106
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN IPA POKOK BAHASAN ENERGI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI III PARANGHARJO NGUNTORONADI WONOGIRI TAHUN 2012 SKRIPSI Oleh : IRHAS BINANGKHID K 7108163 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 i

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

  • Upload
    buihanh

  • View
    251

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY UNTUK

MENINGKATKAN KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN IPA POKOK

BAHASAN ENERGI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI III

PARANGHARJO NGUNTORONADI WONOGIRI TAHUN 2012

SKRIPSI

Oleh :

IRHAS BINANGKHID

K 7108163

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

i

Page 2: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : IRHAS BINANGKHID

NIM : K 7108163

Jurusan /Program Studi : IP/ PGSD

Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “PENERAPAN METODE

PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN

KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN IPA POKOK BAHASAN ENERGI

PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI III PARANGHARJO

NGUNTORONADI WONOGIRI TAHUN 2012 ” ini benar-benar merupakan

hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain

telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan,

saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juni 2012

Yang membuat pernyataan

Irhas Binangkhid

ii

Page 3: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY UNTUK

MENINGKATKAN KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN IPA POKOK

BAHASAN ENERGI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI III

PARANGHARJO NGUNTORONADI WONOGIRI TAHUN 2012

Oleh :

IRHAS BINANGKHID

K7108163

Skripsi

Skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu

Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

iiii

Page 4: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Page 6: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Irhas Binangkhid. PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN IPA POKOK BAHASAN ENERGI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI III PARANGHARJO NGUNTORONADI WONOGIRI. Skripsi Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Juni 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Meningkatkan kualitas proses pembelajaran IPA pokok bahasan energi pada siswa kelas IV SD Negeri III Parangharjo Nguntoronadi Wonogiri tahun 2012, (2) Mendiskripsikan proses penerapan metode pembelajaran discovery inquiry dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran IPA pokok bahasan energi pada siswa kelas IV SD N III Parangharjo Nguntoronadi Wonogiri tahun 2012.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kualitas proses pembelajaran IPA pokok bahasan energi, sedangkan variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran discovery inquiry.

Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 3 siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Sebagai subyek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri III Parangharjo Nguntoronadi Wonogiri tahun 2012 yang berjumlah 19 siswa. Yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan Teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah observasi, dokumentasi, wawancara dan tes. Teknik analisis data yang dipergunakan adalah model analisis interaktif yang mempunyai tiga buah komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan kualitas proses pembelajaran IPA pokok bahasan energi setelah diadakan tindakan kelas dengan menggunakan metode pembelajaran discovery inquiry. Hal itu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya hasil nilai afektif siswa dan nilai hasil belajar siswa dari sebelum dan sesudah tindakan. Pada prasiklus diperoleh rata-rata nilai afektif 69,21, Siklus I menjadi 70,94, Siklus II menjadi 73,26 dan Siklus III rata-rata nilai afektif kelas meningkat menjadi 80,78. Sedangkan nilai hasil belajar siswa pada prasiklus rata-rata 54,74, Siklus I menjadi 65,16, Siklus II menjadi 74,42 dan Siklus III rata-rata hasil belajar siswa meningkat menjadi 82,52.

Dengan demikian bahwa dengan penerapan metode pembelajaran discovery inquiry dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran IPA pokok bahasan energi pada siswa kelas IV SD Negeri III Parangharjo Kecamatan Nguntoronadi Kabupaten Wonogiri tahun 2012.

Kata kunci: Kualitas proses pembelajaran, metode pembelajaran discovery

inquiry.

i

vi

Page 7: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

Irhas Binangkhid. APPLICATION OF DISCOVERY INQUIRY LEARNING METHOD TO IMPROVE THE QUALITY OF SCIENCE LEARNING PROCESS OF ENERGY SUBJECT IN FOURTH GRADE STUDENTS OF SDN III PARANGHARJO NGUNTORONADI WONOGIRI. Surakarta. Skripsi: Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University, June 2012.

This study purposed to: (1) Improve the quality of the science learning

process of energy subjects in the fourth grade students OF SDN III Parangharjo Nguntoronadi Wonogiri in 2012, (2) Describing the process of inquiry discovery learning method can improve the quality of the science learning process of energy subjects in fourth grade students of SDN III Parangharjo Nguntoronadi Wonogiri in 2012.

Dependent variable in this study is the quality of the science learning process of energy subjects, while the independent variables used in this study is the discovery inquiry learning method.

The research form is classroom action research was conducted in 3 cycles. Each cycle consists of four stages, namely planning, implementation of the action, observation and reflection. As research subjects is a fourth grade students of SDN III Parangharjo Nguntoronadi Wonogiri in 2012, amounting to 19 students. This consisted of 9 male students and 10 female students. The data collection techniques used observation, documentation, interviews and tests. The data analysis techniques used an interactive analytical model that has three components, namely data reduction, data presentation, and drawing conclusions.

Based on the research results can be concluded that there was an increase in the quality of the science learning process of energy subject after class action using discovery inquiry learning methods. It can be shown by the increasing the students’ affective value and students score before and after the research action. In Pre-cycles obtained an average of affective value of 69,21, cycle I to be 70,94, and Cycle II to 73,26, and in Cycle III the average of affective value increased to 80,78. Meanwhile students score in Pre-cycles obtained an average value 54,74, cycle I to be 65,16, and Cycle II to 74,42, and in Cycle III the average value increased to 82,52.

Therefore that the application of discovery inquiry learning method can improve the quality of the science learning process of energy subject in fourth grade students of SDN Parangharjo III Nguntoronadi Wonogiri in 2012.

Key words: Learning quality, discovery inquiry learning method.

vii

Page 8: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

MOTTO

v “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalatmu sebagai

penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”

(Al-Baqarah : 153)

v Segala yang indah belum tentu baik, namun segala yang baik sudah tentu

indah (Penulis)

v Berpikir sebelum berbuat adalah satu kebijaksanaan, berpikir setelah

berbuat adalah satu kebodohan, sementara berbuat tanpa berpikir adalah

seribu kebodohan (Penulis)

v Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah (Lessing)

v

viii

Page 9: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan segenap kebahagiaan dan rasa syukur, Kusuntingkan untaian kata dan

goresan sederhana ini kepada :

v Ayahanda dan Ibunda tercinta yang tak henti-hentinya bersimpuh

memanjatkan do`a dan harapan kepada Allah SWT siang dan malam tanpa

kenal lelah untuk ku. Atas segala linangan air mata dan setiap tarikan nafas

yang selalu berdo`a untuk kebahagiaan anak-anaknya. Mudah-mudahan

Allah SWT mengabulkan semua harapan dan do`a yang telah dipanjatkan.

v Yang terkasih yang selalu memberikan doa dan semangat.

v Sahabat-sahabatku S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar `08, terimakasih atas

semua yang telah kita lalui bersama dan segala dukungan serta semangatnya.

Semoga Allah SWT mengganti amal sholeh kalian semua.

v Teman-teman kos Tisanda terimakasih untuk segala dukungan dan

semangatnya. Semoga Allah SWT mengganti amal sholeh kalian semua

v Dan kepada semua orang yang berjuang untuk mempertahankan kehidupan

dengan cucuran keringan dan air mata. Terimakasih untuk semua inspirasi

dan motivasinya.

ix

Page 10: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberi

kenikmatan dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna

memenuhi sebagai persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan. Selama

pembuatan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.

Untuk itu, penulis ucapkan terimakasih kepada :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang

telah memberikan izin penulisan skripsi.

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan persetujuan skripsi.

3. Ketua Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan izin

penulisan skripsi.

4. Sekretaris Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang memberikan arahan

dan motivasinya.

5. Drs. Chumdari, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I dan Drs. Djaelani, M.Pd

selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan

dorongan kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan lancar.

6. Dra.Siti Istiyati, M.Pd selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan

arahan dan bimbingan selama menjadi mahasiswa di Program Pendidikan Guru

Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret.

7. Bapak dan Ibu dosen Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang secara tulus

ikhlas memberikan ilmu dan masukan kepada penulis.

8. Ayah dan ibu tercinta yang telah memberikan semangat dan do`a yang tidak

kenal lelah.

9. Adikku tersayang yang selalu memberikan ketenangan dan warna disetiap aliran

waktu ini.

10. Rekan-rekan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar `08 yang tidak dapat

disebutkan satu persatu yang telah membantu dan memberikan warna selama

menjadi mahasiswa dan dalam menyelesaikan skripsi ini.

x

Page 11: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

11. Kepala Sekolah SD N III Parangharjo Kecamatan Nguntoronadi Kabupaten

Wonogiri yang telah memberi izin dalam penelitian ini.

12. Guru kelas IV SD N III Parangharjo Kecamatan Nguntoronadi Kabupaten

Wonogiri.

13. Segenap siswa kelas IV SD N III Parangharjo Kecamatan Nguntoronadi

Kabupaten Wonogiri.

Tak ada gading yang tak retak, peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih

jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat

penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan

menambah wawasan bagi para pembaca.

Surakarta, 2012

Penulis

xi

Page 12: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... ii

HALAMAN PENGAJUAN.................................................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................. iv

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ v

HALAMAN ABSTRAK ...................................................................................... vi

HALAMAN MOTTO ....................................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... ix

KATA PENGANTAR ........................................................................................... x

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................3

C. Tujuan Penelitian ...................................................................................3

D. Manfaat Penelitian .................................................................................4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ..................................................................................6

A. Kajian Pustaka ..................................................................................... 6

1. Hakikat Pembelajaran IPA ..............................................................6

a. Pengertian IPA ......................................................................... 6

b. Ruang Lingkup IPA ................................................................. 7

c. Tujuan Pembelajaran IPA ..........................................................7

d. Prinsip-Prinsip Pembelajaran IPA ..............................................8

e. Pembelajaran IPA Kelas IV .......................................................9

2. Hakikat Mutu / Kualitas Pembelajaran ........................................ 13

a. Pengertian Kualitas Pembelajaran ...........................................13

b. Pembelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan

Menyenangkan ( PAIKEM ) .................................................. 14

3. Metode Pembelajaran Discovery Inquiry ......................................17

xii

Page 13: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

a. Pengertian Metode Discovery Inquiry ..................................... 17

b. Macam-Macam Metode Discovery Inquiry ..............................18

c. Fungsi Metode Discovery Inquiry ..............................................18

d. Langkah-langkah Metode Discovery Inquiry ............................19

e. Keunggulan dan Kelemahan Metode Discovery Inquiry ...........19

4. Pembelajaran IPA dengan Metode Discovery Inquiry ...................20

B. Penelitian Yang Relevan .....................................................................21

C. Kerangka Berfikir .............................................................................. 22

D. Hipotesis Tindakan .............................................................................24

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................25

A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................25

B. Subjek Penelitian ...............................................................................25

C. Sumber Data ........................................................................................26

D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................26

E. Validitas Data ......................................................................................28

F. Teknik Analisis Data ...........................................................................29

G. Indikator Kinerja .................................................................................31

H. Prosedur Penelitian .............................................................................31

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN ........................................36

A. Deskripsi Pratindakan ....................................................................... 36

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus .................................................43

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus ........................................76

D. Pembahasan Hasil Penelitian ..............................................................77

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ............................................. 83

A. Simpulan ............................................................................................ 83

B. Implikasi ............................................................................................ 84

C. Saran ...................................................................................................85

Daftar Pustaka ...................................................................................................... 87

Lampiran ...............................................................................................................89

xiii

Page 14: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Prasiklus ........................................38

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Prasiklus ..............................39

Tabel 3. Ketuntasan Siswa pada Kondisi Awal .................................................40

Tabel 4. Rekapitulasi Nilai Rata-Rata, Nilai Tertinggi, Nilai Terendah Siswa

pada Kondisi Awal ............................................................................ 41

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Siklus I ..........................................51

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus I..............52

Tabel 7. Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I...............................................53

Tabel 8. Rekapitulasi Nilai Rata-Rata, Nilai Tertinggi, Nilai Terendah Siswa

pada Siklus I .........................................................................................54

Tabel 9. Perbandingan Rekapitulasi Nilai Rata-Rata, Nilai Tertinggi, Nilai

Terendah Siswa pada Kondisi Awal dan Siklus I ............................... 55

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Siklus II .........................................60

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas IV pada

Siklus II ................................................................................................62

Tabel 12 Ketuntasan Belajar pada Siklus II ........................................................63

Tabel 13. Rekapitulasi Nilai Rata-rata, Nilai Tertinggi, dan Nilai Terendah

Siswa Pada Siklus II.............................................................................64

Tabel 14. Perbandingan Nilai Rata-Rata, Nilai Tertinggi dan Nilai Terendah

Siklus I dan Siklus II ............................................................................65

Tabel 15 Distribusi Frekuensi Nilai Afektif pada Siklus III ...............................70

Tabel 16. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus III ...................72

xiv

Page 15: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

Tabel 17. Rekapitulasi Nilai Rata-rata, Nilai Tertinggi, dan Nilai Terendah

Siswa Pada Siklus III ...........................................................................73

Tabel 18. Perbandingan Nilai Rata-Rata, Nilai Tertinggi dan Nilai Terendah

Siklus II dan Siklus III .........................................................................74

Tabel 19. Perbandingan Rekapitulasi Nilai Rata-Rata Afektif Siswa pada

Siklus I, Siklus II, dan Siklus III ..........................................................76

Tabel 20 Perbandingan Rekapitulasi Nilai Rata-rata, Nilai Terendah, dan

Nilai Tertinggi Siswa pada Siklus I, Siklus II, dan Siklus III ..............77

Tabel 21 Perkembangan Nilai Rata-rata Afektif bdan Ketuntasan Klasikal

pada Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III .........................78

Tabel 22. Perkembangan Nilai Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II, dan Siklus

III..........................................................................................................79

Tabel 23. Perkembangan Nilai Hasil Observasi Aktivitas Siswa ........................81

xv

Page 16: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka Berpikir ........................................................................... 23

Gambar 2. Model Analisis Interaktif ................................................................ 29

Gambar 3. Prosedur Penelitian .......................................................................... 32

Gambar 4. Grafik Nilai Afektif Prasiklus ...........................................................39

Gambar 5. Grafik Nilai Siswa Sebelum Tindakan .............................................40

Gambar 6. Grafik Ketuntasan Siswa pada Kondisi Awal ...................................41

Gambar 7. Grafik Rekapitulasi Nilai Rata-Rata, Nilai Tertinggi, Nilai

Terendah Siswa pada Kondisi Awal ................................................ 42

Gambar 8. Grafik Nilai Afektif Siklus I .............................................................51

Gambar 9. Grafik Nilai Siswa Pada Siklus I ......................................................53

Gambar 10. Grafik Ketuntasan Belajar pada Siklus I ...........................................54

Gambar 11. Grafik Rekapitulasi Nilai Rata-Rata, Nilai Tertinggi, Nilai

Terendah Siswa pada Siklus I .......................................................... 55

Gambar 12. Grafik Perbandingan Rekapitulasi Nilai Rata-Rata, Nilai

Tertinggi, Nilai Terendah Siswa pada Kondisi Awal dan Siklus I .. 56

Gambar 13. Grafik Nilai Afektif pada Siklus II ...................................................61

Gambar 14. Grafik Nilai Siswa pada Siklus II .................................................... 63

Gambar 15. Grafik Ketuntasan Belajar pada Siklus II .........................................64

Gambar 16. Grafik Rekapitulasi Nilai Rata-Rata, Nilai Tertinggi, Nilai

Terendah Siswa pada Siklus II ..........................................................65

Gambar 17. Grafik Perbandingan Rekapitulasi Nilai Rata-Rata, Nilai

Tertinggi, Nilai Terendah Siswa pada Siklus I dan Siklus II ...........66

Gambar 18. Grafik Nilai Afektif pada Siklus III ..................................................71

Gambar 19. Grafik Nilai Siswa Pada Siklus III ....................................................73

xvi

Page 17: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

Gambar 20. Grafik Rekapitulasi Nilai Rata-Rata, Nilai Tertinggi, Nilai

Terendah Siswa pada Siklus III ....................................................... 74

Gambar 21. Grafik Perbandingan Rekapitulasi Nilai Rata-Rata, Nilai

Tertinggi, Nilai Terendah Siswa pada Siklus II dan Siklus III ........ 75

Gambar 22. Grafik Perbandingan Rekapitulasi Nilai Rata-rata Afektif pada

Siklus I, Siklus II, dan Siklus III ......................................................76

Gambar 23. Grafik Rekapitulasi Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, dan Nilai

Rata-Rata Tiap Siklus .......................................................................77

Gambar 24. Grafik Perkembangan Nilai Rata-rata Afektif dan Ketuntasan

Klasikal pada Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III........78

Gambar 25. Grafik Perkembangan Nilai Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II, dan

Siklus III ...........................................................................................79

Gambar 26. Grafik Perkembangan Nilai Hasil Observasi Aktivitas Siswa ..........81

xvii

Page 18: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Tabel Kegiatan Penelitian ................................................. 89

Lampiran 2. Wawancara Sebelum Tindakan ......................................... 90

Lampiran 3. Silabus ................................................................................ 92

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ..................... 95

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ................... 107

Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III .................. 119

Lampiran 7. Lembar Penilaian Afektif Prasiklus ................................... 131

Lampiran 8. Lembar Penilaian Afektif Siklus I .................................... 134

Lampiran 9. Lembar Penilaian Afektif Siklus II ................................... 137

Lampiran 10. Lembar Penilaian Afektif Siklus III ................................... 140

Lampiran 11. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran

Siklus I Pertemuan I ........................................................... 143

Lampiran 12. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran

Siklus I Pertemuan II ......................................................... 145

Lampiran 13. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran

Siklus II Pertemuan I ......................................................... 147

Lampiran 14. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran

Siklus II Pertemuan II ........................................................ 149

Lampiran 15. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran

Siklus III Pertemuan I ........................................................ 151

Lampiran 16. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran

Siklus III Pertemuan II ....................................................... 153

Lampiran 17. Nilai Prasiklus .................................................................... 155

Lampiran 18. Nilai Siklus I ...................................................................... 156

Lampiran 19. Nilai Siklus II ..................................................................... 157

Lampiran 20. Nilai Siklus III.................................................................... 158

Lampiran 21. Wawancara Siswa Setelah Tindakan ................................. 159

Lampiran 22. Wawancara Guru Setelah Tindakan................................... 160

xviii

Page 19: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

Lampiran 23. Foto Pelaksanaan Penelitian .............................................. 162

xix

Page 20: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk

menentukan kemajuan suatu bangsa. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu

proses dalam rangka membantu manusia untuk mengembangkan dirinya sehingga

mampu untuk menghadapi setiap permasalahan dan perubahan dengan sikap yang

tepat. Keberhasilan pendidikan tidak dapat dilepaskan dari pelaksanaan proses

pendidikan itu sendiri.

