Presentasi Kasus Bronkopneumonia dan
Anemia
Dokter Pembimbing: dr. Edi Pasaribu, SpA, M.Kes
David Andrean Natanael / 112014314
Nama : An CPA Jenis Kelamin : Perempuan Tanggal lahir : 21 September 2012 Suku Bangsa : Betawi Umur : 3 Tahun 7 bulan Agama : Islam Pendidikan : TK Alamat : Jl. D gang 2 Karanganyar
003/001, Jakarta Pusat, DKI Jakarta
Identitas pasien
Identitas Orang Tua• Data Ibu
• Ny. S• 25 tahun• SMA• Ibu rumah tangga
• Data Ayah• Tn. U• 25 tahun• SD• Wiraswasta
Tanggal Masuk RS : 3 Mei 2016 Jam 23.50
WIB Tanggal Pemeriksaan : 5 Mei 2016 Jam 14.00
WIB Dilakukan di : Bangsal Melati 5307
Anamnesis
• Sesak sejak 5 jam SMRSKELUHAN
UTAMA
• Demam• Batuk• Penurunan nafsu
makan
KELUHAN TAMBAHAN
RIWAYAT MASUK RS
7 hariSMRS
• Demam• Batuk
berdahak
6 hariSMRS
• Sesak hilang timbul, membaik saat istirahat
3 Mei (RS)
• Sesak semakin memberat
SILSILAH KELUARGA
Riwayat Penyakit Keluarga
Penyakit Ya Tidak HubunganAlergi +
Asma + Kakek dari ibu, namun tidak tinggal serumah dengan
pasien
Tuberkulosis + Kakek dari ibu, namun tidak tinggal serumah dengan
pasienHipertensi + Diabetes + Kejang Demam + Epilepsi +
RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRANKehamilan Perawatan antenatal :
Trimester I 1x, trimester II 1x, trimester III 2x
Tempat perawatan:Puskesmas. Penyakit kehamilan: Tidak ada Tempat kelahiran : Rumah
Bersalin Penolong persalinan : Bidan Cara persalinan : Spontan Masa gestasi : Cukup bulan 38
minggu
Keadaan bayi Berat badan lahir : 3100 gram Panjang badan lahir : 49 cm Lingkar kepala: Tidak diketahui Langsung menangis kuat Pucat/Biru/Kuning/Kejang : Negatif Nilai APGAR : Tidak diketahui, Kelainan bawaan : Tidak ada
Kesan : Neonatus cukup bulan, sesuai masa kehamilan
RIWAYAT PERKEMBANGAN Sektor personal sosial:
Ibu os tidak ingat Sektor motor halus
adaptif:Ibu os tidak ingat
Sektor bahasa:Ibu os tidak ingat
Sektor motor kasar:Ibu os tidak ingat
RIWAYAT IMUNISASI (+) BCG usia 1 bulan (+) DPT, 2 bulan, 4
bulan, 6 bulan (+) Polio, 0 bulan, 2
bulan, 4 bulan, 6 bulan (+) Hep. B, 0 bulan, 1
bulan, 6 bulan (+) Campak, 9 bulan Kesan: Imunisasi
dasar pasien lengkap
Pemeriksaan fisik Keadaan umum : Tampak sakit sedang Kesadaran : Kompos mentis Tekanan darah : 90/60 mmHg Nadi : 121 kali/menit, reguler, kuat Suhu : 38,7 °C Pernapasan (frekuensi dan tipe) : 26 kali/menit,
teratur, reguler
Panjang badan : 93 cm Berat badan (5/5) : 12 kg LILA : 15 cm IMT : 15,03 kg/m2
Status Gizi : BB/ U : 0 sd -2 TB/U : 0 sd -2 BB/TB : -1 sd -2
Kesan: status gizi baik
Antropometri
S
Status gizi baik
PEMERIKSAAN SISTEMATIS Kepala : normosefali, rambut warna hitam, distribusi merata Mata : pupil bulat isokor, refleks cahaya langsung +/+, reflex
cahaya tak langsung +/+, konjungtiva anemis +/+, sclera ikterik -/- Hidung : bentuk normal, septum deviasi (-), nafas cuping hidung -/-, sekret -/- Telinga : normotia +/+, nyeri tekan tragus (-), serumen -/-, sekret
