PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY
PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VIII-1
MTS. ANNAJAH
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Gelar Sarjana Pada Program Studi
Sosiologi Antropologi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Disusun Oleh :
BAYU PURNOMO
NIM. 108015000106
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
Anissa
ABSTRAK
BAYU PURNOMO. Penerapan Metode Pengajaran Discovery – Inquiry pada
Mata Pelajaran IPS Terpadu untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di
Kelas VIII-1 MTs. Annajah. Skripsi. Jakarta: Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah. 2015.
Permasalahan utama yang dikaji dalam penelitian ini rendahnya hasil
belajar siswa kelas VIII-1 pada mata pelajaran IPS Terpadu. Penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII-1 pada mata
pelajaran IPS Terpadu dengan menggunakan metode pengajaran Discovery-
Inquiry .
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan
kelas (PTK). Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa
kelas VIII-1 MTs. Annajah dengan jumlah 35 siswa yang terdiri dari 6 siswa laki-
laki dan 29 siswa perempuan. Instrumen yang dipakai adalah tes, observasi dan
wawancara tidak terstruktur. Instrument tes berupa tes awal dan tes akhir dalam
bentuk pilihan ganda sebanyak 20 butir soal.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat
melalui siklus yang telah dilakukan. Dengan indikator keberhasilan adalah 75,
nilai rata-rata pretest siswa pada siklus I sebesar 52,7 dengan persentase
ketuntasan sebesar 0%. Sedangkan pada nilai rata-rata posttest siswa sebesar 71
dengan persentase ketuntasan sebesar 40%. .Pada siklus II terjadi peningkatan
hasil belajar IPS siswa. Nilai Rata-rata pretest siswa sebesar 64,1 dengan
persentase ketuntasan sebesar 6%. Sedangkan nilai rata-rata pada posttest siswa
sebesar 82,6 dengan persentase ketuntasan 100%. Selain itu, terjadi peningkatan
N-Gain dari tiap siklusnya. Pada siklus I terdapat 10 siswa yang kategori rendah.
Sedangkan pada siklus II hanya terdapat 4 siswa yang kategori rendah. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan metode pembelajaran
Discovery-Inquiry, dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas VIII-1
MTs. Annajah.
Kata Kunci: Metode Pembelajaran Discovery-Inquiry, Hasil Belajar IPS.
ABSTRACT
Bayu Purnomo, Teaching Model Application Discovery-Inquiry To Improve
Learning Outcomes IPS (in Classroom Action Research Class VIII-1 in MTs.
Annajah): Thesis, Social Sciene Education Program Faculty of Tarbiyah and
Teaching Science of State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta
(UIN).2015
Based on initial observations of researchers, found some problems that
occurred in class VIII-1 in MTs. Annajah. Among these are the students learning
outcomes is still relatively low.
This study aims to determine the increase in learning outcomes in social
studies class VIII-1 in MTs. Annajah by applying Discovery-Inquiry learning
model to improve learning outcomes. The method used in this research is
Classroom Action Research (PTK). Subjects in this study were all eighth grade
students by the number of 35 students. The research instrument used three
instrument, test, observation, and unstructural interview. In test, instrument used
was social studies achievement test instruments such as pretest and posttest on the
subject of Social Deviation by 20 multiple-choice questions.
Based on the research that has been done shows that the learning
outcomes of students has increased. The increase can be seen through a cycle that
has been done. While indicators of success achieved is 75. The average value of
pretest students in the first cycle at 52,7 with a percentage of 0% completeness.
While The average value of posttest at 71 with a percentage of 40%
completeness.. While on the second cycle increased IPS student learning
outcomes. The average value of pretest students at 64,1 with a percentage of 6%
completeness. While the average value of the posttest students by 82 to 100%
percentage of completeness. In addition, an increase in N-Gain of each cycle. In
the first cycle there are 10 students who achieve low category.While on the second
cycle there are 4 students who achieve low category. It can be concluded that
through the application of learning method Discovery-Inquiry, IPS can improve
learning outcomes in class VIII-1 in MTs. Annajah.
Keywords: Discovery-Inquiry Teaching Method, Learning Outcomes IPS.
KATA PENGANTAR
Hanya ungkapan rasa syukur yang tiada terkira atas segala limpahan
nikmat yang luas tanpa batas serta anugerah yang agung tak terhitung dari Illahi
Rabbi, karena berkat itu semua penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan
umat manusia, Nabi Muhammad SAW, makhluk mulia yang penuh dengan rasa
cinta dan kasih sayang kepada sesama manusia.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan
dari berbagai pihak, baik moril maupun materiil, maka penulis mengucapkan
terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta
3. Drs. H. Syaripulloh, M.Si dan Annisa Windarti, M.Sc, dosen pembimbing
khususnya yang sangat sabar dan dosen Pendidikan IPS UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta umumnya
4. Seluruh civitas akademi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Staf perpustakaan umum dan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan motivasi penulis selama
menempuh pendidikan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Bapak Drs. H. Sam`unal Ghozi, kepala sekolah MTs. Annajah yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
8. Bapak H. Basyarudin Rasyid dan Ibu Ulfah Shihah, S.Ei selaku guru IPS
Terpadu MTs. Annajah yang telah memberikan bimbingan selama penulis
melaksanakan penelitian.
9. “laskar Terakhir IPS”(Faiz, Aini, Norma, Ucup, dan Ira), Lala yang telah
membantu dalam hal referensi dan Rina yang selalu memotivasi.
Atas bantuan mereka yang sangat berharga, penulis berdo'a semoga Allah
S.W.T. memberikan balasan yang berlipat ganda sebagai amal shaleh dan ketaatan
kepada-Nya, Amin.
Jakarta, 10 Juni 2015
Penulis
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ......................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................... iii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .............................................. iv
ABSTRAK ...................................................................................................... v
ABSTRACT ..................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv
DAFTAR DIAGRAM .................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ......................................................... 4
D. Perumusan Masalah ........................................................... 4
E. Tujuan Penelitian .............................................................. 5
F. Manfaat Penelitian ............................................................ 5
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Landasan Teori ................................................................... 6
1. Pengertian Belajar ........................................................ 6
2. Pengertian Hasil Belajar ............................................... 10
3. Aspek-aspek Hasil Belajar ........................................... 14
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ....... 14
a. Faktor Internal ............................................................ 14
b. Faktor Eksternal ......................................................... 15
x
5. Metode Pembelajaran ................................................... 16
a. Metode Pembelajaran Langsung ................................ 17
b. Metode Pembelajaran Kooperatif ............................... 17
c. Metode Pembelajaran Berdasarkan Masalah ............. 18
d. Diskusi ........................................................................ 18
6. Pengertian Pembelajaran Kooperatif............................ 19
a. Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif ...................... 19
b. Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif ....................... 21
7. Metode Pembelajaran Discovery.................................. 21
8. Metode Pembelajaran Inquiry ...................................... 22
9. Metode Pembelajaran Discovery-Inquiry .................... 22
a. Macam-Macam Metode Discovery – Inquiry ............ 23
1) Discovery – Inquiry tepimpin ................................. 24
2) Discovery – Inquiry bebas ....................................... 24
3) Discovery – Inquiry bebas yang dimodifikasi ......... 24
b. Fungsi Metode Pembelajaran Discovery – Inquiry .... 24
c. Karakteristik Metode Discovery-Inquiry.................... 25
d. Keunggulan Metode Pembelajaran
Discovery – Inquiry .................................................... 25
e. Kelemahan Metode Pembelajaran
Discovery – Inquiry .................................................... 26
f. Langkah-langkah Metode Discovery-Inquiry ............ 26
10. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) .................. 27
a. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial ..................................................... 28
B. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................... 29
C. Kerangka Berpikir ............................................................. 29
D. Hipotesis Tindakan ............................................................ 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................ 31
xi
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ......... 31
C. Subjek Penelitian ................................................................ 35
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ........................ 35
E. Tahapan Intervensi Tindakan ............................................. 35
F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan ....................... 36
G. Data dan Sumber Data ....................................................... 36
H. Instrumen Pengumpulan Data ............................................ 36
I. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 36
1. Observasi/pengamatan .................................................. 36
2. Wawancara ................................................................... 37
3. Tes Hasil Belajar........................................................... 38
J. Teknik Analisis dan Interpretasi Data ................................ 39
1. Analisis Taraf Kesukaran ............................................. 40
2. Analisis Daya Pembeda ................................................ 41
3. Analisis Validitas .......................................................... 42
4. Analisis Realibilitas ...................................................... 43
K. Pengembangan Perencanaan Tindakan .............................. 44
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA dan PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ................................................................... 45
1. Profil sekolah ................................................................ 45
2. Ciri Khas / Kekhasan Sekolah ...................................... 44
B. Analisis Data ..................................................................... 46
1. Penelitian Pendahuluan ................................................. 46
2. Tindakan Pembelajaran Siklus I ................................... 47
3. Tindakan Pembelajaran Siklus II .................................. 50
4. Pemeriksaan Keabsahan Data ....................................... 52
C. Pembahasan ....................................................................... 53
1. Hasil Belajar Siswa ....................................................... 53
2. Interpretasi Hasil Analisis............................................. 60
xii
BAB V KESIMPULAN dan SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................ 68
B. Saran .......................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 70
LAMPIRAN ................................................................................................... xvii
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Desain Penelitian............................................................. 34
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Belajar Siklus I ...................................................... 54
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siklus II ..................................................... 57
Tabel 4.3 Rekapitulasi Perbandingan Hasil Belajar
Siklus I dengan Siklus II ................................................. 60
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Peningkatan Hasil Belajar Siswa ..... 63
xv
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Persentase N-Gain Siklus I ............................................. 56
Diagram 4.2 Persentase Siswa yang Mencapai KKM (siklus I) .......... 56
Diagram 4.3 Persentase N-Gain Siklus II ............................................ 59
Diagram 4.4 Persentase Siswa yang Mencapai KKM (siklus II) ......... 59
Diagram 4.5 Perbandingan Rata-Rata Hasil Belajar Siklus I
dan Siklus II .................................................................... 62
Diagram 4.6 Perbandingan Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar
Siklus I dan Siklus II ....................................................... 64
Diagram 4.7 Perbandingan Hasil N-Gain Siklus I dan Siklus II ......... 66
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Soal Awal
Lampiran 2 Soal Pre Test Siklus I
Lampiran 3 Soal Post Test Siklus I
Lampiran 4 Soal Pre Test Siklus II
Lampiran 5 Soal Post Test Siklus II
Lampiran 6 RPP Siklus I
Lampiran 7 RPP Siklus II
Lampiran 8 Outline materi
Lampiran 9 Data Anates Soal Awal
Lampiran 10 Data Anates Soal Pre Test Siklus I
Lampiran 11 Data Anates Soal Post Test Siklus I
Lampiran 12 Data Anates Soal Pre Test Siklus II
Lampiran 13 Data Anates Soal Post Test Siklus II
Lampiran 14 Data Hasil Analisis
Lampiran 15 Profil Madrasah
Lampiran 16 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 17 Riwayat Hidup Penulis
xvii
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk yang selalu merindukan kesempurnaan.
Oleh karena itu, dengan segala potensi yang dimilikinya, ia berusaha maju
dan berkembang untuk mencapai kesempurnaannya baik secara rohani
maupun jasmani. Demi mencapai kesempurnaannya, manusia dituntut
untuk berinteraksi dengan orang lain dan alam semesta yang senantiasa
berubah-ubah, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan
mempertahankan kehidupannya.
Manusia setiap saat membutuhkan belajar dari lingkungannya atau
alam semesta sampai ia menemukan cara bertindak yang tepat untuk
mempertahankan kehidupannya. Untuk kebutuhan belajar ini diperlukan
pengaruh dari luar, oleh Slamet Imam Santoso, disebut dengan istilah
“pendidikan”1
Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan
manusia kiranya merupakan hal yang tak dapat dibantah. Pada
kenyataanya pendidikan telah dilaksanakan semenjak adanya manusia,
hakikatnya pendidikan merupakan serangkaian peristiwa yang komplek
yang melibatkan beberapa komponen antara lain: tujuan, peserta didik,
pendidik, isi/bahan cara/metode dan situasi/lingkungan. Hubungan
keenam faktor tersebut berkait satu sama lain dan saling berhubungan
dalam suatu aktifitas satu pendidikan.
Di Indonesia, kesadaran akan pentingnya pendidikan telah disadari
sejak lama sebagaimana termaktub dalam UUSPN No. 20 pasal I ayat I
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
1 Hanun Asrohah, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos, 2001), h. 1
2
belajar agar peserta didik secara aktif membangun potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat bangsa dan negara.2
Dengan perkataan lain pendidikan merupakan suatu proses yang
melibatkan unsur-unsur yang diharapkan meningkatkan pendidikan yang
berkualitas. Guru sebagai unsur pokok penanggung jawab terhadap
pelaksanaan dan pengembangan proses belajar mengajar, diharapkan
dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar, proses belajar
mengajar merupakan inti dari kegiatan transformasi ilmu pengetahuan
dari guru kepada siswa. Untuk mencapai efektifitas dan efisiensi tersebut,
maka diperlukan adanya strategi yang tepat dalam mencapai tujuan
belajar mengajar yang diharapkan.
Berdasarkan keterangan di atas dapat dikatakan bahwa proses
pembelajaran di suatu sekolah pada hakikatnya adalah upaya yang
dilakukan oleh guru untuk membuat siswa belajar. Dengan demikian
kegiatan di kelas atau di sekolah yang tidak membuat siswa belajar tidak
dapat disebut sebagai proses pembelajaran.
Di Indonesia, pendidikan dilaksanakan dalam lingkup formal.
Yaitu wajib belajar.3
1. Wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang harus
diikuti oleh warga negara Indonesia atas tanggung jawab
Pemerintah dan pemerintah daerah.
2. Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan yang melandasi
jenjang pendidikan menengah, berbentuk Sekolah Dasar (SD)
dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat
serta sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah
tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.
2Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 42 3Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2008 Pasal 1
3
3. Sekolah Dasar yang selanjutnya disebut SD adalah salah satu
bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan
pendidikan umum pada jenjang pendidikan dasar.
4. Madrasah Ibtidaiyah yang selanjutnya disebut MI adalah salah
satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan
pendidikan umum dengan kekhasan agama Islam pada jenjang
pendidikan dasar, di dalam pembinaan Menteri Agama.
5. Sekolah Menengah Pertama yang selanjutnya disebut SMP
adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang
menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan
dasar sebagai lanjutan dari SD, MI, atau bentuk lain yang
sederajat.
Madrasah Tsanawiyah yang selanjutnya disebut MTs adalah salah
satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan
umum dengan kekhasan agama Islam pada jenjang pendidikan dasar
sebagai lanjutan dari SD, MI, atau bentuk lain yang sederajat, didalam
pembinaan Menteri Agama.
Mata pelajaran Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial terpadu (IPS
Terpadu) sering dianggap membosankan oleh semua pihak di lingkungan
sekolah, baik guru maupun siswa.4 Mata pelajaran IPS Terpadu dianggap
terlalu banyak menghafal, banyak membaca. Sehingga banyak siswa yang
merasa jenuh dengan materi mata pelajaran ini.
Kondisi tersebut juga diperparah oleh keadaan bahwa siswa
merasa kurang tertarik, menganggap mudah, jam pelajaran yang kurang
kondusif dan menganggap IPS pelajaran yang menjenuhkan. Keberadaan
mata pelajaran IPS Terpadu sering dianggap kurang bermanfaat bagi
siswa.
Metode mengajar juga menjadi salah satu bagian yang ikut
memperburuk pandangan berbagai pihak tentang mata pelajaran IPS
Terpadu. Terlebih lagi jika mata pelajaran ini disampaikan dengan cara-
cara yang kurang menarik. Penggunaan metode mengajar yang monoton,
4 Wawancara tidak terstruktur dengan guru bidang studi tanggal 14 November
2014
4
kurang variasi akan semakin memperparah keadaan. Kejenuhan siswa
akan lebih cepat muncul dalam kondisi seperti ini.
Kondisi siswa yang sudah merasa lelah, mengantuk, lapar, jenuh
selalu muncul setiap kali menerima pelajaran. Sikap siswa terhadap mata
pelajaran IPS Terpadu masih relatif kurang. Sehingga siswa semakin sulit
untuk dapat menguasai materi pada mata pelajaran IPS Terpadu.
Dari keterangan diatas penulis termotivasi untuk mengadakan
penelitian di MTs. ANNAJAH. untuk meningkatkan hasil belajar siswa
dengan menggunakan Metode Mencari dan Menemukan (DISCOVERY
INQUIRY).
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas, ada beberapa masalah yang ditemukan
dalam observasi awal, antara lain:
1. Kurangnya minat / motivasi belajar IPS Terpadu;
2. Penggunaan metode yang kurang tepat / menjemukan;
3. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS
Terpadu.
C. Pembatasan Masalah
Rendahnya hasil belajar siswa kelas VIII terhadap mata pelajan
IPS Terpadu di Madrasah Tsanawiyah ANNAJAH.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut di atas,
maka fokus penelitian dalam PTK ini adalah “Apakah penerapan
metode mencari dan menemukan (DISCOVERY INQUIRY) pada siswa
kelas VIII MTs ANNAJAH dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPS Terpadu?”
5
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar mata pelajaran IPS Terpadu pada siswa kelas VIII MTs
ANNAJAH Petukangan, Jakarta Selatan dengan penerapan metode
mencari dan menemukan (DISCOVERY INQUIRY).
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat bermanfaat dalam
peningkatan hasil belajar siswa.
2. Bagi Sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
dasar untuk merumuskan berbagai kebijakan tentang kegiatan
pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru yang berkaitan
dengan peningkatan hasil belajar siswa dan peningkatan
prestasi belajar.
3. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dan
pedoman dalam melakukan kegiatan pembelajaran pada siswa
yang berbeda tetapi memiliki kondisi permasalahan yang
sama.
4. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
acuan untuk melakukan kegiatan penelitian yang sejenis.
6
BAB II
KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Landasan Teori
1. Pengertian Belajar
Dalam kondisi sehari-hari, disadari atau tidak, manusia selalu
berada dalam kondisi belajar. Hal ini disebabkan karena sifat manusia
yang selalu ingin tahu dan senantiasa berkeinginan untuk
mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Belajar merupakan
proses dasar dari perkembangan hidup manusia dan merupakan unsur
yang sangat penting dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang
pendidikan. Karena belajarlah, maka manusia dapat berkembang jauh
lebih baik dari makhluk lainnya.
Belajar dianggap juga sebagai proses perubahan perilaku sebagai
akibat dari pengalaman dan latihan. Hilgard mengungkapkan: “learning
is the process by wich and activity originates or changed through
training procedurs (wether in the laboratory or in the natural
environment) as distinguished from changes by factors not attributable to
training”. Bagi Hilgard, belajar itu adalah proses perubahan melalui
kegiatan atau prosedur latihan baik latihan dalam laboratorium maupun
dalm lingkungan alamiah.1
Belajar juga dapat diartikan sebagai sebuah proses yang
dengannya organisme memperoleh bentuk–bentuk perubahan perilaku
yang cenderung terus mempengaruhi model perilaku umum menuju pada
sebuah peningkatan. Perubahan perilaku tersebut terdiri dari berbagai
proses modifikasi menuju bentuk permanen dan terjadi dalam aspek
1Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 112.
7
perbuatan, berpikir, sikap dan perasaan. Akhirnya dapat dikatakan bahwa
belajar itu tiada lain adalah memperoleh berbagai pengalaman baru.2
Menurut Muhibbin Syah, belajar adalah tahapan perubahan
seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil
pengalaman dan interaktif dengan lingkungan yang melibatkan proses
kognitif, sedangkan perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses
kematangan, keadaan gila, mabuk, lelah, dan jenuh tidak dapat dipandang
sebagai proses belajar.3
Zikri Neni Iska mengemukakan “Belajar merupakan salah satu
bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia”.4
Dengan belajar membantu manusia menyesuaikan diri dengan
lingkunganya dan adanya proses belajar inilah manusia bertahan hidup
dan menjadikanya lebih baik.
Belajar akan sukses jika memenuhi dua syarat5, yaitu :
a) Belajar merupakan sebuah kegiatan yang dibutuhkan oleh
siswa; yakni siswa merasa perlu akan belajar. Semakin kuat
keinginan siswa maka akan semakin tinggi tingkat
keberhasilannya.
b) Ada kesiapan untuk belajar; yakni kesiapan siswa untuk
memperoleh pengalaman – pengalaman baru, baik pengetahuan
maupun keterampilan. Dalam mata pelajaran apa pun, baik
akademik, olahraga, bahkan keterampilan membutuhkan
kesiapan untuk belajar. Kalau kesiapan belajar tinggi maka
2Mohammad Maskan dan Ahmad Fauzi, Pengembangan Model Pembelajaran
Entrepreneurship Terpadu Dengan Aplikasi Learning Management System (LMS)
Berbasis Internet/Intranet di Politeknik Malang, (Malang: Jurnal JIBEKA, 2014), Vol.8,
h.33. 3 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung:
Rosda, 2010), cet. 15, h. 90. 4 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (
Jakarta: Kizi Brother, 2008), h. 82 5 Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, (Jakarta: Kencana, 2004),
cet. 1, h. 99.
8
hasil belajarnyapun akan baik, dan sebaliknya jika kesiapan
belajar lemah, maka hasilnya pun akan lemah pula.
William H. Burton menegaskan bahwa dalam konteks
pembelajaran, prinsip – prinsip umum berpusat pada konsep diri dan
penerimaan diri terhadap pembelajaran yang diindikasikan dengan
berbagai hasil belajar. Lebih lanjut beliau memaparkan bahwa proses
belajar tersebut adalah sebagai berikut6:
1) Proses belajar tidak lain adalah mengembangkan pengalaman,
mengerjakan sesuatu, bereaksi terhadap sesuatu, dan kemudian
menjalankan sesuatu. Untuk itu semua, pembelajar (siswa)
harus menerima perlakuan–perlakuan yang dikembangkan
pengajar (guru) dan berpartisipasi aktif dalam semua arahan
dan bimbingannya.
2) Proses belajar terjadi melalui berbagai macam pengalaman dan
bahkan unit–unit pelajaran yang menyatu dalam satu tujuan.
3) Respon individual terus termodifikasi oleh konsekuensi–
konsekuensinya. Respon siswa secara keseluruhan adalah fisik,
pikiran dan perasaan. Respon awal terhadap sesuatu yang baru
biasanya samar–samar, bahkan mungkin belum bisa
membedakan antara satu dengan lainnya dalam konteks
keseluruhan informasi, akan tetapi kemudian dianalisis,
menjadi jelas masing–masing unit informasi, hubungan satu
dengan lainnya sehingga memperoleh gambaran secara utuh
dan lalu menerimanya.
4) Situasi belajar didominasi oleh tujuan yang diterima oleh
siswa, dan bahkan kemudian menjadi sesuatu yang diinginkan
mereka. Tujuan–tujuan belajar tersebut terus akan meningkat
dalam hidup siswa dan dirasakan sebagai sesuatu yang amat
berguna bagi mereka.
6Ibid., Dede Rosyada, Paradigma … h.98.
9
5) Proses belajar akan diinisiasi oleh kebutuhan dan tujuan, yang
tampaknya termotivasi untuk belajar dalam upaya menutupi
kekurangan–kekurangan siswa sendiri, sehingga mereka
termotivasi untuk belajar dalam upaya menutupi kekurangan–
kekurangan tersebut.
6) Situasi belajar, dalam konteks keseluruhan nilai, harus
dirasakan oleh siswa sebagai realistis, bermakna dan amat
berguna.
7) Proses belajar akan berjalan efektif jika pengalaman, bahan–
bahan dan hasil–hasil yang diharapkan sesuai dengan tingkat
kematangan siswa serta latar belakang pengalaman mereka.
8) Proses belajar akan berjalan baik jika siswa bisa melihat hasil
yang positif bagi dirinya, akan memperoleh kemajuan–
kemajuan jika dia menguasai dan menyelesaikan proses
belajarnya.
9) Proses dan pencapaian hasil belajar akan sangat dipengaruhi
oleh tingkatan aspirasi yang ditanamkan oleh siswa.
10) Pembelajar akan tahan dalam menghadapi berbagai kesulitan,
kendala, serta situasi yang tidak menyenangkan untuk terus
mengembangkan proses belajarnya, jika dia merasa bahwa
tujuan belajar yang akan dicapainya itu berharga bagi dia.
11) Proses belajar dan pencapaiannya sangat dipengaruhi oleh
perbedaan-perbedaan individual dari siswa. Perbedaan
kapasitas siswa merupakan faktor kritis dalam menetapkan apa
yang akan dipelajari dan pelajaran–pelajaran itu untuk siapa.
12) Sejarah siswa bisa jadi penghambat atau justru penguat
kemampuannya untuk belajar terhadap berbagai materi yang
disarankan guru.
13) Toleran terhadap kesalahan adalah sebuah pengalaman
berharga dalam belajar, karena siswa akan memiliki berbagai
10
pengalaman untuk meraih kemajuan dengan memperbaiki
berbagai kesalahannya itu.
14) Proses belajar sebaiknya berlangsung dibawah bimbingan yang
menstimulasi bukan didominasi dan dengan paksaan, dengan
dorongan bukan dengan cela–celaan. Bimbingan belajar dapat
diperoleh dari siapa saja dalam lingkungannya.
15) Proses belajar merupakan sebuah kesatuan fungsional dari
semua prosedur yang mungkin terpisahkan dalam pembahasan.
16) Proses belajar akan berjalan dengan baik dan terbaik jika
dikembangkan dalam lingkungan yang kaya dan variatif.7
Menurut Nana Sudjana, “Belajar dan mengajar sebagai suatu
proses mengandung tiga unsur yang dapat dibedakan yakni tujuan
pengajaran (intruksional), pengalaman (proses) dan hasi belajar”.8
2. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar menggambarkan kemampuan siswa dalam
mempelajari sesuatu. Hal ini sesuai dengan pendapat Nana Sudjana yang
menyebutkan bahwa: “Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki
atau dikuasai siswa setelah menempuh proses belajar”9. Hasil belajar
mencakup kemampuan kognitif (intelektual), afektif (sikap), dan
kemampuan psikomotorik (bertindak). Harus diakui bahwa dalam proses
belajar mengajar, terutama yang berkenaan dengan perubahan konsep
sistem persamaan linier dua variabel, sedikit sekali kemempuan yang
berkenaan dengan sikap, yang lebih banyak adalah aspek kognitif dan
psikomotorik. Dalam aspek kognitif ada enam unsur yang saling
7 Ibid., Dede Rosyada, Paradigma… h. 100-101.
8Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung; Rosda.
