i
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES
TOURNAMENT (TGT) DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA
“3 IN 1” DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
KELAS IX DI SMP NEGERI 13 SEMARANG
skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program
Studi Pendidikan Matematika
oleh
Abid Khoirul Ismail
4101408207
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
ii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: “Efektivitas Model
Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dengan Menggunakan Media “3
In 1” dalam Pembelajaran Matematika Kelas IX di SMP Negeri 13 Semarang”
dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, bebas plagiat, dan
apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Semarang, 27 Februari 2013
Abid Khoirul Ismail
NIM 4101408207
ii
iii
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul
Efektivitas Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dengan
Menggunakan Media “3 In 1” dalam Pembelajaran Matematika Kelas IX
di SMP Negeri 13 Semarang
disusun oleh
Abid Khoirul Ismail
4101408207
telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA Universitas
Negeri Semarang pada tanggal 27 Februari 2013.
Panitia
Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Wiyanto, M.Si. Drs. Arief Agoestanto, M.Si.Putut
NIP. 196310121988031001 NIP. 196807221993031005
Penguji Utama
Dr. Isti Hidayah, M.Pd.
NIP. 196503151989012002
Anggota Penguji/ Anggota Penguji/
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Drs. Sugiman, M.Si. Putriaji Hendikawati, S.Si., M.Pd., M.Sc.
NIP. 196401111989011001 NIP. 198208182006042001
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
(QS. Al-Baqarah: 286)
… Jika engkau meminta maka mintalah kepada Allah, dan jika engkau minta
tolong, minta tolonglah hanya kepada Allah “(H.R Ahmad, atTirmidzi,
AlHakim, dan Ibnu Hibban)
Tujuan hidup memerlukan target, biarkan alam semesta bekerja dengan
sendirinya.
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
1. Bapak (Suwono) dan Ibu (Siti Munjayanah) tercinta atas kasih sayang,
bimbingan, dan doa yang selalu diberikan.
2. Kakakku, Rofi’ Arif Wibowo yang selalu memotivasi dan mendukungku.
3. Adikku, Kusuma Nur Inayah tersayang.
4. Keluarga besar Guslat MIPA Unnes.
5. Sahabat-sahabatku.
6. Semua dosen dan teman-teman Pendidikan Matematika 2008.
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat,
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulis percaya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak maka penulisan skripsi
ini tidak dapat berjalan lancar. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si., Rektor Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam penyusunan
skripsi ini.
2. Prof. Dr. Wiyanto, M.Si., Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam (FMIPA) Universitas Negeri Semarang.
3. Drs. Arief Agoestanto, M.Si., Ketua Jurusan Matematika yang telah
memberikan kemudahan administrasi dalam penyusunan skripsi ini.
4. Drs. Sugiman, M.Si., Pembimbing I yang telah banyak memberikan
bimbingan dan saran kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
5. Putriaji Hendikawati, S.Si., M.Pd., M.Sc., Pembimbing II yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran kepada penulis selama penyusunan skripsi
ini.
6. Drs. Siswanto, S.Pd. M.Pd., Kepala SMP Negeri 13 Semarang yang telah
memberikan ijin penelitian kepada penulis.
7. Tri Hartati, S.Pd., Guru Matematika SMP Negeri 13 Semarang yang telah
membantu dan membimbing penulis pada saat pelaksanaan penelitian.
v
vi
8. Peserta didik kelas IX SMP Negeri 13 Semarang yang telah berpartisipasi
dalam penelitian ini.
9. Dosen-dosen Jurusan Matematika yang telah memberikan bekal ilmu.
10. Ayah, Ibu, Kakak dan Adikku yang selalu mendoakan dan memberikan
semangat.
11. Sahabat-sahabatku, Prastomo, Erni, Nurul, Laely, Putri, Galant, Umi, Diana,
Eko, dan Isti yang telah memberikan semangat dan dorongan dalam
penyusunan skripsi ini.
12. Keluarga Guslat MIPA yang telah memberikan motivasi dan dorongan dalam
penyusunan skripsi ini.
13. Semua pihak yang telah membantu penulis selama penyusunan skripsi ini.
Dengan segala keterbatasan, penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini
masih terdapat beberapa kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharap kritik
dan saran dari para pembaca. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi para pembaca.
Semarang, 27 Februari 2013
Penulis
vi
vii
ABSTRAK
Ismail, A. K. 2013. Efektivitas Model Pembelajaran Teams Games Tournament
(TGT) dengan Menggunakan Media “3 In 1” dalam Pembelajaran Matematika
Kelas IX di SMP Negeri 13 Semarang. Skripsi, Jurusan Matematika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing Utama Drs. Sugiman, M.Si dan Pembimbing Pendamping Putriaji
Hendikawati, S.Si., M.Pd.,M.Sc.
Kata kunci: Teams Games Tournament (TGT), Media “3 In 1”, Hasil Belajar.
Sebagian besar peserta didik SMP kesulitan dalam memahami konsep
yang bersifat abstrak. Hasil belajar materi kesebangunan peserta didik kelas IX
SMP N 13 Semarang Tahun 2010/2011 masih banyak yang belum mencapai
KKM. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TGT dengan
menggunakan media ”3 In 1” merupakan salah satu alternatif yang dapat
dilakukan untuk membuat peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran dan
membantu peserta didik dalam berpikir secara abstrak sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam materi kesebangunan.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) hasil belajar
peserta didik yang diterapkan model pembelajaran ekspositori dengan
menggunakan media “3 In 1” lebih baik dari model pembelajaran ekspositori dan
(2) hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran matematika model
pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dengan menggunakan media “3
In 1” lebih baik dibandingkan model pembelajaran ekspositori dengan
menggunakan media “3 In 1” dan model pembelajaran ekspositori.
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas IX SMP Negeri 13
Semarang. Dengan teknik random sampling terpilih tiga kelas sampel yaitu kelas
IX F sebagai kelas eksperimen 1, IX E sebagai kelas eksperimen 2, dan kelas
kelas IX G sebagai kelas kontrol. Metode pengumpulan data menggunakan
metode tes. Teknik analisis data menggunakan uji kesamaan rata-rata satu pihak
(pihak kanan), analisis varians satu arah (anava), dan uji lanjut Tukey-Kramer.
Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata hasil belajar kelas eksperimen 1
adalah 80,93, kelas eksperimen 2 adalah 70,49, dan kelas kontrol 60,04.
Berdasarkan hasil analisis uji kesamaan rata-rata satu pihak (pihak kanan)
menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar kelas eksperimen 2 lebih baik
dibandingkan kelas kontrol. Berdasarkan hasil analisis anava dan diuji lanjut
dengan Tukey-Kramer menunjukkan bahwa hasil belajar kelas eksperimen 1 lebih
baik dibandingkan kelas eksperimen 2 maupun kelas kontrol. Berdasarkan uraian
tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran TGT dengan
menggunakan media “3 In 1” efektif terhadap hasil belajar peserta didik kelas IX
SMP Negeri 13 Semarang pada materi kesebangunan.
vii
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................................... ii
PENGESAHAN .............................................................................................. iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii
BAB
1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 7
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 8
1.4 Penegasan Istilah ................................................................................ 8
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................. 10
1.6 Sistematika Penulisan Skripsi ............................................................ 12
2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 14
2.1 Landasan Teori................................................................................... 14
2. 1. 1 Belajar dan Pembelajaran .................................................... 14
viii
ix
2. 1. 2 Teori Belajar ....................................................................... 15
2.1.2.1 Teori Belajar Piaget................................................ 16
2.1.2.2 Teori Belajat Vygotsky .......................................... 17
2.1.2.3 Teori Belajar Bruner .............................................. 18
2.1.2.4 Teori Belajar Van Hiele ......................................... 19
2. 1. 3 Pembelajaran Kooperatif .................................................... 21
2.1.3.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif...................... 21
2.1.3.2 Unsur-unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif ........ 22
2.1.3.3 Tujuan Pembelajaran Kooperatif ........................... 23
2.1.3.4 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif ........... 25
2.1.3.5 Tipe-tipe Pembelajaran Kooperatif ........................ 25
2.1.3.6 Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games
Tournament (TGT) ................................................. 26
2. 1. 4 Hasil Belajar ....................................................................... 30
2. 1. 5 Media Pembelajaran ........................................................... 32
2. 1. 6 Media “3 In 1” ..................................................................... 35
2.1.6.1 Media Presentasi dengan Memanfaatkan Media
Flash ....................................................................... 35
2.1.6.2 Alat Peraga Matematika ......................................... 37
2.1.6.3 Kartu Berpasangan ................................................. 38
2. 1. 7 Materi Kesebangunan ......................................................... 39
2.1.7.1 Kesebangunan Bangun Datar ................................. 39
2.1.7.2 Kesebangunan pada Segitiga.................................. 40
ix
x
2.1.7.3 Menghitung Panjang Sisi pada Bangun yang
Sebangun ................................................................ 41
2.2 Kerangka Berpikir .............................................................................. 46
2.3 Hipotesis Penelitian ........................................................................... 48
3. METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian .............................................................................. 49
3.2 Pelaksanaan Penelitian ...................................................................... 50
3.3 Metode Penentuan Subyek Penelitian ................................................ 51
3.3.1 Populasi .................................................................................... 51
3.3.2 Sampel ...................................................................................... 52
3.4 Variabel Penelitain ............................................................................. 53
3.4.1 Variabel Bebas.......................................................................... 53
3.4.2 Variabel Terikat ........................................................................ 53
3.5 Metode Pengumpulan Data ................................................................ 53
3.6 Analisis Instrumen ............................................................................. 54
3.6.1 Validitas .................................................................................. 54
3.6.2 Reliabilitas .............................................................................. 55
3.6.3 Taraf Kesukaran ..................................................................... 56
3.6.4 Daya Pembeda ........................................................................ 57
3.7 Analisis Data Awal ........................................................................... 58
3.7.1 Uji Normalitas .......................................................................... 58
3.7.2 Uji Homogenitas Varians Populasi .......................................... 59
3.7.3 Analisis Varians Satu Arah (Anava) ........................................ 60
x
xi
3.8 Analisis Data Akhir............................................................................ 62
3.8.1 Uji Normalitas .......................................................................... 62
3.8.2 Uji Homogenitas Varians Populasi .......................................... 63
3.8.3 Uji Kesamaan Rata-rata (Uji Pihak Kanan) ............................. 64
3.8.4 Analisis Varians Satu Arah (Anava) ........................................ 65
3.8.5 Uji Lanjut Tukey-Kramer ......................................................... 67
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian .................................................................................. 68
4.1.1 Proses Penelitian ..................................................................... 68
4.1.2 Analisis Data Awal ................................................................. 69
4.1.2.1 Uji Normalitas .............................................................. 69
4.1.2.2 Uji Kesamaan Varians (Uji Homogenitas) .................. 70
4.1.2.3 Analisis Varians Satu Arah (Anava) ............................ 71
4.1.3 Hasil Analsisi Soal Uji Coba Instrumen Penelitian ................. 72
4.1.3.1 Validitas Soal ............................................................... 72
4.1.3.2 Reliabilitas Soal ........................................................... 72
4.1.3.3 Tingkat Kesukaran Butir Soal ...................................... 72
4.1.3.4 Analisis Daya Pembeda Soal ....................................... 73
4.1.3.5 Penentuan Instrumen .................................................... 73
4.1.4 Analisis Tahap Akhir ............................................................... 73
4.1.4.1 Uji Normalitas Data ..................................................... 73
4.1.4.2 Uji Homogenitas .......................................................... 75
4.1.4.3 Uji Hipotesis I .............................................................. 76
xi
xii
4.1.4.4 Uji Hipotesis II ............................................................. 77
4.2 Pembahasan........................................................................................ 79
4.2.1 Pembelajaran Kelas Eksperimen 1 dengan Model
Pembelajaran TGT Menggunakan Media “3 In 1” ............... 80
4.2.2 Pembelajaran Kelas Eksperimen 2 dengan Model
Pembelajaran Ekspositori Menggunakan Media “3 In 1” ..... 90
4.2.3 Pembelajaran Kelas Kontrol dengan Model Pembelajaran
Ekspositori ............................................................................ 90
5. PENUTUP
5.1 Simpulan ............................................................................................ 95
5.2 Saran ................................................................................................. 95
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 97
LAMPIRAN .................................................................................................... 100
xii
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Daftar Nama Peserta Didik Kelas Uji Coba ........................................ 100
2 Daftar Nama Peserta Didik Kelas Eksperimen 1 ................................ 101
3 Daftar Nama Peserta Didik Kelas Eksperimen 2 ................................ 102
4 Daftar Nama Peserta Didik Kelas Kontrol .......................................... 103
5 Kisi-kisi Soal Tes Uji Coba................................................................. 104
6 Soal Tes Uji Coba ............................................................................... 105
7 Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Soal Tes Uji Coba ............. 108
8 Analisis Uji Coba Tes Hasil Belajar ................................................... 113
9 Contoh Perhitungan Validitas Butir Soal ............................................ 116
10 Contoh Perhitungan Tingkat Kesukaran Butir Soal ............................ 118
11 Contoh Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal .................................. 119
12 Contoh Perhitungan Reliabilitas Tes ................................................... 120
13 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir, Daya Beda Butir, Validitas
Butir, dan Reliabilitas Tes ................................................................... 122
14 Kisi-kisi Soal Tes Hasil Belajar .......................................................... 123
15 Soal Tes Hasil Belajar ......................................................................... 124
16 Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Soal Tes Hasil Belajar ....... 126
17 Silabus ................................................................................................. 129
18 RPP Pertemuan 1 Kelas Eksperimen 1 .............................................. 132
19 RPP Pertemuan 2 Kelas Eksperimen 1 .............................................. 140
20 RPP Pertemuan 3 Kelas Eksperimen 1 .............................................. 148
21 RPP Pertemuan 4 Kelas Eksperimen 1 .............................................. 157
22 RPP Pertemuan 5 Kelas Eksperimen 1 .............................................. 166
23 RPP Pertemuan 1 Kelas Eksperimen 2 .............................................. 171
24 RPP Pertemuan 2 Kelas Eksperimen 2 .............................................. 178
25 RPP Pertemuan 3 Kelas Eksperimen 2 .............................................. 185
26 RPP Pertemuan 2 Kelas Eksperimen 2 .............................................. 193
27 RPP Kelas Kontrol .............................................................................. 201
xiii
xiv
28 LKPD Pertemuan 1 ............................................................................. 213
29 LKPD Pertemuan 2 ............................................................................. 215
30 LKPD Pertemuan 3 ............................................................................. 218
31 LKPD Pertemuan 4 ............................................................................. 221
32 Kunci Jawaban LKPD 1 ...................................................................... 224
33 Kunci Jawaban LKPD 2 ...................................................................... 225
34 Kunci Jawaban LKPD 3 ...................................................................... 226
35 Kunci Jawaban LKPD 4 ...................................................................... 228
36 Desain Alat Peraga Pertemuan 1 ......................................................... 230
37 Desain Alat Peraga Pertemuan 2 ......................................................... 231
38 Desain Alat Peraga Pertemuan 3 ......................................................... 232
39 Desain Alat Peraga Pertemuan 4 ......................................................... 233
40 Desain Kartu Berpasangan Pertemuan 1 ............................................. 234
41 Desain Kartu Berpasangan Pertemuan 2 ............................................. 235
42 Desain Kartu Berpasangan Pertemuan 3 ............................................. 237
43 Desain Kartu Berpasangan Pertemuan 4 ............................................. 238
44 Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Desain Kartu Berpasangan
Pertemuan 1 ......................................................................................... 239
45 Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Desain Kartu Berpasangan
Pertemuan 2 ......................................................................................... 241
46 Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Desain Kartu Berpasangan
Pertemuan 3 ......................................................................................... 243
47 Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Desain Kartu Berpasangan
Pertemuan 4 ......................................................................................... 244
48 Soal Turnamen .................................................................................... 246
49 Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Soal Turnamen .................. 249
50 Pembagian Kelompok Kelas Eksperimen 1 ........................................ 251
51 Perolehan Skor Game .......................................................................... 252
52 Pembagian Kelompok Meja Turnamen .............................................. 253
53 Perolehan Skor Turnamen ................................................................... 254
xiv
xv
54 Daftar Nilai Rapor Kelas VIII Semester 2 Siswa Kelas IX E, IX F,
dan IX G SMP Negeri 13 Semarang ................................................... 255
55 Uji Normalitas Data Awal ................................................................... 256
56 Uji Homogenitas Data Awal ............................................................... 258
57 Uji Kesamaan Rata-rata Data Awal (Anava) ...................................... 259
58 Daftar Nilai Tes hasil Belajar .............................................................. 261
59 Uji Normalitas Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen 1 ..................... 262
60 Uji Normalitas Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen 2 ..................... 263
61 Uji Normalitas Data Hasil Belajar Kelas Kontrol ............................... 264
62 Uji Homogenitas Data Akhir .............................................................. 265
63 Uji Kesamaan Rata-rata Satu Pihak, Pihak Kanan.............................. 266
64 Analisis Varians Satu Arah (Anava) Data Akhir ................................ 267
65 Uji Lanjut Tukey-Kramer .................................................................... 269
66 Tabel Uji Statistika .............................................................................. 271
67 Dokumentasi Penelitian ...................................................................... 278
68 Surat Penetapan Dosen Pembimbing .................................................. 280
69 Surat Permohonan Ijin Penelitian........................................................ 281
70 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ........................................... 282
xv
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif .................................................. 25
3.1 Desain Penelitian Postes Hanya Grup Kontrol dengan Random Subjek
(Randomized Subjects Posttest Only Control Group Design) ....................... 49
3.2 Uji Bartlett Data Awal .................................................................................... 59
3.3 Data Sampel Dari k Buah Populasi Berdistribusi Normal Data Awal ............ 60
3.4 Daftar Analisis Varians Data Awal ................................................................. 61
3.5 Uji Bartlett Data Akhir .................................................................................... 63
3.6 Data Sampel Dari k Buah Populasi Berdistribusi Normal Data Akhir ........... 66
3.7 Daftar Analisis Varians Data Akhir ................................................................ 66
4.1 Deskripsi Hasil Belajar ................................................................................... 69
4.2 Hasil Uji Normalitas Data Awal ..................................................................... 69
4.3 Hasil Uji Hormogenitas Data Awal ................................................................ 70
4.4 Analisis Varians Satu Arah (Anava) Data Awal ............................................. 71
4.5 Hasil Uji Normalitas Data Akhir..................................................................... 74
4.6 Hasil Uji Hormogenitas Data Akhir ................................................................ 75
4.7 Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata Satu Pihak, Pihak Kanan ............................... 76
4.8 Analisis Varians Satu Arah (Anava) Hasil Belajar ......................................... 77
4.9 Perbandingan Beda Mean dan Beda Kritik ..................................................... 78
xvi
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Distribusi Peserta Didik dalam Turnamen ...................................................... 34
2.2 Persegi Panjang yang Sebangun...................................................................... 39
2.3 Perbesaran Segitiga ABC Sebesar 2x Terhadap Titik O ................................ 40
2.4 Segitiga ABC Sebangun dengan Segitiga DEF ............................................. 41
2.5 Segitiga yang Memiliki Sepasang Sisi Sejajar ............................................... 41
2.6 Sisi-sisi Sejajar pada Segitiga Terpancung .................................................... 42
2.7 Kesebangunan pada segitiga siku-siku............................................................. 43
4.1 Contoh Tampilan Media Flash Pertemuan Pertama ........................................ 83
4.2 Contoh Alat Peraga Pertemuan Pertama .......................................................... 84
4.3 Contoh Kartu Berpasangan Pertemuan Pertama .............................................. 86
xvii
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat
karena kehidupan masyarakat global akan selalu mengalami perubahan setiap
saat. Di era globalisasi ini, para generasi muda dituntut untuk menempuh
pendidikan yang setinggi-tingginya untuk menghadapi tantangan di masa yang
akan datang. Dengan pendidikan yang tinggi, pola pikir masyarakat akan semakin
meningkat sehingga dapat beradaptasi terhadap perubahan kehidupan masyarakat
karena pengaruh dari globalisasi dan mampu mengaktualisasikan diri dalam
pembangunan nasional.
Dengan pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), berarti
implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) diharapkan mampu
menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan sehingga dapat
menghasilkan sumber daya manusia berkualitas yang mampu membawa
masyarakat, bangsa, dan negara ke luar dari krisis multidimensi yang sudah lebih
dari sepuluh tahun belum menunjukkan adanya pemulihan (Mulyasa, 2009:132).
Penerapan KTSP secara bertahap memberikan otonomi kepada sekolah untuk
mengelola (termasuk merencanakan, melaksanakan, dan mengontrol) program-
program peningkatan mutu, tanpa harus menunggu atau dibatasi oleh petunjuk
dari birokrasi pendidikan di atasnya (Mulyasa, 2009:103). Mars dalam Mulyasa
(2009:180) mengemukakan tiga faktor yang mempengaruhi implementasi
1
2
kurikulum., yaitu dukungan kepala sekolah, dukungan rekan sejawat guru, dan
dukungan internal yang datang dari dalam diri guru sendiri. Keberhasilan
implementasi KTSP di sekolah sangat ditentukan oleh guru karena jika guru tidak
memahami dan melaksanakan tugas dengan baik, hasil implementasi kurikulum
(pembelajaran) tidak memuaskan.
Mata pelajaran matematika sejak dulu telah diajarkan di semua jenjang
pendidikan dimulai dari TK, SD, SMP, SMA, bahkan di perguruan tinggi pun
matematika masih diajarkan. Di dalam pelajaran matematika tentu saja banyak
rumus-rumus yang diajarkan. Rumus-rumus tersebut merupakan bagian yang
tidak akan terpisahkan di dalam pelajaran matematika. Di setiap bab maupun
subbab pasti ada rumus yang telah ditemukan.
Rumus-rumus matematika yang begitu banyaknya membuat peserta didik
jenuh dengan pelajaran matematika. Banyak peserta didik yang menganggap
bahwa matematika itu pelajaran yang sulit. Dengan anggapan tersebut peserta
didik merasa tidak mampu mempelajari mata pelajaran matematika dengan tuntas.
Perasaan itulah yang membuat peserta didik tidak berusaha belajar maksimal atau
belajar dengan kemampuan apa adanya yang dimiliki peserta didik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik pada mata
pelajaran matematika seperti cara mengajar guru yang tidak tepat. Beberapa
guru hanya mengajar dengan satu metode yang selalu tidak cocok dan
b a h k a n sulit dimengerti oleh peserta didik. Selain itu sarana dan prasarana
pendukung juga ikut berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik.
Pembelajaran matematika yang membosankan juga merupakan faktor terbesar
3
yang mengakibatkan peserta didik kurang mampu dalam memahami konsep untuk
menyelesaikan soal matematika. Dengan pembelajaran yang membosankan
membuat peserta didik kurang memperhatikan penjelasan dari guru sehingga
peserta didik tidak mendapatkan hasil dari pembelajaran tersebut secara
maksimal. Hasil pembelajaran peserta didik yang kurang akan berpengaruh dalam
cara berpikir peserta didik untuk menyelesaikan persoalan dalam pelajaran
matematika. Cara berpikir peserta didik yang sederhana membuat hasil belajar
peserta didik kurang maksimal.
Upaya meningkatkan kualitas hasil pendidikan senantiasa dicari dan
diteliti melalui kajian berbagai komponen pendidikan. Perbaikan dan
penyempurnaan proses pembelajaran dilakukan untuk memajukan dan
meningkatkan kualitas hasil pendidikan. Teknologi pengajaran adalah salah
satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pengajaran.
Konsep teknologi pengajaran merupakan suatu sistem dari teknologi
pendidikan yang memberikan alternatif terhadap rancangan program pengajaran.
Pendayagunaan media pembelajaran dapat memperbaiki efektivitas dan efisiensi
proses pembelajaran.
Pembelajaran dengan metode ceramah membuat peserta didik kurang
tertarik pada materi yang disampaikan guru, peserta didik cenderung pasif dan
kurang serius dalam proses pembelajaran. Sehingga materi yang disampaikan
oleh guru tidak tertanam dalam benak peserta didik (Suyitno, 2004: 2).
Guru perlu memperhatikan model pembelajaran yang digunakan untuk
mencapai tujuan hasil belajar peserta didik tuntas. Salah satu model tersebut
4
adalah pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Pembelajaran kooperatif
(cooperative learning) akan dapat melatih peserta didik mendengarkan pendapat-
pendapat orang lain dan merangkum pendapat atau temuan-temuan dalam bentuk
tulisan. Tugas-tugas kelompok akan dapat memacu peserta didik untuk bekerja
sama, saling membantu satu sama lain dalam mengintegrasikan pengetahuan-
pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah dimilikinya. Selain itu
pembelajaran kooperatif (cooperative learning) dalam matematika akan dapat
membantu peserta didik meningkatkan sikap positif dalam matematika. Peserta
didik secara individu membangun kepercayaan diri terhadap kemampuannya
untuk memecahkan masalah-masalah matematika, sehingga akan mengurangi
bahkan menghilangkan rasa cemas terhadap matematika (math anxiety) yang
banyak dialaimi peserta didik. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning)
juga telah terbukti sangat bermanfaat bagi peserta didik yang heterogen. Model
belajar ini dapat membuat peserta didik menerima peserta didik lain yang
berkemampuan dan berlatar belakang berbeda dengan menonjolkan interaksi
dalam kelompok (Suherman, 2003: 259).
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) mempunyai beberapa tipe,
salah satunya adalah Teams Games Tournament (TGT). TGT adalah salah satu
tipe pembelajaran kooperatif yang menenmpatkan peserta didik dalam kelompok-
kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang peserta didik yang
memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku kata atau ras yang berbeda (Isjoni,
2010: 83). Pelaksanaan model pembelajaran TGT terdiri 5 komponen yaitu
presentasi kelas, tim, game, turnamen, dan rekognisi tim (Slavin, 2011: 163).
5
Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran Teams
Games Tournament (TGT) memungkinkan peserta didik dapat belajar lebih rileks,
menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat, dan
keterlibatan belajar.
Proses belajar peserta didik dan proses mengajar guru merupakan
keterpaduan yang memerlukan pengaturan dan perencanaan yang seksama
sehingga menimbulkan minat belajar peserta didik. Minat belajar peserta didik
akan dapat tumbuh dan terpelihara apabila proses mengajar guru dilaksanakan
secara bervariasi, antara lain dengan bantuan media pembelajaran.
Pembelajaran materi geometri yang diterapkan di SMP Negeri 13
Semarang seperti bangun datar, bangun ruang sisi tegak, dan bangun ruang sisi
lengkung sudah memanfaatkan media alat peraga. Namun, pada materi
kesebangunan belum ada media untuk mendukung proses pembelajaran, padahal
untuk menjelaskan materi kesebangunan diperlukan media yang bisa membantu
peserta didik berpikir secara abstrak. Selain itu, sarana dan prasarana yang ada di
SMP Negeri 13 Semarang dapat digunakan untuk mendukung proses
pembelajaran seperti adanya LCD.
Berdasarkan hasil wawancara dengan seorang guru di SMP Negeri 13
Semarang pada bulan April tahun 2012 memberikan informasi bahwa
pembelajaran pada materi kesebangunan selama ini yang diberikan kepada peserta
didik masih berorientasi pada pembelajaran ekspositori. Peserta didik menjadi
bosan, ini terlihat dari peserta didik yang sudah tidak memperhatikan penjelasan
guru, bermain sendiri, bahkan ada yang melamun. Akibatnya hasil belajar peserta
6
didik pada materi kesebangunan banyak yang tidak memenuhi nilai Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditentukan sekolah yaitu 71, serta peserta
didik kurang percaya akan kemampuannya dalam menyelesaikan soal tes dengan
tipe pemahaman konsep maupun tipe pemecahan masalah. Hal ini terlihat dari
data hasil ulangan harian materi kesebangunan beberapa kelas IX tahun ajaran
2010/2011, dimana dari 3 kelas yaitu kelas IX F terdiri dari 28 anak, kelas IX G
terdiri dari 29 anak, dan kelas IX H terdiri dari 29 anak. Peserta didik yang
nilainya di bawah KKM untuk kelas IX F ada 13 anak, kelas XI G 14 anak, dan
IX H ada 17 anak. Jika dilihat rata-rata kelasnya, kelas IX F memiliki rata-rata
nilai 67,38, kelas IX G memiliki rata-rata nilai 66,37, dan kelas IX H memiliki
rata-rata nilai 67,01.
Pembelajaran matematika yang dianggap berhasil adalah pembelajaran
yang mampu membawa peserta didik berpikir matematika secara abstrak. Untuk
mengajarkan matematika agar peserta didik mampu berpikir secara abstrak yaitu
dimulai dari hal yang kongkrit, semi-kongkrit, dan akhirnya mampu berpikir
secara abstrak. Jika guru ingin mengajarkan kepada peserta didiknya untuk
berpikir secara abstrak maka guru harus menggunakan bantuan media
pembelajaran. Media pembelajaran yang bisa digunakan guru untuk mengajarkan
matematika kepada peserta didik dari yang kongkrit ke abstrak yaitu dimulai dari
alat peraga matematika. Selanjutnya setelah menggunakan alat peraga, guru
menggunakan media elektronik untuk mengubah berpikir peserta didik dari
konkret ke semi-kongkrit. Setelah itu, peserta didik mempraktikkan sendiri
dengan menggunakan kartu berpasangan sehingga peserta didik mampu
7
menerapkan konsep yang telah dipelajari. Dengan menggunakan tiga media dalam
satu waktu pembelajaran akan memudahkan peserta didik untuk mempelajari
matematika dan akan membuat peserta didik memahami konsep sehingga dapat
menyelesaikan masalah dalam matematika.
Faktor-faktor itulah yang mengakibatkan peserta didik merasa sulit dalam
mempelajari matematika. Sehingga diperlukan cara untuk membuat peserta didik
lebih aktif dalam pelajaran matematika. Cara yang akan digunakan yaitu dengan
menerapkan model pembelajaran TGT dengan menggunakan media “3 in 1”
artinya tiga media yang terdiri dari media presentasi dengan menggunakan
software adobe flash CS3, alat peraga matematika, dan kartu berpasangan yang
akan digunakan dalam satu waktu pembelajaran. Oleh karena itu, penulis
mengambil judul “Efektivitas Model Pembelajaran Teams Games Tournament
(TGT) dengan Menggunakan Media “3 In 1” dalam Pembelajaran Matematika
Peserta didik SMP Kelas IX di SMP Negeri 13 Semarang”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
(1) Apakah hasil belajar peserta didik yang diterapkan model pembelajaran
ekspositori dengan menggunakan media “3 in 1” lebih baik dari model
pembelajaran ekspositori?
(2) Manakah pembelajaran matematika yang mampu meningkatkan hasil belajar
peserta didik yang paling baik, apakah dengan model pembelajaran Teams
Games Tournament (TGT) dengan menggunakan media “3 In 1”, model
8
pembelajaran ekspositori dengan menggunakan media “3 In 1”, atau model
pembelajaran ekspositori?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan
penelitian ini antara lain.
(1) Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik yang diterapkan model
pembelajaran ekspositori dengan menggunakan media “3 In 1” lebih baik
dari model pembelajaran ekspositori.
(2) Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran
matematika model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dengan
menggunakan media “3 In 1” lebih baik dibandingkan model pembelajaran
ekspositori dengan menggunakan media “3 In 1” dan model pembelajaran
ekspositori.
1.4 Penegasan Istilah
Untuk menghindari adanya salah pengertian tentang konsep-konsep yang
akan dikaji dalam penelitian ini, maka perlu adanya penjelasan istilah sebagai
berikut.
(1) Efektivitas
Secara harfiah efektivitas dapat diartikan, bersifat mempunyai daya guna
dan membawa hasil guna (Depdiknas, 2002: 259). Dalam penelitian ini,
efektivitas yang dimaksud adanya daya guna dan membawa hasil guna dalam
pembelajaran dengan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)
9
dengan menggunakan media “3 In 1” dimana akan mendorong peserta didik lebih
termotivasi dalam belajar yang nantinya dapat berpengaruh terhadap peningkatan
hasil belajar peserta didik.
(2) Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe Teams Games
Tournament (TGT) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang
menempatkan peserta didik dalam kelompok-kelompok belajar yang
beranggotakan 5 sampai 6 orang peserta didik yang memiliki kemampuan, jenis
kelamin, dan suku kata atau ras yang berbeda (Isjoni, 2010: 83). Pelaksanaan
model pembelajaran TGT terdiri 5 komponen yaitu presentasi kelas, tim, game,
turnamen, dan rekognisi tim (Slavin, 2011: 163)
(3) Media “3 in 1”
Media “3 in 1” yang dimaksud dalam penelitian ini adalah alat untuk
menyampaikan informasi pengajaran dalam bentuk 3 media yaitu media
presentasi dengan menggunakan software adobe flash CS3, alat peraga
matematika, dan kartu berpasangan yang akan digunakan dalam waktu bersamaan
pada pembelajaran matematika.
Media presentasi yang berisi pemaparan materi dan media interaktif
tersebut dibuat dengan menggunakan software adobe flash CS3. Alat peraga yang
digunakan berupa benda riil. Alat peraga tersebut dibuat sesuai dengan materi
kesebangunan yaitu bentuk bangun-bangun yang saling sebangun. Sedangkan
kartu berpasangan merupakan bagian dari metode pembelajaran make a match
atau mencari pasangan. Kartu berpasangan ini berupa kartu yang berbentuk
10
bangun-bangun datar yang di dalamnya ada pasangan bangun yang saling
sebangun. Di mana nantinya peserta didik melakukan proses belajar mengajar
dengan melihat, memperagakan, serta mempraktikan media.
(4) Pembelajaran Matematika
Pembelajaran matematika adalah suatu proses yang diselenggarakan guru
untuk membelajarkan peserta didik guna memperoleh ilmu pengetahuan dan
keterampilan matematika. Pembelajaran matematika dalam penelitian ini adalah
kegiatan penyampaian materi oleh guru kepada peserta didik melalui penggunaan
media “3 in 1”, yang bertujuan agar peserta didik lebih termotivasi untuk belajar
matematika.
(5) Peserta didik Kelas IX
Kelas IX di SMP N 13 Semarang yang berjumlah 8 kelas dengan jumlah
peserta didik 251. Pada kelas IX untuk mata pelajaran matematika diampu oleh
tiga orang Guru. Guru I mengampu kelas IX A, IX B, IX C, IX D, guru II
mengampu kelas IX E, IX F dan IX G, dan guru III mengampu kelas IX H.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini diuraikan sebagai berikut.
1.5.1 Bagi Peserta Didik
(1) Memperoleh suasana baru dalam belajar.
(2) Meningkatkan kemandirian, daya imajinasi, dan kreativitas peserta didik.
(3) Meningkatkan kemampuan dalam pemecahan masalah dengan
mengkombinasikan antara apa yang mereka dapat dari sekolah dengan apa
yang mereka dapat dari pengalaman.
11
(4) Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengembangkan
pengetahuan yang telah dimilikinya melalui pembelajaran Teams Games
Tournament (TGT) dengan menggunakan media ”3 In 1” sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik.
(5) Terciptanya suasana pembelajaran yang menyenangkan, di mana peserta
didik dapat lebih menyerap materi yang berupa pengetahuan.
1.5.2 Bagi Guru
(1) Memberikan masukan kepada guru bahwa model pembelajaran Teams
Games Tournament (TGT) dengan menggunakan media ”3 In 1” dapat
dipakai dalam proses pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran
matematika.
(2) Memberikan motivasi bagi guru untuk meningkatkan profesionalisme guru
dalam proses pembelajaran melalui kreativitas dengan pemilihan berbagai
model & media pembelajaran.
1.5.3 Bagi Penulis
(1) Dapat menambah pengalaman dan rasa kepedulian terhadap dunia
pendidikan.
(2) Memberikan motivasi untuk menjadi guru yang profesional.
1.5.4 Bagi Sekolah
(1) Digunakan sebagai masukan dalam usaha meningkatkan prestasi belajar
peserta didik.
(2) Melahirkan output peserta didik yang berkualitas, terampil, dan ahli dalam
bertindak yang berdampak pada peningkatan kualitas sekolah.
12
1.6 Sistematika Penulisan Skripsi
Secara garis besar sistematika skripsi ini terbagi menjadi 3 bagian, yaitu:
bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir yang masing-masing diuraikan sebagai
berikut.
1.6.1 Bagian Awal Skripsi
Berisi judul, pernyataan, lembar pengesahan, motto dan persembahan,
abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran, dan daftar tabel.
1.6.2 Bagian Isi Skripsi
BAB 1 Pendahuluan
Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
penegasan istilah, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
BAB 2 Landasan Teori
Berisi uraian teoritis atau teori-teori yang mendasari pemecahan tentang
masalah-masalah yang berhubungan dengan judul skripsi dan rumusan
hipotesisnya.
BAB 3 Metode Penelitian
Berisi tentang jenis penelitian, penentuan obyek penelitian, variabel
penelitian, desain penelitian, metode pengumpulan data, metode analisis
uji coba instrumen, dan metode analisis data.
BAB 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berisi semua hasil penelitian dan pembahasannya.
BAB 5 Penutup
Berisi simpulan dan saran-saran.
13
1.6.3 Bagian Akhir Skripsi
Berisi daftar pustaka yang menuliskan informasi tentang semua buku
sumber dan literatur lainnya yang digunakan dalam penulisan skripsi ini serta
lampiran-lampiran berupa instrumen penelitian, hasil perhitungan-perhitungan
statistik, dan ijin penelitian.
14
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan proses kegiatan yang penting bagi setiap orang. Belajar
memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, tujuan,
kepribadian, dan bahkan persepsi manusia. Belajar dalam idealisme berarti
kegiatan psiko-fisik-sosio menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya (Suprijono,
2010: 3). Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui
interaksi dengan lingkungan (Hamalik, 2003: 28). Menurut Gagne (Suprijono,
2010: 2), belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai
seseorang melalui aktivitas.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 menyatakan
bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (Amri dan Ahmadi, 2010: 89).
Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan peserta didik, bukan dibuat untuk
peserta didik. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk
membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar (Isjoni, 2010: 14). Belajar
dan pembelajaran memegang peranan penting dalam perkembangan, kebiasaan,
sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia. Oleh karena
itu dengan menguasai prinsip-prinsip dasar tentang belajar dan pembelajaran,
14
15
seseorang mampu memahami bahwa belajar dan pembelajaran memegang
peranan penting dalam kehidupan.
Pengertian belajar dan pembelajaran sudah banyak dikemukakan oleh para
ahli pendidikan. Merupakan hal yang wajar bila definisi-definisi yang
dikemukakan para ahli tersebut berbeda-beda karena masing-masing ahli diwarnai
oleh aliran yang diikutinya dan dari sudut pandang yang tidak sama. Hal ini justru
sangat menguntungkan karena semakin banyak wawasan dan pengetahuan tentang
pengertian belajar.
Berdasarkan uraian tersebut, belajar diberi batasan sebagai suatu usaha
atau kegiatan yang dilakukan secara sadar dan disengaja yang dilakukan oleh
individu untuk memperoleh perubahan yang relatif konstan dan berbekas sebagai
hasil dari latihan dan pengalaman individu itu sendiri dan interaksinya dengan
lingkungan yaitu membangun suatu pemahaman berdasarkan pengetahuan-
pengetahuan atau ide-ide yang relevan. Pembelajaran diberi batasan sebagai usaha
individu menciptakan keadaan agar dapat berinteraksi secara optimal dengan
individu lain dan lingkungan untuk membantu tercapainya tujuan belajar.
2.1.2 Teori Belajar
Dalam mencapai tujuan pembelajaran, kualitas dan kompetensi
pembelajaran juga perlu ditingkatkan. Untuk tujuan tersebut guru perlu
mempelajari berbagai teori belajar dan meninjau secara kritis manfaatnya dalam
pembelajaran. Beberapa tokoh telah mengemukakan teori-teori tentang belajar
antara lain sebagai berikut.
16
2.1.2.1 Teori Belajar Piaget
Menurut Jean Piaget (dalam Trianto, 2010: 70), seorang anak maju
melalui empat tahap perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa, yaitu tahap
sensorimotor, pra operasional, operasi kongkrit, dan operasi formal. Tiap tahap
ditandai dengan munculnya kemampuan-kemampuan intelektual baru yang
memungkinkan orang memahami dunia dengan cara yang semakin kompleks.
