TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Syarat Kelulusan
Program Studi Diploma II (D2)
Disusun Oleh :
SULISTYOWATI
1402204287
PENDIDIKAN GURU KELAS SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2006
LEMBAR PENGESAHAN
Tugas Akhir ini telah disahkan oleh panitia ujian Tugas Akhir
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Semarang pada :
Hari :
Tanggal : September 2006
Semarang, September 2006
Dosen Pembimbing Penulis
Dra. Wahyuningsih, M.Pd. Sulistyowati NIP. NIM. 1402204287
Mengetahui :
Ketua UPP PGKSD
Drs. H. Jaino, M.Pd NIP. 130875761
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
A. MOTTO
1. Ilmu yang tidak diamalkan bagaikan pohon yang tidak berbuah (Hadist)
2. Modal yang paling baik dari seseorang adalah kerajinan dan kejujuran
(Grand).
3. Dalam pengalaman yang menyakitkan seringkali bisa menemukan
kebahagiaan (Kahn Irayat).
4. Seseorang yang lemah akan ragu-ragu dalam mengambil keputusan.
Seseorang yang kuat tidak akan ragu-ragu dalam mengambil keputusan
(Kars Kram).
5. Barang siapa takut menghadapi kesukaran selamanya tidak akan maju
(Horne).
B. PERSEMBAHAN
1. Ibu Dosen yang telah membimbing
penulis.
2. Bapak, ibu, kakak dan adik tercinta
yang telah memberikan kasih
sayangnya.
3. Pembaca yang budiman.
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan Tugas Akhir ini
dapat berjalan lancar, serta usaha maksimal untuk menyelesaikan yang
pelaksanaannya penulis lakukan di SD Koalisi Nasional 01, 03, 07 Kecamatan
Ngaliyan Kabupaten Semarang. Selama pelaksanaan pembuatan Tugas Akhir
penulis banyak mendapat informasi dan pengalaman berharga tentang
“Meningkatkan Ketrampilan Membaca Melalui Pendekatan Ketrampilan Proses
Pada Siswa Kelas V SD Koalisi Nasional 01, 03, 07 Kecamatan Ngaliyan”.
Dalam menyusun Tugas Akhir ini, penulis banyak memperoleh bantuan
dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini pula penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Drs. Siswanto, M.Pd., Dekan FIP UNNES
2. Drs. Sutaryono, M.Pd., Ketua Program Studi PGKSD
3. Drs. H. Jaino, M.Pd., Ketua UPP PGKSD Semarang
4. Dra. Wahyuningsih, M.Pd., Dosen Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dengan penuh kesabaran dan keramahan.
5. Sutini, S.Pd., Kepala Sekolah SD Koalisi Nasional 01, 03, 07
6. Nurlaini Purwaningsih guru kelas V yang telah membantu dalam mengadakan
penelitian.
7. Bapak/Ibu guru serta siswa-siswi SD Koalisi nasional 01, 03, 07 yang telah
membantu dalam mengadakan penelitian.
8. Teman-teman PPL yang senasib seperjuangan.
Akhirnya dengan rasa rendah diri penulis menyadari kemampuan penulis
dalam menyusun Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, dikarenakan
keterbatasan waktu sehingga penulis sangat mengharapkan saran dan kritik untuk
perbaikan Tugas Akhir di lain waktu. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat
bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Semarang, September 2006
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................. iv
DAFTAR ISI .............................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah ................................... 1
C. Rumusan Masalah ................................................................ 2
D. Tujuan Penelitian ................................................................. 2
E. Manfaat ................................................................................. 2
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................. 4
1. Tinjauan Tentang Belajar ...................................................... 4
2. Tinjauan Tentang Mengajar .................................................. 4
3. Tinjauan Tentang Membaca ................................................. 5
BAB III PAPARAN HASIL ..................................................................... 8
A. Pembahasan ........................................................................... 8
B. Kerangka Berpikir ................................................................. 10
C. Hipotesis Tindakan ................................................................ 10
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 13
A. Kesimpulan ............................................................................ 13
B. Saran ...................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya kemampuan membaca anak SD itu kurang diperhatikan.
