7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
1/60
KEJANG DISERTAI DEMAM
BLOK SARAF DAN PERILAKU
B - 1
Ketua : Prissilma Tania Jonardi 1102010221
Sekretaris : Novi Septiani 1102010210
Anggota : M. Haris Maulana 1102010173
Muthia Fadhilah 1102010191
Novi Alvirahmi 1102010209
Novia Riski Azzianti 1102010211
Pratama Aditya biantoro 1102010217
Rizki Dinar E 1102010252Tri Rizky Nugraha 1102010280
Sofia Putri Nirmala 1102009271
FAKULTAS KEDOKTERAN YARSI
JAKARTA,2012/2013
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
2/60
KEJANG DISERTAI DEMAM
Wanita berusia 60 tahun, saat sedang melaksanakan wukufdi Arafah tiba tiba mengalami kejang selama 5 menitkemudian tidak sadarkan diri. Dari alloanamnesis dengananggota jamaah lainya didapatkan informasi bahwa pasientelah mengalami demam disertai nyeri kepala sejak 3 hari
yang lalu. Pada riwayat penyakit dahulu didapatkan keluhankejang demam saat usia 3 tahun. Pada pemeriksaan fisikdidapatkan GCS ( Glasgow Coma Scale ) E3M5V2 dan tanda tanda meningeal kaku kuduk ( + ). Dokter sempatmendiagnosa pasien dengan meningoensefalitis suspek
bakterial. Untuk membantu menegakan diagnosis, dokter
melakukan lumbal pungsi setelah sebelumnya memastikantidak ada peningkatan tekanan intrakranial melaluifunduskopi. Jamaah lain mempertannyakan bagaimanakeabsahan ibadah haji pasien tersebut.
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
3/60
Sasaran Belajar
LO 1. Memahami dan Menjelaskan AnatomiMeningeal, Ventrikulus dan LCS
Makroskopis
Mikroskopis
LO 2. Memahami dan Menjelaskan FisiologiLCS Fungsi
Sifat
Absorbsi
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
4/60
LO 3. Memahami dan Menjelaskan Kejang Demam3.1 Definisi
3.2 Etiologi3.3 Faktor Resiko
3.4 Klasifikasi
3.5 Patofisiologi
3.6 Patogenesis3.7 Manifestasi Klinis
3.8 Diagnosis
3.9 Diagnosis Banding
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
5/60
3.10 Tatalaksana
3.11 Komplikasi
3.12 Prognosis
LO 4. Memahami dan Menjelaskan Meningoensefalitis suspek bakterial
4.1 Definisi
4.2 Etiologi
4.3 Faktor Resiko
4.4 Klasifikasi4.5 Patofisiologi
4.6 Patogenesis
4.7 Manifestasi Klinis
4.8 Diagnosis
4.9 Diagnosis Banding4.10 Tatalaksana
4.11 Komplikasi
4.12 Prognosis
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
6/60
LO 5. Memahami dan Menjelaskan Lumbal Fungsi Definisi
Fungsi
Indikasi dan Kontra Indikasi
Tatalaksana
Efek Samping
Interprestasi
LO 6. Memahami dan Menjelaskan Syarat rukun
Ibadah haji
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
7/60
1. ema am en e as an natom en ngens,Ventrikulus dan LCS
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
8/60
1.1 Makroskopis
MeningesMemiliki fungsi untuk melindungi otak / medulaspinalis dari benturan atau pengaruh gravitasi.Dan terdiri dari 3 lapisan:
a. Duramater s pachymeninx
b. Piamater
c. Arachnoidea
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
9/60
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
10/60
A. Durameter
Merupakan pembungkus susunan saraf pusat (otakdan medulla spinalis) paling luar yang terdiri darijaringan ikat padat
1. Durameter Encephali (membungkus Otak)- Lapis Luar (lapis endosteal/lapis periosteal)
- Lapis Dalam (lapis meningeal)
2. Durameter Spinalis
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
11/60
B. Arachnoidea
Lapisan ini merupakan suatu membrane yang
impermeable halus, yang menutupi otak danterletak pada daerah tertentu arachnoid menonjolkedalam sinus venosus membentuk villiarachnoidales.Villi arachnoidales ini berfungsi
sebagai tempat perembesan cerebrospinal fluidkedalam aliran darahiantara piamater danduramater.
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
12/60
C. Piameter
Pada pemisahan dua lapisan duramater ini ,
diantaranya terdapat sinus duramatris yang berisidarah vena. Sinus venosus/duramatris inimenerima darah dari drainase vena pada otak danmengalir menuju vena jugularis interna. Piamater
membentuk tela choroidea, atap ventriculus tertiusdan quartus, dan menyatu dengan ependymamembentuk plexus choroideus dalam ventriculuslateralis, tertius dan quartus
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
13/60
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
14/60
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
15/60
A. Dura mater
Dura mater adalah meninges luar, terdiri atasjaringan ikat padat yang berhubungan langsungdengan periosteum tengkorak. Dura mater yangmembungkus medulla spinalis yang mengandung
vena berdinding tipis,jaringan sedikit longgar, danjaringan lemak.
