28
Pendahuluan Sejarah manusia merupakan perlombaan antara pendidikan dan bencana antarbudaya. Jika pendidikan tersebut tidak bersifat antar budaya, maka hal itu tidak dapat disebut sebagai pendidikan, melainkan sekedar penanaman dasar- dasar nasionalis atau agama – David Coulby Anak-anak harus diajarkan bahwa benar ada perbedaan rasial, namun di atas semua perbedaan tersebut, pada dasarnya kita semua lebih banyak memiliki kesamaan, dibandingkan perbedaan – Maya Angelou Menurut Margaret Mead (1901-1978) budaya adalah perilaku yang dipelajari dari sebuah masyarakat atau sub kelompok. Ada banyak pengertian mengenai kebudayaan yang dipergunakan. Kluckhohn dan Kroeber mencatat sekitar 175 definisi kebudayaan yang berbeda. Koentjaraningrat mengartikan budaya dalam arti sempit dan luas. Dalam arti sempit budaya itu adalah kesenian (Koentjaraningrat, 2000). Secara luas, Koentjaraningrat mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya. E.B. Tylor (1832-1917) memandang budaya sebagai kompleksitas hal yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan serta kebiasaan lain yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Raymond Williams (1921-1988) budaya meliputi meliputi organisasi produksi, struktur keluarga, struktur lembaga yang mengungkapkan atau mengatur hubungan-hubungan sosial, bentuk komunikasi yang khas dalam anggota masyarakat. Menurut Claude Levi-Strauss, kebudayaan harus dipandang dalam konteks teori komunikasi yaitu sebagai keseluruhan sistem

Budaya konteks pendidikan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Budaya konteks pendidikan

Pendahuluan

Sejarah manusia merupakan perlombaan antara pendidikan dan bencana

antarbudaya. Jika pendidikan tersebut tidak bersifat antar budaya, maka hal itu tidak dapat

disebut sebagai pendidikan, melainkan sekedar penanaman dasar-dasar nasionalis atau

agama – David Coulby

Anak-anak harus diajarkan bahwa benar ada perbedaan rasial, namun di atas semua

perbedaan tersebut, pada dasarnya kita semua lebih banyak memiliki kesamaan,

dibandingkan perbedaan – Maya Angelou

Menurut Margaret Mead (1901-1978) budaya adalah perilaku yang dipelajari dari

sebuah masyarakat atau sub kelompok. Ada banyak pengertian mengenai kebudayaan yang

dipergunakan. Kluckhohn dan Kroeber mencatat sekitar 175 definisi kebudayaan yang

berbeda. Koentjaraningrat mengartikan budaya dalam arti sempit dan luas. Dalam arti

sempit budaya itu adalah kesenian (Koentjaraningrat, 2000). Secara luas, Koentjaraningrat

mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus

dibiasakannya dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya.

E.B. Tylor (1832-1917) memandang budaya sebagai kompleksitas hal yang meliputi

pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan serta

kebiasaan lain yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut

Raymond Williams (1921-1988) budaya meliputi meliputi organisasi produksi, struktur

keluarga, struktur lembaga yang mengungkapkan atau mengatur hubungan-hubungan

sosial, bentuk komunikasi yang khas dalam anggota masyarakat. Menurut Claude Levi-

Strauss, kebudayaan harus dipandang dalam konteks teori komunikasi yaitu sebagai

keseluruhan sistem simbol (bahasa, kekerabatan, ekonomi, mitos, seni) yang pada berbagai

tingkat memungkinkan dan mengatur komunikasi (Cremers, 1997: 147). Hal ini karena

manusia adalah homo simbolicum. Kita lihat bahwa budaya diartikan selalu dalam konteks

hubungannya sebagai anggota masyarakat. Koentjaraningrat lebih sistematis dalam

memerinci unsur-unsur kebudayaan. Unsur-unsur kebudayaan menurut Koentjaraningrat

(2000: 2) adalah sebagai berikut:

Sistem religi dan upacara keagamaan.

Sistem dan organisasi kemasyarakatan.

Sistem pengetahuan

Page 2: Budaya konteks pendidikan

Bahasa

Kesenian

Sistem mata pencaharian hidup

Sistem teknologi dan peralatan

Secara garis besar unsur-unsur yang berada di urutan bagian atas merupakan unsur

yang lebih sukar berubah daripada unsur-unsur di bawahnya. Namun perlu diperhatikan,

karena ada kalanya sub unsur dari suatu unsur di bawahnya lebih sukar diubah dari pada

sub unsur dari suatu unsur yang tercantum di atasnya. Misalnya sub-sub unsur hukum waris

yang merupakan sub unsur dari hukum (bagian dari unsur sistem dan organisasi

kemasyarakatan) lebih sukar berubah bila dibandingkan dengan sub-sub unsur arsitektur

tempat pemujaan (bagian dari sub unsur prasarana upacara yang menjadi bagian dari sistem

religi).

Masjid, gereja, tasbih, kitab suci merupakan contoh kongkrit sistem religi dan

upacara keagamaan. Ada pembagian warisan di antara keluarga Anda, ada walikota, ada

kantor dan tokoh politik, anak SD memakai seragam merah putih yang kesemuanya itu

merupakan contoh sistem dan organisasi kemasyarakatan. Buku IPS anak SD, ada orang

yang menghitung uang kembalian merupakan contoh kecil dari sistem pengetahuan. Ada

orang yang berbahasa Madura, bahasa Jawa dan ada yang berbahasa Indonesia merupakan

bagian dari unsur bahasa. Panggung seni, ada lukisan, ada gambar reklame yang indah

sebagai perwujudan unsur kesenian. Penjual sayuran, sopir angkot, seorang guru

berseragam abu-abu yang memasuki sekolah, remaja yang memakai seragam pertokoan

tertentu yang semuanya itu merupakan contoh kongkrit unsur sistem mata pencaharian

hidup. Ada komputer, internet, ada cangkul dan sabit, ada Handphone merupakan contoh

sistem teknologi dan peralatan.

