PENGARUH GROWTH OPPORTUNITY DAN
ECONOMIC PERFORMANCE TERHADAP
ENVIRONMENTAL PERFORMANCE SEBAGAI
VARIABEL INTERVENING DENGAN
ENVIRONMENTAL DISCLOSURE SEBAGAI
VARIABEL DEPENDEN (Studi Empiris Pada
Perusahaan Pertambangan dan Manufaktur Yang
Terdaftar Di BEI)
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
UTAMI MAULINA
NIM 7211412168
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
ii
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan.Sesungguhnya sesudah
kesulitan pasti ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu
urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya
kepada Tuhanmu lah hendaknya kamu berharap. (QS. Al-Insyirah: 5-8)
Everything will be okay in the end. If it’s not okay, it’s not the end. (Anonymous).
PERSEMBAHAN:
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
Mimih dan Ayah tercinta, terimakasih untuk doa,
dukungan serta perhatian yang sangat luar biasa
yang telah diberikan selama ini.
Kakak-kakakku, terimakasih atas doa dan
dukungan yang diberikan.
Kawan-kawanku semua terimakasih seluruh
bantuan dan doanya.
Almamater Universitas Negeri Semarang.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Pengaruh Growth Opportunity Dan Economic Performance
Terhadap Environmental Performance Sebagai Variabel Intervening Dengan
Environmental Disclosure Sebagai Variabel Dependen (Studi Empiris Pada
Perusahaan Pertambangan Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI)”. Penulis
menyadari bahwa Allah SWT selalu membimbing penulis untuk senantiasa
berusaha dan berdoa demi terselesaikan skripsi ini. Skripsi ini tidak mungkin
terselesaikan tanpa adanya dukungan, bimbingan dari berbagai pihak selama
penulisan skripsi ini. Dengan rasa hormat penulis ingin megucapkan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. H. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang.
2. Dr. Wahyono, M.M., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang
yang telah mengesahkan skripsi ini.
3. Drs. Fachrurrozie, M.Si, Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang dan selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan fasilitas dan pelayanan selama penulis menempuh pendidikan
serta berkenan memberikan bimbingan, waktu, saran dan pengarahan dalam
penulisan skripsi ini.
4. Drs. Heri Yanto, MBA., PhD, selaku Dosen Penguji Skripsi I yang telah
memberikan masukan dan saran sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
vii
5. Linda Agustina, S.E., M.Si, selaku Dosen Penguji Skripsi II yang memberikan
masukan dan saran yang yang membangun.
6. Drs. Subowo, M.Si dan Trisni Suryarini, S.E., M.Si, selaku Dosen Wali
Akuntansi C 2012 yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan
motivasi selama penulis menimba ilmu di Universitas Negeri Semarang.
7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen, staff maupun karyawan Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang yang telah membantu selama proses perkuliahan.
8. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan doa, dukungan baik
spiritual maupun material serta kasih sayang yang diberikan.
9. Keluarga kos Griya Monesy dan teman-teman seperjuangan CUNAYS serta
sahabat-sahabatku Ita dan Indri untuk bantuan dan dukungannya.
10. Seluruh teman-teman Akuntansi C 2012 yang senantiasa memberi dukungan
dan motivasi.
11. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa tulisan ini masih
terdapat kekurangan dan keterbatasan. Kritik dan saran yang membangun penulis
harapkan demi perbaikan dikemudian hari. Akhir kata semoga skripsi ini
bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi pembaca.
Semarang, 23 Mei 2017
Utami Maulina
NIM 7211412168
viii
SARI
Utami Maulina, 2017. “Pengaruh Growth Opportunity Dan Economic
Performance Terhadap Environmental Performance Sebagai Variabel Intervening
Dengan Environmental Disclosure Sebagai Variabel Dependen (Studi Empiris
Pada Perusahaan Pertambangan Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI)”.
Skripsi. Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing: Drs. Fachrurrozie, M.Si.
Kata kunci: Growth Opportunity, Economic Performance, Environmental
Performance, dan Environmental Disclosure.
Economic performance merupakan kinerja perusahaan secara relatif dalam
suatu industri yang sama dengan ditandai dengan return tahun industri yang
bersangkutan. Perusahaan harus memiliki environmental performance yang baik
dengan menciptakan environmental disclosure yang baik agar dapat mengontrol
dan mengawasi economic performance perusahaan yang sudah terjadi, sedang
terjadi, dan akan terjadi. Growth opportunity yang dihadapi perusahaan di waktu
yang akan datang merupakan sebuah prospek baik yang dapat mendatangkan laba
bagi perusahaan yang terkait.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan pertambangan dan
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-
2014 yang terdiri dari 27 perusahaan. Teknik pengambilan sampel emnggunakan
purposive sampling dan menghasilkan sampel sebanyak 81 perusahaan. Data yang
digunakan berupa data sekunder dengan teknik dokumentasi yang diambil dari
website BEI. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis statistik dengan
alat analisis SPSS 21 dan analisis jalur dengan AMOS 19.
Hipotesis 1 diterima nilai CR 7.677 > 1.96 P sebesar 0.000 < 0.05.
Hipotesis 2 diterima nilai CR pada hipotesis ini adalah 3.506 > 1.96 dengan nilai
P sebesar 0.000 < 0.05. Hipotesis 3 ditolak bahwa nilai CR pada hipotesis ini
adalah -1.183 < 1.96 dengan nilai P sebesar 0.237 > 0.05. Hipotesis 4 diterima
bahwa nilai CR pada hipotesis ini adalah 3.661 > 1.96 dengan nilai P sebesar
0.000 < 0.05.
Adanya pengaruh signifikan positif antara growth opportunity terhadap
economic performance, economic performance terhadap environmental
performance berpengaruh signifikan positif, environmental performance terhadap
environmental disclosure berpengaruh signifikan positif, dan tidak ada pengaruh
signifikan positif antara growth opportunity terhadap environmental performance.
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan variabel di luar
penelitian variabel independen yang ada dalam penelitian ini, sehingga didapatkan
secara lebih luas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi growth opportunity.
ix
ABSTRACT
Utami Maulina. 2017. Influence Growth Opportunity and Economic
Performance Against Environmental Performance as Variable Intervening with
Environmental Disclosure as Dependent Variable (Empirical Studies on Mining
Companies and Manufacturing Listed on IDX). Final Project. Economic
Department. Economy Faculty. Semarang State University. Advisor: Drs.
Fachrurrozie, M.Si.
Keywords: Growth Opportunity, Economic Performance, Environmental
Performance, and Environmental Disclosure.
Growth opportunity is a growth in a company in a sustainable future
against the influence of its upward course a the company. Economic performance
is the company performance on a relative basis in an industry which is equal to
characterized by return years industry concerned. Companies should have the
environmental a good performance by creating the environmental good disclosure
in order to control and monitor economic the performance of companies that have
been occurring, is going on, and will be. Growth opportunity faced by companies
in time to come is a good prospects could bring profit for companies related.
The population in this research was the rest of the company mining and
manufacturing companies who listed on the indonesia stock exchange (BEI) years
2012-2014 consisting of 27 companies. The sample collection technique
emnggunakan purposive the sampling method of sample and produce as many as
81 company.The data used in the form of secondary to technique documentation
taken website BEI. The method of analysis the data used was statistical analysis
with a analysis SPSS 21 and analysis path by AMOS 19.
The method of analysis the data used was statistical analysis and analysis
lane. Hypothesis 1 received value cr 7.677 > 1.96 p of 0.000 < 0.05. Hypothesis 2
received value cr on hypothesis this is 3.506 > 1.96 with the p of 0.000 < 0.05.
Hypothesis 3 rejected that the value cr on hypothesis this is -1.183 < 1.96 with the
p of 0.237 > 0.05. Hypothesis 4 accepted that the value cr on hypothesis this is
3.661 > 1.96 with the p of 0.000 < 0.05 .