Dalam rangka mencapai keberhasilan pendidikan, maka perlu diciptakan

suatu sistem lingkungan (kondisi) belajar yang kondusif. Hal tersebut akan sangat

berkaitan erat dengan mengajar, dimana mengajar diartikan sebagai suatu usaha

penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem

lingkungan belajar terdiri atau dipengaruhi oleh berbagai komponen yang masing-

masing saling mempengaruhi. Komponen-komponen tersebut antara lain tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai, materi yang ingin diajarkan, guru dan siswa yang

memainkan peranan, jenis kegiatan yang dilakukan, termasuk pendekatan dan

metode mengajar yang digunakan.

Pendidikan dilaksanakan di sekolah, di keluarga dan di masyarakat. Untuk

pendidikan di sekolah guru dan siswa memegang peranan yang penting dalam proses

belajar mengajar. Belajar adalah proses yang harus dilaksanakan oleh siswa sebagai

subyek yang menerima pelajaran. Sedangkan mengajar adalah kegiatan yang harus

dilaksanakan oleh guru sebagai pengajar. Sehingga di dalam proses belajar

mengajar terjadi interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, serta siswa

dengan lingkungan pada saat pelajaran berlangsung, atau bisa dikatakan terjadi

proses belajar mengajar yang aktif baik dari pihak pengajar maupun pelajar (siswa).

Setelah kita memahami perlunya sebuah proses belajar, maka yang menjadi tindakan

Page 21: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

selanjutnya adalah bagaimana mengoptimalkan kegiatan belajar yang terarah pada

tujuan yang ditetapkan.

Terlebih pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, karena kualitas proses

pada pelajaran ini akan sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa. Saat ini banyak

siswa yang menganggap Ilmu pengetahuan Alam adalah pelajaran yang mudah

untuk dipelajari, namun kenyataannya nilai hasil belajar yang diperoleh siswa masih

rendah.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di kelas IV SDN III

Parangharjo pada saat proses pembelajaran IPA berlangsung siswa cepat merasa

bosan, jenuh serta sulit dalam menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru,

siswa yang bosan akan mengalami kejenuhan dan pada akhirnya mereka akan

kehilangan perhatian selama proses pembelajaran sehingga berdampak pada hasil

belajar siswa yang rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata pra siklus hasil

nilai afektif siswa saat proses pembelajaran hanya 69,21. Selain itu nilai belajar

siswa tentang energi juga masih rendah dimana dari 19 siswa hanya 6 siswa yang

mencapai batas Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70. Dapat dikatakan ketuntasan

klasikal kelas hanya 31,58 % dan nilai rata-rata kelas 54,74. Rendahnya hasil belajar

siswa tersebut disebabkan karena guru kurang inovatif, guru hanya menggunakan

metode ceramah yang menyebabkan siswa pasif, inilah yang harus disiasati oleh

guru untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

efektif dan menyenangkan (PAIKEM). Dengan kata lain, perlu adanya sebuah

stretegi atau metode yang cocok bagi program pengajaran yang demikian.

Salah satu hal yang dapat dilakukan guru supaya pembelajaran IPA

berkualitas adalah dengan menggunakan metode pembelajaran discovery inquiry.

Karena dengan metode ini siswa yang semula pasif akan menjadi lebih aktif dalam

proses pembelajaran, karena Discovery Inquiry merupakan suatu rangkaian kegiatan

pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik

untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka

dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai wujud

adanya perubahan perilaku (Nanang Hanafiah : 2009 : 77)

Page 22: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Metode inquiry memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar

mengembangkan potensi intelektualnya dalam jalinan kegiatan yang disusunnya

sendiri untuk menemukan sesuatu sebagai jawaban yang meyakinkan terhadap

permasalahan yang dihadapkan kepadanya, melalui proses pelacakan data dan

informasi serta pemikiran yang logis, kritis dan sistematis.

Discovery (penemuan) sering dipertukarkan pemakaiannya dengan inquiry

(penyelidikan). Discovery (penemuan) adalah proses mental ketika siswa

mengasimilasikan suatu konsep atau suatu prinsip. Adapun proses mental, misalnya

mengamati, menjelaskan, mengelompokkan, dan membuat kesimpulan. (Hamdani :

184 : 2011). Jika siswa sudah terdorong untuk menemukan sendiri pengetahuannya,

maka akan memudahkan siswa untuk memahami materi pembelajaran dan akhirnya

akan meningkatkan kualitas pembelajaran IPA.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul : “Penerapan Metode Pembelajaran Discovery Inquiry

Untuk Meningkatkan Kualitas Proses Pembelajaran IPA Pokok Bahasan

Energi Pada Siswa Kelas IV SD Negeri III Parangharjo Nguntoronadi

Wonogiri Tahun 2012”

B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai

berikut :

1. Apakah penerapan metode discovery inquiry dapat meningkatkan kualitas proses

pembelajaran IPA Pokok Bahasan Energi di kelas IV SD N III Parangharjo?

2. Bagaimana proses penerapan metode discovery inquiry dapat meningkatkan

kualitas proses pembelajaran IPA Pokok Bahasan Energi di kelas IV SD N III

Parangharjo?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah :

Page 23: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

1. Untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran melalui penerapan metode

discovery inquiry dalam pembelajaran IPA Pokok Bahasan Energi di kelas IV

SD N III Parangharjo.

2. Mendiskripsikan pelaksanaan penerapan metode discovery inquiry dalam

meningkatkan kualitas proses pembelajaran IPA Pokok Bahasan Energi di kelas

IV SD N III Parangharjo.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan permasalahan diatas, maka diharapkan penelitian ini

mempunyai manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi keilmuan yang

bermanfaat dalam dunia pendidikan mengenai penerapan metode discovery inquiry

untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran IPA tentang energi.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi siswa

1) Siswa dapat melaksanakan metode pembelajaran discovery inquiry sehingga

mereka tidak bosan dan jenuh.

2) Siswa termotivasi untuk mengikuti setiap proses pembelajaran yang

berlangsung.

3) Dapat meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran IPA.

b. Manfaat bagi guru

1) Dapat digunakan sebagai bahan masukan bahwa metode discovery inquiry

dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran.

2) Meningkatkan kemampuan guru dalam memilih dan menggunakan

metode/media dengan tepat.

3) Sebagai bahan acuan atau masukan dalam mengajarkan materi IPA.

c. Manfaat bagi sekolah

Page 24: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

1) Sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan kurikulum sekolah.

2) Mewujudkan pembelajaran efektif di kelas.

3) Memberikan masukan kepada sekolah dalam usaha perbaikan proses

pembelajaran sehingga berdampak pada mutu sekolah.

Page 25: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Hakikat Pembelajaran IPA

a. Pengertian IPA

Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) berhubungan dengan cara mencari

tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-

prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA

diharapkan dapat diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk

mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih

lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses

pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk

mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar

secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga

dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih

mendalam tentang alam sekitar. (BSNP : 2007 : 18)

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari alam

dengan segala isinya, atau secara sederhana merupakan suatu kumpulan

pengetahuan yang tersusun secara sistematis tentang gejala alam. Gejala alam

tersebut dapat dipisahkan menjadi gejala alam fisik (fisika) dan gejala alam

hayati (biologi). Pada awalnya orang memperoleh pengetahuan tentang gejala

alam tersebut menggunakan cara-cara yang belum dapat diandalkan. Namun

secara perlahan dan pasti sejalan dengan perkembangan akal, daya nalar, serta

peralatan yang dimiliki manusia, cara-cara yang digunakan menuju ke

kesempurnaan. Awal IPA dimulai pada saat manusia memperhatikan gejala

alam yang terjadi, mencatatnya, lalu mempelajarinya. Sebagai makhluk

berpikir yabg dibekali rasa ingin tahu yang besar, manusia terdorong untuk

lebih mengenal, memahami, dan menjelaskan gejala-gejala alam yang terjadi,

Page 26: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

7

serta berusaha untuk dapat memecahkan masalah-masalah alamiah yang terjadi

itulah, pada akhirnya manusia dapat mengorganisasikan pengetahuannya yang

disebut Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). (J.S Sukardjo : 2005 : 1)

Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa IPA merupakan kegiatan

manusia yang bersifat aktif untuk mencari tahu tentang alam secara sistematis

untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip,

proses penemuan dan memiliki sikap ilmiah. Pada umumnya IPA didasarkan

atas dasar observasi, eksperimen dan induksi.

b. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )

Ruang lingkup bahan kajian Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah

Dasar dalam BSNP (2007 : 14) mencakup :

1) Makhluk hidup dan proses kehidupan yaitu manusia, hewan dan tumbuhan

dan interaksinya.

2) Benda/materi, sifat – sifat dan kegunaannya meliputi cair, padat, dan gas.

3) Energi dan perubahannya meliputi : gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,

cahaya, dan pesawat sederhana

4) Bumi dan alam semesta meliputi : tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda

langit lainnya.

c. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )

Tujuan umum pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dalam BSNP (2007

: 18) adalah :

1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi dan masyarakat.

4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan.

Page 27: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

8

5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga

dan melestarikan lingkungan alam.

6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai

dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

d. Prinsip-Prinsip Pembelajaran IPA

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut siswa tidak

hanya belajar dari buku, melainkan dituntut untuk belajar mengembangkan

kemampuan dirinya. Melatih keterampilan siswa untuk berfikir secara kreatif

dan inovatif merupakan latihan awal bagi siswa berfikir kritis untuk

mengembangkan daya cipta dan mengembangkan minat dalam diri siswa

secara dini. Guru sebagai faktor penunjang keberhasilan pengajaran IPA

dituntut kemampuannya untuk dapat menyampaikan bahan kepada siswa

dengan baik. Untuk itu guru perlu mendapat pengetahuan tentang bagaimana

mengajarkan suatu bahan pengajaran atau metode apa yang dapat digunakan

dalam pembelajaran IPA. IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk

memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalahnya.

Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak

buruk pada lingkungan. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan dengan

pendekatan yang dapat menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja dan

bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan

hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian

pengalaman belajar secara langsung melalui pengembangan keterampilan

proses dan sikap ilmiah.

Prinsip utama pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yaitu:

1) Pemahaman kita tentang dunia di sekitar kita dimulai melalui pengalaman

baik secara inderawi maupun noninderawi.

2) Pengetahuan yang diperoleh ini tidak pernah terlihat secara langsung

karena itu perlu diungkap selama proses pembelajaran. Pengetahuan siswa

Page 28: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

9

yang diperoleh dari pengalaman itu perlu diungkap di setiap awal

pembelajaran.

3) Pengetahuan pengalaman mereka ini pada umumnya kurang konsisten

dengan pengetahuan para ilmuan, pengetahuan yang kita miliki.

Pengetahuan yang demikian kita sebut miskonsepsi. kita perlu merancang

kegiatan yang dapat membetulkan miskonsepsi ini selama pembelajaran.

4) Dalam setiap pengetahuan mengandung fakta, data, konsep, lambang dan

relasi dengan konsep yang lain. Tugas kita sebagai guru IPA adalah

mengajar siswa untuk mengelompokkan pengetahuan yang sedang

dipelajari itu ke dalam fakta, data, konsep, simbol dan hubungan dengan

konsep lain.

5) Ilmu Pengetahuan Alam atas produk, proses dan prosedur. Karena itu kita

perlu mengenalkan ketiga aspek ini walaupun hingga kini masih banyak

guru yang lebih senang menekankan pada produk Ilmu Pengetahuan Alam

saja. (Leo Sutrisno : 2007 : 3 – 5).

e. Pembelajaran IPA Kelas IV

Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Ilmu

Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar diberikan secara mata pelajaran sejak

kelas IV sampai kelas VI, sedang kelas 1 sampai kelas III diberikan secara

tematik pada pelajaran lain. Materi IPA Kelas IV SD yang dipakai dalam

penelitian ini adalah pokok bahasan energi (energi panas, energi bunyi, dan

energi alternatif).

1. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, dan Tujuan.

a) Standar Kompetensi.

8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam

kehidupan sehari-hari.

b) Kompetensi Dasar

8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat

dilingkungan sekitar serta sifat-sifatnya.

8.2 Menjelaskan berbagai energi alternatif dan penggunaannya.

c) Indikator

Page 29: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

10

1. Menyebutkan sumber energi panas dan kegunaannya

2. Mendemonstrasikan adanya perpindahan panas.

3. Menyebutkan sumber-sumber bunyi yang ada disekitar.

4. Mendemonstrasikan perambatan bunyi pada benda padat, cair dan

gas.

5. Membuat daftar contoh alat-alat yang menggunakan energi

alternatif.

d) Tujuan

1. Siswa dapat menyebutkan sumber energi panas dan kegunaannya.

2. Siswa dapat mendemonstrasikan adanya perpindahan panas.

3. Siswa dapat menyebutkan sumber-sumber bunyi yang ada disekitar

4. Siswa dapat mendemonstrasikan perambatan bunyi pada benda

padat, cair dan gas.

5. Siswa dapat membuat daftar contoh alat-alat yang menggunakan

energi alternatif.

2. Materi.

Energi merupakan hal yang paling penting dalam kehidupan ini. Dengan

energi, makhluk hidup dapat melangsungkan kehidupannya.

a) Energi Panas

Semua yang dapat menghasilkan panas disebut sumber energi

panas. lilin yang menyala menghasilkan panas. Api unggun menghasilkan

panas. Gesekan antara dua benda dapat menghasilkan panas. Ini berarti

bahwa lilin yang menyala, api unggun, dan gesekan antara dua benda

merupakan sumber energi panas. Di alam telah tersedia sumber energi

panas yang sangat besar dan tidak akan habis.

Sumber energi itu adalah matahari. Energi panas sangat bermanfaat

bagi kehidupan makhluk di bumi, khususnya manusia.

Panas dapat berpindah dari sumbernya ke tempat lain. Jika suatu

benda yang dingin disentuhkan pada benda yang panas, maka benda yang

dingin akan tertular panas. Umumnya perpindahan panas dibedakan atas

tiga macam, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi. Konduksi yaitu

Page 30: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

11

perpindahan panas melalui benda padat yang tidak disertai aliran zat.

Contohnya jika sebatang besi dipanaskan salah satu ujungnya maka ujung

itu akhirnya menjadi panas. Di sini batang merambat dari batang besi

menuju ujung lainnya. Semua benda yang terbuat dari logam, seperti

aluminium, besi, baja, seng, dan tembaga adalah sebagai penghantar panas

yang baik. Semua benda logam ini disebut konduktor. Sebaliknya, benda

seperti kayu, plastik adalah bukan penghantar panas, maka kayu dan

plastik disebut isolator. Konveksi yaitu proses perpindahan panas dengan

disertai aliran zat. Konveksi dapat terjadi pada zat cair dan zat gas.

Contohnya, udara panas dari lampu minyak. Radiasi yaitu peristiwa

perpindahan panas tanpa melalui zat perantara. Contohnya, sinar matahari

yang memancar ke bumi akan menghangatkan tubuh kita.

b) Energi Bunyi

Bunyi adalah segala sesuatu yang dapat didengar. Contoh bunyi

adalah percakapan orang, kicau burung, dan suara radio. Bunyi dapat

didengar jika telinga kita sehat dan ada suara yang masuk ke telinga.

Buktinya, kita tidak dapat mendengar jika telinga sakit atau telinga

ditutup. Benda atau alat yang dapat menghasilkan bunyi disebut sumber

bunyi.

Bunyi dapat merambat melalu benda padat, zat cair, dan gas.

1) Perambatan bunyi melalui benda padat

Bunyi dapat merambat melalui benda padat. Perambatan bunyi

melalui benda padat dapat kamu gunakan untuk membuat mainan.

Misalnya membuat mainan telepon - teleponan.

2) Perambatan bunyi melalui benda cair

Selain merambat melalui benda padat, bunyi juga dapat

merambat melalui benda cair. Ketika dua batu diadu di dalam air,

bunyi yang ditimbulkan dapat kita dengar. Hal itu menunjukkan

bahwa bunyi dapat merambat melalui zat cair. Sifat bunyi yang dapat

merambat melalui zat cair dimanfaatkan oleh tim SAR untuk mencari

dan menolong kecelakaan yang terjadi di tengah lautan. Adanya sifat

Page 31: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

12

itu, komunikasi antara orang yang ada di atas kapal dan penyelam

dapat dilakukan sehingga pencarian korban dapat berjalan lancar.

3) Perambatan bunyi melalui gas

Udara merupakan benda gas. Kita dapat mendengar suara orang

berbicara dan burung berkicau karena getaran suara itu masuk ke

telinga kita. Hal itu menunjukkan bahwa suara dapat merambat

melalui udara. Demikian juga halnya pada guntur. Pada saat hari

mendung, kita sering mendengar guntur. Guntur dapat kita dengar

karena getaran suaranya masuk ke telinga kita setelah merambat

melalui udara. Telah diketahui bahwa bunyi dapat merambat melalui

zat padat, zat cair, dan gas. Bunyi juga memerlukan waktu tertentu

untuk menempuh suatu jarak. Namun, cepat lambat bunyi akan

berubah apabila melalui medium yang berbeda. Makin rapat atau

padat medium perantara, cepat rambat bunyi makin besar.

Dengan kata lain, cepat rambat bunyi tergantung pada jenis

medium yang dilaluinya. Di sekitar kita ada banyak benda yang dapat

menghasilkan bunyi. Contoh benda itu adalah berbagai macam alat

musik. Selain itu, ada benda yang meredam bunyi. Untuk memahami

kedua jenis benda itu, pada bagian ini kita akan mencoba membuat

benda yang menghasilkan bunyi dan yang meredam bunyi. Contoh

benda yang menghasilkan bunyi adalah terompet dan seruling.

Terompet dan seruling termasuk alat musik tiup. Kedua alat musik itu

akan menghasilkan suara pada saat udara di dalamnya bergetar.

Akibatnya, tinggi rendahnya nada ditentukan oleh jumlah udara yang

masuk.

Peredam bunyi merupakan benda yang dapat menyerap bunyi.

