7/22/2019 Pernikahan Beda Agama Dalam Perspektif
1/13
PERNIKAHAN BEDA AGAMA DALAM
PERSPEKTIF
HUKUM ISLAM
7/22/2019 Pernikahan Beda Agama Dalam Perspektif
2/13
7/22/2019 Pernikahan Beda Agama Dalam Perspektif
3/13
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... 2
DAFTAR ISI ............................................................................................... 3
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................. .4
1.1 Latar Belakang .......................................................................... .4
1.2 Perumusan Masalah ............................................................... .41.3 Tujuan dan Manfaat ................................................................ 4
BAB 2. PEMBAHASAN .............................................................................. 5
2.1 Hukum pernikahan dalam Islam . 6
2.2 Pernikahan Beda agama menurut Hukum Islam
2.2.1 Pengertian Non Muslim di dalam Islam 8
2.2.2 Pembagian pernikahan Beda Agama dalam
Hukum Islam .. 8
2.3 Pernikahan Beda Agama menurut Hukum Indonesia . 11
BAB 3. PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................ 12
5.2 Saran .......................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 13
7/22/2019 Pernikahan Beda Agama Dalam Perspektif
4/13
4
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar BelakangDewasa ini,hubungan antar umat beragama telah lama menjadi isu yang
populer di Indonesia. Popularitas isu ini sebagai konsekuensi dari masyarakat
Indonesia yang majemuk, khususnya dari segi agama dan etnis. Karena itu,
persoalan hubungan antar umat beragama ini menjadi perhatian dari berbagaikalangan,Tidak hanya itu bahkan hal ini sering menimbulkan polemik dikalangan
masyarakat maupun pemerintah.
Seringkali kita lihat di tengah masyarakat apalagi di kalangan orang
berkecukupan dan kalangan selebriti terjadi pernikahan beda agama, entah si
pria yang muslim menikah dengan wanita non muslim (nashrani, yahudi, atau
agama lainnya) atau barangkali si wanita yang muslim menikah dengan pria non
muslim.Hal ini sering menjadi pemicu munculnya trend baru dikalangan
masyarakat mulai dari berpindahnya keyakinan seseorang hingga mereka harus
pindah kewarganegaraan demi tercapainya keinginan mereka.
Namun kadang kita hanya mengikuti pemahaman sebagian orang yangsangat mengagungkan perbedaan agama (pemahaman liberal) tanpa tahu
bagaiamana itu semua terjadi dan bagaimana sebenarnya hal itu diatur.
Khususnya menurut aturan Hukum Islam.Oleh karena itu,makalah ini saya buat
guna mengetahui bagaimana pernikahan beda agama atau keyakinan ini
menurut perspektif Hukum Islam.
1.2Perumusan Masalah1. Bagaimana pernikahan beda agama menurut hukum Islam?2. Bagaimana pernikahan beda agama menurut hukum di Indonesia?
1.3Tujuan dan Manfaat1. Untuk mengetahui pengertian pernikahan2. Untuk mengetahui hokum-hukum pernikahan dalam Islam3. Untuk mengetahui pernikahan beda agama menurut Hukum Islam
7/22/2019 Pernikahan Beda Agama Dalam Perspektif
5/13
5
BAB 2
PEMBAHASAN
Pengertian Pernikahan
Dalam bahasa Indonesia pernikahan berasal dari kata nikah yang menurut
bahasa artinya membentuk keluarga dengan lawan jenis, melakukan hubungan kelamin.
Pernikahan disebut juga pernikahan yang berasal dari kata nikah yang menurut bahasa
artinya mengumpulkan, saling memasukkan, dan digunakan untuk arti bersetubuh.1
Berikut ada beberapa pendapat tentang pengertian pernikahan, yaitu: menurut
UU pernikahan no.1 tahun 1974 pasal 1
Pernikahan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang
wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang
bahagia dan kekal berdasarkan KeTuhanan Yang Maha Esa.