The significant impact positive between growth opportunity to economic
performance, economic performance against environmental performance
significant positive , environmental performance against environmental disclosure
significant positive, and no significant impact positive between growth
opportunity to environmental performance. Further research is expected to
develop variable outside research independent variable for in this study, so that
diddapatkan in a more extensive of the factors that affects growth opportunity.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ............................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. v
KATA PENGANTAR ................................................................................... vi
SARI ................................................................................................................ viii
ABSTRACT .................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 9
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 9
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 11
2.1 Landasan Teori................................................................................... 11
2.1.1 Teori Agency ............................................................................ 11
2.1.2 Teori Legitimasi ....................................................................... 12
xi
2.1.3 Teori Stakeholder ..................................................................... 15
2.2 Kajian Variabel Penelitian ................................................................ 17
2.2.1. Environmental Disclosure ........................................................ 17
2.2.2 Growth Opportunity ................................................................. 20
2.2.3 Economic Performance ............................................................ 22
2.2.4 Environmental Performance .................................................... 24
2.3 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 28
2.4 Kerangka Berpikir .............................................................................. 33
2.4.1 Pengaruh Growth Opportunity terhadap Economic
Performance ............................................................................. 34
2.4.2 Pengaruh Economic Performance terhadap Environmental
Performance ............................................................................. 36
2.4.3 Pengaruh Growth Opportunity terhadap Environmental
Performance ............................................................................. 37
2.4.4 Pengaruh Environmental Performance terhadap
Environmental Disclosure ........................................................ 38
2.5 Pengembangan Hipotesis ................................................................... 39
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 40
3.1 Jenis dan Desain Penelitian ................................................................ 40
3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ......................... 41
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ..................... 41
3.3.1 Variabel Dependen ..................................................................... 41
3.3.2 Variabel Independen ................................................................... 43
xii
3.3.3 Variabel Intervening ................................................................... 44
3.4 Metode Pengumpulan Data ................................................................ 46
3.5 Metode Analisis Data ........................................................................ 47
3.5.1 Statistik Deskriptif ...................................................................... 48
3.5.2 Statistik Inferensial .................................................................... 49
3.5.2.1. Uji Asumsi Klasik ............................................................ 49
3.5.3 Analisis Jalur ............................................................................... 53
3.5.4 Uji Normalitas ............................................................................ 54
3.5.5 Pengujian Hipotesis ..................................................................... 55
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………… ... 56
4.1 Hasil Penelitian ................................................................................. 56
4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian ........................................................ 56
4.1.2 Analisis Statistik Deskriptif ....................................................... 57
4.1.2.1 Analisis Deskriptif Environmental Disclosure .................... 57
4.1.2.2. Analisis Deskriptif Growth Opportunity ............................ 58
4.1.2.3. Analisis Deskriptif Economic Performance ....................... 58
4.1.2.4. Analisis Deskriptif Environmental Performance ............... 59
4.1.3. Statistik Inferensial ..................................................................... 60
4.1.3.1 Uji Asumsi Klasik ............................................................... 60
4.1.4. Analisis Jalur .............................................................................. 63
4.1.5 Uji Normalitas ............................................................................ 68
4.1.6. Pengujian Hipotesis .................................................................... 69
4.2. Pembahasan ....................................................................................... 70
xiii
4.2.1. Pengaruh Growth Opportunity terhadap Economic
Performance ........................................................................... 70
4.2.2. Pengaruh Economic Performance terhadap Environmental
Performance ........................................................................... 72
4.2.3. Pengaruh Growth Opportunity terhadap Environmental
Performance ........................................................................... 75
4.2.4. Pengaruh Environmental Performance terhadap
Environmental Disclosure ...................................................... 77
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 80
5.1 Simpulan ............................................................................................ 80
5.2 Keterbatasan ....................................................................................... 80
5.3 Saran .................................................................................................. 81
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 82
LAMPIRAN .................................................................................................... 87
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi item pengungkapan lingkungan ............................... 20
Tabel 2.2 Indikator Environmental Disclosure ........................................... 27
Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu ................................................................... 28
Tabel 3.1 Pengukuran Variabel dan Operasional Variabel……………… . 46
Tabel 4.1 Kriteria Pengambilan Sampel Penelitian .................................... 56
Tabel 4.2 Analisis Statistik Deskriptif Environmental Disclosure ............. 57
Tabel 4.3 Analisis Statistik Deskriptif Growth Opportunity ...................... 58
Tabel 4.4 Analisis Statistik Deskriptif Economic Performance ................. 59
Tabel 4.5 Analisis Statistik Deskriptif Environmental Performance ......... 59
Tabel 4.6 Uji Heteroskedastisitas ............................................................... 60
Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................... 61
Tabel 4.8 Uji Multikolinearitas ................................................................... 61
Tabel 4.9 Ringkasan Hasil Uji Multikolinearitas ....................................... 62
Tabel 4.10 Uji Autokorelasi ............................................................................ 62
Tabel 4.11 Hasil Analisis Regression Weights ............................................... 63
Tabel 4.12 Hasil Standardized Regression Weights ....................................... 64
Tabel 4.13 Hasil Squared Multiple Correlations ............................................ 65
Tabel 4.14 Hasil Standardized Direct Effets ................................................... 66
Tabel 4.15 Hasil Perhitungan Index Goodness of Fit ...................................... 68
Tabel 4.16 Ringkasan Hasil Uji Hipotesis ...................................................... 70
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir .................................................................... 34
Gambar 3.1 Analisis Jalur ............................................................................ 54
Gambar 4.1 Model Analisis Jalur ................................................................. 67
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Perusahaan Penelitian ...................................................... 88
Lampiran 2 Tabulasi Environmental Disclosure ............................................ 89
Lampiran 3 Tabulasi Economic Performance ................................................ 98
Lampiran 4 Tabulasi Environmental Performance ........................................ 99
Lampiran 5 Tabulasi Growth Opportunity ...................................................... 100
Lampiran 6 Data Tabulasi Hasil Penelitian .................................................... 103
Lampiran 7 Output SPSS Hasil Penelitian ..................................................... 105
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Di Indonesia sebagai Negara yang terdiri dari perpaduan berbagai
kebudayaan, lingkungan, dan ratusan juta manusia. Dengan keberagaman yang
ada pemerintah menyadari pentingnya untuk menjaga lingkungan tersebut
khususnya perusahaan yang kegiatannya sangat berkaitan erat dengan lingkungan
disekitarnya. Isu yang terkait dengan perkembangan yang ada, menyebutkan
bahwa menjaga lingkungan itu sangat perlu diperhatikan agar tidak merugikan
beberapa pihak. Dimana pihak yang terkait didalamnya merupakan suatu peranan
penting dalam menjalankan kegiatan didalam perusahaan tertentu.
Para eksekutif perusahaan lebih yakin bahwa penerapan bisnis hijau
membuka peluang untuk meningkatkan laba dan menjaga keberlanjutan
keunggulan bersaing perusahaan. Penerapan green business dapat dijadikan
sebagai strategi bisnis perusahaan untuk mendapatkan perhatian para stakeholder.
Dengan menerapkan bisnis hijau maka perusahaan memperlihatkan kepedulian
dan tanggung jawabnya terhadap lingkungan.
UU RI No.23 tahun 1997 yang diperbaharui dengan UU RI No. 32 Tahun
2009 mengenai Pengelolaan Lingkungan Hidup berlaku bagi semua Warga
Negara Republik Indonesia. Akan tetapi, sampai saat ini pelaksanaannya masih
jauh dari harapan. Pelaksanaan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
diharapkan dimasa yang akan datang terlaksana dengan baik.
2
Pemerintah Indonesia mempunyai kebijakan Kelestarian Lingkungan pada
setiap periode Kebijakan tersebut terdapat pada UU RI No.32 Tahun 2009 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 5 menyatakan : 1) setiap orang mempunyai
hak yang sama atas lingkungan hidup yang baik dan sehat. 2) setiap orang
mempunyai hak atas informasi lingkungan hidup yang berkaitan dengan peran
dalam pengelolaan lingkungan hidup. 3) setiap orang mempunyai hak untuk
berperan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Pentingnya akuntansi lingkungan pada dasarnya menuntut kesadaran
penuh perusahaan yang telah mengambil manfaat dari lingkungan. Penggunaan
konsep akuntansi lingkungan bagi perusahaan diyakini dapt meminimalisasi
permasalahan lingkungan yang dihadapinya. Konservasi lingkungan seharusnya
dilakukan perusahaan bukan hanya untuk sementara saja, tetapi secara
berkelajuntan. Hal tersebut tentu saja membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Banyak perusahaan besar yang kini menerapkan akuntansi lingkungan yang
bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan lngkungan dengan
melakukan penilaian kegiatan lingkungan dari sudut pandang biaya dan manfaat.
Akuntansi lingkungan memiliki peran penting terhadap kinerja ekonomi
suatu perusahaan. Kinerja ekonomi disajikan dalam bentuk variabel keuangan
yang akan dihubungkan dengan variabel kinerja lingkungan dan pengungkapan
lingkungan. Sementara kinerja lingkungan disajikan dalam bentuk variabel
lingkungan yang akan dihubungkan dengan variabel pengungkapan dan kinerja
ekonomi. Variabel pengungkapan lingkungan akan dihubungkan dengan variabel
3
kinerja ekonomi yang juga sebagai variabel dependen dalam pengaruh kinerja
lingkungan terhadap kinerja ekonomi.
Kinerja ekonomi atau economic performance diungkapkan dalam laporan
tahunan perusahaan. Dengan melihat kinerja ekonomi yang baik dapat
memberikan gambaran yang baik dan jelas tentang keberhasilan suatu perusahaan.
Dalam upaya untuk mengetahui kinerja ekonomi perusahaan dengan tepat, banyak
sekali teknik pengukuran kinerja yang telah dibuat dan dipakai oleh kalangan
pemilik modal maupun para manajer perusahaan. Salah satu cara untuk
mengetahui kinerja perusahaan adalah dengan melakukan analisis terhadap
kondisi keuangan perusahaan yang tercermin dalam rasio-rasio keuangan
perusahaan.
Menurut konsep akuntansi keuangan SFAC No.1 FASB 1978, fokus utama
pelaporan keuangan adalah laba dan komponennya. Selain itu pengungkapan
tentang tanggung jawab sosial perusahaan juga sangat mempengaruhi
substainability perusahaan. Sehingga perusahaan juga mulai banyak yang
mengungkapkan bentuk tanggung jawab sosialnya. Pengungkapan environmental
performance atau environmental disclosure sebagai salah satu bentuk tanggung
jawab perusahaan diharapkan dapat menambah nilai perusahaan dan
meningkatkan substainabilitas perusahaan.Penting bagi pihak manajemen untuk
melakukan environmental performance sebagai salah satu bentuk tanggung jawab
perusahaan terhadap lingkungannya.
Penerapan pada aspek kinerja lingkungan mengharuskan perusahaan
memproduksi barang dan jasa yang dapat mengurangi dampak negatif dari
4
lingkungan. Dengan adanya efisiensi tersebut diharapkan pendapatan perusahaan
pun akan meningkat. Tidak hanya itu, meningkatnya kinerja lingkungan sebuah
perusahaan akan menghasilkan keuntungan sosial yang signifikan dan akan
memberikan keuntungan secara eksternal yaitu dengan biaya modal yang lebih
rendah, tingkat asuransi yang lebih rendah dan akan mendorong produktivitas
yang lebih besar.
Di Indonesia, perusahaan yang tingkat risiko lingkungannya tinggi
sebagian besar adalah perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan,
agroindustri, energi dan migas, manufaktur serta sektor kawasan dan jasa. Dimana
perusahaan-perusahaan tersebut adalah suatu perusahaan yang berkaitan langsung
dengan lingkungan sekitarnya.Seluruh perusahaan yang bergerak di bidang itu
merupakan kategori perusahaan yang mengikuti PROPER. Karena semua bahan
baku yang digunakan untuk proses produksi yang digerakkan oleh perusahaaan
diambil langsung dari alam yang tersedia. Ada beberapa perusahaan asing
maupun lokal yang menyebabkan pencemaran lingkungan yang sempat menjadi
headline di berita nasional seperti PT. Lapindo Brantas di Sidoarjo, Jawa Timur,
Newmont Minahasa Raya di Buyat, Sulawesi, PT. Freeport di Irian Jaya.
Kejadian-kejadian ini telah membuka mata Indonesia tentang pentingnya kinerja
lingkungan bagi perusahaan dan masyarakat disekitarnya.
PROPER merupakan program unggulan Kementrian Lingkungan Hidup
yang berupa kegiatan pengawasan dan pemberian insentif dan atau disinsentif
kepada penanggung jawab usaha dan atau kegiatan. Pemberian penghargaan
PROPER bertujuan mendorong perusahaan untuk taat terhadap peraturan
5
lingkungan hidup dan mencapai keunggulan lingkungan (environmental
excellency) melalui integrasi prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam
proses produksi dan jasa, penerapan sistem manajemen lingkungan, 3R, efisiensi
energi, konservasi sumber daya dan pelaksanaan bisnis yang beretika serta
bertanggung jawab terhadap masyarakat melalui program pengembangan
masyarakat. Kriteria penilaian PROPER tercantum dalam Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun 2011 tentang Program Penilaian
Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan. Secara umum
peringkat kinerja PROPER dibedakan menjadi 5 warna Emas, Hijau, Biru, Merah
dan Hitam, dimana kriteria ketaatan digunakan untuk pemeringkatan biru, merah,
hitam, sedangkan kriteria penilaian aspek lebih dari yang dipersyaratkan (beyond
compliance) adalah hijan dan emas. Adapun aspek ketaatan nilai dari pelaksanaan
dokumen lingkungan (AMDAL/UKL-UPL), upaya pengendalian pencemaran air
dan udara, pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan
penanggulangan kerusakan lingkungan khusus bagi kegiatan pertambangan.
