Transcript
Page 1: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY

PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VIII-1

MTS. ANNAJAH

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Gelar Sarjana Pada Program Studi

Sosiologi Antropologi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Disusun Oleh :

BAYU PURNOMO

NIM. 108015000106

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

Page 2: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA
Page 3: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA
Page 4: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

Anissa

Page 5: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

ABSTRAK

BAYU PURNOMO. Penerapan Metode Pengajaran Discovery – Inquiry pada

Mata Pelajaran IPS Terpadu untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di

Kelas VIII-1 MTs. Annajah. Skripsi. Jakarta: Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah. 2015.

Permasalahan utama yang dikaji dalam penelitian ini rendahnya hasil

belajar siswa kelas VIII-1 pada mata pelajaran IPS Terpadu. Penelitian ini

bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII-1 pada mata

pelajaran IPS Terpadu dengan menggunakan metode pengajaran Discovery-

Inquiry .

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan

kelas (PTK). Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa

kelas VIII-1 MTs. Annajah dengan jumlah 35 siswa yang terdiri dari 6 siswa laki-

laki dan 29 siswa perempuan. Instrumen yang dipakai adalah tes, observasi dan

wawancara tidak terstruktur. Instrument tes berupa tes awal dan tes akhir dalam

bentuk pilihan ganda sebanyak 20 butir soal.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa

hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat

melalui siklus yang telah dilakukan. Dengan indikator keberhasilan adalah 75,

nilai rata-rata pretest siswa pada siklus I sebesar 52,7 dengan persentase

ketuntasan sebesar 0%. Sedangkan pada nilai rata-rata posttest siswa sebesar 71

dengan persentase ketuntasan sebesar 40%. .Pada siklus II terjadi peningkatan

hasil belajar IPS siswa. Nilai Rata-rata pretest siswa sebesar 64,1 dengan

persentase ketuntasan sebesar 6%. Sedangkan nilai rata-rata pada posttest siswa

sebesar 82,6 dengan persentase ketuntasan 100%. Selain itu, terjadi peningkatan

N-Gain dari tiap siklusnya. Pada siklus I terdapat 10 siswa yang kategori rendah.

Sedangkan pada siklus II hanya terdapat 4 siswa yang kategori rendah. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan metode pembelajaran

Discovery-Inquiry, dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas VIII-1

MTs. Annajah.

Kata Kunci: Metode Pembelajaran Discovery-Inquiry, Hasil Belajar IPS.

Page 6: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

ABSTRACT

Bayu Purnomo, Teaching Model Application Discovery-Inquiry To Improve

Learning Outcomes IPS (in Classroom Action Research Class VIII-1 in MTs.

Annajah): Thesis, Social Sciene Education Program Faculty of Tarbiyah and

Teaching Science of State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta

(UIN).2015

Based on initial observations of researchers, found some problems that

occurred in class VIII-1 in MTs. Annajah. Among these are the students learning

outcomes is still relatively low.

This study aims to determine the increase in learning outcomes in social

studies class VIII-1 in MTs. Annajah by applying Discovery-Inquiry learning

model to improve learning outcomes. The method used in this research is

Classroom Action Research (PTK). Subjects in this study were all eighth grade

students by the number of 35 students. The research instrument used three

instrument, test, observation, and unstructural interview. In test, instrument used

was social studies achievement test instruments such as pretest and posttest on the

subject of Social Deviation by 20 multiple-choice questions.

Based on the research that has been done shows that the learning

outcomes of students has increased. The increase can be seen through a cycle that

has been done. While indicators of success achieved is 75. The average value of

pretest students in the first cycle at 52,7 with a percentage of 0% completeness.

While The average value of posttest at 71 with a percentage of 40%

completeness.. While on the second cycle increased IPS student learning

outcomes. The average value of pretest students at 64,1 with a percentage of 6%

completeness. While the average value of the posttest students by 82 to 100%

percentage of completeness. In addition, an increase in N-Gain of each cycle. In

the first cycle there are 10 students who achieve low category.While on the second

cycle there are 4 students who achieve low category. It can be concluded that

through the application of learning method Discovery-Inquiry, IPS can improve

learning outcomes in class VIII-1 in MTs. Annajah.

Keywords: Discovery-Inquiry Teaching Method, Learning Outcomes IPS.

Page 7: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

KATA PENGANTAR

Hanya ungkapan rasa syukur yang tiada terkira atas segala limpahan

nikmat yang luas tanpa batas serta anugerah yang agung tak terhitung dari Illahi

Rabbi, karena berkat itu semua penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan

umat manusia, Nabi Muhammad SAW, makhluk mulia yang penuh dengan rasa

cinta dan kasih sayang kepada sesama manusia.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan

dari berbagai pihak, baik moril maupun materiil, maka penulis mengucapkan

terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta

3. Drs. H. Syaripulloh, M.Si dan Annisa Windarti, M.Sc, dosen pembimbing

khususnya yang sangat sabar dan dosen Pendidikan IPS UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta umumnya

4. Seluruh civitas akademi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Staf perpustakaan umum dan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan motivasi penulis selama

menempuh pendidikan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Bapak Drs. H. Sam`unal Ghozi, kepala sekolah MTs. Annajah yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

8. Bapak H. Basyarudin Rasyid dan Ibu Ulfah Shihah, S.Ei selaku guru IPS

Terpadu MTs. Annajah yang telah memberikan bimbingan selama penulis

melaksanakan penelitian.

Page 8: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

9. “laskar Terakhir IPS”(Faiz, Aini, Norma, Ucup, dan Ira), Lala yang telah

membantu dalam hal referensi dan Rina yang selalu memotivasi.

Atas bantuan mereka yang sangat berharga, penulis berdo'a semoga Allah

S.W.T. memberikan balasan yang berlipat ganda sebagai amal shaleh dan ketaatan

kepada-Nya, Amin.

Jakarta, 10 Juni 2015

Penulis

Page 9: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ......................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................... iii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .............................................. iv

ABSTRAK ...................................................................................................... v

ABSTRACT ..................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv

DAFTAR DIAGRAM .................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .......................................................... 4

C. Pembatasan Masalah ......................................................... 4

D. Perumusan Masalah ........................................................... 4

E. Tujuan Penelitian .............................................................. 5

F. Manfaat Penelitian ............................................................ 5

BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

INTERVENSI TINDAKAN

A. Landasan Teori ................................................................... 6

1. Pengertian Belajar ........................................................ 6

2. Pengertian Hasil Belajar ............................................... 10

3. Aspek-aspek Hasil Belajar ........................................... 14

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ....... 14

a. Faktor Internal ............................................................ 14

b. Faktor Eksternal ......................................................... 15

Page 10: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

x

5. Metode Pembelajaran ................................................... 16

a. Metode Pembelajaran Langsung ................................ 17

b. Metode Pembelajaran Kooperatif ............................... 17

c. Metode Pembelajaran Berdasarkan Masalah ............. 18

d. Diskusi ........................................................................ 18

6. Pengertian Pembelajaran Kooperatif............................ 19

a. Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif ...................... 19

b. Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif ....................... 21

7. Metode Pembelajaran Discovery.................................. 21

8. Metode Pembelajaran Inquiry ...................................... 22

9. Metode Pembelajaran Discovery-Inquiry .................... 22

a. Macam-Macam Metode Discovery – Inquiry ............ 23

1) Discovery – Inquiry tepimpin ................................. 24

2) Discovery – Inquiry bebas ....................................... 24

3) Discovery – Inquiry bebas yang dimodifikasi ......... 24

b. Fungsi Metode Pembelajaran Discovery – Inquiry .... 24

c. Karakteristik Metode Discovery-Inquiry.................... 25

d. Keunggulan Metode Pembelajaran

Discovery – Inquiry .................................................... 25

e. Kelemahan Metode Pembelajaran

Discovery – Inquiry .................................................... 26

f. Langkah-langkah Metode Discovery-Inquiry ............ 26

10. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) .................. 27

a. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial ..................................................... 28

B. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................... 29

C. Kerangka Berpikir ............................................................. 29

D. Hipotesis Tindakan ............................................................ 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................ 31

Page 11: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

xi

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ......... 31

C. Subjek Penelitian ................................................................ 35

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ........................ 35

E. Tahapan Intervensi Tindakan ............................................. 35

F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan ....................... 36

G. Data dan Sumber Data ....................................................... 36

H. Instrumen Pengumpulan Data ............................................ 36

I. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 36

1. Observasi/pengamatan .................................................. 36

2. Wawancara ................................................................... 37

3. Tes Hasil Belajar........................................................... 38

J. Teknik Analisis dan Interpretasi Data ................................ 39

1. Analisis Taraf Kesukaran ............................................. 40

2. Analisis Daya Pembeda ................................................ 41

3. Analisis Validitas .......................................................... 42

4. Analisis Realibilitas ...................................................... 43

K. Pengembangan Perencanaan Tindakan .............................. 44

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA dan PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ................................................................... 45

1. Profil sekolah ................................................................ 45

2. Ciri Khas / Kekhasan Sekolah ...................................... 44

B. Analisis Data ..................................................................... 46

1. Penelitian Pendahuluan ................................................. 46

2. Tindakan Pembelajaran Siklus I ................................... 47

3. Tindakan Pembelajaran Siklus II .................................. 50

4. Pemeriksaan Keabsahan Data ....................................... 52

C. Pembahasan ....................................................................... 53

1. Hasil Belajar Siswa ....................................................... 53

2. Interpretasi Hasil Analisis............................................. 60

Page 12: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

xii

BAB V KESIMPULAN dan SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................ 68

B. Saran .......................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 70

LAMPIRAN ................................................................................................... xvii

Page 13: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Desain Penelitian............................................................. 34

Page 14: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil Belajar Siklus I ...................................................... 54

Tabel 4.2 Hasil Belajar Siklus II ..................................................... 57

Tabel 4.3 Rekapitulasi Perbandingan Hasil Belajar

Siklus I dengan Siklus II ................................................. 60

Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Peningkatan Hasil Belajar Siswa ..... 63

Page 15: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

xv

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Persentase N-Gain Siklus I ............................................. 56

Diagram 4.2 Persentase Siswa yang Mencapai KKM (siklus I) .......... 56

Diagram 4.3 Persentase N-Gain Siklus II ............................................ 59

Diagram 4.4 Persentase Siswa yang Mencapai KKM (siklus II) ......... 59

Diagram 4.5 Perbandingan Rata-Rata Hasil Belajar Siklus I

dan Siklus II .................................................................... 62

Diagram 4.6 Perbandingan Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar

Siklus I dan Siklus II ....................................................... 64

Diagram 4.7 Perbandingan Hasil N-Gain Siklus I dan Siklus II ......... 66

Page 16: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Soal Awal

Lampiran 2 Soal Pre Test Siklus I

Lampiran 3 Soal Post Test Siklus I

Lampiran 4 Soal Pre Test Siklus II

Lampiran 5 Soal Post Test Siklus II

Lampiran 6 RPP Siklus I

Lampiran 7 RPP Siklus II

Lampiran 8 Outline materi

Lampiran 9 Data Anates Soal Awal

Lampiran 10 Data Anates Soal Pre Test Siklus I

Lampiran 11 Data Anates Soal Post Test Siklus I

Lampiran 12 Data Anates Soal Pre Test Siklus II

Lampiran 13 Data Anates Soal Post Test Siklus II

Lampiran 14 Data Hasil Analisis

Lampiran 15 Profil Madrasah

Lampiran 16 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 17 Riwayat Hidup Penulis

Page 17: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

xvii

LAMPIRAN

Page 18: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk yang selalu merindukan kesempurnaan.

Oleh karena itu, dengan segala potensi yang dimilikinya, ia berusaha maju

dan berkembang untuk mencapai kesempurnaannya baik secara rohani

maupun jasmani. Demi mencapai kesempurnaannya, manusia dituntut

untuk berinteraksi dengan orang lain dan alam semesta yang senantiasa

berubah-ubah, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan

mempertahankan kehidupannya.

Manusia setiap saat membutuhkan belajar dari lingkungannya atau

alam semesta sampai ia menemukan cara bertindak yang tepat untuk

mempertahankan kehidupannya. Untuk kebutuhan belajar ini diperlukan

pengaruh dari luar, oleh Slamet Imam Santoso, disebut dengan istilah

“pendidikan”1

Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan

manusia kiranya merupakan hal yang tak dapat dibantah. Pada

kenyataanya pendidikan telah dilaksanakan semenjak adanya manusia,

hakikatnya pendidikan merupakan serangkaian peristiwa yang komplek

yang melibatkan beberapa komponen antara lain: tujuan, peserta didik,

pendidik, isi/bahan cara/metode dan situasi/lingkungan. Hubungan

keenam faktor tersebut berkait satu sama lain dan saling berhubungan

dalam suatu aktifitas satu pendidikan.

Di Indonesia, kesadaran akan pentingnya pendidikan telah disadari

sejak lama sebagaimana termaktub dalam UUSPN No. 20 pasal I ayat I

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

1 Hanun Asrohah, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos, 2001), h. 1

Page 19: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

2

belajar agar peserta didik secara aktif membangun potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat bangsa dan negara.2

Dengan perkataan lain pendidikan merupakan suatu proses yang

melibatkan unsur-unsur yang diharapkan meningkatkan pendidikan yang

berkualitas. Guru sebagai unsur pokok penanggung jawab terhadap

pelaksanaan dan pengembangan proses belajar mengajar, diharapkan

dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar, proses belajar

mengajar merupakan inti dari kegiatan transformasi ilmu pengetahuan

dari guru kepada siswa. Untuk mencapai efektifitas dan efisiensi tersebut,

maka diperlukan adanya strategi yang tepat dalam mencapai tujuan

belajar mengajar yang diharapkan.

Berdasarkan keterangan di atas dapat dikatakan bahwa proses

pembelajaran di suatu sekolah pada hakikatnya adalah upaya yang

dilakukan oleh guru untuk membuat siswa belajar. Dengan demikian

kegiatan di kelas atau di sekolah yang tidak membuat siswa belajar tidak

dapat disebut sebagai proses pembelajaran.

Di Indonesia, pendidikan dilaksanakan dalam lingkup formal.

Yaitu wajib belajar.3

1. Wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang harus

diikuti oleh warga negara Indonesia atas tanggung jawab

Pemerintah dan pemerintah daerah.

2. Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan yang melandasi

jenjang pendidikan menengah, berbentuk Sekolah Dasar (SD)

dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat

serta sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah

tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.

2Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 42 3Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2008 Pasal 1

Page 20: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

3

3. Sekolah Dasar yang selanjutnya disebut SD adalah salah satu

bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan

pendidikan umum pada jenjang pendidikan dasar.

4. Madrasah Ibtidaiyah yang selanjutnya disebut MI adalah salah

satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan

pendidikan umum dengan kekhasan agama Islam pada jenjang

pendidikan dasar, di dalam pembinaan Menteri Agama.

5. Sekolah Menengah Pertama yang selanjutnya disebut SMP

adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang

menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan

dasar sebagai lanjutan dari SD, MI, atau bentuk lain yang

sederajat.

Madrasah Tsanawiyah yang selanjutnya disebut MTs adalah salah

satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan

umum dengan kekhasan agama Islam pada jenjang pendidikan dasar

sebagai lanjutan dari SD, MI, atau bentuk lain yang sederajat, didalam

pembinaan Menteri Agama.

Mata pelajaran Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial terpadu (IPS

Terpadu) sering dianggap membosankan oleh semua pihak di lingkungan

sekolah, baik guru maupun siswa.4 Mata pelajaran IPS Terpadu dianggap

terlalu banyak menghafal, banyak membaca. Sehingga banyak siswa yang

merasa jenuh dengan materi mata pelajaran ini.

Kondisi tersebut juga diperparah oleh keadaan bahwa siswa

merasa kurang tertarik, menganggap mudah, jam pelajaran yang kurang

kondusif dan menganggap IPS pelajaran yang menjenuhkan. Keberadaan

mata pelajaran IPS Terpadu sering dianggap kurang bermanfaat bagi

siswa.

Metode mengajar juga menjadi salah satu bagian yang ikut

memperburuk pandangan berbagai pihak tentang mata pelajaran IPS

Terpadu. Terlebih lagi jika mata pelajaran ini disampaikan dengan cara-

cara yang kurang menarik. Penggunaan metode mengajar yang monoton,

4 Wawancara tidak terstruktur dengan guru bidang studi tanggal 14 November

2014

Page 21: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

4

kurang variasi akan semakin memperparah keadaan. Kejenuhan siswa

akan lebih cepat muncul dalam kondisi seperti ini.

Kondisi siswa yang sudah merasa lelah, mengantuk, lapar, jenuh

selalu muncul setiap kali menerima pelajaran. Sikap siswa terhadap mata

pelajaran IPS Terpadu masih relatif kurang. Sehingga siswa semakin sulit

untuk dapat menguasai materi pada mata pelajaran IPS Terpadu.

Dari keterangan diatas penulis termotivasi untuk mengadakan

penelitian di MTs. ANNAJAH. untuk meningkatkan hasil belajar siswa

dengan menggunakan Metode Mencari dan Menemukan (DISCOVERY

INQUIRY).

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas, ada beberapa masalah yang ditemukan

dalam observasi awal, antara lain:

1. Kurangnya minat / motivasi belajar IPS Terpadu;

2. Penggunaan metode yang kurang tepat / menjemukan;

3. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS

Terpadu.

C. Pembatasan Masalah

Rendahnya hasil belajar siswa kelas VIII terhadap mata pelajan

IPS Terpadu di Madrasah Tsanawiyah ANNAJAH.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut di atas,

maka fokus penelitian dalam PTK ini adalah “Apakah penerapan

metode mencari dan menemukan (DISCOVERY INQUIRY) pada siswa

kelas VIII MTs ANNAJAH dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada

mata pelajaran IPS Terpadu?”

Page 22: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

5

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil

belajar mata pelajaran IPS Terpadu pada siswa kelas VIII MTs

ANNAJAH Petukangan, Jakarta Selatan dengan penerapan metode

mencari dan menemukan (DISCOVERY INQUIRY).

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat bermanfaat dalam

peningkatan hasil belajar siswa.

2. Bagi Sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

dasar untuk merumuskan berbagai kebijakan tentang kegiatan

pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru yang berkaitan

dengan peningkatan hasil belajar siswa dan peningkatan

prestasi belajar.

3. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dan

pedoman dalam melakukan kegiatan pembelajaran pada siswa

yang berbeda tetapi memiliki kondisi permasalahan yang

sama.

4. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

acuan untuk melakukan kegiatan penelitian yang sejenis.

Page 23: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

6

BAB II

KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

INTERVENSI TINDAKAN

A. Landasan Teori

1. Pengertian Belajar

Dalam kondisi sehari-hari, disadari atau tidak, manusia selalu

berada dalam kondisi belajar. Hal ini disebabkan karena sifat manusia

yang selalu ingin tahu dan senantiasa berkeinginan untuk

mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Belajar merupakan

proses dasar dari perkembangan hidup manusia dan merupakan unsur

yang sangat penting dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang

pendidikan. Karena belajarlah, maka manusia dapat berkembang jauh

lebih baik dari makhluk lainnya.

Belajar dianggap juga sebagai proses perubahan perilaku sebagai

akibat dari pengalaman dan latihan. Hilgard mengungkapkan: “learning

is the process by wich and activity originates or changed through

training procedurs (wether in the laboratory or in the natural

environment) as distinguished from changes by factors not attributable to

training”. Bagi Hilgard, belajar itu adalah proses perubahan melalui

kegiatan atau prosedur latihan baik latihan dalam laboratorium maupun

dalm lingkungan alamiah.1

Belajar juga dapat diartikan sebagai sebuah proses yang

dengannya organisme memperoleh bentuk–bentuk perubahan perilaku

yang cenderung terus mempengaruhi model perilaku umum menuju pada

sebuah peningkatan. Perubahan perilaku tersebut terdiri dari berbagai

proses modifikasi menuju bentuk permanen dan terjadi dalam aspek

1Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 112.

Page 24: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

7

perbuatan, berpikir, sikap dan perasaan. Akhirnya dapat dikatakan bahwa

belajar itu tiada lain adalah memperoleh berbagai pengalaman baru.2

Menurut Muhibbin Syah, belajar adalah tahapan perubahan

seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil

pengalaman dan interaktif dengan lingkungan yang melibatkan proses

kognitif, sedangkan perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses

kematangan, keadaan gila, mabuk, lelah, dan jenuh tidak dapat dipandang

sebagai proses belajar.3

Zikri Neni Iska mengemukakan “Belajar merupakan salah satu

bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia”.4

Dengan belajar membantu manusia menyesuaikan diri dengan

lingkunganya dan adanya proses belajar inilah manusia bertahan hidup

dan menjadikanya lebih baik.

Belajar akan sukses jika memenuhi dua syarat5, yaitu :

a) Belajar merupakan sebuah kegiatan yang dibutuhkan oleh

siswa; yakni siswa merasa perlu akan belajar. Semakin kuat

keinginan siswa maka akan semakin tinggi tingkat

keberhasilannya.

b) Ada kesiapan untuk belajar; yakni kesiapan siswa untuk

memperoleh pengalaman – pengalaman baru, baik pengetahuan

maupun keterampilan. Dalam mata pelajaran apa pun, baik

akademik, olahraga, bahkan keterampilan membutuhkan

kesiapan untuk belajar. Kalau kesiapan belajar tinggi maka

2Mohammad Maskan dan Ahmad Fauzi, Pengembangan Model Pembelajaran

Entrepreneurship Terpadu Dengan Aplikasi Learning Management System (LMS)

Berbasis Internet/Intranet di Politeknik Malang, (Malang: Jurnal JIBEKA, 2014), Vol.8,

h.33. 3 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung:

Rosda, 2010), cet. 15, h. 90. 4 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (

Jakarta: Kizi Brother, 2008), h. 82 5 Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, (Jakarta: Kencana, 2004),

cet. 1, h. 99.

Page 25: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

8

hasil belajarnyapun akan baik, dan sebaliknya jika kesiapan

belajar lemah, maka hasilnya pun akan lemah pula.

William H. Burton menegaskan bahwa dalam konteks

pembelajaran, prinsip – prinsip umum berpusat pada konsep diri dan

penerimaan diri terhadap pembelajaran yang diindikasikan dengan

berbagai hasil belajar. Lebih lanjut beliau memaparkan bahwa proses

belajar tersebut adalah sebagai berikut6:

1) Proses belajar tidak lain adalah mengembangkan pengalaman,

mengerjakan sesuatu, bereaksi terhadap sesuatu, dan kemudian

menjalankan sesuatu. Untuk itu semua, pembelajar (siswa)

harus menerima perlakuan–perlakuan yang dikembangkan

pengajar (guru) dan berpartisipasi aktif dalam semua arahan

dan bimbingannya.

2) Proses belajar terjadi melalui berbagai macam pengalaman dan

bahkan unit–unit pelajaran yang menyatu dalam satu tujuan.

3) Respon individual terus termodifikasi oleh konsekuensi–

konsekuensinya. Respon siswa secara keseluruhan adalah fisik,

pikiran dan perasaan. Respon awal terhadap sesuatu yang baru

biasanya samar–samar, bahkan mungkin belum bisa

membedakan antara satu dengan lainnya dalam konteks

keseluruhan informasi, akan tetapi kemudian dianalisis,

menjadi jelas masing–masing unit informasi, hubungan satu

dengan lainnya sehingga memperoleh gambaran secara utuh

dan lalu menerimanya.

4) Situasi belajar didominasi oleh tujuan yang diterima oleh

siswa, dan bahkan kemudian menjadi sesuatu yang diinginkan

mereka. Tujuan–tujuan belajar tersebut terus akan meningkat

dalam hidup siswa dan dirasakan sebagai sesuatu yang amat

berguna bagi mereka.

6Ibid., Dede Rosyada, Paradigma … h.98.

Page 26: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

9

5) Proses belajar akan diinisiasi oleh kebutuhan dan tujuan, yang

tampaknya termotivasi untuk belajar dalam upaya menutupi

kekurangan–kekurangan siswa sendiri, sehingga mereka

termotivasi untuk belajar dalam upaya menutupi kekurangan–

kekurangan tersebut.

6) Situasi belajar, dalam konteks keseluruhan nilai, harus

dirasakan oleh siswa sebagai realistis, bermakna dan amat

berguna.

7) Proses belajar akan berjalan efektif jika pengalaman, bahan–

bahan dan hasil–hasil yang diharapkan sesuai dengan tingkat

kematangan siswa serta latar belakang pengalaman mereka.

8) Proses belajar akan berjalan baik jika siswa bisa melihat hasil

yang positif bagi dirinya, akan memperoleh kemajuan–

kemajuan jika dia menguasai dan menyelesaikan proses

belajarnya.

9) Proses dan pencapaian hasil belajar akan sangat dipengaruhi

oleh tingkatan aspirasi yang ditanamkan oleh siswa.

10) Pembelajar akan tahan dalam menghadapi berbagai kesulitan,

kendala, serta situasi yang tidak menyenangkan untuk terus

mengembangkan proses belajarnya, jika dia merasa bahwa

tujuan belajar yang akan dicapainya itu berharga bagi dia.

11) Proses belajar dan pencapaiannya sangat dipengaruhi oleh

perbedaan-perbedaan individual dari siswa. Perbedaan

kapasitas siswa merupakan faktor kritis dalam menetapkan apa

yang akan dipelajari dan pelajaran–pelajaran itu untuk siapa.

12) Sejarah siswa bisa jadi penghambat atau justru penguat

kemampuannya untuk belajar terhadap berbagai materi yang

disarankan guru.

13) Toleran terhadap kesalahan adalah sebuah pengalaman

berharga dalam belajar, karena siswa akan memiliki berbagai

Page 27: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

10

pengalaman untuk meraih kemajuan dengan memperbaiki

berbagai kesalahannya itu.

14) Proses belajar sebaiknya berlangsung dibawah bimbingan yang

menstimulasi bukan didominasi dan dengan paksaan, dengan

dorongan bukan dengan cela–celaan. Bimbingan belajar dapat

diperoleh dari siapa saja dalam lingkungannya.

15) Proses belajar merupakan sebuah kesatuan fungsional dari

semua prosedur yang mungkin terpisahkan dalam pembahasan.

16) Proses belajar akan berjalan dengan baik dan terbaik jika

dikembangkan dalam lingkungan yang kaya dan variatif.7

Menurut Nana Sudjana, “Belajar dan mengajar sebagai suatu

proses mengandung tiga unsur yang dapat dibedakan yakni tujuan

pengajaran (intruksional), pengalaman (proses) dan hasi belajar”.8

2. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar menggambarkan kemampuan siswa dalam

mempelajari sesuatu. Hal ini sesuai dengan pendapat Nana Sudjana yang

menyebutkan bahwa: “Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki

atau dikuasai siswa setelah menempuh proses belajar”9. Hasil belajar

mencakup kemampuan kognitif (intelektual), afektif (sikap), dan

kemampuan psikomotorik (bertindak). Harus diakui bahwa dalam proses

belajar mengajar, terutama yang berkenaan dengan perubahan konsep

sistem persamaan linier dua variabel, sedikit sekali kemempuan yang

berkenaan dengan sikap, yang lebih banyak adalah aspek kognitif dan

psikomotorik. Dalam aspek kognitif ada enam unsur yang saling

7 Ibid., Dede Rosyada, Paradigma… h. 100-101.

8Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung; Rosda.