Untuk itu sebagai calon guru kita harus dapat menciptakan cara untuk
menumbuhkan minat membaca siswa. Misalnya dengan cara membiasakan
anak untuk membaca cerita dongeng yang kemudian disuruh untuk meringkas
isi bacaan. Pemahaman bacaan diperlukan pengetahuan baik kebahasaan
maupun non kebahasaan, pembaca harus mengenali konsep dan kosa kata.
Sehubungan dengan upaya meningkatkan ketrampilan membaca pada siswa
masalah ketrampilan membaca pemahaman perlu mendapat perhatian. Untuk
itu penulis ingin mengetahui sejauh mana keberhasilan pengajaran dalam
bahasa Indonesia dalam membaca pemahaman jika diterapkan dengan
pendekatan ketrampilan proses.
B. Identifikasi Pembatasan Masalah
Meningkatkan ketrampilan membaca pemahaman siswa bukan hal
yang mudah. Faktor yang mempengaruhi terwujudnya ketrampilan membaca
pemahaman siswa seperti halnya tersedia sarana dan prasarana, kemauan dan
motivasi siswa, teknik membaca dan metode yang digunakan guru. Teknik
membaca yang baik akan mengantarkan siswa untuk terampil membaca, hal
lain yang digunakan metode yang digunakan guru dalam haruslah sesuai
dengan karakteristik siswa baik secara individu maupun kelompok.
Pendekatan ketrampilan proses merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan ketrampilan membaca pada anak.
C. Masalah
1. Apakah penyebab dari kesulitan belajar membaca ?
2. Bagaimana meningkatkan ketrampilan membaca pemahaman melalui
pendekatan ketrampilan proses pada siswa kelas V SD Koalisi Nasional
01, 03, 07, Kecamatan Ngaliyan Semarang ?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan penelitian secara umum yaitu :
Meningkatkan ketrampilan membaca melalui pendekatan ketrampilan
proses pada siswa kelas V SD Koalisi Nasional Kecamatan Ngaliyan
Semarang.
2. Tujuan khusus
a. Meningkatkan kemampuan membaca pada anak
b. Meningkatkan kemampuan memahami kata
c. Meningkatkan kemampuan memaknai kalimat
d. Meningkatkan kemampuan memaknai bacaan
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Memberikan masukan pada pengembangan pengajaran bahasa Indonesia
khususnya teori pembelajaran membaca.
2. Manfaat praktis
a. Meningkatkan ketrampilan membaca siswa khususnya membaca
pemahaman karena siswa mendapat informasi cara membaca yang
efektif.
b. Meningkatkan prestasi membaca karena siswa mendapat pengetahuan
dan pemahaman suatu karya sastra melalui pendekatan ketrampilan
proses.
c. Menambah wawasan bagi penulis pada khususnya dan para pembaca
pada umumnya terhadap pentingnya membaca melalui pendekatan
ketrampilan proses.
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Tinjauan Tentang Belajar
Belajar secara tradisional diartikan sebagai upaya menambah dan
mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Pengertian belajar yang lebih modern
diungkapkan Morgan dkk (1986) sebagai setiap perubahan tingkah laku yang
relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman. Definisi yang
kedua memuat dua unsur penting dalam belajar yaitu pertama belajar adalah
perubahan tingkah laku dan kedua perubahan yang terjadi adalah karena
latihan / pengalaman.
Gagne (1985) menerangkan lebih lanjut, belajar bukan terjadi karena
adanya warisan genetika atau respons secara alamiah, kedewasaan / keadaan
organisme yang bersifat temporer seperti misalnya kelelahan, pengaruh obat-
obatan, rasa takut, persepsi, motivasi, dan seterusnya atau gabungan dari
kesemuanya.
