BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)
cenderung menuntut lulusannya untuk langsung terjun ke dunia kerja dengan berbagai
kreativitas dan keahlian yang mereka miliki, baik itu dalam bidangnya maupun bidang
lain yang diminati oleh peserta didik. Oleh karenanya sistem pembelajaran yang berlaku
harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik yang ada di sekolah tersebut.
Pemakaian suatu sistem pembelajaran yang tidak sesuai dengan bidang yang ditekuni
oleh peserta didik dapat mengakibatkan tidak tercapainya kompetensi yang seharusnya
dimiliki oleh peserta didik.
Seperti yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22
tahun 2006 mengenai struktur kurikulum pendidikan kejuruan. Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia, serta keterampilan peserta didik untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut sesuai dengan program kejuruannya. Dengan demikian mereka
dapat mengembangkan keahlian dan keterampilan yang mereka miliki dalam dunia kerja
dengan bekerja secara efektif dan sfisien, memiliki etos kerja yang tinggi serta menguasai
bidang keahliannya. Dalam mencapai tujuan tersebut, peserta didik harus dapat
menguasai beberapa kompetensi yang dibutuhkan dunia kerja dengan mempelajari
berbagai mata pelajaran yang mendukung bidang ilmu yang dipelajarinya. Salah satunya
adalah mata pelajaran kimia.
Mata pelajaran kimia merupakan salah satu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang
berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga bukan
hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan ini
diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan
alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Di dalam Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), mata pelajaran kimia berfungsi
sebagai mata pelajaran adaptif yaitu mata pelajaran yang menunjang mata pelajaran
produktif, maka kurikulum kimia yang terdapat pada SMK harus sesuai dengan
kebutuhan di SMK tersebut. Dengan demikian mata pelajaran Kimia dapat digunakan
1
untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengembangkan keahlian yang
dipelajarinya pada kehidupan sehari-hari dan pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
Penguasaan mata pelajaran Kimia memudahkan peserta didik menganalisis proses-proses
kimiawi yang difungsikan untuk mendukung pembentukan kompetensi program keahlian.
Disamping itu, kemajuan IPTEK yang semakin pesat telah mendorong kimia
menjadi pelajaran yang penting untuk dipelajari pada tingkat SMK/MAK, khususnya
pada program keahlian tertentu, seperti program keahlian tekstil, industri, pertanian,
farmasi, teknik komunikasi dan jaringan, teknik kendaraan ringan, dan lainnya. Berbagai
topik ilmu kimia dan hasil penelitian para ahli kimia secara nyata telah menunjang
perkembangan era industrialisasi, teknologi, bioteknologi, farmasi dan pertanian yang
benar-benar telah dirasakan manfaatnya dalam peningkatan mutu dan taraf hidup
manusia. Pembelajaran ilmu kimia diberbagai jenjang pendidikanpun terus
dikembangkan dan ditingkatkan seiring dengan berkembangnya jaman.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini bermaksud untuk
mengetahui pelaksanaan pembelajaran kimia sebagai materi adaptif yang terdapat di
SMK Islmic Centre Baiturrahman Semarang.
B. Batasan Masalah (Fokus Masalah)
Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran kimia
sebagai materi adaptif di Sekolah Menengah Kejuruan dengan tinjauan sumber, metode
pembelajaran dan kurikulumnya.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kedudukan kimia sebagai materi adaptif?
2. Bagaimana deskripsi profil sekolah dan profil responden di SMK Islamic Centre
Baiturrahman Semarang?
3. Bagaimana profil pembelajaran di SMK Islamic Centre Baiturrahman Semarang?
4. Bagaimana hasil penelitian survey di SMK Islamic Centre Baiturrahman Semarang?
Bagaimanakanh pelaksanaan pembelajaran kimia sebagai materi adptif di SMK
Islamic Centre Baiturrahman Semarang.
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kedudukan kimia sebagai materi adaptif.
2
2. Untuk mengetahui deskripsi profil sekolah dan profil responden di SMK Islamic
Centre Baiturrahman Semarang
3. Untuk mengetahui profil pembelajaran di SMK Islamic Centre Baiturrahman
Semarang
4. Untuk mengetahui hasil penelitian survey di SMK Islamic Centre Baiturrahman
Semarang
5. Manfaat Hasil penelitian
Bagi Peneliti:
1. Sebagai tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Telaah Kurikulum SMA/MA dan
SMK/MAK.
2. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjtnya terkait materi kimia adaptif di
SMK/MAK
Bagi tenaga kependidik
1. Menyadarkan materi kimia SMK sebagai materi adaptif
2. Menerapkan kimia adaptif sebagai pembelajaran di SMK
3. Sebagai bahan masukan untuk menyesuaikan pembelajaran kimia sebagai materi
adaptif untuk menunjang materi produktif sesuai dengan program keahlian.
3
BAB II
KEDUDUKAN KIMIA SEBAGAI MATERI ADAPTIF
( KAJIAN TEORITIK )
A. Pengertian dan Fungsi Pendidikan Kejuruan
Undang-Undang sisdiknas nomor 20 tahun 2003 menyebutkan bahwa, “pendidikan
kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja
dalam bidang tertentu”. Peran pendidikan kejuruan sangat strategis dalam menyiapkan calon
tenaga kerja yang memiliki keterampilan profesional tertentu untuk memperoleh bidang
pekerjaan profesional yang sesuai dengan spesialisasinya. Tidak tertutup juga bagi tamatan
SMK untuk melanjutkan pendidikan hingga keperguruan tinggi. Konsep yang
dikembangkan dalam pendidikan kejuruan, dalam rangka mempersiapkan peserta didik
mendapatkan pekerjaan profesional tertentu dilakukan melalui “on the job training” yaitu
belajar bekerja langsung di Industri. Menurut Nana Sudjana, “pekerjaan profesional adalah
pekerjaan yang hanya dapat dikerjakan oleh mereka yang secara khusus dipersiapkan untuk
itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak memperoleh
pekerjaan”. (Sugiyono, 2003: 18)
Pendidikan kejuruan memiliki peran untuk menyiapkan peserta didik agar siap bekerja
baik bekerja secara mandiri (wiraswasta) maupun mengisi lowongan pekerjaan yang ada
dengan keterampilan profesional yang dimiliki. Arah pengembangan pendidikan menengah
kejuruan diorientasikan pada penentuan permintaan pasar kerja.
B. Struktur Kurikulum Pendidikan Kejuruan
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Keberhasilan pendidikan kejuruan/SMK dapat diukur dari tingkat keterserapan
tamatan di dunia kerja. Untuk mencapai hal tersebut berbagai usaha dilakukan oleh SMK
melalui peningkatan mutu pembelajaran.
Struktur kurikulum SMK/MAK disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan
standar kompetensi mata pelajaran. Di dalam penyusnan kurikulum SMK/MAK mata
pelajaran dibagi dalam tiga kelompok, yaitu normatif, adaptif dan produktif (Yustiawan,
2012).
4
1. Mata Pelajaran Normatif
Mata Pelajaran Normatif adalah kelompok mata pelajaran yang berfungsi membentuk
peserta didik menjadi pribadi utuh, memiliki norma-norma kehidupan sebagai makhluk
individu maupun makhluk sosial anggota masyarakat, baik sebagai warga Negara Indonesia
maupun sebagai warga dunia. Mata pelajaran normatif diberikan agar peserta didik bisa
hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi, sosial dan bernegara. Mata
pelajaran ini berisi mata pelajaran yang dialokasikan secara tetap meliputi, Pendidikan
Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani Kesehatan
dan Olahraga, dan Seni Budaya.
2. Mata Pelajaran Adaptif
Mata Pelajaran Adaptif adalah kelompok mata pelajaran yang berfungsi membentuk
peserta didik sebagai individu agar memiliki dasar pengetahuan luas dan kuat untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di lingkungan sosial, lingkungan kerja
sertamampu mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Mata Pelajaran Adaptif berisi mata pelajaran yang lebih menitikberatkan pada
pemberian kesempatan peserta didik untuk memahami, menguasai konsep dan prinsip dasar
ilmu dan teknologi yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari atau melandasi
pengetahuan dalam bekerja. Mata pelajaran adaptif meliputi: Bahasa Inggris, IPA, IPS,
Matematika, Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi dan Kewirausahaan.