2009), h. 2. 9Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Rosda,

2009), h. 22

Page 28: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

11

berkaitan satu dengan yang lainnya, yaitu pengetahuan, pemahaman,

aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.10

Menurut W.S Winkel S.J yang dimaksud dengan hasil belajar

“yaitu setiap macam kegiatan belajar menghasilkan suatu perubahan

yang khas, yang mempunyai salurannya sendiri (jalan yang dilalui siswa

untuk mencapai prestasi tertentu) dan hasilnya sendiri (perubahan dalam

sikap atau tingkah laku yang tercapai dan nampak dalam prestasi

tertentu)”.11

Menurut Dimyati dan Mudjiyono, hasil belajar merupakan hal

yangdapat dipandang dari dua sisi yaitu siswa dan guru. Dari sisi siswa

hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik

bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan

mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif dan

psikomotorik. Sedangkan dari guru, hasil belajar merupakan saat

terealisasikannya bahan pelajaran.12

Hasil belajar diperoleh karena adanya proses yang disebut dengan

pendidikan. Seseorang dapat mencapai hasil belajar apabila orang

tersebut telah melakukan sesuatu kegiatan, kejadian atau peristiwa yang

memberikan suatu penilaian, baik atau buruknya hasil belajar seseorang

tergantung orang tersebut melaksanakannya. Dalam meningkatkan mutu

pendidikan pada dasarnya adalah meningkatkan hasil belajar atau prestasi

belajar siswa.

Menurut Gagne, “hasil belajar dimasukkan dalam lima kategori

yaitu informasi verbal, kemahiran intelektual, pengaturan kegiatan

kognitif, sikap dan keterampilan motorik”.13

10 Ibid

11W.S. Winkel S.J., Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta:

Gramedia, 1983), h. 48. 12

Dimiati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta.

2006), h. 250-251. 13

Sri Esti. W. D, Psikologi Pendidikan, (Jakarta; Grasindo. 2006), h. 217-218.

Page 29: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

12

Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses pembelajaran yang

optimal cenderung mewujudkan hasil yang berciri sebagai berikut;

kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar

intrinsik pada diri siswa:

1. Menumbuhkan motivasi intristik.

2. Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya.

3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya

4. Hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh

(komperehensif)

5. Kemampuan siswa untuk mengontrol/menilai dan mengendalikan

dirinya terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai

mengendalikan proses dan usaha belajarnya.14

Kemampuan siswa dalam mempelajari suatu pelajaran tercermin

dari hasil belajarnya. Secara garis besar ada tiga macam faktor yang dapat

mempengaruhi hasil belajar siswa:

1) Faktor stimuli belajar, yakni segala hal diluar individu untuk

mengadakan reaksi atau perbuatan belajar.

2) Faktor metode belajar, yakni metode mengajar yang dipakai

oleh gurusangat mempengaruhi metode belajar yang dipakai

oleh siswa.

3) Faktor individual, yakni faktor yang ada dalam diri siswa itu

sendiri.15

Tingkat hasil belajar untuk tiap akhir proses pembelajaran dapat

dilihat dari hasil penilaian yang diadakan oleh guru penilaian ini

mencakup dalam suatu program pokok bahasan dalam suatu tatap muka

pembelajaran dan lebih operasional serta mudah dilihat. Dapat dipahami

bahwa penilaian dalam arti kompleks mencakup segala aspek psikologis

14 Ibid h.56

15Abu Ahmadi, dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, ( Jakarta: Rineka

Cipta, 1991), hal 131-137.

Page 30: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

13

siswa. Penilaian dalam arti sempit ini sebagai bentuk untuk mengukur

keberhasilan siswa yang terformat dalam bentuk evaluasi.

Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa

mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu program pembelajaran

16. Salah satu tujuan diadakannya evaluasi diantaranya dapat dijadikan

sebagai alat penetap apabila siswa termasuk kategori cepat, sedang,

ataupun lambat dalam arti mutu kemampuan belajarnya. Berdasarkan

hasil evaluasi yang dicapai siswa tersebut maka dapat diketahui tingkat

keberhasilan siswa. Tingkat keberhasilan ini tidak berlangsung secara

“instan” artinya diraih begitu saja tanpa proses, melainkan lewat proses

pembelajaran yang diikuti siswa dan adanya kolerasi dengan tingkat

kemampuan siswa di samping ada faktor lain yang mempengaruhi seperti

kondisi kesehatan, kerajinan, kejenuhan dan lingkungan yang

mencukupinya.

Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar yang ideal meliputi

segenap ranah psikologi yang berubah sebagai akibat pengalaman dan

proses belajar siswa.

Untuk mengetahui dan memperoleh ukuran dan hasil belajar siswa

adalah mengetahui garis-garis indikator sebagai petunjuk adanya prestasi

tertentu dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau

diukur. Oleh karena luasnya indikator yang menjadi acuan, maka

diperlukan batasan minimal prestasi belajar agar mudah diukur. Hal ini

penting karena mempertimbangkan batas terendah prestasi siswa yang

dianggap berhasil dalam arti luas bukanlah perkara mudah, karena

keberhasilan dalam arti luas berarti keberhasilan yang meliputi ranah

cipta, rasa, karsa siswa. Maka hasil belajar dapat diartikan sebagai hasil

yang telah dicapai baik itu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang

16Beni S. Ambarjaya, Teknik-teknik Penilaian Kelas, (Bandung: Duta Grafika,

2008), h. 24.

Page 31: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

14

diperoleh dari stimulan pada lingkungan dan proses kognitif yang

diperoleh dari stimulan pada lingkungan dan proses kognitif yang

dilakukan oleh pembelajaran. (dalam hal ini penelitian hanya dilakukan

untuk kognitif saja) bentuk konkret dari prestasi belajar tersebut dapat

dilihat dari hasil nilai raport.

3. Aspek-aspek Hasil Belajar

Belajar tidak ada warnanya apabila tidak menghasilkan

pengetahuan, pembentukan sikap serta keterampilan. Oleh karena itu,

proses belajar mengajar harus mendapat perhatian yang serius yang

melibatkan berbagai aspek yang menunjang keberhasilan belajar

mengajar. Benyamin Bloom secara garis besar mengklasifikasikan hasil

belajar menjadi 3 ranah, yakni ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.17

Ketiga ranah hasil belajar tersebut sangat penting diketahui oleh

seorang guru dalam merumuskan tujuan pengajaran dan menyusun alat-

alat penilaian, baik tes maupun bukan tes.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu dapat dibagi menjadi 2

bagian besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

a. Faktor internal

1) Faktor biologis (jasmaniah)

Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan, pertama kondisi fisik

yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan

sampai sesudah lahir. Kondisi fisik normal ini terutama harus

meliputi keadaan otak, panca indera, anggota tubuh. Kedua,

17 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2002), h. 22

Page 32: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

15

kondisi kesehatan fisik. Kondisi fisik yang sehat dan segar sangat

mempengaruhi keberhasilan belajar.18

2) Faktor Psikologis

Faktor psikologis ini meliputi hal-hal berikut. Pertama,

intelegensi. Intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar seseorang

memang berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar

seseorang. Kedua, kemauan. Kemauan dapat dikatakan faktor

utama penentu keberhasilan belajar seseorang. Ketiga, bakat. Bakat

ini bukan menentukan mampu atau tidaknya seseorang dalam suatu

bidang, melainkan lebih banyak menentukan tinggi rendahnya

kemampuan seseorang dalam suatu bidang.19

b. Faktor eksternal

1) Faktor lingkungan keluarga

Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan

lingkungan pertama dan utama pula dalam menentukan

keberhasilan belajar seseorang. Suasana lingkungan rumah yang

cukup tenang, adanya perhatian orang tua terhadap perkembangan

proses belajar dan pendidikan anak-anaknya maka akan

mempengaruhi keberhasilan belajarnya.

2) Faktor lingkungan sekolah

Lingkungan sekolah sangat diperlukan untuk menentukan

keberhasilan belajar siswa. Hal yang paling mempengaruhi

keberhasilan belajar para siswa di sekolah mencakup metode

mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan

siswa, pelajaran, waktu sekolah, tata tertib atau disiplin yang

ditegakkan secara konsekuen dan konsisten.

18 Thursan Hakim, Belajar Secara Efektif, (Jakarta: Puspa Swara, 2005), h. 12.

19

Ibid, h. 13

Page 33: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

16

3) Faktor lingkungan masyarakat

Seorang siswa hendaknya dapat memilih lingkungan

masyarakat yang dapat menunjang keberhasilan belajar.

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh

terhadap belajar siswa karena keberadaannya dalam masyarakat.

Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut diharapkan dapat

meningkatkan hasil belajar seseorang dan dapat mencegah siswa dari

penyebab-penyebab terhambatnya pembelajaran.

5. Metode Pembelajaran

Pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang

memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara

optimal.20

Dengan demikian proses belajar bersifat eksternal yang sengaja

direncanakan dan bersifat rekayasa perilaku.

Istilah metode pembelajaran dibedakan dari istilah strategi

pembelajaran, model pembelajaran, atau prinsip pembelajaran. Istilah

metode pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dipunyai

oleh strategi atau model tertentu, yaitu rasional teoritik yang logis, tujuan

pembelajaran yang akan dicapai, tingkah laku mengajar yang diperlukan

agar model tersebut dapat dilaksanakan secara berhasil, dan lingkungan

belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai 21

.

Dua hal penting yang merupakan bagian dari tujuan pembelajaran

IPS Terpadu adalah pembentukan sifat, yaitu pola berpikir kritis dan

kreatif. Untuk itu perlu diperhatikan daya imajinasi dan rasa ingin tahu

dari anak didik. Siswa harus dibiasakan untuk diberi kesempatan bertanya

20http://pustakabakul.blogspot.com/2012_05_01_archive.html diakses

September 2014. 21

Ibid,. h. 30.

Page 34: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

17

dan berpendapat, sehingga diharapkan proses pembelajaran IPS lebih

bermakna.

Beberapa macam metode pembelajaran diantaranya adalah sebagai

berikut:

a. Metode Pembelajaran Langsung

Metode Pembelajaran Langsung adalah metode yang menekankan

kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru

kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai

materi pelajaran secara optimal. Roy Killen menamakan metode ini

dengan ekspositori atau metode pembelajaran langsung, karena pada

metode ini materi disampaikan langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut

untuk menemukan materi itu. Materi pelajaran seakan-akan sudah jadi.22

Metode ini dirancang secara khusus untuk menunjang proses

belajar siswa berkenaan dengan pengetahuan prosedural (pengetahuan

mengenai bagaimana orang melakukan sesuatu) dan pengetahuan

deklaratif (pengetahuan tentang sesuatu) yang terstruktur dengan baik dan

dapat dipelajari selangkah demi selangkah.

Pembelajaran ini diidentikkan dengan ceramah dan resitasi. Materi

yang disampaikan berupa materi yang sudah jadi sehingga tidak

memerlukan siswa untuk berpikir ulang.23

b. Metode Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran ini merupakan metode pembelajaran yang

mengutamakan kerjasama di antara siswa untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Metode ini memiliki ciri pokok yaitu siswa belajar dalam

kelompok secara kooperatif yang dibentuk dari siswa-siswa yang

memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Selain itu penghargaan

lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan. Tujuan dari

22Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 179 23

Ibid.

Page 35: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

18

pembelajaran ini adalah hasil belajar akademik, penerimaan terhadap

keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial.24

c. Metode Pembelajaran Berdasarkan Masalah

Metode pembelajaran berdasarkan masalah dapat diartikan sebagai

rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses

penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Terdapat 3 ciri utama

dari pembelajaran ini. Pertama, pembelajaran ini merupakan rangkaian

aktivitas pembelajaran, siswa diminta aktif berpikir, berkomunikasi,

mencari dan mengolah data dan akhirnya menyimpulkan. Kedua,

pembelajaran ini diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Ketiga,

pemecahan masalah dilakukan dengan pendekatan berpikir ilmiah.25

d. Diskusi

Diskusi adalah suatu metode pembelajaran yang menghadapkan

siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama pembelajaran ini adalah

untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan,

menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat

keputusan. Karena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu

argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk

menemukan keputusan tertentu secara bersama-sama.26

Menurut

mansyur, diskusi adalah percakapan ilmiah yang berisikan pertukaran

pendapat, pemunculan ide, serta pengujian pendapat yang dilakukan pleh

beberapa orang yang tergabung dalam kelompok untuk mencari

kebenaran.27

24http://ainamulyana.blogspot.com/2014/02/model-pembelajaran-kooperatif-

tipe.html di akses September 2014

25

Ibid h.214-215. 26

Ibid 154-155 27

Armai Arief, Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta:

Ciputat Pers,2002), h. 145

Page 36: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

19

6. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar yang

menempatkan siswa belajar dalam kelompok yang beranggotakan 4-5

siswa dengan tingkat kemampuan atau jenis kelamin atau latar belakang

yang berbeda.28

Pembelajaran ini menekankan kerjasama dalam

kelompok untuk mencapai tujuan yang sama. Selain itu sebelum

pembelajaran kooperatif dilaksanakan, sebaiknya siswa terlebih dahulu

diperkenalkan keterampilan kooperatif yang akan digunakan dalam

belajar kelompok. Keterampilan kooperatif tersebut antara lain

menghargai pendapat orang lain, mendorong partisipasi, berani bertanya,

mendorong teman untuk bertanya, mengambil giliran dan berbagi tugas,

dan sebagainya.

Kunci dari pembelajaran kooperatif adalah bekerja sama. Kerja

sama adalah suatu bentuk interaksi, merancang untuk memudahkan

pencapaian tujuan lewat bekerja bersama dalam kelompok. Pembelajaran

kooperatif didefinisikan sebagai sekumpulan proses yang membantu

siswa untuk berinteraksi dalam rangka mencapai tujuan tertentu atau

membangun hasil akhir yang diinginkan.29

a. Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif

Metode pembelajaran kooperatif memiliki unsur-unsur sebagai

berikut.

1. Adanya Peserta dalam kelompok.

2. Adanya aturan kelompok.

3. Adanya upaya belajar setiap anggota kelompok.

4. Adanya tujuan yang harus dicapai.30

28Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta:

Kencana, 2011), h. 194 29

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan

Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara,

2010) 30

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 241

Page 37: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

20

Pembelajaran kooperatif mempunyai tiga tujuan penting, yaitu

sebagai berikut.

a) Hasil belajar akademik

Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja

siswa dalam tugas-tugas akademik. Banyak ahli yang berpendapat bahwa

metode kooperatif unggul dalam membantu siswa untuk memahami

konsep-konsep yang sulit.

b) Penerimaan terhadap keragaman

Metode kooperatif bertujuan agar siswa dapat menerima teman-

temannya yang mempunyai berbagai macam latar belakang. Perbedaan

tersebut antara perbedaan suku, agama, kemampuan akademik, dan

tingkat sosial.

c) Pengembangan keterampilan sosial

Keterampilan sosial yang dimaksud dalam pembelajaran

kooperatif antara lain yaitu berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai

pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan

ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok, dan sebagainya.31

Keuntungan-Keuntungan Pembelajaran Kooperatif Keuntungan

menggunakan pembelajaran kooperatif antara lain adalah sebagai berikut:

1. Membiasakan supaya terampil dalam berpikir kritis

2. Meningkatkan hasil kelas

3. Metode menyesuaikan siswa dalam teknik problem solving

4. Menampilkan pembelajaran sesuai selera personal

5. Memotivasi siswa dalam kurikulum tertentu

6. Membangun sistem pendukung sosial dalam diri siswa

7. Membangun variasi pemahaman diantara siswa dan guru

8. Menetapkan lingkungan yang baik dalam memberi contoh

dan menerapkan kerja sama

31http://www.tuanguru.com/2011/12/pembelajaran-kooperatif-tipe-nht.html

diakses Oktober 2014.

Page 38: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

21

9. Membangun komunitas belajar

10. Membangun kepercayaan diri siswa

11. Menambah ketertarikan

12. Mengembangkan sikap positif dalam diri seorang guru

13. Dapat menggunakan berbagai teknik penilaian.32

b. Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif memerlukan tugas perencanaan, misalnya

menentukan pendekatan yang tepat, memilih topik yang sesuai dengan

metode ini, pembentukan kelompok siswa, menyiapkan LKS atau

panduan belajar siswa, mengenalkan siswa kepada tugas dan perannya

dalam kelompok, merencakan waktu dan tempat duduk yang akan

digunakan.

Seperti telah dikemukakan di atas, salah satu tugas guru pada

metode ini salah satunya adalah memilih pendekatan yang sesuai. Dalam

pembelajaran kooperatif dapat dilakukan melalui macam-macam

pendekatan, guru dapat memilih pendekatan yang sesuai dengan tujuan

yang hendak dicapai. Pendekatan-pendekatan pada metode kooperatif

yaitu: tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions), Tipe

Numbered Heads Together, Examples Non Examples, Tipe Picture And

Picture, Dan Tipe Discovery-Inquiry.

7. Metode Pembelajaran Discovery

Dalam Metode Pembelajaran Discovery pelajaran dicari dan

ditemukan sendiri oleh siswa melalui berbagai aktifitas, sehingga tugas

guru lebh banyak sebagai fasilitator dan pembimbing bagi siswanya.33

32Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 249-250. 33

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 128

Page 39: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

22

8. Metode Pembelajaran Inquiry

Metode pembelajaran Inquiry adalah rangkaian kegiatan

pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan dan

analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban yang sudah pasti

dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri

biasanya dilalui melalui tanya jawab antara guru dan siswa.34

9. Metode Pembelajaran Discovery-Inquiry

Metode pembelajaran Discovery pertama kali dikemukakan oleh

Jerome Bruner, beliau berpendapat bahwa belajar penemuan (Discovery

learning) sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia,

siswa belajar terbaik melalui penemuan sehingga berusaha sendiri untuk

mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya,

menghasilkan pengetahuan yang benar benar bermakna.

Dengan metode pembelajaran Discovery pengetahuan yang

diperoleh siswa akan lama diingat, konsep-konsep jadi lebih mudah

diterapkan pada situasi baru dan meningkatkan penalaran siswa.

Dalam bahasa Inggris, Inquiry berarti pertanyaan, pemeriksaan

pencarian atau penyelidikan. Tujuan utama pembelajaran berbasis Inquiry

menurut National Research Council adalah mengembangkan keinginan

dan motivasi siswa untuk mempelajari prinsip dan konsep sains,

mengembangkan keterampilan ilmiah siswa sehingga mampu bekerja

seperti layaknya seorang ilmuwan dan membisaakan siswa bekerja keras

untuk memperoleh pengetahuan.

Dua metode pembelajaran ini dapat digabungkan menjadi satu

metode pembelajaran. Jadi Discovery dan Inquiry merupakan suatu

rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal

seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara

34 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta:

Kencana, 2011), h. 191

Page 40: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

23

sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri

pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan

perilaku.35

Metode pembelajaran Discovery-inquiry adalah metode

pembelajaran yang merupakan gabungan dari dua metode pembelajaran

yaitu metode pembelajaran Discovery dan metode pembelajaran inquiry.

Menurut Sund, discovery adalah proses mental dan dalam proses itu

individu mengasimilasi konsep dan prinsp–prinsip.36

Metode Discovery-inquiry adalah metode mengajar yang telah

banyak dipandang dalam proses belajar anak untuk mampu mencari dan

menemukan informasi belajar baru untuk menyelesaikan masalah yang

dihadapi anak, maka sudah tidak asing disebut dengan discovery inquiry.

menurut Richard Schuman, bahwa teori belajar discovery inquiry adalah

teori belajar yang dikembangkan berdasarkan pemikiran bahwa siswa

memiliki kemampuan untuk percaya pada diri sendiri dengan cara

berpikir dan belajar sendiri sehingga ia mampu menemukan jawaban dan

analisisnya sendiri hingga pada akhirnya mampu menjelaskan hasil

belajarnya sendiri.37

Disini siswa dituntut dapat mencari dan menyelidiki sendiri suatu

pemasalahan matematika dengan pemahaman konsep yang akan lama

diingat oleh siswa karena apa yang didapat merupakan hasil pemikiran

dan hasil penalaran sendiri.

a. Macam-Macam Metode Discovery – Inquiry

Discovery – Inquiry mempunyai beberapa macam yaitu :

1) Discovery – Inquiry tepimpin, yaitu pelaksanaan Discovery dan

Inquiry dilakukan atas petunjuk dari guru. Keduanya, dimulai

35Cucu Hanafiah Nanang, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: Refika

Aditama, 2012), h.77. 36

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003). h.

219. 37

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan

Bag.1, (Bandung : Imtima, 2007) .h 65.

Page 41: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

24

dari pertanyaan inti, guru mengajukan berbagai pertanyaan

yang melacak, dengan tujuan untuk mengarahkan siswa ke titik

kesimpulan yang diharapkan. Selanjutnya, siswa melakukan

percobaan untuk membuktikan pendapat yang dikemukakan.

2) Discovery – Inquiry bebas, yaitu siswa melakukan

penyelidikan bebas sebagaimana seoran ilmuwan, antara lain

masalah dirumuskan sendiri, penyeldikan dilakukan sendiri,

dan kesimpulan diperoleh sendiri.

3) Discovery – Inquiry bebas yang dimodifikasi, yatu masalah

diajukan guru didasarkan teori yang sudah dipahami siswa.

Tujuannya untuk melakukan penyelidikan dalam rangka

membuktikan kebenarannya.38

b. Fungsi Metode Pembelajaran Discovery – Inquiry

Ada beberapa fungsi metode Discovery – Inquiry, yaitu sebagai

berikut:

1) Membangun komitmen (commitment building) di kalangan siswa

untuk belajar, yang diwujudkan dengan keterlibatan, kesungguhan,

dan loyalitas terhadap mencari dan menemukan sesuatu dalam

proses pembelajaran.

2) Membangun sikap aktif, kreatif, dan inovatif dalam proses

pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pengajaran.

3) Membangun sikap percaya diri (self confidence) dan terbuka

(opened) terhadap hasil temuannya.39

Dengan menggabungkan metode pembelajaran Discovery dan

Inquiry menjadi satu metode, maka berarti guru dapat menjadi fasilitator

yang baik dalam meningkatkan kemampuan siswa untuk mencari dan

menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat

38 Op cit. h. 77

39Cucu Hanafiah Nanang, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: Refika

Aditama, 2012), h.78

Page 42: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

25

menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai wujud

adanya perubahan perilaku.

Metode Discovery dan Inquiry yang memang bertujuan agar siswa

mampu merumuskan masalah yang pada nantinya dapat memahami

konsep dan akhirnya dapat menyelesaikan suatu permasalahan baik dalam

mengerjakan soal uraian maupun soal-soal dalam kehidupan sehari-hari.

c. Karakteristik Metode Discovery-Inquiry

Orlich, menyatakan ada beberapa karakteristik dari Discovery-

Inquiry yang perlu diperhatikan yaitu:

1. Siswa mengembangkan kemampuan berpikir melalui observasi

spesifik hingga membuat inferensi atau generalisasi,

2. Sasarannya adalah mempelajari proses mengamati kejadian atau

obyek kemudian menyusun generalisasi yang sesuai,

3. Guru mengontrol bagian tertentu dari pembelajaran misalnya

kejadian, data, materi dan berperan sebagai pemimpin kelas,

4. Tiap-tiap siswa berusaha untuk membangun pola yang bermakna

berdasarkan hasil observasi di dalam kelas,

5. Kelas diharapkan berfungsi sebagai laboratorium pembelajaran,

6. Biasanya sejumlah generalisasi tertentu akan diperoleh dari

siswa,

7. Guru memotivasi semua siswa untuk mengkomunikasikan hasil

generalisasinya sehingga dapat dimanfaatkan oleh seluruh siswa

dalam kelas.40

d. Keunggulan Metode Pembelajaran Discovery – Inquiry

Beberapa keunggulan metode pembelajaran Discovery – Inquiry, yaitu :

40https://bangkititahermawati.wordpress.com/ipa-kelas-vii/pembelajaran-

inquiry-dan-discovery/

Page 43: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

26

1) Membantu siswa untuk mengembangkan, kesiapan, serta penguasaan

keterampilan dalam proses kognitif.

2) Siswa memperoleh pengetahuan secara individual sehingga dapat

dimengerti dan mengendap dalam pikirannya.

3) Dapat membangkitkan motivasi dan gairah belajar siswa untuk belajar

lebih giat lagi.

4) Memberikan peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan

kemampuan dan minat masing-masing.

5) Memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan

proses menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat pada siswa

dengan peran guru yang sangat terbatas

e. Kelemahan Metode Pembelajaran Discovery – Inquiry

Selain kelebihan, tentunya metode pembelajaran Discovery-Inquiry

mempunyai beberapa kelemahan, yaitu sebagai berikut :

1) Siswa harus memiliki kesiapan dan kematangan mental, siswa harus berani

dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik.

2) Keadaan kelas di kita kenyataannya lebih banyak jumlah siswanya

sehingga metode pembelajaran ini tidak akan mencapai hasil yang

memuaskan.

3) Ada kritik, bahwa proses dalam metode pembelajaran Discovery – Inquiry

terlalu mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan

perkembangan sikap dan keterampilan bagi siswa.

f. Langkah-langkah Metode Discovery-Inquiry

Adapun langkah-langkah dalam penerapan pembelajaran metode

Discovery - Inquiry diantaranya:

1) Mengidentifikasi kebutuhan siswa.

2) Seleksi pendahuluan terhadap konsep yang akan dipelajari.

3) Seleksi bahan atau masalah yang akan dipelajari.

Page 44: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

27

4) Menentukan peran yang akan dilakukan masing-masing siswa.

5) Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan diselidiki dan

ditemukan.

6) Mempersiapkan setting kelas.

7) Mempersiapkan fasilitas yang diperlukan.

8) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan penyelidikan

dan penemuan.

9) Menganalisis sendiri atas data temuan.

10) Merangsang terjadinya dialog interaksi antar siswa.

11) Memberikan penguatan kepada siswa untuk giat dalam melakukan

penemuan.

12) Memfasilitasi siswa dalam merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi

atas hasil temuannya.41

10. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

IPS adalah konsep mata pelajaran sosial dan ilmu lainnya yang

dipadukan berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan yang bertujuan

membahas masalah sosial atau bermasyarakat dan kemasyarakatan untuk

mencapai tujuan-tujuan khusus pendidikan melalui program pengajaran

IPS pada tingkat persekolahan.42

Ilmu sosial mempelajari tindakan-tindakan manusia yang

berlangsung dalam proses kehidupan dalam berupaya menjelaskan

mengapa manusia berperilaku seperti apa yang mereka lakukan.43

Setiap

Ilmu sosial merupakan suatu disiplin ilmu yang menjadikan suatu batang

tubuh atau struktur ilmu pengetahuan (body of knowledge structure of

knowledge)

41 Op cit,. h. 80

42http://catkulku.blogspot.com/2012/06/pendidikan-ips-tradisional-dan-

modern.html diakses September 2014 43

http://atibilombok.blogspot.com/2014/06/makalah-pembaharuan-konsep-dan-

teori.html diakses September 2014.

