82
BAB II PROSES KEBANGKITAN NASIONAL Kolonialisme, Imperialisme, tanam paksa, politik etis, nasionalisme, kebangkitan nasional, dan sumpah pemuda KATA KUNCI : 1 A. Dwi Santosa, A.Md [email protected]

Bab 2 proses kebangkitan nasional

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab 2 proses kebangkitan nasional

BAB II

PROSES KEBANGKITAN

NASIONALKolonialisme, Imperialisme, tanam paksa, politik etis,

nasionalisme, kebangkitan nasional, dan sumpah

pemuda

KATA

KUNCI :

1

A. Dwi Santosa, A.Md

[email protected]

Page 2: Bab 2 proses kebangkitan nasional

Latar Belakang Terjadinya Kolonialisme dan

Imperialisme (Pelayaran Bangsa Eropa)

1. Gospel, yaitu semangat untuk menyebarkan agama Nasrani.

2. Glory, yaitu semangat memperoleh kejayaan atau daerah jajahan.

3. Gold, yaitu semangat untuk mencari kekayaan/emas.

4. Dikuasainya kota Konstantinopel(ibukota Romawi Timur) oleh bangsa turki dalam

perang salib (1453)

5. Reconguesta, yaitu semangat pembalasan terhadap kekuasaan Islam di mana pun

yang dijumpainya sebagai tindak lanjut dari Perang Salib

6. Perkembangan teknologi kemaritiman yang memungkinkan pelayaran dan

perdagangan yang lebih luas, termasuk menyeberangi Samudra Atlantik.

7. Adanya sarana pendukung seperti kompas, teropong, mesiu, dan peta yang

menggambarkan secara lengkap dan akurat garis pantai, terusan, dan pelabuhan.

8. Adanya buku Imago Mundi yang menceritakan perjalanan Marco Polo (1271-1292).

9. Perjalanan Ordoric da Pardenone menuju Campa yang sempat singgah di Jawa

pada abad ke-14. Ordoric melaporkan sekilas mengenai kebesaran Majapahit.

10. Penemuan Copernicus yang didukung oleh Galileo yang menyatakan bahwa bumi

itu bulat seperti bola, matahari merupakan pusat dari seluruh benda-benda

antariksa. Bumi dan bendabenda antariksa lainnya beredar mengelilingi matahari

(teori Heliosentris)

2

Page 3: Bab 2 proses kebangkitan nasional

Tokoh-tokoh Pelayaran Eropa

A. Spanyol

1. Colombus (penemu jalan ke amerika, mendarat di kepulauan

bahama dan haiti 1492) pelayarannya dimulai kearah barat

menyeberangi samudera atlantik dan berhasil mendarat di

kepulauan bahama dan menemukan benua amerika. Nama amerika

diambil dari nama pendamping columbus saat melakukan

pelayaran, dia adalah amerigo vespucci.

2. Ferdinand de magelhaenz (pengeliling dunia pertama 1519 –

1522),ia berlayar ke arah barat mengikuti jejak columbus. Adapun

rute yang ditempuh adalah dari tanjung verde (di lautan atlantik)

menyeberang kea rah selatan hingga mencapai ujung benua

amerika (selat magelhaens). Dari sini dia menyeberangi lautan

pasifik kearah barat dan berhasil mendarat ke pulau guam. Dari

pulau guam pelayaran diteruskan ke filipina, di Filipina, dia

mendapat masalah dengan penduduk local hingga dia tewas (1512).

Kemudian pelayaran dilanjutkan oleh juan sebastian del cano.

Mereka singgah di maluku untuk membeli rempah-rempah dan

dibawa kembali ke sepanyol.

3

Page 4: Bab 2 proses kebangkitan nasional

Tokoh-tokoh Pelayaran Eropa

B. Portugis

1. Bartholomeus diaz (sampai ujung selatan afrika 1486) adalah

bangsa portugis pertama yang melakukan penjelajahan

samudera. Ia melakukan pelayaran melalui arah timur dengn

menelusuri pantai barat afrika yang kemudian sampai di

ujung afrika selatan. Tapi keinginan bartholomeus diaz untuk

sampai ke daerah timur gagal karena kapalnya mengalami

kerusakan karena terhempas badai di tanjung harapan.

2. Vasco da gama ( sampai india 1498) adalah penerus

bartholomeus diaz, dia berlayar mengambil rute dari tanjung

harapan menuju mozambique dan tahun 1494 sampai di calicut

(india).

3. Alfonso d’ albuquerque ( sampai malaka 1511, maluku 1512)

adalah orang portugis pertama yang sampai di indonesia dengan

melalui rute yang telah dibuat oleh bartholomeus diaz dan vasco

da gamma dia sampai di Malaka dan Maluku.

4

Page 5: Bab 2 proses kebangkitan nasional

Rempah seperti cengkih, pala, bunga pala, lada, dan cendana sangat diminati oleh bangsa Eropa, sehingga mencari sumber penghasil rempah keseluruh dunia, terutama Asia

Perkembangan Kolonialisme dan

Imperialisme Barat

A

.

5

Page 6: Bab 2 proses kebangkitan nasional

A. Perkembangan Kolonialisme dan

Imperialisme Barat

Kolonialisme adalah penguasaan oleh suatu negara atas daerah atau negara lain

Imperialisme adalah sistem politik yang menjajah bangsa lain untuk mendapat kekuasaan dan keuntungan besar

Negara yang menerapkan kolonialisme dan imperialisme di indonesia :1. Portugis2. Belanda3. Perancis4. Inggris

6

Page 7: Bab 2 proses kebangkitan nasional

Pemerintahan Kolonial....

1. Portugis

1. Tahun 1511 Alfonso d’ albuquerque Portugis tiba di Malaka.

Tahun 1512 Portugis masuk ke Maluku dan memulai

memonopoli perdagangan rempah-rempah di bawah

pimpinan Antonio d’Abreau, yang menimbulkan persaingan

antara Ternate dan Tidore (yang bersekutu dengan

Spanyol), Setelah Portugis menduduki Malaka para

pedagang muslim beralih ke Aceh, sehingga merugikan

Portugis

2. Portugis membuat kekacauan di Aceh tetapi di gagalkan

oleh kesultanan Aceh di bawah pimpinan Sultan Ali

Mughayat Syah tahun 1514-1528

3. Setelah wafat Tahun 1537-1568 kekuasaan Aceh di pegang

Sultan Alaudin Riyat Syah dan berhasil mengusir Portugis

yang bersekutu dengan Johor

7

Page 8: Bab 2 proses kebangkitan nasional

Pemerintahan Kolonial....

1. Portugis

4. Portugis memannfaatkan situasi dengan cara membantu

Ternate dan berhasil mendirikan Benteng Duurstede di

5. Tahun 1533 rakyat Ternate membakar benteng milik

Portugis di bawah pimpinan Dajalo

6. Portugis berhasil memaksakan perdamaian dengan rakyat

Maluku di bawah pimpinan Antonio Galvo sehingga

Portugis masih bisa mempertahankan kekuasaannya

7. Tahun 1570 diadakannya perjanjian antara gubernur Lopez

de Mesquita dan Raja Ternate yaitu Sultan hairun. Dalam

perjanjian tersebut Sutan Hairun di bunuh oleh orang

suruhan Lopez, sehingga menimbulkan kemarahan bagi

putra Sultan Hairun yaitu Sultan Baabullah yang kemudian

terjadilah perang

8. Tahun 1577 rakyat Ternate dapat mengusir Portugis dari

wilayahnya dan beralih ke Tidore

8

Page 9: Bab 2 proses kebangkitan nasional

Pemerintahan Kolonial....

