21
KARYA TULIS ILMIAH POLA PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES PADA PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2014 Oleh : ZUL RAHMATUL HUDA NIM: 713903S11021 PROGRAM STUDI DIII FARMASI POLITEKNIK “MEDICA FARMA HUSADA” MATARAM 2014

Kti ku pola penggunaan obat anti diabetes pada pasien jaminan kesehatan nasional di rumah sakit1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kti ku pola penggunaan obat anti diabetes pada pasien jaminan kesehatan nasional di rumah sakit1

1

KARYA TULIS ILMIAH

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETESPADA PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL RAWAT JALAN

DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA MATARAMTAHUN 2014

Oleh :

ZUL RAHMATUL HUDANIM: 713903S11021

PROGRAM STUDI DIII FARMASIPOLITEKNIK “MEDICA FARMA HUSADA” MATARAM

2014

Page 2: Kti ku pola penggunaan obat anti diabetes pada pasien jaminan kesehatan nasional di rumah sakit1

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Diabetes melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau

gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan

tingginya kadar gula darah di sertai dengan gangguan metabolisme

karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin.

Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau definisi

produksi insulin oleh sel-sel beta langerhans kelenjar pangkreas, atau

disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (WHO,

1999) dikutip dari ( Depkes RI, 2006).

Diabetes di juluki “silent killer” atau “pembunuh yang senyap”. Data

WHO tahuun 2009 mengungkapkan fakta mencenggangkan bahwa penderita

diabetes di indonesia mencapai 8 juta orang, dan menempatkan indonesia

pada urutan ke-4 negara di dunia yang memiliki jumlah penderita diabetes

tertinggi (Wibowo, 2013).

Obat merupakan salah satu komponen yang taktergantikan dalam

pelayanan kesehatan.Obat adalah bahan atau panduan bahan yang di gunakan

untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistim fisiologi atau keadaan patologi

dalam rangka menetapkan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,

peningkatan kesehatan dan kontrasepsi termasuk produk biologi. Terapi

dengan menggunakan obat terutama di anjurkan untuk meningkatkan kualitas

atau mempertahankan hidup pasien.Namun ada hal-hal yang tak dapat

disangka dalam pemberian obat yaitu kemungkinan terjadinya hasil

Page 3: Kti ku pola penggunaan obat anti diabetes pada pasien jaminan kesehatan nasional di rumah sakit1

3

pengobatan tidak seperti yang di harapkan (Drug Related Problem)

(Irawan,2011). Penggunaaan obat yang rasional adalah sangat penting dalam

terapi pengobatan pasien untuk mencegah adanya kegagalan dalam terapi

pengobatan. Kampanye POR oleh WHO dilatar belakangi oleh dua kondisi

yang bertolak belakang. Kondisi pertama menunjukkan bahwa terdapat lebih

dari 50% obat-obatan di dunia diresepkan dan diberikan secara tidak tepat,

tidak efektif, dan tidak efisien. Bertolak belakang dengan kondisi kedua yaitu

kenyataan bahwa sepertiga dari jumlah penduduk dunia ternyata kesulitan

mendapatkan akses memperoleh obat esensial.

Penggunaan obat yang rasional merupakan salah satu langkah untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik. Pada umumnya penggunaan

obat di sarana pelayanan kesehatan belum rasional.maka upaya penggunaan

obat secara rasional harus dilaksanakan secara sistematis di semua tingkat

pelayanan kesehatan dengan menggunakan strategi yang telah terbukti

hasilnya (Menkes,2006).

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan

dalam penelitian ini adalah “bagaimana pola penggunaan obat anti diabetes

pada pasien JKN dan ASKES di Rumah Sakit Umum Daerah Kota

Mataram”?

Page 4: Kti ku pola penggunaan obat anti diabetes pada pasien jaminan kesehatan nasional di rumah sakit1

4

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan obat anti

diabetes pada pasien JKN dan ASKES di Rumah Sakit Umum Daerah Kota

Mataram.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat disumbangkan dengan pelaksanaan

penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Bagi Penulis

1. Untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang di peroleh selama

perkuliahan kedalam bentuk nyata yaitu tentang pola penggunaan obat

anti diabetes yang rasional.