Page 45: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

28

IPS sebagai pendekatan interdisiplinier dari pelajaran ilmu-ilmu

sosial. Seperti: sosiologi, antropologi budaya, psikologi sosial, sejarah,

geografi, ekonomi, dan ilmu politik.

Istilah studi sosial muncul sebagai sebutan konseptual bagi

pendidikan ilmu–ilmu sosial, merupakan terjemahan dari istilah social

studies yang telah lama digunakan di Amerika untuk mata pelajaran ini

didalam kurikulum sekolah. Penggunaan istilah studi sosial, kendatipun

tidak dijadikan nama bagi pendidikan IPS, namun terus berkembang

sebagai sebutan konseptual dalam pembaharuan pendidikan IPS yang

secara operasional lebih berperan sebagai “pendekatan dalam

pengembangan kurikulum” pendidikan IPS. Implikasinya adalah studi

sosial merupakan terjemahan dari sosial studies dijadikan acuan teoritik

dalam pengembangan pendidikan IPS di Indonesia dengan aplikasinya

lebih diorientasikan pada perspektif ke-Indonesiaan.

Schunche menekankan bahwa program pembelajaran IPS harus

mampu memberikan pengalaman–pengalaman belajar yang berorientasi

pada aktifitas belajar peserta didik.44

Pelibatan peserta didik secara penuh

dalam serangkaian aktifitas dan pengalaman belajar mampu memberikan

kesempatan yang luas pada peserta didik untuk terlibat dalam proses

memecahkan masalah didalam lingkungan belajar yang dibuat

sebagaimana realitas yang sesungguhnya.

Menurut HISPISI, “pendidikan IPS adalah penyederhanaan dari

disiplin ilmu – ilmu sosial yang diorganisir, disajikan secara ilmiah dan

psikologis untuk mencapai tujuan pendidikan”.45

a. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Gross menyebutkan tujuan IPS untuk mempersiapkan para pelajar

menjadi warga Negara yang baik. Tujuan lainnya adalah mengembangkan

44Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP UPI.Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan

Bagian 3. (Bandung: Imtima.2007), h. 274. 45

http://desyidn.blogspot.com/2013/06/makalah-paradigma-ips.html diakses

September 2014

Page 46: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

29

kemampuan menggunakan penalaran dalam pengambilan keputusan

setiap persoalan yang dihadapinya.46

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Studi Komparasi Metode Discovery Inquiry Dengan Konvensional

Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas IV Sd Negeri Gumpang 1

Kartasura dengan hasil analisis menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil

belajar IPA yang menggunakan pembelajaran dengan metode Discovery

Inquiry dan metode konvensional pada siswa kelas IV SD Negeri

Gumpang I Kartasura Tahun Ajaran 2010/2011 dengan nilai rata-rata

77,57 pada metode Discovery Inquiry dan 69,79 pada metode

konvensional, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan antara pembelajaran dengan metode discovery

Inquiry dan metode ceramah, pada siswa kelas IV Semester II SD Negeri

Gumpang I Kartasura Tahun Ajaran 2010/2011 dan hasil belajar yang

menggunakan pembelajaran dengan metode Discovery Inquiry lebih baik

jika dibandingkan dengan metode konvensional. 47

C. Kerangka Berpikir

Sebagai upaya lebih mewujudkan fungsi pendidikan sebagai

wahana sumber daya manusia, perlu dikembangkan suasana belajar

mengajar yang kooperatif bagi berkembangnya potensi keaktifan peserta

didik seiring dengan berkembangnya suasana, kebiasaan, dan strategi

belajar.

Salah satu alternatif metode pembelajaran yang dapat digunakan

untuk mengembangkan potensi kreatif siswa yaitu metode pembelajaran

46Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan

Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara,

2010) h. 173 47

Rika Anggraini Puspitasari, “Studi Komparasi Metode Discovery Inquiry

dengan Konvensional terhadap Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas IV SD Negeri

Gumpang 1 Kartasura”, Skripsi, (Sukoharjo: UMS, 2011), tidak dipublikasikan.

Page 47: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

30

kooperatif Discovery – Inquiry . Dengan penerapan metode pembelajaran

tersebut diharapkan tidak hanya hasil belajar siswa yang meningkat tetapi

juga meningkatkan keaktifan siswa karena melalui penerapan metode

pembelajaran kooperatif Discovery – Inquiry guru dapat mengkondisikan

siswa sedemikian sehingga siswa dapat terlibat secara aktif dalam

pembelajaran, mampu bekerjasama diantara siswa serta melatih

keterampilan siswa sehingga hasil belajar meningkat.

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah penerapan

metode pembelajaran kooperatif discovery-inquiry dapat meningkatkan

hasil belajar siswa kelas VIII-1 MTs. ANNAJAH pada mata pelajaran

IPS Terpadu.

Page 48: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MTs Annajah Jl. Raya Ciledug,

Petukangan Selatan, Jakarta Selatan Tahun Ajaran 2014/2015. Sedangkan

subyek penelitian ini adalah siswa MTs Annajah kelas VIII-1. Pemilihan

kelas VIII ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana motivasi belajar

dengan penggunaan metode discovery- inquiry terhadap hasil belajar

siswa pada pembelajaran IPS Terpadu di kelas VIII. Penelitian dilakukan

dari tanggal 14 November 2014 sampai dengan 27 November 2014.

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian

PTK adalah bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku

tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan rasional dari tindakan–

tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam terhadap

tindakan–tindakan yang dilakukan itu serta memperbaiki kondisi praktek-

praktek pembelajaran tersebut dilakukan.1

Menurut Wina Sanjaya, PTK dapat diartikan sebagai proses

pengkaian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri

dalam upaya untuk memecahkan masalah dengan cara melakukan

berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata seta menganalisis

setiap pengaruhnya.2

1Bambang Supeno, Statistik Terapan Dalam Penelitian Ilmu Sosial dan

Pendidikan. H. 105 – 106.

2 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana,2011), h. 26.

Page 49: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

32

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan melalui 4 kegiatan, yakni:

Perencanaan (Planning), Tindakan (Action), Pengamatan (Observation),

dan Refleksi (Reflective).3 Penelitian Tindakan Kelas ini juga berpijak

pada 2 (dua) landasan,yaitu :

1. Keterlibatan (Involvement) yaitu keterlibatan guru dalam

penggelaran penelitian tindakan kelas.

2. Perbaikan (Improvement) yaitu komitmen guru untuk melakukan

perbaikan termasuk perubahan dalam cara berfikir dan kerjanya

sendiri.

Pada pelaksanaan tindakan kelas ini, peneliti berkolaborasi

seorang guru, Beliau membantu peneliti mengumpulkan data pada saat

penelitian sedang berlangsung dan juga memberikan informasi–informasi

selama proses penelitian berlangsung.

Penelitian tindakan kelas (PTK) memiliki potensi yang sangat

besar untuk meningkatkan pembelajaran apabila diimplementasikan

dengan baik dan benar.Diimplementasikan dengan baik di sini berarti

pihak yang terlibat (guru, teman sejawat, peneliti) mencoba dengan sadar

mengembangkan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan

masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran melalui tindakan

bermakna yang diperhitungkan dapat memecahkan masalah atau

memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat mengamati

pelaksanaannya untuk mengukur tingkat keberhasilannya.

Diimplemetasikan dengan benar berarti sesuai dengan kaidah-kaidah

penelitian tindakan.

3 Ibid, Wina Sanjaya, Penelitian …h. 78.

Page 50: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

33

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom

action research ) PTK yang dilakukan untuk memperbaiki dan

meningkatkan kualitas pembelajaran dalam praktek4. Metode penelitian

yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan

kelas metode Kurt Lewin dan terdiri dari tiga siklus yang setiap siklusnya

terdiri dari empat tahap5, yaitu: perencanaan (planning), pelaksanaan

(acting), pengamatan (observating) dan refleksi (reflecting). Hubungan

keempat komponen itu dipandang sebagai satu siklus.Penelitian ini

menggunakan PTK dengan harapan guru dapat memperbaiki kinerjanya

sebagai guru dan menciptakan pembelajaran yang bermutu.

Siklus PTK pada penelitian ini akan berhenti atau tidak diteruskan

kembali apabila nilai dari seluruh siswa sudah memenuhi Kriteria

Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditetapkan sekolah.

4Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara,

2006) h. 14 5 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan . h. 16

Page 51: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

34

Gambar 3.1.

Desain Penelitian

Target :

Skor akhir tes hasil belajar 75

Lebih dari 60% nilai rata-rata

siswa di atas nilai KKM

OBSERVASI AWAL MASALAH

1. Kurangnya hasil belajar siswa

pada mata pelajaran IPS

Terpadu;

2. Penggunaan metode yang

kurang tepat / menjemukan..

METODE DISCOVERY INQUIRY

(SIKLUS I)

BELUM

TERCAPAI

METODE DISCOVERY INQUIRY

(SIKLUS II )

Target :

Skor akhir tes hasil belajar 75

Lebih dari 60% nilai rata-rata

siswa di atas nilai KKM

TERCAPAI

Page 52: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

35

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian diambil dari populasi yang terdapat di MTs.

Annajah. Populasi menurut Arikunto adalah keseluruhan obyek

penelitian6. Anas Sudijono menyebutkan defenisi populasi, yaitu,

”kumpulan dari seluruh elemen yang menjadi obyek-obyek penelitian” 7.

Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah seluruh

siswa kelas VIII-1 MTs Annajah, Petukangan Selatan, Jakarta Selatan.

peneliti mengambil sampel diatas karena, kelas VIII-1 memiliki rata–rata

nilai yang kurang dari kriteria ketuntasan minimum pada mata pelajaran

IPS Terpadu, jam pelajaran IPS Terpadu dikelas ini ada di jam–jam yang

terbilang kurang kondusif.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, peneliti melakukan

kolaboratif dengan guru bidang studi, peneliti berperan sebagai pengajar

sekaligus observer, yang mengawasi dan meneliti penerapan metode

pengajaran Discovery-Inquiry selama proses pembelajaran IPS

berlangsung. Sedangkan guru bidang studi berperan sebagai observer.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Tahap penelitian ini, di mulai dengan melakukan penelitian

pendahuluan atau pra penelitian kemudian akan dilanjutkan dengan siklus

I setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I akan dilanjutkan

pada siklus berikutnya sehingga mencapai indikator keberhasilan.

6Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Proses,

(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 115 7Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo

Persada, 2008), h. 28

Page 53: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

36

F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan

Dari hasil penelitian yang dilakukan, diharapkan dengan

menerapkan metode pembelajaran Discovery-Inquiry dapat meningkatkan

hasil belajar IPSTerpadu.

G. Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan

data kuantitatif. Adapun data kualitatif terdiri dari hasil observasi proses

pembelajaran, hasil wawancara terhadap guru, Sedangkan data kuantitatif

terdiri dari nilai hasil tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Sumber

data diperoleh dari siswa, guru dan peneliti.

H. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini tes obyektif yang

berbentuk pilihan ganda, Catatan lapangan yang berisikan kegiatan-

kegiatan ketika pembelajaran berlangsung dan Instrumen wawancara

yang berisikan tentang tanggapan dan kendala yang dialami ketika

pembelajaran dengan menggunakanmetode pembelajaran Discovery-

Inquiry

I. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi/Pengamatan

Observasi/pengamatan adalah proses pengambilan data dalam

penelitian di mana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian

secara langsung atau suatu proses pengamatan dan pencatatan secara

sistematis‚ logis‚ objektif‚ dan rasional mengenai berbagai fenomena‚

baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi situasi buatan

untuk mencapai tujuan tertentu.8

Observasi sangat sesuai digunakan dalam penelitian yang

berhubungan dengan kondisi/interaksi belajar-mengajar, tingkah laku, dan

8Zainal Arifin‚ Evaluasi Pembelajaran‚ (Bandung:PT. Remaja Rosda Karya‚

2013)‚ cet. Ke-5‚ hal. 153.

Page 54: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

37

interaksi kelompok9. Penelitian ini melakukan observasi/pengamatan

langsung di kelas VIII-1. Dalam penelitian ini, peneliti berkolaborasi

dengan guru mata pelajaran IPS Terpadu.

2. Wawancara

Salah satu cara untuk mengumpulkan data ialah dengan jalan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada subyek penelitian. Intrumen

ini digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai fakta, keyakinan,

perasaan, niat dan sebagainya. Wawancara adalah metode pengumpulan

data dengan pertanyaan secara lisan kepada subyek yang diteliti.

Wawancara memilki sifat yang luwes, pertanyaan yang diberikan dapat

disesuaikan dengan subyek, sehingga segala sesuatu yang ingin diungkap

dapat digali dengan baik.

Ada dua jenis tipe wawancara yaitu wancara berstruktur dan

wawancara tidak berstruktur. Dalam wawancara berstruktur, pertanyaan

dan alternatif jawaban yang diberikan kepada subyek telah ditetapkan

terlebih dahulu oleh pewawancara. Wawancara merupakan sumber

informasi yang amat baik, dapat dilaksanakan antara: Guru-siswa,

observer-siswa, siswa-siswa, guru-observer10

.

Tujuan wawancara adalah sebagai berikut:

a) Untuk memperoleh informasi secara langsung guna

menjelaskan suatu hal atau situasi dan kondisi tertentu.

b) Untuk melengkapi suatu penyelidikan ilmiah.

c) Untuk memperoleh data agar dapat memengaruhi situasi atau

orang tertentu.11

9Wijaya Kusuma dan Dedi Witagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas,

(Jakarta: PT. Indeks, 2010), Ed.Ke 2 h.66 10

Ibid h. 75-76 11

Zainal Arifin‚ Evaluasi Pembelajaran‚ (Bandung:PT. Remaja Rosda Karya‚

2013)‚ cet. Ke-5‚ hal. 158.

Page 55: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

38

Dan tipe wawancara yang digunakan di dalam penelitian ini

adalah tipe wawancara tidak berstruktur, karena bisa mendapatkan

informasi secara langsung dengan cara ramah tamah.

3. Tes Hasil Belajar

Tes ini digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Tes yang

akan dilakukan dalam penelitian ini adalah pre test dan post test. Pre test

adalah tes awal yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh siswa

telah memiliki kemampuan mengenai hal-hal yang akan dipelajari.12

Pre test dilakukan setiap akan memulai penyajian materi baru.

Tujuannya untuk mengidentifikasi saraf pengetahuan siswa mengenai

bahan yang akan disajikan.13

Isi atau materi pada tes ini pada umumnya

ditekankan pada bahan-bahan yang penting yang seharusnya sudah

dikuasai oleh peserta didik sebelum pelajaran diberikan kepada mereka.14

Post test adalah tes yang digunakan untuk mengukur apakah siswa

telah mnguasai kompetensi tertentu seperti yang dirumuskan dalam

indikator hasil belajar.15

Post test dilakukan pada setiap akhir penyajian

materi. Tujuannya untuk mengetahui taraf penguasaan siswa atas materi

yang di ajarkan.16

Isi atau materi pada tes ini adalah bahan-bahan yang

penting, yang telah diajarkan kepada peserta didik, dan biasanya naskah

tes akhir ini dibuat sama dengan naskah tes awal.17

12Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta:

Kencana, 2011), h. 236 13

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung:

Rosda, 2010), cet. 15, h. 142 14

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajagrafindo

persada,2011), h. 69 15

Op cit, Perencanaan dan …h.236 16

Op cit, Psikologi Pendidikan… 17

Op cit, Pengantar evaluasi…, h. 70

Page 56: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

39

J. Teknik Analisis dan Interpretasi Data

Data dalam penelitian tindakan kelas ini analisis data yang

dilakukan berupa analisis deskriptif. Untuk memperoleh persentase,

digunakan rumus sebagai berikut:

𝑝 =∑𝑓

𝑁

Keterangan : P = Prosentase yang dicari

F = Frekuensi

N = Jumlah total18

Untuk mencari rata – rata digunakan rumus sebagai berikut:

Mx = ∑X

N

Keterangan : Mx = Mean

∑X = Jumlah nilai seluruh responden

N = Jumlah responden

Dalam menganalisis data hasil belajar pada aspek kognitif atau

penguasaan konsep menggunakan analisis deskriptif dari setiap siklus

menggunakan gain skor.

Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest,gain

menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep

siswasetelah pembelajaran yang dilakukan guru. Untuk mengetahui

peningkatan skor pretest dan posttest menggunakan rumus Gain.

𝐺𝑎𝑖𝑛 =𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑜𝑠𝑡 𝑇𝑒𝑠𝑡 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑟𝑒 𝑇𝑒𝑠𝑡

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑟𝑒 𝑇𝑒𝑠𝑡

18Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo,

2004), Cet Ke-4, h. 43

Page 57: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

40

Keterangan:

G tinggi : nilai (g) >0,70

G sedang : 0,70 > (g) >0, 30

G rendah : nilai (g) 0,3

1. Analisis Taraf Kesukaran

Untuk memperoleh kualitas soal yang baik, selain memenuhi

validitas dan relibilitas juga harus memiliki keseimbanga tingkat

kesukaran soal. Keseimbangan yang dimaksud adalah adanya soal-soal

yang termasuk mudah, sedang dan sukar secara proporsional. Soal yang

baik adalah sosal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.19

Untuk mengukur taraf kesukaran sosal digunakan rumus:

𝑃 =𝐵

𝐽𝑆

Keterangan:

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Kriteria tingkat kesukaran soal menurut Sri Narwati dan Somadi

adalah sebagai berikut: 20

Indeks Tingkat Kesukaran Soal

Indeks Tingkat Kesukaran Kriteria

0 - 0,30 Sukar

0,30 - 0,70 Sedang

0,70 - 1,00 Mudah

19Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi

Aksara, 1995), h. 211. 20

Sri Narwati dan Somadi, Panduan Menyusun Silabus dan Perencanaan

Pembelajaran, (Yogyakarta: Familia, 2012), h. 140.

Page 58: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

41

Peneliti menggunakan software ANATES ver 4.0.2 (oktober

2003). Dalam menghitung tingkat kesukaran.

2. Analisis daya pembeda

Menurut Suharsimi Arikunto daya pembeda soal adalah

”kemampuan soal untuk membedakan antara peserta didik yang

berkemampuan rendah dan peserta didik yang berkemampuan tinggi.”21

Untuk mengukur daya pembeda digunakan rumus:

𝐷 =𝐵𝐴

𝐽𝐴−𝐵𝐵

𝐽𝐵= 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵

Keterangan:

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal

dengan benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal

dengan benar

JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

Kriteria Daya Beda22

Indeks Daya Beda Kriteria

> 0,2 Jelek

0,2-0,4 Sedang

0,4-0,7 Baik

0,7-1,00 Baik Sekali

Peneliti menggunakan software ANATES ver 4.0.2 (oktober

2003). Dalam menghitung daya pembeda.

21 Loc. Cit, Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar ...h.215.

22 Loc. Cit. Sri Narwati dan Somadi, ...h. 141

Page 59: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

42

3. Analisis Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat

kesahihan atau kevalidan suatu instrumen. Validitas menunjuk pada

penyesuaian alat pengukur dengan tujuan yang hendak diukur. Menurut

Nana Sudjana, Validitas berkenaan dengan ketetapan alat penilaian

terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang harus

dinilai.23

Suharsimi Arikunto berpendapat validitas yaitu suatu ukuran

yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu

instrumen.”24

Dalam penelitian ini pengukuran validitas untuk mengunakan

teknik korelasi product moment dari Karl Pearson, sebagai berikut:

2222xy

Y)( -YN)X(XN

)Y)(X(XYNr

Keterangan rumus :

rxy : koefisien validitas.

X : skor item

Y : skor total

N : jumlah subyek25

Item dikatakan valid bila harga rhitung > rtabel kriteria. Berikut ini klasifikasi

koefisien korelasi :

0,91 – 1,00 : sangat tinggi (ST)

0,71 – 0,90 : tinggi (T)

0,41 – 0,70 : cukup (C)

0,21 – 0,40 : rendah (R)

0,00 – 0,20 :sangat rendah (SR)

23Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT

Rosdakarya, 2009), h. 12 24

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi

Aksara, 1995), h. 72. 25

Sri Narwati dan Somadi, Panduan Menyusun Silabus dan Perencanaan

Pembelajaran, (Yogyakarta: Familia, 2012), cet. 1, h. 146.

Page 60: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

43

Taraf signifikan yang dipakai dalam penelitian ini adalah 5%.

Kriteria item dinyatakan valid, jika rxy r tabel. Sedangkan item dinyatakan

tidak valid (drop), jika rxy < r tabel.. dalam menghitung tingkat valitidas

soal, Peneliti menggunakan software ANATES ver 4.0.2 (oktober 2003).

4. Analisis Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai

apa yang dinilainya.26

Reliabilitas adalah ketepatan/keandalan dalam

mengukur apa yang hendak diukur. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai

kepercayaan (reliabilitas) yang tinggi, jika tes tersebut dapat memberikan

hasil yang tepat.27

Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung

reliabilitas tes dalam penelitian ini adalah rumus K-R 20 dari Kuder dan

Richardson yaitu: Soal dinyatakan reliabel bila dapat memberikan hasil

yang relatif sama saat dilakukan pengukuran kembali pada subyek yang

berbeda pada waktu yang berlainan. Uji reliabilitas untuk soal

menggunakan rumus Kuder-Richardson (KR) ke 20, yaitu:

2

t

2

t

ttS

ΣpqS

1n

nr

Keterangan :

rtt : koefisien reliabilitas

n : jumlah butir soal

X : varian total

St : standar deviasi

p : indeks kesukaran

q : 1 – p

N : banyak sampel

26 Ibid., h. 16

27 Loc. Cit, Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian ...h, 168.

Page 61: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

44

Acuan penilaian reliabilitas :

0,91 – 1,00 : sangat tinggi

0,71 – 0,90 : tinggi

0,41 – 0,70 : cukup

0,21 – 0,40 : rendah

negatif – 0,20 : sangat rendah

Peneliti menggunakan software ANATES ver 4.0.2 (oktober

2003). Dalam menghitung tingkat realibilitas.

K. Pengembangan Perencanaan Tindakan

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan jenis Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) yang memiliki tahapan-tahapan dalam setiap

siklusnya. Tahapan itu meliputi, perencanaan, tindakan, pengamatan, dan

refleksi. Sedangkan prosedur pelaksanaan perbaikan apabila setelah

tindakan siklus 1 selesai dilakukan dan belum terjadi peningkatan hasil

belajar siswa, maka akan ditindak lanjuti untuk melakukan tindakan

selanjutnya pada siklus 2 sebagai perbaikan pembelajaran. Jika hasil

penelitian telah mencukupi indikator keberhasilan maka dicukupkan dan

dianggap penelitian tindakan kelas berhasil dilaksanakan.

Page 62: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

45

BAB IV

DESKRIPSI, ANALISIS DATA dan PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Profil Sekolah

Nama Sekolah : Madrasah Tsanawiyah ANNAJAH

Nomor statistik madrasah : 212317110061

Nomor Pokok Madrasah : 20102757

Nomor Izin Operasional : 212317110061

Alamat :Jalan Ciledug Raya Petukangan Selatan

Telepon / fax : 0217374045

Kota : Jakarta Selatan

Propinsi : DKI Jakarta

Status sekolah : swasta

Akreditasi : “A”

Visi Madrasah : Unggul dalam iman dan Taqwa,

kompetitif dalam ilmu dan teknologi.

Misi Madrasah:

1) Menyiapkan siswa yang unggul dalam

Iman dan Takwa.

2) Menyiapkan siswa yang berbudaya Islami

dan berakhlakul Karimah

3) Menyiapkan siswa yang disiplin, kreatif

dan inovatif

4) Menyiapkan siswa yang berkualitas dan

mampu bersaing dalam ilmu dan teknologi.

2. Ciri khas/ kekhasan sekolah

1) Menjunjung tinggi nilai – nilai spiritual (tadarus bersama

setiap pagi,bimbingan membaca Al Qur`an setiap hari

Selasa dan Kamis)

Page 63: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

46

2) Keakraban sesama warga Annajah (guru dengan guru, guru

dengan murid, guru dengan karyawan).

3) Menjunjung tinggi nilai – nilai disiplin (pemberlakuan

sistem poin)

4) Lingkungan sejuk, nyaman dan indah.

5) Pengembangan aktivitas dan kepribadian siswa (ekskul

PMR dan PRAMUKA setiap Jumat pagi). Serta beragam

eksra kurikuler (yang dilaksanakan hari jumat setelah

pulang sekolah).

B. Analisis Data

1. Penelitian Pendahuluan

Kegiatan penelitian ini diawali dengan melakukan observasi awal

di MTs. Annajah Jakarta. Subjek dalam penelitian ini adalah kelas VIII-1

yang berjumlah 35 orang, terdiri dari 6 siswa dan 29 siswi. Sebelum

melakukan penelitian, dilakukan tinjauan lapangan untuk memperoleh

gambaran kondisi dan situasi lingkungan tempat penelitian. Tinjauan ini

meliputi wawancara tidak terstruktur kepada guru bidang studi IPS

Terpadu dan observasi pembelajaran IPS Terpadu. Kegiatan ini dilakukan

pada tanggal 14 November 2014.

Menemui guru bidang studi IPS Terpadu yang merupakan juga

wakil kepala sekolah pada Jumat 14 November 2014 dengan menjelaskan

maksud untuk meminta izin melakukan penelitian di sekolah tersebut.

Setelah menjelaskan maksud dan tujuan, yaitu untuk melakukan

penelitian dengan menggunakan metode pembelajaran Discovery-Inquiry

Pada saat yang sama, peneliti melakukan wawancara tidak

terstruktur untuk lebih mengetahui detail permasalahan yang dihadapi

guru. Berdasarkan hasil wawancara tersebut, diperoleh informasi sebagai

berikut:

Page 64: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

47

a. Persiapan guru mengajar yaitu Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), buku paket IPS Terpadu, Lembar Kerja

Siswa (LKS), bahan materi dari internet.

b. Pembelajaran yang biasa guru gunakan adalah dominan

ceramah, diskusi, penugasan LKS, dan hafalan.

c. Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) mata pelajaran IPS

Terpadu adalah 75. Hasil belajar IPS Terpadu bervariasi, dan

secara umum masih kurang dari KKM, siswa yang yang masih

dibawah KKM harus melakukan remedial.

d. Sebagian siswa masih kesulitan dalam pembelajaran IPS

Terpadu

e. Faktor utama penghambat proses pembelajaran adalah, kurang

motivasi untuk membaca buku, oleh karena itu untuk

memotivasi supaya siswa membaca, guru biasanya memberi

tugas membuat ringkasan materi.

f. Guru belum pernah menggunakan metode pembelajaran

Discovery-Inquiry dalam pembelajaran IPS Terpadu.

g. Guru merespon baik, dengan menggunakan metode

pembelajaran Discovery-Inquiry dan berharap dapat

meningkatkan hasil belajar IPS terpadu.

