PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTOKABUPATEN GUNUNGKIDUL
Menurut Penggunaan
Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency by Type of Expenditure
2008 - 2012
BPS - Statistics of Gunungkidul Regency
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENURUT PENGGUNAAN, 2008 - 2012 ISBN : 979.472.458.0 Nomor Publikasi : 3403.13.02 Nomor Katalog: 9302005.3403 Naskah : - Rio Jakaria, S.ST, M.Stat. - Andi Wicaksono, S.Si. Seksi Statistik Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik Kabupaten Gunungkidul Editor : - Amir Mishbahul Munir, S.ST, M.Si Seksi Statistik Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik Kabupaten Gunungkidul Diterbitkan oleh : Badan Pusat Statistik Kabupaten Gunungkidul Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2008-2012 iii
SAMBUTAN
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, kami menyambut
gembira atas terbitnya buku “Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten
Gunungkidul menurut Penggunaan Tahun 2008-2012” hasil kerjasama antara Badan Pusat
Statistik Kabupaten Gunungkidul dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Gunungkidul.
Publikasi ini merupakan publikasi ketujuh dan diharapkan penerbitannya dapat
berkelanjutan serta dapat ditingkatkan kualitasnya di masa yang akan datang. Penerbitan
Publikasi PDRB yang dihitung dari sisi penggunaan ini adalah untuk dapat mengetahui siapa
pengguna dan sejauh-mana pemanfaatan dari nilai tambah bruto yang dihasilkan di wilayah
Kabupaten Gunungkidul, sehingga dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam perencanaan,
perumusan kebijakan serta dapat pula digunakan sebagai bahan evaluasi bagi pemerintah,
khususnya di bidang ekonomi makro.
Kepada Badan Pusat Statistik Kabupaten Gunungkidul kami ucapkan terima kasih
atas kerja samanya selama ini. Kepada semua pihak dinas/instansi dan swasta agar dapat
memanfaatkan buku ini dan terus membantu kelancaran penyediaan data pada penerbitan
tahun-tahun mendatang. Akhirnya kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan
demi kesempurnaan publikasi ini.
Wonosari, Juli 2013
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul
Kepala,
Ir. Syarief Armunanto, M.M. NIP.19590728 199003 1 003
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2008-2012 iv
KATA PENGANTAR
Publikasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Gunungkidul
menurut Penggunaan Tahun 2008-2012 merupakan publikasi tahunan yang diharapkan
berkelanjutan pada tahun berikutnya.
Berbeda dengan PDRB menurut Lapangan Usaha (Sektoral), pada PDRB menurut
Penggunaan ini akan dijelaskan tentang komposisi penggunaan dari nilai tambah bruto yang
dihasilkan oleh PDRB Sektoral. Untuk mempermudah pengguna data, pada buku ini juga
akan disajikan konsep, definisi dan metodologi yang digunakan dalam penghitungannya.
Selain itu juga disajikan ulasan sederhana hasil penghitungan pada tahun 2008 – 2012.
Oleh karena adanya keterbatasan data yang tersedia, maka disadari pada penerbitan
ini masih banyak ditemukan kekurangan dan kelemahan yang perlu disempurnakan pada
penerbitan mendatang. Saran dan kritik perbaikan tetap diharapkan dari para pembaca dan
pengguna data pada umumnya.
Akhirnya kami ucapkan terimakasih kepada Bappeda Kabupaten Gunungkidul yang
telah bersedia mendukung penerbitan buku ini, serta terimakasih kami ucapkan pula kepada
pihak terkait yang telah mambantu hingga dapat tersusunnya publikasi ini.
Wonosari, Juli 2013
Badan Pusat Statistik Kabupaten Gunungkidul
Kepala,
Agus Handriyanto, SE, M.Si NIP. 19660815 199403 1 001
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2008-2012 v
ABSTRAKSI
Publikasi ini berisi tentang gambaran PDRB yang dilihat dari sisi komponen
penggunaannya. Komponen penggunaan tersebut adalah komponen untuk konsumsi yaitu
Konsumsi Rumahtangga, Konsumsi Pemerintah dan Konsumsi Lembaga Nirlaba dan
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)). Sedangkan komponen lainnya adalah perubahan
stok serta ekspor dan impor.
Selama tahun 2008-2012, komponen penggunaan PDRB terbesar masih digunakan
untuk konsumsi, diikuti PMTB dan komponen lainnya. Konsumsi terbesar digunakan untuk
konsumsi rumah tangga, diikuti kemudian konsumsi pemerintah dan konsumsi terkecil adalah
untuk konsumsi lembaga nirlaba.
Pada tahun 2012 pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga mencapai 3,888 triliun
rupiah (48,82 %) yang dirinci 25,62 persen dari total PDRB diantaranya untuk konsumsi
makanan dan sisanya 23,20 persen untuk konsumsi bukan makanan. Di lain pihak
pengeluaran untuk konsumsi pemerintah mencapai 1,986 triliun rupiah (24,95 %); konsumsi
lembaga nirlaba hanya 0,108 milyar rupiah (1,35 %), PMTB mencapai 2,182 triliun rupiah
(27,41 %), dan sisanya digunakan untuk yang lainnya (- 2,53 %).
Dibandingkan tahun sebelumnya, laju pertumbuhan PDRB pada tahun 2012
mencapai 4,84 persen, tertinggi dalam lima tahun terakhir. Dimana pertumbuhan untuk
masing-masing komponen penggunaan adalah sebagai berikut: pertumbuhan terbesar terjadi
pada komponen konsumsi yang mencapai 5,44 persen yang terdiri dari pengeluaran konsumsi
Lembaga Nirlaba yang tumbuh mencapai 8,76 persen diikuti konsumsi pemerintah tumbuh
6,28 persen, dan pengeluaran konsumsi rumah tangga tumbuh 5,44 persen. Komponen PMTB
tumbuh 4,62 persen dan komponen lainnya mengalami pertumbuhan total sebesar 5,97
persen.
Selama periode tahun 2008-2012 nilai ICOR rata-rata mencapai 4,86 sehingga dapat
disimpulkan bahwa selama periode tersebut rata-rata dibutuhkan 4,86 unit investasi untuk
meningkatkan 1 unit PDRB. Pada tahun 2012 ICOR tahunan sebesar 4,42. Nilai ICOR sebesar
ini dikategorikan masih terjadi inefisiensi dalam penggunaan investasi karena menurut
Widodo (1990) angka ICOR yang memiliki produktivitas investasi yang baik berkisar antara
3-4.
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2008-2012 vi
DAFTAR ISI
Halaman
SAMBUTAN ……………………………………………………………………………...… iii
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….....…. iv
ABSTRAKSI …………………………………………………………………………...…… v
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………. vi
DAFTAR TABEL……………………………………………………………………………. vii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………….… ix
I. PENDAHULUAN……………………………………………………………………… 1
II. KONSEP DAN DEFINISI…………………………………………………………..….. 4
2.1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga …………………………………….…...… 4
2.2 Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba ………….…………………………...…. 7
2.3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah ..........................……………………………. 8
2.4 Pembentukan Modal Tetap Bruto…………………………………………….….… 8
2.5 Perubahan Stok………………………………………………..……..….……….… 9
2.6 Ekspor dan Impor………………………………………………….………………. 10 III.
TINJAUAN PDRB KABUPATEN GUNUNGKIDUL DARI PENDEKATAN PENGGUNAAN …………………………………………………………….…. 12
3.1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga…………………………..……….…..…… 14
3.2 Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba …..……………………………….… 15
3.3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah………………………………………….....….. 15
3.4 Pembentukan Modal Tetap Bruto……………………………………………….…. 17
3.5 Komponen Lainnya..…………………………………………………………....…. 18
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2008-2012 vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan atas dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2012 (Jutaan Rupiah) .……………………………………………………………….. 19
Tabel 2 : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan atas dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2008-2012 (Jutaan Rupiah)……………………………………………………………… 20
Tabel 3 : Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan atas dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2012 (Persen)..…..…………………………………………..……………................ 21
Tabel 4 : Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan atas dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2008-2012 (Persen) .…………………………………………………… 22
Tabel 5 : Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan atas dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2012 (Persen) ………………………………………………….. 23
Tabel 6 : Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan atas dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2008-2012(Persen)…………………… ……………………………… 24
Tabel 7 : Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan atas dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2012 (Persen)…………..… ………………………………………………….………. 25
Tabel 8 : Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan atas dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2008-2012 (Persen) ..… ……………………………………………………………………. 26
Tabel 9 : Indeks Implisit Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan Tahun 2008-2012(Persen) …………………………… 27
Tabel 10 : Indeks Implisit Berantai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan Tahun 2008-2012(Persen) ……………. 28
Tabel 11 : Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan atas dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2012 (Persen) ………………………………………………………………………...
