100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI NGABEYAN 02 KARTASURA SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011 Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Ilmu Pendidikan Oleh : ISTININGDYAH FITRIA HADI ASTUTI X7109053 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG

MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL

TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V

SD NEGERI NGABEYAN 02 KARTASURA SUKOHARJO

TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Jurusan Ilmu Pendidikan

Oleh :

ISTININGDYAH FITRIA HADI ASTUTI

X7109053

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 3: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PENGESAHAN

Page 4: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Istiningdyah Fitria Hadi Astuti. PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI NGABEYAN 02 KARTASURA SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2010/2011, Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendididikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Oktober. 2011.

Tujuan penelitian adalah (1) Meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang melalui model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada siswa kelas V SD Negeri Ngabeyan 02 Kartasura Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011. (2) Mendeskripsikan penggunaan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang pada siswa kelas V SD Negeri Ngabeyan 02 Kartasura Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011.

Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek pada penelitian ini siswa kelas V SDN Ngabeyan 02 Kartasura Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 18 dan memiliki pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang yang rendah.

Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data awal sebesar 28, pada siklus I naik menjadi 37, dan pada siklus II naik menjadi 53. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada data awal sebesar 74, pada siklus I naik menjadi 100, dan pada siklus II juga 100. Nilai rata-rata kelas juga mengalami peningkatan yaitu pada data awal sebesar 47,2 , pada siklus I naik menjadi 75,7 ,dan pada siklus II menjadi 86,1. Untuk siswa tuntas belajar (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar 11,1%, siklus I 61,1%, dan pada siklus II menjadi 86,1%.

Penggunaan model pembelajaran CTL dalam pembelajaran matematika adalah dengan melibatkan 7 komponen yang ada pada CTL yaitu konstruktivisme, inkuiri, bertanya, pemodelan, masyarakat belajar, refleksi, dan penilaian nyata.

Dengan demikian dapat direkomendasikan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang pada siswa kelas V SD Negeri Ngabeyan 02. Kata Kunci : Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning

Konsep sifat-sifat bangun ruang

Page 5: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

Istiningdyah Fitria Hadi Astuti. THE UNDERSTANDING INCREASE OF GEOMETRI CHARACTERISTIC CONCEPT THROUGH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) FOR FIFTH GRADE STUDENTS OF SD NEGERI NGABEYAN 02 KARTASURA SUKOHARJO YEAR S 2010/2011, Thesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty Sebelas Maret University Surakarta, Oktober. 2011.

The research s aims (1) To increase the understanding concept of geometri characteristic through Contextual Teaching and Learning for fifth grade students of SD Negeri Ngabeyan 02 Kartasura Sukoharjo year s 2010/2011. (2) To describe the use of Contextual Teaching and Learning in increasing the understanding concept of geometri characteristic for fifth grade students of SD Negeri Ngabeyan 02 Kartasura Sukoharjo year s 2010/2011.

The type of this research is classroom action research. This research is conducted two cycles. Each cycle consists of planning, action, observation, and reflection. The subject of this research is the 18 fifth grade students of SD Negeri Ngabeyan 02 Kartasura Sukoharjo year s 2010/2011 who have low understanding of geometri characteristic concept.

The result show that student s lowest score is 28 in initial data, in the first cycle ascend to be 37, and in the second cycle ascend to be 53. Meanwhile, student s highest score is 74 in initial data, in the first cycle ascend to be 100, and in the second cycle to be 100. The class mean score increases as well. It is 47,2 in the initial data. It becomes 75,7 and 86,1 in the first and second cycle. It is 11,1 % for those who pass the minimum grade in the initial data. It also rises into 61,1 % and 86,1 % in the first and second cycle.

The use of Contextual Teaching and Learning on mathematics involves 7 component of CTL, such as contructivism, inquiry, questioning, modeling, learning community, reflection, and authentic assessment. It suggested that mathematic learning using Contextual Teaching and Learning can increase the understanding concept of geometri characteristic for fifth grade students of SD Negeri Ngabeyan 02 year s 2010/2011. Keyword : Contextual Teaching and Learning Geometri characteristic concept

Page 6: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

-orang yang beriman, minta tolonglah kamu dengan sabar dan solat.

Sesungguhnya Allah bersama orang-

(Q.S Al-Baqarah : 153)

inkan sesuai dengan kesanggupan.

(Q.S Al-Baqarah :286)

(Q.S Al-Insyirah : 6)

( Penulis )

Page 7: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini kepada :

Bapak dan Ibu , kedua orang tuaku yang tercinta

Kakak dan adikku tersayang

Sahabat-sahabatku terkasih

Semua Dosen PGSD FKIP UNS Surakarta yang terhormat

Teman-temanku di PGSD FKIP UNS

Semua warga SDN Ngabeyan 02, terima kasih atas semuanya

Almamater Program Studi PGSD FKIP UNS tercinta, kampus tempat kutimba ilmu untuk bekalku sebagai guru

Page 8: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rakhmat dan karunia yang dilimpahkan sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Banyak sekali hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini. Namun berkat bantuan, bimbingan, dorongan semangat, dan doa dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang ada dapat teratasi. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta;

2. Drs. R. Indianto, M.Pd. selaku Ketua jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta;

3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah memberikan izin penulisan skripsi;

4. Drs. Sukarno, M. Pd. selaku dosen pembimbing I dan pembimbing akademik

serta Drs. Hadi Mulyono, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan kepada penulis sehingga skripsi ini

dapat penulis selesaikan dengan lancar;

5. Ibu Karmiyati, S.Pd, selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri Ngabeyan 02 yang

telah memberikan izin tempat penelitian;

6. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca.

Surakarta, Desember 2011 Penulis

Page 9: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR ISI

Pen

A.

B. Rumusan Mas

C.

D.

A.

1. Hakikat Pemahaman Konsep Sifat-Sifat Bangu

a.

b.

c.

d.

e. Sifat-

1. Hakikat Model Pembelajarn Contextual Teaching

a.

b.

c.

Page 10: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

2. Konsep Bangun Rua

B.

C.

D.

A. Setting Penelitian

B.

C.

D.

E.

F. 30

G.

H.

A.

1. ........ 44

2.

B.

A.

B. ...... 84

C.

Page 11: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

1.

2. Frekuensi Data Nilai Tes Siswa

3.

4. Hasil Rata-

5.

6. Ketuntasan Belajar Sisw

7. Hasil Rata-

8. Perkembangan Pemahaman Konsep Sifat-Sifat Bangun Ruang Siswa

9. Frekuensi Data Nilai Sik

10.

11. Hasil Rata-

12.

13. Perbandingan Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep pada Data Awal,

14. Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep pada Data Awal,

Page 12: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

1.

2. ... 30

3. Grafik Nilai Tes Siswa Sebelum Tindakan

4.

5. Grafik Nilai Rata-Rat

6.

7.

8. Grafik Nilai Rata-

9. Grafi

10.

11. Grafik Nilai Rata-

12. Grafik Perbandingan Nilai Data Awal, Tes Siklus I, dan Tes Siklus I

Page 13: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

1.

2. Lembar Evaluasi Siklus I Pertemuan ke-

3. Lembar Evaluasi Siklus I Pertemuan ke-

4. Kunci Jawaban & Teknik Penilaian Lembar Evaluasi Siklus I

Pertemuan ke- 98

5. Kunci Jawaban dan Teknik Penilaian Lembar Evaluasi Siklus I

Pertemuan ke- 99

6. Lembar Diskusi Kelompok Siklus I Pertemuan ke-

7. Lembar Diskusi Kelompok Siklus I Pertemuan ke- 101

8.

9. Lembar Evaluasi Siklus II Pertemuan ke-

10. Lembar Evaluasi Siklus II Pertemuan ke- 110

11. Kunci Jawaban dan Teknik Penilaian Lembar Evaluasi Siklus II

Pertemuan ke- 111

12. Kunci Jawaban dan Teknik Penilaian Lembar Evaluasi Siklus II

Pertemuan ke- 112

13. Lembar Diskusi Kelompok Siklus II Pertemuan ke-

14. Lembar Diskusi Kelompok Siklus II Pertemuan ke-

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21. Data Nilai Tes Siklus I Siswa Kelas V SDN Ngabeyan 02

22.

23. Frekuensi Data Nilai Tes Sebelum Tindakan Siswa Kelas V

133

24. 34

Page 14: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

25. 135

26. Perbandingan Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep pada Data Awal,

Siklus I, dan Siklus 136

27. Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep pada Data Awal,

137

28. 138

29. 139

30. Foto penelitia 140

Page 15: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu hal yang menentukan kemajuan suatu Negara. Di

Indonesia, setiap orang berhak untuk mendapat pendidikan, seperti halnya bunyi

Dengan adanya pendidikan diharapkan dapat menciptakan generasi penerus bangsa

yang berbudi luhur dan memiliki intelektualitas yang baik. Banyak hal yang

diperlukan untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu, salah satu diantaranya

adalah pendidik atau guru. Sebagai seorang pendidik, profesionalisme seorang guru

tidak hanya terletak pada kemampuannya mengembangkan ilmu pengetahuan saja,

tetapi lebih pada kemampuannya untuk melaksanakan pembelajaran yang menarik

dan bermakna bagi siswanya. Menurut Degeng (dalam Sugiyanto, 2008: 5) daya tarik

suatu mata pelajaran ditentukan oleh dua hal. Pertama, oleh mata pelajaran itu

sendiri,dan kedua cara mengajar guru. Oleh karena itu tugas profesionalisme seorang

guru adalah menjadikan pelajaran yang sebelumnya tidak menarik menjadi menarik,

yang sebelumnya sulit menjadi mudah, dan yang sebelumnya tidak berarti menjadi

bermakna.

Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah.

Matematika diajarkan mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai dengan tingkat

Sekolah Menengah, bahkan juga di perguruan tinggi. Matematika termasuk salah satu

mata pelajaran yang dijadikan sebagai penentu kelulusan atau digunakan dalam Ujian

Nasional (UN). Cornelius dalam Mulyono Abdurrahman (2003: 253) mengemukakan

pentingnya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir

yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari,

(3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana

untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran

terhadap perkembangan budaya. Untuk itu,diperlukan suatu usaha untuk

meningkatkan pemahaman konsep dalam matematika khususnya pada tingkat

Sekolah Dasar yang menjadi dasar untuk melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi.

Page 16: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Siswa-siswa memandang matematika sebagai bidang studi yang paling sulit.

Meskipun demikian, semua orang harus mempelajarinya karena merupakan sarana

untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari. Matematika sering dianggap

sebagai momok bagi sebagian siswa. Banyak siswa yang menganggap bahwa

matematika adalah mata pelajaran yang rumit dan sulit untuk dipecahkan. Siswa

beranggapan bahwa matematika adalah mata pelajaran yang serius dan tidak

menyenangkan. Siswa merasa takut untuk mengikuti pembelajaran matematika.

Bahkan siswa enggan untuk mengikuti pembelajaran matematika. Ditambah lagi

proses pembelajaran matematika terkesan kaku. Berbagai hal tersebut menyebabkan

siswa hanya diam atau pasif saja selama proses pembelajaran matematika.

Berdasarkan dokumen tahun 2010 dan pengalaman peneliti sebagai guru

kelas diketahui jika di SD Negeri Ngabeyan 02 khususnya di kelas V, hampir 90%

siswanya mengalami kesulitan dalam pemahaman konsep dalam matematika. Mereka

mengalami kesulitan dalam pemahaman konsep sifat-sifat yang dimiliki bangun

ruang. Hal itu dapat dilihat dari nilai harian maupun nilai ulangan yang diperoleh

siswa pada semester I. Banyak siswa masih mendapatkan nilai di bawah KKM yakni

di bawah 70. Di semester II nanti, siswa kelas V SD Negeri Ngabeyan 02 akan

mendapatkan materi tentang sifat-sifat bangun ruang (tabung, prisma, limas, dan

kerucut) dengan Kompetensi Dasar mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang. Materi

tersebut merupakan kelanjutan dari materi bangun ruang di semester I. Di semester I

siswa mendapatkan materi yang berhubungan dengan 2 bangun ruang sederhana

(balok dan kubus). Pada saat itu siswa dituntut untuk mampu menentukan volume

dari bangun ruang. Akan tetapi pemahaman siswa akan bangun ruang masih sangat

rendah. Jangankan untuk menentukan volume bangun ruang tersebut, siswa sendiri

sebelumnya belum memahami sifat dari bangun ruang tersebut. Akhirnya nilai yang

diperoleh siswa pun masih di bawah KKM yang telah ditentukan yakni di bawah 70.

Hampir separuh lebih dari siswa mendapatkan nilai di bawah 70 (KKM) untuk materi

bangun ruang ini. Hal itu dapat dibuktikan dengan nilai yang diperoleh siswa. Dari 18

siswa kelas V, hanya 2 anak yang mampu mencapai KKM atau dikatakan tuntas dan

mendapatkan nilai 70 dan 74. Sedangkan 16 siswa lainnya mendapat nilai di bawah

70. Dari nilai ulangan tersebut hanya didapatkan nilai rata-rata kelas 47, 2. Nilai

Page 17: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

tersebut sungguh masih jauh dari KKM. Nilai tertinggi yang mampu didapat siswa

adalah 74, sedangkan nilai terendahnya adalah 28 (lihat lampiran 20 halaman 130).

Padahal materi sifat-sifat bangun ruang harus dipahami siswa dengan baik karena

materi ini merupakan materi dasar sebelum melanjutkan ke materi selanjutnya seperti

menggambar jaring-jaring dan menyelesaikan berbagai masalah sehari-hari yang

berhubungan dengan volume dan luas permukaan bangun ruang. Oleh karena itu

tanpa adanya pemahaman yang baik dalam materi ini mustahil siswa mampu

menyelesaikan permasalahan tentang bangun ruang yang lebih kompleks di materi

selanjutnya.

Rendahnya nilai siswa kelas V SDN Ngabeyan 02 untuk materi sifat-sifat

bangun ruang tersebut disebabkan oleh model pembelajaran yang digunakan oleh

guru kelas dalam pembelajaran matematika. Pada saat guru itu guru kelas V hanya

menggunakan model pembelajaran yang masih bersifat konvensional dalam

pembelajaran matematika. Pembelajaran matematika di kelas ini hanya terpusat pada

guru saja. Siswa hanya duduk diam mendengarkan ceramah dari guru saja. Bahkan

sama sekali guru tidak menggunakan media. Tidak ada seorang siswa pun dari

seluruh siswa kelas ini yang mengajukan pertanyaan kepada guru. Jika ditanya

tentang kejelasan materi seluruh siswa menjawab sudah mengerti. Akan tetapi jika

siswa diberikan pertanyaan atau evaluasi tentang materi ini, hanya ada satu dua siswa

saja yang mampu menjawabnya dengan tepat. Siswa pun terlihat bosan dan barmalas-

malasan dalam mengikuti pembelajaran ini. Siswa tidak diberi kesempatan untuk

mencoba atau menemukan berbagai hal dalam materi bangun ruang ini. Ditambah

lagi banyak siswa yang sebenarnya dari awal kurang menyukai pembelajaran

matematika ini dikarenakan proses pembelajaran matematika sejak sebelum

sebelumnya yang terkesan kaku, rumit, dan sulit dipahami. Bahkan dari awal sampai

akhir, pembelajaran terkesan berlangsung dengan sangat serius. Dan kembali lagi

semuanya itu disebabkan karena model pembelajaran yang digunakan guru bersifat

konvensional dan kurang sesuai dengan pembelajaran matematika. Berbagai hal

tersebut dapat peneliti ketahui karena peneliti merupakan guru kelas V. Peneliti

merasa ada yang kurang pas dalam cara peneliti atau guru kelas V mengajar. Guru

Page 18: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

kelas atau peneliti mencari penyebabnya dan ditemukanlah berbagai permasalahan

tersebut di atas.

Dari berbagai hal tersebut, maka diperlukan suatu usaha untuk mengatasinya.

Hal yang dapat dilakukan antara lain dengan mengubah model pembelajaran yang

digunakan guru. Yang sebelumnya guru hanya menggunakan model pembelajaran

yang hanya berpusat pada guru saja selama proses pembelajaran dan siswa hanya

duduk diam mendengarkan ceramah dari guru atau model pembelajaran konvensional

harus diubah dan mulai untuk menggunakan model pembelajaran yang lebih sesuai

untuk pembelajaran matematika khususnya materi sifat-sifat bangun ruang. Materi

sifat-sifat bangun ruang menjadi materi dasar untuk materi bangun ruang selanjutnya

seperti menggambar jaring-jaring bangun ruang dan menghitung volume bangun

ruang. Selain itu matematika adalah mata pelajaran yang mengajarkan tentang konsep

nyata yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, hendaknya di dalam

pembelajarannya digunakan model pembelajaran yang memberi kesempatan siswa

untuk aktif dalam mencari atau menemukan konsep dalam matematika yang

didasarkan atas apa yang telah dialami / didapatkannya di waktu sebelumnya. Jadi

siswa tidak hanya menerima pengetahuan tetapi lebih kepada siswa berperan dalam

proses menemukan pengetahuan. Selain itu karena nilai yang dicapai siswa dalam

materi sifat-sifat bangun ruang masih dibawah KKM maka diharapkan dengan

penggunaan model pembelajaran yang sesuai, nilai yang dicapai siswa untuk materi

sifat-sifat bangun ruang dapat mencapai KKM. Model pembelajaran yang digunakan

dalam pembelajaran hendaknya sumber belajarnya tidak hanya berasal pada guru

tetapi juga bisa didapatkan dari siswa yang lainnya. Karena anak lebih mudah

menerima dan memahami apa yang disampaikan oleh teman sebayanya. Selain itu,

karena siswa yang berumur antara 7-12 tahun berada pada fase operasional konkrit

yakni siswa hanya dapat memahami apa yang dilihat atau dialaminya secara nyata

maka model pembelajaran itu pun harus menghadirkan model yang nyata dalam

proses pembelajarannya. Sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa benar-benar

akan tahan lama dalam ingatan siswa. Selain itu

Model pembelajaran yang dianggap sesuai dengan berbagai hal di atas adalah

model CTL. Model pembelajaran CTL adalah suatu model pembelajaran yang

Page 19: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

menghubungkan konsep antara materi dengan situasi dunia nyata. Model

pembelajaran ini dirasa tepat untuk digunakan pada pembelajaran matematika

khususnya materi sifat-sifat bangun ruang. Materi sifat- sifat bangun ruang sangat

berhubungan dengan kehidupan nyata siswa sehingga akan tepat jika menggunakan

model pembelajaran CTL karena dengan model pembelajaran ini siswa diharuskan

untuk mengkonstruksi segala pengetahuan yang ada dengan pengalaman yang pernah

didapatkannya. Jadi pengetahuan yang didapatkan siswa tentang sifat-sifat bangun

ruang diharapkan menjadi lebih tahan lama dalam ingatan siswa. Dengan model

pembelajaran CTL pun proses pembelajaran matematika akan menjadi lebih

bermakna bagi siswa. Dengan CTL proses pembelajaran matematika materi sifat-sifat

bangun ruang harus menghadirkan model / media nyata yang sesuai dengan materi

ini. Selain itu model pembelajaran ini juga memungkinkan siswa untuk menemukan

sendiri segala pengetahuan tentang sifat-sifat bangun ruang yang ingin didapatkan

siswa. Dalam model pembelajaran ini sumber pembelajaran matematika tidak hanya

didapatkan dari guru saja akan tetapi juga bisa didapatkan siswa dari teman

sebayanya. Sehingga pembelajaran matematika menjadi lebih bermakna bagi siswa

dan pengetahuan yang didapatkan siswa akan lebih tahan lama dalam ingatannya.

Dengan begitu diharapkan pemahaman konsep siswa tentang sifat-sifat bangun ruang

dapat meningkat. Selain itu juga diharapkan nilai yang dicapai siswa dalam materi

sifat-sifat bangun ruang dapat mencapai KKM dan anggapan siswa bahwa

matematika adalah mata pelajaran yang sulit dapat hilang. Model pembelajaran CTL

lebih menekankankan proses pembelajaran atau dengan kata lain lebih menekankan

pada pemahaman konsep siswa daripada hasil belajarnya.