3. Mata Pelajaran Produktif
Mata Pelajaran Produktif adalah kelompok mata pelajaran yang berfungsi membekali
peserta didik agar memiliki kompetensi kerja sesuai Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia (SKKNI). Bila dalam SKKNI belum tercantum, maka digunakan standart
kompetensi yang disepakati oleh forum yang dianggap mewakili Dunia Usaha/Dunia
Industri/Asosiasi Profesi. Mata Pelajaran Produktif bersifat melayani permintaan pasar kerja.
C. Ilmu Kimia
Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan
eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-
gejala alam; khususnya yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, transformasi,
dinamika dan energetika zat. Ilmu kimia merupakan produk (pengetahuan kimia yang
berupa fakta, teori, prinsip, hukum) temuan saintis dan proses (kerja ilmiah).
Ilmu Kimia sebagai salah satu ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang
materi yang meliputi struktur, susunan, sifat dan perubahan materi serta energi yang
5
menyertainya, baik dalam proses-proses alamiah maupun dalam eksperimen yang
direncanakan. Adapun materi dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang mempunyai
massa, dan menempati ruang. Makhluk hidup dan yang tidak hidup terdiri atas materi seperti
manusia, tumbuh tumbuhan, hewan, air, batu, kayu, garam dan sebagainya. Sehingga dapat
diartikan bahwa semua yanga ada yang dalam kehidupan ini berupa materi.
Melalui kimia kita juga dapat mengenal susunan (komposisi) zat dan penggunaan
bahan-bahan tak bernyawa, baik alamiah maupun buatan, dan mengenal proses-proses
penting dalam benda hidup, termasuk tubuh kita sendiri. Perspektif kimiawi dunia di sekitar
kita ini dapat dikembangkan lewat pengamatan dan eksperimen. Hal ini didasarkan pada
keinginan manusiawi untuk memahami dan melakukan pencarian kita akan tatanan (Keenan,
1986: 2).
D. Kedudukan Kimia sebagai Materi Adaptif
Ilmu kimia mempunyai kedudukan yang sangat penting diantara ilmu-ilmu lain
karena ilmu kimia dapat menjelaskan secara mikro (molekuler) terhadap fenomena makro.
Sementara itu kimia di SMK, umumnya merupakan mata pelajaran program adaptif. Materi
adaptif bertujuan untuk menunjang pembelajaran produktif yang telah diperoleh peserta
didik dalam program keahliannya masing-masing.
Kehadiran kimia di SMK tidak hanya untuk memahami teorinya saja seperti pada
kimia SMA, akan tetapi mendukung pengembangan kompetensi peserta didik pada masing-
masing bidang keahlian. Mata pelajaran Kimia mempersiapkan kemampuan peserta didik
sehingga dapat mengembangkan program keahliannya. Penguasaan mata pelajaran Kimia
memudahkan peserta didik menganalisis proses-proses kimiawi yang difungsikan untuk
mendukung pembentukan kompetensi program keahlian (BNSP, 2006: 158).
Pengetahuan konsep dan keterampilan yang dikembangkan melalui pembelajaran
kimia juga perlu diterapkan untuk meningkatkan dan mengembangkan kompetensi peserta
didik. Dengan demikain mata pelajaran kimia memberikan kontribusi bagi peserta didik
untuk mengembangkan program keahliannya pada kehidupan sehari-hari dan pada tingkat
pendidikan yang lebih tinggi (BNSP, 2006: 158).
E. Perbandingan Tujuan Kimia SMA dan Kimia Adaptif SMK
Tujuan pembelajaran kimia di SMA dan SMK secara umum memiliki kesamaan, yaitu
membentuk sikap positif, sikap ilmiah, kesadaran,dan tentang teori, konsep, prinsip, hukum
kimia. Namun terdapat perbedaan pada tujuan akhir dari SMK, yaitu peserta didik atau
6
lulusan diharapkan dengan kemampuannya sudah siap kerja pada masing-masing program
keahliannya dengan menguasai materi kimia yang berhubungan dengan program keahliannya.
Tabel berikut menyajikan (tabel 1.) perbandingan tujuan SMA dan SMK.