29
Tabel 12 : Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan atas dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2008-2012 (Persen) …………………………………………………………………..…….
30
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2008-2012 viii
Tabel 13 : Produk Domestik Regional Bruto Perkapita Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2012 (Jutaan Rupiah) …………………………………………………………..........
31
Tabel 14 : Produk Domestik Regional Bruto Perkapita Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2008-2012 (Jutaan Rupiah)………………………………………………………………….
32
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2008-2012 ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 : PDRB menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan 2000 Tahun 2012 (Jutaan Rupiah)………………………………………………... 13
Gambar 3.2 : Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Tahun 2008-2012 (Jutaan Rupiah) ….... 16
Gambar 3.3 : Kontribusi PMTB terhadap PDRB Tahun 2008-2012 (Persen)..…………… 17
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2008- 2012 1
I. PENDAHULUAN
Salah satu indikator penting untuk
mengetahui kondisi ekonomi suatu daerah
dalam satu periode tertentu adalah dengan
menggunakan data Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB). PDRB
didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah
(value added) yang dihasilkan oleh seluruh
unit usaha atau jumlah nilai barang dan jasa
akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit
kegiatan ekonomi dalam suatu
daerah/wilayah. Secara kuantitatif PDRB
merupakan nilai barang dan jasa, oleh
karena itu PDRB dihitung atas harga berlaku
(at current price) dan PDRB atas dasar
harga konstan (at constant price). PDRB
atas dasar harga berlaku digunakan untuk
melihat perubahan struktur ekonomi,
sedangkan PDRB atas dasar harga konstan
digunakan untuk melihat pertumbuhan
ekonomi riil.
Penghitungan PDRB dapat dilakukan
dengan beberapa pendekatan yaitu
pendekatan produksi (production approach),
pendekatan pendapatan (income approach),
dan pendekatan pengeluaran (expenditure
approach). Secara konsep, ketiga
pendekatan tersebut akan menghasilkan
angka yang sama antara jumlah pengeluaran
dengan jumlah barang dan jasa akhir yang
dihasilkan, dan harus sama pula dengan
jumlah pendapatan (balas jasa) untuk faktor-
faktor produksinya.
PDRB yang dihitung melalui
pendekatan produksi menjelaskan
bagaimana PDRB dihasilkan oleh berbagai
sektor ekonomi yang beroperasi di suatu
wilayah. PDRB yang demikian disebut
sebagai PDRB menurut sektor atau biasa
disebut sebagai PDRB dari sisi penyediaan
(supply side). PDRB yang disusun melalui
pendekatan pengeluaran menjelaskan
bagaimana PDRB suatu wilayah digunakan
atau dimanfaatkan, baik untuk memenuhi
kebutuhan permintaan di dalam wilayah
(region) maupun untuk memenuhi
kebutuhan di luar wilayah. PDRB demikian
itu disebut sebagai PDRB menurut
penggunaan (terminologi yang akan
digunakan dalam publikasi ini) atau disebut
PDRB menurut Pengeluaran (Gross
Regional Domestic Product by Type of
Expenditure), atau biasa juga disebut
sebagai PDRB yang ditinjau dari sisi
permintaan (demand side).
Dalam penghitungan PDRB mulai
tahun 2000 sampai dengan sekarang
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2008- 2012 2
mengalami pergeseran tahun dasar dari
tahun 1993 menjadi 2000. Secara umum,
pergeseran tersebut mempunyai beberapa
alasan :
1. Pertumbuhan ekonomi yang dihitung
berdasarkan tahun dasar 1993 menjadi
makin tidak realistis, karena perubahan
struktur ekonomi yang relatif cepat
mengakibatkan pertumbuhan ekonomi
berdasarkan PDRB tahun dasar 1993
menjadi kecil.
2. Perkembangan ekonomi tahun 1993–
2000 dipengaruhi oleh adanya krisis
ekonomi yang berdampak kepada
perubahan perekonomian di suatu daerah.
Atau dengan kata lain struktur ekonomi
tahun 2000 telah berbeda dengan tahun
1993 sehingga pemutakhiran tahun dasar
penghitungan PDRB dari tahun 1993 ke
tahun 2000 perlu dilakukan agar hasil
estimasi PDRB sektoral maupun
penggunaannya akan menjadi realistik,
dalam pengertian mampu memberikan
gambaran yang jelas terhadap gambaran
pergeseran struktur produksi lintas
sektor.
3. Telah selesainya penyusunan Tabel
Input-Output Indonesia 2000.yang secara
baku dipakai sebagai basis bagi
penyusunan series baru penghitungan
PDB/PDRB baik sektoral maupun
penggunaan. Besaran PDB yang
diturunkan dari Tabel Input-Output telah
mengalami uji konsistensi pada tingkat
sektoralnya dengan mempertimbangkan
kelayakan struktur permintaan dan
penawarannya. Oleh karena itu Tabel I-O
dapat dijadikan sebagai basis dasar
(bench marking) bagi penyempurnaan
estimasi PDB/PDRB.
4. Menurut rekomendasi Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) sebagaimana
tertuang dalam buku panduan yang baru
“Sistem Neraca Nasional” dinyatakan
bahwa estimasi PDB/PDRB atas dasar
harga konstan sebaiknya dimutakhirkan
secara periodik dengan menggunakan
tahun referensi yang berakhiran 0 dan 5.
Hal ini dimaksudkan agar besaran
angka–angka PDB/PDRB dapat saling
diperbandingkan antar negara dan antar
waktu guna keperluan analisis kinerja
perekonomian dunia atau wilayah.
5. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB)
maupun Indeks Harga Konsumen (IHK)
menggunakan tahun dasar baru, yaitu
tahun 2000 dan 2002. Penyempurnaan
metodologi berikut perluasan cakupan
komoditinya akan menghasilkan suatu
series IHPB dan IHK baru yang akan
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2008- 2012 3
digunakan sebagai deflator dalam
penghitungan estimasi PDRB sektoral
maupun penggunaan.
6. Ketersediaan data dasar (raw data) baik
harga maupun volume (quantum) tahun
2000 secara rinci pada masing-masing
sektor ekonomi relatif lebih lengkap dan
berkelanjutan. Dengan dukungan data-
data yang lebih lengkap dan terinci serta
berkesinambungan, diharapkan estimasi
PDRB dengan tahun dasar 2000 dapat
disusun lebih akurat dan konsisten.
Penyusunan publikasi PDRB
Kabupaten Gunungkidul menurut
penggunaan dilatarbelakangi oleh semakin
meningkatnya kebutuhan terhadap data
PDRB yang dirinci menurut
penggunaannya, yaitu permintaan domestik
yang berupa pengeluaran konsumsi
rumahtangga baik untuk makanan maupun
non makanan, konsumsi lembaga nirlaba,
konsumsi pemerintah, dan pembentukan
modal tetap bruto. Sedangkan permintaan
dari luar wilayah adalah berupa ekspor.
