1
PENGARUH PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP
KEBERHASILAN UMKM
(Studi Kasus Pada Industri Konveksi Desa Padurenan Kecamatan Gebog
Kabupaten Kudus)
PENDAHULUAN
Latarbelakang Penelitian
Perkembangan perekonomian di Indonesia yang berdasarkan pada konsep
pengembangan ekonomi kerakyatan banyak didapat dari sektor Usaha Kecil Menengah
(UKM). Sektor ini mempunyai peranan penting baik untuk perekonomian nasional
maupun daerah. Pada tahun 2012 di Indonesia UMKM mencapai 56,5 juta dengan
kontribusi 58% dari Produk Domestik Bruto (http://www.bisnis.com/m/ktt-apec-2013-
empat-agenda-disiapkan-untuk-pengembangan-ukm). Keberhasilan usaha kecil tidak
lepas dari kerja keras pemilik yang mengelolanya. Kebijakan-kebijakan manajemen
yang merupakan kunci keberhasilan suatu perusahaan dipengaruhi oleh pemilik dalam
menggunakan informasi akuntansi.
Menurut Nnenna (2012:52) ”The need for information is basic for concrete and
explicit management decision to ensure the success and survival of an organization
and since the aim of any business organization is “profitability” Accounting
information is indispensable to achieving this goal”. Informasi akuntansi yang berupa
catatan keuangan dapat digunakan oleh pemilik UKM untuk mengetahui secara persis
berapa pendapatan (kas) yang seharusnya diterima, berapa biaya operasi yang
seharusnya dikeluarkan dan berapa yang seharusnya masih tersisa.
2
Informasi akuntansi mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi pencapaian
keberhasilan usaha, termasuk usaha kecil (Utomo,2010: 45). Hal tersebut didukung
oleh penelitian Indriani (2010: 51), yang mengungkapkan bahwa “Informasi akuntansi
berpeengaruh terhadap keberhasilan usaha” seorang pengusaha akan lebih berhasil
jika dalam menjalankan usahanya dilengkapi dengan pencatatan seperti mencatat
bahan baku, hasil penjualan, jumlah produksi berpengaruh terhadap keberhasilan
pengusaha kecil terutama dalam hal semakin meningkatnya jumlah produksi,
bertambahnya karyawan dan meningkatnya omset teruji kebenarannya.
Namun di sisi lain, Pinasti (2007; 322) mengungkapkan bahwa ” pengusaha kecil
di Indonesia tidak menyelenggarakan dan menggunakan informasi akuntansi dalam
pengelolaan usahanya”. Hal ini mengindikasikan bahwa pelaku Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah (UMKM) identik dengan masih kurangnya kesadaran untuk
menjalankan pembukuan dengan baik dalam dunia bisnis. Dengan kurangnya
pengetahuan dalam pembukuan, otomatis menghambat mereka menjalankan kegiatan
pembukuan keuangan. Hal ini didukung penelitian Ermaliana (2013:71) yang
mengungkapkan bahwa ”pencatatan keuangan tidak perlu untuk dibuat karena UKM
merasa kesulitan dan merasa tidak penting karena tidak berpengaruh terhadap
keberhasilan usaha”. Hal tersebut berarti bahwa pengusaha UMKM kesulitan dalam
membuat pencatatan karena minimnya pengetahuan pebisnis UMKM dalam
pembukuan juga seringkali tidak disertai dengan pemenuhan sumber daya untuk
menjalankan kegiatan akuntansi bisnis. Misalnya, untuk kepentingan meminjam modal
ke bank. UMKM mengalami masalah yang sama timbul pada tahap-tahap yang serupa.
3
Ini disebabkan perusahaan tidak memiliki informasi, baik dari dalam usaha maupun
dari luar usaha. Salah satu sistem informasi yang memberikan informasi yang
dibutuhkan adalah sistem informasi akuntansi. Ketidakmampuan akuntansi merupakan
faktor utama yang menimbulkan permasalahan dan mengakibatkan kegagalan
perusahaan kecil dan menengah dalam pengembangan usaha (Astuti, 2007:4).
Hasil penelitian Utomo (2010:45) dan Indriani, (2010:51) tidak didukung oleh
Pinasti (2007:322) dan Ermaliana (2013:71), yang mengungkapkan bahwa penggunaan
informasi akuntansi dalam pengelolaan UKM tidak memiliki pengaruh kepada
kegiatan usaha. Karena terjadi perbedaan hasil penilaian ini peneliti tertarik untuk
membuktikan kebenarannya dengan cara melakukan penelitian ulang pengaruh
penggunaan informasi akuntansi terhadap keberhasilan UMKM.
Peneliti mengambil Objek UMKM Konveksi Desa Padurenan Kecamatan Gebog
Kabupaten Kudus karena, UMKM tersebut merupakan UMKM yang masih ada dan
desa Padurenan dikembangkan untuk membangkitkan pasar, sekaligus sebagai tempat
wisata dan showroom (ruang pamer) dari hasil berbagai industri konveksi setempat
(http://www.bisnis-jateng.com/index.php/2011/05/kudus-kembangkan-klaster-
produktif-untuk-tarik-wisatawan/). Selain itu juga peneliti mengambil objek UMKM
Konveksi Desa Padurenan Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus karena adanya
tantangan walaupun telah mengalami kenaikan harga bahan baku pada tahun 2012
(www.bandung.bisnis.com) namun tetap bertahan. UMKM Konveksi Desa Padurenan
Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus juga berhasil dalam memenuhi kapasitas
4
produksi bordir tercatat 16.800 kain/bulan dan produksi konveksi tercatat 152.000
potong/bulan (Promo Jawa Tengah | Media Promo Provinsi Jawa Tengah
(www.promojateng-pemprovjateng.com). Desa Padurenan Kecamatan Gebog
Kabupaten Kudus terdapat 100 unit usaha konveksi yang terdiri dari border, pembuatan
jaket, celana, dan lainnya yang mampu mnyerap sebanyak 1062 tenaga kerja pada
tahun 2011 (Wibowo, 2012)
Persoalan Penelitian
Berdasarkan penelitian (Utomo (2010:45), Indriani, (2010:51), Pinasti, (2007:322)
dan Ermaliana (2013:71), maka penelitian ini memfokuskan pada pengaruh
penggunaan informasi akuntansi terhadap keberhasilan UMKM serta manfaat
informasi akuntansi bagi UMKM terutama pada Industri Konveksidi Desa Padurenan
Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris
pengaruh dari penggunaan informasi akuntansi terhadap keberhasilan UMKM pada
Industri Konveksi di Desa Padurenan Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus.
5
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat membuktikan bahwa penggunaan
informasi akuntansi oleh pengusaha konveksi UMKM dapat mempengaruhi
keberhasilan usaha.
LANDASAN TEORI
Penggunaan Informasi Akuntansi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2012), arti kata penggunaan adalah
proses, cara, perbuatan menggunakan sesuatu. Belkaoui (2000) mendefinisikan
informasi akuntansi sebagai informasi kuantitatif tentang entitas ekonomi yang
bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi dalam menentukan pilihan-pilihan
diantara alternatif-alternatif tindakan. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan
penggunaan informasi akuntansi merupakan proses, cara, pembuatan informasi
akuntansi untuk pengambilan keputusan ekonomi dalam menentukan pilihan-pilihan
diantara alternatif-alternatif tindakan.
Konsep relevansi nilai informasi akuntansi dan konsep decision usefulness of
accounting information saling terkait. Konsep decision usefulness of accounting
information menekankan pada “how financial statements can be more useful?”.
Menurut Scot (2009), “one of the basic role of accounting in the company is a
decision-making instrument. It should report the resulting financial company can be
the basis for taking structured and systematic decision” Konsekuensi dari konsep ini
adalah bahwa informasi akuntansi yang terkandung dalam laporan keuangan harus
6
memberikan nilai manfaat (useful) kepada para penggunanya (users) dalam hal
pengambilan keputusan (Scott, 2009).
Menurut FASB, (1978), Informasi akuntansi merupakan informasi yang digunakan
dalam banyak bisnis keputusan, termasuk yang sangat penting dibidang pinjaman bank.
Meskipun keuangan akuntansi dikatakan dikembangkan untuk membantu eksternal
pengguna dalam keputusan bisnis mereka, dengan dua kelompok pengguna eksternal
utama diidentifikasi sebagai investor dan kreditor.
Menurut Belkaoui (2000:39) Informasi akuntansi digolongkan menjadi tiga jenis
yaitu:
1). Informasi Operasi
Informasi ini menyediakan data mentah bagi informasi akuntansi keuangan
dan informasi akuntansi manajemen. Informasi operasi yang terdapat pada
perusahaan manufaktur antara lain: informasi produksi, informasi pembelian
dan pemakaian bahan baku, informasi penggajian, informasi penjualan.
2). Informasi Akuntansi Manajemen
Informasi akuntansi yang khusus ditujukan untuk kepentingan manajemen
disebut informasi akuntansi manajemen. Informasi ini digunakan dalam tiga
fungsi manajemen, yaitu: (1) perencanaan; (2) implementasi; (3) pengendalian.
