perlintan pestisida nabati

Embed Size (px)

DESCRIPTION

n

Citation preview

TEKNIK PENGENDALIAN PENYAKIT TANAMAN DENGAN PESTISIDA NABATIMAKALAH

Untuk memenuhi mata kuliah Teknologi Perlindungan Tanaman II oleh Dr. H. Ceppy Nasahi, Ir.,MS. dan Endah Yulia, SP.,M.Sc.

Disusun oleh :Indah Ramadani

150510120123Trixie Almira Ulimaz

150510120133Stefany L

150510120143Utari Kusumadewi

150510120147Ida Fradilah

150510120180PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS PADJADJARANSUMEDANG2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya bagi penyelesaian makalah yang berjudul Teknik Pengendalian Penyakit Tanaman Dengan Pestisida Nabati. Makalah ini disusun sebagai tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Teknologi Perlindungan Tanaman II yaitu Dr. H. Ceppy Nasahi, Ir.,MS. dan Endah Yulia, SP.,M.Sc.

Di dalam makalah ini berisi tentang teknik pengendalian penyakit dengan menggunakan pestisida nabati serta aplikasinya. Kami harap dengan disusunnya makalah ini, dapat bermanfaat bagi kami dan semua pembaca.

Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sekiranya dapat kami gunakan sebagai masukan agar kami dapat menyempurnakan makalah ini sangat kami harapkan. Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dr. H. Ceppy Nasahi, Ir.,MS. dan Endah Yulia, SP.,M.Sc.Akhir kata, semoga makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi semua yang telah membacanya.

Bandung, November 2013PenyusunDAFTAR ISIKATA PENGANTARiDAFTAR ISIiiBAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah1

1.2. Tujuan Penulisan1

1.3. Rumusan Masalah2BAB II PEMBAHASAN2.1. Pestisida Nabati3 2.1.1. Fungsi Pestisida Nabati4 2.1.2. Tujuan Penggunaan Pestisida Nabati5 2.1.3. Cara Kerja Pestisida Nabati5 2.1.4. Kelebihan dan Kekurangan Pestisida Nabati52.2 Jenis Pestisida Nabati Serta Aplikasinya62.3 Aplikasi8

2.3.1. Cara Pembuatan10

2.3.2. Cara Kerja102.3 Teknik Aplikasi11 2.3.1. Sasaran Aplikasi11 2.3.2. Waktu Aplikasi12 2.3.3. Takaran Aplikasi132.4 Teknik Penyemprotan13BAB III PENUTUP3.1. Kesimpulan153.2. Saran15DAFTAR PUSTAKA16BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Upaya pengendalian penyakit biasanya berupa pencegahan (preventif) dan pengendalian (control). Pengendalian adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk mengurangi kerugian akibat serangan penyakit dengan harapan tanaman dapat kembali sembuh dan kembali normal. Pengendalian penyakit pada umumnya banyak dilakukan oleh petani dibandingkan dengan pencegahan penyakit. Hal ini banyak dilakukan oleh para petani sebagai upaya untuk megurangi kerugian secara ekonomi.

Pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan dua cara yaitu menggunakan pestisida kimia sintetik dan pestisida nabati. Penggunaan pestisida kimia sintetik dinilai lebih cepat dalam membunuh dan menekan pertumbuhan hama vektor pembawa penyakit pada tanaman, lebih efektif dan mudah didapatkan di pasaran (di jual bebas). Namun penggunaan pestisida sintetik secara terus-menerus menimbulkan banyak pengaruh negatif, antara lain dapat membunuh serangga menguntungkan, merusak lingkungan dan dapat menjadi racun bagi manusia yang mengkonsumsi sayuran dengan pestisida kimia sintetik.

Dari berbagai dampak negatif penggunaan pestisida kimia sintetik, Pemerintah menggalakan program Pengendalian Hama Terpadu sebagai upaya membatasi penggunaan pestisida kimia sintetik. Salah satu bentuk dukungan dari peraturan tersebut adalah penggunaan pestisida nabati dalam perlindungan tanaman yang harus disosialisasikan pada seluruh masyarakat.

