Survey Angkutan Umum
OLLAJ Tk.1 Angkatan XXXIBPPTD Bali-September 2013
Aji Ronaldo, S.Si.T, M.Sc
2
Indikator Kinerja Angkutan Umum
1. Frekuensi
Merupakan jumlah kendaraan (angkutan umum) yang melewati titik survai selama satu jam untuk trayek yang sama.
2. Headway
Adalah jarak atau waktu antara satu kendaraan dengan kendaraan dibelakangnya . Headway dapat dirumuskan sebagai berikut :
60Time Headway =
Frekuensi
3
Atribut Kinerja Angkutan Umum
3. Waktu Tunggu di Terminal (Lay Over Time)
Adalah waktu istirahat yang dilakukan untuk menunggu penumpang di terminal. Rumus untuk Waktu tunggu di terminal dapat digambarkan sebagai berikut : Lay Over Time = Waktu Berangkat - Waktu Tiba
4. Waktu Perjalanan (Travel Time)
Adalah waktu yang diperlukan angkutan umum untuk menempuh perjalanan dari tempat asal ke tujuan akhir. Rumus waktu perjalanan dapat digambarkan sebagai berikut : Waktu Perjalanan = Waktu Tiba - Waktu Berangkat
4
Atribut Kinerja Angkutan Umum
5. Waktu Perjalanan Pulang Pergi (Round Trip Time)
Adalah waktu yang diperlukan suatu kendaraan untuk melakukan perjalanan bolak-balik. Rumus waktu perjalanan pulang pergi dapat digambarkan sebagai berikut : RTT = 2 x ( Waktu Perjalanan + Lay Over Time )
6. Faktor Muat (Load Factor)
Adalah jumlah penumpang dibagi kapasitas kendaraannya. Rumus Faktor Muat dapat digambarkan sebagai berikut :
Jumlah Penumpang Load Faktor = Kapasitas Kendaraan
5
6
7
8
Jenis survai yang dilakukan dalam bidang Operasional Angkutan Umum adalah sebagai berikut :
• 1.Survai Inventarisasi Angkutan Umum• 2. Survai Statis di dalam dan di luar • terminal atau ruas jalan• 3. Survai On-bus• 4. Survai wawancara penumpang
Survai Inventarisasi Angkutan Umum
Survai ini dilakukan untuk memperoleh data-data dan informasi mengenai sarana angkutan umum yang beroperasi, baik data sekunder yang didapat dari instansi-instansi yang terkait maupun dengan cara pengamatan langsung di lapangan.
Metode Pelaksanaan Survai :• Melakukan pendaftaran tiap-tiap pelayan rute
tetap angkutan umum yang beroperasi di wilayah Kota
• Pembuatan rute-rute angkutan umum – Menandai jalan-jalan yang dilalui angkutan umum.– Mengidentifikasi lokasi terminal penumpang.
Dari survai inventarisasi tersebut dapat dihasilkan informasi-informasi sebagai berikut :
• Rute-rute angkutan umum yangberoperasi di wilayah kota Palu.
• Tipe kendaraan yang digunakan sebagai angkutan penumpang umum.
• Kapasitas tempat duduk kendaraan dalam melakukan pelayanan.
• Kepemilikan angkutan penumpang umum.
• Pengusaha yang memiliki/mengoperasikan kendaraannya sebagai angkutan penumpang umum.
• Jumlah kendaraan yang beroperasi sesuai dengan ijin yang dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan dan Pariwisata setempat.
• Umur rata-rata kendaraan yang digunakan sebagai angkutan umum. Sehingga secara tidak langsung memperlihatkan tingkat keandalan, keamanan dan kenyamanan pengoperasian angkutan umum tersebut.
• Rute-rute yang dilayani angkutan umum selama beroperasi.
• Panjang rute yang dilayani angkutan umum.
• Sistem pemberangkatan yang diterapkan terhadap angkutan umum.