Disamping definisi yang diutarakan oleh UU pernikahan no.1 tahun 1974 diatas,
Kompalasi Hukum Islamdi Indonesia memberikan definisi lain yang tidak mengurangi
arti-arti definisi UU tersebut, namun bersifat menambah penjelasan dengan rumusan
sebagai berikut:
Pernikahan menurut islam adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat
atau atau mitsaqan ghalizhan untuk menaati perintah Allah dan melaksanakannya
merupakan ibadah.(pasal 2)
Ungkapan akad yang sangat kuat atau mitsaqan ghalizhan merupakan
penjelasan dari ungkapan ikatan lahir batin yang terdapat dalam rumusan UU yang
mengandung arti bahwa akad pernikahan itu bukanlah semata perjanjian yang bersifat
keperdataan. Ungkapan untuk menaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan
ibadah, merupakan penjelasan dari ungkapan berdasarkan KeTuhanan Yang Maha Esa
dalam UU. Hal ini lebih menjelaskan bahwa pernikahan bagi umat islam merupakan
peristiwa agama dan oleh karena itu orang yang melaksanakannya telah melakukanperbuatan ibadah
2.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan pernikahan merupakan suatu ikatan lahir
batin dari seorang pria dan wanita untuk membentuk suatu keluarga dalam menaati
perintah Allah dan merupakan suatu perbuatan ibadah. Berikut adalah suruhan Allah
dalam Al-quran untuk melaksanakan pernikahan, firman-Nya dalam surat an-Nur ayat 32
1Abdul Rahman Ghozali, 2008;7
2Amir Syarifuddin, 2007; 40-41
7/22/2019 Pernikahan Beda Agama Dalam Perspektif
6/13
6
Dannikahkanlahorang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang
yang layak (bernikah) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba
sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan merekadengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.
2.1 Hukum Pernikahan dalam Islam
Menurut sebagian besar Ulama,hukum asal menikah adalah
Mubah,yang artinya boleh dikerjakan dan boleh tidak.Apabila dikerjakan tidakmendapat pahala,dan jika tidak dikerjakan tidak mendapat dosa.Namun
menurut Agama Islam yang menyatakan bahwa Nabiullah Muhammad SAW
melakukan pernikahan,ini dapat diartikan juga bahwa pernikahan itu Sunnah
adanya berdasarkan perbuatan yang pernah dilakukan beliau.Akan tetapi
hukum pernikahan dapat berubah menjadi sunnah,wajib,makruh bahkan
haram tergantung kondisi orang yang akan menikah tersebut.
A. Pernikahan yang Hukumnya WajibHukum yang bersifat wajib adalah hukum yang harus dijalani.Apabila
dijalankan maka orang itu akan mendapatkan pahala dan apabila ditinggalkan
akan mendapat dosa.Jika seseorang dianggap mampu
(usia,ekonomi,biologis,psikis) untuk menikah dan ia sangat beresiko terjebak
perzinaan,maka orang tersebut wajib hukumnya untuk menikah karena kita
tahu bahwa zina merupakan doa besar,dan kita wajib menghindari zina yang
buruk tersebut.Jika jalan satu satu satunya untuk menghindari zina adalah
menikah,maka nikah menjadi wajib hukumnya dimata Islam.
B. Pernikahan yang Hukumnya SunnahSunnah adalah hukum yang menganjurkan untuk melakukan amal
tersebut jika dikerjakan maka memperoleh pahala .Namun jika tidak
dikerjakan pun tidak akan mendapat dosa.Pernikahan dalam Islam menjadi
sunnah kepada kondisi seseorang yang meskipun telah mampu untuk
menikah tetapi ia masih bisa menjaga dirinya.Orang tersebut berada jauh dari
resiko berzina,mungkin karena ia seorang yang soleh,yang bisa
mengendalikan hawa nafsu,mungkin juga karena ia orang yang sibuk
mengurusi umat sehingga tidak sempat menikah.
