MODEL-MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA 11
FARID MAKRUP22
A. PENDAHULUAN
Bila kita mengajarkan suatu topik tertentu dalam matematika, kita harus memilih
pendekatan, strategi, metode, teknik yang sesuai dengan kondisi dan situasi anak yang
akan kita ajar, supaya tujuan pengajaran tercapai dengan hasil yang baik. Bila guru tidak
dapat menggunakan strategi belajar yang sesuai, hasil belajar yang diharapkan tidak
mungkin akan tercapai secara optimal.
Pada makalah ini akan dibahas mengenai model-model pengajaran. Sebelum
membahas lebih lanjut mengenai model-model pengajaran, akan dibicarakan dahulu apa
yang dimaksud dengan pendekatan, strategi, metode dalam pengajaran.
1. Pendekatan dalam Pengajaran
Pendekatan adalah suatu jalan, cara, atau kebijaksanaan yang ditempuh oleh guru atau
siswa dalam pencapaian tujuan pengajaran apabila kita melihatnya dari sudut
bagaimana proses pengajaran atau materi pengajaran itu dikelola. Contoh pendekatan-
pendekatan dalam pengajaran matematika antara lain: CBSA, kontekstual, induktif,
deduktif, spiral, pemecahan masalah dan sebagainya.
2. Strategi Pembelajaran
Untuk mencapai tujuan dalam mengajarkan topik-topik dalam matematika digunakan
pendekatan mengajar. Pendekatan yang digunakan bermacam-macam jenisnya. Dalam
mengajarkan suatu topik apakah materi pelajaran tersebut disajikan kepada siswa baik
secara perorangan maupun secara berkelompok. Setelah materi tersebut terpilih
terdapat pertanyaan lain, siapakah yang mengajarkannya? Guru secara perorangan atau
kelompok. Bisa saja materi dipelajari sendiri oleh siswa. Bila guru yang memberi
materi, bagaimana cara guru memotivasi siswa agar siswa berpartisipasi, bagaimana
guru harus mengelola kelas sehingga pelajaran berjalan sebagaimana mestinya.
Pengaturan materi kurikulum tersebut disebut strategi pembelajaran..
3. Metode Mengajar
Metode mengajar adalah cara mengajar atau cara menyampaikan materi pelajaran
kepada siswa yang kita ajar. Macam-macam metode mengajar antara lain: ceramah,
ekspositori, tanya jawab, penemuan.
1 Makalah disampaikan dalam kegiatan Workshop KBK Mata Pelajaran Matematika, Bhs. Indonesia dan Bhs. Inggris, Suku Dinas Pendidikan Dasar Kodya Jakarta Selatan, tanggal 11 – 12 Mei 2004 di SMK 57 Jakarta.
2 Guru SMP Negeri 19, Pelatih Ilmu-ilmu Dasar Sains KBK, Instruktur PKLH.
Model-model PembelajaranMatematika
1
Ceramah adalah suatu cara penyampaian (memberikan) informasi secara lisan
terhadap siswa di dalam ruangan tertentu, siswa mendengarkan dan mencatat
seperlunya. Metode ceramah lebih sesuai pada bidang non eksakta karena dianggap
paling praktis. Pada metode ceramah pengajaran berpusat pada guru, sebab guru lebih
banyak berbicara/menyampaikan materi.
Metode ekspositori memiliki kesamaan dengan metode ceramah, karena sifatnya
memberi informasi. Beda ekspositori dari ceramah adalah dominasi guru dikurangi.
Dalam metode ekspositori guru memberi informasi hanya pada waktu-waktu tertentu
yang diperlukan siswa, misalnya pada awal pengajaran, atau untuk suatu topik yang
baru.
4. Model Pengajaran
Istilah model pengajaran dibedakan dari istilah strategi pengajaran, metode
pengajaran, atau prinsip pengajaran. Istilah model pengajaran mempunyai makna yang
lebih luas daripada suatu strategi, metode, atau prosedur. Istilah model pengajaran
mempunyai empat ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode tertentu yaitu:
rasional teoretik yang logis yang disusun oleh penciptanya, tujuan pembelajaran yang akan
dicapai, tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan
secara berhasil, dan lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat
tercapai.
Istilah model pengajaran meliputi pendekatan suatu model pengajaran yang luas dan
menyeluruh. Contohnya pada model pembelajaran berdasarkan masalah, kelompok-
kelompok kecil siswa bekerja sama memecahkan suatu masalah yang telah disepakati oleh
siswa dan guru. Ketika guru sedang menerapkan model pengajaran tersebut, seringkali
siswa menggunakan bermacam-macam keterampilan, prosedur pemecahan masalah, dan
berpikir kritis. Model pengajaran berdasarkan masalah dilandasi oleh teori belajar
konstruktivis; pada model ini pembelajaran dimulai dengan menyajikan permasalahan
nyata yang penyelesaianya membutuhkan kerja sama diantara siswa-siswa. Dalam model
pengajaran ini guru memandu siswa menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi
tahap-tahap kegiatan; guru memberi contoh mengenai penggunaan keterampilan dan
strategi yang dibutuhkan supaya tugas-tugas tersebut dapat diselesaikan. Guru menciptakan
suasana kelas yang fleksibel dan berorientasi pada upaya penyelidikan oleh siswa.
Model-model pengajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan: tujuan
pembelajarannya, pola urutannya dan sifat lingkungan belajarnya. Sebagai contoh
pengklasifikasian berdasarkan tujuan, pengajaran langsung merupakan suatu model
Model-model PembelajaranMatematika
2
pengajaran yang baik untuk membantu siswa mempelajari keterampilan dasar seperti tabel
perkalian atau untuk topik-topik yang banyak berkaitan dengan penggunaan alat. Akan
tetapi model ini tidak sesuai bila digunakan untuk mengajarkan konsep-konsep matematika
tingkat tinggi.
