Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA
PESERTA DIDIK KELAS XI IPA MAN MANGGARAI BARAT
SKRIPSI
Oleh Irma Sari Defi
NIM 10539 1368 15
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA 2020
i
PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA
PESERTA DIDIK KELAS XI IPA MAN MANGGARAI BARAT
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Prodi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
Irma Sari Defi
NIM 10539 1368 15
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA 2020
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Selagi ada usaha,
Sesulit apapun pasti bisa
Kupersembahkan karya ini buat:
Kedua orang tuaku, saudaraku, sahabatku,
atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulis
mewujudkan harapan menjadi kenyataan.
vii
ABSTRAK
Irma Sari Defi. 2019. Penerapan Model Discovery Learning terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas XI IPA MAN Manggarai Barat. Skripsi. Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I: H. Abd. Samad dan Pembimbing II: Yusri Handayani.
Masalah utama dalam penelitian ini yaitu rendahnya hasil belajar fisika peserta didik kelas XI IPA MAN Manggarai Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Besarnya hasil belajar fisika peserta didik kelas XI IPA MAN Manggarai Barat sebelum diajar melalui model discovery learning, (2) Besarnya hasil belajar fisika peserta didik kelas XI IPA MAN Manggarai Barat setelah diajar melalui model discovery learning, dan (3) Peningkatan hasil belajar fisika peserta didik kelas XI IPA MAN Manggarai Barat setelah diajar melalui model discovery learning.
Penelitian ini merupakan penelitian pre-eksperimental (Pra-Eksperimen) dengan menggunakan one group pretest posttest design dengan melibatkan variabel bebas yaitu model discovery learning dan variabel terikat yaitu hasil belajar fisika peserta didik. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI IPA MAN Manggarai Barat yang terdiri dari 2 kelas dengan sampel yaitu kelas XI IPA 2 sebanyak 25 orang.
Hasil analisis deskriptif menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar fisika peserta didik kelas XI IPA 2 sebelum diajar melalui model discovery learning sebesar 11,80 dengan standar deviasinya sebesar 2,87 dan setelah diajar melalui model discovery learning sebesar 17,60 dengan standar deviasinya sebesar 2,84. Adapun besar peningkatan hasil belajar fisika kelas XI IPA 2 setelah diajar melalui model discovery learning dilihat dari nilai rata-rata N-Gain Ternormalisasi sebesar 0,57 berada dalam kriteria sedang.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Model Discovery Learning dapat Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas XI IPA MAN Manggarai Barat.
Adapun kesulitan pada saat penelitian yaitu waktu yang digunakan sangat terbatas sedangkan dalam penerapan model discovery learning ini memerlukan waktu yang banyak. Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya materi yang akan disampaikan jangan terlalu banyak sehingga waktu yang digunakan bisa diatur dengan baik.
Kata kunci: discovery learning, hasil belajar
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala bentuk pujian hanya milik Allah SWT yang telah
memberikan nikmat, rahmat dan taufik-Nya disetiap perjalanan hidup dalam
menempuh pendidikan. Salawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi
Muhammad Saw, Nabi yang menggulung tikar-tikar kejahiliaan dan
membentangkan permadani-permadani keislaman. Skripsi ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana S1 dengan judul
“Penerapan Model Discovery Learning terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta
Didik Kelas XI IPA MAN Manggarai Barat” pada Prodi Pendidikan Fisika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Begitu banyak pengalaman yang menjadi sebuah pelajaran bagi penulis
dalam mengerjakan skripsi ini. Tidak sedikit kendala dan hambatan yang penulis
hadapi, namun berkat ketabahan, kesabaran, dan keikhlasan serta kerja keras
disertai bantuan dan doa dari berbagai pihak yang memberikan dukungan baik
moril maupun material sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan
baik.
Secara khusus hendak penulis sampaikan terima kasih yang tak terhingga
kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Abdurahman dan Ibunda Sardewi yang
sangat berjasa dan senantiasa membesarkan, merawat memberikan pendidikan
sampai pada jenjang saat ini, mendoakan, memberikan semangat dan motivasi
serta bantuan baik moril maupun materil. Demikian pula, penulis mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Drs. H. Abd Samad, M.Si. selaku dosen pembimbing I
dan Ibu Yusri Handayani, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing II, yang telah
ix
memberikan bimbingan, arahan serta motivasi sejak awal penyusunan proposal
hingga selesainya skripsi ini.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada;
Bapak Prof. Dr. H. Abdul Rahman Rahim, S.E., M.M. selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar, Bapak Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D. selaku Dekan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan Ibu Dr. Nurlina, S.Si., M.Pd. selaku
Ketua Prodi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar serta seluruh dosen dan para staf pegawai
dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian
ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada
Bapak Drs. H. Sahamad H Yusuf. selaku Kepala Sekolah, guru, staf MAN
Manggarai Barat, dan Ibu St Aminah, S.Pd. selaku guru bidang studi fisika MAN
Manggarai Barat yang telah memberikan izin dan bantuan untuk melakukan
penelitian. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada saudara, sahabat, serta
teman-teman seperjuangan yang berjasa baik secara langsung maupun tidak
langsung, membantu kelancaran dalam penulisan skripsi ini.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa
mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak.
Mudah-mudahan dapat memberi manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri
pribadi penulis. Amin.
Makassar, Februari 2020
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN....................................................................................... iv SURAT PERJANJIAN ........................................................................................... v MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vi ABSTRAK.............................................................................................................vii KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii DAFTAR ISI............................................................................................................x DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4 D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................ 6
A. Kajian Pustaka ............................................................................ 6 1. Model Pembelajaran ............................................................. 6 2. Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) ....... 6 3. Hasil Belajar ....................................................................... 10 4. Hasil Belajar Fisika ............................................................. 16
B. Kerangka Pikir .......................................................................... 16 BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 19
A. Rancangan Penelitian ................................................................ 19 1. Jenis Penelitian ................................................................... 19 2. Lokasi Penelitian ................................................................ 19
B. Variabel dan Desain Penelitian ................................................. 19 1. Variabel Penelitian.............................................................. 19 2. Desain Penelitian ................................................................ 19
xi
C. Populasi dan Sampel ................................................................. 20 1. Populasi Penelitian.............................................................. 20 2. Sampel Penelitian ............................................................... 20
D. Definisi Operasional Variabel .................................................. 20 1. Model Discovery Learning ................................................. 20 2. Hasil Belajar Fisika Peserta Didik ...................................... 21
E. Instrumen Penelitian ................................................................. 21 1. Validitas .............................................................................. 21 2. Reliabilitas .......................................................................... 22
F. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 23 G. Teknik Analisis Data ................................................................ 25
1. Analisis Deskriptif .............................................................. 25 2. Uji N-Gain .......................................................................... 26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 27
A. Hasil Penelitian ......................................................................... 27 B. Pembahasan .............................................................................. 33
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 36
A. Simpulan ................................................................................... 36 B. Saran ......................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 38 LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Desain Penelitian..................................................................................20 Tabel 3.2 Koefisien Reliabilitas...........................................................................23 Tabel 3.3 Kriteria Gain........................................................................................26 Tabel 4.1 Skor Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Sebelum Diajar dengan
Model Discovery Learning pada Kelas XI IPA 2 MAN Manggarai Barat........................................................................27
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Fisika
Peserta Didik Kelas XI IPA 2 MAN Manggarai Barat pada Pretest..................................................................................................28
Tabel 4.3 Skor Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Setelah Diajar dengan
Model Discovery Learning pada Kelas XI IPA 2 MAN Manggarai Barat........................................................................30
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Fisika
Peserta Didik Kelas XI IPA 2 MAN Manggarai Barat pada Posttest................................................................................................31
Tabel 4.5 Distribusi dan Persentase Perolehan Gain Ternormalisasi
Peserta Didik.......................................................................................33
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir .................................................................... 18 Gambar 4.1 Distribusi Frekuensi Kumulatif dan Persentase Skor Hasil
Belajar Fisika Peserta Didik Kelas XI IPA 2 MAN Manggarai Barat pada Pretest ....................................................... 29
Gambar 4.2 Distribusi Frekuensi Kumulatif dan Persentasi Skor Hasil
Belajar Fisika Peserta Didik Kelas XI IPA 2 MAN
Manggarai Barat pada Posttest.......................................................32
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( ) ........................................................ 41
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( ) ........................................................ 47
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( ) ........................................................ 54
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( ) ........................................................ 61
Buku Ajar.............. ................................................................................................ 68
Lembar Kerja Peserta Didik ( ) .................................................................. 90
Lembar Kerja Peserta Didik ( ) .................................................................. 93
Lembar Kerja Peserta Didik ( ) .................................................................. 96
Lembar Kerja Peserta Didik ( ) .................................................................. 99
Instrumen Tes.... .................................................................................................. 102
Tabel r..................................................................................................................112
Validasi Instrumen .............................................................................................. 113
Reliabilitas Instrumen ......................................................................................... 123
Instrumen Tes Setelah divalidasi ........................................................................ 131
Analisis Deskriptif .............................................................................................. 135
Uji N-Gain........... ................................................................................................ 141
Dokumentasi........................................................................................................143
Lembar Validasi Perangkat Pembelajaran oleh Validator .................................. 145
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hak bagi setiap warga negara, karena pendidikan
memiliki peranan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup dan masa
depan seseorang. Hal tersebut diatur dalam UUD 1945 pasal 31 bahwa setiap
warga negara berhak memperoleh pendidikan dan wajib mengikuti
pendidikan dasar dan pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu
sistem pendidikan nasional.
Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut maka di sekolah-sekolah
diadakan suatu pembelajaran pada berbagai bidang studi, salah satunya
adalah bidang studi fisika.
Fisika adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan alam (IPA) yang
banyak digunakan sebagai dasar bagi ilmu-ilmu lain. Fisika mempelajari
materi, energi, dan fenomena atau kejadian alam, baik yang bersifat
makroskopis maupun mikroskopis yang melibatkan proses atau sikap ilmiah.
Ketika belajar fisika peserta didik akan dikenalkan tentang produk fisika
berupa materi, konsep, asas, teori, prinsip dan hukum-hukum fisika. Peserta
didik juga akan diajarkan untuk bereksperimen di dalam laboratorium atau di
luar laboratorium sebagai proses ilmiah untuk memahami berbagai pokok
1
2
bahasan fisika. Dalam proses pembelajaran fisika, peserta didik tidak hanya
membaca, mendengarkan dan mengerjakan apa yang diberikan oleh guru,
melainkan peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk membuktikan
kebenaran dari teori yang ada dan diberi kesempatan untuk menemukan
sesuatu yang baru dengan cara berdiskusi, melakukan penyelidikan
(eksperimen), dan bekerja sama. Namun demikian, fisika merupakan bidang
studi yang tidak menjadi favorit bagi peserta didik karena kebanyakan peserta
didik menganggap fisika itu sulit. Oleh sebab itu, pada pembelajaran fisika di
sekolah banyak menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari hasil belajar fisika
peserta didik lebih rendah dibandingkan dengan hasil belajar mata pelajaran
lainnya.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di MAN Manggarai
Barat, melalui wawancara dan melihat dari hasil ujian akhir semester (UAS)
peserta didik pada tahun ajaran 2018/2019 masih banyak peserta didik di
bawah KKM yaitu 70 secara individual. Dari 48 jumlah peserta didik hanya
19 orang atau sebanyak 39,58% peserta didik yang berada di atas KKM dan
29 orang atau sebanyak 60,42% peserta didik masih memperoleh nilai di
bawah KKM sedangkan nilai rata-rata hasil belajar peserta didik sebesar
62,08. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa hasil belajar fisika
peserta didik masih rendah.
Salah satu model yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik
melalui penalaran, menemukan sesuatu untuk dirinya yaitu dengan
menerapkan model discovery learning (pembelajaran penemuan). Hal ini
sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh (Rizka Hartami Putri, dkk
3
2017) dengan judul “Pengaruh Model Discovery Learning terhadap Motivasi
Belajar dan Hasil Belajar Fisika Peserta Didik MAN Bondowoso” yang
menyimpulkan bahwa model discovery learning berpengaruh signifikan
terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran fisika di MAN Bondowoso.
Di mana nilai rata-rata hasil belajar kelas eksperimen sebesar 75,63
sedangkan nilai rata-rata hasil belajar kelas kontrol sebesar 54,22.
Model discovery learning dikembangkan oleh Jerome Bruner,
merupakan sebuah model pengajaran yang dirancang dengan tujuan untuk
membantu peserta didik mengembangkan kemampuan berfikir dan
mengembangkan kemampuan dalam memecahkan masalah dalam kehidupan
sehari-hari, kebutuhan akan keterlibatan aktif peserta didik dalam proses
belajar dan keyakinan bahwa pembelajaran sejati terjadi melalui penemuan
pribadi. Model ini mengacu kepada teori belajar yang didefinisikan sebagai
proses pembelajaran yang terjadi bila peserta didik tidak disajikan dengan
pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan peserta didik
mengorganisasi sendiri.
Model discovery learning lebih menekankan pada ditemukannya
konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Masalah yang
diberikan kepada peserta didik adalah masalah yang direkayasa oleh guru.
Dalam mengaplikasikan model discovery learning guru berperan sebagai
pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
belajar secara aktif, guru dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan
belajar peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran.
4
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti bermaksud untuk melakukan
penelitian dengan judul “Penerapan Model Discovery Learning terhadap
Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas XI IPA MAN Manggarai
Barat”.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Seberapa besar hasil belajar fisika peserta didik kelas XI IPA MAN
Manggarai Barat sebelum diajar melalui model discovery learning?
2. Seberapa besar hasil belajar fisika peserta didik kelas XI IPA MAN
Manggarai Barat setelah diajar melalui model discovery learning?
3. Seberapa besar peningkatan hasil belajar fisika peserta didik kelas XI
IPA MAN Manggarai Barat setelah diajar melalui model discovery
learning?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai
pada penelitian ini adalah:
1. Untuk mendeskripsikan besarnya hasil belajar fisika peserta didik kelas
XI IPA MAN Manggarai Barat sebelum diajar melalui model discovery
learning.
2. Untuk mendeskripsikan besarnya hasil belajar fisika peserta didik kelas
XI IPA MAN Manggarai Barat setelah diajar melalui model discovery
learning.
5
3. Untuk mendeskripsikan besarnya peningkatan hasil belajar fisika peserta
didik kelas XI IPA MAN Manggarai Barat setelah diajar melalui model
discovery learning.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peserta didik
Diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar fisika, tidak menganggap
fisika sulit dan termotivasi untuk belajar fisika.
2. Bagi guru
Diharapkan dengan menggunakan model discovery learning guru dapat
menyelesaikan permasalahan di kelas terutama dapat meningkatkan hasil
belajar fisika peserta didik.
3. Bagi sekolah
Diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan mutu dan kualitas
pembelajaran di sekolah.
4. Bagi peneliti
Diharapkan melakukan pengalaman langsung dengan menggunakan
model discovery learning untuk meningkatkan hasil belajar fisika peserta
didik.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Model Pembelajaran
Model merupakan kerangka konseptual yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan suatu kegiatan. Model dapat dipahami juga
sebagai gambaran tentang keadaan sesungguhnya. Berangkat dari
pemahaman tersebut, maka model pembelajaran dapat dipahami sebagai
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dan terencana
dalam mengorganisasikan proses pembelajaran peserta didik sehingga tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif.
Model pembelajaran juga dapat dipahami sebagai blueprint guru dalam
mempersiapkan dan melaksanakan proses pembelajaran. Model pembelajaran
berfungsi sebagai pedoman bagi perancang kurikulum maupun guru dalam
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran di kelas, oleh Setiani
dan Donni Juni Priansa (2015: 150).
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
adalah suatu pedoman dalam pembelajaran.
2. Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)
a. Pengertian Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)
Setiani dan Donni Juni Priansa (2015: 214) menyatakan bahwa pembelajaran penemuan adalah metode mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga peserta didik memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri.
6
7
Menurut Rahmiati, dkk. (2017: 268-269) Discovery learning
merupakan suatu proses belajar yang mana konsep pembelajaran itu tidak
langsung disajikan, tetapi peserta didik diminta untuk mendapatkan
sendiri konsepnya sehingga peserta didik dapat menemukan konsep/
informasi baru.
Sedangkan, menurut Widiasworo (2018: 146) Discovery learning merupakan model pembelajaran yang menekankan peserta didik untuk menemukan sendiri konsep pengetahuannya. Dalam proses menemukan, peserta didik dibimbing untuk melakukan serangkaian tahap pembelajaran mulai dari mengamati hingga mengorganisasikan hasil penemuannya menjadi suatu konsep pengetahuan.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa model
discovery learning adalah proses pembelajaran yang terjadi apabila guru
tidak secara langsung menyajikan bahan atau materi pembelajaran, tetapi
peserta didik didorong dapat menemukan sendiri sesuatu yang belum
diketahuinya.
b. Tahapan-Tahapan Pembelajaran Penemuan (Discovery
Learning)
Dalam implementasi pembelajaran penemuan terdapat tahapan atau
prosedur yang harus dilakukan sebagai berikut:
1) Stimulation (Stimulasi/ Pemberian Rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini peserta didik dihadapkan pada
sesuatu yang menimbulkan kebingungan, kemudian dilanjutkan dan
tidak memberi generalisasi agar timbul keinginan untuk menyelidiki
sendiri. Guru dalam tahap ini bertanya dengan menyajikan masalah
atau meminta peserta didik agar membaca dan mendengarkan uraian
yang memuat permasalahan. Perangsangan pada tahap ini berfungsi
8
dalam menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat
mengembangkan dan membantu peserta didik untuk mengeksplorasi
materi pelajaran.
