1
Skenario 2
Tekanan Darah Rendah
Seorang anak perempuan berusia 15 tahun sedang mengikuti upacara
bendera di sekolahnya. Tiba-tiba anak tersebut merasa pusing, jantung terasa
berdebar, wajahnya pucat, berkeringat dingin, dan kemudian pingsan. Saat
diperiksa oleh tim kesehatan, ternyata tekanan darah anak tersebut rendah
sehingga mempengaruhi sirkulasi darahnya.
STEP I
a. Jantung
Jantung organ muscular yang memiliki saraf simpatis dan parasimpatis dan
berperan dalam sirkulasi darah.
b. Pingsan
Pingsan adalah kehilangan kesadaran secara mendadak, karena kurangnya
aliran darah dan oksigen ke otak.
c. Sirkulasi darah
Sirkulasi darah adalah sistem yang mengalirkan dan mengatur darah dalam
tubuh.
d. Tekanan darah rendah
Tekanan darah rendah adalah tekanan dimana tekanan darah kurang dari
90/60 mmHg, tidak cukup untuk perpusi dan oksigenasi jaringan adekuat.
STEP II
1. Apa saja komponen dalam sirkulasi darah ?
2. Sebutkan makroskofis dan mikroskopis jantung !
3. Bagaimana vaskularisasi dan inervasi jantung ?
4. Bagaimana siklus jantung ?
5. Bagaimana sirkulasi jantung ?
6. Bagaimana mekanisme kerja katup ?
7. Bagaimana struktur pembuluh darah ?
8. Sebutkan macam-macam pembuluh darah !
2
9. Apa saja gejala pada tekanan darah rendah ?
STEP III
1. Komponen sirkulasi :
Jantung ( Organ )
Pembuluh darah ( saluran )
Darah ( oksigen dan carbon dioksida )
2. Struktur makroskofis dan mikroskopis :
MAKROSKOPIS
Letak :
Mediastinum media sebelah ventral, costa III-VI, permukaan jantung
anterior ( atrium dextra, sulcus antrioventricularis, ventrikel dextra,
septum, ventrikel sinistra, auricula atrium sinistra ), posterior ( atrium
dextra, sulcus atrium ventricularis, sulcus interventrikel )
Facies :
Facies sternocostalis
Facies diafragmatica
Facies pulmonalis
Dataran :
Sulcus interatrialis
Sulcus interventrikularis
Sulcus coronarius
Ruangan :
Atrium dextra
Atrium sinistra
Ventrikel dextra
Ventrikel sinistra
Katup jantung :
Vulva bikuspidalis
Vulva trikuspidalis
Vulva pulmonal
Vulva aorta pulmonal
3
MIKROSKOPIS
Dinding Jantung :
Pericardium : Tunika serosa dan tela serosa.
Vaskularisasi : A.coronaria, syaraf vasomotor, dan flexus coronarius.
Miocardium : Otot jantungdengan cardio myosit, serabut dengan garis
melintang, silindris bercabang, berinti satu dibungkus oleh endomisium.
Endokardium : Endotelium
Epikardium
3. Vaskularisasi pada jantung :
A. coronaria dextra
A. coronaria sinistra
V. cordis magna
V.cordis parva
V. cordis media
V. cordis anterior
V. posterior ventrikuli sinistri
V. obliqua atrii sinistri
Inervasi pada jantung :
Simpatis :
Cardiacus superior
Parasimpatis :
R. Cardiacus superior
R. Cardiacus inferior
R. Cardiacus medius
4. Sistol
Diastol
5. Sebelah kanan : Memindahkan darah deoksigenasi
Sebelah kiri : Membawa oksigen dan memompakan keseluruh tubuh
6. Mekanisme kerja katup :
Bila tekanan di belakang katup lebih tinggi maka katup membuka
Bila tekanan di depan katup lebih tinggi maka katup menutup
7. Tunika intima
4
Tunika media
Tunika adventitia
Pembuluh darah ke jantung
8. Sirkulasi sistemik
Sirkulasi pulmonal
Sirkulasi khusus
9. Kurangnya oksigen ke dalam darah dan suplai oksigen ke otak
Faktor genetik
Jumlah darah yang di pompa ke jantung
STEP IV
2. Struktur makroskofis dan mikroskopis :
- Facies sternocostalis : di ventral
- Facies diafragmatica : di dorso caudal
- Facies pulmonalis : di cranio dorso costalis
3. Vaskularisasi :
Pericardium :
A. Phericardio pherenica
A. Oesephagialis
A. Pherenica superior
A. Bronchialis
5. Sirkulasi khusus :
a) Sirkulasi pulmonal : Berasal dari ventrikel kanan melalui aorta
pulmonalis dan kapiler yang mengelilingi alveoli di dalam paru
dan kembali ke atrium kiri jantung.
b) Sirkulasi koroner : Mengalir dari arteri coronaria, kapiler jantung,
dan kembali ke jantung, melalui vena kecil yang bermuara ke
atrium kanan.