Dengan demikian, bunyi yang telah melewati peredam bunyi menjadi

tidak terdengar. Jika dipasang di tembok ruang pertemuan, peredam

bunyi menyebabkan pembicaraan di ruangan itu tidak dapat didengar

dari luar. Sebaliknya, suara yang datang dari luar juga tidak dapat

masuk ke ruangan itu. Itulah sebabnya peredam bunyi banyak

Page 32: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

13

dipasang pada dinding dan langit-langit gedung pertemuan, gedung

bioskop dan ruang rekaman.

c) Energi Alternatif

Energi alternatif digunakan saat ini karena sumber energi yang

biasa digunakan, yaitu minyak bumi jumlahnya semakin sedikit.

Kendaran bermotor dahulu hingga saat ini menggunakan bahan bakar

bensin atau solar. Namun demikian, di beberapa negara maju sudah

dikembangkan kendaraan dengan sumber tenaga matahari. Selain itu, di

negara kita saat ini juga sedang dikembangkan energi biogas. Beberapa

ilmuan kita telah merancang kompor dengan bahan bakar dari biogas

yang ramah lingkungan. Selain mobil dan kompor, benda lain yang juga

telah menggunakan energi altenatif adalah perahu layar. Tanpa

menggunakan mesin, perahu ini dapat melaju dengan bantuan energi

angin. Belanda angin digunakan sebagai sumber energi listrik dengan

menggunakan kincir angin. Juga mulai ditemukan minyak jarak dan

minyak dari kelapa sawit mentah untuk menggantikan solar sebagai

bahan bakan penggerak diesel.

2. Hakikat Mutu / Kualitas Pembelajaran

a. Pengertian Kualitas Pembelajaran

Menurut Permadi (2000 : 10), mutu jasa pendidikan bersifat relatif

(sesuai dengan kebutuhan pelanggan), dan bukan bersifat absolute. Dengan

kata lain, mutu jasa pendidikan akan baik dan memuaskan jika sesuai atau

melebihi kebutuhan para pelanggan yang bersangkutan.

Dalam konteks pendidikan yang dimaksud dengan pelanggan atau

klien (client) dibagi menjadi dua, yakni pelanggan internal dan pelanggan

eksternal.

1) Pelanggan internal (internal customer) adalah orang-orang yang berada

dalam organisasi sekolah, yaitu guru, staf tata usaha, cleaning service,

dan komponen lainnya.

Page 33: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

14

2) Pelanggan eksternal (external customer) adalah orang-orang yang

berada diluar organisasi sekolah, pelanggan eksternal dibagi menjadi

dua macam, yakni :

a. Pelanggan primer (primary customer) adalah pelanggan utama,

yaitu orang – orang yang langsung bersentuhan dengan jasa-jasa

pendidikan yang diberikan oleh sekolah, seperti peserta didik.

b. Pelanggan sekunder (secondary customer) adalah pihak-pihak yang

secara tidak langsung terimbas dari layanan pendidikan yang

diberikan oleh sekolah, yaitu orang tua siswa, masyarakat, dan

sebagainya.

Sekolah yang bermutu adalah sekolah yang dapat memuaskan

pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal. (Nanang Hanafiah :

2009 : 82 – 83).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang

berkualitas adalah pembelajaran yang semua komponen-komponennya berjalan

secara optimal. Proses pembelajaran dikatakan bermutu tinggi apabila

pengkoordinasian dan penyerasian serta pemanduan input dilakukan secara

harmonis, sehingga mampu menciptakan situasi pembelajaran yang

menyenangkan, mampu mendorong motivasi dan minat belajar siswa.

b. Pembelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.

PAIKEM sebagai suatu pendekatan pembelajaran di SD/ MI telah

memuat didalamnya kriteria utama dalam pemilihan strategi pembelajaran.

Menurut Gerlach dan Ely (1971 : 14) Strategi pembelajaran sebagai

pendekatan pengajar terhadap penggunaan informasi. Secara garis besar,

kriteria pembelajaran dengan PAIKEM adalah sebagai berikut :

1) Pembelajaran Aktif

Pembelajaran aktif mendapat perhatian utama dalam Pendekatan Cara

Belajar Siswa Aktif (CBSA) yang sangat mengutamakan derajat keaktifan

murid yag sangat tinggi, keaktifan tersebut tidak hanya keterlibatan fisik,

tetapi yang utama adalah keterlibatan mental, khususnya keterlibatan

intelektual-emosional. Keterlibatan intelektual dapat berbentuk

Page 34: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

15

mendengarkan ceramah, diskusi, melakukan pengamatan, memecahkan

masalah dan sebagainya, sehingga memberi peluang terjadinya asimilasi

atau akomodasi kognitif terhadap pengetahuan baru, serta terbentuknya

meta-kognisi (kesadaran dan kemampuan mengendalikan proses kognitifnya

itu). Disamping itu dapat pula dalam bentuk latihan keterampilan

intelektual, seperti menyusun rencana/program, menyatakan gagasan, dan

sebagainya. Keterlibatan emosional dapat berbentuk penghayatan terhadap

perasaan, nilai, sikap, menguatnya motivasi, dan sebagainya dalam

pengembangan ranah afektif.

2) Pembelajaran Inovatif

Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang dikemas oleh guru

atau instrukur lainnya yang merupakan wujud gagasan atau teknik yang

dipandang baru agar mampu memfasilitasi siswa untuk memperoleh

kemajuan dalam proses dan hasil belajar.

3) Pembelajaran Kreatif

Pembelajaran kreatif menekankan pada pengembangan kreatifitas,

baik mengenai pengembangan kemampuan imajinasi dan daya cipta

(mengarang, kerajinan tangan kesenian dll) maupun yang utama yakni

pengembangan berpikir kreatif. Pengembangan kemampuan kreatif haruslah

seimbang dengan pengembangan kemampuan berpikir rasional logis.

Pembelajaran di SD/MI pada umumnya telah banyak mengupayakan

pengembangan kemampuan berpikir rasional logis, utamanya melalui

pembelajaran mengerjakan soal dengan jawaban tunggal dan pertanyaan

tertutup (jawabannya tunggal) dalam berbagai mata pelajaran. Yang perlu

mendapat perhatian dan upaya yang lebih banyak adalah pengembangan

berpikir kreatif dalam berbagai mata pelajaran.

4) Pembelajaran Efektif

Aspek efektifitas pembelajaran merupakan kriteria penting dalam

setiap pembelajaran yakni tercapainya tujuan pembelajaran. Tujuan

pembelajaran yang diinginkan itu mencakup penguasaan IPTEKS sebagai

bahan ajar, tetapi juga pembentukan keterampilan / kemampuan belajar

Page 35: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

16

yang lebih efektif dan efisien. Efektifitas pembelajaran nampak pada

perubahan perilaku (kognitif, afektif, psikomotorik) yang relatif tetap seperti

yang telah ditetapkan sebagai tujuan pembelajaran / indikator / kompetensi

yang telah ditetapkan dalam kurikulum SD/MI.

5) Pembelajaran Menyenangkan

Aspek ini berkaitan dengan motivasi dan minat siswa dalam belajar

yang harus ditumbuhkan dan dikembangkan selama pembelajaran

berlangsung. Salah satu upaya untuk menciptakan pembelajaran yang

menyenangkan adalah dengan menggunakan permainan edukatif sebagai

sarana belajar, dengan kata lain belajar sambil bermain. Seperti diketahui,

dunia anak-anak seusia murid SD/MI adalah dunia bermain. Melalui

permainan mereka dapat mengembangkan diri dan memahami status dan

peranannya dalam kelompok teman sebayanya. Pembelajaran melalui

permainan edukatif telah banyak diteliti dan dikaji sebagai upaya melakukan

inovasi pembelajaran di sekolah.

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa PAIKEM adalah

pembelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif

dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan

suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan

mengemukakan gagasan. Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model

pembelajaran yang menyenangkan. Learning is fun merupakan kunci yang

diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini

dipikirannya tidak ada lagi siswa yang pasif dikelas, perasaan tertekan dan rasa

bosan. Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang

beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.

Menyenangkan adalah suasana belajar mengajar yang menyenangkan sehingga

siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga

perhatiannya tinggi.

Page 36: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

17

3. Metode Pembelajaran Discovery Inquiry

a. Pengertian Metode Discovery Inquiry

Discovery Inquiry merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran

yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk

mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka

dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai wujud

adanya perubahan perilaku. (Nanang Hanafiah : 2009 : 77 )

Oemar Hamalik (2008) berpendapat, “ Inkuiri berorientasi diskoveri

menunjuk pada situasi-situasi akademik dimana kelompok-kelompok kecil

siswa (umumnya 4 sampai 5 anggota) berupaya menemukan jawaban-jawaban

atas topik inkuiri. Dalam situasi-situasi tersebut, para siswa dapat menemukan

konsep atau rincian informasi” (hlm. 221).

Discovery (penemuan) sering dipertukarkan pemakaiannya dengan

inquiry (penyelidikan). Discovery (penemuan) adalah proses mental ketika

siswa mengasimilasikan suatu konsep atau suatu prinsip. Adapun proses mental

misalnya mengamati, menjelaskan, mengelompokkan, membuat kesimpulan.

Inquiry merupakan perluasan dari discovery (discovery yang digunakan lebih

mendalam), artinya inquiry mengandung proses mental yang lebih tinggi

tingkatannya. Misalnya merumuskan problema, merancang eksperimen,

melaksanakan eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis data, membuat

kesimpulan, dan sebagainya ( Hamdani : 2011 : 184-185 )

Paul R. Burden, David M. Byrd (1998 : 103 ) berpendapat “Inquiry

and discovery approaches allow students to become involved in the process of

discovery by enabling them to collect data and test hypotheses. As such, these

approaches are inductive in nature. Teachers guide students as they discover

new meanings, practice the skill, and undergo the experiences that will shape

their learning”.dapat diartikan penemuan dan penyelidikan merupakan

pendekatan yang mengajak siswa untuk terlibat dalam proses penemuan

dengan memungkinkan mereka untuk mengumpulkan data dan menguji

hipotesis, dengan demikian pendekatan ini bersifat induktif. Guru membimbing

siswa untuk menemukan pengetahuan baru, melatih keterampilan, dan

Page 37: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

18

pengalaman yang akan mengajak siswa untuk menemukan sendiri

pengetahuannya.

Berdasarkan berbagai definisi pembelajaran discovery inquiry diatas

dapat penulis simpulkan bahwa metode discovery inquiry merupakan

pembelajaran yang menitik beratkan pada proses pemecahan masalah, sehingga

siswa harus melakukan eksplorasi berbagai informasi agar dapat menentukan

konsep mentalnya sendiri dengan mengikuti petunjuk guru berupa pertanyaan

yang mengarah pada pencapaian tujuan pembelajaran.

b. Macam – Macam Metode Discovery Inquiry

1) Discovery dan Inquiry terpimpin / terbimbing, yaitu pelaksanaan discovery

dan inquiry dilakukan atas petunjuk guru. Keduanya dimulai dari

pertanyaan inti, guru mengajukan berbagai pertanyaan yang melacak,

dengan tujuan untuk mengarahkan peserta didik ke titik kesimpulan yang

diharapkan. Selanjutnya, siswa melakukan percobaan untuk membuktikan

pendapat yang dikemukakannya.

2) Discovery dan Inquiry bebas, yaitu peserta didik melakukan penyelidikan

bebas sebagaimana seorang ilmuwan, antara lain masalah dirumuskan

sendiri, penyelidikan dilakukan sendiri, dan kesimpulan diperoleh sendiri.

3) Discovery dan Inquiry bebas yang dimodifikasi, yaitu masalah diajukan guru

didasarkan teori yang sudah dipahami peserta didik. Tujuannya untuk

melakukan penyelidikan dalam rangka membuktikan kebenarannya.

c. Fungsi Metode Discovery Inquiry

Ada beberapa fungsi metode discovery dan inquiry, yaitu sebagai berikut

1) Membangun komitmen ( commitment bulding ) di kalangan peserta didik

untuk belajar, yang diwujudkan dengan keterlibatan, kesungguhan, dan

loyalitas terhadap mencari dan menemukan sesuatu dalam proses

pembelajaran.

2) Membangun sikap aktif, kreatif, dan inovatif dalam proses pembelajaran

dalam rangka mencapai tujuan pengajaran.

3) Membangun sikap percaya diri ( self confidence ) dan terbuka ( openess )

terhadap hasil temuannya.

Page 38: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

19

d. Langkah-Langkah Metode Discovery Inquiry

Beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam metode discovery inquiry

diantaranya :

1) Mengidentifikasi kebutuhan siswa

2) Seleksi pendahuluan terhadap konsep yang akan dipelajari.

3) Seleksi bahan atau masalah yang akan dipelajari.

4) Menentukan peran yang akan dilakukan masing-masing peserta didik.

5) Mencek pemahaman peserta didik terhadap masalah yang akan diselidiki

dan ditemukan.

6) Mempersiapkan setting kelas.

7) Mempersiapkan fasilitas yang diperlukan.

8) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan

penyelidikan dan penemuan.

9) Menganalisis sendiri atas data temuan.

10) Merangsang terjadinya dialog interaktif antar peserta didik.

11) Memberi penguatan kepada peserta didik untuk giat dalam melakukan

penemuan.

12) Memfasilitasi peserta didik dalam merumuskan prinsip-prinsip dan

generalisasi atas hasil temuannya. (Nanang Hanafiah : 2009 : 78)

e. Keunggulan dan Kelemahan Metode Discovery dan Inquiry

1. Keunggulan Metode Discovery dan Inquiry

Beberapa keunggulan metode discovery dan inquiry, yaitu :

a) Membantu peserta didik untuk mengembangkan, kesiapan, serta

penguasaan keterampilan dalam proses kognitif.

b) Peserta didik memperoleh pengetahuan secara individual sehingga

dapat dimengerti dan mengendap dalam pikirannya.

c) Dapat membangkitkan motivasi dan gairah belajar peserta didik untuk

belajar lebih giat lagi.

d) Memberikan peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan

kemampuan dan minat masing-masing.

Page 39: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

20

e) Memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan

proses menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat pada peserta

didik dengan peran guru yang sangat terbatas.

2. Kelemahan Metode Discovery dan Inquiry

Beberapa kelemahan metode discovery dan inquiry, yaitu :

a) Siswa harus memiliki kesiapan dan kematangan mental, siswa harus

berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan

baik.

b) Metode ini tidak akan mencapai hasil yang memuaskan apabila di

dalam kelas jumlah siswanya terlalu gemuk.

c) Ada kritik, bahwa proses dalam metode discovey dan inquiry terlalu

mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan

perkembangan sikap dan keterampiklan bagi siswa. (Nanang Hanafiah :

2009 : 79)

4. Pembelajaran IPA dengan metode Discovery Inquiry

Selama ini banyak guru yang menggunakan metode konvensional dalam

proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, secara umum yang dimaksud

dengan metode pembelajaran konvensional yaitu pembelajaran dengan cara

ceramah dimana peran guru disini aktif dan siswa cenderung pasif. Ada sebuah

pendapat bahwa metode tersebut sudah tidak layak untuk digunakan, hingga

kini muncul metode pembelajaran baru yaitu metode discovery inquiry.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut siswa tidak

hanya belajar dari buku, melainkan dituntut untuk belajar mengembangkan

kemampuan dirinya. Maka metode discovery inquiry dapat melatih

keterampilan siswa untuk berfikir secara kreatif dan inovatif, merupakan

latihan awal bagi siswa berfikir kritis untuk mengembangkan daya cipta dan

mengembangkan minat dalam diri siswa secara dini. IPA diperlukan dalam

kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan

masalah-masalahnya.

Page 40: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

21

Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan dengan pendekatan yang

dapat menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta

mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena

itu pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian pengalaman belajar

secara langsung melalui pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan terhadap hasil penelitian ini diantaranya adalah

Hasil Penelitian Tindakan Kelas oleh Khusnul Khotimah (2008) dalam skripsinya

yang berjudul Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika melalui metode

Discovery Inquiry pada siswa kelas VII SMPN 5 Sukoharjo, menyimpulkan

bahwa penerapan metode discovery inquiry dapat meningkatkan pemahaman

konsep matematika pada siswa kelas VII SMPN 5 Sukoharjo. Penelitian tersebut

memiliki persamaan dalam pemilihan metode discovery inquiry sebagai variabel

bebas (Y). Sedangkan perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini terletak

pada mata pelajaran yang diteliti yaitu Matematika, subyek penelitian yang dipilih

adalah peserta didik kelas VII, tempat penelitian yaitu SMPN 5 Sukoharjo, dan

perbedaan yang terakhir adalah waktu penelitian yang dilaksanakan pada tahun

2008. Dan Hasil penelitian tindakan kelas oleh Rika Nanda Puspitasari (2009)

dalam skripsinya yang berjudul Upaya Peningkatan Prestasi Belajar IPA Melalui

Penerapan Metode Guided Inquiry pada siswa kelas III SD Negeri Karangbangun,

Karanganyar. menyimpulkan bahwa Penerapan metode guided inquiry - discovery

dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas III SD Negeri Karangbangun

Karanganyar. Penelitian tersebut memiliki persamaan dalam pemilihan

pembelajaran discovery inquiry sebagai variabel bebas (Y). Perbedaannya subyek

penelitian yang dipilih adalah peserta didik kelas III, tempat penelitian yaitu SDN

Karangbangun Karanganyar, dan perbedaan yang terakhir adalah waktu penelitian

yang dilaksanakan pada tahun 2009.

Page 41: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

22

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teoritik yang telah diuraikan sebelumnya diperoleh alur

kerangka berpikir bahwa kondisi awal di SDN III Parangharjo, proses

pembelajaran IPA di kelas IV lebih banyak berpusat pada guru, guru lebih banyak

berceramah. Siswa hanya sebagai pendengar, dan kurang aktif dalam

pembelajaran, kondisi seperti ini mengakibatkan siswa merasa bosan dan enggan

belajar IPA. Akibatnya nilai hasil belajar IPA tentang energi rendah.

Salah satu upaya meningkatkan kualitas proses pembelajaran pada mata

pelajaran IPA di sekolah, perlu adanya penelitian yang sifatnya lebih inovatif agar

pembelajaran IPA lebih bisa dinikmati siswa dengan penuh semangat. Upaya yang

dilakukan peneliti untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan penerapan

metode discovery inquiry, sehingga pembelajaran akan lebih bermakna dan

berkesan bagi peserta didik, dan dapat meningkatkan hasil belajar mereka.