Perkembangan sebagian bergantung pada seberapa jauh anak aktif memanipulasi
dan berinteraksi aktif dengan lingkungan. Selanjutnya menurut Piaget (dalam
Trianto, 2010: 72) bahwa anak membangun sendiri skemata-skemata dari
pengalaman sendiri dengan lingkungannya. Di sini peran guru adalah sebagai
fasilitator dan bukan sebagai pemberi informasi.
Guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang memadai agar peserta
didik dapat menemukan pengalaman-pengalaman nyata dan terlibat langsung
dengan alat dan media. Beberapa implikasi teori piaget dalam pembelajaran,
menurut Slavin (dalam Trianto, 2010: 73) sebagai berikut.
1) Memfokuskan pada proses berpikir anak, tidak sekedar pada produknya.
2) Pengenalan dan pengakuan atas peranan anak-anak yang penting sekali dalam
inisiatif diri dan keterlibatan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
3) Penerimaan perbedaan individu dalam kemajuan perkembangan. Bahwa
seluruh anak berkembang melalui urutan perkembangan yang sama namun
mereka memperolehnya pada kecepatan yang berbeda. Oleh karena itu, guru
harus melakukan upaya khusus untuk lebih menata kegiatan-kegiatan kelas
untuk individu-individu dan kelompok-kelompok kecil anak-anak daripada
17
kelompok klasikal. Mengutamakan peran peserta didik dalam berinisiatif
sendiri dan keterlibatan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Dari implikasi teori Piaget di atas, jelaslah guru harus mampu
menciptakan keadaan peserta didik yang mampu untuk belajar sendiri. Artinya,
guru tidak sepenuhnya mengajarkan suatu bahan ajar kepada peserta didik, tetapi
guru dapat membangun peserta didik yang mampu belajar dan terlibat aktif dalam
pembelajaran.
Implementasi teori belajar Piaget pada pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament (TGT) dengan menggunakan media “3 In 1” ditunjukkan
melalui sebuah pembelajaran yang mampu membuat peserta didik belajar dan
terlibat aktif dalam pembelajaran.
2.1.2.2 Teori Belajar Vygotsky
Teori Vygotsky merupakan salah satu teori penting dalam psikologi
perkembangan. Teori Vygotsky menekankan pada hakikat sosiokultural dan
pembelajaran. Menurut Vygotsky (Trianto. 2010: 76) bahwa pembelajaran terjadi
apabila anak bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari
namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuannya atau tugas-
tugas tersebut berada dalam zone of proximal development. zone of proximal
development adalah perkembangan sedikit di atas perkembangan seseorang saat
ini. Vygotsky (dalam Trianto. 2010: 76) yakin bahwa fungsi mental yang lebih
tinggi pada umumnya muncul dalam percakapan atau kerja sama antar individu,
sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap ke dalam individi tersebut.
18
Ide penting lain yang diturunkan dari teori Vygotsky adalah scaffolding.
Scaffolding berarti memberikan sejumlah besar bantuan kepada seorang anak
selama tahap-tahap awal pembelajaran, kemudian anak tersebut mengambil alih
tanggung jawab yang semakin besar segera setelah ia dapat melakukannya.
Bantuan yang diberikan guru dapat berupa petunjuk, peringatan, dan dorongan
menguraikan masalah ke dalam bentuk lain yang memungkinkan peserta didik
dapat mandiri.
Ada dua implikasi utama teori Vygotsky dalam pembelajaran sains.
Pertama, dikehendakinya susunan kelas berbentuk pembelajaran kooperatif
antarpeserta didik, sehingga peserta didik dapat berinteraksi di sekitar tugas-tugas
yang sulit dan saling memunculkan strategi pemecahan masalah yang efektif di
dalam masing-masing zone of proximal development. Kedua, pendekatan
Vygotsky dalam pengajaran menekankan scaffolding sehingga peserta didik
semakin lama semakin bertanggung jawab terhadap pembelajarannya sendiri
(Trianto, 2010: 77). Dalam pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT) dengan menggunakan media “ 3 in 1”, implikasi dari teori
Vygotsky yaitu susunan kelas yang berbentuk pembelajaran kooperatif dan
memunculkan strategi pemecahan masalah yang efektif serta tanggung jawab
peserta didik dalam pembelajaran.
2.1.2.3 Teori Belajar Bruner
Jeome Bruner, seorang ahli psikologi Havard adalah salah seorang pelopor
pengembangan kurikulum terutama dengan teori yang dikenal dengan
pembelajaran penemuan (inkuiri). Teori Bruner yang selanjutnya disebut
19
pembelajaran penemuan (inkuiri) adalah salah satu model pengajaran yang
menekankan pentingnya pemahaman tentang struktur materi (ide kunci) dari suatu
ilmu yang dipelajari, perlunya belajar aktif sebagai dasar pemahaman sebenarnya,
dan nilai dari berfikir secara induktif dalam belajar (pembelajaran yang
sebenarnya terjadi melalui penemuan pribadi).
Menurut Bruner ( Trianto, 2010: 79), belajar akan lebih bermakna bagi
peserta didik jika mereka memusatkan perhatiannya untuk memahami struktur
materi yang dipelajari. Untuk memperoleh informasi, peserta didik harus aktif di
mana mereka harus mengidentifikasi sendiri prinsip-prinsip kunci daripada hanya
sekedar menerima penjelasan dari guru. Oleh karena itu, guru harus memunculkan
masalah yang mendorong peserta didik untuk melakukan kegitan penemuan.
Aplikasi ide-ide Bruner dalam pembelajaran menurut Woolfolk (Trianto,
2010: 80) digambarkan sebagai berikut: (1) memberikan contoh dan bukan contoh
dari yang dipelajari; (2) membantu peserta didik mencari hubungan antara konsep;
(3) mengajukan pertanyaan dan membiarkan peserta didik menemukan sendiri
jawabannya; (4) mendorong peserta didik untuk membuat dugaan yang bersifat
intuitif. Dalam pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)
dengan menggunakan media “3 in 1”, implikasi dari teori Bruner yaitu dengan
menggunakan media “3 In 1” peserta didik mampu menemukan dan
mengidentifikasi sendiri konsep-konsep yang dipelajarinya.
2.1.2.4 Teori Belajar Van Hiele
Dalam pengajaran geometri terdapat teori belajar yang dikemukakan Van
Hiele, yang menguraikan tahap-tahap perkembangan mental anak dalam geometri.
20
Menurut Van Hiele (Suherman, 2003: 51), tiga unsur utama dalam pengajaran
geometri yaitu waktu, materi pengajaran, dan metode pengajaran yang diterapkan.
Jika ditata secara terpadu akan dapat meningkatkan kemampuan berfikir anak
kepada tingkatan berfikir yang lebih tinggi.
Van Hiele (Suherman, 2003: 51) menyatakan bahwa terdapat 5 tahap
belajar anak dalam belajar geometri, yaitu: tahap pengenalan, tahap analisis, tahap
pengurutan, tahap deduksi, dan tahap akurasi yang akan diuraikan sebagai berikut.
1) Tahap pengenalan (visualisasi) adalah tahap di mana anak mulai belajar
mengenai suatu bentuk geometri secara keseluruhan, namun belum mampu
mengetahui adanya sifat-sifat dari bentuk geometri yang dilihatnya.
2) Tahap analisis yaitu tahap di mana anak sudah mulai mengenal sifat-sifat yang
dimiliki benda geometri yang diamatinya.
3) Tahap pengurutan (deduksi informal) yaitu tahap di mana pemahaman anak
lebih meningkat lagi dari sebelumnya yang hanya mengenal bangun-bangun
geometri beserta sifat-sifatnya, pada tahap ini anak sudah mampu mengetahui
hubungan yang terkait antara suatu bangun geometri dengan bangun geometri
lainnya.
4) Tahap deduksi adalah tahap di mana anak sudah dapat memahami deduksi,
yaitu mengambil kesimpulan secara deduktif dengan menarik kesimpulan dari
hal-hal yang bersifat khusus. Anak pada tahap ini telah mengerti pentingnya
peranan unsur-unsur yang tidak didefinisikan, di samping unsur-unsur yang
didefinisikan aksioma atau masalah, dan teorema.
21
5) Tahap akurasi yaitu tahap terakhir dari perkembangan kognitif anak dalam
memahami geometri, pada tahap ini anak sudah memahami betapa pentingnya
ketepatan dari prinsip-prinsip dasar yang melandasi suatu pembuktian.
2.1.3 Pembelajaran Kooperatif
2.1.3.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang
berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi
belajar dengan sejumlah peserta didik sebagai anggota kelompok kecil yang
tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap
peserta didik anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu
untuk memahami materi pelajaran (Isjoni, 2010: 14). Dalam pembelajaran
kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok
belum menguasai bahan pelajaran.
Menurut Slavin (dalam Isjoni, 2010: 15), pembelajaran kooperatif adalah
suatu model pembelajaran di mana peserta didik belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan
struktur kelompok heterogen. Sedangkan Sunal dan Hans (dalam Isjoni, 2010: 15)
mengemukakan pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau
serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberikan dorongan kepada
peserta didik agar bekerja sama selama proses pembelajaran.
Berdasarkan pengertian di atas belajar dengan model kooperatif dapat
diterapkan untuk memotivasi peserta didik berani mengemukakan pendapatnya,
menghargai pendapat teman, dan saling memberikan pendapat. Beberapa ahli
22
menyatakan bahwa model ini tidak hanya unggul dalam membantu peserta didik
memahami konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan
kemampuan berpikir kritis, bekerja sama, dan membantu teman. Dalam
pembelajaran kooperatif, peserta didik terlibat aktif pada proses pembelajaran
sehingga memberikan dampak positif terhadap kualitas interaksi dan komunikasi
yang berkualitas, dapat memotivasi peserta didik untuk meningkatkan prestasi
belajarnya.
2.1.3.2 Unsur-Unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat
elemen-elemen yang saling terkait. Menurut Nurhadi & Senduk serta Lie (dalam
Wena, 2009: 190) ada berbagai elemen yang merupakan ketentuan pokok dalam
pembelajaran kooperatif, yaitu:
1) Saling ketergantungan positif
Dalam sistem pembelajaran kooperatif, guru dituntut untuk mampu
menciptakan suasana belajar yang mendorong agar peserta didik merasa
saling membutuhkan. Hubungan yang saling membutuhkan antara peserta
didik satu dengan peserta didik yang lain inilah yang disebut saling
ketergantungan positif.
2) Interaksi tatap muka
Menurut Nurhadi & Senduk (dalam Wena, 2009: 191), interaksi tatap muka
menuntut para peserta didik dalam kelompok saling bertatap muka sehingga
mereka dapat melakukan dialog, tidak hanya guru, tetapi juga dengan sesama
peserta didik.
23
3) Akuntabilitas individual
Untuk mencapai tujuan kelompok (hasil belajar kelompok), setiap peserta
didik (individu) harus bertanggung jawab terhadap penguasaan materi
pembelajaran secara maksimal, karena hasil belajar kelompok didasari atas
rata-rata nilai kelompok. Kondisi belajar yang demikian akan mampu
menumbuhkan tanggung jawab (akuntabilitas) pada masing-masing individu
peserta didik.
4) Keterampilan menjalin hubungan antarpribadi
Dalam pembelajaran kooperatif dituntut untuk membimbing peserta didik agar
dapat berkolaborasi, bekerja sama dan bersosialisasi antaranggota kelompok.
Oleh karena itu, peserta didik yang tidak dapat menjalin hubungan
antarpribadi tidak hanya memperoleh teguran dari guru tetapi juga teguran
sesama peserta didik. Dengan adanya teguran tersebut peserta didik secara
perlahan dan pasti akan berusaha menjaga hubungan antarpribadi.
Menurut Lie dalam Wena (2009:192) ada tiga hal penting yang perlu
diperhatikan dalam pengelolaan kelas model pembelajaran kooperatif, yaitu (a)
pengelompokan, (b) semangat pembelajaran kooperatif, dan (c) penataan ruang
kelas. Ketiga faktor tersebut harus diperhatikan dan dijadikan pijakan dasar oleh
guru dalam menerapkan pembelajaran kooperatif dalam kelas.
2.1.3.3 Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Pada dasarnya model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk
mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum
Ibrahim, et al. (dalam Isjoni, 2010: 39-41), yaitu:
24
1) Hasil belajar akademik
Dalam pembelajaran kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan sosial,
juga memperbaiki prestasi peserta didik atau tugas-tugas akademis lainnya.
Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu peserta
didik memahami konsep-konsep sulit.
2) Penerimaan terhadap perbedaan individu
Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari
orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan,
dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi
peserta didik dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan
saling ketergantungan pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur
penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain.
3) Pengembangan keterampilan sosial
Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan kepada
peserta didik keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan ini
sangat penting untuk dimiliki oleh para peserta didik sebagai masyarakat,
bangsa, dan negara, karena mengingat kenyataan yang dihadapi bangsa ini
dalam mengatasi masalah-masalah sosial yang semakin kompleks.
Peserta didik yang terlibat dalam pambelajaran kooperatif dapat bekerja
secara kolaboratif untuk mencapai tujuan bersama. Peserta didik akan
mengembangkan keterampilan berhubungan dengan sesama manusia yang akan
sangat bermanfaat bagi kehidupan di luar sekolah.
25
2.1.3.4 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Terdapat enam langkah utama dalam pembelajaran kooperatif. Langkah-
langkah tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Fase Kegiatan Guru
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan
memotivasi peserta didik
Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut
dan memotivasi peserta didik agar rajin belajar.
Fase 2
Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada peserta didik
dengan cara mendemonstrasikan atau lewat bahan
bacaan.
Fase 3
Mengorganisasikan
peserta didik kedalam
kelompok-kelompok
Guru menjelaskan kepada peserta didik
bagaimana caranya membentuk kelompok belajar
dan membantu setiap kelompok agar melakukan
transisi secara efisien.
Fase 4
Membimbing kelompok
bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok belajar pada saat
mereka mengerjakan tugas-tugas.
Fase 5
Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi
yang dipelajari dan juga memberikan kesempatan
masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil kerja mereka.
Fase 6
Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik
upaya maupun hasil belajar individu dan
kelompok.
Sumber: Ibrahim (2000: 10)
2.1.3.5 Tipe-tipe Pembelajaran Kooperatif
Dalam pelaksanaan pembelajaran guru dapat melakukan melalui berbagai
berbagai model pembelajaran. Guru dapat memilih model pembelajaran yang
sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Terdapat beberapa variasi model
pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan, yaitu di antaranya: 1) Student
Teams Achievement Division (STAD), 2) Jigsaw, 3) Teams Games Tournament
(TGT), 4) Group Investigation (GI), 5) Rotating Trio Exchange, dan 6)Group
Resume (Isjoni, 2010: 73).
26
2.1.3.6 Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)
TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan
peserta didik dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6
orang peserta didik yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku kata atau
ras yang berbeda (Isjoni, 2010: 83). Secara umum TGT sama saja dengan STAD
kecuali satu hal: TGT menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-
kuis dan sistem skor kemajuan individu, di mana para peserta didik berlomba
sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik
sebelumnya setara seperti mereka (Slavin, 2011: 163). Sedangkan menurut
Devries, Mescon & Shackman dalam (Wyk, 2010 : 33) yaitu:
Teams-Games-Tournaments were originally developed by David DeVries
and Keith Edwards at the University of Johns Hopkins as a cooperative
learning method. It uses the same teacher presentations and team work
as in STAD, but replaces the quizzes with weekly tournaments, in which
students play academic games with members of other teams to contribute
points to their team scores.
Tim-Games-Tournaments awalnya dikembangkan oleh David DeVries dan
Keith Edwards di Universitas Johns Hopkins sebagai metode pembelajaran
kooperatif. Metode pembelajaran ini menggunakan presentasi guru dan kerja tim
seperti dalam STAD, tetapi menggantikan kuis dengan turnamen mingguan, di
mana peserta didik memainkan game akademik dengan anggota tim lain untuk
berkontribusi poin bagi skor tim mereka.
Pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari beberapa komponen utama
yaitu presentasi kelas, tim, game, turnamen, dan rekognisi tim.
27
(1) Presentasi Kelas
Materi dalam TGT mula-mula diperkenalkan melalui presentasi di dalam
kelas. Presentasi ini paling sering menggunakan pengajaran langsung atau
diskusi yang dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru,
tetapi bisa juga memasukkan presentasi audiovisual (Slavin, 2011: 143).
Pada saat presentasi kelas ini peserta didik harus benar-benar
memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena
akan membantu peserta didik bekerja lebih baik pada saat kerja
kelompok, games/turnamen.
(2) Tim
Tim terdiri dari empat atau lima peserta didik yang mewakili seluruh
bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan
etnisitas. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua
anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi, adalah untuk
mempersiapkan anggotanya untuk bisa bekerja dengan baik saat
game/turnamen (Salvin, 2010: 144).
(3) Game
Gamenya terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan materi
yang dirancang untuk menguji pengetahuan peserta didik yang
diperolehnya dari presentasi di kelas dan pelaksanaan kerja tim.
(4) Turnamen
Turnamen adalah sebuah struktur di mana game berlangsung. Biasanya
berlangsung pada akhir minggu, setelah guru memberikan presentasi di
28
kelas dan tim telah melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar
kegiatan. pada turnamen pertama, guru menunjuk peserta didik untuk
berada dalam meja turnamen dengan ketentuan meja 1 ditempati oleh
peserta didik berprestasi tertinggi di masing-masing tim, pada meja 2
ditempati oleh peserta didik berikutnya, dan seterusnya. Gambar 2.1
mengilustrasikan hubungan antara tim heterogen dan meja turnamen
homogen.
Gambar 2.1 Distribusi Peserta Didik dalam Turnamen (Slavin, 2011: 168)
(5) Rekognisi Tim
Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain
apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Skor tim peserta
didik dapat juga digunakan untuk menentukan dua puluh persen dari
peringkat mereka.
Pembelajaran kooperatif tipe TGT dilakukan dengan langkah kegiatan
yang dideskripsikan sebagai berikut.
A-1 A-2 A-3 A-4
Tinggi Rata-rata Rata-rata Rendah
B-1 B-2 B-3 B-4 Tinggi Rata-rata Rata-rata Rendah
C-1 C-2 C-3 C-4 Tinggi Rata-rata Rata-rata Rendah
Meja
Turnamen
1
Meja
Turnamen
2
Meja
Turnamen
3
Meja
Turnamen
4
Tim A
Tim B Tim C
29
(1) Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok atau tim heterogen
(masing-masing terdiri dari 4 sampai 5 orang), menentukan tempat diskusi
kelompok, dan meminta tiap kelompok menentukan ketua kelompok.
(2) Guru membagikan Lembar Kerja dan kuncinya pada ketua kelompok dan
meminta ketua kelompok membagikan pada anggotanya (sebuah lembar
kerja dipergunakan 2-3 peserta didik).
(3) Berdasarkan kehidupan sehari-hari, guru mengarahkan peserta didik untuk
dapat memberikan contoh benda-benda yang berhubungan dengan materi.
(4) Guru meminta peserta didik mendiskusikan materi yang terdapat pada
Lembar Kerja bersama dengan kelompoknya.
(5) Selama diskusi, guru memantau kegiatan peserta didik dan
memperbolehkan peserta didik bertanya pada guru apabila ada masalah
dan guru membantu secara proporsional setelah peserta didik dalam
kelompok tersebut tidak mampu menanganinya sendiri.
(6) Guru memberikan contoh dan latihan soal.
(7) Guru memberikan games pada akhir pembelajaran.
(8) Guru memberikan turnamen pada akhir pekan. Awali turnamen dengan
menentukan tempat meja turnamen, menjelaskan peraturan turnamen, dan
meminta tiap kelompok mengirimkan wakilnya pada masing-masing meja
turnamen.
(9) Guru membagikan soal masing-masing meja turnamen, kemudian
memberikan instruksi mengerjakan soal (turnamen 1).
30
(10) Guru mengoreksi jawaban soal turnamen 1, memberikan pengaturan skor,
dan mengingatkan perpindahan untuk skor tertinggi dan terendah.
(11) Guru membagikan soal masing-masing meja turnamen, kemudian
memberikan instruksi mengerjakan soal (turnamen 2).
(12) Guru mengoreksi jawaban soal turnamen 2, memberikan pengaturan skor,
dan mengingatkan perpindahan untuk skor tertinggi dan terendah.
Banyaknya turnamen menyesuaikan alokasi waktu pembelajaran.
(13) Guru meminta peserta didik kembali pada teman-teman sekelompok,
menghitung skor kelompok, dan meminta hasil skor kelompok.
(14) Guru bertanya apakah ada soal yang sulit, jika ada guru meminta salah
satu peserta didik untuk maju mengerjakannya.
(15) Guru mengumumkan kelompok dengan skor tertinggi dan memintanya
maju untuk menerima reward.
2.1.4 Hasil Belajar
Menurut Abdurrahaman (Jihad, 2008: 14) hasil belajar adalah kemampuan
yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri
merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu
bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Peserta didik yang berhasil
dalam belajar adalah peserta didik yang berhasil mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran.
Menurut Benjamin S. Bloom tiga ranah (domain) hasil belajar yaitu
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut A.J. Romizowski hasil belajar
merupakan keluaran (Outputs) dari suatu sistem pemrosesan masukan (input).
31
Masukan dari sistem tersebut berupa bermacam-macam informasi sedangkan
keluarannya adalah perbuatan atau kinerja (performance)(Jihad, 2008: 14).
Menurut Jarolimek dan Foster (dalam Dimyati, 2002: 202) tujuan ranah
kognitif berhubungan dengan ingatan atau pengenalan terhadap pengetahuan dan
informasi, serta pengembangan keterampilan intelektual. Taksonomi atau
penggolongan tujuan ranah kognitif oleh Bloom, mengemukakan adanya 6 (enam)
kelas/tingkat yaitu: (1) pengetahuan, (2) pemahaman, (3) penggunaan/ penerapan,
(4) analisis, (5) sintesis, dan (6) evaluasi. Menurut Davies, Jarolimek dan Foster
(dalam Dimyati, 2002: 205), tujuan ranah afektif berhubungan dengan hierarki
perhatian, sikap, penghargaan, nilai, perasaan, dan emosi. Kratwohl, Bloom, dan
Masia mengemukakan taksonomi tujuan ranah afektif sebagai berikut: (1)
menerima, (2) merespon, (3) menilai, (4) mengorganisasi, dan (5) karakterisasi
(dalam Dimyati, 2002: 205-206). Sedangkan ranah psikomotorik berhubungan
dengan keterampilan, motorik, manipulasi benda atau kegiatan yang memerlukan
koordinasi saraf dan koordinasi badan (Davies dalam Dimyati, 2002:207). Kibler,
Barket, dan Miles (dalam Dimyati, 2002:207) mengemukakan taksonomi ranah
tujuan psikomotorik sebagai berikut: (1) gerakan tubuh yang mencolok, (2)
ketepatan gerakan yang dikoordinasikan, (3) perangkat komunikasi nonverbal,
dan (4) kemampuan berbicara.
Hasil belajar dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan peserta didik dalam
belajar dan tolak ukur sistem pembelajaran yang diberikan guru. Proses belajar
mengajar dikatakan berhasil apabila tujuan instruksional khusus dapat tercapai.
Untuk mengetahui tercapai atau tidak dari tujuan tersebut, guru dapat mengadakan
32
tes setiap selesai menyajikan materi yang diberikan pada peserta didik. Dari hasil
tes inilah dapat diketahui tingkat keberhasilan peserta didik dalam belajar dan
keberhasilan guru dalam mengajar.
2.1.5 Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Jadi media
adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.
Banyak batasan yang diberikan orang tentang media. Asosiasi teknologi
dan komunikasi pendidikan (Association of Education and Communi-cation
Technology /AECT) di Amerika membatasi media sebagai segala bentuk dan
saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi. Gagne
menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan
peserta didik dan dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu Briggs
berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan
serta merangsang peserta didik untuk belajar (Sadiman dkk, 2011:6). Menurut
Reid dalam (Reeves, 1998: 1), yaitu:
Media has many definitions ranging from “a particular form of
communication” as in “print versus video” to “the industry that
provides news and entertainment” as in “the media.” For the purposes
of this report, media is defined as “all means of communication,
whatever its format”. In this sense, media include symbol systems as
diverse as print, graphics, animation, audio, and motion pictures.
Media memiliki banyak definisi mulai dari "bentuk khusus komunikasi"
seperti dalam "cetak dibandingkan video" untuk "industri yang menyediakan
berita dan hiburan" seperti dalam "media." Untuk tujuan laporan ini, media
33
didefinisikan sebagai "semua sarana komunikasi, apapun formatnya". Dalam
pengertian ini, media termasuk sistem simbol yang beragam seperti cetak, grafis,
animasi, audio, dan gambar gerak. Asosiasi Pendidikan Nasional (Nasional
Education Association / NEA) memberikan pengertian yang berbeda. Media
adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercatat maupun audiovisual serta
perantaranya. Media dirancang untuk dapat dimanipulasi, dilihat, didengar dan
dibaca. Apapun batasan yang diberikan, ada persamaan di antara batasan tersebut
yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian peserta didik sedemikian
rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman dkk, 2011:7).
Tujuan pemanfaatan media adalah untuk menciptakan komunikasi yang
baik antara guru dan peserta didik. Menurut Waluyo dalam Sugiarto (2009: 8) ,
prinsip pemanfaatan media adalah “theright aid at the right time in the right place
in the right manner” merupakan kunci pemanfaatan media yang dapat
meningkatakan kualitas komunikasi antara guru dan peserta didik yang akhirnya
meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Menurut Kemp dan Dayton dalam Arsyad (2005:19), media pembelajaran
dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan,
kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu: (1) memotivasi
minat dan tindakan, (2) menyajikan informasi, dan (3) memberi instruksi.
Sudjana Rivai dalam Arsyad (2005:24) mengemukakan manfaat media
pembelajaran dalam proses belajar peserta didik, yaitu:
34
(1) pengajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.
(2) bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami
oleh peserta didik dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan
pembelajaran.
(3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga peserta didik tidak
bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada
setiap jam pelajaran.
(4) peserta didik dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak
hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain
Macam-macam media dilihat dari jenisnya yaitu sebagai berikut.
(1) Media auditif
Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara
saja seperti radio, casette recorder, piringan hitam.
(2) Media visual
Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan
seperti film strip, slides, foto, gambar atau lukisan, dan cetakan.
(3) Media audiovisual
Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena
meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua. (Djamarah, 2002: 141).
35
2.1.6 Media “3 In 1”
Media “ 3 In 1” adalah media yang terdiri dari tiga macam media yaitu
media animasi flash, alat peraga matematika, dan kartu berpasangan di mana tiga
media ini akan digunakan dalam satu waktu pembelajaran. Untuk penjelasan
masing-masing media adalah sebagai berikut.
2.1.6.1 Media Presentasi dengan Memanfaatkan Animasi Flash
Animasi menurut Thalmami (Budianto, 2011) animasi berasal dari kata 'to
animate' yang berarti menggerakkan. menghidupkan. Animasi adalah proses
penciptaan efek gerak atau efek perubahan bentuk yang terjadi selama beberapa
waktu. Animasi juga merupakan suatu teknik menampilkan gambar berurut
sedemikian rupa sehingga penonton merasakan adanya ilustrasi gerakan (motion)
pada gambar yang ditampilkan. Animasi adalah proses penciptaan efek gerak atau
efek perubahan bentuk yang terjadi selam beberapa waktu. Animasi bisa berupa
gerak sebuah objek dari tempat yang satu ke tempat yang lain, perubahan warna,
atau perubahan bentuk (Salim, 2005: 1).
Media presentasi yang berupa animasi digunakan untnk menarik perhatian
para peserta presentasi terhadap materi yang disampaikan oleh narasumber.
Penambahan animasi pada media presentasi membawa suasana presentasi menjadi
tidak kaku. Penambahan animasi diharapkan dapat tercapai penyampaian
infoimasi atau terjadinya komunikasi yang baik dalam kegiatan presentasi.
Aplikasi multimedia pendidikan antara lain sebagai perangkat lunak
pengajaran, memberikan fasilitas peserta didik untuk belajar. Menurut Davies &
Crowther (Suyanto, 2005: 340) penggunaan perangkat lunak multimedia dalam
36
proses belajar mengajar akan meningkatkan efisiensi, meningkatkan motivasi,
memfasilitasi belajar aktif, memfasilitasi belajar eksperimental, konsistensi
dengan belajar yang berpusat pada peserta didik, dan memandu untuk belajar
lebih baik.
Dalam penelitian ini, media presentasi yang berisi pemaparan materi dan
media interaktif dibuat dengan menggunakan software adobe flash CS3. Adobe
flash CS3 (dahulu bernama macromedia flash) adalah hasil akuisi dilakukan oleh
Adobe oleh macromedia yang salah satu perangkat lunak komputer yang
merupakan produk unggulan adobe sistems. Adobe flash memiliki kemampuan
untuk membuat animasi mulai dari yang sederhana hingga kompleks. Adobe flash
dapat menggabungkan gambar, suara, dan video ke dalam animasi yang dibuat.
Berkas yang dihasilkan dari perangkat lunak ini mempunyai file extension .fla. file
ini kemudian dapat dipublikasikan sehingga dihasilkan file .swf. file .swf inilah
yang menjadi file final berisi animasi. File .swf harus dimainkan menggunakan
softwere khusus, salah satunya flash player yang sudah terintegrasi pada saat
instalasi program adobe flash CS3.
Pramono Andi (dalam Husril, 2011) menyatakan bahwa Adobe Flash CS3
adalah satu software dari perusahaan adobe, Inc. yang banyak diminati oleh
kebanyakan orang karena kehandalannya yang mampu mengerjakan segala hal
yang berkaitan untuk pembuatan film kartun, banner iklan, web site, presentasi,
game, dan lain sebagainya. Selain itu flash juga dapat dikombinasikan dengan
program yang lain, misalnya grafis seperti AutoCAD, Photoshop, Camtasia dan
lain sebagainya. Selain itu flash juga dapat dikombinasikan dengan bahasa
37
pemrograman, seperti ASP, PHP, dan sebagainya”. Menurut Nugraha (dalam
Husril, 2011) Kehandalan adobe flash CS3 dibandingkan dengan program lain
adalah dalam hal ukuran file dari hasil animasinya yang kecil, untuk animasi yang
dihasilkan oleh program adobe flash CS3 banyak digunakan untuk membuat
sebuah web agar menjadi tampil lebih interaktif.
2.1.6.2 Alat Peraga Matematika
Pada dasarnya anak belajar melalui benda/objek kongkrit. Untuk
memahami konsep abstrak anak memerlukan benda-benda kongkrit (riil) sebagai
perantara atau visualisasinya. Konsep abstrak yang baru dipahami peserta didik itu
akan mengendap, melekat, dan tahan lama bila peserta didik belajar melalui
perbuatan dan dapat dimengerti peserta didik, bukan hanya melalui mengingat-
ingat fakta (Suherman, 2003: 243). Dalam pembelajaran matematika sering
digunakan alat peraga karena dengan menggunakan alat peraga proses belajar
mengajar termotivasi baik bagi peserta didik maupun guru, konsep abstrak
matematika tersajikan dalam bentuk kongkrit, dan hubungan antara konsep
abstrak matematika dengan benda-benda alam di sekitar akan lebih dapat
dipahami.
Alat peraga itu dapat berupa benda riil, gambarnya atau diagramnya.
Keuntungan alat peraga benda riil adalah benda-benda itu dapat dipindah-
pindahkan (dimanipulasikan), sedangkan kelemahannya tidak dapat disajikan
dalam tulisan (Suherman, 2003:244). Dalam penelitian ini, alat peraga yang
digunakan berupa benda riil. Alat peraga tersebut dibuat sesuai dengan materi
kesebangunan yaitu bentuk bangun-bangun yang saling sebangun.
38
2.1.6.3 Kartu Berpasangan
Kartu berpasangan merupakan bagian dari metode pembelajaran make a
match atau mencari pasangan. Kartu berpasangan digunakan untuk meningkatkan
partisipasi dan keaktifan peserta didik di dalam kelas. Penerapan teknik mencari
pasangan ini dimulai dari peserta didik disuruh mencari pasangan kartu yang
merupakan jawaban soal sebelum batas waktunya. Peserta didik yang dapat
mencocokkan kartunya diberi poin.
Teknik pembelajaran make a match atau mencari pasangan dikembangkan
oleh Loma Curran (dalam Kartiwi, 2011). Salah satu keunggulan tehnik ini adalah
peserta didik mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik
dalam suasana yang menyenangkan. Dalam teknik pembelajaran dengan
menggunakan kartu berpasangan ini, semua peserta didik diharapkan dapat belajar
aktif, teliti, cermat, dan dapat memahami suatu konsep materi pelajaran dalam
suasana menyenangkan. Teknik make a match (mencari pasangan) bertujuan
untuk memperluas wawasan, kecermatan, dan kemampuan bekerja sama antar
peserta didik pada pelajaran matematika materi kesabangunan kelas IX.
Media kartu berpasangan dalam penelitian ini berupa kartu yang berbentuk
bangun-bangun datar di mana setiap kelompok diberikan dua amplop yang
masing-masing berisikan kartu soal dan kartu jawaban. Setiap kelompok harus
mencari jawaban dengan tepat yaitu bangun datar yang saling sebangun. Sehingga
dengan menggunakan kartu berpasangan ini diharapkan peserta didik secara aktif
dan cermat dalam mencari pasangan bangun-bangun yang sebangun serta mampu
memahami konsep tentang kesebangunan.
39
2.1.7 Materi Kesebangunan
2.1.6.1 Kesebangunan Bangun Datar
Gambar 2.2 Persegi Panjang yang Sebangun
Perhatikan Gambar 2.2, Pada persegi panjang ABCD dan persegi panjang
EFGH, perbandingan panjangnya adalah 4 : 8 = 1 : 2. Adapun perbandingan
lebarnya adalah 2 : 4 = 1 : 2. Dengan demikian, perbandingan sisi sisi yang
bersesuaian pada kedua persegi panjang tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut.
Kemudian, perhatikan sudut-sudut yang bersesuaian pada persegi panjang
ABCD dan persegi panjang EFGH. Oleh karena keduanya berbentuk persegi
panjang, setiap sudut besarnya 90° sehingga sudut-sudut yang bersesuaian pada
kedua bangun tersebut sama besar. Artinya kedua persegi panjang tersebut
memiliki sisi-sisi yang bersesuaian dan sebanding sedangkan sudut-sudut yang
bersesuaian sama besar. Oleh karena itu, persegi panjang ABCD dan persegi
panjang EFGH dikatakan sebangun.
Jadi, dua atau lebih bangun dikatakan sebangun jika memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut.
1. Panjang sisi-sisi yang bersesuaian pada bangun-bangun tersebut memiliki
perbandingan yang senilai.
2. Sudut-sudut yang bersesuaian pada bangun-bangun tersebut sama besar.
A B
D C
2 cm
4 cm E F
H G
4 cm
8 cm
40
2.1.6.2 Kesebangun pada Segitiga
Gambar 2.3 Perbesaran segitiga ABC sebesar 2x terhadap titik O
adalah bangun hasil dari (segitiga asli) setelah
diperbanyak 2x dengan titik pusat O sehingga :
1. a : a1 = b : b1 = c : c1
2. Sudut-sudut tidak berubah jika dikalikan artinya sudut-sudut pada segitiga asli
sama dengan sudut-sudut pada segitiga hasil
3. ( )
Definisi
Dua segitiga disebut sebangun jika segitiga yang satu dapat dikalikan sedemikian
sehingga hasilnya sama dan sebangun dengan segitiga yang lain.
Teorema
1. Dua segitiga sebangun jika ketiga sisi segitiga yang satu sebanding dengan
ketiga sisi yang bersesuaian dari segitiga yang kedua. (S S S)
2. Dua segitiga sebangun jika dua sudut dari segitiga yang satu sama dengan dua
sudut dari segitiga yang lain. (Sd Sd)
A
B
C
A1
B1
C1
a
b
c
a1
b1
c1
O
41
3. Dua segitiga sebangun jika dua segitiga yang satu sebanding dengan dua sisi
segitiga yang kedua dan sudut apit kedua sisi itu sama. (S Sd S)
4. Dua segitiga sebangun, jika kedua segitiga itu siku-siku sedangkan sisi miring
dan sebuah sisi siku-siku dari segitiga yang satu sebanding dengan sisi miring
dan sisi siku-siku dari segitiga yang lain. (S Sm)
2.1.6.3 Menghitung Panjang Sisi pada Bangun yang Sebangun
2.1.6.3.1 Pada segitiga sembarang
Gambar 2.4 Segitiga ABC sebangun dengan segitiga DEF
Perhatikan Gambar 2.4, karena ketiga sudut yang bersesuaian antara
dan besarnya sama maka . Sehingga:
2.1.6.3.2 Pada dua segitiga yang memiliki sepasang sisi yang sejajar
Gambar 2.5 Segitiga yang memiliki sepasang sisi sejajar
Perhatikan Gambar 2.5, Lihat segitiga dan Diperoleh:
(Sudut Sehadap)
(Sudut Sehadap)
(Sudut Berimpit)
A B
C
D E
F
A B
C
D E
42
Sehingga
Akibatnya
2.1.6.3.3 Sisi-sisi sejajar pada segitiga terpancung
Gambar 2.6 Sisi-sisi sejajar pada segitiga terpancung
Perhatikan Gambar 2.6, Bangun datar ABCD merupakan Segitiga
terpancung yang memiliki garis-garis sejajar yaitu . Sehingga untuk
mencari panjang garis EF dibuat garis bantu DH dimana .
Sehingga HB = GF =DC
Lihat segitiga dan Diperoleh:
(Sudut Sehadap)
(Sudut Sehadap)
(Sudut Berimpit)
Sehingga
Akibatnya
Diperoleh
A B
C D
E F G
H
43
Maka
( )
( )
( )
( )
Jadi
2.1.6.3.4 Pada segitiga siku-siku
Gambar 2.7 Kesebangunan pada segitiga siku-siku
Perhatikan Gambar 2.7, Lihat , dan merupakan
segitiga siku-siku.
A B
C
D
44
Lihat dan
(Sudut Siku-siku)
(Berimpit)
Pada
Pada
Karena sehingga mengakibatkan =
Sehingga
Akibatnya
Diperoleh
Lihat dan
(Sudut Siku-siku)
(Berimpit)
Pada
Pada
Karena sehingga mengakibatkan =
45
Sehingga
Akibatnya
Diperoleh
Lihat dan
(Sudut Siku-siku)
Karena = dan maka
Karena = dan maka
Sehingga
Akibatnya
Diperoleh
Jadi, jika merupakan segitiga siku-siku, siku-siku di A dan AD
BC, maka :
A B
C
D
𝐴𝐷 𝐵𝐷 𝐶𝐷
𝐴𝐶 𝐵𝐶 𝐶𝐷
𝐴𝐵 𝐵𝐶 𝐵𝐷
46
2.2 Kerangka Berfikir
Geometri merupakan bagian dari materi matematika yang dinilai sulit
dipahami oleh peserta didik. Peserta didik merasa kesulitan dalam memahami
konsep materi geometri karena geometri itu merupakan materi matematika yang
bersifat abstrak. Hal ini berdasarkan nilai ulangan harian materi kesebangunan
peserta didik kelas IX tahun ajaran 2010/2011 di SMP Negeri 13 Semarang
banyak yang tidak memenuhi KKM. Peserta didik sering mengalami hambatan
dalam mencapai hasil belajar yang baik karena sebagian dari mereka kurang
memahami konsep abstrak yang diajarkan oleh guru dan kurangnya minat peserta
didik dalam pembelajaran matematika. Guru juga mengalami kesulitan dalam
memilih model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan pemahaman konsep
peserta didik agar memperoleh hasil yang optimal. Selain itu, peserta didik kurang
aktif dan cepat jenuh atau kurang berminat dalam proses pembelajaran
matematika, sehingga hasil belajarnya kurang maksimal.