5
c) Sirkulasi cerebral : Melalui otak dipertahankan tetap konstan
terhadap sekian perubahan tekanan darah yang meningkat terjadi
hal ini dilakukan melalui mekanisme autoregulasi.
d) Sirkulasi portal : Terdiri dari vena yang mengalirkan darah dari
saluran cerna dari abdomen limfa dan pankreas. Sistem ini terdiri
dari vena portal dan percabangannya.
Sirkulasi sistemik :
Bagian dari sirkulasi yang mendistribusi darah yang kaya oksigen dari sisi
kiri jantung.
6
Pembuluh darah
jantung
Pengaturan humoral
Faktor yang mempengaruhi (pengaturan)
Sistem sirkulasi
sistol
siklus
makroskopis
arteriPengaturan sistem saraf
Pengaturan sirkulasi lokal
Saraf simpatis
Dan parasimpatis
reseptor
khusus
sistemiksirkulasi
diastol
mikroskopis
Katup jantung Ruang jantung
Lapisan jantung
Struktur miokardium
darah
vena
Besar, sedang, kecil
7
STEP V
1. Apa perbedaan arteri dan Vena?
2. Bagaimana struktur katup dan cara kerjanya?
3. Apa Sulcus yang dilalui oleh arteri dan vena (vaskularisasi jantung) dan
inervasi jantung?
4. Bagaimana Mekanisme pengaturan sirkulasi darah?
STEP VI
Belajar Mandiri
8
STEP VII
1. Apa perbedaan arteri dan Vena?
No. Pembeda Arteri Vena Arteriol Kapiler
1. fungsi Tidak
mempunyai
katup
( mendapat
tekanan tinggi )
Mempunyai katup
(melawan gradien)
- -
2. Diameter
Lumen
Lebar Kecil (sempit) kecil Kecil
3. Lapisan 3 lapisan tebal +
membrana
elastika eksterna
dan interna
3 lapisan (tipis) 3 lapisan 1 lapisan
4. Bentuk membulat Pipih - -
5. Gambaran
khusus
Dinding tipis,
Sangat mudah
meregang
Dinding tebal,
Sangat elastis
Dinding
berotot,
Persarafan
lengkap
Dinding tipis,
1 lapisan :
endotel
6. warna Biru : CO2
kecuali Vena
pulmonalis
Merah :
Hemoglobin + O2
kecuali Arteri
Pulmonalis
- -
9
ARTERI BESAR
1. T Intima :
-Membrana elastika internaà
sulit diidentifikasi
2. T.Media.
-Tebalà4/5 ketebalan dinding
arterià serabut elastis.
- Otot polos sedikit.
3. T Adventitia.
- Lapisan jaringan ikat tipis
- Membrana elastika eksterna
(kadang tak tampak),
- Vasa vasorum dan
nervivasorum
ARTERI SEDANG
1. T Intima
- Membrana elastika interna
bergelombang
2. T.Media.
- Tebal à 20-40 lapisan otot
polos.
3. T Adventitia.
- Serabut jaringan ikat à tebal,
tersusun melingkar.
- Membrana elastika eksterna.
Arteri kecil (arteriol)
Diameter 20 – 100 µm.
Perbandingan tebal dinding : lumen = 2 :
1.
Tunika intima :
- Endotel.
- Membrana elastika
interna yang menipis
(umumnya tidak ada).
- Tanpa lapisan sub
endotel.
Tunika media :
- Sel otot polos melingkar.
- Serabut elastis terpencar.
Tunika adventitia :
- Lebih tipis dari tunika
Kapiler
Pipa endotel dengan diameter 7 – 9
µm.
Membentuk anyaman.
Terdiri dari lapisan tunggal : endotel
dan membrana basalis.
Dinding terdiri dari 1 – 3 sel endotel
kapiler.