Permukaan dalam dura mater, juga permukaanluarnya pada medulla spinalis, dilapisi epitel
selapis gepeng yang asalnya dari mesenkim.
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
16/60
B.Arakhnoid
Araknoid terdiri atas jaringan ikat tanpapembuluh darah. Permukaannya dilapisi olehepitel selapis gepeng seperti yang melapisi duramater
C. PiameterPia mater terdiri atas jaringan ikat longgar yangmengandung banyak pembuluh darah.
D. Ventrikel otak (Sel ependymal)
Ventrikel dibatasi oleh satu lapisan skuamosaatau sel ependymal tersusun kolumnar bersilia.
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
17/60
2. Memahami dan Menjelaskan Fisiologi
Cairan Serebrospinal
Fungsi Cairan Cerebrospinal CSS memberi keseimbangan dalam sistem saraf.
CSS mengurangi berat otak
Menyediakan bantalan mekanik, melindungi otakdari keadaan/trauma yang mengenai tulang
tengkorak.
CSS mengalirkan bahan-bahan yang tidak
diperlukan dari otak,. Bertindak sebagai saluran untuk transport
intraserebral.
Mempertahankan tekanan intrakranial.
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
18/60
Sifat Cairan Cerebrospinal terdiri atas
Warna : Jernih,tidak berwarna
Jumlah leukosit : tertinggi 4-5 sel/mm3
Protein :
Ventrikel 5-15 mg%,sisterna 10-25 mg% , lumbal
adalah 15-45 ,g% pH :
PH cairan serebrospinal < PH darah, PCO2 >
Glukosa : Normal kadar glukosa berkisar 45-80
mg% Osmolaritas :
Elektrolit : lebih banyak kadar Mg Dan Cl
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
19/60
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
20/60
Aliran CSF
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
21/60
3.Memahami &Menjelaskan Kejang Demam
3.1 Definisi
Kejang demam : bangkitan kejang terjadi padakenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38C) yang
disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
22/60
3.2 Etiologi
Idiopatik
Kejang tidak selalu timbul pada suhu yang tinggi.Bisa juga disebabkan oleh:
- Efek produk toksik daripada mikroorganisme- Respon alergik atau keadaan umum yangabnormal oleh infeksi.
- Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit.
- Ensefalitis viral (radang otak akibat virus) yangringan, yang tidak diketahui atau enselofati toksiksepintas
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
23/60
3.3 Epidemiologi
Faktor resiko kejang demam
- Demam.
- Faktor riwayat kejang demam pada orang tua
atau saudara kandung
- Perkembangan terlambat- Problem pada masa neonatus
- Anak dalam perawatan khusus
- kadar natrium rendahKejang demam terjadi pada 2-4% populasi anak
berumur 6 bulan 5 tahun. Paling sering pada usia17-23 bulan
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
24/60
Ada 2 bentuk kejang demam (menurut Livingstone), yaitu:
1. Kejang demam sederhana (Simple Febrile Seizure) :
umur anak ketika kejang antara 6 bulan sampai 4 tahun
kejang berlangsung hanya sebentar, tidak lebih dari 15menit.
kejang bersifat umum kejang timbul dalam 16 jam pertama setelah timbul demam.
pemeriksaan saraf sebelum dan sesudah kejang normal
pemeriksaan EEG yang dibuat sedikitnya 1 minggu sesudah
suhu normal tidak menunjukan kelainan. frekuensi kejang bangkitan dalam 1 tahun tidak melebihi 4
kali
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
25/60
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
26/60
2. Kejang demam kompleks :
- Umur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun
- Kejang berlangsung lebih dari 15 menit
- Kejang bersifat fokal/multipel
- Didapatkan kelainan neurologis
- EEG abnormal
- Frekuensi kejang lebih dari 3 kali / tahun
- Temperatur kurang dari 39 derajat celcius
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
27/60
6 M if t i Kli i
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
28/60
3.6 Manifestasi Klinis
Kebanyakan kejang demam berlangsung singkat,bilateral, serangan berupa klonik atau tonik-klonik. Umumnya kejang berhenti sendiri.