Dengan digunakannya model pembelajaran ini maka diharapkan berbagai hal

tersebut di atas dapat diatasi dan pemahaman konsep siswa akan sifat- sifat bangun

ruang akan meningkat. Maka dari uraian dari berbagai hal tersebut penulis akan

melakukan penelitian dengan judul Peningkatan Pemahaman Konsep Sifat Sifat

Bangun Ruang Melalui Contextual Teaching And Learnimg ( CTL ) Pada Siswa

Kelas V SD Negeri Ngabeyan 02 Kartasura Sukoharjo Tahun Pelajaran

2010/2011.

Page 20: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

B. Rumusan Masalah

Dari berbagai permasalahan yang telah diuraikan pada latar belakang di atas

dapat dirumuskan :

Apakah penggunaan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning

(CTL) dapat meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang pada siswa

kelas V SD Negeri Ngabeyan 02 Kartasura Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010 / 2011 ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

Meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang melalui

penggunaan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada

siswa kelas V SD Negeri Ngabeyan 02 Kartasura Sukoharjo tahun pelajaran

2010/2011.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara Teoritis

a. Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam ilmu pendidikan guru

sekolah dasar

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat ikut melengkapi usaha pemerintah dalam

membina mutu tenaga profesional kependidikan

2. Secara Praktis

Bagi siswa

a. Meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran matematika khususnya

dalam pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang

b. Meningkatkan hasil belajar matematika siswa

Page 21: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Bagi Peneliti

a. Meningkatkan keterampilan dalam mengatasi masalah yang ada di kelas

b. Menambah pengalaman dalam mengatasi permasalahan yang ada di kelas

c. Mengatasi permasalahan yang ditemui di kelas selama proses pembelajaran

berlangsung

Page 22: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka 1. Hakikat Pemahaman Konsep Sifat-Sifat Bangun Ruang

a. Hakikat Matematika

Menurut Johnson dan Myklebust (dalam Mulyono Abdurrahman, 2003: 252)

hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah

gkan Lerner (dalam Mulyono Abdurrahman,

juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan,

endapat

yang hampir sama dikemukakan oleh Kline (dalam Mulyono Abdurrahman, 2003:

adalah penggunaan cara bernalar deduktif, tetapi juga tidak melupakan cara berpikir

Paling (dalam Mulyono Abdurrahman, 2003: 252) mengatakan bahwa Matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia, suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan- hubungan.

Cockroft (dalam Mulyono Abdurrahman, 2003: 253) mengemukakan bahwa matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran, keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.

Menurut Hudoyo (dalam Nyimas Aisyah, 2008: 1-

dengan ide (gagasan-gagasan), aturan-aturan, hubungan-hubungan yang diatur secara

logis sehingga matematika berkaitan dengan konsep-

Page 23: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Sutawijaya (dalam Nyimas Aisyah dkk, 2008:1-1) mengatakan bahwa

un dalam suatu

Dari berbagai pendapat tentang matematika di atas dapat disimpulkan bahwa

matematika adalah ilmu tentang fakta-fakta kuantitatif yang berkaitan dengan konsep-

konsep yang abstrak.

b. Hakikat Pembelajaran Matematika

Nyimas Aisyah (2008: 9-

proses belajar dapat ditunjukkan dalam bentuk seperti perubahan pengetahuan,

pemahaman, tingkah laku, keterampilan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek

yang ada pada diri individu yang sedang belajar. Pendapat yang hampir sama

ange

in organism due to experience which can affect the organism

belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organism (manusia dan hewan)

disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme

tersebut.

Sejalan dengan pendapat di atas Skinner dalam Muhibbin Syah (2004: 90)

(2004: 90) membatasi belajar dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama,

respons respons sebagai akibat adanya latiha

dalam Muhibbin Syah (2004 : 91) membatasi belajar dalam dua macam definisi.

t change in

perubahan kemampuan bereaksi yang relative langgeng sebagai hasil latihan yang

diperkuat.

Page 24: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Belajar adalah suatu

proses perubahan ke arah yang lebih baik setelah melalui proses interaksi dengan

lingkungannya.

proses di mana lingkungan seseorang dikelola secara sengaja untuk memungkinkan ia

turut serta dalam tingkah laku tertentu, sehingga dalam kondisi-kondisi khusus akan

lingkungan yang dapat menciptakan proses belajar pada diri siswa selaku peserta

didik dan guru sebagai pendidik, dengan didukung oleh seperangkat kelengkapan,

Menurut Nyimas Aisyah, dkk (2008: 1-

proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran Matematika

adalah suatu kegiatan yang telah dirancang atau direncanakan yang bertujuan untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam mata pelajaran matematika.

c. Tujuan Matematika

Menurut Nyimas Aisyah dkk (2008: 1-4) tujuan Matematika sekolah, khusus

di Sekolah Dasar ( SD) atau Madrasah Ibtidiyah (MI) adalah agar peserta didik

memiliki kemampuan :

1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan

mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat

dalam pemecahan masalah.

2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan

gagasan dan pernyataan matematika.

3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi

yang diperoleh.

Page 25: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain

untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu

memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,

serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Freudental (dalam Nabisi Lapono, 2008: 3-105) mengatakan bahwa tujuan

diajarkannya matematika di sekolah adalah untuk melengkapi apa yang telah dimiliki

oleh para ahli matematika.

Pandangan yang lebih khusus dikemukakan oleh Stanic (dalam Nabisi

Lapono, 2008: 3-105) bahwa tujuan pembelajaran matematika di sekolah adalah

untuk meningkatkan kemampuan berfikir peserta didik.

d. Hakikat Pemahaman Konsep

Pemahaman berasal dari kata paham yang mempunyai arti mengerti benar,

sedangkan pemahaman merupakan proses perbuatan cara memahami. Pemahaman

juga diartikan sebagai suatu proses, cara memahami cara mempelajari baik-baik

supaya paham dan banyak pengetahuan. Selain itu, Pemahaman dapat dimaksudkan

sebagai kegiatan berpikir secara diam-diam, menemukan dirinya dalam orang lain.

Menurut Nyimas Aisyah dkk (2008: 8-

dapat digunakan atau memungkinkan seseorang untuk mengelompokkan /

m - 28)

mengelompokkan ide-ide atau peristiwa yang masih dalam angan-

Sejalan dengan pendapat tersebut Bruner ( dalam Ruminiati, 2007: 1-28) berpendapat

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Pemahaman Konsep

adalah suatu proses untuk memahami pernyataan yang masih bersifat abstrak.

Page 26: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

e. Sifat-Sifat Bangun Ruang

1) Tabung

Tabung merupakan bentuk khusus dari prisma dengan alas berbentuk

lingkaran. (Clara Ika Sari Budhayanti dkk, 2009: 3-28)

sisi atas / penutup

sisi lengkung

sisi bawah / alas

Sifat yang dimiliki :

a) Mempunyai 3 sisi, yaitu dua buah sisi datar ( sisi atas / penutup dan sisi bawah /

alas), dan sisi lengkung

b) Mempunyai sisi alas dan tutup berbentuk lingkaran

c) Bidang yang menyelubungi bagian samping tabung disebut selimut tabung

d) Jarak antara lingkaran alas dan lingkaran tutup adalah tinggi tabung

e) Tidak memiliki titik sudut

2) Limas

Limas adalah bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah segitiga atau segi

banyak sebagai alas dan beberapa buah bidang berbentuk segitiga yang bertemu pada

satu titik puncak. (Clara Ika Sari Budhayanti, 2009: 3-29).

a) Limas segi empat

Sifat yang dimiliki :

(1) Mempunyai alas berbentuk persegi panjang atau persegi

(2) Mempunyai 5 sisi, 5 titik sudut, dan 8 rusuk

(3) Mempunyai titik puncak

(4) Sisi tegaknya berbentuk segitiga

(5) Jarak titik puncak ke alas limas disebut tinggi limas segi empat

b) Limas segitiga

Sifat yang dimiliki :

(1) Mempunyai 4 sisi, 4 titik sudut, dan 6 rusuk

(2) Mempunyai alas berbentuk segitiga

Page 27: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

(3) Mempunyai titik puncak

(4) Jarak dari titik puncak ke alas disebut tinggi limas segitiga

3) Prisma

Prisma adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua sisi berhadapan yang

sejajar & kongruen dan sisi-sisi lain yang tegak lurus dengan kedua sisi berhadapan

tersebut. (Clara Ika Sari Budhayanti, 2009: 3-28)

a) Prisma tegak segi empat

Sifat yang dimiliki :

(1) Mempunyai 6 buah bidang sisi

(2) Mempunyai 12 rusuk

(3) Mempunyai 8 titik sudut

(4) Bidang sisi yang berhadapan sama luasnya

( Balok dan Kubus termasuk prisma tegak segi empat )

Balok Kubus

b) Prisma Segitiga

Sifat yang dimiliki :

(1) Memiliki 5 sisi,

(2) Memiliki 6 titik sudut

(3) Memiliki 9 rusuk

(4) 2 sisinya berbentuk segitiga dan 3 lainnya berbentuk segiempat

4) Kerucut

Kerucut adalah bentuk khusus dari limas dengan alas berbentuk lingkaran.

(Clara Ika Sari Budhayanti, 2009: 3-30)

Page 28: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Sifat yang dimiliki :

a) Mempunyai 2 sisi, yaitu sisi lengkung dan sisi alas

b) Mempunyai sisi alas berbentuk lingkaran

c) Sisi lengkung disebut selimut kerucut

d) Mempunyai sebuah rusuk lengkung berbentuk lingkaran

e) Mempunyai satu titik sudut yang merupakan titik puncak lingkaran

f) Jarak dari titik puncak ke bidang lingkaran (alas) disebut tinggi kerucut

2. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)

a. Model Pembelajaran

Menurut Arends dalam Trianto (2007 The term teaching

model refers to a particular approach to instruction its goals, syntax, environment,

and management system

pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungannya, dan sistem

pengelolaannya.

Menurut Joyce dalam Trianto (2007: 5) Model Pembelajaran adalah suatu

perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan

pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan

perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer,

kurikulum, dan lain-lain.

mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik

sedemikian rupa sehingga tujuan p

Adapun Soekamto dkk (dalam Trianto, 2007: 5) mengemukakan maksud dari

Model Pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang

sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan

pembelajaran tertentu,dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang

pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.

kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan

Page 29: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar

Dari berbagai pendapat tersebut diperoleh kesimpulan bahwa Model

Pembelajaran adalah suatu pola atau kerangka yang mengggambarkan prosedur

perencanaan dalam suatu pembelajaran agar tujuan dalam pembelajaran dapat

tercapai.

b. Contextual Teaching and Learning (CTL)

Menurut Nurhadi dalam Sugiyanto (2008 : 18) Pembelajaran Kontekstual

atau CTL adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara

materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa

Menurut US. Department of Education the National School-to-Work Office

yang dikutip oleh Blanchard dalam Trianto (2007: 101) Pembelajaran Kontekstual

atau CTL merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengkaitkan konten mata

pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara

pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga,

warga negara, dan tenaga kerja.

Pembelajaran kontekstual

atau CTL adalah pembelajaran yang terjadi dalam hubungan yang erat dengan

pengalaman sesungguhnya

Menurut University of Washington dalam Trianto (2007 : 102) Pembelajaran kontekstual atau CTL adalah pengajaran yang memungkinkan siswa-siswa TK sampai dengan SMU untuk menguatkan, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik mereka dalam berbagai macam tatanan dalam sekolah dan luar sekolah agar dapat memecahkan masalah-masalah dunia nyata atau masalah-masalah yang disimulasikan.

Pembelajaran kontekstual terjadi apabila siswa menerapkan dan mengalami

apa yang sedang diajarkan dengan mengacu pada masalah dunia nyata yang

berhubungan dengan peran dan tanggung jawab mereka sebagai anggota keluarga,

warga negara, siswa, dan tenaga kerja (University of Whasington dalam Trianto,

2007: 102).

Johnson dalam Sugiyanto (2008 : 19) menyatakan bahwa CTL adalah sebuah

proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam

Page 30: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek

akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks

keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka.

Untuk mencapai tujuan ini, sistem tersebut meliputi tujuh komponen, yaitu

membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna, melakukan pekerjaan yang berarti,

melakukan pembelajaran yang diatur sendiri, melakukan kerja sama, membantu

individu untuk tumbuh dan berkembang, berpikir kritis dan kreatif untuk mencapai

standar yang tinggi, dan menggunakan penilaian autentik.

Contextual teaching is as teaching that enables learning in which students

employ their academic understandings and abilities in a variety of in- and outof-

school contexts to solve simulated or real-world problems, both alone and with

others. Model pembelajaran CTL adalah pembelajaran yang memungkinkan siswa

untuk belajar menggunakan keterampilan akademiknya dan kemampuannya dalam

berbagai macam tatanan dalam sekolah dan luar sekolah untuk memecahkan masalah

yang disimulasikan atau masalah-masalah dunia nyata, keduanya dengan sendiri dan

juga dengan yang lainnya.

Contextual Teaching and Learning (CTL) is a much-discussed concept for

integrating real-

what is a commonsense notion : that students learn better when they are tught

knowledge within the context of actual experience, rather than abstractly. CTL

adalah sesuatu yang lebih banyak mendiskusikan konsep untuk mengintegrasikan

pengalaman dunia nyata dengan akademik. CTL adalah sebuah model yang

merefleksikan pemahaman apa yang ada dalam akal sehat yang siswa pelajari lebih

ketika mereka memperoleh pengetahuan dalam konteks pengalaman yang aktual,

lebih dari sesuatu yang abstrak.

Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Model

Pembelajaran CTL atau kontekstual adalah suatu konsep belajar yang mengaitkan

antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

untuk mengkonstruksi antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya

dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Page 31: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

c. Komponen Model Pembelajaran Kontekstual atau CTL

Pembelajaran kontekstual atau CTL menurut Sanjaya dalam Sugiyanto

( 2008: 21) memiliki tujuh komponen utama pembelajaran, yaitu konstruktivisme

(Constructivism), inkuiri (Inquiry), bertanya (Questioning), masyarakat belajar

(Learning Community), pemodelan (Modeling), refleksi (Reflection), penilaian

sebenarnya (Authentic Assesment). Sebuah kelas dikatakan menggunakan model

pembelajaran CTL, jika menerapkan ketujuh prinsip tersebut dalam pembelajarannya.

1) Konstruktivisme (Constructivism)

Salah satu landasan filosofi CTL adalah konstruktivisme yaitu filosofi belajar

yang menekankan pentingnya siswa membangun atau mengkonstruksi sendiri

pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar mengajar.

Sehingga belajar tidak hanya sekedar menghafal. Pengetahuan bukanlah seperangkat

fakta-fakta yang siap untuk diambil atau diingat. Siswa harus mengkonstruksi

pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.

2) Inkuiri (Inquiry)

Inkuiri merupakan proses pembelajaran yang didasarkan pada pencairan dan

penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Proses inkuiri dapat dilakukan

melalui beberapa langkah, yaitu : (a) merumuskan masalah, (b) mengajukan hipotesa,

(c) mengumpulkan data, (d) menguji hipotesis, (e) membuat kesimpulan.

3) Bertanya (Questioning)

Bertanya adalah bagian inti belajar dan menemukan pengetahuan. Dalam

model pembelajaran CTL, guru tidak menyampaikan informasi begitu saja tetapi

memancing siswa dengan bertanya agar siswa dapat menemukan jawabannya sendiri.

Sehingga pengembangan keterampilan guru dalam bertanya sangat penting. Hal

tersebut penting karena pertanyaan yang disampaikan guru membuat pembelajaran

menjadi lebih produktif, yaitu berguna untuk menggali informasi tentang kemampuan

siswa dalam penguasaan pelajaran, membangkitkan motivasi siswa untuk belajar,

merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatu, memfokuskan siswa pada sesuatu

yang diinginkan, dan membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan

sesuatu.

Page 32: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

4) Masyarakat Belajar (Learning Community)

Konsep masyarakat belajar atau learning community menyarankan agar hasil

pembelajaran diperoleh dari hasil kerja sama dengan orang lain. Dalam CTL hasil

belajar diperoleh dari sharing dengan orang lain, teman, antar kelompok, sumber lain

dan bukan hanya guru. Dengan demikian masyarakat belajar dapat diterapkan melalui

belajar kelompok, dan sumber-sumber lain dari luar yang dianggap tahu tentang

sesuatu yang menjadi fokus pembelajaran.

5) Pemodelan (Modelling)

Pemodelan adaah proses pembelajaran dengan memperagakan suatu contoh

yang dapat ditiru oleh siswa. Dengan pemodelan, siswa dapat terhindar dari verbalisme

atau pengetahuan yang bersifat teoritis maupun abstrak. Dalam CTL pemodelan tidak

hanya terbatas pada guru saja tetapi juga dapat diakukan siswa atau sumber lain yang

mempunyai pengalaman.

6) Refleksi (Reflection)

Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke

belakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan di masa lalu. Siswa mengendapkan

apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan yang baru, yang merupakan

revisi dari pengetahuan sebelumnya. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian,

aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterimanya.

Pengetahuan yang bermakna diperoleh dari proses. Pengetahuan yang dimiliki

siswa diperluas melalui konteks pembelajaran, yang kemudian diperluas sedikit demi

sedikit. Guru membantu siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki

sebelumnya dengan pengetahuan yang baru. Sehingga siswa merasa memperoleh

sesuatu yang berguna bagi dirinya tentang apa yang baru dipelajarinya.

7) Penilaian Nyata (Authentic Assesment)

Penilaian nyata adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa

memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan

belajar siswa perlu diketahuioleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami

proses pembelajaran dengan benar. Pembelajaran CTL lebih menekankan pada proses

pembelajaran daripada sekedar hasil belajar. Oleh karena itu penilaian ini harus

Page 33: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

dilakukan terus menerus selama kegiatan pembelajaran berlangsung, dan dilakukan

secara terintegrasi.

3. Konsep Bangun Ruang dan CTL

Bangun Ruang adalah bangun matematika yang mempunyai isi ataupun

volume. Selain itu Bangun Ruang juga dapat diartikan sebagai bangun geometri yang

dibentuk oleh beberapa bangun datar sehingga memiliki ruang volume dan isi.

Pendapat lain menyatakan bahwa Bangun Ruang adalah sejenis benda ruang

beraturan yang memiliki rusuk, sisi, dan titik sudut.

Menurut Nurhadi dalam Sugiyanto (2008 : 18) Pembelajaran Kontekstual

atau CTL adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara

materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata sisw

Pembelajaran kontekstual atau CTL adalah

pembelajaran yang terjadi dalam hubungan yang erat dengan pengalaman

sesungguhnya

Johnson dalam Sugiyanto (2008 : 19) menyatakan bahwa CTL adalah sebuah

proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam

materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek

akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks

keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka.

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa materi bangun

ruang dengan menggunakan CTL adalah suatu pembelajaran tentang bangun yang

memiliki volume dan juga memiliki sisi, rusuk, maupun titik sudut yang di dalam

pembelajarannya menghubungkan antara pengalaman siswa dengan situasi dunia

nyata.

Page 34: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

B. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini diantaranya adalah

Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan Metode Inkuiri

Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Ngrejo Kecamatan

Bakung Keca Kesimpulan dari penelitian ini

adalah hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar IPA cukup

baik.

tidak tuntas belajar, yang 8 s

tuntas belajar.

(91,6%) dan dikatakan tuntas belajar,

dikatakan tidak tuntas belajar. Nilai tertinggi 100, sedangkan nilai terendah 50. Dari

data nilai tersebut diperoleh rata-rata kelas 80. Nilai ini sama dengan nilai rata-rata

yang ditetapkan. Selama proses pembelajaran berlangsung telah menggunakan

karakteristik model pembelajaran CTL dengan metode inkuiri pada tiap pertemuan.

Keaktifan dalam pembelajaran meningkat. Hasil belajar siswa meningkat. Hasil

belajar siswa meningkat setelah menerapkan model pembelajaran CTL dengan

metode inkuiri.

