22
BUDAYA KERJA & STANDAR PELAYANAN MINIMAL TRANSCULTUR NURSING II By : Kelompok IV / A6-A

Budaya Kerja dan Standar Pelayanan Minimal

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Semoga bisa membantu . . .

Citation preview

Page 1: Budaya Kerja dan Standar Pelayanan Minimal

BUDAYA KERJA & STANDAR PELAYANAN MINIMAL

TRANSCULTUR NURSING II

By :Kelompok IV / A6-A

Page 2: Budaya Kerja dan Standar Pelayanan Minimal

• Septian Trijayantika I Komang 12.321.1507• Sri Somarianti Ni Putu 12.321.1508• Sukma Handayani Ni Luh Putu 12.321.1509• Suryani Ni Putu 12.321.1510• Sutami Wahyuni Ni Luh 12.321.1511• Trisna Irawan I Made 12.321.1512• I Ngurah Kadek Verar Oka Pinatih 12.321.1513• Wiwit Purnama Yanthi Ni Kade 12.321.1504• Yuni Astuti Ni Nyoman 12.321.1516• Yuni Sumantari Ida Ayu 12.321.1517

Anggota Kelompok :

Page 3: Budaya Kerja dan Standar Pelayanan Minimal

1. Pengertian budaya, budaya kerja, dan budaya kerja

dalam pelayanan kesehatan.

2. Standar pelayanan minimal rumah sakit dan standar

pelayanan minimal puskesmas.

Hal yang akan kami bahas . . .

Page 4: Budaya Kerja dan Standar Pelayanan Minimal

Konsep . . .

Budaya Kerja Budaya Kerja

Page 5: Budaya Kerja dan Standar Pelayanan Minimal

Budaya diartikan sebagai pikiran, akal budi atau adat-istiadat. Secara tata bahasa, pengertian kebudayaan diturunkan dari kata budaya yang cenderung menunjuk pada pola pikir manusia. (Dikutip dari kamus besar Indonesia)

Pengertian Budaya

Page 6: Budaya Kerja dan Standar Pelayanan Minimal

Kerja adalah kegiatan melakukan sesuatu : yang dilakukan (diperbuat)

Pengertian Kerja

Page 7: Budaya Kerja dan Standar Pelayanan Minimal

• Budaya kerja adalah suatu falsafah yang didasari oleh pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan kekuatan pendorong, membudaya dalam kehidupan suatu kelompok masyarakat atau organisasi, kemudian tercermin dari sikap menjadi prilaku, kepercayaan, cita-cita, pendapat dan tindakan yang terwujud sebagai kerja atau bekerja. (Menurut Triguno dalam Daryatmi (2002))

Budaya Kerja

Page 8: Budaya Kerja dan Standar Pelayanan Minimal

1. Meningkatkan jiwa gotong royong2. Meningkatkan kebersamaan3. Saling terbuka satu sama lain4. Meningkatkan jiwa kekeluargaan5. Meningkatkan rasa kekeluargaan6. Membangun komunikasi yang lebih baik7. Meningkatkan produktivitas kerja8. Tanggap dengan perkembangan dunia luar

Manfaat dari penerapan Budaya Kerja yang baik :

Page 9: Budaya Kerja dan Standar Pelayanan Minimal

• Kinerja atau prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

• Faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja, yaitu 1. faktor kemampuan (ability) 2. faktor motivasi (motivation).

Budaya Kerja dalam Pelayanan Kesehatan

Page 10: Budaya Kerja dan Standar Pelayanan Minimal

• Dalam pelayanan kesehatan, berbagai jenjang pelayanan dan asuhan pasien (patient care) merupakan bisnis utama, serta pelayanan keperawatan merupakan mainstream sepanjang kontinum asuhan.

• Upaya untuk memperbaiki mutu dan kinerja pelayanan klinis pada umumnya dimulai oleh perawat melalui berbagai bentuk kegiatan, seperti: gugus kendali mutu, penerapan standar keperawatan, pendekatan – pendekatan pemecahan masalah, maupun audit keperawatan.

Page 11: Budaya Kerja dan Standar Pelayanan Minimal

Penerapan pendekatan kualitas pelayanan kesehatan dapat menjamin organisasi pelayanan kesehatan akan selalu menghasilkan pelayanan kesehatan yang berkualitas, sebuah pelayanan kesehatan yang sesuai dengan harapan dan kebutuhan pasien.

