariwisataan pada Kabinet Gotong Royong dipimpin oleh Departemen

Pariwisata, Seni dan Budaya.

b. Organisasi Pariwisata Pemerintah ( Regional )

Asean Tourism Forum ( ATF )

c. Organisasi Pariwisata Pemerintah ( Internasional )

1) United Nation – World Tourism Organization ( UN-WTO )

Tujuan dibentuknya UN-WTO adalah untuk mempromosikan dan

mengembangkan pariwisata agar memberi andil bagi pembangunan ekonomi,

saling pengertian internasional, perdamaian, kesejahteraan dan saling

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 36: Laporan Geografi industri dan pariwisata

36

menghormati, berdasarkan hak-hak azazi dan kemerdekaan bagi semua, tanpa

membedakan ras, jender, bahasa dan / atau agama.

Keanggotaanya dibedakan menjadi 3 kategori antara lain:

a) Anggota Penuh ( Full Members )

b) Anggota Sekutu ( Associate members )

c) Anggota Afiliasi ( Affiliate Members )

d. Organisasi Pariwisata Swasta ( Nasional )

1) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia ( PHRI )

2) Association of the Indonesia Tours & Travel Agencies ( ASITA )

3) Indonesia Housekeeper Association ( IHKA )

4) Himpunan Pramuwisata Indonesia ( HPI )

e. Organisasi Pariwisata Swasta ( Internasional )

1) Internasional Hotel & Restoran Association ( IHRA )

IHRA merupakan perubahan dari Internasional Hotel Association yang didirikan

pada tahun 1947. IHRA adalah suatu organisasi swasta yang non profit dan

merupakan satu-satunya organisasi internasional yang secara khusus

mengabdikan diri dalam mempromosikan dan memperjuangkan kepentingan

hotel dan restoran di seluruh dunia.

2) Pasific Asia Travel Association ( PATA )

PATA secara hukum berkedudukan di Honolulu, Hawai, merupakan organisasi

pariwisata swasta internasional yang didirikan terutama untuk mempromosikan

kawasan Asia Pasifik sebagai tujuan wisata mancanegara.

3) International Air Transport Association ( IATA )

Adalah asosiasi transportasi udara yang bertujuan memajukan pertumbuhan

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 37: Laporan Geografi industri dan pariwisata

37

pengangkutan udara yang teratur, ekonomis dengan pelayanan rute-rute

internasional yang baik. IATA dibentuk pada tahun 1945 dan berpusat di Canada.

10. Kelemahan Industri Pariwisata Indonesia

Kelemahan industri pariwisata Indonesia terutama terletak pada ketersediaan

infrastruktur, citra keamanan/kenyamanan, sistem pemasaran, dan promosi.

Ketersediaan infrastruktur sangat vital untuk membangun konektivitas sektor

wisata. Selama ini, masalah infrastruktur merupakan kelemahan utama negeri ini.

Yang tak kalah pentingnya adalah pembenahan citra negatif tentang Indonesia.

Bangsa ini harus mampu menghapus citra tidak aman. Pemerintah tidak boleh

membiarkan kesan negatif itu melekat berkepanjangan dalam benak bangsa lain.

Meski kisruh sosial dan gejolak politik tidak menggambarkan seutuhnya kondisi

negeri ini, citra tersebut telah merasuki pikiran komunitas pariwisata

internasional. Citra buruk itu tercermin pada peringatan perjalanan (travel

warning) dari sejumlah negara. Untuk mengubah citra itu dibutuhkan langkah

kolektif.

Untuk membenahi kelemahan di bidang promosi dan pemasaran, pemerintah

harus serius melakukan reformasi birokrasi. Selama ini, budaya birokrasi di

negeri ini ditengarai menjadi penghambat gerak pembangunan di berbagai sektor.

Bahkan, Komite Ekonomi Nasional (KEN) menyebutkan masalah birokrasi,

korupsi, dan infrastruktur merupakan penghambat utama pembangunan nasional.

Selama ini, kultur birokrasi Indonesia menjadi titik lemah pemasaran pariwisata

Indonesia. Aparat birokrasi negeri ini terkesan kaku dan tidak dinamis dalam

menyikapi perkembangan dunia.

Kelemahan itu bukan hanya menyangkut promosi dan pemasaran tapi juga terkait

perencanaan dan implementasi di lapangan. Para pelaku usaha sering merasakan

betapa rumitnya menghadapi kaum birokrat. Padahal, sektor pariwisata seringkali

melibatkan banyak instansi.

Kerumitan itu kian bertambah karena koordinasi antarinstansi di negeri ini juga

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 38: Laporan Geografi industri dan pariwisata

38

sangat lemah. Bagi pelaku usaha, masalah koordinasi merupakan sesuatu yang

mahal di Indonesia. Lemahnya koordinasi ini membuat promosi pariwisata tidak

efektif, tidak fokus, dan sering berjalan sendiri-sendiri. Alhasil, jumlah

kunjungan wisman ke negeri ini tak mampu mengalahkan Singapura, Malaysia,

dan Thailand.

Bila berbagai kelemahan mendasar itu bisa dibenahi, target pemerintah untuk

menggaet 20 juta wisman pada di 2025 bisa menjadi kenyataan. Namun,

pemerintah benarbenar harus merangkul dunia usaha, mulai dari pengusaha biro

perjalanan, perhotelan, maskapai penerbangan, dan para pelaku bisnis terkait.

Pemerintah harus mampu membuktikan bahwa pengelolan pariwisata di

Indonesia tak kalah dibandingkan negara lain.

Tahun 2012 akan menjadi tahun pembuktian. Aparat pemerintah harus bekerja

keras untuk menjawab berbagai tantangan perubahan yang ada. Kita berharap

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu mampu melakukan

perubahan itu. Sebagam mantan menteri perdagangan, kita berharap Mari Elka

mampu membenahi aspek birokrasi, melakukan terobosan pemasaran, dan riset

industri pariwisata. Kementerian Pariwisata juga harus bisa membuktikan bahwa

destinasi pariwisata Indonesia bisa bersaing di pasar global.

Pariwisata menjadi suatu kegiatan yang cukup mendapat perhatian dari

pemerintah karena dampaknya terhadap perekonomian nasional. Dengan

kedatangan wisatawan ke suatu Daerah Tujuan Wisata, terutama wisatawan

mancanegara, maka diharapkan akan mendatangkan devisa bagi DTW tersebut.

Seperti kita ketahui, penerimaan devisa negara dari sektor minyak bumi dan gas

akhir-akhir ini terus menurun, bahkan diperkirakan tahun 2012, karena

keterbatasan teknologi, komoditi migas secara ekonomis dianggap tidak akan

efisien lagi sebagai penghasil devisa negara. Di sisi lain, ketahanan daya saing

ekspor non-migas juga tidak dapat diandalkan karena cara berproduksi masih

didominasi oleh teknologi rendah, sehingga kualitas produk yang dihasilkan tidak

mampu bersaing di pasar global. Investor asing tidak berminat menanamkan

modalnya di Indonesia, selain karena keamanan yang labil, terlalu banyak pungli

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 39: Laporan Geografi industri dan pariwisata

39

(pungutan liar) untuk memulai suatu bisnis di Indonesia. Kenaikan upah buruh

yang terus meningkat mengakibatkan harga produk tidak kuat bersaing di pasar

internasional.

