Author
buihanh
View
240
Download
0
Embed Size (px)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY UNTUK
MENINGKATKAN KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN IPA POKOK
BAHASAN ENERGI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI III
PARANGHARJO NGUNTORONADI WONOGIRI TAHUN 2012
SKRIPSI
Oleh :
IRHAS BINANGKHID
K 7108163
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : IRHAS BINANGKHID
NIM : K 7108163
Jurusan /Program Studi : IP/ PGSD
Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “PENERAPAN METODE
PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN
KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN IPA POKOK BAHASAN ENERGI
PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI III PARANGHARJO
NGUNTORONADI WONOGIRI TAHUN 2012 ” ini benar-benar merupakan
hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan,
saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juni 2012
Yang membuat pernyataan
Irhas Binangkhid
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY UNTUK
MENINGKATKAN KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN IPA POKOK
BAHASAN ENERGI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI III
PARANGHARJO NGUNTORONADI WONOGIRI TAHUN 2012
Oleh :
IRHAS BINANGKHID
K7108163
Skripsi
Skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu
Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
iiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Irhas Binangkhid. PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN IPA POKOK BAHASAN ENERGI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI III PARANGHARJO NGUNTORONADI WONOGIRI. Skripsi Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Juni 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Meningkatkan kualitas proses pembelajaran IPA pokok bahasan energi pada siswa kelas IV SD Negeri III Parangharjo Nguntoronadi Wonogiri tahun 2012, (2) Mendiskripsikan proses penerapan metode pembelajaran discovery inquiry dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran IPA pokok bahasan energi pada siswa kelas IV SD N III Parangharjo Nguntoronadi Wonogiri tahun 2012.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kualitas proses pembelajaran IPA pokok bahasan energi, sedangkan variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran discovery inquiry.
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 3 siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Sebagai subyek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri III Parangharjo Nguntoronadi Wonogiri tahun 2012 yang berjumlah 19 siswa. Yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan Teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah observasi, dokumentasi, wawancara dan tes. Teknik analisis data yang dipergunakan adalah model analisis interaktif yang mempunyai tiga buah komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan kualitas proses pembelajaran IPA pokok bahasan energi setelah diadakan tindakan kelas dengan menggunakan metode pembelajaran discovery inquiry. Hal itu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya hasil nilai afektif siswa dan nilai hasil belajar siswa dari sebelum dan sesudah tindakan. Pada prasiklus diperoleh rata-rata nilai afektif 69,21, Siklus I menjadi 70,94, Siklus II menjadi 73,26 dan Siklus III rata-rata nilai afektif kelas meningkat menjadi 80,78. Sedangkan nilai hasil belajar siswa pada prasiklus rata-rata 54,74, Siklus I menjadi 65,16, Siklus II menjadi 74,42 dan Siklus III rata-rata hasil belajar siswa meningkat menjadi 82,52.
Dengan demikian bahwa dengan penerapan metode pembelajaran discovery inquiry dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran IPA pokok bahasan energi pada siswa kelas IV SD Negeri III Parangharjo Kecamatan Nguntoronadi Kabupaten Wonogiri tahun 2012.
Kata kunci: Kualitas proses pembelajaran, metode pembelajaran discovery
inquiry.
i
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Irhas Binangkhid. APPLICATION OF DISCOVERY INQUIRY LEARNING METHOD TO IMPROVE THE QUALITY OF SCIENCE LEARNING PROCESS OF ENERGY SUBJECT IN FOURTH GRADE STUDENTS OF SDN III PARANGHARJO NGUNTORONADI WONOGIRI. Surakarta. Skripsi: Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University, June 2012.
This study purposed to: (1) Improve the quality of the science learning
process of energy subjects in the fourth grade students OF SDN III Parangharjo Nguntoronadi Wonogiri in 2012, (2) Describing the process of inquiry discovery learning method can improve the quality of the science learning process of energy subjects in fourth grade students of SDN III Parangharjo Nguntoronadi Wonogiri in 2012.
Dependent variable in this study is the quality of the science learning process of energy subjects, while the independent variables used in this study is the discovery inquiry learning method.
The research form is classroom action research was conducted in 3 cycles. Each cycle consists of four stages, namely planning, implementation of the action, observation and reflection. As research subjects is a fourth grade students of SDN III Parangharjo Nguntoronadi Wonogiri in 2012, amounting to 19 students. This consisted of 9 male students and 10 female students. The data collection techniques used observation, documentation, interviews and tests. The data analysis techniques used an interactive analytical model that has three components, namely data reduction, data presentation, and drawing conclusions.
Based on the research results can be concluded that there was an increase in the quality of the science learning process of energy subject after class action using discovery inquiry learning methods. It can be shown by the increasing the students’ affective value and students score before and after the research action. In Pre-cycles obtained an average of affective value of 69,21, cycle I to be 70,94, and Cycle II to 73,26, and in Cycle III the average of affective value increased to 80,78. Meanwhile students score in Pre-cycles obtained an average value 54,74, cycle I to be 65,16, and Cycle II to 74,42, and in Cycle III the average value increased to 82,52.
Therefore that the application of discovery inquiry learning method can improve the quality of the science learning process of energy subject in fourth grade students of SDN Parangharjo III Nguntoronadi Wonogiri in 2012.
Key words: Learning quality, discovery inquiry learning method.
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
v “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalatmu sebagai
penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”
(Al-Baqarah : 153)
v Segala yang indah belum tentu baik, namun segala yang baik sudah tentu
indah (Penulis)
v Berpikir sebelum berbuat adalah satu kebijaksanaan, berpikir setelah
berbuat adalah satu kebodohan, sementara berbuat tanpa berpikir adalah
seribu kebodohan (Penulis)
v Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah (Lessing)
v
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan segenap kebahagiaan dan rasa syukur, Kusuntingkan untaian kata dan
goresan sederhana ini kepada :
v Ayahanda dan Ibunda tercinta yang tak henti-hentinya bersimpuh
memanjatkan do`a dan harapan kepada Allah SWT siang dan malam tanpa
kenal lelah untuk ku. Atas segala linangan air mata dan setiap tarikan nafas
yang selalu berdo`a untuk kebahagiaan anak-anaknya. Mudah-mudahan
Allah SWT mengabulkan semua harapan dan do`a yang telah dipanjatkan.
v Yang terkasih yang selalu memberikan doa dan semangat.
v Sahabat-sahabatku S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar `08, terimakasih atas
semua yang telah kita lalui bersama dan segala dukungan serta semangatnya.
Semoga Allah SWT mengganti amal sholeh kalian semua.
v Teman-teman kos Tisanda terimakasih untuk segala dukungan dan
semangatnya. Semoga Allah SWT mengganti amal sholeh kalian semua
v Dan kepada semua orang yang berjuang untuk mempertahankan kehidupan
dengan cucuran keringan dan air mata. Terimakasih untuk semua inspirasi
dan motivasinya.
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberi
kenikmatan dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna
memenuhi sebagai persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan. Selama
pembuatan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.
Untuk itu, penulis ucapkan terimakasih kepada :
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang
telah memberikan izin penulisan skripsi.
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan persetujuan skripsi.
3. Ketua Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan izin
penulisan skripsi.
4. Sekretaris Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang memberikan arahan
dan motivasinya.
5. Drs. Chumdari, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I dan Drs. Djaelani, M.Pd
selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan
dorongan kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan lancar.
6. Dra.Siti Istiyati, M.Pd selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan
arahan dan bimbingan selama menjadi mahasiswa di Program Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret.
7. Bapak dan Ibu dosen Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang secara tulus
ikhlas memberikan ilmu dan masukan kepada penulis.
8. Ayah dan ibu tercinta yang telah memberikan semangat dan do`a yang tidak
kenal lelah.
9. Adikku tersayang yang selalu memberikan ketenangan dan warna disetiap aliran
waktu ini.
10. Rekan-rekan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar `08 yang tidak dapat
disebutkan satu persatu yang telah membantu dan memberikan warna selama
menjadi mahasiswa dan dalam menyelesaikan skripsi ini.
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
11. Kepala Sekolah SD N III Parangharjo Kecamatan Nguntoronadi Kabupaten
Wonogiri yang telah memberi izin dalam penelitian ini.
12. Guru kelas IV SD N III Parangharjo Kecamatan Nguntoronadi Kabupaten
Wonogiri.
13. Segenap siswa kelas IV SD N III Parangharjo Kecamatan Nguntoronadi
Kabupaten Wonogiri.
Tak ada gading yang tak retak, peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat
penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan
menambah wawasan bagi para pembaca.
Surakarta, 2012
Penulis
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN.................................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ v
HALAMAN ABSTRAK ...................................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ....................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................3
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................3
D. Manfaat Penelitian .................................................................................4
BAB II KAJIAN PUSTAKA ..................................................................................6
A. Kajian Pustaka ..................................................................................... 6
1. Hakikat Pembelajaran IPA ..............................................................6
a. Pengertian IPA ......................................................................... 6
b. Ruang Lingkup IPA ................................................................. 7
c. Tujuan Pembelajaran IPA ..........................................................7
d. Prinsip-Prinsip Pembelajaran IPA ..............................................8
e. Pembelajaran IPA Kelas IV .......................................................9
2. Hakikat Mutu / Kualitas Pembelajaran ........................................ 13
a. Pengertian Kualitas Pembelajaran ...........................................13
b. Pembelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan ( PAIKEM ) .................................................. 14
3. Metode Pembelajaran Discovery Inquiry ......................................17
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
a. Pengertian Metode Discovery Inquiry ..................................... 17
b. Macam-Macam Metode Discovery Inquiry ..............................18
c. Fungsi Metode Discovery Inquiry ..............................................18
d. Langkah-langkah Metode Discovery Inquiry ............................19
e. Keunggulan dan Kelemahan Metode Discovery Inquiry ...........19
4. Pembelajaran IPA dengan Metode Discovery Inquiry ...................20
B. Penelitian Yang Relevan .....................................................................21
C. Kerangka Berfikir .............................................................................. 22
D. Hipotesis Tindakan .............................................................................24
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................25
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................25
B. Subjek Penelitian ...............................................................................25
C. Sumber Data ........................................................................................26
D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................26
E. Validitas Data ......................................................................................28
F. Teknik Analisis Data ...........................................................................29
G. Indikator Kinerja .................................................................................31
H. Prosedur Penelitian .............................................................................31
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN ........................................36
A. Deskripsi Pratindakan ....................................................................... 36
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus .................................................43
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus ........................................76
D. Pembahasan Hasil Penelitian ..............................................................77
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ............................................. 83
A. Simpulan ............................................................................................ 83
B. Implikasi ............................................................................................ 84
C. Saran ...................................................................................................85
Daftar Pustaka ...................................................................................................... 87
Lampiran ...............................................................................................................89
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Prasiklus ........................................38
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Prasiklus ..............................39
Tabel 3. Ketuntasan Siswa pada Kondisi Awal .................................................40
Tabel 4. Rekapitulasi Nilai Rata-Rata, Nilai Tertinggi, Nilai Terendah Siswa
pada Kondisi Awal ............................................................................ 41
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Siklus I ..........................................51
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus I..............52
Tabel 7. Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I...............................................53
Tabel 8. Rekapitulasi Nilai Rata-Rata, Nilai Tertinggi, Nilai Terendah Siswa
pada Siklus I .........................................................................................54
Tabel 9. Perbandingan Rekapitulasi Nilai Rata-Rata, Nilai Tertinggi, Nilai
Terendah Siswa pada Kondisi Awal dan Siklus I ............................... 55
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Siklus II .........................................60
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas IV pada
Siklus II ................................................................................................62
Tabel 12 Ketuntasan Belajar pada Siklus II ........................................................63
Tabel 13. Rekapitulasi Nilai Rata-rata, Nilai Tertinggi, dan Nilai Terendah
Siswa Pada Siklus II.............................................................................64
Tabel 14. Perbandingan Nilai Rata-Rata, Nilai Tertinggi dan Nilai Terendah
Siklus I dan Siklus II ............................................................................65
Tabel 15 Distribusi Frekuensi Nilai Afektif pada Siklus III ...............................70
Tabel 16. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus III ...................72
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
Tabel 17. Rekapitulasi Nilai Rata-rata, Nilai Tertinggi, dan Nilai Terendah
Siswa Pada Siklus III ...........................................................................73
Tabel 18. Perbandingan Nilai Rata-Rata, Nilai Tertinggi dan Nilai Terendah
Siklus II dan Siklus III .........................................................................74
Tabel 19. Perbandingan Rekapitulasi Nilai Rata-Rata Afektif Siswa pada
Siklus I, Siklus II, dan Siklus III ..........................................................76
Tabel 20 Perbandingan Rekapitulasi Nilai Rata-rata, Nilai Terendah, dan
Nilai Tertinggi Siswa pada Siklus I, Siklus II, dan Siklus III ..............77
Tabel 21 Perkembangan Nilai Rata-rata Afektif bdan Ketuntasan Klasikal
pada Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III .........................78
Tabel 22. Perkembangan Nilai Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II, dan Siklus
III..........................................................................................................79
Tabel 23. Perkembangan Nilai Hasil Observasi Aktivitas Siswa ........................81
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerangka Berpikir ........................................................................... 23
Gambar 2. Model Analisis Interaktif ................................................................ 29
Gambar 3. Prosedur Penelitian .......................................................................... 32
Gambar 4. Grafik Nilai Afektif Prasiklus ...........................................................39
Gambar 5. Grafik Nilai Siswa Sebelum Tindakan .............................................40
Gambar 6. Grafik Ketuntasan Siswa pada Kondisi Awal ...................................41
Gambar 7. Grafik Rekapitulasi Nilai Rata-Rata, Nilai Tertinggi, Nilai
Terendah Siswa pada Kondisi Awal ................................................ 42
Gambar 8. Grafik Nilai Afektif Siklus I .............................................................51
Gambar 9. Grafik Nilai Siswa Pada Siklus I ......................................................53
Gambar 10. Grafik Ketuntasan Belajar pada Siklus I ...........................................54
Gambar 11. Grafik Rekapitulasi Nilai Rata-Rata, Nilai Tertinggi, Nilai
Terendah Siswa pada Siklus I .......................................................... 55
Gambar 12. Grafik Perbandingan Rekapitulasi Nilai Rata-Rata, Nilai
Tertinggi, Nilai Terendah Siswa pada Kondisi Awal dan Siklus I .. 56
Gambar 13. Grafik Nilai Afektif pada Siklus II ...................................................61
Gambar 14. Grafik Nilai Siswa pada Siklus II .................................................... 63
Gambar 15. Grafik Ketuntasan Belajar pada Siklus II .........................................64
Gambar 16. Grafik Rekapitulasi Nilai Rata-Rata, Nilai Tertinggi, Nilai
Terendah Siswa pada Siklus II ..........................................................65
Gambar 17. Grafik Perbandingan Rekapitulasi Nilai Rata-Rata, Nilai
Tertinggi, Nilai Terendah Siswa pada Siklus I dan Siklus II ...........66
Gambar 18. Grafik Nilai Afektif pada Siklus III ..................................................71
Gambar 19. Grafik Nilai Siswa Pada Siklus III ....................................................73
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
Gambar 20. Grafik Rekapitulasi Nilai Rata-Rata, Nilai Tertinggi, Nilai
Terendah Siswa pada Siklus III ....................................................... 74
Gambar 21. Grafik Perbandingan Rekapitulasi Nilai Rata-Rata, Nilai
Tertinggi, Nilai Terendah Siswa pada Siklus II dan Siklus III ........ 75
Gambar 22. Grafik Perbandingan Rekapitulasi Nilai Rata-rata Afektif pada
Siklus I, Siklus II, dan Siklus III ......................................................76
Gambar 23. Grafik Rekapitulasi Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, dan Nilai
Rata-Rata Tiap Siklus .......................................................................77
Gambar 24. Grafik Perkembangan Nilai Rata-rata Afektif dan Ketuntasan
Klasikal pada Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III........78
Gambar 25. Grafik Perkembangan Nilai Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II, dan
Siklus III ...........................................................................................79
Gambar 26. Grafik Perkembangan Nilai Hasil Observasi Aktivitas Siswa ..........81
xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Tabel Kegiatan Penelitian ................................................. 89
Lampiran 2. Wawancara Sebelum Tindakan ......................................... 90
Lampiran 3. Silabus ................................................................................ 92
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ..................... 95
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ................... 107
Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III .................. 119
Lampiran 7. Lembar Penilaian Afektif Prasiklus ................................... 131
Lampiran 8. Lembar Penilaian Afektif Siklus I .................................... 134
Lampiran 9. Lembar Penilaian Afektif Siklus II ................................... 137
Lampiran 10. Lembar Penilaian Afektif Siklus III ................................... 140
Lampiran 11. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran
Siklus I Pertemuan I ........................................................... 143
Lampiran 12. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran
Siklus I Pertemuan II ......................................................... 145
Lampiran 13. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran
Siklus II Pertemuan I ......................................................... 147
Lampiran 14. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran
Siklus II Pertemuan II ........................................................ 149
Lampiran 15. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran
Siklus III Pertemuan I ........................................................ 151
Lampiran 16. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran
Siklus III Pertemuan II ....................................................... 153
Lampiran 17. Nilai Prasiklus .................................................................... 155
Lampiran 18. Nilai Siklus I ...................................................................... 156
Lampiran 19. Nilai Siklus II ..................................................................... 157
Lampiran 20. Nilai Siklus III.................................................................... 158
Lampiran 21. Wawancara Siswa Setelah Tindakan ................................. 159
Lampiran 22. Wawancara Guru Setelah Tindakan................................... 160
xviii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
Lampiran 23. Foto Pelaksanaan Penelitian .............................................. 162
xix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk
menentukan kemajuan suatu bangsa. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu
proses dalam rangka membantu manusia untuk mengembangkan dirinya sehingga
mampu untuk menghadapi setiap permasalahan dan perubahan dengan sikap yang
tepat. Keberhasilan pendidikan tidak dapat dilepaskan dari pelaksanaan proses
pendidikan itu sendiri.
