LKJ ( Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan ridha
Nya, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan
Kinerja (LKJ) tahun 2016, sebagai bentuk komitmen nyata Dinas dalam mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintahan yang bersih (clean government).
Laporan Kinerja (LKJ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Aceh tahun 2016
merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Dinas dalam melaksanakan Kegiatan, Program, Kebijakan, Sasaran, Tujuan, Misi dan Visi dari
Dinas. LKJ disusun dalam rangka menginformasikan pencapaian kinerja Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Aceh selama tahun 2016 baik itu berupa keberhasilan ataupun kegagalan.
Penyusunan LKJ ini menganut prinsip transparansi dan akuntabilitas, namun disadari
belum seluruh materi yang disajikan dalam laporan ini mencapai kesempurnaan, oleh karena
itu sangat diharapkan adanya masukan dan saran. Selanjutnya laporan ini diharapkan dapat
menjadi masukan kepada Pimpinan dalam menentukan strategi dan kebijakan yang akan
diambil untuk meningkatkan kinerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh dalam
melaksanakan tugasnya dimasa mendatang.
Kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam menyumbangkan pikiran
sehingga tersusunnya laporan ini diucapkan terima kasih.
Banda Aceh, Februari 2017
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan
PROF. DR. IR. ABUBAKAR KARIM, MS
NIP. 19621010 198811 1 001
LKJ ( Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
ii
DAFTAR ISI
Halaman :
KATA PENGANTAR ............................................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... iv
DAFTAR GRAFIK .................................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. vi
IKHTISAR EKSEKUTIF ............................................................................................ vii
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ......................................................................... 1
B. KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI ................................. 2
C. STRATEGIC ISSUED ....................................................................... 4
D. STRUKTUR ORGANISASI ............................................................... 7
BAB II. PERENCANAAN KINERJA .................................................................... 8
A. RENCANA STRATEGIS TAHUN 2012-2017 .................................... 8
1. VISI dan Misi ............................................................................. 8
2. Tujuan ...................................................................................... 8
3. Sasaran ..................................................................................... 9
4. Kebijakan dan Program ............................................................ 9
B. INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) ............................................... 11
C. PERJANJIAN KINERJA .................................................................... 12
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA ................................................................... 13
A. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA ............................................... 13
B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA ........................................................ 15
C. REALISASI ANGGARAN ................................................................. 49
LKJ ( Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
iii
BAB IV. PENUTUP ............................................................................................ 51
A. KESIMPULAN ................................................................................ 51
B. SARAN .......................................................................................... 54
LKJ ( Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Pertanian Tanaman Pangan ....11 Tabel 2. Pengukuran Capaian Kinerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Tahun 2016 ........................................................................................13 Tabel 3. Realisasi dan Target Sasaran Strategis Peningkatan Luas Lahan Pertanian, Prasarana JUT & JITUT untuk Mendukung Peningkatan Produktivitas Pertanian Tanaman Pangan Tahun 2015 dan 2016 ....16 Tabel 4. Realisasi dan Target Sasaran Strategis Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Komoditi Tanaman Pangan Tahun 2015 & 2016 .........23 Tabel 5. Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Padi Provinsi Aceh Tahun 2015 dan 2016..................................................26 Tabel 6. Perkiraan Ketersediaan Pangan Beras di Prov. Aceh Tahun 2016 .....28
Tabel 7. Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Jagung Provinsi Aceh Tahun 2015 dan 2016..................................................32 Tabel 8. Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Kedele Provinsi Aceh Tahun 2015 dan 2016..................................................34 Tabel 9. Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Kc. Tanah, Kc. Hijau, Ubi Kayu, & ubi Jalar Provinsi Aceh Tahun 2015 & 2016 ...37 Tabel 10. Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Komoditi Hortikultura Provinsi Aceh Tahun 2015 dan 2016 .............................44
LKJ ( Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
v
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT Tahun 2012- 2016 .............18
Grafik 2. Perkembangan Kegiatan Optimasi Lahan Tahun 2012 - 2016 ..........19
Grafik 3. Perkembangan NTP Tahun 2012 – 2016 ...........................................21
Grafik 4. Perkembangan Produksi Padi Tahun 2012 - 2016 .............................29
Grafik 5. Perkembangan Produktivitas Padi Tahun 2012 - 2016 ......................30
Grafik 6. Perkembangan Produksi Jagung dan Kedele Tahun 2012 - 2016 ......35
Grafik 7. Perkembangan Produktivitas Jagung dan Kedele Tahun 2012 - 2016 .............................................................................36 Grafik 8. Perkembangan Produksi Kc. Tanah, Kc. Hijau, Ubi Kayu, dan Ubi Jalar Tahun 2012 - 2016 ..............................................................38 Grafik 9. Perkembangan Produktivitas Kc. Tanah, Kc. Hijau, Ubi Kayu, dan Ubi Jalar Tahun 2012 - 2016 ..............................................................39 Grafik 10. Perkembangan Produksi Komoditi Hortikultura Tahun 2012-2016 ...............................................................................46 Grafik 11. Perkembangan Produktivitas Komoditi Hortikultura Tahun 2012-2016 ...............................................................................48
LKJ ( Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
vi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. RENCANA AKSI ATAS HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN .....................57
LAMPIRAN 2. FORMULIR INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) .........................59
LAMPIRAN 3. FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)........................60
LAMPIRAN 4. FORMULIR PERJANJIAN KINERJA ...............................................62
LAMPIRAN 5. FORMULIR REALISASI KINERJA TRIWULAN II .............................65
LAMPIRAN 6. FORMULIR PENGUKURAN KINERJA ...........................................68
LAMPIRAN 7. STRUKTUR ORGANISASI .............................................................70
LAMPIRAN 8. JUMLAH PNS DAN KONTRAK ....................................................74
LAMPIRAN 9. JUMLAH SDM FUNGSIONAL .....................................................75
LAMPIRAN 10. JUMLAH SDM PADA SKPA DINAS PERTANIAN ..........................76
LAMPIRAN 11. REKAPITULASI PNS BERDASARKAN JABATAN STRUKTURAL ......77
LAMPIRAN 12. KUALIFIKASI PENDIDIKSN PNS PADA SKPA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN ACEH .........................................................78 LAMPIRAN 13. LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN APBA ....................79
LKJ ( Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
vii
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Kinerja (LKJ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh Tahun 2016 merupakan dokumen pertanggungjawaban atas pelaksanaan kewenangan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan, pengelolaan sumber daya dan sumber dana melalui program dan kegiatan sesuai dengan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan yang ditetapkan.
Untuk menjamin pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan pertanian Aceh, telah ditetapkan 4 (empat) sasaran strategis dan 9 (sembilan) indikator kinerja, guna mengukur tingkat pencapaian target sasaran strategis. Sasaran strategis yang ingin dicapai oleh Dinas Pertanian adalah; (1) Peningkatan luas lahan pertanian, prasarana Jalan Usaha Tani (JUT) dan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) untuk mendukung peningkatan produktivitas pertanian Tanaman Pangan, (2) Meningkatnya pendapatan petani, (3) Meningkatnya produksi dan produktivitas komoditi tanaman pangan, dan (4) Meningkatnya produksi dan produktivitas komoditi tanaman hortikultura.
Realisasi dari sasaran-sasaran strategis secara umum dapat dicapai dengan baik, meskipun tidak semua sasaran dapat mencapai target yang ditetapkan. Untuk sasaran strategis pertama yaitu Peningkatan luas lahan pertanian, prasarana Jalan Usaha Tani (JUT) dan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) untuk mendukung peningkatan produktivitas pertanian Tanaman Pangan, indikator jumlah rehabilitasi/pembangunan JITUT mempunyai pencapaian target 68,62 persen, sedangkan untuk indikator jumlah rehabilitasi/pembangunan JUT pencapaian target 37,94 persen, dan untuk Jumlah Luas Lahan yang dioptimasi mempunyai pencapaian 0 persen akibat tidak lengkapnya beberapa syarat dalam pengajuan proposal oleh kelompok tani.
Sasaran strategis meningkatnya pendapatan petani dengan indikator Nilai Tukar Petani (NTP) tanaman pangan dan hortikultura tidak mencapai target yang telah ditetapkan, namun demikian capaian NTP Tanaman Hortikultura mempunyai nilai 104,13 persen atau diatas 100 yang berarti petani masih memperoleh keuntungan dengan usahatani tanaman hortikultura yang diusahakannya, sedangkan NTP tanaman pangan mempunyai nilai 93,56 persen atau berada di bawah nilai 100 yang berarti biaya produksi dan biaya kebutuhan konsumsi yang dikeluarkan petani lebih besar dibandingkan keuntungan yang diperolehnya.
Untuk sasaran meningkatnya produksi dan produktivitas komoditi tanaman pangan, berdasarkan Angka Ramalan II 2016, pada indikator jumlah produksi tanaman pangan, hanya komoditi Jagung yang mempunyai realisasi diatas target yaitu 114,69 persen, Pencapaian produksi terendah adalah komoditi Kedele dengan pencapaian 33,58 persen terhadap target, Produksi Kedele dalam tiga tahun terakhir mengalami trend penurunan akibat menurunnya minat petani menanam kedele sebagai akibat dari rendahnya harga pasar. Sedangkan pada indikator produktivitas, tidak ada komoditi pangan yang melebihi target yang ditetapkan, namun semua komoditi mempunyai pencapaian diatas 90 persen terhadap target. Produksi Padi tahun ini mengalami penurunan 0,42 persen atau 9.718 Ton dibandingkan tahun lalu, sedangkan produktivitasnya mengalami peningkatan 3,18 persen dari tahun 2015.
LKJ ( Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
viii
Penurunan produksi padi tahun ini terjadi akibat adanya pengaruh iklim, perbaikan irigasi di beberapa kabupaten, pergeseran musim tanam, dan penurunan luas lahan sawah. Produksi jagung tahun 2016 meningkat cukup tinggi yaitu sekitar 39,78 persen atau sejumlah 81.605 ton dari produksi tahun 2015, demikian halnya dengan produktivitas yang juga mengalami peningkatan di tahun 2016 sekitar 0,70 persen. Beberapa komoditi pangan lainnya seperti Kedele, Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi Kayu, dan Ubi Jalar tidak mencapai target produksi pada tahun ini, selain itu juga mengalami penurunan produksi dibandingkan tahun 2015. Indikator ketiga terkait sasaran strategis ini adalah Pengamanan Produksi Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI, untuk komoditi Kacang Hijau luas lahan yang berhasil diamankan dari gangguan OPT dan DPI adalah 100 persen dari target luas tanamnya, sedangkan komoditi pangan lainnya realisasi rata-rata mencapai 99 persen dari target luas tanam yang ditetapkan.
Sasaran strategis Peningkatan Produksi dan Produktivitas tanaman hortikultura, pada indikator kinerja Jumlah Produksi Tanaman Hortikultura, tidak ada komoditi yang melebihi target produksi yang telah ditetapkan, sedangkan pada indikator kinerja Produktivitas Tanaman Hortikultura, komoditi yang melebihi target produktivitas tahun 2016 adalah komoditi Bawang Merah, Cabe Besar, dan Cabe Rawit. Komoditi hortikultura yang mengalami kenaikan produksi dari tahun sebelumnya hanya Bawang Merah, dengan peningkatan produksi sebesar 9,59 persen. Sedangkan komoditi hortikultura lainnya seperti tanaman Kentang, Cabe Besar, Cabe Rawit, Pisang, Jeruk Besar, Durian, dan Rambutan turun masing-masing 27,66 persen, 22,44 persen, 29,40 persen, 27,27 persen, 16,36 persen, 17,56 persen, dan 15,58 persen terhadap tahun lalu. Dari beberapa komoditi unggulan hortikultura di Provinsi Aceh, terdapat empat komoditi yang mempunyai produksi terbanyak pada tahun 2016, yaitu Kentang, Pisang, Cabe Rawit, dan Cabe Besar.
Selanjutnya berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk meningktankan kinerja Dinas antara lain dengan penyediaan sarana dan prasarana pertanian secara optimal dalam mendukung pencapaian produksi dan produktivitas, mengoptimalkan kembali lahan-lahan yang memiliki potensi besar untuk meningkatkan produksi, mendorong dan memfasilitasi petani dan generasi muda agar tetap mempunyai minat tinggi dalam melakukan budidaya komoditi pertanian, dan meningkatkan koordinasi dan kerjasama yang baik dengan semua pihak terkait pelaksaaan kegiatan dan peningkatan kesejahteraan petani, serta penerapan reward and punishment kepada Kabupaten/Kota yang berhasil ataupun gagal dalam usahanya meningkatkan produksi dan produktivitas. Secara keseluruhan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dialokasikan anggaran sebesar Rp.212.876.726.900,- dengan realisasi keuangan Rp. 176.140.093.547,- (82,74 persen) dan realisasi fisik 86,56 persen .
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
ridhaNya, Dinas Pertanian Tanaman Pangan telah dapat menyelesaikan penyusunan
Laporan Kinerja (LKJ) tahun 2016, sebagai bentuk komitmen nyata Dinas Pertanian
Tanaman Pangandalam mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik (good
governance) dan pemerintahan yang bersih (clean government).
Pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan
pengelolaan sumber daya yang dimilki wajib dilakukan oleh instansi dengan cara membuat
Laporan Kinerja (LKJ) yang melaporkan hal-hal yang menjadi lingkup tanggung jawab
instansi, mencakup capaian sasaran pembangunan atau pencapaian sasaran-sasaran
strategis di tingkat Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA).
LKJ ini disusun berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri
Pemberdayagunaan Aparatur Negaradan Reformasi Birokrasi Nomor 53Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah. Perpres dan Permen PAN & RB ini memberikan tuntutan kepada semua
instansi pemerintah untuk menyiapkan Laporan Kinerja sebagai bagian integral dari siklus
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan
Laporan Kinerja (LKJ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Tahun 2016 adalah :
a. Dapat diketahuinya kegiatan yang telah dilaksanakan;
b. Dapat diketahuinya perkembangan kegiatan yang telah dilaksanakan beserta hasil
evaluasi terhadap realisasi kinerja tahun ini dan beberapa tahun terakhir;
c. Sebagai dasar untuk pelaksanaan kegiatan tahun berikutnya;
d. Sebagai perwujudan kewajiban Instansi Pemerintah untuk mempertanggungjawabkan
keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan dalam rangka mencapai
misi organisasi.
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
2
Laporan Kinerja Tahun Anggaran 2016 ini adalah untuk memberikan informasi
tentang hasil pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA) melalui DPA APBA
Dinas Pertanian Tanaman Pangan.
B. KEDUDUKAN, TUGAS POKOKDAN FUNGSI
Dinas Pertanian Tanaman Pangan berkedudukan dibawah Pemerintah Aceh dan
bertanggung jawab langsung kepada Gubernur Pemerintah Acehmelalui Sekretaris Daerah.
Dalam mengemban tugas di bidang pertanian, Dinas Pertanian Tanaman Pangan berupaya
menata dan membangun pertanian serta perekonomian petani di daerah Provinsi Aceh.
Demi mencapai maksud dan tujuan tersebut, berbagai Program/Kegiatan dilaksanakan oleh
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dengan memperhatikan berbagai potensi yang dimiliki
dan menyesuaikan dengan perkembangan daerah sehingga dampak pembangunan yang
dilakukan dapat dirasakan maksimal khususnya oleh masyarakat tani.
Adapun tugas pokok Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh adalah sebagai
berikut :
1. Pelaksaan urusan ketatausahaan Dinas;
2. Penyusunan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang;
3. Perumusan kebijakan dan melaksanakan pembinaan teknis di bidang Pertanian
Tanaman Pangan dan Hortikultura;
4. Penyusunan program di Bidang Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura;
5. Pembinaan izin usaha, pelaksanaan pelayanan dan penyuluhan di bidang Pertanian
Tanaman Pangan dan Hortikultura;
6. Pelaksanaan koordinasi, pemantauan dan pengendalian serta pembinaan;
7. Pengembangan sentra peningkatan pertanian tanaman pangan dan hortikultura;
8. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pertanian tanaman pangan dan
hortikultura; dan
9. Pembinaan Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD).
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
3
Agar dapat menjalankan fungsi dan tugas pokok di atas maka Pemerintah
memberikan beberapa kewenangan kepada Dinas Pertanian Tanaman Pangan, yaitu :
1. Menyusun perencanaan dan melakukan pengendalian pembangunan secara makro di
bidang Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura;
2. Menetapkan standar pelayanan minimal dalam bidang Pertanian Tanaman Pangan
yang wajib dilaksanakan olek kabupaten/kota;
3. Menetapkan standar pembibitan/perbenihan Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura;
4. Menyediakan dukungan kerjasama antar Kabupaten/Kota dalam bidang pertanian
tanaman pangan dan hortikuktura;
5. Melakukan promosi ekspor komoditas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikuktura
unggulan daerah provinsi;
6. Mengatur penggunaan benih unggul Pertanian Tanaman Pangan dan hortikultura;
7. Menetapkan kawasan pertanian tanaman pangan dan hortikultura terpadu
berdasarkan kesepakatan dengan kabupaten/kota;
8. Melaksanakan penyidikan penyakit di bidang Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura lintas kabupaten/kota;
9. Menyediakan dukungan pengendalian eradiksi organisme pengganggu tumbuhan,
hama dan penyakit di bidang Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikuktura;
10. Melakukan pengawasan perbenihan, pupuk pestisida alat dan mesin di bidang
pertanian tanaman pangan dan hortikultura;
11. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan Sumber Daya Manusia bidang pertanian
tanaman pangan dan hortikultura; dan
12. Melakukan pengendalian mutu dan keamanan pangan serta memberikan pelayanan
teknisadministrasi kepadan instansi terkait dalam rangka peningkatan pertanian
tanaman pangan dan hortikultura.
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
4
C. STRATEGIC ISSUED
Adapun isu strategis dalam menjalankan agenda pembangunan pada Dinas
Pertanian Tanaman Pangan adalah sebagai berikut;
1. Angka produktivitas komoditi unggulan masih dibawah rata-rata Nasional
Angka produktivitas rata-ratakomoditi padi dan jagung di Provinsi Aceh masih
dibawah rata-rata nasional yaitu Padi 52,17Ku/Ha dan Jagung 43,06 Ku/Ha sedangkan
rata-rata Nasional berdasarkan Angka Ramalan II tahun 2016 untuk komoditi Padi
adalah 52,64Ku/Ha dan Jagung 52,83Ku/Ha. Namun jika dibandingkan dengan tahun
2015 baik produktivitas komoditi Padi dan Jagung di tahun 2016 mengalami
peningkatan meskipun belum mencapai rata-rata nasional. Untuk itu berbagai usaha
terus dilakukan untuk meningkatkan produktivitas yang nantinya akan berimbas pada
peningkatan produksi komoditi tanaman pangan.
