TUGAS AOK IV
SWAPPING,PARTITIONING AND PAGING
Disusun Oleh :
Nama : Vito Adewinata
NIM : 123100034
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” YOGYAKARTA
2012
SWAPPING
Sebuah proses harus berada di dalam memori untuk dapat dieksekusi. Sebuah proses,
bagaimanapun juga, dapat di- swap sementara keluar memori ke sebuah penyimpanan
sementara , dan kemudian dibawa masuk lagi ke memori untuk melanjutkan pengeksekusian.
Sebagai contoh, asumsikan sebuah multiprogramming environment , dengan penjadualan
algoritma penjadualan CPU round-robin . Ketika kuantum habis, pengatur memori akan mulai
men- swap proses yang telah selesai, dan memasukkan proses yang lain ke dalam memori yang
sudah bebas. Sementara di saat yang bersamaan, penjadual CPU akan mengalokasikan waktu
untuk proses lain di dalam memori. Ketika waktu kuantum setiap proses sudah habis, proses
tersebut akan di- swap dengan proses lain. Idealnya, manajer memori , dapat melakukan
swapping proses-proses tersebut dengan cukup cepat sehingga beberapa proses akan selalu
berada di dalam memori dan siap untuk dieksekusi saat penjadual CPU hendak menjadwal CPU.
Lama kuantum pun harus cukup besar sehingga jumlah komputasi yang dilakukan selama terjadi
swap cukup masuk akal.
Variasi dari kebijakan swapping ini, digunakan untuk algoritma penjadualan berbasis prioritas.
Jika proses dengan prioritas lebih tinggi tiba dan meminta layanan, manajer memori dapat men-
swap keluar proses-proses yang prioritasnya rendah, sehingga proses-proses yang prioritasnya
lebih tinggi tersebut dapat dieksekusi. Setelah proses-proses yang memiliki prioritas lebih tinggi
tersebut selesai dieksekusi, proses-proses dengan prioritas rendah dapat di- swap kembali ke
dalam memori dan dilanjutkan eksekusinya. Cara ini disebut juga dengan metode roll out, roll in
.
Pada umumnya, proses yang telah di- swap keluar akan di- swap kembali menempati ruang
memori yang sama dengan yang ditempatinya sebelum proses tersebut keluar dari memori.
Pembatasan ini dinyatakan menurut metode pemberian alamat. Apabila pemberian alamat
dilakukan pada saat waktu pembuatan atau waktu pemanggilan , maka proses tersebut tidak
dapat dipindahkan ke lokasi memori lain. Tetapi apabila pemberian alamat dilakukan pada saat
waktu eksekusi , maka proses tersebut dapat di- swap kembali ke dalam ruang memori yang
berbeda, karena alamat fisiknya dihitung pada saat pengeksekusian .
Swapping membutuhkan sebuah penyimpanan sementara . Penyimpanan sementara pada
umumnya adalah sebuah fast disk , dan harus cukup untuk menampung salinan dari seluruh
gambaran memori untuk semua user , dan harus mendukung akses langsung terhadap gambaran
memori tersebut. Sistem mengatur ready queue yang berisikan semua proses yang gambaran
memori nya berada di memori dan siap untuk dijalankan. Saat sebuah penjadual CPU ingin
menjalankan sebuah proses, ia akan memeriksa apakah proses yang mengantri di ready queue
tersebut sudah berada di dalam memori tersebut atau belum. Apabila belum, penjadual CPU akan
melakukan swap out terhadap proses-proses yang berada di dalam memori sehingga tersedia
tempat untuk memasukkan proses yang hendak dieksekusi tersebut. Setelah itu register
dikembalikan seperti semula dan proses yang diinginkan akan dieksekusi.
Waktu pergantian isi dalam sebuah sistem yang melakukan swapping pada umumnya cukup
tinggi. Untuk mendapatkan gambaran mengenai waktu pergantian isi , akan diilustrasikan sebuah
contoh. Misalkan ada sebuah proses sebesar 1 MB, dan media yang digunakan sebagai
penyimpanan sementara adalah sebuah hard disk dengan kecepatan transfer 5 MBps. Waktu
yang dibutuhkan untuk mentransfer proses 1 MB tersebut dari atau ke dalam memori adalah:
1000 KB / 5000 KBps = 1/5 detik = 200 milidetik
Apabila diasumsikan head seek tidak dibutuhkan dan rata-rata waktu latensi adalah 8 milidetik,
satu proses swapping memakan waktu 208 milidetik. Karena kita harus melakukan proses
swapping sebanyak 2 kali, (memasukkan dan mengeluarkan dari memori), maka keseluruhan
waktu yang dibutuhkan adalah 416 milidetik.