Dalam rangka mencapai keberhasilan pendidikan, maka perlu diciptakan
suatu sistem lingkungan (kondisi) belajar yang kondusif. Hal tersebut akan sangat
berkaitan erat dengan mengajar, dimana mengajar diartikan sebagai suatu usaha
penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem
lingkungan belajar terdiri atau dipengaruhi oleh berbagai komponen yang masing-
masing saling mempengaruhi. Komponen-komponen tersebut antara lain tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai, materi yang ingin diajarkan, guru dan siswa yang
memainkan peranan, jenis kegiatan yang dilakukan, termasuk pendekatan dan
metode mengajar yang digunakan.
Pendidikan dilaksanakan di sekolah, di keluarga dan di masyarakat. Untuk
pendidikan di sekolah guru dan siswa memegang peranan yang penting dalam proses
belajar mengajar. Belajar adalah proses yang harus dilaksanakan oleh siswa sebagai
subyek yang menerima pelajaran. Sedangkan mengajar adalah kegiatan yang harus
dilaksanakan oleh guru sebagai pengajar. Sehingga di dalam proses belajar
mengajar terjadi interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, serta siswa
dengan lingkungan pada saat pelajaran berlangsung, atau bisa dikatakan terjadi
proses belajar mengajar yang aktif baik dari pihak pengajar maupun pelajar (siswa).
Setelah kita memahami perlunya sebuah proses belajar, maka yang menjadi tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
selanjutnya adalah bagaimana mengoptimalkan kegiatan belajar yang terarah pada
tujuan yang ditetapkan.
Terlebih pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, karena kualitas proses
pada pelajaran ini akan sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa. Saat ini banyak
siswa yang menganggap Ilmu pengetahuan Alam adalah pelajaran yang mudah
untuk dipelajari, namun kenyataannya nilai hasil belajar yang diperoleh siswa masih
rendah.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di kelas IV SDN III
Parangharjo pada saat proses pembelajaran IPA berlangsung siswa cepat merasa
bosan, jenuh serta sulit dalam menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru,
siswa yang bosan akan mengalami kejenuhan dan pada akhirnya mereka akan
kehilangan perhatian selama proses pembelajaran sehingga berdampak pada hasil
belajar siswa yang rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata pra siklus hasil
nilai afektif siswa saat proses pembelajaran hanya 69,21. Selain itu nilai belajar
siswa tentang energi juga masih rendah dimana dari 19 siswa hanya 6 siswa yang
mencapai batas Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70. Dapat dikatakan ketuntasan
klasikal kelas hanya 31,58 % dan nilai rata-rata kelas 54,74. Rendahnya hasil belajar
siswa tersebut disebabkan karena guru kurang inovatif, guru hanya menggunakan
metode ceramah yang menyebabkan siswa pasif, inilah yang harus disiasati oleh
guru untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,
efektif dan menyenangkan (PAIKEM). Dengan kata lain, perlu adanya sebuah
stretegi atau metode yang cocok bagi program pengajaran yang demikian.
Salah satu hal yang dapat dilakukan guru supaya pembelajaran IPA
berkualitas adalah dengan menggunakan metode pembelajaran discovery inquiry.
Karena dengan metode ini siswa yang semula pasif akan menjadi lebih aktif dalam
proses pembelajaran, karena Discovery Inquiry merupakan suatu rangkaian kegiatan
pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik
untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka
dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai wujud
adanya perubahan perilaku (Nanang Hanafiah : 2009 : 77)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Metode inquiry memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar
mengembangkan potensi intelektualnya dalam jalinan kegiatan yang disusunnya
sendiri untuk menemukan sesuatu sebagai jawaban yang meyakinkan terhadap
permasalahan yang dihadapkan kepadanya, melalui proses pelacakan data dan
informasi serta pemikiran yang logis, kritis dan sistematis.
Discovery (penemuan) sering dipertukarkan pemakaiannya dengan inquiry
(penyelidikan). Discovery (penemuan) adalah proses mental ketika siswa
mengasimilasikan suatu konsep atau suatu prinsip. Adapun proses mental, misalnya
mengamati, menjelaskan, mengelompokkan, dan membuat kesimpulan. (Hamdani :
184 : 2011). Jika siswa sudah terdorong untuk menemukan sendiri pengetahuannya,
maka akan memudahkan siswa untuk memahami materi pembelajaran dan akhirnya
akan meningkatkan kualitas pembelajaran IPA.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul : “Penerapan Metode Pembelajaran Discovery Inquiry
Untuk Meningkatkan Kualitas Proses Pembelajaran IPA Pokok Bahasan
Energi Pada Siswa Kelas IV SD Negeri III Parangharjo Nguntoronadi
Wonogiri Tahun 2012”
B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apakah penerapan metode discovery inquiry dapat meningkatkan kualitas proses
pembelajaran IPA Pokok Bahasan Energi di kelas IV SD N III Parangharjo?
2. Bagaimana proses penerapan metode discovery inquiry dapat meningkatkan
kualitas proses pembelajaran IPA Pokok Bahasan Energi di kelas IV SD N III
Parangharjo?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
1. Untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran melalui penerapan metode
discovery inquiry dalam pembelajaran IPA Pokok Bahasan Energi di kelas IV
SD N III Parangharjo.
2. Mendiskripsikan pelaksanaan penerapan metode discovery inquiry dalam
meningkatkan kualitas proses pembelajaran IPA Pokok Bahasan Energi di kelas
IV SD N III Parangharjo.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan permasalahan diatas, maka diharapkan penelitian ini
mempunyai manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi keilmuan yang
bermanfaat dalam dunia pendidikan mengenai penerapan metode discovery inquiry
untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran IPA tentang energi.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi siswa
1) Siswa dapat melaksanakan metode pembelajaran discovery inquiry sehingga
mereka tidak bosan dan jenuh.
2) Siswa termotivasi untuk mengikuti setiap proses pembelajaran yang
berlangsung.
3) Dapat meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran IPA.
b. Manfaat bagi guru
1) Dapat digunakan sebagai bahan masukan bahwa metode discovery inquiry
dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
2) Meningkatkan kemampuan guru dalam memilih dan menggunakan
metode/media dengan tepat.
3) Sebagai bahan acuan atau masukan dalam mengajarkan materi IPA.
c. Manfaat bagi sekolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
1) Sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan kurikulum sekolah.
2) Mewujudkan pembelajaran efektif di kelas.
3) Memberikan masukan kepada sekolah dalam usaha perbaikan proses
pembelajaran sehingga berdampak pada mutu sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Hakikat Pembelajaran IPA
a. Pengertian IPA
Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) berhubungan dengan cara mencari
tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-
prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA
diharapkan dapat diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih
lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses
pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar
secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga
dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang alam sekitar. (BSNP : 2007 : 18)
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari alam
dengan segala isinya, atau secara sederhana merupakan suatu kumpulan
pengetahuan yang tersusun secara sistematis tentang gejala alam. Gejala alam
tersebut dapat dipisahkan menjadi gejala alam fisik (fisika) dan gejala alam
hayati (biologi). Pada awalnya orang memperoleh pengetahuan tentang gejala
alam tersebut menggunakan cara-cara yang belum dapat diandalkan. Namun
secara perlahan dan pasti sejalan dengan perkembangan akal, daya nalar, serta
peralatan yang dimiliki manusia, cara-cara yang digunakan menuju ke
kesempurnaan. Awal IPA dimulai pada saat manusia memperhatikan gejala
alam yang terjadi, mencatatnya, lalu mempelajarinya. Sebagai makhluk
berpikir yabg dibekali rasa ingin tahu yang besar, manusia terdorong untuk
lebih mengenal, memahami, dan menjelaskan gejala-gejala alam yang terjadi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
7
serta berusaha untuk dapat memecahkan masalah-masalah alamiah yang terjadi
itulah, pada akhirnya manusia dapat mengorganisasikan pengetahuannya yang
disebut Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). (J.S Sukardjo : 2005 : 1)
Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa IPA merupakan kegiatan
manusia yang bersifat aktif untuk mencari tahu tentang alam secara sistematis
untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip,
proses penemuan dan memiliki sikap ilmiah. Pada umumnya IPA didasarkan
atas dasar observasi, eksperimen dan induksi.
b. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )
Ruang lingkup bahan kajian Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah
Dasar dalam BSNP (2007 : 14) mencakup :
1) Makhluk hidup dan proses kehidupan yaitu manusia, hewan dan tumbuhan
dan interaksinya.
2) Benda/materi, sifat – sifat dan kegunaannya meliputi cair, padat, dan gas.
3) Energi dan perubahannya meliputi : gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
cahaya, dan pesawat sederhana
4) Bumi dan alam semesta meliputi : tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda
langit lainnya.
c. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )
Tujuan umum pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dalam BSNP (2007
: 18) adalah :
1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi dan masyarakat.
4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
8
5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga
dan melestarikan lingkungan alam.
6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
d. Prinsip-Prinsip Pembelajaran IPA
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut siswa tidak
hanya belajar dari buku, melainkan dituntut untuk belajar mengembangkan
kemampuan dirinya. Melatih keterampilan siswa untuk berfikir secara kreatif
dan inovatif merupakan latihan awal bagi siswa berfikir kritis untuk
mengembangkan daya cipta dan mengembangkan minat dalam diri siswa
secara dini. Guru sebagai faktor penunjang keberhasilan pengajaran IPA
dituntut kemampuannya untuk dapat menyampaikan bahan kepada siswa
dengan baik. Untuk itu guru perlu mendapat pengetahuan tentang bagaimana
mengajarkan suatu bahan pengajaran atau metode apa yang dapat digunakan
dalam pembelajaran IPA. IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk
memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalahnya.
Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak
buruk pada lingkungan. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan dengan
pendekatan yang dapat menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja dan
bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan
hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian
pengalaman belajar secara langsung melalui pengembangan keterampilan
proses dan sikap ilmiah.
Prinsip utama pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yaitu:
1) Pemahaman kita tentang dunia di sekitar kita dimulai melalui pengalaman
baik secara inderawi maupun noninderawi.
2) Pengetahuan yang diperoleh ini tidak pernah terlihat secara langsung
karena itu perlu diungkap selama proses pembelajaran. Pengetahuan siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
9
yang diperoleh dari pengalaman itu perlu diungkap di setiap awal
pembelajaran.
3) Pengetahuan pengalaman mereka ini pada umumnya kurang konsisten
dengan pengetahuan para ilmuan, pengetahuan yang kita miliki.
Pengetahuan yang demikian kita sebut miskonsepsi. kita perlu merancang
kegiatan yang dapat membetulkan miskonsepsi ini selama pembelajaran.
4) Dalam setiap pengetahuan mengandung fakta, data, konsep, lambang dan
relasi dengan konsep yang lain. Tugas kita sebagai guru IPA adalah
mengajar siswa untuk mengelompokkan pengetahuan yang sedang
dipelajari itu ke dalam fakta, data, konsep, simbol dan hubungan dengan
konsep lain.
5) Ilmu Pengetahuan Alam atas produk, proses dan prosedur. Karena itu kita
perlu mengenalkan ketiga aspek ini walaupun hingga kini masih banyak
guru yang lebih senang menekankan pada produk Ilmu Pengetahuan Alam
saja. (Leo Sutrisno : 2007 : 3 – 5).
e. Pembelajaran IPA Kelas IV
Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Ilmu
Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar diberikan secara mata pelajaran sejak
kelas IV sampai kelas VI, sedang kelas 1 sampai kelas III diberikan secara
tematik pada pelajaran lain. Materi IPA Kelas IV SD yang dipakai dalam
penelitian ini adalah pokok bahasan energi (energi panas, energi bunyi, dan
energi alternatif).
1. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, dan Tujuan.
a) Standar Kompetensi.
8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam
kehidupan sehari-hari.
b) Kompetensi Dasar
8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat
dilingkungan sekitar serta sifat-sifatnya.
8.2 Menjelaskan berbagai energi alternatif dan penggunaannya.
c) Indikator
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
10
1. Menyebutkan sumber energi panas dan kegunaannya
2. Mendemonstrasikan adanya perpindahan panas.
3. Menyebutkan sumber-sumber bunyi yang ada disekitar.
4. Mendemonstrasikan perambatan bunyi pada benda padat, cair dan
gas.
5. Membuat daftar contoh alat-alat yang menggunakan energi
alternatif.
d) Tujuan
1. Siswa dapat menyebutkan sumber energi panas dan kegunaannya.
2. Siswa dapat mendemonstrasikan adanya perpindahan panas.
3. Siswa dapat menyebutkan sumber-sumber bunyi yang ada disekitar
4. Siswa dapat mendemonstrasikan perambatan bunyi pada benda
padat, cair dan gas.
5. Siswa dapat membuat daftar contoh alat-alat yang menggunakan
energi alternatif.
2. Materi.
Energi merupakan hal yang paling penting dalam kehidupan ini. Dengan
energi, makhluk hidup dapat melangsungkan kehidupannya.
a) Energi Panas
Semua yang dapat menghasilkan panas disebut sumber energi
panas. lilin yang menyala menghasilkan panas. Api unggun menghasilkan
panas. Gesekan antara dua benda dapat menghasilkan panas. Ini berarti
bahwa lilin yang menyala, api unggun, dan gesekan antara dua benda
merupakan sumber energi panas. Di alam telah tersedia sumber energi
panas yang sangat besar dan tidak akan habis.
Sumber energi itu adalah matahari. Energi panas sangat bermanfaat
bagi kehidupan makhluk di bumi, khususnya manusia.
Panas dapat berpindah dari sumbernya ke tempat lain. Jika suatu
benda yang dingin disentuhkan pada benda yang panas, maka benda yang
dingin akan tertular panas. Umumnya perpindahan panas dibedakan atas
tiga macam, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi. Konduksi yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
11
perpindahan panas melalui benda padat yang tidak disertai aliran zat.
Contohnya jika sebatang besi dipanaskan salah satu ujungnya maka ujung
itu akhirnya menjadi panas. Di sini batang merambat dari batang besi
menuju ujung lainnya. Semua benda yang terbuat dari logam, seperti
aluminium, besi, baja, seng, dan tembaga adalah sebagai penghantar panas
yang baik. Semua benda logam ini disebut konduktor. Sebaliknya, benda
seperti kayu, plastik adalah bukan penghantar panas, maka kayu dan
plastik disebut isolator. Konveksi yaitu proses perpindahan panas dengan
disertai aliran zat. Konveksi dapat terjadi pada zat cair dan zat gas.
Contohnya, udara panas dari lampu minyak. Radiasi yaitu peristiwa
perpindahan panas tanpa melalui zat perantara. Contohnya, sinar matahari
yang memancar ke bumi akan menghangatkan tubuh kita.
b) Energi Bunyi
Bunyi adalah segala sesuatu yang dapat didengar. Contoh bunyi
adalah percakapan orang, kicau burung, dan suara radio. Bunyi dapat
didengar jika telinga kita sehat dan ada suara yang masuk ke telinga.
Buktinya, kita tidak dapat mendengar jika telinga sakit atau telinga
ditutup. Benda atau alat yang dapat menghasilkan bunyi disebut sumber
bunyi.
Bunyi dapat merambat melalu benda padat, zat cair, dan gas.
1) Perambatan bunyi melalui benda padat
Bunyi dapat merambat melalui benda padat. Perambatan bunyi
melalui benda padat dapat kamu gunakan untuk membuat mainan.
Misalnya membuat mainan telepon - teleponan.
2) Perambatan bunyi melalui benda cair
Selain merambat melalui benda padat, bunyi juga dapat
merambat melalui benda cair. Ketika dua batu diadu di dalam air,
bunyi yang ditimbulkan dapat kita dengar. Hal itu menunjukkan
bahwa bunyi dapat merambat melalui zat cair. Sifat bunyi yang dapat
merambat melalui zat cair dimanfaatkan oleh tim SAR untuk mencari
dan menolong kecelakaan yang terjadi di tengah lautan. Adanya sifat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
12
itu, komunikasi antara orang yang ada di atas kapal dan penyelam
dapat dilakukan sehingga pencarian korban dapat berjalan lancar.
3) Perambatan bunyi melalui gas
Udara merupakan benda gas. Kita dapat mendengar suara orang
berbicara dan burung berkicau karena getaran suara itu masuk ke
telinga kita. Hal itu menunjukkan bahwa suara dapat merambat
melalui udara. Demikian juga halnya pada guntur. Pada saat hari
mendung, kita sering mendengar guntur. Guntur dapat kita dengar
karena getaran suaranya masuk ke telinga kita setelah merambat
melalui udara. Telah diketahui bahwa bunyi dapat merambat melalui
zat padat, zat cair, dan gas. Bunyi juga memerlukan waktu tertentu
untuk menempuh suatu jarak. Namun, cepat lambat bunyi akan
berubah apabila melalui medium yang berbeda. Makin rapat atau
padat medium perantara, cepat rambat bunyi makin besar.
Dengan kata lain, cepat rambat bunyi tergantung pada jenis
medium yang dilaluinya. Di sekitar kita ada banyak benda yang dapat
menghasilkan bunyi. Contoh benda itu adalah berbagai macam alat
musik. Selain itu, ada benda yang meredam bunyi. Untuk memahami
kedua jenis benda itu, pada bagian ini kita akan mencoba membuat
benda yang menghasilkan bunyi dan yang meredam bunyi. Contoh
benda yang menghasilkan bunyi adalah terompet dan seruling.
Terompet dan seruling termasuk alat musik tiup. Kedua alat musik itu
akan menghasilkan suara pada saat udara di dalamnya bergetar.
Akibatnya, tinggi rendahnya nada ditentukan oleh jumlah udara yang
masuk.
Peredam bunyi merupakan benda yang dapat menyerap bunyi.
Dengan demikian, bunyi yang telah melewati peredam bunyi menjadi
tidak terdengar. Jika dipasang di tembok ruang pertemuan, peredam
bunyi menyebabkan pembicaraan di ruangan itu tidak dapat didengar
dari luar. Sebaliknya, suara yang datang dari luar juga tidak dapat
masuk ke ruangan itu. Itulah sebabnya peredam bunyi banyak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
13
dipasang pada dinding dan langit-langit gedung pertemuan, gedung
bioskop dan ruang rekaman.
c) Energi Alternatif
Energi alternatif digunakan saat ini karena sumber energi yang
biasa digunakan, yaitu minyak bumi jumlahnya semakin sedikit.