Kapiler besar t.d 3 – 5 sel endotel.
M.e 3 tipe kapiler :
1. Kapiler kontinue.
2. Kapiler fenestrata.
3. Kapiler sinusoid.
10
media.
- T.d serabut kolagen dan
elastic
Vena besar :
- T.intima : berkembang baik.
Sub endotel : jaringan ikat lebih
tebal.
- T. media : Sedikit sel otot polos.
Banyak jaringan ikat.
- T.adventitia : Lapisan paling
tebal t.d jaringan ikat longgar,
serabut kolagen dan elastis.
- Vasa vasorum.
- Kadang² ditemukan berkas
longitudinal otot polos.
Vena sedang :
- T.Intima : endotel, serabut
kolagen dan elastis terpencar,
membrana elastika interna
jarang ditemukan.
- T.Media : Lapisan tipis otot
polos yang bercampur dengan
serabut kolagen dan elastis.
- T.Adventitia : Lapisan paling
tebal, jaringan ikat kolagen.
11
Gambar 1. Struktur mikro vascular (Junqueira, 2012).
12
Gambar 2. Dinding arteri, vena, dan kapiler (Junqueira, 2012).
13
Gambar 3. Pembuluh Sietem sirkulasi Darah (Junqueira, 2012).
2. Bagaimana struktur katup dan cara kerjanya? (struktur jantung)
Jantung terletak di rongga toraks (dada), pada garis tengah antara sternum
(anterior) dengan vertebrae (posterior). Jantung memiliki dasar lebar diatas
dan meruncing membentuk titik di ujungnya, apeks di bagian.
14
Gambar 4. Proyeksi
letak jantung (Anatomi Klinik, 2012).
Ruang jantung, memiliki 3 permukaan yaitu:
a. Facies sternocostalis, yang dibentuk oleh atrium dextra dan atrium
sinister yang dipisahkan oleh sulcus atrioventrikularis dexter dan
ventrikulus sinistra oleh sulcus interventrikularis anterior.
b. Facies diafragmatica, dibentuk oleh ventrikulus dexter dan sinister yang
dipisahkan oleh sulcus interventrikularis posterior. Permukaan inferior
atrium dexter, muara vena cava inferior dan membentuk facies
diafragmatica.
c. Facies posterior (basis cordis), atrium sinistrum muaranya di venae
pulmonalis, yang terletak berlawanan dengan apeks cordis yaitu
dibentuk oleh ventrikulus sinister mengarah kebawah depan dan kiri
yang terletak setinggi spatium intercostale V sinister.
15
Gambar 5. Struktur fascies pada jantung (http://www.imaios.com).
Jantung memiliki empat ruangan yaitu
a) Atrium dextra dan atrium sinistra
Septum interatriale membatasi atrium dextra dan atrium sinistra,
terdapat fosa ovalis dibatasi oleh limbus ovalis
b) Ventricel dextra dan ventricel sinistra
Septum interventricularis t/d pars membranacea dan pars
muscularis, membatasi ventricel dextra dan ventricel sinistra.
Ostium atrioventricularis dextra membatasi ventricel dan atrium
dextra. Ostium atrioventricularis sinistra membatasi atrium dan
ventricel sinistra.
Katup-katup diposisikan sedemikian sehingga mereka membuka dan
menutup secara pasif akibat perbedaan tekanan, serupa dengan pintu satu
arah.
16
a) Gradien tekanan ke arah depan, yaitu, tekanan di belakang katup
lebih besar, memaksa katup terbuka
b) Gradient tekanan yang mengarah ke belakang/mundur, yaitu,
tekanan di depan katup lebih besar mendorong katup tertutup
Katu AV antara Atrium dan Ventrikel
Terdapat dua katup jantung, katup atrioventriular (AV) kanan dan kiri,
yang masing-masing terletak diantara atrium dan ventrikel di sisi kanan
dan kiri. Kedua katup ini membiarkan darah mengalir dari atrium ke dalam
ventrikel selama pengisian ventrikel (ketika tekanan atrium melebihi
tekanan ventrikel) tetapi mencegah aliran balik darah dari ventrikel ke
dalam atrium sewaktu pengosongan ventrikel (ketika tekanan ventrikel
jauh melebihi tekanan atrium).