Informasi akuntansi manajemen ini dihasilkan oleh sistem pengolahan
informasi keuangan yang disebut akuntansi manajemen. Informasi akuntansi
manajemen ini disajikan kepada manajemen perusahaan dalam berbagai
laporan, seperti: laporan anggaran, laporan penjualan, laporan biaya produksi,
7
laporan biaya menurut pusat pertanggung jawaban, laporan biaya menurut
aktivitas, dan lain-lain.
3). Informasi Akuntansi Keuangan
Informasi akuntansi keuangan digunakan baik oleh manajer maupun pihak
eksternal perusahaan, dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi.
Holmes dan Nicholls (1988) mengklasifikasikan informasi akuntansi dalam tiga
jenis yang berbeda menurut manfaatnya bagi para pemakai, yaitu:
1). Statutory accounting information, merupakan informasi akuntansi yang harus
disiapkan sesuai dengan peraturan yang ada.
2). Budgetary information, yaitu informasi akuntansi yang disajikan dalam bentuk
anggaran yang berguna bagi pihak internal dalam perencanaan, penilaian dan
pengambilan keputusan.
3). Additional accounting information, yaitu informasi akuntansi lain yang
disiapkan perusahaan guna meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan
manajer.
Informasi akuntansi juga berguna dalam rangka menyusun berbagai proyeksi
(Deswira dkk, 2009), misalnya:
1) Proyeksi kebutuhan uang kas di masa yang akan datang,
2) Mengontrol biaya,
8
3) Mengukur produktivitas
4) Meningkatkan produktivitas
5) Memberikan dukungan terhadap proses produksi.
Menurut Report of Independent Registered Public Accounting Firm KPMG
(2005:11), informasi akuntansi dapat dimanfaatkan pihak manajemen untuk
mengetahui:
1) Operasi dan produksi
2) Pembiayaan bisnis
3) Investasi sumberdaya
4) Memproduksi barang dan jasa
5) Pemasaran barang dan jasa
6) Mengelola karyawan
7) Memberikan informasi dalam pengambilan keputusan
Walther (2009:8-15), informasi akuntansi dapat digunakan mengevaluasi situasi
pelaporan khusus seperti correcting the level of upset, discontinued operations,
accounting method changes, comprehensive income, summarizes the costs and asset
knowing. Yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia yang berarti informasi
akuntansi dapat digunakan mengevaluasi situasi pelaporan khusus seperti:
1) Mengoreksi tingkat kesalahan
2) Penghentian operasi
3) Perubahan metode pencatatan akuntansi
4) Pendapatan komprehensif
9
5) Mengikhtisarkan biaya
6) Mengetahui aset
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa, penggunaan informasi akuntansi
merupakan proses, cara, perbuatan menggunakan informasi akuntansi meliputi
informasi operasi, informasi akuntansi manajemen, informasi keuangan, statutory
accounting information, Budgetary information, additional accounting information
untuk pengambilan keputusan ekonomi dalam menentukan pilihan-pilihan diantara
alternatif-alternatif tindakan (Scot, 2009, Belkaoui, 2000; Holmes dan Nicholls, 1988;
FASB, 1978)
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Sesuai dengan UU No. 20 Pasal 1 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah, pengertian Usaha Kecil dan Menengah sebagai berikut:
1. Definisi
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
usaha yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang ini
Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
10
besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam
undang-undang ini.
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Mikro atau usaha
besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang ini.
2. Kriteria
Bedasarkan kriterianya UMKM dapat dibagi berdasarkan kepemilikan asset
dan omset. Hal tersebut dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 1. Kriteria UMKM
No Kriteria
Aset Omset
1 Usaha Mikro Max 50 Jt Max 300 jt
2 Usaha Kecil > 50 juta – 500 juta > 300 juta – 2,5 M
3 Usaha Menengah > 500 juta – 10 M > 2,5 M –50 M Sumber: UU No. 20 pasal 1 Tahun 2008
Keberhasilan Usaha
Keberhasilan usaha biasanya diartikan dengan membesarnya skala usaha yang
dimilikinya hal tersebut bisa dilihat dari volume produksi yang tadinya bisa
menghabiskan sejumlah bahan baku perhari meningkat menjadi mampu mengolah
bahan baku yang lebih banyak, serta bertambahnya karyawan (Haryadi, 1998:78).
Suryana (2003:285), mengemukakan keberhasilan usaha adalah keberhasilan dari
11
bisnis dalam mencapai tujuannya yaitu dengan meningkatnya modal, pendapatan,
volume penjualan, jumlah produksi dan tenaga kerja. Keberhasilan usaha adalah
sesuatu keadaan yang menggambarkan lebih dari pada yang lainya yang sederajat/
sekelasnya (Lestari, 2011). Menurut Saboet (1994 :15), kriteria keberhasilan usaha
meliputi adanya peningkatan volume produksi, adanya tambahan tenaga kerja, adanya
tambahan alat produksi dengan berharap adanya peningkatan kemampuan produksi
serta adanya tambahan modal yang berasal dari laba di tahan
Kasmir (2006:172), berpendapat bahwa keberhasilan usaha ditandai dengan
peningkatan jumlah penjualan, meningkatnya jumlah produksi, meningkatnya
keuantungan atau laba serta usaha yang selalu berkembang. Sementara Lindrayanti
(2003), mengungkapkan bahwa keberhasilan usaha ditandai dengan dua hal yaitu
bertambahnya jumlah karyawan dan meningkatnya jumlah omset.
Dari beberapa definisi keberhasilan usaha menurut beberapa sumber, dapat
diringkas pada tabel berikut:
Tabel 2. Kriteria Keberhasilan Usaha
Sumber Kriteria
Haryadi (1998)
1. Jumlah karyawan
a. Banyaknya karyawan yang bekerja
b. Rendahnya turn over karyawannya
c. Tingkat lamanya bekerjanya karyawan
d. Tingkat pendidikan karyawan
2. Peningkatan Omzet Penjualan
a. Tingkat banyaknya order
b. Tingkat promosi pesanan
c. Tingkat harga yang ditawarkan
d. Tingkat penghasilan dari penjualan
Saboet (1994 :15) 1. Adanya peningkatan volume produksi
2. Adanya tambahan tenaga kerja
12
3. Adanya tambahan alat produksi dengan berharap
adanya peningkatan kemampuan produksi. 4. Adanya tambahan modal yang berasal dari laba di
tahan
Suryana (2003:85)
1. Meningkatnya Modal
2. Meningkatnya Pendapatan
3. Meningkatnya Volume penjualan
4. Meningkatnya Output produksi
5. Meningkatnya Tenaga Kerja
Kasmir (2006:172)
1. Jumlah penjualan meningkat,
2. Hasil produksi meningkat,
3. Keuntungan atau profit bertambah,
4. Usaha berkembang cepat dan memuaskan
Lindrayanti (2003) 1. Jumlah karyawan yang bertambah
2. Peningkatan omzet penjualaan
Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa keberhasilan usaha diartikan dengan
membesarnya skala usaha yang dimilikinya, bertambahnya karyawan, meningkatnya
omset, meningkatnya modal, meningkatnya pendapatan atau keuntungan,
meningkatnya volume penjualan, meningkatnya jumlah produksi dan meningkatnya
jumlah alat produksi.
Nalar Konsep
Informasi akuntansi mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi pencapaian
keberhasilan usaha, termasuk UMKM. Dengan kurangnya pengetahuan dalam
pembukuan, otomatis menghambat mereka menjalankan kegiatan pembukuan
keuangan. Informasi akuntansi mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi
pencapaian keberhasilan UMKM. Informasi akuntansi yang berupa catatan keuangan
13
dapat digunakan oleh pemilik UMKM untuk mengetahui secara persis berapa
pendapatan (kas) yang diterima, berapa biaya operasi yang seharusnya dikeluarkan dan
berapa yang seharusnya masih tersisa.
Penggunaan informasi akuntansi yang berupa informasi operasi, informasi
akuntansi manajemen dan informasi akuntansi keuangan dapat digunakan oleh pelaku
UMKM untuk membantu dalam perencanaan usaha, mengontrol kegiatan usaha,
pengambilan keputusan - keputusan dalam pengelolaan usaha, serta untuk melakukan
evaluasi, sehingga dengan melakukan hal tersebut dapat digunakan untuk menunjang
keberhasilan usaha.
Informasi akuntansi mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi pencapaian
keberhasilan usaha, termasuk usaha kecil. (Utomo,2010: 45) Hal tersebut didukung
oleh penelitian Indriani (2010: 51), yang mengungkapkan bahwa penggunaan
informasi akuntansi berpengaruh terhadap keberhasilan pengusaha kecil, teruji
kebenarannya.
Berpengaruhnya informasi akuntansi berupa catatan keuangan terhadap
keberhasilan usaha karena tidak lepas dari pengusaha dalam memanfaatkan informasi
akuntansi tersebut. Dengan melakukan pencatatan keuangan di setiap kegiatan usaha
sangat membantu dalam perencanaan kegiatan selanjutnya untuk mencapai
keberhasilan usaha. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Nnenna (2012:52), Utomo,
(2010: 45) dan Indriani (2010: 51), informasi akuntansi mempunyai pengaruh yang
sangat penting bagi pencapaian keberhasilan usaha.
