29
BAB 2 DAN BAB 3 DISUSUN OLEH : ANNISA KHOERUNNISYA AKUNTANSI/1

Annisakhoerunnisya smt1 akuntansi1_bab2+bab3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Semoga bermanfaat

Citation preview

Page 1: Annisakhoerunnisya smt1 akuntansi1_bab2+bab3

BAB 2 DAN BAB 3

DISUSUN OLEH :

ANNISA KHOERUNNISYA

AKUNTANSI/1

Page 2: Annisakhoerunnisya smt1 akuntansi1_bab2+bab3

SISTEM BILANGAN

NYATA KHAYAL

BILANGAN

IRRASIONAL RASIONAL

BULAT PECAH

AN

Page 3: Annisakhoerunnisya smt1 akuntansi1_bab2+bab3

Bilangan nyata dapat positif maupun negatif. Bilangan khayaladalah bilangan yang berupa akar pangkat genap dari suatubilangan negatif.Contoh bilangan nyata : 2,-2,

Contoh bilangan khayal : βˆ’4 = Β±2

Bilangan rasional adalah hasil bagi antara 2 bilangan, yangberupa bilangan bulat,atau berupa pecahan dengan desimalterbatas atau desimal berulang.Contoh: 0,1492525Bilangan irrasional adalah hasilbagi antara 2 bilangan, berupapecahan dengan desimal tak terbatas dan tak terulang, termasukbilangan πœ‹ dan bilangan 𝑒.Contoh: 0,1492525393993999

Bilangan bulat adalah hasil bagi antara dua bilangan yanghasilnya bulat, termasuk nol.Bilangan pecahan adalah hasil bagi antara 2 bilangan yanghasilnya pecahan dengan desimal terbatas atau desimalberulang.

Page 4: Annisakhoerunnisya smt1 akuntansi1_bab2+bab3

Bilangan asli adalah semua bilangan bulat positif, tidaktermasuk nol.

Contoh: A={1,2,3…..}

Bilangan cacah adalah semua bilang bulat positif ataunol.

Contoh: A={0,1,2,3…..}

Bilangan prima adalah bilangan asli yang besarnyatidak sama dengan hanya habis dibagi oleh dirinyasendiri.

Contoh: {2,3,5,7……..}

Page 5: Annisakhoerunnisya smt1 akuntansi1_bab2+bab3

Ada 4 macam tanda ketidaksamaan, yaitu :

1. Tanda < melambangkan β€œlebih kecil dari”

2. Tanda > melambangkan β€œlebih besar dari”

3. Tanda ≀ melambangkan β€œlebih kecil dari atau samadengan”

4. Tanda β‰₯ melambangkan β€œlebih besar dari atau samadengan β€œ

Page 6: Annisakhoerunnisya smt1 akuntansi1_bab2+bab3

1) Jika a ≀ b, maka -a β‰₯ –b sedangkan

jika a β‰₯ b,maka –a ≀ –b

2) Jika a ≀ b dan x β‰₯ 0, maka x.a ≀ x.b

sedangkan jika a β‰₯ b dan x β‰₯ 0,maka

x.aβ‰₯x.b

3) Jika a ≀ b dan x ≀ 0, maka x.aβ‰₯x.b

sedangkan jika a β‰₯ b dan x≀0,maka

x.a≀x.b

4) Jika a ≀ b dan c ≀ d, maka a + c ≀b+d sedangkan jika a β‰₯ b dan c ≀d,maka a + cβ‰₯ b+d

Page 7: Annisakhoerunnisya smt1 akuntansi1_bab2+bab3

1. Kaidah komutatif

2. Kaidah Asosiatif

a + b = b + a 4 + 6 = 6 + 4

a x b = b x a 4 x 6 = 6 x 4

(a + b)+ c = a +(b +

c)

(4 + 6)+ 5= 4 +(6 +

5)

(a x b)x c = a x (b x

c)

(4 x 6) x 5=4 x(6 x

5)

