TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ASI EKSKLUSIF
DI DESA NGRAMBE KECAMATAN NGRAMBE
KABUPATEN NGAWI
TAHUN 2012
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
LUWIS MEGAWATI
NIM. B09.092
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang ASI
Eksklusif di Desa Ngrambe Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi”. Karya Tulis
Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu
syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Dheny Rohmatika, S.ST, selaku Ketua Prodi D III Kebidanan STIKes
Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Annisaul Khoiriyah, S.ST, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada
penulis.
4. Ibu Sulasmi, S.Pd, selaku Kepala Desa Ngrambe yang telah memberikan ijin
kepada penulis untuk melakukan penelitian di Desa Ngrambe.
5. Ibu Gusrina Dewi, Amd. Keb, selaku Bidan Desa Ngrambe yang telah
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.
6. Seluruh Dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
7. Seluruh responden di Desa Ngrambe yang telah bersedia dan membantu
diambil datanya dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, 6 Juli 2012
Penulis
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2012
Luwis Megawati
B09.092
TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ASI EKSKLUSIF
DI DESA NGRAMBE KECAMATAN NGRAMBE
KABUPATEN NGAWI
TAHUN 2012
xiii + 53 halaman + 14 lampiran + 4 tabel + 2 gambar
ABSTRAK
Latar Belakang : ASI eksklusif yang diberikan sampai bayi berusia 6 bulan
sangat penting untuk peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) kita di masa yang
akan datang dan kecerdasan yang optimal. Bagi ibu dan bayi ASI Eksklusif
menyebabkan mudahnya terjalin ikatan kasih sayang yang mesra antara ibu dan
bayi baru lahir. Kemampuan ibu untuk menyusui harus dipelajari karena tidak
secara refleks. Para ibu harus menerima banyak informasi secara benar mengenai
ASI untuk mencapai keberhasilan menyusui, berarti mereka perlu pengetahuan
lebih awal.
Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang ASI eksklusif
di Desa Ngrambe Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi pada tingkat baik, cukup, dan kurang.
Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif, dilakukan di Desa Ngrambe Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi
pada bulan Juni 2012. Jumlah sampel sebanyak 41 ibu hamil, teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Instrumen penelitian ini adalah
kuesioner, sedangkan untuk analisis data dilakukan dengan analisis univariat. Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang ASI Eksklusif di Desa
Ngrambe Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi dapat dikategorikan
pengetahuan baik sebanyak 4 responden (9,8%), pengetahuan cukup sebanyak 29
responden (70,7%) dan pengetahuan kurang sebanyak 8 responden (19,5%).
Kesimpulan : Jadi tingkat pengetahuan ibu hamil tentang ASI Eksklusif di Desa
Ngrambe Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi dapat dikategorikan dalam
pengetahuan cukup yaitu sebanyak 29 responden (70,7%), yang dipengaruhi oleh
informasi yang didapat baik dari media cetak maupun media elektronik,
pengalaman ibu yang sudah pernah menyusui, serta pendidikan kesehatan dari
bidan maupun tenaga kesehatan.
Kata Kunci : Pengetahuan, Ibu Hamil, ASI Eksklusif
Kepustakaan : 29 literatur (tahun 2005 – 2012)
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Kemarin kenangan, Hari ini kenyataan, Besok masih dalam Genggaman
Tuhan
Jangan awali hari ini dengan pemyesalan hari kemarin, karena akan
menggganggu hebatnya hari ini dan akan merusak indahnya hari esok
Percayalah hari ini akan lebih indah dari pada kemarin jika kita
mengawalinya dengan doa, senyuman, dan berpikiran positif
Kita bisa menjalani hari ini dengan habagia.
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, karya tulis
ilmiah ini penulis persembahkan :
Ibu dan Bapak tercinta, terimakasih
atas doa restunya dan cinta kasih
sayang selama ini.
Kakak dan adikku tercinta yang selalu
memberikan support.
Teman-teman kost Al Hidayah yang
selalu memberikan semanngat.
dr. Pitono yang selalu membimbing
dan menjadi semangat dalam segala
hal, terima kasih.
Mz Ddo @koplak.com atas smua
bantuannya.
Almamater tercinta.
CURICULUM VITAE
Identitas
Nama : Luwis Megawati
Tempat / Tanggal Lahir : Ngawi / 12 Mei 1991
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Ngrambe 005/005 Kec. Ngrambe Kab. Ngawi,
Jawa Timur
Riwayat Pendidikan
1. SD N 03 Ngrambe, Ngawi Lulus Tahun 2003
2. MTs. Darul Hikmah Ngompak Ngrambe, Ngawi Lulus Tahun 2006
3. SMA N 1 Ngawi Lulus Tahun 2009
4. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Angkatan Tahun 2009 / 2010
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iv
ABSTRAK ................................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................. vii
CURICULUM VITAE ............................................................................... viii
DAFTAR ISI ............................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 4
E. Keaslian Penelitian .................................................................... 5
F. Sistematika Penulisan ................................................................ 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori dari Masalah yang Diteliti ............................................... 7
1. Pengetahuan ......................................................................... 7
2. Konsep Dasar Kehamilan .................................................... 17
3. ASI Eksklusif ...................................................................... 21
B. Kerangka Teori ......................................................................... 36
C. Kerangka Konsep ..................................................................... 36
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................ 37
B. Lokasi dan waktu Penelitian ..................................................... 37
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ................... 37
D. Instrumen Penelitian ................................................................. 38
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 41
F. Variabel Penelitian ................................................................... 43
G. Definisi Operasional ................................................................. 42
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ...................................... 43
I. Etika Penelitian ......................................................................... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Penelitian .................................................... 47
B. Hasil Penelitian ....................................................................... 47
C. Pembahasan ............................................................................. 48
D. Keterbatasan Penelitian ........................................................... 51
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 52
B. Saran ....................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori ..................................................................... 36
Gambar 2.2 Kerangka Konsep ................................................................. 36
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner ..................................................................... 39
Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviasi ......................................................... 47
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil
tentang ASI Eksklusif di Desa Ngrambe Kecamatan Ngrambe
Kabupaten Ngawi ....................................................................... 48
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat Permohonan Data Awal
Lampiran 3. Surat Balasan Permohonan Data Awal
Lampiran 4. Permohonan ijin Validitas
Lampiran 5. Surat Balasan dari Lahan Uji Validitas
Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 7. Surat Balasan dari Lahan
Lampiran 8. Surat Permohonan menjadi Responden
Lampiran 9. Lembar Kesediaan Menjadi Responden
Lampiran 10. Koesioner Penelitian
Lampiran 11. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 12. Data Hasil Penelitian
Lampiran 13. Distribusi Frekuensi
Lampiran 14. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Data Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan
penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) dari 35 menjadi 34 per 1.000
kelahiran hidup pada tahun 2007, namun masih jauh lebih tinggi dari target
AKB dalam MDGs pada tahun 2015 sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup.
Sementara itu, angka kematian neonatal menurun sedikit dari 20 menjadi 19
per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2007. Salah satu penyebab kematian
neonatus adalah disebabkan oleh masalah gangguan pemberian Air Susu Ibu
(ASI) (Depkes RI dalam Sapriyudi, 2009).
ASI eksklusif sangat penting untuk peningkatan Sumber Daya
Manusia (SDM) kita di masa yang akan datang, terutama dari segi kecukupan
gizi sejak dini. Memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan
akan menjamin tercapainya pengembangan potensial kecerdasan anak secara
optimal. Hal ini karena selain sebagai nutrisi yang ideal dengan komposisi
yang tepat serta disesuaikan dengan kebutuhan bayi, ASI juga mengandung
nutrisi-nutrisi khusus yang diperlukan otak bayi agar tumbuh optimal. Bagi ibu
dan bayi ASI Eksklusif menyebabkan mudahnya terjalin ikatan kasih sayang
yang mesra antara ibu dan bayi baru lahir. Hal ini merupakan awal dari
keuntungan menyusui secara eksklusif (Arini, 2012).