Berdasarkan evaluasi 652 perusahaan yang mengikuti PROPER selama 2
tahun pada periode 2009-2010 s.d 2010-2011: a ) 27 % mengalami perbaikan
kinerja (peringkat meningkat), b) 66% tetap, 7% mengalami penurunan kinerja
(peringkat turun). Untuk periode 2010-2011 s.d 2011-2012, dari 929 perusahaan :
a) 18% mengalami perbaikan, b) 70% tetap, c) 12% mengalami penurunan kinerja
pengelolaan lingkungan; catatan : pada periode 2011-2012, peserta PROPER
Hitam tahun sebelumnya tidak diikutsertakan PROPER, melainkan diserahkan ke
Penegakan Hukum. Berdasarkan evaluasi 49 perusahaam Pertambangan yang
6
mengikuti PROPER selama 2 tahun pada periode 2009-2010 s.d 2010-2011 : a)
18% mengalami perbaikan kinerja (peringkat meningkat), b) 78% tetap, c) 4$
mengalami penurunan kinerja (peringkat turun). Dari 51 perusahaan
Pertambangan yang mengikuti PROPER selama 2 tahun pada periode 2010-2011
s.d 2011-2012 : a) 10% mengalami perbaikan, b) 84% tetap, c) 6% mengalami
penurunan kinerja pengelolaan lingkungan. Berdasarkan evaluasi 82 perusahaan
tambang yang mengikuti periode PROPER 2011-2012 : a) tingkat ketaatan yang
dicapai sektor pertambangan adalah 72%, b) tingkat ketaatan ini turun dari
periode sebelumnya yaitu ketaatan yang mencapai 92%, c) jumlah perusahaan
tambang baru pada periode PROPER 2011-2012 sebanyak 30 perusahaan, d)
perusahaan baru menyumbang turunnya tingkat ketaatan sebesar 17,5%.
Negara kita menduduki peringkat ke-3 dalam dunia pertambangan
terutama pada batubara.Memiliki cadangan batubara kualitas menengah dan
rendah yang melimpah.Jenis batubara ini dijual dengan harga kompetitif di pasar
internasional (ikut disebabkan karena upah tenaga kerja Indonesia yang rendah).
Kebijakan pemerintah Indonesia akan mempengaruhi industri pertambangan
batubara nasional. Perkembangan terkini lainnya adalah bahwa pemerintah
Indonesia bermaksud untuk membatasi pengiriman seluruh bahan mentah (kecuali
batubara), dan mewajibkan sektor pertambangan untuk menambahkan nilai
produk sebelum pelaksanaan ekspor.
Sekarang ini, para stakeholder memfokuskan perhatiannya terhadap
beberapa isu terhadap kinerja lingkungan perusahaan. Hal ini disebabkan oleh isu
global warming yang semakin mencuat dan membuat para stakeholder ini
7
menyadari bahwa sangat pentingnya lingkungan hidup dimana lingkungan ini
tidak serta lepas dari proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan yang
mengakibatkan perubahan lingkungan yang sangat perlu ditindak lanjuti serius
baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Menurut Salim dalam Setyowati (2009)
terdapat lima perbedaan perubahan lingkungan masa lalu dan masa kini yaitu : 1)
perubahan lingkungan masa lalu berjalan sangat lambat; 2) kerusakan lingkungan
akhir-akhir ini bersifat global, melewati batas Negara; 3) kerusakan lingkungan
masa kini telah menjangkau batas-batas generasi dan merugikan generasi dan
merugikan generasi mendatang; 4) banyak kerusakan lingkungan sekarang
bersifat tidak dapat dipulihkan kembali; 5) masalah lingkungan tidak lagi terbatas
masalah ekologi yang ditangani secara ilmiah belaka.
Penelitian ini mengenai pelaporan lingkungan environmental disclosure
yang dilakukan perusahaan telah mengalami peningkatan yang signifikan.
Penelitian mengenai environmental disclosure secara umum difokuskan pada
hubungan antara kinerja lingkungan dengan environmental disclosure. Penelitian-
penelitian yang dilakukan sebelumnya, mengenai hubungan antara kinerja
perusahaan dan pertanggungjawaban sosial perusahaan, terdapat beberapa hasil
yang sangat beragam.Al-Tuwaijri (2003) meneliti tentang hubungan antara
Environmental Performance, Environmental Disclosure dan Economic
Performance. Menurut Al-Tuwaijri (2003) hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa Environmental Performance, Environmental Disclosure dan Economic
Performance secara statistik signifikan, namun hanya hubungan Economic
Performance dengan Environmental Performance yang mempunyai interelasi
8
potensial. Penelitian Ratna Dian Wulandari (2013) dan Eiffeliena Nuraini F
(2013) menyatakan bahwa Environmental Performance tidak berpengaruh
terhadap Economic Performance.Dan Muslichah (2013) menyatakan bahwa tidak
terdapat hubungan antara Growth Opportunity dengan Economic Performance
yang ada didalam perusahaan.
Penelitian mengacu pada peneliti Ibrotul L Rohmah (2015) dan Muslichah
(2013) yang menyatakan bahwa adanya pengaruh positif signifikan antara
Environmental Performance dengan Economic Performance, tidak terdapat
pengaruh antara Environmental Disclosure terhadap Economic Performance,
terdapat pengaruh signifikan antara Growth Opportunity terhadap Economic
Performance, terdapat hubungan berpengaruh signifikan antara Environmental
Disclosure dengan Environmental Performance, Environmental Performance
dengan Economic Performance, serta Growth Opportunity dengan Economic
Performancemelalui Environmental Performance sebagai variabel Intervening.
Dalam penelitian ini yang membedakan dengan penelitian sebelumnya adalah
subjek perusahaan yang akan diteliti dimana pada penelitian ini menggunakan
perusahaan pertambangan dan manufaktur serta menambahkan variabel lain.
Berdasarkan uraian diatas penelitian ini akan yang mengambil dengan
judul “Pengaruh Growth Opportunity Dan Economic Performance Terhadap
Environmental Performance Sebagai Variabel Intervening Dengan
Environmental Disclosure Sebagai Variabel Dependen (Studi Empiris Pada
Perusahaan Pertambangan Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI)”.
9
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh Growth Opportunity terhadap Economic Performance?
2. Bagaimana pengaruh Economic Performance terhadap Environmental
Performance?
3. Bagaimana pengaruh Growth Opportunity terhadap Environmental
Performance?
4. Bagaimana pengaruh Environmental Performance terhadap Environmental
Disclosure?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti yang empiris mengenai
adanya hubungan antara :
1. Untuk menganalisis pengaruh Growth Opportunity terhadap Economic
Performance
2. Untuk menganalisis pengaruh Economic Performance terhadap Environmental
Performance
3. Untuk menganalisis pengaruh Growth Opportunity terhadap Environmental
Performance
4. Untuk menganalisis pengaruh Environmental Performance terhadap
Environmental Disclosure
10
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan
dengan cara memberikan kontribusi terhadap pengembangan teori khususnya
dalam bidang kinerja ekonomi untuk dapat dijadikan bahan acuan atau referensi
untuk penelitian selanjutnya.
1.4.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dan
pertimbangan untuk mengambil langkah, tindakan maupun kebijakan untuk
menyajikan kinerja ekonomi yang baik dari suatu perusahaan yang berhubungan
dengan kinerja lingkungan dan pengungkapan lingkungan yang saling berkaitan
untuk pihak-pihak yang berkepentingan.
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Agency
Jensen (1976) mendefinisikan hubungan keagenan sebagai suatu kontrak
dimana ada satu atau lebih principal (pemilik) menggunakan jasa orang lain yaitu
agent (manajer) untuk menjalankan aktivitas perusahaannya. Principal adalah
pemegang saham atau pemilik perusahaan, sedangkan agent adalah manajemen
yang berkewajiban mengelola harta pemilik. Agency Theory mendasarkan
hubungan kontrak antara principal dan agent sulit tercipta karena adanya
kepentingan yang saling bertentangan (conflictof interest).
Perbedaan kepentingan antara principal dengan agent dapat menimbulkan
permasalahan yang sering dikenal dengan asimetri informasi. Keadaan asimetri
informasi terjadi ketika adanya distribusi informasi yang tidak sama antara
principal dan agent. Akibat adanya asimetri yang tidak seimbang (asimetri
informasi) dapat menimbulkan dua permasalahan Jensen (1976), yaitu:
1. Moral Hazard, yaitu permasalahan yang muncul jika agent tidak
melaksanakan hal-hal yang telah disepakati bersama dalam kontrak kerja.
2. Adverse selection, yaitu suatu keadaan dimana principal tidak dapat
mengetahui apakah suatu keputusan yang diambil oleh agent didasarkan pada
informasi yang telah diperolehnya, atau terjadi sebagai kelalaian dalam tugas.
12
Ada dua cara yang dapat dilakukan principal untuk mengurangi tindakan
para agent yang tidak sesuai dengan kepentingannya Jensen (1976) yaitu:
1. Mengawasi perilaku agent dengan mengadopsi fungsi audit dan mekanisme
corporate governance lain yang dapat meluruskan kepentingan agent dengan
kepentingan principal.
2. Menyediakan insentif kepegawaian yang menarik kepada agent dan
mengadakan struktur reward yang dapat membujuk para agent untuk
bertindak sesuai dengan kepentingan terbaik principal.
Environmental performance disajikan dalam mengelompokkan perusahaan
yang terdapat penilaian peringkat PROPER. Environmental disclosure
mengklasifikasikan perusahaan yang memiliki penilaian lingkungan berdasarkan
klasifikasi tertentu untuk pengungkapannya. Kedua variabel tersebut dapat
tergolong dalam agent dimana dalam teori ini manajemen yang berkewajiban
mengelola harta pemilik. Dilihat dari laporan yang mengungkapkan penilaian
peringkat PROPER dan mengungkapkan pengungkapan lingkungan yang
berpengaruh terhadap sekitar lingkungan perusahaan. Dan pada variabel economic
performance dan growth opportunity dapat tergolong dalam principal yang di
dalam perhitungannya terdapat nilai pasar ekuitas, nilai buku ekuitas, laba bersih
setelah pajak dan jumlah total ekuitas itu sendiri. Dimana lebih mengarah kepada
principal yang berkaitan dengan pemegang saham atau pemilik perusahaan.
2.1.2 Teori Legitimasi
Menurut Dowling (1975) dalam Chariri (2007) menyatakan bahwa
organisasi berusaha menciptakan keselarasan antara nilai-nilai sosial yang melekat
13
pada kegiatannya dengan norma-norma perilaku yang ada dalam sistem sosial
masyarakat dimana organisasi adalah bagian dari sistem tersebut. Selama dua
sistem nilai tersebut sama, maka akan terbangun legitimasi untuk perusahaan.
Ketika perbedaan aktual maupun potensial terjadi diantara dua sistem nilai itu,
maka akan muncul ancaman bagi legitimasi perusahaan.
