Download pdf - Pestisida Nabati

Transcript
  • 5/26/2018 Pestisida Nabati

    1/26

    PENGGUNAAN PESTISIDA NABATI SERBUK BIJI MIMBA

    UNTUK MENGENDALIKAN HAMA Aphis craccivora Koch

    PADA KACANG TANAH (Arachis hypogaeaL.)

    Karya Tulis Ilmiah

    Oleh :

    ANGGARAYAN ALAMANDA

    BP.1301322024

    Program Studi Budidaya Tanaman Pangan

    Jurusan Budidaya Tanaman Pangan

    Politeknik Pertanian Universitas Andalas

    2013

  • 5/26/2018 Pestisida Nabati

    2/26

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur saya panjatkan kehadirat tuhan Yang Maha Esa yang telah

    melimpahkan rahmat dan karunianya, seiring dengan itu shalawat serta salam

    kepada junjungan kita yaitu Rasulullah SAW, atas ilmu yang diwariskan dan

    salam kepada para sahabat yang meneruskan perjuangan beliau sampai akhir

    zaman.

    Karya tulis ilmiah yang berjudul Penggunaan pestisida nabati serbuk

    biji mimba untuk mengendalikan hama Aphis craccivora Koch pada

    tanaman kacang tanah ini, merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan

    mata kuliah Teknik Penulisan Laporan dan Seminar pada semester I Program

    Studi Budidaya Tanaman Pangan Jurusan Budidaya Tanaman Pangan Politeknik

    Pertanian Negeri Universitas Andalas.

    Sebagai makhluk yang tak luput dari khilaf dan salah, saya mengharapkan

    kritik serta saran dari saudara/i sekalian demi sempurnanya penulisan Karya Tulis

    Ilmiah ini. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.

    Payakumbuh, 8 November 2013

    Anggarayan Alamanda

  • 5/26/2018 Pestisida Nabati

    3/26

    DAFTAR ISI

    Halaman

    KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

    DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii

    DAFTAR TABEL .................................................................................................... iii

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ iv

    I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 11.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1

    1.2. Tujuan ....................................................................................................... 2

    II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 3

    2.1. Karekteristik tanaman kacang tanah .................................................... 3

    2.2. Morfologi kacang tanah .......................................................................... 4

    2.3. Benih kacang tanah ................................................................................. 9

    2.4. Kutu Aphis ............................................................................................... 11

    2.5. Pestisida nabati ........................................................................................ 12

    2.6. Pemanfaatan biji mimba sebagai pestisida nabati ............................... 13

    III. METODE PENULISAN ................................................................................ 16

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 17

    4.1. Hasil .......................................................................................................... 17

    4.2. Pembahasan ............................................................................................. 19

    V. KESIMPULAN ............................................................................................... 21

    5.1. Kesimpulan ............................................................................................... 21

    5.2. Saran ......................................................................................................... 21

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 22

  • 5/26/2018 Pestisida Nabati

    4/26

    DAFTAR TABEL

    Nomor

    Halaman

    1. Pengamatan kematian ulat terhadap pestisida nabati........................................ 17

    2. Pengamatan pengaruh pestisida nabati terhadap telur yang menetas ............... 18

    3. Pengaruh pestisida nabati terhadap predator .................................................... 18

  • 5/26/2018 Pestisida Nabati

    5/26

    DAFTAR GAMBAR

    Nomor

    Halaman

    1. Pohon mimba .................................................................................................... 13

    2. Buah dan biji mimba ......................................................................................... 14

    3. Pestisida nabati yang siap diguanakan .............................................................. 15

  • 5/26/2018 Pestisida Nabati

    6/26

    I. PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Kacang tanah merupakan salah satu komoditi tanaman pangan bernilai

    ekonomis dan strategis dalam upaya meningkatkan pendapatan dan perbaikan gizi

    masyarakat. Pentingnya peran kacang tanah tersebut terlihat dengan semakin

    meningkatnya permintaan didalam negeri dan semakin beragamnya produk-

    produk olahan yang berbahan baku kacang tanah yang dihasilkan oleh industri

    berskala rumah tangga maupun oleh industri sedang dan industri besar.