Penerapan pendekatan kualitas pelayanan kesehatan akan menjadikan organisasi pelayanan kesehatan semakin efisien.

Penerapan pendekatan kualitas pelayanan kesehatan akan membuat organisasi pelayanan kesehatan menjadi terhormat, terkenal dan selalu dicari oleh siapapun yang membutuhkan pelayanan kesehatan yang berkualitas, serta menjadi tempat kerja menyenangkan bagi tenaga kesehatan.

Terdapat beberapa alasan terpenting terkait penerapan kualitas pelayan kesehatan dalam organisasi pelayanan kesehatan, antara lain (Pohan, 2007)

Page 12: Budaya Kerja dan Standar Pelayanan Minimal

Penerapan pendekatan kualitas pelayanan kesehatan terutama akan memperhatikan keluaran pelayanan kesehatan sehingga setiap pelaksanaan tugas harus dilakukan dengan benar agar bermanfaat bagi pasien.

Penerapan pendekatan kualitas pelayanan kesehatan akan menumbuhkan kepuasan kerja, komitmen, dan peningkatan moral profesi pelayanan kesehatan, serta akhirnya akan menimbulkan kepuasan pasien.

Lanjutan. . .

Page 13: Budaya Kerja dan Standar Pelayanan Minimal

Standar Pelayanan Kesehatan

• Standar pelayanan minimal di rumah sakit• Standar pelayanan minimal di puskesmas

Page 14: Budaya Kerja dan Standar Pelayanan Minimal

No JENIS PELAYANAN INDIKATOR STANDAR

1 2 3 41 Gawat Darurat Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa 100%

Jam buka pelayanan gawat darurat 24 jam

Pemberi pelayanan kegawatdaruratan yang bersertifikat yang masih berlaku ATLS/BTLS/ACLS/PPGD

100 %

Kesediaan tim penanggulangan bencana Satu tim

Waktu tanggap pelayanan dokter di gawat darurat ≤ 5 menit terlayani setelah pasien datang

Kepuasan pelanggan ≥ 70 %Tidak adanya pasien yang diharuskan membayar uang muka

100 %

Kematian pasien ≤ 24 jam ≤ dua per seribu

(pindah ke pelayanan rawat inap setelah 8 jam)

Tidak adanya pasien yang diharuskan membayar uang muka

100 %

STANDAR PELAYANAN MINIMAL SETIAP JENIS PELAYANAN, INDIKATOR DAN STANDAR DI RUMAH SAKIT

Standar pelayanan minimal di rumah sakit

Page 15: Budaya Kerja dan Standar Pelayanan Minimal

2 Rawat Jalan Dokter pemberi Pelayanan di Poliklinik Spesialis

100% Dokter Spesialis

Ketersediaan pelayanan a. Klinik Anak b.Klinik Penyakit Dalam c. Klinik Kebidanan d.Klinik Bedah

Jam buka pelayanan 08.00 s/d 13.00

Setiap hari kerja kecuali Jum’at : 08.00 - 11.00

Waktu tunggu di rawat jalan ≤ 60 menit

Kepuasan pelanggan ≥ 90 %

a. Penegakan diagnosis TB melalui pemeriksaan mikroskopis TB

b. Terlaksananya kegiatan pencatatan dan pelaporan TB di Rumah Sakit

a. ≥ 60%

b. ≥ 60 %

3 Rawat Inap Pemberi pelayanan di Rawat Inap a. Dokter spesialis b.Perawat minimal

pendidikan D3 Dokter penanggung jawab pasien rawat inap

100 %

Ketersediaan Pelayanan Rawat Inap a. Anak b.Penyakit Dalam c. Kebidanan d.Bedah

Jam Visite Dokter Spesialis 08.00 s/d 14.00 setiap hari kerja

Kejadian infeksi pasca operasi ≤ 1,5 %

Kejadian infeksi nosokomial ≤ 1,5 %

Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakhir kecacatan / kematian

100 %

Kematian pasien > 48 jam ≤ 0,24 %

Kejadian pulang Paksa ≤ 5 %

Kepuasan pelanggan ≥ 90 %

Rawat inap TB :

a. Penegakan Dianogsis TB melalui

4 Bedah Sentral (Bedah saja )

Waktu tunggu operasi elektif ≤ 2 hari

Kejadian Kematian di meja operasi ≤ 1 %

Tidak adanya kejadian operasi salah sisi

100 %

Tidak adanya kejadian operasi salah orang

100 %

Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi

100 %

Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing / lain pada tubuh pasien setelah operasi.

