Upload
ngonhu
View
236
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENINGKATAN PEMAHAMAN SIFAT-SIFAT BENDA CAIR MELALUI
METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS IV
SD MANGUNREJO KAJORAN MAGELANG
TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011
SEKRIPSI
OLEH
KUWAT SANTOSA
NIM. X 1808 030
PROGRAM PJJ S-1 PGSD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENINGKATAN PEMAHAMAN SIFAT-SIFAT BENDA CAIR MELALUI
METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS IV
SD MANGUNREJO KAJORAN MAGELANG
TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011
SKRIPSI
Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mendapat
Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
OLEH
KUWAT SANTOSA
NIM. X 1808 030
PROGRAM PJJ S-1 PGSD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul PENINGKATAN PEMAHAMAN SIFAT-SIFAT BENDA
CAIR MELALUI METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN PADA SISWA
KELAS IV SD MANGUNREJO KAJORAN MAGELANG TAHUN
PELAJARAN 2010 / 2011.
Telah dietujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Hari : Senin
Tanggal : 13 Juni 2011
Persetujuan Pembimbing :
Pembimbing I
Dra. Yulianti, M. Pd NIP. 195411161982032002
Pembimbing II
Drs. Hadi Mulyono, M.Pd NIP. 195610091980121001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul PENINGKATAN PEMAHAMAN SIFAT-SIFAT
BENDA CAIR MELALUI METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN PADA
SISWA KELAS IV SD MANGUNREJO KAJORAN MAGELANG TAHUN
PELAJARAN 2010 / 2011, telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan
diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Rabu
Tanggal : 22 Juni 2011
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Kartono, M.Pd ………………. Sekretaris : Dr. Riyadi, M.Si ..…….……… Anggota I : Dra. Yulianti, M.pd ....................... Anggota II : Drs. Hadi Mulyono, M.Pd ………………
Disahkan Oleh
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan
Prof. Dr. M.Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Kuwat Santosa. NIM: X1808030. PENINGKATAN PEMAHAMAN SIFAT-SIFAT BENDA CAIR MELALUI METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS IV SD MANGUNREJO KAJORAN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2011.
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan pemahaman sifat-sifat benda cair pada siswa sekolah dasar melalui metode eksperimen.
Variabel yang menjadi sasaran perubahan adalah meningkatnya pemahaman sifat sifat benda cair. Sedang variabel tindakan yang dilakukan adalah eksperimen dalam pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I dilaksanakan satu pertemuan, Siklus II satu pertemuan. Setiap siklus terdapat empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi tindakan. Teknik pengumpulan data digunakan teknik observasi, tes, dokumentasi. Teknik analis data yang digunakan adalah model analis interaktif dengan tiga buah komponen yaitu reduksi data, sajian data, dan verifikasi data atau penarikan kesimpulan.
Simpulan yang diperoleh setelah dilaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut.(1) Aktifitas dan minat belajar siswa, tampak semakin meningkat. Hal ini terlihat pada saat pelaksanaan pembelajaran siklus I , nilai evaluasi belajar siswa mengalami peningkatan. Sebelum siklus nilai rata-rata 62 dan hanya 30% siswa yang nilainya di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Pada siklus I nilai rata-rata naik menjadi 69 setingkat 60% siswa mendapat nilai di atas KKM. Selanjutnya pada siklus II ternyata peningkatan pemahaman belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Pada siklus II nilai rata-rata siswa 77 atau 90% di atas KKM. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti telah berhasil, dan dapat direkomendasikan bahwa penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan pemahaman siswa pada kompetensi dasar sifat-sifat benda cair di sekolah dasar. Kata kunci : Peningkatan pemahaman, sifat-sifat benda cair, metode pembelajaran eksperimen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
Kuwat Santosa. NIM X1808030. IMPROFMENT THE PROPERTIS OF LIQUID OBJECT THROUGH EKPERIMENTAL LEARNING OF THE FOUR GRADE STUDENT OF MANGUNREJO ELEMENTARY SCHOOL KAJORAN SUBDISTRICT MAGELANG REGENCY IN ACADEMI YEAR 2010 / 2011. Classroom Action Research. Surakarta : Faculty of Teachership and Education Science, Universitas Sebelas Maret Surakarta, June 2011.
Target of this class action research in general is create the active study Natural Sciences, creative, effective, and please. This target is more majored to increase activity and enthusiasm in course of learning and in the end can improve the achievement learn the student.
Variable becoming change target is the increasing of understanding of nature of liquid. Action variable medium taken experiment in learning. This Classroom Action research is executed in two cycles. Cycle I executed by one meeting, cycle II one meeting. Each cycle there are four step, that is planning, perception, and refleksi action. Technique of data collecting used observation technique, inteview, tes, and documentation. Technique analyse the data used model analyse the interaktif with three component fruit that is data discount, ready data, and verification of data or conclusion withdrawal.
Conclusion obtained by after executed by this research shall be as follows. (1) Activity and enthusiasm learn the student, visible progressively mount. This matter is seen at the time of execution of study of cycle I, assess the evaluation learn the student experience of the improvement. From 30% student which its value above Complete Criterion Minimize the ( KKM) at cycle pre become 60% student get the value of above KKM. Hereinafter at cycle II in the reality the make-up of understanding learn the student experience of the improvement which significan. At cycle II assess the student 80% above KKM. This matter indicate that the research of classroom action conducted by researcher have succeeded, and can be recommended that usage of experiment method can improve the understanding of student elementary interest the propertis of liquid object in elementary school.
Key Word : improfment, propertis of liquid object, through ekperimental
learning.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmad, hidayah, dan
inayah- Nya. Dan karena atas limpahan karunia-Nya itu pula maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Penelitian Tindakan Kelas ini
dengan sebaik-baiknya. Terselesainya penyusunan ini tidak lepas karena
adanya partisipasi dan bantuan, serta peran dari semua pihak. Untuk itu
tidaklah berlebihan jika dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada:
1. Prof Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd selaku Ketua Program PJJ S-1 PGSD Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, dan
selaku dosen pembimbing II.
3. Dra. Yulianti, M.Pd selaku dosen pembimbing I skripsi, pada Program
PJJ S-1 PGSD pada FKIP UNS Surakarta.
4. Sunaryono, S.Pd selaku Kepala SD Negeri Mangunrejo, Kecamatan
Kajoran, Kabupaten Magelang.
5. Berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan Penelitian Tindakan
Kelas ini.
Penulis menyadari di dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kelemahan dan
kekurangannya. Untuk itu saran dan kritik senantiasa penulis harapkan
demi kesempurnaan penulisan ini sehingga dapat digunakan untuk pijakan
penulisan berikutnya.
Surakarta, 7 Mei 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ...................................................................................................... i
PERSETUJUAN ........ ............................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii
ABSTRAK ............................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .............................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................................ vi
DAFTAR TABEL …………………………………………………… ... vii
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………...... . viii
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………… ix
I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 2
B. Perumusan Masalah ....................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 7
A. Kajian Teori .................................................................................... 7
B. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................................ 13
C. Kerangka Berpikir .......................................................................... 13
D. Hipotesis Tindakan ......................................................................... 16
III. METODE PENELITIAN .................................................................. 17
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 17
B. Subjek dan Objek Penelitian ......................................................... 17
C. Data dan Sumber Data ................................................................. 18
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 18
E. Validitas Data ............................................................................... 20
F. Teknik Analisis Data .................................................................... 20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
G. Indikator Kinerja/Keberhasilan ………………………………….. . 22
H. Prosedur Penelitian ……………………………………………….. 22
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………………… 24
A. Hasil Penelitian ………………………………………………… 24
B. Pembahasan Hasil Penelitian …………………………………… 40
V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ………………………... 41
A. Kesimpulan ……………………………………………………. 41
B. Implikasi ………………………………………………………. 41
C. Saran …………………………………………………………… 41
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 43
LAMPIRAN ……………………………………………………………….. 44
A. Contoh Perangkat Pembelajaran ………………………………. 45
B. Instrumen Penelitian …………………………………………… 63
C. Foto Dukumentasi ……………………………………………… 82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru adalah salah satu komponen dalam proses pembelajaran yang ikut
berperan dalam usaha pembentukan sumber daya yang unggul. Dalam arti bahwa
dalam setiap guru terletak tanggung jawab untuk membawa siswa pada suatu taraf
kematangan tertentu. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam
pembentukan kualitas dan kuantitas pengajaran yang dilaksanakannya. Oleh sebab
itu guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam
meningkatkan kesempatan belajar siswa dan memperbaiki kualitas pengajaran
Guru dalam proses belajar mengajar harus memiliki kemampuan tersendiri guna
mencapai harapan yang dicita-citakan dalam melaksanakan pendidikan pada
umumnya dan proses belajar mengajar pada khususnya. Mengajar bukan sekedar
proses menyampaikan ilmu pengetahuan, melainkan mengandung makna yang
lebih luas, yakni terjadinya proses interaksi manusiawi dengan aspeknya yang
cukup komplek.