Meskipun hukumnya sunnah,menikah tetap dianjurkan bagi siapa saja
yang sudah mampu,seperti yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW pada
dua sabda yaitu :
7/22/2019 Pernikahan Beda Agama Dalam Perspektif
7/13
7
Nabi Muhammad SAW bersabda,Menikah adalah sunnahku.Siapa
yang tidak mengamalkan sunnahku,ia bukan termasuk umatKu.Menikahlahsebab Aku akan senang dengan jumlah besar kalian dihadapan umat umat
yang lain.Siapa yang telah memiliki kesanggupan,maka menikahlah,Jika
tidak maka berpuasalah karena puasa adalah benteng.(H.R.Ibn Majah)
Nabi Muhammad SAW bersabda, Wahai para pemuda,jika diantara
kalian sudah memiliki kemampuan untuk menikah ,maka hendaklah dia
menikah karena pernikahan itu dapat menjaga pandangan mata dan lebih
dapat memelihara kelamin (kehormatan) dan barang siapa tidak mampu
menikah hendaklah ia berpuasa,karena puasa itu menjadi penjaga
baginya. (H.R Bukhari Muslim)
C. Pernikahan yang Hukumnya MakruhMakruh artinya dianjurkan untuk tidak melakukan amal tersebut.
Kondisi yang menyebabkan pernikahan dalam Islam menjadi makruh misalnya
jika laki laki tidak bisa memberika nafkah kepada istri sehingga biaya biaya
hidup ditanggung istri atau bisa juga karena tidak adanya kemampuan
seksual.
D. Pernikahan yang Hukumnya MubahHukum pernikahan dalam Islam yang mubah atau boleh jatuh
Kepada orang yang berada dalam kondisi tengah tengah.Ada alasan yang
mendorong dia untuk menikah dan juga ada hal hal yang mencegahnya untu
menikah.Orang tersebut dianjurkan untuk menikah,akan tetapi tidak ada alas
an yang melarangnya untuk menikah.
E. Pernikahan yang Hukumnya HaramHukum menikah akan berubah menjadi haram biasanya karenabeberapa hal misalnya apabila orang yang Yang ingin menikah tersebut
bermaksud untuk menyakiti salah satu pihak dalam pernikahan tersebut.Ada
pula misalnya saja ada seorang wanita yang menikah dengan laki laki bukan
agama Islam,maka hukum nya haram hukumnya.Kondisi lain misalnya
menikahi orang yang muhrim (haram untuk dinikahi) seperti
ayah,ibu,adik,sepup atau yang masih mempunyai ikatan kekeluargaan dengan
salah satu pihak.
Atau bisa karena disebabnya tidak sempurnanya rukun dan syarat dari
pernikahan seperti ada tidaknya wali dan saksi dan sebagainya.Bagi laki laki
7/22/2019 Pernikahan Beda Agama Dalam Perspektif
8/13
8
juga haram hukumnya menikahi seorang wanita yang sedang dalam masa
iddah dan wanita yang telah ditalak tiga sebelum ia menikah dan bercerai
dengan laki laki lain.Selain itu pernikahan kontrak yang sekarang ini seringmenjadi tren di masyarakat juga dikatagorikan sebagai pernikahan yang
apabila dilakukan hukumnya haram.
2.2 Pernikahan Beda Agama Menurut Hukum Islam
Dewasa ini,di dalam kehidupan kehidupan kita pernikahan antara dua
orang yang se-agama merupakan hal yang biasa dan memang itu yang
dianjurkan di dalam agama Islam.Tetapi pada saat sekarang masyarakat sering
mengatasnamakan kepentingan lainnya agar dapat melakukan pernikahanbeda agma atau nikah campur karena mereka kebanyakan mengatasnamakan
cinta untuk mengusahakan apa yang mereka inginkan.Hal ini sebenarnya
sudah diatur dengan secara baik di dalam agam Islam.
2.2.1 Pengertian Non-Muslim di dalam Islam
Sebelum kita membahas tentang pernikahan Beda
Agama,sebaiknya kita perlu mengetahui tentang perngertian non-muslim di
dalam agama Islam.Golongan non-muslim sendiri dapat dibagi menjadi 2
yaitu:a. Golongan Orang Musyrik
Menurut Kitab Rowaaiul Bayyan tafsir Ayyah Arkam juz 1 halaman
282 karya As Syech Muhammad Ali S Shobuni,orang musrik ialah
orang orang yang telah berani menyekutukan ALLAH SWT dengan
makhlukNYA (penyembahan patung ,berhala dsb)
b. Golongan Ahli KitabMenurut Kitab Rowaaiul Bayyan tafsir Ayyah Arkam juz 1 halamanAs Syech Muhammad Ali As Shobuni,Ahli Kitab adalah mereka yang
berpegang teguh pada Kitab Taurat yaitu agama Nabi Musa As,atau
mereka yang berpegang teguh pada Kitab Injil agama Nabi Isa
as.atau banyak pula yang menyebut sebagai agama samawi atau
agama yang diturunkan langsung dari langit yaitu Yahudi dan
Nasrani.
