PROPOSAL PENELITIAN
A. Latar Belakang
Guru sebagai pengajar dituntut untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan
teknik mengajar, disamping menguasai ilmyu atau bahan ajaran yang akan
diajarkan. Guru sebagai pembimbing memberi tekanan kepada tugas, memberi
bantuan kepada semua siswa dalam memecahkan masalah yang sudah
dihadapinya.
Dorongan dan alasan yang kuta untuk memilih profesi sebagai guru akan
menentukan hasil pengabdian dan prestasinya untuk menghasilkan out put
pendidikan bermutu. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Hadari
Nawawi , guru yang menyadari dan memahami kedudukan dan fungsinya sebagai
pendidik profesional terdorong untuk tumbuh dan berkembang sebagai
perwujudan sikap dan persiapan yang telah diterimanya dan sebagai pernyataan
dan kesadarannya terhadap perkembangan dan kemajuan bidang tugasnya yang
harus diikuti.1
Berhasil tidaknya pendidikan tergnatung pada pelaksanaan tugasnya. Dalam
pelaksanaan pendidikan itu tidak terlepas dari berbagai komponen mulai dari
personalnya sampai sarana dan prasana. Komponen personal seperti Kepala
Sekolah, guru dan personal lainnya yang terkait dalam pelaksanaan proses
pembelajaran. Oleh karena itu, semua personal harus melaksanakan tugasnya
dengan efektif dan efisien.
1 Hadari Nawawi, 1982, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas, Jakarta: Gunung Agung, hal 126
1
Sehubungan dengan hal itu, Hadari Nawawi menjelaskan bahwa salah satu
peranan Kepala Sekolah adalah Kepemimpinan Pendidikan yakni proses
menggerakkan, mempengaruhi, memberikan motivasi dan menggerakkan orang di
dalam organisasi atau lembaga pendidikan tertentu untuk mencapai tujuan yang
telah dirumuskan sebelumnya.2
Dari kutipan di atas jelaslah bahwa proses dari pendidikan itu tidak terlepas
dari adany Kepala Sekolah, guru, siswa dan personal lainnya. Dengan demikian
Kepala Sekolah sebagai pemimpin pendidikan dapat membina dan memotivasi
guru agar melaksanakan tugasnya sesuai dengan yang diharapkan untuk
membantu dalam keberhasilan proses pembelajaran.
Dalam surpervisi pengajaran, supervisor bisa mendorong guru menerapkan
kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas mengajarnya, mendorong guru
agar ia memiliki perhatian yang sungguh-sungguh terhadap tugas dan tanggung
jawabnya. Jadi melalui supervisi pengajaran, supervisor bisa menumbuhkan
motivasi kerja guru.3
Jabatan pendidik merupakan satu jabatan yang amat strategis dalam
menunjang proses dan hasil kinerja pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena
itu penampilan pendidik harus terwujud sedemikian rupa efektif sehingga dapat
menunjang dinamika dan keefektifan pendidikan. Kinerja penampilan pendidikan
2 Hadari Nawawi, 1996, Administrasi Pendidikan, Jakarta: Gunung Agung, hal. 82
3 Ibrahim Badafal, 1992, Supervisi Pengajaran, Jakarta: Bumi Aksara, hal. 5
2
didukung sejumlah kompetensi tertentu yang berlandaskan pada kualitas
kepribadian.4
Kompetensi itu tergambar dari pelaksanaan tugas sehari-hari yang bercirikan
kepada tiga kemampuan profesional yaitu kepribadian guru, penguasaan ilmu
pengetahuan yang mengarah kepada spesialisasi ilmu yang diajarkan kepada
murid dan keterampilan dalam mengajar.5
Pada umumnya orang yang dibutuhkan oleh organisasi adalah orang yang
bekerja dengan motivasi yang tinggi. Adapun orang yang bekerja dengan motivasi
yang tinggi adalah orang yang merasa senang dan mendapat kepuasan dalam
pekerjaannya. Ia akan lebih berusaha untuk memperoleh hasil yang maksimal
dengan semangat yang tinggi, serta selalu berusaha untuk mengembangkan tugas
dan dirinya.6
Sadirman A. M mengatakan ada sepuluh kompetensi guru yang dapat
dilakukan yaitu:
1. Menguasai bahan
2. Mengelola program mengajar
3. Mengola kelas
4. Menggunakan media atau sumber
4 Muhammad Surya, 2003, Percikan Perjuangan Guru, Semarang: Aneka Ilmu hal. 290
5Muhammad Arifin, 1991, Kapita Selekta Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, hal. 112
6 Pandji Anoraga, 2001, Psikologi Kerja, Jakarta: Rineka Cipta, hal. 36-37
3
5. Menguasai landasan-landasan pendidikan
6. Melakukan program mengajar
7. Menilai fungsi program bimbingan pengajaran
8. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah
9. Mengenal fungsi siwa untruk kepentingan pengajaran
10. Memahami prinsip-prinsip dan manfsirkan hasil penelitian pendidikan
guru untuk keperluan pengajaran7
Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam
menyelenggarakan proses pembelajaran, pemerintah telah banyak melakukan
upaya-upaya antara lain :
