HUBUNGAN RELIJIUSITAS DAN PERILAKU KONSUMEN
STUDI KASUS TERHADAP PEMAKAIAN JILBAB PADA MAHASISWI FISIP
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Disusun oleh:
Udin Syarifudin
109032200026
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
v
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Skripsi yang berjudul :
HUBUNGAN RELIJIUSITAS DAN PERILAKU KONSUMEN
STUDI KASUS TERHADAP PEMAKAIAN JILBAB PADA MAHASISWI
FISIP UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan
memperoleh gelar Strata 1 Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 23 juni 2015
Udin Syarifudin
vi
vii
v
ABSTRAKSI
Penelitian ini mengkaji tentang hubungan relijiusitas dan perilaku konsumen dengan studi
kasus terhadap pemakaian jilbab pada mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
bertujuan untuk mengetahui relijiusitas dan perilaku konsumen mahasiswi FISIP UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, untuk melihat apakah terdapat hubungan antara relijiusitas dan perilaku
konsumen mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
serta untuk mencari tahu seberapa besarhubungan antara relijiusitas dengan perilaku konsumen
mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Subjek penelitian yang diambil dalam penelitian ini adalah mahasiswi FISIP UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta angkatan 2011-2014, dengan jumlah sampel sebanyak 213 mahasiswa.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan sistem Cluster
Sampling dan Sistematik Sampling. Metode pengambilan data yang digunakan adalah kuesioner
dan dokumentasi. Sedangkan untuk analisis peneliti menggunakan Crosstab dan uji Korelasi
Spearman.
Berdasarkan hasil uji Spearman diketahui bahwa variabel relijiusitas dan variabel
perilaku konsumen memiliki nilai sig < 0.05, yang artinya cukup signifikan. Hal ini
menunjukkan bahwa hipotesa awal atau Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan kata lain, terdapat
hubungan antara relijiusitas dengan perilaku konsumen.
Kata Kunci: Relijiusitas, Perilaku Konsumen
vi
KATA PENGANTAR
Pujisyukurkehadirat Allah Subhanahuwa Ta ‘ala. Yang dalam kesempatan dan
kesempitan waktu masa study masih diberikannya nafas dan kemudahan sehingga karya ini dapat
terselesaikan diwaktu yang tepat. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada manusia
pilihan, suri tauladan terbaik bagi manusia dan cahaya abadi yang mulia, Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihiwasallam.
Tidak mengurangi rasa hormat peneliti yang menyadari banyaknya pihak yang terlibat
serta berjasa dalam penyusunan skripsi ini. Kepada mereka peneliti ingin sekali berterima kasih
secara mendalam.
1. Prof.Dr.Dede Rosyada selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Bapak Prof. Dr. Zulkifly selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Bapak dan Ibu wakil Dekan, serta seluruh Dosen Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan
pelajaran selama masa study peneliti.
3. Dr. Cucu Nurhayati, M.Si selaku ketua program studi sosiologi FISIP UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Nur Kafid, MSc. selaku pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan
waktunya untuk membimbing penulisan skripsi ini.
5. Teruntuk keluargaku, yang sudah dengan sabarnya menunggu, dan saya hanya
berimbang balas kata maaf.
6. Teman-teman sosiologi yang selalu mendampingi dan mendukung dengan memahami
situasi serta kondisi yang ada. Ahmad fahmiyahya abdillah S. Sos, M. Iqbal Fikri S.
Sos, M. SholehKaffah S. Sos.
7. PMII yang selalu dengan bisu dan kesunyiannya memberikan wawasan secara tidak
terduga tempatnya dan waktunya.
8. Para Pengurus Besar PMII yang selalu dengan senang hati memberikan
pemahahamannya, Carman Ansari Latif S. Sos danAchmad Muzayin Syafrial S. H
vii
9. Sahabat-sahabati yang tidak pernah terlupakan PMII KOMFISIP ( Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia Komisariat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik)
10. Base cemp Israel (Islam RahmatanLielalamiin) yang melidungiku dari cuaca tidak
tentu di siang dan malam hari.
11. Juga teruntuk seseorang yang memberikan semangat dan dukungannya dari jauh siapa-
siapa yang peduli dan tidak terduga orangnya kami berucap kata Terima Kasih.
Perihal bantuan dari pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, semoga
Allah SWT membalas kebaikannya dan menukar dengan pahala juga kebahagiaan
Dunia serta Akhirat.
Jakarta, 23 juni 2015
din Syarifudin
viii
DAFTAR ISI
Lembar pernyataan bebas plagiarisme............................................................................ i
Lembar Persetujuan........................................................................................................ ii
Lembar Pengesahan ....................................................................................................... iii
Abstraksi........................................................................................................................... v
Kata Pengantar............................................................................................................... vi
Daftar Isi.................................................................................................................... .... viii
Daftar Tabel.................................................................................................................... x
Daftar grafik…………………………………………………………………………….. xiii
BAB I Pendahuluan
A. Pernayataan masalah......................................................................... 1
B. Pertanyaan masalah........................................................................... 3
C. Tujuan dan manfaat........................................................................... 3
D. Literatur review................................................................................. 4
E. Kerangka teori................................................................................... 7
F. Hipotesis.......................................................................... ................. 10
G. Opraionalisasi konsep....................................................................... 10
H. Metode penelitian.............................................................................. 14
1. Pendekatan Penelitian................................................................. 14
2. Subjek penelitian........................................................................ 14
3. Waktu dan lokasi penelitian ...................................................... 18
4. Jenis data............................................................................ 18
5. Teknik pengumpulan data...................................................... 18
6. Skala pengukuran ............................................................... 19
7. Mengelolah dan memproses data........................................... 19
I. Sistematika penulisan....................................................................... 20
BAB II Lokasi Penelitian
1. Gambaran Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta....................... 22
A. Sejarah Singkat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta..................... 22
B. Visi, Misi, dan Tujuan.............................................................. 23
C. Fasilitas dan Sarana Pendidikan................................................ 23
2. Gambaran Umum FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta............ 25
A. Sejarah FISIIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta...................... 25
B. Program Studi di FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta......... 26
C. Profil Mahasiswa FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta....... 27
D. Tren jilbab di kalangan Mahasiswi FISIP UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta....................................................................
30
BAB
III
Hasil Penelitian dan Analisis Data
A. Analisis Deskriptif........................................................................... 32
1. Relijiusitas Mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 33
ix
a. Dimensi Intelektual......................................................... 34
b. Dimensi Ritualistik............................................................... 36
c. Dimensi Eksperensial........................................................... 38
d. Dimensi Ideologis................................................................. 40
e. Dimensi Konsekuensial......................................................... 41
2. Perilaku Konsumen..................................................................... 44
a. Dimensi Pengenalan Masalah............................................... 45
b. Dimensi Pencarian Informasi................................................ 47
c. Dimensi Evaluasi Alternative............................................... 50
d. Dimensi Keputusan Membeli................................................ 53
e. Dimensi Tingkah Laku Pasca Membeli................................ 54
B. Analisis Crosstab....................................................................... 57
C. Analisis Korelasi....................................................................... 84
D. Hasil Analisis Data.................................................................... 91
BAB
IV
Penutup
A. Kesimpulan................................................................. .............. 93
B. Saran................................................................................ .......... 94
Daftar Pustaka................................................................................................................ xiv
Lampiran
Lembar bimbingan xvi
Kuesioner……………………………………………………………………………… xviii
Uji validitas dan reliabilitas…………………………………………………………… xxii
Uji normalitas………………………………………………………………………….. xxv
Uji spearman perdimensi………………………………………………………………. xxvi
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Oprasionalisasi konsep............................................................................ 11
Tabel 1. 2 Oprasionalisasi konsep....................................................................... 13
Tabel 1. 3 Populasi berdasarkan angkatan............................................................... 15
Tabel 1. 4 Distribusi sampel .................................................................................... 16
Tabel 1. 5 Start random 17
Tabel 2. 1 Jumlah mahasiswa FISIP UIN syarif hidayatullah jakarta dalam empat
tahun terakhir..........................................................................................
27
Tabel 2. 2 Jumlah mahasiswa/i FISIP UIN syarif hidayatullah jakarta berdsarkan
angkatan dan program studi....................................................................
28
Tabel 2. 3 Mahasiswa FISIP UIN syarif hidayatullah jakarta berdasarkan jenis
kelamin....................................................................................................
29
Tabel 3. 1 Relijiusitas responden berdasarkan dimensi intelektual.......................... 34
Tabel 3. 2 Deskripsi relijiusitas responden berdasarkan dimensi ritualistik......... 36
Tabel 3. 3 Relijiusitas responden berdasarkan dimensi eksperensial.................... 38
Tabel 3. 4 Relijiusitas responden berdasarkan dimensi ideologis.......................... 40
Tabel 3. 5 Relijiusitas responden berdasarkan dimensi knsekuensial...................... 42
Tabel 3. 6 Perbandingan skor antar dimensi relijiusitas........................................... 44
Tabel 3. 7 Perilaku konsumen berdasarkan dimensi pengenalan masalah............... 45
Tabel 3. 8 Perilaku konsumen berdasarkan dimensi pencarian informasi............... 47
Tabel 3. 9 Perilaku konsumen berdasarkan dimensi evaluasi alternative................ 50
Tabel 3. 10 Perilaku konsumen berdasarkan dimensi keputusan pembelian............. 53
Tabel 3. 11 Perilaku konsumen berdasarkan dimensi tingkah laku pasca membeli. 55
Tabel 3. 12 Perbandingan skor antar dimensi terkait perilaku konsumen ................. 57
Tabel 3. 13 Crosstab relijiusitas (intelektual) dengan perilaku konsumen
(pengenalan masalah) .............................................................................
58
Tabel 3. 14 Crosstab relijiusitas (intelektual) dengan perilaku konsumen
(pencarian informasi)..............................................................................
59
Tabel 3. 15 Crosstab relijiusitas (intelektual) dengan perilaku konsumen (evaluasi 60
xi
alternative)...............................................................................................
Tabel 3. 16 Crosstab relijiusitas (intelektual) dengan perilaku konsumen
(keputusan membeli)...............................................................................
61
Tabel 3. 17 Crosstab relijiusitas (intelektual) dengan perilaku konsumen (tingkah
laku pasca pembelian).............................................................................
62
Tabel 3. 18 Crosstab relijiusitas (ritualistik) dengan perilaku konsumen
(pengenalan masalah) ............................................................................
63
Tabel 3. 19 Crosstab relijiusitas (ritualistik) dengan perilaku konsumen (pencarian
informasi) ...............................................................................................
64
Tabel 3. 20 Crosstab relijiusitas (ritualistik) dengan perilaku konsumen (evaluasi
alternative)...............................................................................................
65
Tabel 3. 21 Crosstab relijiusitas (ritualistik) dengan perilaku konsumen (keputusan
membeli)..................................................................................................
66
Tabel 3. 22 Crosstab relijiusitas (ritualistik) dengan perilaku konsumen (tingkah
laku pasca pembelian) ...........................................................................
67
Tabel 3. 23 Crosstab relijiusitas (eksperensial) dengan perilaku konsumen
(pengenalan masalah) ............................................................................
68
Tabel 3. 24 Crosstab relijiusitas (eksperensial) dengan perilaku konsumen
(pencarian informasi) .............................................................................
69
Tabel 3. 25 Crosstab relijiusitas (eksperensial) dengan perilaku konsumen
(evaluasi alternative) ..............................................................................
71
Tabel 3. 26 Crosstab relijiusitas (eksperensial) dengan perilaku konsumen
(keputusan membeli) .............................................................................
72
Tabel 3. 27 Crosstab relijiusitas (eksperensial) dengan perilaku konsumen
(tingkah laku pasca pembelian) .............................................................
73
Tabel 3. 28 Crosstab relijiusitas (ideologis) dengan perilaku konsumen
(pengenalan masalah) ............................................................................
74
Tabel 3. 29 Crosstab relijiusitas (ideologis) dengan perilaku konsumen (pencarian
informasi) ..............................................................................................
75
Tabel 3. 30 Crosstab relijiusitas (ideologis) dengan perilaku konsumen (evaluasi 76
xii
alternative) ...........................................................................................
Tabel 3. 31 Crosstab relijiusitas (ideologis) dengan perilaku konsumen (keputusan
membeli) .................................................................................................
77
Tabel 3. 32 Crosstab relijiusitas (ideologis) dengan perilaku konsumen (tingkah
laku pasca pembelian).............................................................................
78
Tabel 3. 33 Crosstab relijiusitas (kosekuensial) dengan perilaku konsumen
(pengenalan masalah) ............................................................................
79
Tabel 3. 34 Crosstab relijiusitas (kosekuensial) dengan perilaku konsumen
(pencarian informasi)..............................................................................
80
Tabel 3. 35 Crosstab relijiusitas (kosekuensial) dengan perilaku konsumen
(evaluasi alternative) .............................................................................
81
Tabel 3. 36 Crosstab relijiusitas (kosekuensial) dengan perilaku konsumen
(keputusan membeli) ..............................................................................
82
Tabel 3. 37 Crosstab relijiusitas (kosekuensial) dengan perilaku konsumen
(tingkah laku pasca pembelian) .............................................................
83
Tabel 3. 38 Tingkat korelasi sepearman .................................................................... 84
Tabel 3. 39 Uji analisa spearman............................................................................... 85
xiii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 3. 1 Distribusi sempel berdasarkan program studi ………………………… 33
Grafik 3. 2 Relijiusitas responden berdasarkan dimensi intelektual………………. 35
Grafik 3. 3 Relijiusitas responden berdasarkan dimensi ritualistik………………... 37
Grafik 3. 4 Relijiusitas responden berdasarkan dimensi eksperensial …………….. 39
Grafik 3. 5 Relijiusitas responden berdasarkan dimensi ideologis ……………….. 40
Grafik 3. 6 Relijiusitas responden berdasarkan dimensi knsekuensial…………….. 42
Grafik 3. 7 Perilaku konsumen berdasarkan dimensi pengenalan masalah………... 46
Grafik 3. 8 Perilaku konsumen berdasarkan dimensi pencarian informasi ……….. 48
Grafik 3. 9 Perilaku konsumen berdasarkan dimensi evaluasi alternative………… 51
Grafik 3. 10 Perilaku konsumen berdasarkan dimensi keputusan pembelian ……… 54
Grafik 3. 11 Perilaku konsumen berdasarkan dimensi tingkah laku pasca membeli.. 55
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pernyataan masalah
Skripsi ini mengkaji tentang hubungan relijiusitas dan perilaku konsumen dengan
studi kasus terhadap pemakaian jilbab pada mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Perilaku mahasiswi FISIP (sebagai konsumen) dalam membeli dan memakai produk
jilbab dengan berbagai model dan corak menjadi alasan peneliti untuk mengkaji masalah ini
lebih lanjut. Meskipun FISIP bisa dikategorikan sebagai salah satu fakultas umum sejak
perubahan status IAIN menjadi Universitas (UIN), tetapi tetap saja FISIP menjadi bagian tak
terpisahkan dari ciri khas Universitas Islam, di mana nilai-nilai relijius (Islam) tetap menjadi
bagian integral dalam pengajaran, disiplin akademik dan keilmuan dalam kerangka besar UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Relijiusitas adalah hal yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan keseharian kita.
Relijiusitas erat kaitannya dengan fenomena umum dan berhubungan dengan yang sakral,
serta agama yang merupakan institusi yang berbeda-beda dan khusus berkaitan dengan yang
Maha Kuasa. Menurut Emile Durkheim, reliji berdasarkan fungsi sosialnya diartikan sebagai
sistem kepercayaan dan ritual yang merujuk kepada yang Maha Kuasa bersama-sama orang
dalam kelompok sosial yang pada gilirannya akan mendorong mereka untuk bertingkah laku
sesuai dengan agamannya dalam segala aspek kehidupan (Nicholas dkk. 2010: 471).
Karena relijiusitas ini terkait dengan tindakan sosial individu dalam kelompok
sosialnya, maka relijiusitas pun sangat terkait dengan perkembangan zaman. Dengan kata
lain, relijiusitas ini pun terkait dengan bagaimana si individu dalam kelompok sosialnya
bertindak.
2
Oleh sebab itu, relijiusitas menjadi tolak ukur penting, karena mampu memberikan
cara pandang dunia yang cenderung mempengaruhi kepribadian manusia, yaitu dalam bentuk
perilaku, gaya hidup, selera, dan sebagainya. Relijiusitas sangat mempengaruhi sifat,
kuantitas, dan kualitas konsumsi baik dalam bentuk kepuasan material maupun spiritual.
Berdasarkan seks, Hurlock (dalam Inayah, 2010: 3) menerangkan bahwa perempuan
cenderung lebih berminat terhadap agama ketimbang laki-laki. Hal ini mungkin terkait
dengan kecenderungan perempuan yang lebih mudah menerima dan mengaplikasikan ajaran
agama yang diterimanya. Bagi mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, berpenampilan islami (berjilbab atau berkerudung) tidak hanya dalam rangka
mengaplikasikan ajaran agama, namun juga menjadi sebuah keharusan, khususnya di
lingkungan kampus. Hal ini dikarenakan adanya kebijakan Rektorat yang memberlakukan
peraturan untuk berpenampilan islami (berjilbab atau berkerudung bagi mahasiswi) di
lingkungan kampus. Bahkan sebagian mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta mengenakan berbagai model dan corak jilbab atau kerudung tertentu
untuk membedakan dirinya, kelompoknya atau golongannya dari yang lain.
Adapun jenis-jenis jilbab secara umum dapat dibagi menjadi 3 macam (Handayani,
2008 : 37), yakni; jilbab besar, jilbab standar, dan jilbab gaul. Di kalangan mahasiswi FISIP
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sendiri jenis jilbab standar dan jilbab
gaul lah yang banyak diminati. Sementara jenis jilbab besar hanya dikenakan oleh sebagian
kecil mahasiswi FISIP Universitas Islam Syarif Hidayatullah Negeri Jakarta. Atas dasar itulah
peneliti ingin mengetahui dan mengkaji lebih dalam fenomena tersebut dan mengangkatnya
sebagai bahan penelitian yang berjudul “Hubungan Relijiusitas dan Perilaku Konsumen Studi
Kasus Terhadap Pemakaian Jilbab Pada Mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta”.
3
B. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan pernyataan masalah yang telah diuraikan diatas, pertanyaan pokok yang
hendak dijawab dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana relijiusitas mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN
Syarif Hidayatullah?
2. Bagaimana perilaku konsumen mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
UIN Syarif Hidayatullah?
3. Apakah ada hubungan antara religiusitas dengan perilaku konsumen pada
mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?
C. Tujuan Dan Manfaat penelitian
1. Tujuan penelitian.
Secara umum penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui relijiusitas dan perilaku konsumen terhadap pemakaian jilbab
pada mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
b. Untuk melihat apakah terdapat hubungan antara relijiusitas dan perilaku konsumen
terhadap pemakaian jilbab pada mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
c. Untuk mencari tahu seberapa besar hubungan antara relijiusitas dengan perilaku
konsumen terhadap pemakaian jilbab pada mahasiswi FISIP UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Manfaat penelitian.
Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan sebagaimana berikut:
4
a. Secara teoritis, mampu memberikan kontribusi pada kajian sosiologi ekonomi,
khususnya mengenai perilaku konsumen.
b. Secara praktis, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan masukan bagi para
mahasiswi untuk tidak menutup keingin tahuan atau wawasan diri dari zaman
modernitas dan memanfaatkannya dengan sebaik mungkin.
D. Literatur Review
Beberapa studi yang mengkaji tentang relijiusitas dan perilaku konsumen atau
sejenisnya, baik yang berdasar pada penelitian langsung maupun hasil refleksi telah banyak
diterbitkan dalam bentuk buku, tesis, maupun jurnal. Diantaranya adalah penelitian yang
dilakukan oleh Rima Hidiyanti (2012), yang berjudul “Komunitas Jilbab Kontemporer
Hijabers di Kota Makasar”. Penelitian tersebut menggunakan metode dekriptif kualitatif
berdasarkan data yang ada, hasil dari penelitian menunjukan bahwa hijabers tersebut ternyata
mempengaruhi seseorang untuk menjadi lebih banyak mengkonsumi jilbab-jilbabnya bukan
lagi karena kebutuhan seorang muslimah¸ tetapi karena modis, karena wanita ingin
menunjukan keunikan dalam berpenampilan, sehingga menjadi pusat perhatian bagi orang
yang melihatnya. Hal ini sangat wajar, dikarenakan sifat dasar dari perempuan diantaranya
ingin dilihat sebagai sosok atau sesuatu yang menarik. Jilbab yang secara makna untuk
menutupi aurat, akan tetapi realitasnya justru digunakan sebagai alat untuk menujukan
eksistensi diri si pemakainya.
Bibit Santoso (2012) yang berjudul “Konsumerisme Dalam Masyarakat Urban Studi
Kasus Masyarakat Perkotaan di Kecamatan Senen Jakarta Pusat ”. Pasca Sarjana
Universitas Gajah Mada. Penelitian tersebut menggunakan metode kualitatifyaitu suatu
proses penelitian dan pemahaman berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu
fenomena sosial dan masalah manusia. Berdasarkan data-data dalam penelitiandapat
disimpulkan bahwa masyarakat Kecamatan Senen Jakarta Pusat adalah masyarakat yang
5
sebagian besar merupakan pendatang (urban)yang datang dari berbagai suku di Indonesia
pada awalnya pergi ke kota dengan tujuan untuk mencari nafkah demi penghidupan yang
lebih baik dibanding ketika masih berada di kampung halaman, walaupun hanya bermodalkan
tekat dan merasa yakin akan kehidupan Masyarakat Kecamatan Senen mayoritas adalah
masyarakat yang kelas ekonominya menengah kebawah, hal ini dibuktikan dari hasil
penelitian dan hasil informasi dari pejabat resmi yang mendata masyarakat Kecamatan Senen.
Hasil analisis menunjukkan bahwa adanya pengaruh signifikan media Televisi
terhadap kebiasaan konsumerisme sehari-hari. Televisi merupakan faktor yang dominan
dalam kehidupan masyarakat urban Kecamatan Senen karena baik anak-anak maupun orang
dewasa selalu menyaksikan tayangan yang ada di televisi sehingga apa yang ditayangkan di
media Televisi sangat mempengaruhi gaya hidup masyarakat urban mulai dari cara berbicara,
berpakaian, makanan dan minuman yang dikonsumsi,gaya rambut yang dipakai,tas yang
dipakai,sepatu,sandal,maupun perilaku-perilaku yang lain.
Pada penelitian selanjutnya, yang berjudul “Analisis Proses Keputusan Pembelian
Dan Kepuasan Konsumen Terhadap Beras; Studi Kasus Di Kecamatan Mulyorejo, Surabaya,
Jawa Timur” yang ditulis oleh Rita Nurmalina (2007) di Fakultas Ekonomi Manajemen
Institut Pertanian Bogor. Penelitian tersebut menggunakan metode analisis data dengan
analisis deskriptif, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat
lebih mudah dipahami dan disimpulkan. Analisis deskriptif ini digunakan untuk menjawab
tujuan penelitian yang terkait dengan proses keputusan pembelian. Kesimpulan yang didapat
oleh peneliti adalah berdasarkan kelas sosialnya. Semakin tinggi kelas sosial, tingkat
pendidikan dan rata-rata pendapatan per bulan keluarganya akan semakin tinggi tingkat
konsumsi beras. Perbedaan dalam proses pengambilan keputusan terdapat pada pertimbangan
utama dalam mengkonsumsi beras, frekuensi dan ukuran pembelian, serta tempat membeli
beras. Konsumsi beras kelas atas mempertimbangkan kualitas, ketersediaan, pelayanan, dan
6
kenyamanan di tempat pembelian. Kelas menengah mempertimbangkan kualitas yang sesuai
dengan harga, ketersediaan, informasi dan lokasi penjual beras. Kelas bawah sangat
mempertimbangkan harga beras.
Selain itu juga terdapat penelitian yang dilakukan oleh Septia Anugrah Heni (2013).
Penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Control Diri Dan Syukur Dengan Perilaku
Konsumtif Pada Remaja SMA IT Abu Bakar Yogyakarta” ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara kontrol diri dan syukur dengan perilaku konsumtif Siswa SMAIT Abu Bakar
Yogyakarta. Analisis data dilakukan dengan tekhnik analisis regresi. Hasil analsis data
diperoleh koefisien korelasi R = 0,440 dengan p < 0,009. Besarnya sumbangan efektif kontrol
diri dengan perilaku kosntumtif r = -0,413 dengan p <0,002 dan kontribusi syukur dengan
perilaku konsumtif r = -0,371 dengan p < 0,005. Hasil penelitian menunjukan adanya
hubungan negatif yang sangat signifikan antara kontrol diri dan syukur dengan perilaku
konsumtif. Dengan kata lain, peningkatan terhadap kontrol diri maka akan disertai dengan
penurunan perilaku konsumtif, sebaliknya penurunan terhadap kontrol diri maka akan disertai
meningkatnya perilaku konsumtif. Ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara
syukur dengan perilaku konsumtif, artinya peningkatan terhadap syukur sesorang maka akan
disertai dengan menurunnya perilaku konsumtif, dan sebaliknya penurunan syukur sesorang
maka akan disertai dengan meningkatnya perilaku konsumtif.
Adapun penelitian yang dilakukan oleh Peneliti selanjutnya berjudul “aliran dana
kantong mahasiswa”.yang ditulis oleh Amanda Kusuma Wardahani (2010), Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta. Penelitian yang menggunakan metode penelitian kuantitatif dan
data statistik ini merupakan hasil survei kerja sama antara Bank Indonesia Daerah Istimewa
Yogyakarta dan dengan UPN. Hasilnya menunjukan bahwa potensi aliran mahasiswa selama
satu bulan mendekati Rp. 383,5 milyar, rata-rata pengeluaran setiap mahasiswa Rp 1.278.350
perbulan dari level diploma, S1 dan S2. Pengeluaran terbesar mahasiswa terserap untuk
7
makan dan minum sebesar 30 persen atau Rp. 390.150 per orang setiap bulannya. Angka itu
mengalahkan biaya pengeluaran yang lain. Membengkaknya biaya makan dan minum
mahasiswa menimbulkan tanda tanya. Hal ini mengingat Yogyakarta terkenal dengan biaya
hidupnya yang lebih murah dibandingkan dengan Propinsi lain di Indonesia. Bisa
diasumsikan, kebanyakan mahasiswa itu tidak hanya membeli makan sebagai kebutuhan
primer saja, tetapi juga membeli nilai guna makanan sebagai pencipta gengsi.Kenyataan ini
tentunya berkorelasi dengan menjamurnya tempat nongkrong mahasiswa disekitar kampus,
baik Warung, Kafe, dan Rumah makan. Padahal Daerah Istimewa Yogyakarta lebih dikenal
dengan sebutan kota pendidikan,tetapi realitas hasil penelitian ini menunjukan bahwa pundi-
pundi uang mahsiswa lebih banyak mengalir untuk hiburan daripada untuk buku.
Dari beberapa penelitin sebelumnya, yang fokusnya berkaitan dengan perihal perilaku
konsumen dipengaruhi oleh budaya dan perihal keputusan membeli, maka bisa dilihat
perbedaan yang sangat mendasar dengan penelitian ini adalah terletak pada relijiusitasnya
yang diukur secara mendalam serta tidak dimilki oleh penelitian sebelumnya dan mencari
tahu tentang hubungn relijiusitas dengan perilaku konsumen, Juga sejauh mana hubugan
antara relijiusitas dengan perilaku konsumen. Selain itu penelitian ini juga dikhususkan
kepada Mahasiswi saja karena berkaitan dengan penggunaan jilbab. Demikian pula dengan
hal pokok yang mendasari teori ini adalah teori sosiologi ekonomi. Dengan asumsi sederhana
tidak hanya faktor ekonomi yang mendasari seorang konsumen membeli barang yang banyak
atau mahal serta kualitas tinggi, karena bisa saja yang memilki pokok peran penting adalah
relijiusitasnya.
E. Kerangka Teori
Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian sebelumnya, bahwa permasalahan
utama dalam penelitian ini adalah ada atau tidaknya hubungan antara relijiusitas dengan
8
perilaku konsumen. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan pendekatan Sosiologi
Ekonomi. Fokus analisis untuk Sosiologi Ekonomi adalah pada kegiatan ekonomi, dan
mengenai hubungan antara variabel-variabel Sosiologi yang terlihat dalam konteks non-
ekonomis. Di dalam memahami aspek kehidupan ekonomi masyarakat maka perlu
dihubungkan antara faktor ekonomi dengan faktor lain dalam kehidupan masyarakat tersebut.
Dalam teori Embededdness, Granovetter menyebutkan bahwa terdapat 2 hal yang
menuntun orang dalam perilaku ekonomi. Pertama, konsepsi under-socialized, yaitu tindakan
ekonomi yang rasional dan berorientasi pada pencapaian keuntungan individual (self interest).
Dalam under-socialized, kepentingan individu di atas segala-galanya sehingga tidak ada
ruang bagi pengaruh budaya, agama, dan struktur sosial terhadap tindakan ekonomi. Jika
merujuk pada konsepsi tersebut, mahasiswi dalam hal ini mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta mempunyai orientasi tertentu dalam mengenakan dan memilih model jilbab, misalnya
ingin menunjukkan status dan strata sosialnya kepada orang lain.
Kedua, konsepsi over-socialized, yaitu tindakan ekonomi yang kultural dituntun oleh
aturan berupa nilai dan norma yang diinternalisasi. Dalam over-socialized, semua perilaku
ekonomi seperti memilih pekerjaan, melaksanakan profesi, menjual, membeli, dan sebagainya
tunduk dan patuh terhadap segala sesuatu yang diinternalisasi dalam kehidupan sosial seperti
nilai, norma, adat-kebiasaan, dan tata-kelakuan (Damsar, 2009:139). Jika merujuk pada
konsepsi tersebut, mahasiswi dalam hal ini mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
mengenakan jilbab bukan hanya karena adanya aturan dari kampus, namun juga sebuah
manifestasi dari internalisasi nilai-nilai dalam ajaran agamanya.
Agama merupakan sistem sosial yang terlembaga dalam setiap masyarakat. Secara
mendasar agama menjadi norma yang mengikat dalam keseharian dan menjadi pedoman.
Ajaran-ajaran agama yang telah dipahami dapat menjadi pendorong kehidupan individu
sebagai acuan dalam berinteraksi kepada Tuhan, sesama manusia maupun alam sekitarnya.
9
Ajaran itu bisa diterapkan dalam mendorong perilaku ekonomi, sosial, dan budaya (Nasir,
1999:45). Namun, meski agama mempengaruhi perilaku ekonomi, bukan berarti agama hanya
satu-satunya faktor yang mempengaruhi perilaku ekonomi, dalam arti agama bukan satu-
satunya penentu perilaku ekonomi, tetapi agama hanya sebagai salah satu variabel penentu.
Dalam hal ini agama yang dimaksud fokus pada segi relijiusitas.
Mangunwijaya (Anggarasari, 1997:15) membedakan antara religi atau agama dengan
relijiusitas. Agama atau religi merujuk pada aspek formal yang berkaitan dengan aturan-
aturan dan kewajiban-kewajiban, sedangkan relijiusitas menunjuk pada aspek yang dihayati
oleh indvidu. Menurut Glock dan Stark (dalam Inayah, 2010: 13) terdapat lima dimensi
relijiusitas, yaitu: pertama, dimensi ideologis; keyakinan religius yang dipahami dengan
menemukan tujuan dan makna hidup atas dasar kepercayaan yang dimiliki seseorang. Kedua,
dimensi ritualistik; relijiusitas yang meliputi kegiatan keagamaan yang mana seseorang
terlibat di dalamnya untuk menunjukkan komitmen terhadap agama yang dianutnya. Ketiga,
dimensi eksperiensial; meliputi pengalaman keagamaan, perasaan-perasaan, persepsi-persepsi
dan sensasi-sensasi yang dialami seseorang atau didefinisikan oleh suatu kelompok
keagamaan (atau suatu masyarakat) yang melihat komunikasi, walaupun kecil dengan suatu
esensi ketuhanan, yaitu dengan Tuhan, kenyataan terakhir dan otoritas transendental.
Keempat, dimensi intelektual; mengacu pada harapan bahwa orang-orang yang beragama
paling tidak memiliki sejumlah minimal pengetahuan mengenai dasar-dasar keyakinan, ritus-
ritus, kitab suci dan tradisi-tradisi. Kelima, dimensi konsekuensial; mengacu pada identifikasi
akibat-akibat keyakinan keagamaan, praktik, pengalaman dan pengetahuan seseorang dari
hari ke hari, atau dengan kata lain sejauh mana implikasi ajaran agama memengaruhi
perilakunya.
Terkait dengan kegiatan atau tindakan ekonomi, semua kegiatan ekonomi akan
berkaitan dan berakhir pada tindakan atau perilaku konsumen. Perilaku konsumen akan
10
menentukan proses pengambilan keputusan dalam melakukan pembelian. Menurut Kotler,
ada beberapa tahap dalam mengambil suatu keputusan untuk melakukan pembelian, yakni:
pertama, pengenalan masalah; faktor terpenting dalam melakukan proses pembelian, di mana
pembeli akan mengenali suatu masalah atau kebutuhan. Kedua, pencarian informasi; di mana
konsumen merasa terdorong untuk mencari informasi. Apabila dorongan tersebut kuat dan
obyek yang dapat memuaskan kebutuhan itu tersedia maka konsumen akan bersedia untuk
membelinya. Ketiga, evaluasi alternatif; konsumen akan mempunyai pilihan yang tepat dan
membuat pilihan alternatif secara teliti terhadap produk yang akan dibelinya. Keempat,
keputusan pembeli; setelah konsumen mempunyai evaluasi alternatif maka konsumen akan
membuat keputusan untuk membeli. Penilaian keputusan menyebabkan konsumen
membentuk pilihan merek di antara beberapa merek yang tersedia. Kelima, evaluasi pasca
pembelian; setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah
produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan
konsumen (Sunyoto, 2013:41).
F. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Ho: tidak ada hubungan antara relijiusitas dengan perilaku konsumen mahasiswi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ha: ada hubungan antara religiusitas dengan perilaku konsumen mahasiswi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
G. Operasionalisasi Konsep
Konsep dari penelitian ini terdiri dari dua variabel yang akan diuji hubungannya. Dua
variabel tersebut adalah variabel bebas dan variabel terikat.
11
1) Menurut Glock dan Stark relijiusitas terbagi menjadi 5 dimensi, yaitu (dalam
Inayah, 2010: 13):
a) Intellectual invelovment, yaitu sejauh mana orang mengetahui ajaran
agamanya.
b) Ritual involvement, yaitu tingkatan sejauh mana orang mengerjakan
ritual dalam agama mereka.
c) Experiental invelovment, yaitu dimensi yang berisikan pengalaman
unik dan spektakuler yang merupakan keajaiban yang datang dari
Tuhan
d) Ideological invelovment, yaitu sejauh mana orang-orang menerima hal
dogmatic.
e) Consequential invelopment, yaitu dimensi yang mengukur sejauh
mana perilaku seseorang dimotivasikan oleh ajaran agamanya di
dalam kehidupan sosial”
No Variabel Dimensi Indikator Item
1. Relijiusitas
Intelektual
Pengetahuan tentang
rukun islam, rukun
iman terkait nabi yang
ke -25, manusia sebagai
khalifah di bumi serta
kitab suci Al-Qur’an
sebagai mukzijat
- pengetahuan rukun islam
-pengetahuan rukun iman
terkait nabi yang ke-25
-manusia di ciptakan menjadi
khalifah di bumi
- al- qur’an sebagai kitab suci
agama islam
- pengetahuan tentang kitab
suci selain al-qur’an
Ritual
Mepraktekan rukun
islam (puasa +
membayar zakat).
- Membayar zakat setiap tahun
- Berpuasa di bulan Ramadhan.
Pengalaman
Semua terjadi karena
Allah, di gariskan Allah
dan sudah ada yang
mengaturnya.
- tidak akan berjalan muls
tanpa kehendak Allah
-segala sesuatu sudah di
gariskan Allah
-segala sesuatu sudah ada yang
12
mengaturnya
Ideologis
kepercayaan pada rukun
iman, takdir Allah dan
diciptakan untuk
beribadah serta
bertawakal setelah
ikhtiar
- setiap orang islam wajib
percaya rukun iman
-manusia lahir atas kehendak
Allah
- manusia diciptakan untuk
beribadah
-menyerahkan segala hasil
pada allah setelah berusaha
Konsekuensial
kemudahan bagi yang
berusaha, mengetahui
bahwa menutup aurat
hukumnya wajib, dan
memakai jilbab serta
melaksanakan shalat 5
waktu
- percaya bahwa Allah
memberikan kemudahan bagi
yang berusaha,
- Setiap umat Islam wajib
menutup aurat sesuai dengan
ketentuan agama
-Jilbab wajib digunakan untuk
menutup aurat
-Melaksanakan shalat lima
waktu berjamaah
2) Menurut Kotler, tahap-tahap yang dilewati pembeli untuk mencapai keputusan
membeli ada lima, (dalam Rangkuti, 2009 : 9) yaitu :
a) Pengenalan masalah
b) Pencarian informasi
c) Evaluasi alternatife
d) Keputusan membeli
e) Tingkah laku pasca pembelian
Tabel 1.2: Operasionalisasi Konsep
No Variable Dimensi Indikator Item
1
Perilaku
konsumen
Pengenalan
masalah
karena mendesak,
kebutuhan berjilbab
(untuk menutup aurat
dan termotivasi
agama), mengoleksi
jilbab, karena
- Kerudung menjadi kebutuhan pokok saat ini
-membeli jilbab karena anjuran agama
menutup aurat
-membeli jilbab karena termotivasi agama
-senang mengoleksi jilbab
13
keinginan
Pencarian
informasi
Mencari info
kerudung, mengikuti
info terkait tentang
jilbab, meminta saran
sebelum beli jilbab
- Sebelum membeli mencari info tentang
kerudung yang ingin dibeli
- Mengikuti info perihal jilbab sampai yang
paling terkini
-meminta saran orang lain sebelum membeli
jilbab sebagai masukan atau perbandingan
-mencari info tentang kerudung yang ingin
dibeli terlebih dahulu (berdasarkan intensitas)
-meminta saran jilbab untuk alat
perbandingan(berdasarkan intensitas)
Evaluasi
alternatife
harga mahal, banyak
dengan harga murah,
sdauh banyak
memiliki jilbab
- Membeli kerudung yang disuka walaupun
harganya mahal
- Membeli kerudung banyak dengan harga
yang murah
Membeli jilbab walaupun sudah sangat
banyak memiliki jilbab.
- Membeli kerudung yang disuka walaupun
harganya mahal (berdasarkan intensitas)
- Membeli kerudung banyak dengan harga
yang murah (berdasarkan intensitas)
-membeli jilbab ketika ada jilbab yang
diinginkan walaupun sudah memiliki jilbab
lebih dari cukup (berdasarkan intensitas)
-suka membeli jilbab bermerk walaupun
harganya mahal(berdasarkan intensitas)
-suka membeli jilbab murah supaya dapat
banyak
Keputusan
membeli
Jilbab yang modis dan
stylist serta bermerk - Menyukai jilbab yang modis dan stylist
- Menyukai jilbab yang bermerk
Tingkah
laku paska
membeli
Kepuasan terhadap
jilbab yang di peroleh
dan kepercayaan diri
ketika menggunakan
jilbab
- Merasa puas jika jilbab yang diinginkan
terbeli atau didapatkan
- Merasa tidak percaya diri jika jilbab yang
dibeli tidak sesuai dengan apa yang
diinginkan
-Menggunakan jilbab dalam setiap kegiatan
sehari-hari(berdasarkan intensitas)
14
H. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis statistik. Analisis
statistik merupakan semua kenyataan yang berbentuk angka-angka tentang suatu kejadian
khusus, dengan mengumpulkan, menyusun, menyajikan, menggambarkan, menganalisa, atau
menginterpretasikan data-data yang berupa angka-angka (Mansoer, 2009: 1).
2. Subjek Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2006 : 130). Jadi yang
dimaksud populasi dalam penelitian ini adalah seluruh individu yang akan dijadikan
responden dalam penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah mahasiswi
FISIP empat angkatan terakhir, yaitu angkatan 2011, 2012, 2013 dan 2014. Alasan dipilihnya
mahasiswi empat angkatan tersebut karena frekuensi kehadiran mahasiswi tersebut di
kampus masih tinggi dibanding angkatan di atasnya yang sudah menyelesaikan mata kuliah
dan mulai mengerjakan tugas akhir. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik sendiri terdiri dari
empat program studi, yaitu program studi Sosiologi, Ilmu Politik, Hubungan Internasional
(Reguler), dan Hubungan Internasional (Internasional). Sedangkan jumlah mahasiswi FISIP
dari angkatan 2011-2014 adalah sebanyak 456 mahasiswi dengan sampel sebanyak 213
responden yang diambil secara proporsional. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table
berikut:
15
Tabel 1.3: Populasi berdasarkan Angkatan
No Populasi (Angkatan) Jumlah Mahasiswi
1. 2011 133
2. 2012 114
3. 2013 121
4. 2014 88
Total 456 mahasiswi
Populasi mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah 456 orang. Peneliti
menetapkan tingkat eror 5 % dengan tingkat kepercayaan 95 %. Dengan demikian penelitian
ini menggunakan rumus perhitungan sampel Slovin (Bungin, 2008), berikut adalah rumus
perhitungannya :
( )
Keterangan:
n = jumlah sampel yang dicari
N = jumlah populasi
d2 = Nilai Presisi (tingkat eror)
( )
n =
( )
n =
n = 213. 08411
16
Maka jumlah sampel yang akan diambil adalah 213.08411 dibulatkan menjadi 213
mahasiswi sebagai responden. Selanjutnya untuk menentukan responden dalam penelitian ini
menggunakan sistem Cluster Sampling dan Sistematik Sampling. Cluster Sampling adalah
mengambil sampel tidak berdasarkan individu-individu sebagai anggota unit sampel, tetapi
memilih rumpun-rumpun populasi sebagai anggota unit populasi (Bungin, 2013: 116).
Dalam menentukan Cluster Sampling, untuk menjaga sebaran responden secara
proporsional di setiap jurusan, peneliti menentukan distribusi responden dengan rumus
sebagai berikut (Hasan, 2011: 29):
Keterangan :
x = jumlah mahasiswi
n = jumlah target
N = populasi
Tabel 1.4: Distribusi Sampel
Jurusan Jumlah mahasiswi Proporsi Sampel
HI (Internasional) 11 5. 1381579 5
HI (Regular) 223 104. 16447 104
Ilmu politik 87 40. 638158 41
Sosiologi 135 63. 059211 63
Total 457 213 213
Setelah mendapatkan jumlah target respoden di setiap jurusan secara proporsional,
langkah selanjutnya adalah mendapatkan target responden tersebut di setiap jurusannya
dengan cara Sistematik Sampling yaitu mengambil unit sampel secara sistematis (Bungin,
2013: 111).
17
Dengan metode sistematik sampling, maka langkah selanjutnya peneliti mencari jarak
interval terlebih dahulu untuk menentukan jarak antara responden pertama dengan responden
selanjutnya, dengan cara populasi mahasiswi setiap jurusan dibagi target responden atau
sampel setiap jurusan. Setelah mendapatkan jarak interval, maka langkah selanjutnya adalah
menentukan responden pertama atau random start. Untuk menentukan random start ini,
terlebih dahulu peneliti menyiapkan daftar nama responden secara berurutan berdasarkan
angkatan dari 2011 – 2014. Setelah itu, dilakukanlah random sederhana (simple random)
dengan cara mengundi nomor urut responden untuk menemukan angka/nomor urut yang lebih
kecil atau sama dengan Interval. Hasil random sederhana inilah yang menjadi random start/
responden pertama. Untuk mendapatkan atau mencapai responden sesuai dengan target,
dilakukan dengan cara: Random start + Interval, begitu seterusnya.
Tabel 1.5: Tabel start random
No Program Studi
Jumlah
Mahasiswi
Sampel Interval Random Start
1 Hubungan internasional
(Internasional)
11 5 11:5=2 1
2 Hubungan internasional
(Regular) 223 104 223:104=2 2
3 Ilmu politik 87 41 87:41=2 2
4 Sosiologi 135 63 135:63=2 1
3. Waktu dan Lokasi Penelitian
Peneliti membutuhkan waktu sekitar 6 bulan terhitung dari bulan januari 2014
Sampai bulan juni 2015. Lokasi yang peneliti ambil adalah lingkungan FISIP UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Peneliti memilih lokasi penelitian ini karena peneliti ingin menganalisa
secara mendalam mengenai hubungan relijiusitas dan perilaku konsumen studi kasus
18
terhadap pemakaian jilbab pada mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dilihat
dari bentuk jilbabnya.
4. Jenis Data
a. Data Primer
Data yang diperoleh dengan cara penyebaran kuesioner kepada responden, yaitu
mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2011-2014.
b. Data Sekunder
Sumber data sekunder meliputi peninggalan tertulis seperti arsip-arsip dan
termasuk juga buku-buku, artikel, teori, halaman web, laporan penelitian sebelumnya,
jurnal, disertasi, tesis, makalah dan sumber lain yang berkaitan dengan masalah penelitian.
5. Teknik Pengumpulan Data
Adapun proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
melakukan penyebaran kuesioner pada responden yang telah ditentukan sebelumnya.
Menurut Palispis, kuesioner merupakan sebuah pertanyaan tertulis yang dirancang sesuai
dengan topik tertentu yang menjadi fokus penelitian, dilengkapi dengan jawaban yang
disediakan dalam setiap pertanyaannya, agar si responden memilih/ memberikan jawaban
dari salah satu jawaban-jawaban yang telah disediakan, dengan tujuan untuk mendapatkan
informasi tentang seseorang obyek, atau persoalan-persoalan tertentu yang menjadi fokus
penelitian (Palispis,1993: 176).
Sebelum melakukan penelitian yang sebenarnya, peneliti terlebih dahulu melakukan
Try Out atau uji coba pertanyaan terhadap 12 responden secara acak pada tiap-tiap jurusan di
FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 12 responden ini mewakili tiap-tiap jurusan dari tiap
angkatan yaitu angkatan 2011 – 2014. Try Out adalah mencoba instrumen penelitian pada
objek penelitian semu, untuk mengetahui kredibilitas instrumen tersebut. (Bungin, 2013: 59)
19
Try Out ini dilakukan untuk mengetahui pertanyaan yang dianggap valid dan reliabel untuk
dijadikan pertanyaan yang sebenarnya.
6. Skala Pengukuran
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala ordinal untuk mengukur variable
independen (relijiusitas) dan variabel dependen (perilaku konsumen). Skala ordinal adalah
angka yang menunjukkan posisi dalam suatu urutan tertentu atau dalam satu seri. Penentuan
posisi itu tidak memerhatikan jarak antara data kuantitatif yang satu dengan yang lain
(Bungin. 2013: 127). Pada penelitian ini, skala ordinal digunakan pada tiap variabel
independen dan dependen untuk melihat tingkatan pada masing-masing pertanyaan yaitu
rendah, menengah, dan tinggi. Untuk menentukan tingkatan tersebut maka sebelumnya
dilakukan recode (pengkodean ulang) pada tiap item pertanyaan, kemudian dijumlah
selanjutnya menentukan nilai maximum dan minimum untuk menentukan nilai dari masing-
masing range.
7. Mengolah dan Memproses Data
Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data dilaksanakan.
Pada penelitian kuantitatif, pengolahan data secara umum dilaksanakan dengan melalui tahap
memeriksa (editing), proses pemberian identitas (coding), dan proses pembeberan
(tabulating) (Bungin, 2013: 182-184).
a. Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai
menghimpun data di lapangan.
b. Setelah tahap editing selesai dilakukan, kegiatan berikutnya adalah
mengklasifikasi data-data tersebut melalui tahapan coding. Data yang
telah diedit diberi identitas sehingga memiliki arti tertentu pada saat
dianalisis.
20
c. Tabulasi adalah bagian terakhir dari pengolahan data. Maksud dari
tabulasi adalah memasukkan data pada tabel-tabel tertentu dan mengatur
angka-angka serta menghitungnya. Dalam penelitian ini, program SPSS
20.0 akan mendukung pengolahan data.