Berdasarkan hal di atas, maka pemerintah harus mencari alternatif sektor

ekonomi yang dianggap pas untuk mengatasi persoalan tersebut. Salah satu sektor

ekonomi yang dianggap cukup perspektif adalah sektor pariwisata. sektor ini

diyakini tidak hanya sekadar mampu menjadi sektor andalan dalam usaha

meningkatkan perolehan devisa untuk pembangunan, tetapi juga mampu

mengentaskan kemiskinan. Dilihat dari kacamata ekonomi makro, jelas

pariwisata memberikan dampak positif, antara lain :

a. Dapat menciptakan kesempatan berusaha. Dengan datangnya wisatawan,

perlu pelayanan untuk menyediakan kebutuhan (need), keinginan (want), dan

harapan (expectation) wisatawan.

b. Dapat meningkatkan kesempatan kerja. Dengan dibangunnya hotel atau

restoran, akan diperlukan tenaga kerja/ karyawan yang cukup banyak.

c. Dapat meningkatkan pendapatan sekaligus memercepat pemerataan

pendapatan masyarakat. Sebagai akibat multiplier effect yang terjadi dari

pengeluaran wisatawan yang relatif cukup besar.

d. Dapat meningkatkan penerimaan pajak pemerintah dan retribusi daerah.

Setiap wisatawan berbelanja selalu dikenakan pajak sebesar 10% sesuai Peraturan

pemerintah yang berlaku.

e. Dapat meningkatkan pendapatan nasional atau Gross Domestic Bruto (GDB).

f. Dapat mendorong peningkatan investasi dari sektor industri pariwisata dan

sektor ekonomi lainnya.

g. Dapat memperkuat neraca pembayaran. Bila Neraca Pariwisata mengalami

surplus, dengan sendirinya akan memperkuat neraca pembayara

H. GEOGRAFI INDUSTRI

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 40: Laporan Geografi industri dan pariwisata

40

Instrustri berasal dari industria yang diartikan sebagai kegiatan ekonomi

bagian dari proses produksi, yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku

atau bahan baku menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi penggunaannya,

termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Dari sudut

pandang geografi industri merupakan perpaduan-perpaduan subsistem fisis

dengan subsistem manusia. Subsistem fisis yang mendukung pertumbuhan dan

perkembangan industri, yaitu meliputi komponen-komponen lahan, bahan mentah

atau bahan baku, sumber-sumber energi dan iklim dengan segala proses

ilmiahnya. Sedangkan subsistem manusianya meliputi komponen-komponen

tenaga kerja, kemampuan tekhnologi, tradisi, keadaan politik, keadaan

pemerintahan, transportasi dan komunikadi, konsumen, pasar dan sebagainya,

sehingga menjadi barang yang bernilai bagi masyarakat.

1. Pengertian Industri

Ada beberapa penjelasan tentang pengertian industri.

a. Industri berasal dari bahasa latin yaitu industria yang artinya buruh(tenaga

kerja) dan industrios yang artinya kerja keras.

b. Industri artinya bagian dari proses produksi dimana yidak mengambil

langsung dari alam untuk dikonsumsi, tetapi bahan-bahan itu diolah lebih dahulu

sehingga menjadi barang yang berguna bagi masyarakat.

c. Menurut Encyclopedia Americana, industri diartikan sekelompok kegiatan

yang mengusahakan benda-benda ekonomi dan penggunaanya.

d. Industri dalam arti sempit ialah kegiatan industri yang hanya terbatas pada

tipe kegiatan ekonomi sekunder yaitu segala macam usaha atau kegiatan yang

sifatnya mengubah atau mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi

atau barang jadi.

e. Industri dalam arti luas adalah suatu kegiatan dalam usahanya untuk

meningkatkan produktifitas dalam kegiatan ekonomi.

f. Mnurut G.T. Rennes, industri adalah aktifitas ekonomi manusia yang

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 41: Laporan Geografi industri dan pariwisata

41

dilaksanakan secara terorganisasi dan sistematis.

g. Menurut UU RI No.5 Tahun 1984, industri adalah kegiatan ekonomi yang

mengolah bahan mentah, bahan baku, bahan setengah jadi atau barang jadi

menjadi barang dengan nilai lebih atau barang jadi menjadi menjadi barang

dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaanya, termasuk kegiatan rancang

bangun dan perekayasaan industri.

2. Tahap-Tahap Industri

Menurut Roswto pertumbuhan dan perkembangan industri dibedakan menjadi 5

tahap, yaitu:

a. The traditional society (masyarakat tradisional)

Suatu masyarakat yang strukturnya dibangun dalam fungsi terbatas, ilmu

pengetahuan dan tekhnologi sangat sedrhana dan berenghasilan rendah.

b. The Precondition for take off (pra kondisi menuju tinggal landas)

Merupakan bentuk masyarakat dalam masa peralihan. Nilai dan cara-cara

tradisional mulai dirasakan tidak cocok. Sedangkan nilai-nilai baru muncul dan

sangat dibutuhkan. Secara perlahan perubahan-perubahan pun mulai terjadi.

c. Take off (masa tinggal landas)

Merupakan masa dimana berbagai kendala terhadap pertumbuhan sudah dapat

diatasi. Niali-nilai dan terobosan baru yang jelas dapat menimbulkan kemajuan

masyarakat yang makin luas.

d. The drive to maturity (menju ke arah kedewasaan)

Tahap menuju kedewasaan atau kematangan adalah suatu tahap kegiatan

perekonomian yang tumbuh secara terus menerus. Produktivitas dari keguatan

industri sangat berarti menentukan pendapatan nasional.

e. The age of high masa concumtion (suatu masa masyarakat berkonsumsi

tinggi)

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 42: Laporan Geografi industri dan pariwisata

42

Masa konsumsi tinggi ditandai dengan adanya perkembangan kegiatan industri

lebih ditujukan untuk menhasilkan barang-barang konsumsi yang tahan lama.

Dari pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa:

a. Kegiatan ekonomi yaitu aktivitas manusia yang berhubungan dengan

pemenuhan kebutuhan yang bertujuan menghasilkan barang dan jasa.

b. Bahan mentah yaitu bahan yang didapat dari sumber daya alam dan yang

diperoleh dari usaha manusia untuk dimanfaatkan lebih lanjt.

c. Bahan baku industri yaitu bahan mentah yang diolah dapat dimanfaatkan

sebagai sarana industri.

d. Barang setengah jadi yaitu bahan mentah atau bahan baku yang telah

mengalami satu atau beberapa tahap proses produksi yang dapat diproses lebih

lanjut menjadi barang jadi.

e. Barang jadi , yaitu barang hasil industri yang sudah siap pakai untuk

konsumen akhir.

f. Rencana bangun yaitu kegiatan industri yang berhubungan dnegan

perencanaan pendirian industri secara keseluruhaan atau bagian-bagiannya.

g. Rekayasa industri yaitu kegiatan yang berhubungan dengan pernacangan dan

pebuatan mesin-mesin (peralatan pabrik) dan peralatan industri lainnya.

h. Mengolah menjadi barang dengan nilai lebih penggunaanya yaitu

menjadikan barang lebih tinggi baik secara ekonomi maupun pemanfaatannya.