Namun karena sebagian permintaan
terhadap barang dan jasa dalam suatu
wilayah termasuk barang dan jasa yang
berasal dari luar wilayah (impor), maka
dalam PDRB menurut penggunaan ekspor
barang dan jasa dikurangi dengan impor
barang dan jasa untuk memperoleh ekspor
neto. Dalam PDRB menurut penggunaan,
selisih antara permintaan (demand) dan
penyediaan (supply) yang mencerminkan
perbedaan statistik (statistical descrepancy)
dicakup dalam perubahan stok (change in
stock).
Informasi yang rinci tersebut
diharapkan dapat membantu para pengguna
data terutama para peneliti untuk dapat
memahami kondisi perekonomian
Kabupaten Gunungkidul dari sisi permintaan
(demand side).
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2008- 2012 4
PDRB menurut Penggunaan meng-
gambarkan penggunaan barang dan jasa yang
diproduksi oleh berbagai sektor dalam
masyarakat. Penggunaan PDRB tersebut
secara garis besar ada dua macam yaitu:
Konsumsi Antara yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan dalam proses produksi
dan Konsumsi Akhir untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi masyarakat.
Untuk melihat hubungan antara
pendapatan dan permintaan terhadap barang
dan jasa dapat ditulis sebagai berikut :
PDRB SAMA DENGAN NILAI
SELURUH PENGELUARAN AKHIR
DIKURANGI NILAI TOTAL IMPOR.
Pengeluaran akhir merupakan
pembelian dari semua barang dan jasa
(barang konsumsi, output pemerintah dan
lembaga swasta Nirlaba, barang modal,
perubahan persediaan, semua barang yang di
ekspor) yang disuplai dalam suatu
perekonomian. Nilainya akan melebihi dari
output akhir yang diproduksi oleh sektor-
sektor produksi domestik sebesar nilai impor
barang dan jasa akhir. Nilai produksi
domestik akan diperoleh dari selisih
pengeluaran akhir dengan total impor, yang
persamaan nya dapat ditulis :
Y = Ch + Cn + Cg + Ii + Is + X – M …… 1
dimana :
Ch : Konsumsi Rumah Tangga,
Cn : Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba,
Cg : Konsumsi Pemerintah & Pertahanan
Ii : Pembentukan Modal Tetap Bruto,
Is : Perubahan Stok,
X : Ekspor,
M : Impor,
Y : PDRB
Dari persamaan (1) dapat disederhanakan
menjadi
Y = C + I + X – M ………….. …………….2
dimana :
C : Konsumsi RT, Lembaga Nirlaba
Rumah tangga, Pemerintah dan
Pertahanan
I : Investasi.
X : Ekspor,
M : Impor,
Y : PDRB
2.1 Pengeluaran Konsumsi
Rumahtangga
Pengeluaran konsumsi rumah-tangga
mencakup seluruh pengeluaran barang dan
jasa dikurangi penjualan neto barang bekas
atau afkiran. Pengeluaran tersebut termasuk
II. KONSEP DAN DEFINISI
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2008- 2012 5
pembelian aktiva berwujud yang tidak dapat
diproduksi kembali (kecuali tanah) seperti
karya seni, barang-barang koleksi dan barang
antik. Termasuk juga pembelian barang tahan
lama seperti meubeler, sepeda motor, mobil
dan barang elektronik dan imputasi sewa
rumah sendiri. Pengeluaran rumah tangga
juga meliputi nilai barang dan jasa yang
dihasilkan untuk konsumsi sendiri seperti
hasil kebun, peternakan, kayu bakar dan
biaya hidup lainnya.
Disamping itu pengeluaran untuk
pemeliharaan kesehatan, pendidikan, rekreasi,
pengangkutan dan jasa-jasa lainnya termasuk
dalam konsumsi rumah tangga, tetapi
pembelian rumah tidak termasuk pengeluaran
konsumsi dan sebaliknya pengeluaran atas
rumah yang ditempati seperti sewa rumah,
perbaikan ringan, rekening air, listrik, telepon
dan lain-lain merupakan konsumsi rumah
tangga.
Sumber data utama perkiraan nilai
konsumsi rumah tangga, adalah hasil Survey
Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS)
Provinsi D.I.Yogyakarta khususnya untuk
Kabupaten Gunungkidul, hasil pengolahan
Badan Pusat Statistik untuk besarnya
konsumsi. Sedang untuk harga setiap jenis
bahan yang dikonsumsi diperoleh dari hasil
pengolahan statistik harga konsumen yang
dilakukan oleh BPS Kabupaten Gunungkidul.
Disamping itu digunakan data lainnya seperti
PDRB sektoral, Indeks Harga Konsumen dan
jumlah penduduk pertengahan tahun.
Dari hasil SUSENAS, diperoleh rata-
rata konsumsi per kapita per minggu untuk
bahan makanan dan rata-rata nilai konsumsi
per kapita per bulan untuk non makanan.
Pengeluaran untuk konsumsi makanan
terdiri dari pegeluaran untuk bahan makanan,
makanan dan minuman jadi, rokok dan
tembakau. Sedangkan pengeluaran konsumsi
bukan makanan terdiri dari pengeluaran untuk
perumahan, bahan bakar, air dan penerangan;
aneka barang dan jasa; pakaian, alas kaki dan
tutup kepala; pajak dan asuransi serta
keperluan untuk pesta dan upacara.
Cara memperoleh nilai konsumsi bahan
makanan per bulan dilakukan dengan cara
konsumsi per kapita per minggu dikalikan
tiga puluh dibagi tujuh. Nilai konsumsi bahan
makanan dan bukan bahan makanan setahun
diperoleh dengan cara nilai konsumsi per
kapita per bulan dikali dua belas dikalikan
pula dengan jumlah penduduk pertengahan
tahun (hasil proyeksi).
Perkiraan nilai konsumsi rumahtangga
untuk tahun yang tidak tersedia data
SUSENAS modul konsumsi dihitung
berdasarkan data susenas dan elastisitas
pendapatan.
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2008- 2012 6
a. Konsumsi Rumah Tangga Kelompok
Makanan.
Perkiraan konsumsi kelompok
makanan digunakan model fungsi
eksponensial. Model ini dipilih berdasarkan
asumsi bahwa setiap penambahan pendapatan
akan menyebabkan pertambahan konsumsi,
tetapi pada suatu saat (titik jenuh) konsumsi
tersebut mulai menurun, dengan bentuk kurva
seperti parabola.
Fungsi eksponensial tersebut adalah
Untuk mempermudah perhitungan,
persamaan diatas dapat dimodifikasikan
dalam bentuk persamaan linier logaritma,
yaitu
ln Qi = ln a + b ln Yi
Dimana :
Qi : Rata-rata konsumsi perkapita
sebulan (kuantum)
Yi : Pendapatan Perkapita sebulan
a : Konstanta
b : Koefisien elastisitas
Koefisien elastisitas diperoleh dari
suatu analisis silang antar variabel
pendapatan dengan dengan variabel konsumsi
dari data hasil pengolahan susenas 1999 akan
diperoleh a sebagai konstanta dan b sebagai
koefisien arah. Koefisien arah ini yang
dipergunakan sebagai koefisien elastisitas,
sehingga untuk tahun-tahun yang tidak ada
susenas modul konsumsi, konsumsi perkapita
setiap jenis barang dapat diperkirakan.
Perhitungan nilai konsumsi makanan
pada tahun-tahun yang tak ada survei, secara
umum diformulasikan sebagai berikut :
C(n+1) = Cn . (1 + b . dp) Dimana :
C(n+1) : Rata-rata konsumsi (kuantum)
perkapita sebulan pada tahun
(n+1)
Cn : Rata-rata konsumsi (kuantum)
perkapita sebulan pada tahun
dasar (n).
