Transcript
Page 1: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

HUBUNGAN RELIJIUSITAS DAN PERILAKU KONSUMEN

STUDI KASUS TERHADAP PEMAKAIAN JILBAB PADA MAHASISWI FISIP

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun oleh:

Udin Syarifudin

109032200026

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

Page 2: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf
Page 3: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

v

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Skripsi yang berjudul :

HUBUNGAN RELIJIUSITAS DAN PERILAKU KONSUMEN

STUDI KASUS TERHADAP PEMAKAIAN JILBAB PADA MAHASISWI

FISIP UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan

memperoleh gelar Strata 1 Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 23 juni 2015

Udin Syarifudin

Page 4: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

vi

Page 5: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

vii

Page 6: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

v

ABSTRAKSI

Penelitian ini mengkaji tentang hubungan relijiusitas dan perilaku konsumen dengan studi

kasus terhadap pemakaian jilbab pada mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

bertujuan untuk mengetahui relijiusitas dan perilaku konsumen mahasiswi FISIP UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, untuk melihat apakah terdapat hubungan antara relijiusitas dan perilaku

konsumen mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

serta untuk mencari tahu seberapa besarhubungan antara relijiusitas dengan perilaku konsumen

mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Subjek penelitian yang diambil dalam penelitian ini adalah mahasiswi FISIP UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta angkatan 2011-2014, dengan jumlah sampel sebanyak 213 mahasiswa.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan sistem Cluster

Sampling dan Sistematik Sampling. Metode pengambilan data yang digunakan adalah kuesioner

dan dokumentasi. Sedangkan untuk analisis peneliti menggunakan Crosstab dan uji Korelasi

Spearman.

Berdasarkan hasil uji Spearman diketahui bahwa variabel relijiusitas dan variabel

perilaku konsumen memiliki nilai sig < 0.05, yang artinya cukup signifikan. Hal ini

menunjukkan bahwa hipotesa awal atau Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan kata lain, terdapat

hubungan antara relijiusitas dengan perilaku konsumen.

Kata Kunci: Relijiusitas, Perilaku Konsumen

Page 7: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

vi

KATA PENGANTAR

Pujisyukurkehadirat Allah Subhanahuwa Ta ‘ala. Yang dalam kesempatan dan

kesempitan waktu masa study masih diberikannya nafas dan kemudahan sehingga karya ini dapat

terselesaikan diwaktu yang tepat. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada manusia

pilihan, suri tauladan terbaik bagi manusia dan cahaya abadi yang mulia, Nabi Muhammad

Shallallahu ‘alaihiwasallam.

Tidak mengurangi rasa hormat peneliti yang menyadari banyaknya pihak yang terlibat

serta berjasa dalam penyusunan skripsi ini. Kepada mereka peneliti ingin sekali berterima kasih

secara mendalam.

1. Prof.Dr.Dede Rosyada selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Bapak Prof. Dr. Zulkifly selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Bapak dan Ibu wakil Dekan, serta seluruh Dosen Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan

pelajaran selama masa study peneliti.

3. Dr. Cucu Nurhayati, M.Si selaku ketua program studi sosiologi FISIP UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Nur Kafid, MSc. selaku pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan

waktunya untuk membimbing penulisan skripsi ini.

5. Teruntuk keluargaku, yang sudah dengan sabarnya menunggu, dan saya hanya

berimbang balas kata maaf.

6. Teman-teman sosiologi yang selalu mendampingi dan mendukung dengan memahami

situasi serta kondisi yang ada. Ahmad fahmiyahya abdillah S. Sos, M. Iqbal Fikri S.

Sos, M. SholehKaffah S. Sos.

7. PMII yang selalu dengan bisu dan kesunyiannya memberikan wawasan secara tidak

terduga tempatnya dan waktunya.

8. Para Pengurus Besar PMII yang selalu dengan senang hati memberikan

pemahahamannya, Carman Ansari Latif S. Sos danAchmad Muzayin Syafrial S. H

Page 8: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

vii

9. Sahabat-sahabati yang tidak pernah terlupakan PMII KOMFISIP ( Pergerakan

Mahasiswa Islam Indonesia Komisariat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik)

10. Base cemp Israel (Islam RahmatanLielalamiin) yang melidungiku dari cuaca tidak

tentu di siang dan malam hari.

11. Juga teruntuk seseorang yang memberikan semangat dan dukungannya dari jauh siapa-

siapa yang peduli dan tidak terduga orangnya kami berucap kata Terima Kasih.

Perihal bantuan dari pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, semoga

Allah SWT membalas kebaikannya dan menukar dengan pahala juga kebahagiaan

Dunia serta Akhirat.

Jakarta, 23 juni 2015

din Syarifudin

Page 9: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

viii

DAFTAR ISI

Lembar pernyataan bebas plagiarisme............................................................................ i

Lembar Persetujuan........................................................................................................ ii

Lembar Pengesahan ....................................................................................................... iii

Abstraksi........................................................................................................................... v

Kata Pengantar............................................................................................................... vi

Daftar Isi.................................................................................................................... .... viii

Daftar Tabel.................................................................................................................... x

Daftar grafik…………………………………………………………………………….. xiii

BAB I Pendahuluan

A. Pernayataan masalah......................................................................... 1

B. Pertanyaan masalah........................................................................... 3

C. Tujuan dan manfaat........................................................................... 3

D. Literatur review................................................................................. 4

E. Kerangka teori................................................................................... 7

F. Hipotesis.......................................................................... ................. 10

G. Opraionalisasi konsep....................................................................... 10

H. Metode penelitian.............................................................................. 14

1. Pendekatan Penelitian................................................................. 14

2. Subjek penelitian........................................................................ 14

3. Waktu dan lokasi penelitian ...................................................... 18

4. Jenis data............................................................................ 18

5. Teknik pengumpulan data...................................................... 18

6. Skala pengukuran ............................................................... 19

7. Mengelolah dan memproses data........................................... 19

I. Sistematika penulisan....................................................................... 20

BAB II Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta....................... 22

A. Sejarah Singkat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta..................... 22

B. Visi, Misi, dan Tujuan.............................................................. 23

C. Fasilitas dan Sarana Pendidikan................................................ 23

2. Gambaran Umum FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta............ 25

A. Sejarah FISIIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta...................... 25

B. Program Studi di FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta......... 26

C. Profil Mahasiswa FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta....... 27

D. Tren jilbab di kalangan Mahasiswi FISIP UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta....................................................................

30

BAB

III

Hasil Penelitian dan Analisis Data

A. Analisis Deskriptif........................................................................... 32

1. Relijiusitas Mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 33

Page 10: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

ix

a. Dimensi Intelektual......................................................... 34

b. Dimensi Ritualistik............................................................... 36

c. Dimensi Eksperensial........................................................... 38

d. Dimensi Ideologis................................................................. 40

e. Dimensi Konsekuensial......................................................... 41

2. Perilaku Konsumen..................................................................... 44

a. Dimensi Pengenalan Masalah............................................... 45

b. Dimensi Pencarian Informasi................................................ 47

c. Dimensi Evaluasi Alternative............................................... 50

d. Dimensi Keputusan Membeli................................................ 53

e. Dimensi Tingkah Laku Pasca Membeli................................ 54

B. Analisis Crosstab....................................................................... 57

C. Analisis Korelasi....................................................................... 84

D. Hasil Analisis Data.................................................................... 91

BAB

IV

Penutup

A. Kesimpulan................................................................. .............. 93

B. Saran................................................................................ .......... 94

Daftar Pustaka................................................................................................................ xiv

Lampiran

Lembar bimbingan xvi

Kuesioner……………………………………………………………………………… xviii

Uji validitas dan reliabilitas…………………………………………………………… xxii

Uji normalitas………………………………………………………………………….. xxv

Uji spearman perdimensi………………………………………………………………. xxvi

Page 11: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Oprasionalisasi konsep............................................................................ 11

Tabel 1. 2 Oprasionalisasi konsep....................................................................... 13

Tabel 1. 3 Populasi berdasarkan angkatan............................................................... 15

Tabel 1. 4 Distribusi sampel .................................................................................... 16

Tabel 1. 5 Start random 17

Tabel 2. 1 Jumlah mahasiswa FISIP UIN syarif hidayatullah jakarta dalam empat

tahun terakhir..........................................................................................

27

Tabel 2. 2 Jumlah mahasiswa/i FISIP UIN syarif hidayatullah jakarta berdsarkan

angkatan dan program studi....................................................................

28

Tabel 2. 3 Mahasiswa FISIP UIN syarif hidayatullah jakarta berdasarkan jenis

kelamin....................................................................................................

29

Tabel 3. 1 Relijiusitas responden berdasarkan dimensi intelektual.......................... 34

Tabel 3. 2 Deskripsi relijiusitas responden berdasarkan dimensi ritualistik......... 36

Tabel 3. 3 Relijiusitas responden berdasarkan dimensi eksperensial.................... 38

Tabel 3. 4 Relijiusitas responden berdasarkan dimensi ideologis.......................... 40

Tabel 3. 5 Relijiusitas responden berdasarkan dimensi knsekuensial...................... 42

Tabel 3. 6 Perbandingan skor antar dimensi relijiusitas........................................... 44

Tabel 3. 7 Perilaku konsumen berdasarkan dimensi pengenalan masalah............... 45

Tabel 3. 8 Perilaku konsumen berdasarkan dimensi pencarian informasi............... 47

Tabel 3. 9 Perilaku konsumen berdasarkan dimensi evaluasi alternative................ 50

Tabel 3. 10 Perilaku konsumen berdasarkan dimensi keputusan pembelian............. 53

Tabel 3. 11 Perilaku konsumen berdasarkan dimensi tingkah laku pasca membeli. 55

Tabel 3. 12 Perbandingan skor antar dimensi terkait perilaku konsumen ................. 57

Tabel 3. 13 Crosstab relijiusitas (intelektual) dengan perilaku konsumen

(pengenalan masalah) .............................................................................

58

Tabel 3. 14 Crosstab relijiusitas (intelektual) dengan perilaku konsumen

(pencarian informasi)..............................................................................

59

Tabel 3. 15 Crosstab relijiusitas (intelektual) dengan perilaku konsumen (evaluasi 60

Page 12: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

xi

alternative)...............................................................................................

Tabel 3. 16 Crosstab relijiusitas (intelektual) dengan perilaku konsumen

(keputusan membeli)...............................................................................

61

Tabel 3. 17 Crosstab relijiusitas (intelektual) dengan perilaku konsumen (tingkah

laku pasca pembelian).............................................................................

62

Tabel 3. 18 Crosstab relijiusitas (ritualistik) dengan perilaku konsumen

(pengenalan masalah) ............................................................................

63

Tabel 3. 19 Crosstab relijiusitas (ritualistik) dengan perilaku konsumen (pencarian

informasi) ...............................................................................................

64

Tabel 3. 20 Crosstab relijiusitas (ritualistik) dengan perilaku konsumen (evaluasi

alternative)...............................................................................................

65

Tabel 3. 21 Crosstab relijiusitas (ritualistik) dengan perilaku konsumen (keputusan

membeli)..................................................................................................

66

Tabel 3. 22 Crosstab relijiusitas (ritualistik) dengan perilaku konsumen (tingkah

laku pasca pembelian) ...........................................................................

67

Tabel 3. 23 Crosstab relijiusitas (eksperensial) dengan perilaku konsumen

(pengenalan masalah) ............................................................................

68

Tabel 3. 24 Crosstab relijiusitas (eksperensial) dengan perilaku konsumen

(pencarian informasi) .............................................................................

69

Tabel 3. 25 Crosstab relijiusitas (eksperensial) dengan perilaku konsumen

(evaluasi alternative) ..............................................................................

71

Tabel 3. 26 Crosstab relijiusitas (eksperensial) dengan perilaku konsumen

(keputusan membeli) .............................................................................

72

Tabel 3. 27 Crosstab relijiusitas (eksperensial) dengan perilaku konsumen

(tingkah laku pasca pembelian) .............................................................

73

Tabel 3. 28 Crosstab relijiusitas (ideologis) dengan perilaku konsumen

(pengenalan masalah) ............................................................................

74

Tabel 3. 29 Crosstab relijiusitas (ideologis) dengan perilaku konsumen (pencarian

informasi) ..............................................................................................

75

Tabel 3. 30 Crosstab relijiusitas (ideologis) dengan perilaku konsumen (evaluasi 76

Page 13: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

xii

alternative) ...........................................................................................

Tabel 3. 31 Crosstab relijiusitas (ideologis) dengan perilaku konsumen (keputusan

membeli) .................................................................................................

77

Tabel 3. 32 Crosstab relijiusitas (ideologis) dengan perilaku konsumen (tingkah

laku pasca pembelian).............................................................................

78

Tabel 3. 33 Crosstab relijiusitas (kosekuensial) dengan perilaku konsumen

(pengenalan masalah) ............................................................................

79

Tabel 3. 34 Crosstab relijiusitas (kosekuensial) dengan perilaku konsumen

(pencarian informasi)..............................................................................

80

Tabel 3. 35 Crosstab relijiusitas (kosekuensial) dengan perilaku konsumen

(evaluasi alternative) .............................................................................

81

Tabel 3. 36 Crosstab relijiusitas (kosekuensial) dengan perilaku konsumen

(keputusan membeli) ..............................................................................

82

Tabel 3. 37 Crosstab relijiusitas (kosekuensial) dengan perilaku konsumen

(tingkah laku pasca pembelian) .............................................................

83

Tabel 3. 38 Tingkat korelasi sepearman .................................................................... 84

Tabel 3. 39 Uji analisa spearman............................................................................... 85

Page 14: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

xiii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 3. 1 Distribusi sempel berdasarkan program studi ………………………… 33

Grafik 3. 2 Relijiusitas responden berdasarkan dimensi intelektual………………. 35

Grafik 3. 3 Relijiusitas responden berdasarkan dimensi ritualistik………………... 37

Grafik 3. 4 Relijiusitas responden berdasarkan dimensi eksperensial …………….. 39

Grafik 3. 5 Relijiusitas responden berdasarkan dimensi ideologis ……………….. 40

Grafik 3. 6 Relijiusitas responden berdasarkan dimensi knsekuensial…………….. 42

Grafik 3. 7 Perilaku konsumen berdasarkan dimensi pengenalan masalah………... 46

Grafik 3. 8 Perilaku konsumen berdasarkan dimensi pencarian informasi ……….. 48

Grafik 3. 9 Perilaku konsumen berdasarkan dimensi evaluasi alternative………… 51

Grafik 3. 10 Perilaku konsumen berdasarkan dimensi keputusan pembelian ……… 54

Grafik 3. 11 Perilaku konsumen berdasarkan dimensi tingkah laku pasca membeli.. 55

Page 15: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan masalah

Skripsi ini mengkaji tentang hubungan relijiusitas dan perilaku konsumen dengan

studi kasus terhadap pemakaian jilbab pada mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Perilaku mahasiswi FISIP (sebagai konsumen) dalam membeli dan memakai produk

jilbab dengan berbagai model dan corak menjadi alasan peneliti untuk mengkaji masalah ini

lebih lanjut. Meskipun FISIP bisa dikategorikan sebagai salah satu fakultas umum sejak

perubahan status IAIN menjadi Universitas (UIN), tetapi tetap saja FISIP menjadi bagian tak

terpisahkan dari ciri khas Universitas Islam, di mana nilai-nilai relijius (Islam) tetap menjadi

bagian integral dalam pengajaran, disiplin akademik dan keilmuan dalam kerangka besar UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Relijiusitas adalah hal yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan keseharian kita.

Relijiusitas erat kaitannya dengan fenomena umum dan berhubungan dengan yang sakral,

serta agama yang merupakan institusi yang berbeda-beda dan khusus berkaitan dengan yang

Maha Kuasa. Menurut Emile Durkheim, reliji berdasarkan fungsi sosialnya diartikan sebagai

sistem kepercayaan dan ritual yang merujuk kepada yang Maha Kuasa bersama-sama orang

dalam kelompok sosial yang pada gilirannya akan mendorong mereka untuk bertingkah laku

sesuai dengan agamannya dalam segala aspek kehidupan (Nicholas dkk. 2010: 471).

Karena relijiusitas ini terkait dengan tindakan sosial individu dalam kelompok

sosialnya, maka relijiusitas pun sangat terkait dengan perkembangan zaman. Dengan kata

lain, relijiusitas ini pun terkait dengan bagaimana si individu dalam kelompok sosialnya

bertindak.

Page 16: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

2

Oleh sebab itu, relijiusitas menjadi tolak ukur penting, karena mampu memberikan

cara pandang dunia yang cenderung mempengaruhi kepribadian manusia, yaitu dalam bentuk

perilaku, gaya hidup, selera, dan sebagainya. Relijiusitas sangat mempengaruhi sifat,

kuantitas, dan kualitas konsumsi baik dalam bentuk kepuasan material maupun spiritual.

Berdasarkan seks, Hurlock (dalam Inayah, 2010: 3) menerangkan bahwa perempuan

cenderung lebih berminat terhadap agama ketimbang laki-laki. Hal ini mungkin terkait

dengan kecenderungan perempuan yang lebih mudah menerima dan mengaplikasikan ajaran

agama yang diterimanya. Bagi mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, berpenampilan islami (berjilbab atau berkerudung) tidak hanya dalam rangka

mengaplikasikan ajaran agama, namun juga menjadi sebuah keharusan, khususnya di

lingkungan kampus. Hal ini dikarenakan adanya kebijakan Rektorat yang memberlakukan

peraturan untuk berpenampilan islami (berjilbab atau berkerudung bagi mahasiswi) di

lingkungan kampus. Bahkan sebagian mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta mengenakan berbagai model dan corak jilbab atau kerudung tertentu

untuk membedakan dirinya, kelompoknya atau golongannya dari yang lain.

Adapun jenis-jenis jilbab secara umum dapat dibagi menjadi 3 macam (Handayani,

2008 : 37), yakni; jilbab besar, jilbab standar, dan jilbab gaul. Di kalangan mahasiswi FISIP

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sendiri jenis jilbab standar dan jilbab

gaul lah yang banyak diminati. Sementara jenis jilbab besar hanya dikenakan oleh sebagian

kecil mahasiswi FISIP Universitas Islam Syarif Hidayatullah Negeri Jakarta. Atas dasar itulah

peneliti ingin mengetahui dan mengkaji lebih dalam fenomena tersebut dan mengangkatnya

sebagai bahan penelitian yang berjudul “Hubungan Relijiusitas dan Perilaku Konsumen Studi

Kasus Terhadap Pemakaian Jilbab Pada Mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta”.

Page 17: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

3

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan pernyataan masalah yang telah diuraikan diatas, pertanyaan pokok yang

hendak dijawab dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana relijiusitas mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN

Syarif Hidayatullah?

2. Bagaimana perilaku konsumen mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

UIN Syarif Hidayatullah?

3. Apakah ada hubungan antara religiusitas dengan perilaku konsumen pada

mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

C. Tujuan Dan Manfaat penelitian

1. Tujuan penelitian.

Secara umum penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui relijiusitas dan perilaku konsumen terhadap pemakaian jilbab

pada mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Untuk melihat apakah terdapat hubungan antara relijiusitas dan perilaku konsumen

terhadap pemakaian jilbab pada mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

c. Untuk mencari tahu seberapa besar hubungan antara relijiusitas dengan perilaku

konsumen terhadap pemakaian jilbab pada mahasiswi FISIP UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Manfaat penelitian.

Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan sebagaimana berikut:

Page 18: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

4

a. Secara teoritis, mampu memberikan kontribusi pada kajian sosiologi ekonomi,

khususnya mengenai perilaku konsumen.

b. Secara praktis, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan masukan bagi para

mahasiswi untuk tidak menutup keingin tahuan atau wawasan diri dari zaman

modernitas dan memanfaatkannya dengan sebaik mungkin.

D. Literatur Review

Beberapa studi yang mengkaji tentang relijiusitas dan perilaku konsumen atau

sejenisnya, baik yang berdasar pada penelitian langsung maupun hasil refleksi telah banyak

diterbitkan dalam bentuk buku, tesis, maupun jurnal. Diantaranya adalah penelitian yang

dilakukan oleh Rima Hidiyanti (2012), yang berjudul “Komunitas Jilbab Kontemporer

Hijabers di Kota Makasar”. Penelitian tersebut menggunakan metode dekriptif kualitatif

berdasarkan data yang ada, hasil dari penelitian menunjukan bahwa hijabers tersebut ternyata

mempengaruhi seseorang untuk menjadi lebih banyak mengkonsumi jilbab-jilbabnya bukan

lagi karena kebutuhan seorang muslimah¸ tetapi karena modis, karena wanita ingin

menunjukan keunikan dalam berpenampilan, sehingga menjadi pusat perhatian bagi orang

yang melihatnya. Hal ini sangat wajar, dikarenakan sifat dasar dari perempuan diantaranya

ingin dilihat sebagai sosok atau sesuatu yang menarik. Jilbab yang secara makna untuk

menutupi aurat, akan tetapi realitasnya justru digunakan sebagai alat untuk menujukan

eksistensi diri si pemakainya.

Bibit Santoso (2012) yang berjudul “Konsumerisme Dalam Masyarakat Urban Studi

Kasus Masyarakat Perkotaan di Kecamatan Senen Jakarta Pusat ”. Pasca Sarjana

Universitas Gajah Mada. Penelitian tersebut menggunakan metode kualitatifyaitu suatu

proses penelitian dan pemahaman berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu

fenomena sosial dan masalah manusia. Berdasarkan data-data dalam penelitiandapat

disimpulkan bahwa masyarakat Kecamatan Senen Jakarta Pusat adalah masyarakat yang

Page 19: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

5

sebagian besar merupakan pendatang (urban)yang datang dari berbagai suku di Indonesia

pada awalnya pergi ke kota dengan tujuan untuk mencari nafkah demi penghidupan yang

lebih baik dibanding ketika masih berada di kampung halaman, walaupun hanya bermodalkan

tekat dan merasa yakin akan kehidupan Masyarakat Kecamatan Senen mayoritas adalah

masyarakat yang kelas ekonominya menengah kebawah, hal ini dibuktikan dari hasil

penelitian dan hasil informasi dari pejabat resmi yang mendata masyarakat Kecamatan Senen.

Hasil analisis menunjukkan bahwa adanya pengaruh signifikan media Televisi

terhadap kebiasaan konsumerisme sehari-hari. Televisi merupakan faktor yang dominan

dalam kehidupan masyarakat urban Kecamatan Senen karena baik anak-anak maupun orang

dewasa selalu menyaksikan tayangan yang ada di televisi sehingga apa yang ditayangkan di

media Televisi sangat mempengaruhi gaya hidup masyarakat urban mulai dari cara berbicara,

berpakaian, makanan dan minuman yang dikonsumsi,gaya rambut yang dipakai,tas yang

dipakai,sepatu,sandal,maupun perilaku-perilaku yang lain.

Pada penelitian selanjutnya, yang berjudul “Analisis Proses Keputusan Pembelian

Dan Kepuasan Konsumen Terhadap Beras; Studi Kasus Di Kecamatan Mulyorejo, Surabaya,

Jawa Timur” yang ditulis oleh Rita Nurmalina (2007) di Fakultas Ekonomi Manajemen

Institut Pertanian Bogor. Penelitian tersebut menggunakan metode analisis data dengan

analisis deskriptif, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat

lebih mudah dipahami dan disimpulkan. Analisis deskriptif ini digunakan untuk menjawab

tujuan penelitian yang terkait dengan proses keputusan pembelian. Kesimpulan yang didapat

oleh peneliti adalah berdasarkan kelas sosialnya. Semakin tinggi kelas sosial, tingkat

pendidikan dan rata-rata pendapatan per bulan keluarganya akan semakin tinggi tingkat

konsumsi beras. Perbedaan dalam proses pengambilan keputusan terdapat pada pertimbangan

utama dalam mengkonsumsi beras, frekuensi dan ukuran pembelian, serta tempat membeli

beras. Konsumsi beras kelas atas mempertimbangkan kualitas, ketersediaan, pelayanan, dan

Page 20: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

6

kenyamanan di tempat pembelian. Kelas menengah mempertimbangkan kualitas yang sesuai

dengan harga, ketersediaan, informasi dan lokasi penjual beras. Kelas bawah sangat

mempertimbangkan harga beras.

Selain itu juga terdapat penelitian yang dilakukan oleh Septia Anugrah Heni (2013).

Penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Control Diri Dan Syukur Dengan Perilaku

Konsumtif Pada Remaja SMA IT Abu Bakar Yogyakarta” ini bertujuan untuk mengetahui

hubungan antara kontrol diri dan syukur dengan perilaku konsumtif Siswa SMAIT Abu Bakar

Yogyakarta. Analisis data dilakukan dengan tekhnik analisis regresi. Hasil analsis data

diperoleh koefisien korelasi R = 0,440 dengan p < 0,009. Besarnya sumbangan efektif kontrol

diri dengan perilaku kosntumtif r = -0,413 dengan p <0,002 dan kontribusi syukur dengan

perilaku konsumtif r = -0,371 dengan p < 0,005. Hasil penelitian menunjukan adanya

hubungan negatif yang sangat signifikan antara kontrol diri dan syukur dengan perilaku

konsumtif. Dengan kata lain, peningkatan terhadap kontrol diri maka akan disertai dengan

penurunan perilaku konsumtif, sebaliknya penurunan terhadap kontrol diri maka akan disertai

meningkatnya perilaku konsumtif. Ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara

syukur dengan perilaku konsumtif, artinya peningkatan terhadap syukur sesorang maka akan

disertai dengan menurunnya perilaku konsumtif, dan sebaliknya penurunan syukur sesorang

maka akan disertai dengan meningkatnya perilaku konsumtif.

Adapun penelitian yang dilakukan oleh Peneliti selanjutnya berjudul “aliran dana

kantong mahasiswa”.yang ditulis oleh Amanda Kusuma Wardahani (2010), Universitas

Gadjah Mada, Yogyakarta. Penelitian yang menggunakan metode penelitian kuantitatif dan

data statistik ini merupakan hasil survei kerja sama antara Bank Indonesia Daerah Istimewa

Yogyakarta dan dengan UPN. Hasilnya menunjukan bahwa potensi aliran mahasiswa selama

satu bulan mendekati Rp. 383,5 milyar, rata-rata pengeluaran setiap mahasiswa Rp 1.278.350

perbulan dari level diploma, S1 dan S2. Pengeluaran terbesar mahasiswa terserap untuk

Page 21: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

7

makan dan minum sebesar 30 persen atau Rp. 390.150 per orang setiap bulannya. Angka itu

mengalahkan biaya pengeluaran yang lain. Membengkaknya biaya makan dan minum

mahasiswa menimbulkan tanda tanya. Hal ini mengingat Yogyakarta terkenal dengan biaya

hidupnya yang lebih murah dibandingkan dengan Propinsi lain di Indonesia. Bisa

diasumsikan, kebanyakan mahasiswa itu tidak hanya membeli makan sebagai kebutuhan

primer saja, tetapi juga membeli nilai guna makanan sebagai pencipta gengsi.Kenyataan ini

tentunya berkorelasi dengan menjamurnya tempat nongkrong mahasiswa disekitar kampus,

baik Warung, Kafe, dan Rumah makan. Padahal Daerah Istimewa Yogyakarta lebih dikenal

dengan sebutan kota pendidikan,tetapi realitas hasil penelitian ini menunjukan bahwa pundi-

pundi uang mahsiswa lebih banyak mengalir untuk hiburan daripada untuk buku.

Dari beberapa penelitin sebelumnya, yang fokusnya berkaitan dengan perihal perilaku

konsumen dipengaruhi oleh budaya dan perihal keputusan membeli, maka bisa dilihat

perbedaan yang sangat mendasar dengan penelitian ini adalah terletak pada relijiusitasnya

yang diukur secara mendalam serta tidak dimilki oleh penelitian sebelumnya dan mencari

tahu tentang hubungn relijiusitas dengan perilaku konsumen, Juga sejauh mana hubugan

antara relijiusitas dengan perilaku konsumen. Selain itu penelitian ini juga dikhususkan

kepada Mahasiswi saja karena berkaitan dengan penggunaan jilbab. Demikian pula dengan

hal pokok yang mendasari teori ini adalah teori sosiologi ekonomi. Dengan asumsi sederhana

tidak hanya faktor ekonomi yang mendasari seorang konsumen membeli barang yang banyak

atau mahal serta kualitas tinggi, karena bisa saja yang memilki pokok peran penting adalah

relijiusitasnya.

E. Kerangka Teori

Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian sebelumnya, bahwa permasalahan

utama dalam penelitian ini adalah ada atau tidaknya hubungan antara relijiusitas dengan

Page 22: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

8

perilaku konsumen. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan pendekatan Sosiologi

Ekonomi. Fokus analisis untuk Sosiologi Ekonomi adalah pada kegiatan ekonomi, dan

mengenai hubungan antara variabel-variabel Sosiologi yang terlihat dalam konteks non-

ekonomis. Di dalam memahami aspek kehidupan ekonomi masyarakat maka perlu

dihubungkan antara faktor ekonomi dengan faktor lain dalam kehidupan masyarakat tersebut.

Dalam teori Embededdness, Granovetter menyebutkan bahwa terdapat 2 hal yang

menuntun orang dalam perilaku ekonomi. Pertama, konsepsi under-socialized, yaitu tindakan

ekonomi yang rasional dan berorientasi pada pencapaian keuntungan individual (self interest).

Dalam under-socialized, kepentingan individu di atas segala-galanya sehingga tidak ada

ruang bagi pengaruh budaya, agama, dan struktur sosial terhadap tindakan ekonomi. Jika

merujuk pada konsepsi tersebut, mahasiswi dalam hal ini mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta mempunyai orientasi tertentu dalam mengenakan dan memilih model jilbab, misalnya

ingin menunjukkan status dan strata sosialnya kepada orang lain.

Kedua, konsepsi over-socialized, yaitu tindakan ekonomi yang kultural dituntun oleh

aturan berupa nilai dan norma yang diinternalisasi. Dalam over-socialized, semua perilaku

ekonomi seperti memilih pekerjaan, melaksanakan profesi, menjual, membeli, dan sebagainya

tunduk dan patuh terhadap segala sesuatu yang diinternalisasi dalam kehidupan sosial seperti

nilai, norma, adat-kebiasaan, dan tata-kelakuan (Damsar, 2009:139). Jika merujuk pada

konsepsi tersebut, mahasiswi dalam hal ini mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

mengenakan jilbab bukan hanya karena adanya aturan dari kampus, namun juga sebuah

manifestasi dari internalisasi nilai-nilai dalam ajaran agamanya.

Agama merupakan sistem sosial yang terlembaga dalam setiap masyarakat. Secara

mendasar agama menjadi norma yang mengikat dalam keseharian dan menjadi pedoman.

Ajaran-ajaran agama yang telah dipahami dapat menjadi pendorong kehidupan individu

sebagai acuan dalam berinteraksi kepada Tuhan, sesama manusia maupun alam sekitarnya.

Page 23: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

9

Ajaran itu bisa diterapkan dalam mendorong perilaku ekonomi, sosial, dan budaya (Nasir,

1999:45). Namun, meski agama mempengaruhi perilaku ekonomi, bukan berarti agama hanya

satu-satunya faktor yang mempengaruhi perilaku ekonomi, dalam arti agama bukan satu-

satunya penentu perilaku ekonomi, tetapi agama hanya sebagai salah satu variabel penentu.

Dalam hal ini agama yang dimaksud fokus pada segi relijiusitas.

Mangunwijaya (Anggarasari, 1997:15) membedakan antara religi atau agama dengan

relijiusitas. Agama atau religi merujuk pada aspek formal yang berkaitan dengan aturan-

aturan dan kewajiban-kewajiban, sedangkan relijiusitas menunjuk pada aspek yang dihayati

oleh indvidu. Menurut Glock dan Stark (dalam Inayah, 2010: 13) terdapat lima dimensi

relijiusitas, yaitu: pertama, dimensi ideologis; keyakinan religius yang dipahami dengan

menemukan tujuan dan makna hidup atas dasar kepercayaan yang dimiliki seseorang. Kedua,

dimensi ritualistik; relijiusitas yang meliputi kegiatan keagamaan yang mana seseorang

terlibat di dalamnya untuk menunjukkan komitmen terhadap agama yang dianutnya. Ketiga,

dimensi eksperiensial; meliputi pengalaman keagamaan, perasaan-perasaan, persepsi-persepsi

dan sensasi-sensasi yang dialami seseorang atau didefinisikan oleh suatu kelompok

keagamaan (atau suatu masyarakat) yang melihat komunikasi, walaupun kecil dengan suatu

esensi ketuhanan, yaitu dengan Tuhan, kenyataan terakhir dan otoritas transendental.

Keempat, dimensi intelektual; mengacu pada harapan bahwa orang-orang yang beragama

paling tidak memiliki sejumlah minimal pengetahuan mengenai dasar-dasar keyakinan, ritus-

ritus, kitab suci dan tradisi-tradisi. Kelima, dimensi konsekuensial; mengacu pada identifikasi

akibat-akibat keyakinan keagamaan, praktik, pengalaman dan pengetahuan seseorang dari

hari ke hari, atau dengan kata lain sejauh mana implikasi ajaran agama memengaruhi

perilakunya.

Terkait dengan kegiatan atau tindakan ekonomi, semua kegiatan ekonomi akan

berkaitan dan berakhir pada tindakan atau perilaku konsumen. Perilaku konsumen akan

Page 24: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

10

menentukan proses pengambilan keputusan dalam melakukan pembelian. Menurut Kotler,

ada beberapa tahap dalam mengambil suatu keputusan untuk melakukan pembelian, yakni:

pertama, pengenalan masalah; faktor terpenting dalam melakukan proses pembelian, di mana

pembeli akan mengenali suatu masalah atau kebutuhan. Kedua, pencarian informasi; di mana

konsumen merasa terdorong untuk mencari informasi. Apabila dorongan tersebut kuat dan

obyek yang dapat memuaskan kebutuhan itu tersedia maka konsumen akan bersedia untuk

membelinya. Ketiga, evaluasi alternatif; konsumen akan mempunyai pilihan yang tepat dan

membuat pilihan alternatif secara teliti terhadap produk yang akan dibelinya. Keempat,

keputusan pembeli; setelah konsumen mempunyai evaluasi alternatif maka konsumen akan

membuat keputusan untuk membeli. Penilaian keputusan menyebabkan konsumen

membentuk pilihan merek di antara beberapa merek yang tersedia. Kelima, evaluasi pasca

pembelian; setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah

produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan

konsumen (Sunyoto, 2013:41).

F. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ho: tidak ada hubungan antara relijiusitas dengan perilaku konsumen mahasiswi Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ha: ada hubungan antara religiusitas dengan perilaku konsumen mahasiswi Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

G. Operasionalisasi Konsep

Konsep dari penelitian ini terdiri dari dua variabel yang akan diuji hubungannya. Dua

variabel tersebut adalah variabel bebas dan variabel terikat.

Page 25: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

11

1) Menurut Glock dan Stark relijiusitas terbagi menjadi 5 dimensi, yaitu (dalam

Inayah, 2010: 13):

a) Intellectual invelovment, yaitu sejauh mana orang mengetahui ajaran

agamanya.

b) Ritual involvement, yaitu tingkatan sejauh mana orang mengerjakan

ritual dalam agama mereka.

c) Experiental invelovment, yaitu dimensi yang berisikan pengalaman

unik dan spektakuler yang merupakan keajaiban yang datang dari

Tuhan

d) Ideological invelovment, yaitu sejauh mana orang-orang menerima hal

dogmatic.

e) Consequential invelopment, yaitu dimensi yang mengukur sejauh

mana perilaku seseorang dimotivasikan oleh ajaran agamanya di

dalam kehidupan sosial”

No Variabel Dimensi Indikator Item

1. Relijiusitas

Intelektual

Pengetahuan tentang

rukun islam, rukun

iman terkait nabi yang

ke -25, manusia sebagai

khalifah di bumi serta

kitab suci Al-Qur’an

sebagai mukzijat

- pengetahuan rukun islam

-pengetahuan rukun iman

terkait nabi yang ke-25

-manusia di ciptakan menjadi

khalifah di bumi

- al- qur’an sebagai kitab suci

agama islam

- pengetahuan tentang kitab

suci selain al-qur’an

Ritual

Mepraktekan rukun

islam (puasa +

membayar zakat).

- Membayar zakat setiap tahun

- Berpuasa di bulan Ramadhan.

Pengalaman

Semua terjadi karena

Allah, di gariskan Allah

dan sudah ada yang

mengaturnya.

- tidak akan berjalan muls

tanpa kehendak Allah

-segala sesuatu sudah di

gariskan Allah

-segala sesuatu sudah ada yang

Page 26: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

12

mengaturnya

Ideologis

kepercayaan pada rukun

iman, takdir Allah dan

diciptakan untuk

beribadah serta

bertawakal setelah

ikhtiar

- setiap orang islam wajib

percaya rukun iman

-manusia lahir atas kehendak

Allah

- manusia diciptakan untuk

beribadah

-menyerahkan segala hasil

pada allah setelah berusaha

Konsekuensial

kemudahan bagi yang

berusaha, mengetahui

bahwa menutup aurat

hukumnya wajib, dan

memakai jilbab serta

melaksanakan shalat 5

waktu

- percaya bahwa Allah

memberikan kemudahan bagi

yang berusaha,

- Setiap umat Islam wajib

menutup aurat sesuai dengan

ketentuan agama

-Jilbab wajib digunakan untuk

menutup aurat

-Melaksanakan shalat lima

waktu berjamaah

2) Menurut Kotler, tahap-tahap yang dilewati pembeli untuk mencapai keputusan

membeli ada lima, (dalam Rangkuti, 2009 : 9) yaitu :

a) Pengenalan masalah

b) Pencarian informasi

c) Evaluasi alternatife

d) Keputusan membeli

e) Tingkah laku pasca pembelian

Tabel 1.2: Operasionalisasi Konsep

No Variable Dimensi Indikator Item

1

Perilaku

konsumen

Pengenalan

masalah

karena mendesak,

kebutuhan berjilbab

(untuk menutup aurat

dan termotivasi

agama), mengoleksi

jilbab, karena

- Kerudung menjadi kebutuhan pokok saat ini

-membeli jilbab karena anjuran agama

menutup aurat

-membeli jilbab karena termotivasi agama

-senang mengoleksi jilbab

Page 27: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

13

keinginan

Pencarian

informasi

Mencari info

kerudung, mengikuti

info terkait tentang

jilbab, meminta saran

sebelum beli jilbab

- Sebelum membeli mencari info tentang

kerudung yang ingin dibeli

- Mengikuti info perihal jilbab sampai yang

paling terkini

-meminta saran orang lain sebelum membeli

jilbab sebagai masukan atau perbandingan

-mencari info tentang kerudung yang ingin

dibeli terlebih dahulu (berdasarkan intensitas)

-meminta saran jilbab untuk alat

perbandingan(berdasarkan intensitas)

Evaluasi

alternatife

harga mahal, banyak

dengan harga murah,

sdauh banyak

memiliki jilbab

- Membeli kerudung yang disuka walaupun

harganya mahal

- Membeli kerudung banyak dengan harga

yang murah

Membeli jilbab walaupun sudah sangat

banyak memiliki jilbab.

- Membeli kerudung yang disuka walaupun

harganya mahal (berdasarkan intensitas)

- Membeli kerudung banyak dengan harga

yang murah (berdasarkan intensitas)

-membeli jilbab ketika ada jilbab yang

diinginkan walaupun sudah memiliki jilbab

lebih dari cukup (berdasarkan intensitas)

-suka membeli jilbab bermerk walaupun

harganya mahal(berdasarkan intensitas)

-suka membeli jilbab murah supaya dapat

banyak

Keputusan

membeli

Jilbab yang modis dan

stylist serta bermerk - Menyukai jilbab yang modis dan stylist

- Menyukai jilbab yang bermerk

Tingkah

laku paska

membeli

Kepuasan terhadap

jilbab yang di peroleh

dan kepercayaan diri

ketika menggunakan

jilbab

- Merasa puas jika jilbab yang diinginkan

terbeli atau didapatkan

- Merasa tidak percaya diri jika jilbab yang

dibeli tidak sesuai dengan apa yang

diinginkan

-Menggunakan jilbab dalam setiap kegiatan

sehari-hari(berdasarkan intensitas)

Page 28: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

14

H. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis statistik. Analisis

statistik merupakan semua kenyataan yang berbentuk angka-angka tentang suatu kejadian

khusus, dengan mengumpulkan, menyusun, menyajikan, menggambarkan, menganalisa, atau

menginterpretasikan data-data yang berupa angka-angka (Mansoer, 2009: 1).

2. Subjek Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2006 : 130). Jadi yang

dimaksud populasi dalam penelitian ini adalah seluruh individu yang akan dijadikan

responden dalam penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah mahasiswi

FISIP empat angkatan terakhir, yaitu angkatan 2011, 2012, 2013 dan 2014. Alasan dipilihnya

mahasiswi empat angkatan tersebut karena frekuensi kehadiran mahasiswi tersebut di

kampus masih tinggi dibanding angkatan di atasnya yang sudah menyelesaikan mata kuliah

dan mulai mengerjakan tugas akhir. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik sendiri terdiri dari

empat program studi, yaitu program studi Sosiologi, Ilmu Politik, Hubungan Internasional

(Reguler), dan Hubungan Internasional (Internasional). Sedangkan jumlah mahasiswi FISIP

dari angkatan 2011-2014 adalah sebanyak 456 mahasiswi dengan sampel sebanyak 213

responden yang diambil secara proporsional. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table

berikut:

Page 29: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

15

Tabel 1.3: Populasi berdasarkan Angkatan

No Populasi (Angkatan) Jumlah Mahasiswi

1. 2011 133

2. 2012 114

3. 2013 121

4. 2014 88

Total 456 mahasiswi

Populasi mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah 456 orang. Peneliti

menetapkan tingkat eror 5 % dengan tingkat kepercayaan 95 %. Dengan demikian penelitian

ini menggunakan rumus perhitungan sampel Slovin (Bungin, 2008), berikut adalah rumus

perhitungannya :

( )

Keterangan:

n = jumlah sampel yang dicari

N = jumlah populasi

d2 = Nilai Presisi (tingkat eror)

( )

n =

( )

n =

n = 213. 08411

Page 30: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

16

Maka jumlah sampel yang akan diambil adalah 213.08411 dibulatkan menjadi 213

mahasiswi sebagai responden. Selanjutnya untuk menentukan responden dalam penelitian ini

menggunakan sistem Cluster Sampling dan Sistematik Sampling. Cluster Sampling adalah

mengambil sampel tidak berdasarkan individu-individu sebagai anggota unit sampel, tetapi

memilih rumpun-rumpun populasi sebagai anggota unit populasi (Bungin, 2013: 116).

Dalam menentukan Cluster Sampling, untuk menjaga sebaran responden secara

proporsional di setiap jurusan, peneliti menentukan distribusi responden dengan rumus

sebagai berikut (Hasan, 2011: 29):

Keterangan :

x = jumlah mahasiswi

n = jumlah target

N = populasi

Tabel 1.4: Distribusi Sampel

Jurusan Jumlah mahasiswi Proporsi Sampel

HI (Internasional) 11 5. 1381579 5

HI (Regular) 223 104. 16447 104

Ilmu politik 87 40. 638158 41

Sosiologi 135 63. 059211 63

Total 457 213 213

Setelah mendapatkan jumlah target respoden di setiap jurusan secara proporsional,

langkah selanjutnya adalah mendapatkan target responden tersebut di setiap jurusannya

dengan cara Sistematik Sampling yaitu mengambil unit sampel secara sistematis (Bungin,

2013: 111).

Page 31: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

17

Dengan metode sistematik sampling, maka langkah selanjutnya peneliti mencari jarak

interval terlebih dahulu untuk menentukan jarak antara responden pertama dengan responden

selanjutnya, dengan cara populasi mahasiswi setiap jurusan dibagi target responden atau

sampel setiap jurusan. Setelah mendapatkan jarak interval, maka langkah selanjutnya adalah

menentukan responden pertama atau random start. Untuk menentukan random start ini,

terlebih dahulu peneliti menyiapkan daftar nama responden secara berurutan berdasarkan

angkatan dari 2011 – 2014. Setelah itu, dilakukanlah random sederhana (simple random)

dengan cara mengundi nomor urut responden untuk menemukan angka/nomor urut yang lebih

kecil atau sama dengan Interval. Hasil random sederhana inilah yang menjadi random start/

responden pertama. Untuk mendapatkan atau mencapai responden sesuai dengan target,

dilakukan dengan cara: Random start + Interval, begitu seterusnya.

Tabel 1.5: Tabel start random

No Program Studi

Jumlah

Mahasiswi

Sampel Interval Random Start

1 Hubungan internasional

(Internasional)

11 5 11:5=2 1

2 Hubungan internasional

(Regular) 223 104 223:104=2 2

3 Ilmu politik 87 41 87:41=2 2

4 Sosiologi 135 63 135:63=2 1

3. Waktu dan Lokasi Penelitian

Peneliti membutuhkan waktu sekitar 6 bulan terhitung dari bulan januari 2014

Sampai bulan juni 2015. Lokasi yang peneliti ambil adalah lingkungan FISIP UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Peneliti memilih lokasi penelitian ini karena peneliti ingin menganalisa

secara mendalam mengenai hubungan relijiusitas dan perilaku konsumen studi kasus

Page 32: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

18

terhadap pemakaian jilbab pada mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dilihat

dari bentuk jilbabnya.

4. Jenis Data

a. Data Primer

Data yang diperoleh dengan cara penyebaran kuesioner kepada responden, yaitu

mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2011-2014.

b. Data Sekunder

Sumber data sekunder meliputi peninggalan tertulis seperti arsip-arsip dan

termasuk juga buku-buku, artikel, teori, halaman web, laporan penelitian sebelumnya,

jurnal, disertasi, tesis, makalah dan sumber lain yang berkaitan dengan masalah penelitian.

5. Teknik Pengumpulan Data

Adapun proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

melakukan penyebaran kuesioner pada responden yang telah ditentukan sebelumnya.

Menurut Palispis, kuesioner merupakan sebuah pertanyaan tertulis yang dirancang sesuai

dengan topik tertentu yang menjadi fokus penelitian, dilengkapi dengan jawaban yang

disediakan dalam setiap pertanyaannya, agar si responden memilih/ memberikan jawaban

dari salah satu jawaban-jawaban yang telah disediakan, dengan tujuan untuk mendapatkan

informasi tentang seseorang obyek, atau persoalan-persoalan tertentu yang menjadi fokus

penelitian (Palispis,1993: 176).

Sebelum melakukan penelitian yang sebenarnya, peneliti terlebih dahulu melakukan

Try Out atau uji coba pertanyaan terhadap 12 responden secara acak pada tiap-tiap jurusan di

FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 12 responden ini mewakili tiap-tiap jurusan dari tiap

angkatan yaitu angkatan 2011 – 2014. Try Out adalah mencoba instrumen penelitian pada

objek penelitian semu, untuk mengetahui kredibilitas instrumen tersebut. (Bungin, 2013: 59)

Page 33: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

19

Try Out ini dilakukan untuk mengetahui pertanyaan yang dianggap valid dan reliabel untuk

dijadikan pertanyaan yang sebenarnya.

6. Skala Pengukuran

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala ordinal untuk mengukur variable

independen (relijiusitas) dan variabel dependen (perilaku konsumen). Skala ordinal adalah

angka yang menunjukkan posisi dalam suatu urutan tertentu atau dalam satu seri. Penentuan

posisi itu tidak memerhatikan jarak antara data kuantitatif yang satu dengan yang lain

(Bungin. 2013: 127). Pada penelitian ini, skala ordinal digunakan pada tiap variabel

independen dan dependen untuk melihat tingkatan pada masing-masing pertanyaan yaitu

rendah, menengah, dan tinggi. Untuk menentukan tingkatan tersebut maka sebelumnya

dilakukan recode (pengkodean ulang) pada tiap item pertanyaan, kemudian dijumlah

selanjutnya menentukan nilai maximum dan minimum untuk menentukan nilai dari masing-

masing range.

7. Mengolah dan Memproses Data

Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data dilaksanakan.

Pada penelitian kuantitatif, pengolahan data secara umum dilaksanakan dengan melalui tahap

memeriksa (editing), proses pemberian identitas (coding), dan proses pembeberan

(tabulating) (Bungin, 2013: 182-184).

a. Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai

menghimpun data di lapangan.

b. Setelah tahap editing selesai dilakukan, kegiatan berikutnya adalah

mengklasifikasi data-data tersebut melalui tahapan coding. Data yang

telah diedit diberi identitas sehingga memiliki arti tertentu pada saat

dianalisis.

Page 34: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

20

c. Tabulasi adalah bagian terakhir dari pengolahan data. Maksud dari

tabulasi adalah memasukkan data pada tabel-tabel tertentu dan mengatur

angka-angka serta menghitungnya. Dalam penelitian ini, program SPSS

20.0 akan mendukung pengolahan data.