Dari hasil wawancara dengan guru dan observasi proses

pembelajaran di kelas tersebut dapat digunakan sebagai bahan acuan

untuk melakukan tindakan siklus I.

2. Tindakan Pembelajaran Siklus I.

Tahapan yang dilakukan pada siklus I meliputi sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan .

Pada tahapan perencanaan, peneliti mempersiapkan

rancangan pembelajaran dengan menggunakan metode

pembelajaran Discovery-inquiry yang diterapkan kedalan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP), menyiapkan media video yang

Page 65: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

48

sudah disesuaikan dengan materi ajar, menyusun soal pretest dan

posttest, mempersiapkan lembar tugas dan penilaian untuk siswa.

b. Tahap Pelaksanaan.

Tahap pelaksanaan penelitian pada siklus I dilakukan 2 kali

pertemuan, yakni pada tanggal 18 dan 20 November 2014 dengan

materi kebutuhan, kelangkaan sumber daya dan pelaku ekonomi.

1) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa,

18 November 2014. Sebelum guru memulai pembelajaran,

terlebih dahulu guru memperkenalkan diri serta menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian dan pembelajaran kepada

siswa. Kemudian guru memberikan soal Pretest kepada

siswa berupa pilihan ganda yang berjumlah 20 butir soal

yang sebelumnya sudah diuji coba validitas dan

realibilitasnya. Lembar soal pretest ini bertujuan untuk

mengetahui pemahaman siswa tentang materi kebutuhan.

Ketika siswa mengerjakan soal, guru membuat pointer di

papan tulis. Setelah semua siswa selesai mengerjakan

pretest, guru memulai pembelajaran dengan melakukan

permainan perkenalan dengan menggunakan spidol. Tujuan

permainan ini adalah sebagai cara guru untuk mengenal dan

menghafal nama siswa dalam waktu singkat. Setelah

permainan selesai, guru mulai menjelaskan Pointer yang

sudah dibuat di papan tulis. Pada pertemuan ini guru belum

menerapkan metode Discovery-inquiry karena lingkungan

kelas yang masih kaku dan terbentur waktu.

2) Pertemuan Kedua

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis,

20 November 2014. Sebelum guru memulai pembelajaran,

terlebih dahulu guru menanyakan kabar kemudian

Page 66: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

49

mengabsen siswa. Pada pertemuan kedua guru memberikan

soal tes hasil belajar diakhir siklus I (posttest), berupa

pilihan ganda yang berjumlah 20 butir soal. Sebelum

posttest berlangsung, guru menanyakan kesulitan-kesulitan

siswa terhadap materi ajar. Tes hasil belajar ini bertujuan

untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi ajar

yang sudah diajarkan dipertemuan sebelumnya. Setelah itu

guru mengulang kembali materi ajar dipertemuan pertama,

dan berlanjut kepada materi yang akan dipelajari yaitu

pelaku-pelaku ekonomi dengan menggunakan metode

pembelajaran Discovery-inquiri. Pada pertemua kedua ini,

kondisi kelas mulai mencair. Hal ini terlihat dari adanya

beberapa siswa yang berani bertanya mengenai video

materi, dengan diikuti respon siswa yang lainnya dikelas,

sehingga pada pembelajaran dipertemuan kedua tercipta

suasana kelas yang cukup kondusif, karena materi

pembelajaran cukup menarik bagi siswa sehingga terlihat

motivasi mereka ketika diberikan kesempatan untuk

berbicara terkait video yang ditampilkan.

c. Tahap Pengamatan / observasi.

Pada proses pelaksanaan pembelajaran siklus I, masih

terdapat kekurangan yang terlihat oleh peneliti, antara lain:

1. Pada pertemuan pertama guru belum terlalu dapat

mencairkan kondisi kelas.

2. Selama proses kegiatan belajar dipertemuan pertama, masih

sedikit siswa yang bertanya.

3. Guru belum terlalu banyak mengenal nama siswa.

4. Masih banyak yang siswa yang keluar untuk ke kamar kecil.

5. Siswa yang berada di barisan belakang masih belum bisa

fokus, sehingga kurang mengikuti dengan baik.

Page 67: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

50

6. Pada pertemuan kedua, keaktifan siswa mulai terlihat tetapi

tidak menyeluruh.

7. Karena menggunakan media LCD TV, barisan belakang

kurang optimal dalam memahami video yang ditampilkan.

d. Tahap Refleksi

Berdasarkan data yang didapat, peneliti melakukan refleksi

terhadap hasil pembelajaran pada siklus I, hasil refleksinya adalah

sebagai berikut:

1. Lebih sering berinteraksi dengan siswa agar lebih mengenal

siswa yang lain.

2. Lebih memberikan stimulus kepada siswa yang duduk di

barisan belakang agar lebih aktif.

3. Merespon pertanyaan siswa dengan melempar pertanyaan

siswa kepada siswa yang lain agar keaktifan siswa bisa

merata.

4. Selama pemutaran video, guru sekilas menjelaskan agar

siswa yang dibagian belakang bisa lebih optimal lagi dalam

menyimak.

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka peneliti harus

mengoptimalkan kembali dan melakukan perbaikan dalam proses

pembelajaran pada siklus II.

3. Tindakan Pembelajaran Siklus II.

a. Tahap Perencanaan.

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, peneliti

mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran,

menyiapkan video pembelajaran yang sesuai dengan materi

ajar, membuat soal pretest dan posttest. Tujuan yang ingin

dicapai pada siklus II ini adalah peningkatan hasil belajar

siswa.

Page 68: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

51

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap pembelajaran siklus II dilakukan 2 pertemuan, pada

tanggal 25 dan 27 November dengan materi pelaku ekonomi

dan pasar.

1) Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Selasa,

tanggal 25 November 2014. Pada pertemuan ketiga kondisi

kelas sudah kondusif, sebelum memulai pembelajaran guru

mengabsen siswa dan menanyakan kabar siswa. Setelah itu

guru memberikan soal pretest siklus II yang berjumlah 20

butir soal dalam bentuk pilhan ganda. Selama pretest guru

mempersiapkan media dan perangkatnya.

Setelah siswa menyelesaikan soal, guru memberikan

soal yang merupakan soal yang berkaitan dengan video yang

akan ditampilkan, dan memberikan motivasi kepada siswa

dengan mengenang jasa guru-guru yang pernah mengajar

dan menjadi guru yang paling disenangi karena

pembelajaran pertemuan ketiga bertepatan dengan hari guru

nasional agar lebih semangat dalam mengikuti

pembelajaran.

Siswa mulai terlihat fokus dibandingkan dengan

pertemuan sebelumnya. Ini terlihat dari perhatian siswa dan

sudah berkurangnya siswa yang sibuk sendiri di barisan

belakang. Ketika guru melontarkan pertanyaan pun, tidak

hanya barisan depan yang merespon, tetapi siswa di bagian

belakang pun ikut aktif menjawab.

2) Pertemuan Keempat

Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Kamis,

tanggal 27 November 2014. Sebelum memulai pembelajaran

guru mengabsen siswa dan menanyakan kabar siswa.

Page 69: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

52

Kemudian mempersiapkan media dan perangkatnya.

Pembelajaran dimulai dan siswa pun terlihat menyimak dan

mengikuti pembelajaran dengan sangat baik, guru

memberikan keleluasaan untuk siswa agar bertanya atau

melakukan koreksi apabila ada materi yang dianggap kurang

jelas atau terlalu cepat. Setelah selesai menyimak video,

guru memberikan soal posttest berjumlah 20 butir soal

dalam bentuk pilihan ganda. Setelah selesai mengerjakan

soal, pembelajaran diakhiri dengan kesimpulan yang

disampaikan guru.

c. Tahap Pengamatan / observasi

Pada pembelajaran siklus II, hasil yang diharapkan adalah

meningkatnya hasil belajar siswa yaitu mencapai KKM dan

setelah melaksanakan posttest, hasil belajar siswa sudah

mencapai KKM yakni 75.

d. Tahap Refleksi

Berdasarkan pengamatan pada siklus II, diperoleh deskripsi

bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode Discovery-

inquiry sangat berdampak baik kepada siswa pada materi

kebutuhan, kelangkaan sumber daya dan pasar, sehingga siswa

bisa terlibat aktif di kelas sehingga menciptakan lingkungan

kelas yang efektif. Hasil belajar siswa pada siklus II juga

menunjukkan peningkatan dibandingkan hasil belajar pada

siklus I

4. Pemeriksaan Keabsahan Data

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah

menggunakan instrument tes dan non tes. Tes diberikan diawal siklus

(pretest) dan diakhir siklus (posttest), tes ini bertujuan untuk mengetahui

Page 70: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

53

kemampuan pemahaman siswa terhadap materi ajar. Sedangkan non tes

berupa catatan lapangan dan, yang diisi pada setiap pertemuan.

Instrumen yang digunakan untuk menguji hasil belajar IPS terpadu

berjumlah 20 soal dari 50 soal yang diujikan terlebih dahulu melalui uji

validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. Proses

pengambilan data hasil belajar IPS Terpadu pada masing-masing

instrumen melalui pretest dan posttest yang diambil setelah 2 kali

pertemuan disetiap siklus.

Sebelum penelitian, peneliti mengujicobakan soal instrumen di

kelas IX-I melalui uji validitas, dari 50 soal didapatkan 20 soal yang valid

yaitu, soal nomor 3, 4, 6, 9, 16, 17, 21, 24, 28, 29, 32, 36, 39, 40, 41, 42,

45, 46, 48 dan 49.

C. Pembahasan

1. Hasil Belajar Siswa

Pembelajaran IPS Terpadu dengan menggunakan metode

Discovery-inquiry pada materi kebutuhan, kelangkaan sumber daya

terdapat adanya peningkatan hasil belajar. Pada siklus I terdapat 14 siswa

yang mencapai KKM, dan 21 siswa masih dibawah KKM, sedangkan

pada siklus II, semua siswa sudah mencapai KKM. Hasil belajar siswa

pada siklus I dan siklus II, dapat dilihat pada tabel dan grafik sebagai

berikut:

Page 71: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

54

Tabel 4.1

Hasil Belajar Siklus I

NO Nama PRE TEST POST TES N-GAIN Kriteria

1 ANA 50 65 0.3 SEDANG

2 AA2 60 65 0.13 RENDAH

3 AZ 40 85 0.75 TINGGI

4 AAI 55 70 0.33 SEDANG

5 AA 30 65 0.5 SEDANG

6 AC 45 65 0.36 SEDANG

7 CM 55 80 0.56 SEDANG

8 DS 60 65 0.13 RENDAH

9 DBD 60 80 0.5 SEDANG

10 DAG 60 65 0.13 RENDAH

11 FPF 60 75 0.38 SEDANG

12 FSN 55 95 0.89 TINGGI

13 HRK 60 60 0 RENDAH

14 KNS 50 75 0.5 SEDANG

15 MM 55 70 0.33 SEDANG

16 MARM 60 80 0.5 SEDANG

17 MAM 65 80 0.43 SEDANG

18 NMPH 70 70 0 RENDAH

19 NZZ 65 60 0.14 RENDAH

20 NNB 50 70 0.4 SEDANG

21 NK 45 70 0.45 SEDANG

22 NNS 55 65 0.22 RENDAH

23 PA 40 70 0.5 SEDANG

24 PR 40 70 0.5 SEDANG

25 PBM 60 60 0 RENDAH

Page 72: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

55

26 RFF 50 65 0.3 SEDANG

27 RC 50 80 0.6 SEDANG

28 RWA 45 80 0.64 SEDANG

29 RDS 50 60 0.2 RENDAH

30 SNA 60 75 0.38 SEDANG

31 SSB 50 65 0.3 SEDANG

32 SFA 50 75 0.5 SEDANG

33 SSA 55 60 0.11 RENDAH

34 SAP 45 75 0.55 SEDANG

35 SNA 45 75 0.55 SEDANG

JUMLAH 1845 2485

RATA-RATA 52.7 71

N.RATA’’ TERTINGGI 0,057

N.RATA” TERENDAH 0,29

MEDIAN 55 70

MODUS 60 65

STANDAR DEVIASI 8.52 8.21

VARIANS 72.56 67.35

PERSENTASE

KETUNTASAN 0% 40%

Berdasarkan tabel 4.1 Dapat dinyatakan bahwa sikus I terdapat

peningkatan nilai hasil belajar pretest dan posttest, yaitu rata pretest 52.5,

dengan nilai tertinggi 70, nilai terendah 27, sedangkan nilai rata-rata

posttest 71, dengan nilai tertinggi 95, nilai terendah 60. Nilai tengah atau

median dari pretest adalah 55 sedangkan posttest 70. Modus pada pretest

60, modus posttest 65. Sebaran pada siklus I ini belum menyeluruh,

terbukti dari hasil varians yaitu varians pretest 72.56 sedangkan posttest

67.35.

Page 73: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

56

Diagram 4.1

Persentase N-Gain Siklus I

Pada diagram 4.1, diketahui kategori N-gain siklus I hanya

terdapat 2 siswa kategori tinggi, yaitu dengan mencapai hasil belajar

>0,70 dan 27 siswa kategori sedang dengan mencapai hasil belajar 0,70 >

(g) >0,30 sedangkan 13 siswa kategori rendah dengan mencapai hasil

belajar 0,30.

Diagram 4.2

Persentase Siswa yang Mencapai KKM

(siklus I)

Pada diagram 4.2 dinyatakan bahwa pembelajaran siklus I dengan

metode Discovery-inquiry ini dilanjutkan ke siklus II, karena masih

terdapat siswa yang hasil belajarnya dibawah KKM yaitu 21 siswa tidak

tuntas dengan persentase 60%. Sedangkan hanya 14 siswa yang tuntas

dengan persentase 40%.

28%

66%

6%

PERSENTASE N-GAIN SIKLUS I

RENDAH

SEDANG

TINGGI

0%

10%

20%

30%

40%

Pretest Posttest

0%

40%

PERSENTASE SISWA YANG MENCAPAI KKM

Page 74: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

57

Tabel 4.2

Hasil Belajar Siklus II

NO Nama PRE TEST POST TES N-GAIN Kriteria

1 ANA 55 80 0.56 SEDANG

2 AA2 60 90 0.75 TINGGI

3 AZ 65 85 0.57 SEDANG

4 AAI 55 75 0.44 SEDANG

5 AA 65 90 0.71 TINGGI

6 AC 65 85 0.57 SEDANG

7 CM 65 85 0.57 SEDANG

8 DS 75 85 0.40 SEDANG

9 DBD 60 75 0.38 SEDANG

10 DAG 65 95 0.86 TINGGI

11 FPF 65 80 0.43 SEDANG

12 FSN 70 90 0.67 SEDANG

13 HRK 65 80 0.43 SEDANG

14 KNS 55 75 0.44 SEDANG

15 MM 65 85 0.57 SEDANG

16 MARM 70 90 0.67 SEDANG

17 MAM 70 90 0.67 SEDANG

18 NMPH 65 85 0.57 SEDANG

19 NZZ 60 80 0.50 SEDANG

20 NNB 60 75 0.38 SEDANG

21 NK 60 75 0.38 SEDANG

22 NNS 65 90 0.71 TINGGI

23 PA 75 75 0.00 RENDAH

24 PR 70 90 0.67 SEDANG

25 PBM 65 80 0.43 SEDANG

Page 75: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

58

26 RFF 65 80 0.43 SEDANG

27 RC 65 75 0.29 RENDAH

28 RWA 65 85 0.57 SEDANG

29 RDS 65 75 0.29 RENDAH

30 SNA 65 85 0.57 SEDANG

31 SSB 65 90 0.71 TINGGI

32 SFA 60 80 0.50 SEDANG

33 SSA 65 75 0.29 RENDAH

34 SAP 55 75 0.44 SEDANG

35 SNA 65 85 0.57 SEDANG

JUMLAH 2245 2890

RATA-RATA 64.1 82.6

N.RATA’’ TERTINGGI 0,142

N.RATA” TERENDAH 0,114

MEDIAN 65 85

MODUS 65 75

STANDAR DEVIASI 4.92 6.11

VARIANS 24.24 37.31

PERSENTASE

KETUNTASAN 6% 100%

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dinyatakan bahwa dibandingkan

dengan siklus I, pada siklus II terdapat peningkatan hasil belajar yang

sangat signifikan, terbukti dari hasil belajar pretest dan posttest, yaitu

rata-rata pretest 64.1, dengan nilai tertinggi 75, nilai terendah 55,

sedangkan nilai rata-rata posttest 82.6, dengan nilai tertinggi 95, nilai

terendah 75. Median atau nilai tengah dari pretest adalah 65 sedangkan

posttest 85. Sama halnya dengan modus atau nilai yang sering muncul

pada pretest adalah 65 dan posttest 75. Sebaran pada siklus II ini sudah

menyeluruh dengan baik, terbukti dari hasil varians yaitu varians pretest

24.24 sedangkan posttest 37.31.

Page 76: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

59

Diagram 4.3

Persentase N-Gain Siklus II

Pada diagram 4.3 diketahui kategori N-Gain siklus II terjadi

peningkatan dibandingkan dengan siklus I, hanya terdapat 4 siswa

kategori rendah, yaitu 0,30, dan 26 siswa kategori sedang dengan

mencapai hasil belajar 0,70 > (g) >0,30 sedangkan 5 siswa kategori tinggi

yaitu > 0,70.

Diagram 4.4

Persentase Siswa yang Mencapai KKM

(siklus II)

Pada diagram 4.4 dinyatakan bahwa pembelajaran siklus II dengan

metode Discoveri-inquiry sudah dikatakan berhasil, karena hasil

persentase pretes meningkat dibandingkan persentase pretest siklus I,

11%

74%

15%

PERSENTASE N-GAIN SIKLUS II

RENDAH

SEDANG

TINGGI

0%

50%

100%

PRETEST POSTTEST

6%

100%

PERSENTASE SISWA YANG MENCAPAI KKM

Page 77: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

60

yakni sudah mencapai 2 siswa yang dikatakan tuntas, sedangkan pada

hasil persentase posttest terjadi peningkatan yang sangat signifikan yaitu

semua siswa sudah tuntas dengan persentase 100%, ini menunjukkan

bahwa pembelajaran siklus II ini berhasil telah dapat meningkatkan hasil

belajar siswa.

Tabel 4.3

Rekapitulasi Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dengan Siklus II

NO Nama

PRE

TEST

SIK.1

POST

TEST

SIK.1

N-GAIN Kriteria

PRE

TEST

SIK.2

POST

TEST

SIK.2

N-GAIN Kriteria

1 ANA 50 65 0.30 SEDANG 55 80 0.56 SEDANG

2 AA2 60 65 0.13 RENDAH 60 90 0.75 TINGGI

3 AZ 40 85 0.75 TINGGI 65 85 0.57 SEDANG

4 AAI 55 70 0.33 SEDANG 55 75 0.44 SEDANG

5 AA 30 65 0.50 SEDANG 65 90 0.71 TINGGI

6 AC 45 65 0.36 SEDANG 65 85 0.57 SEDANG

7 CM 55 80 0.56 SEDANG 65 85 0.57 SEDANG

8 DS 60 65 0.13 RENDAH 75 85 0.40 SEDANG

9 DBD 60 80 0.50 SEDANG 60 75 0.38 SEDANG

10 DAG 60 65 0.13 RENDAH 65 95 0.86 TINGGI

11 FPF 60 75 0.38 SEDANG 65 80 0.43 SEDANG

12 FSN 55 95 0.89 TINGGI 70 90 0.67 SEDANG

13 HRK 60 60 0.00 RENDAH 65 80 0.43 SEDANG

14 KNS 50 75 0.50 SEDANG 55 75 0.44 SEDANG

15 MM 55 70 0.33 SEDANG 65 85 0.57 SEDANG

16 MARM 60 80 0.50 SEDANG 70 90 0.67 SEDANG

17 MAM 65 80 0.43 SEDANG 70 90 0.67 SEDANG

18 NMPH 70 70 0.00 RENDAH 65 85 0.57 SEDANG

19 NZZ 65 60 0.14 RENDAH 60 80 0.50 SEDANG

20 NNB 50 70 0.40 SEDANG 60 75 0.38 SEDANG

21 NK 45 70 0.45 SEDANG 60 75 0.38 SEDANG

Page 78: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

61

22 NNS 55 65 0.22 RENDAH 65 90 0.71 TINGGI

23 PA 40 70 0.50 SEDANG 75 75 0.00 RENDAH

24 PR 40 70 0.50 SEDANG 70 90 0.67 SEDANG

25 PBM 60 60 0.00 RENDAH 65 80 0.43 SEDANG

26 RFF 50 65 0.30 SEDANG 65 80 0.43 SEDANG

27 RC 50 80 0.60 SEDANG 65 75 0.29 RENDAH

28 RWA 45 80 0.64 SEDANG 65 85 0.57 SEDANG

29 RDS 50 60 0.20 RENDAH 65 75 0.29 RENDAH

30 SNA 60 75 0.38 SEDANG 65 85 0.57 SEDANG

31 SSB 50 65 0.30 SEDANG 65 90 0.71 TINGGI

32 SFA 50 75 0.50 SEDANG 60 80 0.50 SEDANG

33 SSA 55 60 0.11 RENDAH 65 75 0.29 RENDAH

34 SAP 45 75 0.55 SEDANG 55 75 0.44 SEDANG

35 SNA 45 75 0.55 SEDANG 65 85 0.57 SEDANG

JUMLAH 1845 2485 2245 2890

RATA-RATA 52.7 71.0 64.1 82.6

N.RATA’’

TERTINGGI 0,057 0,142

N.RATA”

TERENDAH 0,29 0,114

MEDIAN 55 70 65 85

MODUS 60 65 65 75

STANDAR

DEVIASI 8.52 8.21 4.92 6.11

VARIANS 72.56 67.35 24.24 37.31

PERSENTASE

KETUNTASAN 0% 40% 6% 100%

Page 79: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

62

Diagram 4.5

Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II

Pada diagram 4.5, dapat dinyatakan bahwa,pada siklus II terjadi

peningkatan hasil belajar yang sangat signifikan, terbukti dari

perbandingan rata-rata hasil belajar pada setiap siklusnya. Dimana pada

rata-rata hasil belajar pretest siklus I yaitu 52.7, dan pretest pada siklus II

71, sedangkan pada hasil posttest siklus I yaitu hasil belajar 64.1 dan

meningkat pada posttest siklus II yaitu 82.6, hal ini menunjukkan bahwa

pembelajaran dengan metode Discovery-inquiry pada siklus II hasil rata-

rata belajar siswa menjadi meningkat.

2. Interprestasi Hasil Analisis

Untuk hasil belajar digunakan tes formatif yang dilaksanakan pada

setiap akhir siklus. Berikut adalah hasil tes formatif diakhir siklus,

sebagai berikut:

0 50 100 150 200

POSTTEST

PRETEST

71

52.7

82.6

64.1

SIKLUS 1

SIKLUS 2

Page 80: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

63

Tabel 4.4

Statistik Deskriptif Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Statistik Posttest siklus I Posttets siklus II

Nilai Tertinggi 95 95

Nilai Terendah 60 75

Rata-rata 71 83

Berdasarkan tabel 4.5, dari hasil tindakan dan paparan deskripsi

hasil belajar siklus I dan siklus II, diperoleh pada siklus I, nilai tertinggi

95, nilai terendah 60, ini menunjukkan nilai terendah siswa belum tuntas,

dengan rata-ratanya adalah 71, dapat dinyatakan bahwa pada akhir siklus

masih terdapat 10 siswa yang belum tuntas jika dipersentasekan hanya

mencapai 28,6%.

Sedangkan temuan pada siklus II, diperoleh nilai tertinggi 95 dan

nilai terendah 75 serta rata-ratanya adalah 83, ini membuktikan bahwa

dari nilai tetinggi menunjukkan, siswa sudah tuntas sedangkan dari nilai

terendah menunjukkan bahwa pada siklus II ini, nilai terendah siswa

sudah mencapai KKM yakni diatas 75, Jadi dapat disimpulkan bahwa

terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang sangat signifikan dari siklus I

ke siklus II, yakni dari 35 siswa semua sudah mencapai KKM atau dapat

dikatakan tuntas dengan persentase 100%.

Peningkatan rata-rata hasil belajar siswa di akhir siklus pada siklus

I dan siklus II dapat di lihat pada diagram, sebagai berikut:

Page 81: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

64

Diagram 4.6

Perbandingan Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II

Peningkatan rata-rata hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II

merupakan hasil dari perbaikan pada tindakan siklus I. Peningkatan hasil

rata-rata belajar siswa ini tidak terlepas dari penerapan metode

pembelajaran Discovery-Inquiry untuk meningkatkan hasil belajar IPS

TERPADU siswa.

Sebelum diterapkannya metode pembelajaran Discovery-Inquiry

dalam pembelajaran IPS TERPADU terlihat, berdasarkan pengamatan

yang dilakukan oleh peneliti situasi dan kondisi kelas VIII 1 MTs.

Annajah belum efektif, pembelajaran di kelas lebih didominasi oleh guru

dengan metode pembelajaran yang kurang variatif, sehingga siswa kurang

aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Namun dengan hasil

refleksi yang dilakukan setelah ahkir siklus, terjadi peningkatan serta

perbaikan dari keterampilan guru, aktivitas siswa serta hasil belajar siswa

pada pelajaran IPS TERPADU.

Peningkatan juga terjadi pada aktivitas siswa setelah peneliti

menerapkan metode pembelajaran Discovery-Inquiry. Pada siklus

pertama pertemuan pertama, siswa terlihat kurang antusias dengan

65

70

75

80

85

Siklus I siklus II

71

83

nilai rata-rata

Page 82: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

65

metode tersebut karena memang tidak terbiasa, mereka banyak yang

bertanya-tanya karena mereka bingung dan tidak tahu serta belum

mengerti media video pembelajaran yang mereka dapati. Setelah peneliti

menjelaskan mengenai metode pembelajaran Discovery-Inquiry, tetap

merekapun kurang antusias, terlihat saat pengerjaan worksheet masih

belum teratur karena terdapat beberapa siswa yang masih berkeliling dan

mengganggu teman lainnya. Interaksi siswa dan gurupun masih rendah,

karena banyak dari mereka yang masih malu bertanya, berpendapat atau

menjawab pertanyaan dari guru. Sedangkan pada siklus I pertemuan

kedua, terlihat pengerjaan worksheet sudah tampak keteraturan,walaupun

masih didapati siswa yang berkeliling ke teman lainnya. Interaksi guru

dan siswa masih rendah, karena mereka masih belum terpacu untuk

bertanya, menjawab pertanyaan bahkan berpendapat.

Sedangkan pada siklus II pertemuan pertama dan kedua, siswa

sudah terlihat lebih rileks dan terbiasa dengan metode pembelajaran

Discovery-Inquiry, jika pada siklus I pertemuan pertama dan kedua saat

pengerjaan worksheet masih belum teratur secara baik. Pada siklus II,

sudah tampak keteraturan yang signifikan, pengerjaan worksheet pun

berlangsung kondusif, dan sudah tidak ada siswa yang berkeliling lagi.

