8/19/2019 PRESENTASI KASUS Trauma tembus abdomen
1/39
PRESENTASI KASUS
TRAUMA ABDOMEN
Pembimbing:
dr. Ramadhana Sp.B
Oleh:
Dimas Nugrh
!!!"!#$####%%
KEPANITERAAN K&INIK I&MU BEDA'
RUMA' SAKIT UMUM PUSAT (ATMA)ATI
PRO*RAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
(AKU&TAS KEDOKTERAN DAN I&MU KESE'ATAN
UNI+ERSITAS IS&AM NE*ERI S,ARI( 'IDA,ATU&&A'
-AKARTA
"#!
&EMBAR PEN*ESA'AN
8/19/2019 PRESENTASI KASUS Trauma tembus abdomen
2/39
Makalah dengan Judul
“Trauma Abdomen”
Telah diterima dan disetujui oleh pembimbing,
sebagai syarat untuk menyelesaikan kepaniteraan klinik ilmu bedah
di RSUP atma!ati periode "# September$"% &o'ember ()"%
Jakarta, Januari ()"*
+dr Ramadana Sp-.
KATA PEN*ANTAR
8/19/2019 PRESENTASI KASUS Trauma tembus abdomen
3/39
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah S/T yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan hidayah&ya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik Shala!at dan salam semoga tetap ter0urahkan kepada
&abi Muhammad SA/
Adapun judul makalah ini adalah ”Trauma Abdomen” 1alam penyusunan
makalah ini, penulis telah men0urahkan segala pikiran dan kemampuan yang
dimiliki &amun tetap ada hambatan dan kendala yang harus dile!ati
Penulis mengu0apkan terima kasih kepada drRamadana, Sp-, selaku
pembimbing makalah dan seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini
Jakarta, 2ktober ()"%
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
8/19/2019 PRESENTASI KASUS Trauma tembus abdomen
4/39
Trauma abdomen meningkat dari tahun ketahun. Jejas pada abdomen dapat
disebabkan oleh trauma tumpul atau trauma tajam. Mortalitasnya cenderung lebih tinggi pada
trauma tumpul abdomen dari pada trauma tusuk sesuai dengan lajunya pembangunan,
penambahan ruas jalan, dan jumlah kendaraan. Secara historis, trauma tumpul abdomen lebih
sering terjadi pada kasus gawat darurat akibat kecelakaan lalu lintas, jatuh, olah raga,
kecelakaan kerja atau perkelahian. 20 % dari kejadian trauma tumpul abdomen memerlukan
laparotomi. ada trauma tumpul dengan !elositas rendah "misalnya akibat tinju# biasanya
menimbulkan kerusakan satu organ dan kadang tidak menimbulkan kelainan yang jelas pada
permukaan tubuh dan abdomen dapat menimbulkan cedera pada organ berongga berupa
per$orasi organ padat berupa perdarahan, syok dan peritonitis. Sedangkan trauma !elositas
tinggi sering menimbulkan kerusakan organ multiple, seperti organ padat "hepar, lien, ginjal#
dari pada organorgan berongga.
Sedangkan organ yang paling sering terkena adalah limpa yaitu sekitar &0''% kasus
karena limpa merupakan organ yang paling rapuh, terutama cedera di region abdomen kiri
atas atau dada kiri bawah. (ati ")'&'%#, dan usus halus "'*0%# menduduki peringkat
yang selanjutnya akibat trauma, karena hati membutuhkan benturan dengan kekuatan yang
lebih kuat. Sedangkan cedera pada pancreas dan duodenum sangat jarang terjadi akibat
trauma tumpul dan biasanya terjadi akibat benturan yang sangat keras. +ejadian trauma
tumpul pada ginjal sekitar 0-0%, cedera ginjal umumnya disertai trauma berat yang yang
disertai dengan cedera organ lain.
Trauma tumpul abdomen merupakan suatu masalah yang serius dan memerlukan
penanganan segera karena cedera organ dapat menyebabkan terjadinya perdarahan yang bisa
mempengaruhi status hemodinamik pasien. aktor ketepatan dan kecepatan diagnosis
memegang peranan penting dalam pengambilan keputusan. (al tersebut masih merupakan
tantangan bagi ahli medis, walaupun teknik diagnostik baru sudah banyak dipakai, seperti
/ltrasonogra$i "/S#, 1omputed Tomogra$i, dan laparaskopi.*,2
3 2
Tinjauan ustaka
8/19/2019 PRESENTASI KASUS Trauma tembus abdomen
5/39
*. 3natomi 4egio 3bdomen
3bdomen dapat dibagi menjadi empat kompartemen anatomis, yaitu "5illiams,
20*)#6
7 4egio thoraks. 4egio ini berada antara inframammary creases dan batas iga. 8i
dalamnya terdapat organ berupa dia$ragma, hati, lim$a, dan lambung. Saat
menghembuskan na$as, dia$ragma dapat naik sampai setinggi torakal tiga.
7 4egio peritoneum "true abdomen#. ada regio ini dapat dijumpai lambung, usus halus,
dan usus besar, omentum, rahim, dan terkadang puncak dari !esika urinaria. ada akhir
inhalasi, ketika hati dan lim$a turun, kedua organ ini menjadi bagian dari regio
peritoneum.
7 4egio retroperitoneum. 4egio ini mencakup pembuluhpembuluh darah besar, ginjal,
kolon trans!ersum, kolon desenden, uterus, pankreas, dan duodenum.
7 4egio pel!is. 3bdomen bagian pel!is dibentuk oleh sambungan tulangtulang pel!is.
*.* 4egio abdomen
4egio abdomen memiliki sembilan regio, yaitu6
*. 4egio epigastrium2. 4egio (ypochondrium sinistra
8/19/2019 PRESENTASI KASUS Trauma tembus abdomen
6/39
). 4egio (ypochondrium de9tra
&. 4egio /mbilical
'. 4egio :umbar de9tra
;. 4egio :umbar sinistra
otot dinding perut
3poneurosis otot dinding perut
Tulang
c Stratum pro$unda "lapisan dalam#
ascia trans!ersalis
anniculus adiposus preperitonealis
eritoneum parietal*.) ungsi organorgan adomen
*. aster
aster berada di daerah epigastrium yang terdiri dari $undus !entrikuli, korpus
!entrikuli, antrum pylorus, kur!atora minor dan mayor, serta oestum kardium. ungsi
dari gaster adalah meghasilkan asam lambung dan menjadi tempat penampungan,
penghancuran serta penghalusan makanan yang masuk.
2. Jejunum dan ileum
8/19/2019 PRESENTASI KASUS Trauma tembus abdomen
7/39
Memiliki panjang kurang lebih ; meter. agian distal dari ileum berhubungan dengan
caceum dengan perantara lubang bernama ori$isium ileosekalis. ungsi dari organ ini
adalah untuk penyerapan nutrien dan air dari makanan yang masuk ke dalam tubuh.
). (epar
(epar merupakan organ peritoneum yang terdiri dari dua lobus. :obus sinistra dan
de9tra yang dipisahkan oleh ligamentum $alci$orm. :obus de9tra kembali dibagi
menjadi dua,yaitu lobus in$erior ?uadrate lobe dan posterior ?uadrate lobe. ungsi
dari li!er sendiri diantaranya untuk memetabolisme karbohidrat,lemak serta
protein,mengeksresikan bilirubin, memetabolisme obat,penyimpanan cadangan
glukosa,serta akti!asi !itamin 8
&. ankreas
Merupakan organ yang merupakan kelenjar eksokrin dan endokrin. ankreas terdiri
dari ) bagian,yaitu caput,caudal dan corpus.'. 1aecum
1aecum berada di appendi9 !ermi$ormis yang berbentuk seperti cacing sepanjang
kurang lebih ; cm.