Penelitian ini menggunakan uji crosstabs untuk melihat konsistensi hubungan antara

indepeden variabel (relijiusitas) dengan dependen variabel (perilaku konsumen) dengan uji

hubungan yang berbeda. Menurut Nisfianoor (2009) Crosstabs adalah sebuah tabel silang

yang terdiri atas satu baris atau lebih, dan satu kolom atau lebih. Fasilitas crosstabs dalam

SPSS dapat sekedar menampilkan kaitan antara dua atau lebih variabel, sampai dengan

menghitung apakah ada hubungan antara baris dan kolom (Nisfianoor, 2009: 80) Kemudian

penelitian ini juga menggunakan analisis spearman. Analisis ini digunakan untuk menghitung

data ordinal dan mengukur keeratan hubungan antara dua variable, di mana variabel tidak

berdistribusi normal (Nisfiannoor, 2009: 184).

I. Sistematika penulisan

Bab pertama adalah Pendahuluan, membahas mengenai pernyataan masalah,

pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teoritis,

hipotesis, definisi dan operasionalisasi konsep, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Selanjunya pada bab II, membahas mengenai gambaran umum lokasi penelitian yang

meliputi gambaran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang didalamnya membahas sejarah

singkat, visi dan misi, serta fasilitas dan sarana yang terdapat di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Selanjutnya pembahasan mengenai gambaran umum FISIP UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta didalamnya membahas pula tentang sejarah singkat, program-program studi yang

terdapat di FISIP serta menyajikan tentang tren jilbab di kalangan mahasiswi FISIP UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 35: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

21

Kemudian pada bab III akan dibahas mengenai hasil penelitian beserta analisis

menggunakan Crosstab dan uji korelasi Spearman.

Sedangkan pada bab terakhir atau penutup, yakni bab IV, berisi pembahasan mengenai

kesimpulan dari hasil penelitian serta diakhiri dengan saran dari peneliti.

Page 36: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

22

BAB II

LOKASI PENELITIAN

`

Bab ini membahas mengenai latar belakang FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

dilihat dari sejarah, tenaga pengajar, mahasiswa/i, serta trend perilaku mahasiswi secara

umum.

1. Gambaran Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

A. Sejarah Singkat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta terletak di Jl. Ir. H. Juanda No. 95

Ciputat, Tangerang Selatan. Sejak berdirinya ADIA (Akademi Dinas Ilmu Agama) pada

tahun 1957, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta saat ini telah berusia 54

tahun. Lembaga pendidikan ini telah menjalankan tugasnya sebagai institusi pembelajaran

dan transmisi ilmu pengetahuan, sebagai institusi riset yang mendukung proses

pengembangan bangsa dan sebagai institusi pengabdian masyarakat yang terus mendorong

program peningkatan kesejahteraan sosial. Selama setengah abad tersebut, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta telah melewati beberapa periode sejarah sehingga

sekarang ini telah menjadi salah satu Universitas Islam terkemuka di Indonesia. Secara

singkat sejarah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta terbagi ke dalam

beberapa periode, yaitu periode perintisan, periode Fakultas IAIN Syarif Hidayatullah, dan

periode Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (Pedoman Akademik Program Strata 1

2009/2010 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 5).

Pada periode terakhir, IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta resmi diubah menjadi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan dikeluarkannya Keputusan

Presiden RI Nomor 031 tanggal 20 mei 2002. Saat ini Universitas Islam Negeri Syarif

Page 37: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

23

Hidayatullah Jakarta telah memiliki 13 Fakultas yaitu Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

(FITK), Fakultas Adab dan Humaniora (FAH), Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF),

Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK), Fakultas

Dirasah Islamiyah (FDI), Fakultas Psikologi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas

Sains dan Teknologi (FST), Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK), Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas Sumber Daya Alam dan Lingkungan (FSDAL) dan

Sekolah Pascasarjana (Pedoman Akademik Program Strata 1 2009/2010 UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta: 15).

B. Visi, Misi, dan Tujuan

Visi

Berdaya saing tinggi dan terdepan dalam mengembangkan dan mengintegrasikan

aspek keislaman, keilmuan, kemanusiaan, dan keindonesiaan.

Misi

1) Menghasilkan sarjana yang memiliki keunggulan kompetitif dalam persaingan

global;

2) Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendiidikan untuk mengembangkan

dan mengitegrasikan aspek keislaman,

C. Fasilitas dan Sarana Pendidikan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki tiga lokasi kampus.

Pertama, kampus I yang terletak di Jl. Ir. H. Juanda Ciputat. Kedua, kampus II yang terletak

di Jl. Kertamukti Ciputat. Ketiga, kampus III yang terletak di Desa Cikuya, Tigaraksa,

Kabupaten Tengerang. Kampus III ini direncanakan akan dimanfaatkan sebagai laboratorium

agrobisnis dan bisnis industri.

Page 38: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

24

Di lingkungan kampus I tersedia 8 gedung perkuliahan dan perkantoran megah dan asri

7 lantai dengan perincian:

a. Kantor Rektorat

b. Kantor- kantor urusan administrasi universitas

c. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan

d. Fakultas Adab dan Humaniora

e. Fakultas syariah dan Hukum

f. Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

g. Fakultas Dakwah dan Komunikasi

h. Fakultas Ekonomi dan Bisnis

i. Fakultas Sains dan Teknologi

j. Student Center dan Masjid aal-Jami’ah

k. Laboratorium Terpadu

l. Perpustakaan Utama

m. Auditorium Utama

n. Wisma Usaha

o. Lab School

p. Lapangan Sepakbola

Sementara di kampus II terdapat:

a. Fakultas Psikologi

b. Fakultas Kedokteran Ilmu Kesehatan

c. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

d. Sekolah Pascasarjana

e. Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM)

f. Pusat Bahasa

Page 39: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

25

g. Center for the Study of Religion dan Culture (CSRC)

h. SYAHIDA Inn

i. Lab School (TK Ketilang dan Madrasah Pembangunan)

j. Komplek Perumahan Dosen

k. Asrama Mahasiswa/i

l. Kantor Kompertais dan Pusat Pelatihan PTAIS

m. Rumah Sakit Syarif Hidayatullah

n. Masjid Fatullah

2. Gambaran Umum FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

A. Sejarah FISIIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) merupakan fakultas termuda di

lingkungan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta sebelum Fakultas

Sumber Daya Alam dan Lingkungan (FSDAL) diresmikan pada pertengahan tahun 2014.

Didirikan pada bulan Juli tahun 2009, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) langsung

membuka tiga program studi yaitu, Sosiologi, Ilmu Politik dan Hubungan Internasional.

Program studi tersebut bukan merupakan program studi yang baru karena ketiga

program studi tersebut sudah ada sebelumnya. Program Studi Sosiologi merupakan perluasan

dari Program Studi Sosiologi Agama (SA) dan Program Studi Ilmu Politik adalah

pengembangan dari Program Studi Pemikiran Politik Islam yang awalnya berada di bawah

naungan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat sejak tahun 2004. Program Studi Hubungan

Internasional juga sudah berkembang beberapa tahun sebelumnya di bawah naungan Fakultas

Ekonomi dan Ilmu Sosial.

Setelah melalui proses panjang, sekitar sejak tahun 2000, akhirnya FISIP berdiri pada

bulan Juli tahun 2009 dan terletak di wilayah kampus II, persis berdampingan dengan kampus

Fakultas Psikologi. Selain itu, di area kampus II UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, juga

Page 40: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

26

terdapat kampus Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Sekolah Pascasarjana, Pusat

Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM), Pusat Bahasa (PB), Center for the Study of

Religion and Culture (CSRC), Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional

(Pustiknas), Syahida Inn, serta beberapa bangunan atau gedung lain di sekitar lainnya.

(Pedoman Akademik Program Strata 1 2011/2012 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 20).

Berdirinya FISIP Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2009

merupakan upaya pemantapan dan reorganisasi kajian-kajian ilmu sosial di lingkungan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selain alasan keilmuan, pembentukan

FISIP juga untuk menjawab tuntutan dinamika masyarakat ke depan seiring perubahan sosial

yang berjalan cepat. Lahir dari institut pendidikan tinggi yang menggeluti Peradaban Islam,

posisi FISIP Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta cukup strategis. Berbekal

pengetahuan ke-Islaman yang mendalam, FISIP akan memadukan warisan keilmuwan Barat

dan Islam dalam mengembangkan ilmu-ilmu sosial.

B. Program Studi di FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sejak berdirinya pada tahun 2009 yang lalu, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(FISIP), Fakultas ini telah membuka tiga program studi yakni:

1) Program Studi Hubungan Internasional

Program Studi Hubungan Internasional FISIP Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta beorientasi pada tuntutan global, yaitu kecendrungan berkembangnya

hubungan ekonomi politik internasional dan hubungan politik strategi internasional. Program

studi ini juga bertujuan menghasilkan sarjana yang memiliki kemampuan mengkaji, meneliti,

dan menerapkan ilmu hubungan internasional dalam merespon isu-isu di dunia internasional.

2) Program Studi Ilmu Politik

Page 41: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

27

Program studi ini bertujuan untuk mengembangkan kajian yang mengintegrasikan

khazanah ilmu politik baik yang konvensional maupun yang bersumber dari tokoh-tokoh

muslim dengan realitas politik di Indonesia. Secara umum program studi ini bertujuan untuk

ikut serta mengembangkan ilmu-ilmu sosial yang terpadu dengan ilmuilmu agama alam suatu

disiplin ilmu politik. Secara khusus, Program Studi ini ditujukan untuk menghasilkan sarjana

Muslim yang memiliki keahlian dalam bidang pemikiran politik dalam Islam yang berkaitan

dengan Negara-negara minoritas Muslim. Lulusan prodi ini diharapkan mampu menguasai

teori dan metodologi ilmu politik, baik yang berkembang di Barat maupun yang berasal dari

khazanah Islam.

3) Program Studi Sosiologi

Secara umum, Program Studi ini bertujuan untuk ikut serta mengembangkan ilmu-ilimu

sosial yang terpadu dengan ilmu-ilmu agama dalam suatu disiplin ilmu sosiologi agama.

Secara khusus, Program Studi ini ditujukan untuk menghasilkan sarjana Muslim yang yang

memiliki keahlian dalam bidang ilmu-ilmu sosial keagamaan, khususnya bidang penelitian

fenomena sosial keagamaan dan mampu memecahkan persoalan-persoalan yang ditimbulkan.

C. Profil Mahasiswa FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Berdasarkan data pada tahun 2011-2014 jumlah mahasiswa dan mahasiswi Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta adalah

sebagai berikut:

Tabel 2.1: Jumlah Mahasiswa FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam 4 Tahun

Terakhir

No Angkatan Jumlah

1 2011 277

2 2012 227

Page 42: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

28

3 2013 244

4 2014 206

Total 954

Tabel tersebut menunjukkan bahwa jumlah mahasiswa FISIP dari 3 program studi yaitu

Sosiologi, Ilmu Politik, dan Hubungan Internasional pada tahun 2011 berjumlah 277

mahasiswa, pada tahun 2012 berjumlah 227 mahasiswa, tahun 2013 berjumlah 244

mahasiswa, dan tahun 2014 berjumlah 206 mahasiswa. Selama kurun waktu antara tahun

2011-2014 terjadi fluktuasi jumlah mahasiswa tiap tahunnya. Jumlah mahasiwa pada tahun

2012-2014 menunjukkan penurunan dari tahun sebelumnya yakni tahun 2011, meski pada

tahun 2013 mengalami peningkatan namun jumlahnya tidak signifikan. Hal itu dikarenakan

program studi Hubungan Internasional yang kelas internasional tidak membuka kelas baru.

Tabel 2.2: Jumlah Mahasiswa/i FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Berdasarkan

Angkatan dan Program Studi

No Angkatan Program Studi Jumlah

1 2011 Hubungan Internasional 118

Ilmu Politik 106

Sosiologi 53

2 2012 Hubungan Internasional 101

Ilmu Politik 67

Sosiologi 59

3 2013 Hubungan Internasional 95

Ilmu Politik 75

Page 43: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

29

Sosiologi 74

4 2014 Hubungan Internasional 96

Ilmu Politik 51

Sosiologi 59

Total 954

Tabel di atas adalah jumlah mahasiswa berdasarkan jurusan dari tahun 2011-2014

yang menunjukkan bahwa Program Studi Sosiologi pada tiap tahunnya mengalami

peningkatan jumlah mahasiswa, namun pada tahun 2014 mengalami penurunan jumlah

mahasiswa. Sedangkan Program Studi Ilmu Politik mengalami fluktuasi jumlah mahasiswa

pada tiap tahunnya, pada tahun 2012 mengalami penurunan yang cukup signifikan dari tahun

sebelumnya, meski pada tahun berikutnya mengalami peningkatan namun pada tahun 2014

kembali mengalami penurunan jumlah mahasiswa. Begitu halnya dengan Program Studi

Hubungan Internasional, pada kurun waktu antara tahun 2012-2013 mengalami penurunan

jumlah mahasiswa, baru pada tahun berikutmya yakni tahun 2014 mengalami peningkatan

jumlah mahasiswa. Hal itu dikarenakan program studi Hubungan Internasional yang kelas

internasional tidak membuka kelas baru.

Tabel 2.3: Data Mahasiswa FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Berdasarkan Jenis

Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah

1 Laki-laki 497

2 Perempuan 457

Total 954

Page 44: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

30

Tabel di atas menunjukkan bahwa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)

angkatan 2011-2014 didominasi oleh mahasiswa berjenis kelamin laki-laki, yakni sebanyak

497 orang. Sedangkan mahasiswa berjenis kelamin perempuan sebanyak 369 orang. Namun,

dalam penelitian ini tidak semua mahasiswa FISIP menjadi subjek penelitian, hanya

mahasiswa yang berjenis kelamin perempuan. Dengan kata lain, yang menjadi populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yakni

sebanyak 457 orang.

D. Tren Jilbab di Kalangan Mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Perilaku konsumtif cenderung paling banyak dialami oleh para remaja. Menurut

Kanopka, ada tiga kelompok usia dalam remaja, yaitu: early adolescence (remaja awal)

dengan usia berkisar antara 12 sampai 15 tahun, middle adolescence (remaja madya) dengan

usia berkisar 15 sampai 18 tahun, dan late adolescence (remaja akhir) yaitu 19 sampai 22

tahun (Nurihsan, 2009:9). Sedangkan menurut Herdiyani (2004), remaja putri adalah sosok

yang ingin tampil cantik dan menarik. Dengan demikian, mahasiswi dapat dimasukkan dalam

kategori remaja middle and late adolescence (18 sampai 23 tahun) yang cenderung bersifat

transisi untuk tampil lebih cantik dan menarik. Hal ini terlihat dari cara mereka dalam

berdandan, bergaul, atau gaya hidup yang mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Berbicara mengenai remaja, maka akan berbicara mengenai budaya mereka. Tentunya

tentang gaya hidup (life style) mereka, seperti; pergaulan, musik, fashion, dan bahasa. Jika

membicarakan gaya hidup, khususnya remaja sebagai masyarakat konsumen menjadi

komoditas industri gaya hidup. Kemudian membicarakan pergaulan yang menyangkut

fashion atau penampilan. Fashion menjadi daya tarik tersendiri bagi remaja khususnya

perempuan, karena fashion menjadi bagian penting bagi penampilan remaja. Bagi perempuan,

fashion mempunyai banyak fungsinya, diantaranya; sebagai daya tarik, nilai ekonomi, nilai

sosial dan status. Pengetahuan teknologi dan informasi yang lebih modern, pencitraan

Page 45: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

31

pergaulan yang lebih luas mempengaruhi tingkat kehidupan yang dianggap modern, gaul dan

keren oleh mahasiswa.

Gaya hidup konsumtif meliputi seluruh kelompok masyarakat termasuk mahasiswa.

Dalam penelitian ini, manifestasi dari perilaku konsumtif adalah dalam hal pengenaan jilbab.

Saat ini mahasiswa telah berubah dalam hal berpakaian, pergaulan, pemakaian uang dan

kebutuhan lain yang menjadi berlebihan, tidak sesuai kebutuhan. Di lingkungan FISIP

semakin variatifnya cara mahasiswi dalam berjilbab. Jibab yang dikenakan tidak hanya

sekedar berjilbab menutup aurat saja melainkan beragam bentuk dan modelnya tergantung

selera pemakainya. Banyaknya model jilbab yang bermunculan seperti paris dan pashmina.

Selain itu, munculnya berbagai istilah tentang cara berjilbab seperti jilbab gaul, jilbab modis,

dan juga jilbab syar’i membuktikan bahwa jilbab yang bervariasi kini telah digemari oleh

mahasiswi FISIP.

Page 46: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

32

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

Pada bab ini, peneliti akanmenyampaikan temuan dari hasil penelitian yang diolah

menggunakan teknik statistik. Adapun yang disajikan dalam bab ini adalah analisis deskriptif,

serta analisis hubungan antara variabel relijiusitas dengan perilaku konsumen dengan

menggunakan uji Crosstabs dan Spearman’s berdasarkan data-data yang telah diperoleh dari

lapangan.

1. Analisis Deskriptif

Seperti yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya bahwa populasi dalam

penelitian ini yakni seluruh mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2011-

2014 yang berjumlah 457 mahasiswi. Sedangkan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah

sebanyak 213 mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Komposisi sampel tersebut

terdiri dari 4 program studi yang berada di FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu

program studi Hubungan Internasional (Internasional) dengan jumlah responden sebanyak

2.3%, Hubungan Internasional (Reguler) sebanyak 48.8%, Sosiologi sebanyak 29.6%, dan

Ilmu Politik sebanyak 19.2%. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada diagram berikut.

Grafik3.1: Distribusi Sampel Berdasarkan Program Studi

Page 47: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

33

A. Relijiusitas Mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Merujuk pada konsepsi relijiusitasmenurut Glock dan Stark(dalam Nur Alfi Inayah,

2010: 13), relijiusitas dapat diketahui dari beberapa dimensi, yakni; ritual, ideologis,

intelektual, pengalaman, dan konsekuensial. Alasan digunakannya kelima dimensi tersebut

karena cukup relevan dan mewakili keterlibatan keagamaan pada setiap orang. Kelima

dimensi tersebut merupakan satu kesatuan yang saling terkait satu sama lain dalam

memahami relijiusitas yang mencakup unsur ilmu (pengetahuan), aqidah (keyakian), spiritual

(praktek keagamaan), ihsan (pengalaman), dan amal (pengamalan).

Kemudian dimensi-dimensi tersebut dijabarkan menjadi beberapa indikator yang

diwujudkanberupa pertanyaan maupun pernyataan. Kemudian masing-masing jawaban dari

setiap pertanyaan maupun pernyataandiberi skor seperti berikut; nilai SS (Sangat Setuju)

diberi skor 4, S (Setuju) diberi skor 3, TS (Tidak Setuju) diberi skor 2, dan STS (Sangat

Tidak Setuju) diberi skor 1.

Begitu pula pada pertanyaan maupun pernyataan yang terkait dengan intensitas,

dengan pilihan jawaban; SS (Sangat Sering) diberi skor 4, S (Sering) diberi skor 3, KK

(Kadang-kadang) diberi skor 2, dan TP (Tidak Pernah) diberi skor 1. Deskripsi dari masing-

Frequency, HI Internasional, 5

Frequency, HI Reguler, 104

Frequency, Ilmu Politik, 41

Frequency, Sosiologi, 63

Percent, HI Internasional, 2.3

Percent, HI Reguler, 48.8

Percent, Ilmu Politik, 19.2

Percent, Sosiologi, 29.6

Frequency

Percent

Page 48: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

34

masing dimensi pada variabel relijiusitas berdasarkan hasil penyebaran kuesioner tersebut

hasilnya dijelaskan sebagaimana di bawah ini.

1. Dimensi Intelektual

Dimensi iintelektual (religious knowledge) adalah dimensi yag menyangkut tingkat

pengetahuan dan pemahaman seseorang mengenai ajaran agamanya (Djamaludin Ancok,

2004: 59). Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui kondisi relijiusitas dari

dimensi intelektual dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut.

Tabel 3.1: Relijiusitas Responden Berdasarkan Dimensi Intelektual

No Indikator

Frekuensi

SS S TS STS

1 Setiap muslim wajib mengetahui

dan menjalankan rukun Islam 187 26 - -

2

Nabi Muhammad SAW adalah

Nabi yang wajib diimani oleh

setiap muslim

189 24 - -

3 Manusia diciptakan untuk menjadi

khalifah di muka bumi 135 74 4 -

4

Al-qur’an adalah kitab suci agama

Islam yang sekaligus merupakan

mukjizat Nabi Muhammad SAW

179 32 2 -

Page 49: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

35

Grafik 3.2: Relijiusitas Responden Berdasarkan Dimensi Intelektual

Berdasarkan data dari tabel di atas,pada indikator pertama yang berisi pernyataan

setiap musim wajib mengetahui dan menjalankan rukun Islam menunjukkan bahwa mayoritas

responden menjawab sangat setuju yaitu sebanyak187responden atau sekitar87.8%

responden, kemudian sebanyak 26 responden atau sekitar 12.2% responden menyatakan

setuju, dan tidak ada satupun responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju

dengan pernyataan tersebut.

Begitu pula pada indikator berikutnya, yakni pernyataan bahwa Nabi Muhammad

SAW adalah Nabi yang wajib diimani oleh setiap muslim, mayoritas responden menyatakan

sangat setuju yaitu sebanyak 189 responden atau sekitar 88.7%, adapun sebanyak 24

responden atau sekitar 11.3% menyatakan setuju, dan tidak satupun responden yang

menjawab tidak setuju dan sangat tidak setujudengan pernyataan tersebut.

Demikian juga pada indikator ketiga, mayoritas responden atau sebanyak 135

responden (63.4%) mengungkapkan sangat setuju bahwa manusia diciptakan untuk menjadi

Setiap muslim wajib mengetahui dan menjalankanrukun Islam

Nabi Muhammad SAW adalah Nabi yang wajib diimanioleh setiap muslim

Manusia diciptakan untuk menjadi pemimpin di mukabumi

Al-qur’an adalah kitab suci agama Islam yang sekaligus merupakan mukjizat Nabi Muhammad SAW

87.80%

88.70%

63.40%

84%

12.20%

11.30%

34.70%

16%

0%

0%

1.90%

0.90%

0%

0%

0%

0%

Sangat tidak setuju Tidak setuju Setuju Sangat setuju

Page 50: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

36

peimpin di muka bumi, 74 responden atau sekitar 34.7% respondenmenyatakan setuju, 4

responden atau sekitar 1.9%responden menyatakan tidak setuju, dan tidak ada satupun

responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Tidak ubahya pada indikator terakhir, mayoritas responden atau sebanyak 179

responden (84%)juga mengungkapkan sangat setuju bahwa Al-qur’an adalah kitab suci

agama Islam yang sekaligus merupakan mukjizat Nabi Muhammad SAW, 32 responden atau

sekitar 16% responden menyatakan setuju, 2 responden atau sekitar 0.9% responden

menyatakan tidak setuju, dan tidak ada satupun yang menyatakan sangat tidak setuju dengan

pernyataan tersebut.

2. Dimensi Ritualistik

Dimensi ritualistik (religious practice) adalah dimensi yang mencakup perilaku

pemujaan, ketaatan, dan hal-hal yang dilakukan seseorang untuk menujukkan komitmen

terhadap agama yang dianutnya (Djamaludin Ancok, 2004: 59). Pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan untuk mengetahui kondisi relijiusitas dari dimensi ritualistik adalah seperti berikut.

Tabel 3.2: Deskripsi Relijiusitas Responden Berdasarkan Dimensi Ritualistik

No Indikator

Frekuensi

SS S TS STS

1 Membayar zakat merupakan salah

satu kewajiban seorang muslim 174 39 - -

2 Berpuasa di bulan Ramadhan

hukumnya wajib bagi setiap muslim 170 43 - -

No Indikator

Frekuensi

SS S KK TP

Page 51: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

37

1 Menjalankan shalat fardlu tepat

waktu 29 138 46 -

Grafik 3.3: Relijiusitas Responden Berdasarkan Dimensi Ritualistik

Berdasarkan tabel di atas, pada indikator pertama yang berisi pernyataan membayar

zakat merupakan salah satu kewajiban seorang muslim menunjukkan bahwamayoritas

responden atau sebanyak 174 responden (81.7%) menyatakan sangat setuju, adapun 39

responden atau sekitar 18.3% yang menyatakan setuju, namun tidak ada satupun responden

yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Begitu halnya pada indikator kedua, mayoritas responden atau sebanyak 170 responden

(79.8%) mengungkapkan sangat setuju bahwa berpuasa di bulan Ramadhan hukumnya wajib

bagi setiap muslim, sementara 43 responden atau sekitar 20.2% mengungkapkan setuju,

sedangkan yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada.