Cakupan materinyapun jika dilihat secara sepintas mempunyai banyak persamaan,
hanya saja di SMK, materi tertentu akan lebih ditekankan. Tidak seperti di SMA yang
menekankan pada aspek konsep dan teori, di SMK akan lebih menerapakan pada konsep dan
aplikasi dalam kehidupan sehari-hari dan industri karena berdasarkan tujuan bahwa lulusan
SMK nantinya adalah lulusan yang sudah siap kerja.
Tabel 1. Perbandingan Tujuan SMA dan SMK
SMA SMK(Kelompok Pertanian)
SMK(Kelompok Teknologi dan
Kesehatan)Memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui percobaan atau eksperimen, dimana peserta didik melakukan pengujian hipotesis dengan merancang percobaan melalui pemasangan instrumen, pengambilan, pengolahan dan penafsiran data, serta menyampaikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis
1. Menerapkan metode ilmiah melalui percobaan atau eksperimen, dimana peserta didik melakukan pengujian hipotesis dengan merancang percobaan melalui pemasangan instrumen, pengambilan, pengolahan dan penafsiran data, serta menyampaikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis.
2. Menggunakan pengetahuan dasar kimia dalam kehidupan sehari-hari, dan memiliki kemampuan dasar kimia sebagai landasan dalam mengembangkan kompetensi di masing-masing bidang keahlian
7
BAB III
PROFIL SEKOLAH DAN RESPONDEN
A. Profil Sekolah
Sekolah Menengah Kejuruan yang diteliti adalah SMK Islamic Centre
Baiturrahman Semarang dengan 2 program keahlian yaitu :
1. Teknik Komputer Jaringan
2. Perbankan Syariah
Adapun sejarah singkat, visi dan misi SMK Islamic Centre Baiturrahman Semarang sebagai
berikut.
a. Sejarah singkat SMK Islamic Centre Baiturrahman Semarang
SMK Islamic Center Baiturrahman yang terletak di jalan Abdurrahman Saleh No.
285 Semarang, didirikan oleh YPKPI Masjid Raya Baiturrahman dan dikuatkan dengan ijin
dari Dinas Pendidikan Kota Semarang No.484/2046/2009. SMK Islamic Center
Baiturrahman hadir di tengah-tengah masyarakat untuk mempersiapkan SDM Tingkat
Menengah yang terampil, siap kerja serta mampu menciptakan lapangan kerja yang
berakhlaq mulia.
SMK Islamic Center Baiturrahman mengutamakan disiplin dengan
mengimplementasikan metode pendidikan sesuai dengan perkembangan jaman. Penerapan
Program-program pengembangan diri juga dilakukan untuk meningkatkan dan
mengembangkan keahlian, minat dan bakat peserta didik (Blogspot : SMKisriati).
b. Visi dan Misi SMK Islamic Centre Baiturrahman Semarang
Visi : Membentuk anak bangsa yang sholeh, cerdas, terampil dan mandiri, yang didasari
iman dan taqwa serta berwawasan IPTEK.
Misi : Berupaya menghasilkan peserta didik yang mempunyai landasan agama yang
kuat, berilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai, taat kepada Allah dan
Rasul-Nya, berbakti kepada orang tua, terampil dan mandiri dalam hidup, serta
berakhlak mulia dan menjaga nama baik sekolah.
B. Profil Responden
Nama : Rizka Ari Damayanti. M.Pd
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 30 Tahun
Alamat : Griya Mijen Permai J-16 Semarang
8
Sekolah Tempat Mengajar : SMK Islamic Centre
Lama Mengajar : 4 Tahun
Jenis Pendidikan : Pendidikan
Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Semarang
Fakultas/Jurusan : Pendidikan Bahasa Inggris
Status Kepegawaian : Guru Stand by
Sertifikasi : Honorer
9
BAB IV
PROFIL PEMBELAJARAN KIMIA DI SMK ISLAMIC CENTRE
SEBUAH HASIL TEMUAN DI LAPANGAN
( GROUNDED TEORY )
A. Hasil Temuan
Guru pengampu kimia di SMK Islamic Centre Baiturrahman Semarang dalam
mengajarkan materinya hampir menyamakan materi kimia yang ada di SMA. Mata pelajaran
kimia yang terdapat dalam jurusan teknik komputer jaringan (TKJ) seharusnya dapat
menunjang program keahlian tersebut. Namun hal ini belum terlaksana dengan baik. Banyak
faktor yang menyebabkan belum terlaksananya pembelajaran kimia sebagai materi adaptif.