Penelitian ini menggunakan uji crosstabs untuk melihat konsistensi hubungan antara
indepeden variabel (relijiusitas) dengan dependen variabel (perilaku konsumen) dengan uji
hubungan yang berbeda. Menurut Nisfianoor (2009) Crosstabs adalah sebuah tabel silang
yang terdiri atas satu baris atau lebih, dan satu kolom atau lebih. Fasilitas crosstabs dalam
SPSS dapat sekedar menampilkan kaitan antara dua atau lebih variabel, sampai dengan
menghitung apakah ada hubungan antara baris dan kolom (Nisfianoor, 2009: 80) Kemudian
penelitian ini juga menggunakan analisis spearman. Analisis ini digunakan untuk menghitung
data ordinal dan mengukur keeratan hubungan antara dua variable, di mana variabel tidak
berdistribusi normal (Nisfiannoor, 2009: 184).
I. Sistematika penulisan
Bab pertama adalah Pendahuluan, membahas mengenai pernyataan masalah,
pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teoritis,
hipotesis, definisi dan operasionalisasi konsep, metode penelitian dan sistematika penulisan.
Selanjunya pada bab II, membahas mengenai gambaran umum lokasi penelitian yang
meliputi gambaran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang didalamnya membahas sejarah
singkat, visi dan misi, serta fasilitas dan sarana yang terdapat di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Selanjutnya pembahasan mengenai gambaran umum FISIP UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta didalamnya membahas pula tentang sejarah singkat, program-program studi yang
terdapat di FISIP serta menyajikan tentang tren jilbab di kalangan mahasiswi FISIP UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
21
Kemudian pada bab III akan dibahas mengenai hasil penelitian beserta analisis
menggunakan Crosstab dan uji korelasi Spearman.
Sedangkan pada bab terakhir atau penutup, yakni bab IV, berisi pembahasan mengenai
kesimpulan dari hasil penelitian serta diakhiri dengan saran dari peneliti.
22
BAB II
LOKASI PENELITIAN
`
Bab ini membahas mengenai latar belakang FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
dilihat dari sejarah, tenaga pengajar, mahasiswa/i, serta trend perilaku mahasiswi secara
umum.
1. Gambaran Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
A. Sejarah Singkat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta terletak di Jl. Ir. H. Juanda No. 95
Ciputat, Tangerang Selatan. Sejak berdirinya ADIA (Akademi Dinas Ilmu Agama) pada
tahun 1957, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta saat ini telah berusia 54
tahun. Lembaga pendidikan ini telah menjalankan tugasnya sebagai institusi pembelajaran
dan transmisi ilmu pengetahuan, sebagai institusi riset yang mendukung proses
pengembangan bangsa dan sebagai institusi pengabdian masyarakat yang terus mendorong
program peningkatan kesejahteraan sosial. Selama setengah abad tersebut, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta telah melewati beberapa periode sejarah sehingga
sekarang ini telah menjadi salah satu Universitas Islam terkemuka di Indonesia. Secara
singkat sejarah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta terbagi ke dalam
beberapa periode, yaitu periode perintisan, periode Fakultas IAIN Syarif Hidayatullah, dan
periode Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (Pedoman Akademik Program Strata 1
2009/2010 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 5).
Pada periode terakhir, IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta resmi diubah menjadi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan dikeluarkannya Keputusan
Presiden RI Nomor 031 tanggal 20 mei 2002. Saat ini Universitas Islam Negeri Syarif
23
Hidayatullah Jakarta telah memiliki 13 Fakultas yaitu Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
(FITK), Fakultas Adab dan Humaniora (FAH), Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF),
Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK), Fakultas
Dirasah Islamiyah (FDI), Fakultas Psikologi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas
Sains dan Teknologi (FST), Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK), Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas Sumber Daya Alam dan Lingkungan (FSDAL) dan
Sekolah Pascasarjana (Pedoman Akademik Program Strata 1 2009/2010 UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta: 15).
B. Visi, Misi, dan Tujuan
Visi
Berdaya saing tinggi dan terdepan dalam mengembangkan dan mengintegrasikan
aspek keislaman, keilmuan, kemanusiaan, dan keindonesiaan.
Misi
1) Menghasilkan sarjana yang memiliki keunggulan kompetitif dalam persaingan
global;
2) Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendiidikan untuk mengembangkan
dan mengitegrasikan aspek keislaman,
C. Fasilitas dan Sarana Pendidikan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki tiga lokasi kampus.
Pertama, kampus I yang terletak di Jl. Ir. H. Juanda Ciputat. Kedua, kampus II yang terletak
di Jl. Kertamukti Ciputat. Ketiga, kampus III yang terletak di Desa Cikuya, Tigaraksa,
Kabupaten Tengerang. Kampus III ini direncanakan akan dimanfaatkan sebagai laboratorium
agrobisnis dan bisnis industri.
24
Di lingkungan kampus I tersedia 8 gedung perkuliahan dan perkantoran megah dan asri
7 lantai dengan perincian:
a. Kantor Rektorat
b. Kantor- kantor urusan administrasi universitas
c. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan
d. Fakultas Adab dan Humaniora
e. Fakultas syariah dan Hukum
f. Fakultas Ushuluddin dan Filsafat
g. Fakultas Dakwah dan Komunikasi
h. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
i. Fakultas Sains dan Teknologi
j. Student Center dan Masjid aal-Jami’ah
k. Laboratorium Terpadu
l. Perpustakaan Utama
m. Auditorium Utama
n. Wisma Usaha
o. Lab School
p. Lapangan Sepakbola
Sementara di kampus II terdapat:
a. Fakultas Psikologi
b. Fakultas Kedokteran Ilmu Kesehatan
c. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
d. Sekolah Pascasarjana
e. Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM)
f. Pusat Bahasa
25
g. Center for the Study of Religion dan Culture (CSRC)
h. SYAHIDA Inn
i. Lab School (TK Ketilang dan Madrasah Pembangunan)
j. Komplek Perumahan Dosen
k. Asrama Mahasiswa/i
l. Kantor Kompertais dan Pusat Pelatihan PTAIS
m. Rumah Sakit Syarif Hidayatullah
n. Masjid Fatullah
2. Gambaran Umum FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
A. Sejarah FISIIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) merupakan fakultas termuda di
lingkungan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta sebelum Fakultas
Sumber Daya Alam dan Lingkungan (FSDAL) diresmikan pada pertengahan tahun 2014.
Didirikan pada bulan Juli tahun 2009, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) langsung
membuka tiga program studi yaitu, Sosiologi, Ilmu Politik dan Hubungan Internasional.
Program studi tersebut bukan merupakan program studi yang baru karena ketiga
program studi tersebut sudah ada sebelumnya. Program Studi Sosiologi merupakan perluasan
dari Program Studi Sosiologi Agama (SA) dan Program Studi Ilmu Politik adalah
pengembangan dari Program Studi Pemikiran Politik Islam yang awalnya berada di bawah
naungan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat sejak tahun 2004. Program Studi Hubungan
Internasional juga sudah berkembang beberapa tahun sebelumnya di bawah naungan Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial.
Setelah melalui proses panjang, sekitar sejak tahun 2000, akhirnya FISIP berdiri pada
bulan Juli tahun 2009 dan terletak di wilayah kampus II, persis berdampingan dengan kampus
Fakultas Psikologi. Selain itu, di area kampus II UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, juga
26
terdapat kampus Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Sekolah Pascasarjana, Pusat
Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM), Pusat Bahasa (PB), Center for the Study of
Religion and Culture (CSRC), Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional
(Pustiknas), Syahida Inn, serta beberapa bangunan atau gedung lain di sekitar lainnya.
(Pedoman Akademik Program Strata 1 2011/2012 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 20).
Berdirinya FISIP Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2009
merupakan upaya pemantapan dan reorganisasi kajian-kajian ilmu sosial di lingkungan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selain alasan keilmuan, pembentukan
FISIP juga untuk menjawab tuntutan dinamika masyarakat ke depan seiring perubahan sosial
yang berjalan cepat. Lahir dari institut pendidikan tinggi yang menggeluti Peradaban Islam,
posisi FISIP Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta cukup strategis. Berbekal
pengetahuan ke-Islaman yang mendalam, FISIP akan memadukan warisan keilmuwan Barat
dan Islam dalam mengembangkan ilmu-ilmu sosial.
B. Program Studi di FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Sejak berdirinya pada tahun 2009 yang lalu, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
(FISIP), Fakultas ini telah membuka tiga program studi yakni:
1) Program Studi Hubungan Internasional
Program Studi Hubungan Internasional FISIP Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta beorientasi pada tuntutan global, yaitu kecendrungan berkembangnya
hubungan ekonomi politik internasional dan hubungan politik strategi internasional. Program
studi ini juga bertujuan menghasilkan sarjana yang memiliki kemampuan mengkaji, meneliti,
dan menerapkan ilmu hubungan internasional dalam merespon isu-isu di dunia internasional.
2) Program Studi Ilmu Politik
27
Program studi ini bertujuan untuk mengembangkan kajian yang mengintegrasikan
khazanah ilmu politik baik yang konvensional maupun yang bersumber dari tokoh-tokoh
muslim dengan realitas politik di Indonesia. Secara umum program studi ini bertujuan untuk
ikut serta mengembangkan ilmu-ilmu sosial yang terpadu dengan ilmuilmu agama alam suatu
disiplin ilmu politik. Secara khusus, Program Studi ini ditujukan untuk menghasilkan sarjana
Muslim yang memiliki keahlian dalam bidang pemikiran politik dalam Islam yang berkaitan
dengan Negara-negara minoritas Muslim. Lulusan prodi ini diharapkan mampu menguasai
teori dan metodologi ilmu politik, baik yang berkembang di Barat maupun yang berasal dari
khazanah Islam.
3) Program Studi Sosiologi
Secara umum, Program Studi ini bertujuan untuk ikut serta mengembangkan ilmu-ilimu
sosial yang terpadu dengan ilmu-ilmu agama dalam suatu disiplin ilmu sosiologi agama.
Secara khusus, Program Studi ini ditujukan untuk menghasilkan sarjana Muslim yang yang
memiliki keahlian dalam bidang ilmu-ilmu sosial keagamaan, khususnya bidang penelitian
fenomena sosial keagamaan dan mampu memecahkan persoalan-persoalan yang ditimbulkan.
C. Profil Mahasiswa FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Berdasarkan data pada tahun 2011-2014 jumlah mahasiswa dan mahasiswi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.1: Jumlah Mahasiswa FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam 4 Tahun
Terakhir
No Angkatan Jumlah
1 2011 277
2 2012 227
28
3 2013 244
4 2014 206
Total 954
Tabel tersebut menunjukkan bahwa jumlah mahasiswa FISIP dari 3 program studi yaitu
Sosiologi, Ilmu Politik, dan Hubungan Internasional pada tahun 2011 berjumlah 277
mahasiswa, pada tahun 2012 berjumlah 227 mahasiswa, tahun 2013 berjumlah 244
mahasiswa, dan tahun 2014 berjumlah 206 mahasiswa. Selama kurun waktu antara tahun
2011-2014 terjadi fluktuasi jumlah mahasiswa tiap tahunnya. Jumlah mahasiwa pada tahun
2012-2014 menunjukkan penurunan dari tahun sebelumnya yakni tahun 2011, meski pada
tahun 2013 mengalami peningkatan namun jumlahnya tidak signifikan. Hal itu dikarenakan
program studi Hubungan Internasional yang kelas internasional tidak membuka kelas baru.
Tabel 2.2: Jumlah Mahasiswa/i FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Berdasarkan
Angkatan dan Program Studi
No Angkatan Program Studi Jumlah
1 2011 Hubungan Internasional 118
Ilmu Politik 106
Sosiologi 53
2 2012 Hubungan Internasional 101
Ilmu Politik 67
Sosiologi 59
3 2013 Hubungan Internasional 95
Ilmu Politik 75
29
Sosiologi 74
4 2014 Hubungan Internasional 96
Ilmu Politik 51
Sosiologi 59
Total 954
Tabel di atas adalah jumlah mahasiswa berdasarkan jurusan dari tahun 2011-2014
yang menunjukkan bahwa Program Studi Sosiologi pada tiap tahunnya mengalami
peningkatan jumlah mahasiswa, namun pada tahun 2014 mengalami penurunan jumlah
mahasiswa. Sedangkan Program Studi Ilmu Politik mengalami fluktuasi jumlah mahasiswa
pada tiap tahunnya, pada tahun 2012 mengalami penurunan yang cukup signifikan dari tahun
sebelumnya, meski pada tahun berikutnya mengalami peningkatan namun pada tahun 2014
kembali mengalami penurunan jumlah mahasiswa. Begitu halnya dengan Program Studi
Hubungan Internasional, pada kurun waktu antara tahun 2012-2013 mengalami penurunan
jumlah mahasiswa, baru pada tahun berikutmya yakni tahun 2014 mengalami peningkatan
jumlah mahasiswa. Hal itu dikarenakan program studi Hubungan Internasional yang kelas
internasional tidak membuka kelas baru.
Tabel 2.3: Data Mahasiswa FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Berdasarkan Jenis
Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah
1 Laki-laki 497
2 Perempuan 457
Total 954
30
Tabel di atas menunjukkan bahwa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)
angkatan 2011-2014 didominasi oleh mahasiswa berjenis kelamin laki-laki, yakni sebanyak
497 orang. Sedangkan mahasiswa berjenis kelamin perempuan sebanyak 369 orang. Namun,
dalam penelitian ini tidak semua mahasiswa FISIP menjadi subjek penelitian, hanya
mahasiswa yang berjenis kelamin perempuan. Dengan kata lain, yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yakni
sebanyak 457 orang.
D. Tren Jilbab di Kalangan Mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Perilaku konsumtif cenderung paling banyak dialami oleh para remaja. Menurut
Kanopka, ada tiga kelompok usia dalam remaja, yaitu: early adolescence (remaja awal)
dengan usia berkisar antara 12 sampai 15 tahun, middle adolescence (remaja madya) dengan
usia berkisar 15 sampai 18 tahun, dan late adolescence (remaja akhir) yaitu 19 sampai 22
tahun (Nurihsan, 2009:9). Sedangkan menurut Herdiyani (2004), remaja putri adalah sosok
yang ingin tampil cantik dan menarik. Dengan demikian, mahasiswi dapat dimasukkan dalam
kategori remaja middle and late adolescence (18 sampai 23 tahun) yang cenderung bersifat
transisi untuk tampil lebih cantik dan menarik. Hal ini terlihat dari cara mereka dalam
berdandan, bergaul, atau gaya hidup yang mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Berbicara mengenai remaja, maka akan berbicara mengenai budaya mereka. Tentunya
tentang gaya hidup (life style) mereka, seperti; pergaulan, musik, fashion, dan bahasa. Jika
membicarakan gaya hidup, khususnya remaja sebagai masyarakat konsumen menjadi
komoditas industri gaya hidup. Kemudian membicarakan pergaulan yang menyangkut
fashion atau penampilan. Fashion menjadi daya tarik tersendiri bagi remaja khususnya
perempuan, karena fashion menjadi bagian penting bagi penampilan remaja. Bagi perempuan,
fashion mempunyai banyak fungsinya, diantaranya; sebagai daya tarik, nilai ekonomi, nilai
sosial dan status. Pengetahuan teknologi dan informasi yang lebih modern, pencitraan
31
pergaulan yang lebih luas mempengaruhi tingkat kehidupan yang dianggap modern, gaul dan
keren oleh mahasiswa.
Gaya hidup konsumtif meliputi seluruh kelompok masyarakat termasuk mahasiswa.
Dalam penelitian ini, manifestasi dari perilaku konsumtif adalah dalam hal pengenaan jilbab.
Saat ini mahasiswa telah berubah dalam hal berpakaian, pergaulan, pemakaian uang dan
kebutuhan lain yang menjadi berlebihan, tidak sesuai kebutuhan. Di lingkungan FISIP
semakin variatifnya cara mahasiswi dalam berjilbab. Jibab yang dikenakan tidak hanya
sekedar berjilbab menutup aurat saja melainkan beragam bentuk dan modelnya tergantung
selera pemakainya. Banyaknya model jilbab yang bermunculan seperti paris dan pashmina.
Selain itu, munculnya berbagai istilah tentang cara berjilbab seperti jilbab gaul, jilbab modis,
dan juga jilbab syar’i membuktikan bahwa jilbab yang bervariasi kini telah digemari oleh
mahasiswi FISIP.
32
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
Pada bab ini, peneliti akanmenyampaikan temuan dari hasil penelitian yang diolah
menggunakan teknik statistik. Adapun yang disajikan dalam bab ini adalah analisis deskriptif,
serta analisis hubungan antara variabel relijiusitas dengan perilaku konsumen dengan
menggunakan uji Crosstabs dan Spearman’s berdasarkan data-data yang telah diperoleh dari
lapangan.
1. Analisis Deskriptif
Seperti yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya bahwa populasi dalam
penelitian ini yakni seluruh mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2011-
2014 yang berjumlah 457 mahasiswi. Sedangkan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah
sebanyak 213 mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Komposisi sampel tersebut
terdiri dari 4 program studi yang berada di FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu
program studi Hubungan Internasional (Internasional) dengan jumlah responden sebanyak
2.3%, Hubungan Internasional (Reguler) sebanyak 48.8%, Sosiologi sebanyak 29.6%, dan
Ilmu Politik sebanyak 19.2%. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada diagram berikut.
Grafik3.1: Distribusi Sampel Berdasarkan Program Studi
33
A. Relijiusitas Mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Merujuk pada konsepsi relijiusitasmenurut Glock dan Stark(dalam Nur Alfi Inayah,
2010: 13), relijiusitas dapat diketahui dari beberapa dimensi, yakni; ritual, ideologis,
intelektual, pengalaman, dan konsekuensial. Alasan digunakannya kelima dimensi tersebut
karena cukup relevan dan mewakili keterlibatan keagamaan pada setiap orang. Kelima
dimensi tersebut merupakan satu kesatuan yang saling terkait satu sama lain dalam
memahami relijiusitas yang mencakup unsur ilmu (pengetahuan), aqidah (keyakian), spiritual
(praktek keagamaan), ihsan (pengalaman), dan amal (pengamalan).
Kemudian dimensi-dimensi tersebut dijabarkan menjadi beberapa indikator yang
diwujudkanberupa pertanyaan maupun pernyataan. Kemudian masing-masing jawaban dari
setiap pertanyaan maupun pernyataandiberi skor seperti berikut; nilai SS (Sangat Setuju)
diberi skor 4, S (Setuju) diberi skor 3, TS (Tidak Setuju) diberi skor 2, dan STS (Sangat
Tidak Setuju) diberi skor 1.
Begitu pula pada pertanyaan maupun pernyataan yang terkait dengan intensitas,
dengan pilihan jawaban; SS (Sangat Sering) diberi skor 4, S (Sering) diberi skor 3, KK
(Kadang-kadang) diberi skor 2, dan TP (Tidak Pernah) diberi skor 1. Deskripsi dari masing-
Frequency, HI Internasional, 5
Frequency, HI Reguler, 104
Frequency, Ilmu Politik, 41
Frequency, Sosiologi, 63
Percent, HI Internasional, 2.3
Percent, HI Reguler, 48.8
Percent, Ilmu Politik, 19.2
Percent, Sosiologi, 29.6
Frequency
Percent
34
masing dimensi pada variabel relijiusitas berdasarkan hasil penyebaran kuesioner tersebut
hasilnya dijelaskan sebagaimana di bawah ini.
1. Dimensi Intelektual
Dimensi iintelektual (religious knowledge) adalah dimensi yag menyangkut tingkat
pengetahuan dan pemahaman seseorang mengenai ajaran agamanya (Djamaludin Ancok,
2004: 59). Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui kondisi relijiusitas dari
dimensi intelektual dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut.
Tabel 3.1: Relijiusitas Responden Berdasarkan Dimensi Intelektual
No Indikator
Frekuensi
SS S TS STS
1 Setiap muslim wajib mengetahui
dan menjalankan rukun Islam 187 26 - -
2
Nabi Muhammad SAW adalah
Nabi yang wajib diimani oleh
setiap muslim
189 24 - -
3 Manusia diciptakan untuk menjadi
khalifah di muka bumi 135 74 4 -
4
Al-qur’an adalah kitab suci agama
Islam yang sekaligus merupakan
mukjizat Nabi Muhammad SAW
179 32 2 -
35
Grafik 3.2: Relijiusitas Responden Berdasarkan Dimensi Intelektual
Berdasarkan data dari tabel di atas,pada indikator pertama yang berisi pernyataan
setiap musim wajib mengetahui dan menjalankan rukun Islam menunjukkan bahwa mayoritas
responden menjawab sangat setuju yaitu sebanyak187responden atau sekitar87.8%
responden, kemudian sebanyak 26 responden atau sekitar 12.2% responden menyatakan
setuju, dan tidak ada satupun responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju
dengan pernyataan tersebut.
Begitu pula pada indikator berikutnya, yakni pernyataan bahwa Nabi Muhammad
SAW adalah Nabi yang wajib diimani oleh setiap muslim, mayoritas responden menyatakan
sangat setuju yaitu sebanyak 189 responden atau sekitar 88.7%, adapun sebanyak 24
responden atau sekitar 11.3% menyatakan setuju, dan tidak satupun responden yang
menjawab tidak setuju dan sangat tidak setujudengan pernyataan tersebut.
Demikian juga pada indikator ketiga, mayoritas responden atau sebanyak 135
responden (63.4%) mengungkapkan sangat setuju bahwa manusia diciptakan untuk menjadi
Setiap muslim wajib mengetahui dan menjalankanrukun Islam
Nabi Muhammad SAW adalah Nabi yang wajib diimanioleh setiap muslim
Manusia diciptakan untuk menjadi pemimpin di mukabumi
Al-qur’an adalah kitab suci agama Islam yang sekaligus merupakan mukjizat Nabi Muhammad SAW
87.80%
88.70%
63.40%
84%
12.20%
11.30%
34.70%
16%
0%
0%
1.90%
0.90%
0%
0%
0%
0%
Sangat tidak setuju Tidak setuju Setuju Sangat setuju
36
peimpin di muka bumi, 74 responden atau sekitar 34.7% respondenmenyatakan setuju, 4
responden atau sekitar 1.9%responden menyatakan tidak setuju, dan tidak ada satupun
responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
Tidak ubahya pada indikator terakhir, mayoritas responden atau sebanyak 179
responden (84%)juga mengungkapkan sangat setuju bahwa Al-qur’an adalah kitab suci
agama Islam yang sekaligus merupakan mukjizat Nabi Muhammad SAW, 32 responden atau
sekitar 16% responden menyatakan setuju, 2 responden atau sekitar 0.9% responden
menyatakan tidak setuju, dan tidak ada satupun yang menyatakan sangat tidak setuju dengan
pernyataan tersebut.
2. Dimensi Ritualistik
Dimensi ritualistik (religious practice) adalah dimensi yang mencakup perilaku
pemujaan, ketaatan, dan hal-hal yang dilakukan seseorang untuk menujukkan komitmen
terhadap agama yang dianutnya (Djamaludin Ancok, 2004: 59). Pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan untuk mengetahui kondisi relijiusitas dari dimensi ritualistik adalah seperti berikut.
Tabel 3.2: Deskripsi Relijiusitas Responden Berdasarkan Dimensi Ritualistik
No Indikator
Frekuensi
SS S TS STS
1 Membayar zakat merupakan salah
satu kewajiban seorang muslim 174 39 - -
2 Berpuasa di bulan Ramadhan
hukumnya wajib bagi setiap muslim 170 43 - -
No Indikator
Frekuensi
SS S KK TP
37
1 Menjalankan shalat fardlu tepat
waktu 29 138 46 -
Grafik 3.3: Relijiusitas Responden Berdasarkan Dimensi Ritualistik
Berdasarkan tabel di atas, pada indikator pertama yang berisi pernyataan membayar
zakat merupakan salah satu kewajiban seorang muslim menunjukkan bahwamayoritas
responden atau sebanyak 174 responden (81.7%) menyatakan sangat setuju, adapun 39
responden atau sekitar 18.3% yang menyatakan setuju, namun tidak ada satupun responden
yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Begitu halnya pada indikator kedua, mayoritas responden atau sebanyak 170 responden
(79.8%) mengungkapkan sangat setuju bahwa berpuasa di bulan Ramadhan hukumnya wajib
bagi setiap muslim, sementara 43 responden atau sekitar 20.2% mengungkapkan setuju,
sedangkan yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada.
