Transcript

RUMAH SAKIT UNIVERSITAS AIRLANGGA

PEDOMANKOMITE KEPERAWATAN

SUBKOMITE MUTU KEPERAWATANRUMAH SAKIT UNIVERSITAS AIRLANGGA

2014KATA PENGANTAR

Rumah sakit merupakan institusi pelayanan yang sangat kompleks, padat profesi dan padat modal. Agar rumah sakit dapat melaksanakan fungsi dengan baik, maka di rumah sakit harus memiliki sumber daya manusia, sarana, prasarana, dan peralatan yang memadai serta dikelola secara profesional. Dengan demikian diharapkan pelayanan kesehatan khususnya keperawatan di Rumah Sakit Universitas Airlangga dapat terjamin mutunya.

Dalam upaya meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai mutu pelayanan kesehatan khususnya keperawatan tidak dapat lagi diberikan begitu saja. Masyarakat mulai menuntut adanya akuntabilitas dari pelayanan keperawatan yang diberikan. Yang dilihat atau dinilai oleh masyarakat adalah hasil dari suatu pelayanan.

Sistem indikator pelayanan keperawatan yang ada di rumah sakit hanya merupakan salah satu cara yang dapat dikaitkan dengan akuntabilitas rumah sakit. Karena dapat menunjukkan adanya suatu perubahan dari biasanya, dan kemudian akan diambil tindakan sesuai dengan kebutuhan, yang dapat diperbaiki atau dipertahankan. Oleh karena itu kejujuran dalam pengisian mempunyai nilai tinggi dalam akuntabilitas fasilitas kesehatan.

Indikator ini memang bukan alat bukti kinerja, tetapi lebih merupakan tanda/bendera untuk melihat perubahan. Kami menyadari indikator yang disusun ini masih sangat sederhana dan hanya mencakup beberapa pelayanan keperawatan saja. Pedoman ini diharapkan dapat memacu rumah sakit untuk meningkatkan pelayanan sesuai standar dan prosedur yang telah ditetapkan, serta dapat pula dipakai untuk menilai diri sendiri.

Surabaya, Januari 2014

Tim Penyusun

UNIVERSITAS AIRLANGGA

RUMAH SAKIT Kampus C Mulyorejo Surabaya 60115, Telp. 031-5916290, 031-5916291, 031-81153153

Fax. 031-5916291, Website : rumahsakit.unair.ac.id email : [email protected] ; [email protected]

PERATURAN DIREKTUR Rumah Sakit Universitas Airlangga

TENTANG

PEDOMAN SUBKOMITE MUTU KEPERAWATAN

DI Rumah Sakit Universitas AirlanggaNOMOR : /UN3.24/2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR Rumah Sakit Universitas AirlanggaMenimbang :a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan keperawatan kepada masyarakat, memberikan kepastian dan perlindungan hukum kepada para petugas dalam melaksanakan tugas, perlu dibuat dokumen di Rumah Sakit Universitas Airlangga yang memenuhi kaidah hukum yang berlaku di rumah sakit;b. bahwa untuk mewujudkan tertib administrasi dan keseragaman dalam penyusunan dokumen regulasi di lingkungan Rumah Sakit Universitas Airlangga, dipandang perlu membuat acuan penyusunan dokumen untuk regulasi;c. bahwa acuan sebagaimana dimaksud dalam huruf b di atas, disusun dalam bentuk Pedoman untuk regulasi di Rumah Sakit Universitas Airlangga yang ditetapkan oleh Direktur Utama Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya.

Mengingat :1. Undang-Undang RI. Nomor : 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009, Nomor: 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor : 5063);

2. Undang-Undang RI. Nomor : 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009, Nomor: 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor : 5072);

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009, Pasal 40 ayat 1, tentang dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di Rumah sakit wajib dilakukan Akreditasi secara berkala minimal 3 (tiga) tahun sekali;

4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Nomor: 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : HK.02.02/Menkes/148/I/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat sebagaimana telah diubah dengen Peraturan Menteri Kesehatan nomor 17 tahun 2013 (Berita negara Republik Indonesia tahun 2013 Nomor 473);6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2013 tentang Pemyelenggaraan Komite Keperawatan Rumah Sakit;7. Keputusan Rektor Universitas Airlangga Nomor 63/H3/KR/2011 tentang Pengangkatan Pengelola Rumah Sakit Pendidikan Universitas Airlangga;8. Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Universitas Airlangga Nomor: 982/UN3.24/KD/2013 tentang Pengangkatan Personalia Komite Keperawatan di Rumah Sakit Universitas Airlangga.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

Kesatu:Peraturan Direktur Rumah Sakit Universitas Airlangga tentang Pedoman Subkomite Mutu Keperawatan di Rumah Sakit Universitas Airlangga SurabayaKedua: Pedoman Subkomite Mutu Keperawatan Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya sebagai mana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini.

Ketiga:Pedoman Subkomite Mutu Keperawatan sebagaimana dimaksud dalam diktum kedua dipergunakan sebagai acuan bagi semua unit kerja di lingkungan Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya dalam pembuatan dokumen.