Katup AV kanan disebut katup trikuspidalis dan katup AV kiri disebut
katup bikuspidalis/katup mitral
Tepi-tepi daun katup AV diikat oleh genjol fibrosa tipis kuat, jaringan tipe
tendinosa, yaitu korda tendinea, yang mencegah katup terbalik, atau
terbuka ke arah berlawanan ke dalam atrium untuk dipaksa oleh masing-
masing daun katup dan melekat ke otot papilaris yang kecil dan berbentuk
putting, yang menonjol dari permukaan dalam dinding ventrikel. Ketika
ventrikel berkontraksi, menarik ke bawah korda tendinea. Penarikan ini
menghasilkan tegangan di daun katup AV yang tertutup untuk menahan
daun-daun tersebut dalam posisinya, seperti tali penambat menahan balon
udara panas. Hal ini membantu menjaga katup tertutup rapat ketika
menghadapi gradien tekanan besar yang mengarah ke belakang.
Katup Semilunar antara Ventrikel dan Arteri-arteri Besar
Katup aorta dan pulmonalis terletak di pertemuan dimana arteri-arteri
besar meninggalkan ventrikel. Katup-katup ini dipaksa membuka ketika
tekanan ventrikel kiri dan kanan masing-masing melebihi tekanan di aorta
dan arteri pulmonalis, sewaktu kontraksi dan pengosongan ventrikel.
Penutupan terjadi ketika ventrikel melemas dan tekanan ventrikel turun di
bawah tekanan aorta dan arteri pulmonalis. Katup yang tertutup mencegah
darah mengalir dari artei kembali ke dalam ventrikel (Sherwood, 2012).
17
Gambar 6. Struktur jantung. (Potongan longitudinal jantung) (Sherwood, 2012)
(Katup trikuspidalis) (katup pulmonal)
(katup bikuspidalis) (katup aorta)
Gambar 7. Katup atrioventrikular dan semiluna (Sasorie.wordpress, 2012).
18
3. Sulcus yang dilalui oleh arteri dan vena (vaskularisasi jantung) dan
inervasi jantung?
Vaskularisasi jantung
Jantung mendapatkan vaskularisasi dari arteri coronaria, arteri coronaria
adalah percabangan pertama sirkulasi sistemik. Muara arteri coronaria ini
terdapat dibalik daun katup aorta kanan dan kiri didalam sinus valsalva.
Jantung menerima pasokan darah tersebut (sirkulasi coronaria) sewaktu
diastol.
Gambar 8. Sinus valsalva (circ.ahajournals.org).
a) Arteri
Arteri coronaria dextra mendarahi semua ventrikulus dexter
(kecuali sebagian kecil daerah sebelah kanan sulcus
interventrikularis), sepertiga postero inferior septum ventrikulare,
atrium dextrum dan sebagaian atrium sinistrum SA node, AV node.
Cabang berkas kiri juga menerima darah dari cabang-cabang kiri.
Arteri coronaria sinistra mendarahi hampir semua ventrikulus
sinister, sebagian kecil ventrikulus dexter sebelah kanan sulcus
interventrikulris, dua pertiga anterior septum ventrikulare, hampir
semua atrium kiri.
19
b) Vena
Sebagian besar darah dari dinding jantung mengalir ke atrium
kanan melalui sinus coronarius yang terletak pada bagian posterior
sulucus atrioventrikulare dan merupakan lanjutan dari vena
cardiac magna. Pembuluh ini bermuara ke atrium dextrum sebelah
kiri vena cava inferior. Vena cardiaca parva dan media merupakan
cabang sinus coronsrius. Sisanya di alirkan ke atrium dextrum
melalui vena ventrikuli dextri anterior (vena cordis minimae) dan
vena-vena kecil yang bermuara langsung ke ruang jantung (Snell,
2012).
Gambar 9. Arteri dan vena pada jantung (Sobotta, 2013).
Inervasi jantung
Jantung di inervasi oleh saraf otonom yaitu saraf simpatis dan saraf
parasimpatis. Sistem saraf simpatis yang mengontrol kerja jantung pada
situasi darurat ketika dibutuhkan peningktan aliran darah, mempercepat
frekuensi denyut jantung. Norepinefrin yang di keluarkan dari ujung saraf
20
simpatis mengurang permeabilitas K+ dengan memprcepat inaktivasi
saluran K+, sehingga bagian dalam sel menjadi kurang negatif dan timbul
efek depolarisasi dan karenanya kecepatan jantung meningkat. Sedangkan
pengaruh sistem saraf parasimpatis adalah mengurangi kecepatan jantung.