Berbeda halnya pada indikator terakhir yang berisi pernyataan terkait intenitas,
mayoritas responden atau sebanyak 138 responden (64.8%) mengaku sering menjalankan
sangat setuju, Membayar zakat merupakan salah satu kewajiban
seorang muslim, 81.7%
sangat setuju, Berpuasa di bulan
Ramadhan hukumnya wajib bagi setiap muslim, 79.8%
sangat setuju, Menjalankan shalat
lima waktu tepat waktu, 13.6%
setuju, Membayar zakat merupakan
salah satu kewajiban seorang muslim,
18.3%
setuju, Berpuasa di bulan Ramadhan
hukumnya wajib bagi setiap muslim, 20.2%
setuju, Menjalankan shalat lima waktu
tepat waktu, 64.8%
tidak setuju, Menjalankan shalat
lima waktu tepat waktu, 21.6%
tidakpernah kadang-kadang sering sangat sering
sangat tidak setuju tidak setuju setuju sangat setuju
38
shalat lima waktu tepat waktu, sedangkan 46 responden atau sekitar 21.6% mengaku kadan-
kadang, 29 responden atau sekitar 13.6% mengaku sangat sering, dan tidak satupun
responden yang mengaku tidak pernah menjalankan shalat lima waktu tepat waktu.
3. Dimensi Eksperensial
Dimensi eksperensial (religious experience) adalah dimensi yang berkaitan dengan
pengalaman keagamaan, perasaan-perasaan, persepsi-persepsi, dan sensasi-sensasi yang
dialami seseorang (Djamaludin Ancok, 2004: 59). Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
untuk mengetahui kondisi relijiusitas dari dimensi eksperensial adalah seperti berikut.
Tabel 3.3: Relijiusitas Responden Berdasarkan Dimensi Eksperensial
No Indikator
Frekuensi dan Prosentase
SS S TS STS
1
Segala sesuatu tidak akan berjalan
dengan mulus tanpa kehendak
Allah
133 75 2 3
2 Segala sesuatu di dunia ini sudah
digariskan oleh Allah 119 90 2 2
3 Segala sesuatu dalam kehidupan
ini sudah ada yang mengaturnya 131 76 4 2
39
Grafik 3.4: Relijiusitas Responden Berdasarkan Dimensi Eksperensial
Tabel di atas menunjukkan mayoritas responden atau sebanyak 133 responden
(62.4%) menyatakan sangat setuju bahwa segala sesuatu tidak akan berjalan dengan mulus
tanpa kehendak Allah, 75 responden atau sekitar 35.2% menyatakan setuju, 2 responden atau
sekitar 0.9% menyatakan tidak setuju, dan 3 responden atau sekitar 1.4% menyatakan sangat
tidak setuju.
Sementara pada indikator berikutnya yang berisi pernyataan bahwa segala sesuatu di
dunia ini sudah digariskan oleh Allah, mayoritas responden atau sebanyak 119 responden
(55.9%) menyatakan sangat setuju, 90 responden atau sekitar 42.3% menyatakan setuju, 2
responden atau sekitar 0.9% menyatakan tidak setuju, dansisanya sedikitnya 2 responden atau
sekitar 0.9% menyatakan sangat tidak setuju.
Demikian juga pada indikator terakhir yang berisi pernyataan bahwa segala sesuatu
dalam kehidupan ini sudah ada yang mengaturnya, mayoritas responden atau sebanyak 131
responden (61.5%) menyatakan sangat setuju, 76 responden atau sekitar 35.7% menyatakan
setuju, 4 respoden atau sekitar 1.9% menyatakan tidak setuju, dan sedikitnya 2 responden
atau sekitar 0.9% menyatakan sangat tidak setuju.
Segala sesuatu tidak akan berjalan dengan mulustanpa kehendak Allah
Segala sesuatu di dunia ini sudah digariskan olehAllah
Segala sesuatu dalam kehidupan ini sudah ada yangmengaturnya
62.40%
55.90%
61.50%
35.20%
42.30%
35.70%
0.90%
0.90%
1.90%
1.40%
0.90%
0.90%
Sangat tidak setuju Tidak Setuju Setuju Sangat setuju
40
4. Dimensi Ideologis
Dimensi idelogis (religious belief) adalah dimensi yang menyangkut tingkat
keyakinan seseorang mengenai kebenaran agamanya, terutama terhadap ajaran-ajaran yang
fundamental atau dogmatik (Djamaludin Ancok, 2004: 60). Pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan untuk mengetahui kondisi relijiusitas dari dimensi ideologis adalah seperti berikut.
Tabel 3.4: Relijiusitas Responden Berdasarkan Dimensi Ideologis
No Indikator
Frekuensi dan Prosentase
SS S TS STS
1
Setiap orang Islam wajib hukumnya
percaya dan menjalankan rukun
iman
153 60 - -
2 Manusia terlahir di dunia ini atas
kehendak Allah SWT 142 69 - 2
3 Manusia diciptakan di dunia untuk
beribadah kepada Allah SWT 153 56 1 2
4
Menyerahkan segala hasil kepada
Allah SWT setelah berusaha dengan
maksimal
137 74 - 2
Grafik 3.5: Relijiusitas Responden Berdasarkan Dimensi Ideologis
Setiap orang Islam wajib hukumnya percaya danmenjalankan rukun iman
Manusia terlahir di dunia ini atas kehendak AllahSWT
Manusia diciptakan di dunia untuk beribadah kepadaAllah SWT
Menyerahkan segala hasil kepada Allah SWT setelahberusaha dengan maksimal
71.80%
66.70%
71.80%
64.30%
28.20%
32.40%
26.30%
34.70%
0%
0%
0.50%
0%
0%
0.90%
0.90%
0.90%
Sangat tidak setuju Tidak Setuju Setuju Sangat setuju
41
Indikator pertama pada tabel tersebut menunjukkan mayoritas responden atau
sebanyak 153 responden (71.8%) menyatakan sangat setuju bahwa setiap orang Islam wajib
hukumnya percaya dan menjalankan rukun iman, 60 responden atau sekitar 28.2%
responden menyatakan setuju, dan tidak satupun responden yang menyatakan tidak setuju dan
sangat tidak setuju.
Pada indikator kedua, mayoritas responden atau sebanyak 142 responden
(66.7%)menyatakan sangat setuju bahwa manusia terlahir di dunia ini atas kehendak Allah
SWT, 69 responden atau sekitar 32.4% responden menyatakan setuju, 2 responden atau
sekitar 0.9% menyatakan sangat tidak setuju, dan tidak satupun responden yang menyatakan
tidak setuju.
Sementara pada indikator ketiga, mayoritas responden atau sebanyak 153responden
(71.8%) menyatakan sangat setuju bahwamanusia diciptakan di dunia untuk beribadah kepada
Allah SWT, 56 responden atau sekitar 26.3% menyatakan setuju, 2 responden atau sekitar
0.9% menyatakan sangat tidak setuju, dan sisanya sedikitnya 1 responden menyatakan tidak
setuju.
Sedangkan pada indikator keempat, mayoritas responden atau sebanyak 137
responden (64.3%) menyatakan sangat setuju bahwamenyerahkan segala hasil kepada Allah
SWT setelah berusaha dengan maksimal, 74 responden atau sekitar 34.7% responden
menyatakan setuju, 2 responden atau sekitar 0.9% menyatakan sangat tidak setuju, dan tidak
ada satupun responden yang menyatakan tidak setuju.
5. Dimensi Konsekuensial
Dimensi konsekuensial (religious effect) adalah dimensi yang menyangkut seberapa
kuat ajaran-ajaran dan nilai-niai agama seseorang memotivasi dan menjadi sumber inspirasi
atas perilaku-perilaku duniawinya (Djamaludin Ancok, 2004: 60). Pertanyaan-pertanyaan
42
yang diajukan untuk mengetahui kondisi relijiusitas dari dimensi konsekuensial adalah seperti
berikut.
Tabel 3.5: Relijiusitas Responden Berdasarkan Dimensi Konsekuensial
No Indikator
Frekuensi dan Prosentase
SS S TS STS
1 Allah SWT memberi kemudahan bagi
setiap orang yang mau berusaha 143 68 - 2
2 Setiap umat Islam wajib menutup aurat
sesuai dengan ketentuan agama 94 114 3 2
3 Hijab/jilbab itu wajib digunakan bagi
setiap muslimah untuk menutup aurat 95 107 9 2
No Indikator
Frekuensi dan Prosentase
SS S KK TP
1 Melaksanakan Shalat 5 waktu berjamaah 37 115 59 2
Grafik 3.6: Relijiusitas Responden Berdasarkan Dimensi Konsekuensial
Allah SWT memberi kemudahan bagi setiap orangyang mau berusaha
Setiap umat Islam wajib menutup aurat sesuaidengan ketentuan agama
Hijab/jilbab itu wajib digunakan bagi setiap muslimahuntuk menutup aurat
Melaksanakan Shalat lima waktu berjamaah
67.10%
44.10%
44.60%
31.90%
53.50%
50.20%
0%
1.40%
4.20%
0.90%
0.90%
0.90%
17.40% 54%
27.70% 0.90%
Tidak pernah Kadang-kadang Sering Sangat sering
Sangat tidak setuju Tidak Setuju Setuju Sangat setuju
43
Indikator pertama pada tabel tersebut menunjukkan mayoritas responden atau
sebanyak 143 responden (67.1%) menyatakan sangat setuju bahwaAllah SWT memberi
kemudahan bagi setiap orang yang mau berusaha, 68 responden atau sekitar 31.9%
responden menyatakan setuju, 2 responden atau sekitar 0.9% responden menyatakan sangat
tidak setuju, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak setuju.
Pada indikator kedua, mayoritas responden atau sebanyak 114 responden (53.5%)
menyatakan sangat setuju bahwasetiap umat Islam wajib menutup aurat sesuai dengan
ketentuan agama, 94 responden atau sekitar 44.1%responden menyatakan sangat setuju, 3
responden atau sekitar 1.4% responden menyatakan tidak setuju, dan sisanya sedikitnya 2
responden atau sekitar 0.9% responden menyatakan sangat tidak setuju pada pernyataan
tersebut.
Sementara pada indikator ketiga, mayoritas responden atau sebanyak 107 responden
(50.2%) menyatakan sangat setuju bahwa hijab/jilbab itu wajib digunakan bagi setiap
muslimah untuk menutup aurat, 95 responden atau sekitar 44.6% responden lainnya
menyatakan sangat setuju, adapun 9 responden atau sekitar 4.2% responden menyatakan tidak
setuju, dan sisanya sedikitnya 2 responden atau sekitar 0.9% responden menyatakan sangat
tidak setuju pada pernyataan tersebut.
Sedangkan pada indikator terakhir yang berisi pernyataan terkait intenitas, mayoritas
responden atau sebanyak 115responden(54%) mengaku sering melaksanakan shalat lima
waktu berjamaah, 59 responden atau sekitar 27.7% responden lainnya mengaku kadang-
kadang, adapun 37 respondenatau sekitar 17.4% mengaku sangat sering, dan sisanya
sedikitnya 2 responden atau sekitar 0.9% responden mengaku tidak pernah melaksanakan
shalat lima waktu secara berjamaah.
44
Berdasarkan data hasil pengukuran relijiusitas pada mahasiswi FISIP UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, diketahui bahwa secara keseluruhan subjek penelitian memiliki
relijiusitas yang sangat tinggi. Namun demikian, apabila dilihat berdasarkan masing-masing
dimensi hasilnya menunjukkan tingkat relijiusitas yang berbeda-beda. Perbandingan skor
antar dimensi dapat digambarkan melalui tabel seperti berikut:
Tabel 3.6: Perbandingan skor antar dimensi relijiusitas
Intelektual Ritualistik Eksperensial Ideologis Konsekuensial
Tinggi 100% 78.40% 97.65% 100% 71.36%
Sedang 0% 21.60% 0.94%% 0% 27.70%
Rendah 0% 0% 1.41% 0% 0.94%
Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa dimensi intelektual dan dimensi ideologis
memiliki prosentase yang tinggi di antara dimensi-dimensi lainnya. Pada posisi berikutnya
ditempati oleh dimensi eksperensial dan dimensi ritualistik. Sementara dimensi konsekuensial
merupakan dimensi yang kurang di antara keempat dimensi lainnya. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa meskipun mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki
penghayatan yang tinggi terhadap ajaran agama, menjalankan praktek ibadah, dan memiliki
pemahaman tentang agama yang baik, namun sebagian dari mereka perilakunya belum
sepenuhnya didasari oleh nilai-nilai agama.
B. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam
melakukan pembelian. Menurut Kotler (Rangkuti, 2009: 9), ada beberapa tahap dalam
mengambil suatu keputusan untuk melakukan pembelian, yakni; pengenalan masalah,
pencarian informasi, evaluasi alternative, keputusan membeli, dan tingkah laku pasca
pembelian.
45
Kemudian dimensi-dimensi tersebut dijabarkan menjadi beberapa indikator yang
diwujudkanberupa pertanyaan maupun pernyataan. Kemudian masing-masing jawaban dari
setiap pertanyaan maupun pernyataan diberi skor seperti berikut; nilai SS (Sangat Setuju)
diberi skor 4, S (Setuju) diberi skor 3, TS (Tidak Setuju) diberi skor 2, dan STS (Sangat
Tidak Setuju) diberi skor 1.
Begitu pula pada pertanyaan maupun pernyataan yang terkait dengan intensitas,
dengan pilihan jawaban; SS (Sangat Sering) diberi skor 4, S (Sering) diberi skor 3, KK
(Kadang-kadang) diberi skor 2, dan TP (Tidak Pernah) diberi skor 1. Deskripsi dari masing-
masing dimensi pada variabel perilaku konsumen berdasarkan hasil penyebaran kuesioner
tersebut hasilnya dijelaskan sebagaimana di bawah ini
1. Dimensi Pengenalan Masalah
Dimensi pengenalan masalah adalah tahap di mana pembeli sadar akan adanya suatu
kebutuhan yang diperlukannya. Kesadaran akan adanya kebutuhan ini dapat didorong oleh
adanya pengaruh internal atau eksternal konsumen (Sunyoto, 2013: 41). Pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui perilaku konsumen dari dimensi pengenalan
masalah adalah seperti berikut.
Tabel 3.7: Perilaku Konsumen Berdasarkan Dimensi Pengenalan Masalah
No Indikator
Frekuensi
SS S TS STS
1 Kerudung menjadi kebutuhan pokok saat ini 38 153 20 2
2 Membeli jilbab karena anjuran agama untuk
menutup aurat bagi seorang muslimah. 41 155 13 4
3 Membeli jilbab karena termotivasi agama 30 161 22 -
4 Senang mengoleksi jilbab 18 150 44 1
46
Grafik 3.7: Perilaku Konsumen Berdasarkan Dimensi Pengenalan Masalah
Berdasarkan data dari tabel dan grafik di atas,pada indikator pertama menunjukkan
mayoritas responden atau sebanyak 153 responden (71.8%)menyatakan setuju bahwa
kerudung menjadi kebutuhan pokok saat ini, 38 responden atau sekitar 17.8% responden
menyatakan sangat setuju, 20 responden atau sekitar 9.4% responden menyatakan tidak
setuju, dan sisanya sedikitnya 2 responden atau sekitar0.9% responden menyatakan sangat
tidak setuju pada pernyataan tersebut.
Pada indikator kedua, mayoritas responden atau sebanyak 155 responden (72.8%)
mengaku setuju bahwa membeli jilbab karena anjuran agama untuk menutup aurat bagi
seorang muslimah, 41 responden atau sekitar 19.2% mengaku sangat setuju, 13 responden
atau sekitar 6.1% mengaku tidak setuju, dan sisanya sedikitnya 4 responden atau sekitar
1.9% responden membeli jilbab bukan karena anjuran agama.
Sementara pada indikator ketiga, mayoritas responden atau sekitar 161 responden
(75.6%) mengaku setuju bahwa membeli jilbab karena termotivasi agama, 30 responden atau
Kerudung menjadi kebutuhan pokok saat ini
Membeli jilbab karena anjuran agama untuk menutupaurat bagi seorang muslimah.
Membeli jilbab karena termotivasi agama
Senang mengoleksi jilbab
17.80%
19.20%
14.10%
8.50%
0
72.80%
75.60%
70.40%
9.40%
6.10%
10.30%
20.70%
0.90%
1.90%
0%
0.50%
Sangat tidak setuju Tidak Setuju Setuju Sangat setuju
47
sekitar 14.1% responde mengaku sangat setuju, 22 responden atau sekitar 10.3% responden
mengaku tidak setuju, dan tidak ada satupun responden yang mengaku sangat tidak setuju
dengan pernyataan tersebut.
Sedangkan pada indikator terakhir yang berisi pernyataan senang mengoleksi jilbab,
mayoritas responden atau sebanyak 150 responden (70.4%) menyatakan setuju,44 responden
atau sekitar 20.7%responden menyatakan tidak setuju, 18 responden atau sekitar 8.5%
responden menyatakan sangat setuju, dan sisanya sedkitnya 1 responden atau sekitar 0.5%
responden menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan tersebut.
2. Dimensi Pencarian Informasi
Setelah menyadari adanya kebutuhan yang harus dipenuhi, konsumen mulai terdorong
untuk mencari informasi mengenai kebutuhan tersebut. Proses pencarian informasi dilakukan
dengan cara mencari berbagai sumber informasi (Sunyoto, 2013: 41). Pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan untuk mengetahui perilaku konsumen dari dimensi pencarian informasi adalah
seperti berikut.
Tabel 3.8: Perilaku Konsumen Berdasarkan Dimensi Pencarian Informasi
No Indikator
Frekuensi
SS S TS STS
1 Mencari info tentang kerudung yang
ingin dibelisebelum membeli 34 123 44 12
2 Mengikuti info perihal jilbab
sampai yang paling terkini 18 112 73 10
3
Meminta saran orang lain sebelum
membeli jilbab sebagai masukan
atau perbandingan
26 135 45 7
48
No Indikator
Frekuensi
SS S KK TP
1 Mencari info tentang kerudung yang
ingin dibeli terlebih dahulu 22 107 62 22
2 Meminta saran orang lain untuk alat
perbandingan yang sesuai 19 120 61 13
Grafik 3.8: Perilaku Konsumen Berdasarkan Dimensi Pencarian Informasi
Berdasarkan data dari tabel dan grafik di atas, pada indikator pertama yang berisi
pernyataan bahwa mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli sebelum membeli,
menunjukkan bahwa mayoritas responden atau sebanyak 123 responden (57.7%) mengaku
setuju, 44 responden atau sekitar 20.7% responden mengaku tidak setuju, 34 responden atau
sekitar 16% responden mengaku sangat setuju, dan sisanya sedikitnya 12 responden atau
sekitar 5.6% responden mengaku sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
Mencari info tentang kerudung yang ingin dibelisebelum membeli
Mengikuti info perihal jilbab sampai yang palingterkini
Meminta saran orang lain sebelum membeli jilbabsebagai masukan atau perbandingan
Mencari info tentang kerudung yang ingin dibeliterlebih dahulu
Meminta saran orang lain untuk alat perbandinganyang sesuai
16%
8.50%
12.20%
57.70%
52.60%
63.40%
20.70%
34.30%
21.10%
5.60%
4.70%
3.30%
10.30%
8.90%
50.20%
56.30%
29.10%
28.60%
10.30%
6.10%
Tidak pernah Kadang-kadang Sering Sangat sering
Sangat tidak setuju Tidak Setuju Setuju Sangat setuju
49
Pada indikator kedua, yang berisi pernyataan bahwa mengikuti info perihal jilbab
sampai yang paling terkini, mayoritas responden atau sebanyak 112 responden (52.6%)
mengaku setuju, 73 responden atau sekitar 34.3% responden mengaku tidak setuju, 18
responden atau sekitar 8.5% responden mengaku sangat setuju, dan sisanya sedikitnya 10
responden atau sekitar 4.7% responden mengaku sangat tidak setuju dengan pernyataan
tersebut.
Pada indikator ketiga, yang berisi pernyataan meminta saran orang lain sebelum
membeli jilbab sebagai masukan atau perbandingan, mayoritas responden atau sebanyak 135
responden (63.4%) menjawab setuju, 45 responden atau sekitar 21.1% responden menjawab
tidak setuju, 26 responden atau sekitar 12.2% responden menjawab sangat setuju, dan
sedikitnya 7 responden atau sekitar 3.3% responden menjawab sangat tidak setuju dengan
pernyataan tersebut.
Sedangkan pada item pernyataan yang terkait dengan intensitas, lebih dari setengah
responden yaitu sebanyak 107 respondenatau sekitar 50.2% responden mengaku sering
mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulu, 62 responden atau sekitar
29,1% responden mengaku kadang-kadang, dan sisanya responden yang mengaku sangat
sering dan tidak pernah mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulu
masing-masing sebanyak 22 responden atau sekitar 10,3% responden.
Sementara pada item pernyataan yang terkait dengan intensitas kedua, lebih dari
setengah responden yaitu sebanyak 120 respondenatau sekitar 56.3% responden mengaku
sering meminta saran orang lain untuk alat perbandingan yang sesuai, 61 responden atau
sekitar 28,6% responden mengaku kadang-kadang, 19 respondenatau sekitar 8,9% responden
mengaku sangat sering, dan sisanya sebanyak 13 responden atau sekitar 6,1% responden
mengaku tidak pernah meminta saran orang lain sebagai alat perbandingan.
50
3. Dimensi Evaluasi Alternative
Pada tahap berikutnya, setelah memperoleh informasi, konsumen mulai mengevaluasi
alternative pilihan yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukannya.
Pada tahap ini konsumen mulai memiliki preferensi terhadap satu produk tertentu (Sunyoto,
2013: 41). Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui perilaku konsumen dari
dimensi evaluasi alternative adalah seperti berikut.
Tabel 3.9: Perilaku Konsumen Berdasarkan Dimensi Evaluasi Alternative
No Indikator
Frekuensi
SS S TS STS
1 Membeli kerudung yang disukai
walaupun haganya mahal 27 74 100 12
2 Membeli kerudung banyak dengan
harga yang murah 24 93 91 5
3
Membeli jilbab walaupun sudah
sangat banyak memilikinya
16 97 86 14
No Indikator Frekuensi
SS S KK TP
1 Membeli kerudung walaupun
hargannya mahal 21 59 106 27
2 Membeli kerudung banyak dengan
harga murah 12 67 124 10
3 Membeli jilbab yang diinginkan
walaupun sudah memiliki banyak 17 92 88 16
4 Suka membeli jilbab bermerk
walaupun hargannya mahal 17 67 92 37
5 Membeli jilbab yang harganya
murah supaya dapat banyak 16 68 114 15
51
Grafik 3.9: Perilaku Konsumen Berdasarkan Dimensi Evaluasi Alternative
Berdasarkan data dari tabel dan grafik di atas dapat diketahui bahwa responden paling
banyak menjawab tidak setuju atas item pernyataan membeli kerudung yang disukai
walaupun haganya mahal, yaitu sebanyak 100 responden atau sekitar 46.9% responden, 74
responden atau sekitar 34.7% responden menjawab setuju, 27 responden atau sekitar 12.7%
responden menjawab sangat setuju, dan sisanya sedikitnya 12 responden atau sekitar 5.6%
responden menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
Pada item pernyataanmembeli kerudung banyak dengan harga yang murah, responden
paling banyak menjawab setuju, yaitu sebanyak 93 responden atau sekitar 43.7% responden,
91 responden atau sekitar 42.7% responden menjawab tidak setuju, 24 responden atau sekitar
Membeli kerudung yang disukai walaupun haganyamahal
Membeli kerudung banyak dengan harga yang murah
Membeli jilbab walaupun sudah sangat banyakmemilikinya
Membeli kerudung walaupun hargannya mahal
Membeli kerudung banyak dengan harga murah
Membeli jilbab yang diinginkan walaupun sudahmemiliki banyak
Suka membeli jilbab bermerk walaupun hargannyamahal
Membeli jilbab yang harganya murah supaya dapatbanyak
12.70%
11.30%
7.50%
0
34.70%
43.70%
45.50%
0
6.90%
42.70%
40.40%
0
5.60%
2.30%
6.60%
9.90%
5.60%
8%
8%
0.50%
27.70%
31.50%
43.20%
31.50%
31.90%
49.80%
58.20%
41.30%
43.20%
53.50%
12.70%
4.70%
7.50%
17.40%
7%
Tidak pernah Kadang-kadang Sering Sangat sering
Sangat tidak setuju Tidak Setuju Setuju Sangat setuju
52
11.3% responden menjawab sangat setuju, dan sisanya sedikitnya 5 responden atau sekitar
2.3% responden menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
Sementara pada item pernyataan membeli jilbab walaupun sudah sangat banyak
memilikinya, responden paling banyak menjawab setuju, yaitu sebanyak 97 responden atau
sekitar 45.5% responden, 86 responden atau sekitar 40.4% responden menjawab tidak setuju,
16 responden atau sekitar 7.5% responden menjawab sangat setuju, dan sisanya sedikitnya 14
responden atau sekitar 6.6% responden menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan
tersebut.