1.2 Tujuan PenulisanAdapun tujuan dari pembahasan makalah ini adalah untuk mampu menjelaskan tentang teknik pengendalian penyakit tanaman dengan menggunakan pestisida nabati serta aplikasi pestisida nabati tersebut.1.3 Rumusan masalah Pestisida Nabati Fungsi Pestisida Nabati Tujuan Pengendalian dengan Pestisida Nabati Cara Kerja Pestisida Nabati Kelebihan dan Kekurangan Pestisida Nabati Jenis Pestisida Nabati serta AplikasinyaBAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pestisida NabatiPestisida nabati merupakan produk alam dari tumbuhan seperti daun, bunga, buah, biji, kulit, dan batang yang mempunyai kelompok metabolit sekunder atau senyawa bioaktif. Beberapa tanaman telah diketahui mengandung bahan-bahan kimia yang dapat membunuh, menarik, atau menolak serangga. Beberapa tumbuhan menghasilkan racun, ada juga yang mengandung senyawa-senyawa kompleks yang dapat mengganggu siklus pertumbuhan serangga, sistem pencernaan, atau mengubah perilaku serangga. banyak sedikitnya pemberian atau aplikasi pestisida nabati tidak menimbulkan dampak negative sehingga aman dan cara pembuatan pestsida nabati tidaklah sulit untuk dilakkan dan bahan bahanya terdapat di alam semua.Penggunaan pestisida nabati berasal dari tanaman yang dapat diperoleh dari biji, buah, daun, kulit kayu maupun bagian akar secara ekstraksi perlu dikembangkan di masa mendatang. Beberapa jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai pestisida botani antara lain : nimbi, mindi, rotenone/deris, brotowali dan Chrysanthemum, yang cukup dapat dikembangkan di daerah-daerah tertentu.Berkembangnya penggunaan pestisida sintesis (menggunakan bahan kimia sintetis) yang dinilai praktis oleh para pencinta tanaman untuk mengobati tanamannya yang terserang hama, ternyata membawa dampak negatif bagi lingkungan sekitar bahkan bagi penggunanya sendiri. Catatan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia mencatat bahwa di seluruh dunia setiap tahunnya terjadi keracunan pestisida antara 44.000 - 2.000.000 orang dan dari angka tersebut yang terbanyak terjadi di negara berkembang. Dampak negatif dari penggunaan pestisida diantaranya adalah meningkatnya daya tahan hama terhadap pestisida, membengkaknya biaya perawatan akibat tingginya harga pestisida dan penggunaan yang salah dapat mengakibatkan racun bagi lingkungan, manusia serta ternak.

Cukup tingginya bahaya dalam penggunaan pestisida sintetis, mendorong usaha untuk menekuni pemberdayaan pestisida alami yang mudah terurai dan tidak mahal. Penyemprotan terhadap hama yang dapat mengakibatkan rasa gatal, pahit rasanya atau bahkan bau yang kurang sedap ternyata dapat mengusir hama untuk tidak bersarang di tanaman yang disemprotkan oleh pestisida alami. Oleh karena itu jangan heran bila penggunaan pestisida alami umumnya tidak mematikan hama yang ada, hanya bersifat mengusir hama dan membuat tanaman yang kita rawat tidak nyaman ditempati.

Bahan yang digunakan pun tidak sulit untuk kita jumpai bahkan tersedia bibit secara gratis. Contohnya seperti tanaman bunga kenikir yang masih dapat di temui ditanah-tanah kosong pada daerah yang cukup tinggi.. Jenis lain yang digunakan pun harus sesuai dengan karakter dari bahan yang akan digunakan serta karakter dari hama yang ada. Seperti peribahasa, tak kenal maka tak sayang, sehingga menjadi: tak kenal bahan dan jenis hama maka tak dapat mengusir dan mengendalikan hama. Bahan lainnya adalah kunyit, sereh, bawang putih, daun jatropa, daun diffen, jenis rempah-rempah dan lainnya.