;. 1olon
Terdiri dari colon ascendent,colon trans!ersum, colon descendent dan colon sigmoid.
ungsi dari kolon antara lain untuk gerak peristaltik pembuangan $eses ke rectum dan
absorpsi air,ion dan !itamin. Serta pembuangan $eses
8/19/2019 PRESENTASI KASUS Trauma tembus abdomen
8/39
alkohol, obatobatan hingga trauma medula spinalis merupakan $aktor$aktor yang dapat
menimbulkan komplikasi.
2.1.2. Mekanisme Trauma
Trauma pada abdomen dibagi menjadi trauma tumpul dan tajam. Trauma tumpul
abdomen disebabkan kompresi dan deselerasi. +ompresi rongga abdomen oleh bendabenda
ter$iksasi, seperti sabuk pengaman atau setir kemudi akan meningatkan tekanan intraluminal
dengan cepat, sehingga mungkin menyebabkan ruptur usus, atau pendarahan organ padat.
aya deselerasi "perlambatan# akan menyebabkan tarikan antara struktur yang ter$iksasi dan
yang dapat bergerak. 8eselerasi dapat menyebabkan trauma pada mesenterium, pembuluh
darah besar, atau kapsul organ padat, seperti ligamentum teres pada hati. =rgan padat, seperti
limpa dan hati merupakan jenis organ yang tersering mengalami terluka setelah trauma
tumpul abdomen terjadi "8emetriades,2000#.
:uka tembak adalah penyebab paling umum ";&%# dari trauma tembus abdomen, diikuti oleh
luka tusukan ")*%# dan luka senapan "'%#"Todd, 200.:uka tusuk dan luka tembak
kecepatan rendah menyebabkan kerusakan jaringan dengan laserasi dan
memotong.+ecepatan tinggi pada luka tembak mentrans$erenergi kinetic lebih ke abdomen
!isera "3merican 1ollege o$ Surgeons 1ommittee on Trauma, 200#.
engeluaran darah yang banyak dapat berlangsung di dalam ka!um abdomen tanpa
atau dengan adanya tandatanda yang dapat diamati oleh pemeriksa, dan akhirakhir ini
kegagalan dalam mengenali perdarahan intraabdominal adalah penyebab utama kematian dini
pasca trauma. Selain itu, sebagian besar cedera pada ka!um abdomen bersi$at operati$ dan
perlu tindakan segera dalam menegakan diagnosis dan mengirim pasien ke ruang operasi.20
Trauma tajam
Trauma tajam abdomen adalah suatu ruda paksa yang mengakibatkan luka pada
permukaan tubuh dengan penetrasi ke dalam rongga peritoneum yang disebabkan oleh
tusukan benda tajam. Trauma akibat benda tajam dikenal dalam tiga bentuk luka yaitu6 luka
iris atau luka sayat "vulnus scissum#, luka tusuk "vulnus punctum# atau luka bacok "vulnus
caesum#.
:uka tusuk maupun luka tembak akan mengakibatkan kerusakan jaringan karena
laserasi ataupun terpotong. :uka tembak dengan kecepatan tinggi akan menyebabkan trans$er
energi kinetik yang lebih besar terhadap organ !iscera, dengan adanya e$ek tambahan berupa
8/19/2019 PRESENTASI KASUS Trauma tembus abdomen
9/39
temporary cavitation, dan bisa pecah menjadi $ragmen yang mengakibatkan kerusakan
lainnya. +erusakan dapat berupa perdarahan bila mengenai pembuluh darah atau organ yang
padat. ila mengenai organ yang berongga, isinya akan keluar ke dalam rongga perut dan
menimbulkan iritasi pada peritoneum.
Luka tusuk
3kibat trauma ini tergantung pada daerah trauma, arah trauma dan kekuatan tusukan dan
panjang dan ukuran dari tusukan. Mekanismenya bisa berupa sayatan dan robekan pada
jaringan.
Luka tembak
Mekanisme luka tembak lebih kompleks, tergantung pada energi kinetic yang tersimpat pada
proyektil dan kemampuannya untuk meledakan bendabenda disekitarnya. Cnergi kinetic
proyektil tergantung pada besarnya massa proyektil dikalikan dengan kecepatannya.
Aroyectil !elocityB adalah kemampuan proyektil untuk mengakibatkan kerusakan "luka#, berdasarkan ini maka senjata api dikenal dengan Alow, medium, and high !elocityB, ini
ditentukan oleh AmuDDle !elocityB yaitu untuk low !elocity E )0' mFdetik, medium )0' >
;*0 mFdetik, high G ;*0 mFdetik
A:ow !elocity projectilB menyebabkan robekan langsung dan trauma AchrusingB pada
jaringan local. Secara khas, hanya luka masuk terlihat dan terdapat peluru didalamnya.
A(igh!elocity projectileB ketika menyebabkan kerusakan dan AchrusingB pada jaringan local
juga menyebabkan kerusakan jaringan dengan ca!itasi "terowongan#.
Trauma tumpul
Trauma tumpul kadang tidak menimbulkan kelainan yang jelas pada permukaan
tubuh, tetapi dapat mengakibatkan cedera berupa kerusakan daerah organ sekitar, patah
tulang iga, cedera perlambatan "deselerasi#, cedera kompresi, peningkatan mendadak tekanan
darah, pecahnya !iskus berongga, kontusi atau laserasi jaringan maupun organ dibawahnya.
Mekanisme terjadinya trauma tumpul disebabkan adanya deselerasi cepat dan adanya non
complient organ yaitu organ yang tidak memiliki kelenturan seperti hati, lien, pankreas, dan
ginjal. Secara umum mekanisme terjadinya trauma tumpul abdomen yaitu6
*. Saat pengurangan kecepatan menyebabkan perbedaan gerak di antara struktur.
3kibatnya, terjadi tenaga potong dan menyebabkan robeknya organ berongga, organ
padat, organ !isceral dan pembuluh darah, khususnya pada bagian distal organ yang
terkena.
2. @si intra abdominal hancur diantara dinding abdomen anterior dan columna !ertebra
atau tulang toraks posterior. (al ini dapat menyebabkan ruptur, biasanya terjadi padaorganorgan padat seperti lien, hati, dan ginjal.
8/19/2019 PRESENTASI KASUS Trauma tembus abdomen
10/39
). aya kompresi eksternal yang menyebabkan peningkatan tekanan intra abdomen
yang tibatiba dan mencapai puncaknya biasanya menyebabkan ruptur organ
berongga. erat ringannya per$orasi tergantung dari gaya yang didapat serta luasnya
permukaan organ yang terkena cedera.
Trauma tumpul sendiri dibagi lagi menjadi tiga,yaitu6
a Trauma kompresi Crush Injury!