Salah satunya, dikarenakan kurangnya pemahan guru terhadap materi kimia sebagai materi
adaptif yang dapat menunjang materi produktif masing-masing bidang keahlian. Disamping
itu, guru sebagai penunjang keberhasilan pembelajaran di sekolah, dalam hal ini SMK
Islamic Centre Baiturrahman Semarang, mata pelajaran kimia diampu oleh salah satu guru
yang bukan bidang keahliannya.
Serta akibat adanya perubahan kurikulum di SMK Islamic Centre Baiturrahman
Semarang, yaitu kurikulum KTSP 2006 menjadi kurikulum 2013 dan kembali menjadi
kurikulum KTSP 2006 menyebabkan kurang baiknya jadwal kegiatan pembelajaran
khususnya pada mata pelajaran kimia. Sehingga jam pembelajaran kimia menjadi tidak
efektif. Bahkan tidak adanya jam tambahan di luar jam pelajaran juga menambah daftar
kurang efektinya pembelajaran kimia yag ada di SMK ini.
Dari paparan tersebut dapat diketahui bahwa guru pengampu kimia di SMK Islamic
Centre Baiturrahman Semarang kurang memahami kimia sebagai materi adaptif, akan tetapi
tetap berusaha untuk menerapkan pembelajaran kimia yang ada pada jurusan teknik
komputer jaringan. Namun dalam materi pembahasannya hampir sama dengan kimia yang
ada di SMA serta dari sumber belajarnya pun kurang menunjang dalam pembelajaran kimia,
sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan kimia sebagai materi adaptif belum
diterapkan secara keseluruhan.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 2 Mei 2015, secara umum
pembelajaran kimia di SMK Islamic Centre Baiturrahman Semarang belum menerapkan
materi kimia adaptif, yang berarti kimia adaptif pada pembelajarannya belum terintegrasi
10
dengan kompetensi Program Keahlian yang terdapat pada mata pelajaran produktif yaitu
yang ada pada program keahlian teknik komputer jaringan. Hal ini dikarenakan materi
pembelajaran kimia yang diajarkan di SMK hampir sama dengan yang ada di SMA. Adapun
Pengajar mata pelajaran kimia di SMK Islamic Centre Baiturrahman Semarang bukan
berasal dari program keahliannya, sehingga menyebabkan pembelajaran kimia yang ada
kurang terintegrasi dengan jurusan yang ada yaitu pada teknik komputer jaringan. Berikut
hasil wawancara secara lengkap :
1. Kimia sebagai materi adaptif
Menurut guru pengampu, kimia sebagai materi adaptif sangat menunjang. Maksud dari
menunjang disini bahwasannya kimia dapat mendukung kemampuan peserta didik dalam
meningkatkan keahlian yang dimilikinya. Hal ini sesuai dengan kurikulum yang ada pada
tingkat SMK yang terbagi dalam tiga kategori, yaitu normatif, adaptif dan produktif.
Adapun mata pelajaran kimia sebagai mata pelajaran adaptif semestinya mendukung
pengembangan kompetensi peserta didik pada masing-masing bidang keahlian. Namun
fakta-fakta ditemukan dilapangan bahwa pada umumnya materi pelajaran kimia di SMK
disamakan dengan yang ada di SMA. Alokasi waktu yang cukup sempitn yaitu hanya 2 jam
pelajaran per minggu, fasilitas pendukung seperti laboratorium dan media penunjang
pembelajaran kurang memadai, menyebabkan kurang tercapainya kompetensi yang
seharusnya dimiliki oleh peserta didik.