Yang dimaksud dengan sintaks (pola urutan) dari suatu model pengajaran adalah
pola yang menggambarkan urutan alur tahap-tahap keseluruhan yang pada umumnya
disertai dengan serangkaian kegiatan pembelajaran. Sintaks (pola urutan) dari suatu model
pengajaran tertentu menunjukkan dengan jelas kegiatan-kegiatan apa yang harus dilakukan
guru atau siswa. Sintaks (pola urutan) dari bermacam-macam model pengajaran memiliki
komponen-komponen yang sama. Contohnya, setiap model pengajaran diawali dengan
upaya menarik perhatian siswa dan memotivasi siswa agar terlibat dalam proses
pembelajaran. Setiap model pengajaran diakhiri dengan tahap menutup pelajaran yang di
dalamnya meliputi kegiatan merangkum pokok-pokok pelajaran. Kegiatan merangkum
dilakukan oleh siswa dengan bimbingan guru.
Tiap-tiap model pengajaran membutuhkan sistem pengelolaan dan lingkungan belajar
yang sedikit berbeda. Misalnya, pada model pengajaran kooperatif memerlukan lingkungan
belajar yang fleksibel seperti tersedia meja dan kursi yang mudah dipindahkan. Pada model
pengajaran diskusi para siswa duduk dibangku yang disusun secara melingkar atau seperti
tapal kuda. Sedangkan pada model pengajaran langsung siswa duduk behadap-hadapan
dengan guru.
Pada model pengajaran kooperatif siswa perlu berkomunikasi satu sama lain,
sedangkan pada model pengajaran langsung siswa harus tenang dan memperhatikan
gurunya.
Yang akan dibahas selanjutnya pada makalah ini hanya tiga model pengajaran saja
yaitu model pengajaran langsung, model pengajaran kooperatif, dan model pengajaran
berdasarkan masalah.
B. Model Pengajaran Langsung
Para pakar teori belajar menggolongkan pengetahuan menjadi dua macam
pengetahuan yaitu pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural. Pengetahuan
prosedural yaitu pengetahuan mengenai bagaimana orang melakukan sesuatu. Misalnya
bagaimana melakukan operasi matematika, bagaimana langkah penyelesaian suatu
persamaan kuadrat, bagaimana melukis segi n beraturan dalam geometri, dan sebagainya.
Sedangkan pengetahuan deklaratif, yaitu pengetahuan tentang sesuatu. Misalnya, MPR RI
Model-model PembelajaranMatematika
3
merupakan lembaga tertinggi, dan anggota-anggotanya dipilih untuk jabatan selama 5
tahun.
Model pengajaran langsung dirancang secara khusus untuk menunjang proses
belajar siswa berkenaan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang
terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah.
Pengajaran langsung tidak sama dengan metode ceramah, tetapi ceramah dan resitasi
(mengecek pemahaman dengan tanya jawab) berhubungan erat dengan model pengajaran langsung.
Pengajaran langsung memerlukan perencanaan dan pelaksanaan yang cukup rinci terutama
pada analisis tugas. Pengajaran langsung berpusat pada guru, tetapi tetap harus menjamin terjadinya
keterlibatan siswa. Jadi lingkungannya harus diciptakan yang berorientasi pada tugas-tugas yang
diberikan kepada siswa.
Ciri-ciri pengajaran langsung adalah sebagai berikut:
1. Adanya tujuan pembelajaran dan prosedur penilaian hasil belajar.
2. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran
3. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang mendukung berlangsung dan berhasilnya
pengajaran.
Pada model pengajaran langsung terdapat fase-fase yang penting. Pada awal pelajaran guru
menjelaskan tujuan, latar belakang pembelajaran, selain itu guru juga menyiapkan siswa untuk
memasuki pembelajaran materi baru dengan mengingatkan kembali pada hasil belajar yang telah
dimiliki siswa yang relevan dengan materi yang akan dipelajari (apersepsi). Fase ini dilakukan
untuk memberikan motivasi pada siswa untuk berperan penuh pada proses pembelajaran.
Setelah itu dilanjutkan dengan presentasi materi ajar atau demonstrasi mengenai
keterampilan tertentu. Pada fase mendemonstrasikan pengetahuan, hendaknya guru memberikan
informasi yang jelas dan spesifik kepada siswa, sehingga akan memberi dampak yang positif
terhadap proses belajar siswa. Kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan
latihan dan memberi umpan balik terhadap keberhasilan siswa. Pada fase ini siswa diberi
kesempatan untuk menerapkan pengetahuan atau keterampilan yang dipelajarinya dalam kehidupan
nyata. Fase-fase tersebut dapat disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 1
Fase Peran guru
1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
Menjelaskan Tujuan, materi prasyarat, memotivasi siswa dan memper-siapkan siswa .
2.Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan
Mendemonstrasikan ketrampilan atau menyajikan informasi tahap demi tahap
3. Membimbing pelatihan Guru memberikan latihan terbimbing
Model-model PembelajaranMatematika
4
4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
Mengecek kemampuan siswa dan memberikan umpan balik
5. Memberikan latihan dan penerapan konsep
Mempersiapkan latihan untuk siswa dengan menerapkan konsep yang dipelajari pada kehidupan sehari-hari.
Seperti telah dikatakan di atas bahwa pengajaran langsung akan terlaksana dengan baik
jika dirancang dengan baik pula. Ciri utama yang dapat terlihat pada saat melaksanakan pengajaran
langsung adalah sebagai berikut:
1. Tugas perencanaan
a. Merumuskan tujuan pengajaran
b. Memilih isi
Guru harus mempertimbangkan berapa banyak informasi yang akan diberikan pada siswa
dalam kurun waktu tertentu.