    Berdasarkan luas pertanaman, kacang tanah menempati urutan keempat

    setelah padi, jagung, dan kedelai. Dari segi produktivitasnya, Indonesia dinilai

    masih rendah, yaitu hanya sekitar 1,0 ton/ha. Tingkat produktivitas hasil yang

    dicapai ini baru separuh dari potensi hasil riil apabila dibandingkan dengan

    Amerika, Cina, Argentina yang sudah mencapai lebih dari 2,0 ton/ha.

    (Adisarwanto, 2001).

    Perbedaan tingka produktivitas ini sebenarnya bukan semata-mata

    disebabkan oleh perbedaan teknologi produksi yang sudah diterapkan petani,

    tetapi juga karena adanya pengaruh faktor hama pada tanaman kacang tanah.

    Masalah besar yang dihadapi petani dalam bidang pengendalian hama

    adalah mahalnya harga pestisida kimia sintetis maupun biologi dan timbulnya

    pencemaran lingkungan akibat penggunaan pestisida kimia sintesis secara

    bijaksana. Untuk mengatasi masalah tersebut, penulis mencoba untuk memberikan

    solusi untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh para petani saat ini yaitu

    dengan menggunakan pestisida nabati.

  • 5/26/2018 Pestisida Nabati

    7/26

    1.2. Tujuan

    Tujuan penulisan karya tulis ilmiah adalah (1) melatih mahasiswa dalam

    membuat suatu karya tulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan

    benar sesuai dengan buku Pedoman Penulisan Politeknik Pertanian Universitas

    Andalas dan (2) mempelajari penggunaan pestisida nabati serbuk biji untuk

    mengendalikan hamaAphispada tanaman kacang tanah.

  • 5/26/2018 Pestisida Nabati

    8/26

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Karakteristik Tanaman Kacang Tanah

    2.1.1. Klasifikasi Tanaman Kacang tanah

    Dalam sistem taksonomi atau ilmu penggolongan makhluk hidup,

    klasifikasikacang tanah dalam tata binominal sebagai berikut :

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Spermatophyta

    Sub Divisi : Angiospermae

    Kelas : Dicotyledoneae

    Ordo : Leguminales

    Famili : Papilionaceae

    Genus :Arachis hipogeaeL.

  • 5/26/2018 Pestisida Nabati

    9/26

    2.2. Morfologi Kacang Tanah

    Bagian-bagian kacang tanah dapat dideskripsikan sebagai berikut.

    2.2.1. Daun

    Daun pertama yang tumbuh adalah kotiledon. Daun pertama tersebut

    terangkat ke atas permukaan tanah selagi biji kacang berkecambah. Daun

    berikutnya merupakan daun tunggal dan berbentuk tunggal. Pada pertumbuhan

    selanjutnya tanaman kacang tanah membentuk daun majemuk bersirip genap,

    terdiri atas empat anak daun dengan tangkai daun agak panjang. Helaian anak

    daun ini beragam : ada yag berbentuk bulat, elips dan agak lancip, tergantung

    varietasnya. Permukaan daun ada yang tidak berbulu dan adayang berbulu. Bulu

    daun ada ang sedikit dan pendek, banyak dan pendek, ataupun banyak dan

    panjang.

    2.2.2. Batang

    Batang tanaman kacang tanah tidak berkau dan berbulu halus, ada yang

    tumbuh menjalar dan ada yang tegak. Tinggi batang rata-rata sekitar 50 cm,

    namun ada yang mencapai 80 cm. Tanaman yang bertipe menjalar tumbuh ke

    segala arah dan dapat mencapai garis tengah 150 cm. Bagian bawah batang

    merupakan tempat menempelnya perakaran tanaman. Batang di atas permukaan

    tanah berfungsi sebagai tempat pijakan catang primer, yang masing-masing dapat

    membentuk cabang sekunder. Tanaman tipe tegak membentuk percabangan antara

    3-6, sedangkan tipe menjalar dapat membentuk 10 cabang primer. Pada cabang

    primer berbeentuk cabang sekunder dan kemudian tumbuh cabang tersier.