Dalam pembelajaran kimia sebagai materi adaptif, guru pengampu kurang
menghubungkannya dengan program keahlian yang diambil, justru lebih sering mengambil
referensi yang ada padda pembelajaran SMA. Padahal seperti yang kita ketahui bahwa
materi kimia SMA/MA dan SMK/MAK tidak sama, terdapat perbedaan-perbedaan yang
mencolok yaitu pada kimia SMK/MAK seharusnya diintegrasikan dengan program keahlian
yang diambil oleh peserta didik. Dari pendapat tersebut menandakan guru pengampu kurang
memahami tentang kimia sebagai materi adaptif. Disamping guru pengampu tersebut bukan
berasal dari bidang keahliannya juga dikarenakan belum pernahnya melakukan telaah
kurikulum pada mater kimia yang ada pada jurusan komputer jaringan. Seharusnya guru
sebagai komponen paling penting dalam menentukan sistem pendidikan secara keseluruhan
harus mendapat perhatian sentral dan utama. Guru juga sangat menentukan keberhasilan
peserta didik terutama dalam kaitannya dengan Proses Belajar Mengajar (PBM). Dengan
kata lain, perbaikan kualitas pendidikan harus berpangkal pada guru dan berujung pada guru
pula.
2. Sarana laboratorium
11
Laboratorium kimia di SMK Islamic Centre Baiturrahman Semarang belum tersedia,
karena masih adnaya tahap pembangunan. Sehingga pelaksanaan pembelajaran kimia yang
membutuhan praktikum dialihkan di kelas. Tentunya, hal ini mejadi tidak efisien karena
hanya praktiku-praktikum tertentu saja yang sekiranya dapat dilaksanakan di dalam kelas,
misalnya pengujian aam basa dengan kertas lakmus atau indikator universal.
3. Beban Mengajar dan waktu
Beban mengajar yang dimiliki oleh guru pengampu pelajaran kimia adalah 24 jam
perminggu. sedangkan untuk pelajaran kimia hanya 2 jam dalam seminggu. Hal ini
disebabkan Guru pengampu kimia yang memiliki panggilan akrab Ibu Riska, mengampu
mata pelajaran lainnya, yaitu bahasa inggris yang merupakan basic ilmu beliau. Oleh
karenanya beliau menyadari bahwa jam belajar yang disediakan tidak cukup untuk jumlah
materi pelajaran kimia yang harus disampaikan. Apalagi waktu pembelajaran efektif
berkurang dengan adanya kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang biasa dilaksanakan
di SMK. Oleh karenanya, untuk mengatasi hal tersebut guru pengampu memberikan tugas
tambahan yang diberikan kepada peserta didik untuk dikerjakan di luar jam pelajaran yang
dikerjakan secara mandiri maupun kelompok. Karena tidak adanya jam pelajaran tambahan
di luar jam kegiatan belajar mengajar.
4.Metode dan Sumber Pembelajaran
Pembelajaran kimia di SMK Islamic Centre Baiturrahman Semarang yang biasa
digunakan adalah metode ceramah aktif dan diskusi yang dibantu dengan penggunaan
power point, dan terkadang metode praktikum sesekali digunakan meski hanya dilakukan di
dalam kelas. Adapun sumber belajar yang digunakan meliputi, buku teks siswa, LKS, dan
Internet. Sedangkan untuk pengembangan sumber belajar kimia belum pernah dilakukan
meski buku pelajaran kimia untuk SMK yang dapat mendukung masing-masing program
keahlian yang berasal dari dinas pendidikan juga belum tersedia. Sehingga untuk mengatasi
hal tersebut dari pihak guru maupun peserta didik seringkali membuat print out atau
memfotokopi lembaran-lembaran yang dibutuhkan.
Adapun salah satu program keahlian yang terdapat mata pelajaran kimia di SMK
Islamic Centre Baiturrahman Semarang adalah teknik komunikasi jaringan, sehingga
pembahasan materi kimia yang paling mendukung program keahlian tersebut. Beberapa
materi yang mendukung meliputi sifat-sifat unsur dan ion kation, karena dalam jurusan TKJ
mempelajari tentang perangkat komputer, komponen-komponennya, dan jenis logam
ataupun tembaga yang digunakan sehingga materi tersebutlah yang lebih cenderung
mendukung. Dengan demikian materi yang disampaikan pada saat pembelajaran perlu
12
diseleksi, hanya yang penting dan berkaitan dengan program keahliannya yang perlu
disampaikan mengingat jam KBM yang tersedia cukup terbatas.