-/- Mulut : mukosa mulut tidak hiperemis Bibir : bibir merah muda, tidak kering, sianosis (-), trismus (-), Lidah : normoglosia, warna merah muda, lidah kotor (-), tremor (-) Tenggorok : faring tidak hiperemis, granular (-) Leher : trakea lurus di tengah, tidak teraba pembesaran kelenjar
getah bening, kelenjar tiroid tidak teraba membesar, retraksi suprasternal (-)
THORAKS1. Paru Inspeksi : Bentuk dada
normal, simetris keadaan statis maupun dinamis, retraksi sela iga (-), pernafasan torakoabdominal
Palpasi : Fremitus baik simetris, tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru
Auskultasi : Suara napas vesikuler, rhonki +/+, wheezing -/-
2. Jantung Inspeksi : Iktus kordis tidak
terlihat Palpasi : Iktus cordis teraba
pada sela iga 4 linea midklavikularis kiri
Perkusi : Batas atas jantung di ICS II linea parasternal kiri.
Batas kiri jantung di ICS IV, linea midclavicula kiri.
Batas kanan jantung di ICS IV, linea sternal kanan.
Auskultasi : BJ I/II murni reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen Inspeksi : Bentuk abdomen datar. Auskultasi : Bising usus (+) Palpasi : Distensi (-), nyeri tekan (-),
hepar dan lien tidak teraba Perkusi : Timpani di seluruh lapang perut
Extremitas Ekstremitas superior : Akral hangat,
deformitas (-), Edema -/- , CRT < 2 detik Ekstremitas Inferior : Akral hangat,
deformitas (-), Edema -/- , CRT < 2 detik.
Tulang belakang : tidak tampak kelainan tulang belakang
Anus dan Rektum: tidak ditemukan iritasi Kulit: kulit tidak kering dan keriput, turgor
kulit baik, warna kulit sawo matang,
PEMERIKSAAN LABORATORIUM TANGGAL 3 MEI 2016 DI RSUK SAWAH BESAR PK. 20.30
Darah Lengkap Hemoglobin : 8,4 g/dL Leukosit : 11.300 /µL Hematokrit : 32 % Trombosit : 462.000 /µL MCV : 63,3 mEq/L MCH : 16,6 mEq/L MCHC : 26,3 mEq/L LED : 25 mm/jam
Hitung jenis leukosit Basofil : 0 Eosinofil : 1 Limfosit : 15 Monosit : 8 Netrofil batang : 0 Netrofil segmen : 76
Kesan: anemia mikrositik hipokrom dan leukositosis
PEMERIKSAAN LABORATORIUM TANGGAL 4 MEI 2016 DI UGD PK 12.05Darah Rutin Hemoglobin : 7,8 g/dL (13,0-18,0) Jumlah Leukosit : 15. 250 /µL (4.000-10.000) Hematokrit : 27,6 % (40-50) Jumlah Trombosit : 359.500 /µL (150-450)Elektrolit Na : 136 mEq/L K : 3,3 mEq/L Cl : 96 mEq/L GDS : 67 mg/dLKesan: anemia dan leukositosis
DIAGNOSIS KERJA 1. Bronkopneumonia2. Anemia
DIAGNOSIS BANDING
Bronkiolitis + anemia defisiensi Fe, DD/ anemia ec. penyakit kronis
Tuberculosis + anemia defisiensi Fe, DD/ anemia ec. penyakit kronis
PENATALAKSANAAN
Infus RL 12 tpm Oksigen 2 liter/menit Nebulisasi ventolin 1 ampul + NaCl 3% 2
cc Paracetamol syr 3 x 1 cth Cinam 3 x 600 mg
Ad Vitam : ad bonam. Ad Fungsionam : ad bonam Ad Sanationam : ad bonam
PROGNOSIS
FOLLOW UPTanggal 5 Mei 2016
S Pasien masih batuk, sesak sudah berkurang, demam masih hilang timbul. Pasien masih mau makan dan minum.