  • 5/26/2018 Pestisida Nabati

    10/26

    2.2.3. Akar

    Kacang tanah berakar tunggang yang tumbuh lurus ke dalam tanah hingga

    kedalaman 40 cm. Pada akar tunggang tersebut tumbuh akar cabang dan di ikuti

    oleh akar serabut. Akar kacang berfungsi sebagai penopang berdiriya tanaman

    serta alat penyerap air dan zat-zat hara serta mineral dari dalam tanah. Cabang dan

    akar rambut berperan untuk memperluas permukaan akar guna meningkatkan

    daya serap akar tanaman tersebut. Pada pangkal dan cabang akar tunggang kacang

    tanah biasanya terdapat bintil-bintil bakteri rhizobium yang berperan dalam

    penyerapan nitrogen dari udara bebas.

    Pada varietas bertipe menjalar, terdapat perakaran tanaman yang munculdari

    buku-buku cabang dan menjalar menyentuh tanah. Dengan adanya akar ini ,

    daerah penyerapan unsur hara akan lebih luas karena akar adventive ini juga

    berfungsi sebagai alat peghisap atau penyerap air dan hara dari dalam tanah.

    2.2.4. Bunga

    Bunga akar kacang tanah mulai muncul dari ketiak daun pada bagian bawah

    tanaman yang berumur antara 4-5 minggu dan berlangsung hingga umur sekitar

    80 hari setelah tanam. Bunga berbentuk kupu-kupu (papilionaceus), berukuran

    kecil, dan terdiri atas lima daun tajuk. Dua diantara daun tajuk tersebut

    bersatuseperti perahu. Di sebelah atas terdapat sehelai daun tajuk yang paling

    lebar yang dinamakan bendera (vexilium), sementara di kanan dan kiri terdapat

    dua tajuk daun yang disebut sayap (ala). Setiap bunga bertangkai berwaana putih.

    Tangkai bunga sebenarnya adalah tabung kelopak. Mahkota bunga (corolla)

  • 5/26/2018 Pestisida Nabati

    11/26

    berwarna kuning atau kuning kemerah-meraahaan. Benderaa dri maahkotaa bunga

    bergaris-garis merah pada pangkalnya.

    Bunga kacang tanah padaa umumnya melakukan penyerbukan sendiri.

    Penyerbukan terjadi menjelang pagi, sewaktu bunga masih kuncup (kleistogami)

    (Sumarno, 1986). Penyerbukan silang dapat terjadi, namun persentasenya sangat

    kecil, sekitar 0,5 %.

    Umur bunga tidak lama, setelah terjadi penyerbukan, daun mahkota mekar

    penuh, dan pada hari berikutnya akan layu dan gugur. Bunga yang berhasil

    menjadi polong biasanya hanya bunga yang terbentuk pada sepuluh hari pertama.

    Bunga yang muncul selanjutnya sebagian besaar akan gugur sebelum menjadi

    ginofora (bakal buah).

    2.2.5. Buah

    Buah kacang tanah berada di dalam tanah. Setelah terjadi pembuahan, bakal

    buah tumbuh memanjang dan nantinya akan menjadi tangkai polong. Mula-mula,

    ujung ginifora yang runcing mengarah ke atas, kemudian tumbuh mengarah

    kebawah dan selanjutnya masuk ke dalam tanah sedalam 1-5 cm. Pada waktu

    menembus tanah, pertumbuhan memanjang ginofora akan terhenti. Panjang

    ginifora ada yang mencapai 18 cm. Tempat berhentinya ginofora masuk kedalam

    tanah tersebut menjadi tempat buah kacang tanah. Ginofora yang terbentuk di

    cabang bagian atas dan tidaak masuk ke dalam tanah akan gagal membentuk

    polong.

    Setiap polong kacang tanah berisi 1-4 biji, namun kebanyakan 2-3 biji.

    Setiap pohon memiliki jumlah dan isi pilong beragam, tergantung pada varietas

  • 5/26/2018 Pestisida Nabati

    12/26

    dan tanaman yang di budidayakan. Polong kacang tanah dapat dibedakan

    berdasarkan beberapa hal, yaitu :

    a. Berdasarkan ukuran panjangnya, polong kacang tanah dapat dibedakanmenjadi lima : sangat kecil (

  • 5/26/2018 Pestisida Nabati

    13/26

    sedang sekitar 50 g/100 biji. Varietas lokal pada umumnya memiliki biji kecil

    yaitu 30-40 g/100 biji. Rendemen biji dari polong berkisar antara 50%-70%.