Asetikolin yang dibebaskan pada pengaktifan sistem saraf parasimpatis
meningkatkan permeabilitas nodus SA terhadap K+ dengan memperlambat
saluran K+. Akibatnya. Kecepatan pembentukan potensial aksi spontan
berkurang (Snell, 2012).
Gambar 10. Saraf simpatis dan parasimpatis (Sherwood, 2012).
a) Saraf Simpatis (T2-T4)
Serabut-serabut post ganglion simpatis berasal dari pars cervicalis
dan pars thoracica posterior truncus simpatukus, mencapai jantung
melalui ramus cardiac cervicales superior medius dan inferiors.
Serabut tersebut berjalan melintasi plexus nervosus cardicus dan
berakhir pada SA node dan AV node, serabut otot jantung dan
arteri koronaria. Aktivitas saraf tersebut mengakibatkan
peningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung (Snell, 2012).
b) Saraf parasimpatis (medulla oblongata)
21
Serbut-serabut pra ganglionik berasal dari nucleus nervi vagi dan
turun menuju thorax di dalam nervus vagus , kemudian
bersinapsdengan neuron post ganglionik di dalam plexus nervosus
cardiacus dan berakhir pada nodus SA dan nodus AV pada arteri
coronaria. Aktivitas saraf tersebut mengakibatkan penurunan laju
serta kekuatan kontraksi miokardium dan konstriksi arteri
coronaria (Snell, 2012).
4. Bagaimana Mekanisme pengaturan sirkulasi darah?
Pengaturan sirkulasi upaya menjaga agar aliran darah dalam sirkulasi
sistemik tidak naik atau turun disebabkan oleh tekanan darah yang
berubah-rubah, maka penting untuk mempertahankan tekanan arteri rata-
rata dalam batas konstan. Hal tersebut dapat dicapai melalui serangkaian
mekanisme yang meliputi :
1) pengaturan oleh saraf,
2) pengaturan aliran darah lokal,
3) mekanisme humoral
Gambar 11. Sirkulasi sistemik (Sherwood, 2012).
22
1) Pengaturan Melalui Saraf.
Pengaturan sirkulasi oleh saraf memiliki fungsi yang lebih
umum, seperti redristribusi aliran darah ke berbagai area tubuh,
meningkatkan atau menurunkan aktivitas pompa jantung, dan
khususnya mengatur tekanan arteri dengan cepat. Sistem saraf yang
mengatur sirkulasi hampir seluruhnya melalui system saraf otonom.
Bagian terpenting system saraf otonom bagi pengaturan sirkulasi
adalah system saraf simpatis. Sistem saraf parasimpatis juga
bekerja secara spesifik dalam pengaturan fungsi jantung.
Pada permulaan kerja fisik sinyal tidak hanya dijalarkan dari
otak menuju otot untuk kontraksi, tetapi juga ke pusat vasomotor
untuk memulai perangsangan simpatis di seluruh tubuh. Secara
bersamaan, sinyal parasimpatis ke jantung menjadi sangat lemah.
Oleh karena itu timbul 3 efek sirkulasi utama, yaitu : (1) Jantung
dirangsang, sehingga kecepatan denyut jantung dan kekuatan
memompanya menjadi sangat meningkat, (2) sebagian besar
arteriol di sirkulasi perifer berkotraksi dengan kuat kecuali arteriol-
arteriol pada otot yang aktif (berkontraksi), akibat pengaruh
vasodilatator lokal, untuk memenuhi kebutuhan oksigen di jaringan
tersebut, (3) dinding otot vena dan daerah kapasitas lainnya pada
sirkulasi berkontraksi secara kuat yang akan sangat meningkatkan
tekanan pengisian sistemik rata-rata (Guyton, 2012).
Pengaruh parasimpatis hanya berperan kecil dalam sirkulasi.
Melalui nervus vagus, serabut-serabutnya terutama didistribusikan
terutama ke atrium dan tidak begitu banyak ke ventrikel, oleh
karena itu pengaruh rangsangan vagus yang terutama mengurangi
frekuensi denyut jantung daripada mengurangi kekuatan kontraksi
jantung (Guyton, 2012).
2) Pengaturan aliran darah lokal.