2. Dampak Positif Industri

Industri banyak memberikan keuntungan. Berikut ini keuntungan industri antara

lain:

a. Memperbesar kegunaan bahan mentah. Semakin banyak bahan mentah yang

diolah dalam perindustrian, semakin besar pula manfaat yang diperoleh.

b. Memperluas lapangan pekerjaan.

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 43: Laporan Geografi industri dan pariwisata

43

c. Menambah penghasilan penduduk, sehingga menambah pekerjaan

kemakmuran.

d. Mengurangi ketergantungan Indonesia pada luar negri.

e. Mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.

f. Menghasilkan aneka barang yang diperlukan oleh masyarakat.

g. Kegiatan ekonomi menjadi lebih leluasa karena tidak semata-mata

tergantung pada lingkungan alam.

h. Menambah devisa negara.

3. Syarat-syarat mendirikan industri

a. Adanya sumber daya alam yang mellimpah menyediakan bahan mentah dan

dasar.

b. Terdapatnya tenaga ahli yang terampil di bidangnya yang mampu

menjebatani proses produksi dan pengelolahan sumber daya alam.

c. Banyak modal yang dapat menunjang produksi dan pemasaran.

d. Kondusi daerah yang memilik fasilitas transportasi yang lancar agar dapat

menjalankan distribusi.

e. Manajemen yang baik untuk memperlancar dan mengatur proses produksi,

serta kejujuran dalam melaksanakan tugas.

f. Daerahnya memiliki masyarakat yang siap kearah industri.

4. Klasifikasi Industria

a. Klasifikasi Industri berdasarkan Bahan Baku

Tiap-tiap industri membutuhkan bahan baku yang berbeda, tergantung

pada apa yang akan dihasilkan dari proses industri tersebut. Berdasarkan bahan

baku yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi :

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 44: Laporan Geografi industri dan pariwisata

44

1) Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh langsung

dari alam. Misalnya: industri hasil pertanian, industri hasil perikanan, dan industri

hasil kehutanan

2) Industri nonekstraktif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut hasilhasil

industri lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri pemintalan, dan industri kain.

3) Industri fasilitatif atau disebut juga industri tertier. Kegiatan industrinya

adalah dengan menjual jasa layanan untuk keperluan orang lain. Misalnya:

perbankan, perdagangan, angkutan, dan pariwisata.

b. Klasifikasi Industri berdasarkan Tenaga Kerja

Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang digunakan, industri dapat dibedakan

menjadi:

1) Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang

dari empat orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga

kerja berasal dari anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya

kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota keluarganya. Misalnya: industri

anyaman, industri kerajinan, industri tempe/ tahu, dan industri makanan ringan.

2) Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai

19 orang, Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relative kecil, tenaga

kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara.

Misalnya: industri genteng, industri batubata, dan industri pengolahan rotan.

3) Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20

sampai 99 orang. Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup besar,

tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki

kemapuan manajerial tertentu. Misalnya: industri konveksi, industri bordir, dan

industri keramik.

4) Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100

orang. Ciri industri besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun secara

kolektif dalam bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 45: Laporan Geografi industri dan pariwisata

45

keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih melalui uji kemapuan dan

kelayakan (fit and profer test). Misalnya: industri tekstil, industri mobil, industri

besi baja, dan industri pesawat terbang.

c. Klasifikasi Industri berdasarkan Produksi yang dihasilkan

Berdasarkan produksi yang dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi:

1) Industri primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang

tidak perlu pengolahan lebih lanjut. Barang atau benda yang dihasilkan tersebut

dapat dinikmati atau digunakan secara langsung. Misalnya: industri anyaman,

industri konveksi, industri makanan dan minuman.

2) Industri sekunder, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang

membutuhkan pengolahan lebih lanjut sebelum dinikmati atau digunakan.

Misalnya: industri pemintalan benang, industri ban, industri baja, dan industri

tekstil.

3) Industri tertier, yaitu industri yang hasilnya tidak berupa barang atau benda

yang dapat dinikmati atau digunakan baik secara langsung maupun tidak

langsung, melainkan berupa jasa layanan yang dapat mempermudah atau

membantu kebutuhan masyarakat. Misalnya: industri angkutan, industri

perbankan, industri perdagangan, dan industri pariwisata.

d. Klasifikasi Industri berdasarkan Bahan Mentah

Berdasarkan bahan mentah yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:

1) Industri pertanian, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang

diperoleh dari hasil kegiatan pertanian. Misalnya: industri minyak goreng,

Industri gula, industri kopi, industri teh, dan industri makanan.

2) Industri pertambangan, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang

berasal dari hasil pertambangan. Misalnya: industri semen, industri baja, industri

BBM (bahan bakar minyak bumi), dan industri serat sintetis.

3) Industri jasa, yaitu industri yang mengolah jasa layanan yang dapat

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 46: Laporan Geografi industri dan pariwisata

46

mempermudah dan meringankan beban masyarakat tetapi menguntungkan.

Misalnya: industri perbankan, industri perdagangan, industri pariwisata, industri

transportasi, industri seni dan hiburan.

e. Klasifikasi Industri berdasarkan Lokasi Unit Usaha

Keberadaan suatu industri sangat menentukan sasaran atau tujuan kegiatan

industri. Berdasarkan pada lokasi unit usahanya, industri dapat dibedakan

menjadi:

1) Industri berorientasi pada pasar (market oriented industry), yaitu industri

yang didirikan mendekati daerah persebaran konsumen.

2) Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented industry), yaitu

industri yang didirikan mendekati daerah pemusatan penduduk, terutama daerah

yang memiliki banyak angkatan kerja tetapi kurang pendidikannya.

3) Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented industry), yaitu

industri yang didirikan dekat atau ditempat pengolahan. Misalnya: industri semen

di Palimanan Cirebon (dekat dengan batu gamping), industri pupuk di Palembang

(dekat dengan sumber pospat dan amoniak), dan industri BBM di Balongan

Indramayu (dekat dengan kilang minyak).

4) Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri yang didirikan di tempat

tersedianya bahan baku. Misalnya: industri konveksi berdekatan dengan industri

tekstil, industri pengalengan ikan berdekatan dengan pelabuhan laut, dan industri

gula berdekatan lahan tebu.

5) Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (footloose industry),

yaitu industri yang didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat di atas. Industri ini

dapat didirikan di mana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya

sangat luas serta dapat ditemukan di mana saja. Misalnya: industri elektronik,

industri otomotif, dan industri transportasi.

f. Klasifikasi industri berdasarkan proses produksi

Berdasarkan proses produksi, industri dapat dibedakan menjadi:

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 47: Laporan Geografi industri dan pariwisata

47

1) Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi

barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk

kegiatan industri yang lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri alumunium,

industri pemintalan, dan industri baja.

2) Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi

barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau

dinikmati oleh konsumen. Misalnya: industri pesawat terbang, industri konveksi,

industri otomotif, dan industri meubeler.

g. Klasifikasi industri berdasarkan barang yang dihasilkan

Berdasarkan barang yang dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi

1) Industri berat, yaitu industri yang menghasilkan mesin-mesin atau alat

produksi lainnya. Misalnya: industri alat-alat berat, industri mesin, dan industri

percetakan.

2) Industri ringan, yaitu industri yang menghasilkan barang siap pakai untuk

dikonsumsi. Misalnya: industri obat-obatan, industri makanan, dan industri

minuman.

h. Klasifikasi industri berdasarkan modal yang digunakan

Berdasarkan modal yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:

1) Industri dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN), yaitu industri

yang memperoleh dukungan modal dari pemerintah atau pengusaha nasional

(dalam negeri). Misalnya: industri kerajinan, industri pariwisata, dan industri

makanan dan minuman.

2) Industri dengan penanaman modal asing (PMA), yaitu industri yang

modalnya berasal dari penanaman modal asing. Misalnya: industri komunikasi,

industri perminyakan, dan industri pertambangan.

3) Industri dengan modal patungan (join venture), yaitu industri yang modalnya

berasal dari hasil kerja sama antara PMDN dan PMA. Misalnya: industri

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 48: Laporan Geografi industri dan pariwisata

48

otomotif, industri transportasi, dan industri kertas.

i. Klasifikasi Industri berdasarkan subjek pengelola

Berdasarkan subjek pengelolanya, industri dapat dibedakan menjadi:

1) Industri rakyat, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik rakyat,

misalnya: industri meubeler, industri makanan ringan, dan industri kerajinan

2) Industri negara, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik Negara

yang dikenal dengan istilah BUMN, misalnya: industri kertas, industri pupuk,

3) industri baja, industri pertambangan, industri perminyakan, dan industri

transportasi.

10. Klasifikasi Industri berdasarkan cara pengorganisasian

Cara pengorganisasian suatu industri dipengaruhi oleh berbagai factor,

seperti: modal, tenaga kerja, produk yang dihasilkan, dan pemasarannya.

Berdasarkan cara pengorganisasianya, industri dapat dibedakan menjadi:

1) Industri kecil, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relatif kecil,

teknologi sederhana, pekerjanya kurang dari 10 orang biasanya dari kalangan

keluarga, produknya masih sederhana, dan lokasi pemasarannya masih terbatas

(berskala lokal). Misalnya: industri kerajinan dan industri makanan ringan.

2) Industri menengah, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relative

besar, teknologi cukup maju tetapi masih terbatas, pekerja antara 10-200 orang,

tenaga kerja tidak tetap, dan lokasi pemasarannya relative lebih luas (berskala

regional). Misalnya: industri bordir, industri sepatu, dan industri mainan anak-

anak.

3) Industri besar, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal sangat besar,

teknologi canggih dan modern, organisasi teratur, tenaga kerja dalam jumlah

banyak dan terampil, pemasarannya berskala nasional atau internasional.

Misalnya: industri barang-barang elektronik, industri otomotif, industri

transportasi, dan industri persenjataan.

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 49: Laporan Geografi industri dan pariwisata

49

11. Klasifikasi Industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian

Selain pengklasifikasian industri tersebut di atas, ada juga

pengklasifikasian industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian

Nomor 19/M/ I/1986 yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan

Perdagangan. Adapun pengklasifikasiannya adalah sebagai berikut:

1). Industri Kimia Dasar (IKD)

Industri Kimia Dasar merupakan industri yang memerlukan: modal yang

besar, keahlian yang tinggi, dan menerapkan teknologi maju. Adapun industri

yang termasuk kelompok IKD adalah sebagai berikut:

1) Industri kimia organik, misalnya: industri bahan peledak dan industri bahan

kimia tekstil.

2) Industri kimia anorganik, misalnya: industri semen, industri asam sulfat, dan

industri kaca.

3) Industri agrokimia, misalnya: industri pupuk kimia dan industri pestisida.

4) Industri selulosa dan karet, misalnya: industri kertas, industri pulp, dan

industri ban.

2). Industri Mesin Logam Dasar dan Elektronika (IMELDE)

Industri ini merupakan industri yang mengolah bahan mentah logam

menjadi mesin-mesin berat atau rekayasa mesin dan perakitan. Adapun yang

termasuk industri ini adalah sebagai berikut:

a) Industri mesin dan perakitan alat-alat pertanian, misalnya: mesin traktor,

mesin hueler, dan mesin pompa.

b) Industri alat-alat berat/konstruksi, misalnya: mesin pemecah batu, buldozer,

excavator, dan motor grader.

c) Industri mesin perkakas, misalnya: mesin bubut, mesin bor, mesin gergaji,

dan mesin pres.

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 50: Laporan Geografi industri dan pariwisata

50

d) Industri elektronika, misalnya: radio, televisi, dan komputer.

e) Industri mesin listrik, misalnya: transformator tenaga dan generator.

f) Industri keretaapi, misalnya: lokomotif dan gerbong.

g) Industri kendaraan bermotor (otomotif), misalnya: mobil, motor, dan suku

cadang kendaraan bermotor.

h) Industri pesawat, misalnya: pesawat terbang dan helikopter.

i) Industri logam dan produk dasar, misalnya: industri besi baja, industri

alumunium, dan industri tembaga.

j) Industri perkapalan, misalnya: pembuatan kapal dan reparasi kapal.

k) Industri mesin dan peralatan pabrik, misalnya: mesin produksi, peralatan

pabrik, the blower, dan kontruksi.

3) Aneka Industri (AI)

Industri ini merupakan industri yang tujuannya menghasilkan

bermacammacam barang kebutuhan hidup sehari-hari. Adapun yang termasuk

industri ini adalah sebagai berikut:

a) Industri tekstil, misalnya: benang, kain, dan pakaian jadi.

b) Industri alat listrik dan logam, misalnya: kipas angin, lemari es, dan mesin

jahit, televisi, dan radio.

c) Industri kimia, misalnya: sabun, pasta gigi, sampho, tinta, plastik,

obatobatan, dan pipa.

d) Industri pangan, misalnya: minyak goreng, terigu, gula, teh, kopi, garam dan

makanan kemasan.

e) Industri bahan bangunan dan umum, misalnya: kayu gergajian, kayu lapis,

dan marmer

4) Industri Kecil (IK)

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 51: Laporan Geografi industri dan pariwisata

51

Industri ini merupakan industri yang bergerak dengan jumlah pekerja

sedikit, dan teknologi sederhana. Biasanya dinamakan industri rumah tangga,

misalnya: industri kerajinan, industri alat-alat rumah tangga, dan perabotan dari

tanah (gerabah).