2. Bertambahnya pengetahuan mengenai penggunaan obat anti diabetes

secara rasional.

b. Bagi Instansi

1. Sebagai bahan evaluasi pemberian obat anti diabetes di Rumah Sakit

Umum Kota Mataram

2. Sebagai bahan masukan bagi dokter dalam pemilihan obat anti

diabetes di Rumah Sakit Umum Kota Mataram

Page 5: Kti ku pola penggunaan obat anti diabetes pada pasien jaminan kesehatan nasional di rumah sakit1

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Rumah Sakit

Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat

menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memberdayakan berbagai

kesatuan personil terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani

masalah medik untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik.

B. Profil Rumah Sakit

1. Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram

Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan pembangunan kota

mataram secara umum yang ingin meningkatkan derajat kesehatan,

kemudian tercetuslah rencana untuk membangun Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Mataram.

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram merupakan salah satu

Rumah Sakit milik pemerintah Kota Mataram yang terletak di

Kecamatan Mataram. Berdiri di lahan seluas 20.473 m2 dengan luas

bangunan 7063 m2. RSUD Kota Mataram mulai operasional dan

memberikan pelayanan kepada masyarakat sejak maret 2010

berdasarkan surat keputusan Walikota Nomor : 163/II/2010 tentang ijin

penyelenggaraan operasional pelayanan.

Berdasarkan keputusan menteri kesehatan republik Indonesia

Nomor : 1225/MENKES/SK/VIII/2010 tangal 27 agustus 2010 dan

peraturan daerah nomor 6 tahun 2010, Rumah Sakit Umum Daerah Kota

Mataram menjadi Rumah Sakit kelas C.

Page 6: Kti ku pola penggunaan obat anti diabetes pada pasien jaminan kesehatan nasional di rumah sakit1

6

2. Lokasi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram

Rumah Sakit Umun Daerah Kota Mataram terletak di jalan Bung

Karno no. 3 Pagutan Mataram Nusa Tenggara Barat (Telp. (0370)

640774, Fax. (0370) 646928, Nomor Kode Rumah Sakit. 5271087)

3. Visi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram

Menjadi Rumah Sakit unggulan yang ramah dan profesional.

4. Misi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram

a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang komprehensif,

profesional, dan bermutu tinggi bagi masyarakat Kota Mataram.

b. Menyelenggarakan pelayanankesehatan yang mengutamakan

kepuasan pengguna jasa pelayanan kesehatan.

c. Meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan karyawan RSUD Kota

Mataram.

5. Motto Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram

Melayani dengan “SMILE”.

S : Senyum

M : Mutu

I : Inovatif

L : Lengkap

E : Efisien

6. Tipe Rumah sakit

Tipe Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram menjadi Rumah

Sakit kelas C, Berdasarkan keputusan menteri kesehatan republik

Page 7: Kti ku pola penggunaan obat anti diabetes pada pasien jaminan kesehatan nasional di rumah sakit1

7

Indonesia Nomor : 1225/MENKES/SK/VIII/2010 tangal 27 agustus

2010 dan peraturan daerah nomor 6 tahun 2010.

C. Kerangka Teoritis

1. Pengertian Diabetes

Diabetes memiliki nama lengkap diabetes mellitus yang secara

harfiah bermakna “gula madu”, berasal dari bahasa yunani yang berarti,

mengalirkan melalui pipa dengan tekanan atmosfer. Secara eksplisit, kata

tersebut menggambarkan dengan tepat mengenai penyakit ini, di mana

pada tubuh penderita diabetes, air melewati tubuh seolah-olah dialirkan

dari mulut dan langsung keluar melalui saluran kemih. Diabetes juga

dikenal kencing manis, sebab air seni seseorang mengandung gula

(Wibowo,2013).