Wujud Kebudayaan

Kalau kita perhatikan definisi budaya seperti diuraikan di atas, maka wujud

kebudayaan (Koentjaraningrat, 2000: 5) bisa terdiri dari:

1. Wujud idiil (adat tata kelakuan) yang bersifat abstrak, tak dapat diraba. Terletak di alam

pikiran dari warga masyarakat di mana kebudayaan yang bersangkutan itu hidup, yang

nampak pada karangan, lagu-lagu. Fungsinya adalah pengatur, penata, pengendali, dan

pemberi arah kelakuan manusia dalam masyarakat. Adat terdiri atas beberapa lapisan,

Page 3: Budaya konteks pendidikan

yaitu sistem nilai budaya (yang paling abstrak dan luas), sistem norma-norma (lebih

kongkrit), dan peraturan khusus mengenai berbagai aktivitas sehari-hari (aturan sopan

santun) yang paling kongkrit dan terbatas ruang lingkupnya.

2. Wujud kedua adalah sistem sosial mengenai kelakuan berpola dari manusia itu sendiri.

Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas manusia yang berinteraksi yang selalu mengikuti

pola tertentu. Sifatnya kongkrit, bisa diobservasi.

3. Wujud ketiga adalah kebudayaan fisik yang bersifat paling kongkrit dan berupa benda

yang dapat diraba dan dilihat.

Ketiga wujud dari kebudayaan di atas dalam kenyataan kehidupan masyarakat tidak

terpisah satu dengan yang lain. Kebudayaan idiil memberi arah pada perbuatan dan karya

manusia. Pikiran atau ide dan karya manusia menghasilkan benda kebudayaan fisik.

Sebaliknya, kebudayaan fisik membentuk suatu lingkungan hidup tertentu yang makin lama

makin menjauhkan manusia dari lingkungan alamiahnya, sehingga mempengaruhi pola

perbuatan, bahkan juga mempengaruhi cara berpikirnya.

Budaya dan Lingkungan

Pada dasarnya kita tidak bisa lepas dan terpisah dari lingkungan kita. Pada dasarnya

kelompok sosial merupakan kolektivitas manusia yang kurang lebih permanen yang hidup

bersama dan berinteraksi dengan berbagai lingkungan disekitarnya. Kelompok sosial harus

bertahan hidup dengan beradaptas pada lingkungannya. Pengetahuan, ide, dan ketrampilan

yang memungkinkan suatu kelompok untuk bertahan hidup dapat dipandang sebagai

program bertahan hidup atau budaya.

Keberhasilan bertahan hidup suatu kelompok tergantung pada jenis lingkungan yang

dihadapi kelompok. Pertama, ada lingkungan geografis, atau habitat fisik. Lingkungan ini

memberi berbagai keunikan alamiah di mana kelompok sosial itu beradaptasi dengan atau

mengubah lewat teknologinya.

Kedua, anggota kelompok sosial harus hidup bersama dan berinteraksi. Kelompok

sosial sebagai satu keseluruhan memiliki kelompok lain sebagai tetangga yang akan

membentuk lingkungan sosial dengan mana mereka juga berinteraksi. Beberapa dari

kelompok ini ada interaksi lokal dan memungkinkan interaksi tatap muka, sedangkan yang

lain lebih berjarak.

Page 4: Budaya konteks pendidikan

Dalam skala dunia, kelompok sosial utama seperti negara hidup dalam lingkungan sosial

regional dan global dan harus beradaptasi dengan negara lain. Bagian budaya sebagian

besar tersusun dari semua kebiasaan dan aturan yang memungkinkan semua skala interaksi

yang berbeda ini dilakukan. Ketiga, ada suatu jenis lingkungan yang biasanya kita tidak

memikirkannya karena tidak terlihat atau berinteraksi di dalam dunia ini. Namun nyatanya

sangat mempengaruhi hidup jutaan manusia.

Pembahasan

Budaya dalam Konteks Pendidikan

Budaya tidak dapat dipisahkan hubungannya dari pendidikan, orang-orang yang

dibesarkan dalam budaya akan belajar sesuai dengan apa yang dibutuhkan budaya mereka.

Jadi, walaupun manusia secara biologis sama, karena pengalaman budaya mereka, secara

sosial, mereka tumbuh berbeda. Sekolah sebagai sebuah wadah mendapatkan pengalaman

dan sekolah menjadi sebuah konteks di mana baik proses sosialisasi maupun pembelajaran

terjadi.

Beberapa alasan pentingnya membahas hal ini, yang pertama, kita dapat

memperoleh pengetahuan yang berharga dengan mempelajari persepsi dan pendekatan

suatu budaya pada pendidikan. Pepatah orang cina mengatakan “ilmu merupakan harta

yang mengikuti pemiliknya ke manapun”sedangkan orang latin berpendapat bahwa

pendidikan lebih dari sekedar sekolah, Tapi orang latin percaya bahwa “pendidikan juga

memiliki konotasi evaluasi moral di mana anak yang berpendidikan akan menghormati

orang yang lebih tua dan orang yang memiliki otoritas, memiliki perilaku yang baik, dan

menghargai orang lain”.

Kedua, tujuan tradisional sekolah erat hubungannya dengan kemampuan intelektual

atau fungsi sosial yang diasosiasikan dengan masyarakat pada umumnya. Yang ketiga,

pengaruh budaya pada pendidikan adalah menyadari pengetahuan informal suatu budaya.

Saville Troike menekankan hal ini dengan menyatakan bahwa anak-anak seharusnya

menginternalisasi nilai dasar dan kepercayaan budaya mereka.

Keempat, banyak nanti berhubungan dengan orang dengan budaya yang berbeda,

kesadaran akan perbedaan budaya dalam pendidikan dapat menolong anda memahami

perilaku komunikasi tertentu ketika hal tersebut dimanifestasikan dalam ruangan yang

multikultural. Intinya, budaya mengajrakan tujuan yang sama yaitu mengabadikan budaya

dan meneruskan sejarah dan tradisinya dari generasi ke generasi. Sistem budaya dari

Page 5: Budaya konteks pendidikan

pendidikan formal dan informal berusaha untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya.