Mengenai istilah Ahli Kitab ini,terdapat perbedaan pendapat
diantara kalangan Ulamaberpendapat bahwa mereka semua kaum
Nasrani termasuk yang tinggal di Indonesia ialah termasuk Ahli
Kitab.Namun ada juga yang berpendapat bahwa Ahli Kitab ialah
7/22/2019 Pernikahan Beda Agama Dalam Perspektif
9/13
9
mereka yang nasabnya (menurut silsilah sejak nenek moyangnya
terdahulu)ketika diturunkan sudah memeluk agama nasrani di
Indonesia berdasarkan pendapat sebagian ulamatidak termasukAhli Kitab.
2.2.2 Pembagian pernikahan Beda Agama dalam Hukum Islam
Secara umum pernikahan lintas agama atau beda
agama dalam Islam dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu :
A. Pernikahan antar pria Muslim dengan wanita Non-MuslimDalam Islam ,pernikahan antara pria muslim dengan
wanita non-muslim Ahli Kitab itu,menurut pendapat sebagai
Ulama diperbolehkan.Hal ini didasarkan pada firman Allah SWT
dalam Al-Quran Surat Al-Maidah ayat 5 yang artinya (Dan
dihalalkan menikahi)perempuan perempuan yang menjaga
kehormatan dan dari kalangan ahli kitab sebelum kamu)
Namun ada beberapa syarat yang diajukan apabila akan
melaksanakan hal tersebut yaitu :
1. Jelas NasabnyaMenurut silsilah atau menurut garis keturunannya
sejak nenek moyang adalah ahli kitab.Jadi dapatdikatakan bahwa sebagian besar kaum nasrani di
Indonesia bukan merupakan golongan ahli kitab.
2. Wanita Ahli Kitab tersebut nantinya mampumenjaga anaknya kelak dari bahaya fitnah.
Ada beberapa Hadits Riwayat Umar bin
Khatabb,Usman bin Affan pernah berkata pria
Muslim diperbolehkan menikah dengan wanita ahli
Kitab dan tidak diperbolehkan pria Ahli Kitab
menikah dengan wanita MuslimahBahkan Sahabat
Hudzaifah pernah menikah dengan wanita Ahli Kitabtetapi pada akhirnya wanita tersebut masuk
Islam.Dengan demikian ,keputusan untuk
memperbolehkan menikah dengan wanita Ahli Kitab
sudah merupakan Ijma(artinya kesepakatan yakni
kesepakatan para ulama dalam menetapkan suatu
hukum dalam agama berdasarkan Al-Quran dan
Hadits dalam suatu perkara yang terjadi)para
sahabat.Tetapi dalam Kialtab Al-Mughni juz 9
halaman 545 karya Imam Ibnu Qudamah,Ibnu Abbas
pernah menyatakan ,hukum pernikahan dalam Qs.Al
7/22/2019 Pernikahan Beda Agama Dalam Perspektif
10/13
10
Baqarah ayat 221 dan Qs.Al Mumtahanah ayat 10
diatas telah dihapus (mansukh) oleh Qs.Al-Maidah
ayat 5 .Karena yang berlaku adalah hukumdibolehkannya pernikahan pria muslim dengan
wanita Ahli Kitab.Sedangktap diharamkan
pernikahan antara pria muslim dengan wanita
musrik,menurut kesepakatan para ulamatetap
diharamkan ,apapun alasannya karena
dikhawatirkan dapat menimbulkan fitnah.
B. Pernikahan Antara Pria Non-Muslim Dengan Wanita MuslimahPernikahan antara wanita muslimah dengan pria non
muslim,menurut kalangan Ulamatetap diharamkan ,baik
menikah dengan pria Ahli Kitab maupun dengan seorang pria
musrik.Hal ini dikhawatirkan wanita yang telah menikah
dengan pria non-muslim tidak dapat menahan godaan yang
akan datang kepadanya.Seperti halnya wanita tersebut tidak
dapat menolak permintaan sang suami yang mungkin
bertentangan dengan syariat Islam,atau wanita itu tidak dapat
menahan godaan yang datang dari lingkungan suami yang tidak
seiman yang mungkin cenderung lebih dominan.