2. Jaringan irigasi yang belum merata
Sebanyak 40 persen luas lahan pertanian di provinsi Aceh belum memiliki
jaringan irigasi. Padahal Aceh sudah ditetapkan sebagai daerah lumbung pangan
nasional.Dari 294 ribu hektar luas lahan sawah di Aceh, hanya 60 persen yang memiliki
irigasi dan selebihnya belum memiliki jaringan irigasi. Sehingga hanya 60 persen dari
luas lahan pertanian itu yang yang bisa ditanam 2 kali dalam setahun karena sudah
memiliki jaringan irigasi, sedangkan 40 persen tidak memiliki jaringan dan hanya sekali
menanam dalam setahun dan hanya mengandalkan tadah hujan. Untuk itu, Dinas
Pertanian Tanaman Pangan Aceh melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan hasil
produksi padi, salah satunya dengan meningkatkan Indeks Pertanaman (IP).Indeks
pertanaman adalah meningkatkan luas lahan sawah yang ditanam 2 kali dalam setahun.
Tahun 2015 indeks pertanaman Aceh adalah 1,6, artinya ada 60 persen lahan sawah di
Aceh yang ditanami padi 2 kali dalam setahun dan 60 persen itu merupakan lahan
sawah ber irigasi. Untuk meningkat IP tersebut, di tahun 2016 ini Dinas Pertanian
Tanaman Pangan mengoptimalkan berbagai jaringan irigasi, tapi bukan irigasinya,
karena pembagunan irigasi merupakan kewenangan Dinas Pengairan, sedangkan
kewenangan Dinas Pertanian Tanaman Pangan hanya membagun, merehab dan
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
5
mengoptimalkan jaringan irigasi tersier saja. Usaha ini dilakukan untuk untuk
meningkatkan produksi padi di tahun 2016.
3. Pemasaran hasil pertanian yang belum maksimal
4. Masih terbatasnya akses petani terhadap permodalan
Salah satu masalah utama dalam pengembangan usahatani adalah pemasaran
produk dan akses permodalan dari pihak perbankan. Untuk konteks Pemerintah Aceh,
melihat kondisi riil sektor pertanian yang identik dengan kemiskinan dan
ketidakberdayaan, maka sangat diperlukan untuk memecahkan berbagai persoalan
yang dihadapi oleh para petani kita. Hal ini bisa kita lihat dari Rencana Strategis
Kementerian Pertanian RI 2015-2019 bahwa satu masalah utama pengembangan
usaha tani adalah susahnya akses permodalan dari pihak perbankan. Sebagai solusi
yang direncanakan dan diupayakan kedepan adalah dengan mendorong berdirinya
bank pertanian sebagai sumber pembiayaan kegiatan pertanian dari hulu hingga hilir.
Usaha lain yang dilakukan Kementerian Pertanian melalui pembiayaan dari
APBN T.A 2016 untuk membantu petani dalam mengelola usahataninya, khususnya
usahatani padi yang sering kali dihadapkan pada resiko ketidakpastian sebagai akibat
dampak negatif perubahan iklim yang merugikan petani adalah dalam bentuk Asuransi
Pertanian. Asuransi Pertanian merupakan pengalihan risiko yang dapat memberikan
ganti rugi akibat kerugian usahatani sehingga keberlangsungan usahatani dapat
terjamin. Melalui asuransi usahatani padi dapat memberikan jaminan terhadap
kerusakan tanaman akibat banjir, kekeringan, serta serangan hama dan penyakit
tumbuhan atau OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan), sehingga petani akan
memperoleh ganti rugi sebagai modal kerja untuk keberlangsungan usahataninya.
5. Kurangnya tenaga penyuluhan pertanian
Masih kurangnya tenaga penyuluh pertanian untuk melakukan pendampingan
terhadap petani dapat berimbas pada menurunnya produktivitas tanaman, khususnya
tanaman pangan.
Jumlah tenaga penyuluh, khususnya yang berasal dari Pengawai Negeri Sipil
(PNS) terus mengalami penyusutan setiap tahunnya dikarenakan banyak yang
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
6
memasuki masa pensiun dan lain-lain. Di Acehterdapat sekitar 2.970 tenaga penyuluh,
dari jumlah tersebut 1.032 merupakan tenaga penyuluh dari jajaran PNS, sementara
sisanya THL-PP (Tenaga Harian Lepas Penyuluh Pertanian). Untuk mengatasi kebutuhan
kekurangan tenaga penyuluh pertanian, tahun ini Kementerian Pertanian melalui Badan
Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) mengusulkan THL-PP yang
berada di masing-masing Kabupaten/Kota untuk menjadi CPNS Penyuluh Pertanian.
6. Belum lancarnya distribusi pupuk dan benih
Keterlambatan distribusi pupuk dan benih menjadi penghambat pencapaian
swasembada pangan, terlambatnya pasokan pupuk dan benih memberikan kerugian
besar dalam produksi pertanian dan keterlambatan tersebut juga memberi dampak lain
seperti kenaikan biaya-biaya produksi yang lainnya. Keterlambatan penyaluran benih
dan pupuk subsidi tersebut karena mekanisme pengadaan harus melalui tender dan
cara tersebut memerlukan waktu yaitu dari proses pengumuman tender, proses seleksi,
lalu mengumumkan pemenangnya, ditambah lagi jika terjadi komplain,ini yang
membuat penyaluran benih dan pupuk sering terlambat.
Karena itu untuk mempercepat penyaluran pupuk, benih dan bantuan alat mesin
pertanian, pemerintah sejak akhir tahun 2014 mengubah mekanisme bantuan, yaitu
dengan sistem Penunjukan Langsung, sehingga penyalurannya bisa cepat dan lancar
yang pada akhirnya dapat mendukung peningkatan produksi.
7. Alih fungsi lahan produktif (lahan sawah)
Saat ini dunia pertanian, khususnya sawah di Aceh memang sedang mengalami
sedikit tantangan dengan maraknya pengalihfungsian lahan menjadi kawasan
pembangunan. Sedikitnya dua persen per tahun lahan sawah di Aceh berkurang akibat
beralih fungsi menjadi lahan bangunan.
Menteri Agraria dan Tata Ruang, Sofyan Djalil mengungkapkan, untuk mencegah
terjadinya konversi lahan, Pemerintah akan memberikan insentif dan disinsentif. Hanya
saja, hal ini masih dibahas lebih lanjut. Penerapan Program Sawah Abadi diyakini tidak
akan mengganti rencana tata ruang wilayah.Hanya saja, diharapkan Pemerintah Daerah
juga dapat mendukung rencana ini.
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
7
D. STRUKTUR ORGANISASI
Dinas Pertanian Tanaman Pangan bertanggung jawab langsung kepada Gubernur
Aceh melalui Sekretaris Daerah. Organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dipimpin oleh
seorang Kepala Dinas dan Sekretaris yang menangani masalah intern Dinas.
Secara teknis Dinas Pertanian Tanaman Pangan memiliki 4 (empat) Bidang yaitu:
Bidang Produksi Padi, Palawija, dan Hortikultura; Bidang Program dan Pelaporan; Bidang
Usaha Tani dan Pengembangan Lahan; Bidang Perlindungan Tanaman. UPTD ada 5 (lima)
yaitu: Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura; Balai Pengawasan & Sertifikasi
benih; Balai Benih Hortikultura Saree; Mekanisasi Pertanian; dan Balai Benih Tanaman
Pangan. Untuk sekolah pertanian ada 3 (tiga) yaitu SMK-PP Negeri Saree, SMK-PP Negeri
Kutacane, SMK-PP Negeri Bireun.
Sampai dengan akhir tahun 2016 jumlah Pegawai Negeri Sipil Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Provinsi Aceh adalah 564 orang, yang terdiri dari 535 orang pegawai
daerah dan 29 orang pegawai pusat. Berdasarkan kualifikasi golongan, golongan I
berjumlah 4orang, golongan II berjumlah 87 orang, golongan III berjumlah 383 orang,
golongan IV berjumlah 61 orang. Sedangkan berdasarkan jumlah SDM Fungsional
berjumlah 160 orang yang memiliki tugas sebagai penyuluh pertanian, PBT (Pengawas
Benih Tanaman), POPT, Arsiparis, Veteriner, dan Guru. Sedangkan PNS strukturalDinas
Pertanian Danaman Pangan (Staf dan Eselon) berjumlah 375.
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
8
BAB II PERENCANAAN KINERJA
Sebagai perpanjangan tugas pemerintah dibidang pertanian, Dinas Pertanian
Tanaman Panganberusaha melaksanakan segala tugas yang diembankan dengan sebaik
mungkin, melalui perencanaan yang terprogram dan mengakomodir harapan semua pihak
terutama masyarakat tani.
A. RENCANA STRATEGIS TAHUN 2012-2017
Berdasarkan Rencana Strategik 5 (lima) tahunanDinas Pertanian Tanaman
Pangan tahun 2012-2017, dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang
mungkin timbul maka untuk tahun anggaran 2016 Dinas Pertanian Tanaman Pangan
menetapkan beberapa sasaran strategis, dimana sasaran-sasaran strategis tersebut
merupakan implementasi dari visi dan misi Dinas Pertanian Tanaman Pangan.
1. Visi dan Misi
Visi : Aceh Sebagai Lumbung Pangan Nasional 2017
Misi : 1. Meningkatkan produksi, produktivitas, dan nilai tambah komoditi tanaman
pangan dan hortikultura
2. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia petani dan petugas
3. Meningkatkan kemitraan usahatani antara swasta dan petani
4. Meningkatkan aksesibilitas modal (koordinatif) dan pasar
5. Melakukan reformasi birokrasi bidang pembangunan pertanian tanaman pangan
dan hortikultura
2. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai untuk jangka waktu satu sampai lima tahun adalah :
a. Revitalisasi Perbenihan Daerah
b. Peningkatan Produktivitas dan Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura
c. Penguatan Alat Mesin Pertanian dan Kelembagaan UPJA Provinsi
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
9
d. Rehabilitasi Prasarana Pertanian dan Penanganan Pasca Panen serta Nilai Tambah
e. Peningkatan Peran Koordinasi Penyuluhan/Tenaga Fungsional dan Kelembagaan
Petani
3. Sasaran
Adapun sasaran dan langkah–langkah strategis yang dirumuskan dalam tahun 2016
yaitu sebagai berikut:
a. Peningkatan Luas Lahan Pertanian, Prasarana Jalan Usaha Tani (JUT) dan Jaringan Irigasi
Tingkat Usaha Tani(JITUT) untuk mendukung Peningkatan Produktivitas Pertanian
Tanaman Pangan
b. Meningkatnya Pendapatan Petani
c. Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Komoditi Tanaman Pangan
d. Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Komoditi Tanaman Hortikultura
4. Kebijakan dan Program
Kebijakan Prioritas untuk melaksanakan Visi dan Misi dalam upaya pencapaian tujuan
dan sasaran strategis SKPA Dinas Pertanian Tanaman Pangan adalah :
1. Penyelesaian/penyediaan benih bermutu kepada petani.
2. Pengaturan dan Deminasi Musim Tanam (Kaleder Tanam / Katam).
3. Penanganan Ketersediaan air di lahan kering.
4. Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil.
5. Meningkatkan Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman
Kebijakan dalam Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan Aceh adalah;
1. Peningkatan fungsi pembinaan manajemen perkantoran, dukungan administratif,
pengawasan fungsional dan sumberdaya manusia
2. Meningkatkan peran sektor pertanian dalam menunjang peningkatan perekonomian
3. Peningkatan ketersediaan, keanekaragaman dan ketahanan bahan pangan serta
meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian sehingga pendapatan dan
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
10
kesejahteraan petani akan meningkat dengan menumbuhkembangkan kawasan sentra
agribisnis dan daerah potensial melalui pengembangan intensifikasi tanaman padi,
palawija dan perluasan areal pertanian
4. Peningkatan produksi dan produktivitas pertanian serta peningkatan pendapatan dan
kesejahteraan petani dengan menumbuhkembangkan kawasan sentra agribisnis dan
daerah potensial melalui peningkatan sarana dan prasarana teknologi pertanian tepat
guna
5. Peningkatan produksi dan produktivitas pertanian serta peningkatan pendapatan dan
kesejahteraan petani dengan menumbuhkembangkan kawasan sentra agribisnis dan
daerah potensial serta tersedianya cadangan benih daerah melalui penyediaan sarana
produksi pertanian
6. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia di bidang Pertanian dengan
Menyelenggarakan Pendidikan Menengah dan Pembinaan dan Pengembangan
Pendidikan Tinggi dibidang Pertanian.
Sesuai dengan Renstra 2012-2017, program dan kegiatan utama yang telah dijabarkan
untuk tahun 2016 diantaranya adalah sebagai berikut :
▪ Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
▪ Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
▪ Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
▪ Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi, dengan kegiatan Perencanaan
Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan
▪ Program Peningkatan Ketahanan Pangan, dengan kegiatan (a) Penanganan Pasca
Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian, (b) Pengembangan Intensifikasi Tanaman Padi,
Palawija (c) Pengembangan Perbenihan/Perbibitan dan (d) Perluasan Areal Pertanian
▪ Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian, dengan kegiatan (a) Pengadaan
Sarana dan Prasarana Teknologi Pertanian Tepat Guna dan (b) Pelatihan dan
Bimbingan Pengoperasian Teknologi Pertanian Tepat Guna
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
11
▪ Program Peningkatan Produksi Pertanian, dengan kegiatan (a) Penyediaan Sarana
Produksi Pertanian, (b) Pengembangan Bibit Unggul Pertanian, (c) Sertifikasi Bibit
Unggul Pertanian, dan (d) Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman Pertanian.
B. INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)
Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Pertanian Tanaman Pangan
diperlukan sebagai acuan penyusunan dokumen perencanaan jangka menengah,
perencanaan tahunan, penyusunan dokumen perjanjian kinerja, pelaporan akuntabilitas
kinerja, rencana kerja dan anggaran, pemantauan dan pengendalian kinerja dan kegiatan,
serta dalam melakukan evaluasi pencapaian kinerja. IKU atau Key Performance Indicators
(KPI) dapat diartikan sebagai ukuran atau indikator yang akan memberikan informasi
sejauh mana suatu instansi telah berhasil mewujudkan sasaran strategis yang telah
ditetapkan.
IKU Dinas Pertanian Tanaman Pangan adalah serangkaian tujuan yang terukur
yang telah ditetapkan dan dianggap penting dalam mencapai keberhasilan pembangunan
pertanian khususnya di daerah Pemerintah Aceh. Berikut adalah Tabel 1. Indikator Kinerja
Utama (IKU) Dinas Pertanian Tanaman Pangan:
Tabel 1. Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Pertanian Tanaman Pangan
No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SUMBER DATA
1
Meningkatanya Produksi dan Produktivitas Komoditi Tanaman Pangan
1 Jumlah poduksi tanaman pangan Bidang Produksi Padi Palawija
2 Produktivitas tanaman pangan dan Hortikultura
2
Meningkatnya Produksi dan Prduktivitas Komoditi Tanaman Hortikultura
1 Jumlah poduksi tanaman hortikultura Bidang Produksi Padi Palawija
2
Produktivitas tanaman hortikultura dan Hortikultura
3
Meningkatnya Pendapatan Petani
1 Nilai Tukar Petani (NTP) tanaman pangan
BPS
2 Nilai Tukar Petani (NTP) tanaman hortikultura
BPS
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
12
C. PERJANJIAN KINERJA
PerjanjianKinerja pada hakekatnya adalah pernyataan komitmen yang
merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam
rentang waktu 1 tahun dengan mempertimbangkan sumber daya yang ada. Tujuan
penetapan kinerja adalah untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja
aparatur sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi yaitu menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja
pembangunan bidang pertanian tanaman pangan Provinsi Aceh.
Perjanjian Kinerja 2016 pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan, sesuai dengan
tugas pokok dan fungsi Dinas dan mengacu pada Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tahun
2016 yang telah ditetapkan.Form Perjanjian Kinerjadapat dilihat padalampiran 3.Dari tiga
sasaran/target kinerja utama yang telah dirumuskan pada tahun 2016, tertuang kedalam 3
program utama yaitu (1) Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian/Perkebunan,
(2) Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan, dan (3) Program
Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan.
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
13
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA
Pengukuran capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Pertanian Tanaman
Pangan Tahun 2016secara umum terealisasi dengan baik, berikut adalah tabel
2.Pengukuran Capaian IKU Dinas Pertanian Tanaman Pangan Tahun 2016:
Tabel 2. Pengukuran Capaian Kinerja Dinas Pertanian Tanaman PanganTahun 2016
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Persentase
1 2 3 4 5 6
1. Peningkatan Luas Lahan Pertanian, 1. Jumlah Rehabilitasi/ 1. - JUT : 5.994 M 1. - JUT : 2.274 M 1. - JUT : 37,94
Prasarana Jalan Usaha Tani (JUT) Pembangunan JUT - JITUT : 3.655 M - JITUT : 2..508M - JITUT : 68,62
&Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani &JITUT.
(JITUT) utk mendukung Peningkatan
Produktivitas Pertanian Tan.Pangan 2. Jumlah Luas Lahan 2. Optimasi Lahan : 100Ha 2. Optimasi Lahan : -Ha 2. Optimasi Lahan : 0
yang dioptimasi.