2009), h. 2. 9Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Rosda,
2009), h. 22
11
berkaitan satu dengan yang lainnya, yaitu pengetahuan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.10
Menurut W.S Winkel S.J yang dimaksud dengan hasil belajar
“yaitu setiap macam kegiatan belajar menghasilkan suatu perubahan
yang khas, yang mempunyai salurannya sendiri (jalan yang dilalui siswa
untuk mencapai prestasi tertentu) dan hasilnya sendiri (perubahan dalam
sikap atau tingkah laku yang tercapai dan nampak dalam prestasi
tertentu)”.11
Menurut Dimyati dan Mudjiyono, hasil belajar merupakan hal
yangdapat dipandang dari dua sisi yaitu siswa dan guru. Dari sisi siswa
hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik
bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan
mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik. Sedangkan dari guru, hasil belajar merupakan saat
terealisasikannya bahan pelajaran.12
Hasil belajar diperoleh karena adanya proses yang disebut dengan
pendidikan. Seseorang dapat mencapai hasil belajar apabila orang
tersebut telah melakukan sesuatu kegiatan, kejadian atau peristiwa yang
memberikan suatu penilaian, baik atau buruknya hasil belajar seseorang
tergantung orang tersebut melaksanakannya. Dalam meningkatkan mutu
pendidikan pada dasarnya adalah meningkatkan hasil belajar atau prestasi
belajar siswa.
Menurut Gagne, “hasil belajar dimasukkan dalam lima kategori
yaitu informasi verbal, kemahiran intelektual, pengaturan kegiatan
kognitif, sikap dan keterampilan motorik”.13
10 Ibid
11W.S. Winkel S.J., Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta:
Gramedia, 1983), h. 48. 12
Dimiati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta.
2006), h. 250-251. 13
Sri Esti. W. D, Psikologi Pendidikan, (Jakarta; Grasindo. 2006), h. 217-218.
12
Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses pembelajaran yang
optimal cenderung mewujudkan hasil yang berciri sebagai berikut;
kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar
intrinsik pada diri siswa:
1. Menumbuhkan motivasi intristik.
2. Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya.
3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya
4. Hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh
(komperehensif)
5. Kemampuan siswa untuk mengontrol/menilai dan mengendalikan
dirinya terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai
mengendalikan proses dan usaha belajarnya.14
Kemampuan siswa dalam mempelajari suatu pelajaran tercermin
dari hasil belajarnya. Secara garis besar ada tiga macam faktor yang dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa:
1) Faktor stimuli belajar, yakni segala hal diluar individu untuk
mengadakan reaksi atau perbuatan belajar.
2) Faktor metode belajar, yakni metode mengajar yang dipakai
oleh gurusangat mempengaruhi metode belajar yang dipakai
oleh siswa.
3) Faktor individual, yakni faktor yang ada dalam diri siswa itu
sendiri.15
Tingkat hasil belajar untuk tiap akhir proses pembelajaran dapat
dilihat dari hasil penilaian yang diadakan oleh guru penilaian ini
mencakup dalam suatu program pokok bahasan dalam suatu tatap muka
pembelajaran dan lebih operasional serta mudah dilihat. Dapat dipahami
bahwa penilaian dalam arti kompleks mencakup segala aspek psikologis
14 Ibid h.56
15Abu Ahmadi, dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, ( Jakarta: Rineka
Cipta, 1991), hal 131-137.
13
siswa. Penilaian dalam arti sempit ini sebagai bentuk untuk mengukur
keberhasilan siswa yang terformat dalam bentuk evaluasi.
Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu program pembelajaran
16. Salah satu tujuan diadakannya evaluasi diantaranya dapat dijadikan
sebagai alat penetap apabila siswa termasuk kategori cepat, sedang,
ataupun lambat dalam arti mutu kemampuan belajarnya. Berdasarkan
hasil evaluasi yang dicapai siswa tersebut maka dapat diketahui tingkat
keberhasilan siswa. Tingkat keberhasilan ini tidak berlangsung secara
“instan” artinya diraih begitu saja tanpa proses, melainkan lewat proses
pembelajaran yang diikuti siswa dan adanya kolerasi dengan tingkat
kemampuan siswa di samping ada faktor lain yang mempengaruhi seperti
kondisi kesehatan, kerajinan, kejenuhan dan lingkungan yang
mencukupinya.
Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar yang ideal meliputi
segenap ranah psikologi yang berubah sebagai akibat pengalaman dan
proses belajar siswa.
Untuk mengetahui dan memperoleh ukuran dan hasil belajar siswa
adalah mengetahui garis-garis indikator sebagai petunjuk adanya prestasi
tertentu dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau
diukur. Oleh karena luasnya indikator yang menjadi acuan, maka
diperlukan batasan minimal prestasi belajar agar mudah diukur. Hal ini
penting karena mempertimbangkan batas terendah prestasi siswa yang
dianggap berhasil dalam arti luas bukanlah perkara mudah, karena
keberhasilan dalam arti luas berarti keberhasilan yang meliputi ranah
cipta, rasa, karsa siswa. Maka hasil belajar dapat diartikan sebagai hasil
yang telah dicapai baik itu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
16Beni S. Ambarjaya, Teknik-teknik Penilaian Kelas, (Bandung: Duta Grafika,
2008), h. 24.
14
diperoleh dari stimulan pada lingkungan dan proses kognitif yang
diperoleh dari stimulan pada lingkungan dan proses kognitif yang
dilakukan oleh pembelajaran. (dalam hal ini penelitian hanya dilakukan
untuk kognitif saja) bentuk konkret dari prestasi belajar tersebut dapat
dilihat dari hasil nilai raport.
3. Aspek-aspek Hasil Belajar
Belajar tidak ada warnanya apabila tidak menghasilkan
pengetahuan, pembentukan sikap serta keterampilan. Oleh karena itu,
proses belajar mengajar harus mendapat perhatian yang serius yang
melibatkan berbagai aspek yang menunjang keberhasilan belajar
mengajar. Benyamin Bloom secara garis besar mengklasifikasikan hasil
belajar menjadi 3 ranah, yakni ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.17
Ketiga ranah hasil belajar tersebut sangat penting diketahui oleh
seorang guru dalam merumuskan tujuan pengajaran dan menyusun alat-
alat penilaian, baik tes maupun bukan tes.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu dapat dibagi menjadi 2
bagian besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
a. Faktor internal
1) Faktor biologis (jasmaniah)
Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan, pertama kondisi fisik
yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan
sampai sesudah lahir. Kondisi fisik normal ini terutama harus
meliputi keadaan otak, panca indera, anggota tubuh. Kedua,
17 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2002), h. 22
15
kondisi kesehatan fisik. Kondisi fisik yang sehat dan segar sangat
mempengaruhi keberhasilan belajar.18
2) Faktor Psikologis
Faktor psikologis ini meliputi hal-hal berikut. Pertama,
intelegensi. Intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar seseorang
memang berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar
seseorang. Kedua, kemauan. Kemauan dapat dikatakan faktor
utama penentu keberhasilan belajar seseorang. Ketiga, bakat. Bakat
ini bukan menentukan mampu atau tidaknya seseorang dalam suatu
bidang, melainkan lebih banyak menentukan tinggi rendahnya
kemampuan seseorang dalam suatu bidang.19
b. Faktor eksternal
1) Faktor lingkungan keluarga
Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan
lingkungan pertama dan utama pula dalam menentukan
keberhasilan belajar seseorang. Suasana lingkungan rumah yang
cukup tenang, adanya perhatian orang tua terhadap perkembangan
proses belajar dan pendidikan anak-anaknya maka akan
mempengaruhi keberhasilan belajarnya.
2) Faktor lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah sangat diperlukan untuk menentukan
keberhasilan belajar siswa. Hal yang paling mempengaruhi
keberhasilan belajar para siswa di sekolah mencakup metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan
siswa, pelajaran, waktu sekolah, tata tertib atau disiplin yang
ditegakkan secara konsekuen dan konsisten.
18 Thursan Hakim, Belajar Secara Efektif, (Jakarta: Puspa Swara, 2005), h. 12.
19
Ibid, h. 13
16
3) Faktor lingkungan masyarakat
Seorang siswa hendaknya dapat memilih lingkungan
masyarakat yang dapat menunjang keberhasilan belajar.
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh
terhadap belajar siswa karena keberadaannya dalam masyarakat.
Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar seseorang dan dapat mencegah siswa dari
penyebab-penyebab terhambatnya pembelajaran.
5. Metode Pembelajaran
Pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang
memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara
optimal.20
Dengan demikian proses belajar bersifat eksternal yang sengaja
direncanakan dan bersifat rekayasa perilaku.
Istilah metode pembelajaran dibedakan dari istilah strategi
pembelajaran, model pembelajaran, atau prinsip pembelajaran. Istilah
metode pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dipunyai
oleh strategi atau model tertentu, yaitu rasional teoritik yang logis, tujuan
pembelajaran yang akan dicapai, tingkah laku mengajar yang diperlukan
agar model tersebut dapat dilaksanakan secara berhasil, dan lingkungan
belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai 21
.
Dua hal penting yang merupakan bagian dari tujuan pembelajaran
IPS Terpadu adalah pembentukan sifat, yaitu pola berpikir kritis dan
kreatif. Untuk itu perlu diperhatikan daya imajinasi dan rasa ingin tahu
dari anak didik. Siswa harus dibiasakan untuk diberi kesempatan bertanya
20http://pustakabakul.blogspot.com/2012_05_01_archive.html diakses
September 2014. 21
Ibid,. h. 30.
17
dan berpendapat, sehingga diharapkan proses pembelajaran IPS lebih
bermakna.
Beberapa macam metode pembelajaran diantaranya adalah sebagai
berikut:
a. Metode Pembelajaran Langsung
Metode Pembelajaran Langsung adalah metode yang menekankan
kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru
kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai
materi pelajaran secara optimal. Roy Killen menamakan metode ini
dengan ekspositori atau metode pembelajaran langsung, karena pada
metode ini materi disampaikan langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut
untuk menemukan materi itu. Materi pelajaran seakan-akan sudah jadi.22
Metode ini dirancang secara khusus untuk menunjang proses
belajar siswa berkenaan dengan pengetahuan prosedural (pengetahuan
mengenai bagaimana orang melakukan sesuatu) dan pengetahuan
deklaratif (pengetahuan tentang sesuatu) yang terstruktur dengan baik dan
dapat dipelajari selangkah demi selangkah.
Pembelajaran ini diidentikkan dengan ceramah dan resitasi. Materi
yang disampaikan berupa materi yang sudah jadi sehingga tidak
memerlukan siswa untuk berpikir ulang.23
b. Metode Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran ini merupakan metode pembelajaran yang
mengutamakan kerjasama di antara siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Metode ini memiliki ciri pokok yaitu siswa belajar dalam
kelompok secara kooperatif yang dibentuk dari siswa-siswa yang
memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Selain itu penghargaan
lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan. Tujuan dari
22Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 179 23
Ibid.
18
pembelajaran ini adalah hasil belajar akademik, penerimaan terhadap
keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial.24
c. Metode Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Metode pembelajaran berdasarkan masalah dapat diartikan sebagai
rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses
penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Terdapat 3 ciri utama
dari pembelajaran ini. Pertama, pembelajaran ini merupakan rangkaian
aktivitas pembelajaran, siswa diminta aktif berpikir, berkomunikasi,
mencari dan mengolah data dan akhirnya menyimpulkan. Kedua,
pembelajaran ini diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Ketiga,
pemecahan masalah dilakukan dengan pendekatan berpikir ilmiah.25
d. Diskusi
Diskusi adalah suatu metode pembelajaran yang menghadapkan
siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama pembelajaran ini adalah
untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan,
menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat
keputusan. Karena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu
argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk
menemukan keputusan tertentu secara bersama-sama.26
Menurut
mansyur, diskusi adalah percakapan ilmiah yang berisikan pertukaran
pendapat, pemunculan ide, serta pengujian pendapat yang dilakukan pleh
beberapa orang yang tergabung dalam kelompok untuk mencari
kebenaran.27
24http://ainamulyana.blogspot.com/2014/02/model-pembelajaran-kooperatif-
tipe.html di akses September 2014
25
Ibid h.214-215. 26
Ibid 154-155 27
Armai Arief, Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta:
Ciputat Pers,2002), h. 145
19
6. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar yang
menempatkan siswa belajar dalam kelompok yang beranggotakan 4-5
siswa dengan tingkat kemampuan atau jenis kelamin atau latar belakang
yang berbeda.28
Pembelajaran ini menekankan kerjasama dalam
kelompok untuk mencapai tujuan yang sama. Selain itu sebelum
pembelajaran kooperatif dilaksanakan, sebaiknya siswa terlebih dahulu
diperkenalkan keterampilan kooperatif yang akan digunakan dalam
belajar kelompok. Keterampilan kooperatif tersebut antara lain
menghargai pendapat orang lain, mendorong partisipasi, berani bertanya,
mendorong teman untuk bertanya, mengambil giliran dan berbagi tugas,
dan sebagainya.
Kunci dari pembelajaran kooperatif adalah bekerja sama. Kerja
sama adalah suatu bentuk interaksi, merancang untuk memudahkan
pencapaian tujuan lewat bekerja bersama dalam kelompok. Pembelajaran
kooperatif didefinisikan sebagai sekumpulan proses yang membantu
siswa untuk berinteraksi dalam rangka mencapai tujuan tertentu atau
membangun hasil akhir yang diinginkan.29
a. Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif
Metode pembelajaran kooperatif memiliki unsur-unsur sebagai
berikut.
1. Adanya Peserta dalam kelompok.
2. Adanya aturan kelompok.
3. Adanya upaya belajar setiap anggota kelompok.
4. Adanya tujuan yang harus dicapai.30
28Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta:
Kencana, 2011), h. 194 29
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan
Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara,
2010) 30
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 241
20
Pembelajaran kooperatif mempunyai tiga tujuan penting, yaitu
sebagai berikut.
a) Hasil belajar akademik
Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja
siswa dalam tugas-tugas akademik. Banyak ahli yang berpendapat bahwa
metode kooperatif unggul dalam membantu siswa untuk memahami
konsep-konsep yang sulit.
b) Penerimaan terhadap keragaman
Metode kooperatif bertujuan agar siswa dapat menerima teman-
temannya yang mempunyai berbagai macam latar belakang. Perbedaan
tersebut antara perbedaan suku, agama, kemampuan akademik, dan
tingkat sosial.
c) Pengembangan keterampilan sosial
Keterampilan sosial yang dimaksud dalam pembelajaran
kooperatif antara lain yaitu berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai
pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan
ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok, dan sebagainya.31
Keuntungan-Keuntungan Pembelajaran Kooperatif Keuntungan
menggunakan pembelajaran kooperatif antara lain adalah sebagai berikut:
1. Membiasakan supaya terampil dalam berpikir kritis
2. Meningkatkan hasil kelas
3. Metode menyesuaikan siswa dalam teknik problem solving
4. Menampilkan pembelajaran sesuai selera personal
5. Memotivasi siswa dalam kurikulum tertentu
6. Membangun sistem pendukung sosial dalam diri siswa
7. Membangun variasi pemahaman diantara siswa dan guru
8. Menetapkan lingkungan yang baik dalam memberi contoh
dan menerapkan kerja sama
31http://www.tuanguru.com/2011/12/pembelajaran-kooperatif-tipe-nht.html
diakses Oktober 2014.
21
9. Membangun komunitas belajar
10. Membangun kepercayaan diri siswa
11. Menambah ketertarikan
12. Mengembangkan sikap positif dalam diri seorang guru
13. Dapat menggunakan berbagai teknik penilaian.32
b. Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif memerlukan tugas perencanaan, misalnya
menentukan pendekatan yang tepat, memilih topik yang sesuai dengan
metode ini, pembentukan kelompok siswa, menyiapkan LKS atau
panduan belajar siswa, mengenalkan siswa kepada tugas dan perannya
dalam kelompok, merencakan waktu dan tempat duduk yang akan
digunakan.
Seperti telah dikemukakan di atas, salah satu tugas guru pada
metode ini salah satunya adalah memilih pendekatan yang sesuai. Dalam
pembelajaran kooperatif dapat dilakukan melalui macam-macam
pendekatan, guru dapat memilih pendekatan yang sesuai dengan tujuan
yang hendak dicapai. Pendekatan-pendekatan pada metode kooperatif
yaitu: tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions), Tipe
Numbered Heads Together, Examples Non Examples, Tipe Picture And
Picture, Dan Tipe Discovery-Inquiry.
7. Metode Pembelajaran Discovery
Dalam Metode Pembelajaran Discovery pelajaran dicari dan
ditemukan sendiri oleh siswa melalui berbagai aktifitas, sehingga tugas
guru lebh banyak sebagai fasilitator dan pembimbing bagi siswanya.33
32Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 249-250. 33
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 128
22
8. Metode Pembelajaran Inquiry
Metode pembelajaran Inquiry adalah rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan dan
analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban yang sudah pasti
dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri
biasanya dilalui melalui tanya jawab antara guru dan siswa.34
9. Metode Pembelajaran Discovery-Inquiry
Metode pembelajaran Discovery pertama kali dikemukakan oleh
Jerome Bruner, beliau berpendapat bahwa belajar penemuan (Discovery
learning) sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia,
siswa belajar terbaik melalui penemuan sehingga berusaha sendiri untuk
mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya,
menghasilkan pengetahuan yang benar benar bermakna.
Dengan metode pembelajaran Discovery pengetahuan yang
diperoleh siswa akan lama diingat, konsep-konsep jadi lebih mudah
diterapkan pada situasi baru dan meningkatkan penalaran siswa.
Dalam bahasa Inggris, Inquiry berarti pertanyaan, pemeriksaan
pencarian atau penyelidikan. Tujuan utama pembelajaran berbasis Inquiry
menurut National Research Council adalah mengembangkan keinginan
dan motivasi siswa untuk mempelajari prinsip dan konsep sains,
mengembangkan keterampilan ilmiah siswa sehingga mampu bekerja
seperti layaknya seorang ilmuwan dan membisaakan siswa bekerja keras
untuk memperoleh pengetahuan.
Dua metode pembelajaran ini dapat digabungkan menjadi satu
metode pembelajaran. Jadi Discovery dan Inquiry merupakan suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal
seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara
34 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta:
Kencana, 2011), h. 191
23
sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri
pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan
perilaku.35
Metode pembelajaran Discovery-inquiry adalah metode
pembelajaran yang merupakan gabungan dari dua metode pembelajaran
yaitu metode pembelajaran Discovery dan metode pembelajaran inquiry.
Menurut Sund, discovery adalah proses mental dan dalam proses itu
individu mengasimilasi konsep dan prinsp–prinsip.36
Metode Discovery-inquiry adalah metode mengajar yang telah
banyak dipandang dalam proses belajar anak untuk mampu mencari dan
menemukan informasi belajar baru untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi anak, maka sudah tidak asing disebut dengan discovery inquiry.
menurut Richard Schuman, bahwa teori belajar discovery inquiry adalah
teori belajar yang dikembangkan berdasarkan pemikiran bahwa siswa
memiliki kemampuan untuk percaya pada diri sendiri dengan cara
berpikir dan belajar sendiri sehingga ia mampu menemukan jawaban dan
analisisnya sendiri hingga pada akhirnya mampu menjelaskan hasil
belajarnya sendiri.37
Disini siswa dituntut dapat mencari dan menyelidiki sendiri suatu
pemasalahan matematika dengan pemahaman konsep yang akan lama
diingat oleh siswa karena apa yang didapat merupakan hasil pemikiran
dan hasil penalaran sendiri.
a. Macam-Macam Metode Discovery – Inquiry
Discovery – Inquiry mempunyai beberapa macam yaitu :
1) Discovery – Inquiry tepimpin, yaitu pelaksanaan Discovery dan
Inquiry dilakukan atas petunjuk dari guru. Keduanya, dimulai
35Cucu Hanafiah Nanang, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: Refika
Aditama, 2012), h.77. 36
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003). h.
219. 37
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan
Bag.1, (Bandung : Imtima, 2007) .h 65.
24
dari pertanyaan inti, guru mengajukan berbagai pertanyaan
yang melacak, dengan tujuan untuk mengarahkan siswa ke titik
kesimpulan yang diharapkan. Selanjutnya, siswa melakukan
percobaan untuk membuktikan pendapat yang dikemukakan.
2) Discovery – Inquiry bebas, yaitu siswa melakukan
penyelidikan bebas sebagaimana seoran ilmuwan, antara lain
masalah dirumuskan sendiri, penyeldikan dilakukan sendiri,
dan kesimpulan diperoleh sendiri.
3) Discovery – Inquiry bebas yang dimodifikasi, yatu masalah
diajukan guru didasarkan teori yang sudah dipahami siswa.
Tujuannya untuk melakukan penyelidikan dalam rangka
membuktikan kebenarannya.38
b. Fungsi Metode Pembelajaran Discovery – Inquiry
Ada beberapa fungsi metode Discovery – Inquiry, yaitu sebagai
berikut:
1) Membangun komitmen (commitment building) di kalangan siswa
untuk belajar, yang diwujudkan dengan keterlibatan, kesungguhan,
dan loyalitas terhadap mencari dan menemukan sesuatu dalam
proses pembelajaran.
2) Membangun sikap aktif, kreatif, dan inovatif dalam proses
pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pengajaran.
3) Membangun sikap percaya diri (self confidence) dan terbuka
(opened) terhadap hasil temuannya.39
Dengan menggabungkan metode pembelajaran Discovery dan
Inquiry menjadi satu metode, maka berarti guru dapat menjadi fasilitator
yang baik dalam meningkatkan kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat
38 Op cit. h. 77
39Cucu Hanafiah Nanang, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: Refika
Aditama, 2012), h.78
25
menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai wujud
adanya perubahan perilaku.
Metode Discovery dan Inquiry yang memang bertujuan agar siswa
mampu merumuskan masalah yang pada nantinya dapat memahami
konsep dan akhirnya dapat menyelesaikan suatu permasalahan baik dalam
mengerjakan soal uraian maupun soal-soal dalam kehidupan sehari-hari.
c. Karakteristik Metode Discovery-Inquiry
Orlich, menyatakan ada beberapa karakteristik dari Discovery-
Inquiry yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Siswa mengembangkan kemampuan berpikir melalui observasi
spesifik hingga membuat inferensi atau generalisasi,
2. Sasarannya adalah mempelajari proses mengamati kejadian atau
obyek kemudian menyusun generalisasi yang sesuai,
3. Guru mengontrol bagian tertentu dari pembelajaran misalnya
kejadian, data, materi dan berperan sebagai pemimpin kelas,
4. Tiap-tiap siswa berusaha untuk membangun pola yang bermakna
berdasarkan hasil observasi di dalam kelas,
5. Kelas diharapkan berfungsi sebagai laboratorium pembelajaran,
6. Biasanya sejumlah generalisasi tertentu akan diperoleh dari
siswa,
7. Guru memotivasi semua siswa untuk mengkomunikasikan hasil
generalisasinya sehingga dapat dimanfaatkan oleh seluruh siswa
dalam kelas.40
d. Keunggulan Metode Pembelajaran Discovery – Inquiry
Beberapa keunggulan metode pembelajaran Discovery – Inquiry, yaitu :
40https://bangkititahermawati.wordpress.com/ipa-kelas-vii/pembelajaran-
inquiry-dan-discovery/
26
1) Membantu siswa untuk mengembangkan, kesiapan, serta penguasaan
keterampilan dalam proses kognitif.
2) Siswa memperoleh pengetahuan secara individual sehingga dapat
dimengerti dan mengendap dalam pikirannya.
3) Dapat membangkitkan motivasi dan gairah belajar siswa untuk belajar
lebih giat lagi.
4) Memberikan peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan
kemampuan dan minat masing-masing.
5) Memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan
proses menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat pada siswa
dengan peran guru yang sangat terbatas
e. Kelemahan Metode Pembelajaran Discovery – Inquiry
Selain kelebihan, tentunya metode pembelajaran Discovery-Inquiry
mempunyai beberapa kelemahan, yaitu sebagai berikut :
1) Siswa harus memiliki kesiapan dan kematangan mental, siswa harus berani
dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik.
2) Keadaan kelas di kita kenyataannya lebih banyak jumlah siswanya
sehingga metode pembelajaran ini tidak akan mencapai hasil yang
memuaskan.
3) Ada kritik, bahwa proses dalam metode pembelajaran Discovery – Inquiry
terlalu mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan
perkembangan sikap dan keterampilan bagi siswa.
f. Langkah-langkah Metode Discovery-Inquiry
Adapun langkah-langkah dalam penerapan pembelajaran metode
Discovery - Inquiry diantaranya:
1) Mengidentifikasi kebutuhan siswa.
2) Seleksi pendahuluan terhadap konsep yang akan dipelajari.
3) Seleksi bahan atau masalah yang akan dipelajari.
27
4) Menentukan peran yang akan dilakukan masing-masing siswa.
5) Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan diselidiki dan
ditemukan.
6) Mempersiapkan setting kelas.
7) Mempersiapkan fasilitas yang diperlukan.
8) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan penyelidikan
dan penemuan.
9) Menganalisis sendiri atas data temuan.
10) Merangsang terjadinya dialog interaksi antar siswa.
11) Memberikan penguatan kepada siswa untuk giat dalam melakukan
penemuan.
12) Memfasilitasi siswa dalam merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi
atas hasil temuannya.41
10. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
IPS adalah konsep mata pelajaran sosial dan ilmu lainnya yang
dipadukan berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan yang bertujuan
membahas masalah sosial atau bermasyarakat dan kemasyarakatan untuk
mencapai tujuan-tujuan khusus pendidikan melalui program pengajaran
IPS pada tingkat persekolahan.42
Ilmu sosial mempelajari tindakan-tindakan manusia yang
berlangsung dalam proses kehidupan dalam berupaya menjelaskan
mengapa manusia berperilaku seperti apa yang mereka lakukan.43
Setiap
Ilmu sosial merupakan suatu disiplin ilmu yang menjadikan suatu batang
tubuh atau struktur ilmu pengetahuan (body of knowledge structure of
knowledge)
41 Op cit,. h. 80
42http://catkulku.blogspot.com/2012/06/pendidikan-ips-tradisional-dan-
modern.html diakses September 2014 43
http://atibilombok.blogspot.com/2014/06/makalah-pembaharuan-konsep-dan-
teori.html diakses September 2014.