2. Belanda

1. Tahun 1596 Belanda pertama kali datang ke Indonesia dan

mendarat di Banten di bawah pimpinan Cornelis de Houtman

dengan ekspedisi empat kapal dagang tetapi tidak berhasil

karena penduduk pesisir Banten berhasil mengusirnya

2. Tahun 1598 ekspedisi kedua Belanda di bawah pimpinan Jacob

Van Neck dan mendarat di Banten dan mendapat sambutan

baik dari rakyat Banten karena mereka berlakunsopan dan

hormat kepada penduduk setempat

3. Situasi tersebut dimanfaatkan oleh Johan Van Oldenbarneveld

untuk mengusulkan kongsi dagang seperti yang dilakukan

Inggris dan Prancis

4. Tanggal 20 Maret 1602 Belanda mendirikan kongsi dagang yang

bernama Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) atau

persekutuan Hindia Timur dengan modal awal 6,5 milyar golden

yang dipimpin oleh 17 direktur yang di kenal dengan sebutan

Heren Zeventien

9

Page 10: Bab 2 proses kebangkitan nasional

Pemerintahan Kolonial....

2. Belanda

5. Tahun 1605 dapat merebut benteng Portugis di Ambon

yang diberi nama Victoria dan menjadi tonggak pertama

penjajahan Belanda di Indonesia

6. Tahun 1609 VOC mengangkat Pieter Both sebagai

gubernur Jenderal pertama dan mengikat perjanjian

dengan penguasa-penguasa di daerah Maluku seperti :

Hitu, Banda, Haruku

7. Tahun 1617 VOC berusaha mendirikan pusat kekuasaan

dan pemerintahan di wilayah Jayakarta di bawah pimpinan

Jan Pieter Zoon Coen, tetapi kemudian diserang dan di

bakar

8. Tanggal 31 Mei 1619 didirikannya kota baru di atas

reruntuhan kota tersebut dengan nama Batavia

10

Page 11: Bab 2 proses kebangkitan nasional

Pemerintahan Kolonial....

2. Belanda

Tujuan

1.Menghilangkan persaingan yang akan merugikan para

pedagang Belanda

2.Menyatukan tenaga untuk menghadapi saingan dari

bangsa Portugis dan pedagang-pedagang lainnya di

Indonesia

3.Mencari keuntungan yang sebesar-besarnya untuk

membiayai perang melawan Spanyol

Hak istimewa VOC/Hak Octrooi/Hak paten

1.Hak memonopoli perdagangan

2.Hak memiliki angkatan perang, berperang, mendirikan

benteng dan menjajah

3.Hak mengadakan perjanjian dengan Raja atau penguasa

setempat atas nama pemerintahan Belanda

4.Hak mencetak dan mengedarkan uang

11

Page 12: Bab 2 proses kebangkitan nasional

Pemerintahan Kolonial....

2. Belanda

[VOC

]Aturan monopoli VOC

1. Petani rempah-rempah hanya boleh menjadi produsen,

hak jual beli hanya dimiliki VOC

2. Panen rempah-rempah harus dijual kepada VOC dengan

harga yang ditentukan VOC

3. Barang kebutuhan sehari-hari harus membeli dari VOC

dengan harga yang telah ditentukan

Monopoli perdagangan adalah bentuk perdagangan yang di

jalankan bangsa Eropa untuk menguasai pasar dengan

menentukan harga sendiri dan harus menjual kepada

penguasa dengan tujuan memperoleh keuntungan yang

sebesar-besarnya

12

Page 13: Bab 2 proses kebangkitan nasional

Pemerintahan Kolonial....

2. Belanda

[VOC

]Strategi dan peraturan VOC dalam memonopoli perdagangan

:1. Hak ekstirpasi

yaitu hak untuk membinasakan pohon rempah-rempah yang

berlebihan agar harga di pasar tetap tinggi sehingga rakyat

menderita

2. Pelayaran Hongi

yaitu pelayaran yang dipersenjatai lengkap untuk mengawasi

pohon rempah-rempah yang berlebihan dan mencegah petani

rempah-rempah berhubungan dengan pihak pembeli lain

3. Verplichte Laverantie

yaitu menyerahan wajib hasil bumi dengan harga yg telah

ditetapkan dan melarang rakyat menjual hasil buminya selain

kepada VOC.

4. Contingenten

Yaitu kewajiban bagi rakyat untuk membayar pajak berupa hasil

bumi.

13

Page 14: Bab 2 proses kebangkitan nasional

Pemerintahan Kolonial....

2. Belanda

[VOC

]Penyebab runtuhnya VOC :

1. Masalah keuangan, diantaranya banyaknya gaji yang

harus dibayar karena kekuasaan yang luas membutuhkan

pegawai yang banyak2. Banyaknya pegawai VOC yang melakukan korupsi

3. Meletusnya revolusi Prancis menyebabkan Belanda jatuh ke

tangan Prancis di bawah pimpinan Napoleon Bonaparte dalam

Perang Koalisi (Perancis mengalahkan Austria, Prusia, Ingris,

Spanyol, Sardinia, dan Belanda)

14

Setelah pemerintah Belanda diambil alih oleh

Perancis maka bentuk pemerintahan kerajaan

Belanda diubah kedalam bentuk republik dengan

nama Bataafsche Republiek (Republik Bataaf),

dan kemudian membubarkan VOC pada tanggal

31 Desember 1799.

Page 15: Bab 2 proses kebangkitan nasional

Pemerintahan Kolonial....

3. Perancis

1. Tahun 1806, Republik Bataaf dihapus dan diganti dengan

Koninkrijk Holland (kerajaan Belanda) dan kekuasaan

atas wilayah Hindia Belanda dipegang oleh Louis

Napoleon

2. Tahun 1808, Louis Napoleon mengangkat Herman Willem

Daendels, langkah-langkah dalam memerintah

diantaranya :

a. Melakukan pembangunan fisik

- Membangun pabrik senjata

- Membangun benteng pertahanan

- Menarik penduduk pribumi untuk menjadi tentara

- Membangun pangkalan armada laut di anyer dan

ujung kulon

- Membangun jalan raya dari Anyer (Banten) sampai

Panarukan (Jawa Timur) sepanjang 1000 km yang

15

Page 16: Bab 2 proses kebangkitan nasional

.....Langkah HW Daendels dalam memerintah

Hindia Belanda

a. Melakukan pembangunan ekonomi

- Memungut pajak hasil bumi dari rakyat

(Contingenten)

- Menjual tanah negara kepada pihak swasta asing

- Mewajibkan rakyat priangan untuk menanam kopi

(Preanger stelsel)

- Mewajibkan rakyat pribumi untuk menjual hasil

panennya hanya kepada Belanda dengan harga

murah (verplichte leverentie)

16

Page 17: Bab 2 proses kebangkitan nasional

Pemerintahan Kolonial....

3. Perancis

3. Tahun 1811, Louis Napoleon mencopot HW Daendels dan

menggantikannya dengan Jenderal Janssens dengan

tugas utamanya untuk mempertahankan wilayah Jawa

dari serangan Inggris.

17

Page 18: Bab 2 proses kebangkitan nasional

Pemerintahan Kolonial....