• Tarif angkutan umum yang dibebankan kepada penumpang.
• Pejabat pemberi ijin beroperasi angkutan umum.
Survai unjuk kerja angkutan umum
• Survai Statis di dalam Terminal• Survai Statis di Luar Terminal• Survai On-Bus• Wawancara Penumpang angkutan Umum
Survai Statis di dalam Terminal
• Survai statis di dalam terminal dilakukan pada pintu keluar dan pintu masuk pada lokasi terminal di wilayah studi.
• Survai statis di luar terminal dilakukan pada ruas jalan yang banyak dilalui angkutan umum yang memotong kordon dalam ke arah masuk pusat kota.
Survai Statis di Dalam Terminal
Tujuan • Mengetahui tingkat pelayanan angkutan
umum yang telah ada terutama kinerja angkutan umum di dalam terminal.
Survai Statis di Dalam Terminal
Data yang dicatat dan target data :• Waktu perjalanan pergi – pulang ( Round Trip
Time )• Faktor muat ( Load faktor )• Tingkat Ketersediaan ( Realibility )• Frekwensi• Nomor Rute• Nomor STNK
Survai Statis di Dalam Terminal
Lokasi Survai• Pada tempat tiap-tiap pintu masuk dan pintu keluar
terminal.Metode pelakasanaan• Siapkan formulir survai yang telah ditentukan.• Kolom formulir mencakup: jam datang/berangkat, load
faktor berangkat, nomor kendaraan, dan sebagainya.• Pendataan dilakukan berdasarkan pengelompokkan
tertentu seperti berdasarkan trayek dan berdasarkan jenis kendaraan.
Survai Statis di Dalam Terminal
Waktu pelaksanaan• Waktu sibuk (Peak hour).• Diluar waktu sibuk (off peak hour).Target data• Mengetahui frekwensi kendaraan dalam 1 jam.• Mengetahui frekwensi puncak dan frekwensi
rendahnya.• Lay over time (waktu istirahat di terminal).
Survai Statis di Luar Terminal
Tujuan• Mengetahui tingkat kuantitas dan kualitas pelayanan
angkutan umum selama beroperasi pada masing-masing rute.
Data yang harus dicatat• Nomor rute• Nomor STNK• Faktor muat• Waktu• Frekuensi pelayanan masing-masing rute
Survai Statis di Luar Terminal
Waktu pelaksanaan rute• Survai ini dilaksanakan pada jam sibuk dan diluar jam sibuk. Metodologi survaiPelaksanaan Survai• Survai ini dilaksanakan pada 3 (tiga) jam sibuk pagi dan 3 (tiga)
jam sibuk siang dan tiga jam sibuk sore. Dilakukan perhitungan jumlah penumpang di atas kendaraan yang dapat dinyatakan sebagai load faktor (%) dalam tahap analisis lebih lanjut.
Pencatatan Data• Kode huruf trayek, nomor kendaraan dalam trayek, load faktor
dan waktu pada saat kendaraan melintasi titik survai.
Survai Statis di Luar Terminal
Analisis Data• Berdasarkan survai statis di luar terminal maka didapat data
sebagai berikut :• Frekuensi pelayanan pada saat jam sibuk pagi dan diluar jam
sibuk pagi diperoleh dari jumlah kendaraan yang lewat rata-rata per jam.
• Time Headway rata-rata pada jam sibuk pagi dan di luar jam sibuk pagi diperoleh dari perhitungan 60 dibagi frekuensi kendaraan untuk masing-masing trayek.
• Load faktor rata-rata diperoleh dari jumlah faktor muat seluruh kendaraan dibagi dengan jumlah kendaraan untuk masing-masing trayek.
Survai On-Bus
Target Data • Load faktor tiap-tiap ruas untuk masing-
masing trayek.• Waktu perjalanan tiap-tiap ruas untuk masing-
masing trayek.• Kecepatan rata-rata untuk tiap trayek.• Tingkat perpindahan angkutan umum.
