MAKALAH UNSUR-UNSUR ADMINISTRASI
“KETATAUSAHAAN”
Disusun oleh :
1. Latifah Ratantri (14811134013)
2. Nika Oktafiyani (14811134014)
PRODI D3-ADMINISTRASI PERKANTORAN (A)
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
KAMPUS WATES
Jl. Bhayangkara No. 7 Wates Kulonprogo Yogyakarta, Tel. 62 274 773906,
website http://wates.uny.ac.id, e-mail: [email protected]
BAB I
PENDAHULUAN
Tata usaha umumnya dilaksanakan dikantor-kantor dan organisasi-
organisasi kemasyarakatan. Tata usaha disebut juga administrasi yang dalam arti
sempit (administratie) artinya yaitu pekerjaan catat mencatat mengenai suatu
keterangan tertentu. Hubungan antara tata usaha dan administrasi ialah bahwa tata
usaha adalah salah satu unsur administrasi.
Beberapa istilah yang sama artinya dengan tata usaha, yakni :
1. Paper work (pekerjaan kertas)
2. Clerical work (pekerjaan tulis)
3. Office work (pekerjaan kantor)
Sampai sekarang ini tata usaha belum mendapatkan perhatian yang
sewajarnya dari para pemimpin maupun pelaksana. Tata usaha masih saja dianggap
sebagai pekerjaan yang mudah, remeh dan tidak penting. Walaupun demikian tata
usaha telah berkembang dan pelaksanaanya telah bertambah luas.
Menurut The Liang Gie pertumbuhan tata usaha di Indonesia semakin luas,
karena adanya faktor-faktor sebagai berikut :
1. Pertumbuhan penduduk
2. Perluasan pendidikan
3. Kemajuan teknologi
4. Perkembangan badan-badan usaha yang bercorak ketata usaha
5. Ketentuan-ketentuan pemerintah yang mensyaratkan bukti-bukti tertulis
(The Liang Gie, 1971: p.118)
BAB II
ISI
I. PENGERTIAN TATA USAHA
Secara Etimologis, Tata Usaha adalah kegiatan memberi bantuan dalam
mengelola informasi, manusia, harta kearah suatu tujuan yang terhimpun dalam
organisasi. Ada beberapa pengertian tentang Tata Usaha, tetapi kesemuanya hampir
mempunyai kesamaan pengertian yang mengarah kepada pengaturan tulis menulis
dan catat mencatat. Berikut beberapa pengertian tentang Tata Usaha.
a. Ditinjau dari asal kata Tata Usaha terdiri dari dua kata, yaitu “Tata” dan
“Usaha” yang masing-masing kurang lebih mempunyai pengertian
sebagai berikut Tata adalah suatu peraturan yang harus ditaati., dan
Usaha ialah suatu usaha dengan mengerahkan tenaga, pikiran untuk
mencapai suatu maksud. Jadi menurut arti kata, Tata Usaha adalah suatu
aturan atau peraturan yang terdapat dalam suatu proses penyelenggaraan
kerja.
b. Dalam Kamus Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa yang dimaksud
dengan istilah Tata Usaha ialah penyelenggaraan tulis menulis (keuangan
dan sebagainya) di perusahaan, negara dan sebagainya, sedangkan
penata usaha ialah orang-orang yang menyelenggarakan taha usaha.
c. Menurut hukum D.M. (Diterangkan-Menerangkan) bahasa Indonesia,
maka kata “usaha” menerangkan kata “tata” ditambah keterangan dengan
kata”usaha” dibelakangnya, lalu menjelma pengertian baru tersimpul
dalam kata “tatausaha” yang artinya tata untuk usaha. Tata artinya atur,
ditata sama dengan diatur, menata berarti mengatur.
d. Pengertian Administrasi Ketatausahan The Liang Gie (1998;16)
merumuskan pengertian tatausaha sebagai “segenap rangkaian aktivitas
menghimpun, mencatat, mengolah, mengganda, menggirim, dan
menyimpan keterangan-keterangan yang diperlukan dalam setiap
organisasi”. (The Liang Gie. 1996, p.16)
II. PERANAN TATA USAHA
Walaupun tata usaha bersifat pelayanan terhadap pekerjaan pokok tetapi tata
usaha tidak boleh diremehkan. Karena tata usaha juga iku menentukan berhasil atau
tidaknya tujuan organisasi tercapai secara efisien.