4. Inggris

1. 3 Agustus 1811 Angkatan laut Inggris mendarat di

Bantavia dan dipimpin oleh Lord Minto

2. 17 September 1811 Jenderal Janssens menyerah di

Tuntang (Salatiga) dengan isi perjanjian Tuntang :

18

- Pulau Jawa yang dikuasai Belanda

harus diserahkan kepada Inggris

- Semua tentara Belanda di Hindia

Belanda di tawan oleh Inggris

- Orang-orang sipil Belanda dapat

dipekerjakan pada pemerintahan

Inggris

- Semua utang piutang Belanda di

Hindia Belanda tidak ditanggung

oleh Inggris

Page 19: Bab 2 proses kebangkitan nasional

Pemerintahan Kolonial....

4. Inggris

3. Lord Minto adalah Gubernur EIC (East india

Company) yang berkedudukan di India dan

menugaskan Thomas Stamford Raffles untuk menjadi

penguasa baru di wilayah bekas Hindia Belanda

4. Pemerintahan Raffles di Indonesia hanya

berlangsung selama lima tahun. Perubahan politik

yang terjadi di Eropa mengakhiri pemerintahannya di

Indonesia. Pada tahun 1816, Napoleon Bonaparte

menyerah kepada Inggris dan sekutunya. Kemudian

diadakanlah perjanjian London yang isinya status

daerah jajahan Inggris (Indonesia) kembali pada

masa sebelum perang, yakni berada di bawah

pemerintah kolonial Belanda

19

Page 20: Bab 2 proses kebangkitan nasional

Pemerintahan Kolonial....

4. Inggris Kebijakan

Raffles....

1. Bidang Ekonomi

• memberlakukan sistem

pemungutan sewa (tanah rent

system) dengan cara melakukan

pemungutan pajak secara

perorangan

• mewajibkan petani untuk

membayar sewa tanah dalam

bentuk uang

• melakukan pemungutan pajak

tanah untuk semua hasil

penanaman sawah

• mengangkat para bupati menjadi

pegawai negeri yang bertugas

20

Page 21: Bab 2 proses kebangkitan nasional

Pemerintahan Kolonial....

4. Inggris Kebijakan

Raffles....

2. Bidang Sosial

• menghapus sistem monopoli

• menghapus sistem perbudakan

• menghapus penyerahan wajib dan sistem kerja

paksa

• membagi pulau jawa menjadi 16 keresidenan

3. Bidang Budaya

21

• merintis pembangunan kebun raya

Bogor

• merintis buku dengan judul The

History of Java

• menemukan jenis bunga Rafflesia

Arnoldi (bunga bangkai) di hutan

pedalaman Bengkulu

Page 22: Bab 2 proses kebangkitan nasional

Pemerintahan Kolonial....

2. Belanda (1816 – 1900)

Kebijakan Ekonomi Pemerintah Kolonial Hindia Belanda :

1. Penjualan Tanah Partikelir (particulier landerijen)

adalah tanah milik kaum swasta yang dibeli dari

pemerintah kolonial Belanda. Para pemilik tanah

disebut Tuan Tanah yang terdiri dari orang Belanda,

Cina, dan Arab. Sistem ini dihentikan dan dilarang

pada saat kepemimpinan Van Der Capellen (1816-

1826).2. Sistem Tanam Paksa (cultuur stelsel)

Adalah aturan yang mengharuskan atau memaksa

penduduk membayar pajak kepada pemerintah

kolonial Belanda berupa hasil tanaman yang dapat

dijual di pasaran dunia (kopi, tebu, nila, tembakau,

kina, kayu manis.

22

Page 23: Bab 2 proses kebangkitan nasional

cultuur stelsel...

1. Awal muncul kebijakan sistem tanam paksa berkaitan

dengan keuangan yang melilit Belanda dikarenakan

Perang Diponegoro dan Perang Kemerdekaan Belgia

2. Sistem tanam paksa dicetuskan oleh Johanes van den

Bosch pada tahun 1830

23

Page 24: Bab 2 proses kebangkitan nasional

cultuur stelsel...

Aturan tanam paksa tertuang dalam Lembaran Negara

(Staat Blad) Nomor 22 Tahun 1834 yang berisi :

Penduduk menyediakan tanaman yang laku dijual di

eropa

Tanah yang ditanami tidak melebihi seperlima dari

tanah pertanian milik penduduk

Pekerjaan yang diperlukan tidak boleh melebihi

pekerjaan menanam padi

Tanah yang disediakan untuk tanaman dibebaskan

dari pembayaran pajak

Hasil tanaman haus diserahkan kepada pemerintah

Belanda, sedangkan kelebihan hasil tanaman dari

jumlah pajak dibayarkan kembali kepada rakyat

24

Page 25: Bab 2 proses kebangkitan nasional

cultuur stelsel...

Aturan tanam paksa....

Kegagalan panen menjadi tanggungan pemerintah

Belanda

Mereka yang tidak memiliki tanah harus bekerja di

perkebunan pemerintah lebih dari 66 hari

Penggarapan penanaman di bawah pengawasan

langsung kepala pribumi. Pegawai eropa mengawasi

secara umum jalannya penggarapan sampai

pengangkutannya.

25

Page 26: Bab 2 proses kebangkitan nasional

cultuur stelsel...

Penyimpangan yang terjadi selama Tanam Paksa :

Penduduk yang harus menanami tanahnya lebih dari

seperlima bagian tanah miliknya

Kegagalan panen tidak menjadi tanggungan

pemerintah Belanda

Banyak tenaga kerja yang ternyata tidak dibayar

Para bupati mengejar cultuur procenten, yaitu hadiah

yang diberikan kepada setiap petugas apabila mereka

berhasil menyerahkan hasil tanaman melebihi target

yang ditentukan

Para bupati dan kepala desa membebani rakyat

dengan pekerjaan lebih lama dari waktu yang

ditentukan dan bila tidak mematuhi para petugas

dijatuhi hukuman

26

Page 27: Bab 2 proses kebangkitan nasional

cultuur stelsel...

Akibat yang terjadi selama Tanam Paksa :

1. Bagi pemerintah Kolonial Belanda

Pemerintah memperoleh surplus keuangan untuk

membangun negeri Belanda

Badan Usaha Dagang Belanda (Nederlandsche

Handels Maatschappij) memperoleh keuntungan

besar atas monopoli pengangkutan hasil tanam

paksa

2. Bagi rakyat Indonesia

Banyak rakyat yang meninggal, kelaparan, dan

sakit terutama di Cirebon, Demak, dan Grobogan

Penduduk mulai mengenal berbagai jenis tanaman

yang bernilai ekspor

27

Page 28: Bab 2 proses kebangkitan nasional

cultuur stelsel...

Tokoh Belanda yang menolak dan

mengecam sistem tanam paksa

adalah Douwes Dekker, ia

membuat buku yang berisi kritik

yang berjudul Max Havelaar

dengan menggunakan nama

samaran Multatuli. Kritik tersebut

menyadarkan sebagian kalangan

rakyat Belanda terutama kaum

Liberal dan Humanis, Kemudian,

pada tahun 1870 sistem tanam

paksa yang 40 tahun

dilaksanakan (1830-1870)

dihapuskan.

28

Page 29: Bab 2 proses kebangkitan nasional

Masuknya peradaban Barat, pada satu sisi menguntungkan dan memajukan aspek kehidupan bangsa, namun disisi lain memberi pengaruh buruk dan merugikan

Pengaruh Kolonialisme dan Imperialisme

Barat di berbagai Daerah

B

.

29

Page 30: Bab 2 proses kebangkitan nasional

B.Pengaruh Kolonialisme dan

Imperialisme Barat di berbagai Daerah

Pengaruh Kolonial berbeda antara satu daerah

dengan lainnya, dikarenakan :

Tiap daerah berbeda masa penjajahannya

penjajahannya yaitu tahun 1605 Maluku bagian

selatan telah di jajah Belanda, dan tahun 1904

daerah Aceh baru ditundukkan Belanda

Setiap raja atau penguasa daerah berbeda sikap

dalam menanggapi kehadiran bangsa barat

Pemerintah kolonial lebih memilih pulau Jawa

sebagai pusat pemerintahannya

Penduduk di pulau Jawa telah menganut agama

Islam, Hindu, Budha dan animisme dinamisme.