    2.3. Benih Kacang Tanah

    Berdasarkan undang-undang Republik Indonesia nomor 12 tahun 1992

    tentang Sistem Budidaya Tanaman, batasan tentang benih tanaman (selanjutnya

    disebut benih) adalah tanaman atas bagiannya yang digunakan untuk

    memperbanyak dan atau mengembangbiakkan tanaman. Benih varietas ubggul

    yang telah di lepas oleh pemerintah sebagai benih bina, apabila akan diperbanyak

    dan diedarkan harus melalui proses sertifikasi serta harus memenuhi standart mutu

    yang ditetapkan oleh pemerintah. Benih kacang tanah pada hakikatnya adalah biji

    bontanis. Di Indonesia, benih kacang tanah dibedakan berdasarkan mutu

    genetiknya menjadi empat kelas, yaitu benih penjenis (BS), benih dasar (BD),

    benih pokok (BP) dan benih sebar (BR).

    a. Benih penjenis adalah benih yang diproduksi dan di awasi serta dievaluasi oleh pemulia tanaman kacang tanah ditandai dengan label putih.

    b. Benih dasar adalah benih keturunan pertama dari benih penjenis. Benihtersebut diproduksi oleh lembaga atau penangkar, di bawah bimbingan serta

    pengawasan ketat dari pemulia tanaman kacang tanah. Benih dasar ditandai

    dengan label putih.

    c. Benih pokok adalah keturunan pertama dari benih dasar atau keturunankedua dari benih penjenis. Benih tersebut diproduksi oleh lembaga atau penangkar

    benih di bawah pengawasan Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih. Benih

    tersebut ditandai dengan label ungu.

  • 5/26/2018 Pestisida Nabati

    14/26

    d. Benih sebar adalah benih keturunan pertama dari benih pokok. Benih sebardiproduksi oleh penangkar dan di awasi oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi

    Benih. Di tandai dengan label biru.

    Benih kacang tanah secara fisik dipersyaratkan sebagai berikut: memiliki

    embrio, keping biji atau kotiledon, dan kulit ari; murni, tidak bercampur benih

    varietas yang lain, seragam, bernas, tidak keriput, dan kulit ari tidak rusak; embrio

    dan kotiledon tidak rusak; kadar air kurang dari 10%; dan daya tumbuh benih

    lebih dari 80%. Adapun sifat benih kacang tanah pada umumnya, yaitu sebagai

    berikut.

    a. Sangat higrokopis, karena mengisap air dari lingkungan sekelilingnyasehingga kadar air biji akan cepat naik mengikuti pola kelembaban udara/tanah di

    tempat benih tersebut diletakkan.

    b. Proses metabolisme dan respirasi dalam benih sangat tinggi sehingga padakondisi penyimpanan yang bersuhu tinggi daya tumbuhnya akan cepat

    menurunnya.

    c. Kulit ari biji umumnya tipis sehingga mudah terinfeksi oleh cendawan,bakteri maupun virus.

  • 5/26/2018 Pestisida Nabati

    15/26

    2.4. Kutu Aphis

    KutuAphisberukuran 0,8 mm. Serangga ini berkembang biak dengan cepat

    secara partenogenesis dan siklus hidupnya berlangsung selama 6 hari. Serangga

    dewasa umumnya tidak bersayap, tetapi apabila kualitas pakan menurun atau

    ruang geraknya semakin menyempit, maka Aphisakan membentuk sayap untuk

    tujuan migrasi. Proses pembentukan sayap sudah terjadi sejak stadium nimfa.

    Kacang tanah merupakan salah satu tanaman inangAphis.

    KehadiranAphis di pertanaman kacang tanah terjadi mulai tanaman muncul di

    atas permukaan tanah sampai menjelang panen, Kutu ini lebih menyukai bagian

    tanaman yang muda, seperti pucuk dan tangkai daun muda, tetapi pada keadaan

    populasi tinggi dapat tersebar sampai ke bagian tanaman yang tua.

    Faktor lingkungan, seperti hujan, keadaan pertanaman, dan musuh alami

    mempengaruhi keberadaan Aphis di lapang. Kacang tanah yang ditanam pada

    musim kemarau terserang lebih berat bila dibandingkan dengan yang ditanam

    pada musim hujan karena curah hujan yang tinggi dapat menurunkan

    populasiAphis secara drastis.Aphis dapat terbunuh oleh hujan atau secara tidak

    langsung, hujan menyebabkan kelembaban udara meningkat sehingga merangsang

    tumbuhnya cendawan yang mengganggu perikehidupanAphis.