Teori legitimasi adalah organisasi bukan hanya harus terlihat
memperhatikan hak-hak investor namun secara umum juga harus memperhatikan
hak-hak publik (Deegan, 2002).Terdapat empat tahapan dalam legitimasi, yaitu
Estabilishing Legitimacy, Maintaining Legitimacy, Extending Legitimacy dan
Defending Legitimacy. Berikut beberapa penjelasan dari 4 tahapan teori berikut:
(Tilling,2004).
1. EstabilishingLegitimacy
Tahap pertama ini menggambarkan tingkatan awal perkembangan
perusahaan dan cenderung berputar pada isu kompetensi terutama keuangan,
tetapi organisasi juga harus memperhatikan pada kualitas standard dan harapan
yang dibangun oleh masyarakat, seperti perhatian yang ditunjukkan organisasi
pada standard profesionalisme yang berlaku Hearit (1995) dalam Tilling (2004).
2. MaintainingLegitimacy
Ini merupakan tahap dimana mayoritas organisasi berbeda, dimana aktivitas-
aktivitasnya meliputi :
a. Kinerja yang terus menerus dan simbol kepastian bahwa semua berjalan
dengan baik.
14
b. Mencoba untuk mengantisipasi dan mencegah tantangan yang potensial
terhadap legitimasinya Ashford (1990) dalam Tilling (2004).
Menjaga legitimasi perusahaan tidak semudah seperti pertama kali legitimasi
itu didapatkan.Legitimasi adalah konstruk yang dinamis. Ekspetasi komunitas
tidaklah statis (tetap), tetapi berubah sesuai waktu sehingga memaksa perusahaan
untuk bersikap responsif terhadap lingkungan dimana perusahaan beroperasi.
1. ExtendingLegitimacy
Terjadi akibat adanya maksud organisasi untuk memasuki pasar yang baru
atau keinginan mengubah sistem operasi yang berhubungan dengan pasarnya
saat ini. Hal ini memberikan peningkatan keinginan untuk memperluas
legitimasi perusahaan, yakni dengan cara yang lebih intens dan proaktif karena
manajemen berusaha memenangkan kepercayaan dan support dari para
konstituen Ashford (1990) dalam (Tilling, 2004).
2. Defending Legitimacy
Legitimasi mungkin terancam oleh sutu kejadian baik secara internal
maupun eksternal. Oleh karena itu, diperlukan adanya pertahanan.Aktivitas
legitimasi cenderung lebih intens dan reaktif karena manajemen mencoba
untuk membalas ancaman tersebut Ashford (1990) dalam Tilling (2004)
Defending Legitimacy merupakan tahap terakhir dan cenderung menjadi fokus
utama. Hal itu dikarenakan defending legitimacy merupakan cara terbaik untuk
menguji hubungan antara legitimasi dan resource. Perusahaan akan mengubah
kebijakan pengungkapannya ketika adanya kejadian sosial yang menimpa
sebagian besar perusahaan dan industri. Manajemen menyadari bahwa
15
pengungkapan sosial tahunan adalah media yang sangat berguna untuk
menurunkan efek atas kejadian yang menimpa perusahaan yang dirasa akan
berdampak kurang baik pada suatu image perusahaan (Tilling, 2004).
Image positif perusahaan sangatlah penting untuk keberlangsungan
perusahaan, oleh karena itu perusahaan harus berusaha keras untuk
mendapatkan legitimasi yang baik dari masyarakat agar bisa mendapatkan
image positif dari masyarakat, karena legitimasi masyarakat adalah strategi
perusahaan agar dapat mengembangkan perusahaan ke depan. Untuk
meningkatkan legitimasi tersebut, dapat dilakukan melalui keberpihakan
terhadap masyarakat dan lingkungan seperti pengeluaran sosial, meningkatkan
kinerja sosial, dan keterbukaan terhadap para pihak yang berkepentingan. Jadi
legitimasi masyarakat timbul apabila terjadi kesesuaian antara pengharapan
masyarakat dengan operasional perusahaan. Pada environmental performance
dan environmental disclosure yang dapat menjelaskan dalam teori legitimasi
tersebut.
2.1.3 Teori Stakeholder
Teori stakeholder merupakan teori yang menjelaskan hubungan antara
perusahaan dengan stakeholdernya.Perusahaan bukanlah entitas yang melakukan
kegiatan operasinya untuk memenuhi kepentingannya sendiri.Namun, perusahaan
juga harus mampu memberikan manfaat keberadaannya bagi stakeholder,
sehingga keberadaan perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang
diberikan oleh para stakeholder.
16
Stakeholder merupakan semua pihak baik internal maupun eksternal
perusahaan yang memiliki hubungan baik bersifat mempengaruhi maupun
dipengaruhi dan bersifat langsung maupun tidak langsung. Menurut David
Wheeler dan Maria Sinlanpaa dalam Daniri (2014) stakeholder dapat dibagi
menjadi dua kategori yaitu :
1. Primary Stakeholder yaitu, para pemegang saham, investor, karyawan dan
manajer, supplier dan rekanan bisnis serta masyarakat setempat.
2. Secondary Stakeholder yaitu, pemerintah, institusi (asosiasi) bisnis,
kelompok sosial kemasyarakatan, media, akademisi dan pesaing.
Primary stakeholder adalah individu maupun kelompok yang memiliki
kepentingan langsung terhadap organisasi dan keberhasilan sebuah perusahaan.
Sedangkan secondary stakeholder adalah individu atau pihak-pihak tertentu yang
memiliki kepentingan publik atau masyarakat dalam sebuah perusahaan.
Stakeholder secara lebih mendetail, dalam kegiatan bisnis terpilah menjadi tiga
bagian yaitu: a) stakeholder inti, b) stakeholder strategis, serta c) stakeholder
lingkungan. Stakeholder ini (core stakeholder) adalah pihak-pihak yang berperan
sangat penting untuk menunjang keberhasilan sebuah perusahaan.Selanjutnya,
stakeholder strategis (strategic stakeholder) adalah stakeholder yang dinilai vital
bagi kehidupan organisasi yang berperan menilai ancaman dan peluang bagi
perusahaan.adapun yang terakhir, stakeholder lingkungan adalah pihak-pihak lain
yang berada dalam lingkungan organisasi (Daniri, 2014).
Perusahaan perlu mengungkapkan informasi lingkungan hidup untuk
membentuk image perusahaan dalam pandangan stakeholder sebagai suatu
17
perusahaan yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan hidup(Ahmad,
2004).Selain itu, investor dan stakeholder meminta lebih banyak pengungkapan
informasi lingkungan perusahaan karena kepedulian mereka mengenai besarnya
biaya dan kewajiban yang berhubungan dengan isu lingkungan (Mastrandonas,
1992).
Dalam teori ini menjelaskan bahwa growth opportunity di dalam suatu
perusahaan itu disajikan dalam prosentase (nilai pasar ekuitas / nilai buku ekuitas)
yang beda dalam kurun waktu yang ada (tahunan). Dimana sangatlah berpengaruh
terhadap pemegang saham yang berkepentingan di dalam perusahaan tersebut.
Selain itu juga ada variabel economic performance yang dilihat dari laba bersih
setelah pajak dibagi dengan jumlah total equity dimana ekuitas tersebut termasuk
dalam primary stakeholder. Environmental performance juga disebut tergolong
dalam secondary stakeholder yang terdapat pihak-pihak tertentu memiliki
kepentingan publik atau masyarakat dalam sebuah perusahaan. Adapun
environmental disclosure merupakan pengungkapan lingkungan yang sangat
berkesinambungan dengan masyarakat sekitar.
.
2.2 Kajian Variabel Penelitian
2.2.1. Environmental Disclosure
Pengungkapan secara umum terbagi atas dua jenis yaitu, voluntary
disclosure dan mandatory disclosure. Luas pengungkapan wajib tidak sama antar
negara. Pengungkapan lingkungan sudah diatur dalam UU NO 47 Tahun 2012
pada pasal 6 dan 7. Selain itu Peraturan no.X.K.6 keputusan no. kep-134/BL/2006
18
yang dikeluarkan oleh Bappepam menyebut bahwa dalam laporan tahunan wajib
memuat uraian mengenai aktivitas yang dikeluarkan berkaitan dengan
tanggungjawab sosial perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan. Namun
demikian, dalam kedua peraturan tersebut tidak disebutkan persyaratan tentang
bentuk, format, maupun isi dalam laporan tanggungjawab sosial dan lingkungan
(Febri, 2013).
Environmental disclosure adalah pengungkapan informasi yang berkaitan
dengan lingkungan didalam laporan tahunnan perusahaan (Gray, 1993).
Pertanggungjawaban lingkungan hidup juga merupakan respon terhadap
kebutuhan informasi dalam kelompok-kelompok yang berkepentingan (interest
groups) seperti serikat pekerja, aktivitas lingkungan hidup kalangan religius dna
kelompok lain (Guthrie, 1989).
Meningkatnya tuntutan masyarakat sebagai reaksi kepedulian dampak
lingkungan memotivasi perusahaan untuk mengungkapkan tanggungjawab
lingkungan. Perusahaan perlu mengungkapkan informasi lingkungan hidup untuk
membentuk image perusahaan dalam pandangan stakeholder sebagai sosial
perusahaan yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan (Ahmad, 2004).
Pentingnya pengungkapan informasi lingkungan (environmental disclosure)
berkaitan dengan adanya kontrak sosial (social contact). Kontrak antara
perusahaan dengan masyarakat, baik yang sifatnya eksplisit maupun implisit yang
timbul karena interaksi perusahaan dengan lingkungan, membawa konsekuensi,
perusahaan harus bertanggungjawab tidak hanya terhadap kesejahteraan
19
pemegang saham, tetapi juga memiliki tanggungjawab sosial, yaitu
tanggungjawab untuk menjaga kelangsungan lingkungan hidup (Belkaoui, 2000).
Menurut Bethelot (2003) dalam Al-Tuwaijri (2004) mendefinisikan
environmental disclosure sebagai kumpulan informasi yang berhubungan dengan
aktivitas pengelolaan lingkungan oleh perusaahaan di masa lalu, sekarang dan
yang akan datang. Informasi ini dapat diperoleh dengan banyak cara, seperti
pernyataan kualitatif, asersi atau fakta kuantitatif, bentuk laporan keuangan atau
catatan kaki. Bidang environmental disclosure meliputi hal-hal sebagai berikut:
pengeluaran atau biaya operasi untuk fasilitas dari peralatan pengontrol polusi di
masa lalu dan sekarang. Environmental disclosure adalah pengungkapan
informasi yang berkaitan dengan lingkungan hidup di dalam laporan tahunan
perusahaan Suratno (2006). Pengungkapan lingkungan merupakan bagian dari
berbagai model pengungkapan informasi dan merupakan sebuah trend baru dalam
praktik pengungkapan di lingkungan perusahaan.