2) Problem Statement (Pernyataan Masalah)
Setelah dilakukan stimulasi langkah berikutnya dimana guru
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi
sebanyak-banyaknya agenda masalah yang relevan dengan materi
pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam
bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pernyataan masalah).
3) Data Collection (Pengumpulan Data)
Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk mengumpulkan informasi sebanyak
mungkin yang relevan dengan bahan pelajaran untuk membuktikan
benar atau tidaknya hipotesis. Pada tahap ini, peserta didik berfungsi
untuk menjawab terhadap pertanyaan-pertanyaan dan membuktikan
kebenaran hipotesis, dengan demikian peserta didik diberi
kesempatan untuk mengumpulkan (collection) dari berbagai
informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek,
wawancara dengan nara sumber, serta melakukan uji coba.
4) Data Processing (Pemrosesan Data)
Pemrosesan data merupakan kegiatan mengolah data dan
informasi yang telah diperoleh peserta didik, baik melalui
wawancara, observasi, maupun cara-cara yang mungkin. Pemrosesan
data disebut juga dengan proses kodifikasi/ kategorisasi yang
9
berfungsi untuk pembentukan konsep dan generalisasi. Dari
generalisasi tersebut peserta didik akan mendapatkan pengetahuan
baru tentang alternatif jawaban/ penyelesaian yang perlu mendapat
pembuktian secara logis dan terpercaya.
5) Verification (Verifikasi)
Verifikasi bertujuan agar proses belajar mampu berjalan dengan
baik/ lancar dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau
pemahaman melalui contoh-contoh yang mereka jumpai dalam
kehidupannya sehari-hari.
6) Generalization (Generalisasi/ Menarik Kesimpulan)
Tahap generalisasi atau menarik simpulan merupakan proses
menarik, sebab dengan sebuah simpulan dapat dijadikan prinsip
umum dan berlaku untuk menemukan kejadian atau masalah yang
sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi. Tahap ini juga identif
dengan dirumuskannya kata-kata prinsip-prinsip yang mendasari
generalisasi.
c. Kelebihan Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)
Adapun kelebihan-kelebihan pembelajaran penemuan (discovery
learning) menurut Setiani dan Donni Juni Priansa (2015: 224) adalah
sebagai berikut:
1) Mampu meningkatkan kemampuan peserta didik untuk memecahkan
masalah (problem solving)
2) Mampu meningkatkan motivasi
10
3) Mendorong keterlibatan keaktifan peserta didik
4) Peserta didik aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Sebab ia
berpikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil
akhir
5) Menimbulkan rasa puas bagi peserta didik. Kepuasan batin ini
mendorong ingin melakukan penemuan lagi sehingga minat
belajarnya meningkat
6) Peserta didik dapat mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks
7) Melatih peserta didik belajar mandiri.
d. Kekurangan Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)
Adapun kekurangan-kekurangan pembelajaran penemuan (discovery
learning) menurut Setiani dan Donni Juni Priansa (2015: 224) adalah
sebagai berikut:
1) Guru merasa gagal mendeteksi masalah dan adanya kesalahpahaman
antara guru dengan peserta didik
2) Menyita waktu banyak.
3) Menyita pekerjaan guru
4) Tidak semua peserta didik mampu melakukan penemuan
5) Tidak berlaku untuk semua topik.
3. Hasil Belajar
Menurut Susanto (2016: 5), Hasil belajar dapat diartikan sebagai
tingkat keberhasilan peserta didik dalam mempelajari materi-materi
pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari
hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.
11
Sedangkan, menurut Nurdin (2017: 196), Hasil belajar merupakan
kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik akibat dari kegiatan
belajar mengajar yang berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif
dan psikomotor.
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah kemampuan dan nilai akhir yang diperoleh peserta didik setelah
melalui kegiatan belajar.
Sudjana (2017: 22-28) menyatakan bahwa dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan intruksional, menggunakan klsifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris. Ranah pengetahuan yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan
atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Kedua
aspek pertama disebut pengetahuan tingkat rendah dan keempat aspek
berikutnya termasuk pengetahuan tingkat tinggi.
Ranah sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban
atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
Ranah keterampilan terdiri dari enam aspek, yakni gerakan refleks,
keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau
ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan
interpretati.
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Diantara
ketiga ranah itu, ranah pengetahuan yang paling banyak dinilai oleh para
guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para peserta didik
dalam menguasai isi bahan pengajaran.
12
a. Ranah kognitif
1) Tipe hasil belajar: Pengetahuan
Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata
knowledge dalam taksonomi Bloom. Namun, maknanya tidak
sepenuhnya tepat sebab dalam istilah tersebut termasuk pula
pengetahuan faktual disamping pengetahuan hafalan atau untuk
diingat .
2) Tipe hasil belajar: Pemahaman
Tipe belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan adalah
pemahaman. Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya
sendiri sesuai yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain
dari yang telah dicontohkan, atau menggunakan petunjuk penerapan
pada kasus lain.
Selanjutnya dalam taksonomi Bloom dikatakan bahwa,
kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi daripada
pengetahuan. Oleh sebab itu, tidaklah berarti bahwa pengetahuan
tidak perlu ditanyakan sebab untuk apa dipahami perlu terlebih
dahulu mengetahui dengan benar.
3) Tipe hasil belajar: Aplikasi
Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau
situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori atau
petunjuk teknis. Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut
aplikasi.
13
Dengan mengulang-ulang menerapkannya pada situasi lama
akan beralih menjadi pengetahuan hafalan atau keterampilan. Suatu
situasi akan tetap dilihat sebagai situasi baru bila tetap terjadi proses
pemecahan masalah. Kecuali itu, ada satu unsur lagi yang perlu
masuk, yaitu abstraksi tersebut perlu berupa prinsip atau
generalisasi, yakni sesuatu yang umum sifatnya untuk diterapkan
pada situasi khusus.
4) Tipe hasil belajar: Analisis
Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-
unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan susunannya.
Analisis merupakan kecakapan yang kompleks yang memanfaatkan
kecakapan dari ketiga tipe sebelumnya.
Oleh sebab itu, dengan analisis diharapkan seseorang memiliki
pemahaman yang komprehensif dan dapat memilahkan keadaan
menjadi bagian-bagian yang tetap terpadu, untuk beberapa hal
memahami prosesnya, untuk hal lain memahami cara bekerjanya,
dan dengan memahami sistematikanya.
5) Tipe hasil belajar: Sintesis
Berpikir sintesis adalah berpikir divergen. Dalam berpikir
divergen pemecahan atau jawabannya belum dapat dipastikan.
Mensistematiskan unit-unit tersebar tidak sama dengan
mengumpulkannya ke dalam satu kelompok besar.
14
6) Tipe hasil belajar: Evaluasi
Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang
mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan,
metode, material, dll. Dari segi tersebut maka dalam evaluasi perlu
adanya suatu kriteria atau standar tertentu.
b. Ranah sikap
Ada beberapa jenis kategori ranah sikap sebagai hasil belajar.
Kategorinya dimulai dari tingkat yang dasar atau sederhana sampai
tingkat yang kompleks.
1) Reciving/ attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima
rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang kepada peserta
didik dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dan lain-lain.
2) Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh
seseorang terdapat stimulasi yang datang dari luar. Hal ini
mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam
menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya.
3) Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan
terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk
di dalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang, atau
pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap
nilai tersebut.
4) Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem
organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain,
pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Yang
15
termasuk ke dalamnya adalah konsep tentang nilai, organisasi
sistem nilai dan lain-lain.
5) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan
semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang
mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Ke
dalamnya termasuk keseluruhan nilai dan karakteristiknya.
c. Ranah keterampilan
Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan
(skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkat
keterampilan, yakni:
1) Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar)
2) Keterampilan pada gerakan-gerakan sadar
3) Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan
visual, membedakan auditif, motoris, dan lain-lain
4) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan,
dan ketepatan
5) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana
sampai pada keterampilan yang kompleks
6) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi.
Dari penjelasan diatas, maka indikator hasil belajar yang digunakan
pada penelitian ini yaitu pada ranah kognitif (pengetahuan),
(pemahaman), (aplikasi), dan (analisis).
16
4. Hasil Belajar Fisika
Menurut Nurdin (2017:197), Hasil belajar fisika merupakan kemampuan-
kemampuan yang dimiliki peserta didik akibat dari kegiatan belajar mengajar
yang berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor setelah
kegiatan belajar mengajar dalam pembelajaran fisika.
Sedangkan, menurut Idaramatasia (2017: 94), Hasil belajar fisika adalah
hasil penilaian guru terhadap peserta didik untuk mengetahui seberapa jauh
penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran fisika yang telah
diberikan.
Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar fisika
adalah skor hasil belajar yang diperoleh peserta didik setelah kegiatan belajar
mengajar dalam pembelajaran fisika.
B. Kerangka Pikir
Berdasarkan observasi ditemukan bahwa pembelajaran fisika kurang
berhasil dilihat dari rendahnya hasil belajar fisika peserta didik. Hal tersebut
dikarenakan beberapa hal yaitu peserta didik kurang aktif dalam
pembelajaran, model yang digunakan guru kurang tepat dan belum ada
laboratorium yang memadai di sekolah serta alat-alat praktikum masih
terbatas.
Keberhasilan dalam suatu pembelajaran ditentukan dengan model
pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran. Salah satunya
yaitu model discovery learning (penemuan). Model discovery learning
(penemuan) dapat membantu peserta didik menemukan konsep baru. Model
discovery learning (penemuan) diawali dengan guru memberikan suatu
17
permasalahan yang belum kompleks, peserta didik diharapkan mampu
menemukan penyelesaian masalah tersebut. Dengan begitu peserta didik
menjadi aktif dalam proses pembelajaran, sementara guru berperan sebagai
fasilitator dan pembimbing yang membantu peserta didik menemukan konsep
baru. Pelaksanaan discovery learning pada penelitian ini terdiri dari enam
langkah. Langkah-langkah pelaksanaan discovery learning diantaranya yaitu
memberikan rangsangan atau stimulasi kepada peserta didik, memberikan
kesempatan peserta didik untuk mengidentifikasi masalah, memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengumpulkan data atau informasi,
memproses dan mengolah data atau informasi yang telah diperoleh,
membuktikan hasil data atau informasi yang telah diolah, dan menarik
kesimpulan.
18
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir
Hasil belajar fisika peserta didik rendah
Guru
Sebagian besar pembelajaran dikuasai oleh guru
Model yang digunakan kurang tepat
Proses pembelajaran
fisika
Peserta Didik
Kurang aktif berpartisipasi dalam pembelajaran
Rendahnya hasil belajar fisika peserta didik
Penerapan model discovery learning pada peserta didik
Hasil belajar fisika peserta didik meningkat
Guru
Melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran
Menggunakan model yang tepat
Peserta Didik
Peserta didik aktif dalam pembelajaran
Hasil belajar meningkat
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Pre-Experimental (Pra
Eksperimen).
2. Lokasi Penelitian
Lokasi pada penelitian ini adalah di MAN Manggarai Barat tepatnya
di provinsi Nusa Tenggara Timur.
B. Variabel dan Desain Penelitian
1. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas : Model Discovery Learning
b. Variabel terikat : Hasil belajar fisika peserta didik
2. Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian pra-eksperimen dengan
menggunakan one group pretest-posttest design. Desain One Group
Pretest-Posttest yaitu eksperimen yang dilakukan pada satu kelompok
saja tanpa kelompok pembanding. Pada penelitian ini terdapat pretest
sebelum diberi perlakuan dan posttest setelah diberi perlakuan. Dengan
demikian dapat diketahui secara akurat, karena dapat dibandingkan
sebelum dan setelah perlakuan. Desain penelitian disajikan dalam bentuk
tabel 3.1.
19
20
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Pretest Variabel Terikat Posttest
X
Sukardi (2017: 179)
dengan:
Skor Pretest Skor Posttest X = Pembelajaran menggunakan model Discovery Learning
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI
IPA MAN Manggarai Barat tahun ajaran 2019/2020 yang terdiri dari 2
kelas.
2. Sampel Penelitian
Kelas yang menjadi sampel yaitu kelas XI IPA 2 yang ditentukan
dengan cara Simple Random Sampling dengan asumsi bahwa populasi
adalah homogen. Adapun jumlah peserta didik kelas XI IPA 2 yaitu
sebanyak 25 orang dimana laki-laki sebanyak 5 orang dan perempuan
sebanyak 20 orang.
D. Definisi Operasional Variabel
1. Model Discovery Learning
Model discovery learning adalah proses pembelajaran yang terjadi
apabila guru tidak secara langsung menyajikan bahan atau materi
pembelajaran, tetapi peserta didik didorong dapat menemukan sendiri
sesuatu yang belum diketahuinya. Tahap pelaksanaan model discovery
learning pada penelitian ini yaitu (1) stimulation (pemberian
21
rangsangan); (2) problem statement (mengidentifikasi masalah); (3) data
collection (pengumpulan data); (4) data processing (pengolahan data);
(5) verification (pembuktian); dan (6) generalization (menarikan
kesimpulan).
2. Hasil Belajar Fisika Peserta Didik
Hasil Belajar fisika peserta didik adalah skor yang diperoleh peserta
didik setelah kegiatan belajar mengajar dalam pembelajaran fisika.
Adapun indikator hasil belajar yang digunakan pada penelitian ini yaitu
pada ranah kognitif (pengetahuan), (pemahaman), (aplikasi),
dan (analisis).
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah
tes hasil belajar fisika berupa pilihan ganda. Penyusunan soal tes hasil belajar
fisika diawali dengan menentukan kompetensi dasar dan indikator yang akan
diukur sesuai dengan materi dan tujuan kurikulum yang berlaku di sekolah.
Menyusun kisi-kisi tes hasil belajar fisika berdasarkan kompetensi dasar dan
indikator yang dipilih, kemudian menyusun butir tes hasil belajar fisika
berdasarkan kisi-kisi yang dibuat. Sebelum digunakan dalam penelitian, soal
tes tersebut dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dosen pembimbing,
selanjutnya soal tes hasil belajar fisika tersebut diujicobakan kepada peserta
didik bukan sampel.
1. Validitas
Validitas atau kesahihan berarti sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Jadi suatu
22
instrumen yang valid berarti instrumen tersebut merupakan alat ukur
yang tepat untuk mengukur suatu objek. Tes berbentuk objektif seperti
pilihan ganda merupakan tes dengan skor butir berbentuk dikotomi
dengan penilaian 0 dan 1. Untuk skor butir soal dikotomi maka untuk
pengujian validitas butir tes dilakukan dengan menghitung koefisien
korelasi antara skor butir dengan skor total instrumen dengan
menggunakan rumus:
√
Ananda dan Muhammad Fadhli (2018: 114)
dengan:
= Koefisien korelasi biserial antara skor butir soal nomor i dengan skor total = Rerata skor total responden yang menjawab benar pada butir
nomor i = Rerata skor total seluruh responden = Standar deviasi dari skor total = Proporsi jawaban yang benar untuk butir soal nomor i
= Proporsi peserta didik yang menjawab salah ( = )
2. Reliabilitas
Pengukuran yang memiliki realibilitas tinggi disebut sebagai
pengukuran yang reliabel. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang
hasil pengukurannya dapat dipercaya. Reliabilitas untuk instrumen yang
berbentuk dikotomi yaitu instrumen dengan pemberian skor 0 dan 1
maka pengujiannya dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Kuder
Richardson 20 (KR.20).
23
Rumus KR.20:
,
∑
-
Sugiyono (2017: 186)
dengan:
= koefisien reliabilitas k = jumlah item dalam instrumen = proporsi banyaknya subjek yang menjawab pada item 1 = 1 -
= varians total
Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan konsistensi sebuah
instrumen. Adapun nilai koefisien korelasi reliabilitas dapat dilihat pada
Tabel 3.2 dibawah ini.
Tabel 3.2 Koefisien Reliabilitas
Wahyuni (2017:47)
F. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan
memberikan tes hasil belajar fisika yaitu soal yang berbentuk pilihan ganda
dengan indikator-indikator yang digunakan peneliti berada pada ranah
kognitif (pengetahuan), (pemahaman), (aplikasi), dan (analisis)
dan di ambil berdasarkan kompetensi dasar yang berada pada yaitu
menganalisis. Tes hasil belajar fisika diberikan kepada peserta didik yang
Reliabilitas ( ) Kriteria
˃ 0,80 Sangat tinggi 0,70 ˂ ≤ 0,80 Tinggi 0,40 ˂ ≤ 0,70 Sedang 0,20 ˂ ≤ 0,40 Rendah
≤ 0,20 Sangat rendah
24
bertindak sebagai sampel sebelum perlakuan dan setelah perlakuan atau pada
pertemuan akhir.
Penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu tahap pendahuluan, tahap
perencanaan, dan tahap pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari
setiap tahapan tersebut adalah:
1. Tahap Pendahuluan
Terdiri dari langkah-langkah berikut:
a. Membuat surat izin penelitian yang ditujukan ke sekolah tempat
dilakukannya penelitian
b. Observasi ke sekolah tempat dilakukannya penelitian untuk
mengumpulkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti
c. Menetapkan sampel penelitian
2. Tahap Perencanaan
a. Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja peserta didik (LKPD)
dan buku ajar peserta didik.
b. Membuat instrumen evaluasi yaitu pretest dan posttest
3. Tahap Pelaksanaan
a. Mengadakan pretest dikelas eksperimen
b. Melaksanakan proses pembelajaran pada kelas eksperimen dengan
menggunakan model discovery learning. Pelaksanaan pembelajaran
sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah
disusun
c. Mengadakan posttest di kelas eksperimen
25
d. Mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data hasil pretest dan
posttest
e. Membuat laporan hasil penelitian
f. Menyimpulkan hasil penelitian
G. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini dianalisis dengan
menggunakan analisis deskriptif dan analisis inferensial. Analisis deskriptif
ini digunakan untuk mendeskripsikan skor hasil belajar fisika peserta didik
kelas XI IPA 2 MAN Manggarai Barat yang diajarkan dengan menggunakan
model discovery learning.
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif yang digunakan adalah penyajian data berupa
skor rata-rata dan standar deviasi.
a. Menentukan skor rata-rata peserta didik dengan menggunakan
rumus:
∑
∑
Ma’ruf (2018: 36)
dengan:
= rata-rata = frekuensi = nilai data
b. Menentukan standar deviasi menggunakan rumus:
√
∑
Ma’ruf (2018: 47)
26
dengan:
s = standar deviasi = skor peserta didik = skor rata-rata n = banyaknya subjek penelitian
2. Uji N-Gain
Setelah semua data terkumpul, untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar fisika peserta didik menggunakan rumus N-Gain.
1) Menghitung Gain setiap peserta didik dapat dihitung dengan
persamaan
G = skor posttes – skor pretest
2) Menentukan Gain Ternormalisasi (N-Gain) dengan :
Dengan kriteria interpretasi indeks gain sebagai berikut:
Tabel 3.3 Kriteria N-Gain
Indeks Gain Interpretasi N-gain 0,7 Tinggi
0,7 N-gain ≥ 0,3 Sedang N-gain ˂ 0,3 Rendah
Hake (dalam Mahdiannur, dkk. 2016:993)
27
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bagian ini akan disajikan analisis berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan. Ada dua macam hasil analisis yang disajikan disini yaitu
hasil analisis yang menggunakan analisis deskriptif dan hasil analisis yang
menggunakan uji N-gain.
1. Analisis Deskriptif Hasil Belajar Fisika
a. Hasil Penelitian Data Pretest
Hasil analisis dekriptif menunjukkan deskripsi tentang skor hasil
belajar fisika peserta didik pada kelompok yang diteliti. Berdasarkan
hasil analisis deskriptif, skor hasil belajar fisika pada pre-test kelas XI
IPA 2 MAN Manggarai Barat Tahun ajaran 2019/2020 dirangkum dalam
tabel berikut.
Tabel 4.1 Skor Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Sebelum Diajar
dengan Model Discovery Learning pada Kelas XI IPA 2
MAN Manggarai Barat
Statistik Skor Pre-Test Subjek 25 Skor ideal 22 Skor minimum 0 Skor tertinggi 15 Skor terendah 6 Rentang skor 9 Skor rata-rata 11,80 Standar deviasi 2,87 Banyaknya kelas interval 5 Panjang kelas interval 2
27
28
Dari tabel 4.1 peserta didik kelas XI IPA 2 MAN Manggarai Barat
memiliki jumlah sampel sebanyak 25 orang. Dilihat dari skor tertinggi
hasil belajar fisika peserta didik pada pretest sebesar 15, skor terendah
yang dicapai peserta didik sebesar 6 dengan rentang skor 9 dari skor
ideal 22, sehingga skor rata-rata peserta didik sebesar 11,80 dan standar
deviasinya 2,87. Adapun banyaknya kelas interval yaitu 5 dan panjang
kelas interval yaitu 2.
Jika skor hasil belajar fisika peserta didik kelas XI IPA 2 MAN
Manggarai Barat dianalisis menggunakan persentase pada distribusi
frekuensi, maka dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Fisika
Peserta Didik Kelas XI IPA 2 MAN Manggarai Barat pada
Pretest.
Skor Frekuensi (F) Persentase (%) 6 - 7 3 12 8 - 9 3 12
10 - 11 2 8 12 - 13 8 32 14 - 15 9 36
𝜮 25 100
Berdasarkan tabel 4.2 dan gambar 4.1 dapat dilihat bahwa peserta
didik yang memiliki skor 6 - 7 sebanyak 3 orang sebesar 12%, adapun
peserta didik yang memiliki skor 8 - 9 sebanyak 3 orang sebesar 12%,
sedangkan peserta didk yang memiliki skor 10 – 11 sebanyak 2 orang
sebesar 8%, peserta didik yang memiliki skor 12 - 13 sebanyak 8 orang
sebesar 32%, dan adapun peserta didik yang memiliki skor 14 – 15
sebanyak 9 orang sebesar 36%.
29
Data distribusi frekuensi pretest pada tabel 4.2 dapat disajikan
dalam diagram batang sebagai berikut
Gambar 4.1 Distribusi Frekuensi Kumulatif dan Skor Hasil Belajar
Fisika Peserta Didik Kelas XI IPA 2 MAN Manggarai
Barat pada Pre-test.
Berdasarkan gambar 4.1 dapat dilihat bahwa peserta didik yang
memiliki skor 6 - 7 sebanyak 3 orang, adapun peserta didik yang
memiliki skor 8 - 9 sebanyak 3 orang, sedangkan peserta didk yang
memiliki skor 10 – 11 sebanyak 2 orang, peserta didik yang memiliki
skor 12 - 13 sebanyak 8 orang, dan adapun peserta didik yang memiliki
skor 14 – 15 sebanyak 9 orang.
b. Hasil Penelitian Data Posttest
Berdasarkan hasil analisis deskriptif, skor hasil belajar fisika pada
post-test kelas XI IPA 2 MAN Manggarai Barat Tahun ajaran 2019/2020
dirangkum dalam tabel berikut.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
6-7 8-9 10-11 12-13 14-15
Fre
kuen
si
Hasil Belajar Fisika (Pre-test)
3 3
2
8 9
30
Tabel 4.3 Skor Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Setelah Diajar dengan
Model Discovery Learning pada Kelas XI IPA 2 MAN
Manggarai Barat
Statistik Skor Post-Test Ukuran sampel 25 Skor ideal 22 Skor minimum 0 Skor tertinggi 21 Skor terendah 12 Rentang skor 9 Skor rata-rata 17,60 Standar deviasi 2,84 Banyaknya kelas interval 5 Panjang kelas interval 2
Berdasarkan tabel 4.3 skor tertinggi dari hasil belajar Fisika peserta
didik yaitu 21 dan skor terendah yang dicapai yaitu 12 dengan rentang
skor 9 dari skor ideal 22. Adapun Jumlah sampel pada posttest sama
dengan sampel pretest yaitu 25 orang dan skor rata-rata sebesar 17,60
dengan standar deviasi yang diperoleh sebesar 2,8. Adapun banyaknya
kelas interval yaitu 5 dan panjang kelas interval yaitu 2.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil belajar fisika peserta
didik kelas XI IPA 2 MAN Manggarai Barat setelah diajar menggunakan
model discovery learning yang dianalisis dengan menggunakan distribusi
frekuensi dan persentase skor yang dapat dilihat pada tabel berikut:
31
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Fisika
Peserta Didik Kelas XI IPA 2 MAN Manggarai Barat pada
Posttest
Skor Frekuensi (F) Persentase (%) 12 - 13 2 8 14 – 15 4 16 16 – 17 7 28 18 – 19 3 12 20 – 21 9 36
𝜮 25 100
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa peserta didik yang
memiliki skor 12 – 13 sebanyak 2 orang sebesar 8%, adapun peserta
didik yang memiliki skor 14 – 15 sebanyak 4 orang sebesar 16%,
sedangkan peserta didk yang memiliki skor 16 – 17 sebanyak 7 orang
sebesar 28%, dan peserta didik yang memiliki skor 18 – 19 sebanyak 3
orang sebesar 12% dan adapun peserta didik yang memiliki skor 20 – 21
sebanyak 9 orang sebesar 36%.
Data distribusi frekuensi posttest pada tabel 4.3 dapat disajikan
dalam diagram batang sebagai berikut:
32
Gambar 4.2 Distribusi Frekuensi Kumulatif dan Persentasi Skor Hasil
Belajar Fisika Peserta Didik Kelas XI IPA 2 MAN
Manggarai Barat pada Post-test
Berdasarkan gambar 4.2 dapat dilihat bahwa peserta didik yang
memiliki skor 12 – 13 sebanyak 2 orang , adapun peserta didik yang
memiliki skor 14 – 15 sebanyak 4 orang, sedangkan peserta didk yang
memiliki skor 16 – 17 sebanyak 7 orang, dan peserta didik yang memiliki
skor 18 – 19 sebanyak 3 orang dan adapun peserta didik yang memiliki
skor 20 – 21 sebanyak 9 orang.
2. Uji N-Gain
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan yang terjadi
sebelum dan setelah diajar melalui model discovery learning serta untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar fisika peserta didik berada pada
kategori rendah, sedang, dan tinggi. Untuk melihat rata-rata gain
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
12-13 14-15 16-17 18-19 20-21
Fre
kuen
si
Hasil Belajar Fisika (Post-test)
2
4
7
3
9
33
ternormalisasi (N-gain), berikut disajikan distribusi dan persentase rata-rata
N-gain berdasarkan kriteria indeks gain.
Tabel 4.5 Distribusi dan Persentase Perolehan Gain Ternormalisasi Peserta
Didik
Kriteria Indeks Gain Frekuensi
(F) Persentase
(%)
Rata-Rata Gain Ternormalisasi
(G) Rendah N-gain ˂ 0,3 0 0
0,57 Sedang 0,7 N-gain ≥ 0,3 16 64 Tinggi N-gain 0,7 9 36
Jumlah 25 100
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa tidak terdapat peserta didik
dalam kriteria rendah sebesar 0%, 16 peserta didik dalam kriteria sedang
sebesar 64%, dan 9 peserta didik dalam kriteria tinggi sebesar 36%. Pada
tabel 4.5 terlihat juga bahwa peserta didik kelas XI IPA 2 MAN Manggarai
Barat memiliki skor rata-rata gain ternormalisasi sebesar 0,57 yang
merupakan kriteria sedang maka terjadi peningkatan hasil belajar fisika
setelah diajar melalui model discovery learning pada kelas XI IPA 2 MAN
Manggarai Barat.
B. Pembahasan
Tes hasil belajar yang akan digunakan terlebih dahulu telah diuji
validitas dan diuji reliabilitas. Setelah divalidasi tes ini dianggap valid dan
reliabel kemudian diberikan kepada peserta didik yang bertindak sebagai
sampel yaitu kelas XI IPA 2. Tes hasil belajar ini berbentuk pilihan ganda
sebanyak 40 soal. Sebelum digunakan tes hasil belajar terlebih dahulu
diujicobakan pada satu kelas bukan kelas eksperimen dan terdapat 22 soal
34
yang valid. Kemudian soal-soal yang valid tersebut dijadikan tes hasil belajar
pada pre-test dan post-test. Pre-test dilaksanakan sebelum diajar melalui
model discovery learning sedangkan post-test dilaksanakan setelah diajar
melalui model discovery learning. Melalui kedua tes diatas maka akan
diketahui peningkatan hasil belajar fisika peserta didik kelas XI IPA 2 MAN
Manggarai Barat.
Model discovery learning lebih menekankan pada ditemukannya
konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Model discovery
learning membantu peserta didik mengembangkan kemampuan berfikir dan
mengembangkan kemampuan dalam memecahkan masalah dalam kelompok.
Masing-masing peserta didik dalam kelompok mempunyai tugas sehingga
semua peserta didik aktif dalam pembelajaran sehingga akan meningkatkan
hasil belajar fisika peserta didik.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh (Fitri dan
Derlina, 2015: 95) dengan judul “Pengaruh model discovery learning
terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor”.yang
menyimpulkan bahwa hasil belajar pada materi pokok suhu dan kalor yang di
beri model discovery learning lebih baik dari pada model konvensional.
Dimana rata-rata hasil belajar peserta didik pada materi pokok suhu dan kalor
menggunakan model discovery learning sebesar 75,83 dan rata-rata hasil
belajar peserta didik pada materi pokok suhu dan kalor dengan menggunakan
model konvensional adalah sebesar 70,3.
Pada penelitian ini, analisis yang digunakan adalah analisis deskritif dan
uji N-gain. Dari hasil analisis deskriptif diperoleh skor rata-rata peserta didik
35
sebelum diajar melalui model discovery learning sebesar 11,80 lebih rendah
dibandingkan skor rata-rata peserta didik setelah diajar melalui model
discovery learning yaitu sebesar 17,60. Adapun standar deviasi yang
diperoleh pada pre-test sebesar 2,87 sedangkan standar deviasi pada post-test
sebesar 2,84.
Sedangkan dari uji N-gain diperoleh peningkatan hasil belajar fisika
peserta didik. Dalam kategori rendah, sedang dan tinggi secara individual dari
25 peserta didik tidak terdapat peserta didik dalam kriteria rendah, 16 peserta
didik dalam kriteri sedang atau sebesar 64%, dan terdapat 9 peserta didik
dalam kriteria tinggi atau sebesar 36%. Jika ditinjau dari keseluruhan skor
peserta didik maka peningkatan hasil belajar berada pada kriteria sedang yaitu
sebesar 0,57.
Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa hasil belajar fisika kelas XI
IPA 2 MAN Manggarai Barat setelah diajar melalui model discovery learning
meningkat.
Adapun kesulitan pada saat penelitian yaitu waktu yang digunakan sangat
terbatas sedangkan dalam penerapan model discovery learning ini
memerlukan waktu yang banyak. Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya materi
yang akan disampaikan jangan terlalu banyak sehingga waktu yang
digunakan bisa diatur dengan baik.
36
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Besar skor rata-rata hasil belajar fisika peserta didik kelas XI IPA 2
MAN Manggarai Barat sebelum diajar melalui model discovery learning
sebesar 11,80.
2. Besar skor rata-rata hasil belajar fisika peserta didik kelas XI IPA 2
MAN Manggarai Barat setelah diajar melalui model discovery learning
sebesar 17,60.
3. Besar peningkatan hasil belajar fisika peserta didik kelas XI IPA 2 MAN
Manggarai Barat setelah diajar melalui model discovery learning sebesar
0,57 dalam kriteria sedang.
B. Saran
Sehubungan dengan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka
peneliti mengajukan saran sebagai berikut:
1. Bagi peneliti selanjutnya, apabila ingin melakukan penelitian dengan
judul yang sama agar penelitian yang dilakukan lebih sempurna lagi.
2. Bagi pendidik, diharapkan dapat menggunakan model discovery learning
dalam proses pembelajarannya sebagai salah satu alternatif dalam bidang
studi fisika.
36
37
3. Bagi sekolah, diharapkan mampu menerapkan berbagai model
pembelajaran yang dapat melibatkan keterlibatan aktif peserta didik
dalam memperoleh pengetahuan.
38
DAFTAR PUSTAKA
Ananda, Rusydi & Muhammad Fadhli. 2018. Statistik Pendidikan Teori dan Praktik dalam Pendidikan. Medan: CV Widya Puspita.
Fitri, Mariza & Derlina. 2015. Pengaruh Model Discovery Learning terhadap
Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Suhu dan Kalor. Jurnal Inpafi. 3(2): 95.
Idaramatasia. 2017. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas XI IPA 5 SMA Negeri 9 Makassar. Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar. (6), 2302-8939. 196-197.
Mahdiannur, M Arif. Mohamad Nur. & Imam Supardi. 2016. Dinamika Pemahaman Konsep Siswa SMP pada Materi Energi Normalized Gain Versus Normalized Loss. Jurnal Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya. 5(2): 993.
Ma’ruf. 2018. Statistika Dasar Untuk Penelitian Pendidikan Fisika. Makassar: LPP Unismuh Makassar.
Nurdin, Andi Nurbaeti. 2017. Analisis Hubungan Kemampuan Numerik dengan Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas XII IPA SMA Muhammadiyah di Makassar. Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar. (4), 2302-8939. 94.
Putri, Rizka Hartami. Albertus Djoko Lesmono. & Pramudya Dwi Aristya. 2017. Pengaruh Model Discovery Learning terhadap Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Fisika Peserta Didik MAN Bondowoso. Jurnal Pembelajaran Fisika Universitas Jember. 6(2): 177-178.
Rahmiati. Edwin Musdi. & Ahmad Fauzi. 2017. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Berbasis Discovery Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas VIII SMP. Jurnal Mosharafa Universitas Negeri Padang. 6(2): 268-269.
Setiani, Ani. & Donni Juni Priansa. 2015. Manajemen Peserta Didik dan Model Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sudjana, Nana. 2017. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukardi. 2017. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara.
38
39
Susanto, Ahmad. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group.
Wahyuni, Tri. 2017. Pengaruh Praktikum Virtual terhadap Hasil Belajar Bagi Siswa Kelas XI di SMA Negeri 7 Bandar Lampung. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama IslamNegeri Raden Intan Lampung.
Widiasworo, Erwin. 2018. Strategi Pembelajaran Edu Tainment Berbasis Karakter. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
40
LAMPIRAN-LAMPIRAN
41
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( )
Satuan Pendidikan : MAN Manggarai Barat
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : XI / Ganjil
Materi Pokok : Suhu dan Kalor
Sub Materi Pokok : Suhu
Tahun Ajaran : 2019/2020
Alokasi Waktu : 2 × 45 menit (1 × Pertemuan)
A. Kompetensi Inti
KI-1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab,
responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan
internasional”.
KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator 3.5 Menganalisis pengaruh kalor dan Menganalisis pengertian suhu
42
perpindahan kalor yang meliputi karakteristik termal suatu bahan, kapasitas, dan konduktivitas kalor pada kehidupan sehari-hari
Menganalisis alat pengukur suhu dan skalanya masing-masing
Menganalisis konsep konversi suhu
4.5 Merancang dan melakukan percobaan tentang karakteristik termal suatu bahan, terutama terkait dengan kapasitas dan konduktivitas kalor, beserta presentasi hasil percobaan dan pemanfaatannya
Melakukan percobaan tentang suhu dengan termometer
Menganalisis data hasil pengukuran menggunakan termometer
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Menganalisis pengertian suhu dengan benar
2. Menganalisis alat pengukur suhu dan skalanya masing-masing dengan
benar
3. Menganalisis konsep konversi suhu dengan benar
4. Melakukan percobaan tentang suhu menggunakan termometer dengan
benar
5. Menganalisis data hasil pengukuran menggunakan termometer dengan
benar
D. Materi Pembelajaran
1. Pengertian Suhu
2. Alat pengukur suhu
3. Konversi suhu
E. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Discovery Learning
Metode : Tanya jawab, demonstrasi, diskusi, eksperimen
F. Media Pembelajaran
Media :
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
LCD Proyektor
Power Point
43
Papan tulis
Laptop
Alat/ Bahan :
Baskom/gelas : 3 buah
Air panas : Secukupnya
Air hangat : Secukupnya
Air dingin/es : Secukupnya
Termometer
G. Sumber Belajar
Lasmi, Ni Ketut. 2017. Buku Mandiri Fisika Jilid 2 untuk SMA/MA
Kelas XI Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016. Jakarta:
Erlangga
Widodo, Tri. 2009. Fisika Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit) Guru : Orientasi Mengucapkan salam Menanyakan kabar peserta didik Memeriksa kehadiran peserta didik Motivasi Memberitahukan judul materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan
saat itu, yaitu: Suhu Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung Mengajukan pertanyaan motivasi untuk merangsang minat peserta didik
Bagaimana suhu air ketika dipanaskan? Pemberian Acuan Pembagian kelompok belajar Kegiatan Inti (60 Menit) Sintak Model Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Stimulation (stimullasi/ pemberian rangsangan)
Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian dengan cara : Melihat (tanpa atau dengan Alat)
Menayangkan gambar/foto/video yang relevan. Mengamati
44
Mengamati gambar/foto/video yang ditayangkan. Membaca
Membaca materi dari buku paket, buku-buku penunjang lain, atau internet
Mendengar Mendengar pemberian materi oleh guru.
Menyimak Menyimak penjelasan secara garis besar
Menulis Menulis materi yang dijelaskan oleh guru.
Problem statement (pertanyaan/ identifikasi masalah)
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar/foto/video yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar, contohnya : Mengajukan pertanyaan yang tidak dipahami dari apa
yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati
Data collection (pengumpulan data)
Guru membagikan Lembar Kerja Peserta Didik ( ). Peserta didik dalam beberapa kelompok untuk: Mendiskusikan
Peserta didik mulai melakukan percobaan Mengumpulkan informasi
Mencatat semua data hasil percobaan yang telah dilakukan.
Data processing (pengolahan Data)
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil percobaan dengan cara : Berdiskusi dan menganalisis tentang data yang diperoleh Mengolah informasi dari data hasil percobaan yang sudah
dikumpulkan dari hasil kegiatan mengumpulkan informasi dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja peserta didik ( ).
Peserta didik mengerjakan beberapa pertanyaan yang ada di
Verification (pembuktian)
Peserta didik mendiskusikan dan memverifikasi hasil percobaannya dengan data-data atau teori pada buku atau sumber lain melalui kegiatan : Menambah keluasan sampai kepada pengolahan
informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan
Generalization (menarik kesimpulan)
Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan: Mempresentasikan dan menyampaikan hasil diskusi
berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis berbentuk laporan hasil percobaan.
Kelompok lain mengemukakan pendapat atas presentasi yang telah dilakukan dan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan.
Setiap kelompok mengumpulkan laporan hasil percobaan
45
Mengerjakan soal-soal yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan secara individu
Membahas soal-soal yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah disediakan untuk mengecek penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran
Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa pertanyaan kepada peserta didik
Kegiatan Penutup (15 Menit) Guru : Memeriksa laporan percobaan dan tugas yang telah dikerjakan oleh peserta
didik Menyimpulkan tentang point-point penting dalam kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan Menjawab pertanyaan motivasi Menutup pembelajaran dan mengucapkan salam
I. Penilaian
Jenis Penilaian Teknik Penilaian Instrumen Bentuk
Instrumen
Pengetahuan Tes tertulis Lembar tes tulis Pilihan ganda
Instrumen Penilaian Pengetahuan
1. Suhu badan manusia normal 98,6 . Berapa suhu badan manusia normal
jika dinyatakan dalam skala celcius?
2. Ubahlah ke dalam skala kelvin.
a. 87
b. -28
c. 68
d. 40
3. Ubahlah ke dalam skala fahrenheit
a. 60
b. 32
c. 343 K
d. 60
4. Pada suhu skala Celsius berapa skala Fahrenheit sama dengan skala
reamur?
46
Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran
No Jawaban Skor 1 98,6
10
2 a. 87 b. -28
c. 68
d. 40
40
3 a. 60
b. 32
c. 343 K
d. 60
40
4
sama dengan
10
Skor maksimal 100
Konvensi penilaian
No Kriteria Kategori Huruf
1 90 - 100 Sangat Baik A
2 80 - 89 Baik B
3 70 - 79 Cukup C
4 0 - 69 Tidak Tuntas D
47
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( )
Satuan Pendidikan : MAN Manggarai Barat
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : XI / Ganjil
Materi Pokok : Suhu dan Kalor
Sub Materi Pokok : Kalor
Tahun Ajaran : 2019/2020
Alokasi Waktu : 2 × 45 menit (1 × Pertemuan)
A. Kompetensi Inti
KI-1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab,
responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan
internasional”.
KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator 3.6 Menganalisis pengaruh kalor dan Menganalisis pengertian kalor
48
perpindahan kalor yang meliputi karakteristik termal suatu bahan, kapasitas, dan konduktivitas kalor pada kehidupan sehari-hari
Menganalisis persamaan kalor Menganalisis konsep kapasitas
kalor Menganalisis persamaan
kapasitas kalor Menganalisis konsep kalor jenis Menganalisis persamaan kalor
jenis Menganalisis konsep perubahan
wujud zat Menganalisis proses perubahan es
menjadi uap air Menganalisis konsep azas Black Menganalisis persamaan azas
Black
4.6 Merancang dan melakukan percobaan tentang karakteristik termal suatu bahan, terutama terkait dengan kapasitas dan konduktivitas kalor, beserta presentasi hasil percobaan dan pemanfaatannya
Melakukan percobaan azas Black Menganalisis data hasil
percobaan azas Black
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Menganalisis pengertian kalor dengan benar
2. Menganalisis persamaan kalor dengan benar
3. Menganalisis konsep kapasitas kalor dengan benar
4. Menganalisis persamaan kapasitas kalor dengan benar
5. Menganalisis konsep kalor jenis dengan benar
6. Menganalisis persamaan kalor jenis dengan benar
7. Menganalisis konsep perubahan wujud zat dengan benar
8. Menganalisis proses perubahan es menjadi uap air dengan benar
9. Menganalisis konsep azas Black dengan benar
10. Menganalisis persamaan azas Black dengan benar
11. Melakukan percobaan azas Black dengan benar
12. Menganalisis data hasil percobaan azas Black dengan benar
49
D. Materi Pembelajaran
1. Kalor
2. Kapasitas Kalor
3. Kalor Jenis
4. Perubahan Wujud Zat
5. Proses Perubahan Es Menjadi Uap Air
6. Azas Black
E. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Discovery Learning
Metode : Tanya jawab, demonstrasi, diskusi, eksperimen
F. Media Pembelajaran
Media :
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
LCD Proyektor
Power Point
Papan tulis
Laptop
Alat/ Bahan :
Gelas kimia
Termometer
Kaki tiga
Kalorimeter
Air
Logam (besi)
Penjepit
Neraca Ohaus
Bunsen/ lilin
50
G. Sumber Belajar
Lasmi, Ni Ketut. 2017. Buku Mandiri Fisika Jilid 2 untuk SMA/MA
Kelas XI Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016. Jakarta:
Erlangga
Widodo, Tri. 2009. Fisika Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit) Guru : Orientasi Mengucapkan salam Menanyakan kabar peserta didik Memeriksa kehadiran peserta didik Motivasi Memberitahukan judul materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan
saat itu, yaitu: Kalor Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung Mengajukan pertanyaan motivasi untuk merangsang minat peserta didik
Pernahkah kalian mendinginkan minuman? Apa yang menyebabkan minuman tersebut bisa dingin?
Pemberian Acuan Pembagian kelompok belajar Kegiatan Inti (60 Menit) Sintak Model Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Stimulation (stimullasi/ pemberian rangsangan)
Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian dengan cara : Melihat (tanpa atau dengan Alat)
Menayangkan gambar/foto/video yang relevan. Mengamati
Mengamati gambar/foto/video yang ditayangkan. Membaca
Membaca materi dari buku paket, buku-buku penunjang lain, atau internet
Mendengar Mendengar pemberian materi oleh guru.
Menyimak Menyimak penjelasan secara garis besar
Menulis Menulis materi yang dijelaskan oleh guru.
Problem statement (pertanyaan/
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar/foto/video yang disajikan dan akan
51
identifikasi masalah)
dijawab melalui kegiatan belajar, contohnya : Mengajukan pertanyaan yang tidak dipahami dari apa
yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati
Data collection (pengumpulan data)
Guru membagikan Lembar Kerja Peserta Didik ( ). Peserta didik dalam beberapa kelompok untuk: Mendiskusikan
Peserta didik mulai melakukan percobaan Mengumpulkan informasi
Mencatat semua data hasil percobaan yang telah dilakukan.
Data processing (pengolahan Data)
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil percobaan dengan cara : Berdiskusi dan menganalisis tentang data yang diperoleh Mengolah informasi dari data hasil percobaan yang sudah
dikumpulkan dari hasil kegiatan mengumpulkan informasi dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja peserta didik ( ).
Peserta didik mengerjakan beberapa pertanyaan yang ada di
Verification (pembuktian)
Peserta didik mendiskusikan dan memverifikasi hasil percobaannya dengan data-data atau teori pada buku atau sumber lain melalui kegiatan : Menambah keluasan sampai kepada pengolahan
informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan
Generalization (menarik kesimpulan)
Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan: Mempresentasikan dan menyampaikan hasil diskusi
berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis berbentuk laporan hasil percobaan.
Kelompok lain mengemukakan pendapat atas presentasi yang telah dilakukan dan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan.
Setiap kelompok mengumpulkan laporan hasil percobaan Mengerjakan soal-soal yang terdapat pada buku
pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan secara individu
Membahas soal-soal yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah disediakan untuk mengecek penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran
Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa pertanyaan kepada peserta didik
Kegiatan Penutup (15 Menit) Guru : Memeriksa laporan percobaan dan tugas yang telah dikerjakan oleh peserta
didik
52
Menyimpulkan tentang point-point penting dalam kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan
Menjawab pertanyaan motivasi Menutup pembelajaran dan mengucapkan salam
I. Penilaian
Jenis Penilaian Teknik Penilaian Instrumen Bentuk
Instrumen
Pengetahuan Tes tertulis Lembar tes tulis Pilihan ganda
Instrumen Penilaian Pengetahuan
1. Berapa kalor yang diperlukan untuk memanaskan 2 kg air dari suhu 0
sampai 50 jika kalor jenis air 4.200 J/kg ?
2. Air sebanyak 100 g yang memiliki temperatur 25 dipanaskan dengan
energi sebesar 1000 kalori. Jika kalor jenis air 1 kal/g , tentukan
temperatur air setelah pemanasan tersebut!
3. Berapakah kapasitas kalor dari 5 kg suatu zat yang mempunyai kalor
jenis 2 kal/g ?
4. Air yang mula-mula bersuhu 10 dipanaskan hingga bersuhu 35 . Jika
kapasitas kalor adalah 12.558 J/ , tentukan kalor yang diserap air
tersebut?
Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran
No Jawaban Skor 1 Diketahui:
m = 2 kg Ditanya: Q = …..? Penyelesaian:
Q
25
2 Diketahui: m = 100 g
25
53
Q = 1000 kalori Ditanya: Penyelesaian:
Q
3 Diketahui: m = 5 kg = 5000 g Ditanya: C = …? Penyelesaian:
25
4 Diketahui: C = 12.558 J/ Ditanya: Q = ….? Penyelesaian:
25
Skor maksimal 100
Konvensi penilaian
No Kriteria Kategori Huruf
1 90 - 100 Sangat Baik A
2 80 - 89 Baik B
3 70 - 79 Cukup C
4 0 - 69 Tidak Tuntas D
54
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( )
Satuan Pendidikan : MAN Manggarai Barat
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : XI / Ganjil
Materi Pokok : Suhu dan Kalor
Sub Materi Pokok : Pemuaian Zat
Tahun Ajaran : 2019/2020
Alokasi Waktu : 2 × 45 menit (1 × Pertemuan)
A. Kompetensi Inti
KI-1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab,
responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan
internasional”.
KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator 3.6 Menganalisis pengaruh kalor dan Menganalisis konsep pemuaian
55
perpindahan kalor yang meliputi karakteristik termal suatu bahan, kapasitas, dan konduktivitas kalor pada kehidupan sehari-hari
pada zat padat Menganalisis konsep muai
panjang, muai luas dan muai ruang/volume
Menganalisis persamaan muai panjang, muai luas dan muai ruang/volume
Menganalisis manfaat muai panjang, muai luas dan muai ruang/volume dalam kehidupan sehari-hari
Menganalisis konsep pemuaian zat cair
Menganalisis konsep pemuaian gas
Menganalisis hukum-hukum tentang gas
Menganalisis persamaan hukum-hukum tentang gas
4.6 Merancang dan melakukan percobaan tentang karakteristik termal suatu bahan, terutama terkait dengan kapasitas dan konduktivitas kalor, beserta presentasi hasil percobaan dan pemanfaatannya
Melakukan percobaan tentang muai panjang
Menganalisis data hasil percobaan muai panjang
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Menganalisis konsep pemuaian pada zat padat dengan benar
2. Menganalisis konsep muai panjang, muai luas dan muai ruang/volume
dengan benar
3. Menganalisis persamaan muai panjang, muai luas dan muai
ruang/volume dengan benar
4. Menganalisis manfaat muai panjang, muai luas dan muai ruang/volume
dalam kehidupan sehari-hari dengan benar
5. Menganalisis konsep pemuaian zat cair dengan benar
6. Menganalisis konsep pemuaian gas dengan benar
7. Menganalisis hukum-hukum tentang gas dengan benar
8. Menganalisis persamaan hukum-hukum tentang gas dengan benar
56
9. Melakukan percobaan tentang muai gas dengan benar
10. Menganalisis data hasil percobaan muai panjang dengan benar
D. Materi Pembelajaran
1. Pemuaian zat padat
2. Muai panjang
3. Muai luas
4. Muai ruang/volume
5. Pemuaian zat cair
6. Pemuaian gas dan beberapa hukum tentang gas
E. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Discovery Learning
Metode : Tanya jawab, demonstrasi, diskusi, eksperimen
F. Media Pembelajaran
Media :
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
LCD Proyektor
Power Point
Papan tulis
Laptop
Alat/ Bahan :
Baskom/ember : 2 buah
Air panas : secukupnya
Air hangat : secukupnya
Botol plastik : 2 buah
Balon : 2 buah
G. Sumber Belajar
Lasmi, Ni Ketut. 2017. Buku Mandiri Fisika Jilid 2 untuk SMA/MA
Kelas XI Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016. Jakarta:
Erlangga
57
Widodo, Tri. 2009. Fisika Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit) Guru : Orientasi Mengucapkan salam Menanyakan kabar peserta didik Memeriksa kehadiran peserta didik Motivasi Memberitahukan judul materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan
saat itu, yaitu: Pemuaian Zat Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung Mengajukan pertanyaan motivasi untuk merangsang minat peserta didik
Mengapa ban sepeda yang dipompa keras atau diisi dengan udara, lalu diletakkan dibawah terik matahari yang menyengat dalam waktu beberapa lama, maka ban tersebut akan meletus?
Pemberian Acuan Pembagian kelompok belajar Kegiatan Inti (60 Menit) Sintak Model Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Stimulation (stimullasi/ pemberian rangsangan)
Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian dengan cara : Melihat (tanpa atau dengan Alat)
Menayangkan gambar/foto/video yang relevan. Mengamati
Mengamati gambar/foto/video yang ditayangkan. Membaca
Membaca materi dari buku paket, buku-buku penunjang lain, atau internet
Mendengar Mendengar pemberian materi oleh guru.
Menyimak Menyimak penjelasan secara garis besar
Menulis Menulis materi yang dijelaskan oleh guru.
Problem statement (pertanyaan/ identifikasi masalah)
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar/foto/video yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar, contohnya : Mengajukan pertanyaan yang tidak dipahami dari apa
yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati
Data Guru membagikan Lembar Kerja Peserta Didik ( ).