2. Meningkatnya Pendapatan Petani 1. Nilai Tukar Petani 1. NTP tan.pangan : 105% 1. NTP tan.pangan: 93,56% 1. NTP tan.pangan: 89,10
(NTP) Tan. Pangan
2. Nilai Tukar Petani 2. NTP tan.hortikuktura : 105% 2. NTP tan.hortikuktura: 104,13% 2. NTP tan.hortikultura: 99,17
(NTP) Tan. Hortikultura
3. Meningkatnya Produksi dan 1. Jumlah Produksi 1. - Padi : 2.550.000 Ton 1. - Padi : 2.321.328 Ton 1. - Padi : 91,03
Produktivitas Komoditi Tanaman Tanaman Pangan *) - Jagung : 250.000 Ton - Jagung : 286.730 Ton - Jagung : 114,69
Pangan. - Kedelai : 70.000 Ton - Kedelai : 23.506 Ton - Kedelai : 33,58
- Kc. Tanah : 4.000 Ton - Kc. Tanah : 2.307 Ton - Kc. Tanah : 57,68
- Kc. Hijau : 2.000 Ton - Kc. Hijau : 1.395 Ton - Kc. Hijau : 69,75
- Ubi Kayu : 32.000 Ton - Ubi Kayu : 23.024Ton - Ubi Kayu : 71,95
- Ubi Jalar : 10.000 Ton - Ubi Jalar : 8.353 Ton - Ubi Jalar : 83,53
2. Produktivitas 2. - Padi : 52,35Ku/Ha 2. - Padi : 52,17 Ku/Ha 2. - Padi : 99,66
Tanaman Pangan *) - Jagung : 43,86 Ku/Ha - Jagung : 43,06 Ku/Ha - Jagung : 98,18
- Kedelai : 15,50 Ku/Ha - Kedelai : 14,82 Ku/Ha - Kedelai : 95,61
- Kc. Tanah : 14,04 Ku/Ha - Kc. Tanah : 12,70 Ku/Ha - Kc. Tanah : 90,46
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
14
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Persentase
1 2 3 4 5 6
- Kc. Hijau : 12,38 Ku/Ha - Kc. Hijau : 11,35 Ku/Ha - Kc. Hijau : 91,68
- Ubi Kayu : 134,74 Ku/Ha - Ubi Kayu : 129,46 Ku/Ha - Ubi Kayu : 96,08
- Ubi Jalar : 116,96 Ku/Ha - Ubi Jalar : 112,14 Ku/Ha - Ubi Jalar : 95,88
3. Pengamanan 3. - Padi : 447.630 Ha 3. - Padi : 447.088 Ha 3. - Padi : 99,88
Produksi Tanaman - Jagung : 73.851 Ha - Jagung : 73.771 Ha - Jagung : 99,89
Pangan dari Gangguan - Kedelai : 16.919 Ha - Kedelai : 16.887 Ha - Kedelai : 99,81
OPT dan DPI - Kc. Tanah : 1.837 Ha - Kc. Tanah : 1.818 Ha - Kc. Tanah : 98,97
- Kc. Hijau : 1.178 Ha - Kc. Hijau : 1.178 Ha - Kc. Hijau : 100
- Ubi Kayu : 1.756 Ha - Ubi Kayu :1.714Ha - Ubi Kayu : 97,61
- Ubi Jalar : 540 Ha - Ubi Jalar : 530 Ha - Ubi Jalar : 98,20
4. Meningkatnya Produksi dan 1. Jumlah Produksi 1. - B. Merah : 6.781 Ton 1. - B. Merah : 6.288,90 Ton 1. - B. Merah : 92,74
Produktivitas Komoditi Tan. Hortikultura **) - Kentang : 81.598 Ton - Kentang : 50.674,30 Ton - Kentang : 62,10
Tanaman Hortikultura. - Cb. Besar : 52.012Ton - Cb. Besar : 41.031,30 Ton - Cb. Besar : 78,89
- Cb. Rawit : 54.124 Ton - Cb. Rawit : 41.595,40Ton - Cb. Rawit : 76,85
- Pisang : 56.349,70 Ton - Pisang : 44.397 Ton - Pisang : 78,79
- Jeruk Besar : 12.402,18 Ton - Jeruk Besar : 10.054,10 Ton - Jeruk Besar : 81,07
- Durian : 23.065 Ton - Durian : 14.013,10 Ton - Durian : 60,75
- Rambutan : 33.613,69 Ton - Rambutan : 12.203,60 Ton - Rambutan : 36,31
2. Produktivitas 2. - B. Merah : 80,39 Ku/Ha 2. - B. Merah : 91,01 Ku/Ha 2. - B. Merah : 113,21
Tan. Hortikultura **) - Kentang : 240,43 Ku/Ha - Kentang : 237,35 Ku/Ha - Kentang : 98,72
- Cb. Besar : 105,77 Ku/Ha - Cb. Besar : 122,88 Ku/Ha - Cb. Besar : 116,18
- Cb. Rawit : 141,46 Ku/Ha - Cb. Rawit : 193,25 Ku/Ha - Cb. Rawit : 136,61
- Pisang : 669,23 Ku/Ha - Pisang : 465,86 Ku/Ha - Pisang : 69,61
- Jeruk Besar : 365,84 Ku/Ha - Jeruk Besar : 248,25Ku/Ha - Jeruk Besar : 67,86
- Durian : 180,19 Ku/Ha - Durian : 76,62 Ku/Ha - Durian : 42,52
- Rambutan : 100,76 Ku/Ha - Rambutan : 43,98 Ku/Ha - Rambutan : 43,65
Keterangan :
*) Realisasi (Angka Ramalan II 2016)
**) Realisasi (Angka Sementara Posisi Desember 2016tahun berjalan)
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
15
Pengukuran tingkat capaian kinerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan pada tahun
2016 dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi masing-masing
indikator kinerja sasaran, serta membandingkan hasil capaian Tahun 2016 dengan Tahun
sebelumnya 2015. Rincian hasil pengukuran kinerja masing-masing indikator tersebut
dapat diilustrasikan dalam tabel pada lampiran 5.
Dari hasil pengukuran kinerja tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada tahun
2016secara umum sasaran-sasaran strategis dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan sudah
dapat terealisasi dengan baik meskipun tidak dapat dipungkiri tidak semua sasaran
startegis yang dicapai sesuai dengan target yang diharapkan, beberapa sasaran tidak
mencapai target disebabkan oleh berbagai permasalahan/kendala yang dihadapi baik yang
disebabkan oleh kondisi alam maupun karena kendala teknis.
B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Berikut adalah sasaran-sasaran strategis Dinas Pertanian Tanaman Pangan serta
penjabaran pencapaiannya:
Peningkatan Luas Lahan Pertanian, Prasarana JUT dan JITUT untuk Mendukung
Peningkatan Produktivitas Pertanian Tanaman Pangan
Sasaran ini dicapai melalui program Peningkatan Ketahanan Pangan
Pertanian/Perkebunan, dengan kegiatan yang dilakukan untuk mendukung keberhasilan
sasaran adalahkegiatan Perluasan Areal Pertanian.
Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis
meliputi 2 (dua) indikator, yaitu; (1) jumlah rehabilitasi/pembangunan JUT dan JITUT dan
(2) jumlah luas lahan yang dioptimasi. Pencapaian target masing-masing indikator kinerja
tersebut dapat digambarkan dalam Tabel 3. Realisasi dan Target Sasaran Strategis
Peningkatan Luas Lahan Pertanian, Prasarana JUT dan JITUT untuk Mendukung
Peningkatan Produktivitas Pertanian Tanaman PanganTahun 2015 dan 2016:
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
16
Tabel 3. Realisasi dan Target Sasaran Strategis Peningkatan Luas Lahan Pertanian, Prasarana JUT & JITUT untuk Mendukung Peningkatan Produktivitas Pertanian Tanaman Pangan
Tahun 2015 dan 2016
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Lebih/
Kurang
Realisasi Lebih/ Kurang
% Capaian Lebih/ Kurang 2015 2016 2015 2016 2015 2016
Peningkatan Luas Lahan Pertanian, Prasarana Jalan Usaha Tani (JUT) dan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) untuk mendukung Peningkatan Produktivitas Pertanian Tanaman Pangan
1. Jumlah Rehabilitasi /
Pembangunan JUT dan JITUT (M)
- JUT - 5.994
5.994
-
2.274
2.274
-
37,94 37,94
- JITUT 13.955 3.655
(10.300)
13.955
2.508
(11.447) 100,00 68,62 (31,38)
2. Jumlah Luas Lahan yang 443
100
(343)
425
-
(425) 95,94
-
(95,94)
dioptimasi (Ha)
Dari tabel tersebut, terlihat adanya perubahan nilai targetdari indikator kinerja
Rehabilitasi/Pembangunan JUTdan JITUT dan jumlah luas lahan yang dioptimasi tahun
2016 dari Perjanjian Kinerja sebelumnya, perubahan nilai target tersebut dilakukan
berdasarkan Revisi DPA yang dilakukan pada bulan Juni dan November 2016.Kedua
indikator kinerja tersebut merupakan kegiatan belanja barang untuk diserahkan kepada
masyarakat/pihak ketiga. Pencapaian dari indikator diatas tahun 2016 untuk JUT dan
JITUTadalah 37,94 persen dan 68,62 persen, sedangkan untuk Optimasi Lahan
pencapaiannya adalah 0 persen.
Infrastruktur pertanian merupakan sarana dan prasarana penunjang utama dalam
keberhasilan peningkatan produksi dan produktivitas pertanian, kegiatan rehabilitasi JUT
pada tahun 2016 dilaksanakan sebesar 5.994 M dan terealisasi sebesar 2.274 M (37,94
persen). Pencapaian yang tidak sesuai target disebabkan oleh permasalahan adanya
pengajuan proposal dari kelompok tani yang belum memenuhi kriteria.Kegiatan JUT tahun
2016 dilaksanakan di Kabupaten Aceh Besar, Pidie Jaya, aceh Utara, Kota Langsa, Aceh
Barat Daya, Aceh Selatan, dan Aceh Tenggara. Kegiatan JITUT pada tahun 2016
dilaksanakan sebesar 3.655 M dan terealisasi sebesar 2.508 M (68,62 persen). Jika
dibandingkan dengan tahun 2015, kegiatan ini mengalami penurunan 11.447 M
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
17
(82,03persen), hal ini disebabkan karena adanya kegiatan yang sama yang yang
dialokasikan dalam sumber dana APBN.Rehab JITUT dilakukan guna
mengembalikan/meningkatkan fungsi dan pelayanan irigasi seperti semula atau
menambah luas areal pelayanan. Kegiatan rehabilitasi JITUT tahun 2016 dilaksanakan di
Kabupaten Aceh Besar, Pidie, Aceh Timur, dan Nagan Raya. Sedangkan pencapaian yang
tidak sesuai target disebabkan oleh pengajuan proposal dari kelompok tani yang tidak
sesuai dengan syarat yang telah ditetapkan.
Dalam memenuhi kebutuhan air untuk berbagaikeperluan usaha tani, maka air
(irigasi) harus diberikandalam jumlah, waktu, dan mutu yang tepat, jika tidakmaka tanaman
akan terganggu pertumbuhannya yangpada gilirannya akan mempengaruhi produksi
pertanian. Pemberian air dari hulu sampai hilir memerlukan sarana dan prasarana irigasi
yang memadai. Sarana dan prasarana itu bisa berupa bendungan, saluran primer, saluran
sekunder, saluran tersier, box bagi, bangunan-bangunan ukur, dan saluran tingkat usaha
tani.
Untuk mendapatkan fungsi layanan irigasi yang maksimal dapat dilakukan dengan
cara meningkatkan kinerja Jaringan Irigasi Desa (JIDES) dan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha
Tani (JITUT). JITUT merupakan jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana pelayanan
air irigasi dalam petak tersier yang terdiri dari saluran tersier, saluran kwarter, dan saluran
pembuang, box tersier, box kwarter, serta bangunan pelengkapnya pada jaringan irigasi
pemerintah. Adanya JITUT dapat mengantisipasi terjadinya kekurangan air terutama pada
musim kemarau, mengefisienkan penyediaan air irigasi tingkat usaha tani, serta
meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman pangan dan hortikultura. Dengan
adanya kegiatan Pembangunan/Rehabilitasi Jaringan irigasi tingkat Usaha Tani (JITUT)
diharapkan bisa memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan indeks pertanaman
(IP).
Realisasi rehabilitasi JITUT dari tahun 2013 sampai dengan tahun ini adalah
sebesar 224.745 M, jika dibandingkan dengan target jangka menengah tahun 2017 yang
telah ditetapkan yaitu sebesar 700.000 M yang merupakan gabungan target dari kegiatan
sumber dana APBA dan APBN, sekitar 32,11 persen telah dilaksanakan dari sumber dana
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
18
APBA.Sedangkan realisasi rehabilitasi JUT dari tahun 2013 sampai dengan tahun ini adalah
sebesar 253.516 M dari sumber dana APBA, jika dibandingkan dengan target jangka
menengah tahun 2017 yang telah ditetapkan yaitu sebesar 600.000M, maka sekitar 42,25
persen telah dilaksanakan dengan menggunakan pembiayaan dari APBA.
Berikut ini adalah grafik perkembangan kegiatan JUT dan JITUT dari sumber dana
APBA beberapa tahun terakhir.
Grafik 1. Perkembangan Kegiatan JUT dan JITUT Tahun 2012 - 2016
Kegiatan Pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT) dan Pembangunan/Rehabilitasi Jaringan
Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) tahun 2013 mengalami peningkatan, namun pada tahun
2014, 2015, dan 2016 kedua kegiatan tersebut dikurangi pelaksanaannya karena adanya
kegiatan yang sama yang telah dianggarkan pada APBN, agar tidak terjadi tumpang tindih
pelaksanaan kegiatan dan lokasi, namun demikian manfaat pelaksanaan kegiatan tersebut
tetap dapat dirasakan masyarakat khususnya petani karena berdasarkan laporan yang
diterima pelaksanaan kegiatan ini dalam APBN juga terlaksana dengan baik dan terealisasi
100 persen.
Selain kegiatan JUT dan JITUT, terdapat kegiatan Optimasi Lahan yang juga
menunjang keberhasilan peningkatan produktivitas pertanian. Optimasi lahan pertanian
merupakan usaha meningkatkan pemanfaatan sumber daya lahan usaha tani tanaman
71.093
135.877
115.365
- 2.274
119.149
151.095
57.187
13.955 2.508
-
20.000
40.000
60.000
80.000
100.000
120.000
140.000
160.000
2012 2013 2014 2015 2016
MET
ER
PERKEMBANGAN KEGIATAN JUT & JITUT TAHUN 2012 - 2016
JUT JITUT
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
19
pangan, hortikultura, dan perkebunan melalui upaya perbaikan dan peningkatan daya
dukung lahan, sehingga dapat menjadi lahan usaha tani yang lebih produktif. Kegiatan
optimasi lahan pertanian diarahkan untuk memenuhi kriteria lahan dari aspek teknis,
perbaikan fisik dan kimiawi tanah, serta peningkatan infrastruktur usahatani yang
diperlukan. Kriteria lokasi pelaksanaan kegiatan optimasi lahan adalah lahan yang
sementara tidak diusahakan atau lahan pertanian yang belum diusahakan secara optimal
yang berpotensi untuk ditingkatkan indeks pertanamannya (IP) atau lahan dengan IP
rendah.Luasan lahan yang dioptimasi pada tahun 2016 adalah 100 Ha, Kegiatan ini
sebelumnya direncanakan di Kabupaten Aceh Besar dan Pidie namun tidak dapat
dilaksanakan akibat tidak lengkapnya beberapa syarat dalam pengajuan proposal. Berikut
ini adalah grafik perkembangan kegiatan optimasi lahan dari sumber dana APBA beberapa
tahun terakhir.
Grafik 2. Perkembangan Kegiatan Optimasi Lahan Tahun 2012 - 2016
Kegiatan Optimasi Lahan terus mengalami penurunan beberapa tahun terakhir,
dari jumlah 2.346 Ha lahan yang dioptimasi tahun 2012 menurun 15,13 persen menjadi
1.991 Ha tahun 2013, tahun 2014 kembali mengalami penurunan sekitar 93,27 persen
menjadi 134 Ha lahan yang dioptimasi. Penurunan yang sangat drastis pada tahun 2014
disebabkan karena adanya kegiatan yang sama yang terdapat dalam kegiatan sumber
2.346
1.991
134
425
- -
500
1.000
1.500
2.000
2.500
2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 4 2 0 1 5 2 0 1 6
Op
tim
asi L
ahan
(H
a)
PERKEMBANGAN KEGIATAN OPTIMASI LAHAN TAHUN 2012 - 2016
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
20
danaAPBN yang juga dialokasikan di Provinsi Aceh, sehingga kegiatan optimasi lahan yang
dialokasikan pada APBA tidak terlalu besar.Namun pada tahun 2015 terjadi peningkatan
kembali jika dibandingkan dengan luas lahan yang dioptimasi pada tahun 2014, dan pada
tahun 2016 kembali terjadi penurunan. Mekanisme pelaksanaan fisik optimasi lahan
dilakukan melalui pola padat karya, dengan sebesar-besarnya melibatkan partisipasi
masyarakat/petani setempat. Realisasi Optimasi Lahan dari tahun 2013 sampai dengan
tahun ini adalah sebesar 2.550 Ha dari sumber dana APBA, jika dibandingkan dengan target
jangka menengah tahun 2017 yang telah ditetapkan yaitu sebesar 9.000Ha, maka
sekitar28,33 persen telah dilaksanakan dengan menggunakan pembiayaan dari APBA.
Meningkatnya Pendapatan Petani
Secara umum NTP menghasilkan 3 pengertian :
• NTP > 100 berarti NTP pada suatu periode tertentu lebih baik dibandingkan dengan NTP
pada tahun dasar, dengan kata lain petani mengalami surplus. Harga produksi naik lebih
besar dari kenaikan harga konsumsinya. Pendapatan petani naik dan menjadi lebih
besar dari pengeluarannya.
• NTP = 100 berarti NTP pada suatu periode tertentu sama dengan NTP pada tahun dasar,
dengan kata lain petani mengalami impas. Kenaikan/penurunan harga produksinya
sama dengan persentase kenaikan/penurunan harga barang konsumsi. Pendapatan
petani sama dengan pengeluarannya.
• NTP < 100 berarti NTP pada suatu periode tertentu menurun dibandingkan NTP pada
tahun dasar, dengan kata lain petani mengalami defisit. Kenaikan harga produksi relatif
lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga barang konsumsinya. Pendapatan
petani turun dan lebih kecil dari pengeluarannya.
Perbandingan NTP tahun 2016 dengan beberapa tahun sebelumnya dapat dilihat
dari grafik berikut :
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
21
Grafik 3. Perkembangan NTP (Nilai Tukar Petani) Tahun 2012 – 2016
NTP tanaman pangan terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun, tahun
2012 NTP tanaman pangan berada diatas angka 100, yang berarti bahwa rata-rata petani
mempunyai daya beli untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya produksi
pertaniannya. Rata-rata NTP sub sektor tanaman pangan jauh lebih tinggi dibandingkan sub
sektor lainnya (Hortikultura, Perkebunan, Perikanan) di Provinsi Aceh, sama halnya dengan
NTP sub sektor Hortikultura yang berada diatas angka 100 pada tahun 2012.
Tahun 2013 NTP sub sektor tanaman pangan mengalami penurunan dari tahun
2012, namun demikian NTP tanaman pangan tetap berada diatas angka 100 dan jauh lebih
tinggi dibandingkan sub sektor lainnya di provinsi Aceh. Sedangkan NTP sub sektor
tanaman hortikultura tahun 2013 berada dibawah angka 100, hal ini menunjukkan bahwa
indeks harga yang diterima petani lebih kecil daripada indeks harga yang dibayar petani.
Tahun 2014 NTP sub sektor tanaman pangan kembali mengalami penurunan dari
tahun 2013, hal ini terjadi karena adanya kenaikan harga BBM dan banjir yang terjadi di
beberapa kabupaten di Provinsi Aceh sehingga indeks harga yang harus dibayar petani
meningkat. Sebaliknya NTP sub sektor tanaman hortikultura mengalami peningkatan dari
tahun 2013 dan menjadi NTP tertinggi diantara sub sektor lainnya.