Peranan tata usaha menurut The Liang Gie yaitu :
1. Tata usaha melayani pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan operatifnuntuk
mencapai tujuan organisasi
2. Tatabusaha menyediakan keterangan-keterangan bagi pucuk pimpinan
organisasi untuk membuat keputusan atau melakukan tindakan yang tepat
3. Tata usaha membantu kelancaran perkembangan organisasi sebgai suatu
keseluruhan, karena tat usaha berkenaan dengan warkat-warkat dan
dokumen-dokumen sebagai sumber ingatan. (Pariata Westra dkk, 1980:
p.T6)
Tata usaha mempunyai peranan melancarkan kehidupan dan perkembaangan suatu
organisasi dalam keseluruhannya karena fungsinya sebagai ingatan dan sumber
dokumen. Tata usaha mempunyai 3 ciri utama, yaitu :
1. Bersifat pelayanan
2. Bersifat merembes ke segenap bagian dalam organisasi
3. Dilaksanakanoleh semua pihak dalam organisasi
III. PERINCIAN KEGIATAN TATA USAHA
Tata usaha sifatnya membantu atau menunjang bagi kelancaran pekerjaan
pokok. Jadi tata usaha bukan merupakan pekerjaan yang berdiri sendiri. Tata usaha
menurut intinya adalah tugas pelayanan di sekitar keterangan-keterangan yang
berwujud 6 pola perbuatan (The Liang Gie, 1996: p.16) :
a. Menghimpun
Kegiatan mencari dan megusahakan tersedianya segala keterangan yang
tadinya belum ada atau berserakan dimana-mana sehingga siap untuk
digunakan.
b. Mencatat
Keterangan atau informasi yang telah dihimpun, untuk kemudian dicatat
dan disusun kembali dalam bentuk tulisan sehingga menjadi informasi
yang mudah dibaca dan dipahami, disimpan, dan dikirim kembali.
Penyusunan kembali informasi ini dapat juga disajikan dalam pita
rekaman suara/gambar/video sehingga dapat dilihat dan didengar.
c. Mengolah
Kegiatan ini dimaksudkan untuk menyajikan kembali informasi sehingga
lebih berguna.
d. Mengganda
Kegiatan memperbanyak dengan berbagai cara dan alat sebanyak jumlah
yang diperlukan.
e. Mengirim
Kegiatan menyampaikan dengan berbagai cara dan alat dari suatu pihak
dengan pihak lain.
f. Menghimpun
Kegiatan ini dimaksudkan untuk menyimpan dengan aman informasi
yang telah diolah dan menyusun dengan berbagai cara dan alat tertentu.
Dibawah ini adalah macam-macam pekerjaan kantor yang umum dilakukan (hasil
penelitian G.R. Terry) :
a. Typing (mengetik)
b. Calculating (menghitung)
c. Cheking (memeriksa)
d. Filling (menyimpan warkat)
e. Telephoning (menelepon)
f. Duplicating (menggandakan)
g. Mailing (pengiriman surat)
h. Other (lain-lain)
Menurut Prajudi Atmosudirjo (Pariata Westra dkk, 1980: p.T 8-9) :
a. Segala macam pekerjaan yang bersifat komunikasi, yang terdiri dari ;
Briefing
Musyawarah
Pertemuan
Wawancara
Protokol
Pengaturan korespondensi (penaskahan, loreksi, pengetikan)
Masseger’s service
Dll,
b. Segala macam pekerjaan yang bersifat registrasi, yang terdiri dari ;
Agendaris surat-surat
Dokumentasi
Perpustakaan
Film mikro
Perkaman tape
Dll,
c. Segala macam pekerjaan yang bersifat komputasi, yang terdiri dari ;
Penyusunan tabel-tabel
Daftar-daftar ikhtisar
Grafik-grafik
Penyusunan-penyusunan laporan
Dll,
d. Segala macam pekerjaan yang bersifat informasi, yang terdiri dari ;
Pengumpulan data
Pemberian-pemberian peringatan
Survei
Riset
Pemberian penerangan
Dll,
IV. SURAT-MENYURAT
Pada umumnya surat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan maksud dari
satu pihak ke pihak lain, atau juga diarrtikan sebagai alat untuk berkomunikasi.