5). Industri pariwisata

Industri ini merupakan industri yang menghasilkan nilai ekonomis dari

kegiatan wisata. Bentuknya bisa berupa: wisata seni dan budaya (misalnya:

pertunjukan seni dan budaya), wisata pendidikan (misalnya: peninggalan,

arsitektur, alat-alat observasi alam, dan museum geologi), wisata alam (misalnya:

pemandangan alam di pantai, pegunungan, perkebunan, dan kehutanan), dan

wisata kota (misalnya: melihat pusat pemerintahan, pusat perbelanjaan, wilayah

pertokoan, restoran, hotel, dan tempat hiburan).

Orang yang setiap harinya berkecimpung di dunia perindustrian tentu

mengenal atau setidaknya pernah mendengar geografi industri. Salah satu yang

dibahas dalam geografi industri adalah mengenai keterkaitan serta

ketergantungan dalam industri.

Industri kini menghimpun cara agar bisa memproduksi dengan biaya

seminimal mungkin. Salah satu faktor yang bisa menjadi beban adalah besarnya

biaya transportasi atau biasa yang disebut juga biaya logistik. Biaya logistik

terjadi ketika bahan baku atau bahan setengah jadi dikirimkan ke lokasi-lokasi

produksi ataupun langsung ke konsumen.

Minimalisasi biaya logistik dapat dilakukan dengan beragam cara.

Melakukan desain sistem rantai pasok merupakan salah satu pilihan yang bisa

diambil. Dengan melakukan desain sistem rantai pasok, perusahaan

menginginkan agar biaya logistik dapat ditekan serendah mungkin.

Cara yang digunakan pun beragam, mulai pendekatan kuantitatif sampai

pada pendekatan kualitatif ataupun campuran keduanya. Cara lain yang bisa

dilakukan adalah dengan mendesain sebuah klaster industri. Keberadaan sebuah

klaster industri memerlukan peran serta pemerintah sebagai salah satu

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 52: Laporan Geografi industri dan pariwisata

52

stakeholder keberadaan bisnis sebuah perusahaan.

Menurut Deperindag, klaster industri adalah kelompok industri dengan

focal/core industry yang saling berhubungan secara intensif dan membentuk

partnership, baik dengan supporting industry maupun related industry.

Yang dimaksud supporting industry adalah industri yang termasuk dalam

ranti nilai produksi sebuah produk. Misalnya, industri pupuk memerlukan bahan

baku gas alam. Oleh karena itu, industri gas alam merupakan salah satu

supporting industry dari industri pupuk.

Related industry adalah industri yang baik secara langsung maupun tidak

langsung. Berkaiatan erat ataupun mempunyai kemiripan dengan industri lainnya.

Misalnya, industri pengeboran perusahaan manufaktur memerlukan perusahaan

jasa pengangkutan sebagai salah satu mitra untuk mengirimkan hasil-hasil

produksi mereka.

Dari definisi tersebut, dapat dilihat hubungan dari kumpulan industri yang

membentuk sebuah klaster industri. Industri-industri pendukung dan terkait

langsung akan mengumpul ke dalam satu lokasi yang berdekatan.

Kedekatan jarak dan kesamaan tujuan antarperusahaan yang ada dalam

klaster tersebut akan menjadikan usaha untuk mengirim faktor-faktor produksi,

seperti bahan baku menjadi lebih rendah. Dengan demikian, pada akhirnya,

biaya logistik akibat transportasi faktor-faktor produksi pun akan dapat ditekan

pada nilai terendahnya.

Klaster industri juga akan membuat perusahaan-perusahaan yang ada

dalam klaster tersebut lebih mudah dalam mendesain sistem rantai pasok dari

rantai produksi perusahaannya. Salah satu syarat yang perlu dipenuhi tentunya

desain klaster industri tersebut harus sudah memenuhi kriteria-kriteria dasar dari

sistem rantai pasok yang baik.

Hal ini dapat dilakuakan dengan melakukan pendekatan proaktif terhadap

stakeholder-stakeholder yang terlibat langsung ketika mendesain sistem klaster

industri. Dengan demikian, perubahan atas rancangan awal dari sistem klaster

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 53: Laporan Geografi industri dan pariwisata

53

industri dapat diminimalisasi. Hal itu berarti akan memperlancar proses produksi

perusahaan-perusahaan yang ada dalam klaster tersebut.

6. Teori Lokaasi Industri

Pertimbangan utama dalam menentukan alternatif lokasi industri yaitu

ditekankan pada biaya transportasi yang rendah. Pada prinsipnya beberapa teori

lokasi tersebut untuk memberikan masukan bagi penentuan lokasi optimum, yaitu

lokasi yang terbaik dan menguntungkan secara ekonomi. Berikut ini merupakan

penjelasan mengenai beberapa teori lokasi :

a. Theory of industrial location (teori lokasi industri) dari Alfred Weber

Teori ini dimaksudkan untuk menentukan suatu lokasi industri dengan

mempertimbangkan risiko biaya atau ongkos yang paling minimum, dengan

asumsi sebagai berikut:

1) Wilayah yang akan dijadikan lokasi industri memiliki: topografi, iklim dan

penduduknya relatif homogen.

2) Sumber daya atau bahan mentah yang dibutuhkan cukup memadai.

3) Upah tenaga kerja didasarkan pada ketentuan tertentu, seperti Upah

Minimum Regional (UMR).

4) Hanya ada satu jenis alat transportasi.

5) Biaya angkut ditentukan berdasarkan beban dan jarak angkut.

6) Terdapat persaingan antarkegiatan industri.

7) Manusia yang ada di daerah tersebut masih berpikir rasional.

Persyaratan tersebut jika dipenuhi maka teori lokasi industri dari Alfred

Weber dapat digunakan. Weber menggunakan tiga faktor (variabel penentu)

dalam analisis teorinya, yaitu titik material, titik konsumsi, dan titik tenaga kerja.

Ketiga titik (faktor) ini diukur dengan ekuivalensi ongkos transport. Berdasarkan

asumsi tersebut di atas, penggunaan teori Weber tampak seperti pada gambar

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 54: Laporan Geografi industri dan pariwisata

54

berikut ini :

(a) (b) (c)

Segitiga Weber dalam menentukan lokasi industri(Sumber: Ilmu Pengetahuan

Populer, 2000)

Keterangan:

M = pasar

P = lokasi biaya terendah.

R1, R2 = bahan baku

Gambar

(a) : apabila biaya angkut hanya didasarkan pada jarak.

(b) : apabila biaya angkut bahan baku lebih mahal dari pada hasil industri.

(c) : apabila biaya angkut bahan baku lebih murah dari pada hasil industri.

b. Teori lokasi industri optimal (Theory of optimal industrial location) dari Losch

Teori ini didasarkan pada permintaan (demand), sehingga dalam teori ini

diasumsikan bahwa lokasi optimal dari suatu pabrik atau industri yaitu apabila

dapat menguasai wilayah pemasaran yang luas, sehingga dapat dihasilkan

pendapatan paling besar. Untuk membangun teori ini, Losch juga berasumsi

bahwa pada suatu tempat yang topografinya datar atau homogen, jika disuplai

oleh pusat (industri) volume penjualan akan membentuk kerucut. Semakin jauh

dari pusat industri semakin berkurang volume penjualan barang karena harganya

semakin tinggi, akibat dari naiknya ongkos transportasi. Berdasarkan teori ini,

setiap tahun pabrik akan mencari lokasi yang dapat menguasai wilayah pasar

seluas-luasnya. Di samping itu, teori ini tidak menghendaki wilayah pasarannya

akan terjadi tumpang tindih dengan wilayah pemasaran milik pabrik lain yang

menghasilkan barang yang sama, sebab dapat mengurangi pendapatannya.