Tahun 2015 NTP sub sektor tanaman hortikultura mengalami peningkatan
dikarenakan adanya peningkatan indeks yang diterima petani yang lebih besar dari
peningkatan indeks yang dibayar petani. Peningkatan indeks yang diterima petani
111,82109,02
97,4895,92
93,56
100,0298,07
100,62
105,54104,13
80
85
90
95
100
105
110
115
2012 2013 2014 2015 2016
NTP
(%
)
PERKEMBANGAN NTP TAHUN2012 - 2016
NTP Tan.Pangan NTP Hortikultura
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
22
disebabkan karena naiknya indeks kelompok buah-buahan, sayur-sayuran, sedangkan
tanaman obat-obatan turun. Untuk NTP subsektor tanaman pangan tahun 2015 mengalami
penurunan, indeks yang diterima petani mengalami penurunan akibat turunnya indeks
kelompok padi dan kelompok palawija sedangkan konsumsi rumah tangga dan indeks biaya
produksi naik mengakibatkan pengeluaran petani meningkat.
Nilai NTP sub sektor tanaman pangan tahun 2016 sebesar 93,56 masih sangat
rendah jika dibandingkan dengan target jangka menengah tahun 2017 sebesar 142,7,
dibutuhkan usaha keras dan kerjasama semua pihak untuk mencapai target tersebut.
Tahun 2016 NTP sub sektor tanaman pangan dan tanaman hortikultura mengalami
penurunan dibandingkan dengan tahun 2015, meskipun tidak terlalu signifikan. NTP sub
sektor tanaman pangan dalam beberapa tahun terakhir tidak mencapai angka 100 dan
terus mengalami penurunan, rendahnya NTP berimbas pada berkurangnya tingkat
kesejahteraan petani. Padahal, hasil produksi pertanian Aceh mengalami peningkatan, tapi
kondisi ini tidak terlalu berpengaruh dalam mendongkrak nilai kesejahteraan para petani.
Hal ini disebabkan karena harga yang diterima petani lebih rendah dibandingkan harga
yang dibayar petani untuk biaya produksi dan konsumsi barang dan jasa lainnya.Tingginya
biaya produksi salah satu faktornya dipengaruhi oleh minimnya infrastruktur yangtersedia,
seperti akses jalan ke pasar yang mengalami kerusakan sehingga petani harus
mengeluarkan biaya lebih tinggi dari seharusnya.
Selanjutnya dalam meningkatkan kesejahteraan petani sangat diperlukan peran
serta dinas-dinas sektoral dalam menekan harga yang dibayar petani terhadap hasil
pertanian, ini merupakan aspek lain dari peningkatan daya beli petani yaitu pengurangan
beban pengeluaran rumah tangga petani. Terdapat hubungan negatif antara pengeluaran
petani terhadap NTP, sehingga upaya peningkatan NTP dapat dilakukan melalui penurunan
harga/biaya barang dan jasa, yaitu meliputi harga-harga produk yang dikonsumsi (yang
mencakup produk bahan makanan, produk makanan, biaya sandang, biaya perumahan,
biaya pendidikan, biaya kesehatan, biaya transportasi dan komunikasi), dan harga/biaya
sarana produksi dan barang modal (yang mencakup harga/biaya pembelian bibit, pupuk-
obat, sewa lahan, transportasi, dan penambahan barang modal).
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
23
Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Komoditi Tanaman Pangan
Tabel 4. Realisasi dan Target Sasaran Strategis Meningkatnya Produksi dan Produktivitas
Komoditi Tanaman PanganTahun 2015 dan 2016
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Target Lebih/
Kurang
Realisasi Lebih/ Kurang
% Capaian Lebih/ Kurang 2015 2016 2015 2016 2015 2016
Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Komoditi Tanaman Pangan
a. Jumlah Produksi Tanaman Pangan (Ton)*)
- Padi
2.700.000
2.550.000 (150.000)
2.331.672
2.321.328
(10.344) 86,36
91,03 4,67
- Jagung
364.346
250.000 (114.346)
205.125
286.730
81.605 56,30
114,69 58,39
- Kedelai
127.208
70.000 (57.208)
47.910
23.506
(24.404) 37,66
33,58 (4,08)
- Kacang Tanah
6.136
4.000 (2.136)
2.527
2.307
(220) 41,18
57,68 16,49
- Kacang Hijau
1.872
2.000 128
1.600
1.395
(205) 85,47
69,75 (15,72)
- Ubi Kayu
42.619
32.000 (10.619)
29.106
23.024
(6.082) 68,29
71,95 3,66
- Ubi Jalar
14.645
10.000 (4.645)
8.935
8.353
(582) 61,01
83,53 22,52
b. Produktivitas Tanaman
Pangan (Ku/Ha) *)
- Padi
50,00
53,35 3,35
50,57
52,17
1,60 101,14 97,79 (3,35)
- Jagung
46,43
43,86 (2,57)
42,76
43,06
0,30 92,10 98,18 6,08
- Kedelai
15,98
15,50 (0,48)
14,61
14,82
0,21 91,43 95,61 4,19
- Kacang Tanah
12,68
14,04 1,36
12,52
12,70
0,18 98,74 90,46 (8,28)
- Kacang Hijau
11,16
12,38 1,22
10,51
11,35
0,84 94,18 91,68 (2,50)
- Ubi Kayu
135,74
134,74 (1,00)
130,87
129,46
(1,41) 96,41 96,08 (0,33)
- Ubi Jalar
110,35
116,96 6,61
112,67
112,14
(0,53) 102,10 95,88 (6,22)
c. Pengamanan Produksi Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI (Ha)
- Padi -
447.630
447.630
- 447.088 447.088
- 99,88 99,88
- Jagung -
73.851
73.851
- 73.771 73.771
- 99,89 99,89
- Kedelai -
16.919
16.919
- 16.887 16.887
- 99,81 99,81
- Kacang Tanah -
1.837
1.837
- 1.818 1.818
- 98,97 98,97
- Kacang Hijau -
1.178
1.178
- 1.178 1.178
- 100,00 100,00
- Ubi Kayu -
1.756
1.756
- 1.714 1.714
- 97,61 97,61
- Ubi Jalar -
540
540
- 530 530
- 98,20 98,20
Keterangan : *) Realisasi (Angka Ramalan II 2016)
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
24
Sasaran ini dicapai melalui; (1) Program Peningkatan Ketahanan Pangan
Pertanian/Perkebunan, dengan kegiatan yang dilakukan untuk mendukung keberhasilan
sasaran adalahKegiatan Pengembangan Intensifikasi Tanaman Padi Palawija dan Kegiatan
Pengembangan Perbenihan/Perbibitan, (2) Program Peningkatan Penerapan Teknologi
Pertanian, dengan Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasaran Teknologi Pertanian Tepat
Guna dan Kegiatan Pelatihan dan Bimbingan Pengoperasian Teknologi Pertanian Tepat
Guna, (3) Program Peningkatan Produksi Pertanian, dengan Kegiatan Sertifikasi Bibit
Unggul Pertanian dan Kegiatan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman Pertanian.
Dari tabel tersebut terlihat bahwatarget dari indikator kinerja yang ditetapkan
pada tahun 2016ada yang melebihi target (diatas 100 persen) dan ada pula yang belum
dapat dicapai 100 persen.Komoditi tanaman padi merupakan komoditi andalan yang
menguntungkan dan harapan hidup masyarakat petani, perkiraannilai produksi per Ha yang
dapat diperoleh petani adalah antara Rp.21.000.000,- s.d Rp.23.000.000,- dengan perkiraan
biaya produksi sekitar Rp.17.000.000 per Ha (termasuk sewa lahan) dengan harga jual GKP
(Gabah Kering Panen) per kg nya di tingkat petani sebesar Rp. 4.537,- sehingga keuntungan
yang dapat diperoleh petani adalah sekitar Rp.5.000.000,- s.d Rp.6.000.000,-untuk satu kali
musim tanam. Ini menjadi alasan bagi petani untuk tetap menjadikan padi sebagai
komoditi prioritas untuk dibudidayakan.
Selain komoditi padi, berbudidaya jagung juga sangat menjanjikan dan
menguntungkan petani.Pemerintah Aceh melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan giat
melakukan sosialisasi kepada petani untuk mengembangkan tanaman jagung, karena harga
komoditas jagung saat ini sangat mengutungkan. Jagung memegang peranan penting
dalam berbagai lapisan masyarakat, contohnya dalam industri pangan,dan yang terpenting
jagung sendiri adalah bahan pokok dalam industri pembuatan pakan ternak. Jika
diperhatikan tidak kurang dari 50 persen dari komposisi pakan ternak yang ada di pasaran
menggunakan bahan dasar terbuat dari jagung.Inilah yang membuat usaha budidaya
jagung bisa sangat menguntungkan karena jagung memiliki nilai ekonomis cukup tinggi di
mata masyarakat. Tahun ini produksi dan produktivitas komoditi jagung mengalami
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
25
peningkatan dibandingkan tahun lalu dan produksi jagung mencapai 114,69 persen dari
target yang ditetapkan atau melebihi target.
Berbeda halnya dengan komoditi kedele, selain tidak mencapai target, produksi
kedele tahun ini jauh mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu yaitu sekitar 50,94
persen. Faktor harga di tingkat petani yang cukup rendah sekitar Rp. 4.000 s/d Rp. 5.000
per Kg serta pembeli yang lebih suka membeli kedele impor karena harganya lebih rendah,
menjadikan petani enggan menanam kedele. Komoditi pangan lainnya yang belum
mencapai target dan produksinya juga mengalami penurunan tahun ini dibandingkan tahun
lalu adalah Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi Kayu dan Ubi Jalar.
Berbagai usaha yang dilakukan Dinas Pertanian dalam mencapai target produksi
komoditi tanaman pangan yaitu dengan cara memberikan bantuan berupa saprodi seperti
benih, pupuk,obat-obatan, serta alat dan mesin pertaniandan berbagai pelatihan kepada
petani, selain itu hal paling penting dalam usaha pencapaian target produksi adalah adanya
dukungan infrastruktur yang dilakukan melalui kegiatan pembangunan/rehabilitasi
berbagai infrastruktur pertanian.
Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM II) 2016, realisasiProduksi Padi adalah sebesar
2.321.328 ton,belum mencapai target yang telah ditentukan atau pencapaian 91,03 persen
dari target produksi yang telah ditetapkan, sedangkan produktivitas padi adalah 52,17
Ku/Ha dengan pencapaian 97,79 persendari target yang ditetapkan atau belum mencapai
target, namun jika dibandingkan dengan tahun 2015 naik sekitar 3,18 persen. Berikut
adalah tabel 5. Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar, dan Produksi Padi Provinsi Aceh
Tahun 2015 dan 2016.
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
26
Tabel. 5
Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Padi Provinsi Aceh Tahun 2015 dan 2016
Uraian Satuan Padi Sawah Padi Ladang Padi
Tahun 2015
- Luas Panen Hektar 450.087 10.973 461.060
- Hasil Per Hektar Ku/Ha 51,14 26,58 50,56
- Produksi Ton 2.301.878 29.168 2.331.046
Tahun 2016*)
- Luas Panen Hektar 437.461 7.470 444.931
- Hasil Per Hektar Ku/Ha 52,60 27,00 52,17 - Produksi Ton 2.301.159 20.169 2.321.328
Persentase Perubahan (%)
- Luas Panen % (2,81) (31,92) (3,50)
- Hasil Per Hektar % 2,85 1,58 3,18
- Produksi % (0,03) (30,85) (0,42)
Ket : *) Angka Ramalan (ARAM II) 2016
Dari tabel diatas dapat dilihat produksi padi tahun 2016 menurun 0.42 persen
dibandingkan dengan produksi tahun 2015. Produksi padi tahun 2015 mencapai 2.331.046
Ton Gabah Kering Giling (GKG), sedangkan pada tahun 2016mencapai sebesar 2.321.328
Ton atau mengalami penurunan sebesar 9.718 Ton. Penurunan produksi tahun 2016
terjadi karena adanya penurunan luas panen sebesar 3,50 persen dari luas panen tahun
2015. Luas panen tahun 2015 mencapai 461.061 Ha, sedangkan tahun 2016turun menjadi
444.931 Ha atau mengalami penurunan sebesar 16.129 Ha.Menurunnya luas panen akibat
adanya penurunan luas tanam di tahun 2016 dibandingkan tahun 2015 yang disebabkan
oleh; (1) kekurangan air akibat curah hujan dan debit air saluran irigasi yang tidak
mencukupi kebutuhan air sawah karena adanya perbaikan, seperti di Kabupaten Pidie,
Bireun, Aceh Utara, dan beberapa kabupaten lain, (2) adanya pergeseran tanam di bulan
Oktober karena tidak adanya hujan di MT Gadu khususnya pada daerah yang sebagian
besar lahan sawah tadah hujan, selain itu pembagian air irigasi yang terlambat (melewati
jadwal tanam) karena debit air yang kurang serta masa tunggu panen komoditi lain seperti
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
27
jagung yang menggeser jadwal tanam yang telah ditentukan, (3) penggunaan lahan yang
sama dengan komoditi lainnya sehingga populasi tanaman tersebut akan menekan
populasi tanaman utama, (4) terjadi puso di beberapa daerah yang menyebabkan
penanaman padi gagal dilakukan.
Sebaliknya angka produktivitas padi tahun 2016 mengalami peningkatan yaitu dari
50,56 Ku/Ha pada tahun 2015 menjadi 52,17 Ku/Ha pada tahun 2016.Ini merupakan
dampak dari adanya pencanangan program SDMB (Seribu Desa Mandiri Benih) pada tahun
2015 yang tersebar di 32 Provinsi di Indonesia termasuk Provinsi Aceh, sehingga petani
dapat menggunakan benih unggul dan bersertifikat serta terjaga ketersediaanya.
Program ini bertujuan untuk menyelesaikan salah satu permasalahan utama
pertanian yaitu kurangnya ketersediaan dan rendahnya kualitas benih padi yang
menyebabkan produksi padi petani stagnan bahkan menurun. Jika selama ini Aceh
membeli benih padi dari luar daerah, dengan adanya program SDMB padi, Aceh dapat
memenuhi kebutuhan benihnya sendiri dan setiap benih padi yang dihasilkan oleh
masyarakat penangkar dapat dijual baik kepada masyarakat maupun kepada pemerintah
setelah lulus sertifikasi dan diberi lebel. Desa yang mendapat program SDMB diutamakan
untuk desa yang belum dapat memenuhi kebutuhan benihnya.
Dari tabel diatas juga dapat dilihat produksi padi sawah tahun 2016 menurun
sekitar 0,03 persen atau 719 Ton dari tahun 2015, sama halnya dengan padi ladang dimana
produksi tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 30,85 persen atau 8.999 Ton dari
tahun 2015, sehingga secara keseluruhan total penurunan produksi padi tahun 2016 adalah
sekitar 0,42 persen atau 9.718 Ton dibandingkan tahun 2015.
Penurunan produksi tahun 2016 dibandingkan tahun 2015 memang tidak terlalu
signifikan, dan untuk tahun ini Aceh juga masihswasembada pangan beras dengan surplus
sebesar724.154 ton, berikut adalah tabel 6. Perkiraan Ketersediaan Pangan Beras Provinsi
Aceh Tahun 2016.
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
28
TABEL 6. PERKIRAAN KETERSEDIAAN PANGAN BERAS DI PROVINSI ACEH
TAHUN 2016
NO. KONVERSI KETERANGAN NILAI
(DALAM TON)
1 2 3 4 5
1 Produksi Padi (GKG) - ARAM II 2016 2.321.328
2 Penggunaan GKG untuk Non Pangan 7,30 % dari rincian 1 169.457
a. Pakan Ternak/Unggas 0,44 10.214
b. Benih/Bibit 0,90 20.892
c. Bahan Baku Industri Non Makanan 0,56 12.999
d. Susut/Tercecer 5,40 125.352
3 GKG yang diolah menjadi beras - rincian 1 - rincian 2 2.151.871
4 Produksi Beras 62,74 % dari rincian 3 1.350.084
(Konversi GKG ke beras)
Susut/Tercecer
5 Penggunaan Beras Untuk Non Pangan 3,33 % dari rincian 4 44.958
a. Pakan Ternak/Unggas 0,17 2.295
b Bahan Baku Industri Non Makanan 0,66 8.911
c Susut/Tercecer 2,50 33.752
6 Produksi Beras Dalam Negeri - rincian 4 - rincian 5 1.305.126
(Untuk Konsumsi Penduduk)
Perkiraan Kebutuhan beras pertahun Perkiraan Sementara Jumlah Penduduk tahun
2016 5.096.248 jiwa Konsumsi beras per kapita 114 Kg/tahun Kebutuhan beras per tahun 580.972.272 Kg/tahun Atau 580.972 ton Produksi dalam daerah 1.305.126 ton Plus/minus 724.154 ton
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
29
Berikut adalah grafik perkembangan produksi padi beberapa tahun terakhir.
Grafik 4. Perkembangan Produksi Padi Tahun 2012 – 2016
Produksi padi tahun 2013 mengalami peningkatan sekitar 9,40 persen bila
dibandingkan dengan produksi tahun 2012. Produksi padi tahun 2013 mencapai 1.956.939
Ton Gabah Kering Giling (GKG), sedangkan pada tahun 2012 sebesar 1.788.738 Ton atau
mengalami peningkatan sebesar 168.201 Ton. Peningkatan produksi padi tahun 2013 lebih
disebabkan terjadinya kenaikan produksi padi sawah yaitu sebesar 164.908 Ton (9,30
persen) dibandingkan tahun 2012, sedangkan kenaikan produksi untuk padi ladang yaitu
sebesar 3.293 Ton (20,90 persen).
Produksi padi tahun 2014 menurun sekitar 6,99 persen bila dibandingkan dengan
produksi tahun 2013. Produksi padi tahun 2014 tercatat hanya sebesar 1.820.062 Ton GKG
mengalami penurunan sebesar 136.877 ton jika dibandingkan dengan produksi padi tahun
2013 yang mencapai nilai 1.956.939 ton. Penurunan ini lebih disebabkan karena
melemahnya produksi padi sawah yaitu sebesar 141.790 ton GKG (7,32 persen)
dibandingkan tahun 2013, sedangkan untuk padi ladang mengalami kenaikan produksi
dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 4.913 ton (4,51 persen) namun belum
mampu berkontribusi terhadap produksi padi tahun 2014. Selain itu, adanya puso/gagal
1.788.738
1.956.939 1.820.062
2.331.046 2.321.328
-
500.000
1.000.000
1.500.000
2.000.000
2.500.000
2012 2013 2014 2015 2016
PR
OD
UK
SI (
TON
)
PERKEMBANGAN PRODUKSI PADITAHUN 2012 - 2016
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
30
panen seluas 27.056 Ha lebih tinggi dari puso tahun 2013 yaitu 9.244 Ha juga ikut andil
dalam penurunan produksi tahun 2014. Untuk tahun 2015 total peningkatan produksi padi
adalah sekitar 28,07 persen atau 510.984 Ton dibandingkan tahun 2014, sedangkan tahun
2016 produksi padi mengalami penurunan sebesar 9.718 Ton atau 0,42 persen
dibandingkan tahun 2015.