Trauma kompresi terjadi bila bagian depan dari badan berhenti bergerak, sedangkan
bagian belakang dan bagian dalam tetap bergerak ke depan. =rganorgan terjepit dari
belakang oleh bagian belakang thorakoabdominal dan kolumna !etebralis dan di depan oleh
struktur yang terjepit. Trauma abdomen menggambarkan !ariasi khusus mekanisme trauma
dan menekankan prinsip yang menyatakan bahwa keadaan jaringan pada saat pemindahan
energi mempengaruhi kerusakan jaringan. ada tabrakan, maka penderita akan secara re$leks
menarik napas dan menahannya dengan menutup glotis. +ompresi abdominal mengkibatkan
peningkatan tekanan intrabdominal dan dapat menyebabkan ruptur dia$ragma dan translokasi
organorgan abdomen ke dalam rongga thora9. Transient hepatic kongestion dengan darah
sebagai akibat tindakan !alsa!a mendadak diikuti kompresi abdomen ini dapat menyebabkan
pecahnya hati. +eadaan serupa dapat terjadi pada usus halus bila ada usus halus yang closed
loop terjepit antra tulang belakang dan sabuk pengaman yang salah memakainya. 1ontoh
trauma kompresi yaitu suatu pukulan langsung, misalnya terbentur setir atau bagian mobil
lainnya.
b Trauma Tarikan Shearing Injury)
Trauma tarikan " shearing injury# terhadap organ !isera terjadi bila suatu alat
pengaman "misalnya seat-belt # tidak digunakan dengan benar. 3gar ber$ungsi dengan baik,
sabuk pengaman harus dipakai di bawah spina iliaka anterior superior, dan di atas $emur,
tidak boleh mengendur saat tabrakan dan harus mengikat penumpang dengan baik. ila
dipakai terlalu tinggi "di atas S@3S# maka hepar, lien, pankreas, usus halus, diodenum, danginjal akan terjepit di antara sabuk pengaman dan tulang belakang, dan timbul burst injury
atau laserasi. (iper$leksi !ertebra lumbalis akibat sabuk yang terlalu tinggi mengakibatkan
$raktur kompresi anterior dan !ertebra lumbal.
c Burst Injury
Terjadi akibat peningkatan tekanan intra abdominal yang tibatiba. Misalnya akibat
ledakan.+erusakan organ lunak karena trauma tumpul biasanya terjadi sesuai dengan tulang
yang terkena. Seperti pada $raktur costae kanan, organ yang terkena adalah hepar dan
menyebabkan cedera pada hepar. Sedangankan jika trauma yang terjadi adalah $raktur costae
kiri, maka cedera yang mungkin terjadi adalah ruptur lien. ada kontusio midepigastrium,
8/19/2019 PRESENTASI KASUS Trauma tembus abdomen
11/39
dapat terjadi per$orasi duodenum. ada $raktur prosessus trans!eralis lumbal, dapat
menyebabkan cedera pada ginjal.
2.) 8iagnosis dan pemeriksaan
Anamnesis
4iwayat trauma sangat penting untuk menilai penderita yang cedera dalam tabrakan
kendaraan bermotor. 3namnesis yang teliti terhadap pasien yang mengalami trauma abdomen
akibat tabrakan kendaraan bermotor harus mencakup6
* +ecepatan kendaraan, jenis tabrakan
2 erapa besar penyoknya bagian kendaraan ke dalam ruang penumpang
) Jenis pengaman yang dipergunakan
& 3daFtidak air bag' osisi pasien dalam kendaraan
; enggunaan sabuk pengaman, Tipe sabuk pengaman
< Status penumpang lainnya
4iwayat pengunaan alkohol dan obatobatan sebelumnya
+eterangan ini dapat diperoleh langsung dari pasien, penumpang lain, polisi maupun
petugas emergensi jalan raya. @n$ormasi mengenai tandatanda !ital, lukaluka yang ada
maupun respons terhadap perawatan prarumah sakit harus dapat diberikan oleh petugas
petugas prarumah sakit. ila meneliti pasien dengan trauma tajam, anamnesis yang teliti
harus diarahkan pada61 5aktu terjadinya trauma, jenis senjata yang dipergunakan "pisau, pistol, senapan#
2 Jarak dari pelaku
" Jumlah tikaman atau tembakan
# Jumlah perdarahan eksternal yang tercatat di tempat kejadian.
ila mungkin, in$ormasi tambahan harus diperoleh dari pasien mengenai hebatnya
maupun lokasi dari setiap nyeri abdominalnya, dan apakah ada nyerialih ke bahu. Selain itu
pada luka tusuk dapat diperkirakan organ mana yang terkena dengan mengetahui arah
tusukan, bentuk pisau dan cara memegang alat penusuk tersebut.'
Pemeriksaan $isik
emeriksaan $isik abdomen harus dilakukan secara teliti dan sistematis, dengan urutan
inspeksi, auskultasi, perkusi, dan palpasi. enemuannya positi$ dan negati$ harus dicatat
dengan teliti dalam rekam medik.'
1 Inspeksi
aju penderita harus dibuka semua untuk memudahkan penilaian. erut depan dan
belakang, dan juga bagian bawah dada dan perineum, harus diperiksa apakah ada goresan,
robekan, ekimosis, luka tembus, benda asing yang tertancap, keluarnya omentum atau usus
kecil, dan status hamil. Seat belt sign, dengan tanda konstitusi atau abrasi pada abdomen
8/19/2019 PRESENTASI KASUS Trauma tembus abdomen
12/39
bagian bawah, biasanya sangat berhubungan dengan cedera intraperitoneal. 3danya distensi
abdominal, yang biasanya berhubungan dengan pneumoperitoneum, dilatasi gaster, atau ileus
sebagai akibat dari iritasi peritoneal merupakan hal penting yang harus diperhatikan. 3danya
kebiruan yang melibatkan region $lank, punggung bagian bawah (Grey Turner sign)
menandakan adanya perdarahan retroperitoneal yang melibatkan pankreas, ginjal, atau $raktur
pel!is. +ebiruan di sekitar umbilicus (Cullen sign) menandakan adanya perdarahan peritoneal
biasanya selalu melibatkan perdarahan pankreas, akan tetapi tandatanda ini biasanya baru
didapati setelah beberapa jam atau hari. raktur costae yang melibatkan dada bagian bawah,
biasanya berhubungan dengan cedera lien atau li!er.'
2 Ausku%&asi
Melalui auskultasi ditentukan apakah bising usus ada atau tidak. enurunan suara usus
dapat berasal dari adanya peritonitis kimiawi karena perdarahan atau ruptur organ berongga.
1edera pada struktur berdekatan seperti tulang iga, tulang belakang atau tulang panggul juga
dapat mengakibatkan ileus meskipun tidak ada cedera intraabdominal, sehingga tidak adanya
bunyi usus bukan berarti pasti ada cedera intrabdominal. 3danya suara usus pada thora9
menandakan adanya cedera pada dia$ragma.'
" Perkusi
Manu!er ini menyebabkan pergerakan peritoneum, dan dapat menunjukkan adanya
peritonitis yang masih meragukan. erkusi juga dapat menunjukkan adanya bunyi timpani di
kuadran atas akibat dari dilatasi lambung akut atau bunyi redup bila ada hemoperitoneum.'
# Pa%pasi
+ecenderungan untuk mengeraskan dinding abdomen (voluntary guarding) dapat
menyulitkan pemeriksaan abdomen. Sebaliknya de$ans muskuler (involuntary guarding)
adalah tanda dari iritasi peritoneum. Tujuan palpasi adalah untuk mendapatkan apakah
didapati nyeri serta menentukan lokasi nyeri tekan super$icial, nyeri tekan dalam, atau nyeri
lepas tekan. Hyeri lepas tekan menandakan adanya peritonitis yang timbul akibat adanya
darah atau isi usus. ada truma tumpul abdomen perlu juga disertai kecurigaan adanya $raktur
pel!is. /ntuk menilai stabilitas pel!is, yaitu dengan cara menekankan tangan pada tulang
tualng iliaka untuk membangkitkan gerakan abnormal atau nyeri tulang yang menandakan
adanya $raktur pel!is.