Dalam buku Pedoman Surat Menyurat dan Kearsipan yang diterbitkan oleh
Lembaga Administrasi Negara, menebutkan fungsi surat sebgai berikut ;
1. Surat merupakan alat komunikasi yang penting dalam administrasi, karena
merupakan bukti hitam diatas putih tentang apa yang dikomunikasikan
2. Fungsi surat diibaratkan sebgai data atau wakit dari penulis surat atas
kehadirannya secara pribadi dihadapan penerimanya untuk menyampaikan
berita atau pendapat,
3. Surat mencerminkan kepribadian penulis atau pengirimnya, dengan
membaca surat orang mengetahui bagaimana kepribadian penulisnya,
4. Jumlah sirkulasi surat yang terjadi pada suatu instansi merupakan indikator
atau barometer dari banyak atau sedikitnya kegiatan instansi yang
bersangkutan. Bila sirkulasi sedikit berarti instansinya kecil, bila sirkulasi
surat itu banyak berarti kegiatannya besar.
V. KLASIFIKASI SURAT
Dalam buku Pedoman Tata Surat Menyurat dan Kearsipan, surat dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Tujuannya ;
Surat pemberitahuan
Surat perintah
Surat permohonan
Surat laporan
Surat susulan
Surat peringatan
Surat panggilan
Surat keputusan
Surat kuasa
Surat pengantar
Surat pesanan
2. Sifat jenisnya ;
surat dinas
surat pribadi
surat dagang
3. Bentuknya ;
Surat biasa
Memo atau nota
Surat telegram
Surat pengantar
Surat wesel
4. Prosedurnya ;
Surat masuk
Surat keluar
5. Jangkauannya ;
Surat intern
Surat ekstern
6. Nilai isinya ;
Surat rutin
Surat non-rutin
7. Penerima surat ;
Surat biasa
Surat edaran
Pengumuman
8. Keamanan isinya ;
Sangat rahasia
Rahasia
Biasa
9. Urgenerasi penyelesaianya ;
Kilat atau sangat segera
Segera
Biasa
10. Kegunaannya ;
Konsep
Asli
Tembusan
Petikan
Turunan
Lampiran
11. Cara pengirimannya ;
Dibawa sendiri
Dibawa kurir dengan pos atau telegram
Dengan pos antar departemen
VI. BENTUK SURAT DINAS
1. Bentuk lurus, yaitu surat yang pengetikannya nomor alamat yang dituju dan
setiap alinea baru diketik lurus dari tepi kiri. Untuk membedakan alinea satu
dengan yang lain, pengetikannya diberi jarak 1 baris.
Contoh bentuk lurus ;
2. Bentuk takuk, yaitu surat yang disetiap pengetikan alinea baru dimulai
menjorok/masuk. Alamat yang dituju diketik agak masuk, dan variasi yang
lain ialah alamat diketik di bawah tanggal. Pergantian antara alinea satu
dengan yang lain diberi jarak 1 baris.
Contoh bentuk takuk :
3. Bentuk semi, yaitu bentuk campuran antara bentuk lurus dan bentuk takuk.
Di dalam bentuk semi alamat yang dituju diketik sejajar tepi kiri. Sedang
tiap permulaan alinea baru diketik menakuk.
Contoh bentuk semi :
4. Bentuk lurus dengan tanda tangan disebelah kanan (bentuk dinas)
Pada dasarnya bentuk ini sama dengan bentuk lurus, yaitu stiap permulaan
alinea baru dimulai dari tepi kiri tetapi tanda tangan pejabat yang mengirim
disebelah kanan.