Dp : Perubahan pendapatan perkapita
harga konstan tahun ke-n dengan
tahun ke (n+1)
Untuk kelompok makanan nilai konsumsi
atas dasar harga berlaku diperoleh dengan
cara mengalikan nilai konsumsi dalam satuan
kuantum dengan harga konsumen atau harga
eceran pada tahun yang bersangkutan. Sedang
nilai konsumsi atas dasar harga konstan
Qi = a . Yi b
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2008- 2012 7
diperoleh dengan metode revaluasi, artinya
konsumsi dalam satuan kuantum dikalikan
dengan harga tahun dasar PDRB.
a. Konsumsi Rumah Tangga
Kelompok Bukan makanan
Perkiraan Konsumsi rumah tangga untuk
kelompok bukan makanan menggunakan
model regresi linier, artinya setiap kenaikan
pendapatan akan selalu diikuti oleh
penambahan permintaan konsumsi kelompok
bukan makanan misalnya permintaan akan
pakaian dan sebagainya. Model yang
digunakan sebagai berikut :
Qi = a + b.Yi
Dimana :
Qi : Rata-rata konsumsi perkapita sebulan
(kuantum)
Yi : Pendapatan perkapita sebulan
a : Konstanta
b : Koefisien elastisitas.
Nilai konsumsi rumahtangga untuk
bukan makanan atas dasar harga konstan
diperoleh dengan cara mendeflasi, yaitu
membagi konsumsi harga berlaku dengan
Indeks Harga Konsumen (IHK) yang sesuai.
Pengeluaran konsumsi rumahtangga ini
telah dilengkapi dengan perkiraan besarnya
konsumsi makanan/minuman yang
dikonsumsi di luar rumah.
2.2 Pengeluaran Konsumsi Lembaga
Nirlaba
Lembaga Nirlaba yang melayani
rumah tangga adalah lembaga formal maupun
informal yang dibentuk atau dibiayai oleh
perorangan atau kelompok masyarakat dalam
rangka menyediakan jasa pelayanan yang
bersifat non komersial khususnya bagi
anggota masyarakat umum tanpa adanya
motivasi untuk meraih keuntungan.
Bentuk Lembaga Nirlaba yang
melayani rumah tangga adalah sebagai
berikut : Organisasi Kemasyarakatan
(ORMAS), Organisasi Sosial (Orsos),
Organisasi Profesi, Perkumpulan Sosial /
Kebudayaan / Olahraga dan Hobi, Lembaga
swadaya masyarkat (LSM), Lembaga
Keagamaan, dan Organisasi Bantuan
kemanusiaan/Beasiswa.
Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba
tersebut meliputi pembelian barang dan jasa
dan penerimaan transfer dalam bentuk natura,
pembayaran upah dan gaji, penyusutan
barang modal dan pajak tak langsung neto
yang dibayarkan lembaga ini, dikurangi
dengan penjualan barang dan jasa yang
dihasilkan.
Perkiraan besarnya nilai konsumsi
Lembaga Nirlaba sampai saat ini diperolah
dari hasil penghitungan survei khusus yaitu
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2008- 2012 8
diperoleh dari penjumlahan output sub sektor
jasa sosial dan kemasyrakatan, dimana
Lembaga Nirlaba banyak berperan seperti
kegiatan panti asuhan, tempat ibadah dan
sebagainya dikurangi surplus usahanya.
Dari hasil penghitungan Nilai Produk
Domestik Bruto menurut lapangan usaha,
diperoleh perkiraan nilai konsumsi lembaga
swasta yang tidak mencari untung, baik atas
dasar harga yang berlaku maupun atas dasar
harga konstan 2000.
2.3 Pengeluaran Konsumsi
Pemerintahan
Pengeluaran konsumsi pemerintah
mencakup pengeluaran untuk belanja
pegawai, penyusutan barang modal dan
belanja barang (termasuk belanja perjalanan
dinas, pemeliharaan, dan pengeluaran lain
yang bersifat rutin) dikurangi penerimaan
dari produksi barang dan jasa yang
dihasilkan. Pengeluaran konsumsi pemerintah
tersebut meliputi pemerintah pusat dan
daerah.
Data mengenai belanja pegawai, belanja
barang dan belanja rutin lainnya serta
perkiraan belanja pembangunan yang
merupakan belanja rutin diperolah dari
realisasi pengeluaran pemerintah pusat dan
pemerintah daerah. Pengeluaran pemerintah
pusat diperoleh dari Kantor Perbendaharaan
Negara sedangkan untuk pengeluaran
pemerintah daerah dalam hal ini daerah
otonom tingkat I, tingkat II dan tingkat desa
diperoleh dari daftar K.1; K.2 dan K.3.
Jika diteliti, pengeluaran pemerintah
terdiri dari dua kelompok, yaitu pengeluaran
rutin dan pengeluaran pembangunan.
Pengeluaran rutin terdiri dari belanja
pegawai, belanja barang, subsidi dan
pengeluaran lainnya. Dari kelompok
pengeluaran rutin yang dihitung sebagai
pengeluaran konsumsi pemerintah adalah
belanja pegawai, belanja barang dan
pengeluaran rutin lainnya. Sedang yang
lainnya tidak dimasukkan karena pengeluaran
disini merupakan transfer.
Dari kelompok pengeluaran
pembangunan yang tujuan utamanya untuk
peningkatan fisik di segala bidang merupakan
investasi pemerintah. Tetapi pembiayaan
yang bersifat rutin, seperti pengeluaran untuk
riset dan pengeluaran pengembangan ilmu
pengetahuan, dimasukkan sebagai konsumsi
pemerintah.
2.4 Pembentukan Modal Tetap Bruto
Pembentukan modal tetap domestik
bruto mencakup pengadaan, pembuatan dan
pembelian barang-barang modal baru dari
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2008- 2012 9
dalam negeri ataupun barang bekas dari luar
negeri. Pengertian dalam/luar negeri dalam
hal ini termasuk luar wilayah.
Barang modal adalah peralatan yang
digunakan untuk berproduksi dan biasanya
mempunyai umur pamakaian satu tahun atau
lebih. Pembentukan modal tetap domestik
bruto dapat dibedakan menjadi :
a. Pembentukan modal dalam bentuk
bangunan/konstruksi terdiri dari
bangunan tempat tinggal dan bukan
tempat tinggal, bangunan/konstruksi
lainnya seperti : jalan, jembatan,
irigasi, pembangkit tenaga listrik,
instalasi, komunikasi dan sebagainya.
b. Pembentukan modal dalam bentuk
mesin-mesin dan alat-alat perleng-
kapan baik yang berasal dari impor
maupun produksi dalam negeri.
c. Penanaman baru untuk tanaman
keras/pembukaan lahan.
d. Penambahan ternak yang khusus
dipelihara untuk diambil susunya,
bulunya, atau dipakai tenaganya dan
lain-lain terkecuali ternak yang untuk
dipotong.
Pembentukan modal tetap bruto atas
dasar harga yang berlaku, diperoleh dengan
cara menghitung nilai barang-barang modal
yang masuk ke region dan barang modal yang
masuk antar region atau antar pulau,
ditambah dengan persentase tertentu terhadap
nilai produksi bruto sektor konstruksi/
bangunan.
Perkiraan pembentukan modal tetap
bruto atas dasar harga konstan tahun 1993,
diperoleh dengan cara mendeflasi nilai
pembentukan modal tetap bruto (nilai barang
impor) atas dasar harga yang berlaku dengan
Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB)
barang-barang impor, dan dengan IHPB
barang-barang industri untuk barang modal
antar pulau.
2.5 Perubahan Stok
Stok disini mencakup persediaan barang-
barang pada akhir tahun baik berasal dari
pembelian yang akan dipakai sebagai input
pada suatu kegiatan ekonomi atau untuk
dijual lagi, maupun barang yang dihasilkan
oleh unit-unit produksi yang belum dijual,
baik barang yang sudah jadi maupun yang
sedang dalam proses.