Keempat:Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.Ditetapkan di : Surabaya

Pada tanggal : Januari 2014

Direktur Utama

MUHAMMAD DIKMAN ANGSAR

NIK.139070842

BAB IPENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Pembangunan kesehatan Indonesia telah diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Penyelenggaraan pembangunan kesehatan meliputi upaya kesehatan dan sumber dayanya yang harus dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan sehingga mencapai tujuan yang optimal.Dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara tahun 1983, dinyatakan bahwa pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta meningkatkan mutu dan kemampuan pelayanan kesehatan yang harus makin terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

Meningkatnya status perekonomian masyarakat, kemudahan komunikasi serta peningkatan pengetahuan sebagai hasil pembangunan nasional di segala bidang telah menyebabkan masyarakat menuntut pelayanan kesehatan yang lebih bermutu, ramah serta sanggup memenuhi kebutuhan mereka. Untuk menjaga dan meningkatkan mutu khusunya keperawatan, rumah sakit harus mempunyai suatu ukuran yang menjamin peningkatan mutu keperawatan di semua instalasi. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya keperawatan disusun suatu indikator sederhana untuk mengukur kualitas pelayanan keperawatan.

2. TUJUAN

a. Tujuan Umum

Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Universitas Airlangga secara efektif dan efisien.

b. Tujuan Khusus

1) Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Universitas Airlangga secara paripurna dan berkesinambungan

2) Tersusunya sistem monitoring pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Universitas Airlangga melalui indikator mutu pelayanan keperawatan.

BAB II

INDIKATOR MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN

RUMAH SAKIT UNIVERSITAS AIRLANGGA

1. Definisi

Indikator adalah suatu cara untuk menilai penampilan dari suatu kegiatan dengan menggunakan instrumen. Indikator merupakan variabel yang digunakan untuk menilai suatu perubahan.

Menurut WHO, indikator adalah suatu variabel untuk mengukur perubahan. Indikator sering digunakan teruatama bila perubahan tersebut tidak dapat diukur.

Indikator mutu pelayanan keperawatan Rumah Sakit Universitas Airlangga ini akan mempunyai manfaat yang sangat banyak bagi pengelola ruamh sakit, terutama untuk mengukur kinerja perawat di rumah sakit itu sendiri (self assesment). Manfaat tersebut antara lain sebagai alat untuk melaksanakan manajemen kontrol dan alat untuk mendukung pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan kegiatan untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di masa yang akan datang.

2. Jenis Indikator Mutu Pelayanan Keperawatan

1) Jenis Indikator Mutu Pelayanan Keperawatan di Instalasi Gawat Darurata. Angka keterlambatan pelayanan pertama gawat darurat (>5 menit)

b. Angka kegagalan pemasangan infus (>2x)

c. Angka kesalahan transfer pasien

d. Angka kesalahan pengambilan darah

e. Angka kesalahan pemberian obat

2) Jenis Indikator Mutu Pelayanan Keperawatan di Instalasi Rawat Inap

a. Angka kejadian phlebitisb. Angka kejadian decubitusc. Angka kejadain pasien jatuh

d. Angka kesalahan pemberian obat

e. Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan

f. Angka kesalahan pengambilan darah

3) Jenis Indikator Mutu Pelayanan Keperawatan di Intensive Care Unita. Angka kegagalan pengambilan sampling BGA (>3x)

b. Angka kejadian phlebitis

c. Angka kejadian decubitus

d. Angka kejadian pasien jatuh

e. Angka kesalahan pemberian obat

f. Angka kejadian cedera akibat restrain

g. Angka kejadian terekstubasi

4) Jenis Indikator Mutu Pelayanan Keperawatan di Kamar Operasi

a. Insiden kesalahan identifikasi pasien

b. Insiden tertinggalnya kain kasa

c. Angka terjadinya salah penjadwalan operasi

d. Insiden tertinggalnya instrumen

e. Angka kesalahan pemberian obat

f. Angka kejadian pasien jatuh

g. Respon time penyiapan ruangan operasi emergency ( 5 menit )5%1 bulan3 bulanPJ IGD

Angka kegagalan pemasangan infus ( > 2x )5%1 bulan3 bulanPJ IGD

Angka kesalahan transfer pasien7%1 bulan3 bulanPJ IGD

Angka kesalahan pengambilan darah0%1 bulan3 bulanPJ IGD

Angka kesalahan pemberian obat0%1 bulan3 bulanPJ IGD

2. Instalasi Rawat InapAngka Kejadian Phlebitis5%1 bulan3 bulanPJ IRNA

Angka Kejadian Decubitus1,5%1 bulan 3 bulan PJ IRNA

Angka Kejadian Pasien Jatuh0%1 bulan3 bulanPJ IRNA

Angka kesalahan pemberian obat0%1 bulan3 bulanPJ IRNA

Tingkat Kepuasan pasien terhadap pelayanan perawat75%1 bulan3 bulanPJ IRNA

Angka kesalahan pengambilan darah0%1 bulan3 bulanPJ IRNA

3. Intensive Care UnitAngka kegagalan pengambilan sampling BGA ( > 3x)10%1 bulan3 bulanPJ ICU

Angka Kejadian Phlebitis5%1 bulan3 bulanPJ ICU

Angka Kejadian Decubitus1,5%1 bulan3 bulanPJ ICU

Angka Kejadian Pasien Jatuh0%1 bulan3 bulanPJ ICU

Angka kesalahan pemberian obat0%1 bulan3 bulanPJ ICU

Angka kejadian cedera akibat restrain 2%1 bulan3 bulanPJ ICU

Angka kejadian terekstubasi 2%1 bulan3 bulanPJ ICU

4. OKInsiden kesalahan identifikasi pasien0%1 bulan3 bulanPJ OK

Insiden tertinggalnya kain kasa0%1 bulan3 bulanPJ OK

Angka terjadinya salah penjadwalan operasi5%1 bulan3 bulanPJ OK

Insiden tertinggalnya instrument0%1 bulan3 bulanPJ OK

Angka kesalahan pemberian obat0%1 bulan3 bulanPJ OK

Angka kejadian pasien jatuh0%1 bulan3 bulanPJ OK

respon time penyiapan ruangan operasi emergency ( < 60 menit )100%1 bulan3 bulanPJ OK