Guru harus selektif dalam memilih konsep yang diajarkan dengan model pengajaran
langsung
c. Melakukan analisis tugas
Dengan menganalisis tugas, akan membantu guru menentukan dengan tepat apa yang perlu
dilakukan siswa untuk melaksanakan keterampilan yang akan dipelajari. Ini bukan berarti
bahwa seorang guru harus melakukan analisis tugas untuk setiap keterampilan yang
diajarkan. Hal ini disebabkan karena waktu yang tersedia terbatas.
d. Merencanakan waktu
Guru harus memperhatikan bahwa waktu yang disediakan sepadan dengan kemampuan
dan bakat siswa, dan memotivasi siswa agar mereka tetap melakukan tugas-tugasnya
dengan perhatian yang optimal. Mengenal secara baik siswa-siswa yang akan diajar, akan
bermanfaat sekali untuk mengira-ngira alokasi waktu yang dibutuhkan dalam
pembelajaran.
2. Penilaian pada model pengajaran langsung
Berbicara mengenai model pengajaran, tentu tidak akan lepas dari sistem penilaiannya.
Gronlund (1982) memberikan 5 prinsip dasar yang dapat membimbing guru dalam merancang
sistem penilaian sebagai berikut.
a. Sesuai dengan tujuan pengajaran
b. Mencakup semua tugas pengajaran
c. Menggunakan soal tes yang sesuai
d. Buatlah soal sevalid dan sereliabel mungkin.
e. Manfaatkan hasil tes untuk memperbaiki proses belajar mengajar berikutnya.
Model-model PembelajaranMatematika
5
Penerapan Model Pengajaran Langsung pada Sub pokok Bahasan Garis dan Sudut
Berikut ini disajikan contoh Disain Pembelajaran dengan model pengajaran langsung pada sub
pokok bahasan Garis dan Sudut untuk kelas 1 semester 1 SMP.
Satuan Pendidikan : SMPMata Pelajaran : MatematikaKelas / Semester : I / 1Aspek : Garis dan SudutAlokasi Waktu : 3 x 45 Menit
A. 1. Kompetensi Dasar
Membagi garis dan menentukan kedudukan dua garis.
2. Hasil Belajar
Siswa menunjukan kemampuan menggunakan aturan-aturan yang berlaku pada dua garis sejajar
yang dipotong oleh garis lain.
3. Indikator
Siswa diharapkan siswa dapat:
a. menentukan garis-garis sejajar
b. menentukan banyak garis yang dapat dibuat melalui titik di luar garis yang ditentukan
sejajar dengan garis tersebut
c. mengenal sifat garis sejajar :jika sebuah garis memotong salah satu dari garis sejajar maka
garis itu memotong juga garis sejajar yang lain
d. mengenal sifat garis sejajar : jika sebuah garis sejajar dengan dua buah garis, maka kedua
garis itu sejajar pula satu sama lain
B. Kelengkapan
1. Buku Siswa
2. LKS
C. Kegiatan Belajar MengajarModel Pembelajaran : Pengajaran langsung
Metode : Ceramah, tanya-jawab, dan pemberian tugas.
1. Pendahuluan
a. Mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya meminta siswa
memberi contoh model garis sejajar dalam kehidupan sehari-hari seperti lantai rumah yang
terbuat dari ubin, langit-langit rumah yang terbuat dari eternit .
b. menginformasikan tujuan pembelajaran.
Model-model PembelajaranMatematika
6
2. Kegiatan Inti
a. Menjelaskan contoh garis sejajar dalam kehidupan sehari-hari dengan mengamati tempat sambungan ubin yang membentuk garis-garis lurus mendatar dan tegak.
b. Guru mengarahkan siswa untuk memahami pengertian garis sejajar dengan memperhatikan
gambar ubin yang telah disederhanakan.
c. Guru menjelaskan pengertian garis sejajar.
d. Guru mengenalkan sifat-sifat garis sejajar dengan meminta siswa memperhatikan gambar ubin
yang telah diabstraksikan, setelah pengertian garis sejajar dipahami terlebih dahulu.
e. Guru menjelaskan sifat-sifat garis sejajar selangkah demi selangkah dimulai dari sifat-1
sampai sifat-3.
f. Guru memberikan contoh soal mengenai garis sejajar dan sifat-sifat garis sejajar dengan
metode tanya jawab.
g. Guru membimbing siswa untuk memahami sifat garis sejajar dengan bantuan Lembar Kerja
Siswa.
h. Guru bersama siswa membahas LKS
i. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan latihan soal.
j. Guru mengecek pemahaman siswa.
3. Penutup
a. Guru bersama-sama siswa merangkum materi yang telah dibahas
b. Guru memberikan pekerjaan rumah berupa latihan soal.
C. MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
1. Pendahuluan
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama di antara
siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pengajaran kooperatif memiliki ciri-ciri :
a. Untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif.
b. Kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
c. Jika dalam kelas, terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku, budaya, jenis kelamin
yang berbeda, maka diupayakan agar dalam tiap kelompokpun terdiri dari ras, suku, budaya, jenis
kelamin yang berbeda pula.
d. Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan
Pembelajaran kooperatif mempunyai tiga tujuan penting, yaitu:
a. Hasil belajar akademik
Model-model PembelajaranMatematika
7
Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
Banyak ahli yang berpendapat bahwa model kooperatif unggul dalam membantu siswa untuk
memahami konsep-konsep yang sulit.
b. Penerimaan terhadap keragaman
Model kooperatif bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai
macam perbedaan latar belakang. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku, agama, kemampuan
akademik, dan tingkat sosial.
c. Pengembangan keterampil
Model kooperatif bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan sosial
yang dimaksud dalam pembelajaran kooperatif antara lain adalah: berbagi tugas, aktif bertanya,
menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau
pendapat, bekerja dalam kelompok, dan sebagainya.