Banyaknya orang tua yang telah menyadari pentingnya memberikan
ASI kepada bayinya makin meningkat, tetapi berbagai kendala masih
ditemukan di masyarakat. Salah satunya adalah ketidakberhasilan ibu
menyusui anaknya sampai usia enam bulan. Berbagai alasan yang diungkapkan
sebenarnya hanya satu masalah yaitu ibu belum memahami sepenuhnya cara
menyusui yang benar termasuk teknik dan cara memperoleh ASI terutama saat
mereka bekerja (Roesli, 2008).
Kemampuan ibu untuk menyusui harus dipelajari karena tidak secara
refleks. Para ibu harus menerima banyak informasi secara benar mengenai ASI
untuk mencapai keberhasilan menyusui, berarti mereka perlu pengetahuan
lebih awal (Suharti, 2009). Mengingat manfaat ASI pada bayi sangat besar,
maka perlu serangkaian upaya yang dilakukan secara terus-menerus dalam
peningkatan pemberian ASI eksklusif melalui media cetak, media elektronik,
maupun penyuluhan-penyuluhan langsung petugas yang berkompeten kepada
masyarakat (Suri, 2010).
Para bidan dituntut berperan menggalakkan ASI eksklusif, hal itu
sesuai dengan peran dan wewenang bidan yang mengacu pada Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 900 / SK / VII / 2002 tentang
Registrasi dan Praktik Bidan. Dalam keputusan tersebut, diharapkan semua
bidan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, khususnya
para ibu hamil, melahirkan dan menyusui, senantiasa berupaya memberikan
penyuluhan mengenai pemberian ASI eksklusif sejak pemeriksaan kehamilan.
Fenomena kurangnya pemberian ASI eksklusif disebabkan oleh
beberapa faktor, diantaranya pengetahuan ibu yang kurang memadai tentang
ASI eksklusif, beredarnya mitos pemberian ASI yang kurang baik misalnya
menyusui akan mengurangi keindahan payudara, serta kesibukan ibu bekerja
dan singkatnya cuti melahirkan (Roesli, 2004). Berdasarkan Survey Demografi
dan Kesehatan Indonesia tahun 1997 – 2003, diketahui bahwa angka
pemberian ASI eksklusif turun dari 49% menjadi 39%, sedangkan penggunaan
susu formula meningkat 3 kali lipat (Prasetyono, 2009).
Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan di Desa Ngrambe
dengan jumlah ibu hamil sebanyak 73 orang pada bulan Maret, setelah peneliti
melakukan wawancara terhadap 10 ibu hamil tentang ASI Eksklusif hanya 4
ibu hamil yang mengetahui tentang pengertian, manfaat dan cara pemberian
ASI Eksklusif, sedangkan 6 ibu hamil hanya mengetahui tentang pengertian
sedangkan manfaat dan cara pemberian ASI Eksklusif ibu belum mengetahui.
Mengingat pentingnya ASI Eksklusif serta suatu upaya secara dini
untuk mempersiapkan ibu memberikan ASI secara Eksklusif dan ibu hamil di
Desa Ngrambe yang belum mengetahui secara benar tentang ASI Eksklusif,
maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Tingkat
Pengetahuan Ibu Hamil tentang ASI Eksklusif di Desa Ngrambe Kecamatan
Ngrambe Kabupaten Ngawi”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang
ASI Eksklusif di Desa Ngrambe Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang ASI
eksklusif di Desa Ngrambe Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang ASI eksklusif pada
tingkat baik.
b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang ASI eksklusif pada
tingkat cukup.
c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang ASI eksklusif pada
tingkat kurang.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Ilmu Pengetahuan
Dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam perkembangan
pengetahuan dan penelitian selanjutnya.
2. Diri Sendiri
Menerapkan ilmu yang diperoleh dalam pendidikan dan menambah
wawasan serta pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian,
khususnya ASI Eksklusif.
3. Institusi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai sumber bacaan untuk penelitian selanjutnya
atau dijadikan referensi untuk peningkatan kualitas pendidikan kebidanan
khususnya tentang ASI Eksklusif.
4. Ibu Hamil atau Masyarakat
Sebagai bahan masukan untuk mempersiapkan ibu hamil atau
masyarakat dalam upaya memberikan ASI eksklusif.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian lain yang serupa pernah dilakukan, oleh Halina Julia
(2008) dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif di
Puskesmas Padang Bulan Medan” Metode penelitian bersifat deskriptif dengan
pendekatan potong lintang. Hasil penelitian pengetahuan ibu tentang ASI
eksklusif di Puskesmas Padang Bulan, ibu yang berpengetahuan baik terdapat
79 responden (81,4%). Distribusi berdasarkan umur mayoritas umur 20-30
tahun sebanyak 63 responden (64,9%). Distribusi berdasarkan pendidikan
mayoritas SMA sebanyak 50 responden (51,1%).
Persamaan dengan penelitian ini yaitu judul dan variabel tunggal.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak dari jenis dan
rancangan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, serta populasi dan sampel.
F. Sistematika Penulisan
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 bab, sitematika penulisan
Karya Tulis Ilmiah yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan isi proposal karya tulis secara singkat meliputi
latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tinjauan teori medis tentang pengetahuan, kehamilan, ASI
Eksklusif, kerangka teori dan kerangka konsep.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan
waktu penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel,
instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, variabel penelitian,
definisi operasional, metode pengolahan data dan analisa data serta
etika penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang hasil penelitian, pembahasan hasil
penelitian serta keterbatasan penelitian.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari penelitian dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori dari Masalah yang Diteliti
1. Pengetahuan
a. Definisi pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang
sekedar menjawab pertanyaan “what” (Notoatmodjo, 2010).
Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh manusia atau hasil
pekerjaan manusia menjadi tahu. Pengetahuan itu merupakan milik
atau isi pikiran manusia yang merupakan hasil dari proses usaha
manusia untuk tahu (Nashrulloh, 2009).
Pada dasarnya pengetahuan merupakan hasil tahu dari manusia
terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami
suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat berwujud barang-barang baik
lewat indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh
manusia berbentuk ideal atau yang bersangkutan dengan masalah
kejiwaan (Notoatmodjo, 2010).
b. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), ada 6 tingkat pengetahuan yang
dicapai dalam domain kognitif yaitu :
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ini
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Untuk
mengukur bahwa seseorang, tahu tentang apa yang dipelajari antara
lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan. menyatakan dan
sebagainya
2) Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenamya,
aplikasi ini diartikan dapat sebagai aplikasi atau penggunaan
hukum-hukum, rumus metode, prinsip dan sebagainya dalam
konteks atau situasi yang lain.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam
suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu
sama lain. Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan
kata kerja dapat menggambarkan, membedakan, mengelompokkan
dan seperti sebagainya. Analisis merupakan kemampuan untuk
mengidentifikasi, memisahkan dan sebagainya.