2. Jenis-Jenis Diabetes

Ada beberapa jenis penyakit diabetes mellitus diantaranya:

a. Diabetes Tipe 1

Diabetes tipe ini disebut insulin dependent diabetes mellitus,

meliputi sistoma ketoasidosis hingga rusaknya sel β di dalam

pangkreas, sehingga pangkreas tidak menghasilkan insulin. Diabetes

tipe 1 biasanya muncul sejak usia kanak-kanak. Ada juga yang

menderita penyakit ini sejak usia di bawah umur 30 tahun.

b. Diabetes Tipe 2

Pada diabetes tipe 2, masalahnya bukan karena pangkreas

tidak membuat insulin. Pangkreas tetap bisa memproduksi insulin

Page 8: Kti ku pola penggunaan obat anti diabetes pada pasien jaminan kesehatan nasional di rumah sakit1

8

tetapi jumlah tidak mencukupi atau sebagian besar insulin terserap

oleh sel-sel lemak akibat gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat.

c. Diabetes Tipe 3

Diabetes tipe ini termasuk kategori gestasional, diabetes

tersebut terjadi selama masa kehamilan, setelah melahirkan kembali

pulih seperti sedia kala ( Wibowo,2013).

3. Patofisologi

a. Diabetes Mellitus Tipe 1

Diabetes tipe ini umumnya terjadi karena kerusakan sel-sel β

pulau lengerhans yang disebabkan oleh reaksi otoimun. Namun

adapula yang di sebabkan oleh bermacam-macam virus, diantaranya

virus Cocksakie, Rubella, CM Virus, Herpes, dan lainsebagainya.

b. Diabetes Mellitus Tipe 2

Faktor genetik dan pengaruh lingkungan cukup besar dalam

menyebabkan terjadinya diabetes tipe 2 antara lain obesitas, diet tinggi

lemak dan rendah serat serta kurang gerak badan.

c. Diabetes Mellitus Gestasional

Diabetes mellitus gestasional adalah keadaan diabetes atau

intoleransi glukosa yang timbul selama masa kehamilan, dan biasanya

berlangsung hanya sementara atau temporer (Depkes RI,2006).

4. Gejala Penyakit Diabetes

Beberapa gejala umum yang muncul pada penderita penyakit

diabetes adalah:

a. Sering buang air kecil ( poliuria).

Page 9: Kti ku pola penggunaan obat anti diabetes pada pasien jaminan kesehatan nasional di rumah sakit1

9

b. Sering merasa sangat kehausan ( polidipsia).

c. Banyak makan mudah lapar ( polifagia).

d. Penurunan berat badan secara tiba-tiba.

e. Kesemutan pada kaki atau tangan.

f. Kulit mudah mengalami masalah gatal dan luka kecil yang tidak segera

sembuh.

g. Susah tidur nyenyak.

h. Sering kelelahan.

5. Diagnosis

Diagnosis klinik umumnya akan diperkirakan apabila ada keluhan

khas DM berupa poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan

yang tidak dijelaskan penyebabnya. Apabila ada keluhan khas, hasil

pemeriksaaan kadar glukosa darah sewaktu > 200 mg/dl dan hasil

pemeriksaan kadar gula darah puasa >126mg/dl sudah cukup untuk

menegakkan diagnosis DM, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1

berikut ini.

Glukosa Plasma PuasaGlukosa Plasma 2 jam

setelah makanNormal <100 mg/dl <140 mg/dlPra diabetes 100-125 mg/dl -IFG atau IGT - 140 – 199 mg/dlDiabetes ≥ 126 mg/dl > 200 mg/dl

Tabel 1. Kriteria Penegakan diagnosis

6. Komplikasi

Komplikasi yang sering terjadi sebagai berikut:

a. Hipoglikemia

Sindrom hipoglikemia ditandai dengan gejala klinis penderita

merasa pusing, lemas, gemetaran, pandangan berkunang-kunang,

Page 10: Kti ku pola penggunaan obat anti diabetes pada pasien jaminan kesehatan nasional di rumah sakit1

10

pitam (pandangan menjadi gelap), keluar keringat dingin, detak

jantung meningkat, sampai hilang kesadaran. Serangan hipoglikemia

pada penderita diabetes umumnya terjadi apabila penderita lupa makan

pagi siang atau malam, berolah raga terlalu berat, mengkosumsi obat

diabetes dalam dosis lebih besar dari seharusnya, minum alkohol dan

mengkosumsi obat-obatan lain yang dapat meningkatkan hipoglikemia.