1. Mengadakan penataran guru
2. Menigkatkan honorarium
3. Mengadakan pelatihan pembinaan guru
4. Memberikan kesempatan untuk melaknjutkan pekerjaan
Di Madrasah Ibtidayah Darul Falah, guru secara organisasi maupun individu
telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan motivasi kerja dan kinerja
guru. Usaha-usaha yang dilakukan diantaranya :
1. Menambah ilmu pengetahuan
7 Syafruddin Nurdi dan Basyiruddin Usman, 2002, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Jakarta: Ciputat Press, hal. 163
4
2. Mendalami spesialisasi bidang ilmu studi yang diajarkan
3. Mengirim guru bidang studi untuk mengikuti pelatihan dan
pembinaan
4. Memberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan
5. Meningkatkan honorarium
Akan tetapi usaha-usaha yang dilakukan tersebut belum memberikan dampak
yang berarti dalam meningkatkan kinerja guru. Hal ini dapat diketahui dari gejala-
gejala sebagai berikut :
1. Masih ada guru yang belum maksimal dalam melaksanakan tugasnya
2. Masih ada guru yang tidak membuat satuan pelajaran ketika mau
mengajar
3. Masih ada guru yang tidak memakai alat peraga dalam mengajar
4. Masih ada guru yang tidak mengadakan evaluasi belajar secara teratur
Dari latar belakang dan gejala-gejala yang penulis kemukakan di atas, maka
penulis tertarik untuk meneliti dengan judul : “KORELASI ANTARA
MOTIVASI KERJA DAN KINERJA GURU MADRASAH IBTIDAYAH
DARUL FALAH KECAMATAN LANGGAM KABUPATEN
PELALAWAN”.
B. Alasan Pemilihan Judul
5
Adapun alasan penulis memilih judul di atas adalah :
1. Judul ini relevan dengan bidang ilmu yang penulis pelajari
2. Ditinjau dari segi lokasi, waktu dan kemampuan penulis, kajian ini mampu
penulis lakukan.
C. Penegasan Istilah
Agar memiliki titik pandang yang sama dalam membaca dan memahami
tulisan ini, maka perlu adanya penegasan istilah, yaitu :
1. Motivasi
Motivasi berasal dari kata Motif diartikan sebagai daya upaya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapay dikatakan
sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam diri subjek untuk
melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai satu tujuan.8
2. Kerja
Kerja adalah melakukan sesuatu.9
3. Kinerja
Kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan atau
kemampuan kerja.10
4. Guru
8 Ibid, hal. 73
9 Peter Salim dan Yeni Salim, 1991, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta: Modren Inglish Press, hal. 721
10 Dep P dan K., 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, hal. 503
6
Guru adalah pendidik profesional, karenanya secara implisit ia telah
merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab
pendidikan yang terpikul dipundak orang tua.11
D. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
a. Motivasi kerja dan kinerja guru Madrasah Ibtidayah Darul Falah
Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan
b. Faktor yang mempengaruhi motivasi kerja dan kinerja guru
c. Usaha yang dilakukan untuk meningkatkan motivasi kerja dan kinerja
guru
2. Pembatasan Masalah
Agar lebih terarahnya peneliltian ini, maka penulis membatasi masalahnya
pada Korelasi Antara Motivasi Kerja Dan Kinerja Guru Madrasah Ibtidayah Darul
Falah Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, dapat disusun rumusan masalah
sebagai berikut :
11 Zakiah Darajat, 1992, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, hal. 39
7
a. Bagaimana motivasi kerja dan kinerja guru Madrasah Ibtidayah Darul
Falah Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan ?
b. Apakah ada korelasi signifikan antara Motivasi kerja dan kinerja guru
Madrasah Ibtidayah Darul Falah Kecamatan Langgam Kabupaten
Pelalawan ?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui motivasi kerja dan kinerja guru Madrasah Ibtidayah
Darul Falah Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan
b. Untuk mengetahui korelasi antara Motivasi kerja dan kinerja guru
Madrasah Ibtidayah Darul Falah Kecamatan Langgam Kabupaten
Pelalawan
2.Kegunaan Penelitian
Hasil-hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk :
a. Sebagai informasi kepada lokasi tentang motivasi kerja dan kinerja
guru
b. Mengembangkan ilmu pengetahuan yang penulis tekuni
c. sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
8
F. Landasan Berpikir dan Konsep Operasional
1. Landasan Berpikir
a. Motivasi Kerja
Motif (motive) berasal dari akar bahasa latin “Movere” yang kemudian
menjadi motion yang artinya gerak atau dorongan untuk bergerak. Motif
merupakan daya, dorongan, gerak atau penyebab seseorang untuk
melakukan berbagai kegiatan dan tujuan tertentu.