berlangsung beberapa menit sampai lebih dari 30
menit, tergantung pada jenis kejang demamtersebut
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
29/60
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
30/60
3.7 Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang : bila ditemukan
karakteristik tertentu pada anak
- Lumbal Punksi
- EEG
- Pencitraan : X-ray,MRI,CT-Scan
http://1.bp.blogspot.com/-2Ce_mGACvWg/TasXsm68b9I/AAAAAAAAAVA/MezunFfwbTE/s1600/tatalaksana-kejang-demam.jpg7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
31/60
http://1.bp.blogspot.com/-2Ce_mGACvWg/TasXsm68b9I/AAAAAAAAAVA/MezunFfwbTE/s1600/tatalaksana-kejang-demam.jpg7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
32/60
3.9 Pencegahan
1. Pencegahan berulang
Mengobati infeksi yang mendasari kejang Penkes tentang
Tersedianya obat penurun panas yang didapat atasresep dokter
Tersedianya obat pengukur suhu dan catatanpenggunaan termometer, cara pengukuran suhu tubuhanak, serta keterangan batas-batas suhu normal padaanak ( 36-37C)
Anak diberi obat anti piretik pada saat mulai demam
Memberitahukan pada petugas imunisasi bahwaanaknya pernah mengalami kejang demam bila anakakan diimunisasi.
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
33/60
2. Mencegah cedera saat kejang berlangsungkegiatan ini meliputi :
Baringkan pasien pada tempat yang rata
Kepala dimiringkan unutk menghindari aspirasicairan tubuh
Pertahankan lidah untuk tidak menutupi jalannapas
Lepaskan pakaian yang ketat
Jangan melawan gerakan pasien gunamenghindari cedera
3 10 Prognosis
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
34/60
3.10 Prognosis
Resiko yang mungkin terjadi pada anak kejang
demam: 30-40% berulang kejang demam
Sebagian kecil menjadi epilepsi
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
35/60
4.Memahami dan Menjelaskan Meningoensefalitis Suspek Bakterial
Definisi
Infeksi meninges, membran yang mengelilingi otakdan sumsum tulang belakang, disebutmeningitis dan radang otakensefalitissendiridisebut . Jika infeksi terjadi pada meninges dan otaksekaligus disebut meningoensefalitis.
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
36/60
Etiologi
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
37/60
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
38/60
Epidemiologi Angka kejadian tertinggi terjadi pada umur antara
2 bulan - 2 tahun Lebih sering terjadi pada laki- laki dibandingkan
pada perempuan
Sekitar 80 % dari seluruh kasus meningitisbakterial terjadi pada anak
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
39/60
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
40/60
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
41/60
Diagnosis Banding
Meningitis
Behcet's syndrome Systemic lupus erythematosus
Post-vaccine encephalomyelitis
Stroke
Multiple sclerosis
Syphilis
Intracerebral tumour
Leukaemia
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
42/60
4.8 Tata laksana
Meningitis bakterial, umur
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
43/60
Meningitis bakterial, umur >2 bulan:
-Kombinasi Ampicilin 150-200 mg (400
mg)/KgBB/hari IV dibagi dalam 4-6 kali dosissehari dan Chloramphenicol 50 mg/KgBB/hari IVdibagi dalam 4 dosis.
-Sefalosporin Generasi ke 3.
-Dexamethasone dosis awal 0,5 mg/KgBB IVdilanjutkan dengan dosis rumatan 0,5 mg/KgBBIV dibagi dalam 3 dosis, selama 3 hari. Diberikan
30 menit sebelum pemberian antibiotika.
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
44/60
Meningitis bakterial, umur >2 bulan:
Kombinasi Ampicilin 150-200 mg (400
mg)/KgBB/hari IV dibagi dalam 4-6 kali dosissehari dan Chloramphenicol 50 mg/KgBB/hari IVdibagi dalam 4 dosis.
Sefalosporin Generasi ke 3.
Dexamethasone dosis awal 0,5 mg/KgBB IVdilanjutkan dengan dosis rumatan 0,5 mg/KgBBIV dibagi dalam 3 dosis, selama 3 hari. Diberikan30 menit sebelum pemberian antibiotika.
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
45/60
Ensefalitis
Ampisillin 4 x 3-4 g per oral selama 10 hari.
Cloramphenicol 4 x 1g/24 jam intra vena selama 10hari
P b i i
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
46/60
Pengobatan simptomatis:
Menghentikan kejang
Diazepam 0,2-0,5 mg/KgBB/dosis IV atau 0,4-0,6mg/KgBB/dosis REKTAL SUPPOSITORIA, kemudiandilanjutkan dengan,
Phenytoin 5 mg/KgBB/hari IV/PO dibagi dalam 3dosis atau,
Phenobarbital 5-7 mg/Kg/hari IM/PO dibagi dalam 3dosis.Menurunkan panas :
Antipiretika: Paracetamol 10 mg/KgBB/dosis PO atauIbuprofen 5-10 mg/KgBB/dosis PO diberikan 3-4 kalisehari.
Kompres air hangat/biasa.
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
47/60
Pengobatan suportif
Cairan intravena
Oksigen. Usahakan agar konsentrasi O2 berkisarantara 30-50%.