28
IPS sebagai pendekatan interdisiplinier dari pelajaran ilmu-ilmu
sosial. Seperti: sosiologi, antropologi budaya, psikologi sosial, sejarah,
geografi, ekonomi, dan ilmu politik.
Istilah studi sosial muncul sebagai sebutan konseptual bagi
pendidikan ilmu–ilmu sosial, merupakan terjemahan dari istilah social
studies yang telah lama digunakan di Amerika untuk mata pelajaran ini
didalam kurikulum sekolah. Penggunaan istilah studi sosial, kendatipun
tidak dijadikan nama bagi pendidikan IPS, namun terus berkembang
sebagai sebutan konseptual dalam pembaharuan pendidikan IPS yang
secara operasional lebih berperan sebagai “pendekatan dalam
pengembangan kurikulum” pendidikan IPS. Implikasinya adalah studi
sosial merupakan terjemahan dari sosial studies dijadikan acuan teoritik
dalam pengembangan pendidikan IPS di Indonesia dengan aplikasinya
lebih diorientasikan pada perspektif ke-Indonesiaan.
Schunche menekankan bahwa program pembelajaran IPS harus
mampu memberikan pengalaman–pengalaman belajar yang berorientasi
pada aktifitas belajar peserta didik.44
Pelibatan peserta didik secara penuh
dalam serangkaian aktifitas dan pengalaman belajar mampu memberikan
kesempatan yang luas pada peserta didik untuk terlibat dalam proses
memecahkan masalah didalam lingkungan belajar yang dibuat
sebagaimana realitas yang sesungguhnya.
Menurut HISPISI, “pendidikan IPS adalah penyederhanaan dari
disiplin ilmu – ilmu sosial yang diorganisir, disajikan secara ilmiah dan
psikologis untuk mencapai tujuan pendidikan”.45
a. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Gross menyebutkan tujuan IPS untuk mempersiapkan para pelajar
menjadi warga Negara yang baik. Tujuan lainnya adalah mengembangkan
44Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP UPI.Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan
Bagian 3. (Bandung: Imtima.2007), h. 274. 45
http://desyidn.blogspot.com/2013/06/makalah-paradigma-ips.html diakses
September 2014
29
kemampuan menggunakan penalaran dalam pengambilan keputusan
setiap persoalan yang dihadapinya.46
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Studi Komparasi Metode Discovery Inquiry Dengan Konvensional
Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas IV Sd Negeri Gumpang 1
Kartasura dengan hasil analisis menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil
belajar IPA yang menggunakan pembelajaran dengan metode Discovery
Inquiry dan metode konvensional pada siswa kelas IV SD Negeri
Gumpang I Kartasura Tahun Ajaran 2010/2011 dengan nilai rata-rata
77,57 pada metode Discovery Inquiry dan 69,79 pada metode
konvensional, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara pembelajaran dengan metode discovery
Inquiry dan metode ceramah, pada siswa kelas IV Semester II SD Negeri
Gumpang I Kartasura Tahun Ajaran 2010/2011 dan hasil belajar yang
menggunakan pembelajaran dengan metode Discovery Inquiry lebih baik
jika dibandingkan dengan metode konvensional. 47
C. Kerangka Berpikir
Sebagai upaya lebih mewujudkan fungsi pendidikan sebagai
wahana sumber daya manusia, perlu dikembangkan suasana belajar
mengajar yang kooperatif bagi berkembangnya potensi keaktifan peserta
didik seiring dengan berkembangnya suasana, kebiasaan, dan strategi
belajar.
Salah satu alternatif metode pembelajaran yang dapat digunakan
untuk mengembangkan potensi kreatif siswa yaitu metode pembelajaran
46Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan
Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara,
2010) h. 173 47
Rika Anggraini Puspitasari, “Studi Komparasi Metode Discovery Inquiry
dengan Konvensional terhadap Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas IV SD Negeri
Gumpang 1 Kartasura”, Skripsi, (Sukoharjo: UMS, 2011), tidak dipublikasikan.
30
kooperatif Discovery – Inquiry . Dengan penerapan metode pembelajaran
tersebut diharapkan tidak hanya hasil belajar siswa yang meningkat tetapi
juga meningkatkan keaktifan siswa karena melalui penerapan metode
pembelajaran kooperatif Discovery – Inquiry guru dapat mengkondisikan
siswa sedemikian sehingga siswa dapat terlibat secara aktif dalam
pembelajaran, mampu bekerjasama diantara siswa serta melatih
keterampilan siswa sehingga hasil belajar meningkat.
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah penerapan
metode pembelajaran kooperatif discovery-inquiry dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas VIII-1 MTs. ANNAJAH pada mata pelajaran
IPS Terpadu.
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MTs Annajah Jl. Raya Ciledug,
Petukangan Selatan, Jakarta Selatan Tahun Ajaran 2014/2015. Sedangkan
subyek penelitian ini adalah siswa MTs Annajah kelas VIII-1. Pemilihan
kelas VIII ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana motivasi belajar
dengan penggunaan metode discovery- inquiry terhadap hasil belajar
siswa pada pembelajaran IPS Terpadu di kelas VIII. Penelitian dilakukan
dari tanggal 14 November 2014 sampai dengan 27 November 2014.
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian
PTK adalah bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku
tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan rasional dari tindakan–
tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam terhadap
tindakan–tindakan yang dilakukan itu serta memperbaiki kondisi praktek-
praktek pembelajaran tersebut dilakukan.1
Menurut Wina Sanjaya, PTK dapat diartikan sebagai proses
pengkaian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri
dalam upaya untuk memecahkan masalah dengan cara melakukan
berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata seta menganalisis
setiap pengaruhnya.2
1Bambang Supeno, Statistik Terapan Dalam Penelitian Ilmu Sosial dan
Pendidikan. H. 105 – 106.
2 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana,2011), h. 26.
32
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan melalui 4 kegiatan, yakni:
Perencanaan (Planning), Tindakan (Action), Pengamatan (Observation),
dan Refleksi (Reflective).3 Penelitian Tindakan Kelas ini juga berpijak
pada 2 (dua) landasan,yaitu :
1. Keterlibatan (Involvement) yaitu keterlibatan guru dalam
penggelaran penelitian tindakan kelas.
2. Perbaikan (Improvement) yaitu komitmen guru untuk melakukan
perbaikan termasuk perubahan dalam cara berfikir dan kerjanya
sendiri.
Pada pelaksanaan tindakan kelas ini, peneliti berkolaborasi
seorang guru, Beliau membantu peneliti mengumpulkan data pada saat
penelitian sedang berlangsung dan juga memberikan informasi–informasi
selama proses penelitian berlangsung.
Penelitian tindakan kelas (PTK) memiliki potensi yang sangat
besar untuk meningkatkan pembelajaran apabila diimplementasikan
dengan baik dan benar.Diimplementasikan dengan baik di sini berarti
pihak yang terlibat (guru, teman sejawat, peneliti) mencoba dengan sadar
mengembangkan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan
masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran melalui tindakan
bermakna yang diperhitungkan dapat memecahkan masalah atau
memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat mengamati
pelaksanaannya untuk mengukur tingkat keberhasilannya.
Diimplemetasikan dengan benar berarti sesuai dengan kaidah-kaidah
penelitian tindakan.
3 Ibid, Wina Sanjaya, Penelitian …h. 78.
33
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom
action research ) PTK yang dilakukan untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas pembelajaran dalam praktek4. Metode penelitian
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan
kelas metode Kurt Lewin dan terdiri dari tiga siklus yang setiap siklusnya
terdiri dari empat tahap5, yaitu: perencanaan (planning), pelaksanaan
(acting), pengamatan (observating) dan refleksi (reflecting). Hubungan
keempat komponen itu dipandang sebagai satu siklus.Penelitian ini
menggunakan PTK dengan harapan guru dapat memperbaiki kinerjanya
sebagai guru dan menciptakan pembelajaran yang bermutu.
Siklus PTK pada penelitian ini akan berhenti atau tidak diteruskan
kembali apabila nilai dari seluruh siswa sudah memenuhi Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditetapkan sekolah.
4Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara,
2006) h. 14 5 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan . h. 16
34
Gambar 3.1.
Desain Penelitian
Target :
Skor akhir tes hasil belajar 75
Lebih dari 60% nilai rata-rata
siswa di atas nilai KKM
OBSERVASI AWAL MASALAH
1. Kurangnya hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPS
Terpadu;
2. Penggunaan metode yang
kurang tepat / menjemukan..
METODE DISCOVERY INQUIRY
(SIKLUS I)
BELUM
TERCAPAI
METODE DISCOVERY INQUIRY
(SIKLUS II )
Target :
Skor akhir tes hasil belajar 75
Lebih dari 60% nilai rata-rata
siswa di atas nilai KKM
TERCAPAI
35
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian diambil dari populasi yang terdapat di MTs.
Annajah. Populasi menurut Arikunto adalah keseluruhan obyek
penelitian6. Anas Sudijono menyebutkan defenisi populasi, yaitu,
”kumpulan dari seluruh elemen yang menjadi obyek-obyek penelitian” 7.
Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas VIII-1 MTs Annajah, Petukangan Selatan, Jakarta Selatan.
peneliti mengambil sampel diatas karena, kelas VIII-1 memiliki rata–rata
nilai yang kurang dari kriteria ketuntasan minimum pada mata pelajaran
IPS Terpadu, jam pelajaran IPS Terpadu dikelas ini ada di jam–jam yang
terbilang kurang kondusif.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, peneliti melakukan
kolaboratif dengan guru bidang studi, peneliti berperan sebagai pengajar
sekaligus observer, yang mengawasi dan meneliti penerapan metode
pengajaran Discovery-Inquiry selama proses pembelajaran IPS
berlangsung. Sedangkan guru bidang studi berperan sebagai observer.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Tahap penelitian ini, di mulai dengan melakukan penelitian
pendahuluan atau pra penelitian kemudian akan dilanjutkan dengan siklus
I setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I akan dilanjutkan
pada siklus berikutnya sehingga mencapai indikator keberhasilan.
6Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Proses,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 115 7Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, 2008), h. 28
36
F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan
Dari hasil penelitian yang dilakukan, diharapkan dengan
menerapkan metode pembelajaran Discovery-Inquiry dapat meningkatkan
hasil belajar IPSTerpadu.
G. Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan
data kuantitatif. Adapun data kualitatif terdiri dari hasil observasi proses
pembelajaran, hasil wawancara terhadap guru, Sedangkan data kuantitatif
terdiri dari nilai hasil tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Sumber
data diperoleh dari siswa, guru dan peneliti.
H. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini tes obyektif yang
berbentuk pilihan ganda, Catatan lapangan yang berisikan kegiatan-
kegiatan ketika pembelajaran berlangsung dan Instrumen wawancara
yang berisikan tentang tanggapan dan kendala yang dialami ketika
pembelajaran dengan menggunakanmetode pembelajaran Discovery-
Inquiry
I. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi/Pengamatan
Observasi/pengamatan adalah proses pengambilan data dalam
penelitian di mana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian
secara langsung atau suatu proses pengamatan dan pencatatan secara
sistematis‚ logis‚ objektif‚ dan rasional mengenai berbagai fenomena‚
baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi situasi buatan
untuk mencapai tujuan tertentu.8
Observasi sangat sesuai digunakan dalam penelitian yang
berhubungan dengan kondisi/interaksi belajar-mengajar, tingkah laku, dan
8Zainal Arifin‚ Evaluasi Pembelajaran‚ (Bandung:PT. Remaja Rosda Karya‚
2013)‚ cet. Ke-5‚ hal. 153.
37
interaksi kelompok9. Penelitian ini melakukan observasi/pengamatan
langsung di kelas VIII-1. Dalam penelitian ini, peneliti berkolaborasi
dengan guru mata pelajaran IPS Terpadu.
2. Wawancara
Salah satu cara untuk mengumpulkan data ialah dengan jalan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada subyek penelitian. Intrumen
ini digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai fakta, keyakinan,
perasaan, niat dan sebagainya. Wawancara adalah metode pengumpulan
data dengan pertanyaan secara lisan kepada subyek yang diteliti.
Wawancara memilki sifat yang luwes, pertanyaan yang diberikan dapat
disesuaikan dengan subyek, sehingga segala sesuatu yang ingin diungkap
dapat digali dengan baik.
Ada dua jenis tipe wawancara yaitu wancara berstruktur dan
wawancara tidak berstruktur. Dalam wawancara berstruktur, pertanyaan
dan alternatif jawaban yang diberikan kepada subyek telah ditetapkan
terlebih dahulu oleh pewawancara. Wawancara merupakan sumber
informasi yang amat baik, dapat dilaksanakan antara: Guru-siswa,
observer-siswa, siswa-siswa, guru-observer10
.
Tujuan wawancara adalah sebagai berikut:
a) Untuk memperoleh informasi secara langsung guna
menjelaskan suatu hal atau situasi dan kondisi tertentu.
b) Untuk melengkapi suatu penyelidikan ilmiah.
c) Untuk memperoleh data agar dapat memengaruhi situasi atau
orang tertentu.11
9Wijaya Kusuma dan Dedi Witagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas,
(Jakarta: PT. Indeks, 2010), Ed.Ke 2 h.66 10
Ibid h. 75-76 11
Zainal Arifin‚ Evaluasi Pembelajaran‚ (Bandung:PT. Remaja Rosda Karya‚
2013)‚ cet. Ke-5‚ hal. 158.
38
Dan tipe wawancara yang digunakan di dalam penelitian ini
adalah tipe wawancara tidak berstruktur, karena bisa mendapatkan
informasi secara langsung dengan cara ramah tamah.
3. Tes Hasil Belajar
Tes ini digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Tes yang
akan dilakukan dalam penelitian ini adalah pre test dan post test. Pre test
adalah tes awal yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh siswa
telah memiliki kemampuan mengenai hal-hal yang akan dipelajari.12
Pre test dilakukan setiap akan memulai penyajian materi baru.
Tujuannya untuk mengidentifikasi saraf pengetahuan siswa mengenai
bahan yang akan disajikan.13
Isi atau materi pada tes ini pada umumnya
ditekankan pada bahan-bahan yang penting yang seharusnya sudah
dikuasai oleh peserta didik sebelum pelajaran diberikan kepada mereka.14
Post test adalah tes yang digunakan untuk mengukur apakah siswa
telah mnguasai kompetensi tertentu seperti yang dirumuskan dalam
indikator hasil belajar.15
Post test dilakukan pada setiap akhir penyajian
materi. Tujuannya untuk mengetahui taraf penguasaan siswa atas materi
yang di ajarkan.16
Isi atau materi pada tes ini adalah bahan-bahan yang
penting, yang telah diajarkan kepada peserta didik, dan biasanya naskah
tes akhir ini dibuat sama dengan naskah tes awal.17
12Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta:
Kencana, 2011), h. 236 13
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung:
Rosda, 2010), cet. 15, h. 142 14
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajagrafindo
persada,2011), h. 69 15
Op cit, Perencanaan dan …h.236 16
Op cit, Psikologi Pendidikan… 17
Op cit, Pengantar evaluasi…, h. 70
39
J. Teknik Analisis dan Interpretasi Data
Data dalam penelitian tindakan kelas ini analisis data yang
dilakukan berupa analisis deskriptif. Untuk memperoleh persentase,
digunakan rumus sebagai berikut:
𝑝 =∑𝑓
𝑁
Keterangan : P = Prosentase yang dicari
F = Frekuensi
N = Jumlah total18
Untuk mencari rata – rata digunakan rumus sebagai berikut:
Mx = ∑X
N
Keterangan : Mx = Mean
∑X = Jumlah nilai seluruh responden
N = Jumlah responden
Dalam menganalisis data hasil belajar pada aspek kognitif atau
penguasaan konsep menggunakan analisis deskriptif dari setiap siklus
menggunakan gain skor.
Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest,gain
menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep
siswasetelah pembelajaran yang dilakukan guru. Untuk mengetahui
peningkatan skor pretest dan posttest menggunakan rumus Gain.
𝐺𝑎𝑖𝑛 =𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑜𝑠𝑡 𝑇𝑒𝑠𝑡 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑟𝑒 𝑇𝑒𝑠𝑡
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑟𝑒 𝑇𝑒𝑠𝑡
18Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo,
2004), Cet Ke-4, h. 43
40
Keterangan:
G tinggi : nilai (g) >0,70
G sedang : 0,70 > (g) >0, 30
G rendah : nilai (g) 0,3
1. Analisis Taraf Kesukaran
Untuk memperoleh kualitas soal yang baik, selain memenuhi
validitas dan relibilitas juga harus memiliki keseimbanga tingkat
kesukaran soal. Keseimbangan yang dimaksud adalah adanya soal-soal
yang termasuk mudah, sedang dan sukar secara proporsional. Soal yang
baik adalah sosal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.19
Untuk mengukur taraf kesukaran sosal digunakan rumus:
𝑃 =𝐵
𝐽𝑆
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria tingkat kesukaran soal menurut Sri Narwati dan Somadi
adalah sebagai berikut: 20
Indeks Tingkat Kesukaran Soal
Indeks Tingkat Kesukaran Kriteria
0 - 0,30 Sukar
0,30 - 0,70 Sedang
0,70 - 1,00 Mudah
19Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 1995), h. 211. 20
Sri Narwati dan Somadi, Panduan Menyusun Silabus dan Perencanaan
Pembelajaran, (Yogyakarta: Familia, 2012), h. 140.
41
Peneliti menggunakan software ANATES ver 4.0.2 (oktober
2003). Dalam menghitung tingkat kesukaran.
2. Analisis daya pembeda
Menurut Suharsimi Arikunto daya pembeda soal adalah
”kemampuan soal untuk membedakan antara peserta didik yang
berkemampuan rendah dan peserta didik yang berkemampuan tinggi.”21
Untuk mengukur daya pembeda digunakan rumus:
𝐷 =𝐵𝐴
𝐽𝐴−𝐵𝐵
𝐽𝐵= 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵
Keterangan:
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal
dengan benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal
dengan benar
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
Kriteria Daya Beda22
Indeks Daya Beda Kriteria
> 0,2 Jelek
0,2-0,4 Sedang
0,4-0,7 Baik
0,7-1,00 Baik Sekali
Peneliti menggunakan software ANATES ver 4.0.2 (oktober
2003). Dalam menghitung daya pembeda.
21 Loc. Cit, Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar ...h.215.
22 Loc. Cit. Sri Narwati dan Somadi, ...h. 141
42
3. Analisis Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kesahihan atau kevalidan suatu instrumen. Validitas menunjuk pada
penyesuaian alat pengukur dengan tujuan yang hendak diukur. Menurut
Nana Sudjana, Validitas berkenaan dengan ketetapan alat penilaian
terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang harus
dinilai.23
Suharsimi Arikunto berpendapat validitas yaitu suatu ukuran
yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
instrumen.”24
Dalam penelitian ini pengukuran validitas untuk mengunakan
teknik korelasi product moment dari Karl Pearson, sebagai berikut:
2222xy
Y)( -YN)X(XN
)Y)(X(XYNr
Keterangan rumus :
rxy : koefisien validitas.
X : skor item
Y : skor total
N : jumlah subyek25
Item dikatakan valid bila harga rhitung > rtabel kriteria. Berikut ini klasifikasi
koefisien korelasi :
0,91 – 1,00 : sangat tinggi (ST)
0,71 – 0,90 : tinggi (T)
0,41 – 0,70 : cukup (C)
0,21 – 0,40 : rendah (R)
0,00 – 0,20 :sangat rendah (SR)
23Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT
Rosdakarya, 2009), h. 12 24
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 1995), h. 72. 25
Sri Narwati dan Somadi, Panduan Menyusun Silabus dan Perencanaan
Pembelajaran, (Yogyakarta: Familia, 2012), cet. 1, h. 146.
43
Taraf signifikan yang dipakai dalam penelitian ini adalah 5%.
Kriteria item dinyatakan valid, jika rxy r tabel. Sedangkan item dinyatakan
tidak valid (drop), jika rxy < r tabel.. dalam menghitung tingkat valitidas
soal, Peneliti menggunakan software ANATES ver 4.0.2 (oktober 2003).
4. Analisis Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai
apa yang dinilainya.26
Reliabilitas adalah ketepatan/keandalan dalam
mengukur apa yang hendak diukur. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai
kepercayaan (reliabilitas) yang tinggi, jika tes tersebut dapat memberikan
hasil yang tepat.27
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung
reliabilitas tes dalam penelitian ini adalah rumus K-R 20 dari Kuder dan
Richardson yaitu: Soal dinyatakan reliabel bila dapat memberikan hasil
yang relatif sama saat dilakukan pengukuran kembali pada subyek yang
berbeda pada waktu yang berlainan. Uji reliabilitas untuk soal
menggunakan rumus Kuder-Richardson (KR) ke 20, yaitu:
2
t
2
t
ttS
ΣpqS
1n
nr
Keterangan :
rtt : koefisien reliabilitas
n : jumlah butir soal
X : varian total
St : standar deviasi
p : indeks kesukaran
q : 1 – p
N : banyak sampel
26 Ibid., h. 16
27 Loc. Cit, Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian ...h, 168.
44
Acuan penilaian reliabilitas :
0,91 – 1,00 : sangat tinggi
0,71 – 0,90 : tinggi
0,41 – 0,70 : cukup
0,21 – 0,40 : rendah
negatif – 0,20 : sangat rendah
Peneliti menggunakan software ANATES ver 4.0.2 (oktober
2003). Dalam menghitung tingkat realibilitas.
K. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan jenis Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang memiliki tahapan-tahapan dalam setiap
siklusnya. Tahapan itu meliputi, perencanaan, tindakan, pengamatan, dan
refleksi. Sedangkan prosedur pelaksanaan perbaikan apabila setelah
tindakan siklus 1 selesai dilakukan dan belum terjadi peningkatan hasil
belajar siswa, maka akan ditindak lanjuti untuk melakukan tindakan
selanjutnya pada siklus 2 sebagai perbaikan pembelajaran. Jika hasil
penelitian telah mencukupi indikator keberhasilan maka dicukupkan dan
dianggap penelitian tindakan kelas berhasil dilaksanakan.
45
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA dan PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Profil Sekolah
Nama Sekolah : Madrasah Tsanawiyah ANNAJAH
Nomor statistik madrasah : 212317110061
Nomor Pokok Madrasah : 20102757
Nomor Izin Operasional : 212317110061
Alamat :Jalan Ciledug Raya Petukangan Selatan
Telepon / fax : 0217374045
Kota : Jakarta Selatan
Propinsi : DKI Jakarta
Status sekolah : swasta
Akreditasi : “A”
Visi Madrasah : Unggul dalam iman dan Taqwa,
kompetitif dalam ilmu dan teknologi.
Misi Madrasah:
1) Menyiapkan siswa yang unggul dalam
Iman dan Takwa.
2) Menyiapkan siswa yang berbudaya Islami
dan berakhlakul Karimah
3) Menyiapkan siswa yang disiplin, kreatif
dan inovatif
4) Menyiapkan siswa yang berkualitas dan
mampu bersaing dalam ilmu dan teknologi.
2. Ciri khas/ kekhasan sekolah
1) Menjunjung tinggi nilai – nilai spiritual (tadarus bersama
setiap pagi,bimbingan membaca Al Qur`an setiap hari
Selasa dan Kamis)
46
2) Keakraban sesama warga Annajah (guru dengan guru, guru
dengan murid, guru dengan karyawan).
3) Menjunjung tinggi nilai – nilai disiplin (pemberlakuan
sistem poin)
4) Lingkungan sejuk, nyaman dan indah.
5) Pengembangan aktivitas dan kepribadian siswa (ekskul
PMR dan PRAMUKA setiap Jumat pagi). Serta beragam
eksra kurikuler (yang dilaksanakan hari jumat setelah
pulang sekolah).
B. Analisis Data
1. Penelitian Pendahuluan
Kegiatan penelitian ini diawali dengan melakukan observasi awal
di MTs. Annajah Jakarta. Subjek dalam penelitian ini adalah kelas VIII-1
yang berjumlah 35 orang, terdiri dari 6 siswa dan 29 siswi. Sebelum
melakukan penelitian, dilakukan tinjauan lapangan untuk memperoleh
gambaran kondisi dan situasi lingkungan tempat penelitian. Tinjauan ini
meliputi wawancara tidak terstruktur kepada guru bidang studi IPS
Terpadu dan observasi pembelajaran IPS Terpadu. Kegiatan ini dilakukan
pada tanggal 14 November 2014.
Menemui guru bidang studi IPS Terpadu yang merupakan juga
wakil kepala sekolah pada Jumat 14 November 2014 dengan menjelaskan
maksud untuk meminta izin melakukan penelitian di sekolah tersebut.
Setelah menjelaskan maksud dan tujuan, yaitu untuk melakukan
penelitian dengan menggunakan metode pembelajaran Discovery-Inquiry
Pada saat yang sama, peneliti melakukan wawancara tidak
terstruktur untuk lebih mengetahui detail permasalahan yang dihadapi
guru. Berdasarkan hasil wawancara tersebut, diperoleh informasi sebagai
berikut:
47
a. Persiapan guru mengajar yaitu Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), buku paket IPS Terpadu, Lembar Kerja
Siswa (LKS), bahan materi dari internet.
b. Pembelajaran yang biasa guru gunakan adalah dominan
ceramah, diskusi, penugasan LKS, dan hafalan.
c. Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) mata pelajaran IPS
Terpadu adalah 75. Hasil belajar IPS Terpadu bervariasi, dan
secara umum masih kurang dari KKM, siswa yang yang masih
dibawah KKM harus melakukan remedial.
d. Sebagian siswa masih kesulitan dalam pembelajaran IPS
Terpadu
e. Faktor utama penghambat proses pembelajaran adalah, kurang
motivasi untuk membaca buku, oleh karena itu untuk
memotivasi supaya siswa membaca, guru biasanya memberi
tugas membuat ringkasan materi.
f. Guru belum pernah menggunakan metode pembelajaran
Discovery-Inquiry dalam pembelajaran IPS Terpadu.
g. Guru merespon baik, dengan menggunakan metode
pembelajaran Discovery-Inquiry dan berharap dapat
meningkatkan hasil belajar IPS terpadu.
Dari hasil wawancara dengan guru dan observasi proses
pembelajaran di kelas tersebut dapat digunakan sebagai bahan acuan
untuk melakukan tindakan siklus I.