Sedangkan pada item pernyataan berikutnya yang terkait dengan intensitas,
kebanyakan responden mengaku kadang-kadang dalam membeli kerudung walaupun
hargannya mahal, yaitu sebanyak 106 responden atau sekitar 49,8% responden, 59 responden
atau sekitar 27,7% responden mengaku sering, 27 responden atau sekitar 12,7% responden
mengaku tidak pernah, dan sisanya sebanyak 21 responden atau sekitar 9,9% responden
mengaku sangat sering membeli kerudung walaupun hargannya mahal.
Pada item pernyataan yang terkait dengan intensitas kedua, lebih dari setengah
responden yaitu sebanyak 124 respondenatau sekitar 58.2% responden mengaku kadang-
kadang membeli kerudung banyak dengan harga murah, 67 responden atau sekitar 31,5%
responden mengaku sering, 12 responden atau sekitar 5,6% responden mengaku sangat
sering, dan sisanya sebanyak 10responden atau sekitar 4.7% responden mengaku tidak pernah
membeli kerudung banyak dengan harga murah.
Pada item pernyataan yang terkait dengan intensitas ketiga, kebanyakan responden
mengaku sering membeli jilbab yang diinginkan walaupun sudah memiliki banyak, yaitu
ssebanyak 92 responden atau sekitar 43.2% responden, 88 responden atau sekitar 41,3%
responden mengaku kadang-kadang, 17 responden atau sekitar 8% responden mengaku
53
sangat sering, dan sisanya sebanyak 16 responden atau sekitar 7,5% responden mengaku tidak
pernah membeli jilbab apabila sudah memiliki banyak.
Pada item pernyataan yang terkait dengan intensitas keempat, kebanyakan responden
mengaku kadang-kadang atau jarang membeli jilbab bermerek walaupun hargannya mahal,
yaitu sebanyak 92 responden atau sekitar 43.2% responden, 67 responden atau sekitar 31,5%
responden mengaku sering, 37 responden atau sekitar 17,4% responden mengaku tidak
pernah, dan sisanya sebanyak 17 responden atau sekitar 8% mengaku sering membeli jilbab
bermerek walaupun hargannya mahal.
Sedangkan pada item pernyataan yang terkait dengan intensitas terakhir, lebih dari
setengah responden yaitu sebanyak 120 respondenatau sekitar 56.3% responden mengaku
kadang-kadang atau jarang membeli jilbab yang harganya murah supaya dapat banyak, 68
responden atau sekitar 31,9% responden mengaku sering, 16 responden atau sekitar 7,5%
responden mengaku sangat sering, dan sisanya sebanyak 15 responden atau sekitar 7%
responden mengaku tidak pernah membeli jilbab yang harganya murah supaya dapat banyak.
4. Dimensi Keputusan Membeli
Keputusan pembelian merupakan proses aktual pembelian kebutuhan yang diperlukan
oleh konsumen setelah melalui tahap-tahap sebelumnya (Sunyoto, 2013: 41). Pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui perilaku konsumen dari dimensi keputusan
pembelianadalah seperti berikut.
Tabel 3.10: Perilaku Konsumen Berdasarkan Dimensi Keputusan Pembelian
No Indikator
Frekuensi
SS S TS STS
1 Menyukai jilbab yang modis dan
stylist 51 108 52 2
2 Menyukai jilbab yang bermerek 26 90 89 8
54
Grafik 3.10: Perilaku Konsumen Berdasarkan Dimensi Keputusan Pembelian
Berdasarkan data dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas responden atau
sebanyak 108 responden (50.7%) menyatakan setuju dengan item pernyataan menyukai jilbab
yang modis dan stylist, 52 responden atau sekitar 24.4% responden menyatakan tidak setuju,
51 responden atau sekitar 23.9% responden menyatakan sangat setuju, dan sisanya sedikitnya
2 responden atau sekitar 0.9% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan
tersebut.
Sedangkan pada item pernyataan menyukai jilbab yang bermerek, responden paling
banyak menjawab setuju, yaitu sebanyak 90 responden atau sekitar 42.3% responden, 89
responden atau sekitar 41.8% responden menjawab tidak setuju, 26 respnden atau sekitar
12.2% responden menjawab sangat setuju, dan sisanya sedikitnya 8 responden atau sekitar
3.8% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
5. Dimensi Tingkah Laku Pasca Membeli
Setelah melalui tahap pembelian, konsumen akan mulai melakukan penilaian terhadap
kepuasan atau ketidakpuasan atas produk yang telah dibelinya (Sunyoto, 2013: 41).
Menyukai jilbab yang modis dan stylist
Menyukai jilbab yang bermerek
23.90%
12.20%
50.70%
42.30%
24.40%
41.80%
0.90%
3.80%
Sangat tidak setuju Tidak Setuju Setuju Sangat setuju
55
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui perilaku konsumen dari dimensi
keputusan pembelian adalah seperti berikut.
Tabel 3.11: Perilaku Konsumen Berdasarkan Dimensi Tingkah Laku Pasca Membeli
No Indikator
Frekuensi
SS S TS STS
1 Merasa puas jika jilbab yang
diinginkan terbeli atau didapatkan 67 127 19 -
2
Tidak percaya diri jika jilbab yang
dibeli tidak sesuai apa yang
diinginkan
37 78 98 -
No Indikator
Frekuensi
SS S KK TP
1 Menggunakan jilbab dalam setiap
kegiatan sehari-hari 52 111 50 -
Grafik 3.11: Perilaku Konsumen Berdasarkan Dimensi Tingkah Laku Pasca Membeli
56
Berdasarkan data dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa lebih dari setengah
responden atau sebanyak 127 responden (59,6%) menjawab setuju dengan item pernyataan
merasa puas jika jilbab yang diinginkan terbeli atau didapatkan, 52 responden atau sekitar
24,4% responden menjawab sangat setuju, 19 responden atau sekitar 8,9% responden
menjawab tidak setuju, dan tidak ada satupun responden yang menjawab sangat tidak setuju
dengan pernyataan tersebut.
Pada item pernyataan tidak percaya diri jika jilbab yang dibeli tidak sesuai apa yang
diinginkan, responden paling banyak menjawab tidak setuju, yaitu sebanyak 98 responden
atau sekitar 46% responden, 78 responden atau sekitar 36,6% responden menjawab setuju, 37
responden atau sekitar 17,4% responden menjawab sangat setuju, dan tidak ada satupun
responden yang menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
Merasa puas jika jilbab yang diinginkan terbeli ataudidapatkan
Tidak percaya diri jika jilbab yang dibeli tidak sesuaiapa yang diinginkan
Menggunakan jilbab dalam setiap kegiatan sehari-hari
31.50%
17.40%
59.60%
36.60%
8.90%
46%
0%
0%
24.40% 52.10%
23.50% 0%
Tidak pernah Kadang-kadang Sering Sangat sering
Sangat tidak setuju Tidak Setuju Setuju Sangat setuju
57
Sedangkan pada item pernyataan berikutnya yang terkait dengan intensitas, lebih dari
setengah responden yaitu sebanyak 111 respondenatau sekitar 52,1% responden mengaku
sering menggunakan jilbab dalam setiap kegiatan sehari-hari, 52 responden atau sekitar
24,4% responden mengaku sangat sering, 50 responden atau sekitar 23,5% responden
mengaku kadang-kadang, dan tidak ada satupun responden yang mengaku tidak pernah
menggunakan jilbab dalam setiap kegiatan sehari-hari.
Berdasarkan data hasil pengukuran perilaku konsumen mahasiswi FISIP UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, diketahui bahwa subjek penelitian menunjukkan perilaku yang berbeda-
beda dalam proses pembelian jilbab. Perbandingan skor antar dimensi terkait perilaku
konsumen tersebut dapat digambarkan melalui tabel seperti berikut:
Tabel 3.12: Perbandingan skor antar dimensi terkait perilaku konsumen
Pengenalan
masalah
Pencarian
informaasi
Evaluasi
alternatif
Keputusan
membeli
Perilaku pasca
pembelian
Tinggi 89.67% 60.56% 54.93% 74.64% 76.52%
Sedang 10.33% 29.11% 42.72% 24.41% 23.47%
Rendah 0% 10.33% 2.35% 0.94% 0%
Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa dimensi evaluasialternatif merupakan
dimensi yang paling kurang di antara keempat dimensi lainnya. Sedangkan dimensi
pengenalan masalah memiliki prosentase yang tinggi di antara dimensi-dimensi lainnya. Hal
tersebut berarti responden menyadari akan kebutuhannya, dalam hal ini kebutuhan akan jilbab
yang tidak lain dipengaruhi oleh agama.
58
C. Analisis Crosstab
Crosstabs adalah sebuah tabel silang yang terdiri atas satu baris atau lebih dan satu
kolom atau lebih. Pada Crosstabs juga dapat menampilkan kaitan antara dua atau lebih
variabel, sampai dengan menghitung apakah ada hubungan antara baris dan kolom
(Nisfiannoor. 2009: 80). Dalam melakukan uji crosstabs, peneliti menggunakan data yang
sudah direcoding atau telah dilakukan pengkodean ulang pada beberapa item pernyataan
dalam dimensi-dimensi pada variabel relijiusitas, yakni; pada dimensi intelektual
menggunakan item pernyataan setiap muslim wajib mengetahui dan menjalankan rukun
Islam, pada dimensi ritualistik menggunakan item pernyataan menjalankan shalat lima waktu
tepat waktu, pada dimensi eksperensial menggunakan item pernyataan segala sesuatu tidak
akan berjalan dengan mulus tanpa kehendak Allah, pada dimensi ideologis menggunakan
item pernyataan setiap muslim wajib percaya dan menjalankan rukun iman, dan pada dimensi
konsekuensial menggunakan item pernyataan melaksanakan shalat lima waktu berjamaah.
Sedangkan variabel perilaku konsumen pada dimensi pengenalan masalah diwakili
oleh item pernyataan membeli jilbab karena termotivasi agama, pada dimensi pencarian
informasi diwakili oleh item pernyataan mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli
terlebih dahulu, dimensi evaluasi alternativ diwakili oleh item pernyataan membeli kerudung
banyak dengan harga yang murah, pada dimensi keputusan membeli diwakili oleh item
pernyataan menyukai jilbab yang modis dan stylist, dan pada dimensi tingkah laku pasca
pembelian diwakili oleh item pernyataan menggunakan jilbab dalam setiap kegiatan sehari-
hari.
Kemudian tanggapan dari item-item pernyataan tersebut dapat diklasifikasikan
menjadi tiga, yaitu; rendah (sangat tidak setuju atau tidak pernah), sedang (tidak setuju atau
kadang-kadang), dan tinggi (setuju dan sangat setuju atau sangat sering dan sering).
59
1. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi intelektual dengan perilaku konsumen
berdasarkan dimensi pengenalan masalah
Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi intelektual yang menggunakan
item pernyataan setiap muslim wajib mengetahui dan menjalankan rukun Islam dengan
perilaku konsumen berdasarkan dimensi pengenalan masalah yang diwakili oleh item
pernyataan membeli jilbab karena termotivasi agama bisa dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.13: Crosstab relijiusitas (intelektual) dengan perilaku konsumen (pengenalan masalah)
Perilaku konsumen berdasarkan dimensi pengenalan
masalah
Total Sangat
setuju setuju
Tidak
setuju
Sangat tidak
setuju
Tidak
jawab
Relijiusitas
berdasarkan
dimensi
intelektual
Tinggi Count 30 161 22 0 0 213
% of total 14.08% 75.58% 10.33% 0% 0% 100%
Sedang Count 0 0 0 0 0 0
% of total 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Rendah Count 0 0 0 0 0 0
% of total 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Total Count 30 161 22 0 0 213
% of total 14.08% 75.58% 10.33% 0% 0% 100%
Berdasarkan tabel crosstab di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden (75.58%)
yang relijiusitasnya tergolong tinggi (berdasarkan dimensi intelektual) menyatakan setuju
bahwa membeli jilbab karena termotivasi agama, 14.08% responden menyatakan sangat
setuju, dan 10.33% responden lainnya menyatakan membeli jilbab bukan karena termotivasi
agama.
2. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi intelektual dengan perilaku konsumen
berdasarkan dimensi pencarian informasi
Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi intelektual yang menggunakan
item pernyataan setiap muslim wajib mengetahui dan menjalankan rukun Islam dengan
perilaku konsumen berdasarkan dimensi pencarian informasi yang diwakili oleh item
60
pernyataan mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulu bisa dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 3.14: Crosstab relijiusitas (intelektual) dengan perilaku konsumen (pencarian informasi)
Perilaku konsumen berdasarkan dimensi pencarian
informasi
Total
Sangat
sering Sering
Kadang-
kadang
Tidak
pernah
Tidak
jawab
Relijiusitas
berdasarkan
dimensi intelektual
Tinggi Count 22 107 62 22 0 213
% of total 10.33% 50.23% 29.11% 10.33% 0% 100%
Sedang Count 0 0 0 0 0 0
% of total 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Rendah Count 0 0 0 0 0 0
% of total 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Total Count 22 107 62 22 0 213
% of total 10.33% 50.23% 29.11% 10.33% 0% 100%
Berdasarkan tabel crosstab di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden (50.23%)
yang relijiusitasnya tergolong tinggi (berdasarkan dimensi intelektual) mengaku sering
mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulu, 29.11% responden mengaku
kadang-kadang, dan masing-masing sebanyak 10.33% responden mengaku sangat sering dan
tidak pernah mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulu.
3. Crosstab antararelijiusitas berdasarkan dimensi intelektual dengan perilaku konsumen
berdasarkan dimensi evaluasi alternativ
Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi intelektual yang menggunakan
item pernyataan setiap muslim wajib mengetahui dan menjalankan rukun Islam dengan
perilaku konsumen berdasarkan dimensi evaluasi alternativ yang diwakili oleh item
pernyataan membeli kerudung banyak dengan harga yang murah bisa dilihat pada tabel
berikut.
61
Tabel 3.15: Crosstab relijiusitas (intelektual) dengan perilaku konsumen (evaluasi alternative)
Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi evaluasi
alternativ
Total
Sangat
setuju Setuju
Tidak
setuju
Sangat
tidak
setuju
Tidak
jawab
Relijiusitas
berdasarkan
dimensi intelektual
Tinggi
Count 24 93 91 5 0 213
% of total 11.27% 43.66% 42.72% 2.35% 0% 100%
Sedang Count 0 0 0 0 0 0
% of total 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Rendah Count 0 0 0 0 0 0
% of total 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Total Count 0 0 0 0 0 213
% of total 11.27% 43.66% 42.72% 2.35% 0% 100%
Berdasarkan tabel crosstab di atas menunjukkan responden yang relijiusitasnya
tergolong tinggi (berdasarkan dimensi intelektual) paling banyak, yakni sebanyak 93
responden atau sebesar 43.66% menyatakan setuju bahwa membeli kerudung banyak dengan
harga yang murah, sebanyak 91 atau sebesar 42.72% responden menyatakan tidak setuju,
sebanyak 24 atau sebesar 11.27% responden menyatakansangat setuju, dan 2.35% responden
lainnya menyatakan sangat tidak setuju bahwa membeli kerudung banyak dengan harga yang
murah.
4. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi intelektual dengan perilaku konsumen
berdasarkan dimensi keputusan membeli
Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi intelektual yang menggunakan
item pernyataan setiap muslim wajib mengetahui dan menjalankan rukun Islam dengan
perilaku konsumen berdasarkan dimensi keputusan membeli yang diwakili oleh item
pernyataan menyukai jilbab yang modis dan stylist bisa dilihat pada tabel berikut.
62
Tabel 3.16: Crosstab relijiusitas (intelektual) dengan perilaku konsumen (keputusan membeli)
Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi
keputusan membeli
Total
Sangat
setuju Setuju
Tidak
setuju
Sangat
tidak
setuju
Tidak
jawab
Relijiusitas
berdasarkan
dimensi intelektual
Tinggi Count 51 108 52 2 0 213
% of total 23.94% 50.70% 24.41% 0.94% 0% 100%
Sedang Count 0 0 0 0 0 0
% of total 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Rendah Count 0 0 0 0 0 0
% of total 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Total Count 51 108 52 2 0 213
% of total 23.94% 50.70% 24.41% 0.94% 0% 100%
Berdasarkan tabel crosstab di atas menunjukkan responden yang relijiusitasnya
tergolong tinggi (berdasarkan dimensi intelektual) mayoritas (50.70%) menyatakan setuju
bahwa menyukai jilbab yang modis dan stylist, 24.41% responden menyatakan tidak setuju,
23.94% responden menyatakan sangat setuju, dan 0.94% responden lainnya menyatakan
sangat tidak setuju bahwa menyukai jilbab yang modis dan stylist.
5. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi intelektual dengan perilaku konsumen
berdasarkan dimensi tingkah laku pasca pembelian
Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi intelektual yang menggunakan
item pernyataan setiap muslim wajib mengetahui dan menjalankan rukun Islam dengan
perilaku konsumen berdasarkan dimensi tingkah laku pasca pembelian yang diwakili oleh
item pernyataan menggunakan jilbab dalam setiap kegiatan sehari-hari bisa dilihat pada tabel
berikut.
63
Tabel 3.17: Crosstab relijiusitas (intelektual) dengan perilaku konsumen (tingkah laku pasca pembelian)
Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi tingkah
laku pasca pembelian
Total
Sangat
sering Sering
Kadang-
kadang
Tidak
pernah
Tidak
jawab
Relijiusitas
berdasarkan
dimensi intelektual
Tinggi
Count 52 111 50 0 0 213
% of total 24.41% 52.11% 23.47% 0% 0% 100%
Sedang Count 0 0 0 0 0 0
% of total 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Rendah Count 0 0 0 0 0 0
% of total 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Total Count 0 0 0 0 0 213
% of total 24.41% 52.11% 23.47% 0% 0% 100%
Berdasarkan tabel crosstab di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden (52.11%)
yang relijiusitasnya tergolong tinggi (berdasarkan dimensi intelektual) mengaku sering
menggunakan jilbab dalam setiap kegiatan sehari-hari, 24.41% responden mengaku sangat
sering, dan 23.47% responden mengaku kadang-kadang atau jarang menggunakan jilbab
dalam setiap kegiatan sehari-hari.
6. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ritualistik dengan perilaku konsumen
berdasarkan dimensi pengenalan masalah
Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ritualistik yang menggunakan
item pernyataan menjalankan shalat lima waktu tepat waktu dengan perilaku konsumen
berdasarkan dimensi pengenalan masalah yang diwakili oleh item pernyataan membeli jilbab
karena termotivasi agama bisa dilihat pada tabel berikut.
64
Tabel 3.18: Crosstab relijiusitas (ritualistik) dengan perilaku konsumen (pengenalan masalah)
Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi
pengenalan masalah
Total
Sangat
setuju Setuju
Tidak
setuju
Sangat
tidak
setuju
Tidak
jawab
Relijiusitas
berdasarkan
dimensi ritualistik
Tinggi Count 22 132 13 0 0 167
% of total 10.33% 61.97% 6.10% 0% 0% 78.40%
Sedang Count 8 29 9 0 0 46
% of total 3.75% 13.61% 4.22% 0% 0% 21.60%
Rendah Count 0 0 0 0 0 0
% of total 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Total Count 30 161 22 0 0 213
% of total 14.08% 75.59% 10.33% 0% 0% 100%
Berdasarkan tabel crosstab di atas menunjukkan responden yang relijiusitasnya
tergolong tinggi (berdasarkan dimensi ritualistik) mayoritas (61.97%) menyatakan setuju
bahwa membeli jilbab karena termotivasi agama, 10.33% responden menyatakan sangat
setuju, dan 6.10% responden menyatakan membeli jilbab bukan karena termotivasi agama.
Sementara pada kategori relijiusitas sedang (berdasarkan dimensi ritualistik), paling
banyak responden atau sebanyak 29 (13.61%) responden menyatakan setuju bahwa membeli
jilbab karena termotivasi agama, 9 atau sebesar 4.22% responden menyatakan tidak setuju,
dan 8 atau sebesar 3.75% responden menyatakan sangat setuju.
7. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ritualistik dengan perilaku konsumen
berdasarkan dimensi pencarian informasi
Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ritualistik yang menggunakan
item pernyataan menjalankan shalat lima waktu tepat waktu dengan perilaku konsumen
berdasarkan pencarian informasi yang diwakili oleh item pernyataan mencari info tentang
kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulubisa dilihat pada tabel berikut.
65
Tabel 3.19: Crosstab relijiusitas (ritualistik) dengan perilaku konsumen (pencarian informasi)
Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi
pencarian informasi
Total
Sangat
sering Sering
Kadang-
kadang
Tidak
pernah
Tidak
jawab
Relijiusitas
berdasarkan
dimensi ritualistik
Tinggi Count 18 93 40 16 0 167
% of total 8.45% 43.66% 18.78% 7.51% 0% 78.40%
Sedang Count 4 14 22 6 0 46
% of total 1.88% 6.57% 10.33% 2.82% 0% 21.60%
Rendah Count 0 0 0 0 0 0
% of total 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Total Count 22 107 62 22 0 213
% of total 10.33% 50.23% 29.11% 10.33% 0% 100%
Berdasarkan tabel crosstab di atas menunjukkan responden yang relijiusitasnya
tergolong tinggi (berdasarkan dimensi ritualistik) paling banyak, yakni sebanyak 93 atau
43.66% responden mengaku sering mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih
dahulu, 40 atau sebesar 18.78% responden mengaku kadang-kadang, 18 atau sebesar 8.45%
responden mengaku sangat sering, dan 16 atau sebesar 7.51% responden mengaku tidak
pernah mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulu.
Sementara pada kategori relijiusitas sedang (berdasarkan dimensi ritualistik), paling
banyak responden atau sebanyak 22 (10.33%) responden mengaku jarang mencari info
tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulu, 14 atau sebesar 6.57% responden
mengaku sering, 6 atau sebesar2.82% responden menyatakan tidak pernah, dan 4 atau sebesar
1.88% responden mengaku sangat sering mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli
terlebih dahulu.
8. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ritualistik dengan perilaku konsumen
berdasarkan dimensi evaluasi alternativ
66
Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ritualistik yang menggunakan
item pernyataan menjalankan shalat lima waktu tepat waktu dengan perilaku konsumen
berdasarkan dimensi evaluasi alternativ yang diwakili oleh item pernyataan membeli
kerudung banyak dengan harga yang murah bisa dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.20: Crosstab relijiusitas (ritualistik) dengan perilaku konsumen (evaluasi alternative)
Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi evaluasi
alternative
Total
Sangat
setuju Setuju
Tidak
setuju
Sangat
tidak
setuju
Tidak
jawab
Relijiusitas
berdasarkan
dimensi ritualistic
Tinggi Count 17 76 69 5 0 167
% of total 7.98% 35.68% 32.39% 2.35% 0% 78.40%
Sedang Count 7 17 22 0 0 46
% of total 3.29% 7.98% 10.33% 0% 0% 21.60%
Rendah Count 0 0 0 0 0 0
% of total 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Total Count 24 93 91 5 0 213
% of total 11.27% 43.66% 42.72% 2.35% 0% 100%
Berdasarkan tabel crosstab di atas menunjukkan responden yang relijiusitasnya
tergolong tinggi (berdasarkan dimensi ritualistik) sebagian besar yakni sebanyak 76
responden ( 35.68%) menyatakan setuju bahwa membeli kerudung banyak dengan harga yang
murah, sebanyak 69 atau sebesar 32.39% responden menyatakan tidak, sebanyak 17 atau
sebesar 7.98% menyatakan setuju, dan sebanyak 5 responden atau sebesar 2.35% responden
mengaku sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
Sementara pada kategori relijiusitas sedang (berdasarkan dimensi ritualistik) sebagia
besar responden atau sebanyak 22 (10.33%) responden menyatakan tidak setuju bahwa
membeli kerudung banyak dengan harga yang murah, sebanyak 17 atau sebesar 7.98%
responden menyatakan setuju, dan 7 atau sebesar 3.29% responden menyatakan sangat setuju
dengan pernyataan tersebut.