b. Hiperglikemia

Hiperglikemia disebabkan antara lain oleh setres, infeksi dan

kosumsi obat-obatan tertentu. Hiperglikemia di tandai dengan poliuria,

polidipsia, polifagia, kelelahan yang parah dan pandangan kabur.

c. Makrovaskular

Ada 3 jenis komplikasi makrovaskuler yang umum

berkembang pada penderita diabetes adalah penyakit jantung koroner (

coronary heart disease), penyakit pembuluh darah otak dan penyakit

pembuluh darah parifer ( peripheral vascular disease).

d. Mikrovaskular

Komplikasi mikrovaskular terutama terjadi pada penderita

diabetes tipe 1. Hiperglikemia yang persisten dan pembentukan protein

yang terglikasi ( termasuk HbA1c) menyebabkan diding pembuluh

darah menjadi makin lemah, rapuh dan terjadi penyubatan pada

pembuluh-pembuluh darah kecil. Hal ini yang mendorong komplikasi

mikrovaskuler seperti retinopati, nefropati dan neuropati.

7. Pencegahan

Berikut ini hal-hal yang bisa dilakukan untuk mencegah diabetes:

a. menurunkan berat badan dan mencegah penumpukan lemak dalam

tubuh, sebab lemak tersebut menyerap insulin.

Page 11: Kti ku pola penggunaan obat anti diabetes pada pasien jaminan kesehatan nasional di rumah sakit1

11

b. banyak mengkosumsi makanan berserat tinggi yang mengandung

banyak glukosa kompleks.

c. Mengurangi mengkosumsi makanan berlemak, makanan awetan, dan

goreng-gorengan.

d. Banyak minum air putih dan olahraga teratur.

e. Menghindari stres, mengkosumsi alkohol dan softdrink

8. Farmakoterapi

a. Terapi insulin

1) Mekanisme kerja insulin

Efek kerja insulin yang sudah sangat dikenal adalah membantu

transpor glukosa dari darah ke dalam sel. Kekurangan insulin

menyebabkan glukosa darah tidak dapat atau terhambat masuk ke

dalam sel. Akibatnya, glukosa darah akan meningkat, dan

sebaliknya sel-sel tubuh kekurangan bahan sumber energi sehingga

tidak dapat memproduksi energi sebagaimana seharusnya.

Disamping fungsinya membantu transport glukosa masuk ke dalam

sel,insulin mempunyai pengaruh yang sangat luas terhadap

metabolisme, baik metabolisme karbohidrat dan lipid, maupun

metabolisme protein dan mineral.insulin akan meningkatkan

lipogenesis, menekan lipolisis, serta meningkatkan transport asam

amino masuk ke dalam sel.

2) Indikasi

a) Semua penderita DM Tipe 1 memerlukan insulin eksogen

karena produksi insulin endogen oleh sel-sel β kelenjar

pankreas kurang atau hampir tidak ada.

Page 12: Kti ku pola penggunaan obat anti diabetes pada pasien jaminan kesehatan nasional di rumah sakit1

12

b) Penderita DM Tipe 2 tertentu kemungkinan juga membutuhkan

terapi insulin apabila terapi lain yang diberikan tidak dapat

mengendalikan kadar glukosa darah.

c) Keadaan stres berat, seperti pada infeksi berat, tindakan

pembedahan,infark miokard akut atau stroke.

d) DM Gestasional dan penderita DM yang hamil membutuhkan

terapi insulin,apabila diet saja tidak dapat mengendalikan kadar

glukosa darah.

e) Ketoasidosis diabetik.

f) Insulin seringkali diperlukan pada pengobatan sindroma

hiperglikemia hiperosmolar non-ketotik.

g) Penderita DM yang mendapat nutrisi parenteral atau yang

memerlukan suplemen tinggi kalori untuk memenuhi

kebutuhan energi yang meningkat, secara bertahap memerlukan

insulin eksogen untuk mempertahankan kadar glukosa darah

mendekati normal selama periode resistensi insulin atau ketika

terjadi peningkatan kebutuhan insulin.

h) Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat

i) Kontra indikasi atau alergi terhadap OHO

3) Cara pemberian

Pemberian insulin di lakukan dengan cara menyuntikan subkutan

(di bawah kulit), penyerapan paling cepat terjadi didaerah

abdomen, diikuti oleh daerah lengan, paha bagian atas dan

bongkong.