Penelitian lain yang juga relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang

Kontekstual dan Assesmen Belajar Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Prestasi

Belajar IPS Siswa Kelas VIII B di SMPN 4 Nusa Penida Tahun Pelajaran

. Kesimpulan dari penelitian ini adalah berdasarkan analisis data terhadap

perolehan hasil belajar pada mata pelajaran IPS dapat disimpulkan bahwa perolehan

hasil belajar siswa berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh, mengalami peningkatan

yang cukup berarti per siklusnya. Dari hasil evaluasi belajar siswa pada tindakan

pertama yang membelajarkan Kompetensi Dasar Masalah Kependudukan Indonesia

dan upaya mengatasinya. Setelah pembelajaran berlangsung dengan menerapkan

model kontekstual dan asssesmen kinerja, rata-rata ulangan harian pertama (siklus I)

siswa mencapai 80,03% dan daya serapnya 80,03% dengan ketuntasan mencapai

88,46% dari 5 soal essay yang diujikan. Siswa secara individual dikatakan tuntas jika

Page 35: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

mencapai skor minimal 66 dari skor maksimum. Sedangkan secara klasikal dikatakan

tuntas jika ketuntasannya 85% ke atas . Jika dilihat dari daya serap dan ketuntasan

materinya tampak sudah sesuai dengan target yang diharapkan, akan tetapi untuk

lebih meyakinkan apakah model pembelajaran kontekstual dan assesmen kinerja

mampu meningkatkan hasil belajar IPS siswa, tetap dilanjutkan pada tindakan ke dua

(siklus II). Sedangkan melalui penerapan model pembelajaran kontekstual dan

assesmen kinerja dengan perbaikan (siklus II) dengan pokok bahasan atau KD

masalah lingkungan dan upaya penanggulangan dalam pembangunan berkelanjutan,

jika dilihat dari hasil ulangan hariannya (siklus II) Nampak ada peningkatan

walaupun hanya sedikit. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa mencapai 80,27%

dengan daya serap 80,27%, sedangkan ketuntasan belajar siswa mencapai 96,15%.

Hal ini berarti secara klasikal ketuntasan belajar siswa sudah tercapai dan mengalami

peningkatan dari tindakan yang diberikan pada sebelumnya. Peningkatan hasil belajar

dari siklus I hingga II diduga karena pertama, pengaruh suasana libur Galungan dan

Kuningan selama 2 minggu. Di mana perlakuan yang diberikan pada siklus II

dilakukan sebelum libur Galungan dan Kuningan, sehingga ada kemungkinan siswa

melupakan konsep materi yang yang dikuasai dan masih terlena dengan suasana

liburan. Kedua, tingkat kesulitan materi pada siklus II cukup sulit bila dibandingkan

dengan materi yang dibelajarkan pada siklus I.

Dari dua penelitian di atas yang sama-sama menggunakan model

pembelajaran kontekstual, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kontekstual

dapat meningkatkan hasil belajar maupun prestasi belajar dari suatu mata pelajaran.

Page 36: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

C. Kerangka Berpikir

Dalam pembelajaran matematika, materi bangun ruang khususnya sifat-sifat

bangun ruang termasuk salah satu materi yang dianggap sulit oleh siswa. Siswa

merasa kesulitan untuk memahami konsep yang ada dalam pembelajaran. Hal

tersebut terjadi karena pembelajaran matematika berlangsung dengan suasana yang

serius dan kaku. Siswa mengganggap pembelajaran matematika tidak menyenangkan.

Siswa pun merasa takut untuk mengikuti pembelajaran matematika. Hal tersebut

akhirnya menjadikan siswa menjadi pasif atau diam saja selama pembelajaran

matematika berlangsung. Bahkan materi yang disampaikan guru hanyalah gambaran

secara abstrak saja. Siswa tidak diberi kesempatan untuk memperoleh pengetahuan

secara nyata. Sehingga pengetahuan yang didapatkan siswa hanya berupa hafalan

saja. Siswa hanya menerima transfer pengetahuan dari guru, yang akhirnya

menyebabkan pembelajaran matematika menjadi kurang bermakna. Siswa menjadi

kesulitan untuk memahami konsep sifat-sifat bangun ruang. Hal tersebut diakibatkan

karena model pembelajaran yang digunakan dirasa tidak sesuai dengan pembelajaran

matematika. Berbagai hal tersebut akhirnya menyebabkan pemahaman siswa akan

konsep sifat-sifat bangun ruang menjadi rendah.

Untuk itu, diperlukan suatu tindakan guna mengatasi masalah tersebut. Salah

satu diantaranya adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang sesuai

dengan pembelajaran matematika. Dan model pembelajaran yang dirasa sesuai

dengan pembelajaran matematika materi sifat-sifat bangun ruang adalah model

pembelajaran CTL. Model pembelajaran CTL adalah suatu model pembelajaran yang

mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan

mendorong siswa untuk mengkonstruksi antara pengetahuan yang dimiliki dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Dengan model pembelajaran

CTL maka pembelajaran matematika materi sifat-sifat bangun ruang dapat

berlangsung dengan lebih menyenangkan dan pengetahuan yang didapatkan siswa

bukan hanya gambaran secara abstrak saja. Siswa akan mengkonstruksi pengetahuan

yang didapatkannya dengan pengalamannya. Siswa dituntut untuk mencari tahu dan

menemukan sendiri segala informasi yang ingin diketahuinya. Dan semua

pengetahuan atau informasi didapatkan melalui sharing dengan temannya atau

Page 37: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

sumber lainnya bukan hanya guru. Proses pembelajaran akan berpusat pada siswa.

Sehingga pembelajaran matematika materi sifat-sifat bangun ruang akan menjadi

lebih bermakna dan menjadi lebih tahan lama dalam ingatan siswa.

Dengan digunakannya model pembelajaran CTL pada pembelajaran

matematika maka pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang dapat meningkat.

Berdasarkan uraian di atas maka alur kerangka berpikir diperlihatkan pada gambar 1

berikut ini :

Gambar 1. Alur kerangka berpikir

D. Perumusan Hipotesa

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir di atas maka

disimpulkan sebagai berikut :

Penggunaan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dapat

meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang siswa kelas V SD Negeri

Ngabeyan 02 Kartasura Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010 / 2011.

Tindakan

Dalam pembelajaran matematika materi sifat-sifat bangun ruang guru

menggunakan model pembelajaran CTL

Kondisi Akhir

Pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang

meningkat

Kondisi Awal

Dalam pembelajaran matematika materi sifat-sifat

bangun ruang guru menggunakan model

pembelajaran konvensional

Pemahaman konsep sifat-sifat

bangun ruang rendah

Siklus I (mempelajari bangun

ruang prisma dan tabung)

Siklus II (mempelajari bangun

ruang limas dan kerucut)

Page 38: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Ngabeyan 02 yang beralamat di

Brontowiryan Ngabeyan Kartasura Sukoharjo. Sekolah Dasar ini dikepalai oleh ibu

Karmiyati, S.Pd. SD Negeri Ngabeyan 02 memiliki 6 ruang kelas. Jumlah siswa yang

ada di SD ini adalah 108.

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ngabeyan 02 didasarkan pada

pertimbangan: Pertama, sekolah tersebut belum pernah digunakan sebagai objek

penelitian yang sama sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang. Kedua,

berdasarkan observasi peneliti di lapangan terdapat permasalahan dalam

pembelajaran matematika.

Waktu penelitian dilaksanakan selama 10 bulan yaitu bulan Februari sampai

dengan bulan Oktober 2011. Kegiatan kegiatan tersebut mencakup persiapan,

pelaksanaan tindakan, hingga penyelesaian yang dijelaskan pada bagian prosedur

penelitian. Adapun waktu dan jenis kegiatan selama penelitian dapat dilihat pada

tabel 1 berikut ini:

Tabel 1. Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian

No Jenis Kegiatan

Bulan

Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober

1 Penyusunan dan pengajuan proposal

x x x x x x x

2 Mengurus izin penelitian

x x

3 Pelaksanaan Penelitian

x x x

4 Analisis Data

x x x x

5 Penyusunan Laporan

x x x x x x x x x x x x x x x x x x x

Page 39: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Ngabeyan 02

Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo yang berjumlah 18 siswa. Siswa kelas V

yang berjumlah 18 tersebut terdiri dari 9 siswa laki- laki dan 9 siswa perempuan.

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh

(Suharsimi Arikunto, 2002: 107). Data yang dikumpulkan berupa informasi tentang

pemahaman konsep siswa mengenai sifat sifat bangun ruang dan kemampuan guru

dalam menyusun rencana pembelajaran & melaksanakan pembelajaran (penggunaan

model pembelajaran kontekstual) di kelas.

Data informasi yang didapat selama proses penelitian dikumpulkan untuk

kemudian dikaji dan menghasilkan data kualitatif. Data tersebut akan digali dari

berbagai sumber dan jenis data yang dimanfaatkan dalam penelitian, meliputi:

1. Hasil pengamatan pelaksanaan proses pembelajaran matematika dengan

Kompetensi Dasar mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang

2. Dokumen atau arsip yang berupa foto kegiatan siswa di kelas, lembar observasi

guru dan siswa

3. Hasil tes siswa tentang materi sifat- sifat bangun ruang

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data antara lain :

1. Observasi

Observasi adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek

dengan menggunakan seluruh alat indra. Observasi dilakukan untuk memantau proses

pembelajaran matematika. Kegiatan ini bertujuan untuk mengamati kegiatan yang

dilakukan guru dan siswa di dalam kelas sejak sebelum pelaksanaan tindakan, saat

pelaksanaan tindakan, sampai akhir dari tindakan.

Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pelaksana pembelajaran

matematika dalam kegiatan penelitian tindakan kelas. Peneliti di sini juga berperan

Page 40: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

sebagai guru kelas V sehingga yang berperan sebagai pengamat adalah guru kelas

lainnya. Dalam hal ini pengamat akan mengamati jalannya proses pembelajaran

dengan mengambil posisi di tempat duduk belakang. Pengamat selain mengamati

proses pembelajaran matematika juga bertugas untuk mencatat segala sesuatu yang

terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi terhadap siswa

difokuskan pada pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran matematika materi

sifat- sifat bangun ruang. Sedangkan observasi terhadap guru difokuskan pada

kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran kontekstual selama proses

pembelajaran matematika sifat- sifat bangun ruang.

Hasil observasi akan didiskusikan bersama guru yang lain untuk kemudian

akan dianalisis bersama sama untuk mengetahui berbagai kelebihan maupun

kelemahan dalam penggunaan model pembelajaran kontekstual selama proses

pembelajaran matematika materi sifat- sifat bangun ruang. Dari yang telah dilakukan

tersebut akan diupayakan solusinya. Solusi yang telah disepakati bersama antara

peneliti dengan guru yang lain dapat dilaksanakan pada siklus berikutnya. Observasi

terhadap guru difokuskan pada perilaku guru saat mengajar matematika materi sifat-

sifat bangun ruang, sedangkan observasi pada siswa difokuskan terhadap perilaku

siswa saat sebelum tindakan maupun ketika tindakan berlangsung berkaitan dengan

peningkatan pemahaman konsep sifat sifat bangun ruang. Selain itu observasi juga

dilakukan untuk memantau proses pembelajaran matematika sifat- sifat bangun ruang

dengan KD mengidentifikasi sifat- sifat bangun ruang dan dampak pembelajaran

matematika materi sifat- sifat bangun ruang yang diperlukan untuk menentukan

langkah langkah perbaikan agar lebih efektif dan efisien.

2. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data bersumber dari dokumen dan arsip. Dokumen

berupa daftar nilai, daftar hadir siswa dan arsip arsip yang dimiliki guru kelas V

seperti silabus dan kriteria ketuntasan minimal untuk materi sifat-sifat bangun ruang.

3. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan

untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang

dimiliki oleh individu atau kelompok (Suharsimi Arikunto, 2006: 150).

Page 41: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Dalam penelitian ini, pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur sejauh

mana pengetahuan yang dimiliki siswa setelah tindakan. Tes dengan materi sifat-sifat

bangun ruang ini dilakukan kepada siswa kelas V SD Negeri Ngabeyan 02 tahun

pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 18 siswa di setiap akhir siklus untuk mengetahui

peningkatan pemahaman konsep siswa. Dengan kata lain, tes disusun dan dilakukan

untuk mengetahui tingkat perkembangan pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang

siswa sesuai dengan siklus yang telah ditentukan.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah cara mengelola data yang sudah diperoleh dari dokumen.

Agar hasil penelitian dapat sesuai dengan tujuan yang diharapkan maka dalam

menganalisis data penelitian ini, menggunakan analisis model interaktif (Milles dan

Huberman). Kegiatan pokok analisa model ini meliputi reduksi data, penyajian data,

kesimpulan data atau verifikasi.

Adapun rincian model tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan kegiatan merangkum catatan catatan lapangan

dengan memilah hal-hal yang pokok yang berhubungan dengan permasalahan

penelitian, rangkuman catatan-catatan lapangan itu kemudian disusun secara

sistematis agar memberikan gambaran yang lebih tajam serta mempermudah

pelacakan kembali apabila sewaktu-waktu data diperlukan kembali.

Pada saat reduksi data, dipilih data yang relevan dengan tujuan perbaikan

pembelajaran. Data yang tidak relevan dapat dibuang, dan jika dianggap perlu, dapat

ditambahkan data baru dengan mengingat kembali peristiwa atau fenomena yang

terjadi selama pelaksanaan rencana tindakan. Dengan kata lain, reduksi data adalah

kegiatan memilih data- data yang diperlukan dan membuang data yang dirasa tidak

diperlukan yang didapatkan selama proses penelitian.

2. Penyajian Data / Display Data

Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam

Page 42: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

pelaksanaan penelitian, penyajian data yang lebih baik merupakan suatu cara yang

utama bagi analisis kualitatif yang valid.

Display data berguna untuk melihat gambaran keseluruhan hasil penelitian,

baik yang berbentuk matrik atau pengkodean, dari hasil reduksi data dan display data

itulah selanjutnya peneliti dapat menarik kesimpulan data memverifikasikan sehingga

menjadi kebermaknaan data .

Penyajian data ( display data ) dimaksudkan agar lebih mempermudah bagi

peneliti untuk dapat melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu

dari data penelitian. Hal ini merupakan pengorganisasian data ke dalam suatu bentuk

tertentu sehingga kelihatan jelas sosoknya lebih utuh. Data-data tersebut kemudian

dipilah-pilah dan disisikan untuk disortir menurut kelompoknya dan disusun sesuai

dengan kategori yang sejenis untuk ditampilkan agar selaras dengan permasalahan

yang dihadapi, termasuk kesimpulan-kesimpulan sementara diperoleh pada waktu

data direduksi. Atau dengan kata lain penyajian data adalah kegiatan untuk

menyajikan data yang telah direduksi ke dalam bentuk grafik maupun tabel.

3. Kesimpulan data atau verifikasi

Setelah data data direduksi, disajikan langkah terakhir yaitu dilakukan

pengambilan kesimpulan atau verifikasi atas data yang telah disajikan. Data data

yang telah didapatkan dari hasil penelitian kemudian diuji kebenarannya. Penarikan

kesimpulan ini merupakan bagian dari konfigurasi utuh, sehingga kesimpulan

kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi data yaitu

pemeriksaan tentang benar dan tidaknya hasil laporan penelitian. Sedang kesimpulan

adalah tinjauan ulang pada catatan di lapangan atau kesimpulan dapat diuji

kebenarannya ,kekokohannya merupakan validitasnya. Kesimpulan yang didapat

dibuat dalam bentuk kata- kata.

Verifikasi data dilakukan secara terus menerus sepanjang proses penelitian

dilakukan. Sejak pertama memasuki lapangan dan selama proses pengumpulan data,

peneliti berusaha untuk menganalisis dan mencari makna dari data yang

dikumpulkan, yaitu mencari pola tema, hubungan persamaan, hipotetsis dan

selanjutnya dituangkan dalam bentuk kesimpulan yang masih bersifat tentatif. Dalam

tahapan untuk menarik kesimpulan dari kategori-kategori data yang telah direduksi

Page 43: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

dan disajikan untuk selanjutnya menuju kesimpulan akhir mampu menjawab

permasalahan yang dihadapi. Tetapi dengan bertambahnya data melalui verifikasi

secara terus menerus, maka diperoleh kesimpulan yang bersifat grounded. Dengan

kata lain, setiap kesimpulan senantiasa akan selalu terus dilakukan verifikasi selama

penelitian berlangsung yang melibatkan interpretasi peneliti. Untuk menetapkan

kesimpulan yang lebih beralasan dan tidak lagi berbentuk kesimpulan yang coba-

coba.

Berdasarkan uraian di atas maka reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan atau verifikasi sebagai suatu yang jalin menjalin pada saat sebelum dan

sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar, untuk membangun wawasan

umum yang disebut analisis. Kegiatan pengumpulan data itu sendiri merupakan siklus

dan interaktif.

Oleh karena penelitian ini bersifat kualitatif maka diperlukan adanya

objektifitas, subjektifitas, dan kesepakatan intersubjektifitas dari peneliti agar hasil

penelitian tersebut mudah dipahami bagi para pembaca secara mendalam. Adapun

langkah-langkah untuk melakukan analisis adalah:

1. Melakukan analisis awal, bila data yang didapat di kelas sudah cukup maka data

didapat dikumpulkan.

2. Mengembangkan bentuk sajian data yang berguna untuk penelitian selanjutnya.

3. Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matrik antar kasus.

4. Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian.

5. Merumuskan kebijakan sebagai bagian dari pengembangan saran dalam laporan

akhir penelitian.

Adapun langkah-langkah analisis di atas dapat terlihat pada gambar 2. Model

analisis interaktif berikut :

Page 44: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Gambar 2. Model Analisis Interaktif

F. Validitas Data

Validitas data disebut juga keabsahan data. Dalam validitas data, data yang

sudah terkumpul selama proses penelitian selanjutnya akan dianalisis dan dipakai

sebagai bahan masukan penarikan kesimpulan. Karena itu validitas menjadi sangat

vital karena data yang absah akan menghasilkan kesimpulan hasil penelitian yang

benar. Validitas dapat dilakukan dengan triangulasi. Triangulasi adalah suatu

pendekatan analisa data yang mensintesa data dari berbagai sumber. Triangulasi juga

dapat diartikan sebagai cara mendapatkan data yang benar- benar absah dengan

menggunakan pendekatan metode ganda. Triangulasi terdiri dari:

1. Triangulasi Data

Triangulasi data mencakup penggunaan sumber data atau sumber informasi

yang berbeda. Sumber data yang digunakan berupa hasil pengamatan pelaksanaan

pembelajaran matematika dengan Kompetensi Dasar mengidentifikasi sifat-sifat

bangun ruang, dokumen atau arsip yang berupa foto kegiatan siswa di kelas lembar

observasi guru maupun siswa, serta hasil tes siswa kelas V SD Negeri Ngabeyan 02

tahun pelajaran 2010/2011 dengan materi sifat-sifat bangun ruang. Dari hasil

pengamatan yang dilakukan terhadap guru dan siswa kelas V SD Negeri Ngabeyan

02 diketahui adanya peningkatan tingkah laku di setiap siklusnya. Hal itu dapat

dilihat dari lembar observasi guru maupun lembar observasi siswa. Kegiatan yang

dilakukan siswa juga dapat dilihat dari foto-foto kegiatan di kelas selama pelaksanaan

penelitian. Hasil tes siswa kelas V SD Negeri Ngabeyan 02 tahun pelajaran

2010/2011 juga mengalami peningkatan di setiap siklusnya. Prosentase ketuntasan

siswa kelas V mengalami peningkatan dan nilai yang diperoleh siswa telah mencapai

Pengumpulan

Reduksi Data

Penarikan Kesimpulan / Verifikasi

Sajian Data

Page 45: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

KKM yang telah ditentukan yakni 70. Karena baik hasil observasi siswa dan guru

maupun hasil tes siswa dengan materi sifat-sifat bangun ruang mengalami

peningkatan di setiap siklusnya maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep

sifat-sifat bangun ruang siswa kelas V SD Negeri Ngabeyan 02 Kartasura Sukoharjo

tahun pelajaran 2010/1011 mengalami peningkatan.

2. Triangulasi Metode

Triangulasi metode adalah usaha mengecek keabsahan data atau keabsahan

temuan penelitian. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu

teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data yang sama. Pelaksanaannya dapat

juga dengan cara cek dan recek. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada

penelitian ini adalah observasi, dokumentasi, dan tes.