4. Uraian Indikator Mutu Keperawatan

1) INSTALASI GAWAT DARURAT

a. Angka Keterlambatan Pelayanan Pertama Gawat Darurat

JUDULAngka Keterlambatan Pelayanan Pertama Gawat Darurat

TUJUANTergambarnya kemampuan dan ketanggapan perawat dalam pelayanan gawat darurat

DEFINISI OPERASIONALSuatu kejadian dimana perawat terlambat dalam memberikan pelayanan pada pasien gawat darurat > 5 menit

FREKUENSI PENGUMPULAN DATA1 bulan

PERIODE ANALISA3 bulan

NUMERATORJumlah pasien yang dberikan pelayanan pertama gawat darurat > 5 menit

DENOMINATORJumlah seluruh pasien IGD saat itu

SUMBER DATASurvey, Rekam Medis dan Formulir Mutu IGD

STANDAR5%

PENANGGUNG JAWAB PENGUMPULAN DATAPJ Instalasi Gawat Darurat

b. Angka Kegagalan Pemasangan Infus

JUDULAngka Kegagalan Pemasangan Infus

TUJUANTergambarnya ketrampilan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan

DEFINISI OPERASIONALSuatu kejadian gagal dalam pemasangan iv cannule melalui pembuluh darah vena pasien di Instalasi Gawat Darurat (IGD) > 2 kali penusukan

FREKUENSI PENGUMPULAN DATA1 bulan

PERIODE ANALISA3 bulan

NUMERATORJumlah pasien yang dilakukan pemasangan infus yang > 2 kali penusukan

DENOMINATORJumlah kumulatif pasien yang dilakukan pemasangan infus

SUMBER DATASurvey, Rekam Medis dan Formulir Mutu IGD

STANDAR5%

PENANGGUNG JAWAB PENGUMPULAN DATAPJ Instalasi Gawat Darurat

c. Angka Kejadian Kesalahan Transfer PasienJUDULAngka Kejadian Kesalahan Transfer Pasien

TUJUANTergambarnya kemampuan dan ketanggapan perawat dalam perawatan pasien secara berkesinambungan

DEFINISI OPERASIONALSuatu kesalahan pemindahan pasien dari Instalasi Gawat Darurat (IGD) ke unit atau ruangan tempat pasien akan mendapatkan perawatan atau pemeriksaan berkelanjutan.

FREKUENSI PENGUMPULAN DATA1 bulan

PERIODE ANALISA3 bulan

NUMERATORJumlah kejadian kesalahan transportasi pasien (ke unit atau ruangan tempat pasien akan mendapatkan perawatan atau pemeriksaan berkelanjutan).

DENOMINATORJumlah seluruh pasien yang dilakukan perawatan berkelanjutan di luar IGD (ke unit atau ruangan tempat pasien akan mendapatkan perawatan atau pemeriksaan berkelanjutan).

SUMBER DATASurvey, Rekam Medis dan Formulir Mutu IGD

STANDAR7%

PENANGGUNG JAWAB PENGUMPULAN DATAPJ Instalasi Gawat Darurat

d. Angka Kesalahan Pengambilan Darah

JUDUL

Angka Kesalahan Pengambilan Darah

TUJUAN

Tergambarnya ketelitian dan efektifits kerja perawat dalam pengambilan sampling darah untuk pemeriksaan laboratorium

DEFINISI OPERASIONAL

Kesalahan target/pasien dan kesalahan teknis (pengambilan darah, penyimpanan, kesesuaian jenis pemeriksaan dengan tabung, volume darah, dan ketepatan pemberian antikoagulan atau pengawet) untuk pemeriksaan laboratorium sehingga harus dilakukan pengambilan ulang

FREKUENSI PENGUMPULAN DATA

1 bulan

PERIODE ANALISA

3 bulan

NUMERATOR

Jumlah kesalahan pengambilan darah

DENOMINATOR

Jumlah pasien yang dilakukan pengambilan darah

SUMBER DATA

Survey, Rekam Medis, dan Formulir Mutu IGD

STANDAR

0%

PENANGGUNG JAWAB PENGUMPULAN DATA

PJ Instalasi Gawat Darurat

e. Angka Kejadian Kesalahan Pemberian Obat Oleh Perawat

JUDULAngka Kejadian Kesalahan Pemberian Obat Oleh Perawat

TUJUANTergambarnya kemampuan perawat dalam penerapan ketepatan pemberian obat

DEFINISI OPERASIONALKejadian salah pemberian obat sesuai dengan prinsip 6 Benar:

1. Salah Pasien: dikarenakan salah nama dan tidak sesuai identitas pada medical record2. Salah Waktu:

a) Terlambat pemberian obat (30 menit setelah jadwal)

b) Pemberian obat terlalu cepat (30 menit sebelum jadwal)

c) Obat stop tetap diberikan

3. Salah Cara Pemberian/rute: adalah salah cara memberikan obat (oral, iv, im, sc, supositoria, drip), misalnya pemberian intramuscular diberikan secara intravena, dll

4. Salah Dosis:

a) Dosis berlebihan adalah jika obat diberikan melebihi dosis obat yang diresepkan dokter

b) Dosis kurang adalah jika obat yang diberikan kurang dari dosis yang diresepkan dokter