Dosis yang digunakan pun tidak terlalu mengikat dan beresiko dibandingkan dengan penggunaan pestisida sintesis. Untuk mengukur tingkat keefektifan dosis yang digunakan, dapat dilakukan eksperimen dan sesuai dengan pengalaman pengguna. Jika satu saat dosis yang digunakan tidak mempunyai pengaruh, dapat ditingkatkan hingga terlihat hasilnya. Karena penggunaan pestisida alami relatif aman dalam dosis tinggi sekali pun, maka sebanyak apapun yang diberikan tanaman sangat jarang ditemukan tanaman mati. Yang ada hanya kesalahan teknis, seperti tanaman yang menyukai media kering, karena terlalu sering disiram dan lembab, malah akan memacu munculnya jamur. Kuncinya adalah aplikasi dengan dosis yang diamati dengan perlakuan sesuai dengan karakteristik dan kondisi ideal tumbuh untuk tanamannya.

2.1.1 Fungsi Pestisida Nabati

Pestisida Nabati memiliki beberapa fungsi, antara lain:

a. Repelan, yaitu menolak kehadiran serangga. Misal: dengan bau yang menyengat

b. Antifidan, mencegah serangga memakan tanaman yang telah disemprot.

c. Merusak perkembangan telur, larva, dan pupa

d. Menghambat reproduksi serangga betina

e. Racun syaraf

f. Mengacaukan sistem hormone di dalam tubuh serangga

g. Atraktan, pemikat kehadiran serangga yang dapat dipakai pada perangkap serangga

h. Mengendalikan pertumbuhan jamur/bakteri2.1.2 Tujuan penggunaan pestisida nabati

Ada beberapa tujuan dalam penggunaan pestisida nabati yaitu sebagai berikut; Agar penggunaan pestisida kimia dapat diminimalkan sehingga kerusakan lingkungan yang dihasilkan oleh pestisida sintetik dapat dikurangi

Terciptanya suatu lingkungan yang bebas akan kerusakan lingkungan dan pencemaran pestisida sintetik, yang dapat dikatakan saat ini telah merusak ekosistem pertnian di Indonesia,

Penggunaan pestisida nabati mampu mengendalikan dan mengurangi kerusakan dan kerugian akibat serangan hama tanaman.

2.1.3 Cara Kerja Pestisida NabatiCara kerja pestisida nabati sangat spesifik, yaitu :

a) Merusak Perkembangan Telur, Larva Dan Pupa

b) Menghambat Pergantian Kulit

c) Mengganggu Komunikasi Serangga

d) Menyebabkan Serangga Menolak Makan

e) Menghambat Reproduksi Serangga Betina

f) Mengurangi Nafsu Makan

g) Memblokir Kemampuan Makan Serangga

h) Mengusir Seranggai) Menghambat Perkembangan Patogen Penyakit.

2.1.4 Kelebihan dan Kekurangan Pestisida Nabati.a. Kelebihan:

Degradasi/penguraian yang cepat oleh sinar matahari, Memiliki pengaruh yang cepat, yaitu menghentikan napsu makan serangga walaupun jarang menyebabkan kematian, Toksisitasnya umumnya rendah terhadap hewan dan relative lebih aman pada manusia dan lingkungan, Memiliki spectrum pengendalian yang luas (racun lambung dan syaraf) dan bersifat selektif, Dapat diandalkan untuk mengatasi OPT yang telah kebal pada pestisida kimia, Phitotoksitas rendah, yaitu tidak meracuni dan merusak tanaman, Murah dan mudah dibuat oleh petani.b. Kelemahannya:

Cepat terurai dan daya kerjanya relatif lambat sehingga aplikasinya harus lebih sering Daya racunnya rendah (tidak langsung mematikan bagi serangga)

Produksinya belum dapat dilakukan dalam jumlah besar karena keterbatasan bahan baku

Kurang praktis

Tidak tahan disimpan.