Motivasi berarti pemberian atau penimbulan motif atau hal yang menjadi
motif. Tegasnya motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif pada saat
tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat
mendesak.12
Motivasi adalah “ pendoroang”, suatu usaha yang disadari untuk
mempengaruhi tingkah laku sesorang agar ia tegerak hatinya untuk
bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan
tertentu.13
Menurut Mc Donal dalam buku Oemar Hamalik, motivasi adalah suatu
perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan
timbulnya efektif dan reaksi untuk mencapai tujuan.14
12 Abdurrahman Abror, 1993, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Tiara Wacana, hal. 114
13 M. Ngalim Poerwanto, 2002, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, hal. 71
14 Oemar Hamalik, 2002, Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo, hal. 173
9
Motivasi kerja dapat dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan
kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang terdorong ingin
melaksanakan sesuatu dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu.
b. Teori-teori Motivasi
Adapun teori-teori motivasi sebagai berikut :
1. Teori insting
Tindakan setiap manusia diasumsikan seperti tingkah laku jenis
animal. Tindakan masunisa itu selalu berkait dengan insting atau
pembawaan dalam memberikan respon terhadap adanya kebutuhan
tanpa disadari.
2. Teori Fisiologis
Semua tindakan manusia itu berakar pada usaha memenuhi kepuasan
dan kebutuhan organik atau kepentingan fisik.
3. Teori Psikoanalitik
Teori ini mirip dengan teori insting, tetapi lebih ditekankan pada
unsur-unsur kejiwaan yang ada pada diri manusia.15
Motif-motif yang mempengaruhi guru dalam melaksanakan aktifitas
tugasnya dapat dibedakan menjadi :
15 Sadirman A. M., Op, Cit, hal. 82-83
10
1. Motif instrinsik, dorongan yang terdapat dalam diri sendiri (guru)
terhadap pekerjaan yang dilakukan. Misalnya bekerja karena sesuai
dengan bakat dan minat.
2. Motif ekstrinsik, dorongan yang berasal dari luar pekerjaan yang
sedang dilakukan. Misalnya bekerja karena upah dan gaji yang tinggi.16
d. Fungsi Motivasi
Dalam buku psikologi pendidikan, Ngalim Poerwanto menjelaskan fungsi
motivasi ialah sebagai berikut :
1. Untuk mendorong arah dan tujuan seseorang dalam berbuat
2. Untuk menentukan arah dan tujuan seseorang dalam berbuat
3. Untuk menyeleksi perbuatan manusia.17
e. Kinerja Guru
Di dalam kamus besar bahasa Indonesia, kinerja adalah sesuatu yang
dicapai, prestasi yang diperlihatkan, kemampuan kerja. 18Ukuran kinerja
guru terlihat dari rasa tanggungjawabnya menjalankan amanah, profesi
yang diembannya, rasa tanggungjawab moral dipundaknya. Sikap ini akan
dibarengi pula dengan rasa tanggungjawab mempersiapkan segala
perlengkapan pengajaran. Selain itu, guru juga sudah mempertimbangkan
metodologi yang akan digunakan, termasuk alat media, serta alat penilaian
apa yang digunakan di dalam pelaksanaan evaluasi.19
16 Hadari Nawawi, Op, Cit, hal. 124
17 Ngalim Poerwanto, Op, Cit, hal. 71
18 Dep P dan K, Op, Cit, hal. 503
19 Riau Pos, Kinerja Guru, 28 Desember 2003, hal. 28
11
Menurut Muji Hariani dan Neong Muhajir dalam buku Syafruddin Nurdin
terdapat sejumlah kinerja guru dalam melaksanakan proses belajar
mengajar, yang popular di antaranya adalah :
1. Model Rob Noris
Komponen kemampuan mengajar yang perlu dimiliki oleh guru yakni :
a. Kualitas personal dan profesional
b. Persiapan mengajar
c. Perumusan tujuan pengajaran
d. Penampilan guru dalam mengajar di kelas
e. Penampilan siswa dalam belajar
2. Model Oregon
Kemampuan mengajar menurut model ini, dikelompokkan menjadi
lima bagian yakni :
a. Perecanaan dan persiapan mengajar
b. Kemampuan guru dalam mengajar dan kemampuan siswa dalam
belajar
c. Kemampuan mengumpulkan dan menggunakan informasi hasil
belajar
12
d. Kemampuan hubungan internasional yang meliputi hubungan
dengan siswa, supervisor, dan guru sejawat
e. Kemampuan hubungan dengan tanggungjawab profesional.
