22
Keimanan kepada Allah SWT Melalui Pemahaman Sifat- Sifat-Nya Iman kepada Allah adalah meyakini sepenuh hati bahwa Allah itu benar-benar ada dan Dialah yang menciptakan, memelihara dan mengatur alam semesta

Keimanan kepada allah swt melalui pemahaman sifat sifat-nya

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Keimanan kepada allah swt melalui pemahaman sifat sifat-nya

Citation preview

Page 1: Keimanan kepada allah swt melalui pemahaman sifat sifat-nya

Keimanan kepada Allah SWT Melalui Pemahaman Sifat-

Sifat-Nya

Iman kepada Allah adalah meyakini sepenuh hati bahwa Allah itu benar-benar ada dan Dialah yang

menciptakan, memelihara dan mengatur alam semesta

Page 2: Keimanan kepada allah swt melalui pemahaman sifat sifat-nya

Pengertian Iman Kepada Allah

Secara bahasa iman berarti percaya atau yakin. Menurut istilah iman adalah meyakini dalam hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan perbuatan.

Dengan demikian ada tiga unsur pengertian iman, yaitu hati, lisan dan amal perbuatan.

Namun, di antara ketiga indikator tersebut, iman lebih menekankan pada aspek qalbu (hati) lalu akan tercermin dalam perkataan dan perbuatan.

Untuk meningkatkan iman kepada Allah, kita perlu mengenal Allah. Adapun cara mengenal Allah adalah dengan mengenal sifat-sifat-Nya.

Page 3: Keimanan kepada allah swt melalui pemahaman sifat sifat-nya

Sifat Allah ada tiga

a. Sifat wajib, yaitu sifat kesempurnaan yang pasti dimiliki Allah. Jumlah sifat ini ada 13.

b. Sifat mustahil, yaitu sifat-sifat yang tidak mungkin atau mustahil ada pada Allah. Sifat ini merupakan lawan atau kebalikan dari sifat wajib.

c. Sifat jaiz, yaitu sifat mungkin bagi Allah untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Sifat ini merupakan hak peroregatif Allah. Jumlahnya hanya satu, yaitu wewenang Allah untuk berbuat atau tidak menurut kehendak-Nya. Misalnya menciptakan jenis pepohonan, jenis binatang, dan sebagainya.

Page 4: Keimanan kepada allah swt melalui pemahaman sifat sifat-nya

Klasifikasi sifat wajib bagi Allah

1. Nafsiyah artinya diri atau dzat, yaitu sifat hakikat dzat Allah itu sendiri mutlak ada.

2. Salbiyah artinya bertentangan, yaitu sifat yang hanya ada pada Allah semata dan bertentangan dengan sifat makhluk yang Dia ciptakan.

3. Ma’ani artinya hakikat, yaitu hakikatnya sifat Allah, tetapi sebagian kecil darinya dianugerahkan Allah kepada makhluk-Nya.

4. Ma’anawiyah artinya hakikat yang sempurna, yaitu sifat ke-maha-an yang mutlak milik Allah semata tanpa diberikan kepada makhluk-Nya.

Page 5: Keimanan kepada allah swt melalui pemahaman sifat sifat-nya

Sifat Wajib dan Mustahil

Sifat wajib dan mustahil bagi Allah yang wajib diketahui ada 13

Tiada Sifat Nafsiyahعدم Adaوجود 1

دام 2 Baru Sifat Salbiyahحدوث Terdahuluق

Binasaفناء Kekalبقاء 3

للحوادثمخالفة 4 Berbeda dengan makhluk للحوادثمماثلة Serupa dengan makhluk

بنفسهقيامه 5 Berdiri sendiri بغيرهقيامه Membutuhkan bantuan lain

Page 6: Keimanan kepada allah swt melalui pemahaman sifat sifat-nya

Sifat Wajib dan Mustahil

6 وحدانيةEsa تعددBerbilang

7 قدرةKuasa عجزLemah Sifat Ma’ani

8 إرادةBerkehendak كراهةTerpaksa

9 علمMengetahui جهلBodoh

10 حياةHidup موتMati

11 سمعMendengar صمBisu

12 بصرMelihat عميButa

13 كالمBerfirman بكمBisu

Page 7: Keimanan kepada allah swt melalui pemahaman sifat sifat-nya

Tujuh sifat maknawiyah

1 قدراMaha Kuasa عزيزاMaha Lemah Sifat Maknawiyah

2 مرداMaha Berkehendak مكرهMaha Terpaksa

3 علماMaha Mengetahui جهالMaha Bodoh

4 حياMaha Hidup مي تاMaha Mati

5 سمعاMaha Mendengar ا Maha Tuliاصم

6 بصراMaha Melihat اعماMaha Buta

7 متكل ماMaha Berfirman ابكمMaha Bisu

Page 8: Keimanan kepada allah swt melalui pemahaman sifat sifat-nya

Sifat-sifat Allah dan Dalilnya 1. Wujud

Allah itu bersifat wujud artinya Dia mutlak ada. Adanya makhluk merupakan salah satu bukti adanya Allah. Jadi mustahil Allah itu tiada.