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 55: Laporan Geografi industri dan pariwisata

55

Karena itu, pendirian pabrik-pabrik dilakukan secara merata dan saling

bersambungan sehingga berbentuk heksagonal.

c. Teori susut dan ongkos transport (theory of weight loss and transport cost)

Teori ini didasarkan pada hubungan antara faktor susut dalam proses

pengangkutan dan ongkos transport yang harus dikeluarkan, yaitu dengan cara

mengkaji kemungkinan penempatan industri di tempat yang paling

menguntungkan secara ekonomi. Suatu lokasi dinyatakan menguntungkan apabila

memiliki nilai susut dalam proses pengangkutan yang paling rendah dan biaya

transport yang paling murah. Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa:

1) Makin besar angka rasio susut akibat pengolahan maka makin besar

kemungkinan untuk penempatan industri di daerah sumber bahan mentah (bahan

baku), dengan catatan faktor yang lainnya sama.

2) Makin besar perbedaan ongkos transport antara bahan mentah dan barang

jadi maka makin besar kemungkinan untuk menempatkan industri di daerah

pemasaran.

d. Model gravitasi dan interaksi (model of gravitation and interaction) dari Issac

Newton dan Ullman

Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa tiap massa mempunyai gaya tarik

(gravitasi) untuk berinteraksi di tiap titik yang ada di region yang saling

melengkapi (regional complementarity), kemudian memiliki kesempatan

berintervensi (intervening opportunity), dan kemudahan transfer atau pemindahan

dalam ruang (spatial transfer ability). Teori interaksi ialah teori mengenai

kekuatan hubungan-hubungan ekonomi (economic connection) antara dua tempat

yang dikaitkan dengan jumlah penduduk dan jarak antara tempat-tempat tersebut.

Makin besar jumlah penduduk pada kedua tempat maka akan makin besar

interaksi ekonominya. Sebaliknya, makin jauh jarak kedua tempat maka interaksi

yang terjadi semakin kecil. Untuk menggunakan teori ini perhatikan rumus

berikut.

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 56: Laporan Geografi industri dan pariwisata

56

Keterangan:

I = gaya tarik menarik diantara kedua region.

d = jarak di antara kedua region.

P = jumlah penduduk masing-masing region.

e. Teori tempat yang sentral (theory of cental place) dari Walter Christaller

Teori ini didasarkan pada konsep range (jangkauan) dan threshold

(ambang). Range (jangkauan) adalah jarak tempuh yang diperlukan untuk

mendapatkan barang yang dibutuhkan masyarakat, sedangkan threshold (ambang)

adalah jumlah minimal anggota masyarakat yang diperlukan untuk menjaga

keseimbangan suplai barang. Menurut teori ini, tempat yang sentral secara

hierarki dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

1) Tempat sentral yang berhierarki 3 (K = 3), merupakan pusat pelayanan

berupa pasar yang senantiasa menyediakan barang-barang bagi daerah sekitarnya,

atau disebut juga kasus pasar optimal.

2) Tempat sentral yang berhierarki 4 (K = 4), merupakan situasi lalu lintas yang

optimum. Artinya, daerah tersebut dan daerah sekitarnya yang terpengaruh

tempat sentral itu senantiasa memberikan kemungkinan jalur lalu lintas yang

paling efisien.

3) Tempat sentral yang berhierarki 7 (K = 7), merupakan situasi administratif

yang optimum. Artinya, tempat sentral ini mempengaruhi seluruh bagian

wilayah-wilayah tetangganya.

Untuk menerapkan teori ini, diperlukan beberapa syarat di antaranya sebagai

berikut:

1) Topografi atau keadaan bentuk permukaan bumi dari suatu wilayah relatif

seragam sehingga tidak ada bagian yang mendapat pengaruh lereng atau

pengaruh alam lain dalam hubungannya dengan jalur angkutan.

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 57: Laporan Geografi industri dan pariwisata

57

2) Kehidupan atau tingkat ekonomi penduduk relatif homogen dan tidak

memungkinkan adanya produksi primer yang menghasilkan padi-padian, kayu,

dan batubara.

7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Industri

Berdirinya industri baik yang berskala besar atau kecil tentunya

dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor itu meliputi faktor ekonomis,

historis, manusia, politis dan geografis. Pada kegiatan ekonomi sekunder yaitu

industri manufaktur, akan nampak adanya tiga usaha dan kegiatan pokok yang

satu sama lain saling berkaitan erat , yaitu: Usaha-usaha pengumpulan dan

pengambilan bahan mentah, kegiatan pengolahan, dan usaha-usaha pemasaran

hasilnya. Usaha tersebut akan berhasil dan menghasilkan produk suatu industri

jga memerlukan enam jenis masukan/input, keenam masukan ini diproses secara

efisien, efektif dan produktif umtuk kemudian berubah menjadi keluaran/output .

Keenam masukan itu adalah :

Sumber daya alam, baik yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui.

Sumber daya alam akan mengalami tahap-tahap perubahan oleh perusahaan yang

berbeda. Secara umum, sumber daya alam ini bisanya menjadi bahan yang diubah

oleh proses produks, sehingga sering disebut bahan mentah atau bahan baku.

Modal, yang bisa berarti dua hal yaitu membayar upah pekerja, bayar listrik dan

beli bahan baku. Disamping itu, modal juga berarti barang-barang berupa tanah,

gedung, mesin, dan alat-alat produksi lainnya.

Tenaga kerja, merupakan faktor manusia yang akan menjalankan mesin,

menangani bahan, mengatur produksi dan sebagainya. Tanpa tenaga kerja, semua

yang lain tidak akan berarti apa-apa, karena tidak ada yang merencanakan,

mengoperasikan dan mengendalikan aktifitas produksi tersebut.

Manajemen. Yaitu ilmu tentang cara-cara mengolola masukan-masukan untuk

industri dan kumpulan orang yang mempraktekan ilmu ini. Manajemen biasanya

dibedakan dari tenaga kerja. Tenaga kerja lebih dimaksudkan sebagai orang-

orang yang melaksanakan perintah-perintah atau pengaturan-pengaturan aktifitas

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 58: Laporan Geografi industri dan pariwisata

58

oleh manajemen.

Teknologi, yaiut ilmu tentang pemanfaatan sains menjadi alat/sarana hidup,

sarana prodksi dan sebagainya. Teknik adalah bagiandari teknologi.

Moral, yaitu terdapat dalam diri manusia, baik yang berposisi sebagai tenaga

kerja maupun manajemen, unsur inilah yang memberikan

dorongan/semangat/motivasi untuk bekerja dengan rajin sungguh-sungguh dan

teliti. Tanpa moral yang baik,unsur manusia didalam industri akan

menyalahgunakan sumber daya alam, menggunakan teknologi untuk tujuan yang

salah dan menghasilkan produk yang tidak baik yang akhirnya merugikan

konnsumen.