14
Namun kebanyakan pengusaha kecil di Indonesia tidak menyelenggarakan dan
menggunakan informasi akuntansi dalam pengelolaan usahanya. Pelaku Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah (UMKM) identik dengan masih kurangnya kesadaran untuk
menjalankan pembukuan dengan baik dalam dunia bisnis. Penelitian Kurniawati, dkk
(2013), menunjukan hasil bahwa sebgaian besar UKM tidak melakukan pembukuan
dalam menjalankan usaha. Hasil lain juga diungkapkan oleh Kurniawati, dkk (2013),
bahwa hambatan yang menghambat akuntansi di UKM adalah faktor pendidikan dan
kurangnya pemahaman tentang akuntansi dan pentingnya akuntansi. Dengan
kurangnya pengetahuan dalam pembukuan, otomatis menghambat mereka
menjalankan kegiatan usaha (Pinasti, 2007; 322 dan Ermaliana, 2013:71).
Informasi akuntansi yang berkualitas yang digunakan oleh pelaku usaha yang
dapat digunakan untuk menunjang keberhasilan usaha. Hal tersebut dilakukan dengan
membiasakan untuk mencatat setiap kegiatan usaha serta mengevaluasi setiap kegiatan
keuangan usaha. Dengan menggunakan informasi akuntansi berupa catatan keuangan
dengan baik akan dirasakan manfaatnya oleh UMKM, sehingga semua kegiatan usaha
dapat terkontrol dengan baik (Suhairi, 2004).
Berdasarkan penelitian tersebut, peneliti ingin memperkuat hasil penelitian
Nnenna (2012:52), Utomo, (2010: 45) dan Indriani (2010: 51). Karena dengan
penggunaan informasi akuntansi berupa catatan keuangan dapat digunakan bagi
pemilik UMKM untuk pengambilan keputusan-keputusan dalam pengelolaan usaha
untuk mencapai keberhasilan usaha. Informasi akuntansi memegang peran yang sangat
penting bagi UMKM untuk mengetahui kegiatan apa yang telah terjadi dalam
15
perusahaannya serta untuk melakukan evaluasi apakah kegiatan telah sesuai dengan
apa yang direncanakan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dirumuskan Hipotesis yang akan diuji dalam
penelitian ini:
Ho : Tidak ada pengaruh penggunaan informasi akuntansi terhadap keberhasilan
UMKM
Ha : Ada pengaruh penggunaan informasi akuntansi terhadap keberhasilan
UMKM
Model Penelitian
Gambar 1 Model Penelitian
METODE PENELITIAN
Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer
adalah data yang dikumpulkan langsung dari individu-individu yang diselidiki
(Sugiyono, 2010:137). Dalam penelitian ini data primer diperoleh melalui penyebaran
Keberhasilan
UMKM
Penggunaan
Informasi Akuntansi
16
kuesioner serta wawancara terhadap para pemilik industri konveksi di Desa Padurenan
Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus.
Populasi dan Sampling
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh industri konveksi di Desa
Padurenan Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus yang berjumlah 100 industri
(Wibowo, 2012). Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode sensus. Metode sensus yaitu seluruh populasi digunakan sebagai
sampel. Berdasarkan metode sensus maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah
seluruh industri konveksi di Desa Padurenan Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus
yang berjumlah 100 pengusaha konveksi. Pengambilan sampel diperoleh dengan
kriteria tertentu yaitu UMKM konveksi di Desa Padurenan Kecamatan Gebog
Kabupaten Kudus yang masih menjalankan usahanya. Namun, pada saat pengambilan
data, peneliti hanya memperoleh 67 responden pengusaha konveksi. Hal ini
dikarenakan ada beberapa data yang hilang, adanya penolakan (responden tidak mau
diwawancara maupun mengisi kuesioner karena kesibukannya) serta pemilik konveksi
sudah ada yang tidak beroperasi lagi.
Pengukuran Variabel
Skala pengukuran ordinal selain memiliki nama (atribut), juga memiliki
peringkat atau urutan angka yang memiliki tingkatan dan juga untuk mengurutkan
objek dari yang rendah sampai yang paling tinggi, atau sebaliknya. Skala ini tidak
17
memberikan nilai absolut terhadap objek, tetapi hanya memberikan peringkat saja.
Peneliti menggunakan skala Likert yaitu 1 sampai 5, dimana angka 1 mewakili
pernyataan sangat tidak pernah sama sekali hingga skala 5 mewakili pernyataan sangat
sering untuk variabel penggunaan informasi akuntansi. Sementara itu untuk variabel
keberhasilan usaha menggunakan skala 1 mewakili pernyataan sangat tidak setuju dan
angka 5 untuk pernyataan sangat setuju. Skala ini dipergunakan peneliti karena ingin
mendapatkan data mengenai bobot dari setiap jawaban yang diberikan oleh responden.
Konsep, Definisi Operasional dan Indikator Empirik
Dalam penelitian ini, terdapat dua konsep yang dikemukakan oleh peneliti,
diantaranya penggunaan informasi akuntansi dan keberhasilan UMKM. Dari kedua
konsep tersebut peneliti memiliki definisi yang telah dikemukakan, dimana nantinya
memiliki hubungan dengan indikator yang akan dibuat sebagai acuan untuk masing-
masing dalam penelitian ini. Konsep tersebut akan dijelaskan dalam tabel sebagai
berikut ini.
Tabel 3. Tabel Konsep dan Indikator Empirik Definisi Operasional Penggunaan
Informasi Akuntansi
Konsep Definisi Indikator Indikator Empirik
Penggunaan
informasi
Akuntansi
Merupakan
proses, cara,
perbuatan
menggunakan
informasi
akuntansi
Informasi operasi
merupakan informasi yang
menyediakan data mentah
bagi informasi keuangan
seperti informasi
produksi; informasi
UMKM menggunakan
informasi akuntansi untuk:
1. Mengetahui jumlah
produksi setiap hari
2. Mengetahui jumlah
pembelian bahan baku
18
meliputi
informasi
operasi,
informasi
akuntansi
manajemen,
informasi
keuangan,
statutory
accounting
information,
Budgetary
information,
additional
accounting
information,
untuk
pengambilan
keputusan
ekonomi dalam
menentukan
pilihan-pilihan
diantara
alternatif-
alternatif
tindakan (Scot,
2009, Belkaoui,
2000; Holmes
dan Nicholls,
1988; FASB,
1978)
pembelian dan pemakaian
bahan baku; informasi
penggajian; informasi
penjualan
(Sumber : Belkaoui
(2000),
3. Mengetahui jumlah
pemakaian bahan baku
4. Mengetahui
penggajian/upah ke
karyawan
5. Mengetahui jumlah
penjualan tiap harinya
Sumber: Deswira dkk, (2009),
Belkaoui (2000), Walther
(2009)
Informasi akuntansi
manajemen merupakan
informasi yang khusus
ditujukan untuk
kepentingan manajemen
seperti perencanaan,
implementasi dan
pengendalian dalam
bentuk laporan laporan
anggaran, laporan
penjualan, laporan biaya
produksi, laporan biaya
menurut pusat
pertanggungjawaban,
laporan biaya menurut
aktivitas, dan lain-lain.
(Sumber : Belkaoui
(2000),
UMKM menggunakan
informasi akuntansi untuk:
1. Merencanakan kegiatan
usaha
2. Mengetahui proses usaha
3. Mengendalikan usaha
Sumber: Deswira dkk, (2009),
Belkaoui (2000), Walther
(2009)
19
Tabel 3 (Lanjutan)
Informasi akuntansi
keuangan merupakan
informasi yang
digunakan baik oleh
manajer maupun pihak
eksternal perusahaan,
dengan tujuan untuk
menyediakan informasi
yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja serta
perubahan keuangan
suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah
besar pemakai dalam
pengambilan keputusan
ekonomi.
(Sumber : Belkaoui
(2000),
UMKM menggunakan
informasi akuntansi untuk:
1. Mengetahui posisi
keuangan
2. Mengetahui kinerja
perusahaan
3. Mengetahui kenaikan
atau penurunan modal
Sumber: Deswira dkk,
(2009), Belkaoui (2000),
Walther (2009)
Statutory accounting
information merupakan
informasi yang harus
disiapkan sesuai dengan
peraturan yang ada.
Sumber : Holmes dan
Nicholls (1988)
Informasi akuntansi yang
digunakan :
1. Sesuai dengan standar
peraturan
.
Sumber : Holmes dan Nicholls
(1988)
Budgetary information
merupakan informasi
akuntansi yang disajikan
dalam bentuk anggaran
yang berguna bagi pihak
internal dalam
perencanaan, penilaian,
dan pengambilan
keputusan.
Sumber: Holmes dan
Nicholls (1988)
UMKM menggunakan
informasi akuntansi untuk:
2. Merencanakan usaha
yang mendatang
Sumber : Holmes dan Nicholls
(1988)
20
Additional accounting
information yaitu
informasi akuntansi lain
yang disiapkan
perusahaan guna
meningkatkan efektifitas
pengambilan keputusan
manajer.
Holmes dan Nicholls
(1988)
UMKM menggunakan
informasi akuntansi untuk:
3. Mengetahui efektifitas
pengambilan keputusan
usaha yang akan datang
Sumber : Holmes dan Nicholls
(1988)
Tabel 4. Tabel Konsep dan Indikator Empirik Definisi Operasional Keberhasilan
Usaha
Konsep Definisi Indikator Indikator Empirik
Keberhasilan
Usaha
Keberhasilan usaha
biasanya diartikan dengan
membesarnya skala usaha
yang dimilikinya hal
tersebut bisa dilihat dari
volume produksi yang
tadinya bisa menghabiskan
sejumlah bahan baku
perhari meningkat menjadi
mampu mengolah bahan
baku yang lebih banyak
(Haryadi, 1998:78).