5) Sintesa (Syntesis)
Sintesa dalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menggabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan
yang, baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formasi baru dari informasi-informasi yang ada misalnya
dapat menyusun, dapat menggunakan, dapat meringkaskan, dapat
menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian
itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria yang telah ada.
c. Cara memperoleh pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), cara untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua yakni cara tradisional
atau non ilmiah yakni tanpa melalui penelitian ilmiah dan cara modern
atau cara ilmiah yakni melalui proses penelitian. Lebih jelasnya dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1) Cara tradisional atau non ilmiah terdiri dari:
a) Cara coba – salah (Trial and Error)
Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan,
bahkan mungkin sebelum adanya peradaban apabila seseorang
menghadapi persoalan atau masalah upaya pemecahannya
dilakukan dengan coba-coba. Cara coba-coba ini dilakukan
dengan menggunakan beberapa kemungkinan dalam
memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak
berhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut
dapat terpecahkan.
b) Secara kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak
disengaja oleh orang yang bersangkutan.
c) Cara kekuasaan atau otoritas
Kehidupan sehari-hari ditemukan banyak sekali kebiasaan
dan tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran
apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan
seperti ini bukan hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja,
melainkan juga terjadi pada masyarakat modern. Kebiasaan ini
seolah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak.
Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin
masyarakat baik formal maupun informal. Para pemuka agama,
pemegang pemerintahan dan lain sebagainya. Dengan kata lain,
pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada pemegang
otoritas, yakni orang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik
tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun
ahli ilmu pengetahuan atau ilmuwan.
d) Berdasarkan pengalaman sendiri
Pengalaman adalah guru terbaik demikian bunyi pepatah.
Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu
merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan
suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh
sebab itu pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya
memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara
mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.
e) Cara akal sehat (common sense)
Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat
menemukan teori atau kebenaran. Misalnya pemberian hadiah
dan hukuman merupakan cara yang masih dianut oleh banyak
orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.
f) Kebenaran melalui wahyu
Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang
diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus
diterima dan diyakini oleh pengikut agama yang bersangkutan,
terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak.
Sebab kebenaran ini diterima oleh para Nabi adalah sebagai
wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau penyelidikan
manusia.
g) Kebenaran secara intuitif
Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat
sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses
penalaran atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui
intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan
cara yang rasional dan yang sistematis.
h) Melalui jalan pikiran
Sejalan dengan perkembangan perkembangan kebudayaan
umat manusia cara manusia berfikir ikut berkembang. Dari sini
manusia mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh
pengetahuan. Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara
melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan-
pernyataan yang dikemukan. Apabila proses pembuatan
kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan yang khusus
kepada yang umum dinamakan induksi sedangkan deduksi
adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum
ke khusus.
i) Induksi
Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai
dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat
umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan
kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman
empiris yang ditangkap oleh indra kemudian disimpulkan ke
dalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk
memahami suatu gejala.
j) Deduksi
Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-
pernyataan umum ke khusus. Di dalam proses berpikir deduksi
berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada
kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua persitiwa
yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu.
2) Cara ilmiah atau modern
Cara baru atau dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa
ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode
penelitian ilmiah, atau metodologi penelitian (research metodology).
Cara ini dikembangkan oleh Francis Bacon yang mengembangkan
metode berpikir induktif kemudian dikembangkan oleh Deobold van
Dallen yang menyatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan
dilakukan dengan mengadakan observasi langsung dan membuat
pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan
objek yang diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok :
a) Segala sesuatu yang positif yakni gejala tertentu yang muncul
pada saat dilakukan pengamatan.
b) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak
muncul pada saat dilakukan pengamatan.
c) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejala-gejala
yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang
Menurut Cahyono (2009), ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang, yaitu :
1) Pendidikan.
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan
berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar,
makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk
menerima informasi. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan
pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi,
maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya.
Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan
formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal.
2) Media masa/ informasi
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun
non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate
impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan
pengetahuan. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media
masa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain
mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan
kepercayan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas
pokoknya, media masa membawa pula pesan-pesan yang berisi
sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang.
3) Sosial budaya dan ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa
melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan
demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak
melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan
tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu,
sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan
seseorang.
4) Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar
individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan
berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam
individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi
karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan
direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
5) Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara
untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang
kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah
yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang
dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan
professional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat
mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan
manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang
bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.
6) Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula
daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang
diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan
lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta
lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya
menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan
lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca.
Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal
dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini.
e. Cara Pengukuran Pengetahuan
Arikunto (2006) menyebutkan bahwa pengukuran pengetahuan
dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan
tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek pendidikan atau
responden.
Menurut Riwidikdo (2009), maka digunakan perhitungan
sebagai berikut:
Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD
Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD � x � mean + 1 SD
Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
2. Konsep Dasar Kehamilan
a. Pengertian
Kehamilan adalah masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya
janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saifuddin, 2002).
b. Tanda-tanda Kehamilan
Menurut Manuaba (2010), tanda-tanda kehamilan dibagi menjadi
3 yaitu :
1) Tanda dugaan kehamilan
a) Amenore
Amenore adalah terlambat datang bulan, karena adanya
konsepsi dan nidasi yang menyebabkan tidak terjadi
pembentukan folikel de graff dan ovulasi.
b) Mual dan mutah (emesis)
Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan
pengeluaran asam lambung yang berlebihan. Mual dan muntah
terutama pada pagi hari disebut morning sickness.
c) Ngidam
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu.
d) Sinkope (pingsan)
Hal ini terjadi karena gangguan sirkulasi ke daerah kepala
(sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan
menimbulkan sinkope atau pingsan. Keadaan ini menghilang
setelah usia kehamilan 16 minggu.
e) Payudara tegang
Pengaruh estrogen-progesteron dan somatomamotrofin
menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada payudara.
Payudara membesar dan tegang. Ujung saraf tertekan
menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama.
f) Sering miksi
Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih
cepat terasa penuh dan sering miksi, pada triwulan kedua gejala
ini sudah menghilang.
g) Konstipasi atau obstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus
sehingga menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.
h) Pigmentasi kulit
Keluarnya melanphore stimulating hormone dari hipofisis
anterior menyebabkan pigmentasi kulit di sekitar pipi (kloasma
gravidarum), pada dinding perut (striae livide, striae nigra,
linea alba makin hitam) dan sekitar payudara (hiperpigmentasi
areola mamae, puting susu semakin menonjol).
2) Tanda kemungkinan hamil
a) Perut membesar
b) Uterus membesar
c) Tanda hegar (hipertropi ismust, menjadi panjang dan lunak)
d) Tanda chadwick (hipervaskularisasi pada vagina dan vulva,
tampak lebih merah dan kelam)
e) Tanda piscaseck (uterus membesar ke salah satu jurusan).
f) Kontraksi-kontraksi kecil atau braxton hicks.
g) Teraba ballotement
h) Reaksi kehamilan positif (pemeriksaan urin positif)
3) Tanda pasti kehamilan
a) Pada umur 20 minggu gerakan janin kadang-kadang dapat
diraba secara obyektif oleh pemeriksa dan bagian-bagian janin
dapat diraba pada kehamilan lebih tua.
b) Bunyi denyut jantung janin dapat didengar memakai Doppler
pada umur kehamilan 9 – 10 minggu dan stetoskop Leannec -
umur kehamilan 17 – 22 minggu.
c) Pada Primigravida ibu dapat merasakan gerakan janinnya pada
usia kehamilan 18 minggu sedangkan multigravida umur 16
minggu.
d) Bila dilakukan pemeriksaan dengan sinar rontgent kerangka
janin dapat dilihat.
c. Klasifikasi kehamilan
Menurut Manuaba (2010), kehamilan dibagi menjadi tiga
triwulan:
1) Kehamilan trimester 1 : umur kehamilan 0 sampai 12 minggu
2) Kehamilan trimester II : umur kehamilan 13 sampai 28 minggu
3) Kehamilan trimester III : umur kehamilan 29 sampai 40 minggu
d. Asuhan pada ibu hamil
Menurut Saryono (2010), pelayanan antenatal adalah pelayanan
kesehatan oleh tenaga profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter
umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan) untuk ibu selama
masa kehamilannya, sesuai kebijakan program pelayanan asuhan
antenatal harus sesuai standar yaitu “14 T”, meliputi :
1) Timbang berat badan
2) Ukur tekanan darah
3) Ukur tinggi fundus uteri
4) Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan
5) Pemberian imunisasi TT
6) Pemeriksaan Hb
7) Pemeriksaan VDRL
8) Perawatan payudara
9) Senam payudara dan pijat tekan payudara
10) Pemeliharaan tingkat kebugaran / senam ibu hamil
11) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
12) Pemeriksaan protein urine atas indikasi
13) Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi
14) Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok dan
pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria.