Perusahaan akan mengungkapkan semua informasi yang diperlukan dalam
rangka berjalannya fungsi pasar modal (Chariri, 2007). Pertanggunggjawaban
lingkungan hidup juga merupakan respon terhadap kebutuhan informasi dari
kelompok-kelompok yang berkepentingan (interest groups) seperti serikat
pekerja, aktivis lingkungan hidup, kalangan religius dan kelompok lain (Guthrie,
1989). Pengungkapan informasi lingkungan atau environmental disclosure
bertujuan sebagai media antara perusahaan, masyarakat dan investor yang dapat
digunakan sebagai pengambilan keputusan ekonomi sosial maupun politik.
20
Dalam penelitian ini, pengukuran item environmental disclosure dilakukan
dengan perhitungan disclose-scoring yang diperoleh dari analisis laporan
keuangan dengan menggunakan metode skor yes atau no atau sebuah item diberi
skor satu sampai skor sembilan sesuai klasifikasi yang ada. Dalam mengukur
environmental disclosure dibutuhkan suatu checklist yang berisi item-item
pengungkapan yang nantinya akan dicocokkan dengan pengungkapan yang
terdapat dalam laporan tahunan perusahaan. Item-item lingkungan tersebut
mewakili 9 pengungkapan dalam laporan tahunan. Berikut adalah item
pengungkapan lingkungan sebelumnya oleh (Ari Retno Handayani, 2010) :
Tabel 2.1
Klasifikasi item
Pengungkapan lingkungan
No Keterangan
1. Environmental Discussion
2. Environmental Statement
3. Environmental Exposure
4. Environmental Care
5. Environmental Reclamation
6. Environmental Profile
7. Environmental Spending
8. Environmental Award
9. Environmental Plan for Future
Sumber : Ari Retno Handayani, 2010
2.2.2. Growth Opportunity
Perusahaan yang memiliki kesempatan bertumbuh diharapkan memberikan
profitabilitas yang tinggi dimasa datang, dan diharapkan laba lebih persisten.
Penilaian pasar terhadap kemungkinan bertumbuh suatu perusahaan terlihat dari
harga saham yang terbentuk sebagai suatu nilai ekspektasi terhadap manfaat masa
depan yang akan diperolehnya. Pemegang saham akan memberikan respon yang
lebih besar kepada perusahaan yang mempunyai kesempatan bertumbuh yang
21
tinggi. Hal ini terjadi karena perusahaan yang mempunyai kemungkinan
bertumbuh yang tinggi akan memberikan manfaat tinggi dimasa depan bagi
investor (Scott, 2009).
Growth opportunity adalah peluang pertumbuhan pada suatu perusahaan
di masa depan yang berkesinambungan terhadap pengaruh majunya suatu
perusahaan tersebut. Menurut Mai (2006) besaran ini mengukur sejauh mana laba
per lembar saham suatu perusahaan dapat ditingkatkan oleh leverage.Perusahaan-
perusahaan yang memiliki pertumbuhan yang cepat seringkali harus
meningkatkan aktiva tetapnya. Dengan demikian, perusahaan-perusahaan dengan
tingkat pertumbuhan yang tinggi lebih banyak membutuhkan dana di masa depan
dan juga lebih banyak menahan laba. Laba ditahan dari perusahaan-perusahaan
dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi akan meningkat, dan perusahaan-
perusahaan tersebut akan lebih banyak melakukan utang untuk mempertahankan
rasio utang yang ditargetkan.
Perusahaan-perusahaan yang memprediksi akan mengalami pertumbuhan
tinggi di masa mendatang cenderung lebih memilih menggunakan saham untuk
mendanai operasional perusahaan. Sebaliknya, apabila perusahaan
memperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang rendah, mereka akan
berupaya membagi risiko pertumbuhan rendah dengan para kreditur melalui
penerbitan utang yang umumnya dalam bentuk utang jangka panjang (Mai, 2006).
Salah satu alasan mendasar atas pola ini adalah biaya mengambang pada emisi
saham biasa yang lebih tinggi dibanding pada surat berharga obligasi. Dengan
demikian, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan tinggi cenderung lebih banyak
22
menggunakan hutang dibanding dengan perusahaan dengan pertumbuhan lebih
lambat.
Growth opportunity bagi setiap perusahaan berbeda-beda, hal ini
menyebabkan perbedaan keputusan pembelanjaan yang diambil oleh manajer
keuangan. Perusahaan dengan growth opportunity tinggi cenderung membelanjai
pengeluaran investasi dengan modal sendiri untuk menghindari masalah
underinvestment yaitu tidak dilaksanakannya semua proyek investasi yang
bernilai positif oleh pihak manajer perusahaan (Chen, 2004). Penelitian Almilia
dan Wijayanto (2007) dihasilkan bahwa dalam hubungan antara kesempatan
bertumbuh dengan kinerja ekonomi diperoleh hasil bahwa variabel kesempatan
bertumbuh tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja ekonomi pada
perusahaan industri pertambangan umum dan pemegang HPH/HPHTI. Perilaku
variabel kesempatan bertumbuh, ternyata bukanlah salah satu faktor yang
menentukan fluktuasi harga saham dan besarnya dividen yang dibagikan pada
suatu periode. Dalam kaitan kesempatan bertumbuh dan harga saham, perusahaan
dengan kesempatan tumbuh yang tinggi biasanya mempunyai harga saham yang
tinggi pula, dan hal ini menunjukkan bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan
laba di masa mendatang. Sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan
yang rendah cenderung mempunyai harga saham yang rendah pula terhadap
pengaruh dalam suatu perusahaan.
2.2.3. Economic Performance
Economic performance suatu perusahaan pada dasarnya diperlukan
sebagai alat untuk mengukur kesehatan suatu perusahaan (financial health).Pada
23
penelitian terdahulu, Bragdon dan Malin (1972) dalam Al Tuwaijri, et al (2004)
menggunakan accounting based measures (earnings per share dan ROE).
Sedangkan Spicer (1978) dalam Al Tuwaijri, et al (2004) menggunakan keduanya
baik accounting based measures maupun capital market based (profitability dan
price earning ratio). Kelemahan menggunakan berbagai macam pengukuran
economic performance adalah mereka cenderung untuk fokus pada satu aspek
kinerja ekonomi suatu perusahaan. Net income mengukur tingkat profitabilitas
tanpa mempertimbangkan ukuran perusahaan, kelemahan ini dapat dilengkapi
dengan menggunakan pengukuran seperti ROA dan skala profitabilitas investasi
perusahaan berdasarkan aset mereka.
Menurut Almilia (2004) economic performance adalah kinerja perusahaan
secara relative (berubah-berubah dari tahun ke tahun) dalam suatu industri sejenis
(industri yang bergerak dalam usaha yang sama) yang ditandai dengan return
tahunan perusahaan tersebut. Economic performance diungkapkan ke dalam
laporan keuangan tahunan perusahaan. Pada era perekonomian pasar yang disertai
dengan terwujudnya kondisi good economic performance, tidak saja menuntut
terciptanya economic performance efisien yang secara ekonomi membawa
keuntungan besar bagi perusahaan tetapi juga perlu disertai adanya perilaku
economic performance berkualitas etis, yakni dengan perwujudan secara baik
tanggung jawab sosial perusahaan.
Masalah perusahaan lahir sebagai bidang penelitian ekonomi, terutama
yang berkaitan dengan masalah trust dan public regulation. Kajian ekonomi
perusahaan menekankan pada masalah perusahaan moderen dan swasta yang
24
memperhatikan bagaimana economic performance berjalan secara adil dan
terbuka. Sedangkan berkaitan dengan pasar dan teori firm, studi ekonomi
berkonsentrasi pada masalah struktur pasar dan kebijakan bisnis (Daniri, 2014).
Tuntutan economic performance etis berimplikasi pada perwujudan aktivitas
industri sebagai interaksi harmonis antara stakeholders (pihak-pihak yang
berkepentingan) dengan shareholders atau para pelaku bisnisitu sendiri. Oleh
karena itu, semua tindakan bisnis dan economic performance akan menjadi
penilaian para stakeholders. Semakin etis para pelaku bisnis, maka tujuan
perusahaan akan tercapai dengan sendirinyadan bisnisnya akan berjalan dalam
koridor yang diharapkan.
2.2.4. Environmental Performance
Menurut Purwanto (2000) menjelaskan bahwa kinerja lingkungan adalah
hasil yang dapat diukur dari sistem manajemen lingkungan yang terkait dengan
kontrol aspek-aspek lingkungannya. Sistem manajemen lingkungan adalah suatu
bagian dari keseluruhan system manajemen yang memiliki standar untuk
membuat kebijakan dan tujuan serta objektif sesuai dengan persyaratan hukum
dan dampak lingkungan yang signifikan, serta mengidentifikasikan, memahami,
dan mengendalikan dampak negatif perusahaan terhadap lingkungan.
Berdasarkan kerangka kerja Total Environmental Quality Model (TEQM),
Hansen (2005) mengklasifikasikan biaya lingkungan menjadi 4 macam, yaitu
biaya pencegahan lingkungan (environmental prevention cost), biaya deteksi
lingkungan (environmental detection cost), biaya kegagalan intenal lingkungan
25
(environmental internal failure cost), dan biaya kegagalan eksternal lingkungan
(environmental external failure cost).
Biaya pencegahan lingkungan (environmental prevention costs) adalah
biaya-biaya untuk aktifitas yang dilakukan untuk mencegah diproduksinya limbah
dan atau sampah yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Contohnya
biaya investasi alat untuk mengontrol polusi dan mengeliminasi pencemaran,
investasi teknologi yang memungkinkan dilakukannya recycle product. Biaya
deteksi lingkungan (environmental detection cost) adalah biaya-biaya untuk
aktivitas yang dilakukan untuk menentukan apakah produk, proses, dan aktivitas
lainnya di perusahaan telah memenuhi standar lingkungan yang berlaku atau
tidak. Standar lingkungan atau prosedur yang diikuti oleh perusahaan
didefinisikan dalam tiga cara : (1) peraturan pemerintah, (2) standar sukarela
(ISO14001) yang dikembangkan oleh Intenasional Standars Organization, dan (3)
kebijakan linkungan yang dikembangkanoleh manajemen.
Biaya Kegagalan Internal Lingkungan (environmental internal failure cost)
adalah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan karena diproduksinya limbah
dan sampah, tetapi tidak dibuang ke lingkungan luar. Jadi, biaya kegagalan
internal terjadi untuk menghilangkan dan mengolah limbah dan sampah ketika
diproduksi. Aktivitas kegagalan internal memiliki salah satu dari dua tujuan
berikut : (1) untuk memastikan bahwa limbah dan sampah yang diproduksi tidak
dibuang ke lingkungan luar, atau (2) untuk mengurangi tingkat limbah yang
dibuang sehingga jumlahnya tidak melewati standar lingkungan. Biaya Kegagalan
Eksternal lingkungan (environmental external failure cost) adalah biaya-biaya
26
untuk aktivitas yang dilakukan setelah melepas limbah atau sampah ke dalam
lingkungan. Biaya kegagalan eksternal yang direalisasi (realized external failure
cost) adalah biaya yang dialami dan dibayar oleh perusahaan.Biaya kegagalan
eksternal yang tidak direalisasikan (unrealized external failure cost) atau biaya
sosial (societal cost), disebabkan oleh perusahaan tetapi dialami dan dibayar oleh
pihak-pihak diluar perusahaan. Biaya sosial lebih lanjut dapat diklasifikasikan
sebagai: (1) biaya yang berasal dari degradasi lingkungan dan (2) biaya yang
berhubungan dengan dampak buruk terhadap properti atau kesejahteraan
masyarakat.
