26

Trauma Tembus

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Trauma tembus

Citation preview

Page 1: Trauma Tembus
Page 2: Trauma Tembus

DEFINISI

Salah satu bentuk dari trauma mata adalah trauma tembus.

Menurut Birmingham Eye Trauma Terminology

System definisi dari trauma tembus merupakan

trauma mata yang menyebabkan kerusakan pada keseluruhan ketebalan dinding bola mata (fullthickness wound of the eyewall).

Page 3: Trauma Tembus

ETIOLOGI Trauma tembus atau perforasi dapat terjadi akibat

› Tembakan senapan › Luka tusuk› kecelakaan di tempat kerja atau kecelakaan lain yang

melibatkan benda tajam› Beratnya trauma yang terjadi ditentukan oleh ukuran

benda, komposisi dan kecepatan pada saat bertumbukan

Page 4: Trauma Tembus
Page 5: Trauma Tembus

Patofisiologi Beratnya kerusakan ditentukan oleh

energi kinetik yang dimiliki. Benda tajam atau yang melaju dengan

kecepatan tinggi dapat secara langsung menimbulkan perforasi pada bola mata.

Page 6: Trauma Tembus

Contohnya pada peluru pistol angin yang besar dan memiliki kecepatan

yang tidak terlalu besar memiliki energi kinetik yang tinggi dan menyebabkan kerusakan mata yang cukup parah.

Kontras dengan pecahan benda tajam yang memiliki massa yang kecil dengan kecepatan tinggi akan menimbulkan laserasi dengan batas yang jelas dan beratnya kerusakan lebih ringan dibandingkan kerusakan akibat peluru pistol angin.

Page 7: Trauma Tembus

Gejala Klinis Tajam penglihatan akan menurun Nyeri. Bila terdapat perforasi kornea, terlihat bilik mata yang dangkal. Jaringan uvea akan menempel pada kornea / akan terlihat

jaringan iris yang prolaps keluar Perubahan bentuk pupil hifema, hal ini menunjukkan terjadinya ruptur iris atau badan

siliar Tekanan bola mata akan rendah akibat cairan mata keluar

Page 8: Trauma Tembus

Tanda-tanda lain adalah kemosis hemoragik, laserasi konjungtiva, atau kamera anterior yang dangkal dengan atau tanpa dilatasi pupil yang eksentrik.

Page 9: Trauma Tembus

Cedera yang dialami struktur-struktur posterior adalah › perdarahan korpus vitreus dan retina, › edema retina, › lubang pada retina avulsi dasar vitreosa, › pelepasan retina, › ruptur koroid atau avulsi saraf optik.

Page 10: Trauma Tembus

Anamnesis

Mekanisme trauma:› Tentukan jenis trauma : tumpul, penetrasi

atau perforasi.› Tanyakan benda penyebab : bentuk dan

ukuran benda.› Tanyakan kemungkinan adanya benda asing

pada bola mata karena dapat menimbulkan komplikasi nantinya seperti infeksi oleh benda organik.

Page 11: Trauma Tembus

Keadaan saat terjadinya trauma:› Waktu dan lokasi terjadinya trauma.› Penggunaan kacamata koreksi / pelindung

mata lainnya karena benda-benda tersebut dapat melindungi / malah berkontribusi pada trauma akut.

› Tanyakan apakah pasien mempunyai miopia berat karena mata miopia lebih rentan terhadap trauna kompresi anterior-posterior.

Page 12: Trauma Tembus

Riwayat medis:

› Tanyakan riwayat trauma mata atau operasi mata sebelumnya karena dapat membuat jaringan lebih rentan ruptur.

› Tanyakan visus dan fungsi penglihatan sebelum trauma pada kedua mata.

› Tanyakan penyakit mata yang ada pada pasien saat ini.

› Tanyakan penggunaan obat saat initermasuk obat tetes mata dan alergi.

Page 13: Trauma Tembus

Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan harus dilakukan sistematis dengan tujuan

mengidentifikasi dan melindungi mata. Trauma tembus mungkin dapat tampak dengan mudah

atau tertutupi oleh luka yang lebih superficial Hindari memberikan tekanan pada bola mata untuk

mencegah mengalir keluarnya cairan bola mata. Pemeriksaan segmen posterior mungkin sulit dilakukan Hindari manipulasi mata yang berlebihan untuk

minimalisasi kemungkinan ekstrusi intraokular.

Page 14: Trauma Tembus

Tajam penglihatan dan gerak bola mata:

Periksa tajam penglihatan kedua mata. Tajam penglihatan dapat turun banyak. Periksa gerak bola mata kedua mata, jika

terganggu harus dievaluasi kemungkinan adanya fraktur orbita.

Page 15: Trauma Tembus

Bola Mata Harus dievaluasi apakah ada deformitas

tulang, benda asing dan gangguan kedudukan bola mata.

Benda asing yang menembus bola mata harus dibiarkan sampai tindakan bedah.

Apabila terdapat trauma tembus bola mata dapat timbul enoftalmus.