    Gejala yang ditimbulkan dari serangan Aphis diantaranya, hilangnya hasil

    polong mencapai sekitar 40%. Serangga dewasa dan nimfa biasanya menghisap

    cairan pada ujung tanaman dan daun muda. Padaserangan yang berat, tanaman

    berwarna kuning dengan daunnya keriting. Di samping itu, juga dapat menyerang

    bunga dan polong muda.

  • 5/26/2018 Pestisida Nabati

    16/26

    2.5. Pestisida Nabati

    Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tanaman

    atau tumbuhan. Pestisida nabati sudah lama digunakan oleh petani. Hal tersebut

    disebabkan oleh mahalnya harga pestisida kimia. Sejak terjadinya krisis moneter,

    harga pestisida kimia naik menjadi 2-3 kali lipat. Selain itu, penyemprotan dengan

    menggunakan pestisida kimia secara tidak bijaksana telah menyebabkan hama

    kebal terhadap pestisida. Karena beberapa hama telah kebal terhadap pestisida,

    petani cenderung menggunakan dosis pestisida yang lebih tinggi dan dilakukan

    berulang-ulang. Kondisi yang demikian dapat menimbulkan pencemaran

    lingkungan.

    Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut

    adalah penggunaan pestisida nabati. Penggunaan pestisida nabati selain dapat

    mengurangi pencemaran lingkungan, harganya relatif lebih murah apabila

    dibandingkan dengan pestisida kimia.

    Pestisida nabati dapat dibuat dengan menggunakan teknologi tinggi dan

    dikerjakan dalam skala industri. Namun, dapat pula dibuat dengan menggunakan

    teknologi sederhana oleh kelompok tani atau perorangan. Pestisida nabati yang

    dibuat secara sederhana dapat berupa larutan hasil perasan, rendaman, ekstrak,

    dan rebusan bagian tanaman atau tumbuhan, yakni berupa akar, umbi, batang,

    daun, biji, dan buah. Apabila dibandingkan dengan pestisida kimia, penggunaan

    pestisida nabati relatif lebih murah dan aman, serta mudah dibuat sendiri.

  • 5/26/2018 Pestisida Nabati

    17/26

    2.5. Pemanfaatan Biji Mimba sebagai Pestisida Nabati

    Tanaman mimba tumbuh di daerah subhumid sampai semiarid, dengan

    kondisi curah hujan 450-750 mm/tahun dan ketinggian tempat 0-670 m diatas

    permukaan laut. Namun demikian, tanaman ini juga dapat tumbuh di daerah

    kering dan panas tanpa irigrasi. Mimba dapat tumbuh di tanah kering dan miskin

    hara, dangkal, bahkan tanah salin. Di Indonesia, pohon mimba antara lain

    dijumpai di sepanjang Pantai Utara Jawa dari Inframayu sampai Banyuwangi,

    Pasuruan, Lamongan, Nganjuk, Jombang, Blitar, Ponorogo, Madiun dan Lombok

    Timur.

    Di Indonesia, pohon mimba kebanyakan tumbuh liar dan belum banyak

    dimanfaatkan, kecuali kayunya digunakan sebagai bahan bakar. Petani tampaknya

    kurang menaruh perhatian terhadap keberadaan pohon mimba yang tumbuh liar

    tersebut. Padahal, sebenarnya pohon ini dapat dimanfaatkan sebagai pestisida ,

    sabun, pupuk, pakan ternak, bahan obat, cat, dan lain-lain.

    Gambar 1. Pohon mimba

  • 5/26/2018 Pestisida Nabati

    18/26

    Satu pohon mimba yang berumur 8-10 tahun dapat menghasilkan biji sekitar

    9 kg, pohon yang berumur 15-20 tahun dapat menghasilkan biji sekitar 13 kg, dan

    pohon yang berumur lebih dari 20 tahun dapat menghasilkan biji sekitar 19 kg.