100 %

Komplikasi anastesi karena overdosis, reaksi anastesi, dan salah penempatan endotracheal tube.

≤ 6 %

5 Persalinan dan Perinatalogi (kecuali rumah sakit khusus diluar rumah sakit ibu dan Anak)

Kejadian kematian ibu karena persalinan

a. Perdarahan ≤ 1 % b.Pre –Eklamsia ≤ 30% c. Sepsis ≤ 0,2 %

Pemberi pelayanan persalinan normal

a. Dokter Sp.OG b.Dokter Umum terlatih

(Asuhan Persalinan Normal )

c. Bidan Pemberi pelayanan dengan persalinan penyulit

Tim PONEK yang terlatih.

Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi

a. Dokter Sp.OG b.Dokter Sp.A c. Dokter Sp.An

Kemampuan menangani BBLR 1500 gr - 2500 gr

100%

Pertolongan Persalinan melalui seksio cesaria

≤ 20 %

Keluarga Berencana :

Persentase KB (Vasektomi & tubektomi) yang dilakukan oleh tenaga kompeten dr. Sp.OG, dr.Sp.B, dr.Sp.U, dokter umum terlatih.

Persentase peserta KB mantap

a.100%

Page 16: Budaya Kerja dan Standar Pelayanan Minimal

6 Intensif Rata-rata Pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasus yang sama < 72 jam

≤ 3 %

Pemberi pelayanan Unit intensif a. Dokter Sp.Anestesi dan dokter spesialis sesuai dengan kasus yang di tangani

b. 100 % perawat minimal D3 dengan sertifikat Perawat mahir ICU/setara (D4)

7 Radiologi Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto.

≤ 3 jam

Pelaksana ekspertisi Dokter Spesialis Radiologi

Kejadian kegagalan pelayanan Rontgen

Kerusakan foto ≤ 2%

Kepuasan pelanggan. ≥ 80 %

8 Laboratorium Patologi Klinik

Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium.

≤ 140 menit

Kimia darah & darah rutin.

Pelaksana ekspertisi Dokter Spesialis Patologi Klinik

Tidak adanya kesalahan pemberian hasil pemeriksaan laboratorium.

100 %

Kepuasan pelanggan. ≥ 80 %

9 Rehabilitasi Medik

Kejadian Drop Out pasien terhadap pelayanan rehabilitasi medik yang direncanakan

≤ 50 %

Tidak adanya kejadian kesalahan tindakan rehabilitasi medik

100 %

Kepuasan pelanggan. ≥ 80 %

10 Farmasi Waktu tunggu pelayanan

a. Obat jadi b. Obat Racikan

a. ≤ 30 menit b. ≤ 60 menit

Tidak adanya Kejadian kesalahan pemberian obat.

100%

Kepuasan pelanggan. ≥ 80 %

Penulisan resep sesuai formularium 100 %

11 Gizi Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien

≥ 90 %

Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien.

≤ 20%

Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian diet

100 %

12 Tranfusi Darah Kebutuhan darah bagi setiap pelayanan tranfusi

100 % terpenuhi

Kejadian reaksi tranfusi ≤ 0,01 %

13 Pelayanan GAKIN

Pelayanan terhadap pasien GAKIN yang datang ke RS pada setiap unit pelayanan

100 % terpenuhi

Page 17: Budaya Kerja dan Standar Pelayanan Minimal

14 Rekam Medik Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai pelayanan

100%

Kelengkapan Informed Concent setelah mendapatkan informasi yang jelas.

100%

Waktu penyediaan dokomen rekam medik pelayanan rawat jalan

≤ 10 menit

Waktu penyediaan dokumen rekam medik rawat Inap

≤ 15 menit

15 Pengelolaan Limbah

Buku mutu limbah cair

a. BOD < 30 mg/1 b. COD < 80 mg/1 c. TSS < mg/1 d. PH 6-9

Pengelolaan limbah padat infeksius sesuai dengan aturan.