Dalil naqli pernyataan tentang haramnya pernikahanseorang wanita muslimah dengan pria non-muslim adalah Al-
Quran Surat Al-Maidah ayat 5 yang menyatakan bahwa Allah
SWT hanya memperbolehkan pernikahan seorang pria muslim
dengan wanita Ahli Kitab tidak sebaliknya.Seandainya
pernikahan ini diperbolehkan ,maka Allah SWT pasti akan
menegaskannya di dalam Al-Quran.Karenanya,berdasarkan
mahfum al-mukhalafah,secara implicit Allah SWT melarang
pernikahan tersebut.
7/22/2019 Pernikahan Beda Agama Dalam Perspektif
11/13
11
2.3 Pernikahan Beda Agama Menurut Hukum di Indonesia
Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tanggal 10 Juni 1991Dan Keputusan MenteriAgama Nomor 154 tahun 1991 keluarlah KOMPILASI
HUKUM ISLAM (KHI) yang menjadi hukum positif unikatif bagi seluruh umat Islam
di Indonesia dan menjadi pedoman para hakim di lembaga peradilan agama dan
menjalankan tugas mengadili perkara perkara dalam bidang
pernikahan,kewarisan dan perwakafan.
Apabila dilihat berdasarkan Kompilasi Hukum Islam pasal 40 ayat (c) yang
bunyinya Dilarang pernikahan antara seorang wanita beragama Islam dengan
seorang pria tidak beragama IslamLarangan pernikahan tersebut memiliki
alasan yang cukup kuat yaitu apabila ditinjau dari segi UU pernikahan pasal 2
ayat (1) UU Nomor 1/1974 sudah jelas diterangkan bahwa tidak ada pernikahandi luar hukum agamanya dan kepercayaannyasehingga antara KHI dan hukum
pernikahan di Indonesia memiliki kaitan dalam urusan pernikahan Beda Agama
ini.Alasan yang kedua yaitu apabila dihubungkan dengan dalil dalil hukum Islam
diantaranya larangan tersebut sebagai tindakan preventif untuk mencegah
terjadinya kemurtadan dan kehancuran rumah tangga akibat pernikahan Beda
agama tersebut.
Pada prinsipnya agama Islam melarang (haram) pernikahan antara
seorang beragama Islam dengan seorang yang tidak beragama Islam ( Al-Quran
surat Al-Baqarah ayat 221),sedangkan izin nikah seorang pria Muslim dengan
seorang wanita dari Ahli Kitab (Nasrani/Yahudi) ada pada surat Al-Maidah ayat 5hanyalah dispensasi bersyarat yakni kualitas iman dan Islam pria Muslim tersebut
haruslah cukup baik.karena pernikahan tersebut mengandung resiko yang sangat
tinggi bagi rumah tangga nya nanti.Karena itu pemerintah berhak membuat
peraturan yang melarang pernikahan antara seorang yang beragama Muslim
(pria/wanita) dengan seorang yang tidak beragama Islam(pria/wanita)apapun
agamanya yang juga didukung oleh Kompilasi Hukum Islam pasal 50 ayat (c) dan
pasal 4
7/22/2019 Pernikahan Beda Agama Dalam Perspektif
12/13
12
BAB 3
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa sebenarnya
pernikahan antara pria Muslim dengan wanita Ahli Kitab diperbolehkan dalam
Islam tetapi tidak berlaku sebaliknya karena pernikahan antara pria non muslim
dan wanita muslim apapun alasannya tetap diharamkan oleh Islam.Akan tetapi
pernikahan beda agama antara pria muslim dan wanita ahli kitab saat ini tidak
dapat dikatakan sah karena hampir tidak ada wanita Ahli Kitab yang berpegang
teguh kepada Kitab Taurat dan Injil.Sedangkan apabila ditinjau dari segi hukum
Indonesia bahwa dalam Hukum Pernikahan pada pasal 2 ayat 1 UU nomor
1/1974 tentang pernikahan tidak dibenarkan dan dilarang adanya pernikahan
beda agama karena memiliki alasan - alasan tertentu yang berkaitan dengan
rumah tangga pernikahan tersebut.Sedangkan bila dilihat dari segi hukum yang
berada dalam Al-Quran bahwa segala hal yang mengatur tentang pernikahan dan
izin pernikahan beda agama dapat ditinjau dari surat Al-Baqarah dan surat Al-
Maidah dan disesuaikan dengan Iman dan pemikiran masing masing.