Dimana budaya mempengaruhi pandangan, nilai, dan persepsi setiap generasi.

Sekolah memberikan petunjuk untuk hidup dengan layak. Herbert Spencer

berpandangan bahwa “pendidikan membentuk karakter objeknya”, dan Henry

mengembangkan pandangan ini dengan menyatakan bahwa anak-anak dibentuk oleh

sekolah, sehingga anak-anak menyadari apa yang harus mereka ketahui supaya

memperoleh hidup yang produktif, sukses, dan memuaskan. Syarat pertama untuk

memperoleh kemampuan komunikasi multikultural dalam konteks pendidikan adalah

memahami dinamika yang berhubungan dengan budaya dan pendidikan.

Dinamika Pendidikan Yang Berubah

Menurut The Condition of Education, 2008, Laporan dari Pusat Data Statistik

Pendidikan Nasional, pendaftaran pada sekolah umum di Amerika Serikat meningkat pesat,

dan lembaga pelajar nasional menjadi sangat beragam. Murid-murid dari subkultur yang

beragam meliputi 43 persen dari pendaftar sekolah umum, dan satu dari lima murid adalah

orang latin. Sebagai tambahan, 20 persen dari anak sekolah menggunakan bahasa selain

bahasa Inggris di rumah, dan sekitar lima persen berbicara bahasa Inggris dengan lancar.

Dari hal ini kita harus menyadari bahwa pendidikan sebagai suatu interaksi lintas

budaya yang melibatkan berbagai etnis, pandangan dan gaya hidup serta gaya belajar.

Sistem Pendidikan Yang Berbeda Secara Budaya

Semua budaya dengan dengan sistem pendidikan formal cenderung mengajarkan hal

yang sama: bahasa, matematika, ilmu pengetahuan, sejarah, agama, dan sebagainya.

Perbedaan yang signifikan dapat ditemukan dalam apa dan bagaimana budaya mengajarkan

sesuatu hal. Karena perbedaan ini menjelaskan bentuk pendidikan dalam budaya.

Pada dasarnya kita sadari bahwa semua manusia adalah sama, namun yang

membedakan adalah pendidikannya. Perbedaan tersebut menyangkut pengaruh budaya

pada sistem dunia pendidikan. Apa yang diajarkan dalam budaya adalah penting dalam

mempertahankan suatu budaya dan hal ini biasanya menjadi tanggung jawab utama sistem

pendidikan formal dalam suatu budaya.

Pelajaran sejarah merupakan hal yang umum dalam semua budaya, namun masing-

maisng budaya menekankan sejarahnya sendiri. Abba Eban menuliskan bahwa suatu negara

menulis sejarahnya dalam gambarannya sendiri.

Page 6: Budaya konteks pendidikan

Pelajaran bahasa juga merupakan hal yang umum, namun sama halnya dengan sejarah,

budaya yang pertama kali mengajarkan bahasanya sendiri. Ketika kita diajarkan sejarah dan

budaya di sekolah, kita menyebarkan budaya tersebut dan menanamkan kepercayaan dan

nilai, termasuk pada prasangka atau perspektif yang dimiliki. Sekolah secara sadar atau

tidak, telah menanamkan perilaku etnosentrismenya.

Pendidikan Multikultural

Ketika membahas multikultural atau studi budaya lainnya, maka konsep ethic dan

emic akan selalu muncul. Kedua istilah antropologi ini dikembangkan oleh Pike (1967). Pike

memakai istilah ini untuk menjelaskan dua sudut pandang dalam mempelajari perilaku

multikultural. Ethic adalah sudut pandang dalam mempelajari budaya dari luar sistem

budaya itu, dan merupakan pendekatan awal dalam mempelajari suatu sistem budaya asing.

Sementara emic sebagai sudut pandang merupakan studi perilaku dari dalam sistem budaya

tersebut (Segall, 1990). Ethic adalah aspek kehidupan yang muncul konsisten pada semua

budaya, emic adalah aspek kehidupan yang muncul dan benar hanya pada satu budaya

tertentu. Jadi, ethic menjelaskan universalitas suatu konsep kehidupan, sedangkan emic

menjelaskan keunikan dari sebuah konsep budaya.

Sebuah perilaku manusia kita akui kebenarannya sebagai sebuah ethic, maka dapat

dikatakan bahwa perilaku tersebut universal termasuk kebenarannya. Misalnya, ekspresi

tertawa pada semua budaya adalah untuk mengekspresikan rasa senang. Sebaliknya,

sebuah perilaku atau nilai hanya diketemukan pada satu budaya dan hanya benar pada

budaya tersebut, dalam studi Pendidikan Multikultural tidak boleh digeneralisasi. Misalnya,

Suku Dayak di Kalimantan yang memenggal kepala setiap musuh yang dibunuh atau Suku

Indian yang mengambil kulit kepala dari musuhnya yang telah meninggal adalah salah satu

perilaku emic yang khas dan benar hanya pada budaya tersebut. Perilaku khas Suku Dayak

itu tidak dapat digeneralisir dalam analisa untuk menjelaskan perilaku seluruh suku di

Indonesia.

Pendidikan Multikultural menurut Banks merupakan suatu rangkaian kepercayaan

(set of beliefs) dan penjelasan yang mengakui dan menilai pentingnya keragaman budaya

dan etnis dalam membentuk gaya hidup, pengalaman sosial, identitas pribadi, kesempatan

pendidikan dari individu, kelompok, maupun negara.

Page 7: Budaya konteks pendidikan

Menurut Bennet, pendidikan multikultural merupakan suatu pendekatan belajar-

mengajar yang didsarkan pada nilai dan kepercayaan demokratis dan menegaskan

pluralisme budaya dalam masyarakat yang saling bergantungan satu sama lainnya.

Pendidikan multikultural adalah ide, gerakan pembaharuan pendidikan dan proses

pendidikan yang tujuan utamanya adalah untuk mengubah struktur lembaga pendidikan

supaya siswa, baik pria maupun wanita, dan siswa yang merupakan anggota dari kelompok

ras, etnis, dan kultur yang bermacam-macam itu akan memiliki kesempatan yang sama

untuk mencapai prestasi akademis di sekolah.

