37

Evaluasi kelompok 7 penilaian hasil belajar

Embed Size (px)

Citation preview

KELOMPOK 7

Pendahuluan

Skor hasil pengukuran merupakan data hasil belajar

yang dikumpulkan dari proses testing. Skor ini belum

dapat digunakan untuk membuat pengambilan

keputusan.

Untuk dapat digunakan sebagai dasar pengambilan

keputusan maka skor tersebut harus terlebih dulu diubah

menjadi nilai dalam proses penilaian.

Nilai merupakan hasil dari proses penilaian. Nilai

diperoleh dengan mengubah skor dengan skala dan

acuan tertentu.

test skor nilai

penilaian

Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui

atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan

yang sudah ditentukan. (Arikunto ,2010).

Penilaian adalah mengubah skor menjadi nilai

menggunakan skala dan acuan tertentu. Oleh

karena itu, proses penilaian hanya dapat

dijalankan apabila telah jelas skala yang

digunakan dan acuan yang dianutnya.

PENILAIAN

SKALA

Skala adalah satuan yang digunakan dalam penilaian.(Crocker dan Algina, 1986)

Jenis-jenis skala :

1. Skala bebas

2. Skala 1 – 10

3. Skala 1 – 100

4. Skala huruf (A,B,C,D,E)

Skala bebas yaitu skala yang tidak tetap.

adakalanya skor tertinggi 20, lain kali 25 dan

lain kali lagi 50. Ini semua tergantung dari

banyak dan bentuk soal. Jadi angka tertinggi

dan skala yang digunakan tidak selalu sama.

1. SKALA BEBAS

2. SKALA 1-10

Skala 1-10 yaitu suatu skala dimana skor

terendahnya adalah 1 dan skor tertingginya

adalah 10

3. SKALA 1-100

Skala 1-100 yaitu suatu skala dimana skor

terendahnya adalah 1 dan skor tertingginya

adalah 100

4. SKALA HURUF

Skala huruf yaitu suatu skala yang pemberian

nilainya dinyatakan dengan huruf yang umumnya

adalah huruf A –E. Skala ini biasa digunakan di

tingkat perguruan tinggi

ACUAN

Acuan sangat menentukan dalam penilaian. Skor

yang sama dapat diubah menjadi nilai yang berbeda

dan dapat menimbulkan keputusan penilaian yang

berbeda pada penggunaan acuan yang berbeda

Dua macam acuan :

1.Penilaian Acuan Patokan (PAP)

2.Penilaian Acuan Norma (PAN)

PAP (Criterium Referenced Test = CRT)

PAP adalah suatu penilaian yang mengubah

skor menjadi nilai berdasarkan skor maksimum

yang menjadi acuan.

Pada acuan ini skor diinterpretasikan

berdasarkan pencapaian tujuan tertentu

(Gronlund dan Linn, 1990).

Contoh :

Pada sebuah tes yang terdiri 50 butir soal, siswa A dapat

menjawab dengan benar sebanyak 35 butir soal. Bila skor

tertinggi di kelas adalah 35 dan penilaian didasarkan

pada acuan patokan dan skala yang digunakan adalah 0 –

100, maka nilai A adalah (35/50) x 100 = 70.

Diketahui: Banyak butir soal = 50

skor A = 35

Maka nilai A dengan menggunakan acuan PAP

adalah sebagai berikut:

PAN (Criterium Referenced Test = CRT)

Penilaian yang dilakukan pada kedudukan

relative skor siswa di antara kelompoknya.

Acuan yang digunakan bukan skor

maksimum patokan tetapi posisi siswa

diantara kelompok normanya (Gronlund

dan Linn, 1990)

Contoh :

pada contoh sebelumnya tadi, dari 50 soal siswa

A dapat menjawab dengan benar sebanyak 35

butir soal. Bila skor tertinggi di kelas adalah 35

dan penilaian didasarkan pada acuan norma dan

skala yang digunakan adalah 0 – 100, maka nilai

A adalah (35/35) x 100 = 100.