    Gambar 2. Buah dan biji mimba

    Biji mimba memiliki kandungan bahan aktif pestisida lebih banyak

    dibandingkan dengan daunnya. Biji mimba mengandung beberapa komponen

    aktif, antara lain azadirachtin, salannin, azadiradion, salonnol, salanolacetate, 3-

    deacetyl salannin, 14-epoxy-azadiradion, gedunin, nimbinen, dan deacetyl

    nimbinen. Dari beberapa komponen aktif tersebut ada empat senyawa yang

    diketahui berfungsi sebagai pestisida, yaitu azadirachtin, salannin, nimbinen, dan

    meliantriol.

  • 5/26/2018 Pestisida Nabati

    19/26

    Ekstraksi serbuk biji mimba sebagai pestisida nabati dapat dilakukan dengan

    teknologi sederhana yang dapat di praktikkan oleh petani. Dengan cara

    pemanfaatan yaitu biji mimba yang telah jatuh ke tanah dibersihkan, selanjutnya

    di tumbuk atau di giling hingga menjadi serbuk, kemudian direndam dalam air

    selama semalam. Sebelum disemprotkan, larutan mimba disaring dengan kain

    penyaring.

    Gambar 3. Pestisida nabati yang siap digunakan

  • 5/26/2018 Pestisida Nabati

    20/26

    III. METODE PENULISAN

    Metode yang dilakukan dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini adalah

    dengan studi pustaka. Dengan mengumpulkan referensi-referensi dari buku

    perpustakaan dan dengan bantuan literatur di internet.

  • 5/26/2018 Pestisida Nabati

    21/26

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1. Hasil

    Untuk mengetahui efektivitas serbuk biji mimba sebagai pestisida, telah

    dilakukan penelitian dengan mengambil dua contoh serangga uji, yaitu kutu Aphis

    dan ulat grayak.

    4.1.1. Larvisida(Pembunuh Ulat).

    Tabel 1. Pengamatan kematian ulat terhadap pestisida nabati

    Perlakuan Konsentrasi Kematian ulat

    Dengan SBM5g/Liter air 48,33%

    40g/Liter air 98,33%

    Jika dilihat dari tabel 1 diatas, serbuk biji mimba secara tidak langsung

    menyebabkan mortalitas ulat karena ulat tidak mau makan. Serbuk biji mimba

    mengandung azadirachtin berkisar antara 2-45%.Azadirachtinmenyebabkan efek

    fisiologis terhadap serangga, yaitu mempengaruhi sintesis ekdisteroid.

    4.1.2. Ovisida( Perusak Telur).

    Serbuk biji mimba juga dapat berperan sebagai ovisida. Serbuk biji mimba

    yang disemprotkan pada telur akan menyebabkan penurunan persentase telur

    menetas.

  • 5/26/2018 Pestisida Nabati

    22/26

    Tabel 2. Pengamatan pengaruh pestisida nabati terhadap telur yang menetas

    4.1.3. SBM Aman terhadap predator.

    Tabel 3. Pengamatan pestisida nabati aman terhadap predator

    Perlakuan Predator Populasi

    Insektisida Kimia Laba-Laba25,4 ekor/25

    tanaman

    Dengan SBM Laba-Laba29,75 ekor/25

    tanaman

    Insektisida Kimia Paederus sp.5,94 ekor/25

    tanaman

    Dengan SBM Paederus sp.4,13 ekor/25

    tanaman

    Dari pengamatan tabel 3 diatas, serbuk biji mimba aman terhadap predator

    karena bahan aktif azadirachtinmempunyai efek kontak yang relatif lemah dan

    cara kerja yang spesifik.

    Perlakuan Konsentrasi Telur Menetas

    Tanpa SBM 96%

    Dengan SBM

    10g/Liter air 67%

    20g/Liter air 60%

  • 5/26/2018 Pestisida Nabati

    23/26

    4.2. Pembahasan

    Serangan hama dan penyakit pada kacang tanah merupakan salah satu

    kendala dalam upaya meningkatkan produksi kacang tanah. Pestisida adalah salah

    satu alternatif yang diandalkan di beberapa daerah sentra produksi. Mengingat

    harga pestisida semakin mahal, upaya pengendalian hama penyakit pada kacang

    tanah perlu menerapkan sistem terpadu, yaitu kombinasi antara pengendalian

    biologis, kimiawi dan mekanis. Hal ini dilakukan untuk dapat mempertahankan

    keseimbangan alami. Salah satunya ialah dengan menggunakan pestisida nabati

    serbuk biji mimba untukmengendalikan hamaAphispada tanaman kacang tanah.