2. Tindakan Pembelajaran Siklus I.
Tahapan yang dilakukan pada siklus I meliputi sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan .
Pada tahapan perencanaan, peneliti mempersiapkan
rancangan pembelajaran dengan menggunakan metode
pembelajaran Discovery-inquiry yang diterapkan kedalan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), menyiapkan media video yang
48
sudah disesuaikan dengan materi ajar, menyusun soal pretest dan
posttest, mempersiapkan lembar tugas dan penilaian untuk siswa.
b. Tahap Pelaksanaan.
Tahap pelaksanaan penelitian pada siklus I dilakukan 2 kali
pertemuan, yakni pada tanggal 18 dan 20 November 2014 dengan
materi kebutuhan, kelangkaan sumber daya dan pelaku ekonomi.
1) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa,
18 November 2014. Sebelum guru memulai pembelajaran,
terlebih dahulu guru memperkenalkan diri serta menjelaskan
maksud dan tujuan penelitian dan pembelajaran kepada
siswa. Kemudian guru memberikan soal Pretest kepada
siswa berupa pilihan ganda yang berjumlah 20 butir soal
yang sebelumnya sudah diuji coba validitas dan
realibilitasnya. Lembar soal pretest ini bertujuan untuk
mengetahui pemahaman siswa tentang materi kebutuhan.
Ketika siswa mengerjakan soal, guru membuat pointer di
papan tulis. Setelah semua siswa selesai mengerjakan
pretest, guru memulai pembelajaran dengan melakukan
permainan perkenalan dengan menggunakan spidol. Tujuan
permainan ini adalah sebagai cara guru untuk mengenal dan
menghafal nama siswa dalam waktu singkat. Setelah
permainan selesai, guru mulai menjelaskan Pointer yang
sudah dibuat di papan tulis. Pada pertemuan ini guru belum
menerapkan metode Discovery-inquiry karena lingkungan
kelas yang masih kaku dan terbentur waktu.
2) Pertemuan Kedua
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis,
20 November 2014. Sebelum guru memulai pembelajaran,
terlebih dahulu guru menanyakan kabar kemudian
49
mengabsen siswa. Pada pertemuan kedua guru memberikan
soal tes hasil belajar diakhir siklus I (posttest), berupa
pilihan ganda yang berjumlah 20 butir soal. Sebelum
posttest berlangsung, guru menanyakan kesulitan-kesulitan
siswa terhadap materi ajar. Tes hasil belajar ini bertujuan
untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi ajar
yang sudah diajarkan dipertemuan sebelumnya. Setelah itu
guru mengulang kembali materi ajar dipertemuan pertama,
dan berlanjut kepada materi yang akan dipelajari yaitu
pelaku-pelaku ekonomi dengan menggunakan metode
pembelajaran Discovery-inquiri. Pada pertemua kedua ini,
kondisi kelas mulai mencair. Hal ini terlihat dari adanya
beberapa siswa yang berani bertanya mengenai video
materi, dengan diikuti respon siswa yang lainnya dikelas,
sehingga pada pembelajaran dipertemuan kedua tercipta
suasana kelas yang cukup kondusif, karena materi
pembelajaran cukup menarik bagi siswa sehingga terlihat
motivasi mereka ketika diberikan kesempatan untuk
berbicara terkait video yang ditampilkan.
c. Tahap Pengamatan / observasi.
Pada proses pelaksanaan pembelajaran siklus I, masih
terdapat kekurangan yang terlihat oleh peneliti, antara lain:
1. Pada pertemuan pertama guru belum terlalu dapat
mencairkan kondisi kelas.
2. Selama proses kegiatan belajar dipertemuan pertama, masih
sedikit siswa yang bertanya.
3. Guru belum terlalu banyak mengenal nama siswa.
4. Masih banyak yang siswa yang keluar untuk ke kamar kecil.
5. Siswa yang berada di barisan belakang masih belum bisa
fokus, sehingga kurang mengikuti dengan baik.
50
6. Pada pertemuan kedua, keaktifan siswa mulai terlihat tetapi
tidak menyeluruh.
7. Karena menggunakan media LCD TV, barisan belakang
kurang optimal dalam memahami video yang ditampilkan.
d. Tahap Refleksi
Berdasarkan data yang didapat, peneliti melakukan refleksi
terhadap hasil pembelajaran pada siklus I, hasil refleksinya adalah
sebagai berikut:
1. Lebih sering berinteraksi dengan siswa agar lebih mengenal
siswa yang lain.
2. Lebih memberikan stimulus kepada siswa yang duduk di
barisan belakang agar lebih aktif.
3. Merespon pertanyaan siswa dengan melempar pertanyaan
siswa kepada siswa yang lain agar keaktifan siswa bisa
merata.
4. Selama pemutaran video, guru sekilas menjelaskan agar
siswa yang dibagian belakang bisa lebih optimal lagi dalam
menyimak.
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka peneliti harus
mengoptimalkan kembali dan melakukan perbaikan dalam proses
pembelajaran pada siklus II.
3. Tindakan Pembelajaran Siklus II.
a. Tahap Perencanaan.
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, peneliti
mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran,
menyiapkan video pembelajaran yang sesuai dengan materi
ajar, membuat soal pretest dan posttest. Tujuan yang ingin
dicapai pada siklus II ini adalah peningkatan hasil belajar
siswa.
51
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pembelajaran siklus II dilakukan 2 pertemuan, pada
tanggal 25 dan 27 November dengan materi pelaku ekonomi
dan pasar.
1) Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Selasa,
tanggal 25 November 2014. Pada pertemuan ketiga kondisi
kelas sudah kondusif, sebelum memulai pembelajaran guru
mengabsen siswa dan menanyakan kabar siswa. Setelah itu
guru memberikan soal pretest siklus II yang berjumlah 20
butir soal dalam bentuk pilhan ganda. Selama pretest guru
mempersiapkan media dan perangkatnya.
Setelah siswa menyelesaikan soal, guru memberikan
soal yang merupakan soal yang berkaitan dengan video yang
akan ditampilkan, dan memberikan motivasi kepada siswa
dengan mengenang jasa guru-guru yang pernah mengajar
dan menjadi guru yang paling disenangi karena
pembelajaran pertemuan ketiga bertepatan dengan hari guru
nasional agar lebih semangat dalam mengikuti
pembelajaran.
Siswa mulai terlihat fokus dibandingkan dengan
pertemuan sebelumnya. Ini terlihat dari perhatian siswa dan
sudah berkurangnya siswa yang sibuk sendiri di barisan
belakang. Ketika guru melontarkan pertanyaan pun, tidak
hanya barisan depan yang merespon, tetapi siswa di bagian
belakang pun ikut aktif menjawab.
2) Pertemuan Keempat
Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Kamis,
tanggal 27 November 2014. Sebelum memulai pembelajaran
guru mengabsen siswa dan menanyakan kabar siswa.
52
Kemudian mempersiapkan media dan perangkatnya.
Pembelajaran dimulai dan siswa pun terlihat menyimak dan
mengikuti pembelajaran dengan sangat baik, guru
memberikan keleluasaan untuk siswa agar bertanya atau
melakukan koreksi apabila ada materi yang dianggap kurang
jelas atau terlalu cepat. Setelah selesai menyimak video,
guru memberikan soal posttest berjumlah 20 butir soal
dalam bentuk pilihan ganda. Setelah selesai mengerjakan
soal, pembelajaran diakhiri dengan kesimpulan yang
disampaikan guru.
c. Tahap Pengamatan / observasi
Pada pembelajaran siklus II, hasil yang diharapkan adalah
meningkatnya hasil belajar siswa yaitu mencapai KKM dan
setelah melaksanakan posttest, hasil belajar siswa sudah
mencapai KKM yakni 75.
d. Tahap Refleksi
Berdasarkan pengamatan pada siklus II, diperoleh deskripsi
bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode Discovery-
inquiry sangat berdampak baik kepada siswa pada materi
kebutuhan, kelangkaan sumber daya dan pasar, sehingga siswa
bisa terlibat aktif di kelas sehingga menciptakan lingkungan
kelas yang efektif. Hasil belajar siswa pada siklus II juga
menunjukkan peningkatan dibandingkan hasil belajar pada
siklus I
4. Pemeriksaan Keabsahan Data
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah
menggunakan instrument tes dan non tes. Tes diberikan diawal siklus
(pretest) dan diakhir siklus (posttest), tes ini bertujuan untuk mengetahui
53
kemampuan pemahaman siswa terhadap materi ajar. Sedangkan non tes
berupa catatan lapangan dan, yang diisi pada setiap pertemuan.
Instrumen yang digunakan untuk menguji hasil belajar IPS terpadu
berjumlah 20 soal dari 50 soal yang diujikan terlebih dahulu melalui uji
validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. Proses
pengambilan data hasil belajar IPS Terpadu pada masing-masing
instrumen melalui pretest dan posttest yang diambil setelah 2 kali
pertemuan disetiap siklus.
Sebelum penelitian, peneliti mengujicobakan soal instrumen di
kelas IX-I melalui uji validitas, dari 50 soal didapatkan 20 soal yang valid
yaitu, soal nomor 3, 4, 6, 9, 16, 17, 21, 24, 28, 29, 32, 36, 39, 40, 41, 42,
45, 46, 48 dan 49.
C. Pembahasan
1. Hasil Belajar Siswa
Pembelajaran IPS Terpadu dengan menggunakan metode
Discovery-inquiry pada materi kebutuhan, kelangkaan sumber daya
terdapat adanya peningkatan hasil belajar. Pada siklus I terdapat 14 siswa
yang mencapai KKM, dan 21 siswa masih dibawah KKM, sedangkan
pada siklus II, semua siswa sudah mencapai KKM. Hasil belajar siswa
pada siklus I dan siklus II, dapat dilihat pada tabel dan grafik sebagai
berikut:
54
Tabel 4.1
Hasil Belajar Siklus I
NO Nama PRE TEST POST TES N-GAIN Kriteria
1 ANA 50 65 0.3 SEDANG
2 AA2 60 65 0.13 RENDAH
3 AZ 40 85 0.75 TINGGI
4 AAI 55 70 0.33 SEDANG
5 AA 30 65 0.5 SEDANG
6 AC 45 65 0.36 SEDANG
7 CM 55 80 0.56 SEDANG
8 DS 60 65 0.13 RENDAH
9 DBD 60 80 0.5 SEDANG
10 DAG 60 65 0.13 RENDAH
11 FPF 60 75 0.38 SEDANG
12 FSN 55 95 0.89 TINGGI
13 HRK 60 60 0 RENDAH
14 KNS 50 75 0.5 SEDANG
15 MM 55 70 0.33 SEDANG
16 MARM 60 80 0.5 SEDANG
17 MAM 65 80 0.43 SEDANG
18 NMPH 70 70 0 RENDAH
19 NZZ 65 60 0.14 RENDAH
20 NNB 50 70 0.4 SEDANG
21 NK 45 70 0.45 SEDANG
22 NNS 55 65 0.22 RENDAH
23 PA 40 70 0.5 SEDANG
24 PR 40 70 0.5 SEDANG
25 PBM 60 60 0 RENDAH
55
26 RFF 50 65 0.3 SEDANG
27 RC 50 80 0.6 SEDANG
28 RWA 45 80 0.64 SEDANG
29 RDS 50 60 0.2 RENDAH
30 SNA 60 75 0.38 SEDANG
31 SSB 50 65 0.3 SEDANG
32 SFA 50 75 0.5 SEDANG
33 SSA 55 60 0.11 RENDAH
34 SAP 45 75 0.55 SEDANG
35 SNA 45 75 0.55 SEDANG
JUMLAH 1845 2485
RATA-RATA 52.7 71
N.RATA’’ TERTINGGI 0,057
N.RATA” TERENDAH 0,29
MEDIAN 55 70
MODUS 60 65
STANDAR DEVIASI 8.52 8.21
VARIANS 72.56 67.35
PERSENTASE
KETUNTASAN 0% 40%
Berdasarkan tabel 4.1 Dapat dinyatakan bahwa sikus I terdapat
peningkatan nilai hasil belajar pretest dan posttest, yaitu rata pretest 52.5,
dengan nilai tertinggi 70, nilai terendah 27, sedangkan nilai rata-rata
posttest 71, dengan nilai tertinggi 95, nilai terendah 60. Nilai tengah atau
median dari pretest adalah 55 sedangkan posttest 70. Modus pada pretest
60, modus posttest 65. Sebaran pada siklus I ini belum menyeluruh,
terbukti dari hasil varians yaitu varians pretest 72.56 sedangkan posttest
67.35.
56
Diagram 4.1
Persentase N-Gain Siklus I
Pada diagram 4.1, diketahui kategori N-gain siklus I hanya
terdapat 2 siswa kategori tinggi, yaitu dengan mencapai hasil belajar
>0,70 dan 27 siswa kategori sedang dengan mencapai hasil belajar 0,70 >
(g) >0,30 sedangkan 13 siswa kategori rendah dengan mencapai hasil
belajar 0,30.
Diagram 4.2
Persentase Siswa yang Mencapai KKM
(siklus I)
Pada diagram 4.2 dinyatakan bahwa pembelajaran siklus I dengan
metode Discovery-inquiry ini dilanjutkan ke siklus II, karena masih
terdapat siswa yang hasil belajarnya dibawah KKM yaitu 21 siswa tidak
tuntas dengan persentase 60%. Sedangkan hanya 14 siswa yang tuntas
dengan persentase 40%.
28%
66%
6%
PERSENTASE N-GAIN SIKLUS I
RENDAH
SEDANG
TINGGI
0%
10%
20%
30%
40%
Pretest Posttest
0%
40%
PERSENTASE SISWA YANG MENCAPAI KKM
57
Tabel 4.2
Hasil Belajar Siklus II
NO Nama PRE TEST POST TES N-GAIN Kriteria
1 ANA 55 80 0.56 SEDANG
2 AA2 60 90 0.75 TINGGI
3 AZ 65 85 0.57 SEDANG
4 AAI 55 75 0.44 SEDANG
5 AA 65 90 0.71 TINGGI
6 AC 65 85 0.57 SEDANG
7 CM 65 85 0.57 SEDANG
8 DS 75 85 0.40 SEDANG
9 DBD 60 75 0.38 SEDANG
10 DAG 65 95 0.86 TINGGI
11 FPF 65 80 0.43 SEDANG
12 FSN 70 90 0.67 SEDANG
13 HRK 65 80 0.43 SEDANG
14 KNS 55 75 0.44 SEDANG
15 MM 65 85 0.57 SEDANG
16 MARM 70 90 0.67 SEDANG
17 MAM 70 90 0.67 SEDANG
18 NMPH 65 85 0.57 SEDANG
19 NZZ 60 80 0.50 SEDANG
20 NNB 60 75 0.38 SEDANG
21 NK 60 75 0.38 SEDANG
22 NNS 65 90 0.71 TINGGI
23 PA 75 75 0.00 RENDAH
24 PR 70 90 0.67 SEDANG
25 PBM 65 80 0.43 SEDANG
58
26 RFF 65 80 0.43 SEDANG
27 RC 65 75 0.29 RENDAH
28 RWA 65 85 0.57 SEDANG
29 RDS 65 75 0.29 RENDAH
30 SNA 65 85 0.57 SEDANG
31 SSB 65 90 0.71 TINGGI
32 SFA 60 80 0.50 SEDANG
33 SSA 65 75 0.29 RENDAH
34 SAP 55 75 0.44 SEDANG
35 SNA 65 85 0.57 SEDANG
JUMLAH 2245 2890
RATA-RATA 64.1 82.6
N.RATA’’ TERTINGGI 0,142
N.RATA” TERENDAH 0,114
MEDIAN 65 85
MODUS 65 75
STANDAR DEVIASI 4.92 6.11
VARIANS 24.24 37.31
PERSENTASE
KETUNTASAN 6% 100%
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dinyatakan bahwa dibandingkan
dengan siklus I, pada siklus II terdapat peningkatan hasil belajar yang
sangat signifikan, terbukti dari hasil belajar pretest dan posttest, yaitu
rata-rata pretest 64.1, dengan nilai tertinggi 75, nilai terendah 55,
sedangkan nilai rata-rata posttest 82.6, dengan nilai tertinggi 95, nilai
terendah 75. Median atau nilai tengah dari pretest adalah 65 sedangkan
posttest 85. Sama halnya dengan modus atau nilai yang sering muncul
pada pretest adalah 65 dan posttest 75. Sebaran pada siklus II ini sudah
menyeluruh dengan baik, terbukti dari hasil varians yaitu varians pretest
24.24 sedangkan posttest 37.31.
59
Diagram 4.3
Persentase N-Gain Siklus II
Pada diagram 4.3 diketahui kategori N-Gain siklus II terjadi
peningkatan dibandingkan dengan siklus I, hanya terdapat 4 siswa
kategori rendah, yaitu 0,30, dan 26 siswa kategori sedang dengan
mencapai hasil belajar 0,70 > (g) >0,30 sedangkan 5 siswa kategori tinggi
yaitu > 0,70.
Diagram 4.4
Persentase Siswa yang Mencapai KKM
(siklus II)
Pada diagram 4.4 dinyatakan bahwa pembelajaran siklus II dengan
metode Discoveri-inquiry sudah dikatakan berhasil, karena hasil
persentase pretes meningkat dibandingkan persentase pretest siklus I,
11%
74%
15%
PERSENTASE N-GAIN SIKLUS II
RENDAH
SEDANG
TINGGI
0%
50%
100%
PRETEST POSTTEST
6%
100%
PERSENTASE SISWA YANG MENCAPAI KKM
60
yakni sudah mencapai 2 siswa yang dikatakan tuntas, sedangkan pada
hasil persentase posttest terjadi peningkatan yang sangat signifikan yaitu
semua siswa sudah tuntas dengan persentase 100%, ini menunjukkan
bahwa pembelajaran siklus II ini berhasil telah dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
Tabel 4.3
Rekapitulasi Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dengan Siklus II
NO Nama
PRE
TEST
SIK.1
POST
TEST
SIK.1
N-GAIN Kriteria
PRE
TEST
SIK.2
POST
TEST
SIK.2
N-GAIN Kriteria
1 ANA 50 65 0.30 SEDANG 55 80 0.56 SEDANG
2 AA2 60 65 0.13 RENDAH 60 90 0.75 TINGGI
3 AZ 40 85 0.75 TINGGI 65 85 0.57 SEDANG
4 AAI 55 70 0.33 SEDANG 55 75 0.44 SEDANG
5 AA 30 65 0.50 SEDANG 65 90 0.71 TINGGI
6 AC 45 65 0.36 SEDANG 65 85 0.57 SEDANG
7 CM 55 80 0.56 SEDANG 65 85 0.57 SEDANG
8 DS 60 65 0.13 RENDAH 75 85 0.40 SEDANG
9 DBD 60 80 0.50 SEDANG 60 75 0.38 SEDANG
10 DAG 60 65 0.13 RENDAH 65 95 0.86 TINGGI
11 FPF 60 75 0.38 SEDANG 65 80 0.43 SEDANG
12 FSN 55 95 0.89 TINGGI 70 90 0.67 SEDANG
13 HRK 60 60 0.00 RENDAH 65 80 0.43 SEDANG
14 KNS 50 75 0.50 SEDANG 55 75 0.44 SEDANG
15 MM 55 70 0.33 SEDANG 65 85 0.57 SEDANG
16 MARM 60 80 0.50 SEDANG 70 90 0.67 SEDANG
17 MAM 65 80 0.43 SEDANG 70 90 0.67 SEDANG
18 NMPH 70 70 0.00 RENDAH 65 85 0.57 SEDANG
19 NZZ 65 60 0.14 RENDAH 60 80 0.50 SEDANG
20 NNB 50 70 0.40 SEDANG 60 75 0.38 SEDANG
21 NK 45 70 0.45 SEDANG 60 75 0.38 SEDANG
61
22 NNS 55 65 0.22 RENDAH 65 90 0.71 TINGGI
23 PA 40 70 0.50 SEDANG 75 75 0.00 RENDAH
24 PR 40 70 0.50 SEDANG 70 90 0.67 SEDANG
25 PBM 60 60 0.00 RENDAH 65 80 0.43 SEDANG
26 RFF 50 65 0.30 SEDANG 65 80 0.43 SEDANG
27 RC 50 80 0.60 SEDANG 65 75 0.29 RENDAH
28 RWA 45 80 0.64 SEDANG 65 85 0.57 SEDANG
29 RDS 50 60 0.20 RENDAH 65 75 0.29 RENDAH
30 SNA 60 75 0.38 SEDANG 65 85 0.57 SEDANG
31 SSB 50 65 0.30 SEDANG 65 90 0.71 TINGGI
32 SFA 50 75 0.50 SEDANG 60 80 0.50 SEDANG
33 SSA 55 60 0.11 RENDAH 65 75 0.29 RENDAH
34 SAP 45 75 0.55 SEDANG 55 75 0.44 SEDANG
35 SNA 45 75 0.55 SEDANG 65 85 0.57 SEDANG
JUMLAH 1845 2485 2245 2890
RATA-RATA 52.7 71.0 64.1 82.6
N.RATA’’
TERTINGGI 0,057 0,142
N.RATA”
TERENDAH 0,29 0,114
MEDIAN 55 70 65 85
MODUS 60 65 65 75
STANDAR
DEVIASI 8.52 8.21 4.92 6.11
VARIANS 72.56 67.35 24.24 37.31
PERSENTASE
KETUNTASAN 0% 40% 6% 100%
62
Diagram 4.5
Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II
Pada diagram 4.5, dapat dinyatakan bahwa,pada siklus II terjadi
peningkatan hasil belajar yang sangat signifikan, terbukti dari
perbandingan rata-rata hasil belajar pada setiap siklusnya. Dimana pada
rata-rata hasil belajar pretest siklus I yaitu 52.7, dan pretest pada siklus II
71, sedangkan pada hasil posttest siklus I yaitu hasil belajar 64.1 dan
meningkat pada posttest siklus II yaitu 82.6, hal ini menunjukkan bahwa
pembelajaran dengan metode Discovery-inquiry pada siklus II hasil rata-
rata belajar siswa menjadi meningkat.
2. Interprestasi Hasil Analisis
Untuk hasil belajar digunakan tes formatif yang dilaksanakan pada
setiap akhir siklus. Berikut adalah hasil tes formatif diakhir siklus,
sebagai berikut:
0 50 100 150 200
POSTTEST
PRETEST
71
52.7
82.6
64.1
SIKLUS 1
SIKLUS 2
63
Tabel 4.4
Statistik Deskriptif Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Statistik Posttest siklus I Posttets siklus II
Nilai Tertinggi 95 95
Nilai Terendah 60 75
Rata-rata 71 83
Berdasarkan tabel 4.5, dari hasil tindakan dan paparan deskripsi
hasil belajar siklus I dan siklus II, diperoleh pada siklus I, nilai tertinggi
95, nilai terendah 60, ini menunjukkan nilai terendah siswa belum tuntas,
dengan rata-ratanya adalah 71, dapat dinyatakan bahwa pada akhir siklus
masih terdapat 10 siswa yang belum tuntas jika dipersentasekan hanya
mencapai 28,6%.
Sedangkan temuan pada siklus II, diperoleh nilai tertinggi 95 dan
nilai terendah 75 serta rata-ratanya adalah 83, ini membuktikan bahwa
dari nilai tetinggi menunjukkan, siswa sudah tuntas sedangkan dari nilai
terendah menunjukkan bahwa pada siklus II ini, nilai terendah siswa
sudah mencapai KKM yakni diatas 75, Jadi dapat disimpulkan bahwa
terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang sangat signifikan dari siklus I
ke siklus II, yakni dari 35 siswa semua sudah mencapai KKM atau dapat
dikatakan tuntas dengan persentase 100%.
Peningkatan rata-rata hasil belajar siswa di akhir siklus pada siklus
I dan siklus II dapat di lihat pada diagram, sebagai berikut:
64
Diagram 4.6
Perbandingan Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II
Peningkatan rata-rata hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II
merupakan hasil dari perbaikan pada tindakan siklus I. Peningkatan hasil
rata-rata belajar siswa ini tidak terlepas dari penerapan metode
pembelajaran Discovery-Inquiry untuk meningkatkan hasil belajar IPS
TERPADU siswa.
Sebelum diterapkannya metode pembelajaran Discovery-Inquiry
dalam pembelajaran IPS TERPADU terlihat, berdasarkan pengamatan
yang dilakukan oleh peneliti situasi dan kondisi kelas VIII 1 MTs.
Annajah belum efektif, pembelajaran di kelas lebih didominasi oleh guru
dengan metode pembelajaran yang kurang variatif, sehingga siswa kurang
aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Namun dengan hasil
refleksi yang dilakukan setelah ahkir siklus, terjadi peningkatan serta
perbaikan dari keterampilan guru, aktivitas siswa serta hasil belajar siswa
pada pelajaran IPS TERPADU.
Peningkatan juga terjadi pada aktivitas siswa setelah peneliti
menerapkan metode pembelajaran Discovery-Inquiry. Pada siklus
pertama pertemuan pertama, siswa terlihat kurang antusias dengan
65
70
75
80
85
Siklus I siklus II
71
83
nilai rata-rata
65
metode tersebut karena memang tidak terbiasa, mereka banyak yang
bertanya-tanya karena mereka bingung dan tidak tahu serta belum
mengerti media video pembelajaran yang mereka dapati. Setelah peneliti
menjelaskan mengenai metode pembelajaran Discovery-Inquiry, tetap
merekapun kurang antusias, terlihat saat pengerjaan worksheet masih
belum teratur karena terdapat beberapa siswa yang masih berkeliling dan
mengganggu teman lainnya. Interaksi siswa dan gurupun masih rendah,
karena banyak dari mereka yang masih malu bertanya, berpendapat atau
menjawab pertanyaan dari guru. Sedangkan pada siklus I pertemuan
kedua, terlihat pengerjaan worksheet sudah tampak keteraturan,walaupun
masih didapati siswa yang berkeliling ke teman lainnya. Interaksi guru
dan siswa masih rendah, karena mereka masih belum terpacu untuk
bertanya, menjawab pertanyaan bahkan berpendapat.
Sedangkan pada siklus II pertemuan pertama dan kedua, siswa
sudah terlihat lebih rileks dan terbiasa dengan metode pembelajaran
Discovery-Inquiry, jika pada siklus I pertemuan pertama dan kedua saat
pengerjaan worksheet masih belum teratur secara baik. Pada siklus II,
sudah tampak keteraturan yang signifikan, pengerjaan worksheet pun
berlangsung kondusif, dan sudah tidak ada siswa yang berkeliling lagi.