5alaupun melalui pemeriksaan $isik dapat dideteksi cedera intraperitoneal,
keakuratan pemeriksaan $isik pada pasien dengan trauma tumpul abdomen hanya berkisar
antara ''>;'%. Tidak adanya tanda dan gejala yang ditemukan dalam pemeriksaan $isik tidak
8/19/2019 PRESENTASI KASUS Trauma tembus abdomen
13/39
menyingkirkan adanya cedera yang serius, sehingga diperlukan pemeriksaan yang lebih
spesi$ik lagi untuk menghindarkan missed injury.
5alaupun tidak ditemukan tanda dan gejala, adanya perubahan sensoris atau cedera
e9traabdominal yang disertai nyeri pada pasien trauma tumpul abdomen harus lebih
mengarahkan kepada cedera intrabdominal. :ebih dari *0% pasien dengan cedera kepala
tertutup, disertai dengan cedera intraabdominal, dan
8/19/2019 PRESENTASI KASUS Trauma tembus abdomen
14/39
memiliki sensiti!itas hingga -'%. 8: dinyatakan posti$i jika aspirasi darah yang diambil
mencapai *0 ml, jika kurang dari *0 ml, maka Ha1l sebanyak * liter diberikan dan diambil
sampel darah untuk diperiksa pemeriksaan darah lengkap, amilase alkalin phosphatase dan
bilirubin. Critrosit bernilai lebih dari *00.000Fu: dinilai positi$.
2.2.# Penanganan A'a% Trauma
Primar( )ur*e( ',;
A Air'a( dengan kon&ro% ser*ika%
* enilaian
b Mengenal patensi airway " inspeksi,
auskultasi, palpasi#c enilaian secara cepat dan tepat
akan adanya obstruksi
2 engelolaan airway
a :akukan chin li$t dan atau jaw
thrust dengan kontrol ser!ikal in
line immobilisasi
b ersihkan airway dari benda asing
bila perlu suctioning dengan alat
yang rigid
c asang pipa naso$aringeal atau
oro$aringeal, asang airway
de$initi$ sesuai indikasi
) iksasi leher 6 3nggaplah bahwa
terdapat kemungkinan $raktur ser!ikal
pada setiap penderita multi trauma,
terlebih bila ada gangguan kesadaranatau perlukaan diatas kla!ikula.
& C!aluasi + 3irway harus dijaga dengan
baik pada semua penderita trauma
abdomen. Membuka jalan napas
menggunakan teknik head tilt , chin lift
atau ja thrust , periksa apakah ada
benda asing yang menyumbat jalan
napas. erhatikan adanya cedera
B Brea&ing dan *en&i%asi-
oksigenasi
* enilaian
a uka leher dan dada penderita,
dengan tetap memperhatikan
kontrol ser!ikal inline
immobilisasi
b Tentukan laju dan dalamnya
pernapasan
d @nspeksi dan palpasi leher dan
thoraks untuk mengenali
kemungkinan de!iasi trakhea,
ekspansi thoraks simetris atau
tidak, pemakaian otototot
tambahan dan tandatanda cedera
lainnya.
e erkusi thoraks untuk menentukan
redup atau hipersonor
$ 3uskultasi thoraks bilateral
2 engelolaana emberian oksigen konsentrasi
tinggi " nonrebreathing mask **
*2literFmenit#
b Ientilasi dengan ag Ial!e Mask
c Menghilangkan tension
pneumothora9
d Menutup open pneumothora9
e Memasang pulse o9ymeter
) C!aluasi
8/19/2019 PRESENTASI KASUS Trauma tembus abdomen
15/39
ser!ikal.
ir/u%a&ion dengan kon&ro%
perdaraan
* enilaian
a Mengetahui sumber perdarahan
eksternal yang $atal
b Mengetahui sumber perdarahan
internal
c eriksa nadi 6 kecepatan, kualitas,
keteraturan, pulsus paradoksus.
Tidak diketemukannya pulsasi dari
arteri besar merupakan
pertandadiperlukannya resusitasi
masi$ segera.
d eriksa warna kulit, kenali tanda
tanda sianosis.
e eriksa tekanan darah
2 engelolaan
a enekanan langsung pada sumber
perdarahan eksternal
b +enali perdarahan internal,
kebutuhan untuk inter!ensi bedah
serta konsultasi pada ahli bedah.
c asang kateter @I 2 jalur ukuran
besar sekaligus mengambil sampel
darah untuk pemeriksaan rutin,
kimia darah, tes kehamilan "pada
wanita usia subur#, golongan darah
dan crossmatch serta 3nalisis as8arah "38#.
d eri cairan kristaloid yang sudah
dihangatkan dengan tetesan cepat.
$ asang S3Fbidai pneumatik
untuk kontrol perdarahan pada
pasien $raktur pel!is yang
mengancam nyawa.
g 1egah hipotermia
) C!aluasi
D Disabi%i&(
8ilakukan e!aluasi terhadap
keadaan neurologis secara cepat.
ang dinilai disini adalah tingkat
kesadaran, ukuran dan reaksi pupil.
E E0posure
*. uka pakaian penderita
2. 1egah hipotermia 6 beri selimut
hangat dan tempatkan pada
ruangan yangcukup hangat.
8/19/2019 PRESENTASI KASUS Trauma tembus abdomen
16/39
E)U)ITA)I
3 4ee!aluasi 318C
8osis awal pemberian cairan kristaloid adalah *0002000 ml pada dewasa dan 20
m:Fkg pada anak dengan tetesan cepat
1 C!aluasi resusitasi cairan
a Hilailah respon penderita terhadap pemberian cairan awal
b Hilai per$usi organ " nadi, warna kulit, kesadaran dan produksi urin # sertaawasi
tandatanda syok
8 emberian cairan selanjutnya berdasarkan respon terhadap pemberian cairan awal.
ambar 2.). erkiraan +ehilangan 1airan dan 8arah, erdasarkan resentasi enderita
Semula',;
)e/ondar( )ur*e( ',;
Sur!ei Sekunder hanya dilakukan bila 31 pasien sudah stabil. Hamun, jila sewaktu
sur!ei sekunder kondisi pasien memburuk maka kita harus kembali mengulangi langkah
diatas lagi.Semua prosedur yang dilakukan harus dicatat dengan baik.emeriksaan dari
kepala sampai ke jari kaki "headtotoe e9amination# dilakukan dengan perhatian utama6
Pemeriksaan kepa%a
7 +elainan kulit kepala dan bola mata
7 Telinga bagian luar dan membrana
timpani
7 1edera jaringan lunak periorbital
Pemeriksaan %eer
7 :uka tembus leher
7 Cm$isema subkutan
7 8e!iasi trachea
7 Iena leher yang mengembang
Pemeriksaan neuro%ogis Pemeriksaan dada
8/19/2019 PRESENTASI KASUS Trauma tembus abdomen
17/39
7 enilaian $ungsi otak dengan lasgow
1oma Scale "1S#
7 enilaian $ungsi medula spinalis
dengan akti!itas motorik
7 enilaian rasa raba F sensasi dan re$le9
7 1la!icula dan semua tulang iga
7 Suara napas dan jantung
7 emantauan C1 "bila tersedia#
Pemeriksaan rongga peru& abdomen!
7 :uka tembus abdomen memerlukan
eksplorasi bedah
7 asanglah pipa nasogastrik pada
pasien trauma tumpul abdomen
kecuali bila ada
*. trauma wajah
7 eriksa dubur "rectal toucher#
7 asang kateter kandung seni jika tidak
ada darah di meatus e9ternus
Pe%*is dan eks&remi&as
7 1ari adanya $raktur "pada kecurigaan
$raktur pel!is jangan melakukan tes
gerakan apapun karena memperberat
perdarahan#
7 1ari denyut nadinadi peri$er pada
daerah trauma
7 1ari luka, memar dan cedera lain
1 Pemeriksaan sinar- bi%a memungkinkan! +
7 oto atas daerah abdomen yang cedera dilakukan secara selekti$.