Apabila suatu daerah tidak bisa melaksanakan 14T sesuai
kebijakan dapat dilakukan standar minimal pelayanan ANC yaitu 7 T,
yang meliputi:
1) Timbang berat badan
2) Ukur tekanan darah
3) Ukur tinggi fundus uteri
4) Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan
5) Pemberian imunisasi TT
6) Pemeriksaan Hb
7) Perawatan payudara
Pelayanan asuhan antenatal ini hanya dapat diberikan oleh tenaga
kesehatan profesional dan tidak diberikan oleh dukun bayi
(Wiknjosastro, 2005).
Jadwal pemeriksaan usia kehamilan dari hari pertama haid terakhir
sampai 28 minggu yaitu 4 minggu sekali. Pada umur kehamilan 28 - 36
minggu jadwal pemeriksaannya 2 minggu sekali dan umur kehamilan
di atas 36 minggu jadwal pemeriksaannya 1 minggu sekali. Jika
ditemukan kelainan / faktor risiko yang memerlukan penatalaksanaan
medik lain, pemeriksaan harus lebih sering dan intensif (Saifudin,
2005).
3. ASI Eksklusif
a. Pengertian
ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja sejak bayi dilahirkan
sampai sekitar 6 bulan. Selama itu bayi tidak diharapkan mendapat
tambahan cairan lain seperti susu formula, air jeruk, air teh , madu, air
putih. Pada pemberian ASI eksklusif bayi juga tidak diberikan
makanan tambahan seperti pisang, biskuit, bubur susu, tim dan
sebagainya (Suradi, 2004).
Untuk mencapai ASI eksklusif, WHO dan UNICEF
merekomendasikan metode tiga langkah. Langkah pertama adalah
menyusui segera setelah melahirkan. Langkah kedua tidak
memberikan makanan tambahan apapun pada bayi. Langkah ketiga
menyusui sesering dan sebanyak yang diinginkan bayi. Melalui tiga
langkah tersebut, diharapkan tujuan menyusui secara eksklusif dapat
tercapai (Suryoprajogo, 2009).
b. Manfaat Pemberian ASI
Menurut Suradi (2004), manfaat pemberian ASI, meliputi:
1) Manfaat ASI untuk Ibu
a) Aspek Kesehatan Ibu
Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya
oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin membantu involusi
uterus dan mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan.
Penundaan haid dan berkurangnya perdarahan pasca
persalinan mengurangi prevalensi anemia defisiensi besi.
Kejadian karsinoma mammae pada ibu yang menyusui lebih
rendah dibandingkan yang tidak menyusui.
b) Aspek Keluarga Berencana
Menyusui secara murni (eksklusif) dapat membantu
menjarangkan kehamilan. Ditemukan rerata jarak kelahiran
ibu yang menyusui adalah 24 bulan, sedangkan yang tidak
menyusui 11 bulan. Hormon yang mempertahankan laktasi
bekerja menekan hormon ovulasi, sehingga dapat menunda
kembalinya kesuburan. Ibu yang sering hamil kecuali menjadi
beban bagi ibu sendiri, juga merupakan risiko tersendiri bagi
ibu untuk mendapatkan penyakit seperti anemia, risiko
kesakitan dan kematian akibat persalinan.
c) Aspek Psikologis
Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi,
tetapi juga untuk ibu. Ibu akan merasa bangga dan diperlukan
oleh bayinya serta akan meningkatkan jalinan kasih sayang
ibu dan bayi.
2) Manfaat ASI untuk Keluarga
a) Aspek Ekonomi
ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya
digunakan untuk membeli susu formula dapat digunakan
untuk keperluan lain. Kecuali itu, penghematan juga
disebabkan karena bayi yang mendapat ASI lebih jarang sakit
sehingga mengurangi biaya berobat.
b) Aspek Psikologis
Kebahagiaan keluarga bertambah, karena kelahiran lebih
jarang, sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat
mendekatkan hubungan bagi dengan keluarga.
c) Aspek Kemudahan
Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana
saja dan kapan saja. Keluarga tidak perlu repot menyiapkan
air masak, botol dan dot yang harus selalu dibersihkan. Tidak
perlu minta pertolongan orang lain
3) Manfaat ASI untuk Negara
a) Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi.
Adanya faktor protektif dan nutrisi yang sesuai dalam
ASI menjamin satus gizi bayi serta kesakitan dan kematian
anak menurun. Beberapa penelitian epidemiologis menyatakan
bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi,
misalnya diare, otitis media, dan infeksi saluran pernafasan
akut bagian bawah.
b) Mengurangi subsidi untuk rumah sakit
Subsidi untuk rumah sakit berkurang, karena rawat gabung
akan memperpendek lama rawat ibu dan bayi, mengurangi
komplikasi persalinan dan infeksi nosokomial serta mengurangi
biaya yang diperlukan untuk perawatan anak sakit. Anak yang
mendapat ASI lebih jarang dirawat di rumah sakit
dibandingkan anak yang mendapatkan susu formula.
c) Menghemat devisa negara.
ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Jika
semua ibu menyusui diperkirakan dapat menghemat devisa
sebesar Rp. 8,6 milyar yang seharusnya dipakai untuk membeli
susu formula.
d) Peningkatan kualitas generasi penerus.
Anak yang mendapat ASI dapat tumbuh kembang secara
optimal sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan
terjamin.
Menurut Roesli (2008), keuntungan menyusui meningkat
seiring lama menyusu eksklusif hingga enam bulan. Setelah itu,
dengan tambahan makanan pendamping ASI pada usia enam bulan,
keuntungan menyusui meningkat seiring dengan meningkatnya
lama pemberian ASI sampai dua tahun atau lebih.
4) Manfaat ASI untuk bayi
Manfaat ASI untuk bayi menurut Roesli (2008), yaitu :
a) ASI sebagai nutrisi
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan
komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan
pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan bayi yang paling
sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya.
b) ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi
Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat
immunoglobulin dari ibunya melalui plasenta. Namun, kadar zat
ini akan cepat sekali menurun segera setelah bayi lahir. Pada
saat kadar zat kekebalan bawaan menurun, sedangkan yang
dibentuk oleh badan bayi belum mencukupi maka akan terjadi
kesenjangan zat kekebalan pada bayi. Kesenjangan akan hilang
atau berkurang apabila bayi diberi ASI, karena ASI adalah
cairan yang mengandung zat kekebalan yang akan melindungi
bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, parasit dan
jamur.