Merekapun antusias, beberapa siswa bersedia untuk menjelaskan hasil
analisis dari video pembelajaran yang sudah mereka lihat.Interaksi siswa
dengan guru sudah meningkat, terlihat siswa sudah terlibat aktif dalam
bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru, bahkan siswa dengan
percaya diri menceritakan pengalamannya terkait materi pasar.
Pada akhirnya, hasil belajarlah yang menentukan tingkat
keberhasilan suatu proses pembelajaran. Salah satu tolak ukur untuk
melihat suatu keberhasilan dari proses belajar mengajar adalah
meningkatnya hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan Nana Sudjana,
66
”hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
ia menerima pengalaman belajarnya”.1
Berdasarkan hasil belajar dari pretest dan posttest pada siklus I
pertemuan pertama dan kedua juga pada siklus II pertemuan pertama dan
kedua serta dengan adanya evaluasi pada siklus I dan perbaikan pada
siklus II, dilihat dari perolehan N-Gainnya terdapat peningkatan setiap
pertemuan pada siklus, yaitu pada siklus I, hanya terdapat 4 siswa dengan
kategori tinggi, 27 siswa dengan kategori sedang, dan 13 siswa dengan
kategori rendah. Sedangkan pada siklus II kategori tinggi meningkat
menjadi 26 siswa, dan kategori sedang 17 siswa, sedangkan kategori
rendah hanya terdapat satu siswa saja namun nilai tersebut sudah
mencapai KKM yang telaha ditentukan. Perbandingan N-gain siklus I dan
N-Gain siklus II, dapat dilihat pada diagram sebagai berikut
Diagram 4.7
Perbandingan Hasil N-Gain Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi dapat dikatakan bahwa
jalannya pembelajaran pada siklus II telah berhasil memperbaiki berbagai
kelemahan yang terjadi pada siklus I. Perbaikan tersebut berakibat pada
1Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT
Rosdakarya, 2009), h. 22.
0
100
SIKLUS ISIKLUS II
28
11
66 746 15
RENDAH SEDANG TINGGI
67
peningkatan aktifitas guru dan siswa dalam pembelajaran dan akhirnya
mengakibatkan pada pencapaian hasil belajar siswa yang memuaskan.
Dalam penelitian dengan penerapan metode pembelajaran
Discovery-Inquiry, proses pembelajaran menjadi menyenangkan. Siswa
diberi pengertian secara halus untuk dapat mengungkapkan apa yang
mereka tahu untuk menganalisis video pembelajaran yang telah disajikan.
Dengan penerapan metode pembelajaran Discovery-Inquiry, materi
pembelajaran dapat tersampaikan secara efektif.Sehingga dalam hal ini
terdapat kesesuaian antara kerangka berfikir, hasil penelitian yang relevan
dan teori bahwa penerapan metode pembelajaran Discovery-Inquiry dapat
meningkatkan hasil belajar IPS Terpadu siswa di kelas VIII-1 Mts
Annajah Jakarta.
Keterbatasan metode ini adalah, metode ini harus dirancang
sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar dari lingkungan luar
sekolah dan sumber lain. Misalnya internet, majalah dan media sosial. Hal
ini yang menjadi keterbatasan, karena tidak semua siswa dibekali dengan
sarana dan media yang disebutkan di atas.
Sedangkan keunggulan dari metode ini adalah, melatih siswa
untuk mengenal dan mempelajari sesuatu tidak hanya dari apa yang
diberikan guru, melainkan dari sumber lain yang kekinian, serta dapat
melatih siswa untuk cakap dalam pemanfaatan teknologi. Pemanfaatan
teknologi ini, membuat siswa tidak merasa monoton ketika belajar.
68
BAB V
KESIMPULAN dan SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di
kelas VIII-1 MTs.Annajah pada pembelajaran IPS Terpadu dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran IPS Terpadu melalui penerapan metode
pembelajaran Discovery-Inquiry dapat meningkatkan hasil belajar siswa
sesuai analisis data. Nilai criteria ketuntasan minimum (KKM) untuk
mata pelajaran IPS Terpadu adalah 75. Diketahui bahwa nilai rata–rata
posttest pada siklus I adalah 71 dengan presentase ketuntasan 40% dan
terjadi meningkat nilai rata-rata postest pada siklus II yaitu 82,6 dengan
presentase ketuntasan 100%. Peningkatan juga dapat dilihat dari rata-rata
N-gain siklus I dan siklus II. Pada siklus I rata-rata N-gain 0.30, pada
siklus II rata-rata N-gain meningkat menjadi 0.51.
Siswa sangat antusias terhadap metode pembelajaran Discovery-
Inquiry pada mata pelajaran IPS Terpadu. Hal ini dikarenakan metode
pembelajaran Discovery-Inquiry merupakan strategi baru untuk mereka.
Metode pembelajaran Discovery-Inquiry dapat secara halus merangsang
anak untuk aktif dalam hal menganalisis, bertanya dan menjawab
pertanyaan. Selain itu dalam penerapannya, siswa tidak merasa bosan.
B. Saran
Dengan terbuktinya proses pembelajaran dengan menerapkan
metode pembelajaran Discovery-Inquiry dapat meningkatkan hasil belajar
IPS Terpadu siswa kelas VIII-1 MTs. Annajah Jakarta, maka penulis
menyarankan hal-hal berikut:
1. Bagi Siswa
Pada dasarnya, bertanya adalah pintu dari sebuah ilmu.
Siswa harus percaya diri dalam bertanya maupun menjawab
69
pertanyaan sehingga kegiatan pembelajaran berjalan dengan
aktif dan tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
2. Bagi Guru
Metode pembelajaran Discovery-Inquiry sangat baik
diterapkan dalam pembelajaran di kelas, maka guru dalam
setiap pembelajaran perlu merencanakan strategi dan
mempersiapkan media pembelajaran yang digunakan sebagai
alternatif pembelajaran bagi siswa, karena siswa akan menjadi
aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
3. Bagi Sekolah
Sekolah diharapkan dapat menyediakan sarana dan
prasarana berupa proyektor atau LCD TV yang menyeluruh
disetiap kelas serta terus memantau dalam hal pemeliharaan.
4. Bagi Peneliti
Penelitian mengenai metode pembelajaran Discovery-
Inquiry ini diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut,
sehingga pembelajaran menggunakan metode pembelajaran
Discovery-Inquiry menjadi lebih baik. Para peneliti dapat
melakukan penelitian lanjutan dari penelitian ini dengan aspek
yang lain, untuk mengembangkan pembelajaran IPS Terpadu
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.
70
DAFTAR PUSTAKA
Abror, Abd. Rachman, Psikologi pendidikan. .Yogya : PT Tiara Wacana,
1993, cet ke-4.
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta, 1991.
Ali, Imron. Belajar dan Pembelajaran . Jakarta: Pustaka Jaya,1996.
Ambarjaya, Beni S. Teknik-Teknik Penilaian Kelas. Bandung: duta grafika
, 2008.
Arief, Armai, Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta:
Ciputat Pers,2002.
Arifin‚ Zainal, Evaluasi Pembelajaran‚ Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya‚ 2013.
Arikunto, Suharsimi & Suhardjono,dkk. Penelitian Tindakan Kelas,
Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan
Proses,Jakarta, Bumi Aksara, 2008.
-------- Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta, Bumi Aksara, 2009.
Asrohah, Hanun, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Logos, 2001.
Campbell, Linda . Metode Praktis Pembelajaran Berbasis Multiple
Intellegence. Depok. intuisi press, 2007
Dimiati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Rineka
Cipta. 2006.
Esti. W. D, Sri Psikologi Pendidikan, Jakarta; Grasindo. 2006.
Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.
Iska , Zikri Neni, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan,
Jakarta: Kizi Brother. 2008.
Kusuma, Wijaya dan Dedi Witagama. Mengenal Penelitian Tindakan
Kelas, Jakarta: PT. Indeks, 2010.
Maskan, Mohammad dan Ahmad Fauzi, Pengembangan Model
Pembelajaran Entrepreneurship Terpadu Dengan Aplikasi
71
Learning Management System (LMS) Berbasis Internet/Intranet di
Politeknik Malang, (Malang: Jurnal JIBEKA, 2014), Vol.8, h.33.
Nanang, Cucu Hanafiah, Konsep Strategi Pembelajaran, Bandung: Refika
Aditama, 2012.
Narwati, Sri dan Somadi, Panduan Menyusun Silabus dan Perencanaan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2008 Pasal 1.
Puspitasari, Rika Anggraini “Studi Komparasi Metode Discovery Inquiry
dengan Konvensional terhadap Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas
IV SD Negeri Gumpang 1 Kartasura”, Skripsi, (Sukoharjo: UMS,
2011).
Rosyada, Dede. Paradigma Pendidikan Demokratis. Jakarta.2004.
Sanjaya, Wina Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta:
Kencana, 2011.
Sanjaya, Wina, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Kencana,2011.
Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
Jakarta: Kencana, 2008.
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rajagrafindo
persada, 2011.
-------- Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2008.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung,
Rosda. 2010.
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2014.
Supeno, Bambang. Statistik Terapan Dalam Penelitian Ilmu Sosial dan
Pendidikan.
Syah , Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,
Bandung: Rosda, 2010.
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP UPI.Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan
Bag. 1. Bandung, Imtima.2007.
72
-------- Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan Bag. 3. Bandung, Imtima.2007.
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan
Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Jakarta, Bumi Aksara, 2010.
Wawancara tidak terstruktur dengan guru bidang studi tanggal 14
November 2014
Winkel S.J, W.S.., Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta:
Gramedia, 1983), h. 48.
Yamin, Martinis. Strategi pembelajaran berbasis kompetensi. Jakarta.
Gaung persada press. 2004.
http://ainamulyana.blogspot.com/2014/02/model-pembelajaran-kooperatif-
tipe.html.
http://atibilombok.blogspot.com/2014/06/makalah-pembaharuan-konsep-
dan-teori.html.
http://catkulku.blogspot.com/2012/06/pendidikan-ips-tradisional-dan-
modern.html.
http://desyidn.blogspot.com/2013/06/makalah-paradigma-ips.html.
http://pustakabakul.blogspot.com/2012_05_01_archive.html.
http://www.tuanguru.com/2011/12/pembelajaran-kooperatif-tipe-nht.html.
Nama :
Kelas : LAMPIRAN 1
IPS TERPADU
Berikan tanda silang ( X ) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang paling tepat !
1. Kebutuhan hidup pokok manusia juga disebut...
a. kebutuhan primer c. kebutuhan pelengkap
b. kebutuhan sekunder d. Kebutuhan mewah
2. Akar permasalahan ekonomi adalah mempermasalahkan hubungan antara kebutuhan manusia dan ...
a. alat pemuas c. masyarakat
b. perusahaan d. kebutuhan
3. Langka dalam pengertian ekonomi adalah...
a. ketidakseimbangan antara produksi dan komsumsi
b. ketidak seimbangan antara alat pemuas dan kebutuhan
c. keterbatasan jumlah barang
d. sulitnya mencari barang
4. Kendaraan bermotor dengan bensin termasuk...
a. barang subtitusi c. barang produksi
b. barang komplementer d. barang komsumsi
5. Alat pemuas kebutuhan yang berwujud pelayanan disebut...
a. barang c. jasa
b. benda d. guna
6. Hubungan yang saling menggantikan antara roti dan nasi termasuk...
a. barang subtitusi c. barang produksi
b. barang komplementer d. barang komsumsi
7. Pasir di proyek pembangunan termasuk...
a. barang bebas c. barang subtitusi
b. barang ekonomi d. barang komplementer
8. berikut ini yang bukan merupakan kebutuhan ekonomi adalah...
a. nasihat teman c. pendidikan
b. agama d. makanan
9. Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang...
a. berproduksi c. mendistribusikan barang
b. Berkonsumsi d. memilih
10. Barang yang diperoleh dengan mengeluarkan pengorbanan disebut...
a. barang produksi c. barang konsumsi
b. barang ekonomi d. barang bebas
11. Salah satu yang membedakan antara barang ekonomi dengan barang bebas adalah...
a. Wujud barangnya c. cara pemeliharaanya
b. Cara memperolehnya d. jumlah pemakaiannya
12. Salah satu faktor yang menyebabkan kelangkaan adalah...
a. kerusakan sumber daya alam
b. ketersediaan sumber daya yang terbatas
c. pemanfaatan sumber daya yang berlebihan
d. ketidakmampuan manusia menggali sumber daya
13. Kebutuhan masa depan adalah kebutuhan yang...
a. akan terasa manfaatnya jika dapat disediakan sesudah waktunya
b. masih dapat ditunda dan dapat dipersiapkan dari sekarang
c. masih dapat ditunda dan dapat dipersiapkan yang akan datang
d. pemenuhanya harus segera dilaksanakan dan tidak dapat ditunda
14. Salah satu cara sebuah keluarga dapat mengunakan penghasilanya secara cermat, yaitu..
a. tidak mengeluarkan uang pada hari-hari tertentu
b. menyusun anggaran pengeluaran dan pendapatan tiap bulan
c. sebagian besar penghasilanya diusahakan di tabung
d. hanya berbelanja barang dan jasa yang dibutuhkan
15. Barang yang dalam penggunaanya dapat saling menggantikan disebut...
a. barang produksi c. barang subtitusi
b. barang konsumsi d. barang komplementer
16. Penggolongan kebutuhan manusia menurut tingkatanya, yaitu...
a. makanan, kendaraan, perumahan c. sekarang,yang akan datang
b. primer, sekunder, tertier d. makanan, sandang, perumahan
17. Kebutuhan yang mutlak harus dipenuhi , yaitu...
a. kebutuhan primer c. kebutuhan jasmani
b. kebutuhan tersier d. kebutuhan individu
18. Berikut ini barang-barang kebutuhan .
1. Makanan 4. Villa peristirahatan
2. Mobil 5. Pakaian dinas
3. Hiburan 6. Gelang emas
Termasuk kebutuhan kemewahan , yaitu...
a. 1,2 dan 3 c. 2,4 dan 6
b. 1,3 dan 5 d. 2,5 dan 6
19. Contoh sumber daya alam yang yang memiliki sifat tidak terbatas , yaitu...
a. udara c. hutan
b. barang tambang d. hasil laut
20. Berikut ini yang bukan merupakan faktor penyebab keanekaragaman kebutuhan manusia, yaitu...
a. sifat ketidakpuasan manusia
b. kebutuhan manusia akan barang
c. luasnya lingkup kebudayaan
d. kemajuan peradapan manusia
21. Anik selalu mengutamakan kebutuhan yang mendesak. Untuk menentukan mendesak dan tidaknya
kebutuhan, Anik menyusun...
a. daftar kebutuhan pokok c. skala prioritas barang dan jasa
b. skala prioritas kebutuhan d. daftar kebutuhan yang mendesak
22. Urut-urutan kebutuhan dalam skala prioritas kebutuhan, yaitu...
a. paling mendesak-kurang mendesak-mendesak
b. paling mendesak-mendesak-kurang mendesak
c. mendesak-paling mendesak-kurang mendesak
d. mendesak-kurang mendesak-paling mendesak
23. Keseimbangan antara kebutuhan dan alat pemuas kebutuhan disebut...
a. tindakan ekonomi c. kemakmuran
b. motif ekonomi d. pilihan rasional
24. Berdasarkan kelangkaanya , dikenak adanya barang...
a. jadi dan setengah jadi c. bebas dan ekonomi
b. konsumsi dan produksi d. subtitusi dan komplementer
25. Suatu yang sedang berekreasi kepegunungan berarti keluarga tersebut sedang memenuhi kebutuhan...
a. primer c. sekarang
b. jasmani d. rohani
26. Beragam dan meningkatnya kebutuhan manusia dipengaruhi oleh beberapa hal berikut, kecuali...
a. peradapan c. tingkat penghasilan
b. pengalaman d. waktu pemenuhan
27. Sifat kebutuhan manusia ialah...
a. terbatas jumlahnya c. tidak terbatas jumlahnya
b. stabil kebutuhanya d. fleksibel terhadap kebutuhan
28. Yang dimaksud dengan kebutuhan lahiriah adalah...
a. rohani c. jasmani
b. pokok d tambahan
29. Tinjauan ekonomi yang bersifat tidak terbatas untuk manusia ialah...
a. kebutuhan c. penghasilan
b. kemampuan d. Keinginan
30. Menabung di bank termasuk kebutuhan...
a.rohani c. mendatang
b. jasmani d. sekarang
31. Memberikan bantuan kepada yayasan yatim piatu merupakan jenis kebutuhan...
a. kolektif c. pribadi
b. rohani d. mendatang
32. Kebutuhan yang diperlukan seseorang untuk memenuhi rasa puas atau kesenangan seseorang termasuk jenis
kebutuhan...
a. sekarang c. rohani
b. jasmani d. mendatang
33. Alat pemenuhan kebutuhan yang memerlukan pengorbanan dalam memenuhinya disebut...
a. barang bebas c. barang ekonomi
b. barang komplementer d. barang baku
34. Barang inferior merupakan jenis alat pemenuh kebutuhan menurut...
a. tingkat kualitas c. wujud
b. proses pembuatan d. hubungannya dengan barang lain
35. Tinjauan ekonomi yang bersifatnya tidak terbatas untuk manusia ialah...
a. kebutuhan c. penghasilan
b. kemampuan d. keinginan
36. Berikut ini yang termasuk contoh barang subtitusi ialah ...
a. bensin dan motor c. bus dan kereta api
b. gula dan teh d. minyak tanah dan kompor
37. Rumah, menurut sifatnya, termasuk jenis kebutuhan ....
a. jasmani c. pokok
b. rohani d. tambahan
38. Perhatikan data berikut!
1. Biaya sekolah. 4. Pensil
2. Sepeda. 5. Seragam
3. Buku tulis.
Berdasarkan data di atas, kebutuhan pokok ditunjukkan oleh nomor ....
a. 1,2 dan 4 c. 2,3 dan 4
b. 1,3 dan 5 d. 2,4 dan 5
39. Berdasarkan skala prioritas , berikut ini yang merupakan daftar belanja rumah tangga yang benar ialah...
a. beras, lauk pauk, biaya sekolah, dan buku pelajaran
b. sepeda motor, bensin, beras, dan obat-obatan
c. biaya sekolah, bensin, biaya angkutan, dan membeli tas
d. tas sekolah, beras, minyak, tanah, dan sepeda
40. Yang termasuk bentuk kebutuhan pribadi ialah...
a. pekerjaan c. jasmani
b. angkutan d. pribadi
41. Perhatikan data berikut!
1. Manusia semakin pandai
2. Jumlah manusia bertambah
3. Peradapan semakin maju
4. Jumlah indrustri semakin banyak
Berdasarkan data diatas , yang menyebabkan kebutuhan manusia semakin bertambah antara lain ditunjukan
oleh nomor...
a. 1 dan 3 c. 2 dan 3
b. 1 dan 4 d. 2 dan 4
42. Asuransi merupakan salah bentuk kebuthan...
a. individu c. primer
b. mendatang d. rohani
43. Salah satu kebutuhan rohani untuk manusia ialah...
a. berpakaian c. berdoa
b. makan d. Rumah
44. Suatu keadaan ketika seseorang mengalami kesulitan untuk mendapatkan beras dipasar, karena pasokan
beras dari petani terhambat akibat bencana alam diwilayah penghasil bersa, merupakan bentuk...
a. kelangkaan c. kesulitan
b. kemudahan d. keterpurukan
45. Salah satu contoh sumber daya alam tidak dapat diperbarui yang berda disekitar rumahmu ialah...
a. berbagai tanaman hias dihalaman rumahmu
b. peralatan memasak yang terbuat dari logam dan aluminium
c. buah-buahan sebagai pencuci mulut setelah makan
d. pakaian yang berbahan wol
46. Salah satu manfaat hutan ialah...
a. sumber gas alam
b. tempat mengalirnya air
c. tempat peresapan air hujan
d. penyebab terjadinya tanah longsor
47. Setiap hari manusia membutuhkan membutuhkan energi atau tenaga makanan yang dikomsumsi 3 kali
sehari. Hal ini menunjukan bahwa makanan merupakan salah satu kebutuhan...
a. primer c. tersier
b. sekunder d. sampingan
48. Berolahraga di pagi hari merupakan kebutuhan...
a. primer c. rohani
b. jasmani d. sekunder
49. Seseorang dalam memenuhi kebutuhanya untuk berpergian , kini sudah dapat dilakukan dengan mudah
seperti berpergian dengan pesawat, mobil, motor, kapal laut, dan kereta api . kebutuhan ini terjadi karena
dipengaruhi oleh faktor ...
a. agama dan kepercayaan c. waktu dan pemenuhan
b. tingkat pendidikan d. kemajuan iptek
50. Menabung termasuk jenis kebutuhan...
a. kolektif c. pribadi
b. rohani d. mendatang
KUNCI JAWABAN
1 . A 26. A
2. D 27. C
3. A 28. B
4. B 29. A
5. C 30. C
6. A 31. B
7. D 32. C
8. D 33. C
9. A 34. A
10. B 35. D
11. B 36. C
12. B 37. C
13. B 38. B
14. B 39. A
15. C 40. B
16. B 41.C
17. A 42. B
18. C 43. C
19. A 44. A
20. D 45. B
21. B 46. C
22. B 47. A
23. C 48. B
24. C 49. D
25. D 50. D
LAMPIRAN 2
Nama :
Kelas :
IPS TERPADU
Berikan tanda silang ( X ) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang paling tepat !
1. Langka dalam pengertian ekonomi adalah...
a. ketidakseimbangan antara produksi dan konsumsi
b. ketidak seimbangan antara alat pemuas dan kebutuhan
c. keterbatasan jumlah barang
d. sulitnya mencari barang
2. Kendaraan bermotor dengan bensin termasuk...
a. barang subtitusi c. barang produksi
b. barang komplementer d. barang konsumsi
3. Hubungan yang saling menggantikan antara roti dan nasi termasuk...
a. barang subtitusi c. barang produksi
b. barang komplementer d. barang konsumsi
4. Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang...
a. berproduksi c. mendistribusikan barang
b. Berkonsumsi d. memilih
5. Penggolongan kebutuhan manusia menurut tingkatannya, yaitu...
a. makanan, kendaraan, perumahan c. sekarang,yang akan datang
b. primer, sekunder, tertier d. makanan, sandang, perumahan
6. Kebutuhan yang mutlak harus dipenuhi , yaitu...
a. kebutuhan primer c. kebutuhan jasmani
b. kebutuhan tersier d. kebutuhan individu
7. Anik selalu mengutamakan kebutuhan yang mendesak. Untuk menentukan mendesak dan tidaknya
kebutuhan, Anik menyusun...
a. daftar kebutuhan pokok c. skala prioritas barang dan jasa
b. skala prioritas kebutuhan d. daftar kebutuhan yang mendesak
8. Berdasarkan kelangkaanya , dikenal adanya barang...
a. jadi dan setengah jadi c. bebas dan ekonomi
b. konsumsi dan produksi d. subtitusi dan komplementer
9. Yang dimaksud dengan kebutuhan lahiriah adalah...
a. rohani c. jasmani
b. pokok d tambahan
10. Tinjauan ekonomi yang bersifat tidak terbatas untuk manusia ialah...
a. kebutuhan c. penghasilan
b. kemampuan d. Keinginan
11. Kebutuhan yang diperlukan seseorang untuk memenuhi rasa puas atau kesenangan seseorang termasuk
jenis kebutuhan...
a. sekarang c. rohani
b. jasmani d. mendatang
12. Berikut ini yang termasuk contoh barang subtitusi ialah ...
a. bensin dan motor c. bus dan kereta api
b. gula dan teh d. minyak tanah dan kompor
13. Berdasarkan skala prioritas , berikut ini yang merupakan daftar belanja rumah tangga yang benar ialah...
a. beras, lauk pauk, biaya sekolah, dan buku pelajaran
b. sepeda motor, bensin, beras, dan obat-obatan
c. biaya sekolah, bensin, biaya angkutan, dan membeli tas
d. tas sekolah, beras, minyak, tanah, dan sepeda
14. Yang termasuk bentuk kebutuhan pribadi ialah...
a. pekerjaan c. jasmani
b. angkutan d. Pribadi
PRE TEST 18-11-2014
15. Perhatikan data berikut!
1. Manusia semakin pandai
2. Jumlah manusia bertambah
3. Peradapan semakin maju
4. Jumlah indrustri semakin banyak
Berdasarkan data diatas , yang menyebabkan kebutuhan manusia semakin bertambah antara lain
ditunjukan oleh nomor...
a. 1 dan 3 c. 2 dan 3
b. 1 dan 4 d. 2 dan 4
16. Asuransi merupakan salah bentuk kebutuhan...
a. individu c. primer
b. mendatang d. rohani
17. Salah satu contoh sumber daya alam tidak dapat diperbarui yang berada disekitar rumahmu ialah...
a. berbagai tanaman hias dihalaman rumahmu
b. peralatan memasak yang terbuat dari logam dan aluminium
c. buah-buahan sebagai pencuci mulut setelah makan
d. pakaian yang berbahan wol
18. Salah satu manfaat hutan ialah...
a. sumber gas alam
b. tempat mengalirnya air
c. tempat peresapan air hujan
d. penyebab terjadinya tanah longsor
19. Berolahraga di pagi hari merupakan kebutuhan...
a. primer c. rohani
b. jasmani d. sekunder
20. Seseorang dalam memenuhi kebutuhanya untuk berpergian , kini sudah dapat dilakukan dengan mudah
seperti berpergian dengan pesawat, mobil, motor, kapal laut, dan kereta api . kebutuhan ini terjadi
karena dipengaruhi oleh faktor ...
a. agama dan kepercayaan c. waktu dan pemenuhan
b. tingkat pendidikan d. kemajuan iptek
LEMBAR JAWABAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
PRE TEST 18-11-2014
KUNCI JAWABAN
1. A
2. B
3. A
4. A
5. B
6. A
7. B
8. C
9. B
10. A
11. C
12. C
13. A
14. B
15. C
16. B
17. B
18. C
19. B
20. D
LAMPIRAN 3
Nama :
Kelas :
IPS TERPADU
Berikan tanda silang ( X ) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang paling tepat !