5. Salah Obat: adalah obat yang diberikan pada pasien tidak sesuai dengan yang diresepkan dokter

6. Salah Dokumentasi: adalah dokumentasi yang dilakukan tidak sesuai dengan pelaksanaannya.

FREKUENSI PENGUMPULAN DATA1 bulan

PERIODE ANALISA3 bulan

NUMERATORJumlah kejadian kesalahan pemberian obat (salah pasien, salah waktu, salah rute, salah dosis, salah obat dan salah dokumentasi)

DENOMINATORJumlah seluruh pasien yang diberikan obat saat itu

SUMBER DATASurvey, Rekam Medis, dan Formulir Mutu IGD

STANDAR0%

PENANGGUNG JAWAB PENGUMPULAN DATAPJ Instalasi Gawat Darurat

2) INSTALASI RAWAT INAP

a. Angka Kejadian PhlebitisJUDULAngka Terjadinya Phlebitis

TUJUANTergambarnya kejadian infeksi pada pembulah darah vena serta untuk mengetahui hasil pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial di Rumah Sakit oleh perawat

DEFINISI OPERASIONALAngka terjadinya luka phlebitis adalah terjadinya keradangan atau inflamasi berupa nyeri, rasa tidak enak, panas, pembengkakan lokal dan kemerahan pada atau sekitar insersi jarum infus pada vena akibat iritasi kimia atau mekanik akibat pemasangan infus

FREKUENSI PENGUMPULAN DATA1 bulan

PERIODE ANALISA3 bulan

NUMERATORjumlah kejadian phlebitis (terjadinya keradangan atau inflamasi berupa nyeri, rasa tidak enak, panas, pembengkakan lokal dan kemerahan pada atau sekitar insersi jarum infus pada vena)

DENOMINATORJumlah terpasangnya iv cannule

SUMBER DATASurvey, Rekam Medis dan Formulir Mutu IRNA

STANDAR5%

PENANGGUNG JAWAB PENGUMPULAN DATAPJ Instalasi Rawat Inap

b. Angka Kejadian DecubitusJUDULAngka Terjadinya Decubitus

TUJUANTergambarnya terjadinya luka decubitus serta mengetahui hasil pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial di Rumah Sakit oleh perawat

DEFINISI OPERASIONALJumlah kejadian decubitus merupakan suatu jumlah kejadian baru decubitus yang terjadi selama periode waktu tertentu. Dimana luka decubitus itu adalah lesi/luka pada kulit dan/atau jaringan yang disebabkan oleh tekanan yang menimbulkan kerusakan jaringan dibawahnya yang terjadi di rumah sakit.

FREKUENSI PENGUMPULAN DATA1 bulan

PERIODE ANALISA3 bulan

NUMERATORJumlah kejadian baru luka decubitus selama dalam perawatan

DENOMINATORJumlah pasien berisiko terjadi decubitus, yaitu jumlah pasien risiko decubitus medium sampai dengan sangat beresiko dalam pengkajian Norton Scale

SUMBER DATASurvey, Rekam Medis dan Formulir Mutu IRNA

STANDAR1,5 %

PENANGGUNG JAWAB PENGUMPULAN DATAPJ Instalasi Rawat Inap

c. Angka Kejadian Pasien Jatuh

JUDULAngka Kejadian Pasien Jatuh

TUJUANTergambarnya pelayanan keperawatan yang aman bagi pasien selama dalam masa perawatan

DEFINISI OPERASIONALAngka kejadian pasien jatuh merupakan kejadian jatuhnya pasien di unit perawatan pada saat pasien istirahat maupun saat pasien terjaga.

FREKUENSI PENGUMPULAN DATA1 bulan

PERIODE ANALISA3 bulan

NUMERATORJumlah kejadian pasien jatuh yang dirawat di Instalasi Rawat Inap

DENOMINATORJumlah pasien yang berisiko jatuh (risiko jatuh rendah sampai dengan tinggi sesuai dengan pengkajian Morse Fall Scale (untuk pasien dewasa), Humpty Dumpty (untuk pasien anak), dan cara pengkajian risiko jatuh pada pasien geriatrik) yang dirawat di Instalasi Rawat Inap

SUMBER DATASurvey, Rekam Medis dan Formulir Mutu IRNA

STANDAR0%

PENANGGUNG JAWAB PENGUMPULAN DATAPJ Instalasi Rawat Inap

d. Angka Kesalahan Pemberian Obat

JUDULAngka Kejadian Kesalahan Pemberian Obat Oleh Perawat

TUJUANTergambarnya kemampuan perawat dalam penerapan ketepatan pemberian obat

DEFINISI OPERASIONALKejadian salah pemberian obat sesuai dengan prinsip 6 Benar:

1. Salah Pasien: dikarenakan salah nama dan tidak sesuai identitas pada medical record2. Salah Waktu:

a) Terlambat pemberian obat (30 menit setelah jadwal)

b) Pemberian obat terlalu cepat (30 menit sebelum jadwal)

c) Obat stop tetap diberikan

3. Salah Cara Pemberian/rute: adalah salah cara memberikan obat (oral, iv, im, sc, supositoria, drip), misalnya pemberian intramuscular diberikan secara intravena, dll

4. Salah Dosis:

a) Dosis berlebihan adalah jika obat diberikan melebihi dosis obat yang diresepkan dokter

b) Dosis kurang adalah jika obat yang diberikan kurang dari dosis yang diresepkan dokter