Bayi ASI eksklusif ternyata akan lebih sehat dan lebih
jarang sakit dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat
ASI eksklusif. Anak yang sehat tentu akan lebih berkembang
kepandaiannya dibading anak yang sering sakit terutama bila
sakitnya berat.
c) ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan
Faktor terpenting dalam proses pertumbuhan termasuk
pertumbuhan otak adalah nutrisi yang diberikan. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas nutrisi secara
langsung juga dapat mempengaruhi pertumbuhan, termasuk
pertumbuhan otak. Memberikan ASI secara eksklusif sampai
bayi berusia 6 bulan akan menjamin tercapainya pengembangan
potensi kecerdasan anak secara optimal.
Nutrisi-nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan otak
bayi seperti taurin, laktosa, DHA, AA, omega 3 dan omega 6,
tidak ada atau sedikit sekali terdapat pada susu sapi. Mengingat
hal-hal tersebut, dapat dimengerti kiranya bahwa pertumbuhan
otak bayi yang diberi ASI secara eksklusif selama 6 bulan akan
optimal dengan kualitas yang optimal pula.
d) ASI eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang
Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena
menyusu akan merasakan kasih sayang ibunya. Ia juga akan
merasa aman dan tentram, terutama karena masih dapat
mendengar detak jantung ibunya yang telah ia kenal sejak
dalam kandungan. Perasaan terlindung dan disayangi inilah
yang akan menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan
membentuk kepribadian yang percaya diri dan dasar spiritual
yang baik (Roesli, 2005).
e) Menyebabkan pertumbuhan yang baik
Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat
badan yang baik setelah lahir, dan mengurangi kemungkinan
obesitas. Frekuensi menyusui yang sering (tidak dibatasi) akan
menyebabkan volume ASI yang dihasilkan lebih banyak.
f) Mengurangi kejadian karies dentis
Insiden karies dentis pada bayi yang mendapat ASI akan
lebih sedikit dan bahkan tidak ada dibandingkan dengan
pemberian susu dengan menggunakan botol dan dot, karena
kebiasaan menyusui dengan botol dan dot terutama pada waktu
akan tidur menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan sisa
susu formula dan menyebabkan asam yang terbentuk akan
merusak gigi.
g) Mengurangi kejadian maloklusi
Telah dibuktikan bahwa salah satu penyebab maloklusi
rahang adalah kebiasaan lidah yang mendorong ke depan akibat
menyusu dengan botol dan dot.
c. Komposisi ASI
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi
seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI
adalah makanan bayi yang paling sempurna baik kualitas maupun
kuantitasnya. Dengan memberikan ASI secara eksklusif sampai 6
bulan akan menjamin tercapainya pengembangan potensi kecerdasan
anak secara optimal. Menurut Arini (2012), komposisi yang
terkandung dalam ASI, yaitu :
1) Lemak
Sumber kalori utama dalam ASI adalah lemak. Kadar lemak
dalam ASI antara 3,5% - 4,5%. Walaupun kadar lemak dalam ASI
tinggi, tetapi mudah diserap oleh bayi karena trigliserida dalam ASI
lebih dulu dipecahkan menjadi asam lemak dan gliserol oleh enzim
lipase yang terdapat dalam ASI.
2) Karbohidrat
Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa yang kadarnya
paling tinggi dibanding susu mamalia lain (7%). Laktosa mudah
dipecah menjadi glukosa dan galaktrose dengan bantuan enzim
laktosa sejak lahir. Lakstosa mempunyai manfaat lain yang
mempertinggi absorbsi kalsium dan merangsang pertumbuhan
lactobacilus bifidus.
3) Protein
Protein dalam ASI adalah kasein dan whey. Kadar protein ASI
sebesar 0,9% sampai 60% diantaranya adalah whey yang lebih
mudah dicerna dibanding kasein (protein utama susu sapi). Selain
mudah di cenan, dalam ASI terdapat dua macam asam amino yang
tidak terdapat dalam susu sapi yaitu sistin dan taurin. Sistin
diperlukan untuk pertumbuhan somatik, sedangkan taurin untuk
pertumbuhan otak.
4) Garam dan mineral
Ginjal neonatus dapat mengonsentrasikan air kemih dengan baik
sehingga diperlukan susu dengan kadar garam dari mineral yang
rendah. ASI mengandung garam dan mineral lebih rendah
dibanding susu sapi. Bayi yang mendapat susu sapi atau susu
formula yang tidak dimodifikasi dapat menderita tetani karena
hipokalsemia. Kadar kalsium dalam susu sapi lebih tinggi dibanding
ASI. ASI mengandung mineral yang lengkap. Walaupun kadarnya
relatif rendah, tetapi cukup untuk bayi sampai berumur 6 bulan.
5) Vitamin
ASI mengandung vitamin yang diperlukan bayi. Vitamin K yang
befungsi sebagai katalisator pada proses pembekuan darah terdapat
dalam ASI dengan jumlah cukup dan mudah diserap. Dalam ASI
juga terdapat vitamin D dan E terutama dalam kolostrum.
d. Cara pemberian ASI
Menurut Suradi (2004), menyusui adalah proses belajar. Oleh
sebab itu ibu-ibu perlu mengetahui cara menyusui dengan baik dan
benar agar berhasil terutama dapat menyusui secara eksklusif, yaitu
bayi hanya diberi ASI saja sejak lahir sampai bayi berumur 6 bulan.
Cara menyusui yang baik dan benar menurut, yaitu :
1) Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan
pada puting dan sekitar areola. Cara ini bermanfaat sebagai
desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu.
2) Bayi diposisikan menghadap perut dan payudara ibu.
3) Ibu duduk atau berbaring dengan santai, bila duduk lebih baik
menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak
menggantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.
4) Bayi dipegang pada bagian belakang bahu dengan satu lengan,
kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu, kepala bayi tidak
boleh menengadah dan bokong bayi ditahan dengan telapak
tangan.
5) Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu dan satu
tangan di depan.
6) Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap
payudara.
7) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
8) Ibu menatap bayi dengan penuh kasih sayang.
9) Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain
menopang di bawah. Jangan hanya menekan puting susu dan
areola.
10) Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut dengan cara
menyentuh pipi dengan puting susu atau menyentuh sisi mulut
bayi.
11) Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi
didekatkan ke payudara ibu dan puting serta areolanya
dimasukkan ke mulut bayi, sehingga puting susu berada di
bawah langit-langit dan lidah bayi menekan agar ASI keluar dari
tempat penampungan ASI yang terletak di bawah areola. Setelah
bayi mulai menghisap payudara dengan irama perlahan namun
kuat, maka payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi.
12) Bila satu payudara sudah terasa kosong, jangan biarkan bayi
terus menghisap, sebab udara akan masuk. Lepaskan isapan dan
ganti dengan payudara yang lain, dengan cara memasukkan jari
kelingking ibu ke mulut bayi melalui sudut atau dagu bayi
ditekan ke bawah.
13) Setelah menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan
pada putting susu. Lalu bayi disendawakan dengan tujuan
mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak gumoh
setelah menyusu. Caranya bayi digendong tegak dengan
bersandar pada pundak ibu, kemudian punggungnya ditepuk
perlahan-lahan atau bayi tidur tengkurap dipangkuan ibu
kemudian ditepuk perlahan-lahan.
Semua ibu harus memberikan ASI eksklusif, meskipun
diketahui bahwa ibu bekerja. Adapun cara pemberian ASI pada ibu
pekerja menurut Prasetyono (2012), dengan cara sebagai berikut :
1) Jika memungkinkan bayi bisa dibawa ke tempat ibu bekerja, namun
tindakan ini sangat sulit dilaksanakan bila tempat kerja atau
sekitarnya tidak tersedia sarana penitipan bayi atau pojok laktasi.