Pada model pembelajaran kooperatif terdapat enam langkah utama, dimulai dengan langkah guru
menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar hingga diakhiri dengan
langkah memberi penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu. Selanjutnya
langkah-langkah pembelajaran kooperatif dari awal hingga akhir dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif.
Fase ke- Indikator Aktivitas/Kegiatan Guru
1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin
dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
2 Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas.
5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
6 Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai upaya atau hasil belajar individu maupun kelompok.
Model-model PembelajaranMatematika
8
Bila diperhatikan langkah-langkah model pengajaran kooperatif pada tabel di atas maka tampak
bahwa proses demokrasi dan peran aktif siswa di kelas sangat menonjol dibandingkan dengan model-
model pengajaran yang lain.
2. Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif di Kelas
Seperti halnya pada model pengajaran langsung, dalam pengajaran kooperatif juga diperlukan
tugas perencanaan, misalnya: menentukan pendekatan yang tepat, memilih topik yang sesuai dengan
model ini, pembentukan kelompok siswa, menyiapkan LKS atau panduan belajar siswa, mengenalkan
siswa kepada tugas dan perannya dalam kelompok, merencanakan waktu dan tempat duduk yang akan
digunakan.
Seperti telah dikemukakan di atas, salah satu tugas guru pada model ini salah satunya adalah
memilih pendekatan yang sesuai. Dalam pembelajaran kooperatif dapat dilakukan melalui macam-macam
pendekatan, guru dapat memilih pendekatan yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Pendekatan-
pedekatan pada model kooperatif yaitu: tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions), tipe Jigsaw,
tipe investigasi kelompok, dan tipe pendekatan struktural. Berikut ini ditunjukkan perbandingan diantara
keempat pendekatan tersebut.
Model-model PembelajaranMatematika
9
Tabel 2. Perbandingan Empat Pendekatan dalam Pembelajaran Kooperatif.
Pendekatan Unsur
STAD JIGSAWKelompok
PenyelidikanPendekatan
Struktur
Tujuan Kognitif
Informasi akademik sederhana
Informasi akademik sederhana
Informasi akademik tingkat tinggi dan keterampilan inkuiri
Informasi akademik sederhana
Tujuan Sosial Kerjasama dalam kelompok
Kerjasama dalam kelompok
Kerjasama dalam kelompok kompleks
Keterampilan kelompok dan sosial
Struktur Kelompok
Kelompok hetero-gen dengan 4-5 orang anggota
Kelompok hetero-gen dengan 5-6 anggota dan meng-gunakan kelompok asal dan ahli
Kelompok belajar homogen dengan 5-6 orang anggota
Bervariasi berdua, bertiga, kelompok dengan 4-6 orang anggota
Pemilihan Topik
Biasanya guru Biasanya guru Biasanya siswa
Biasanya guru
Tugas Utama Siswa dapat menggunakan LKS dan saling membantu untuk menuntaskan materi belajarnya
Siswa mempelajari materi dalam ke-lompok ahli kemu-dian membantu anggota kelompok asal mempelajari materi itu
Siswa menyelesai-kan inkuiri komplek
Siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan baik sosial dan kognitif
Penilaian Tes mingguan Bervariasi, misal tes mingguan
Menyelesaikan proyek dan menulis laporan, dapat menggunakan tes essay.
Bervariasi
Pengakuan Lembar pengakuan dan publikasi lain
Publikasi lain Lembar pengakuan dan publikasi lain
Bervariasi
Model-model PembelajaranMatematika
10
Namun perlu diketahui juga bahwa sebelum pembelajaran kooperatif dimulai, sebaiknya kepada
siswa diperkenalkan terlebih dahulu apa itu pembelajaran kooperatif dan bagaimana aturan-aturan yang
harus diperhatikan. Agar pembelajaran dapat berjalan lancar, sebaiknya kepada siswa diberitahukan
petunjuk-petunjuk tentang yang akan dilakukan. Petunjuk-petunjuk tersebut antara lain sebagai berikut:
Tujuan pelajaran
1. Apa saja yang akan dikerjakan siswa dalam kelompok.
2. Batas waktu untuk menyelesaikan tugas.
3. Jadwal pelaksanaan kuis untuk STAD dan Jigsaw.
4. Jadwal presentasi kelas untuk kelompok penyelidikan.
5. Prosedur pemberian nilai penghargaan individu dan kelompok.
6. Format presentasi laporan.
Selain hal di atas, perlu juga diketahui bagaimana cara membentuk kelompok, pedoman penilaian,
dan sistem penghargaan.
Tabel 3. Pengelompokan Siswa berdasarkan Kemampuan Akademik.
Kemampuan No. Nama Rangking Kelompok
Tinggi
1. 1 A
2. 2 B
3. 3 C
4. 4 D
Sedang
5. 5 D
6. 6 C
7. 7 B
8. 8 A
9. 9 A
10. 10 B
11. 11 C
12. 12 D
Rendah
13. 13 D
14. 14 C
15. 15 B
16. 16 A
Model-model PembelajaranMatematika
11
Tabel 4. Prosedur Penentuan Nilai Perkembangan Siswa.
Langkah ke- Indikator Operasional
1 Menetapkan skor dasar
Setiap siswa diberikan skor berdasarkan skor kuis yang lalu
2 Menghitung skor kuis terkini
Siswa memperoleh poin untuk kuis yang berkaitan dengan pelajaran terkini
3 Menghitung skor perkembangan
Siswa mendapatkan poin perkembangan yang besarnya ditentukan apakah skor kuis terkini mereka menyamai atau melampaui skor dasar mereka, dengan menggunakan skala yang diberikan di bawah ini
Kriteria Nilai Perkembangan
Lebih dari 10 poin di bawah skor dasar
0 poin
10 poin di bawah sampai 1 poin di bawah skor dasar
10 poin
Skor dasar sampai 10 poin di atas skor dasar
20 poin
Lebih dari 10 poin di atas skor dasar 30 poin
Pekerjaan sempurna (tanpa memperhatikan skor dasar)
30 poin
Model-model PembelajaranMatematika
12
Tabel 5. Pengelompokan Siswa berdasarkan Kemampuan Akademik.