30

Page 31: Bab 2 proses kebangkitan nasional

Bentuk dan ciri-ciri pengaruh kolonial di

berbagai daerah di Indonesia yaitu:

1. Agama

• Tahun 1054 agama kristen katolik Romawi dan

katolik Yunani

• Tahun 1517 terjadi perpecahan lagi setelah

munculnya reformasi terhadap gereja yang

digalang oleh Marthin Luther di Jerman yang

disebut Protestan

31

Page 32: Bab 2 proses kebangkitan nasional

2. Adat Istiadat• tata cara bergaul antara anggota masyarakat yang dipertahankan

pemerintahan Jajahan adalah feodalisme tetapi sekarang bersifat

bebas dan demokratis

• model berpakaian ala Barat menyesuaikan diri dengan kondisi

geografis Eropa yang beriklim sub tropis

• gaya perkawinan yang serba gemerlap

• negeri asal kaum penjajah bangsa Indonesia pada umumnya

berbentuk kerajaan

• budaya barat yang wariskan pada bangsa Indonesia yaitu

nasionalisme yaitu paham yang meyakini bahwa kebenaran

sesungguhnya berasal dari pikiran dan akal manusia

• dunia barat identik dengan dunia industri yang menghargai waktu,

disiplin, memiliki semangat kerja yang tinggi suka berfikir sistematis

dan logis

• bangsa-bangsa Eropa pada umumnya mebnganut individualisme

yaitu paham yang menghendaki kebebasan berbuat bagi setiap

orang atau paham yang mementingkan hak perorangan

Bentuk dan ciri-ciri ....32

Page 33: Bab 2 proses kebangkitan nasional

3. Pendidikan

4. Kesenian

5. Sistem Pemerintahan yaitu sistem yang

diwariskan pemerintah kolonial Hindia belanda

bersumber pada ajaran Trias Politika yang

membagi kekuasaan negara kepada adanya

Legislatif (pembuat UU), badan eksekutif

(pelaksana UU), dan Yudikatif (Pengawas

pelaksanaan UU)

Bentuk dan ciri-ciri ....33

Page 34: Bab 2 proses kebangkitan nasional

Bentuk dan ciri-ciri ....

Ajaran Trias

Politika....• Pembentukkan Volkstraad

(dewan perwakilan rakyat)

• Penyusunan struktur

pemerintahan sentralisasi,

mulai dari guenemen

(pemerintah pusat), residentic

(keresidenan), afdeling

(kabupaten), district

(kewedanaan) dan sudistrict

(kecamatan)

• Pemberian nama jabatan

penting dalam organisasi

pemerintahan

• Mendirikan pengadilan negeri

34

Page 35: Bab 2 proses kebangkitan nasional

Pengaruh Kolonialisme dan Imperialisme

di Indonesia diantaranya :

1. Pengaruh Agama

1. misionaris Portugis di indonesia• Franciscus Xaverius yaitu salah seorang misonaris

Portugis yang terkenal sebagai penyebar agama

kristen katolik ke Indonesia terutama Maluku (1506-

1552)

• Kegiatan misi Portugis di indonesia berlangsung di

wilayah bagian timur yaitu maluku, sulawesi utara,

NTT, pulau sinu, sangir serta penyebaran diwilayah

bagian barat yaitu jawa timur, dan kalimantan selatan

• Tahun 1570 maluku ditimpa bencana yang hebat

yang di sebabkan terbunuhnya sultan hairun

(ternate) dalam sebuah benteng yang ditaklukkan

para Pejabat Kolonial Portugis

35

Page 36: Bab 2 proses kebangkitan nasional

2. Zending Belanda di Indonesia

36

• Pada abad ke-17 gereja di

negeri Belanda mengalami

perubahan yang pada masa

itu agama katolik Roma

sebagai agama resmi diganti

dengan agama kristen

protestan

• VOC yang terbentuk tahun

1602 mendapat kekuasaan

dan tanggung jawab

memajukan agama yang

menyatakan “siapa punya

negara, dia punya agama”

• Tokoh-tokoh zending

diantaranya: Ludwing Ingwer

Mommersen, Sebastian

Danckaerts, Adrian Hulsebos,

Gereja Hallgrimskirkja di

kota Reykjavic, islandia,

1937 dengan tinggi 74,5 m

Page 37: Bab 2 proses kebangkitan nasional

Kegiatan Zending Belanda di Indonesia

diantaranya :

• Menyebarkan agama kristen protestan di

maluku, sangir, talaud, timor, tapanuli, dan

kota-kota besar di jawa dan sumatera

• Mendirikan nederlands zending Genpptschap

(NZG) yaitu perkumpulan pekabar Injil

belanda yang berusaha menyebarkan agama

kristen protestan

• Mendirikan wadah gereja bagi jemaat

nusantara seperti : gereja protestan maluku

(GPM), huria kristen batak protestan(HKBP)

dan gereja kristen jawi wetan (GKJW)

• Mendirikan sekolah-sekolah yang

menitikberatkan pada upaya penyebarluaskan

kristen protestan37

Page 38: Bab 2 proses kebangkitan nasional

Peta persebaran agama Kristen diantaranya :

• Hampir 2 abad misonaris tidak dapat bekerja

di Indonesia karena terdesak para zending

belanda juga akibat hadirnya VOC di

Indonesia yang telah menyurutkan misi

Portugis

• Agama kristen katolik dan kristen protestan

diberi hak yang sama ada pada saat gubernur

Jenderal Daendels memerintah Hindia

belanda

• Tanggal 6 September 1935 didirikannya

gereja protestan maluku (GPM)

• Tanggal 7 Oktober 1861 didirikannya pusat

kegiatan keagamaan yang dipusatkan melalui

organisasi Huria kristen batak protestan

(HKBP) di Sipirok38

Page 39: Bab 2 proses kebangkitan nasional

Faktor penyebab sulitnya berkembangnya

agama kristen di Indonesia :

• pada umumnya agama kristen dianggap/

identik dengan agama penjajah

• pemerintahan kolonial tidak menghargai

prinsip persamaan derajat manusia

• sebagian besar rakyat Indonesia telah

menganut agama Islam, Hindu dan Budha

39

Page 40: Bab 2 proses kebangkitan nasional

Pengaruh Kolonialisme .....