2. Tinjauan Tentang Mengajar
Mengajar adalah menyampaikan pesan beberapa pengetahuan pesan
berupa pengetahuan, ketrampilan dan penanaman sikap-sikap tertentu dari
guru kepada peserta didik. Kegiatan membimbing dan melatih peserta didik
untuk belajar diperlukan kemampuan profesional dari guru.
Beberapa pandangan tentang mengajar dikemukakan sebagai berikut :
a. Mengajar dipandang sebagai ilmu (Teaching as a science)
Artinya terdapat landasan yang mendasari kegiatan mengajar baik dari
filsafat ilmu maupun dari teori-teori belajar mengajar, sifatnya
metodologis dan prosedural.
b. Mengajar sebagai teknologi (Teaching as a technology)
Yaitu menggunakan perangkat alat yang dapat dan harus diuji secara
empiris.
c. Mengajar sebagai suatu seni (Teaching is an art) yang mengutamakan
performance/penampilan guru secara khas dan unik yang berasal dari sifat-
sifat khas guru dan perasaan serta nalurinya.
d. Mengajar sebagai pilihan nilai (wawasan kependidikan guru) bersumber
pada pilihan nilai / wawasan kependidikan yang dianut guru.
e. Mengajar sebagai ketrampilan (Teaching as a skill) yaitu suatu proses
penggunaan seperangkat ketrampilan secara terpadu.
Davis (1971) mengungkapkan bahwa pengertian mengajar sebagai
suatu aktivitas profesional yang memerlukan ketrampilan tingkat tinggi dan
mencakup pengambilan keputusan.
3. Tinjauan Tentang Membaca
Membaca merupakan kegiatan yang kompleks artinya membaca
melibatkan segenap batin kita yaitu pengalaman, respon, intelektual,
emosional dan kreativitas sehingga mampu menangkap apa yang telah
dibacanya.
Membaca menurut Spondek dan Saracho (1994) merupakan proses
memperoleh makna dari barang cetak.
Ada 2 cara yang ditempuh pembaca dalam memperoleh makna dari barang
cetak antara lain :
1. Langsung, yakni menghubungkan ciri penanda visual bunyi dari tulisan
dengan maknanya, biasanya digunakan oleh pembaca lanjut.
2. Tidak langsung, yakni mengidentifikasi bunyi dalam kata dan
menghubungkannya dengan makna, biasanya digunakan oleh pembaca
permulaan.
Combs (1996) memilah kegiatan membaca menjadi tiga tahap :
1. Dalam tahap persiapan, anak mulai menyadari tentang fungsi barang cetak,
konsep tentang cara kerja barang cetak, konsep tentang huruf, konsep
tentang kata.
2. Dalam tahap perkembangan, anak mulai memahami pola bahasa yang
terdapat dalam barang cetak. Anak mulai belajar memasangkan satu kata
dengan kata yang lain.
Pengajaran membaca sangat tepat digunakan sebagai sarana untuk
membimbing anak menjadi pembaca yang mandiri dan menumbuhkan minat
baca. Melalui pengajaran membaca bersuara, guru dapat menjadikan barang
cetak (mati) menjadi hidup. Melalui kegiatan ini guru dapat memberikan
contoh cara membaca dengan kecepatan, irama dan suara yang tepat. Selain
itu, guru dapat mengajak anak dengan bahasa tulis. Cara yang ditempuh untuk
mengajak anak mengakrabi buku adalah sebagai berikut :
Ciptakan lingkungan yang menyenangkan
Perkenalkan buku-buku baru
Pilih waktu yang paling tepat
Beri kesempatan untuk merespon isi buku
Berikan bimbingan dalam memahami bacaan
Gunakan cara dan waktu yang bervariasi.
Untuk dapat memacu perkembangan anak dalam membaca. Clay
(1966) mengemukakan perlunya penciptaan kondisi yang kondusif bagi
kegiatan membaca. Kondisi yang dimaksud adalah sebagai berikut :
Kemahiran membaca diperoleh melalui interaksi sosial dan tingkah laku
emulatif (kompetitif).