1. Kebutuhan yang diperlukan seseorang untuk memenuhi rasa puas atau kesenangan seseorang termasuk
jenis kebutuhan...
a. sekarang c. rohani
b. jasmani d. mendatang
2. Berikut ini yang termasuk contoh barang subtitusi ialah ...
a. bensin dan motor c. bus dan kereta api
b. gula dan teh d. Smartphone dan pulsa
3. Berdasarkan skala prioritas , berikut ini yang merupakan daftar belanja rumah tangga yang benar ialah...
a. beras, lauk pauk, biaya sekolah, dan buku pelajaran
b. sepeda motor, bensin, beras, dan obat-obatan
c. biaya sekolah, bensin, biaya angkutan, dan membeli tas
d. tas sekolah, beras, minyak, tanah, dan sepeda
4. Yang termasuk bentuk kebutuhan pribadi ialah...
a. pekerjaan c. jasmani
b. shalat d. Jalan-jalan
5. Perhatikan data berikut!
1. Manusia semakin pandai
2. Jumlah manusia bertambah
3. Peradaban semakin maju
4. Jumlah industri semakin banyak
Berdasarkan data diatas , yang menyebabkan kebutuhan manusia semakin bertambah antara lain
ditunjukan oleh nomor...
a. 1 dan 3 c. 2 dan 3
b. 1 dan 4 d. 2 dan 4
6. Asuransi merupakan salah bentuk kebutuhan...
a. individu c. primer
b. mendatang d. rohani
7. Salah satu contoh sumber daya alam tidak dapat diperbarui yang berada disekitar rumahmu ialah...
a. berbagai tanaman hias dihalaman rumahmu
b. peralatan memasak yang terbuat dari logam dan aluminium
c. buah-buahan sebagai pencuci mulut setelah makan
d. pakaian yang berbahan wol
8. Salah satu manfaat hutan ialah...
a. sumber gas alam
b. tempat mengalirnya air
c. tempat peresapan air hujan
d. penyebab terjadinya tanah longsor
9. Berolahraga di pagi hari merupakan kebutuhan...
a. primer c. rohani
b. jasmani d. sekunder
10. Seseorang dalam memenuhi kebutuhanya untuk berpergian , kini sudah dapat dilakukan dengan mudah
seperti berpergian dengan pesawat, mobil, motor, kapal laut, dan kereta api . kebutuhan ini terjadi
karena dipengaruhi oleh faktor ...
a. agama dan kepercayaan c. waktu dan pemenuhan
b. tingkat pendidikan d. kemajuan iptek
11. Langka dalam pengertian ekonomi adalah...
a. ketidakseimbangan antara produksi dan konsumsi
b. ketidak seimbangan antara alat pemuas dan kebutuhan
c. keterbatasan jumlah barang
d. sulitnya mencari barang
POST TEST 20-11-2014
12. Kendaraan bermotor dengan bensin termasuk...
a. barang subtitusi c. barang produksi
b. barang komplementer d. barang konsumsi
13. Hubungan yang saling menggantikan antara roti dan nasi termasuk...
a. barang subtitusi c. barang produksi
b. barang komplementer d. barang konsumsi
14. Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang...
a. Perilaku produksi,distribusi dan konsumsi c.. mendistribusikan barang
b. Berkonsumsi d. memilih
15. Penggolongan kebutuhan manusia menurut tingkatannya, yaitu...
a. makanan, kendaraan, perumahan c. sekarang,yang akan datang
b. primer, sekunder, tertier d. makanan, sandang, perumahan
16. Kebutuhan yang mutlak harus dipenuhi , yaitu...
a. kebutuhan primer c. kebutuhan jasmani
b. kebutuhan tersier d. kebutuhan individu
17. Anik selalu mengutamakan kebutuhan yang mendesak. Untuk menentukan mendesak dan tidaknya
kebutuhan, Anik menyusun...
a. daftar kebutuhan pokok c. skala prioritas barang dan jasa
b. skala prioritas kebutuhan d. daftar kebutuhan yang mendesak
18. Berdasarkan kelangkaanya , dikenal adanya barang...
a. jadi dan setengah jadi c. bebas dan ekonomi
b. konsumsi dan produksi d. subtitusi dan komplementer
19. Yang dimaksud dengan kebutuhan lahiriah adalah...
a. rohani c. jasmani
b. pokok d tambahan
20. Tinjauan ekonomi yang bersifat tidak terbatas untuk manusia ialah...
a. kebutuhan c. penghasilan
b. kemampuan d. Keinginan
LEMBAR JAWABAN
1 11
2 12
3 13
4 14
5 15
6 16
7 17
8 18
9 19
10 20
POST TEST 20-11-2014
KUNCI JAWABAN
1. C
2. C
3. A
4. B
5. C
6. B
7. B
8. C
9. B
10. D
11. A
12. B
13. A
14. A
15. B
16. A
17. B
18. C
19. B
20. A
LAMPIRAN 4
Nama :
Kelas :
IPS TERPADU
Berikan tanda silang ( X ) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang paling tepat !
1. Kebutuhan yang diperlukan seseorang untuk memenuhi rasa puas atau kesenangan seseorang termasuk
jenis kebutuhan...
a. sekarang c. pribadi
b. jasmani d. mendatang
2. Berikut ini yang termasuk contoh barang subtitusi ialah ...
a. bensin dan motor c. bus dan kereta api
b. gula dan teh d. Smartphone dan pulsa
3. Berdasarkan skala prioritas , berikut ini yang merupakan daftar belanja rumah tangga yang benar ialah...
a. beras, lauk pauk, biaya sekolah, dan buku pelajaran
b. sepeda motor, bensin, beras, dan obat-obatan
c. biaya sekolah, bensin, biaya angkutan, dan membeli tas
d. tas sekolah, beras, minyak, tanah, dan sepeda
4. Yang termasuk bentuk kebutuhan pribadi ialah...
a. mesjid c. Jembatan layang
b. shalat d. Jalan tol
5. Perhatikan data berikut!
1. Jumlah pabrik bertambah
2. Bertambahnya pendapatan
3. Teknologi semakin maju
4. Jumlah industri semakin banyak
Berdasarkan data diatas , yang menyebabkan kebutuhan manusia semakin bertambah antara lain
ditunjukan oleh nomor...
a. 1 dan 3 c. 2 dan 3
b. 1 dan 4 d. 2 dan 4
6. Asuransi merupakan salah bentuk kebutuhan...
a. individu c. primer
b. mendatang d. rohani
7. Salah satu contoh sumber daya alam tidak dapat diperbarui yang berada disekitar rumahmu ialah...
a. berbagai tanaman hias dihalaman rumahmu
b. peralatan memasak yang terbuat dari logam dan aluminium
c. buah-buahan sebagai pencuci mulut setelah makan
d. pakaian yang berbahan wol
8. Salah satu manfaat hutan ialah...
a. sumber gas alam
b. tempat mengalirnya air
c. tempat peresapan air hujan
d. penyebab terjadinya tanah longsor
9. Berolahraga di pagi hari merupakan kebutuhan...
a. primer c. rohani
b. jasmani d. sekunder
10. Seseorang dalam memenuhi kebutuhanya untuk berpergian , kini sudah dapat dilakukan dengan mudah
seperti berpergian dengan pesawat, mobil, motor, kapal laut, dan kereta api . kebutuhan ini terjadi
karena dipengaruhi oleh faktor ...
a. agama dan kepercayaan c. waktu dan pemenuhan
b. tingkat pendidikan d. kemajuan iptek
11. Langka dalam pengertian ekonomi adalah...
a. ketidakseimbangan antara produksi dan konsumsi
b. ketidak seimbangan antara alat pemuas dan kebutuhan
c. keterbatasan jumlah barang
PRE TEST 25-11-2014
d. sulitnya mencari barang
12. Kendaraan bermotor dengan bensin termasuk...
a. barang subtitusi c. barang produksi
b. barang komplementer d. barang konsumsi
13. Hubungan yang saling menggantikan antara roti dan nasi termasuk...
a. barang subtitusi c. barang produksi
b. barang komplementer d. barang konsumsi
14. Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang...
a. Perilaku produksi,distribusi dan konsumsi c.. mendistribusikan barang
b. Berkonsumsi d. memilih
15. Penggolongan kebutuhan manusia menurut tingkatannya, yaitu...
a. makanan, kendaraan, perumahan c. sekarang,yang akan datang
b. primer, sekunder, tertier d. makanan, sandang, perumahan
16. Kebutuhan yang mutlak harus dipenuhi , yaitu...
a. kebutuhan primer c. kebutuhan jasmani
b. kebutuhan tersier d. kebutuhan individu
17. Anik selalu mengutamakan kebutuhan yang mendesak. Untuk menentukan mendesak dan tidaknya
kebutuhan, Anik menyusun...
a. daftar kebutuhan pokok c. skala prioritas barang dan jasa
b. skala prioritas kebutuhan d. daftar kebutuhan yang mendesak
18. Berdasarkan kelangkaanya , dikenal adanya barang...
a. jadi dan setengah jadi c. bebas dan ekonomi
b. konsumsi dan produksi d. subtitusi dan komplementer
19. Yang dimaksud dengan kebutuhan lahiriah (fisik) adalah...
a. rohani c. jasmani
b. pokok d tambahan
20. Hal ekonomi yang bersifat tidak terbatas untuk manusia ialah...
a. kebutuhan c. penghasilan
b. kemampuan d. kelangkaan
LEMBAR JAWABAN
1 11
2 12
3 13
4 14
5 15
6 16
7 17
8 18
9 19
10 20
PRE TEST 25-11-2014
KUNCI JAWABAN
1. C
2. C
3. A
4. B
5. C
6. B
7. B
8. C
9. B
10. D
11. A
12. B
13. A
14. A
15. B
16. A
17. B
18. C
19. B
20. A
LAMPIRAN 5
POST TEST 27-11-2014
Nama :
Kelas :
IPS TERPADU
Berikan tanda silang ( X ) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang paling tepat !
1. Langka dalam pengertian ekonomi adalah...
a. ketidakseimbangan antara produksi dan konsumsi
b. ketidak seimbangan antara alat pemuas dan kebutuhan
c. keterbatasan jumlah barang
d. sulitnya mencari barang
2. Kendaraan bermotor dengan bensin termasuk...
a. barang subtitusi c. barang produksi
b. barang komplementer d. barang konsumsi
3. Hubungan yang saling menggantikan antara roti dan nasi termasuk...
a. barang subtitusi c. barang produksi
b. barang komplementer d. barang konsumsi
4. Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang...
a. Perilaku produksi,distribusi dan konsumsi c.. mendistribusikan barang
b. Berkonsumsi d. memilih
5. Penggolongan kebutuhan manusia menurut tingkatannya, yaitu...
a. makanan, kendaraan, perumahan c. sekarang,yang akan datang
b. primer, sekunder, tertier d. makanan, sandang, perumahan
6. Kebutuhan yang mutlak harus dipenuhi , yaitu...
a. kebutuhan primer c. kebutuhan jasmani
b. kebutuhan tersier d. kebutuhan individu
7. Anik selalu mengutamakan kebutuhan yang mendesak. Untuk menentukan mendesak dan tidaknya
kebutuhan, Anik menyusun...
a. daftar kebutuhan pokok c. skala prioritas barang dan jasa
b. skala prioritas kebutuhan d. daftar kebutuhan yang mendesak
8. Berdasarkan kelangkaanya , dikenal adanya barang...
a. jadi dan setengah jadi c. bebas dan ekonomi
b. konsumsi dan produksi d. subtitusi dan komplementer
9. Yang dimaksud dengan kebutuhan lahiriah (fisik) adalah...
a. rohani c. jasmani
b. pokok d tambahan
10. Hal ekonomi yang bersifat tidak terbatas untuk manusia ialah...
a. kebutuhan c. penghasilan
b. kemampuan d. kelangkaan
11. Kebutuhan yang diperlukan seseorang untuk memenuhi rasa puas atau kesenangan seseorang termasuk
jenis kebutuhan...
a. sekarang c. pribadi
b. jasmani d. mendatang
12. Berikut ini yang termasuk contoh barang subtitusi ialah ...
a. bensin dan motor c. bus dan kereta api
b. gula dan teh d. Smartphone dan pulsa
13. Berdasarkan skala prioritas , berikut ini yang merupakan daftar belanja rumah tangga yang benar ialah...
a. beras, lauk pauk, biaya sekolah, dan buku pelajaran
b. sepeda motor, bensin, beras, dan obat-obatan
c. biaya sekolah, bensin, biaya angkutan, dan membeli tas
d. tas sekolah, beras, minyak, tanah, dan sepeda
LAMPIRAN 5
POST TEST 27-11-2014
14. Yang termasuk bentuk kebutuhan pribadi ialah...
a. mesjid c. Jembatan layang
b. shalat d. Jalan tol
15. Perhatikan data berikut!
1. Jumlah pabrik bertambah
2. Bertambahnya pendapatan
3. Teknologi semakin maju
4. Jumlah industri semakin banyak
Berdasarkan data diatas , yang menyebabkan kebutuhan manusia semakin bertambah antara lain
ditunjukan oleh nomor...
a. 1 dan 3 c. 2 dan 3
b. 1 dan 4 d. 2 dan 4
16. Asuransi merupakan salah bentuk kebutuhan...
a. individu c. primer
b. mendatang d. rohani
17. Salah satu contoh sumber daya alam tidak dapat diperbarui yang berada disekitar rumahmu ialah...
a. berbagai tanaman hias dihalaman rumahmu
b. peralatan memasak yang terbuat dari logam dan aluminium
c. buah-buahan sebagai pencuci mulut setelah makan
d. pakaian yang berbahan wol
18. Salah satu manfaat hutan ialah...
a. sumber gas alam
b. tempat mengalirnya air
c. tempat peresapan air hujan
d. penyebab terjadinya tanah longsor
19. Berolahraga di pagi hari merupakan kebutuhan...
a. primer c. rohani
b. jasmani d. sekunder
20. Seseorang dalam memenuhi kebutuhanya untuk berpergian , kini sudah dapat dilakukan dengan mudah
seperti berpergian dengan pesawat, mobil, motor, kapal laut, dan kereta api . kebutuhan ini terjadi
karena dipengaruhi oleh faktor ...
a. agama dan kepercayaan c. waktu dan pemenuhan
b. tingkat pendidikan d. kemajuan iptek
LEMBAR JAWABAN
1 11
2 12
3 13
4 14
5 15
6 16
7 17
8 18
9 19
10 20
LAMPIRAN 5
POST TEST 27-11-2014
TERIMAKASIH ATAS BANTUANNYA☺☺
KUNCI JAWABAN
1. A
2. B
3. A
4. A
5. B
6. A
7. B
8. C
9. B
10. A
11. C
12. C
13. A
14. B
15. C
16. B
17. B
18. C
19. B
20. D
LAMPIRAN 6
1 | P a g e
Lampiran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu
Kelas / Semester : VIII/ I
Pertemuan ke : I & II (pertama dan kedua)
AlokasiWaktu : 4 x 40 menit (2x pertemuan)
StandarKompetensi : Memahami kegiatan pelaku ekonomi di masayarakat.
I. Kompetensi Dasar :
a. Mendeskripsikan hubungan antara kelangkaan sumber daya
dengan kebutuhan manusia yang tidak terbatas.
b. Mendeskripsikan pelaku ekonomi : rumah tangga,
masyarakat, perusahaan, koperasi dan Negara.
II. Indikator
1. Mendeskripsikan pengertian kelangkaan sumber daya.
2. Mendeskripsikan pengertian kebutuhan.
3. Mengidentifikasi antara kebutuhan dan keinginan.
4. Mengidentifikasi pelaku ekonomi.
5. Mendeskripsikan kegiatan ekonomi dari rumah tangga.
6. Mendeskripsikan kegiatan ekonomi dari masyarakat.
7. Mendeskripsikan kegiatan ekonomi dari perusahaan.
8. Mendeskripsikan kegiatan ekonomi dari negara.
Muatan nilai karakter siswa yang diharapkan:
a. Religius
b. Cinta damai
c. Cinta tanah air
d. Peduli Sosial
e. Bersahabat
f. Rasa ingin tahu
III. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai mengikuti proses pembelajaran siswa diharapkan dapat :
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian kelangkaan sumber daya.
2. Siswa dapat menjelaskan pengertian kebutuhan.
3. Siswa mampu membedakan antara kebutuhan dan keinginan.
4. Siswa dapat menyebutkan contoh-contoh pelaku ekonomi.
5. Siswa dapat memberikan contoh kegiatan ekonomi dari rumah tangga.
6. Siswa dapat memberikan contoh kegiatan ekonomi dari masyarakat.
7. Siswa dapat memberikan contoh kegiatan ekonomi dari perusahaan.
8. Siswa dapat memberikan contoh kegiatan ekonomi dari negara.
IV. Materi Pembelajaran
a. Materi Pokok
LAMPIRAN 6
2 | P a g e
1. Kebutuhan dan kelangkaan sumber daya.
Kebutuhan hidup manusia dan jenisnya.
Alat pemuas kebutuhan dan jenisnya.
Penyebab kelangkaan sumberdaya
Skala prioritas.
2. Pelaku ekonomi
Kegiatan ekonomi rumah tangga.
Kegiatan ekonomi masyarakat.
Kegiatan ekonomi perusahaan.
Kegiatan ekonomi negara.
b. Uraian Materi (Terlampir)
V. Metode Pembelajaran
a. Ceramah bervariasi
b. Tanya Jawab
c. Observasi
d. Penugasan dengan menggunakan model pembelajaran Discovery-Inquiry.
VI. Langkah-langkahPembelajaran
A. Pendahuluan (Waktu 15menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Apersepsi:
Guru
menjelaskan
tentang tujuan
pembelajaran,
yaitu meliputi
dari pengertian
kelangkaan
sumber daya.
Guru bertanya
kepada siswa,
“apakah kalian
masih ingat
tentang
kegiatan-
kegiatan dalam
ekonomi?”.
Motivasi: Guru
menunjukkan
game untuk
Siswa memperhatikan dan berpartisipasi
aktif dalam permainan perkenalan.
Siswa mengerjakan soal pretest yang
diberikan oleh guru.
Rasa ingin
tahu
Peduli
sosial
Cinta
damai
Cinta tanah
air
Religius
Bersahabat
Rasa ingin
tahu
LAMPIRAN 6
3 | P a g e
saling mengenal
dan memberikan
soal pretest
B. Kegiatan Inti (Waktu 55 menit)
B.1. Explorasi (Waktu 30 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Mengarahkan
siswa untuk
membaca buku
sumber
Melibatkan
peserta didik
mencari
informasi yang
luas dan dalam
tentang
topik/tema
materi yang akan
dipelajari dengan
menerapkan
prinsip
lingkungan
sekitar jadi guru
dan belajar dari
aneka sumber
Menggunakan
model
pembelajaran
Siswa membaca buku sesuai dengan
arahan guru
Siswa belajar sesuai dengan metode yang
diterapkan oleh guru
Siswa belajar,siswa diberikan keleluasaan
bertanya apabila ada yang kurang
dimengerti.
Siswa belajar aktif didalam proses
pembelajaran.
Religius
Bersahabat
Rasa ingin
tahu
LAMPIRAN 6
4 | P a g e
Discovery-
Inquiry, media
pembelajaran,
dan sumber
belajar lain
Memfasilitasi
terjadinya
interaksi antar
peserta didik
serta antara
peserta didik
dengan guru,
lingkungan, dan
sumber belajar
lainnya
Melibatkan
peserta didik
secara aktif
dalam setiap
kegiatan
pembelajaran;
dan
Memfasilitasi
peserta didik
melakukan
analisis berupa
video dan slide
tentang kegiatan
ekonomi dan
faktor penyebab
kelangkaan
LAMPIRAN 6
1 | P a g e
B.2. Elaborasi (Waktu 15 menit)
Kegiatan Guru KegiatanSiswa NilaiKarakter
Guru menerapkan model
pembelajaran Discovery-
Inquiry, adapun langkah-
langkahnya:
Guru mempersiapkan video
pembelajaran sesuai dengan
tujuan pembelajaran.
Guru memberikan kertas
yang berisi pertanyaan terkait
dengan video yang akan
ditampilkan
Guru menampilkan video
pembelajaran dengan media
LCD TV.
Guru memberi petunjuk dan
kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan dan
menganalisis video tersebut.
Kemudian siswa dipersilakan
menjawab kertas soal yang
dibagikan diawal
Guru mulai menjelaskan
singkat materi sesuai tujuan
yang ingin dicapai.
Kesimpulan, yakni guru dan
siswa bersama-sama
memberikan kesimpulan
terhadap video mengenai
materi kelangkaan sumber
daya dan pelaku ekonomi.
Kertas soal dikumpulkan
Siswafokus
memperhatikan
video.
Siswa
menganalisis
video serta Tanya
jawab pada
materi yang telah
ditentukan oleh
guru.
Religius
Cinta damai
Cinta tanah air
PeduliSosial
Bersahabat
Rasa ingintahu
B.3. Konfirmasi (Waktu 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Guru bertanya jawab tentang
hal-hal yang belum dipahami
siswa
Guru bersama siswa bertanya
jawab meluruskan kekeliruan
pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan.
Siswa menjawab
sebisanya apa
yang akan
ditanyakan oleh
guru.
Siswa juga
Religius
Bersahabat
Rasa ingin tahu
LAMPIRAN 6
2 | P a g e
bertanya kepada
guru apa yang
belum dipahami
terkait dengan
materi
pembahasan
C. Penutup (Waktu 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Bersama-sama dengan
peserta didik dan/atau sendiri
membuat
rangkuman/simpulan
pelajaran
Melakukan penilaian dan/atau
refleksi terhadap kegiatan
yang sudah dilaksanakan
secara konsisten dan
terprogram
Memberikan umpan balik
terhadap proses dan hasil
pembelajaran
Merencanakan kegiatan
tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran remedial,
program pengayaan, layanan
konseling dan/atau
memberikan tugas baik tugas
individual maupun kelompok
sesuai dengan hasil belajar
peserta didik:
Memberikan penguatan
dari hasil tanya jawab
maupun diskusi kelompok
Membimbing siswa untuk
memberikan refleksi
Memberikan soal posttest
Memberikan tugas rumah
pada siswa
- Siswa bersama
dengan guru
membuat
kesimpulan/
rangkuman
mengenai materi
yang telah
dipelajari
- Siswa mengikuti
program
selanjutnya yang
akan diberikan
oleh guru untuk
pertemuan
berikutnya
- Siswa
mengerjakan
soal posttest
yang diberikan
oleh guru
Religius
Cinta damai
Cinta tanah air
Peduli Sosial
Bersahabat
Rasa ingin tahu
VII. SumberBelajar
1. Buku IPS Terpadu untuk SMP kelas VIII, Drs. Anwar Kurnia, Jakarta: Yudistira,
2007
2. Buku Sekolah Elektronik untuk kelas VIII
3. Video pembelajaran yang telah disiapkan oleh guru.
LAMPIRAN 6
3 | P a g e
Materi dan Latihan Soal Dengan Menggunakan Model Discovery-Inquiry
KEBUTUHAN MANUSIA
Kebutuhan adalah keinginan manusia yang harus dipenuhi.
Kelangkaan adalah suatu bentuk ketidakseimbangan antara kebutuhan dengan
pemenuhan kebutuhan
1. Menurut kepentingannya
a) Kebutuhan pokok/ primer : muncul secara alamiah, menyangkut kelangsungan
hidup
b) Kebutuhan tambahan/ sekunder : muncul karena ada tuntutan sosial
c) Kebutuhan tersie/rbarang mewah : kebutuhan akan barang mewah
Ukuran Kemewahan :
1) Kegunaannya : dipenuhi setelah kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi
2) Waktu pemenuhan : bisa ditunda
3) Akibat : tidak mengganggu kelangsungan hidup
2. Menurut waktu
a) Kebutuhan sekarang : harus dipenuhi sekarang/dalam waktu dekat
b) Kebutuhan yang akan datang : dipenuhi diwaktu yang akan dating
3. Menurut subjek
a) Kebutuhan perorangan : dibutuhkan setiap individu
b) Kebutuhan kelompok atau kebutuhan bersama : dibutuhkan oleh orang banyak
4. Menurut sifatnya
a) Kebutuhan jasmani : berhubungan dengan jasmaniah
b) Kebutuhan rohani : berhubungan dengan rohaniah
A. Keterbatasan Pemuas Kebutuhan
1. Menurut kelangkaannya
a) Benda ekonomi : tersedia dalam jumlah yang kecil (sedikit) dibandingkan dengan
yang membutuhkannya, sehingga untuk mendapatkan perlu pengorbanan
b) Benda bebas : tersedia di alam bebas, cuma-cuma
c) Benda illith : ada di sekitar kita, jika berlebihan dapat merugikan kehidupan
manusia
2. Menurut wujudnya
a) Barang atau benda konkret : nyata dirasa panca indra dalam pemanfaatannya
b) Jasa : hanya dapat dirasakan manfaatnya, tetapi tidak dapat dilihat atau diraba
3. Menurut hubungannya dengan benda lain
a) Benda substitusi : menggantikan benda lain yang sedang diperlukan
b) Benda komplementer : saling melengkapi dengan benda lain
4. Menurut tujuan pemakaiannya
a) Benda konsumsi : langsung dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan
b) Benda produksi : dipergunakan untuk menghasilkan benda lain
5. Menurut tingkat pemakaiannya
a) Benda tahan lama : dapat dipakai berulang kali
LAMPIRAN 6
4 | P a g e
b) Benda tidak tahan lama : hanya sekali pakai/pakai habis
B. Mengatasi Keterbatasan Pemuas Kebutuhan
Beberapa hal yang menyebabkan kebutuhan manusia tidak terbatas atau
beranekaragam antara lain:
a. Organ manusia, selalu membutuhkan sesuatu untuk menggerakkan fungsinya.
b. Kebudayaan manusia, makin maju kebudayaan manusia, maka akan ada tuntutan
sosial kehidupan yang lebih baik. Misalnya model bangunan rumah, perhiasan, alat
komunikasi yang terus berubah.
c. Faktor psikologis, di mana seseorang membutuhkan sesuatu untuk memenuhi
kepuasan batin. Misalnya rasa aman, kasih sayang, dan kepedulian.
Sumber daya langka atau terbatas dapat dikelompokkan menjadi tiga:
1. Sumber daya alam, misalnya bahan bakar, air, udara, dan bahan tambang
lain.
2. Sumber daya manusia atau tenaga kerja, di mana makin sedikit gaji yang
tersedia, maka makin terbataslah sumber daya manusia yang dipekerjakan.
3. Modal, dapat berupa uang atau barang. Modal dikatakan terbatas karena
untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan dalam bentuk biaya.