Page 8: Annisakhoerunnisya smt1 akuntansi1_bab2+bab3

3. Kaidah pembatalan

4. Kaidah distributif

5. Unsur Penyama

Jika a + c =b + c

Maka a = b

Jika a c = b c (c≠0)

Maka a = b

a (b + c) = a b + a c

4 (6 + 5) = (4 x 6) + (4

x 5)

a Β± 0 = π‘Ž4 Β± 0 = 4

a x 1 = a

4 x 1 = 4

a : 1 = a

4 : 1 = 4

Page 9: Annisakhoerunnisya smt1 akuntansi1_bab2+bab3

6. Kebalikan

a + (-a) = 0

4 + (-4) = 0π‘Ž Γ—

1

π‘Ž= 1

4 Γ—1

4= 1

Page 10: Annisakhoerunnisya smt1 akuntansi1_bab2+bab3

OPERASI PENJUMLAHAN( +a ) + (+b) = (+c)

( +4) + (+6) =

(+10)

( -a) + (-b) = (-c)

( -4) + (-6) = (-10)

( +a) + (-b) = (+c) jika

|a|> |𝑏|( +9) + (-6) = (+3)( +a) + (-b) = (-d) jika

|a|< |𝑏|( +4) + (-6) = (-2)( -a) + (+b) = (+c) jika |a|< |𝑏|( -4) + (+6) = (+2)

ata

u

ata

u ( -a) + (+b) = (-d) jika |a|> |𝑏|( -9) + (+6) = (-3)

Page 11: Annisakhoerunnisya smt1 akuntansi1_bab2+bab3

OPERASI PENGURANGAN

( +a) - (+b) = (+c) jika |a|> |𝑏|( +9) - (+6) = (+3)ata

u ( +a) - (+b) = (-d) jika |a|< |𝑏|( +4) - (+6) = (-2)

( -a) - (-b) = (+c) jika |a|< |𝑏|( -4) - (-6) = (+2)

( -a) - (-b) = (-d) jika |a|> |𝑏|( -9) - (-6) = (-3)

ata

u

( +a) - (-b) = (+c)

( +4) - (-6) = (-2)

;v.j,/( -a) - (+b) = (-c)

( -4) - (+6) = (-10)

Page 12: Annisakhoerunnisya smt1 akuntansi1_bab2+bab3

( +a) x (+b) = (+c) ( -a) x (-b) = (+c)

( +9) x (+6) = (+24) ( -4) x (-6) = (+24)

( +a) x (-b) = (-c) ( -a) x (+b) = (-c)

( +4) x (-6) = (-24) ( -4) x (+6) = (-24)

Page 13: Annisakhoerunnisya smt1 akuntansi1_bab2+bab3

( +a) : (+b) = (+c) ( -a) : (-b) = (+c)

( +8) : (+6) = (+2) ( -8) : (-6) = (+2)

( +a) : (-b) = (-c) ( -a) : (+b) = (-c)

( +8) : (-4) = (-2) ( -8) : (+4) = (-2)

Page 14: Annisakhoerunnisya smt1 akuntansi1_bab2+bab3

Bilangan pecahan adalah bilangan rasional yangtidak bulat atau tidak utuh. Pecahan biasa

Contoh :3

4dan pecahan desimal contoh : 0,75.

Pecahan kompleks adalah pecahan yang padasalah satu atau kedua-dua sukunya terdapatsatu pecahan atau lebih.

Contoh :

3

5

8,13

4

,

2

43

5

,…….