Tindakan dalam penelitian ini dilaksanakan melalui 3 siklus, dan masing-masing

siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan

refleksi.

Dengan penerapan metode pembelajaran discovery inquiry maka kualitas

proses pembelajaran IPA meningkat dan hasil belajar siswa menjadi lebih baik.

Agar kerangka pemikiran yang ditujukan untuk mengarahkan jalanya

penelitian tidak menyimpang dari pokok permasalahan maka diperoleh alur

berfikir yang tertera pada gambar 1

Page 42: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

23

Gambar 1. Kerangka Berfikir.

Kondisi Awal

Guru menggunakan model pembelajaran konvensional. Sehingga siswa kurang aktif dan bosan dalam pembelajaran. Guru belum menggunakan model pembelajaran yang inovatif.

Kualitas belajar rendah

Nilai hasil belajar siswa rendah.

Tindakan

Guru menerapkan metode

Discovery Inquiry dengan

3 siklus melalui tahapan

perencanaan, tindakan,

evaluasi dan refleksi.

Sehingga kualitas proses

dan hasil pembelajaran

akan baik.

Siklus 1 Kualitas proses pembelajaran

meningkat

Kondisi Kualitas proses pembelajaran IPA

meningkat dan hasil belajar siswa meningkat tinggi.

Siklus 2 Kualitas proses pembelajaran

meningkat

Siklus 3 Kualitas proses pembelajaran

meningkat tinggi

Pembelajaran IPA dengan menggunakan metode Discovery Inquiry

Page 43: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

24

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir di atas, maka hipotesis

tindakan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah: ”Melalui penerapan

metode pembelajaran discovery inquiry dapat meningkatkan kualitas proses

pembelajaran IPA pokok bahasan energi pada siswa kelas IV SD Negeri III

Parangharjo Nguntoronadi Wonogiri Tahun 2012 “.

Page 44: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri III Parangharjo Kecamatan

Nguntoronadi Kabupaten Wonogiri, Alasan pemilihan sekolah ini sebagai lokasi

penelitian adalah :

a. Sekolah tersebut belum pernah digunakan untuk obyek penelitian sehingga

terhindar dari kemungkinan penelitian ulang.

b. Terdapat permasalahan dalam proses pembelajaran IPA di kelas IV.

c. Mempertimbangkan kemudahan kerjasama antara peneliti, pihak sekolah dan

objek yang diteliti.

2. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada semester genap tahun 2012. Waktu

penelitian dilaksanakan selama enam bulan, yaitu mulai bulan Januari 2012

sampai dengan bulan Juni 2012. Secara rinci jadwal pelaksanaan kegiatan

penelitian pada lampiran 1.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ditetapkan guru dan siswa kelas IV SD Negeri III

Parangharjo Kecamatan Nguntoronadi Kabupaten Wonogiri tahun 2012, dengan

jumlah siswa 19 orang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Pada

dasarnya mereka dari latar belakang yang berbeda-beda. Dari 19 siswa ini

kesemuanya adalah anak yang normal, tidak cacat dalam artian tidak ada anak

yang ABK (Anak Berkebutuhan Khusus).

Page 45: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

26

C. Sumber Data

Sumber data atau infomasi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari

sumber data primer dan sumber data sekunder.

1. Sumber data primer (pokok)

Sumber data dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu siswa kelas IV,

guru kelas IV, kepala sekolah atau pihak lain yang berhubungan.

2. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah meliputi arsip atau

dokumen, tes hasil belajar, dan lembar observasi.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memecahkan masalah masalah dalam penelitian diperlukan data

yang relevan dengan permasalahannya, sedangkan untuk mendapatkan data

tersebut perlu digunakan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah :

1. Observasi

Choli Narbuko dan Abu Achmadi (2007: 70) menyatakan bahwa

Observasi merupakan alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki.

Riduwan (2010: 104) observasi yaitu melakukan pengamatan objek penelitian

untuk melihat dari dekat kegiatan.

Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi

partisipan, dimana peneliti berperan aktif mengamati dan mengikuti semua

kegiatan yang sedang dilakukan. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data

mengenai partisipasi dan keaktifan siswa kelas IV dalam proses pembelajaran

dan untuk mengetahui kemampuan guru dalam mengelola KBM di SD Negeri

III Parangharjo Nguntoronadi Wonogiri tahun 2012.

2. Pencatatan Arsip dan Dokumentasi

Riduwan (2010: 105) dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh

data langung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan,

Page 46: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

27

peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang

relevan.

a. Arsip

1) KTSP tentang ruang lingkup materi, tujuan, kompetensi dasar, hasil

belajar, indikator, dan materi pokok kelas IV

2) Program pengajaran semester (PROMES) tentang alokasi waktu dan pokok

bahasan yang diajarkan.

b. Dokumentasi

Berupa nilai formatif siswa sebelum dikenai tindakan.

3. Wawancara

Riduwan (2010: 102) menyatakan wawancara adalah suatu cara yang

digunakan untuk memperoleh informasi bertujuan mengetahui responden

secara lebih mendalam.

Wawancara merupakan teknik untuk mengumpulkan informasi melalui

komunikasi langsung dengan responden, dalam hal ini adalah guru dan siswa

kelas IV. Hasil wawancara akan membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.

4. Tes

Riduwan (2010: 105) Tes adalah serentetan pernyataan atau latihan atau

alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan,

intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Tes digunakan untuk mengetahui perkembangan pemahaman konsep

bentuk gaya dan energi, yang merupakan serangkaian pertanyaan yang harus

dijawab / dilakukan untuk menunjukkan seberapa baik orang mengetahui

tentang sesuatu atau seberapa baik orang dapat melakukan sesuatu. Tes ini

diberikan pada awal penelitian untuk mengidentifikasi kekurangan atau

kelemahan siswa dalam pembelajaran bentuk energi.

Page 47: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

28

E. Validitas Data

Dalam penelitian ini diperlukan adanya validitas data dengan maksud

semua data yang dikumpulkan hendaknya mencerminkan apa yang sebenarnya

diteliti atau diukur.

Menurut Suharsini Arikunto (2010: 64) di dalam penelitian diperlukan

adanya validitas data, maksudnya adalah semua data yang dikumpulkan

hendaknya mencerminkan apa yang sebenarnya diukur dan diteliti. Di dalam

penelitian ini untuk mengguji kesahihan data digunakan triangulasi data dan

triangulasi metode. Adapun yang dimaksud kedua hal tersebut adalah:

1. Triangulasi data/ sumber adalah dengan data atau informasi yang diperoleh

selalu dikomparasikan dan diuji dengan data dan informasi lain, baik dari

segi koheren sumber yang sama atau sumber yang berbeda. Untuk menggali

data yang sejenis bisa diperoleh dari narasumber (manusia), dari kondisi

lokasi, dari aktifitas yang menggambarkan perilaku siswa atau dari sumber

yang berupa catatan/arsip yang memuat catatan yang berkaitan dengan data

yang dimaksud. Dengan cara ini data sejenis bisa teruji kemantapan dan

kebenarannya dari sumber data yang berbeda-beda. Data dalam penelitian

ini berasal dari beberapa sumber yaitu: (a) Observer (guru kelas) berupa

hasil observasi aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung,

(b) Siswa berupa hasil tes pemahaman konsep, (c) Dokumen berupa video

dan foto selama pembelajaran. Oleh karena itu data dari hasil tes siswa

dikomparisikan dengan hasil observasi siswa.

2. Triangulasi metode

Triangulasi metode yaitu seorang peneliti mengumpulkan data sejenis

dengan menggunakan metode pengumpulan data yang berbeda. Peneliti

menggunakan metode pengumpulan data berupa lembar observasi kemudian

dilakukan wawancara dengan informan yang sama dan hasilnya diuji

dengan pengumpulan data sejenis dengan menggunakan teknik dokumentasi

pada pelaksanaan kegiatan. Dalam penelitian ini digunakan beberapa

metode pengumpulan data antara lain: (a) Metode observasi untuk

Page 48: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

29

mendapatkan data aktivitas siswa dan guru saat pembelajaran, (b) Tes untuk

mendapatkan data tentang nilai hasil belajar siswa siswa, (c) Wawancara

untuk mendapatkan informasi tentang efektifitas penggunaan metode

discovery inquiry. Oleh karena itu data yang diperoleh melalui metode tes

dalam penelitian ini dibandingkan dengan data yang diperoleh melalui

metode wawancara dan metode observasi.

F. Teknik Analisis Data

Data yang berupa hasil pengamatan atau obervasi diklasifikasikan

sebagai data kualitatif. Data ini diinterpertasikan kemudian dihubungkan dengan

data kuantitatif (tes) sebagai dasar untuk mendeskripsikan keberhasilan

pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan.

Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif interaktif

(Milles dan Hubberman, 2007 : 20) yang terdiri dari tiga komponen analisis, yaitu

(1) reduksi data, (2) sajian data, (3) penarikan simpulan atau verifikasi. Aktivitas

ketiga komponen tersebut dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses

pengumpulan data sebagai siklus. (lihat gambar 2)

Gambar 2. Model Analisis Interaktif

Gambar di atas menunjukkan langkah-langkah yang harus dilakukan peneliti

adalah:

Page 49: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

30

1. Reduksi data

Data-data penelitian yang telah dikumpulkan selanjutnya direduksi.

reduksi adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,

pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan

tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang

menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan

menggorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan-

kesimpulan finalnya dapat ditarik kesimpulan/diverifikasi.

2. Penyajian data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya yaitu diadakan penyajian

data. Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Dengan melihat penyajian data, maka akan dimengerti apa yang terjadi

dan memungkinkan untuk mengerjakan sesuatu pada analisis ataupun tindakan

lain berdasarkan pengertian tersebut. Dalam pelaksanaan penelitian penyajian-

panyajian data yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis

kualitatif yang valid. Untuk menampilkan data-data tersebut agar lebih menarik

maka diperlukan penyajian yang menarikpula. Dalam penyajian ini dapat

dilakukan melalui berbagai macam cara visual misalnya gambar, grafik, chart

network, diagram, matrik dan sebagainya. (Milles dan Hubberman, 2007 : 17)

3. Penarikan kesimpulan

Data-data dari hasil penelitian setelah direduksi disajikan langkah

terakhir adalah penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil dari data-data yang telah

didapatkan dari laporan penelitian selanjutnya digabungkan dan disimpulkan

serta diuji kebenarannya. Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari suatu

kegiatan dari konfigurasi yang utuh sehingga kesimpulan-kesimpulan juga

diverifikasi selama penelitian berlangsung.

Verifikasi data yaitu Pemeriksaan tentang benar dan tidaknya hasil dari

laporan penelitian. Kesimpulan adalah tinjauan ulang pada catatan di

lapangan/kesimpulan dapat ditinjau sebagai makna-makna yang muncul dari

Page 50: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

31

data yang harus diuji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya yaitu

yang merupakan validitasnya (Milles dan Hubberman, 2007 : 19 ).

G. Indikator Kinerja

Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan

atau tolak ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Pada

penelitian ini, indikator yang menjadi pedoman keberhasilan adalah meningkatnya

kualitas proses pembelajaran pada siswa kelas IV SD Negeri III Parangharjo

Tahun 2012 melalui pengoptimalan penerapan metode pembelajaran discovery

inquiry. Indikator penelitian bersumber dari kurikulum dan silabus KTSP IPA

kelas IV serta Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh

kepala sekolah dan guru mata pelajaran, yaitu 70.

Pada penelitian ini pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil tes hasil

evaluasi siswa mencapai rata-rata kelas 80 dan ketuntasan klasikalnya mencapai ≥

85 %.

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari 3 siklus. Tiap siklus

dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai, seperti yang telah didesain

dalam perencanaan maupun temuan yang ada di lapangan. Yaitu pada pokok

bahasan energi di kelas IV SD Negeri III Parangharjo Nguntoronadi Wonogiri

Tahun 2012.

Sesuai dengan pokok permasalahan yang dirumuskan dalam judul

penelitian, maka data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah mengenai

penerapan metode pembelajaran discovery inquiry yang dilakukan oleh guru. Data

dikumpulkan dengan pengamatan pada saat guru melaksanakan tugas mengajar

dengan menerapkan metode pembelajaran discovery inquiry.

Menurut Suharsimi Arikunto (2008:16). Ada empat tahapan penting

dalam penelitian tindakan, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan,

dan refleksi. Hubungan keempat tahapan tersebut menunjukkan sebuah siklus atau

Page 51: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

32

kegiatan berkelanjutan berulang. Langkah-langkah tersebut dapat diilustrasikan

pada gambar 3.

Gambar 3 . Prosedur Penelitian

(Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2008:16)

1) Tahap Perencanaan Tindakan

a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I mata pelajaran

IPA dengan Kompetensi Dasar (KD) Mendeskripsikan energi panas

dan bunyi yang terdapat dilingkungan sekitar serta sifat-sifatnya.

b) Membuat lembar penilaian afektif dan aktifitas siswa dalam

pembelajaran.

c) Mendesain alat evaluasi dan lembar observasi siswa.

perencanaan

siklus I

pengamatan

perencanaan

Siklus II

pengamatan

pelaksanaan

pelaksanaan

refleksi

refleksi

Siklus III

Pengamatan

refleksi

Pelaksanaan

Perencanaan

?

Page 52: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

33

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan

a) Guru menerapkan pembelajaran IPA materi energi panas dan energi

bunyi dengan menggunakan metode pembelajaran discovery inquiry

di kelas IV SD Negeri III Parangharjo Nguntoronadi Wonogiri Tahun

2012 sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

b) Siswa belajar dengan kelompok, saling membantu satu sama lain

dalam kelompok tersebut dengan bimbingan guru.

3) Tahap Observasi

Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran

(aktivitas guru dan siswa). Observasi diarahkan pada poin-poin dalam

pedoman yang telah dipersiapkan. Selain itu, untuk memperoleh data yang

akurat, dilakukan wawancara dengan para siswa mengenai poin-poin

tertentu yang dirasa perlu ditanyakan pada siswa untuk mendapatkan data

yang lebih lengkap.

4) Tahap Refleksi

Refleksi dilaksanakan setelah mengadakan pengamatan. Pada tahap

ini ketuntasan klasikal siswa mencapai 68,42 %.

a. Siklus II

1) Tahap Perencanaan Tindakan

a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) II mata pelajaran

IPA dengan Kompetensi Dasar (KD) mendeskripsikan energi panas

dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya.

b) Membuat lembar penilaian afektif dan aktifitas siswa dalam

pembelajaran.

c) Mendesain alat evaluasi dan lembar observasi siswa.

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan

a) Guru menerapkan pembelajaran IPA materi energi bunyi dengan

menggunakan metode pembelajaran discovery inquiry di kelas IV SD

Negeri III Parangharjo Nguntoronadi Wonogiri Tahun 2012 sesuai

dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Page 53: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

34

b) Siswa belajar dengan kelompok, saling membantu satu sama lain

dalam kelompok tersebut dengan bimbingan guru.

3) Tahap Observasi

Pada tahap observasi dilakukan kembali pengamatan terhadap

proses pembelajaran (aktivitas guru dan siswa). Observasi diarahkan pada

poin-poin dalam pedoman yang telah dipersiapkan. Selain itu, untuk

memperoleh data yang akurat, dilakukan wawancara dengan para siswa

mengenai poin-poin tertentu yang dirasa perlu ditanyakan pada siswa

untuk mendapatkan data yang lebih lengkap.

4) Tahap Refleksi

Refleksi dilaksanakan setelah mengadakan tindakan. Berdasarkan

hasil refleksi ini dapat diketahui kelemahan kegiatan pembelajaran yang

dilakukan oleh guru sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan

kelas pada siklus berikutnya. Pada tahap ini ketuntasan klasikal siswa

84,21 % dan masih dilanjutkan ke siklus III karena belum mencapai

indikator yang ditetapkan yaitu ≥ 85 %.

b. Siklus III

1) Tahap Perencanaan Tindakan

a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) III mata pelajaran

IPA dengan Kompetensi Dasar (KD) menjelaskan berbagai energi

alternatif dan penggunaannya.

b) Membuat lembar penilaian afektif dan aktifitas siswa dalam

pembelajaran.

c) Mendesain alat evaluasi dan lembar observasi siswa.

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan

a) Guru menerapkan pembelajaran IPA materi energi panas, energi bunyi

dan energi alternatif dengan menggunakan metode pembelajaran

discovery inquiry di kelas IV SD Negeri III Parangharjo Nguntoronadi

Wonogiri Tahun 2012 sesuai dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP).

Page 54: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

35

b) Siswa belajar dengan kelompok, saling membantu satu sama lain

dalam kelompok tersebut dengan bimbingan guru.

3) Tahap Observasi

Pada tahap observasi dilakukan kembali pengamatan terhadap

proses pembelajaran (aktivitas guru dan siswa). Observasi diarahkan pada

poin-poin dalam pedoman yang telah dipersiapkan. Selain itu, untuk

memperoleh data yang akurat, dilakukan wawancara dengan para siswa

mengenai poin-poin tertentu yang dirasa perlu ditanyakan pada siswa

untuk mendapatkan data yang lebih lengkap.

4) Tahap Refleksi

Refleksi dilaksanakan setelah mengadakan tindakan. Berdasarkan

hasil refleksi ini dapat diketahui kelemahan kegiatan pembelajaran yang

dilakukan oleh guru sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan

kelas pada siklus berikutnya. Pada tahap ini ketuntasan klasikal siswa

mencapai 89,47 % dan penelitian ini dihentikan karena sudah mencapai

indikator yang telah ditetapkan yaitu ≥ 85 %.

Page 55: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 36

BAB IV

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pratindakan

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri III Parangharjo. Berada di Desa Semin,

Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri. Sekolah ini berstatus negeri dengan

Nomor Statistik Sekolah (NSS) yaitu 101031208026 yang dikepalai oleh Bapak

Widodo, S.Pd.

Lingkungan fisik sekolah tempat penelitian cukup baik, hal ini terlihat dari

tata ruang dan pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada. Di antaranya adalah

ruang kelas, kantor guru, halaman sekolah, kamar mandi, dan halaman sekolah.

Halaman tersebut biasanya dipergunakan sebagai tempat upacara bendera, olah raga

dan tempat bermain siswa pada waktu istiharat. Sekolah ini memiliki perpustakaan

dengan koleksi buku yang cukup lengkap. Minat baca siswa SD Negeri III

Parangharjo juga cukup tinggi, terbukti dengan banyaknya pengunjung perpustakaan

pada saat istirahat.

