BAB ILAPORAN KASUS
1.1 IDENTITAS
Nama : Ny. S
Umur : 28 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Alamat : Kemayoran, Jakarta
Masuk RS tanggal : 23 Oktober 2013
1.2 ANAMNESA
KELUHAN UTAMA :
Nyeri perut bagian bawah sejak ± 1 bulan SMRS
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :
Pasien datang ke RS dengan keluhan nyeri hebat di perut bagian kanan bawah sejak ±
1 bulan SMRS. Pasien mengatakan awal nyeri di bagian perut bawah dirasakan saat
menstruasi tahun 2007, Nyeri dirasakan semakin lama semakin sakit sampai menjalar ke
pinggang. Pasien mengaku mengalami siklus menstruasi yg tidak tentu dan sering terlambat
haid. Setengah bulan sebelum ke RSIJ pasien didiagnosa kista ovarium oleh dokter
kandungan dari RS lain.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU :
Pasien mempunyai DM sejak ±2 tahun, riwayat asma dan hipertensi disangkal
Kista Ovarium / PCOS | 1
RIWAYAT PENYAKIT PADA YANG DITURUNKAN :
Orangtua pasien tidak ada riwayat DM, hipertensi dan asma. Nenek dan Kakek tidak
tahu. Om dan tante dari Os menderita DM.
RIWAYAT PSIKOSOSIAL:
Pasien sering minum dan makan yang manis-manis
RIWAYAT PENGOBATAN :
Pasien sedang mengkonsumsi obat DM dari 2 tahun (2011), Metformin 3x1
RIWAYAT PERKAWINAN :
Pernikahan yang pertama dengan suami saat ini, lama pernikahan sudah berusia 10
bulan.
RIWAYAT HAID :
Pertama kali haid saat berusia 13 tahun, tidak teratur, haid dirasakan sakit, lama haid
5-6 hari, siklus 25 hari
RIWAYAT ALERGI
Tidak memiliki alergi terhadap suhu, makanan, minuman, obat, dll.
RIWAYAT OPERASI :
Belum pernah dioperasi sebelumnya
Kista Ovarium / PCOS | 2
1.3. PEMERIKSAAN FISIK
KESAN UMUM : Baik
KESADARAN : Compos Mentis
TANDA VITAL
Suhu : 36.60C
Pernapasan : 14 kali/menit
Nadi : 100 kali/menit
Tekanan darah: 120/80 mmHg
Tinggi Badan : 165 cm
Berat Badan : 75 kg
STATUS GENERALIS
Mata : Ikterik (-/-), Anemis (-/-)
Hidung : Napas cuping hidung (-), epistaksis(-), deviasi septum(-)
Mulut : Kering (+), sianosis (-)
Leher : Pembesaran KGB submandibula (-)
Telinga : Sekret (-/-)
STATUS LOKALIS
Thorax
o I: Retraksi Intercosta (-)
o P: Focal fremitus simetris
o P: Sonor
o A: Vesikuler (+/+), Ronkhi basah (-/-), Wheezing (-/-)
Kista Ovarium / PCOS | 3
Jantung
o BJ I-II reguler, murni tanpa gallop dan murmur
Extremitas
o Atas : Akral hangat, CRT < 2detik,
o Bawah : Akral hangat, CRT < 2detik, edema (-)
1.4 PEMERIKSAAN USG
Gambaran massa berbatas tegas, ukuran 4.5 x 5 cm di ovarium kanan. Cavum
Uteri berukuran normal
1.5 Hasil Laboratorium
Tgl Pengambilan Pemeriksaan dan Hasil
23-10-2013 GDS : 415 mg/dl
24-10-2013 GDS : 252 mg/dl
25-10-2013 GDS : 265 mg/dl
26-10-2013 GDS : 240 mg/dl
1.6 Diagnosis
Kista Ovarium / PCOS | 4
Diagnosis pra bedah : Kista ovarium
Diagnosis pra bedah : Kista ovarium destra dan polikistik ovarium sinistra
1.7 Rencana Tindakan
Laparatomi 1. Kistektomi destra
2. Wedge resect ovarium sinistra
1.8 Hasil Laparatomi
BAB IIAnalisis Kasus
1. Bagaimana cara mendiagnosis polycystic ovarian syndrome?
Kista Ovarium / PCOS | 5
Definisi Kista
Pertumbuhan abnormal sebuah kantung yang dapat berisi cairan, pus, atau bahan-
bahan lain di bagian tubuh tertentu.
Definisi Ovarium
Sebuah organ refroduksi pada wanita yang berlokasi pada pelvis.