2.* +omplikasi
enyebab mortalitas tersering dalam kasus trauma adalah cedera kepala, cedera
cardio!askular, atau sepsis dengan multiple organ $ailure. ang berhubungan dekat dengan
trauma abdomen adalah abdominal atau thoracic compratement syndrom. enyebab
utamanya adalah peningkatan intraka!itas akut yang mendadak. ada regio abdomen, dinding
abdomen dan dia$ragma dapat memberikan kompensasi akumulasi cairan sebelum tekanan
intra abdomen meningkat dan memberikan mani$estasi. Sumber dari cairan yang mengisi
rongga abdomen berasal dari darah, atau edema. 3kumulasi darah karena koagulopati atau
cedera !askular yang terlewatkan. Sedangkan iskemia dapat berasal dari banyak $aktor.
Seperti iskemia dan reper$usi yang dapat menyebabkan kebocoran kapiler, kemudian adanya
peningkatan tekanan onkotik dan terjadinya kebocoran pada usus halus. Saat tekanan intra
abdomen meningkat hingga *' mm(g, terjadi perubahan $isiologis pada tubuh. aruparu
akan tertekan oleh dia$ragma yang terangkat ke atas. (al ini akan menyebabkan penurunan
pada kapasitas $ungsional residu. eningkatan tekanan udara serta hipo9ia. enurunan cardiac
output juga terjadi karena !enous return yang menurun, dan peningkatan a$terload. ada saat
ini, aliran darah ke setiap organ intra abdomen berkurang karena peningkatan resistensi !ena.
Saat tekanan intra abdomen mencapai angka 2')0 mm(g, hipo9ia yang mengancam nyawa
dan gangguan ginjal hingga anuria akan muncul. 1ara untuk mengatasi hipo9ia dankegagalan ginjal adalah dengan melakukan insisi rongga abdomen. Tindakan ini akan
8/19/2019 PRESENTASI KASUS Trauma tembus abdomen
18/39
menghasilkan diuresis yang segera dan resolusi untuk mengatasi hipo9ia. +egagalan dari
manajemen untuk mengurangi tekanan intra abdomen akan membuat hipo9ia yang berakibat
letal dan atau kegagalan organ.
2.' 8iagnosis
Trauma tumpul
8iperlukan pendekatan secara klinis dan pemeriksaan penunjang yang tepat. 8alam
buku SchwartD, dinyatakan bahwa pemeriksaan $isik bukanlah pemeriksaan yang esensial,
namun tetap diperlukan. Mani$estasi klinis seperti kehrKs sign yang menandakan cedera
limpa, atau nyeri pada bahu kanan yang mengindikasikan cedera hepar dapat menjadi
bantuan dalam mendiagnosis. Sementara pemeriksaan penunjang seperti Lray masih
menjadi pilihan untuk e!aluasi pasien dengan trauma abdomen amupun trauma thora9.
enemuan $raktur, gas pada intraperitoneal dan retropretioneal, peningkatan dia$ragma, serta
hollow !iscus pada thora9,skoliosis, hilangnya bayangan psoas line dapat sangat membantu
dalam diagnosis. egitu pula pemeriksaan 1T scan. 1T scan merupakan alat diagnosis yang
paling utama pada kasus trauma abdomen. 1T scan dapat memberikan dengan jelas in$ormasi
untuk cedera organ yang terkena. Selain itu, juga dapat memberikan gambaran cairan yang
berada di rongga peritoneal, pel!is, atau $raktur medula spinalis. Selain itu, pemeriksaan /S
juga direkomendasikan untuk kasus trauma abdomen. Selain itu ada pemeriksaan 8:
"8iagnostic peritoneal la!age#, yang bermakna positi$ bila ada gross blood lebih dari *0 ml,
red cells lebih dari *00.000Fmm) , dan white cell lebih dari '00Fmm) , amilase lebih dari *
8/19/2019 PRESENTASI KASUS Trauma tembus abdomen
19/39
ambar 2.' emeriksaan 8:'
ambar 2.
8/19/2019 PRESENTASI KASUS Trauma tembus abdomen
20/39
8/19/2019 PRESENTASI KASUS Trauma tembus abdomen
21/39
erikut merupakan algoritma penanganan trauma tajam
North Carolina USA mengatakan bahwa ada tiga pertanyaan utama yang dibutuhkan dalam
pendekatan algoritma untuk luka tusuk dinding depan abdomen yaitu;
1) apakah secara klinik membutuhkan operasi,
2) apakah tidak teradi kerusakan peritoneum
!) ika sudah teradi, apakah terdapat kerusakan organ intraperitonial
"ahap 1# $ndikasi operasi
1% "anda&tanda 'ital yang tidak stabil merupakan alasan utama untuk operasi emergensi% (arus diingat
bahwa luka tusuk pada dada bagian bawah dapat mencederai organ&organ intrathoraks seperti
8/19/2019 PRESENTASI KASUS Trauma tembus abdomen
22/39
antung dan paru, sehingga hipotensi pada keadaan ini dapat saa bukan oleh kehilangan darah
intraperitonial%
2% 'iserasi dari organ intraperitonial membawa resiko *+ terhadap cedera organ intraabdomen,
!% "anda&tanda peritonitis, keadaan ini tidak boleh ditunda dengan pemeriksaan lain
"ahap 2# Apakah ada peritoneal cedera -tembus)
ksplorasi dari luka dinding abdomen -“local wound explorasi; LWE” ) dengan memakai anestetik
local bisa menentukan tembus tidaknya peritoneum% .emeriksaan yang negati'e -/clearly negati'e0)
pasien bisa dipulangkan setelah perawatan luka% .emeriksaan yang positi atau ragu&ragu
menentukan untuk inter'ensi atau pemeriksaan lanut%
"ahap !# Apakah ada cedera organ intraperitonial
3 positi harus dilakukan laparotomi% Seluruh pasien yang dicurigai atau sudah elas tembus
peritoneum dan tanda&tanda 'ital stabil dianurkan untuk 4.% Saat ini, ika dicurigai trauma
hepar dianurkan untuk pemeriksaan C" scan% aparoskopi uga banyak digunakan untuk menilai
cedera organ intraperitonial
Tindakan laparotomi eksplorasi dapat dilakukan pada kasus trauma tusuk abdomen,
menyesuaikan algoritma yang telah ada. @ndikasi laparotomi eksplorasi adalah
* 3bdominal trauma dengan hemoperitoneum dan hemodinamik yang tidak stabil
2 Hyeri abdomen dan penemuan klinis menyatakan kebutuhan operasi darurat
) Hyeri abdomen kronik
& erdarahan obscure sistem gastrointestinal
+ontraindikasi laparotomi eksplorasi
• asien tidak bisa menerima anestesi umum
• eritonitis dengan sepsis berat
• Tumor malignant
8/19/2019 PRESENTASI KASUS Trauma tembus abdomen
23/39
BAB III
ILU)TA)I 4A)U)
1 Iden&i&as Pasien
Hama 6 Tn. S3
/sia 6 '* tahun
Jenis kelamin 6 :akilaki
endidikan 6 Tamat S:T3
ekerjaan 6 egawai
3gama 6 @slam
2. Anamnesis
3namnesa dilakukan secara auto dan allo anamnesa pada tanggal *' Januari 20*;.