Apabila dibandingkan realisasi kinerja produksi Padi sampai dengan tahun ini yaitu
realisasi produksi tahun 2016 sejumlah 2.321.328 ton dengan target jangka menengah
tahun 2017 yaitu 2.372.650 ton, maka dapat dikatakan realisasi tahun ini hampir mencapai
target jangka menengah. Demikian juga dengan nilai produktivitas tahun 2016 sebesar
52,17 Ku/Ha dengan target jangka menengah tahun 2017 sebesar 52,59 Ku/Ha. Dengan
mengevaluasi hasil kinerja tahun ini, menganalisis keberhasilan dan kegagalan berbagai
kegiatan untuk mencapai peningkatan produksi dan produktivitas, besar harapan bahwa
target produksi dan produktivitas Padi jangka menengah tahun 2017 akan dapat dicapai.
Berikut adalah Grafik 5. Perkembangan Produktivitas Padi Tahun 2012 – 2016
Grafik 5. Perkembangan Produtivitas Padi Tahun 2012 – 2016
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa hasil produksi per hektar padi beberapa
tahun terakhir mengalami trend peningkatan, nilai produktivitas padi tahun 2012 adalah
46,1246,68
48,39
50,56
52,17
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
2012 2013 2014 2015 2016
PR
OD
UK
TIV
ITA
S (K
u/H
a)
PERKEMBANGAN PRODUKTIVITAS PADITAHUN 2012 - 2016
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
31
46,12 Ku/Ha meningkat 1,21 persen menjadi 46,68 Ku/Ha di tahun 2013, meningkat lagi
sekitar 3,66 persen menjadi 48,38 Ku/Ha di tahun 2014, tahun 2015 nilai produktivitas padi
kembali mengalami peningkatan sebesar 4,48 persen menjadi 50,56 Ku/Ha, dan tahun
2016 nilai produktivitas kembali mengalami kenaikan menjadi 52,17 Ku/Ha atau naik 3,18
persen dari tahun 2015. Berdasarkan Angka Ramalan II tahun 2016rata-rata nilai
Produktivitas nasional adalah 52,64 Ku/Ha,sedangkan nilai produktivitas Padi Provinsi Aceh
adalah 52,17 Ku/Ha mendekati rata-rata nilai produktivitas nasional, capaian ini merupakan
suatu prestasi yang patut untuk terus ditingkatkan dalam usaha peningkatan produksi pada
tahun-tahun mendatang.
Produksi Jagung tahun 2016melebihi target yang telah ditetapkan.Produksi jagung
tahun 2016 adalah sebesar 286.730 Ton atau sekitar 114,69 persen dari target, sedangkan
produktivitas jagung tahun 2016 adalah sebesar 43,06 Ku/Ha atau sekitar 98,18 persen dari
target yang telah ditetapkan.Pencapain yang melebihi target dan adanya peningkatan
produksi yang cukup besar dibandingkan tahun 2015 disebabkan karena jagung
mempunyai pangsa pasar yang cukup luas dengan harga jual yang masih menguntungkan
petani. Di samping itu juga dalam rangka mendukung kebutuhan jagung pipil dalam negeri
yang sampai saat ini masih diimpor serta mengingat kebutuhan yang semakin meningkat
terutama untuk industri pakan ternak menjadikan petani mempunyai minat yang tinggi
dalam budidaya komoditi jagung. Ditambah lagi dengan adanya pemanfaatan lahan sawah
oleh petani untuk melakukan penanaman jagung yang berdampak pada kenaikan produksi
yang cukup signifikan apabila dibandingkan dengan tahun lalu. Sama halnya dengan
produksi, produktivitas jagung juga mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2015 namun
belum mencapai target yang telah ditetapkan. Petani memilih menggunakan benih unggul
yaitu benih jagung hibridayang mutu produksinya tinggi dibandingkan benih jagung
komposit.Beberapa daerah yang menjadi sentra produksi jagung adalah Kabupaten Aceh
Tenggara, Gayo Lues, Aceh Selatan, Aceh Timur, dan Aceh Tamiang. Berikut adalah tabel
7.Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar, dan Produksi Jagung Provinsi Aceh Tahun
2015 dan 2016.
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
32
Tabel 7. Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar dan
Produksi Jagung Provinsi Aceh Tahun 2015 dan 2016
Uraian Satuan Jagung
Tahun 2015
- Luas Panen Hektar 47.967
- Hasil Per Hektar Ku/Ha 42,76
- Produksi Ton 205.125
Tahun 2016*)
- Luas Panen Hektar 66.591
- Hasil Per Hektar Ku/Ha 43,06
- Produksi Ton 286.730
Persentase
Perubahan (%)
- Luas Panen % 38,83
- Hasil Per Hektar % 0,70
- Produksi % 39,78
Ket : *) Angka Ramalan (ARAM II) 2016
Produksi jagung tahun 2016 meningkat cukup tinggi yaitu sekitar 39,78 persen
atau sejumlah 81.605 ton dari produksi tahun 2015. Produksi meningkat akibat dari
meningkatnya luas panen dari tahun sebelumnya yaitu sekitar 38,83 persen atau seluas
18.624 Ha.Demikian halnya dengan produktivitas yang juga mengalami peningkatan di
tahun 2016 sekitar 0,70 persen atau sebayak 0,3Ku/Ha dibandingkantahun
2015.Berdasarkan Angka Ramalan II tahun 2016rata-ratanilai Produktivitas Jagung nasional
adalah 52,83 Ku/Ha, sedangkan nilai produktivitas Jagung Provinsi Aceh berdasarkan Angka
Sementara (ARAM II) tahun 2016 adalah 43,06 Ku/Ha masih dibawah rata-rata nilai
produktivitas nasional.
Apabila dibandingkan nilai produktivitas Jagung tahun 2016 sebesar 43,06 Ku/Ha
dengan target jangka menengah tahun 2017 sebesar 45,92 Ku/Ha, maka peningkatan yang
ingin dicapai adalah sebesar 6,23 persen dari capaian tahun 2016, sedangkan untuk target
produksi Jagung jangka menengah tahun 2017 adalah sebesar 223.865 ton dan realisasi
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
33
tahun 2016 adalah sebesar 286.730 ton, yang berarti capaian tahun ini telah melebihi
target produksi jangka menengah tahun 2017. Prestasi ini patut ditingkatkan dengan cara
terus mengimbau petani jagung untuktidak perlu khawatir merugi dalam mengembangkan
produksi jagung karena prospek pasarnya lebih terbuka, selain itu peran Pemerintah juga
diperlukan untuk mendorong jagung menjadi bagian konsumsi utama di masyarakatjika
stok beras berkurang dengan cara memperkenalkan anak-anak untuk mengkonsumsi
jagung dan tidak tergantung dengan beras. Pemerintah daerah juga harus melindungi
petani terutama saat harga pangan jatuh dengan cara mengalokasikan anggaran untuk
melakukan pembelian hasil panen petani saat harga jatuh, sesuai dengan harga pembelian
pemerintah (HPP).
Produksi dan produktivitas Kedelai tahun 2016 belum mencapai target yang telah
ditetapkan. Produksi Kedelai tahun 2016 adalah sebesar 23.506 Ton atau sekitar 33,58
persen dari target, sedangkan produktivitas Kedelai tahun 2016 adalah sebesar 14,82
Ku/Ha atau sekitar 95,61 persen dari target yang telah ditetapkan. Produksi Kedelai tahun
2016 juga mangalami penurunan sekitar 50,94 persen atau sebesar 24.404 ton jika
dibandingkan dengan produksi tahun 2015, sedangkan produktivitas Kedelai tahun 2016
mengalami peningkatan sekitar 1,44 persen atau sebesar 0,21 Ku/Ha dari tahun
sebelumnya. Berdasarkan Angka Ramalan II tahun 2016rata-rata nilai produktivitas Kedelai
nasional adalah 15,06 Ku/Ha, sedangkan nilai produktivitas Kedelai Provinsi Aceh
berdasarkan Angka Ramalan (ARAM II) tahun 2016 adalah 14,82 Ku/Ha masih dibawah
rata-rata nilai produktivitas nasional. Jika dibandingkan dengan target produksi dan
produktivitas jangka menengah tahun 2017 yaitu sebesar 65.652 ton dan 16,35 Ku/Ha,
maka dibutuhkan kerja keras untuk mencapai angka tersebut mengingat komoditi Kedelai
kurang diminati petani karena kurang memberikan keuntungan secara ekonomis akibat
harga pasar yang rendah. Selain itu, kedelai impor memiliki biji yang lebih besar dan harga
yang lebih murah dibandingkan kedelai lokal.Faktor lain yang menjadi penghambat
kenaikan produksi kedele yaitu efek La Nina. Iklim basah kurang kondusif untuk
penanaman kedele, tanaman kedele menjadi puso karena banjir dan serangan OPT, hal ini
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
34
memicu petani lebih memilih komoditas pangan yang lebih menguntungkan seperti padi.
Sementara untuk lahan kering, petani lebih memilih tanaman jagung untuk dibudidayakan.
Berikut adalah tabel8. Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar, dan Produksi
Kedele Provinsi Aceh Tahun 2015 dan 2016.
Tabel 8.
Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Kedele Provinsi Aceh
Tahun 2015 dan 2016
Uraian Satuan Kedele
Tahun 2015 - Luas Panen Hektar 32.796 - Hasil Per Hektar Ku/Ha 14,61 - Produksi Ton 47.910 Tahun 2016*) - Luas Panen Hektar 15.866 - Hasil Per Hektar Ku/Ha 14,82 - Produksi Ton 23.506 Persentase Perubahan (%) - Luas Panen % (51,62) - Hasil Per Hektar % 1,44 - Produksi % (50,94) Ket : *) Angka Ramalan (ARAM II) 2016
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari jumlah produksi, dan luas panen
komoditi Kedelai tahun 2016 semuanya mengalami penurunan dibandingkan tahun 2015,
kecuali hasil per hektar (produktivitas) yang mengalami peningkatan dibandingkan tahun
lalu. Penurunan produksi Kedelai tahun 2016disebabkan karena terjadinya penurunan luas
panen seluas 16.930 Ha atau sekitar 50,94 persen dari tahun sebelumnya. Penurunan
produksi cukup besar ini terjadi karena keengganan petani menanaman kedele akibat
harga yang sangat rendah dalam beberapa waktu terakhir. Petani mulai kehilangan gairah
dalam membudiayakannya. Harga kedele hanya berkisar Rp. 3.000-4.000/Kg, harga ini jauh
dibawah biaya penanaman dan pemeliharaannya.
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
35
Berikut adalah Grafik 6.Perkembangan Produksi Jagung dan Kedelai tahun 2012 -
2015.
Grafik 6. Perkembangan Produksi Jagung dan Kedelai Tahun 2012 – 2016
Produksi Jagung beberapa tahun terakhir terus mengalami peningkatan, tahun
2013 produksi jagung meningkat sebesar 6,31 persen dibandingkan tahun sebelumnya,
tahun 2014 produksi Jagung mengalami peningkatan sebesar 13,76 persen dibandingkan
tahun 2013, tahun 2015 komoditi Jagung kembali mengalami peningkatan sebesar 1,39
persen dibandingkan 2014, dan di tahun 2016 produksi jagung mengalami peningkatan
cukup besar sekitar 39,78 persen dibandingkan tahun lalu. Sedangkan komoditi Kedelai
tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 12,47 persen dibandingkan tahun sebelumnya,
tahun 2014 produksi komoditi ini mengalami peningkatan sebesar 40,70 persen, tahun
2015 produksi kedelai kembali mengalami penurunan sebesar 24,37 persen dibandingkan
tahun 2014, dan tahun 2016 komoditi kedele mengalami penurunan produksi yang cukup
besar yaitu sekitar 50,94 persen
Berikut adalah Grafik 7. Perkembangan ProduktivitasJagung dan KedelaiTahun
2012 - 2016.
167.286 177.841 202.319 205.125
286.730
51.439 45.027 63.352
47.910 23.506
-
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
300.000
350.000
2012 2013 2014 2015 2016
PR
OD
UK
SI (
TON
)
PERKEMBANGAN PRODUKSI JAGUNG & KEDELE TAHUN 2012 - 2016
JAGUNG KEDELE
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
36
Grafik 7. Perkembangan Produtivitas Jagung dan Kedelai Tahun 2012 – 2016
Sejalan dengan peningkatan produksi, produktivitas Jagung juga megalami
peningkatan beberapa tahun terakhir. Produktivitas tahun 2013 meningkat sebesar 5,30
persen dibandingkan tahun 2012, tahun 2014 produktivitas Jagung meningkat lagi sebesar
5,93 persen dibandingkan tahun 2013, dan kembali mengalami peningkatan tahun 2015
sebesar 0,09 persendibandingkan dengan tahun 2014, dan tahun 2016 produktivitas jagung
juga mengalami peningkatan sebesar 1,44 persen dibandingkan tahun lalu. Pada komoditi
Kedelai, berbeda dengan produksi yang mengalami penurunan, produktivitas kedelai tahun
2013 justru mengalami peningkatan sebesar 1,87 persen dibandingkan tahun 2012. Pada
tahun 2014 selain mengalami peningkatan produksi, nilai produktivitas kedelai juga
meningkat yaitu sebesar 0,61 persen dibandingkan tahun 2013. Tahun 2015 sejalan dengan
penurunan produksi, nilai produktivitas kedelai juga mengalami penurunan sebesar 1,35
persen dibandingkan tahun 2014, sedangkan tahun 2016 nilai produktivitas kedelai
meningkat sebesar 1,44 persen namun produksinya jauh menurun dibandingkan tahun lalu.
Komoditi tanaman pangan lainnya yang tidak mencapai target dan pencapaian
jumlah produksinya lebih rendah dibandingkan tahun lalu adalah komoditi Kacang Tanah,
Kacang Hijau, Ubi Kayu, dan Ubi Jalar. Berikut adalah Tabel 9. Perbandingan Luas Panen,
38,340,33
42,72 42,76 43,06
14,45 14,72 14,81 14,61 14,82
2012 2013 2014 2015 2016
PR
OD
UK
TIV
ITA
S (
Ku
/Ha)
PERKEMBANGAN PRODUKTIVITAS JAGUNG & KEDELE TAHUN 2012 - 2016
JAGUNG KEDELE
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
37
Hasil Per Hektar dan Produksi Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi Kayu, dan Ubi Jalar Provinsi
Aceh Tahun 2015 dan 2016.
Tabel 9. Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Kc. Tanah, Kc. Hijau, Ubi Kayu, & Ubi Jalar
Provinsi Aceh Tahun 2015 dan 2016
Uraian Satuan Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar
Tahun 2015
- Luas Panen Hektar 2.019 1.522 2.226 793
- Hasil Per Hektar Ku/Ha 12,52 10,51 130,87 112,67
- Produksi Ton 2.527 1.600 29.131 8.935
Tahun 2016*)
- Luas Panen Hektar 1.816 1.229 1.778 745
- Hasil Per Hektar Ku/Ha 12,70 11,35 129,46 112,14
- Produksi Ton 2.307 1.395 23.024 8.353
Persentase
Perubahan (%)
- Luas Panen % (10,03) (19,25) (20,11) (6,07)
- Hasil Per Hektar % 1,44 7,99 (1,08) (0,47)
- Produksi % (8,71) (12,81) (20,96) (6,51)
Ket : *) Angka Ramalan (ARAM II) 2016
Tahun 2016, Kacang tanah mempunyai jumlah produksisebesar 2.307 ton turun
8,71 persen dari tahun lalu,Kacang Hijau 1.395 ton turun 12,81 persen,Ubi Kayu 23.024 ton
turun 20,96 persen,dan Ubi Jalar dengan produksi 8.353 ton turun 6,51 persen
dibandingkan tahun lalu. Menurunnya produksi komoditi Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi
Kayu, dan Ubi Jalar tahun 2016 dibandingkan dengan tahun 2015merupakan akibat dari
menurunnya luas panen dari masing-masing komoditi tersebut. Namun untuk komoditi
Kacang Tanah dan Kacang Hijau terjadi peningkatan produktivitas sebesar 1,44 persen dan
7,99 persen dari tahun lalu, sedangkan komoditi Ubi Kayu dan Ubi Jalar untuk tahun 2016
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
38
selain mengalami penurunan produksi juga diikuti dengan penurunan produktivitas sebesar
1,08 persen dan 0,47 persen dibandingkan tahun lalu.
Berikut adalah Grafik 8. Perkembangan Produksi Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi
Kayu, dan Ubi JalarTahun 2012 – 2016.
Grafik 8. Perkembangan ProduksiKacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi Kayu, dan UbiJalar Tahun 2012 – 2016
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa komoditi yang terus mengalami penurunan
dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 adalah komoditi Kacang Tanah, Ubi Kayu,
danUbi Jalar. Penurunan produksi ketiga komoditi tersebut rata-rata lebih disebabkan
karena menurunnya luas panen dari tahun ke tahun. Sedangkan pada komoditi Kacang
Hijau, penurunan produksi sempat terjadi pada tahun 2013 sebesar 34,23 persen namun
kemudian tahun 2014 produksi Kacang Hijau meningkat sebesar 29,11 persen,pada tahun
2015 kembali terjadi peningkatan produksi sebesar 29,76 persen, dan pada tahun 2016
produksi Kacang Hijau menurun sebesar 12,81 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Komoditi Kacang Tanah, Ubi Kayu dan Ubi Jalar merupakan komoditi swadaya
masyarakat. Tidak tercapainya target serta menurunnya jumlah produksi dibandingkan
6.9
34
3.8
61
3.0
80
2.5
27
2.3
07
1.4
52
95
5
1.2
33
1.6
00
1.3
95
38
.25
7
34
.37
9
31
.62
1
29
.13
1
23
.02
4
13
.35
6
11
.59
2
9.9
96
8.9
35
8.3
53
2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 4 2 0 1 5 2 0 1 6
PR
OD
UK
SI (
TON
)
PERKEMBANGAN PRODUKSI KOMODITI KC. TANAH, KC. HIJAU, UBI KAYU, UBI JALAR TAHUN 2012 - 2016
KC. TANAH KC. HIJAU UBI KAYU UBI JALAR
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
39
dengan tahun lalu lebih disebabkan karena berfluktuatifnya harga, berkurangnya
permintaan pasar terhadap komoditi tersebut, serta tidak adanya penampung yang
membeli sesuai harga pasar menjadikan masyarakat beranggapan bahwa berbudidaya
komoditi tersebut tidak menguntungkan bagi mereka.Selain itu kurangnya perlakuan
khusus seperti pemberian bantuan seperti halnya komoditi Padi, Jagung, dan Kedelai dari
pemerintah daerah juga turut mempengaruhi penurunanproduksi. Khusus untuk komoditi
Ubi Jalar,selain karena komoditi ini bukan komoditi prioritas sehingga tidak ada bantuan
khusus yang diberikan oleh Pemerintah, kurangnya industri pengolahan yang hanya
terdapat di beberapa kabupaten saja seperti Bireun, Aceh Utara, dan Aceh Besar, juga
menjadi kendala dalam upaya peningkatan produksi.