2) Ibu harus segera belajar memeras payudara demi memperoleh ASI
setelah bayi lahir. Sebelum pergi bekerja ibu menitipkan ASI
perasan kepada pengasuh bayi untuk diberikan kepada bayi saat ibu
bekerja
3) Ketika ibu berada di tempat kerja hendaknya ibu memeras payudara
atau memompa setiap 3- 4 jam sekali secara teratur. Selanjutnya
ibu menampung ASI perasan di cangkir atau gelas yang bersih.
Walau jumlahnya hanya sedikit, ASI perasan tetap bermanfaat bagi
bayi.
e. Cara Memeras ASI
Cara memeras ASI menurut Rosita (2008), bisa dilakukan
dengan dua cara yaitu:
1) Menggunakan Pompa
Cara menabung ASI perah yang paling baik dan efektif
adalah dengan menggunakan alat pompa ASI Elektrik. Sayangnya
di Indonesia harga alat ini masih lumayan mahal dan sulit didapat,
sehingga jarang menjadi pilihan para ibu. Jenis lain adalah pompa
piston. Prinsip kerja alat ini mirip suntikan, hingga memiliki
keunggulan yaitu setiap jaringan pompa mudah sekali dibersihkan
dan tekanannya bisa diatur.
2) Menggunakan Jari
Memeras ASI menggunakan alat apapun yang paling murah
adalah memerah menggunakan jari. Sebenarnya bukan hanya
murah, melainkan juga praktis, karena hanya memerlukan tangan
dan tahu teknik memeras.
Pedoman memeras ASI menurut Rosita (2008), yaitu meliputi:
a) Memeras/memompa ASI setiap 3 – 4 jam sekali secara teratur,
ini perlu dilakukan agar produksi ASI tetap terjaga dan
payudara terhindar dari bengkak.
b) Memilih waktu di mana payudara dalam keadaan yang paling
penuh terisi, pada umumnya terjadi pada pagi hari.
c) Semua peralatan yang akan digunakan telah disterilkan terlebih
dahulu, misalnya breast pump, botol ASI, piring kecil/wadah
tempat ASI dan sebagainya.
d) Memilih tempat yang tenang dan nyaman pada saat memeras
susu.
e) Cuci tangan dengan sabun sedangkan payudara dibersihkan
dengan air.
f) Sebelum memulai, minumlah segelas air atau cairan lain
misalnya susu, jus, teh.
g) Saat memerah ASI ibu harus dalam kondisi yang santai
(relaks). Kondisi psikologis ibu menyusui sangat menentukan
keberhasilan ASI eksklusif.
f. Cara Penyimpanan ASI
Cara penyimpanan ASI menurut Cadwell (2011), yaitu:
1) Wadah
Gelas pastik pakai-ulang dan wadah yang memiliki sisi yang
keras dianggap sebagai penyimpan ASI terbaik. Setiap wadah harus
memiliki penutup yang pas dengan wadah. Kantong plastik yang
telah dirancang khusus oleh pabrik juga tersedia untuk
pengumpulan dan menyimpan ASI. Beberapa kantong plastik ini
dengan wadah tempat ASI dipompa ke sistem pemompaan dan
kantong juga pas dengan botol susu bayi. Kantong mudah
terkontaminasi saat penanganan.
Tiap wadah ASI harus diberi label, minimal tanggal
penggunaan. Saat bayi prematur atau dirawat inap karena alasan
apapun, rumah sakit akan memberikan label untuk ASInya ibu,
yaitu tanggal pemompaan, nomor identitas pasien, unit dan lain-
lain. Jika ASI akan diberikan di penitipan anak, nama bayi harus
jelas dibaca dan ditulis dengan tinta anti air dan anti gosok.
2) ASI dapat disimpan di suhu ruang, di lemari pendingin atau freezer.
a) Penyimpanan ASI di suhu ruang atau udara bebas 360
bertahan
selama 6-8 jam
b) Penyimpanan ASI di lemari pendingin (40
C) selama 24 jam,
akan tetapi simpan ASI di dalam freezer sesegera mungkin jika
akan membekukannya.
c) ASI dapat disimpan hingga 3 bulan di dalam freezer dan 6 bulan
dalam suhu -70 C atau kurang.
d) Selama seharian ASI pompa dalam jumlah sedikit yang
didinginkan dapat ditambah ke dalam penyimpanan ASI di
lemari pendingin.
e) Selalu simpan ASI di dalam bagian terdingin lemari pendingin
atau freezer.
B. Kerangka Teori
Pengetahuan ASI Eksklusif
1. Pengertian
2. Manfaat Pemberian ASI
3. Komposisi ASI 4. Cara Pemberian ASI
5. Cara Memeras ASI 6. Cara Penyimpanan ASI
Peras
Ibu Hamil
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber: Modifikasi Notoatmodjo (2010), Manuaba (2010) dan Prasetyono (2009)
C. Kerangka Konsep Penelitian
Gambar 2.2. Kerangka Konsep
BAB III
METODE PENELITIAN
Baik
Cukup
Kurang
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pengetahuan :
1. Pendidikan
2. Media masa/informasi
3. Sosial budaya dan ekonomi
4. Lingkungan 5. Pengalaman
6. Usia
Pengetahuan Ibu
Hamil tentang ASI Eksklusif
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu
merupakan suatu penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau
menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di dalam masyarakat yang
berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2007).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data
selama kasus berlangsung (Budiarto, 2003). Penelitian ini dilakukan di
Desa Ngrambe Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi.
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk
memperoleh data penelitian yang dilaksanakan (Budiarto, 2003). Penelitian
ini dilaksanakan pada tanggal 8-16 Juni 2012.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti dan dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Hidayat, 2010 ). Populasi yang diteliti adalah ibu hamil di Desa Ngrambe
Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi yang berjumlah 41 ibu hamil.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005).
Jumlah sampel yang diambil, jika populasi kurang dari 100 lebih baik
diambil semua, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10% - 15%
atau 20% - 25% atau lebih (Arikunto, 2006). Jadi, sampel yang digunakan
sebanyak 41 ibu hamil.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan
dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan
mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2010). Dalam penelitian
ini teknik sampling dengan menggunakan sampling jenuh yaitu cara
pengambilan sampel dengan mengambil semua anggota populasi menjadi
anggota sampel (Hidayat, 2010).
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2010).
Kuisioner yang digunakan untuk mengetahui pengetahuan ibu adalah
kuesioner tertutup di mana sudah disediakan jawabannya sehingga responden
tinggal memilih (Arikunto, 2010). Pernyataan disusun berdasarkan kisi-kisi
yang diambil dari sumber teori tentang ASI Eksklusif. Penyataan terdiri
pernyataan positif (favorable) dan pernyataan negatif (unfavorable) dengan
pilihan jawaban benar dan salah. Penilaian pernyataan positif (favorable) jika
benar dengan skor 1 dan jika salah dengan skor 0. Pernyataan negatif
(unfavorable) jika benar dengan skor 0 dan jika salah dengan skor 1. Pengisian
kuisioner tersebut dengan memberi tanda centang (�) pada jawaban yang
dianggap benar.
