38
FARMAKOLOGI ‘ Obat Anti Jamur’ Anggota : 1.Vera Nadia 2.Ika Novitasari K 3.Jati Setyarini

Anti jamur

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Anti jamur

FARMAKOLOGI‘ Obat Anti Jamur’

Anggota :

1. Vera Nadia

2. Ika Novitasari K

3. Jati Setyarini

Page 2: Anti jamur

A. Pengertian Obat Anti JamurObat-obat anti jamur juga disebut dengan

obat-obat antimikotik, dipakai untuk

mengobati dua jenis infeksi jamur : infeksi

jamur superfisial pada kulit atau selaput

lendir dan infeksi jamur sistemik pada

paru-paru atau system saraf pusat.

Page 3: Anti jamur

B. Obat Anti Jamur Menurut Indikasi Klinis Obat

Obat Anti Jamur menurut Indikasi Klinis Obat

Menurut indikasi klinis obat-obat anti jamur dapat dibagi

atas dua golongan, yaitu :

Antijamur untuk infeksi sistemik

Termasuk : amfoterisin B, flusitosin, imidazole (ketonazol,

flikonazol, mikonazol) dan hidroksistilbamidin.

Anti jamur untuk infeksi dermatofit dan mukokutan

Termasuk: griseofulvin, golongan imidazole, nistatin,

tolnaftat, dan anti jamur topical lainnya.

Page 4: Anti jamur

C. Anti Jamur Untuk Infeksi Sistemik

1. Amfoterisin B

Amfoterisin A dan B merupakan hasil fermentasi Streptomyces nodosus . Sembilan

puluh delapan persen campuran ini terdiri dari amfoterisin B yang mempunyai

aktivitas antijamur.

Cara Kerja :

Obat ini bekerja dengan berikatan dengan membrane sel jamur atau ragi yang

sensitive. Integrasi dengan sterol-sterol membrane sel jamur atau ragi yang

sensitive. Integrasi dengan sterol-sterol membrane sel membentuk pori-pori

sehingga membrane sel jamur lebih permiabel terhadap molekul-molekul yang kecil.

Indikasi

Infeksi jamur berat yang mengancam nyawa termasuk : histoplasmosis,

coccidiodomycosis, paracoccidiomycosis, blastomycosis, aspergilosis,

cryptococcosis, mucormycosis, spotricchosis dan candidosis

Page 5: Anti jamur

Kontraindikasi

Gangguan fungsi ginjal, kehamilan dan meyusui.

Dosis

Infeksi jamur sistemik melalui injeksi intravena. Dosis awal 1

mg selama 20-30 menit dilanjutkan dengan 250 mikrogram/kg

perhari, dinaikkan perlahan sampai 1 mg/kg perhari, pada

infeksi berat dapat dinaikkan sampai 1,5 mg/kg perhari.

Efek samping

Demam, sakit kepala, muaal, turun berat badan, muntah,

lemas, diare, nyeri otot dan sendi, kembung, nyeri ulu hati,

gangguan ginjal, kelainan darah, gangguan irama jantung,

gangguan saraf tepi, gangguan fungsi hati, nyeri dan memar

pada tempat suntikan.

Page 6: Anti jamur

2. Flusitosin

Flusitosin (5-fluorositosin; 5FC) merupakan antijamur sintetik yang

berasal dari fluorinasi pirimidin, dan mempunyai persamaan

struktur dengan fluorourasil dan floksuridin. Obat ini berbentuk

kristal putih tidak berbau, sedikit larut dalam air tapi mudah larut

dalam alkohol.

Cara Kerja :

Flusitosin masuk ke dalam sel jamur dengan bantuan sitosin

deaminase dan dalam sitoplasma akan bergabung dengan RNA

setelah mengalami deaminasi menjadi 5-fluorourasil dan

fosforilasi. Sintesis protein sel jamur terganggu akibat

penghambatan Iangsung sintesis DNA oleh metabolit fluorourasil.

Keadaan ini tidak terjadi pada sel mamalia karena dalam tubuh

mamalia flusitosin tidak diubah menjadi fluorourasil.

Page 7: Anti jamur

Indikasi :

Obat ini efektif untuk pengobatan kriptokokosis, kandidiasis,

kromomikosis, torulopsis dan aspergilosis. Cryptococcus dan

Candida dapat menjadi resisten selama pengobatan dengan

flusitosin.