Keberhasilan usaha adalah
sesuatu keadaan yang
menggambarkan lebih dari
pada yang lainya yang
sederajat/ sekelasnya
(Andari, 2011:21).
Keberhasilan usaha adalah
keberhasilan dari bisnis
dalam mencapai tujuanya
(Suryana, 2003:285).
Betambahanya
karyawan
(Haryadi 1998, Suryana
2003, Saboet 1994,
Lindrayanti 2003)
UMKM mengalami:
Pertambahan jumlah
karyawan
Meningkatnya omset
(Haryadi 1998,
Lindrayanti 2003)
UMKM mengalami:
1. Peningkatan jumlah
pesanan (order)
2. Perkembangan dalam
hal promosi
3. Mengalami peningkatan
harga jual
4. Mengalami peningkatan
penghasilan dari hasil
penjualan
Meningkatnya Modal
(Suryana 2003 dan
Saboet, 1994)
UMKM mengalami:
Perkembangan modal
Meningkatnya
Pendapatan/keuntungan
(Suryana 2003, Kasmir,
2006)
UMKM mengalami:
Peningkatan pendapatan
tiap harinya.
Meningkatnya volume
penjualan
(Suryana 2003, Kasmir,
2006)
UMKM mengalami:
Peningkatan jumlah
penjualan
21
Keberhasilan usaha yaitu
adanya peningkatan
kegiatan usaha yang dicapai
oleh para pengusaha
industri kecil, baik dari segi
peningkatan laba yang
dihasilkan oleh pengusaha
dalam kurun waktu tertentu
(Waridah 1992:15).
Meningkatnya jumlah
produksi
(Suryana 2003, Saboet,
1994, Kasmir, 2006)
UMKM mengalami:
Peningkatan jumlah
produksi
Meningkatnya jumlah
alat produksi
(Saboet, 1994)
UMKM mengalami:
Pertambahan mesin/alat
produksi
Usaha berkembang
cepat dan memuaskan
(Kasmir, 2006)
UMKM mengalami:
Perkembangan dari awal
berdiri sampai sekarang
Teknik dan Langkah Analisis
a. Uji Validitas dan Reliabilitas
Sebelum melangkah ke uji regresi sederhana data diuji keabsahanya sehingga
dapat di uji lebih lanjut yaitu menggunakan uji validitas dan reliabilitas (Ghozali,
2005)
Uji Validitas : Uji ini untuk mengetahui sejauh mana instrumen yang digunakan
sudah memadai untuk mengukur apa yang seharusnya diukur dengan cara meminta
pendapat atau penilaian ahli yang berkompeten dengan masalah yang diteliti. Data
dikatakan valid jika memiliki r hitung lebih besar 0.3.
Uji reliabilitas : Uji reliabilitas diperlukan untuk menunjuk sejauh mana suatu
hasil pengukuran relatif konsisten jika diulangi berapa kali. Instrumen dikatakan
reliable bila memiliki nilai Alpha (α) lebih besar dari 0,6.
b. Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
22
Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual
adalah uji statistik non-parametrik Kolmogrov-Smirnov (K-S). Jika hasil
Kolmogrov-Smirnov menunjukkan nilai signifikan diatas 0,05 maka data
residual terdistribusi dengan normal (Ghozali, 2005)
c. Uji Regresi Sederhana
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
statistik deskriptif dan alat analisis menggunakan regresi sederhana. Regresi sederhana
digunakan karena model ini yang paling sederhana untuk menjelaskan pengaruh antara
variabel dependen dengan satu variabel independen.
Uji regresi sederhana
)1..(....................exY
dimana:
Y : Keberhasilan UMKM
X : Penggunaan informasi akuntansi
: konstanta
: koefisien regresi
e : variabel gangguan (disturbance/errors terms) yang nilainya bisa positif atau
negatif. Variabel gangguan ini muncul karena hubungan variabel penggunaan
informasi akuntansi dan keberhasilan usaha adalah hubungan yang acak atau random
Selanjutnya dengan menggunakan SPSS 18.0 for windows, akan dihasilkan
output regresi yang akan dijelaskan mengenai:
23
R square (R2) yaitu kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen.
Uji t, uji signifikansi apakah variabel independen (informasi akuntansi) berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen (keberhasilan usaha). Hal ini dilakukan dengan
cara membandingkan p-value dengan tingkat signifikansi. Jika p-value lebih besar dari
tingkat signifikansi maka Ho diterima demikian sebaliknya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Profil Responden.
Jumlah sampel dalam penelitian hanya diperoleh 67 responden dari 100 jumlah
pengusaha UMKM Konveksi Desa Padurenan Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus
(lihat Tabel 5). Hal ini disebabkan karena pada saat penyebaran kuesioner ada beberapa
pemilik yang sibuk, sehingga tidak bersedia untuk diwawancarai dan mengisi
kuesioner.
Tabel 5. Sampel Penelitian
Jumlah Pengusaha 100
Responden sibuk 13
Usaha sudah tutup 11
Tidak ada dirumah 9
Jumlah 33
Jumlah Sampel 67
Sumber: data primer, 2014
Pada Tabel 6 dapat dijelaskan bahwa sebagian besar responden berjenis
kelamin perempuan (62,69%). Hal ini bisa dipahami karena pada saat penyebaran
24
kuesioner sebagian besar yang dijumpai wanita, karena usaha konveksi merupakan
usaha sambilan dan suami bekerja di bidang lain seperti menjadi buruh bangunan,
petani serta menjadi karyawan PNS maupun Swasta.
Tabel 6. Jenis kelamin responden
Jenis Kelamin Responden Jumlah Prosentase
Perempuan 42 62,69%
Laki-laki 25 37,31%
Total 67 100,00%
Sumber: data primer, 2014
Tabel 7 menunjukkan bahwa banyak responden berusia diatas usia 30 tahun
sebesar 88,07%. Pada range umur 30 tahun ke atas responden cenderung lebih memiliki
pengalaman dalam mengelola usaha dan lebih terampil dalam membuat/meproduksi
produk konveksi. Hal ini karena responden sejak masih kecil atau masih dibangku
sekolah telah diajarkan oleh orang tua.
Tabel 7. Usia responden
Usia responden Jumlah Prosentase
≤ usia 30 tahun 8 11,94%
> Usia 30 tahun - 40 tahun 15 22,39%
> Usia 40 tahun - 50 tahun 18 26,87%
> 50 tahun 26 38,81%
Total 67 100,00%
Sumber: data primer, 2014
Tabel 8 menunjukan bahwa sebesar 44,78 %, responden memiliki tingkat
pendidikan terakhir SMA/sederajad atau sebagian besar responden tidak bergelar
25
sarjana. Umumnya responden memasuki usaha ini setelah lulus di bangku SMA untuk
meneruskan usaha orang tua.
Tabel 8. Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir Jumlah Prosentase
SD/Sederajad 10 14,93%
SMP/Sederajad 15 22,39%
SMA/Sederajad 30 44,78%
Diploma 5 7,46%
Sarjana 7 10,45%
Total 67 100,00%
Sumber: data primer, 2014
Tabel 9 dapat dijelaskan bahwa sebagian besar pengusaha konveksi di UMKM
Konveksi Desa Padurenan Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus telah berlangsung
lebih dari 10 tahun sebesar 91,05 % (11 tahun - 15 tahun, 16 tahun - 20 tahun dan diatas
usia 20 tahun). Hal ini mengindikasikan bahwa usaha yang telah berlangsung ini
merupakan usaha turun temurun.
Tabel 9. Lama Usaha
Lama Usaha Jumlah Prosentase
< 10 tahun 6 8,96%
11 tahun - 15 tahun 13 19,40%
16 tahun - 20 tahun 22 32,84%
> 20 tahun 26 38,81%
Total 67 100,00%
Sumber: data primer, 2014
Tabel 10 dapat dijelaskan bahwa mayoritas pengusaha Konveksi Desa Padurenan
Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus memiliki aset setahun > Rp. 50 juta sampai
dengan Rp. 500 juta sebesar 94,03 %. Sementara jika dilihat dari omset setahun
mayoritas pengusaha Konveksi Desa Padurenan Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus
26
sebesar memiliki omset setahun < Rp. 300 juta sebesar 70,15 %. Jika dilihat dari aset
setahun, hasil tersebut mengindikasikan bahwa sebagian besar UMKM Konveksi Desa
Padurenan Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus termasuk dalam usaha kecil.