Tuhan Yang memelihara langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, jika kamu adalah orang yang meyakini. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menghidupkan dan Yang mematikan (Dialah) Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu.(surat ad-Dukhan/44 ayat 7 – 8 )

Page 9: Keimanan kepada allah swt melalui pemahaman sifat sifat-nya

Sifat-sifat Allah dan Dalilnya 2. Qidam

Allah itu bersifat terdahulu atau tidak berawal, dan mustahil ia baru atau berawal. Buktinya, segala sesuatu yang ada ini memiliki asal. Asal mula dari segala sesuatu itu adalah atas ciptaan yang Maha Pencipta,

Dialah Allah yang terdahulu dari segala sesuatu dan ada-Nya tersebut tidak berawal. Sebab, jika ia berawal, lalu siapa pula yang mengawali Dia?. Ingat, jangan samakan Allah dengan makhluk, termasuk kita sendiri yang memiliki asal dan berawal dari sesuatu. Oleh karena itu, sifat ini disebut salbiyah, karena berlainan dengan sifat makhluk-Nya.

Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin ; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu (al-hadid/57 ayat 3)

Page 10: Keimanan kepada allah swt melalui pemahaman sifat sifat-nya

Sifat-sifat Allah dan Dalilnya 3. Baqa

Allah itu kekal, dan mustahil binasa. Semua makhluk, seperti gunung, manusia, hewan, tumbuhan, termasuk bumi ini pasti akan binasa. Hanya Allah yang kekal, sebab Dialah yang akan menentukan akhir dari segala-galanya.

Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. (ar-Rahman/55: 26 – 27)

Page 11: Keimanan kepada allah swt melalui pemahaman sifat sifat-nya

Sifat-sifat Allah dan Dalilnya4. Mukhalafatu lil hawadits

Allah itu berbeda dengan makhluk-Nya, sebab Dialah yang menciptakan makhluk itu sendiri. Allah sebagai khaliq pasti tidak sama dengan makhluk (ciptaan-Nya). Dengan demikian, mustahil Allah serupa dengan makhluk-Nya.

Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat. (as-Syura’/42 ayat 11)

Page 12: Keimanan kepada allah swt melalui pemahaman sifat sifat-nya

Sifat-sifat Allah dan Dalilnya5. Qiyamuhu bi nafsihi

Allah itu berdiri sendiri dan tidak membutuhkan suatu apa pun dalam mengurus makhluk-Nya, sebab segala sesuatu selain Dia adalah makhluk (ciptaan)-Nya. Berbeda dengan manusia, pasti membutuhkan bantuan dan pertolongan pihak lain dalam kehidupannya. Jadi, mustahil Allah membutuhkan pertolongan pihak lain.

Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya.(Ali Imran/3 ayat 255)

Page 13: Keimanan kepada allah swt melalui pemahaman sifat sifat-nya

Sifat-sifat Allah dan Dalilnya6. Wahdaniyah

Allah itu Esa dan mustahil Dia berbilang. Ke-esa-an Allah menunjukkan kesempurnaan-Nya. Sebab jika tuhan lebih dari satu, pastilah ia tidak sempurna. Agama lain juga mengakui adanya tuhan yg maha esa, tetapi konsep keesaan tuhan mereka masih mengandung unsur syirik, sebab adanya kekuatan lain selain tuhan, apakah itu berbentuk ”anak”, ”dewa”, dan sebagainya. Sementara konsep ke-Esa-an dlm Islam adalah Allah mutlak Esa, tidak ada kekuatan apa pun yg ada apalagi yg setara dg-Nya, sebab selain Dia disebut makhluk, yaitu ciptaan-Nya sendiri. Oleh karena itu, jangan pernah mempersekutukan Allah dg sesuatu apapun. Kemudian, Dia juga tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.

Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yg bergantung kpd-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yg setara dengan Dia".(al-Ikhlas/112 ayat 1 – 4)

Page 14: Keimanan kepada allah swt melalui pemahaman sifat sifat-nya

Sifat-sifat Allah dan Dalilnya7. Qudrat

Allah itu bersifat kuat atau berkuasa dan mustahil Ia lemah. Terjadinya alam semesta, berbagai keindahan alam yg kita saksikan, dan berbagai keajaiban yg menakjubkan dlm pandangan mata merupakan bukti bahwa Allah itu berkuasa atas segala sesuatu. Lalu kita merasa kuat dan berkuasa dlm melakukan pekerjaan, hal ini juga dapat terjadi karena Allah memberikan qudrat kpd manusia.

Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu. (al-Baqarah/2 ayat 20)

Page 15: Keimanan kepada allah swt melalui pemahaman sifat sifat-nya

Sifat-sifat Allah dan Dalilnya8. Iradat

Allah bersifat berkehendak atas segala sesuatu yang Dia perbuat, dan mustahil Dia terpaksa. Kehendak Allah itu tidak bisa dipengaruhi oleh pihak lain. Namun kehendak Allah itu sangat adil.

Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia.(Dalilnya surat Yasin/36: 82)

Page 16: Keimanan kepada allah swt melalui pemahaman sifat sifat-nya

Sifat-sifat Allah dan Dalilnya9. Ilmu

Allah itu maha mengetahui, mustahil ia bodoh. Buktinya, keindahan alam semesta, berbagai fenomena yg muncul dan beragam jenis makhluk yg ada merupakan sebagian bukti akan pengetahuan Allah. Ilmu Allah itu tidak tergantung kpd masa dan tempat. Kapan dan dimana pun Allah pasti mengetahui segala sesuatu, masa lalu, sekarang dan yg akan datang pasti diketahui Allah. Bahkan sekecil apapun yg terniat di hati kita Dia pasti mengetahuinya.

Katakanlah: "Apakah kamu akan memberitahukan kpd Allah tentang agamamu, padahal Allah mengetahui apa yg di langit dan apa yg di bumi dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu?“(al-Hujurat/49: 16)

Page 17: Keimanan kepada allah swt melalui pemahaman sifat sifat-nya

Sifat-sifat Allah dan Dalilnya10. Hayat

Allah bersifat hidup, dan mustahil ia mati. Buktinya, segala yang hidup di muka bumi ini pastilah ada yang menghidupkan. Dengan demikian, Allah itu hidup lagi menghidupkan dan akan tetap hidup selamanya. Sementara manusia dan makhluk lainnya juga hidup tetapi dihidupkan dan kehidupannya pasti akan berakhir dengan kematian.

Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya). tidak mengantuk dan tidak tidur. (al-Baqarah/2 ayat 255 )

Page 18: Keimanan kepada allah swt melalui pemahaman sifat sifat-nya

Sifat-sifat Allah dan Dalilnya11. Sama

’Allah itu bersifat mendengar dan mustahil Dia tuli. Pendengaran Allah tidak terhalang oleh jarak, waktu, dan tempat tertentu. Oleh karena itu, Allah senantiasa mendengar segala gerak-gerik, ucapan dan bisikan makhluk-Nya, termasuk ucapan dalam hati.

Berkatalah Muhammad (kepada mereka): "Tuhanku mengetahui semua perkataan di langit dan di bumi dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (al-Anbiya’/21: 4)

Page 19: Keimanan kepada allah swt melalui pemahaman sifat sifat-nya

Sifat-sifat Allah dan Dalilnya12. Bashar

Allah itu bersifat melihat dan mustahil Dia buta. Penglihatan Allah juga tidak terhalang oleh tempat, waktu dan masa. Meskipun semut hitam berada di atas batu hitam di tengah malam kelam, Allah juga pasti melihat. Demikian juga setiap perbuatan makhluk-Nya, Allah pasti melihatnya.

Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui.(Dalilnya surat al-An’am/6 ayat 103)

Page 20: Keimanan kepada allah swt melalui pemahaman sifat sifat-nya

Sifat-sifat Allah dan Dalilnya13. Kalam

Allah itu bersifat kalam atau berfirman. Buktinya, Allah menurunkan kitab kepada nabi-Nya, termasuk al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman dan petunjuk bagi umat Muhammad yang ingin hidupnya selamat dunia dan akhirat. Dengan demikian mustahil Allah itu bisu.

Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung.(an-Nisa’/4 ayat 164)

Page 21: Keimanan kepada allah swt melalui pemahaman sifat sifat-nya

Perilaku yg ditampilkan sebagai cerminan keyakinan akan sifat Allah

Yg dpt kita petik dari adanya keyakinan terhadap sifat2 Allah sehingga mempengaruhi perilaku kita. Seperti sifat nafsiyah, yaitu wujud, mengajarkan kpd kita bahwa hanya Allah yg mutlak ada. Adanya alam ini, termasuk adanya diri kita sendiri tentulah karena adanya Allah.

Pada hakekatnya yang ada hanyalah dua, yaitu: khaliq (Sang Pencipta), dan makhluq (yg diciptakan). Adanya khaliq tidak berawal dan tidak berakhir, sementara adanya makhluq karena diciptakan oleh sang khaliq.

Dengan keyakinan seperti itu, maka setiap mukmin mestinya merasakan bahwa Allah senantiasa ada kapan dan dimana pun ia berada.

Page 22: Keimanan kepada allah swt melalui pemahaman sifat sifat-nya

Meskipun Allah memberikan berbagai potensi kepada manusia, seperti kekuatan, kehendak, pengetahuan, hidup, mendengar, melihat, dan

berbicara, namun pada hakekatnya semua itu ada pada milik Allah secara sempurna. Dengan

demikian, manusia tidak boleh menganggap diri paling baik apalagi sempurna. Manusia harus

senantiasa taat kepada aturan Allah secara ikhlas dengan kesadaran diri sebagai hamba dan ciptaan-

Nya.