5. Evaluasi Pembelajaran
Dalam pembelajaran, evaluasi jelas dibutuhkan untuk mengetahui sejauh mana
pembelajaran tersebut telah berhasil. Demikian halnya di SMK Islamic Centre
Baiturrahman Semarang, evaluasi pembelajarannya meliputi penilaian kognitif dengan
bentuk latihan soal, sikap dan psikomotorik. Pada pembelajaran kimia, penilaian kognitif,
afektif maupun psikomotorik belum ada yang mengindikasikan kimia diterapkan sebagai
materi adaptif. Karena dalam pembelajaran yang laksanakan masih sama seperti pada kimia
SMA yang seharusnya, pembelajarannya maupun bentuk soal yang diberikan terkait materi
kimia adaptif yang disesuaikan dengan program keahliannya.
13
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Guru pengampu sudah mulai menyadari kimia sebagai materi adaptif dan
berusaha untuk menerapkannya pada pembelajaran. Akan tetapi karena guru pengampu
mata pelajaran kimia bukan dari bidang keahliannya, maka dalam pembelajarannya pun
hampir sama dengan pembelajaran kimia yang ada di SMA. Sementara itu bila ditinjau
dari materi kimia, sumber belajar, dan evaluasi pembelajaran juga belum menerapkan
kimia sebagai materi adaptif dalam pelaksanaan pembelajarannya.
B. Kritik dan Saran
Seharusnya guru pengampu mata pelajaran kimia sesuai dengan bidang
keahliannya, yaitu kimia. Sehingga dalam pembelajaran kimia guru akan lebih mudah
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar mata pelajaran kimia karena merupakan
ahli dalam bidangnya. Disamping itu, dalam menerapkan kimia sebagai materi adaptif
juga dapat tersampaikan dengan tepat agar dapat menunjang mata pelajaran produktif
sesuai bidang keahliannya.
14
DAFTAR PUSTAKA
Keenan, Charles W, 1986, Ilmu Kimia untuk Universitas , Jakarta: Erlangga
Sugiono, 2003, Evaluasi Pembelajaran, Jakarta : Erlangga
Tim Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
SMK/MAK, Jakarta : BSNP
Yustiawan, Purna Yudha, 2012, “Evaluasi Pelaksanaan Praktik Idustri Kelas XI Program
Keahlian Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik SMK Cokroaminoto Pandak Tahun
Ajaran 2011/2012”. Skripsi, Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta
https://smkisriati.wordpress.com/profil-sekolah/ diakses 12 Mei 2015 17:22 WIB
15
Lampiran
Foto-foto Dokumentasi
Gedeung SMK Islamic Centre Tampak depan
Peneliti dan guru pengampu kimia SMK Islamic Centre
16
KUESIONER UNTUK MENELAAH EXISTENSI KIMIA DI SMK
Nama Responden : Rizka Ari Damayanti, M.Pd
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 30 Tahun
Sekolah Tempat Mengajar : SMK Islamic Centre Biiturrahman Semarang
Lama Mengajar : 4 Tahun
Jenis Pendidikan : Pendidikan Bahasa Inggris
Perguruan Tinggi : UNNES
Fakultas/Jurusan : Pendidikan Bahasa Inggris
Status Kepegawaian : Guru Standby
Sertifikasi : Belum sertifikasi
PEDOMAN PERTANYAAN JAWABAN RESPONDEN
1. Metode pembelajaran kimia yang paling sering Bapak/Ibu gunakan di kelas.
Ceramah aktif, diskusi
2. Beban mengajar Bapak/Ibu di sekolah ini 24 jam pelajaran/minggu3. Beban belajar untuk pelajaran kimia 2 jam pelajaran/minggu4. Apakah jam belajar yang disediakan
sesuai dengan jumlah materi yang harus disampaikan?
Tidak sesuai
5. Apakah Bapak/Ibu mengalami kekurangan waktu untuk menyampaikan semua materi pelajaran kimia? Jika iya, bagaimana Bapak/Ibu mengatasi hal tersebut?
Iya, untuk mengatasinya adalah dengan memberikan tugas mandiri kepada peserta didik.