Berbeda halnya pada indikator terakhir yang berisi pernyataan terkait intenitas,

mayoritas responden atau sebanyak 138 responden (64.8%) mengaku sering menjalankan

sangat setuju, Membayar zakat merupakan salah satu kewajiban

seorang muslim, 81.7%

sangat setuju, Berpuasa di bulan

Ramadhan hukumnya wajib bagi setiap muslim, 79.8%

sangat setuju, Menjalankan shalat

lima waktu tepat waktu, 13.6%

setuju, Membayar zakat merupakan

salah satu kewajiban seorang muslim,

18.3%

setuju, Berpuasa di bulan Ramadhan

hukumnya wajib bagi setiap muslim, 20.2%

setuju, Menjalankan shalat lima waktu

tepat waktu, 64.8%

tidak setuju, Menjalankan shalat

lima waktu tepat waktu, 21.6%

tidakpernah kadang-kadang sering sangat sering

sangat tidak setuju tidak setuju setuju sangat setuju

Page 52: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

38

shalat lima waktu tepat waktu, sedangkan 46 responden atau sekitar 21.6% mengaku kadan-

kadang, 29 responden atau sekitar 13.6% mengaku sangat sering, dan tidak satupun

responden yang mengaku tidak pernah menjalankan shalat lima waktu tepat waktu.

3. Dimensi Eksperensial

Dimensi eksperensial (religious experience) adalah dimensi yang berkaitan dengan

pengalaman keagamaan, perasaan-perasaan, persepsi-persepsi, dan sensasi-sensasi yang

dialami seseorang (Djamaludin Ancok, 2004: 59). Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan

untuk mengetahui kondisi relijiusitas dari dimensi eksperensial adalah seperti berikut.

Tabel 3.3: Relijiusitas Responden Berdasarkan Dimensi Eksperensial

No Indikator

Frekuensi dan Prosentase

SS S TS STS

1

Segala sesuatu tidak akan berjalan

dengan mulus tanpa kehendak

Allah

133 75 2 3

2 Segala sesuatu di dunia ini sudah

digariskan oleh Allah 119 90 2 2

3 Segala sesuatu dalam kehidupan

ini sudah ada yang mengaturnya 131 76 4 2

Page 53: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

39

Grafik 3.4: Relijiusitas Responden Berdasarkan Dimensi Eksperensial

Tabel di atas menunjukkan mayoritas responden atau sebanyak 133 responden

(62.4%) menyatakan sangat setuju bahwa segala sesuatu tidak akan berjalan dengan mulus

tanpa kehendak Allah, 75 responden atau sekitar 35.2% menyatakan setuju, 2 responden atau

sekitar 0.9% menyatakan tidak setuju, dan 3 responden atau sekitar 1.4% menyatakan sangat

tidak setuju.

Sementara pada indikator berikutnya yang berisi pernyataan bahwa segala sesuatu di

dunia ini sudah digariskan oleh Allah, mayoritas responden atau sebanyak 119 responden

(55.9%) menyatakan sangat setuju, 90 responden atau sekitar 42.3% menyatakan setuju, 2

responden atau sekitar 0.9% menyatakan tidak setuju, dansisanya sedikitnya 2 responden atau

sekitar 0.9% menyatakan sangat tidak setuju.

Demikian juga pada indikator terakhir yang berisi pernyataan bahwa segala sesuatu

dalam kehidupan ini sudah ada yang mengaturnya, mayoritas responden atau sebanyak 131

responden (61.5%) menyatakan sangat setuju, 76 responden atau sekitar 35.7% menyatakan

setuju, 4 respoden atau sekitar 1.9% menyatakan tidak setuju, dan sedikitnya 2 responden

atau sekitar 0.9% menyatakan sangat tidak setuju.

Segala sesuatu tidak akan berjalan dengan mulustanpa kehendak Allah

Segala sesuatu di dunia ini sudah digariskan olehAllah

Segala sesuatu dalam kehidupan ini sudah ada yangmengaturnya

62.40%

55.90%

61.50%

35.20%

42.30%

35.70%

0.90%

0.90%

1.90%

1.40%

0.90%

0.90%

Sangat tidak setuju Tidak Setuju Setuju Sangat setuju

Page 54: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

40

4. Dimensi Ideologis

Dimensi idelogis (religious belief) adalah dimensi yang menyangkut tingkat

keyakinan seseorang mengenai kebenaran agamanya, terutama terhadap ajaran-ajaran yang

fundamental atau dogmatik (Djamaludin Ancok, 2004: 60). Pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan untuk mengetahui kondisi relijiusitas dari dimensi ideologis adalah seperti berikut.

Tabel 3.4: Relijiusitas Responden Berdasarkan Dimensi Ideologis

No Indikator

Frekuensi dan Prosentase

SS S TS STS

1

Setiap orang Islam wajib hukumnya

percaya dan menjalankan rukun

iman

153 60 - -

2 Manusia terlahir di dunia ini atas

kehendak Allah SWT 142 69 - 2

3 Manusia diciptakan di dunia untuk

beribadah kepada Allah SWT 153 56 1 2

4

Menyerahkan segala hasil kepada

Allah SWT setelah berusaha dengan

maksimal

137 74 - 2

Grafik 3.5: Relijiusitas Responden Berdasarkan Dimensi Ideologis

Setiap orang Islam wajib hukumnya percaya danmenjalankan rukun iman

Manusia terlahir di dunia ini atas kehendak AllahSWT

Manusia diciptakan di dunia untuk beribadah kepadaAllah SWT

Menyerahkan segala hasil kepada Allah SWT setelahberusaha dengan maksimal

71.80%

66.70%

71.80%

64.30%

28.20%

32.40%

26.30%

34.70%

0%

0%

0.50%

0%

0%

0.90%

0.90%

0.90%

Sangat tidak setuju Tidak Setuju Setuju Sangat setuju

Page 55: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

41

Indikator pertama pada tabel tersebut menunjukkan mayoritas responden atau

sebanyak 153 responden (71.8%) menyatakan sangat setuju bahwa setiap orang Islam wajib

hukumnya percaya dan menjalankan rukun iman, 60 responden atau sekitar 28.2%

responden menyatakan setuju, dan tidak satupun responden yang menyatakan tidak setuju dan

sangat tidak setuju.

Pada indikator kedua, mayoritas responden atau sebanyak 142 responden

(66.7%)menyatakan sangat setuju bahwa manusia terlahir di dunia ini atas kehendak Allah

SWT, 69 responden atau sekitar 32.4% responden menyatakan setuju, 2 responden atau

sekitar 0.9% menyatakan sangat tidak setuju, dan tidak satupun responden yang menyatakan

tidak setuju.

Sementara pada indikator ketiga, mayoritas responden atau sebanyak 153responden

(71.8%) menyatakan sangat setuju bahwamanusia diciptakan di dunia untuk beribadah kepada

Allah SWT, 56 responden atau sekitar 26.3% menyatakan setuju, 2 responden atau sekitar

0.9% menyatakan sangat tidak setuju, dan sisanya sedikitnya 1 responden menyatakan tidak

setuju.

Sedangkan pada indikator keempat, mayoritas responden atau sebanyak 137

responden (64.3%) menyatakan sangat setuju bahwamenyerahkan segala hasil kepada Allah

SWT setelah berusaha dengan maksimal, 74 responden atau sekitar 34.7% responden

menyatakan setuju, 2 responden atau sekitar 0.9% menyatakan sangat tidak setuju, dan tidak

ada satupun responden yang menyatakan tidak setuju.

5. Dimensi Konsekuensial

Dimensi konsekuensial (religious effect) adalah dimensi yang menyangkut seberapa

kuat ajaran-ajaran dan nilai-niai agama seseorang memotivasi dan menjadi sumber inspirasi

atas perilaku-perilaku duniawinya (Djamaludin Ancok, 2004: 60). Pertanyaan-pertanyaan

Page 56: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

42

yang diajukan untuk mengetahui kondisi relijiusitas dari dimensi konsekuensial adalah seperti

berikut.

Tabel 3.5: Relijiusitas Responden Berdasarkan Dimensi Konsekuensial

No Indikator

Frekuensi dan Prosentase

SS S TS STS

1 Allah SWT memberi kemudahan bagi

setiap orang yang mau berusaha 143 68 - 2

2 Setiap umat Islam wajib menutup aurat

sesuai dengan ketentuan agama 94 114 3 2

3 Hijab/jilbab itu wajib digunakan bagi

setiap muslimah untuk menutup aurat 95 107 9 2

No Indikator

Frekuensi dan Prosentase

SS S KK TP

1 Melaksanakan Shalat 5 waktu berjamaah 37 115 59 2

Grafik 3.6: Relijiusitas Responden Berdasarkan Dimensi Konsekuensial

Allah SWT memberi kemudahan bagi setiap orangyang mau berusaha

Setiap umat Islam wajib menutup aurat sesuaidengan ketentuan agama

Hijab/jilbab itu wajib digunakan bagi setiap muslimahuntuk menutup aurat

Melaksanakan Shalat lima waktu berjamaah

67.10%

44.10%

44.60%

31.90%

53.50%

50.20%

0%

1.40%

4.20%

0.90%

0.90%

0.90%

17.40% 54%

27.70% 0.90%

Tidak pernah Kadang-kadang Sering Sangat sering

Sangat tidak setuju Tidak Setuju Setuju Sangat setuju

Page 57: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

43

Indikator pertama pada tabel tersebut menunjukkan mayoritas responden atau

sebanyak 143 responden (67.1%) menyatakan sangat setuju bahwaAllah SWT memberi

kemudahan bagi setiap orang yang mau berusaha, 68 responden atau sekitar 31.9%

responden menyatakan setuju, 2 responden atau sekitar 0.9% responden menyatakan sangat

tidak setuju, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak setuju.

Pada indikator kedua, mayoritas responden atau sebanyak 114 responden (53.5%)

menyatakan sangat setuju bahwasetiap umat Islam wajib menutup aurat sesuai dengan

ketentuan agama, 94 responden atau sekitar 44.1%responden menyatakan sangat setuju, 3

responden atau sekitar 1.4% responden menyatakan tidak setuju, dan sisanya sedikitnya 2

responden atau sekitar 0.9% responden menyatakan sangat tidak setuju pada pernyataan

tersebut.

Sementara pada indikator ketiga, mayoritas responden atau sebanyak 107 responden

(50.2%) menyatakan sangat setuju bahwa hijab/jilbab itu wajib digunakan bagi setiap

muslimah untuk menutup aurat, 95 responden atau sekitar 44.6% responden lainnya

menyatakan sangat setuju, adapun 9 responden atau sekitar 4.2% responden menyatakan tidak

setuju, dan sisanya sedikitnya 2 responden atau sekitar 0.9% responden menyatakan sangat

tidak setuju pada pernyataan tersebut.

Sedangkan pada indikator terakhir yang berisi pernyataan terkait intenitas, mayoritas

responden atau sebanyak 115responden(54%) mengaku sering melaksanakan shalat lima

waktu berjamaah, 59 responden atau sekitar 27.7% responden lainnya mengaku kadang-

kadang, adapun 37 respondenatau sekitar 17.4% mengaku sangat sering, dan sisanya

sedikitnya 2 responden atau sekitar 0.9% responden mengaku tidak pernah melaksanakan

shalat lima waktu secara berjamaah.

Page 58: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

44

Berdasarkan data hasil pengukuran relijiusitas pada mahasiswi FISIP UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, diketahui bahwa secara keseluruhan subjek penelitian memiliki

relijiusitas yang sangat tinggi. Namun demikian, apabila dilihat berdasarkan masing-masing

dimensi hasilnya menunjukkan tingkat relijiusitas yang berbeda-beda. Perbandingan skor

antar dimensi dapat digambarkan melalui tabel seperti berikut:

Tabel 3.6: Perbandingan skor antar dimensi relijiusitas

Intelektual Ritualistik Eksperensial Ideologis Konsekuensial

Tinggi 100% 78.40% 97.65% 100% 71.36%

Sedang 0% 21.60% 0.94%% 0% 27.70%

Rendah 0% 0% 1.41% 0% 0.94%

Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa dimensi intelektual dan dimensi ideologis

memiliki prosentase yang tinggi di antara dimensi-dimensi lainnya. Pada posisi berikutnya

ditempati oleh dimensi eksperensial dan dimensi ritualistik. Sementara dimensi konsekuensial

merupakan dimensi yang kurang di antara keempat dimensi lainnya. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa meskipun mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki

penghayatan yang tinggi terhadap ajaran agama, menjalankan praktek ibadah, dan memiliki

pemahaman tentang agama yang baik, namun sebagian dari mereka perilakunya belum

sepenuhnya didasari oleh nilai-nilai agama.

B. Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam

melakukan pembelian. Menurut Kotler (Rangkuti, 2009: 9), ada beberapa tahap dalam

mengambil suatu keputusan untuk melakukan pembelian, yakni; pengenalan masalah,

pencarian informasi, evaluasi alternative, keputusan membeli, dan tingkah laku pasca

pembelian.

Page 59: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

45

Kemudian dimensi-dimensi tersebut dijabarkan menjadi beberapa indikator yang

diwujudkanberupa pertanyaan maupun pernyataan. Kemudian masing-masing jawaban dari

setiap pertanyaan maupun pernyataan diberi skor seperti berikut; nilai SS (Sangat Setuju)

diberi skor 4, S (Setuju) diberi skor 3, TS (Tidak Setuju) diberi skor 2, dan STS (Sangat

Tidak Setuju) diberi skor 1.

Begitu pula pada pertanyaan maupun pernyataan yang terkait dengan intensitas,

dengan pilihan jawaban; SS (Sangat Sering) diberi skor 4, S (Sering) diberi skor 3, KK

(Kadang-kadang) diberi skor 2, dan TP (Tidak Pernah) diberi skor 1. Deskripsi dari masing-

masing dimensi pada variabel perilaku konsumen berdasarkan hasil penyebaran kuesioner

tersebut hasilnya dijelaskan sebagaimana di bawah ini

1. Dimensi Pengenalan Masalah

Dimensi pengenalan masalah adalah tahap di mana pembeli sadar akan adanya suatu

kebutuhan yang diperlukannya. Kesadaran akan adanya kebutuhan ini dapat didorong oleh

adanya pengaruh internal atau eksternal konsumen (Sunyoto, 2013: 41). Pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui perilaku konsumen dari dimensi pengenalan

masalah adalah seperti berikut.

Tabel 3.7: Perilaku Konsumen Berdasarkan Dimensi Pengenalan Masalah

No Indikator

Frekuensi

SS S TS STS

1 Kerudung menjadi kebutuhan pokok saat ini 38 153 20 2

2 Membeli jilbab karena anjuran agama untuk

menutup aurat bagi seorang muslimah. 41 155 13 4

3 Membeli jilbab karena termotivasi agama 30 161 22 -

4 Senang mengoleksi jilbab 18 150 44 1

Page 60: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

46

Grafik 3.7: Perilaku Konsumen Berdasarkan Dimensi Pengenalan Masalah

Berdasarkan data dari tabel dan grafik di atas,pada indikator pertama menunjukkan

mayoritas responden atau sebanyak 153 responden (71.8%)menyatakan setuju bahwa

kerudung menjadi kebutuhan pokok saat ini, 38 responden atau sekitar 17.8% responden

menyatakan sangat setuju, 20 responden atau sekitar 9.4% responden menyatakan tidak

setuju, dan sisanya sedikitnya 2 responden atau sekitar0.9% responden menyatakan sangat

tidak setuju pada pernyataan tersebut.

Pada indikator kedua, mayoritas responden atau sebanyak 155 responden (72.8%)

mengaku setuju bahwa membeli jilbab karena anjuran agama untuk menutup aurat bagi

seorang muslimah, 41 responden atau sekitar 19.2% mengaku sangat setuju, 13 responden

atau sekitar 6.1% mengaku tidak setuju, dan sisanya sedikitnya 4 responden atau sekitar

1.9% responden membeli jilbab bukan karena anjuran agama.

Sementara pada indikator ketiga, mayoritas responden atau sekitar 161 responden

(75.6%) mengaku setuju bahwa membeli jilbab karena termotivasi agama, 30 responden atau

Kerudung menjadi kebutuhan pokok saat ini

Membeli jilbab karena anjuran agama untuk menutupaurat bagi seorang muslimah.

Membeli jilbab karena termotivasi agama

Senang mengoleksi jilbab

17.80%

19.20%

14.10%

8.50%

0

72.80%

75.60%

70.40%

9.40%

6.10%

10.30%

20.70%

0.90%

1.90%

0%

0.50%

Sangat tidak setuju Tidak Setuju Setuju Sangat setuju

Page 61: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

47

sekitar 14.1% responde mengaku sangat setuju, 22 responden atau sekitar 10.3% responden

mengaku tidak setuju, dan tidak ada satupun responden yang mengaku sangat tidak setuju

dengan pernyataan tersebut.

Sedangkan pada indikator terakhir yang berisi pernyataan senang mengoleksi jilbab,

mayoritas responden atau sebanyak 150 responden (70.4%) menyatakan setuju,44 responden

atau sekitar 20.7%responden menyatakan tidak setuju, 18 responden atau sekitar 8.5%

responden menyatakan sangat setuju, dan sisanya sedkitnya 1 responden atau sekitar 0.5%

responden menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan tersebut.

2. Dimensi Pencarian Informasi

Setelah menyadari adanya kebutuhan yang harus dipenuhi, konsumen mulai terdorong

untuk mencari informasi mengenai kebutuhan tersebut. Proses pencarian informasi dilakukan

dengan cara mencari berbagai sumber informasi (Sunyoto, 2013: 41). Pertanyaan-pertanyaan

yang diajukan untuk mengetahui perilaku konsumen dari dimensi pencarian informasi adalah

seperti berikut.

Tabel 3.8: Perilaku Konsumen Berdasarkan Dimensi Pencarian Informasi

No Indikator

Frekuensi

SS S TS STS

1 Mencari info tentang kerudung yang

ingin dibelisebelum membeli 34 123 44 12

2 Mengikuti info perihal jilbab

sampai yang paling terkini 18 112 73 10

3

Meminta saran orang lain sebelum

membeli jilbab sebagai masukan

atau perbandingan

26 135 45 7

Page 62: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

48

No Indikator

Frekuensi

SS S KK TP

1 Mencari info tentang kerudung yang

ingin dibeli terlebih dahulu 22 107 62 22

2 Meminta saran orang lain untuk alat

perbandingan yang sesuai 19 120 61 13

Grafik 3.8: Perilaku Konsumen Berdasarkan Dimensi Pencarian Informasi

Berdasarkan data dari tabel dan grafik di atas, pada indikator pertama yang berisi

pernyataan bahwa mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli sebelum membeli,

menunjukkan bahwa mayoritas responden atau sebanyak 123 responden (57.7%) mengaku

setuju, 44 responden atau sekitar 20.7% responden mengaku tidak setuju, 34 responden atau

sekitar 16% responden mengaku sangat setuju, dan sisanya sedikitnya 12 responden atau

sekitar 5.6% responden mengaku sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Mencari info tentang kerudung yang ingin dibelisebelum membeli

Mengikuti info perihal jilbab sampai yang palingterkini

Meminta saran orang lain sebelum membeli jilbabsebagai masukan atau perbandingan

Mencari info tentang kerudung yang ingin dibeliterlebih dahulu

Meminta saran orang lain untuk alat perbandinganyang sesuai

16%

8.50%

12.20%

57.70%

52.60%

63.40%

20.70%

34.30%

21.10%

5.60%

4.70%

3.30%

10.30%

8.90%

50.20%

56.30%

29.10%

28.60%

10.30%

6.10%

Tidak pernah Kadang-kadang Sering Sangat sering

Sangat tidak setuju Tidak Setuju Setuju Sangat setuju

Page 63: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

49

Pada indikator kedua, yang berisi pernyataan bahwa mengikuti info perihal jilbab

sampai yang paling terkini, mayoritas responden atau sebanyak 112 responden (52.6%)

mengaku setuju, 73 responden atau sekitar 34.3% responden mengaku tidak setuju, 18

responden atau sekitar 8.5% responden mengaku sangat setuju, dan sisanya sedikitnya 10

responden atau sekitar 4.7% responden mengaku sangat tidak setuju dengan pernyataan

tersebut.

Pada indikator ketiga, yang berisi pernyataan meminta saran orang lain sebelum

membeli jilbab sebagai masukan atau perbandingan, mayoritas responden atau sebanyak 135

responden (63.4%) menjawab setuju, 45 responden atau sekitar 21.1% responden menjawab

tidak setuju, 26 responden atau sekitar 12.2% responden menjawab sangat setuju, dan

sedikitnya 7 responden atau sekitar 3.3% responden menjawab sangat tidak setuju dengan

pernyataan tersebut.

Sedangkan pada item pernyataan yang terkait dengan intensitas, lebih dari setengah

responden yaitu sebanyak 107 respondenatau sekitar 50.2% responden mengaku sering

mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulu, 62 responden atau sekitar

29,1% responden mengaku kadang-kadang, dan sisanya responden yang mengaku sangat

sering dan tidak pernah mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulu

masing-masing sebanyak 22 responden atau sekitar 10,3% responden.

Sementara pada item pernyataan yang terkait dengan intensitas kedua, lebih dari

setengah responden yaitu sebanyak 120 respondenatau sekitar 56.3% responden mengaku

sering meminta saran orang lain untuk alat perbandingan yang sesuai, 61 responden atau

sekitar 28,6% responden mengaku kadang-kadang, 19 respondenatau sekitar 8,9% responden

mengaku sangat sering, dan sisanya sebanyak 13 responden atau sekitar 6,1% responden

mengaku tidak pernah meminta saran orang lain sebagai alat perbandingan.

Page 64: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

50

3. Dimensi Evaluasi Alternative

Pada tahap berikutnya, setelah memperoleh informasi, konsumen mulai mengevaluasi

alternative pilihan yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukannya.

Pada tahap ini konsumen mulai memiliki preferensi terhadap satu produk tertentu (Sunyoto,

2013: 41). Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui perilaku konsumen dari

dimensi evaluasi alternative adalah seperti berikut.

Tabel 3.9: Perilaku Konsumen Berdasarkan Dimensi Evaluasi Alternative

No Indikator

Frekuensi

SS S TS STS

1 Membeli kerudung yang disukai

walaupun haganya mahal 27 74 100 12

2 Membeli kerudung banyak dengan

harga yang murah 24 93 91 5

3

Membeli jilbab walaupun sudah

sangat banyak memilikinya

16 97 86 14

No Indikator Frekuensi

SS S KK TP

1 Membeli kerudung walaupun

hargannya mahal 21 59 106 27

2 Membeli kerudung banyak dengan

harga murah 12 67 124 10

3 Membeli jilbab yang diinginkan

walaupun sudah memiliki banyak 17 92 88 16

4 Suka membeli jilbab bermerk

walaupun hargannya mahal 17 67 92 37

5 Membeli jilbab yang harganya

murah supaya dapat banyak 16 68 114 15

Page 65: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

51

Grafik 3.9: Perilaku Konsumen Berdasarkan Dimensi Evaluasi Alternative

Berdasarkan data dari tabel dan grafik di atas dapat diketahui bahwa responden paling

banyak menjawab tidak setuju atas item pernyataan membeli kerudung yang disukai

walaupun haganya mahal, yaitu sebanyak 100 responden atau sekitar 46.9% responden, 74

responden atau sekitar 34.7% responden menjawab setuju, 27 responden atau sekitar 12.7%

responden menjawab sangat setuju, dan sisanya sedikitnya 12 responden atau sekitar 5.6%

responden menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Pada item pernyataanmembeli kerudung banyak dengan harga yang murah, responden

paling banyak menjawab setuju, yaitu sebanyak 93 responden atau sekitar 43.7% responden,

91 responden atau sekitar 42.7% responden menjawab tidak setuju, 24 responden atau sekitar

Membeli kerudung yang disukai walaupun haganyamahal

Membeli kerudung banyak dengan harga yang murah

Membeli jilbab walaupun sudah sangat banyakmemilikinya

Membeli kerudung walaupun hargannya mahal

Membeli kerudung banyak dengan harga murah

Membeli jilbab yang diinginkan walaupun sudahmemiliki banyak

Suka membeli jilbab bermerk walaupun hargannyamahal

Membeli jilbab yang harganya murah supaya dapatbanyak

12.70%

11.30%

7.50%

0

34.70%

43.70%

45.50%

0

6.90%

42.70%

40.40%

0

5.60%

2.30%

6.60%

9.90%

5.60%

8%

8%

0.50%

27.70%

31.50%

43.20%

31.50%

31.90%

49.80%

58.20%

41.30%

43.20%

53.50%

12.70%

4.70%

7.50%

17.40%

7%

Tidak pernah Kadang-kadang Sering Sangat sering

Sangat tidak setuju Tidak Setuju Setuju Sangat setuju

Page 66: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

52

11.3% responden menjawab sangat setuju, dan sisanya sedikitnya 5 responden atau sekitar

2.3% responden menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Sementara pada item pernyataan membeli jilbab walaupun sudah sangat banyak

memilikinya, responden paling banyak menjawab setuju, yaitu sebanyak 97 responden atau

sekitar 45.5% responden, 86 responden atau sekitar 40.4% responden menjawab tidak setuju,

16 responden atau sekitar 7.5% responden menjawab sangat setuju, dan sisanya sedikitnya 14

responden atau sekitar 6.6% responden menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan

tersebut.