Tabel 10. Aset dan Omset Selama Setahun
Jenis Usaha Aset Jumlah Prosentase Omset Jumlah Prosentase
Usaha Mikro < 50 juta 4 5,97% < 300 juta 47 70,15%
Usaha Kecil > 50 juta – 500 juta 63 94,03% > 300 juta – 2,5 M 20 29,85%
Usaha Menengah > 500 juta – 10 M 0 0,00% > 2,5 M –50 M 0 0,00%
Jumlah 67 100,00% 67 100,00%
Sumber: data primer, 2014
Uji Validitas dan Reliabilitas Data
Berikut tabel yang menyajikan uji validitas dan reliabilitas variabel penggunaan
informasi akuntansi dan keberhasilan usaha
Tabel 11. Uji Validitas dan Reliabilitas Indikator Penggunaan Informasi
Akuntansi
Indikator Penggunaan Informasi Akuntansi
Validitas Reliabilitas
Corrected
Item-Total
Correlation
Alpha
Cronbach
Mengetahui jumlah produksi setiap hari 0,606
0,9162
Mengetahui jumlah pembelian bahan baku 0,706
Mengetahui jumlah pemakaian bahan baku 0,576
Mengetahui penggajian/upah ke karyawan 0,386
Mengetahui jumlah penjualan tiap harinya 0,732
Merencanakan kegiatan usaha 0,839
Mengetahui proses usaha 0,769
Mengendalikan usaha 0,448
Mengetahui posisi keuangan 0,861
Mengetahui kinerja perusahaan 0,692
Mengetahui kenaikan atau penurunan modal 0,849
Sesuai dengan standar peraturan dari Bank,
koperasi, paguyuban 0,774
27
Menggambarkan usaha yang mendatang 0,545
Mengetahui efektifitas usaha yang akan datang 0,632
Tabel 12. Uji Validitas dan Reliabilitas Indikator Keberhasilan Usaha
Indikator Penggunaan Keberhasilan Usaha
Validitas Reliabilitas
Corrected
Item-Total
Correlation
Alpha
Cronbach
Jumlah karyawan saya meningkat 0,392
0,8753
Pesanan (order) saya meningkat 0,400
Promosi produk saya meningkat 0,764
Harga jual produk saya meningkat (karena kualitas
produk meningkat) 0,798
Omset saya meningkat 0,819
Modal saya bertambah 0,785
Pendapatan perhari saya bertambah 0,814
Jumlah penjualan saya meningkat 0,839
Jumlah produksi saya meningkat 0,642
Alat produksi saya (mesin, dll) meningkat 0,577
Hasil uji validitas penggunaan informasi akuntansi (Tabel 11) dan keberhasilan
usaha (Tabel 12) menunjukan bahwa nilai Corrected Item-Total Correlationtiap
indikator lebih besar dari 0,3 artinya data valid dan dapat dianalisis lebih lanjut
(Ghozali, 2005). Hasil uji reliabilitas berdasarkan pada nilai Alpha Cronbach (α),
menunjukkan dari masing-masing variabel penggunaan informasi akuntansi (Tabel 11)
dan keberhasilan usaha (Tabel 12) memenuhi unsur reliabilitas dengan nilai Alpha
Cronbach (α) lebih besar dari 0,60 (Ghozali, 2005). Dengan demikian, maka semua
indikator dari variabel penggunaan informasi akuntansi dan keberhasilan usaha dapat
digunakan dalam pengolahan data selanjutnya
28
Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
normalitas. Uji normalitas menggunakan uji kolmogorof smirnof yang diperoleh nilai
signifikansi 0,424 (lampiran 5) yang lebih besar dari 0,05 sehingga data dikatakan
normal (Ghozali, 2005).
Pembahasan
Penggunaan Informasi Akuntansi
Informasi akuntansi berguna bagi pemilik untuk dapat memperhitungkan
keuntungan yang diperoleh, mengetahui berapa tambahan modal yang dicapai dan juga
dapat mengetahui bagaimana informasi akuntansi sangat penting untuk menjalankan
usaha terutama untuk mengambil keputusan untuk memecahkan permasalahan yang
dihadapi serta untuk menyusun rencana aktivitas perusahaan dimasa yang akan datang.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pemilik UMKM konveksi di Desa
Padurenan Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus sebagian besar sering (45,10%) dan
sangat sering (30,81%) menggunakan informasi akuntansi. Informasi yang digunakan
oleh pemilik seperti untuk mengetahui jumlah produksi setiap hari, jumlah pembelian
bahan baku, jumlah pemakaian bahan baku, penggajian/upah ke karyawan, jumlah
penjualan tiap harinya, proses usaha, posisi keuangan, kinerja perusahaan, kenaikan
atau penurunan modal, efektifitas usaha yang akan datang, selain itu informasi
akuntansi digunakan oleh pemilik UMKM konveksi untuk merencanakan kegiatan
29
usaha dan mengendalikan usaha. Jenis informasi akuntansi keuangan yang paling
sering digunakan adalah untuk mengetahui posisi keuangan dan untuk merencanakan
keuangan.
Namun sesekali (2,88%) pemilik UMKM konveksi di Desa Padurenan Kecama-
tan Gebog Kabupaten Kudus menggunakan informasi akuntansi berupa informasi
operasi untuk mengetahui jumlah pemakaian bahan baku, mengetaui pengupahan
karyawan dan untuk mengetahui kenaikan atau penurunan modal. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 13 berikut ini.
Tabel 13. Penggunaan Informasi Akuntansi
Indikator
Tidak
Pernah
Sama
Sekali
Sesekali Kadang-
kadang Sering
Sangat
Sering Total
F % F % F % F % F % F %
Mengetahui jumlah produksi
setiap hari 0 0,00 0 0,00 16 23,88 31 46,27 20 29,85 67 100,00
Mengetahui jumlah
pembelian bahan baku 0 0,00 0 0,00 9 13,43 31 46,27 27 40,30 67 100,00
Mengetahui jumlah
pemakaian bahan baku 0 0,00 12 17,91 22 32,84 24 35,82 9 13,43 67 100,00
Mengetahui
penggajian/upah ke
karyawan
1 1,49 6 8,96 13 19,40 29 43,28 18 26,87 67 100,00
Mengetahui jumlah
penjualan tiap harinya 1 1,49 0 0,00 12 17,91 31 46,27 23 34,33 67 100,00
Merencanakan kegiatan
usaha 0 0,00 1 1,49 17 25,37 35 52,24 14 20,90 67 100,00
Mengetahui proses usaha 0 0,00 1 1,49 5 7,46 35 52,24 26 38,81 67 100,00
Mengendalikan usaha 1 1,49 1 1,49 20 29,85 25 37,31 20 29,85 67 100,00
Mengetahui posisi keuangan 0 0,00 1 1,49 16 23,88 37 55,22 13 19,40 67 100,00
Mengetahui kinerja
perusahaan 0 0,00 1 1,49 13 19,40 29 43,28 24 35,82 67 100,00
Mengetahui kenaikan atau
penurunan modal 0 0,00 2 2,99 9 13,43 28 41,79 28 41,79 67 100,00
30
Sesuai dengan standar
peraturan dari
Bank,koperasi,paguyuban
1 1,49 0 0,00 8 11,94 30 44,78 28 41,79 67 100,00
Menggambarkan usaha yang
mendatang 0 0,00 1 1,49 13 19,40 34 50,75 19 28,36 67 100,00
Mengetahui efektifitas usaha
yang akan datang 0 0,00 1 1,49 22 32,84 24 35,82 20 29,85 67 100,00
Total 4 27 195 423 289 938
Rata-rata 0,43 2,88 20,79 45,10 30,81 100,00
Sumber: data primer, 2014
Semakin lama usaha beroperasi, maka skala usaha semakin besar, aktivitas
semakin banyak, pengambilan keputusan semakin kompleks, sehingga semakin
membutuhkan informasi akuntansi dalam mengoperasionalkan usaha. Pemilik usaha
akan semakin membutuhkan informasi akuntansi tersebut untuk pengambilan
keputusan usaha yang semakin kompleks dalam menghadapi persaingan usaha. Dari
hasil penelitian menunjukan bahwa pemilik UMKM sering (38,81%) dan sangat sering
(38,81%) menggunakan informasi akuntansi. Jika dilihat dari lama usaha, usaha diatas
usia 20 tahun yang cenderung sering menggunakan informasi akuntansi sebesar
(16,42%), dan usaha diatas usia 20 tahun yang cenderung sangat sering menggunakan
informasi akuntansi sebesar (13,43%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel
14 berikut.
Tabel 14. Penggunaan Informasi Akuntansi Berdasarkan Lama Usaha
Lama Usaha
Penggunaan Informasi Akuntansi
Tidak
Pernah
Sama
sekali
Sekali-
Kali
Kadang-
kadang Sering
Sangat
Sering Total
< 10 tahun 0,00% 0,00% 1,49% 2,99% 4,48% 8,96%
11 tahun - 15 tahun 0,00% 1,49% 2,99% 5,97% 8,96% 19,41%
16 tahun - 20 tahun 1,49% 1,49% 4,48% 13,43% 11,94% 32,83%
31
> 20 tahun 1,49% 1,49% 5,97% 16,42% 13,43% 38,80%
Total 2,98% 4,47% 14,93% 38,81% 38,81% 100,00%
Sumber: data primer, 2014
Tabel 15. Jumlah Responden Berdasarkan Lama Usaha Dengan Penggunaan
Informasi Akuntansi
F % F % F % F % F % F %
< 10 tahun 0 0.00% 0 0.00% 1 16.67% 2 33.33% 3 50.00% 6 100%
11 tahun - 15 tahun 0 0.00% 1 7.69% 2 15.38% 4 30.77% 6 46.15% 13 100%
16 tahun - 20 tahun 1 4.55% 1 4.55% 3 13.64% 9 40.91% 8 36.36% 22 100%
> 20 tahun 1 3.85% 1 3.85% 4 15.38% 11 42.31% 9 34.62% 26 100%
TotalLama Usaha
Tidak Pernah
Sama sekaliSekali-kali
Kadang-
kadangSering
Sangat
Sering
Sumber: data primer, 2014
Tabel 15 dapat dijelaskan bahwa, sebagian besar pemilik UMKM konveksi di
Desa Padurenan Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus, telah menjalankan usaha selama
lebih dari 20 tahun, dan merupakan responden terbanyak. Pemilik UMKM konveksi
yang berumur lebih dari 20 tahun yang sering menggunakan informasi akuntansi
sebesar (42,31%) dan pemilik UMKM konveksi yang berumur 11-15 tahun yang
menjawab sangat sering menggunakan informasi akuntansi sebesar (46,15%)
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar pemilik UMKM Konveksi
di Desa Padurenan Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus berdasarkan omset perbulan
berpendapat sering (44,78%) dan sangat sering (43,28%) menggunakan informasi
akuntansi. Jika dilihat dari omset usaha, sebagian besar pemilik UMKM konveksi yang
memiliki omset ≤ Rp 25 juta berpendapat sering (32,84%) dan sangat sering (29,85%)
menggunakan informasi akuntansi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 16
berikut.