5. Salah Obat: adalah obat yang diberikan pada pasien tidak sesuai dengan yang diresepkan dokter

6. Salah Dokumentasi: adalah dokumentasi yang dilakukan tidak sesuai dengan pelaksanaannya.

FREKUENSI PENGUMPULAN DATA1 bulan

PERIODE ANALISA3 bulan

NUERATORJumlah kejadian kesalahan pemberian obat (salah pasien, salah waktu, salah rute, salah dosis, salah obat dan salah dokumentasi)

DENOMINATORJumlah seluruh pasien yang diberikan obat saat itu

SUMBER DATASurvey, Rekam Medis dan Formulir Mutu IRNA

STANDAR0%

PENANGGUNG JAWAB PENGUMPULAN DATAPJ Instalasi Rawat Inap

e. Tingkat Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan Perawat

JUDULTingkat Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan Keperawatan

TUJUANTergambarnya persepsi pelanggan terhadap pelayanan keperawatan yang telah diberikan di instalasi rawat inap

DEFINISI OPERASIONALKepuasan pasien adalah terpenuhinya kebutuhan pasien/keluarga terhadap pelayanan keperawatan yang diharapkan, serta presentase kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan

FREKUENSI PENGUMPULAN DATA1 bulan

PERIODE ANALISA3 bulan

NUMERATORJumlah pasien pulang yang menyatakan puas terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan (80%)

DENOMINATORJumlah pasien rawat inap yang pulang yang dilakukan survey

SUMBER DATAKuesioner penilaian kepuasan pasien dan Formulir Mutu IRNA

STANDAR75%

PENANGGUNG JAWAB PENGUMPULAN DATA

f. Angka Kesalahan Pengambilan Darah

JUDULAngka Kesalahan Pengambilan Darah

TUJUANTergambarnya ketelitian dan efektifits kerja perawat dalam pengambilan sampling darah untuk pemeriksaan laboratorium

DEFINISI OPERASIONALKesalahan target/pasien dan kesalahan teknis (pengambilan darah, penyimpanan, kesesuaian jenis pemeriksaan dengan tabung, volume darah, dan ketepatan pemberian antikoagulan atau pengawet) untuk pemeriksaan laboratorium sehingga harus dilakukan pengambilan ulang

FREKUENSI PENGUMPULAN DATA1 bulan

PERIODE ANALISA3 bulan

NUMERATORJumlah kesalahan pengambilan darah

DENOMINATORJumlah pasien yang dilakukan pengambilan darah

SUMBER DATASurvey, Rekam Medis dan Formulir Mutu IRNA

STANDAR0%

PENANGGUNG JAWAB PENGUMPULAN DATAPJ Instalasi Rawat Inap

3) INTENSIVE CARE UNIT

a. Angka Kegagalan Pengambilan Sampling BGA

JUDULAngka Kegagalan Pengambilan Sampling BGA

TUJUANTergambarnya ketrampilan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan

DEFINISI OPERASIONALKegagalan pengambilan sampling BGA adalah kegagalan dalam melakukan pengambilan sampling BGA pasien > 3 kali penusukan.

FREKUENSI PENGUMPULAN DATA1 bulan

PERIODE ANALISA3 bulan

NUMERATORJumlah pasien dengan kegagalan pengambilan sampling BGA > 3 kali penusukan.

DENOMINATORJumlah keseluruhan pasien yang dilakukan pengambilan sampling BGA

SUMBER DATASurvey, Rekam Medis dan Formulir Mutu ICU

STANDAR10%

PENANGGUNG JAWAB PENGUMPULAN DATAPJ ICU

b. Angka Kejadian PhlebitisJUDULAngka Terjadinya Phlebitis

TUJUANTergambarnya kejadian infeksi pada pembulah darah vena serta untuk mengetahui hasil pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial di Rumah Sakit oleh perawat

DEFINISI OPERASIONALAngka terjadinya luka phlebitis adalah terjadinya keradangan atau inflamasi berupa nyeri, rasa tidak enak, panas, pembengkakan lokal dan kemerahan pada atau sekitar insersi jarum infus pada vena akibat iritasi kimia atau mekanik akibat pemasangan infus

FREKUENSI PENGUMPULAN DATA1 bulan

PERIODE ANALISA3 bulan

NUMERATORJumlah kejadian phlebitis (terjadinya keradangan atau inflamasi berupa nyeri, rasa tidak enak, panas, pembengkakan lokal dan kemerahan pada atau sekitar insersi jarum infus pada vena)

DENOMINATORJumlah terpasangnya iv cannule

SUMBER DATASurvey, Rekam Medis dan Formulir Mutu ICU

STANDAR5%

PENANGGUNG JAWAB PENGUMPULAN DATAPJ ICU

c. Angka Kejadian DecubitusJUDULAngka Terjadinya Decubitus

TUJUANTergambarnya terjadinya luka decubitus serta mengetahui hasil pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial di Rumah Sakit oleh perawat

DEFINISI OPERASIONALJumlah kejadian decubitus merupakan suatu jumlah kejadian baru decubitus yang terjadi selama periode waktu tertentu. Dimana luka decubitus itu adalah lesi/luka pada kulit dan/atau jaringan yang disebabkan oleh tekanan yang menimbulkan kerusakan jaringan dibawahnya yang terjadi di rumah sakit.