Pemegang stok salah satunya adalah
pemerintah yang berupa stok barang
keperluan strategis seperti bahan pangan yang
kan dikeluarkan ke pasaran pada waktu krisis.
Produsen dan pedagang juga merupakan
pemegang stok. Stok pada produsen pada
umumnya berupa bahan mentah, barang-
barang atau alat-alat yang diproduksi tetapi
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2008- 2012 10
masih dalam proses atau barang-barang yang
belum dipasarkan.
Perubahan stok pada suatu tahun
diperoleh dari seluruh nilai stok pada akhir
tahun dikurangi dengan seluruh nilai stok
pada awal tahun yang bersangkutan (pada
awal tahun yang bersangkutan). Dalam
menghitung perubahan stok dapat dilakukan
dengan dua metode yakni :
1. Metode Langsung
Nilai stok diperoleh dari setiap
kegiatan dan jenis barang yang
dikumpulkan melalui sensus dan survei.
Berdasarkan laporan neraca keuangan
perusahaan dari hasil survei tahunan
diperoleh nilai stok pada awal tahun dan
akhir tahun, yang kemudian dinilai dengan
rata-rata harga pasar pada periode tahun
perhitungan tersebut.
2 Metode Tidak Langsung
(Metode Arus Barang)
Yaitu dengan menghitung stok awal
dan stok akhir dari tiap jenis barang. Data
seperti ini mungkin tersedia hanya untuk
beberapa jenis barang. Oleh karena itu
maka komponen perubahan stok
diestimasi berdasarkan residual dari
PDRB yang dihitung secara sektoral
dikurangi dengan komponen-komponen
yang sudah dihitung dengan data yang
tersedia.
Perubahan stok penghitungannya
ditaksir sebagai residual karena tidak
tersedianya data yang diperlukan untuk
membuat perkiraan prubahan stok. Dengan
demikian stok merupakan sisa, yaitu PDRB
dikurangi konsumsi rumah tangga, konsumsi
lembaga swasta yang tidak mencari untung,
konsumsi pemerintah, pembentukan modal
tetap bruto dan ekspor neto (ekspor – impor)
baik atas dasar harga berlaku maupun atas
dasar harga konstan.
2.6 Ekspor dan Impor
Ekspor dan impor merupakan kegiatan
transaksi barang dan jasa antara penduduk
suatu daerah dengan daerah lain atau dengan
luar negeri. Kegiatan ekspor impor di tingkat
kabupaten meliputi :
a. Ekspor dan impor dengan luar negeri.
b. Ekspor dan impor antar daerah
(propinsi/kabupaten/kota)
Dari nilai ekspor dan impor luar negeri
dan antar daerah masing-masing tahun
diperoleh nilai ekspor dan impor atas dasar
harga berlaku.
Nilai ekspor atas dasar harga konstan
2000 diperoleh dengan mendeflasi nilai
ekspor atas dasar harga berlaku, dengan
deflator indeks harga perdagangan besar
umum ekspor tanpa minyak. Sedang nilai
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2008- 2012 11
impor dideflasi dengan indeks harga
perdagangan besar umum kelompok barang-
barang impor.
Nilai barang yang keluar antar daerah
atas dasar harga konstan 2000 diperoleh
dengan cara mendeflasi masing-masing
komoditas dengan IHPB umum.
Data mengenai ekspor dan impor luar
negeri diperoleh dari Dinas Perindustrian,
Perdagangan, Koperasi dan Pertambangan
Kabupaten. Sedang untuk barang yang keluar
dan masuk antar daerah diperoleh dengan
cara menghitung selisih produksi domestik
dengan konsumsi domestik. Konsumsi
domestik terdiri dari konsumsi rumah tangga
dan konsumsi rumah tangga industri.
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2008 – 2012 12
III. TINJAUAN PDRB KABUPATEN GUNUNGKIDUL DARI
PENDEKATAN PENGGUNAAN, 2008 - 2012
Menurut Nelis dan Parker (2002), di
dalam ekonomi sebagai suatu kesatuan, pelaku
ekonomi dapat diklasifikasikan menjadi lima
kelompok yakni:
1. Rumah Tangga (termasuk lembaga
nirlaba)
2. Pemerintah (government)
3. Korporasi (firm)
4. Jasa keuangan (financial services)
5. Kelompok luar daerah/luar negeri
(foreign)
Masing-masing institusi tersebut
berperan sebagai pelaku ekonomi, dimana
antar daerah satu institusi dengan yang lainnya
dapat dibedakan berdasarkan fungsi dan
perilakunya dalam sistem perekonomian.
Pada tingkat paling dasar, rumah tangga
menyediakan sumber daya berupa faktor-
faktor produksi yang dibutuhkan oleh
korporasi untuk memproduksi barang dan jasa.
Faktor produksi tersebut dapat berupa tenaga
kerja, tanah dan modal. Sebagai balas jasanya
rumah tangga menerima pembayaran dari
korporasi berupa upah dan gaji, sewa dan
bunga serta keuntungan (profit dan deviden).
Berbeda dengan peran rumah
tangga, korporasi mempekerjakan dan
memberikan balas jasa atas faktor yang
disediakan rumah tangga. Tugas
korporasi adalah memproduksi barang
dan jasa yang kemudian dikonsumsi oleh
rumah tangga, pemerintah, korporasi lain
dan pasar luar daerah/luar negeri.
Korporasi juga memainkan peran vital
dalam pembentukan investasi dalam
pengadaan mesin dan peralatan, tanah
dan bangunan serta kapasitas produk
lainnya.
Seperti halnya korporasi,
pemerintah memainkan berbagai peran
dalam perekonomian seperti penyediaan
layanan kesehatan, pendidikan,
pertahanan dan keamanan, penegakan
hukum dan kegiatan lainnya. Kemudian
Pemerintah memberikan balas jasa
berupa upah dan gaji kepada pegawainya
yang juga merupakan bagian dari
kelompok rumah tangga.
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2008 – 2012 13
Untuk memenuhi konsumsinya,
Pemerintah memerlukan barang dan jasa
konsumsi akhir dari perusahaan. Di bidang
pembentukan modal Pemerintah juga
mengeluarkan dana melalui pembangunan
jalan-jalan baru dan bangunan untuk sarana
umum seperti rumah sakit, sekolah yang pada
akhirnya pemerintah memungut pajak dari
individu dan perusahaan untuk mendanai
konsumsi pemerintah termasuk pembayaran
transfer kepada penduduk yang memerlukan
berupa subsidi baik langsung maupun tidak
langsung.
Kelompok jasa keuangan berperan
menjalankan fungsi intermediasi
keuangan seperti bank, perusahaan
asuransi, dana pensiun dan lain-lain.
Institusi ini tidak memproduksi output
secara fisik sehingga mereka biasanya
dikelompokkan terpisah dari korporasi.
Peran kelompok ini adalah menyediakan
layanan untuk menjembatani antara
penabung dan peminjam. Penabung bisa
berasal dari rumah tangga, korporasi,
pihak asing dan badan-badan lainnya
yang melayani publik.
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2008 – 2012 14
Adapun kelompok luar daerah/negeri
memberikan sumbangan langsung dalam hal
transaksi ekspor dan impor baik untuk transaksi
dengan daerah lain maupun dengan luar negeri.
Selanjutnya, meningkatnya ketergantungan
antar daerah/negara karena dampak globalisasi,
perlunya arus investasi dari luar cenderung
meningkat. Arus modal ini berperan menutup
kekurangan tabungan domestik untuk
pembiayaan investasi dan belanja konsumsi
yang diperlukan penduduk.