2.2 Jenis Pestisida Nabati dan AplikasinyaBeberapa contoh pestisida nabati sabagai berikut; Cengkeh (Syzyglum aromaticum L), daun gagang dan bunga, bahan aktif Eugenol, eugenol acetat, jenis Fungisida, Bakterisida, Organisme sasaran Phytophtora spp, Fusarium sp, Sclerotium spp, Pseudomonas spp, Xanthomonas spp. Bawang merah, bawang putih (Allum copa, Allum sodiomum), daun umbi tipis, bahan aktif Allein, Jenis Fungisida, Bakterisida, Organisme sasaran; Fusarium sp, Pseudomonas spp.

Lada (Piper nigrum), Buah, bahan aktif; Piperin, piperline, piperosalline, ethyl pysolie, havinchine, dan alkaloid. jenis Fungisida. Organisme sasaran; Phytophtora spp, Fusarium sp. Kayu manis, daun dan kulit, bahan aktif Eugenol, jenis fungisida, Organisme sasaran; Phytophtora spp, Fusarium sp. Jambu mete, Kulit buah yang keras, bahan aktif; CNSL, Asam anakardat,Kardol, jenis Insektisida, fungisida, bakterisida, Organisme sasaran; Hama pemakan daun, jamur, bakteri patogen . Mimba, Daun, biji, bahan aktif; Azadirachtin, meliantrol, salanin, ninbin,dll. Insektisida, fungisida, bakterisida, nematisida, moluskisida, Organisme sasaran; Beberapa jenis hama pemakan daun, bakteri, dan nematode patogen.Cara pembuatan

a. Dengan Biji Mimba

Tumbuk halus 200 -300 gr biji mimba rendam dalam 10 liter air semalam

Aduk rata dan saring, siap disemprotkan ketanaman. Untuk mengendalikan Jamur Fusarium dan Sclerotium . sebanyak 2 -6 gr biji mimba ditumbuk lalu rendam selama 3 hari dengan air 1 liter. Lalu disaring dan siap di semprotkan ke tanaman.b. Dengan Daun Mimba

Tumbuk halus 1 kg daun mimba kering bisa juga dengan daun segar.

Rendam dalam 10 liter air semalam, aduk rata , saring dan siap untuk disemprotkan ke tanaman. Untuk mengendalikan nematoda puru akar pada tanaman tembakau lakukan 15 -30 gr daun mimba kering atau 5 -10 gr biji mimba ditumbuk halus, kemudian diberikan untuk setiap lubang tanaman tembakau.

Proses formulasi pestisida nabati secara sederhana:

a. Penyediaan bahan dan alat, Daun biji tanaman yang mengandung pestisida nabati, air bersih, sabun colek, alat penghalus, kain saringan halus, batang pengaduk, derigen, serta corong.

b. Cara proses formula, sebagai berikut; Ambil daun, biji dll sesuai dengan jenis tanaman yang mengandung pestisida disekitar lokasi pengendalian OPT sasaran sebanyak 5 kg. keringkan kemudian tumbuk halus.

Bahan diayak supaya halus dan tambahkan air bersih sebanyak 9 liter pada wadah yang bersih, selanjutnya tambahkan sabun colek 10 grm, aduk sampai rata.

Biarkan suspensi selama 2 hari, aduk lagi sampai rata. Saring dengan kain halus pada wadah/derigen.