Fasilitas yang ada di sekolah ini cukup memadai. Berbagai jenis alat

peraga untuk berbagai mata pelajaran tersedia. Alat peraga tersedia di dalam kelas,

tetapi alat peraga tersebut tidak dimanfaatkan oleh guru dengan baik dalam proses

pembelajaran. Selain itu di sekolah tidak ada tempat khusus untuk menyimpan alat

peraga tersebut. Alat peraga tersebut menjadi tidak terawat dengan baik, sehingga

banyak alat peraga yang rusak.

Pada tahun pelajaran kali ini, yaitu tahun pelajaran 2011/2012 jumlah siswa

SD Negeri III Parangharjo sebanyak 115 Siswa, yang terdiri dari kelas I sebanyak 20

siswa, kelas II sebanyak 24 siswa, kelas III sebanyak 16 siswa, kelas IV sebanyak 19

siswa, kelas V sebanyak 17 siswa, dan kelas VI sebanyak 19 siswa.

Page 56: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

37

2. Deskripsi Kondisi Awal

a. Hasil Wawancara dengan Guru dan Siswa

Wawancara dengan guru dan siswa dilakukan pada hari Sabtu, 11 Februari

2012. Peneliti sebagai pewawancara sedangkan guru kelas IV Bapak Suharno, S.Pd

dan beberapa siswa kelas IV sebagai narasumber. Wawancara terhadap guru kelas IV

dilakukan secara terstruktur yang sebelumnya pedoman wawancara sudah disusun

oleh peneliti kemudian hasil wawancara ditulis secara ringkas pada kolom jawaban

(lampiran 2). Setting wawancara bertempat di ruang kelas IV pada waktu istirahat

pukul 09.00 WIB. Hal yang peneliti tanyakan kepada guru yaitu tentang pelaksanaan

pembelajaran dan hasil ulangan Ilmu Pengetahuan Alam tentang energi. Pada bagian

ini peneliti akan menjelaskan dari hasil wawancara kepada guru dan sebagai

deskripsinya dapat dilihat pada lampiran. Hasil wawancara tersebut diindikasikan

bahwa terjadi permasalahan dalam pembelajaran materi energi pada siswa kelas IV

SD Negeri III Parangharjo, Nguntoronadi, Wonogiri. Menurut guru, materi energi

masih sulit untuk dilakukan secara optimal mengingat rendahnya minat siswa

terhadap pelajaran IPA dan kurangnya usaha penerapan guru mengenai metode

inovatif dalam pembelajaran, sehingga berakibat rendahnya kualitas pembelajaran.

Pendapat tersebut juga didukung oleh hasil wawancara dengan beberapa siswa

kelas IV mengenai minat mereka terhadap pelajaran IPA. Wawancara terhadap siswa

dilakukan secara tidak terstruktur artinya tanpa mempersiapkan pedoman wawancara

dan pertanyaan diberikan secara langsung (spontan) sesuai kemampuan atau

pemahaman peneliti. Siswa yang menjadi narasumber adalah Nurmi, Riyadi, dan

Wahyudi. Siswa tersebut menyatakan kurang berminat terhadap pelajaran IPA. Pada

umumnya mereka menyatakan kurang suka mengikuti pembelajaran IPA di kelas

karena merasa takut, malu, dan kesulitan untuk mengungkapkan pikiran dan

perasaannya secara lisan di depan kelas.

Page 57: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

38

b. Hasil Tes Pra Siklus

Tes awal dilaksanakan pada hari Sabtu, 18 Februari 2012. Tes awal ini

digunakan untuk mengukur penguasaan siswa dalam materi energi pada siswa kelas

IV. Peneliti mempersiapkan soal tes yang disesuaikan dengan silabus yang digunakan

SD Negeri III Parangharjo. Soal tes tersebut kemudian diujikan oleh guru kelas IV.

Setelah tes selesai, peneliti mengambil hasil tersebut kepada guru kelas dan

melakukan evaluasi.

Berdasarkan hasil tes pra siklus yang dilaksanakan menunjukan bahwa masih

banyak siswa yang nilai afektifnya di bawah KKM, sehingga hasil yang diperolehpun

juga belum maksimal.

Berdasarkan hasil penilaian afektif prasiklus (lampiran 7), maka dapat dibuat

Tabel 1 sebagai berikut

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Prasiklus

Interval Median F % Relatif Kumulatif

48-58 53 2 10,53 10,53 59-69 64 7 36,84 47,37 70-80 75 9 47,37 94,74 81-91 86 1 5,26 100

Jumlah 19 100,00 Keterangan: Nilai rata-rata = 69,21 Ketuntasan Klasikal = 52,63 % Nilai dibawah KKM = 47,37 % Dari Tabel 1 diatas dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti pada Gambar 4

sebagai berikut :

Page 58: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

39

Gambar 4. Grafik Nilai Afektif Prasiklus.

Nilai afektif siswa yang rendah berpengaruh pada nilai hasil belajar yang

rendah. Hal ini ditunjukkan pada perolehan hasil evaluasi pra siklus. Terbukti dari 19

siswa kelas IV SD Negeri III Parangharjo sebanyak 13 siswa atau 68,42%

mendapatkan nilai dibawah KKM yang ditentukan yaitu 70.

Agar lebih jelas maka kondisi awal nilai hasil belajar IPA pokok bahasan

energi (lampiran 17) pada siswa kelas IV SDN III Parangharjo dapat dilihat pada

Tabel 2

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Nilai Prasiklus

Interval Median F % Relatif Kumulatif

15-25 20 1 5,26 5,26 26-36 31 2 10,53 15,79 37-47 42 4 21,05 36,48 48-58 53 4 21,05 57,89 59-69 64 2 10,53 68,42 70-80 75 6 31,58 100,00

Jumlah 19 100,00 Keterangan: Nilai rata-rata =54,74 Ketuntasan Klasikal = 31,58 % Nilai dibawah KKM = 68,42 %

2

7

9

1

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

48-58 59-69 70-80 81-91

frek

uens

i

interval nilai

Page 59: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

40

Dari Tabel 2 di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti pada Gambar 5

sebagai berikut :

Gambar 5. Grafik hasil evaluasi sebelum penerapan metode discovery inquiry

Pada konsisi awal ini diperoleh data ketuntasan belajar siswa yang dapat

dilihat pada Tabel 3 di bawah ini.

Tabel 3. Ketuntasan Belajar Siswa pada Kondisi Awal.

No Ketuntasan Jumlah Siswa

Jumlah Presentase (%) 1 Tuntas 6 31,58 2 Tidak Tuntas 13 68,42

Dari Tabel 3 di atas dapat disajikan grafik pada Gambar 6 di bawah ini.

1

2

4 4

2

6

0

1

2

3

4

5

6

7

15-25 26-36 37-47 48-58 59-69 70-80

frek

uens

i

interval nilai

Page 60: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

41

Gambar 6. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa pada Kondisi Awal.

Sesuai Gambar 6 di atas, sebelum penerapan metode discovery inquiry

diperoleh sejumlah 6 siswa atau 31,58% yang mendapat nilai mencapai ketuntasan

Minimal (KKM) ≥ 70, sedangkan siswa yang masih di bawah Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) ≥ 70 sejumlah 13 anak atau 68,42%. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa ketuntasan klasikal hanya 31,58%.

Pada kondisi awal, untuk data rekapitulasi nilai terendah, nilai tertinggi, dan

nilai rata-rata dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini.

Tabel 4. Rekapitulasi Nilai rata-rata, Nilai tertinggi dan nilai terendah siswa pada

kondisi awal

No Keterangan Tes awal

1 Nilai Terendah 20

2 Nilai Tertinggi 75

3 Rata-Rata Nilai 54,74

Untuk memperjelas rekapitulasi nilai rata-rata, nilai tertinggi, dan nilai

terendah siswa pada kondisi awal dapat dilihat pada Gambar 7 berikut ini.

6

13

0

5

10

15

20

25

Tuntas Tidak Tuntas

JUM

LAH

SIS

WA

Page 61: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

42

Gambar 7: Grafik Rekapitulasi Nilai Rata-rata, Nilai Tertinggi, dan Nilai

Terendah Siswa Pada Kondisi Awal.

Analisa dari data nilai IPA materi energi siswa pada kondisi awal diperoleh

persentase ketuntasan klasikal sebesar 31,58%. Berdasarkan hasil nilai yang masih

rendah dan banyak siswa yang belum dapat mencapai KKM menunjukkan bahwa

kualitas proses pembelajaran masih rendah yang berpengaruh pada hasil belajar

siswa. Hal tersebut masih di bawah ketuntasan klasikal yang diharapkan dari pihak

peneliti, yaitu 85%. Dengan demikian perlu diadakan suatu tindak lanjut untuk

meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Untuk itu peneliti mengadakan diskusi

dengan guru kelas IV SD N III Parangharjo untuk melaksanakan pembelajaran IPA,

melalui penerapan metode pembelajaran discovery inquiry. Dengan penerapan

metode pembelajaran discovery inquiry diharapkan kualitas proses pembelajaran akan

meningkat dan nilai hasil belajar pada siswa akan mengalami peningkatan sehingga

ketuntasan belajar siswa dapat tercapai.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata

NIL

AI

Page 62: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

43

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus

1. Siklus I

Tindakan Siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan, yaitu pada tanggal 2 April

dan 5 April 2012. Masing-masing pertermuan 2 x 35 menit. Adapun tahapan-tahapan

yang dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut :

a). Perencanaan

Kegiatan perencanaan siklus I dilaksanakan di ruang kelas IV SD Negeri

III Parangharjo pada tanggal 2 April 2012. Peneliti dan guru kelas IV

mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilaksanakan. Diperoleh

kesepakatan bahwa pelaksanaan siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan

sesuai dengan jadwal pelajaran IPA. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dalam

waktu 2 × 35 menit pada jam pelajaran 1-2. Adapun deskripsi perencanaan siklus

I sebagai berikut:

Dengan berpedoman pada kurikulum pada Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan SD 2007 kelas IV. Peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan

pembelajaran Matematika dengan menerapkan metode discovery inquiry sebagai

berikut :

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IPA materi energi

(pertemuan I dan pertemuan II pada lampiran 4) dengan SK dan KD sebagai

berikut :

Standar Kompetensi

8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam

kehidupan sehari-hari.

Kompetensi Dasar

8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat dilingkungan

sekitar serta sifat-sifatnya.

2) Menyiapkan lembar penilaian afektif dan lembar observasi aktivitas siswa

dalam pembelajaran.

Page 63: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

44

3) Mempersiapkan peralatan media berupa LCD dan alat peraga untuk

melakukan percobaan berupa sendok, kawat, korek api, mentega, lilin dll.

b). Pelaksanaan

Dalam tahapan ini guru melaksanakan pembelajaran dengan penerapan

metode discovery inquiry dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah

disusun sebelumnya.

Dalam pelaksanaan tindakan ini, peneliti yang berkolaborasi dengan guru.

Peneliti disini bertindak sebagai pengajar dan guru sebagai observer atau

pengamat.

Pertemuan Ke-1

Pertemuan ke I dilaksanakan hari Senin, 2 April 2012. Pembelajaran

dilaksanakan dengan menerapkan metode discovery inquiry pada mata pelajaran

IPA di kelas IV. Guru membuka proses pembelajaran diawali berdoa dan

menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu tentang energi panas dan sumbernya.

Sebagai kegiatan awal, guru mengadakan absensi untuk mengetahui

kehadiran siswa. Sebelum masuk pada materi pembelajaran, guru mengajak siswa

untuk melihat video tentang macam-macam energi, yaitu tentang energi panas,

energi bunyi dan energi alternatif.

Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa tentang macam-macam

energi, selanjutnya guru mulai membahas tentang energi panas, guru kemudian

menerangkan sumber energi panas dan perambatannya. Setelah siswa paham

kemudian guru membentuk kelas menjadi beberapa kelompok untuk melakukan

percobaan agar siswa dapat menemukan sendiri pengetahuannya melalui metode

discovery inquiry.

Guru mulai mengelompokkan siswa menjadi beberapa kelompok yang

terdiri dari 3-4 siswa. Dimana dibentuk menjadi 5 kelompok dimana salah satu

sebagai ketua kelompok.

Setelah siswa duduk dengan kelompoknya, guru memberikan tugas untuk

dikerjakan secara berkelompok. Kemudian siswa saling berdiskusi dan

Page 64: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

45

memberikan informasi bersama untuk lebih memahami apa yang disampaikan

oleh guru. Siswa aktif menunjukkan aktivitas bertanya dan mengerjakan tugas

dengan berdiskusi kelompok. Siswa dalam kelompok saling membagi tugas,

berinteraksi, mencari langkah penyelesaian dari berbagai buku yang dibawa

kemudian mengerjakan dan berdiskusi. Dalam kegiatan kelompok ini siswa

dilatih untuk bertanggung jawab dan saling membantu untuk menyelesaikan tugas

yang diberikan oleh guru. Guru meminta beberapa siswa untuk maju mengerjakan

soal di depan kelas secara bergantian.

Setelah siswa menyelesaikan tugas kelompok, kemudian siswa diberikan

latihan untuk dikerjakan secara mandiri. Setelah selesai guru meminta tugas

latihan individu untuk dikumpulkan di depan kelas dan melakukan refleksi yaitu

memberikan motivasi kepada siswa agar lebih meningkatkan kemampuannya.

Bagi siswa yang mendapatkan nilai tertinggi mendapatkan penghargaan atas

prestasinya. Sebagai tindak lanjut guru memberikan pekerjaan rumah.

Pertemuan II

Pertemuan ke II dilaksanakan hari Rabu, 4 April 2012. Pembelajaran

dilaksanakan dengan menerapkan metode discovery inquiry pada mata pelajaran

IPA di kelas IV. Guru membuka proses pembelajaran dengan mengajak siswa

berdoa.

Sebagai kegiatan awal, guru mengadakan absensi untuk mengetahui

kehadiran siswa. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini

yaitu bagaimana perambatan energi panas, Sebelum masuk pada materi

pembelajaran, guru mengajak siswa untuk melihat video tentang energi panas,

setelah siswa melihat video tersebut, guru kemudian bertanya jawab dengan siswa

tentang isi video tersebut, guru kembali mengulas materi pembelajaran yang telah

lalu. Melalui tanya jawab dan latihan soal, siswa diajak kembali mengingat

tentang sumber energi panas dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari.

Siswa bersama guru membahas PR yang diberikan pada pembelajaran yang telah

lalu.

Page 65: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

46

Guru kemudian melanjutkan materi yaitu perambatan energi bunyi, guru

menjelaskan secara singkat tentang perambatan energi bunyi, kemudian guru

membagi kelas menjadi beberapa kelompok untuk melakukan percobaan tentang

perambatan energi bunyi

Guru mulai mengelompokkan siswa menjadi beberapa kelompok yang

terdiri dari 3-4 siswa. Dimana dalam satu kelas dibagi menjadi 5 kelompok dan

salah satu sebagai ketua kelompok.

Setelah siswa duduk dengan kelompoknya, guru memberikan tugas untuk

dikerjakan secara berkelompok. Kemudian siswa saling berdiskusi dan

memberikan informasi bersama untuk lebih memahami apa yang disampaikan

oleh guru. Siswa aktif menunjukkan aktivitas bertanya dan mengerjakan tugas

dengan berdiskusi kelompok. Siswa dalam kelompok saling membagi tugas,

berinteraksi, melakukan penelitian dan mencari langkah penyelesaian dari

berbagai buku yang dibawa kemudian mengerjakan dan berdiskusi. Dalam

kegiatan kelompok ini siswa dilatih untuk bertanggungjawab dan saling

membantu untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Guru meminta

beberapa siswa untuk maju mengerjakan soal di depan kelas secara bergantian.

Setelah siswa menyelesaikan tugas kelompok, kemudian siswa diberikan

latihan untuk dikerjakan secara mandiri. Setelah selesai guru meminta tugas

latihan individu untuk dikumpulkan di depan kelas dan melakukan refleksi yaitu

memberikan motivasi kepada siswa agar lebih meningkatkan kemampuannya.

Bagi siswa yang mendapatkan nilai tertinggi mendapatkan penghargaan atas

prestasinya. Sebagai tindak lanjut guru memberikan pekerjaan rumah dan

memberikan pesan-pesan moral.

c). Observasi

Pada tahap observasi yang bertindak sebagai pengamat (Observer) adalah

Kepala SD Negeri III Parangharjo. Observer mengamati aktivitas siswa selama

pembelajaran menggunakan metode discovery inquiry. Aktivitas yang diamati

berdasarkan lembar observasi yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Hasil

Page 66: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

47

observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran kemudian dibandingkan dan

disesuaikan dengan perolehan nilai belajar siswa. Selain menggunakan lembar

observasi, peneliti juga menggunakan foto dan video untuk melihat kembali

pembelajaran yang telah dilaksanakan. Berikut uraian hasil observasi pada siklus

I:

1) Siklus I Pertemuan 1

a) Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran baik. Aktivitas

siswa yang sudah sangat baik meliputi: (a) keantusiasan siswa untuk

mengikuti pelajaran. (b) interaksi yang positif antar siswa, (c) siswa

mematuhi perintah guru, (d) keberanian siswa untuk bertanya jika kurang

jelas.

Aktivitas siswa yang masih cukup baik dan perlu diperbaiki

meliputi: (a) kemampuan siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru

dengan benar, (b) kemampuan siswa mengemukakan pendapat atau

jawaban dengan bahasa yang benar, (c) konsentrasi dan keseriusan siswa

dalam pembelajaran, (d) tanggung jawab siswa terhadap tugas yang

diberikan guru.

Aktivitas siswa yang masih kurang dan harus diperbaiki meliputi:

(a) kemampuan siswa untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang

ditetapkan guru melalui metode discovery inquiry, (b) ketrampilan siswa

dalam melaksanakan penemuan.

Dari hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran,

penggunaan metode discovery inquiry dapat menarik perhatian,

keantusiasan dan konsentrasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Semua

siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan peneliti mengenai

langkah-langkah penemuan. Dari kegiatan penemuan, siswa dapat

mengumpulkan data terhadap masalah yang ditetapkan guru. Tetapi, siswa

Page 67: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

48

kurang tanggap terhadap kegiatan penemuan karena discovery inquiry

merupakan hal baru bagi siswa. Siswa yang aktif hanya yang itu-itu saja.