Pendidikan yang merupakan masalah dari suatu Negara menjadi tanggung
jawab pemerintah, masyarakat dan orang tua yang selalu mendapat perhatian
Maka sudah sepantasnyalah pemerintah menyelenggarakan pendidikan demi
terwujudnya tujuan pendidikan nasional seperti yang dirumuskan dalam GBHN
bahwa:”Pendidikan nasional bertujuan meningkatkan kualitas manusia Indonesia
yaitu manusia yang beriman terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti
luhur, bertanggung jawab dan berproduksi serta sehat jasmani rohani”. (Tap MPR
No. II/MPR/1993)Upaya peningkatan kualitas manusia seperti yang terdapat
dalam garis terdepan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) tersebut
dapat ditempuh melalui berbagai bidang pembangunan yang salah satu
diantaranya adalah pembangunan di bidang pendidikan.Dalam upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa, pendidikan memegang peranan penting.Oleh
karena itu di Indonesia pendidikan mendapat perhatian utama. Mengenai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
pelaksanaan pendidikan dalam praktek kesehariannya berbagai usaha Pemerintah
telah banyak dilakukan dengan meningkatkan sarana dan prasarana yang
menunjang proses belajar mengajar termasuk pembangunan gedung dan fasilitas
lainnya. Hal ini dapat dilihat dari sistem pendidikan dan pengajaran yang sudah
banyak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya Ini semua bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran di Indonesia. Dari kualitas
pendidikan dan pengajaran yang bermutu, maka akan menghasilkan sumber daya
manusia yang bermutu tinggi. Apabila suatu negara dihuni oleh penduduk yang
memiliki SDM yang tinggi, maka negara tersebut akan maju. Oleh karena itu
kualitas pendidikan dan pengajaran haruslah ditingkatkan.
Guru telah banyak mengenal metode pembelajaran antara lain metode
ceramah, tanya jawab, demonstrasi, diskusi, eksperimen, proyek, widyawisata,
penugasan, pameran, inquiry, discovery, dan metode ekspositori. Namun tidak
satu pun model pembelajaran yang paling baik diantara yang lainnya, karena
masing-masing model pembelajaran dapat dirasakan baik, apabila telah diuji
cobakan untuk mengajarkan materi pelajaran tertentu (Arends, 1997: 10-13).
Berbagai metode dapat diterapkan dalam dunia pendidikan, misalnya metode yang
digunakan untuk memotivasi siswa agar mampu menggunakan pengetahuannya
untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi ataupun untuk menjawab suatu
pertanyaan akan berbeda dengan metode yang digunakan untuk tujuan agar siswa
mampu berfikir dan mengemukakan pendapatnya sendiri di dalam menghadapi
segala macam persoalan. Untuk itulah seorang guru harus mengenal, mempelajari
dan menguasai teknik banyak pengajaran, agar dapat menggunakan variasinya,
sehingga guru mampu menimbulkan proses belajar mengajar yang berhasil dan
berdaya guna. Dengan menerapkan metode-metode baru dalam proses
pembelajaran, akan menghilangkan kejenuhan dan kebosanan siswa dalam
belajar.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) di sekolah dasar merupakan
mata pelajaran yang mengaitkan antara siswa dengan lingkungan kehidupan
siswa. IPA sebagai salah satu bidang studi yang memiliki tujuan membekali siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
untuk mengembangkan penalarannya mengenai alam. Disamping aspek nilai dan
moral, banyak memuat materi IPA sehingga pengetahuan dan informasi yang
diterima siswa sebatas produk hafalan . Sifat materi pelajaran IPA tersebut
membawa pengaruh terhadap proses pembelajaran yang didominasi dengan
pendekatan ekspositori, terutama guru menggunakan metode ceramah sehingga
siswa kurang terlibat dalam pembelajaran dan cenderung pasif.
Keberhasilan belajar yang dicapai oleh siswa merupakan suatu yang
didambakan, diharapkan baik siswa itu sendiri maupun oleh orang tua, guru dan
masyarakat. Karena pada hakikatnya, kegiatan mengajar adalah proses yang
dilakukan guru dalam mengembangkan kegiatan belajar siswa (Witherington,
1952 : 24-25). Hal ini mengandung pengertian bahwa kegiatan mengajar yang
dilakukan guru menghadirkan proses belajar pada siswa yang berwujud perubahan
tingkah laku, perubahan ketrampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan, pemahaman
dan apresiasi.
Di dalam proses pembelajaran, guru harus memilki strategi agar siswa
dapat belajar secara efektif dan efisien, sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Salah satu langkah untuk memiliki strategi tersebut adalah guru harus menguasai
berbagai macam metode mengajar.Metode adalah cara yang digunakan untuk
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil test formatif pada KD 6.1 Mengidentifikasi wujud
benda cair memiliki sifat tertentu, mata pelajaran IPA kelas IV SD Mangunrejo
terlihat kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal IPA belum mencapai
hasil yang diharapkan. Motivasi dan minat terhadap IPA boleh dikatakan relatif
rendah. Dari daftar nila yang ada, siswa yang mendapatkan nilai di atas 70 kurang
dari 50 %. Data seperti itu jelas merupakan sebuah gambaran ketidakberhasilan
Kegiatan Belajar Mengajar yang selama ini dilakukan, pada mata pelajaran IPA
khususnya pada kompetensi dasar tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Berikut adalah kutipan nilai formatif KD 6.1 Mengidentifikasi wujud
benda cair memiliki sifat tertentu.
No NISN Nama Siswa Nilai Nilai KKM 70
0011395809 Ferry Fatkhurahman 60 Tidak tuntas
0000156993 Siti Musyaroffah 60 Tidak tuntas
0010018816 Agus Nurhidayat 50 Tidak tuntas
0010018819 Indah Safitri 60 Tidak tuntas
0011395807 Asep Maulana 80 tuntas
0010018821 Lia Aditianingrum 60 Tidak tuntas
0011395805 Dewi Sri Utami 70 Tuntas
0011395808 Ahmad Maulana Rifki 50 Tidak tuntas
0011395811 Siti Maryam 70 Tuntas
0020112124 Annisa Nurhanawati 60 Tidak tuntas
Jumlah 620
Nilai rata-rata 62
( Tabel . 1 ) Kutipan nilai tes siswa pra siklus.
Dari daftar nilai di atas dapat diketahui bahwa Kegiatan Belajar Mengajar
secara konvensional yang biasa diterapkan selama ini, senantiasa tidak ada
perubahan yang menjadi terobosan untuk meningkatkan hasil belajar, sehingga
mata pelajaran IPA tidak akan menjadi sebuah mata pelajaran yang digemari oleh
siswa . Tentu saja hal seperti itu tidak boleh terjadi dalam dunia pendidikan.
Kegagalan dalam pendidikan, terutama IPA jelas akan menjadikan kemunduran
dan ketertinggalan Bangsa Indonesia atas bangsa-bangsa lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Pada kenyataan yang biasa kita jumpai saat pembelajaran IPA, guru
banyak menggunakan metode ceramah. Metode tersebut dipilih oleh guru karena
adanya beberapa factor; pertama guru tidak menguasai materi ajar, kedua
kurangnya pengetahuan guru tentang berbagai metode mengajar yang cocok dan
tepat digunakan sesuai materi pembelajaran, ketiga kurangnya motivasi siswa
akan topik pelajaran yang akan dipelajarinya. Berdasarkan fakta tersebut dapat
diidentifikasi bahwa masalah-masalah yang muncul yaitu ; metode pembelajaran
yang digunakan guru kurang bervariasi; interaksi guru dengan murid hanya satu
arah sehingga siswa belum aktif dalam pembelajaran; kegiatan siswa hanya
mendengarkan penjelasan guru dan mengerjakan soal latihan atau tugas dari guru;
serta hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA masih rendah.