Smith (1963: 414-417) menggolongkan syarat dan faktor-faktor yang

mempengaruhi usaha dan kegiatan industri atas 4 kelompok. Yaitu faktor-faktor

sumber daya, faktor-faktor sosial, faktor-faktor ekonomi dan faktor-faktor yang

menyangkut kebijakan pemerintah. Adalah sebagai berikut :

1) Faktor Sumber Daya

Bahan Mentah

Bahan mentah dalam industri merupakan hal yang terpenting diantara

sumber daya. Bahan mentah ini dapat berasal dari sektor primer, hasil-hasil

pertanian, perternakan, perikanan, kehutanan dan pertambangan, dan dapat pula

juga berupa produk industri-industri lain. Usaha-usaha pengumpulan dan

pengambilan bahan mentah erat hubungannya dengan daerah sumber bahan

mentah, sehingga banyak usaha-usaha industri didirikan atau

ditempatkandidaerah atau mendekati sumber bahan mentah tersebut. Satu hal

terpenting adalah bahan mentah atau bahan baku tersebutmudah didapatkan atau

didatangkan secara ekonomis.

Sumber Energi

Industri yang modern tidak akan berdiri dan berjalan mulus tanpa adanya

sumber energi yang menunjang, karena semakin mordern perindustrian disuatu

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 59: Laporan Geografi industri dan pariwisata

59

daerah makin tinggi tingkat konsumsi energinya. Sumber energi yang digunakan

dalam perindustrian antara lain adalah : minyak bumi, batu bara, gas alam, tenaga

listrik, nuklir, kayu, dan lain-lain

Penyediaan Air

Air didalam industri memiliki fungsi sebagai bahan pendingin mesin dan

sebagai bahan pencampur dan pencuci. Sehingga penempatan industri harus

benar-benar memperhatikan kemungkinan persediaan air.

Iklim dan Bentuk Lahan

Bentuk lahan atau Landfrom dapat berpengaruh terhadap penempatan dan

lokasi industri, baik terhadap bangunan industri maupun kemungkinan

pembuatan prasarana lalu lintas angkutan. Sedangkan iklim, dengan

perkembangan teknologi yang modern dalam perindustrian, faktor iklim tidak

lagi menjadi penentu, namun masih banyak industri yang ditentukan oleh

keadaan iklimnya.

2). Faktor-faktor Sosial

Penyediaan Tenaga Kerja

Adanya kualitas dan kuantitas tenaga kerja sangat mempengaruhi proses

produksi dan distribusi. Untuk itu dalam penyediaan tenaga kerja ini tergantung

pada jumlah tenaga kerja yang tersedia dan tingkat upah yang berlaku didaerah

kawasan industri tersebut. Pada umumnya penempatan industri berkaitan erat

dengan konsentarsi penduduk dan upah yang rendah.

Skill dan Kemampuan Teknologi.

Berdirinya suatu industri yang modern tentunya ditunjang dengan mesin-

mesin modern dan produksi massal yang memerlukan tenaga-tenaga kerja yang

terampil dan skill yang tinggi serta propesional.

Kemampuan Mengorganisasi.

Adanya pengalaman dalam berorganisasi memberikan pengaruh yang

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 60: Laporan Geografi industri dan pariwisata

60

cukup penting dalam suatu kinerja kerja. Makin kompleks suatu industri, makin

kompleks pula pengorganisasiannya. Oleh karena itu diperlukan tenaga kerja

yang berkemampuan tinggi untuk pengorganisasiannya. Dalam hal ini mengawas

dan operasional.

3. Faktor-Faktor Ekonomi

Pemasaran.

Pemasaran sama pentingnya dengan bahan mentah dan sumber energi

dalam hal pengaruhnya terhadap aktifitas dan perkembangan ekonomi, yang lebih

ditekankan pada pemasarannya. Karena industri hakekatnya usaha untuk mencari

keuntungan dan ini diperoleh hanya jika ada pemasaran. Potensi pemasaran

sangat dipengaruhi oleh jumlah penduduk dan daya belinya. Makin tinggi daya

beli dan makin besar jumlah penduduk, berarti makin besar petensi pasar.

Transportasi.

Sarana transportasi dari segi aksebilitas jalan, kondisi kendaraan serta

ongkos pengiriman, merupakan hal yang sangat penting artinya bagi industri,

sebab bagaimanapun juga bahan mentah harus diangkut dan hasilnya hars

dipasarkan.

Modal.

Dalam hal ini kita mengenal dua macam modal, modal dalam negeri dan

modal luar negeri. Selain itu sumber modal juga berasal dari individu, perbankan,

investor, penduduk daerah atau negara dari pajak-pajak rertribusi, hasil –hasil

perusahaan negara, tabungan negara dan penanaman modal dan sebagainya.

Modal ini sangat diperlukan dan salah satu hal yang penting. Beberapa macam

ibndustri kadang-kadang memerlukan modal besar sehingga hanya perusahaan-

perusahaan besar saja yang dapat memberikan atau menyediakan modalnya.

Nilai dan Harga Tanah.

Harga tanah yang tinggi di pusat-pusat perkotaan mendorong usaha-usaha

industri ditempatkan di daerah-daerah pinggiran. Hal ini disebabkan karena pajak

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 61: Laporan Geografi industri dan pariwisata

61

yaqng berbeda-beda sehingga mendorong para pendiri industri mencara tempat

dipinggiran kota yang tarif pajaknya rendah

4. Faktor Kebijaksanaan Pemerintah.

Faktor pemerintah yang mempengaruhi usaha dan perkembangan industri

adalah: ketentuan-ketenjuan perpajakan dan tarif, pembatasan ekspor-impor,

pembatasan jumlah dan macam industri, penentuan daerah industri dan

pengembangan kondisi yang menguntukan usaha

8. Penentuan Lokasi Industri

Pemilihan lokasi industri mempunyai arti sangat penting. Hal ini karena

lokasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan dan

kontinuitas proses dan kegiatan industri. Tujuan dari penentuan lokasi industri

adalah untuk memperbesar keuntungan dengan menekan biaya produksi dan

meraih pasar yang luas.

a. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendirian Industri

Faktor-faktor untuk menentukan lokasi industri suatu industri dapat dibedakan

menjadi dua macam:

1) Faktor pokok meliputi lokasi bahan baku, sumber tenaga kerja, biaya

angkutan, daerah pemasaran dan sumber energi.

2) Faktor tambahan, meliputi iklim, kebijaksanaan pemerintah di bidang

industri dan ketersediaan air.

b. Teori Lokasi Industri

Teori lokasi muncul untuk menentukan lokasi yang terbaik secara ekonomis bagi

suatu industri.

1) Teori lokasi industri dari Weber

Teori lokasi industri dari Webber dikenal dengan sebutan least cost

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 62: Laporan Geografi industri dan pariwisata

62

location. Isi pokok teori Webber adalah lokasi industri dipilihkan di tempat-

tempat yang biayanya paling minimal.