Jenis pengukuran data menggunakan skala Guttman, yaitu skala yang
bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas seperti
jawaban dari pertanyaan atau pernyataan ya dan tidak, positif dan negatif,
setuju dan tidak setuju, benar dan salah (Hidayat, 2010)
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner
Variabel Indikator Sub Indikator Pernyataan
Favorable Unfavorable
Jumlah
Soal
Pengetahuan
ibu hamil
tentang ASI
Eksklusif
1. Pengertian Pengertian ASI
Eksklusif
1 1
2. Manfaat
Pemberian ASI
Manfaat untuk Ibu
Manfaat untuk Keluarga
Manfaat untuk Negara
Manfaat untuk Bayi
2, 5, 7, 8,
10,
3, 4, 6, 9, 2
1
3
3
3. Komposisi ASI Komposisi yang terdapat
dalam ASI
11, 13, 12, 14, 15, 5
4. Cara
Pemberian
Cara menyusui yang
benar
Cara pemberian ASI pada ibu bekerja
16, 18, 17, 19, 4
1
5. Cara Memerah Memerah dengan pompa memerah dengan jari
20, 21, 22, 23,
1 2
6. Cara Penyimpanan
ASI Perahan
Tempat ASI Tempat penyimpan
Jangka lama waktu penyimpanan
24, 28, 29 25, 26, 27, 3 2
1
Total Soal 29
Kuesioner untuk penelitian terlebih dahulu harus dilakukan uji validitas
dan reliabilitas dengan karakteristik seperti sejenis di luar lokasi penelitian
dengan jumlah minimal 30 (Riwidikdo, 2009). Uji Validitas dan reliabilitas
dilakukan di Desa Walikukun Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi,
dengan jumlah responden 30 orang.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2006). Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya
hendak diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus
product moment, yaitu:
Keterangan:
N : Jumlah responden
rxy : Koefisien korelasi product moment
X : Skor pertanyaan
Y : Skor total
XY : Skor pertanyaan dikalikan skor total
Instrument dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel (Notoatmodjo, 2010).
Berdasarkan uji validitas yang dilakukan dari 35 pernyataan didapatkan
hasil yang valid sebanyak 29 pernyataan dan yang tidak valid sebanyak 6
pernyataan, pada nomor pernyataan 1, 5, 6, 10, 19, 23 dengan taraf
signifikansi 5%, untuk selanjutnya nomor pernyataan yang tidak valid tidak
digunakan dalam penelitian. Hasil dapat dilihat di lampiran 11.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan
bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban
tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya,
maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2006).
Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha
Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows versi 16.
Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:
( ) ( ) }Y - Y {N }X X {
YX. - XY . N
222 2ΣΣΣ−Σ
ΣΣΣ=
Nrxy
��
���
� Σ−�
�
���
�
−=
t
b
k
kr
2
2
11 11 σ
σ
Keterangan:
r11 = Reliabilitas Instrument
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
��b2 = Jumlah varian butir
�t2
= Varians total
Intrumen dikatakan reliabel bila nilai r hitung > rkriteria (0,60)
(Ghozali, 2005). Berdasarkan uji coba reliabilitas didapatkan nilai Alpha
Chronbach 0,818. Nilai ini > 0,60, sehingga instrumen dikatakan reliabel.
E. Teknik Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar
pernyataan persetujuan (informed consent) dan membagikan kuesioner pada
sampel ibu hamil yang memenuh kriteria inklusi dan eksklusi di Desa
Ngrambe Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi, kemudian menjelaskan
tentang cara pengisiannya. Responden diminta mengisi kuesioner dengan selsai
dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Jenis data yang
diperoleh terdiri dari:
1. Data Primer
Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya atau objek
penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi (Riwidikdo, 2009). Data
primer dalam penelitian ini adalah identitas responden dan pengetahuan ibu
hamil tentang ASI Eksklusif di Desa Ngrambe Kecamatan Ngrambe,
Kabupaten Ngawi. Didapat dari pengisian kuesioner yang diisi Ibu hamil
tersebut.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari
objek penelitian (Riwidikdo, 2009). Data sekunder pada penelitian ini
adalah jumlah ibu hamil di Desa Ngrambe yang diperoleh dari bidan Desa
Ngrambe Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi.
F. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Dalam
penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan ibu
hamil tentang ASI Eksklusif.
G. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup
atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti
(Notoatmodjo, 2010).
Definisi operasional dari pengetahuan ibu hamil tentang ASI Eksklusif,
yaitu:
1. Definisi operasional : hasil tahu dari ibu hamil sekedar menjawab
pertanyaan tentang ASI Eksklusif meliputi pengertian, manfaat pemberian
ASI, komposisi ASI, cara pemberian ASI, cara memerah ASI dan cara
menyimpan ASI perah.
2. Hasil ukur :
a. Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD
b. Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD � x � mean + 1 SD
c. Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
3. Skala : Ordinal
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya
adalah pengolahan data. Sebelum melaksanakan analisis data beberapa
tahapan harus dilakukan terlebih dahulu guna mendapatkan data yang valid
sehingga saat menganalisis data tidak mendapat kendala. Menurut
Notoatmodjo (2010), tahapan tersebut terdiri dari:
a. Editing
Tahapan ini dilakukan untuk pengecekan dan perbaikan isian
formulir atau kuesioner.
b. Coding
Tahapan ini mengubah data berbentuk kalimat atau huruf
menjadi data angka atau bilangan.
c. Memasukkan Data Entry atau Processing
Data Entry, yakni jawaban-jawaban dari masing-masing
responden yang dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan
ke dalam program atau “software” komputer.
d. Pembersihan Data (Cleaning)
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden
selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-
kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan
sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.
2. Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat. Analisis
univariat yaitu menganalisis terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian
untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel
(Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini hanya mendeskripsikan Tingkat
Pengetahuan ibu hamil tentang ASI Eksklusif.
Menurut Riwidikdo (2009), maka digunakan perhitungan sebagai
berikut:
Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD
Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD � x � mean + 1 SD
Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
Menurut Riwidikdo (2009), rumus mean yaitu:
Rumus : X = n
x�
Keterangan :
X : Rata-rata ( mean )
� x : Jumlah seluruh jawaban responden
n : Jumlah maksimal yang harus diperoleh responden
Menurut Riwidikdo (2009), Simpangan baku (standard deviation)
adalah ukuran yang dapat dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran
nilai-nilai (data) terhadap rata-ratanya.
Rumus :
SD = 1
)(2
2
−
Σ−Σ
n
n
xx i
i
Keterangan:
SD : Simpangan baku (Standard deviation)
xi : Nilai responden
n : Jumlah responden
Dalam penelitian ini menggunakan SPSS for Windows versi 16.
Untuk menentukan prosentase frekuensi pengetahuan responden digunakan
prorgam SPSS distribusi deskriptive statisitik frequencies.
I. Etika Penelitian
Setelah mendapat persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian
dengan memperhatikan masalah etika menurut Hidayat (2010), meliputi :
1. Informed Consent ( lembar persetujuan menjadi responden)
Sebelum lembar persetujuan diberikan pada subyek penelitian,
peneliti menjelaskan maskud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan
serta manfaat dilakukannya penelitian. Setelah diberikan penjelasan,
lembar persetujuan diberikan kepada subyek penelitian. Jika subyek
penelitian bersedia diteliti maka mereka harus menandatangani lembar
persetujuan, namun jika subyek penelitian menolak untuk diteliti maka
mereka harus menandatangani lembar persetujuan, maka peneliti tidak akan
memaksa dan tetap menghormati haknya dan penelitian terhadap subyek
tersebut tidak dapat dilakukan.
2. Anonimity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan subyek penelitian, peneliti tidak
mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan
inisial dan memberi nomor atau kode pada masing–masing lembar tersebut.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan semua informasi yang diperoleh dari subyek penelitian
dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan
disajikan atau dilaporkan pada hasil penelitian.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Ngrambe Kecamatan Ngrambe,
Kabupaten Ngawi pada tanggal 8 - 16 Juni 2012 dengan responden ibu hamil
sebanyak 41 orang. Desa Ngrambe terletak di Kecamatan Ngrambe Kabupaten
Ngawi Propinsi Jawa Timur. Secara geografis Desa Ngrambe terletak di
daerah pegunungan pada 290 20’ – 70 30’ 55” Lintang Selatan dan 1110 12’ 49’
– 1110 14’ 39’ Bujur Timur. Letak geografis Desa Ngrambe berbatasan dengan
sebelah Utara desa Pucangan, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa
Tawangrejo, sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sidomulyo dan sebelah
Timur berbatasan dengan Desa Babadan. Desa Ngrambe terdapat 1 pelayanan
kesehatan yaitu Puskesmas Ngrambe yang melayani rawat inap.