O KU: tampak sakit sedang Kesadaran: Compos mentis
HR: 110x/menit RR: 31x/menit Suhu: 38,1oC TD: 100/60 mmHg
Mata: tidak cekung, CA +/+
Dada: tak ada retraksi sela iga, Rh +/+
Abdomen: tak ada retraksi epigastrium, turgor baik
A Bronkopneumonia (perbaikan) + anemia
P Terapi dan nebulisasi lanjut Diet makan biasa 3 kali sehari
Tanggal 6 Mei 2016
S Pasien masih batuk, sesak sudah berkurang, demam kadang masih hilang timbul. Nafsu makan dan minum masih baik
O KU: tampak sakit sedang Kesadaran: Compos mentis
HR: 105x/menit RR: 29x/menit Suhu: 37,8oC TD: 90/60 mmHg
Mata: tidak cekung, CA -/-
Dada: tak ada retraksi sela iga, Rh +/+
Abdomen: tak ada retraksi epigastrium, turgor baikA Bronkopneumonia (perbaikan) + anemiaP Terapi lanjut
Tanggal 7 Mei 2016
S Pasien masih batuk, tidak ada sesak lagi, demam sudah tidak timbul lagi. Nafsu makan dan minum semakin membaik
O KU: tampak sakit sedang Kesadaran: Compos mentis
HR: 99x/menit RR:27x/menit Suhu: 36,8oC TD: 90/70 mmHg
Mata: tidak cekung, CA -/-
Dada: tak ada retraksi sela iga, Rh +/+
Abdomen: tak ada retraksi epigastrium, turgor baikA Bronkopneumonia (perbaikan)
P Nebulisasi kalau perlu Pulv cetirizine 1 mg, ranitidin 10 mg, prednison 1 mg 3x1 pulv Boleh pulang
DIAGNOSIS
• Anamnesis: sesak nafas, nafas cepat, batuk berdahak, & demam.
• Pada pemeriksaan fisik ditemukan ronki basah halus• Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan hal
berikut.• Gambaran darah menunjukkan leukositosis,
15.000–40.000/mm3 • Nilai Hb menurun.• Peningkatan LED.
Diagnosis Gejala yang ditemukan
Pneumonia - Demam - Batuk dengan nafas cepat- Crackles / rhonki pd auskultasi- Kepala terangguk-angguk- Nafas cuping hidung- Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam- Merintih (grunting)- Sianosis
Bronkiolitis • Episode wheezing pertama anak usia < 2 tahun• Hiperinflasi dinding dada• Ekspirasi memanjang• Gejala pada pneumonia dapat dijumpai• Kurang / tidak respon dengan bronkodilator
TBC • Riwayat kontak TB dengan dewasa (meragukan)• Uji tuberkulin + (≥ 10 mm, keadaan imunosupresi ≥ 5 mm)• Pertumbuhan buruk / kurus, BB turun• Demam (≥ 2 minggu) tanpa sebab jelas• Batuk kronis (≥ 3 minggu)• Pembesaran KGB (coli, aksila, inguinal spesifik). Pembengkakan
tulang-sendi, punggung, panggul, lutut, falangAsma • Riwayat wheezing
• Berulang
Klasifikasi PneumoniaPembagian secara anatomis :
Pneumonia lobaris Pneumonia lobularis (bronkopneumonia) Pneumonia interstisialis (bronkiolitis)
Pembagian secara etiologi : Bakteri: Pneumococcus pneumonia, Streptococcus pneumonia,
Staphylococcus pneumonia, Haemofilus influenzae. Virus: Respiratory Synctitial virus, Parainfluenzae virus,
Adenovirus Jamur: Candida, Aspergillus, Mucor, Histoplasmosis,
Coccidiomycosis, Blastomycosis, Cryptoccosis. Aspirasi
EtiologiBronko-pneumonia
Umur Penyebab yang sering
Lahir-20 hari E.coli Streptococcus grup B Listeria monocytogenes
3 minggu-3 bulan Bakteri: Chlamydia trachomatis Streptococcus pneumoniaVirus: Respiratory Syncitial Virus Influenza dan parainfluenza virus Adenovirus