32
Tabel 16. Penggunaan Informasi Akuntansi Berdasarkan Omset Perbulan
Omset Perbulan
Penggunaan Infoemasi Akuntansi
Tidak
Pernah
Sama
sekali
Sekali-
Kali
Kadang-
kadang Sering
Sangat
Sering Total
≤ Rp. 25 juta 1,49% 2,99% 2,99% 32,84% 29,85% 70,15%
> Rp. 25 juta – Rp 125 juta 0,00% 1,49% 2,99% 11,94% 13,43% 29,85%
> Rp. 125juta – Rp 208 juta 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Total 1,49% 4,48% 5,98% 44,78% 43,28% 100,00%
Sumber: data primer, 2014
Tabel 17. Jumlah Responden Berdasarkan Omset Perbulan Dengan
Penggunaan Informasi Akuntansi
≤ Rp. 25 juta 1 2,13% 2 4,26% 2 4,26% 22 46,81% 20 42,55% 47 100%
> Rp. 25 juta – Rp 125 juta 0 0,00% 1 5,00% 2 10,00% 8 40,00% 9 45,00% 20 100%
> Rp. 125juta – Rp 208 juta 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00%
Sangat
SeringTotalOmset Perbulan
Tidak Pernah
Sama sekaliSekali-kali
Kadang-
kadangSering
Sumber: data primer, 2014
Tabel 17 dapat dijelaskan bahwa, sebagian besar pemilik UMKM konveksi di
Desa Padurenan Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus yang paling banyak adalah yang
memiliki omset perbulan sebesar ≤ Rp 25 juta. Pemilik UMKM konveksi yang
memiliki omset perbulan ≤ Rp 25 juta cenderung sering menggunakan informasi
akuntansi (46,81%) dan pemilik UMKM konveksi yang memiliki omset perbulan > Rp
25 – Rp 125 juta yang cenderung sangat sering menggunakan informasi akuntansi
(45,00%).
33
Tabel 18 dijelaskan bahwa, pengusaha konveksi di UMKM Konveksi Desa
Padurenan Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus yang berpendapat sering
menggunakan informasi akuntansi sebesar 49,26% dan yang sangat sering
menggunakan informasi akuntansi sebesar 35,82%. Jika dilihat dari aset perbulan,
sebagian besar pemilik UMKM konveksi yang memiliki aset perbulan > Rp 50 – Rp
200 juta berpendapat sering (44,78%) dan sangat sering (34,33%) menggunakan
informasi akuntansi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.18 berikut.
Tabel 18. Penggunaan Informasi Akuntansi Berdasarkan Aset Perbulan
Aset Perbulan
Penggunaan Infoemasi Akuntansi
Tidak
Pernah
Sama
sekali
Sekali-
Kali
Kadang-
kadang Sering
Sangat
Sering Total
≤ 50 juta 0,00% 0,00% 0,00% 4,48% 1,49% 5,97%
> Rp. 50 juta – Rp. 200 juta 1,49% 5,97% 7,46% 44,78% 34,33% 94,03%
> Rp. 200 juta – Rp. 350 juta 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Total 1,49% 5,97% 7,46% 49,26% 35,82% 100,00%
Sumber: data primer, 2014
Tabel 19. Jumlah Responden Berdasarkan Aset Perbulan Dengan Penggunaan
Informasi Akuntansi
≤ 50 juta 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% 3 75.00% 1 25.00% 4 100%
> Rp. 50 juta – Rp. 200 juta 1 1.59% 4 6.35% 5 7.94% 30 47.62% 23 36.51% 63 100%
> Rp. 200 juta – Rp. 350 juta 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%
Sangat Sering TotalAset Perbulan Tidak Pernah Sekali-kali Kadang-kadang Sering
Sumber: data primer, 2014
34
Tabel 19 dapat dijelaskan bahwa, sebagian besar pemilik UMKM konveksi di
Desa Padurenan Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus yang paling banyak adalah yang
memiliki aset perbulan sebesar > Rp 50 – Rp 200 juta. Pemilik UMKM yang memiliki
omset perbulan > Rp 50 – Rp 200 juta yang cenderung sering menggunakan informasi
akuntansi sebesar 47,62% dan yang cenderung sangat sering menggunakan informasi
akuntansi sebesar 36,51%.
Keberhasilan Usaha
Tabel 20 dapat dijelaskan bahwa menurut pemilik UMKM konveksi, sebagian
besar setuju (41,64%) dan sangat setuju (39,70%) dengan indikator keberhasilan usaha.
Pemilik UMKM setuju dengan indikator keberhasilan usaha jika jumlah karyawan
meningkat (43,28%), pesanan pelanggan saya meningkat (46,27%), promosi produk
saya meningkat (46,27%), harga jual produksinya meningkat (karena kualitas produk
meningkat) (40,30 %), pendapatan yang bertambah (46,27%), dan penjualan
meningkat (41,79%). Pemilik juga berpendapat sangat setuju pada indikator
keberhasilan usaha berupa omset meningkat (46,27%), bertambahnya modal (43,28%)
dan pendapatan yang bertambah (46,27 %), jumlah produksi meningkat (44,78%), dan
alat produksi saya (mesin, peralatan) meningkat (49,25%).
35
Tabel 20. Keberhasilan Usaha
Indikator
Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
Setuju
Ragu-
ragu Setuju
Sangat
Setuju Total
F % F % F % F % F % F %
Jumlah karyawan saya
meningkat 0 0,00 11 16,42 6 8,96 29 43,28 21 31,34 67 100,00
Pesanan pelanggan saya
meningkat 0 0,00 0 0,00 14 20,90 31 46,27 22 32,84 67 100,00
Omset saya meningkat 0 0,00 1 1,49 11 16,42 24 35,82 31 46,27 67 100,00
Promosi produk saya
meningkat 0 0,00 1 1,49 6 8,96 31 46,27 29 43,28 67 100,00
Harga jual produksinya
meningkat (karena kualitas
produk meningkat)
1 1,49 6 8,96 13 19,40 27 40,30 20 29,85 67 100,00
Modal saya bertambah 1 1,49 1 1,49 12 17,91 24 35,82 29 43,28 67 100,00
Pendapatan saya bertambah 0 0,00 1 1,49 4 5,97 31 46,27 31 46,27 67 100,00
Penjualan saya meningkat 1 1,49 5 7,46 13 19,40 28 41,79 20 29,85 67 100,00
Jumlah produksi saya
meningkat 1 1,49 2 2,99 8 11,94 26 38,81 30 44,78 67 100,00
Alat produksi saya (mesin,
peralatan) meningkat 0 0,00 1 1,49 5 7,46 28 41,79 33 49,25 67 100,00
Total 4 29 92 279 266 670
Rata-rata 0,60 4,33 13,73 41,64 39,70 100,00
Sumber: data primer, 2014
Tabel 21 dapat dijelaskan bahwa, pemilik UMKM Konveksi di Desa Padurenan
Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus berdasarkan lama usaha berpendapat setuju
(35,82%) dan sangat setuju (37,32%) dengan keberhasilan usaha. Jika dilihat dari lama
usaha, usaha diatas 20 tahun yang setuju (16,42%), hal ini disebabkan karena sebagian
36
besar pemilik UMKM Konveksi telah menjalankan usaha lebih dari 20 tahun.
Kemudian usaha diatas 20 tahun yang cenderung sangat setuju dengan keberhasilan
usaha sebesar (14,93%).