Dasar Pendidikan Multikultural

Kesadaran nilai penting keragaman budaya. Perlu peningkatan kesadaran bahwa

semua siswa memiliki karakteristik khusus karena usia, agama, gender, kelas sosial, etnis,

ras, atau karakteristik budaya tertentu yang melekat pada diri masing-masing. Pendidikan

multikultural berkaitan dengan ide bahwa semua siswa tanpa memandang karakteristik

budayanya itu seharusnya memiliki kesempatan yang sama untuk belajar di sekolah.

Perbedaan yang ada itu merupakan keniscayaan atau kepastian, namun perbedaan itu harus

diterima secara wajar dan bukan untuk membedakan.

Gerakan pembaharuan pendidikan

Ide penting lain dalam Pendidikan Multikultural adalah bahwa sebagian siswa karena

karakteristik tersebut di atas, ternyata ada yang memiliki kesempatan yang lebih baik untuk

belajar di sekolah favorit tertentu, sedangkan siswa dengan karakteristik budaya yang

berbeda tidak memiliki kesempatan itu. Beberapa karakteristik institusional dari sekolah

secara sistematis menolak kelompok siswa untuk mendapatkan kesempatan pendidikan

yang sama, walaupun itu dilakukan secara halus. Dalam arti, dibungkus dalam bentuk aturan

yang hanya bias dipenuhi oleh segolongan tertentu dan tidak bias dipenuhi oleh golongan

yang lain. Pendidikan Multikultural bisa muncul berbentuk bidang studi, program, dan

praktek yang direncanakan lembaga pendidikan untuk merespon tuntutan, kebutuhan, dan

aspirasi berbagai kelompok.

Proses pendidikan

Pendidikan Multikultural juga merupakan proses pendidikan yang tujuannya tidak

akan pernah terealisasikan secara penuh. Pendidikan Multikultural adalah proses menjadi.

Pendidikan Multikultural harus dipandang sebagai suatu proses yang terus menerus (an

ongoing process), dan bukan sebagai sesuatu yang langsung bisa tercapai. Tujuan utama

Page 8: Budaya konteks pendidikan

dari Pendidikan Multikultural adalah untuk memperbaiki prestasi secara utuh, bukan

sekedar meningkatkan skor.

Ada beberapa hal dasar dalam memahami Pendidikan Multikultural yaitu:

Kesempatan yang sama bagi setiap siswa untuk mewujudkan potensi sepenuhnya

Penyiapan pelajar untuk berpartisipasi penuh dalam masyarakat antarbudaya

Penyiapan pengajar agar memudahkan belajar bagi setiap siswa secara efektif tanpa

memperhatikan perbedaan atau persamaan budaya dengan dirinya

Partisipasi aktif sekolah dalam menghilangkan penindasan dalam segala bentuknya.

Dengan menghilangkan penindasan di sekolahnya sendiri, kemudian menghasilkan

lulusan yang sadar dan aktif secara sosial dan kritis

Pendidikan harus berpusat pada siswa dengan mendengarkan aspirasi dan pengalaman

siswa

Pendidik, aktivis, dan yang lain harus mengambil peranan lebih aktif dalam mengkaji

kembali semua praktik pendidikan, termasuk teori belajar, pendekatan mengajar,

evaluasi, psikologi sekolah dan bimbingan, materi pendidikan dan buku teks, dan

lainlain.

Arti Pentingnya Keberadaan Pendidikan Multikultural

Pendidikan Multikultural dapat menjadi elemen yang kuat dalam kurikulum

Indonesia untuk mengembangkan kompetensi dan keterampilan hidup (life skills).

Masyarakat Indonesia terdiri dari masyarakat multikultur yang mencakup berbagai macam

perspektif budaya yang berbeda. Pendidikan Multikultural dapat melatih siswa untuk

menghormati dan toleransi terhadap semua kebudayaan. Pendidikan Multikultural sebagai

kesadaran merupakan suatu pendekatan yang didasarkan pada keyakinan bahwa budaya

merupakan salah satu kekuatan yang dapat menjelaskan perilaku manusia. Budaya memiliki

peranan yang sangat besar dalam menentukan arah kerja sama maupun konflik

antarsesama manusia. Pendidikan Multikultural dipersepsikan sebagai suatu jembatan

untuk mencapai kehidupan bersama dari umat manusia dalam era globalisasi yang penuh

tantangan baru. Pertemuan antar budaya bisa berpotensi memberi manfaat tetapi sekaligus

menimbulkan salah paham.

Page 9: Budaya konteks pendidikan

Tujuan Pendidikan Multikultural

Dua tujuan penting dari pendidikan multikultural ini adalah untuk mengajarkan

budaya orang lain tanpa streotip atau pengertian yang salah dan untuk mengajarkan budaya

seseorang tanpa pandangan negatif. Sehingga dibutuhkan strategi pendidikan dimana latar

belakang budaya siswa digunakan untuk mengembangkan pengajaran dalam ruangan kelas

dan lingkungan sekolah yang efektif. Hal tersebut diarancang untuk mendukung dan

mengembangkan konsep budaya, keragaman, kesetaraan, keadilan sosial, dan demokrasi

dalam konteks sekolah formal.

Fungsi Pendidikan Multikultural

Menurut The National Council for Social Studies (Gorski, 2001) fungs Pendidikan

Multikultural adalah sebagai berikut:

Memberi konsep diri yang jelas

Membantu memahami pengalaman kelompok etnis dan budaya ditinjau dari sejarahnya

Membantu memahami bahwa konflik antara ideal-realitas itu memang ada pada setiap

masyarakat

Membantu mengembangkan pembuatan keputusan (decision making), partisipasi

sosial, dan keterampilan kewarganegaraan (citizenship skills).

Budaya dan Pembelajaran

Aristoteles menuliskan bahwa belajar merupakan kesenangan alamiah, tidak

terbatas hanya pada filsuf, namun merupakan hal yang umum bagi semua manusia.