Bertolak dari uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “ Peningkatan Pemahaman Sifat-sifat Benda Cair Melalui Metode
Pembelajaran Eksperimen pada Siswa Kelas IV SD Mangunrejo Kajoran
Magelang Tahun Pelajaran 2010 / 2011 “
B. Perumusan Masalah.
Berdasarkan kondisi riil dan dari beberapa pendapat para ahli, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut “ Apakah melalui Metode Pembelajaran
Eksperimen dapat meningkatkan pemahaman sifat-sifat benda cair pada siswa
kelas IV SD Mangunrejo Kajoran Magelang tahun pelajaran 2010 / 2011 ? “
C. Tujuan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini penulis laksanakan dengan tujuan untuk
meningkatkan pemahaman sifat-sifat benda cair melalui metode eksperimen pada
siswa kelas IV SD Mangunrejo Kajoran Magelang Tahun Pelajaran 2010/1011.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian di atas, maka manfaat
penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Memberi sumbangan positif untuk menambah khasanah ilmu
pengetahuan dalam dunia pendidikan khususnya mengenai inovasi metode dan
model pembelajaran. Lebih lanjut bisa sebagai dasar teori bagi pengembangan
penelitian yang relevan , serta dapat sebagai reverensi pagi peneliti lain yang
akan melakukan penelitian sejenis.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa :
1) Meningkatnya motifasi belajar siswa, karena siswa merasa senang
dengan belajarnya.
2) Meningkatnya pemahaman belajar langsung di lapangan sehingga
pengetahuan yang diperoleh nyata, hidup, bermakna, dan
komperhensif.
3) Meningkatnya kemampuan melakukan percobaan-percobaan pada
materi IPA sesuai dengan prinsip metode ilmiyah.
b. Bagi Guru :
1) Meningkatnya keterampilan menerapkan dan menguasai metode
pembelajaran eksperimen pada mata pelajaran IPA.
2) Meningatkan kinerja guru yang professional.
c. Bagi Sekolah :
1) Tumbuh dan berkembangnya inovasi metode pembelajaran
eksperimen, agar menjadi salah satu metode pembelajaran
unggulan yang menyenangkan .
2) Meningkatnya iklim pembelajaran yang kondus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakikat Pemahaman Dalam Pembelajaran.
a. Pengertian pemahaman dalam pembelajaran.
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa keberhasilan suatu
pembelajaran akan sangat dipengaruhi oleh keampuan siswa dalam
memahami dan mengolah suatu materi pembelajaran. Sebelum mengupas
lebih lanjut, penulis akan paparkan beberapa pengertian kata tersebut.
Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya (1) pengertian;
pengetahuan yang banyak, (2) pendapat, pikiran, (3) aliran; pandangan,
(4) mengerti benar (akan); tahu benar (akan); (5) pandai dan mengerti
benar. Apabila mendapat imbuhan me- i menjadi memahami, berarti : (1)
mengerti benar (akan); mengetahui benar, (2) memaklumi. Dan jika
mendapat imbuhan pe- an menjadi pemahaman, artinya (1) proses, (2)
perbuatan, (3) cara memahami (mempelajari baik-baik supaya paham)
Sehingga dapat diartikan bahwa pemahaman adalah suatu proses, cara
memahami cara mempelajari baik-baik supaya paham dan pengetahuan
banyak.
Menurut Poesprodjo (1987: 52-53) bahwa pemahaman bukan kegiatan berpikir semata, melainkan pemindahan letak dari dalam berdiri disituasi atau dunia orang lain. Mengalami kembali situasi yang dijumpai pribadi lain didalam erlebnis (sumber pengetahuan tentang hidup, kegiatan melakukan pengalaman pikiran), pengalaman yang terhayati. Pemahaman merupakan suatu kegiatan berpikir secara diam-diam, menemukan dirinya dalam orang lain.
Pemahaman (comprehension), kemampuan ini umumnya mendapat penekanan dalam proses belajar mengajar. Menurut Bloom “Here we are using the tern “comprehension“ to include those objectives, behaviors, or responses which represent an understanding of the literal message contained in a communication.“ Artinya : Disini menggunakan pengertian pemahaman mencakup tujuan, tingkah laku, atau tanggapan mencerminkan sesuatu pemahaman pesan tertulis yang termuat dalam satu komunikasi. Oleh sebab itu siswa dituntut memahami atau mengerti apa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan menghubungkan dengan hal-hal yang lain. (Bloom Benyamin, 1975: 89).
Pemahaman mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari (W.S. Winkel, 1996: 245). W.S Winkel mengambil dari taksonmi Bloom, yaitu suatu taksonomi yang dikembangkan untuk mengklasifikasikan tujuan instruksional. Bloom membagi kedalam 3 kategori, yaitu termasuk salah satu bagian dari aspek kognitif karena dalam ranah kognitif tersebut terdapat aspek pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Keenam aspek di bidang kognitif ini merupakan hirarki kesukaran tingkat berpikir dari yang rendah sampai yang tertinggi. Dari yang sulit hingga menuju yang lebih mudah.
Sejalan dengan pendapat diatas, (Suke Silversius, 1991: 43-44) menyatakan bahwa pemahaman dapat dijabarkan menjadi tiga, yaitu : (1) menerjemahkan (translation), pengertian menerjemahkan disini bukan saja pengalihan (translation), arti dari bahasa yang satu kedalam bahasa yang lain, dapat juga dari konsepsi abstrak menjadi suatu model, yaitu model simbolik untuk mempermudah orang mempelajarinya. Pengalihan konsep yang dirumuskan dengan kata –kata kedalam gambar grafik dapat dimasukkan dalam kategori menerjemahkan, (2) menginterprestasi (interpretation), kemampuan ini lebih luas daripada menerjemahkan yaitu kemampuan untuk mengenal dan memahami ide utama suatu komunikasi, (3) mengektrapolasi (Extrapolation), agak lain dari menerjemahkan dan menafsirkan, tetapi lebih tinggi sifatnya. Ia menuntut kemampuan intelektual yang lebih tinggi. Menurut Suharsimi Arikunto (1995: 115) pemahaman (comprehension) siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana diantara fakta-fakta atau konsep. Menurut Nana Sudjana (1992: 24) pemahaman dapat dibedakan dalam tiga kategori antara lain : (1) tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari menerjemahkan dalam arti yang sebenarnya, mengartikan prinsip-prinsip, (2) tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yaitu menghubungkan bagian-bagian terendah dengan yang diketahui berikutnya, atau menghubungkan dengan kejadian, membedakan yang pokok dengan yang bukan pokok, dan (3) tingkat ketiga merupakan tingkat tertinggi yaitu pemahaman ektrapolasi.
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
pemahaman adalah keadaan dimana seseorang mampu melihat dibalik
yang tertulis, dapat membuat estimasi, prediksi berdasarkan pada
pengertian dan kondisi yang diterangkan dalam ide-ided atau simbol,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
serta kemempuan membuat kesimpulan yang dihubungkan dengan
implikasi dan konsekuensinya.
b. Sifat-sifat Benda Cair dalam Pembelajaran.
Zat cair adalah salah satu yang memiliki sifat-sifat tertentu.
Dengan mengetahui sifat-sifat benda cair, maka kita dapat memanfaatkan
benda cair tersebut dalam berbagai keperluan. Sifat benda cair secara
keseluruhan dapat juga diujicobakan melalui air. Misalnya banyak sekali
pembangkit listrik yang digerakkan oleh energi dari sifat zat cair yaitu air.
Teknologi yang demikian itu tidak lepas dari kajian-kajian akan sifat-sifat
benda cair pada umumnya. Dalam teknologi sekarang banyak sekali
peralatan yang menggunakan sifat benda cair, seperti pada dongkrok
hidrolis, sitem pada rem mobil, dan sistem lain yang menggunakan sifat
hidrolis. Adapun dalam kehidupan sehari-hari, zat cair yang paling sering
kita jumpai adalah air. Air yang menutupi lebih dari dua pertiga
permukaan bumi merupakan sumber bagi segalanya, sangat perlu untuk
dipelajari dan diajarkan pada siswa sedini mungkin.