Merekapun antusias, beberapa siswa bersedia untuk menjelaskan hasil

analisis dari video pembelajaran yang sudah mereka lihat.Interaksi siswa

dengan guru sudah meningkat, terlihat siswa sudah terlibat aktif dalam

bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru, bahkan siswa dengan

percaya diri menceritakan pengalamannya terkait materi pasar.

Pada akhirnya, hasil belajarlah yang menentukan tingkat

keberhasilan suatu proses pembelajaran. Salah satu tolak ukur untuk

melihat suatu keberhasilan dari proses belajar mengajar adalah

meningkatnya hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan Nana Sudjana,

Page 83: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

66

”hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

ia menerima pengalaman belajarnya”.1

Berdasarkan hasil belajar dari pretest dan posttest pada siklus I

pertemuan pertama dan kedua juga pada siklus II pertemuan pertama dan

kedua serta dengan adanya evaluasi pada siklus I dan perbaikan pada

siklus II, dilihat dari perolehan N-Gainnya terdapat peningkatan setiap

pertemuan pada siklus, yaitu pada siklus I, hanya terdapat 4 siswa dengan

kategori tinggi, 27 siswa dengan kategori sedang, dan 13 siswa dengan

kategori rendah. Sedangkan pada siklus II kategori tinggi meningkat

menjadi 26 siswa, dan kategori sedang 17 siswa, sedangkan kategori

rendah hanya terdapat satu siswa saja namun nilai tersebut sudah

mencapai KKM yang telaha ditentukan. Perbandingan N-gain siklus I dan

N-Gain siklus II, dapat dilihat pada diagram sebagai berikut

Diagram 4.7

Perbandingan Hasil N-Gain Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi dapat dikatakan bahwa

jalannya pembelajaran pada siklus II telah berhasil memperbaiki berbagai

kelemahan yang terjadi pada siklus I. Perbaikan tersebut berakibat pada

1Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT

Rosdakarya, 2009), h. 22.

0

100

SIKLUS ISIKLUS II

28

11

66 746 15

RENDAH SEDANG TINGGI

Page 84: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

67

peningkatan aktifitas guru dan siswa dalam pembelajaran dan akhirnya

mengakibatkan pada pencapaian hasil belajar siswa yang memuaskan.

Dalam penelitian dengan penerapan metode pembelajaran

Discovery-Inquiry, proses pembelajaran menjadi menyenangkan. Siswa

diberi pengertian secara halus untuk dapat mengungkapkan apa yang

mereka tahu untuk menganalisis video pembelajaran yang telah disajikan.

Dengan penerapan metode pembelajaran Discovery-Inquiry, materi

pembelajaran dapat tersampaikan secara efektif.Sehingga dalam hal ini

terdapat kesesuaian antara kerangka berfikir, hasil penelitian yang relevan

dan teori bahwa penerapan metode pembelajaran Discovery-Inquiry dapat

meningkatkan hasil belajar IPS Terpadu siswa di kelas VIII-1 Mts

Annajah Jakarta.

Keterbatasan metode ini adalah, metode ini harus dirancang

sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar dari lingkungan luar

sekolah dan sumber lain. Misalnya internet, majalah dan media sosial. Hal

ini yang menjadi keterbatasan, karena tidak semua siswa dibekali dengan

sarana dan media yang disebutkan di atas.

Sedangkan keunggulan dari metode ini adalah, melatih siswa

untuk mengenal dan mempelajari sesuatu tidak hanya dari apa yang

diberikan guru, melainkan dari sumber lain yang kekinian, serta dapat

melatih siswa untuk cakap dalam pemanfaatan teknologi. Pemanfaatan

teknologi ini, membuat siswa tidak merasa monoton ketika belajar.

Page 85: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

68

BAB V

KESIMPULAN dan SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di

kelas VIII-1 MTs.Annajah pada pembelajaran IPS Terpadu dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran IPS Terpadu melalui penerapan metode

pembelajaran Discovery-Inquiry dapat meningkatkan hasil belajar siswa

sesuai analisis data. Nilai criteria ketuntasan minimum (KKM) untuk

mata pelajaran IPS Terpadu adalah 75. Diketahui bahwa nilai rata–rata

posttest pada siklus I adalah 71 dengan presentase ketuntasan 40% dan

terjadi meningkat nilai rata-rata postest pada siklus II yaitu 82,6 dengan

presentase ketuntasan 100%. Peningkatan juga dapat dilihat dari rata-rata

N-gain siklus I dan siklus II. Pada siklus I rata-rata N-gain 0.30, pada

siklus II rata-rata N-gain meningkat menjadi 0.51.

Siswa sangat antusias terhadap metode pembelajaran Discovery-

Inquiry pada mata pelajaran IPS Terpadu. Hal ini dikarenakan metode

pembelajaran Discovery-Inquiry merupakan strategi baru untuk mereka.

Metode pembelajaran Discovery-Inquiry dapat secara halus merangsang

anak untuk aktif dalam hal menganalisis, bertanya dan menjawab

pertanyaan. Selain itu dalam penerapannya, siswa tidak merasa bosan.

B. Saran

Dengan terbuktinya proses pembelajaran dengan menerapkan

metode pembelajaran Discovery-Inquiry dapat meningkatkan hasil belajar

IPS Terpadu siswa kelas VIII-1 MTs. Annajah Jakarta, maka penulis

menyarankan hal-hal berikut:

1. Bagi Siswa

Pada dasarnya, bertanya adalah pintu dari sebuah ilmu.

Siswa harus percaya diri dalam bertanya maupun menjawab

Page 86: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

69

pertanyaan sehingga kegiatan pembelajaran berjalan dengan

aktif dan tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

2. Bagi Guru

Metode pembelajaran Discovery-Inquiry sangat baik

diterapkan dalam pembelajaran di kelas, maka guru dalam

setiap pembelajaran perlu merencanakan strategi dan

mempersiapkan media pembelajaran yang digunakan sebagai

alternatif pembelajaran bagi siswa, karena siswa akan menjadi

aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

3. Bagi Sekolah

Sekolah diharapkan dapat menyediakan sarana dan

prasarana berupa proyektor atau LCD TV yang menyeluruh

disetiap kelas serta terus memantau dalam hal pemeliharaan.

4. Bagi Peneliti

Penelitian mengenai metode pembelajaran Discovery-

Inquiry ini diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut,

sehingga pembelajaran menggunakan metode pembelajaran

Discovery-Inquiry menjadi lebih baik. Para peneliti dapat

melakukan penelitian lanjutan dari penelitian ini dengan aspek

yang lain, untuk mengembangkan pembelajaran IPS Terpadu

untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

Page 87: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

70

DAFTAR PUSTAKA

Abror, Abd. Rachman, Psikologi pendidikan. .Yogya : PT Tiara Wacana,

1993, cet ke-4.

Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka

Cipta, 1991.

Ali, Imron. Belajar dan Pembelajaran . Jakarta: Pustaka Jaya,1996.

Ambarjaya, Beni S. Teknik-Teknik Penilaian Kelas. Bandung: duta grafika

, 2008.

Arief, Armai, Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta:

Ciputat Pers,2002.

Arifin‚ Zainal, Evaluasi Pembelajaran‚ Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya‚ 2013.

Arikunto, Suharsimi & Suhardjono,dkk. Penelitian Tindakan Kelas,

Jakarta: Bumi Aksara, 2006.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan

Proses,Jakarta, Bumi Aksara, 2008.

-------- Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta, Bumi Aksara, 2009.

Asrohah, Hanun, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Logos, 2001.

Campbell, Linda . Metode Praktis Pembelajaran Berbasis Multiple

Intellegence. Depok. intuisi press, 2007

Dimiati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Rineka

Cipta. 2006.

Esti. W. D, Sri Psikologi Pendidikan, Jakarta; Grasindo. 2006.

Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

Iska , Zikri Neni, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan,

Jakarta: Kizi Brother. 2008.

Kusuma, Wijaya dan Dedi Witagama. Mengenal Penelitian Tindakan

Kelas, Jakarta: PT. Indeks, 2010.

Maskan, Mohammad dan Ahmad Fauzi, Pengembangan Model

Pembelajaran Entrepreneurship Terpadu Dengan Aplikasi

Page 88: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

71

Learning Management System (LMS) Berbasis Internet/Intranet di

Politeknik Malang, (Malang: Jurnal JIBEKA, 2014), Vol.8, h.33.

Nanang, Cucu Hanafiah, Konsep Strategi Pembelajaran, Bandung: Refika

Aditama, 2012.

Narwati, Sri dan Somadi, Panduan Menyusun Silabus dan Perencanaan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2008 Pasal 1.

Puspitasari, Rika Anggraini “Studi Komparasi Metode Discovery Inquiry

dengan Konvensional terhadap Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas

IV SD Negeri Gumpang 1 Kartasura”, Skripsi, (Sukoharjo: UMS,

2011).

Rosyada, Dede. Paradigma Pendidikan Demokratis. Jakarta.2004.

Sanjaya, Wina Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta:

Kencana, 2011.

Sanjaya, Wina, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Kencana,2011.

Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

Jakarta: Kencana, 2008.

Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rajagrafindo

persada, 2011.

-------- Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2008.

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung,

Rosda. 2010.

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2014.

Supeno, Bambang. Statistik Terapan Dalam Penelitian Ilmu Sosial dan

Pendidikan.

Syah , Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,

Bandung: Rosda, 2010.

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP UPI.Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan

Bag. 1. Bandung, Imtima.2007.

Page 89: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

72

-------- Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan Bag. 3. Bandung, Imtima.2007.

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan

Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Jakarta, Bumi Aksara, 2010.

Wawancara tidak terstruktur dengan guru bidang studi tanggal 14

November 2014

Winkel S.J, W.S.., Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta:

Gramedia, 1983), h. 48.

Yamin, Martinis. Strategi pembelajaran berbasis kompetensi. Jakarta.

Gaung persada press. 2004.

http://ainamulyana.blogspot.com/2014/02/model-pembelajaran-kooperatif-

tipe.html.

http://atibilombok.blogspot.com/2014/06/makalah-pembaharuan-konsep-

dan-teori.html.

http://catkulku.blogspot.com/2012/06/pendidikan-ips-tradisional-dan-

modern.html.

http://desyidn.blogspot.com/2013/06/makalah-paradigma-ips.html.

http://pustakabakul.blogspot.com/2012_05_01_archive.html.

http://www.tuanguru.com/2011/12/pembelajaran-kooperatif-tipe-nht.html.

Page 90: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

Nama :

Kelas : LAMPIRAN 1

IPS TERPADU

Berikan tanda silang ( X ) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang paling tepat !

1. Kebutuhan hidup pokok manusia juga disebut...

a. kebutuhan primer c. kebutuhan pelengkap

b. kebutuhan sekunder d. Kebutuhan mewah

2. Akar permasalahan ekonomi adalah mempermasalahkan hubungan antara kebutuhan manusia dan ...

a. alat pemuas c. masyarakat

b. perusahaan d. kebutuhan

3. Langka dalam pengertian ekonomi adalah...

a. ketidakseimbangan antara produksi dan komsumsi

b. ketidak seimbangan antara alat pemuas dan kebutuhan

c. keterbatasan jumlah barang

d. sulitnya mencari barang

4. Kendaraan bermotor dengan bensin termasuk...

a. barang subtitusi c. barang produksi

b. barang komplementer d. barang komsumsi

5. Alat pemuas kebutuhan yang berwujud pelayanan disebut...

a. barang c. jasa

b. benda d. guna

6. Hubungan yang saling menggantikan antara roti dan nasi termasuk...

a. barang subtitusi c. barang produksi

b. barang komplementer d. barang komsumsi

7. Pasir di proyek pembangunan termasuk...

a. barang bebas c. barang subtitusi

b. barang ekonomi d. barang komplementer

8. berikut ini yang bukan merupakan kebutuhan ekonomi adalah...

a. nasihat teman c. pendidikan

b. agama d. makanan

9. Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang...

a. berproduksi c. mendistribusikan barang

b. Berkonsumsi d. memilih

10. Barang yang diperoleh dengan mengeluarkan pengorbanan disebut...

a. barang produksi c. barang konsumsi

b. barang ekonomi d. barang bebas

11. Salah satu yang membedakan antara barang ekonomi dengan barang bebas adalah...

a. Wujud barangnya c. cara pemeliharaanya

b. Cara memperolehnya d. jumlah pemakaiannya

12. Salah satu faktor yang menyebabkan kelangkaan adalah...

a. kerusakan sumber daya alam

b. ketersediaan sumber daya yang terbatas

c. pemanfaatan sumber daya yang berlebihan

d. ketidakmampuan manusia menggali sumber daya

13. Kebutuhan masa depan adalah kebutuhan yang...

a. akan terasa manfaatnya jika dapat disediakan sesudah waktunya

b. masih dapat ditunda dan dapat dipersiapkan dari sekarang

c. masih dapat ditunda dan dapat dipersiapkan yang akan datang

d. pemenuhanya harus segera dilaksanakan dan tidak dapat ditunda

14. Salah satu cara sebuah keluarga dapat mengunakan penghasilanya secara cermat, yaitu..

a. tidak mengeluarkan uang pada hari-hari tertentu

b. menyusun anggaran pengeluaran dan pendapatan tiap bulan

c. sebagian besar penghasilanya diusahakan di tabung

d. hanya berbelanja barang dan jasa yang dibutuhkan

Page 91: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

15. Barang yang dalam penggunaanya dapat saling menggantikan disebut...

a. barang produksi c. barang subtitusi

b. barang konsumsi d. barang komplementer

16. Penggolongan kebutuhan manusia menurut tingkatanya, yaitu...

a. makanan, kendaraan, perumahan c. sekarang,yang akan datang

b. primer, sekunder, tertier d. makanan, sandang, perumahan

17. Kebutuhan yang mutlak harus dipenuhi , yaitu...

a. kebutuhan primer c. kebutuhan jasmani

b. kebutuhan tersier d. kebutuhan individu

18. Berikut ini barang-barang kebutuhan .

1. Makanan 4. Villa peristirahatan

2. Mobil 5. Pakaian dinas

3. Hiburan 6. Gelang emas

Termasuk kebutuhan kemewahan , yaitu...

a. 1,2 dan 3 c. 2,4 dan 6

b. 1,3 dan 5 d. 2,5 dan 6

19. Contoh sumber daya alam yang yang memiliki sifat tidak terbatas , yaitu...

a. udara c. hutan

b. barang tambang d. hasil laut

20. Berikut ini yang bukan merupakan faktor penyebab keanekaragaman kebutuhan manusia, yaitu...

a. sifat ketidakpuasan manusia

b. kebutuhan manusia akan barang

c. luasnya lingkup kebudayaan

d. kemajuan peradapan manusia

21. Anik selalu mengutamakan kebutuhan yang mendesak. Untuk menentukan mendesak dan tidaknya

kebutuhan, Anik menyusun...

a. daftar kebutuhan pokok c. skala prioritas barang dan jasa

b. skala prioritas kebutuhan d. daftar kebutuhan yang mendesak

22. Urut-urutan kebutuhan dalam skala prioritas kebutuhan, yaitu...

a. paling mendesak-kurang mendesak-mendesak

b. paling mendesak-mendesak-kurang mendesak

c. mendesak-paling mendesak-kurang mendesak

d. mendesak-kurang mendesak-paling mendesak

23. Keseimbangan antara kebutuhan dan alat pemuas kebutuhan disebut...

a. tindakan ekonomi c. kemakmuran

b. motif ekonomi d. pilihan rasional

24. Berdasarkan kelangkaanya , dikenak adanya barang...

a. jadi dan setengah jadi c. bebas dan ekonomi

b. konsumsi dan produksi d. subtitusi dan komplementer

25. Suatu yang sedang berekreasi kepegunungan berarti keluarga tersebut sedang memenuhi kebutuhan...

a. primer c. sekarang

b. jasmani d. rohani

26. Beragam dan meningkatnya kebutuhan manusia dipengaruhi oleh beberapa hal berikut, kecuali...

a. peradapan c. tingkat penghasilan

b. pengalaman d. waktu pemenuhan

27. Sifat kebutuhan manusia ialah...

a. terbatas jumlahnya c. tidak terbatas jumlahnya

b. stabil kebutuhanya d. fleksibel terhadap kebutuhan

28. Yang dimaksud dengan kebutuhan lahiriah adalah...

a. rohani c. jasmani

b. pokok d tambahan

29. Tinjauan ekonomi yang bersifat tidak terbatas untuk manusia ialah...

a. kebutuhan c. penghasilan

b. kemampuan d. Keinginan

Page 92: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

30. Menabung di bank termasuk kebutuhan...

a.rohani c. mendatang

b. jasmani d. sekarang

31. Memberikan bantuan kepada yayasan yatim piatu merupakan jenis kebutuhan...

a. kolektif c. pribadi

b. rohani d. mendatang

32. Kebutuhan yang diperlukan seseorang untuk memenuhi rasa puas atau kesenangan seseorang termasuk jenis

kebutuhan...

a. sekarang c. rohani

b. jasmani d. mendatang

33. Alat pemenuhan kebutuhan yang memerlukan pengorbanan dalam memenuhinya disebut...

a. barang bebas c. barang ekonomi

b. barang komplementer d. barang baku

34. Barang inferior merupakan jenis alat pemenuh kebutuhan menurut...

a. tingkat kualitas c. wujud

b. proses pembuatan d. hubungannya dengan barang lain

35. Tinjauan ekonomi yang bersifatnya tidak terbatas untuk manusia ialah...

a. kebutuhan c. penghasilan

b. kemampuan d. keinginan

36. Berikut ini yang termasuk contoh barang subtitusi ialah ...

a. bensin dan motor c. bus dan kereta api

b. gula dan teh d. minyak tanah dan kompor

37. Rumah, menurut sifatnya, termasuk jenis kebutuhan ....

a. jasmani c. pokok

b. rohani d. tambahan

38. Perhatikan data berikut!

1. Biaya sekolah. 4. Pensil

2. Sepeda. 5. Seragam

3. Buku tulis.

Berdasarkan data di atas, kebutuhan pokok ditunjukkan oleh nomor ....

a. 1,2 dan 4 c. 2,3 dan 4

b. 1,3 dan 5 d. 2,4 dan 5

39. Berdasarkan skala prioritas , berikut ini yang merupakan daftar belanja rumah tangga yang benar ialah...

a. beras, lauk pauk, biaya sekolah, dan buku pelajaran

b. sepeda motor, bensin, beras, dan obat-obatan

c. biaya sekolah, bensin, biaya angkutan, dan membeli tas

d. tas sekolah, beras, minyak, tanah, dan sepeda

40. Yang termasuk bentuk kebutuhan pribadi ialah...

a. pekerjaan c. jasmani

b. angkutan d. pribadi

41. Perhatikan data berikut!

1. Manusia semakin pandai

2. Jumlah manusia bertambah

3. Peradapan semakin maju

4. Jumlah indrustri semakin banyak

Berdasarkan data diatas , yang menyebabkan kebutuhan manusia semakin bertambah antara lain ditunjukan

oleh nomor...

a. 1 dan 3 c. 2 dan 3

b. 1 dan 4 d. 2 dan 4

42. Asuransi merupakan salah bentuk kebuthan...

a. individu c. primer

b. mendatang d. rohani

43. Salah satu kebutuhan rohani untuk manusia ialah...

a. berpakaian c. berdoa

b. makan d. Rumah

Page 93: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

44. Suatu keadaan ketika seseorang mengalami kesulitan untuk mendapatkan beras dipasar, karena pasokan

beras dari petani terhambat akibat bencana alam diwilayah penghasil bersa, merupakan bentuk...

a. kelangkaan c. kesulitan

b. kemudahan d. keterpurukan

45. Salah satu contoh sumber daya alam tidak dapat diperbarui yang berda disekitar rumahmu ialah...

a. berbagai tanaman hias dihalaman rumahmu

b. peralatan memasak yang terbuat dari logam dan aluminium

c. buah-buahan sebagai pencuci mulut setelah makan

d. pakaian yang berbahan wol

46. Salah satu manfaat hutan ialah...

a. sumber gas alam

b. tempat mengalirnya air

c. tempat peresapan air hujan

d. penyebab terjadinya tanah longsor

47. Setiap hari manusia membutuhkan membutuhkan energi atau tenaga makanan yang dikomsumsi 3 kali

sehari. Hal ini menunjukan bahwa makanan merupakan salah satu kebutuhan...

a. primer c. tersier

b. sekunder d. sampingan

48. Berolahraga di pagi hari merupakan kebutuhan...

a. primer c. rohani

b. jasmani d. sekunder

49. Seseorang dalam memenuhi kebutuhanya untuk berpergian , kini sudah dapat dilakukan dengan mudah

seperti berpergian dengan pesawat, mobil, motor, kapal laut, dan kereta api . kebutuhan ini terjadi karena

dipengaruhi oleh faktor ...

a. agama dan kepercayaan c. waktu dan pemenuhan

b. tingkat pendidikan d. kemajuan iptek

50. Menabung termasuk jenis kebutuhan...

a. kolektif c. pribadi

b. rohani d. mendatang

Page 94: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

KUNCI JAWABAN

1 . A 26. A

2. D 27. C

3. A 28. B

4. B 29. A

5. C 30. C

6. A 31. B

7. D 32. C

8. D 33. C

9. A 34. A

10. B 35. D

11. B 36. C

12. B 37. C

13. B 38. B

14. B 39. A

15. C 40. B

16. B 41.C

17. A 42. B

18. C 43. C

19. A 44. A

20. D 45. B

21. B 46. C

22. B 47. A

23. C 48. B

24. C 49. D

25. D 50. D

Page 95: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

LAMPIRAN 2

Nama :

Kelas :

IPS TERPADU

Berikan tanda silang ( X ) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang paling tepat !

1. Langka dalam pengertian ekonomi adalah...

a. ketidakseimbangan antara produksi dan konsumsi

b. ketidak seimbangan antara alat pemuas dan kebutuhan

c. keterbatasan jumlah barang

d. sulitnya mencari barang

2. Kendaraan bermotor dengan bensin termasuk...

a. barang subtitusi c. barang produksi

b. barang komplementer d. barang konsumsi

3. Hubungan yang saling menggantikan antara roti dan nasi termasuk...

a. barang subtitusi c. barang produksi

b. barang komplementer d. barang konsumsi

4. Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang...

a. berproduksi c. mendistribusikan barang

b. Berkonsumsi d. memilih

5. Penggolongan kebutuhan manusia menurut tingkatannya, yaitu...

a. makanan, kendaraan, perumahan c. sekarang,yang akan datang

b. primer, sekunder, tertier d. makanan, sandang, perumahan

6. Kebutuhan yang mutlak harus dipenuhi , yaitu...

a. kebutuhan primer c. kebutuhan jasmani

b. kebutuhan tersier d. kebutuhan individu

7. Anik selalu mengutamakan kebutuhan yang mendesak. Untuk menentukan mendesak dan tidaknya

kebutuhan, Anik menyusun...

a. daftar kebutuhan pokok c. skala prioritas barang dan jasa

b. skala prioritas kebutuhan d. daftar kebutuhan yang mendesak

8. Berdasarkan kelangkaanya , dikenal adanya barang...

a. jadi dan setengah jadi c. bebas dan ekonomi

b. konsumsi dan produksi d. subtitusi dan komplementer

9. Yang dimaksud dengan kebutuhan lahiriah adalah...

a. rohani c. jasmani

b. pokok d tambahan

10. Tinjauan ekonomi yang bersifat tidak terbatas untuk manusia ialah...

a. kebutuhan c. penghasilan

b. kemampuan d. Keinginan

11. Kebutuhan yang diperlukan seseorang untuk memenuhi rasa puas atau kesenangan seseorang termasuk

jenis kebutuhan...

a. sekarang c. rohani

b. jasmani d. mendatang

12. Berikut ini yang termasuk contoh barang subtitusi ialah ...

a. bensin dan motor c. bus dan kereta api

b. gula dan teh d. minyak tanah dan kompor

13. Berdasarkan skala prioritas , berikut ini yang merupakan daftar belanja rumah tangga yang benar ialah...

a. beras, lauk pauk, biaya sekolah, dan buku pelajaran

b. sepeda motor, bensin, beras, dan obat-obatan

c. biaya sekolah, bensin, biaya angkutan, dan membeli tas

d. tas sekolah, beras, minyak, tanah, dan sepeda

14. Yang termasuk bentuk kebutuhan pribadi ialah...

a. pekerjaan c. jasmani

b. angkutan d. Pribadi

Page 96: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

PRE TEST 18-11-2014

15. Perhatikan data berikut!

1. Manusia semakin pandai

2. Jumlah manusia bertambah

3. Peradapan semakin maju

4. Jumlah indrustri semakin banyak

Berdasarkan data diatas , yang menyebabkan kebutuhan manusia semakin bertambah antara lain

ditunjukan oleh nomor...

a. 1 dan 3 c. 2 dan 3

b. 1 dan 4 d. 2 dan 4

16. Asuransi merupakan salah bentuk kebutuhan...

a. individu c. primer

b. mendatang d. rohani

17. Salah satu contoh sumber daya alam tidak dapat diperbarui yang berada disekitar rumahmu ialah...

a. berbagai tanaman hias dihalaman rumahmu

b. peralatan memasak yang terbuat dari logam dan aluminium

c. buah-buahan sebagai pencuci mulut setelah makan

d. pakaian yang berbahan wol

18. Salah satu manfaat hutan ialah...

a. sumber gas alam

b. tempat mengalirnya air

c. tempat peresapan air hujan

d. penyebab terjadinya tanah longsor

19. Berolahraga di pagi hari merupakan kebutuhan...

a. primer c. rohani

b. jasmani d. sekunder

20. Seseorang dalam memenuhi kebutuhanya untuk berpergian , kini sudah dapat dilakukan dengan mudah

seperti berpergian dengan pesawat, mobil, motor, kapal laut, dan kereta api . kebutuhan ini terjadi

karena dipengaruhi oleh faktor ...

a. agama dan kepercayaan c. waktu dan pemenuhan

b. tingkat pendidikan d. kemajuan iptek

LEMBAR JAWABAN

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

Page 97: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

PRE TEST 18-11-2014

KUNCI JAWABAN

1. A

2. B

3. A

4. A

5. B

6. A

7. B

8. C

9. B

10. A

11. C

12. C

13. A

14. B

15. C

16. B

17. B

18. C

19. B

20. D

Page 98: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

LAMPIRAN 3

Nama :

Kelas :

IPS TERPADU

Berikan tanda silang ( X ) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang paling tepat !