Untuk penggunaan CPU yang efisien, kita menginginkan waktu eksekusi kita relatif panjang
apabila diabndingkan dengan waktu swap kita. Sehingga, misalnya dalam penjuadualan CPU
menggunakan metode round robin , kuantum yang kita tetapkan harus lebih besar dari 416
milidetik.
Bagian utama dari waktu swap adalah waktu transfer. Besar waktu transfer berhubungan
langsung dengan jumlah memori yang di- swap . Jika kita mempunyai sebuah computer dengan
memori utama 128 MB dan sistem operasi memakan tempat 5 MB, besar proses user maksimal
adalah 123 MB. Bagaimanapun juga, proses user pada kenyataannya dapat berukuran jauh lebih
kecil dari angka tersebut. Bahkan terkadang hanya berukuran 1 MB. Proses sebesar 1 MB dapat
di- swap hanya dalam waktu 208 milidetik, jauh lebih cepat dibandingkan men- swap proses
sebesar 123 MB yang akan menghabiskan waktu 24.6 detik. Oleh karena itu, sangatlah berguna
apabila kita mengetahui dengan baik berapa besar memori yang dipakai oleh proses user , bukan
sekedar dengan perkiraan saja. Setelah itu, kita dapat mengurangi besar waktu swap dengan cara
hanya men- swap hanya proses-proses yang benar-benar membutuhkannya. Agar metode ini bisa
dijalankan dengan efektif, user harus menjaga agar sistem selalu memiliki informasi mengenai
perubahan kebutuhan memori. Oleh karena itu, proses yang membutuhkan memori dinamis
harus melakukan pemanggilan sistem (permintaan memori dan pelepasan memori) untuk
memberikan informasi kepada sistem operasi akan perubahan kebutuhan memori.
Swapping dipengaruhi oleh banyak faktor. Jika kita hendak men- swap suatu proses, kita harus
yakin bahwa proses tersebut siap. Hal yang perlu diperhatikan adalah kemungkinan proses
tersebut sedang menunggu I/O. Apabila I/O secara asinkron mengakses memori user untuk I/O
buffer , maka proses tersebut tidak dapat di- swap . Bayangkan apabila sebuah operasi I/O berada
dalam antrian karena peralatan I/O-nya sedang sibuk. Kemudian kita hendak mengeluarkan
proses P1 dan memasukkan proses P2. Operasi I/O mungkin akan berusaha untuk memakai
memori yang sekarang seharusnya akan ditempati oleh P2. Cara untuk mengatasi masalah ini
adalah:
1. Hindari men- swap proses yang sedang menunggu I/O.
2. Lakukan eksekusi operasi I/O hanya di buffer sistem operasi.
Hal tersebut akan menjaga agar transfer antara buffer sistem operasi dan proses memori hanya
terjadi saat si proses di- swap in .
Pada masa sekarang ini, proses swapping secara dasar hanya digunakan di sedikit sistem. Hal ini
dikarenakan swapping menghabiskan terlalu banyak waktu swap dan memberikan waktu
eksekusi yang terlalu kecil sebagai solusi dari manajemen memori. Akan tetapi, banyak sistem
yang menggunakan versi modifikasi dari metode swapping ini.
Salah satu sistem operasi yang menggunakan versi modifikasi dari metode swapping ini adalah
UNIX. Swapping berada dalam keadaan non-aktif, sampai apabila ada banyak proses yang
berjalan yang menggunakan cukup besar memori. Swapping akan berhenti lagi apabila jumlah
proses yang berjalan sudah berkurang.
