Transcript
Page 1: SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA

TANAMAN JAMUR DENGAN MENGGUNAKAN

METODE BACKWARD CHAINING

Makalah

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Komunikasi dan Informatika

Diajukan Oleh :

Muhamad Sya’rudin

Hernawan Sulistyanto, S.T., M.T.

Hasyim Asyari, S.T., M.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

OKTOBER 2013

Page 2: SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA
Page 3: SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA
Page 4: SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA
Page 5: SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT

PADA TANAMAN JAMUR DENGAN MENGGUNAKAN

METODE BACKWARD CHAINING

Muhamad Sya’rudin, Hernawan Sulistyanto, Hasyim Asyari

Department of Informatics, Faculty of Communications and Informatics,

Muhammadiyah university of Surakarta

Email: [email protected]

ABSTRACT

Understanding of mushroom farmers about disease of mushroom plant iscategorized as low. Many mushroom cultivators rely on knowledge of an expert inorder to diagnose a plant disease. The expert system can be information andguidelines to detect disease attacking mushroom plant and ways of overcome it.The method is called backward chaining, and netbeans application and MySQLdatabase. The application is implemented in dekstop program and it is operated bypeople, especially mushroom farmers. The method uses a chain crossing from ahypothesis to the facts supporting the hypothesis. The expert system is anapplication using facts and reasoning techniques used by an expert. Use of theapplication system can provide information and reference from users, namely,diseases that are likely attacking mushroom plant based on symptoms entered byusers. The application can provide assistance for mushroom farmers or cultivatorin diagnosing disease of mushroom plant early.

Keyword : Backward Chaining, Expert system, Muncor, Mushrooms,Neurospora, Penicillium, Trichoderma

Page 6: SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT

PADA TANAMAN JAMUR DENGAN MENGGUNAKAN

METODE BACKWARD CHAINING

Muhamad Sya’rudin, Hernawan Sulistyanto, Hasyim Asyari

Teknik Informatika, Fakultas Komunikasi dan Informatika,

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Email: [email protected]

ABSTRAKSI

Pemahaman para petani jamur akan penyakit jamur tergolong masihrendah. Banyak pembudidaya masih mengandalkan pengetahuan seorang pakaruntuk dapat mendiagnosa suatu penyakit, sehingga membutuhkan waktu yanglama dan biaya yang mahal. Sistem pakar ini dapat dijadikan informasi danpedoman untuk mendeteksi penyakit yang muncul pada tanaman jamur serta caramenanggulanginya. Metode yang digunakan adalah backward chaining, sertaaplikasi netbeans dan database MySQL, aplikasi ini diimplementasikan ke sebuahprogram dekstop yang dapat dioperasikan oleh masyarakat, khususnya petanijamur. Metode ini menggunakan suatu rantai yang dilintasi dari suatu hipotesakembali ke fakta yang mendukung hipotesa. Sistem pakar ini merupakan aplikasiyang menggunakan fakta dan teknik penalaran yang digunakan oleh seorangpakar. Penggunaan sistem aplikasi ini dapat memberikan informasi dan acuan bagipengguna berupa kemungkinan jenis penyakit yang menyerang pada tanamanjamur berdasarkan gejala yang dimasukan oleh user. Aplikasi ini dapatmemberikan bantuan berupa layanan bagi para petani atau pembudidaya tanamanjamur untuk mendiagnosa penyakit jamur secara lebih dini.

Kata Kunci : Backward Chaining, Jamur, Muncor, Neurospora, Penicillium,Sistem Pakar, Trichoderma.

Page 7: SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA

A. PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi

informasi telah membawa dampak

yang signifikan dalam berbagai

bidang. Hal ini mengakibatkan

kemajuan pada perangkat lunak yang

diimbangi dengan kecanggihannya.

Secara langsung ataupun tidak,

teknologi informasi telah menjadi

bagian penting untuk masyarakat

dalam berbagai bidang kehidupan.

Teknologi informasi hampir tidak

dapat dilepaskan dari berbagai aspek

kehidupan manusia. Oleh karena itu

kecanggihan teknologi juga

dimanfaatkan oleh para pembudidaya

jamur untuk mendapatkan informasi

mengenai bisnisnya itu.