Materi ……………………………………..
Kelompok
Nama Nilai Dasar Nilai Kuis Nilai Perkembangan
A
Ana 90 100 30
Budi 85 82 10
Tuti 65 70 20
Rudi 55 40 0
Total 60
Rata-rata kelompok 60:4=15
Penghargaan BAIK
B
Agus 95 100 30
Andi 80 82 10
Ike 70 70 20
Ina 40 100 30
Total 90
Rata-rata kelompok 90:4=22,5
Penghargaan HEBAT
Nilai kelompok (N) 15 N < 20 20 N < 25 N 25
Penghargaan BAIK HEBAT SUPER
3. Penerapan Model Pengajaran Kooperatif pada SubPokok Bahasan Persamaan Garis Lurus
Berikut ini disajikan sebuah contoh Rencana Pelajaran dan LKS model pembelajaran kooperatif
pada subpokok bahasan Persamaan garis lurus untuk kelas 2 cawu 1 SMP.
Satuan Pendidikan : SMPMata Pelajaran : MatematikaKelas/Semester : II / 1 Aspek : Persamaan Garis LurusAlokasi Waktu : 2 x 45 menit
A. 1. Kompetensi DasarMenemukan sifat-sifat garis lurus.
2. Hasil BelajarSiswa menunjukan kemampuan menggambar garis lurus dalam berbagai bentuk.
3. IndikatorSiswa diharapkan minimal dapat:a menggambar garis y=mx pada bidang kartesius.b. menggambar garis y=mx+c pada bidang kartesius
Model-model PembelajaranMatematika
13
B. Kelengkapan1. Buku Siswa2. LKS
C. Kegiatan Belajar Mengajar
Model Pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif Metode : Kombinasi metode tanya jawab, diskusi, dan pemberian
tugas.I. Pendahuluan
a. Mengingat kembali pengertian sistem koordinat kartesius, tempat kedudukan.
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran, meliputi tujuan produk dan afektif.
c. Menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan model pembelajaran kooperatif dan pembelajaran langsung.
II. Kegiatan Inti
1. Mengelompokkan siswa dalam kelompok yang beranggotakan 4 orang, atau kelompok siswa yang duduk sebangku
2. Meminta setiap kelompok untuk mengerjakan LKS-9.1 Soal 1 dan mengumpulkan hasilnya. (Selama diskusi berlangsung, guru memantau kerja dari tiap-tiap kelompok dan mengarahkan/membantu siswa yang mengalami kesulitan)
3. Meminta beberapa perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya, sedangkan kelompok yang lain memberikan tanggapan. (Guru memandu jalannya diskusi dan merumuskan jawaban yang benar). Jawaban siswa pada soal ini dapat bervariasi.
4. Dimungkinkan siswa menggambar susunan ubin yang berbeda tetapi kelilingnya sama. Berdasarkan jawaban siswa ini kelompok dipandu menjawab masalah berikutnya.
5. Meminta setiap kelompok untuk mengerjakan LKS-02 Soal 2, dan mengumpulkan hasilnya. (Selama diskusi berlangsung, guru memantau kerja dari tiap-tiap kelompok dan mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan)
6. Meminta beberapa perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya, sedangkan kelompok yang lain memberikan tanggapan. (Guru memandu jalannya diskusi dan merumuskan jawaban yang benar.).
7. Meminta setiap kelompok untuk mengerjakan LKS-9.1 soal 3 dan mengumpulkan hasilnya. (Selama diskusi berlangsung, guru
Model-model PembelajaranMatematika
14
memantau kerja dari tiap-tiap kelompok dan mengarahkan/membantu siswa yang mengalami kesulitan)
7. Meminta beberapa perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya, sedangkan kelompok yang lain memberikan tanggapan. (Guru memandu jalannya diskusi dan merumuskan jawaban yang benar).
III Penutup
1. Membimbing siswa untuk merangkum materi pelajaran.2. Menugaskan siswa untuk mengerjakan soal latihan yang dipilihkan dari
soal Latihan pada Buku Siswa.
Nama : ……………………..Kelompok : …………… Tanggal : …………………..
Persamaan Garis Lurus I
1. Perhatikan gambar susunan ubin persegi berikut ini. Panjang keliling pada tiap-tiap gambar dinyatakan dalam tabel di sebelah kanan gambar.
Gbr.1 Gbr.2 Gbr.3
Model-model PembelajaranMatematika
15
Lembar Kegiatan Siswa
Nomor Gambar
Keliling
1 2 3 4 5 6
4 8 12.................................
…………………….. …………………….. Gbr. 4 Gbr. 5 Gbr. 6
a. Susunan ubin persegi tersebut membentuk suatu pola. Gambarlah susunan ubin gambar ke lima dan ke enam!
b. Hitunglah keliling dari gambar ke 4, 5 dan 6!c. Tulislah keliling dari bangun pada gambar ke 4, 5 dan 6 pada tabel
yang disediakan!d. Dari tabel tersebut dapatkah kamu mencari hubungan antara nomor
gambar dan keliling?………………………………………………………………………………………………………………………………………………
e. Misalkan gambar ke-x, kelilingnya adalah y. Periksalah apakah masing-masing gambar yang telah kamu buat memenuhi persamaan y = 4x. Berilah alas an!………………………………………………………………………
f. Gambarlah tiap-tiap pasangan titik (x, y) pada koordinat Kartesius.g. Gambarlah garis yang melalui titik-titik tersebut. Apakah merupakan
garis lurus? h. Gunakan garis tersebut untuk mencari keliling gambar ke-40.