Dosis :

Pemberian flusitonin dengan dosis 150% mg/kg BB/ hari per oral

diabsorbsi dengan baik dan didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh

termasuk cairan serebrospinal- dengan kadar obat yang dapat

mencapai 60-80% kadar serum, yang dapat mendekati kadar 50

mcg/ml. sekitar 20% flusitosin terikat dengan protein.

Penggunaan kombinasi flusitosin dengan amfotiresin B, khususnya

pada meningitis kriptokokal dan kandidiasis sistemik, dan dapat

menurunkan dosis amfotiresin B yang diperlukan.

Page 8: Anti jamur

Efek samping dan cara mengatasi:

Bila terdapat kelemahan ginjal, flusitosin dapat diakumulasi dalam

serum sampai mencapai kadar toksik, tetapi bila terdapat kelemahan

hati tidak memberikan efek tersebut. Flusitosin dapat dikeluarkan

dengan hemodialysis.

Flusitosin ternyata relative tidak toksik untuk sel-sel mamalia (mungkin

karena mereka tidak mempunyai suatu permease spesifik). Walaupun

demikian, kadar serum yang tinggi dalam jangka lama dapat

menimbulkan depresi sumsum tulang, rambut rontok, dan gangguan

fungsi hepar.

Pemberian urasil dapat mengurangi toksisitas pada jaringan

hemopoetik yang bermanifestasi dengan depresi sumsum tulang, tetapi

tampaknya tidak memberikan efek pada aktivitas anti jamur flusitosin

Page 9: Anti jamur

3. Imidazol

Yang termasuk dalam golongan imidazole adalah mikonazol,

klotrimazol, ketokonazol, flukonazol, itrakonazol, triazol,

ekonazol, isokonazol, tiokonazol, dan bifonazol. Sifat dan

penggunaan golongan imidazole ini praktis tidak berbeda.

Mekanisme kerja :

Mekanisme kerja obat ini belum semuanya diketahui. Obat

bekerja dengan jalan memblok biosintesis lipid yang

dibutuhkan jamur, khususnya ergosterol dalam membrane

sel jamur, dan mungkin juga dengan mekanisme tambahan

lain (mengganggu sintesis asam nukleat atau penimbunan

peroksida dalam seel jamur yang menimbulkan kerusakan).

Page 10: Anti jamur

a. Ketonazol

Ketonazol termasuk golongan imidazole, yaitu suatu

antijamur sintetik dengan rumus bangun mirip dengan

mikonazol dan klotrimazol.

Cara kerja

Ketokanazol masuk ke dalam sel jamur dan menimbulkan

kerusakan pada dinding sel. Mungkin juga terjadi

gangguan sintetis asam nukleat atau penimbunan

peroksida dalam sel yang merusak sel jamur.

Dosis

Ketokonazol merupakan antijamur pertama yang dapat

diberikan per oral. Ketokonazol diabsorbsi dengan baik

melalui oral yang menghasilkan kadar yang cukup untuk

menekan pertumbuhan berbagai jamur. Dengan dosis oral

200 mg, diperoleh kadar puncak 2-3 mcg/ml yang

bertahan selama 6 jam atau lebih.

Page 11: Anti jamur

Penggunaan Klinis dan Kontraindikasi :

Ketokonazol terutama efektif terhadap histoplasmosis

paru, tulang, sendi, dan jaringan lemak. Tidak dianjurkan

untuk meningitis kriptokokus karena penetrasinya kurang

baik.

Obat ini efektif untuk kriptokokus nonmeningeal,

dermatomikosis, dan kandidosis (mukotan, vaginal, dan

rongga mulut)

Ketokonazol dikontraindikasikan pada penderita yang

hipersensitif, ibu hamil dan menyusui serta penyakit

hepar akut.

Page 12: Anti jamur

Efek samping :

Umumnya ditoleransi dengan baik. Efek samping yang

paling sering ditemukan ialah mual, ginekomastia, “rush”,

pruritus, hepatitis kolestatik, blockade sintesis kortisol dan

tetosteron (reversible)

Efek samping ini lebih ringan bila diberikan bersama

makanan. Kadang-kadang dapat timbul muntah, sakit

kepala, vertigo, nyeri epigastrik, fotopobia, parastesia, gusi

berdarah, erupsi kulit, dan trombositopenia.