Sedangkan pada item pernyataan berikutnya yang terkait dengan intensitas,

kebanyakan responden mengaku kadang-kadang dalam membeli kerudung walaupun

hargannya mahal, yaitu sebanyak 106 responden atau sekitar 49,8% responden, 59 responden

atau sekitar 27,7% responden mengaku sering, 27 responden atau sekitar 12,7% responden

mengaku tidak pernah, dan sisanya sebanyak 21 responden atau sekitar 9,9% responden

mengaku sangat sering membeli kerudung walaupun hargannya mahal.

Pada item pernyataan yang terkait dengan intensitas kedua, lebih dari setengah

responden yaitu sebanyak 124 respondenatau sekitar 58.2% responden mengaku kadang-

kadang membeli kerudung banyak dengan harga murah, 67 responden atau sekitar 31,5%

responden mengaku sering, 12 responden atau sekitar 5,6% responden mengaku sangat

sering, dan sisanya sebanyak 10responden atau sekitar 4.7% responden mengaku tidak pernah

membeli kerudung banyak dengan harga murah.

Pada item pernyataan yang terkait dengan intensitas ketiga, kebanyakan responden

mengaku sering membeli jilbab yang diinginkan walaupun sudah memiliki banyak, yaitu

ssebanyak 92 responden atau sekitar 43.2% responden, 88 responden atau sekitar 41,3%

responden mengaku kadang-kadang, 17 responden atau sekitar 8% responden mengaku

Page 67: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

53

sangat sering, dan sisanya sebanyak 16 responden atau sekitar 7,5% responden mengaku tidak

pernah membeli jilbab apabila sudah memiliki banyak.

Pada item pernyataan yang terkait dengan intensitas keempat, kebanyakan responden

mengaku kadang-kadang atau jarang membeli jilbab bermerek walaupun hargannya mahal,

yaitu sebanyak 92 responden atau sekitar 43.2% responden, 67 responden atau sekitar 31,5%

responden mengaku sering, 37 responden atau sekitar 17,4% responden mengaku tidak

pernah, dan sisanya sebanyak 17 responden atau sekitar 8% mengaku sering membeli jilbab

bermerek walaupun hargannya mahal.

Sedangkan pada item pernyataan yang terkait dengan intensitas terakhir, lebih dari

setengah responden yaitu sebanyak 120 respondenatau sekitar 56.3% responden mengaku

kadang-kadang atau jarang membeli jilbab yang harganya murah supaya dapat banyak, 68

responden atau sekitar 31,9% responden mengaku sering, 16 responden atau sekitar 7,5%

responden mengaku sangat sering, dan sisanya sebanyak 15 responden atau sekitar 7%

responden mengaku tidak pernah membeli jilbab yang harganya murah supaya dapat banyak.

4. Dimensi Keputusan Membeli

Keputusan pembelian merupakan proses aktual pembelian kebutuhan yang diperlukan

oleh konsumen setelah melalui tahap-tahap sebelumnya (Sunyoto, 2013: 41). Pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui perilaku konsumen dari dimensi keputusan

pembelianadalah seperti berikut.

Tabel 3.10: Perilaku Konsumen Berdasarkan Dimensi Keputusan Pembelian

No Indikator

Frekuensi

SS S TS STS

1 Menyukai jilbab yang modis dan

stylist 51 108 52 2

2 Menyukai jilbab yang bermerek 26 90 89 8

Page 68: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

54

Grafik 3.10: Perilaku Konsumen Berdasarkan Dimensi Keputusan Pembelian

Berdasarkan data dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas responden atau

sebanyak 108 responden (50.7%) menyatakan setuju dengan item pernyataan menyukai jilbab

yang modis dan stylist, 52 responden atau sekitar 24.4% responden menyatakan tidak setuju,

51 responden atau sekitar 23.9% responden menyatakan sangat setuju, dan sisanya sedikitnya

2 responden atau sekitar 0.9% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan

tersebut.

Sedangkan pada item pernyataan menyukai jilbab yang bermerek, responden paling

banyak menjawab setuju, yaitu sebanyak 90 responden atau sekitar 42.3% responden, 89

responden atau sekitar 41.8% responden menjawab tidak setuju, 26 respnden atau sekitar

12.2% responden menjawab sangat setuju, dan sisanya sedikitnya 8 responden atau sekitar

3.8% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

5. Dimensi Tingkah Laku Pasca Membeli

Setelah melalui tahap pembelian, konsumen akan mulai melakukan penilaian terhadap

kepuasan atau ketidakpuasan atas produk yang telah dibelinya (Sunyoto, 2013: 41).

Menyukai jilbab yang modis dan stylist

Menyukai jilbab yang bermerek

23.90%

12.20%

50.70%

42.30%

24.40%

41.80%

0.90%

3.80%

Sangat tidak setuju Tidak Setuju Setuju Sangat setuju

Page 69: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

55

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui perilaku konsumen dari dimensi

keputusan pembelian adalah seperti berikut.

Tabel 3.11: Perilaku Konsumen Berdasarkan Dimensi Tingkah Laku Pasca Membeli

No Indikator

Frekuensi

SS S TS STS

1 Merasa puas jika jilbab yang

diinginkan terbeli atau didapatkan 67 127 19 -

2

Tidak percaya diri jika jilbab yang

dibeli tidak sesuai apa yang

diinginkan

37 78 98 -

No Indikator

Frekuensi

SS S KK TP

1 Menggunakan jilbab dalam setiap

kegiatan sehari-hari 52 111 50 -

Grafik 3.11: Perilaku Konsumen Berdasarkan Dimensi Tingkah Laku Pasca Membeli

Page 70: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

56

Berdasarkan data dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa lebih dari setengah

responden atau sebanyak 127 responden (59,6%) menjawab setuju dengan item pernyataan

merasa puas jika jilbab yang diinginkan terbeli atau didapatkan, 52 responden atau sekitar

24,4% responden menjawab sangat setuju, 19 responden atau sekitar 8,9% responden

menjawab tidak setuju, dan tidak ada satupun responden yang menjawab sangat tidak setuju

dengan pernyataan tersebut.

Pada item pernyataan tidak percaya diri jika jilbab yang dibeli tidak sesuai apa yang

diinginkan, responden paling banyak menjawab tidak setuju, yaitu sebanyak 98 responden

atau sekitar 46% responden, 78 responden atau sekitar 36,6% responden menjawab setuju, 37

responden atau sekitar 17,4% responden menjawab sangat setuju, dan tidak ada satupun

responden yang menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Merasa puas jika jilbab yang diinginkan terbeli ataudidapatkan

Tidak percaya diri jika jilbab yang dibeli tidak sesuaiapa yang diinginkan

Menggunakan jilbab dalam setiap kegiatan sehari-hari

31.50%

17.40%

59.60%

36.60%

8.90%

46%

0%

0%

24.40% 52.10%

23.50% 0%

Tidak pernah Kadang-kadang Sering Sangat sering

Sangat tidak setuju Tidak Setuju Setuju Sangat setuju

Page 71: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

57

Sedangkan pada item pernyataan berikutnya yang terkait dengan intensitas, lebih dari

setengah responden yaitu sebanyak 111 respondenatau sekitar 52,1% responden mengaku

sering menggunakan jilbab dalam setiap kegiatan sehari-hari, 52 responden atau sekitar

24,4% responden mengaku sangat sering, 50 responden atau sekitar 23,5% responden

mengaku kadang-kadang, dan tidak ada satupun responden yang mengaku tidak pernah

menggunakan jilbab dalam setiap kegiatan sehari-hari.

Berdasarkan data hasil pengukuran perilaku konsumen mahasiswi FISIP UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, diketahui bahwa subjek penelitian menunjukkan perilaku yang berbeda-

beda dalam proses pembelian jilbab. Perbandingan skor antar dimensi terkait perilaku

konsumen tersebut dapat digambarkan melalui tabel seperti berikut:

Tabel 3.12: Perbandingan skor antar dimensi terkait perilaku konsumen

Pengenalan

masalah

Pencarian

informaasi

Evaluasi

alternatif

Keputusan

membeli

Perilaku pasca

pembelian

Tinggi 89.67% 60.56% 54.93% 74.64% 76.52%

Sedang 10.33% 29.11% 42.72% 24.41% 23.47%

Rendah 0% 10.33% 2.35% 0.94% 0%

Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa dimensi evaluasialternatif merupakan

dimensi yang paling kurang di antara keempat dimensi lainnya. Sedangkan dimensi

pengenalan masalah memiliki prosentase yang tinggi di antara dimensi-dimensi lainnya. Hal

tersebut berarti responden menyadari akan kebutuhannya, dalam hal ini kebutuhan akan jilbab

yang tidak lain dipengaruhi oleh agama.

Page 72: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

58

C. Analisis Crosstab

Crosstabs adalah sebuah tabel silang yang terdiri atas satu baris atau lebih dan satu

kolom atau lebih. Pada Crosstabs juga dapat menampilkan kaitan antara dua atau lebih

variabel, sampai dengan menghitung apakah ada hubungan antara baris dan kolom

(Nisfiannoor. 2009: 80). Dalam melakukan uji crosstabs, peneliti menggunakan data yang

sudah direcoding atau telah dilakukan pengkodean ulang pada beberapa item pernyataan

dalam dimensi-dimensi pada variabel relijiusitas, yakni; pada dimensi intelektual

menggunakan item pernyataan setiap muslim wajib mengetahui dan menjalankan rukun

Islam, pada dimensi ritualistik menggunakan item pernyataan menjalankan shalat lima waktu

tepat waktu, pada dimensi eksperensial menggunakan item pernyataan segala sesuatu tidak

akan berjalan dengan mulus tanpa kehendak Allah, pada dimensi ideologis menggunakan

item pernyataan setiap muslim wajib percaya dan menjalankan rukun iman, dan pada dimensi

konsekuensial menggunakan item pernyataan melaksanakan shalat lima waktu berjamaah.

Sedangkan variabel perilaku konsumen pada dimensi pengenalan masalah diwakili

oleh item pernyataan membeli jilbab karena termotivasi agama, pada dimensi pencarian

informasi diwakili oleh item pernyataan mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli

terlebih dahulu, dimensi evaluasi alternativ diwakili oleh item pernyataan membeli kerudung

banyak dengan harga yang murah, pada dimensi keputusan membeli diwakili oleh item

pernyataan menyukai jilbab yang modis dan stylist, dan pada dimensi tingkah laku pasca

pembelian diwakili oleh item pernyataan menggunakan jilbab dalam setiap kegiatan sehari-

hari.

Kemudian tanggapan dari item-item pernyataan tersebut dapat diklasifikasikan

menjadi tiga, yaitu; rendah (sangat tidak setuju atau tidak pernah), sedang (tidak setuju atau

kadang-kadang), dan tinggi (setuju dan sangat setuju atau sangat sering dan sering).

Page 73: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

59

1. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi intelektual dengan perilaku konsumen

berdasarkan dimensi pengenalan masalah

Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi intelektual yang menggunakan

item pernyataan setiap muslim wajib mengetahui dan menjalankan rukun Islam dengan

perilaku konsumen berdasarkan dimensi pengenalan masalah yang diwakili oleh item

pernyataan membeli jilbab karena termotivasi agama bisa dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.13: Crosstab relijiusitas (intelektual) dengan perilaku konsumen (pengenalan masalah)

Perilaku konsumen berdasarkan dimensi pengenalan

masalah

Total Sangat

setuju setuju

Tidak

setuju

Sangat tidak

setuju

Tidak

jawab

Relijiusitas

berdasarkan

dimensi

intelektual

Tinggi Count 30 161 22 0 0 213

% of total 14.08% 75.58% 10.33% 0% 0% 100%

Sedang Count 0 0 0 0 0 0

% of total 0% 0% 0% 0% 0% 0%

Rendah Count 0 0 0 0 0 0

% of total 0% 0% 0% 0% 0% 0%

Total Count 30 161 22 0 0 213

% of total 14.08% 75.58% 10.33% 0% 0% 100%

Berdasarkan tabel crosstab di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden (75.58%)

yang relijiusitasnya tergolong tinggi (berdasarkan dimensi intelektual) menyatakan setuju

bahwa membeli jilbab karena termotivasi agama, 14.08% responden menyatakan sangat

setuju, dan 10.33% responden lainnya menyatakan membeli jilbab bukan karena termotivasi

agama.

2. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi intelektual dengan perilaku konsumen

berdasarkan dimensi pencarian informasi

Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi intelektual yang menggunakan

item pernyataan setiap muslim wajib mengetahui dan menjalankan rukun Islam dengan

perilaku konsumen berdasarkan dimensi pencarian informasi yang diwakili oleh item

Page 74: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

60

pernyataan mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulu bisa dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 3.14: Crosstab relijiusitas (intelektual) dengan perilaku konsumen (pencarian informasi)

Perilaku konsumen berdasarkan dimensi pencarian

informasi

Total

Sangat

sering Sering

Kadang-

kadang

Tidak

pernah

Tidak

jawab

Relijiusitas

berdasarkan

dimensi intelektual

Tinggi Count 22 107 62 22 0 213

% of total 10.33% 50.23% 29.11% 10.33% 0% 100%

Sedang Count 0 0 0 0 0 0

% of total 0% 0% 0% 0% 0% 0%

Rendah Count 0 0 0 0 0 0

% of total 0% 0% 0% 0% 0% 0%

Total Count 22 107 62 22 0 213

% of total 10.33% 50.23% 29.11% 10.33% 0% 100%

Berdasarkan tabel crosstab di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden (50.23%)

yang relijiusitasnya tergolong tinggi (berdasarkan dimensi intelektual) mengaku sering

mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulu, 29.11% responden mengaku

kadang-kadang, dan masing-masing sebanyak 10.33% responden mengaku sangat sering dan

tidak pernah mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulu.

3. Crosstab antararelijiusitas berdasarkan dimensi intelektual dengan perilaku konsumen

berdasarkan dimensi evaluasi alternativ

Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi intelektual yang menggunakan

item pernyataan setiap muslim wajib mengetahui dan menjalankan rukun Islam dengan

perilaku konsumen berdasarkan dimensi evaluasi alternativ yang diwakili oleh item

pernyataan membeli kerudung banyak dengan harga yang murah bisa dilihat pada tabel

berikut.

Page 75: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

61

Tabel 3.15: Crosstab relijiusitas (intelektual) dengan perilaku konsumen (evaluasi alternative)

Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi evaluasi

alternativ

Total

Sangat

setuju Setuju

Tidak

setuju

Sangat

tidak

setuju

Tidak

jawab

Relijiusitas

berdasarkan

dimensi intelektual

Tinggi

Count 24 93 91 5 0 213

% of total 11.27% 43.66% 42.72% 2.35% 0% 100%

Sedang Count 0 0 0 0 0 0

% of total 0% 0% 0% 0% 0% 0%

Rendah Count 0 0 0 0 0 0

% of total 0% 0% 0% 0% 0% 0%

Total Count 0 0 0 0 0 213

% of total 11.27% 43.66% 42.72% 2.35% 0% 100%

Berdasarkan tabel crosstab di atas menunjukkan responden yang relijiusitasnya

tergolong tinggi (berdasarkan dimensi intelektual) paling banyak, yakni sebanyak 93

responden atau sebesar 43.66% menyatakan setuju bahwa membeli kerudung banyak dengan

harga yang murah, sebanyak 91 atau sebesar 42.72% responden menyatakan tidak setuju,

sebanyak 24 atau sebesar 11.27% responden menyatakansangat setuju, dan 2.35% responden

lainnya menyatakan sangat tidak setuju bahwa membeli kerudung banyak dengan harga yang

murah.

4. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi intelektual dengan perilaku konsumen

berdasarkan dimensi keputusan membeli

Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi intelektual yang menggunakan

item pernyataan setiap muslim wajib mengetahui dan menjalankan rukun Islam dengan

perilaku konsumen berdasarkan dimensi keputusan membeli yang diwakili oleh item

pernyataan menyukai jilbab yang modis dan stylist bisa dilihat pada tabel berikut.

Page 76: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

62

Tabel 3.16: Crosstab relijiusitas (intelektual) dengan perilaku konsumen (keputusan membeli)

Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi

keputusan membeli

Total

Sangat

setuju Setuju

Tidak

setuju

Sangat

tidak

setuju

Tidak

jawab

Relijiusitas

berdasarkan

dimensi intelektual

Tinggi Count 51 108 52 2 0 213

% of total 23.94% 50.70% 24.41% 0.94% 0% 100%

Sedang Count 0 0 0 0 0 0

% of total 0% 0% 0% 0% 0% 0%

Rendah Count 0 0 0 0 0 0

% of total 0% 0% 0% 0% 0% 0%

Total Count 51 108 52 2 0 213

% of total 23.94% 50.70% 24.41% 0.94% 0% 100%

Berdasarkan tabel crosstab di atas menunjukkan responden yang relijiusitasnya

tergolong tinggi (berdasarkan dimensi intelektual) mayoritas (50.70%) menyatakan setuju

bahwa menyukai jilbab yang modis dan stylist, 24.41% responden menyatakan tidak setuju,

23.94% responden menyatakan sangat setuju, dan 0.94% responden lainnya menyatakan

sangat tidak setuju bahwa menyukai jilbab yang modis dan stylist.

5. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi intelektual dengan perilaku konsumen

berdasarkan dimensi tingkah laku pasca pembelian

Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi intelektual yang menggunakan

item pernyataan setiap muslim wajib mengetahui dan menjalankan rukun Islam dengan

perilaku konsumen berdasarkan dimensi tingkah laku pasca pembelian yang diwakili oleh

item pernyataan menggunakan jilbab dalam setiap kegiatan sehari-hari bisa dilihat pada tabel

berikut.

Page 77: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

63

Tabel 3.17: Crosstab relijiusitas (intelektual) dengan perilaku konsumen (tingkah laku pasca pembelian)

Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi tingkah

laku pasca pembelian

Total

Sangat

sering Sering

Kadang-

kadang

Tidak

pernah

Tidak

jawab

Relijiusitas

berdasarkan

dimensi intelektual

Tinggi

Count 52 111 50 0 0 213

% of total 24.41% 52.11% 23.47% 0% 0% 100%

Sedang Count 0 0 0 0 0 0

% of total 0% 0% 0% 0% 0% 0%

Rendah Count 0 0 0 0 0 0

% of total 0% 0% 0% 0% 0% 0%

Total Count 0 0 0 0 0 213

% of total 24.41% 52.11% 23.47% 0% 0% 100%

Berdasarkan tabel crosstab di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden (52.11%)

yang relijiusitasnya tergolong tinggi (berdasarkan dimensi intelektual) mengaku sering

menggunakan jilbab dalam setiap kegiatan sehari-hari, 24.41% responden mengaku sangat

sering, dan 23.47% responden mengaku kadang-kadang atau jarang menggunakan jilbab

dalam setiap kegiatan sehari-hari.

6. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ritualistik dengan perilaku konsumen

berdasarkan dimensi pengenalan masalah

Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ritualistik yang menggunakan

item pernyataan menjalankan shalat lima waktu tepat waktu dengan perilaku konsumen

berdasarkan dimensi pengenalan masalah yang diwakili oleh item pernyataan membeli jilbab

karena termotivasi agama bisa dilihat pada tabel berikut.

Page 78: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

64

Tabel 3.18: Crosstab relijiusitas (ritualistik) dengan perilaku konsumen (pengenalan masalah)

Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi

pengenalan masalah

Total

Sangat

setuju Setuju

Tidak

setuju

Sangat

tidak

setuju

Tidak

jawab

Relijiusitas

berdasarkan

dimensi ritualistik

Tinggi Count 22 132 13 0 0 167

% of total 10.33% 61.97% 6.10% 0% 0% 78.40%

Sedang Count 8 29 9 0 0 46

% of total 3.75% 13.61% 4.22% 0% 0% 21.60%

Rendah Count 0 0 0 0 0 0

% of total 0% 0% 0% 0% 0% 0%

Total Count 30 161 22 0 0 213

% of total 14.08% 75.59% 10.33% 0% 0% 100%

Berdasarkan tabel crosstab di atas menunjukkan responden yang relijiusitasnya

tergolong tinggi (berdasarkan dimensi ritualistik) mayoritas (61.97%) menyatakan setuju

bahwa membeli jilbab karena termotivasi agama, 10.33% responden menyatakan sangat

setuju, dan 6.10% responden menyatakan membeli jilbab bukan karena termotivasi agama.

Sementara pada kategori relijiusitas sedang (berdasarkan dimensi ritualistik), paling

banyak responden atau sebanyak 29 (13.61%) responden menyatakan setuju bahwa membeli

jilbab karena termotivasi agama, 9 atau sebesar 4.22% responden menyatakan tidak setuju,

dan 8 atau sebesar 3.75% responden menyatakan sangat setuju.

7. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ritualistik dengan perilaku konsumen

berdasarkan dimensi pencarian informasi

Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ritualistik yang menggunakan

item pernyataan menjalankan shalat lima waktu tepat waktu dengan perilaku konsumen

berdasarkan pencarian informasi yang diwakili oleh item pernyataan mencari info tentang

kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulubisa dilihat pada tabel berikut.

Page 79: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

65

Tabel 3.19: Crosstab relijiusitas (ritualistik) dengan perilaku konsumen (pencarian informasi)

Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi

pencarian informasi

Total

Sangat

sering Sering

Kadang-

kadang

Tidak

pernah

Tidak

jawab

Relijiusitas

berdasarkan

dimensi ritualistik

Tinggi Count 18 93 40 16 0 167

% of total 8.45% 43.66% 18.78% 7.51% 0% 78.40%

Sedang Count 4 14 22 6 0 46

% of total 1.88% 6.57% 10.33% 2.82% 0% 21.60%

Rendah Count 0 0 0 0 0 0

% of total 0% 0% 0% 0% 0% 0%

Total Count 22 107 62 22 0 213

% of total 10.33% 50.23% 29.11% 10.33% 0% 100%

Berdasarkan tabel crosstab di atas menunjukkan responden yang relijiusitasnya

tergolong tinggi (berdasarkan dimensi ritualistik) paling banyak, yakni sebanyak 93 atau

43.66% responden mengaku sering mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih

dahulu, 40 atau sebesar 18.78% responden mengaku kadang-kadang, 18 atau sebesar 8.45%

responden mengaku sangat sering, dan 16 atau sebesar 7.51% responden mengaku tidak

pernah mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulu.

Sementara pada kategori relijiusitas sedang (berdasarkan dimensi ritualistik), paling

banyak responden atau sebanyak 22 (10.33%) responden mengaku jarang mencari info

tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulu, 14 atau sebesar 6.57% responden

mengaku sering, 6 atau sebesar2.82% responden menyatakan tidak pernah, dan 4 atau sebesar

1.88% responden mengaku sangat sering mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli

terlebih dahulu.

8. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ritualistik dengan perilaku konsumen

berdasarkan dimensi evaluasi alternativ

Page 80: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

66

Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ritualistik yang menggunakan

item pernyataan menjalankan shalat lima waktu tepat waktu dengan perilaku konsumen

berdasarkan dimensi evaluasi alternativ yang diwakili oleh item pernyataan membeli

kerudung banyak dengan harga yang murah bisa dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.20: Crosstab relijiusitas (ritualistik) dengan perilaku konsumen (evaluasi alternative)

Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi evaluasi

alternative

Total

Sangat

setuju Setuju

Tidak

setuju

Sangat

tidak

setuju

Tidak

jawab

Relijiusitas

berdasarkan

dimensi ritualistic

Tinggi Count 17 76 69 5 0 167

% of total 7.98% 35.68% 32.39% 2.35% 0% 78.40%

Sedang Count 7 17 22 0 0 46

% of total 3.29% 7.98% 10.33% 0% 0% 21.60%

Rendah Count 0 0 0 0 0 0

% of total 0% 0% 0% 0% 0% 0%

Total Count 24 93 91 5 0 213

% of total 11.27% 43.66% 42.72% 2.35% 0% 100%

Berdasarkan tabel crosstab di atas menunjukkan responden yang relijiusitasnya

tergolong tinggi (berdasarkan dimensi ritualistik) sebagian besar yakni sebanyak 76

responden ( 35.68%) menyatakan setuju bahwa membeli kerudung banyak dengan harga yang

murah, sebanyak 69 atau sebesar 32.39% responden menyatakan tidak, sebanyak 17 atau

sebesar 7.98% menyatakan setuju, dan sebanyak 5 responden atau sebesar 2.35% responden

mengaku sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Sementara pada kategori relijiusitas sedang (berdasarkan dimensi ritualistik) sebagia

besar responden atau sebanyak 22 (10.33%) responden menyatakan tidak setuju bahwa

membeli kerudung banyak dengan harga yang murah, sebanyak 17 atau sebesar 7.98%

responden menyatakan setuju, dan 7 atau sebesar 3.29% responden menyatakan sangat setuju

dengan pernyataan tersebut.

