8/17/2019 MTE fixxxx
1/21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Blefaritis adalah istilah medis untuk peradangan pada kelopak mata. Kata
"blefaritis" berasal dari kata Yunani blepharos, yang berarti "kelopak mata," dan
akhiran itis Yunani, yang biasanya digunakan untuk menunjukkan peradangan
dalam bahasa Inggris. Peradangan adalah istilah umum yang digunakan untuk
menggambarkan proses dimana sel - sel darah putih dan zat kimia yang
diproduksi dalam tubuh melindungi kita dari zat - zat asing, edera, atau infeksi.
!espon tubuh normal dalam peradangan melibatkan berbagai derajat
pembengkakan, kemerahan, nyeri, panas, dan perubahan dalam fungsi.
Blefaritis adalah radang pada kelopak mata. !adang yang sering terjadi pada
kelopak merupakan radang kelopak dan tepi kelopak. !adang bertukak atau tidak
pada tepi kelopak biasanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut. Blefaritis
ditandai dengan pembentukan minyak berlebihan di dalam kelenjar didekat
kelopak mata yang merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam
keadaan normal ditemukan di kulit.
Blefaritis menyebabkan mata merah, iritasi, kelopak mata gatal dan
pembentukan ketombe seperti sisik pada bulu mata. Ini adalah gangguan mata
yang umum yang disebabkan oleh bakteri atau kondisi kulit seperti ketombe di
kulit kepala atau jera#at rosaea. $apat terjadi pada semua orang dari segala usia.
%eskipun tidak nyaman, blefaritis tidak menular dan umumnya tidak
menyebabkan kerusakan permanen pada penglihatan.&
1
8/17/2019 MTE fixxxx
2/21
Blefaritis biasanya dilaporkan sekitar '( dari keseluruhan penyakit mata yang
ada pada rumah sakit )sekitar &-'( penyakit blefaritis ini dilaporkan sebagai
penyakit penyerta pada penyakit mata*. Blefaritis lebih sering munul pada usia
tua tapi dapat terjadi pada semua umur.&
1.2. Batasan Masalah
%akalah ini membahas defenisi, epidemiologi, klasifikasi, etiologi, faktor
risiko, patofisiologi, gambaran klinik, diagnosis, penatalaksanaan, komplikasi dan
prognosis dari penyakit blefaritis.
1.3. Tujuan Penulisan
%akalah ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
mengenai blefaritis
1.4. Met!e Penulisan
%akalah ini ditulis dengan menggunakan metode tinjauan pustaka yang
dirujuk dari berbagai literatur
1.". Man#aat Penulisan
%elalui makalah ini diharapkan bermanfaat untuk menambah ilmu dan
pengetahuan mengenai blefaritis
2
8/17/2019 MTE fixxxx
3/21
BAB II
TIN$AUAN PU%TA&A
2.1. De#inisi
Blefaritis adalah istilah medis untuk peradangan pada kelopak mata. Kata
"blefaritis" berasal dari kata Yunani blepharos, yang berarti "kelopak mata," dan
akhiran itis Yunani, yang biasanya digunakan untuk menunjukkan peradangan.
Blefaritis merupakan proses infalmasi mengenai tepi kelopak, folikel rambut, atau
kelenjar meibom, yang dapat terjadi seara akut atau kronik.+
2.2. E'i!e(ilgi
Blefaritis biasanya dilaporkan sekitar '( dari keseluruhan penyakit mata yang
ada pada rumah sakit )sekitar &-'( penyakit blefaritis ini dilaporkan sebagai
penyakit penyerta pada penyakit mata*. Blefaritis lebih sering munul pada usia
tua tapi dapat terjadi pada semua umur.& Belum ditemukan penelitian yang
diranang untuk mengetahui perbedaan dalam insiden dan klinis blefaritis antara
jenis kelamin. Blefaritis seboroik lebih sering terjadi pada kelompok usia yang
lebih tua dengan usia rata-rata adalah ' tahun. kan tetapi apabila dibandingkan
dengan bentuk lain, blefaritis staphylooal ditemukan pada usia lebih muda )&
tahun* dan sebagian besar adalah #anita )/(*.