Anak menguasai kemahiran membaca sebagai hasil dari pengalaman
hidupnya.
Anak akan menguasai kemahiran membaca jika ia tahu tujuan dan
memerlukan proses.
Kegiatan bermain memainkan peran dalam penguasaan bahasa.
BAB III
PAPARAN HASIL
A. Pembahasan
1. Penyebab dari kesulitan membaca
a. Lingkungan keluarga
Anak belajar dan mengenal bahasa pertama kali berasal dari
lingkungan keluarga. Orang tua memegang peranan penting dalam hal
tersebut. Orang tua memberikan makna lisan pada benda-benda di
sekitarnya. Namun sayangnya orang tua sekarang kurang memahami
arti serta peran suara manusia dalam pengembangan intelektual anak.
Keberhasilan anak di sekolah pada dasarnya dapat ditentukan
oleh apa yang anak itu kerjakan di rumah. Untuk itu doronglah rasa
ingin tahu anak tersebut dengan dilatih sering berbicara misalnya
dengan menjawab pertanyaan yang tidak ada habisnya.
b. Lingkungan sekolah
Dalam penggunaan metode pengajaran yang kurang tepat dapat
menimbulkan permasalahan bagi proses pembelajaran membaca si
anak, materi-materi yang diajarkan belum sesuai dengan tingkat
perkembangan intelektual siswa. Guru kurang memahami keinginan
siswa.
2. Cara meningkatkan ketrampilan membaca melalui pendekatan ketrampilan
proses
Hambatan yang dialami siswa kelas V dalam membaca adalah :
Memahami isi bacaan
Penyebab kesukaran memahami isi bacaan berakhir pada
kebiasaan baca yang salah, kebiasaan-kebiasaan tersebut antara lain :
a. Terlalu banyak memperhatikan butir-butir informasi sehingga gagal
memperoleh makna pada teks.
b. Kurang memberi perhatian sampai detail sehingga gagal memahami
butir-butir tertentu.
Metode yang digunakan untuk meningkatkan ketrampilan membaca
yaitu :
1. Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik)
Metode SAS pada dasarnya merupakan perpaduan antara
metode fonik dengan metode linguistik. Perbedaan antara kode
tulisan yang dianalisis adalah kode tulisan yang berbentuk kalimat
pendek yang utuh. Metode SAS didasarkan pada asumsi bahwa
pengamatan anak mulai dari keseluruhan (Gestalt) dan kemudian
ke bagian-bagian, anak diajak menganalisis menjadi kata, suku
kata, huruf kemudian mensistensikan kembali dari huruf ke suku
kata, kata dan akhirnya kembali menjadi kalimat.
2. Metode pengalaman bahasa
Metode ini berintegrasi dengan perkembangan anak dalam
ketrampilan mendengarkan, bercakap-cakap dan menulis. Bahkan
bacaan didasarkan atas pengalaman anak. Metode ini didasarkan
atas pandangan :
1. Apa yang dapat saya pikirkan dapat saya katakan
2. Apa yang saya katakan, dapat saya tulis
3. Apa yang dapat saya tulis dapat saya baca
4. Saya dapat membaca yang ditulis orang lain untuk saya baca.
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa tidak
ada suatu metode yang sesuai untuk semua siswa. Dengan
demikian guru hendaknya menggunakan pendekatan pembelajaran
membaca sesuai dengan karakteristik anak.
B. Kerangka Berpikir
Berdasarkan pengamatan penulis, kemampuan membaca siswa kelas V
SD Koalisi Nasional 01, 03, 07 kurang baik karena pembelajaran membaca di
kelas tidak mendapat respons yang baik. Siswa sepertinya bosan dan jenuh
dengan kegiatan membaca. Keberhasilan membaca didasarkan pada 2 faktor
yaitu faktor linguistik atau yang berkaitan dengan ketatabahasaan
(mengidentifikasi bunyi dan pengetahuan gramatikal) dan faktor non linguistik
(penggunaan teknik membaca dan kemampuan mengidentifikasi tujuan yang
termuat dalam isi teks).