Kendaran bermotor dahulu hingga saat ini menggunakan bahan bakar
bensin atau solar. Namun demikian, di beberapa negara maju sudah
dikembangkan kendaraan dengan sumber tenaga matahari. Selain itu, di
negara kita saat ini juga sedang dikembangkan energi biogas. Beberapa
ilmuan kita telah merancang kompor dengan bahan bakar dari biogas
yang ramah lingkungan. Selain mobil dan kompor, benda lain yang juga
telah menggunakan energi altenatif adalah perahu layar. Tanpa
menggunakan mesin, perahu ini dapat melaju dengan bantuan energi
angin. Belanda angin digunakan sebagai sumber energi listrik dengan
menggunakan kincir angin. Juga mulai ditemukan minyak jarak dan
minyak dari kelapa sawit mentah untuk menggantikan solar sebagai
bahan bakan penggerak diesel.
2. Hakikat Mutu / Kualitas Pembelajaran
a. Pengertian Kualitas Pembelajaran
Menurut Permadi (2000 : 10), mutu jasa pendidikan bersifat relatif
(sesuai dengan kebutuhan pelanggan), dan bukan bersifat absolute. Dengan
kata lain, mutu jasa pendidikan akan baik dan memuaskan jika sesuai atau
melebihi kebutuhan para pelanggan yang bersangkutan.
Dalam konteks pendidikan yang dimaksud dengan pelanggan atau
klien (client) dibagi menjadi dua, yakni pelanggan internal dan pelanggan
eksternal.
1) Pelanggan internal (internal customer) adalah orang-orang yang berada
dalam organisasi sekolah, yaitu guru, staf tata usaha, cleaning service,
dan komponen lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
14
2) Pelanggan eksternal (external customer) adalah orang-orang yang
berada diluar organisasi sekolah, pelanggan eksternal dibagi menjadi
dua macam, yakni :
a. Pelanggan primer (primary customer) adalah pelanggan utama,
yaitu orang – orang yang langsung bersentuhan dengan jasa-jasa
pendidikan yang diberikan oleh sekolah, seperti peserta didik.
b. Pelanggan sekunder (secondary customer) adalah pihak-pihak yang
secara tidak langsung terimbas dari layanan pendidikan yang
diberikan oleh sekolah, yaitu orang tua siswa, masyarakat, dan
sebagainya.
Sekolah yang bermutu adalah sekolah yang dapat memuaskan
pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal. (Nanang Hanafiah :
2009 : 82 – 83).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang
berkualitas adalah pembelajaran yang semua komponen-komponennya berjalan
secara optimal. Proses pembelajaran dikatakan bermutu tinggi apabila
pengkoordinasian dan penyerasian serta pemanduan input dilakukan secara
harmonis, sehingga mampu menciptakan situasi pembelajaran yang
menyenangkan, mampu mendorong motivasi dan minat belajar siswa.
b. Pembelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.
PAIKEM sebagai suatu pendekatan pembelajaran di SD/ MI telah
memuat didalamnya kriteria utama dalam pemilihan strategi pembelajaran.
Menurut Gerlach dan Ely (1971 : 14) Strategi pembelajaran sebagai
pendekatan pengajar terhadap penggunaan informasi. Secara garis besar,
kriteria pembelajaran dengan PAIKEM adalah sebagai berikut :
1) Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif mendapat perhatian utama dalam Pendekatan Cara
Belajar Siswa Aktif (CBSA) yang sangat mengutamakan derajat keaktifan
murid yag sangat tinggi, keaktifan tersebut tidak hanya keterlibatan fisik,
tetapi yang utama adalah keterlibatan mental, khususnya keterlibatan
intelektual-emosional. Keterlibatan intelektual dapat berbentuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
15
mendengarkan ceramah, diskusi, melakukan pengamatan, memecahkan
masalah dan sebagainya, sehingga memberi peluang terjadinya asimilasi
atau akomodasi kognitif terhadap pengetahuan baru, serta terbentuknya
meta-kognisi (kesadaran dan kemampuan mengendalikan proses kognitifnya
itu). Disamping itu dapat pula dalam bentuk latihan keterampilan
intelektual, seperti menyusun rencana/program, menyatakan gagasan, dan
sebagainya. Keterlibatan emosional dapat berbentuk penghayatan terhadap
perasaan, nilai, sikap, menguatnya motivasi, dan sebagainya dalam
pengembangan ranah afektif.
2) Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang dikemas oleh guru
atau instrukur lainnya yang merupakan wujud gagasan atau teknik yang
dipandang baru agar mampu memfasilitasi siswa untuk memperoleh
kemajuan dalam proses dan hasil belajar.
3) Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran kreatif menekankan pada pengembangan kreatifitas,
baik mengenai pengembangan kemampuan imajinasi dan daya cipta
(mengarang, kerajinan tangan kesenian dll) maupun yang utama yakni
pengembangan berpikir kreatif. Pengembangan kemampuan kreatif haruslah
seimbang dengan pengembangan kemampuan berpikir rasional logis.
Pembelajaran di SD/MI pada umumnya telah banyak mengupayakan
pengembangan kemampuan berpikir rasional logis, utamanya melalui
pembelajaran mengerjakan soal dengan jawaban tunggal dan pertanyaan
tertutup (jawabannya tunggal) dalam berbagai mata pelajaran. Yang perlu
mendapat perhatian dan upaya yang lebih banyak adalah pengembangan
berpikir kreatif dalam berbagai mata pelajaran.
4) Pembelajaran Efektif
Aspek efektifitas pembelajaran merupakan kriteria penting dalam
setiap pembelajaran yakni tercapainya tujuan pembelajaran. Tujuan
pembelajaran yang diinginkan itu mencakup penguasaan IPTEKS sebagai
bahan ajar, tetapi juga pembentukan keterampilan / kemampuan belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
16
yang lebih efektif dan efisien. Efektifitas pembelajaran nampak pada
perubahan perilaku (kognitif, afektif, psikomotorik) yang relatif tetap seperti
yang telah ditetapkan sebagai tujuan pembelajaran / indikator / kompetensi
yang telah ditetapkan dalam kurikulum SD/MI.
5) Pembelajaran Menyenangkan
Aspek ini berkaitan dengan motivasi dan minat siswa dalam belajar
yang harus ditumbuhkan dan dikembangkan selama pembelajaran
berlangsung. Salah satu upaya untuk menciptakan pembelajaran yang
menyenangkan adalah dengan menggunakan permainan edukatif sebagai
sarana belajar, dengan kata lain belajar sambil bermain. Seperti diketahui,
dunia anak-anak seusia murid SD/MI adalah dunia bermain. Melalui
permainan mereka dapat mengembangkan diri dan memahami status dan
peranannya dalam kelompok teman sebayanya. Pembelajaran melalui
permainan edukatif telah banyak diteliti dan dikaji sebagai upaya melakukan
inovasi pembelajaran di sekolah.
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa PAIKEM adalah
pembelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif
dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan
suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan
mengemukakan gagasan. Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model
pembelajaran yang menyenangkan. Learning is fun merupakan kunci yang
diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini
dipikirannya tidak ada lagi siswa yang pasif dikelas, perasaan tertekan dan rasa
bosan. Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang
beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.
Menyenangkan adalah suasana belajar mengajar yang menyenangkan sehingga
siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga
perhatiannya tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
17
3. Metode Pembelajaran Discovery Inquiry
a. Pengertian Metode Discovery Inquiry
Discovery Inquiry merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran
yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk
mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka
dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai wujud
adanya perubahan perilaku. (Nanang Hanafiah : 2009 : 77 )
Oemar Hamalik (2008) berpendapat, “ Inkuiri berorientasi diskoveri
menunjuk pada situasi-situasi akademik dimana kelompok-kelompok kecil
siswa (umumnya 4 sampai 5 anggota) berupaya menemukan jawaban-jawaban
atas topik inkuiri. Dalam situasi-situasi tersebut, para siswa dapat menemukan
konsep atau rincian informasi” (hlm. 221).
Discovery (penemuan) sering dipertukarkan pemakaiannya dengan
inquiry (penyelidikan). Discovery (penemuan) adalah proses mental ketika
siswa mengasimilasikan suatu konsep atau suatu prinsip. Adapun proses mental
misalnya mengamati, menjelaskan, mengelompokkan, membuat kesimpulan.
Inquiry merupakan perluasan dari discovery (discovery yang digunakan lebih
mendalam), artinya inquiry mengandung proses mental yang lebih tinggi
tingkatannya. Misalnya merumuskan problema, merancang eksperimen,
melaksanakan eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis data, membuat
kesimpulan, dan sebagainya ( Hamdani : 2011 : 184-185 )
Paul R. Burden, David M. Byrd (1998 : 103 ) berpendapat “Inquiry
and discovery approaches allow students to become involved in the process of
discovery by enabling them to collect data and test hypotheses. As such, these
approaches are inductive in nature. Teachers guide students as they discover
new meanings, practice the skill, and undergo the experiences that will shape
their learning”.dapat diartikan penemuan dan penyelidikan merupakan
pendekatan yang mengajak siswa untuk terlibat dalam proses penemuan
dengan memungkinkan mereka untuk mengumpulkan data dan menguji
hipotesis, dengan demikian pendekatan ini bersifat induktif. Guru membimbing
siswa untuk menemukan pengetahuan baru, melatih keterampilan, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
18
pengalaman yang akan mengajak siswa untuk menemukan sendiri
pengetahuannya.
Berdasarkan berbagai definisi pembelajaran discovery inquiry diatas
dapat penulis simpulkan bahwa metode discovery inquiry merupakan
pembelajaran yang menitik beratkan pada proses pemecahan masalah, sehingga
siswa harus melakukan eksplorasi berbagai informasi agar dapat menentukan
konsep mentalnya sendiri dengan mengikuti petunjuk guru berupa pertanyaan
yang mengarah pada pencapaian tujuan pembelajaran.
b. Macam – Macam Metode Discovery Inquiry
1) Discovery dan Inquiry terpimpin / terbimbing, yaitu pelaksanaan discovery
dan inquiry dilakukan atas petunjuk guru. Keduanya dimulai dari
pertanyaan inti, guru mengajukan berbagai pertanyaan yang melacak,
dengan tujuan untuk mengarahkan peserta didik ke titik kesimpulan yang
diharapkan. Selanjutnya, siswa melakukan percobaan untuk membuktikan
pendapat yang dikemukakannya.
2) Discovery dan Inquiry bebas, yaitu peserta didik melakukan penyelidikan
bebas sebagaimana seorang ilmuwan, antara lain masalah dirumuskan
sendiri, penyelidikan dilakukan sendiri, dan kesimpulan diperoleh sendiri.
3) Discovery dan Inquiry bebas yang dimodifikasi, yaitu masalah diajukan guru
didasarkan teori yang sudah dipahami peserta didik. Tujuannya untuk
melakukan penyelidikan dalam rangka membuktikan kebenarannya.
c. Fungsi Metode Discovery Inquiry
Ada beberapa fungsi metode discovery dan inquiry, yaitu sebagai berikut
1) Membangun komitmen ( commitment bulding ) di kalangan peserta didik
untuk belajar, yang diwujudkan dengan keterlibatan, kesungguhan, dan
loyalitas terhadap mencari dan menemukan sesuatu dalam proses
pembelajaran.
2) Membangun sikap aktif, kreatif, dan inovatif dalam proses pembelajaran
dalam rangka mencapai tujuan pengajaran.
3) Membangun sikap percaya diri ( self confidence ) dan terbuka ( openess )
terhadap hasil temuannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
19
d. Langkah-Langkah Metode Discovery Inquiry
Beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam metode discovery inquiry
diantaranya :
1) Mengidentifikasi kebutuhan siswa
2) Seleksi pendahuluan terhadap konsep yang akan dipelajari.
3) Seleksi bahan atau masalah yang akan dipelajari.
4) Menentukan peran yang akan dilakukan masing-masing peserta didik.
5) Mencek pemahaman peserta didik terhadap masalah yang akan diselidiki
dan ditemukan.
6) Mempersiapkan setting kelas.
7) Mempersiapkan fasilitas yang diperlukan.
8) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan
penyelidikan dan penemuan.
9) Menganalisis sendiri atas data temuan.
10) Merangsang terjadinya dialog interaktif antar peserta didik.
11) Memberi penguatan kepada peserta didik untuk giat dalam melakukan
penemuan.
12) Memfasilitasi peserta didik dalam merumuskan prinsip-prinsip dan
generalisasi atas hasil temuannya. (Nanang Hanafiah : 2009 : 78)
e. Keunggulan dan Kelemahan Metode Discovery dan Inquiry
1. Keunggulan Metode Discovery dan Inquiry
Beberapa keunggulan metode discovery dan inquiry, yaitu :
a) Membantu peserta didik untuk mengembangkan, kesiapan, serta
penguasaan keterampilan dalam proses kognitif.
b) Peserta didik memperoleh pengetahuan secara individual sehingga
dapat dimengerti dan mengendap dalam pikirannya.
c) Dapat membangkitkan motivasi dan gairah belajar peserta didik untuk
belajar lebih giat lagi.
d) Memberikan peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan
kemampuan dan minat masing-masing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
20
e) Memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan
proses menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat pada peserta
didik dengan peran guru yang sangat terbatas.
2. Kelemahan Metode Discovery dan Inquiry
Beberapa kelemahan metode discovery dan inquiry, yaitu :
a) Siswa harus memiliki kesiapan dan kematangan mental, siswa harus
berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan
baik.
b) Metode ini tidak akan mencapai hasil yang memuaskan apabila di
dalam kelas jumlah siswanya terlalu gemuk.
c) Ada kritik, bahwa proses dalam metode discovey dan inquiry terlalu
mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan
perkembangan sikap dan keterampiklan bagi siswa. (Nanang Hanafiah :
2009 : 79)
4. Pembelajaran IPA dengan metode Discovery Inquiry
Selama ini banyak guru yang menggunakan metode konvensional dalam
proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, secara umum yang dimaksud
dengan metode pembelajaran konvensional yaitu pembelajaran dengan cara
ceramah dimana peran guru disini aktif dan siswa cenderung pasif. Ada sebuah
pendapat bahwa metode tersebut sudah tidak layak untuk digunakan, hingga
kini muncul metode pembelajaran baru yaitu metode discovery inquiry.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut siswa tidak
hanya belajar dari buku, melainkan dituntut untuk belajar mengembangkan
kemampuan dirinya. Maka metode discovery inquiry dapat melatih
keterampilan siswa untuk berfikir secara kreatif dan inovatif, merupakan
latihan awal bagi siswa berfikir kritis untuk mengembangkan daya cipta dan
mengembangkan minat dalam diri siswa secara dini. IPA diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan
masalah-masalahnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
21
Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan dengan pendekatan yang
dapat menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta
mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena
itu pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian pengalaman belajar
secara langsung melalui pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan terhadap hasil penelitian ini diantaranya adalah
Hasil Penelitian Tindakan Kelas oleh Khusnul Khotimah (2008) dalam skripsinya
yang berjudul Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika melalui metode
Discovery Inquiry pada siswa kelas VII SMPN 5 Sukoharjo, menyimpulkan
bahwa penerapan metode discovery inquiry dapat meningkatkan pemahaman
konsep matematika pada siswa kelas VII SMPN 5 Sukoharjo. Penelitian tersebut
memiliki persamaan dalam pemilihan metode discovery inquiry sebagai variabel
bebas (Y). Sedangkan perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini terletak
pada mata pelajaran yang diteliti yaitu Matematika, subyek penelitian yang dipilih
adalah peserta didik kelas VII, tempat penelitian yaitu SMPN 5 Sukoharjo, dan
perbedaan yang terakhir adalah waktu penelitian yang dilaksanakan pada tahun
2008. Dan Hasil penelitian tindakan kelas oleh Rika Nanda Puspitasari (2009)
dalam skripsinya yang berjudul Upaya Peningkatan Prestasi Belajar IPA Melalui
Penerapan Metode Guided Inquiry pada siswa kelas III SD Negeri Karangbangun,
Karanganyar. menyimpulkan bahwa Penerapan metode guided inquiry - discovery
dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas III SD Negeri Karangbangun
Karanganyar. Penelitian tersebut memiliki persamaan dalam pemilihan
pembelajaran discovery inquiry sebagai variabel bebas (Y). Perbedaannya subyek
penelitian yang dipilih adalah peserta didik kelas III, tempat penelitian yaitu SDN
Karangbangun Karanganyar, dan perbedaan yang terakhir adalah waktu penelitian
yang dilaksanakan pada tahun 2009.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
22
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teoritik yang telah diuraikan sebelumnya diperoleh alur
kerangka berpikir bahwa kondisi awal di SDN III Parangharjo, proses
pembelajaran IPA di kelas IV lebih banyak berpusat pada guru, guru lebih banyak
berceramah. Siswa hanya sebagai pendengar, dan kurang aktif dalam
pembelajaran, kondisi seperti ini mengakibatkan siswa merasa bosan dan enggan
belajar IPA. Akibatnya nilai hasil belajar IPA tentang energi rendah.
Salah satu upaya meningkatkan kualitas proses pembelajaran pada mata
pelajaran IPA di sekolah, perlu adanya penelitian yang sifatnya lebih inovatif agar
pembelajaran IPA lebih bisa dinikmati siswa dengan penuh semangat. Upaya yang
dilakukan peneliti untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan penerapan
metode discovery inquiry, sehingga pembelajaran akan lebih bermakna dan
berkesan bagi peserta didik, dan dapat meningkatkan hasil belajar mereka.
Tindakan dalam penelitian ini dilaksanakan melalui 3 siklus, dan masing-masing
siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan
refleksi.
Dengan penerapan metode pembelajaran discovery inquiry maka kualitas
proses pembelajaran IPA meningkat dan hasil belajar siswa menjadi lebih baik.