Siswa yang terlihat aktif dalam pembelajaran dan terampil dalam

penemuan juga masih sedikit. Hanya 9 siswa yang terhitung terampil

untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang ditetapkan guru, siswa

yang lain masih ragu-ragu.

Keterampilan dan siswa dalam melaksanakan penemuan masih

sangat kurang, untuk melaksanakan tugas sesuai dengan lembar kegiatan

saja masih ragu dan kurang tepat, sehingga peneliti harus membimbing

siswa untuk melakukan penyelidikan dan penemuan.

Interaksi yang terjalin antara peneliti dengan siswa sudah baik.

Siswa juga mematuhi perintah yang diberikan oleh peneliti. Misalnya:

peneliti menyuruh siswa menuliskan jawaban di papan tulis, dan

sebagainya. Interaksi antara siswa dengan siswa juga sudah baik, hal itu

ditunjukkan dengan adanya kerjasama antar siswa dalam menemukan

jawaban terhadap masalah yang ditetapkan guru, selain itu pada saat tanya

jawab jika ada siswa yang menjawab kurang tepat, maka siswa yang lain

mengoreksi dan membenarkan jawaban tersebut, meskipun masih saling

menyalahkan.

Tanggung jawab siswa untuk mengerjakan tugas penemuan dan

evaluasi pemahaman konsep masih kurang, terkadang siswa masih

mengeluh dalam mengerjakan. Kejujuran siswa dalam mengerjakan tugas

dan evaluasi pemahaman konsep juga masih kurang, masih ada siswa yang

mencontek dan melihat jawaban teman. Oleh karena itu, kejujuran siswa

dalam mengerjakan tugas dan evaluasi pemahaman konsep perlu

pengawasan.

b) Hasil Kolaborasi Pembelajaran.

Kinerja guru dalam pembelajaran sudah baik. Sebelum memulai

pembelajaran, peneliti yang bertindak sebagai guru selalu melakukan

Page 68: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

49

persiapan baik dalam mempersiapkan RPP, ruang kelas, materi, media.

metode, dan kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Peneliti masih kurang melibatkan siswa dalam tanya jawab baik

secara lisan maupun tertulis selama proses pembelajaran. Peneliti juga

kurang melibatkan siswa dalam pengambilan keputusan. Tetapi, peneliti

sudah baik dalam memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

jika kurang jelas. Peneliti juga baik dalam memberikan motivasi kepada

siswa, tetapi pemberian penguatan masih kurang. Pada akhir

pembelajaran, selalu diadakan evaluasi untuk mengetahui kualitas

pembelajaran yang berpengaruh pada hasil belajar siswa. Adapun kinerja

guru yang perlu diperbaiki yaitu: (a) memantau kemajuan belajar atau

pemahaman konsep siswa selama proses pembelajaran, (b) melibatkan

siswa dalam kesimpulan.

2) Siklus I Pertemuan II

a) Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa dalam pembelajaran baik dan meningkat dari

pertemuan I. Pada pertemuan II, siswa yang terlibat dalam discovery

inquiry sudah lebih meningkat dari pertemuan I. Pada pertemuan I hanya 9

siswa yang aktif, maka pada pertemuan II ada 12 siswa yang terlihat aktif

dalam pembelajaran. Keterampilan dalam melaksanakan kegiatan

penemuan sudah lebih baik dari pertemuan sebelumnya. Siswa sudah

dapat mandiri menemukan jawaban terhadap masalah yang ditetapkan

guru, walaupun terkadang siswa masih sering bertanya pada guru.

Dari hasil observasi terlihat konsentrasi dan perhatiannya dalam

mengikuti pembelajaran mengalami peningkatan, kemampuan siswa untuk

mengumpulkan data dan melakukan penemuan juga lebih baik dari

sebelumnya. Hal itu terlihat dari meningkatnya jumlah siswa yang dapat

menjawab pertanyaan yang benar.

Page 69: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

50

Interaksi positif antar siswa juga terlihat baik, misalnya: pada saat

siswa menjawab pertanyaan atau maju ke depan kelas, siswa lain

memberikan semangat dengan memberikan tepuk tangan.

Aktivitas siswa yang masih perlu diperbaiki yaitu: (a) konsentrasi siswa

dalam pembelajaran, (b) kemampuan mengemukakan pendapat atau

jawaban dengan bahasa yang benar, (c) keterampilan siswa melaksanakan

penemuan.

b) Hasil Kolaborasi Pembelajaran.

Kinerja guru dalam pembelajaran meningkat dari pertemuan

sebelumnya. Peneliti sudah lebih matang dalam mempersiapkan segala

sesuatu dalam pembelajaran, baik persiapan RPP, materi, metode, media,

dan kesiapan siswa. Peneliti juga menyampaikan tujuan yang akan

dicapai.

Dalam pelaksanaan pembelajaran, peneliti sudah lebih banyak

mengaktifkan siswa. Siswa yang aktif dalam pembelajaran sudah hampir

menyeluruh. Setiap akhir pembelajaran, peneliti juga melaksanakan

evaluasi pemahaman konsep yang sudah disesuaikan dengan tujuan,

materi, dan indikator yang telah ditetapkan. Kinerja peneliti perlu

ditingkatkan dalam melibatkan siswa mengambil kesimpulan.

Berdasarkan hasil penilaian afektif siklus I (lampiran 8) maka dapat dibuat

Tabel 5 sebagai berikut

Page 70: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

51

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Siklus I

Interval Median F % Relatif Kumulatif

48-58 53 2 10,53 10,53 59-69 64 5 26,31 36,84 70-80 75 10 52,63 89,47 81-91 86 2 10,53 100 Jumlah 19 100,00 Keterangan: Nilai rata-rata = 70,94 Ketuntasan Klasikal = 63,16 % Nilai dibawah KKM = 36,84 % Dari Tabel 5 diatas dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti pada Gambar 8 sebagai berikut :

Gambar 8. Grafik Nilai Afektif Siklus I dengan Penerapan Metode

Discovery Inquiry.

d). Refleksi

Data hasil observasi dari observer dikumpulkan untuk dianalisis dan

direfleksi bersama peneliti yang bertindak sebagai guru. Pembahasan hasil

observasi dilakukan untuk mengetahui kekurangan dalam pembelajaran

2

5

10

2

0

2

4

6

8

10

12

48-58 59-69 70-80 81-91

frek

uens

i

interval nilai

Page 71: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

52

untuk diperbaiki, sedangkan yang sudah baik dipertahankan dan

ditingkatkan. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan selama

pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode discovery inquiry

menunjukkan adanya perubahan dan peningkatan aktivitas siswa maupun

kinerja guru dalam pembelajaran.

Perolehan nilai hasil belajar siswa pada siklus I yaitu siswa yang mendapat

nilai di bawah KKM (70) sebanyak 6 anak dengan nilai terendah 25. Siswa yang

nilainya diatas batas KKM sebanyak 13 siswa dengan nilai tertinggi 80 atau

ketuntasan siswa secara klasikal sebanyak 68,42% dengan nilai rata-rata . Dari data

tersebut hanya ada 6 dari 19 siswa yang nilainya di bawah KKM (70), jadi ada

peningkatan baik dari nilai kondisi awal ke siklus I.

Adapun nilai hasil belajar siklus I (lampiran 18) dengan penerapan metode

discovery inquiry dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Nilai hasil belajar siswa siklus I dengan

penerapan metode discovery inquiry

Interval Median F % Relatif Kumulatif

15-25 20 1 5,26 5,26 26-36 31 1 5,26 10,52 37-47 42 1 5,26 15,79 48-58 53 2 10,53 26,32 59-69 64 1 5,26 31,58 70-80 75 13 68,42 100,00 Jumlah 19 100,00 Keterangan: Nilai rata-rata = 65,16 Ketuntasan Klasikal = 68,42 % Nilai dibawah KKM = 31,58 % Dari Tabel 6 diatas dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti pada Gambar 9 sebagai berikut :

Page 72: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

53

Gambar 9. Grafik Hasil Evaluasi Siklus I dengan Penerapan Metode Discovery

Inquiry.

Pada siklus I ini diperoleh data ketuntasan belajar siswa yang dapat dilihat

pada Tabel 7 di bawah ini.

Tabel 7. Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I.

No Ketuntasan Jumlah Siswa

Jumlah Presentase (%) 1 Tuntas 13 68,42 2 Tidak Tuntas 6 31,58

Dalam bentuk grafik, Tabel 7 di atas dapat disajikan pada Gambar 10 di bawah ini.

1 1 12

1

13

0

2

4

6

8

10

12

14

15-25 26-36 37-47 48-58 59-69 70-80

frek

uens

i

interval nilai

Page 73: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

54

Gambar 10. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I.

Sesuai Gambar 7 di atas, penerapan metode discovery inquiry pada siklus I

diperoleh sejumlah 13 siswa atau 68,42% yang mendapat nilai mencapai ketuntasan

Minimal (KKM) ≥ 70, sedangkan siswa yang masih di bawah Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) ≥ 70 sejumlah 6 anak atau 31,58%. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa ketuntasan klasikal hanya 31,58%.

Pada siklus I, untuk data rekapitulasi nilai terendah, nilai tertinggi, dan nilai

rata-rata dapat dilihat pada Tabel 8 di bawah ini.

Tabel 8. Rekapitulasi Nilai Rata-rata, Nilai Tertinggi, dan Nilai Terendah Siswa Pada

Siklus I

No Keterangan Siklus I

1 Nilai Terendah 25

2 Nilai Tertinggi 80

3 Rata-Rata Nilai 65,16

Untuk memperjelas rekapitulasi nilai rata-rata, nilai tertinggi, dan nilai

terendah siswa pada siklus I dapat dilihat pada Gambar 11 berikut ini.

13

6

0

5

10

15

20

25

Tuntas Tidak Tuntas

JUM

LAH

SIS

WA

Page 74: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

55

Gambar 11 : Grafik Rekapitulasi Nilai Rata-rata, Nilai Tertinggi, dan Nilai

Terendah Siswa Pada Siklus I

Berdasarkan hasil analisa setelah diadakan tindakan pada siklus I ini

diketahui bahwa dengan penerapan metode pembelajaran Discovery Inquiry maka

kualitas proses pembelajaran IPA dapat meningkat. Peningkatan terlihat dari

meningkatnya hasil belajar IPA tentang energi pada kondisi awal sebelum

dilaksanakan tindakan dan setelah dilaksanakan tindakan siklus I. Kondisi tersebut

dapat dilihat pada Tabel 9:

Tabel 9: Perbandingan Rekapitulasi Nilai Rata-rata, Nilai Terendah, Nilai

Tertinggi Siswa dan Ketuntasan Klasikal Pada Kondisi Awal dan Siklus I

Keterangan Kondisi Awal Siklus I Nilai Terendah 20 25

Rata-rata Nilai 54,74 65,15

Nilai Tertinggi 75 80

Ketuntasan Klasikal 31,58 % 68,42 %

Perbandingan rekapitulasi nilai rata-rata, nilai tertendah, dan nilai tertinggi

siswa pada kondisi awal dan siklus I Tabel 9 di atas dapat disajikan pada Gambar 12

berikut ini.

0102030405060708090

Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata

NIL

AI

Page 75: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

56

Gambar 12. Perkembangan Nilai Kondisi Awal dan Nilai Siklus I.

2. Siklus II

Tindakan siklus II dilakukan selama 2 kali pertemuan. Tiap-tiap pertemuan

terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit) yang dilaksanakan selama satu minggu

yaitu pada tanggal 11 April 2012 dan 12 April 2012. Adapun tahapan-tahapan yang

dilaksanakan adalah sebagai berikut:

a). Perencanaan

Perencanaan pada siklus yang kedua ini adalah dengan memperbaiki

kekurangan siklus I agar dalam proses pembelajaran di siklus II menjadi lebih baik.

Tahapan-tahapan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:

Peneliti menggunakan acuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun

2007 dalam pembelajaran. Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:

1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP Siklus II lampiran 5).

2) Menyiapkan lembar penilaian afektif dan lembar observasi aktivitas siswa.

3) Menyiapkan media pembelajaran atau peralatan yang digunakan dalam

pembelajaran dan menyiapkan sumber-sumber pelajaran yang diperlukan

20

75

54.74

31.5825

80

65.16 68.42

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata Nilai Ketuntasan Klasikal %

Kondisi Awal Siklus I

Page 76: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

57

dalam menunjang kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran yang

akan diajarkan.

b). Pelaksanaan

Pada tahap ini guru melaksanakan pembelajaran dengan metode

pembelajaran discovery inquiry dengan pemantapan dari siklus I yaitu pada materi

pokok energi sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah

disusun.

Pertemuan I

Pertemuan ke I dilaksanakan hari Rabu, 11 April 2012. Pembelajaran

dilaksanakan dengan menerapkan metode Discovery Inquiry pada mata pelajaran

IPA di kelas IV. Guru membuka proses pembelajaran diawali dengan

menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu tentang energi bunyi dan

perambatannya.

Sebagai kegiatan awal, guru mengadakan absensi untuk mengetahui

kehadiran siswa. Sebelum masuk pada materi pembelajaran, guru mengadakan

tanya jawab materi pembelajaran yang telah lalu yaitu tentang energi panas.

Melalui tanya jawab dan latihan soal. Siswa bersama guru membahas PR yang

diberikan pada pembelajaran yang telah lalu.

Guru kembali mengulas materi tentang energi panas agar siswa lebih

paham, selanjutnya guru mulai membahas tentang energi bunyi, guru

menerangkan sumber energi bunyi dan pemanfaatan energi bunyi.

Guru mulai mengelompokkan siswa menjadi beberapa kelompok yang

terdiri dari 3-4 siswa. Dimana dibentuk menjadi 5 kelompok dimana salah satu

sebagai ketua kelompok.

Setelah siswa duduk dengan kelompoknya, guru memberikan tugas untuk

dikerjakan secara berkelompok. Kemudian siswa saling berdiskusi dan

memberikan informasi bersama untuk lebih memahami apa yang disampaikan

oleh guru. Siswa aktif menunjukkan aktivitas bertanya dan mengerjakan tugas

dengan berdiskusi kelompok. Siswa dalam kelompok saling membagi tugas,

Page 77: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

58

berinteraksi, mencari langkah penyelesaian dari berbagai buku yang dibawa

kemudian mengerjakan dan berdiskusi. Dalam kegiatan kelompok ini siswa

dilatih untuk bertanggungjawab dan saling membantu untuk menyelesaikan tugas

yang diberikan oleh guru. Guru meminta beberapa siswa untuk maju mengerjakan

soal di depan kelas secara bergantian.

Setelah siswa menyelesaikan tugas kelompok, kemudian siswa diberikan

latihan untuk dikerjakan secara mandiri. Setelah selesai guru meminta tugas

latihan individu untuk dikumpulkan di depan kelas dan melakukan refleksi yaitu

memberikan motivasi kepada siswa agar lebih meningkatkan kemampuannya.

Bagi siswa yang mendapatkan nilai tertinggi mendapatkan penghargaan atas

prestasinya. Sebagai tindak lanjut guru memberikan pekerjaan rumah.

Pertemuan II

Pertemuan ke II dilaksanakan hari Kamis, 12 April 2012. Pembelajaran

dilaksanakan dengan menerapkan metode Discovery Inquiry pada mata pelajaran

IPA di kelas IV. Guru membuka proses pembelajaran dengan mengajak siswa

berdoa.

Sebagai kegiatan awal, guru mengadakan absensi untuk mengetahui

kehadiran siswa. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini

yaitu bagaimana perambatan energi bunyi, Sebelum masuk pada materi

pembelajaran, guru mengajak siswa untuk melihat video tentang energi bunyi,

setelah siswa melihat video tersebut, guru kemudian bertanya jawab dengan siswa

tentang isi video tersebut, guru kembali mengulas materi pembelajaran yang telah

lalu. Melalui tanya jawab dan latihan soal, siswa diajak kembali mengingat

tentang sumber energi bunyi dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari.

Siswa bersama guru membahas PR yang diberikan pada pembelajaran yang telah

lalu.

Guru kemudian melanjutkan materi yaitu perambatan energi bunyi, guru

menjelaskan secara singkat tentang perambatan energi bunyi, kemudian guru

Page 78: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

59

membagi kelas menjadi beberapa kelompok untuk melakukan percobaan tentang

perambatan energi bunyi

Guru mulai mengelompokkan siswa menjadi beberapa kelompok yang

terdiri dari 3-4 siswa. Dimana dalam satu kelas dibagi menjadi 5 kelompok dan

salah satu sebagai ketua kelompok.

Setelah siswa duduk dengan kelompoknya, guru memberikan tugas untuk

dikerjakan secara berkelompok. Kemudian siswa saling berdiskusi dan

memberikan informasi bersama untuk lebih memahami apa yang disampaikan

oleh guru. Siswa aktif menunjukkan aktivitas bertanya dan mengerjakan tugas

dengan berdiskusi kelompok. Siswa dalam kelompok saling membagi tugas,

berinteraksi, melakukan penelitian dan mencari langkah penyelesaian dari

berbagai buku yang dibawa kemudian mengerjakan dan berdiskusi. Dalam

kegiatan kelompok ini siswa dilatih untuk bertanggungjawab dan saling

membantu untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Guru meminta

beberapa siswa untuk maju mengerjakan soal di depan kelas secara bergantian.

Setelah siswa menyelesaikan tugas kelompok, kemudian siswa diberikan

latihan untuk dikerjakan secara mandiri. Setelah selesai guru meminta tugas

latihan individu untuk dikumpulkan di depan kelas dan melakukan refleksi yaitu

memberikan motivasi kepada siswa agar lebih meningkatkan kemampuannya.

Bagi siswa yang mendapatkan nilai tertinggi mendapatkan penghargaan atas

prestasinya. Sebagai tindak lanjut guru memberikan pekerjaan rumah dan

memberikan pesan-pesan moral.

c). Observasi

Pada tahap observasi peneliti berkolaborasi dengan guru kelas IV untuk

melakukan pengamatan terhadap situasi selama peneliti melaksanakan kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan alat bantu yang berupa lembar observasi,

kamera dan video.

Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian

pelaksanaan pembelajaran dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah

Page 79: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

60

disusun. Pengamatan tidak hanya ditunjukkan pada kegiatan siswa dalam proses

pembelajaran namun juga pada aspek tindakan guru dalam melaksanakan

pembelajaran termasuk pengelolaan kelas dalam setiap pertemuan.