2. Hakikat Metode Pembelajaran Eksperimen
a. Pengertian metode pembelajaran eksperimen.
Menurut Roestiyah N.K. (1998:51-54) cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama dijalankan dalam sejarah Pendidikan ialah cara mengajar dengan ceramah. Sejak duhulu guru dalam usaha menularkan pengetahuannya pada siswa, ialah secara lisan atau ceramah. Pembelajaran konvensional yang dimaksud adalah pembelajaran yang biasa dilakukan oleh para guru. Bahwa, pembelajaran konvensional (tradisional) pada umumnya memiliki kekhasan tertentu, misalnya lebih mengutamakan hapalan daripada pengertian. Mengutamakan hasil daripada proses, dan pengajaran berpusat pada guru. Metode mengajar yang lebih banyak digunakan guru dalam pembelajaran konvensional adalah metode ekspositori yang salah satunya adalah metode ceramah.
Sumantri dan Permana (l998/l999:76) menyatakan bahwa metode
ceramah adalah cara mengajar yang paling populer dan banyak dilakukan oleh guru. Hal ini karena metode ceramah mudah disajikan dan tidak banyak memerlukan media. Metode ceramah adalah penyajian pelajaran oleh guru dengan cara memberikan penjelasan secara lisan kepada siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Penggunaan metode ceramah sangat tergantung pada kemampuan guru. Penguasaan guru terhadap materi pelajaran, kemampuan berbahasa, intonasi suara, penggunaan media, dan variasi gaya mengajar lainnya sangat menentukan keberhasilan metode ini. Disamping ada kelebihannya kelemahan-kelemahan metode ini antara lain; siswa dapat menjadi jenuh terutama kalau guru tidak pandai menjelaskan, menimbulkan verbalisme, dijejali dengan konsep yang belum tentu dapat diingat terus, tidak merangsang berkembangnya kreatifitas siswa.
Morgan (dalam Suprijono, 2010:2) memberikan definisi mengenai
belajar sebagai berikut “Learning is any relatively permanent change in behavior that is a result of past experience”. Ini berarti bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman. Jadi, belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungannya.
Wetherington menyatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan
di dalam kepribadian yang mengatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian ( http:// id.answers.yahoo.com, diunduh pada tanggal 7 Januari 2011 ). Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 1995: 2).
Untukperoleh suatu perubahan yang merupakan hasil dari
sebuah pembelajaran, seseorang memerlukan suatu periode waktu dan
harus dilatih dalam berbagai tingkah laku sehingga diperoleh suatu pola
tingkah laku yang otomatis. Keberhasilan proses pembelajaran
merupakan hal utama yang didambakan dalam pelaksanaan
pendidikan di sekolah. Pada era globalisasi ini penerapan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi harus didukung oleh sumber daya manusia
yang berkualitas tinggi. Namun sayang, sampai saat sekarang
pembelajaran IPA masih menggunakan metode yang kurang merangsang
sifa tkritis siswa. Karenanya proses pembelajaran menjadi
membosankan dan tidak menarik. Komponen utama dalam proses
pembelajaran adalah guru dan siswa. Ditinjau dari komponen guru,
agar proses pembelajaran berhasil, guru harus dapat membimbing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
mereka dapat mengembangkan pengetahuannya dapat mengembangkan
pengetahuannya mata pelajaran yang dipelajarinya. Untuk mencapai
keberhasilan tersebut harus memahami sepenuhnya materi yang
diajarkan, guru juga dituntut mengetahui secara tepat dimana
“posisi” pengetahuan siswa pada awal (sebelum) mengikuti
pelajaran materi tertentu. Selanjutnya berdasar metode yang
dipilihnya, guru diharapkan dapat membantu siswa dalam
mengembangkan pengetahuannya secara efektif.
b. Tujuan Pembelajaran Eksperimen.
Pembelajaran adalah suatu bentuk usaha untuk mencapai kondisi-kondisi tertentu pada diri seseorang. Sagala (2006:34), Sumantri dan Permana (1998/1999:84) menyatakan bahwa eksperimen adalah percobaan untuk membuktikan suatu pertanyaan atau hipotesis tertentu. Eksperimen dapat dilakukan pada suatu laboratorium atau diluar laboratorium. Sedangkan metode eksperimen dalam pembelajaran adalah cara penyajian bahan pelajaran yang memungkinkan siswa melakukan percobaan untuk membuktikan sendiri suatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari. Dalam proses pembelajaran dengan metode eksperimen siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan atau proses tertentu. Peranan guru dalam metode eksperimen adalah memberi bimbingan agar eksperimen itu dilakukan dengan teliti sehingga tidak terjadi kekeliruan atau kesalahan. Dalam bukunya, Sagala (2006:34), dinyatakan pula tujuan metode eksperimen lam pembelajaran adalah :
1) Siswa mampu menyimpulkan fakta-fakta, informasi atau data yang diperoleh.
2) Siswa mampu merancang, mempersiapkan, melaksanakan dan melaporkan percobaannya.
3) Siswa mampu menggunakan logika berpikir induktif untuk menarik kesimpulan dari fakta, informasi atau data yang dikumpulkan melalui percobaan.
4) Siswa mampu berpikir sistematis, disiplin tinggi, hidup teratur dan rapi.
5) Dapat menumbuhkan cara berpikir rasional dan ilmiah. 6) Dapat memungkinkan siswa belajar secara aktif dan mandiri. 7) Dapat mengembangkan sikap dan perilaku kritis, tidak mudah
percaya sebelum ada bukti-bukti nyata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Dari berbagai pendapat yang ada, dapat ditarik kesimpulan bahwa
Dari uraia para ahli di atas mempunyai simpulan bahwa Metode Pembelajaran
Eksperimen yang disajikan guru dalam pembelajaran akan membawa dampak
yang positif terhadap keberhasilan siswa dalam menguasai pengetahuan.
Siswa memperoleh pengetahuan melalui pengalaman belajar, bukan sekedar
info verbal dari guru.Pengetahuan yang siswa peroleh akan lebih bersifat
pemahaman dan bukan sekedar ingatan atau hafalan. Siswa akan lebih
terampil untuk melakukan penyelidikan, hipotesis dan percobaan untuk
memecahkan masalah praktis dan membuktikan asumsi teoritis.
3. Hakikat Sifat-sifat Benda Cair dalam Pembelajaran Dengan Metode
Eksperimen.
Zat berada dalam tiga bentuk fisik yang berbeda yaitu padat, cair, dan gas. Dalam berbagai macam perubahan materi dapat digolongkan kedalam perubahan fisis dan perubahan kimia. Perubahan fisis adalah perubahan yang tidak menghasilkan zat baru, tetapi mengalami perubahan bantu atau wujud zat. Misalnya beras berubah menjadi tepung beras, gula menjadi sirup dan sebagainya. Sedangkan perubahan kimia adalah perubahan yang menghasilkan zat baru, susunan komponen berubah. ( Brendy, 1999 ) Tujuan dai percobaan ini adalah untuk menentukan viskositas (kekentalan), menentukan tegangan permukaan, menentukan titik leleh, dan menentukan berat jenis (Bj) ( Sutrisno, 2007 ) Berbagai macam perubahan materi dapat digolongkan kedalam perubahan fisis dan perubahan kimia. Perubahan fisis adalah perubahan yang tidak menghasilkan zat baru, tetapi mengalami perubahan bantu atau wujud zat. Misalnya beras berubah menjadi tepung beras, gula menjadi sirup dan sebagainya. Sedangkan perubahan kimia adalah perubahan yang menghasilkan zat baru dan susunan komponen berubah. Misalnya singkong menjadi tape, susu berubah menjadi keju dan lain-lain ( Achmad, 1993 ).