Berikut adalah Grafik 9. Perkembangan Produktivitas Kacang Tanah, Kacang Hijau,
Ubi Kayu, dan Ubi Jalar Tahun 2012 – 2016.
Grafik 9. Perkembangan Produktivitas Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi Kayu, dan Ubi Jalar Tahun 2012 – 2016
12
,21
12
,39
12
,31
12
,52
12
,70
10
,59
10
,53
10
,71
10
,51
11
,35
12
8,6
4
12
7,4
8
13
0,0
2
13
0,8
7
12
9,4
6
10
5,6
6
10
6,0
6
10
7,3
8
11
2,6
7
11
2,1
4
2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 4 2 0 1 5 2 0 1 6
PR
OD
UK
TIV
ITA
S (K
U/H
A)
PERKEMBANGAN PRODUKTIVITAS KC. TANAH, KC. HIJAU, UBI KAYU, UBI JALAR TAHUN 2012 -2016
KC. TANAH KC. HIJAU UBI KAYU UBI JALAR
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
40
Dari grafik terlihat produktivitas untuk masing-masing komoditi tidak
menunjukkanpeningkatan ataupun penurunan yang terlalu tinggi dalam beberapa tahun
terakhir. Produktivitas Ubi Jalar mengalami peningkatan sepanjang tahun 2012 sampai
dengan tahun 2015denganpeningkatan yang tidak signifikan, kemudian turun di tahun
2016 juga dengan penurunan yang tidak terlalu signifikan.Tahun 2013 produktivitas Ubi
Jalar meningkat 0,38 persen, tahun 2014 meningkat sebesar 1,24 persen dari tahun
sebelumnya, dan tahun 2015 produktivitas meningkat sebesar 4,93 persen dibandingkan
tahun 2014, dan tahun 2016 produktivitasnya mengalami penurunan 0,47 persen dari
tahun lalu. Jika produktivitas tahun 2012 s/d 2015 mengalami peningkatan, namun
sebaliknya produksi komoditi tersebut terus mengalami penurunan beberapa tahun
terakhir.
Sedangkan nilai produktivitas untuk komoditi Kacang Tanah, Kacang Hijau, dan
Ubi Kayu berfluktuasi beberapa tahun terakhir. Komoditi Ubi Kayu mengalami penurunan
nilai produktivitas tahun 2013 sebesar 0,90 persen dibandingkan tahun 2012, dan
meningkat sebesar 1,99 persen tahun 2014, tahun 2015 kembali meningkat sebesar 0,65
persen dibandingkan tahun 2014, dan tahun 2016 menurun sekitar 1,08 persen dari tahun
lalu. Komoditi Kacang Hijau mengalami penurunan produktivitas tahun 2013 sebesar 0,57
persen, namun tahun 2014 nilai produktivitas meningkat sebesar 1,71 persen, tahun 2015
kembali menurun sebesar 1,87 persen, dan tahun 2016 meningkat sekitar 7,99 persen dari
tahun sebelumnya. Selanjutnya untuk komoditi Kacang Tanah, nilai produktivitas tahun
2013 meningkat sebesar 1,47 persen dibandingkan tahun 2012, kemudian turun sebesar
0,65 persen tahun 2014, tahun 2015 meningkat sebesar 1,71 persen, dan tahun 2016
kembali mengalami peningkatan sebesar 1,44 persen dibandingkan tahun lalu.
Berbagai upaya peningkatan produksi komoditi pangan terus dilakukan dengan
berbagai cara, yakni melalui peningkatan luas tanam maupun perbaikan usaha tani untuk
meningkatkan produktivitasnya. Semua upaya tersebut dilakukan untuk mengatasi kondisi
kritis ketahanan pangan mengingat kian beratnya tantangan penyediaan pangan kedepan.
Selain pertambahan penduduk yang otomatis mengurangi lahan pertanian dan
perkebunan, sementara pada saat yang sama, pertambahan penduduk itu otomatis
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
41
membutuhkan tambahan ketersediaan pangan dan juga lahan pertanian, persoalan lainnya
adalah perubahan iklim yang menjadikan usaha untuk meningkatkan produksi terasa
semakin sulit dilakukan.Isu perubahan iklim ini tidak hanya menjadi perhatian pada forum
inetrnasional. Perubahan iklim menjadi isu strategis nasional diberbagai negara. Tidak
teraturnya perilaku iklim dan perubahan awal musim dan akhir musim, seperti musim
kemarau dan musim hujan, membuat para petani susah merencanakan masa tanam dan
masa panen. Tahun ini, musim penghujan terjadi di awal Ramadhan, petani di Acehenggan
menanam di waktu Ramadhan. Namun usai Idul Fitri malah memasuki musim kusim kering,
ini merupakan salah satu yang menyebabkan produksi tanaman pangan menurun terutama
komoditi padi.
Indikator kinerja yang ketiga dari sasaran strategis yaitu Meningkatnya Produksi
dan Produktivitas Komoditi Tanaman Pangan adalah Pengamanan Produksi Tanaman
Pangan dari Gangguan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman)dan DPI (Dampak Perubahan
Iklim).Dampak negatif perubahan ekstrim iklim global diantaranya adalah (1) terjadinya
degradasi sumberdaya lahan dan air, (2) terjadinya kerusakan pada infrastrukur
pertanian/irigasi, (3) timbulnya bencana banjir dan kekeringan dan (4) meningkatnya
serangan hama dan penyakit tanaman.Munculnya serangan OPT dan perubahan iklim
dapat mengakibatkan produksi menurun sehingga ketahanan pangan terganggu dan
pendapatan petani menurun. Dalam mendukung sistem produksi, strategi pengamanan
produksi tanaman pangan dilakukan melalui berbagai upaya kegiatan, antara lain melalui
subsistem pengendalian, subsistem penerapan teknologi pengendalian, dan subsistem
penyediaan sarana perlindungan. Subsistem pengendalian adalah mengembangkan
gerakan pengendalian yang didasarkan pada hasil pengamatan, subsistem penerapan
teknologi pengendalian adalah menggali dan mengembangkan penerapan teknologi
pengedalian yang efektif dan efisien sesuai sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT),
subsistem penyediaan sarana perlindungan tanaman adalah mengembangkan penggunaan
sarana perlindungan tanaman yang efektif, efisien, dan ramah lingkungan.
Target dari indikator pengamanan produksi komoditi tanaman pangan adalah luas
tanam dari komoditi tersebut. Dari tabel 4. diatas terlihat bahwapencapaian indikator
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
42
kinerja yang ditetapkan pada tahun 2016untuk komoditi Kacang Hijau adalah 100 persen
dari target yang ditentukan, sedangkan untuk komoditi pangan lainnyarata-rata
pencapaiannya adalah 99 persen.
Pada Komoditi Padi, target yang ditetapkan tahun 2016 adalah 447.630 Hadengan
realisasi luas lahan yang berhasil diamankan dari gangguan OPT dan DPI adalah seluas
447.088 Ha (99,88 persen). Jenis OPT yang menyerang komoditi padi antara lain tikus,
penggerek batang, penyakit blas,penyakit kresek, dll. Dari berbagai jenis OPT, tercatat tikus
yang paling banyak menyerang komoditi padi dengan luas serangan 4.877 Ha, diikuti
penyakit kresek3.228 Ha.Jenis OPT yang didata untuk komoditi Jagung berjumlah 6 jenis,
dan persentase luas lahan yang berhasil diamankan adalah 99,89 persen dari target luas
tanam 73.851 Ha.Jenis OPT yang menyerang luasan terbanyak adalah penggerek
tongkol619Ha, disusul Ulat Grayak 557 Ha.Untuk komoditi kedele, besarnya luas lahan yang
diamankan adalah 16.887 Ha dari target luas tanam 16.919 Ha (99,81 persen) dengan 6
jenis OPT yang didata diantaranya ulat grayak dan penggulung daun. Target luas tanam dan
realisasi luas lahan pengamanan untuk komoditi Kacang Hijau, Kacang Tanah, Ubi Kayu, dan
Ubi Jalar masing-masing adalah Kacang Hijau; 1.178 Ha, 1.178 Ha (100 persen), Kacang
tanah; 1.837 Ha, 1.818 Ha (98,97 persen); Ubi Kayu; 1.756 Ha, 1.714 Ha (97,61 persen); dan
Ubi Jalar 540 Ha, 530 Ha (98,15 persen).
Dalam melaksanakan pengendalian OPT digunakan semua metode atau teknik
pengendalian yang sudah umum dilakukan seperti secara fisik, alami, dan kimiawi. Namun
kegiatan perlindungan tanaman difokuskan pada pengelolaan serangan OPT yang tidak
menimbulkan kerugian bagi petani dengan menerapkan teknik pengendalian yang ramah
lingkungan. Sistem PHT (Pengendalian Hama Terpadu) merupakan bagian yang erat
kaitannya dengan usaha produksi seperti pengelolaan ekosistem, penentuan varietas,
penggunaan benih unggul, penentuan waktu tanam, pemupukan berimbang, pengairan
dan teknik budidaya lainnya yang tidak hanya memperhatikan sasaran jangka pendek
tetapi merupakan pencapaian untuk sasaran jangka panjang untuk menjaga kelestarian
produksi dan pengelolaan lingkungan. Beberapa taktik dasar pengendalian hama terpadu
antar lain pemanfaatan pengendali hayati yang asli dari tempat tersebut, pengelolaan
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
43
lingkungan dengan cara bercocok tanam menggunakan pestisida secara selektif termasuk
pestisida fisiologis, ekologis, dan selektivitas melalui perbaikan tehnik aplikasi dan
pengetahuan terhadap sifat dan perilaku hama.
Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Komoditi Tanaman Hortikultura
Sasaran ini dicapai melalui program Peningkatan Produksi Pertanian, dengan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mendukung keberhasilan sasaran adalah Kegiatan
Penyediaan Sarana Produksi Pertanian dan Kegiatan Pengembangan Bibit Unggul
Pertanian.
Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran
strategisini meliputi 2 (dua) indikator, yaitu; (1) jumlah produksi tanaman hortikultura, (2)
jumlah produktivitas tanaman hortikultura.
Pada indikator kinerja Peningkatan Produksi Tanaman Hortikultura, berdasarkan
Angka Sementara Posisi Desember tahun berjalan, tahun ini tidak ada komoditi yang
melebihi target produksi yang telah ditetapkan, pencapaian untuk komoditi Bawang Merah
adalah 92,74 persen, Kentang 62,10 persen, Cabe Besar 78,89 persen, Cabe Rawit 76,85
persen, Pisang 78,79 pesren, Jeruk Besar 81,07 persen, Durian 60,75 persen, dan Rambutan
36,31 persen.Sedangkan pada indikator kinerja Peningkatan Produktivitas Tanaman
Hortikultura, komoditi yang melebihi target produktivitas yang telah ditetapkan adalah
komoditi Bawang Merah, Cabe Besar, dan Cabe Rawit, dengan pencapaian produktivitas
113,21 persen untuk Bawang Merah, 116,18 untuk Cabe Besar, dan 136,61 persen untuk
Cabe Rawit.
Berikut adalah table10. Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar, dan Produksi
Komoditi Hortikultura Tahun 2015 dan 2016.
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
44
Tabel 10. Perbandingan Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Komoditi Hortikultura Provinsi Aceh
Tahun 2015 dan 2016
Uraian Satuan Bawang Merah
Kentang Cabe Besar
Cabe Rawit
Pisang Jeruk Besar
Durian Rambutan
Tahun 2015
- Luas Panen Hektar 776
3.247
4.622
3.812
842
360
1.620 2.545
- Hasil Per Hektar Ku/Ha
73,95
215,73
114,46
138,69
491,51
333,93
104,93 56,80
- Produksi Ton 5.738,80 70.046,60 52.905,60 58.918,2 61.045,40 12.021,30 16.998,50 14.456,60
Tahun 2016*)
- Luas Panen Hektar 691
2.135
3.339
2.152
953
405
1.829 2.775
- Hasil Per Hektar Ku/Ha
91,01
237,35
122,88
193,25
465,86
248,25
76,62 43,98
- Produksi Ton 6.288,90 50.674,30
41.031,30
41.595,40
44.396,70
10.054,10
14.013,10 12.203,60
Persentase Perubahan (%)
- Luas Panen % (10,95)
(34,25)
(27,76)
(43,55)
13,18
12,50
12,90 9,04
- Hasil Per Hektar %
23,07
10,02
7,36
39,34
(5,22)
(25,66)
(26,98) (22,57)
- Produksi %
9,59
(27,66)
(22,44)
(29,40)
(27,27)
(16,36)
(17,56) (15,58)
Ket : *) Data Sementara posisi Desember 2016 tahun berjalan
Tabel diatas menunjukkan data luas panen, hasil per hektar (produktivitas), dan
produksi untuk komoditi hortikultura di provinsi Aceh. Empat komoditi hortikultura yang
mempunyai produksi terbanyak pada tahun 2016 di Provinsi Aceh, antara lain Kentang,
Pisang, Cabe Rawit, dan Cabe Besar.
Pada tahun 2016, dari 23 Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh, hanya ada tiga
Kabupaten yang tercatat melakukan penanaman tanaman Kentang yaitu Kabupaten Aceh
Tengah, Gayo Lues, dan Bener Meriah. Kabupaten Bener Meriah merupakan Kabupaten
penghasil Kentang terbesar di tahun 2016, dengan produktivitas rata-rata 237,35
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
45
Ku/Ha.Komoditi hortikultura terbesar kedua pada tahun 2016 adalah Pisang. Meskipun
mengalami penurunan produksi sebesar 27,27 persen dibandingkan tahun lalu, namun
Pisang tetap menjadi tanaman buah-buahan yang mempunyai potensi terbesar di Aceh.
Produksi Pisang terbesar berasal dari Kabupaten Pidie diikuti oleh Aceh Timur, Aceh
Tengah, dan Bireun, dengan rata-rata produktivitas tahun 2016 adalah 465,86
Ku/Ha.Selanjutnya, Kabupaten penghasil Cabe Rawit terbesar adalah Kabupaten Aceh
Tengah, Bener Meriah, dan Aceh Besar dengan rata-rata produktivitas pada tahun 2016
adalah 193,25 Ku/Ha. Produksi tanaman Cabe Besar juga masih didominasi oleh Kabupaten
di wilayah tengah Provinsi Aceh yaitu Kabupaten Aceh Tengah, dan Gayo Lues dengan rata-
rata produktivitas tahun 2016 adalah 122,88 Ku/Ha.
Berdasarkan tabel 10 di atas, produksi Bawang Merah pada tahun 2016 mengalami
peningkatan produksi, sedangkan produksi komoditi lainnya mengalami penurunan
dibandingkan tahun 2015. Peningkatan produksi Bawang Merah tahun 2016 dibandingkan
tahun sebelumnya mencapai sebesar 9,59 persen.Peningkatan produksi ini lebih
disebabkan karena adanya peningkatan produktivitas yaitu adanya bantuan saprodi di
beberapa kabupaten, seperti Kabupaten Pidie, Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Gayo Lues
yang memberikan kontribusi terhadap peningkatan produksi tahun ini. Sementara itu,
untuk tanaman hortikultura lainnya seperti tanaman Kentang, Cabe Besar, Cabe Rawit,
Pisang, Jeruk Besar, Durian, dan Rambutan turun masing-masing 27,66 persen, 22,44
persen, 29,40 persen, 27,27 persen, 16,36 persen, 17,56 persen, dan 15,58 persen
terhadap tahun lalu. Pada komoditi seperti Kentang, Cabe Besar, dan Cabe Rawit
penurunan produksi dibandingkan tahun lalu lebih disebabkan oleh penurunan luas panen,
meskipun ketiga komoditi tersebut mengalami peningkatan produktivitas. Sedangkan pada
komoditi Pisang, Jeruk Besar, Durian, dan Rambutan penurunan produksi adalah akibat dari
menurunnya produktivitas, meskipun keempat komoditi tersebut mengalami peningkatan
luas panen dibandingkan tahun lalu. Selanjutnya pada tahun 2015 terjadi serangan
Fusarium pada komoditi Pisang sehingga banyak tanaman pisang yang mati dan dibongkar,
dan sebagian lagi diganti dengan tanaman lain seperti sawit di Kabupaten Pidie, ini
berdampak pada penurunan produksi di tahun 2016.
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
46
Untuk produktivitas terdapat empat komoditi yang mengalami kenaikan dari tahun
lalu yaitu Bawang Merah, Kentang, Cabe Besar, dan Cabe Rawit, sedangkan empat
komoditi lainnya mengalami penurunan produktivitas dari tahun sebelumnya yaitu Pisang,
Jeruk Besar, Durian, dan Rambutan.Berikut adalah Grafik 10. Perkembangan Produksi
KomoditiHortikultura tahun 2012 – 2016.