Keseluruhan data yang diperoleh dalam kegiatan ini, termasuk hasil tes,

dipergunakan sebagai bahan dan masukan untuk menganalisis perkembangan

kemampuan siswa. Setelah data observasi diperoleh, maka guru kelas IV

berdiskusi dengan peneliti untuk mengetahui pemahaman jaring-jaring balok dan

kubus dari tiap – tiap siklus sebagai bahan pertimbangan yang akan digunakan

untuk pelaksanaan tindakan selanjutnya. Hasil observasi aktivitas siswa pada

siklus II secara lebih rinci dapat dilihat pada lampiran.

Dari hasil pengamatan dan hasil yang diperoleh siswa pada siklus II, dapat

diketahui bahwa pembelajaran IPA yang dilakukan dengan metode discovery inquiry

aktivitas siswa sudah maksimal, sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai

dengan baik.

Berdasarkan hasil penilaian afektif pada siklus II (lampiran 9) maka dapat

dibuat Tabel 10 sebagai berikut :

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Siklus II

Interval Median F % Relatif Kumulatif

48-58 53 1 5,26 5,26 59-69 64 2 10,53 15,79 70-80 75 15 78,95 94,74 81-91 86 1 5,26 100

Jumlah 19 100,00 Keterangan: Nilai rata-rata = 73,26 Ketuntasan Klasikal = 84,21 % Nilai dibawah KKM = 15,79 % Dari Tabel 10 diatas dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti pada Gambar 13 sebagai berikut :

Page 80: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

61

Gambar 13. Grafik Nilai Afektif Siklus II dengan Penerapan Metode Discovery Inquiry.

d). Refleksi

Pada siklus II juga dilakukan diskusi yang mendalam terhadap deskripsi data

seperti yang dilakukan pada siklus I. Pada lembar observasi kegiatan siswa terjadi

perubahan aktifitas yang cukup signifikan. Pada siklus I siswa belum berani dan

masih ragu-ragu dalam menyampaikan tanggapan, namun pada siklus II dengan

adanya bintang prestasi dapat memotivasi siswa agar mendapat penghargaan sebagai

siswa maupun kelompok terbaik, sehingga sebagian besar siswa sudah mempunyai

keberanian untuk bertanya dan menyampaikan tanggapan. Demikian juga dalam

mengerjakan tugas kelompok atau diskusi, secara keseluruhan siswa sudah

memperlihatkan aktivitas yang baik. Siswa belajar kelompok dengan saling membagi

tugas, ada siswa yang bertugas merangkum atau mencatat hasil percobaan, dan ada

yang maju ke depan kelas mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.

Perolehan nilai hasil belajar siswa pada siklus II yaitu siswa yang mendapat

nilai di bawah KKM (70) sebanyak 3 anak, dengan nilai terendah 40. Siswa yang

1 1

15

1

0

2

4

6

8

10

12

14

16

48-58 59-69 70-80 81-91

frek

uens

i

interval nilai

Page 81: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

62

nilainya diatas batas KKM sebanyak 16 siswa dengan nilai tertinggi 95 atau

ketuntasan siswa secara klasikal sebanyak 84,21% dengan nilai rata-rata 74,42. Dari

data tersebut hanya ada 3 siswa dari 19 siswa yang nilainya di bawah KKM (70), jadi

ada peningkatan baik dari siklus I ke siklus II.

Hal tersebut dapat dilihat dari data nilai siklus II (lampiran 19) yang dapat

dibuat Tabel 11 sebagai berikut.

Tabel 11. Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus II SDN III Parangharjo

Interval Median f % Relatif Kumulatif

37-47 42 1 5,26 5,26 48-58 53 1 5,26 10,52 59-69 64 1 5,26 15,79 70-80 75 13 68,42 84,21 81-91 86 1 5,26 89,47 92-102 97 2 10,53 100,00 Jumlah 19 100,00

Keterangan: Nilai rata-rata = 74,42 Ketuntasan Klasikal = 84,21 % Nilai dibawah KKM = 15,79 %

Dari Tabel 11 di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti pada

Gambar 14 sebagai berikut :

Page 82: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

63

Gambar 14. Grafik Hasil Evaluasi Siklus II dengan Penerapan Metode Discovery

Inquiry.

Pada siklus II ini diperoleh data ketuntasan belajar siswa yang dapat dilihat

pada Tabel 12 di bawah ini.

Tabel 12. Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus II.

No Ketuntasan Jumlah Siswa

Jumlah Presentase (%) 1 Tuntas 16 84,21 2 Tidak Tuntas 3 15,79

Dalam bentuk grafik, Tabel 12 di atas dapat disajikan pada Gambar 15 di bawah ini.

1 1 1

13

12

0

2

4

6

8

10

12

14

37-47 48-58 59-69 70-80 81-91 92-102

frek

uens

i

interval nilai

Page 83: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

64

Gambar 15. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus II.

Sesuai Gambar 7 di atas, penerapan metode discovery inquiry pada siklus I

diperoleh sejumlah 16 siswa atau 84,21% yang mendapat nilai mencapai ketuntasan

Minimal (KKM) ≥ 70, sedangkan siswa yang masih di bawah Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) ≥ 70 sejumlah 3 anak atau 15,79%. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa ketuntasan klasikal hanya 84,21%.

Pada siklus II, untuk data rekapitulasi nilai terendah, nilai tertinggi, dan nilai

rata-rata dapat dilihat pada Tabel 13 di bawah ini.

Tabel 13: Rekapitulasi Nilai Rata-rata, Nilai Tertinggi, dan Nilai Terendah

Siswa Pada Siklus II

No Keterangan Siklus II

1 Nilai Terendah 40

2 Nilai Tertinggi 95

3 Rata-Rata Nilai 74,42

Untuk memperjelas rekapitulasi nilai rata-rata, nilai tertinggi, dan nilai

terendah siswa pada kondisi awal dapat dilihat pada Gambar 16 berikut ini.

16

3

0

5

10

15

20

25

Tuntas Tidak Tuntas

JUM

LAH

SIS

WA

Page 84: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

65

Gambar 16: Grafik Rekapitulasi Nilai Rata-rata, Nilai Tertinggi, dan Nilai

Terendah Siswa Pada Siklus II

Berdasarkan hasil analisa setelah diadakan tindakan pada siklus II ini

diketahui bahwa dengan penerapan metode pembelajaran discovery inquiry maka

kualitas proses pembelajaran IPA dapat meningkat. Peningkatan terlihat dari

meningkatnya hasil belajar IPA tentang energi pada tindakan siklus I dan setelah

dilaksanakan tindakan siklus II. Kondisi tersebut dapat dilihat pada Tabel 14:

Tabel 14: Perbandingan Rekapitulasi Nilai Rata-rata, Nilai Tertendah, Nilai

Tertinggi dan Ketuntasan Klasikal Siswa Pada Siklus I dan Siklus II

Keterangan Siklus I Siklus II Nilai Terendah 25 40 Nilai tertinggi 80 95 Rata-rata Nilai 65,16 74,42

Ketuntasan Klasikal 68,42 % 84,21 %

Perbandingan rekapitulasi nilai rata-rata, nilai tertendah, dan nilai tertinggi siswa

pada siklus I dan siklus II Tabel 14 di atas dapat disajikan pada Gambar 17 berikut

ini.

0

20

40

60

80

100

120

Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata

NIL

AI

Page 85: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

66

Gambar 17. Perkembangan Nilai Siklus I dan Nilai Siklus II.

3. Siklus III

Tindakan siklus III dilakukan selama 2 kali pertemuan. Tiap-tiap pertemuan

terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit) yang dilaksanakan selama satu minggu

yaitu pada tanggal 18 April 2012 dan 20 April 2012. Adapun tahapan-tahapan yang

dilaksanakan adalah sebagai berikut:

a). Perencanaan

Perencanaan pada siklus yang kedua ini adalah dengan memperbaiki

kekurangan siklus II agar dalam proses pembelajaran di siklus III menjadi lebih baik.

Tahapan-tahapan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:

Peneliti menggunakan acuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun

2007 dalam pembelajaran. Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:

1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP Siklus III lampiran 6).

Pembelajaran yang direncanakan adalah pembelajaran IPA materi energi.

2) Menyiapkan lembar penilaian afektif dan lembar observasi aktivitas siswa.

3) Menyiapkan media pembelajaran atau peralatan yang digunakan dalam

pembelajaran dan menyiapakan sumber-sumber pelajaran yang diperlukan

25

80

65.15 68.42

40

95

74.4284.21

0102030405060708090

100

Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata Nilai Ketuntasan Klasikal%

Siklus I Siklus II

Page 86: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

67

dalam menunjang kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran yang

akan diajarkan.

b). Tindakan

Pada tahap ini guru melaksanakan pembelajaran dengan metode pembelajaran

discovery inquiry dengan pemantapan dari siklus II yaitu pada materi pokok energi

sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun.

Pertemuan I

Pertemuan ke I dilaksanakan hari Rabu, 18 April 2012. Pembelajaran

dilaksanakan dengan menerapkan metode discovery inquiry pada mata pelajaran

IPA di kelas IV. Guru membuka proses pembelajaran diawali dengan

menyampaikan tujuan pembelajaran.

Sebagai kegiatan awal, guru mengadakan absensi untuk mengetahui

kehadiran siswa. Sebelum masuk pada materi pembelajaran, guru mengajak siswa

untuk mereview materi pembelajaran yang telah lalu. Melalui tanya jawab dan

latihan soal, siswa dibimbing untuk mereview tentang energi panas dan energi

bunyi. Siswa bersama guru membahas PR yang diberikan pada pembelajaran

yang telah lalu.

Siswa dibimbing untuk mereview guna memperkuat pengetahuan mereka

tentang energi panas dan energi bunyi. Guru menerangkan materi tentang energi

alternatif, setelah siswa paham akan energi alternatif, energi panas, dan energi

bunyi maka guru akan membentuk kelas menjadi beberapa kelompok untuk

melakukan diskusi. Dengan melakukan diskusi kelompok akan lebih

mempermudah siswa dalam menemukan sendiri pengetahuannya serta dapat

menarik perhatian siswa yaitu dengan media gambar.

Guru mulai mengelompokkan siswa menjadi beberapa kelompok yang

terdiri dari 3-4 siswa.

Setelah siswa duduk dengan kelompoknya, guru memberikan tugas untuk

dikerjakan secara berkelompok. Kemudian siswa saling berdiskusi dan

memberikan informasi bersama untuk lebih memahami apa yang disampaikan

Page 87: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

68

oleh guru. Siswa aktif menunjukkan aktivitas bertanya dan mengerjakan tugas

dengan berdiskusi kelompok. Siswa dalam kelompok saling membagi tugas,

berinteraksi, mencari langkah penyelesaian dari berbagai buku yang dibawa

kemudian mengerjakan dan berdiskusi. Dalam kegiatan kelompok ini siswa

dilatih untuk bertanggung jawab dan saling membantu untuk menyelesaikan tugas

yang diberikan oleh guru. Guru meminta beberapa siswa untuk maju mengerjakan

soal di depan kelas secara bergantian.

Setelah siswa menyelesaikan tugas kelompok, kemudian siswa diberikan

latihan untuk dikerjakan secara mandiri. Setelah selesai guru meminta tugas

latihan individu untuk dikumpulkan di depan kelas dan melakukan refleksi yaitu

memberikan motivasi kepada siswa agar lebih meningkatkan kemampuannya.

Bagi siswa yang mendapatkan nilai tertinggi mendapatkan penghargaan atas

prestasinya. Sebagai tindak lanjut guru memberikan pekerjaan rumah dan

memberikan pesan moral.

Pertemuan II

Pertemuan ke II dilaksanakan hari Jumat, 20 April 2012. Pembelajaran

dilaksanakan dengan menerapkan Metode discovery inquiry pada mata pelajaran

IPA di kelas IV. Guru membuka proses pembelajaran diawali dengan

menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu tentang energi alternatif dan

pemanfaatannya.

Sebagai kegiatan awal, guru mengadakan absensi untuk mengetahui

kehadiran siswa. Sebelum masuk pada materi pembelajaran, guru mereview

materi pembelajaran yang telah lalu. Melalui tanya jawab dan latihan soal, siswa

dibimbing untuk mereview tentang energi panas, energi bunyi dan energi

alternatif. Siswa bersama guru membahas PR yang diberikan pada pembelajaran

yang telah lalu.

Guru kembali mengulas materi pelajaran yang telah lalu yaitu tentang

energi panas, energi bunyi dan energi alternatif. Guru membagi kelas menjadi

Page 88: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

69

beberapa kelompok untuk melakukan diskusi dan mengerjakan soal diskusi agar

siswa dapat menemukan sendiri pengetahuannya.

Guru mulai mengelompokkan siswa menjadi beberapa kelompok yang

terdiri dari 3-4 siswa. Setelah siswa duduk dengan kelompoknya, guru

memberikan tugas untuk dikerjakan secara berkelompok. Kemudian siswa saling

berdiskusi dan memberikan informasi bersama untuk lebih memahami apa yang

disampaikan oleh guru. Siswa aktif menunjukkan aktivitas bertanya dan

mengerjakan tugas dengan berdiskusi kelompok. Siswa dalam kelompok saling

membagi tugas, berinteraksi, mencari langkah penyelesaian dari berbagai buku

yang dibawa kemudian mengerjakan dan berdiskusi. Dalam kegiatan kelompok

ini siswa dilatih untuk bertanggungjawab dan saling membantu untuk

menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Guru meminta beberapa siswa

untuk maju mengerjakan soal di depan kelas secara bergantian.

Setelah siswa menyelesaikan tugas kelompok, kemudian siswa diberikan

latihan untuk dikerjakan secara mandiri. Setelah selesai guru meminta tugas

latihan individu untuk dikumpulkan di depan kelas dan melakukan refleksi yaitu

memberikan motivasi kepada siswa agar lebih meningkatkan kemampuannya.

Sebagai tindak lanjut guru memberikan pekerjaan rumah dan memberikan pesan

moral.

c). Observasi

Pada tahap observasi peneliti berkolaborasi dengan guru kelas IV untuk

melakukan pengamatan terhadap situasi selama peneliti melaksanakan kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan alat bantu yang berupa lembar observasi,

kamera dan video.

Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian

pelaksanaan pembelajaran dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah

disusun. Pengamatan tidak hanya ditunjukkan pada kegiatan siswa dalam proses

pembelajaran namun juga pada aspek tindakan guru dalam melaksanakan

pembelajaran termasuk pengelolaan kelas dalam setiap pertemuan.

Page 89: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

70

Keseluruhan data yang diperoleh dalam kegiatan ini, termasuk hasil tes,

dipergunakan sebagai bahan dan masukan untuk menganalisis perkembangan

kemampuan siswa. Setelah data observasi diperoleh, maka guru kelas IV

berdiskusi dengan peneliti untuk mengetahui kualitas proses pembelajaran saat ini

yang berpengaruh pada hasil belajar siswa. Hasil observasi aktivitas siswa pada

siklus III secara lebih rinci dapat dilihat pada lampiran.

Dari hasil pengamatan dan hasil yang diperoleh siswa pada siklus III, dapat

diketahui bahwa pembelajaran IPA pokok bahasan energi yang dilakukan dengan

metode discovery inquiry aktivitas siswa sudah sangat maksimal, sehingga hasil yang

diharapkan dapat tercapai dengan baik.

Berdasarkan hasil penilaian afektif siklus III (lampiran 10) maka dapat dibuat

Tabel 15 seperti berikut :

Tabel 15. Distribusi Frekuensi Hasil Penilaian Afektif Siklus III

Interval Median F % Relatif Kumulatif

59-69 64 2 10,53 10,53 70-80 75 6 31,58 42,11 81-91 86 10 52,63 94.74

92-102 97 1 5,26 100 Jumlah 19 100,00

Keterangan: Nilai rata-rata = 80,78 Ketuntasan Klasikal = 89,47 % Nilai dibawah KKM = 10,53 % Dari Tabel 15 diatas dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti pada Gambar 18 sebagai berikut :

Page 90: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

71

Gambar 18. Grafik Nilai Afektif Siklus III dengan Penerapan Metode

Discovery Inquiry.

d). Refleksi

Pada siklus III juga dilakukan diskusi yang mendalam terhadap deskripsi

data seperti yang dilakukan pada siklus II. Pada lembar observasi kegiatan siswa

terjadi perubahan aktifitas yang cukup signifikan. Pada siklus II siswa belum berani

dan masih ragu-ragu dalam menyampaikan tanggapan, namun pada siklus III dengan

bantuan tabel prestasi dan bintang prestasi dapat memotivasi siswa agar mendapat

penghargaan sebagai siswa maupun kelompok terbaik, sehingga sebagian besar siswa

sudah mempunyai keberanian untuk bertanya dan menyampaikan tanggapan.

Demikian juga dalam mengerjakan tugas kelompok atau diskusi, secara keseluruhan

siswa sudah memperlihatkan aktivitas yang baik. Siswa belajar kelompok dengan

saling membagi tugas, ada siswa yang bertugas merangkum atau mencatat hasil

diskusi, ada yang mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya kedepan kelas.

Perolehan nilai pada siklus III yaitu siswa yang mendapat nilai di bawah

KKM (70) sebanyak 2 anak, dengan nilai terendah 45. Siswa yang nilainya diatas

2

6

10

1

0

2

4

6

8

10

12

59-69 70-80 81-91 92-102

frek

uens

i

interval nilai

Page 91: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

72

batas KKM sebanyak 17 siswa dengan nilai tertinggi 100 atau ketuntasan siswa

secara klasikal sebanyak 89,47% dengan nilai rata-rata 82,52. Dari data tersebut

hanya ada 2 siswa dari 19 siswa yang nilainya di bawah KKM (70), jadi ada

peningkatan baik dari siklus II ke siklus III.

Hal tersebut dapat dilihat dari data nilai hasil belajar siswa siklus III

(lampiran 20) kelas IV SDN III Parangharjo pada Tabel 16.

Tabel 16. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus III

SDN III Parangharjo

Interval Median F % Relatif Kumulatif

37-47 42 1 5,26 5,26 48-58 53 0 0 5,26 59-69 64 1 5,26 10,52 70-80 75 5 26,32 36,84 81-91 86 7 36,84 73,68 92-102 97 5 26,32 100,00 Jumlah 19 100,00

Keterangan: Nilai rata-rata = 82,52 Ketuntasan Klasikal = 89,47 % Nilai dibawah KKM = 10,52 %

Dari Tabel 16. di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti pada

Gambar 19. sebagai berikut :

Page 92: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

73

Gambar 19. Grafik Hasil Evaluasi Siklus III dengan Penerapan Metode Discovery

Inquiry.