Walapun belajar merupakan hal yang alamiah bagi manusia, namun setiap orang memiliki

cara yang berbeda dalam belajar. Setiap orang memiliki caranya sendiri untuk

mengumpulkan dan mengolah informasi serta bagaimana ia belajar dan memecahkan

masalah dalam situasi sehari-harinya.

Kemampuan kognitif seseorang diperoleh melalui proses sosialisasi yang panjang,

disebut juga dengan suatu pilihan belajar. Dimana sepanjang waktu, setiap budaya telah

menggunakan pendekatan untuk mempelajari apa yang paling cocok dengan kebutuhan.

Hofstede menjelaskan proses ini sebagai sesuatu di mana pertumbuhan kognitif ditentukan

oleh tuntutan lingkungan tempat tinggal seseorang, seseorang akan mengerjakan dengan

baik hal-hal yang penting baginya dan kemampuan kognitif ini berakar pada pola suatu

Page 10: Budaya konteks pendidikan

masyarakat. Sebagai akibatnya, cara yang disukai orang-orang untuk belajarpun beragam

dan keragaman ini memengaruhi cara orang untuk mempelajari dan mengolah informasi.

Ketika anak sekolah masuk dalam kelas multikultural berasal dari latar nelakang budaya

berbeda, sehingga mereka memiliki pandangan yang berbeda mengenai pendidikan. Hal ini

menyangkut dua hal, pertama cara budaya untuk mengetahui, dan kedua adalah pilihan

belajar budaya. Yang mana kedua hal ini memengaruhi cara murid-murid belajar dan

berpartisipasi dalam proses pendidikan.

Pilihan Belajar Kultural

kebebasan pada suatu bidang vs Kepekaan terhadap sesuatu bidang

pilihan belajar didasarkan pada bagaimana orang-orang cenderung melihat

lingkungan mereka dan apakah mereka fokus pada semua bidang atau berkonsentrasi pada

sebagian bidang.

Kerja sama vs Kompetisi

Gaya belajar ini mencerminkan apakah murid-murid lebih suka bekerja sama atau

bekerja sendiri dengan berkompetisi dengan lainnya.

Uji coba vs “lihat, kemudian kerjakan”

Ada orang yang menyukai belajar dengan melibatkan mereka dalam satu pekerjaan,

demgan uji coba tapi ada juga yang dengan melihat orang lain terlebih dahulu hingga dia

merasa yakin kemudian dia mengerjakan hal trsebut.

Toleransi vs Ketidaktoleransian terhadap ambiguitas(perbedaan, ketidakpastian)

Terkadang dalam kehidupan sehari-hari ada orang yang bisa memberi toleransi

menghadapi ambuitas tapi ada juga yang tidak.

Ada dua dimensi kognitif dalam memahami pilihan belajar, yaitu persepsi dan

penilaian. Dimensi persepsi berhubungan dengan indra dan instuisi. Indra meliputi wawasan

dan hal-hal asbtrak, sementara intuisi melibatkan wawasan dan abstraksi. Dimensi penilaian

dihubungkan dengan pemikiran dan perasaan. Pemikiran berhubungan dengan logika dan

objektivitas, sedangkan perasaan melibatakan emosi dan spontanitas. Semua pembelajaran

Page 11: Budaya konteks pendidikan

melibatakan baik persepsi maupun penilaian, sehingga model ini menghasilkan empat

kombinasi yang menggambarkan pilihan budaya, yaitu:

a. Indra – pemikiran (preferensi penguasaan)

Cenderung realistis, praktis dan berdasarkan fakta. Berorientasi pada hasil, menyukai

sebuah tindakan dibandingkan kata-kata atau teori.

b. Intuitif – pemikiran (preferensi pemiahaman)

Berisfat teoritis, intelektual, dan beorientasi pada penegtahuan, mereka cenderung

menyukai tantangan secara intelektual dan selalu menyelesaikan sesuatu untuk diri

mereka sendiri.

c. Indra – perasaan (preferensi interpersonal)

Diarahkan secara sosial, ramah, dan interpersonal, sensitif terhadap perasaan mereka

sendiri dan juga perasaan orang lain, cenderung bekerja paling baik ketika secara emosi

terlibat dalam suatu pembelajaran.

d. Intuitif - perasaan ( preferensi ungkapan diri)

Biasanya ingin tahu, berwawasan, dan imaginatif. Orang yang berani bermimpi dan

setia pada nilai mereka sendiri.

Gaya Pembelajaran Relasional

Gaya relasional ini merujuk pada cara dimana orang-orang menghubungkan dirinya.

Seperti aspek lain dalam perilaku manusia, bagaimana manusia berinteraksi dipelajari dalam

konteks budaya. Gaya relasional individual dibawa ke dalam ruangan kelas dan dapan

mempengaruhi interaksi kelas.

Tiga gaya yang relevan dengan pendidikan multikultural:

Ketergantungan/Kemandirian

Gaya relasional ini menunjukkan sejauh mana siswa bergantung pada dukungan,

pertolongan, dan pendapat guru mereka. Bagi seorang pendidik, ia dapat

mengembangkan strategi dukungan yang efektif bagi murid-murid yang kelihatannya

menunjukkan sedikit inisiatif atau kemandirian.

Partisipasi/Pasif

Beberapa siswa suka untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran,

sedangkan yang lain lebih suka pasif. Beberapa budaya melatif anak-anak mereka

Page 12: Budaya konteks pendidikan

untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajran dengan menanyakan

pertanyaan dan terlibat dalam diskusi. Namun pada situasi lain para pendidik atau

pengajar malah memiliki semua informasi dan membagikannya pada siswa yang

kemudian diharapkan untuk mendengar dan mencatat dengan pasif.