Survai On-BusWaktu Perjalanan• Waktu yang diperlukan untuk menjalanai setiap ruas rute. Untuk
perjalanan keluar terminal yang bermula di stasiun bus atau daerah terminal maka titik berangkat dalam stasiun bus harus diperlakukan sebagi “simpul” dan “ruas”. Pertama dari rute itu ialah dari titik tersebut sampai dicapai jaringan jalan, untuk perjalanan yang masuk stasiun bus maka “ruas” terakhir dari rute itu ialah dari pintu masuk stasiun bus/daerah terminal sampai ke titik para penumpang turun kendaraan di stasiun bus.
Naik dan Turun Bus• Untuk setiap ruas jumlah penumpang yang naik dan yang turun harus
dihitung dan dicatat. Pada akhir setiap ruas jumlah total penumpang yang naik dan yang turun dapat diketahui.
Load Faktor Tiap RuasKode Trayek
Survai On-Bus
Metode Pelaksanaan • Surveyor berada di dalam kendaraan yang
disurvai.• Jumlah kendaraan yang disurvai :– 6 Perjalanan PP, pada jam sibuk pagi.– 6 Perjalanan PP, pada jam diluar sibuk.– 6 Perjalanan PP, pada jam sibuk sore.
Survai On-Bus (Analisis)
• Load Faktor setiap ruas berdasarkan trayek, diperoleh dari jumlah penumpang yang naik pada ruas pertama dikurangi dengan jumlah penumpang yang turun pada ruas pertama. Untuk ruas kedua jumlah bersih penumpang di atas kendaraan pada ruas pertama ditambahkan dengan jumlah penumpang yang naik pada ruas kedua. Dari jumlah tersebut dikurangi jumlah penumpang yang turun pada ruas kedua, demikian selanjutnya proses ini diulangi untuk setiap ruas.
Jumlah penumpang satu bus untuk satu trip• Untuk setiap rute dihitung jumlah penumpang rata-rata
satu bus untuk satu perjalanan.
Survai On-Bus (Analisis)
Waktu perjalanan untuk setiap ruas satu rute ke setiap jurusan.• Waktu perjalanan rata-rata dihitung untuk
setiap ruas satu rute ke setiap jurusan. Kecepatan tiap rute• Kecepatan untuk tiap rute didapat dengan
menggunakan data waktu perjalanan dan panjang rute.
Wawancara Penumpang angkutan Umum
Target Data • Prosentase perjalanan penumpang yang
melakukan perpindahan dari suatu pelayanan rute ke rute lainnya.
Data yang harus dicatat• Kendaraan yang digunakan sebelum dan
sesudah naik kendaraan ini.• Asal dan tujuan penumpang• Maksud perjalanan
Wawancara Penumpang angkutan Umum
Metode Pelaksanaannya • Metode pelakasanaan dilakukan dengan jalan mengadakan suatu
pertanyaan kepada penumpang angkutan umum.• Adapun contoh dari pertanyaan tersebut adalah :• Apakah Anda telah berpindah dari rute lain ke rute bus ini ?.• Apakah Anda harus berpindah dari rute ini ke rute lain ?.• Berapaka kali Anda harus melakukan perpindahan moda sebelum
dan sesudah melakukan perjalanan ini ?.• Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut dicatat dan diprosentasekan
antara jawaban “ya” dan “tidak” orang yang melakukan perpindahan alat angkut.– Survai dilakukan pada perjalanan sewaktu jam sibuk pagi.
• Sampel yang disarankan adalah 100 penumpang pada setiap rute.
Wawancara Penumpang angkutan Umum
Analisa Data• Tingkat perpindahan kendaraan, diperoleh
dari jawaban penumpang apakah penumpang tersebut melakukan perpindahan angkutan umum atau tidak.