Simpulan yang dapat diambil dari dua uraian teori tersebut yaitu
Dalam pelaksanaan pembelajaran IPA pada Kompetensi Dasar sifat-sifat
benda cair perlu sekali mengggunakan metode pembelajarn yang sesuai dan
menarik bagi siswa.. Siswa dapat melakukan sendiri percobaan-percobaan
tentang sifat-sifat benda cair tersebut. Dengan kegiatan siswa yang melakukan
sendiri sudang tentu pemahaman siswa akan lebih baik, nyata dan tidak
verbalisme.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian sejenis yang pernah dilakukan adalah Penelitian Tindakan
Kelas oleh Dani Samu tahun 2009, yang berjudul “Metode Eksperimen Dapat
Meningkatkan Prestasi Belajar IPA pada Sub Pokok Bahasan Pertumbuhan
pada Tumbuhan pada Siswa Kelas II SD Negeri 01 Sumberejo Kecamatan
Kerjo Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2009/2010”. Dengan metode
eksperimen tersebut ternyata nilai rata-rata siswa meningkat dari 6,4 menjadi
8,1 pada akhir siklus.
Disamping itu juga pernah ada penelitian tindakan kelas yang
berjudul Upaya Meningkatkan Motifasi Belajar Dengan Menggunakan
Metode Percobaan Pada Siswa Kelas IV SD Baledono Kecamatan Puworejo
Kabupaten Purworejo Tahun 2008/2009. Oleh Susiyanto dengan hasil
meningkatnya rata-rata nilai siswa dari 7,6pada tahap prasiklus menjadi 8,3
pada akhir siklus.
Dari keberhasilan dalam proses dan pencapaian hasil peneliti-
peneliti tersebut memperkuat keinginan kami untuk mengadakan penelitian
pada kompetensi dasar lain, dengan menggunakan metode eksperimen atau
percobaan.
C. Kerangka Berpikir
Belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya
adalah hasil interaksi antara siswa dengan lingkungannya. Dalam suatu usaha
belajar terdapat perubahan pada perilaku seseorang dan memerlukan proses
serta tahapan-tahapan tertentu. Belajar yang dilaksanakan melalui eksperimen
atau menyelidiki langsung objek belajar jelas akan membangkitkan minat
belajar yang lebih tinggi.
Dengan motivasi yang tinggi tentu perhatian dan kecermatan belajar
akan lebih baik. Yang pada akhirnya pemahaman pada kajian materi itupun
akan lebih baik pula. Atau dengan kata lain, pengalaman seseorang secara
langsung akan lebih efektif mampu membina sikap, keterampilan, cara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
berpikir kritis seseorang, bila dibandingkan dengan belajar hafalan atau
mendengar ceramah saja.
Metode Eksperimen yang disajikan guru dalam pembelajaran akan
membawa dampak yang positif terhadap keberhasilan siswa dalam menguasai
pengetahuan. Siswa memperoleh pengetahuan melalui pengalaman belajar,
bukan sekedar info verbal dari guru.Pengetahuan yang siswa peroleh akan
lebih bersifat pemahaman dan bukan sekedar ingatan atau hafalan. Siswa akan
lebih terampil untuk melakukan penyelidikan, memecahkan masalah praktis
dan membuktikan asumsi teoritis.
Metode eksperimen diyakini akan meningkatkan motivasi dan daya ingat
belajar. Karena metode eksperimen adalah salah satu metode yang sangat
disenangi oleh siswa, sesuai karakteristik anak usia sekolah dasar. Karena
pada usia itu anak SD keinginan belajar langsung dengan objek, mempunyai
motifasi lebih tinggi . Kerangka berpikir penelitian ini dapat dilihat pada
halaman berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Berikut adalah kerangka berpikir penulis dalam bentuk skema :
( Bagan . 1 ) Kerangka berpikir penulis dalam bentuk skema
Kondisi Awal
Tindakan
Kondisi Akhir
Guru menggunakan metode konvensional pada pembelajaran sifat-sifat benda cair.
Hasil belajar KD sifat-sifat benda cair masih rendah.
Pembelajaran KD sifat-sifat benda cair dengan metode eksperimen.
Meningkat
Siklus I
Dengan target ketercapaian 80 % siswa memperoleh nilai ³ 70 (KKM)
Siklus II
Dengan target ketercapaian 80 % siswa memperoleh nilai ³ 70 (KKM)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
D. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan yang akan diperkuat dengan
penelitian, dapat disimpulkan sementara bahwa penggunakan metode
eksperimen, dapat meningkatkan pemahaman tentang sifat-sifat benda cair
pada siswa kelas IV SD Mangunrejo Kajoran Magelang Tahun Pelajaran 2010
/ 2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Mangunrejo Kajoran yang berada
di Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang. Alasan yang mendasari
penelitian dilaksanakan di SD Mangunrejo, yaitu:
a. Situasi pembelajaran IPA di SD Mangunrejo Kajoran Magelang yang
belum optimal karena masih menggunakan metode ceramah dan
penugasan.
b. Pembelajaran dengan metode eksperimen pada pokok bahasan sifat-
sifat benda cair, belum pernah diterapkan di SD Mangunrejo Kajoran,
Kabupaten Magelang.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini direncanakan dilakukan selama 6 bulan, dari tahap
persiapan hingga pelaporan hasil pengembangan, yakni mulai bulan Januari
2011 sampai dengan Juni 2011. Tahap perencanaan dilaksanakan antara Bulan
Januari hingga Februari dan tahap pelaksanaan dimulai Bulan Maret sampai
Juni 2011. Jadwal kegiatan penilitian terlampir.
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Penelitian dilakukan pada guru dan siswa kelas IV di SD
Mangunrejo Kajoran, Kabupaten Kabupaten tahun ajaran 2010/2010 yang
berjumlah 10 siswa terdiri dari 4 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian yang digunakan adalah mata pelajaran IPA pada
sub pokok bahasan sifat-sifat benda cair.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
C. Data dan Sumber Data
Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan
dikaji dalam penelitian ini diperoleh dari data kualitatif. Informasi data ini
akan digali dari berbagai macam sumber data, yaitu sumber data primer dan
sumber data sekunder. Adapun sumber data yang akan digunakan dalam
penelitian adalah ini antara lain:
1. Sumber data primer diantaranya informasi data dari nara sumber yaitu guru
dan siswa kelas IV SD Mangunrejo Kajoran yang berupa hasil wawancara
dengan guru dan siswa, nilai hasil belajar siswa sesudah dilaksanakan PTK
dan hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran dengan metode eksperimen.
2. Sumber data sekunder diantaranya arsip nilai hasil belajar sebelum
dilaksanakan PTK , portofolio sebelum PTK.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah:
1. Observasi
Observasi merupakan bagian penting dalam sebuah penelitian.
Observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya
melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya
(Bungin, 2008: 115). Observasi dilakukan untuk memantau proses dan
dampak pembelajaran yang diperlukan untuk menata langkah-langkah
perbaikan agar lebih efektif dan efisien. Observasi dilaksanakan untuk
mengetahui seberapa pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana yang telah
disusun, seberapa proses yang terjadi dapat diharapkan menuju sasaran yang
diharapkan (Basrowi dan Suwandi, 2008: 127). Dalam kegiatan observasi
diharapkan gejala-gejala ketidakberhasilan rencana dapat diketahui sedini
mungkin untuk melakukan modifikasi rencana tindakan sebelum
dilaksanakan. Kegiatan observasi juga dapat diteruskan sebagai evaluasi untuk
mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan informasi secara cermat guna
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
mengambil keputusan untuk tindakan selanjutnya. Langkah-langkah observasi
meliputi perencanaan, pelaksanaan observasi kelas dan pembahasan balikan.
Observasi pada penelitian ini adalah observasi pada guru kelas dan siswa kelas
IV SD Mangunrejo Kajoran dalam pembelajaran kompetensi dasar sifat-sifat
benda cair .
2. Tes
Tes ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal dan akhir siswa
dalam pembelajaran IPA khususnya pada pokok bahasan sifat-sifat benda cair.
Tes awal digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum
tindakan dan digunakan sebagai skor awal guna menentukan skor
perkembangan individu maupun individu. Tes akhir digunakan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa. Dengan diketahui hasil tes ini
maka peneliti dapat merencanakan kegiatan yang akan dilakukan selanjutnya
agar dapat memperbaiki proses pembelajaran. Selain itu, tes digunakan untuk
mengetahui perkembangan dan keberhasilan pelaksanaan tindakan.