58
collection (pengumpulan data)
Peserta didik dalam beberapa kelompok untuk: Mendiskusikan
Peserta didik mulai melakukan percobaan Mengumpulkan informasi
Mencatat semua data hasil percobaan yang telah dilakukan.
Data processing (pengolahan Data)
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil percobaan dengan cara : Berdiskusi dan menganalisis tentang data yang diperoleh Mengolah informasi dari data hasil percobaan yang sudah
dikumpulkan dari hasil kegiatan mengumpulkan informasi dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja peserta didik ( ).
Peserta didik mengerjakan beberapa pertanyaan yang ada di
Verification (pembuktian)
Peserta didik mendiskusikan dan memverifikasi hasil percobaannya dengan data-data atau teori pada buku atau sumber lain melalui kegiatan : Menambah keluasan sampai kepada pengolahan
informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan
Generalization (menarik kesimpulan)
Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan: Mempresentasikan dan menyampaikan hasil diskusi
berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis berbentuk laporan hasil percobaan.
Kelompok lain mengemukakan pendapat atas presentasi yang telah dilakukan dan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan.
Setiap kelompok mengumpulkan laporan hasil percobaan Mengerjakan soal-soal yang terdapat pada buku
pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan secara individu
Membahas soal-soal yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah disediakan untuk mengecek penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran
Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa pertanyaan kepada peserta didik
Kegiatan Penutup (15 Menit) Guru : Memeriksa laporan percobaan dan tugas yang telah dikerjakan oleh peserta
didik Menyimpulkan tentang point-point penting dalam kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan Menjawab pertanyaan motivasi Menutup pembelajaran dan mengucapkan salam
59
I. Penilaian
Jenis Penilaian Teknik Penilaian Instrumen Bentuk
Instrumen
Pengetahuan Tes tertulis Lembar tes tulis Pilihan ganda
Instrumen Penilaian Pengetahuan
1. Sebuah benda yang terbuat dari baja memiliki panjang 1000 cm.
Berapakah pertambahan panjang baja itu, jika terjadi perubahan suhu
sebesar 50 ?
2. Pada suhu 30 sebuah plat besi luasnya 10 . Apabila suhunya
dinaikkan menjadi 90 dan koefisien muai panjang besi sebesar
0,000012/ , maka tentukan luas pelat besi tersebut!
3. Sebuah bejana memiliki volume 1 liter pada suhu 25 , jika koefisien
muai panjang bejana , maka tentukan volume bejana pada
suhu 75 !
4. Sebuah bola yang memiliki volume 50 jika dipanaskan hingga
mencapai temperatur 50 . Jika pada kondisi awal, kondisi tersebut
memiliki temperatur 0 , tentukan volume akhir bola tersebut setelah
terjadi pemuaian (diketahui )
Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran
No Jawaban Skor 1 Diketahui:
Ditanya: …? Penyelesaian:
25
2 Diketahui: Ditanya: …? Penyelesaian:
25
60
3 Diketahui: Ditanya: …? Penyelesaian:
25
4 Diketahui: Ditanya: …? Penyelesaian:
25
Skor maksimal 100
Konvensi penilaian
No Kriteria Kategori Huruf
1 90 - 100 Sangat Baik A
2 80 - 89 Baik B
3 70 - 79 Cukup C
4 0 - 69 Tidak Tuntas D
61
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( )
Satuan Pendidikan : MAN Manggarai Barat
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : XI / Ganjil
Materi Pokok : Suhu dan Kalor
Sub Materi Pokok : Perpindahan Kalor
Tahun Ajaran : 2019/2020
Alokasi Waktu : 2 × 45 menit (1 × Pertemuan)
A. Kompetensi Inti
KI-1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab,
responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan
internasional”.
KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator 3.6 Menganalisis pengaruh kalor dan Menganalisis konsep perpindahan
62
perpindahan kalor yang meliputi karakteristik termal suatu bahan, kapasitas, dan konduktivitas kalor pada kehidupan sehari-hari
kalor secara konduksi, konveksi, dan radiasi
Menganalisis persamaan laju perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, dan radiasi
Menganalisis manfaat perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, dan radiasi dalam kehidupan sehari-hari
4.6 Merancang dan melakukan percobaan tentang karakteristik termal suatu bahan, terutama terkait dengan kapasitas dan konduktivitas kalor, beserta presentasi hasil percobaan dan pemanfaatannya
Melakukan percobaan perpindahan kalor secara konduksi
Menganalisis data hasil percobaan perpindahan kalor secara konduksi
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Menganalisis konsep perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, dan
radiasi dengan benar
2. Menganalisis persamaan laju perpindahan kalor secara konduksi,
konveksi, dan radiasi dengan benar
3. Menganalisis manfaat perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, dan
radiasi dalam kehidupan sehari-hari dengan benar
4. Melakukan percobaan perpindahan kalor dengan benar
5. Menganalisis data hasil percobaan perpindahan kalor dengan benar
D. Materi Pembelajaran
1. Perpindahan kalor secara konduksi
2. Perpindahan kalor secara konveksi
3. Perpindahan kalor secara radiasi
E. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Discovery Learning
Metode : Tanya jawab, demonstrasi, diskusi, eksperimen
63
F. Media Pembelajaran
Media :
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
LCD Proyektor
Power Point
Papan tulis
Laptop
Alat/ Bahan :
Tripot/ Penyangga : 1 buah
Bunsen : 1 buah
Batang besi : 1 buah
Lilin : 1 buah
G. Sumber Belajar
Lasmi, Ni Ketut. 2017. Buku Mandiri Fisika Jilid 2 untuk SMA/MA
Kelas XI Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016. Jakarta:
Erlangga
Widodo, Tri. 2009. Fisika Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit) Guru : Orientasi Mengucapkan salam Menanyakan kabar peserta didik Memeriksa kehadiran peserta didik Motivasi Memberitahukan judul materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan
saat itu, yaitu: Perpindahan Kalor Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung Mengajukan pertanyaan motivasi untuk merangsang minat peserta didik
Pernahkah kalian mengaduk teh panas? Mengapa saat kita mengaduk teh menggunakan sendok lama kelamaan sendok tersebut terasa panas?
Pemberian Acuan Pembagian kelompok belajar Kegiatan Inti (60 Menit)
64
Sintak Model Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Stimulation (stimullasi/ pemberian rangsangan)
Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian dengan cara : Melihat (tanpa atau dengan Alat)
Menayangkan gambar/foto/video yang relevan. Mengamati
Mengamati gambar/foto/video yang ditayangkan. Membaca
Membaca materi dari buku paket, buku-buku penunjang lain, atau internet
Mendengar Mendengar pemberian materi oleh guru.
Menyimak Menyimak penjelasan secara garis besar
Menulis Menulis materi yang dijelaskan oleh guru.
Problem statement (pertanyaan/ identifikasi masalah)
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar/foto/video yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar, contohnya : Mengajukan pertanyaan yang tidak dipahami dari apa
yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati
Data collection (pengumpulan data)
Guru membagikan Lembar Kerja Peserta Didik ( ). Peserta didik dalam beberapa kelompok untuk: Mendiskusikan
Peserta didik mulai melakukan percobaan Mengumpulkan informasi
Mencatat semua data hasil percobaan yang telah dilakukan.
Data processing (pengolahan Data)
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil percobaan dengan cara : Berdiskusi dan menganalisis tentang data yang diperoleh Mengolah informasi dari data hasil percobaan yang sudah
dikumpulkan dari hasil kegiatan mengumpulkan informasi dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja peserta didik ( ).
Peserta didik mengerjakan beberapa pertanyaan yang ada di
Verification (pembuktian)
Peserta didik mendiskusikan dan memverifikasi hasil percobaannya dengan data-data atau teori pada buku atau sumber lain melalui kegiatan : Menambah keluasan sampai kepada pengolahan
informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan
65
Generalization (menarik kesimpulan)
Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan: Mempresentasikan dan menyampaikan hasil diskusi
berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis berbentuk laporan hasil percobaan.
Kelompok lain mengemukakan pendapat atas presentasi yang telah dilakukan dan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan.
Setiap kelompok mengumpulkan laporan hasil percobaan Mengerjakan soal-soal yang terdapat pada buku
pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan secara individu
Membahas soal-soal yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah disediakan untuk mengecek penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran
Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa pertanyaan kepada peserta didik
Kegiatan Penutup (15 Menit) Guru : Memeriksa laporan percobaan dan tugas yang telah dikerjakan oleh peserta
didik Menyimpulkan tentang point-point penting dalam kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan Menjawab pertanyaan motivasi Menutup pembelajaran dan mengucapkan salam
I. Penilaian
Jenis Penilaian Teknik Penilaian Instrumen Bentuk
Instrumen
Pengetahuan Tes tertulis Lembar tes tulis Pilihan ganda
Instrumen Penilaian Pengetahuan
1. Sebuah batang logam mempunyai panjang 2 m dan memiliki luas
penampang 20 dan perbedaan suhu kedua ujungnya 50 . Bila
koefisien konduksi termalnya 0,2 kal/m s , tentukan jumlah kalor yang
merambat per satuan luas dan per satuan waktu!
2. Sebuah lampu pijar memakai kawat wolfram dengan luas (A)
dan emisivitasnya (e) 0,5. Jika bola lampu berpijar dengan suhu 1000 K
selama 5 s ( ), maka hitunglah jumlah energi
radiasi yang dipancarkan oleh lampu pijar tersebut.
66
3. Suatu fluida memiliki koefisien konveksi termal 0,01 kal/ms danm
memiliki luas penampang aliran 20 . Bila fluida tersebut mengalir di
sebuah dinding dengan suhu 100 menuju dinding lainnya dengan suhu
20 dan kedua dinding dalam keadaan yang sejajar, maka berapa
besarnya kalor yang dirambatkan?
4. Suhu udara dalam sebuah ruangan sebesar 20 , sedangkan suhu
permukaan jendela pada ruangan tersebut 30 . Berapa laju kalor yang
diterima oleh jendela kaca seluas 1,5 , jika koefisien konveksi udara
saat itu 7,5 kal/s ?
Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran
No Jawaban Skor 1 Diketahui:
L = 2 m A = 20 k = 0,2 kal/m s Ditanya: H = …? Penyelesaian:
25
2 Diketahui: T = 1000 K A = t = 5 s e = 0,5 Ditanya: Q = …? Penyelesaian:
J
25
3 Diketahui: A = 20 h = 0,01 kal/m s Ditanya: H = …? Penyelesaian:
25
67
4 Diketahui: A = 1 h = 7,5 kal/s Ditanya: H = …? Penyelesaian:
25
Skor maksimal 100
Konvensi penilaian
No Kriteria Kategori Huruf
1 90 - 100 Sangat Baik A
2 80 - 89 Baik B
3 70 - 79 Cukup C
4 0 - 69 Tidak Tuntas D
68
Bahan Ajar
Suhu dan Kalor
69
Pada siang hari ketika matahari bersinar terang, biasanya udara terasa panas.
Sebaliknya, pada malam hari udara terasa dingin. Bagaimanakah kalian
mengetahui perbedaan rasa panas pada siang hari dan dingin pada malam hari?
Ketika kalian menyentuh secangkir kopi panas, tangan terasa panas. Sebaliknya,
ketika kalian menyentuh segelas es jeruk tangan terasa dingin. Bagaimanakah cara
membedakan rasa panasnya kopi dan dinginnya es? Ya, dengan perasaan. Akan
tetapi, perasaan tidak dapat menjelaskan perbedaan panas dan dingin dengan teliti.
Untuk mengetahui perbedaan panas dan dinginnya benda, diperlukan alat ukur.
Konsep suhu (temperatur) berasal dari ide kualitatif tentang “panas” dan
“dingin” yang didasarkan atas indera perasa. Suatu benda yang rasanya panas
pada umumnya memiliki suhu yang lebih tinggi daripada benda yang dingin. Jadi,
suhu merupakan suatu besaran yang menunjukkan ukuran derajat panas atau
dinginnya suatu benda. Dapatkah kalian menentukan suhu benda hanya dengan
sentuhan atau perasaan? Ketika kalian menyentuh dua zat cair dengan tangan,
misalnya bejana berisi air hangat dan bejana berisi campuran air dan es,
berdasarkan perasaan kalian dapat menentukan benda yang suhunya lebih tinggi.
Air yang suhunya lebih tinggi adalah air yang terasa lebih panas. Akan tetapi,
karena hanya dengan perasaan, kalian tidak dapat menentukan suhu benda dengan
tepat.
Suhu adalah derajat panas suatu benda atau kuantitas panas suatu benda. Alat
untuk mengukur suhu disebut termometer. Termometer berupa pipa kapiler yang
terbuat dari kaca dan berisi raksa atau alcohol. Satuan untuk menyatakan suhu
adalah derajat. Satuan suhu yang umum digunakan adalah sebagai berikut:
Derajat Celcius ( )
Derajat Reamur ( )
Derajat Fahrenheit ( )
Derajat Kelvin (K)
SUHU
70
Gambar 1. Beberapa macam termometer
C : R : (F – 32) : (K-273) = 5 : 4 : 9 : 5
Suhu mutlak = Suhu kelvin
Suhu kelvin disebut suhu mutlak karena mempunyai titik terendah 273 dan ini
disebut nol mutlak.
Hubungan antara suhu skala kelvin dengan skala celcius
…(1)
Perubahan suhu 1 perubahan 1 K
Hubungan antara suhu skala Kelvin dengan skala Reamur dan Fahrenheit.
…(2)
0
T T
atau
T T
T
T
T *9
T + F
T
T
T *
9 T +
71
Secara umum hubungan termometer satu dengan yang lain adalah sebagai berikut
…(3)
Contoh soal:
1. Suhu sebuah benda 80 nyatakan suhu benda tersebut dalam derajat reamur
dan derajat fahrenheit.
Jawab:
Diketahui: t = 80
Ditanya : a)
b)
Penyelesaian:
a) 80
b) 80 9
2. Sebuah termometer x ditera dengan termometer Celsius didapatkan 40
dan 20 . jika suhu sebuah benda 80 , maka berapa suhu
benda tersebut?
Jawab:
Diketahui:
20
Ditanya :
Penyelesaian:
a x a
a Y y
a Y Y
72
A. Pengertian Kalor
Perhatikan kejadian yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Ketika sendok dimasukkan ke dalam secangkir kopi panas, sendok menjadi
hangat dan kopi panasnya menjadi berkurang. Hal ini karena kalor mengalir
dari kopi panas (suhu lebih tinggi) ke sendok (suhu lebih rendah). Apabila
secangkir kopi panas itu dibiarkan di atas meja, lama-kelamaan kopi panas itu
akan menjadi dingin dengan sendirinya. Hal ini karena kalor mengalir dari
kopi panas (suhu lebih tinggi) ke lingkungan sekitarnya (suhu lebih dingin).
Kalor berhenti mengalir apabila suhu kopi panas sama dengan suhu
lingkungannya. Jadi, apabila dua benda bersentuhan secara alamiah kalor
berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih
rendah. Kalor akan berhenti berpindah apabila suhu kedua benda itu sama.
Interaksi antara sendok dan kopi panas serta kopi panas dan
lingkungannya yang menyebabkan perubahan suhu pada dasarnya merupakan
perpindahan energi dari satu benda ke benda lain. Perpindahan energi yang
hanya terjadi karena perbedaan suhu disebut aliran kalor atau perpindahan
kalor. Pada peristiwa ini energi yang dipindahkan berupa panas.
Kalor merupakan suatu bentuk energi yang berpindah dari benda bersuhu
lebih tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah. Apabila benda menerima
kalor, ada dua kemungkinan, yaitu suhu benda naik atau wujud benda
berubah. Sebaliknya, apabila benda melepas kalor, juga ada dua
kemungkinan, yaitu suhu benda turun atau wujud benda berubah. Jadi kalor
dapat mengubah suhu benda atau mengubah wujud benda.
Satuan untuk menyatakan kaor, yaitu kalori (kal), joule, dan kilokalori
(kkal). Kalori adalah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 gram air
sebesar 1 . Alat untuk mengukur kalor adalah Kalorimeter.
Besar kalor yang diterima atau dilepas oleh suatu benda dapat dihitung
dengan persamaan berikut.
KALOR
73
…(4)
dengan:
m = massa benda (kg)
c = kalor jenis benda (joule/kg )
T perubahan suhu = T T
Q = kalor (joule, kal)
Berikut beberapa besaran lain dalam kalor.
1. Kapasitas Kalor
Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan oleh suatu zat
untuk menaikkan suhu sebesar 1 .
…(5)
dengan:
Q = kalor (joule, kal)
T perubahan suhu
C = kapasitas kalor (J/ , kal/ )
2. Kalor Jenis (c)
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan
suhu 1 gram suatu zat sebesar 1 atau perbandingan antara kapasitas
kalor dengan massa zat.
…(6)
dengan:
c = kalor jenis benda (kal/g joule/kg )
Q m c T
Q
T
c
m
Q
m T
74
Berikut kalor jenis beberapa zat:
Kalor jenis air
Kalor jenis es = 0,5
B. Perubahan wujud zat
Wujud zat dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu padat, cair dan gas.
Masing-masing zat dapat mengalami perubahan wujud, seperti ditunjukkan
pada skema berikut
Gambar 2. Perubahan wujud zat
Pada saat terjadi perubahan wujud zat, suhu zat dalam keadaan tetap
(proses isothermal). Besar kalor yang diperlukan saat terjadi perubahan wujud
zat adalah sebagai berikut:
…(7)
dengan:
Q = kalor untuk mengubah wujud zat (joule, kal)
m = massa benda (kg, g)
L = kalor lebur/kalor uap (kal/g, J/kg)
Kalor uap es: 80 kal/g
Kalor uap air: 540 kal/g
Q m
Gas
Cair Padat
Menyublim Mengkristal
Melebur
Membeku
Menguap Mengembun
75
C. Proses Perubahan Es Menjadi Uap Air
Grafik 1. Proses perubahan es menjadi uap air
Garis AB : Es menerima kalor untuk menaikkan suhu adri -5 sampai 0 .