Sediaan formula pestisida nabati sebanyak 10 liter siap digunakan.

c. Cara aplikasi, Formula yang sudah tersedia diambil sebanyak 1-1,5 liter, tuangkan kedalam wadah yang telah terisi air sebanyak 18,5-19 liter. Aduk dengan rata lalu semprotkan ke bagian tanaman secara rata.2.3 Aplikasi Pestisida Nabati

Tanaman Cengkeh (Syzygium aromaticum(L) Merry & Perry) merupakan tanaman rempah yang sejak lama digunakan dalam industri rokok, makanan, minuman dan obat-obatan. Tanaman cengkeh memiliki kandungan minyak atsiri dengan jumlah yang cukup besar, baik dalam bunga (10-20%), tangkai (5-10%) maupun daun (1-4%) (Nurdjannah, 2004). Tanaman cengkeh diketahui sebagai salah satu penghasil senyawa metabolik sekunder yang dapat berfungsi sebagai pestisida nabati. Penggunaan senyawa eugenol yang terdapat dalam daun, gagang, dan bunga telah banyak dilaporkan efektif untuk mengendalikan beberapa patogen penyebab penyakit sepertiFusarium oxysporum,F. effusum,Phytophthora palmivora,Sclerotium rolfsii,Rigidoporus lignosus, danRhizoctonia solani. Berdasarkan referensi didapatkan informasi bahwa pengujian tepung cengkeh yang berasal dari serasah daun cengkeh, masih mengandung minyak dan komponen minyaknya seperti eugenol, eugenol asetat dan -caryopyllene berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur patogen seperti tersebut diatas (Manohara,dkk, 1993).

Sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan semakin parahnya efek penggunaan pestisida yang berpengaruh pada hasil produksi pertanian, maka saat ini mulai banyak tuntutan terhadap produksi pertanian untuk mempertimbangkan keamanan konsumen dan lingkungan. Banyak instansi atau lembaga yang berkaitan dengan pertanian melakukan percobaan yang mengarah pada kegiatan penelitian untuk menghasilkan teknologi pengendalian OPT yang bersifat ramah lingkungan termasuk mempertimbangkan keamanan bagi konsumen. Beberapa penelitian yang dilakukan telah menghasilkan suatu komponen teknologi pengendalian OPT diantaranya adalah varietas tahan, musuh alami, dan beberapa jenis pestisida nabati yang aman bagi konsumen dan lingkungan. Berbagai komponen pengendalian tersebut diatas selanjutnya dirakit menjadi suatu paket pengendalian yang banyak dikenal oleh masyarakat sebagai Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Sampai sekarang ini masih terus dilakukan berbagai macam percobaan dan penelitian untuk menemukan komponen/cara lainnya yang mempunyai potensi sebagai agen pengendali yang aman dalam rangka untuk lebih memperkaya komponen pengendalian. Satu dari berbagai komponen pengendalian OPT sebagai suatu teknologi alternatif yang memiliki potensi sebagai agen pengendali ramah lingkungan adalah pestisida nabati dari ekstrak serasah daun cengkeh (daun cengkeh yang telah kering).