Munculnya hama dan penyakit

pada jamur umumnya dipengaruhi

oleh lima faktor utama, yaitu kondisi

udara, air, tanah, SDM (sumber daya

manusia), serta bibit jamur. Apabila

kebersihan dan sanitasi dalam proses

budidaya jamur kurang bagus, bisa

dipastikan hama serta penyakit akan

muncul dan mengganggu

pertumbuhan jamur. Melalui media

internet seseorang dapat mencari

informasi yang dibutuhkan. Sistem

pakar untuk mendiagnosa penyakit

pada tanaman jamur dengan

menggunakan metode backward

chaining ini dapat dijadikan informasi

dan pedoman untuk mendeteksi

penyakit yang muncul pada tanaman

jamur serta cara menanggulanginya.

Sistem pakar merupakan

salah satu cabang kecerdasan

buatan yang mempelajari bagaimana

mengadopsi cara seorang pakar

berpikir dan bernalar dalam

menyelesaikan suatu permasalahan,

dan membuat suatu keputusan

maupun mengambil kesimpulan dari

sejumlah fakta yang ada. Pada

penelitian ini akan dirancang suatu

aplikasi sistem pakar untuk

mendiagnosa penyakit pada tanaman

jamur dengan menggunakan metode

backward chaining. Pengembangan

aplikasi sistem pakar untuk diagnosa

penyakit pada tanaman jamur ini

merupakan salah satu pengaplikasian

sistem yang terkomputerisasi dalam

bidang pertanian.

Penalaran aplikasi sistem

pakar ini menggunakan suatu rantai

yang dilintasi dari suatu hipotesa

kembali ke fakta yang mendukung

hipotesa (backward chaining). Pada

Page 8: SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA

backward chaining ini digambarkan

dalam hal tujuan yang dapat dipenuhi

dengan pemenuhan sub tujuan.

Menggunakan pendekatan goal-

driven dimulai dari harapan apa yang

akan terjadi (hipotesis) dan kemudian

mencari bukti yang mendukung (atau

berlawanan) dengan harapan kita.

Pada metode inferensi dengan

backward chaining akan mencari

aturan atau rule yang memiliki

konsekuen yang mengarah kepada

tujuan yang telah diskenariokan atau

diinginkan.

B. METODE PENELITIAN

Metodologi penelitian yang akan

digunakan dalam membangun

aplikasi sistem pakar adalah metode

waterfall (Pressman, 2005) seperti

yang diilustrasikan pada Gambar 1.

Metode pendekatan waterfall yaitu

metode yang menggunakan

pendekatan secara sistematis dan urut

mulai dari level mendefinisikan

kebutuhan sistem sampai

maintenance.

Metode waterfall memiliki beberapa

tahapan yaitu :

1. Mendefinisikan kebutuhan,

maksudnya adalah

mengumpulkan kebutuhan dan

entitas yang diperlukan untuk

menyusun sejumlah kecil analisa

informasi, baik strategi maupun

area bisnis.

2. Menganalisis kebutuhan, berarti

terjemahan dari tahap pertama,

yang menguraikan definisi dari

perangkat lunak diantaranya

kebutuhan sistem, aplikasi yang

digunakan, interface, bentuk

proses pengolahan informasi,

performasi yang diharapkan,

pendokumentasian dan lain-lain

yang terkait dengan definisi dan

pemfokusan persoalan rekayasa

perangkat lunak.

3. Mendesain sistem dan software,

merupakan tahap penjabaran

multifungsi dari analisa

backward chaining ini digambarkan

dalam hal tujuan yang dapat dipenuhi

dengan pemenuhan sub tujuan.

Menggunakan pendekatan goal-

driven dimulai dari harapan apa yang

akan terjadi (hipotesis) dan kemudian

mencari bukti yang mendukung (atau

berlawanan) dengan harapan kita.

Pada metode inferensi dengan

backward chaining akan mencari

aturan atau rule yang memiliki

konsekuen yang mengarah kepada

tujuan yang telah diskenariokan atau

diinginkan.

B. METODE PENELITIAN

Metodologi penelitian yang akan

digunakan dalam membangun

aplikasi sistem pakar adalah metode

waterfall (Pressman, 2005) seperti

yang diilustrasikan pada Gambar 1.

Metode pendekatan waterfall yaitu

metode yang menggunakan

pendekatan secara sistematis dan urut

mulai dari level mendefinisikan

kebutuhan sistem sampai

maintenance.