Agar kerangka pemikiran yang ditujukan untuk mengarahkan jalanya
penelitian tidak menyimpang dari pokok permasalahan maka diperoleh alur
berfikir yang tertera pada gambar 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
23
Gambar 1. Kerangka Berfikir.
Kondisi Awal
Guru menggunakan model pembelajaran konvensional. Sehingga siswa kurang aktif dan bosan dalam pembelajaran. Guru belum menggunakan model pembelajaran yang inovatif.
Kualitas belajar rendah
Nilai hasil belajar siswa rendah.
Tindakan
Guru menerapkan metode
Discovery Inquiry dengan
3 siklus melalui tahapan
perencanaan, tindakan,
evaluasi dan refleksi.
Sehingga kualitas proses
dan hasil pembelajaran
akan baik.
Siklus 1 Kualitas proses pembelajaran
meningkat
Kondisi Kualitas proses pembelajaran IPA
meningkat dan hasil belajar siswa meningkat tinggi.
Siklus 2 Kualitas proses pembelajaran
meningkat
Siklus 3 Kualitas proses pembelajaran
meningkat tinggi
Pembelajaran IPA dengan menggunakan metode Discovery Inquiry
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
24
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir di atas, maka hipotesis
tindakan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah: ”Melalui penerapan
metode pembelajaran discovery inquiry dapat meningkatkan kualitas proses
pembelajaran IPA pokok bahasan energi pada siswa kelas IV SD Negeri III
Parangharjo Nguntoronadi Wonogiri Tahun 2012 “.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri III Parangharjo Kecamatan
Nguntoronadi Kabupaten Wonogiri, Alasan pemilihan sekolah ini sebagai lokasi
penelitian adalah :
a. Sekolah tersebut belum pernah digunakan untuk obyek penelitian sehingga
terhindar dari kemungkinan penelitian ulang.
b. Terdapat permasalahan dalam proses pembelajaran IPA di kelas IV.
c. Mempertimbangkan kemudahan kerjasama antara peneliti, pihak sekolah dan
objek yang diteliti.
2. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada semester genap tahun 2012. Waktu
penelitian dilaksanakan selama enam bulan, yaitu mulai bulan Januari 2012
sampai dengan bulan Juni 2012. Secara rinci jadwal pelaksanaan kegiatan
penelitian pada lampiran 1.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ditetapkan guru dan siswa kelas IV SD Negeri III
Parangharjo Kecamatan Nguntoronadi Kabupaten Wonogiri tahun 2012, dengan
jumlah siswa 19 orang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Pada
dasarnya mereka dari latar belakang yang berbeda-beda. Dari 19 siswa ini
kesemuanya adalah anak yang normal, tidak cacat dalam artian tidak ada anak
yang ABK (Anak Berkebutuhan Khusus).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
26
C. Sumber Data
Sumber data atau infomasi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
sumber data primer dan sumber data sekunder.
1. Sumber data primer (pokok)
Sumber data dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu siswa kelas IV,
guru kelas IV, kepala sekolah atau pihak lain yang berhubungan.
2. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah meliputi arsip atau
dokumen, tes hasil belajar, dan lembar observasi.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memecahkan masalah masalah dalam penelitian diperlukan data
yang relevan dengan permasalahannya, sedangkan untuk mendapatkan data
tersebut perlu digunakan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah :
1. Observasi
Choli Narbuko dan Abu Achmadi (2007: 70) menyatakan bahwa
Observasi merupakan alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki.
Riduwan (2010: 104) observasi yaitu melakukan pengamatan objek penelitian
untuk melihat dari dekat kegiatan.
Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi
partisipan, dimana peneliti berperan aktif mengamati dan mengikuti semua
kegiatan yang sedang dilakukan. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data
mengenai partisipasi dan keaktifan siswa kelas IV dalam proses pembelajaran
dan untuk mengetahui kemampuan guru dalam mengelola KBM di SD Negeri
III Parangharjo Nguntoronadi Wonogiri tahun 2012.
2. Pencatatan Arsip dan Dokumentasi
Riduwan (2010: 105) dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh
data langung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
27
peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang
relevan.
a. Arsip
1) KTSP tentang ruang lingkup materi, tujuan, kompetensi dasar, hasil
belajar, indikator, dan materi pokok kelas IV
2) Program pengajaran semester (PROMES) tentang alokasi waktu dan pokok
bahasan yang diajarkan.
b. Dokumentasi
Berupa nilai formatif siswa sebelum dikenai tindakan.
3. Wawancara
Riduwan (2010: 102) menyatakan wawancara adalah suatu cara yang
digunakan untuk memperoleh informasi bertujuan mengetahui responden
secara lebih mendalam.
Wawancara merupakan teknik untuk mengumpulkan informasi melalui
komunikasi langsung dengan responden, dalam hal ini adalah guru dan siswa
kelas IV. Hasil wawancara akan membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.
4. Tes
Riduwan (2010: 105) Tes adalah serentetan pernyataan atau latihan atau
alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan,
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Tes digunakan untuk mengetahui perkembangan pemahaman konsep
bentuk gaya dan energi, yang merupakan serangkaian pertanyaan yang harus
dijawab / dilakukan untuk menunjukkan seberapa baik orang mengetahui
tentang sesuatu atau seberapa baik orang dapat melakukan sesuatu. Tes ini
diberikan pada awal penelitian untuk mengidentifikasi kekurangan atau
kelemahan siswa dalam pembelajaran bentuk energi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
28
E. Validitas Data
Dalam penelitian ini diperlukan adanya validitas data dengan maksud
semua data yang dikumpulkan hendaknya mencerminkan apa yang sebenarnya
diteliti atau diukur.
Menurut Suharsini Arikunto (2010: 64) di dalam penelitian diperlukan
adanya validitas data, maksudnya adalah semua data yang dikumpulkan
hendaknya mencerminkan apa yang sebenarnya diukur dan diteliti. Di dalam
penelitian ini untuk mengguji kesahihan data digunakan triangulasi data dan
triangulasi metode. Adapun yang dimaksud kedua hal tersebut adalah:
1. Triangulasi data/ sumber adalah dengan data atau informasi yang diperoleh
selalu dikomparasikan dan diuji dengan data dan informasi lain, baik dari
segi koheren sumber yang sama atau sumber yang berbeda. Untuk menggali
data yang sejenis bisa diperoleh dari narasumber (manusia), dari kondisi
lokasi, dari aktifitas yang menggambarkan perilaku siswa atau dari sumber
yang berupa catatan/arsip yang memuat catatan yang berkaitan dengan data
yang dimaksud. Dengan cara ini data sejenis bisa teruji kemantapan dan
kebenarannya dari sumber data yang berbeda-beda. Data dalam penelitian
ini berasal dari beberapa sumber yaitu: (a) Observer (guru kelas) berupa
hasil observasi aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung,
(b) Siswa berupa hasil tes pemahaman konsep, (c) Dokumen berupa video
dan foto selama pembelajaran. Oleh karena itu data dari hasil tes siswa
dikomparisikan dengan hasil observasi siswa.
2. Triangulasi metode
Triangulasi metode yaitu seorang peneliti mengumpulkan data sejenis
dengan menggunakan metode pengumpulan data yang berbeda. Peneliti
menggunakan metode pengumpulan data berupa lembar observasi kemudian
dilakukan wawancara dengan informan yang sama dan hasilnya diuji
dengan pengumpulan data sejenis dengan menggunakan teknik dokumentasi
pada pelaksanaan kegiatan. Dalam penelitian ini digunakan beberapa
metode pengumpulan data antara lain: (a) Metode observasi untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
29
mendapatkan data aktivitas siswa dan guru saat pembelajaran, (b) Tes untuk
mendapatkan data tentang nilai hasil belajar siswa siswa, (c) Wawancara
untuk mendapatkan informasi tentang efektifitas penggunaan metode
discovery inquiry. Oleh karena itu data yang diperoleh melalui metode tes
dalam penelitian ini dibandingkan dengan data yang diperoleh melalui
metode wawancara dan metode observasi.
F. Teknik Analisis Data
Data yang berupa hasil pengamatan atau obervasi diklasifikasikan
sebagai data kualitatif. Data ini diinterpertasikan kemudian dihubungkan dengan
data kuantitatif (tes) sebagai dasar untuk mendeskripsikan keberhasilan
pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan.
Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif interaktif
(Milles dan Hubberman, 2007 : 20) yang terdiri dari tiga komponen analisis, yaitu
(1) reduksi data, (2) sajian data, (3) penarikan simpulan atau verifikasi. Aktivitas
ketiga komponen tersebut dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses
pengumpulan data sebagai siklus. (lihat gambar 2)
Gambar 2. Model Analisis Interaktif
Gambar di atas menunjukkan langkah-langkah yang harus dilakukan peneliti
adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
30
1. Reduksi data
Data-data penelitian yang telah dikumpulkan selanjutnya direduksi.
reduksi adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,
pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan
tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang
menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan
menggorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan-
kesimpulan finalnya dapat ditarik kesimpulan/diverifikasi.
2. Penyajian data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya yaitu diadakan penyajian
data. Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Dengan melihat penyajian data, maka akan dimengerti apa yang terjadi
dan memungkinkan untuk mengerjakan sesuatu pada analisis ataupun tindakan
lain berdasarkan pengertian tersebut. Dalam pelaksanaan penelitian penyajian-
panyajian data yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis
kualitatif yang valid. Untuk menampilkan data-data tersebut agar lebih menarik
maka diperlukan penyajian yang menarikpula. Dalam penyajian ini dapat
dilakukan melalui berbagai macam cara visual misalnya gambar, grafik, chart
network, diagram, matrik dan sebagainya. (Milles dan Hubberman, 2007 : 17)
3. Penarikan kesimpulan
Data-data dari hasil penelitian setelah direduksi disajikan langkah
terakhir adalah penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil dari data-data yang telah
didapatkan dari laporan penelitian selanjutnya digabungkan dan disimpulkan
serta diuji kebenarannya. Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari suatu
kegiatan dari konfigurasi yang utuh sehingga kesimpulan-kesimpulan juga
diverifikasi selama penelitian berlangsung.
Verifikasi data yaitu Pemeriksaan tentang benar dan tidaknya hasil dari
laporan penelitian. Kesimpulan adalah tinjauan ulang pada catatan di
lapangan/kesimpulan dapat ditinjau sebagai makna-makna yang muncul dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
31
data yang harus diuji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya yaitu
yang merupakan validitasnya (Milles dan Hubberman, 2007 : 19 ).
G. Indikator Kinerja
Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan
atau tolak ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Pada
penelitian ini, indikator yang menjadi pedoman keberhasilan adalah meningkatnya
kualitas proses pembelajaran pada siswa kelas IV SD Negeri III Parangharjo
Tahun 2012 melalui pengoptimalan penerapan metode pembelajaran discovery
inquiry. Indikator penelitian bersumber dari kurikulum dan silabus KTSP IPA
kelas IV serta Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh
kepala sekolah dan guru mata pelajaran, yaitu 70.
Pada penelitian ini pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil tes hasil
evaluasi siswa mencapai rata-rata kelas 80 dan ketuntasan klasikalnya mencapai ≥
85 %.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari 3 siklus. Tiap siklus
dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai, seperti yang telah didesain
dalam perencanaan maupun temuan yang ada di lapangan. Yaitu pada pokok
bahasan energi di kelas IV SD Negeri III Parangharjo Nguntoronadi Wonogiri
Tahun 2012.
Sesuai dengan pokok permasalahan yang dirumuskan dalam judul
penelitian, maka data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah mengenai
penerapan metode pembelajaran discovery inquiry yang dilakukan oleh guru. Data
dikumpulkan dengan pengamatan pada saat guru melaksanakan tugas mengajar
dengan menerapkan metode pembelajaran discovery inquiry.
Menurut Suharsimi Arikunto (2008:16). Ada empat tahapan penting
dalam penelitian tindakan, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan,
dan refleksi. Hubungan keempat tahapan tersebut menunjukkan sebuah siklus atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
32
kegiatan berkelanjutan berulang. Langkah-langkah tersebut dapat diilustrasikan
pada gambar 3.
Gambar 3 . Prosedur Penelitian
(Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2008:16)
1) Tahap Perencanaan Tindakan
a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I mata pelajaran
IPA dengan Kompetensi Dasar (KD) Mendeskripsikan energi panas
dan bunyi yang terdapat dilingkungan sekitar serta sifat-sifatnya.
b) Membuat lembar penilaian afektif dan aktifitas siswa dalam
pembelajaran.
c) Mendesain alat evaluasi dan lembar observasi siswa.
perencanaan
siklus I
pengamatan
perencanaan
Siklus II
pengamatan
pelaksanaan
pelaksanaan
refleksi
refleksi
Siklus III
Pengamatan
refleksi
Pelaksanaan
Perencanaan
?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
33
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan
a) Guru menerapkan pembelajaran IPA materi energi panas dan energi
bunyi dengan menggunakan metode pembelajaran discovery inquiry
di kelas IV SD Negeri III Parangharjo Nguntoronadi Wonogiri Tahun
2012 sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b) Siswa belajar dengan kelompok, saling membantu satu sama lain
dalam kelompok tersebut dengan bimbingan guru.
3) Tahap Observasi
Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran
(aktivitas guru dan siswa). Observasi diarahkan pada poin-poin dalam
pedoman yang telah dipersiapkan. Selain itu, untuk memperoleh data yang
akurat, dilakukan wawancara dengan para siswa mengenai poin-poin
tertentu yang dirasa perlu ditanyakan pada siswa untuk mendapatkan data
yang lebih lengkap.
4) Tahap Refleksi
Refleksi dilaksanakan setelah mengadakan pengamatan. Pada tahap
ini ketuntasan klasikal siswa mencapai 68,42 %.
a. Siklus II
1) Tahap Perencanaan Tindakan
a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) II mata pelajaran
IPA dengan Kompetensi Dasar (KD) mendeskripsikan energi panas
dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya.
b) Membuat lembar penilaian afektif dan aktifitas siswa dalam
pembelajaran.
c) Mendesain alat evaluasi dan lembar observasi siswa.
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan
a) Guru menerapkan pembelajaran IPA materi energi bunyi dengan
menggunakan metode pembelajaran discovery inquiry di kelas IV SD
Negeri III Parangharjo Nguntoronadi Wonogiri Tahun 2012 sesuai
dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
34
b) Siswa belajar dengan kelompok, saling membantu satu sama lain
dalam kelompok tersebut dengan bimbingan guru.
3) Tahap Observasi
Pada tahap observasi dilakukan kembali pengamatan terhadap
proses pembelajaran (aktivitas guru dan siswa). Observasi diarahkan pada
poin-poin dalam pedoman yang telah dipersiapkan. Selain itu, untuk
memperoleh data yang akurat, dilakukan wawancara dengan para siswa
mengenai poin-poin tertentu yang dirasa perlu ditanyakan pada siswa
untuk mendapatkan data yang lebih lengkap.
4) Tahap Refleksi
Refleksi dilaksanakan setelah mengadakan tindakan. Berdasarkan
hasil refleksi ini dapat diketahui kelemahan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan
kelas pada siklus berikutnya. Pada tahap ini ketuntasan klasikal siswa
84,21 % dan masih dilanjutkan ke siklus III karena belum mencapai
indikator yang ditetapkan yaitu ≥ 85 %.
b. Siklus III
1) Tahap Perencanaan Tindakan
a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) III mata pelajaran
IPA dengan Kompetensi Dasar (KD) menjelaskan berbagai energi
alternatif dan penggunaannya.
b) Membuat lembar penilaian afektif dan aktifitas siswa dalam
pembelajaran.
c) Mendesain alat evaluasi dan lembar observasi siswa.
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan
a) Guru menerapkan pembelajaran IPA materi energi panas, energi bunyi
dan energi alternatif dengan menggunakan metode pembelajaran
discovery inquiry di kelas IV SD Negeri III Parangharjo Nguntoronadi
Wonogiri Tahun 2012 sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
35
b) Siswa belajar dengan kelompok, saling membantu satu sama lain
dalam kelompok tersebut dengan bimbingan guru.
3) Tahap Observasi
Pada tahap observasi dilakukan kembali pengamatan terhadap
proses pembelajaran (aktivitas guru dan siswa). Observasi diarahkan pada
poin-poin dalam pedoman yang telah dipersiapkan. Selain itu, untuk
memperoleh data yang akurat, dilakukan wawancara dengan para siswa
mengenai poin-poin tertentu yang dirasa perlu ditanyakan pada siswa
untuk mendapatkan data yang lebih lengkap.
4) Tahap Refleksi
Refleksi dilaksanakan setelah mengadakan tindakan. Berdasarkan
hasil refleksi ini dapat diketahui kelemahan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan
kelas pada siklus berikutnya. Pada tahap ini ketuntasan klasikal siswa
mencapai 89,47 % dan penelitian ini dihentikan karena sudah mencapai
indikator yang telah ditetapkan yaitu ≥ 85 %.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 36
BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri III Parangharjo. Berada di Desa Semin,
Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri. Sekolah ini berstatus negeri dengan
Nomor Statistik Sekolah (NSS) yaitu 101031208026 yang dikepalai oleh Bapak
Widodo, S.Pd.
Lingkungan fisik sekolah tempat penelitian cukup baik, hal ini terlihat dari
tata ruang dan pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada. Di antaranya adalah
ruang kelas, kantor guru, halaman sekolah, kamar mandi, dan halaman sekolah.
Halaman tersebut biasanya dipergunakan sebagai tempat upacara bendera, olah raga
dan tempat bermain siswa pada waktu istiharat. Sekolah ini memiliki perpustakaan
dengan koleksi buku yang cukup lengkap. Minat baca siswa SD Negeri III
Parangharjo juga cukup tinggi, terbukti dengan banyaknya pengunjung perpustakaan
pada saat istirahat.