Page 15: Annisakhoerunnisya smt1 akuntansi1_bab2+bab3

π‘Ž

𝑏=

π‘Ž π‘₯ 𝑐

𝑏 π‘₯ 𝑐

π‘Ž

𝑏=

π‘ŽβˆΆ 𝑐

𝑏 ∢ 𝑐

Page 16: Annisakhoerunnisya smt1 akuntansi1_bab2+bab3

Contoh :

1.5

8+

2

8=

7

8

2.5

8βˆ’

2

8=

3

8

3.6

8βˆ’

2

4=

3

4+

2

4=

5

4

4.6

8βˆ’

2

4=

3

4βˆ’

2

4=

1

4

Page 17: Annisakhoerunnisya smt1 akuntansi1_bab2+bab3

Contoh :

1.π‘Ž

π‘₯Γ—

𝑏

𝑦=

π‘Žπ‘

π‘₯𝑦

2.3

4Γ—

5

6=

15

24=

5

8

3. 5 3

4Γ— 6

1

2=

299

8= 37

3

8

Page 18: Annisakhoerunnisya smt1 akuntansi1_bab2+bab3

Contoh :5

8∢3

4=

5

8Γ—

4

3=

20

24=

5

6

atau 5

8∢3

4=

5

8Γ—

4

3=

5

6

2

Page 19: Annisakhoerunnisya smt1 akuntansi1_bab2+bab3

Pangkat adalah suatu indeks yang

menunjukkan banyaknya perkalian bilangan

yang sama secara beruntun.Contoh :

7 Γ— 7 Γ— 7 Γ— 7 Γ— 7 = 750,7 Γ— 0,7 Γ— 0,7 Γ— 0,7 Γ— 0,7= 0,75

1.000.000.000 = 109 5.000.000.000 = 5 . 109

0,000.000.034 = 34 . 10βˆ’9

Page 20: Annisakhoerunnisya smt1 akuntansi1_bab2+bab3

1) Bilangan bukan nol berpangkat nol adalah satu

2) Bilangan berpangkat satu adalah bilangan itu

tersendiri

3) Nol berpangkat sebuah bilangan adalah tetap nol

4) Bilangan berpangkat negatif adalah balikan pengali

5) Bilangan berpangkat pecahan adalah akar dari

bilangan itu sendiri, dengan suku pembagi dalam

pecahan pangkat

π‘₯0=1 ( π‘₯ β‰  0) π‘π‘œπ‘›π‘‘π‘œβ„Ž ∢ 30 = 1

π‘₯1=x π‘π‘œπ‘›π‘‘π‘œβ„Ž ∢ 31 = 3

0π‘₯= 0 π‘π‘œπ‘›π‘‘π‘œβ„Ž ∢ 03= 0

π‘₯π‘Ž =1

π‘₯π‘Ž

π‘₯π‘Ž

𝑏= 𝑏π‘₯π‘Ž

Page 21: Annisakhoerunnisya smt1 akuntansi1_bab2+bab3

π‘₯π‘Ž. π‘₯𝑏 = π‘₯π‘Ž+𝑏 32. 34 = 32+4 = 36 =729

π‘₯π‘Ž. π‘¦π‘Ž = (π‘₯𝑦)π‘Ž 32. 52 = (3.5)2= 152 = 225

π‘₯π‘Ž: π‘₯𝑏 = π‘₯π‘Žβˆ’π‘32. 34 = 32βˆ’4 = 3βˆ’2 =

1

9

π‘₯π‘Ž: π‘₯π‘Ž = (π‘₯

𝑦)𝐚 32. 35 = (

3

5)2 =

9

25

Page 22: Annisakhoerunnisya smt1 akuntansi1_bab2+bab3

Akar adalah bentuk lain untuk menyatakan bilangan berpangkat.xa; x disebut basis dan a disebut pangkat.

Pangkat akarnya berupa bilangan genap, maka radikan positif dan negatif akan menghasilkan 2 macam akar :

9 = Β±3, (+3)2= 9; (βˆ’3)2= 9

Pangkat akarnya berupa bilangan ganjil, contohnya :

364 = +4

3βˆ’64 = βˆ’4

Page 23: Annisakhoerunnisya smt1 akuntansi1_bab2+bab3

KAIDAH PENGAKARAN BILANGAN

π‘Ž π‘š = π‘₯ π‘—π‘–π‘˜π‘Ž = m (x adalah basis)

KAIDAH

PENJUMLAHAN(PENGURANGAN)

BILANGAN TERAKAR

𝑏 π‘₯ . 𝑏 𝑦 = 𝑏 π‘₯𝑦 β†’38.