Senyawa-senyawa dalam tanaman cengkeh berperan aktif dalam menghambat pertumbuhan mikroorganisme seperti senyawa eugenol dan eugenol asetat. Eugenol berperan aktif dalam menghambat pertumbuhan koloni, sporulasi, pigmentasi dan pertumbuhan spora abnormal dariFusarium oxysporum(Hartati,dkk, 1993), selain itu pestisida nabati dari serasah daun cengkeh kering yang telah dihancurkan menjadi serbuk dapat digunakan untuk mengendalikan penyakit busuk buah, batang vanili yang disebabkan olehFusarium oxysporum. Senyawa yang lain seperti eugenol-isoeugenol yang terdapat pada daun cengkeh bersifat fungitoksik terhadapHemileia vastatrix(Sumardiyono dan Agung, 1995). Interval aplikasi yang singkat dan konsentrasi yang tinggi akan lebih efektif dalam mengendalikan patogen penyebab penyakit.2.3.1 Cara membuat dan aplikasiCara membuat pestisida dari serasah daun cengkeh yaitu dengan mengambil daun cengkeh dari lapangan, kemudian dicuci dengan air bersih. Ditimbang dengan berat 200 gram. Daun cengkeh tersebut selanjutnya diblender. Daun cengkeh yang telah diblender dicampur dengan air sebanyak 1 liter, dan dimasukkan ke dalam ember, direndam selama 24 jam. Setelah 24 jam larutan disaring dengan kain halus, seperti kain sifon. Larutan hasil saringan telah siap digunakan (Hadisoeganda dan Suryaningsih, 2004). Larutan cengkeh yang telah diperoleh, dapat diaplikasikan dilapangan. Dimana dosis aplikasi larutan cengkeh yaitu 200 g/l air. Sebelum aplikasi ke dalam larutan ditambahkan tepung kanji sebagai bahan perata. Aplikasi pestisida nabati ini dilakukan 3 hari sekali atau 6 hari sekali. Aplikasi larutan cengkeh dilakukan dengan menggunakan sprayer dengan cara disemprotkan ke tanaman pada sore hari.2.3.2 Cara kerjaMeskipun hanya serasah daun, namun masih mengandung minyak atsiri. Minyak atsiri yang dihasilkan oleh tumbuhan sebenarnya merupakan salah satu produk metabolisme yang tergolong sebagai metabolit sekunder. Metabolit sekunder oleh tumbuhan dibentuk dalam jumlah sedikit dan salah satu fungsinya adalah sebagai pertahanan tumbuhan terhadap adanya serangan dari luar seperti serangga atau mikroorganisme sebagai Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT). Pestisida nabati dari tanaman cengkeh seperti serasah daun cengkeh dapat menekan bahkan mematikan pertumbuhan miselium jamur, koloni bakteri dan nematoda, sehingga dapat digunakan sebagai fungisida, bakterisida, nematisida dan insektisida. Sebagai fungisida cukup potensial terutama untuk jenis patogen tanah sepertiP. capsici, R.lignosus, Sclerotiumsp. danF. oxysporum. Sebagai antibiotik bakterisida dilaporkan sangat efektif secara in-vitro terhadap beberapa bakteri sepertiBacillus subtilis, Staphylococcus aureusdanEscherisia coli. Sebagai nematisida berpengaruh terhadapMelodogyne incognitadanRodopolus similisdalam konsentrasi yang tinggi yaitu 1-10%. Sebagai insektisida pada konsentrasi 10% dapat menyebabkanA. asiculatustidak menghasilkan keturunan (Asman et al., 1997).

Minyak atsiri yang dihasilkan dari serasah daun cengkeh dapat digunakan sebagai fumigan terutama digunakan untuk pengendalian penyakit tanaman yang menyerang melalui tanah maupun pada penyimpanan (pascapanen). Berdasarkan literatur didapatkan informasi hasil pengujian yang telah dilakukan masih secara in-vitro di laboratorium, bahwa minyak atsiri cengkeh dari serasah daun cengkeh menunjukkan potensi keefektifan dalam mengendalikan cendawanFusarium oxysporumf.sp.cubense(Foc) yang menyebabkan penyakit layu pada tanaman pisang danColletotrichumsp. penyebab penyakit antraknose pada buah mangga, dan pepaya pada penyimpanan. Kelebihan pestisida nabati dari bahan serasah daun cengkeh ini antara lain adalah bahan baku yang tersedia pada perkebunan cengkeh dalam arti daun tidak perlu memetik/diperoleh dengan mengumpulkan daun cengkeh yang berserakan ditanah, teknik ekstraksi yang sederhana yaitu metode distilasi uap, cara aplikasi yang mudah, dan yang pasti aman terhadap konsumen dan lingkungan.2.4 Teknik Aplikasi2.4.1 Sasaran aplikasi pestisida pertaniana. Aplikasi biologis, Aplikasi pestisida di bidang pertanian bertujuan untuk mengendalikan organism pengganggu tanamna/tumbuhan (OPT). Dalam hal ini di khususkan kepada penyakit tanaman.b. Kepekaan sasaran, Pestisida hanya mampu mengendalikan OPT apabila OPT sasaran masih peka (sensitive, belum kebal) terhadap pestisida tersebut. Penuruna kepekaan OPT terhadap pestisida tertentu tidak mudah dijelaskan. Penurunan kepekaan OPT terhdap jenis pestisida tersebut antara lain dapat terjadi apabila penggunaan pestisida yang sama secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama.