Metode waterfall memiliki beberapa

tahapan yaitu :

1. Mendefinisikan kebutuhan,

maksudnya adalah

mengumpulkan kebutuhan dan

entitas yang diperlukan untuk

menyusun sejumlah kecil analisa

informasi, baik strategi maupun

area bisnis.

2. Menganalisis kebutuhan, berarti

terjemahan dari tahap pertama,

yang menguraikan definisi dari

perangkat lunak diantaranya

kebutuhan sistem, aplikasi yang

digunakan, interface, bentuk

proses pengolahan informasi,

performasi yang diharapkan,

pendokumentasian dan lain-lain

yang terkait dengan definisi dan

pemfokusan persoalan rekayasa

perangkat lunak.

3. Mendesain sistem dan software,

merupakan tahap penjabaran

multifungsi dari analisa

backward chaining ini digambarkan

dalam hal tujuan yang dapat dipenuhi

dengan pemenuhan sub tujuan.

Menggunakan pendekatan goal-

driven dimulai dari harapan apa yang

akan terjadi (hipotesis) dan kemudian

mencari bukti yang mendukung (atau

berlawanan) dengan harapan kita.

Pada metode inferensi dengan

backward chaining akan mencari

aturan atau rule yang memiliki

konsekuen yang mengarah kepada

tujuan yang telah diskenariokan atau

diinginkan.

B. METODE PENELITIAN

Metodologi penelitian yang akan

digunakan dalam membangun

aplikasi sistem pakar adalah metode

waterfall (Pressman, 2005) seperti

yang diilustrasikan pada Gambar 1.

Metode pendekatan waterfall yaitu

metode yang menggunakan

pendekatan secara sistematis dan urut

mulai dari level mendefinisikan

kebutuhan sistem sampai

maintenance.

Metode waterfall memiliki beberapa

tahapan yaitu :

1. Mendefinisikan kebutuhan,

maksudnya adalah

mengumpulkan kebutuhan dan

entitas yang diperlukan untuk

menyusun sejumlah kecil analisa

informasi, baik strategi maupun

area bisnis.

2. Menganalisis kebutuhan, berarti

terjemahan dari tahap pertama,

yang menguraikan definisi dari

perangkat lunak diantaranya

kebutuhan sistem, aplikasi yang

digunakan, interface, bentuk

proses pengolahan informasi,

performasi yang diharapkan,

pendokumentasian dan lain-lain

yang terkait dengan definisi dan

pemfokusan persoalan rekayasa

perangkat lunak.

3. Mendesain sistem dan software,

merupakan tahap penjabaran

multifungsi dari analisa

Page 9: SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA

kebutuhan, prosesnya melalui

tahapan struktur data, arsitektur

perangkat lunak, representasi

interface, algoritma, dan lain-

lain.

4. Coding, yaitu pembuatan

program atau menerjemahkan

hasil rancangan ke dalam bahasa

pemrograman tertentu. Penulisan

kode program sesuai dengan

desain yang dibuat, sehingga bisa

menghasilkan aplikasi yang

bermanfaat bagi pengguna.

5. Pengujian sistem dan integrasi,

yaitu melakukan pengujian

terhadap aplikasi yang telah

dibuat dengan menyesuaikan

kebutuhan, sekaligus

mengintegrasikan komponen

dalam sistem tersebut.

6. Implementasi dan maintenance,

yaitu mengaplikasikan sistem

yang sudah terintegrasi dan

melakukan perawatan atau

perbaikan bila ada kekeliruan.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Form Login

Form Login adalah form awal

yang ditampilkan saat admin atau

pakar akan mulai menjalankan

aplikasi sistem pakar diagnosis

penyakit jamur ini. form login ini

terdiri dari 2 pilihan status yaitu login

sebagai pasien (user), dan Admin.

Aplikasi sistem pakar untuk

mendiagnosis penyakit jamur ini

dapat berjalan setelah admin

mengisikan username dan password

yang sesuai. Untuk (user) dapat

melakukan proses diagnosis penyakit

setelah user mengisikan username

dan password yang sesuai.

Setelah memasukan username dan

password, maka tombol ”Login”

digunakan untuk melakukan eksekusi,

sedangkan tombol ”Batal” untuk

mengosongkan form login. Form

login dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Form login

Page 10: SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA

b. Halaman index admin

Halaman utama admin

merupakan halaman admin jika

proses login berhasil. Halaman utama

admin ini terdiri dari menu-menu

yang dapat dimanfaatkan oleh admin.