Ketokamazol dapat meningkatkan aktivitas enzim hati

untuk sementara, dan dapat pula menimbulkan kerusakan

hati, menghambat sintesis steroid suprarenalis dan dapat

menimbulkan ginekomastia. Sebaiknya tidak digunakan

pada wanita hamil karena terbukti pada tikus dapat

menimbulkan cacat pada jari-jari tikus.

Page 13: Anti jamur

b. Flukonazol

Flukonazol merupakan derivate triazol, antijamur yang poten, yang

bekerja spesifik menghambat pembentukan sterol pada membrane

sel jamur. Flukonazol bekerja dengan spesifitas yang tinggi pada

enzim-enzim “cytochrome P-450 dependent”

Indikasi klinis

Flukonazol diindikasikan untuk:

Meningitis kriptokokus

Kandidiasis sistemik (termasuk kandidemia dan kandidiasis

diseminata), dan bentuk-bentuk lain kandidiasis, termasuk infeksi

jamur dipertonium, endocardium, dan infeksi jamur di saluran napas

dan saluran cerna,

Kandidiasis orofaringeal

Kandidiasis esophageal

Kandidiasis vaginal

Page 14: Anti jamur

Kontraindikasi

Akan terjadi kontraindikasi bila diberikan pada penderita yang

sensitive terhadap derivate triazol. Penggunaan pada wanita hamil

serta menyusui, dan anak dibawah 16 tahun tidak dianjurkan karena

belum ada kepastian data bahwa obat ini aman untuk mereka

Dosis dan cara pemberian

Dosis harian harus disesuaikan dengan organisme penyebab dan

respons penderita , yaitu

Meningitis kriptokokus hari pertama 400 mg, dilanjutkan dengan

1x200-400 mg per hari. lama pengobatan biasanya sampai 6-8

minggu

Kandidemia atau kandidiasis lain : 400 mg hari pertama dilanjutkan

200mg tiap hari. dosis dapat ditingkatkan menjadi 400 mg per hari

bergantung pada respons. Lama pengobatan juga bergantung pada

respons. Kandidiasis orofaringela 1x50 mg selama 7-14 hari.

Page 15: Anti jamur

4. Hidroksistilbamidin

Hidroksistilbamidin isetionat adalah suatu diamin

aromatik yang secara in vitro dan in vivo aktif

tehadap Blastomyces dermatidis. Obat ini

mungkin bersifat sangat toksik terhadap hepar

dan ginjal. Obat ini tidak digunakan lagi dan

telah digantikan oleh amfiterisin B.

Page 16: Anti jamur

D. Antijamur untuk Infeksi Dermatofit dan Mukokutan

 

Sumber dan kimia

Griseofulvin diisolasi dari Penicillium griseofulvum pada tahun 1939, dan

diperkenalkan penggunaan kliniknya pada tahun 1957. Griseofulvin sangat sukar

larut dalam air dan stabil pada temperatur yang tinggi termasuk pemanasan

dengan autoklaf.

Aktivitas antijamur

Griseofulvin akan menghambat pertumbuhan jamur dermatofit, termasuk

epidermofiton, mikrosporum, dan trikofiton dalam kadar 0,5-3 g/ml. Terhadap sel

muda yang sedang berkembang, griseofulvin bersdifat fungisid dan fungistatik.

Diantara dermatofit-dermatofit yang sensitif dapat terjadi resitensi. Efek

penghambatan pertumbuhan jamur ini dapat dihalangi oleh purin.

Mekanisme kerjanya belum sepenuhnya diketahui, dan efek fungistatiknya

mungkin disebabkan oleh griseofulvin yang mengganggu fungsi mikrotubulus

atau sintesis asam nukleat dan polimerasi.

Page 17: Anti jamur

FarmakokinetikAbsorbsi griseofulvin sangat bergantung pada keadaan fisik obat ini dan absorbsinya dibantu oleh makanan yang banyak mengandung lemak. Senyawa dalam bentuk partikel yang lebih kecil (microsized) diabsorbsi 2 kali lebih baik daripada partikel yang lebih besar. Griseofulvin berukuran mikro dengan dosis 1 gram/hari akan menghasilkan kadar dalam darah 0,5-1,5 mcg/ml. griseofulvin berukuran ultramikro diabsorbsi 2 kali lebih baik dari senyawa berukuran mikro.Metabolisme terjadi di hati. Metabolit utamanya adalah 6-metilgriseofulvin. Waktu paruhnya kira-kira 24 jam. Jumlah yang diekskresikan melalui urin adalah 50% dari dosis oral yang diberikan dalam bentuk metabolit dan berlangsung selama 5 hari. Kulit yang sakit mempunyai afinitas lebih besar terhadap obat ini., ditimbun dalam sel pembentuk keratin, terikat kuat dengan keratin dan akan muncul bersama sel yang baru berdiferensiasi sehingga sel baru ini akan resisten terhadap serangan jamur. Keratin yang mengandung jamur akan terkelupas dan digantikan oleh sel baru yang normal. Griseofulvin ini dapat ditemukan dalam sel tanduk 4-8 jam setelah pemberian per oral.