Pada awal pengembangan komputer pribadi, tidak banyak perangkat keras (atau sistem operasi
yang memanfaatkan perangkat keras) yang dapat mengimplementasikan memori manajemen
yang baik, melainkan digunakan untuk menjalankan banyak proses berukuran besar dengan
menggunakan versi modifikasi dari metode swapping . Salah satu contoh yang baik adalah
Microsoft Windows 3.1, yang mendukung eksekusi proses berkesinambungan. Apabila suatu
proses baru hendak dijalankan dan tidak terdapat cukup memori, proses yang lama perlu
dimasukkan ke dalam disk . Sistem operasi ini, bagaimanapun juga, tidak mendukung swapping
secara keseluruhan karena yang lebih berperan menentukan kapan proses swapping akan
dilakukan adalah user dan bukan penjadual CPU. Proses-proses yang sudah dikeluarkan akan
tetap berada di luar memori sampai user memilih proses yang hendak dijalankan. Sistem-sistem
operasi Microsoft selanjutnya, seperti misalnya Windows NT, memanfaatkan fitur Unit
Manajemen Memori.
Sebuah proses, sebagaimana telah diterangkan di atas, harus berada di memori sebelum
dieksekusi. Proses swapping menukarkan sebuah proses keluar dari memori untuk sementara
waktu ke sebuah penyimpanan sementara dengan sebuah proses lain yang sedang membutuhkan
sejumlah alokasi memori untuk dieksekusi. Tempat penyimpanan sementara ini biasanya berupa
sebuah fast disk dengan kapasitas yang dapat menampung semua salinan dari semua gambaran
memori serta menyediakan akses langsung ke gambaran tersebut. Jika eksekusi proses yang
dikeluarkan tadi akan dilanjutkan beberapa saat kemudian, maka ia akan dibawa kembali ke
memori dari tempat penyimpanan sementara tadi.
Bagaimana sistem mengetahui proses mana saja yang akan dieksekusi? Hal ini dapat
dilakukan dengan ready queue. Ready queue berisikan semua proses yang terletak baik di
penyimpanan sementara maupun memori yang siap untuk dieksekusi. Ketika penjadwal CPU
akan mengeksekusi sebuah proses, ia lalu memeriksa apakah proses bersangkutan sudah ada di
memori ataukah masih berada dalam penyimpanan sementara. Jika proses tersebut belum berada
di memori maka proses swapping akan dilakukan seperti yang telah dijelaskan di atas.
Gambar 1.1. Proses Swapping
Pada teknik swapping,terbagi atas :
1.Swap-In
MonitorFence Address
Swap - In
Swap - Out
Swap-Out
Swap-In
frame numberpage number Frame = Page = 2n = 25
Logical Memory Page Table Phiscal Memory
32
5
4
3
2
1
0
2
3
1
4
5
6
1
2
3
4
5
0
Memasukan program dari logical ke physical memori (dari breaking storage ke
memori).
2.Swap-Out
Mengeluarkan program dari memori ke breaking storage karena sudah penuh.
Sebuah contoh untuk menggambarkan teknik swapping ini adalah sebagai berikut:
Algoritma Round-Robin yang digunakan pada multiprogramming environment menggunakan
waktu kuantum (satuan waktu CPU) dalam pengeksekusian proses-prosesnya. Ketika waktu
kuantum berakhir, memory manager akan mengeluarkan (swap out) proses yang telah selesai
menjalani waktu kuantumnya pada suatu saat serta memasukkan (swap in) proses lain ke dalam
memori yang telah bebas tersebut. Pada saat yang bersamaan penjadwal CPU akan
mengalokasikan waktu untuk proses lain dalam memori. Hal yang menjadi perhatian adalah,
waktu kuantum harus cukup lama sehingga waktu penggunaan CPU dapat lebih optimal jika
dibandingkan dengan proses penukaran yang terjadi antara memori dan disk.
Teknik swapping roll out, roll in menggunakan algoritma berbasis prioritas dimana ketika
proses dengan prioritas lebih tinggi tiba maka memory manager akan mengeluarkan proses
dengan prioritas yang lebih rendah serta me-load proses dengan prioritas yang lebih tinggi
tersebut. Saat proses dengan prioritas yang lebih tinggi telah selesai dieksekusi maka proses yang
memiliki prioritas lebih rendah dapat dimasukkan kembali ke dalam memori dan kembali
dieksekusi.
Sebagian besar waktu swapping adalah waktu transfer. Sebagai contoh kita lihat ilustrasi
berikut ini: sebuah proses pengguna memiliki ukuran 5 MB, sedangkan tempat penyimpanan
sementara yang berupa harddiskmemiliki kecepatan transfer data sebesar 20 MB per detiknya.