Observasi dilakukan terhadap guru dan siswa untuk mengamati tingkah laku

guru dan siswa selama penelitian. Dokumentasi pada penelitian ini bersumber dari

dokumen yang dimiliki guru kelas yakni berupa daftar nilai, daftar hadir siswa,

silabus, serta kriteria ketuntasan minimal untuk materi sifat-sifat bangun ruang.

Sedangkan tes dilakukan disetiap akhir siklus untuk mengetahui peningkatan

pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang. Dari kegiatan observasi yang dilakukan

kepada guru dan siswa diketahui adanya peningkatan yang lebih baik di setiap

siklusnya. Antara siklus I dan siklus II terjadi peningkatan tingkah laku baik siswa

maupun guru. Dari kegiatan tes yang diikuti oleh 18 siswa dengan materi sifat-sifat

bangun ruang diperoleh hasil bahwa nilai yang diperoleh siswa kelas V SD Negeri

Ngabeyan 02 mengalami peningkatan di setiap siklusnya. Hal itu dapat diketahui dari

prosentase ketuntasan siswa yang meningkat di setiap siklusnya maupun nilai tes

yang dicapai siswa mampu mencapai KKM yang telah ditentukan yakni 70. Hasil

observasi, dokumentasi, maupun tes menunjukkan adanya peningkatan maka dapat

disimpulkan bahwa pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang siswa kelas V SD

Negeri Ngabeyan 02 Kartasura Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011 mengalami

peningkatan.

Page 46: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

G. Indikator Kinerja

Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan tolok ukur

dalam menentukan keberhasilan dalam penelitian . Harapan peneliti indikator kinerja

bisa mencapai 70 % dari jumlah siswa dalam mengerjakan soal tes mendapat nilai

lebih dari KKM yakni lebih dari 70 untuk materi dengan Kompetensi Dasar

mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang.

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus yang masing

masing siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

Pelaksanaan tindakan akan dilakukan dengan mengadakan kegiatan pembelajaran

yang dalam setiap siklusnya terdiri dari 2 kali tatap muka yang masing masing tatap

muka lamanya 2 x 35 menit. Tiap siklus dilaksanakan sesuai perubahan yang dicapai,

seperti yang telah didesain. Untuk mengetahui adanya peningkatan pemahaman

konsep sifat sifat bangun ruang siswa kelas V SD Negeri Ngabeyan 02 diadakan

observasi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

Berdasarkan temuan yang ada di kelas, maka peneliti berusaha meningkatkan

pemahaman konsep sifat sifat bangun ruang siswa kelas V dengan penanaman

konsep melalui penggunaaan model pembelajaran kontekstual.

Adapun prosedur penelitian kelas ini secara rinci diuraikan sebagai berikut :

1. Siklus Pertama ( Siklus I )

a. Tahap Persiapan Tindakan, meliputi langkah langkah sebagai berikut :

1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP ) mata pelajaran

matematika dengan KD Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang

2) Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan

3) Menyiapkan soal tes setelah dilaksanakannya pembelajaran

4) Menyiapkan lembar penilaian

5) Membuat lembar observasi

Page 47: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Peneliti melaksanakan proses pembelajaran matematika sesuai dengan RPP

mata pelajaran matematika dengan KD mengidentifikasi sifat sifat bangun ruang

yang ditulis dalam bentuk model pembelajaran kontekstual. Berikut pelaksanaan

pembelajaran matematika siklus I dengan materi sifat-sifat bangun ruang :

1) Pertemuan Pertama

Pada pertemuan pertama ini dimulai dengan berdoa menurut agama masing-

masing dan mengabsen kehadiran siswa. Selanjutnya guru memotivasi siswa agar

siswa siap menerima materi pembeajaran matematika. Guru bertanya kepada siswa,

Benda S Masih

ingatkah kalian tentang materi di semester satu tentang bangun

Pada tahapan kegiatan inti tahap eksplorasi guru melakukan tanya jawab

dengan siswa tentang macam-macam bangun ruang. Guru juga menunjukkan

berbagai gambar bangun ruang. Lalu guru memberikan penjelasan tentang

bagian/sifat yang dimiliki oleh bangun ruang seperti sisi, rusuk, dan titik sudut.

Selanjutnya pada tahap elaborasi guru membagi siswa menjadi 3 kelompok dan

pembagian kelompok diserahkan kepada siswa. Lalu guru membagikan model

bangun ruang prisma (balok, kubus, prisma segitiga) yang terbuat dari karton beserta

potongan kertas kecil kepada tiap kelompok. Guru menugasi tiap kelompok siswa

untuk mengamati model tersebut. Guru membimbing siswa untuk memberikan nama

untuk model bangun ruang tersebut. Misalnya kubus ABCDEFGH kemudian

menyuruh siswa untuk menulisi potongan kertas kecil tersebut dengan nama yang

diberikan. Selanjutnya potongan kertas tersebut ditempelkan pada setiap sudut dari

bangun ruang. Setelah itu tiap kelompok siswa dibimbing untuk diskusi

mengidentifikasi sifat yang dimiliki bangun ruang tersebut, misalnya jumlah sisi,

jumlah rusuk, jumlah titik sudutnya, bentuk sisinya, bentuk alasnya, serta

menunjukkan sisi, rusuk, dan titik sudutnya berdasarkan nama huruf yang telah siswa

tempelkan di setiap sudutnya.dan mendiskusikan sifat-sifat yang dimiliki bangun

ruang prisma tersebut. Guru membimbing tiap kelompok siswa selama proses diskusi.

Lalu guru membagikan berbagai model bangun ruang dari karton dan menugasi siswa

Page 48: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

untuk memilih model bangun ruang yang termasuk bangun ruang prisma. Selanjutnya

guru menugasi tiap kelompok siswa untuk menggambar prisma. Kemudian pada

tahap konfirmasi guru meminta salah satu kelompok untuk maju ke depan kelas

menyampaikan hasil diskusi dan pengamatannya. Guru menanggapi hasil diskusi

yang siswa sampaikan ke depan kelas.

Pada tahapan kegiatan akhir guru memberikan pemantapan tentang materi

sifat bangun ruang prisma yang telah dipelajari siswa. Guru juga menanyakan

kesulitan / ketidakjelasan yang dialami siswa. Selanjutnya guru mengambil

kesimpulan dari materi sifat bangun ruang prisma yang telah dipelajari. Setelah itu

guru memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk mengetahui seberapa besar

pemahaman yang siswa peroleh. Setelah siswa selesai mengerjakan soal evaluasi,

guru mengumpulkan hasil pekerjaan siswa. Terakhir guru menutup pembelajaran

dengan memberikan pesan kepada siswa agar mengulangi materi tersebut di rumah

dan memberikan salam.

2) Pertemuan Kedua

Pada pertemuan kedua ini guru mengawali dengan berdoa bersama dan

mengabsen siswa. Pada tahapan kegiatan awal guru memberikan motivasi kepada

siswa agar siswa siap untuk menerima materi pembelajaran matematika. Selanjutnya

awabnya

-sifat yang dimiliki bangun

siswa akan mempelajari bangun ruang tabung.

Pada tahapan kegiatan inti tahap eksplorasi guru melakukan tanya jawab

mengenai bangun ruang tabung. Guru memberikan penjelasan tentang bangun ruang

tabung. Guru menunjukkan gambar bangun ruang tabung. Pada tahap elaborasi, guru

membagi siswa menjadi 3 kelompok. Pembagian kelompok diserahkan kepada siswa

atau siswa memilih sendiri anggota kelompoknya (kemampuan siswa dalam

kelompok homogen). Selanjutnya guru membagikan model bangun ruang tabung dari

karton kepada tiap kelompok. Guru juga membagikan lembar diskusi kepada tiap

kelompok. Lalu guru menugasi tiap kelompok siswa untuk mengamati model bangun

Page 49: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

ruang tabung dan berdiskusi mengidentifikasi sifat yang dimiliki bangun ruang

tabung. Yakni meliputi jumlah sisinya, jumlah rusuknya, ada tidaknya titik sudut,

bentuk sisinya, dan terbagi menjadi berapa bagiankah tabung tersebut. Guru

membimbing tiap kelompok siswa selama proses diskusi tersebut. Setelah itu guru

membagikan berbagai bentuk model bangun ruang kepada tiap kelompok dan

menugasi tiap kelompok siswa untuk menentukan bangun ruang manakah yang

termasuk tabung. Kemudian guru membimbing tiap kelompok siswa untuk

menggambar bangun ruang tabung. Selanjutnya guru meminta satu kelompok siswa

untuk mrnyampaikan hasil pengamatan dan diskusinya ke depan kelas. Guru

memberikan tanggapan atas hasil pengamatan dan diskusi yang siswa sampaikan ke

depan kelas.

Pada tahapan kegiatan akhir guru memberikan pemantapan tentang materi

sifat bangun ruang tabung yang telah dipelajari. Guru juga bertanya kepada siswa

tentang kesulitan / ketidakjelasan tentang materi sifat bangun ruang tabung. Setelah

itu guru mengambil kesimpulan dari materi sifat bangun ruang tabung. Sebagai tindak

lanjut guru memberikan soal evaluasi tentang sifat bangun ruang tabung. Setelah

siswa selesai mengerjakan soal evaluasi, guru mengumpulkan soal evaluasi pekerjaan

siswa. Terakhir guru berpesan kepada siswa untuk mengulangi materi tersebut di

rumah dan guru menutup pembelajaran dengan memberikan salam.

c. Tahap Observasi

Pengamatan pelaksanaan pembelajaran matematika dilakukan secara

kolaboratif antara guru kelas dan observer dengan siswa. Kegiatan pengamatan atau

observasi dilaksanakan untuk mengamati siswa ketika mengikuti pembelajaran

matematika sifat-sifat bangun ruang dengan CTL. Observasi juga dilakukan untuk

mengamati guru yang mengajar dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual

dalam pembelajaran matematika. Tahapan ini dilaksanakan pada proses pembelajaran

matematika materi sifat-sifat bangun ruang atau pada tahap pelaksanaan tindakan.

Observasi diarahkan pada poin-poin yang telah ditentukan dalam indikator.

Page 50: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

1 ) Indikator keberhasilan guru yang ingin dicapai adalah :

a) Penampilan guru di depan kelas

b) Kemampuan guru dalam membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

sesuai dengan model pembelajaran CTL

c) Kemampuan guru bertanya kepada siswa untuk memancing siswa

menemukan jawabannya sendiri

d) Kemampuan guru menghadirkan model atau media pembelajaran

e) Kemampuan guru membimbing siswa selama proses penemuan

f) Kemampuan guru menciptakan iklim masyarakat di dalam kelas

g) Kemampuan guru melakukan penilaian nyata dalam pembelajaran

matematika

h) Kemampuan guru mengadakan refleksi di akhir proses pembelajaran

i) Kemampuan guru mengembangkan pemikiran siswa untuk mengkonstruksi

sendiri pengetahuannya

j) Waktu yang diperlukan guru

k) Kemampuan guru dalam menggunakan alat / media pembelajaran

2 ) Indikator indikator keberhasilan siswa yang ingin dicapai adalah :

a) Peningkatan pemahaman konsep siswa tentang sifat bangun ruang

b) Kerjasama siswa selama diskusi kelompok

c) Keaktifan siswa selama proses pembelajaran matematika

d) Perhatian siswa selama proses pembelajaran matematika

e) Kemampuan siswa untuk menggunakan media pembelajaran

f) Hasil diskusi kelompok siswa

Berdasarkan lembar observasi guru siklus 1 lampiran 18, selama 2 kali

pertemuan diperoleh hasil observasi bahwa guru telah menyiapkan rencana

pelaksanaan pembelajaran dengan baik dan sesuai dengan model pembelajaran CTL.

Selain itu guru juga telah menghadirkan media / model pembelajaran pada proses

pembelajaran. Akan tetapi media yang guru hadirkan kurang dapat siswa gunakan

dengan baik. Selama pembelajaran guru memberikan pertanyaan yang mampu

memancing siswa menemukan jawabannya sendiri. Selama kegiatan diskusi dan

pengamatan untuk menemukan sifat-sifat bangun ruang guru telah membimbing

Page 51: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

siswa. Penampilan guru selama pembelajaran matematika sudah baik. Hal itu dapat

dilihat dari sikap selama mengajar maupun dalam penyampaian materi pelajaran.

Guru juga telah mengkontruksi pengetahuan siswa melalui kegiatan pemecahan

masalah maupun penemuan sifat-sifat bangun ruang. Diakhir pembelajaran

matematika guru telah melakukan refleksi. Guru juga melakukan penilaian nyata pada

pembelajaran matematika. Selama pembelajaran guru juga telah memberikan

kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dimengerti.

Akan tetapi ada beberapa hal yang masih kurang seperti pengelolaan waktu

pada langkah-langkah pembelajaran yang kurang ditaati oleh guru. Guru juga kurang

dapat menciptakan iklim masyarakat belajar di dalam kelas yang disebabkan dalam

pembagian kelompok diskusi, guru memberikan kebebasan siswa memilih anggota

kelompok sehingga kelompok siswa bersifat homogen baik kemampuan maupun jenis

kelamin siswa. Guru kelas juga kurang memberikan kesempatan siswanya untuk

menyampaikan hasil diskusinya maupun untuk mengambil kesimpulan dari materi

yang dipelajari.

Berdasarkan lembar observasi siswa siklus I lampiran 16 diperoleh data

bahwa selama pembelajaran matematika siswa sudah cukup aktif mengikuti

pembelajaran matematika. Hal itu dapat diketahui dari adanya beberapa siswa yang

menyampaikan pertanyaan saat pembelajaran matematika berlangsung. Akan tetapi

masih ada beberapa siswa yang kurang aktif selama kegiatan diskusi kelompok.

Kerjasama siswa selama kegiatan diskusi kelompok juga masih kurang. Hal ini

disebabkan kemampuan siswa dalam kelompok yang tidak seimbang atau kelompok

diskusi siswa bersifat homogen. Perhatian siswa selama proses pembelajaran

matematika sudah cukup baik, walaupun masih ditemukan beberapa siswa yang ramai

kurang memperhatikan pembelajarn matematika. Pada saat menggunakan media

pembelajaran, ada siswa yang kurang mampu menggunakannya dengan baik.

Keberanian siswa dalam menyampaikan hasil diskusinya ke depan kelas juga masih

kurang. Hasil dari diskusi kelompok siswa juga sudah cukup baik.

Page 52: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

d. Tahap Analisis dan Refleksi

Pada tahap ini peneliti, kepala sekolah, dan observer menganalisis kegiatan

pembelajaran matematika dengan Model Pembelajaran CTL pada siklus I yang

dilakukan oleh guru. Pada kegiatan analisis ditemukan beberapa kekurangan

diantaranya sebagai berikut :

Guru belum melaksanakan alokasi waktu kegiatan pembelajaran dengan

baik. maka untuk perbaikannya guru harus lebih menaati alokasi waktu yang telah

ditentukan pada rencana pelaksanaan pembelajaran matematika agar pembelajaran

matematika berjalan lebih efektif.

Media pembelajaran yang guru gunakan belum maksimal. Hal itu dapat

diketahui dengan ditemukannya siswa yang kesulitan dalam menggunakan media

tersebut. Yang akhirnya membuat siswa kurang memperhatikan dan ramai sendiri

selama proses pembelajaran. Maka upaya perbaikannya adalah dengan menggunakan

media pembelajaran lebih menarik yang dapat siswa coba / gunakan secara langsung

dan tentu saja mudah digunakan.

Guru kurang mampu menciptakan iklim masyarakat belajar yang baik. Selain

itu juga ditemukan beberapa siswa yang kurang aktif saat proses pembelajaran

khususnya saat kegiatan diskusi kelompok. Kerjasama siswa dalam kelompokpun

juga masih kurang. Maka upaya perbaikan yang dilakukan adalah dengan membagi

siswa menjadi kelompok yang heterogen baik kemampuan maupun jenis kelamin

siswa dan juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dengan cara

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan hasil diskusinya ke

depan kelas dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengambil kesimpulan

dari materi yang telah dipelajari.

Berdasarkan hasil observasi siswa pada siklus I diperoleh kesimpulan bahwa

tingkah laku dan sikap siswa cukup baik dalam mengikuti proses pembelajaran

matematika materi sifat-sifat bangun ruang. Sedangkan untuk hasil observasi

terhadap guru pada siklus I diperoleh kesimpulan bahwa guru sudah baik dalam

melaksanakan pembelajaran matematika materi sifat-sifat bangun ruang

menggunakan model pembelajaran CTL. Hasil tes siswa materi sifat-sifat bangun

ruang pada siklus I diketahui bahwa siswa kelas V SD Negeri Ngabeyan 02 yang

Page 53: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

mendapat nilai kurang dari KKM 70 sebanyak 7 siswa atau 38,9 %. Sedangkan siswa

yang telah mencapai ketuntasan sebanyak 11 siswa atau 61,1 %.

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa hasil tes siswa belum

mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan. Sehingga peneliti akan melanjutkan

upaya perbaikan ke siklus II.

2 . Siklus Kedua ( Siklus II )

Rancangan pada siklus II ini merupakan tindakan yang diambil dari hasil

yang telah dicapai pada siklus I sebagai usaha perbaikan.

a. Perencanaan

Peneliti merancang tindakan yang akan dilaksanakan dalam proses penelitian

selanjutnya. Rancangan kegiatan dalam siklus II ini meliputi pembuatan rencana

pelaksanaan pembelajaran dengan materi pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang

menggunakan Model Pembelajaran CTL yang lebih bervariasi dari siklus yang

sebelumnya. Tahap perencanaan siklus II meliputi sebagai berikut :

Pada siklus II guru akan lebih menaati alokasi waktu yang telah ditentukan

pada rencana pelaksanaan pembelajaran matematika agar pembelajaran matematika

berjalan lebih efektif.

Guru akan menghadirkan media pembelajaran lebih menarik yang dapat

siswa coba / gunakan secara langsung dan tentu saja mudah digunakan agar siswa

tidak kesulitan dalam menggunakan media tersebut dan membuat siswa lebih

memperhatikan dan tidak ramai sendiri selama proses pembelajaran matematika

berlangsung.

Guru akan membagi siswa menjadi kelompok yang heterogen baik

kemampuan maupun jenis kelamin siswa dan memberikan kesempatan siswa untuk

menyampaikan hasil diskusinya maupun mengambil kesimpulan dari materi

pembelajaran agar tercipta iklim masyarakat belajar yang lebih baik dan membuat

siswa untuk lebih aktif dan bekerjasama selama proses pembelajaran matematika

ataupun pada saat diskusi kelompok.

Page 54: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP mata

pelajaran matematika dengan KD mengidentifikasi sifat sifat bangun ruang yang

ditulis dalam model pembelajaran CTL / kontekstual.

a) Pertemuan Pertama

Pada pertemuan pertama dimulai dari tahap pra KBM yakni memberi salam,

berdoa, dan mengabsen siswa. Selanjutnya adalah tahap kegiatan awal yang dimulai

dengan memberikan motivasi kepada siswa agar bersungguh-sungguh serta siap

menerima materi pembelajaran matematika. Setelah itu guru memberikan apersepsi

sifat bangun ruan

Pada tahap kegiatan Inti yakni tahapan eksplorasi guru menunjukkan gambar

bangun ruang limas dan jenis-jenisnya serta tanya jawab dengan siswa mengenai

bangun ruang limas. Guru menjelaskan sifat yang dimiliki bangun ruang yakni sisi,

rusuk, dan titik sudut. Selanjutnya pada tahapan elaborasi, guru membagi siswa

menjadi 3 kelompok yang heterogen. Lalu guru menunjukkan model bangun ruang

limas dan membagikan model limas tersebut kepada kelompok. Guru membagikan

potongan lidi dan steroform kepada tiap kelompok dan membimbing tiap kelompok

siswa untuk merangkai lidi dan steroform tersebut agar menjadi bentuk limas.

Selanjutnya guru membagikan lembar diskusi kepada tiap kelompok dan menugasi

siswa untuk mengidentifikasi sifat-sifat yang dimiliki limas. Guru membimbing siswa

selama siswa mengamati dan diskusi untuk menemukan sifat yang dimiliki limas.

Setelah itu guru menugasi tiap kelompok siswa untuk menggambar bangun ruang

limas. Kemudian guru membagikan berbagai model bangun ruang dan menugasi tiap

kelompok siswa untuk memilih bangun ruang mana yang berbentuk limas.