Beberapa menu yang ditampilkan

dalam halaman admin ini bisa dilihat

pada gambar 3.

Gambar 3. Halaman index admin

c. Form data penyakit

Form data penyakit digunakan

oleh admin untuk menambah data

penyakit baru yang belum masuk ke

dalam sistem. Setelah mengisi form

data penyakit secara lengkap maka

tekan tombol ”Baru”, sedangkan

tombol ”Batal” dgunakan admin

untuk membatalkan data yang sudah

diinputkan, tombol ”Hapus”

digunakan untuk menghapus data

penyakit yang sudah diinputkan,

tombol ”Simpan” menyimpan data

yang sudah diinput dalam kolom form

data penyakit dan untuk tombol ubah

digunakan untuk menggubah data

yang sudah diinputkan. Form data

penyakit dapat dilihat pada Gambar 4

Gambar 4. Form data penyakit

d. Form data gejala

Form data gejala digunakan oleh

Admin untuk menambahkan data

gejala-gejala baru pada penyakit

jamur. Admin dapat melakukan

perubahan, penghapusan, pembatalan

dan penyimpanan dalam form data

gejala. Adapun form data gejala

seperti gambar 5.

Page 11: SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA

Gambar 5. Form data gejala

e. Form data persentase

Form data persentase

digunakan oleh admin untuk

menambah nilai persentasi pada

sebuah gejala. Tampilan form data

persentase seperti gambar 6.

Gambar 6. Form data persentase

f. Form diagnosa 1

Pada diagnosis 1, diberikan

beberapa masukan gejala yang

dirasakan antara lain muncul warna

hijau baglog, tudung akar berair,

terdapat nematoda, panen hanya bisa

2 kali, Daun (buah) jamur mudah

kering, terdapat ulat saat musim

hujan, baglog menyusut, tudung

tergeogoti, dan daun jamur berlendir,

seperti dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Diagnosa penyakit 1

g. Hasil diagnosa 1

Setelah proses diagnosis

tersebut berhasil dilakukan, hasil

perhitungan dari sistem menampilkan

kemungkinan penyakitnya

Trichoderma maka ditampilkan hasil

diagnosis kemungkinan penyakitnya

adalah Trichoderma dengan nilai

kepercayaan 90 % dapat dilihat pada

gambar 8.

Page 12: SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA

Gambar 8. Hasil diagnosa 1

h. Form diagnosa 2

Pada diagnosis 2, diberikan

beberapa masukan gejala yang

dirasakan antara lain muncul warna

hitam pada baglog, muncul warna

coklat pada baglog, panen jamur

terlambat, terdapat larva dalam

serangga dalam lumbung, daun jamur

berlendir, tudung tergeogoti,

maksimal panen 4x, terdapat

mematoda, miselium sulit tumbuh

dan tamanan jamur mati, seperti dapat

dilihat pada gambar 9.

Gambar 9. Form diagnosa 2

i. Hasil diagnosa 2

Setelah proses diagnosis tersebut

berhasil dilakukan, hasil perhitungan

dari sistem menampilkan

kemungkinan penyakitnya

Penicillium, maka ditampilkan hasil

diagnosis kemungkinan penyakitnya

adalah Penicillium dengan nilai

kepercayaan 63 % seperti dapat

dilihat pada gambar 10.

Gambar 10. Hasil diagnosa 2

j. Form diagnosa 3

Setelah proses diagnosis tersebut

berhasil dilakukan, hasil perhitungan

dari sistem menampilkan

kemungkinan penyakitnya muncor,

maka ditampilkan hasil diagnosis

kemungkinan penyakitnya adalah

muncor dengan nilai kepercayaan 90

% seperti dapat dilihat pada gambar

11.

Page 13: SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA

Gambar 11. Form diagnosa 3

k. Hasil diagnosa 3

Setelah proses diagnosis tersebut

berhasil dilakukan, hasil perhitungan

dari sistem menampilkan

kemungkinan penyakitnya muncor,

maka ditampilkan hasil diagnosis

kemungkinan penyakitnya adalah

muncor dengan nilai kepercayaan 90

% seperti dapat dilihat pada gambar

12.