Maka waktu yang dibutuhkan untuk mentransfer proses sebesar 5 MB tersebut dari atau ke
dalam memori adalah sebesar 5000 KB / 20000 KBps = 250 ms.
Perhitungan di atas belum termasuk waktu latensi, sehingga jika kita asumsikan waktu
latensi sebesar 2 ms maka waktu swap adalah sebesar 252 ms. Oleh karena terdapat dua kejadian
dimana satu adalah proses pengeluaran sebuah proses dan satu lagi adalah proses pemasukan
proses ke dalam memori, maka total waktu swap menjadi 252 + 252 = 504 ms.
Agar teknik swapping dapat lebih efisien, sebaiknya proses-proses yang di- swap hanyalah
proses-proses yang benar-benar dibutuhkan sehingga dapat mengurangi waktu swap. Oleh
karena itulah, sistem harus selalu mengetahui perubahan apapun yang terjadi pada pemenuhan
kebutuhan terhadap memori. Disinilah sebuah proses memerlukan fungsi system call, yaitu untuk
memberitahukan sistem operasi kapan ia meminta memori dan kapan membebaskan ruang
memori tersebut.
Jika kita hendak melakukan swap, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Kita harus
menghindari menukar proses dengan M/K yang ditunda (asumsinya operasi M/K tersebut juga
sedang mengantri di antrian karena peralatan M/Knya sedang sibuk). Contohnya seperti ini, jika
proses P1dikeluarkan dari memori dan kita hendak memasukkan proses P2, maka operasi M/K
yang juga berada di antrian akan mengambil jatah ruang memori yang dibebaskan P1 tersebut.
Masalah ini dapat diatasi jika kita tidak melakukan swap dengan operasi M/K yang ditunda.
Selain itu, pengeksekusian operasi M/K hendaknya dilakukan pada buffer sistem operasi.
Tiap sistem operasi memiliki versi masing-masing pada teknik swapping yang
digunakannya. Sebagai contoh pada UNIX, swapping pada dasarnya tidak diaktifkan, namun
akan dimulai jika banyak proses yang membutuhkan alokasi memori yang
banyak. Swapping akan dinonaktifkan kembali jika jumlah proses yang dimasukkan berkurang.
Pada sistem operasi Microsoft Windows 3.1, jika sebuah proses baru dimasukkan dan ternyata
tidak ada cukup ruang di memori untuk menampungnya, proses yang lebih dulu ada di memori
akan dipindahkan ke disk. Sistem operasi ini pada dasarnya tidak menerapkan
teknik swapping secara penuh, hal ini disebabkan pengguna lebih berperan dalam menentukan
proses mana yang akan ditukar daripada penjadwal CPU. Dengan ketentuan seperti ini proses-
proses yang telah dikeluarkan tidak akan kembali lagi ke memori hingga pengguna memilih
proses tersebut untuk dijalankan.
PARTITIONING
Partitioning adalah teknik membagi memori menjadi beberapa bagian sesuai dengan
kebutuhan. Sistem operasi akan menempati bagian memori yang tetap.
Gambar 2.1. Proses partitioning
Ada dua cara dalam pempartisian, yaitu :
1. Pemartisian Statis
Pemartisian Statis adalah pemartisian memori menjadi partisi tetap yang mana proses-
proses akan ditempatkan pada memori yang telah dipartisi tersebut.
Berdasarkan ukuran dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Pemartisian dengan partisi berukuran sama
yaitu teknik pemartisian dengan cara pembagian memori dengan besar kapasitas yang
sama semua. Namun kalemahannya adalah
Bila program berukuran lebih besar dibanding partisi yang tersedia, maka tidak
dapat dimuatkan dan dijalankan. Pemrogram harus mempersiapkan overlay. Overlay adalah
program dipecah menjadi bagian-bagian yang dapat dimuat ke memori. Sehingga hanya bagian
program yang benar-benar dieksekusi yang dimasukkan ke memori utama dan saling bergantian.
Untuk overlay diperlukan sistem operasi yang mendukung swapping.
Bila program lebih kecil daripada ukuran partisi yang tersedia, maka akan ada
ruang yang tak dipakai, yang disebut fragmentasi internal atau pemborosan memori. Kelemahan
ini dapat dikurangi dengan membuat partisi tetap dengan ukuran yang berbeda.