FREKUENSI PENGUMPULAN DATA1 bulan

PERIODE ANALISA3 bulan

NUMERATORJumlah kejadian baru luka decubitus selama dalam perawatan

DENOMINATORJumlah pasien berisiko terjadi decubitus, yaitu jumlah pasien risiko decubitus medium sampai dengan sangat beresiko dalam pengkajian Norton Scale

SUMBER DATASurvey, Rekam Medis dan Formulir Mutu ICU

STANDAR 1, 5 %

PENANGGUNG JAWAB PENGUMPULAN DATAPJ ICU

d. Angka Kejadian Jatuh

JUDULAngka Kejadian Pasien Jatuh

TUJUANTergambarnya pelayanan keperawatan yang aman bagi pasien selama dalam masa perawatan

DEFINISI OPERASIONALAngka kejadian pasien jatuh merupakan kejadian jatuhnya pasien di unit perawatan pada saat pasien istirahat maupun saat pasien terjaga.

FREKUENSI PENGUMPULAN DATA1 bulan

PERIODE ANALISA3 bulan

NUMERATORJumlah pasien jatuh yang dirawat di ICU

DENOMINATORJumlah pasien yang berisiko jatuh adalah risiko jatuh tinggi sesuai dengan pengkajian Morse Fall Scale (untuk pasien dewasa), Humpty Dumpty (untuk pasien anak), dan cara pengkajian risiko jatuh pada pasien geriatric

SUMBER DATASurvey, Rekam Medis dan Formulir Mutu ICU

STANDAR0%

PENANGGUNG JAWAB PENGUMPULAN DATAPJ ICU

e. Angka Kesalahan Pemberian Obat

JUDULAngka Kejadian Kesalahan Pemberian Obat Oleh Perawat

TUJUANTergambarnya kemampuan perawat dalam penerapan ketepatan pemberian obat

DEFINISI OPERASIONALKejadian salah pemberian obat sesuai dengan prinsip 6 Benar:

1. Salah Pasien: dikarenakan salah nama dan tidak sesuai identitas pada medical record2. Salah Waktu:

a) Terlambat pemberian obat (30 menit setelah jadwal)

b) Pemberian obat terlalu cepat (30 menit sebelum jadwal)

c) Obat stop tetap diberikan

3. Salah Cara Pemberian/route: adalah salah cara memberikan obat (oral, iv, im, sc, supositoria, drip), misalnya pemberian intramuscular diberikan secara intravena, dll

4. Salah Dosis:

a) Dosis berlebihan adalah jika obat diberikan melebihi dosis obat yang diresepkan dokter

b) Dosis kurang adalah jika obat yang diberikan kurang dari dosis yang diresepkan dokter

5. Salah Obat: adalah obat yang diberikan pada pasien tidak sesuai dengan yang diresepkan dokter

6. Salah Dokumentasi: adalah dokumentasi yang dilakukan tidak sesuai dengan pelaksanaannya.

FREKUENSI PENGUMPULAN DATA1 bulan

PERIODE ANALISA3 bulan

NUERATORJumlah kejadian kesalahan pemberian obat (salah pasien, salah waktu, salah rute, salah dosis, salah obat dan salah dokumentasi)

DENOMINATORJumlah seluruh pasien yang diberikan obat saat itu

SUMBER DATASurvey, Rekam Medis dan Formulir Mutu ICU

STANDAR0%

PENANGGUNG JAWAB PENGUMPULAN DATAPJ ICU

f. Angka Kejadian Cedera Akibat RestrainJUDULAngka Kejadian Cedera Akibat Restrain

TUJUANTergambarnya pelayanan yang aman bagi pasien selama dalam masa perawatan

DEFINISI OPERASIONALCedera akibat restrain adalah cedera berupa luka/lecet baru pada kulit yang diakibatkan oleh pemasangan restrain. Pengecualian adalah semua pasien yang sudah cidera sebelum dilakukan pemasanga restrain.

FREKUENSI PENGUMPULAN DATA1 bulan

PERIODE ANALISA3 bulan

NUMERATORJumlah kejadian cedera (luka/lecet) baru akibat pemasangan restrain

DENOMINATORJumlah restrain yang terpasang

SUMBER DATASurvey, Rekam Medis dan Formulir Mutu ICU

STANDAR3%

PENANGGUNG JAWAB PENGUMPULAN DATAPJ ICU

g. Angka Kejadian Terekstubasi

JUDULAngka Kejadian Terekstubasi

TUJUANTergambarnya pelayanan yang aman bagi pasien selama dalam masa perawatan

DEFINISI OPERASIONALKejadian terekstubasi adalah suatu kejadian dimana ETT terekstubasi secara tidak sengaja tanpa indikasi untuk dilakukan ekstubasi

FREKUENSI PENGUMPULAN DATA1 bulan

PERIODE ANALISA3 bulan

NUMERATORJumlah pasien yang terekstubasi tanpa indikasi untuk dilakukan ekstubasi

DENOMINATORJumlah pemasangan intubasi

SUMBER DATASurvey, Rekam Medis, dan Formulir Mutu ICU

STANDAR0%

PENANGGUNG JAWAB PENGUMPULAN DATAPJ ICU

4) KAMAR OPERASI

a. Insiden Kesalahan Identifikasi Pasien

JUDULAngka kesalahan identifikasi pasien

TUJUAN1. Menghindari terjadinya kesalahan identifikasi pasien yang akan menjalani prosedur pembedahan

2. Terlaksananya pelayanan yang aman dan tepat kepada pasien

DEFINISI OPERASIONALKejadian kesalahan identifikasi pasien yang akan menjalani prosedur pembedahan

FREKUENSI PENGUMPULAN DATA1 bulan

PERIODE ANALISA3 bulan

NUMERATORJumlah kumulatif terjadinya kesalahan identifikasi pasien yang menjalani prosedur pembedahan