c. Bidang sasaran aplikasi, Beberapa bidang sasaran atau sasaran fisik yang umum dalam aplikasi pestisida pertanian antara lain sebagai berikut: Tanaman atau bagian tanaman (terutama daun)

Tanah Air2.4.2 Waktu aplikasi

a. Saat aplikasi dan perkembangan OPT

Pestisida paling tepat jika diaplikasikan pada saat OPT berada pada stadia paling peka terhadap pestisida. Umumnya, makin dini tahap perkembangan OPT, makin peka terhadap pestisida. Pertimbangan cuaca dalam penentuan aplikasi ada beberapa faktor salah satunya faktor cuaca. Faktor cuaca sangat menentukan kapan pestisida diaplikasikan. Factor-faktor cuaca yang penting untuk dipertimbangkan adalah ;

Gerakan udara

Presipitasi

Kelembapan udara

Suhu udara

Selain faktor cuaca ada beberapa pertimbangan-pertimbangan lain untuk menentukan aplikasi dalam pemberian pestisida nabati yaitu: Saat aplikasi dan perkembangan tanaman

Strategi pencegahan/penundaan resistensi

Peramalan hama dan penyakit

Masa tunggu2.4.3 Takaran aplikasi

a. Dosis aplikasi, Merupakan jumlah pestisida yang diaplikasikan untuk mengendalikan OPT pada setiap satuan luas bidang sasaran. b. Konsentrasi aplikasi, Konsentrasi aplikasi digunakan dalam aplikasi dengan cara penyemprotan atau penggunaan lainnya seperti injeksi,drenching,dsb. c. Hal yang mempengaruhi takaran aplikasi, Ada beberapa keadaan yang kadang-kadang memaksa kita untuk menyesuaikan takaran aplikasi antara lain :

Penelitian untuk menetapkan takaran aplikasi umumnya dilakukan atas OPT yang masih peka terhadap pestisida. OPT yang sudah berkurang kepekaannya sering memerlukan takaran yang lebih tinggi. Intensitas serangan OPT yang sangat berat kadang-kadang juga memerlukan takaran yang lebih tinggi.2.5 Teknik PenyemprotanPenyemprotan merupakan cara aplikasi yang paling banyak digunakan para pengguna pestisida pertanian di Indonesia bahkan di seluruh dunia. Dalam penyemprotan, larutan semprot (pestisida tanpa air), dengan alat semprot akan dipecah menjadi buiran butiran-halus (droplet), dan didistribusikan keseluruh bidang sasaran penyemprotan, sehingga seluruh bidang sasaran tertutup droplet.

2.5.1 Menyemprot secara benar

Pestisida yang digunakan akan mampu menampilkan efikasi biologis yang optimal jika penyemprotan dilakukan dengan benar yaitu memenuhi syarat, kriteria, atau paramaeter berikut ;

a. Permukaan bidang sasaran tertutup oleh butiran semprot atau droplet dalam jumlah yang memenuhi syarat.

b. Menggunakan ukuran droplet yang tepat

c. Menggunakan volume aplikasi yang cocok untuk berbagai jenis tanaman dan stadia pertumbuhan tanaman yang berbeda.

d. Pestisida yang disemprotkan menempel sebanyak mungkin pada bidang sasaran.

e. Droplet semprotan didistribusikan diseluruh permukaan bidang sasaran secara merata.BAB III