Guru memerlukan model pembelajaran matematika yang sesuai agar
peserta didik mencapai kompetensi dasar yang diharapkan dan proses
pembelajaran berlangsung efektif dan optimal. Tidak ada suatu model
pembelajaran yang paling baik diantara model yang lainnya. Masing-masing
model mempunyai keunggulan dan kelemahan. Oleh karena itu, guru harus bisa
memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan.
Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa sehingga peserta
didik mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain.
47
Guru perlu memperhatikan model pembelajaran yang digunakan untuk
mencapai tujuan mengembangkan kemampuan pemecahan masalah. Salah
satunya adalah pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Unsur-unsur dasar
yang harus diterapkan yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab
perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota, evaluasi proses, dan
penghargaan untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pembelajaran
kooperatif. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) mempunyai beberapa
tipe, salah satunya yaitu Teams Games Tournament (TGT). Penerapan model
pembelajaran tipe ini adalah dengan cara mengelompokkan peserta didik secara
heterogen, tugas setiap kelompok bisa sama bisa berbeda. Setiap kelompok
bekerja sama dalam bentuk kerja individual dan diskusi setelah memperoleh
tugas. Pembelajaran dalam TGT menekankan adanya kompetisi. Kompetisi
dilakukan dengan membandingkan kemampuan antar anggota tim dalam suatu
bentuk turnamen. Peserta didik dilatih berani mengemukakan pendapat,
menghargai pendapat orang lain, bertanggung jawab, serta bersosialisasi dengan
baik yang akan sangat bermanfaat bagi peserta didik dengan adanya kompetisi
seperti ini.
Untuk memudahkan peserta didik dalam memahami materi yang bersifat
abstrak maka dibutuhkan suatu media yang dapat mengkongkritkan materi
tersebut. Media “3 in 1” yang berarti penggunaan tiga media yang berbeda dalam
satu waktu pembelajaran. Media tersebut merupakan gabungan dari beberapa
media seperti media animasi flash (memvisualisasikan), alat peraga
(mengkongkritkan), dan permainan kartu berpasangan (mengaplikasikan
48
pemahaman konsep ke dalam pemecahan masalah). Dengan adanya bantuan
media ini diharapkan peserta didik bisa lebih mudah untuk memahami konsep
materi yang bersifat abstrak dan tidak merasakan jenuh dalam pembelajaran
matematika. Sehingga dengan model pembelajaran TGT dengan menggunakan
media “3 in 1”, peserta didik mampu memahami konsep dengan baik dan dapat
memperoleh hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan model
pembelajaran ekspositori dengan menggunakan media “3 in 1” maupun model
pembelajaran ekspositori.
2.3 Hipotesis penelitian
Berdasarkan kerangka berfikir diatas, maka rumusan hipotesis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Hasil belajar peserta didik yang diterapkan model pembelajaran ekspositori
dengan menggunakan media “3 in 1” lebih baik dari model pembelajaran
ekspositori.
2. Hasil belajar peserta didik dengan model pembelajaran Teams Games
Tournament (TGT) dengan menggunakan media “3 In 1” lebih baik dari pada
model pembelajaran ekspositori dengan menggunakan media “3 In 1” maupun
model pembelajaran ekspositori.
49
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian eksperimen. Desain
eksperimen dalam penelitian ini mengacu pada desain kelompok kontrol pasca tes
(posttest-only control design). Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang
masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok yang pertama diberi
perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan
disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut
kelompok kontrol. Kelompok eksperimen terbagi menjadi dua kelas, yaitu kelas
pertama diberi perlakuan X1 di mana dalam penelitian ini diterapkan pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan menggunakan media “3
In 1” dan kelas ke 2 diberi perlakuan X2 yaitu diterapkan pembelajaran model
pembelajaran ekspositori dengan menggunakan media “3 In 1”. Desain
eksperimen dapat digambarkan sebagai berikut.
Tabel 3.1 Desain Penelitian Postes Hanya Grup Kontrol dengan Random Subjek
(Randomized Subjects Posttest Only Control Group Design)
Kelompok Perlakuan Posttest
(R) Eksperimen 1 X1 Y2
(R) Eksperimen 2 X2 Y2
(R) Kontrol K Y2
(Sukardi, 2005: 185)
Keterangan :
X1 : Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament
(TGT) dengan menggunakan media “3 In 1”.
49
50
X2 : Penerapan pembelajaran model pembelajaran ekspositori dengan
menggunakan media “3 In 1”.
K : Penerapan model pembelajaran ekspositori.
Y2 : Tes hasil belajar.
3.2 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 13 Semarang pada tanggal 26 Juli
2012 sampai 10 Agustus 2012. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
materi kesebangunan. Penelitian dilaksanakan sebanyak enam kali pertemuan
untuk kelas IX F (eksperimen 1) sedangkan kelas IX E (eksperimen 2) dan kelas
IX G (kontrol) lima kali pertemuan. Enam pertemuan di kelas eksperimen 1 terdiri
dari lima kali pertemuan untuk pelaksanaan pembelajaran model TGT dengan
menggunakan media “3 In 1” dan 1 kali pertemuan untuk tes evaluasi. Pada kelas
eksperimen 2 lima kali pertemuan tersebut terdiri dari empat kali pertemuan untuk
pelaksanaan pembelajaran model ekspositori dengan menggunakan media ”3 In 1”
dan satu kali pertemuan digunakan untuk tes evaluasi. Sedangkan di kelas kontrol
empat pertemuan untuk pelaksanaann pembelajaran model ekspositori dan satu
kali pertemuan untuk tes evaluasi.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Mengambil data nilai rapor semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 sebagai
data awal.
2. Berdasarkan data (1) ditentukan sampel penelitian yaitu kelas eksperimen dan
kelas kontrol dengan menggunakan teknik random sampling.
51
3. Menganalisis data awal pada sampel penelitian dengan uji normalitas, uji
homogenitas, dan uji kesamaan rata-rata menggunakan Anava.
4. Menyusun kisi-kisi tes.
5. Menyusun instrumen tes uji coba berdasarkan kisi-kisi.
6. Mengujicobakan intrumen tes pada kelas uji coba.
7. Menganalisis data hasil uji coba instrumen untuk mengetahui validitas,
reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal.
8. Menentukan soal-soal yang memenuhi syarat berdasarkan data 7.
9. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT) dengan menggunakan media “3 In 1” pada kelas
eksperimen 1 dan rencana pelaksanaan model pembelajaran ekspositori
dengan menggunakan media “3 In 1” pada kelas eksperimen 2.
10. Melaksanakan pembelajaran pada kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2.
11. Melaksanakan tes hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
12. Menganalisis data hasil tes.
13. Menyusun hasil penelitian.
3.3 Metode Penentuan Subyek Penelitian
3.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2011: 80), populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas IX SMP Negeri 13
52
Semarang tahun pelajaran 2012/2013, sebanyak 251 orang yang terbagi menjadi 8
kelas yaitu kelas IX A s.d IX H.
3.3.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2011: 81), sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pemilihan kelas sebagai sampel
dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik random sampling. Hal ini dilakukan
setelah memperhatikan ciri-ciri relatif yang dimiliki kelas tersebut, yaitu peserta
didik mendapatkan materi berdasarkan kurikulum yang sama dan pembagian kelas
bukan berdasarkan rangking (tidak ada kelas unggulan) sehingga peserta didik
sudah tersebar secara acak pada kelas yang telah ditentukan.
Berdasarkan teknik tersebut dari 8 kelas yang terdiri dari kelas IX A, IX B,
IX C, IX D, IX E, IX F, IX G, dan IX H di SMP Negeri 13 Semarang setelah
diacak diperoleh 3 kelas sebagai sampel yaitu kelas IX F sebagai kelas
eksperimen 1, kelas IX E sebagai kelas eksperimen 2, dan kelas IX G sebagai
kelas kontrol. Kelas eksperimen 1 diberi perlakuan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan
menggunakan media “3 In 1”, kelas eksperimen 2 diberi perlakuan penerapan
model pembelajaran ekspositori dengan menggunakan media “3 In 1”, dan kelas
kontrol diberi perlakuan pembelajaran yang diterapkan pada sekolah tempat
penelitian, yaitu dengan menggunakan pembelajaran ekspositori.
53
3.4 Variabel Penelitian
3.4.1 Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya vareiabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2011:
39). Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah teknik penilaian pembelajaran.
3.4.2 Variabel Terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011: 39). Dalam penelitian ini variabel
terikatnya adalah hasil belajar peserta didik materi kesebangunan.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes. Menurut
Arikunto (2003: 33), tes merupakan suatu alat pengumpul informasi. Jika
dibandingkan dengan alat-alat yang lain, tes ini bersifat lebih resmi karena penuh
dengan batasan-batasan. Perlu disadari bahwa pemahaman, kemampuan, dan
kreativitas yang dimiliki peserta didik tidak tergantung pada hasil tes, namun
untuk mendeteksi kemampuan tersebut, tes merupakan alternatif terbaik.
Menurut Arikunto (2003: 33), tes mempunyai fungsi ganda yaitu untuk
mengukur kemampuan peserta didik dan untuk mengukur keberhasilan program
pembelajaran. Pemberian tes pada penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data
tentang pemahaman kemampuan kreativitas peserta didik bahasan hubungan antar
sudut pada peserta didik yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Tes yang
diberikan dalam bentuk uraian. Soal-soal tes tersebut dibuat berdasarkan
54
kurikulum mata pelajaran matematika SMP kelas IX dan disesuaikan dengan
buku-buku yang relevan.
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes uraian. Menurut
Sudijono (2006: 102), tes uraian dapat digunakan untuk mengetahui seberapa
dalam pemahaman peserta didik terhadap materi dan mendorong peserta didik
untuk berani mengemukakan pendapatnya dengan bahasanya sendiri.
3.6 Analisis Instrumen
3.6.1 Validitas
Menurut Gay (dalam Sukardi, 2005: 121), Suatu instrumen dikatakan valid
jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur. Validitas
item adalah demikian sebuah item dikatakan valid apabila mempunyai dukungan
yang besar terhadap skor total (Arikunto, 2003: 76). Sebuah item memiliki
validitas yang tinggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran dengan skor
total.
Rumus yang digunakan untuk menghitung validitas item soal yang
digunakan dalam penelitian ini adalah rumus korelasi product moment yaitu :
2222 )( )(
))((
yyNxxN
yxxyNrxy
Keterangan :
xyr
= koefisien korelasi antara x dan y.
N = banyaknya peserta didik
x = jumlah skor item
y = jumlah skor total
55
2
x
= jumlah kuadrat skor item
2y
= jumlah kuadrat skor total
xy
= jumlah perkalian skor item dan skor total
Hasil perhitungan dikonsultasikan atau disesuaikan dengan tabel, jika
maka butir soal tersebut valid (Arikunto, 2003: 75). Dengan
dapat diperoleh dari tabel harga kritik r pada lampiran 66 dengan = banyaknya
subjek dan .
3.6.2 Reliabilitas
Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut
dalam menilai apa yang dinilai (Sudjana, 1990: 16). Suatu instrumen penelitian
dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat
mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur (Sukardi,
2005: 127).
Untuk mengetahui reliabilitas tes bentuk uraian digunakan rumus Alpha
sebagai berikut (Arikunto, 2003: 109).
(
( )) (
∑
)
Keterangan:
= reliabilitas yang dicari;
∑
= jumlah varians skor tiap-tiap butir soal;
= varians total;
= banyak subjek.
56
Dengan diperolehnya sebenarnya baru diketahui tinggi rendahnya
koefisien tersebut, agar lebih sempurnanya perhitungan reliabilitas sampai pada
kesimpulan, sebaiknya hasil tersebut dikonsultasikan atau disesuaikan dengan
tabel product moment. Jika maka soal tersebut reliabel. Dengan
dapat diperoleh dari tabel harga kritik r pada lampiran 66 dengan
(banyaknya subjek) dan .
3.6.3 Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang peserta didik untuk
mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan
menyebabkan peserta didik menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat
untuk mencoba lagi karena di luar jangkauan (Arikunto, 2003: 207).
Menurut Arifin (2009, 135), langkah-langkah yang dilakukan untuk
menentukan tingkat kesukaran (difficulty index) antara lain.
1) Menghitung rata-rata untuk tiap butir soal dengan rumus.
2) Menghitung tingkat kesukaran dengan rumus.
( )
3) Membandingkan tingkat kesukaran dengan kriteria sebagai berikut:
P = 0,00 – 0,30 : sukar;
P = 0,31 – 0,70 : sedang;
P = 0,71 – 1,00 : mudah.
4) Membuat penafsiran tingkat kesukaran dengan cara pembandingan koefisien
57
tingkat kesukaran dengan kriteria.
Soal-soal yang dianggap baik yaitu soal-soal sedang yang mempunyai
taraf kesukaran 0,30 sampai 0,70 (Arikunto, 2003: 210).
3.6.4 Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara peserta didik yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan peserta didik
yang kurang pandai (berkemampuan rendah). Langkah-langkah yang dilakukan
untuk menentukan daya pembeda menurut Arifin (2009, 133) antara lain.
1) Menghitung jumlah skor total tiap peserta didik.
2) Mengurutkan skor dari skor terbesar sampai skor terkecil.
3) Menetapkan kelompok atas dan kelompok bawah.
4) Menghitung rata-rata untuk masing-masing kelompok.
5) Menghitung daya pembeda dengan rumus:
Keterangan:
: daya pembeda;
: rata-rata kelompok atas;
: rata-rata kelompok bawah.
6) Membandingkan daya beda dengan kriteria sebagai berikut:
0,40 ke atas : sangat baik;
0,30 – 0,39 : baik;
0,20 – 0,29 : cukup, soal perlu perbaikan;
0,19 ke bawah : kurang baik, soal harus dibuang.
3.7 Analisis Data Awal
58
Analisis data awal dalam penelitian ini meliputi uji normalitas,
homogenitas, dan uji kesamaan rata-rata dengan Anava pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Data yang digunakan adalah nilai rapor semester genap kelas
VIII SMP Negeri 13 Semarang tahun ajaran 2011/2012.
3.7.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh
berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Hipotesis yang
digunakan yaitu:
: data berasal dari populasi yang berdistribusi normal,
: data tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Uji ini untuk mengetahui kenormalan data yang akan dianalisis. Uji
statistik yang akan digunakan adalah uji Chi kuadrat dengan rumus (Sudjana,
2005: 273):
∑( )
keterangan:
= harga chi kuadrat;
= frekuensi hasil pengamatan;
= frekuensi yang diharapkan.
Kriteria pengujian: tolak jika
,
dicari
menggunakan tabel distribusi pada daftar dengan derajat kebebasan
– dan taraf signifikan (Sudjana, 2005: 273).
3.7.2 Uji Homogenitas Varians Populasi
59
Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah data pada nilai
awal mempunyai varians yang sama (homogen). Hipotesis yang akan diujikan
adalah:
:
(ketiga kelompok memiliki varians yang sama),
: paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku (varian tidak homogen).
Uji kesamaan varians menggunakan uji Bartlett. Untuk memudahkan
perhitungan, satuan-satuan yang diperlukan dalam uji Bartlett disusun dalam
bentuk Tabel 3.2 dibawah ini
Tabel 3.2 Uji Bartlett
Sampel ke Dk si2
log si2 (dk).log si
2
1
2
.
K
n1 – 1
n2 – 1
.
nk – 1
.
s12
s22
.
sk2
log s12
log s12
.
log sk2
(n1 – 1).log s12
(n2 – 1).log s12
.
(nk – 1).log sk2
Jumlah ∑( ) ∑(
) – – ∑( ) . log si
2
Dari daftar tersebut kita hitung harga-harga yang diperlukan, yakni:
a) varians gabungan dari semua sampel
∑( )
∑( )
b) harga satuan B dengan rumus: ( )∑( ).
c) uji Bartlett digunakan statistik chi kuadrat:
( ){ ∑( ) } dengan disebut
logaritma asli dari bilangan 10.
60
Kriteria pengujian: tolak jika ( )( )dengan ( )( )
didapat distribusi chi kuadrat dengan peluang( ), ( ) dan taraf
signifikan (Sudjana, 2005: 262–263).
3.7.3 Analisis Varians Satu Arah (ANAVA)
Analisis varians satu arah dimaksudkan untuk menentukan apakah
kelompok sampel memiliki rata-rata yang sama ataukah tidak secara statistik.
Sebuah populasi yang masing–masing berdistribusi normal dengan rata–rata ,
, , … , dan simpangan baku berturut-turut . Akan diuji
hipotesis nol dengan hipotesis alternatif .
artinya rata-ratanya sama;
paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku artinya rata-
ratanya berbeda.
Data sempel akan dinyatakan dengan yang berarti data ke-j dalam
sempel yang diambil dari populasi ke-i. Untuk memudahkan, data sempel disusun
seperti dalam Tabel 3.3 di bawah ini.
Tabel 3.3 Data Sampel Dari k Buah Populasi Berdistribusi Normal
DARI POPULASI KE
1 2 3 …… k
Data Hasil
Pengamatan
…… …… . . . .
……
Jumlah
Rata-rata
61
Untuk memudahkan perhitungan, akan digunakan simbol-simbol berikut:
∑ dengan
∑( )
∑ jumlah kuadrat-kuadrat (JK) dari semua nilai pengamatan
∑
Daftar analisis varians untuk menguji adalah seperti Tabel 3.4 di bawah
ini.
Tabel 3.4 Daftar Analisis Varians
Sumber variansi Dk JK KT F
Rata-rata 1 RY R=RY/1
Antar kelompok k-1 ( ) A/D
Dalam kelompok ∑( ) ∑( )
Total ∑ ∑
Dengan jalan membagi KT antar kelompok oleh KT dalam kelompok,
maka diperoleh harga
( )
∑( )
Di mana dapat digunakan untuk menguji hipotesis kesamaan beberapa rata-rata
populasi. Jika harga ini lebih besar dari F tabel dengan dk pembilang (k-1) dan
dk penyebut ∑( ) untuk yang dipilih. Maka hipotesis nol, ditolak
(Sudjana, 2005: 305).
62
3.8 Analisis Data Akhir
Analisis tahap akhir digunakan untuk menguji hipotesis I dan hipotesis II.
Analisis data akhir meliputi uji normalitas, uji homogenitas, uji hipotesis pertama,
dan uji hipotesis kedua sebagai berikut.
3.8.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh
berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Hipotesis yang
digunakan yaitu:
: data berasal dari populasi yang berdistribusi normal,
: data tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Uji ini untuk mengetahui kenormalan data yang akan dianalisis. Uji
statistik yang akan digunakan adalah uji Chi kuadrat dengan rumus (Sudjana,
2005: 273):
∑( )
keterangan:
= harga chi kuadrat;
= frekuensi hasil pengamatan;
= frekuensi yang diharapkan.
Kriteria pengujian: tolak jika
,
dicari
menggunakan tabel distribusi pada daftar dengan derajat kebebasan
– dan taraf signifikan (Sudjana, 2005: 273).
63
3.8.2 Uji Homogenitas Varians Populasi
Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah data pada nilai
awal mempunyai varians yang sama (homogen). Hipotesis yang akan diujikan
adalah:
:
(ketiga kelompok memiliki varians yang sama),
: paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku (varian tidak homogen).
Uji kesamaan varians menggunakan uji Bartlett. Untuk memudahkan
perhitungan, satuan-satuan yang diperlukan dalam uji Bartlett disusun dalam
bentuk Tabel 3.5 dibawah ini
Tabel 3.5 Uji Bartlett
Sampel ke dk si2
log si2 (dk).log si
2
1
2
.
.
K
n1 – 1
n2 – 1
.
.
nk – 1
.
.
s12
s22
.
.
sk2
log s12
log s12
.
.
log sk2
(n1 – 1).log s12
(n2 – 1).log s12
.
.
(nk – 1).log sk2
Jumlah ∑( ) ∑(
) – – ∑( ) . log si
2
Dari daftar tersebut kita hitung harga-harga yang diperlukan, yakni:
a) varians gabungan dari semua sampel
∑( )
∑( )
b) harga satuan B dengan rumus: ( )∑( ).
c) uji Bartlett digunakan statistik chi kuadrat:
64
( ){ ∑( ) } dengan disebut
logaritma asli dari bilangan 10.
Kriteria pengujian: tolak jika ( )( )dengan ( )( )
didapat distribusi chi-kuadrat dengan peluang( ), ( ) dan taraf
signifikan (Sudjana, 2005: 262–263).
3.8.3 Uji Kesamaan Rata-rata (Uji Pihak Kanan)
Uji kesamaan rata-rata digunakan untuk mengetahui mana yang lebih baik
antara kelas eksperimen 2 dan kelas kontrol. Untuk menguji kesamaan dua rata-
rata digunakan uji rata-rata satu pihak yaitu uji pihak kanan. Hipotesis yang
digunakan adalah sebagai berikut.
H0: µ1 µ2 (rata- rata hasil tes belajar peserta didik yang diterapkan
pembelajaran model ekspositori dengan menggunakan media ”3 In
1” kurang dari atau sama dengan rata-rata hasil tes belajar peserta
didik yang diterapkan pembelajaran model ekspositori).
H1: µ1 > µ2 (rata-rata hasil tes kemampuan pemecahan masalah peserta didik
yang diterapkan pembelajaran model ekspositori dengan
menggunakan media ”3 In 1” lebih baik daripada yang diajar
menggunakan model ekspositori).
Karena 21 , maka digunakan rumus:
√
65
dengan
( )
( )
Keterangan
t :
: nilai rata-rata kelompok eksperimen
: nilai rata-rata kelompok kontrol
: banyaknya peserta didik kelompok eksperimen
: banyaknya peserta didik kelompok kontrol
: varians kelompok eksperimen
: varians kelompok kontrol
: simpangan baku gabungan (Sudjana, 2005: 239)
Kriteria pengujian: H0 diterima jika t < t (1 – α) dan tolak H0 jika t
mempunyai harga lain, dimana t (1 – α) , didapat dari daftar distribusi t dengan dk =
(n1 + n2 – 2) dan α = 5% (Sudjana, 2005: 239).
3.8.4 Analisis Varians Satu Arah (ANAVA)
Analisis varians satu arah dimaksudkan untuk menentukan apakah
kelompok sampel memiliki rata-rata yang sama ataukah tidak secara statistik.
Sebuah populasi yang masing–masing berdistribusi normal dengan rata–rata ,
, , … , dan simpangan baku berturut-turut . Akan diuji
hipotesis nol dengan hipotesis alternatif .
artinya rata-ratanya sama;
paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku artinya rata-
ratanya berbeda.
2
2
66
Data sampel akan dinyatakan dengan yang berarti data ke-j dalam
sempel yang diambil dari populasi ke-i. Untuk memudahkan, data sempel disusun
seperti dalam Tabel 3.6 di bawah ini.
Tabel 3.6 Data Sampel Dari k Buah Populasi Berdistribusi Normal
DARI POPULASI KE
1 2 3 …… k
Data Hasil
Pengamatan
……
……
. . . .
……
Jumlah
Rata-rata
Untuk memudahkan perhitungan, akan digunakan simbol-simbol berikut:
∑ dengan
∑( )
∑ jumlah kuadrat-kuadrat (JK) dari semua nilai pengamatan
∑
Daftar analisi varians untuk menguji adalah seperti tabel di bawah ini.
Tabel 3.7 Daftar Analisis Varians
Sumber variansi Dk JK KT F
Rata-rata 1 RY R=RY/1
Antar kelompok k-1 ( ) A/D
Dalam kelompok ∑( ) ∑( )
Total ∑ ∑
Dengan jalan membagi KT antar kelompok oleh KT dalam kelompok,
maka diperoleh harga
( )
∑( )
67
Di mana dapat digunakan untuk menguji hipotesis kesamaan beberapa rata-rata
populasi. Jika harga ini lebih besar dari F tabel dengan dk pembilang (k-1) dan
dk penyebut ∑( ) untuk yang dipilih. Maka hipotesis nol ditolak
(Sudjana, 2005: 305).
3.8.5 Uji Lanjut dengan Tukey-Kramer
Apabila pada anava ditolak maka diteruskan dengan uji lanjut. Uji
lanjut digunakan untuk mengetahui pasangan nilai mean yang perbedaannya
signifikan. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah uji lanjut Tukey-Kramer.
Uji Tukey-Kramer adalah uji lanjut setelah uji anava yang membandingkan
kelompok-kelompok dengan jumlah sampel yang tidak sama besar (Purwanto,
2011: 205). Pengujian dilakukan dengan membandingkan antara beda mean
dengan beda kritik. Beda mean merupakan selisih rata-rata pasangan kelompok
yang dibandingkan. Beda kritik dihitung dengan rumus:
√ ( ) (
)
Keterangan
BK : Beda Kritik
SR : Harga studentized range
RJK (DK) : Rata-rata jumlah kuadrat dalam kelompok
nj : Jumlah sampel kelompok I
nk : Jumlah sampel kelompok II
Dua kelompok yang dibandingkan dikatakan mempunyai perbedaan rata-
rata yang signifikan apabila beda mean > beda kritik (Purwanto, 2011: 206).
68
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Proses Penelitian
Hasil penelitian dalam bab ini adalah uraian hasil penelitian di SMP
Negeri 13 Semarang pada kelas eksperimen 1, kelas eksperimen 2, dan kelas
kontrol setelah dikenai pembelajaran yang berbeda. Kelas IX F sebagai kelas
eksperimen 1 dikenai model pembelajaran TGT dengan menggunakan media “3
In 1”, kelas IX E sebagai kelas eksperimen 2 dikenai model pembelajaran
ekspositori dengan menggunakan media “3 In 1”, dan kelas IX G sebagai kelas
kontrol dikenai model pembelajaran ekspositori. Berdasarkan penelitian yang
telah dilaksanakan pada tanggal 26 Juli 2012 sampai dengan 10 Agustus 2012
diperoleh data akhir yaitu nilai tes hasil belajar pada materi kesebangunan.
Setelah pembelajaran dilaksanakan, peserta didik diberikan tes untuk
memperoleh data hasil belajar yang kemudian dianalisis. Analisis data hasil tes
meliputi uji normalitas, uji homogenitas, uji ketuntasan belajar, analisis varians
satu arah, dan uji lanjut dengan Tukey-Kramer. Tes hasil belajar menggunakan 6
butir soal uraian. Tes tersebut diikuti oleh 96 peserta didik yang terdiri dari 32
peserta didik kelas IX F (kelas eksperimen 1), 33 dari peserta didik kelas IX E
(kelas eksperimen 2) dan 31 peserta didik kelas IX G (kelas kontrol). Deskripsi
hasil belajar materi kesebangunan kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat
dilihat pada tabel 4.1 berikut.
68
69
Tabel 4.1 Deskripsi Hasil Belajar
No Statistik Deskriptif Kelas
Eksperimen 1
Kelas
Eksperimen 2 Kelas Kontrol
1 Banyak Peserta didik 32 33 31
2 Nilai Tertinggi 100 98 96
3 Nilai Terendah 42 45 16
4 Rata-rata 80,93 70,49 60,04
5 Varians 200,64 223,22 384,92
6 Simpangan Baku 14,16 14,94 19,62
4.1.2 Analisis Data Awal
Pada penelitian ini nilai rapor kelas VIII semester 2 yang dimiliki peserta
didik kelas IX E, IX F, dan IX G SMP Negeri 13 Semarang Tahun ajaran 2011-
2012 digunakan sebagai data awal untuk menentukan sampel. Analisis tahap awal
meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji kesamaan rata-rata adalah
sebagai berikut.
4.1.2.1 Uji Normalitas
Untuk menguji kenormalan distribusi populasi digunakan uji chi-kuadrat
pada masing-masing kelas. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:
: data berdistribusi normal;
: data tidak berdistribusi normal.
Kriteria pengujian adalah tolak jika
. Hasil analisis
tentang hasil uji normalitas, dapat dilihat pada Tabel 4.2 di bawah ini.
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Awal
Kelas ( )
Kesimpulan
IX E 2,13 5 11,07 Data berdistribusi normal
IX F 4,45 5 11,07 Data berdistribusi normal
IX G 5,40 5 11,07 Data berdistribusi normal
70
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa uji normalitas pada kelas IX E, IX
F, dan IX G diperoleh nilai kurang dari nilai
. Karena
berarti data pada kelas IX E, IX F, dan IX G seluruhnya berdistribusi normal.
Perhitungan selengkapnya pada lampiran 55.
4.1.2.2 Uji Kesamaan Varians (Uji Homogenitas)
Untuk menguji homogenitas (kesamaan varians) digunakan uji Bartlett.
Uji homogenitas ini untuk mengetahui apakah nilai awal ketiga data mempunyai
varians yang homogen. Hipotesis statistik dan hipotesis penelitian yang digunakan
adalah sebagai berikut:
artinya varians homogen;
salah satu tanda sama dengan salah artinya varians tidak homogen.
Keterangan:
varians nilai rapor kelas IX E varians nilai rapor kelas IX G
varians nilai rapor kelas IX F
Kriteria pengujian adalah: tolak jika
. Hasil analisis
data awal tentang uji homogenitas, dapat dilihat pada Tabel 4.3 di bawah ini.
Tabel 4.3 Hasil Uji Hormogenitas Data Awal
( ) Kriteria homogen Kesimpulan
0,27 2 5,99
Data homogen
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa
dengan
dan derajat kebebasan ( ) , diperoleh
(( ) ( )) . Hal
ini menunjukan bahwa nilai
. Jadi, diterima artinya ketiga
71
data mempunyai varians yang sama (homogen). Perhitungan selengkapnya pada
lampiran 56.
4.1.2.3 Analisis Varians Satu Arah (ANAVA)
Analisis varians satu arah dimaksudkan untuk menentukan apakah
kelompok sampel memiliki rata-rata yang sama ataukah tidak secara statistik..
Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:
artinya rata-ratanya sama;
paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku artinya rata-ratanya
berbeda.
Keterangan:
= nilai rata-rata rapor kelas IX E = nilai rata-rata rapor kelas IX G
= nilai rata-rata rapor kelas IX F
Kriteria pengujian adalah: terima jika ( )( ). Hasil
analisis data awal tentang anava, dapat dilihat pada Tabel 4.4 di bawah ini.
Tabel 4.4 Analisis Varians Satu Arah (ANAVA) Data Awal
( ) ( ) Kesimpulan
0,21 2 93 3,094 Data memiliki rata-rata sama
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa dengan ,
( ) , ( ) diperoleh ( )( ) (( )( )( )) . Hal
ini menunjukan bahwa nilai ( )( ). Jadi, diterima artinya
ketiga data mempunyai rata-rata yang sama. Perhitungan selengkapnya pada
lampiran 54.
72
Berdasarkan uji normalitas, homogenitas, dan kesamaan rata-rata, maka
nilai rapor peserta didik kelas IX E, IX F, dan IX G berdistribusi normal, memiliki
varians yang homogen dan memiliki rata-rata yang sama sehingga dapat
digunakan sebagai sampel penelitian.
4.1.3 Hasil Analisis Soal Uji Coba Instrumen Penelitian
Setelah melaksanakan uji coba instrumen, hasilnya dianalisis untuk
mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda soal. Soal-soal
yang memenuhi kriteria akan digunakan untuk penilaian hasil belajar peserta didik
dan yang belum memenuhi akan diperbaiki atau dibuang.
4.1.3.1 Validitas Soal
Berdasarkan perhitungan dengan rumus point biserial, maka diperoleh
semua soal valid yaitu soal nomor: 1, 3, 4, 6, 8, 9. Perhitungan selengkapnya pada
lampiran 9.
4.1.3.2 Reliabilitas Soal
Setelah dilakukan perhitungan terhadap hasil uji coba tes diperoleh
, sedangkan harga . Jadi sehingga
tes yang diujicobakan reliabel. Untuk perhitungan selengkapnya terdapat dalam
lampiran 12.
4.1.3.3 Tingkat Kesukaran Butir Soal
Setelah dilakukan analisis taraf kesukaran pada soal uji coba dalam
penelitian ini, diperoleh hasil sebagai berikut.
a. Butir soal yang termasuk mudah yakni butir soal nomor 2, 7, 9.
b. Butir soal yang termasuk sedang yakni butir soal nomor 1, 3, 5, 6, 8, 10.
73
c. Butir soal yang termasuk sukar yakni butir soal nomor 4.
Untuk perhitungan selengkapnya terdapat dalam lampiran 10.
4.1.3.4 Analisis Daya Pembeda Soal
Hasil yang diperoleh setelah dilakukan analisis daya beda soal, diperoleh
hasil sebagai berikut.
a. Butir soal yang termasuk kriteria jelek yakni butir soal nomor 2, 5, 7, 10.
b. Butir soal yang termasuk kriteria cukup yakni butir soal nomor 1, 3, 9.
c. Butir soal yang termasuk kriteria baik yakni butir soal nomor 4, 6, 8.
Untuk perhitungan selengkapnya terdapat dalam lampiran 11.
4.1.3.5 Penentuan Instrumen
Dari proses perhitungan analisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran,
dan daya beda soal, maka butir soal uji coba yang digunakan untuk mengambil
data pada penelitian ini sebanyak 6 butir soal, yaitu 1, 3, 4, 6, 8, dan 9.
4.1.4 Analisis Tahap Akhir
Setelah diberikan tes diperoleh data hasil belajar peserta didik yang
kemudian dilakukan analisis. Analisis tahap akhir untuk menguji uji normalitas
data, uji homogenitas, hipotesis I dengan uji kesamaan rata-rata (uji pihak kanan),
hipotesis II dengan analisis varians satu arah (ANAVA), dan diuji lanjut dengan
menggunakan Tukey-Kramer adalah sebagai berikut.
4.1.4.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas dilakukan terhadap data hasil belajar peserta didik pada
kelas eksperimen 1, kelas eksperimen 2, dan kelas kontrol. Hipotesis yang
digunakan adalah sebagai berikut:
74
: data berdistribusi normal;
: data tidak berdistribusi normal.
Kriteria pengujian adalah tolak jika
. Hasil analisis
tentang hasil uji normalitas, dapat dilihat pada Tabel 4.5 di bawah ini.
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data Akhir
Kategori
Kesimpulan
Hasil belajar kelas eksperimen 1 5,93 11,1 Data berdistribusi normal
Hasil belajar kelas eksperimen 2 8,02 12,6 Data berdistribusi normal
Hasil belajar kelas kontrol 4,02 11,1 Data berdistribusi normal
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa data hasil belajar kelas
eksperimen 1 diperoleh
, sedangkan . Hal ini
menunjukan bahwa nilai
. Jadi, diterima sehingga hasil
belajar pada kelas eksperimen 1 berdistribusi normal.
Nilai
data hasil belajar kelas eksperimen 2 adalah 8,02,
sedangkan . Hal ini menunjukan bahwa nilai
.
Jadi, diterima sehingga hasil belajar pada kelas eksperimen 2 berdistribusi
normal.
Perhitungan pada data hasil belajar kelas kontrol diperoleh
, sedangkan . Hal ini menunjukan bahwa nilai
. Jadi, diterima sehingga data hasil belajar pada kelas kontrol
berdistribusi normal. Untuk perhitungan lengkapnya pada lampiran 59-61.
75
4.1.4.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa sampel
penelitian berada pada kondisi yang sama atau homogen. Uji homogenitas
dilakukan dengan penyelidikan apakah nilai hasil belajar peserta didik pada kelas
eksperimen 1 ( ), eksperimen 2 ( ), dan kelas kontrol ( ) mempunyai varians
yang sama (homogen). Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:
:
(ketiga kelompok memiliki varians yang sama),
: paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku (varian tidak homogen).
Kriteria pengujian adalah tolak jika . Hasil uji homogenitas
dapat dilihat pada Tabel 4.6 di bawah ini.
Tabel 4.6 Hasil Uji Hormogenitas Data Akhir
Nilai Hitung ( ) Nilai
Tabel Kriteria homogen Kesimpulan
3,91 1 5,99
Data homogen
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa uji homogenitas dilakukan untuk
mengetahui apakah nilai hasil belajar peserta didik pada kelas eksperimen 1,
eksperimen 2, dan kelas kontrol mempunyai varians yang sama (homogen),
berdasarkan perhitungan diperoleh
dengan dan derajat
kebebasan ( ) , diperoleh
(( ) ( )) . Hal ini
menunjukan bahwa nilai
. Jadi, diterima artinya populasi
mempunyai varians yang sama (homogen). Perhitungan selengkapnya pada
lampiran 62.
76
4.1.4.3 Uji Hipotesis I
Analisis hipotesis I yaitu uji kesamaan rata-rata (uji satu pihak, pihak
kanan). Uji kesamaan rata-rata ini dilakukan untuk menguji rata-rata nilai hasil
belajar di kelas eksperimen 2 yang diterapkan model pembelajaran ekspositori
dengan menggunakan media “3 In 1” ( ) apakah lebih besar dari rata-rata nilai
hasil belajar di kelas kontrol yang diterapkan model pembelajaran ekspositori
( ). Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut.
artinya rata-rata hasil belajar kelas eksperimen 2 lebih kecil
atau sama dengan rata-rata hasil belajar kelas kontrol;
artinya rata-rata hasil belajar kelas eksperimen 2 lebih besar
atau sama dengan rata-rata hasil belajar kelas control.
Kriteria pengujian adalah: terima jika . Hasil uji kesamaan
rata-rata satu pihak, pihak kanan di atas dapat dilihat pada Tabel 4.7 di bawah ini.
Tabel 4.7 Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata Satu Pihak, Pihak Kanan
Nilai Kesimpulan Artinya
Hasil belajar
peserta didik
Rata-rata hasil belajar kelas
eksperimen 2 lebih besar
dari rata-rata hasil belajar
kelas kontrol
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa hasil belajar diperoleh ,
sedangkan ( ) . Hal ini menunjukan bahwa nilai ( ). Jadi,
ditolak artinya rata-rata hasil belajar peserta didik di kelas eksperimen 2 lebih
77
besar dari hasil belajar peserta didik di kelas kontrol. Perhitungan selengkapnya
pada lampiran 63.
4.1.4.4 Uji Hipotesis II
Analisis hipotesis II ini meliputi analisis varians satu arah (ANAVA) dan
selanjutnya akan diuji lanjut dengan menggunakan Tukey-Kramer pada nilai hasil
belajar kelas eksperimen 1, kelas eksperimen 2, dan kelas kontrol.
a) Analisis varians satu arah (ANAVA)
Uji perbedaan rata-rata (Anava Satu Arah) digunakan untuk mengetahui
apakah rata-rata kelas eksperimen 1, eksperimen 2, dan kontrol berbeda signifikan
atau tidak. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut.
artinya rata-ratanya sama;
paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku artinya rata-
ratanya berbeda.
Keterangan:
= nilai rata-rata hasil belajar peserta didik kelas eksperimen 1
= nilai rata-rata hasil belajar peserta didik kelas eksperimen 2
= nilai rata-rata hasil belajar peserta didik kelas kontrol
Kriteria pengujian adalah: terima jika ( )( ). Hasil
analisis data awal tentang anava, dapat dilihat pada Tabel 4.8 di bawah ini.
Tabel 4.8 Analisis Varians Satu Arah (ANAVA) Hasil Belajar
( ) ( ) Kesimpulan
17,7 2 93 3,094 Data memiliki rata-rata yang
berbeda
78
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa dengan ,
( ) , ( ) diperoleh ( )( ) (( )( )( )) . Hal
ini menunjukan bahwa nilai ( )( ). Jadi, ditolak artinya
ketiga data memiliki rata-rata yang berbeda. Perhitungan selengkapnya pada
lampiran 64.
b) Uji lanjut Tukey-Kramer
Berdasarkan hasil anava di atas, ditolak artinya ketiga data memiliki
rata-rata yang berbeda. Untuk mengetahui perbedaan rata-rata yang berbeda
secara signifikan di antara masing-masing kelompok sampel maka harus
dianalisis dengan uji lanjut. Uji lanjut dalam penelitian ini menggunakan Tukey-
Kramer. Pengujian dilakukan dengan membandingkan antara beda mean dengan
beda kritik. Dua kelompok yang dibandingkan dikatakan mempunyai perbedaan
rata-rata yang signifikan apabila beda mean > beda kritik. Hasil uji lanjut Tukey-
Kramer dapat dilihat pada Tabel 4.9 di bawah ini.