Page 81: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

67

9. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ritualistik dengan perilaku konsumen

berdasarkan dimensi keputusan membeli

Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ritualistik yang menggunakan

item pernyataan menjalankan shalat lima waktu tepat waktu dengan perilaku konsumen

berdasarkan dimensi keputusan membeli yang diwakili oleh item pernyataan menyukai jilbab

yang modis dan stylist bisa dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.21: Crosstab relijiusitas (ritualistik) dengan perilaku konsumen (keputusan membeli)

Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi

keputusan membeli

Total

Sangat

setuju Setuju

Tidak

setuju

Sangat

tidak

setuju

Tidak

jawab

Relijiusitas

berdasarkan

dimensi ritualistic

Tinggi

Count 42 85 38 2 0 167

% of total 19.72% 39.91% 17.84% 0.94% 0% 78.40%

Sedang Count 9 23 14 0 0 46

% of total 4.22% 10.80% 6.57% 0% 0% 21.60%

Rendah Count 0 0 0 0 0 0

% of total 0% 0% 0% 0% 0% 0%

Total Count 51 108 52 2 0 213

% of total 23.94% 50.70% 24.41% 0.94% 0% 100%

Berdasarkan tabel crosstab tersebut menunjukkan bahwa responden yang relijiusitasnya

tergolong tinggi (berdasarkan dimensi ritualistik) paling banyak, yakni sebanyak 85

responden (39.91%) menyatakan setuju bahwa menyukai jilbab yang modis dan stylist,

sebanyak 42 atau sebesar 19.72% responden menyatakan sangat setuju, sebanyak 38 atau

sebesar 17.84% responden menyatakan tidak setuju, dan sedikitnya 2 atau 0.94% responden

menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Sedangkan pada kategori relijiusitas sedang (berdasarkan dimensi ritualistik), sebanyak

23 atau sebesar 10.80% responden menyatakan setuju bahwa menyukai jilbab yang modis dan

Page 82: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

68

stylist, sebayak 14 atau sebesar 6.57% responden menyatakan tidak setuju, dan sisanya

sedikitnya 9 atau 4.22% responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut.

10. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ritualistik dengan perilaku konsumen

berdasarkan dimensi tingkah laku pasca pembelian

Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ritualistik yang menggunakan

item pernyataan menjalankan shalat lima waktu tepat waktu dengan perilaku konsumen

berdasarkan dimensi tingkah laku pasca pembelian yang diwakili oleh item pernyataan

menggunakan jilbab dalam setiap kegiatan sehari-hari bisa dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.22: Crosstab relijiusitas (ritualistik) dengan perilaku konsumen (tingkah laku pasca pembelian)

Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi tingkah

laku pasca pembelian

Total

Sangat

sering Sering

Kadang-

kadang

Tidak

pernah

Tidak

jawab

Relijiusitas

berdasarkan

dimensi ritualistic

Tinggi Count 36 98 33 0 0 167

% of total 16.90% 46.01% 15.49% 0% 0% 78.40%

Sedang Count 16 13 17 0 0 46

% of total 7.51% 6.10% 7.98% 0% 0% 21.60%

Rendah Count 0 0 0 00 0 0

% of total 0% 0% 0% 0% % 0%

Total Count 52 111 50 0 0 213

% of total 24.41% 52.11% 23.47% 0% 0% 100%

Berdasarkan tabel crosstab tersebut menunjukkan bahwa responden yang relijiusitasnya

tergolong tinggi (berdasarkan dimensi ritualistik) paling banyak, yakni sebanyak 98

responden (46.01%) mengaku sering menggunakan jilbab dalam setiap kegiatan sehari-hari,

sebanyak 36 atau sebesar 16.90% responden mengaku sangat sering, dan sedikitnya 33 atau

15.49% responden mengaku kadang-kadang atau jarang menggunakan jilbab dalam kegiatan

sehari-hari.

Sedangkan pada kategori relijiusitas sedang (berdasarkan dimensi ritualistik),

sebanyak17 atau sebesar 7.98% responden mengaku kadang-kadang atau jarang

Page 83: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

69

menggunakan jilbab dalam kegiatan sehari-hari, sebanyak 16 atau sebesar 7.51% responden

mengaku sangat sering, dan sisanya sedikitnya 13 atau 6.10% responden mengaku sering

menggunakan jilbab dalam kegiatan sehari-hari.

11. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi eksperensial dengan perilaku

konsumen berdasarkan dimensi pengealan masalah

Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi eksperensial yang

menggunakan item pernyataan segala sesuatu tidak akan berjalan dengan mulus tanpa

kehendak Allah dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi pengenalan masalah yang

diwakili oleh item pernyataan membeli jilbab karena termotivasi agama bisa dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 3.23: Crosstab relijiusitas (eksperensial) dengan perilaku konsumen (pengenalan masalah)

Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi

pengenalan masalah

Total

Sangat

setuju Setuju

Tidak

setuju

Sangat

tidak

setuju

Tidak

jawab

Relijiusitas

berdasarkan

dimensi

eksperensial

Tinggi Count 29 159 20 0 0 208

% of total 13.61% 74.65% 9.39% 0% 0% 97.65%

Sedang Count 0 2 0 0 0 2

% of total 0% 0.94% 0% 0% 0% 0.94%

Rendah Count 1 0 2 0 0 3

% of total 0.47% 0% 0.94% 0% 0% 1.41%

Total Count 30 161 22 0 0 213

% of total 14.08% 75.59% 10.33% 0% 0% 100%

Tabel crosstab tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden yang relijiusitasnya

tergolong tinggi (berdasarkan dimensi eksperensial), yakni sebanyak 159 atau sebesar 74.65%

responden menyatakan setuju bahwa membeli jilbab karena termotivasi agama, sebanyak 29

atau 13.61% responden menyatakan sangat setuju, dan sedikitnya 20 atau 9.39% responden

menyatakan membeli jilbab bukan karena termotivasi agama.

Page 84: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

70

Sementara pada kategori relijiusitas sedang (berdasarkan dimensi eksperensial) hanya 2

atau 0.94% responden, menyatakan setuju bahwa membeli jilbab karena termotivasi agama.

Sedangkan pada kategori relijiusitas rendah (berdasarkan dimensi eksperensial), 2 atau 0.94%

responden menyatakan tidak setuju, dan sedikitnya 1 atau o.47% responden menyatakan

sangat setuju dengan pernyataan tersebut.

12. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi eksperensial dengan perilaku konsumen

berdasarkan dimensi pencarian informasi

Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi eksperensial yang

menggunakan item pernyataan segala sesuatu tidak akan berjalan dengan mulus tanpa

kehendak Allah dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi pencarian informasi yang

diwakili oleh item pernyataan mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih

dahulu bisa dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.24: Crosstab relijiusitas (eksperensial) dengan perilaku konsumen (pencarian informasi)

Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi

pencarian informasi

Total

Sangat

sering Sering

Kadang-

kadang

Tidak

pernah

Tidak

jawab

Relijiusitas

berdasarkan

dimensi

eksperensial

Tinggi Count 22 106 60 20 0 208

% of total 10.33% 49.77% 28.17% 9.39% 0% 97.65%

Sedang Count 0 0 0 2 0 2

% of total 0% 0% 0% 0.94% 0% 0.94%

Rendah Count 0 1 2 0 0 3

% of total 0% 0.47% 0.94% 0% 0% 1.41%

Total Count 22 107 62 22 0 213

% of total 10.33% 50.23% 29.11% 10.33% 0% 100%

Tabel crosstab tersebut menunjukkan bahwa kebanyakan responden yang relijiusitasnya

tergolong tinggi (berdasarkan dimensi eksperensial), yakni sebanyak 106 atau sebesar

49.77% responden mengaku sering mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih

dahulu, sebanyak 60 atau 28.17% responden mengaku kadang-kadang, sebanyak 22 atau

Page 85: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

71

10.33% mengaku sangat sering, dan sedikitnya 20 atau 9.39% responden mengaku tidak

pernah mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulu.

Sementara pada kategori relijiusitas sedang (berdasarkan dimensi eksperensial) hanya 2

atau 0.94% responden, menyatakan tidak pernah mencari info tentang kerudung yang ingin

dibeli terlebih dahulu. Sedangkan pada kategori relijiusitas rendah (berdasarkan dimensi

eksperensial), 1 atau 0.947% responden menyatakan sering, dan sedikitnya 2 atau 0.94%

responden menyatakan kadang-kadang atau jarang mencari info tentang kerudung yang ingin

dibeli terlebih dahulu.

13. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi eksperensial dengan perilaku konsumen

berdasarkan dimensi evaluasi alternativ

Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi eksperensial yang

menggunakan item pernyataan segala sesuatu tidak akan berjalan dengan mulus tanpa

kehendak Allah dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi evaluasi alternativ yang

diwakili oleh item pernyataan membeli kerudung banyak dengan harga yang murah bisa

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.25: Crosstab relijiusitas (eksperensial) dengan perilaku konsumen (evaluasi alternative)

Perilaku konsumen berdasarkan dimensi evaluasi

alternativ

Total

Sangat

setuju Setuju

Tidak

setuju

Sangat

tidak

setuju

Tidak

jawab

Relijiusitas

berdasarkan

dimensi

eksperensial

Tinggi Count 23 91 89 5 0 208

% of total 10.80% 42.72% 41.78% 2.35% 0% 97.65%

Sedang Count 0 0 2 0 0 2

% of total 0% 0% 0.94% 0% 0% 0.94%

Rendah Count 1 2 0 0 0 3

% of total 0.47% 0.94% 0% 0% 0% 1.41%

Total Count 24 93 91 5 0 213

% of total 11.27% 43.66% 42.72% 2.35% 0% 100%

Page 86: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

72

Tabel crosstab tersebut menunjukkan bahwa kebanyakan responden yang relijiusitasnya

tergolong tinggi (berdasarkan dimensi eksperensial), yakni sebanyak 91 atau sebesar 41.78%

responden menyatakan setuju bahwa membeli kerudung banyak dengan harga yang murah,

sebanyak 89 atau 41.78% responden menyatakan tidak setuju, sebanyak 23 atau 10.80%

responden menyatakan sangat setuju, dan sedikitya 5 atau 2. 35% menyatakan sangat tidak

setuju bahwa membeli kerudung banyak dengan harga yang murah.

Sementara pada kategori relijiusitas sedang (berdasarkan dimensi eksperensial) hanya 2

atau 0.94% responden, menyatakan tidak setuju membeli kerudung banyak dengan harga

yang murah . Sedangkan pada kategori relijiusitas rendah (berdasarkan dimensi eksperensial),

2 atau 0.94% responden menyatakan setuju, dan sedikitnya 1 atau 0.47% responden

menyatakan sangat setuju, dengan pernyataan tersebut.

14. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi eksperensial dengan perilaku konsumen

berdasarkan dimensi keputusan membeli

Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi eksperensial yang

menggunakan item pernyataan segala sesuatu tidak akan berjalan dengan mulus tanpa

kehendak Allah dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi keputusan membeli yang

diwakili oleh item pernyataan menyukai jilbab yang modis dan stylist bisa dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 3.26: Crosstab relijiusitas (eksperensial) dengan perilaku konsumen (keputusan membeli)

Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi

keputusan membeli

Total

Sangat

setuju Setuju

Tidak

setuju

Sangat

tidak

setuju

Tidak

jawab

Relijiusitas

berdasarkan

dimensi

eksperensial

Tinggi Count 50 106 50 2 0 208

% of total 23.47% 49.77% 23.47% 0.94% 0% 97.65%

Sedang Count 0 2 2 0 0 4

% of total 0% 0.94% 0.94% 0% 0% 1.88%

Rendah Count 1 0 0 0 0 1

% of total 0.47% 0% 0% 0% 0% 0.47%

Total Count 51 108 52 2 0 213

% of total 23.94% 50.70% 24.41% 0.94% 0% 100%

Page 87: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

73

Tabel crosstab tersebut menunjukkan bahwa kebanyakan responden yang relijiusitasnya

tergolong tinggi (berdasarkan dimensi eksperensial), yakni sebanyak 106 atau sebesar

49.77% responden menyatakan setuju menyukai jilbab yang modis dan stylist, masing-

masing sebanyak 50 atau 23.47% responden yang menyatakan sangat setuju dan tidak setuju,

dan sedikitnya 2 atau 0.94% menyatakan sangat tidak setuju.

Sementara pada kategori relijiusitas sedang (berdasarkan dimensi eksperensial) masing-

masing 2 atau 0.94% responden menyatakan setuju dan tidak setuju menyukai jilbab yang

modis dan stylist. Sedangkan pada kategori relijiusitas rendah (berdasarkan dimensi

eksperensial), 1 atau 0.47% responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut.

15. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi eksperensial dengan perilaku konsumen

berdasarkan dimensi tingkah laku pasca pembelian

Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi eksperensial yang

menggunakan item pernyataan segala sesuatu tidak akan berjalan dengan mulus tanpa

kehendak Allah dengan perilaku konsumen berdasarkan dimensi tingkah laku pasca

pembelian yang diwakili oleh item pernyataan menggunakan jilbab dalam kegiatan sehari-

hari bisa dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.27: Crosstab relijiusitas (eksperensial) dengan perilaku konsumen (tingkah laku pasca pembelian)

Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi tingkah

laku pasca pembelian

Total

Sangat

sering Sering

Kadang-

kadang

Tidak

pernah

Tidak

jawab

Relijiusitas

berdasarkan

dimensi

eksperensial

Tinggi Count 52 0 45 0 0 97

% of total 24.41% 0% 21.12% 0% 0% 45.54%

Sedang Count 0 0 2 0 0 2

% of total 0% 0% 0.94% 0% 0% 0.94%

Rendah Count 0 111 3 0 0 114

% of total 0% 52.11% 1.41% 0% 0% 53.52%

Total Count 52 111 50 0 0 213

% of total 24.41% 52.11% 23.47% 0% 0% 100%

Page 88: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

74

Tabel crosstab tersebut menunjukkan bahwa kebanyakan responden yang relijiusitasnya

tergolong tinggi (berdasarkan dimensi eksperensial), yakni sebanyak 52 atau sebesar 24.41%

responden mengaku sangat sering menggunakan jilbab dalam kegiatan sehari-hari, dan

sebanyak 45 atau sebesar 21.12% responden mengaku kadang-kadang atau jarang

menggunakan jilbab dalam kegiatan sehari-hari.

Sementara pada kategori relijiusitas sedang (berdasarkan dimensi eksperensial) hanya 2

atau 0.94% responden, mengaku kadang-kadang atau jarang menggunakan jilbab dalam

kegiatan sehari-hari. Sedangkan pada kategori relijiusitas rendah (berdasarkan dimensi

eksperensial) mayoritas responden yakni sebanyak 111 atau sebesar 52.11% responden

mengaku sering menggunakan jilbab dalam kegiatan sehari-hari, sebanyak 52 atau sebesar

24.41% responden mengaku sangat sering, dan sisanya 50 atau 23.47% responden mengaku

kadang-kadang atau jarang menggunakan jilbab dalam kegiatan sehari-hari.

16. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ideologis dengan perilaku konsumen

berdasarkan dimensi pengenalan masalah

Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ideologis yang menggunakan

item pernyataan setiap muslim wajib percaya dan menjalankan rukun iman dengan perilaku

konsumen berdasarkan dimensi pengenalan masalah yang diwakili oleh item pernyataan

membeli jilbab karena termotivasi agama bisa dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.28: Crosstab relijiusitas (ideologis) dengan perilaku konsumen (pengenalan masalah)

Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi

pengenalan masalah

Total

Sangat

setuju Setuju

Tidak

setuju

Sangat

tidak

setuju

Tidak

jawab

Relijiusitas

berdasarkan

dimensi ideologis

Tinggi

Count 30 161 22 0 0 213

% of total 14.08% 75.59% 10.33% 0% 0% 100%

Sedang Count 0 0 0 0 0 0

Page 89: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

75

% of total 0% 0% 0% 0% 0% 0%

Rendah Count 0 0 0 0 0 0

% of total 0% 0% 0% 0% 0% 0%

Total Count 30 161 22 0 0 213

% of total 14.08% 75.59% 10.33% 0% 0% 100%

Berdasarkan tabel crosstab di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden, (75.59%)

yang relijiusitasnya tergolong tinggi (berdasarkan dimensi ideologis) mengaku setuju bahwa

membeli jilbab karena termotivasi agama, sebanyak 30 atau sebesar 14.08% responden

mengaku sangat setuju, dan sisanya sedikitnya 22 atau 10.33% responden lainnya mengaku

membeli jilbab bukan karena termotivasi agama.

17. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ideologis dengan perilaku konsumen

berdasarkan dimensi pencarian informasi

Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ideologis yang menggunakan

item pernyataan setiap muslim wajib percaya dan menjalankan rukun iman dengan perilaku

konsumen berdasarkan dimensi pencarian informasi yang diwakili oleh item pernyataan

mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulu bisa dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 3.29: Crosstab relijiusitas (ideologis) dengan perilaku konsumen (pencarian informasi)

Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi

pencarian informasi

Total

Sangat

sering Sering

Kadang-

kadang

Tidak

pernah

Tidak

jawab

Relijiusitas

berdasarkan

dimensi ideologis

Tinggi Count 22 107 62 22 0 213

% of total 10.33% 50.23% 29.11% 10.33% 0% 100%

Sedang Count 0 0 0 0 0 0

% of total 0% 0% 0% 0% 0% 0%

Rendah Count 0 0 0 0 0 0

% of total 0% 0% 0% 0% 0% 0%

Total Count 22 107 62 22 0 213

% of total 10.33% 50.23% 29.11% 10.33% 0% 100%

Page 90: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

76

Berdasarkan tabel crosstab di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden (50.23%)

yang relijiusitasnya tergolong tinggi (berdasarkan dimensi ideologis) mengaku sering

mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulu, sebanyak 62 atau sebesar

29.11% responden mengaku kadang-kadang, dan masing-masing sebanyak 22 atau 10.33%

responden mengaku sangat sering dan tidak pernah mencari info tentang kerudung yang ingin

dibeli terlebih dahulu.

18. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ideologis dengan perilaku konsumen

berdasarkan dimensi evaluasi alternativ

Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ideologis yang menggunakan

item pernyataan setiap muslim wajib percaya dan menjalankan rukun iman dengan perilaku

konsumen berdasarkan dimensi evaluasi alternativ yang diwakili oleh item pernyataan

membeli kerudung banyak dengan harga yang murah bisa dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.30: Crosstab relijiusitas (ideologis) dengan perilaku konsumen (evaluasi alternative)

Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi evaluasi

alternative

Total

Sangat

setuju Setuju

Tidak

setuju

Sangat

tidak

setuju

Tidak

jawab

Relijiusitas

berdasarkan

dimensi ideologis

Tinggi Count 24 93 91 5 0 213

% of total 11.27% 43.66% 42.72% 2.35% 0% 100%

Sedang Count 0 0 0 0 0 0

% of total 0% 0% 0% 0% 0% 0%

Rendah Count 0 0 0 0 0 0

% of total 0% 0% 0% 0% 0% 0%

Total Count 24 93 91 5 0 213

% of total 11.27% 43.66% 42.72% 2.35% 0% 100%

Berdasarkan tabel crosstab di atas menunjukkan responden yang relijiusitasnya

tergolong tinggi (berdasarkan dimensi ideologis) paling banyak, menyatakan setuju bahwa

membeli kerudung banyak dengan harga yang murah, yakni sebanyak 93 responden atau

sebesar 43.66%, sebanyak 91 atau sebesar 42.72% responden menyatakan tidak setuju,

Page 91: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

77

sebanyak 24 atau sebesar 11.27% responden menyatakansangat setuju, dan 2.35% responden

lainnya menyatakan sangat tidak setuju bahwa membeli kerudung banyak dengan harga yang

murah.

19. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ideologis dengan perilaku konsumen

berdasarkan dimensi keputusan membeli

Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ideologis yang menggunakan

item pernyataan setiap muslim wajib percaya dan menjalankan rukun iman dengan perilaku

konsumen berdasarkan dimensi keputusan membeli yang diwakili oleh item pernyataan

menyukai jilbab yang modis dan stylist bisa dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.31: Crosstab relijiusitas (ideologis) dengan perilaku konsumen (keputusan membeli)

Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi

keputusan membeli

Total

Sangat

setuju Setuju

Tidak

setuju

Sangat

tidak

setuju

Tidak

jawab

Relijiusitas

berdasarkan

dimensi ideologis

Tinggi

Count 51 108 52 2 0 213

% of total 23.94% 50.70% 24.41% 0.94% 0% 100%

Sedang Count 0 0 0 0 0 0

% of total 0% 0% 0% 0% 0% 0%

Rendah Count 0 0 0 0 0 0

% of total 0% 0% 0% 0% 0% 0%

Total Count 51 108 52 2 0 213

% of total 23.94% 50.70% 24.41% 0.94% 0% 100%

Berdasarkan tabel crosstab di atas menunjukkan responden yang relijiusitasnya

tergolong mayoritas (berdasarkan dimensi ideologis) paling banyak, menyatakan setuju

bahwa menyukai jilbab yang modis dan stylist, yakni sebanyak 108 responden atau sebesar

50.70%, sebanyak 52 atau sebesar 24. 41% responden menyatakan tidak setuju, sebanyak 51

atau sebesar 23.94% responden menyatakan sangat setuju, dan 2 atau 0.94% responden

lainnya menyatakan sangat tidak setuju bahwa menyukai jilbab yang modis dan stylist.

Page 92: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

78

20. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ideologis dengan perilaku konsumen

berdasarkan dimensi tingkah laku pasca pembelian

Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi ideologis yang menggunakan

item pernyataan setiap muslim wajib percaya dan menjalankan rukun iman dengan perilaku

konsumen berdasarkan dimensi tingkah laku pasca pembelian yang diwakili oleh item

pernyataan menggunakan jilbab dalam kegiatan sehari-hari bisa dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.32: Crosstab relijiusitas (ideologis) dengan perilaku konsumen (tingkah laku pasca pembelian)

Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi tingkah

laku pasca pembelian

Total

Sangat

sering Sering

Kadang-

kadang

Tidak

pernah

Tidak

jawab

Relijiusitas

berdasarkan

dimensi ideologis

Tinggi

Count 52 111 50 0 0 213

% of total 24.41% 52.11% 23.47% 0% 0% 100%

Sedang Count 0 0 0 0 0 0

% of total 0% 0% 0% 0% 0% 0%

Rendah Count 0 0 0 0 0 0

% of total 0% 0% 0% 0% 0% 0%

Total Count 52 111 50 0 0 213

% of total 24.41% 52.11% 23.47% 0% 0% 100%

Berdasarkan tabel crosstab di atas menunjukkan responden yang relijiusitasnya

tergolong mayoritas (berdasarkan dimensi ideologis) paling banyak, menyatakan setuju

bahwa menggunakan jilbab dalam kegiatan sehari-hari, yakni sebanyak 111 responden atau

sebesar 52.11%, sebanyak 52 atau sebesar 24. 41% responden menyatakan sangat setuju,

sebanyak 50 atau sebesar 23.47% responden menyatakan kadang-kadang menggunakan

jilbab dalam kegiatan sehari-hari.

21. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi konsekuensial dengan perilaku

konsumen berdasarkan dimensi pengenalan masalah

Page 93: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

79

Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi konsekuensial yang

menggunakan item pernyataan melaksanakan shalat lima waktu berjamaah dengan perilaku

konsumen berdasarkan dimensi pengenalan masalah yang diwakili oleh item pernyataan

membeli jilbab karena termotivasi agama bisa dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.33: Crosstab relijiusitas (konsekuensial) dengan perilaku konsumen (pengenalan masalah)

Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi

pengenalan masalah

Total

Sangat

setuju Setuju

Tidak

setuju

Sangat

tidak

setuju

Tidak

jawab

Relijiusitas

berdasarkan

dimensi

konsekuensial

Tinggi Count 25 120 7 0 0 152

% of total 11.73% 56.34% 3.29% 0% 0% 71.36%

Sedang Count 5 41 13 0 0 59

% of total 2.35% 19.25% 6.10% 0% 0% 27.70%

Rendah Count 0 0 2 0 0 2

% of total 0% 0% 0.94% 0% 0% 0.94%

Total Count 30 161 22 0 0 213

% of total 14.08% 75.59% 10.33% 0% 0% 100%

Tabel crosstab tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden yang relijiusitasnya

tergolong tinggi (berdasarkan dimensi konsekuensial), yakni sebanyak 120 atau sebesar 56.