2.3. &lasi#ikasi
Berdasarkan lokasi, terdiri dari0
3
8/17/2019 MTE fixxxx
4/21
a. Blefaritis anterior, yaitu blefaritis yang terjadi di kelopak mata bagian
luar, tempat dimana bulu mata tertanam&
b. Blefaritis posterior, yaitu 0 blefaritis yang terjadi di kelopak mata
bagian dalam, bagian yang kontak langsung dengan bola mata&
Berdasarkan penyebabnya, tediri dari0
a. Blefaritis baterial
. Blefaritis superfiial
Blefaritis superfiial salah satunya dapat disebabkan oleh
bakteri stafilokokal. Blefaritis ini ditandai dengan adanya sisik,
krusta dan eritema pada tepi kelopak mata dan collarette
formation pada dasar bulu mata. Infeksi kronis dapat disertai
dengan eksasebasi akut yang mengarah pada terjadinya
blefaritis ulseratif.'
&. Blefaritis seboroik
Pasien dengan blefaritis sebore mempunyai sisik berminyak
pada kelopak mata depan, dan sering di antara mereka juga
menderita dermatitis seboroik pada alis dan kulit kepalanya.'
The American Academy of Dermatology menatat bah#a
penyebab kondisi ini belum dipahami dengan baik. 1api
dermatitis sebore terkadang munul pada orang dengan sistem
kekebalan yang lemah. 2amur atau ragi jenis tertentu yang
memakan minyak )lipid* di kulit juga dapat menyebabkan
dermatitis seboroik, dengan blefaritis menyertainya.3
+. Blefaritis skuamosa
Blefaritis skuamosa adalah blefaritis disertai terdapatnya
skuama atau krusta pada pangkal bulu mata yang bila dikupas
4
8/17/2019 MTE fixxxx
5/21
tidak mengakibatkan terjadinya luka kulit. Penyebab blefaritis
skuamosa adalah kelainan metabolik ataupun oleh jamur.3
. Blefaritis ulseratif
%erupakan peradangan tepi kelopak atau blefaritis dengan
tukak akibat infeksi staphyloous. Pada blefaritis ulseratif
terdapat keropeng ber#arna kekunung-kuningan yang bila
diangkat akan terlihat ulkus yang keil dan mengeluarkan darah
di sekitar bulu mata. Pada blefaritis ulseratif skuama yang
terbentuk bersifat kering dan keras, yang bila diangkat akan
luka dengan disertai perdarahan. Penyakit bersifat sangat
infeksius. 4lserasi berjalan lebih lanjut dan lebih dalam dan
merusak folikel rambut sehingga mengakibatkan rontok
)madarosis*.5
'. Blefaritis angularis
Blefaritis angularis merupakan infeksi pada tepi kelopak
disudut kelopak mata atau kantus. Blefaritis angularis yang
mengenai sudut kelopak mata )kantus eksternus dan internus*
sehingga dapat mengakibatkan gangguan pada fungsi puntum
lakrimal. Blefaritis angularis disebabkan oleh Staphylococcus
aureus atau Moraxella lacunata.',5
3. %eibomianitis
%erupakan infeksi pada kelenjar %eibom yang akan
mengakibatkan tanda peradangan lokal pada kelenjar tersebut.5
5. 6ordeolum
6ordeolum yaitu infeksi kelenjar pada palpebra. Bila kelenjar
%eibom yang terkena, timbul pembengkakan besar yang
disebut hordeolum interna. 6ordeolum eksterna terjadi infeksi
5
8/17/2019 MTE fixxxx
6/21
pada kelenjar 7eis atau %oll, ukurannya lebih keil dan lebih
superfiial.
/. Kalazion
!adang granulomatosa menahun steril dan idiopatik pada
kelenjar %eibom. 4mumnya ditandai pembengkakan terbatas
yang tidak nyeri dan berkembang dalam beberapa minggu.
$ibedakan dengan hordeolum karena tidak memiliki tanda
radang.