Selanjutnya pada tahap konfirmasi, guru memberikan kesempatan kepada tiap

kelompok siswa untuk menyampaikan hasil pengamatan dan diskusinya. Kemudian

guru memberikan tanggapan mengenai hasil pengamatan dan diskusi yang

disampaikan tiap kelompok siswa. Guru juga memberikan kesempatan kepada siswa

Page 55: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

lain untuk memberikan tanggapan. Lalu guru memberikan pemantapan tentang hasil

pengamatan dan diskusi.

Pada tahap kegiatan akhir, guru membimbing siswa untuk mengambil

kesimpulan dari materi sifat-sifat bangun ruang limas yang telah dipelajari. Setelah

itu guru memberikan soal-soal latihan tentang materi sifat bangun ruang limas.

Setelah siswa selesai mengerjakan, guru mengumpulkan hasil pekerjaan siswa.

b) Pertemuan ke dua

Pada pertemuan ke dua di siklus II ini dimulai dengan kegiatan pra KBM

yakni memberi salam, berdoa, dan mengabsen siswa. Selanjutnya adalah tahap

kegiatan awal yang diawali dengan memberikan motivasi kepada siswa agar siswa

siap menerima materi pembelajaran serta bersungguh-sungguh mengikuti

pembelajaran matematika. Kemudian guru memberikan apersepsi kepada siswa

-sifat ya

guru memberikan acuan bahwa hari ini siswa akan mempelajari sifat-sifat bangun

ruang kerucut.

Pada tahap kegiatan Inti tahapan kegiatan eksplorasi, guru menunjukkan

gambar bangun ruang kerucut. Guru tanya jawab dengan siswa tentang bangun ruang

kerucut. Guru juga memberikan penjelasan tentang berbagai benda yang berbentuk

kerucut. Selanjutnya pada tahapan kegiatan elaborasi, guru membagi siswa menjadi 3

kelompok yang heterogen. Kemudian guru menunjukkan model bangun ruang

kerucut dan membagikan model bangun ruang kerucut kepada tiap kelompok. Setelah

itu guru membagikan potongan jaring-jaring kerucut dari karton warna kepada tiap

kelompok. Guru menugasi tiap kelompok siswa untuk mengamati model kerucut

kemudian membimbing siswa untuk membentuk karton tersebut agar menjadi sebuah

bangun ruang kerucut. Lalu guru membagikan lembar diskusi kepada tiap kelompok

dan menugasi tiap kelompok siswa untuk mengidentifikasi sifat yang dimiliki kerucut

seperti jumlah sisinya, jumlah rusuknya, titik sudutnya, bentuk sisinya, dan bentuk

alasnya. Selanjutnya guru menugasi tiap kelompok siswa untuk menggambar kerucut.

Lalu guru membagikan berbagai model bangun ruang dan menugasi siswa untuk

memilih bangun ruang yang berbentuk kerucut. Setelah itu pada tahapan kegiatan

Page 56: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

konfirmasi, guru memberikan kesempatan kepada tiap kelompok siswa untuk

menyampaikan hasil pengamatan dan diskusinya ke depan kelas. Guru memberikan

tanggapan terhadap hasil pengamatan dan diskusi yang disampaikan tiap kelompok

siswa. Guru juga memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk menanggapi hasil

pengamatan dan diskusi kelompok yang disampaikan. Lalu guru memberikan

pemantapan terhadap hasil pengamatan dan diskusi siswa.

Pada tahap kegiatan akhir, guru membimbing siswa untuk mengambil

kesimpulan dari materi sifat bangun ruang kerucut yang telah dipelajari. Lalu guru

memberikan soal-soal latihan tentang materi sifat bangun ruang kerucut. Setelah

siswa selesai mengerjakan soal latihan, guru mengumpulkan pekerjaan siswa.

c. Tahap Observasi

Tahap ini dilakukan pada proses pembelajaran matematika atau pada tahap

pelaksanaan tindakan. Pengamatan pelaksanaan pembelajaran matematika dilakukan

secara kolaboratif antara guru kelas dan observer dengan menggunakan instrumen

pengamatan. Selama melaksanakan tindakan, guru melakukan pengamatan terhadap

siswa selama mengikuti pembelajaran matematika materi sifat-sifat bangun ruang.

Observasi juga dilakukan terhadap guru pada saat melaksanakan pembelajaran

matematika dengan menerapkan model pembelajaran CTL. Berdasarkan hasil

pengamatan terhadap proses pembelajaran pemahaman konsep sifat-sifat bangun

ruang, diperoleh hasil sebagai berikut :

Guru telah menaati alokasi waktu mengajar sehingga pembelajaran

matematika materi sifat-sifat bangun ruang berjalan lebih efesien. Guru telah mampu

menciptakan iklim masyarakat belajar yang baik. Hal itu dapat diketahui dari siswa

yang aktif selama pembelajaran matematika berlangsung khususnya selama diskusi

kelompok. Guru telah menghadirkan media pembelajaran yang dapat digunakan

dengan mudah oleh siswa. Hal tersebut akhirnya membuat siswa lebih

memperhatikan dan tidak ramai saat pembelajaran matematika berlangsung.

Page 57: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

d. Refleksi

Pada tahap ini peneliti, observer, dan kepala sekolah menganalisis kegiatan

pembelajaran matematika materi sifat-sifat bangun ruang dengan model pembelajaran

CTL pada siklus II. Refleksi ini dilakukan untuk mengetahui keberhasilan pencapaian

tujuan yang didasarkan pada indikator kinerja. Jika tingkat keberhasilan telah

mencapai indikator kinerja yang ditentukan maka penelitian ini akan dihentikan

sampai siklus II.

Berdasarkan hasil observasi siswa pada siklus II diketahui bahwa tingkah

laku dan sikap siswa baik selama mengikuti pembelajaran matematika materi sifat-

sifat bangun ruang. Sedangkan hasil observasi guru pada siklus II menunjukkan

bahwa guru baik sekali dalam melaksanakan pembelajaran matematika materi sifat-

sifat bangun ruang menggunakan model pembelajaran CTL. Hasil tes siswa materi

sifat-sifat bangun ruang pada siklus II diketahui bahwa siswa kelas V SD Negeri

Ngabeyan 02 yang memperoleh nilai di bawah KKM 70 sebanyak 3 siswa atau

16,7%. Sedangkan 15 siswa lainnya atau 83,3% telah mencapai ketuntasan.

Karena prosentase ketuntasan tes siswa telah mencapai indikator kinerja yang

telah ditentukan yakni 70% siswa memperoleh nilai di atas 70 maka penelitian ini

dihentikan.

Page 58: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Ngabeyan 02

Brontowiryan Kartasura Sukoharjo. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester

genap Tahun Pelajaran 2010/2011. Fasilitas yang tersedia di sekolah ini kurang

memadai. Berbagai jenis alat peraga untuk berbagai mata pelajaran yang tersedia

kurang lengkap. Sedangkan alat peraga yang telah ada tidak terawat dengan baik. Di

dalam ruang kelas juga terdapat alat peraga namun alat peraga tersebut tidak

dimanfaatkan oleh guru dengan baik dalam proses pembelajaran. Selain itu juga tidak

tersedianya ruangan praktikum yang mendukung dalam pembelajaran.

Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Ngabeyan 02. Pemilihan

tempat tersebut didasarkan pada pertimbangan: Pertama, sekolah tersebut belum

pernah digunakan sebagai objek penelitian yang serupa sehingga terhindar dari

kemungkinan penelitian ulang. Kedua, berdasarkan hasil observasi peneliti di

lapangan terdapat permasalahan dalam pembelajaran matematika khususnya pada

materi pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang .

Karakter siswa-siswi kelas V tempat penelitian tidak jauh berbeda

dengan kelas lain. Kebanyakan siswa menganggap matematika sebagai suatu mata

pelajaran sulit dan rumit. Siswa juga menggap matematika sebagai mata pelajaran

yang serius dan tidak menyenangkan. Belum lagi dengan model pembelajaran yang

diterapkan oleh guru. Guru hanya menggunakan model pembelajaran konvensional.

Berbagai hal tersebut akhirnya menyebabkan rendahnya pemahaman konsep sifat-

sifat bangun ruang siswa pada mata pelajaran Matematika. Untuk mengatasi hal

tersebut peneliti mengadakan penelitian di kelas V SD Negeri Ngabeyan 02. Peneliti

menggunakan Model Pembelajaran CTL yang dapat meningkatkan pemahaman

konsep sifat-sifat bangun ruang siswa kelas V SD Negeri Ngabeyan 02.

Page 59: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Dengan penelitian ini diharapkan siswa Sekolah Dasar Negeri Ngabeyan 02

lebih tertarik untuk belajar Matematika, sehingga pemahaman konsep sifat-sifat

bangun ruang siswa kelas V dapat meningkat.

2. Deskripsi Hasil Penelitian

a. Deskripsi Data Awal

Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan

kegiatan observasi pada siswa kelas V SD Negeri Ngabeyan 02 , tahun pelajaran

2010/2011 pada materi sifat-sifat bangun ruang. Data awal ini berupa nilai-nilai siswa

pada materi bangun ruang sederhana ( balok dan kubus ) yang sebelumnya telah

dipelajari siswa saat semester I.

Berdasarkan hasil observasi sebelum melakukan tindakan, masih terdapat

permasalahan yang ditemui pada diri guru maupun siswa, antara lain:

1) Model pembelajaran yang digunakan Guru

Guru masih menggunakan pembelajaran konvensional dalam proses

pembelajaran matematika sehingga pembelajaran tidak berjalan dengan maksimal.

Proses pembelajaran hanya berpusat pada guru sedangkan para siswa hanya pasif dan

duduk diam selama proses pembelajaran matematika berlangsung. Sepanjang proses

pembelajaran, guru hanya berceramah saja. Siswa tidak diberikan kesempatan untuk

terlibat secara aktif dalam pembelajaran matematika.

Hal ini semakin diperparah dengan tidak digunakannya media pembelajaran

selama proses pembelajaran matematika berlangsung. Guru hanya memberikan

gambaran materi secara abstrak. Selama proses pembelajaran tidak ada siswa yang

bertanya tentang materi yang diajarkan. Berbagai hal tersebut akhirnya menyebabkan

pemahaman konsep siswa tentang materi sifat-sifat bangun ruang menjadi rendah.

2) Permasalahan yang ditemui pada diri siswa

Siswa kelas V SD Negeri Ngabeyan 02 kurang menyukai mata pelajaran

matematika. Mereka beranggapan bahwa pembelajaran matematika terkesan kaku,

rumit, dan sulit dipahami. Mereka menganggap pembelajaran matematika

berlangsung dengan sangat serius. Selama proses pembelajaran matematikapun siswa

terlihat bosan dan bermalas-malasan mengikutinya. Ditambah lagi selama

Page 60: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

pembelajaran berlangsung siswa tidak diberikan kesempatan untuk mencoba atau

menemukan berbagai hal yang berkaitan dengan materi bangun ruang ini.

Siswa lebih memilih untuk diam selama proses pembelajaran matematika

berlangsung. Mereka cenderung pasif selama pembelajaran matematika. Siswa tidak

berusaha bertanya tentang kesulitan yang mereka alami. Hal tersebut akhirnya

menyebabkan siswa mengalami kesulitan saat mengerjakan soal ulangan dengan

materi sifat bangun ruang yang diberikan guru. Dengan kata lain pemahaman konsep

siswa tentang sifat-sifat bangun ruang masih rendah. Rendahnya pemahaman konsep

siswa tentang sifat-sifat bangun ruang tersebut menyebabkan rendahnya nilai tes yang

diperoleh siswa. Dari 18 siswa kelas V, hanya 2 orang siswa atau 11,1 % yang

mampu mencapai KKM yakni memperoleh nilai 70 dan 74. Sedangkan 16 siswa

kelas lainnya atau 88,9 % memperoleh nilai di bawah KKM. Rata-rata kelas yang

didapatkan hanya 47,2.

Fakta hasil observasi tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas

V SD Negeri Ngabeyan 02 mendapatkan nilai di bawah KKM pada materi sifat-sifat

bangun ruang. Kondisi seperti tersebut tentunya tidak bisa dibiarkan berlarut larut.

Maka berbagai upaya dilakukan guna meningkatkan pemahaman konsep sifat-

sifat bangun ruang. Salah satunya adalah dengan menggunakan Model Pembelajaran

CTL. Dengan demikian pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang kelas V SD

Negeri Ngabeyan 02 dapat ditingkatkan. Berdasarkan lampiran 20 halaman 128 data

awal nilai tes tersebut disajikan dalam tabel 2 :

Page 61: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Tabel 2. Frekuensi Data Nilai Tes Siswa sebelum Tindakan

No Rentang Nilai Frekuensi Prosentase

1 24 34 1 5,6 %

2 35 45 8 44,4 %

3 46 56 6 33,3 %

4 57 67 1 5,6 %

5 68 78 2 11,1%

Jumlah 18 100 %

Berdasarkan tabel 2. maka dapat digambarkan pada grafik gambar 3 :

Gambar 3. Grafik Nilai Tes Siswa sebelum Tindakan

Berdasarkan data nilai di atas dapat dilihat bahwa sebelum dilaksanakan

tindakan, siswa kelas V SD Negeri Ngabeyan 02 banyak yang memperoleh di bawah

batas nilai KKM. Data ketuntasan belajar pada kondisi awal dapat diketahui pada tabel

3:

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

0-23 24 34 35 45 46 56 57 67 68 78

Frek

uens

i

Rentang Nilai

Page 62: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Tabel 3. Ketuntasan Hasil Tes Siswa sebelum Tindakan

No

Ketuntasan

Jumlah Siswa

Data awal

Jumlah Persen

1 Tuntas 2 11, 1 %

2 Tidak Tuntas 16 88, 9 %

Jumlah 18 100 %

Berdasarkan tabel 3 maka dapat digambarkan pada grafik gambar 4 :

Gambar 4. Grafik Ketuntasan Nilai Tes Siswa sebelum Tindakan

Berdasarkan data nilai di atas dapat dilihat bahwa sebelum dilaksanakan �ndakan,

siswa kelas V SD Negeri Ngabeyan 02 sebanyak 18 siswa hanya 2 siswa atau 11,1 % yang

memperoleh nilai di atas batas nilai KKM. Sebanyak 16 siswa atau 89,9 % memperoleh nilai di

bawah batas nilai KKM yaitu 70.

Hasil rata-rata nilai data awal sebelum dilakukan �ndakan dapat ditunjukkan dalam

tabel 4:

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Tuntas Tidak Tuntas

Prosentase

Ketuntasan

Page 63: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Tabel 4. Hasil rata-rata nilai tes siswa sebelum dilakukan 團ndakan

No Keterangan Data awal

1 Nilai terendah 28

2 Nilai tertinggi 74

3 Rata-rata nilai 47,2

4 Siswa belajar tuntas 11,1 %

Untuk memperjelas hasil rata-rata data awal sebelum dilakukan �ndakan dapat

digambarkan dalam grafik gambar 5 :

Gambar 5. Grafik Nilai Rata-rata Nilai Tes Siswa sebelum Tindakan

Analisis hasil evaluasi dari data awal sebelum dilakukan �ndakan kepada siswa

diperoleh nilai rata-rata kemampuan siswa menjawab soal dengan benar masih di bawah

rata-rata nilai yang diinginkan dari pihak guru atau peneli�, dan sekolah yaitu sebesar 70.

Sedangkan besarnya persentase siswa tuntas pada materi pemahaman konsep sifat-sifat

bangun ruang 11,1 % saja, dari pihak peneli� ketuntasan siswa diharapkan mencapai lebih

dari 70%. Dari hasil analisis data awal tersebut, maka dilakukan �ndakan lanjutan untuk

meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-Rata

Nilai

Page 64: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Dari hasil data awal pada tabel di atas dapat disimpulkan sementara bahwa

pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang oleh siswa kelas V SD Negeri Ngabeyan 02 masih

rendah. Adanya nilai tes siswa yang masih kurang dari yang diharapkan memberikan indikasi

bahwa siswa masih belum begitu paham pada beberapa indikator belajar pemahaman

konsep sifat-sifat bangun ruang. Maka peneli� mengadakan konsultasi dengan dewan guru

untuk melaksanakan pembelajaran konsep sifat-sifat bangun ruang melalui Model

Pembelajaran CTL.

b. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan

Deskripsi data pelaksanaan tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini

terdiri dari deskripsi tindakan siklus I dan deskripsi tindakan siklus II, setiap siklus

terdiri dari 2 kali pertemuan, masing-masing terdiri atas 4 tahapan yaitu, (1)

perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan (4) refleksi

tindakan.

1) Deskripsi Tindakan Siklus I

Penerapan pembelajaran konsep sifat-sifat bangun ruang pada siklus I dengan

menggunakan model pembelajaran CTL sebagai berikut:

a) Perencanaan Tindakan Siklus I

Dalam perencanaan awal guru menyusun skenario pembelajaran yang sesuai

dengan model pembelajaran CTL dan membuat media pembelajaran dengan

menggunakan kertas karton berwarna yang dibentuk menjadi bangun ruang prisma

(balok, kubus, prisma segitiga) dan tabung. Di samping itu disiapkan pula alat

evaluasi untuk mengetahui keberhasilan siswa.

Kegiatan perencanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal

16 April 2011 sampai dengan hari Selasa tanggal 19 April 2011. Peneliti dan observer

mendiskripsikan rancangan tindakan yang akan dilaksanakan. Peneliti

mengungkapkan bahwa siswa mempunyai permasalahan dalam konsep sifat-sifat

bangun ruang sehingga diperlukan suatu model pembelajaran yang mampu

mendorong siswa untuk meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang.

Page 65: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Selanjutnya disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I akan

dilaksanakan selama dua kali pertemuan yakni pada hari Rabu tanggal 20 April 2011

dan Sabtu tanggal 23 April 2011.

Kegiatan perencanaan tindakan kelas pada siklus I dapat dideskripsikan

sebagai berikut:

a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Guru kelas dan observer merencanakan implementasi tindakan perbaikan

pembelajaran konsep sifat-sifat bangun ruang dalam siklus I yang dirancang dalam

dua kali pertemuan, dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Rancangan pelaksanaan

pembelajaran mencakup penentuan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator,

tujuan pembelajaran, dampak pengiring, materi pembelajaran, metode pembelajaran,

media pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan sistem penilaian.

Langkah-langkah pembelajaran pada siklus I mencakup kegiatan-kegiatan

sebagai berikut:

Pada tahap pra KBM ini guru memulai dengan berdoa menurut agama

masing-masing. Selanjutnya adalah mengabsen siswa. Pada kegiatan awal guru

memotivasi siswa agar siswa siap untuk menerima materi pembelajaran. Selanjutnya

guru melakukan apersepsi terhadap siswa dengan cara memberikan pertanyaan. Guru

bertanya tentang benda apa saja yang siswa temukan di dalam kelas. Selanjutnya guru

bertanya apakah siswa masih mengingat materi tentang bangun ruang saat semester

pertama.

Pada kegiatan inti tahap eksplorasi guru melakukan tanya jawab dengan

siswa tentang berbagai macam bangun ruang. Guru menunjukkan berbagai macam

gambar bangun ruang. Selain itu guru juga memberikan penjelasan tentang bagian /

sifat yang dimiliki bangun ruang yakni sisi, rusuk, dan titik sudut. Selanjutnya guru

membagi siswa menjadi 3 kelompok (dalam membagi kelompok guru memberikan

kebebasan untuk memilih anggota kelompok). Setiap kelompok mendapatkan tugas

yang sama. Guru membagikan model bangun ruang (pertemuan ke-1 prisma dan

pertemuan ke-2 tabung) dari bahan karton kepada tiap kelompok. Guru juga

Page 66: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

membagikan lembar diskusi kepada tiap kelompok. Guru menugasi tiap kelompok

siswa untuk mengidentifikasi sifat-sifat yang dimiliki oleh bangun ruang prisma.

Guru membimbing tiap kelompok siswa selama proses diskusi. Selanjutnya pada

tahap elaborasi guru membagikan berbagai macam model bangun ruang kepada tiap

kelompok dan membimbing tiap kelompok siswa untuk memilih bangun ruang yang

termasuk prisma. Setelah itu guru menugasi tiap kelompok untuk menggambar

bangun ruang (pertemuan ke-1 prisma dan pertemuan ke-2 tabung) berdasarkan

model bangun ruang prisma yang dibagikan kepada tiap kelompok. Selanjutnya pada

tahap konfirmasi tiap kelompok siswa dibimbing untuk menyampaikan hasil kegiatan

diskusi di depan kelas. Guru juga memberikan pemantapan terhadap hasil diskusi

siswa.