5.2 Saran
Sebagaimana kita adalah umat beragama seharusnya kita perlu benar
benar dapat mengerti dan memahami segala aturan yang bersifat fundamentaldan yang bersifat norma yang ada dalam agama kita masing masing.Seperti
halnya dalam masalah pernikahan beda agama yang penulis bahas pada
kesempatan ini.Perlu diadakan suatu pembelajaran lanjutan dan kajian mengenai
bagaimana sebenarnya pernikahan beda agama apabila ditinjau dari segi agama
islam(perbandingan dari surat Al-Baqarah dan Maidah) dengan hukum yang ada
di Indonesia sehingga pembaca dapat benar benar memahami perihal
pernikahan beda agama secara mendetail lagi.
7/22/2019 Pernikahan Beda Agama Dalam Perspektif
13/13
13
DAFTAR PUSTAKA
1. http://myoesuf.wordpress.com/2011/02/27/hukum-pernikahan-beda-agama-dalam-islam/
2. http://www.kabarislam.com/hukum-fiqih/pernikahan-beda-agama-menurut-hukum-islam-dan-hukum-indonesia tanggal 07 maret 2013
3. http://filsafat.kompasiana.com/2011/05/31/pernikahan-beda-agama-369247
http://myoesuf.wordpress.com/2011/02/27/hukum-pernikahan-beda-agama-dalam-islam/http://myoesuf.wordpress.com/2011/02/27/hukum-pernikahan-beda-agama-dalam-islam/http://myoesuf.wordpress.com/2011/02/27/hukum-pernikahan-beda-agama-dalam-islam/http://myoesuf.wordpress.com/2011/02/27/hukum-pernikahan-beda-agama-dalam-islam/http://myoesuf.wordpress.com/2011/02/27/hukum-pernikahan-beda-agama-dalam-islam/http://www.kabarislam.com/hukum-fiqih/perkawinan-beda-agama-menurut-hukum-islam-dan-hukum-indonesia%20%20%20tanggal%2007%20maret%202013http://www.kabarislam.com/hukum-fiqih/perkawinan-beda-agama-menurut-hukum-islam-dan-hukum-indonesia%20%20%20tanggal%2007%20maret%202013http://www.kabarislam.com/hukum-fiqih/perkawinan-beda-agama-menurut-hukum-islam-dan-hukum-indonesia%20%20%20tanggal%2007%20maret%202013http://www.kabarislam.com/hukum-fiqih/perkawinan-beda-agama-menurut-hukum-islam-dan-hukum-indonesia%20%20%20tanggal%2007%20maret%202013http://www.kabarislam.com/hukum-fiqih/perkawinan-beda-agama-menurut-hukum-islam-dan-hukum-indonesia%20%20%20tanggal%2007%20maret%202013http://filsafat.kompasiana.com/2011/05/31/pernikahan-beda-agama-369247http://filsafat.kompasiana.com/2011/05/31/pernikahan-beda-agama-369247http://filsafat.kompasiana.com/2011/05/31/pernikahan-beda-agama-369247http://www.kabarislam.com/hukum-fiqih/perkawinan-beda-agama-menurut-hukum-islam-dan-hukum-indonesia%20%20%20tanggal%2007%20maret%202013http://www.kabarislam.com/hukum-fiqih/perkawinan-beda-agama-menurut-hukum-islam-dan-hukum-indonesia%20%20%20tanggal%2007%20maret%202013http://myoesuf.wordpress.com/2011/02/27/hukum-pernikahan-beda-agama-dalam-islam/http://myoesuf.wordpress.com/2011/02/27/hukum-pernikahan-beda-agama-dalam-islam/