Q mc T mc
Garis BC : Es menerima kalor untuk melebur pada suhu 0 .
Q m
kalor lebur es = 80 kal/g
Garis CD : Es telah menjadi air dan menerima kalor untuk menaikkan suhu
dari 0 sampai 100 .
Q mca T mca
Garis DE : Air menerima kalor menguap pada suhu 100 .
Q m a
a kalor uap = 540 kal/g
Garis EF : Air telah menjadi uap air dan kalor yang diterima digunakan
untuk menaikkan suhu uap air.
Q mc a T
Berdasarkan grafik perubahan wujud zat, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
Titik lebur = titik beku
Kalor lebur = kalor beku
Suhu
Waktu
100
0 -5
Gas
Cair
Padat A
B C
D E
F
76
Titik didih = titik embun
Kalor didih (uap) = kalor embun
Sifat suatu zat pada berbagai tekanan dan suhu dapat diketahui dengan
menggunakan diagram P-T.
Grafik2. Hubungan antara tekanan dengan suhu
Grafik tersebut berlaku untuk (air), Fe (besi), Ag (perak) dan Bi
(bismut).
D. Azas Black
Kalor yang dilepas oleh benda bersuhu tinggi sama dengan kalor yang
diterima oleh benda yang bersuhu lebih rendah.
Contoh:
Sebatang besi panas bermassa m , dengan suhu T dan kalor jenis c
dimasukkan ke dalam bejana yang berisi air dingin (suhu lebih rendah dari
besi) dengan suhu T , massa m dan kalor jenis c .
Berdasarkan asas Black berlaku hubungan berikut:
kalor yang dilepas besi = kalor yang diterima air
m c T m c T
...(8)
m c T Ta m c Ta T
Padat
2
3
1
Cair
Uap (gas)
𝑻𝑷
𝑻𝒌
P (Tekanan)
T (Suhu)
Keterangan:
= garis sublimasi
= garis lebur
= garis uap
𝑻𝒌 = titik kritis (uap jenuh gas
titik tidak dapat diuapkan lagi)
𝑻𝑷 = titik triple = kesetimbangan
antara padat, cair dan gas
1
2
3
77
dengan:
m m
m m
c
c
T
T
Ta c m c m
Contoh soal:
1. Berapakah kalori kalor yang diperlukan untuk memanaskan 2 liter air dari
30 menjadi 80 jika massa jenis air = 1 gram/cm dan kalor jenis air = 1
kal/g ?
Diketahui: 2 L = 2000 cm
T
cm
c kal/g
Ditanya : Q
Penyelesaian:
m
Q m c T
kalori
2. Sepotong es bersuhu 0 dimasukkan ke dalam 600 g air yang bersuhu 40 .
setelah terjadi kesetimbangan, dihasilkan suhu akhir 0 . Jika kalor jenis air 1
kal/g dan kalor lebur es 80 kal/g, maka massa es yang melebur seluruhnya
adalah…
Jawab:
Diketahui: m 600 g
T 40
T 0
78
Ta 0
c kal/g
c kal/g
Ditanya : m
Penyelesaian:
Q a Q a
m c T m c T
m c T Ta m c Ta T
m
m
m
Pada umumnya jika suatu zat baik padat, cair, amupun gas meneriman kalor,
zat tersebut akan memuai sehingga ukurannya berubah.
Pemuaian zat dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:
A. Pemuaian Zat Padat
Jika zat padat dipanaskan, panjang, luas dan volumenya akan memuai. Gejala
pemuaian zat dibedakan menjadi tiga yaitu sebagai berikut:
1. Muai Panjang
Jika sebatang besi pada suhu T panjangnya dipanaskan sampai T
maka panjang besi itu menjadi L. Pertambahan panjang besi ( )
bergantung pada:
a) panjang besi mula-mula ( )
b) koefisien muai panjang ( )
c) kenaikan suhu ( T
PEMUAIAN ZAT
79
atau …(9)
dengan:
panjang besi pada suhu T (m, cm)
pertambahan panjang besi (m, cm)
panjang besi mula-mula (m, cm)
T T T kenaikan suhu ( )
koefisien muai panjang (/ )
Satuan adalah:
T
m
m
Tabel 1. koefisien muai panjang beberapa zat padat
Nama zat padat Koefisien muai panjang ( )
Aluminium 0,0000255 /
Tembaga 0,0000167 /
Besi 0,000012 /
Baja 0,000011 /
Platina 0,0000089 /
Kaca 0,000003 /
2. Muai Luas
Jika suatu benda berbentuk bidang dipanaskan, panjang dan lebarnya
akan memuai sehingga perubahan luas bidang dinyatakan dengan
persamaan sebagai berikut
atau …(10)
…(11)
α T α T
A A 2α T A A β T
A A β T
80
dengan:
A luas benda pada suhu T (m , cm )
A A A perubahan luas (m , cm )
A luas benda pada suhu T (m , cm )
T T T perubahan suhu ( )
koefisien muai luas (/ )
3. Muai Ruang/Volume
Jika sebuah benda berbentuk balok pada suhu T mempunyai volume =
dipanaskan hingga suhunya naik menjadi T . dan volumenya
bertambah menjadi V = pLh, perubahan volume balok sesuai dengan
persamaan berikut.
atau …(12)
…(13)
dengan:
volume balok pada suhu T (m , cm )
A A perubahan volume (m , cm )
volume balok pada suhu T (m , cm )
T T T perubahan suhu ( )
koefisien muai ruang (/ )
Penerapan pemuaian zat padat antara lain pada termometer, saklar
otomatis, alarm kebakaran, pemasangan rel, dan kaca jendela.
B. Pemuain Zat Cair
Pada umumnya zat cair akan memuai jika dipanaskan. Zat cair hanya
mempunyai muai ruang sehingga volume zat cair akan bertambah jika
dipanaskan. Besar volume zat cair dinyatalan dengan persamaan berikut.
3α T γ T
γ T
81
…(14)
dengan:
volume zat cair pada suhu T (m , cm )
volume zat cair pada suhu T (m , cm )
T T T perubahan suhu ( )
koefisien muai ruang zat cair (/ )
Khusus air, jika dipanaskan dari 0 sampai 4 , volumenya akan
berkurang. Volume air akan bertambah mulai dari 4 ke atas. Penyimpangan
pemuaian air dari sifat umum pada suhu 0 sampai 4 disebut anomali air.
Grafik 3. Pemuaian air
C. Pemuaian Gas Beberapa Hukum Tentang Gas
Apabila gas dipanaskan, gas hanya mempunyai koefisien muai ruang saja.
Besar koefisien tersebut sama untuk semua jenis gas.
…(15)
Ada tiga besaran yang harus diperhatikan pada pemuaian gas, yaitu tekanan
(P), volume (V), dan suhu gas (T). Untuk mencari hubungan antara besaran
γ T
γga
V (m )
T ( ) 0 1 2 3 4
Pada suhu 4 , volume air terkecil
82
yang satu dengan yang lain, hanya dua besaran yang bisa diubah, sedangkan
besaran yang satu lagi dibuat tetap.
1. Pemuaian gas pada tekanan tetap (Hukum Charles-Gay Lussac)
Hasil bagi volume dengan suhu mutlak pada tekanan tetap selalu konstan.
…(16)
dengan:
= volume gas mula-mula pada suhu T (m cm
= volume gas pada suhu T (m cm
T T = suhu gas (K)
Peristiwa pemuaian gas pada tekanan tetap disebut proses isobarik.
Grafik 4. Volume terhadap suhu pada proses isobarik
2. Pemuaian gas pada volume tetap (Hukum Gay-Lussac)
Apabila gas dipanaskan pada volume tetap, tekanan dan suhu mutlaknya
berubah yang dinyatakan dengan persamaan berikut.
…(17)
dengan:
= tekanan gas pada suhu T (
= tekanan gas pada suhu T (
𝐕𝟏
𝐓𝟏
𝐕𝟐
𝐓𝟐 atau
𝐕
𝐓 konstan
𝐏𝟏
𝐓𝟏
𝐏𝟐
𝐓𝟐 atau
𝐏
𝐓 konstan
V
T
83
Proses pemuaian pada volume tetap disebut proses isokhorik
(isovolum).
Grafik 5. Tekanan gas terhadap suhu pada volume tetap
3. Pemuaian gas pada suhu tetap (Hukum Boyle)
Hasil kali tekanan dengan volume pada suhu tetap adalah konstan. Jika
gas dipanaskan pada suhu tetap, tekanan dan volume gas berubah yang
dinyatakan dengan persamaan berikut.
…(18)
dengan:
= tekanan gas
= volume gas m cm
Proses pemuaian gas dengan suhu tetap disebut proses isotermal.
Grafik 6. Tekanan dengan volume pada suhu tetap
P
T
atau PV = konstan
P
V
84
D. Hukum Boyle-Gay Lussac
Hasil kali antara tekanan dengan colume dibagi suhu mutlak adalah konstan.
….. (2)
……..(1)
…(19)
Tekanan dapat mempengaruhi wujud zat, antara lain:
dapat menurunkan titik lebur pada suatu benda
dapat menaikkan titik didih atau menurunkan titik didih
Prinsip tersebut digunakan pada ketel uap untuk menggerakkan mesin turbin
uap pada pembangkit tenaga listrik.
Contoh soal:
1. Batang kuningan mempunyai panjang 100 cm pada suhu 25 . Berapa
pertambahan panjang batang kuningan itu jika suhunya dinaikkan menjadi
50 dengan koefisien muai panjang kuningan adalah…
Jawab:
Diketahui: cm
T
Ditanya :
Penyelesaian:
T
T
T
Isobarik
Isotermal
𝐏𝟏𝐕𝟏
𝐓𝟏
𝐏𝟐𝐕𝟐
𝐓𝟐 atau
𝐏𝐕
𝐓 konstan
85
T
cm
cm
2. Gas dalam ruang tertutup mempunyai tekanan 1 atm. Jika kemudian gas
tersebut ditekan pada suhu tetap sehingga volum gas menjadi ¼ volum mula-
mula, berapa tekanan gas yang terjadi?
Jawab:
Diketahui: m
Ditanya :
Penyelesaian:
m
Apabila dia benda yang suhunya berbeda saling bersinggungan, akan terjadi
perpindahan kalor dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah.
cara perpindahan kalor digolongkan menjadi tiga yaitu:
A. Perpindahan Kalor Secara Konduksi
Konduksi adalah perpindahan kalor tanpa adanya perpindahan zat
perantara. Misalnya, sebatang logam ujung kirinya dipanaskan sehingga
ujung yang kanan juga menjadi panas.
PERPINDAHAN KALOR
86
Gambar 3. Perpindahan kalor secara konduksi
Besar kalor yang mengalir tiap satuan waktu dapat dinyatakan dengan
persamaan berikut:
…(20)
dengan:
A
luas permukaan penghantar (m cm )
panjang penghantar (m, cm)
T T T
hantaran kalor = jumlah kalor yang mengalir tiap satuan waktu (J/s,
kal/s)
m m cm
Koefisien konduksi termal suatu benda juga disebut konduktivitas termal.
Benda yang mempunyai koefisien konduksi termal besar disebut konduktor.
Sebaliknya benda yang mempunyai koefisien konduksi termal kecil disebut
isolator.
Dalam kehidupan sehari-hari, perpindahan kalor secara konduksi terjadi
ketika kita memasak air dengan panci aluminium sebagai zat pengantar logam
(zat padat).
k
L atau
k
L
L
T T
A
87
B. Perpindahan Kalor Secara Konveksi
Konveksi adalah perpindahan kalor yang disertai dengan perpindahan
partikel-partikel zat perantara karena adanya perbedaan rapat massa. Sebagai
zat perantaranya adalah zat cair atau gas.
Gambar 4. Perpindahan kalor secara konveksi
Besar kalor yang mengalir tiap satuan waktu sesuai dengan persamaan
berikut.
…(21)
dengan:
A luas permukaan fluida (m cm )
T
kalor yang mengalir tiap satuan waktu (J/s, kal/s)
m cm
Penerapan perpindahan kalor secara konveksi adalah pada tungku-tungku
pabrik yang menggunakan cerobong asap dan pendingin kendaraan bermotor
yang menggunakan kompresor.
C. Perpindahan Kalor Secara Radiasi
Radiasi adalah perpindahan kalor secara pancaran tanpa melalui zat
perantara (tanpa melalui bahan), yaitu berupa gelombang electromagnet.
A T
Zat cair
88
Berdasarkan huku Stefan-Boltzmann dinyatakan bahwa jumlah energi
yang dipancarkan tiap satuan luas dan tiap satuan waktu berbanding lurus
denganpangkat empat suhu mutlaknya.
…(22)
dengan:
T m
energi yang dipancarkan tiap satuan luas tiap satuan waktu
(J/m m )
m m
m
Jika e = 1, benda hitam sempurna sebagai penyerap dan pemancar energi
terbaik. Jika e = 0, benda merupakan penyerap buruk, tetapi pemantul
sempurna. Apabila suhu di sekeliling benda yang berpijar T , besar energi
yang dipancarkan sesuai dengan persamaan berikut.
…(23)
Contoh soal:
5. Sebuah batang logam mempunyai panjang 2 m dan memiliki luas penampang
20 cm dan perbedaan suhu kedua ujungnya 50 . Bila koefisien konduksi
termalnya 0,2 kal/m s , tentukan jumlah kalor yang merambat per satuan
luas dan per satuan waktu!
Jawab:
Diketahui: L = 2 m
A = 20 cm m
k = 0,2 kal/m s
T
Ditanya : H = …?
σT
σ T T
89
Penyelesaian:
A T
Daftar Pustaka
Lasmi, Ni Ketut. 2017. Buku Mandiri Fisika Jilid 2 untuk SMA/MA Kelas XI
Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016. Jakarta: Erlangga.
Widodo, Tri. 2009. Fisika Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
90
INSTRUMEN TES
Sekolah : MAN Manggarai Barat
Materi Pokok : Suhu dan Kalor
Jumlah Soal : 40
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Indikator Soal Kunci
Jawaban Ranah
Kognitif Menganalisis pengertian suhu
3. Ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda disebut . . . a. Kalor b. Udara c. Suhu d. Angin e. Air
C C1
Menganalisis alat pengukur suhu dan skalanya masing-masing
4. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah . . . a. Barometer b. Termometer c. Bimetal d. Garputala e. Alumunium
B C1
Menganalisis konsep konversi suhu
5. Tentukan konversi suhu 50 F = . . . R a. 327 b. 45 c. 8 d. 15 e. 70
C C2
6. Suhu pada skala Fahrenheit terbaca sama dengan skala Reamur pada suhu… a. b. c. d. e.
D C2
7. Sebuah benda bersuhu 27 dinaikkan sebesar 27 . Jika keadaan tersebut dinyatakan dalam skala kelvin… a. suhu mula-mula 300 K, naik
27 K b. suhu mula-mula 300 K, naik
300 K
B C2
91
c. suhu mula-mula 273 K, naik 27 K
d. suhu mula-mula 27 K, naik 300 K
e. suhu mula-mula 327 K, naik 27 K
8. Sebuah termometer X menunjukkan bahwa air membeku pada suhu 20 dan mendidih pada suhu 100 , Suhu 30 pada termometer celsius akan bernilai…
pada termometer X. a. 22 b. 25 c. 26 d. 44 e. 48
D C3
Menganalisis pengertian kalor
9. Energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah ketika kedua benda bersentuhan disebut … a. Kalor b. Suhu c. Massa Jenis d. Termometer e. Celcius
A C2
10. Benda yang melepas kalor suhunya… a. naik b. mula-mula turun lalu naik c. tetap d. mula-mula naik lalu turun e. turun
E C2
Menganalisis persamaan kalor
11. Air sebanyak 100 gram yang memiliki temperatur 25 dipanaskan dengan energi sebesar 1.000 kalori. Jika kalor jenis air 1 kal/g , tentukanlah temperatur air setelah pemanasan tersebut… a. 35 b. 300 c. 75 d. 123,7 e. 15,5
A C4
12. Es mempunyai kalor jenis 0,5 kal/g . Sebanyak 10 g es pada suhu 0 diberi kalor sebanyak 1000 kalori.
C C4
92
Apabila kalor lebur es 80 kal/g, air yang dihasilkan mempunyai suhu… a. 0 b. 10 c. 20 d. 40 e. 100
13. Sepotong aluminium dengan massa 0,2 kg dan suhu 25 dipanaskan hingga 75 . Jika kalor jenis aluminium 840 J/kg , kalor yang diserapnya adalah… a. 8.000 J b. 8.200 J c. 8.300 J d. 8.400 J e. 8.600 J
D C3
Menganalisis konsep kapasitas kalor
14. Banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu suatu benda sebesar disebut . . . a. koefisien muai b. kapasitas kalor c. konduktivitas termal d. kalor jenis e. koefisien panjang
B C2
Menganalisis konsep kalor jenis
15. Dalam sistem SI, satuan kalor jenis suatu benda adalah… a. J/kg b. J/kg K c. kal/g d. erg/g e. erg/gK
B C2
16. Jika suatu zat mempunyai kalor jenis tinggi, ketika dipanaskan maka zat tersebut… a. lambat naik suhunya jika
dipanaskan b. cepat naik suhunya jika
dipanaskan c. lambat mendidih d. cepat mendidih e. cepat lebur
A C2
Menganalisis persamaan kalor jenis
17. Sepotong besi yang memiliki massa 3 kg, dipanaskan dari suhu 20 hingga 120 . Jika kalor yang diserap besi sebesar 135 kJ. Tentukan kalor jenis besi…
C C4
93
a. 350 J/kg b. 550 J/kg c. 450 J/kg d. 650 J/kg e. 400 J/kg
Menganalisis proses perubahan es menjadi uap air
18. Grafik berikut menunjukkan hubungan antara kenaikan suhu (T) dengan kalor (Q) yang diserap oleh suatu zat padat yang mempunyai kalor lebur 80 kal/g.