C. Hipotesis Tindakan
Langkah-langkah pembelajaran untuk membaca melalui pendekatan
ketrampilan proses.
A. Tahap persiapan
- Guru mempersiapkan program perencanaan pengajaran membaca yang
akan ditempuh dalam bentuk satuan pelajaran.
- Sehari sebelum pelaksanaan pengajaran membaca, siswa ditugasi untuk
membawa berbagai bahan bacaan sesuai dengan minatnya masing-
masing. Misalnya dari majalah, surat kabar, buku pelajaran.
B. Tahap pelaksanaan
1. Awal KBM
a. Guru meminta siswanya untuk menunjukan bahan bacaan yang
harus dibawanya pada saat itu.
b. Guru dan murid bertanya jawab mengenai masalah-masalah aktual
yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang sedang hangat-
hangatnya dibicarakan orang.
2. Inti kegiatan belajar mengajar
- Guru membagikan buku teks dan memberi kesempatan kepada siswa
untuk membaca secara sekilas bahan bacaan yang telah ditentukan
guru selama lebih kurang lima menit.
- Murid mencari dan mendaftar kata-kata sulit yang dijumpainya
dalam bacaan.
- Murid mendiskusikan kata-kata sulit tersebut dalam kelompoknya
masing-masing melalui kegiatan tutor sebaya yang sudah dibentuk
sebelum pelajaran dimulai.
- Berkonsultasi dengan guru jika ada hal yang tidak dapat dipecahkan
dalam kelompok.
- Guru memilih 10 orang siswa sebagai model untuk memperagakan
bagaimana proses membaca yang dilakukannya; siswa yang lain
disuruh memperhatikan dan diminta untuk mencatat tempo
membaca kawannya.
- Berdasarkan peragaan proses membaca yang dilakukan 10 model
tadi, guru menjelaskan mana siswa yang sudah memperlihatkan
model yang baik dan mana yang belum.
- Selanjutnya murid diberi kesempatan untuk membaca sendiri dan
ditugasi untuk membuat 3 pertanyaan yang tidak boleh sama di
buku teks.
3. Akhir KBM
- Setiap siswa menghimpun pertanyaan yang dibuatnya dalam
kelompoknya. Masing-masing kelompok memilih dan
mendiskusikan 10 buah pertanyaan terpilih berikut jawabannya
untuk diajukan pada lawan kelompok yang telah diundi. Di bawah
bimbingan dan pengawasan guru masing-masing kelompok saling
melemparkan pertanyaan, guru bertindak sebagai juri.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian kelas dapat disimpulkan bahwa :
1. Penyebab kesulitan belajar ada 2 faktor yaitu berasal dari lingkungan
keluarga dan lingkungan sekolah.
2. Proses pembelajaran membaca melalui pendekatan ketrampilan proses
dapat meningkatkan kemampuan menangkap ide suatu bacaan, memahami
kata, memaknai kalimat dan dapat membuat pertanyaan berdasarkan
ilustrasi bacaan.
B. Saran
1. Guru seharusnya melatih dan membiasakan siswa untuk membaca supaya
pemahaman siswa dalam memahami isi bacaan dapat meningkat.
2. Guru hendaknya memperhatikan sikap siswa saat membaca supaya
kebiasaan membaca yang tidak baik seperti bibir bergerak, menunjuk kata
dengan jari, mengucapkan kata yang salah dapat dihilangkan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Supriyadi, dkk. 1992. Pendidikan Bahasa Indonesia II. Jakarta : Depdiknas.
2. Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
3. Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta : Rineka Cipta.
4. Hairstock, Elisabeth. 2002. Montessori Untuk Sekolah Dasar. Jakarta : PT.
Pustaka Dela Pratasa.