b. Blefaritis 8irus
. Blefaritis herpes zoster
9irus herpes zoster dapat memberikan infeksi pada ganglion
gaseri saraf trigeminus. Biasanya akan mengenai orang usia
lanjut. Bila yang terkena ganglion abang oftalmik maka akan
terlihat gejala-gejala herpes zoster pada mata dan kelopak mata
atas. Pada kelopak mata terlihat 8esikel dan infiltrat pada
kornea bila mata terkena. :esi 8esikel pada abang oftalmik
saraf trigeminus superfisial merupakan gejala yang khusus
pada infeksi herpes zoster mata.5
&. Blefaritis herpes simpleks
9esikel keil dikelilingi eritema yang dapat disertai dengan
keadaan yang sama pada bibir merupakan tanda herpes
simpleks kelopak. $ikenal bentuk blefaritis simpleks yang
merupakan radang tepi kelopak ringan dengan terbentuknya
krusta kuning basah pada tepi bulu mata, yang mengakibatkan
kedua kelopak lengket.5
+. %oluskum kontagiosum
%oluskum kontagiosum pada kelopak akan terlihat sebagai
benjolan dengan penggaungan ditengah yang biasanya terletak
di tepi kelopak. $apat ditemukan kelainan berupa
6
8/17/2019 MTE fixxxx
7/21
konjungti8itis yang bentuknya seperti konjungti8itis inklusi
klamidia atau trakoma.5
. Blefaritis jamur
. Infeksi jamur superfiialBiasanya diobati dengan griseoful8in terutama efektif untuk
epidermomikosis, diberikan .'- gram sehari dengan dosis
tunggal atau dibagi rata diteruskam -& minggu. Kandida
dengan nistatin topikal . unit per gram.5
&. Infeksi jamur profunda
Pengobatan menggunakan obat sistemik. Actinomyces dan
Nocardia efektif menggunakan sulfonamid, peniillin atau
antibiotik spektrum luas. ;pesies lain bisa digunakan
mfoterisin B dimulai dengan .'-.mg
8/17/2019 MTE fixxxx
8/21
. Bentuk ulseratif )blefaritis menular* sering ditandai dengan adanya sekret
kuning atau kehijauan.
d. Blefaritis dapat disebabkan oleh kondisi medis sistemik atau kanker kulit dari
berbagai jenis.
Blefaritis anterior biasanya disebabkan oleh bakteri )stafilokokus
blefaritis* atau ketombe pada kulit kepala dan alis )blefaritis seboroik*. 6al ini
juga dapat terjadi karena kombinasi faktor, atau mungkin akibat alergi atau kutu
dari bulu mata. Blefaritis posterior dapat disebabkan oleh produksi minyak tidak
teratur oleh kelenjar pada kelopak mata )meibomian blefaritis* yang meniptakan
lingkungan yang menguntungkan untuk pertumbuhan bakteri. 6al ini juga dapat
berkembang sebagai akibat dari kondisi kulit lainnya seperti jera#at rosaea dan
ketombe kulit kepala.
Penyebab kebanyakan kasus blefaritis adalah kerusakan kelenjar minyak
di kelopak. da sekitar kelenjar ini di setiap kelopak mata atas dan ba#ah.
Ketika kelenjar minyak memproduksi terlalu banyak, terlalu sedikit, atau salah
jenis minyak, tepi kelopak mata dapat menjadi meradang, iritasi, dan gatal./
>aktor !esiko blefaritis diantaranya 0?
a. Penyakit sistemik )infeksi 8irus*
b. $ermatitis seboroik
. Acne rosacea
d. Atopic dermatitis dan psoriasis
e. Keratoconjunctivitis sicca
2.". Pat#isilgi
Patofisiologi blefaritis biasanya terjadi kolonisasi bakteri pada mata karena
adanya pembentukan minyak berlebihan di dalam kelenjar di dekat kelopak mata
yang merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan
8
8/17/2019 MTE fixxxx
9/21
normal ditemukan di kulit. 6al ini mengakibatkan in8asi mikrobakteri seara
langsung pada jaringan di sekitar kelopak mata, mengakibatkan kerusakan sistem
imun atau terjadi kerusakan yang disebabkan oleh produksi toksin bakteri, sisa
buangan dan enzim. Kolonisasi dari tepi kelopak mata dapat diperberat dengan
adanya dermatitis seboroik dan kelainan fungsi kelenjar meibom.
Blefaritis anterior mempengaruhi daerah sekitar dasar dari bulu mata dan
mungkin disebabkan infeksi stafilokokus atau seboroik. Yang pertama dianggap
hasil dari respon mediasi sel abnormal pada komponen dinding sel ;. ureus yang
mungkin juga bertanggung ja#ab untuk mata merah dan infiltrat kornea perifer
yang ditemukan pada beberapa pasien. Blefaritis seboroik sering dikaitkan dengan
dermatitis seboroik umum yang mungkin melibatkan kulit kepala, lipatan
nasolabial, belakang telinga, dan sternum. Karena hubungan erat antara kelopak
dan permukaan okular, blefaritis kronis dapat menyebabkan perubahan inflamasi
dan mekanik sekunder di konjungti8a dan kornea. ;edangkan blefaritis posterior
disebabkan oleh disfungsi kelenjar meibomian dan perubahan sekresi kelenjar
meibomian. :ipase bakteri dapat mengakibatkan pembentukan asam lemak bebas.