Page 16: Trauma Tembus

Kelopak mata Trauma kecil pada kelopak mata tidak

menyingkirkan kemungkinan adanya trauma tembus bola mata.

Perbaikan kelopak harus ditunda sampai kemungkinan adanya trauma tembus bola mata dapat disingkirkan.

Page 17: Trauma Tembus

Konjungtiva

Perdarahan konjungtiva yang berat dapat mengindikasikan adanya ruptur bola mata.

Laserasi konjungtiva bisa terjadi bersamaan dengan trauma sklera yang serius.

Page 18: Trauma Tembus

Kornea dan sklera. Luka tembus kornea atau sklera, dapat diperiksa dengan Seidel’s Test. Pada luka tembus kornea dapat terjadi prolaps iris. Laserasi pada kornea

dan sklera bisa menunjukkan adanya perforasi bola mata dan harus dipersiapkan untuk ditatalaksana di ruang operasi.

Prolaps iris dengan laserasi kornea bisa terlihat diskolorasi gelap pada daerah trauma

Penonjolan sklera merupakan indikasi ruptur dengan ekstrusi isi okular Tekanan intraokular biasanya rendah akan tetapi pemeriksaan tekanan

bola mata dikontraindikasikan untuk mencegah penekanan bola mata.

Page 19: Trauma Tembus

Pupil dan Lensa

Periksa bentuk, ukuran, refleks cahaya, dan RAPD.

Adanya deformitas bentuk pupil dapat menjadi tanda adanya trauma tembus bola mata.

Pupil biasanya midriasis. Dapat timbul dislokasi lensa.

Page 20: Trauma Tembus

Bilik Mata Depan Pemeriksaan slit lamp pada pasien yang kooperatif bisa

menunjukkan kelainan yang berhubungan dengan seperti defek transiluminasi iris (red reflex gelap karena perdarahan vitreous), laserasi kornea, prolaps iris, hifema dari disrupsi siliar dan kerusakan lensa termasuk dislokasi atau subluksasi

Bilik mata yang dangkal bisa jadi merupakan satu-satunya tanda adanya ruptur bola mata dan merupakan petanda prognosis buruk. Ruptur posterior bisa terjadi dan ditunjukkan dengan bilik mata depan yang dalam karena adanya ekstrusi vitreous ke segmen posterior

Page 21: Trauma Tembus

Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan Laboratorium

› Pemeriksaan koagulasi dan darah perifer lengkap dilakukan pada pasien yang memiliki kelainan perdarahan.

› Pemeriksaan laboratorium diindikasikan untuk kasus dengan trauma yang koeksis dan gangguan medikal lain

Foto Rontgen› Foto polos tiga posisi Waters, Caldwell dan lateral lebih

bermanfaat untuk mengetahui kondisi tulang dan sinus daripada keadaan bola mata.

Page 22: Trauma Tembus

CT-Scan› CT-Scan adalah pemeriksaan penunjang yang paling sensitif

untuk mendeteksi ruptur bola mata, kerusakan saraf optic, mendeteksi benda asing dan memberi gambaran bola mata dan orbita.

› Kurang dapat mendeteksi adanya benda asing non-logam.MRI

› MRI berguna untuk mendeteksi kerusakan jaringan lunak.

› MRI juga berguna untuk mendeteksi benda asing non-logam.› MRI dikontraindikasikan bagi kecurigaan benda asing logam.

Page 23: Trauma Tembus

Penatalaksanaan Situasi urgensi memerlukan terapi dalam

hitungan jam.› Trauma tembus bola mata, walaupun masih

berupa kecurigaan langsung dipakaikan pelindung mata. Tidak diperbolehkan untuk memerban ataupun memberikan salep pada mata. Perlu dilakukan pemeriksaan imaging berupa foto x-ray atau CT scan. Ini merupakan kasus rujukan

Page 24: Trauma Tembus

Pengobatan

1. Tanpa Operasi Pada luka tembus yang minimal, tanpa

kerusakan intraokuler, tidak ada prolap, diberikan terapi antibiotik sistemik dengan atau topical, dengan observasi yang ketat

Page 25: Trauma Tembus

2. Operasi Repair korneosklera Tujuan primer repair korneosklera adalah untuk

memperbaiki integritas bola mata. Tujuan sekunder adalah untuk memperbaiki visus.

Bila prognosis visus kurang baik dan mempunyai resiko oftalmia simpatis maka sebaiknya

dilakukan enukleasi.

Page 26: Trauma Tembus

Prognosis Prognosis pasien pada kejadian trauma tembus dapat diprediksi dengan

memperhatikan beberapa faktor, meskipun ada pro kontra terhadapnya, yaitu diantaranya

› Usia , jenis kelamin

› Penyebab trauma, tipe trauma, luasnya luka,

› Endoftalmitis,

› Fraktur wajah,

› Hifema ,

› Ketajaman penglihatan inisial,

› Trauma mata sebelahnya, trauma lensa, keberadaan lensa, no light perception,

trauma perforasi, ablasi retina,, prolaps jaringan, perdarahan vitreal, lokasi dan panjangnya luka.