Pengelolaan biaya lingkungan di beberapa Negara maju sangat
diprioritaskan karena dua hal, pertama peraturan pemerintah mengenai lingkungan
semakin ketat dan mengancam denda yang cukup besar sehingga menjadikan
intensif untuk semakin ditaati. Kedua, keberhasilan dalam menyelesaikan
masalah-masalah lingkungan menjadi sebuah isu yang kompetitif bagi
perusahaan. Kedua motivasi tersebut menyebabkan tranformasi fungsi biaya
lingkungan sebagai sebuah investasi dan bukan merupakan beban.
Indikator kinerja lingkungan saat ini paling tidak ada empat macam yang
bisa digunakan, yaitu AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan),
PROPER, ISO (yaitu ISO 14001 untuk system manajemen lingkungan dan ISO
17025 untuk sertifikasi uji lingkungan dari lembaga independen), dan GRI
(Global Reporting Initiative). GRI merupakan pioneer dalam mengembangkan
kerangka kerja pelaporan sustainability yang berisikan laporan ekonomi,
lingkungan dan sosial sebagai pembanding laporan keuangan.
27
Dalam variabel environmental performance terdapat beberapa indikator
antara lain PROPER, AMDAL, GRI, dan ISO (14001). Setiap indikator tersebut
tentu mempunyai perbedaan dan karakteristik masing-masing didalam
substansinya.
Tabel 2.2
Indikator Environmental Performance
Indikator Keterangan
PROPER
(Penilaian
Peringkat
Kinerja)
Salah satu sarana kebijaksanaan yang dikembangkan oleh
Kementrian Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong
penataan penanggung jawab usaha dan / atau kegiatan terhadap
berbagai peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan
hidup dengan melibatkan masyarakat secara aktif.
AMDAL
(Analisis
Mengenai
Dampak
Lingkungan)
Kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan /
atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan / atau kegiatan di Indonesia.
GRI (Global
Reporting
Initiative)
Suatu pioneer dalam mengembangkan kerangka kerja pelaporan
substainability yang berisikan laporan ekonomi, lingkungan
sosial sebagai pembanding laporan keuangan
ISO
(Organisasi
Standar
Internasional)
Suatu asosiasi global yang terdiri dari badan-badan standardisasi
nasional yang beranggotakan tidak kurang dari 140 negara dan
merupakan suatu organisasi di luar pemerintahan
Sumber :Data Sekunder yang Diolah, 2017
28
2.3 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.3
Penelitian Terdahulu
Peneliti
dan
Tahun
Judul
Penelitian
Variabel
Penelitian Hasil
Pattern
(2002)
Environmental
Performance
dan
Environmental
Disclosure
dalam annual
report
Environmental
Performance,
environmental
disclosure
Hubungan negative antara
Environmental Disclosure
dengan Environmental
Performance.
Al-
Tuwaijri
(2004)
The relations
among
environmental
disclosure,
environmental
performance,
andeconomic
performance a
simultaneous
equations
approach
Economic
Performance,
Environmental
Performance
Berpengaruh positif signifikan
antara Economic Performance
dengan Environmental
Performance dan juga antara
Environmental Disclosure
dengan Environmental
Performance
Ignatius
Bondan,
Suratno,
Darsono,
Siti
Mutmainah
(2006)
Pengaruh
environmental
performance
terhadap
environmental
disclosure dan
Economic
Performance
(Studi Empiris
padaPerusahaa
n Manufaktur
yang terdaftar
di Bursa Efek
Jakarta Periode
2001-2004)
Environmental
disclosure,
Environmental
Performance,
economic
performance, pre
determinated
(unexpected
earnings, pre-
disclosure envi-
ronment,growth
opportunities,
profit margin,
environmental
exposure,
environ-mental
concern, public
vixibility, firm
size.
Hasil pengujian hipotesis
pertama: Environmental
Performance berpengaruh
secara positif signifikan
terhadap environmental
disclosure.
Hasil pengujian hipotesis
kedua menunjukkan bahwa
Environmental Performance
juga berpengaruh secara positif
signifikan terhadap Economic
Performance.
29
(Lanjutan)
Peneliti
dan Tahun
Judul
Penelitian
Variabel
Penelitian Hasil
Anggraini
(2006)
Pegungkapan
Informasi
Sosial dan
Faktor-Faktor
yang mem-
pengaruhi
Pengungkapan
Informasi
Sosial dalam
Laporan
Keuangan
Tahunan
(Study Empiris
pada
Perusahaan-
perusahaan
yang terdaftar
di Bursa Efek
Jakarta).
Environmental
disclosure,
environment
performance,
return saham
Hasil penelitiannya adalah
environmental performance
tidak berpengaruh signifikan
terhadap Environmental
Disclosure tapi berpengaruh
positif signifikan terhadap
return saham, Environmental
Disclosure mempunyai
pengaruh positif signifikan
terhadap return saham
Kartika
Hendra
Titisari
(2012)
Pengaruh
Environmental
Performance
terhadap
Economic
Performance
Economic
Performance
dan
Environmental
Performance
Hasil pengujian hipotesis
kesatu menunjukkan bahwa
dari empat variabel
independen Environmental
Performancet (PROPER t),
total assets, industri sektor,
dan ISO 14001t, hanya
variabel environmental
performance t yang
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Economic
Performance t (ROA t).
Hasil pengujian hipotesis
kedua menunjukkan bahwa
keempat variabel independen
tidak berpengaruh terhadap
economic performancet+1
(ROAt+1).
30
(Lanjutan)
Peneliti
dan Tahun
Judul
Penelitian
Variabel
Penelitian Hasil
Reza
Pramanda
Naratama,
Majidah
(2012)
Pengaruh
Environmental
Performance dan
Environmental
Disclosure
terhadap return
saham (studi pada
perusahaan
nonkeuangan
yang mengikuti
proper dan
terdaftar di BEI
2010-2011)
Environmental
Performance,
Environmental
Disclosure dan
return saham
1) Terdapat pengaruh antara
Environmental Performance
dan Environmental Disclosure
terhadap Return Saham pada
perusahaan go public yang
mengikuti PROPER pada
periode 2010 – 2011.
2)Pengaruh Parsial
a) Hasil penelitian secara par-
sial menunjukan tidak terdapat
pengaruh yang signifikan
antara Environmental Perfor-
mance terhadap Return Saham
pada perusahaan go public
yang mengikuti PROPER pada
periode 2010 – 2011.
b) Hasil penelitian secara par-
sial menunjukan bahwa ter-
dapat pengaruh yang signifi-
kan dengan arah negatif antara
Environmental Disclosure ter-
hadap Return Saham pada
perusahaan go public yang
mengikuti PROPER pada
periode 2010 – 2011.
Ratna Dian
Wulandari,
Erna
Hidayah
(2013)
Pengaruh Envi-
ronmental Perfor-
mance dan
Environmental
Disclosure terha-
dap Economic
Performance
(Studi pada Peru-
sahaan
Manufaktur yang
terdaftar di
BursaEfek
Indonesia
Periode 2009-
2011)
Economic
Performance,
environmental
disclosure,
Environmental
Performance
Environmental Performance
tidak berpengaruh terhadap
Economic Performance.
Environmental Disclosure
memiliki pengaruh positif
signifikan terhadap Economic
Performance.
31
(Lanjutan)
Peneliti
dan
Tahun
Judul
Penelitian
Variabel
Penelitian Hasil
Sri
Hermuni
ngsih
(2013)
Pengaruh
profitabilitas,
growth
opportunity,
struktur modal
terhadap nilai
perusahaan
pada
perusahaan
public di
Indonesia
Nilai
perusahaan,
profitabilitas,
growth
opportunity,
struktur modal
Profitabilitas berpengaruh signifikan
terhadap struktur modal growth
opportunity berpengaruh siginifikan
terhadap struktur modal
Profitabilitas berpengaruh terhadap
nilai perusahaan growth opportunity
terhadap nilai perusahaan struktur
modal berpengaruh terhadap nilai
perusahaan
Muslich
ah,
Budhi
Novan
Ancari
(2013)
Pengaruh
kinerja
lingkungan
dan
kesempatan
bertumbuh
terhadap
kinerja
ekonomi
dengan
pengungkapan
tanggung
jawab sosial
perusahaan
sebagai
variabel antara
(studi pada
perusahaan
dengan
peringkat
PROPER pada
tahun 2011-
2013)
Kinerja
ekonomi,
kesempatan
bertumbuh,
tanggung
jawab sosial
perusahaan,
program
penilaian
peringkat
kinerja
perusahaan
dalam penge-
lolaan ling-
kungan
(PROPER)
H1: kinerja lingkungan tidak
memiliki pengaruh terhadap kinerja
ekonomi
H2:terdapat pengaruh langsung oleh
kesempatan bertumbuh terhadap
kinerja ekonomi ditolak
H3: terdapat pengaruh tidak langsung
oleh kinerja lingkungan terhadap
kinerja ekonomi melalui pengung-
kapan tanggung jawab sosial peru-
sahaan, diterima.
H4 : terdapat pengaruh tidak lang-
sung oleh kesempatan bertumbuh
terhadap kinerja ekonomi melalui
pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan, diterima..
32
(Lanjutan)
Peneliti
dan
Tahun
Judul
Penelitian
Variabel
Penelitian Hasil
Eiffelien
a
Nuraini
F (2013)
Pengaruh
Environmental
Performance dan
Environmental
Disclosure
terhadap Economic
Performance (Studi
pada Perusahaan
yang ter-daftar di
Bursa Efek
Indonesia)
Economic
Performance,
environmental
disclosure,
Environmental
Performance
Hipotesis pertama: environmental
performance tidak berpengaruh
terhadap economic performance.
Hipotesis kedua: Environmental
Disclosure tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap
economic performance.
Hasil pengujian terhadap variabel
kontrol menunjukkan bahwa dari
empat variabel kontrol yang
digunakan, hanya dua variabel
yang signfikan terdapat pengaruh
terhadap economic performance
yaitu variabel profit margin dan
ownership.