Grafik 10. Perkembangan Produksi Komoditi Hortikultura Tahun 2012 – 2016
Darigrafik diatas terlihat terjadi peningkatan produksi yang sangat tinggi pada komoditi
Kentang tahun 2014 yang mencapai 642 persen dibandingkan tahun 2013, tingginya
produksitahun 2014 terjadi karena adanya pihak investor dari Malaysia yang melakukan
perjanjian dengan petani Kabupaten Bener Meriahyang merupakan daerah sentra
produksi komoditi Kentang untuk melakukan pembelian komoditi tersebut. Dengan
terjaminnya harga membuat petani antusias menanam Kentang sehingga tahun 2014
terjadi lonjakan produksi yang sangat tinggi. Sedangkan untuk komoditi lainya, terjadi
fluktuasi dari tahun ke tahun. Dibandingkan tahun 2012, tahun 2013 Bawang merah
4.3
84
,6
3.7
10
,7
6.7
06
,5
5.7
38
,8
6.2
88
,9
6.8
42
,1
11
.30
9,6
83
.91
7,8
70
.04
6,6
50
.67
4,3
51
.41
1,2
42
.42
7,2
50
.18
9,3
52
.90
5,6
41
.03
1,3
38
.61
5,3
36
.71
1,3
52
.87
0,4
58
.91
8,2
41
.59
5,4
62
.66
1,9
50
.48
5,0
55
.24
4,8
61
.04
5,4
44
.39
6,7
11
.62
5,6
11
.37
9,2
12
.15
9,0
12
.02
1,3
10
.05
4,1
37
.20
3,2
15
.78
4,5
22
.61
2,6
16
.99
8,5
14
.01
3,1
30
.15
8,7
24
.12
0,8
32
.95
4,6
14
.45
6,6
12
.20
3,6
2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 4 2 0 1 5 2 0 1 6
PR
OD
UK
SI (
TON
)
PERKEMBANGAN PRODUKSI KOMODITI HORTIKULTURATAHUN 2012 - 2016
B. MERAH KENTANG CB. BESAR CB. RAWIT PISANG JERUK BESAR DURIAN RAMBUTAN
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
47
mengalami penurunan produksi sebesar 15,4 persen, kemudian terjadi peningkatan
produksi sebesar 80,7 persen di tahun 2014, dan kembali mengalami penurunan sebesar
14,4 persen di tahun 2015, dan tahun 2016 meningkat sebesar 9,6 persen dibandingkan
tahun lalu.Komoditi Cabe Besar turun 17,5 persen di tahun 2013, tahun 2014 naik sebesar
18,3 persen, kembali mengalami peningkatan tahun 2015 sebesar 5,4 persen, dan tahun
2016 menurun sebesar 22,4 persen.Sama halnya dengan komoditi Cabe Rawit yang juga
mengalami penurunan produksi pada tahun 2013 sebesar 4,9 persen, tahun 2014 komoditi
ini mengalami peningkatan produksi sebesar 44 persen, dan tahun 2015 kembali meningkat
sebesar 11,4persen dibandingkan tahun 2014, dan tahun ini komoditi Cabe Rawit
mengalami penurunan sebesar 29,4 persen dari tahun lalu.Komoditi Pisang tahun 2013
mengalami penurunan sekitar 19,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya, kemudian
meningkat 9,4 persen tahun 2014,kembali mengalami peningkatan10,5 persen di tahun
2015, dan tahun 2016 produksinya turun sebesar 27,3 persen dibandingkantahun
lalu.Komoditi Jeruk Besar, Durian, dan Rambutan yang merupakan tanaman tahunan,
mengalami penurunan produksitahun 2013 dibandingkan tahun 2012, kemudian tahun
2014 yaitu memasuki masa panen raya ketiga komoditi tersebut mengalami peningkatan
produksi, dan tahun 2015 baik komoditi Jeruk Besar, Durian, dan rambutan kembali
mengalami penurunan produksi dibandingkan tahun 2014, hal yang sama juga terjadi pada
tahun 2016 dimana ketiga komoditi tersebut mengalami penurunan produksi dibandingkan
tahun lalu.
Berikut adalah Grafik 11. Perkembangan Produktivitas Komoditi Hortikultura tahun
2012 - 2016
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
48
Grafik 11. Perkembangan Produktivitas Komoditi Hortikultura Tahun 2012 – 2016
Dari grafik diatas terlihat,produktivitas juga mengalami peningkatan dan penurunan sejalan
dengan perubahan produksi. Pada komoditi Kentang peningkatan produksi yang terjadi
pada tahun 2014 juga diikuti oleh peningkatan produktivitas sebesar 44,23 persen
dibandingkan tahun 2013, kemudian mengalami penurunan sebesar 8,48 persen pada
tahun 2015, dan tahun ini komoditi kentang mengalami peningkatan produktivitas sebesar
10,02 persen dibandingkan tahun lalu.Pada komoditi Bawang Merah tahun 2013
mengalami peningkatan produktivitas sebesar 25,03 persen, namun sebaliknya mengalami
penurunan produksi sebesar 15,4 persen ditahun yang sama. Peningkatan produksi pada
komoditi Bawang Merah yang terjadi di tahun 2014 sejalan dengan peningkatan
produktivitas sebesar 16,17 persen, tahun 2015 selain mengalami penurunan produksi,
produktivitas juga menurun sebesar 6,17 persen, dan pada tahun 2016selain mengalami
peningkatan produksi dari tahun lalu, produktivitas juga meningkat sebesar 23,07 persen.
Komoditi Cabe Rawit mengalami penurunan produksi yang diikuti dengan
penurunanproduktivitas sebesar 2,38 persen pada tahun 2013, tahun 2014 komoditi ini
mengalami peningkatan produksi yang diikuti dengan peningkatan produktivitas
54
,26
67
,84
78
,81
73
,95
91
,0114
4,3
5
16
3,4
3 23
5,7
2
21
5,7
3
23
7,3
5
10
3,3
9
94
,3
10
3,7
11
4,4
6
12
2,8
8
12
1,2
8
11
8,3
9
13
8,6
9
16
3,6
2
19
3,2
5
61
0,1
5
54
5,1
9
65
6,1
1
49
1,5
1
46
5,8
6
37
3,8
1
34
1,7
2
35
8,6
7
33
3,9
3
24
8,2
5
12
6,2
8
75
,52
17
6,6
6
10
4,9
3
76
,62
60
,27
54
,22 98
,78
56
,8
43
,98
2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 4 2 0 1 5 2 0 1 6
PR
OD
UK
TIV
ITA
S (K
U/H
A)
PERKEMBANGAN PRODUKTIVITAS KOMODITI HORTIKULTURA TAHUN 2012 - 2016
B. MERAH KENTANG CB. BESAR CB. RAWIT PISANG JERUK BESAR DURIAN RAMBUTAN
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
49
sekitar17,15 persen, dan tahun 2015 kembali terjadi peningkatan produksi yang juga diikuti
dengan peningkatan produktivitas sekitar36,15 persen dibandingkan tahun 2014. Komoditi
Pisang tahun 2013 mengalami penurunan produktivitas sekitar 10,75 persen diikuti
penurunan produksi dibandingkan tahun sebelumnya, kemudian meningkat 20,15 persen
juga disertai dengan peningkatan produksi ditahun 2014, dan tahun 2015 selain mengalami
peningkatan produksi juga mengalami peningkatan produktivitas sekitar17,98 persen,
tahun 2016 produktivitas Cabe Rawit meningkat sebesar 18,11 persen namun tidak disertai
dengan peningkatan produksi yang malah mengalami penurunan.Sama halnya dengan
perkembangan produksi yang terjadi pada komoditi Jeruk Besar, Durian, dan Rambutan,
nilai produktivitas pada komoditi tersebut juga mengikuti perkembangan produksi, setiap
kenaikan dan penurunan produksi juga disertai dengan kenaikan dan penurunan
produktivitas.Pada tahun 2013 terjadi penurunan produksi disertai penurunan
produktivitas, kemudian tahun 2014 yaitu masuk masa panen raya, ketiga komoditi
tersebut mengalami peningkatan baik produksi maupun produktivitas. Tahun 2015, setelah
masa panen raya berakhir baik komoditi Jeruk Besar, Durian, dan rambutan kembali
mengalami penurunan produksi dan produktivitas, tahun 2016 baik produksi dan
produktivitas dari ketiga komoditi tersebut mengalami penurunan.
C. REALISASI ANGGARAN
Secara keseluruhan kegiatan yang diembankan oleh pemerintah daerah kepada
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Aceh dapat dilaksanakan dengan baik. Pada
tahun anggaran 2016Dinas Pertanian Tanaman Pangandialokasikan anggaran
Rp.212.876.726.900,- (Dua ratusduabelas milyar delapanratus tujuh puluh enamjuta
tujuh ratus dua puluh enam ribu sembilan ratusrupiah),dana tersebut terdiri dari dana
konvensional/reguler, Otonomi Khusus, Migas, dan DAK.
Dari sumber dana di atas Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh melaksanakan 7
(tujuh) program/kegiatan yaitu : Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, Program
Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, Program Peningkatan Kapasitas Sumber
Daya Aparatur, Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian, Program
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
50
Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian, Program Peningkatan Produksi Pertanian,
dan Program Perencanaan Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan, dan telah
direalisasikan sebesar Rp.176.140.093.547,- (82,74 persen) dengan realisasi fisik86,56
persen dan Rp.36.736.633.353,- merupakan sisa anggaran.Dari 7 (tujuh)
program/kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh,
terdapat 3 (tiga) program utama yang menjadi sarana dalam pencapaian sasaran-
sasaran strategis Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh untuk membangun sektor
pertanian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani di Provinsi Aceh. Ketiga
program tersebut adalah Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian, Program
Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian, dan Program Peningkatan Produksi
Pertanian dengan jumlah pagu dana sebesar Rp. 126.313.275.500,- dan telah
direalisasikan sebesarRp. 96.782.983.176,- (76,62 persen).Adapun realisasi fisik dan
keuangan dana APBA tahun 2016 dapat dilihat di lampiran12LAKIP Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Aceh.
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
51
BABIV PENUTUP
A. KESIMPULAN
LKJ Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Aceh tahun 2016memberikan
gambaran tentang capaian kinerja dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Aceh dalam melaksanakan Kegiatan,
Program, Kebijakan, Sasaran, Tujuan, Misi, dan Visi Dinas. Selama tahun 2016, berbagai
pencapaian baik berupa peningkatan maupun penurunan capaian kinerja telah dialami
Dinas. Berbagai capaian tersebut tidak semata-mata ditunjukkan dengan angka-angka
hasil pengukuran kinerja dengan segala data pendukungnya, tetapi ditunjukkan pula dari
trend pencapaian dari tahun ke tahun dan bagaimana kontribusinya terhadap target
akhir renstra.
Untuk melihat tingkat capaian kinerja dilakukan pengukuran terhadap 4 (empat)
sasaran strategis dan 9 (sembilan) indikator kinerja melalui analisis dengan
membandingkan antara realisasi dan target yang telah ditetapkan serta capaian tahun
ini terhadap capaian tahun lalu dan beberapa tahun terakhir, sehingga diperoleh tingkat
pencapaian yang objektif baik keberhasilan ataupun kegagalan.
Sasaran strategis dan indikator kinerja yang telah direncanakan dan mendapat
alokasi anggaran tahun 2016 secara umum dapat dilaksanakan dengan baik meskipun
terdapat beberapa indikator dengan tingkat kinerja yang belum optimal disebabkan
adanya kendala/permasalahan dalam proses pencapaian. Sasaran startegis Dinas
menyangkut Peningkatan Luas Lahan Pertanian, Prasarana JUT dan JITUT untuk
Mendukung Peningkatan Produktivitas Pertanian Tanaman Pangan,untuk indicator
Jumlah Rehabilitasi/Pembangunan JUT mempunyai pencapaian 37,94 persen, sedangkan
untuk JITUT68,62 persen, dan untuk Jumlah Luas Lahan yang dioptimasi mempunyai
pencapaian 0 persenakibat tidak lengkapnya beberapa syarat dalam pengajuan proposal
oleh kelompok tani.
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
52
Sasaran Strategis dinas yang kedua adalah Meningkatnya Pendapatan Petani yang
bertujuan untuk mengetahui gambaran kesejahteraan petani tanaman pangan dan
hortikultura melalui kemampuan daya beli petani di pedesaan di provinsi Aceh, dan
gambaran tersebut tercermin dari Nilai Tukar Petani (NTP) sebagai indikator dari sasaran
strategis tersebut. Semakin tinggi NTP, secara relative semakin kuat pula tingkat
kemampuan/daya beli petani. NTP Tanaman Pangan mempunyai nilai 93,56 persen atau
dibawah 100 persen yang berarti biaya produksi yang dikeluarkan petani lebih besar
dibandingkan keuntungan yang diperolehnya, sedangkan NTP tanaman hortikultura
mempunyai nilai 104,13 persen atau berada di atas nilai 100 yang berarti petani masih
memperoleh keuntungan dengan usahatani tanaman hortikultura yang diusahakannya.
Untuk sasaran startegis peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan,
pada indikator jumlah produksitanaman pangan, hanya komoditi Jagung yang
mempunyai realisasi diatas target yaitu 114,69 persen dari target yang telah ditentukan.
Pencapaian produksi terendah adalah komoditi Kedele dengan pencapaian 33,58 persen
terhadap target. Produksi Kedele dalam tiga tahun terakhir mengalami trend penurunan
akibat menurunnya minat petani menanam kedele sebagai akibat dari rendahnya harga
pasar. Sedangkan pada indikator produktivitas tanaman pangan, tidak ada komoditi
yang mempunyai realisasi diatas target, namun semua komoditi mempunyai pencapaian
diatas 90 persen terhadap target. Dibandingkan komoditi pangan lainnya capaian
produktivitas tertinggi adalah komoditi padi yaitu 99,66 persen dari target yang telah
ditentukan,diikuti Jagung98,18 persen, sedangkan yang terendah pencapaian
produktivitasnya adalah komoditi Kacang Tanah yaitu 90,46 persen dari target yang
telah ditentukan.
Produksi Padi tahun ini mengalami penurunan 0,42 persen atau 9.718 Ton
dibandingkan tahun lalu, sedangkan produktivitasnya mengalami peningkatan 3,18
persen dari tahun 2015. Apabila dibandingkan dengan target akhir renstra tahun 2017
sebesar 2.372.650 ton, maka dapat dikatakan realisasi tahun ini hampir mencapai target
tersebut. Demikian juga dengan nilai produktivitas tahun 2016 sebesar 52,17 Ku/Ha
yang hampir mendekati target akhir renstra tahun 2017 sebesar 52,59 Ku/Ha.
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
53
Produksi jagung tahun 2016 meningkat cukup tinggi yaitu sekitar 39,78 persen
atau sejumlah 81.605 ton dari produksi tahun 2015. Demikian halnya dengan produktivitas
yang juga mengalami peningkatan di tahun 2016 sekitar 0,70 persen atau sebayak 0,3
Ku/Ha dibandingkan tahun lalu. Berdasarkan Angka Ramalan II tahun 2016 rata-rata nilai
Produktivitas Jagung nasional adalah 52,83 Ku/Ha, sedangkan nilai produktivitas Jagung
Provinsi Aceh berdasarkan Angka Sementara (ARAM II) tahun 2016 adalah 43,06 Ku/Ha
masih dibawah rata-rata nilai produktivitas nasional, dan apabila dibandingkan nilai
produktivitas Jagung tahun 2016 sebesar 43,06 Ku/Ha dengan target akhir Renstra tahun
2017 sebesar 45,92 Ku/Ha, maka peningkatan yang ingin dicapai adalah sebesar 6,23
persen dari capaian tahun 2016, sedangkan produksi untuk target akhir Renstra tahun 2017
adalah sebesar 223.865 ton dan realisasi tahun 2016 adalah sebesar 286.730 ton, yang
berarti capaian tahun ini telah melebihi target produksi jangka menengah tahun 2017.
Beberapa komoditi pangan lainnya seperti Kedele, Kacang Tanah, Kacang Hijau,
Ubi Kayu, dan Ubi Jalar tidak mencapai target produksi pada tahun ini, selain itu juga
mengalami penurunan produksi dibandingkan tahun 2015. Hal ini lebih disebabkan karena
berfluktuatifnya harga, berkurangnya permintaan pasar terhadap komoditi tersebut, serta
tidak adanya penampung yang membeli sesuai harga pasar menjadikan masyarakat
beranggapan bahwa berbudidaya komoditi tersebut tidak menguntungkan bagi mereka
Indikator ketiga terkait sasaran strategis ini adalah Pengamanan Produksi Tanaman
Pangan dari Gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan
Iklim (DPI), Indikator ini berperan dalam mendukung program pengembangan tanaman
pangan terutama dalam mempertahankan produktivitas melalui upaya penekanan
kehilangan hasil akibat serangan OPT dan DPI.Semua komoditi tanaman pangan
mempunyai capaian yang cukup baik dari target yang ditentukan pada tahun ini. Untuk
komoditi Kacang Hijau luas lahan yang berhasil diamankan dari gangguan OPT dan DPI
adalah 100 persen dari target luas tanamnya, sedangkan komoditi pangan lainnya realisasi
rata-rata mencapai 99 persen dari target luas tanam yang ditetapkan.
Untuk sasaran startegis Dinas peningkatan produksi dan produktivitas tanaman
hortikultura, pada indikator kinerja Jumlah Produksi Tanaman Hortikultura, tidak ada
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
54
komoditi yang melebihi target produksi yang telah ditetapkan, sedangkan pada indikator
kinerja Produktivitas Tanaman Hortikultura, komoditi yang melebihi target produktivitas
tahun 2016 adalah komoditi Bawang Merah, Cabe Besar, dan Cabe Rawit. Komoditi
hortikultura yang mengalami kenaikan produksi dari tahun sebelumnya hanya Bawang
Merah, dengan peningkatan produksi sebesar 9,59 persen.Sedangkan komoditi hortikultura
lainnya seperti tanaman Kentang, Cabe Besar, Cabe Rawit, Pisang, Jeruk Besar, Durian, dan
Rambutan turun masing-masing 27,66 persen, 22,44 persen, 29,40 persen, 27,27 persen,
16,36 persen, 17,56 persen, dan 15,58 persen terhadap tahun lalu. Dari beberapa komoditi
unggulan hortikultura di Provinsi Aceh, terdapat empat komoditi yang mempunyai produksi
terbanyak pada tahun 2016, yaitu Kentang, Pisang, Cabe Rawit, dan Cabe Besar.
Adapun berbagai upaya yang akan dilakukan untuk meningkatkan kualitas kinerja
dimasa mendatang adalah dengan terus melakukan perbaikan perencanaan dan
pelaksanaan program/kegiatan disertai dengan peningkatan kualitas, koordinasi, dan
sinergi dengan semua pihak terkait dan meningkatkan komitmen dengan seluruh jajaran
Dinas untuk lebih memperhatikan faktor-faktor pendorong dan penghambat dalam upaya
mewujudkan indikator sasaran.
Dari segi Anggaran, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dialokasikan dana untuk
tujuh program sejumlah Rp.212.876.726.900,-denganrealisasi keuangansecara
keseluruhan sebesar Rp.176.140.093.547,- (82,74 persen) dan realisasi fisik 86,56 persen
dan sisa anggaran Rp. 36.736.633.353,-.
B. SARAN
Berbagai upaya dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja Dinas dimasa
mendatang yaitu dengan :
1. Penyediaan sarana dan prasarana pertanian secara optimal dalam mendukung
pencapaian produksi dan produktivitas seperti yang diharapkan.
2. Mengoptimalkan kembali lahan-lahan kering dan lahan tidur yang memiliki potensi
yang besar untuk meningkatkan produksi komoditi unggulan pertanian di Provinsi
Aceh.
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
55
3. Melakukan pembangunan sistem irigasi terpadu dan modern serta merata di
seluruh daerah produksi pertanian.
4. Mendorong dan memfasilitasi petani dan generasi muda agar tetap mempunyai
minat tinggi dalam melakukan budidaya komoditi pertanian
5. Meningkatkan kesejahteraan petani dengan cara melakukan kerjasama dengan
dinas-dinas sektoral yang bertujuan untuk menekan harga yang dibayar petani
terhadap hasil pertanian sehingga terjadi peningkatan daya beli petani.