364 =

38.64 =

3512 = 8

Page 24: Annisakhoerunnisya smt1 akuntansi1_bab2+bab3

KAIDAH PERKALIAN BILANGAN

TERAKAR

𝑏 𝑐π‘₯π‘Ž =

𝑏𝑐π‘₯π‘Ž

315 625 =

2.315 625 = 5

KAIDAH PEMBAGIAN BILANGAN TERAKAR𝑏 π‘₯𝑏 𝑦

=𝑏 π‘₯

𝑦

38

364=

3 8

64=

3 1

8= 0,5

Page 25: Annisakhoerunnisya smt1 akuntansi1_bab2+bab3

LOGARITMA

Kebalikan dari proses pemangkatan dan/atau pengangkaran.

a = π‘₯log π‘š atau a=π‘™π‘œπ‘”π‘₯ m

a. 5log 25 = 2

b. 4log 64 = 3

c. 10log 100 = 2

Bentuk Pangkat Bentuk Akar Bentuk Logaritma

π‘₯π‘Ž = m π‘Ž π‘š = π‘₯ π‘₯log π‘š=π‘Ž

Page 26: Annisakhoerunnisya smt1 akuntansi1_bab2+bab3

Contoh :

1) 6log 36= 2 sebab 62=36 atau 36 = 6

2) π‘—π‘–π‘˜π‘Ž 3log π‘š=10,berarti 310= m, m = 59 049

3) Jika 10log 1000=π‘Ž, berarti 10π‘Ž=1000, 10π‘Ž=103,

a=3

BASIS LOGARITMA

Basis logaritma yang paling lazim dipakai, karena

pertimbangan praktis dalam perhitungan, adalah

bilangan 10.

Page 27: Annisakhoerunnisya smt1 akuntansi1_bab2+bab3

KAIDAH-KAIDAH LOGARITMA

1. π‘₯π‘™π‘œπ‘”π‘₯ =1 sebab π‘₯1=x

2. π‘₯π‘™π‘œπ‘”1=0 sebab π‘₯0= 1

3. π‘₯log π‘₯π‘Ž=π‘Ž sebab π‘₯π‘Ž= π‘₯π‘Ž

4. π‘₯log π‘šπ‘Ž=π‘Ž π‘₯π‘™π‘œπ‘”π‘š

5. 𝑋 π‘₯π‘™π‘œπ‘”π‘š =π‘š

6. π‘₯π‘™π‘œπ‘”π‘š 𝑛 =π‘₯π‘™π‘œπ‘”π‘š+π‘₯π‘™π‘œπ‘”π‘›

7. π‘₯log

1

8=π‘₯π‘™π‘œπ‘”π‘šβˆ’π‘₯π‘™π‘œπ‘”π‘›

8. π‘₯π‘™π‘œπ‘”π‘š.π‘šπ‘™π‘œπ‘”π‘₯=1

9. π‘₯π‘™π‘œπ‘”π‘š.π‘šπ‘™π‘œπ‘”π‘›. π‘›π‘™π‘œπ‘”π‘₯=1

Page 28: Annisakhoerunnisya smt1 akuntansi1_bab2+bab3

PENYELESAIAN PERSAMAAN DENGAN LOGARITMA

Persamaan eksponesial adalah persamaan yang bilangan anunya berupa pangkat, misalnya5π‘₯=125

Contoh :

Hitunglah x untuk 3π‘₯+1=27

Dengan melogaritmakan kedua ruas

log 3π‘₯+1= log 27

(x+1) log 3 = log 27

X+1 = log 27

log 3=1,4314

0,4771= 3

X=3-1=2 bukti 3π‘₯+1=33=27

Page 29: Annisakhoerunnisya smt1 akuntansi1_bab2+bab3