PERINGKATAN PELAYANAN ANGKUTAN UMUM TRAYEK TETAP
Didalam mengevaluasi kinerja angkutan umum dalam kota, harus diperhatikan antara kebutuhan pengguna jasa dan operator. Karena kebutuhan antara pengguna jasa dan operator dalam beberapa hal sangat berbeda. Sehingga dalam melakukan peringkat atau perangkingan masalahnyapun dilakukan terpisah. Adapun indikator dan perangkingan yang dilakukan untuk mengetahui kinerja pelayanan angkutan umum adalah sebagai berikut :
Perangkingan Dari Segi Penumpang
Frekwensi• Penumpang mengharapkan frekwensi pelayanan yang
tinggi, sehingga akan mengurangi waktu menunggu mereka. Dilihat dari frekwensi masing-masing trayek maka trayek yang mempunyai kinerja pelayanan terjelek adalah trayek yang mempunyai frekwensi kecil. Makin tinggi frekwensi suatu tryaek berarti trayek tersebut mempunyai kinerja yang baik. Berdasarkan hasil frekwensi dari seluruh trayek kemudian dibuat rangking dengan ketentuan trayek yang mempunyai frekwensi paling rendah diberi rangking 1 dan seterusnya.
Perangkingan Dari Segi Penumpang
Faktor Muat (Load Factor)• Dalam hal ini penumpang lebih menyukai
angkutan umum dengan faktor muat rendah, sehingga selalu tersedia tempat duduk bagi mereka. Dalam perangkingan ini trayek yang mempunyai faktor muat tinggi merupakan trayek yang mempunyai kinerja pelayanan angkutan umum yang buruk. Dalam perangkingannya trayek yang mempunyai faktor muat terbesar mempunyai rangking 1 (satu).
Perangkingan Dari Segi Penumpang
Tingkat Perpindahan • Setiap penumpang tentu lebih senang pada
pelayanan dengan tingkat perpindahan kendaraan yang sekecil-kecilnya. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat perpindahan pada suatu trayek maka makin jelek kinerja trayek tersebut. dalam perangkingan, trayek yang mempunyai tungkat perpindahan terbesar diberi rangking1 (satu).
Perangkingan Dari Segi Operator
Penumpang Tiap Perjalanan Penumpang tiap perjalanan diperoleh dari perbandingan penumpang rata-rata per perjalanan dengan kapasitas angkutan kendaran. Dalam hal ini trayek yang mempunyai nilai dari hasil perbandingan paling rendah dianggap trayek tersebut bermasalah. Sedangkan untuk mengolah angka hasil perbandingan ke nilai peringkat digunakan rumus :
Penumpang rata-rata per perjalananKapasitas kendaraan
Perangkingan Dari Segi Operator
Pemerataan Penumpang • Pemerataan penumpang merupakan
perbandingan antara jumlah penumpang tiap jam pada waktu sibuk dengan jumlah penumpang per jam pada waktu tidak sibuk. Permintaan yang stabil memungkinkan operator mencapai faktor muat yang tinggi, untuk itu para operator menginginkan tingkat pemerataan yang merata.
Pemerataan Penumpang
Memindahkan faktor muat ( % ) kedalam penumpang rata-rata per kendaraan dengan rumus :
Pnp Rata-rata/kend = ( LF ( % ) X Kapasita Kendaraan )
Menghitung permintaan penumpang rata-rata per jam dengan rumus :
Pnp Rata-rata/jam = Pnp rata-rata per kendaraan X Frekuensi
Pemerataan Penumpang
• Jadi tingkat pemerataan penumpang dapat dirumuskan :
Permintaan arah masuk waktu sibuk Permintaan arah masuk waktu sepi
• Nilai dari hasil pembagian tersebut adalah merupakan nilai untuk perangkingan dimana nilai perbandingan yang paling besar diberi rangking pertama yang berarti bahwa trayek tersebut dianggap bermasalah dengan permintaan pada jam sibuk dan permintaan pada jam diluar sibuk tidak merata.