Fragmentasi adalah pemborosan memori yang terjadi pada setiap organisasi penyimpanan.
Fragmentasi internal : proses tidak mengisi penuh partisi yang telah ditetapkan
untuk proses
Fragmentasi eksternal : partisi tidak dapat digunakan karena ukuran partisi lebih
kecil dibanding ukuran proses yang menunggu di antrian.
b. Pemartisian dengan partisi berukuran berbeda
yaitu teknik pemartisian dengan cara pembagian memori dengan besar kapasitas yang
berbeda-beda.
2. Pemartisian Dinamis
Dengan menggunkan partisi statis menyebabkan memori terlalu banyak diboroskan
dengan proses-proses yang lebih kecil dibanding partisi yang ditempatinya. Namun apabila
menggunakanpartisi dinamis maka jumlah, lokasi, dan ukuran proses di memori dapat beragam
sepanjang waktu secara dinamis. proses yang akan masuk ke memori segera dibuatkan partisi
untuknya sesuai kebutuhannya. Teknik ini meningkatkan utilitas memori.
Kelemahan partisi dimanis adalah dapat terjadi lubang-lubang kecil memori di antara
partisi-partisi yang dipakai merumitkan alokasi dan dealokasi memori.
PAGING
Paging adalah suatu metode yang mengizinkan alamat logika proses untuk dipetakan ke
alamat fisik memori yang tidak berurutan, yaitu sebagai solusi dari masalah fragmentasi ekstern.
Metode dasar dari paging adalah dengan memecah memori fisik menjadi blok-blok yang
berukuran tertentu (frame) dan memecah memori logika menjadi blok-blok yang berukuran
sama (page). Penerjemahan alamat virtual ke alamat fisik dilakukan oleh page table melalui
perantara Memory Management Unit (MMU).
Paging menjamin keamanan data di memori saat suatu proses sedang berjalan. Proteksi
memori dapat diterapkan pada sistem paging dengan meletakkan bit proteksi pada setiap frame.
Setiap sistem operasi mengimplementasikan paging dengan caranya masing-masing.
Hierarchical paging dan hashed page table merupakan metode yang umum digunakan karena
bisa menghemat ruang memori yang dibutuhkan.
Hal-hal penting dalam Paging
Tidak ada fragmentasi eksternal
User melihat ruang memori sebagai suatukesatuan
Meningkatkan waktu context-switch
Kebanyakan dukungan paging terdapatpada hardware
Ukuran page: besar?kecil?
Ilustrasi konsep paging
Contoh Paging Sederhana
Keuntungan dan kerugian Paging adalah:
1. Jika kita membuat ukuran dari masing-masing halaman menjadi lebih besar.
• Keuntungan. Akses memori akan relatif lebih cepat.
• Kerugian. Kemungkinan terjadinya fragmentasi intern sangat besar.
2. Jika kita membuat ukuran dari masing-masing halaman menjadi lebih kecil.
• Keuntungan. Kemungkinan terjadinya internal Framentasi akan menjadi lebih kecil.
• Kerugian. Akses memori akan relatif lebih lambat.
Keuntungan lainnya dari paging adalah, konsep memori virtual bisa diterapkan
dengan menuliskan halaman ke disk, dan pembacaan halaman dari disk ketika
dibutuhkan. Hal ini dikarenakan jarangnya pengunaan kode-kode dan data suatu program secara
keseluruhan pada suatu waktu. Kerugian lainnya dari paging adalah, paging tidak bisa
diterapkan untuk beberapa prosesor tua atau kecil (dalam keluarga Intel x86, sebagai
contoh, hanya 80386 dan di atasnya yang punya MMU, yang bisa diterapkan paging). Hal ini
dikarenakan paging membutuhkan MMU (Memory Management Unit).
SISTEM PAGING
Sistem Paging Adalah sistem manajemen pada sistem operasi dalam mengatur program
yang sedang berjalan. Program yang berjalan harus dimuat di memori utama. Kendala yang
terjadi apabila suatu program lebih besar dibandingkan dengan memori utama yang tersedia.