Page 18: Anti jamur

Penggunaan klinis

Griseofulvin diindikasikan untuk dermatofitosis berat pada kulit, kuku, dan rambut,

khususnya yang disebabkan oleh Trichophyton rubrum, yang memberikan respons

lemah terhadap antijamur lain. Obat ini dapat diberikan bersama antijamur topikal

lain.

Pemberian secara topikal tidak banyak memberikan efek. Senyawa griseofulvin dalam

bentuk ukuran mikro diberikan per oral 0,5-1 gram per hari, dalam dosis terbagi(dosis

anak 15 mg/kg BB).

Efek samping

Reaksi alergi: dapat berupa demam, ruam kulit, leukopenia, dan reaksi tipe serum

sickness.

Toksisitas langsung: dapat terjadi sakit kepala, mual, muntah, diare,hepatotoksisitas,

fotosensitivitas, dan gangguan mental. Pada binatang percobaan, griseofulvin bersifat

teratogenik dan karsinogenik.

Interaksi obat

Griseofulvin dapat menurunkan aktivitas antikoagulan warfarin. Barbiturat

menurunkan aktivitas griseofulvin karena barbiturat menginduksi sistem enzim

mikrosom.

Page 19: Anti jamur

2. Golongan Imidazol

Antijamur golongan imidazol memiliki spektrum yang luas.

Karena sifat dan penggunaannya praktis tidak berbeda,

maka hanya mikonazol dan klotrimazol yang akan dibahas.

Mikonazol

Sumber dan kimia

Mikonazol merupakan turunan imidazol sintetik yang relatif

stabil. Mempunyai spektrum antijamur yang lebar

terhadap jamur dermatofit. Obat ini berbentuk kristal

putih, tidak berwarna dan tidak berbau, sebagian kecil

larut dalam air tapi lebih larut dalam pelarut organik.

Page 20: Anti jamur

Aktivitas atijamur

Mikonazol menghambat aktivitas jamur trichophyton,

epidermophyton, micosporim, candida, dan malassezia

furfur. Mikonazol in vitro efektif terhadap beberapa kuman

gram positif.

Mekanisme kerja

Mekanisme kerja obat ini belum diketahui sepenuhnya.

Mikonazol masuk ke dalam sel jamur dan menyebabkan

kerusakan dinding sel sehingga permeabilitas terhadap

berbagai zat intrasel meningkat. Mungkin pula terjadi

gangguan sintesis sel jamur yang akan menyebabkan

kerusakan. Obat yang sudah menembus ke dalam lapisan

tanduk kulit akan menetap disana sampai 4 hari.

Page 21: Anti jamur

Penggunaan klinis

Mikonazol topical diindikasikan untuk dermatofitosis, tinea versikolor,

dan kandidiasis mukokutan. Untuk dermatofitosis sedang atau berat

yang mengenai kulit kepala, telapak, dan kuku sebaiknya

menggunakan griseofulvin. Obat ini tersedia dalam bentuk cream 2%

dan bedak tabur yang dipakai 2x sehari selama 2-4 minggu. Cream

2% untuk penggunaan intravaginal diberikan 1x sehari pada malam

hari selama 7 hari. Gel 2% tersedia untuk kandidiasis oral. Mikonazol

tidak boleh dibubuhkan pada mata.

Efek samping

Efek samping berupa iritasi, rasa terbakar, dan masersi memerlukan

penghentian terapi. Sejumlah kecil mikonazol diserap melalui mukosa

vagina tapi belum ada laporan tentang efek samping pada bayi yang

ibunya mendapat mikonazol intravaginal pada waktu hamil, tetapi

penggunaannya pada trimester pertama sebaiknya dihindari.