34% responden menyatakan setuju bahwa membeli jilbab karena termotivasi agama,

sebanyak 25 atau 11.73% responden menyatakan sangat setuju, dan sedikitnya 7atau 3.29%

responden menyatakan membeli jilbab bukan karena termotivasi agama.

Sementara pada kategori relijiusitas sedang (berdasarkan dimensi konsekuensial) 41 atau

19.25%responden, menyatakan setuju bahwa membeli jilbab karena termotivasi agama,

13atau 6.10% responden menyatakan tidak setuju, 5 atau 2. 35% responden menyatakan

sangat setuju. Sedangkan pada kategori relijiusitas rendah (berdasarkan dimensi

konsekuensial), sedikitnya 2 atau 0.94% responden menyatakan tidak setuju membeli jilbab

karena termotivasi agama.

Page 94: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

80

22. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi konsekuensial dengan perilaku

konsumen berdasarkan dimensi pencarian informasi

Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi konsekuensial yang

menggunakan item pernyataan melaksanakan shalat lima waktu berjamaah dengan perilaku

konsumen berdasarkan dimensi pencarian informasi yang diwakili oleh item pernyataan

mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulu bisa dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 3.34: Crosstab relijiusitas (konsekuensial) dengan perilaku konsumen (pencarian informasi)

Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi

pencarian informasi

Total

Sangat

sering Sering

Kadang-

kadang

Tidak

pernah

Tidak

jawab

Relijiusitas

berdasarkan

dimensi

konsekuensial

Tinggi Count 22 91 32 7 0 152

% of total 10.33% 42.72% 15.02% 3.29% 0% 71.36%

Sedang Count 0 16 28 15 0 59

% of total 0% 7.51% 13.14% 7.04% 0% 27.70%

Rendah Count 0 0 2 0 0 2

% of total 0% 0% 0.94% 0% 0% 0.94%

Total Count 22 107 62 22 0 213

% of total 10.33% 50.23% 29.11% 10.33% 0% 100%

Berdasarkan tabel crosstab di atas menunjukkan responden yang relijiusitasnya

tergolong tinggi (berdasarkan dimensi konsekuensial) paling banyak, menyatakan sering

bahwa mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulu, yakni sebanyak 91

responden atau sebesar 42.72%, sebanyak 32 atau sebesar 15.02% responden menyatakan

kadang-kadang, sebanyak 22 atau sebesar 10.33% responden menyatakan sangat sering, dan 7

atau 3.29% responden lainnya menyatakan tidak pernah bahwa mencari info tentang

kerudung yang ingin dibeli terlebih dahulu.

23. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi konsekuensial dengan perilaku

konsumen berdasarkan dimensi evaluasi alternativ

Page 95: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

81

Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi konsekuensial yang

menggunakan item pernyataan melaksanakan shalat lima waktu berjamaah dengan perilaku

konsumen berdasarkan dimensi evaluasi alternativ yang diwakili oleh item pernyataan

membeli kerudung banyak dengan harga yang murah bisa dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.35: Crosstab relijiusitas (konsekuensial) dengan perilaku konsumen (evaluasi alternatif)

Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi evaluasi

alternative

Total

Sangat

setuju Setuju

Tidak

setuju

Sangat

tidak

setuju

Tidak

jawab

Relijiusitas

berdasarkan

dimensi

konsekuensial

Tinggi

Count 18 73 56 5 0 152

% of total 8.45% 34.27% 26.29% 2.35% 0% 71.36%

Sedang Count 6 18 35 0 0 59

% of total 2.82% 8.45% 16.43% 0% 0% 27.70%

Rendah Count 0 2 0 0 0 2

% of total 0% 0.94% 0% 0% 0% 0.94%

Total Count 24 93 91 5 0 213

% of total 11.27% 43.66% 42.72% 2.35% 0% 100%

Berdasarkan tabel crosstab di atas menunjukkan responden yang relijiusitasnya

tergolong tinggi (berdasarkan dimensi konsekuensial) paling banyak, menyatakan setuju

bahwa membeli kerudung banyak dengan harga yang murah, yakni sebanyak 73 responden

atau sebesar 34.27%, sebanyak 56 atau sebesar 26.29%, responden menyatakan tidak setuju,

sedikitnya 18 atau 8.45% responden menyatakan sangat setuju, dan 5 atau 2.35% responden

lainnya menyatakan sangat tidak setuju bahwa membeli kerudung banyak dengan harga yang

murah.

Sementara pada kategori relijiusitas sedang (berdasarkan dimensi konsekuensial) 35atau

16.43%responden, menyatakan tidak setuju bahwa bahwa membeli kerudung banyak dengan

harga yang murah, 18atau 8.45% responden menyatakan setuju, 6 atau 2. 82% responden

menyatakan sangat setuju. Sedangkan pada kategori relijiusitas rendah (berdasarkan dimensi

Page 96: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

82

konsekuensial), sedikitnya 2 atau 0.94% responden menyatakan setuju membeli kerudung

banyak dengan harga yang murah.

24. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi konsekuensial dengan perilaku

konsumen berdasarkan dimensi keputusan membeli

Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi konsekuensial yang

menggunakan item pernyataan melaksanakan shalat lima waktu berjamaah dengan perilaku

konsumen berdasarkan dimensi keputusan membeli yang diwakili oleh item pernyataan

menyukai jilbab yang modis dan stylist bisa dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.36: Crosstab relijiusitas (konsekuensial) dengan perilaku konsumen (keputusan membeli)

Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi

keputusan membeli

Total

Sangat

setuju Setuju

Tidak

setuju

Sangat

tidak

setuju

Tidak

jawab

Relijiusitas

berdasarkan

dimensi

konsekuensial

Tinggi Count 39 79 32 2 0 152

% of total 18.30% 37.09% 15.02% 0.94% 0% 71.36%

Sedang Count 12 27 20 0 0 59

% of total 5.63% 12.68% 9.39% 0% 0% 27.70%

Rendah Count 0 2 0 0 0 2

% of total 0% 0.94% 0% 0% 0% 0.94%

Total Count 51 108 52 2 0 213

% of total 23.94% 50.70% 24.41% 0.94% 0% 100%

Berdasarkan tabel crosstab di atas menunjukkan responden yang relijiusitasnya

tergolong tinggi (berdasarkan dimensi konsekuensial) paling banyak, menyatakan setuju

bahwa menyukai jilbab yang modis dan stylist, yakni sebanyak 79 responden atau sebesar

37.09%, sebanyak 39 atau sebesar 18.30%, responden menyatakan sangat setuju, sedikitnya

32 atau 15.02% responden menyatakan tidak setuju, dan 2 atau 0.94% responden lainnya

menyatakan sangat tidak setuju bahwa menyukai jilbab yang modis dan stylist.

Sementara pada kategori relijiusitas sedang (berdasarkan dimensi konsekuensial) 27atau

12.68% responden, menyatakan setuju bahwa menyukai jilbab yang modis dan stylist, 20 atau

Page 97: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

83

9.39% responden menyatakan tidak setuju, 12 atau 5. 63% responden menyatakan sangat

setuju. Sedangkan pada kategori relijiusitas rendah (berdasarkan dimensi konsekuensial),

sedikitnya 2 atau 0.94% responden menyatakan setuju menyukai jilbab yang modis dan

stylist.

25. Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi konsekuensial dengan perilaku

konsumen berdasarkan dimensi tingkah laku pasca pembelian

Hasil uji Crosstab antara relijiusitas berdasarkan dimensi konsekuensial yang

menggunakan item pernyataan melaksanakan shalat lima waktu berjamaah dengan perilaku

konsumen berdasarkan dimensi tingkah laku pasca pembelian yang diwakili oleh item

pernyataan menggunakan jilbab dalam setiap kegiatan sehari-hari bisa dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 3.37: Crosstab relijiusitas (konsekuensial) dengan perilaku konsumen (tingkah laku pasca pembelian)

Perilaku konsumen berdasarkanluasi dimensi tingkah

laku pasca pembelian

Total

Sangat

sering Sering

Kadang-

kadang

Tidak

pernah

Tidak

jawab

Relijiusitas

berdasarkan

dimensi

konsekuensial

Tinggi Count 36 92 24 0 0 152

% of total 16.90% 43.19% 11.27% 0% 0% 71.36%

Sedang Count 16 19 24 0 0 59

% of total 7.51% 8.92% 11.27% 0% 0% 27.70%

Rendah Count 0 0 2 0 0 2

% of total 0% 0% 0.94% 0% 0% 0.94

Total Count 52 111 50 0 0 213

% of total 24.41% 52.11% 23.47% 0% 0% 100%

Tabel crosstab tersebut menunjukkan bahwa responden yang relijiusitasnya tergolong

tinggi (berdasarkan dimensi konsekuensial), yakni sebanyak 92 atau sebesar 43.19%

responden mengaku sering menggunakan jilbab dalam setiap kegiatan sehari-hari, sebanyak

36 atau 16.90% responden mengaku sangat sering, dan sedikitnya 24 atau 11.27% responden

mengaku kadang-kadang atau jarang menggunakan jilbab dalam setiap kegiatan sehari-hari.

Page 98: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

84

Begitu juga pada kategori relijiusitas sedang (berdasarkan dimensi konsekuensial) 24

atau 11.27% responden mengaku kadang-kadang atau jarang menggunakan jilbab dalam

setiap kegiatan sehari-hari. Adapun pada kategori relijiusitas rendah (berdasarkan dimensi

konsekuensial), sedikitnya 2 atau 0.94% responden juga mengaku kadang-kadang atau jarang

menggunakan jilbab dalam setiap kegiatan sehari-hari.

D. Analisis Korelasi

Untuk mengetahui dan memperjelas hubungan antara relijiusitas dengan perilaku

konsumen mahasisiwi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dilakukan uji korelasi dengan

menggunakan analisa Spearman. Sebelum menganalisa telah dilakukan uji normalitas atau uji

asumsi untuk mengetahui signifikasi dari data yang telah dikumpulkan (lihat lampiran). Hasil

dari uji normalitas tersebut secara keseluruhan memiliki nilai sig 0.000. Mengingat nilai sig <

0.005, maka dapat dikatakan bahwa data tersebut tidak terdistribusi secara normal. Pada data

yang memiliki distribusi tidak normal harus menggunakan statistik non-parametik, oleh

karena itu pada penelitian ini menggunakan analisa korelasi Spearman’s Rho.

Menurut Nisfiannoor (2009: 184), korelasi Spearman dapat digunakan untuk

mengukur keeratan hubungan antara dua variabel, di mana variabel tidak berdistribusi

normal. Korelasi Spearman dianggap signifikan apabila memiliki nilai signifikasi < 0,01 yang

ditandai dengan bintang dua (**) dan < 0,05 yang ditandai dengan bintang satu (*).

Sedangkan untuk menentukan interpretasi mengenai kekuatan hubungan antara dua variabel,

peneliti mengacu pada kriteria yang ditulis oleh Sarwono (2006: 123), yakni seperti berikut

Tabel 3.38: Tingkat korelasi Spearman

Koefisien Tingkat Hubungan

(korelasi)

>0 – 0,25 Sangat lemah

>0,25 – 0,5 Cukup

>0,5 – 0,75 Kuat

>0,75 – 0,99 Sangat kuat

Page 99: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

85

Berdasarkan tabel tingkat korelasi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin

kecil nilai koefisien korelasinya, maka semakin kecil tingkat hubungan antara kedua variable.

Sebaliknya, semakin besar nilai koefisien, maka semakin besar pula tingkat hubungan

tersebut. Berikut adalah hasil analisa menggunakan uji Spearman:

Tabel 3.39: Uji analisa Spearman

Total_Religi Total_Perilaku

Spearman's rho Total_Religi Correlation

Coefficient 1.000 .143(*)

Sig. (2-tailed) . .037

N 213 213

Total_Perilaku Correlation

Coefficient .143(*) 1.000

Sig. (2-tailed) .037 .

N 213 213

Tabel dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) =

0,037; p = 0,000< 0,05, yang artinya terdapat hubungan antara relijiusitas dengan perilaku

konsumen karena nilai signifikansinya lebih kecil nilainya dari taraf signifikansi. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang cukup signifikan antara variabel

relijiusitas dengan variabel perilaku konsumen.

Namun demikian, apabila variabel relijiusitas dengan variabel perilaku konsumen

diuji menggunakan uji korelasi Spearman berdasarkan masing-masing dimensi hasilnya

menunjukkan tingkat korelasi yang berbeda-beda. Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho

tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,010 < 0,05, yang artinya terdapat hubungan antara

dimensi intelektual dengan dimensi pengenalan masalah, karena nilai signifikansinya lebih

kecil nilainya dari taraf signifikansi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan yang cukup signifikan antara dimensi intelektual dengan dimensi pengenalan

masalah.

Page 100: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

86

Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,899 >

0,05, yang artinya tidak terdapat hubungan antara dimensi intelektual dengan dimensi

pencarian informasi, karena nilai signifikansinya lebih besar nilainya dari taraf signifikansi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

dimensi intelektual dengan dimensi pencarian informasi.

Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,220 >

0,05, yang artinya tidak terdapat hubungan antara dimensi intelektual dengan dimensi

evaluasi alternative, karena nilai signifikansinya lebih besar nilainya dari taraf signifikansi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

dimensi intelektual dengan dimensi evaluasi alternative.

Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,350 >

0,05, yang artinya tidak terdapat hubungan antara dimensi intelektual dengan dimensi

keputusan membeli, karena nilai signifikansinya lebih besar nilainya dari taraf signifikansi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

dimensi intelektual dengan dimensi keputusan membeli.

Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,047 <

0,05, yang artinya terdapat hubungan antara dimensi intelektual dengan dimensi tingkah laku

pasca pembelian, karena nilai signifikansinya lebih kecil nilainya dari taraf signifikansi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang cukup signifikan antara

dimensi intelektual dengan dimensi tingkah laku pasca pembelian.

Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,052 >

0,05, yang artinya tidak terdapat hubungan antara dimensi ritualistik dengan dimensi

pengenalan masalah, karena nilai signifikansinya lebih besar nilainya dari taraf signifikansi.

Page 101: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

87

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

dimensi ritualistik dengan dimensi pengenalan masalah.

Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,024 <

0,05, yang artinya terdapat hubungan antara dimensi ritualistik dengan dimensi pencarian

informasi, karena nilai signifikansinya lebih kecil nilainya dari taraf signifikansi. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang cukup signifikan antara dimensi

ritualistik dengan dimensi pencarian informasi.

Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,242 >

0,05, yang artinya tidak terdapat hubungan antara dimensi ritualistik dengan dimensi evaluasi

alternative, karena nilai signifikansinya lebih besar nilainya dari taraf signifikansi. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi

ritualistik dengan dimensi evaluasi alternative.

Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,266 >

0,05, yang artinya tidak terdapat hubungan antara dimensi ritualistik dengan dimensi

keputusan membeli, karena nilai signifikansinya lebih besar nilainya dari taraf signifikansi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

dimensi ritualistik dengan dimensi keputusan membeli.

Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,546 >

0,05, yang artinya tidak terdapat hubungan antara dimensi ritualistik dengan dimensi tingkah

laku pasca pembelian, karena nilai signifikansinya lebih besar nilainya dari taraf signifikansi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

dimensi ritualistik dengan dimensi tingkah laku pasca pembelian.

Page 102: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

88

Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,006 <

0,05, yang artinya terdapat hubungan antara dimensi eksperensial dengan dimensi pengenalan

masalah, karena nilai signifikansinya lebih kecil nilainya dari taraf signifikansi. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang cukup signifikan antara dimensi

eksperensial dengan dimensi pengenalan masalah.

Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,556 >

0,05, yang artinya tidak terdapat hubungan antara dimensi eksperensial dengan dimensi

pencarian informasi, karena nilai signifikansinya lebih besar nilainya dari taraf signifikansi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

dimensi eksperensial dengan dimensi pencarian informasi.

Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,066 >

0,05, yang artinya tidak terdapat hubungan antara dimensi eksperensial dengan dimensi

evaluasi alternative, karena nilai signifikansinya lebih besar nilainya dari taraf signifikansi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

dimensi eksperensial dengan dimensi evaluasi alternative.

Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,621 >

0,05, yang artinya tidak terdapat hubungan antara dimensi eksperensial dengan dimensi

keputusan membeli, karena nilai signifikansinya lebih besar nilainya dari taraf signifikansi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

dimensi eksperensial dengan dimensi keputusan membeli.

Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,002 <

0,05, yang artinya terdapat hubungan antara dimensi eksperensial dengan dimensi tingkah

laku pasca pembelian, karena nilai signifikansinya lebih kecil nilainya dari taraf signifikansi.

Page 103: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

89

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang cukup signifikan antara

dimensi eksperensial dengan dimensi tingkah laku pasca pembelian.

Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,119 >

0,05, yang artinya tidak terdapat hubungan antara dimensi ideologis dengan dimensi

pengenalan masalah, karena nilai signifikansinya lebih besar nilainya dari taraf signifikansi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

dimensi ideologis dengan dimensi pengenalan masalah.

Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,000 <

0,05, yang artinya terdapat hubungan antara dimensi ideologis dengan dimensi pencarian

informasi, karena nilai signifikansinya lebih kecil nilainya dari taraf signifikansi. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang cukup signifikan antara dimensi

ideologis dengan dimensi pencarian informasi.

Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,153 >

0,05, yang artinya tidak terdapat hubungan antara dimensi ideologis dengan dimensi evaluasi

alternative, karena nilai signifikansinya lebih besar nilainya dari taraf signifikansi. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi

ideologis dengan dimensi evaluasi alternative.

Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,253 >

0,05, yang artinya tidak terdapat hubungan antara dimensi ideologis dengan dimensi

keputusan membeli, karena nilai signifikansinya lebih besar nilainya dari taraf signifikansi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

dimensi ideologis dengan dimensi keputusan membeli.

Page 104: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

90

Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,109 >

0,05, yang artinya tidak terdapat hubungan antara dimensi ideologis dengan dimensi tingkah

laku pasca pembelian, karena nilai signifikansinya lebih besar nilainya dari taraf signifikansi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

dimensi ideologis dengan dimensi tingkah laku pasca pembelian.

Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,000 <

0,05, yang artinya terdapat hubungan antara dimensi konsekuensial dengan dimensi

pengenalan masalah, karena nilai signifikansinya lebih kecil nilainya dari taraf signifikansi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang cukup signifikan antara

dimensi konsekuensial dengan dimensi pengenalan masalah.

Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,014 >

0,05, yang artinya terdapat hubungan antara dimensi konsekuensial dengan dimensi pencarian

informasi, karena nilai signifikansinya lebih kecil nilainya dari taraf signifikansi. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi

konsekuensial dengan dimensi pencarian informasi.

Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,058 >

0,05, yang artinya tidak terdapat hubungan antara dimensi konsekuensial dengan dimensi

evaluasi alternative, karena nilai signifikansinya lebih besar nilainya dari taraf signifikansi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

dimensi konsekuensial dengan dimensi evaluasi alternative.

Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,392 >

0,05, yang artinya tidak terdapat hubungan antara dimensi konsekuensial dengan dimensi

keputusan membeli, karena nilai signifikansinya lebih besar nilainya dari taraf signifikansi.

Page 105: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

91

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

dimensi konsekuensial dengan dimensi keputusan membeli.

Dari hasil uji korelasi Spearman’s Rho tersebut menunjukkan hasil r(213) = 0,000 <

0,05, yang artinya terdapat hubungan antara dimensi konsekuensial dengan dimensi tingkah

laku pasca pembelian, karena nilai signifikansinya lebih kecil nilainya dari taraf signifikansi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang cukup signifikan antara

dimensi konsekuensial dengan dimensi tingkah laku pasca pembelian.

E. Hasil Analisa Data

Hasil analisa hubungan dengan menggunakan uji korelasi Spearman’s Rho

menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara variabel relijiusitas dengan variabel perilaku

konsumen. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai signifikansi (sig) < 0.05. Hal ini

menjelaskan bahwa Ho ditolak, dan Ha diterima. Artinya ada hubungan antara relijiusitas

dengan perilaku konsumen mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Temuan ini sejalan dengan teori Embededdness dari Granovetter yang menyebutkan

bahwa terdapat dua (2) hal yang menuntun atau mendorong orang dalam melakukan tindakan

ekonomi. Pertama, konsepsi under-socialized, yaitu tindakan ekonomi yang rasional dan

berorientasi pada pencapaian keuntungan individual (self interest). Dalam under-socialized,

kepentingan individu di atas segala-galanya sehingga tidak ada ruang bagi pengaruh budaya,

agama, dan struktur sosial terhadap tindakan ekonomi. Kedua, konsepsi over-socialized, yaitu

tindakan ekonomi yang kultural dituntun oleh aturan berupa nilai dan norma yang

diinternalisasi. Dalam over-socialized, semua perilaku ekonomi seperti memilih pekerjaan,

melaksanakan profesi, menjual, membeli, dan sebagainya tunduk dan patuh terhadap segala

Page 106: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

92

sesuatu yang diinternalisasi dalam kehidupan sosial seperti nilai, norma, adat-kebiasaan, dan

tata-kelakuan (Damsar, 2009:139)

Jika merujuk pada konsepsi tersebut (over-socialized), dapat dikatakan bahwa

tindakan atau perilaku mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam mengenakan

jilbab, bukan hanya karena adanya aturan dari kampus, namun juga sebuah manifestasi dari

internalisasi nilai-nilai dalam ajaran agamanya. Hal ini didukung oleh temuan yang

menunjukkan bahwa banyaknya mahasiswi yang menggunakan jilbab dalam kegiatan sehari-

hari, yakni sebanyak 163 atau sebesar 76% responden.

Pasalnya, agama merupakan sistem sosial yang terlembaga dalam setiap masyarakat.

Secara mendasar agama menjadi norma yang mengikat dalam keseharian dan menjadi

pedoman. Ajaran-ajaran agama yang telah dipahami dapat menjadi pendorong kehidupan

individu sebagai acuan dalam berinteraksi kepada Tuhan, sesama manusia maupun alam

sekitarnya. Ajaran itu bisa diterapkan dalam mendorong perilaku ekonomi, sosial, dan budaya

(Nasir, 1999:45). Namun demikian, meski agama mempengaruhi perilaku ekonomi

seseorang, bukan berarti agama hanya satu-satunya faktor yang mempengaruhi perilaku

ekonomi, dalam arti agama bukan satu-satunya penentu perilaku ekonomi, tetapi agama

hanya sebagai salah satu variabel penentu.

Page 107: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

93

BAB IV

PENUTUP

Pada bab ini, peneliti akan menyajikan mengenai kesimpulan dari analisa data yang

telah dilakukan dan saran baik bagi para pembaca ataupun penelitian selanjutnya.

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya, berikut

adalah hasil temuan dan analisa peneliti mengenai hubungan relijiusitas dengan perilaku

konsumen mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah:

1. Tingkat relijiusitas mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah yang diukur dari beberapa dimensi tergolong

tinggi. Hal tersebut terlihat dari tingginya persentase pada tiap dimensinya,

yakni; sebanyak 213 atau sebesar 100% responden yang relijiusitasnya termasuk

kategori tinggi (berdasarkan dimensi intelektual), sebanyak 167 atau sebesar

78,40% responden responden yang relijiusitasnya termasuk kategori tinggi

(berdasarkan dimensi ritualistik), sebanyak 208 atau sebesar 97,65% responden

yang relijiusitasnya termasuk kategori tinggi (berdasarkan dimensi

eksperensial), sebanyak 213 atau sebesar 100% responden yang relijiusitasnya

termasuk kategori tinggi (berdasarkan dimensi ideologis), dan 152 atau 71,36%

responden yang relijiusitasnya termasuk kategori tinggi (berdasarkan dimensi

konsekuensial).

2. Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah tergolong cukup konsumtif dalam hal pembelian barang-

barang yang terkait dengan hal keagamaan, terutama dalam pembelian jilbab.

Page 108: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

94

Hal itu terlihat dari banyaknya responden yang membeli jilbab karena

termotivasi oleh agama, yakni sebanyak 188 atau sebesar 89.67% responden.

3. Terdapat hubungan antara relijiusitas dengan perilaku konsumen pada

mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah karena nilai signifikansinya lebih kecil nilainya dari taraf

signifikansi (p = 0,05) yaitu 0,000.

B. Saran

Penelitian ini sebenarnya tidak ditujukan untuk mencari penyelesaian masalah

terkait relijiusitas dan perilaku konsumen pada mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, melainkan hanya untuk

mendiskripsikan dan mencari tahu hubungannya. Namun demikian, ada beberapa refleksi

dari peneliti, yang di antaranya;

1. Teman-teman mahasiswi sebaiknya bisa lebih bijaksana dalam pembelian suatu

barang/ produk dengan melalui pertimbangan yang matang.