Fasilitas yang ada di sekolah ini cukup memadai. Berbagai jenis alat
peraga untuk berbagai mata pelajaran tersedia. Alat peraga tersedia di dalam kelas,
tetapi alat peraga tersebut tidak dimanfaatkan oleh guru dengan baik dalam proses
pembelajaran. Selain itu di sekolah tidak ada tempat khusus untuk menyimpan alat
peraga tersebut. Alat peraga tersebut menjadi tidak terawat dengan baik, sehingga
banyak alat peraga yang rusak.
Pada tahun pelajaran kali ini, yaitu tahun pelajaran 2011/2012 jumlah siswa
SD Negeri III Parangharjo sebanyak 115 Siswa, yang terdiri dari kelas I sebanyak 20
siswa, kelas II sebanyak 24 siswa, kelas III sebanyak 16 siswa, kelas IV sebanyak 19
siswa, kelas V sebanyak 17 siswa, dan kelas VI sebanyak 19 siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
37
2. Deskripsi Kondisi Awal
a. Hasil Wawancara dengan Guru dan Siswa
Wawancara dengan guru dan siswa dilakukan pada hari Sabtu, 11 Februari
2012. Peneliti sebagai pewawancara sedangkan guru kelas IV Bapak Suharno, S.Pd
dan beberapa siswa kelas IV sebagai narasumber. Wawancara terhadap guru kelas IV
dilakukan secara terstruktur yang sebelumnya pedoman wawancara sudah disusun
oleh peneliti kemudian hasil wawancara ditulis secara ringkas pada kolom jawaban
(lampiran 2). Setting wawancara bertempat di ruang kelas IV pada waktu istirahat
pukul 09.00 WIB. Hal yang peneliti tanyakan kepada guru yaitu tentang pelaksanaan
pembelajaran dan hasil ulangan Ilmu Pengetahuan Alam tentang energi. Pada bagian
ini peneliti akan menjelaskan dari hasil wawancara kepada guru dan sebagai
deskripsinya dapat dilihat pada lampiran. Hasil wawancara tersebut diindikasikan
bahwa terjadi permasalahan dalam pembelajaran materi energi pada siswa kelas IV
SD Negeri III Parangharjo, Nguntoronadi, Wonogiri. Menurut guru, materi energi
masih sulit untuk dilakukan secara optimal mengingat rendahnya minat siswa
terhadap pelajaran IPA dan kurangnya usaha penerapan guru mengenai metode
inovatif dalam pembelajaran, sehingga berakibat rendahnya kualitas pembelajaran.
Pendapat tersebut juga didukung oleh hasil wawancara dengan beberapa siswa
kelas IV mengenai minat mereka terhadap pelajaran IPA. Wawancara terhadap siswa
dilakukan secara tidak terstruktur artinya tanpa mempersiapkan pedoman wawancara
dan pertanyaan diberikan secara langsung (spontan) sesuai kemampuan atau
pemahaman peneliti. Siswa yang menjadi narasumber adalah Nurmi, Riyadi, dan
Wahyudi. Siswa tersebut menyatakan kurang berminat terhadap pelajaran IPA. Pada
umumnya mereka menyatakan kurang suka mengikuti pembelajaran IPA di kelas
karena merasa takut, malu, dan kesulitan untuk mengungkapkan pikiran dan
perasaannya secara lisan di depan kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
38
b. Hasil Tes Pra Siklus
Tes awal dilaksanakan pada hari Sabtu, 18 Februari 2012. Tes awal ini
digunakan untuk mengukur penguasaan siswa dalam materi energi pada siswa kelas
IV. Peneliti mempersiapkan soal tes yang disesuaikan dengan silabus yang digunakan
SD Negeri III Parangharjo. Soal tes tersebut kemudian diujikan oleh guru kelas IV.
Setelah tes selesai, peneliti mengambil hasil tersebut kepada guru kelas dan
melakukan evaluasi.
Berdasarkan hasil tes pra siklus yang dilaksanakan menunjukan bahwa masih
banyak siswa yang nilai afektifnya di bawah KKM, sehingga hasil yang diperolehpun
juga belum maksimal.
Berdasarkan hasil penilaian afektif prasiklus (lampiran 7), maka dapat dibuat
Tabel 1 sebagai berikut
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Prasiklus
Interval Median F % Relatif Kumulatif
48-58 53 2 10,53 10,53 59-69 64 7 36,84 47,37 70-80 75 9 47,37 94,74 81-91 86 1 5,26 100
Jumlah 19 100,00 Keterangan: Nilai rata-rata = 69,21 Ketuntasan Klasikal = 52,63 % Nilai dibawah KKM = 47,37 % Dari Tabel 1 diatas dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti pada Gambar 4
sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
39
Gambar 4. Grafik Nilai Afektif Prasiklus.
Nilai afektif siswa yang rendah berpengaruh pada nilai hasil belajar yang
rendah. Hal ini ditunjukkan pada perolehan hasil evaluasi pra siklus. Terbukti dari 19
siswa kelas IV SD Negeri III Parangharjo sebanyak 13 siswa atau 68,42%
mendapatkan nilai dibawah KKM yang ditentukan yaitu 70.
Agar lebih jelas maka kondisi awal nilai hasil belajar IPA pokok bahasan
energi (lampiran 17) pada siswa kelas IV SDN III Parangharjo dapat dilihat pada
Tabel 2
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Nilai Prasiklus
Interval Median F % Relatif Kumulatif
15-25 20 1 5,26 5,26 26-36 31 2 10,53 15,79 37-47 42 4 21,05 36,48 48-58 53 4 21,05 57,89 59-69 64 2 10,53 68,42 70-80 75 6 31,58 100,00
Jumlah 19 100,00 Keterangan: Nilai rata-rata =54,74 Ketuntasan Klasikal = 31,58 % Nilai dibawah KKM = 68,42 %
2
7
9
1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
48-58 59-69 70-80 81-91
frek
uens
i
interval nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
40
Dari Tabel 2 di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti pada Gambar 5
sebagai berikut :
Gambar 5. Grafik hasil evaluasi sebelum penerapan metode discovery inquiry
Pada konsisi awal ini diperoleh data ketuntasan belajar siswa yang dapat
dilihat pada Tabel 3 di bawah ini.
Tabel 3. Ketuntasan Belajar Siswa pada Kondisi Awal.
No Ketuntasan Jumlah Siswa
Jumlah Presentase (%) 1 Tuntas 6 31,58 2 Tidak Tuntas 13 68,42
Dari Tabel 3 di atas dapat disajikan grafik pada Gambar 6 di bawah ini.
1
2
4 4
2
6
0
1
2
3
4
5
6
7
15-25 26-36 37-47 48-58 59-69 70-80
frek
uens
i
interval nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
41
Gambar 6. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa pada Kondisi Awal.
Sesuai Gambar 6 di atas, sebelum penerapan metode discovery inquiry
diperoleh sejumlah 6 siswa atau 31,58% yang mendapat nilai mencapai ketuntasan
Minimal (KKM) ≥ 70, sedangkan siswa yang masih di bawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) ≥ 70 sejumlah 13 anak atau 68,42%. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa ketuntasan klasikal hanya 31,58%.
Pada kondisi awal, untuk data rekapitulasi nilai terendah, nilai tertinggi, dan
nilai rata-rata dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini.
Tabel 4. Rekapitulasi Nilai rata-rata, Nilai tertinggi dan nilai terendah siswa pada
kondisi awal
No Keterangan Tes awal
1 Nilai Terendah 20
2 Nilai Tertinggi 75
3 Rata-Rata Nilai 54,74
Untuk memperjelas rekapitulasi nilai rata-rata, nilai tertinggi, dan nilai
terendah siswa pada kondisi awal dapat dilihat pada Gambar 7 berikut ini.
6
13
0
5
10
15
20
25
Tuntas Tidak Tuntas
JUM
LAH
SIS
WA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
42
Gambar 7: Grafik Rekapitulasi Nilai Rata-rata, Nilai Tertinggi, dan Nilai
Terendah Siswa Pada Kondisi Awal.
Analisa dari data nilai IPA materi energi siswa pada kondisi awal diperoleh
persentase ketuntasan klasikal sebesar 31,58%. Berdasarkan hasil nilai yang masih
rendah dan banyak siswa yang belum dapat mencapai KKM menunjukkan bahwa
kualitas proses pembelajaran masih rendah yang berpengaruh pada hasil belajar
siswa. Hal tersebut masih di bawah ketuntasan klasikal yang diharapkan dari pihak
peneliti, yaitu 85%. Dengan demikian perlu diadakan suatu tindak lanjut untuk
meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Untuk itu peneliti mengadakan diskusi
dengan guru kelas IV SD N III Parangharjo untuk melaksanakan pembelajaran IPA,
melalui penerapan metode pembelajaran discovery inquiry. Dengan penerapan
metode pembelajaran discovery inquiry diharapkan kualitas proses pembelajaran akan
meningkat dan nilai hasil belajar pada siswa akan mengalami peningkatan sehingga
ketuntasan belajar siswa dapat tercapai.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata
NIL
AI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
43
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
1. Siklus I
Tindakan Siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan, yaitu pada tanggal 2 April
dan 5 April 2012. Masing-masing pertermuan 2 x 35 menit. Adapun tahapan-tahapan
yang dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut :
a). Perencanaan
Kegiatan perencanaan siklus I dilaksanakan di ruang kelas IV SD Negeri
III Parangharjo pada tanggal 2 April 2012. Peneliti dan guru kelas IV
mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilaksanakan. Diperoleh
kesepakatan bahwa pelaksanaan siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan
sesuai dengan jadwal pelajaran IPA. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dalam
waktu 2 × 35 menit pada jam pelajaran 1-2. Adapun deskripsi perencanaan siklus
I sebagai berikut:
Dengan berpedoman pada kurikulum pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan SD 2007 kelas IV. Peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan
pembelajaran Matematika dengan menerapkan metode discovery inquiry sebagai
berikut :
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IPA materi energi
(pertemuan I dan pertemuan II pada lampiran 4) dengan SK dan KD sebagai
berikut :
Standar Kompetensi
8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar
8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat dilingkungan
sekitar serta sifat-sifatnya.
2) Menyiapkan lembar penilaian afektif dan lembar observasi aktivitas siswa
dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
44
3) Mempersiapkan peralatan media berupa LCD dan alat peraga untuk
melakukan percobaan berupa sendok, kawat, korek api, mentega, lilin dll.
b). Pelaksanaan
Dalam tahapan ini guru melaksanakan pembelajaran dengan penerapan
metode discovery inquiry dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah
disusun sebelumnya.
Dalam pelaksanaan tindakan ini, peneliti yang berkolaborasi dengan guru.
Peneliti disini bertindak sebagai pengajar dan guru sebagai observer atau
pengamat.
Pertemuan Ke-1
Pertemuan ke I dilaksanakan hari Senin, 2 April 2012. Pembelajaran
dilaksanakan dengan menerapkan metode discovery inquiry pada mata pelajaran
IPA di kelas IV. Guru membuka proses pembelajaran diawali berdoa dan
menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu tentang energi panas dan sumbernya.
Sebagai kegiatan awal, guru mengadakan absensi untuk mengetahui
kehadiran siswa. Sebelum masuk pada materi pembelajaran, guru mengajak siswa
untuk melihat video tentang macam-macam energi, yaitu tentang energi panas,
energi bunyi dan energi alternatif.
Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa tentang macam-macam
energi, selanjutnya guru mulai membahas tentang energi panas, guru kemudian
menerangkan sumber energi panas dan perambatannya. Setelah siswa paham
kemudian guru membentuk kelas menjadi beberapa kelompok untuk melakukan
percobaan agar siswa dapat menemukan sendiri pengetahuannya melalui metode
discovery inquiry.
Guru mulai mengelompokkan siswa menjadi beberapa kelompok yang
terdiri dari 3-4 siswa. Dimana dibentuk menjadi 5 kelompok dimana salah satu
sebagai ketua kelompok.
Setelah siswa duduk dengan kelompoknya, guru memberikan tugas untuk
dikerjakan secara berkelompok. Kemudian siswa saling berdiskusi dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
45
memberikan informasi bersama untuk lebih memahami apa yang disampaikan
oleh guru. Siswa aktif menunjukkan aktivitas bertanya dan mengerjakan tugas
dengan berdiskusi kelompok. Siswa dalam kelompok saling membagi tugas,
berinteraksi, mencari langkah penyelesaian dari berbagai buku yang dibawa
kemudian mengerjakan dan berdiskusi. Dalam kegiatan kelompok ini siswa
dilatih untuk bertanggung jawab dan saling membantu untuk menyelesaikan tugas
yang diberikan oleh guru. Guru meminta beberapa siswa untuk maju mengerjakan
soal di depan kelas secara bergantian.
Setelah siswa menyelesaikan tugas kelompok, kemudian siswa diberikan
latihan untuk dikerjakan secara mandiri. Setelah selesai guru meminta tugas
latihan individu untuk dikumpulkan di depan kelas dan melakukan refleksi yaitu
memberikan motivasi kepada siswa agar lebih meningkatkan kemampuannya.
Bagi siswa yang mendapatkan nilai tertinggi mendapatkan penghargaan atas
prestasinya. Sebagai tindak lanjut guru memberikan pekerjaan rumah.
Pertemuan II
Pertemuan ke II dilaksanakan hari Rabu, 4 April 2012. Pembelajaran
dilaksanakan dengan menerapkan metode discovery inquiry pada mata pelajaran
IPA di kelas IV. Guru membuka proses pembelajaran dengan mengajak siswa
berdoa.
Sebagai kegiatan awal, guru mengadakan absensi untuk mengetahui
kehadiran siswa. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini
yaitu bagaimana perambatan energi panas, Sebelum masuk pada materi
pembelajaran, guru mengajak siswa untuk melihat video tentang energi panas,
setelah siswa melihat video tersebut, guru kemudian bertanya jawab dengan siswa
tentang isi video tersebut, guru kembali mengulas materi pembelajaran yang telah
lalu. Melalui tanya jawab dan latihan soal, siswa diajak kembali mengingat
tentang sumber energi panas dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari.
Siswa bersama guru membahas PR yang diberikan pada pembelajaran yang telah
lalu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
46
Guru kemudian melanjutkan materi yaitu perambatan energi bunyi, guru
menjelaskan secara singkat tentang perambatan energi bunyi, kemudian guru
membagi kelas menjadi beberapa kelompok untuk melakukan percobaan tentang
perambatan energi bunyi
Guru mulai mengelompokkan siswa menjadi beberapa kelompok yang
terdiri dari 3-4 siswa. Dimana dalam satu kelas dibagi menjadi 5 kelompok dan
salah satu sebagai ketua kelompok.
Setelah siswa duduk dengan kelompoknya, guru memberikan tugas untuk
dikerjakan secara berkelompok. Kemudian siswa saling berdiskusi dan
memberikan informasi bersama untuk lebih memahami apa yang disampaikan
oleh guru. Siswa aktif menunjukkan aktivitas bertanya dan mengerjakan tugas
dengan berdiskusi kelompok. Siswa dalam kelompok saling membagi tugas,
berinteraksi, melakukan penelitian dan mencari langkah penyelesaian dari
berbagai buku yang dibawa kemudian mengerjakan dan berdiskusi. Dalam
kegiatan kelompok ini siswa dilatih untuk bertanggungjawab dan saling
membantu untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Guru meminta
beberapa siswa untuk maju mengerjakan soal di depan kelas secara bergantian.
Setelah siswa menyelesaikan tugas kelompok, kemudian siswa diberikan
latihan untuk dikerjakan secara mandiri. Setelah selesai guru meminta tugas
latihan individu untuk dikumpulkan di depan kelas dan melakukan refleksi yaitu
memberikan motivasi kepada siswa agar lebih meningkatkan kemampuannya.
Bagi siswa yang mendapatkan nilai tertinggi mendapatkan penghargaan atas
prestasinya. Sebagai tindak lanjut guru memberikan pekerjaan rumah dan
memberikan pesan-pesan moral.
c). Observasi
Pada tahap observasi yang bertindak sebagai pengamat (Observer) adalah
Kepala SD Negeri III Parangharjo. Observer mengamati aktivitas siswa selama
pembelajaran menggunakan metode discovery inquiry. Aktivitas yang diamati
berdasarkan lembar observasi yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
47
observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran kemudian dibandingkan dan
disesuaikan dengan perolehan nilai belajar siswa. Selain menggunakan lembar
observasi, peneliti juga menggunakan foto dan video untuk melihat kembali
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Berikut uraian hasil observasi pada siklus
I:
1) Siklus I Pertemuan 1
a) Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran baik. Aktivitas
siswa yang sudah sangat baik meliputi: (a) keantusiasan siswa untuk
mengikuti pelajaran. (b) interaksi yang positif antar siswa, (c) siswa
mematuhi perintah guru, (d) keberanian siswa untuk bertanya jika kurang
jelas.
Aktivitas siswa yang masih cukup baik dan perlu diperbaiki
meliputi: (a) kemampuan siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru
dengan benar, (b) kemampuan siswa mengemukakan pendapat atau
jawaban dengan bahasa yang benar, (c) konsentrasi dan keseriusan siswa
dalam pembelajaran, (d) tanggung jawab siswa terhadap tugas yang
diberikan guru.
Aktivitas siswa yang masih kurang dan harus diperbaiki meliputi:
(a) kemampuan siswa untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang
ditetapkan guru melalui metode discovery inquiry, (b) ketrampilan siswa
dalam melaksanakan penemuan.
Dari hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran,
penggunaan metode discovery inquiry dapat menarik perhatian,
keantusiasan dan konsentrasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Semua
siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan peneliti mengenai
langkah-langkah penemuan. Dari kegiatan penemuan, siswa dapat
mengumpulkan data terhadap masalah yang ditetapkan guru. Tetapi, siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
48
kurang tanggap terhadap kegiatan penemuan karena discovery inquiry
merupakan hal baru bagi siswa. Siswa yang aktif hanya yang itu-itu saja.
Siswa yang terlihat aktif dalam pembelajaran dan terampil dalam
penemuan juga masih sedikit. Hanya 9 siswa yang terhitung terampil
untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang ditetapkan guru, siswa
yang lain masih ragu-ragu.