Pengaturan aliran darah lokal dapat dibagi menjadi 2 fase :
23
a. Penngaturan akut, dicapai melalui perubahan cepat pada
vasodilatasi atau vasokontriksi arteriol setempat, yang terjadi
daam waktu beberapa detik sampai beberapa menit agar dapat
dengan cepat mempertahankan aliran darah jaringan setempat
yang memadai. Contohnya pada jaringan yang aktif, maka arteriol
tersebut akan berdilatasi pada jaringan lokal selama kontraksi otot
tersebut untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang diperlukan
untuk aktivitas jaringan tersebut, salah satunya adalah efek
hormon atau zat dilatasi yang hanya berpengaruh dalam beberapa
menit saja. (Guyton, 2012)
b. Pengaturan jangka panjang, perubahan aliran yang lambat dan
terkontrol selama berhari-hari, berminggu-minggu atau bahkan
berbulan-bulan. Tanggung jawab terhadap pengaturan tekanan
darah arteri jangka panjang hampir seluruhnya dipegang oleh
ginjal. Dalam hal ini ginjal berfungsi melalui dua mekanisme
penting, yaitu mekanisme hemodinamik dan mekanisme
hormonal. Mekanisme hemodinamik sangat sederhana. Bila
tekanan arteri naik melewati batas normal, tekanan yang besar
dalam arteri renalis akan menyebabkan lebih banya cairan yang
disaring sehingga air dan garam yang dikeluarkan dari tubuh juga
meningkat. Hilangnya air dan garam akan mengurangi volume
darah, dan sekaligus menurunkan tekanan darah kembali normal.
Sebaliknya bila tekanan turun di bawah normal, ginjal akan
menahan air dan garam sampai tekanan naik kembali menjadi
normal. (Guyton, 2012)
3) Pengaturan sirkulasi secara humoral, berarti pengaturan oleh zat-
zat yang disekresikan atau yang diabsorbsi ke cairann tubuh,
seperti hormone dan ion. Faktor-faktor humoral terpenting yang
memengaruhi system sirkulasi diantaranya adalah sebagai berikut :
A. Zat vasokontriksi
a. Norepinefrin dan Epinefrin.
24
Norepinefrin adalah hormon vasokontriksi yang sangat
kuat dan epinefrin tidak begitu kuat, bahkan menyebabkan
vasodilatasi ringan (contoh dijumpai pada jantung untuk
mendilatasi arteri koroner selama peningkatan aktivitas
jantung). Noreprinenfrin dihasilkan oleh ujung serabut
simpatis dan akibat rangsang simpatis pula ginjal
mensekresikan hormon noreprinefrin dan eprinefrin.
Hormon ini biasanya disekresikan saat tubuh terjadi stress
atau olahraga (Guyton, 2012).
merangsang
Bagan 1. Mekanisme sekresi Epinefrin dan Noreprinefrin
b. Vasopressin.
Zat ini dibentuk di sel saraf di dalam hipotalamus otak
bagian posterior. Vasopressin meiliki fungsi utama
meningkatkan reabsorbsi air dari tubulus renal kembali
kedalam darah, dan juga zat vosokontriksi terkuat dalam
tubuh. Dalam keadaan normal hanya sedikit vasopressin
Stress atau olahraga
Saraf simpatis
Norepinefrin
Ujung saraf (jaringan)
Vosokontriksi vena serta arteriol dan meningkatkan kerja jantung
Medulla adrenal
Epinefrin Norepinefrin
25
yang disekresikan, tetapi konsentrasi vasopressin dapat
meningkat cukup tinggi setelah terjadi perdaraha hebat guna
meningkatkan tekanan arteri sebanyak 60 mm Hg, hal
tersebut bisa mengembalikan tekanan arteri mendekati
normal (Guyton, 2012)
c. Endotelin
Merupakan vasokontriksi kuat didalam pembuluh darah
yang rusak . Zat ini terdapat di sel-sel endotel pembuluh
darah, berupa peptide besar yang terdiri atas 21 asam
amino. Rangsangan yang akan melepaskan zat ini adalah
adanya kerusakan pada endotel, misalnya kerusakan yang
disebabkan oleh cedera jaringan, setelah terjadi kerusakan
pembuluh darah yang berat , pelepasan endotel lokal dan
vasokontriksi selanjutnya membatu untuk mencegah
terjadinya perdarahan yang berlebihan dari arteri. (Guyton,
2012)
d. Angiostensin II
Beberapa hormon memainkan peranan penting dalam