Definisi Kista Ovarium
Pertumbuhan abnormal sebuah kantong yang berisi cairan, pus, atau bahan-bahan
lain di dalam ovarium.
Tanda & gejala kista ovarium
Anamnesis
Pada anamnesis dapat ditemukan terganggunya siklus haid pada 80% pasien,
infertilitas, tanda-tanda resistensi insulin (polidipsi, polifagi, poliuri).
Pemeriksaan Fisik
Keadaaan hiperandrogen dapat bermanifestasi seperti tanda-tanda hirsutisme
(munculnya bulu-bulu kasar pada wanita seperti pola pertumbuhan pada laki-
laki seperti diatas bibir, dagu, dada, abdomen bagian atas, maupun di
punggung). Pada 80% kasus ditemukan pasien dengan obesitas dan
sindroma metabolik sebagai salah satu manifestasi dari resistensi insulin dan
terkadang didapatkan adanya achantosis nigricans.
Pemeriksaan Penunjang
Kista Ovarium / PCOS | 6
Pada pemeriksaan USG bisa didapatkan adanya gambaran multiple small cyst
pada ovarium, sedangkan pada laboratorium bisa didapatkan peninggian
kadar LH, glukosa, insulin, dan profil lipid.
2. Bagaimana proses terjadinya PCOS?
Polycystic ovaries syndrome (PCOS) adalah suatu kondisi ketidakseimbangan
hormon sex wanita. Onvarium adalah salah satu bagian dari sistem reproduksi wanita
berasama dengan tuba falopi, uterus, dan vagina. Ovarium mengandung cadangan sel
telur selama kehidupan, namun sel telur ini masih immatur dan tersimpan didalam
struktur kecil yang berisi cairan yang disebut folikel. Kelenjar hipofisis terletak di
dasar otak, kelenjar ini memproduksi hormon yang mengatur fungsi dari ovarium.
Setiap bulan, kelenjar hipofisis mensekresi folicle stimulating hormone (FSH)
dan luteneizing hormone (LH) kedalam pembuluh darah. Setelah 2 hormon tadi
mencapai ovarium, ratusan sel telur yang immatur memulai proses pematangan dan
memperbesar ukuran dari folikel. Saat sel telur telah matur / matang, folikel
mensekresi estrogen, hormon sex utama pada wanita, saat jumlah estrogen dalam
darah mencapai titik tertentu, hipofisis mensekresi sejumlah hormon LH ke ovarium,
menyebabkan salah satu folikel yang paling matur terbuka dan mengeluarkan sel
telurnya, proses ini dinamakan ovulasi. Sel telur yang terlepas akan ditangkap dan
masuk kedalam tuba falopi menunggu untuk dibuahi. Sedangkan folikel dan sel telur
yang tersisa akan menghilang dalam proses apoptosis, namun teori proses apoptosis
ini masih dalam pembahasan yang lebih lanjut.
Pada pasien PCOS, kelenjar hipofisis mengeluarkan LH dalam jumlah banyak
secara abnormal kedalam aliran darah sehingga mengganggu siklus normal
menstruasi, akibatnya folikel tidak berkembang dan ovulasi tidak terjadi, yang mana
Kista Ovarium / PCOS | 7
dapat berakibat pada infertilitas. Beberapa folikel yang tidak berkembang bisa jadi
tidak menghilang dan tetap menjadi sebuah struktur yang berisi cairan atau kista.
Peningkatan kadar insulin dalam darah juga dapat ditemui pada pasien dengan
PCOS. Jumlah insulin yang terlalu banyak dalam pembuluh darah dikombinasikan
dengan kadar LH yang tinggi dapat mengakibatkan produksi secara berlebihan dari
hormon testosteron didalam ovarium. Jumlah testosteron yang tinggi dapat mencegah
terjadinya ovulasi yang dapat berakibat pada infertilitas. Manifestasi dari tingginya
kadar testosteron didalam darah antara lain pertumbuhan rambut yang abnormal, dan
jerawat. PCOS meningkatkan resiko terjadinya diabetes tipe 2, abnormalitas profil
lipid, dan kelainan jantung.
3. Kenapa terjadi peningkatan kadar insulin dalam darah pada pasien PCOS?
PCOS Berhubungan dengan resistensi insulin dan hiperinsulinemia, dan obesitas
meningkatkan tingkat keparahan dari kedua abnormalitas tersebut. Resistensi insulin
pada pasien PCOS dapat terjadi secara sekunder akibat defek reseptor insulin dan
peningkatan level insulin dapat terjadi akibat efek dari augmentasi gonadotropin
terhadap fungsi ovarium.