100 %

16 Administrasi dan manajemen

Tindak lanjut penyelesaian hasil pertemuan direksi

100 %

Kelengkapan laporan akuntabilitas kinerja

100 %

Ketepatan waktu pengusulan kenaikan pangkat

100 %

Ketepatan waktu pengurusan gaji berkala

100 %

Karyawan yang mendapat pelatihan minimal 20 jam setahun.

≥ 60 %

Cost recovery ≥ 40 %

Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan

100 %

Kecepatan waktu pemberian informasi tentang tagihan pasien rawat inap

≤ 2 jam

Ketepatan waktu pemberian imbalan 100 %

17 Ambulance/ Kereta Jenazah

Waktu pelayanan ambulance / kereta jenazah

24 jam

Kecepatan memberikan pelayanan ambulance/kereta jenazah di rumah sakit

≤ 30 menit

Response time pelayanan ambulance oleh masyarakat yang membutuhkan

Sesuai ketentuan daerah

18 Pemulasaraan Jenazah

Waktu tanggap (response time) pelayanan pemulasaraan jenazah

≤ 2 jam

19 Pelayanan pemeliharaan sarana rumah sakit

Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat

≤ 80 %

Ketepatan waktu pemeliharaan alat 100 %

Peralatan laboratorium dan alat ukur yang di gunakan yang digunakan dalam pelayanan terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan ketentuan kalibrasi

100 %

20 Pelayanan Laundry

Tidak adanya kejadian linen yang hilang

100 %

Ketepatan waktu penyediaan linen untuk ruang rawat inap

100 %

21 Pencegahan dan Pengendalian Infeksi ( PPI )

Adanya anggota tim PPI yang terlatih

≥ 75 %

Tersedia APD disetiap instalasi / departement

≥ 60 %

Kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi nosokomial / HAI (health care associated infections) di rumah sakit (minimum 1 parameter)

≥ 75 %

Page 18: Budaya Kerja dan Standar Pelayanan Minimal

Standar Pelayanan Minimal di Puskesmas

Fungsi Standar Pelayanan Minimal Puskesmas

a. Menjamin terselenggaranya mutu pelayanan dasar kepada masyarakat

secara merata.

b. Menjamin tercapainya kondisi rata-rata minimal yang harus dicapai

pemerintah sebagai penyedia pelayanan kepada masyarakat.

c. Pedoman pengukuran kinerja penyelenggaraan bidang kesehatan.

d. Acuan prioritas perencanaan daerah dan pembiayaan APBD bidang

kesehatan dalam melakukan pengevaluasian dan monitoring

pelaksanaan pelayanan kesehatan.

Page 19: Budaya Kerja dan Standar Pelayanan Minimal

Tujuan Standar Pelayanan Minimal Puskesmas

a. Pedoman bagi Puskesmas dalam penyelenggaraan layanan kepada masyarakat.

b. Terjaminnya hak masyarakat dalam menerima suatu layanan.

c. Dapat digunakan sebagai alat untuk menentukan alokasi anggaran yang dibutuhkan.

d. Alat akuntabilitas Puskesmas dalam penyelenggaraan layanannya.

e. Mendorong terwujudnya checks and balances.

f. Terciptanya transparansi dan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan puskesmas.

g. Standar Pelayanan Minimal (SPM) ini bertujuan untuk menyamakan pemahaman tentang

definisi operasional, indikator kinerja, ukuran atau satuan rujukan, target nasional tahunan,

cara perhitungan, rumus, pembilangan, penyebut, standar, satuan pencapaian kinerja, dan

sumber data.

Page 20: Budaya Kerja dan Standar Pelayanan Minimal

Berikut adalah Standar Pelayanan Minimal di Puskesmas:No. Jenis

Pelayanan

Indikator Keterangan

I.

Pelayanan

Kesehatan

Dasar

1. Cakupan kunjungan Ibu

Hamil K- 4.

Ibu hamil yang mendapatkan

pelayanan antenatal sesuai standar

paling sedikit empat kali, triwulan

ketiga umur kehamilan.

2. Cakupan komplikasi

kebidanan yang ditangani.

Komplikasi kebidanan pada

kehamilan, persalinan, nifas.

3. Cakupan pertolongan

persalinan oleh tenaga

kesehatan yang memiliki

kompetensi kebidanan.