Pada tahapan kegiatan akhir guru menanyakan tentang kesulitan yang

dialami siswa. Guru juga mengambil kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.

Selanjutnya guru mengadakan evaluasi dengan memberikan soal tes dengan materi

sifat-sifat bangun ruang prisma. Sebagai tindak lanjut, guru memberikan pekerjaan

rumah kepada siswa.

b) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung

Fasilitas yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran yaitu

ruang kelas yang dipergunakan tidak didesain secara khusus namun khusus saat

diskusi kelas maka desain ruangan diubah karena siswa dibuat berkelompok.

Beberapa model bangun ruang prisma dan tabung dari karton, media gambar

bangun ruang dan juga berbagai bentuk model bangun ruang lainnya seperti limas

dan kerucut juga turut disiapkan guna mempermudah siswa mendapatkan gambaran

secara konkret tentang materi sifat-sifat bangun ruang.

c) Menyiapkan lembar pengamatan dan lembar penilaian

Lembar pengamatan yang digunakan untuk merekam segala aktifitas siswa

selama pelaksanaan pembelajaran berupa blangko pengamatan yang mencakup

kegiatan siswa dan juga kegiatan guru. Lembar pengamatan untuk siswa meliputi

bagaimana keaktifitas siswa selama proses pembelajaran, kerjasama siswa selama

proses pembelajaran dan juga ketepatan jawaban hasil diskusi siswa. Lembar

pengamatan untuk guru meliputi penampilan guru di depan kelas, kemampuan guru

Page 67: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

membuat RPP yang sesuai dengan model pembelajaran CTL, kemampuan guru dalam

bertanya kepada siswa untuk memancing siswa menemukan jawabannya sendiri,

kemampuan guru menghadirkan model / media pembelajaran, kemampuan guru

dalam membimbing siswa dalam proses inkuiri/penemuan, kemampuan guru

menciptakan iklim masyarakat belajar di dalam kelas, kemampuan guru

mengembangkan pemikiran siswa untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuannya,

kemampuan guru dalam mengadakan refleksi di akhir proses pembelajaran, dan

kemampuan guru dalam melalukan penilaian nyata dalam pembelajaran matematika,

waktu yang diperlukan guru, dan kemampuan guru dalam menggunakan alat / media

pembelajaran.

b) Pelaksanaan Siklus I

Dalam tahapan ini guru melaksanakan pembelajaran Matematika melalui

Model Pembelajaran CTL sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang

telah disusun. Pembelajaran yang telah disusun pada siklus I dengan menggunakan

Model Pembelajaran CTL sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang

telah disusun ini dilaksanakan dalam dua kali pertemuan.

(1) Pertemuan Pertama

Pada pertemuan pertama ini dimulai dengan berdoa menurut agama masing-

masing dan mengabsen kehadiran siswa. Selanjutnya guru memotivasi siswa agar

siswa siap menerima materi pembelajaran matematika. Guru bertanya kepada siswa,

Pada tahapan kegiatan inti tahap eksplorasi guru melakukan tanya jawab

dengan siswa tentang macam-macam bangun ruang. Guru juga menunjukkan

berbagai gambar bangun ruang. Lalu guru memberikan penjelasan tentang

bagian/sifat yang dimiliki oleh bangun ruang seperti sisi, rusuk, dan titik sudut.

Selanjutnya guru membagi siswa menjadi 3 kelompok dan pembagian kelompok

diserahkan kepada siswa (kelompok siswanya homogen). Lalu guru membagikan

model bangun ruang prisma (balok, kubus, prisma segitiga) yang terbuat dari karton

beserta potongan kertas kecil kepada tiap kelompok. Guru menugasi tiap kelompok

Page 68: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

siswa untuk mengamati model tersebut. Guru membimbing siswa untuk memberikan

nama untuk model bangun ruang tersebut. Misalnya kubus ABCDEFGH kemudian

menyuruh siswa untuk menulisi potongan kertas kecil tersebut dengan nama yang

diberikan. Selanjutnya potongan kertas tersebut ditempelkan pada setiap sudut dari

bangun ruang. Setelah itu tiap kelompok siswa dibimbing untuk diskusi

mengidentifikasi sifat yang dimiliki bangun ruang tersebut, misalnya jumlah sisi,

jumlah rusuk, jumlah titik sudutnya, bentuk sisinya, bentuk alasnya, serta

menunjukkan sisi, rusuk, dan titik sudutnya berdasarkan nama huruf yang telah siswa

tempelkan di setiap sudutnya. Guru membimbing tiap kelompok siswa selama proses

diskusi. pada tahap elaborasi guru membagikan berbagai model bangun ruang dari

karton dan menugasi siswa untuk memilih model bangun ruang yang termasuk

bangun ruang prisma. Selanjutnya guru menugasi tiap kelompok siswa untuk

menggambar prisma. Kemudian pada tahap konfirmasi guru meminta salah satu

kelompok untuk maju ke depan kelas menyampaikan hasil diskusi dan

pengamatannya. Guru menanggapi hasil diskusi yang siswa sampaikan ke depan

kelas.

Pada tahapan kegiatan akhir guru memberikan pemantapan tentang materi

sifat bangun ruang prisma yang telah dipelajari siswa. Guru juga menanyakan

kesulitan / ketidakjelasan yang dialami siswa. Selanjutnya guru mengambil

kesimpulan dari materi sifat bangun ruang prisma yang telah dipelajari. Setelah itu

guru memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk mengetahui seberapa besar

pemahaman yang siswa peroleh. Setelah siswa selesai mengerjakan soal evaluasi,

guru mengumpulkan hasil pekerjaan siswa. Sebagai tindak lanjut guru memberikan

pekerjaan rumah kepada siswa. Terakhir guru menutup pembelajaran dengan

memberikan pesan kepada siswa agar mengulangi materi tersebut di rumah dan

memberikan salam.

(2) Pertemuan Kedua

Pada pertemuan kedua ini guru mengawali dengan berdoa bersama dan

mengabsen siswa. Pada tahapan kegiatan awal guru memberikan motivasi kepada

siswa agar siswa siap untuk menerima materi pembelajaran matematika. Selanjutnya

Page 69: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

-sifat yang dimiliki bangun

. Selanjutnya guru memberitahukan bahwa pada pertemuan kali ini

siswa akan mempelajari bangun ruang tabung.

Pada tahapan kegiatan inti tahap eksplorasi guru melakukan tanya jawab

mengenai bangun ruang tabung. Guru memberikan penjelasan tentang bangun ruang

tabung. Guru menunjukkan gambar bangun ruang tabung. Guru membagi siswa

menjadi 3 kelompok. Pembagian kelompok diserahkan kepada siswa atau siswa

memilih sendiri anggota kelompoknya (kemampuan siswa dalam kelompok

homogen). Selanjutnya guru membagikan model bangun ruang tabung dari karton

kepada tiap kelompok. Guru juga membagikan lembar diskusi kepada tiap kelompok.

Lalu guru menugasi tiap kelompok siswa untuk mengamati model bangun ruang

tabung dan berdiskusi mengidentifikasi sifat yang dimiliki bangun ruang tabung.

Yakni meliputi jumlah sisinya, jumlah rusuknya, ada tidaknya titik sudut, bentuk

sisinya, dan terbagi menjadi berapa bagiankah tabung tersebut. Guru membimbing

tiap kelompok siswa selama proses diskusi tersebut. Pada tahap elaborasi guru

membagikan berbagai bentuk model bangun ruang kepada tiap kelompok dan

menugasi tiap kelompok siswa untuk menentukan bangun ruang manakah yang

termasuk tabung. Kemudian guru membimbing tiap kelompok siswa untuk

menggambar bangun ruang tabung. Selanjutnya pada tahap konfirmasi guru meminta

salah satu kelompok siswa untuk menyampaikan diskusinya ke depan kelas. Guru

memberikan tanggapan atas hasil diskusi yang siswa sampaikan ke depan kelas.

Pada tahapan kegiatan akhir guru memberikan pemantapan tentang materi

sifat bangun ruang tabung yang telah dipelajari. Guru juga bertanya kepada siswa

tentang kesulitan / ketidakjelasan tentang materi sifat bangun ruang tabung. Setelah

itu guru mengambil kesimpulan dari materi sifat bangun ruang tabung. Selanjutnya

guru memberikan soal evaluasi tentang sifat bangun ruang tabung. Setelah siswa

selesai mengerjakan soal evaluasi, guru mengumpulkan soal evaluasi pekerjaan

siswa. Sebagai tindak lanjut guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa.

Terakhir guru berpesan kepada siswa untuk mengulangi materi tersebut di rumah dan

guru menutup pembelajaran dengan memberikan salam.

Page 70: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

c) Observasi

Pengamatan pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara kolaboratif antara

guru kelas dan observer dengan siswa. Selama melaksanakan tindakan, guru

melakukan pengamatan tingkah laku dan sikap siswa selama mengikuti pembelajaran

konsep sifat-sifat bangun ruang, serta meminta teman sejawat sebagai observer untuk

mengamati guru dalam mengajar menggunakan model pembelajaran CTL.

(1) Hasil Observasi bagi Guru

Berdasarkan lembar observasi guru pada akhir siklus I lampiran 18 selama 2

kali pertemuan diperoleh data sebagai berikut :

(a) Penampilan guru di depan kelas amat baik

(b) Guru telah menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan amat baik

dan sesuai dengan model pembelajaran CTL

(c) Guru memberikan pertanyaan yang dapat memancing siswa untuk

menemukan jawabannya sendiri dengan baik

(d) Guru telah menghadirkan model atau alat selama proses pembelajaran

(e) Guru membimbing siswa selama proses penemuan

(f) Guru kurang dapat menciptakan iklim masyarakat belajar di dalam kelas

(g) Guru melakukan penilaian nyata pada pembelajaran matematika

(h) Guru memberikan refleksi diakhir proses pembelajaran

(i) Guru mengkonstruksi pengetahuan siswa melalui kegiatan pemecahan

masalah dan penemuan

(j) Pengelolaan waktu pada langkah-langkah pembelajaran kurang ditaati oleh

guru

(k) Guru menggunakan alat/model pembelajaran dengan amat baik

(l) Guru kurang memberikan kesempatan kepada tiap kelompok siswa untuk

menyampaikan hasil diskusinya

(2) Hasil Observasi bagi Siswa

Berdasarkan lembar observasi siswa pada akhir siklus I lampiraan 16 selama

2 kali pertemuan diperoleh data sebagai berikut:

(a) Kerjasama siswa selama proses diskusi kelompok cukup baik

Page 71: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

(b) Siswa cukup aktif dalam pembelajaran matematika hal itu dapat diketahui dari

adanya beberapa siswa yang bertanya pada saat pembelajaran matematika

berlangsung

(c) Perhatian siswa selama proses pembelajaran sudah baik walaupun masih ada

beberapa siswa yang kurang memperhatikan pada saat pembelajaran

matematika

(d) Beberapa siswa kurang mampu menggunakan media pembelajaran dengan

baik

(e) Hasil diskusi kelompok sudah baik

(f) Ada beberapa siswa yang kurang aktif selama proses pembelajaran khususnya

saat diskusi kelompok

d) Refleksi

Dari hasil penelitian pada siklus I, diketahui bahwa siswa kelas V di SD

Negeri Ngabeyan 02 yang mendapatkan nilai kurang dari KKM 70 sebanyak 7 siswa

atau 38,9 %. Sedangkan yang telah mencapai ketuntasan sebanyak 11 siswa atau 61,1

%.

Page 72: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Tabel 5. Frekuensi Data Nilai Siklus I Siswa Kelas V SD Negeri Ngabeyan 02

No Rentang Nilai Frekuensi Prosentase

1 35 45 2 11,1 %

2 46 56 2 11,1 %

3 57 67 3 16,7 %

4 68 78 1 5,6 %

5 79 89 3 16,7 %

6 90 100 7 38,9 %

Jumlah 18 100 %

Berdasarkan tabel 5. maka dapat digambarkan dalam grafik gambar 6 :

Gambar 6. Grafik Data Nilai siklus I siswa kelas V SD Negeri Ngabeyan 02

Data yang diperoleh dari penelitian siklus yang pertama dapat

dideskripsikan sebagai berikut:

(1) Siswa yang mendapatkan nilai pada interval 35 45 sebanyak 2 siswa,

(2) Siswa yang mendapatkan nilai pada interval 46 56 sebanyak 2 siswa,

(3) Siswa yang mendapatkan nilai pada interval 57 67 sebanyak 3 siswa,

(4) Siswa yang mendapatkan nilai pada interval 68 78 sebanyak 1 siswa,

(5) Siswa yang mendapatkan nilai pada interval 79 89 sebanyak 3 siswa,

0

1

2

3

4

5

6

7

8

0-35 35 45 46 56 57 67 68 78 79 89 90 100

Feku

ensi

Rentang Nilai

Page 73: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

(6) Siswa yang mendapatkan nilai pada interval 90 100 sebanyak 7 siswa,

Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 100

Berdasarkan data nilai di atas dapat dilihat bahwa siklus I, siswa kelas V SD Negeri

Ngabeyan 02 masih banyak yang memperoleh nilai tes di bawah batas nilai KKM yaitu 7 siswa

atau 38,9 % dari 18 siswa. Data ketuntasan belajar pada siklus I dapat diketahui pada tabel 6:

Tabel 6. Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Siklus I

No

Ketuntasan

Jumlah Siswa

Pra Siklus

Jumlah Persen

1 Tuntas 11 61,1 %

2 Tidak Tuntas 7 38,9 %

Jumlah 18 100 %

Berdasarkan tabel 6. maka dapat digambarkan pada grafik gambar 7 :

Gambar 7. Grafik Ketuntasan Nilai Tes Siswa pada Siklus I

Berdasarkan data nilai di atas, dapat dilihat bahwa pada siklus I siswa kelas V

SD Ngabeyan 02 sebanyak 18 siswa hanya 11 siswa atau 61,1 % yang memperoleh

nilai di atas atau sama dengan batas nilai KKM. Sebanyak 7 siswa atau 38,9 %

memperoleh nilai di bawah batas nilai KKM yaitu 70. Hasil rata-rata nilai data siklus I

dapat ditunjukkan dalam tabel 7 :

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

Tuntas Tidak Tuntas

Prosentase

Ketuntasan

Page 74: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Tabel 7. Hasil rata-rata nilai tes Siklus I

No Keterangan Data awal

1 Nilai terendah 37

2 Nilai tertinggi 100

3 Rata-rata nilai 75,7

4 Siswa belajar tuntas 11

Untuk memperjelas hasil rata-rata data data siklus I dapat digambarkan dalam

grafik gambar 8:

Gambar 8. Grafik Nilai Rata-rata pada Siklus I

Tabel 7. Perkembangan Pemahaman Konsep Sifat-sifat Bangun Ruang Siswa

pada Data Awal dan Tes Siklus I Siswa Kelas V SDN Ngabeyan 02

No Keterangan Data awal Siklus I

1 Nilai terendah 28 37

2 Nilai tertinggi 74 100

3 Rata-rata nilai 47,2 75,7

0

20

40

60

80

100

120

Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-Rata

Nilai

Nilai Siswa

Page 75: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

4 Siswa belajar tuntas 11,1 % 61,1 %

Dari hasil analisa data perkembangan pemahaman konsep sifat-sifat bangun

ruang siswa pada tes siklus I dapat disimpulkan bahwa prosentase hasil tes siswa

yang tuntas naik 50 % dengan nilai batas tuntas 70, siswa yang tuntas belajar di siklus

I sebesar 61,1 % , yang semula pada data awal hanya terdapat 11,1 % siswa mencapai

batas tuntas. Besarnya nilai terendah yang diperoleh siswa pada saat data awal

sebesar 28 dan pada siklus I menjadi 37. Untuk nilai tertinggi terdapat kenaikan dari

74 naik menjadi 100 dan nilai rata-rata kelas yang pada data awal sebesar 47,2 naik

pada tes siklus I menjadi 75,7. Ketuntasan yang diperoleh siswa belum sesuai dengan

ketuntasan yang diinginkan dari pihak guru atau peneliti dan sekolah yaitu dengan 70

% dari 18 siswa mencapai batas ketuntasan KKM yakni 70.

Dalam penelitian tindakan kelas siklus I masih banyak ditemukan

kekurangan-kekurangan, antara lain:

(a) Bagi Guru

(1) Guru belum melaksanakan alokasi waktu KBM dengan baik

(2) Media pembelajaran yang digunakan guru belum maksimal

(3) Guru dalam pembagian kelompok menyerahkan sepenuhnya pada siswa

sehingga kelompok siswa bersifat homogen berdasarkan kemampuannya

maupun jenis kelamin

(4) Guru kurang memberikan kesempatan kepada tiap kelompok siswa untuk

menyampaikan hasil diskusinya

(5) Guru kurang dapat menciptakan iklim masyarakat belajar di dalam kelas

(b) Bagi Siswa

(1) Masih ada beberapa siswa yang ramai dalam kelompok dan kurang

memperhatikan selama pembelajaran matematika

(2) Dalam kegiatan kelompok tidak semua siswa ikut aktif berperan

(3) Siswa sudah mulai aktif selama proses pembelajaran matematika, namun

masih perlu ditingkatkan lagi agar pemahaman konsep lebih maksimal

(4) Kerjasama siswa dalam berkelompok masih kurang

Page 76: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

(5) Kelompok siswa bersifat homogen sehingga antara kelompok satu dengan

yang lain tidak seimbang

(6) Beberapa siswa kurang mampu menggunakan media pembelajaran dengan

baik

Dengan ditemukannya permasalahan pada siklus I dan hasil di siklus I belum

sesuai dengan yang diharapkan maka diperlukan upaya perbaikan pembelajaran pada

siklus II. Upaya perbaikan yang tepat untuk mengatasi permasalahan di siklus I

berdasarkan kekurangan tersebut diantaranya adalah :

(1) Guru belum melaksanakan alokasi waktu kegiatan pembelajaran dengan

baik. Maka untuk perbaikannya guru harus lebih menaati alokasi waktu

yang telah ditentukan pada rencana pelaksanaan pembelajaran matematika

agar pembelajaran matematika berjalan lebih efektif.

(2) Media pembelajaran yang guru gunakan belum maksimal. Hal itu dapat

diketahui dengan ditemukannya siswa yang kesulitan dalam menggunakan

media tersebut. Yang akhirnya membuat siswa kurang memperhatikan dan

ramai sendiri selama proses pembelajaran. Maka upaya perbaikannya adalah

dengan menggunakan media pembelajaran lebih menarik yang dapat siswa

coba / gunakan secara langsung dan tentu saja mudah digunakan.

(3) Guru kurang mampu menciptakan iklim masyarakat belajar yang baik.

Selain itu juga ditemukan beberapa siswa yang kurang aktif saat proses

pembelajaran khususnya saat kegiatan diskusi kelompok. Kerjasama siswa

dalam kelompokpun juga masih kurang. Maka upaya perbaikan yang

dilakukan adalah dengan membagi siswa menjadi kelompok yang heterogen

baik kemampuan maupun jenis kelamin siswa dan juga memberikan

kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dengan cara memberikan

kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan hasil diskusinya ke depan

kelas dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengambil

kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.

2) Deskripsi Tindakan Siklus II

Tindakan Siklus II dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari siklus yang

pertama. Siklus ke II akan dilaksanakan dalam 2 x pertemuan yaitu pada hari Rabu

Page 77: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

tanggal 27 April 2011 dan pertemuan kedua pada hari Rabu tanggal 4 Mei 2011. Pada

siklus II ini, penggunaan model pembelajaran CTL untuk dapat meningkatkan

pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang dilaksanakan dalam 4 tahapan, yaitu:

tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan analisis serta refleksi.

a) Tahap perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pelaksanaan tindakan pada Siklus I

diketahui bahwa pembelajaran matematika tentang pemahaman konsep sifat-sifat

bangun ruang melalui Model Pembelajaran CTL yang dilaksanakan pada siklus I

sudah menunjukkan adanya peningkatan namun belum sesuai dengan apa yang

diharapkan oleh peneliti atau guru. Masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki.