DENOMINATORJumlah pasien yang menjalani prosedur pembedahan

SUMBER DATASurvey, Rekam Medis dan Formulir Mutu OK

STANDAR0%

PENANGGUNG JAWAB PENGUMPUL DATAPJ Kamar Operasi

b. Insiden Tertinggalnya Kain Kassa

JUDULInsiden Tertinggalnya Kassa

TUJUAN1. Menghindari terjadinya insiden tertingalnya kasa selama operasi

2. Terlaksananya pelayanan yang aman bagi pasien

DEFINISI OPERASIONALKejadian terjadinya tertinggalnya kasa didalam tubuh pasien pada pasien yang menjalani prosedur pembedahan

FREKUENSI PENGUMPULAN DATA1 bulan

PERIODE ANALISA3 bulan

NUMERATORJumlah kumulatif pasien yang mengalami insiden tertinggalnya kasa di dalam tubuh pasien

DENOMINATORJumlah pasien yang menjalani prosedur pembedahan

SUMBER DATASurvey, Rekam Medis dan Formulir Mutu OK

STANDAR0%

PENANGGUNG JAWAB PENGUMPUL DATAPJ Kamar Operasi

c. Angka Kesalahan Penjadwalan Operasi

JUDULAngka Terjadinya Salah Penjadwalan Operasi

TUJUAN1. Mengurangi terjadinya salah penjadwalan operasi

2. Terlaksananya pelayanan yang aman, efektif dan efisien bagi pasien

DEFINISI OPERASIONALKejadian terjadinya kesalahan petugas kamar operasi dalam mengatur jadwal acara operasi sehingga menyebabkan jadwal operasi ditunda dan di jadwal ulang

FREKUENSI PENGUMPULAN DATA1 bulan

PERIODE ANALISA3 bulan

NUMERATORJumlah kumulatif terjadinya salah penjadwalan operasi

DENOMINATORJumlah pasien yang menjalani prosedur pembedahan

SUMBER DATASurvey dan Formulir Mutu OK

STANDAR5 %

PENANGGUNG JAWAB PENGUMPUL DATAPJ Kamar Operasi

d. Insiden tertinggalnya Instrumen

JUDULInsiden tertinggalnya instrumen

TUJUAN1. Menghindari terjadinya insiden tertingalnya instrumen selama operasi

2. Terlaksananya pelayanan yang aman bagi pasien

DEFINISI OPERASIONALKejadian terjadinya tertinggalnya instrumen di dalam tubuh pasien pada pasien yang menjalani prosedur pembedahan

FREKUENSI PENGUMPULAN DATA1 bulan

PERIODE ANALISA3 bulan

NUMERATORJumlah kumulatif pasien yang mengalami insiden tertinggalnya instrumen di dalam tubuh pasien

DENOMINATORJumlah pasien yang menjalani prosedur pembedahan

SUMBER DATASurvey, Rekam Medis dan Formulir Mutu OK

STANDAR0%

PENANGGUNG JAWAB PENGUMPUL DATAPJ Kamar Operasi

e. Angka Kesalahan Pemberian Obat

JUDULAngka Kejadian Kesalahan Pemberian Obat Oleh Perawat

TUJUANTergambarnya kemampuan perawat dalam penerapan ketepatan pemberian obat

DEFINISI OPERASIONALKejadian salah pemberian obat sesuai dengan prinsip 6 Benar:

1. Salah Pasien: dikarenakan salah nama dan tidak sesuai identitas pada medical record2. Salah Waktu:

a) Terlambat pemberian obat (30 menit setelah jadwal)

b) Pemberian obat terlalu cepat (30 menit sebelum jadwal)

c) Obat stop tetap diberikan

3. Salah Cara Pemberian/route: adalah salah cara memberikan obat (oral, iv, im, sc, supositoria, drip), misalnya pemberian intramuscular diberikan secara intravena, dll

4. Salah Dosis:

a) Dosis berlebihan adalah jika obat diberikan melebihi dosis obat yang diresepkan dokter

b) Dosis kurang adalah jika obat yang diberikan kurang dari dosis yang diresepkan dokter

5. Salah Obat: adalah obat yang diberikan pada pasien tidak sesuai dengan yang diresepkan dokter

6. Salah Dokumentasi: adalah dokumentasi yang dilakukan tidak sesuai dengan pelaksanaannya.

FREKUENSI PENGUMPULAN DATA1 bulan

PERIODE ANALISA3 bulan

NUMERATORJumlah kejadian kesalahan pemberian obat (salah pasien, salah waktu, salah rute, salah dosis, salah obat dan salah dokumentasi)

DENOMINATORJumlah seluruh pasien yang diberikan terapi obat saat itu

SUMBER DATASurvey, Rekam Medis dan Formulir Mutu OK

STANDAR0%

PENANGGUNG JAWAB PENGUMPULAN DATAPJ Kamar Operasi

f. Angka Kejadian Pasien Jatuh

JUDULAngka Kejadian Pasien Jatuh

TUJUAN1. menghindari terjadinya pasien jatuh pada saat menjalani prosedur pembedahan

2. Terlaksananya pelayanan yang aman bagi pasien

DEFINISI OPERASIONALKejadian terjadinya pasien jatuh pada pasien yang menjalani prosedur pembedahan

FREKUENSI PENGUMPULAN DATA1 bulan

PERIODE ANALISA3 bulan

NUMERATORJumlah kumulatif kejadian pasien jatuh pada saat menjalani prosedur pembedahan