6al ini meningkatkan titik leleh dari meibum yang menghambat ekspresi dari
kelenjar, sehingga berkontribusi terhadap iritasi permukaan mata dan mungkin
memungkinkan pertumbuhan ;. ureus. 6ilangnya fosfolipid dari tear film yang
bertindak sebagai surfaktan mengakibatkan meningkatnya penguapan air mata dan
osmolaritas, juga ketidakstabilan tear film.
1iga mekanisme patofisiologi blefaritis anterior yang telah diusulkan0
a. Infeksi bakteri langsung
b. !espons mela#an toksin bakteri
. Delayed hypersensitivity reaction terhadap antigen bakteri
9
8/17/2019 MTE fixxxx
10/21
Patofisiologi blefaritis posterior melibatkan perubahan struktural dan
disfungsi sekresi dari kelenjar meibomian. Kelenjar %eibom mengeluarkan
meibum, lapisan lipid eksternal dari tear film, yang bertanggung ja#ab untuk
mengurangi penguapan tear film dan menegah kontaminasi. Pada perubahan
struktural ontoh kegagalan kelenjar di blepharitis posterior telah ditunjukkan
dengan meibography, selain itu, kelenjar epitel dari he#an model penyakit
kelenjar meibomian menunjukkan hiperkeratinisasi yang dapat menghalangi
kelenjar atau menyebabkan deskuamasi sel epitel ke dalam lumen, duktus kelenjar
sehingga menyebabkan konstriksi kelenjar. 6iperkeratinisasi dapat mengubah
diferensiasi sel asinar dan karenanya mengganggu fungsi kelenjar. $isfungsi
sekretorik ontohnya dalam blepharitis posterior, terjadi perubahan komposisi
meibum di mana perubahan rasio asam lemak bebas untuk ester kolesterol telah
terbukti. 6asil sekresi yang berubah ini bisa memiliki titik leleh yang lebih tinggi
dari pada yang tampak di kelopak mata sehingga menyebabkan menutupnya
muara kelenjar.
2.*. +a(,aran &linik
. Blefaritis stafilokokus'
- sisik keras dan pengerasan kulit terutama berlokasi di antara dasar bulu
mata- hiperemia konjungti8a ringan dan umumnya terjadi konjungti8itis papiler
kronis
- Kasus lama dapat berkembang menjadi jaringan parut dan bentukan
)tylosis* dari tepi kelopak mata. %adarosis, trihiasis dan poliosis.
- Perubahan sekunder termasuk pembentukan tembel, keratitis tepi kelopak
mata dan sesekali terjadi phlytenulosis.
10
8/17/2019 MTE fixxxx
11/21
- Berhubungan dengan ketidakstabilan tearfilm dan sindrom mata kering
yang umumnya terjadi.
B. Blefaritis seboroik '
-6iperaemi tepi kelopak mata anterior dan tampak berminyak dengan
menempel bersama-sama pada bulu mata
- ;isik yang lembut dan terletak di mana saja pada tepi kelopak mata dan
bulu mata.
@. Blefaritis posterior '
- ;ekresi berlebihan dan tidak normal kelenjar meibomian sebagai
menyumbat lubang kelenjar meibomian dengan tetesan minyak
- Berkerut, resesi, atau penyumbatan lubang kelenjar meibomian
- 6iperemi dan telangietasis dari tepi kelopak posterior.
- 1ekanan pada tepi kelopak mengakibatkan airan meibomian keruh atau
seperti pasta gigi.
- 1ransiluminasi kelopak dapat menunjukkan hilangnya kelenjar dan
dilatasi kistik duktus meibomian.
- 1ear film berminyak dan berbusa, buih dapat menumpuk di tei kelopak
atau dalam kantus.
- perubahan sekunder termasuk konjungti8itis papiler dan erosi kornea
epitel inferior.
Pada blefaritis prognosis sangat baik dan dapat hilang dengan terapi.