Keterampilan dan siswa dalam melaksanakan penemuan masih
sangat kurang, untuk melaksanakan tugas sesuai dengan lembar kegiatan
saja masih ragu dan kurang tepat, sehingga peneliti harus membimbing
siswa untuk melakukan penyelidikan dan penemuan.
Interaksi yang terjalin antara peneliti dengan siswa sudah baik.
Siswa juga mematuhi perintah yang diberikan oleh peneliti. Misalnya:
peneliti menyuruh siswa menuliskan jawaban di papan tulis, dan
sebagainya. Interaksi antara siswa dengan siswa juga sudah baik, hal itu
ditunjukkan dengan adanya kerjasama antar siswa dalam menemukan
jawaban terhadap masalah yang ditetapkan guru, selain itu pada saat tanya
jawab jika ada siswa yang menjawab kurang tepat, maka siswa yang lain
mengoreksi dan membenarkan jawaban tersebut, meskipun masih saling
menyalahkan.
Tanggung jawab siswa untuk mengerjakan tugas penemuan dan
evaluasi pemahaman konsep masih kurang, terkadang siswa masih
mengeluh dalam mengerjakan. Kejujuran siswa dalam mengerjakan tugas
dan evaluasi pemahaman konsep juga masih kurang, masih ada siswa yang
mencontek dan melihat jawaban teman. Oleh karena itu, kejujuran siswa
dalam mengerjakan tugas dan evaluasi pemahaman konsep perlu
pengawasan.
b) Hasil Kolaborasi Pembelajaran.
Kinerja guru dalam pembelajaran sudah baik. Sebelum memulai
pembelajaran, peneliti yang bertindak sebagai guru selalu melakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
49
persiapan baik dalam mempersiapkan RPP, ruang kelas, materi, media.
metode, dan kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Peneliti masih kurang melibatkan siswa dalam tanya jawab baik
secara lisan maupun tertulis selama proses pembelajaran. Peneliti juga
kurang melibatkan siswa dalam pengambilan keputusan. Tetapi, peneliti
sudah baik dalam memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
jika kurang jelas. Peneliti juga baik dalam memberikan motivasi kepada
siswa, tetapi pemberian penguatan masih kurang. Pada akhir
pembelajaran, selalu diadakan evaluasi untuk mengetahui kualitas
pembelajaran yang berpengaruh pada hasil belajar siswa. Adapun kinerja
guru yang perlu diperbaiki yaitu: (a) memantau kemajuan belajar atau
pemahaman konsep siswa selama proses pembelajaran, (b) melibatkan
siswa dalam kesimpulan.
2) Siklus I Pertemuan II
a) Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa dalam pembelajaran baik dan meningkat dari
pertemuan I. Pada pertemuan II, siswa yang terlibat dalam discovery
inquiry sudah lebih meningkat dari pertemuan I. Pada pertemuan I hanya 9
siswa yang aktif, maka pada pertemuan II ada 12 siswa yang terlihat aktif
dalam pembelajaran. Keterampilan dalam melaksanakan kegiatan
penemuan sudah lebih baik dari pertemuan sebelumnya. Siswa sudah
dapat mandiri menemukan jawaban terhadap masalah yang ditetapkan
guru, walaupun terkadang siswa masih sering bertanya pada guru.
Dari hasil observasi terlihat konsentrasi dan perhatiannya dalam
mengikuti pembelajaran mengalami peningkatan, kemampuan siswa untuk
mengumpulkan data dan melakukan penemuan juga lebih baik dari
sebelumnya. Hal itu terlihat dari meningkatnya jumlah siswa yang dapat
menjawab pertanyaan yang benar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
50
Interaksi positif antar siswa juga terlihat baik, misalnya: pada saat
siswa menjawab pertanyaan atau maju ke depan kelas, siswa lain
memberikan semangat dengan memberikan tepuk tangan.
Aktivitas siswa yang masih perlu diperbaiki yaitu: (a) konsentrasi siswa
dalam pembelajaran, (b) kemampuan mengemukakan pendapat atau
jawaban dengan bahasa yang benar, (c) keterampilan siswa melaksanakan
penemuan.
b) Hasil Kolaborasi Pembelajaran.
Kinerja guru dalam pembelajaran meningkat dari pertemuan
sebelumnya. Peneliti sudah lebih matang dalam mempersiapkan segala
sesuatu dalam pembelajaran, baik persiapan RPP, materi, metode, media,
dan kesiapan siswa. Peneliti juga menyampaikan tujuan yang akan
dicapai.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, peneliti sudah lebih banyak
mengaktifkan siswa. Siswa yang aktif dalam pembelajaran sudah hampir
menyeluruh. Setiap akhir pembelajaran, peneliti juga melaksanakan
evaluasi pemahaman konsep yang sudah disesuaikan dengan tujuan,
materi, dan indikator yang telah ditetapkan. Kinerja peneliti perlu
ditingkatkan dalam melibatkan siswa mengambil kesimpulan.
Berdasarkan hasil penilaian afektif siklus I (lampiran 8) maka dapat dibuat
Tabel 5 sebagai berikut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
51
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Siklus I
Interval Median F % Relatif Kumulatif
48-58 53 2 10,53 10,53 59-69 64 5 26,31 36,84 70-80 75 10 52,63 89,47 81-91 86 2 10,53 100 Jumlah 19 100,00 Keterangan: Nilai rata-rata = 70,94 Ketuntasan Klasikal = 63,16 % Nilai dibawah KKM = 36,84 % Dari Tabel 5 diatas dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti pada Gambar 8 sebagai berikut :
Gambar 8. Grafik Nilai Afektif Siklus I dengan Penerapan Metode
Discovery Inquiry.
d). Refleksi
Data hasil observasi dari observer dikumpulkan untuk dianalisis dan
direfleksi bersama peneliti yang bertindak sebagai guru. Pembahasan hasil
observasi dilakukan untuk mengetahui kekurangan dalam pembelajaran
2
5
10
2
0
2
4
6
8
10
12
48-58 59-69 70-80 81-91
frek
uens
i
interval nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
52
untuk diperbaiki, sedangkan yang sudah baik dipertahankan dan
ditingkatkan. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan selama
pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode discovery inquiry
menunjukkan adanya perubahan dan peningkatan aktivitas siswa maupun
kinerja guru dalam pembelajaran.
Perolehan nilai hasil belajar siswa pada siklus I yaitu siswa yang mendapat
nilai di bawah KKM (70) sebanyak 6 anak dengan nilai terendah 25. Siswa yang
nilainya diatas batas KKM sebanyak 13 siswa dengan nilai tertinggi 80 atau
ketuntasan siswa secara klasikal sebanyak 68,42% dengan nilai rata-rata . Dari data
tersebut hanya ada 6 dari 19 siswa yang nilainya di bawah KKM (70), jadi ada
peningkatan baik dari nilai kondisi awal ke siklus I.
Adapun nilai hasil belajar siklus I (lampiran 18) dengan penerapan metode
discovery inquiry dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Nilai hasil belajar siswa siklus I dengan
penerapan metode discovery inquiry
Interval Median F % Relatif Kumulatif
15-25 20 1 5,26 5,26 26-36 31 1 5,26 10,52 37-47 42 1 5,26 15,79 48-58 53 2 10,53 26,32 59-69 64 1 5,26 31,58 70-80 75 13 68,42 100,00 Jumlah 19 100,00 Keterangan: Nilai rata-rata = 65,16 Ketuntasan Klasikal = 68,42 % Nilai dibawah KKM = 31,58 % Dari Tabel 6 diatas dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti pada Gambar 9 sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
53
Gambar 9. Grafik Hasil Evaluasi Siklus I dengan Penerapan Metode Discovery
Inquiry.
Pada siklus I ini diperoleh data ketuntasan belajar siswa yang dapat dilihat
pada Tabel 7 di bawah ini.
Tabel 7. Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I.
No Ketuntasan Jumlah Siswa
Jumlah Presentase (%) 1 Tuntas 13 68,42 2 Tidak Tuntas 6 31,58
Dalam bentuk grafik, Tabel 7 di atas dapat disajikan pada Gambar 10 di bawah ini.
1 1 12
1
13
0
2
4
6
8
10
12
14
15-25 26-36 37-47 48-58 59-69 70-80
frek
uens
i
interval nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
54
Gambar 10. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I.
Sesuai Gambar 7 di atas, penerapan metode discovery inquiry pada siklus I
diperoleh sejumlah 13 siswa atau 68,42% yang mendapat nilai mencapai ketuntasan
Minimal (KKM) ≥ 70, sedangkan siswa yang masih di bawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) ≥ 70 sejumlah 6 anak atau 31,58%. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa ketuntasan klasikal hanya 31,58%.
Pada siklus I, untuk data rekapitulasi nilai terendah, nilai tertinggi, dan nilai
rata-rata dapat dilihat pada Tabel 8 di bawah ini.
Tabel 8. Rekapitulasi Nilai Rata-rata, Nilai Tertinggi, dan Nilai Terendah Siswa Pada
Siklus I
No Keterangan Siklus I
1 Nilai Terendah 25
2 Nilai Tertinggi 80
3 Rata-Rata Nilai 65,16
Untuk memperjelas rekapitulasi nilai rata-rata, nilai tertinggi, dan nilai
terendah siswa pada siklus I dapat dilihat pada Gambar 11 berikut ini.
13
6
0
5
10
15
20
25
Tuntas Tidak Tuntas
JUM
LAH
SIS
WA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
55
Gambar 11 : Grafik Rekapitulasi Nilai Rata-rata, Nilai Tertinggi, dan Nilai
Terendah Siswa Pada Siklus I
Berdasarkan hasil analisa setelah diadakan tindakan pada siklus I ini
diketahui bahwa dengan penerapan metode pembelajaran Discovery Inquiry maka
kualitas proses pembelajaran IPA dapat meningkat. Peningkatan terlihat dari
meningkatnya hasil belajar IPA tentang energi pada kondisi awal sebelum
dilaksanakan tindakan dan setelah dilaksanakan tindakan siklus I. Kondisi tersebut
dapat dilihat pada Tabel 9:
Tabel 9: Perbandingan Rekapitulasi Nilai Rata-rata, Nilai Terendah, Nilai
Tertinggi Siswa dan Ketuntasan Klasikal Pada Kondisi Awal dan Siklus I
Keterangan Kondisi Awal Siklus I Nilai Terendah 20 25
Rata-rata Nilai 54,74 65,15
Nilai Tertinggi 75 80
Ketuntasan Klasikal 31,58 % 68,42 %
Perbandingan rekapitulasi nilai rata-rata, nilai tertendah, dan nilai tertinggi
siswa pada kondisi awal dan siklus I Tabel 9 di atas dapat disajikan pada Gambar 12
berikut ini.
0102030405060708090
Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata
NIL
AI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
56
Gambar 12. Perkembangan Nilai Kondisi Awal dan Nilai Siklus I.
2. Siklus II
Tindakan siklus II dilakukan selama 2 kali pertemuan. Tiap-tiap pertemuan
terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit) yang dilaksanakan selama satu minggu
yaitu pada tanggal 11 April 2012 dan 12 April 2012. Adapun tahapan-tahapan yang
dilaksanakan adalah sebagai berikut:
a). Perencanaan
Perencanaan pada siklus yang kedua ini adalah dengan memperbaiki
kekurangan siklus I agar dalam proses pembelajaran di siklus II menjadi lebih baik.
Tahapan-tahapan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
Peneliti menggunakan acuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun
2007 dalam pembelajaran. Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:
1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP Siklus II lampiran 5).
2) Menyiapkan lembar penilaian afektif dan lembar observasi aktivitas siswa.
3) Menyiapkan media pembelajaran atau peralatan yang digunakan dalam
pembelajaran dan menyiapkan sumber-sumber pelajaran yang diperlukan
20
75
54.74
31.5825
80
65.16 68.42
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata Nilai Ketuntasan Klasikal %
Kondisi Awal Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
57
dalam menunjang kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran yang
akan diajarkan.
b). Pelaksanaan
Pada tahap ini guru melaksanakan pembelajaran dengan metode
pembelajaran discovery inquiry dengan pemantapan dari siklus I yaitu pada materi
pokok energi sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah
disusun.
Pertemuan I
Pertemuan ke I dilaksanakan hari Rabu, 11 April 2012. Pembelajaran
dilaksanakan dengan menerapkan metode Discovery Inquiry pada mata pelajaran
IPA di kelas IV. Guru membuka proses pembelajaran diawali dengan
menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu tentang energi bunyi dan
perambatannya.
Sebagai kegiatan awal, guru mengadakan absensi untuk mengetahui
kehadiran siswa. Sebelum masuk pada materi pembelajaran, guru mengadakan
tanya jawab materi pembelajaran yang telah lalu yaitu tentang energi panas.
Melalui tanya jawab dan latihan soal. Siswa bersama guru membahas PR yang
diberikan pada pembelajaran yang telah lalu.
Guru kembali mengulas materi tentang energi panas agar siswa lebih
paham, selanjutnya guru mulai membahas tentang energi bunyi, guru
menerangkan sumber energi bunyi dan pemanfaatan energi bunyi.
Guru mulai mengelompokkan siswa menjadi beberapa kelompok yang
terdiri dari 3-4 siswa. Dimana dibentuk menjadi 5 kelompok dimana salah satu
sebagai ketua kelompok.
Setelah siswa duduk dengan kelompoknya, guru memberikan tugas untuk
dikerjakan secara berkelompok. Kemudian siswa saling berdiskusi dan
memberikan informasi bersama untuk lebih memahami apa yang disampaikan
oleh guru. Siswa aktif menunjukkan aktivitas bertanya dan mengerjakan tugas
dengan berdiskusi kelompok. Siswa dalam kelompok saling membagi tugas,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
58
berinteraksi, mencari langkah penyelesaian dari berbagai buku yang dibawa
kemudian mengerjakan dan berdiskusi. Dalam kegiatan kelompok ini siswa
dilatih untuk bertanggungjawab dan saling membantu untuk menyelesaikan tugas
yang diberikan oleh guru. Guru meminta beberapa siswa untuk maju mengerjakan
soal di depan kelas secara bergantian.
Setelah siswa menyelesaikan tugas kelompok, kemudian siswa diberikan
latihan untuk dikerjakan secara mandiri. Setelah selesai guru meminta tugas
latihan individu untuk dikumpulkan di depan kelas dan melakukan refleksi yaitu
memberikan motivasi kepada siswa agar lebih meningkatkan kemampuannya.
Bagi siswa yang mendapatkan nilai tertinggi mendapatkan penghargaan atas
prestasinya. Sebagai tindak lanjut guru memberikan pekerjaan rumah.
Pertemuan II
Pertemuan ke II dilaksanakan hari Kamis, 12 April 2012. Pembelajaran
dilaksanakan dengan menerapkan metode Discovery Inquiry pada mata pelajaran
IPA di kelas IV. Guru membuka proses pembelajaran dengan mengajak siswa
berdoa.
Sebagai kegiatan awal, guru mengadakan absensi untuk mengetahui
kehadiran siswa. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini
yaitu bagaimana perambatan energi bunyi, Sebelum masuk pada materi
pembelajaran, guru mengajak siswa untuk melihat video tentang energi bunyi,
setelah siswa melihat video tersebut, guru kemudian bertanya jawab dengan siswa
tentang isi video tersebut, guru kembali mengulas materi pembelajaran yang telah
lalu. Melalui tanya jawab dan latihan soal, siswa diajak kembali mengingat
tentang sumber energi bunyi dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari.
Siswa bersama guru membahas PR yang diberikan pada pembelajaran yang telah
lalu.
Guru kemudian melanjutkan materi yaitu perambatan energi bunyi, guru
menjelaskan secara singkat tentang perambatan energi bunyi, kemudian guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
59
membagi kelas menjadi beberapa kelompok untuk melakukan percobaan tentang
perambatan energi bunyi
Guru mulai mengelompokkan siswa menjadi beberapa kelompok yang
terdiri dari 3-4 siswa. Dimana dalam satu kelas dibagi menjadi 5 kelompok dan
salah satu sebagai ketua kelompok.
Setelah siswa duduk dengan kelompoknya, guru memberikan tugas untuk
dikerjakan secara berkelompok. Kemudian siswa saling berdiskusi dan
memberikan informasi bersama untuk lebih memahami apa yang disampaikan
oleh guru. Siswa aktif menunjukkan aktivitas bertanya dan mengerjakan tugas
dengan berdiskusi kelompok. Siswa dalam kelompok saling membagi tugas,
berinteraksi, melakukan penelitian dan mencari langkah penyelesaian dari
berbagai buku yang dibawa kemudian mengerjakan dan berdiskusi. Dalam
kegiatan kelompok ini siswa dilatih untuk bertanggungjawab dan saling
membantu untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Guru meminta
beberapa siswa untuk maju mengerjakan soal di depan kelas secara bergantian.
Setelah siswa menyelesaikan tugas kelompok, kemudian siswa diberikan
latihan untuk dikerjakan secara mandiri. Setelah selesai guru meminta tugas
latihan individu untuk dikumpulkan di depan kelas dan melakukan refleksi yaitu
memberikan motivasi kepada siswa agar lebih meningkatkan kemampuannya.
Bagi siswa yang mendapatkan nilai tertinggi mendapatkan penghargaan atas
prestasinya. Sebagai tindak lanjut guru memberikan pekerjaan rumah dan
memberikan pesan-pesan moral.
c). Observasi
Pada tahap observasi peneliti berkolaborasi dengan guru kelas IV untuk
melakukan pengamatan terhadap situasi selama peneliti melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan alat bantu yang berupa lembar observasi,
kamera dan video.
Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian
pelaksanaan pembelajaran dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
60
disusun. Pengamatan tidak hanya ditunjukkan pada kegiatan siswa dalam proses
pembelajaran namun juga pada aspek tindakan guru dalam melaksanakan
pembelajaran termasuk pengelolaan kelas dalam setiap pertemuan.