Tabel 4.9 Perbandingan Beda Mean dan Beda Kritik
Perbandingan Rata-Rata Beda
Mean
Beda
Kritik Kesimpulan Artinya
Eksperimen 1 > Eksperimen 2 10,44 9,79 BM>BK Signifikan
Eksperimen 2 > Kontrol 10,45 9,94 BM>BK Signifikan
Eksperimen 1 > kontrol 20,89 9,87 BM>BK Signifikan
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa beda mean perbandingan antara
masing-masing kelompok sampel lebih besar dari beda kritiknya sehingga
masing-masing kelompok sampel memiliki perbedaan rata-rata yang signifikan
79
artinya rata-rata hasil belajar kelas eksperimen 1 lebih baik daripada rata-rata
kelas eksperimen 2, rata-rata kelas eksperimen 2 lebih baik daripada rata-rata
kelas kontrol, dan rata-rata kelas eksperimen 1 lebih baik dari kelas kontrol. Jadi
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran model TGT dengan menggunakan media
“3 In 1” lebih baik daripada pembelajaran model ekspositori dengan
menggunakan media “3 In 1” maupun pembelajaran model ekspositori.
Perhitungan selengkapnya pada lampiran 65.
4.2 Pembahasan
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui keefektifan model
pembelajaran TGT dengan menggunakan media “3 In 1” terhadap hasil belajar
peserta didik kelas IX SMP Negeri 13 Semarang pada materi kesebangunan.
Sebelum penelitian dilakukan, peneliti mengambil data awal yaitu nilai rapor mata
pelajaran matematika kelas VIII semester genap. Berdasarkan hasil analisis data
awal, pada uji normalitas populasi menunjukkan bahwa
,
artinya populasi berdistribusi normal. Berdasarkan hasil perhitungan uji
homogenitas populasi menunjukkan bahwa
maka diterima,
artinya varians populasi sama sehingga populasi dikatakan homogen. Melalui
teknik simple random sampling, terpilih kelas IX F sebagai kelas eksperimen 1,
kelas IX E sebagai kelas eksperimen 2, dan kelas IX G sebagai kelas kontrol.
Berdasarkan hasil perhitungan uji anava menunjukkan bahwa
maka dapat disimpulkan bahwa ketiga sampel mempunyai kemampuan awal yang
sama.
80
Penelitian ini diawali dengan pelaksanaan pembelajaran pada ketiga kelas
dengan materi kesebangunan. Pada akhir pembelajaran, ketiga kelas dilakukan tes
untuk mengetahui hasil belajar peserta didik. Tes dilakukan pada kelas
eksperimen 1, kelas eksperimen 2, dan kelas kontrol dengan soal yang sama. Soal
tes evaluasi tersebut adalah tes tertulis berbentuk uraian sebanyak enam butir soal
dengan alokasi waktu 60 menit. Sebelum tes diberikan soal tes terlebih dahulu
diujicobakan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan taraf
kesukaran dari tiap-tiap butir tes pada kelas uji coba. Dalam penelitian ini, soal tes
evaluasi yang digunakan pada kelas eksperimen 1 ,kelas eksperimen 2, dan kelas
kontrol sudah memenuhi syarat valid dan reliabel. Jika terdapat butir-butir yang
tidak valid maka dilakukan perbaikan-perbaikan pada butir soal tersebut, sehingga
soal tes tersebut dapat dikatakan baik untuk mengukur kemampuan memahami
konsep materi kesebangunan peserta didik kelas IX SMP Negeri 13 Semarang.
Soal tes evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan soal
pemahaman konsep kesebangunan dan soal yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari sehingga memerlukan pemodelan matematika dalam mengerjakannya.
Setelah diberikan tes evaluasi, diperoleh nilai peserta didik yang kemudian
dianalisis.
4.2.1 Pembelajaran Kelas Eksperimen 1 dengan Model Pembelajaran TGT
dengan Menggunakan Media “3 In 1”
Pembelajaran pada kelas eksperimen 1 peneliti menerapkan model
pembelajaran TGT dengan menggunakan media “3 In 1”. Tahapan pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TGT, yaitu presentasi
81
kelas, belajar kelompok, games, turnamen, dan penghargaan kelompok. Untuk
media “3 In 1” itu sendiri terdiri dari media flash, alat peraga, dan kartu
berpasangan. Media flash tersebut berisikan semua bahan ajar yang akan
diajarkan dalam 4 pertemuan. Setiap 1 kali pertemuan berisikan paparan materi,
LKPD, dan game. Selain itu, untuk pertemuan ke-5 terdapat turnamen yang
aturannya juga dikemas dalam media flash serta terdapat rapor untuk rekapan skor
game dan turnamen seluruh pertemuan. Alat peraga yang digunakan berupa
bangun-bangun datar yang saling sebangun dan terbuat dari kertas BC. Begitu
juga dengan kartu berpasangan, kartu berpasangan ini dibuat sesuai materi yang
diajarkan pada setiap pertemuan dan digunakan pada saat sesi game.
Pada tahap presentasi kelas, guru menjelaskan materi pembelajaran
dengan menggunakan media flash. Penggunaan media flash ini mampu untuk
memvisualisasikan konsep-konsep yang abstrak dalam matematika dan membuat
suasana kelas menjadi hidup. Namun selain menggunakan media flash, pada tahap
ini guru juga memanfaatkan alat peraga yang berupa bangun datar yang sebangun
sehingga selain peserta didik mendapatkan visualisasinya peserta didik juga dapat
secara kongkrit melihat konsep-konsep yang diajarkan. Hal tersebut sesuai dengan
teori Bruner bahwa penggunaan alat peraga dalam pembelajaran yang dapat
membantu menyampaikan pengalaman kepada peserta didik serta memberikan
gambaran mengenai objek yang mewakili suatu konsep.
Pada tahap belajar kelompok, pemakaian LKPD sebagai bahan diskusi
membantu dalam membangun konsep secara matang dari masalah yang diberikan.
Dengan menggunakan LKPD, kegiatan belajar terpusat pada peserta didik karena
82
peserta didik sendiri yang harus menyelesaikan permasalahan dan mengkonstruksi
pengetahuannya. LKPD dikerjakan dengan teman satu kelompoknya. Apabila ada
salah satu anggota kelompok yang belum paham, maka anggota kelompok yang
lain bertanggung jawab untuk menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan
kepada guru. Peran guru saat belajar kelompok adalah sebagai pemimpin,
fasilitator, dan motivator. Sebagai seorang pemimpin, guru bertugas untuk
mengkondisikan dan mengarahkan peserta didik agar proses pembelajaran
berlangsung dengan baik. Guru sebagai fasilitator mempunyai tugas memberi
bimbingan dan arahan sehingga tidak hanya mendikte peserta didik. Guru sebagai
motivator bertugas membangkitkan semangat dan minat belajar peserta didik.
Dalam proses pembelajaran TGT terdapat tahapan belajar kelompok yang
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk saling bertukar pendapat atau
ide untuk memecahkan masalah.
Dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TGT
terdapat tahapan game dan turnamen. Dalam tahap game ini, peneliti
menggunakan kartu berpasangan yang harus dipecahkan oleh masing-masing
kelompok dan masing-masing kelompok harus dapat memberikan penjelasannya
dalam lembar jawab. Game dilaksanakan di sesi terakhir setiap kali pertemuan.
Sedangkan pada pertemuan ke-5, dilaksanakan turnamen yang melibatkan semua
peserta didik untuk berkompetensi demi memperjuangkan kelompoknya menjadi
yang terbaik. Pembelajaran TGT melatih keberanian peserta didik untuk
mengungkapkan pendapat, lebih menghargai pendapat orang lain, berkompetisi
dengan sportif, dan bekerjasama dalam kelompok, serta meningkatkan aktivitas
83
peserta didik sehingga diharapkan kemampuan pemahaman konsep, penalaran,
dan pemecahan masalah peserta didik menjadi lebih baik.
Tahap terakhir dari pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah penghargaan
kelompok. Poin-poin yang didapatkan dari game dan turnamen untuk menentukan
penghargaan kelompok. Peserta didik semangat untuk belajar agar kelompok
mereka menang dan mendapat penghargaan. Adanya pemberian penghargaan
pada kelompok membuat peserta didik merasa puas dengan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru.
Pada pertemuan pertama, guru mempresentasikan materi tentang
kesebangunan pada segiempat dengan menggunakan media flash. Peserta didik
antusias menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam media flash dengan
bimbingan guru. Contoh tampilan media flash yang digunakan pertemuan pertama
ditunjukkan pada Gambar 4.1 berikut ini.
Gambar 4.1 Contoh Tampilan Media Flash Pertemuan Pertama
Selain materi dipresentasikan dengan menggunakan media flash. Guru juga
menggunakan bantuan alat peraga. Alat peraga pada pertemuan pertama ini
berupa 2 bangun persegi panjang dan 2 bangun trapesium yang sebangun. Alat
84
peraga ini digunakan untuk memudahkan peserta didik memahami konsep secara
kongkrit. Contoh alat peraga yang digunakan pertemuan pertama ditunjukkan
pada Gambar 4.2 berikut ini.
Gambar 4.2 Contoh Alat Peraga Pertemuan Pertama
Setelah menjawab pertanyaan konstruktif dalam media flash, guru
memfasilitasi peserta didik untuk membaginya ke dalam kelompok yang
anggotanya heterogen. Setiap kelompok terdiri dari empat peserta didik di mana
anggota kelompok telah ditetapkan oleh guru berdasarkan nilai rapor pada kelas
VIII semester genap. Guru memberi nama kelompok, yaitu kelompok 1, 2, 3, 4, 5,
6, 7, dan 8. Peserta didik membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
berkelompok karena bingung menentukan posisi tempat duduk perkelompok.
Melihat kondisi kelas yang gaduh guru segera membantu mengatur tempat duduk
peserta didik. Pembagian kelompok terlampir pada Lampiran 63. Setelah semua
berkumpul dengan kelompok masing-masing, peserta didik bekerja sama
mendiskusikan LKPD yang berisi soal latihan yang berkaitan dengan
kesebangunan segiempat. LKPD pada pertemuan pertama ini dapat dilihat pada
85
Lampiran 29. Pada kelompok 5 peneliti melihat tidak semua peserta didik
mengerjakan LKPD karena terdapat seorang peserta didik putri yang tidak ikut
mengerjakan LKPD sendiri. Peneliti mendekati dan menanyakan alasan peserta
didik tersebut mengerjakan sendiri. Alasan peserta didik tersebut adalah peserta
didik malu belajar bersama dalam kelompok tersebut karena anggota yang lain
peserta didik putra. Kemudian peneliti memberikan penjelasan kepada peserta
didik tersebut agar tidak perlu merasa malu karena tujuan dari pembelajaran
kooperatif tipe TGT adalah melatih peserta didik bekerjasama dan lebih aktif
dalam belajar matematika. Sedangkan pada kelompok 6 belum bisa bekerja
kelompok secara baik karena masih sering membuat gaduh sehingga mengganggu
konsentrasi kelompok lain. Setelah peneliti mendekati kelompok tersebut, peneliti
memberikan arahan bahwa bekerja secara kelompok dapat saling membatu
antaranggota kelompok yang belum bisa memahami materi.
Selanjutnya peneliti mengamati kelompok 1. Diskusi berjalan dengan baik
pada kelompok 1. Semua anggota kelompok 1 aktif dalam diskusi kelompok.
Pada kelompok 4, peneliti melihat peserta didik agak gaduh karena saling tunjuk
dengan teman untuk mengerjakan LKPD. Guru mendatangi mereka dan
menegaskan kembali bahwa mereka harus bekerjasama untuk mempelajari LKPD
tersebut. Berbeda dengan kelompok 3 yang mengerjakan LKPD dengan berbagi
tugas. Dua peserta didik mengerjakan soal nomor satu dan dua peserta didik
lainnya mengerjakan soal nomor dua. Diskusi pada kelompok 2, 7, dan 8 terlihat
belum berjalan dengan baik. Masih terlihat beberapa dari anggotanya yang tidak
ikut berdiskusi. Dari pengamatan peneliti, kelompok 1, 3, dan 8 yang lebih dulu
86
berinisiatif untuk bertanya pada guru. Setelah 15 menit menyelesaikan LKPD,
guru memberikan kunci jawaban LKPD pada media flash untuk mengoreksi hasil
diskusi kelompoknya.
Tahap selanjutnya adalah game, guru memberikan game dengan
menggunakan kartu berpasangan. Game diberikan untuk mendapatkan skor yang
akan menjadi bagian dari skor awal turnamen. Guru membacakan aturan game
yang terdapat dalam media flash. Dalam penelitian ini, soal game berupa kartu
berpasangan yang harus diselesaikan oleh setiap kelompok. Soal game terdiri dari
2 kartu soal dalam amplop A yang merupakan bangun trapesium dan layang-
layang dimana masing-masing kartu tersebut harus dicari pasangan bangun yang
saling sebangun dari 4 pilihan kartu pasangan dalam amplop B. Setelah
menemukan pasangannya, kartu tersebut ditempelkan di lembar jawab yang
disediakan dan setiap kelompok harus memberikan alasannya. Setelah dibahas
dengan jawaban yang benar, skor yang diperoleh akan dipakai sebagi skor awal
dan kelompok yang tergiat akan mendapatkan penghargaan berupa bintang yang
terbuat dari kertas BC yang bertujuan untuk memotivasi kelompok yang telah
bekerja sama dengan baik. Contoh kartu berpasangan yang digunakan pertemuan
pertama ditunjukkan pada Gambar 4.3 berikut ini.
87
Gambar 4.3 Contoh Kartu Berpasangan Pertemuan Pertama
Suasana kelas pembelajaran gaduh dan kerja sama peserta didik dalam
kelompok belum terjalin dengan baik karena sebagian besar anggota kelompok
hanya bergantung pada anggota kelompok yang lebih pintar. Kelompok 2, 3, 4, 5,
dan 8 mampu mengerjakan kartu berpasangan tersebut dengan benar sehingga
memperoleh skor 100 dan yang mendapatkan bintang yaitu kelompok 3.
Pada pertemuan kedua, materi yang diajarkan adalah kesebangunan pada
segitiga. Peserta didik antusias menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam media
flash. Pada saat diskusi kelompok, peserta didik kesulitan dalam menyelesaikan
soal yang terdapat dalam LKPD. Masih banyak peserta didik yang bertanya
kepada guru tentang langkah-langkah dalam menyelesaikan LKPD tersebut. Pada
saat pelaksanaan game, kerja sama peserta didik dalam kelompok sudah mulai
terjalin dengan baik karena sebagian besar anggota kelompok sudah bekerja sama
dengan baik. Pada tahap game, soal game terdiri dari 3 kartu soal dalam amplop A
yang merupakan 3 bangun segitiga sembarang dimana masing-masing kartu
tersebut harus dicari pasangan bangun yang saling sebangun dari 4 pilihan kartu
88
pasangan dalam amplop B. Pada game ini hanya kelompok 1 yang belum mampu
menjawab dengan sempurna karena kelompok 1 mendapatkan skor 90.
Perhitungan skor game selengkapnya ada pada Lampiran 51.
Pada pertemuan ketiga dan keempat proses pembelajaran hampir sama
dengan pertemuan sebelumnya. Perbedaan terletak pada materi yang diajarkan
yaitu pertemuan ketiga diajarkan mengenai penggunaan konsep kesebangunan
segitiga dalam pemecahkan masalah dan pertemuan keempat diajarkan tentang
kesebangunan pada segitiga siku-siku. Pada pertemuan ini, aktivitas, dan
keaktifan peserta didik meningkat. Peserta didik sudah bisa menyesuaikan diri
dengan model pembelajaran TGT dan kerja sama yang terjalin antar anggota
kelompok sudah baik. Pembagian peserta didik ke dalam kelompok-kelompok
yang heterogen untuk menyelesaikan soal-soal yang terdapat dalam LKPD sangat
membantu mereka untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan anggota
kelompok.
Pada pertemuan kelima, guru tidak memberikan presentasi materi seperti
pada pertemuan sebelumnya tetapi dilakukan sebuah turnamen. Turnamen
dilaksanakan dalam bentuk permainan yang berupa kartu soal. Langkah pertama
pada tahap ini adalah pembentukan peserta turnamen. Semua peserta didik terlibat
dalam permainan akademik dalam meja-meja turnamen. Satu meja turnamen
terdiri dari 8 peserta didik yang terdiri dari perwakilan anggota kelompok
mempunyai kemampuan yang homogen sehingga akan terjadi persaingan yang
seimbang. Masing-masing peserta didik menghitung skor yang diperoleh. Skor
tersebut akan disumbangkan untuk kelompok masing-masing. Hasil dari skor
89
turnamen akan digabungkan dengan nilai game. Guru juga akan memberikan
penghargaan untuk kelompok yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan.
Kelompok yang mendapatkan penghargaan kelompok terbaik yaitu kelompok 3
dengan mengumpulkan jumlah skor tertinggi yaitu 500 dan kelompok 8
memperoleh penghargaan sebagai kelompok tergiat karena memperoleh 3 bintang
dari pertemuan-pertemuan sebelumnya. Perhitungan skor turnamen selengkapnya
ada pada lampiran 53.
Pertemuan selanjutnya yaitu pertemuan keenam dilakukan tes evaluasi hasil
belajar. Pembelajaran di kelas eksperimen 1 dilaksanakan sesuai RPP walaupun
masih ada beberapa kegiatan yang belum dilaksanakan dengan baik. Kendala atau
hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen adalah sebagai
berikut.
(1) Peserta didik merasa asing dengan model pembelajaran yang diterapkan
yaitu model pembelajaran TGT dengan penggunaan 3 media dalam
pembelajaran, karena baru pertama kali bagi peserta didik.
(2) Suasana kelas menjadi gaduh, peserta didik merasa bingung saat pembagian
kelompok dan tempat duduk masing-masing kelompok.
(3) Peserta didik kurang aktif selama diskusi kelompok.
(4) Sulit merencanakan waktu yang diperlukan secara tepat untuk setiap
kegiatan.
Solusi atau cara untuk mengatasi masalah tersebut adalah sebagai berikut.
(1) Guru harus lebih aktif untuk mengarahkan peserta didik agar mengikuti
langkah-langkah pembelajaran dengan model pembelajaran TGT.
90
(2) Guru menginformasikan dengan jelas tentang pembagian kelompok dan
tempat duduk masing-masing kelompok.
(3) Peran aktif guru dalam memantau dan mengarahkan peserta didik selama
diskusi berlangsung serta pemberian motivasi oleh guru.
(4) Guru menyusun pembagian waktu secara terperinci terutama pada saat
turnamen.
4.2.2 Pembelajaran Kelas Eksperimen 2 dengan Model Pembelajaran
Ekspositori dengan Menggunakan Media “3 In 1”
Pembelajaran pada kelas eksperimen 2 peneliti menerapkan model
pembelajaran ekspositori dengan menggunakan media “3 In 1”. Metode
pembelajaran ekspositori digunakan dengan memberikan keterangan terlebih
dahulu definisi, prinsip dan konsep materi pelajaran serta memberikan contoh-
contoh latihan pemecahan masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi, tanya
jawab dan penugasan. Peserta didik mengikuti pola yang ditetapkan oleh guru
secara cermat. Penggunaan metode ekspositori merupakan metode pembelajaran
mengarah kepada tersampaikannya isi pelajaran kepada peserta didik secara
langsung.
Pada pembelajaran ekspositori ini juga menggunakan media “3 In 1”.
Media “3 In 1” ini sama seperti apa yang digunakan di kelas eksperimen 1.
Perbedaannya terletak pada penggunaan kartu berpasangannya. Kartu
berpasangan pada kelas ini dikerjakan oleh teman sebangkunya tidak secara
kelompok. Jumlah pertemuaan di kelas eksperimen 2 ini sebanyak 5 kali yang
91
terdiri 4 kali pertemuan untuk menjelaskan materi dan pertemuan terakhir
digunakan untuk tes evaluasi.
4.2.3 Pembelajaran Kelas Kontrol dengan Model Pembelajaran Ekspositori
Pembelajaran di kelas kontrol diterapkan model pembelajaran ekspositori.
Penerapan pembelajaran ini dilakukan oleh guru dengan langkah-langkah
pembelajaran yang sering digunakan oleh guru tersebut. Dalam pembelajaran di
kelas kontrol ini tidak menggunakan media apapun. Jumlah pertemuan di kelas
eksperimen 2 ini sebanyak 5 kali yang terdiri 4 kali pertemuan untuk menjelaskan
materi dan pertemuan terakhir digunakan untuk tes evaluasi.
Setelah ketiga kelas mendapatkan perlakuan yang berbeda yaitu dengan
model pembelajaran TGT dengan menggunakan media ”3 In 1” pada kelas
eksperimen 1, model pembelajaran ekspositori dengan menggunakan media ”3 In
1” pada kelas eksperimen 2, dan model pembelajaran ekspositori pada kelas
kontrol, ketiga kelas tersebut diberi tes akhir yang hasil belajar peserta didik yang
selanjutnya dilakukan analisis.
Berdasarkan analisis hasil penelitian diketahui bahwa hasil belajar peserta
didik di kelas eksperimen 2 yang diterapkan model pembelajaran ekspositori
dengan menggunakan media ”3 In 1” memiliki rata-rata hasil belajar 70,49 lebih
baik dibanding dengan kelas kontrol yang hanya diterapkan model pembelajaran
ekspositori tanpa menggunakan media ”3 In 1” dengan rata-rata hasil belajar
60,04. Faktor yang diduga menjadi perbedaan rata-rata hasil belajar antara kelas
eksperimen 2 dan kelas kontrol yaitu dengan adanya media ”3 In 1”
mempermudah pemahaman konsep peserta didik karena dengan media flash
92
peserta didik mampu memvisualisasikan hal-hal yang bersifat abstrak, dengan alat
peraga peserta didik mampu membuktikan secara kongkrit mengenai materi
kesebangunan, dan dengan kartu berpasangan peserta didik mampu
mengaplikasikan konsep kesebangunan dalam pemecahan masalah.
Selain itu, dari data yang telah dianalisis diperoleh bahwa hasil belajar
peserta didik pada kelas eksperimen 1 yang memiliki rata-rata hasil belajar 80,93
lebih baik dibandingkan kelas eksperimen 2 yang memiliki rata-rata 70,49
maupun kelas kontrol yang memiliki rata-rata hasil belajar 60,04. Faktor-faktor
yang diduga sebagai penyebab perbedaan antara hasil belajar peserta didik yang
diajarkan dengan model pembelajaran TGT dengan menggunakan media ”3 In 1”
lebih baik dibandingkan dengan model ekspositori dengan menggunakan media ”3
In 1” maupun dibandingkan dengan model pembelajaran ekspositori adalah
sebagai berikut.
(1) Pada pembelajaran kelas eksperimen 1, guru memanfaatkan media
pembelajaran berupa media flash, alat peraga, dan kartu berpasangan.
Penggunaan media pembelajaran berupa media “3 In 1” mempermudah
pemahaman peserta didik tentang materi kesebangunan karena dimulai
dengan visualisasi, membuktikan secara kongkrit, serta mengaplikasikan
konsep dalam pemecahan masalah. Peserta didik lebih mudah menemukan
dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka saling
mendiskusikan masalah-masalah tersebut dengan temannya.
(2) Pada pembelajaran kelas eksperimen 1, terdapat pelaksanaan game dan
turnamen membuat suasana belajar lebih menyenangkan, belajar sambil
93
bermain dan berkompetisi, peserta didik semangat dalam pembelajaran,
sehingga kemampuan memahami konsep dan meyelesaikan masalah peserta
didik menjadi lebih baik.
(3) Pada pembelajaran kelas eksperimen 1, terdapat tahap penghargaan
kelompok. Dengan diberikannya penghargaan kelompok diharapkan dapat
membuat peserta didik untuk lebih aktif dalam pembelajaran dan
mendapatkan hasil belajar yang lebih baik.
Dari uraian pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
model TGT dengan menggunakan media “3 In 1” dapat diterapkan pada
pembelajaran matematika khususnya di SMP Negeri 13 Semarang. Karena jika
diterapkan dengan baik dapat membuat pembelajaran matematika menjadi lebih
efektif sehingga hasil belajar peserta didik kelas IX pada materi kesebangunan
menjadi lebih baik. Hal ini hampir serupa dengan hasil penelitian Pusparini dan
Afiati yang telah terlebih dahulu meneliti tentang model pembelajaran TGT.
Hasil penelitian Pusparini (2011) mengungkapkan bahwa model
pembelajaran TGT lebih efektif dibandingkan model pembelajaran konvensional
ditinjau dari prestasi belajar matematika peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1
Purwanegara, Banjarnegara. Perbedaan penelitian Pusparini dengan penelitian ini
terletak pada materi dan media yang digunakan. Pusparini menerapkan model
pembelajaran TGT pada materi fungsi dan tanpa menggunakan bantuan media,
sedangkan penelitian ini menerapkan model pembelajaran TGT pada salah satu
materi matematika yaitu kesebangunan dan menggunakan media ”3 In 1”.
94
Hasil penelitian serupa adalah hasil penelitian dari Afiati (2010) yang
mengungkapkan bahwa hasil belajar akuntansi peserta didik pada pokok bahasan
jurnal umum perusahaan jasa dengan menggunakan model pembelajaran TGT
dengan bantuan media CD pembelajaran lebih tinggi daripada model
pembelajaran kontekstual. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian ini terletak
pada bidang penerapannya dan subyek yang diteliti. Afiati menerapkan model
pembelajaran TGT dengan bantuan media CD interaktif pada bidang IPS di kelas
XI SMA, sedangkan penelitian ini menerapkan model pembelajaran TGT dengan
media ”3 In 1” pada bidang matematika di kelas IX SMP. Berdasarkan hasil
penelitian ini dan hasil penelitian-penelitian sebelumnya, dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran TGT baik diterapkan untuk meningkatkan hasil
belajar peserta didik.
95
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan sebagai berikut.
1. Rata-rata hasil belajar peserta didik yang menerima pelajaran dengan
model pembelajaran ekspositori dengan menggunakan media ”3 In 1”
lebih baik dari rata-rata hasil belajar peserta didik yang menerima
pelajaran dengan model pembelajaran ekspositori.
2. Rata-rata hasil belajar peserta didik yang menerima pelajaran dengan
model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT)
dengan menggunakan media “3 In 1” lebih baik dibandingkan rata-rata
hasil belajar peserta didik yang menerima pelajaran dengan model
pembelajaran ekspositori dengan menggunakan media “3 In 1” maupun
rata-rata hasil belajar peserta didik yang menerima pembelajaran dengan
model ekspositori.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan di atas, saran yang dapat direkomendasikan peneliti
sebagai berikut.
1. Guru matematika dalam menyampaikan materi kesebangunan dapat
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe teams games
95
96
tournament (TGT) dengan menggunakan media “3 In 1” untuk mencapai
hasil belajar peserta didik yang lebih baik.
2. Guru matematika dapat memanfaatkan media “3 In 1” sebagai alat bantu
dalam pembelajaran matematika untuk memudahkan peserta didik dalam
memahami materi pada pelajaran matematika khususnya materi yang
bersifat abstrak.
3. Hal yang harus diperhatikan guru dalam menggunakan model
pembelajaran TGT dengan menggunakan media “3 In 1” yaitu guru harus
lebih aktif mengarahkan peserta didik dalam mengikuti langkah-langkah
pembelajaran model TGT, pembagian kelompok, diskusi kelompok, dan
guru harus menyusun waktu secara terprinci agar pembelajaran dapat
berjalan dengan sesuai apa yang diharapkan.
97
DAFTAR PUSTAKA
Afiati, Z. N. 2010. Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Teams Games
Tournament (TGT) dengan Bantuan Media CD Pembelajaran Terhadap
Hasil Belajar Ekonomi Akuntansi Pokok Bahasan Jurnal Umum Kelas XI
IPS di SMA Negeri I Bawang Kabupaten Banjarnegara Tahun Ajaran
2009/2010. Semarang : Universitas Negeri Semarang. Tersedia di
http://lib.unnes.ac.id/11545/1/12455A.dot [diakses 26-2-2013]
Amri, Sofan & Iif Khoiru Ahmadi. 2010. Konstruksi Pengembangan
Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Arifin, Z. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi).
Jakarta: Bumi Aksara.
Arsyad, Azhar. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Penyusunan KTSP Kabupaten/Kota:
Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang
Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Departemen
Pendidikan Nasional.
Budianto, Haris. 2011. Efektifitas Penggunaan Media Presentasi Animasi Flash
Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fisika :
Kuasi Ekperimen terhadap Siswa SMA PGII 1 Bandung Kelas IX. Skripsi
Universitas Pendidikan Indonesia.
Depdiknas.2002.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Djamarah, S.B & A. Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Dimyati, & Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Husril. 2011. Desain Media Pembelajaran Animasi Berbasis Adobe Flash CS3
Pada Mata Kuliah Instalasi Listrik 2. Journal MEDTEK, 3/2: 5-6
Isjoni. 2010. Pembelajara Kooperatif: Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi
Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Ibrahim, Muslimin dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesa-
University Press.
Jihad, Asep & Abdul Haris. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Pressindo
98
Kartiwi. 2011. Penggunaan Teknik Kartu Berpasangan Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Tentang Manfaat Sumber Daya Alam Pada
Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Skripsi Universitas Pendidikan
Indonesia.
Kurniawan. 2007. Fokus Matematika SMP/MTS. Jakarta : Erlangga
Kusni. 2003. Geometri. Semarang : UNNES.
Mulyasa, E. 2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Pusparini, Novi. 2011. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
(Teams Games Tournament) Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa
SMP Kelas VIII. Yogyakarta : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Tersedia di http://digilib.uin-suka.ac.id/6073/1/BAB%20I,V,%20DAFTAR
%20 PUSTAKA.pdf [diakses 26-2-2012]
Reeves, Thomas C. 1998. The Impact of Media and Technology in Schools
(section 1). The University of Georgia. Tersedia di
http://treeves.coe.uga.edu/edit6900/ BertelsmannReeves98.pdf [diakses 17-
01-2013]
Sadiman, Arief S., dkk. 2011. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. Jakarta: PT RajaGrafindo Pustaka
Salim, Ali. 2005. Trik Membuat Animasi Teks dengan Macromedia Flash MX
2004. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Slavin, Robert. 2011. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung:
Nusa Media.
Sudijono, A. 2006. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sudjana, Nana. 1990. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Sugiarto. 2009. Workshop I. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Suherman, E. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung:
JICA.
Sukardi. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
99
Sukestiyarno. 2006. Instrumen dan Analisis Data Penelitian. Semarang:
Universitas Negeri Semarang.
Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi
Paikem.Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Suyanto, M. 2005. Multimedia Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing.
Yogyakarat: Andi Offset.
Suyitno, Amin. 2004. Dasar-Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I.
Semarang : UNNES.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi
Aksara
Wyk, Micheal M van. 2010. EABR & ETLC Conference Proceedings in Dublin,
Ireland. The Effects Of Teams-Games-Tournaments On Achievement,
Retention, And Attitudes Of Economics Education Student. Hal 31-39.
Tersedia di http://www.cluteinstitute.com/proceedings/2010_Dublin_
ETLC_ Articles/ Article%20131.pdf [diakses 17-01-2013]
100
100
Lampiran 1
DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS UJI COBA (IX A)
No Kode Siswa Nama
1 UC-01 Abdurrahman
2 UC-02 Ageng Yudhi Prabowo
3 UC-03 Aisyah Putri Rachmadanty
4 UC-04 Amaratri Sukhma Pramesti
5 UC-05 Arini Damayanti
6 UC-06 Asrini Ambarwati
7 UC-07 Bahrizalsyah Alba Surya Laksana
8 UC-08 Cinta Sunyaraggi
9 UC-09 Daniel Yoga Pamungkas
10 UC-10 Desfika Hanum Esa Ruswandari
11 UC-11 Desya Aulya Ma'rufi
12 UC-12 Dhian Safitri
13 UC-13 Diyah Ayu Puspitasari
14 UC-14 Fairuz Inas Al-Fathina Ridhwan
15 UC-15 Faris Setia Nugroho
16 UC-16 Fauzi Irvansyah
17 UC-17 Gregorius Ronaldo P
18 UC-18 Ivan Muhammad Irsyad
19 UC-19 Khairunnisa Nur Salsabila
20 UC-20 Latifah Hidayati
21 UC-21 Muhammad Afif Fitrianto
22 UC-22 Muhammad Dimas Febiyanto
23 UC-23 Nadia Prakastri
24 UC-24 Nur Salamah
25 UC-25 Rina Kusuma Wardhani
26 UC-26 Rm.Farhan Ramadhan
27 UC-27 Septarani Nawangsih
28 UC-28 Tyas Pertiwi Armaningrum
101
Lampiran 2
DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS EKSPERIMEN 1 (IX F)
No Kode Siswa Nama
1 E1-01 Agustina
2 E1-02 Arga Wisnu Nugroho
3 E1-03 Arief Hidayat Ristra Al
4 E1-04 Aulia Atsal
5 E1-05 Bonifasius Heinrich Bagaskara
6 E1-06 Brahmatya Dipowaluyo
7 E1-07 Dewi Maya Kusumaningtyas
8 E1-08 Dimas Nando Septianto
9 E1-09 Eric Ferdinand Syach
10 E1-10 Febrianita Prawesti
11 E1-11 Fifi Armadani
12 E1-12 Haidar Gilang Pradipta
13 E1-13 Hulwa Anindya Pratiwi
14 E1-14 Indrawan Bayu Pratama
15 E1-15 Indriana
16 E1-16 Irfan Riza Rahman
17 E1-17 Joko Slamet
18 E1-18 Krusita Nopikasari
19 E1-19 Lia Mindawati
20 E1-20 Lyon Widyanto
21 E1-21 Mila Oktavia
22 E1-22 Mochamad Syaiful Huda
23 E1-23 Mochammad Sandi Eko Utama
24 E1-24 Octaviani Pridani
25 E1-25 Paksi Jaladri
26 E1-26 Romly Nirwan
27 E1-27 RR. Gisca Wisnhu Stannia
28 E1-28 Selvy Kusumaningrum
29 E1-29 Wahyuningrum
30 E1-30 Wina Astari
31 E1-31 Winda Dwi Cahyaningrum
32 E1-32 Yuliana Dwi Yuni Astuti
102
Lampiran 3
DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS EKSPERIMEN 2 (IX E)
No Kode Siswa Nama
1 E2-01 Anggi Yuanita
2 E2-02 Anggraito Jati
3 E2-03 Arfan Riza Rahman
4 E2-04 Bella Okstri Stentya
5 E2-05 Dellano Putra Pattinaja
6 E2-06 Dian Widhowati
7 E2-07 Dustin Shofi Lundy
8 E2-08 Elinnia Sunarko
9 E2-09 Evin Trisha Yuhanda
10 E2-10 Hiyya Ichsania
11 E2-11 Irfan Firmansyah
12 E2-12 Isna Yulianti
13 E2-13 Ivana Dhiar Kirana
14 E2-14 Julius Ardiyanto Nugroho
15 E2-15 M. Abu Bakar
16 E2-16 Muhamad Faizin
17 E2-17 Mutiara Intan Safira
18 E2-18 Nashrifan Satria Auliamustakim
19 E2-19 Raditya Arga Virgananda
20 E2-20 Ribka Yulian Ragita
21 E2-21 Risza Widi Octaviana
22 E2-22 Rivo Putra Kristia Wibowo
23 E2-23 Rizkia Puti Ramadhani
24 E2-24 Sari Khusnul Khuluq
25 E2-25 Septian Jodhi Mahendra
26 E2-26 Shinta Aprilia Ludirini
27 E2-27 Sugeng Riyadi Mustofa
28 E2-28 Tahta Hudaya Perbangsa
29 E2-29 Timur Tirta Nugroho
30 E2-30 William Herald Swaving
31 E2-31 Wulandari
32 E2-32 Yemima Sontiara Harsono
33 E2-33 Yosua Ari Wibowo
103
Lampiran 4
DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS KONTROL (IX G)
No Kode Siswa Nama
1 K-01 Agus Try Kurniawan
2 K-02 Ahmad Djalaludin
3 K-03 Akhmad Ridho
4 K-04 Alfiana Sahila
5 K-05 Anandya Putri Vebalita
6 K-06 Andrees Sunseno Prayodi
7 K-07 Annisa Firdaus
8 K-08 Annisa Mi'raj Fathan
9 K-09 Anugrah Putra Pamungkas
10 K-10 Choriul Bhahari
11 K-11 Dania Diamantha
12 K-12 Dea Calista Devina
13 K-13 Dea Kalma Kaulikasari
14 K-14 Ditra Wardana
15 K-15 Erik Sepdianto
16 K-16 Fabrian Asdo Putra
17 K-17 Fachur Rochman
18 K-18 Fadli Rokhmato
19 K-19 Faisal Iqbal Assegaf
20 K-20 Hidayat Aris Pamungkas
21 K-21 Kartika Kusumaningrum
22 K-22 Lucy Atika Dewi
23 K-23 Ngati Nursih
24 K-24 Nimas Dharmaningtyas
25 K-25 Rahma Salsabila
26 K-26 Ridho Agung Iriantono
27 K-27 Rizky Triangga
28 K-28 Rr.Diah Ayu Saraswati
29 K-29 Silmi Aulia Ramadhani
30 K-30 Vito Setiawan
31 K-31 Yulianto Ekoprasetyo
104
Lampiran 5
KISI – KISI SOAL TES UJI COBA
Sekolah : SMP Negeri 13 Semarang
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IX/1
Materi : Kesebangunan
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Jumlah Soal : 10 soal
Standar Kompetensi: 1. Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan masalah
Kompetensi yang diujikan Indikator soal Aspek yang
dinilai
Banyak
butir
Nomor
butir
Bentuk
tes
1.1 Mengiden tifikasi bangun-
bangun datar yang
sebangun dan kongruen
Peserta didik dapat mengidentifikasikan dua bangun
datar yang sebangun atau menghitung panjang sisi-sisi
atau besar sudut bangun datar yang sebangun.
Pemahaman
konsep
2 1, 2 Uraian
1.2 Mengidentifikasi sifat-
sifat dua segitiga
sebangun dan kongruen
Peserta didik dapat mengidentifikasi sifat-sifat dua
segitiga yang sebangun dan menghitung panjang sisi-
sisi atau sudut pada segitiga yang sebangun
Pemahaman
konsep
2 3,4 Uraian
1.3 Mengguna kan konsep
kesebangunan segitiga
dalam pemecahan masalah
1) Peserta didik dapat menentukan perbandingan sisi-
sisi dua segitiga yang sebangun dan menghitung
panjangnya pada segitiga yang memiliki sepasang
sisi yang sejajar
2) Menentukan perbandingan sisi-sisi dua segitiga
yang sebangun dan menghitung panjangnya pada
segitiga terpancung
3) Menentukan perbandingan sisi-sisi dua segitiga
yang sebangun dan menghitung panjangnya pada
segitiga siku-siku
Pemecahan
masalah
Penalaran
dan
komunikasi
Pemecahan
masalah
2
2
2
5,6
7,8
9,10
Uraian
Uraian
Uraian
104
105
Lampiran 6
SOAL TES UJI COBA MATERI KESEBANGUNAN Mata Pelajaran : Matematika
Sekolah : SMP Negeri 13 Semarang
Kelas/Semester : IX/1
Jumlah Soal : 10 Soal Uraian
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
PETUNJUK PENGERJAAN SOAL
1. Berdoalah terlebih dahulu.
2. Tulislah nama dan nomor absen Anda pada lembar jawab.
3. Pastikan soal yang Anda terima lengkap.
4. Periksa kembali pekerjaan Anda sebelum dikumpulkan
Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar!
1. Apakah bangun datar trapesium sama kaki dibawah ini sebangun? Jelaskan!
2. Amati gambar disamping. Jika
layang-layang ABCD sebangun
dengan layang-layang BEFC,
tentukan:
a. panjang CF;
b. panjang EF.
3. Perhatikan gambar di bawah ini!
Pada gambar di atas Δ ABC sebangun dengan Δ PQR. Berapakah panjang
sisi PR dan BC?
A B
C D
E F
G H
110o 70
o
4 cm
6 cm
6 cm
9 cm
2 cm
3 cm
A B
C
D
E
F
F
6 cm
3 cm
21 cm
106
A
B
C
D
E
4. Perhatikan gambar di bawah ini!
a. Buktikan bahwa sebangun
dengan .
b. Jika AB = 8 cm, CD = 12 cm,
BC = 6 cm dan ED = 24 cm,
tentukan panjang AC dan CE.