Oleh karena itu peneliti atau guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran

matematika kembali melalui Model Pembelajaran CTL dengan rencana tindakan yang

berbeda.

Kegiatan perencanaan tindakan Siklus II dilaksanakan pada hari Senin

tanggal 25 April 2011. Guru sebagai peneliti menentukan rencana tindakan yang akan

dilaksanakan dalam siklus II ini. Kemudian ditetapkan, bahwa pelaksanaan tindakan

kelas untuk siklus ke II dilakukan dalam 2 x pertemuan, di mana setiap pertemuan

mendapat alokasi waktu 2 x 35 menit. Pertemuan pertama pada pelaksanaan tindakan

siklus ke II ini dimulai pada hari Rabu tanggal 27 April 2011 dan pertemuan kedua

pada hari Rabu tanggal 4 Mei 2011. Kegiatan yang dilakukan merupakan perbaikan

dari pembelajaran siklus I, yaitu peningkatan pemahaman konsep sifat-sifat bangun

ruang menggunakan model pembelajaran CTL.

Peneliti merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan dalam proses

penelitian selanjutnya. Perencanaan kegiatan dalam siklus II ini meliputi pembuatan

RPP pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang menggunakan Model Pembelajaran

CTL yang lebih bervariasi dari siklus yang sebelumnya. Tahap perencanaan tindakan

yang akan di laksanakan siklus II adalah sebagai berikut :

(1) Guru akan lebih menaati alokasi waktu yang telah ditentukan pada rencana

pelaksanaan pembelajaran matematika agar pembelajaran matematika berjalan

lebih efektif.

Page 78: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

(2) Guru akan menghadirkan media pembelajaran yang lebih menarik. Media yang

dapat siswa coba atau gunakan secara langsung dan tentu saja mudah

digunakan. Hal tersebut bertujuan agar siswa tidak kesulitan dalam

menggunakan media tersebut serta membuat siswa lebih memperhatikan dan

tidak ramai sendiri selama proses pembelajaran matematika berlangsung.

(3) Guru akan membagi siswa menjadi kelompok yang heterogen baik kemampuan

maupun jenis kelamin siswa. Guru juga akan memberikan kesempatan siswa

untuk menyampaikan hasil diskusinya maupun mengambil kesimpulan dari

materi pembelajaran matematika agar tercipta iklim masyarakat yang lebih baik.

Hal tersebut juga akan membuat siswa untuk lebih aktif dan bekerjasama

selama proses pembelajaran matematika ataupun pada saat diskusi kelompok.

Perencanaan tindakan kelas pada siklus II meliputi kegiatan-kegiatan sebagai

berikut :

(1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Guru kelas yang sekaligus sebagai peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran pada siklus II yang sesuai dengan model pembelajaran CTL. Pada

siklus II ini siswa kelas V SD Negeri Ngabeyan 02 akan mengidentifikasi sifat-sifat

bangun ruang limas dan kerucut. Selain itu siswa juga akan menggambar dan memilih

bangun ruang yang berbentuk limas dan kerucut. Siswa akan mengidentifikasi sifat-

sifat bangun ruang dengan terlebih dahulu membuat kerangka limas dari lidi yang

ditusukkan pada potongan steroform dan membentuk kerucut dari karton warna. Hal

ini akan membuat siswa lebih berperan aktif dan lebih memperhatikan. Guru akan

membimbing siswa selama kegiatan pengamatan dan diskusi berlangsung.

Pembagian kelompok siswa akan dilakukan oleh guru agar kelompok siswa

lebih heterogen. Sehingga kemampuan tiap kelompok akan lebih seimbang dan siswa

lebih berperan aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Setiap kelompok juga

akan diberikan kesempatan untuk menyampaikan hasil diskusinya. Di akhir

pembelajaran siswa akan diberikan soal-soal evaluasi tentang materi sifat-sifat

bangun ruang limas maupun kerucut.

Langkah-langkah pembelajaran pada siklus II mencakup kegiatan-kegiatan

sebagai berikut:

Page 79: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Tahap Pendahuluan

(a) Guru kelas memasuki ruangan dan mengucapkan salam, dimulai dengan

berdoa bersama-sama menurut keyakinannya masing-masing, mengabsen

dan memotivasi siswa agar bersungguh-sungguh dan aktif serta segera

menyiapkan diri untuk menerima pelajaran.

(b) Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa mengenai macam bangun

ruang dan mengingat bangun ruang yang telah mereka pelajari.

Tahap Inti

(a) Guru menunjukkan gambar bangun ruang ( limas / kerucut ).

(b) Guru memberikan penjelasan tentang bagian yang dimiliki oleh bangun

ruang yakni sisi, rusuk, dan titik sudut.

(c) Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok yang heterogen lalu guru

menunjukkan model bangun ruang (limas / kerucut).

(d) Guru membagikan potongan lidi dan steroform (pertemuan 1) serta

potongan bagian jaring-jaring kerucut dari karton warna (pertemuan 2)

kemudian membimbing tiap kelompok siswa untuk merakit lidi dan

steroform tersebut menjadi bentuk bangun ruang limas dan membentuk

kertas karton warna menjadi bangun ruang kerucut.

(e) Selanjutnya guru menugasi siswa untuk mengidentifikasi sifat yang dimiliki

bangun ruang tersebut serta menggambarnya, lalu guru membagikan

berbagai model bangun ruang dan menugasi siswa untuk memilih bangun

ruang yang berbentuk limas / kerucut.

(f) Guru memberikan kesempatan kepada tiap kelompok siswa untuk

menyampaikan hasil pengamatan dan diskusinya ke depan kelas.

(g) Guru menanggapi hasil pengamatan dan diskusi siswa serta memberikan

kesempatan kepada siswa lain yang ingin memberikan tanggapan.

(h) Guru memberikan pemantapan tentang hasil pengamatan dan diskusi siswa.

Tahap Penutup

(a) Guru membimbing siswa mengambil kesimpulan dari materi yang telah

dipelajari.

(b) Guru memberikan soal latihan tentang materi sifat-sifat bangun ruang.

Page 80: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

(c) Setelah siswa selesai mengerjakan soal latihan, guru mengumpulkan hasil

pekerjaan siswa dan memberikan pekerjaan rumah.

(2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung

Fasilitas yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran pada

siklus II adalah:

(a) Ruang kelas yang dipergunakan didesain secara khusus pada kegiatan diskusi

kelompok.

(b) Berbagai macam media model bangun ruang limas dan kerucut dari karton,

berbagai macam model bangun ruang, potongan lidi dan steroform, serta

potongan jaring-jaring tabung dari karton warna.

(3) Mempersiapkan lembar pengamatan dan lembar penilaian unjuk kerja

Lembar pengamatan yang digunakan untuk merekam segala aktifitas siswa

selama pelaksanaan pembelajaran berupa blangko pengamatan yang mencakup

kegiatan siswa dan juga kegiatan guru. Lembar pengamatan untuk siswa meliputi

bagaimana keaktifan siswa selama proses pembelajaran matematika, kerjasama siswa

selama diskusi kelompok, perhatian siswa selama proses pembelajaran, kemampuan

siswa dalam menggunakan media pembelajaran, dan hasil diskusi kelompok. Lembar

pengamatan untuk guru meliputi penampilan guru di depan kelas, kemampuan guru

membuat RPP model pembelajaran CTL, kemampuan guru bertanya kepada siswa

untuk memancing siswa menemukan jawabannya sendiri, kemampuan menghadirkan

model / media pembelajaran, kemampuan guru membimbing siswa dalam proses

inkuiri / penemuan, kemampuan menciptakan iklim masyarakat belajar di dalam

kelas, kemampuan guru dalam mengembangkan pemikiran siswa untuk

mengkonstruksi sendiri pengetahuannya, kemampuan guru mengadakan refleksi di

akhir proses pembelajaran, kemampuan guru melakukan penilaian nyata dalam

pembelajaran matematika, waktu yang diperlukan guru, serta kemampuan guru dalam

menggunakan alat atau media pembelajaran.

b) Pelaksanaan Siklus II

Dalam pelaksanaan tindakan, guru membuat perencanaan 2x pertemuan

dengan alokasi waktu setiap pertemuan 2 x 35 menit. Untuk pertemuan pertama

Page 81: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

mengacu pada indikator mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang limas, menggambar

bangun ruang limas, serta memilih bangun ruang yang berbentuk limas.

Sedangkan pada pertemuan kedua dilaksanakan kegiatan pembelajaran

dengan mengacu pada indikator mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang kerucut,

menggambar bangun ruang kerucut, serta memilih bangun ruang yang berbentuk

kerucut.

Pelaksanaan tindakan siklus II meliputi kegiatan sebagai berikut:

c) Pertemuan Pertama

Pada pertemuan pertama dimulai dari tahap pra KBM yakni memberi salam,

berdoa, dan mengabsen siswa. Selanjutnya adalah tahap kegiatan awal yang dimulai

dengan memberikan motivasi kepada siswa agar bersungguh-sungguh serta siap

menerima materi pembelajaran matematika. Setelah itu guru memberikan apersepsi

Pada tahap kegiatan Inti yakni tahapan eksplorasi guru menunjukkan gambar

bangun ruang limas dan jenis-jenisnya serta tanya jawab dengan siswa mengenai

bangun ruang limas. Guru menjelaskan sifat yang dimiliki bangun ruang yakni sisi,

rusuk, dan titik sudut. Selanjutnya guru membagi siswa menjadi 3 kelompok yang

heterogen. Lalu guru menunjukkan model bangun ruang limas dan membagikan

model limas tersebut kepada kelompok. Guru membagikan potongan lidi dan

steroform kepada tiap kelompok dan membimbing tiap kelompok siswa untuk

merangkai lidi dan steroform tersebut agar menjadi bentuk limas. Selanjutnya guru

membagikan lembar diskusi kepada tiap kelompok dan menugasi siswa untuk

mengidentifikasi sifat-sifat yang dimiliki limas meliputi jumlah sisi, jumlah rusuk,

jumlah titik sudut, bentuk alas, dan bentuk sisi tegaknya. Guru membimbing siswa

selama siswa mengamati dan diskusi untuk menemukan sifat yang dimiliki limas.

Pada tahap elaborasi guru menugasi tiap kelompok siswa untuk menggambar bangun

ruang limas. Kemudian guru membagikan berbagai model bangun ruang dan

menugasi tiap kelompok siswa untuk memilih bangun ruang mana yang berbentuk

limas. Selanjutnya pada tahap konfirmasi, guru memberikan kesempatan kepada tiap

Page 82: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

kelompok siswa untuk menyampaikan hasil pengamatan dan diskusinya. Kemudian

guru memberikan tanggapan mengenai hasil pengamatan dan diskusi yang

disampaikan tiap kelompok siswa. Guru juga memberikan kesempatan kepada siswa

lain untuk memberikan tanggapan. Lalu guru memberikan pemantapan tentang hasil

pengamatan dan diskusi.

Pada tahap kegiatan akhir, guru membimbing siswa untuk mengambil

kesimpulan dari materi sifat-sifat bangun ruang limas yang telah dipelajari. Setelah

itu guru memberikan soal-soal latihan tentang materi sifat bangun ruang limas.

Setelah siswa selesai mengerjakan, guru mengumpulkan hasil pekerjaan siswa.

Sebagai tindak lanjut guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa.

d) Pertemuan ke dua

Pada pertemuan ke dua di siklus II ini dimulai dengan kegiatan pra KBM

yakni memberi salam, berdoa, dan mengabsen siswa. Selanjutnya adalah tahap

kegiatan awal yang diawali dengan memberikan motivasi kepada siswa agar siswa

siap menerima materi pembelajaran serta bersungguh-sungguh mengikuti

pembelajaran matematika. Kemudian guru memberikan apersepsi kepada siswa

-

guru memberikan acuan bahwa hari ini siswa akan mempelajari sifat-sifat bangun

ruang kerucut.

Pada tahap kegiatan Inti tahapan kegiatan eksplorasi, guru menunjukkan

gambar bangun ruang kerucut. Guru tanya jawab dengan siswa tentang bangun ruang

kerucut. Guru juga memberikan penjelasan tentang berbagai benda yang berbentuk

kerucut. Selanjutnya guru membagi siswa menjadi 3 kelompok yang heterogen.

Kemudian guru menunjukkan model bangun ruang kerucut dan membagikan model

bangun ruang kerucut kepada tiap kelompok. Setelah itu guru membagikan potongan

jaring-jaring kerucut dari karton warna kepada tiap kelompok. Guru menugasi tiap

kelompok siswa untuk mengamati model kerucut kemudian membimbing siswa untuk

membentuk karton tersebut agar menjadi sebuah bangun ruang kerucut. Lalu guru

membagikan lembar diskusi kepada tiap kelompok dan menugasi tiap kelompok

siswa untuk mengidentifikasi sifat yang dimiliki kerucut seperti jumlah sisinya,

Page 83: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

jumlah rusuknya, titik sudutnya, bentuk sisinya, dan bentuk alasnya. Pada tahap

elaborasi guru menugasi tiap kelompok siswa untuk menggambar kerucut. Lalu guru

membagikan berbagai model bangun ruang dan menugasi siswa untuk memilih

bangun ruang yang berbentuk kerucut. Setelah itu pada tahapan kegiatan konfirmasi,

guru memberikan kesempatan kepada tiap kelompok siswa untuk menyampaikan

hasil pengamatan dan diskusinya ke depan kelas. Guru memberikan tanggapan

terhadap hasil pengamatan dan diskusi yang disampaikan tiap kelompok siswa. Guru

juga memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk menanggapi hasil pengamatan

dan diskusi kelompok yang disampaikan. Lalu guru memberikan pemantapan

terhadap hasil pengamatan dan diskusi siswa.

Pada tahap kegiatan akhir, guru membimbing siswa untuk mengambil

kesimpulan dari materi sifat bangun ruang kerucut yang telah dipelajari. Lalu guru

memberikan soal-soal latihan tentang materi sifat bangun ruang kerucut. Setelah

siswa selesai mengerjakan soal latihan, guru mengumpulkan pekerjaan siswa. Sebagai

tindak lanjut, guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa.

c) Observasi

Pengamatan pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara kolaboratif dengan

observer menggunakan lembar observasi, observer terhadap guru kelas sebagai

peneliti, dan observer terhadap siswa kelas V SD Negeri Ngabeyan 02. Pelaksanaan

siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan dan tiap pertemuan dilaksanakan dengan

alokasi waktu 2 x 35 menit.

Peneliti melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran

matematika siswa melalui Model Pembelajaran CTL. Observasi ini ditujukan pada

kegiatan siswa dalam melaksanakan pembelajaran seperti keaktifan siswa selama

proses pembelajaran, kerjasama siswa selama diskusi kelompok, perhatian siswa

selama proses pembelajaran matematika, kemampuan siswa dalam menggunakan

media pembelajaran, serta hasil diskusi kelompok siswa. Keseluruhan data yang

diperoleh dalam kegiatan ini termasuk hasil lembar kerja siswa baik kelompok

maupun individu. Sebagai bahan atau masukan untuk menganalisis pemahaman

konsep siswa melalui Model Pembelajaran CTL dengan menggunakan berbagai

media dan metode. Selain itu, peneliti juga melakukan observasi terhadap sikap,

Page 84: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

perilaku siswa selama proses pembelajaran serta keterampilan guru dalam mengajar

dengan Model Pembelajaran CTL pada pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang.

(1) Hasil observasi guru.

Berdasarkan lembar observasi guru pada akhir siklus II lampiran 19

diperoleh data sebagai berikut :

(a) Penampilan guru di depan kelas sudah baik

(b) Guru telah menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan baik sesuai

dengan model pembelajaran CTL

(c) Guru telah bertanya kepada siswa sehingga siswa dapat memancing siswa

menemukan jawabannya sendiri

(d) Guru telah menghadirkan model atau media pembelajaran yang dapat siswa

gunakan dengan baik

(e) Guru membimbing siswa selama proses penemuan sifat-sifat bangun ruang

(f) Guru telah membagi siswa ke dalam kelompok yang heterogen berdasarkan

kemampuan maupun jenis kelamin sehingga dapat menciptakan iklim

masyarakat belajar yang baik

(g) Guru telah melakukan penilaian nyata dalam pembelajaran matematika materi

sifat-sifat bangun ruang

(h) Guru mengadakan refleksi di akhir proses pembelajaran

(i) Guru telah mengembangkan pemikiran siswa untuk mengkonstruksi

pengetahuannya sendiri

(j) Alokasi waktu selama proses pembelajaran matematika sesuai dengan alokasi

waktu pada rencana pelaksanaan pembelajaran matematika

(k) Guru mampu menggunakan alat/model pembelajaran dengan amat baik

(l) Guru memberikan kesempatan tiap kelompok siswa untuk menyampaikan ke

depan kelas hasil diskusi kelompoknya

(m) Guru membimbing siswa dalam mengambil kesimpulan dari materi yang

dipelajari

(2) Hasil observasi siswa.

Berdasarkan lembar observasi siswa pada akhir siklus II lampiran 17

diperoleh data sebagai berikut :

Page 85: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

(a) Kerjasama siswa selama diskusi kelompok baik dan meningkat

(b) Siswa aktif selama proses pembelajaran matematika

(c) Siswa memperhatikan selama proses pembelajaran matematika

(d) Siswa mampu menggunakan media pembelajaran dengan baik

(e) Hasil diskusi kelompok siswa baik

Dalam pelaksanaan siklus II ini terlihat siswa lebih aktif dibandingkan dalam

pelaksanaan siklus I. Keaktifan siswa selama proses pembelajaran terlihat pada saat

diskusi kelompok berlangsung.

d) Refleksi

Pelaksanaan siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan yaitu pada hari Rabu

tanggal 27 April 2011 dan tanggal 4 Mei 2011. Pada siklus II siswa lebih aktif dalam

mengikuti pembelajaran matematika dibandingkan dengan siklus I. Setelah guru

melakukaan kegiatan belajar mengajar, observer dan peneliti mulai mengadakan

refleksi terhadap kegiatan pembelajaran tersebut. Refleksi tindakan dilakukan untuk

mengetahui sejauh mana kekurangan dan kelebihan peneliti dan proses pembelajaran.

Untuk itu dalam penelitian ini akan terjadi tanya jawab antara peneliti dengan

observer menyangkut hal-hal yang diamati observer.

Pada siklus II ini siswa lebih aktif selama proses pembelajaran matematika

berlangsung. Selain itu pembagian kelompok yang heterogen menciptakan iklim

masyarakat belajar yang baik sehingga kerjasama siswa dalam kelompok meningkat

dan kemampuan tiap kelompok siswa menjadi seimbang. Adanya media

pembelajaran yang menarik dan mudah digunakan membuat siswa lebih

memperhatikan selama proses pembelajaran matematika berlangsung. Siswapun tidak

mengalami kesulitan menggunakan media tersebut. Tiap kelompok siswa juga

menyampaikan hasil diskusinya ke depan kelas yang semakin menambah keaktifan

dari siswa. Siswa juga diberikan kesempatan untuk mengambil kesimpulan dari

materi yang telah dipelajari. Tentu saja hal itu dilakukan dengan bimbingan guru.

Alokasi waktu yang guru gunakan selama pembelajaran matematikapun telah sesuai

dengan rencana pelaksanaan pembelajaran.

Page 86: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Setelah pelaksanaan siklus II selesai dilakukan, maka diadakan tes belajar

siswa. Dari nilai tes belajar siswa dapat diketahui pemahaman konsep sifat-sifat

bangun ruang siswa meningkat, yang tentunya berpengaruh terhadap kemampuan

dalam menyelesaikan soal mengenai pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang.

Diketahui bahwa siswa kelas V SD Negeri Ngabeyan 02 yang mendapatkan nilai

lebih dari KKM yaitu sudah mencapai 83,3 % atau 15 siswa sudah tuntas dalam

pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang.