Blefaritis menyebabkan kemerahan dan penebalan, bisa juga terbentuk sisik dan
keropeng atau luka terbuka yang dangkal pada kelopak mata. Blefaritis bisa
menyebabkan penderita merasa ada sesuatu di matanya. %ata dan kelopak mata
terasa gatal, panas dan menjadi merah. Bisa terjadi pembengkakan kelopak mata
dan beberapa helai bulu mata rontok. %ata menjadi merah, berair dan peka
terhadap ahaya terang. Bisa terbentuk keropeng yang melekat erat pada tepi
kelopak mata, jika keropeng dilepaskan, bisa terjadi perdarahan. ;elama tidur,
sekresi mata mengering sehingga ketika bangun kelopak mata sukar dibuka.&
11
8/17/2019 MTE fixxxx
12/21
2.- Diagnsis
Blefaritis dapat didiagnosis melalui pemeriksaan mata yang komprehensif.
Pengujian, dengan penekanan khusus pada e8aluasi kelopak mata dan permukaan
depan bola mata, termasuk0&
- !i#ayat pasien untuk menentukan apakah gejala yang dialami pasien dan
adanya masalah kesehatan umum yang mungkin berkontribusi terhadap
masalah mata.
-Pemeriksaan mata luar, termasuk struktur kelopak mata, tekstur kulit dan
penampilan bulu mata.
- A8aluasi tepi kelopak mata, dasar bulu mata dan pembukaan kelenjar
meibomian menggunakan ahaya terang dan pembesaran.
- A8aluasi kuantitas dan kualitas air mata untuk setiap kelainan.
12
8/17/2019 MTE fixxxx
13/21
ambar ?. lgoritma untuk mendiagnosis pasien dengan kelopak mata merah
Kondisi yang berkaitan dengan blefaritis kronis0?,
. Ketidakstabilan tear film ditemukan pada +-'( pasien, mungkin sebagai
akibat dari ketidakseimbangan antara komponen air dan lipid dari tear film
memungkinkan peningkatan penguapan. Caktu pemeahan tear film biasanya
berkurang.&. @halazion, yang mungkin multipel dan berulang, umumnya terjadi terutama
pada pasien dengan blefaritis posterior.
13
8/17/2019 MTE fixxxx
14/21
+. Penyakit membran epitel basal dan erosi epitel berulang dapat diperburuk oleh
blepharitis posterior.. Kulit0 . 2era#at rosaea sering dikaitkan dengan disfungsi
kelenjar meibomian.
B. dermatitis seboroik terdapat padaD?( dari pasien dengan
blefaritis seboroik.
@. Pengobatan ane 8ulgaris dengan isotretinoin dikaitkan dengan
perkembangan blepharitis pada sekitar &'( dari pasienE hal itu
mereda ketika pengobatan dihentikan.'. Keratitis bakteri dikaitkan dengan penyakit sekunder permukaan okular untuk
blefaritis kronis.3. topik keratokonjungti8itis sering dikaitkan dengan blefaritis stafilokokus.
Pengobatan blefaritis sering membantu gejala konjungti8itis alergi dan
sebaliknya.5. Intoleransi lensa kontak. Pemakaian jangka panjang lensa kontak berhubungan
dengan penyakit tepi pelupuk mata posterior. Penghambatan gerakan tutup dan
ekspresi normal dari minyak meibomian bisa menjadi penyebabnya. da juga
mungkin terkait konjungti8itis giant papil membuat pemakaian lensa tidak
nyaman. Blefaritis juga merupakan faktor risiko untuk keratitis bakteriterkait
lensa kontak.
Ta,le 1.&arakteristik !ari ,le#aritis krnis
)eature Anterir ,le#aritis Psterir,le#aritis%ta'hl///al %e,rrhei/
:ashes $eposit 6ard ;oft
:oss FF F
$istorted or
trihiasisFF F
:id margin 4leration F
Gothing F FF
14
8/17/2019 MTE fixxxx
15/21
)eatureAnterir ,le#aritis Psterir
,le#aritis%ta'hl///al %e,rrhei/
@yst 6ordeolum FF
%eibomian FF
@onjunti8a Phlytenule F
1ear film >oaming FF
$ry eye F F FF
@orneaPuntate
erosionsF F FF
9asularization F F FF
Infiltrates F F FF
ssoiated
disease
topi
dermatitis
;eborrhoei
dermatitis
ne
rosaea
2.0. Penatalaksanaan
Penanganan yang sistematis dan jangka panjang dalam menjaga
kebersihan kelopak mata adalah dasar dari pengobatan blefaritis. $okter harus
memastikan bah#a pasien mengerti bah#a penanganan blefaritis adalah sebuah
proses, yang harus dilakukan untuk jangka #aktu yang lama.