3. Model Standford
Pada model ini kemampuan mengajar terbagi menjadi lima, tiga dari lima
komponen itu dapat diobservasi di kelas, meliputi tujuan, komponen guru
mengajar, dan komponen evaluasi.20
2. Konsep Operasional
Adapun variabel yang akan dioperasionalkan adalah motivasi kerja (variabel
x) dan kinerja guru (variabel y). Indikator motivasi kerja sebagai berikut :
1. Guru mengajar atas kemauan sendiri
2. Guru mengajar karena memiliki ilmu pengetahuan
3. Guru senang menambah wawasan
4. Guru memiliki buku penunjang dalam proses belajar mengajar
5. Guru mengajar karena sesuai dengan bakat dan minat
6. Guru mengajar karena memperoleh gaji yang cukup
7. Menganggap bekerja menjadi guru sebagai kedudukan yang mulia.
20 Syafruddin Nurdi dan Basyiruddin Usman, 2002. Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Jakarta: Ciputat Press, hal. 91-92
13
Secara kuantitatif tinggi rendahnya motivasi kerja guruditentukan dengan
hasil jawaban responden dengan prosentase hasil skor angket sebagai berikut :
2.6 – 3.0 tinggi
2.0 – 2.5 sedang
1.0 – 1.9 rendah
Indikator kinerja guru dapat dilihat sebagai berikut :
1. Guru membuat satuan pelajaran
2. Guru membuat skenario pembelajaran
3. Guru membuat program semester
4. Guru menggunakan alat peraga
5. Guru menggunakan metode bervariasi
6. Guru mengadakan evaluasi
7. Guru memberikan nasehat kepada murid untuk belajar
Secara kuantitatif tinggi rendahnya motivasi kerja guruditentukan dengan hasil
jawaban responden dengan prosentase hasil skor angket sebagai berikut :
2.6 – 3.0 tinggi
2.0 – 2.5 sedang
1.0 – 1.9 rendah
14
G. Pendekatan Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Madrasah Ibtidayah Darul Falah Kecamatan
Langgam Kabupaten Pelalawan.
2. Objek dan Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah guru Madrasah Ibtidayah Darul Falah Kecamatan
Langgam Kabupaten Pelalawan, sedangkan objeknya adalah motivasi kerja dan
hubungannya dengan kinerja guru. Subjek penelitian berjumlah 20 orang.
Mengingat subjek penelitian ini tidak banyak (terjangkau), maka penelitian tidak
mengambil sampel. Jadi semua subjek diteliti sehingga penelitian ini juga disebut
penelitian populasi atau populasi total.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Pengumpulan data
Data penelitian ini dikumpulkan denaga teknik
1. Angket
Teknik ini dilakukan dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan
tertulis pada narasumber dengan menyediakan alternatif jawaban.
2. Wawancara
15
Wawancara dilakukan langsung dengan guru tentang motivasi kerja
dan hubungannya dengan kinerja guru di Madrasah Ibtidayah Darul
Falah Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan.
b.Teknik Analisa Data
Karena penelitian ini bersifat korelasi, maka analisa data menggunakan
Koefisien Kontingensi. Rumus yang digunakan adalah :
C= √x2
x2+N
Dimana x2 diperoleh dengan rumus :
x2=∑❑
❑ ( fo−ft)❑2
ft
Untuk memberikan interpretasi terhadap Koefisien Kontigensi (C atau KK) harus
diubah menjadi Phi dengan menggunakan rumus :
∅= C
√1−C230
Keterangan :
C= Korelasi Koefisien Kontigensi
N= Number of case
X2= Kai Kuadrat
Fo= Frekuensi yang diobservasi atau yang diperoleh dari hasil penelitian
16
Ft= Frekuensi teoritik
H. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembaca terhadap teori materi dalam penelitian ini,
maka penulis membuat sistematika penulisan. Adapun sistematika sebagai berikut
BAB I Pada bab ini berisikan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang
masalah, alasan pemilihan judul, penegasan istilah, permasalahan,
tujuan dan kegunaan penelitian, landasan berpikir dan konsep
operasional, pendekatan penelitian, sistematika penulisan
BAB II Pada bab ini berisikan tentang gambaran umum Madrasah
Ibtidayah Darul Falah Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan
BAB III Penyajian Dan Analisis Data
BAB IV Kesimpulan dan Penutup.
17