67
9. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ritualistik dengan perilaku konsumen
berdasarkan dimensi keputusan membeli
Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ritualistik yang menggunakan
item pernyataan menjalankan shalat lima waktu tepat waktu dengan perilaku konsumen
berdasarkan dimensi keputusan membeli yang diwakili oleh item pernyataan menyukai jilbab
yang modis dan stylist bisa dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.21: Crosstab relijiusitas (ritualistik) dengan perilaku konsumen (keputusan membeli)
Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi
keputusan membeli
Total
Sangat
setuju Setuju
Tidak
setuju
Sangat
tidak
setuju
Tidak
jawab
Relijiusitas
berdasarkan
dimensi ritualistic
Tinggi
Count 42 85 38 2 0 167
% of total 19.72% 39.91% 17.84% 0.94% 0% 78.40%
Sedang Count 9 23 14 0 0 46
% of total 4.22% 10.80% 6.57% 0% 0% 21.60%
Rendah Count 0 0 0 0 0 0
% of total 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Total Count 51 108 52 2 0 213
% of total 23.94% 50.70% 24.41% 0.94% 0% 100%
Berdasarkan tabel crosstab tersebut menunjukkan bahwa responden yang relijiusitasnya
tergolong tinggi (berdasarkan dimensi ritualistik) paling banyak, yakni sebanyak 85
responden (39.91%) menyatakan setuju bahwa menyukai jilbab yang modis dan stylist,
sebanyak 42 atau sebesar 19.72% responden menyatakan sangat setuju, sebanyak 38 atau
sebesar 17.84% responden menyatakan tidak setuju, dan sedikitnya 2 atau 0.94% responden
menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
Sedangkan pada kategori relijiusitas sedang (berdasarkan dimensi ritualistik), sebanyak
23 atau sebesar 10.80% responden menyatakan setuju bahwa menyukai jilbab yang modis dan
68
stylist, sebayak 14 atau sebesar 6.57% responden menyatakan tidak setuju, dan sisanya
sedikitnya 9 atau 4.22% responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut.
10. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ritualistik dengan perilaku konsumen
berdasarkan dimensi tingkah laku pasca pembelian
Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ritualistik yang menggunakan
item pernyataan menjalankan shalat lima waktu tepat waktu dengan perilaku konsumen
berdasarkan dimensi tingkah laku pasca pembelian yang diwakili oleh item pernyataan
menggunakan jilbab dalam setiap kegiatan sehari-hari bisa dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.22: Crosstab relijiusitas (ritualistik) dengan perilaku konsumen (tingkah laku pasca pembelian)
Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi tingkah
laku pasca pembelian
Total
Sangat
sering Sering
Kadang-
kadang
Tidak
pernah
Tidak
jawab
Relijiusitas
berdasarkan
dimensi ritualistic
Tinggi Count 36 98 33 0 0 167
% of total 16.90% 46.01% 15.49% 0% 0% 78.40%
Sedang Count 16 13 17 0 0 46
% of total 7.51% 6.10% 7.98% 0% 0% 21.60%
Rendah Count 0 0 0 00 0 0
% of total 0% 0% 0% 0% % 0%
Total Count 52 111 50 0 0 213
% of total 24.41% 52.11% 23.47% 0% 0% 100%
Berdasarkan tabel crosstab tersebut menunjukkan bahwa responden yang relijiusitasnya
tergolong tinggi (berdasarkan dimensi ritualistik) paling banyak, yakni sebanyak 98
responden (46.01%) mengaku sering menggunakan jilbab dalam setiap kegiatan sehari-hari,
sebanyak 36 atau sebesar 16.90% responden mengaku sangat sering, dan sedikitnya 33 atau
15.49% responden mengaku kadang-kadang atau jarang menggunakan jilbab dalam kegiatan
sehari-hari.
Sedangkan pada kategori relijiusitas sedang (berdasarkan dimensi ritualistik),
sebanyak17 atau sebesar 7.98% responden mengaku kadang-kadang atau jarang
69
menggunakan jilbab dalam kegiatan sehari-hari, sebanyak 16 atau sebesar 7.51% responden
mengaku sangat sering, dan sisanya sedikitnya 13 atau 6.10% responden mengaku sering
menggunakan jilbab dalam kegiatan sehari-hari.
11. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi eksperensial dengan perilaku
konsumen berdasarkan dimensi pengealan masalah
Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi eksperensial yang
menggunakan item pernyataan segala sesuatu tidak akan berjalan dengan mulus tanpa
kehendak Allah dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi pengenalan masalah yang
diwakili oleh item pernyataan membeli jilbab karena termotivasi agama bisa dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 3.23: Crosstab relijiusitas (eksperensial) dengan perilaku konsumen (pengenalan masalah)
Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi
pengenalan masalah
Total
Sangat
setuju Setuju
Tidak
setuju
Sangat
tidak
setuju
Tidak
jawab
Relijiusitas
berdasarkan
dimensi
eksperensial
Tinggi Count 29 159 20 0 0 208
% of total 13.61% 74.65% 9.39% 0% 0% 97.65%
Sedang Count 0 2 0 0 0 2
% of total 0% 0.94% 0% 0% 0% 0.94%
Rendah Count 1 0 2 0 0 3
% of total 0.47% 0% 0.94% 0% 0% 1.41%
Total Count 30 161 22 0 0 213
% of total 14.08% 75.59% 10.33% 0% 0% 100%
Tabel crosstab tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden yang relijiusitasnya
tergolong tinggi (berdasarkan dimensi eksperensial), yakni sebanyak 159 atau sebesar 74.65%
responden menyatakan setuju bahwa membeli jilbab karena termotivasi agama, sebanyak 29
atau 13.61% responden menyatakan sangat setuju, dan sedikitnya 20 atau 9.39% responden
menyatakan membeli jilbab bukan karena termotivasi agama.
70
Sementara pada kategori relijiusitas sedang (berdasarkan dimensi eksperensial) hanya 2
atau 0.94% responden, menyatakan setuju bahwa membeli jilbab karena termotivasi agama.
Sedangkan pada kategori relijiusitas rendah (berdasarkan dimensi eksperensial), 2 atau 0.94%
responden menyatakan tidak setuju, dan sedikitnya 1 atau o.47% responden menyatakan
sangat setuju dengan pernyataan tersebut.
12. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi eksperensial dengan perilaku konsumen
berdasarkan dimensi pencarian informasi
Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi eksperensial yang
menggunakan item pernyataan segala sesuatu tidak akan berjalan dengan mulus tanpa
kehendak Allah dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi pencarian informasi yang
diwakili oleh item pernyataan mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih
dahulu bisa dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.24: Crosstab relijiusitas (eksperensial) dengan perilaku konsumen (pencarian informasi)
Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi
pencarian informasi
Total
Sangat
sering Sering
Kadang-
kadang
Tidak
pernah
Tidak
jawab
Relijiusitas
berdasarkan
dimensi
eksperensial
Tinggi Count 22 106 60 20 0 208
% of total 10.33% 49.77% 28.17% 9.39% 0% 97.65%
Sedang Count 0 0 0 2 0 2
% of total 0% 0% 0% 0.94% 0% 0.94%
Rendah Count 0 1 2 0 0 3
% of total 0% 0.47% 0.94% 0% 0% 1.41%
Total Count 22 107 62 22 0 213
% of total 10.33% 50.23% 29.11% 10.33% 0% 100%
Tabel crosstab tersebut menunjukkan bahwa kebanyakan responden yang relijiusitasnya
tergolong tinggi (berdasarkan dimensi eksperensial), yakni sebanyak 106 atau sebesar
49.77% responden mengaku sering mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih
dahulu, sebanyak 60 atau 28.17% responden mengaku kadang-kadang, sebanyak 22 atau
71
10.33% mengaku sangat sering, dan sedikitnya 20 atau 9.39% responden mengaku tidak
pernah mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulu.
Sementara pada kategori relijiusitas sedang (berdasarkan dimensi eksperensial) hanya 2
atau 0.94% responden, menyatakan tidak pernah mencari info tentang kerudung yang ingin
dibeli terlebih dahulu. Sedangkan pada kategori relijiusitas rendah (berdasarkan dimensi
eksperensial), 1 atau 0.947% responden menyatakan sering, dan sedikitnya 2 atau 0.94%
responden menyatakan kadang-kadang atau jarang mencari info tentang kerudung yang ingin
dibeli terlebih dahulu.
13. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi eksperensial dengan perilaku konsumen
berdasarkan dimensi evaluasi alternativ
Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi eksperensial yang
menggunakan item pernyataan segala sesuatu tidak akan berjalan dengan mulus tanpa
kehendak Allah dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi evaluasi alternativ yang
diwakili oleh item pernyataan membeli kerudung banyak dengan harga yang murah bisa
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.25: Crosstab relijiusitas (eksperensial) dengan perilaku konsumen (evaluasi alternative)
Perilaku konsumen berdasarkan dimensi evaluasi
alternativ
Total
Sangat
setuju Setuju
Tidak
setuju
Sangat
tidak
setuju
Tidak
jawab
Relijiusitas
berdasarkan
dimensi
eksperensial
Tinggi Count 23 91 89 5 0 208
% of total 10.80% 42.72% 41.78% 2.35% 0% 97.65%
Sedang Count 0 0 2 0 0 2
% of total 0% 0% 0.94% 0% 0% 0.94%
Rendah Count 1 2 0 0 0 3
% of total 0.47% 0.94% 0% 0% 0% 1.41%
Total Count 24 93 91 5 0 213
% of total 11.27% 43.66% 42.72% 2.35% 0% 100%
72
Tabel crosstab tersebut menunjukkan bahwa kebanyakan responden yang relijiusitasnya
tergolong tinggi (berdasarkan dimensi eksperensial), yakni sebanyak 91 atau sebesar 41.78%
responden menyatakan setuju bahwa membeli kerudung banyak dengan harga yang murah,
sebanyak 89 atau 41.78% responden menyatakan tidak setuju, sebanyak 23 atau 10.80%
responden menyatakan sangat setuju, dan sedikitya 5 atau 2. 35% menyatakan sangat tidak
setuju bahwa membeli kerudung banyak dengan harga yang murah.
Sementara pada kategori relijiusitas sedang (berdasarkan dimensi eksperensial) hanya 2
atau 0.94% responden, menyatakan tidak setuju membeli kerudung banyak dengan harga
yang murah . Sedangkan pada kategori relijiusitas rendah (berdasarkan dimensi eksperensial),
2 atau 0.94% responden menyatakan setuju, dan sedikitnya 1 atau 0.47% responden
menyatakan sangat setuju, dengan pernyataan tersebut.
14. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi eksperensial dengan perilaku konsumen
berdasarkan dimensi keputusan membeli
Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi eksperensial yang
menggunakan item pernyataan segala sesuatu tidak akan berjalan dengan mulus tanpa
kehendak Allah dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi keputusan membeli yang
diwakili oleh item pernyataan menyukai jilbab yang modis dan stylist bisa dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 3.26: Crosstab relijiusitas (eksperensial) dengan perilaku konsumen (keputusan membeli)
Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi
keputusan membeli
Total
Sangat
setuju Setuju
Tidak
setuju
Sangat
tidak
setuju
Tidak
jawab
Relijiusitas
berdasarkan
dimensi
eksperensial
Tinggi Count 50 106 50 2 0 208
% of total 23.47% 49.77% 23.47% 0.94% 0% 97.65%
Sedang Count 0 2 2 0 0 4
% of total 0% 0.94% 0.94% 0% 0% 1.88%
Rendah Count 1 0 0 0 0 1
% of total 0.47% 0% 0% 0% 0% 0.47%
Total Count 51 108 52 2 0 213
% of total 23.94% 50.70% 24.41% 0.94% 0% 100%
73
Tabel crosstab tersebut menunjukkan bahwa kebanyakan responden yang relijiusitasnya
tergolong tinggi (berdasarkan dimensi eksperensial), yakni sebanyak 106 atau sebesar
49.77% responden menyatakan setuju menyukai jilbab yang modis dan stylist, masing-
masing sebanyak 50 atau 23.47% responden yang menyatakan sangat setuju dan tidak setuju,
dan sedikitnya 2 atau 0.94% menyatakan sangat tidak setuju.
Sementara pada kategori relijiusitas sedang (berdasarkan dimensi eksperensial) masing-
masing 2 atau 0.94% responden menyatakan setuju dan tidak setuju menyukai jilbab yang
modis dan stylist. Sedangkan pada kategori relijiusitas rendah (berdasarkan dimensi
eksperensial), 1 atau 0.47% responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut.
15. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi eksperensial dengan perilaku konsumen
berdasarkan dimensi tingkah laku pasca pembelian
Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi eksperensial yang
menggunakan item pernyataan segala sesuatu tidak akan berjalan dengan mulus tanpa
kehendak Allah dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi tingkah laku pasca
pembelian yang diwakili oleh item pernyataan menggunakan jilbab dalam kegiatan sehari-
hari bisa dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.27: Crosstab relijiusitas (eksperensial) dengan perilaku konsumen (tingkah laku pasca pembelian)
Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi tingkah
laku pasca pembelian
Total
Sangat
sering Sering
Kadang-
kadang
Tidak
pernah
Tidak
jawab
Relijiusitas
berdasarkan
dimensi
eksperensial
Tinggi Count 52 0 45 0 0 97
% of total 24.41% 0% 21.12% 0% 0% 45.54%
Sedang Count 0 0 2 0 0 2
% of total 0% 0% 0.94% 0% 0% 0.94%
Rendah Count 0 111 3 0 0 114
% of total 0% 52.11% 1.41% 0% 0% 53.52%
Total Count 52 111 50 0 0 213
% of total 24.41% 52.11% 23.47% 0% 0% 100%
74
Tabel crosstab tersebut menunjukkan bahwa kebanyakan responden yang relijiusitasnya
tergolong tinggi (berdasarkan dimensi eksperensial), yakni sebanyak 52 atau sebesar 24.41%
responden mengaku sangat sering menggunakan jilbab dalam kegiatan sehari-hari, dan
sebanyak 45 atau sebesar 21.12% responden mengaku kadang-kadang atau jarang
menggunakan jilbab dalam kegiatan sehari-hari.
Sementara pada kategori relijiusitas sedang (berdasarkan dimensi eksperensial) hanya 2
atau 0.94% responden, mengaku kadang-kadang atau jarang menggunakan jilbab dalam
kegiatan sehari-hari. Sedangkan pada kategori relijiusitas rendah (berdasarkan dimensi
eksperensial) mayoritas responden yakni sebanyak 111 atau sebesar 52.11% responden
mengaku sering menggunakan jilbab dalam kegiatan sehari-hari, sebanyak 52 atau sebesar
24.41% responden mengaku sangat sering, dan sisanya 50 atau 23.47% responden mengaku
kadang-kadang atau jarang menggunakan jilbab dalam kegiatan sehari-hari.
16. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ideologis dengan perilaku konsumen
berdasarkan dimensi pengenalan masalah
Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ideologis yang menggunakan
item pernyataan setiap muslim wajib percaya dan menjalankan rukun iman dengan perilaku
konsumen berdasarkan dimensi pengenalan masalah yang diwakili oleh item pernyataan
membeli jilbab karena termotivasi agama bisa dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.28: Crosstab relijiusitas (ideologis) dengan perilaku konsumen (pengenalan masalah)
Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi
pengenalan masalah
Total
Sangat
setuju Setuju
Tidak
setuju
Sangat
tidak
setuju
Tidak
jawab
Relijiusitas
berdasarkan
dimensi ideologis
Tinggi
Count 30 161 22 0 0 213
% of total 14.08% 75.59% 10.33% 0% 0% 100%
Sedang Count 0 0 0 0 0 0
75
% of total 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Rendah Count 0 0 0 0 0 0
% of total 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Total Count 30 161 22 0 0 213
% of total 14.08% 75.59% 10.33% 0% 0% 100%
Berdasarkan tabel crosstab di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden, (75.59%)
yang relijiusitasnya tergolong tinggi (berdasarkan dimensi ideologis) mengaku setuju bahwa
membeli jilbab karena termotivasi agama, sebanyak 30 atau sebesar 14.08% responden
mengaku sangat setuju, dan sisanya sedikitnya 22 atau 10.33% responden lainnya mengaku
membeli jilbab bukan karena termotivasi agama.
17. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ideologis dengan perilaku konsumen
berdasarkan dimensi pencarian informasi
Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ideologis yang menggunakan
item pernyataan setiap muslim wajib percaya dan menjalankan rukun iman dengan perilaku
konsumen berdasarkan dimensi pencarian informasi yang diwakili oleh item pernyataan
mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulu bisa dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 3.29: Crosstab relijiusitas (ideologis) dengan perilaku konsumen (pencarian informasi)
Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi
pencarian informasi
Total
Sangat
sering Sering
Kadang-
kadang
Tidak
pernah
Tidak
jawab
Relijiusitas
berdasarkan
dimensi ideologis
Tinggi Count 22 107 62 22 0 213
% of total 10.33% 50.23% 29.11% 10.33% 0% 100%
Sedang Count 0 0 0 0 0 0
% of total 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Rendah Count 0 0 0 0 0 0
% of total 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Total Count 22 107 62 22 0 213
% of total 10.33% 50.23% 29.11% 10.33% 0% 100%
76
Berdasarkan tabel crosstab di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden (50.23%)
yang relijiusitasnya tergolong tinggi (berdasarkan dimensi ideologis) mengaku sering
mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulu, sebanyak 62 atau sebesar
29.11% responden mengaku kadang-kadang, dan masing-masing sebanyak 22 atau 10.33%
responden mengaku sangat sering dan tidak pernah mencari info tentang kerudung yang ingin
dibeli terlebih dahulu.
18. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ideologis dengan perilaku konsumen
berdasarkan dimensi evaluasi alternativ
Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ideologis yang menggunakan
item pernyataan setiap muslim wajib percaya dan menjalankan rukun iman dengan perilaku
konsumen berdasarkan dimensi evaluasi alternativ yang diwakili oleh item pernyataan
membeli kerudung banyak dengan harga yang murah bisa dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.30: Crosstab relijiusitas (ideologis) dengan perilaku konsumen (evaluasi alternative)
Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi evaluasi
alternative
Total
Sangat
setuju Setuju
Tidak
setuju
Sangat
tidak
setuju
Tidak
jawab
Relijiusitas
berdasarkan
dimensi ideologis
Tinggi Count 24 93 91 5 0 213
% of total 11.27% 43.66% 42.72% 2.35% 0% 100%
Sedang Count 0 0 0 0 0 0
% of total 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Rendah Count 0 0 0 0 0 0
% of total 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Total Count 24 93 91 5 0 213
% of total 11.27% 43.66% 42.72% 2.35% 0% 100%
Berdasarkan tabel crosstab di atas menunjukkan responden yang relijiusitasnya
tergolong tinggi (berdasarkan dimensi ideologis) paling banyak, menyatakan setuju bahwa
membeli kerudung banyak dengan harga yang murah, yakni sebanyak 93 responden atau
sebesar 43.66%, sebanyak 91 atau sebesar 42.72% responden menyatakan tidak setuju,
77
sebanyak 24 atau sebesar 11.27% responden menyatakansangat setuju, dan 2.35% responden
lainnya menyatakan sangat tidak setuju bahwa membeli kerudung banyak dengan harga yang
murah.
19. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ideologis dengan perilaku konsumen
berdasarkan dimensi keputusan membeli
Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ideologis yang menggunakan
item pernyataan setiap muslim wajib percaya dan menjalankan rukun iman dengan perilaku
konsumen berdasarkan dimensi keputusan membeli yang diwakili oleh item pernyataan
menyukai jilbab yang modis dan stylist bisa dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.31: Crosstab relijiusitas (ideologis) dengan perilaku konsumen (keputusan membeli)
Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi
keputusan membeli
Total
Sangat
setuju Setuju
Tidak
setuju
Sangat
tidak
setuju
Tidak
jawab
Relijiusitas
berdasarkan
dimensi ideologis
Tinggi
Count 51 108 52 2 0 213
% of total 23.94% 50.70% 24.41% 0.94% 0% 100%
Sedang Count 0 0 0 0 0 0
% of total 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Rendah Count 0 0 0 0 0 0
% of total 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Total Count 51 108 52 2 0 213
% of total 23.94% 50.70% 24.41% 0.94% 0% 100%
Berdasarkan tabel crosstab di atas menunjukkan responden yang relijiusitasnya
tergolong mayoritas (berdasarkan dimensi ideologis) paling banyak, menyatakan setuju
bahwa menyukai jilbab yang modis dan stylist, yakni sebanyak 108 responden atau sebesar
50.70%, sebanyak 52 atau sebesar 24. 41% responden menyatakan tidak setuju, sebanyak 51
atau sebesar 23.94% responden menyatakan sangat setuju, dan 2 atau 0.94% responden
lainnya menyatakan sangat tidak setuju bahwa menyukai jilbab yang modis dan stylist.
78
20. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ideologis dengan perilaku konsumen
berdasarkan dimensi tingkah laku pasca pembelian
Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ideologis yang menggunakan
item pernyataan setiap muslim wajib percaya dan menjalankan rukun iman dengan perilaku
konsumen berdasarkan dimensi tingkah laku pasca pembelian yang diwakili oleh item
pernyataan menggunakan jilbab dalam kegiatan sehari-hari bisa dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.32: Crosstab relijiusitas (ideologis) dengan perilaku konsumen (tingkah laku pasca pembelian)
Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi tingkah
laku pasca pembelian
Total
Sangat
sering Sering
Kadang-
kadang
Tidak
pernah
Tidak
jawab
Relijiusitas
berdasarkan
dimensi ideologis
Tinggi
Count 52 111 50 0 0 213
% of total 24.41% 52.11% 23.47% 0% 0% 100%
Sedang Count 0 0 0 0 0 0
% of total 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Rendah Count 0 0 0 0 0 0
% of total 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Total Count 52 111 50 0 0 213
% of total 24.41% 52.11% 23.47% 0% 0% 100%
Berdasarkan tabel crosstab di atas menunjukkan responden yang relijiusitasnya
tergolong mayoritas (berdasarkan dimensi ideologis) paling banyak, menyatakan setuju
bahwa menggunakan jilbab dalam kegiatan sehari-hari, yakni sebanyak 111 responden atau
sebesar 52.11%, sebanyak 52 atau sebesar 24. 41% responden menyatakan sangat setuju,
sebanyak 50 atau sebesar 23.47% responden menyatakan kadang-kadang menggunakan
jilbab dalam kegiatan sehari-hari.
21. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi konsekuensial dengan perilaku
konsumen berdasarkan dimensi pengenalan masalah
79
Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi konsekuensial yang
menggunakan item pernyataan melaksanakan shalat lima waktu berjamaah dengan perilaku
konsumen berdasarkan dimensi pengenalan masalah yang diwakili oleh item pernyataan
membeli jilbab karena termotivasi agama bisa dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.33: Crosstab relijiusitas (konsekuensial) dengan perilaku konsumen (pengenalan masalah)
Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi
pengenalan masalah
Total
Sangat
setuju Setuju
Tidak
setuju
Sangat
tidak
setuju
Tidak
jawab
Relijiusitas
berdasarkan
dimensi
konsekuensial
Tinggi Count 25 120 7 0 0 152
% of total 11.73% 56.34% 3.29% 0% 0% 71.36%
Sedang Count 5 41 13 0 0 59
% of total 2.35% 19.25% 6.10% 0% 0% 27.70%
Rendah Count 0 0 2 0 0 2
% of total 0% 0% 0.94% 0% 0% 0.94%
Total Count 30 161 22 0 0 213
% of total 14.08% 75.59% 10.33% 0% 0% 100%
Tabel crosstab tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden yang relijiusitasnya
tergolong tinggi (berdasarkan dimensi konsekuensial), yakni sebanyak 120 atau sebesar 56.