2. Pengaruh Sosial

1. Gerakan protes petani

40

• Gerakan ciomas dilancarkan

para petani digunung salak,

jawa barat pada tahun 1896 di

bawah pimpinan Muhammad

Idris dan Arpan

• Gerakan condet terjadi di

tanjung Oost yang dipelopori

oleh entong gendut pada 5 April

1916

• Gerakan tangerang terjadi pada

tahun 1924 dibawah pimpinan

kaiin yang menuntut

dihapuskannya tanah Partikelir

Entong Gendut dari

Condet

Page 41: Bab 2 proses kebangkitan nasional

2. Gerakan Ratu Adil

• Gerakan sidoharjo pada tahun 1903 di

bawah pimpinan kiyai kasan Mukmin, yang

mengaku jelmaan imam mahdi

• Gerakan kediri pada tahun 1907 dibawah

pimpinan kiyai Dermojoyo yang mengaku

mendapat wahyu ratu adil

3. Gerakan Keagamaan

• Gerakan tarekat Naksabandiyah dan

Qodariyah pada tahun 1880 di sebelah utara

Banten

• Gerakan Budiyah yang terjadi pada tahun

1850 di desa kali salak di bawah pimpinan

H. Muhammad Rifangi41

Page 42: Bab 2 proses kebangkitan nasional

Pengaruh Kolonialisme .....1. Perlawanan Rakyat terhadap Pemerintah Kolonial

Belanda

1. Perlawanan Pattimura (1817)

latar belakangnya:

42

1. pemerintah kolonial

memberlakukan kembali

penyerahan wajib dan wajib

kerja

2. pemerintah memberlakukan

uang kertas, sedang rakyat

terbiasa dengan uang logam

3. pemerintah menggerakkan para

pemuda untuk mau menjadi

prajurit Belanda

4. didudukinya benteng Duurstede

oleh Belanda

Page 43: Bab 2 proses kebangkitan nasional

1. Perlawanan Pattimura (1817)• 9 Mei 1817 Thomas Matulessy diangkat rakyat

Saparua menjadi pemimpin dengan gelar

Pattimura

• 15 Mei 1817 Perlawanan Pattimura dimulai

dengan merampas perahu pos di pelabuhan Porto,

dan menyerang benteng Duurstede

• 20 Mei 1817 Gubernur van Middelkoop

mengirimkan pasukan dari Ambon ke Saparua

dipimpin oleh Mayor Beetjes, pada pertempuran

tsb Mayor Beetjes tewas

• 2 Agustus 1817 Belanda berhasil menduduki

benteng Duurstede tetapi gagal menangkap

Pattimura

• 16 Desember 1817 atas informasi dari Raja Boi,

Pattimura ditangkap dan digantung di Benteng

43

Page 44: Bab 2 proses kebangkitan nasional

Pengaruh Kolonialisme .....1. Perlawanan Rakyat terhadap Pemerintah Kolonial

Belanda

2. Perlawanan Paderi (1821-1837)

latar belakangnya:1. pada awal abad ke-19 di Minangkabau para ulama

kembali dari tanah suci yaitu Haji Miskin, Haji Piambang,

dan haji Sumanik yang kembali dengan aliran wahabi

yaitu suatu gerakan yang menghendaki Islam

dilaksanakan sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadist

2. gerakan tersebut dinamakan gerakan Padri (tokoh

agama dan ulama) dengan tujuan untuk memperbaiki

dan mengembalikan masyarakat Minangkabau pada

keadaan yang sesuai ajaran Islam

3. ajaran wahabi mendapat tantangan dari kalangan tokoh

adat yang tidak menyetujui dihapuskannya adat

kebiasaan yang telah berakar dalam kehidupan

masyarakat

44

Page 45: Bab 2 proses kebangkitan nasional

a. Tahap I tahun 1821-1825

• perang antara kaum adat dan padri terjadi di

kota lawas, alahan panjang, tanah datar

• tahun 1821 kaum adat meminta bantuan

Belanda, sedangkan kaum Padri menggempur

pos Belanda di Semawang, Soli Air, dan Lintau

• belanda Membangun benteng Fart Van

Capellen di batu sangkar dan Fort de Kock di

bukit sangkar

45

Page 46: Bab 2 proses kebangkitan nasional

b. Tahap II tahun 1830-1837

• perang rakyat minangkabau

melawan belanda dimulai bulan

Agustus 1831

• tahun 1832 pertempuran

meletus dibawah pimpinan

Tuanku Nan Cerdik

• Sentot Prawiridirja membantu

kaum padri dan akhirnya dia di

asingkan ke Cianjur Jawa Barat

• tanggal 25 Oktober 1837

Tuanku Imam Bonjol menyerah,

namun perlawanan tetap

berlangsung dari kaum paderi46

Page 47: Bab 2 proses kebangkitan nasional

Pengaruh Kolonialisme .....1. Perlawanan Rakyat terhadap Pemerintah Kolonial

Belanda

3. Perang Diponegoro (1825-1830)

a. Sebab umum :

• Penderitaan rakyat akibat adanya berbagai

macam pajak dan kerja paksa

• Belanda selkinalu ikut campur dalam urusan

pemerintahan kerajaan

• Wilayah Mataram semakin sempit akibat

diberikan sebagian kepada Belanda

• Para Bangsawan dan Ulama kecewa karena

masuknya peradaban Barat ke dalam

Keraton

47

Page 48: Bab 2 proses kebangkitan nasional

b. Sebab khusus :

• Pemasangan tiang pancang jalan menuju

Magelang melewati tanah makam leluhur

• Diponegoro melarang pemasangan tiang

pancang dan tetap mempertahankan

haknya

48

Page 49: Bab 2 proses kebangkitan nasional

• Perang Diponegoro terjadi di pusat kerajaan

Mataram

• Perang Diponegoro meletus di Tegalrejo Yogyakarta

dan meletus hampir keseluruh pulau jawa

• Pangeran Diponegoro adalah putera dari

Hamengkubuwono III yang lahir pada tahun 1785

dengan nama pada masa kecilnya adalah RM.

Ontowiryo

• Tanggal 20 Juli 1825 Belanda bersama Danurejo IV

menyerang Tegalrejo, Diponegoro bersama rakyat

menyingkir ke gua Selarong, Pleret, Dekso, dan ke

Pengaih

• Pendukung Diponegoro yaitu pangeran

mangkubumi, Sentot Prawiryodirjo, Pangeran

Suriatmojo, pangeran Serang, Pangeran Nopopuro,

Pngeran Ngabehi Abdurahman, Kerto Pangalasan,

dan Dipokusumo, juga bantuan dari Kiayi Mojo, Kiayi

49

Page 50: Bab 2 proses kebangkitan nasional

• Pertempuran berkobar dari Yogyakarta meluas

ke Pacitan, Purwodadi, banyumas, Pekalongan,

Madiun, Rembang, semarang, Kertosono

• Belanda menggunakan siasat benteng stelsel

yaitu membangun benteng di daerah yang

dikuasainya dengan tujuan:

1. Mempersempit ruang gerak pasukan

Diponegoro

2. Memecah belah pasukan Diponegoro dan

bagi belanda dapat memperlancar hubungan

3. Mencegah masuknya bantuan untuk

pasukan Diponegoro dan memperlemah

pasukan Diponegoro

50

Page 51: Bab 2 proses kebangkitan nasional

• Tahun 1829 Belanda

melakukan bujukan sehingga

satu persatu pimpinan

perlawanan menyerah dan

akhirnya ditangkap

• Jenderal Den Kock mengajak

berunding dengan Diponegoro

• Tanggal 28 Maret 1830

Diponegoro ditangkap

kemudian dipindahkan ke

Semarang, Batavia, dengan

kapal Polluk kemudian

dipindahkan ke Manado dan

meninggal di Makasar pada

tanggal 8 Januari 185551

Page 52: Bab 2 proses kebangkitan nasional

Pengaruh Kolonialisme .....1. Perlawanan Rakyat terhadap Pemerintah Kolonial

Belanda

4. Perang Bali (1846-1849)a. Latar Belakang :

perang Bali disebut juga perang Jagaraga, karena

pusat pertahanan pasukan Bali terletak di jagaraga

b. Sebab :