Besaran PDRB Kabupaten Gunungkidul
tahun 2012 mengalami peningkatan menjadi
7,963 trilyun rupiah dari tahun sebelumnya yang
mencapai 7,251 trilyun rupiah. Apabila di lihat
dari sisi penggunaannya, terlihat bahwa
sebagian besar digunakan untuk konsumsi yakni
sebesar 75,13 persen yang meliputi konsumsi
rumah tangga 48,24 persen, konsumsi
pemerintah 24,60 persen dan konsumsi lembaga
nirlaba 1,33 persen. Kumulatif konsumsi
tersebut mengalami kenaikan dari tahun
sebelumnya yang nilainya 74,16 persen.
Sementara sisanya adalah untuk komponen
lainnya seperti pembentukan modal, ekspor dan
impor luar daerah.
Pertumbuhan PDRB pada tahun 2012
mencapai 4,84 persen lebih besar dari tahun
sebelumnya yang hanya sebesar 4,33 persen.
Menurut jenis penggunaannya terjadi perubahan
dimana pertumbuhan PDRB tertinggi adalah
pengeluaran konsumsi lembaga nirlaba sebesar
8,76 persen, diikuti oleh pengeluaran konsumsi
pemerintah yang tercatat sebesar 6,28 persen
dan konsumsi rumah tangga 5,44 persen.
3.1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
Pola konsumsi masyarakat akan
menentukan optimalisasi pemanfaatan
sumber daya daerahnya. Pemanfaatan
tersebut akan menjadi optimal apabila
diprioritaskan berdasarkan kebutuhan
sebagian besar masyarakatnya.
Dalam situasi ekonomi yang masih
serba terbatas, pola konsumsi seharusnya
diarahkan agar tidak mengarah pada pola
hidup konsumtif dan berlebihan. Pola
konsumsi sebaiknya diarahkan untuk
menunjang kegiatan produktif dengan
memanfaatkan sumber daya yang tersedia
dan mengembangkan potensi yang ada secara
efisien, sehingga tercipta ekonomi yang
sehat.
Pengeluaran konsumsi rumah tangga
merupakan komponen yang dominan dalam
perekonomian Gunungkidul. Hal ini
tercermin dari kontribusi pengeluaran
konsumsi rumah tangga terhadap nilai
PDRB. Selama setengah dekade ini sebagian
besar PDRB Gunungkidul digunakan untuk
konsumsi rumah tangga dan tahun 2012 ini
peranannya kembali naik, yaitu dari 48,50
persen dari tahun 2008 menjadi 47,29 persen
pada tahun 2009, namun naik lagi menjadi
48,25 persen pada tahun 2010, dan tahun
2011 sedikit mengalami penurunan menjadi
48,24 persen sedang tahun ini tercatat 48,82
persen.
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2008 – 2012 15
Pada tahun 2012 nilai PDRB yang
digunakan untuk membiayai konsumsi rumah
tangga sebesar 3,888 trilyun rupiah dan 2,04
trilyun diantaranya adalah konsumsi makanan.
Pengeluaran konsumsi rumah tangga
umumnya memang didominasi untuk
pemenuhan kebutuhan konsumsi makanan
namun grafiknya berfluktuasi dari tahun ke
tahun. Pada tahun 2012 pengeluaran untuk
konsumsi makanan secara riil meningkat
sebesar 4,61 persen dari tahun 2011,
peningkatan pengeluaran konsumsi non
makanan justru naik sebesar 6,38 persen.
Berdasarkan harga berlakunya,
perkembangan konsumsi rumah tangga selama
lima tahun ini; tahun 2008 sebesar 147,25
persen; tahun 2009 sebesar 162,34; tahun 2010
sebesar 196,14 persen; pada tahun 2011 sebesar
224,06 persen dan pada tahun 2012 ini sebesar
260,21.
Pada tahun 2008 persentase peningkatan
konsumsi rumah tangga secara riil mengalami
peningkatan sebesar 4,62 persen; tahun 2009
sedikit melambat ke 2,71 persen; dan pada
tahun 2010 naik 6,20 persen merupakan yang
tertinggi selama lima tahun terakhir karena
tahun 2011 konsumsi riil rumah tangga
mengalami pelambatan dibanding 2010 yakni
sebesar 4,66 persen walaupun kembali ke 5,44
persen tahun 2012 ini.
3.2 Pengeluaran Konsumsi Lembaga
Nirlaba.
Pengeluaran konsumsi Lembaga
Nirlaba merupakan pengguna PDRB terkecil
baik dalam kelompok konsumsi maupun
pada komponen penggunaan PDRB secara
keseluruhan. Konsumsi Lembaga Nirlaba
adalah nilai penggunaan barang dan jasa oleh
lembaga swasta formal ataupun non formal
dalam rangka menyediakan jasa sosial
kemasyarakatan bagi anggotanya.
Komponen ini seperti halnya
konsumsi rumah tangga memiliki peranan
yang terus meningkat perlahan dalam
perekonomian Gunungkidul, walaupun dari
tahun ke tahun kontribusi pengeluaran ini
masih berkisar satu persen terhadap
perekonomian secara makro. Pada tahun
2012 pengeluaran konsumsi Lembaga
Nirlaba ini memberikan andil 1,35 persen
terhadap total PDRB Kabupaten
Gunungkidul.
3.3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
Anggaran Pembangunan harus
diarahkan untuk menunjang kegiatan
masyarakat dengan menyediakan prasarana
dan sarana yang dibutuhkan masyarakat
dengan lebih memprioritaskan pada sektor
yang memiliki potensi untuk berkembang
dengan segera.
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2008 – 2012 16
Seperti halnya konsumsi rumah tangga
dan lembaga nirlaba, konsumsi pemerintah atas
dasar harga berlaku pada tahun 2012 pun
mengalami kenaikan yaitu menjadi 1.986,59
milyar rupiah atau meningkat 11,39 persen
terhadap tahun sebelumnya. Sedangkan harga
konstannya meningkat 6,28 persen dibanding
tahun sebelumnya.
Persentase belanja pegawai terhadap
konsumsi pemerintah pada tahun 2012
mencapai sekitar 68 persen, mengalami
sedikit penurunan dari tahun 2010 dan
2011 yang mencapai 75 dan 69 persen.
Adapun belanja modal merupakan
komponen kedua yang menentukan
besarnya pengeluaran konsumsi
pemerintah.
Pada tahun 2012, pengeluaran konsumsi
pemerintah mempunyai peranan 24,95 persen
dari besaran PDRB Kabupaten Gunungkidul.
Besar kecilnya pengeluaran ini dipengaruhi
oleh belanja pegawai, belanja barang dan
belanja pemerintah lainnya. Komponen paling
dominan dalam pengeluaran konsumsi
pemerintah adalah belanja pegawai yang
setiap tahunnya selalu memiliki rasio diatas
65 persen terhadap nilai totalnya.
Tahun 2012 besaran belanja modal
yang dikeluarkan Pemerintah Kabupaten
Gunungkidul mencapai 15 persen dari total
belanja pemerintah, mengalami peningkatan
dibanding tahun 2011 yang hanya mencapai
12 persen.
Namun persentase belanja barang dan
jasa terhadap pengeluaran konsumsi ini
selama tahun 2012 justru mengalami
penurunan menjadi hanya 10 persen,
dibanding persentase tahun sebelumnya
yang mencapai 11 persen.
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2008 – 2012 17
3.4 Pembentukan Modal Tetap Bruto
(PMTB)
Salah satu faktor yang sangat penting
dalam rangka untuk mengembangkan
perekonomian suatu daerah/wilayah adalah
investasi. Investasi merupakan salah satu
komponen PDRB. Menurut teori “Harold
Domar” adalah semakin tinggi investasi yang
ditanamkan, maka semakin besar
output/PDRB yang dapat dihasilkan dan akan
mengakibatkan tingginya pertumbuhan
ekonomi suatu daerah/wilayah.