6. Menggiatkan penyuluhan sebagai sarana petani untuk memperoleh bimbingan dan
ilmu dalam upaya peningkatan produksi dan produktivitas
7. Meningkatkan mutu kualitas data sehingga data yang diperoleh adalah data yang
akurat agar perencanaan dapat tepat sasaran
8. Adanyapenerapan reward (penghargaan) dan punishment (sanksi) kepada
Kabupaten/Kota yang berhasil ataupun gagal dalam usahanya meningkatkan
produksi dan produktivitas
9. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama yang baik dengan semua pihak terkait
untuk memperlancar proses administrasi dan pelaksanaan kegiatan
Akhirnya dari laporan ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada pimpinan
dalam menentukan strategi dan kebijaksanaan yang akan diambil untuk meningkatkan
kinerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh dalam melaksanakan tugas dimasa
mendatang.
LKJ (Laporan Kinerja ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan – Tahun 2016
56
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Persentase
1 2 3 6
1. Peningkatan Luas Lahan 1. Jumlah Rehabilitasi/ 1. - JUT : 5.994 M 1. - JUT : 2.274 M 37,94
Pertanian, Prasarana Jalan Usaha Tani (JUT) Pembangunan JUT dan - JITUT : 3.655 M - JITUT : 2.508 M 68,62
dan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) JITUT.
untuk mendukung Peningkatan Produktivitas
Pertanian Tanaman Pangan. 2. Jumlah Luas Lahan yang 2. Optimasi Lahan : 100 Ha 2. Optimasi Lahan : - Ha 0,00
dioptimasi.
2. Meningkatnya Pendapatan 1. Nilai Tukar Petani (NTP) 1. NTP tan.pangan : 105 % 1. NTP tan.pangan : 93,56 % 89,10
Petani. Tanaman Pangan.
2. Nilai Tukar Petani (NTP) 2. NTP tan.hortikultura : 105 % 2. NTP tan.hortikultura : 104,13 % 99,17
Tanaman Hortikultura.
3. Meningkatnya Produksi dan 1. Jumlah Produksi Tanaman 1. - Padi : 2.550.000 Ton 1. - Padi : 2.321.328 Ton 91,03
Produktivitas Komoditi Tanaman Pangan *) - Jagung : 250.000 Ton - Jagung : 286.730 Ton 114,69
Pangan. - Kedelai : 70.000 Ton - Kedelai : 23.506 Ton 33,58
- Kc. Tanah : 4.000 Ton - Kc. Tanah : 2.307 Ton 57,68
- Kc. Hijau : 2.000 Ton - Kc. Hijau : 1.395 Ton 69,75
- Ubi Kayu : 32.000 Ton - Ubi Kayu : 23.024 Ton 71,95
- Ubi Jalar : 10.000 Ton - Ubi Jalar : 8.353 Ton 83,53
2. Produktivitas Tanaman Pangan *) 2. - Padi : 52,35 Ku/Ha 2. - Padi : 52,17 Ku/Ha 99,66
- Jagung : 43,86 Ku/Ha - Jagung : 43,06 Ku/Ha 98,18
- Kedelai : 15,50 Ku/Ha - Kedelai : 14,82 Ku/Ha 95,61
- Kc. Tanah : 14,04 Ku/Ha - Kc. Tanah : 12,70 Ku/Ha 90,46
- Kc. Hijau : 12,38 Ku/Ha - Kc. Hijau : 11,35 Ku/Ha 91,68
- Ubi Kayu : 134,74 Ku/Ha - Ubi Kayu : 129,46 Ku/Ha 96,08
- Ubi Jalar : 116,96 Ku/Ha - Ubi Jalar : 112,14 Ku/Ha 95,88
3. Pengamanan Produksi Tanaman 3. - Padi : 447.630 Ha 3. - Padi : 447.088 Ha 99,88
Pangan dari Gangguan OPT dan DPI - Jagung : 73.851 Ha - Jagung : 73.771 Ha 99,89
- Kedelai : 16.919 Ha - Kedelai : 16.887 Ha 99,81
- Kc. Tanah : 1.837 Ha - Kc. Tanah : 1.818 Ha 98,97
- Kc. Hijau : 1.178 Ha - Kc. Hijau : 1.178 Ha 100,00
- Ubi Kayu : 1.756 Ha - Ubi Kayu : 1.714 Ha 97,61
- Ubi Jalar : 540 Ha - Ubi Jalar : 530 Ha 98,15
PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2016
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN ACEH
Target Realisasi
4 5
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Persentase
1 2 3 6
Target Realisasi
4 5
4. Meningkatnya Produksi dan 1. Jumlah Produksi Tanaman 1. - B. Merah : 6.781 Ton 1. - B. Merah : 6.288,90 Ton 92,74
Produktivitas Komoditi Hortikultura **) - Kentang : 81.598 Ton - Kentang : 50.674,30 Ton 62,10
Tanaman Hortikultura. - Cb. Besar : 52.012 Ton - Cb. Besar : 41.031,30 Ton 78,89
- Cb. Rawit : 54.124 Ton - Cb. Rawit : 41.595,40 Ton 76,85
- Pisang : 56.349,70 Ton - Pisang : 44.397 Ton 78,79
- Jeruk Besar : 12.402,18 Ton - Jeruk Besar : 10.054,10 Ton 81,07
- Durian : 23.065 Ton - Durian : 14.013,10 Ton 60,75
- Rambutan : 33.613,69 Ton - Rambutan : 12.203,60 Ton 36,31
2. Produktivitas Tanaman Hortikultura **) 2. - B. Merah : 80,39 Ku/Ha 2. - B. Merah : 91,01 Ku/Ha 113,21
- Kentang : 240,43 Ku/Ha - Kentang : 237,35 Ku/Ha 98,72
- Cb. Besar : 105,77 Ku/Ha - Cb. Besar : 122,88 Ku/Ha 116,18
- Cb. Rawit : 141,46 Ku/Ha - Cb. Rawit : 193,25 Ku/Ha 136,61
- Pisang : 669,23 Ku/Ha - Pisang : 465,86 Ku/Ha 69,61
- Jeruk Besar : 365,84 Ku/Ha - Jeruk Besar : 248,25 Ku/Ha 67,86
- Durian : 180,19 Ku/Ha - Durian : 76,62 Ku/Ha 42,52
- Rambutan : 100,76 Ku/Ha - Rambutan : 43,98 Ku/Ha 43,65
Pagu Anggaran Tahun 2016 yang direncanakan untuk Pencapaian Sasaran Strategis Rp. 126.313.275.500,-
Keterangan :
*) Realisasi (Angka Ramalan 2016)
**) Realisasi (Angka Sementara Posisi Desember 2016 berjalan)
Jumlah APBA Tahun 2016 Rp. 212.876.726.900,-
RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
SKPD : Dinas Pertanian Tananaman Pangan Provinsi/Kabupaten/Kota : Propinsi Aceh Tahun Anggaran : 2016
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 1 2 3 4
1
2 3
Peningkatan Luas Lahan Pertanian, Prasarana Jalan Usaha Tani (JUT) dan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) untuk mendukung Peningkatan Produktivitas Pertanian Tanaman Pangan Meningkatnya Pendapatan Petani Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Komoditi Tanaman Pangan
1. Jumlah Rehabilitasi/Pembangunan JUT dan
JITUT 2. Jumlah Luas Lahan yang dioptimasi 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Tanaman Pangan 2. Nilai Tukar Petani (NTP) Tanaman
Hortikultura 1. Jumlah Produksi Tanaman Pangan 2. Produktivitas Tanaman Pangan
1. - JUT : 1.543 M
- JITUT : 3.933 M 2. Optimasi Lahan : 292 Ha 1. NTP tan.pangan : 105% 2. NTP tan.hortikultura : 105% 1. - Padi : 2.550.000 Ton - Jagung : 250.000 Ton - Kedelai : 70.000 Ton - K. Tanah : 4.000 Ton - K. Hijau : 2.000 Ton - Ubi Kayu : 32.000 Ton - Ubi Jalar : 10.000 Ton 2. - Padi : 52,35 Ku/Ha - Jagung : 43,86 Ku/Ha - Kedelai : 15,50 Ku/Ha
4
Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Komoditi Tanaman Hortikultura
3. Pengamanan Produksi Tanaman Pangan Dari Gangguan OPT dan DPI 1. Jumlah Produksi Tanaman Hortikultura
2. Produktivitas Tanaman Hortikultura
- K. Tanah : 14,04 Ku/Ha - K. Hijau : 12,38 Ku/Ha - Ubi Kayu : 134,74 Ku/Ha - Ubi Jalar : 116,96 Ku/Ha
3. - Padi : 447.630 Ha - Jagung : 73.851 Ha - Kedelai : 16.919 Ha - Kc. Tanah : 1.837 Ha - Kc. Hijau : 1.178 Ha - Ubi Kayu : 1.756 Ha - Ubi Jalar : 540 Ha 1. - B. Merah : 6.781 Ton - Kentang : 81.598 Ton - Cb. Besar : 52.012 Ton - Cb. Rawit : 54.124 Ton - Pisang : 56.349,70 Ton - Jeruk Besar : 12.402,18 Ton - Durian : 23.065 Ton - Rambutan : 33.613,69 Ton 2. - B. Merah : 80,39 Ku/Ha - Kentang : 240,43 Ku/Ha - Cb. Besar : 105,77 Ku/Ha - Cb. Rawit : 141,46 Ku/Ha - Pisang : 669,23 Ku/Ha - Jeruk Besar : 365,84 Ku/Ha - Durian : 180,19 Ku/Ha - Rambutan : 100,76 Ku/Ha
Sumber: Permenpan 29 Tahun 2010 Lamp II/2-3
1 2 3 4 5 6
1 Dinas Pertanian TP Aceh 168 4 70 242
2 UPTD BPTPH 114 21 49 184
3 UPTD Balai Pengawasan & Sertifikasi Benih 94 4 13 111
Tanaman Pangan dan Hortikultura
4 SMK-PP Negeri Saree 93 - 40 133
5 SMK-PP Negeri Kutacane 18 - 16 34
6 SMK-PP Negeri Bireuen 6 - 7 13
7 UPTD Balai Benih Hortikultura Saree 16 - 22 38
8 UPTD Mekanisasi Pertanian 17 - 27 44
9 UPTD Balai Benih Tanaman Pangan 9 - 13 22
Total 535 29 257 821
KEADAAN : DESEMBER 2016
BAZETTING PNS DAN KONTRAK
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
Tenaga
KontrakNo
DaerahUnit Kerja
Jumlah PNS
PusatTotal
a b c d a b c d a b c d a b c d
1 Dinas Pertanian Tanaman Pangan - - 1 - 4 6 7 1 18 38 44 29 12 5 1 2 168
2 UPTD BPTPH - - - - - 4 16 2 11 18 20 34 6 3 - - 114
3 UPTD Balai Pengawasan & Sertifikasi Benih TPH - - - - 4 5 6 3 11 11 13 22 15 3 1 - 94
4 SMK-PP Negeri Saree - - 1 1 7 6 6 - 8 10 20 28 6 - - - 93
5 SMK-PP Negeri Kutacane - - 1 - - - 1 - 3 7 1 4 1 - - - 18
6 SMK-PP Negeri Bireuen - - - - - - - - - 2 2 2 - - - - 6
7 UPTD Balai Benih Hortikultura Saree - - - - 4 - 1 - 2 2 4 2 1 - - - 16
8 UPTD Mekanisasi Pertanian - - - - 1 - - - 1 3 3 5 2 2 - - 17
9 UPTD Balai Benih Tanaman Pangan - - - - - - 2 1 2 - - 3 - 1 - - 9
JUMLAH 0 0 3 1 20 21 39 7 56 91 107 129 43 14 2 2 535
JUMLAH SDM PADA SKPA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
NO UNIT KERJA
GOLONGAN KEPEGAWAIAN
JUMLAHI II III IV
KEADAAN : DESEMBER 2016
a b c d a b c d a b c d a b c d
1 Dinas Pertanian TP - - 1 - 3 7 7 1 18 35 41 17 4 2 - 1 137
2 UPTD BPTPH - - - - - 4 16 1 9 17 13 4 - - - - 64
3 UPTD Balai Pengawasan & Sertifikasi Benih TPH - - - - 4 5 6 2 10 7 10 5 2 - - - 51
4 SMK-PP Saree - - 1 1 7 6 6 - 6 8 4 3 1 - - - 43
5 SMK-PP Kutacane - - 1 - - 1 - - 3 6 1 1 - - - - 13
6 SMK-PP Bireuen - - - - - - - - - 1 2 - - - - - 3
7 UPTD Balai Benih Hortikultura Saree - - - - 4 - 1 - 2 1 4 - - - - - 12
8 UPTD Mekanisasi Pertanian - - - - 1 - - - - 3 2 3 - - - - 9
9 UPTD Balai Benih Tanaman Pangan - - - - - - 2 1 2 - - - - - - - 5
JUMLAH 0 0 3 1 19 23 38 5 50 78 77 33 7 2 0 1 337
JUMLAH PNS FUNGSIONAL UMUM (STAF) PADA SKPA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
NO UNIT KERJA
GOLONGAN KEPEGAWAIAN
JUMLAHI II III IV
KEADAAN : DESEMBER 2016
a b c d a b c d a b c d a b c d
1 Dinas Pertanian TP 1 2 10 5 1 1 20
2 UPTD BPTPH 1 1 2
3 UPTD Balai Pengawasan & Sertifikasi Benih TPH 1 1 2
4 SMK-PP Saree 0
5 SMK-PP Kutacane 1 1
6 SMK-PP Bireuen 1 1
7 UPTD Balai Benih Hortikultura Saree 1 2 1 4
8 UPTD Mekanisasi Pertanian 1 2 1 4
9 UPTD Balai Benih Tanaman Pangan - 3 1 4
JUMLAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 3 18 8 4 1 1 38
JUMLAH ESELON PADA SKPA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
NO UNIT KERJA
GOLONGAN KEPEGAWAIAN
JUMLAHI II III IV
KEADAAN : DESEMBER 2016
a b c d a b c d a b c d a b c d
1 Dinas Pertanian TP - - 1 - 3 7 7 1 18 37 42 27 9 3 - 2 157
2 UPTD BPTPH - - - - - 4 16 1 9 17 13 5 - 1 - - 66
3 UPTD Balai Pengawasan & Sertifikasi Benih TPH - - - - 4 5 6 2 9 9 9 6 2 - 1 - 53
4 SMK-PP Saree - - 1 1 7 6 6 - 6 8 4 3 1 - - - 43
5 SMK-PP Kutacane - - 1 - - 1 - - 3 6 2 1 - - - - 14
6 SMK-PP Bireuen - - - - - - - - - 2 2 - - - - - 4
7 UPTD Balai Benih Hortikultura Saree - - - - 4 - 1 - 3 1 4 2 1 - - - 16
8 UPTD Mekanisasi Pertanian - - - - 1 - - - - 3 2 5 1 1 - - 13
9 UPTD Balai Benih Tanaman Pangan - - - - - - 2 1 2 - - 3 - 1 - - 9
JUMLAH 0 0 3 1 19 23 38 5 50 83 78 52 14 6 1 2 375
KEADAAN : DESEMBER 2016
JUMLAH PNS STRUKTURAL PADA SKPA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN (STAF DAN ESELON)
NO UNIT KERJA
GOLONGAN KEPEGAWAIAN
JUMLAHI II III IV
a b c d a b c d a b c d a b c d
1 Dinas Pertanian TP
- Penyuluh Pertanian - - - - - - - - - - 1 2 2 1 1 - 7
- Arsiparis - - - - - - - - - 1 1 - 1 1 - - 4
2 UPTD BPTPH
- POPT - - - - - - - 1 - 2 7 29 6 2 - - 47
- Arsiparis - - - - - - - - 1 - - - - - - - 1
3 UPTD Balai Pengawasan & Sertifikasi Benih TPH
- PBT (Pengawas Benih Tanaman) - - - - - - 1 - 2 2 3 16 13 3 - - 40
- Arsiparis - - - - - - - - - - - 1 - - - - 1
4 SMK-PP Negeri Saree
- Guru - - - - - - - - 2 2 13 26 5 - - - 48
- Penyuluh Pertanian - - - - - - - - - - 1 - - - - - 1
- Veteriner - - - - - - - - - - - 1 - - - - 1
5 SMK-PP Kutacane
- Guru - - - - - - - - - - - 3 1 - - - 4
6 SMK-PP Bireuen
- Guru - - - - - - - - - - - 2 - - - - 2
7 UPTD Balai Benih HortikulturaSaree -
8 UPTD Balai Benih Tanaman Pangan -
9 UPTD Mekanisasi Pertanian
- Penyuluh Pertanian - - - - - - - - - 1 1 1 - 1 - - 4
JUMLAH 160
KEADAAN : DESEMBER 2016
JUMLAH SDM FUNGSIONAL PADA SKPA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
NO UNIT KERJA
GOLONGAN KEPEGAWAIAN
JUMLAHI II III IV
SD SLTP SLTA D-1 D-3 D-4 S-1 S-2 S-3
1 Dinas Pertanian TP 1 24 - 2 - 113 27 1 168
2 UPTD BPTPH - 23 16 2 1 66 6 - 114
3 UPTD Balai Pengawasan & Sertifikasi Benih TPH 1 33 - 2 - 53 5 - 94
4 SMK-PP Saree 2 23 - 3 - 55 10 - 93
5 SMK-PP Kutacane 1 1 - 1 - 15 - - 18
6 SMK-PP Bireuen - - - - 1 4 1 - 6
7 UPTD Balai Benih Hortikultura Saree - 5 - 8 3 - 16
8 UPTD Mekanisasi Pertanian - 2 - - 9 6 - 17
9 UPTD Balai Benih Tanaman Pangan - 2 - 1 - 5 1 - 9
JUMLAH 0 5 113 16 11 2 328 59 1 535
KUALIFIKASI PENDIDIKAN PNS
PADA SKPA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN ACEH
NO JUMLAH
KEADAAN : DESEMBER 2016
Eselon II.a Eselon III.a Eselon IV.a Eselon IV.b
1 2 3 4 5 6
1 Dinas Pertanian TP 1 5 15 -
2 UPTD BPTPH - 1 1 -
3 UPTD Balai Pengawasan & Sertifikasi Benih TPH - 1 1 -
4 SMK-PP Saree - - - 1
5 SMK-PP Kutacane - - - 1
6 SMK-PP Bireuen - - - 1
7 UPTD Balai Benih Hortikultura Saree - 1 3 -
8 UPTD Mekanisasi Pertanian - 1 3 -
9 UPTD Balai Benih Tanaman Pangan - 1 3 -
1 10 26 3
No. Unit KerjaJabatan Stuktural
REKAPITULASI PNS BERDASARKAN JABATAN STUKTURAL
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
Total