3. Dokumentasi
Menurut Slamet dan Suwarto (2007: 53) dokumen adalah bahan
tertulis maupun film yang digunakan sebagai sumber data. Dokumen resmi
untuk menjaring data awal berupa silabus dan daftar nilai siswa kelas IV SD
Mangunrejo mata pelajaran IPA pokok bahasan sifat-sifat benda cair sebelum
tindakan. Sedangkan dokumen yang digunakan untuk mengetahui
perkembangan anak selama proses pembelajaran pada waktu tindakan berupa
RPP, foto dan video pembelajaran dan nilai hasil belajar siswa tentang sifat-
sifat benda cair dengan metode eksperimen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
E. Validitas Data
Dalam penelitian ini diperlukan adanya validitas data dengan maksud
semua data yang dikumpulkan hendaknya mencerminkan apa yang
sebenarnya diteliti. Di dalam penelitian ini untuk menguji kesahihan data
digunakan triangulasi. Menurut Priyono (Basrowi dan Suwandi, 2008:123)
trianggulasi merupakan proses memastikan sesuatu dari berbagai sudut
pandang. Triangulasi yang digunakan pada penelitian ini adalah triangulasi
data dan triangulasi metode.
1. Trianggulasi data adalah dengan cara mengumpulkan data sejenis dari sumber
berbeda. Data yang dikumpulkan adalah hasil wawancara dengan guru, hasil
observasi terhadap guru dan siswa, hasil belajar sebelum tindakan, dan hasil
belajar pada siklus I dan siklus II yang bersumber dari guru dan siswa kelas IV
SD Mangunrejo Kajoran.
2. Trianggulasi metode yaitu seorang peneliti dalam mengumpulkan data sejenis
menggunakan metode pengumpulan data yang berbeda. Peneliti menggunakan
metode pengumpulan data yang berupa wawancara yang mendalam dari
informan yang sama, melakukan observasi, dan memberikan tes kemudian
hasilnya diuji dengan pengumpulan data sejenis dengan menggunakan teknik
dokumentasi pada pelaku kegiatan. Dari data yang diperoleh melalui beberapa
teknik pengumpulan data yang berbeda tersebut hasilnya dibandingkan dan
dapat ditarik kesimpulan data yang lebih kuat validitasnya.
F. Teknik Analisis Data
Dalam suatu penelitian analisis data merupakan bagian proses
penelitian yang sangat penting karena dengan analisa data yang ada akan
nampak manfaatnya terutama dalam memecahkan masalah penelitian dan
mencapai tujuan akhir penelitian. Teknik analisis data yang dipergunakan
dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif interaktif. Tahapan dalam
teknik analisis deskriptif interaktif ada tiga komponen yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
1. Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi
data mentah menjadi informan yang bermakna. Data yang diseleksi untuk
digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar sebelum tindakan, hasil
wawancara dengan guru, hasil observasi terhadap guru dan siswa, dan hasil
belajar siswa setelah siklus I dan siklus II. Sedangkan data yang diseleksi
untuk tidak digunakan dalam penelitian ini adalah hasil diskusi siswa dalam
individu.
2. Sajian data, adalah proses penampilan data secara sederhana dalam bentuk
paparan naratif, representatasi format matriks, representasi grafis, dan
sebagainya.
3. Penyimpulan data, adalah proses pengambilan intisari dan sajian data yang
telah terorganisasi tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat yang singkat dan
padat, tetapi mengandung pengertian yang luas.
Untuk lebih jelasnya proses analisis interaktif divisualisasikan pada gambar 3.
( Bagan .2 ) Analisis Deskriptif Interaktif Model Miles dan Haberman
Pengumpulan data
Sajian Data
Reduksi data
Penarikan Kesimpulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
G. Indikator Kinerja
Rumusan kinerja penelitian tindakan kelas ini adalah peningkatan hasil
belajar IPA siswa kelas IV SD Mangunrejo yang ditunjukkan dengan
perolehan nilai ³ 70 (KKM) sebelum penelitian hanya 50%. Penelitian tindakan
kelas ini berhasil jika pada siklus pertama , siswa yang memperoleh nilai ³ 70
(KKM) mencapai 70%, dan pada siklus kedua , siswa yang memperoleh nilai ³
70 (KKM)mencapai 80% atau lebih.
H. Prosedur Penelitian
Menurut Arikunto (2008:20) ada empat tahapan penting dalam penelitian
tindakan, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Hubungan keempat tahapan tersebut menunjukkan sebuah siklus atau kegiatan
berkelanjutan berulang. Mekanisme kerja dalam pelaksanaan PTK ini diwujudkan
dalam bentuk siklus (direncanakan 2 siklus) yang setiap siklusnya tercakup empat
kegiatan, yaitu rencana, tindakan, observasi, dan refleksi.
Setelah mendapatkan data dari hasil observasi dan lainnya, penulis
membuat perencanaan untuk penelitian siklus-I. Saat pelaksanaan bekerja sama
dengan teman sejawa guna mengadakan pengamatan terhadap guru dan murid
dalam pembelajaran sebagai bahan pembahasan pada tahap refleksi. Selanjutnya
temuan-temuan pada siklus satu dijadikan sebagai acuan untuk penyusunan
rencana pada siklus-II. Dalam pelaksanaan siklus-II juga tetap dilakukan
pengamatan guna memperoleh data yang diperlukan untuk membuat kesimpulan
dan mengadakan refleksi hasil penelitian tindakan kelas. Rancangan tahapan
penelitian ini divisualisasikan pada bagan-3.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
( Bagan. 3 ) Prosedur Penelitian
Perencanaan
Siklus I
Pengamatan
Perencanaan
Siklus II
Pengamatan
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Refleksi
Refleksi
?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Penelitian Siklus I
Pembelajaran siklus I dilaksanakan adalah satu kali pertemuan ( 2 x35 menit )
pada Hari Rabu, 23 Maret 2011. Adapun tahapan-tahapan yang dilaksanakan
pada siklus I adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan.
Pra Siklus. Berdasarkan hasil observasi terhadap proses
pembelajaran dan prestasi belajar sebelum tindakan, dapat diperoleh
informasi sebagai data awal. Hasil pencatatan menunjukkan bahwa dari 10
siswa kelas IV SD Negeri Mangunrejo ada 7 siswa atau 70% yang nilai
prestasi belajarnya masih belum mencapai batas ketuntasan minimal.
Setelah dilakukan pemeriksaan dan analisa pada lembar pekerjaan siswa,
ternyata sebagian besar siswa masih belum dapat memahami tentang
konsep dasar sifat-sifat benda cair. Atas dasar hal tersebut, guru kelas
melakukan koordinasi dengan kepala sekolah dan guru kelas lain tentang
alternative yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut di atas.
Berdasarkan hasil koordinasi maka sepakat memilih penggunaan
eksperimen untuk meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat air di kelas
IV SD Negeri Mangunrejo. Dengan berpedoman pada standar kompetensi
mata pelajaran IPA, guru kelas melakukan langkah-langkah pembelajaran
dengan menggunakan eksperimen. Adapun langkah-langkah yang
dilakukan dalam persiapan pembelajaran adalah sebagai berikut : 1)
Merencanakan pembelajaran dengan metode Eksperimen (RPP terlampir).
2) Menentuan sumber belajar. 3) Menyiapkan alat, sarana dan bahan yang
diperlukan dalam eksperimen. 4) Menyiapkan panduan prosedur
pelaksanaan eksperimen termasuk Lembar Kerja Siswa (LKS terlampir).
5) Mengembangkan skenario pembelajaran (terlampir), 6) menyusun LKS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
(terlampir). 7) Menyusun instrumen penilaian (terlampir). 8)
Mengembangkan format evaluasi. 9) Mengolah dan menganalisis hasil
evaluasi.
b. Pelaksanaan
Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan adalah kegiatan
awal meliputi: 1) berdoa dan presensi, 2) apersepsi dilakukan dengan cara
guru menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan sifat-sifat benda cair.
Seperti ”Siapa yang tadi pagi mencucu baju?”, dan pertanyaan-pertanyaan
sejenis, 3) guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
secara sederhana kepada siswa, 4) guru mengaitkan materi yang akan
disajikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa.