Impulsif/Reflektivitas

Siswa dari latar belakang budaya yang berbeda akan memiliki perbedaan dalam

berapa lama mereka memikirkan suatu jawaban atau masalah sebelum akhirnya

mengambil suatu kesimpulan atau menyatakan jawaban. Siswa yang impulsif

cenderung memberikan respon yang cepat terhadap suatu pernyataan atau

pertanyaan tertentu. Sebaliknya, reflektivitas justru siswa cenderung mengamati

suatu hal dari semua sisi masalah dan semua implikasi yang mungkin sebelum

menjawab suatu pernyataan atau memberi respon membutuhkan waktu yang lebih

banyak.

dari perbedaan tersebut, lembaga pendidikan multikultura harusnya mampu

menemukan cara dimana semua siswa menggunakan gaya belajar dan relasional yang sesuai

dengan latar belakang berbagai budaya yang ada.

Gaya Motivasi Budaya

Gaya ini merupaka alasan dasar mengapa seseorang ingin belajar. Dalam hal ini ada

empat gaya motivasi yang berpengaruh pada pelaksanaan pendidikan multikultural, antara

lain:

- Motivasi intrinsik

Seseorang memiliki dorongan dari diri sendiri untuk menjadi sukses

- Motivasi ekstrinsik

Seseorang membutuhkan dorongan/ motivasi tidak dari dalam dirinya sendiri,

melainkan karena adanya dorongan dari luar, seperti orang tua.

- Belajar atas permintaan

Terjadi dalam lingkungan yang telah memiliki kurikulum. Misalnya di Asia, dituntut

untuk belajar semua hal atau menguasi semua ilmu pengetahuan.

- Belajar ketika tertarik

Beberapa orang percaya bahwa mereka seharusnya mempelajari apa yang berguna

dan penting bagi mereka dan apa yang mereka sukai.

Page 13: Budaya konteks pendidikan

Menjadi Kompeten secara Multikultural

Proses untuk menjadi kompeten merupakan hal yang harus dikembangkan

seseorang dalam berbagai cara melihat, mengevaluasi, mempercayai, dan mengerjakan.

Fokusnya ada pada memahami dan belajr untuk menegosiasikan perbedaan budaya di

antara negara-negara demikian juga dalam negara kita sendiri.

Sebagai seorang yang berada dalam lingkungan yang multikultural hendaknya

mampu memahami diri sendiri terlebih dahulu sebelum berusaha memahami orang lain.

Refleksi diri merupakan dinamika yang penting dalam mengenal diri sendiri. Setelah itu baru

kita memahami keberagaman yang ada pada lingkungan kita. Dalam hal ini kita harus

menjalankan proses belajar dalam berbagai perbedaan budaya yang ada dalam diri setiap

orang yang kita jumpai setiap harinya.

Strategi Komunikasi Multikultural

Komunikasi yang efektif tergantung pada penggunaan strategi komunikasi yang

tepat. Perlu dipikirkan budaya dimana pesan dibentuk. Dalam arti luas strategi komunikasi

yang efektif harus berdasarkan sejumlah faktor dan asumsi. Terdapat dua faktor khusus

dalam hal ini:

Kesiapan

Taggar menyarankan seorang pengajar atau pendidik untuk menggunakan cara

mengajar yang dapat digunakan untuk menigkatkan pengaruh kesiapan, antara lain:

- Mengembangkan atmosfir kelas yang nayaman dan mengintegrasi kepercayaan dan

nilai dari kelompok budaya.

- Menyediakan banyak kesempatan untuk mendiskusikan topik global dan

hubungannya dengan siswa

- Diskusi lebih baik jika membahas mengenai kepercayaan dan prkatik budaya yang

unik

- Sensitif pada berbagai kebudayaan yang berbeda dari siswa

Empati

Merupakan kemampuan untuk mengasumsikan peranan orang lain dan

membayangkan dunia seperti cara orang lain melihatnya, meprediksi secara akurat

motivasi, tindakan, perasaan, dan kebutuhan orang lain.

*-----------*

Page 14: Budaya konteks pendidikan

Arab Saudi

Sistem Pendidikan di Arab Saudi

Kerajaan Arab Saudi berdiri pada tahun 1932 dan menempati 80 persen luas

semenanjung Arab. Secara geografis negara ini berbatasan dengan Jordania, Kuwait, dan

Irak di sebelah utara, Laut Merah di sebelah barat, Qatar dan Uni Emirat Arab di sebelah

timur, serta Yaman dan Oman di sebelah selatan. Saudi Arabia adalah negara yang

menganut hukum berbasis Islam dimana hukum syariah sebagai dasar konstitusi dan sistem

hukum.

Sistem Pendidikan di Arab Saudi memisahkan antara anak laki-laki dan anak

perempuan sesuai dengan syariat islam. Secara umum sistem pendidikan dibagi 3 bagian

utama yaitu :

1. Pendidikan umum untuk anak laki-laki

2. Pendidikan umum untuk anak perempuan

3. Pendidikan Islam tradisional untuk anak laki-laki

Secara umum, ada dua lembaga yang menangani pendidikan di Saudi Arab, yaitu:

Departemen ilmu pengetahuan dan budaya

Menangani pendidikan dasar, menegah, baik umum maupun khusus.

Departemen Pengajaran Tinggi

Menangani pendidikan tinggi baik umum maupun agama.

Pendidikan umum untuk anak laki-laki dan anak perempuan berada dibawah

Yurisdiksi Presidensi Umum untuk Pendidikan. Kedua jenis pendidikan tersebut mengikuti

kurikulum yang sama dan mengambil ujian tahunan yang sama.

Pendidikan islam tradisional bagi laki-laki difokuskan untuk membentuk calon-calon

anggota dewan ulama. Kurikulum untuk sekolah islam tradisional juga sebagian

menggunakan kurikulum pendidikan umum, tetapi fokusnya pada studi islam dan bahasa

arab. Untuk pendidikan agama, dilakukan dibawah supervisi dari Universitas Islam Imam

Saud (Riyadh) dan Universitas Islam Madinah (Madinah).