Pada kasus blefaritis anterior antibiotik topikal dapat mengurangi beberapa
gejala dan dapat mengurangi bakteri yang ada pada tepi kelopak mata. Kebersihan
kelopak mata sangat diperlukan baik pada pengobatan blefaritis anterior maupun
posterior.+
Pengobatan blefaritis diantaranya 0+
. Kompres hangat
&. %embersihkan kelopak mata
15
8/17/2019 MTE fixxxx
16/21
+. ntibiotik topial
8/17/2019 MTE fixxxx
17/21
pasien dengan penyakit yang lebih parah. 1etrasiklin diyakini tidak hanya untuk
mengurangi kolonisasi bakteri tetapi juga untuk mengubah metabolisme dan
mengurangi disfungsi kelenjar. Penggunaan metronidazol sedang dipelajari.
$isfungsi tear film dapat mendorong penggunaan solusi air mata buatan,
salep air mata, dan penutupan pungtum. Kondisi yang terkait, seperti herpes
simple=, 8ariella-zoster, atau penyakit kulit staphilokokal, bisa memerlukan
terapi antimikroba spesifik berdasarkan kultur. Penyakit seboroik sering
ditingkatkan dengan penggunaan shampoo dengan selenium, meskipun
penggunaannya di sekitar mata tidak dianjurkan. $ermatitis alergi dapat merespon
terapi kortikosteroid topikal.
Konjungti8itis dan keratitis dapat menjadi komplikasi blefaritis dan
memerlukan pengobatan tambahan selain terapi tepi kelopak mata. @ampuran
antibiotik-kortikosteroid dapat mengurangi peradangan dan gejala konjungti8itis.
Infiltrat kornea juga dapat diobati dengan antibiotik-kortikosteroid tetes. 4lkus
tepi kelopak yang keil dapat diobati seara empiris, tetapi ulkus yang lebih besar,
parasentral, atau atipikal harus dikerok dan spesimen dikirim untuk diagnostik dan
untuk kultur dan pengujian sensiti8itas.
;erangan berulang dari peradangan dan jaringan parut dari blefaritis dapat
memngakibatkan penyakit kelopak mata posisional. 1rihiasis dan notching
kelopak dapat mengakibatkan gejala keratitis berat. 1rihiasis diobati dengan
penukuran bulu, perusakan folikel melalui arus listrik, laser, atau krioterapi, atau
dengan eksisi bedah. Antropion atau etropion dapat mengembangkan dan
mempersulit situasi klinis dan mungkin memerlukan rujukan ke ahli bedah
ouloplastis.Pera#atan bedah untuk blefaritis diperlukan hanya untuk komplikasi
17
8/17/2019 MTE fixxxx
18/21
seperti pembentukan kalazion, trihiasis, ektropion, entropion, atau penyakit
kornea.
4ntuk blefaritis anterior, antibiotik natrium asam fusidi topikal, baitrain
atau kloramfenikol digunakan untuk mengobati folikulitis akut tetapi terbatas
dalam kasus-kasus lama. ;etelah kelopak dibersihkan salep harus digosok ke tepi
kelopak anterior dengan otton bud atau jari yang bersih. Hral azitromisin )'
mg setiap hari selama tiga hari* dapat membantu untuk mengontrol penyakit
blefaritis ulseratif./
Pada blefaritis posterior, tetrasiklin sistemik merupakan andalan
pengobatan tetapi tidak boleh digunakan pada anak di ba#ah usia & tahun atau
pada #anita hamil atau menyusui karena disimpan dalam tulang dan gigi tumbuh,
dan dapat menyebabkan noda pada gigi dan hipoplasia gigi )eritromisin adalah
alternatif*. lasan untuk penggunaan tetrasiklin adalah kemampuan mereka untuk
memblokir produksi lipase stafilokokal jauh di ba#ah konsentrasi penghambatan
minimum antibakteri. 1etrasiklin terutama diindikasikan pada pasien dengan
phlytenulosis berulang dan keratitis tepi, meskipun berulang pengobatan
mungkin diperlukan. @ontohnya0 H=ytetrayline &' mg b.d. selama 3-&
minggu, $oksisiklin mg b.d. selama satu minggu dan kemudian setiap hari
selama 3-& minggu, %inoyline mg sehari selama 3-& mingguE
)pigmentasi kulit dapat berkembang setelah penggunaan jangka panjang*.