Kegiatan inti meliputi: 1) Siswa diminta membantu menyiapkan alat dan
bahan yang akan dipakai dalam eksperimen. 2) Siswa melaksanakan
eksperimen berdasarkan panduan dan LKS yang telah disiapkan guru. 3)
Guru memonitor dan membantu siswa yang mengalami kesulitan. 4)
Pelaporan hasil eksperimen dan diskusi balikan.
Kegiatan akhir meliputi: 1) Guru mengadakan evaluasi selama proses
eksperimen. 2) Guru membimbing siswa untuk merangkum hasil
eksperimen. 3) Tindak lanjut, yaitu meminta siswa yang belum menguasai
materi eksperimen untuk mengulang lagi eksperimennya, dan bagi yang
sudah menguasai diberi tugas untuk pendalaman. 4) Guru memberikan
refleksi materi dengan mengaitkan dalam kehidupan sehari-hari, serta guru
memberikan pemantapan materi dan menutup pembelajaran.
c. Observasi.
Dalam tahap ini, guru kelas secara kolaboratif dengan guru lain dan
kepala sekolah melaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan
pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu
berupa lembar observasi dan perekaman dengan kamera photo. Observasi
ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
pembelajaran dengan rencana pembelajaran yang telah disusun serta
mengetahui seberapa besar pembelajaran yang dilaksanakan dapat
meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan bilangan bulat pada siswa
kelas IV SD negeri Mangunrejo. Oleh karena itu pengamatan tidak hanya
ditujukan pada aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, namun juga
pada aspek tindakan guru dalam melaksanakan pembelajaran, termasuk
suasana kelas pada setiap siklus.
Adapun uraian observasi pada siklus I adalah sebagai berikut :
1) Kegiatan Siswa:
a. Siswa memperhatikan penjelasan guru.
b. Siswa aktif melakukan eksperimen sekalipun belum semuanya.
c. Rasa ingin tahu dan keberanian siswa cukup tinggi.
d. Kreatifitas dan inisiatif siswa meningkat, sekalipun belum sampai
pada tahap yang memuaskan.
e. Siswa aktif mengerjakan tugas individu maupun kelompok.
f. Siswa mengerjakan evaluasi dengan percaya diri.
2) Kegiatan Guru:
a. Guru sudah menyesuaikan kegiatan apersepsi dengan materi
pelajaran.
b. Guru sudah menyampaikan kompetensi yang akan dicapai.
c. Guru sudah menguasai materi pelajaran.
d. Guru sudah melaksanakan pembelajaran inovatif.
e. Guru sudah mampu membimbing siswa melakukan percobaan.
f. Guru sudah membuat siswa aktif dalam pembelajaran.
g. Guru sudah memantau kemajuan belajar siswa.
h. Guru sudah menggunakan bahsa yang baik, benar, dan sesuai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
i. Guru sudah melakukan refleksi dan tindak lanjut.
d. Tahap Refleksi
Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan untuk
dianalisis. Hasil observasi yang dilaksanakan selama proses pelaksanaan
pembelajaran, diketahui bahwa pada siklus pertama dengan
mengidentifikasi wujud benda cair memiliki sifat tertentu, sudah ada
peningkatan pemahaman siswa tentang konsep benda cair tersebut. Hal ini
terlihat dari peningkatan nilai tuntas yang hanya 30% pada pra siklus.
Namun belum mencapai hasil yang diharapkan. Karena baru 60% siswa
yang mendapat nilai tuntas dari 70% siswa tuntas yang direncanakan pada
siklus I. Sehingga peneliti merasa perlu untuk melakukan perbaikan
pembelajaran pada siklus ke-2. Dari hasil evaluasi didapat data sebagai
berikut : a) Daftar nilai pra siklus dan grafik ketuntasan, b) Daftar nilai pra
siklus dan grafik ketuntasan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
DISTRIBUSI FREKUENSI NILAI PRASIKLUS
Nilai
Nilai
Tengah
(n)
Frekuensi
(f) f.n Prosentasi
Kategori
Ketuntasan
50-57 53.5 2 107 20% Tidak Tuntas
58-65 61.5 5 307.5 50% Tidak Tuntas
66-73 69.5
2 139 20% Tuntas
74-81 67.5 1 67.5 10% Tuntas
Nilai Rata-rata : ( n : f.n ) = ( 621 : 10 ) = 62
Ketuntasan Klasikal : 30 %
( Tabel – 2 ) : Distribusi nilai prasiklus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Grafik Nilai Prasiklus
( Grafik – 1): Nilai pra siklus
0
1
2
3
4
5
6
50-57 58-65 66-73 74-81
BAN
YAK
SISW
A
NILAI SISWA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Grafik Ketuntasan Nilai
Prasiklus
( Grafik – 2 ): Ketuntasan nilai pra siklus
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
TUNTAS TIDAK TUNTAS
Pros
enta
si K
etun
tasa
n
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
DISTRIBUSI FREKUENSI NILAI TES
SIKLUS-I
Mata Pelajaran : IPA
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi wujud benda cair memiliki sifat tertentu.
Hari / Tanggal : Rabu, 23 Maret 2011
Nilai
Nilai
Tengah
(n)
Frekuensi
(f) f.n Prosentasi
Kategori
Ketuntasan
60 – 67 63,5 4 254 40% Tidak Tuntas
68 – 75 71,5 4 286 40% Tunta
76 – 83 79,5 1 79,5 10% Tuntas
84 – 91 84,5 1 87,5 10% Tuntas
Rata-rata nilai = ==åå
10691.
f
nf 69
Ketuntasan Klasikal : 60 %
( Tabel.3 ) : Tabel nilai siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
GRAFIK NILAI TEST
( SIKLUS – I )
Mata Pelajaran : IPA
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi wujud benda cair memiliki sifat tertentu.
Hari / Tanggal : Rabu, 23 Maret 2011
( Grafik – 3): Nilai siklus- I
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
60-67 68-75 76-83 84-91
Bany
ak S
isw
a
Rentang Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Grafik Ketuntasan Nilai
Siklus I
Mata Pelajaran : IPA
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi wujud benda cair memiliki sifat tertentu.
Hari / Tanggal : Rabu, 23 Maret 2011
( Grafik – 4 ): Ketuntasan nilai siklus I
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
TUNTAS TIDAK TUNTAS
Pros
enta
si K
etun
tasa
n
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
2. Hasil Penelitian Siklus II
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah: 1)
Merencanakan pembelajaran dengan metode Eksperimen (RPP terlampir).
2) Menentuan sumber belajar. 3) Menyiapkan alat, sarana dan bahan yang
diperlukan dalam eksperimen. 4) Menyiapkan panduan prosedur
pelaksanaan eksperimen termasuk Lembar Kerja Siswa (LKS terlampir).
5) Mengembangkan skenario pembelajaran (terlampir), 6) menyusun LKS
(terlampir). 7) Menyusun instrumen penilaian (terlampir). 8)
Mengembangkan format evaluasi. 9) Mengolah dan menganalisis hasil
evaluasi.
b. Pelaksanaan
Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan adalah kegiatan
awal meliputi: 1) berdoa dan presensi, 2) apersepsi dilakukan dengan cara
guru menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan sifat-sifat benda cair. 3)
guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai secara
sederhana kepada siswa, 4) guru mengaitkan materi yang akan disajikan
dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa.
Kegiatan inti meliputi: 1) Siswa diminta membantu menyiapkan
alat dan bahan yang akan dipakai dalam eksperimen. 2) Siswa
melaksanakan eksperimen berdasarkan panduan dan LKS yang telah
disiapkan guru. 3) Guru memonitor dan membantu siswa yang mengalami
kesulitan. 4) Pelaporan hasil eksperimen dan diskusi balikan.
Kegiatan akhir meliputi: 1) Guru mengadakan evaluasi selama proses
eksperimen. 2) Guru membimbing siswa untuk merangkum hasil
eksperimen. 3) Tindak lanjut, yaitu meminta siswa yang belum menguasai
materi eksperimen untuk mengulang lagi eksperimennya, dan bagi yang
sudah menguasai diberi tugas untuk pendalaman. 4) Guru memberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
refleksi materi dengan mengaitkan dalam kehidupan sehari-hari, serta
guru memberikan pemantapan materi dan menutup pembelajaran.
c. Observasi.