Diketahui: Banyak butir soal = 50

skor A = 35

Maka nilai A dengan menggunakan acuan PAN

adalah sebagai berikut:

Dari kedua contoh diatas penilaian menggunakan

acuan PAN menunjukkan nilai yang lebih tinggi

dari penilaian yang menggunakan acuan PAP. ini

karena dalam penilaian yang menggunakan acuan

PAN seluruh siswa akan berdistribusi dalam

sebuah kurva normal. dalam populasi siswa, akan

ada sedikit yang skornya sangat rendah, sebagian

besar meyebar di sekitar rata-rata, dan sedikit yang

sangat tinggi. distribusi skor-skor dalam populasi

siswa akan membentuk sebuah distribusi normal.

distribusi tersebut akan digambarkan sebagai

berikut:

mean- 3 SD + SD

Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa sebagian

terbesar skor berada di sekitar rata-rata (mean), hanya

sedikit yang sengat rendah dan sedikit yang sangat tinggi.

Dalam sebuah populasi yang berdistribusi normal,

penyimpangan dari rata-rata akan sebanyak 3 kali standar

deviasi ke kiri dan ke kanan dari mean.

STANDAR NILAI

Jenis-jenis standart nilai :

1. Standar nines atau stanines

2. Standar enam

3. Standar eleven (stanel)

4. Standar sepuluh

5. Standar Lima

1. Standar nines atau stanines

Standar nine adalah merentangkan skor-skor

siswa menjadi 9.

Stanines Interpretasi

9 (4%) Tinggi (4%)

8 (7%) Di atas rata-rata (19%)

7 (12%)

6 (17%) Rata-rata 54%

5 (20%)

4 (17%)

3 (12%) Di bawah rata-rata (19%)

2 (7%)

1 (4%) Rendah (4%)

2. Standar enam

Standar Enam Interpelasi

9 (5%) Baik sekali

8 (10%) Baik

7 (20%) Lebih dari cukup

6 (40%) Cukup

5 (20%) Kurang

4 (5%) Kurang sekali

Standar enam yaitu merentangkan skor-skor siswa menjadi 6.

Dalam hal ini, hanya berkisar antara 4 sampai 9, yaitu nilai-nilai

4,5,6,7,8, dan 9.

Persentase penyebaran nilai dengan standar enam adalah

seperti berikut:

Dengan Stanel ini, system penilaian membagi skala

menjadi 11 golongan, yaitu angka-angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6,

7, 8, 9, 10, yang satu sama lain berjarak sama. Tiap-tiap

angka menempati interval sebesar 0,55 SD, bertitik tolak

dari Mean = 5yang menempati jarak antara -0,275 SD

sampai +0,75 Sd. Seluruh jarak yang digunakan adalah

dari -3,025 SD sampai +3,025 SD.

Bilangan-bilangan persentil untuk menentukan titik

dalam Stanel ini adalah: P1, P3, P8, P21, P39, P61, P79,

P92, P97, dan P99. Bagaimana menentukan P1, P3, P8

dan seterusnya silakan membuka buku statistik.

3. Standar eleven

Dasar pikiran untuk Stanel ini adalah bahwa jarak

praktis dalam kurva normal adalah 6 SD yang

terbagi atas 11 skala.

11 skala = 6 SD

1 skala = SD = 0,55 SD

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Mean

Stanel

4. Standar sepuluh

Pada standar sepuluh, nilaidi rentangkan dari 1-10.Untuk mengubah

skor menjadi nilai, diperlukan dahulu :

•Mean (rata-rata skor)

•Deviasi Standar (Simpangan baku)

•Tabel konversi angka ke dalam nilai berskala 1 – 10.

Tahap-tahap yang dilalui dalam mengubah skor mentah menjadi nilai

berskala 1 – 10 adalah sebagai berikut:

•Menyusun distribusi frekuensi dari angka-angka atau skor-skor

mentah.

•Menghitung rata-rata skor (Mean).

•Menghitung Deviasi Standar atau Standar Deviasi.

•Mentransformasi (mengubah) angka-angka mentah ke dalam nilai

berskala 1 – 10.