5. Seorang anak yang berdiri pada jarak 2 meter dari tiang lampu memiliki
bayangan oleh sinar lampu sepanjang 3 meter. Jika tinggi anak itu 1,8 meter.
Berapakah tinggi tiang lampu!
6. Seorang anak berada di 2,5 m dari sebuah
tiang bendera. Tinggi anak tersebut 1,5 m.
Jika bayangan puncak bendera berimpit
dengan bayangan anak tersebut, tentukan
tinggi tiang bendera! Diketahui pula panjang
bayangan tiang bendera adalah 6 m.
7. Pada gambar di samping, segi empat
ABCD diketahui AB//DC dan EF//AB
dengan E pada AD dan F pada BC
sedemikian sehingga DE : EA = 5 : 3.
Jika panjang CD=2 cm dan AB = 10
cm, maka panjang EF adalah ….
8. Pada gambar di samping, Jika
panjang CD=3 cm, CF= 3cm, FB= 7
cm dan EF = 6 cm, maka panjang AB
adalah ….
A B
C D
E F
2 cm
10 cm
A B
C D
E F
107
9. Perhatikan gambar di samping!
Tentukan :
a) Panjang AD
b) Panjang AB
c) Panjang AC
10. Perhatikan gambar di bawah ini!
Segitiga ABC siku-siku di B dan jika AB=
6 cm, AC = 8 cm, dan BC= 10 cm. Tentukan:
a. Panjang BD
b. Panjang CD
c. Panjang AD
C D
4 cm 9 cm
A B
C
D
108
Lampiran 7
KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN
SOAL TES UJI COBA MATERI KESEBANGUNAN
Mata Pelajaran : Matematika
Sekolah : SMP Negeri 13 Semarang
Kelas/Semester : IX/1
Jumlah Soal : 10 Soal Uraian
No. Soal Penyelesaian Skor
1.
Perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian
Sudut-sudut yang bersesuaian
Karena perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian senilai
dan sudut-sudut yang bersesuaian sama besar maka
trapesium ABCD sdan trapesium EFGH sebangun
4
4
2
Jumlah skor 10
2. Karena layang-layang ABCD sebangun dengan layang-
layang EFGH maka perbandingan sisi-sisi yang
bersesuaian sebanding
2
4
4
Jumlah skor 10
109
3. karena Δ ABC sebangun dengan Δ PQR
maka
Panjang PR
Panjang BC
2
4
4
Jumlah skor 10
4. a. (dalam berseberangan)
(dalam berseberangan)
(bertolak belakang)
Karena sudut-sudut yang bersesuaian sama besar
maka (terbukti)
b. Karena maka
2
4
4
Jumlah skor 10
5. Misal DE= tinggi tiang lampu
BC= tinggi anak
DB= jarak anak dengan tiang
AD= panjang bayangan tiang
110
Panjang DE
DE = 3 m
3
2
3
Jumlah skor 8
6. Misal DE= tinggi tiang bendera
BC= tinggi anak
DB= jarak anak dengan tiang bendera
AD= panjang bayangan tiang bendera
Panjang DE
AC = AD – DC = 6 – 2,5 = 3,5 m
DE = 2,57 m
3
2
3
Jumlah skor 8
7.
2
3
A
B
C
D
E
2 m 1,8 m
3 m
A
B
C D
E
2,5 m 1,5 m
6 m
111
Jadi, panjang EF adalah 7 cm
Jumlah skor 5
8.
AB = 5 cm
Jadi panjang EF adalah 7 cm
2
3
Jumlah skor 5
9. a. Panjang AD
√
b. Panjang AB
√
√ c. Panjang AC
√
√
2
2
2
2
2
2
Jumlah skor 12
10. a. Panjang BD
2
2
112
b. Panjang CD
c. Panjang AD
√
2
2
2
2
Jumlah skor 12
Total Skor 90
Nilai =
F
113
Lampiran 8
ANALISIS UJI COBA TES HASIL BELAJAR
Analisis Tingkat Kesukaran Butir, Daya Pembeda Butir, Validitas Butir, dan Reliabilitas Tes
No. Kode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Y Y2
1 UC-24 8 6 10 6 4 6 5 5 12 6 68 4624
2 UC-12 8 4 10 6 6 6 5 4 12 6 67 4489
3 UC-13 8 6 10 6 4 6 5 5 12 4 66 4356
4 UC-11 8 6 10 6 2 6 5 3 12 4 62 3844
5 UC-28 6 4 10 6 4 6 5 5 12 4 62 3844
6 UC-27 6 6 10 6 4 6 4 3 10 4 59 3481
7 UC-04 6 6 10 6 4 6 5 3 10 2 58 3364
8 UC-25 6 2 10 4 2 6 5 2 12 8 57 3249
9 UC-16 6 4 10 2 4 4 5 2 12 6 55 3025
10 UC-20 6 6 10 8 4 4 2 3 10 2 55 3025
11 UC-26 4 0 10 0 4 4 5 0 12 12 51 2601
12 UC-01 6 6 10 0 2 4 0 2 12 8 50 2500
13 UC-03 6 0 8 0 4 4 4 4 12 6 48 2304
14 UC-06 6 6 6 2 2 4 5 2 12 2 47 2209
15 UC-09 6 0 10 0 2 2 5 4 12 4 45 2025
16 UC-14 6 2 8 2 2 4 5 2 12 0 43 1849
17 UC-21 6 0 8 0 2 2 4 2 12 6 42 1764
18 UC-19 6 4 8 2 2 2 5 0 10 0 39 1521
19 UC-08 6 4 10 0 4 2 5 4 0 4 39 1521
113
114
20 UC-23 2 4 8 0 4 4 5 0 8 4 39 1521
21 UC-18 2 4 4 0 4 2 5 0 12 4 37 1369
22 UC-17 6 4 8 0 4 2 3 4 2 4 37 1369
23 UC-05 6 2 4 0 2 2 5 4 6 4 35 1225
24 UC-10 6 4 4 4 4 0 3 0 6 4 35 1225
25 UC-22 0 2 8 0 4 2 5 0 12 0 33 1089
26 UC-15 6 2 8 0 0 4 3 0 10 0 33 1089
27 UC-07 2 0 8 0 2 4 0 0 8 8 32 1024
28 UC-02 0 8 10 0 4 2 0 0 6 2 32 1024
Val
idit
as
∑X 150 102 240 66 90 106 113 63 278 118 1326 66530
∑X2 932 516 2160 364 332 484 529 231 3044 708
∑XY 10200 6936 16320 4488 6120 7208 7684 4284 18904 8024
(∑X)
2 22500 10404 57600 4356 8100 11236 12769 3969 77284 13924
(∑Y)
2 1758276
rxy 0.6562 0.3507 0.6007 0.7962 0.3502 0.8351 0.3537 0.6418 0.5096 0.2974
rtabel 0.3740 0.3740 0.3740 0.3740 0.3740 0.3740 0.3740 0.3740 0.3740 0.3740
Kriteria Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak
Tar
af
Kes
uk
aran
Mean 5.36 3.64 8.57 2.36 3.21 3.79 4.04 2.25 9.93 4.21
Skor maks 10 10 10 10 8 8 5 5 12 12
TK 0.5357 0.3643 0.8571 0.2357 0.4018 0.4732 0.8071 0.4500 0.8274 0.3512
Kriteria Sedang Sedang Mudah Sukar Sedang Sedang Mudah Sedang Mudah Sedang
Day
a
Pem
bed
a 6.43 4.43 9.57 4.14 3.57 5.14 4.29 3.07 11.57 5.29
4.29 2.86 7.57 0.57 2.86 2.43 3.79 1.43 8.29 3.14
Skor maks 10 10 10 10 8 8 5 5 12 12
114
115
D 0.21 0.16 0.20 0.36 0.09 0.34 0.10 0.33 0.27 0.18
Kriteria Cukup Jelek cukup Baik Jelek Baik Jelek Baik Cukup Jelek
Keputusan dipakai dibuang dipakai Dipakai dibuang Dipakai Dibuang dipakai Dipakai dibuang
No. baru 1 - 2 3 - 4 - 5 6 -
Rel
iabel
itas
∑X² 932 516 2160 364 332 484 529 231 3044 708
σ² 4.5867 5.1582 3.6735 7.4439 1.5255 2.9541 2.6059 3.1875 10.1378 7.5255
σ²total 133.3724
∑σ² 48.7985
r11 0.7046
Kriteria reliabel
115
116
Lampiran 9
CONTOH PERHITUNGAN VALIDITAS BUTIR SOAL
Rumus:
∑ (∑ ) (∑ )
√( ∑ (∑ ) )( ∑ (∑ )
)
(Arikunto, 2002: 72)
Keterangan:
= koefisien korelasi skor butir soal dan skor total;
= banyak subjek;
∑ = jumlah butir soal;
∑ = jumlah skor total;
∑ = jumlah perkalian skor butir dengan skor total;
∑ = jumlah kuadrat skor butir soal;
∑ = jumlah kuadrat skor total.
Kriteria:
Butir soal dikatakan valid jika jika .
Berikut ini perhitungan validitas butir soal nomor 1, untuk butir soal yang lain
dihitung dengan cara yang sama.
No. Kode x Y x2
y2
xy
1 UC-24 8 68 64 4624 544
2 UC-12 8 67 64 4489 544
3 UC-13 8 66 64 4356 544
4 UC-11 8 62 64 3844 544
5 UC-28 6 62 36 3844 408
6 UC-27 6 59 36 3481 408
7 UC-04 6 58 36 3364 408
8 UC-25 6 57 36 3249 408
9 UC-16 6 55 36 3025 408
10 UC-20 6 55 36 3025 408
11 UC-26 4 51 16 2601 272
12 UC-01 6 50 36 2500 408
13 UC-03 6 48 36 2304 408
14 UC-06 6 47 36 2209 408
117
15 UC-09 6 45 36 2025 408
16 UC-14 6 43 36 1849 408
17 UC-21 6 42 36 1764 408
18 UC-19 6 39 36 1521 408
19 UC-08 6 39 36 1521 408
20 UC-23 2 39 4 1521 136
21 UC-18 2 37 4 1369 136
22 UC-17 6 37 36 1369 408
23 UC-05 6 35 36 1225 408
24 UC-10 6 35 36 1225 408
25 UC-22 0 33 0 1089 0
26 UC-15 6 33 36 1089 408
27 UC-07 2 32 4 1024 136
28 UC-02 0 32 0 1024 0
Jumlah 150 1326 932 66530 10200
∑ (∑ ) (∑ )
√( ∑ (∑ ) )( ∑ (∑ )
)
( ) ( )( )
√( ( ) ( ) )( ( ) ( ) )
Pada dan n = 28, diperoleh
Karena maka soal valid.
118
Lampiran 10
CONTOH PERHITUNGAN TINGKAT KESUKARAN BUTIR SOAL
Rumus:
( )
Arifin (2009, 135)
Kriteria:
P = 0,00 – 0,30 : sukar;
P = 0,31 – 0,70 : sedang;
P = 0,71 – 1,00 : mudah.
Berikut ini perhitungan tingkat kesukaran butir soal nomor 1, untuk butir soal
yang lain dihitung dengan cara yang sama.
No Kode Skor No Kode Skor
1 UC-24 8 15 UC-09 6
2 UC-12 8 16 UC-14 6
3 UC-13 8 17 UC-21 6
4 UC-11 8 18 UC-19 6
5 UC-28 6 19 UC-08 6
6 UC-27 6 20 UC-23 2
7 UC-04 6 21 UC-18 2
8 UC-25 6 22 UC-17 6
9 UC-16 6 23 UC-05 6
10 UC-20 6 24 UC-10 6
11 UC-26 4 25 UC-22 0
12 UC-01 6 26 UC-15 6
13 UC-03 6 27 UC-07 2
14 UC-06 6 28 UC-02 0
Jumlah 150
N 28
Rata-rata 5,357
Skor Maksimum 10
⁄
Sesuai dengan kriteria soal, maka butir soal nomor 1 termasuk dalam kriteria soal
sedang.
119
Lampiran 11
CONTOH PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA BUTIR SOAL
Rumus:
Arifin (2009, 133)
Keterangan:
: daya pembeda;
: rata-rata kelompok atas;
: rata-rata kelompok bawah.
Kriteria:
0,40 ke atas : sangat baik;
0,30 – 0,39 : baik;
0,20 – 0,29 : cukup, soal perlu perbaikan;
0,19 ke bawah : kurang baik, soal harus dibuang.
Berikut ini perhitungan daya pembeda butir soal nomor 1, untuk butir soal yang
lain dihitung dengan cara yang sama.
Kelompok Bawah Kelompok Atas
No Kode Skor No Kode Skor
1 UC-24 8 1 UC-09 6
2 UC-12 8 2 UC-14 6
3 UC-13 8 3 UC-21 6
4 UC-11 8 4 UC-19 6
5 UC-28 6 5 UC-08 6
6 UC-27 6 6 UC-23 2
7 UC-04 6 7 UC-18 2
8 UC-25 6 8 UC-17 6
9 UC-16 6 9 UC-05 6
10 UC-20 6 10 UC-10 6
11 UC-26 4 11 UC-22 0
12 UC-01 6 12 UC-15 6
13 UC-03 6 13 UC-07 2
14 UC-06 6 14 UC-02 0
Jumlah 90 Jumlah 60
Rata-rata 6.43 Rata-rata 4.29
Sesuai dengan kriteria soal, maka butir soal nomor 1 termasuk dalam kriteria soal
baik.
120
Lampiran 12
CONTOH PERHITUNGAN RELIABILITAS TES
Rumus:
(
( )) (
∑
)
(Arikunto, 2002: 109)
Kriteria:
Soal tes dikatakan reliabel Jika .
Perhitungan:
1. Varians Total
∑
(∑ )
( )
2. Varians Butir
∑
(∑ )
( )
∑
(∑ )
( )
∑
(∑ )
( )
∑
(∑ )
( )
∑
(∑ )
( )
∑
(∑ )
( )
∑
(∑ )
( )
∑
(∑ )
( )
121
∑
(∑ )
( )
∑
(∑ )
( )
Jadi, ∑
3. Koefisien Reliabilitas
(
( ))(
∑
) (
( )) (
)
Pada dengan n = 28 diperoleh .
Karena maka dapat disimpulkan bahwa instrument reliabel.
122
Lampiran 13
HASIL ANALISIS TINGKAT KESUKARAN BUTIR,
DAYA BEDA BUTIR, VALIDITAS BUTIR DAN RELIABILITAS TES
No.
Soal
Tingkat Kesukaran
Butir Soal
Daya Beda
Butir Soal
Validitas
Butir Soal
Reliabilitas
Tes Keterangan
1 Sedang Cukup Valid Reliabel Dipakai
2 Sedang Jelek Tidak Reliabel Dibuang
3 Mudah Cukup Valid Reliabel Dipakai
4 Sukar Baik Valid Reliabel Dipakai
5 Sedang Jelek Tidak Reliabel Dibuang
6 Sedang Baik Valid Reliabel Dipakai
7 Mudah Jelek Tidak Reliabel Dibuang
8 Sedang Baik Valid Reliabel Dipakai
9 Mudah Cukup Valid Reliabel Dipakai
10 Sedang Jelek Tidak Reliabel Dibuang
123
Lampiran 14
KISI – KISI SOAL TES HASIL BELAJAR
Sekolah : SMP Negeri 13 Semarang
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IX/1
Materi : Kesebangunan
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Jumlah Soal : 10 soal
Standar Kompetensi: 1. Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan masalah
Kompetensi yang diujikan Indikator soal Aspek yang
dinilai
Banyak
butir
Nomor
butir
Bentuk
tes
1.1 Mengiden tifikasi bangun-
bangun datar yang
sebangun dan kongruen
Peserta didik dapat mengidentifikasikan dua bangun
datar yang sebangun atau menghitung panjang sisi-
sisi atau besar sudut bangun datar yang sebangun.
Pemahaman
konsep
1 1 Uraian
1.2 Mengidentifikasi sifat-
sifat dua segitiga
sebangun dan kongruen
Peserta didik dapat mengidentifikasi sifat-sifat dua
segitiga yang sebangun dan menghitung panjang sisi-
sisi atau sudut pada segitiga yang sebangun
Pemahaman
konsep
2 2,3 Uraian
1.3 Mengguna kan konsep
kesebangunan segitiga
dalam pemecahan masalah
1) Peserta didik dapat menentukan perbandingan
sisi-sisi dua segitiga yang sebangun dan
menghitung panjangnya pada segitiga yang
memiliki sepasang sisi yang sejajar
2) Menentukan perbandingan sisi-sisi dua segitiga
yang sebangun dan menghitung panjangnya pada
segitiga terpancung
3) Menentukan perbandingan sisi-sisi dua segitiga
yang sebangun dan menghitung panjangnya pada
segitiga siku-siku
Pemecahan
masalah
Penalaran
dan
komunikasi
Pemecahan
masalah
1
1
1
4
5
6
Uraian
Uraian
Uraian
123
124
Lampiran 15
SOAL TES HASIL BELAJAR
MATERI KESEBANGUNAN
Mata Pelajaran : Matematika
Sekolah : SMP Negeri 13 Semarang
Kelas/Semester : IX/1
Jumlah Soal : 6 Soal Uraian
Alokasi Waktu : 2 x 30 menit
PETUNJUK PENGERJAAN SOAL
1. Berdoalah terlebih dahulu.
2. Tulislah nama dan nomor absen Anda pada lembar jawab.
3. Pastikan soal yang Anda terima lengkap.
4. Periksa kembali pekerjaan Anda sebelum dikumpulkan
Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar!
1. Apakah bangun datar trapesium sama kaki dibawah ini sebangun? Jelaskan!
2. Perhatikan gambar di bawah ini!
Pada gambar di atas Δ ABC sebangun dengan Δ PQR. Berapakah panjang
sisi PR dan BC?
A B
C D
E F
G H
110o 70
o
4 cm
6 cm
6 cm
9 cm
2 cm
3 cm
F
21 cm
125
A
B
C
D
E
3. Perhatikan gambar di bawah ini!
a. Buktikan bahwa sebangun
dengan .
b. Jika AB = 8 cm, CD = 12 cm,
BC = 6 cm dan ED = 24 cm,
tentukan panjang AC dan CE.
4. Seorang anak berada di 2,5 m dari sebuah
tiang bendera. Tinggi anak tersebut 1,5 m.
Jika bayangan puncak bendera berimpit
dengan bayangan anak tersebut, tentukan
tinggi tiang bendera! Diketahui pula panjang
bayangan tiang bendera adalah 5 m.
5. Pada gambar di samping, Jika
panjang CD=3 cm, CF= 3cm, FB= 7
cm dan EF = 6 cm, maka panjang AB
adalah ….
6. Perhatikan gambar di samping!
Tentukan :
a. Panjang AD
b. Panjang AB
c. Panjang AC
C D 4 cm 9 cm
A B
C D
E F
126
Lampiran 16
KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN
SOAL TES HASIL BELAJAR MATERI KESEBANGUNAN
Mata Pelajaran : Matematika
Sekolah : SMP Negeri 13 Semarang
Kelas/Semester : IX/1
Jumlah Soal : 6 Soal Uraian
No. Soal Penyelesaian Skor
1.
Perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian
Sudut-sudut yang bersesuaian
Karena perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian senilai
dan sudut-sudut yang bersesuaian sama besar maka
trapesium ABCD sdan trapesium EFGH sebangun
4
4
2
Jumlah skor 10
2. karena Δ ABC sebangun dengan Δ PQR
maka
Panjang PR
Panjang BC
2
4
4
Jumlah skor 10
127
3. c. (dalam berseberangan)
(dalam berseberangan)
(bertolak belakang)
Karena sudut-sudut yang bersesuaian sama besar
maka (terbukti)
d. Karena maka
2
4
4
Jumlah skor 10
4. Misal DE= tinggi tiang bendera
BC= tinggi anak
DB= jarak anak dengan tiang bendera
AD= panjang bayangan tiang bendera
Panjang DE
AC = AD – DC = 6 – 2,5 = 3,5 m
DE = 2,57 m
3
2
3
Jumlah skor 8
A
B
C D
E
2,5 m 1,5 m
6 m
128
5.
AB = 5 cm
Jadi panjang EF adalah 7 cm
2
3
Jumlah skor 5
6. a. Panjang AD
√
b. Panjang AB
√ √
c. Panjang AC
√
√
2
2
2
2
2
2
Jumlah skor 12
Total Skor 55
Nilai =
F
129
Lampiran 17
SILABUS
Sekolah : SMP Negeri 13 Semarang
Kelas : IX
Mata Pelajaran : Matematika
Semester : I(satu)
Standar Kompetensi : GEOMETRI DAN PENGUKURAN
1. Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan masalah
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok/
Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran Indikator
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar Teknik Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
1.1 Mengiden
tifikasi
bangun-
bangun
datar yang
sebangun
dan
kongruen
Kesebangunan Mendiskusikan
dua bangun
yang sebangun
atau kongruen
melalui model
bangun datar
Mendiskusikan
dua bangun
yang sebangun
melalui model
bangun datar
Tes
tulis
Tes uraian
Bangun-bangun manakah
yang sebangun? Mengapa?
1 x 30
menit
Buku teks,
lingkungan,
media flash
LKPD,
model
bangun datar
dari karton/
Kertas BC
129
130
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok/
Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran Indikator
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar Teknik Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
Mengidentifi-
kasikan dua
bangun datar
sebangun atau
kongruen
Mengidentifi-
kasikan dua
bangun datar
sebangun
Tes
lisan
Daftar
pertanyaan
Apakah kedua bangun
berikut ini sebangun?
Mengapa?
1 x 30
menit
1.2 Mengiden
tifikasi sifat-
sifat dua
segitiga
sebangun dan
kongruen
Kesebangunan Mencermati
perbedaan dua
segitiga
sebangun atau
kongruen
Membedakan
pengertian
sebangun dan
kongruen dua
segitiga.
Tes
lisan
Daftar
pertanyaan
Kalau ΔABC sebangun
dengan ΔPQR, apakah
a. sisi-sisi yang
bersesuaian sama
panjang?
b. sudut-sudut yang
bersesuaian sama
besar?
1x30
menit
Buku teks,
lingkungan,
media flash,
LKPD,
model
bangun datar
karton/ kertas
BC
Mengidentifik
asi sifat-sifat
dua segitiga
sebangun dan
kongruen.
Menyebutkan
sifat-sifat dua
segitiga
sebangun
.
Tes
tulis
Tes isian Diketahui ΔABC dan ΔPQR,
sebangun
1x40
menit
Q P
R
C
B A
130
131
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok/
Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran Indikator
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar Teknik Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
panjang
panjang
panjang
panjang
PQpanjang
ABpanjang
Sudut A = sudut ….
1.3 Mengguna
kan konsep
kesebangunan
segitiga dalam
pemecahan
masalah
Kesebangunan Mengamati
perbandingan
sisi-sisi dua
segitiga yang
sebangun dan
menghitung
panjangnya.
Menentukan
perbandingan
sisi-sisi dua
segitiga yang
sebangun dan
menghitung
panjangnya
Tes
tulis
Tes uraian ∆ABC sebangun dengan
∆PQR.
Panjang AB = 4 cm. Sisi
yang bersesuaian dengan AB
adalah sisi PQ, dan panjang
PQ = 6 cm. Jika panjang sisi
BC = 5 cm, maka panjang
sisi QR adalah ….
4x30
menit
Buku teks,
lingkungan,
model
bangun datar
dari kawat
atau karton
131
132
Lampiran 18
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Eksperimen 1)
(Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games
Tournament dengan menggunakan media “3 In 1”)
Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan : SMP N 13 Semarang
Kelas/Semester : IX/Ganjil
Alokasi waktu : 2 x 30 menit
Pertemuan ke- : 1
A. Standar Kompetensi
Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan
masalah.
B. Kompetensi Dasar
1.1 Mengidentifikasi bangun-bangun datar yang sebangun dan kongruen
C. Indikator
1. Membedakan dua bangun yang sebangun melalui model bangun datar
2. Mengidentifikasikan dua bangun datar yang sebangun
D. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat membedakan dua bangun yang sebangun melalui
model bangun datar dan dengan bantuan media flash
2. Peserta didik dapat mengidentifikasikan dua bangun datar yang sebangun
dengan mengerjakan LKPD dan kartu berpasangan.
E. Materi Pembelajaran
1. Kesebangunan Bangun Datar
Gambar 1. Dua Bangun Persegi Panjang yang Sebangun
Perhatikan Gambar 1, Pada persegipanjang ABCD dan
persegipanjang EFGH, perbandingan panjangnya adalah 4 : 8 = 1 : 2.
Adapun perbandingan lebarnya adalah 2 : 4 = 1 : 2. Dengan demikian,
A B
D C
E F
H G
2 cm
4 cm
4 cm
8 cm
133
perbandingan sisi sisi yang bersesuaian pada kedua persegipanjang
tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut.
Kemudian, perhatikan sudut-sudut yang bersesuaian pada
persegipanjang ABCD dan persegipanjang EFGH. Oleh karena keduanya
berbentuk persegipanjang, setiap sudut besarnya 90° sehingga sudut-sudut
yang bersesuaian pada kedua bangun tersebut sama besar. Artinya kedua
persegi - panjang tersebut memiliki sisi-sisi yang bersesuaian dan
sebanding sedangkan sudut-sudut yang bersesuaian sama besar. Oleh
karena itu, persegipanjang ABCD dan persegipanjang EFGH dikatakan
sebangun.
Jadi, dua atau lebih bangun dikatakan sebangun jika memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut.
3. Panjang sisi-sisi yang bersesuaian pada bangun-bangun tersebut
memiliki perbandingan yang senilai.
4. Sudut-sudut yang bersesuaian pada bangun-bangun tersebut sama
besar.
F. Metode dan Model pembelajaran
Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya jawab
Model : Teams Games Tournament (TGT)
Langkah-langkah pembelajaran matematika dengan model pembelajaran TGT
(Teams Games Tournament) adalah sebagai berikut.
1. Fase 1: presentasi kelas (class presentation).
2. Fase 2: belajar kelompok (team).
3. Fase 3: permainan (games).
4. Fase 4: kompetisi (turnament).
5. Fase 5: penghargaan (teams recognition).
134
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Alokasi
Waktu Langkah-langkah Pembelajaran
Karakteristik
Pembelajaran
5 menit
Kegiatan Pendahuluan
1. Guru dengan disiplin datang tepat waktu.
2. Guru mengucapkan salam dengan santun.
3. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa
sebelum pembelajaran dimulai.
4. Guru memeriksa kondisi kelas dan kehadiran
peserta didik untuk mengecek kedisplinan peserta
didik.
5. Peserta didik dengan mandiri diminta
menyiapkan alat-alat belajar (buku tulis, alat tulis,
dan buku pelajaran matematika kelas IX) dan
membersihkan papan tulis jika belum
dibersihkan.
6. Guru mempersiapkan LCD proyektor, laptop,
media ”3 In 1”, dan LKPD.
7. Guru menyampaikan materi, tujuan
pembelajaran, dan indikator yang akan dicapai
pada pembelajaran hari ini dengan komunikatif.
8. Guru menginformasikan model pembelajaran
yang akan digunakan, yaitu model pembelajaran
TGT (Teams Games Tournament) dengan media
“3 In 1” dan LKPD.
9. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik
dengan menjelaskan manfaat mempelajari materi
kesebangunan. Guru memberikan contoh
kesebangunan dalam kehidupan sehari-hari
misalnya uang logam Rp 100,00 dengan uang
logam Rp 500,00.
Disiplin
Santun
Religius
Disiplin
Mandiri
Informasi,
komunikatif
Informasi,
tertib
Motivasi
135
10. Guru menanyakan kesiapan belajar peserta didik
secara lisan.
11. Melalui kegiatan eksplorasi, guru melakukan
apersepsi untuk menggali pengetahuan prasyarat
tentang bangun datar yang sebangun.
a. Guru meminta peserta didik menyebutkan
bangun datar yang telah dipelajari di kelas VIII.
b. Guru menanyakan besar sudut-sudut dalam
bangun datar.
Semangat,
siap
Eksplorasi,
Eksplorasi,
interaktif,
berpikir logis
10 menit
Kegiatan Inti
1. Fase-1 Penyajian Kelas (Class Presentation)
a. Guru menyajikan materi pengertian dan syarat-
syarat kesebangunan bangun datar dengan
memanfaatkan model bangun datar dan media
flash sedangkan peserta didik mengamati
demonstrasi yang dilakukan guru.
b. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan
dengan memanfaatkan media flash dan guru
melibatkan peserta didik secara aktif dan teliti
dibimbing dengan menjawab pertanyan-
pertanyaan yang disampaikan guru agar dapat
menyimpulkan pengertian dan syarat-syarat
kesebangunan bangun datar.
c. Peserta didik menyimpulkan pengertian dan
syarat-syarat kesebangunan bangun datar dan
guru memberikan penguatan atas pernyataan
peserta didik.
d. Peserta didik dengan aktif diberi kesempatan
untuk bertanya tentang materi yang telah di
pelajari.
Eksplorasi,
berpikir logis
Elaborasi,
aktif dan teliti
Konfirmasi
Aktif, rasa
ingin tahu
136
5 menit
10 menit
5 menit
2. Fase-2 Belajar kelompok (teams)
a. Guru memfasilitasi peserta didik untuk
membaginya ke dalam 8 kelompok heterogen
untuk bekerja sama, setiap kelompok terdiri dari
4 peserta didik, tempat duduk didesain
melingkari meja kemudian memberi nama
kelompok dengan kelompok angka 1-8 agar
lebih mudah melakukan pemantauan dan
penilaian. Nama kelompok ini juga akan
digunakan dalam pembelajaran selanjutnya.
b. Dengan tertib, peserta didik bergabung dengan
kelompoknya masing-masing.
c. Guru membagikan LKPD yang berisi cara
mengidentifikasi kesebangunan bangun datar.
d. Guru menginformasikan kepada peserta didik
untuk berdiskusi dan bekerjasama dengan
kelompoknya.
e. Peserta didik bekerjasama dengan teman satu
kelompoknya untuk mendiskusikan pertanyaan
yang ada pada LKPD dengan penuh tanggung
jawab sehingga semua anggota kelompok
paham.
f. Guru berkeliling kelas memantau jalannya
diskusi kelompok, dan guru hanya sebagai
fasilitator jika diperlukan.
g. Melalui kegiatan konfirmasi, guru membahas
jawaban LKPD agar peserta didik dapat
mengecek pekerjaannya sendiri.
Informasi,
kerjasama
Tertib
Informasi,
kerjasama,
Elaborasi,
kerjasama,
kerja keras,
dan tanggung
jawab
Konfirmasi
137
15 menit
3. Fase-3 Permainan (Games)
a. Peserta didik berkelompok menurut
kelompoknya.
b. Guru membacakan aturan permainan dalam
games akademik (menggunakan media kartu
berpasangan) yang berkaitan dengan cara
mengidentifikasi kesebangunan bangun datar.
c. Melalui kegiatan elaborasi, peserta didik
dengan mandiri diberi kesempatan untuk
mengerjakan soal games yang berkaitan dengan
cara mengidentifikasi kesebangunan bangun
datar (berupa kartu berpasangan).
d. Melalui kegiatan konfirmasi, peserta didik
yang sudah selesai mengerjakan soal games,
dipersilahkan mengacungkan tangan dan
mempresentasikan hasil jawaban soal games di
depan kelas dengan percaya diri.
e. Peserta didik ditanamkan sikap saling
menghargai dengan memberi kesempatan
kepada kelompok lain untuk menanggapi
jawaban atas soal games.
f. Melalui kegiatan konfirmasi, guru
mengevaluasi jawaban peserta didik dan
memberikan penguatan kepada kelompok yang
jawabanya benar dan memberi motivasi atau
semangat kepada kelompok yang belum
berhasil.
Informasi
Elaborasi,
kerjasama
Konfirmasi,
percaya diri
Saling
menghargai
Konfirmasi,
motivasi
5 menit 4. Fase-5 Penghargaan (Team Recognitition)
a. Guru mengumumkan nilai.
b. Guru memberikan penghargaan kepada peserta
didik dengan nilai games tertinggi sebagai
Informasi
Menghargai
138
pendorong kelompok lain agar berusaha lebih
baik berupa ucapan selamat dan penghargaan
berupa bintang.
5 menit
Kegiatan Penutup
1. Melalui kegiatan konfirmasi, guru membimbing
peserta didik untuk membuat kesimpulan atas
materi yang telah dipelajari pada pertemuan hari
ini.
2. Guru memberikan PR.
3. Melalui kegiatan konfirmasi, guru melakukan
refleksi dan evaluasi terhadap kegiatan
pembelajaran yang baru saja dilaksanakan.
4. Guru membimbing peserta didik dengan berterima
kasih kepada Tuhan sebagai wujud syukur karena
proses belajar mengajar dapat berjalan dengan
lancar. Guru juga mengucapkan terima kasih atas
peran aktif semua peserta didik.
5. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari
pada pertemuan berikutnya yaitu tentang
menghitung panjang sisi pada bangun yang
sebangun.
6. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik
untuk belajar dengan giat.
7. Guru menutup pembelajaran dengan doa dan
mengucapkan salam dengan santun.
Konfirmasi
Mandiri
Konfirmasi
Bersyukur dan
berterima kasih
Tertib
Motivasi
Religius dan
santun
H. PENILAIAN
1. Teknik : Tes tertulis
2. Bentuk instrumen : Latihan soal yang dikemas dalam LKPD, soal
games, dan PR.
3. Tes hasil belajar : Ada, dilakukan secara tertulis melalui games
139
I. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
1. Media/ Alat : LCD proyektor, laptop, media flash, alat peraga,
kartu berpasangan, LKPD, white board,
penggaris, dan spidol.
2. Sumber Belajar :
a) Agus, Nuniek Avianti. 2008. Mudah Belajar Matematika untuk
Kelas IX SMP/MTs (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
b) Wagiyo, A. dkk. 2008. Pegangan Belajar Matematika 3 untuk
SMP/MTs Kelas IX (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Semarang, Agustus 2012
Guru Matematika, Peneliti,
Tri Hartati, S.Pd Abid Khoirul Ismail
NIP NIM 4101408207
140
Lampiran 19
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Eksperimen 1)
(Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games
Tournament dengan menggunakan media “3 In 1”)
Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan : SMP N 13 Semarang
Kelas/Semester : IX/Ganjil
Alokasi waktu : 2 x 30 menit
Pertemuan ke- : 2
A. Standar Kompetensi
Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan
masalah.
B. Kompetensi Dasar
1.2 Mengidentifikasi sifat-sifat dua segitiga sebangun dan kongruen
C. Indikator
1. Menjelaskan pengertian sebangun dua segitiga
2. Menyebutkan sifat-sifat dua segitiga sebangun
D. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian sebangun dua segitiga dengan
bantuan media flash dan alat peraga.
2. Peserta didik dapat menyebutkan sifat-sifat dua segitiga sebangun dengan
bantuan media flash, alat peraga, LKPD, dan kartu berpasangan
E. Materi Pembelajaran
1. Kesebangun pada Segitiga
Gambar 1 Perbesaran Segitiga ABC sebesar 2x terhadap titik O
A
B
C
A1
B1
C1
a
b
c
a1
b1
c1
O
141
adalah bangun hasil dari (segitiga asli) setelah
diperbanyak 2x dengan titik pusat O sehingga :
4. a : a1 = b : b1 = c : c1
5. Sudut-sudut tidak berubah jika dikalikan artinya sudut-sudut pada
segitiga asli sama dengan sudut-sudut pada segitiga hasil
6. ( )
Definisi
Dua segitiga disebut sebangun jika segitiga yang satu dapat dikalikan
sedemikian sehingga hasilnya sama dan sebangun dengan segitiga yang
lain.
Teorema
1. Dua segitiga sebangun kalau ketiga sisi segitiga yang satu sebanding
dengan ketiga sisi yang bersesuaian dari segitiga yang kedua. (S S S)
2. Dua segitiga sebangun kalau dua sudutdari segitiga yang satu sama
dengan dua sudut dari segitiga yang lain. (Sd Sd)
3. Dua segitiga sebangun kalau dua segitiga yang satu sebanding dengan
dua sisi segitiga yang kedua dan sudut apit kedua sisi itu sama. (S Sd
S)
4. Dua segitiga sebangun, kalau kedua segitiga itu siku-siku sedangkan
sisi miring dan sebuah sisi siku-siku dari segitiga yang satu sebanding
dengan sisi miring dan sisi siku-siku dari segitiga yang lain. (S Sm)
F. Metode dan Model pembelajaran
Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya jawab
Model : Teams Games Tournament (TGT)
Langkah-langkah pembelajaran matematika dengan model pembelajaran TGT
(Teams Games Tournament) adalah sebagai berikut.
1. Fase 1: presentasi kelas (class presentation).
2. Fase 2: belajar kelompok (team).
142
3. Fase 3: permainan (games).
4. Fase 4: kompetisi (turnament).
5. Fase 5: penghargaan (teams recognition).
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Alokasi
Waktu Langkah-langkah Pembelajaran
Karakteristik
Pembelajaran
5 menit
Kegiatan Pendahuluan
1. Guru dengan disiplin datang tepat waktu.
2. Guru mengucapkan salam dengan santun.
3. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa
sebelum pembelajaran dimulai.
4. Guru memeriksa kondisi kelas dan kehadiran
peserta didik untuk mengecek kedisplinan peserta
didik.
5. Peserta didik dengan mandiri diminta
menyiapkan alat-alat belajar (buku tulis, alat tulis,
dan buku pelajaran matematika kelas IX) dan
membersihkan papan tulis jika belum
dibersihkan.
6. Guru mempersiapkan LCD proyektor, laptop,
media ”3 In 1”, dan LKPD.
7. Guru menyampaikan materi, tujuan
pembelajaran, dan indikator yang akan dicapai
pada pembelajaran hari ini dengan komunikatif.
8. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik
dengan menjelaskan manfaat mempelajari materi
kesebangunan. Guru memberikan contoh
kesebangunan segitiga dalam kehidupan sehari-
hari misalnya segitiga yang diberi cahaya lampu
senter sehingga bayangan segitiga tersebut
Disiplin
Santun
Religius
Disiplin
Mandiri
Informasi,
komunikatif
Motivasi
143
sebangun dengan segitiga aslinya.
9. Guru menanyakan kesiapan belajar peserta didik
secara lisan.
10. Melalui kegiatan eksplorasi, guru melakukan
apersepsi untuk menggali pengetahuan prasyarat
tentang segitiga yang sebangun. Guru meminta
peserta didik menyebutkan jenis-jenis segitiga.
Semangat,
siap
Eksplorasi,
interaktif,
berpikir logis
10 menit
Kegiatan Inti
1. Fase-1 Penyajian Kelas (Class Presentation)
a. Guru menyajikan materi pengertian dan syarat-
syarat kesebangunan segitiga dengan
memanfaatkan media flash dan alat peraga
sedangkan peserta didik mengamati demonstrasi
yang dilakukan guru.
b. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan
dengan memanfaatkan media flash dan guru
melibatkan peserta didik secara aktif dan teliti
dibimbing agar dapat menyimpulkan pengertian
dan syarat-syarat kesebangunan segitiga.
c. Peserta didik menyimpulkan pengertian dan
syarat-syarat kesebangunan segitiga dan guru
memberikan penguatan atas pernyataan peserta
didik.
d. Peserta didik dengan aktif diberi kesempatan
untuk bertanya tentang materi yang telah di
pelajari.
Eksplorasi,
mandiri, dan
berpikir logis
Elaborasi,
aktif dan teliti
Konfirmasi
Aktif, rasa
ingin tahu
5 menit
2. Fase-2 Belajar kelompok (teams)
a. Dengan tertib, peserta didik bergabung dengan
kelompoknya masing-masing yang telah
Tertib
144
10 menit
5 menit
dibentuk pada pertemuan sebelumnya.
b. Guru membagikan LKPD yang berisi latihan
soal tentang kesebangunan pada segitiga dan
mencari panjang sisi yang belum diketahui.
c. Guru menginformasikan kepada peserta didik
untuk berdiskusi dan bekerjasama dengan
kelompoknya.
d. Peserta didik bekerjasama dengan teman satu
kelompoknya untuk mendiskusikan pertanyaan
yang ada pada LKPD dengan penuh tanggung
jawab sehingga semua anggota kelompok
paham.
e. Guru berkeliling kelas memantau jalannya
diskusi kelompok, dan guru hanya sebagai
fasilitator jika diperlukan.
f. Melalui kegiatan konfirmasi, guru membahas
jawaban LKPD agar peserta didik dapat
mengecek pekerjaannya sendiri.