Contoh bentuk lurus dengan tanda tangan disebelah kanan :
VII. PEDOMAN MENGETIK SURAT
1. Setiap surat harus diketik rapi dan bersih,
2. Surat dinas harus menggunakan kop (kepala surat),
3. Bila surat menggunakan nomor surat, maka nomor surat deketik dibawah
kepala surat jarak 3 spasi, dan letaknya disudut kiri atas,
4. Bentuk surat menggunakan bentuk lurus dengan tanda tangan disebelah
kanan,
5. Tanggal surat takperlu diketik,
6. Nama dan alamat yang dituju diketik sejajar dengan “kepada” dan berjarak
satu spasi dari titik dua
7. Pengetikan alamat tidak boleh melebihi batas tenagh kertas surat, bila masih
ada sambungan hendaknya ganti garis,
8. Pada akhir alamat yang dituju tidak perlu dibubuhkan tanda titik,
9. Hal surat diketik sejajar dengan “Hal”
10. Pengetikan lampiran tidak boleh melebihi batas tengah kertas surat, dan
disingkat dengan “Lamp: ”
11. Pendahuluan dengan kata-kata “Dengan hormat” tidak perlu diketik dalam
alinea sendiri, melainkan langsung dirangkaikan dengan alinea yang
pertama,
12. Isi surat diketik mulai baris ke-4, tiap alinea dimulai lurus dari sebelah kiri
dan tidak perlu masuk kedalam,
13. Surat diakhiri dengan datangan jabatan yang bersangkutan, nama
penandatangan tidak perlu diberi tanda kurung dan tanda titik atau garis
bawah,
14. Tembusan, perkataan “TEMBUSAN :” diketik lurus dengan isi surat dan
sejajar dengan nama pejabat yang menandatangani surat, jika tembusan
lebih dari satu, hendaknya diberi nomor.
VIII. ARTI, FUNGSI DAN PERAN ARSIP
Kearsipan atau sering disebut Administrasi kearsipan adalah kegiatan yang
berkenaan dengan penerimaan, pencatatan, penyimpanan, penggunaan,
pemeliharaan, penyusutan dan pemusnahan benda-benda arsip. Aktivitas pokok
adminiatrasi yaitu aktivitas penyimpanan.
The Liang Gie merumuskan inti pengertian arsip sebagai berikut “arsip
adalah suatu kumpulan warkat yang disimpan secara sistematis karena mempunyai
suatu kegunaan agar setiap kali diperlukan dapat segera ditemukan kembali.” (The
Liang Gie, 1972 : p.6)
Fungsi arsip menurut pasal 2 U.U. No. 7 Tahun 1971 debedakan menjadi :
1. Arsip dinamis, yang digunakan secara langsung dalam perencanaan,
pelaksanaan, penyelenggaraan kehidupan berbangsa pada umunya atau
dipergunakan secara langsung dalam penyelenggaraan Administrasi
Negara.
2. Arsip statis, yang tidak dipergunakan secara langsung untuk
perencanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umunya
maupun untuk penyelenggaraan sehari-hari Administrasi Negara. (Pariata
Westra dkk, 1980: p.T25)
Dengan kata lain yang dimaksud arsip fungsi dinamis adalah arsip yang
masih aktif depergunakan didalam proses kerja sehari-hari, sedang arsip fungsi
statis adalah arsip yang sudah tidak aktif dipergunakan dalam proses kerja sehari-
harinya.
Arsip mempunyai peranan sebagai sumber informasi dan sumber dokumen.
Sebagai sumber informasi arsip dapat mengingatkan dan membantu pimpinan
membuat keputusan secara tepat, sebagai sumber dokumen arsip dapat dipakai
bahan pembuktian dan dapat melancarkan pekerjaan, serta alat pengemban
organisasi.
IX. SISTEM PENYIMPANAN ARSIP
Pemerintah melalui Arsip Nasional telah memulai usahanya untuk
menyeragamkan sitem penyimpanan arsip bagi instansi pemerintah. Menurut
Calemon L. Maze, ada 5 dasar sistem penyimpanan arsip (Pariata Westra dkk, 1980:
p.T27) :
1. Sistem abjad
Pada sistem ini setiap benda arsip, misalnya surat-surat milik
perusahaan, kartu nama pasian ebuah Rumah Sakit, Kartu Daata
Pegawai, Kartu Arsip, Kartu Ekspedisi dan sebagainya disimpan
menurut urutan abjad nama orang atau nama organisasi yang tersebut
didalam warkatnya.
2. Sistem nomor
Pada sistem ini setiap benda arsip yang mempunyai nomor urut seperti
kartu pelajar, kartu pegawai, kartu mahasiswa faktur toko, nomor polis
asuransi dna sebagainya disimpan menurut urutan nomor 1 terus
meningkat sampai bilangan yang terbesar. Tetapi sistem nomor tidak
tepat untuk menyimpan surat.