Pendapatan Rata-rata Penumpang per Kilometer
Pendapatan rata-rata penumpang per kilometer adalah merupakan pendapatan yang harus diterima oleh operator untuk jumlah penumpang yang naik tiap kilometernya.
1. Menghitung rata-rata penumpang per kilometer dengan rumus :
Penumpang naik/km ruas
Pendapatan Rata-rata Penumpang per Kilometer
Membandingkan pendapatan rata-rata penumpang per km• Pendapatan rata-rata pnp per kilometer dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Pendapatan Pnp/ km = Pnp Rata-rata /km x Tarif ( Rp) •
Perangkingan dari Segi Pemerintah
Dalam perangkingan kinerja pelayanan angkutan umum ditinjau dari segi pemerintah ada 4 indikator yang digunakan, yaitu :
Perangkingan dari Segi Pemerintah
1. Perbandingan Jarak Lurus dan Jarak Langsung (JS/JL)• Yaitu perbandingan antara jarak terdekat yang dapat ditempuh
untuk melakukan perjalanan dari asal ke tujuan dengan jarak yang harus ditempuh angkutan umum sesuai rute yang ditentukan oleh pemerintah.
• Indikator ini digunakan untuk mengetahui JS/JL trayek sehingga tahu manakah trayek-trayek yang mempunyai kinerja pelayanan angkutan umum yang buruk. Hal ini juga bisa dijadikan pedoman bagi Pemerintah dalam penetapan kebijakan pembuatan trayek baru. Perangkingan untuk idikator ini digunakan ketentuan bahwa trayek yang mempunyai nilai JS/JL tertinggi mempunyai kinerja terburuk dan diberi rangking pertama.
Perangkingan dari Segi Pemerintah
2. Tingkat Operasi• Yaitu perbandingan antar jumlah kendaraan yang ada menurut
ijin dengan jumlah kendaraan yang beroperasi di lapangan.
Indikator ini digunakan untuk menilai kinerja dari setiap trayek, manakah yang mempunyai kinerja terburuk. Hal ini juga bisa dijadikan indikator untuk mengetahui adanya kendaraan yang tidak mempunyai ijin trayek tetapi beroperasi di lapangan. Perangkingan untuk indikator ini digunakan ketentuan bahwa trayek yang mempunyai nilai tingkat operasi terkecil mepunyai kinerja terburuk dan diberi rangking pertama
Perangkingan dari Segi Pemerintah
3. Tingkat Tumpang Tindih TrayekTumpang tindih trayek yaitu dua atau lebih trayek yang berbeda tetapi mempunyai lintasan rute beberapa atau hampir seluruhnya bagiannya sama. Indikator ini adalah membandingkan jarak tumpang tindih yang terjadi dengan jarak lintasan rute yang ada. Perangkingan indkator ini dilakukan dengan ketentuan trayek yang mempunyai nilai tingkat tumpang tindih terbesar diberi rangking pertama.
Perangkingan dari Segi Pemerintah
4. Tingkat Penyimpangan TrayekPenyimpangan trayek yaitu penyimpangan yang dilakukan oleh suatu trayek dimana tidak mengikuti rute yang ditetapkan oleh Pemerintah. Indikator ini digunakan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat penyimpangan yang terjadi dari jarak sesungguhnya yang ditetapkan oleh Pemerintah tersebut. Untuk perangkingannya digunakan ketentuan bahwa trayek yang mempunyai nilai tingkat penyimpangan tertinggi diberi rangking pertama.
Perangkingan dari Segi Pemerintah
Nilai dari hasil perangkingan untuk masing-masing indikator kemudian dijumlahkan dan dibuat perangkingan baru dari nilai penjumlahan tersebut dengan ketentuan nilai terendah diberi rangking pertama. Dari hasil tersebut dapat diketahui trayek yang mempunyai kinerja pelayanan angkutan umum yang terburuk yaitu yang mendapat rangking pertama.