DENOMINATORJumlah pasien yang menjalani prosedur pembedahan

SUMBER DATASurvey dan Formulir Mutu OK

STANDAR0%

PENANGGUNG JAWAB PENGUMPUL DATAKepala ruangan kamar operasi

g. Respon Time Penyiapan Ruangan Operasi Emergency

JUDULRespon Time Penyiapan Ruangan Operasi Emergency

TUJUANTergambarnya kesiapan perawat dalam melaksanakan persiapan tindakan operasi emergency

DEFINISI OPERASIONALRespon time penyiapan ruangan operasi emergency adalah kesiapan dalam mempersiapkan ruangan dan kelengkapan tindakan operasi emergency yang akan dilaksanakan < 60 menit

FREKUENSI PENGUMPULAN DATA1 bulan

PERIODE ANALISA3 bulan

NUMERATORRespon time penyiapan ruangan < 60 menit

DENOMINATORJumlah keseluruhan tindakan operasi emergency yang dilakukan

SUMBER DATASurvey dan dan Formulir Mutu OK

STANDAR100%

PENANGGUNG JAWAB PENGUMPULAN DATAKepala ruangan kamar operasi

5) INSTALASI RAWAT JALAN

a. Angka Kesalahan Penjadwalan Rencana Kunjungan

JUDULAngka Kesalahan Penjadwalan Rencana Kunjungan

TUJUANTergambarnya kualitas tindakan perawat terhadap penjadwalan rencana kunjungan pasien rawat jalan

DEFINISI OPERASIONALKesalahan penjadwalan adalah ketidaksesuaian jadwal rencana kunjungan pasien dengan waktu pemeriksaan yang dilakukan

FREKUENSI PENGUMPULAN DATA1 bulan

PERIODE ANALISA3 bulan

NUMERATORJumlah kesalahan pasien rawat jalan yang direncanakan kunjungannya

DENOMINATORJumlah seluruh pasien rawat jalan yang direncanakan kunjungannya

SUMBER DATABuku rencana kunjungan, survey pasien rawat jalan dan Formulir Mutu IRJA

STANDAR5%

PENANGGUNG JAWAB PENGUMPULAN DATAPJ Instalasi Rawat Jalan

b. Angka Kesalahan Penjadwalan Tindakan Khusus

JUDULAngka Kesalahan Penjadwalan Tindakan Khusus

TUJUANTergambarnya kualitas tindakan perawat terhadap penjadwalan tindakan khusus pasien rawat jalan

DEFINISI OPERASIONALKesalahan penjadwalan adalah ketidaksesuaian jadwal tindakan khusus pasien dengan waktu tindakan yang dilakukan

FREKUENSI PENGUMPULAN DATA1 bulan

PERIODE ANALISA3 bulan

NUMERATORJumlah kesalahan pasien rawat jalan yang direncanakan tindakan khusus

DENOMINATORJumlah seluruh pasien rawat jalan yang direncanakan tindakan khusus

SUMBER DATABuku rencana kunjungan, survey pasien rawat jalan dan Formulir Mutu IRJA

STANDAR5%

PENANGGUNG JAWAB PENGUMPULAN DATAPJ Instalasi Rawat Jalan

c. Tingkat Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan Keperawatan

JUDULTingkat Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan Keperawatan

TUJUANTergambarnya persepsi pelanggan terhadap pelayanan keperawatan di instalasi rawat inap

DEFINISI OPERASIONALKepuasan pasien adalah terpenuhinya kebutuhan pasien/keluarga terhadap pelayanan keperawatan yang diharapkan, serta presentase kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan

FREKUENSI PENGUMPULAN DATA1 bulan

PERIODE ANALISA3 bulan

NUMERATORJumlah kumulatif rerata penilaian kepuasan pasien rawat jalan terhadap pelayanan keperawatan yang disurvey

DENOMINATORJumlah pasien rawat jalan yang disurvey

SUMBER DATAKuesioner penilaian kepuasan pasien dan Formulir Mutu IRJA

STANDAR75%

PENANGGUNG JAWAB PENGUMPULAN DATAPJ Instalasi Rawat Jalan

5. Formulir Sensus Harian (Terlampir)BAB III

PENUTUP

Indikator mutu pelayanan keperawatan, dapat menjadi sebuah acuan untuk menilai kualitas pelayanan yang sudah diberikan dan dapat digunakan sebagai dasar penilaian apakah kualitas keperawatan berada dalam kondisi di bawah standar sehingga diperlukan program peningkatan, sesuai standar atau di atas standar sehingga diperlukan usaha-usaha untuk mempertahankan. Dalam konteks yang lebih luas, dalam hal ini Rumah Sakit Universitas Airlangga, maka bermanfaat bagi pengambil kebijakan rumah sakit, untuk mengukur kinerja rumah sakit itu sendiri, fungsi kontrolling dan menjadi dasar dalam keputusan-keputusan strategis manajemen terkait keberlangsungan organisasi.Standar yang ditetapkan perlu dukungan semua pihak untuk mencapai kinerja yang diharapkan, sehingga seluruh lini manajemen rumah sakit baik tingkat pelaksana maupun pucuk pimpinan tertinggi turut berperan dalam menjaga dan meningkatkan program ini. Dengan semakin berkembangnya persaingan di industri rumah sakit, maka implementasi suatu indikator pelayanan keperawatan akan menjadi suatu kebutuhan yang akan menjadi salah satu Competitive Advantage yang dimiliki rumah sakit. Segala dukungan, upaya dan perbaikan sudah seyogyanya diperlukan dan dibutuhkan demi perbaikan secara terus menerus.27