Tabel 21. Keberhasilan Usaha Berdasarkan Lama Usaha
Lama Usaha
Keberhasilan Usaha
Sangat
Tidak
setuju
Tidak
Setuju
Ragu-
ragu Setuju
Sangat
Setuju Total
< 10 tahun 1,49% 1,49% 1,49% 1,49% 2,99% 8,95%
11 tahun - 15 tahun 1,49% 2,99% 2,99% 5,97% 5,97% 19,41%
16 tahun - 20 tahun 2,99% 1,49% 2,99% 11,94% 13,43% 32,84%
> 20 tahun 2,99% 1,49% 2,99% 16,42% 14,93% 38,82%
Total 8,96% 7,46% 10,46% 35,82% 37,32% 100,00%
Sumber: data primer, 2014
Tabel 22. Jumlah Responden Berdasarkan Lama Usaha Dengan Keberhasilan
Usaha
F % F % F % F % F % F %
< 10 tahun 1 16.67% 1 16.67% 1 16.67% 1 16.67% 2 33.33% 6 100%
11 tahun - 15 tahun 1 7.69% 2 15.38% 2 15.38% 4 30.77% 4 30.77% 13 100%
16 tahun - 20 tahun 2 9.09% 1 4.55% 2 9.09% 8 36.36% 9 40.91% 22 100%
> 20 tahun 2 7.69% 1 3.85% 2 7.69% 11 42.31% 10 38.46% 26 100%
Lama Usaha
Sangat Tidak
SetujuTidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju Total
Sumber: data primer, 2014
Tabel 22 dapat dijelaskan bahwa, sebagian besar pemilik UMKM konveksi di
Desa Padurenan Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus, telah menjalankan usaha selama
lebih dari 20 tahun, dan merupakan responden terbanyak. Pemilik UMKM konveksi
yang berumur lebih dari 20 tahun yang cenderung setuju terhadap keberhasilan usaha
37
sebesar (42,31%) dan pemilik UMKM konveksi yang berumur 16-20 tahun yang
cenderung sangat setuju sebesar (40,91%)
Sebagian besar pemilik UMKM Konveksi di Desa Padurenan Kecamatan Gebog
Kabupaten Kudus berdasarkan omset perbulan berpendapat setuju (56,72%) dan sangat
setuju (31,35%) dengan keberhasilan usaha yang dijalani. Jika dilihat dari omset usaha,
pemilik UMKM konveksi yang memiliki omset ≤ Rp 25 juta yang cenderung setuju
dengan keberhasilan usaha sebesar 40,31% dan yang cenderung sangat setuju dengan
keberhasilan usaha sebesar 23,89%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 23
berikut.
Tabel 23. Keberhasilan Usaha Berdasarkan OmsetPerbulan
Omset
Keberhasilan Usaha
Sangat
Tidak
setuju
Tidak
Setuju
Ragu-
ragu Setuju
Sangat
Setuju Total
≤ Rp. 25 juta 1,49% 1,49% 2,99% 40,30% 23,89% 70,15%
> Rp. 25 juta – Rp 125 juta 1,49% 1,49% 2,99% 16,42% 7,46% 29,85%
> Rp. 125juta – Rp 208 juta 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Total 2,98% 2,98% 5,98% 56,72% 31,35% 100,00%
Sumber: data primer, 2014
Tabel 24. Jumlah Responden Berdasarkan Omset Perbulan Dengan
Keberhasilan Usaha
38
≤ Rp. 25 juta 1 2.13% 1 2.13% 2 4.26% 27 57.45% 16 34.04% 47 100%
> Rp. 25 juta – Rp 125 juta 1 5.00% 1 5.00% 2 10.00% 11 55.00% 5 25.00% 20 100%
> Rp. 125juta – Rp 208 juta 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%
Omset PerbulanSangat Tidak
SetujuTidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju Total
Sumber: data primer, 2014
Tabel 24 dapat dijelaskan bahwa, sebagian besar pemilik UMKM konveksi di
Desa Padurenan Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus yang paling banyak adalah yang
memiliki omset perbulan sebesar ≤ Rp 25 juta. Pemilik UMKM yang memiliki omset
≤ Rp 25 juta perbulan yang cenderung setuju dengan keberhasilan usaha sebesar
57,45% dan yang cenderung sangat setuju dengan keberhasilan usaha sebesar 34,04%.
Tabel 25 menunjukan bahwa sebagian besar pemilik UMKM Konveksi di Desa
Padurenan Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus berdasarkan aset perbulan
berpendapat setuju (53,74% ) dan sangat setuju (38,81%) dengan keberhasilan usaha.
Jika dilihat dari aset perbulan, aset diatas Rp. 50 juta – Rp. 200 juta yang berpendapat
setuju dengan keberhasilan usaha sebesar 50,75 % dan yang berpendapat sanga setuju
dengan keberhasilan usaha sebesar 35,82%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel 4.21 berikut.
Tabel 25. Keberhasilan Usaha Berdasarkan AsetPerbulan
Aset
Keberhasilan Usaha
Sangat
Tidak
setuju
Tidak
Setuju
Ragu-
ragu Setuju
Sangat
Setuju Total
≤ 50 juta 0,00% 0,00% 0,00% 2,99% 2,99% 5,97%
> Rp. 50 juta – Rp. 200 juta 1,49% 2,98% 2,98% 50,75% 35,82% 94,02%
39
> Rp. 200 juta – Rp. 350 juta 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Total 1,49% 2,98% 2,98% 53,74% 38,81% 100,00%
Sumber: data primer, 2014
Tabel 26. Jumlah Responden Berdasarkan Aset Perbulan Dengan Keberhasilan
Usaha
≤ 50 juta 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% 2 50.00% 2 50.00% 4 100%
> Rp. 50 juta – Rp. 200 juta 1 1.59% 2 3.17% 2 3.17% 34 53.97% 24 38.10% 63 100%
> Rp. 200 juta – Rp. 350 juta 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%
Aset PerbulanSangat Tidak
SetujuTidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju Total
Sumber: data primer, 2014
Tabel 26 dapat dijelaskan bahwa, sebagian besar pemilik UMKM konveksi di
Desa Padurenan Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus yang paling banyak adalah yang
memiliki aset perbulan sebesar Rp. 50 juta – Rp. 200 juta. Pemilik UMKM yang
memiliki aset perbulan > Rp 50 – Rp 200 juta yang cenderung setujumenggunakan
informasi akuntansi sebesar 53,97% dan yang cenderung sangat setuju menggunakan
informasi akuntansi sebesar 38,10%.
Pengaruh Penggunaan Informasi Akuntansi Terhadap Keberhasilan Usaha
Dilihat dari hasil analisis hasil uji R2 = 0,624. Hal tersebut menunjukkan bahwa
penggunaan informasi akuntansi memiliki pengaruh terhadap keberhasilan usaha
sebesar 62,40%, sedangkan sisanya sebesar 37,60% dipengaruhi oleh variabel lain.
Untuk menguji hipotesis yaitu mengetahui pengaruh penggunaan informasi akuntansi
terhadap keberhasilan usaha diketahui hasilnya sebagai berikut
40
Tabel 27. Output Statistik Pengujian Pengaruh Variabel Independen
Terhadap Variabel Dependen
Variabel Independen Konstanta B Hipotesis Sig Ket
Penggunaan informasi akuntansi 13,956 0,118 Ha 0,04 Diterima
R 2 0,624
N 67
Sumber: olahan SPSS
Hasil analisis regresi memperlihatkan variabel penggunaan informasi akuntansi
berpengaruh terhadap keberhasilan usaha pada UMKM Konveksi Desa Padurenan
Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus dengan tingkat signifikansi 0,042 yang lebih kecil
dari 0,05. Hal ini berarti bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara penggunaan
informasi akuntansi terhadap keberhasilan usaha, sehingga Ha pada penelitian ini
diterima.
Dari hasil pengaruh penggunaan informasi akuntansi terhadap keberhasilan
usaha ini sejalan dengan penelitian Nnenna (2012:52), Utomo, (2010: 45) dan Indriani
(2010: 51) yang menyatakan bahwa dengan penggunaan informasi akuntansi dapat
meningkatkan pengambilan keputusan dalam menjalankan usaha. Informasi akuntansi
mempunyai pengaruh sangat penting dalam pencapaian keberhasilan usaha, termasuk
bagi usaha kecil, kebanyakan pengusaha kecil di Indonesia tidak memiliki pengetahuan
akuntansi dan diantara mereka juga belum memahami pentingnya pencatatan keuangan
dan pembukuan bagi kelangsungan usaha.
Informasi akuntansi dapat digunakan untuk mengukur dan
mengkomunikasikan informasi keuangan UMKM yang sangat diperlukan oleh pihak
manajemen dalam merumuskan berbagai keputusan untuk memecahkan permasalahan
41
yang dihadapi. Selain itu juga informasi dapat digunakan untuk mengetahui jumlah
pembelian bahan baku, jumlah pemakaian bahan baku, jumlah produksi setiap hari,
jumlah penjualan tiap harinya, kenaikan atau penurunan modal, posisi keuangan serta
efisiensi usaha. Informasi akuntansi memegang peran yang sangat penting bagi
UMKM Konveksi Desa Padurenan Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus untuk
mengetahui kegiatan apa yang telah terjadi dalam perusahaannya serta untuk
melakukan evaluasi apakah kegiatan telah sesuai dengan apa yang direncanakan.
Pemilik UMKM Konveksi Desa Padurenan Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus
telah melakukan pencatatan dalam setiap aktivitas usaha yang bersifat keuangan. Hal
ini untuk membantu dalam proses mengelola usaha. Namun walau telah melakukan
pencatatan keuangan, pada umumnya tidak lengkap, karena kemungkinan para
pengusaha kurang memiliki pengetahuan akan akuntansi serta merasa kesulitan dalam
melakukan pencatatan secara baik. Laporan keuangan yang digunakan oleh UMKM
Konveksi Desa Padurenan Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus adalah catatan bahan
baku dan barang jadi serta catatan biaya produksi.