4e%uan u&ama 6
:uka tusuk dari anus tembus ke perut *0 jam SM4S
i'a(a& pen(aki& sekarang 6
asien sebelumnya terkena luka tusuk saat sedang memanjat pohon rambutan. asien
terjatuh dan lubang anus tertusuk batangan pohon yang tembus ke dalam perut. atangan
pohon tersebut masuk dan tidak terlihat dari luar. Setekah kejadian pasien segera dibawa ke
4S M@ kemudian dirujuk ke 4S/ atmawati, pada saat diperjalanan usus pasien terburai
keluar. angguan pembekuan darah disangkal. 4iwayat perdarahan sebelumnya disangkal.
Sewaktu di @8 usus tertutup !erband. +eluhan penurunan kesadaran disangkal.
8/19/2019 PRESENTASI KASUS Trauma tembus abdomen
24/39
i'a(a& Pen(aki& Dau%u
4iwayat operasi sebelumnya disangkal. 4iwayat 3sma "#, 3lergi disangkal "#.
4iwayat perdarahan yang sulit berhenti "#.
i'a(a& Pen(aki& 4e%uarga +
4iwayat diabetes mellitus disangkal. 4iwayat hipertensi disangkal. 4iwayat 3sma dan
3lergi tidak tahu. 4irawat epilepsi tidak tahu.
". PEMEI4)AAN $I)I4
rimary Sur!ey 6
3 36 1lear
3 6 8ada simeris statis dan dinamis, 44 2&9Fmenit G 8ipasang =2 nasal kanul
)lpm
3 16 Hadi isi cukup, kuat,
8/19/2019 PRESENTASI KASUS Trauma tembus abdomen
25/39
tidak ada cairan yang keluar.
(idung 6 (idung simetris, Tidak ada de!iasi septum, tidak ada cairan yang keluar
Mulut dan tenggorokan 6 ibir terlihat simetris, tidak tampak !ulus laseratum maupun
ekskoriatum, aring tidak hiperemis, Tonsil T*FT*
:eher 6 trakea lurus di tengah, tidak teraba pembesaran + dan tiroid
Thora9 6 pergerakkan simetris saat statis dan dinamis, Jejas ">#
aru 6
!nspeksi 6 pergerakan dada simetris saat stastis dan dinamis, jejas "#
"alpasi 6 !okal $remitus teraba simetris, krepitasi "#
"erkusi 6 sonor dikedua lapang paru
#uskultasi 6 suara napas !esikuler, 4onchiF,wheeDing F
Jantung 6
!nspeksi 6 ictus cordis tidak terlihat.
"alpasi 6 ictus cordis teraba pada smedial garis midcla!icularis kiri di @1S'
"erkusi 6 atas jantung kanan 6 garis sternalis de9tra.
atas jantung kiri 6 @1S ', garis a9illaris anterior.
#uskultasi 6 S* S2 reguler,murmur "#,gallop "#.
3bdomen 6 lihat status lokalis
Ckstremitas 6 3kral hangat, edema tungkai F, 14T E 2 detik
Status lokalis 6
@nspeksi 6 abdomen datar, tidak terlihat jejas pada region abdomen, tidak
tampak !ulnus laseratum maupun ekskoriatum
3uskultasi 6 bising usus "#
alpasi 6 Hyeri tekan seluruh perut, nyeri tekan "O#, nyeri lepas "O#, de$ans
muskular "O#, pekak hepar tidak menghilang, terasa corpus alineum
erkusi 6 sulit dinilai karena nyeri
Status lokalis anus+
•Tidak tampak batang kayu menembus anus, dari lubang anus, keluar usus sepanjang P
*0 cm non !ital.
PEMEI4)AAN PENUN5AN6
Pemeriksaan Hasi% Ni%ai ru7ukan In&erpre&asi(ematologi
8/19/2019 PRESENTASI KASUS Trauma tembus abdomen
26/39
(b
(t
:eukosit
Trombosit
Critrosit
18,9
)&
19.2
*-;
&.'-
*).2*
8/19/2019 PRESENTASI KASUS Trauma tembus abdomen
27/39
88Fpneumonia. 1I1 dengan tip
royeksi !ena superior. CTT dengan
Tip OF dua korpus di atas karina.
Tidak tampak pneumothoraks,
neumomediastinum, em$isema subkutis
E)UME
asien lakilaki usia '* tahun, datang dengan luka tusuk yang menembus abdomen
dari anus. +ecelakaan terjadi dikarenakan ketika pasien memanjat pohon, seketika pasien
terjatuh dari pohon dan di tanah terdapat potongan kayu yang menusuk pasien dari bagian
anus ke perut. asien tetap dalam kondisi sadar dari awal kejadian hingga dibawa ke rumah
sakit. Hyeri dirasakan diseluruh lapang perut, seperti tertusuktusuk dan tidak bisa ditentukan
lokasinya. 4asa terbakar di perut "#. Memar perut "#, trauma kepala "#, sakit kepala hebat
"#, luka di kepala "#, muntah menyemprot "#, keluar darah dari telinga atau hidung "#.
Sesak na$as dan nyeri dada "#. 3 dan 3+ tidak ada keluhan. 4iwayat epilepsi "#. asien
langsung di bawa ke 4S/ atmawati.
emeriksaan $isik didapatkan aiyay$ breathing dan circulation tidak terdapat
gangguan. +esadaran compos mentis gelisah. Tekanan darah *&0F0mm(g, Hadi
8/19/2019 PRESENTASI KASUS Trauma tembus abdomen
28/39
•Tidak tampak batang kayu menembus anus, dari lubang anus, keluar usus sepanjang P
*0 cm non !ital.
emeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis. emeriksaan 4ontgenthora9. ditemukannya 6 kardiomegali dengan elongasi aorta.@n$iltrat di lapangan dan atas dan
erikardial kananQ dan di suprahiler, erihiler dan parakardial kiri,88Fpneumonia. 1I1
dengan tip royeksi !ena superior. CTT dengan Tip OF dua korpus di atas karina.Tidak
tampak pneumothoraks, neumomediastinum, em$isema subkutis, Tidak tampak tanda ileus,
Tidak tampak gambaran peritonitis. C+ tidak sempat dilakukan karena tindakan operasi
dibutuhkan segera.
Diagnosis Pre operasi
Trauma tusuk tembus abdomen dengan e!iserasi ileum dan corpus alienum intraabdomen
Pena&a%aksanaan di I6D
Hon Medikamentosa
ed rest
uasa
emasangan HT lalu dialirkan 6 untuk dekompresi dan mencegah aspirasi
cairan lambung
emasangan $olley catteter 6 menilai balance dan diuresis cairan.
=bser!asi tanda !ital tiap jam
+onsul anastesi, penyakit dalam, dan neurologi untuk toleransi operasi serta
persiapan operasi laparotomi eksplorasi 1@T= "S@=, amprah =+#
3mprah 41 '00 cc untuk intra operati$
Medikamentosa
4ehidrasi cairan dengan 4ingger laktat 20ccF+g target tekanan darah
sistolik R -0mm(g dan target urin out put 0,'* ccF+gFjam
8/19/2019 PRESENTASI KASUS Trauma tembus abdomen
29/39
3mino$luid '00 ccF2& jam
3lbumin 20: *00cc
Iit + * mg 9 )
Transamin ) 9 * amp
1e$tria9one 2 9 2 gr @I
MetronidaDole *9*,' gr @I
+etorolak )9)0mg @I
=mepraDole 29&0mg @I
Laporan operasi %aparo&omi eksp%orasi 19-1-281:!