Sebagian besar kurikulum baru dikhususkan untuk agama. Secara khusus, menghafal

Al-Quran, penafsiran dan pemahaman dari Quran (Tafsir) dan penerapan tradisi Islam untuk

kehidupan sehari-hari. Agama adalah juga belajar di tingkat universitas di samping mata

Page 15: Budaya konteks pendidikan

pelajaran lain, dan diwajibkan bagi semua siswa.. Ada juga dua universitas Islam (disebutkan

di atas) yang berfokus terutama pada pelajaran agama.

Pendidikan umum dibagi menjadi 4 bagian yaitu :

1. Pra-Pendidikan Dasar

Pra- Pendidikan Dasar ini sama dengan Pendidikan Taman Kanak-Kanak dari usia 4 –

5 tahun pendidikan ini ditawarkan secara gratis dan bersifat sukarela. Program yang akan

diberikan pada pendidikan ini adalah program pedagogis, dan tidak terorganisir untuk

mempersiapkan diri masuk sekolah.

2. Pendidikan Dasar

a. Sekolah Dasar

Pada Pendidikan Dasar anak-anak mulai masuk sekolah pada usia 6 – 11 Tahun

Pendidikan dasar di Arab Saudi berlangsung selama enam tahun. Anak-anak harus lulus

ujian pada akhir kelas 6 dari sekolah dasar dan memperoleh Sertifikat Pendidikan Dasar

Umum, untuk memenuhi persyaratan untuk sekolah menengah. Kurikulum atau mata

pelajaran yang ada di pendidikan dasar adalah sebagai berikut : Bahasa Arab, Pendidikan

seni, Geografi, Sejarah, Ekonomi rumah (untuk anak perempuan ), Matematika, Pendidikan

Jasmani (untuk anak laki-laki), Studi islam dan Sain. Sertifikat: shahadat Al Madaaris Al

Ibtidaa'iyyah (Umum Elementary School Certificate)

b. Sekolah Menengah

Pada Pendidikan Menengah anak-anak mulai masuk sekolah pada usia 12 – 14 tahun.

Pendidikan menengah di Arab Saudi berlangsung selama tiga tahun dan ini adalah tahap

akhir dari pendidikan menengah. Kurikulum yang ada di pendidikan menengah

adalah sebagai berikut: Bahasa Arab, Pendidikan seni, Geografi, Sejarah, Ekonomi rumah

(untuk anak perempuan), Matematika, Pendidikan Jasmani (untuk anak laki-laki), Studi

Islam dan Sain dan bahasa tambahannya adalah bahasa Inggris.

Sertifikat: shahadat Al-Kafa'at Al-Mutawassita (Intermediate School Certificate).

3. Pendidikan Menengah

Pada Pendidikan Sekunder anak-anak mulai masuk sekolah pada usia 15 – 17 tahun.

Pendidikan Sekunder ini menawarkan 3 program yaitu Pendidikan Menengah Umum,

Pendidikan Menengah Agama, Pendidikan Menengah Teknik. Pendidikan ini berlangsung

selama 3 tahun.

a. Pendidikan Menengah umum

Page 16: Budaya konteks pendidikan

Selama tahun pertama siswa menggunakan kurikulum yang umum dan dua tahun

berikutnya siswa dibagi menjadi 2 bagian yaitu ilmiah dan sastra. Siswa yang mendapat skor

60 persen dalam semua mata pelajaran tahun pertama dapat memilih antara ilmiah dan

sastra dan apabila siswa tersebut mendapat skor di bawah 60 persen dalam semua mata

pelajaran tahun pertama maka siswa tersebut harus memilih sastra. Kurikulum Umum :

Bahasa Arab, Biologi, Kimia, Bahasa Inggris, Geografi, Sejarah, Ekonomi rumah (untuk anak

perempuan), Matematika, Pendidikan Jasmani (untuk anak laki-laki) dan pelajaran agama.

Setelah siswa tersebut menyelesaikan sekolahnya, maka siswa yang lulus Ujian Sekunder

Umum akan menerima sertifikat Shada al- Marhalat ath-Thanawiyya), yang digunakan untuk

studi ke universitas atau bentuk-bentuk pendidikan yang lebih tinggi.

b. Pendidikan Menengah Agama

Pendidikan ini hanya untuk anak laki-laki saja, dimana nantinya akan menjadi ulama.

Kurikulum di sini memiliki fokus utama tentang islam dan Arab. Selain itu Sastra Arab,

Inggris, Budaya umum, Geografi dan Sejarah. Setelah menyelesaikan ujian siswa akan

menerima sertifikat shahadat Al Thanawiyyah Al ‘Aama lil Ma’aahid Al ilmiyya dengan mana

mereka bias masuk ke pendidikan agama tinggi.

c. Pendidikan Menengah Teknik

Ada 3 jenis pendidikan yang ditawarkan pada tingkat ini yaitu Kejuruan,

Komersial dan Pertanian. Pada Kejuruan ini ditawarkan beberapa bidang yaitu Arsitektur,

Auto mekanika, Listrik, Mesin mekanik, Logam mekanika dan Radio dan televisi.

Kurikulum untuk pelajaran umum adalah Bahasa Arab, Kimia, Bahasa inggris, Matematika,

Pendidikan Jasmani, Fisika, Agama.

Komersial mencakup mata pelajaran: bahasa Arab, Inggris, Pembukuan dan Akutansi,

Komersial korespondensi, Ekonomi. Keuangan Matematika, Umum matematika, Geografi,

Manajemen dan sekretaris dan Agama. Cabang.

Pertanian menawarkan subyek: Agronomi peternakan,Agricultural economics,

farm manajemen, Hortikultural, Marketing, Plant Gizi, Terapan biologi, Terapan kimia,

Matematika Terapan, Applied Physics, Arab, Inggris dan Islam.

4. Perguruan Tinggi

Page 17: Budaya konteks pendidikan

Pendidikan ini disediakan oleh 7 universitas, beberapa perguruan tinggi untuk

perempuan. Beroperasi dibawah yurisdiksi Kementerian Pendidikan Tinggi. Universitas Islam

Madinah dikelola oleh Dewan menteri.