Pembentukan Modal Tetap Bruto
(PMTB) dan Perubahan Stok dapat juga
dikatakan investasi, meskipun ada sebagian
komponen perubahan stok yang bukan
investasi. Investasi yang dimaksud disini
adalah investasi dalam bentuk barang modal
berupa bangunan/konstruksi, mesin-mesin
dan perlengkapannya. Barang modal
tersebut merupakan peralatan yang
digunakan untuk berproduksi berupa barang
maupun jasa.
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2008 – 2012 18
Kontribusi PMTB terhadap PDRB atas
dasar harga berlaku selama tahun 2008-2012
adalah sebesar 27 persen per tahun. Pada tahun
tahun 2008 dan 2009 kontribusinya mencapai
27,90 persen, menurun pada tahun 2010
menjadi 27,52 persen; dan kembali menggeliat
2011 menjadi 27,83 persen namun kembali ke
angka 27,41 pada tahun ini.
Sementara nilai riil PMTB cenderung
meningkat setiap tahun dengan nilai
peningkatan yang fluktuatif. Pada tahun 2009
nilainya meningkat 8,84 persen terhadap 2008;
pada tahun 2010 meningkat sebesar 9,12 persen
dan tahun 2011 kembali mengalami kenaikan
sebesar 10,70 persen, namun nilainya tahun ini
hanya meningkat sebesar 8,15 dibanding tahun
2011.
Pada tahun 2012 ICOR tahunan
sedikit mengalami penurunan dari tahun
2011 yakni menjadi sebesar 4,42. Selama
periode tahun 2008-2012 ICOR tahunan
nilainya antara 4,73 – 5,43. Fluktuasi baik
naik maupun turun terjadi selama periode
tersebut, ketika tahun 2008 nilainya 4,87
dan dua tahun kemudian naik menjadi 5,14.
Namun pada tahun 2011 turun lagi menjadi
4,73 yang disusul penurunan juga tahun
2012. Hal ini menunjukkan bahwa pada
tahun 2012 untuk memperoleh tambahan
satu unit tambahan output diperlukan 4,42
unit tambahan investasi. Sedangkan rata-
rata ICOR periode 2008-2012 mencapai
4,86 sehingga dapat disimpulkan bahwa
selama periode tersebut rata-rata dibutuhkan
5 unit investasi untuk meningkatkan 1 unit
PDRB.
Salah satu keterkaitan (korelasi) antara
PDRB dengan investasi yang dalam kaitan ini
disebut PMTB dikenal dengan Incremental
Capital Output Ratio (ICOR). ICOR
menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi relatif
akibat adanya investasi. Semakin tinggi ICOR
memberikan indikasi terjadinya inefisiensi
dalam penggunaan investasi. Ukuran ini
merupakan rasio (perbandingan) antara nilai
PMTB dengan tambahan PDRB pada satu
tahun atau periode waktu tertentu di suatu
wilayah yang dihitung dengan harga konstan
2000.
3.5 Komponen Lainnya
Khusus untuk komponen perubahan stok,
ekspor dan impor baik luar negeri maupun
antar wilayah kontribusi dan pertumbuhannya
tidak diperhitungkan karena masih belum
tersedianya data yang cukup memadai untuk
dilakukan penghitungan. Komponen-
komponen tersebut diatas estimasinya
merupakan sisa/residual dari total PDRB (baik
atas dasar harga berlaku maupun konstan
2000), sehingga belum bisa dijadikan bahan
analisis.
2008 2009 2010 2011* 2012**(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Konsumsi 4.067.909 4.390.309 4.894.468 5.377.147 5.981.977
I.1.Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 2.668.545 2.831.423 3.196.226 3.497.535 3.887.738
a. Makanan 1.421.876 1.495.768 1.682.621 1.839.644 2.040.387
b. Bukan Makanan 1.246.669 1.335.655 1.513.605 1.657.891 1.847.352
I.2.Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 1.346.710 1.493.040 1.616.817 1.783.456 1.986.592
I.3. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 52.654 65.846 81.426 96.157 107.647
II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 1.534.880 1.670.524 1.822.845 2.017.826 2.182.192
III. Lainnya -100.581 -73.052 -92.742 -144.291 -201.564
Produk Domestik Regional Bruto 5.502.208 5.987.782 6.624.572 7.250.682 7.962.605
*) angka sementara**) angka sementara angka sangat sementara
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2008 -2012 19
Jenis Penggunaan Tahun
Tabel 1.Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul
menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008 - 2012(Jutaan Rupiah)
2008 2009 2010 2011* 2012**(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Konsumsi 1.831.586 1.912.255 2.016.726 2.110.652 2.231.950
I.1.Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 1.275.462 1.310.071 1.391.288 1.456.096 1.535.342
a. Makanan 700.683 706.595 739.744 773.312 808.998
b. Bukan Makanan 574.779 603.476 651.544 682.783 726.345
I.2.Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 532.192 573.889 591.572 616.397 655.106
I.3. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 23.932 28.296 33.866 38.160 41.502
II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 628.653 653.435 682.481 711.196 744.069
III. Lainnya 610.059 631.675 630.872 662.440 701.983
Produk Domestik Regional Bruto 3.070.298 3.197.365 3.330.079 3.474.288 3.642.562
*) angka sementara**) angka sementara angka sangat sementara
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2008 -2012 20
Tabel 2.Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul
Jenis Penggunaan Tahun
menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2008 - 2012(Jutaan Rupiah)
2008 2009 2010 2011* 2012**(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Konsumsi 73,93 73,32 73,88 74,16 75,13
I.1.Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 48,50 47,29 48,25 48,24 48,82
a. Makanan 25,84 24,98 25,40 25,37 25,62
b. Bukan Makanan 22,66 22,31 22,85 22,87 23,20
I.2.Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 24,48 24,93 24,41 24,60 24,95
I.3. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 0,96 1,10 1,23 1,33 1,35
II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 27,90 27,90 27,52 27,83 27,41
III. Lainnya -1,83 -1,22 -1,40 -1,99 -2,53
Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
*) angka sementara**) angka sementara angka sangat sementara
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2008 -2012 21
menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008 - 2012 (Persen)
Jenis Penggunaan Tahun
Tabel 3.Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul
2008 2009 2010 2011* 2012**(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Konsumsi 59,65 59,81 60,56 60,75 61,27
I.1.Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 41,54 40,97 41,78 41,91 42,15
a. Makanan 22,82 22,10 22,21 22,26 22,21
b. Bukan Makanan 18,72 18,87 19,57 19,65 19,94
I.2.Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 17,33 17,95 17,76 17,74 17,98
I.3. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 0,78 0,88 1,02 1,10 1,14
II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 20,48 20,44 20,49 20,47 20,43
III. Lainnya 19,87 19,76 18,94 19,07 19,27
Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
*) angka sementara**) angka sementara angka sangat sementara
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2008 -2012 22
Tabel 4.Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul
menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2008 - 2012 (Persen)
Jenis Penggunaan Tahun
2008 2009 2010 2011* 2012**(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Konsumsi 289,01 311,91 347,73 382,02 424,99
I.1.Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 247,25 262,34 296,14 324,06 360,21
a. Makanan 227,16 238,97 268,82 293,91 325,98
b. Bukan Makanan 274,99 294,62 333,87 365,69 407,48
I.2.Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 415,35 460,48 498,65 550,05 612,70
I.3. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 1308,27 1636,04 2.023,16 2.389,16 2.674,66
II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 417,31 454,19 495,60 548,61 593,30
III. Lainnya -19,55 -14,20 -18,03 -28,05 -39,18
Produk Domestik Regional Bruto 240,29 261,50 289,31 316,65 347,74
*) angka sementara**) angka sementara angka sangat sementara
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2008 -2012 23
menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008 - 2012(Persen)
Jenis Penggunaan Tahun
Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten GunungkidulTabel 5.