3 asien supine di atas meja operasi dalam anestesi umum
3 3 dan antisepsis lapangan operasi dan sekitarnya
3 @nsisi sub9iphoid sampai 2 jari di bawah umbilikus menembus kutis, subkutis, linea
alba
3 +etika peritoneum dibuka, keluar cauran serohemoragik dan $eses kemudian di
suction
3 8ilakukan eksplorasi mulai dari Dona * abdomen didapatkan ileum telah terpotong
pada *0 cm %igamentum Treit& dan 0 cm 'alvula bauhini
3 8itelusuri ke arah distal didapatkan non !ital ileum sepanjang ') cm diputuskan
dilakukan ileostomi
3 ada regio kanan abdomen, didapatkan corpus alienum sepanjang *0 cm dari
peritoneum hingga subkutis kemudian dilakukan eksplorasi pada peritoneum regio
pel!is
3 ada buli didapatkan laserasi pada doom dengan balon catheher di dalamnya
kemudian dilakukan repair buli3 8idapatkan kebocoran rectum pada rectum anterior
3 :uka operasi ditutup lapis demi lapis
3 =perasi selesai
Diagnosis pos&
8/19/2019 PRESENTASI KASUS Trauma tembus abdomen
30/39
Dokumen&asi in&raopera&i=
8/19/2019 PRESENTASI KASUS Trauma tembus abdomen
31/39
Ins&ruksi Pos&
8/19/2019 PRESENTASI KASUS Trauma tembus abdomen
32/39
=6 kesadaran 1M
T8 *)-F
8/19/2019 PRESENTASI KASUS Trauma tembus abdomen
33/39
• =meperaDole 29&0 mg @I
• =ndansentron )9 mg @I
• Iit 1 29200 mg @I
• Transamin )9* amp
•
ertahankan $oley catheter,spooling *0$pm
• 1ek ulang 8:
• Trans$usi alb 20% *00 cc 2 hari
berturutturut
1>-1-1:
S6 demam "#, kontak inadekuat
=6 36 on ett
6 on !ent 1MI ibi=2 ;0% CC J
446*&9Fmenit Sa=2 *00%
16T8 *00F'0 (4
8/19/2019 PRESENTASI KASUS Trauma tembus abdomen
34/39
• =meperaDole 29&0 mg @I
• =ndansentron )9 mg @I
• Iit 1 *9&00 mg @I
• H'00 *9* amp @I
•
Saran6 kurangi in$us
BAB I?
ANALI)I) 4A)U)
asien lakilaki usia '* tahun, mengeluh adanya luka tusuk setelah terjatuh dari pohon
dari anus menembus ke dalam perut *0 jam SM4S. +ecelakaan terjadi dikarenakan ketika
pasien terjatuh dari pohon, pasien menindih kayu dan mengakibatkan kayu tersebut tertusuk
menembus perut pasien dari anus. asien dalam kondisi sadar dari kejadian hingga dibawa ke
4S. Hyeri dirasakan diseluruh lapang perut, seperti tertusuktusuk dan tidak bisa ditentukan
lokasinya. Memar perut "#, trauma kepala "#, sakit kepala hebat "#, luka di kepala "#,muntah menyemprot "#, keluar darah dari telinga atau hidung "#. Sesak na$as dan nyeri dada
"#. Terdapa corpus alineum di intraabdomen.
asien datang ke 4S pada pukul 2*.00 5@, kemudian dilakukan resusitasi cairan,
dilakukan pemeriksaan 4ontgen thora9 dan laboratorium. +emudian pasien dibawa ke ruang
=+ dan dilakukan tindakan pada pukul 22.)0 5@.
Jika kita merujuk pada golden period untuk kasus trauma dimana waktu terbaik sejak
kejadian hingga dilaksanakan tindakan di ruang operasi dalam waktu kurang dari ; jam.
Maka pasien ini sudah melewati golden period. 8ihitung sejak saat terjadinya trauma,
didapatkan ** jam )0 menit total dari sejak terjadinya trauma hingga dilakukan tindakan di
ruang operasi. (al ini dapat meningkatkan resiko kematian jaringan pada pasien, karena lebih
dari ; jam akan meningkatkan kemungkinan sepsis dan melampaui golden period dari waktu
iskemik organ. Jika kita mengacu pada teori, tindakan di ruang operasi harus sesegera
mungkin dilakukan setelah pasien datang. enundaan dapat berakibat $atal pada pasien dan
prognosis pasien memburuk.
8/19/2019 PRESENTASI KASUS Trauma tembus abdomen
35/39
emeriksaan $isik didapatkan airay$ breathing dan circulation tidak terdapat
gangguan. +esadaran compos mentis gelisah,tampak sakit berat. Tekanan darah
*&0F-0mm(g, Hadi -09Fmenit, reguler, kuat angkat, isi cukup, tidak ada pulsus parodoksus,
erna$asan 2& 9Fmenit, simetris, teratur, kedalaman cukup, Suhu tubuh );.'N 1 aksila de9tra.
Status generalis dalam batas normal.
Status lokalis abdomen 6
@nspeksi 6 abdomen datar, terdapat de$ans lokal "O#, terdapat corpus alienum
dari regio hipogastrium hingga umbilical
3uskultasi 6 bising usus "#
alpasi 6 Hyeri tekan seluruh perut "O#, nyeri lepas "O#, de$ans muskular "O#,
pekak hepar tidak menghilang,
erkusi 6 sulit dinilai karena nyeri
Status lokalis anus6
•Tidak tampak batang kayu menembus anus, dari lubang anus, keluar usus sepanjang P
*0 cm non !ital.
ada alo anamnesis dan pemeriksaan $isik ditemukan nyeri perut, muntah dan
peningkatan suhu tubuh sedangkan pada pemeriksaan $isik didapatkan takikardi, nyeri tekan
seluruh lapangan perut, de$ans muskular, bising usus menurun akibat penurunan $ungsi
peristaltik usus, penilaian perkusi sulit dilakukan karena nyeri ejalagejala tersebut
merupakan tanda peritonitis umum akibat perangsangan pada peritoneum.
eritonium dapat terangsang oleh karena adanya akumulasi cairan F darah dan atau
udara di rongga peritonium. 8arah dapat berasal akibat adanya laserasi pada pembuluh darah,
baik pembuluh darah mesenterium maupun pembuluh darah heparFlien.
Menurut algoritma tatalaksana tembus abdomen, adanya tanda peritontis umum dan
kemungkinan cairan bebas intra abdominal,adanya ketidakstabilan hemodinamik, serta
adanya e!iserasi merupakan indikasi dilakukannya operasi laparotomi eksplorasi segera
"1@T=#. ada kasus pasien ini, dengan adanya e!iserasi usus halus, maka tindakan laparotomi
harus segera dilaksanakan.
ada pasien dilakukan resusitasi paska trauma dan dilakukan pemantauan
hemodinamik. Selama resusitasi paska trauma, pasien dipersiapkan untuk operasi segera,
seperti pemeriksaan laboratorium dan permintaan darah. (al ini dilakukan untuk antisipasi
8/19/2019 PRESENTASI KASUS Trauma tembus abdomen
36/39
adanya perdarahan ketika operasi berlangsung. asien datang dengan e!iserasi ileum dengan
tanda peritonitis harus segera dilakukan operasi laparotomi eksplorasi tanpa harus menunggu
pemeriksaan lainnya.emasangan HT dan kateter juga baru sempat dipasang, beberapa
menit sebelum masuk ke ruang =+.
enundaan operasi dapat memperburuk kondisi pasien sehingga prognosis akan
menjadi buruk. Selama menunggu di @8, pasien dipantau tanda !ital dan mani$estasi
perdarahan yang mungkin timbul setiap jam serta diberikan resusitasi cairan.
asien dilakukan pemeriksaan laboratorium dan rontgen. emerikssan rontgen toraks
ditemukan kardiomegali dengan elongasi aorta, aru tampak in$iltrat di parakardial de9tra
dan lapangan atas. 8idapatkan juga 1I1 dengan tip proyeksi !enas superior. CTT dengan tip
OF dua korpus di atas karina. Serta tidak adanya pneuomothoraks,pneumomediastinum dan
em$isema subkutis emeriksaan toraks bertujuan sebagai data dasar pasien sebelum operasi.
engambilan data dasar ini bertujuan untuk proses e!aluasi komplikasi yang mungkin timbul
pada pasien post operasi. Selain itu, data dasar ini juga bertujuan untuk menilai tingkat risiko
yang mungkin dihadapi saat operasi sehingga dapat dipersiapkan tindakan pencegahan F
pengelolaan risiko operasi yang terjadi.