Kembali kepada Gronlund selain ia mengemukakan penyebaran nilai dengan

angka, juga mengemukakan penyebaran nilai dengan huruf yang digambarkan

dengan kurva norma

Catatan:

•Gronlund tidak menggunakan huruf E tetapi huruf F singkatan dari Fail

(gagal).

•Selanjutnya dikatakan oleh Gronlund: Rentangan persentase ini hanya berlaku

bagi populasi yang sangat heterogen. Apabila populasi telah terseleksi akibat

kenaikan kelas atau pindah ke tingkat sekolah yang lebih tinggi, maka

golongan F yang ada di ekor kiri akan berkurang sehingga distribusi tersebut

menjadi:

A ---------- 10 sampai 20 persen

B ---------- 20 sampai 30 persen

C ---------- 40 sampai 50 persen

D ---------- 10 sampai 20 persen

F ----------- 0 sampai 10 persen

5. Standar Lima

Siswa Skor Siswa Skor

1 94 11 60

2 85 12 87

3 85 13 73

4 78 14 76

5 79 15 71

6 91 16 67

7 92 17 84

8 82 18 65

9 83 19 63

10 75 20 86

Dari pengukuran (testing)diperoleh hasil sebagai berikut:

Proses Penilaian

Diberikan sebuah contoh.

Sebanyak 20 siswa mengikuti tes hasil belajar

berbentuk obyektif sebanyak 100 butir.

Menggunakan acuan patokan (PAP)

dengan skala 0-100 dan batas

minimal ketuntasan belajar adalah 60

maka perhitungan nilai dan pengambilan

keputusan dapat dilakukan sebagai

berikut:

Siswa Skor Nilai Batas lulus Keputusan

1 94 94 60 Lulus

2 85 85 60 Lulus

3 85 85 60 Lulus

4 78 78 60 Lulus

5 79 79 60 Lulus

6 91 91 60 Lulus

7 92 92 60 Lulus

8 82 82 60 Lulus

9 83 83 60 Lulus

10 75 75 60 Lulus

11 60 60 60 Lulus

12 87 87 60 Lulus

13 73 73 60 Lulus

14 76 76 60 Lulus

15 71 71 60 Lulus

16 67 67 60 Lulus

17 84 84 60 Lulus

18 65 65 60 Lulus

19 63 63 60 Lulus

20 86 86 60 Lulus

penilaian menggunakan acuan norma (PAN).misalkan

skala yang digunakan adalah 0-4 dan A-E, acuan

yang digunakan adalah acuan norma dan siswa

dikatakan lulus bila memperoleh nilaiminimal 2

atau C, maka perhitungan nilai dan pengambilan

keputusan dapat dilakukan dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

Data fi

60-69 4

70-79 6

80-89 7

90-100 3

Jumlah 20

1. Menyajikan tabel

2. Menghitung rata-rata

Data Xi fi fi.Xi

60-69 64,5 4 258

70-79 74,5 6 447

80-89 84,5 7 591,5

90-100 94,5 3 283,5

Jumlah 20 1580

3. Menghitung standart deviasi

Data Xi X fi (Xi - X)2 fi(Xi - X)2

60-69 64,5 4 210,25 841

70-79 74,5 79 6 20,25 121,50

80-89 84,5 7 30,25 211,75

90-100 94,5 3 240,25 720,75

Jumla

h

20 1895

4. Menentukan rentang nilai

Membagi SD = 6/5 = 1,2 SD

5. Menghitung nilai dan membuat keputusan

Berdasarkan kedua sistem penilaian dapat dilihat

bahwa acuan yang berbeda akan menghasilkan

keputusan penilaian yang berbeda.

Pada penilaian dengan acuan patokan(PAP), semua

siswa dapat dinyatakan lulus karena seluruh siswa

mencapai batas minimal ketuntasan.

Sebaliknya, pada penilaian dengan acuan

norma(PAN) terdapat 6 siswa yang dinyatakan tidak

lulus karena berada pada keadaan yang jauh

dibawah rata-rata kelompoknya