Informasi,
kerjasama,
Elaborasi,
kerjasama,
kerja keras,
dan tanggung
jawab
Konfirmasi
20 menit
3. Fase-3 Permainan (Games)
a. Peserta didik berkelompok menurut
kelompoknya.
b. Guru membacakan aturan permainan dalam
games akademik (menggunakan media kartu
berpasangan).
c. Melalui kegiatan elaborasi, peserta didik
dengan mandiri diberi kesempatan untuk
mengerjakan soal games (berupa kartu
berpasangan).
d. Melalui kegiatan konfirmasi, peserta didik
yang sudah selesai mengerjakan soal games,
dipersilahkan mengacungkan tangan dan
Informasi
Elaborasi,
kerjasama
Konfirmasi,
percaya diri
145
mempresentasikan hasil jawaban soal games di
depan kelas dengan percaya diri.
e. Peserta didik ditanamkan sikap saling
menghargai dengan memberi kesempatan
kepada kelompok lain untuk menanggapi
jawaban atas soal games.
f. Melalui kegiatan konfirmasi, guru
mengevaluasi jawaban peserta didik dan
memberikan penguatan kepada kelompok yang
jawabanya benar dan memberi motivasi atau
semangat kepada kelompok yang belum
berhasil.
Saling
menghargai
Konfirmasi,
motivasi
5 menit 4. Fase-5 Penghargaan (Team Recognitition)
a. Guru mengumumkan nilai.
b. Guru memberikan penghargaan kepada peserta
didik dengan nilai games tertinggi sebagai
pendorong kelompok lain agar berusaha lebih
baik berupa ucapan selamat dan penghargaan
berupa bintang.
Informasi
Menghargai
5 menit
Kegiatan Penutup
1. Melalui kegiatan konfirmasi, guru membimbing
peserta didik untuk membuat kesimpulan atas
materi yang telah dipelajari pada pertemuan hari
ini.
2. Melalui kegiatan konfirmasi, guru melakukan
refleksi dan evaluasi terhadap kegiatan
pembelajaran yang baru saja dilaksanakan.
3. Guru membimbing peserta didik dengan berterima
kasih kepada Tuhan sebagai wujud syukur karena
proses belajar mengajar dapat berjalan dengan
Konfirmasi
Konfirmasi
Bersyukur dan
berterima kasih
146
lancar. Guru juga mengucapkan terima kasih atas
peran aktif semua peserta didik.
4. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari
pada pertemuan berikutnya yaitu tentang
menghitung panjang sisi pada bangun yang
sebangun.
5. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik
untuk belajar dengan giat.
6. Guru menutup pembelajaran dengan doa dan
mengucapkan salam dengan santun.
Tertib
Motivasi
Religius dan
santun
H. PENILAIAN
1. Teknik : Tes tertulis
2. Bentuk instrumen : Latihan soal yang dikemas dalam LKPD, soal
games, dan PR.
3. Tes hasil belajar : Ada, dilakukan secara tertulis melalui games
I. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
1. Media/ Alat : LCD proyektor, laptop, media flash, alat peraga,
kartu berpasangan, LKPD, white board, penggaris, busur derajat, dan
spidol.
2. Sumber Belajar :
a) Agus, Nuniek Avianti. 2008. Mudah Belajar Matematika untuk
Kelas IX SMP/MTs (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
b) Wagiyo, A. dkk. 2008. Pegangan Belajar Matematika 3 untuk
SMP/MTs Kelas IX (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
147
Semarang, Agustus 2012
Guru Matematika, Peneliti,
Tri Hartati, S.Pd Abid Khoirul Ismail
NIP NIM 4101408207
148
Lampiran 20
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Eksperimen 1)
(Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games
Tournament dengan menggunakan media “3 In 1”)
Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan : SMP N 13 Semarang
Kelas/Semester : IX/Ganjil
Alokasi waktu : 2 x 30 menit
Pertemuan ke- : 3
A. Standar Kompetensi
Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan
masalah.
B. Kompetensi Dasar
1.3 Menggunakan konsep kesebangunan segitiga dalam pemecahan masalah
C. Indikator
1. Menentukan perbandingan sisi-sisi dua segitiga yang sebangun dan
menghitung panjang sisi yang belum diketahui pada segitiga sembarang
dan segitiga yang memiliki garis sejajar.
2. Menentukan perbandingan sisi-sisi dua segitiga yang sebangun dan
menghitung panjangnya pada segitiga terpancung.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menentukan perbandingan sisi-sisi dua segitiga yang
sebangun dengan bantuan media flash dan alat peraga.
2. Peserta didik dapat menghitung panjang sisi dua segitiga sebangun yang
belum diketahui pada segitiga sembarang dan segitiga yang memiliki garis
sejajar dengan bantuan LKPD dan Kartu berpasangan.
3. Peserta didik dapat menentukan perbandingan sisi-sisi dua segitiga yang
sebangun dan menghitung panjangnya pada segitiga terpancung bantuan
LKPD dan Kartu berpasangan.
149
E. Materi Pembelajaran
Menghitung Panjang Sisi pada Bangun yang Sebangun
a) Pada segitiga sembarang
Gambar 1 Segitiga ABC sebangun dengan segitiga DEF
Perhatikan Gambar 1, karena ketiga sudut yang bersesuaian antara
dan besarnya sama maka . Sehingga:
b) Pada dua segitiga yang memiliki sepasang sisi yang sejajar
Gambar 2 Segitiga yang memiliki sepasang sisi sejajar
Perhatikan Gambar 2, Lihat segitiga dan Diperoleh:
(Sudut Sehadap)
(Sudut Sehadap)
(Sudut Berimpit)
Sehingga
Akibatnya
A B
C
D E
F
A B
C
D E
150
c) Sisi-sisi sejajar pada segitiga terpancung
Gambar 3 Sisi-sisi sejajar pada segitiga terpancung
Perhatikan Gambar 3, Bangun datar ABCD merupakan Segitiga
terpancung yang memiliki garis-garis sejajar yaitu . Sehingga untuk
mencari panjang garis EF dibuat garis bantu DH dimana .
Sehingga HB = GF =DC
Lihat segitiga dan Diperoleh:
(Sudut Sehadap)
(Sudut Sehadap)
(Sudut Berimpit)
Sehingga
Akibatnya
Diperoleh
Maka
( )
( )
A B
C D
E F G
H
151
( )
( )
Jadi
F. Metode dan Model pembelajaran
Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya jawab
Model : Teams Games Tournament (TGT)
Langkah-langkah pembelajaran matematika dengan model pembelajaran TGT
(Teams Games Tournament) adalah sebagai berikut.
1. Fase 1: presentasi kelas (class presentation).
2. Fase 2: belajar kelompok (team).
3. Fase 3: permainan (games).
4. Fase 4: kompetisi (turnament).
5. Fase 5: penghargaan (teams recognition).
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Alokasi
Waktu Langkah-langkah Pembelajaran
Karakteristik
Pembelajaran
5 menit
Kegiatan Pendahuluan
1. Guru dengan disiplin datang tepat waktu.
2. Guru mengucapkan salam dengan santun.
3. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa
sebelum pembelajaran dimulai.
4. Guru memeriksa kondisi kelas dan kehadiran
peserta didik untuk mengecek kedisplinan peserta
didik.
5. Peserta didik dengan mandiri diminta
Disiplin
Santun
Religius
Disiplin
Mandiri
152
menyiapkan alat-alat belajar (buku tulis, alat tulis,
dan buku pelajaran matematika kelas IX) dan
membersihkan papan tulis jika belum
dibersihkan.
6. Guru mempersiapkan LCD proyektor, laptop,
media ”3 In 1”, dan LKPD.
7. Guru menyampaikan materi, tujuan
pembelajaran, dan indikator yang akan dicapai
pada pembelajaran hari ini dengan komunikatif.
8. Guru menanyakan kesiapan belajar peserta didik
secara lisan.
9. Melalui kegiatan eksplorasi, guru melakukan
apersepsi untuk menggali pengetahuan prasyarat
tentang menghitung panjang sisi pada bangun
yang sebangun.
a. Guru meminta peserta didik menyebutkan
syarat-syarat dua segitiga yang sebangun.
b. Guru menanyakan kepada peserta didik tentang
hubungan sudut-sudut pada garis yang sejajar
dipotong oleh garis lain.
Informasi,
komunikatif
Semangat,
siap
Eksplorasi,
Eksplorasi,
interaktif,
berpikir logis
10 menit
Kegiatan Inti
1. Fase-1 Penyajian Kelas (Class Presentation)
a. Guru menyajikan materi tentang menghitung
panjang sisi yang belum diketahui pada 2
segitiga sebangun, segitiga yang memiliki garis
sejajar, dan segitiga terpancung dengan
memanfaatkan media flash dan alat peraga
sedangkan peserta didik mengamati demonstrasi
yang dilakukan guru.
b. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan
dengan memanfaatkan media flash dan guru
Eksplorasi,
mandiri, dan
berpikir logis
Elaborasi,
aktif dan teliti
153
melibatkan peserta didik secara aktif dan teliti
dibimbing untuk dapat menyimpulkan cara
menghitung panjang sisi yang belum diketahui
pada 2 segitiga sebangun, segitiga yang
memiliki garis sejajar, dan segitiga terpancung.
c. Peserta didik menyimpulkan cara menghitung
panjang sisi yang belum diketahui pada 2
segitiga sebangun, segitiga yang memiliki garis
sejajar, dan segitiga terpancung dan guru
memberikan penguatan atas pernyataan peserta
didik.
d. Peserta didik dengan aktif diberi kesempatan
untuk bertanya tentang materi yang telah di
pelajari.
Konfirmasi
Aktif, rasa
ingin tahu
5 menit
10 menit
2. Fase-2 Belajar kelompok (teams)
a. Dengan tertib, peserta didik bergabung dengan
kelompoknya masing-masing yang telah
dibentuk pada pertemuan sebelumnya.
b. Guru membagikan LKPD yang berisi latihan
soal tentang menghitung panjang sisi yang
belum diketahui pada 2 segitiga sebangun,
segitiga yang memiliki garis sejajar, dan
segitiga terpancung.
c. Guru menginformasikan kepada peserta didik
untuk berdiskusi dan bekerjasama dengan
kelompoknya.
d. Peserta didik bekerjasama dengan teman satu
kelompoknya untuk mendiskusikan pertanyaan
yang ada pada LKPD dengan penuh tanggung
jawab sehingga semua anggota kelompok
paham.
Tertib
Informasi,
kerjasama,
Elaborasi,
kerjasama,
kerja keras,
dan tanggung
jawab
154
5 menit
e. Guru berkeliling kelas memantau jalannya
diskusi kelompok, dan guru hanya sebagai
fasilitator jika diperlukan.
f. Melalui kegiatan konfirmasi, guru membahas
jawaban LKPD agar peserta didik dapat
mengecek pekerjaannya sendiri.
Konfirmasi
15 menit
3. Fase-3 Permainan (Games)
a. Peserta didik berkelompok menurut
kelompoknya.
b. Guru membacakan aturan permainan dalam
games akademik (menggunakan media kartu
berpasangan).
c. Melalui kegiatan elaborasi, peserta didik
dengan mandiri diberi kesempatan untuk
mengerjakan soal games (berupa kartu
berpasangan).
d. Melalui kegiatan konfirmasi, peserta didik
yang sudah selesai mengerjakan soal games,
dipersilahkan mengacungkan tangan dan
mempresentasikan hasil jawaban soal games di
depan kelas dengan percaya diri.
e. Peserta didik ditanamkan sikap saling
menghargai dengan memberi kesempatan
kepada kelompok lain untuk menanggapi
jawaban atas soal games.
f. Melalui kegiatan konfirmasi, guru
mengevaluasi jawaban peserta didik dan
memberikan penguatan kepada kelompok yang
jawabanya benar dan memberi motivasi atau
semangat kepada kelompok yang belum
berhasil.
Informasi
Elaborasi,
kerjasama
Konfirmasi,
percaya diri
Saling
menghargai
Konfirmasi,
motivasi
155
5 menit
4. Fase-5 Penghargaan (Team Recognitition)
a. Guru mengumumkan nilai.
b. Guru memberikan penghargaan kepada peserta
didik dengan nilai games tertinggi sebagai
pendorong kelompok lain agar berusaha lebih
baik berupa ucapan selamat dan penghargaan
berupa bintang.
Informasi
Menghargai
5 menit
Kegiatan Penutup
1. Melalui kegiatan konfirmasi, guru membimbing
peserta didik untuk membuat kesimpulan atas
materi yang telah dipelajari pada pertemuan hari
ini.
2. Guru memberikan PR.
3. Melalui kegiatan konfirmasi, guru melakukan
refleksi dan evaluasi terhadap kegiatan
pembelajaran yang baru saja dilaksanakan.
4. Guru membimbing peserta didik dengan berterima
kasih kepada Tuhan sebagai wujud syukur karena
proses belajar mengajar dapat berjalan dengan
lancar. Guru juga mengucapkan terima kasih atas
peran aktif semua peserta didik.
5. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik
untuk belajar dengan giat.
6. Guru menutup pembelajaran dengan doa dan
mengucapkan salam dengan santun.
Konfirmasi
Mandiri
Konfirmasi
Bersyukur dan
berterima kasih
Motivasi
Religius dan
santun
H. PENILAIAN
1. Teknik : Tes tertulis
2. Bentuk instrumen : Latihan soal yang dikemas dalam LKPD, soal
games, dan PR.
3. Tes hasil belajar : Ada, dilakukan secara tertulis melalui games
156
I. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
1. Media/ Alat : LCD proyektor, laptop, media flash, alat peraga,
kartu berpasangan, LKPD, white board, dan spidol.
2. Sumber Belajar :
a) Agus, Nuniek Avianti. 2008. Mudah Belajar Matematika untuk
Kelas IX SMP/MTs (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
b) Wagiyo, A. dkk. 2008. Pegangan Belajar Matematika 3 untuk
SMP/MTs Kelas IX (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Semarang, Agustus 2012
Guru Matematika, Peneliti,
Tri Hartati, S.Pd Abid Khoirul Ismail
NIP NIM 4101408207
157
Lampiran 21
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Eksperimen 1)
(Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games
Tournament dengan menggunakan media “3 In 1”)
Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan : SMP N 13 Semarang
Kelas/Semester : IX/Ganjil
Alokasi waktu : 2 x 30 menit
Pertemuan ke- : 4
A. Standar Kompetensi
Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan
masalah.
B. Kompetensi Dasar
1.4 Menggunakan konsep kesebangunan segitiga dalam pemecahan masalah
C. Indikator
1. Menentukan perbandingan sisi-sisi dua segitiga yang sebangun dan
menghitung panjang sisi yang belum diketahui pada segitiga siku-siku.
2. Memecahkan masalah yang melibatkan kesebangunan.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menentukan perbandingan sisi-sisi dua segitiga yang
sebangun dengan bantuan media flash dan alat peraga.
2. Peserta didik dapat menghitung panjang sisi yang belum diketahui pada
segitiga siku-siku dengan bantuan LKPD dan Kartu berpasangan.
3. Peserta didik dapat Memecahkan masalah yang melibatkan kesebangunan.
158
E. Materi Pembelajaran
Menghitung Panjang Sisi pada Bangun yang Sebangun
Pada segitiga siku-siku
Gambar 1 Kesebangunan pada segitiga siku-siku
Perhatikan Gambar 1, Lihat , dan merupakan segitiga
siku-siku.
Lihat dan
(Sudut Siku-siku)
(Berimpit)
Pada
Pada
Karena sehingga mengakibatkan =
Sehingga
Akibatnya
Diperoleh
Lihat dan
(Sudut Siku-siku)
(Berimpit)
A B
C
D
159
Pada
Pada
Karena sehingga mengakibatkan =
Sehingga
Akibatnya
Diperoleh
Lihat dan
(Sudut Siku-siku)
Karena = dan maka
Karena = dan maka
Sehingga
Akibatnya
Diperoleh
Jadi, jika merupakan segitiga siku-siku, siku-siku di A dan AD BC,
maka :
A B
C
D
𝐴𝐷 𝐵𝐷 𝐶𝐷
𝐴𝐶 𝐵𝐶 𝐶𝐷
𝐴𝐵 𝐵𝐶 𝐵𝐷
160
F. Metode dan Model pembelajaran
Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya jawab
Model : Teams Games Tournament (TGT)
Langkah-langkah pembelajaran matematika dengan model pembelajaran TGT
(Teams Games Tournament) adalah sebagai berikut.
1. Fase 1: presentasi kelas (class presentation).
2. Fase 2: belajar kelompok (team).
3. Fase 3: permainan (games).
4. Fase 4: kompetisi (turnament).
5. Fase 5: penghargaan (teams recognition).
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Alokasi
Waktu Langkah-langkah Pembelajaran
Karakteristik
Pembelajaran
10 menit
Kegiatan Pendahuluan
1. Guru dengan disiplin datang tepat waktu.
2. Guru mengucapkan salam dengan santun.
3. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa
sebelum pembelajaran dimulai.
4. Guru memeriksa kondisi kelas dan kehadiran
peserta didik untuk mengecek kedisplinan peserta
didik.
5. Peserta didik dengan mandiri diminta
menyiapkan alat-alat belajar (buku tulis, alat tulis,
dan buku pelajaran matematika kelas IX) dan
membersihkan papan tulis jika belum
dibersihkan.
6. Guru mempersiapkan LCD proyektor, laptop,
media ”3 In 1”, dan LKPD.
7. Guru menyampaikan materi, tujuan
Disiplin
Santun
Religius
Disiplin
Mandiri
Informasi,
161
pembelajaran, dan indikator yang akan dicapai
pada pembelajaran hari ini dengan komunikatif.
8. Guru menanyakan kesiapan belajar peserta didik
secara lisan.
9. Melalui kegiatan eksplorasi, guru melakukan
apersepsi untuk menggali pengetahuan prasyarat
tentang menghitung panjang sisi pada segitiga
siku-siku.
a. Guru menanyakan kepada peserta didik
mengenai sifat-sifat segitiga siku-siku.
b. Guru meminta peserta didik menyebutkan
syarat-syarat dua bangun yang sebangun.
komunikatif
Semangat,
siap
Eksplorasi,
Eksplorasi,
interaktif,
berpikir logis
10 menit
Kegiatan Inti
1. Fase-1 Penyajian Kelas (Class Presentation)
a. Guru menyajikan materi tentang menghitung
panjang sisi yang belum diketahui pada segitiga
siku-siku dengan memanfaatkan media flash
dan alat peraga sedangkan peserta didik
mengamati demonstrasi yang dilakukan guru.
b. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan
dengan memanfaatkan media flash guru
melibatkan peserta didik secara aktif dan teliti
dibimbing agar menyimpulkan cara menghitung
panjang sisi yang belum diketahui pada pada
segitiga siku-siku.
c. Peserta didik menyimpulkan cara menghitung
panjang sisi yang belum diketahui pada pada
segitiga siku-siku dan guru memberikan
penguatan atas pernyataan peserta didik.
Eksplorasi,
mandiri, dan
berpikir logis
Elaborasi,
aktif dan teliti
Konfirmasi
162
d. Peserta didik dengan aktif diberi kesempatan
untuk bertanya tentang materi yang telah di
pelajari.
Aktif, rasa
ingin tahu
5 menit
10 menit
5 menit
2. Fase-2 Belajar kelompok (teams)
a. Dengan tertib, peserta didik bergabung dengan
kelompoknya masing-masing yang telah
dibentuk pada pertemuan sebelumnya.
b. Guru membagikan LKPD yang berisi latihan
soal tentang menghitung panjang sisi yang
belum diketahui pada pada segitiga siku-siku.
c. Guru menginformasikan kepada peserta didik
untuk berdiskusi dan bekerjasama dengan
kelompoknya.
d. Peserta didik bekerjasama dengan teman satu
kelompoknya untuk mendiskusikan pertanyaan
yang ada pada LKPD dengan penuh tanggung
jawab sehingga semua anggota kelompok
paham.
e. Guru berkeliling kelas memantau jalannya
diskusi kelompok, dan guru hanya sebagai
fasilitator jika diperlukan.
f. Melalui kegiatan konfirmasi, guru membahas
jawaban LKPD agar peserta didik dapat
mengecek pekerjaannya sendiri.
Tertib
Informasi,
kerjasama,
Elaborasi,
kerjasama,
kerja keras,
dan tanggung
jawab
Konfirmasi
163
15 menit
3. Fase-3 Permainan (Games)
a. Peserta didik berkelompok menurut
kelompoknya.
b. Guru membacakan aturan permainan dalam
games akademik (menggunakan media kartu
berpasangan).
c. Melalui kegiatan elaborasi, peserta didik
dengan mandiri diberi kesempatan untuk
mengerjakan soal games (berupa kartu
berpasangan).
d. Melalui kegiatan konfirmasi, peserta didik
yang sudah selesai mengerjakan soal games,
dipersilahkan mengacungkan tangan dan
mempresentasikan hasil jawaban soal games di
depan kelas dengan percaya diri.
e. Peserta didik ditanamkan sikap saling
menghargai dengan memberi kesempatan
kepada kelompok lain untuk menanggapi
jawaban atas soal games.
f. Melalui kegiatan konfirmasi, guru
mengevaluasi jawaban peserta didik dan
memberikan penguatan kepada kelompok yang
jawabanya benar dan memberi motivasi atau
semangat kepada kelompok yang belum
berhasil.
Informasi
Elaborasi,
kerjasama
Konfirmasi,
percaya diri
Saling
menghargai
Konfirmasi,
motivasi
5 menit
4. Fase-5 Penghargaan (Team Recognitition)
a. Guru mengumumkan nilai.
b. Guru memberikan penghargaan kepada peserta
didik dengan nilai games tertinggi sebagai
pendorong kelompok lain agar berusaha lebih
baik berupa ucapan selamat dan penghargaan
Informasi
Menghargai
164
berupa bintang.
5 menit
Kegiatan Penutup
1. Melalui kegiatan konfirmasi, guru membimbing
peserta didik untuk membuat kesimpulan atas
materi yang telah dipelajari pada pertemuan hari
ini.
2. Guru memberikan PR.
3. Melalui kegiatan konfirmasi, guru melakukan
refleksi dan evaluasi terhadap kegiatan
pembelajaran yang baru saja dilaksanakan.
4. Guru membimbing peserta didik dengan berterima
kasih kepada Tuhan sebagai wujud syukur karena
proses belajar mengajar dapat berjalan dengan
lancar. Guru juga mengucapkan terima kasih atas
peran aktif semua peserta didik.
5. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik
untuk belajar dengan giat.
6. Guru menutup pembelajaran dengan doa dan
mengucapkan salam dengan santun.
Konfirmasi
Mandiri
Konfirmasi
Bersyukur dan
berterima kasih
Motivasi
Religius dan
santun
H. PENILAIAN
1. Teknik : Tes tertulis
2. Bentuk instrumen : Latihan soal yang dikemas dalam LKPD, soal
games, dan PR.
3. Tes hasil belajar : Ada, dilakukan secara tertulis melalui games
I. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
1. Media/ Alat : LCD proyektor, laptop, media flash, LKPD, Kartu
berpasangan, white board, dan spidol.
2. Sumber Belajar :
165
a) Agus, Nuniek Avianti. 2008. Mudah Belajar Matematika untuk
Kelas IX SMP/MTs (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
b) Wagiyo, A. dkk. 2008. Pegangan Belajar Matematika 3 untuk
SMP/MTs Kelas IX (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Semarang, Juli 2012
Guru Matematika, Peneliti,
Tri Hartati, S.Pd Abid Khoirul Ismail
NIP NIM 4101408207
166
Lampiran 22
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Eksperimen 1)
(Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games
Tournament dengan menggunakan media “3 In 1”)
Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan : SMP N 13 Semarang
Kelas/Semester : IX/Ganjil
Alokasi waktu : 2 x 30 menit
Pertemuan ke- : 5
A. Standar Kompetensi
Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan
masalah.
B. Kompetensi Dasar
1.3 Menggunakan konsep kesebangunan segitiga dalam pemecahan masalah
C. Indikator
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kesebangunan
D. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
kesebangunan.
E. Materi Pembelajaran
1. Kesebangunan Bangun Datar
2. Kesebangunan pada Segitiga
3. Menghitung Panjang Sisi pada Bangun yang Sebangun
F. Metode dan Model pembelajaran
Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya jawab
Model : Teams Games Tournament (TGT)
Langkah-langkah pembelajaran matematika dengan model pembelajaran TGT
(Teams Games Tournament) adalah sebagai berikut.
167
1. Fase 1: presentasi kelas (class presentation).
2. Fase 2: belajar kelompok (team).
3. Fase 3: permainan (games).
4. Fase 4: kompetisi (turnament).
5. Fase 5: penghargaan (teams recognition).
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Alokasi
Waktu Langkah-langkah Pembelajaran
Karakteristik
Pembelajaran
5 menit
Kegiatan Pendahuluan
1. Guru dengan disiplin datang tepat waktu.
2. Guru mengucapkan salam dengan santun.
3. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa
sebelum pembelajaran dimulai.
4. Guru memeriksa kondisi kelas dan kehadiran
peserta didik untuk mengecek kedisplinan peserta
didik.
5. Peserta didik dengan mandiri diminta
menyiapkan alat-alat belajar (buku tulis, alat tulis,
dan buku pelajaran matematika kelas IX) dan
membersihkan papan tulis jika belum
dibersihkan.
6. Guru mempersiapkan LCD proyektor, laptop,
soal turnamen.
7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
indikator yang akan dicapai pada pembelajaran
hari ini dengan komunikatif.
8. Guru menginformasikan model pembelajaran
yang akan digunakan, yaitu model pembelajaran
TGT (Teams Games Tournament) pada tahap
turnamen.
Disiplin
Santun
Religius
Disiplin
Mandiri
Informasi,
komunikatif
Informasi,
tertib
168
9. Guru menanyakan kesiapan belajar peserta didik
secara lisan.
Semangat,
siap
35 menit
Kegiatan Inti
1. Fase-4 Kompetisi (Tournament)
a. Guru menentukan tempat meja turnamen,
menjelaskan peraturan turnamen dan meminta
tiap kelompok mengirimkan wakilnya pada
masing-masing meja turnamen.
b. Guru membagikan soal masing-masing meja
turnamen, kemudian memberikan instruksi
mengerjakan soal (turnamen 1-5).
c. Guru mengoreksi jawaban soal turnamen 1-5,
memberikan pengaturan skor, dan
mengingatkan perpindahan untuk skor tertinggi
dan terendah.
d. Guru membagikan soal masing-masing meja
turnamen, kemudian memberikan instruksi
mengerjakan soal (turnamen 6).
e. Guru mengoreksi jawaban soal turnamen 6,
memberikan pengaturan skor, dan
mengingatkan perpindahan untuk skor tertinggi
dan terendah.
f. Guru membagikan soal masing-masing meja
turnamen, kemudian memberikan instruksi
mengerjakan soal (turnamen 7).
g. Guru mengoreksi jawaban soal turnamen 7,
memberikan pengaturan skor, dan
mengingatkan perpindahan untuk skor tertinggi
dan terendah.
h. Guru membagikan soal masing-masing meja
turnamen, kemudian memberikan instruksi
Informasi,
tertib
Elaborasi,
mandiri, dan
berpikir logis
Konfirmasi
Elaborasi,
mandiri, dan
berpikir logis
Konfirmasi
Elaborasi,
mandiri, dan
berpikir logis
Konfirmasi
Elaborasi,
mandiri, dan
169
mengerjakan soal (turnamen 8).
i. Guru mengoreksi jawaban soal turnamen 8,
memberikan pengaturan skor.
j. Peserta didik dengan aktif diberi kesempatan
untuk bertanya tentang soal yang dianggap sulit.
berpikir logis
Konfirmasi
Aktif, rasa
ingin tahu
5 menit 2. Fase-5 Penghargaan (Team Recognitition)
a. Guru mengumumkan total skor.
b. Guru memberikan penghargaan kepada
kelompok dengan total skor tertinggi sebagai
pendorong kelompok lain agar berusaha lebih
baik berupa ucapan selamat dan hadiah.
Informasi
Menghargai
5 menit
Kegiatan Penutup
1. Melalui kegiatan konfirmasi, guru membimbing
peserta didik untuk membuat kesimpulan atas
materi yang telah dipelajari pada pertemuan hari
ini.
2. Guru memberikan PR.
3. Melalui kegiatan konfirmasi, guru melakukan
refleksi dan evaluasi terhadap kegiatan
pembelajaran yang baru saja dilaksanakan.
4. Guru memberikan informasi bahwa untuk
pertemuan ke-5 akan dilaksanakan turnamen
sehingga diharapakan peserta didik untuk belajar
demi tujuan kelmpok.
5. Guru membimbing peserta didik dengan berterima
kasih kepada Tuhan sebagai wujud syukur karena
proses belajar mengajar dapat berjalan dengan
lancar. Guru juga mengucapkan terima kasih atas
peran aktif semua peserta didik.
6. Guru menyampaikan informasi kepada peserta
Konfirmasi
Mandiri
Konfirmasi
Informasi
Bersyukur dan
berterima kasih
Tertib
170
didik untuk pertemuan terakhir akan diadakan test
tentang materi kesebangunan.
7. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik
untuk belajar dengan giat.
8. Guru menutup pembelajaran dengan doa dan
mengucapkan salam dengan santun.
Motivasi
Religius dan
santun
H. PENILAIAN
1. Teknik : Tes tertulis
2. Bentuk instrumen : Latihan soal yang dikemas dalam soal
tournament, dan PR.
3. Tes hasil belajar : Ada, dilakukan secara tertulis melalui tournament
I. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
1. Media/ Alat : LCD proyektor, laptop, media flash, Kartu Soal
tournament, white board, dan spidol.
2. Sumber Belajar :
a) Agus, Nuniek Avianti. 2008. Mudah Belajar Matematika untuk
Kelas IX SMP/MTs (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
b) Wagiyo, A. dkk. 2008. Pegangan Belajar Matematika 3 untuk
SMP/MTs Kelas IX (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Semarang, Agustus 2012
Guru Matematika, Peneliti,
Tri Hartati, S.Pd Abid Khoirul Ismail
NIP NIM 4101408207
171
Lampiran 23
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Eksperimen 2)
(Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori dengan
menggunakan media “3 In 1”)
Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan : SMP N 13 Semarang
Kelas/Semester : IX/Ganjil
Alokasi waktu : 2 x 30 menit
Pertemuan ke- : 1
A. Standar Kompetensi
Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan
masalah.
B. Kompetensi Dasar
1.1 Mengidentifikasi bangun-bangun datar yang sebangun dan kongruen
C. Indikator
1. Membedakan dua bangun yang sebangun melalui model bangun datar
2. Mengidentifikasikan dua bangun datar yang sebangun
D. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat membedakan dua bangun yang sebangun melalui
model bangun datar dan dengan bantuan media flash
2. Peserta didik dapat mengidentifikasikan dua bangun datar yang sebangun
dengan mengerjakan LKPD dan kartu berpasangan.
E. Materi Pembelajaran
1. Kesebangunan Bangun Datar
Gambar 1. Dua Bangun Persegi Panjang yang Sebangun
Perhatikan Gambar 1, Pada persegipanjang ABCD dan
persegipanjang EFGH, perbandingan panjangnya adalah 4 : 8 = 1 : 2.
Adapun perbandingan lebarnya adalah 2 : 4 = 1 : 2. Dengan demikian,
A B
D C
E F
H G
2 cm
4 cm
4 cm
8 cm
172
perbandingan sisi sisi yang bersesuaian pada kedua persegipanjang
tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut.
Kemudian, perhatikan sudut-sudut yang bersesuaian pada
persegipanjang ABCD dan persegipanjang EFGH. Oleh karena keduanya
berbentuk persegipanjang, setiap sudut besarnya 90° sehingga sudut-sudut
yang bersesuaian pada kedua bangun tersebut sama besar. Artinya kedua
persegi - panjang tersebut memiliki sisi-sisi yang bersesuaian dan
sebanding sedangkan sudut-sudut yang bersesuaian sama besar. Oleh
karena itu, persegipanjang ABCD dan persegipanjang EFGH dikatakan
sebangun.
Jadi, dua atau lebih bangun dikatakan sebangun jika memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut.
5. Panjang sisi-sisi yang bersesuaian pada bangun-bangun tersebut
memiliki perbandingan yang senilai.
6. Sudut-sudut yang bersesuaian pada bangun-bangun tersebut sama
besar.
F. Metode dan Model pembelajaran
Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya jawab
Model : Ekspositori
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Alokasi
Waktu Langkah-langkah Pembelajaran
Karakteristik
Pembelajaran
5 menit
Kegiatan Pendahuluan
1. Guru dengan disiplin datang tepat waktu.
2. Guru mengucapkan salam dengan santun.
3. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa
sebelum pembelajaran dimulai.
4. Guru memeriksa kondisi kelas dan kehadiran
Disiplin
Santun
Religius
Disiplin
173
peserta didik untuk mengecek kedisplinan peserta
didik.
5. Peserta didik dengan mandiri diminta
menyiapkan alat-alat belajar (buku tulis, alat tulis,
dan buku pelajaran matematika kelas IX) dan
membersihkan papan tulis jika belum
dibersihkan.
6. Guru mempersiapkan LCD proyektor, laptop,
media ”3 In 1”, dan LKPD.
7. Guru menyampaikan materi, tujuan
pembelajaran, dan indikator yang akan dicapai
pada pembelajaran hari ini dengan komunikatif.
8. Guru menginformasikan model pembelajaran
yang akan digunakan, yaitu model pembelajaran
ekspositori dengan media “3 In 1” dan LKPD.
9. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik
dengan menjelaskan manfaat mempelajari materi
kesebangunan. Guru memberikan contoh
kesebangunan dalam kehidupan sehari-hari
misalnya uang logam Rp 100,00 dengan uang
logam Rp 500,00.
10. Guru menanyakan kesiapan belajar peserta didik
secara lisan.
11. Melalui kegiatan eksplorasi, guru melakukan
apersepsi untuk menggali pengetahuan prasyarat
tentang bangun datar yang sebangun.
a. Guru meminta peserta didik menyebutkan
bangun datar yang telah dipelajari di kelas
VIII.
b. Guru menanyakan besar sudut-sudut dalm
bangun datar.
Mandiri
Informasi,
komunikatif
Informasi,
tertib
Motivasi
Semangat,
siap
Eksplorasi,
Eksplorasi,
interaktif,
174
berpikir logis
10 menit
15 menit
Kegiatan Inti
1. Guru menyajikan materi pengertian dan syarat-
syarat kesebangunan bangun datar dengan
memanfaatkan model bangun datar dan media
flash sedangkan peserta didik mengamati
demonstrasi yang dilakukan guru.
2. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan dengan
memanfaatkan media flash dan guru melibatkan
peserta didik secara aktif dan teliti dibimbing
dengan menjawab pertanyan-pertanyaan yang
disampaikan guru agar dapat menyimpulkan
pengertian dan syarat-syarat kesebangunan
bangun datar.
3. Peserta didik menyimpulkan pengertian dan
syarat-syarat kesebangunan bangun datar dan
guru memberikan penguatan atas pernyataan
peserta didik.
4. Peserta didik dengan aktif diberi kesempatan
untuk bertanya tentang materi yang telah di
pelajari.
5. Guru membagikan LKPD yang berisi yang
berkaitan dengan cara mengidentifikasi
kesebangunan bangun datar.
6. Guru menginformasikan kepada peserta didik
untuk berdiskusi dan bekerjasama dengan teman
sebangku.
7. Peserta didik bekerjasama dengan teman satu
bangkunya untuk mendiskusikan pertanyaan
yang ada pada LKPD dengan penuh tanggung
Eksplorasi,
mandiri, dan
berpikir logis
Elaborasi,
aktif dan teliti
Konfirmasi
Aktif, rasa
ingin tahu
Informasi,
kerjasama,
Elaborasi,
kerjasama,
kerja keras,
175
15 menit
5 menit
5 menit
jawab.
8. Guru berkeliling kelas memantau jalannya
diskusi kelompok, dan guru hanya sebagai
fasilitator jika diperlukan.
9. Melalui kegiatan konfirmasi, guru membahas
jawaban LKPD agar peserta didik dapat
mengecek pekerjaannya sendiri.
10. Guru membacakan aturan mengerjakan soal kartu
berpasangan yang berkaitan dengan cara
mengidentifikasi kesebangunan bangun datar.
11. Melalui kegiatan elaborasi, peserta didik dengan
mandiri diberi kesempatan untuk mengerjakan
soal kartu berpasangan yang berkaitan dengan
cara mengidentifikasi kesebangunan bangun
datar.
12. Melalui kegiatan konfirmasi, peserta didik yang
sudah selesai mengerjakan soal kartu
berpasangan, dipersilahkan mengacungkan
tangan dan mempresentasikan hasil jawaban soal
tersebut di depan kelas dengan percaya diri.
13. Peserta didik ditanamkan sikap saling
menghargai dengan memberi kesempatan kepada
peserta didik lain untuk menanggapi jawaban atas
soal tersebut.
14. Melalui kegiatan konfirmasi, guru mengevaluasi
jawaban peserta didik dan memberikan
penguatan kepada kelompok yang jawabanya
benar dan memberi motivasi atau semangat
kepada peserta didik yang belum berhasil.
dan tanggung
jawab
Konfirmasi
Informasi
Elaborasi,
kerjasama
Konfirmasi,
percaya diri
Saling
menghargai
Konfirmasi,
motivasi
176
5 menit
Kegiatan Penutup
1. Melalui kegiatan konfirmasi, guru membimbing
peserta didik untuk membuat kesimpulan atas
materi yang telah dipelajari pada pertemuan hari
ini.
2. Guru memberikan PR.
3. Melalui kegiatan konfirmasi, guru melakukan
refleksi dan evaluasi terhadap kegiatan
pembelajaran yang baru saja dilaksanakan.
4. Guru membimbing peserta didik dengan berterima
kasih kepada Tuhan sebagai wujud syukur karena
proses belajar mengajar dapat berjalan dengan
lancar. Guru juga mengucapkan terima kasih atas
peran aktif semua peserta didik.
5. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari
pada pertemuan berikutnya yaitu tentang
menghitung panjang sisi pada bangun yang
sebangun.
6. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik
untuk belajar dengan giat.
7. Guru menutup pembelajaran dengan doa dan
mengucapkan salam dengan santun.
Konfirmasi
Mandiri
Konfirmasi
Bersyukur dan
berterima kasih
Tertib
Motivasi
Religius dan
santun
H. PENILAIAN
1. Teknik : Tes tertulis
2. Bentuk instrumen : Latihan soal yang dikemas dalam LKPD, soal
games, dan PR.
3. Tes hasil belajar : Ada, dilakukan secara tertulis melalui games
177
I. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
1. Media/ Alat : LCD proyektor, laptop, media flash, alat peraga,
kartu berpasangan, LKPD, white board, penggaris, dan spidol.
2. Sumber Belajar :
a) Agus, Nuniek Avianti. 2008. Mudah Belajar Matematika untuk
Kelas IX SMP/MTs (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
b) Wagiyo, A. dkk. 2008. Pegangan Belajar Matematika 3 untuk
SMP/MTs Kelas IX (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Semarang, Agustus 2012
Guru Matematika, Peneliti,
Tri Hartati, S.Pd Abid Khoirul Ismail
NIP NIM 4101408207
178
Lampiran 24
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Eksperimen 2)
(Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori dengan
menggunakan media “3 In 1”)
Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan : SMP N 13 Semarang
Kelas/Semester : IX/Ganjil
Alokasi waktu : 2 x 30 menit
Pertemuan ke- : 2
A. Standar Kompetensi
Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan
masalah.
B. Kompetensi Dasar
1.2 Mengidentifikasi sifat-sifat dua segitiga sebangun dan kongruen
C. Indikator
1. Menjelaskan pengertian sebangun dua segitiga
2. Menyebutkan sifat-sifat dua segitiga sebangun
D. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian sebangun dua segitiga dengan
bantuan media flash dan alat peraga.