1. Kebutuhan yang diperlukan seseorang untuk memenuhi rasa puas atau kesenangan seseorang termasuk

jenis kebutuhan...

a. sekarang c. rohani

b. jasmani d. mendatang

2. Berikut ini yang termasuk contoh barang subtitusi ialah ...

a. bensin dan motor c. bus dan kereta api

b. gula dan teh d. Smartphone dan pulsa

3. Berdasarkan skala prioritas , berikut ini yang merupakan daftar belanja rumah tangga yang benar ialah...

a. beras, lauk pauk, biaya sekolah, dan buku pelajaran

b. sepeda motor, bensin, beras, dan obat-obatan

c. biaya sekolah, bensin, biaya angkutan, dan membeli tas

d. tas sekolah, beras, minyak, tanah, dan sepeda

4. Yang termasuk bentuk kebutuhan pribadi ialah...

a. pekerjaan c. jasmani

b. shalat d. Jalan-jalan

5. Perhatikan data berikut!

1. Manusia semakin pandai

2. Jumlah manusia bertambah

3. Peradaban semakin maju

4. Jumlah industri semakin banyak

Berdasarkan data diatas , yang menyebabkan kebutuhan manusia semakin bertambah antara lain

ditunjukan oleh nomor...

a. 1 dan 3 c. 2 dan 3

b. 1 dan 4 d. 2 dan 4

6. Asuransi merupakan salah bentuk kebutuhan...

a. individu c. primer

b. mendatang d. rohani

7. Salah satu contoh sumber daya alam tidak dapat diperbarui yang berada disekitar rumahmu ialah...

a. berbagai tanaman hias dihalaman rumahmu

b. peralatan memasak yang terbuat dari logam dan aluminium

c. buah-buahan sebagai pencuci mulut setelah makan

d. pakaian yang berbahan wol

8. Salah satu manfaat hutan ialah...

a. sumber gas alam

b. tempat mengalirnya air

c. tempat peresapan air hujan

d. penyebab terjadinya tanah longsor

9. Berolahraga di pagi hari merupakan kebutuhan...

a. primer c. rohani

b. jasmani d. sekunder

10. Seseorang dalam memenuhi kebutuhanya untuk berpergian , kini sudah dapat dilakukan dengan mudah

seperti berpergian dengan pesawat, mobil, motor, kapal laut, dan kereta api . kebutuhan ini terjadi

karena dipengaruhi oleh faktor ...

a. agama dan kepercayaan c. waktu dan pemenuhan

b. tingkat pendidikan d. kemajuan iptek

11. Langka dalam pengertian ekonomi adalah...

a. ketidakseimbangan antara produksi dan konsumsi

b. ketidak seimbangan antara alat pemuas dan kebutuhan

c. keterbatasan jumlah barang

d. sulitnya mencari barang

Page 99: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

POST TEST 20-11-2014

12. Kendaraan bermotor dengan bensin termasuk...

a. barang subtitusi c. barang produksi

b. barang komplementer d. barang konsumsi

13. Hubungan yang saling menggantikan antara roti dan nasi termasuk...

a. barang subtitusi c. barang produksi

b. barang komplementer d. barang konsumsi

14. Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang...

a. Perilaku produksi,distribusi dan konsumsi c.. mendistribusikan barang

b. Berkonsumsi d. memilih

15. Penggolongan kebutuhan manusia menurut tingkatannya, yaitu...

a. makanan, kendaraan, perumahan c. sekarang,yang akan datang

b. primer, sekunder, tertier d. makanan, sandang, perumahan

16. Kebutuhan yang mutlak harus dipenuhi , yaitu...

a. kebutuhan primer c. kebutuhan jasmani

b. kebutuhan tersier d. kebutuhan individu

17. Anik selalu mengutamakan kebutuhan yang mendesak. Untuk menentukan mendesak dan tidaknya

kebutuhan, Anik menyusun...

a. daftar kebutuhan pokok c. skala prioritas barang dan jasa

b. skala prioritas kebutuhan d. daftar kebutuhan yang mendesak

18. Berdasarkan kelangkaanya , dikenal adanya barang...

a. jadi dan setengah jadi c. bebas dan ekonomi

b. konsumsi dan produksi d. subtitusi dan komplementer

19. Yang dimaksud dengan kebutuhan lahiriah adalah...

a. rohani c. jasmani

b. pokok d tambahan

20. Tinjauan ekonomi yang bersifat tidak terbatas untuk manusia ialah...

a. kebutuhan c. penghasilan

b. kemampuan d. Keinginan

LEMBAR JAWABAN

1 11

2 12

3 13

4 14

5 15

6 16

7 17

8 18

9 19

10 20

Page 100: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

POST TEST 20-11-2014

KUNCI JAWABAN

1. C

2. C

3. A

4. B

5. C

6. B

7. B

8. C

9. B

10. D

11. A

12. B

13. A

14. A

15. B

16. A

17. B

18. C

19. B

20. A

Page 101: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

LAMPIRAN 4

Nama :

Kelas :

IPS TERPADU

Berikan tanda silang ( X ) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang paling tepat !

1. Kebutuhan yang diperlukan seseorang untuk memenuhi rasa puas atau kesenangan seseorang termasuk

jenis kebutuhan...

a. sekarang c. pribadi

b. jasmani d. mendatang

2. Berikut ini yang termasuk contoh barang subtitusi ialah ...

a. bensin dan motor c. bus dan kereta api

b. gula dan teh d. Smartphone dan pulsa

3. Berdasarkan skala prioritas , berikut ini yang merupakan daftar belanja rumah tangga yang benar ialah...

a. beras, lauk pauk, biaya sekolah, dan buku pelajaran

b. sepeda motor, bensin, beras, dan obat-obatan

c. biaya sekolah, bensin, biaya angkutan, dan membeli tas

d. tas sekolah, beras, minyak, tanah, dan sepeda

4. Yang termasuk bentuk kebutuhan pribadi ialah...

a. mesjid c. Jembatan layang

b. shalat d. Jalan tol

5. Perhatikan data berikut!

1. Jumlah pabrik bertambah

2. Bertambahnya pendapatan

3. Teknologi semakin maju

4. Jumlah industri semakin banyak

Berdasarkan data diatas , yang menyebabkan kebutuhan manusia semakin bertambah antara lain

ditunjukan oleh nomor...

a. 1 dan 3 c. 2 dan 3

b. 1 dan 4 d. 2 dan 4

6. Asuransi merupakan salah bentuk kebutuhan...

a. individu c. primer

b. mendatang d. rohani

7. Salah satu contoh sumber daya alam tidak dapat diperbarui yang berada disekitar rumahmu ialah...

a. berbagai tanaman hias dihalaman rumahmu

b. peralatan memasak yang terbuat dari logam dan aluminium

c. buah-buahan sebagai pencuci mulut setelah makan

d. pakaian yang berbahan wol

8. Salah satu manfaat hutan ialah...

a. sumber gas alam

b. tempat mengalirnya air

c. tempat peresapan air hujan

d. penyebab terjadinya tanah longsor

9. Berolahraga di pagi hari merupakan kebutuhan...

a. primer c. rohani

b. jasmani d. sekunder

10. Seseorang dalam memenuhi kebutuhanya untuk berpergian , kini sudah dapat dilakukan dengan mudah

seperti berpergian dengan pesawat, mobil, motor, kapal laut, dan kereta api . kebutuhan ini terjadi

karena dipengaruhi oleh faktor ...

a. agama dan kepercayaan c. waktu dan pemenuhan

b. tingkat pendidikan d. kemajuan iptek

11. Langka dalam pengertian ekonomi adalah...

a. ketidakseimbangan antara produksi dan konsumsi

b. ketidak seimbangan antara alat pemuas dan kebutuhan

c. keterbatasan jumlah barang

Page 102: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

PRE TEST 25-11-2014

d. sulitnya mencari barang

12. Kendaraan bermotor dengan bensin termasuk...

a. barang subtitusi c. barang produksi

b. barang komplementer d. barang konsumsi

13. Hubungan yang saling menggantikan antara roti dan nasi termasuk...

a. barang subtitusi c. barang produksi

b. barang komplementer d. barang konsumsi

14. Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang...

a. Perilaku produksi,distribusi dan konsumsi c.. mendistribusikan barang

b. Berkonsumsi d. memilih

15. Penggolongan kebutuhan manusia menurut tingkatannya, yaitu...

a. makanan, kendaraan, perumahan c. sekarang,yang akan datang

b. primer, sekunder, tertier d. makanan, sandang, perumahan

16. Kebutuhan yang mutlak harus dipenuhi , yaitu...

a. kebutuhan primer c. kebutuhan jasmani

b. kebutuhan tersier d. kebutuhan individu

17. Anik selalu mengutamakan kebutuhan yang mendesak. Untuk menentukan mendesak dan tidaknya

kebutuhan, Anik menyusun...

a. daftar kebutuhan pokok c. skala prioritas barang dan jasa

b. skala prioritas kebutuhan d. daftar kebutuhan yang mendesak

18. Berdasarkan kelangkaanya , dikenal adanya barang...

a. jadi dan setengah jadi c. bebas dan ekonomi

b. konsumsi dan produksi d. subtitusi dan komplementer

19. Yang dimaksud dengan kebutuhan lahiriah (fisik) adalah...

a. rohani c. jasmani

b. pokok d tambahan

20. Hal ekonomi yang bersifat tidak terbatas untuk manusia ialah...

a. kebutuhan c. penghasilan

b. kemampuan d. kelangkaan

LEMBAR JAWABAN

1 11

2 12

3 13

4 14

5 15

6 16

7 17

8 18

9 19

10 20

Page 103: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

PRE TEST 25-11-2014

KUNCI JAWABAN

1. C

2. C

3. A

4. B

5. C

6. B

7. B

8. C

9. B

10. D

11. A

12. B

13. A

14. A

15. B

16. A

17. B

18. C

19. B

20. A

Page 104: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

LAMPIRAN 5

POST TEST 27-11-2014

Nama :

Kelas :

IPS TERPADU

Berikan tanda silang ( X ) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang paling tepat !

1. Langka dalam pengertian ekonomi adalah...

a. ketidakseimbangan antara produksi dan konsumsi

b. ketidak seimbangan antara alat pemuas dan kebutuhan

c. keterbatasan jumlah barang

d. sulitnya mencari barang

2. Kendaraan bermotor dengan bensin termasuk...

a. barang subtitusi c. barang produksi

b. barang komplementer d. barang konsumsi

3. Hubungan yang saling menggantikan antara roti dan nasi termasuk...

a. barang subtitusi c. barang produksi

b. barang komplementer d. barang konsumsi

4. Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang...

a. Perilaku produksi,distribusi dan konsumsi c.. mendistribusikan barang

b. Berkonsumsi d. memilih

5. Penggolongan kebutuhan manusia menurut tingkatannya, yaitu...

a. makanan, kendaraan, perumahan c. sekarang,yang akan datang

b. primer, sekunder, tertier d. makanan, sandang, perumahan

6. Kebutuhan yang mutlak harus dipenuhi , yaitu...

a. kebutuhan primer c. kebutuhan jasmani

b. kebutuhan tersier d. kebutuhan individu

7. Anik selalu mengutamakan kebutuhan yang mendesak. Untuk menentukan mendesak dan tidaknya

kebutuhan, Anik menyusun...

a. daftar kebutuhan pokok c. skala prioritas barang dan jasa

b. skala prioritas kebutuhan d. daftar kebutuhan yang mendesak

8. Berdasarkan kelangkaanya , dikenal adanya barang...

a. jadi dan setengah jadi c. bebas dan ekonomi

b. konsumsi dan produksi d. subtitusi dan komplementer

9. Yang dimaksud dengan kebutuhan lahiriah (fisik) adalah...

a. rohani c. jasmani

b. pokok d tambahan

10. Hal ekonomi yang bersifat tidak terbatas untuk manusia ialah...

a. kebutuhan c. penghasilan

b. kemampuan d. kelangkaan

11. Kebutuhan yang diperlukan seseorang untuk memenuhi rasa puas atau kesenangan seseorang termasuk

jenis kebutuhan...

a. sekarang c. pribadi

b. jasmani d. mendatang

12. Berikut ini yang termasuk contoh barang subtitusi ialah ...

a. bensin dan motor c. bus dan kereta api

b. gula dan teh d. Smartphone dan pulsa

13. Berdasarkan skala prioritas , berikut ini yang merupakan daftar belanja rumah tangga yang benar ialah...

a. beras, lauk pauk, biaya sekolah, dan buku pelajaran

b. sepeda motor, bensin, beras, dan obat-obatan

c. biaya sekolah, bensin, biaya angkutan, dan membeli tas

d. tas sekolah, beras, minyak, tanah, dan sepeda

Page 105: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

LAMPIRAN 5

POST TEST 27-11-2014

14. Yang termasuk bentuk kebutuhan pribadi ialah...

a. mesjid c. Jembatan layang

b. shalat d. Jalan tol

15. Perhatikan data berikut!

1. Jumlah pabrik bertambah

2. Bertambahnya pendapatan

3. Teknologi semakin maju

4. Jumlah industri semakin banyak

Berdasarkan data diatas , yang menyebabkan kebutuhan manusia semakin bertambah antara lain

ditunjukan oleh nomor...

a. 1 dan 3 c. 2 dan 3

b. 1 dan 4 d. 2 dan 4

16. Asuransi merupakan salah bentuk kebutuhan...

a. individu c. primer

b. mendatang d. rohani

17. Salah satu contoh sumber daya alam tidak dapat diperbarui yang berada disekitar rumahmu ialah...

a. berbagai tanaman hias dihalaman rumahmu

b. peralatan memasak yang terbuat dari logam dan aluminium

c. buah-buahan sebagai pencuci mulut setelah makan

d. pakaian yang berbahan wol

18. Salah satu manfaat hutan ialah...

a. sumber gas alam

b. tempat mengalirnya air

c. tempat peresapan air hujan

d. penyebab terjadinya tanah longsor

19. Berolahraga di pagi hari merupakan kebutuhan...

a. primer c. rohani

b. jasmani d. sekunder

20. Seseorang dalam memenuhi kebutuhanya untuk berpergian , kini sudah dapat dilakukan dengan mudah

seperti berpergian dengan pesawat, mobil, motor, kapal laut, dan kereta api . kebutuhan ini terjadi

karena dipengaruhi oleh faktor ...

a. agama dan kepercayaan c. waktu dan pemenuhan

b. tingkat pendidikan d. kemajuan iptek

LEMBAR JAWABAN

1 11

2 12

3 13

4 14

5 15

6 16

7 17

8 18

9 19

10 20

Page 106: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

LAMPIRAN 5

POST TEST 27-11-2014

TERIMAKASIH ATAS BANTUANNYA☺☺

KUNCI JAWABAN

1. A

2. B

3. A

4. A

5. B

6. A

7. B

8. C

9. B

10. A

11. C

12. C

13. A

14. B

15. C

16. B

17. B

18. C

19. B

20. D

Page 107: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

LAMPIRAN 6

1 | P a g e

Lampiran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu

Kelas / Semester : VIII/ I

Pertemuan ke : I & II (pertama dan kedua)

AlokasiWaktu : 4 x 40 menit (2x pertemuan)

StandarKompetensi : Memahami kegiatan pelaku ekonomi di masayarakat.

I. Kompetensi Dasar :

a. Mendeskripsikan hubungan antara kelangkaan sumber daya

dengan kebutuhan manusia yang tidak terbatas.

b. Mendeskripsikan pelaku ekonomi : rumah tangga,

masyarakat, perusahaan, koperasi dan Negara.

II. Indikator

1. Mendeskripsikan pengertian kelangkaan sumber daya.

2. Mendeskripsikan pengertian kebutuhan.

3. Mengidentifikasi antara kebutuhan dan keinginan.

4. Mengidentifikasi pelaku ekonomi.

5. Mendeskripsikan kegiatan ekonomi dari rumah tangga.

6. Mendeskripsikan kegiatan ekonomi dari masyarakat.

7. Mendeskripsikan kegiatan ekonomi dari perusahaan.

8. Mendeskripsikan kegiatan ekonomi dari negara.

Muatan nilai karakter siswa yang diharapkan:

a. Religius

b. Cinta damai

c. Cinta tanah air

d. Peduli Sosial

e. Bersahabat

f. Rasa ingin tahu

III. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai mengikuti proses pembelajaran siswa diharapkan dapat :

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian kelangkaan sumber daya.

2. Siswa dapat menjelaskan pengertian kebutuhan.

3. Siswa mampu membedakan antara kebutuhan dan keinginan.

4. Siswa dapat menyebutkan contoh-contoh pelaku ekonomi.

5. Siswa dapat memberikan contoh kegiatan ekonomi dari rumah tangga.

6. Siswa dapat memberikan contoh kegiatan ekonomi dari masyarakat.

7. Siswa dapat memberikan contoh kegiatan ekonomi dari perusahaan.

8. Siswa dapat memberikan contoh kegiatan ekonomi dari negara.

IV. Materi Pembelajaran

a. Materi Pokok

Page 108: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

LAMPIRAN 6

2 | P a g e

1. Kebutuhan dan kelangkaan sumber daya.

Kebutuhan hidup manusia dan jenisnya.

Alat pemuas kebutuhan dan jenisnya.

Penyebab kelangkaan sumberdaya

Skala prioritas.

2. Pelaku ekonomi

Kegiatan ekonomi rumah tangga.

Kegiatan ekonomi masyarakat.

Kegiatan ekonomi perusahaan.

Kegiatan ekonomi negara.

b. Uraian Materi (Terlampir)

V. Metode Pembelajaran

a. Ceramah bervariasi

b. Tanya Jawab

c. Observasi

d. Penugasan dengan menggunakan model pembelajaran Discovery-Inquiry.

VI. Langkah-langkahPembelajaran

A. Pendahuluan (Waktu 15menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai

Karakter

­ Apersepsi:

Guru

menjelaskan

tentang tujuan

pembelajaran,

yaitu meliputi

dari pengertian

kelangkaan

sumber daya.

­ Guru bertanya

kepada siswa,

“apakah kalian

masih ingat

tentang

kegiatan-

kegiatan dalam

ekonomi?”.

­ Motivasi: Guru

menunjukkan

game untuk

Siswa memperhatikan dan berpartisipasi

aktif dalam permainan perkenalan.

Siswa mengerjakan soal pretest yang

diberikan oleh guru.

­ Rasa ingin

tahu

­ Peduli

sosial

­ Cinta

damai

­ Cinta tanah

air

­ Religius

­ Bersahabat

­ Rasa ingin

tahu

Page 109: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

LAMPIRAN 6

3 | P a g e

saling mengenal

dan memberikan

soal pretest

B. Kegiatan Inti (Waktu 55 menit)

B.1. Explorasi (Waktu 30 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai

Karakter

­ Mengarahkan

siswa untuk

membaca buku

sumber

­ Melibatkan

peserta didik

mencari

informasi yang

luas dan dalam

tentang

topik/tema

materi yang akan

dipelajari dengan

menerapkan

prinsip

lingkungan

sekitar jadi guru

dan belajar dari

aneka sumber

­ Menggunakan

model

pembelajaran

­ Siswa membaca buku sesuai dengan

arahan guru

­ Siswa belajar sesuai dengan metode yang

diterapkan oleh guru

­ Siswa belajar,siswa diberikan keleluasaan

bertanya apabila ada yang kurang

dimengerti.

­ Siswa belajar aktif didalam proses

pembelajaran.

­ Religius

­ Bersahabat

­ Rasa ingin

tahu

Page 110: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

LAMPIRAN 6

4 | P a g e

Discovery-

Inquiry, media

pembelajaran,

dan sumber

belajar lain

­ Memfasilitasi

terjadinya

interaksi antar

peserta didik

serta antara

peserta didik

dengan guru,

lingkungan, dan

sumber belajar

lainnya

­ Melibatkan

peserta didik

secara aktif

dalam setiap

kegiatan

pembelajaran;

dan

­ Memfasilitasi

peserta didik

melakukan

analisis berupa

video dan slide

tentang kegiatan

ekonomi dan

faktor penyebab

kelangkaan

Page 111: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

LAMPIRAN 6

1 | P a g e

B.2. Elaborasi (Waktu 15 menit)

Kegiatan Guru KegiatanSiswa NilaiKarakter

­ Guru menerapkan model

pembelajaran Discovery-

Inquiry, adapun langkah-

langkahnya:

­ Guru mempersiapkan video

pembelajaran sesuai dengan

tujuan pembelajaran.

­ Guru memberikan kertas

yang berisi pertanyaan terkait

dengan video yang akan

ditampilkan

­ Guru menampilkan video

pembelajaran dengan media

LCD TV.

­ Guru memberi petunjuk dan

kesempatan pada siswa untuk

memperhatikan dan

menganalisis video tersebut.

Kemudian siswa dipersilakan

menjawab kertas soal yang

dibagikan diawal

­ Guru mulai menjelaskan

singkat materi sesuai tujuan

yang ingin dicapai.

­ Kesimpulan, yakni guru dan

siswa bersama-sama

memberikan kesimpulan

terhadap video mengenai

materi kelangkaan sumber

daya dan pelaku ekonomi.

­ Kertas soal dikumpulkan

­ Siswafokus

memperhatikan

video.

­ Siswa

menganalisis

video serta Tanya

jawab pada

materi yang telah

ditentukan oleh

guru.

­ Religius

­ Cinta damai

­ Cinta tanah air

­ PeduliSosial

­ Bersahabat

­ Rasa ingintahu

B.3. Konfirmasi (Waktu 10 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

­ Guru bertanya jawab tentang

hal-hal yang belum dipahami

siswa

­ Guru bersama siswa bertanya

jawab meluruskan kekeliruan

pemahaman, memberikan

penguatan dan penyimpulan.

­ Siswa menjawab

sebisanya apa

yang akan

ditanyakan oleh

guru.

­ Siswa juga

­ Religius

­ Bersahabat

­ Rasa ingin tahu

Page 112: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

LAMPIRAN 6

2 | P a g e

bertanya kepada

guru apa yang

belum dipahami

terkait dengan

materi

pembahasan

C. Penutup (Waktu 10 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

­ Bersama-sama dengan

peserta didik dan/atau sendiri

membuat

rangkuman/simpulan

pelajaran

­ Melakukan penilaian dan/atau

refleksi terhadap kegiatan

yang sudah dilaksanakan

secara konsisten dan

terprogram

­ Memberikan umpan balik

terhadap proses dan hasil

pembelajaran

­ Merencanakan kegiatan

tindak lanjut dalam bentuk

pembelajaran remedial,

program pengayaan, layanan

konseling dan/atau

memberikan tugas baik tugas

individual maupun kelompok

sesuai dengan hasil belajar

peserta didik:

Memberikan penguatan

dari hasil tanya jawab

maupun diskusi kelompok

Membimbing siswa untuk

memberikan refleksi

Memberikan soal posttest

Memberikan tugas rumah

pada siswa

- Siswa bersama

dengan guru

membuat

kesimpulan/

rangkuman

mengenai materi

yang telah

dipelajari

- Siswa mengikuti

program

selanjutnya yang

akan diberikan

oleh guru untuk

pertemuan

berikutnya

- Siswa

mengerjakan

soal posttest

yang diberikan

oleh guru

­ Religius

­ Cinta damai

­ Cinta tanah air

­ Peduli Sosial

­ Bersahabat

­ Rasa ingin tahu

VII. SumberBelajar

1. Buku IPS Terpadu untuk SMP kelas VIII, Drs. Anwar Kurnia, Jakarta: Yudistira,

2007

2. Buku Sekolah Elektronik untuk kelas VIII

3. Video pembelajaran yang telah disiapkan oleh guru.

Page 113: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

LAMPIRAN 6

3 | P a g e

Materi dan Latihan Soal Dengan Menggunakan Model Discovery-Inquiry

KEBUTUHAN MANUSIA

Kebutuhan adalah keinginan manusia yang harus dipenuhi.

Kelangkaan adalah suatu bentuk ketidakseimbangan antara kebutuhan dengan

pemenuhan kebutuhan

1. Menurut kepentingannya

a) Kebutuhan pokok/ primer : muncul secara alamiah, menyangkut kelangsungan

hidup

b) Kebutuhan tambahan/ sekunder : muncul karena ada tuntutan sosial

c) Kebutuhan tersie/rbarang mewah : kebutuhan akan barang mewah

Ukuran Kemewahan :

1) Kegunaannya : dipenuhi setelah kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi

2) Waktu pemenuhan : bisa ditunda

3) Akibat : tidak mengganggu kelangsungan hidup

2. Menurut waktu

a) Kebutuhan sekarang : harus dipenuhi sekarang/dalam waktu dekat

b) Kebutuhan yang akan datang : dipenuhi diwaktu yang akan dating

3. Menurut subjek

a) Kebutuhan perorangan : dibutuhkan setiap individu

b) Kebutuhan kelompok atau kebutuhan bersama : dibutuhkan oleh orang banyak

4. Menurut sifatnya

a) Kebutuhan jasmani : berhubungan dengan jasmaniah

b) Kebutuhan rohani : berhubungan dengan rohaniah

A. Keterbatasan Pemuas Kebutuhan

1. Menurut kelangkaannya

a) Benda ekonomi : tersedia dalam jumlah yang kecil (sedikit) dibandingkan dengan

yang membutuhkannya, sehingga untuk mendapatkan perlu pengorbanan

b) Benda bebas : tersedia di alam bebas, cuma-cuma

c) Benda illith : ada di sekitar kita, jika berlebihan dapat merugikan kehidupan

manusia

2. Menurut wujudnya

a) Barang atau benda konkret : nyata dirasa panca indra dalam pemanfaatannya

b) Jasa : hanya dapat dirasakan manfaatnya, tetapi tidak dapat dilihat atau diraba

3. Menurut hubungannya dengan benda lain

a) Benda substitusi : menggantikan benda lain yang sedang diperlukan

b) Benda komplementer : saling melengkapi dengan benda lain

4. Menurut tujuan pemakaiannya

a) Benda konsumsi : langsung dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan

b) Benda produksi : dipergunakan untuk menghasilkan benda lain

5. Menurut tingkat pemakaiannya

a) Benda tahan lama : dapat dipakai berulang kali

Page 114: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

LAMPIRAN 6

4 | P a g e

b) Benda tidak tahan lama : hanya sekali pakai/pakai habis

B. Mengatasi Keterbatasan Pemuas Kebutuhan

Beberapa hal yang menyebabkan kebutuhan manusia tidak terbatas atau

beranekaragam antara lain:

a. Organ manusia, selalu membutuhkan sesuatu untuk menggerakkan fungsinya.

b. Kebudayaan manusia, makin maju kebudayaan manusia, maka akan ada tuntutan

sosial kehidupan yang lebih baik. Misalnya model bangunan rumah, perhiasan, alat

komunikasi yang terus berubah.

c. Faktor psikologis, di mana seseorang membutuhkan sesuatu untuk memenuhi

kepuasan batin. Misalnya rasa aman, kasih sayang, dan kepedulian.

Sumber daya langka atau terbatas dapat dikelompokkan menjadi tiga:

1. Sumber daya alam, misalnya bahan bakar, air, udara, dan bahan tambang

lain.

2. Sumber daya manusia atau tenaga kerja, di mana makin sedikit gaji yang

tersedia, maka makin terbataslah sumber daya manusia yang dipekerjakan.

3. Modal, dapat berupa uang atau barang. Modal dikatakan terbatas karena

untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan dalam bentuk biaya.

Usaha manusia untuk mengatasi kelangkaan sumber daya adalah sebagai berikut.

1. Skala prioritas, yakni membuat daftar kebutuhan mana yang perlu didahulukan

pengadaannya karena dirasa lebih mendesak.

2. Alat pengganti pemenuhan kebutuhan, misalnya kelangkaan minyak tanah diganti

dengan arang, kayu bakar, atau gas.