B. Hasil Penelitian
Hasil penelitian diketahui nilai mean dan Standar Deviasi seperti
dalam tabel berikut ini :
Tabel. 4.1 Mean dan Standar Deviasi
Variabel Mean Standar Deviasi
Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil
tentang ASI Eksklusif
18,9
4,2
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang ASI
Eksklusif di Desa Ngrambe Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi
No Pengetahuan Jumlah Presentase
(%)
1
2
Baik
Cukup
4
29
9,8
70,7
3 Kurang 8 19,5
Total 41 100
Sumber: Data Primer, 2012 Menggunakan SPSS for Windows versi 16.
Berdasarkan tabel diatas, diketahui tingkat pengetahuan ibu hamil
tentang ASI Eksklusif di Desa Ngrambe Kecamatan Ngrambe Kabupaten
Ngawi dapat dikategorikan dalam pengetahuan baik sebanyak 4 responden
(9,8%), pengetahuan cukup sebanyak 29 responden (70,7%) dan
pengetahuan kurang sebanyak 8 responden (19,5%). Jadi tingkat
pengetahuan ibu hamil tentang ASI Eksklusif di Desa Ngrambe Kecamatan
Ngrambe Kabupaten Ngawi dapat dikategorikan dalam pengetahuan cukup
yaitu sebanyak 29 responden (70,7%).
C. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan tingkat pengetahuan ibu hamil
tentang ASI Eksklusif di Desa Ngrambe Kecamatan Ngrambe Kabupaten
Ngawi dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 4
responden (9,8%), pengetahuan cukup sebanyak 29 responden (70,7%) dan
pengetahuan kurang sebanyak 8 responden (19,5%). Jadi pengetahuan ibu
hamil tentang ASI Eksklusif paling banyak pada kategori cukup.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan
responden dengan kategori baik, responden sudah mengerti tentang
pengertian, manfaat pemberian ASI, komposisi ASI, cara pemberian ASI, cara
memeras ASI dan cara menyimpan ASI peras. Hal ini dikarenakan responden
sering mendapatkan informasi baik dari media cetak, media elektronik,
informasi dari bidan desa dan pengalaman. Pada responden dengan tingkat
pengetahuan cukup, responden sudah mengerti tentang pengertian, manfaat
pemberian ASI, komposisi ASI, cara memeras, tetapi kurang mengetahui
tentang cara pemberian ASI dan cara penyimpanannya.�Sedangkan responden
dengan tingkat pengetahuan kurang, responden kurang mengerti tentang ASI
Eksklusif. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan atau informasi yang
didapatkan oleh responden.
Menurut Nashrulloh (2009), pengetahuan (knowledge) adalah hasil
tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “what”. Menurut
Notoatmodjo (2010), pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh manusia
atau hasil pekerjaan manusia menjadi tahu. Pengetahuan itu merupakan milik
atau isi pikiran manusia yang merupakan hasil dari proses usaha manusia
untuk tahu. Pada dasarnya pengetahuan merupakan hasil tahu dari manusia
terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek
tertentu. Pengetahuan dapat berwujud barang-barang baik lewat indera
maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh manusia berbentuk
ideal atau yang bersangkutan dengan masalah kejiwaan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan menurut Cahyonoputra (2009), yaitu pendidikan,
media masa / informasi, sosial budaya dan ekonomi, lingkungan, pengalaman,
dan usia.
Menurut Suradi (2004), ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja sejak
bayi dilahirkan sampai sekitar 6 bulan. Selama itu bayi tidak diharapkan
mendapat tambahan cairan lain seperti susu formula, air jeruk, air teh , madu,
air putih. Pada pemberian ASI eksklusif bayi juga tidak diberikan makanan
tambahan seperti pisang, biskuit, bubur susu, tim dan sebagainya.
Menurut Suradi (2004), manfaat pemberian ASI meliputi aspek
kesehatan ibu yaitu isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya
oksitosin oleh kelenjar hipofisis, oksitosin membantu involusi uterus dan
mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan. Aspek Keluarga Berencana
yang artinya menyusui secara murni (eksklusif) dapat membantu
menjarangkan kehamilan. Aspek Psikologis, ibu akan merasa bangga dan
diperlukan oleh bayinya serta akan meningkatkan jalinan kasih sayanng ibu
dan bayi.
Selanjutnya menurut Suradi (2004), manfaat ASI untuk Keluarga
bermanfaat bagi Aspek Ekonomi, Aspek Psikologis, dan Aspek Kemudahan.
Manfaat ASI untuk Negara yaitu menurunkan angka kesakitan dan kematian
bayi, mengurangi subsidi untuk rumah sakit, mengemat devisa negara dan
peningkatan kualitas generasi penerus.
Menurut Roesli (2008), manfaat ASI untuk bayi antara lain ASI
sebagai nutrisi, ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi, ASI Eksklusif
meningkatkan kecerdasan, ASI Eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang,
menyebabkan pertumbuhan yang baik, mengurangi kejadian karies dentis, dan
mengurangi kejadian maloklusi.
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan
ibu hamil tentang ASI Eksklusif dipengaruhi dari informasi yang didapat
baik dari media cetak maupun dari media elektronik, pengalaman ibu yang
sudah pernah menyusui, serta pendidikan kesehatan dari bidan maupun
tenaga kesehatan.
D. Keterbatasan Penelitian
1. Kendala penelitian
Tidak bisa mengumpulkan responden dalam satu waktu, sehingga
membutuhkan waktu yang lebih lama.
2. Kelemahan / Keterbatasan
a. Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga hasil
penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan ibu hamil tentang ASI
Eksklusif saja.
b. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
tertutup sehingga responden hanya bisa menjawab ya atau tidak dan
jawaban responden belum bisa untuk mengukur pengetahuan secara
mendalam.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang ASI Eksklusif di Desa Ngrambe
Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi dalam kategori baik sebanyak 4
responden (9,8%).
2. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang ASI Eksklusif di Desa Ngrambe
Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi dalam kategori cukup sebanyak 29
responden (70,7%).
3. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang ASI Eksklusif di Desa Ngrambe
Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi dalam kategori kurang sebanyak 8
responden (19,5%).
B. Saran
5. Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat menambah atau melengkapi sumber bacaan
khususnya tentang ASI Eksklusif.
6. Tenaga Kesehatan (Bidan)
Diharapkan meningkatkan penyuluhan tentang ASI Eksklusif secara
dini sehingga ibu hamil dapat mempersiapkan pemberian ASI Esklusif
setelah bersalin.
7. Ibu Hamil atau Masyarakat
Diharapkan menambah informasi melalui media cetak maupun
elektronik dan menerapkan ASI Eksklusif setelah persalinan nantinya.
8. Peneliti selanjutnya
Diharapkan peneliti selanjutnya mengadakan penelitian dengan
mengembangkan variabel penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Arief, M. 2009. Pengantar Metodologi Penelitian untuk Ilmu Kesehatan.
Surakarta: UNS Press.
Arini, H. 2012. Mengapa Seorang Ibu Harus Menyusui?. Yogyakarta: Flashbook