34% responden menyatakan setuju bahwa membeli jilbab karena termotivasi agama,
sebanyak 25 atau 11.73% responden menyatakan sangat setuju, dan sedikitnya 7atau 3.29%
responden menyatakan membeli jilbab bukan karena termotivasi agama.
Sementara pada kategori relijiusitas sedang (berdasarkan dimensi konsekuensial) 41 atau
19.25%responden, menyatakan setuju bahwa membeli jilbab karena termotivasi agama,
13atau 6.10% responden menyatakan tidak setuju, 5 atau 2. 35% responden menyatakan
sangat setuju. Sedangkan pada kategori relijiusitas rendah (berdasarkan dimensi
konsekuensial), sedikitnya 2 atau 0.94% responden menyatakan tidak setuju membeli jilbab
karena termotivasi agama.
80
22. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi konsekuensial dengan perilaku
konsumen berdasarkan dimensi pencarian informasi
Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi konsekuensial yang
menggunakan item pernyataan melaksanakan shalat lima waktu berjamaah dengan perilaku
konsumen berdasarkan dimensi pencarian informasi yang diwakili oleh item pernyataan
mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulu bisa dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 3.34: Crosstab relijiusitas (konsekuensial) dengan perilaku konsumen (pencarian informasi)
Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi
pencarian informasi
Total
Sangat
sering Sering
Kadang-
kadang
Tidak
pernah
Tidak
jawab
Relijiusitas
berdasarkan
dimensi
konsekuensial
Tinggi Count 22 91 32 7 0 152
% of total 10.33% 42.72% 15.02% 3.29% 0% 71.36%
Sedang Count 0 16 28 15 0 59
% of total 0% 7.51% 13.14% 7.04% 0% 27.70%
Rendah Count 0 0 2 0 0 2
% of total 0% 0% 0.94% 0% 0% 0.94%
Total Count 22 107 62 22 0 213
% of total 10.33% 50.23% 29.11% 10.33% 0% 100%
Berdasarkan tabel crosstab di atas menunjukkan responden yang relijiusitasnya
tergolong tinggi (berdasarkan dimensi konsekuensial) paling banyak, menyatakan sering
bahwa mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulu, yakni sebanyak 91
responden atau sebesar 42.72%, sebanyak 32 atau sebesar 15.02% responden menyatakan
kadang-kadang, sebanyak 22 atau sebesar 10.33% responden menyatakan sangat sering, dan 7
atau 3.29% responden lainnya menyatakan tidak pernah bahwa mencari info tentang
kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulu.
23. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi konsekuensial dengan perilaku
konsumen berdasarkan dimensi evaluasi alternativ
81
Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi konsekuensial yang
menggunakan item pernyataan melaksanakan shalat lima waktu berjamaah dengan perilaku
konsumen berdasarkan dimensi evaluasi alternativ yang diwakili oleh item pernyataan
membeli kerudung banyak dengan harga yang murah bisa dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.35: Crosstab relijiusitas (konsekuensial) dengan perilaku konsumen (evaluasi alternatif)
Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi evaluasi
alternative
Total
Sangat
setuju Setuju
Tidak
setuju
Sangat
tidak
setuju
Tidak
jawab
Relijiusitas
berdasarkan
dimensi
konsekuensial
Tinggi
Count 18 73 56 5 0 152
% of total 8.45% 34.27% 26.29% 2.35% 0% 71.36%
Sedang Count 6 18 35 0 0 59
% of total 2.82% 8.45% 16.43% 0% 0% 27.70%
Rendah Count 0 2 0 0 0 2
% of total 0% 0.94% 0% 0% 0% 0.94%
Total Count 24 93 91 5 0 213
% of total 11.27% 43.66% 42.72% 2.35% 0% 100%
Berdasarkan tabel crosstab di atas menunjukkan responden yang relijiusitasnya
tergolong tinggi (berdasarkan dimensi konsekuensial) paling banyak, menyatakan setuju
bahwa membeli kerudung banyak dengan harga yang murah, yakni sebanyak 73 responden
atau sebesar 34.27%, sebanyak 56 atau sebesar 26.29%, responden menyatakan tidak setuju,
sedikitnya 18 atau 8.45% responden menyatakan sangat setuju, dan 5 atau 2.35% responden
lainnya menyatakan sangat tidak setuju bahwa membeli kerudung banyak dengan harga yang
murah.
Sementara pada kategori relijiusitas sedang (berdasarkan dimensi konsekuensial) 35atau
16.43%responden, menyatakan tidak setuju bahwa bahwa membeli kerudung banyak dengan
harga yang murah, 18atau 8.45% responden menyatakan setuju, 6 atau 2. 82% responden
menyatakan sangat setuju. Sedangkan pada kategori relijiusitas rendah (berdasarkan dimensi
82
konsekuensial), sedikitnya 2 atau 0.94% responden menyatakan setuju membeli kerudung
banyak dengan harga yang murah.
24. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi konsekuensial dengan perilaku
konsumen berdasarkan dimensi keputusan membeli
Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi konsekuensial yang
menggunakan item pernyataan melaksanakan shalat lima waktu berjamaah dengan perilaku
konsumen berdasarkan dimensi keputusan membeli yang diwakili oleh item pernyataan
menyukai jilbab yang modis dan stylist bisa dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.36: Crosstab relijiusitas (konsekuensial) dengan perilaku konsumen (keputusan membeli)
Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi
keputusan membeli
Total
Sangat
setuju Setuju
Tidak
setuju
Sangat
tidak
setuju
Tidak
jawab
Relijiusitas
berdasarkan
dimensi
konsekuensial
Tinggi Count 39 79 32 2 0 152
% of total 18.30% 37.09% 15.02% 0.94% 0% 71.36%
Sedang Count 12 27 20 0 0 59
% of total 5.63% 12.68% 9.39% 0% 0% 27.70%
Rendah Count 0 2 0 0 0 2
% of total 0% 0.94% 0% 0% 0% 0.94%
Total Count 51 108 52 2 0 213
% of total 23.94% 50.70% 24.41% 0.94% 0% 100%
Berdasarkan tabel crosstab di atas menunjukkan responden yang relijiusitasnya
tergolong tinggi (berdasarkan dimensi konsekuensial) paling banyak, menyatakan setuju
bahwa menyukai jilbab yang modis dan stylist, yakni sebanyak 79 responden atau sebesar
37.09%, sebanyak 39 atau sebesar 18.30%, responden menyatakan sangat setuju, sedikitnya
32 atau 15.02% responden menyatakan tidak setuju, dan 2 atau 0.94% responden lainnya
menyatakan sangat tidak setuju bahwa menyukai jilbab yang modis dan stylist.
Sementara pada kategori relijiusitas sedang (berdasarkan dimensi konsekuensial) 27atau
12.68% responden, menyatakan setuju bahwa menyukai jilbab yang modis dan stylist, 20 atau
83
9.39% responden menyatakan tidak setuju, 12 atau 5. 63% responden menyatakan sangat
setuju. Sedangkan pada kategori relijiusitas rendah (berdasarkan dimensi konsekuensial),
sedikitnya 2 atau 0.94% responden menyatakan setuju menyukai jilbab yang modis dan
stylist.
25. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi konsekuensial dengan perilaku
konsumen berdasarkan dimensi tingkah laku pasca pembelian
Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi konsekuensial yang
menggunakan item pernyataan melaksanakan shalat lima waktu berjamaah dengan perilaku
konsumen berdasarkan dimensi tingkah laku pasca pembelian yang diwakili oleh item
pernyataan menggunakan jilbab dalam setiap kegiatan sehari-hari bisa dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 3.37: Crosstab relijiusitas (konsekuensial) dengan perilaku konsumen (tingkah laku pasca pembelian)
Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi tingkah
laku pasca pembelian
Total
Sangat
sering Sering
Kadang-
kadang
Tidak
pernah
Tidak
jawab
Relijiusitas
berdasarkan
dimensi
konsekuensial
Tinggi Count 36 92 24 0 0 152
% of total 16.90% 43.19% 11.27% 0% 0% 71.36%
Sedang Count 16 19 24 0 0 59
% of total 7.51% 8.92% 11.27% 0% 0% 27.70%
Rendah Count 0 0 2 0 0 2
% of total 0% 0% 0.94% 0% 0% 0.94
Total Count 52 111 50 0 0 213
% of total 24.41% 52.11% 23.47% 0% 0% 100%
Tabel crosstab tersebut menunjukkan bahwa responden yang relijiusitasnya tergolong
tinggi (berdasarkan dimensi konsekuensial), yakni sebanyak 92 atau sebesar 43.19%
responden mengaku sering menggunakan jilbab dalam setiap kegiatan sehari-hari, sebanyak
36 atau 16.90% responden mengaku sangat sering, dan sedikitnya 24 atau 11.27% responden
mengaku kadang-kadang atau jarang menggunakan jilbab dalam setiap kegiatan sehari-hari.
84
Begitu juga pada kategori relijiusitas sedang (berdasarkan dimensi konsekuensial) 24
atau 11.27% responden mengaku kadang-kadang atau jarang menggunakan jilbab dalam
setiap kegiatan sehari-hari. Adapun pada kategori relijiusitas rendah (berdasarkan dimensi
konsekuensial), sedikitnya 2 atau 0.94% responden juga mengaku kadang-kadang atau jarang
menggunakan jilbab dalam setiap kegiatan sehari-hari.
D. Analisis Korelasi
Untuk mengetahui dan memperjelas hubungan antara relijiusitas dengan perilaku
konsumen mahasisiwi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dilakukan uji korelasi dengan
menggunakan analisa Spearman. Sebelum menganalisa telah dilakukan uji normalitas atau uji
asumsi untuk mengetahui signifikasi dari data yang telah dikumpulkan (lihat lampiran). Hasil
dari uji normalitas tersebut secara keseluruhan memiliki nilai sig 0.000. Mengingat nilai sig <
0.005, maka dapat dikatakan bahwa data tersebut tidak terdistribusi secara normal. Pada data
yang memiliki distribusi tidak normal harus menggunakan statistik non-parametik, oleh
karena itu pada penelitian ini menggunakan analisa korelasi Spearman’s Rho.
Menurut Nisfiannoor (2009: 184), korelasi Spearman dapat digunakan untuk
mengukur keeratan hubungan antara dua variabel, di mana variabel tidak berdistribusi
normal. Korelasi Spearman dianggap signifikan apabila memiliki nilai signifikasi < 0,01 yang
ditandai dengan bintang dua (**) dan < 0,05 yang ditandai dengan bintang satu (*).
Sedangkan untuk menentukan interpretasi mengenai kekuatan hubungan antara dua variabel,
peneliti mengacu pada kriteria yang ditulis oleh Sarwono (2006: 123), yakni seperti berikut
Tabel 3.38: Tingkat korelasi Spearman
Koefisien Tingkat Hubungan
(korelasi)
>0 – 0,25 Sangat lemah
>0,25 – 0,5 Cukup
>0,5 – 0,75 Kuat
>0,75 – 0,99 Sangat kuat
85
Berdasarkan tabel tingkat korelasi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin
kecil nilai koefisien korelasinya, maka semakin kecil tingkat hubungan antara kedua variable.
Sebaliknya, semakin besar nilai koefisien, maka semakin besar pula tingkat hubungan
tersebut. Berikut adalah hasil analisa menggunakan uji Spearman:
Tabel 3.39: Uji analisa Spearman
Total_Religi Total_Perilaku
Spearman's rho Total_Religi Correlation
Coefficient 1.000 .143(*)
Sig. (2-tailed) . .037
N 213 213
Total_Perilaku Correlation
Coefficient .143(*) 1.000
Sig. (2-tailed) .037 .
N 213 213
Tabel dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) =
0,037; p = 0,000< 0,05, yang artinya terdapat hubungan antara relijiusitas dengan perilaku
konsumen karena nilai signifikansinya lebih kecil nilainya dari taraf signifikansi. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang cukup signifikan antara variabel
relijiusitas dengan variabel perilaku konsumen.
Namun demikian, apabila variabel relijiusitas dengan variabel perilaku konsumen
diuji menggunakan uji korelasi Spearman berdasarkan masing-masing dimensi hasilnya
menunjukkan tingkat korelasi yang berbeda-beda. Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho
tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,010 < 0,05, yang artinya terdapat hubungan antara
dimensi intelektual dengan dimensi pengenalan masalah, karena nilai signifikansinya lebih
kecil nilainya dari taraf signifikansi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang cukup signifikan antara dimensi intelektual dengan dimensi pengenalan
masalah.
86
Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,899 >
0,05, yang artinya tidak terdapat hubungan antara dimensi intelektual dengan dimensi
pencarian informasi, karena nilai signifikansinya lebih besar nilainya dari taraf signifikansi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
dimensi intelektual dengan dimensi pencarian informasi.
Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,220 >
0,05, yang artinya tidak terdapat hubungan antara dimensi intelektual dengan dimensi
evaluasi alternative, karena nilai signifikansinya lebih besar nilainya dari taraf signifikansi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
dimensi intelektual dengan dimensi evaluasi alternative.
Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,350 >
0,05, yang artinya tidak terdapat hubungan antara dimensi intelektual dengan dimensi
keputusan membeli, karena nilai signifikansinya lebih besar nilainya dari taraf signifikansi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
dimensi intelektual dengan dimensi keputusan membeli.
Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,047 <
0,05, yang artinya terdapat hubungan antara dimensi intelektual dengan dimensi tingkah laku
pasca pembelian, karena nilai signifikansinya lebih kecil nilainya dari taraf signifikansi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang cukup signifikan antara
dimensi intelektual dengan dimensi tingkah laku pasca pembelian.
Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,052 >
0,05, yang artinya tidak terdapat hubungan antara dimensi ritualistik dengan dimensi
pengenalan masalah, karena nilai signifikansinya lebih besar nilainya dari taraf signifikansi.
87
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
dimensi ritualistik dengan dimensi pengenalan masalah.
Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,024 <
0,05, yang artinya terdapat hubungan antara dimensi ritualistik dengan dimensi pencarian
informasi, karena nilai signifikansinya lebih kecil nilainya dari taraf signifikansi. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang cukup signifikan antara dimensi
ritualistik dengan dimensi pencarian informasi.
Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,242 >
0,05, yang artinya tidak terdapat hubungan antara dimensi ritualistik dengan dimensi evaluasi
alternative, karena nilai signifikansinya lebih besar nilainya dari taraf signifikansi. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi
ritualistik dengan dimensi evaluasi alternative.
Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,266 >
0,05, yang artinya tidak terdapat hubungan antara dimensi ritualistik dengan dimensi
keputusan membeli, karena nilai signifikansinya lebih besar nilainya dari taraf signifikansi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
dimensi ritualistik dengan dimensi keputusan membeli.
Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,546 >
0,05, yang artinya tidak terdapat hubungan antara dimensi ritualistik dengan dimensi tingkah
laku pasca pembelian, karena nilai signifikansinya lebih besar nilainya dari taraf signifikansi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
dimensi ritualistik dengan dimensi tingkah laku pasca pembelian.
88
Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,006 <
0,05, yang artinya terdapat hubungan antara dimensi eksperensial dengan dimensi pengenalan
masalah, karena nilai signifikansinya lebih kecil nilainya dari taraf signifikansi. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang cukup signifikan antara dimensi
eksperensial dengan dimensi pengenalan masalah.
Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,556 >
0,05, yang artinya tidak terdapat hubungan antara dimensi eksperensial dengan dimensi
pencarian informasi, karena nilai signifikansinya lebih besar nilainya dari taraf signifikansi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
dimensi eksperensial dengan dimensi pencarian informasi.
Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,066 >
0,05, yang artinya tidak terdapat hubungan antara dimensi eksperensial dengan dimensi
evaluasi alternative, karena nilai signifikansinya lebih besar nilainya dari taraf signifikansi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
dimensi eksperensial dengan dimensi evaluasi alternative.
Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,621 >
0,05, yang artinya tidak terdapat hubungan antara dimensi eksperensial dengan dimensi
keputusan membeli, karena nilai signifikansinya lebih besar nilainya dari taraf signifikansi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
dimensi eksperensial dengan dimensi keputusan membeli.
Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,002 <
0,05, yang artinya terdapat hubungan antara dimensi eksperensial dengan dimensi tingkah
laku pasca pembelian, karena nilai signifikansinya lebih kecil nilainya dari taraf signifikansi.
89
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang cukup signifikan antara
dimensi eksperensial dengan dimensi tingkah laku pasca pembelian.
Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,119 >
0,05, yang artinya tidak terdapat hubungan antara dimensi ideologis dengan dimensi
pengenalan masalah, karena nilai signifikansinya lebih besar nilainya dari taraf signifikansi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
dimensi ideologis dengan dimensi pengenalan masalah.
Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,000 <
0,05, yang artinya terdapat hubungan antara dimensi ideologis dengan dimensi pencarian
informasi, karena nilai signifikansinya lebih kecil nilainya dari taraf signifikansi. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang cukup signifikan antara dimensi
ideologis dengan dimensi pencarian informasi.
Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,153 >
0,05, yang artinya tidak terdapat hubungan antara dimensi ideologis dengan dimensi evaluasi
alternative, karena nilai signifikansinya lebih besar nilainya dari taraf signifikansi. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi
ideologis dengan dimensi evaluasi alternative.
Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,253 >
0,05, yang artinya tidak terdapat hubungan antara dimensi ideologis dengan dimensi
keputusan membeli, karena nilai signifikansinya lebih besar nilainya dari taraf signifikansi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
dimensi ideologis dengan dimensi keputusan membeli.
90
Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,109 >
0,05, yang artinya tidak terdapat hubungan antara dimensi ideologis dengan dimensi tingkah
laku pasca pembelian, karena nilai signifikansinya lebih besar nilainya dari taraf signifikansi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
dimensi ideologis dengan dimensi tingkah laku pasca pembelian.
Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,000 <
0,05, yang artinya terdapat hubungan antara dimensi konsekuensial dengan dimensi
pengenalan masalah, karena nilai signifikansinya lebih kecil nilainya dari taraf signifikansi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang cukup signifikan antara
dimensi konsekuensial dengan dimensi pengenalan masalah.
Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,014 >
0,05, yang artinya terdapat hubungan antara dimensi konsekuensial dengan dimensi pencarian
informasi, karena nilai signifikansinya lebih kecil nilainya dari taraf signifikansi. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi
konsekuensial dengan dimensi pencarian informasi.
Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,058 >
0,05, yang artinya tidak terdapat hubungan antara dimensi konsekuensial dengan dimensi
evaluasi alternative, karena nilai signifikansinya lebih besar nilainya dari taraf signifikansi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
dimensi konsekuensial dengan dimensi evaluasi alternative.
Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,392 >
0,05, yang artinya tidak terdapat hubungan antara dimensi konsekuensial dengan dimensi
keputusan membeli, karena nilai signifikansinya lebih besar nilainya dari taraf signifikansi.
91
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
dimensi konsekuensial dengan dimensi keputusan membeli.
Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,000 <
0,05, yang artinya terdapat hubungan antara dimensi konsekuensial dengan dimensi tingkah
laku pasca pembelian, karena nilai signifikansinya lebih kecil nilainya dari taraf signifikansi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang cukup signifikan antara
dimensi konsekuensial dengan dimensi tingkah laku pasca pembelian.
E. Hasil Analisa Data
Hasil analisa hubungan dengan menggunakan uji korelasi Spearman’s Rho
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara variabel relijiusitas dengan variabel perilaku
konsumen. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai signifikansi (sig) < 0.05. Hal ini
menjelaskan bahwa Ho ditolak, dan Ha diterima. Artinya ada hubungan antara relijiusitas
dengan perilaku konsumen mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Temuan ini sejalan dengan teori Embededdness dari Granovetter yang menyebutkan
bahwa terdapat dua (2) hal yang menuntun atau mendorong orang dalam melakukan tindakan
ekonomi. Pertama, konsepsi under-socialized, yaitu tindakan ekonomi yang rasional dan
berorientasi pada pencapaian keuntungan individual (self interest). Dalam under-socialized,
kepentingan individu di atas segala-galanya sehingga tidak ada ruang bagi pengaruh budaya,
agama, dan struktur sosial terhadap tindakan ekonomi. Kedua, konsepsi over-socialized, yaitu
tindakan ekonomi yang kultural dituntun oleh aturan berupa nilai dan norma yang
diinternalisasi. Dalam over-socialized, semua perilaku ekonomi seperti memilih pekerjaan,
melaksanakan profesi, menjual, membeli, dan sebagainya tunduk dan patuh terhadap segala
92
sesuatu yang diinternalisasi dalam kehidupan sosial seperti nilai, norma, adat-kebiasaan, dan
tata-kelakuan (Damsar, 2009:139)
Jika merujuk pada konsepsi tersebut (over-socialized), dapat dikatakan bahwa
tindakan atau perilaku mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam mengenakan
jilbab, bukan hanya karena adanya aturan dari kampus, namun juga sebuah manifestasi dari
internalisasi nilai-nilai dalam ajaran agamanya. Hal ini didukung oleh temuan yang
menunjukkan bahwa banyaknya mahasiswi yang menggunakan jilbab dalam kegiatan sehari-
hari, yakni sebanyak 163 atau sebesar 76% responden.
Pasalnya, agama merupakan sistem sosial yang terlembaga dalam setiap masyarakat.
Secara mendasar agama menjadi norma yang mengikat dalam keseharian dan menjadi
pedoman. Ajaran-ajaran agama yang telah dipahami dapat menjadi pendorong kehidupan
individu sebagai acuan dalam berinteraksi kepada Tuhan, sesama manusia maupun alam
sekitarnya. Ajaran itu bisa diterapkan dalam mendorong perilaku ekonomi, sosial, dan budaya
(Nasir, 1999:45). Namun demikian, meski agama mempengaruhi perilaku ekonomi
seseorang, bukan berarti agama hanya satu-satunya faktor yang mempengaruhi perilaku
ekonomi, dalam arti agama bukan satu-satunya penentu perilaku ekonomi, tetapi agama
hanya sebagai salah satu variabel penentu.
93
BAB IV
PENUTUP
Pada bab ini, peneliti akan menyajikan mengenai kesimpulan dari analisa data yang
telah dilakukan dan saran baik bagi para pembaca ataupun penelitian selanjutnya.
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya, berikut
adalah hasil temuan dan analisa peneliti mengenai hubungan relijiusitas dengan perilaku
konsumen mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah:
1. Tingkat relijiusitas mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah yang diukur dari beberapa dimensi tergolong
tinggi. Hal tersebut terlihat dari tingginya persentase pada tiap dimensinya,
yakni; sebanyak 213 atau sebesar 100% responden yang relijiusitasnya termasuk
kategori tinggi (berdasarkan dimensi intelektual), sebanyak 167 atau sebesar
78,40% responden responden yang relijiusitasnya termasuk kategori tinggi
(berdasarkan dimensi ritualistik), sebanyak 208 atau sebesar 97,65% responden
yang relijiusitasnya termasuk kategori tinggi (berdasarkan dimensi
eksperensial), sebanyak 213 atau sebesar 100% responden yang relijiusitasnya
termasuk kategori tinggi (berdasarkan dimensi ideologis), dan 152 atau 71,36%
responden yang relijiusitasnya termasuk kategori tinggi (berdasarkan dimensi
konsekuensial).
2. Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah tergolong cukup konsumtif dalam hal pembelian barang-
barang yang terkait dengan hal keagamaan, terutama dalam pembelian jilbab.
94
Hal itu terlihat dari banyaknya responden yang membeli jilbab karena
termotivasi oleh agama, yakni sebanyak 188 atau sebesar 89.67% responden.
3. Terdapat hubungan antara relijiusitas dengan perilaku konsumen pada
mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah karena nilai signifikansinya lebih kecil nilainya dari taraf
signifikansi (p = 0,05) yaitu 0,000.
B. Saran
Penelitian ini sebenarnya tidak ditujukan untuk mencari penyelesaian masalah
terkait relijiusitas dan perilaku konsumen pada mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, melainkan hanya untuk
mendiskripsikan dan mencari tahu hubungannya. Namun demikian, ada beberapa refleksi
dari peneliti, yang di antaranya;
1. Teman-teman mahasiswi sebaiknya bisa lebih bijaksana dalam pembelian suatu
barang/ produk dengan melalui pertimbangan yang matang.