• Belanda menolak adanya hukum tawan karang

yaitu hak raja Bali untuk merampas semua

perahu asing yang terdampar diwilayahnya

• Kerajaan Bali menolak usulan Belanda untuk

menghapus hukum Tawan Karang dan

mengakui kekuasaan pemerintahan Belanda

• Belanda meminta perlindungan untuk

perdagangan tetapi kerajaan Bali menolak untuk

tunduk

52

Page 53: Bab 2 proses kebangkitan nasional

c. Proses perlawanan perang Bali

• Tanggal 24 Juni 1846 Belanda mengultimatum

kepada Raja Buleleng, Klungkung dan Badung

serta karang Asem untuk tunduk namun tidak

dihiraukan

• Pasukan Belanda berkekuatan 1700 pasukan

berhasil merebut istana Buleleng

• Pasukan Buleleng dan patih Jelantik mundur ke

benteng jagaraga yang diikuti raja karang Asem

• Maret 1848 Belanda yang dipimpin Vander Wijk

berkekuatan 2300 pasukan berhasil

mendessaknya

• Dibenteng Jagaraga pasukan mengobarkan

semangat perang puputan artinya perang

sampai habis-habisan sampai semua pasukan

gugur

• Sejak tahun 1849 kerajaan Bali dikuasai

53

Page 54: Bab 2 proses kebangkitan nasional

Pengaruh Kolonialisme .....1. Perlawanan Rakyat terhadap Pemerintah Kolonial

Belanda

5. Perang Banjar (1859-1863)a. Latar Belakang

54

• Belanda ingin menguasai daerah Banjar

karena merupakan penghasil Lada

• kekecewaan rakyat dan bangsawan karena

Belanda turut campur tangan dalam urusan

pemerintahan seperti mengangkat pangeran

Tamdijilah karena Belanda menangkap

Prabu Anom dan di buang Ke jawa

Page 55: Bab 2 proses kebangkitan nasional

b. Proses perlawanan perang Banjar• Pasukan Banjar yang dipimpin Pangeran Hidayat

dan Antasari menyerbu Belanda di Martapura dan

Penggaron pada tanggal 28 April 1859

• Dukungan dari kiyai Demang, Haji Nasrun,

Bunyasin, Kiyai langlang dan Tumenggung Suropati

• Tahun 1861 pangeran Hidayat ditangkap dan

diasingkan ke Cianjur Jawa barat dan perlawanan

dilanjutkan oleh pangeran Antasari, pangeran

Miradipa dan Tumenggung mancanegara

• Tanggal 14 maret 1862 Pangeran Antasari diangkat

sebagai pemimpin agama dengan gelar

Panembahan Amirudin Khalifatul Mukminin dan

wafat pada tanggal 11 Oktober 1962

• Perlawanan dilanjutkan kiyai Demang Leman,

Aminullah, pangeran Prabu anom, Pangeran

Muhammad Seman, Gusti Matsoed dan pangeran

narawijaya55

Page 56: Bab 2 proses kebangkitan nasional

Pengaruh Kolonialisme .....1. Perlawanan Rakyat terhadap Pemerintah Kolonial

Belanda

5. Perang Aceh (1873-1904)Sebab Khusus:

• Penolakan Aceh terhadap tuntutan Belanda agar

mengakui kekuasaan Belanda

• Serangan Belanda tanggal 5 April 1873 dengan

menembakkan meriam dari kapal

• Tewasnya mayor jenderal Kobiler

mengakibatkan tentara belanda mengalami

kegagalan

56

Page 57: Bab 2 proses kebangkitan nasional

Proses perlawanan perang Aceh• Belanda mengirim pasukan ke-2 dibawah pimpinan

jenderal Van Swieten pada tanggal 9 Desember

1873 yang berkekuatan 8000 pasukan, panglima

Polim dan Tuanku Leungbata mundur dari masjid

Raya

• Perlawanan berkobar dengan munculnya pimpinan

seperti: Habib Abdurrohman, Teuku Cik Di Tiro,

Teuku Cik Bugis, Teuku Muda Bid, Teuku Umar, Cut

Nya Dien, dan Cut Meutia

• Bulan April 1874 Van Swieten diganti oleh Jenderal

Pel yang akhirnya tewas dalam pertempuran di

Tunga

• Belanda melaksanakan sistem garis pemutusan

(konsentrasi stesel) dengan memusatkan pasukan

di Banten sekitar Kota termasuk kota Raja

57

Page 58: Bab 2 proses kebangkitan nasional

dr Soetomo, lulusanSTOVIA Jakarta mendirikanBudi Utomo sebagaiorganisasi yang pertamakali mengumandangkanmakna nasionalisme bagibangsa indonesia danmenjadi momentumlahirnya rasa kebanggaanyang pertama di Tanah Air.

Terbentuknya Kesadaran Nasional dan

Perkembangan Pergerakan Kebangsaan

Indonesia

C

.

58

Page 59: Bab 2 proses kebangkitan nasional

C. Terbentuknya Kesadaran Nasional dan

Perkembangan Pergerakan Kebangsaan

Indonesia

1. Perkembangan Pendidikan dan Munculnya

Nasionalisme Indonesia

• Belanda menerapkan politik pintu terbuka yang

memberi kesempatan kepada pengusaha swasta

asing untuk berinvestasi sehingga bermunculan

perusahaan perkebunan, pertambangan,

perindustrian, pengangkutan darat dan pelayaran.

• Seiring berkembangnya usaha maka kebutuhan

tenaga kerja tinggi.

• 1848 untuk pertama kalinya pendidikan bumiputra

diberikan

59

Page 60: Bab 2 proses kebangkitan nasional

• Belanda mendirikan jenjang pendidikan bagi anak

Belanda, timur asing, dan bumiputra

Ciri-ciri khusus pelaksanaan pendidikan bumiputra

:

1. diterapkannya prinsip gradualisme (berangsur-

angsur)

2. Pemberlakuan dualisme pendidikan bagi anak

Belanda dan Bumiputra

3. Adanya keterbatasan tujuan bagi sekolah

bumiputra

4. Tidak ada perencanaan pendidikan yang

sistematis

60

Page 61: Bab 2 proses kebangkitan nasional

Jenjang dan Jenis sekolah yang didirikan pemerintah

kolonial Hindia Belanda sejak awal abad 20, yaitu :

a. Pendidikan Rendah Setingkat SD• Europesche Lagere School (ELS) atau Sekolah Rendah

Eropa

• Hollandsch-Chineesche School (HCS) atau sekolah

Cina-Belanda

• Hollandsch-Inlandsche School (HIS) atau sekolah

Bumiputera-Belanda

• Volkschool atau sekolah desa

• Vervolgschool atau sekolah sambungan

• Schakelschool atau sekolah peralihan

61

Page 62: Bab 2 proses kebangkitan nasional

b. Pendidikan Menengah Setingkat SMP/SMA• Hoogere Burger School (HBS) atau Sekolah Tinggi

Warga Masyarakat

• Algemeene Middelbare School (AMS) atau Sekolah

Menengah Umum

• Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) atau

Pendidikan Rendah yang diperluas

• Opleiding School voor Indisce Ambtenaren (OSVIA)

atau Sekolah Pendidikan Pegawai Pribumi

• School tot Opleiding van Inlandse Artsen (STOVIA) atau

Sekolah untuk Mendidik Dokter Pribumi

62

Page 63: Bab 2 proses kebangkitan nasional

c. Pendidikan Menengah Kejuruan• Technisch Onderwijs atau Pendidikan Teknik

• Handels Onderwijs atau Pendidikan Dagang

• Meisjes Vakonderwijs atau Pendidikan Kejuruan

Kewanitaan

• Landbouw Onderwijs atau Pendidikn Pertanian

• Kweeksschool atau Sekolah Keguruan

d. Pendidikan Tinggi

• Geneeskundige Hooge School (GHS) atau Sekolah

Tinggi Kedokteran

• Rechtskundige Hooge School (RHS) atau Sekolah

Tinggi Hukum

• Technisce Hooge School (THS) atau Sekolah Tinggi

Teknik

63

Page 64: Bab 2 proses kebangkitan nasional

64

C. Terbentuknya Kesadaran Nasional dan

Perkembangan Pergerakan Kebangsaan

Indonesia

1850 istilah Indonesia pertama kali muncul, ditulis di

Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia

oleh JR Logan yang berkebangsaan Inggris

Indonesia berasal dari dua kata India dan Nesos yang

bermakna Kepulauan Hindia

1884 kata Indonesia dalam arti etnologis digunakan

dalam tulisan seorang ilmuwan Jerman bernama A.