Page 13: Kti ku pola penggunaan obat anti diabetes pada pasien jaminan kesehatan nasional di rumah sakit1

13

4) Penggolongan insulin

Sediaan insulin untuk terapi dapat digolongkan menjadi 4

kelompok, yaitu:

a) Insulin masa kerja singkat (Short-acting/Insulin), disebut juga

insulin reguler

b) Insulin masa kerja sedang (Intermediate-acting)

c) Insulin masa kerja sedang dengan mula kerja cepat

d) Insulin masa kerja panjang (Long-acting insulin)

5) Sediaan insulin

Namasediaan

GolonganMulai Kerja

(jam)Puncak(jam)

Masa Kerja(jam)

sediaan

ActrapidHM

Masa kerjasingkat

0,5 1-3 8 40 UI/ml

ActrapidHM

Masa kerjasingkat 0,5 2-4 6-8 100 UI/ml

InsulatardHM

Masa kerjasedang, mulakerja cepat

0,5 4-12 24 40 UI/ml

InsulatardHMpenfill

Masa kerjasedang, mulakerja cepat

0,5 4-12 24 100 UI/ml

MonotardHM

Masa kerjasedang, mulakerja cepat

2,5 7-15 2440 UI/mldan 100UI/ml

ProtaminZincSulfat

Kerja lama4-6 14-20 24-36

Humulin20/80

Sediaancampuran

0,5 1,5-8 14-16 40 UI/ml

Humulin30/70

Sediaancampuran

0,5 1-8 14-15 100 UI/ml

Humulin40/60

Sediaancampuran

0,5 1-8 14-15 100 UI/ml

Mixtard30/70penfil

Sediaancampuran 100 UI/ml

Tabel 2. Bebrapa sediaan insulin yang beredar di indonesia

Page 14: Kti ku pola penggunaan obat anti diabetes pada pasien jaminan kesehatan nasional di rumah sakit1

14

b. Terapi obat hipoglikemik oral

Golongan Contoh Senyawa Mekanisme Kerja

Sulfonilurea Gliburida/ GlibenklamidaGlipizidaGlikazidaGlimepiridaGlikuidon

Merangsang sekresiinsulin di kelenjarpankreas, sehinggahanyaefektif pada penderitadiabetes yang sel-sel βpankreasnya masihberfungsi dengan baik

Meglitinida Repaglinide Merangsang sekresiinsulin di kelenjarpankreas

TurunanFenilalanin

Nateglinide Meningkatkan kecepatansintesisinsulin oleh pankreas

Biguanida Metformin Bekerja langsung padahati (hepar),menurunkan produksiglukosa hati.Tidak merangsangsekresi insulinoleh kelenjar pankreas.

Tiazolidindion RosiglitazoneTroglitazonePioglitazone

Meningkatkan kepekaantubuhterhadap insulin.Berikatan denganPPARγ (peroxisomeproliferatoractivated receptor-gamma) di otot,jaringan lemak, dan hatiuntukmenurunkan resistensiinsulin

Inhibitor α-Glukosidase

AcarboseMiglitol

Menghambat kerjaenzim-enzimpencenaan yangmencernakarbohidrat, sehinggamemperlambat absorpsiglukosa kedalam darah

Tabel 3. Penggolongan obat hipoglikelmik oral

Page 15: Kti ku pola penggunaan obat anti diabetes pada pasien jaminan kesehatan nasional di rumah sakit1

15

c. Terapi kombinasi

Pada keadaan tertentu diperlukan terapi kombinasi dari

beberapa OHO atau OHO dengan insulin. Kombinasi yang umum adalah

antara golongan sulfonilurea dengan biguanida. Sulfonilurea akan

mengawali dengan merangsang sekresi pankreas yang memberikan

kesempatan untuk senyawa biguanida bekerja efektif. Kedua golongan

obat hipoglikemik oral ini memiliki efek terhadap sensitivitas reseptor

insulin, sehingga kombinasi keduanya mempunyai efek saling menunjang.