Page 22: Anti jamur

Klotrimazol

Sumber dan kimia

Klotrimazol berbentuk bubuk tidak berwarna yang praktis tidak larut dalam air,alkohol, dan

kloroform, sedikit larut dalam eter.

Mekanisme kerja

Klotrimazol mempunyai efek antijamur dan antibaktreri dengan mekanisme kerja mirip

mikonazol dan secara topical digunakan untuk pengobatan tinea pedis, kruris, dan korporis yang

disebabkan oleh T. rubrum dan juga untuk infeksi kulit dan vulvovaginitis yang disebabkan oleh

C. albicans.

Penggunaan klinis

Obat ini tersedia dalam bentuk cream dan larutan dengan kadar 1% untuk dioleskan 2x sehari.

Cream vaginal 1% atau tablet vaginal 100 mg digunakan sekali sehari pada malam hari selama

7 hari. Atau tablet vaginal 500 mg.

Efek samping

Dosis tunggal pada pemakaian topical dapat terjadi rasa terbakar, eritema, edema, gatal, dan

urtikaria.

 

Page 23: Anti jamur

3. Nistatin

Nystatin merupakan obat yang termasuk kelompok obat yang disebut antijamur

(antifungal). Bubuk kering, tablet hisap, dan bentuk cair dari obat ini digunakan untuk

mengobati infeksi jamur pada mulut. Nystatin hanya dapat tersedia dengan resep

dokter.

Obat ini tersedia dalam bentuk sediaan berikut:

Kapsul

Tablet

Suspensi

Cara Kerja

Mekanisme kerjanya ialah dengan kalan berikatan dengan sterol membrane sel jamur,

terutama ergosterol. Oleh karena itu, terjadi gangguan pada permeabilitas membrane

sel jamur dan mekanisme transpornya. Akibatnya, sel jamur kehilangan banyak sel

kation dan makromolekul. Resistensi dapat timbul karena menurunnya jumlah sterol

pada membrane sel jamur atau terjadi perubahan sifat struktur atau sifat ikatannya.

Page 24: Anti jamur

Indikasi

Nistatin terutama digunakan untuk kandidiasis kulit,

selaput lendir, dan saluran cerna. Paronikia, vaginitis, dan

sariawan (stomatitis) cukup diobati dengan nistatin secara

topical, dan bila gagal atau pada penderita sakit berat,

dapat diberikan ketokonazol.

Nistatin digunakan secara topical pada kulit atatu

membrane mukosa (mulut dan vagina) dalam bentuk krim,

salep, supositoria, suspense, atau bubuk untuk infeksi

kandida total.

Kontraindikasi

Pasien yang hipersensitif terhadap Nystatin

Page 25: Anti jamur

Dosis

1. Untuk bentuk teblet

a. Dewasa dan anak > 5 tahun

1 atau 2 tablet hisap atau 1 tablet 3-5 kali sehari sampai 14 hari

b. Anak-anak 0-5 tahun

Anak-anak dalam usia ini mungkin tidak dapat menggunakan tablet

hisap atau tablet dengan aman. Anak pada usia ini lebih baik

mengonsumsi Nystatin dalam bentuk suspensi.

2. Untuk bentuk sediaan suspensi

a. Dewasa dan anak > 5 tahun

4-6 ml (sekitar 1 sendok teh) 4 kali sehari

b. Balita

2 ml 4 kali sehari

c. Untuk bayi prematur dan bayi dengan berat badan lahir rendah

1 ml 4 kali sehari

Page 26: Anti jamur

Efek Samping

Seiring dengan efek yang diperlukan, obat dapat menyebabkan

beberapa efek yang tidak diinginkan. Meskipun tidak semua efek

samping dapat terjadi, namun jika terjadi, mungkin memerlukan

perhatian medis.

Beberapa efek samping yang mungkin terjadi biasanya tidak perlu

perhatian medis. Efek samping ini dapat hilang selama

pengobatan karena tubuh akan dapat menyesuaikan diri dengan

obat. Dokter mungkin juga dapat memberitahu tentang cara untuk

mencegah atau mengurangi beberapa efek samping.