Seperti dinyatakan sebelumnya Perguruan Tinggi di Arab Saudi menawarkan dua

jenis pendidikan yaitu Islam tradisional dan berorientasi Baat. Universitas Islam Madinah

dan Imam Muhammad bin Saud Universitas Islam focus pada hukum Islam, studi Al-Quran,

Bahasa Arab dan ilmu-ilmu social. Akses ke lembaga-lembaga pendidikan tinggi didasarkan

pada hasil Pendidikan Menengah Umum. Masing-masing fakultas dapat menyelenggarakan

ujian masuk sendiri. Untuk mencapai gelar S.1 memerlukan waktu 4 tahun kecuali jurusan

Farmasi dan kedokteran memerlukan waktu 5 tahun karena di tambah dengan pelatihan

klinis, teknik dan Kedokteran hewan.

Untuk program Pascasarjana memerlukan waktu 2 tahun, Gelar master diberikan

dalam bidang ekonomi, bisnis dan administrasi public, akuntasi, teknik, seni dan humaniora,

ilmu kelautan, ilmu bumi, meteorology, lingkungan dan lahan kering ilmu pertanian, hukum

islam.

Untuk gelar doktor memerlukan waktu 3 tahun setelah gelar master calon harus

menyerahkan Disertasi berdasarkan penelitian mandiri. Bidang-bidang yang ditawarkan

adalah hukum Islam, Bahasa arab dan studi Islam , Ilmu-Ilmu sosial, Islam propagasi,

Komunikasi dan Orientalisme.

Referensi lain mengenai pendidikan tinggi di arab saudi, terbagi menjadi dua bagian

utama yakni Pendidikan Agama dan Pendidikan Umum. Namun demikian, sekarang sudah

sangat banyak universitas yang menggabungkan keduanya. Jenis perguruan tinggi di Arab

Saudi adalah institut untuk perempuan (college for women), institut administrasi publik

(institute of public administration) dan institut keguruan (teacher training college). Semua

universitas berada di bawah supervisi Kementerian Pendidikan Tinggi (Ministry of Higher

Education) kecuali Universitas Islam Madinah (Islamic University of Medinah), Universitas

terbaik di Arab Saudi untuk pendidikan agama Islam, yang berada di bawah supervisi dewan

menteri (Council of Ministers). Untuk memasuki perguruan tinggi di Arab Saudi, calon

mahasiswa harus memenuhi tes masuk perguruan tinggi (General Secondary Education

Certificate Examination) atau Tawjihi.

Pendidikan Tinggi Universitas

Page 18: Budaya konteks pendidikan

Untuk pendidikan tinggi universitas, tingkatannya sama seperti universitas pada

umumnya, yaitu: Strata 1 (Bachelor), Strata 2 (Master), dan Strata 3 (Doctor). Untuk S1,

waktu yang dibutuhkan adalah 4 tahun (minimal), tetapi untuk teknik, medis, dan farmasi

dibutuhkan minimal 5 tahun untuk menyelesaikannya. Untuk S2 (Master) dibutuhkan

minimal 2 tahun untuk menyelesaikannya dengan syarat harus sudah menyelesaikan S1.

Ada dua jalur untuk S2, dengan tesis (by thesis) atau dengan kuliah (by course).

Apabila kita mengambil jalur tesis, maka setelah menyelesaikan matakuliah yang sudah

ditentukan, kita harus menyelesaikan tesis kurang lebih selama satu tahun ( 2 semester),

sedangkan untuk jalur kuliah, kita hanya perlu menyelesaikas seluruh mata kuliah yang telah

ditentukan, namun dengan jumlah mata kuliah yang lebih banyak.

Untuk S3, lama waktu yang dibutuhkan adalah 3 tahun setelah menyelesaikan S2.

untuk S3, kita harus menyelesaikan mata kuliah dan mengumpulkan disertasi yang

merupakan hasil riset independen yang telah dilakukan. Selain itu, tambahan syarat kadang-

kadang diperlukan, seperti: minimal mempublikasikan jurnal internasioanl atau konferensi

internasional. Sebagai tambahan, ada beberapa universitas khusus untuk perempuan yang

sebagian besar berfokus kepada ilmu pendidikan. Jenjang yang tersedia untuk universitas

khusus perempuan ini mulai dari S1 sampai S3.

Universitas besar di Arab Saudi di antaranya King Saud University, King Fahd

University of Petroleum and Mineral, King Abdul Aziz University, King Faisal University, dan

universitas baru King Abdullah University of Science and Technology (KAUST).

Pendidikan Tinggi Non Universitas

a. Technical College

Pendidikan tinggi ini setara dengan diploma yang harus diselesaikan selama 3 tahun.

Bidang-bidang yang tersedia: control otomatis, sistem elektrikal otomatis, otomotif,

perlengkapan elektrik, instalasi elektrik, kimia industri, elektronik industri, dan teknik

produksi.

b. Higher Technical Institute

Pendidikan ini seperti layaknya D1 yang dapat diselesaikan selama 1 tahun saja.

c. Higher Technical Institutes for Financial and Commercial Science

Pendidikan tinggi ini khusus untuk ilmu keuangan dan komersial. Kurikulum yang

tersedia adalah: akuntansi, korespondensi komersil dan bisnis, bahasa ingris, asuransi,

Page 19: Budaya konteks pendidikan

kebudayaan Islam, pemasaran dan periklanan, pembelian dan inventori, dan

kesekretariatan. Lama pendidikan yang harus ditempuh adalah selama 2 tahun.

d. The Institute of Public Administration

Lama studi untuk jenis pendidikan tinggi ini adalah selama 2 sampai 3 tahun. Bidang-

bidang yang tersedia adalah: perbankan (2 tahun), pemrosesan data elektronik (2.5 tahun),

administrasi rumah sakit (2 tahun), ilmu kepustakaan (3 tahun), ilmu personil (2 tahun), ilmu

kesekretariatan (2 tahun), dan ilmu pergudangan (2 tahun).

e. Teacher Training College

Untuk pendidikan keguruan terbagi menjadi 3 jurusan: guru sekolah dasar dan

menengah pertama (primary school), guru sekolah menengah atas (secondary school), dan

guru pendidikan lanjut (higher education).