Gambar 12. Hasil diagnosa 3

D. PENGUJIAN

Pengujian eksternal yang

dilakukan pada penelitian ini meliputi

praktek secara langsung dengan

dipresentasikan aplikasi sistem pakar

di pembudidayaan tanaman jamur

desa Klero Kecamatan Tengaran

Kabupaten Semarang, serta pengisian

kuisioner mengenai program yang

telah dibuat.

Pengisian kuisoner dilakukan

dengan membagikan kuisoner kepada

10 orang yang menghadiri seminar

yaitu terdiri atas 3 orang

pembudidaya jamur dan 7 orang

mahasiswa. Penilaian aplikasi sistem

pakar yang dihasilkan dengan

membagikan kuisoner tersebut,

ditunjukkan pada grafik di Gambar 13

Page 14: SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA

Gambar 13. Grafik hasil kuisioner

E. KESIMPULAN & SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan perancangan,

pembuatan dan implementasi sistem

pakar untuk mendiagnosa penyakit

pada tanaman jamur dengan

menggunakan metode backward

chaining ini dapat ditarik

kesimpulkan sebagai berikut :

1. Aplikasi sistem pakar ini telah

diuji secara langsung bersama

pembudidaya jamur sebanyak 10

kali percobaan, dengan hasil

kebenaran 10 kali. Maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa tingkat

akurasi persentase kebenaran

program adalah 100%.

2. Hasil kuisioner terhadap

responden, untuk aplikasi sistem

pakar dalam mendiagnosis

penyakit jamur menghasilkan

diagnosis yang hampir sesuai

dengan apa yang diharapkan

karena untuk basis pengetahuan

dapat disesuaikan dengan

pengetahuan penelitian yang ada.

Output yang dihasilkan sudah

sesuai dengan yang diharapkan

yaitu nilai kepercayaan untuk

penyakit yang dihasilkan dari

sistem ini sama dengan hasil

perhitungan secara manual.

3. Aplikasi sistem pakar ini telah

memberikan kemudahan bagi

pembudidaya jamur untuk

mendeteksi penentuan penyakit

tanaman jamur dan cara

menanggulanginya.

Saran

Dari kelemahan di BAB 4,

penulis menyadari masih banyak

kelemahan dan kendala yang terjadi

pada perancangan aplikasi sistem

70%

80%

90%

82% 88% 78% 80%

PresentasePenilaian InvestorTerhadap Sistem

Gambar 13. Grafik hasil kuisioner

E. KESIMPULAN & SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan perancangan,

pembuatan dan implementasi sistem

pakar untuk mendiagnosa penyakit

pada tanaman jamur dengan

menggunakan metode backward

chaining ini dapat ditarik

kesimpulkan sebagai berikut :

1. Aplikasi sistem pakar ini telah

diuji secara langsung bersama

pembudidaya jamur sebanyak 10

kali percobaan, dengan hasil

kebenaran 10 kali. Maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa tingkat

akurasi persentase kebenaran

program adalah 100%.

2. Hasil kuisioner terhadap

responden, untuk aplikasi sistem

pakar dalam mendiagnosis

penyakit jamur menghasilkan

diagnosis yang hampir sesuai

dengan apa yang diharapkan

karena untuk basis pengetahuan

dapat disesuaikan dengan

pengetahuan penelitian yang ada.

Output yang dihasilkan sudah

sesuai dengan yang diharapkan

yaitu nilai kepercayaan untuk

penyakit yang dihasilkan dari

sistem ini sama dengan hasil

perhitungan secara manual.

3. Aplikasi sistem pakar ini telah

memberikan kemudahan bagi

pembudidaya jamur untuk

mendeteksi penentuan penyakit

tanaman jamur dan cara

menanggulanginya.

Saran

Dari kelemahan di BAB 4,

penulis menyadari masih banyak

kelemahan dan kendala yang terjadi

pada perancangan aplikasi sistem

78% 80% 84%

PresentasePenilaian InvestorTerhadap Sistem

82%

88%

78%

Gambar 13. Grafik hasil kuisioner

E. KESIMPULAN & SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan perancangan,

pembuatan dan implementasi sistem

pakar untuk mendiagnosa penyakit

pada tanaman jamur dengan

menggunakan metode backward

chaining ini dapat ditarik

kesimpulkan sebagai berikut :

1. Aplikasi sistem pakar ini telah

diuji secara langsung bersama

pembudidaya jamur sebanyak 10

kali percobaan, dengan hasil

kebenaran 10 kali. Maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa tingkat

akurasi persentase kebenaran

program adalah 100%.