Keseluruhan data yang diperoleh dalam kegiatan ini, termasuk hasil tes,
dipergunakan sebagai bahan dan masukan untuk menganalisis perkembangan
kemampuan siswa. Setelah data observasi diperoleh, maka guru kelas IV
berdiskusi dengan peneliti untuk mengetahui pemahaman jaring-jaring balok dan
kubus dari tiap – tiap siklus sebagai bahan pertimbangan yang akan digunakan
untuk pelaksanaan tindakan selanjutnya. Hasil observasi aktivitas siswa pada
siklus II secara lebih rinci dapat dilihat pada lampiran.
Dari hasil pengamatan dan hasil yang diperoleh siswa pada siklus II, dapat
diketahui bahwa pembelajaran IPA yang dilakukan dengan metode discovery inquiry
aktivitas siswa sudah maksimal, sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai
dengan baik.
Berdasarkan hasil penilaian afektif pada siklus II (lampiran 9) maka dapat
dibuat Tabel 10 sebagai berikut :
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Siklus II
Interval Median F % Relatif Kumulatif
48-58 53 1 5,26 5,26 59-69 64 2 10,53 15,79 70-80 75 15 78,95 94,74 81-91 86 1 5,26 100
Jumlah 19 100,00 Keterangan: Nilai rata-rata = 73,26 Ketuntasan Klasikal = 84,21 % Nilai dibawah KKM = 15,79 % Dari Tabel 10 diatas dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti pada Gambar 13 sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
61
Gambar 13. Grafik Nilai Afektif Siklus II dengan Penerapan Metode Discovery Inquiry.
d). Refleksi
Pada siklus II juga dilakukan diskusi yang mendalam terhadap deskripsi data
seperti yang dilakukan pada siklus I. Pada lembar observasi kegiatan siswa terjadi
perubahan aktifitas yang cukup signifikan. Pada siklus I siswa belum berani dan
masih ragu-ragu dalam menyampaikan tanggapan, namun pada siklus II dengan
adanya bintang prestasi dapat memotivasi siswa agar mendapat penghargaan sebagai
siswa maupun kelompok terbaik, sehingga sebagian besar siswa sudah mempunyai
keberanian untuk bertanya dan menyampaikan tanggapan. Demikian juga dalam
mengerjakan tugas kelompok atau diskusi, secara keseluruhan siswa sudah
memperlihatkan aktivitas yang baik. Siswa belajar kelompok dengan saling membagi
tugas, ada siswa yang bertugas merangkum atau mencatat hasil percobaan, dan ada
yang maju ke depan kelas mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.
Perolehan nilai hasil belajar siswa pada siklus II yaitu siswa yang mendapat
nilai di bawah KKM (70) sebanyak 3 anak, dengan nilai terendah 40. Siswa yang
1 1
15
1
0
2
4
6
8
10
12
14
16
48-58 59-69 70-80 81-91
frek
uens
i
interval nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
62
nilainya diatas batas KKM sebanyak 16 siswa dengan nilai tertinggi 95 atau
ketuntasan siswa secara klasikal sebanyak 84,21% dengan nilai rata-rata 74,42. Dari
data tersebut hanya ada 3 siswa dari 19 siswa yang nilainya di bawah KKM (70), jadi
ada peningkatan baik dari siklus I ke siklus II.
Hal tersebut dapat dilihat dari data nilai siklus II (lampiran 19) yang dapat
dibuat Tabel 11 sebagai berikut.
Tabel 11. Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus II SDN III Parangharjo
Interval Median f % Relatif Kumulatif
37-47 42 1 5,26 5,26 48-58 53 1 5,26 10,52 59-69 64 1 5,26 15,79 70-80 75 13 68,42 84,21 81-91 86 1 5,26 89,47 92-102 97 2 10,53 100,00 Jumlah 19 100,00
Keterangan: Nilai rata-rata = 74,42 Ketuntasan Klasikal = 84,21 % Nilai dibawah KKM = 15,79 %
Dari Tabel 11 di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti pada
Gambar 14 sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
63
Gambar 14. Grafik Hasil Evaluasi Siklus II dengan Penerapan Metode Discovery
Inquiry.
Pada siklus II ini diperoleh data ketuntasan belajar siswa yang dapat dilihat
pada Tabel 12 di bawah ini.
Tabel 12. Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus II.
No Ketuntasan Jumlah Siswa
Jumlah Presentase (%) 1 Tuntas 16 84,21 2 Tidak Tuntas 3 15,79
Dalam bentuk grafik, Tabel 12 di atas dapat disajikan pada Gambar 15 di bawah ini.
1 1 1
13
12
0
2
4
6
8
10
12
14
37-47 48-58 59-69 70-80 81-91 92-102
frek
uens
i
interval nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
64
Gambar 15. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus II.
Sesuai Gambar 7 di atas, penerapan metode discovery inquiry pada siklus I
diperoleh sejumlah 16 siswa atau 84,21% yang mendapat nilai mencapai ketuntasan
Minimal (KKM) ≥ 70, sedangkan siswa yang masih di bawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) ≥ 70 sejumlah 3 anak atau 15,79%. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa ketuntasan klasikal hanya 84,21%.
Pada siklus II, untuk data rekapitulasi nilai terendah, nilai tertinggi, dan nilai
rata-rata dapat dilihat pada Tabel 13 di bawah ini.
Tabel 13: Rekapitulasi Nilai Rata-rata, Nilai Tertinggi, dan Nilai Terendah
Siswa Pada Siklus II
No Keterangan Siklus II
1 Nilai Terendah 40
2 Nilai Tertinggi 95
3 Rata-Rata Nilai 74,42
Untuk memperjelas rekapitulasi nilai rata-rata, nilai tertinggi, dan nilai
terendah siswa pada kondisi awal dapat dilihat pada Gambar 16 berikut ini.
16
3
0
5
10
15
20
25
Tuntas Tidak Tuntas
JUM
LAH
SIS
WA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
65
Gambar 16: Grafik Rekapitulasi Nilai Rata-rata, Nilai Tertinggi, dan Nilai
Terendah Siswa Pada Siklus II
Berdasarkan hasil analisa setelah diadakan tindakan pada siklus II ini
diketahui bahwa dengan penerapan metode pembelajaran discovery inquiry maka
kualitas proses pembelajaran IPA dapat meningkat. Peningkatan terlihat dari
meningkatnya hasil belajar IPA tentang energi pada tindakan siklus I dan setelah
dilaksanakan tindakan siklus II. Kondisi tersebut dapat dilihat pada Tabel 14:
Tabel 14: Perbandingan Rekapitulasi Nilai Rata-rata, Nilai Tertendah, Nilai
Tertinggi dan Ketuntasan Klasikal Siswa Pada Siklus I dan Siklus II
Keterangan Siklus I Siklus II Nilai Terendah 25 40 Nilai tertinggi 80 95 Rata-rata Nilai 65,16 74,42
Ketuntasan Klasikal 68,42 % 84,21 %
Perbandingan rekapitulasi nilai rata-rata, nilai tertendah, dan nilai tertinggi siswa
pada siklus I dan siklus II Tabel 14 di atas dapat disajikan pada Gambar 17 berikut
ini.
0
20
40
60
80
100
120
Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata
NIL
AI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
66
Gambar 17. Perkembangan Nilai Siklus I dan Nilai Siklus II.
3. Siklus III
Tindakan siklus III dilakukan selama 2 kali pertemuan. Tiap-tiap pertemuan
terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit) yang dilaksanakan selama satu minggu
yaitu pada tanggal 18 April 2012 dan 20 April 2012. Adapun tahapan-tahapan yang
dilaksanakan adalah sebagai berikut:
a). Perencanaan
Perencanaan pada siklus yang kedua ini adalah dengan memperbaiki
kekurangan siklus II agar dalam proses pembelajaran di siklus III menjadi lebih baik.
Tahapan-tahapan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
Peneliti menggunakan acuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun
2007 dalam pembelajaran. Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:
1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP Siklus III lampiran 6).
Pembelajaran yang direncanakan adalah pembelajaran IPA materi energi.
2) Menyiapkan lembar penilaian afektif dan lembar observasi aktivitas siswa.
3) Menyiapkan media pembelajaran atau peralatan yang digunakan dalam
pembelajaran dan menyiapakan sumber-sumber pelajaran yang diperlukan
25
80
65.15 68.42
40
95
74.4284.21
0102030405060708090
100
Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata Nilai Ketuntasan Klasikal%
Siklus I Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
67
dalam menunjang kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran yang
akan diajarkan.
b). Tindakan
Pada tahap ini guru melaksanakan pembelajaran dengan metode pembelajaran
discovery inquiry dengan pemantapan dari siklus II yaitu pada materi pokok energi
sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun.
Pertemuan I
Pertemuan ke I dilaksanakan hari Rabu, 18 April 2012. Pembelajaran
dilaksanakan dengan menerapkan metode discovery inquiry pada mata pelajaran
IPA di kelas IV. Guru membuka proses pembelajaran diawali dengan
menyampaikan tujuan pembelajaran.
Sebagai kegiatan awal, guru mengadakan absensi untuk mengetahui
kehadiran siswa. Sebelum masuk pada materi pembelajaran, guru mengajak siswa
untuk mereview materi pembelajaran yang telah lalu. Melalui tanya jawab dan
latihan soal, siswa dibimbing untuk mereview tentang energi panas dan energi
bunyi. Siswa bersama guru membahas PR yang diberikan pada pembelajaran
yang telah lalu.
Siswa dibimbing untuk mereview guna memperkuat pengetahuan mereka
tentang energi panas dan energi bunyi. Guru menerangkan materi tentang energi
alternatif, setelah siswa paham akan energi alternatif, energi panas, dan energi
bunyi maka guru akan membentuk kelas menjadi beberapa kelompok untuk
melakukan diskusi. Dengan melakukan diskusi kelompok akan lebih
mempermudah siswa dalam menemukan sendiri pengetahuannya serta dapat
menarik perhatian siswa yaitu dengan media gambar.
Guru mulai mengelompokkan siswa menjadi beberapa kelompok yang
terdiri dari 3-4 siswa.
Setelah siswa duduk dengan kelompoknya, guru memberikan tugas untuk
dikerjakan secara berkelompok. Kemudian siswa saling berdiskusi dan
memberikan informasi bersama untuk lebih memahami apa yang disampaikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
68
oleh guru. Siswa aktif menunjukkan aktivitas bertanya dan mengerjakan tugas
dengan berdiskusi kelompok. Siswa dalam kelompok saling membagi tugas,
berinteraksi, mencari langkah penyelesaian dari berbagai buku yang dibawa
kemudian mengerjakan dan berdiskusi. Dalam kegiatan kelompok ini siswa
dilatih untuk bertanggung jawab dan saling membantu untuk menyelesaikan tugas
yang diberikan oleh guru. Guru meminta beberapa siswa untuk maju mengerjakan
soal di depan kelas secara bergantian.
Setelah siswa menyelesaikan tugas kelompok, kemudian siswa diberikan
latihan untuk dikerjakan secara mandiri. Setelah selesai guru meminta tugas
latihan individu untuk dikumpulkan di depan kelas dan melakukan refleksi yaitu
memberikan motivasi kepada siswa agar lebih meningkatkan kemampuannya.
Bagi siswa yang mendapatkan nilai tertinggi mendapatkan penghargaan atas
prestasinya. Sebagai tindak lanjut guru memberikan pekerjaan rumah dan
memberikan pesan moral.
Pertemuan II
Pertemuan ke II dilaksanakan hari Jumat, 20 April 2012. Pembelajaran
dilaksanakan dengan menerapkan Metode discovery inquiry pada mata pelajaran
IPA di kelas IV. Guru membuka proses pembelajaran diawali dengan
menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu tentang energi alternatif dan
pemanfaatannya.
Sebagai kegiatan awal, guru mengadakan absensi untuk mengetahui
kehadiran siswa. Sebelum masuk pada materi pembelajaran, guru mereview
materi pembelajaran yang telah lalu. Melalui tanya jawab dan latihan soal, siswa
dibimbing untuk mereview tentang energi panas, energi bunyi dan energi
alternatif. Siswa bersama guru membahas PR yang diberikan pada pembelajaran
yang telah lalu.
Guru kembali mengulas materi pelajaran yang telah lalu yaitu tentang
energi panas, energi bunyi dan energi alternatif. Guru membagi kelas menjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
69
beberapa kelompok untuk melakukan diskusi dan mengerjakan soal diskusi agar
siswa dapat menemukan sendiri pengetahuannya.
Guru mulai mengelompokkan siswa menjadi beberapa kelompok yang
terdiri dari 3-4 siswa. Setelah siswa duduk dengan kelompoknya, guru
memberikan tugas untuk dikerjakan secara berkelompok. Kemudian siswa saling
berdiskusi dan memberikan informasi bersama untuk lebih memahami apa yang
disampaikan oleh guru. Siswa aktif menunjukkan aktivitas bertanya dan
mengerjakan tugas dengan berdiskusi kelompok. Siswa dalam kelompok saling
membagi tugas, berinteraksi, mencari langkah penyelesaian dari berbagai buku
yang dibawa kemudian mengerjakan dan berdiskusi. Dalam kegiatan kelompok
ini siswa dilatih untuk bertanggungjawab dan saling membantu untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Guru meminta beberapa siswa
untuk maju mengerjakan soal di depan kelas secara bergantian.
Setelah siswa menyelesaikan tugas kelompok, kemudian siswa diberikan
latihan untuk dikerjakan secara mandiri. Setelah selesai guru meminta tugas
latihan individu untuk dikumpulkan di depan kelas dan melakukan refleksi yaitu
memberikan motivasi kepada siswa agar lebih meningkatkan kemampuannya.
Sebagai tindak lanjut guru memberikan pekerjaan rumah dan memberikan pesan
moral.
c). Observasi
Pada tahap observasi peneliti berkolaborasi dengan guru kelas IV untuk
melakukan pengamatan terhadap situasi selama peneliti melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan alat bantu yang berupa lembar observasi,
kamera dan video.
Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian
pelaksanaan pembelajaran dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah
disusun. Pengamatan tidak hanya ditunjukkan pada kegiatan siswa dalam proses
pembelajaran namun juga pada aspek tindakan guru dalam melaksanakan
pembelajaran termasuk pengelolaan kelas dalam setiap pertemuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
70
Keseluruhan data yang diperoleh dalam kegiatan ini, termasuk hasil tes,
dipergunakan sebagai bahan dan masukan untuk menganalisis perkembangan
kemampuan siswa. Setelah data observasi diperoleh, maka guru kelas IV
berdiskusi dengan peneliti untuk mengetahui kualitas proses pembelajaran saat ini
yang berpengaruh pada hasil belajar siswa. Hasil observasi aktivitas siswa pada
siklus III secara lebih rinci dapat dilihat pada lampiran.
Dari hasil pengamatan dan hasil yang diperoleh siswa pada siklus III, dapat
diketahui bahwa pembelajaran IPA pokok bahasan energi yang dilakukan dengan
metode discovery inquiry aktivitas siswa sudah sangat maksimal, sehingga hasil yang
diharapkan dapat tercapai dengan baik.
Berdasarkan hasil penilaian afektif siklus III (lampiran 10) maka dapat dibuat
Tabel 15 seperti berikut :
Tabel 15. Distribusi Frekuensi Hasil Penilaian Afektif Siklus III
Interval Median F % Relatif Kumulatif
59-69 64 2 10,53 10,53 70-80 75 6 31,58 42,11 81-91 86 10 52,63 94.74
92-102 97 1 5,26 100 Jumlah 19 100,00
Keterangan: Nilai rata-rata = 80,78 Ketuntasan Klasikal = 89,47 % Nilai dibawah KKM = 10,53 % Dari Tabel 15 diatas dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti pada Gambar 18 sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
71
Gambar 18. Grafik Nilai Afektif Siklus III dengan Penerapan Metode
Discovery Inquiry.
d). Refleksi
Pada siklus III juga dilakukan diskusi yang mendalam terhadap deskripsi
data seperti yang dilakukan pada siklus II. Pada lembar observasi kegiatan siswa
terjadi perubahan aktifitas yang cukup signifikan. Pada siklus II siswa belum berani
dan masih ragu-ragu dalam menyampaikan tanggapan, namun pada siklus III dengan
bantuan tabel prestasi dan bintang prestasi dapat memotivasi siswa agar mendapat
penghargaan sebagai siswa maupun kelompok terbaik, sehingga sebagian besar siswa
sudah mempunyai keberanian untuk bertanya dan menyampaikan tanggapan.
Demikian juga dalam mengerjakan tugas kelompok atau diskusi, secara keseluruhan
siswa sudah memperlihatkan aktivitas yang baik. Siswa belajar kelompok dengan
saling membagi tugas, ada siswa yang bertugas merangkum atau mencatat hasil
diskusi, ada yang mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya kedepan kelas.
Perolehan nilai pada siklus III yaitu siswa yang mendapat nilai di bawah
KKM (70) sebanyak 2 anak, dengan nilai terendah 45. Siswa yang nilainya diatas
2
6
10
1
0
2
4
6
8
10
12
59-69 70-80 81-91 92-102
frek
uens
i
interval nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
72
batas KKM sebanyak 17 siswa dengan nilai tertinggi 100 atau ketuntasan siswa
secara klasikal sebanyak 89,47% dengan nilai rata-rata 82,52. Dari data tersebut
hanya ada 2 siswa dari 19 siswa yang nilainya di bawah KKM (70), jadi ada
peningkatan baik dari siklus II ke siklus III.
Hal tersebut dapat dilihat dari data nilai hasil belajar siswa siklus III
(lampiran 20) kelas IV SDN III Parangharjo pada Tabel 16.
Tabel 16. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus III
SDN III Parangharjo
Interval Median F % Relatif Kumulatif
37-47 42 1 5,26 5,26 48-58 53 0 0 5,26 59-69 64 1 5,26 10,52 70-80 75 5 26,32 36,84 81-91 86 7 36,84 73,68 92-102 97 5 26,32 100,00 Jumlah 19 100,00
Keterangan: Nilai rata-rata = 82,52 Ketuntasan Klasikal = 89,47 % Nilai dibawah KKM = 10,52 %
Dari Tabel 16. di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti pada
Gambar 19. sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
73
Gambar 19. Grafik Hasil Evaluasi Siklus III dengan Penerapan Metode Discovery
Inquiry.