Terapi awal yang diberikan pada pasien dengan trauma tajam abdomen adalah bed
rest, pemantauan dan memastikan 31 pasien terkendali. Jalan na$as di bersihkan. asien
tidak mengalami gangguan perna$asan sehingga tidak diberikan oksigen. asien dipuasakan
untuk persiapan operasi dan mengurangi kerja F mengistirahatkan organ gastrointestinal.
asien trauma sering mengalami syok hipo!olemik sehingga perlu dilakukan pemantauan
cairan. =bser!asi tanda !ital dan mani$estasi perdarahan dilakukan tiap jam. asien
direncanakan untuk amprah 41 '00 cc pro intra operati$. (al ini bertujuan sebagai pre!enti$
jika pasien membutuhkan darah saat intra atau post operasi.
Selama di @8, pasien juga dilakukan manajemen cairan. (al ini bertujuan untuk
mengganti cairan yang hilang akibat muntah dan per$orasi usus. 8ilakukan rehidrasi cairan
dengan 4ingger laktat 20 ccFkg, target tekanan darah sistolik R -0mm(g dan target urin
out put 0,'* ccF+gFjam. Menurut teori,dosis loading untuk pasien dewasa adalah *000 cc
hingga dilakukan tindakan di ruang operasi. emilihan cairan ringer laktat dikarenakan
komposisinya yang isotonik dengan cairan tubuh sehingga cepat mengganti cairan tubuh
yang hilang. ada pasien ditemukannya takikardi. eningkatan $rekuensi nadi dapat
dikarenakan karena nyeri yang dirasakn juga dapat disebabkan karena dehidrasi. emberian
antibiotik dan analgetik pre operasi bertujuan untuk persiapan operasi serta mengurangi
gejala simptomatis. 3ntibiotik yang diberikan adalah golongan spektrum luas dan sensiti$
8/19/2019 PRESENTASI KASUS Trauma tembus abdomen
37/39
bakteri anaerob yaitu 1e$tria9one 2 9 * gr @I dan MetronidaDole *9*,' gr @I. 3nalgetik yang
diberikan adalah +etorolak )9)0mg @I. emberian =mepraDole 29&0mg @I, @ "pump
proton inhibitor#, bertujuan untuk mengurangi produksi asam lambung sehingga mengurangi
resiko stress ulcer dan distensi gastrointestinal.
asien dilakukan manajemen operati$ laparatomi eksplorasi. osisi pasien supine
dalam general anatesi. 8ilakukan 3 dan antisepsis daerah operasi. 8ilakukan sub9iphoid
sampai 2 jari di bawah umbilikus menembus kutis,subkutis dan line alba. +etika peritoneum
dibuka, keluar cairan serohemoragik dan $eses,kemudian dihisap. +emudian dilakukan
eksplorasi mulai dari Dona * abdomen didapatkan ileum telah terpotong *0 cm ligamentum
trietD dan 0 cm bal!ula bauhini. 8itelusuri ke arah distal, didapatkan non !ital ileum
sepanjang ') cm. +emudian diputuskan untuk dilakukan ileostomi. ada regio abdomen
kanan,didapatkan corpus alienum sepanjang *0 cm dari peritonum hingga subkutis kemudian
dilakukan eksplorasi pada peritonium regio pel!is. +emudian pada buli didapatkan laserasi
pada doom dengan balon kateter di dalamnya. +emudian dilakukan repair buli dengan jahitan
double layer. Serta dilakukan tes methylen blue setelah dilakukan repair buli bagian doom.
/ji methylen blue dilakukan dengan menyemprotkan methylene blue dari kateter, sebelum
dikembangkannya balon kateter. 8idapatkan hasil yang menandakan tidak adanya kebocoran
ke arah rongga abdomen, namun masih didapatkan methylene blue keluar dari anus.
8idapatkan kebocoran pada rectum bagian anterior.3bdomen dicuci bersih dengan Ha1l
0,-%. :uka operasi ditutup lapis demi lapis. =perasi selesai.
Setelah operasi, pasien dipindahkan ke ruang rawat @1/. Selama perawatan diruangan
pasien diawasi secara ketat tandatanda obstruksi usus post operasi, seperti kembung, muntah
hijau, nyeri perut, tidak bisa $latus dan 3 serta bising usus "O# normal. Selain itu, tanda
!ital dan produksi drain juga perlu diawasi untuk menilai perbaikkan klinis serta adakah
perdarahan inta abdominal paska operasi. asien dipuasakan terlebih dahulu hingga
dipastikan pasase usus baik serta produksi HT jernih "tidak ada perdarahan saluran cerna
atas#. Setelah pasase usus baik maka pasien diberikan diet makan bertahap. 3walnya berupa
clear $luid lalu makanan cair, makanan lunak dan pada tahap akhir makan biasa. Selama
puasa, pasien diberikan cairan intra !ena untuk memenuhi kebutuhan cairan basal. 1airan
yang diberikan berupa amnino$luid 6 4inger :aktat *'006 *000 F2& jam.
3ntibiotik "1e$tria9one *92 gr @I dan MetronidaDole )9'00 mg @I# tetap dilanjutkan.
/ntuk mengurangi keluhan mu.al dan muntah paska operasi pasien diberikan diberikan
antiemetik =ndansentron )9 mg @I. emberian @ untuk mencegah stress ulcer berupa
8/19/2019 PRESENTASI KASUS Trauma tembus abdomen
38/39
=meperaDole 29&0 mg @I tetap diberikan. Iit 1 *9&00 mg @I diberikan untuk membantu
meningkatkan daya tahan tubuh serta sebagai antioksidan tambahan.
4esimpu%an
asien datang dengan keluhan trauma tembus abdomen *0 jam SM4S, saat datang, pasien
diberikan resusitasi cairan 20 ccFkg, yang menurut teori seharusnya diberikan *000 cc
dengan loading dan seharusnya segera dipersiapkan untuk dilakukan operasi, namun pasien
tertunda selama * jam )0 menit di ruang @8. Tindakan harus segera dilakukan secepatnya,
karena menunda dapat memperburuk keadaan pasien ada anamnesis didapatkan mekanisme
trauma. ada pemeriksaan $isik didapatkan corpus alienum pada regio abdomen disertai nyeri
tekan seluruh lapang abdomen dan nyeri lepas. asien didagnosis pre operasi trauma tusuk
tembus abdomen dengan e!iserasi ileum dan corpus alienum intraabdomen, setelah dilakukan
laparotomi eksplorasi asien didiagnosis post operasi dengan $istel rekto!esika,ruptur buli
non !ital ileum setelah ditemukan adanya ruptur pada !esika urinaria dan rectum anterior.
Tindakan laparotomi eksplorasi dilakukan atas indikasi e!iserasi usus halus pada pasien, yang
sesuai dengan algoritma trauma tembus.
8/19/2019 PRESENTASI KASUS Trauma tembus abdomen
39/39
Recommended