Massa zat padat tersebut adalah… a. 45 g b. 58 g c. 60 g d. 75 g e. 80 g
D C4
19. Titik didih suatu zat cair selalu sama dengan… a. titik lebur b. titik beku c. titik kritis d. titik jenuh e. titik embun
E C1
Menganalisis persamaan azas Black
20. Satu gram air pada suhu 40 dicampur dengan 1 gram air yang bersuhu 80 . Suhu akhir campurannya adalah… a. 30 b. 40 c. 50 d. 60 e. 70
D C4
21. Teh panas yang massanya 20 g pada suhu T dituangkan ke dalam cangkir bermassa 290 g dan bersuhu 20 . Jika suhu kesetimbangan termal 36 dan panas jenis air teh 8 kali panas jenis cangkir, suhu air teh mula-
C C3
94
mula adalah… a. 50 b. 55 c. 65 d. 75 e. 80
22. Batang logam bermassa 2 kg memiliki suhu 25 . Untuk menaikkan suhunya menjadi 75 dibutuhkan kalor sebesar kal. Jika suhunya dinaikkan menjadi 125 maka berapakah kalor yang dibutuhkan… a. kal b. kal c. 2 kal d. kal e. kal
E C4
23. Air sebanyak 0,5 kg yang bersuhu 100 di tuangkan ke dalam bejana dari aluminium yang memiliki massa 0,5 kg. Jika suhu awal bejana sebesar 25 , kalor jenis aluminium 900 J/kg , dan kalor jenis air 4.200 J/kg , maka tentukan suhu kesetimbangan yang tercapai… (anggap tidak ada kalor yang mengalir ke lingkungan) a. 86, 765 b. 89, 156 c. 27, 379 d. 42,370 e. 52, 891
A C4
24. Botol termos berisi 230 gram kopi pada suhu 80 . Kemudian ditambahkan susu sebanyak 20 gram bersuhu 5 . Jika tidak ada kalor pencampuran maupun kalor yang terserap botol termos dan kalor jenis kopi = susu = air = 1,00 kal/g , maka berapakah suhu keseimbangan campuran… a. 54 b. 63 c. 81 d. 74
D C3
95
e. 357 25. Berapa banyak air bersuhu 25
yang harus dicampurkan dengan 2 L air bersuhu 100 agar suhu akhir air 40 ( dan ) adalah… a. 6 L b. 8 L c. 10 L d. 12 L e. 16 L
B C3
26. Jika 75 g air yang suhunya 0 dicampur dengan 50 g air yang suhunya 100 , suhu akhir campurannya adalah… a. 25 b. 40 c. 60 d. 65 e. 75
B C3
27. Sepotong es bersuhu 0 dimasukkan ke dalam 600 g air yang bersuhu 40 . setelah terjadi kesetimbangan, dihasilkan suhu akhir 0 . Jika kalor jenis air 1 kal/g dan kalor lebur es 80 kal/g, maka massa es yang melebur seluruhnya adalah… a. 0,30 kg b. 0,25 kg c. 0,20 kg d. 0,15 kg e. 0,10 kg
A C4
28. Air sebanyak 60 g bersuhu 90 dicampurkan dengan 40 g air bersuhu 25 . Jika tidak ada faktor lain yang mempengaruhi proses tersebut, suhu akhir campurannya adalah… a. 15,4 b. 23,0 c. 46,0 d. 64,0 e. 77,0
D C3
Menganalisis persamaan muai
29. Batang kuningan mempunyai panjang 100 cm pada suhu 25 . Berapa pertambahan panjang
B C3
96
panjang, muai luas dan muai ruang/volume
batang kuningan itu jika suhunya dinaikkan menjadi 50 dengan koefisien muai panjang kuningan adalah… a. 0,00475 cm b. 0,0475 cm c. 0,475 cm d. 0,0275 cm e. 0,00275 cm
30. Suhu sebatang baja ditingkatkan dari 0 menjadi 100 , panjangnya bertambah 1 mm dari panjang mula-mula 1 m. Pertambahan panjang batang baja lain yang panjangnya 6 m jika dipanaskan dari 0 sampai 12 adalah… a. 0,24 mm b. 0,5 mm c. 0,6 mm d. 0,72 mm e. 1,2 mm
D C4
31. Pelat besi pada suhu 20 memiliki ukuran seperti gambar berikut.
Apabila suhunya dinaikkan menjadi 100 dan koefisien muai panjang besi 1,1 × / , luasnya menjadi… a. 4,0000106 b. 4,0000140 c. 4,0000376 d. 4,0000726 e. 4,0000704
E C4
32. Selembar pelat terbuat dari perunggu seperti gambar berikut
Diketahui pada suhu 0 . Jika pelat
E C4
2 m
2 m
100 cm
200 cm
97
tersebut dipanaskan sampai 80 , pertambahan luas permukaan pelat tersebut adalah… a. b. c. d. e.
33. Sebatang besi dengan panjang 4 m dan lebar 20 cm bersuhu 20 . Jika besi tersebut dipanaskan hingga mencapai 40 , berapakah luas kaca setelah dipanaskan… ( α = 12
× / ) a. 0,820384 b. 0,800384 c. 1,800374 d. 0,700184 e. 0,800273
B C4
34. Jika koefisien muai panjang = dan koefisien muai ruang = q, diperoleh hubungan untuk satu jenis logam adalah… a. p = 3q b. 2p = 3q
c. q =
d. q =
e. q = 3p
E C3
Menganalisis hukum-hukum tentang gas
35. Grafik berikut yang benar menyatakan hukum Boyle adalah… a.
b.
c.
C C2
98
d.
e.
Menganalisis persamaan hukum-hukum tentang gas
36. Suatu ruangan tertutup berisi gas. Jika gas dipanaskan pada proses isotermal ternyata volumenya
diperkecil menjadi
kali, tekanan
gas menjadi…
a.
kali
b. tetap c. 4 kali d. 8 kali
e.
kali
C C3
37. Gas berada dalam ruang tertutup dengan volume V, tekanan P, dan suhu T. Apabila volumenya
mengalami perubahan menjadi
kali semula dan suhunya dinaikkan menjadi 4 kali semula, tekanan gas menjadi… a. 8 P b. 2 P
c.
P
d.
P
e.
P
A C3
38. Gas dalam ruang tertutup dengan volume 5 liter bersuhu 37 pada tekanan 3 atm. Jika gas tersebut dipanaskan sampai 52 , volumenya menjadi 6,5 liter. Berapakah perubahan tekanannya… a. 0,6 atm b. 1,2 atm c. 0,8 atm d. 2,0 atm e. 0,5 atm
A C4
99
Menganalisis konsep perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, dan radiasi
39. Proses perpindahan kalor melalui zat perantara tanpa disertai perpindahan molekul zat disebut . . a. Radiasi b. Kobveksi c. Konduksi d. Konversi e. Fluktuasi
C C1
40. Faktor-faktor berikut yang tidak mempengaruhi laju perpindahan kalor secara konduksi pada sebuah logam adalah… a. panjang penghantar b. luas penampang c. emisivitas d. perbedaan suhu e. konduktivitas termal
C C1
41. Pancaran sinar matahari yang menerangi bumi yang meyebabkan terjadi perpindahan kalor. Perpindahan ini disebut… a. Radiasi b. Konduksi c. Konveksi d. Isolator e. Konduktor
A C2
Menganalisis persamaan laju perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, dan radiasi
42. Dua batang penghantar mempunyai panjang dan luas yang sama disambung menjadi satu seperti gambar berikut. Koefisien konduksi termal B = 2 kali koefisien konduksi terman A. Suhu pada sambungannya ( ) adalah… a. 30 b. 25 c. 40 d. 45 e. 50
E C4
A B
100 25 𝑇𝑎
100
Tabel r
Ananda dan Muhammad Fadhli (2018: 333)
101
Validitas Instrumen
No Nama Butir Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Andi Akbar 1 1 1 1 1 0 1 1 0
2 Anju 0 0 0 1 0 0 1 1 0
3 Aswa Atun 1 1 1 0 1 0 1 1 1
4 Fatimah Said Idan
1 1 1 0 1 0 1 1 1
5 Fidyah Febrianti
1 1 1 0 1 0 1 1 1
6 Firnanda Kurniawan
1 1 1 0 1 0 1 1 1
7 Fitri Aida Mawati Daputri
1 1 1 0 1 0 1 1 1
8 Gilang Rahmat Dhani
1 1 1 0 1 0 1 1 1
9 Ikma Febrianti
1 1 1 0 0 1 1 1 0
10 Jamraini Mu’alimah
1 1 1 0 1 0 1 1 1
11 Lilis Cahyani
1 1 1 0 0 1 1 1 1
12 Mohammad Bayu Samudera
1 1 1 1 1 0 1 1 0
13 Muhamad Afgan
1 1 1 0 0 1 1 1 0
14 Mita Halmawati
0 0 0 0 1 0 0 0 0
15 Nurita Ulfa 0 0 0 0 0 1 1 1 0
16 Safriani 0 0 0 0 0 1 1 1 0
102
17 Sarmila 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 Siti Mirna 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 Syahrudin 0 0 0 0 0 0 1 1 0
20 Umul Raihan
1 1 1 0 1 0 1 1 0
21 Uswatun Hasanah
0 0 0 0 1 1 1 1 0
22 Zaenab 1 1 1 0 1 1 1 1 0
N 14 14 14 3 13 7 19 19 8
P 0,64 0,64 0,64 0,14 0,59 0,32 0,86 0,86 0,36
Q 0,36 0,36 0,36 0,86 0,41 0,68 0,14 0,14 0,64
X rata-rata(i) 21,5
7 21,5
7 21,5
7 20,0
0 20,2
3 18,8
6 19,3
2 19,3
2 20,6
3
X rata-rata(t) 17,5 Standar Deviasi 6,43
r table 0,432
r bis(i)
0,84
2
0,84
2
0,84
2
0,15
6
0,51
0
0,14
6
0,70
0
0,70
0
0,36
5
Val
id
Val
id
Val
id
Tid
ak
Val
id
Val
id
Tid
ak
Val
id
Val
id
Val
id
Tid
ak
Val
id
Butir Soal 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1
0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1
0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1
0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1
103
0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1
0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0
0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1
0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1
0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1
0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1
0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1
0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1
0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0
0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1
0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1
0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1
0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1
0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1
1 6 3 14 18 2 18 7 4 4 16
0,05 0,27 0,14 0,64 0,82 0,09 0,82 0,32 0,18 0,18 0,73
0,95 0,73 0,86 0,36 0,18 0,91 0,18 0,68 0,82 0,82 0,27
4,00 19,67 18,33 19,93 19,67 9,50 19,67 22,43 19,25 20,00 19,56
17,5 6,43 0,432
-0,4
83
0,20
6
0,05
2
0,50
2
0,71
8
-0,3
86
0,71
8
0,52
1
0,12
8
0,18
3
0,52
6
104
Tid
ak
Val
id
Tid
ak
Val
id
Tid
ak
Val
id
Val
id
Val
id
Tid
ak
Val
id
Val
id
Val
id
Tid
ak
Val
id
Tid
ak
Val
id
Val
id
Butir Soal 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0
1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0
0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0
1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0
0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0
1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0
1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0
1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
105
1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0
1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0
1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0
0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0
13 7 6 13 2 1 4 10 1 4 1
0,59 0,32 0,27 0,59 0,09 0,05 0,18 0,45 0,05 0,18 0,05
0,41 0,68 0,73 0,41 0,91 0,95 0,82 0,55 0,95 0,82 0,95
17,85 22,71 22,67 21,46 13,50 14,00 22,25 20,80 22,00 14,75 14,00
17,5
6,43
0,432
0,06
5
0,55
1
0,49
0
0,73
9
-0,1
93
-0,1
25
0,34
7
0,46
2
0,16
1
-0,2
01
-0,1
25
Tid
ak
Val
id
Val
id
Val
id
Val
id
Tid
ak
Val
id
Tid
ak
Val
id
Tid
ak
Val
id
Val
id
Tid
ak
Val
id
Tid
ak
Val
id
Tid
ak
Val
id
106
Butir Soal Skor Skor^2
32 33 34 35 36 37 38 39 40
1 1 1 1 0 0 1 1 1 23 529
0 0 0 0 0 1 1 1 0 14 196
0 0 0 0 0 1 1 1 1 18 324
0 0 0 0 0 1 1 1 0 18 324
1 1 0 0 1 1 1 1 0 21 441
1 1 0 0 1 1 1 1 0 19 361
1 1 0 0 1 1 1 1 1 23 529
0 0 1 0 0 1 1 1 1 23 529
1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 576
1 1 0 0 0 1 1 1 1 21 441
0 0 1 1 0 1 1 1 1 22 484
1 1 0 0 1 1 1 1 1 23 529
1 1 1 1 1 1 1 1 1 22 484
0 0 0 0 1 0 0 0 1 7 49
1 1 0 0 1 0 1 1 1 12 144
0 0 0 0 1 0 1 1 1 8 64
1 1 0 0 0 1 0 0 1 7 49
107
0 0 0 0 0 1 0 0 0 4 16
0 0 0 0 0 0 1 1 0 9 81
1 1 1 1 0 1 1 1 1 23 529
1 1 1 1 0 1 1 1 1 22 484
1 1 0 0 0 1 1 1 1 22 484
13 13 7 6 9 17 19 19 16 385 7647
0,59 0,59 0,32 0,27 0,41 0,77 0,86 0,86 0,73
0,41 0,41 0,68 0,73 0,59 0,23 0,14 0,14 0,27
20,15 20,15 22,71 22,67 17,67 19,18 19,32 19,32 18,75
17,5 6,43 0,432
0,49
5
0,49
5
0,55
1
0,49
0
0,02
2
0,47
7
0,70
0
0,70
0
0,31
9
Val
id
Val
id
Val
id
Val
id
Tid
ak
Val
id
Val
id
Val
id
Val
id
Tid
ak
Val
id
Contoh butir soal nomor 1: (soal valid)
Jumlah peserta didik = 22
∑
∑
Jumlah peserta didik yang benar butir soal ke-1 = 14
108
a. Mencari proporsi jawaban benar
b. Mencari proporsi peserta didik yang menjawab salah
c. Mencari rata-rata skor total responden yang menjawab benar
Jumlah yang menjawab benar butir soal ke-1 ada 14 peserta didik dengan
skor masing-masing adalah
Jadi,
d. Mencari rata-rata skor total seluruh responden
∑
e. Mencari standar deviasi
√∑
.
∑
/
√
(
)
√
√
√
f. Mencari validitas
√
109
√
√
Syarat: (Valid)
(Tidak valid)
Karena, (Valid)
Contoh butir soal nomor 4: (soal tidak valid)
Jumlah peserta didik yang benar butir soal ke-4 = 3
a. Mencari proporsi jawaban benar
b. Mencari proporsi peserta didik yang menjawab salah
c. Mencari rata-rata skor total responden yang menjawab benar
Jumlah yang menjawab benar butir soal ke-4 ada 14 peserta didik dengan
skor masing-masing adalah
Jadi,
d. Mencari rata-rata skor total seluruh responden
∑
110
e. Mencari standar deviasi
√∑
.