Segera hubungi dokter jika terjadi efek samping, antara lain:

1. Diare

2. Mual atau muntah

3. Nyeri Perut

Page 27: Anti jamur

4. Tolnaftat dan Toksiklat

Tolnaftat merupakan antijamur yang efektif terhadap infeksi Trikofiton,

mikrosporum, epidermofiton, malassezia furfur, tetapi tidak efektif

terhadap kandida, dan aspergilus, serta pada keadaan yang disertai

hyperkeratosis, tolnaftat sebaiknya diberikan bergantian dengan salep

asam salisilat 10%. Lesi kulit kepala yang disebabkan T. tonsurans dan

M. auduoini tampaknya kurang berhasil dengan kotrimazol, dan

onikomikosis tidak dipengaruhi oleh klotrimazol. Bila terapi dihentikan,

infeksi dapat kambuh lagi, tetapi tidak terjadi resistensi sehingga

pengobatan ulang masih akan memberikan hasil yang memuaskan.

Penggunaan tolnaftat secara topical jarang sekali menimbulkan iritasi

atau reaksi hipersensitif.

Toksiklat suatu antijamur derivate tiokarbamat efektif terhadap

Epidermophyton floccosum, dan Malassezia surfur. Dalam kadar 0,01-

0,1 mcg/ml secara in vitro aktivitas toksiklat sebanding dengan

tolnaftal.

Page 28: Anti jamur

5. Antijamur Topikal Lainnya

a. Kandisidin

Kandisidin merupakan suatu antibiotic polien yang diperoleh dari

golingan aktinomisetes. Kandisidin hanya digunakan untuk

pemakaian topical pada kandidiasis vaginalis dan tersedia dalam

bentuk tablet vaginal @ 3 mg dan salep vaginal 0,06% yang

dilengkapi dengan aplikatornya. Dosisnya adalah 2x sehari 1 tablet

atau 2x sehari dioleskan di vagina. Efek sampingnya dapat berupa

iritasi vukva atau vagina, dan jarang timbul efek samping yang serius.

Page 29: Anti jamur

Salep WhitfieldSalep Whitfield adalah campuran asam salisilat dengan asam benzoate. Asam salisilat besifat keratolitik dan asam benzoate bersifat fungistatik. Karena asam benzoate hanya berifat fungistatik, penyembuhan dapat tercapai setelah lapisan kulit terkelupas seluruhnya sehingga penggunaan obat ini memerlukan waktu beberapa minggu sampai bulanan. Salep ini banyak digunakan untuk Tinea pedis dan kadang-kadang juga untuk Tinea kapitis.Efek SampingBiasanya reaksi lokal dengan peradangan ringan. Sangat jarang terjadi perlukaan di kulit, lecet, atau terjadi keracunan salisilat karena diserap oleh kulit. Meskipun jarang namun pernah terjadi keracunan salisilat topical terutama pada bayi dan anak yang dioleskan berlebihan atau kulit yang dioleskan ditutup rapat.Gejala keracunan salisilat meliputi pusing, gelisah, sakit kepala, nafas cepat, telinga berdengung, bahkan kematian.  Asam salisilat dan asam benzoate adalah iritan lemah, dapat menimbulkan iritasi dan dermatitis.

Page 30: Anti jamur

Perhatian : Hindari kontak dengan mata dan selaput

lendir lainnya, wajah, kelamin. Hindari penggunaan dalam

jangka waktu lama untuk daerah yang luas.

Cara Pemberian

Untuk anak-anak oleskan dua kali sehari sampai lesi kulit

membaik, biasanya selama 4 minggu.

Gangguan hati dan ginjal : tidak perlu menurunkan dosis

Interaksi Obat

Warfarin :  salisilat yang diserap dalam jumlah banyak

dapat mengganggu kemampuan pembekuan darah

sehingga meningkatkan risiko perdarahan. Hindari

penggunaan bersamaan dengan warfarin.

Page 31: Anti jamur

Natamisin

Natamisin merupakan antijamur antibiotic polien yang

aktif terhadap banyak jamur. Pemakaian pada mata jarang

menimbulkan iritasi maka digunakan untuk keratitis jamur.

Natamisin merupakan obat terpilih untuk infeksi Fusarium

solani, tetapi daya penetrasinya ke kornea kurang

memadai. Natamisin juga efektif untuk kandidiasis oral

dan vaginal. Sediaan tertsedia dalam bentuk suspense 5%

dan salep 1% untuk pemakaian pada mata.

Page 32: Anti jamur
Page 33: Anti jamur
Page 34: Anti jamur
Page 35: Anti jamur
Page 36: Anti jamur
Page 37: Anti jamur
Page 38: Anti jamur