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
48/60
4.9 Komplikasi meningitis
cairan subdural.
Hidrosefalus. Sembab otak
Abses otak
Renjatan septic.
Pneumonia (karena aspirasi)
Koagulasi intravaskuler menyeluruh
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
49/60
Indikasi Lumbal Punksi
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
50/60
Indikasi Lumbal Punksi:
1. Untuk mengetahui tekanan dan mengambil
sampel untuk pemeriksan sel, kimia danbakteriologi
2. Untukmembantu pengobatan melalui spinal,
pemberian antibiotika, anti tumor dan spinalanastesi
3. Untuk membantu diagnosa dengan penyuntikanudara pada pneumoencephalografi, dan zat
kontras pada myelografi
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
51/60
Kontra Indikasi Lumbal Punski:
1. Adanya peninggian tekanan intra kranial dengantanda-tanda nyeri kepala, muntah dan papil edema
2. Penyakit kardiopulmonal yang berat
3. Ada infeksi lokal pada tempat Lumbal Punksi
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
52/60
Persiapan Lumbal Punksi:
1. Periksa gula darah 15-30 menit sebelum dilakukanLP
2. Jelaskan prosedur pemeriksaan, bila perlu
diminta persetujuan pasien/keluarga terutamapada LP dengan resiko tinggi
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
53/60
Komplikasi Lumbal Punksi
1.Sakit kepala
2. Backache3. Infeksi
4. Herniasi
5. Untrakranial subdural hematom6. Hematom dengan penekanan pada radiks
7. Tumor epidermoid intraspinal
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
54/60
WAJIBNYA HAJI
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
55/60
WAJIBNYA HAJI
1. Niat Ihram, untuk haji atau umrah dari MiqatMakani, dilakukan setelah berpakaian ihram.
2. Mabit (bermalam) di Muzdalifah, pada tanggal 9Zulhijah (dalam perjalanan dari Arafah ke Mina).
3. Melontar Jumrah Aqabah, pada tanggal 10
Zulhijah yaitu dengan cara melontarkan tujuhbutir kerikil berturut-turut.
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
56/60
4. Mabit di Mina, pada hari Tasyrik (tanggal 11, 12dan 13 Zulhijah).
5.Melontar Jumrah Ula, Wustha dan Aqabah, padahari Tasyrik (tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijah)
6. Tawaf Wada', yaitu melakukan tawaf perpisahansebelum meninggalkan kota Mekah.
7. Meninggalkan perbuatan yang dilarang saat ihram
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
57/60
RUKUN HAJI
Ihram
Thowaf ifadhoh
Sai
Wukuf di Arafah
Jika salah satu dari rukun ini tidak ada, maka hajiyang dilakukan tidak sah.
Daftar pustaka
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
58/60
Daftar pustaka
Adams RD. Disturbances of cerebrospinal fluid circulation, includinghydrocephalus
and meningeal reaction, infection of the nervous system, in principalof neurology. 6th ed. New York:McGraw Hill, 1997:623-642, 717-721
Arnold and Matthews. Lumbar puncsture and examination of cerebro spinalisfluidin diagnosti test in neurology.1st ed. USA, 1991:3-37
Chusid JG. Corelatif neuroanatomy and functional neurology. 2nd ed. NewYork:
Lange Medical Publication, 1990: 391-397
Duus P. Meninges,Ventriceles and cerebro spinal fluid in topical diagnosis inneurology.3rd ed. New York : Theime Verlay, 1983:334-347
Gilroy J. Infectious disease in basic neurology. 2nd ed. New York: McGraw Hill,1991: 251-273
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
59/60
Guyton and Hall, 1997,Fisiologi Kedokteran, Edisi 9, EGC:Jakarta. Hassan R, Dr, dkk, Buku Kuliah 1 Ilmu Kesehatan Anak, Cetakan ke 8, Bagian
IlmuKesehatan Anak FK-UI, Jakarta, 1998. Mardjono,Mahar,Neurologi Klinik Dasar, Edisi V, Penerbit Dian
Rakyat,Jakarta,1998. Olson WH. Neurodiagnostic procedures in handbook of symptom-oriented
neurology. 2nd ed. USA : Mosby, 1989: 15-28
Ravel R. Clinical laboratory medicine. 4th ed. Chicago: Year Book Medical,1984:203-210
Scheld MW. Infection of the central nervous system. New York : Raven Press,1991:861-881
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Buku Kuliah Ilmu KesehatanAnak,Jilid 2 Infomedika,2002.
Uddin, Jurnalis. 2007. Anatomi Sistem Saraf Manusia. Jakarta : LanggengSejati Offset
www. doctorology.net, di unduh tanggal 8 desember 2012
7/30/2019 Skenario 1 Kejang Demam B 1
60/60
TERIMA KASIH
Recommended