2. Bagi penelitian selanjutnya sebaiknya tidak hanya meneliti soal hubungan

relijiusitas dengan perilaku konsumen saja, tetapi bisa juga menyertakan

pengaruhnya

Page 109: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

xiv

Daftar Pustaka

Amanda Kusuma Wardahani, 2010. Konsumerisme dalam karut-marut kota : “Aliran Dana

Kantong Mahasiswa”. Jurnal.Badan penerbit pers mahasiswa baliurung, universitas gadjah

mada, jalan kembang merak No.B21, kompleks perumahan dosen UGM, bulaksumur,

Yogyakarta.

Ancok Djamaludin.(1992) “Teknik Penyusunan Skala Pengukur” penerbit pusat penelitisn

kependudukan UGM Yogyakarta.

Ahmad Mansoer, 2009. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan Laporan. Bandung : PAAP FE

UNPAD.

Anggarasari, R.E.(1997). Hubungan Tingkat Relijiusitas dengan sikap konsumtif padaibu rumah

tangga. Indonesian psychological jurnal. Psikologika Halaman 15-20 nomor 4 tahun II

Arikunto Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktis, edisi revisi 2010.

Jakarta : Rineka Cipta

Bibit Santoso, 2012. Konsumerisme dalam Masyarakat Urban, Studi kasus: Masyarakat

Perkotaan di Kecamatan Senen, Jakarta Pusat. Tesis, Universitas Gajah Mada

Bungin Burhan, 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana

Damsar. (2009) Pengantar sosiologi Ekonomi, Kencana Prenada Media Group : Jakarta

Handayani, Fitria. 2008. Jilbab gaul, Jilbab Standar dan Jilbab Besar, Pola Sosio-Edukasi

Identitas Keagamaan di Universitas Negeri Jakarta. Jurnal Sosialita.

Hasan, iqbal, 2011. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara

Herdiyani, 2004. Dampak Media bagi Rremaja Perempuan. Jurnal Perempuan

Nasir, Nanat Fatah, 1999. Etos Kerja Wirausahawan Muslim. Bandung: Gunung Jati Press

Nicholas Abercrombie, Stephen Hill, Bryan S. Turner, 2010. Kamus Sosiologi. Yogyakarta :

Pustaka Pelajar

Page 110: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

xv

Nisfianoor, M. 2009. Pendekatan Statistik Modern untuk Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba

Humanika

Nurihsan, A.J. dan Agustin, 2011. Dinamika Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:

Reflika Aditama

Rangkuti Freddy.(2009) Mengukur efektifitas program promosi, PT. Gramedia pustaka utama:

Jakarta.

Rima Hidiyanti, 2012.“Komunitas Jilbab Kontemporer Hijabers di Kota Makasar” tesis,

universitas hasanuddin, Makasar.

Rita Nurmalina, 2007. Analisis Proses Keputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen terhadap

Beras, Studi Kasus di Kecamatan Mulyorejo, Surabaya. Institut Pertanian Bogor.

Septi anugrah heni, “Hubungan antara Kontrol Diri dan Syukur dengan Perilaku Konsumtif

pada Remaja di SMA IT Abu Bakar Yogyakarta”. Universitas Ahmad Dahlan, Jalan Kapas

9, Semaki, Umbulharjo, Yogyakarta.

Sunyoto, 201. Teori kuesioner dan analisis data untuk pemasaran dan perilaku konsumen.

Yogyakarta : Graha Ilmu

Tim Penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

2009-2010

Page 111: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

xvi

Page 112: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

xvii

Page 113: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

xviii

Kuesioner

PENGANTAR

Yth. Mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah

Assalamualaikum Wr. Wb.

Sebagai mahasiswa tingkat akhir, saya diwajibkan membuat sebuah karya tulis berdasarkan

penelitian yang saya lakukan untuk mendapatkan gelar sarjana tingkat strata satu (S1) penelitian

ini bertujuan mengetahui hubungan relijiusitas dan perilaku konsumen studi kasus terhadap

pemakaian jilbab pada mahasiswi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Kami mengharapkan partisipasi anda untuk mengisi skala penelitian ini dengan jujur

sesuai dengan apa yang anda rasakan atau anda alami, dan mencermati setiap pernyataan dengan

teliti. Setiap respon yang anda berikan akan sangat berpengaruh terhadap hasil keselruhan

penelitian ini, kemudian isilah pada kolom-kolom yang telah tersedia dengan menggunakan

tanda check-list (√) di bawah pilihan jawaban dengan rincian :

SS : Sangat Setuju TS : Tidak setuju

S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

Atau;

SS: Sangat Sering KK: Kadang-kadang

S: Sering TP: Tidak Pernah

Jika saudari menemui kesulitan dalam memahami pernyataan-pernyataan yang ada, anda

dapat meminta penjelasan kepada enumerator. Demikian pengantar dari saya, atas partisipasi dan

kerja sama yang anda berikan, saya sampaikan terima kasih.

Peneliti

Udin Syarifudin

Page 114: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

xix

A. PROFIL RESPONDEN

Nama :

Usia :

No Telp/HP :

Jurusan :

Angkatan :

B. RELIJIUSITAS

Apakah ANDA sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), maupun sangat

tidak setuju (STS) atau sangat sering (SS), sering (S), kadang-kadang (KK), tidak

pernah(TP) dengan pernyataan berikut ini :

NO PERNYATAAN SS S TS STS

Dimensi Intelektual

1 Setiap orang Islam wajib hukumnya mengetahui dan

menjalankan rukun Islam

2 Nabi Muhammad SAW adalah Nabi terakhir yang wajib

diimani oleh setiap umat Islam

3 Manusia diciptakan untuk menjadi khalifah di muka bumi

4 Al-qur’an adalah kitab suci agama Islam yang sekaligus

merupakan mukjizat Nabi Muhammad SAW

Dimensi Ritualistik

5 Membayar zakat merupakan salah satu kewajiban seorang

muslim

6 Berpuasa di bulan Ramadhanhukumnya wajib bagi setiap

muslim

Dimensi Eksperensial

7 Segala sesuatu tidak akan berjalan dengan mulus tanpa

kehendak Allah

8 Segala sesuatu di dunia ini sudah digariskan oleh Allah

9 Segala sesuatu dalam kehidupan ini sudah ada yang

mengaturnya

Page 115: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

xx

Dimensi Ideologis

10 Setiap orang Islam wajib hukumnya percaya dan

menjalankan rukun iman

11 Manusia terlahir di dunia ini atas kehendak Allah SWT

12 Manusia diciptakan di dunia untuk beribadah kepada Allah

SWT

13 Menyerahkan segala hasil kepada Allah SWT setelah

berusaha dengan maksimal

Dimensi Konsekuensial

14 Percaya bahwa Allah SWT memberikan kemudahan bagi

setiap orang yang mau berusaha

15 Setiap umat Islam wajib menutup aurat sesuai dengan

ketentuan agama

16 Hijab/jilbab itu wajib digunakan bagi setiap muslimah

untuk menutup aurat

NO PERNYATAAN S S KK TP

17 Melaksanakan shalat lima waktu berjamaah

C. PERILAKU KONSUMEN

Apakah anda sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), maupun sangat tidak setuju

(STS) atau sangat sering (SS), sering (S), kadang-kadang (KK), tidak pernah(TP) dengan

pernyataan berikut ini :

NO PERNYATAAN SS S TS STS

Dimensi Pengenalan Masalah

19 Kerudung menjadi kebutuhan pokok saat ini

20 Membeli jilbab karena anjuran agama untuk menutup

aurat bagi seorang muslimah.

21 Membeli jilbab karena termotivasi agama

22 Senang mengoleksi jilbab

Dimensi Pencarian Informasi

23 Sebelum membeli mencari info tentang kerudung yang

ingin dibeli

24 Mengikuti info perihal jilbab sampai yang paling terkini

25 Meminta saran orang lain sebelum membeli jilbab

sebagai masukan atau perbandingan

NO PERNYATAAN SS S KK TP

26 Mencari info tentang kerudung yang ingin dibeli terlebih

Page 116: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

xxi

dahulu

27 Meminta saran jilbab kepada orang lain untuk alat

perbandingan yang sesuai

Dimensi Evaluasi Alternatif

26 Membeli kerudung yang disuka walaupun haganya mahal

27 Membeli kerudung banyak dengan harga yang murah

28 Membeli jilbab walaupun sudah sangat banyak

memilikinya

NO PERNYATAAN SS S KK TP

29 Membeli kerudung walaupun hargannya mahal

30 Membeli kerudung banyak dengan harga murah

31 Membeli jilbab ketika ada jilbab yang diinginkan

walaupun sudah memiliki jilbab lebih dari cukup

32 Suka membeli jilbab bermerk walaupun hargannya mahal

33 Suka membeli jilbab yang harganya murah supaya dapat

banyak

Dimensi Keputusan Membeli

34 Menyukai jilbab yang modis dan stylist

35 Menyukai jilbab yang bermerk

Dimensi Tingkah Laku Pasca Membeli

36 Merasa puas jika jilbab yang diinginkan terbeli atau

didapatkan

37 Merasa tidak percaya diri jika jilbab yang dibeli tidak

sesuai dengan apa yang diinginkan

NO PERNYATAAN SS S KK TP

38 Menggunakan jilbab dalam setiap kegiatan sehari-hari

Page 117: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

xxii

Uji Validitas dan Reliabilitas

A. Relijiusitas

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.812 22

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

relijiusitas 72.42 29.538 .488 .804

di2 72.42 29.538 .488 .804

di3 72.58 29.538 .287 .808

di4 72.42 29.538 .488 .804

di5 72.58 30.447 .100 .816

dr6 72.42 29.538 .488 .804

dr7 72.58 27.174 .554 .794

de8 72.42 29.902 .370 .807

de9 72.92 27.720 .424 .802

de10 72.75 27.659 .596 .794

Did11 72.50 29.727 .300 .808

Did12 72.75 26.750 .572 .793

Did13 72.67 27.152 .732 .789

Did14 72.50 28.636 .567 .799

dk15 72.67 27.515 .657 .792

dk16 72.67 26.970 .770 .787

dk17 72.75 26.932 .740 .787

dk18 73.50 25.545 .499 .798

dk19 73.50 25.182 .629 .787

dk20 74.33 30.424 .022 .827

dk21 74.17 34.152 -.419 .851

Page 118: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

xxiii

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

relijiusitas 72.42 29.538 .488 .804

di2 72.42 29.538 .488 .804

di3 72.58 29.538 .287 .808

di4 72.42 29.538 .488 .804

di5 72.58 30.447 .100 .816

dr6 72.42 29.538 .488 .804

dr7 72.58 27.174 .554 .794

de8 72.42 29.902 .370 .807

de9 72.92 27.720 .424 .802

de10 72.75 27.659 .596 .794

Did11 72.50 29.727 .300 .808

Did12 72.75 26.750 .572 .793

Did13 72.67 27.152 .732 .789

Did14 72.50 28.636 .567 .799

dk15 72.67 27.515 .657 .792

dk16 72.67 26.970 .770 .787

dk17 72.75 26.932 .740 .787

dk18 73.50 25.545 .499 .798

dk19 73.50 25.182 .629 .787

dk20 74.33 30.424 .022 .827

dk21 74.17 34.152 -.419 .851

dk22 73.50 30.455 .000 .833

Page 119: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

xxiv

B. Perilaku konsumen

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.885 26

Item-Total Statistics

dimension1

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

dimension0 perilaku konsumen

64.25 124.568 -.347 .893

dpm2 62.83 112.697 .455 .881

dpm3 62.58 113.356 .362 .884

dpm4 63.17 110.333 .545 .879

dpm5 62.83 114.152 .448 .882

dpm6 62.42 120.265 .040 .888

dpi7 63.92 105.174 .863 .871

dpi8 64.00 106.545 .844 .872

dpi9 63.58 105.720 .794 .872

dea10 63.25 114.750 .287 .886

dea11 63.25 110.386 .611 .878

dea12 63.08 115.356 .332 .884

dkm13 63.17 111.061 .589 .878

dkm14 63.50 111.545 .637 .878

dkm15 64.00 118.727 .125 .888

dtlpm16 63.00 114.909 .527 .881

dtlpm17 63.00 118.909 .084 .890

dtlpm18 63.50 111.364 .464 .881

dtlpm19 62.25 116.568 .284 .885

dtlpm20 63.92 104.447 .802 .871

dtlpm21 63.67 112.242 .309 .887

dtlpm22 63.42 110.811 .436 .882

dtlpm23 63.92 103.538 .705 .874

dtlpm24 63.58 112.811 .308 .886

dtlpm25 64.08 113.174 .478 .881

dtlpm26 63.75 108.386 .538 .879

Page 120: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

xxv

Uji Normalitas

relijiusitas di2 di3 di4 dr5 dr6 de7 de8 de9 did10 did11 did12 did13 dk14 dk15 dk16 dk17 dk18

213 213 213 213 213 213 213 213 213 213 213 213 213 213 213 213 213 213

Mean 3.88 3.89 3.62 3.83 3.82 3.80 3.59 3.53 3.58 3.72 3.65 3.69 3.62 3.65 3.41 3.38 2.88 2.92

Std. Deviation 0.328 0.317 0.525 0.400 0.388 0.402 0.589 0.571 0.583 0.451 0.535 0.528 0.541 0.533 0.572 0.616 0.690 0.589

Absolute 0.523 0.526 0.402 0.504 0.499 0.490 0.383 0.353 0.381 0.452 0.412 0.437 0.400 0.414 0.321 0.288 0.284 0.338

Positive 0.355 0.361 0.245 0.336 0.318 0.308 0.242 0.265 0.234 0.266 0.255 0.282 0.244 0.257 0.321 0.288 0.256 0.310

Negative -0.523 -0.526 -0.402 -0.504 -0.499 -0.490 -0.383 -0.353 -0.381 -0.452 -0.412 -0.437 -0.400 -0.414 -0.291 -0.287 -0.284 -0.338

7.633 7.680 5.869 7.357 7.276 7.154 5.586 5.157 5.558 6.600 6.007 6.371 5.832 6.042 4.684 4.203 4.143 4.931

0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

N

Normal Parameters(a,b)

Most Extreme Differences

perilaku_konsumen dpm2 dpm3 dpm4 dpi5 dpi6 dpi7 dea8 dea9 dea10 dkm11 dkm12 dtlpm13 dtlpm14 dtlpm15 dtlpm16 dtlpm17 dtlpm18 dtlpm19 dtlpm20 dtlpm21 dtlpm22

213 213 213 213 213 213 213 213 213 213 213 213 213 213 213 213 213 213 213 213 213 213

3.07 3.09 3.04 2.87 2.84 2.65 2.85 2.54 2.64 2.54 2.98 2.63 3.23 2.71 3.01 2.61 2.35 2.38 2.68 2.52 2.30 2.40

0.554 0.567 0.494 0.542 0.754 0.702 0.665 0.786 0.711 0.730 0.723 0.745 0.596 0.745 0.694 0.809 0.825 0.667 0.721 0.750 0.849 0.730

0.369 0.373 0.389 0.385 0.321 0.302 0.348 0.282 0.266 0.266 0.259 0.256 0.333 0.291 0.261 0.293 0.288 0.345 0.324 0.252 0.244 0.313

0.369 0.373 0.389 0.320 0.257 0.224 0.286 0.282 0.266 0.240 0.248 0.256 0.333 0.291 0.261 0.210 0.288 0.345 0.240 0.243 0.244 0.313

-0.349 -0.354 -0.366 -0.385 -0.321 -0.302 -0.348 -0.193 -0.244 -0.266 -0.259 -0.235 -0.263 -0.190 -0.260 -0.293 -0.210 -0.237 -0.324 -0.252 -0.189 -0.222

5.383 5.448 5.684 5.612 4.683 4.411 5.078 4.112 3.884 3.887 3.786 3.738 4.858 4.249 3.813 4.270 4.197 5.034 4.722 3.681 3.560 4.572

0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000

Page 121: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

xxvi

Uji Spearman Perdimensi

Total Dimensi Ideologis * Total Dimensi Pengenalan Masalah Correlations

Total_di Total_dpm

Spearman's rho Total_di Correlation Coefficient 1.000 .176(*)

Sig. (2-tailed) . .010

213 213

Total_dpm Correlation Coefficient .176(*) 1.000

Sig. (2-tailed) .010 .

N 213 213

Total Dimensi Ideologis * Total Dimensi Pencarian Informasi Correlations

Total_di Total_dpi

Spearman's rho Total_di Correlation Coefficient 1.000 .009

Sig. (2-tailed) . .899

N 213 213

Total_dpi Correlation Coefficient .009 1.000

Sig. (2-tailed) .899 .

N 213 213

Total Dimensi Ideologis * Total Dimensi Evaluasi Alternatif Correlations

Total_di Total_dea

Spearman's rho Total_di Correlation Coefficient 1.000 .084

Sig. (2-tailed) . .220

N 213 213

Total_dea Correlation Coefficient .084 1.000

Sig. (2-tailed) .220 .

N 213 213

Total Dimensi Ideologis * Total Dimensi Keputusan Membeli Correlations

Total_di Total_dkm

Spearman's rho Total_di Correlation Coefficient 1.000 .064

Sig. (2-tailed) . .350

N 213 213

Total_dkm Correlation Coefficient .064 1.000

Sig. (2-tailed) .350 . N 213 213

Total Dimensi Ideologis * Total Dimensi Tingkah Laku Pasca Membeli Correlations

Total_di Total_dtlp

m

Spearman's rho Total_di Correlation Coefficient 1.000 .136(*) Sig. (2-tailed) . .047 N 213 213 Total_dtlpm Correlation Coefficient .136(*) 1.000 Sig. (2-tailed) .047 .

Page 122: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

xxvii

N 213 213

Total Dimensi Ritualistik * Total Dimensi Pengenalan Masalah Correlations

Total_dr Total_dpm

Spearman's rho Total_dr Correlation Coefficient 1.000 .133

Sig. (2-tailed) . .052

N 213 213

Total_dpm Correlation Coefficient .133 1.000

Sig. (2-tailed) .052 .

N 213 213

Total Dimensi Ritualistik * Total Dimensi Pencarian Informasi Correlations

Total_dr Total_dpi

Spearman's rho Total_dr Correlation Coefficient 1.000 -.155(*)

Sig. (2-tailed) . .024

N 213 213

Total_dpi Correlation Coefficient -.155(*) 1.000

Sig. (2-tailed) .024 .

N 213 213

Total Dimensi Ritualistik * Total Dimensi Evaluasi Alternatif Correlations

Total_dr Total_dea

Spearman's rho Total_dr Correlation Coefficient 1.000 .081

Sig. (2-tailed) . .242

N 213 213

Total_dea Correlation Coefficient .081 1.000

Sig. (2-tailed) .242 .

N 213 213

Total Dimensi Ritualistik * Total Dimensi Keputusan Membeli Correlations

Total_dr Total_dkm

Spearman's rho Total_dr Correlation Coefficient 1.000 -.076

Sig. (2-tailed) . .266

N 213 213

Total_dkm Correlation Coefficient -.076 1.000

Sig. (2-tailed) .266 .

N 213 213

Total Dimensi Ritualistik * Total Dimensi Tingkah Laku Pasca Membeli Correlations

Total_d

r Total_dtlpm

Spearman's rho Total_dr Correlation Coefficient 1.000 .042 Sig. (2-tailed) . .546 N 213 213 Total_dtlpm Correlation Coefficient .042 1.000 Sig. (2-tailed) .546 .

Page 123: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

xxviii

N 213 213

Total Dimensi Eksperensial * Total Dimensi Pengenalan Masalah Correlations

Total_de Total_dpm

Spearman's rho Total_de Correlation Coefficient 1.000 .189(**)

Sig. (2-tailed) . .006

N 213 213

Total_dpm Correlation Coefficient .189(**) 1.000

Sig. (2-tailed) .006 .

N 213 213

Total Dimensi Eksperensial * Total Dimensi Pencarian Informasi Correlations

Total_de Total_dpi

Spearman's rho Total_de Correlation Coefficient 1.000 -.041

Sig. (2-tailed) . .556

N 213 213

Total_dpi Correlation Coefficient -.041 1.000

Sig. (2-tailed) .556 .

N 213 213

Total Dimensi Eksperensial * Total Dimensi Evaluasi Alternatif Correlations

Total_de Total_dea

Spearman's rho Total_de Correlation Coefficient 1.000 .126

Sig. (2-tailed) . .066

N 213 213

Total_dea Correlation Coefficient .126 1.000

Sig. (2-tailed) .066 .

N 213 213

Total Dimensi Eksperensial * Total Dimensi Keputusan Membeli Correlations

Total_de Total_dkm

Spearman's rho Total_de Correlation Coefficient 1.000 .034

Sig. (2-tailed) . .621

N 213 213

Total_dkm Correlation Coefficient .034 1.000

Sig. (2-tailed) .621 .

N 213 213

Total Dimensi Eksperensial * Total Dimensi Tingkah Laku Pasca Membeli Correlations

Total_de Total_dtlpm

Spearman's rho Total_de Correlation Coefficient 1.000 .216(**)

Sig. (2-tailed) . .002

N 213 213

Total_dtlpm Correlation Coefficient .216(**) 1.000

Page 124: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

xxix

Sig. (2-tailed) .002 .

N 213 213

Total Dimensi Ideologis * Total Dimensi Pengenalan Masalah Correlations

Total_did Total_dpm

Spearman's rho Total_did Correlation Coefficient 1.000 .107

Sig. (2-tailed) . .119

N 213 213

Total_dpm Correlation Coefficient .107 1.000

Sig. (2-tailed) .119 .

N 213 213

Total Dimensi Ideologis * Total Dimensi Pencarian Informasi Correlations

Total_did Total_dpi

Spearman's rho Total_did Correlation Coefficient 1.000 -.289(**)

Sig. (2-tailed) . .000

N 213 213

Total_dpi Correlation Coefficient -.289(**) 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 213 213

Total Dimensi Ideologis * Total Dimensi Evaluasi Alternatif Correlations

Total_did Total_dea

Spearman's rho Total_did Correlation Coefficient 1.000 -.098

Sig. (2-tailed) . .153

N 213 213

Total_dea Correlation Coefficient -.098 1.000

Sig. (2-tailed) .153 .

N 213 213

Total Dimensi Ideologis * Total Dimensi Keputusan Membeli Correlations

Total_did Total_dkm

Spearman's rho Total_did Correlation Coefficient 1.000 -.079

Sig. (2-tailed) . .253

N 213 213

Total_dkm Correlation Coefficient -.079 1.000

Sig. (2-tailed) .253 .

N 213 213

Total Dimensi Ideologis * Total Dimensi Tingkah Laku Pasca Membeli Correlations

Total_did Total_dtlpm

Spearman's rho Total_did Correlation Coefficient 1.000 -.110

Sig. (2-tailed) . .109

N 213 213

Total_dtlpm Correlation Coefficient -.110 1.000

Page 125: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

xxx

Sig. (2-tailed) .109 .

N 213 213

Total Dimensi Konsekuensial * Total Dimensi Pengenalan Masalah Correlations

Total_dk Total_dpm

Spearman's rho Total_dk Correlation Coefficient 1.000 .427(**)

Sig. (2-tailed) . .000

N 213 213

Total_dpm Correlation Coefficient .427(**) 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 213 213

Total Dimensi Konsekuensial * Total Dimensi Pencarian Informasi Correlations

Total_dk Total_dpi

Spearman's rho Total_dk Correlation Coefficient 1.000 .168(*)

Sig. (2-tailed) . .014

N 213 213

Total_dpi Correlation Coefficient .168(*) 1.000

Sig. (2-tailed) .014 .

N 213 213

Total Dimensi Konsekuensial * Total Dimensi Evaluasi Alternatif Correlations

Total_dk Total_dea

Spearman's rho Total_dk Correlation Coefficient 1.000 .130

Sig. (2-tailed) . .058

N 213 213

Total_dea Correlation Coefficient .130 1.000

Sig. (2-tailed) .058 .

N 213 213

Total Dimensi Konsekuensial * Total Dimensi Keputusan Membeli Correlations

Total_dk Total_dkm

Spearman's rho Total_dk Correlation Coefficient 1.000 .059

Sig. (2-tailed) . .392

N 213 213

Total_dkm Correlation Coefficient .059 1.000

Sig. (2-tailed) .392 .

N 213 213

Total Dimensi Konsekuensial * Total Dimensi Tingkah Laku Pasca Membeli Correlations

Total_dk Total_dtlpm

Spearman's rho Total_dk Correlation Coefficient 1.000 .324(**)

Sig. (2-tailed) . .000

N 213 213

Total_dtlpm Correlation Coefficient .324(**) 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

Page 126: UDIN SYARIFUDIN - FISIP.pdf

xxxi

N 213 213