3. Penghematan dalam menggunakan sumber daya yang termasuk langka/terbatas

C. Skala Prioritas

1. Tingkat Urgensinya : mempertimbangkan tingkat kepentingan

2. Kesempatan yang Dimiliki : kondisi darurat, masih bisa ditunda, atau dibatalkan

3. Pertimbangan Masa Depan : kegunaan dimasa mendatang

4. Kemampuan Diri : keterbatasan kemampuan (materi dan nonmateri)

D. Perilaku dan Keterbatasan Sumber Pemuas Kebutuhan

Pemanfaatan Sumber Daya secara Efektif dan Efisien

a) Mengubah bentuk benda untuk meningkatkan nilai hasil

b) Mengkombinasikan kegunaan benda

c) Memperbaiki barang yang rusak

d) Mendaur ulang barang bekas

e) Mengadakan tebang pilih dalam pemanfaatan hasil hutan / reboisasi

Menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan untuk Meningkatkan

Kualitas Sumber Daya Manusia

a) Mengikuti pendidikan formal

b) Mengikuti kursus-kursus keterampilan

c) Mengikuti program magang

Mengelola dan Mendayagunakan Sumber Modal dengan Tepat Guna

Page 115: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

LAMPIRAN 6

5 | P a g e

E. RUMAH TANGGA

1. Rumah Tangga Keluarga sebagai Produsen

Merupakan pemilik faktor produksi, antara lain:

a) Tanah : aset produksi yang utama, khususnya keluarga petani

b) Tenaga kerja : merupakan penyedia tenaga kerja

c) Keahlian : penghasilan keluarga adalah dari keahlian yang dimiliki oleh kepala

keluarga

d) Modal : keluarga merupakan modal produksi, memiliki keahlian masing-masing

dan berpotensi

2. Rumah Tangga Keluarga sebagai Distributor

Dapat dilakukan dengan membuka toko atau warung, pedagang keliling, pedagang asongan,

pedagang perantara, dan lain-lain

3. Rumah Tangga Keluarga sebagai Konsumen

Perbedaan kegiatan konsumsi setiap keluarga disebabkan:

a) Jumlah pendapatan

b) Jumlah anggota keluarga

c) Tingkat harga barang atau jasa

d) Status sosial ekonomi

F. MASYARAKAT

1. Masyarakat sebagai Produsen

Sistem ekonomi kerakyatan merupakan pengaturan kehidupan ekonomi yang

memungkinkan seluruh potensi masyarakat untuk berpartisipasi aktif. Salah satu pilar

penyangga ekonomi kerakyatan adalah usaha informal yang berkembang dalam kehidupan

masyarakat.

Ciri-ciri sektor usaha informal adalah sebagai berikut:

a. Tidak memiliki alat-alat produksi yang canggih.

b. Tidak memiliki pendidikan/keahlian khusus.

c. Dapat membuka lapangan kerja yang tidak sedikit jumlahnya.

d. Ruang lingkup usaha ekonomi yang sempit dan kecil.

2. Masyarakat sebagai Distributor

Dapat kita amati dari lancar-tidaknya transportasi barang kebutuhan dari satu kota ke kota

lain

3. Masyarakat sebagai Konsumen

Masyarakat adalah pengguna (konsumen) “public goods” atau produk-produk umum,

seperti jalan raya, jembatan, rumah sakit, sekolah, dan lain-lain.

G. PERUSAHAAN

1. Perusahaan sebagai Produsen

Aktifitas perusahaan sebelum melakukan produksi a.l:

a. Menentukan barang/jasa yang akan diproduksi.

b. Mengelola bagaimana barang/jasa tersebut dapat diproduksi.

c. Memastikan barang/jasa yang diproduksi dibutuhkan oleh masyarakat luas

Page 116: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

LAMPIRAN 6

6 | P a g e

2. Perusahaan sebagai Distributor

a) Mengadakan kegiatan promosi secara langsung atau menggunakan jasa media

massa.

b) Mengadakan kegiatan perdagangan.

c) Membuka agen atau cabang

d) Memiliki armada angkutan yang menyalurkan hasil produksi

3. Perusahaan sebagai Konsumen

Konsumsi yang dilakukan perusahaan:

a. Pengadaan bahan-bahan dari produksi perusahaan tersebut.

b. Pengadaan alat/sarana untuk proses produksi

c. Pembayaran upah karyawan

H. NEGARA

Adapun peranan pengatur ekonomi mencakup tiga hal:

a. Melindungi masyarakat terhadap dampak negatif yang mungkin timbul sebagai akibat

pertumbuhan ekonomi yang kurang seimbang dan tidak terkendali.

b. Membangun modal sosial seluas-luasnya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang

lebih harmonis.

c. Menciptakan dan memelihara keserasian petumbuhan ekonomi yang mencakup semua

sektor produksi yang cukup tinggi.

Kebijakan Pemerintah dibidang ekonomi:

1. Kebijakan Fiskal :

kebijakan pemerintah dalam bidang anggaran negara untuk kestabilan proses

pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, yang meliputi :

a. Aspek kualitatif,

menyangkut jenis-jenis pajak, pembayaran dan subsidi.

b. Aspek kuantitatif,

menyangkut dana yang harus dikumpulkan/ditarik dan dana yang harus dibelanjakan

2. Kebijakan Moneter

bidang keuangan yang bertujuan menjaga kestabilan harga dan nilai mata uang

dengan mengatur uang yang beredar

a. Kebijakan cadangan kas (cash ratio) :

dg cara mengubah cadangan minimum Bank Indonesia

b. Kebijakan kredit :

dg cara memberikan kredit secara selektif

c. Kebijakan diskonto

dg cara menaikkan/menurunkan suku bunga Bank Indonesia

d. Kebijakan politik pasar terbuka (open market operation)

dg cara menjual atau membeli surat-surat berharga kepada masyarakat.

Peran Negara dalam proses ekonomi (Produsen, Distributor, Konsumen) :

1. Negara sebagai Produsen

Pemerintah membangun BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dalam berbagai bidang.

Page 117: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

LAMPIRAN 6

7 | P a g e

2. Negara sebagai Distributor

Kegiatan distribusi yang dilakukan pemerintah antara lain:

a. Menyalurkan energi listrik kepada masyarakat melalui PLN.

b. Menyalurkan sembilan bahan pokok melalui Bulog kepada masyarakat.

c. Menyalurkan jasa telepon melalui Telkom

3. Negara sebagai Konsumen

Kegiatan konsumsi Negara a.l:

a. Membayar gaji pegawai, uang pension, dan membiayai kegiatan rutin.

b. Menggunakan tenaga ahli untuk menetapkan dan menjalankan kebijakannya.

c. Menggunakan kertas dan alat-alat kantor lainnya untuk kegiatan administrasi.

d. Memanfaatkan energi listrik untuk penerangan dan menjalankan komputer.

I. KOPERASI

1. Pengertian Koperasi

Berdasarkan UU No. 25 Tahun 1992, koperasi adalah badan usaha yang

beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya

berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan

atas asas kekeluargaan.

Dengan demikian maka koperasi data dilihat sebagai :

a. Koperasi adalah badan usaha/lembaga ekonomi

b. Beranggotakan berorang seorang atau badan hukum koperasi

c. Ekonomi kerakyatan

d. Asas kekeluargaan

2. Prinsip-prinsip Koperasi Indonesia

Menurut UU No. 25 Tahun 1992 :

a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.

b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.

c. Pembagian sisa hasil usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa

usaha masing-masing anggota.

d. Pemberian balas jasa terbatas terhadap modal.

e. Kemandirian

Adapun landasan dan tujuan koperasi adalah:

a. Landasan koperasi

1) Landasan idiil adalah Pancasila.

2) Landasan struktural adalah UUD 1945

3) Landasan mental adalah kesetiakawanan dan kesadaran pribadi

4) Landasan operasional adalah UU No 25 Tahun 1992

b. Tujuan koperasi

1) Memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya.

2) Mensejahterakan masyarakat pada umumnya.

3) Ikut membangun tatanan perekonomian nasional

3. Kedudukan Koperasi dalam Perekonomian Indonesia

Page 118: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

LAMPIRAN 6

8 | P a g e

Kedudukan Koperasi di Indonesia adalah :

a. Soko guru perekonomian nasional.

b. Bagian integral tata perekonomian nasional.

c. Berperan dalam kehidupan ekonomi bangsa Indonesia

4. Manfaat Koperasi

Koperasi memiliki manfaat a.l :

a. Memberikan kemudahan dan pelayanan kepada anggotanya.

b. Sarana pengembangan potensi untuk kesejahteraan anggota.

c. Meningkatkan kualitas kehidupan anggotanya.

d. Memperkokoh perekonomian rakyat.

Video 1

Video 2

J. Latihan

1. Kebutuhan manusia yang tidak terbatas dihadapkan pada alat pemenuhan kebutuhan

yang terbatas merupakan pengertian….

a. ekonomi c. kelangkaan

b. kemakmuran d. ilmu ekonomi

2. Usaha manusia untuk dapat memenuhi kebutuhannya, berarti manusia tersebut ingin

memperoleh ….

a. kekayaan c. kebahagiaan

b. kemakmuran d. keberhasilan

3. Sumber utama yang menjadi permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh manusia

adalah….

a. segala sesuatu yang harus diperoleh dengan uang

b. barang ekonomi diperoleh dengan imbalan

c. kebutuhan manusia jumlahnya sangat terbatas

d. adanya kelangkaan alat untuk memenuhi kebutuhan

4. Salah satu faktor yang menyebabkan adanya perbedaan kebutuhan tiap-tiap manusia

adalah ….

a. masuknya budaya asing c. tingkat pendidikan

b. adat istiadat, tradisi, dan agama d. kemajuan ilmu pengetahuan

5. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mengatasi kelangkaan alat kebutuhan

manusia adalah ….

a. membatasi penggunaan sumber daya alam

b. penggalian sumber daya alam secara efektif

c. memanfaatkan sumber daya alam yang ada secara baik

d. mencari alternatif penggunaan sumber daya alam

6. Klasifikasi barang menurut kelangkaannya dapat dibedakan menjadi….

a. barang substitusi dan barang komplementer

b. barang bergerak dan barang tidak bergerak

c. barang abstrak dan barang konkret

d. barang ekonomis dan barang bebas

7. Yang merupakan faktor alam penyebab kelangkaan kebutuhan adalah ….

a. perkembangan penduduk

b. kemajuan IPTEK

Page 119: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

LAMPIRAN 6

9 | P a g e

c. kurang bijaksana dalam mengelola sumber daya alam

d. berkembangnya sarana kehidupan

8. Yang merupakan kebutuhan rohani adalah….

a. olahraga c. makan

b. telepon d. liburan

9. Menabung merupakan kebutuhan ….

a. masa depan c. primer

b. rohani d. sekarang

10. Berikut adalah kebutuhan yang kamu perlukan jika pergi ke daerah dingin, kecuali

a. jaket c. sandal jepit

b. sarung tangan d. syal

Video untuk test

1. Lembar Penilaian Tugas :

No Nama Siswa Jumlah

Nilai

*) Norma Penilaian :

*) Norma Penilaian :

Jumlah jawaban benar X 10

Mengetahui,

Guru Bidang Studi IPS

( Ulfah Shihah, SEI )

Guru Peneliti ,

( Bayu Purnomo )

Page 120: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

LAMPIRAN 7

Lampiran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu

Kelas / Semester : VIII/ I

Pertemuan ke : III & IV (ketiga dan keempat)

AlokasiWaktu : 4 x 40 menit (2x pertemuan)

StandarKompetensi : Memahami kegiatan pelaku ekonomi di masayarakat.

I. Kompetensi Dasar :

a. Mendeskripsikan pelaku ekonomi : rumah tangga,

masyarakat, perusahaan, koperasi dan Negara.

b. Mengidentifikasi bentuk pasar dalam kegiatan ekonomi

masyarakat.

II. Indikator

1. Mengidentifikasi pelaku ekonomi.

2. Mendeskripsikan kegiatan ekonomi dari rumah tangga.

3. Mendeskripsikan kegiatan ekonomi dari masyarakat.

4. Mendeskripsikan kegiatan ekonomi dari perusahaan.

5. Mendeskripsikan kegiatan ekonomi dari negara.

6. Mendeskripsikan pasar dan pelakunya.

7. Mengidentifikasi pasar menurut jenisnya.

Muatan nilai karakter siswa yang diharapkan:

a. Religius

b. Cinta damai

c. Cinta tanah air

d. Peduli Sosial

e. Bersahabat

f. Rasa ingin tahu

III. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai mengikuti proses pembelajaran siswa diharapkan dapat :

1. Siswa dapat menyebutkan contoh-contoh pelaku ekonomi.

2. Siswa dapat memberikan contoh kegiatan ekonomi dari rumah tangga.

3. Siswa dapat memberikan contoh kegiatan ekonomi dari masyarakat.

4. Siswa dapat memberikan contoh kegiatan ekonomi dari perusahaan.

5. Siswa dapat memberikan contoh kegiatan ekonomi dari negara.

6. Siswa dapat menyebutkan definisi pasar.

7. Siswa dapat menyebutkan macam-macam pasar menurut jenisnya.

IV. Materi Pembelajaran

a. Materi Pokok

1. Pelaku ekonomi

Kegiatan ekonomi rumah tangga.

Page 121: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

2 | P a g e

Kegiatan ekonomi masyarakat.

Kegiatan ekonomi perusahaan.

Kegiatan ekonomi negara.

2. Pasar

Pengertian pasar

Fungsi pasar

Pasar menurut wujudnya

Pasar menurut jenis barang yang diperjualbelikan

Pasar menurut waktu terjadinya

Pasar menurut luas wilayah kegiatannya

Pasar menurut strukturnya.

b. Uraian Materi (Terlampir)

V. Metode Pembelajaran

a. Ceramah bervariasi

b. Tanya Jawab

c. Observasi

d. Penugasan dengan menggunakan model pembelajaran Discovery-Inquiry.

VI. Langkah-langkahPembelajaran

A. Pendahuluan (Waktu 15menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai

Karakter

­ Apersepsi:

Guru

menjelaskan

tentang tujuan

pembelajaran,

yaitu meliputi

dari pengertian

pasar.

­ Guru bertanya

kepada siswa,

“apakah kalian

masih ingat

tentang pasar

berada di dekat

sekolah?”.

­ Motivasi: Guru

memberikan

pujian kepada

siswa yang

menjawab

Siswa memperhatikan dan berpartisipasi

aktif dalam pembelajaran.

Siswa mengerjakan soal pretest yang

diberikan oleh guru.

­ Rasa ingin

tahu

­ Peduli

sosial

­ Cinta

damai

­ Cinta tanah

air

­ Religius

­ Bersahabat

­ Rasa ingin

tahu

Page 122: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

3 | P a g e

pertanyaan yang

dilontarkan

B. Kegiatan Inti (Waktu 55 menit)

B.1. Explorasi (Waktu 30 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai

Karakter

­ Mengarahkan

siswa untuk

membaca buku

sumber

­ Melibatkan

peserta didik

mencari

informasi yang

luas dan dalam

tentang

topik/tema

materi yang akan

dipelajari dengan

menerapkan

prinsip

lingkungan

sekitar jadi guru

dan belajar dari

aneka sumber

­ Menggunakan

model

pembelajaran

­ Siswa membaca buku sesuai dengan

arahan guru

­ Siswa belajar sesuai dengan metode yang

diterapkan oleh guru

­ Siswa belajar,siswa diberikan keleluasaan

bertanya apabila ada yang kurang

dimengerti.

­ Siswa belajar aktif didalam proses

pembelajaran.

­ Religius

­ Bersahabat

­ Rasa ingin

tahu

Page 123: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

4 | P a g e

Discovery-

Inquiry, media

pembelajaran,

dan sumber

belajar lain

­ Memfasilitasi

terjadinya

interaksi antar

peserta didik

serta antara

peserta didik

dengan guru,

lingkungan, dan

sumber belajar

lainnya

­ Melibatkan

peserta didik

secara aktif

dalam setiap

kegiatan

pembelajaran;

dan

­ Memfasilitasi

peserta didik

melakukan

analisis berupa

video dan slide

tentang pelaku

ekonomi dan

pasar

B.2. Elaborasi (Waktu 15 menit)

Kegiatan Guru KegiatanSiswa NilaiKarakter

­ Guru menerapkan model

pembelajaran Discovery-

Inquiry, adapun langkah-

langkahnya:

­ Guru mempersiapkan video

pembelajaran sesuai dengan

tujuan pembelajaran.

­ Guru memberikan kertas

yang berisi pertanyaan terkait

dengan video yang akan

­ Siswafokus

memperhatikan

video.

­ Siswa

menganalisis

video serta Tanya

jawab pada

materi yang telah

ditentukan oleh

­ Religius

­ Cinta damai

­ Cinta tanah air

­ PeduliSosial

­ Bersahabat

­ Rasa ingintahu

Page 124: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

5 | P a g e

ditampilkan

­ Guru menampilkan video

pembelajaran dengan media

LCD TV.

­ Guru memberi petunjuk dan

kesempatan pada siswa untuk

memperhatikan dan

menganalisis video tersebut.

Kemudian siswa dipersilakan

menjawab kertas soal yang

dibagikan diawal

­ Guru mulai menjelaskan

singkat materi sesuai tujuan

yang ingin dicapai.

­ Kesimpulan, yakni guru dan

siswa bersama-sama

memberikan kesimpulan

terhadap video mengenai

materi pelaku ekonomi dan

pasar.

­ Kertas soal dikumpulkan

guru.

B.3. Konfirmasi (Waktu 10 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

­ Guru bertanya jawab tentang

hal-hal yang belum dipahami

siswa

­ Guru bersama siswa bertanya

jawab meluruskan kekeliruan

pemahaman, memberikan

penguatan dan penyimpulan.

­ Siswa menjawab

sebisanya apa

yang akan

ditanyakan oleh

guru.

­ Siswa juga

bertanya kepada

guru apa yang

belum dipahami

terkait dengan

materi

pembahasan

­ Religius

­ Bersahabat

­ Rasa ingin tahu

C. Penutup (Waktu 10 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

Page 125: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

6 | P a g e

­ Bersama-sama dengan

peserta didik dan/atau sendiri

membuat

rangkuman/simpulan

pelajaran

­ Melakukan penilaian dan/atau

refleksi terhadap kegiatan

yang sudah dilaksanakan

secara konsisten dan

terprogram

­ Memberikan umpan balik

terhadap proses dan hasil

pembelajaran

­ Merencanakan kegiatan

tindak lanjut dalam bentuk

pembelajaran remedial,

program pengayaan, layanan

konseling dan/atau

memberikan tugas baik tugas

individual maupun kelompok

sesuai dengan hasil belajar

peserta didik:

Memberikan penguatan

dari hasil tanya jawab

maupun diskusi kelompok

Membimbing siswa untuk

memberikan refleksi

Memberikan soal posttest

Menyampaikan

terimakasih karena sudah

berkontribusi aktif dalam

penelitian guru

- Siswa bersama

dengan guru

membuat

kesimpulan/

rangkuman

mengenai materi

yang telah

dipelajari

- Siswa mengikuti

program

selanjutnya yang

akan diberikan

oleh guru untuk

pertemuan

berikutnya

- Siswa

mengerjakan

soal posttest

yang diberikan

oleh guru

­ Religius

­ Cinta damai

­ Cinta tanah air

­ Peduli Sosial

­ Bersahabat

­ Rasa ingin tahu

VII. SumberBelajar

1. Buku IPS Terpadu untuk SMP kelas VIII, Drs. Anwar Kurnia, Jakarta: Yudistira,

2007

2. Buku Sekolah Elektronik untuk kelas VIII

3. Video pembelajaran yang telah disiapkan oleh guru.

Materi dan Latihan Soal Dengan Menggunakan Model Discovery-Inquiry

Pelaku Ekonomi

KOPERASI

1. Pengertian Koperasi

Berdasarkan UU No. 25 Tahun 1992, koperasi adalah badan usaha yang

beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya

Page 126: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

7 | P a g e

berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan

atas asas kekeluargaan.

Dengan demikian maka koperasi data dilihat sebagai :

a. Koperasi adalah badan usaha/lembaga ekonomi

b. Beranggotakan berorang seorang atau badan hukum koperasi

c. Ekonomi kerakyatan

d. Asas kekeluargaan

2. Prinsip-prinsip Koperasi Indonesia

Menurut UU No. 25 Tahun 1992 :

a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.

b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.

c. Pembagian sisa hasil usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa

usaha masing-masing anggota.

d. Pemberian balas jasa terbatas terhadap modal.

e. Kemandirian

Adapun landasan dan tujuan koperasi adalah:

a. Landasan koperasi

1) Landasan idiil adalah Pancasila.

2) Landasan struktural adalah UUD 1945

3) Landasan mental adalah kesetiakawanan dan kesadaran pribadi

4) Landasan operasional adalah UU No 25 Tahun 1992

b. Tujuan koperasi

1) Memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya.

2) Mensejahterakan masyarakat pada umumnya.

3) Ikut membangun tatanan perekonomian nasional

3. Kedudukan Koperasi dalam Perekonomian Indonesia

Kedudukan Koperasi di Indonesia adalah :

a. Soko guru perekonomian nasional.

b. Bagian integral tata perekonomian nasional.

c. Berperan dalam kehidupan ekonomi bangsa Indonesia

4. Manfaat Koperasi

Koperasi memiliki manfaat a.l :

a. Memberikan kemudahan dan pelayanan kepada anggotanya.

b. Sarana pengembangan potensi untuk kesejahteraan anggota.

c. Meningkatkan kualitas kehidupan anggotanya.

d. Memperkokoh perekonomian rakyat.

Pasar

Pasar adalah tempat pertemuan antara penjual dan pembeli dalam melakukan

transaksi jual beli barang dan jasa.

Di pasar harus ada calon penjual dan pembeli, barang atau jasa yang diperjualbelikan,

dan proses tawar menawar.

Page 127: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

8 | P a g e

Fungsi pasar di antaranya adalah sebagai sarana distribusi, tempat pembentukan

harga, sarana promosi barang-barang baru, dan tempat untuk penyerapan tenaga kerja.

Berdasarkan barang yang diperjualbelikan, pasar dapat dikelompokkan menjadi pasar

barang konsumsi dan pasar barang produksi.

Berdasarkan luasnya kegiatan atau distribusi, pasar dapat dikelompokkan menjadi

pasar lokal, pasar daerah, pasar nasional, dan pasar internasional.

Berdasarkan ketersediaan barang yang diperjualbelikan, pasar dapat dikelompokkan

menjadi pasar konkret dan pasar abstrak.

Berdasarkan waktunya, pasar dikelompokkan menjadi pasar harian, pasar bulanan,

dan pasar tahunan.

Berdasarkan bentuk atau struktur pasar, pasar dikelompokkan menjadi pasar

sempurna dan pasar tidak sempurna.

Berdasarkan sifat pembentukan harga, pasar dikelompokkan menjadi pasar

persaingan, pasar monopoli, pasar duopoli, pasar oligopoli, pasar monopsoni, pasar

duopsoni, dan pasar oligopsoni.

Pasar konkret adalah pasar yang memperjualbelikan barang, dan barangnya ada di

pasar tersebut.

Pada pasar abstrak, barang yang diperjualbelikan tidak ada di pasar tersebut.

Video 1

Video 2

J. Latihan

1. Pasar sebagai sarana memperkenalkan produk tertentu merupakan fungsi ….

a. pembentukan harga c. penyerapan tenaga kerja

b. promosi d. jual beli

2. Pekan Raya Jakarta merupakan jenis pasar….

a. harian c. bulanan

b. mingguan d. tahunan

3. Pasar swalayan merupakan jenis pasar ….

a. konkret c. internasional

b. abstrak d. nasional

4. Pasar dimana barang yang diperjualbelikan berada di tempat lain disebut pasar ….

a. konkret c. internasional

b. abstrak d. nasional

5. Contoh pasar abstrak adalah ….

a. butik c. minimarket

b. pasar induk sayuran d. bursa efek

6. Berikut adalah ciri-ciri pasar tidak sempurna, kecuali ….

a. pembeli tidak mengetahui keadaan pasar

b. penjual tidak mengetahui keadaan pasar

c. barang bersifat homogen

d. barang bersifat heterogen

7. Pasar yang pembentukan harganya ditentukan oleh satu orang atau sekelompok pembeli

disebut pasar….

a. monopoli c. monopsoni

b. duopoli d. duopsoni

Page 128: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

9 | P a g e

8. Berikut adalah ciri-ciri pasar konkret, kecuali….

a. transaksi dilakukan lewat telepon

b. barang tersedia di tempat (pasar)

c. cash and carry

d. pertemuan langsung antara penjual dan pembeli

9. Kegiatan menyalurkan barang atau jasa dari produsen ke konsumen disebut ….

a. produksi c. distribusi

b. konsumsi d. proses

10. Pasar yang memperjualbelikan surat berharga disebut ….

a. pasar konkret c. pasar uang

b. pasar abstrak d. pasar modal

Video untuk test

1. Lembar Penilaian Tugas :

No Nama Siswa Jumlah

Nilai

*) Norma Penilaian :

*) Norma Penilaian :

Jumlah jawaban benar X 10

Mengetahui,

Guru Bidang Studi IPS

( Ulfah Shihah, SEI )

Guru Peneliti ,

( Bayu Purnomo )

Page 129: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA
Page 130: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

BAYU PURNOMO

081293126430

Page 131: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA
Page 132: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA
Page 133: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

Primer

(pokok/utama)

Sekunder (bisa

ditunda/tidak

mendesak)

Tersier (barang

mewah)

Contohnya:

makanan,baju,

rumah.

Lemari es, tv,

dvd,dll.

Lamborghini,

alphard, Ferrari

Page 134: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

Sekarang (yang

harus dipenuhi

segera)

Kebutuhan masa

datang

Contohnya:

makan bagi yg

lapar, obat bagi yg

sakit

Tabungan, asuransi

Page 135: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

Jasmani

(fisik/lahiriah)

Rohani

(jiwa,agama)

Makan,minum,

olahraga

Shalat, puasa.

Page 136: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

Pribadi (individu/

perseorangan)

Kolektif (bersama)

Benda pribadi,

sperti sepatu,

baju, dll

Jalan raya

,jembatan

Page 137: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA
Page 138: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

Faktor ekonomi

Faktor lingkungansosial budaya

Faktor fisik

pendidikan

Kebutuhan org kaya berbeda dgnorg kurang mampu

Sagu bagi org ambon dan berasbagi org jawa

Kebutuhan laki” dan perempuan

Kebutuhan anakMA dan anak Mts

Page 139: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

Sifat alamiah yg tidak pernah puas

Kemajuan di bidang Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi (IPTEK)

Taraf hidup (penghasilan)

Pertambahan penduduk

Page 140: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

Barang

Bisa dilihat, diraba

dan keliatan

fisiknya

(bentuknya)

Jasa

tidak Bisa dilihat

dan diraba tapi

dapat dirasakan

manfaatnya

Page 141: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA
Page 142: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

Barang kongkrit

(nyata,kelihatan

fisiknya)

Barang abstrak

(tidak kelihatan)

Makanan ,

minuman, rumah

Jasa ojek, jasa

tukang jahit

Page 143: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

Barang bebas

(mudah didapat

dan tak terbatas)

Barang ekonomi

(butuh

pengorbanan,

terbatas)

Barang illith

(berlebih)

Air,udara.