Pengalaman menunjukkan bahwa kombinasi kedua golongan ini dapat

efektif pada banyak penderita diabetes yang sebelumnya tidak bermanfaat

bila dipakai sendiri-sendiri.

D. Kerangka Konsep

Gambar 1. Kerangka Konsep

Gejala penyakit diabetes

Diagnosa dokter

Peresepan

Pola penggunaan obat antidiabetes pada pasien umumrawat jalan di RS umum kotamataram

Faktor pasien :

Kondisi sosialekonomi

Tingkat keparahanpenyakit

Usia Berat badan Penyakit lain

Faktor kebijakan:

Formularium RSumum kota mataram

Page 16: Kti ku pola penggunaan obat anti diabetes pada pasien jaminan kesehatan nasional di rumah sakit1

16

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Kota

Mataram, di instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Kota Mataram

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni 2014 dengan

rancangan penelitian sebagai berikut :

No Tanggal Kegiatan-kegiatan1. 18 2014 Juni Menyerahkaan surat permohonan penelitian2. 20 Juni 2014 Melakukan penelitian

Tabel 4. Rancanagan penelitian

B. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif yang

merupakan suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama

untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara

Objektif. Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan atau

menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang.

Penelitian ini dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan

data, pengolahan/ analisis data, membuat kesimpulan dan laporan

(Wulandari,2013).

C. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

Page 17: Kti ku pola penggunaan obat anti diabetes pada pasien jaminan kesehatan nasional di rumah sakit1

17

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Karlina.S,

2013). Dalam penelitian ini yang menjadi pupolasi penelitian adalah seluruh

pasien rawat jalan yang menggunakan anti diabetes di Rumah Sakit Umum

Kota Mataram.

D. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti

(Arikunto, 2006). Arikunto (2008:116) Apabila sampel kurang dari 100, lebih

baik diambil semua. Jika jumalah sampel lebih dari 100 di ambil antara 10%-

15% atau 20%-55% atau lebih.

E. Cara Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ada dua cara pengambilan sampel yaitu:

1. Random sampling / probability sampling adalah cara pengambilan sampel

yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap

elemen populasi

(http://journal.ubaya.ac.id/index.php/jimus/article/view/130).

2. Non random sampling atau non probability sampling, setiap elemen

populasi tidak mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan

sampel (http://eprints.ung.ac.id/6347.).

Maka dari uraian diatas peneliti menggunakan cara Random sampling

yaitu semua populasi yang menggunakan obat anti diabetes mempunyai

kesempatan yang sama untuk di jadikan sebagai sampel.

Page 18: Kti ku pola penggunaan obat anti diabetes pada pasien jaminan kesehatan nasional di rumah sakit1

18

F. Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, penulis melakukan beberapa tahap kegiatan

yaitu:

1. Observasi

penelitian ini dengan melihat data rekamedis di catat data meliputi

no rekamedis, usia, jenis kelamin, dosis, frekuensi, diagnosa, dan cara

pemberian obat.

2. Pengolahan data

Pengambilan datanya dilakukan secara manual dengan cara

memeriksa setiap resep yang di berikan kepada pasien di sesuaikan dengan

diagnosis pasien (Irawan, 2011).

G. Bahan Penelitian

1. Data Instalasi Farmasi pasien yang menggunakan obat anti diabetes.

2. Standar dari ISO dan pustaka lain yang berkaitan dengan penelitian.

H. Cara Pengolahan dan Analisis Data

Teknik analisis data merupakan salah satu langkah penting dalam

rangka memperoleh temuan-temuan hasil penelitian. Hal ini disebabkan data

akan menuntut kita kearah temuan ilmiah, bila di analisis dengan teknik-

teknik yang tepat.

Menurut Ali (1993:171) di kutip dari ( Irawan,2011), dalam rangka

analisis data interprestasi data perlu dipahami tentang keberadaan data itu

sendiri. Secara garis besar, keberadaan data dapat di golongkan kedalam dua

Page 19: Kti ku pola penggunaan obat anti diabetes pada pasien jaminan kesehatan nasional di rumah sakit1

19

jenis, yaitu data bermuatan kualitatif dan data bermuatan kuantitatif.