……………………………………………………………………2. ( Biaya Perawatan)
Perhatikan tabel di atas. Tabel tersebut menunjukkan lama jam pemakaian suatu mesin dan biaya perawatan yang dibutuhkannya.
a. Misal x menyatakan banyaknya jam pemakaian dan y menyatakan biaya perawatannya. Periksalah, apakah masing-masing banyak jam pemakaian mesin dan biaya perawatannya pada tabel memenuhi persamaan y = 25x + 35?
b. Gambarlah masing-masing pasangan titik (x, y) pada bidang Kartesiusc. Gambarlah suatu garis yang melalui titik-titik tersebut.d. Bila banyaknya jam pemakaian mesin 12 jam, berapa biaya perawatan yang
dibutuhkan?
Model-model PembelajaranMatematika
16
Lama pemakaian dalam jam (x)
Biaya perawatan(dalam ribuan rupiah) (y)
0 1 2 3
35 60 85 110
Jawaban
Model-model PembelajaranMatematika
17
D. MODEL PEMBELAJARAN BERDAS
ARKAN MASALAH
1. Pendahuluan
Ciri–ciri utama pembelajaran berdasarkan masalah meliputi suatu pengajuan pertanyaan atau
masalah, memusatkan pada keterkaitan antar disiplin, penyelidikan autentik, kerjasama, dan
menghasilkan karya dan peragaan.
Pembelajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan
informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pembelajaran berdasarkan masalah bertujuan untuk
(a) membantu siswa mengembangkan keterampilan berfikir dan keterampilan pemecahan masalah,
(b) belajar peranan orang dewasa yang autentik, dan (c) menjadi pebelajar yang mandiri.
Pada model pembelajaran berdasarkan masalah terdapat lima tahap utama dimulai dengan
tahap memperkenalkan siswa dengan suatu masalah dan diakhiri dengan tahap penyajian dan
analisis hasil kerja siswa. Selanjutnya kelima langkah dari model pembelajaran berdasarkan masalah
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah.
Fase ke- Indikator Aktivitas/Kegiatan Guru
1 Orientasi siswa kepada masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya.
2 Mengorganisasikan siswa untuk belajar
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut
3 Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya
5 Menganilisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
Model-model PembelajaranMatematika
18
2. Pelaksanaan Pembelajaran Berdasarkan Masalah
a. Tugas-tugas Perencanaan
Karena hakekat interaktifnya, pembelajaran berdasarkan masalah membutuhkan banyak perencanaan,
seperti halnya model-model pembelajaran yang berpusat pada siswa lainnya.
1) Penetapan Tujuan
Pertama kali kita mendeskripsikan bagaimana pembelajaran berdasarkan masalah direncanakan
untuk membantu mencapai tujuan-tujuan seperti keterampilan menyelidiki, memahami peran
orang dewasa, dan membantu siswa menjadi pebelajar yang mandiri. Dalam pelaksanaannya
pembelajaran berdasarkan masalah bisa saja diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah
disebutkan tadi.
2) Merancang situasi masalah
Beberapa guru dalam pembelajaran berdasarkan masalah lebih suka memberikan siswa suatu
keleluasaan dalam memilih masalah untuk diselidiki karena cara ini meningkatkan motivasi siswa.
Situasi masalah yang baik seharusnya autentik, mengandung teka-teki, dan tidak terdefinisikan
secara ketat, memungkinkan kerjasama, bermakna bagi siswa, dan konsisten dengan tujuan
kurikulum.
3) Organisasi sumber daya dan rencana logistik
Dalam pembelajaran berdasarkan masalah siswa dimungkinkan bekerja dengan beragam material
dan peralatan, dan pelaksanaanya bisa dilakukan di dalam kelas, bisa juga dilakukan di
perpustakaan atau laboratorium, bahkan dapat pula dilakukan di luar sekolah. Oleh karena itu
tugas mengorganisasikan sumber daya dan merencanakan kebutuhan untuk penyelidikan siswa
haruslah menjadi tugas perencanaan yang utama bagi guru yang menerapkan model pembelajaran
berdasarkan masalah.
b. Tugas Interaktif
1) Orientasi siswa pada masalah
Siswa perlu memahami bahwa tujuan pembelajaran berdasarkan masalah adalah tidak untuk
memperoleh informasi baru dalam jumlah besar, tapi untuk melakukan penyelidikan terhadap
masalah-masalah penting dan untuk menjadi pebelajar yang mandiri. Cara yang baik untuk
menyajikan masalah untuk sebuah pelajaran dalam pembelajaran berdasarkan masalah adalah
dengan menggunakan kejadian yang mencengangkan yang menimbulkan misteri dan suatu
keinginan untuk memecahkan masalah.
2) Mengorganisasikan siswa untuk belajar
Model-model PembelajaranMatematika
19
Pada model pembelajaran berdasarkan masalah dibutuhkan pengembangan keterampilan
kerjasama diantara siswa dan saling membantu untuk menyelidiki masalah secara bersama.
Berkenaan dengan hal tersebut siswa memerlukan bantuan guru untuk merencanakan
penyelidikan dan tugas-tugas pelaporan. Bagaimana mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok
belajar kooperatif juga berlaku untuk mengorganisasikan siswa kedalam kelompok pembelajaran
berdasarkan masalah.
3) Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok
a) Guru membantu siswa dalam pengumpulan informasi dari berbagai sumber, siswa diberi
pertanyaan yang membuat mereka memikirkan masalah dan jenis informasi yang dibutuhkan
untuk pemecahan masalah. Siswa diajarkan menjadi penyelidik yang aktif dan dapat
menggunakan metode yang sesuai untuk masalah yang dihadapinya. Selain itu diajarkan etika
penyelidikan yang benar.
b) Guru mendorong pertukaran ide secara bebas dan penerimaan sepenuhnya ide-ide itu
merupakan hal penting sekali dalam tahap penyelidikan pembelajaran berdasarkan masalah.
Selama tahap penyelidikan guru memberi bantuan yang dibutuhkan tanpa mengganggu siswa.
c) Puncak proyek-proyek pembelajaran berdasarkan masalah adalah penciptaan dan peragaan
artifak seperti laporan, poster, model-model fisik, dan videotape.
4) Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah
Tugas guru pada tahap akhir pembelajaran berdasarkan masalah adalah membantu siswa
menganalisis dan mengevaluasi proses berfikir mereka sendiri, dan keterampilan penyelidikan
yang mereka gunakan.
3. Lingkungan Belajar dan Tugas-tugas Managemen
Penting untuk guru agar memiliki seperangkat aturan yang jelas supaya pembelajaran dapat
berlangsung tertib tanpa gangguan, menangani tingkah laku siswa yang menyimpang secara cepat dan
tepat, memiliki panduan mengenai bagaimana mengelola kerja kelompok.
Salah satu masalah dalam pengelolan yang cukup rumit bagi guru yang menggunakan model
pembelajaran berdasarkan masalah adalah bagaimana menangani siswa baik individual maupun
kelompok yang menyelesaikan tugas lebih awal atau terlambat. Jadi dalam hal ini kecepatan
penyelesaian yang dimiliki siswa berbeda. Pada model pembelajaran berdasarkan masalah
dimungkinkan siswa mengerjakan tugas multi (rangkap), sehingga waktu penyelesaian tugas-tugas
tersebut bisa berbeda-beda. Akibatnya diperlukan pemantauan dan pengelolaan kerja siswa yang
rumit.
Pada model pembelajaran berdasarkan masalah sering sebagai guru menggunakan sejumlah bahan
dan peralatan, oleh karena itu pengelolaannya dapat merepotkan guru. Guru yang efektif harus
memiliki prosedur untuk pengelolaan, penyimpanan dan pendistribusian bahan. Dan yang tidak boleh
Model-model PembelajaranMatematika
20
dilupakan guru adalah menyampaikan aturan dan sopan santun untuk mengendalikan tingkah laku
siswa ketika mereka melakukan penyelidikan di luar kelas termasuk di dalamnya penyelidikan di
masyarakat.
4. Asesmen dan Evaluasi
Seperti halnya pada pembelajaran kooperatif, pada pembelajaran berdasarkan masalah perhatian
pembelajaran tidak pada perolehan pengetahuan deklaratif. Oleh karena itu tugas penilaian tidak
cukup bila penilaiannya hanya dengan tes kertas dan pensil (paper and pencils test). Teknik penilaian
dan evaluasi yang sesuai dengan model pembelajaran berdasarkan masalah adalah menilai pekerjaan
yang dihasilkan oleh siswa yang merupakan hasil penyelidikan mereka. Tugas (asesmen) dan
evaluasi yang sesuai untuk model pembelajaran berdasarkan masalah terutama terdiri dari
menemukan prosedur penilaian alternatif yang dapat digunakan untuk mengukur pekerjaan siswa.
Misalnya dengan asesmen kinerja dan peragaan hasil. Adapun prosedur-prosedur yang yang telah
disebutkan tersebut dinamakan asesmen kinerja, asesmen autentik, dan portfolio. Penjelasan mengenai
asesmen kinerja dan asesmen autentik secara mendetil ada pada modul tersendiri.
5. Penerapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah pada SubPokok Bahasan Pecahan
Berikut ini contoh Rencana Pelajaran dan LKS model pembelajaran berdasarkan masalah pada
subpokok bahasan Pecahan untuk kelas I semester 1 SMP
Satuan Pendidikan : SMPMata Pelajaran : MatematikaKelas/Semester : 1 / I Aspek : Pecahan Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
A. 1. Kompetensi DasarMengenal bilangan pecahan dan melakukan operasi bilangan pecahan.
2. Hasil Belajar
3. Indikator Siswa diharapkan minimal dapat menjumlah pecahan yang penyebutnya sama.
Siswa dapat menunjukkan kemampuan mengenal bilangan pecahan dan melakukan operasi
bilangan pecahan.
B. Kelengkapan
1. Buku Siswa2. LKS
Model-model PembelajaranMatematika
21
C. Kegiatan Belajar Mengajar
Model : Pembelajaran Berdasarkan MasalahMetode : Ceramah, diskusi, penemuan terbimbing, dan pemberian tugasPendekatan : Pendekatan kontekstual.
1. Pendahuluan
a. Guru menghubungkan pelajaran sekarang dengan yang lalu dengan
menanyakan tentang pengertian pecahan, pecahan senilai, pecahan murni, pecahan tak murni, dan
pecahan campuran.
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menginformasikan model
pembelajaran yang akan dilakukan.
2. Kegiatan Inti
Fase 1 : Mengorientasikan siswa pada masalah
a. Guru mengajukan masalah yang ada di LKS dan meminta siswa mempelajari masalah tersebut.
Fase 2 : Mengorganisir siswa untuk belajar
b. Guru membagi siswa kedalam kelompok 3 atau 4 orang
c. Guru meminta siswa mengemukakan ide kelompoknya sendiri tentang cara menyelesaikan masalah
tersebut.