∑
/
√
(
)
√
√
√
f. Mencari validitas
√
√
√
Syarat: (Valid)
(Tidak valid)
Karena, (Tidak valid)
111
Reliabilitas Instrumen
No Nama Butir Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Andi Akbar 1 1 1 1 1 0 1 1 0
2 Anju 0 0 0 1 0 0 1 1 0
3 Aswa Atun 1 1 1 0 1 0 1 1 1
4 Fatimah Said Idan
1 1 1 0 1 0 1 1 1
5 Fidyah Febrianti
1 1 1 0 1 0 1 1 1
6 Firnanda Kurniawan
1 1 1 0 1 0 1 1 1
7 Fitri Aida Mawati Daputri
1 1 1 0 1 0 1 1 1
8 Gilang Rahmat Dhani
1 1 1 0 1 0 1 1 1
9 Ikma Febrianti
1 1 1 0 0 1 1 1 0
10 Jamraini Mu’alimah
1 1 1 0 1 0 1 1 1
11 Lilis Cahyani
1 1 1 0 0 1 1 1 1
12 Mohammad Bayu Samudera
1 1 1 1 1 0 1 1 0
13 Muhamad Afgan
1 1 1 0 0 1 1 1 0
14 Mita Halmawati
0 0 0 0 1 0 0 0 0
15 Nurita Ulfa 0 0 0 0 0 1 1 1 0
16 Safriani 0 0 0 0 0 1 1 1 0
112
17 Sarmila 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 Siti Mirna 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 Syahrudin 0 0 0 0 0 0 1 1 0
20 Umul Raihan
1 1 1 0 1 0 1 1 0
21 Uswatun Hasanah
0 0 0 0 1 1 1 1 0
22 Zaenab 1 1 1 0 1 1 1 1 0
𝜮 14 14 14 3 13 7 19 19 8 k 40
k-1 39 p 0,64 0,64 0,64 0,14 0,59 0,32 0,86 0,86 0,36 Q 0,36 0,36 0,36 0,86 0,41 0,68 0,14 0,14 0,64 Pq 0,23 0,23 0,23 0,12 0,24 0,22 0,12 0,12 0,23 𝜮pq 6,83
Varians Total 41,34
KR-20 0,86
Sangat Tinggi Reliabel
Butir Soal 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1
0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1
0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1
0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1
0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1
0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0
113
0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1
0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1
0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1
0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1
0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1
0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1
0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0
0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1
0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1
0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1
0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1
0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1
1 6 3 14 18 2 18 7 4 4 16 40 39
0,05 0,27 0,14 0,64 0,82 0,09 0,82 0,32 0,18 0,18 0,73
114
0,95 0,73 0,86 0,36 0,18 0,91 0,18 0,68 0,82 0,82 0,27 0,04 0,20 0,12 0,23 0,15 0,08 0,15 0,22 0,15 0,15 0,20
6,83 41,34 0,86
Sangat Tinggi Reliabel
Butir Soal 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0
1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0
0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0
1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0
0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0
1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0
1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0
1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0
115
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0
1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0
1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0
0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0
13 7 6 13 2 1 4 10 1 4 1 40 39
0,59 0,32 0,27 0,59 0,09 0,05 0,18 0,45 0,05 0,18 0,05 0,41 0,68 0,73 0,41 0,91 0,95 0,82 0,55 0,95 0,82 0,95 0,24 0,22 0,20 0,24 0,08 0,04 0,15 0,25 0,04 0,15 0,04
6,83 41,34 0,86
Sangat Tinggi Reliabel
Butir Soal Skor Skor^2
32 33 34 35 36 37 38 39 40
1 1 1 1 0 0 1 1 1 23 529
0 0 0 0 0 1 1 1 0 14 196
116
0 0 0 0 0 1 1 1 1 18 324
0 0 0 0 0 1 1 1 0 18 324
1 1 0 0 1 1 1 1 0 21 441
1 1 0 0 1 1 1 1 0 19 361
1 1 0 0 1 1 1 1 1 23 529
0 0 1 0 0 1 1 1 1 23 529
1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 576
1 1 0 0 0 1 1 1 1 21 441
0 0 1 1 0 1 1 1 1 22 484
1 1 0 0 1 1 1 1 1 23 529
1 1 1 1 1 1 1 1 1 22 484
0 0 0 0 1 0 0 0 1 7 49
1 1 0 0 1 0 1 1 1 12 144
0 0 0 0 1 0 1 1 1 8 64
1 1 0 0 0 1 0 0 1 7 49
0 0 0 0 0 1 0 0 0 4 16
0 0 0 0 0 0 1 1 0 9 81
117
1 1 1 1 0 1 1 1 1 23 529
1 1 1 1 0 1 1 1 1 22 484
1 1 0 0 0 1 1 1 1 22 484
13 13 7 6 9 17 19 19 16 385 7647 40 39
0,59 0,59 0,32 0,27 0,41 0,77 0,86 0,86 0,73 0,41 0,41 0,68 0,73 0,59 0,23 0,14 0,14 0,27 0,24 0,24 0,22 0,20 0,24 0,18 0,12 0,12 0,20
6,83 41,34 0,86
Sangat Tinggi Reliabel
Uji Reliabilitas
N = 22
k = 40
∑ 6,83
Jumlah skor peserta didik (∑ = 385
Jumlah kuadrat skor tiap peserta didik (∑ ) = 7647
a. Mencari varians total
√∑
.
∑
/
√
(
)
√
√
118
√
b. Mencari reliabilitas
{
∑
}
9,
-
9(
)
(Sangat tinggi)
Syarat: (Reliabel)
(Tidak reliabel)
Karena, (Reliabel)
119
Instrumen Tes Setelah divalidasi
1. Ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda disebut . . . a. Kalor d. Angin b. Udara e. Air c. Suhu
2. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah . . . a. Barometer d. Garputala b. Termometer e. Aluminium c. Bimetal
3. Tentukan konversi suhu 50 F = . . . R a. 327 d. 15 b. 45 e. 70 c. 8
4. Sebuah benda bersuhu 27 dinaikkan sebesar 27 . Jika keadaan tersebut dinyatakan dalam skala kelvin… a. suhu mula-mula 300 K, naik 27 K b. suhu mula-mula 300 K, naik 300 K c. suhu mula-mula 273 K, naik 27 K d. suhu mula-mula 27 K, naik 300 K e. suhu mula-mula 327 K, naik 27 K
5. Energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah ketika kedua benda bersentuhan disebut … a. Kalor d. Termometer b. Suhu e. Celcius c. Massa Jenis
6. Benda yang melepas kalor suhunya… a. Naik b. mula-mula turun lalu naik c. tetap d. mula-mula naik lalu turun e. turun
7. Dalam sistem SI, satuan kalor jenis suatu benda adalah… a. J/kg d. erg/g b. J/kg K e. erg/gK c. kal/g
8. Jika suatu zat mempunyai kalor jenis tinggi, ketika dipanaskan maka zat tersebut… a. lambat naik suhunya jika dipanaskan b. cepat naik suhunya jika dipanaskan c. lambat mendidih d. cepat mendidih
120
e. cepat lebur 9. Grafik berikut menunjukkan hubungan antara kenaikan suhu (T) dengan kalor
(Q) yang diserap oleh suatu zat padat yang mempunyai kalor lebur 80 kal/g.
Massa zat padat tersebut adalah… a. 45 g d. 75 g b. 58 g e. 80 g c. 60 g
10. Titik didih suatu zat cair selalu sama dengan… a. titik lebur b. titik beku c. titik kritis d. titik jenuh e. titik embun
11. Batang logam bermassa 2 kg memiliki suhu 25 . Untuk menaikkan suhunya menjadi 75 dibutuhkan kalor sebesar kal. Jika suhunya dinaikkan menjadi 125 maka berapakah kalor yang dibutuhkan… a. kal d. kal
b. kal e. kal
c. 2 kal 12. Botol termos berisi 230 gram kopi pada suhu 80 . Kemudian ditambahkan
susu sebanyak 20 gram bersuhu 5 . Jika tidak ada kalor pencampuran maupun kalor yang terserap botol termos dan kalor jenis kopi = susu = air = 1,00 kal/g , maka berapakah suhu keseimbangan campuran… a. 54 d. 74 b. 63 e. 357 c. 81
13. Berapa banyak air bersuhu 25 yang harus dicampurkan dengan 2 L air bersuhu 100 agar suhu akhir air 40 ( cm dan
) adalah… a. 6 L d. 12 L b. 8 L e. 16 L c. 10 L
121
14. Jika 75 g air yang suhunya 0 dicampur dengan 50 g air yang suhunya 100 , suhu akhir campurannya adalah… a. 25 d. 65 b. 40 e. 75 c. 60
15. Suhu sebatang baja ditingkatkan dari 0 menjadi 100 , panjangnya bertambah 1 mm dari panjang mula-mula 1 m. Pertambahan panjang batang baja lain yang panjangnya 6 m jika dipanaskan dari 0 sampai 12 adalah… a. 0,24 mm d. 0,72 mm b. 0,5 mm e. 1,2 mm c. 0,6 mm
16. Jika koefisien muai panjang = dan koefisien muai ruang = q, diperoleh hubungan untuk satu jenis logam adalah…
a. p = 3q d. q =
b. 2p = 3q e. q = 3p
c. q =
17. Grafik berikut yang benar menyatakan hukum Boyle adalah… a.
b.
c.
d.
122
e.
18. Suatu ruangan tertutup berisi gas. Jika gas dipanaskan pada proses isotermal
ternyata volumenya diperkecil menjadi
kali, tekanan gas menjadi…
a.
kali d. 8 kali
b. Tetap e.
kali
c. 4 kali 19. Gas berada dalam ruang tertutup dengan volume V, tekanan P, dan suhu T.
Apabila volumenya mengalami perubahan menjadi
kali semula dan suhunya
dinaikkan menjadi 4 kali semula, tekanan gas menjadi…
a. 8 P d.
P
b. 2 P e.
P
c.
P
20. Proses perpindahan kalor melalui zat perantara tanpa disertai perpindahan molekul zat disebut . . .
a. Radiasi d. Konversi b. Kobveksi e. Fluktuasi c. Konduksi
21. Faktor-faktor berikut yang tidak mempengaruhi laju perpindahan kalor secara konduksi pada sebuah logam adalah… a. panjang penghantar d. perbedaan suhu b. luas penampang e. konduktivitas termal c. emisivitas
22. Pancaran sinar matahari yang menerangi bumi yang meyebabkan terjadi perpindahan kalor. Perpindahan ini disebut… a. Radiasi d. Isolator b. Konduksi e. Konduktor c. Konveksi
123
ANALISIS DESKRIPTIF
Pre-test
No Nama Skor Pretest 1 Abdul Kholik Alfais 11 2 Al Azhar 8 3 Anjriani Rahayu 13 4 Darmiyati 14 5 Dini Andriani 14 6 Edi Yunus 9 7 Fais Ramadhan 12 8 Fitrah Hairatu Nisa 13 9 Helma Liana Putri 14 10 Iskandar 12 11 Juhasmiati Jaeda 13 12 Lusma 14 13 Murniati 15 14 Mustika Nurmi 13 15 Nurfathonah 14 16 Nurlaily Usy Sulriztania 14 17 Putri Ayuningsih 7 18 Ridha Anisah Sahidah 15 19 Rosmita 6 20 Selfi 15 21 Sri Misranti Adwiah 13 22 Tita Sartika 6 23 Tri Ismawati 10 24 Ulfatun Isnaini 12 25 Wahdaniatullah 8
Skor ideal = 22
Skor tertinggi = 15
Skor terendah = 6
Rentang skor (R) = skor tertinggi – skor terendah = 15 – 6 = 9
Banyaknya data (n) = 25
Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 25
= 5,18 ≈ 5
124
Panjang kelas interval (i) =
9
(dibulatkan)
Skor rata-rata
6 2 12 7 1 7 8 2 16 9 1 9 10 1 10 11 1 11 12 3 36 13 5 65 14 6 84 15 3 45 𝜮 25 295
∑
∑
9
9
Standar deviasi
I 1 11 -0,80 0,64 2 8 -3,80 14,44 3 13 1,20 1,44 4 14 2,20 4,84 5 14 2,20 4,84 6 9 -2,80 7,84 7 12 0,20 0,04 8 13 1,20 1,44 9 14 2,20 4,84 10 12 0,20 0,04 11 13 1,20 1,44 12 14 2,20 4,84 13 15 3,20 10,24 14 13 1,20 1,44 15 14 2,20 4,84 16 14 2,20 4,84 17 7 -4,80 23,04 18 15 3,20 10,24 19 6 -5,80 33,64 20 15 3,20 10,24 21 13 1,20 1,44 22 6 -5,80 33,64
125
23 10 -1,80 3,24 24 12 0,20 0,04 25 8 -3,80 14,44
𝜮 198,00
√
∑
√
√
√
Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Fisika Peserta Didik
Kelas XI IPA 2 MAN Manggarai Barat pada Pretest.
Skor F Persentase (%) 6 - 7 3 12 8 - 9 3 12
10 – 11 2 8 12 – 13 8 32 14 – 15 9 36
𝜮 25 100
Persentase pre-test
Persentase
Persentase 1 =
Persentase 2 =
Persentase 3 =
Persentase 4 =
Persentase 5 = 9
126
Post-Test
No Nama Skor Posttest 1 Abdul Kholik Alfais 15 2 Al Azhar 15 3 Anjriani Rahayu 17 4 Darmiyati 20 5 Dini Andriani 21 6 Edi Yunus 17 7 Fais Ramadhan 18 8 Fitrah Hairatu Nisa 17 9 Helma Liana Putri 21 10 Iskandar 16 11 Juhasmiati Jaeda 18 12 Lusma 21 13 Murniati 21 14 Mustika Nurmi 18 15 Nurfathonah 20 16 Nurlaily Usy Sulriztania 21 17 Putri Ayuningsih 14 18 Ridha Anisah Sahidah 21 19 Rosmita 12 20 Selfi 21 21 Sri Misranti Adwiah 16 22 Tita Sartika 13 23 Tri Ismawati 16 24 Ulfatun Isnaini 17 25 Wahdaniatullah 14
Skor ideal = 22
Skor tertinggi = 21
Skor terendah = 12
Rentang skor (R) = skor tertinggi – skor terendah = 21 – 12 = 9
Banyaknya data (n) = 25
Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 25
= 5,18 ≈ 5
127
Panjang kelas interval (i) =
9
(dibulatkan)
Skor rata-rata
12 1 12 13 1 13 14 2 28 15 2 30 16 3 48 17 4 68 18 3 54 19 0 0 20 2 40 21 7 147 𝜮 25 440
∑
∑
Standar deviasi
i 1 15 -2,60 6,76 2 15 -2,60 6,76 3 17 -0,60 0,36 4 20 2,40 5,76 5 21 3,40 11,56 6 17 -0,60 0,36 7 18 0,40 0,16 8 17 -0,60 0,36 9 21 3,40 11,56 10 16 -1,60 2,56 11 18 0,40 0,16 12 21 3,40 11,56 13 21 3,40 11,56 14 18 0,40 0,16 15 20 2,40 5,76 16 21 3,40 11,56 17 14 -3,60 12,96 18 21 3,40 11,56 19 12 -5,60 31,36 20 21 3,40 11,56 21 16 -1,60 2,56 22 13 -4,60 21,16
128
23 16 -1,60 2,56 24 17 -0,60 0,36 25 14 -3,60 12,96
𝜮 194,00
√
∑
√
√
√
Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas
XI IPA 2 MAN Manggarai Barat pada Posttest
Skor F Persentase (%) 12 – 13 2 8 14 – 15 4 16 16 – 17 7 28 18 – 19 3 12 20 – 21 9 36
𝜮 25 100
Persentase post-test
Persentase
Persentase 1 =
Persentase 2 =
Persentase 3 =
Persentase 4 =
Persentase 5 = 9
129
UJI N-GAIN
Nama Skor
G
Skor Maks - Skor
Pretest
g Kriteria Pretest Posttest
Abdul Kholik Alfais
11 15 4 11 0,36 Sedang
Al Azhar 8 15 7 14 0,50 Sedang
Anjriani Rahayu 13 17 4 9 0,44 Sedang
Darmiyati 14 20 6 8 0,75 Tinggi
Dini Andriani 14 21 7 8 0,88 Tinggi
Edi Yunus 9 17 8 13 0,62 Sedang
Fais Ramadhan 12 18 6 10 0,60 Sedang
Fitrah Hairatu Nisa
13 17 4 9 0,44 Sedang
Helma Liana Putri
14 21 7 8 0,88 Tinggi
Iskandar 12 16 4 10 0,40 Sedang
Juhasmiati Jaeda 13 18 5 9 0,56 Sedang
Lusma 14 21 7 8 0,88 Tinggi
Murniati 15 21 6 7 0,86 Tinggi
Mustika Nurmi 13 18 5 9 0,56 Sedang
Nurfathonah 14 20 6 8 0,75 Tinggi
Nurlaily Usy Sulriztania
14 21 7 8 0,88 Tinggi
Putri Ayuningsih
7 14 7 15 0,47 Sedang
Ridha Anisah Sahidah
15 21 6 7 0,86 Tinggi
Rosmita 6 12 6 16 0,38 Sedang
130
Selfi 15 21 6 7 0,86 Tinggi
Sri Misranti Adwiah
13 16 3 9 0,33 Sedang
Tita Sartika 6 13 7 16 0,44 Sedang
Tri Ismawati 10 16 6 12 0,50 Sedang
Ulfatun Isnaini 12 17 5 10 0,50 Sedang
Wahdaniatullah 8 14 6 14 0,43 Sedang
Rata-Rata 11,80 17,60 5,80 10,20 0,57 Sedang
1. Menghitung Gain setiap peserta didik
Contoh:
Responden 1: G = skor posttest – skor pretest = 15 – 11 = 4
2. Menentukan Gain Ternormalisasi (N-Gain)
Skor Maksimal = 22
Contoh:
Responden 1:
(Sedang)
Rata-Rata N-Gain Ternormalitas (G)
(Sedang)
131
DOKUMENTASI
Praktikum tentang suhu Praktikum tentang kalor
Praktikum tentang pemuaian Praktikum tentang perpindahan kalor
132
Proses belajar mengajar (berkelompok)
Foto bersama
Foto bersama
133
Lembar Validasi
Perangkat Pembelajaran oleh Validator
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
RIWAYAT HIDUP
Atap Pulau Seraya Besar Kabupaten Manggarai Barat tahun 2012, dan tamat
MAN Manggarai Barat Kabupaten Manggarai Barat tahun 2015.
Pada tahun yang sama (2015), penulis melanjutkan pendidikan pada
program Strata Satu (S1) Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar dan selesai tahun 2020.
Irma Sari Defi. Dilahirkan di Pulau Seraya Besar
Kabupaten Manggarai Barat pada tanggal 26 September
1997, dari pasangan Ayahanda Abdurahman dan Ibunda
Sardewi.
Penulis masuk sekolah dasar pada tahun 2003 di
SD Inpres Pulau Seraya Besar Kabupaten Manggarai
Barat dan tamat tahun 2009, tamat SMP Negeri Satu