Makanan, BBM

Air saat banjir

Page 144: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

Barang subtitusi

(pengganti)

Barang

komplementer

(pelengkap)

Beras dengan

jagung atau sagu

TV dengan antena,

HP dengan pulsa.

Page 145: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

Barang konsumsi

(langsung

pakai,langsung

habis)

Barang produksi

(barang modal)

Pakaian, makanan.

Mesin, motor bagi

tukang ojek.

Page 146: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

Barang bergerak

(yg dapat

dipindahkan)

Barang tetap(tdk

dapat

dipindahkan)

Buku, tas, laptop.

Tanah, rumah,

gedung sekolah.

Page 147: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA
Page 148: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

PASAR

Page 149: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

TEMPAT BERTEMUNYA PENJUAL DAN

PEMBELI,BAIK SECARA LANGSUNG MAUPUN

TIDAK LANGSUNG UNTUK MELAKUKAN JUAL

BELI

Page 150: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

PENJUAL

PEMBELI

TERSEDIANYA BARANG YG DIJUAL-BELIKAN

TERJADI KESEPAKATAN

Page 151: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA
Page 152: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

PASAR KONGKRIT (NYATA,KELIATAN)

PASAR ABSTRAK (TIDAK NYATA,TIDAK

LANGSUNG BERTEMU)

Page 153: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

PASAR BARANG KONSUMSI

EX: PASAR SAYUR, BUAH, IKAN.

PASAR BARANG PRODUKSI

PASAR MESIN, ALAT BERAT, BURSA TENAGA

KERJA

Page 154: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

PASAR HARIAN (SETIAP HARI BUKA)

PASAR MINGGUAN (HANYA SEMINGGU SEKALI),

CONTOH PASAR MALAM, PASAR KAMIS.

PASAR BULANAN( SEBULAN SEKALI)

PASAR TAHUNAN CONTOHNYA: PEKAN RAYA

JAKARTA (PRJ)

Page 155: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

PASAR LOKAL

PASAR NASIONAL

PASAR REGIONAL

PASAR INTERNATIONAL

Page 156: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

PASAR PERSAINGAN TIDAK SEMPURNA

Page 157: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

LAMPIRAN 9

SKOR DATA DIBOBOT

=================

Jumlah Subyek = 16

Jumlah butir = 50

Bobot jwb benar = 1

Bobot jwb salah = 0

Keterangan: data terurut berdasarkan skor (tinggi ke rendah)

Nama berkas: D:\BAYU\PERANGKAT SKRIPSI\VALIDASI DARI 50-20 - COPY.ANA

No Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot

1 TIM 39 11 0 39 39

2 IRHS 36 14 0 36 36

3 DW 34 16 0 34 34

4 FA 33 17 0 33 33

5 AJ 32 18 0 32 32

6 NAKG 32 18 0 32 32

7 WH 30 20 0 30 30

8 SWP 30 20 0 30 30

9 FA2 30 20 0 30 30

10 RNF 30 20 0 30 30

11 HI 29 21 0 29 29

12 MA 29 21 0 29 29

13 AP 27 23 0 27 27

14 STK 26 24 0 26 26

15 AR 25 25 0 25 25

16 NRA 22 28 0 22 22

RELIABILITAS TES

================

Rata2= 30.25

Simpang Baku= 4.20

KorelasiXY= 0.19

Reliabilitas Tes= 0.32

Nama berkas: D:\BAYU\PERANGKAT SKRIPSI\VALIDASI DARI 50-20 - COPY.ANA

No.Urut Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total

1 TIM 16 22 38

2 IRHS 15 20 35

3 DW 14 19 33

4 FA 12 20 32

5 AJ 17 15 32

6 NAKG 13 18 31

7 WH 11 18 29

8 SWP 11 18 29

9 FA2 9 20 29

10 RNF 12 17 29

11 HI 13 15 28

Page 158: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

LAMPIRAN 9

12 MA 13 15 28

13 AP 9 17 26

14 STK 10 15 25

15 AR 13 12 25

16 NRA 9 13 22

DAYA PEMBEDA

============

Jumlah Subyek= 16

Klp atas/bawah(n)= 4

Butir Soal= 50

Nama berkas: D:\BAYU\PERANGKAT SKRIPSI\VALIDASI DARI 50-20 - COPY.ANA

No Butir Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%)

1 4 4 0 0.00

2 0 1 -1 -25.00

3 4 4 0 0.00

4 2 0 2 50.00

5 4 4 0 0.00

6 2 1 1 25.00

7 1 0 1 25.00

8 0 2 -2 -50.00

9 3 0 3 75.00

10 2 1 1 25.00

11 4 4 0 0.00

12 2 1 1 25.00

13 3 3 0 0.00

14 3 2 1 25.00

15 3 2 1 25.00

16 4 3 1 25.00

17 4 2 2 50.00

18 4 3 1 25.00

19 4 4 0 0.00

20 0 0 0 0.00

21 4 2 2 50.00

22 4 4 0 0.00

23 2 1 1 25.00

24 3 1 2 50.00

25 2 2 0 0.00

26 0 2 -2 -50.00

27 3 2 1 25.00

28 1 0 1 25.00

29 2 0 2 50.00

30 4 4 0 0.00

31 2 2 0 0.00

32 1 0 1 25.00

33 4 2 2 50.00

34 1 3 -2 -50.00

35 1 0 1 25.00

Page 159: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

LAMPIRAN 9

36 2 0 2 50.00

37 3 3 0 0.00

38 4 4 0 0.00

39 4 3 1 25.00

40 2 0 2 50.00

41 4 1 3 75.00

42 4 3 1 25.00

43 4 4 0 0.00

44 4 2 2 50.00

45 4 1 3 75.00

46 4 1 3 75.00

47 4 4 0 0.00

48 4 3 1 25.00

49 4 3 1 25.00

50 4 2 2 50.00

TINGKAT KESUKARAN

=================

Jumlah Subyek= 16

Butir Soal= 50

Nama berkas: D:\BAYU\PERANGKAT SKRIPSI\VALIDASI DARI 50-20 - COPY.ANA

No Butir Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran

1 16 100.00 Sangat Mudah

2 1 6.25 Sangat Sukar

3 16 100.00 Sangat Mudah

4 4 25.00 Sukar

5 16 100.00 Sangat Mudah

6 5 31.25 Sedang

7 3 18.75 Sukar

8 3 18.75 Sukar

9 7 43.75 Sedang

10 6 37.50 Sedang

11 13 81.25 Mudah

12 7 43.75 Sedang

13 10 62.50 Sedang

14 10 62.50 Sedang

15 7 43.75 Sedang

16 14 87.50 Sangat Mudah

17 14 87.50 Sangat Mudah

18 14 87.50 Sangat Mudah

19 14 87.50 Sangat Mudah

20 1 6.25 Sangat Sukar

21 13 81.25 Mudah

22 15 93.75 Sangat Mudah

23 4 25.00 Sukar

24 6 37.50 Sedang

25 7 43.75 Sedang

Page 160: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

LAMPIRAN 9

26 4 25.00 Sukar

27 12 75.00 Mudah

28 4 25.00 Sukar

29 3 18.75 Sukar

30 16 100.00 Sangat Mudah

31 10 62.50 Sedang

32 2 12.50 Sangat Sukar

33 13 81.25 Mudah

34 8 50.00 Sedang

35 6 37.50 Sedang

36 6 37.50 Sedang

37 12 75.00 Mudah

38 16 100.00 Sangat Mudah

39 14 87.50 Sangat Mudah

40 3 18.75 Sukar

41 8 50.00 Sedang

42 15 93.75 Sangat Mudah

43 16 100.00 Sangat Mudah

44 12 75.00 Mudah

45 10 62.50 Sedang

46 11 68.75 Sedang

47 16 100.00 Sangat Mudah

48 14 87.50 Sangat Mudah

49 14 87.50 Sangat Mudah

50 13 81.25 Mudah

Page 161: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

LAMPIRAN 10

SKOR DATA DIBOBOT

=================

Jumlah Subyek = 35

Jumlah butir = 20

Bobot jwb benar = 5

Bobot jwb salah = 0

Nama berkas: D:\BAYU\PERANGKAT SKRIPSI\PRETEST SIKLUS.1.ANA

No Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot

1 NMPH 14 6 0 14 70

2 SSA 11 9 0 11 55

3 DAG 12 8 0 12 60

4 MARM 12 8 0 12 60

5 RC 10 10 0 10 50

6 NZZ 13 7 0 13 65

7 NK 9 11 0 9 45

8 PR 11 9 0 11 55

9 AZ 8 12 0 8 40

10 SN 12 8 0 12 60

11 AA 6 14 0 6 30

12 RWA 9 11 0 9 45

13 PA 8 12 0 8 40

14 MM 11 9 0 11 55

15 RFF 10 10 0 10 50

16 NNS 11 9 0 11 55

17 AA2 12 8 0 12 60

18 SSB 10 10 0 10 50

19 FPF 12 8 0 12 60

20 MAM 13 7 0 13 65

21 RDS 10 10 0 10 50

22 SAP 9 11 0 9 45

23 NNB 10 10 0 10 50

24 CM 11 9 0 11 55

25 AAI 11 9 0 11 55

26 HRK 12 8 0 12 60

27 ANA 10 10 0 10 50

28 KNS 10 10 0 10 50

29 SFA 10 10 0 10 50

30 AC 9 11 0 9 45

31 PBM 12 8 0 12 60

32 FSN 11 9 0 11 55

33 SNA 9 11 0 9 45

34 DBD 12 8 0 12 60

35 DS 12 8 0 12 60

Page 162: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

LAMPIRAN 11

SKOR DATA DIBOBOT

=================

Jumlah Subyek = 35

Jumlah butir = 20

Bobot jwb benar = 5

Bobot jwb salah = 0

Nama berkas: D:\BAYU\PERANGKAT SKRIPSI\POSTTEST SIKLUS.1.ANA

No Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot

1 NMPH 14 6 0 14 70

2 SSA 12 8 0 12 60

3 DAG 13 7 0 13 65

4 MARM 16 4 0 16 80

5 RC 16 4 0 16 80

6 NZZ 12 8 0 12 60

7 NK 14 6 0 14 70

8 PR 14 6 0 14 70

9 AZ 17 3 0 17 85

10 SN 14 6 0 14 70

11 AA 13 7 0 13 65

12 RWA 16 4 0 16 80

13 PA 14 6 0 14 70

14 MM 14 6 0 14 70

15 RFF 13 7 0 13 65

16 NNS 13 7 0 13 65

17 AA2 13 7 0 13 65

18 SSB 13 7 0 13 65

19 FPF 15 5 0 15 75

20 MAM 16 4 0 16 80

21 RDS 12 8 0 12 60

22 SAP 15 5 0 15 75

23 NNB 14 6 0 14 70

24 CM 16 4 0 16 80

25 AAI 14 6 0 14 70

26 HRK 12 8 0 12 60

27 ANA 13 7 0 13 65

28 KNS 15 5 0 15 75

29 SFA 15 5 0 15 75

30 AC 13 7 0 13 65

31 PBM 12 8 0 12 60

32 FSN 19 1 0 19 95

33 SNA 15 5 0 15 75

34 DBD 16 4 0 16 80

35 DS 13 7 0 13 65

Page 163: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

LAMPIRAN 12

SKOR DATA DIBOBOT

=================

Jumlah Subyek = 35

Jumlah butir = 20

Bobot jwb benar = 5

Bobot jwb salah = 0

Nama berkas: D:\BAYU\PERANGKAT SKRIPSI\PRETEST SIKLUS.2.ANA

No Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot

1 NMPH 13 7 0 13 65

2 SSA 13 7 0 13 65

3 DAG 13 7 0 13 65

4 MARM 14 6 0 14 70

5 RC 13 7 0 13 65

6 NZZ 12 8 0 12 60

7 NK 12 8 0 12 60

8 PR 14 6 0 14 70

9 AZ 13 7 0 13 65

10 SN 12 8 0 12 60

11 AA 13 7 0 13 65

12 RWA 13 7 0 13 65

13 PA 15 5 0 15 75

14 MM 13 7 0 13 65

15 RFF 13 7 0 13 65

16 NNS 13 7 0 13 65

17 AA2 12 8 0 12 60

18 SSB 13 7 0 13 65

19 FPF 13 7 0 13 65

20 MAM 14 6 0 14 70

21 RDS 13 7 0 13 65

22 SAP 11 9 0 11 55

23 NNB 12 8 0 12 60

24 CM 13 7 0 13 65

25 AAI 11 9 0 11 55

26 HRK 13 7 0 13 65

27 ANA 11 9 0 11 55

28 KNS 11 9 0 11 55

29 SFA 12 8 0 12 60

30 AC 13 7 0 13 65

31 PBM 13 7 0 13 65

32 FSN 14 6 0 14 70

33 SNA 13 7 0 13 65

34 DBD 12 8 0 12 60

35 DS 15 5 0 15 75

Page 164: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

LAMPIRAN 13

SKOR DATA DIBOBOT

=================

Jumlah Subyek = 35

Jumlah butir = 20

Bobot jwb benar = 5

Bobot jwb salah = 0

Nama berkas: D:\BAYU\PERANGKAT SKRIPSI\POSTTEST SIKLUS.2.ANA

No Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot

1 NMPH 17 3 0 17 85

2 SSA 15 5 0 15 75

3 DAG 19 1 0 19 95

4 MARM 18 2 0 18 90

5 RC 15 5 0 15 75

6 NZZ 16 4 0 16 80

7 NK 15 5 0 15 75

8 PR 18 2 0 18 90

9 AZ 17 3 0 17 85

10 SN 15 5 0 15 75

11 AA 18 2 0 18 90

12 RWA 17 3 0 17 85

13 PA 15 5 0 15 75

14 MM 17 3 0 17 85

15 RFF 16 4 0 16 80

16 NNS 18 2 0 18 90

17 AA2 18 2 0 18 90

18 SSB 18 2 0 18 90

19 FPF 16 4 0 16 80

20 MAM 18 2 0 18 90

21 RDS 15 5 0 15 75

22 SAP 15 5 0 15 75

23 NNB 15 5 0 15 75

24 CM 17 3 0 17 85

25 AAI 15 5 0 15 75

26 HRK 16 4 0 16 80

27 ANA 16 4 0 16 80

28 KNS 15 5 0 15 75

29 SFA 16 4 0 16 80

30 AC 17 3 0 17 85

31 PBM 16 4 0 16 80

32 FSN 18 2 0 18 90

33 SNA 17 3 0 17 85

34 DBD 15 5 0 15 75

35 DS 17 3 0 17 85

Page 165: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

Mata Pelajaran :

Kelas : VIII. 1

Semester :

PRE TEST SIK.1 POST TES SIK.1 PRE TEST SIK.2 POST TES SIK.2

SELASA,18-11-2014 KAMIS, 20-11-2014 SELASA, 25-11-2014 KAMIS, 27-11-2014

1 ANA 50 65 0.30 SEDANG 55 80 0.56 SEDANG

2 AA2 60 65 0.13 RENDAH 60 90 0.75 TINGGI

3 AZ 40 85 0.75 TINGGI 65 85 0.57 SEDANG

4 AAI 55 70 0.33 SEDANG 55 75 0.44 SEDANG

5 AA 30 65 0.50 SEDANG 65 90 0.71 TINGGI

6 AC 45 65 0.36 SEDANG 65 85 0.57 SEDANG

7 CM 55 80 0.56 SEDANG 65 85 0.57 SEDANG

8 DS 60 65 0.13 RENDAH 75 85 0.40 SEDANG

9 DBD 60 80 0.50 SEDANG 60 75 0.38 SEDANG

10 DAG 60 65 0.13 RENDAH 65 95 0.86 TINGGI

11 FPF 60 75 0.38 SEDANG 65 80 0.43 SEDANG

12 FSN 55 95 0.89 TINGGI 70 90 0.67 SEDANG

13 HRK 60 60 0.00 RENDAH 65 80 0.43 SEDANG

14 KNS 50 75 0.50 SEDANG 55 75 0.44 SEDANG

15 MM 55 70 0.33 SEDANG 65 85 0.57 SEDANG

16 MARM 60 80 0.50 SEDANG 70 90 0.67 SEDANG

17 MAM 65 80 0.43 SEDANG 70 90 0.67 SEDANG

18 NMPH 70 70 0.00 RENDAH 65 85 0.57 SEDANG

19 NZZ 65 60 -0.14 RENDAH 60 80 0.50 SEDANG

20 NNB 50 70 0.40 SEDANG 60 75 0.38 SEDANG

21 NK 45 70 0.45 SEDANG 60 75 0.38 SEDANG

22 NNS 55 65 0.22 RENDAH 65 90 0.71 TINGGI

23 PA 40 70 0.50 SEDANG 75 75 0.00 RENDAH

24 PR 40 70 0.50 SEDANG 70 90 0.67 SEDANG

25 PBM 60 60 0.00 RENDAH 65 80 0.43 SEDANG

26 RFF 50 65 0.30 SEDANG 65 80 0.43 SEDANG

27 RC 50 80 0.60 SEDANG 65 75 0.29 RENDAH

28 RWA 45 80 0.64 SEDANG 65 85 0.57 SEDANG

29 RDS 50 60 0.20 RENDAH 65 75 0.29 RENDAH

30 SNA 60 75 0.38 SEDANG 65 85 0.57 SEDANG

Kriteria

DAFTAR NILAI SISWA/I MTS. ANNAJAH

TAHUN PELAJARAN : 2014/2015

NO Nama N-GAIN N-GAINKriteria

Page 166: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

31 SSB 50 65 0.30 SEDANG 65 90 0.71 TINGGI

32 SFA 50 75 0.50 SEDANG 60 80 0.50 SEDANG

33 SSA 55 60 0.11 RENDAH 65 75 0.29 RENDAH

34 SAP 45 75 0.55 SEDANG 55 75 0.44 SEDANG

35 SNA 45 75 0.55 SEDANG 65 85 0.57 SEDANG

1845 2485 2245 2890

52.7 71.0 64.1 82.6

70 95 75 95

30 60 55 75

55 70 65 85

60 65 65 75

8.52 8.21 4.92 6.11

72.56 67.35 24.24 37.31

0% 40% 6% 100%

STANDAR DEVIASI

VARIANS

PROSENTASE KETUNTASAN (KKM 75)

JUMLAH

RATA-RATA

NILAI TERTINGGI

NILAI TERENDAH

MEDIAN

MODUS

Page 167: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

NO

1 NAMA SEKOLAH : MTS ANNAJAH

2 NO. POKOK MADRASAH : 20102767

3 N S S : 121231740009

4 PROPINSI : DKI

5 KECAMATAN : PESANGGRAHAN

6 DESA / KELURAHAN : PETUKANGAN SELATAN

7 JALAN DAN NOMOR : CILEDUG RAYA NO. 10

8 KODE POS : 12270

9 TELEPON : 021 7374045

10 FAKSIMILE : 737 4045

11 DAERAH : PERKOTAAN

12 STATUS SEKOLAH : SWASTA

13 KELOMPOK SEKOLAH : INTI

14 AKREDITASI : A

15 SURAT KEPUTUSAN / SK : KANWIL DEPAG DKI JAKARTA

16 PENERBIT SK /

DITANDA TANGANI OLEH : KEPALA KANWIL DEPAG DKI JAKARTA

17 TAHUN BERDIRI : 1960

18 TAHUN PERUBAHAN :

19 KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR : PAGI

20 BANGUNAN SEKOLAH : MILIK SENDIRI

21 LUAS BANGUNAN : 4000

22 LOKASI SEKOLAH : KOTA

23 JARAK KEPUSAT KECAMATAN : -+ 2 KM

24 TERLETAK PADA LINTASAN : KECAMATAN

25 JUMLAH KE ANGGOTAAN RAYON : 8 ANGGOTA

26 ORGANISASI PENYELENGGARA : YAYASAN

Jakarta, 3 Okttober 2013

Kepala Madrasah

Drs.H.Sam'unal Ghozi

IDENTITAS SEKOLAH

PROFIL MADRASAH'

Page 168: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

No. Nama L/P Tempat/tgl lahir Pendidikan Mulai Tugas Jabatan Bidang studi Alamat

1 Drs. Sam’unal Ghozi L Jakarta, 23-08-1968 S.1 IAIN 1990/1991 Kep.sekolah Fiqih Petukangan Utara

2 Nurhadi, S.Pd L Jakarta, 07-05-1967 S.1 Al-Aqidah 2011/2012 W.Kep.Sek SBK Petukangan Utara

3 Ulfah Shihah, S.Ei P Jakarta, 31-05-1979 S.1 UIN 2000/2001 W.Kep.Sek IPS Ulujami

4 Hadromi, S.Ag L Tulung Agung, 24-04-1960 S.1 IAIN 1990/1991 Wali kelas Bhs.Arab Cipadu Poncol, Larangan

5 Drs.H. Basyaruddin Rasid L Tangerang, 09-09-1959 S.1UMJ 1985/1986 Wali kelas IPS,PPKN,BP Kreo Selatan, Banten

6 Drs.Nurali L Jakarta, 12-02-1958 S.1 IAIN 1990/1991 Wali kelas Qurdis, Aqidah, Fiqih Petukangan Utara

7 Yunita Titi Wahyuni, S.pd P Jakarta, 01-11-1978 S.1 UHAMKA 2000/2001 Wali kelas IPA Kreo Selatan, Banten

8 Ahmad Fauzi, S.Pd L Tangerang, 21-11-1979 S.1 UHAMKA 2002/2003 Wali kelas Bhs.Indonesia Karang Tengah, Tangerang

9 Imawati, S.Pd P Purworejo, 14-07-1978 S.1 UHAMKA 2001/2002 Wali kelas Matematika Petukangan Selatan

10 Suryadi, S.Thi L Jakarta, 25-12-1980 S.1 UIN 2005/2006 Wali kelas Qurdis,Sharaf, Fiqih Ulujami

11 Sunarsih, S.Pd P Kuningan, 26-06-1960 S.1 UHAMKA 1985/1987 Wali kelas Matematika, IPA Petukangan Utara

12 Lutfiah, S.Pdi P Jakarta, 24-03-1983 S.1 IAIN 2004/2005 Wali kelas Akidah Akhlak,SKI Petukangan Selatan

13 Asep Djakamaya L Jakarta, 09-02-1950 D.2 IKIP 2001/2002 Wali kelas Penjas Petukangan Utara

14 H. Moh. Yamin, BA L Jakarta, 20-02-1950 SM IAIN 1976/1977 Guru Bhs.Inggris Ulujami Pesanggrahan

15 M. Guntur, S.Pd L Jakarta, 19-09-1982 S.1 UHAMKA 2008/2009 Wali Kelas Bhs. Indonesia Petukangan Utara

16 Ilfa Rianti, S.Pd P Cupak,16-01-1982 S.1 UMMY 2008/2009 Wali Kelas Bhs. Inggris Gg. H.Buang Ulujami

17 Siti Nur Vadilah S.Pd P Jakarta, 07-11-1988 S.1 UIN 2011/2012 Wali Kelas Bhs. Inggris, PKN Jl.Kebon Kelapa Keb.Lama

18 Tatang, S.Pd L Sumedang, 20-12-1968 S.1.FIK.UNJ 2011/2012 Guru Penjaskes Villa Mutiara Serpong F1.No.8

19 Kurnia Sari, S.Pd P Jakarta, 11-8-1988 S.1 F.MIPA.UNJ 2012/2013 Guru Matematika, IPA, SBK Ulujami Pesanggrahan

20 Warsono, S.Pd L Banyumas, 20-12-1969 S.1 IKIP M 2011/2012 Guru Bhs. Indonesia VTR,FH 2/3 Tangerang

21 Devyana Anggraeni L Jakarta, 02-09-1994 SMA 2014/2015 TU.Keuangan - Jl Bahagia kreo Selatan

22 Naily Hidayati, S.Pd p Jakarta, 05-02-92 S1 UIN 2014/2015 TU.Adm - Petukangan Utara

23 Rizki Faizul Awwal L Jakarta, 23-11-1991 SMA 2014/2015 TU/Adm - Peninggaran

24 Widiasti Rahayu, S.Pd P Pacitan, 27-10-1984 UIN 2008/2009 Wali kelas IPA Larangan Selatan

25 Farida Indriani, S.Psi P Jakarta, 25 Desember 1981 S.1 UIN 2010/2011 Guru BP BP Tanah Seratus ciledug

26 Virdia Amalia, S.Pd P Tangerang, 11 Januari 1991 S.1 UIN 2012/2013 Operator TIK - Parung Serab Ciledug

27 Ahmad Zailani, S.IP L Jakarta, 25 Mei 1977 Budi Luhur 2013/2014 Guru PKn,SKI,SBK Gaga Larangan Ciledug

28 Dede Syarifah, S.PdI P Tangerang, 10 Sept 1989 UIN 2013/2014 Guru Bhs.Arab Jl.Mukhtar Raya Kreo Ciledug

Robby Saputra L

29 Fauzi L Cirebon, 10-09-1979 SMA 2007/2008 Karyawan - Petukangan Utara

30 Jamal L Jakarta, 04-01-81 SMK 2008/2009 Security - Jl.Damai Rt.11/05 pet.Selatan

31 H.Umar L Jakarta, 19-07-1972 MTs 2011/2012 Security - Merak IV. Rt.O5 Pet.Selatan

DAFTAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Page 169: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

32 Uda Rusdana L Kuningan, 11-10-1979 SD 2011/2012 OB - Petukangan Selatan

33 Mustopa L Tangerang,12-4-1982 SMA 2011/2012 OB - Pondok Aren

34 Yuyun P Jakarta,05-08-1967 SMEA 2011/2012 Juru Masak - Jl. H.Najih Rt.05/05 Kreo

Jakarta, 25 November 2014

Kepala Sekolah

Drs. H. Sam'unal Ghozi

Page 170: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

LAMPIRAN 16

Page 171: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Bayu Purnomo. Dilahirkan di Jakarta pada tanggal 29 Januari

1991. Anak ketiga dari empat bersaudara dari Bapak Rachmat

Sudjono dan Ibu Rodiah. Pendidikan formal yang pernah ditempuh

adalah SDN 05 Cengkareng Barat Pagi dan lulus tahun 2002, pada

tahun yang sama masuk SLTP Negeri 45 Jakarta dan lulus pada tahun

2005, kemudian melanjutkan ke SMA Negeri 84 Jakarta dan lulus tahun

2008.

Selain aktif kuliah juga aktif dibeberapa organisasi yaitu menjadi

Ketua Komda FITK periode 2009, staf Kesekretariatan LDK UIN SYAHID

periode 2010, dan Relawan Lembaga Kemanusiaan ESQ 165 hingga saat ini.

Page 172: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA

LAMPIRAN 18

Page 173: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA
Page 174: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA
Page 175: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA
Page 176: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA
Page 177: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA
Page 178: PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY INQUIRYrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43495/1/BAYU PURNOMO... · PENERAPAN METODE PENGAJARAN DISCOVERY – INQUIRY PADA MATA