Arythromiin &' mg perhari atau b.d digunakan untuk anak-anak./
&('likasi
18
8/17/2019 MTE fixxxx
19/21
Komplikasi yang berat karena blefaritis jarang terjadi. Komplikasi yang
paling sering terjadi pada pasien yang menggunakan lensa kontak. %ungkin
sebaiknya disarankan untuk sementara #aktu menggunakan alat bantu lain seperti
kaa mata sampai gejala blefaritis benar-benar sudah hilang.
. %ata merah 0 blefaritis dapat menyebabkan serangan berulang mata merah
)konjungti8itis*.
&. Keratokonjungti8issia adalah kondisi dimana mata pasien tidak bisa
memproduksi air matayang ukup, atau air mata menguap terlalu epat. Ini
bisa menyebabkan mata kekurangan air dan menjadi meradang. ;yndrome
mata kering dapat terjadi karena dipengaruhi gejala blefaritis, dermatitis
seboroik, dan dermatitis rosea, namun dapat juga disebabkan karena
kualitas air mata yang kurang baik
+. 4lserasi kornea0 iritasi yang terus menerus dari kelopak mata yang
meradang atau salah arah bulu mata dapat menyebabkan goresan )ulkus* di
kornea.
Blefaritis tidak mempengaruhi penglihatan pada umumnya, meskipun
defisiensi tear film kadang dapat mengaburkan penglihatan, menyebabkan
berbagai derajat penglihatan berfluktuasi sepanjang hari.
2.1. Prgnsis
Kebersihan yang baik )pembersihan seara teratur daerah mata* dapat
mengontrol tanda-tanda dan gejala blefaritis dan menegah komplikasi. Pera#atan
kelopak mata yang baik biasanya ukup untuk pengobatan. 6arus ukup nyaman
19
8/17/2019 MTE fixxxx
20/21
untuk menghindari kekambuhan, karena blefaritis sering merupakan kondisi
kronis. 2ika blefaritis berhubungan dengan penyebab yang mendasari seperti
ketombe atau rosaea, mengobati kondisi-kondisi tersebut dapat mengurangi
blefaritis. Pada pasien yang memiliki beberapa episode blefaritis, kondisi ini
jarang sembuh sepenuhnya. Bahkan dengan pengobatan yang berhasil,
kekambuhan dapat terjadi.
BAB III
&E%IMPULAN
Blefaritis merupakan proses infalmasi mengenai tepi kelopak, folikel
rambut, atau kelenjar meibom, yang dapat terjadi seara akut atau kronik.
Blefaritis menyebabkan mata merah, iritasi, kelopak mata gatal dan pembentukan
ketombe seperti sisik pada bulu mata. Ini adalah gangguan mata yang umum yang
20
8/17/2019 MTE fixxxx
21/21
disebabkan oleh bakteri atau kondisi kulit seperti ketombe di kulit kepala atau
jera#at rosaea. $apat terjadi pada semua orang dari segala usia.
Blefaritis biasanya dilaporkan sekitar '( dari keseluruhan penyakit mata yang
ada pada rumah sakit )sekitar &-'( penyakit blefaritis ini dilaporkan sebagai
penyakit penyerta pada penyakit mata*. Blefaritis lebih sering munul pada usia
tua tapi dapat terjadi pada semua umur.&
Kebersihan yang baik )pembersihan seara teratur daerah mata* dapat
mengontrol tanda-tanda dan gejala blefaritis dan menegah komplikasi. Pera#atan
kelopak mata yang baik biasanya ukup untuk pengobatan. 6arus ukup nyaman
untuk menghindari kekambuhan, karena blefaritis sering merupakan kondisi
kronis. 2ika blefaritis berhubungan dengan penyebab yang mendasari seperti
ketombe atau rosaea, mengobati kondisi-kondisi tersebut dapat mengurangi
blefaritis. Pada pasien yang memiliki beberapa episode blefaritis, kondisi ini
jarang sembuh sepenuhnya. Bahkan dengan pengobatan yang berhasil,
kekambuhan dapat terjadi.
21