Proses pelayanan persalinan

dimulai pada kala I

sampai dengan kala IV persalinan.

4. Cakupan Pelayanan Nifas pelayanan kepada ibu nifas

sedikitnya 3 kali, pada 6 jam pasca

persalinan s.d 3 hari; pada minggu

ke II, dan pada minggu ke VI

termasuk persiapan dan/atau

pemasangan KB Pasca Persalinan

5. Cakupan Neonatus

dengan komplikasi yang

ditangani

Bayi berumur 0 – 28 hari, dengan

penyakit dan kelainan yang dapat

menyebabkan kesakitan, kecacatan,

dan kematian

6. Cakupan Kunjungan Bayi Setiap bayi memperoleh pelayanan

kesehatan minimal 4 kali yaitu

1 kali pada umur 29 hari-3 bulan, 1

kali pada umur 3-6 bulan, 1 kali

pada umur 6-9 bulan, dan 1 kali

pada umur 9-11 bulan.

7. Cakupan Desa/ imunisasi dasar secara lengkap

8. Cakupan pelayanan anak balita Mencakup Pemantauan pertumbuhan dan

Pemantauan perkembangan setiap anak usia 12-

59 bulan dilaksanakan minimal 2 kali pertahun

(setiap 6 bulan)

Pemberian makanan pendamping ASI pada anak

usia 6 – 24 Bulan dari keluarga miskin selama 90

hari.

10. Cakupan balita gizi buruk

mendapat perawatan

balita gizi buruk yang ditangani di sarana

pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana gizi

buruk di satu wilayah kerja pada kurun waktu

tertentu.

11. Cakupan penjaringan kesehatan

siswa SD dan setingkat

pemeriksaan kesehatan umum, kesehatan gigi

dan mulut siswa kelas 1 SD dan Madrasah

Ibtidaiyah yang dilaksanakan oleh tenaga

kesehatan bersama guru, dokter kecil.

12. Cakupan peserta KB aktif Pasangan suami – Isteri, yang istrinya berusia 15

– 49 tahun. Angka Cakupan Peserta KB aktif

menunjukkan Tingkat pemanfaatan kontrasepsi

di antara para Pasangan Usia Subur (PUS).

13. Cakupan Penemuan dan

Penanganan Penderita Penyakit.

a. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per

100.000 penduduk < 15 tahun

b. Penemuan Penderita Pneumonia Balita

c. Penemuan pasien baru TB BTA Positif

d. Penderita DBD yang ditangani

14. Cakupan pelayanan kesehatan

dasar pasien masyarakat miskin

Jumlah pasien masyarakat miskin di puskesmas

pada kurun waktu tertentu.

Page 21: Budaya Kerja dan Standar Pelayanan Minimal

II Pelayanan

kesehatan

rujukan

15. Cakupan pelayanan

kesehatan rujukan pasien

masyarakat miskin

Rawat Jalan Tingkat Lanjut

meliputi rawat inap di sarana

kesehatan strata dua dan strata tiga

16. Cakupan Pelayanan

Gawat Darurat level 1 yang

harus diberikan

tempat pelayanan gawat darurat

yang memiliki Dokter

Umum on site 24 jam dengan.

General Emergency Life Support.

Advance Trauma Life Support.

Advance Cardiac Life Support.

III Penyelidikan

epidemiologi

dan

penanggulangan

KLB

17. cakupan desa/kelurahan

mengalami KLB yang

dilakukan penyelidikan

epidemiologi <24 jam

Upaya untuk menemukan penderita

atau tersangka penderita,

penatalaksanaan penderita,

pencegahan peningkatan, perluasan

dan menghentikan suatu KLB

IV. Promosi

Kesehatan dan

Pemberdayaan

Masyarakat

18. Cakupan Desa Siaga

Aktif

desa yang mempunyai Pos

Kesehatan Desa (Poskesdes) atau

UKBM lainnya berfungsi sebagai

pemberi pelayanan kesehatan

dasar, penanggulangan bencana

dan kegawatdaruratan, surveilance

berbasis masyarakat yang meliputi

pemantauan pertumbuhan (gizi),

penyakit, lingkungan dan

Page 22: Budaya Kerja dan Standar Pelayanan Minimal

Suksema . . . . . . .Semoga materi ini bisa bermanfaat untuk kita.