Tabel 28. Laporan/Catatan Akuntansi
Laporan/Catatan Tidak Menggunakan Menggunakan Total
Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase
Bahan baku 41 61,19% 26 38,81% 67 100,00%
Barang jadi 32 47,76% 35 52,24% 67 100,00%
Biaya produksi 30 44,78% 37 55,22% 67 100,00%
Pesanan 28 41,79% 39 58,21% 67 100,00%
Penggajian/
upah karyawan 25 37,31% 42 62,69% 67 100,00%
Penjualan 19 28,36% 48 71,64 % 67 100,00%
Sumber: data primer, 2013
42
Tabel 28 dapat dijelaskan bahwa, laporan atau catatan akuntansi yang banyak
digunakan oleh pemilik UMKM konveksi adalah catatan penjualan (71,64%), yang
difungsikan untuk mencatat pendapatan yang diperoleh walaupun nota hasil penjualan
hanya di tancapkan di paku dan tidak mencatat jumlah nominal, yang penting uang
yang diperoleh dari hasil penjualan sesuai dengan yang ada di nota. Pemilik juga
menggunakan catatan pesanan walau hanya menghitung dan mengingat yang sudah
jadi karena yang dibuat berdasarkan pesanan. Selain itu catatan lain yang digunakan
berupa biaya produksi (55,22%), pemilik UMKM konveksi hanya menyimpan nota
bukti pembelian bahan baku, pesanan pelanggan (58,21%), karena pemilik hanya
mengingat pesanan dari pelanggan dan penggajian atau upah karyawan (62,69%)
karena upah karyawan hanya melihat dari laporan karyawan dalam sehari mampu
mengeerjakan berapa pesanan. Namun ada UMKM konveksi yang tidak menggunakan
catatan bahan baku (61,19 %) hal ini disebabkan karena pemilik tidak menghitung
jumlah bahan baku yang tersedia karena sebagian besar sisa bahan baku berupa
potongan kain yang masih bias digunakan untuk produksi.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
43
Penggunaan informasi akuntansi, terbukti berpengaruh terhadap keberhasilan
UMKM Konveksi di Desa Padurenan Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus.
Implikasi Teoritis
Kesimpulan ini sejalan dengan penelitian Nnenna (2012:52), Utomo, (2010: 45)
dan Indriani (2010: 51). Hal tersebut berarti bahwa, dengan penggunaan informasi
akuntansi dapat menjadi pedoman untuk meningkatkan pengambilan keputusan dalam
organisasi dalam menjalankan usaha. Karena dengan penggunaan informasi akuntansi
berupa catatan keuangan dapat digunakan bagi pemilik UMKM untuk pengambilan
keputusan-keputusan dalam pengelolaan usaha untuk mencapai keberhasilan usaha.
Implikasi Terapan
Penggunaan informasi akuntansi yang berupa informasi operasi, informasi
akuntansi manajemen dan informasi akuntansi keuangan dapat digunakan oleh pelaku
UMKM untuk perencanaan usaha, mengontrol kegiatan usaha, mengambil keputusan
dalam pengelolaan usaha, serta untuk melakukan evaluasi, sehingga dengan melakukan
hal tersebut nantinya dapat digunakan untuk menunjang keberhasilan usaha. Oleh
sebab itu pengusaha UMKM Konveksi Desa Padurenan Kecamatan Gebog Kabupaten
Kudus diharapkan membiasakan menggunakan informasi akuntansi dalam segala
kegiatan usaha seperti mencatat bahan baku, barang jadi, biaya produksi, pesanan
pelanggan, penggajian.
44
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini hanya memfokuskan pada variabel penggunaan informasi
terhadap keberhasilan usaha. Selain itu juga jawaban responden subyektif, hal ini
disebabkan karena jawaban responden mengarah kepada persepsi responden terhadap
penggunaan informasi akuntasi dan keberhasilan usaha.
Penelitian Yang Akan Datang
Untuk penelitian yang akan datang diharapkan peneliti dapat menambah variabel
lain yang mempengaruhi keberhasilan usaha, seperti pengalaman menjalankan usaha,
lama usaha, pemahaman akan informasi akuntansi, serta persepsi pemilik terhadap
informasi akuntansi.
Daftar Pustaka
Andari, S, 2011.Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. Jakarta: Salemba
Empat.
45
Astuti, E. 2007. Pengaruh Karakteristik Internal Perusahaan Terhadap Penyiapan
Dan Penggunaan Informasi Akuntansi Perusahaan Kecil Dan Menengah Di
Kabupaten Kudus. Tesis Program Studi Magister Sains Akuntansi Program
Pascasarjana Universitas Diponegoro
Belkaoui, A.R. 2000. Teori Akuntansi. Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.
Deswira, E.Neldi, M. Lusiana, 2009. Analisa Tingkat Pemahaman Pengusaha Sektor
Usaha Kecil Menengah (Ukm) Terhadap Informasi Akuntansi Pada Laporan
Keuangan (Studi Empiris pada UKM yang terdaftar di Dinas Koperasi dan
UMKM Kota Padang). UPI “YPTK”, padang
Ermaliana, 2013. Implementasi Pencatatan Keuangan Oleh Pengusaha Mikro-Kecil
Di Kecamatan Ciputat. Jurnal Liquidity. Vol. 2, No. 1 Januari-Juni, hlm 66-72.
Financial Accounting Standards Board, Statement of Financial Accounting Concepts
No. 1: Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises ( Stamford,
CT: FASB, 1978 ).
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Haryadi, D. Erna, E.Maspiyati, 1998, Tahap Perkembangan Usaha Kecil, AKATIGA,
Bandung
Holmes, S., and Nicholls, D., 1988, An Analysis of The Use of Accounting Information
by Australian Small Business, Journal of Small Business Management, 26 (20),
57-68
Indriani, N, 2010. Pengaruh Karakteristik Penggunaan Informasi Akuntansi Terhadap
Keberhasilan Usaha Pada Hotel-Hotel Berbintang Di Wilayah Surakarta Dan
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Universitas Gajah Mada Yogyakarta
Kasmir, 2006. Kewirausahaan. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada.
KPMG, 2005. Uses of Accounting Information and the Financial Statements.
Providence, Rhode Island
Kurniawati, P. Kurniawan, Y. Kristiani, M. 2013. Accounting Information for Business
Decision Making and Performance Assessment in Small and Medium Enterprises
(SMEs. The Journal of Social Science 762013 pp. 67-95
46
Lestari, F, 2011. Pengaruh Jiwa Kewirausahaan Dan Kreativitas Terhadap
Keberhasilan Usaha Pada Sentra Industri Rajutan Binong Jati Bandung.Jurnal
Ekonomi Bisnis dan Akuntansi No. 1/Vol. 1/September.
Lindrayanti. P, 2003. Sikap Kewirausahaan Dalam Hubungannya Dengan
Keberhasilan Usaha Pedagang Buah Di Pasar Guntur Garut. Bandung :
Simposium Nasional Akuntansi 8 – Solo 87-99
Mulyadi,2001. Akuntansi Manajemen : konsep, manfaat, dan rekayasa. Yogyakarta:
BP-STIE YKPN
Nnenna, O, 2012. The Use Accounting Information as an Aid to Management in
Decision Making. British Journal of Science. May 2012, Vol. 5 (1)
Pinasti, M. 2007. Penggunaan Informasi Akuntansi dalam Pengelolaan Usaha
ParaPedagang Kecil di Pasar Tradisional Kabupaten Banyumas.”Jurnal
Ekonomi,Bisnis dan Akuntansi No. 1/Vol. 3/Mei.
Saboet, H.V. 1994. Pentingnya Informasi Akuntansi Dalam Kehidupan Manajemen,
Majalah Ekonomi No. 11 – TH. 111- 1994.
Scott, W.R. 2009. Financial Accounting Theory. 4th ed. Pearson Education Canada
Inc. Toronto.
Suhairi, 2004. Persepsi Akuntan Terhadap Overload Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) Bagi Usaha Kecil Dan Menengah. Simposium Nasional Akuntansi 9
Padang
Suryana, 2003. Kewirausahaan. Salemba Empat: Jakarta.
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Bisnis. CV. Alfabeta. Bandung.
Utomo. WP, 2010. Pengaruh Persepsi Dan Penggunaan Informasi Akuntansi
Terhadap Keberhasilan Pengusaha Tanaman Hias Di Surabaya. Universitas
Pembangunan Nasional (UPN). Jawa Timur
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2008. Tentang Usaha Mikro,
kecil dan menengah
Walther. M, Christopher J. 2009. Using Accounting Information. London Business
School
Waridah, 1992. Kewirausahaan .Jakarta : Salemba Empat
47
Wibowo. R, 2012.Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Bahan Baku, Mesin Terhadap
Produksi Industri Kecil Konveksi Desa Padurenan Kecamatan Gebog
Kabupaten Kudus. Jurnal Economics Development Analysis Journal. EDAJ 1
(2) (2012)
http://www.bisnis.com/m/ktt-apec-2013-empat-agenda-disiapkan-untuk-
pengembangan-ukm
http://www.bisnis-jateng.com/index.php/2011/05/kudus-kembangkan-klaster-
produktif-untuk-tarik-wisatawan/
(www.bandung.bisnis.com)
(www.promojateng-pemprovjateng.com)