Ibrotul
(2015)
Pengaruh
Environmental
performance
terhadap Economic
Performance
dengan
Environmental
Disclosure sebagai
variabel
Intervening(studi
empiris pada
perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di bursa
efek pada tahun
2010-2012)
Economic
Performance,
Environmental
Performance,
Environmental
Disclosure
Environmental performance tidak
berpengaruh signifikan terhadap
conomic performance,
environmental performance
berpengaruh siginifkan terhadap
environmental disclosure,
environmental disclosure
berpengaruh signifikan terhadap
economic performance
33
(Lanjutan)
Peneliti
dan
Tahun
Judul
Penelitian
Variabel
Penelitian Hasil
Febri
Zaini
Aulia
(2015)
Pengaruh
karakteristik
perusahaan,
kinerja
lingkungan, dan
liputan media
terhadap
environmental
disclosure
Ukuran
perusahaan,
profitabilitas,
leverage,
Kinerja
lingkungan,
dan liputan
media
Ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap environmental
disclosure
Profitablitas berpengaruh
terhadap environmental
disclosure
leverage tidak berpengaruh
terhadap environmental
disclosure kinerja lingkungan
berpengaruh terhadap
environmnetal disclosure liputan
media berpengaruh terhadap
environmental disclosure
Sumber :Data Sekunder yang Diolah, 2017
2.4 Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritishubungan
antar variabel yang akan diteliti. Jadi, secara teoritis perlu dijelaskan hubungan
antar variabel. Kerangka berpikir dalam suatu penelitian tersebut berkenaan dua
variabel atau lebih (Sugiyono, 2013). Penelitian ini menggunakan Growth
Opportunity, Economic Performance, Environmental Performance, dan
Environmental Disclosure.
34
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
2.4.1. Pengaruh Growth Opportunity terhadap Economic Performance
Growth Opportunity merupakan peluang pertumbuhan pada suatu
perusahaan di masa depan yang berkesinambungan terhadap pengaruh majunya
suatu perusahaan tersebut. Perusahaan yang memiliki taraf kesempatan bertumbuh
yang tinggi justru, ingin terus meningkatkan kemampuan berinvestasinya. Dengan
sulitnya keputusan investor untuk berinvestasi pada perusahaan yang memiliki
kesempatan bertumbuh yang tinggipun, akhirnya akan berdampak pada tidak
meningkatnya kinerja ekonomi perusahaan, sehingga dikatakan bahwa
kesempatan bertumbuh tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja ekonomi.
Penelitian Almilia dan Wijayanto (2007), dihasilkan bahwa dalam hubungan
antara kesempatan bertumbuh dengan kinerja ekonomi diperoleh hasil bahwa
35
variabel kesempatan bertumbuh tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
kinerja ekonomi pada perusahaan industri pertambangan umum dan pemegang
HPH/HPHTI. Perilaku variabel kesempatan bertumbuh, ternyata bukanlah salah
satu faktor yang menentukan fluktuasi harga saham dan besarnya dividen yang
dibagikan pada suatu periode.Dalam kaitan kesempatan bertumbuh dan harga
saham, perusahaan dengan kesempatan tumbuh yang tinggi biasanya mempunyai
harga saham yang tinggi pula, dan hal ini menunjukkan bahwa pasar
mengharapkan pertumbuhan laba di masa mendatang.Sebaliknya perusahaan
dengan tingkat pertumbuhan yang rendah cenderung mempunyai harga saham
yang rendah dalam suatu perusahaan yang ada.
Perusahaan yang memiliki kesempatan bertumbuh diharapkan memberikan
profitabilitas yang tinggi dimasa datang, dan diharapkan laba lebih persisten.
Penilaian pasar terhadap kemungkinan bertumbuh suatu perusahaan terlihat dari
harga saham yang terbentuk sebagai suatu nilai ekspektasi terhadap manfaat masa
depan yang akan diperolehnya. Pemegang saham akan memberikan respon yang
lebih besar kepada perusahaan yang mempunyai kesempatan bertumbuh yang
tinggi. Hal ini terjadi karena perusahaan yang mempunyai kemungkinan
bertumbuh yang tinggi akan memberikan manfaat tinggi dimasa depan bagi
investor (Scott, 2009). Salah satu alasan mendasar atas pola ini adalah biaya
mengambang pada emisi saham biasa yang lebih tinggi dibanding pada surat
berharga obligasi. Dengan demikian, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan
tinggi cenderung lebih banyak menggunakan hutang dibanding dengan
perusahaan dengan pertumbuhan lebih lambat.
36
2.4.2. Pengaruh Economic Performance terhadap Environmental
Performance
Environmental performance merupakan suatu upaya perusahaan untuk
menarik bagi calon investor. Adanya environmental performance diharapkan
perusahaan akan mempunyai nilai tambah dalam pengambilan keputusan investasi
para calon investor. Perusahaan yang memiliki environmental performance yang
baik merupakan good news bagi investor dan calon investor sehingga akan
direspon secara positif melalui flkutuasi harga saham perusahaan. Sedangkan
pengakuan dan penilaian yang baik dari masyarakat akan membawa dampak
positif berupa jaminan keberlangsungan usaha (going concern) (Rohmah, 2015).
Secara teori, adanya hubungan antara environmental performance dengan
economic performance adalah suatu awal bagi kinerja perusahaan. Dimana kinerja
ekonomi perusahaan akan baik pula apabila mempunyai kinerja lingkungan yang
baik pula. Dalam biaya operasionalnya dapat digunakan sebaik mungkin sesuai
kegiatan yang ada didalam perusahaan dan tidak untuk disalahgunakan. Lalu,
apabila kinerja ekonomi tersebut sudah tercipta maka kepedulian kinerja
lingkungan harus diperhatikan pula agar tidak merusak nama baik perusahaan
yang sudah ada.
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh menemukan adanya
hubungan yang positif signifikan antara environmental performance dengan
economic performance yang dihitung dengan ROE yaitu NIAT (net income after
tax) dibagi dengan total equity perusahaan bisa digunakan sebagai ukuran dalam
economic performance. Al-Tuwaijri (2004) dan Suratno, dkk. (2006) menemukan
37
adanya hubungan positif signifikan antara economic performance dengan
environmental performance. Akan tetapi, hasil tersebut berbeda dengan temuan
Lindrianasari (2007), Sarumpaet (2005), Wibisono (2011), Almilia (2007) dan
Nuraini (2010) yang tidak menemukan adanya hubungan ataupun pengaruh antara
environmental performance terhadap economic performance.
2.4.3. Pengaruh Growth Opportunity terhadap Environmental Performance
Growth opportunity adalah peluang pertumbuhan suatu perusahaan di
masa depan (Mai, 2006). Perusahaan-perusahaan yang mempunyai prediksi akan
mengalami pertumbuhan tinggi di masa mendatang akan lebih memilih
menggunakan saham untuk mendanai operasional perusahaan. Dengan demikian
perusahaan yang memiliki peluang pertumbuhan yang rendah akan lebih banyak
menggunakan utang jangka panjang. Growth opportunity bagi setiap perusahaan
berbeda-beda, hal ini menyebabkan perbedaan keputusan pembelanjaan yang
diambil oleh manajer keuangan (Chen, 2004).
Penelitian Almilia L. S (2007) dihasilkan bahwa dalam hubungan antara
kesempatan bertumbuh dengan kinerja ekonomi diperoleh hasil bahwa variabel
kesempatan bertumbuh tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja
ekonomi pada perusahaan industri pertambangan umum dan pemegang
HPH/HPHTI. Perilaku variabel kesempatan bertumbuh, ternyata bukanlah salah
satu faktor yang menentukan fluktuasi harga saham dan besarnya dividen yang
dibagikan pada suatu periode. Dalam kaitan kesempatan bertumbuh dan harga
saham, perusahaan dengan kesempatan tumbuh yang tinggi biasanya mempunyai
38
harga saham yang tinggi pula, dan hal ini menunjukkan bahwa pasar
mengharapkan pertumbuhan laba di masa mendatang. Sebaliknya perusahaan
dengan tingkat pertumbuhan yang rendah cenderung mempunyai harga saham
yang rendah pula dalam suatu perusahaan.
2.4.4. Pengaruh Environmental Performance terhadap Environmental
Disclosure
Kinerja lingkungan dilakukan untuk mendapatkan image yang baik dan
nilai tambah bagi perusahaan. kinerja lingkungan juga merupakan suatu ukuran
sejauh mana kepedulian perusahaan terhadap lingkungan. Pada kenyataannya,
perusahaan cenderung mengungkapkan hal-hal yang baik saja dan menahan
informasi lingkungan yang berpengaruh buruk terhadap reputasi perusahaan
karena dianggap bahwa bad news dapat menurunkan kepercayaan investor
terhadap perusahaan dan dapat menurunkan kinerja ekonomi perusahaan.
Pengungkapan akan banyak dilakukan oleh perusahaan yang memang
memiliki kinerja yang baik. Perusahaan melakukan pengungkapan informasi
sosial dengan tujuan untuk membangun image perusahaan dan mendapatkan
perhatian dari masyarakat agar tetap menerima keberadaan perusahaan di
lingkungan mereka. Selain untuk membangun image yang baik pada perusahaan,
pengungkapan juga dilakukan karena adanya peraturan mengenai tanggung jawab
sosial dan lingkungan, yaitu Undang-Undang Nomor 40 Pasal 74 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas. Variabel ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
pengungkapan laporan tahunan pada perusahaan property dan real estate.
39
Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap pengungkapan laporan tahunan. Hal ini berarti bahwa semakin besar
total aktiva dalam suatu perusahaan, maka pengungkapan laporan tahunannya
juga akan semakin meningkat. Semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin
banyak pula informasi yang dapat digali. Pihak manajemen harus mengolah
informasi tersebut secara menyeluruh untuk dilaporkan pada pihak yang
berkepentingan (Agustina, 2012). Hasil tersebut didukung oleh Al Tuwaijri, et.
al. (2003) dan Suratno, dkk. (2006) yang juga menemukan adanya pengaruh
signifikan environmental performance terhadap environmental disclosure.
2.5 Pengembangan Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
rumusan masalah penelitian yang ingin dipecahkan (Sugiyono, 2013).
Berdasarkan pada rumusan masalah, landasan teori, dan kerangka pemikiraan
teoritis diatas, hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H1 : Growth Opportunity bepengaruh positif terhadap Economic Performance
H2 : Economic Performance berpengaruh positif terhadap Environmental
Performance
H3: Growth Opportunity berpengaruh negatif terhadap Environmental
Performance
H4: Environmental Performance berpengaruh positif terhadap Environmental
Disclosure
80
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
1. Analisis deskriptif menyatakan bahwa growth opportunity, environmental
performance, dan environmental disclosure dalam kategori cukup serta
economic performance dalam kategori tinggi.
2. Uji normalitas menunjukkan nilai sebesar 0.596 yang berarti bahwa koefisien
normal karena itu, penelitian ini melakukan bootsrap menggunakan teknik
Bollen-Stine yang disarankan dengan melakukan boostrap 2.000 Bollen-Stine.
3. Adanya pengaruh signifikan positif antara growth opportunity terhadap
economic performance, pengaruh signifikan positif antara economic
performance terhadap environmental performance, pengaruh signifikan
positif antara environmental performance terhadap environmental disclosure,
dan tidak ada pengaruh signifikan positif antara growth opportunity terhadap
environmental performance.