3. Sistem wilayah
Pada sistem ini setiap benda arsip misalnya surat masuk maupun keluar
yang alamatnya dalam satu wilayah yang sama dapat disimpan dalam
satu berkas atau tempat tertentu. Sistem ini baik digunakan untuk usaha-
usaha yang mempunyai banyak kantor cabang dan juga instansi-instansi
pemerintah.
4. Sistem pokok soal
Pada sistem ini warkat-warkat yang berupa surat-surat milik instansi
atau organisasi lain baik surat masuk maupun keluar yang mengenai hal
yang sama disimpan dalam satu berkas tersendiri.
5. Sistem tanggal
Pada sistem ini misalnya setiap benda arsip mempunyai tanggal jatuh
tertentu disimpan menurut urutan tanggal yang tertera diwarkatnya.
X. FAKTOR-FAKTOR SISTEM KEARSIPAN
Agar pengurusan arsip dapat berjalan lancar, maka syarat-syarat sistem kearsipan
harus dipenuhi, antara lain :
1. Penggunaan sistem penyimpanan arsip secara tepat
Syarat ini merupakan aktivitas pokok kearsipan yaitu pentimpanan.
Penggunaan suatu sistem penyimpanan arsip harus dilkukan secara tepat
agar memudahkan pencarian kembali.
2. Fasilitas kearsipan yang memenuhi syarat
Alat kearsipan yang diperlukan dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu :
a. Alat penerima surat (baki surat, rak, meja sortir, meja tulis, gunting,
stempel)
b. Alat penyimpanan surat (almari, rak, kotak kartu)
c. Alat pelaksanaan korespondensi (mesin tik, kertas ukuran tertentu, buku
agenda, buku catatan, dll)
3. Petugas arsip yang memenuhi syarat
Pada umumnya petugas kearsipan harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
a. Mempunyai pengetahuan umum yang luas
b. Mempunyai pengetahuan tentang seluk beluk instansinya
c. Mempunyai pengetahuan khusus mengenai kearsipan
d. Mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tehnik tata kearsipan
yang sedang dijalankan
e. Mempunyai kepribadian yang baik
XI. KEGIATAN TATA USAHA LAINNYA
Memang harus diakui bahwa kegiatan surat-menyurat, pengetikan,
penyimpanan arsip-arsip merupakan kegiatan pokok tata usaha. Didalam
praktiknya kegiatan tata usaha dapat diuraikan segabai kegiatan penghitungan,
pemeriksaan, menelepon, penggandaan naskah dan yang terakhir yaitu ekspendisi.
1. Penghitungan
Aktivitas hitung-menghitung merupakan pekerjaan tata usaha yang
banyak dilakukan dikantor-kantor. Pelaksanaan kegiatan ini lebih
banyak menggunakan pikiran dari pada tenaga. Untuk lebih efisien
faktor metal sedapat munkin diubah menjadi faktor semi metal,
misalnya membuat daftar perhitungan upah pegawai atau suatu deretan
harga bahan.
2. Pemeriksaan
Pemeriksaan dalam pekerjaan kantor adalah suatu aktivitas mencocokan
kebenaran suatu keterangan. Dalam pengontrolan ini terdapat penilaian
apakah segalanya sudah sesuai dengan perencanaan nya dan bila
ternyata ada kesalahan atau ketidak sesuaian kemudian diadakanlah
pembetulan.
3. Peneleponan
Berikut adalah pedoman telepon yang baik :
a. Angkatlah pesawat telepon dengan segera ketika berdering, jangan
biarkan penelepon menunggu,
b. Memperkenalkan organisasi terlebih dahulu atau kalau perlu nama
sendiri dan mengucap salam,
c. Pembicaraan haruslah dilakukan dengan tenang dan ramah,
d. Kalau ada yang belum jelas, maka tanyakanlah kembali dengan
sopan,
e. Setelah selesai pembicaraan tunggulah sampai terdengar bunyi
“tuutt” barulah letakan pesawat telepon pada tempatnya
f. Jika penelepon ingin berbicara dengan seorang pejabat yang sedang
keluar kantor, mintalah apakah ada pesan yang perlu disampaikan,
g. Kalau penelepon salah sambung, maka berikanlah petunjuk yang
seperlunya sehingga ia dapat menghubungi pihak yang tepat
4. Penggandaan naskah
Penggandaan adalah kegiatan tata usaha yang berupa memperbanyak
naskah sesuai dengan kebutuhan. Penggandaan dapat dilakukan dengan
mesin tulis, mesin stensil, mesin cetak, fotocopy dan sebagainya.