2. Bagi penelitian selanjutnya sebaiknya tidak hanya meneliti soal hubungan
relijiusitas dengan perilaku konsumen saja, tetapi bisa juga menyertakan
pengaruhnya
xiv
Daftar Pustaka
Amanda Kusuma Wardahani, 2010. Konsumerisme dalam karut-marut kota : “Aliran Dana
Kantong Mahasiswa”. Jurnal.Badan penerbit pers mahasiswa baliurung, universitas gadjah
mada, jalan kembang merak No.B21, kompleks perumahan dosen UGM, bulaksumur,
Yogyakarta.
Ancok Djamaludin.(1992) “Teknik Penyusunan Skala Pengukur” penerbit pusat penelitisn
kependudukan UGM Yogyakarta.
Ahmad Mansoer, 2009. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan Laporan. Bandung : PAAP FE
UNPAD.
Anggarasari, R.E.(1997). Hubungan Tingkat Relijiusitas dengan sikap konsumtif padaibu rumah
tangga. Indonesian psychological jurnal. Psikologika Halaman 15-20 nomor 4 tahun II
Arikunto Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktis, edisi revisi 2010.
Jakarta : Rineka Cipta
Bibit Santoso, 2012. Konsumerisme dalam Masyarakat Urban, Studi kasus: Masyarakat
Perkotaan di Kecamatan Senen, Jakarta Pusat. Tesis, Universitas Gajah Mada
Bungin Burhan, 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana
Damsar. (2009) Pengantar sosiologi Ekonomi, Kencana Prenada Media Group : Jakarta
Handayani, Fitria. 2008. Jilbab gaul, Jilbab Standar dan Jilbab Besar, Pola Sosio-Edukasi
Identitas Keagamaan di Universitas Negeri Jakarta. Jurnal Sosialita.
Hasan, iqbal, 2011. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara
Herdiyani, 2004. Dampak Media bagi Rremaja Perempuan. Jurnal Perempuan
Nasir, Nanat Fatah, 1999. Etos Kerja Wirausahawan Muslim. Bandung: Gunung Jati Press
Nicholas Abercrombie, Stephen Hill, Bryan S. Turner, 2010. Kamus Sosiologi. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
xv
Nisfianoor, M. 2009. Pendekatan Statistik Modern untuk Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba
Humanika
Nurihsan, A.J. dan Agustin, 2011. Dinamika Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:
Reflika Aditama
Rangkuti Freddy.(2009) Mengukur efektifitas program promosi, PT. Gramedia pustaka utama:
Jakarta.
Rima Hidiyanti, 2012.“Komunitas Jilbab Kontemporer Hijabers di Kota Makasar” tesis,
universitas hasanuddin, Makasar.
Rita Nurmalina, 2007. Analisis Proses Keputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen terhadap
Beras, Studi Kasus di Kecamatan Mulyorejo, Surabaya. Institut Pertanian Bogor.
Septi anugrah heni, “Hubungan antara Kontrol Diri dan Syukur dengan Perilaku Konsumtif
pada Remaja di SMA IT Abu Bakar Yogyakarta”. Universitas Ahmad Dahlan, Jalan Kapas
9, Semaki, Umbulharjo, Yogyakarta.
Sunyoto, 201. Teori kuesioner dan analisis data untuk pemasaran dan perilaku konsumen.
Yogyakarta : Graha Ilmu
Tim Penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
2009-2010
xvi
xvii
xviii
Kuesioner
PENGANTAR
Yth. Mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah
Assalamualaikum Wr. Wb.
Sebagai mahasiswa tingkat akhir, saya diwajibkan membuat sebuah karya tulis berdasarkan
penelitian yang saya lakukan untuk mendapatkan gelar sarjana tingkat strata satu (S1) penelitian
ini bertujuan mengetahui hubungan relijiusitas dan perilaku konsumen studi kasus terhadap
pemakaian jilbab pada mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kami mengharapkan partisipasi anda untuk mengisi skala penelitian ini dengan jujur
sesuai dengan apa yang anda rasakan atau anda alami, dan mencermati setiap pernyataan dengan
teliti. Setiap respon yang anda berikan akan sangat berpengaruh terhadap hasil keselruhan
penelitian ini, kemudian isilah pada kolom-kolom yang telah tersedia dengan menggunakan
tanda check-list (√) di bawah pilihan jawaban dengan rincian :
SS : Sangat Setuju TS : Tidak setuju
S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
Atau;
SS: Sangat Sering KK: Kadang-kadang
S: Sering TP: Tidak Pernah
Jika saudari menemui kesulitan dalam memahami pernyataan-pernyataan yang ada, anda
dapat meminta penjelasan kepada enumerator. Demikian pengantar dari saya, atas partisipasi dan
kerja sama yang anda berikan, saya sampaikan terima kasih.
Peneliti
Udin Syarifudin
xix
A. PROFIL RESPONDEN
Nama :
Usia :
No Telp/HP :
Jurusan :
Angkatan :
B. RELIJIUSITAS
Apakah ANDA sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), maupun sangat
tidak setuju (STS) atau sangat sering (SS), sering (S), kadang-kadang (KK), tidak
pernah(TP) dengan pernyataan berikut ini :
NO PERNYATAAN SS S TS STS
Dimensi Intelektual
1 Setiap orang Islam wajib hukumnya mengetahui dan
menjalankan rukun Islam
2 Nabi Muhammad SAW adalah Nabi terakhir yang wajib
diimani oleh setiap umat Islam
3 Manusia diciptakan untuk menjadi khalifah di muka bumi
4 Al-qur’an adalah kitab suci agama Islam yang sekaligus
merupakan mukjizat Nabi Muhammad SAW
Dimensi Ritualistik
5 Membayar zakat merupakan salah satu kewajiban seorang
muslim
6 Berpuasa di bulan Ramadhanhukumnya wajib bagi setiap
muslim
Dimensi Eksperensial
7 Segala sesuatu tidak akan berjalan dengan mulus tanpa
kehendak Allah
8 Segala sesuatu di dunia ini sudah digariskan oleh Allah
9 Segala sesuatu dalam kehidupan ini sudah ada yang
mengaturnya
xx
Dimensi Ideologis
10 Setiap orang Islam wajib hukumnya percaya dan
menjalankan rukun iman
11 Manusia terlahir di dunia ini atas kehendak Allah SWT
12 Manusia diciptakan di dunia untuk beribadah kepada Allah
SWT
13 Menyerahkan segala hasil kepada Allah SWT setelah
berusaha dengan maksimal
Dimensi Konsekuensial
14 Percaya bahwa Allah SWT memberikan kemudahan bagi
setiap orang yang mau berusaha
15 Setiap umat Islam wajib menutup aurat sesuai dengan
ketentuan agama
16 Hijab/jilbab itu wajib digunakan bagi setiap muslimah
untuk menutup aurat
NO PERNYATAAN S S KK TP
17 Melaksanakan shalat lima waktu berjamaah
C. PERILAKU KONSUMEN
Apakah anda sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), maupun sangat tidak setuju
(STS) atau sangat sering (SS), sering (S), kadang-kadang (KK), tidak pernah(TP) dengan
pernyataan berikut ini :
NO PERNYATAAN SS S TS STS
Dimensi Pengenalan Masalah
19 Kerudung menjadi kebutuhan pokok saat ini
20 Membeli jilbab karena anjuran agama untuk menutup
aurat bagi seorang muslimah.
21 Membeli jilbab karena termotivasi agama
22 Senang mengoleksi jilbab
Dimensi Pencarian Informasi
23 Sebelum membeli mencari info tentang kerudung yang
ingin dibeli
24 Mengikuti info perihal jilbab sampai yang paling terkini
25 Meminta saran orang lain sebelum membeli jilbab
sebagai masukan atau perbandingan
NO PERNYATAAN SS S KK TP
26 Mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih
xxi
dahulu
27 Meminta saran jilbab kepada orang lain untuk alat
perbandingan yang sesuai
Dimensi Evaluasi Alternatif
26 Membeli kerudung yang disuka walaupun haganya mahal
27 Membeli kerudung banyak dengan harga yang murah
28 Membeli jilbab walaupun sudah sangat banyak
memilikinya
NO PERNYATAAN SS S KK TP
29 Membeli kerudung walaupun hargannya mahal
30 Membeli kerudung banyak dengan harga murah
31 Membeli jilbab ketika ada jilbab yang diinginkan
walaupun sudah memiliki jilbab lebih dari cukup
32 Suka membeli jilbab bermerk walaupun hargannya mahal
33 Suka membeli jilbab yang harganya murah supaya dapat
banyak
Dimensi Keputusan Membeli
34 Menyukai jilbab yang modis dan stylist
35 Menyukai jilbab yang bermerk
Dimensi Tingkah Laku Pasca Membeli
36 Merasa puas jika jilbab yang diinginkan terbeli atau
didapatkan
37 Merasa tidak percaya diri jika jilbab yang dibeli tidak
sesuai dengan apa yang diinginkan
NO PERNYATAAN SS S KK TP
38 Menggunakan jilbab dalam setiap kegiatan sehari-hari
xxii
Uji Validitas dan Reliabilitas
A. Relijiusitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.812 22
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
relijiusitas 72.42 29.538 .488 .804
di2 72.42 29.538 .488 .804
di3 72.58 29.538 .287 .808
di4 72.42 29.538 .488 .804
di5 72.58 30.447 .100 .816
dr6 72.42 29.538 .488 .804
dr7 72.58 27.174 .554 .794
de8 72.42 29.902 .370 .807
de9 72.92 27.720 .424 .802
de10 72.75 27.659 .596 .794
Did11 72.50 29.727 .300 .808
Did12 72.75 26.750 .572 .793
Did13 72.67 27.152 .732 .789
Did14 72.50 28.636 .567 .799
dk15 72.67 27.515 .657 .792
dk16 72.67 26.970 .770 .787
dk17 72.75 26.932 .740 .787
dk18 73.50 25.545 .499 .798
dk19 73.50 25.182 .629 .787
dk20 74.33 30.424 .022 .827
dk21 74.17 34.152 -.419 .851
xxiii
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
relijiusitas 72.42 29.538 .488 .804
di2 72.42 29.538 .488 .804
di3 72.58 29.538 .287 .808
di4 72.42 29.538 .488 .804
di5 72.58 30.447 .100 .816
dr6 72.42 29.538 .488 .804
dr7 72.58 27.174 .554 .794
de8 72.42 29.902 .370 .807
de9 72.92 27.720 .424 .802
de10 72.75 27.659 .596 .794
Did11 72.50 29.727 .300 .808
Did12 72.75 26.750 .572 .793
Did13 72.67 27.152 .732 .789
Did14 72.50 28.636 .567 .799
dk15 72.67 27.515 .657 .792
dk16 72.67 26.970 .770 .787
dk17 72.75 26.932 .740 .787
dk18 73.50 25.545 .499 .798
dk19 73.50 25.182 .629 .787
dk20 74.33 30.424 .022 .827
dk21 74.17 34.152 -.419 .851
dk22 73.50 30.455 .000 .833
xxiv
B. Perilaku konsumen
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.885 26
Item-Total Statistics
dimension1
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
dimension0 perilaku konsumen
64.25 124.568 -.347 .893
dpm2 62.83 112.697 .455 .881
dpm3 62.58 113.356 .362 .884
dpm4 63.17 110.333 .545 .879
dpm5 62.83 114.152 .448 .882
dpm6 62.42 120.265 .040 .888
dpi7 63.92 105.174 .863 .871
dpi8 64.00 106.545 .844 .872
dpi9 63.58 105.720 .794 .872
dea10 63.25 114.750 .287 .886
dea11 63.25 110.386 .611 .878
dea12 63.08 115.356 .332 .884
dkm13 63.17 111.061 .589 .878
dkm14 63.50 111.545 .637 .878
dkm15 64.00 118.727 .125 .888
dtlpm16 63.00 114.909 .527 .881
dtlpm17 63.00 118.909 .084 .890
dtlpm18 63.50 111.364 .464 .881
dtlpm19 62.25 116.568 .284 .885
dtlpm20 63.92 104.447 .802 .871
dtlpm21 63.67 112.242 .309 .887
dtlpm22 63.42 110.811 .436 .882
dtlpm23 63.92 103.538 .705 .874
dtlpm24 63.58 112.811 .308 .886
dtlpm25 64.08 113.174 .478 .881
dtlpm26 63.75 108.386 .538 .879
xxv
Uji Normalitas
relijiusitas di2 di3 di4 dr5 dr6 de7 de8 de9 did10 did11 did12 did13 dk14 dk15 dk16 dk17 dk18
213 213 213 213 213 213 213 213 213 213 213 213 213 213 213 213 213 213
Mean 3.88 3.89 3.62 3.83 3.82 3.80 3.59 3.53 3.58 3.72 3.65 3.69 3.62 3.65 3.41 3.38 2.88 2.92
Std. Deviation 0.328 0.317 0.525 0.400 0.388 0.402 0.589 0.571 0.583 0.451 0.535 0.528 0.541 0.533 0.572 0.616 0.690 0.589
Absolute 0.523 0.526 0.402 0.504 0.499 0.490 0.383 0.353 0.381 0.452 0.412 0.437 0.400 0.414 0.321 0.288 0.284 0.338
Positive 0.355 0.361 0.245 0.336 0.318 0.308 0.242 0.265 0.234 0.266 0.255 0.282 0.244 0.257 0.321 0.288 0.256 0.310
Negative -0.523 -0.526 -0.402 -0.504 -0.499 -0.490 -0.383 -0.353 -0.381 -0.452 -0.412 -0.437 -0.400 -0.414 -0.291 -0.287 -0.284 -0.338
7.633 7.680 5.869 7.357 7.276 7.154 5.586 5.157 5.558 6.600 6.007 6.371 5.832 6.042 4.684 4.203 4.143 4.931
0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
N
Normal Parameters(a,b)
Most Extreme Differences
perilaku_konsumen dpm2 dpm3 dpm4 dpi5 dpi6 dpi7 dea8 dea9 dea10 dkm11 dkm12 dtlpm13 dtlpm14 dtlpm15 dtlpm16 dtlpm17 dtlpm18 dtlpm19 dtlpm20 dtlpm21 dtlpm22
213 213 213 213 213 213 213 213 213 213 213 213 213 213 213 213 213 213 213 213 213 213
3.07 3.09 3.04 2.87 2.84 2.65 2.85 2.54 2.64 2.54 2.98 2.63 3.23 2.71 3.01 2.61 2.35 2.38 2.68 2.52 2.30 2.40
0.554 0.567 0.494 0.542 0.754 0.702 0.665 0.786 0.711 0.730 0.723 0.745 0.596 0.745 0.694 0.809 0.825 0.667 0.721 0.750 0.849 0.730
0.369 0.373 0.389 0.385 0.321 0.302 0.348 0.282 0.266 0.266 0.259 0.256 0.333 0.291 0.261 0.293 0.288 0.345 0.324 0.252 0.244 0.313
0.369 0.373 0.389 0.320 0.257 0.224 0.286 0.282 0.266 0.240 0.248 0.256 0.333 0.291 0.261 0.210 0.288 0.345 0.240 0.243 0.244 0.313
-0.349 -0.354 -0.366 -0.385 -0.321 -0.302 -0.348 -0.193 -0.244 -0.266 -0.259 -0.235 -0.263 -0.190 -0.260 -0.293 -0.210 -0.237 -0.324 -0.252 -0.189 -0.222
5.383 5.448 5.684 5.612 4.683 4.411 5.078 4.112 3.884 3.887 3.786 3.738 4.858 4.249 3.813 4.270 4.197 5.034 4.722 3.681 3.560 4.572
0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
xxvi
Uji Spearman Perdimensi
Total Dimensi Ideologis * Total Dimensi Pengenalan Masalah Correlations
Total_di Total_dpm
Spearman's rho Total_di Correlation Coefficient 1.000 .176(*)
Sig. (2-tailed) . .010
213 213
Total_dpm Correlation Coefficient .176(*) 1.000
Sig. (2-tailed) .010 .
N 213 213
Total Dimensi Ideologis * Total Dimensi Pencarian Informasi Correlations
Total_di Total_dpi
Spearman's rho Total_di Correlation Coefficient 1.000 .009
Sig. (2-tailed) . .899
N 213 213
Total_dpi Correlation Coefficient .009 1.000
Sig. (2-tailed) .899 .
N 213 213
Total Dimensi Ideologis * Total Dimensi Evaluasi Alternatif Correlations
Total_di Total_dea
Spearman's rho Total_di Correlation Coefficient 1.000 .084
Sig. (2-tailed) . .220
N 213 213
Total_dea Correlation Coefficient .084 1.000
Sig. (2-tailed) .220 .
N 213 213
Total Dimensi Ideologis * Total Dimensi Keputusan Membeli Correlations
Total_di Total_dkm
Spearman's rho Total_di Correlation Coefficient 1.000 .064
Sig. (2-tailed) . .350
N 213 213
Total_dkm Correlation Coefficient .064 1.000
Sig. (2-tailed) .350 . N 213 213
Total Dimensi Ideologis * Total Dimensi Tingkah Laku Pasca Membeli Correlations
Total_di Total_dtlp
m
Spearman's rho Total_di Correlation Coefficient 1.000 .136(*) Sig. (2-tailed) . .047 N 213 213 Total_dtlpm Correlation Coefficient .136(*) 1.000 Sig. (2-tailed) .047 .
xxvii
N 213 213
Total Dimensi Ritualistik * Total Dimensi Pengenalan Masalah Correlations
Total_dr Total_dpm
Spearman's rho Total_dr Correlation Coefficient 1.000 .133
Sig. (2-tailed) . .052
N 213 213
Total_dpm Correlation Coefficient .133 1.000
Sig. (2-tailed) .052 .
N 213 213
Total Dimensi Ritualistik * Total Dimensi Pencarian Informasi Correlations
Total_dr Total_dpi
Spearman's rho Total_dr Correlation Coefficient 1.000 -.155(*)
Sig. (2-tailed) . .024
N 213 213
Total_dpi Correlation Coefficient -.155(*) 1.000
Sig. (2-tailed) .024 .
N 213 213
Total Dimensi Ritualistik * Total Dimensi Evaluasi Alternatif Correlations
Total_dr Total_dea
Spearman's rho Total_dr Correlation Coefficient 1.000 .081
Sig. (2-tailed) . .242
N 213 213
Total_dea Correlation Coefficient .081 1.000
Sig. (2-tailed) .242 .
N 213 213
Total Dimensi Ritualistik * Total Dimensi Keputusan Membeli Correlations
Total_dr Total_dkm
Spearman's rho Total_dr Correlation Coefficient 1.000 -.076
Sig. (2-tailed) . .266
N 213 213
Total_dkm Correlation Coefficient -.076 1.000
Sig. (2-tailed) .266 .
N 213 213
Total Dimensi Ritualistik * Total Dimensi Tingkah Laku Pasca Membeli Correlations
Total_d
r Total_dtlpm
Spearman's rho Total_dr Correlation Coefficient 1.000 .042 Sig. (2-tailed) . .546 N 213 213 Total_dtlpm Correlation Coefficient .042 1.000 Sig. (2-tailed) .546 .
xxviii
N 213 213
Total Dimensi Eksperensial * Total Dimensi Pengenalan Masalah Correlations
Total_de Total_dpm
Spearman's rho Total_de Correlation Coefficient 1.000 .189(**)
Sig. (2-tailed) . .006
N 213 213
Total_dpm Correlation Coefficient .189(**) 1.000
Sig. (2-tailed) .006 .
N 213 213
Total Dimensi Eksperensial * Total Dimensi Pencarian Informasi Correlations
Total_de Total_dpi
Spearman's rho Total_de Correlation Coefficient 1.000 -.041
Sig. (2-tailed) . .556
N 213 213
Total_dpi Correlation Coefficient -.041 1.000
Sig. (2-tailed) .556 .
N 213 213
Total Dimensi Eksperensial * Total Dimensi Evaluasi Alternatif Correlations
Total_de Total_dea
Spearman's rho Total_de Correlation Coefficient 1.000 .126
Sig. (2-tailed) . .066
N 213 213
Total_dea Correlation Coefficient .126 1.000
Sig. (2-tailed) .066 .
N 213 213
Total Dimensi Eksperensial * Total Dimensi Keputusan Membeli Correlations
Total_de Total_dkm
Spearman's rho Total_de Correlation Coefficient 1.000 .034
Sig. (2-tailed) . .621
N 213 213
Total_dkm Correlation Coefficient .034 1.000
Sig. (2-tailed) .621 .
N 213 213
Total Dimensi Eksperensial * Total Dimensi Tingkah Laku Pasca Membeli Correlations
Total_de Total_dtlpm
Spearman's rho Total_de Correlation Coefficient 1.000 .216(**)
Sig. (2-tailed) . .002
N 213 213
Total_dtlpm Correlation Coefficient .216(**) 1.000
xxix
Sig. (2-tailed) .002 .
N 213 213
Total Dimensi Ideologis * Total Dimensi Pengenalan Masalah Correlations
Total_did Total_dpm
Spearman's rho Total_did Correlation Coefficient 1.000 .107
Sig. (2-tailed) . .119
N 213 213
Total_dpm Correlation Coefficient .107 1.000
Sig. (2-tailed) .119 .
N 213 213
Total Dimensi Ideologis * Total Dimensi Pencarian Informasi Correlations
Total_did Total_dpi
Spearman's rho Total_did Correlation Coefficient 1.000 -.289(**)
Sig. (2-tailed) . .000
N 213 213
Total_dpi Correlation Coefficient -.289(**) 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 213 213
Total Dimensi Ideologis * Total Dimensi Evaluasi Alternatif Correlations
Total_did Total_dea
Spearman's rho Total_did Correlation Coefficient 1.000 -.098
Sig. (2-tailed) . .153
N 213 213
Total_dea Correlation Coefficient -.098 1.000
Sig. (2-tailed) .153 .
N 213 213
Total Dimensi Ideologis * Total Dimensi Keputusan Membeli Correlations
Total_did Total_dkm
Spearman's rho Total_did Correlation Coefficient 1.000 -.079
Sig. (2-tailed) . .253
N 213 213
Total_dkm Correlation Coefficient -.079 1.000
Sig. (2-tailed) .253 .
N 213 213
Total Dimensi Ideologis * Total Dimensi Tingkah Laku Pasca Membeli Correlations
Total_did Total_dtlpm
Spearman's rho Total_did Correlation Coefficient 1.000 -.110
Sig. (2-tailed) . .109
N 213 213
Total_dtlpm Correlation Coefficient -.110 1.000
xxx
Sig. (2-tailed) .109 .
N 213 213
Total Dimensi Konsekuensial * Total Dimensi Pengenalan Masalah Correlations
Total_dk Total_dpm
Spearman's rho Total_dk Correlation Coefficient 1.000 .427(**)
Sig. (2-tailed) . .000
N 213 213
Total_dpm Correlation Coefficient .427(**) 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 213 213
Total Dimensi Konsekuensial * Total Dimensi Pencarian Informasi Correlations
Total_dk Total_dpi
Spearman's rho Total_dk Correlation Coefficient 1.000 .168(*)
Sig. (2-tailed) . .014
N 213 213
Total_dpi Correlation Coefficient .168(*) 1.000
Sig. (2-tailed) .014 .
N 213 213
Total Dimensi Konsekuensial * Total Dimensi Evaluasi Alternatif Correlations
Total_dk Total_dea
Spearman's rho Total_dk Correlation Coefficient 1.000 .130
Sig. (2-tailed) . .058
N 213 213
Total_dea Correlation Coefficient .130 1.000
Sig. (2-tailed) .058 .
N 213 213
Total Dimensi Konsekuensial * Total Dimensi Keputusan Membeli Correlations
Total_dk Total_dkm
Spearman's rho Total_dk Correlation Coefficient 1.000 .059
Sig. (2-tailed) . .392
N 213 213
Total_dkm Correlation Coefficient .059 1.000
Sig. (2-tailed) .392 .
N 213 213
Total Dimensi Konsekuensial * Total Dimensi Tingkah Laku Pasca Membeli Correlations
Total_dk Total_dtlpm
Spearman's rho Total_dk Correlation Coefficient 1.000 .324(**)
Sig. (2-tailed) . .000
N 213 213
Total_dtlpm Correlation Coefficient .324(**) 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
xxxi
N 213 213
Recommended