Untuk mengatasi hal tersebut Sistem Paging mempunyai 2 solusi, yaitu:
a. Konsep Overlay
Dimana program yang dijalankan dipecah menjadi beberapa bagian yang dapat dimuat
memori (overlay). Overlay yang belum diperlukan pada saat program berjalan (tidak sedang di
eksekusi) disimpan di disk, dimana nantinya overlay tersebut akan dimuat ke memori begitu
diperlukan dalam eksekusinya.
b. Konsep Memori Maya (virtual Memory)
Adalah kemampuan mengalamati ruang memori melebihi memori utama yang tersedia.
Konsep ini pertama kali dikemukakan Fotheringham pada tahun 1961 untuk sistem komputer
Atlas di Universitas Manchester, Inggris.
Gagasan Memori Maya adalah ukuran gabungan program, data dan stack melampaui
jumlah memori fisik yang tersedia. Sistem operasi menyimpan bagian-bagian proses yang sedang
digunakan di memori utama dan sisanya di disk. Begitu bagian di disk diperlukan maka bagian
memori yang tidak diperlukan disingkirkan dan diganti bagian disk yang diperlukan. Didalam
menejemen memori dengan system partisi statis dan system dinamis sudah dapat menyelesaikan
masalah menejemen memori didalam banyak hal, tetapi masih memiliki kekurangan atau
keterbatasan di dalam pengakses. Dimana keterbatasan akses hanya sebatas addres memori yang
ada secara fisik ( memori nyata ).
Misalnya memori 64 MB maka addres maksimum yang dapat diakses hanya sebesar 64
MB saja. Pada hal banyak program yang akan diakses yang melebihi 64 MB. Untuk mengatasi
hal tersebut agar kemampuan akses lebih besar lagi maka dibentuklah memori maya ( yang
pertama sekali di kemukakan oleh Fotheringham pada tahun 1961 untuk system komputer Atlas
di Universitas Manchester, Inggris).
Dengan memori maya program yang besar tadi akan dapat diterapkan pada memori kecil
saja, misalnya program 500 MB dapat ditempatkan secara maya di memori 64 MB. Untuk
mengimplementasikan memori maya tersebut dapat dilakukan dengan tiga cara :
Sistem Paging
Sistem Segmentasi
Sistem kombinasi Paging dan Segmentasi
Memori system Paging
Untuk menginplementasikan addres maya yang besar ke dalam memori yang kecil
diperlukan index register, base register, segment register dan MMU ( Memory Menegement
Unit ).
Pemetaan Memori Sistem Paging
Sistem kinerja komputer akan menerjemahkan alamat maya menjadi alamat fisik. Dengan
kata lain dalam system memori maya alamat memori tidak langsung di tuliskan ke BUS tetapi
terlebih dahulu dimasukkan ke MMU untuk diterjemahkan. Ada dua kemungkinan keluaran
MMU yaitu :
Alamat yang dicari ada dimemori nyata, maka proses dapat langsung dikerjakan.
Alamat yang dicari tidak ada didalam memori nyata, maka MMU mengeluarkan
page fault, yaitu permintaan alokasi memori untuk proses itu.
MMU mempunyai fungsi untuk memetakan memori maya ke memori fisik. Apabila
alamat memori yang dipetakan tidak tersedia di memori fisik, MMU menertibkan exception
page fault yang melewatkan ke system operasi untuk menengani.
Gambar memperlihatkan Implementasi pemetaan memori system paging.
Gambar 1. Implementasi Pemetaan Memori sistem paging
Apabila exception page fault meminta alokasi memori akan ditangani oleh system
operasi yaitu memilih partisi yang telah selesai diakses dan kemungkinan proses ini akan
digunakan lagi, dalam waktu yang lama lagi. Jika sudah dipilih maka program akan
dikosongkan dari memori dan selanjutnya program yang alamatnya yang diminta akan
dimasukkan ke memori.
Proses Pemetaan Pada MMU
Dibawah ini adalah suatu proses pemetaaan memori yang terjadi pada MMU. Alamat
maya terdiri dari bagian nomor page dan offset. Alamat ini dicarikan didalam tabel page, bila
ketemu maka MMU mengeluarkan page frame ( register alamat fisik ).Register alamat fisik
terdiri darei nomor page dan offset, dimana nomor page frame lebih sedikit dari nomor page.
Apabila alamat tersebut tidak ada pada tabel page maka MMU mengeluarkan page
fault.