4. Tindakan apa yang perlu dilakukan pada pasien dengan PCOS?
Farmakologi
Kontrasepsi Oral
Kista Ovarium / PCOS | 8
Tujuan pemakaian obat ini adalah untuk menurunkan produksi steroid
ovarium dan produksi androgen adrenal, meningkatkan sex hormone-binding
globulin (SHBG), menormalkan rasio gonadotropin dan menurunkan
konsentrasi total testosteron dalam sirkulasi.
Mengembalikan siklus haid yang normal, sehingga dapat mencegah
terjadinya hiperplasia endometrium dan kanker endometrium.
Medroxyprogesterone asetat dapat dijadikan sebagai terapi untuk
menghilangkan gejala hirsutisme. Dosis 150 mg im setiap 6 minggu selama 3
bulan atau 20 - 40 mg/hari.
Anti Androgen
Fungsi kerja anti androgen adalah untuk menurunkan produksi testosteron
maupun untuk mengurangi kerja dari testosteron.
Beberapa contoh antiandrogen yang tersedia adalah:
Cyproterone acetat yang bersifat kompetitif inhibisi terhadap
testosteron dan dyhidrotestosteron pada reseptor androgen. Dosis 100
mg/hari pada hari 5 - 15 siklus haid.
Flutamine bersifat menekan biosintesa testosterone. Dosis yang
digunakan 250 mg 3 kali pemberian / hari selama 3 bulan.
Finasteride yang merupakan inhibitor spesifik enzim 5α reduktase
dengan dosis 5 mg/hari.
Analog GnRH
Kista Ovarium / PCOS | 9
Pemberihan GnRh agonis akan memperbaiki denyut sekresi LH sehingga
luteinisasi prematur dari folikel dapat dicegah dan dapat memperbaiki raasio
FSH/LH.
Metformin
Metformin bertujuan untuk mengurangi kadar androgen dalam darah dan
hiperinsulinemia. Diberikan dengan dosis 500 mg 3 kali pemberian selama
30 hari.
Clomiphene Citrat
Merupakan terapi pilihan untuk induksi ovulasi dan mengembalikan fungsi
fertilisasi. Pada kedaaan hiperandrogen pada wanita anovulasi, clomiphene
citrat dilaporkan meningkatkan frekwensi siklus ovulasi sampai 80% dengan
rata-rata terjadi kehamilan sekitar 67%. Dosis diberikan 50 mg satu kali
pemberian/hari dengan dosis maksimal 200 mg/hari.
Operatif
Ovarian Wedge Resection
Ovarian wedge resection (OWR) dapat dilakukan secara laparotomi atau
laparoskopi. OWR direkomendasikan terhadap pasien PCOS yang
mengalami ovulasi pada pemberian 7-8 kali siklus pengobatan clomiphene
citrat namun tidak terjadi kehamilan. Pada teknik OWR, dilakukan insisi 2 -3
cm pada korteks ovarium yang menebal. Insisi dibuat sesuai dengan alur
ovarium, dan dihindari daerah hilus ovarium untuk menghindari terjadinya
perdarahan masif. Melalui lubang insisi bagian medulla diangkat dan
Kista Ovarium / PCOS | 10
sebanyak mungin korteks ovarium dipertahankan. Dengan teknik ini ovulasi
dapat disembuhkan pada 92% pasien dengan angka keberhasilan kehamilan
sebesar 80%.
Laparoscopy Laser Ovarian Drilling
Tindakan pengeboran ovarium dengan laser diperkenalkan dan digunakan
untuk terapi PCOS sejak 20 tahun terakhir. Dasar tindakan ini adalah bahwa
laser memiliki densitas power yang terkontrol sehingga didapatkan
kedalaman penetrasi pada jaringan sesuai yang diharapkan serta kerusakan
jaringan akibat pengaruh panas yang dapat diprediksi. Pemakaian laser juga
akan meningkatkan resiko perlengketan. Dari beberapa penelitian
penggunaan laser untuk pengeboran ovarium didapati hasil ovulasi spontan
antara 70 - 80% dengan tingkat keberhasilan kehamilan antara 56 - 80%.
Daftar Putaka
Kista Ovarium / PCOS | 11
Sindroma ovarium polikistik. Hadibroto, Budi R. Departemen Ostetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 2005.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27146/4/Chapter%2520II.pdf
http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=1368
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27146/5/Chapter%2520I.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22805/3/Chapter%2520II.pdf
Kista Ovarium / PCOS | 12
Recommended