Bastian

Page 65: Bab 2 proses kebangkitan nasional

65

IDENTITAS BANGSA INDONESIA• Kronik Cina : Nan-hai (Kepulauan Laut Selatan)• India Kuno (Sansekerta) : Dwipantara (Kepulauan

Tanah Seberang)• Masa penjajahan Belanda : Nederlandsch-Indie

(Hindia Belanda)• Pendudukan Jepang : To-Indo (Hindia Timur)• Eduard Douwes Dekker (1820-1887) : Insulinde

(Kepulauan Hindia)• Ernest Francois Eugene Douwes Dekker / Dr.

Setiabudi (1879-1950) : India (Nusantara) diambil dariPararaton

• Earl (1813-1865) Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA) : Indunesia atau Malayunesia

• Indische Vereniging (1922) dipimpin oleh SutanKasayangan dan RM Noto Suroto : IndonesischeVereniging/ Perhimpunan Indonesia

Page 66: Bab 2 proses kebangkitan nasional

66

Latar Belakang Pergerakan Nasional Indonesia

FAKTOR INTERNAL

a. Kesengsaraan dan penderitaan

selama massa imperalis-kolonialis

b. Eksploitasi sumber-sumber ekonomi

oleh Hindia Belanda

c. Kemajuan dalam bidang pendidikan

yang menghasilkan kaum intelektual

d. Kegagalan-kegagalan perlawanan

daerah selama ini (seperti Perang

Diponegoro, Padri dan lain-lain).

e. Kenangan pada kejayaan sejarah

masa lampau

f. Perubahan kebijakan pemerintah

Belanda terhadap Indonesia

FAKTOR EKSTERNAL

a. Kemenangan Jepang atas

Rusia tahun 1904-1905

b. Pengaruh pergerakan

nasional di luar negeri

c. Pengaruh paham-paham

kebebasan di Eropa

2. Organisasi-Organisasi Pergerakan Nasional di

Indonesia

Page 67: Bab 2 proses kebangkitan nasional

67

ORGANISAS

I

PERGERAK

AN

NASIONAL

ORGANISASI PELOPOR

Budi Utomo

Sarekat Islam

(SI)

Indische Partij(IP)

ORGANISASI

KEAGAMAAN

Muhammadiyah

Nahdatul Ulama

(NU)

Al-Irsyad

ORGANISASI LAIN

Pergerakan Wanita

Perhimpunan Indonesia

(PI)

Partai Komunis Indonesia

(PKI)

Partai Nasional Indonesia

(PNI)

Gabungan Politik

indonesia (GAPI)

Taman Siswa

Persatuan Bangsa

Indonesia (PBI) dan

Partai Rakyat Indonesia

(Parindra)

Gerakan Rakyat

Indonesia (Gerindo)

Kongres Pemuda dan

Sumpah Pemuda

Page 68: Bab 2 proses kebangkitan nasional

68

1. Organisasi Pelopor

a. Budi UtomoDidirikan : 20 Mei 1908Pendiri :

- Dr. Wahidin Sudirohusodo- Sutomo- Dr. Cipto Mangunkusumo

Tujuan : Mengusahakan perbaikan pendidikan danpengajaran generasi muda di Indonesia

Budi Utomo merupakan gerakan renaissance(kelahiran kembali) budaya Indonesia

Tanggal didirikannya Budi Utomo diperingati menjadi Hari Kebangkitan Nasional

Dalam perjuangannya, Budi Utomo memilili duaprinsip, yaitu prinsip yang diwakili oleh golonganmuda yang cenderung menangani masalah politikdalam menghadapi pemerintah kolonial, dan prinsipkedua yang diwakili oleh golongan tua dengan arahandan perjuangan melalui sosial budaya.

Page 69: Bab 2 proses kebangkitan nasional

69

b. Serikat IslamDidirikan : Solo, Tahun 1911Pendiri :

K.H Samanhudiseorang pengusaha batik dari kampung Lawean (Solo)

Tujuan : a. Memperkuat persatuan pedagang dalammenghadapi persaingan dg pedagang

cinab. Mengadakan perlawanan terhadap

pedagang Cina dan front perlawananterhadap penghinaan rakyat pribumi sertareaksi atas politik kristenisasi kaumzending (Notosusanto, 1975:187)

Pada tahun 1912 Sarekat Dagang Islam diubah menjadiSarekat Islam di bawah pimpinan H.U.S. Cokroaminotodengan beranggotakan semua kalangan masyarakat yangberagam Islam

Tahun 1921 SI terpecah menjadi dua kelompok, yaitu SIPutih di bawah pimpinan H.U.S. Cokroaminoto dan SIMerah dipimpin oleh Samaun yang akhirnya berkembangmenjadi organisasi yang berhaluan komunis. Tahun 1933Central Sarekat Islam berubah menjadi Parti Sarekat Islamyang kehidupan organisasinya semakin kompleks dan padatahun 1927 PSI berubah kembali enjadi PSII Partai Sarekat

Page 70: Bab 2 proses kebangkitan nasional

70

c. Indische Partij (IP) Didirikan : Bandung, 25 Desember 1912

Pendiri : Tiga Serangkai

- E.F.E Douwes Dekker

- dr. Cipto Mangunkusumo

- Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar

Dewantara)

Tujuan :“Indie merdeka, dengan dasar “ Nasional

Indische”, yaitu membangun rasa cinta tanah air serta

bersama-sama memajukan tanah air untuk

menyiapkan kemerdekaan (Pringgodigdo, 1984:12)

Page 71: Bab 2 proses kebangkitan nasional

71

2. Organisasi Keagamaan

a. MuhammadiyahDidirikan : Yogyakarta, 18 November 1918

Pendiri : K.H Ahmad Dahlan

Tujuan : memurnikan ajaran Islam berdasarkan Al-

Quran dan Hadist

Sifat : Modernis Islam

b. NU Didirikan : Surabaya, 31 Januari 1926Pendiri : - K.H Hasyim Asy’ari

- K.H Abdul Wahab Khasbullah- K.H Bisri Syamsuri- K.H Mas Alwi- K.H Ridwan

Tujuan : Mengembangkan ajaran Islam Ahlussunahwal Jamaah dan melindunginya dari penyimpanganpembaharu dan modernis

Sifat : Organisasi Islam Non Politis Praktis

Page 72: Bab 2 proses kebangkitan nasional

72

c. Al IrsyadDidirikan : Tahun 1914

Pendiri : Komunitas Keturunan Arab Indonesia

Tujuan : Menekankan persamaan antar umat manusia

dan melawan pendirian golongan sayid (

keturunan Nabi Muhammad S.A.W yang

mengelola Jamiat Khain)