5. Pengantaran surat (ekspedisi)
Walaupun kegiatan pengantaran surat ini tidak terlalu penting, namun
jika kurang teraturnya pengiriman surat dapat mengakibatkan berbagai
masalah. Untuk itu diperlukanlah buku ekspedisi dan kartu ekspedisi,
yakni tiap instansi yang berhubungan dibuatkan kartu ekspedisi sendiri-
sendiri.
XII. ASAS-ASAS EFISIENSI DALAM TATA USAHA
1. Asas perencanaan
Merencanakan berarti menggambarkan mengenai tindakan-tindakan yang
akan dilakukan dalam rangka untuk mencapai tujuan. Pedoman pelaksanaan
asas ini dapat berupa pedoman sebagai berikut :
a. Pedoman tentang maksud warkat, warkat yang diciptakan harus
mempunyai maksud dan kegunaan yang jelas
b. Pedoman tentang penetapan prosedur,
c. Pedoman tentang pengadaan mesin tata usaha
d. Pedoman tentang perancangan formulir
2. Asas penghapusan
Menghapus berarti meniadakan langkah-langkah atau kegiatan-kegiatan
dalam pelaksanaan suatu kegiatan yang dianggap tidak perlu. Pedoman
pelaksanaan asas ini dapat berupa pedoman sebagai berikut :
a. Pedoman tentang peniadaan gerak-gerak dalam pekerjaan
b. Pedoman tentang penghapusan tembusan-tembusan atau warkat-warkat
lainnya yang tidak berkaitan langsung dengan persoalan yang
bersangkutan
3. Asas penyederhanaan
Menyederhanakan berarti membuat suatu sistem yang ruwet menjadi lebih
mudah dan ringan. Pedoman pelaksanaan asas ini dapat berupa pedoman
sebagai berikut :
a. Pedoman tentang tatacara
b. Pedoman tentang perlengkapan tata usaha
c. Pedoman tentang pengorganisasian tata usaha
4. Asas penghematan
Menghemat berarti mencegah pemakaian benda-benda secara berlebihan
sehingga pekerjaan yang bersangkutan menjadi mahal. Pedoman
pelaksanaan asas ini dapat berupa pedoman sebagai berikut :
a. Pedoman tentang perhitungan biaya dan kegunaanya
b. Pedoman tentang perhitungan kebutuhan warkat
c. Pedoman tentang mekanisme tata usaha
5. Asas penggabungan
Menggabungkan berarti mempersatukan pekerjaan-pekerjaan yang
mempunyai persamaan yang mungkin dikerjakan sekaligus dalam 1 langkah
sehingga menghemat waktu pekerjaan. Pedoman pelaksanaan asas ini dapat
berupa pedoman sebagai berikut :
a. Peedoman tentang kerja sekali jalan
b. Pedoman tentang pemakaian alat-alat serbagunaan
BAB III
PENUTUP
Tata usaha sebagai suatu sub sistem dari suatu sistem administrasi yang
nyata-nyata mempunyai peranan penting bagi tercapainya tujuan organisasi secara
efisen. Pelaksanaan kerja tata usaha hendaknya didasarkan kepada metode-metode
atau cara yang modern yang dapat melancarkan pelaksanaan kerjanya, sedang cara-
cara lama sudah tidak efisien dan tidak memperlancar pekerjaan. Pengembangan tat
usaha tidak hanya bergantung pada pimpinan saja melainkan juga kepada setiap
pelaksana tata usaha. Dengan demikian pimpinan haruslah menerima usul dan
pendapat atau saran dari bawahan yang baik untuk dapat diterapkan dalam metode-
metode serta cara-cara baru salam tata usaha.
DAFTAR PUSTAKA
1. Gie, The Liang. 1996. Administrasi Perkantoran Modern, Edisi Keempat.
Yogyakarta : Liberty
2. Westra, Pariata, dkk. 1980 . Aneka Sari Ilmu Administrasi. Yogyakarta : Balai
Pembinaan Administrasi Akademi Administrasi Negara
3. http://ridwanjuli.blogspot.com/2011/06/pengertian-tata-usaha.html