Usaha manusia untuk mengatasi kelangkaan sumber daya adalah sebagai berikut.
1. Skala prioritas, yakni membuat daftar kebutuhan mana yang perlu didahulukan
pengadaannya karena dirasa lebih mendesak.
2. Alat pengganti pemenuhan kebutuhan, misalnya kelangkaan minyak tanah diganti
dengan arang, kayu bakar, atau gas.
3. Penghematan dalam menggunakan sumber daya yang termasuk langka/terbatas
C. Skala Prioritas
1. Tingkat Urgensinya : mempertimbangkan tingkat kepentingan
2. Kesempatan yang Dimiliki : kondisi darurat, masih bisa ditunda, atau dibatalkan
3. Pertimbangan Masa Depan : kegunaan dimasa mendatang
4. Kemampuan Diri : keterbatasan kemampuan (materi dan nonmateri)
D. Perilaku dan Keterbatasan Sumber Pemuas Kebutuhan
Pemanfaatan Sumber Daya secara Efektif dan Efisien
a) Mengubah bentuk benda untuk meningkatkan nilai hasil
b) Mengkombinasikan kegunaan benda
c) Memperbaiki barang yang rusak
d) Mendaur ulang barang bekas
e) Mengadakan tebang pilih dalam pemanfaatan hasil hutan / reboisasi
Menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan untuk Meningkatkan
Kualitas Sumber Daya Manusia
a) Mengikuti pendidikan formal
b) Mengikuti kursus-kursus keterampilan
c) Mengikuti program magang
Mengelola dan Mendayagunakan Sumber Modal dengan Tepat Guna
LAMPIRAN 6
5 | P a g e
E. RUMAH TANGGA
1. Rumah Tangga Keluarga sebagai Produsen
Merupakan pemilik faktor produksi, antara lain:
a) Tanah : aset produksi yang utama, khususnya keluarga petani
b) Tenaga kerja : merupakan penyedia tenaga kerja
c) Keahlian : penghasilan keluarga adalah dari keahlian yang dimiliki oleh kepala
keluarga
d) Modal : keluarga merupakan modal produksi, memiliki keahlian masing-masing
dan berpotensi
2. Rumah Tangga Keluarga sebagai Distributor
Dapat dilakukan dengan membuka toko atau warung, pedagang keliling, pedagang asongan,
pedagang perantara, dan lain-lain
3. Rumah Tangga Keluarga sebagai Konsumen
Perbedaan kegiatan konsumsi setiap keluarga disebabkan:
a) Jumlah pendapatan
b) Jumlah anggota keluarga
c) Tingkat harga barang atau jasa
d) Status sosial ekonomi
F. MASYARAKAT
1. Masyarakat sebagai Produsen
Sistem ekonomi kerakyatan merupakan pengaturan kehidupan ekonomi yang
memungkinkan seluruh potensi masyarakat untuk berpartisipasi aktif. Salah satu pilar
penyangga ekonomi kerakyatan adalah usaha informal yang berkembang dalam kehidupan
masyarakat.
Ciri-ciri sektor usaha informal adalah sebagai berikut:
a. Tidak memiliki alat-alat produksi yang canggih.
b. Tidak memiliki pendidikan/keahlian khusus.
c. Dapat membuka lapangan kerja yang tidak sedikit jumlahnya.
d. Ruang lingkup usaha ekonomi yang sempit dan kecil.
2. Masyarakat sebagai Distributor
Dapat kita amati dari lancar-tidaknya transportasi barang kebutuhan dari satu kota ke kota
lain
3. Masyarakat sebagai Konsumen
Masyarakat adalah pengguna (konsumen) “public goods” atau produk-produk umum,
seperti jalan raya, jembatan, rumah sakit, sekolah, dan lain-lain.
G. PERUSAHAAN
1. Perusahaan sebagai Produsen
Aktifitas perusahaan sebelum melakukan produksi a.l:
a. Menentukan barang/jasa yang akan diproduksi.
b. Mengelola bagaimana barang/jasa tersebut dapat diproduksi.
c. Memastikan barang/jasa yang diproduksi dibutuhkan oleh masyarakat luas
LAMPIRAN 6
6 | P a g e
2. Perusahaan sebagai Distributor
a) Mengadakan kegiatan promosi secara langsung atau menggunakan jasa media
massa.
b) Mengadakan kegiatan perdagangan.
c) Membuka agen atau cabang
d) Memiliki armada angkutan yang menyalurkan hasil produksi
3. Perusahaan sebagai Konsumen
Konsumsi yang dilakukan perusahaan:
a. Pengadaan bahan-bahan dari produksi perusahaan tersebut.
b. Pengadaan alat/sarana untuk proses produksi
c. Pembayaran upah karyawan
H. NEGARA
Adapun peranan pengatur ekonomi mencakup tiga hal:
a. Melindungi masyarakat terhadap dampak negatif yang mungkin timbul sebagai akibat
pertumbuhan ekonomi yang kurang seimbang dan tidak terkendali.
b. Membangun modal sosial seluas-luasnya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang
lebih harmonis.
c. Menciptakan dan memelihara keserasian petumbuhan ekonomi yang mencakup semua
sektor produksi yang cukup tinggi.
Kebijakan Pemerintah dibidang ekonomi:
1. Kebijakan Fiskal :
kebijakan pemerintah dalam bidang anggaran negara untuk kestabilan proses
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, yang meliputi :
a. Aspek kualitatif,
menyangkut jenis-jenis pajak, pembayaran dan subsidi.
b. Aspek kuantitatif,
menyangkut dana yang harus dikumpulkan/ditarik dan dana yang harus dibelanjakan
2. Kebijakan Moneter
bidang keuangan yang bertujuan menjaga kestabilan harga dan nilai mata uang
dengan mengatur uang yang beredar
a. Kebijakan cadangan kas (cash ratio) :
dg cara mengubah cadangan minimum Bank Indonesia
b. Kebijakan kredit :
dg cara memberikan kredit secara selektif
c. Kebijakan diskonto
dg cara menaikkan/menurunkan suku bunga Bank Indonesia
d. Kebijakan politik pasar terbuka (open market operation)
dg cara menjual atau membeli surat-surat berharga kepada masyarakat.
Peran Negara dalam proses ekonomi (Produsen, Distributor, Konsumen) :
1. Negara sebagai Produsen
Pemerintah membangun BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dalam berbagai bidang.
LAMPIRAN 6
7 | P a g e
2. Negara sebagai Distributor
Kegiatan distribusi yang dilakukan pemerintah antara lain:
a. Menyalurkan energi listrik kepada masyarakat melalui PLN.
b. Menyalurkan sembilan bahan pokok melalui Bulog kepada masyarakat.
c. Menyalurkan jasa telepon melalui Telkom
3. Negara sebagai Konsumen
Kegiatan konsumsi Negara a.l:
a. Membayar gaji pegawai, uang pension, dan membiayai kegiatan rutin.
b. Menggunakan tenaga ahli untuk menetapkan dan menjalankan kebijakannya.
c. Menggunakan kertas dan alat-alat kantor lainnya untuk kegiatan administrasi.
d. Memanfaatkan energi listrik untuk penerangan dan menjalankan komputer.
I. KOPERASI
1. Pengertian Koperasi
Berdasarkan UU No. 25 Tahun 1992, koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan
atas asas kekeluargaan.
Dengan demikian maka koperasi data dilihat sebagai :
a. Koperasi adalah badan usaha/lembaga ekonomi
b. Beranggotakan berorang seorang atau badan hukum koperasi
c. Ekonomi kerakyatan
d. Asas kekeluargaan
2. Prinsip-prinsip Koperasi Indonesia
Menurut UU No. 25 Tahun 1992 :
a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
c. Pembagian sisa hasil usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa
usaha masing-masing anggota.
d. Pemberian balas jasa terbatas terhadap modal.
e. Kemandirian
Adapun landasan dan tujuan koperasi adalah:
a. Landasan koperasi
1) Landasan idiil adalah Pancasila.
2) Landasan struktural adalah UUD 1945
3) Landasan mental adalah kesetiakawanan dan kesadaran pribadi
4) Landasan operasional adalah UU No 25 Tahun 1992
b. Tujuan koperasi
1) Memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya.
2) Mensejahterakan masyarakat pada umumnya.
3) Ikut membangun tatanan perekonomian nasional
3. Kedudukan Koperasi dalam Perekonomian Indonesia
LAMPIRAN 6
8 | P a g e
Kedudukan Koperasi di Indonesia adalah :
a. Soko guru perekonomian nasional.
b. Bagian integral tata perekonomian nasional.
c. Berperan dalam kehidupan ekonomi bangsa Indonesia
4. Manfaat Koperasi
Koperasi memiliki manfaat a.l :
a. Memberikan kemudahan dan pelayanan kepada anggotanya.
b. Sarana pengembangan potensi untuk kesejahteraan anggota.
c. Meningkatkan kualitas kehidupan anggotanya.
d. Memperkokoh perekonomian rakyat.
Video 1
Video 2
J. Latihan
1. Kebutuhan manusia yang tidak terbatas dihadapkan pada alat pemenuhan kebutuhan
yang terbatas merupakan pengertian….
a. ekonomi c. kelangkaan
b. kemakmuran d. ilmu ekonomi
2. Usaha manusia untuk dapat memenuhi kebutuhannya, berarti manusia tersebut ingin
memperoleh ….
a. kekayaan c. kebahagiaan
b. kemakmuran d. keberhasilan
3. Sumber utama yang menjadi permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh manusia
adalah….
a. segala sesuatu yang harus diperoleh dengan uang
b. barang ekonomi diperoleh dengan imbalan
c. kebutuhan manusia jumlahnya sangat terbatas
d. adanya kelangkaan alat untuk memenuhi kebutuhan
4. Salah satu faktor yang menyebabkan adanya perbedaan kebutuhan tiap-tiap manusia
adalah ….
a. masuknya budaya asing c. tingkat pendidikan
b. adat istiadat, tradisi, dan agama d. kemajuan ilmu pengetahuan
5. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mengatasi kelangkaan alat kebutuhan
manusia adalah ….
a. membatasi penggunaan sumber daya alam
b. penggalian sumber daya alam secara efektif
c. memanfaatkan sumber daya alam yang ada secara baik
d. mencari alternatif penggunaan sumber daya alam
6. Klasifikasi barang menurut kelangkaannya dapat dibedakan menjadi….
a. barang substitusi dan barang komplementer
b. barang bergerak dan barang tidak bergerak
c. barang abstrak dan barang konkret
d. barang ekonomis dan barang bebas
7. Yang merupakan faktor alam penyebab kelangkaan kebutuhan adalah ….
a. perkembangan penduduk
b. kemajuan IPTEK
LAMPIRAN 6
9 | P a g e
c. kurang bijaksana dalam mengelola sumber daya alam
d. berkembangnya sarana kehidupan
8. Yang merupakan kebutuhan rohani adalah….
a. olahraga c. makan
b. telepon d. liburan
9. Menabung merupakan kebutuhan ….
a. masa depan c. primer
b. rohani d. sekarang
10. Berikut adalah kebutuhan yang kamu perlukan jika pergi ke daerah dingin, kecuali
a. jaket c. sandal jepit
b. sarung tangan d. syal
Video untuk test
1. Lembar Penilaian Tugas :
No Nama Siswa Jumlah
Nilai
*) Norma Penilaian :
*) Norma Penilaian :
Jumlah jawaban benar X 10
Mengetahui,
Guru Bidang Studi IPS
( Ulfah Shihah, SEI )
Guru Peneliti ,
( Bayu Purnomo )
LAMPIRAN 7
Lampiran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu
Kelas / Semester : VIII/ I
Pertemuan ke : III & IV (ketiga dan keempat)
AlokasiWaktu : 4 x 40 menit (2x pertemuan)
StandarKompetensi : Memahami kegiatan pelaku ekonomi di masayarakat.
I. Kompetensi Dasar :
a. Mendeskripsikan pelaku ekonomi : rumah tangga,
masyarakat, perusahaan, koperasi dan Negara.
b. Mengidentifikasi bentuk pasar dalam kegiatan ekonomi
masyarakat.
II. Indikator
1. Mengidentifikasi pelaku ekonomi.
2. Mendeskripsikan kegiatan ekonomi dari rumah tangga.
3. Mendeskripsikan kegiatan ekonomi dari masyarakat.
4. Mendeskripsikan kegiatan ekonomi dari perusahaan.
5. Mendeskripsikan kegiatan ekonomi dari negara.
6. Mendeskripsikan pasar dan pelakunya.
7. Mengidentifikasi pasar menurut jenisnya.
Muatan nilai karakter siswa yang diharapkan:
a. Religius
b. Cinta damai
c. Cinta tanah air
d. Peduli Sosial
e. Bersahabat
f. Rasa ingin tahu
III. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai mengikuti proses pembelajaran siswa diharapkan dapat :
1. Siswa dapat menyebutkan contoh-contoh pelaku ekonomi.
2. Siswa dapat memberikan contoh kegiatan ekonomi dari rumah tangga.
3. Siswa dapat memberikan contoh kegiatan ekonomi dari masyarakat.
4. Siswa dapat memberikan contoh kegiatan ekonomi dari perusahaan.
5. Siswa dapat memberikan contoh kegiatan ekonomi dari negara.
6. Siswa dapat menyebutkan definisi pasar.
7. Siswa dapat menyebutkan macam-macam pasar menurut jenisnya.
IV. Materi Pembelajaran
a. Materi Pokok
1. Pelaku ekonomi
Kegiatan ekonomi rumah tangga.
2 | P a g e
Kegiatan ekonomi masyarakat.
Kegiatan ekonomi perusahaan.
Kegiatan ekonomi negara.
2. Pasar
Pengertian pasar
Fungsi pasar
Pasar menurut wujudnya
Pasar menurut jenis barang yang diperjualbelikan
Pasar menurut waktu terjadinya
Pasar menurut luas wilayah kegiatannya
Pasar menurut strukturnya.
b. Uraian Materi (Terlampir)
V. Metode Pembelajaran
a. Ceramah bervariasi
b. Tanya Jawab
c. Observasi
d. Penugasan dengan menggunakan model pembelajaran Discovery-Inquiry.
VI. Langkah-langkahPembelajaran
A. Pendahuluan (Waktu 15menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Apersepsi:
Guru
menjelaskan
tentang tujuan
pembelajaran,
yaitu meliputi
dari pengertian
pasar.
Guru bertanya
kepada siswa,
“apakah kalian
masih ingat
tentang pasar
berada di dekat
sekolah?”.
Motivasi: Guru
memberikan
pujian kepada
siswa yang
menjawab
Siswa memperhatikan dan berpartisipasi
aktif dalam pembelajaran.
Siswa mengerjakan soal pretest yang
diberikan oleh guru.
Rasa ingin
tahu
Peduli
sosial
Cinta
damai
Cinta tanah
air
Religius
Bersahabat
Rasa ingin
tahu
3 | P a g e
pertanyaan yang
dilontarkan
B. Kegiatan Inti (Waktu 55 menit)
B.1. Explorasi (Waktu 30 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Mengarahkan
siswa untuk
membaca buku
sumber
Melibatkan
peserta didik
mencari
informasi yang
luas dan dalam
tentang
topik/tema
materi yang akan
dipelajari dengan
menerapkan
prinsip
lingkungan
sekitar jadi guru
dan belajar dari
aneka sumber
Menggunakan
model
pembelajaran
Siswa membaca buku sesuai dengan
arahan guru
Siswa belajar sesuai dengan metode yang
diterapkan oleh guru
Siswa belajar,siswa diberikan keleluasaan
bertanya apabila ada yang kurang
dimengerti.
Siswa belajar aktif didalam proses
pembelajaran.
Religius
Bersahabat
Rasa ingin
tahu
4 | P a g e
Discovery-
Inquiry, media
pembelajaran,
dan sumber
belajar lain
Memfasilitasi
terjadinya
interaksi antar
peserta didik
serta antara
peserta didik
dengan guru,
lingkungan, dan
sumber belajar
lainnya
Melibatkan
peserta didik
secara aktif
dalam setiap
kegiatan
pembelajaran;
dan
Memfasilitasi
peserta didik
melakukan
analisis berupa
video dan slide
tentang pelaku
ekonomi dan
pasar
B.2. Elaborasi (Waktu 15 menit)
Kegiatan Guru KegiatanSiswa NilaiKarakter
Guru menerapkan model
pembelajaran Discovery-
Inquiry, adapun langkah-
langkahnya:
Guru mempersiapkan video
pembelajaran sesuai dengan
tujuan pembelajaran.
Guru memberikan kertas
yang berisi pertanyaan terkait
dengan video yang akan
Siswafokus
memperhatikan
video.
Siswa
menganalisis
video serta Tanya
jawab pada
materi yang telah
ditentukan oleh
Religius
Cinta damai
Cinta tanah air
PeduliSosial
Bersahabat
Rasa ingintahu
5 | P a g e
ditampilkan
Guru menampilkan video
pembelajaran dengan media
LCD TV.
Guru memberi petunjuk dan
kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan dan
menganalisis video tersebut.
Kemudian siswa dipersilakan
menjawab kertas soal yang
dibagikan diawal
Guru mulai menjelaskan
singkat materi sesuai tujuan
yang ingin dicapai.
Kesimpulan, yakni guru dan
siswa bersama-sama
memberikan kesimpulan
terhadap video mengenai
materi pelaku ekonomi dan
pasar.
Kertas soal dikumpulkan
guru.
B.3. Konfirmasi (Waktu 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Guru bertanya jawab tentang
hal-hal yang belum dipahami
siswa
Guru bersama siswa bertanya
jawab meluruskan kekeliruan
pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan.
Siswa menjawab
sebisanya apa
yang akan
ditanyakan oleh
guru.
Siswa juga
bertanya kepada
guru apa yang
belum dipahami
terkait dengan
materi
pembahasan
Religius
Bersahabat
Rasa ingin tahu
C. Penutup (Waktu 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
6 | P a g e
Bersama-sama dengan
peserta didik dan/atau sendiri
membuat
rangkuman/simpulan
pelajaran
Melakukan penilaian dan/atau
refleksi terhadap kegiatan
yang sudah dilaksanakan
secara konsisten dan
terprogram
Memberikan umpan balik
terhadap proses dan hasil
pembelajaran
Merencanakan kegiatan
tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran remedial,
program pengayaan, layanan
konseling dan/atau
memberikan tugas baik tugas
individual maupun kelompok
sesuai dengan hasil belajar
peserta didik:
Memberikan penguatan
dari hasil tanya jawab
maupun diskusi kelompok
Membimbing siswa untuk
memberikan refleksi
Memberikan soal posttest
Menyampaikan
terimakasih karena sudah
berkontribusi aktif dalam
penelitian guru
- Siswa bersama
dengan guru
membuat
kesimpulan/
rangkuman
mengenai materi
yang telah
dipelajari
- Siswa mengikuti
program
selanjutnya yang
akan diberikan
oleh guru untuk
pertemuan
berikutnya
- Siswa
mengerjakan
soal posttest
yang diberikan
oleh guru
Religius
Cinta damai
Cinta tanah air
Peduli Sosial
Bersahabat
Rasa ingin tahu
VII. SumberBelajar
1. Buku IPS Terpadu untuk SMP kelas VIII, Drs. Anwar Kurnia, Jakarta: Yudistira,
2007
2. Buku Sekolah Elektronik untuk kelas VIII
3. Video pembelajaran yang telah disiapkan oleh guru.
Materi dan Latihan Soal Dengan Menggunakan Model Discovery-Inquiry
Pelaku Ekonomi
KOPERASI
1. Pengertian Koperasi
Berdasarkan UU No. 25 Tahun 1992, koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
7 | P a g e
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan
atas asas kekeluargaan.
Dengan demikian maka koperasi data dilihat sebagai :
a. Koperasi adalah badan usaha/lembaga ekonomi
b. Beranggotakan berorang seorang atau badan hukum koperasi
c. Ekonomi kerakyatan
d. Asas kekeluargaan
2. Prinsip-prinsip Koperasi Indonesia
Menurut UU No. 25 Tahun 1992 :
a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
c. Pembagian sisa hasil usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa
usaha masing-masing anggota.
d. Pemberian balas jasa terbatas terhadap modal.
e. Kemandirian
Adapun landasan dan tujuan koperasi adalah:
a. Landasan koperasi
1) Landasan idiil adalah Pancasila.
2) Landasan struktural adalah UUD 1945
3) Landasan mental adalah kesetiakawanan dan kesadaran pribadi
4) Landasan operasional adalah UU No 25 Tahun 1992
b. Tujuan koperasi
1) Memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya.
2) Mensejahterakan masyarakat pada umumnya.
3) Ikut membangun tatanan perekonomian nasional
3. Kedudukan Koperasi dalam Perekonomian Indonesia
Kedudukan Koperasi di Indonesia adalah :
a. Soko guru perekonomian nasional.
b. Bagian integral tata perekonomian nasional.
c. Berperan dalam kehidupan ekonomi bangsa Indonesia
4. Manfaat Koperasi
Koperasi memiliki manfaat a.l :
a. Memberikan kemudahan dan pelayanan kepada anggotanya.
b. Sarana pengembangan potensi untuk kesejahteraan anggota.
c. Meningkatkan kualitas kehidupan anggotanya.
d. Memperkokoh perekonomian rakyat.
Pasar
Pasar adalah tempat pertemuan antara penjual dan pembeli dalam melakukan
transaksi jual beli barang dan jasa.
Di pasar harus ada calon penjual dan pembeli, barang atau jasa yang diperjualbelikan,
dan proses tawar menawar.
8 | P a g e
Fungsi pasar di antaranya adalah sebagai sarana distribusi, tempat pembentukan
harga, sarana promosi barang-barang baru, dan tempat untuk penyerapan tenaga kerja.
Berdasarkan barang yang diperjualbelikan, pasar dapat dikelompokkan menjadi pasar
barang konsumsi dan pasar barang produksi.
Berdasarkan luasnya kegiatan atau distribusi, pasar dapat dikelompokkan menjadi
pasar lokal, pasar daerah, pasar nasional, dan pasar internasional.
Berdasarkan ketersediaan barang yang diperjualbelikan, pasar dapat dikelompokkan
menjadi pasar konkret dan pasar abstrak.
Berdasarkan waktunya, pasar dikelompokkan menjadi pasar harian, pasar bulanan,
dan pasar tahunan.
Berdasarkan bentuk atau struktur pasar, pasar dikelompokkan menjadi pasar
sempurna dan pasar tidak sempurna.
Berdasarkan sifat pembentukan harga, pasar dikelompokkan menjadi pasar
persaingan, pasar monopoli, pasar duopoli, pasar oligopoli, pasar monopsoni, pasar
duopsoni, dan pasar oligopsoni.
Pasar konkret adalah pasar yang memperjualbelikan barang, dan barangnya ada di
pasar tersebut.
Pada pasar abstrak, barang yang diperjualbelikan tidak ada di pasar tersebut.
Video 1
Video 2
J. Latihan
1. Pasar sebagai sarana memperkenalkan produk tertentu merupakan fungsi ….
a. pembentukan harga c. penyerapan tenaga kerja
b. promosi d. jual beli
2. Pekan Raya Jakarta merupakan jenis pasar….
a. harian c. bulanan
b. mingguan d. tahunan
3. Pasar swalayan merupakan jenis pasar ….
a. konkret c. internasional
b. abstrak d. nasional
4. Pasar dimana barang yang diperjualbelikan berada di tempat lain disebut pasar ….
a. konkret c. internasional
b. abstrak d. nasional
5. Contoh pasar abstrak adalah ….
a. butik c. minimarket
b. pasar induk sayuran d. bursa efek
6. Berikut adalah ciri-ciri pasar tidak sempurna, kecuali ….
a. pembeli tidak mengetahui keadaan pasar
b. penjual tidak mengetahui keadaan pasar
c. barang bersifat homogen
d. barang bersifat heterogen
7. Pasar yang pembentukan harganya ditentukan oleh satu orang atau sekelompok pembeli
disebut pasar….
a. monopoli c. monopsoni
b. duopoli d. duopsoni
9 | P a g e
8. Berikut adalah ciri-ciri pasar konkret, kecuali….
a. transaksi dilakukan lewat telepon
b. barang tersedia di tempat (pasar)
c. cash and carry
d. pertemuan langsung antara penjual dan pembeli
9. Kegiatan menyalurkan barang atau jasa dari produsen ke konsumen disebut ….
a. produksi c. distribusi
b. konsumsi d. proses
10. Pasar yang memperjualbelikan surat berharga disebut ….
a. pasar konkret c. pasar uang
b. pasar abstrak d. pasar modal
Video untuk test
1. Lembar Penilaian Tugas :
No Nama Siswa Jumlah
Nilai
*) Norma Penilaian :
*) Norma Penilaian :
Jumlah jawaban benar X 10
Mengetahui,
Guru Bidang Studi IPS
( Ulfah Shihah, SEI )
Guru Peneliti ,
( Bayu Purnomo )
BAYU PURNOMO
081293126430
Primer
(pokok/utama)
Sekunder (bisa
ditunda/tidak
mendesak)
Tersier (barang
mewah)
Contohnya:
makanan,baju,
rumah.
Lemari es, tv,
dvd,dll.
Lamborghini,
alphard, Ferrari
Sekarang (yang
harus dipenuhi
segera)
Kebutuhan masa
datang
Contohnya:
makan bagi yg
lapar, obat bagi yg
sakit
Tabungan, asuransi
Jasmani
(fisik/lahiriah)
Rohani
(jiwa,agama)
Makan,minum,
olahraga
Shalat, puasa.
Pribadi (individu/
perseorangan)
Kolektif (bersama)
Benda pribadi,
sperti sepatu,
baju, dll
Jalan raya
,jembatan
Faktor ekonomi
Faktor lingkungansosial budaya
Faktor fisik
pendidikan
Kebutuhan org kaya berbeda dgnorg kurang mampu
Sagu bagi org ambon dan berasbagi org jawa
Kebutuhan laki” dan perempuan
Kebutuhan anakMA dan anak Mts
Sifat alamiah yg tidak pernah puas
Kemajuan di bidang Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK)
Taraf hidup (penghasilan)
Pertambahan penduduk
Barang
Bisa dilihat, diraba
dan keliatan
fisiknya
(bentuknya)
Jasa
tidak Bisa dilihat
dan diraba tapi
dapat dirasakan
manfaatnya
Barang kongkrit
(nyata,kelihatan
fisiknya)
Barang abstrak
(tidak kelihatan)
Makanan ,
minuman, rumah
Jasa ojek, jasa
tukang jahit
Barang bebas
(mudah didapat
dan tak terbatas)
Barang ekonomi
(butuh
pengorbanan,
terbatas)
Barang illith
(berlebih)
Air,udara.