2. Peserta didik dapat menyebutkan sifat-sifat dua segitiga sebangun dengan
bantuan media flash, alat peraga, LKPD, dan kartu berpasangan
E. Materi Pembelajaran
1. Kesebangun pada Segitiga
Gambar 1 Perbesaran Segitiga ABC sebesar 2x terhadap titik O
A
B
C
A1
B1
C1
a
b
c
a1
b1
c1
O
179
adalah bangun hasil dari (segitiga asli) setelah
diperbanyak 2x dengan titik pusat O sehingga :
7. a : a1 = b : b1 = c : c1
8. Sudut-sudut tidak berubah jika dikalikan artinya sudut-sudut pada
segitiga asli sama dengan sudut-sudut pada segitiga hasil
9. ( )
Definisi
Dua segitiga disebut sebangun jika segitiga yang satu dapat dikalikan
sedemikian sehingga hasilnya sama dan sebangun dengan segitiga yang
lain.
Teorema
1. Dua segitiga sebangun kalau ketiga sisi segitiga yang satu sebanding
dengan ketiga sisi yang bersesuaian dari segitiga yang kedua. (S S S)
2. Dua segitiga sebangun kalau dua sudutdari segitiga yang satu sama
dengan dua sudut dari segitiga yang lain. (Sd Sd)
3. Dua segitiga sebangun kalau dua segitiga yang satu sebanding dengan
dua sisi segitiga yang kedua dan sudut apit kedua sisi itu sama. (S Sd
S)
4. Dua segitiga sebangun, kalau kedua segitiga itu siku-siku sedangkan
sisi miring dan sebuah sisi siku-siku dari segitiga yang satu sebanding
dengan sisi miring dan sisi siku-siku dari segitiga yang lain. (S Sm)
F. Metode dan Model pembelajaran
Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya jawab
Model : Ekspositori
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Alokasi
Waktu Langkah-langkah Pembelajaran
Karakteristik
Pembelajaran
5 menit
Kegiatan Pendahuluan
1. Guru dengan disiplin datang tepat waktu.
Disiplin
180
2. Guru mengucapkan salam dengan santun.
3. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa
sebelum pembelajaran dimulai.
4. Guru memeriksa kondisi kelas dan kehadiran
peserta didik untuk mengecek kedisplinan peserta
didik.
5. Peserta didik dengan mandiri diminta
menyiapkan alat-alat belajar (buku tulis, alat tulis,
dan buku pelajaran matematika kelas IX) dan
membersihkan papan tulis jika belum
dibersihkan.
6. Guru mempersiapkan LCD proyektor, laptop,
media ”3 In 1”, dan LKPD.
7. Guru menyampaikan materi, tujuan
pembelajaran, dan indikator yang akan dicapai
pada pembelajaran hari ini dengan komunikatif.
8. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik
dengan menjelaskan manfaat mempelajari materi
kesebangunan. Guru memberikan contoh
kesebangunan segitiga dalam kehidupan sehari-
hari misalnya segitiga yang diberi cahaya lampu
senter sehingga bayangan segitiga tersebut
sebangun dengan segitiga aslinya.
9. Guru menanyakan kesiapan belajar peserta didik
secara lisan.
10. Melalui kegiatan eksplorasi, guru melakukan
apersepsi untuk menggali pengetahuan prasyarat
tentang segitiga yang sebangun. Guru meminta
peserta didik menyebutkan jenis-jenis segitiga.
Santun
Religius
Disiplin
Mandiri
Informasi,
komunikatif
Motivasi
Semangat,
siap
Eksplorasi,
interaktif,
berpikir logis
10 menit
Kegiatan Inti
1. Guru menyajikan materi pengertian dan syarat-
Eksplorasi,
181
15 menit
syarat kesebangunan segitiga dengan
memanfaatkan media flash dan alat peraga
sedangkan peserta didik mengamati demonstrasi
yang dilakukan guru.
2. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan dengan
memanfaatkan media flash dan guru melibatkan
peserta didik secara aktif dan teliti dibimbing agar
dapat menyimpulkan pengertian dan syarat-syarat
kesebangunan segitiga.
3. Peserta didik menyimpulkan pengertian dan
syarat-syarat kesebangunan segitiga dan guru
memberikan penguatan atas pernyataan peserta
didik.
4. Peserta didik dengan aktif diberi kesempatan
untuk bertanya tentang materi yang telah di
pelajari.
5. Guru membagikan LKPD yang berisi latihan soal
tentang kesebangunan pada segitiga dan mencari
panjang sisi yang belum diketahui.
6. Guru menginformasikan kepada peserta didik
untuk berdiskusi dan bekerjasama dengan teman
sebangku.
7. Peserta didik bekerjasama dengan teman satu
bangkunya untuk mendiskusikan pertanyaan yang
ada pada LKPD dengan penuh tanggung jawab.
8. Guru berkeliling kelas memantau jalannya diskusi
kelompok, dan guru hanya sebagai fasilitator jika
diperlukan.
9. Melalui kegiatan konfirmasi, guru membahas
mandiri, dan
berpikir logis
Elaborasi,
aktif dan teliti
Konfirmasi
Aktif, rasa
ingin tahu
Informasi,
kerjasama,
Elaborasi,
kerjasama,
kerja keras,
dan tanggung
jawab
Konfirmasi
182
15 menit
5 menit
5 menit
jawaban LKPD agar peserta didik dapat mengecek
pekerjaannya sendiri.
10. Guru membacakan aturan mengerjakan soal kartu
berpasangan yang berkaitan dengan pengertian
dan syarat-syarat kesebangunan segitiga.
11. Melalui kegiatan elaborasi, peserta didik dengan
mandiri diberi kesempatan untuk mengerjakan
soal kartu berpasangan yang berkaitan dengan
pengertian dan syarat-syarat kesebangunan
segitiga.
12. Melalui kegiatan konfirmasi, peserta didik yang
sudah selesai mengerjakan soal kartu berpasangan,
dipersilahkan mengacungkan tangan dan
mempresentasikan hasil jawaban soal tersebut di
depan kelas dengan percaya diri.
13. Peserta didik ditanamkan sikap saling menghargai
dengan memberi kesempatan kepada peserta didik
lain untuk menanggapi jawaban atas soal tersebut.
14. Melalui kegiatan konfirmasi, guru mengevaluasi
jawaban peserta didik dan memberikan penguatan
kepada kelompok yang jawabanya benar dan
memberi motivasi atau semangat kepada peserta
didik yang belum berhasil.
Informasi
Elaborasi,
kerjasama
Konfirmasi,
percaya diri
Saling
menghargai
Konfirmasi,
motivasi
5 menit
Kegiatan Penutup
1. Melalui kegiatan konfirmasi, guru membimbing
peserta didik untuk membuat kesimpulan atas
materi yang telah dipelajari pada pertemuan hari
ini.
2. Melalui kegiatan konfirmasi, guru melakukan
refleksi dan evaluasi terhadap kegiatan
pembelajaran yang baru saja dilaksanakan.
Konfirmasi
Konfirmasi
183
3. Guru membimbing peserta didik dengan berterima
kasih kepada Tuhan sebagai wujud syukur karena
proses belajar mengajar dapat berjalan dengan
lancar. Guru juga mengucapkan terima kasih atas
peran aktif semua peserta didik.
4. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari
pada pertemuan berikutnya yaitu tentang
menghitung panjang sisi pada bangun yang
sebangun.
5. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik
untuk belajar dengan giat.
6. Guru menutup pembelajaran dengan doa dan
mengucapkan salam dengan santun.
Bersyukur dan
berterima kasih
Tertib
Motivasi
Religius dan
santun
H. PENILAIAN
1. Teknik : Tes tertulis
2. Bentuk instrumen : Latihan soal yang dikemas dalam LKPD, soal
games, dan PR.
3. Tes hasil belajar : Ada, dilakukan secara tertulis melalui games
I. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
1. Media/ Alat : LCD proyektor, laptop, media flash, alat peraga,
kartu berpasangan, LKPD, white board, penggaris, busur derajat, dan
spidol.
2. Sumber Belajar :
a) Agus, Nuniek Avianti. 2008. Mudah Belajar Matematika untuk
Kelas IX SMP/MTs (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
b) Wagiyo, A. dkk. 2008. Pegangan Belajar Matematika 3 untuk
SMP/MTs Kelas IX (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
184
Semarang, Agustus 2012
Guru Matematika, Peneliti,
Tri Hartati, S.Pd. Abid Khoirul Ismail
NIP NIM 4101408207
185
Lampiran 25
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Eksperimen 2)
(Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori dengan
menggunakan media “3 In 1”)
Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan : SMP N 13 Semarang
Kelas/Semester : IX/Ganjil
Alokasi waktu : 2 x 30 menit
Pertemuan ke- : 3
A. Standar Kompetensi
Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan
masalah.
B. Kompetensi Dasar
1.3 Menggunakan konsep kesebangunan segitiga dalam pemecahan masalah
C. Indikator
1. Menentukan perbandingan sisi-sisi dua segitiga yang sebangun dan
menghitung panjang sisi yang belum diketahui pada segitiga sembarang dan
segitiga yang memiliki garis sejajar.
2. Menentukan perbandingan sisi-sisi dua segitiga yang sebangun dan
menghitung panjangnya pada segitiga terpancung.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menentukan perbandingan sisi-sisi dua segitiga yang
sebangun dengan bantuan media flash dan alat peraga.
2. Peserta didik dapat menghitung panjang sisi dua segitiga sebangun yang
belum diketahui pada segitiga sembarang dan segitiga yang memiliki garis
sejajar dengan bantuan LKPD dan Kartu berpasangan.
3. Peserta didik dapat menentukan perbandingan sisi-sisi dua segitiga yang
sebangun dan menghitung panjangnya pada segitiga terpancung bantuan
LKPD dan Kartu berpasangan.
186
E. Materi Pembelajaran
Menghitung Panjang Sisi pada Bangun yang Sebangun
a) Pada segitiga sembarang
Gambar 1 Segitiga ABC sebangun dengan segitiga DEF
Perhatikan Gambar 1, karena ketiga sudut yang bersesuaian antara
dan besarnya sama maka . Sehingga:
b) Pada dua segitiga yang memiliki sepasang sisi yang sejajar
Gambar 2 Segitiga yang memiliki sepasang sisi sejajar
Perhatikan Gambar 2, Lihat segitiga dan Diperoleh:
(Sudut Sehadap)
(Sudut Sehadap)
(Sudut Berimpit)
Sehingga
Akibatnya
A B
C
D E
F
A B
C
D E
187
c) Sisi-sisi sejajar pada segitiga terpancung
Gambar 3 Sisi-sisi sejajar pada segitiga terpancung
Perhatikan Gambar 3, Bangun datar ABCD merupakan Segitiga
terpancung yang memiliki garis-garis sejajar yaitu . Sehingga untuk
mencari panjang garis EF dibuat garis bantu DH dimana .
Sehingga HB = GF =DC
Lihat segitiga dan Diperoleh:
(Sudut Sehadap)
(Sudut Sehadap)
(Sudut Berimpit)
Sehingga
Akibatnya
Diperoleh
Maka
( )
( )
A B
C D
E F G
H
188
( )
( )
Jadi
F. Metode dan Model pembelajaran
Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya jawab
Model : Ekspositori
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Alokasi
Waktu Langkah-langkah Pembelajaran
Karakteristik
Pembelajaran
5 menit
Kegiatan Pendahuluan
1. Guru dengan disiplin datang tepat waktu.
2. Guru mengucapkan salam dengan santun.
3. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa
sebelum pembelajaran dimulai.
4. Guru memeriksa kondisi kelas dan kehadiran
peserta didik untuk mengecek kedisplinan peserta
didik.
5. Peserta didik dengan mandiri diminta
menyiapkan alat-alat belajar (buku tulis, alat tulis,
dan buku pelajaran matematika kelas IX) dan
membersihkan papan tulis jika belum
dibersihkan.
6. Guru mempersiapkan LCD proyektor, laptop,
media ”3 In 1”, dan LKPD.
7. Guru menyampaikan materi, tujuan
Disiplin
Santun
Religius
Disiplin
Mandiri
Informasi,
189
pembelajaran, dan indikator yang akan dicapai
pada pembelajaran hari ini dengan komunikatif.
8. Guru menanyakan kesiapan belajar peserta didik
secara lisan.
9. Melalui kegiatan eksplorasi, guru melakukan
apersepsi untuk menggali pengetahuan prasyarat
tentang menghitung panjang sisi pada bangun
yang sebangun.
a. Guru meminta peserta didik menyebutkan
syarat-syarat dua segitiga yang sebangun.
b. Guru menanyakan kepada peserta didik
tentang hubungan sudut-sudut pada garis
yang sejajar dipotong oleh garis lain.
komunikatif
Semangat,
siap
Eksplorasi,
Eksplorasi,
interaktif,
berpikir logis
10 menit
Kegiatan Inti
1. Guru menyajikan materi tentang menghitung
panjang sisi yang belum diketahui pada 2 segitiga
sebangun, segitiga yang memiliki garis sejajar, dan
segitiga terpancung dengan memanfaatkan media
flash dan alat peraga sedangkan peserta didik
mengamati demonstrasi yang dilakukan guru.
2. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan dengan
memanfaatkan media flash dan guru melibatkan
peserta didik secara aktif dan teliti dibimbing
untuk dapat menyimpulkan cara menghitung
panjang sisi yang belum diketahui pada 2 segitiga
sebangun, segitiga yang memiliki garis sejajar, dan
segitiga terpancung.
3. Peserta didik menyimpulkan cara menghitung
panjang sisi yang belum diketahui pada 2 segitiga
sebangun, segitiga yang memiliki garis sejajar, dan
segitiga terpancung dan guru memberikan
Eksplorasi,
mandiri, dan
berpikir logis
Elaborasi,
aktif dan teliti
Konfirmasi
190
15 menit
15 menit
penguatan atas pernyataan peserta didik.
4. Peserta didik dengan aktif diberi kesempatan
untuk bertanya tentang materi yang telah di
pelajari.
5. Guru membagikan LKPD yang berisi latihan soal
tentang kesebangunan pada segitiga dan mencari
panjang sisi yang belum diketahui pada 2 segitiga
sebangun, segitiga yang memiliki garis sejajar, dan
segitiga terpancung.
6. Guru menginformasikan kepada peserta didik
untuk berdiskusi dan bekerjasama dengan teman
sebangku.
7. Peserta didik bekerjasama dengan teman satu
bangkunya untuk mendiskusikan pertanyaan yang
ada pada LKPD dengan penuh tanggung jawab.
8. Guru berkeliling kelas memantau jalannya diskusi
kelompok, dan guru hanya sebagai fasilitator jika
diperlukan.
9. Melalui kegiatan konfirmasi, guru membahas
jawaban LKPD agar peserta didik dapat mengecek
pekerjaannya sendiri.
10. Guru membacakan aturan mengerjakan soal kartu
berpasangan yang berkaitan dengan kesebangunan
pada segitiga dan mencari panjang sisi yang belum
diketahui pada 2 segitiga sebangun, segitiga yang
memiliki garis sejajar, dan segitiga terpancung.
11. Melalui kegiatan elaborasi, peserta didik dengan
mandiri diberi kesempatan untuk mengerjakan soal
kartu berpasangan yang berkaitan dengan
kesebangunan pada segitiga dan mencari panjang
sisi yang belum diketahui pada 2 segitiga
Aktif, rasa
ingin tahu
Informasi,
kerjasama,
Elaborasi,
kerjasama,
kerja keras,
dan tanggung
jawab
Konfirmasi
Informasi
Elaborasi,
kerjasama
191
5 menit
5 menit
sebangun, segitiga yang memiliki garis sejajar, dan
segitiga terpancung.
12. Melalui kegiatan konfirmasi, peserta didik yang
sudah selesai mengerjakan soal kartu berpasangan,
dipersilahkan mengacungkan tangan dan
mempresentasikan hasil jawaban soal tersebut di
depan kelas dengan percaya diri.
13. Peserta didik ditanamkan sikap saling menghargai
dengan memberi kesempatan kepada peserta didik
lain untuk menanggapi jawaban atas soal tersebut.
14. Melalui kegiatan konfirmasi, guru mengevaluasi
jawaban peserta didik dan memberikan penguatan
kepada kelompok yang jawabanya benar dan
memberi motivasi atau semangat kepada peserta
didik yang belum berhasil.
Konfirmasi,
percaya diri
Saling
menghargai
Konfirmasi,
motivasi
5 menit
Kegiatan Penutup
1. Melalui kegiatan konfirmasi, guru membimbing
peserta didik untuk membuat kesimpulan atas
materi yang telah dipelajari pada pertemuan hari
ini.
2. Guru memberikan PR.
3. Melalui kegiatan konfirmasi, guru melakukan
refleksi dan evaluasi terhadap kegiatan
pembelajaran yang baru saja dilaksanakan.
4. Guru membimbing peserta didik dengan berterima
kasih kepada Tuhan sebagai wujud syukur karena
proses belajar mengajar dapat berjalan dengan
lancar. Guru juga mengucapkan terima kasih atas
peran aktif semua peserta didik.
5. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik
untuk belajar dengan giat.
Konfirmasi
Mandiri
Konfirmasi
Bersyukur dan
berterima kasih
Motivasi
192
6. Guru menutup pembelajaran dengan doa dan
mengucapkan salam dengan santun.
Religius dan
santun
H. PENILAIAN
1. Teknik : Tes tertulis
2. Bentuk instrumen : Latihan soal yang dikemas dalam LKPD, soal
games, dan PR.
3. Tes hasil belajar : Ada, dilakukan secara tertulis melalui games
I. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
1. Media/ Alat : LCD proyektor, laptop, media flash, alat peraga,
kartu berpasangan, LKPD, white board, dan spidol.
2. Sumber Belajar :
a) Agus, Nuniek Avianti. 2008. Mudah Belajar Matematika untuk Kelas
IX SMP/MTs (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
b) Wagiyo, A. dkk. 2008. Pegangan Belajar Matematika 3 untuk
SMP/MTs Kelas IX (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Semarang, Agustus 2012
Guru Matematika, Peneliti,
Tri Hartati, S.Pd. Abid Khoirul Ismail
NIP NIM 4101408207
193
Lampiran 26
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Eksperimen 2)
(Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori dengan
menggunakan media “3 In 1”)
Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan : SMP N 13 Semarang
Kelas/Semester : IX/Ganjil
Alokasi waktu : 2 x 30 menit
Pertemuan ke- : 4
A. Standar Kompetensi
Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan
masalah.
B. Kompetensi Dasar
1.3 Menggunakan konsep kesebangunan segitiga dalam pemecahan masalah
C. Indikator
1. Menentukan perbandingan sisi-sisi dua segitiga yang sebangun dan
menghitung panjang sisi yang belum diketahui pada segitiga siku-siku.
2. Memecahkan masalah yang melibatkan kesebangunan.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menentukan perbandingan sisi-sisi dua segitiga yang
sebangun dengan bantuan media flash dan alat peraga.
2. Peserta didik dapat menghitung panjang sisi yang belum diketahui pada
segitiga siku-siku dengan bantuan LKPD dan Kartu berpasangan.
3. Peserta didik dapat Memecahkan masalah yang melibatkan kesebangunan.
194
E. Materi Pembelajaran
Menghitung Panjang Sisi pada Bangun yang Sebangun
Pada segitiga siku-siku
Gambar 1 Kesebangunan pada segitiga siku-siku
Perhatikan Gambar 1, Lihat , dan merupakan segitiga
siku-siku.
Lihat dan
(Sudut Siku-siku)
(Berimpit)
Pada
Pada
Karena sehingga mengakibatkan =
Sehingga
Akibatnya
Diperoleh
Lihat dan
(Sudut Siku-siku)
(Berimpit)
A B
C
D
195
Pada
Pada
Karena sehingga mengakibatkan =
Sehingga
Akibatnya
Diperoleh
Lihat dan
(Sudut Siku-siku)
Karena = dan maka
Karena = dan maka
Sehingga
Akibatnya
Diperoleh
Jadi, jika merupakan segitiga siku-siku, siku-siku di A dan AD BC,
maka :
A B
C
D
𝐴𝐷 𝐵𝐷 𝐶𝐷
𝐴𝐶 𝐵𝐶 𝐶𝐷
𝐴𝐵 𝐵𝐶 𝐵𝐷
196
F. Metode dan Model pembelajaran
Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya jawab
Model : Ekspositori
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Alokasi
Waktu Langkah-langkah Pembelajaran
Karakteristik
Pembelajaran
5 menit
Kegiatan Pendahuluan
1. Guru dengan disiplin datang tepat waktu.
2. Guru mengucapkan salam dengan santun.
3. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa
sebelum pembelajaran dimulai.
4. Guru memeriksa kondisi kelas dan kehadiran
peserta didik untuk mengecek kedisplinan peserta
didik.
5. Peserta didik dengan mandiri diminta
menyiapkan alat-alat belajar (buku tulis, alat tulis,
dan buku pelajaran matematika kelas IX) dan
membersihkan papan tulis jika belum
dibersihkan.
6. Guru mempersiapkan LCD proyektor, laptop,
media ”3 In 1”, dan LKPD.
7. Guru menyampaikan materi, tujuan
pembelajaran, dan indikator yang akan dicapai
pada pembelajaran hari ini dengan komunikatif.
8. Guru menanyakan kesiapan belajar peserta didik
secara lisan.
9. Melalui kegiatan eksplorasi, guru melakukan
apersepsi untuk menggali pengetahuan prasyarat
tentang menghitung panjang sisi pada segitiga
siku-siku.
a. Guru menanyakan kepada peserta didik
Disiplin
Santun
Religius
Disiplin
Mandiri
Informasi,
komunikatif
Semangat,
siap
Eksplorasi,
197
mengenai sifat-sifat segitiga siku-siku.
b. Guru meminta peserta didik menyebutkan
syarat-syarat dua bangun yang sebangun.
Eksplorasi,
interaktif,
berpikir logis
10 menit
15 menit
Kegiatan Inti
1. Guru menyajikan materi tentang menghitung
panjang sisi yang belum diketahui pada segitiga
siku-siku dengan memanfaatkan media flash dan
alat peraga sedangkan peserta didik mengamati
demonstrasi yang dilakukan guru.
2. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan dengan
memanfaatkan media flash guru melibatkan
peserta didik secara aktif dan teliti dibimbing agar
menyimpulkan cara menghitung panjang sisi yang
belum diketahui pada pada segitiga siku-siku.
3. Peserta didik menyimpulkan cara menghitung
panjang sisi yang belum diketahui pada pada
segitiga siku-siku dan guru memberikan
penguatan atas pernyataan peserta didik.
4. Peserta didik dengan aktif diberi kesempatan
untuk bertanya tentang materi yang telah di
pelajari.
5. Guru membagikan LKPD yang berisi latihan soal
tentang menghitung panjang sisi yang belum
diketahui pada pada segitiga siku-siku.
6. Guru menginformasikan kepada peserta didik
untuk berdiskusi dan bekerjasama dengan teman
sebangku.
7. Peserta didik bekerjasama dengan teman satu
bangkunya untuk mendiskusikan pertanyaan yang
ada pada LKPD dengan penuh tanggung jawab.
Eksplorasi,
mandiri, dan
berpikir logis
Elaborasi,
aktif dan teliti
Konfirmasi
Aktif, rasa
ingin tahu
Informasi,
kerjasama,
Elaborasi,
kerjasama,
kerja keras,
198
15 menit
5 menit
5 menit
8. Guru berkeliling kelas memantau jalannya diskusi
kelompok, dan guru hanya sebagai fasilitator jika
diperlukan.
9. Melalui kegiatan konfirmasi, guru membahas
jawaban LKPD agar peserta didik dapat mengecek
pekerjaannya sendiri.
10. Guru membacakan aturan mengerjakan soal kartu
berpasangan yang berkaitan dengan menghitung
panjang sisi yang belum diketahui pada pada
segitiga siku-siku.
11. Melalui kegiatan elaborasi, peserta didik dengan
mandiri diberi kesempatan untuk mengerjakan
soal kartu berpasangan yang berkaitan dengan
menghitung panjang sisi yang belum diketahui
pada pada segitiga siku-siku.
12. Melalui kegiatan konfirmasi, peserta didik yang
sudah selesai mengerjakan soal kartu berpasangan,
dipersilahkan mengacungkan tangan dan
mempresentasikan hasil jawaban soal tersebut di
depan kelas dengan percaya diri.
13. Peserta didik ditanamkan sikap saling menghargai
dengan memberi kesempatan kepada peserta didik
lain untuk menanggapi jawaban atas soal tersebut.
14. Melalui kegiatan konfirmasi, guru mengevaluasi
jawaban peserta didik dan memberikan penguatan
kepada kelompok yang jawabanya benar dan
memberi motivasi atau semangat kepada peserta
didik yang belum berhasil.
dan tanggung
jawab
Konfirmasi
Informasi
Elaborasi,
kerjasama
Konfirmasi,
percaya diri
Saling
menghargai
Konfirmasi,
motivasi
199
5 menit
Kegiatan Penutup
1. Melalui kegiatan konfirmasi, guru membimbing
peserta didik untuk membuat kesimpulan atas
materi yang telah dipelajari pada pertemuan hari
ini.
2. Guru memberikan PR.
3. Melalui kegiatan konfirmasi, guru melakukan
refleksi dan evaluasi terhadap kegiatan
pembelajaran yang baru saja dilaksanakan.
4. Guru membimbing peserta didik dengan berterima
kasih kepada Tuhan sebagai wujud syukur karena
proses belajar mengajar dapat berjalan dengan
lancar. Guru juga mengucapkan terima kasih atas
peran aktif semua peserta didik.
5. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik
untuk belajar dengan giat.
6. Guru menutup pembelajaran dengan doa dan
mengucapkan salam dengan santun.
Konfirmasi
Mandiri
Konfirmasi
Bersyukur dan
berterima kasih
Motivasi
Religius dan
santun
H. PENILAIAN
1. Teknik : Tes tertulis
2. Bentuk instrumen : Latihan soal yang dikemas dalam LKPD, soal
games, dan PR.
3. Tes hasil belajar : Ada, dilakukan secara tertulis melalui games
I. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
1. Media/ Alat : LCD proyektor, laptop, media flash, LKPD, Kartu
berpasangan, white board, dan spidol.
2. Sumber Belajar :
200
a) Agus, Nuniek Avianti. 2008. Mudah Belajar Matematika untuk Kelas
IX SMP/MTs (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
b) Wagiyo, A. dkk. 2008. Pegangan Belajar Matematika 3 untuk
SMP/MTs Kelas IX (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Semarang, Agustus 2012
Guru Matematika, Peneliti,
Tri Hartati, S.Pd Abid Khoirul Ismail
NIP NIM 4101408207
201
Lampiran 27
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Kontrol)
Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan : SMP N 13 Semarang
Kelas/Semester : IX/Ganjil
Alokasi waktu : 2 x 30 menit
Pertemuan ke- : 1
A. Standar Kompetensi
Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan
masalah.
B. Kompetensi Dasar
1.1 Mengidentifikasi bangun-bangun datar yang sebangun dan kongruen
C. Indikator
1. Membedakan dua bangun yang sebangun melalui model bangun datar
2. Mengidentifikasikan dua bangun datar yang sebangun
D. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat membedakan dua bangun yang sebangun melalui
model bangun datar.
2. Peserta didik dapat mengidentifikasikan dua bangun datar yang sebangun
dengan mengerjakan LKPD.
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
E. Materi Pembelajaran
Kesebangunan Bangun Datar
F. Metode Pembelajaran
1. Model Pembelajaran : Pembelajaran ekspositori
2. Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya Jawab dan Pemberian Tugas.
202
G. Langkah-langkah pembelajaran
Alokasi
Waktu Langkah-langkah Pembelajaran
5 menit
Kegiatan Pendahuluan
- Apersepsi : Peserta didik diajak untuk memperhatikan pengubinan
lantai, atap atau halaman.
- Motivasi : 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai
2. Guru menginformasikan metode pembelajaran yang
akan digunakan
45 menit
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Meminta Peserta didik untuk mencermati unsur-unsur yang
terdapat pada dua bangun datar sebangun.
materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam
takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar lain;
memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta
antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber
belajar lainnya;
melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran;
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi,
dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara
lisan maupun tertulis;
memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif;
memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar;
memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual
maupun kelompok;
memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja
individual maupun kelompok;
203
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk
lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan
peserta didik,
memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagai sumber,
memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk
memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,
memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman
yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam
menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi
kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan
benar;
membantu menyelesaikan masalah;
memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan
pengecekan hasil eksplorasi;
memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang
atau belum berpartisipasi aktif.
10 menit
Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
a. bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
b. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
c. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran;
d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling
dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun
kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik.
H. Penilaian
1. Teknik : Tes tertulis
2. Bentuk instrumen : Latihan soal yang dikemas dalam LKPD dan PR.
3. Tes hasil belajar : Ada, dilakukan secara tertulis
204
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Teknik Bentuk
Instrumen Instrumen/ Soal
Mendiskusikan dua
bangun yang sebangun
atau kongruen melalui
model bangun datar
Mengidentifikasikan dua
bangun datar sebangun
atau kongruen
Tes tertulis
Tes tertulis
Uraian
Daftar
pertanyaan
Bangun-bangun manakah
yang sebangun dan
manakah yang kongruen?
Mengapa?
1 2 3
4 5 6
Apakah kedua bangun
berikut ini kongruen?
Mengapa?
I. Media dan Sumber Belajar
1. Media/ Alat : LKPD white board, dan spidol.
2. Sumber Belajar :
a) Agus, Nuniek Avianti. 2008. Mudah Belajar Matematika untuk Kelas
IX SMP/MTs (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
b) Wagiyo, A. dkk. 2008. Pegangan Belajar Matematika 3 untuk
SMP/MTs Kelas IX (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Mengetahui,
Kepala SMP/MTs …………….
( ......................................................... )
NIP/NIK :…………..……………….
........., ......, ............... 20...
Guru Mapel Matematika.
( ............................................ )
NIP/NIK :…….…………….
205
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Kontrol)
Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan : SMP N 13 Semarang
Kelas/Semester : IX/Ganjil
Alokasi waktu : 2 x 30 menit
Pertemuan ke- : 2
A. Standar Kompetensi
Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan
masalah.
B. Kompetensi Dasar
1.2 Mengidentifikasi sifat-sifat dua segitiga sebangun dan kongruen
C. Indikator
1. Menjelaskan pengertian sebangun dua segitiga
2. Menyebutkan sifat-sifat dua segitiga sebangun
D. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian sebangun dua segitiga.
2. Peserta didik dapat menyebutkan sifat-sifat dua segitiga sebangun dengan
LKPD
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
E. Materi Pembelajaran
Kesebangunan Pada Segitiga
F. Metode Pembelajaran
1. Model Pembelajaran : Pembelajaran ekspositori
2. Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya Jawab dan Pemberian Tugas.
G. Langkah-langkah pembelajaran
Alokasi
Waktu Langkah-langkah Pembelajaran
5 menit Kegiatan Pendahuluan
- Apersepsi : Peserta didik diajak untuk memperhatikan pengubinan
206
lantai, atap atau halaman.
- Motivasi : 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai
2. Guru menginformasikan metode pembelajaran yang
akan digunakan
45 menit
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Peserta didik dapat membedakan pengertian sebangun dan
kongruen dua segitiga
Peserta didik dapat menyebutkan sifat sifat dua segitiga
sebangun dan kongruen
materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam
takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar lain;
memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta
antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber
belajar lainnya;
melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran;
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi,
dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara
lisan maupun tertulis;
memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif;
memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar;
memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual
maupun kelompok;
memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja
individual maupun kelompok;
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk
lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan
peserta didik,
memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagai sumber,
207
memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk
memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,
memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman
yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam
menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi
kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan
benar;
membantu menyelesaikan masalah;
memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan
pengecekan hasil eksplorasi;
memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang
atau belum berpartisipasi aktif.
10 menit
Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
a. bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
b. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
c. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran;
d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau
memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok
sesuai dengan hasil belajar peserta didik.
H. Penilaian
1. Teknik : Tes tertulis
2. Bentuk instrumen : Latihan soal yang dikemas dalam LKPD dan PR.
3. Tes hasil belajar : Ada, dilakukan secara tertulis
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Teknik Bentuk
Instrumen Instrumen/ Soal
Membedakan pengertian
sebangun dan kongruen
dua segitiga.
Menyebutkan sifat-sifat
dua segitiga sebangun
dan kongruen.
Tes lisan
Tes tertulis
Daftar
pertanyaan Kalau ΔABC sebangun
dengan ΔPQR, apakah
a. sisi-sisi yang bersesuaian
sama panjang?
b. sudut-sudut yang
bersesuaian sama besar?
208
Kalau dua segitiga
kongruen, apakah dua
segitiga tersebut tentu
sebangun?
Diketahui ΔABC dan ΔPQR,
sebangun
panjang
panjang
panjang
panjang
PQpanjang
ABpanjang
Sudut A = sudut ….
I. Media dan Sumber Belajar
1. Media/ Alat : LKPD, white board, dan spidol.
2. Sumber Belajar :
a) Agus, Nuniek Avianti. 2008. Mudah Belajar Matematika untuk Kelas
IX SMP/MTs (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
b) Wagiyo, A. dkk. 2008. Pegangan Belajar Matematika 3 untuk
SMP/MTs Kelas IX (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Mengetahui,
Kepala SMP/MTs …………….
( ......................................................... )
NIP/NIK :…………..……………….
........., ......, ............... 20...
Guru Mapel Matematika.
( ............................................ )
NIP/NIK :…….…………….
Q
P R
C
B A
209
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Kontrol)
Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan : SMP N 13 Semarang
Kelas/Semester : IX/Ganjil
Alokasi waktu : 4 x 30 menit
Pertemuan ke- : 3 dan 4
A. Standar Kompetensi
Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan
masalah.
B. Kompetensi Dasar
1.3 Menggunakan konsep kesebangunan segitiga dalam pemecahan masalah
C. Indikator
1. Menentukan perbandingan sisi-sisi dua segitiga yang sebangun dan
menghitung panjang sisi yang belum diketahui.
2. Memecahkan masalah yang melibatkan kesebangunan.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menentukan perbandingan sisi-sisi dua segitiga yang
sebangun.
2. Peserta didik dapat menghitung panjang sisi dua segitiga sebangun yang
belum diketahui dengan bantuan LKPD.
3. Peserta didik dapat Memecahkan masalah yang melibatkan kesebangunan.
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
E. Materi Pembelajaran
Kesebangunan Pada Segitiga
F. Metode Pembelajaran
1. Model Pembelajaran : Pembelajaran ekspositori
2. Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya Jawab dan Pemberian Tugas.
210
G. Langkah-langkah pembelajaran
Alokasi
Waktu Langkah-langkah Pembelajaran
5 menit
Kegiatan Pendahuluan
- Apersepsi : 1. Membahas PR yang sulit
2. Mengingat kembali syarat dua segitiga yang
sebangun.
- Motivasi : 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai
2. Guru menginformasikan metode pembelajaran yang
akan digunakan
45 menit
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Peserta didik dapat mengamati perbandingan sisi – sisi dua
segitiga yang sebangun dan menghitung panjangnya.
materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam
takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar lain;
memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta
antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber
belajar lainnya;
melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran;
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi,
dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara
lisan maupun tertulis;
memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif;
memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar;
memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual
maupun kelompok;
memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja
individual maupun kelompok;
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk
211
lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan
peserta didik,
memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagai sumber,
memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk
memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,
memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman
yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam
menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi
kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan
benar;
membantu menyelesaikan masalah;
memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan
pengecekan hasil eksplorasi;
memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang
atau belum berpartisipasi aktif.
10 menit
Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
a. bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
b. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
c. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran;
d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau
memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok
sesuai dengan hasil belajar peserta didik.
H. Penilaian
1. Teknik : Tes tertulis
2. Bentuk instrumen : Latihan soal yang dikemas dalam LKPD dan PR.
3. Tes hasil belajar : Ada, dilakukan secara tertulis
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Teknik Bentuk
Instrumen Instrumen/ Soal
Menentukan
perbandingan sisi-sisi
Tes tertulis Uraian ∆ABC sebangun dengan
∆PQR. Panjang AB = 4
212
dua segitiga yang
sebangun dan
menghitung panjangnya
Memecahkan masalah
yang melibatkan
kesebangunan.
cm. Sisi yang bersesuaian
dengan AB adalah sisi PQ,
dan panjang PQ = 6 cm.
Jika panjang sisi BC = 5
cm, maka panjang sisi QR
adalah ….
Sebuah foto ukuran 3 X 4
akan diperbesar sehingga
lebar foto tersebut menjadi
60 cm. Kertas foto yang
diperlukan untuk membuat
foto yang diperbesar
tersebut adalah …..cm2.
I. Media dan Sumber Belajar
1. Media/ Alat : LKPD white board, dan spidol.
2. Sumber Belajar :
a) Agus, Nuniek Avianti. 2008. Mudah Belajar Matematika untuk Kelas
IX SMP/MTs (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
b) Wagiyo, A. dkk. 2008. Pegangan Belajar Matematika 3 untuk
SMP/MTs Kelas IX (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Mengetahui,
Kepala SMP/MTs …………….
( ......................................................... )
NIP/NIK :…………..……………….
........., ......, ............... 20...
Guru Mapel Matematika.
( ............................................ )
NIP/NIK :…….…………….
213
Lampiran 28
LKPD PERTEMUAN 1
214
215
Lampiran 29
LKPD PERTEMUAN 2
216
217
218
Lampiran 30
LKPD PERTEMUAN 3
219
220
221
Lampiran 31
LKPD PERTEMUAN 4
222
223
224
Lampiran 32
KUNCI JAWABAN
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 1 (LKPD 1)
Kegiatan Awal
1. Persegi, persegi panjang, jajar genjang, belah ketupat, layang-layang,
trapesium.
2. a. Empat
b.
c.
d.
Kegiatan I
1. B dan F
2. A, C, D, dan E
Kegiatan II
1. a. persegi panjang
b. 1) E , 90o
2) B , 90o
3) G , 90o
4) D , 90o
c. Ya, sama besar
d. 1) EF
2) BC
3) GH
4) AD
)
)
)
)
f. Ya, senilai
g. Sebangun
KESIMPULAN
1. Sudut- sudut yang bersesuaian sama besar dan
2. Perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian senilai.
225
Lampiran 34
KUNCI JAWABAN
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 2 (LKPD 2)
Kegiatan Awal
1. Segitiga sama sisi, segitiga sama
kaki, dan segitiga sembarang
2. Segitiga lancip, segitiga tumpul, dan
segitiga siku-siku
3. a. Segitiga
b.
c.
Kegiatan I
1. a.-
)
)
)
c. Ya, Senilai
d. ~ (sebangun)
sebangun
2. a. –
b. 1)
)
)
c. ~ (sebangun)
sebangun
KESIMPULAN
1. Sudut-sudut yang bersesuaian sama
besar
atau
2. Perbandingan sisi-sisi yang
bersesuaian senilai
Kegiatan II
1. (diketahui)
(diketahui)
(diketahui)
~ (sebangun)
2. Karena
Maka
10
Jadi, panjang AB = 10 cm
3. Karena
Maka
6 cm
Jadi, panjang DF = 6 cm
226
Lampiran 35
KUNCI JAWABAN
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 3 (LKPD 3)
Kegiatan Awal
1. a. Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar
b. Perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian senilai
2. a.
b.
c.