pengaturan tekanan, tetapi yang terpenting adalah sistem
hormon renin-angiotensin dari ginjal. Bila tekanan darah
terlalu rendah sehingga aliran darah dalam ginjal tidak
dapat dipertahankan normal, ginjal akan mensekresikan
renin yang akan membentuk angiotensin. Selanjutnya
angiotensin akan menimbulkan konstriksi arteriol diseluruh
tubuh, sehingga dapat meningkatkan kembali tekanan darah
ke tingkat normal. (Guyton, 2012)
Renin adalah enzim dengan protein kecil yang
dilepaskan oleh ginjal bila tekanan arteri turun sangat
rendah. Renin bekerja secara enzimatik pada protein plasma
lain, yaitu suatu globulin yang disebut bahan renin (atau
angiotensinogen), untuk melepaskan peptida asam amino-
10, yaitu angiotensin I. Angiotensin I memiliki sifat
26
vasokonstriktor yang ringan tetapi tidak cukup untuk
menyebabkan perubahan fungsional yang bermakna dalam
fungsi sirkulasi. Renin menetap dalam darah selama 30
menit sampai 1 jam dan terus menyebabkan pembentukan
angiotensin I selama sepanjang waktu tersebut. Dalam
beberapa detik setelah pembentukan angiotensin I, terdapat
dua asam amino tambahan yang memecah dari angiotensin
untuk membentuk angiotensin II peptida asam amino-8.
Perubahan ini hampir seluruhnya terjadi selama beberapa
detik sementara darah mengalir melalui pembuluh kecil
pada paru-paru, yang dikatalisis oleh suatu enzim, yaitu
enzim pengubah, yang terdapat di endotelium pembuluh
paru yang disebut Angiotensin Converting Enzyme (ACE).
Angiotensin II adalah vasokonstriktor yang sangat kuat, dan
memiliki efek-efek lain yang juga mempengaruhi sirkulasi.
Angiotensin II menetap dalam darah hanya selama 1 atau 2
menit karena angiotensin II secara cepat akan diinaktivasi
oleh berbagai enzim darah dan jaringan yang secara
bersama-sama disebut angiotensinase (Guyton, 2012).
Bagan 2. Mekanisme sekresi angiotensin 2
B. Zat vasodilatator
27
a. Bradikinin
Bradikinin dihasilkan oleh plasma atau cairan
intertisial, bradikinin menyebabkan dilatasi kuat arteriol dan
peningkatan permeabilitas kapiler. Bila disuntikan secara
lokal dalam jaringan lokal dapat mengakibatkan edema
setempat yang hebat akibat peningkatan ukuran pori-pori
kapiler. Bradikinin atau kinin adalah polipeptida kecil yang
dipisahkan oleh enzim proteolitik dari alfa2-globulin dalam
plasma atau cairan jaringan, yaitu enzim kalikrein (normal :
tidak aktif).
mengaktifkan
sekresi
enzim
BAgan 3. Mekanisme sekresi bradikinin
b. Histamin.
Histamin disekresikan atau berasal dari sel mast
dalam jaringan yang rusak dan dari basofil dalam darah.
Histamin dikeluarkan disetiap jaringan tubuh jika jaringan
tersebut mengalami kerusakan atau peradangan atau berpera
dalam reaksi alergi. Efek histamine adalah menyebabkan
vasodilatasi lokal.
Maserasi darah atau peradangan jaringan
Vasodilatasi
kalikrein
Bradikinin Kalidin
Alfa2-globulin
28
Daftar Pustaka
e-Anatomy, the interactive atlas of human anatomy, di akses di http://www.imaios.com/en/e-Anatomy, pada tanggal 7 April 2014.
Ganong, William F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 22. Jakarta:
EGC.
Guyton, Arthur C dan Hall John. 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.
Jakarta: EGC.
Mescher, Anthony L. 2012. Histologi Dasar Junqueira Teks dan Atlas Edisi 12.
Jakarta: EGC.
Price, Sylvia A. 2012. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6
Volume 1. Jakarta: EGC.
Sherwood, Lauralee. 2012. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 6. Jakarta:
EGC.
Snell, Richard S. 2012. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran Edisi 6.
Jakarta: EGC.
Paulsen, F dan J. Waschke. 2013. Atlas Anatomi Manusia : Sobotta. Jakarta :
EGC.