2008 2009 2010 2011* 2012**(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Konsumsi 130,12 135,85 143,27 149,94 158,56
I.1.Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 118,18 121,38 128,91 134,91 142,26
a. Makanan 111,94 112,89 118,18 123,55 129,25
b. Bukan Makanan 126,78 133,11 143,72 150,61 160,22
I.2.Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 164,12 176,98 182,44 190,09 202,03
I.3. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 582,43 688,63 824,19 928,69 1.010,02
II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 153,79 159,85 166,95 173,98 182,02
III. Lainnya 128,88 133,45 133,28 139,95 148,30
Produk Domestik Regional Bruto 134,09 139,64 145,43 151,73 159,08
*) angka sementara**) angka sementara angka sangat sementara
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2008 -2012 24
(Persen)
Jenis Penggunaan Tahun
Tabel 6.Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul
menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2008 - 2012
2008 2009 2010 2011* 2012**(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Konsumsi 115,50 107,93 111,48 109,86 111,25
I.1.Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 114,28 106,10 112,88 109,43 111,16
a. Makanan 112,27 105,20 112,49 109,33 110,91
b. Bukan Makanan 116,66 107,14 113,32 109,53 111,43
I.2.Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 117,33 110,87 108,29 110,31 111,39
I.3. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 134,83 125,05 123,66 118,09 111,95
II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 118,25 108,84 109,12 110,70 108,15
III. Lainnya -192,67 72,63 126,95 155,58 139,69
Produk Domestik Regional Bruto 112,93 108,83 110,63 109,45 109,82
*) angka sementara**) angka sementara angka sangat sementara
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2008 -2012 25
Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidulmenurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008 - 2012
(Persen)
Jenis Penggunaan Tahun
Tabel 7.
2008 2009 2010 2011* 2012**(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Konsumsi 105,05 104,40 105,46 104,66 105,75
I.1.Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 104,62 102,71 106,20 104,66 105,44
a. Makanan 101,84 100,84 104,69 104,54 104,61
b. Bukan Makanan 108,21 104,99 107,97 104,79 106,38
I.2.Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 105,49 107,83 103,08 104,20 106,28
I.3. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 120,77 118,23 119,69 112,68 108,76
II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 104,60 103,94 104,45 104,21 104,62
III. Lainnya 102,22 103,54 99,87 105,00 105,97
Produk Domestik Regional Bruto 104,39 104,14 104,15 104,33 104,84
*) angka sementara**) angka sementara angka sangat sementara
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2008 -2012 26
(Persen)
Jenis Penggunaan Tahun
Tabel 8.Indek Berantai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2008 - 2012
2008 2009 2010 2011* 2012**(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Konsumsi 222,10 229,59 242,69 254,76 268,02
I.1.Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 209,22 216,13 229,73 240,20 253,22
a. Makanan 202,93 211,69 227,46 237,89 252,21
b. Bukan Makanan 216,90 221,33 232,31 242,81 254,34
I.2.Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 253,05 260,16 273,31 289,34 303,25
I.3. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 220,02 232,70 240,44 251,98 259,38
II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 244,15 255,65 267,09 283,72 293,28
III. Lainnya -16,49 -11,56 -14,70 -21,78 -28,71
Produk Domestik Regional Bruto 179,21 187,27 198,93 208,70 218,60
*) angka sementara**) angka sementara angka sangat sementara
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2008 -2012 27
Tabel 9.Indeks Implisit Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul
menurut Penggunaan Tahun 2008 - 2012 (Persen)
Jenis Penggunaan Tahun
2008 2009 2010 2011* 2012**(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Konsumsi 109,95 103,37 105,71 104,97 105,20
I.1.Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 109,24 103,30 106,29 104,56 105,42
a. Makanan 110,24 104,32 107,45 104,59 106,02
b. Bukan Makanan 107,81 102,04 104,96 104,52 104,75
I.2.Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 111,22 102,81 105,05 105,86 104,81
I.3. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 111,64 105,77 103,32 104,80 102,94
II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 113,04 104,71 104,47 106,23 103,37
III. Lainnya (188,49) 70,14 127,12 148,17 131,82
Produk Domestik Regional Bruto 108,19 104,50 106,23 104,91 104,75
*) angka sementara**) angka sementara angka sangat sementara
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2008 -2012 28
Jenis Penggunaan Tahun
Tabel 10.Indeks Implisit Berantai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul
menurut Penggunaan Tahun 2008 - 2012 (Persen)
2008 2009 2010 2011* 2012**(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Konsumsi 15,50 7,93 11,48 9,86 11,25
I.1.Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 14,28 6,10 12,88 9,43 11,16
a. Makanan 12,27 5,20 12,49 9,33 10,91
b. Bukan Makanan 16,66 7,14 13,32 9,53 11,43
I.2.Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 17,33 10,87 8,29 10,31 11,39
I.3. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 34,83 25,05 23,66 18,09 11,95
II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 18,25 8,84 9,12 10,70 8,15
III. Lainnya -292,67 -27,37 26,95 55,58 39,69
Produk Domestik Regional Bruto 12,93 8,83 10,63 9,45 9,82
*) angka sementara**) angka sementara angka sangat sementara
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2008 -2012 29
( Persen )
Jenis Penggunaan Tahun
Tabel 11.Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul
menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008 - 2012
2008 2009 2010 2011* 2012**(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Konsumsi 5,05 4,40 5,46 4,66 5,75
I.1.Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 4,62 2,71 6,20 4,66 5,44
a. Makanan 1,84 0,84 4,69 4,54 4,61
b. Bukan Makanan 8,21 4,99 7,97 4,79 6,38
I.2.Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 5,49 7,83 3,08 4,20 6,28
I.3. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 20,77 18,23 19,69 12,68 8,76
II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 4,60 3,94 4,45 4,21 4,62
III. Lainnya 2,22 3,54 -0,13 5,00 5,97
Produk Domestik Regional Bruto 4,39 4,14 4,15 4,33 4,84
*) angka sementara**) angka sementara angka sangat sementara
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2008 -2012 30
Jenis Penggunaan Tahun
Tabel 12.Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul
menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2008 - 2012( Persen )
2008 2009 2010 2011* 2012**(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Konsumsi 6,022 6,500 7,247 7,769 8,580
I.1.Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 3,951 4,192 4,732 5,053 5,576
a. Makanan 2,105 2,214 2,491 2,658 2,927
b. Bukan Makanan 1,846 1,977 2,241 2,395 2,650
I.2.Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 1,994 2,210 2,394 2,577 2,850
I.3. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 0,078 0,097 0,121 0,139 0,154
II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 2,272 2,473 2,699 2,915 3,130
III. Lainnya -0,149 -0,108 -0,137 -0,208 -0,289
Produk Domestik Regional Bruto 8,146 8,865 9,809 10,475 11,421
*) angka sementara**) angka sementara angka sangat sementara
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2008 -2012 31
Produk Domestik Regional Bruto Perkapita Kabupaten Gunungkidulmenurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008 - 2012
(Jutaan Rupiah)
Jenis Penggunaan Tahun
Tabel 13.
2008 2009 2010 2011* 2012**(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Konsumsi 2,712 2,831 2,986 3,049 3,201
I.1.Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 1,888 1,939 2,060 2,104 2,202
a. Makanan 1,037 1,046 1,095 1,117 1,160
b. Bukan Makanan 0,851 0,893 0,965 0,986 1,042
I.2.Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 0,788 0,850 0,876 0,891 0,940
I.3. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 0,035 0,042 0,050 0,055 0,060
II. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 0,931 0,967 1,011 1,027 1,067
III. Lainnya 0,903 0,935 0,934 0,957 1,007
Produk Domestik Regional Bruto 4,545 4,734 4,931 5,019 5,225
*) angka sementara**) angka sementara angka sangat sementara
PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut Penggunaan, 2008 -2012 32
Jenis Penggunaan Tahun
(Jutaan Rupiah)
Tabel 14.Produk Domestik Regional Bruto Perkapita Kabupaten Gunungkidul
menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2008 - 2012