Kegiatan I
a. (karena sehadap)
(karena sehadap)
((karena berimpit)
Karena sudut-sudut yang bersesuaian sama besar maka
b. Karena maka
)
)
( ) ( )
)
( )
( )
Dari 2) dan 3) diperoleh
227
KESIMPULAN
)
)
Kegiatan II
Perhatikan gambar (2) dari kegiatan III kita membuat garis DH//BC sehingga
DC=GF=HB
telah kita buktikan bahwa
Akibatnya
Maka
( )
( )
( )
( )
Jadi
KESIMPULAN
228
Lampiran 36
KUNCI JAWABAN
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 4 (LKPD 4)
Kegiatan Awal
a.
b. (diketahui)
c.
d.
e. Karena maka
f. Ya
g. Sama Besar berarti
Kegiatan Inti
1. Lihat dan
a. (karena Sudut siku-siku)
b. (karena berimpit)
c. Pada
Pada
Karena sehingga mengakibatkan =
Sehingga
Akibatnya
Diperoleh
2. Lihat dan
a. (karena Sudut siku-siku)
b. (karena berimpit)
c. Pada
229
Pada
Karena sehingga mengakibatkan =
Sehingga
Akibatnya
Diperoleh
3. Lihat dan a. (karena Sudut siku-siku)
b. Karena dari 1.b. Dan 2.c. diperoleh dan
= maka
c. Karena dari 1.c. Dan 2.b diperoleh = dan
maka
Sehingga
Akibatnya
Diperoleh
KESIMPULAN
230
Lampiran 37
DESAIN ALAT PERAGA PERTEMUAN 1
1. Dua bangun persegi panjang yang sebangun
2. Dua bangun trapesium sama kaki yang sebangun
30 cm
20 cm
15 cm
10 cm
30 cm
20 cm
18 cm
15 cm
10 cm
9 cm
231
Lampiran 38
DESAIN ALAT PERAGA PERTEMUAN 2
1. Dua bangun segitiga sebangun (diketahui sudut-sudut yang bersesuaian sama
besar)
2. Dua bangun segitiga sebangun (diketahui perbandingan sisi-sisi yang
bersesuaian senilai)
x
o
15 cm 𝟒𝟎
𝟔𝟎
𝟖𝟎
30 cm x
o
𝟒𝟎
𝟔𝟎
80°
30 cm
18 cm 25 cm
15 cm
12,5 cm 9 cm
232
Lampiran 39
DESAIN ALAT PERAGA PERTEMUAN 3
Segitiga yang memiliki sisi sejajar
15 cm
15 cm
30 cm
233
Lampiran 40
DESAIN ALAT PERAGA PERTEMUAN 4
Kesebangunan pada segitiga siku-siku
18 cm
24 cm 30 cm
234
Lampiran 41
DESAIN KARTU BERPASANGAN PERTEMUAN 1
1. Bangun Trapesium
2. Bangun Layang-layang
1
4
8
12
A4
2
6 C4
8
6
B6
3
8 D
2
8
12
4
8
246
A
6
12
B
3
8
C36
D
235
Lampiran 42
DESAIN KARTU BERPASANGAN PERTEMUAN 2
1. Kesebangunan segitiga (diketahui sudut-sudut yang bersesuaian sama besar)
2. Kesebangunan segitiga (diketahui perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian
senilai)
1 A
B C D
29 cm
15 cm
6 c
m
A4 cm
8 cm
10 cm
B 6 cm4 cm
10 cm
236
3. Mencari segitiga yang sebangun dan selanjutnya menentukan nilai P
C 6 cm9 cm
12 cm
D 6 cm10 cm
12 cm
36 c
m
p
A2 cm
5 cm
B3 cm
6 cmC2 c
m4 cm
D4 c
m
8 cm
p
237
Lampiran 43
DESAIN KARTU BERPASANGAN PERTEMUAN 3
1. Menentukan nilai p pada segitiga yang memiliki garis sejajar
2. Menentukan nilai y pada segitiga yang terpancung
14
2
9p
A BE
D
C
D p = 10
A p = 6
C p = 8
B p = 4
y
4
618
8
2
A B
E
D C
F
A y = 10
D y = 14
C y = 16
B y = 12
238
Lampiran 44
DESAIN KARTU BERPASANGAN PERTEMUAN 4
1. Menentukan nilai r, s, dan t pada kesebangunan segitiga siku-siku
2. Menentukan nilai a, b, dan c pada kesebangunan segitiga siku-siku
12 cm 9 cm
t
sr
C
BA
D
D r =14 s=10 t=25
A r =14 s=20 t=15
C r =16 s=10 t=15
B r =16 s=20 t=15
6 cm
3,6 cm a
b c
K N
M
L
A a =4,8 b=6,4 c=8
D a =6,4 b=4,8 c=6
C a =6,4 b=4,8 c=8
B a =4,8 b=6,4 c=6
239
Lampiran 45
KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN
KARTU BERPASANGAN PERTEMUAN 1
Penjelasan :
Jawaban Skor
Jawaban Trapesium A
Trapesium ABCD sebangun dengan trapesium KLMN, karena
1. Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar yaitu
2. Perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian senilai yaitu
10
20
20
Jumlah 50
1
4
8
12
A4
2
6
A
D C
B K
N M
L
240
Penjelasan :
Jawaban Skor
Jawaban Layang-layang D
Layang-layang ABCD sebangun dengan layang-layang EFGH,
karena
1. Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar yaitu
2. Perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian senilai yaitu
10
20
20
Jumlah 50
Total 100
4
8
236
D
A
D
C
B E
H
G
F
241
Lampiran 46
KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN
KARTU BERPASANGAN PERTEMUAN 2
Penjelasan :
Jawaban Skor
Jawaban Segitiga D
Segitiga 1 (ABC) sebangun dengan Segitiga D (EFG), karena
Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar yaitu
10
20
Jumlah 30
Penjelasan :
Jawaban Skor
Jawaban Segitiga B
Segitiga 2 (ABC) sebangun dengan Segitiga B (KLM), karena
Perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian senilai yaitu
10
1 D
29 cm
15 cm
6 c
m B 6 cm4 cm
10 cm
A
C
B
E
G
F
A
C
B
K
M
L
242
20
Jumlah 30
Penjelasan :
Jawaban Skor
Jawaban Segitiga A
Segitiga 2 (ABC) sebangun dengan Segitiga A (PQR), karena
Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar yaitu
Akibatnya perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian senilai yaitu
diperoleh
10
10
10
10
Jumlah 40
Total 100
36 c
m
p
A2 cm
5 cm
A
C
B P
R
Q p
243
Lampiran 47
KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN
KARTU BERPASANGAN PERTEMUAN 3
Jawaban A
10
10
30
Jawaban B
10
10
30
Total 100
14
2
9p
A BE
D
C
A p = 6
y
4
618
8
2
A B
E
D C
F
B y = 12
244
Lampiran 48
KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN
KARTU BERPASANGAN PERTEMUAN 4
Jawaban B
√
√
5
5
10
5
10
5
10
Jawaban B
5
5
12 cm 9 cm
t
sr
C
BA
D
B r =16 s=20 t=15
6 cm
3,6 cm a
b c
K N
M
L
245
√
√
10
5
10
5
10
Jumlah 50
Total 100
C a =6,4 b=4,8 c=8
246
Lampiran 49
SOAL TURNAMEN
Perhatikan gambar dua trapesium yang sebangun berikut.
Nilai n yang memenuhi adalah ....
a. 12 b. 14 c. 16 d. 18
Perhatikan gambar berikut.
Nilai x sama dengan
....
a. 6,7 cm
b. 5,0 cm
c. 4,1 cm
d. 3,8 cm
Panjang bayangan tugu karena sinar Matahari
adalah 15 m. Pada tempat dan saat yang sama,
tongkat sepanjang 1,5 m yang ditancapkan tegak
lurus terhadap tanah mempunyai bayangan 3 m.
Tinggi tugu adalah ....
a. 6 m b. 7,5 m c. 8,5 m d. 9 m
A
C
B
D
6 9
12 E
G
F
H
n 8
16
247
Pada gambar berikut, AC // DB.
Jika OA = 4 cm, OB = 8 cm, dan
OD = 10 cm, maka panjang OC
adalah ....
a. 2 cm c. 6,5 cm
b. 7 cm d. 5 cm
Segitiga PQR siku-siku dan PS RS. Jika panjang PR = 9
cm dan PQ = 18 cm, panjang sisi PS adalah . . . .
a. 4,5 cm c. 6,5 cm
b. 5 cm d. 9 cm
Perhatikan gambar di bawah ini!
Buktikan bahwa sebangun
dengan .
Seorang anak yang berdiri pada jarak 2 meter dari
tiang lampu. Tiang lampu memiliki bayangan oleh
sinar lampu sepanjang 3 meter. Jika tinggi anak itu
1,8 meter. Berapakah tinggi tiang lampu!
A B
C
D
E
248
Pada gambar di samping,
Jika panjang CD=12 cm,
CF= 5 cm, FB= 3 cm dan
EF = 17 cm, maka
panjang AB adalah ….
A B
C D
E F
249
Lampiran 48
KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN
SOAL TURNAMEN
1. A
2. B
3. B
4. D
5. A
Skor untuk pilihan ganda untuk setaiap nomor jika dijawab dengan benar
memperoleh skor 5
Jawaban Skor
6. Karena AB ED
Lihat
(karena sudut dalam bersebrangan)
(karena sudut dalam bersebrangan)
(karena bertolak belakang)
Karena sudut-sudut yang bersesuaian sama besar maka
10
7. Misal DC= jarak anak dengan tiang lampu
BC= tinggi anak
DE= tinggi tiang lampi
AD= panjang bayangan tiang lampu
Panjang DE
DE = 5,4 m
10
8. Karena gambar merupakan segitiga terpancung maka:
A
B
C D
E
2 m 1,8 m
3 m
250
10
Total Skor = 5 x 5 + 30 = 45
251
Lampiran 50
PEMBAGIAN KELOMPOK KELAS EKSPERIMEN 1
KELOMPOK 1 KELOMPOK 2
Dewi Maya Kusumaningtyas Winda Dwi Cahyaningrum
Wahyuningrum Fifi Armadani
Aulia Atsal Krusita Nopikasari
Lyon Widyanto Mila Oktavia
KELOMPOK 3 KELOMPOK 4
Octaviani Pridani Selvy Kusumaningrum
Dimas Nando Septianto Bonifasius Heinrich Bagaskara
Arief Hidayat Ristra Al Wina Astari
Joko Slamet Mochamad Syaiful Huda
KELOMPOK 5 KELOMPOK 6
Indrawan Bayu Pratama Irfan Riza Rahman
Paksi Jaladri Eric Ferdinand Syach
Arga Wisnu Nugroho Mochammad Sandi Eko Utama
Agustina Haidar Gilang Pradipta
KELOMPOK 7 KELOMPOK 8
Lia Mindawati Febrianita Prawesti
Romly Nirwan Hulwa Anindya Pratiwi
RR. Gisca Wisnhu Stannia Yuliana Dwi Yuni Astuti
Brahmatya Dipowaluyo Indriana
252
Lampiran 51
PEROLEHAN SKOR GAME
Kelompok Game 1 Game 2 Game 3 Game 4
1 90 90 100 100
2 100 100 100 100
3 100 100 100 100
4 100 100 100 100
5 100 100 80 80
6 80 100 40 85
7 85 100 100 90
8 100 100 100 95
253
Lampiran 52
PEMBAGIAN KELOMPOK MEJA TURNAMEN
Kelompok Meja 1 Meja 2
1 Dewi Maya Kusumaningtyas Wahyuningrum
2 Winda Dwi Cahyaningrum Fifi Armadani
3 Octaviani Pridani Dimas Nando Septianto
4 Selvy Kusumaningrum Bonifasius Heinrich Bagaskara
5 Indrawan Bayu Pratama Paksi Jaladri
6 Irfan Riza Rahman Eric Ferdinand Syach
7 Lia Mindawati Romly Nirwan
8 Febrianita Prawesti Hulwa Anindya Pratiwi
Kelompok Meja 3 Meja 4
1 Aulia Atsal Lyon Widyanto
2 Krusita Nopikasari Mila Oktavia
3 Arief Hidayat Ristra Al Joko Slamet
4 Wina Astari Mochamad Syaiful Huda
5 Arga Wisnu Nugroho Agustina
6 Mochammad Sandi Eko U. Haidar Gilang Pradipta
7 RR. Gisca Wisnhu Stannia Brahmatya Dipowaluyo
8 Yuliana Dwi Yuni Astuti Indriana
254
Lampiran 53
PEROLEHAN SKOR TURNAMEN
Kelompok Meja 1 Meja 2 Meja 3 Meja 4 Jumlah
1 30 20 25 20 95
2 30 15 25 10 80
3 30 25 25 20 100
4 30 25 25 15 95
5 25 15 25 15 80
6 25 25 25 20 95
7 25 20 25 20 90
8 30 20 20 10 80
255
Lampiran 54
DAFTAR NILAI RAPOR KELAS VIII SEMESTER 2
SISWA KELAS IX E, IX F, IX G
SMP NEGERI 13 SEMARANG 2011/2012
NO Kelas
Kode IX-E Kode IX-F Kode IX-G
1 E2-01 74 E1-01 74 K-01 69
2 E2-02 87 E1-02 77 K-02 85
3 E2-03 73 E1-03 78 K-03 78
4 E2-04 78 E1-04 80 K-04 78
5 E2-05 82 E1-05 81 K-05 86
6 E2-06 79 E1-06 75 K-06 71
7 E2-07 81 E1-07 94 K-07 83
8 E2-08 84 E1-08 81 K-08 87
9 E2-09 88 E1-09 85 K-09 77
10 E2-10 82 E1-10 86 K-10 75
11 E2-11 82 E1-11 81 K-11 82
12 E2-12 82 E1-12 75 K-12 82
13 E2-13 71 E1-13 86 K-13 84
14 E2-14 78 E1-14 87 K-14 78
15 E2-15 85 E1-15 76 K-15 71
16 E2-16 85 E1-16 87 K-16 79
17 E2-17 74 E1-17 72 K-17 84
18 E2-18 92 E1-18 80 K-18 80
19 E2-19 83 E1-19 87 K-19 78
20 E2-20 86 E1-20 71 K-20 79
21 E2-21 93 E1-21 72 K-21 81
22 E2-22 80 E1-22 74 K-22 82
23 E2-23 84 E1-23 77 K-23 84
24 E2-24 81 E1-24 88 K-24 78
25 E2-25 81 E1-25 85 K-25 93
26 E2-26 74 E1-26 86 K-26 81
27 E2-27 71 E1-27 77 K-27 75
28 E2-28 77 E1-28 88 K-28 73
29 E2-29 86 E1-29 81 K-29 91
30 E2-30 72 E1-30 78 K-30 80
31 E2-31 83 E1-31 90 K-31 81
32 E2-32 80 E1-32 77
33 E2-33 87
256
Lampiran 55
UJI NORMALITAS DATA AWAL
Hipotesis
Ho : data berdistribusi normal;
H1 : data tidak berdistribusi normal.
Pengujian Hipotesis
Rumus yang digunakan:
∑( )
Kriteria yang digunakan
Ho ditolak jika
.
Kelas IX E
Nilai maks : 93.00 Panjang Kelas : 3.66
Nilai min : 71.00 Rata-rata : 81.06
Rentang : 22.00 s : 5.67
Banyak Kelas : 6.0111 n : 33.00
Kelas
Interval
Batas Z untuk Peluang Luas kelas Ei Oi
( )
Kelas batas kelas untuk Z untuk Z
70-73 69.5 -2.04 0.4793 0.0711 2.3463 4 1.165547326
74-77 73.5 -1.33 0.4082 0.1725 5.6925 4 0.503215854
78-81 77.5 -0.63 0.2357 0.2038 6.7254 8 0.241562607
82-85 81.5 0.08 0.0319 0.2837 9.3621 10 0.043464224
86-89 85.5 0.78 0.2518 0.1801 5.9433 5 0.14971731
90-93 89.5 1.49 0.4319 0.0538 1.7754 2 0.028413405
93.5 2.19 0.4857
2.131920727
Untuk dengan = 6-1 = 5, diperoleh .
Karena
, maka data berdistribusi normal.
257
Kelas IX F
Nilai maks : 94.00 Panjang Kelas : 3.85
Nilai min : 71.00 Rata-rata : 80.81
Rentang : 23.00 s : 5.96
Banyak Kelas : 5.967 n : 32.00
Kelas
Interval
Batas Z untuk Peluang Luas kelas Ei Oi
( )
Kelas batas kelas untuk Z untuk Z
71-74 70.5 -1.73 0.4582 0.1028 3.2896 5 0.889308171
75-78 74.5 -1.06 0.3554 0.2037 6.5184 9 0.944762297
79-82 78.5 -0.39 0.1517 0.262 8.384 6 0.67789313
83-86 82.5 0.28 0.1103 0.2186 6.9952 5 0.569079231
87-90 86.5 0.95 0.3289 0.1185 3.792 6 1.285670886
91-94 90.5 1.62 0.4474 0.0416 1.3312 1 0.082401923
94.5 2.29 0.4890
4.449115639
Untuk dengan = 6-1 = 5, diperoleh .
Karena
, maka data berdistribusi normal.
Kelas IX G
Nilai maks : 93.00 Panjang Kelas : 4.0530315
Nilai min : 69.00 Rata-rata : 80.16
Rentang : 24.00 s : 5.43
Banyak Kelas : 5.9215 n : 31
Kelas
Interval
Batas Z untuk Peluang Luas kelas Ei Oi
( )
Kelas batas kelas untuk Z untuk Z
68-72 67.5 -2.23 0.4871 0.0694 2.2208 3 0.2734
73-77 72.5 -1.39 0.4177 0.2054 6.5728 4 1.0071
78-82 77.5 -0.56 0.2123 0.3226 10.3232 15 2.1188
83-87 82.5 0.28 0.1103 0.2583 8.2656 7 0.1938
88-82 87.5 1.12 0.3686 0.1064 3.4048 1 1.6985
93-97 92.5 1.96 0.4750 0.0224 0.7168 1 0.1119
97.5 2.80 0.4974
5.40341209
Untuk dengan = 6-1 = 5, diperoleh .
Karena
, maka data berdistribusi normal.
258
Lampiran 56
UJI HOMOGENITAS DATA AWAL
Hipotesis
Ho :
artinya data homogen;
H1 : ada salah satu tanda tidak sama artinya data tidak homogen.
Pengujian Hipotesis
Rumus yang digunakan:
( ) ( ∑( ) )
Dengan:
( )∑( )
∑( )
∑( )
Kriteria yang digunakan
Ho ditolak jika
.
Perhitungan
Varians gabungan adalah:
Kelas ni dk = ni – 1 S2i (dk) S
2i log S
2i (dk) log S
2i
IX-E 33 32 32.18 1029.88 1.51 48.24
IX-F 32 31 35.58 1102.88 1.55 48.09
IX-G 31 30 29.47 884.19 1.47 44.08
Jumlah
93 97.23 3016.95 4.53 140.41
.
Untuk dengan = 3-1 = 2, diperoleh .
Karena
maka, Ho diterima, artinya ketiga sampel mempunyai
varians yang sama (homogen).
44.32120
95.3016
)1(
)1(2
2
i
ii
n
sns
53.14012051.1)1()(log 2 insB
271.041.14053.1403026.2log)1()10(ln22 ii snB
259
Lampiran 57
UJI KESAMAAN RATA-RATA DATA AWAL (ANAVA)
Hipotesis
Ho : artinya rata-rata data sama;
H1 : ada salah satu tanda tidak sama artinya rata-rata data tidak sama.
Kriteria yang digunakan
Ho ditolak jika ( )( )
.
Pengujian Hipotesis
1. Jumlah Kuadrat Rata-Rata (RY)
RY
2. Jumlah Kuadrat Antar Kelompok (AY)
AY
3. Jumlah Kuadrat Total (JK tot)
JK tot
4. Jumlah Kuadrat Dalam (DY)
DY = JK tot – RY – AY
= 628036-625005,375-13,678
= 3016.95
375.625005
96
60000516
96
)7746(
313233
248525862675
2
2
2
n
x
678.13
375.6250058.199001.2089811.216837
375.62500531
2485
32
2586
33
2675222
2
RY
n
j
i
i
628036
)81()80(...)73()87()74( 22222
260
Tabel Ringkasan ANAVA
Sumber
variasi Dk JK KT
F
Rata-rata 1 Ry R=Ry/1
Antar
kelompok k – 1 AY A= AY :(k-1) A/D
Dalam
kelompok ∑( ) DY D=DY: ∑( )
Total ∑ ∑
Sumber
variasi Dk JK KT Fhitung Ftabel
Rata-rata 1 625005.4 625005.375 0.2108 3.094
Antar
kelompok 2 13.67766 6.838831867
Dalam
kelompok 93 3016.95 32.44029394
Total 96 628036
Kesimpulan:
Karena ( ) maka diterima, artinya tidak ada perbedaan rata-
rata dari ketiga kelas yang akan dijadikan sebagai sampel.
261
Lampiran 58
DAFTAR NILAI TES HASIL BELAJAR
SISWA KELAS EKSPERIMEN 1, EKSPERIMEN 2, DAN KONTROL
SMP NEGERI 13 SEMARANG
NO Kelas
Kode Eksperimen 1 Kode Eksperimen 2 Kode Kontrol
1 E1-01 73 E2-01 45 K-01 45
2 E1-02 85 E2-02 79 K-02 89
3 E1-03 65 E2-03 45 K-03 82
4 E1-04 92 E2-04 90 K-04 75
5 E1-05 89 E2-05 78 K-05 55
6 E1-06 95 E2-06 75 K-06 40
7 E1-07 100 E2-07 75 K-07 78
8 E1-08 84 E2-08 80 K-08 75
9 E1-09 69 E2-09 75 K-09 49
10 E1-10 69 E2-10 71 K-10 73
11 E1-11 76 E2-11 79 K-11 64
12 E1-12 89 E2-12 98 K-12 65
13 E1-13 85 E2-13 78 K-13 49
14 E1-14 87 E2-14 55 K-14 51
15 E1-15 84 E2-15 53 K-15 25
16 E1-16 89 E2-16 80 K-16 51
17 E1-17 42 E2-17 60 K-17 73
18 E1-18 82 E2-18 90 K-18 64
19 E1-19 89 E2-19 75 K-19 75
20 E1-20 54 E2-20 75 K-20 62
21 E1-21 69 E2-21 80 K-21 53
22 E1-22 95 E2-22 96 K-22 45
23 E1-23 75 E2-23 71 K-23 45
24 E1-24 89 E2-24 70 K-24 91
25 E1-25 51 E2-25 45 K-25 96
26 E1-26 79 E2-26 47 K-26 36
27 E1-27 69 E2-27 64 K-27 50
28 E1-28 100 E2-28 58 K-28 16
29 E1-29 89 E2-29 67 K-29 90
30 E1-30 95 E2-30 47 K-30 40
31 E1-31 86 E2-31 70 K-31 60
32 E1-32 95 E2-32 64
33
E2-33 90
262
Lampiran 59
UJI NORMALITAS DATA HASIL BELAJAR KELAS EKSPERIMEN 1
Hipotesis
Ho : data berdistribusi normal;
H1 : data tidak berdistribusi normal.
Pengujian Hipotesis
Rumus yang digunakan:
∑( )
Kriteria yang digunakan
Ho ditolak jika
.
Kelas Eksperimen 1
Nilai maks : 100 Panjang Kelas : 9.72
Nilai min : 42 Rata-rata : 80.93
Rentang : 58.00 S : 14.16
Banyak Kelas : 5.967 N : 32.00
Kelas
Interval
Batas Z untuk Peluang Luas kelas Ei Oi
( )
Kelas batas kelas untuk Z untuk Z
41-50 40.5 -2.85 0.4975 0.0145 0.464 1 0.619172414
51-60 50.5 -2.15 0.4830 0.0608 1.9456 2 0.001521053
61-70 60.5 -1.44 0.4222 0.1549 4.9568 5 0.000376501
71-80 70.5 -0.74 0.2673 0.2553 8.1696 4 2.128080219
81-90 80.5 -0.03 0.0120 0.2606 8.3392 13 2.604932924
91-100 90.5 0.68 0.2486 0.1645 5.264 7 0.572510638
100.5 1.38 0.4131
5.926593749
Untuk dengan = 6-1 = 5, diperoleh .
Karena
, maka data berdistribusi normal.
263
Lampiran 60
UJI NORMALITAS DATA HASIL BELAJAR KELAS EKSPERIMEN 2
Hipotesis
Ho : data berdistribusi normal;
H1 : data tidak berdistribusi normal.
Pengujian Hipotesis
Rumus yang digunakan:
∑( )
Kriteria yang digunakan
Ho ditolak jika
.
Kelas Eksperimen 2
Nilai maks : 98 Panjang Kelas : 8.85
Nilai min : 45 Rata-rata : 70.49
Rentang : 53 S : 14.94
Banyak Kelas : 6.0111 N : 33.00
Kelas
Interval
Batas Z untuk Peluang Luas kelas
Ei Oi ( )
Kelas batas
kelas untuk Z untuk Z
38-46 37.5 -2.21 0.4850 0.0421 1.3893 3 1.867382488
47-55 46.5 -1.61 0.4429 0.104 3.432 4 0.094004662
56-64 55.5 -1.00 0.3389 0.1872 6.1776 4 0.76760259
65-73 64.5 -0.40 0.1517 0.2310 7.623 5 0.902548734
74-82 73.5 0.20 0.0793 0.2059 6.7947 12 3.987688653
83-91 82.5 0.80 0.2852 0.131 4.323 3 0.404887578
92-100 91.5 1.41 0.4162 0.0599 1.9767 2 0.000274645
100.5 2.01 0.4761
8.024389349
Untuk dengan = 7-1 = 6, diperoleh .
Karena
, maka data berdistribusi normal.
264
Lampiran 61
UJI NORMALITAS DATA HASIL BELAJAR KELAS KONTROL
Hipotesis
Ho : data berdistribusi normal;
H1 : data tidak berdistribusi normal.
Pengujian Hipotesis
Rumus yang digunakan:
∑( )
Kriteria yang digunakan
Ho ditolak jika
.
Kelas Kontrol
Nilai maks : 96 Panjang Kelas : 13.510
Nilai min : 16 Rata-rata : 60.04
Rentang : 80 S : 19.62
Banyak Kelas : 5.9215 N : 31
Kelas
Interval
Batas Z untuk Peluang Luas kelas Ei Oi
( )
Kelas batas kelas untuk Z untuk Z
16-29 15.5 -2.27 0.4884 0.0478 1.4818 2 0.1812
30-43 29.5 -1.56 0.4406 0.1410 4.3710 3 0.4300
44-57 43.5 -0.84 0.2996 0.2479 7.6849 10 0.6974
58-71 57.5 -0.13 0.0517 0.2707 8.3917 5 1.3708
72-85 71.5 0.58 0.2190 0.1842 5.7102 7 0.2913
86-99 85.5 1.30 0.4032 0.0746 2.3126 4 1.2312
99.5 2.01 0.4778
4.20206548
Untuk dengan = 6-1 = 5, diperoleh .
Karena
, maka data berdistribusi normal.
265
Lampiran 62
UJI HOMOGENITAS DATA AKHIR
Hipotesis
Ho :
artinya data homogen;
H1 : ada salah satu tanda tidak sama artinya data tidak homogen.
Pengujian Hipotesis
Rumus yang digunakan:
( ) ( ∑( ) )
Dengan:
( )∑( )
∑( )
∑( )
Kriteria yang digunakan
Ho ditolak jika
.
Perhitungan
Varians gabungan adalah:
Kelas ni dk = ni - 1 S2i (dk) S
2i log S
2i (dk) log S
2i
Eksperimen 1 32 31 200.64 6219.97 2.30 71.38
Eksperimen 2 33 32 223.22 7143.11 2.35 75.16
Kontrol 31 30 384.92 11547.67 2.59 77.56
Jumlah 93 808.79 24910.74 7.24 224.10
.
Untuk dengan = 3-1 = 2, diperoleh .
Karena
maka, Ho diterima, artinya ketiga sampel mempunyai
varians yang sama (homogen).
86.26793
74.24910
)1(
)1(2
2
i
ii
n
sns
76.2259343.2)1()(log 2 insB
91.310.22476.2253026.2log)1()10(ln22 ii snB
266
Lampiran 63
UJI KESAMAAN RATA-RATA SATU PIHAK, PIHAK KANAN
Hipotesis
Ho : , artinya rata-rata hasil belajar kelas eksperimen 2 sama dengan rata-
rata hasil belajar kelas kontrol;
H1 : , artinya rata-rata hasil belajar kelas eksperimen 2 lebih besar
daripada rata-rata hasil belajar kelas kontrol
Pengujian Hipotesis
Rumus yang digunakan:
dengan
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika ( ).
Perhitungan
Hasil Belajar ni ni - 1 S2i (ni - 1) S
2i
Eksperimen 2 33 32 200.64 6420.61
Kontrol 31 30 384.92 11547.67
Jumlah 62 17968.28
Maka,
Untuk , sehingga
Dengan dk = 32 + 31 – 2 = 62, maka
Karena ( ), maka Ho ditolak dan H1 diterima, artinya rata-rata hasil belajar
kelas eksperimen 2 lebih besar daripada rata-rata hasil belajar kelas kontrol
ba
ba
nns
xxt
11
ba
bbaa
nn
snsns
22
2 )1()1(
81.28962
28.17968)1()1(22
2
ba
bbaa
nn
snsns
47.222.4
45.10
31
1
32
1067.17
04.6049.70
11
ba
ba
nns
xxt
95,005,01)1( ttt
67,1)1( t
267
Lampiran 64
ANALISIS VARIANS SATU ARAH (ANAVA) DATA AKHIR
Hipotesis
Ho : artinya rata-rata data sama;
H1 : ada salah satu tanda tidak sama artinya rata-rata data tidak sama.
Kriteria yang digunakan
Ho ditolak jika ( )( )
.
Pengujian Hipotesis
1. Jumlah Kuadrat Rata-Rata (RY)
RY
2. Jumlah Kuadrat Antar Kelompok (AY)
AY
3. Jumlah Kuadrat Total (JK tot)
JK tot
4. Jumlah Kuadrat Dalam (DY)
DY = JK tot – RY – AY
= 510489.81-475321.76-9699.417
= 25477.63
76.475312
96
45630025
96
)6775(
313233
186123262588
2
2
2
n
x
417.9699
76.475312696.111763389.16397309.209275
76.47531231
1861
33
2326
32
2588222
2
RY
n
j
i
i
510490
)60()40(...)65()85()73( 22222
268
Tabel Ringkasan ANAVA
Sumber
variasi Dk JK KT
F
Rata-rata 1 Ry R=Ry/1
Antar
kelompok k – 1 AY A= AY :(k-1) A/D
Dalam
kelompok ∑( ) DY
D=DY: ∑( )
Total ∑ ∑
Sumber
variasi Dk JK KT Fhitung Ftabel
Rata-rata 1 475312.76 475312.7604 17.702 3.094
Antar
kelompok 2 9699.4173 4849.708652
Dalam
kelompok 93 25477.63 273.9530344
Total 96 510489.81
Kesimpulan:
Karena ( ) maka ditolak, artinya minimal salah satu tanda
sama dengan tidak berlaku jadi ada perbedaan rata-rata dari ketiga kelas yang
akan dijadikan sebagai sampel.
269
Lampiran 65
UJI LANJUT TUKEY-KRAMER
Pengujian
Harga Studentized Range (SR)
( )( )( )
Menghitung beda kritik
√ ( ) (
)
Kriteria yang digunakan
Kedua sampel dinyatakan berbeda signifikan jika beda mean > beda kritik.
Perhitungan
( )( )( )
1. Perbandingan hasil belajar antara kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2
√ (
) √ ( )
√ ( ) √
2. Perbandingan hasil belajar antara kelas eksperimen 1 dan kelas kontrol
√ (
) √ ( )
√ ( ) √
3. Perbandingan hasil belajar antara kelas eksperimen 2 dan kelas kontrol
√ (
) √ ( )
√ ( ) √
270
Tabel perbandingan antara beda mean dan beda kritik
Perbandingan Rata-Rata Beda
Mean
Beda
Kritik Kesimpulan Artinya
Eksperimen 1 -Eksperimen 2 10,44 9,79 BM>BK Signifikan
Eksperimen 2 - Kontrol 10,45 9,94 BM>BK Signifikan
Eksperimen 1 - kontrol 20,89 9,87 BM>BK Signifikan
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa ketiga sampel tersebut memiliki
perbedaan rata-rata hasil belajar yang signifikan.
271
Lampiran 66
TABEL UJI STATISTIKA
Harga Kritik Dari r Product-Moment
N
(1
)
Interva
l
Kepercayaa
n
N
(1
)
Interva
l
Kepercayaa
n
N
(1)
Interva
l
Kepercayaa
n
95%
(2)
99%
(3)
95%
(2)
99%
(3)
95%
(2)
99%
(3)
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
0,997
0,950
0,878
0,811
0,754
0,707
0,666
0,632
0,602
0,576
0,553
0,532
0,514
0,497
0,482
0,468
0,456
0,444
0,433
0,423
0,413
0,404
0,396
0,999
0,990
0,959
0,917
0,874
0,874
0,798
0,765
0,735
0,708
0,684
0,661
0,641
0,623
0,606
0,590
0,575
0,561
0,547
0,537
0,526
0,515
0,505
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
0,388
0,381
0,374
0,367
0,361
0,355
0,349
0,344
0,339
0,334
0,329
0,325
0,320
0,316
0,312
0,308
0,304
0,301
0,297
0,294
0,291
0,288
0,284
0,281
0,297
0,496
0,487
0,478
0,470
0,463
0,456
0,449
0,442
0,436
0,430
0,424
0,418
0,413
0,408
0,403
0,396
0,393
0,389
0,384
0,380
0,276
0,372
0,368
0,364
0,361
55
60
65
70
75
80
85
90
95
100
125
150
175
200
300
400
500
600
700
800
900
100
0
0,266
0,254
0,244
0,235
0,227
0,220
0,213
0,207
0,202
0,195
0,176
0,159
0,148
0,138
0,113
0,098
0,088
0,080
0,074
0,070
0,065
0,062
0,345
0,330
0,317
0,306
0,296
0,286
0,278
0,270
0,263
0,256
0,230
0,210
0,194
0,181
0,148
0,128
0,115
0,105
0,097
0,091
0,0986
0,081
N = Jumlah pasangan yang digunakan untuk menghitung r
272
HARGA KRITIK CHI KUADRAT
dk Interval Kepercayaan
99% 95% 90% 75% 50% 25% 10% 5% 1%
1 6,63 3,84 2,71 1,32 0,455 0,102 0,0158 0,0039 0,0002
2 9,21 5,99 4,61 2,77 1,39 0,575 0,211 0,103 0,0201
3 11,3 7,81 8,25 4,11 2,37 1,21 0,584 0,352 0,115
4 13,3 9,49 7,78 5,39 3,36 1,92 1,06 0,711 0,297
5 15,1 11,1 9,24 6,63 4,35 2,67 1,61 1,15 0,554
6 16,8 12,6 10,6 7,84 5,35 3,45 2,2 1,64 0,872
7 18,5 14,1 12 9,04 6,35 4,25 2,83 2,17 1,24
8 20,1 15,5 13,4 10,2 7,34 5,07 3,49 2,73 1,65
9 21,7 16,9 14,7 11,4 8,34 5,9 4,17 3,33 2,09
10 23,2 18,3 16 12,5 9,34 6,74 4,87 3,94 2,56
11 24,7 19,7 17,3 13,7 10,3 7,58 5,58 4,57 3,05
12 26,2 21 18,5 14,8 11,3 8,44 6,3 5,23 3,57
13 27,7 22,4 19,8 16 12,3 9,3 7,04 5,89 4,11
14 29,1 23,7 21,1 17,1 13,3 10,2 7,79 6,57 4,66
15 30,6 25 22,3 18,2 14,3 11 8,55 7,26 5,23
16 32 26,3 23,5 19,4 15,3 11,9 9,31 7,98 5,81
17 33,4 27,6 24,8 20,5 16,3 12,8 10,1 8,67 6,41
18 34,8 28,9 26 21,7 17,3 13,7 10,9 9,36 7,01
19 36,2 30,1 27,2 22,7 18,3 14,6 11,7 10,1 7,63
20 37,6 31,4 28,4 23,8 19,3 15,5 12,4 10,9 8,26
21 38,9 32,7 29,6 24,9 20,3 16,3 13,2 11,6 8,9
22 40,3 33,9 30,8 26 21,3 17,2 14 12,3 9,54
23 41,6 35,2 32 27,1 22,3 18,1 14,8 13,1 10,2
24 43 35,4 33,2 28,2 23,3 19 15,7 13,8 10,9
25 44,3 37,7 34,4 29,3 24,3 19,9 16,5 14,6 11,5
26 45,6 38,9 35,6 30,4 25,3 20,8 17,3 15,4 12,2
27 47 40,1 36,7 31,5 26,3 21,7 18,1 16,2 12,9
28 48,3 41,3 37,9 32,6 27,9 22,7 18,9 16,9 13,6
29 49,6 42,6 39,1 33,7 28,3 23,6 19,8 17,7 14,3
30 50,9 43,8 40,3 34,8 29,3 24,5 20,6 18,5 15
40 53,7 55,8 51,8 45,6 39,9 33,7 29,1 26,5 22,2
273
DAFTAR F (Untuk Nilai Z)
z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0,0 0000 0040 0080 0120 0160 0199 0239 0279 0319 0359
0,1 0398 0438 0478 0517 0557 0596 0636 0675 0714 0754
0,2 0793 0832 0871 0910 0948 0987 1026 1064 1103 1141
0,3 1179 1217 1255 1293 1331 1368 1406 1443 1480 1517
0,4 1554 1591 1628 1664 1700 1736 1772 1808 1844 1879
0,5 1915 1950 1985 2019 2054 2088 2123 2157 2190 2224
0,6 2258 2291 2324 23357 2389 2422 2454 2486 2518 2549
0,7 2580 2612 2342 2673 2704 2734 2764 2794 2823 2852
0,8 2881 2910 2939 2967 2996 3023 3051 3078 3106 3133
0,9 3159 3186 3212 3238 3264 3289 3315 3340 3365 3389
1,0 3413 3438 3461 3485 3508 3531 3554 3577 3599 3621
1,1 3643 3665 3686 3708 3729 3749 3770 3790 3810 3830
1,2 3849 3869 3888 3907 3925 3944 3962 3980 3997 4015
1,3 4032 4049 4066 4082 4099 4115 4131 4147 4162 4177
1,4 4192 4207 4222 4236 4251 4265 4279 4292 4306 4319
1,5 4332 4345 457 4370 4382 4394 4406 4418 4429 4441
1,6 4452 4463 4474 4484 4495 4505 4515 4525 4535 4545
1,7 4554 4564 4573 4582 4591 4599 4608 4616 4625 4633
1,8 4641 4649 4656 4664 4671 4678 4686 4693 4699 4706
1,9 4743 4719 4726 4732 4738 4744 4750 4756 4761 4767
2,0 4772 4778 4783 4788 4793 4798 4803 4808 4812 4817
2,1 4821 4826 4830 4834 4838 4842 4846 4850 4854 4857
2,2 4861 4864 4868 4871 4875 4878 4881 4884 4887 4890
2,3 4893 4896 4898 4901 4904 4906 4909 4911 4913 4916
2,4 4918 4920 4922 4925 4927 4929 4931 4932 4934 4936
2,5 4938 4940 4941 4943 4945 4946 4948 4949 4951 4952
2,6 4953 4955 4956 4957 4959 4960 4961 4962 4963 4964
2,7 4965 4966 4967 4968 4969 4970 4971 4972 4973 4974
2,8 4974 4975 4976 4977 4977 4978 4979 4979 4980 4981
2,9 4981 4982 4982 4983 4984 4984 4985 4985 4986 4986
3,0 4987 4987 4987 4988 4988 4989 4989 4989 4990 4990
3,1 4990 4991 4991 4991 4992 4992 4992 4992 4993 4993
3,2 4993 4993 4994 4994 4994 4994 4994 4995 4995 4995
3,3 4995 4995 4995 4996 4996 4996 4996 4996 4996 4997
3,4 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4998
3,5 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998
3,6 4998 4998 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999
3,7 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999
3,8 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999
3,9 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000
274
Tabel t
275
276
Studentized Range Distribution
277
278
Lampiran 67
DOKUMENTASI PENELITIAN
Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas
Eksperimen 1
Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas
Kontrol
Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas
Eksperimen 2 Pelaksanaan Game
Kartu Berpasangan
Pelaksanaan Turnamen Pemberian Penghargaan
279
Pelaksanaan Pembelajaran dengan
Menggunakan Media Flash Kelas
Eksperimen 2
Tes Evaluasi di Kelas Kontrol
Pelaksanaan Pembelajaran dengan Alat
Peraga
Diskusi LKPD
Tes Evaluasi di Kelas Eksperimen 1 Tes Evaluasi di Kelas Eksperimen 2