Rekapitulasi nilai rata-rata, nilai tertinggi, dan nilai terendah siswa kelas

IV SD N III Parangharjo pada siklus III dapat ditunjukkan pada Tabel 17 berikut

ini.

Tabel 17: Rekapitulasi Nilai Rata-rata, Nilai Tertinggi, dan Nilai Terendah

Siswa Pada Siklus III

No Keterangan Siklus III

1 Nilai Terendah 45

2 Nilai Tertinggi 100

3 Rata-Rata Nilai 82,52

1

0

1

5

7

5

0

1

2

3

4

5

6

7

8

37-47 48-58 59-69 70-80 81-91 92-102

frek

uens

i

interval nilai

Page 93: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

74

Untuk memperjelas rekapitulasi nilai rata-rata, nilai tertinggi, dan nilai

terendah siswa pada kondisi awal dapat dilihat pada Gambar 20 berikut ini.

Gambar 20: Grafik Rekapitulasi Nilai Rata-rata, Nilai Tertinggi, dan Nilai

Terendah Siswa Pada Siklus III

Berdasarkan hasil analisa setelah diadakan tindakan pada siklus III ini

diketahui bahwa dengan penerapan metode pembelajaran discovery inquiry maka

kualitas proses pembelajaran IPA dapat meningkat. Peningkatan terlihat dari

meningkatnya hasil belajar IPA tentang energi pada tindakan siklus II dan setelah

dilaksanakan tindakan siklus III. Kondisi tersebut dapat dilihat pada Tabel 18:

Tabel 18: Perbandingan Rekapitulasi Nilai Rata-rata, Nilai Tertendah, Nilai

Tertinggi dan Ketuntasan Klasikal Siswa Pada Siklus II dan Siklus III

Keterangan Siklus II Siklus III Nilai Terendah 40 45 Rata-rata Nilai 74,42 82,52 Nilai Tertinggi 95 100

Ketuntasan Klasikal 84,21 % 89,47 %

0

20

40

60

80

100

120

Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata

NIL

AI

Page 94: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

75

Perbandingan rekapitulasi nilai rata-rata, nilai tertendah, dan nilai tertinggi siswa

pada siklus II dan siklus III Tabel 18 di atas dapat disajikan pada Gambar 21 berikut

ini.

Gambar 21. Perkembangan Nilai Siklus II dan Nilai Siklus III.

Dari hasil penelitian siklus III, maka peneliti mengulas bahwa dilihat dari

nilai rata-rata kelas dan ketuntasan siswa secara klasikal, pembelajaran IPA kelas IV

di SD N III Parangharjo sudah berhasil mencapai indikator yang telah ditentukan

yaitu ketuntasan secara klasikal >85% dengan rata-rata >80, maka tidak perlu

dilanjutkan pada siklus berikutnya. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan metode

pembelajaran discovery inquiry dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran

IPA pokok bahasan energi pada siswa kelas IV SDN III Parangharjo tahun 2012.

Disini dapat disimpulkan bahwa kualitas proses pembelajaran yang baik

maka hasil belajar akan meningkat.

40

95

74.4284.21

45

100

82.5289.47

0

20

40

60

80

100

120

Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata Nilai Ketuntasan Klasikal%

Siklus II Siklus III

Page 95: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

76

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus

Berdasarkan nilai hasil afektif dan nilai hasil belajar di setiap siklus

menunjukkan bahwa kualitas proses pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SD N III

Parangharjo sudah meningkat. Peningkatan terlihat dari meningkatnya nilai afektif

dan nilai hasil tes pada siklus I, siklus II dan siklus III. Kondisi tersebut dapat dilihat

pada Tabel 19 dan Tabel 20.

Tabel 19: Perbandingan Rekapitulasi Nilai Rata-rata Afektif Siswa Pada

Siklus I, Siklus II dan Siklus III

Keterangan Siklus I Siklus II Siklus III

Nilai Rata-rata 70,94 73,26 80,78

Perbandingan Rekapitulasi nilai rata-rata afektif siswa pada siklus I, siklus II

dan siklus III pada Tabel 19 di atas dapat disajikan pada Gambar 22 berikut ini.

Gambar 22. Perbandingan Rata-rata Nilai Afektif Tiap Siklus.

70.94 73.2680.78

0102030405060708090

100

Nilai Rata-rata

Frek

uens

i

Siklus I Siklus II Siklus III

Page 96: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

77

Tabel 20: Perbandingan Rekapitulasi Nilai Rata-rata, Nilai Tertendah, dan

Nilai Tertinggi Siswa Pada Siklus I, Siklus II dan Siklus III

Keterangan Siklus I Siklus II Siklus III

Nilai Terendah 25 40 45

Nilai Tertinggi 80 95 100

Nilai Rata-rata 67,46 74,42 82,52

Perbandingan Rekapitulasi nilai rata-rata, nilai tertendah, dan nilai tertinggi

siswa pada siklus I, siklus II dan siklus III pada Tabel 20 di atas dapat disajikan pada

Gambar 23 berikut ini.

Gambar 23. Perbandingan Rekapitulasi Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, dan Rata-

Rata Tiap Siklus

D. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pembelajaran IPA dengan Metode Discovery Inquiry.

Berdasarkan data hasil nilai siswa tersebut, dapat diketahui adanya

peningkatan dari kondisi awal sampai siklus III. Untuk lebih jelasnya

25

7567.47

40

95

74.42

45

100

82.52

0102030405060708090

100

Nilai Terendah Nilai Tertinggi Nilai Rata-rata

Frek

uens

i

Siklus I Siklus II Siklus III

Page 97: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

78

perkembangan pada aspek afektif pada nilai kondisi awal, siklus I, siklus II,

dan siklus III dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Perkembangan Nilai Rata-rata dan Ketuntasan Klasikal Afektif

Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II, dan

Siklus III

Kondisi Awal Siklus I Siklus II Siklus III

Nilai Rata-rata 54,74 67,47 74,42 82,52

Ketuntasan Klasikal 31,58% 68,42% 84,21% 89.47%

Perkembangan Nilai Afektif Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III

di atas dapat digambarkan menjadi grafik seperti Gambar 24.

Gambar 24. Perkembangan Nilai Rata-rata Afektif dan Ketuntasan Klasikal pada

Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II, Siklus III

Peningkatan juga terjadi pada aspek kognitif, yaitu meningkatnya nilai hasil

belajar siswa tiap siklusnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 22 seperti

berikut :

54.74

31.58

67.47 68.4274.42

84.2182.5289.47

0

20

40

60

80

100

Nilai Rata-rata Ketuntasan Klasikal %

Perkembangan Nilai Afektif

Kondisi Awal Siklus I Siklus II Siklus III

Page 98: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

79

Tabel 22. Perkembangan Nilai Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II, dan

Siklus III

Kondisi Awal Siklus I Siklus II Siklus III Nilai Terendah 20 25 40 45 Nilai Tertinggi 75 80 95 100 Nilai Rata-rata 54,74 67,47 74,42 82,52

Ketuntasan Klasikal 31,58% 68,42% 84,21% 89.47%

Perkembangan Nilai Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III di atas

dapat digambarkan menjadi grafik seperti Gambar 25.

Gambar 25. Perkembangan Nilai Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II, Siklus III

Berdasarkan Tabel 21, Tabel 22 dan Gambar 23, Gambar 24 diatas, dapat

diketahui adanya peningkatan dari kondisi awal, siklus I, siklus II, sampai siklus III

sebagai berikut:

a. Nilai rata-rata afektif siswa meningkat tiap siklusnya, pada kondisi awal rata-rata

nilai afektif 69,21 meningkat pada siklus I menjadi 70,94, dari siklus I mengalami

peningkatan 73,26 pada siklus II, dan meningkat lagi menjadi 80,78 pada siklus

III.

20

75

54.74

31.5825

8067.47 68.42

40

95

74.4284.21

45

100

82.5289.47

0

20

40

60

80

100

120

Nilai Terendah Nilai Tertinggi Nilai Rata-rata Ketuntasan Klasikal%

Perkembangan Nilai

Kondisi Awal Siklus I Siklus II Siklus III

Page 99: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

80

b. Nilai terendah yang diperoleh siswa pada kondisi awal adalah 20 mengalami

peningkatan menjadi 25 pada siklus I, dari siklus I mengalami peningkatan

menjadi 40 pada siklus II, dari siklus II meningkat lagi menjadi 45 pada siklus III.

c. Nilai tertinggi siswa pada kondisi awal adalah 75 mengalami peningkatan

menjadi 80 pada siklus I, dan dari siklus I sampai siklus II mengalami

peningkatan yaitu 95, dan dari siklus II sampai siklus III mengalami peningkatan

menjadi 100.

d. Nilai rata-rata siswa pada kondisi awal adalah 54,74 mengalami peningkatan pada

siklus I menjadi 67,47, dari siklus I mengalami peningkatan menjadi 74,42 pada

siklus II, dan dari siklus II mengalami peningkatan menjadi 82,52 pada siklus III.

e. Persentase ketuntasan klasikal pada kondisi awal adalah 31,58% mengalami

peningkatan menjadi 68,42% pada siklus I, dari siklus I sampai siklus II

mengalami peningkatan menjadi 84,21% pada siklus II, dan dari siklus II sampai

siklus III mengalami peningkatan menjadi 89,47% pada siklus III.

2. Analisis Dengan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan

Menyenangkan (PAIKEM).

Melalui penerapan metode pembelajaran discovery inquiry pembelajaran

dapat berjalan aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Aktif dimaksudkan

bahwa dalam proses pembelajaran guru menciptakan suasana sedemikian rupa

sehingga siswa dapat aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.

aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus I,

siklus II, dan Siklus III. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam lampiran lembar

observasi aktivitas siswa (lampiran 11,12,13,14,15,16).

Berdasarkan lembar observasi aktivitas siswa pada siklus I,II, dan III maka

dapat dibuat Tabel 23 seperti berikut :

Page 100: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

81

Tabel 23. Perkembangan Nilai Hasil Observasi Aktivitas Siswa.

Pertemuan

Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Siklus II Siklus III

Pertemuan I 2,57 3,21 3,57 Pertemuan II 2,85 3,35 3,64 Rata-rata 2,71 3,28 3,60

Keterangan : 4 = Baik Sekali 3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang

Tabel 23 Perkembangan Nilai Hasil Observasi Aktivitas Siswa di atas dapat

digambarkan menjadi grafik seperti Gambar 26.

Gambar 26. Perkembangan Nilai Hasil Observasi Aktivitas Siswa.

Hal ini menunjukkan adanya peningkatan aspek afektif yang berupa sikap-

sikap siswa dan guru selama proses pembelajaran IPA pokok bahasan energi pada

siswa kelas IV SDN III Parangharjo dengan penerapan metode discovery inquiry.

Dengan demikian, penelitian penerapan metode pembelajaran discovery

inquiry untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran IPA pokok bahasan energi

pada siswa kelas IV SDN III Parangharjo Nguntoronadi Wonogiri, ini dapat

dikatakan berhasil dan dapat diajukan sebagai suatu rekomendasi bahwa penerapan

2.71

3.283.6

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

Aktivitas Siswa

Siklus I

Siklus II

Siklus III

Page 101: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

82

metode pembelajaran discovery inquiry dapat meningkatkan kualitas proses

pembelajaran IPA pada siswa kelas IV, khususnya siswa SDN III Parangharjo,

Nguntoronadi, Wonogiri, dan siswa kelas IV sekolah dasar lain pada umumnya.

Page 102: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 83

BAB V

SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan pada

pembelajaran IPA pokok bahasan energi dengan penerapan metode pembelajaran

discovery inquiry, pada siswa kelas IV SD Negeri III Parangharjo, Nguntoronadi,

Wonogiri tahun 2012 selama tiga siklus dapat ditarik simpulan sebagai berikut :

1. Penerapan metode discovery inquiry terbukti dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran IPA pokok bahasan energi pada siswa kelas IV SD

Negeri III Parangharjo, Nguntoronadi, Wonogiri tahun 2012. Peningkatan

kualitas proses pembelajaran tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan

nilai afektif dan nilai hasil belajar yang cukup signifikan pada prasiklus

maupun disetiap siklusnya. Pada tahap prasiklus, diperoleh nilai rata-rata nilai

afektif 69,21 kemudian pada siklus I diperoleh rata-rata nilai afektif 70,94.

Siklus II rata-rata menjadi 73,26 dan pada siklus III nilai rata-rata afektif

siswa meningkat menjadi 80,78. Peningkatan nilai afektif juga diikuti

peningkatan nilai hasil belajar siswa dimana pada nilai rata-rata prasiklus

adalah 54,74 kemudian pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 65,16 atau

mengalami kenaikan sebesar 10,42. Kemudian siklus II nilai rata-ratanya

meningkat menjadi 74,42 atau mengalami kenaikan sebesar 9,26. Dan siklus

III nilai rata-ratanya meningkat menjadi 82,52 atau mengalami kenaikan

sebesar 8,10.

2. Penerapan metode discovery inquiry terbukti dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran IPA pokok bahasan energi pada siswa kelas IV SD

Negeri III Parangharjo, Nguntoronadi, Wonogiri tahun 2012. Peningkatan

proses pembelajaran IPA pokok bahasan energi tersebut dibuktikan dengan

adanya aktivitas guru dan aktivitas siswa yang semakin meningkat, yaitu pada

Page 103: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

84

siklus I aktivitas siswa memperoleh rata-rata 2,71 sedangkan pada siklus II

memperoleh rata-rata 3,28 dan pada siklus III memperoleh rata-rata 3,60

Bertolak dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang

dirumuskan telah terbukti kebenarannya. Dengan demikian pembelajaran dengan

penerapan metode pembelajaran discovery inquiry terbukti dapat meningkatkan

kualitas proses pembelajaran IPA pokok bahasan energi pada siswa kelas IV

Negeri III Parangharjo, Nguntoronadi, Wonogiri tahun 2012.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat diketahui bahwa penerapan metode

pembelajaran discovery inquiry dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran

IPA pokok bahasan energi pada siswa kelas IV SD Negeri III Parangharjo,

Nguntoronadi, Wonogiri tahun 2012. Dengan demikian penerapan metode

pembelajaran discovery inquiry perlu dikembangkan penggunaanya dalam

pembelajaran di sekolah dasar maupun sekolah jenjang di atasnya. Keberhasilan

ini dimungkinkan karena dalam pembelajaran yang penerapan metode

pembelajaran discovery inquiry, siswa dapat menyelidiki dan menemukan sendiri

pengetahuannya sekaligus dapat bekerjasama dengan dengan teman di dalam

kelompoknya untuk mencapai keberhasilan dalam belajar. Selain itu, dengan

bimbingan dan penjelasan oleh guru dalam memberikan tugas pembelajaran,

sehingga menjadikan aktifitas belajar lebih baik atau lebih terarah. Hal ini

ditunjukkan melalui peran siswa dalam proses pembelajaran sangat tinggi,

sehingga memacu siswa untuk belajar lebih aktif dan optimal. Hal ini ditunjukkan

dengan adanya peningkatan hasil nilai afektif pada akhir tindakan.

Dari penelitian ini, diketahui bahwa kualitas proses yang baik akan

berpengaruh pada kualitas hasil belajar. Secara teori, proses pembelajaran sangat

berpengaruh terhadap hasil yang dicapai oleh siswa. Karena peningkatan kualitas

proses yang baik tentu akan diikuti oleh peningkatan pada kualitas hasil

pembelajaran itu sendiri. Oleh karena itu, perlu adanya pengembangan dalam

Page 104: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

85

penelitian yang lain, sehingga ditemukan metode atau model pembelajaran lain

yang dapat meningkatkan proses dan hasil dalam pembelajaran dengan lebih baik.

C. Saran

Sesuai dengan simpulan dan implikasi hasil penelitian, maka ada beberapa

saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan antara lain:

1. Bagi Siswa

a. Siswa hendaknya dapat berperan aktif dengan menyampaikan ide atau

pemikiran pada proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran dapat

berjalan dengan lancar sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal.

b. Setiap siswa hendaknya dapat menjalin hubungan baik dengan guru agar

proses belajar mengajar terasa nyaman dan meneyenangkan.

c. Siswa harus lebih megembangkan inisiatif, kreatif, aktif, motivasi belajar

dan meningkatkan keberanian menyampaikan gagasan dalam proses

pembelajaran untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan hasil

belajar. Mengingat penilaian hasil belajar meliputi aspek psikomotor, aspek

afektif, dan aspek kognitif.

2. Bagi Guru

a. Hendaknya para guru khususnya guru IPA menerapkan metode

pembelajaran discovery inquiry dalam melaksanakan pembelajaran, karena

dengan metode pembelajaran discovery inquiry siswa menjadi lebih aktif

dalam pembelajaran, sehingga menjadikan proses dan hasil belajar menjadi

lebih baik.

b. Dalam setiap pembelajaran guru hendaknya selalu melibatkan penggunaan

media pembelajaran yang sesuai, sehingga dapat memberikan kemudahan

terhadap peserta didik untuk lebih memahami konsep, prinsip, sikap, dan

keterampilan tertentu, serta mampu memberikan pengalaman yang berbeda

dan bervariasi.

Page 105: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

86

c. Hendaknya guru menumbuhkan kerjasama dan semangat gotong royong

dalam pembelajaran agar terjadi interaksi yang harnmonis antara siswa

dengan siswa, siswa dengan guru. Karena dengan kerjasama dan semangat

gotong royong akan membentuk suasana belajar yang harmonis.

3. Bagi Sekolah

a. Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam melaksanakan pembelajaran

khususnya pembelajaran IPA untuk meningkatkan kualitas proses

pembelajaran dengan menggunakan metode discovery inquiry.

b. Sekolah diharapkan memberi kemudahan bagi guru dalam

mengembangkan Penelitian Tindakan Kelas agar dapat meningkatkan mutu

dan kualitas pembelajaran di sekolah.

c. Hendaknya sekolah meningkatkan kualitas pembelajaran dengan

mengupayakan pelatihan bagi guru agar dapat menggunakan metode dan

media pembelajaran yang tepat dan tersistem sehingga tujuan pembelajaran

dapat tercapai sesuai dengan harapan.

Page 106: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 87