Fase 3 : Membantu siswa memecahkan masalah
d. Guru membimbing/mendorong siswa mengumpulkan informasi yang sesui, menemukan penjelasan
dan pemecahan masalah yang diberikan pada fase 1.
e. Guru mendorong dialog/diskusi antar teman dalam kelompoknya.
Fase 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil pemecahan masalah
f. Membimbing/mengamati siswa dalam menyimpulkan hasil pemecahan masalah yang diberikan pada
fase 1
g. Guru mendorong siswa menyajikan hasil pemecahan masalah dan membimbing bila menemui
kesulitan.
Fase 5 : Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
h. Guru membantu siswa mengkaji ulang proses/hasil pemecahan masalah pada fase 1 sampai 4.
3. Penutup
a. Membimbing siswa untuk merangkum materi pelajaran.
b. Meminta siswa untuk berlatih di rumah menyelesaikan soal-soal latihan yang ada pada buku siswa
Model-model PembelajaranMatematika
22
LEMBAR KEGIATAN SISWA
Nama Kelompok :……………….. Tanggal:….…….Proyek : Penelitian Pecahan
Perhatikan benda-benda yang ada di sekelilingmu yang nampak terbagi ke dalam bagian-bagian yang
sama, atau pecahan. Misalnya, penggaris, roti, coklat batangan, dan lain-lain. Bagaimana biasanya benda-
benda tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama, tiga bagian yang sama, atau delapan bagian yang
sama? Buatlah daftar benda-benda yang dapat digunakan untuk mengilustrasikan/menjelaskan
pembuktian operasi pecahan. Kumpulkanlah sebanyak mungkin benda-benda tersebut.
Contoh benda-benda yang dibagi ke dalam bagian yang sama adalah
NAMA BENDA JENIS PEMBAGIAN
Roti 8 bagian yang sama
Proyek : Demonstrasi
Gunakan benda-benda yang telah kamu kumpulkan untuk membuat suatu presentasi guna menunjukkan
penjumlahan pecahan-pecahan yang penyebutnya sama. Kamu dapat menggunakan sebuah penggaris
untuk menjumlah perdelapanan dari satu inci, menggunakan sebuah gelas ukur untuk menjumlahkan
pertigaan dari secangkir air, atau menggunakan jam untuk menjumlahkan perlimaan dari satu jam.
Pastikan kamu membuktikan bahwa dua pecahan dijumlahkan mendapat hasil yang diharapkan.
Latihan 1
1. Tuliskan ciri umum model pengajaran langsung!
2. Kegiatan-kegiatan apakah yang perlu dilakukan guru dalam merencanakan program pembelajaran
yang bercirikan pengajaran langsung?
3. Jelaskan dengan singkat tahap-tahap dalam suatu pengajaran langsung!
4. Tuliskan prinsip umum pengembangan tes hasil belajar pada pengajaran langsung!
5. Selain contoh yang telah diberikan, berikanlah contoh lain dari materi matematika SMP yang sesuai
diajarkan dengan model pengajaran langsung. Jelaskanlah alasan jawaban tersebut!
6. Buatlah rencana pelajaran model pengajaran langsung sesuai dengan contoh yang diberikan pada butir
5
8. Berdasarkan pemahaman pembelajaran kontekstual pada modul sebelumnya, prinsip CTL apa saja
yang dapat dimunculkan pada model pengajaran langsung.
Model-model PembelajaranMatematika
23
Latihan 2
1. Tuliskan ciri umum model pembelajaran kooperatif?
2. Kegiatan-kegiatan apakah yang perlu dilakukan guru dalam merencanakan program pembelajaran
kooperatif?
3. Jelaskan dengan singkat tahap-tahap pembelajaran kooperatif?
4. Jelaskan dengan singkat tahap-tahap pembelajaran kooperatif?
5. Bagaimana cara membentuk kelompok pada model pembelajaran kooperatif?
6. Bagaimana pedoman penilaian pada model pembelajaran kooperatif?
7. Bagaimana sistem penghargaan pada model pembelajaran kooperatif?
8. Berdasarkan pemahaman pembelajaran kontekstual pada modul sebelumnya, prinsip CTL apa saja
yang dapat dimunculkan pada model pembelajaran kooperatif.?
9. Selain contoh yang telah diberikan, berikanlah contoh lain dari materi matematika SMP yang sesuai
diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif. Jelaskanlah alasan dari jawaban Anda tersebut!
10. Buatlah rencana pelajaran model pembelajaran kooperatif sesuai dengan contoh yang diberikan pada
butir 9!
Latihan 3
1. Tuliskan ciri umum model pembelajaran berdasarkan masalah
2. Kegiatan-kegiatan apakah yang perlu dilakukan dalam merencanakan program pembelajaran yang
bercirikan pembelajaran berdasarkan masalah?
3. Jelaskan dengan singkat tahap-tahap pembelajaran berdasarkan masalah!
4. Apa sajakah yang merupakan lingkungan belajar dan tugas manajemen dalam pembelajaran
berdasarkan masalah?
5. Mengapa dalam pembelajaran berdasarkan masalah, siswa harus diajarkan agar dapat bekerja mandiri
maupun bekerjasama?
6. Mengapa etika perlu mendapatkan perhatian khusus di dalam pembelajaran berdasarkan masalah?
7. Berdasarkan pemahaman pembelajaran kontekstual pada modul sebelumnya, prinsip CTL apa saja
yang dapat dimunculkan pada model pembelajaran berdasarkan masalah. Jelaskan.
9. Selain contoh yang telah diberikan, berikanlah contoh lain dari materi matematika SMP yang sesuai
diajarkan dengan model pembelajaran berdasarkan masalah. Jelaskanlah alasan jawaban tersebut!
10. Buatlah rencana pelajaran model pembelajaran berdasarkan masalah yang sesuai dengan contoh
yang diberikan pada butir 9!
Model-model PembelajaranMatematika
24