2. Hasil kuisioner terhadap

responden, untuk aplikasi sistem

pakar dalam mendiagnosis

penyakit jamur menghasilkan

diagnosis yang hampir sesuai

dengan apa yang diharapkan

karena untuk basis pengetahuan

dapat disesuaikan dengan

pengetahuan penelitian yang ada.

Output yang dihasilkan sudah

sesuai dengan yang diharapkan

yaitu nilai kepercayaan untuk

penyakit yang dihasilkan dari

sistem ini sama dengan hasil

perhitungan secara manual.

3. Aplikasi sistem pakar ini telah

memberikan kemudahan bagi

pembudidaya jamur untuk

mendeteksi penentuan penyakit

tanaman jamur dan cara

menanggulanginya.

Saran

Dari kelemahan di BAB 4,

penulis menyadari masih banyak

kelemahan dan kendala yang terjadi

pada perancangan aplikasi sistem

Page 15: SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA

pakar ini. Penulis menyarankan untuk

pengembangan penelitian di masa

yang akan datang sebagai berikut :

1. Perlunya kerjasama lebih lanjut

dengan para pakar di bidang

pertanian khususnya para

pembudidaya jamur untuk

mengembangkan aplikasi sistem

pakar untuk mendiagnosa

penyakit pada tanaman jamur ini

agar basis pengetahuan tentang

gejala dan penyakit lebih akurat

dan hasilnya diagnosisnya lebih

akurat lagi.

2. Pada saat tahap penentuan nilai

persentase pada gejala – gejala

yang ada penulis mengalami

kesulitan, khususnya untuk

menentukan persentase gejala

yang sama pada beberapa

penyakit, sehingga untuk

penelitian selanjutnya diharapkan

dipersiapkan terlebih dahulu

analisis yang tepat agar dalam

tahap perancangan selanjutnya

berjalan dengan lancar.

3. Meningkatkan keamanan sistem

agar dapat melindungi dari

penyalahgunaan oleh orang yang

tidak bertanggung jawab.

4. Menambah fasilitas yang berguna

untuk menunjang kegunaan

sistem agar dapat digunakan

secara maksimal dan sesuai

dengan tujuan.

Page 16: SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA

DAFTAR PUSTAKA

Andi. 2003. Pengembangan Sistem Pakar Menggunakan Visual Basic.Yogyakarta: Andi Offset.

Broto, Adhi Sadewo. (2010). Perancangan Dan Implementasi SistemPakar Untuk Analisa Penyakit Dalam. Skripsi. Semarang :Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro, Universitas DiponegoroSemarang.

Gunawan, A.W. 2000. Usaha Pembibitan Jamur. Jakarta: PenebarSwadaya. Hal.

Isnaeni Wardani, 2010. Budidaya Jamur Konsumsi. Yogyakarta: AndiOffset,

Muchroji Cahyana, 2008. Budidaya Jamur Kuping. Jakarta: PenebarSwadaya,

Muhamat Arhami, Konsep dasar Sistem Pakar. (Edisi pertama,Yogyakarta, Andi Offset, 2005).

Nugroho, Bonafit. 2008.“Membuat plikasi Sistem Pakar PHP dan EditorDreamweaver, Yogyakarta: Gava Media

Nunung Marlina. 2001. Budi Daya Jamur Kuping. Yogyakarta.Kanisius.Media Komputindo, Jakarta.

Netbeans 5.0 IDE Field Guide, Patrick Keegan, et al., Prentice Hall, 2edition, 2006. ISBN 0132395525

Suriawiria, U. 2002. Budi Daya Jamur Tiram. Yogyakarta: Kanisius.

Pasaribu, D. R. Permana, E. R, Alda. Aneka Jamur Unggulan yangMenembus Pasar. Jakarta:PT. Grasindo.2002

Turban, Efrain dan Aronson, Jay , 2001,Decision Suport System andIntelligent System, Prentice Hall, New Jersey.

Wahyu, Johan. 2011. Pembuatan Web Sistem Pakar Untuk Identifikasi dan

Penanganan Anak Autis. Skripsi. Universitas Muhammadiyah

Surakarta. Surakarta.

Waljiyanto, 2000, Sistem Basis data, Analisis dan permodelandata,J&J Learning, Jogjakarta.


Recommended