Rekapitulasi nilai rata-rata, nilai tertinggi, dan nilai terendah siswa kelas
IV SD N III Parangharjo pada siklus III dapat ditunjukkan pada Tabel 17 berikut
ini.
Tabel 17: Rekapitulasi Nilai Rata-rata, Nilai Tertinggi, dan Nilai Terendah
Siswa Pada Siklus III
No Keterangan Siklus III
1 Nilai Terendah 45
2 Nilai Tertinggi 100
3 Rata-Rata Nilai 82,52
1
0
1
5
7
5
0
1
2
3
4
5
6
7
8
37-47 48-58 59-69 70-80 81-91 92-102
frek
uens
i
interval nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
74
Untuk memperjelas rekapitulasi nilai rata-rata, nilai tertinggi, dan nilai
terendah siswa pada kondisi awal dapat dilihat pada Gambar 20 berikut ini.
Gambar 20: Grafik Rekapitulasi Nilai Rata-rata, Nilai Tertinggi, dan Nilai
Terendah Siswa Pada Siklus III
Berdasarkan hasil analisa setelah diadakan tindakan pada siklus III ini
diketahui bahwa dengan penerapan metode pembelajaran discovery inquiry maka
kualitas proses pembelajaran IPA dapat meningkat. Peningkatan terlihat dari
meningkatnya hasil belajar IPA tentang energi pada tindakan siklus II dan setelah
dilaksanakan tindakan siklus III. Kondisi tersebut dapat dilihat pada Tabel 18:
Tabel 18: Perbandingan Rekapitulasi Nilai Rata-rata, Nilai Tertendah, Nilai
Tertinggi dan Ketuntasan Klasikal Siswa Pada Siklus II dan Siklus III
Keterangan Siklus II Siklus III Nilai Terendah 40 45 Rata-rata Nilai 74,42 82,52 Nilai Tertinggi 95 100
Ketuntasan Klasikal 84,21 % 89,47 %
0
20
40
60
80
100
120
Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata
NIL
AI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
75
Perbandingan rekapitulasi nilai rata-rata, nilai tertendah, dan nilai tertinggi siswa
pada siklus II dan siklus III Tabel 18 di atas dapat disajikan pada Gambar 21 berikut
ini.
Gambar 21. Perkembangan Nilai Siklus II dan Nilai Siklus III.
Dari hasil penelitian siklus III, maka peneliti mengulas bahwa dilihat dari
nilai rata-rata kelas dan ketuntasan siswa secara klasikal, pembelajaran IPA kelas IV
di SD N III Parangharjo sudah berhasil mencapai indikator yang telah ditentukan
yaitu ketuntasan secara klasikal >85% dengan rata-rata >80, maka tidak perlu
dilanjutkan pada siklus berikutnya. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan metode
pembelajaran discovery inquiry dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran
IPA pokok bahasan energi pada siswa kelas IV SDN III Parangharjo tahun 2012.
Disini dapat disimpulkan bahwa kualitas proses pembelajaran yang baik
maka hasil belajar akan meningkat.
40
95
74.4284.21
45
100
82.5289.47
0
20
40
60
80
100
120
Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata Nilai Ketuntasan Klasikal%
Siklus II Siklus III
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
76
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus
Berdasarkan nilai hasil afektif dan nilai hasil belajar di setiap siklus
menunjukkan bahwa kualitas proses pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SD N III
Parangharjo sudah meningkat. Peningkatan terlihat dari meningkatnya nilai afektif
dan nilai hasil tes pada siklus I, siklus II dan siklus III. Kondisi tersebut dapat dilihat
pada Tabel 19 dan Tabel 20.
Tabel 19: Perbandingan Rekapitulasi Nilai Rata-rata Afektif Siswa Pada
Siklus I, Siklus II dan Siklus III
Keterangan Siklus I Siklus II Siklus III
Nilai Rata-rata 70,94 73,26 80,78
Perbandingan Rekapitulasi nilai rata-rata afektif siswa pada siklus I, siklus II
dan siklus III pada Tabel 19 di atas dapat disajikan pada Gambar 22 berikut ini.
Gambar 22. Perbandingan Rata-rata Nilai Afektif Tiap Siklus.
70.94 73.2680.78
0102030405060708090
100
Nilai Rata-rata
Frek
uens
i
Siklus I Siklus II Siklus III
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
77
Tabel 20: Perbandingan Rekapitulasi Nilai Rata-rata, Nilai Tertendah, dan
Nilai Tertinggi Siswa Pada Siklus I, Siklus II dan Siklus III
Keterangan Siklus I Siklus II Siklus III
Nilai Terendah 25 40 45
Nilai Tertinggi 80 95 100
Nilai Rata-rata 67,46 74,42 82,52
Perbandingan Rekapitulasi nilai rata-rata, nilai tertendah, dan nilai tertinggi
siswa pada siklus I, siklus II dan siklus III pada Tabel 20 di atas dapat disajikan pada
Gambar 23 berikut ini.
Gambar 23. Perbandingan Rekapitulasi Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, dan Rata-
Rata Tiap Siklus
D. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pembelajaran IPA dengan Metode Discovery Inquiry.
Berdasarkan data hasil nilai siswa tersebut, dapat diketahui adanya
peningkatan dari kondisi awal sampai siklus III. Untuk lebih jelasnya
25
7567.47
40
95
74.42
45
100
82.52
0102030405060708090
100
Nilai Terendah Nilai Tertinggi Nilai Rata-rata
Frek
uens
i
Siklus I Siklus II Siklus III
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
78
perkembangan pada aspek afektif pada nilai kondisi awal, siklus I, siklus II,
dan siklus III dapat dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21. Perkembangan Nilai Rata-rata dan Ketuntasan Klasikal Afektif
Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II, dan
Siklus III
Kondisi Awal Siklus I Siklus II Siklus III
Nilai Rata-rata 54,74 67,47 74,42 82,52
Ketuntasan Klasikal 31,58% 68,42% 84,21% 89.47%
Perkembangan Nilai Afektif Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
di atas dapat digambarkan menjadi grafik seperti Gambar 24.
Gambar 24. Perkembangan Nilai Rata-rata Afektif dan Ketuntasan Klasikal pada
Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II, Siklus III
Peningkatan juga terjadi pada aspek kognitif, yaitu meningkatnya nilai hasil
belajar siswa tiap siklusnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 22 seperti
berikut :
54.74
31.58
67.47 68.4274.42
84.2182.5289.47
0
20
40
60
80
100
Nilai Rata-rata Ketuntasan Klasikal %
Perkembangan Nilai Afektif
Kondisi Awal Siklus I Siklus II Siklus III
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
79
Tabel 22. Perkembangan Nilai Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II, dan
Siklus III
Kondisi Awal Siklus I Siklus II Siklus III Nilai Terendah 20 25 40 45 Nilai Tertinggi 75 80 95 100 Nilai Rata-rata 54,74 67,47 74,42 82,52
Ketuntasan Klasikal 31,58% 68,42% 84,21% 89.47%
Perkembangan Nilai Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III di atas
dapat digambarkan menjadi grafik seperti Gambar 25.
Gambar 25. Perkembangan Nilai Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II, Siklus III
Berdasarkan Tabel 21, Tabel 22 dan Gambar 23, Gambar 24 diatas, dapat
diketahui adanya peningkatan dari kondisi awal, siklus I, siklus II, sampai siklus III
sebagai berikut:
a. Nilai rata-rata afektif siswa meningkat tiap siklusnya, pada kondisi awal rata-rata
nilai afektif 69,21 meningkat pada siklus I menjadi 70,94, dari siklus I mengalami
peningkatan 73,26 pada siklus II, dan meningkat lagi menjadi 80,78 pada siklus
III.
20
75
54.74
31.5825
8067.47 68.42
40
95
74.4284.21
45
100
82.5289.47
0
20
40
60
80
100
120
Nilai Terendah Nilai Tertinggi Nilai Rata-rata Ketuntasan Klasikal%
Perkembangan Nilai
Kondisi Awal Siklus I Siklus II Siklus III
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
80
b. Nilai terendah yang diperoleh siswa pada kondisi awal adalah 20 mengalami
peningkatan menjadi 25 pada siklus I, dari siklus I mengalami peningkatan
menjadi 40 pada siklus II, dari siklus II meningkat lagi menjadi 45 pada siklus III.
c. Nilai tertinggi siswa pada kondisi awal adalah 75 mengalami peningkatan
menjadi 80 pada siklus I, dan dari siklus I sampai siklus II mengalami
peningkatan yaitu 95, dan dari siklus II sampai siklus III mengalami peningkatan
menjadi 100.
d. Nilai rata-rata siswa pada kondisi awal adalah 54,74 mengalami peningkatan pada
siklus I menjadi 67,47, dari siklus I mengalami peningkatan menjadi 74,42 pada
siklus II, dan dari siklus II mengalami peningkatan menjadi 82,52 pada siklus III.
e. Persentase ketuntasan klasikal pada kondisi awal adalah 31,58% mengalami
peningkatan menjadi 68,42% pada siklus I, dari siklus I sampai siklus II
mengalami peningkatan menjadi 84,21% pada siklus II, dan dari siklus II sampai
siklus III mengalami peningkatan menjadi 89,47% pada siklus III.
2. Analisis Dengan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan (PAIKEM).
Melalui penerapan metode pembelajaran discovery inquiry pembelajaran
dapat berjalan aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Aktif dimaksudkan
bahwa dalam proses pembelajaran guru menciptakan suasana sedemikian rupa
sehingga siswa dapat aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.
aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus I,
siklus II, dan Siklus III. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam lampiran lembar
observasi aktivitas siswa (lampiran 11,12,13,14,15,16).
Berdasarkan lembar observasi aktivitas siswa pada siklus I,II, dan III maka
dapat dibuat Tabel 23 seperti berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
81
Tabel 23. Perkembangan Nilai Hasil Observasi Aktivitas Siswa.
Pertemuan
Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Siklus II Siklus III
Pertemuan I 2,57 3,21 3,57 Pertemuan II 2,85 3,35 3,64 Rata-rata 2,71 3,28 3,60
Keterangan : 4 = Baik Sekali 3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang
Tabel 23 Perkembangan Nilai Hasil Observasi Aktivitas Siswa di atas dapat
digambarkan menjadi grafik seperti Gambar 26.
Gambar 26. Perkembangan Nilai Hasil Observasi Aktivitas Siswa.
Hal ini menunjukkan adanya peningkatan aspek afektif yang berupa sikap-
sikap siswa dan guru selama proses pembelajaran IPA pokok bahasan energi pada
siswa kelas IV SDN III Parangharjo dengan penerapan metode discovery inquiry.
Dengan demikian, penelitian penerapan metode pembelajaran discovery
inquiry untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran IPA pokok bahasan energi
pada siswa kelas IV SDN III Parangharjo Nguntoronadi Wonogiri, ini dapat
dikatakan berhasil dan dapat diajukan sebagai suatu rekomendasi bahwa penerapan
2.71
3.283.6
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
Aktivitas Siswa
Siklus I
Siklus II
Siklus III
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
82
metode pembelajaran discovery inquiry dapat meningkatkan kualitas proses
pembelajaran IPA pada siswa kelas IV, khususnya siswa SDN III Parangharjo,
Nguntoronadi, Wonogiri, dan siswa kelas IV sekolah dasar lain pada umumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 83
BAB V
SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan pada
pembelajaran IPA pokok bahasan energi dengan penerapan metode pembelajaran
discovery inquiry, pada siswa kelas IV SD Negeri III Parangharjo, Nguntoronadi,
Wonogiri tahun 2012 selama tiga siklus dapat ditarik simpulan sebagai berikut :
1. Penerapan metode discovery inquiry terbukti dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran IPA pokok bahasan energi pada siswa kelas IV SD
Negeri III Parangharjo, Nguntoronadi, Wonogiri tahun 2012. Peningkatan
kualitas proses pembelajaran tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan
nilai afektif dan nilai hasil belajar yang cukup signifikan pada prasiklus
maupun disetiap siklusnya. Pada tahap prasiklus, diperoleh nilai rata-rata nilai
afektif 69,21 kemudian pada siklus I diperoleh rata-rata nilai afektif 70,94.
Siklus II rata-rata menjadi 73,26 dan pada siklus III nilai rata-rata afektif
siswa meningkat menjadi 80,78. Peningkatan nilai afektif juga diikuti
peningkatan nilai hasil belajar siswa dimana pada nilai rata-rata prasiklus
adalah 54,74 kemudian pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 65,16 atau
mengalami kenaikan sebesar 10,42. Kemudian siklus II nilai rata-ratanya
meningkat menjadi 74,42 atau mengalami kenaikan sebesar 9,26. Dan siklus
III nilai rata-ratanya meningkat menjadi 82,52 atau mengalami kenaikan
sebesar 8,10.
2. Penerapan metode discovery inquiry terbukti dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran IPA pokok bahasan energi pada siswa kelas IV SD
Negeri III Parangharjo, Nguntoronadi, Wonogiri tahun 2012. Peningkatan
proses pembelajaran IPA pokok bahasan energi tersebut dibuktikan dengan
adanya aktivitas guru dan aktivitas siswa yang semakin meningkat, yaitu pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
84
siklus I aktivitas siswa memperoleh rata-rata 2,71 sedangkan pada siklus II
memperoleh rata-rata 3,28 dan pada siklus III memperoleh rata-rata 3,60
Bertolak dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang
dirumuskan telah terbukti kebenarannya. Dengan demikian pembelajaran dengan
penerapan metode pembelajaran discovery inquiry terbukti dapat meningkatkan
kualitas proses pembelajaran IPA pokok bahasan energi pada siswa kelas IV
Negeri III Parangharjo, Nguntoronadi, Wonogiri tahun 2012.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat diketahui bahwa penerapan metode
pembelajaran discovery inquiry dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran
IPA pokok bahasan energi pada siswa kelas IV SD Negeri III Parangharjo,
Nguntoronadi, Wonogiri tahun 2012. Dengan demikian penerapan metode
pembelajaran discovery inquiry perlu dikembangkan penggunaanya dalam
pembelajaran di sekolah dasar maupun sekolah jenjang di atasnya. Keberhasilan
ini dimungkinkan karena dalam pembelajaran yang penerapan metode
pembelajaran discovery inquiry, siswa dapat menyelidiki dan menemukan sendiri
pengetahuannya sekaligus dapat bekerjasama dengan dengan teman di dalam
kelompoknya untuk mencapai keberhasilan dalam belajar. Selain itu, dengan
bimbingan dan penjelasan oleh guru dalam memberikan tugas pembelajaran,
sehingga menjadikan aktifitas belajar lebih baik atau lebih terarah. Hal ini
ditunjukkan melalui peran siswa dalam proses pembelajaran sangat tinggi,
sehingga memacu siswa untuk belajar lebih aktif dan optimal. Hal ini ditunjukkan
dengan adanya peningkatan hasil nilai afektif pada akhir tindakan.
Dari penelitian ini, diketahui bahwa kualitas proses yang baik akan
berpengaruh pada kualitas hasil belajar. Secara teori, proses pembelajaran sangat
berpengaruh terhadap hasil yang dicapai oleh siswa. Karena peningkatan kualitas
proses yang baik tentu akan diikuti oleh peningkatan pada kualitas hasil
pembelajaran itu sendiri. Oleh karena itu, perlu adanya pengembangan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
85
penelitian yang lain, sehingga ditemukan metode atau model pembelajaran lain
yang dapat meningkatkan proses dan hasil dalam pembelajaran dengan lebih baik.
C. Saran
Sesuai dengan simpulan dan implikasi hasil penelitian, maka ada beberapa
saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan antara lain:
1. Bagi Siswa
a. Siswa hendaknya dapat berperan aktif dengan menyampaikan ide atau
pemikiran pada proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran dapat
berjalan dengan lancar sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal.
b. Setiap siswa hendaknya dapat menjalin hubungan baik dengan guru agar
proses belajar mengajar terasa nyaman dan meneyenangkan.
c. Siswa harus lebih megembangkan inisiatif, kreatif, aktif, motivasi belajar
dan meningkatkan keberanian menyampaikan gagasan dalam proses
pembelajaran untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan hasil
belajar. Mengingat penilaian hasil belajar meliputi aspek psikomotor, aspek
afektif, dan aspek kognitif.
2. Bagi Guru
a. Hendaknya para guru khususnya guru IPA menerapkan metode
pembelajaran discovery inquiry dalam melaksanakan pembelajaran, karena
dengan metode pembelajaran discovery inquiry siswa menjadi lebih aktif
dalam pembelajaran, sehingga menjadikan proses dan hasil belajar menjadi
lebih baik.
b. Dalam setiap pembelajaran guru hendaknya selalu melibatkan penggunaan
media pembelajaran yang sesuai, sehingga dapat memberikan kemudahan
terhadap peserta didik untuk lebih memahami konsep, prinsip, sikap, dan
keterampilan tertentu, serta mampu memberikan pengalaman yang berbeda
dan bervariasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
86
c. Hendaknya guru menumbuhkan kerjasama dan semangat gotong royong
dalam pembelajaran agar terjadi interaksi yang harnmonis antara siswa
dengan siswa, siswa dengan guru. Karena dengan kerjasama dan semangat
gotong royong akan membentuk suasana belajar yang harmonis.
3. Bagi Sekolah
a. Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam melaksanakan pembelajaran
khususnya pembelajaran IPA untuk meningkatkan kualitas proses
pembelajaran dengan menggunakan metode discovery inquiry.
b. Sekolah diharapkan memberi kemudahan bagi guru dalam
mengembangkan Penelitian Tindakan Kelas agar dapat meningkatkan mutu
dan kualitas pembelajaran di sekolah.
c. Hendaknya sekolah meningkatkan kualitas pembelajaran dengan
mengupayakan pelatihan bagi guru agar dapat menggunakan metode dan
media pembelajaran yang tepat dan tersistem sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai sesuai dengan harapan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 87