2) Teori lokasi industri optimal dari Losch

Teori lokasi optimal dari Losch berdasarkan permintaan. Menurut Losch,

lokasi optimal suatu industri adalah lokasi yang dapat menguasai wilayah

pemasaran terluas.

3) Analisis wilayah pasar model Hotteling

Tujuan pasar model Hotteling adalah menganalisis strategi lokasi dua

industri yang bersaing di pasar. Menurut Hotteling elastisitas permintaan akan

mendorong difusi industri.

4) Pendekatan Perilaku menurut Pred

Pred menyusun matrik perilaku yang dapat digunakan untuk menganalisis

pengambilan keputusan tentang berbagai lokasi. Pada prinsipnya, lokasi industri

menurut Pred ditentukan berdasarkan perilaku pengambilan keputusan.

Menentukan lokasi industri atas dasar bahan baku, pasar, biaya angkut,

tenaga kerja, modal, tekhnologi, peraturan dan lingkungan dapat dilakukan

dengan klasifikasi sebagai berikut:

a. Lokasi industri dekat dengan bahan baku jika:

1) Bahan baku yang digunakan mudah rusak,

2) Pengangkutan barang jadi lebih mudah jika dibandingkan dengan

pengangkutan bahan baku,

3) Bahan baku yang digunakan lebih berat daripada produk yang dihasilkan.

b. Lokasi industri berdasar pasar, jika:

1) Produksi yang dihasilkan lebih berat dibandingkan dengan bahan baku,

2) Bahan baku yang digunakan tidak mudah rusak,

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 63: Laporan Geografi industri dan pariwisata

63

3) Wilayah pasar luas,

4) Produksi yang dihasilkan lebih mudah rusak setelah pengolahan,

5) Faktor prestise (gengsi lebih dipentingkan, misalnya industri

periklanan/advertising).

c. Lokasi industri berdasarkan biaya angkut, berarti sedapat mungkin didirikan di

daerah yang lancar transportasinya baik jumlah hasil produksinya maupun bahan-

bahan baku yang diperlukan.

d. Lokasi industri berorientasi pada tenaga kerja

Tenaga kerja dalam industri erkaitan dengan dua hal, yaitu:

1) Kuantitas atau jumlah tenaga kerja yang ditampung oleh industri

2) Kualitas atau mutu tenaga kerja yang dimiliki industri

e. Lokasi industri berdasarkan modal dan tekhnologi

Lokasi industri perlu diperhitungkan, besarnya modal yang dibutuhkan

dalam proses produksi, dan perlu memiliki tekhnologi yang menjadikan industri

lebih efisien. Dalam tekhnologi yang dipertimbangkan sumber tenaga yang paling

tepat digunakan, seperti tenaga hewan, tenaga air, tenaga listrik, tenaga gas,

batubara, atau minyak bumi.

f. Lokasi industri berdasarkan peraturan dan lingkungan

Berkaitan dengan hal ini, pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah

no.29 tahun 1986 tentang pelaksanaan analisis dampak lingkungan (AMDAL),

atau analisis mengenai dampak lingkungan.

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 64: Laporan Geografi industri dan pariwisata

64

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

A.       Hasil Wawancara

1.      Dafatar nama Responden selaku pelaku industri:

a. Dg. Angka, sewa banana boat

b.Baharuddin, sewa banana boat

c. Waliha, penjual bakso

d.Sudirman, sewa ban

e. Hj. Nuraeni, Penjual jagung bakar

2. Daftar Nama Responden selaku pengunjung:

a. Mahmud, asal BTP

b. Indar Jaya, asal Paropo

c. Isma, asal Pallangga

d. Ayu, galesong

e. Putri, Muhajirin

B. Pembahasan

1. Pelaku Industri

Setelah melakukan wawancara kepada responden, diketahui bahwa

walaupun bukan hari minggu pengunjung tetap ramai, bedanya, jika hari minggu

pengunjung lebih banyak yang datang, adapun wahana banana boat harganya 20

ribu rupiah per orang yang dimana diskon diberikan gratis untuk 1 orang setiap

pembayaran 100 ribu, adapun penjual bakso yang diwawancarai baru pertamakali

menjual di tempat tersebut, adapun mengenai penyewaan ban yang paling kecil

Rp. 5.000 sedang Rp.10.000 dan paling besar Rp.15.000. Selanjutnya yaitu harga

jagung bakar 1 porsi adalah Rp. 5.000.

2. Selaku Pengunjung

Adapun pendapat beberapa pengunjung, yaitu, diketahui faktor utama

mereka datang ke tempat tersebut adalah, akses yang cukup baik di tunjang

dengan lokasi yang cukup dekat, di tambah kontribusi yang tidak begitu mahal,

selanjutnya terdapatnya wahana-wahana yang tidak terdapat di tempat lain juga

salah satu penunjang ramainya wistawatawan datang ke pantai tanjung bayang

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 65: Laporan Geografi industri dan pariwisata

65

ini.

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 66: Laporan Geografi industri dan pariwisata

66

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan-persamaan,

perbedaan-perbedaan, dan keterkaitan fenomena-fenomena geosfer dalam

konteks keruangan, kelingkungan dan teks kewilayahan. Fenomena geosfer

mencakup fenomena-fenomena litosfer, hidrosfer, biosfer dan antropofer.

Geografi Pariwisata adalah salah satu cabang geografi social yang

mengkaji mengenai lingkungan yang dapat dijadikan lokasi hiburan yang bernilai

ekonomis bagi manusia dengan menjadikan alam sebagai objek utamanya.

Sedangkan, Geografi Industri merupakan kajian geografi Sosial yang

mengkaji mengenai alam serta apa yang terkandung didalamnya yang dapat

dimanfaatkan oleh manusia dengan berbagai proses dan bernilai ekonomis.

Dari keragaman keterkaitan fenomena yang ada di muka bumi ini maka

antara kajian geografi fisik dan geografi social akan saling terkait erat dan saling

menopang. Hal ini dapat kita lihat dari cabang geografi social seperti geografi

industry dan pariwisata yang akan memerlukan kajian geografi fisik untuk

membantu dalam tahap perkembangannya.

B. Saran

Adapun saran yang dapat kami sampaikan adalah:

1. Kepada mahasiswa, agar mempersiapkan pertanyaan yang baik dan benar kepada responden

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.

Page 67: Laporan Geografi industri dan pariwisata

67

DAFTAR PUSTAKA

http://www.anneahira.com/geografi-industri.htm

http://geo-smancis.blogspot.com/p/perindustrian-pengertian.html

http://geografi-bumi.blogspot.com/2009/10/klasifikasi-industri.html

http://geografi-geografi.blogspot.com/2010/11/teori-lokasi-industri-

pertimbangan.html

http://akank-sutha.blogspot.com/2012/04/geografi-pariwisata.html

http://www.mukti-tyre.com/2009/09/materi-geologi.htmlPengertian Geologi

http://id.wikipedia.org/wiki/Geologi

http://id.wikipedia.org/wiki/Geomorfologi

http://id.wikipedia.org/wiki/Oseanografi

http://id.wikipedia.org/wiki/Klimatologi

Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.