5.2 Keterbatasan
1. Banyak yang sudah menggunakan variabel di atas untuk digunakan penelitian
sehingga hanya menambahkan atau menghilangkan beberapa variabel yang
ada di dalam penelitian tersebut.
81
2. Kurangnya penelitian sebelumnya yang mendukung dalam penelitian ini
karena belum pernah ada penelitian yang menggunakan hipotesis penelitian di
atas.
3. Jumlah sampel yang sangat terbatas dari tahun 2012-2014 saja karena harus
menyinkronisasikan antara laporan tahunan yang dipublikasikan di BEI
dengan variabel yang digunakan dalam penelitian ini dan hanya disektor
perusahaan manufaktur dan pertambangan.
5.3 Saran
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan variabel
independen yang ada di dalam penelitian ini, sehingga didapatkan secara lebih
luas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi environmental disclosure. Selain
itu, peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan menggunakan
variabel growth opportunity dan economic performance sebagai variabel
intervening antar variabel yang ada di dalam penelitian ini.
82
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Linda. 2012. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap
Pengungkapan Laporan Tahunan. Jurnal Dinamika Akuntansi. Vol. 4, No. 1,
pp. 55-63. ISSN 2085-4277 http://journal.unnes.ac.id/index.php/jda
Ahmad, N. N., dan Sulaiman, M. 2004. “Environmental Disclosure Malaysian
Annual Report : Legitimacy Theory Persepective”. International Journal of
Commerce and Management.
Al-Tuwaijri, Sulaiman A. 2003. “The relations among environmental disclosure,
Environmental Performance, and Economic Performance : a simultaneous
equations approach”. Accounting, Organizations and Society.447-471.
Almilia, Luciana Spica dan Dwi Wijayanto. 2007. Pengaruh Environmental
Performance dan Environmental Disclosure terhadap Economic
Performance. The 1st Accounting Conference, STIE Perbanas Surabaya.
Depok.
Almilia, S. Luciana, dan Kristijadi. 2003. Analisis Rasio Keuangan untuk
Memprediksi Kondisi Financial Distress Perusahaan Manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta. JAAI vol. 7 No.2. ISSN : 1410-2420.
Anggraini, R.R. Fr. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan
Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-perusahaan yang terdaftar Bursa
Efek Jakarta).Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang.23-26 Agustus.
Aulia Z, Febri. 2015. Pengaruh Karakteristik Perusahaan, Kinerja Lingkungan,
dan Liputan Media terhadap Environmental Disclosure. Vol.4 No.3.ISSN :
2252-6765.
Ashford, B. E. a. B. W. G. 1990.“The Double-Edge of Organizational
Legitimation”.Organization Science. Vol.1 No.2 pp. 177-194.
Bethelot, S., Cornier, D., Magnan, M. (2003).Environmental Disclosure
Research: Review and Synthesis:.Journal of Accounting Literature.
Chariri, G. I. A. 2007. Teori Akuntansi. Semarang : Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Chen, C.K. 2004.“Research on impacts of team leadership on team effectiveness,
The Journal of American Academy of Business”.Hal.266-278.
Chrismawati, Dian Tanila. 2007. Pengaruh Karakteristik Keuangan dan Non
Keuangan Perusahaan terhadap Praktik Environmental Disclosure di
83
Indonesia. Skripsi. Perpustakaan Ekonomi Referensi. Universitas
Diponegoro. Semarang.
Cornier. Denis, Ledoux J. Marie, Magnan Michel. 2011. “The informational
contribution of social and environmental disclosures for investors”.Vol. 49.
No. 8 pp. 1276-1304. http://dx.doi.org/10.1108/00251741111163124.
Daniri, M. A. 2014. Lead by GCG.Jakarta : Gagas Media.
Deegan.C, M. Rankin and J. Tobin. 2002. “A Examination of the Corporate
Social and Environmental Disclosures of BHP from 1983-1997 : A Test of
Legitimacy Theory:. Accounting, Auditing, Accountability Journal.Vol. 15
No.3.Hal.312-343.
Dian Ratna W, Hidayah Erna. 2013. Pengaruh Environmental Performance dan
Environmental Disclosure terhadap Economic Performance (Studi pada
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2009-2011). Vol. VI, No.2, hal 233-244.ISSN : 1907-9109.
Dowling, J. a. P. 1975. Organizational Legitimacy : Social Values and
Organizational Behaviour. The Pasific Sociological Review.Vol. 18 No.2
pp. 122-136.
Ghozali, Imam. 2011. Teori Akuntansi. Semarang : Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
21. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gray, R., Bebbington, J., and Walters, D. 1993.Accounting for the
Environment.Hongkong : ACCA.
Guthrie, J. d. P. L. D. 1989. “CSR : A Rebuttal of Legitimacy Theory”. Accounting
and Business Research.Hal.343-352.
Handayani, A.R. 2010. Pengaruh Environmental Performance terhadap
Environmental Dislcosure dan Economic Performance serta Environmental
Disclosure terhadap Economic Performance.Skripsi. Universitas
Diponegoro.
Hearit, K. M. 1995. “Mistakes Were Made : Organizations, Apologia, and Crises
of Social Legitimacy”. Communication Studies.
Hermuningsih, Sri. 2013. Pengaruh Profitabilitas, Growth Opportunity, Struktur
Modal terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Publik di
Indonesia.Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan.
http://PROPER.MENLH.go.id
84
Jensen, M. C. W. H. M. 1976. “Theory of the Firm Managerial Behaviour,
Agency Cost and Ownership Structure”.
Lindrianasari.2007. Hubungan Antara Kinerja Lingkungan dan Kualitas
Pengungkapan Lingkungan dengan Kinerja Ekonomi Perusahaan di
Indonesia. Akuntansi 11 No.2, 159-172.
Mai, Muhammad Umar., 2006. Analisis Variabel-Variabel yang Mempengaruhi
Struktur Modal pada Perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Jakarta, Ekonomika,
Hal. 228-245. Politeknik Negeri, Bandung.
Mastrandonas, A., and P. T. Strife. (1992). “Corporate Environmental
Communications : Lessons from Investors”. Columbia Journal of World
Business.
Melian S, Bulchand J. Gonzalez, Lopez G. B. Gidumal, Valcarcel. 2015. “New
evidence of the relationship between employee satisfaction and firm
Economic Performance”. Personal Review. Vol. 44 Iss 6 pp 906-929.
http://idx.doiorg/10.1108/PR-01-2014-0023.
Mowen, Hansen. dkk. 2005. Management Accounting. Jakarta : Salemba Empat.
Muslichah, dan Ancari N. Budhi.2013. Pengaruh Kinerja Lingkungan dan
Kesempatan Bertumbuh terhadap Kinerja Ekonomi dengan Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan sebagai Variabel Antara (Studi pada
Perusahaan dengan Peringkat PROPER pada tahun 2011-2013).
Naratama, P. Reza. 2012. Pengaruh Environmental Performance dan
Environmental Disclosure terhadap Return Saham (Studi pada Perusahaan
Non Keuangan yang Mengikuti PROPER dan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia 2010-2011).
Nuraini, F. Eiffeliena. 2010. Pengaruh Environmental Performance dan
Environmental Disclosure terhadap Economic Performance (Studi pada
Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia).
Purwanto, A. T. (2000). Pengukuran Kinerja Lingkungan Retrieved 2 Des 2016,
from http://andietri.tripod.com/index/htm.
Rakhiemah, Aldilla Noor dan Dian Agustia. (2009). Pengaruh Kinerja
Lingkungan terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure dan
Kinerja Finansial Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek.
Jurnal Akuntansi. Diakses 9 Oktober 2014, dari
http://blog.umy.ac.id/ervin/files/2012/06/akmk29.pdf
Rodrigue, Michelle. 2014. “Contrasting realities: corporate Environmental
Disclosure and stakeholder-release information”. Accounting, Auditing &
Accountability Journal.Vol. 27 Iss 1 oo.119-149.
85
Rohmah L Ibrotul. 2015. Pengaruh Environmental Performance terhadap
Economic Performance dengan Environmental Disclosure sebagai Variabel
Intervening (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek pada Tahun 2010-2012). Vol. 4 No.1.ISSN : 2252-6765.
Sarumpaet, S. 2005. “The Relationship Between Environmental Performance and
Financial Performance of Indonesian Companies”. Jurnal Akuntansi &
Keuangan.Vol. 7, No.2. hal 89-98.
Scott, W. R. (2009). Financial Accounting Theory. 5th
Ed. Canada : Prentice-Hall.
Sembiring, R Eddy. 2005. Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung
Jawab Sosial : Studi Empirs pada Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek
Jakarta. SNA VIII Solo, 15-16 September.
Sen. Mitali, M. kuhali, Pattanayak. J.K. 2011.“Corporate Environmental
Disclosure Practices in India”. Journal of Applied Accounting
Research.Vol. 12.Iss 2 pp. 139-156.
http://dx.doi.org?10.1108/09675421111160709.
Setyowati, A. P. 2009. Analisis Hubungan Antara Kinerja Lingkungan dan
Kinerja Keuangan Perusahaan Pertambangan Peserta PROPER yang
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia Periode 2003-2007.Skripsi.Universitas
Indonesia. Jakarta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Bandung : Alfabeta.
Suratno. B. Ignatius, Darsono, dan Mutmainah. Siti. 2006. Pengaruh
Environmental Performance terhadap Environmental Disclosure dan
Economic Performance (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 2001-2004). Simposium Nasional
Akuntansi 9 Padang.23-26 Agustus.
Syafi’i, I. (2011). Managerial Ownership, Free Cash Flow Dan Growth
Opportunity Terhadap Kebijakan Utang. Jurnal Akuntasi. Diakses 10
Oktober 2014, dari http://www.stiemahardhika.ac.id/wp-
content/uploads/2012/09/imam-1-21.pdf.
Tilling, M.V.2004. “Refinements to Legitimacy Theory in Social and
Environmental Accounting”. Commerce Research Paper Series no. 04-6.
ISSN : 1441-3906.
Titisari Hendra K, Alviana Khara. 2012. Pengaruh Environmental Performance
terhadap Economic Performance. Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Indonesia.Volume 9 No.1, hal 56-67.
Ulya, A. Maulida. 2014. Pengaruh Corporate Governance terhadap Kinerja
Ekonomi Perusahaan dengan Kinerja Lingkungan sebagai Variabel
86
Intervening(Studi Empiris pada Perusahaan yang Memperoleh Penilaian
PROPER). Universitas Diponegoro.
Wibisono, A. G. 2011. Pengaruh Environmental Performance dan Environmental
Disclosure terhadap Economic Performance pada Perusahaan Pertambangan
dan Pemegang HPH/HPHTI yang terdaftar di BEI.Universitas Negeri
Yogyakarta.Yogyakarta.
www.idx.co.id. Diakses tanggal 23 Agustus 2016 Pukul 20.21 WIB.