6. Apabila terdapat keterbatasan waktu, apakah Bapak/Ibu memberikan tugas tambahan kepada siswa di luar jam pelajaran?
Iya
7. Apakah Bapak/Ibu memberikan jam tambahan mengajar kepada siswa?
Tidak ada jam tambahan untuk kelas X dan XII
8. Sumber belajar apa saja yang Bapak/Ibu gunakan dalam kelas?
Buku pegangan siswa/ buku teks pelajaran, LKS, Internet.
9. Sumber belajar manakah yang lebih sering digunakan dalam kelas? Mengapa?
LKS dan buku teks siswa, karena materi yang ada sudah sesuai dengan kurikulum.
10. Bagaimana pendapat ibu tentang pembelajaran kimia sebagai materi adaptif?
Kimia sebagai adaptif sangat menunjang
11. Apa saja yang Bapak/Ibu lakukan untuk menempatkan kimia sebagai materi
17
adaptif?12. Bagaimana ketersediaan sumber belajar
yang digunakan di sekolah yang mendukung pembelajaran kimia sebagai materi adaptif? Apakah sudah sesuai dengan porposi jumlah siswa di sekolah Bapak/Ibu?
Belum sesuai karena sebagian peserta didik hanya bisa memfotocopy. Dan sumber belajar yang senderung digunakan hanya LKS dan buku catatan peserta didik.
13. Menurut Bapak/Ibu, apakah sumber belajar yang digunakan sudah sesuai dengan KTSP atau KURTILAS?
Sudah sesuai
14. Menurut Bapak/Ibu, apakah sumber belajar yang digunakan sudah mampu memberi wawasan adaptif terhadap spectrum keahlian yang dari siswa?
Belum sepenuhnya sesuai karena keterkaitan kimia dengan program keahlian TKJ tidak seberapa besarnya.
15. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana kriteria sumber belajar yang baik?
Relevan, sesuai dengan silabus, kurikulum dan jurusannya.
16. Apakah sarana lab ada di sekolah ibu? Jika tidak ada apa yang Bapak/Ibu lakukan untuk menunjang pembelajaran psikomotor siswa?
Belum ada, untuk menunjang pembelajaran psikomotor siswa adalah dengan memberikan praktikum secara aplikatif dalam kehidupan sehari-hari, seperti pembuatan tape, koloid, dll.
17. Apakah Bapak/Ibu membuat bahan ajar atau media belajar sendiri yang dihubungkan dengan materi produktif sesuai dengan visi dan misi sekolah? Jika iya, sebutkan!
Belum
18. Apabila Bapak/Ibu menggunakan modul baku dari sekolah/pemerintah, bagaimana materi modul yang ada di sekolah? Apakah sudah cukup memadai untuk menjelaskan kimia sebagai materi adaptif?
Cukup
19. Jika jawaban pada poin 17 menyatakan belum, apakah Bapak/Ibu merasa membutuhkan adanya modul yang lebih baik?
Jika ada sumber belajar yang lebih baik, maka akan digunakan, pembelajaran idak hanya mengacu pada satu sumber belajar saja melainkan dapat mengeksplor sumber belajar lain yang tetunya lebih baik.
20. Apakah Bapak/Ibu pernah menelaah kurikulum kimia yang diberlakukan di sekolah Bapak/Ibu?
Belum pernah
21. Seandainya sudah, apa ibu sudah merasa cocok? Apakah mudah dalam pelaksanaannya?
Untuk pelaksanaan dalam pembelajaran selama masih bisa belajar dan mempelajari dirasa menyenangka dalam mengajar kimia.
22. Diantara standar kompetensi yang ada di dalam kurikulum, materi kimia apa yang paling mendukung, terhadap spectrum keahlian disekolah Bapak/Ibu? Jelaskan alasan Bapak/Ibu?
Materi yang paling mendukung dengan program keahlian TKJ adalah sifat-sifat unsur dan ion kation karena dalam jurusan TKJ mempelajari tentang perangkat komputer , komponen-komponennya, da jenis logam ataupun tembaga yang digunakan sehingga materi tersebutlah yang lebih cenderung mendukung.
18
Recommended