    Biji mimba memiliki kandungan bahan aktif pestisida, antara lain

    azadirachtin, salannin, azadiradion, salannol, salanolacetat, 3-deacetyl salannin,

    14-epoxy-azadiradion, gedunin, nimbinen,dan deacetyl nimbinen. Dari beberapa

    komponen aktif tersebut ada empat senyawa yang diketahui berfungsi sebagai

    pestisida, yaitu azadirachtin, salannin, nimbinen, dan melintriol. Komponen

    lainnya belum diketahui secara pasti.

    Azadirachtin merupakan senyawa yang paling banyak terdapat dalam biji

    mimba. Satu gram biji mimba mengandung 2-4 mg azadirachtin,bahkan ada yang

    mencapai 9 mg. Senyawa ini tidak mematikan serangga secara langsung, tetapi

    melalui mekanisme menolak makan serta mengganggu pertumbuhan dan

    reproduksi serangga. Selannin mempunyai daya kerja sebagai penghambat makan

    serangga. Nimbinen mempunyai daya kerja sebagai anti virus. Sementara,

    meliantriol mempunyai daya kerja penolak serangga.

  • 5/26/2018 Pestisida Nabati

    24/26

    Ekstrak mimba memengaruhi serangga melalui berbagai macam cara,

    antara lain: (1) menghambat perkembangan telur, larva, atau pupa; (2)

    menghambat pergantian kulit pada stadium larva; (3) mengganggu kopulasi dan

    komunikasi seksual serangga; (4) mencegah betina untuk meletakkan telur; (5)

    menghambat reproduksi atau menyebabkan serangga mandul; (6) meracuni larva

    dan dewasa; dan (7) mengurangi nafsu makan atau memblokir kemampuan

    makan.

    Tujuan penggunaan pestisida nabati serbuk biji mimba yaitu untuk

    mengurangi terhadap ketergantungan terhadap pestisida kimia yang harganya

    mahal dan tidak ramah lingkungan.

  • 5/26/2018 Pestisida Nabati

    25/26

    V. KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1. KESIMPULAN

    Hasil pembahasan diatas dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut yaitu

    dengan adanya tanaman mimba tersebut, para petani tidak akan mengalami

    kesulitan lagi dalam menanggulangi hama yang menyerang tanaman kacang

    tanah. Dan penggunaan pestisida nabati serbuk biji mimba ini memiliki beberapa

    keuntungn diantaranya biayanya relatif murah dan tidak mencemari lingkungan.

    5.2. SARAN

    Dalam melakukan budidaya kacang tanah, tidak sepenuhnya kita harus

    menggunakan bahan-bahan yang berasal dari kimia. Karena penggunaan bahan

    kimia terlalu berlebihan akan mengakibatkan pencemaran lingkungan. Bahan

    yang berasal dari alami dapat dimanfaatkan dan hasilnya pun cukup memuaskan.

  • 5/26/2018 Pestisida Nabati

    26/26

    DAFTAR PUSTAKA

    Pracaya. 2009. Hama dan penyakit tanaman. Penebar Swadaya, Jakarta. 428 hal.

    Adisarwanti,T. 2001. Meningkatkan produksi kacang tanah dilahan sawah dan

    lahan kering. Penebar Swadaya, Jakarta. 88 hal.

    Sudarmo, S. 2005. Pestisida nabati pembuatan dan pemanfaatannya. Kanisius,

    Yogyakarta. 58 hal.

    Deptan, L. Penyuluhan pemupukan dan pemberantas hama penyakit kacang tanah.

    http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/pemupukan-dan-pemberantasan-

    hama-penyakit-kacang-tanah. (8 oktober 2013).

    http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/pemupukan-dan-pemberantasan-hama-penyakit-kacang-tanahhttp://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/pemupukan-dan-pemberantasan-hama-penyakit-kacang-tanahhttp://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/pemupukan-dan-pemberantasan-hama-penyakit-kacang-tanahhttp://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/pemupukan-dan-pemberantasan-hama-penyakit-kacang-tanahhttp://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/pemupukan-dan-pemberantasan-hama-penyakit-kacang-tanahhttp://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/pemupukan-dan-pemberantasan-hama-penyakit-kacang-tanah

Recommended