4 bulan-5 tahun Bakteri: Streptococcus pneumonia Mycoplasma pneumoniaeVirus: Respiratory Syncitial Virus Rhinovirus Influenza dan parainfluenza virus Adenovirus Measles virus
5 tahun-remaja Chlamydia pneumoniae Streptococcus pneumonia Mycoplasma pneumoniae
WHOO Bronkopneumonia sangat berat : sianosis sentral, anak
tak sanggup minum rawat di RS & diberi antibiotik.O Bronkopneumonia berat : ada retraksi, tanpa sianosis
& masih sanggup minum rawat di RS & diberi antibiotik.
O Bronkopneumonia : tak ada retraksi tapi dijumpai pernafasan cepat :
O > 60 x/menit pada anak usia < 2 bulanO > 50 x/menit pada anak usia 2 bulan – 1 tahunO > 40 x/menit pada anak usia 1 – 5 tahun
Masuknya mikroorganisme ke saluran nafas & paru melalui berbagai cara berikut.
Inhalasi langsung dari udaraAspirasi dari bahan-bahan di nasofaring &
orofaringPerluasan langsung dari tempat-tempat lainPenyebaran secara hematogen
Bila pertahanan tubuh tak kuat mikroorganisme dapat melalui jalan nafas sampai alveoli radang dinding alveoli & jaringan sekitarnya mikroorganisme tiba di alveoli membentuk suatu proses peradangan berikut.
Stadium I (4–12 jam pertama/kongesti) permeabilitias kapiler naikStadium II (48 jam berikutnya) hepatisasi merah, tambah sesakStadium III (3 – 8 hari) hepatisasi kelabuStadium IV (7 – 11 hari) resolusi
Penatalaksanaan
Tergantung penyebab yang sesuai hasil pemeriksaan sputum:• Anak sesak nafas, cairan IV & oksigen (1-2 L/mnt)• Cairan sesuai dengan BB, kenaikan suhu & status dehidrasi• Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit• Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi & uji resistensi tapi
tidak selalu dilakukan waktu cukup lama dalam praktek diberi pengobatan polifarmasi penisilin + kloramfenikol atau antibiotik spektrum luas seperti ampicilin.
Analisa Kasus
•Pada kasus sesak nafas, nafas cepat, batuk berdahak,
dan demam.
•Pada pemeriksaan fisik ditemukan ronki basah halus &
hasil laboratorium menunjukkan leukositosis & anemia,
sehingga diagnosis bronkopneumonia ringan & anemia
dapat ditegakkan.
ANTIBIOTIK EMPIRISBeberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih antibiotik empiris.
Faktor mikrobiologi Farmakodinamik Pejamu (usia) Efek samping Faktor lain
Dalam kasus antibiotik empiris Cinam Ampicilin (goL penicilin) & sulbactam (gol β-laktam) karena :
usia 4 bulan – 5 tahun et/ BP & radang sal nafas Streptococcus pneumonia & Mycoplasma pneumoniae Gram positif,
Cinam antibiotik spektrum luas sensitif. Saat di follow up, pasien yang awalnya sesak, batuk, & demam
perbaikan gejala tanda infeksi juga mulai berkurang hari demi hari,
Antibiotik empiris
KOMPLIKASI
• Bronkiektasis, Pneumothoraks, emfisema, abses paru, efusi pleura, empiema, Sepsis, Gagal napas
PROGNOSIS
Sembuh total, mortalitas < 1 %, mortalitas bisa lebih tinggi pada anak-anak keadaan malnutrisi energi-protein & datang terlambat untuk pengobatan.