Keberadaan bermuatan kualitatif adalah catatan lapangan yang berupa

catatan-catatan atau rekaman data-data, kalimat atau paragraph yang

diperoleh dari wawancra, menggunakan pertanyaan terbuka, observasi, atau

pemaknaan penelitian terhadap dokumen atau peninggalan. Sedangkan data

bermuatan kuantitatif adalah angka-angka (kuantitas), baik di peroleh dari

sejumlah suatu penggabungan atau pengukuran.

Sesuai dengan uraian diatas maka data penelitian ini menggunakan

analisis data bermuatan kualitatif yaitu catatan lapangan yang berupa catatan-

catatan atau rekaman data-data, kalimat atau paragraph yang diperoleh dari

wawancra, menggunakan pertanyaan terbuka, observasi, atau pemaknaan

penelitian terhadap dokumen atau peninggalan.

I. Definisi Operasional

1. Rumah Sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan

upaya kesehatan dengan memberdayakan dengan berbagai persatuan

personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah

medik untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik

(Irawan,2011).

2. Pasien adalah seseorang yang menerima perawatan medis karena suatu

penyakit atau cedera dan memerlukan bantuan tenaga medis untuk

memulihkan kesehatannya. Sedangkan pasien rawat jalan adalah pasien

yang menerima pelayanan kesehatan yang tidak menginap di rumah sakit.

Yang dimaksud pasien dalam penelitian ini adalah pasien rawat jalan yang

Page 20: Kti ku pola penggunaan obat anti diabetes pada pasien jaminan kesehatan nasional di rumah sakit1

20

menggunakan anti diabetes di Rumah Sakit Umum Kota Mataram pada

bulan april 2014.

3. Pola Penggunaan Obat adalah petunjuk dan cara pemakaian obat pada

waktu yang tepat dan penuh selama waktu pengobatan.

4. Golongan Obat adalah jenis obat yang diresepkan oleh dokter sesuai

dengan penyakit yang di alami dengan mempertimbangkan efek samping

serta keadaan pasien.

5. Dosis Obat yaitu jumlah obat yang diberikan pada penderita dalam satuan

berat (gram,miligram,mikrogram) atau satuan isi (liter, mililiter, atau unit-

unit lainnya (unit Internasional).

6. Frekuensi Pemberian obat yaitu banyaknya pemakaian obat dalam selang

waktu tertentu, seperti 3 x 1 tab yang maksudnya diberikan atau diminum

3 kali dalam sehari (1 tablet).

Page 21: Kti ku pola penggunaan obat anti diabetes pada pasien jaminan kesehatan nasional di rumah sakit1

21

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 2005. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit DiabetesMellitus. Jakarta: Departemen Kesehatan.

Departemen Kesehatan RI. 2006. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit DiabetesMellitus. Jakarta: Departemen Kesehatan.

Harkness Richard. 1989. Interaksi Obat. Banding. ITB

Irawan Edi. 2011. Pola Penggunaan Obat Anti Hipertensi Pada Pasien UmumRawat Jalan Di Rumah Sakit Umum Provinsi NTB. Mataram. UniversitasMuhammadiyah Mataram.

Karlina Nova. 2013. Evaluasi Ketepatan Obat Anti Dislipidemia Pada PasienDislipidemia Rawat Inap di RSUD dr.Moewardi Surakarta Periode Januari– Desember 2013. Surakarta. Universitas Sebelas maret Surakarta.

Wulandari Putri. 2013. Studi Pengobatan Hipertensi Pada Pasien DiabetesMilitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap dr. Soebandi. Jember. UniversitasJember.

Wibowo S. 2013. Herbal Ajaib Tumpas Macam-Macam Penyakit (Asam URat,Diabetes, Darah Tinggi, Ginjal, Liver, Kanker, dll). Jakarta: PustakaMakmur.

http://journal.ubaya.ac.id/index.php/jimus/article/view/130 11:21 16 mei 2014

http://eprints.ung.ac.id/6347 01:00 16 mei 2014.

(http://internis.org/keunggulan-metformin-dibandingkan-obat-anti-diabetik-lainnya 03: 20 21 juni 2014

http://www.apotikantar.com/Glimepiride_1_mg_tablet) 04:00 21 juni 2014