Sifat : Organisasi Islam Modern

Page 73: Bab 2 proses kebangkitan nasional

73

3. Organisasi Lain

a. Pergerakan WanitaPelopor : R.A Kartini (1878-1904) melalui buku “Door

duisternis tot licht (Habis Gelap Terbitlah Terang) pada tahun 1912

Dewi Sartika (1878-1904) melalui Sekolah Istriyang kemudian berkembang menjadi KeutamaanIstri

Macam-macam Organisasi :- Keutamaan Istri (1904)- Puteri Mardika (1912)- Kartinifonds / Dana Kartini (1912)- Perserikatan Perempuan Indonesia (PPI) (1928)

selanjutnya berubah menjadi PerserikatanPerhimpunan Puteri Indonesia (PPPI) (1930)

Tujuan : Memperbaiki pendidikan dan mempertinggikecakapan-kecakapan keterampilan wanita yangbersifat khusus

Sifat : Setelah Kongres Pemuda II (28 Oktober1928) organisasi pergerakan wanita inibekecenderungan sebagai organisasi politik praktis

Page 74: Bab 2 proses kebangkitan nasional

74

b. Perhimpunan Indonesia (PI)Didirikan : Belanda, 25-Oktober-1908, pada

awalnya bernama “IndischeVereeniging” (PerhimpunanHindia) tetapi pada tahun 1922 diubah menjadi“Indonesische Vereeniging”(Perhimpunan Indonesia)

Pendiri : Sutan Kasayangan dan NotosurotoTujuan : Pada awalnya tujuan pendirian organisasi ini

adalah memperhatikan kepentingan bersamapenduduk Hindia Belanda di negeri Belanda, namunpada akhirnya organisasi ini bertujuan untukmenentang Imperialisme dan Kolonialisme diIndonesia

Page 75: Bab 2 proses kebangkitan nasional

75

c. Partai Komunis Indonesia (PKI) Didirikan : Desember 1920, cikal bakal PKI adalah

ISDV yang didirikan oleh H.J.F.M Sneeveliet pada

tanggal 9 Mei 1914, pada tanggal 23 Mei 1920 ISDV

berubah menjadi Partai Kommunist Hindia, selanjutnya

pada bulan desember berubah menjadi PKI

Pendiri : Semaun dan Darsono

Tujuan : Menyebarkan paham komunis

Menentang secara radikal Imperialisme-kolonialisme

yang menyatu dengan kapitalisme

Pada tahun 1923, PKI semakin kuat dengan

bergabungnya tokoh-tokoh seperti Alimin Prawirodirdjo

(pemimpin SI merah) dan Musso (dari PKI cabang

Jakarta)

Page 76: Bab 2 proses kebangkitan nasional

76

d. Partai Nasional Indonesia (PNI)Didirikan : 4 Juli 1927

Pendiri : Ir. Sukarno

Tujuan : berjuang untuk kemerdekaan Indonesia

berdasarkan asas ”kepercayaan pada diri sendiri” dengan

mempersatukan seluruh semangat kebangsaan rakyat

Indonesia menjadi satu kekuatan nasional (Self help,

non kooperatif, dan marhaenisme)

24 Desember 1929, pemerintah Hindia Belanda

mengadakan penggeledahan dan menangkap empat

tokoh PNI, yaitu Ir. Soekarno, Gatot Mangkuprodjo,

Maskoen, dan Soepriadinata. Mereka diajukan di depan

pengadilan Bandung. Dalam proses peradilan itu Ir.

Soekarno melakukan pembelaan dengan judul

”Indonesia Menggugat”

Page 77: Bab 2 proses kebangkitan nasional

77

Pada kongres luar biasa tanggal 25 April 1931

diputuskan untuk membubarkan PNI. Hal ini

menyebabkan pro dan kontra. Mereka yang setuju PNI

dibubarkan mendirikan Partai Indonesia (Partindo)

dipimpin Mr. Sartono. Sedangkan yang tidak setuju PNI

dibubarkan masuk ke dalam Pendidikan Nasional

Indonesia (PNI-Baru) dipimpin Moh. Hatta dan Syahrir

Page 78: Bab 2 proses kebangkitan nasional

78

e. Gabungan Politik Indonesia (GAPI)Didirikan : tanggal 4 Juli 1939, dengan semboyan

“Indonesia Berparlemen”. GAPI merupakan gabungan

beberapa organisasi politik, antara lain : Parindra,

Gerindo, Persatuan Minahasa, Partai Islam Indonesia,

Partai Katolik Indonesia, Pasundan, dan PSII

Pendiri : Muhammad Husni Thamrin

Tujuan : Membentuk satu kekuatan nasional baru

melalui parlemen berdasarkan norma-norma

demokrasi yang berlaku

f. Tamansiswa

Didirikan : Yogyakarta, pada tahun 1922

Pendiri : Suwardi Suryaningrat / Ki Hajar Dewantara

Tujuan : Pengembangan edukasi dan kultural

dengan mendidik generasi muda dalam jiwa

kebangsaan Indonesia dengan semboyan “Tut Wuri

Handayani”

Sifat : Organisasi Pendidikan Modern

Page 79: Bab 2 proses kebangkitan nasional

79

g. Persatuan Bangsa Indonesia (PBI)Didirikan : Surabaya, Nopember 1930

Pendiri : Kelompok studi surat kabar Soeloeh Rakyat

Indonesia

Tujuan : Membebaskan penderitaan rakyat dengan

berbagai kegiatan

Sifat : Tidak membedakan dikotomi organisasi, baik

itu sifatnya kooperatif maupun non-kooperatif, sosial,

politik, maupun keagamaan

h. Partai Rakyat Indonesia (Parindra)Didirikan : 1935

Pendiri : merupakan gabungan antara PBI dan BU,

yang didukung oleh Serikat (Celebes, Sumatra, Ambon)

serta perkumpulan Betawi,dll

Tujuan : Mempertahankan kebijakkan politik moderat

yang kooperatif, dengan tujuan Indonesia Mulia dan

Sempurna

Sifat : Kooperatif

Page 80: Bab 2 proses kebangkitan nasional

80

i. Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) Didirikan : 24 Mei 1937 Pendiri :

- Mr. Moh. Yamin- A.K. Gani- Mr. Sartono

Tujuan : menjadi partai yang lebih luas dibandingParindra dengan tujuan memperjuangkan masalahdemokrasi dari ancaman fasis

Sifat : Kooperatif

Page 81: Bab 2 proses kebangkitan nasional

81

4. Kongres Pemuda dan Sumpah Pemuda

a. Konggres Pemuda I (30 April – 02 Mei 1926)

• Diprakarsai oleh Perhimpunan Pemuda Pelajar

Indonesia (PPPI)

• Diketuai oleh M. Tabrani dengan anggota Bahder

Djohan, Sumarto, Jan Toule, Soulehuwij, dan

Paul Pinontuan

• Keputusan :

- Semua perkumpulan pemuda bersatu ke dalam

organisasi Pemuda Indonesia

- Kongres Pemuda II perlu disiapkan

Page 82: Bab 2 proses kebangkitan nasional

82

b. Konggres Pemuda II (27-28 Oktober 1928)

• Dilaksanakan di gedung Indonesische

Clubgebouw Jakarta

• Diketuai oleh Sugondo Joyopuspito dan dihadiri

oleh sekitar 750 orang dari perwakilan

perkumpulan pemuda

• Keputusan :

- Ikrar sumpah pemuda yang berisi satu nusa,

satu bangsa, dan satu bahasa

- Lagu Indonesia Raya ditetapkan sebagai Lagu

Kebangsaan Indonesia

- Bendera Merah Putih ditetapkan sebagai

bendera pusaka bangsa Indonesia

- Semua organisasi pemuda dilebur menjadi satu

dengan nama Indonesia Muda