PENUTUP

3.1 KesimpulanTeknik aplikasi pestisida sangat menentukan berhasil tidaknya pengendalian OPT. kegagalan pengendalian OPT secara kimiawi dapat disebabkan oleh kesalahan aplikasi pestisida. Disamping itu, kesalahan aplikasi pestisida juga sangat berbahaya bagi pengguna, konsumen, dan lingkungan. Dan aplikasi penggunaan pestisida pasti memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri baik pestisida nabati maupun sintetis.3.2 Saran

Penulis berharap dalam kekurangan pengetahuan mengenai peran dan dampak pestisida pemerintah harus memainkan peranan penting dalam mengurangi tingkat keracunan bagi petani dan meminimalisir dampaknya terhadap lingkungan.

Syarat dalam penyemprotan menggunakan pestisida dalam penekanan OPT boleh dilakukan dengan catatan apabila keberadaan OPT sudah berada di atas ambang ekonomi, artinya apabila kerusakan yang ditimbulkan dari serangan- serangan hama atau penyakit tanaman maupun keberadaan gulma yang apabila tidak dilakukan penanganan cepat akan merugikan petani, namun apabila bentuk serangan masih di batas wajar, sebaiknya pestisida tidak digunakan.

DAFTAR PUSTAKAAnonymous, 2008. Insektisida Organik atau Pestisida Nabati. http://lestarimandiri.org/id/pestisida-organik.html (diakses 12 November 2013)Anonymous, 2008. Pestisida dan Aplikasinya. http://id.wikipedia.org/wiki/Pestisida (diakses 12 November 2013)Anonymous, 2010. Pestisida Alami. http://www.indonesiaorganic.com (diakses 12 November 2013)Arsyad S, 2009. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press. Kampus IPB Taman Kencana Bogor.

Departemen Pertanian, 2009. Pedoman Teknis Dampak Pengembangan System of Rice Intensification (SRI) Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air (PLA) Jakarta.

Djojosumarto,Panut. 2008. Teknik Aplikasi Pestida Pertanian. Kanisius: Jakarta

Kardinan, A., Ir., M.Sc.,. Tanpa Tahun. Pestisida Nabati Ramuan dan Aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta. Kusno S, 1992. Pencegahan Pencemaran Pupuk dan pestisida. Jakarta : Penerbit Swadaya.

Lestari, Fajar. 2012. Pestisida Nabati Sebagai Alternatif Pengganti Pestisida Kimia Sintetik. http://foreibanjarbaru.or.id (diakses 12 November 2013)Rachmawati D & E Korlina, 2009. Pemanfaatan Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Organisme Pengganggu Tanaman. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jawa Timur.

Santoso U, Prof.Ir. M.Sc. P.hD. 2008. Permasalahan dan Solusi Pengelolaan Lingkungan Hidup di Propinsi Bengkulu. http://uripsantoso.wordpress.com (diakses 12 November 2013)Suryana A Ir., M.Si., 2009. Pembuatan Pestisida Organik (Bioteknologi dan Lingkungan. P4TK Pertanian (VEDCA) Malang Indah Offset. Cianjur. Suyono, Toni, dkk, 2000. Peranan Organisme Tanah Terhadap Kesuburan Tanah, Materi Kejuruan Terintegrasi Lingkungan Hidup Untuk SMK. P4TK Pertanian (VEDCA) Malang Indah Offset. Cianjur.Tammingkeng Rudi C, 1994. Dinamika Populasi Kajian Ekologi Kuantitatif. Pustaka Sinar Harapan. JakartaWidodo S, 2008. Pertanian Organik Wujud Baru Kapitalisme Perspektife Ekologi dan Ekonomi. http://learning-of.slametwidodo.com (diakses 12 November 2013)Zoeraini Djamal Irwan, 2010. Prinsip-Prinsip Ekologi, Ekosistem,Lingkungan dan Pelestariannya. PT. Bumi Aksara. Jakarta.