Penyebab anemia menurut umur• Bayi kurang dari 1 tahun
• Cadangan Fe Alergi protein susu sapi• Anak umur 1-2 tahun
• Asupan Fe kurang• Obesitas• Kebutuhan meningkat karena infeksi berulang / kronis.• Malabsorbsi.
• Anak umur 2-5 tahun• Asupan Fe kurang• Obesitas• Kebutuhan meningkat karena infeksi berulang/kronis (bakteri, virus atau parasit).• Kehilangan berlebihan akibat perdarahan (divertikulum Meckel / poliposis dsb).
• Anak umur 5 tahun-remaja• Kehilangan berlebihan akibat perdarahan (a.l infestasi cacing tambang) • Menstruasi berlebihan pada remaja puteri.
Menangani anemia defisiensi besi
Penanganan anak anemia defisiensi besi:
• Mengatasi faktor penyebab.• Pemberian preparat besi
Parenteral, Indikasi:
• Adanya malabsorbsi• Membutuhkan kenaikan kadar Fe cepat (pada pasien dialisis yang
perlu eritropoietin)• Intoleransi pemberian preparat Fe oral
KRITERIA DIAGNOSIS ADB MENURUT WHO
Kadar Hb kurang dari normal sesuai usia Konsentrasi Hb eritrosit kira-kira 31% (N: 32-
35%) Kadar Fe serum < 50 g/dL (N: 80-180 g/dL )𝞵 𝞵 Saturasi transferin < 15% (N: 20-50%)
• Terapi anemia defisiensi besi adalah dengan suplementasi besi. Pada pasien ini direncanakan pemberian zat besi setelah infeksi yang dialaminya membaik.
Oral
*besi elemental dosis 3 mg/kgBB sebelum makan atau 5 mg/kgBB setelah makan dibagi 2 dosis.
*Diberikan sampai 2-3 bulan sejak Hb kembali normal*Vitamin C 2X50 mg/hari untuk meningkatkan absorbsi besi.*Asam folat 2X 5-10 mg/hari untuk meningkatkan aktifitas
eritropoiesis*Hindari makanan penghambat absorpsi Fe (teh, susu murni, kuning
telur, serat) & obat seperti antasida & kloramfenikol.*Banyak minum untuk mencegah konstipasi (efek samping
pemberian preparat besi)
Analisis KasusO Pada kasus konjungtiva anemis pada kedua
mata O Menurut hasil pemeriksaan laboratorium
ditemukan Hb rendah 7,8 dan 8,4 g/dL, MCV 63,3 mEq/L, MCH 16,6 mEq/L, MCHC 26,3 mEq/L sesuai gambaran anemia mikrositik hipokrom.
O Pada pasien ini tak ditemukan riwayat penyakit kronis & perdarahan kronis, sehingga dipikirkan anemia defisiensi besi
Prognosis
Ad vitam: ad bonam sesak ringan yang dialami pasien tidak mengancam nyawa
Ad functionam: ad bonam penyakit dapat dikendalikan dengan terapi yang adekuat
Ad sanationam: ad bonam orang tua pasien dapat mengurus anaknya dengan baik
Benda asing • Riwayat tiba-tiba tersedak• Stridor atau distress pernafasan tiba-tiba• Wheeze / suara pernafasan menurun bersifat fokal
Pertusis • Batuk paroksismal yang diikuti dengan whoop, muntah, sianosis, atau apneu
• Bisa tanpa demam• Imunisasi tidak ada / tidak lengkap• Klinis baik di antara episode buruk
Penyakit jantung bawaan
• Sulit makan / menyusu• Sianosis• Bising jantung• Pembesaran hati
Recommended