Dalam tahap ini, guru kelas secara kolaboratif dengan guru lain dan
kepala sekolah melaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan
pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu
berupa lembar observasi dan perekaman dengan kamera photo. Observasi
ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan
pembelajaran dengan rencana pembelajaran yang telah disusun serta
mengetahui seberapa besar pembelajaran yang dilaksanakan dapat
meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan bilangan bulat pada siswa
kelas IV SD negeri Mangunrejo. Oleh karena itu pengamatan tidak hanya
ditujukan pada aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, namun juga
pada aspek tindakan guru dalam melaksanakan pembelajaran, termasuk
suasana kelas pada setiap siklus.
Adapun uraian observasi pada siklus I adalah sebagai berikut :
1) Kegiatan Siswa:
a) Siswa memperhatikan penjelasan guru.
b) Siswa aktif melakukan eksperimen sekalipun belum semuanya.
c) Rasa ingin tahu dan keberanian siswa cukup tinggi.
d) Kreatifitas dan inisiatif siswa meningkat.
e) Siswa aktif mengerjakan tugas individu maupun kelompok.
2) Kegiatan Guru:
a) Guru sudah menyesuaikan kegiatan apersepsi dengan materi
pelajaran.
b) Guru sudah menyampaikan kompetensi yang akan dicapai.
c) Guru sudah menguasai materi pelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
d) Guru sudah melaksanakan pembelajaran inovatif.
e) Guru sudah mampu membimbing siswa melakukan percobaan.
f) Guru sudah membuat siswa aktif dalam pembelajaran.
g) Guru sudah memantau kemajuan belajar siswa.
h) Guru sudah menggunakan bahsa yang baik, benar, dan sesuai.
i) Guru sudah melakukan refleksi dan tindak lanjut.
d. Tahap Refleksi
Hasil analisis data dari siklus II ini digunakan sebagai acuan untuk
menentukan tingkat ketercapaian tujuan yang dilakukan guru dalam
meningkatkan hasil belajar IPA melalui metode eksperimen pada siswa
kelas IV SD Mangunrejo Kajoran Kabupaten Magelang. Evaluasi untuk
menilai hasil atau dampak pembelajaran dengan metode eksperimen yang
dilaksanakan pada akhir silklus II. Sasaran dari evaluasi pada siklus II
berhasil jika pada siklus II 80% siswa memperoleh nilai ³ 70 (KKM)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
DISTRIBUSI FREKUENSI NILAI SISWA
SIKLUS-II
Mata Pelajaran : IPA
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi wujud benda cair memiliki sifat tertentu.
Hari / Tanggal : Rabu, 20 April 2011
Nilai
Nilai
Tengah
(n)
Frekuensi
(f) f.n Prosentasi
Kategori
Ketuntasan
60 – 69 64,5 1 64,5 40% Tidak Tuntas
70 – 79 74,5 4 298 40% Tunta
80 – 89 84,5 3 253,5 30% Tuntas
90 – 100 94,5 1 94,5 10% Tuntas
100 - 109 104,5 1 104,5 10% Tuntas
Rata-rata nilai = ==åå
10771.
f
nf 77
Ketuntasan Klasikal : 90 %
( Tabel.4 ) : Tabel nilai siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
GRAFIK NILAI TEST
( SIKLUS – II )
Mata Pelajaran : IPA
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi wujud benda cair memiliki sifat tertentu.
Hari / Tanggal : Rabu, 20 April 2011
( Grafik – 5): Nilai siklus- II
1
4
3
1 1
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
60-69 70-79 80-89 90-99 100-109
Bany
ak S
isw
a
Rentang Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
( Grafik .2 ) : Grafik ketuntasan dan nilai siklus I
Grafik Ketuntasan Nilai
Siklus II
( Grafik – 6 ): Ketuntasan nilai siklus II
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
TUNTAS TIDAK TUNTAS
Pros
enta
si K
etun
tasa
n
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
B. Pembahasan Hasil Penelitian.
Kendala dan masalah yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran
untuk siklus I antara lain sebagai berikut.
a. Jumlah peralatan tidak mencukupi untuk semua semua anggota kelompok.
b. Jumlah anggota tiap kelompok yang terlalu banyak mengakibatkan tidak
semua anggota kelompok aktif dengan percobaannya.
Kedua hal tersebut mengakibatkan masih ada anggota kelompok yang belum
aktif. Mereka hanya menonton saja dan bermain sendiri. Rancangan strategi
penyelesaian masalah dan langkah - langkah implementasi strategi
penyelesaian masalah dalam siklus-2 sebagai berikut:
a. Masing-masing siswa disuruh untuk melakukan percobaan sendiri dan
mandiri.
b. Untuk mengatasi jumlah anggota kelompok yang terlalu banyak, maka
dibentuklah kelompok yang anggotanya lebih sedikit. Semula tiap
kelompok beranggotakan 4-6 orang, sekarang menjadi 2 orang.
c. Masing-masing siswa melakukan percobaan sendiri-sendiri secara bergilir
dalam kelompok tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kondisi pra siklus dengan jelas hasil pembelajaran baru mencapai 30%
angka ketuntasanbelajar dengan KKM 70. Kemudian nilai hasil pembelajaran
pada siklus-I telah ada peningkatan sekalipun belum signifikan. Setelah siklus-
II, ternyata peningkatan nilai hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan yang
berarti yaitu 90% siswa tuntas belajar dengan rata-rata nilai 77. Dari seluruh
kegiatan penelitian tindakan kelas di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Mangunejo
Kecamatan Kajoran dapat disimpulkan bahwa hasil pembelajaran dalam kelas
khususnya Mata Pelajaran IPA lebih meningkat apabila guru dalam penyajiannya
denmenggunakan Metode Percobaan atau Eksperimen. Dengan Metode Percobaan
keaktifan siswa akan meningkat. Pemahaman akan materi pembelajaran akan
lebih tertanam. Sehingga daya ingat siswapun akan meningkat pula.
B. Implikasi
Pembelajaran menggunanakan Metode Pembelajaran Eksperimen akan
meningkatkan pemahaman belajar siswa. Dengan pemahaman belajar yang
tinggi, maka penguasaan materi pembelajaran akan mudah. Sehingga hasil akhir
proses pembelajaranpun akan lebih baik pula. Yang implikasinya adalah
ketercapaian tujuan pendidikan pada umumnya.
C. Saran.
1. Kepala Sekolah.
Menganjurkan pentingnya pelaksanaan pembelajaran melalui
percobaan yang sangat bermanfaat untuk peningkatan prestasi belajar siswa
guna peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
2. Guru Kelas.
Sebagai guru perlu menerapkan metode percobaan dalam
menuntaskan Kompetensi Dasar – Kompetensi Dasar yang dinilai sulit agar
tercapai Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) yang ditetapkan. Guru sangat
perlu untuk berkreasi dan berinovasi dalam pembelajaran melalui percobaan.
3. Siswa.
Walaupun pembelajaran dilaksanakan melalui perobaan, namun
dalam pelaksanaannya harus tertib. Kebersihan serta kerapian alat dan
ruangan harus terjaga pula.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
DAFTAR PUSTAKA
Amir. 2007. Dasar-dasar Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Sebelas Maret University Press
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Silabus IPA Kelas IV Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Standar Isi Kelas IV Sekolah Dasar. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan
Faqih Samlawi dan Bunyamin Maftuh. 2001. Konsep Dasar IPA. Bandung: CV. Maulana
Hidayati, Mujinem, dan Anwar Senen. 2008. Pengembangan Pendidikan IPA SD. Jakarta: Dirjen Dikti Departemen Pendidikan Nasional
Kasihani Kasbolah. 2001. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Universitas Negeri Malang
Nabisi Lapono, dkk. 2008. Belajar dan Pembelajaran SD. Jakarta: Dirjen Dikti Departemen Pendidikan Nasional.
St. Y. Slamet dan Suwarto. 2007. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press
Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Tantya Hisnu & Winardi. 2008. IPA Untuk SD/MI Kelas IV (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Wetherington, http:// id.answers.yahoo.com, ( diunduh pada tanggal 7 Januari 2011).