Makanan, BBM
Air saat banjir
Barang subtitusi
(pengganti)
Barang
komplementer
(pelengkap)
Beras dengan
jagung atau sagu
TV dengan antena,
HP dengan pulsa.
Barang konsumsi
(langsung
pakai,langsung
habis)
Barang produksi
(barang modal)
Pakaian, makanan.
Mesin, motor bagi
tukang ojek.
Barang bergerak
(yg dapat
dipindahkan)
Barang tetap(tdk
dapat
dipindahkan)
Buku, tas, laptop.
Tanah, rumah,
gedung sekolah.
PASAR
TEMPAT BERTEMUNYA PENJUAL DAN
PEMBELI,BAIK SECARA LANGSUNG MAUPUN
TIDAK LANGSUNG UNTUK MELAKUKAN JUAL
BELI
PENJUAL
PEMBELI
TERSEDIANYA BARANG YG DIJUAL-BELIKAN
TERJADI KESEPAKATAN
PASAR KONGKRIT (NYATA,KELIATAN)
PASAR ABSTRAK (TIDAK NYATA,TIDAK
LANGSUNG BERTEMU)
PASAR BARANG KONSUMSI
EX: PASAR SAYUR, BUAH, IKAN.
PASAR BARANG PRODUKSI
PASAR MESIN, ALAT BERAT, BURSA TENAGA
KERJA
PASAR HARIAN (SETIAP HARI BUKA)
PASAR MINGGUAN (HANYA SEMINGGU SEKALI),
CONTOH PASAR MALAM, PASAR KAMIS.
PASAR BULANAN( SEBULAN SEKALI)
PASAR TAHUNAN CONTOHNYA: PEKAN RAYA
JAKARTA (PRJ)
PASAR LOKAL
PASAR NASIONAL
PASAR REGIONAL
PASAR INTERNATIONAL
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
PASAR PERSAINGAN TIDAK SEMPURNA
LAMPIRAN 9
SKOR DATA DIBOBOT
=================
Jumlah Subyek = 16
Jumlah butir = 50
Bobot jwb benar = 1
Bobot jwb salah = 0
Keterangan: data terurut berdasarkan skor (tinggi ke rendah)
Nama berkas: D:\BAYU\PERANGKAT SKRIPSI\VALIDASI DARI 50-20 - COPY.ANA
No Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot
1 TIM 39 11 0 39 39
2 IRHS 36 14 0 36 36
3 DW 34 16 0 34 34
4 FA 33 17 0 33 33
5 AJ 32 18 0 32 32
6 NAKG 32 18 0 32 32
7 WH 30 20 0 30 30
8 SWP 30 20 0 30 30
9 FA2 30 20 0 30 30
10 RNF 30 20 0 30 30
11 HI 29 21 0 29 29
12 MA 29 21 0 29 29
13 AP 27 23 0 27 27
14 STK 26 24 0 26 26
15 AR 25 25 0 25 25
16 NRA 22 28 0 22 22
RELIABILITAS TES
================
Rata2= 30.25
Simpang Baku= 4.20
KorelasiXY= 0.19
Reliabilitas Tes= 0.32
Nama berkas: D:\BAYU\PERANGKAT SKRIPSI\VALIDASI DARI 50-20 - COPY.ANA
No.Urut Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total
1 TIM 16 22 38
2 IRHS 15 20 35
3 DW 14 19 33
4 FA 12 20 32
5 AJ 17 15 32
6 NAKG 13 18 31
7 WH 11 18 29
8 SWP 11 18 29
9 FA2 9 20 29
10 RNF 12 17 29
11 HI 13 15 28
LAMPIRAN 9
12 MA 13 15 28
13 AP 9 17 26
14 STK 10 15 25
15 AR 13 12 25
16 NRA 9 13 22
DAYA PEMBEDA
============
Jumlah Subyek= 16
Klp atas/bawah(n)= 4
Butir Soal= 50
Nama berkas: D:\BAYU\PERANGKAT SKRIPSI\VALIDASI DARI 50-20 - COPY.ANA
No Butir Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%)
1 4 4 0 0.00
2 0 1 -1 -25.00
3 4 4 0 0.00
4 2 0 2 50.00
5 4 4 0 0.00
6 2 1 1 25.00
7 1 0 1 25.00
8 0 2 -2 -50.00
9 3 0 3 75.00
10 2 1 1 25.00
11 4 4 0 0.00
12 2 1 1 25.00
13 3 3 0 0.00
14 3 2 1 25.00
15 3 2 1 25.00
16 4 3 1 25.00
17 4 2 2 50.00
18 4 3 1 25.00
19 4 4 0 0.00
20 0 0 0 0.00
21 4 2 2 50.00
22 4 4 0 0.00
23 2 1 1 25.00
24 3 1 2 50.00
25 2 2 0 0.00
26 0 2 -2 -50.00
27 3 2 1 25.00
28 1 0 1 25.00
29 2 0 2 50.00
30 4 4 0 0.00
31 2 2 0 0.00
32 1 0 1 25.00
33 4 2 2 50.00
34 1 3 -2 -50.00
35 1 0 1 25.00
LAMPIRAN 9
36 2 0 2 50.00
37 3 3 0 0.00
38 4 4 0 0.00
39 4 3 1 25.00
40 2 0 2 50.00
41 4 1 3 75.00
42 4 3 1 25.00
43 4 4 0 0.00
44 4 2 2 50.00
45 4 1 3 75.00
46 4 1 3 75.00
47 4 4 0 0.00
48 4 3 1 25.00
49 4 3 1 25.00
50 4 2 2 50.00
TINGKAT KESUKARAN
=================
Jumlah Subyek= 16
Butir Soal= 50
Nama berkas: D:\BAYU\PERANGKAT SKRIPSI\VALIDASI DARI 50-20 - COPY.ANA
No Butir Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran
1 16 100.00 Sangat Mudah
2 1 6.25 Sangat Sukar
3 16 100.00 Sangat Mudah
4 4 25.00 Sukar
5 16 100.00 Sangat Mudah
6 5 31.25 Sedang
7 3 18.75 Sukar
8 3 18.75 Sukar
9 7 43.75 Sedang
10 6 37.50 Sedang
11 13 81.25 Mudah
12 7 43.75 Sedang
13 10 62.50 Sedang
14 10 62.50 Sedang
15 7 43.75 Sedang
16 14 87.50 Sangat Mudah
17 14 87.50 Sangat Mudah
18 14 87.50 Sangat Mudah
19 14 87.50 Sangat Mudah
20 1 6.25 Sangat Sukar
21 13 81.25 Mudah
22 15 93.75 Sangat Mudah
23 4 25.00 Sukar
24 6 37.50 Sedang
25 7 43.75 Sedang
LAMPIRAN 9
26 4 25.00 Sukar
27 12 75.00 Mudah
28 4 25.00 Sukar
29 3 18.75 Sukar
30 16 100.00 Sangat Mudah
31 10 62.50 Sedang
32 2 12.50 Sangat Sukar
33 13 81.25 Mudah
34 8 50.00 Sedang
35 6 37.50 Sedang
36 6 37.50 Sedang
37 12 75.00 Mudah
38 16 100.00 Sangat Mudah
39 14 87.50 Sangat Mudah
40 3 18.75 Sukar
41 8 50.00 Sedang
42 15 93.75 Sangat Mudah
43 16 100.00 Sangat Mudah
44 12 75.00 Mudah
45 10 62.50 Sedang
46 11 68.75 Sedang
47 16 100.00 Sangat Mudah
48 14 87.50 Sangat Mudah
49 14 87.50 Sangat Mudah
50 13 81.25 Mudah
LAMPIRAN 10
SKOR DATA DIBOBOT
=================
Jumlah Subyek = 35
Jumlah butir = 20
Bobot jwb benar = 5
Bobot jwb salah = 0
Nama berkas: D:\BAYU\PERANGKAT SKRIPSI\PRETEST SIKLUS.1.ANA
No Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot
1 NMPH 14 6 0 14 70
2 SSA 11 9 0 11 55
3 DAG 12 8 0 12 60
4 MARM 12 8 0 12 60
5 RC 10 10 0 10 50
6 NZZ 13 7 0 13 65
7 NK 9 11 0 9 45
8 PR 11 9 0 11 55
9 AZ 8 12 0 8 40
10 SN 12 8 0 12 60
11 AA 6 14 0 6 30
12 RWA 9 11 0 9 45
13 PA 8 12 0 8 40
14 MM 11 9 0 11 55
15 RFF 10 10 0 10 50
16 NNS 11 9 0 11 55
17 AA2 12 8 0 12 60
18 SSB 10 10 0 10 50
19 FPF 12 8 0 12 60
20 MAM 13 7 0 13 65
21 RDS 10 10 0 10 50
22 SAP 9 11 0 9 45
23 NNB 10 10 0 10 50
24 CM 11 9 0 11 55
25 AAI 11 9 0 11 55
26 HRK 12 8 0 12 60
27 ANA 10 10 0 10 50
28 KNS 10 10 0 10 50
29 SFA 10 10 0 10 50
30 AC 9 11 0 9 45
31 PBM 12 8 0 12 60
32 FSN 11 9 0 11 55
33 SNA 9 11 0 9 45
34 DBD 12 8 0 12 60
35 DS 12 8 0 12 60
LAMPIRAN 11
SKOR DATA DIBOBOT
=================
Jumlah Subyek = 35
Jumlah butir = 20
Bobot jwb benar = 5
Bobot jwb salah = 0
Nama berkas: D:\BAYU\PERANGKAT SKRIPSI\POSTTEST SIKLUS.1.ANA
No Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot
1 NMPH 14 6 0 14 70
2 SSA 12 8 0 12 60
3 DAG 13 7 0 13 65
4 MARM 16 4 0 16 80
5 RC 16 4 0 16 80
6 NZZ 12 8 0 12 60
7 NK 14 6 0 14 70
8 PR 14 6 0 14 70
9 AZ 17 3 0 17 85
10 SN 14 6 0 14 70
11 AA 13 7 0 13 65
12 RWA 16 4 0 16 80
13 PA 14 6 0 14 70
14 MM 14 6 0 14 70
15 RFF 13 7 0 13 65
16 NNS 13 7 0 13 65
17 AA2 13 7 0 13 65
18 SSB 13 7 0 13 65
19 FPF 15 5 0 15 75
20 MAM 16 4 0 16 80
21 RDS 12 8 0 12 60
22 SAP 15 5 0 15 75
23 NNB 14 6 0 14 70
24 CM 16 4 0 16 80
25 AAI 14 6 0 14 70
26 HRK 12 8 0 12 60
27 ANA 13 7 0 13 65
28 KNS 15 5 0 15 75
29 SFA 15 5 0 15 75
30 AC 13 7 0 13 65
31 PBM 12 8 0 12 60
32 FSN 19 1 0 19 95
33 SNA 15 5 0 15 75
34 DBD 16 4 0 16 80
35 DS 13 7 0 13 65
LAMPIRAN 12
SKOR DATA DIBOBOT
=================
Jumlah Subyek = 35
Jumlah butir = 20
Bobot jwb benar = 5
Bobot jwb salah = 0
Nama berkas: D:\BAYU\PERANGKAT SKRIPSI\PRETEST SIKLUS.2.ANA
No Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot
1 NMPH 13 7 0 13 65
2 SSA 13 7 0 13 65
3 DAG 13 7 0 13 65
4 MARM 14 6 0 14 70
5 RC 13 7 0 13 65
6 NZZ 12 8 0 12 60
7 NK 12 8 0 12 60
8 PR 14 6 0 14 70
9 AZ 13 7 0 13 65
10 SN 12 8 0 12 60
11 AA 13 7 0 13 65
12 RWA 13 7 0 13 65
13 PA 15 5 0 15 75
14 MM 13 7 0 13 65
15 RFF 13 7 0 13 65
16 NNS 13 7 0 13 65
17 AA2 12 8 0 12 60
18 SSB 13 7 0 13 65
19 FPF 13 7 0 13 65
20 MAM 14 6 0 14 70
21 RDS 13 7 0 13 65
22 SAP 11 9 0 11 55
23 NNB 12 8 0 12 60
24 CM 13 7 0 13 65
25 AAI 11 9 0 11 55
26 HRK 13 7 0 13 65
27 ANA 11 9 0 11 55
28 KNS 11 9 0 11 55
29 SFA 12 8 0 12 60
30 AC 13 7 0 13 65
31 PBM 13 7 0 13 65
32 FSN 14 6 0 14 70
33 SNA 13 7 0 13 65
34 DBD 12 8 0 12 60
35 DS 15 5 0 15 75
LAMPIRAN 13
SKOR DATA DIBOBOT
=================
Jumlah Subyek = 35
Jumlah butir = 20
Bobot jwb benar = 5
Bobot jwb salah = 0
Nama berkas: D:\BAYU\PERANGKAT SKRIPSI\POSTTEST SIKLUS.2.ANA
No Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot
1 NMPH 17 3 0 17 85
2 SSA 15 5 0 15 75
3 DAG 19 1 0 19 95
4 MARM 18 2 0 18 90
5 RC 15 5 0 15 75
6 NZZ 16 4 0 16 80
7 NK 15 5 0 15 75
8 PR 18 2 0 18 90
9 AZ 17 3 0 17 85
10 SN 15 5 0 15 75
11 AA 18 2 0 18 90
12 RWA 17 3 0 17 85
13 PA 15 5 0 15 75
14 MM 17 3 0 17 85
15 RFF 16 4 0 16 80
16 NNS 18 2 0 18 90
17 AA2 18 2 0 18 90
18 SSB 18 2 0 18 90
19 FPF 16 4 0 16 80
20 MAM 18 2 0 18 90
21 RDS 15 5 0 15 75
22 SAP 15 5 0 15 75
23 NNB 15 5 0 15 75
24 CM 17 3 0 17 85
25 AAI 15 5 0 15 75
26 HRK 16 4 0 16 80
27 ANA 16 4 0 16 80
28 KNS 15 5 0 15 75
29 SFA 16 4 0 16 80
30 AC 17 3 0 17 85
31 PBM 16 4 0 16 80
32 FSN 18 2 0 18 90
33 SNA 17 3 0 17 85
34 DBD 15 5 0 15 75
35 DS 17 3 0 17 85
Mata Pelajaran :
Kelas : VIII. 1
Semester :
PRE TEST SIK.1 POST TES SIK.1 PRE TEST SIK.2 POST TES SIK.2
SELASA,18-11-2014 KAMIS, 20-11-2014 SELASA, 25-11-2014 KAMIS, 27-11-2014
1 ANA 50 65 0.30 SEDANG 55 80 0.56 SEDANG
2 AA2 60 65 0.13 RENDAH 60 90 0.75 TINGGI
3 AZ 40 85 0.75 TINGGI 65 85 0.57 SEDANG
4 AAI 55 70 0.33 SEDANG 55 75 0.44 SEDANG
5 AA 30 65 0.50 SEDANG 65 90 0.71 TINGGI
6 AC 45 65 0.36 SEDANG 65 85 0.57 SEDANG
7 CM 55 80 0.56 SEDANG 65 85 0.57 SEDANG
8 DS 60 65 0.13 RENDAH 75 85 0.40 SEDANG
9 DBD 60 80 0.50 SEDANG 60 75 0.38 SEDANG
10 DAG 60 65 0.13 RENDAH 65 95 0.86 TINGGI
11 FPF 60 75 0.38 SEDANG 65 80 0.43 SEDANG
12 FSN 55 95 0.89 TINGGI 70 90 0.67 SEDANG
13 HRK 60 60 0.00 RENDAH 65 80 0.43 SEDANG
14 KNS 50 75 0.50 SEDANG 55 75 0.44 SEDANG
15 MM 55 70 0.33 SEDANG 65 85 0.57 SEDANG
16 MARM 60 80 0.50 SEDANG 70 90 0.67 SEDANG
17 MAM 65 80 0.43 SEDANG 70 90 0.67 SEDANG
18 NMPH 70 70 0.00 RENDAH 65 85 0.57 SEDANG
19 NZZ 65 60 -0.14 RENDAH 60 80 0.50 SEDANG
20 NNB 50 70 0.40 SEDANG 60 75 0.38 SEDANG
21 NK 45 70 0.45 SEDANG 60 75 0.38 SEDANG
22 NNS 55 65 0.22 RENDAH 65 90 0.71 TINGGI
23 PA 40 70 0.50 SEDANG 75 75 0.00 RENDAH
24 PR 40 70 0.50 SEDANG 70 90 0.67 SEDANG
25 PBM 60 60 0.00 RENDAH 65 80 0.43 SEDANG
26 RFF 50 65 0.30 SEDANG 65 80 0.43 SEDANG
27 RC 50 80 0.60 SEDANG 65 75 0.29 RENDAH
28 RWA 45 80 0.64 SEDANG 65 85 0.57 SEDANG
29 RDS 50 60 0.20 RENDAH 65 75 0.29 RENDAH
30 SNA 60 75 0.38 SEDANG 65 85 0.57 SEDANG
Kriteria
DAFTAR NILAI SISWA/I MTS. ANNAJAH
TAHUN PELAJARAN : 2014/2015
NO Nama N-GAIN N-GAINKriteria
31 SSB 50 65 0.30 SEDANG 65 90 0.71 TINGGI
32 SFA 50 75 0.50 SEDANG 60 80 0.50 SEDANG
33 SSA 55 60 0.11 RENDAH 65 75 0.29 RENDAH
34 SAP 45 75 0.55 SEDANG 55 75 0.44 SEDANG
35 SNA 45 75 0.55 SEDANG 65 85 0.57 SEDANG
1845 2485 2245 2890
52.7 71.0 64.1 82.6
70 95 75 95
30 60 55 75
55 70 65 85
60 65 65 75
8.52 8.21 4.92 6.11
72.56 67.35 24.24 37.31
0% 40% 6% 100%
STANDAR DEVIASI
VARIANS
PROSENTASE KETUNTASAN (KKM 75)
JUMLAH
RATA-RATA
NILAI TERTINGGI
NILAI TERENDAH
MEDIAN
MODUS
NO
1 NAMA SEKOLAH : MTS ANNAJAH
2 NO. POKOK MADRASAH : 20102767
3 N S S : 121231740009
4 PROPINSI : DKI
5 KECAMATAN : PESANGGRAHAN
6 DESA / KELURAHAN : PETUKANGAN SELATAN
7 JALAN DAN NOMOR : CILEDUG RAYA NO. 10
8 KODE POS : 12270
9 TELEPON : 021 7374045
10 FAKSIMILE : 737 4045
11 DAERAH : PERKOTAAN
12 STATUS SEKOLAH : SWASTA
13 KELOMPOK SEKOLAH : INTI
14 AKREDITASI : A
15 SURAT KEPUTUSAN / SK : KANWIL DEPAG DKI JAKARTA
16 PENERBIT SK /
DITANDA TANGANI OLEH : KEPALA KANWIL DEPAG DKI JAKARTA
17 TAHUN BERDIRI : 1960
18 TAHUN PERUBAHAN :
19 KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR : PAGI
20 BANGUNAN SEKOLAH : MILIK SENDIRI
21 LUAS BANGUNAN : 4000
22 LOKASI SEKOLAH : KOTA
23 JARAK KEPUSAT KECAMATAN : -+ 2 KM
24 TERLETAK PADA LINTASAN : KECAMATAN
25 JUMLAH KE ANGGOTAAN RAYON : 8 ANGGOTA
26 ORGANISASI PENYELENGGARA : YAYASAN
Jakarta, 3 Okttober 2013
Kepala Madrasah
Drs.H.Sam'unal Ghozi
IDENTITAS SEKOLAH
PROFIL MADRASAH'
No. Nama L/P Tempat/tgl lahir Pendidikan Mulai Tugas Jabatan Bidang studi Alamat
1 Drs. Sam’unal Ghozi L Jakarta, 23-08-1968 S.1 IAIN 1990/1991 Kep.sekolah Fiqih Petukangan Utara
2 Nurhadi, S.Pd L Jakarta, 07-05-1967 S.1 Al-Aqidah 2011/2012 W.Kep.Sek SBK Petukangan Utara
3 Ulfah Shihah, S.Ei P Jakarta, 31-05-1979 S.1 UIN 2000/2001 W.Kep.Sek IPS Ulujami
4 Hadromi, S.Ag L Tulung Agung, 24-04-1960 S.1 IAIN 1990/1991 Wali kelas Bhs.Arab Cipadu Poncol, Larangan
5 Drs.H. Basyaruddin Rasid L Tangerang, 09-09-1959 S.1UMJ 1985/1986 Wali kelas IPS,PPKN,BP Kreo Selatan, Banten
6 Drs.Nurali L Jakarta, 12-02-1958 S.1 IAIN 1990/1991 Wali kelas Qurdis, Aqidah, Fiqih Petukangan Utara
7 Yunita Titi Wahyuni, S.pd P Jakarta, 01-11-1978 S.1 UHAMKA 2000/2001 Wali kelas IPA Kreo Selatan, Banten
8 Ahmad Fauzi, S.Pd L Tangerang, 21-11-1979 S.1 UHAMKA 2002/2003 Wali kelas Bhs.Indonesia Karang Tengah, Tangerang
9 Imawati, S.Pd P Purworejo, 14-07-1978 S.1 UHAMKA 2001/2002 Wali kelas Matematika Petukangan Selatan
10 Suryadi, S.Thi L Jakarta, 25-12-1980 S.1 UIN 2005/2006 Wali kelas Qurdis,Sharaf, Fiqih Ulujami
11 Sunarsih, S.Pd P Kuningan, 26-06-1960 S.1 UHAMKA 1985/1987 Wali kelas Matematika, IPA Petukangan Utara
12 Lutfiah, S.Pdi P Jakarta, 24-03-1983 S.1 IAIN 2004/2005 Wali kelas Akidah Akhlak,SKI Petukangan Selatan
13 Asep Djakamaya L Jakarta, 09-02-1950 D.2 IKIP 2001/2002 Wali kelas Penjas Petukangan Utara
14 H. Moh. Yamin, BA L Jakarta, 20-02-1950 SM IAIN 1976/1977 Guru Bhs.Inggris Ulujami Pesanggrahan
15 M. Guntur, S.Pd L Jakarta, 19-09-1982 S.1 UHAMKA 2008/2009 Wali Kelas Bhs. Indonesia Petukangan Utara
16 Ilfa Rianti, S.Pd P Cupak,16-01-1982 S.1 UMMY 2008/2009 Wali Kelas Bhs. Inggris Gg. H.Buang Ulujami
17 Siti Nur Vadilah S.Pd P Jakarta, 07-11-1988 S.1 UIN 2011/2012 Wali Kelas Bhs. Inggris, PKN Jl.Kebon Kelapa Keb.Lama
18 Tatang, S.Pd L Sumedang, 20-12-1968 S.1.FIK.UNJ 2011/2012 Guru Penjaskes Villa Mutiara Serpong F1.No.8
19 Kurnia Sari, S.Pd P Jakarta, 11-8-1988 S.1 F.MIPA.UNJ 2012/2013 Guru Matematika, IPA, SBK Ulujami Pesanggrahan
20 Warsono, S.Pd L Banyumas, 20-12-1969 S.1 IKIP M 2011/2012 Guru Bhs. Indonesia VTR,FH 2/3 Tangerang
21 Devyana Anggraeni L Jakarta, 02-09-1994 SMA 2014/2015 TU.Keuangan - Jl Bahagia kreo Selatan
22 Naily Hidayati, S.Pd p Jakarta, 05-02-92 S1 UIN 2014/2015 TU.Adm - Petukangan Utara
23 Rizki Faizul Awwal L Jakarta, 23-11-1991 SMA 2014/2015 TU/Adm - Peninggaran
24 Widiasti Rahayu, S.Pd P Pacitan, 27-10-1984 UIN 2008/2009 Wali kelas IPA Larangan Selatan
25 Farida Indriani, S.Psi P Jakarta, 25 Desember 1981 S.1 UIN 2010/2011 Guru BP BP Tanah Seratus ciledug
26 Virdia Amalia, S.Pd P Tangerang, 11 Januari 1991 S.1 UIN 2012/2013 Operator TIK - Parung Serab Ciledug
27 Ahmad Zailani, S.IP L Jakarta, 25 Mei 1977 Budi Luhur 2013/2014 Guru PKn,SKI,SBK Gaga Larangan Ciledug
28 Dede Syarifah, S.PdI P Tangerang, 10 Sept 1989 UIN 2013/2014 Guru Bhs.Arab Jl.Mukhtar Raya Kreo Ciledug
Robby Saputra L
29 Fauzi L Cirebon, 10-09-1979 SMA 2007/2008 Karyawan - Petukangan Utara
30 Jamal L Jakarta, 04-01-81 SMK 2008/2009 Security - Jl.Damai Rt.11/05 pet.Selatan
31 H.Umar L Jakarta, 19-07-1972 MTs 2011/2012 Security - Merak IV. Rt.O5 Pet.Selatan
DAFTAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
32 Uda Rusdana L Kuningan, 11-10-1979 SD 2011/2012 OB - Petukangan Selatan
33 Mustopa L Tangerang,12-4-1982 SMA 2011/2012 OB - Pondok Aren
34 Yuyun P Jakarta,05-08-1967 SMEA 2011/2012 Juru Masak - Jl. H.Najih Rt.05/05 Kreo
Jakarta, 25 November 2014
Kepala Sekolah
Drs. H. Sam'unal Ghozi
LAMPIRAN 16
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Bayu Purnomo. Dilahirkan di Jakarta pada tanggal 29 Januari
1991. Anak ketiga dari empat bersaudara dari Bapak Rachmat
Sudjono dan Ibu Rodiah. Pendidikan formal yang pernah ditempuh
adalah SDN 05 Cengkareng Barat Pagi dan lulus tahun 2002, pada
tahun yang sama masuk SLTP Negeri 45 Jakarta dan lulus pada tahun
2005, kemudian melanjutkan ke SMA Negeri 84 Jakarta dan lulus tahun
2008.
Selain aktif kuliah juga aktif dibeberapa organisasi yaitu menjadi
Ketua Komda FITK periode 2009, staf Kesekretariatan LDK UIN SYAHID
periode 2010, dan Relawan Lembaga Kemanusiaan ESQ 165 hingga saat ini.
LAMPIRAN 18