Page 87: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Tabel 9. Frekuensi Data Nilai Siklus II Siswa Kelas V SDN Ngabeyan 02

Nomor Rentang Nilai Frekuensi Prosentase

1 46 56 1 5,6 %

2 57 67 2 11,1 %

3 68 78 2 11,1 %

4 79 89 3 16,7 %

5 90 100 10 55,6 %

Jumlah 18 100 %

Berdasarkan tabel 9. maka dapat digambarkan dalam grafik gambar 9 :

Gambar 9. Grafik Data Nilai siklus II siswa kelas V SDN Ngabeyan 02

Data yang diperoleh dari penelitian siklus II dapat dideskripsikan sebagai

berikut:

(1) Siswa yang mendapatkan nilai pada interval 46 56 sebanyak 1 siswa,

(2) Siswa yang mendapatkan nilai pada interval 57 67 sebanyak 2 siswa,

(3) Siswa yang mendapatkan nilai pada interval 68 78 sebanyak 2 siswa,

(4) Siswa yang mendapatkan nilai pada interval 79 89 sebanyak 3 siswa,

(5) Siswa yang mendapatkan nilai pada interval 90 100 sebanyak 10 siswa,

Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 100

0

2

4

6

8

10

12

0-45 46 56 57 67 68 78 79 89 90 100

Frek

uens

i

Rentang Nilai

Page 88: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Berdasarkan data nilai di atas dapat dilihat bahwa pada siklus II, siswa kelas V SD

Negeri Ngabeyan 02 yang memperoleh nilai di bawah batas nilai KKM hanya 3 siswa atau 16,7

% dari 18 siswa maka, banyaknya siswa yang mendapatkan nilai di atas atau sama dengan

batas KKM sebanyak 15 siswa atau 83,3 %. Sedangkan besarnya persentase diharapkan dari

pihak peneli� ketuntasan siswa mencapai lebih dari 70 %. Data ketuntasan belajar pada siklus

II dapat diketahui pada tabel 10 :

Tabel 10. Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Siklus II

No

Ketuntasan

Jumlah Siswa

Pra Siklus

Jumlah Persen

1 Tuntas 15 83,3 %

2 Tidak Tuntas 3 16,7 %

Jumlah 18 100 %

Berdasarkan tabel 10. maka dapat digambarkan pada grafik gambar 10 :

Gambar 10. Grafik Ketuntasan Nilai Tes Siswa pada Siklus II

Berdasarkan data tersebut di atas dapat diketahui bahwa siswa yang

mencapai ketuntasan sebanyak 15 siswa atau 83,3 % dari 18 siswa. Hal itu

menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan. Rata-rata kelas pun meningkat.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

Tuntas Tidak tuntas

Prosentase

Page 89: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Hasil nilai rata-rata kelas siklus II pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang

diperjelas pada tabel 11 :

Tabel 11. Hasil rata-rata nilai tes Siklus II

No Keterangan Data awal

1 Nilai terendah 53

2 Nilai tertinggi 100

3 Rata-rata nilai 86,1

4 Siswa belajar tuntas 15

Untuk memperjelas tabel di atas, maka dapat digambarkan dengan grafik gambar

11:

Gambar 11. Grafik Nilai Rata-rata pada Siklus II

Di sini hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika materi sifat-sifat

bangun ruangpun mengalami peningkatan. Itu terbukti dengan meningkatnya rata-rata

kelas dari 75,7 menjadi 86,1. Siswa yang sebelumnya pada Siklus I mendapatkan

nilai terendah 37, pada siklus II mendapatkan nilai terendah 53.

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II, dapat diketahui

bahwa melalui Model Pembelajaran CTL dapat meningkatkan pemahaman konsep

sifat-sifat bangun ruang siswa kelas V SD Negeri Ngabeyan 02. Hal tersebut dapat

dilihat dari tabel 12:

0

20

40

60

80

100

120

Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata

Nil

ai

Page 90: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Tabel 12. Data Nilai Tes Siklus II Siswa Kelas V SD Negeri Ngabeyan 02

Keterangan Data Awal Siklus I Siklus II

Nilai terendah 28 37 53

Nilai tertinggi 74 100 100

Rata-rata nilai 47,2 75,7 86,1

Siswa belajar tuntas 47,2 % 61,11 % 83,33 %

(a) Nilai terendah yang diperoleh siswa pada data awal 28, pada siklus I naik

menjadi 37, dan pada siklus II naik lagi menjadi 53, Nilai tertinggi yang

diperoleh siswa pada data awal sebesar 74, pada siklus I dan II naik menjadi

100.

b) Nilai rata-rata kelas juga terjadi peningkatan yaitu pada data awal sebesar 47,2

, siklus I yaitu 75,7 , dan pada siklus II meningkat menjadi 86,1.

c) Untuk siswa tuntas belajar dengan nilai di atas atau sama dengan nilai KKM

yaitu 70 pada data awal 47,2 %, tes siklus I yaitu sebesar 61,1 % dan pada tes

siklus II menjadi 83,3 %. Setelah dilakukan refleksi siklus II semua siswa

sudah mencapai ketuntasan yang diharapkan oleh peneliti yaitu lebih dari 70

%.

Meningkatnya hasil belajar siswa dalam pemahaman konsep sifat-sifat

bangun ruang dengan menggunakan Model Pembelajaran CTL yang diraih dalam

pembelajaran menjadi tanda bahwa tindakan telah berhasil sehingga tindakan tidak

perlu dilanjutkan. Namun guru harus terus melaksanakan bimbingan belajar untuk

mempertahankan keaktifan, kerjasama, maupun perhatian siswa dalam kelas sebagai

tindak lanjut.

Setelah melaksanakan tindakan pada setiap siklus diperoleh hasil

peningkatan pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang, ditandai dengan hasil nilai

tes belajar pada materi konsep sifat-sifat bangun ruang dengan menggunakan Model

Pembelajaran CTL.

Page 91: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Analisis hasil penelitian berdasarkan pelaksanaan tindakan dan observasi

pada siklus I dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Siswa aktif selama proses pembelajaran matematika tapi masih perlu ditingkatkan

2. Perhatian selama proses pembelajaran matematika sudah cukup baik walaupun

masih ada beberapa siswa yang ramai sendiri

3. Hasil diskusi kelompok siswa sudah baik

4. Kerjasama siswa dalam diskusi kelompok sudah cukup baik walaupun tidak

semua siswa saling bekerjasama selama proses diskusi

5. Dalam kegiatan diskusi kelompok tidak semua siswa ikut aktif berperan

6. Beberapa siswa kurang mampu menggunakan media pembelajaran dengan baik

Dari hasil analisa data perkembangan pemahaman konsep sifat-sifat bangun

ruang dari hasil belajar siswa siklus I dapat disimpulkan bahwa prosentase hasil tes

siswa mengalami peningkatan dengan nilai batas tuntas 70, siswa yang tuntas belajar

pada siklus I sebesar 61,1 % , yang semula pada data awal hanya terdapat 16,7 %

siswa mencapai batas tuntas. Besarnya nilai terendah yang diperoleh siswa pada saat

data awal sebesar 28 dan pada siklus I sebesar 37. Untuk nilai tertinggi terdapat

kenaikan dari 74 naik menjadi 100 dan nilai rata-rata kelas yang pada data awal

sebesar 47,2 naik pada tes siklus I menjadi 75,7.

Selanjutnya peneliti melaksanakan tindakan pada siklus II dengan materi

konsep sifat-sifat bangun ruang. Pembelajaran menggunakan media yang lebih

menarik dan mudah digunakan siswa. Hal tersebut juga bertujuan agar siswa lebih

memperhatikan selama proses pembelajaran matematika. Pembagian kelompok

diskusi siswanya heterogen yang bertujuan untuk menciptakan iklim masyarakat

belajar yang baik serta untuk meningkatkan kerjasama siswa dalam kegiatan

kelompok dan membuat siswa lebih aktif selama proses pembelajaran matematika.

Alokasi waktu yang guru perlukan selama pembelajaran matematika juga disesuaikan

dengan alokasi waktu pada rencana pelaksanaan pembelajaran. Setelah pelaksanaan

tindakan siklus II ditemukan perkembangan belajar siswa, yaitu :

1. Kerjasama siswa selama diskusi kelompok baik dan meningkat

Page 92: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

2. Siswa aktif selama proses pembelajaran matematika

3. Siswa memperhatikan selama proses pembelajaran matematika

4. Siswa mampu menggunakan media pembelajaran dengan baik

5. Hasil diskusi kelompok siswa baik

Dari hasil analisa data perkembangan pemahaman konsep sifat-sifat bangun

ruang dari hasil tes siswa pada siklus I diperoleh data bahwa 15 siswa atau 83,3 %

memperoleh nilai sama atau lebih dari KKM yakni 70. Sedangkan 3 siswa lainnya

atau 16,7 % mendapat nilai kurang dari 70. Nilai terendah yang diperoleh siswa

adalah 53, sedangkan nilai tertingginya 100. Diperoleh nilai rata-rata kelas 86,1.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai terendah yang

diperoleh siswa pada siklus I naik menjadi 37, dan pada siklus II naik lagi menjadi

53. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada tes siklus I adalah 100 dan pada siklus II

juga 100. Nilai rata-rata kelas juga terjadi peningkatan yaitu pada tes siklus I

mendapat 75,7, naik pada siklus II mendapat 86,1 , siswa belajar tuntas pada siklus I

sebesar 61,1 % pada siklus II naik menjadi 83,3 %.

Page 93: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Tabel 13. Perbandingan Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep pada Data Awal,

Siklus I dan Siklus II Siswa Kelas V SDN Ngabeyan 02

No Rentang Nilai Tes Awal Siklus I Siklus II

f % f % f %

1 24 34 1 5,6 % - - - -

2 35 45 8 44,4 % 2 11,1 % - -

3 46 56 6 33,3 % 2 11,1 % 1 5,6 %

4 57 67 1 5,6 % 3 16,7 % 2 11,1 %

5 68 78 2 11,1 % 1 5,6 % 2 11,1 %

6 79 89 - - 3 16,7 % 3 16,7 %

7 90 100 - - 7 38,9 % 10 55,6 %

Total 18 100 % 18 100 % 18 100 %

Tabel 14. Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep pada Data Awal, Siklus I,

dan Siklus II Siswa Kelas V SD Negeri Ngabeyan 02

Keterangan Data awal Siklus I Siklus II

Nilai terendah 28 37 53

Nilai tertinggi 74 100 100

Rata-rata nilai 47,2 75,7 86,1

Siswa belajar tuntas 2 11 15

Page 94: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Berdasarkan tabel 14. maka dapat digambarkan grafik gambar 12 :

Gambar 12. Grafik Perbandingan nilai dari data awal, tes siklus I dan tes

siklus II

(a) Nilai terendah yang diperoleh siswa pada data awal 28; pada siklus I naik

menjadi 37; dan pada siklus II naik lagi menjadi 53.

(b) Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada data awal sebesar 74; pada siklus I

naik menjadi 100; dan pada siklus II juga 100.

(c) Nilai rata-rata kelas juga terjadi peningkatan yaitu pada data awal sebesar 47,2

; siklus I ada 75,7 ; dan pada siklus II menjadi 86,1.

(d) Untuk siswa tuntas belajar (nilai ketuntasan 70) pada data awal 11,1 %, pada

tes siklus I ada 61,1 % dan pada tes siklus II ada 83,3 % siswa sudah

mencapai ketuntasan.

Dari analisis data dan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran pada

siklus II, secara umum telah menunjukkan perubahan yang signifikan. Guru dalam

melaksanakan pembelajaran semakin baik terbukti guru telah mampu menghadirkan

media pembelajaran yang lebih menarik dan mudah digunakan, menaati alokasi

0

20

40

60

80

100

120

Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-Rata belajar Tuntas

Data Awal Siklus I Siklus II

Page 95: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

waktu sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran matematika, guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan hasil diskusi dan

mengambil kesimpulan dari materi, serta mampu menciptakan iklim masyarakat

belajar yang baik.

Prosentase perkembangan belajar siswa meningkat. Hal ini terbukti adanya

siswa yang lebih aktif selama proses pembelajaran matematika, siswa lebih

memperhatikan pembelajaran, siswa mampu menggunakan media pembelajaran

dengan baik, serta siswa bekerjasama dengan baik selama diskusi kelompok.

Berbagai hal tersebut akhirnya menyebabkan peningkatan pemahaman konsep sifat-

sifat bangun ruang pada siswa kelas V SD Negeri Ngabeyan 02. Berdasarkan

peningkatan pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang yang ditandai dengan nilai

tes yang telah dicapai siswa, maka pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dianggap

cukup dan diakhiri pada siklus ini.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pelaksanaan pada siklus I dan II dapat dinyatakan bahwa

pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran CTL dapat meningkatkan

pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang pada siswa kelas V SD Negeri Ngabeyan

02. Perkembangan belajar siswa yang ditemui setelah pelaksanaan tindakan pada

siklus I dan siklus II diantaranya adalah :

1. Kerjasama siswa selama diskusi kelompok menjadi lebih baik

2. Siswa menjadi lebih aktif selama proses pembelajaran matematika

3. Siswa lebih memperhatikan selama proses pembelajaran matematika

berlangsung

4. Siswa mampu menggunakan media pembelajaran yang ada dengan baik

5. Hasil diskusi kelompok siswa menjadi lebih baik

6. Hasil tes siswa untuk materi sifat-sifat bangun ruang menjadi meningkat

Untuk meningkatnya hasil tes siswa untuk materi sifat-sifat bangun ruang

dapat diketahui dari adanya nilai tes materi sifat-sifat bangun ruang yang mengalami

peningkatan setelah tindakan. Setelah dilaksanakannya siklus I dan dievaluasi, dapat

Page 96: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

dilihat adanya peningkatan hasil tes siswa yaitu 11 siswa atau 61,1 % mendapatkan

nilai di atas KKM atau di atas 70. Sedangkan 7 siswa lainnya atau 38,9 % mendapat

nilai kurang dari 70. Nilai rata-rata yang dicapai siswa 75,7.

Siklus II merupakan lanjutan dari siklus sebelumnya untuk memperbaiki

kekurangan di siklus I dan mencapai tujuan penelitian. Hasil tes siswa pada siklus II

menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa yaitu nilai rata-rata siswa 86,1 dan

siswa belajar tuntas mencapai 15 siswa atau 83,3 % dari jumlah seluruh siswa. Hanya

3 siswa atau 16,7 % yang mendapat nilai kurang dari 70.

Dari analisis data dan diskusi terhadap pelaksanaan pembelajaran

matematika pada setiap siklus, secara umum telah menunjukkan perubahan yang

signifikan. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan nilai terendah siswa, nilai tertinggi

siswa, rata-rata kelas, dan siswa yang tuntas belajar dari tes awal hingga pada tes

siklus II.

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep sifat-

sifat bangun ruang pada siswa kelas V SD Negeri Ngabeyan 02 meningkat yang

ditandai dengan peningkatan kemampuan belajar siswa. Dengan demikian

penggunaan Model Pembelajaran CTL dalam pembelajaran matematika dapat

meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang pada siswa kelas V SD

Negeri Ngabeyan 02.

Page 97: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdas

Sifat-Sifat Bangun Ruang Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Contextual

Teaching and Learning (CTL) Pada Siswa kelas V SD Negeri Ngabeyan 02 Tahun

Pelajaran

Pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang siswa kelas V SD Negeri

Ngabeyan 02 meningkat dengan Model Pembelajaran CTL. Hal ini dapat dilihat dari

nilai terendah yang diperoleh siswa pada data awal sebesar 28; pada siklus I naik

menjadi 37; dan pada siklus II naik lagi menjadi 53. Nilai tertinggi yang diperoleh

siswa pada data awal sebesar 74; pada siklus I naik menjadi 100; dan pada siklus II

ada 100. Nilai rata-rata kelas juga terjadi peningkatan yaitu pada data awal sebesar

47,2; siklus I ada 75,7; dan pada siklus II menjadi 86,1. Untuk siswa tuntas belajar

(nilai ketuntasan 70) pada data awal 11,1 %, tes siklus I ada 61,1 % dan pada tes

siklus II ada 83,3 % siswa sudah mencapai ketuntasan.

Page 98: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

B. Implikasi

Berdasarkan pada kajian teori dan hasil penelitian ini, maka dapat diajukan

implikasi yang berguna dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat

bangun ruang baik secara teoretis maupun secara praktis.

1. Implikasi Teoretis

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan Model

Pembelajaran CTL dapat meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang

pada siswa dan mendapatkan respon positif dari siswa.

Dengan penggunaan Model Pembelajaran CTL, siswa dapat membangun

sendiri konsep mengenai sifat-sifat bangun ruang, sehingga siswa tidak pernah lupa

tentang hal yang dipelajari atau ingatan siswa bertahan lebih lama. Suasana dalam

proses pembelajaran menjadi menyenangkan karena menggunakan realita kehidupan

nyata. Hal tersebut membuat siswa lebih memperhatikan dan menjadi aktif selama

pembelajaran Matematika. Keaktifan siswa meningkat karena siswa harus

menemukan sendiri informasi yang ingin diketahuinya. Kerjasama dalam kelompok

juga meningkat. Siswapun juga harus menyampaikan hasil diskusi kelompoknya.

Dengan partisipasi siswa yang aktif dalam pembelajaran yang semakin

meningkat, suasana kelaspun menjadi lebih hidup dan menyenangkan dan pada

akhirnya pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang pada siswa kelas V SD Negeri

Ngabeyan 02 meningkat.

2. Implikasi Praktis

Penelitian ini telah membuktikan bahwa penggunaan Model Pembelajaran

CTL dapat meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang pada siswa

kelas V SD Negeri Ngabeyan 02. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

masukan bagi guru dan calon guru untuk meningkatkan keefektifan strategi guru

dalam mengajar dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar sehubungan

dengan pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang yang akan dicapai. Pemahaman

konsep sifat-sifat bangun ruang dapat ditingkatkan dengan penggunaan Model

pembelajaran yang tepat bagi siswa.

Page 99: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Berdasarkan kesimpulan dan pembahasan hasil penelitian seperti yang

diuraikan pada bab IV, maka penelitian ini dapat digunakan peneliti untuk membantu

dalam menghadapi permasalahan yang sejenis yang dialami di dalam kelas.

Pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran CTL pada hakikatnya dapat

digunakan dan dikembangkan oleh guru yang menghadapi permasalahan yang

sejenis, terutama untuk mengatasi masalah peningkatan pemahaman konsep sifat-sifat

bangun ruang, yang pada umumnya dimiliki oleh sebagian besar siswa. Adapun

kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan penelitian ini harus dapat diatasi

semaksimal mungkin. Oleh karena itu kreativitas dan keaktifan guru sangat

diperlukan dalam meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang.

Page 100: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT … · Hasil penelitian diperoleh nilai terendah yang diperoleh siswa pada data ... (kriteria ketuntasan minimal 70) pada data awal sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai penggunaan Model Pembelajaran

CTL pada siswa kelas V SD Negeri Ngabeyan 02 tahun pelajaran 2010 / 2011, maka

saran-saran yang diberikan sebagai sumbangan pemikiran untuk meningkatkan mutu

pendidikan pada umumnya dan meningkatkan kompetensi / kemampuan siswa SD

Negeri Ngabeyan 02 pada khususnya sebagai berikut :

1. Bagi Sekolah

a. Peneli�an dengan penggunaan Model Pembelajaran CTL dapat membantu dalam

meningkatkan mutu pembelajaran matema�ka di sekolah.

b. Memberikan pilihan model pembelajaran yang efek�f untuk kegiatan belajar

mengajar di sekolah dasar.

c. Menciptakan dan meningkatkan kualitas pembelajaran para guru.

2. Bagi Guru

a. Untuk meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang hendaknya

guru menggunakan model pembelajaran CTL

b. Guru harus lebih meningkatkan kualitas pembelajarannya agar tercipta

pembelajaran yang lebih efektif.

c. Guru hendaknya memperbaiki pembelajaran yang selama ini dilaksanakan

sehingga dapat memberikan proses pembelajaran yang lebih baik bagi siswa.

3. Bagi Siswa

a. Siswa hendaknya lebih meningkatkan kemampuannya dalam pemahaman

sifat-sifat bangun ruang melalui sharing/diskusi dengan teman-temannya.

b. Siswa hendaknya memanfaatkan pemahamannya pada materi sifat-sifat

bangun ruang di dalam kehidupan sehari-hari dan mengkontruksi

pengalamannya sebagai bekal untuk memahami materi kelanjutan dari materi

ini.

c. Siswa hendaknya lebih mandiri dan kreatif untuk menemukan berbagai hal

yang berhubungan dengan sifat-sifat bangun ruang serta memanfaatkan

berbagai benda/model yang ada di sekitarnya untuk lebih meningkatkan

pemahamannya dalam materi sifat-sifat bangun ruang.